BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16783/4/T1_292011271_BAB IV...Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri Tukang
Post on 30-Apr-2019
214 Views
Preview:
Transcript
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Kondisi Awal
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri
Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahunajaran 2014-
2015 masih kurang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik serta kurang
memanfaatkan media pembelajran. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru.
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebelum tindakan masih rendah. Hal
ini dapat dilihat dari data nilai hasil ulangan harian mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada semester I. Berdasarkan dari data yang diperoleh tersebut
terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas V memperoleh nilai di bawah KKM
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Data tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Nilai Tes IPA Prasiklus
No Nilai Frekuensi Persentase
1 90-100 - -
2 80-89 3 10%
3 70-79 8 28%
4 60-69 14 48%
5 50-59 4 14%
Jumlah 29 100%
KKM= 70
Nilai rata-rata 65,3
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 55
31
Distri busi nilai pra siklus juga dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Nilai Tes IPA Prasiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan
nilai kondisi awal dapat dilihat dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus
0
2
4
6
8
10
12
14
16
50-59 60-69 70-79 80-89
Ju
mla
h S
isw
a
Nilai
Nilai Tes IPA Prasiklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1 Tuntas ≥ 70 11 38
2 Belum Tuntas < 70 18 62
Jumlah 29 100
32
Hasil analisa kentuntasan belajar IPA siswa prasiklus dapat disajikan
dalam gambar berikut:
Gambar 4.2 Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada materi gaya, peneliti dibantu guru Kelas V SDN Tukang
melakukan diskusi untuk mengidentifikasi dan menemukan permasalahan
pembelajaran IPA yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Peneliti
menuliskan rencana perbaikan dalam bentuk RPP dengan menggunakan model
pembelajaran NHT. Langkah-langkah perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti membuat langkah-langkah perbaikan dalam bentuk RPP sesuai
dengan model pembelajaran NHT.
2. Peneliti menyiapkan media pembelajaran (KIT IPA) dan lembar kerja.
3. Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti lembar kerja
siswa, lembar soal evaluasi, lembar pengamatan aktifitas guru dan lembar
pengamatan aktifitas siswa.
Ketuntasan Belajar Prasiklus
Tidak Tuntas
Tuntas
38%
62%
33
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan pengamatan
Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada hari Rabu,
11 April 2015 dan Kamis 14 April 2015.
1) Pertemuan I
a. Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian
guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti npelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan
apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.
b. Kegiatan Inti
Guru meminta siswa untuk membaca buku pelajaran mengenai gaya,
setelah semua selesai membaca guru meminta 2 perwakilan siswa untuk maju
kedepan untuk membuktikan gaya gravitasi dengan menjatuhkan 2 kertas ( yang
satu di remas dan yang satu tidak di remas). Guru membagi siswa dalam 7
kelompok yang heterogen kemudian guru menyampaikan aturan kerja kelompok,
setelah itu guru meberikan nomor kepala kepada masing-masing kelompok.
Masing-masing kelompok mendapatkan nomor kepala 1 samapi 4 dan ada 1
kelompok yang mendapat nomor kepala 1 sampai 5 hal ini di karenakan jumlah
siswa kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang
seemester II tahunajaran 2014-2015 berjumlah 29. Pada kelompok yang jumlah
anggotanya 5 orang guru meberikan penjelasan tambahan, yaitu untuk bergantian
menggunakan nomor kepala pada pertemuan berikutnya. Masing-masing
perwakilan kelompok mengambil KIT IPA yang telah disiapkan guru, kemudian
dengan bimbingan guru siswa melakukan percoabaan tentang gaya menggunakan
KIT IPA. Guru memberikan soal tentang gaya untuk dikerjakan secara
berkelompok. Setelah soal selaesai dikerjakan guru menyebutkan salah satu
nomor diantara 1 sampai 4 untuk mengemukakan jawaban didepan kelas secara
bergantian. Setelah semua perwakilan kelompok mengemukakan hasil diskusi,
guru meluruskan dam memberikan pengutan dari jawaban yang telah di
kemukakan siswa.
34
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.
Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari
selanjutnya.
2) Pertemuan II
a. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian
guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti npelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan
apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.
b. Kegiatan Inti
Guru meminta siswa untuk membaca buku pelajaran mengenai magnet.
Guru meminta masing-masing kelompok menyebutkan penggunaan magnet dalam
kehidupan sehari-hari. Setelahitu guru meminta salah satu dari perwakilan
kelompok untuk mengambil magnet yang telah disiapkan. Guru memberikan table
pengamatan tentang benda-benda yang bersifat magnetis, guru meminta siswa
untuk menyiapkan benda-benda yang ada di dalam tabel. Selanjutnya siswa
mendekatkan benda-benda yang telah disiapkan di dekat magnet secara bergantian
sementaraitu anggota kelompok yang tidak melakukan percobaan mengamati dan
mencatat hasil percobaan. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil
KIT IPA yang telah disediakan. Guru membagikanlangkah-langkah percobaan
untuk membuat magnet secara induksi dan digosok serta dialiri arus listrik. Siwa
melakukan percobaan sesuai langkah-langkah yang telah dibuat oleh guru, siswa
mengamati selama proses percobaan. Kemudian guru memberikan soal untuk
dikerjakan secara berkelompok. Terlihat dalam kelompok siswa berdiskusi untuk
menyelesaikan lembar kerja yang diberikan. Ketua kelompok memastikan semua
anggota terlibat dalam diskusi, guru mengawasi dan memastikan semua siswa
bekerja dalam kelompok. Setelah semua kelompok selasai guru memanggil nomor
kepala siswa, siswa yang nomor kepalanya dipanggil guru maju kedepan kelas
untuk mengemukakan hasil kerja kelompoknya.
35
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.
Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari
selanjutnya.
4.3 Hasil Observasi siklus I
Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model NHT berbantuan
KIT IPA sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai perencanaan. Hasil
pengamatan aktifitas guru dilakukan analisa dan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.3
aktifitas guru siklus I
Pelaksanaan Nilai aktifitas Kategori
Pertemuan I 75,7% Berhasil
Pertemuan II 77.8% Berhasil
Pada akhir proses pembelajaran siklus I dilakukan tes, kemudian dilakukan
analisa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Nilai Siswa Siklus I
No Nilai Jumlah Presentase Kategori
1 90-100 1 3% Tuntas
2 80-89 2 7% Tuntas
3 70-79 14 48% Tuntas
4 60-69 10 35% Tidak Tuntas
5 50-59 2 7% Tidak Tuntas
Jumlah Siswa 29 100%
KKM= 70
Nilai Rata-rata 68,7
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 55
36
Hasil analisa nilai tes siswa pada siklus I dapat disajikan dalam gambar
berikut:
Gambar 4.3 Nilai Tes Siklus I
Dari data distribusi pada tabel 4.4 hasil belajar siswa pada siklus I terlihat
bahwa ada peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu menjadi 68,78.
Nilai siswa pada siklus I juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar
yaitu pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
No Kategori
Jumlah
Siswa Persentase
1 Tuntas ≥ 70 17 59%
2 Tidak Tuntas < 70 12 41%
Jumlah 29 100%
Nilai siswa pada siklus I juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar
yaitu pada gambar 4.3 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Nilai Tes Siklus I Ju
mla
h S
isw
a
Nilai
37
Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan data tabel 4.5 siswa yang mencapai KKM ≥70 sebanyak 17
siswa atau 59% sedangkan yang belum mencapai KKM ≥70 sebanyak 12 siswa
atau 41%. Karena hasil nilai tes siswa belum memenuhi indikator kinerja yaitu
85% dari keseluruhan siswa kelas 5 maka peneliti melakukan tintakan perbaikan
pada siklus II.
4.4 Refleksi
Untuk memperjelas dalam mengambil simpulan terhadap hasil proses
pembelajaran dengan model NHT pada siklus I maka perlu dilakukan refleksi
terhadap proses dan hasil pembelajaran. Data siswa yang berkaitan dengan
perkembangan nilai dan jumlah ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata
pelajaran IPA pada akhir siklus I yaitu:
Ketuntasan Belajar Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
41%
59%
38
Tabel 4.6
Distribusi Nilai Tes Siswa Prasiklus dan Siklus I
No Nilai Prasiklus Siklus I
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 90-100 - - 1 3%
2 80-89 3 10% 2 7%
3 70-79 8 28% 14 48%
4 60-69 14 48% 10 35%
5 50-59 4 14% 2 7%
Jumlah Siswa 29 100% 29 100%
KKM= 70 70
Nilai Rata-rata 65,3 68,7
Nilai Tertinggi 85 90
Nilai Terendah 55 55
Berdasarkan data nilai pada tabel 4.6 diperoleh peningkatan rata-rata
nilai dari 65,3 menjadi 68,7. Jumlah siswa nilai terendah mengalami penurunan
sedangkan siswa yang memperoleh nilai tinggi mengalami peningkatan.
Tabel 4.7
Perbandingan ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus dan Siklus I
Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus dengan siklus I
dapat dilihat pada gambar berikut:
No Kategori
Prasiklus Siklus I
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
1 Tuntas 11 38% 17 59%
2 Tidak Tuntas 18 62% 12 41%
Jumlah 29 100% 29 100%
39
Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I
Dari paparan diatas terlihat bahwa proses pembelajaran IPA pada siswa
kelas V SD Negeri Tukang kecamatan Pabelan kabupaten Semarang semester II
tahun ajaran 2014-2015 dengan menggunakan model pembelajran NHT telah
mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 38% siswa pada
tahapan prasiklus menjadi 59% pada tahapan siklus I. Namun demikian persentase
ketuntasan belajar siswa belum memenuhi persyaratan indikator kinerja yaitu 85%
siswa tuntas belajar. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagi
berikutL:
1. Guru belum memberikan pengarahan secara maksimal dan belum merata
ke dalam kelompok-kelompok diskusi
2. Guru kurang mengusai penggunaan alat peraga KIT IPA
3. Siswa kurang memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan iswa
masih sering berbicara sendiri dengan kelompokknya
4. Siswa belum bekerja sama secara maksimal saat menggunakan KIT IPA
dan juga pada saat mengerjakan soal latihan.
5. Guru belum mengarahkan siswa untuk mencatat hal-hal penting dari hasil
diskusi yang dikemukakan oleh kelompok lain.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Silklus I
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I
Tidak Tuntas
Tuntas
40
Berasarkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan proses
pembelajaran pada siklus I maka direncanakan untuk melakukan proses
pembelajaran pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan.
Perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II yaitu:
1. Guru akan memberikan pengarahan secara maksimal dengan berkeliling
secara merata disemua kelompok.
2. Guru dan peneliti bekerjasama dalam menggunakan alat peraga KIT IPA.
3. Guru akan menegur kelompok yang masih berbicara sendiri dan menyuruh
siswa memperhatikan penjelasan guru
4. Guru akan emngingatkan agar semua siswa bekerja sama dalam
kelompoknya masing-masing.
5. Guru akan memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat hal pentinng
dari kelompok lainnya yang telah dikemukakan.
4.5 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4.5.1 Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan proses pembelajran mata pelajaran IPA pada
materi pesawat sederhana, peneliti bersama guru melakukan diskusi mengenai
perbaikan yang akan dilakukanberdasarkan pembelajaran pada siklus I dan
menentukan langkah-langkah perbaikan proses pembelajran siklus II. Kemudian
peneliti menuliskan rencana perbaikan tersebut dalam bentuk rencana
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT.
4.5.2 Pelaksankan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
NHT pada siklus II direncanakan dalam 2 pertemuan yang dilaksanakan
pada hari sabtu 18 April 2015 dan kamis 23 April 2015
1) Pertemuan I
a. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian
guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti pelajaran guru
41
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan
apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.
b. Kegiatan Inti
Guru meminta siswa untuk membuka dan membaca buku pelajaran
tentang pesawat sederhana. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang pesawat
sederhana. Siswa dalam kelompok mengelompokkan alat rumah tangga dan alat
yang ada disekitar yang menggunakan prinsip kerja bidang miring, pengunggkit.
Perwakilan masing-masing kelompok mengambil KIT IPA untuk percobaan
bidang miring. Berdasarkan perbaikan pada siklus I guru memberikan pengarahan
pada setiap kelompok secara merata. Guru meninta siswa untuk membandingkan
pengaruh kemiringan lintasan terhadap gaya yang digunakan untuk memindahkan
suatu benda. Perwakilan masing-masing kelompok mengambil KIT IPA untuk
percobaan pengungkit. Guru meminta siswa untuk membandingkan pengaruh titik
tumpu dan panjang pengungkit terhadap besar gaya yang dibutuhkan untuk
memindahkan suatu benda. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk
menyelesaikan lembar kerja. Ketua kelompok memastikan semua anggota terlibat
dalam diskusi. Guru mengawasi dan memastikan semua siswa bekerja sama
dalam kelompok. Setelah semua kelompok selasai mengerjakan, guru memanggil
nomor anak untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya..Guru bertanya jawab
tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
Guru memberikan memotivasi kepada siswa yang belum berpartisipasi aktif di
dalam kelompok.
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil
belajar. Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan
dipelajari selanjutnya.
2) Pertemuan II
a. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama murid, kemudian
guru memberikan salam. Selanjutnya guru melihat kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti npelajaran guru
42
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengawali dengan
apersepsi untuk memancing pengetahuansiswa yang telah dimiliki sebelumnya.
b. Kegiatan Inti
Guru meminta siswa untuk membuka dan membaca buku pelajaran
tentang peswawat sederhana (katrol). Bersama siswa bertanya jawab tentang
pesawat sederhana katrol. Siswa dalam kelompok mengelompokkan alat rumah
tangga dan alat yang ada disekitar yang menggunakan prinsip kerja katrol.
Perwakilan masing-masing kelompok mengambil KIT IPA untuk percobaan
katrol. Guru meninta siswa untuk membandingkan pengaruh susunan katrol
terhadap gaya yang digunakan. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk
menyelesaikan lembarkerja. Ketua kelompok memastikansemua anggota terlibat
dalam diskusi. Guru mengawasi dan memastikan semua siswa bekerja dalam
kelompok. Setelah semua kelompok selasai mengerjakan, guru memanggil nomor
anak untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya..Guru bertanya jawab
tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
Guru memberikan memotivasi kepada siswa yang belum berpartisipasi aktif di
dalam kelompok.
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.
Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari
selanjutnya.
4.6 Hasil Obsevasi Siklus II
Pada tahapan pelaksanaan siklus II sudah dilakukan perbaikan yang telah
direncanakan berdasrkan kekurangan pada siklus I. Guru sudah memberi
pengarahan kepada semua kelompok secara merata dan juga guru telah menegur
kelompok yang ramai sendiri. Guru juga memberi pengarahan kepada semua
siswa untuk mencatat hal yang penting dari hasil diskusi.
Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
43
Tabel 4.8
Hasil Aktivitas Guru Siklus II
Pelaksanaan Nilai aktifitas Kategori
Pertemuan I 86,8% Berhasil
Pertemuan II 87,5% Berhasil
Pada akhir proses pembelajaran siklus II dilakukan tes tertulis, kemudian
dilakukan analisa dan diperoleh data-data sebagai berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Nilai Tes IPA Siklus II
No Nilai Jumlah Presentase Kategori
1 90-100 2 7% Tuntas
2 80-89 7 24% Tuntas
3 70-79 16 55% Tuntas
4 60-69 4 14% Tidak Tuntas
5 50-59 0 - Tidak Tuntas
Jumlah Siswa 29 100%
KKM= 70
Nilai Rata-rata 74,48
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 65
Nilai siswa pada siklus II juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar
yaitu pada gambar berikut:
44
Gambar 4.6 Nilai Tes Siklus II
Nilai tes IPA siklus II juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu
pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Kategori
Jumlah
Siswa Persentase
1 Tuntas ≥ 70 25 86%
2 Tidak Tuntas < 70 4 14%
Jumlah 29 100%
Tingkat ketuntasan belajar pada siklus II bisa dilahat pada gambar berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Ju
mjl
ah
Sis
wa
Nilai Tes Siklus II
Nilai
45
Gambar 4.7 Tingkat Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasrkan tabel 4. 10 siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥70
sebanyak 25 siswa atau 86% sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar < 70 sebanyak 4 siswa atau14 %. Nilai siswa pada siklus II sudah
mencapai indikator kinerja yaitu 85% dari keseluruhan siswa kelas 5 sebanyak 29
siswa. Maka dengan demiakian peerbaikan pada siklus II dianggap berhasil.
4.7 Refleksi
Dalam mengambil simpulan terhadap proses pembelajaran dengan model
pembelajaran NHT pada siklus II maka dilakukan refleksi terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Data hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan
jumlah ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA pada akhir
siklus II yaitu:
Ketuntasan Belajar Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas86%
14%
46
Tabel 4.11
Distribusi Nilai Tes IPA Prasiklus, Siklus I, Siklus II
Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
90-100 - - 1 3% 2 7%
80-89 3 10% 2 7% 7 24%
70-79 8 28% 14 48% 16 55%
60-69 14 48% 10 35% 4 14%
50-59 4 14% 2 7% - -
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%
KKM= 70 70 70
Niali Rata-rata 65,3 68,7 74,4
Nilai Tertinggi 85 90 95
Nilai Terendah 55 55 65
Tabel 4.12
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
Siswa Persentase Siswa Persentase Siswa Persentase
1 Tuntas ≥ 70 11 38% 17 58% 25 86%
2 Tidak Tuntas
< 70
18 62% 12 42% 4 14%
47
Gambar 4.8
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, Siklus II
Dari paparan diatas terlihat bahwa proses pembelajaran IPA pada siswa
kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester II
tahun ajaran 2014-2015 dengan menggunakan model pembelajaran NHT telah
mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 38% siswa pada
tahapan prasiklus menjadi 58% pada tahapan siklus I dan 86% pada tahapan siklus
II. Persentase ketuntasan belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan sebesar 85% siswa tuntas belajar.
4.8 Pembahasan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD Negeri
Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahunajaran 2014-
2015 ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah,
sebanyak 62% dari 29 siswa atau 18 siswa belum mencapai KKM yang
ditetapkan sebesar 70, sedangkan 38% dari 29 siswa atau 11 siswa telah mencapai
KKM yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan alat
peraga pada saat proses pembelajaran. Siswa akan mudah memahami materi yang
diajarkan melaui alat peraga karena siswa mempraktekkannya secara langsung.
0
5
10
15
20
25
30
Prasiklus Siklus I Siklus II
Ju
mla
h S
isw
a
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
48
Selain itu model pembelajaran yang digunakan guru kelas V SD Negeri Tukang
Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahun ajaran 2014-2015
belum menarik perhatian siswa, pembelajaran masih berpusat kepada guru. Guru
masih menggunakan metode ceramah sehingga dalam proses pembelajaran siswa
terlihat pasif.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Tukang Kecamatan Pabelan kabupaten Semarang seemester II tahun ajaran 2014-
2015 peneliti menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan KIT IPA. Pada
siklus I menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 20%,
pada tahapan prasiklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 38% setelah dilakukan
tindakan siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 58%.
Karena hasil yang diharapkan belum memenuhi indikator kinerja sebesar 85%
dari keseluruhan siswa kelas V, maka peneliti mengadakan tindakan siklus II.
Berdasarkan kekurangan pada siklus I peneliti melakukan perbaikan pada
tindakan siklus II. Pada siklus II menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar
sebesar 86% dari sebelumnya 58%. Hal ini indikator kinerja yang ditetapkan
peneliti sudah tercapai. Namun masih ada 14% siswa atau 4 siswa yang belum
mencapai KKM. Berdasarkan keterangan dari guru kelas V SD Negeri Tukang 3
dari 4 siswa yang belum tuntas mereka tinggal bersama nenek mereka, orang tua
mereka merantau di sumatra, mereka kurang mendapatkan perhatian, mereka
jarang belajar dirumah, sedangkan 1 siswa yang belum tuntas ketika mengerjakan
soal evaluasi siklus II dalam keadaan sakit batuk dan flu hal ini menyebabkan
siswa tersebut tidak bisa konsentrasi dalam mengerjakan soal evaluasi siklus II.
top related