BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10836/4/T1_292012028_BAB IV.pdf · kunci jawaban, lembar observasi ... Pada kegiatan awal
Post on 26-May-2019
226 Views
Preview:
Transcript
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Awal pra siklus siswa kelas IV, skor rata-rata hasil ulangan pelajaran
matematika rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran
sisiwa diberikan pemahaman melalui metode ceramah, belum memanfaatkan
metode pembelajaran sehingga anak hanya berangan-angan dalam memahami
materi pembelajaran.
Hal ni terlihat dari nilai hasil tes tengah semester pelajaran
matematika sebagian skor dibawah kriteria ketuntasan Minimal (KKM < 67).
Diperoleh data hasil pembelajaran pada tes tengah semester pada Tabel 19.
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pra Siklus
Nilai Frekuensi Presentase
30-40 1 7,14%
41-50 3 21,42%
51-60 4 28,57%
61-70 3 21,42%
71-80 2 14,28%
81-90 1 7,14%
91-100 0 0,00%
Jumlah 14 100,00%
Dari Tabel 19 diketahui bahwa dalam kondisi awal sebelum
penerapan pembelajaran metode STAD ternyata hasilnya tidak memuaskan .
masih terdapat siswa yang mendapat nilah dibawah 60. Siswa yang mendapat
nilai diatas 81 hanya satu orang saja 7,14% dan tidak ada siswa yang yang
mendapat nilai diatas 91-100.
Untuk memberi gambaran yang lebih menyeluruh tentang hasil tes
pra siklus dapat dijelaskan dengan Gambar 2.
39
Gambar 2
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pra Siklus
Sedangkan nilai ketuntasan belajar siswa saat pra siklus bisa
dijelaskan pada Tabel 20.
Tabel 20
Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika pada Pra Siklus
Skor ketuntasan Banyak siswa Presentase(%) Keterangan
Tidak Tuntas 8 57,14
Tuntas 6 42,85
jumlah 14 100,00
Ketuntasan belajar sisiwa yang memeperoleh skor dari kriteria
ketuntasan minimal (KKM < 67) sebanyak 8 siswa (57,14%) dari seluruh
siswa yang ada. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 6 siswa (42,85) dari
seluruh siswa yang ada. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Gambar
3.
Gambar 3
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Tes Pra Siklus
30-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
1
34
32
10
7,14%
21,42%
28,57%
21,42%
14,28%
7,14%
0,00%
Frekuensi Presentase
43,85%
57,14%
Tuntas Tidak Tuntas
40
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
4.1.2.1 Perencanaan
Memperhatikan hasil dan pelaksanaaan pembelajaran pada pra siklus
yang lebih banyak dilakukan dengan cara konvensional. Maka dalam siklus 1
ini penulis mempersiapkan secara matang untuk melaksanakan pembelajaran
matematika metode STAD.
Dalam kegiatan ini hal yang dilakukan adalah menyusun RPP
Matematika beserta instrumen penilaian. Yang terdiri kisi-kisi soal, butir soal,
kunci jawaban, lembar observasi kegiatan pembelajaran dan media
pembelajaran berupa kartu soal.
4.1.2.2 Implementasi Tindakan
Pada siklus 1 ini dilaksanakan dua pertemuan tiap pertemuan 2 jam
pelajaran durasi 2 X 35 menit. Yang dilaksanakan pada tangal 8 april 2016
dan 9 april 2016 bertempat di SDN Gedong 03. Guru dalam hal ini adalah
guru kelas IV ibu Ika Yulianti, S.Pd melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
1. Pertemuan 1
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilaksanakan pada
tanggal 8 April 2016. Pada kegiatan pra pembelajaran guru
menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran. Guru juga
menyiapkan siswa untuk duduk ditempatnya masing-masing.
Pada kegiatan awal guru bersama siswa berdoa, guru
melakukan absensi memanggil siswa satu persatu. Guru memeriksa
kesiapan belajar siswa dengan mempersiapkan alat tulis dan buku
diatas meja. Guru menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan dan
beberapa siswa menjawab pertanyaan tersebut.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran.
Pembelajaran melalui kelompok, dengan membentuk 3 kelompok
terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok dibentuk menggunakan bintang
berwarna biru, merah, hijau. Siswa berkelompok sesuai bintang
yang yang mereka dapat.
41
Masing-masing kelompok dibagikan kartu soal berwarna
biru, merah, hijau. Kelompok akan mendapatkan kartu soal sesuai
dengan warna bintang kelompok, kelompok biri mendapatkan kartu
soal biru, kelompok merah mendapatkan kartu soal merah dan
kelompok hijau mendapatkan kartu soal hijau.
Dalam pembagian kelompok siswa sangat tenang dan
menerima teman satu kelompoknya. Guru melakukan bimbingan
kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Masing- masing
siswa aktif dalam kelompok belajarnya. Kelompok belajar berjalan
dengan lancar karena siswa saling berkerja sama.
Kemudian setiap kelompok sudah menuliskan jawaban
dilembar kertas berwarna yang sudah dibagikan. Perwakilan
kelompok maju kedepan dan menempelkan lembar kertas jawaban
pada kertas karton yang sudah disiapkan dipapan tulis. Guru dan
siswa memeriksa hasil jawaban, jawaban yang betul mendapatkan
satu bintang.
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan soal evaluasi,
setelah selesai guru memberikan penghargaan kepada kelompok
masing-masing kelompok mendaptkan penghargaan karena bekerja
dengan baik. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan
pembelajaran pada hari ini.
2. Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 9 April 2016
dengan alokasi waktu 2 X 35 menit. Kegiatan dimulai dengan
kegiatan pra pembelajaran yaitu guru menyiapkan ruang alat dan
media pembelajaran, guru juga mempersiapkan siswa duduk
ditempatnya masing-masing.
Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk
berdoa. Guru melakukan presensi dengan memanggil nama siswa
satu persatu. Kemudian apersepsi guru dan siswa melakukan tanya
jawab mengenai pertemuan sebelumnya.
42
Kegiatan inti guru mengisi pembelajaran dengan melakukan
presentasi materi. Siswa menyimak materi yang disajikan. Setelah
kegiatan presentasi selesai, siswa diorganisasikan ke dalam 3
kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kelompok siswa
berbeda dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya.
Siswa berkelompok sesuai bintang yang yang mereka dapat.
Masing-masing kelompok dibagikan kartu soal berwarna biru,
merah, hijau. Kelompok akan mendapatkan kartu soal sesuai
dengan warna bintang kelompok, kelompok biru mendapatkan
kartu soal biru begitu pula kelompok merah dan hijau.
Dalam pembagian kelompok siswa sangat tenang dan
menerima teman satu kelompoknya. Guru melakukan bimbingan
kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Masing- masing
siswa aktif dalam kelompok belajarnya. Kelompok belajar berjalan
dengan lancar karena siswa saling berkerja sama.
Kemudian setiap kelompok sudah menuliskan jawaban
dilembar kertas berwarna yang sudah dibagikan. Perwakilan
kelompok maju kedepan dan menempelkan lembar kertas jawaban
pada kertas karton yang sudah disiapkan dipapan tulis. Guru dan
siswa memeriksa hasil jawaban, jawaban yang betul mendapatkan
satu bintang.
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan soal evaluasi
untuk pembelajaran pertemuan 1 dan 2. setelah selesai guru
memberikan penghargaan kepada kelompok masing-masing
kelompok mendaptkan penghargaan karena bekerja dengan baik.
Kemudian guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari
ini.
4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 1
Pada subbab ini, akan diuraikan tentang siklus 1. Hasil tindakan
berupa lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan
43
model pembelajaran STAD berbantu media kartu soal serta hasil belajar yang
diperoleh dari evaluasi.
A. Hasil Analisis Lembar Observasi
1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh teman sejawat
dari ibu ika Yulianti, S.Pd yaitu bapak Rochmad, S.Pd dengan mengisi
lembar observasikegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan model
pembelajaran STAD berbantu media kartu soal.
Hasil analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
dengan model pembelajaran STAD berbantu kartu soal secara rinci
disajikan pada Tabel 21 dan 22.
Tabel 21
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 pertemuan pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 5 1
3 Kegiatan Inti 8 8 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 18 17 1
Berdasarkan Tabel 21 tentang hasil observasi kegiatan guru
pertemuan pertama, dari empat indikator kegiatan pembelajaran
terdapat kegiatan yang dilakukan guru, dari 18 butir pengamatan guru
melakukan 17 butir pengamatan sedangkan 1 butir pengamatan tidak
terlaksana.
Hasil kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan model STAD berbantu media kartu soal.
Tetapi ada beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama.
Kegiatan guru yang belum nampak pada kegiatan awal hanyan ada 1
butir pengamatan yang tidak terlaksana yaitu guru tidak menyampaikan
tujuan pembelajaran kepada siswa. Dan butir pengamatan yang lain
telah terlaksana. Kemudian hasil dari pengamatan siswa dapat dilihat
pada Tabel 22.
44
Tabel 22
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1 Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 5 1
3 Kegiatan Inti 8 8 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 18 17 1
Berdasarkan Tabel 22 tentang hasil observasi kegiatan siswa
pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator
kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak
atau belum dilakukan oleh siswa. Dari keseluruhan 18 butir
pengamatan, 17 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 1 butir
pengamatan yang tidak terlaksana.
Hasil dari pengamatan kegiatan siswa secara umum pembelajaran
sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model STAD berbantu
media kartu soal. Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang
tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) pada pertemuan pertama.
Kegiatan siswa yang belum nampak antara lain adalah pada kegiatan
pendahuluan yaitu siswa tidak disampaikan tujuan pembelajaran.
Sehingga siswa tidak tahau akan belajar mengenai apa pada saat
pembelajaran tersebut.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua, observasi dilakukan oleh teman sejawat
dari ibu ika Yulianti, S.Pd yaitu bapak Rochmad, S.Pd dengan mengisi
lembar observasikegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan
model pembelajaran STAD berbantu media kartu soal.
Hasil analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan
siswa dengan model pembelajaran STAD berbantu kartu soal secara
rinci disajikan pada Tabel 23 dan 24.
45
Tabel 23
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 pertemuan kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 5 1
3 Kegiatan Inti 8 8 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 18 17 1
Berdasarkan Tabel 23 tentang hasil observasi kegiatan guru
pertemuan kedua, masih melakukan kesalahan yang sama dari empat
indikator kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan yang dilakukan
guru, dari 18 butir pengamatan guru melakukan 17 butir pengamatan
sedangkan 1 butir pengamatan tidak terlaksana.
Hasil kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan model STAD berbantu media
kartu soal. Tetapi ada beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada
pertemuan pertama.
Kegiatan guru yang belum nampak pada kegiatan awal hanyan
ada 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana yaitu guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Dan butir
pengamatan yang lain telah terlaksana. Kemudian hasil dari
pengamatan siswa dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 5 1
3 Kegiatan Inti 8 8 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 18 17 1
Berdasarkan Tabel 24 tentang hasil observasi kegiatan siswa
pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator
46
kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum
nampak atau belum dilakukan oleh siswa. Dari keseluruhan 18 butir
pengamatan, 17 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 1
butir pengamatan yang tidak terlaksana.
Hasil dari pengamatan kegiatan siswa secara umum
pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model
STAD berbantu median kartu soal. Namun masih terdapat beberapa
kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama.
Kegiatan siswa yang belum nampak antara lain adalah pada
kegiatan pendahuluan yaitu siswa tidak disampaikan tujuan
pembelajaran. Sehingga siswa tidak tahau akan belajar mengenai apa
pada saat pembelajaran tersebut.
B. Hasil Belajar Siklus 1
Hasil belajar siswa pada Siklus 1 diperoleh dari nilai soal evaluasi
yang dikerjakan siswa pada pertemuan kedua. Soal evaluasi berbentuk
pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir soal. Hasil dari analisis hasil
belajar siswa secara rinci disajikan dalam Tabel 25 sebagai berikut:
Tabel 25
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus I
Nilai Frekuensi Presentase
30-40 0 0,00%
41-50 0 0,00%
51-60 3 21,43%
61-70 6 42,85%
71-80 3 21,44%
81-90 2 14,28%
91-100 0 0,00%
Jumlah 14 100,00%
Dari Tabel 25 terliihat bahwa ada kenaikan niai cukup signifikan
setelah siswa mendapatkan model pembelajaran STAD. Hal ini
47
terbukti, di samping terdapat 2 siswa atau 14,28% yang mendapatkan
nilai diatas 81, juga terdapat 42,85% atau 6 siswa mendapatkan nilai
61-70 dan ini merupakan nilai yang banyak muncul.
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh tentang hasil tes
pada siklus I ini dijelaskan dengan Gambar 4:
Gambar 4
ketuntasan belajar matematika Siklus I
Berdasarkan proses belajar mengajar melalui model pembelajaran
kooperative tipe STAD diperoleh hasil belajar dapat dilihat pada Tabel
26.
Tabel 26
Ketuntasan Belajar Matematika Siklus I
Skor ketuntasan Banyak siswa Presentase(%) Keterangan
Tuntas 9 64,28
Tidak Tuntas 5 35,71
jumlah 14 100,00
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa pada
siklus 1. Yaitu dari 14 siswa kelas 4 menunjukan hasil sebagai berikut,
ada 9 siswa dengan presentase 64,28% telah tuntas belajarnya dengan
KKM ≥67 dan siswa yang belum tuntas belajarnya 5 siswa dengan
presentase 35,71%. Peroleh rata-rata 68,57 dengan skor maksimal 85
0 03
6
32
0
0,00% 0,00%
21,43%
42,85%
21,44%
14,28%
0,00%
Frekuensi Presentase
48
dan skor minimal 45. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 26 dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5
Diagram lingkaran ketuntasan belajar matematika Siklus I
Gambar 5 mendeskripsikan bahwa 9 siswa dengan presentase
64,28% sudah mendapatkan nilai ≥67 sehingga dapat diartikan 64,28%
dari jumlah siswa kelas 4 telah menguasai konsep tentang pecahan
melalui model pembelajaran STAD.
Sedangkan 5 siswa dengan presentase 36,71 masih belum tuntas.
Dengan demikian menunjukan bahwa indikator kinerja pada penelitian
belum tercapai karena belum 80% dari jumlah siswa.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah mengimplementasikan RPP Matematika pada siklus I,
Berdasarkan pengamatan dan observer pada siklus 1 maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus 1
adalah sebagai berikut:
A. Potensi
1. Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran,
membantu siswa membangun pemahaman sendiri,
64,28%(9 siswa)
36,71%(5 siswa)
Tuntas Tidak Tuntas
49
memeberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan
pendapat.
2. Umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan
terhadap siswa.
3. Siswa menjawab apresepsi dengan baik.
4. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa aktif
dan senang dalam kegiatan pembelajaran yang diberikan
guru.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Dalam melaksanakan diskusi kelompok masih ada
siswa yang bermain-main dan yang mengerjakan hanya
sebagian.
2. Guru masih kurang dapat mengatur waktu yang
digunakan masih kurang waktu yang digunakan.
3. Kurangnya alat perga, guru menyarankan untuk
menggunakan alat peraga sederhana dari karton.
b. Penyelesaian
1. Semua siswa harus saling bekerja sama saat
dilaksanakan tugas kelompok.
2. Perlu perhatian dalam manajemen waktu pembelajaran
sehingga pembelajaran berlangung efektif dan efisien.
3. Semua siswa harus beraktifitas positif dalam
pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat
pembelajaran.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
4.1.3.1 Perencanaan
Siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap pertemuan masing-
masing berlangsung selama 2 X 35 menit atau 2 jam pelajaran. penelitian
dilakukan pada tanggal 15 April 2016 dan 16 April 2016.
50
Pada siklus 2 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2. Melakukan koordinasi dengan guru kelas sehubungan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan.
3. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa.
4. Menyusun alat peraga serta mencari berbagai sumber materi
pembelajaran.
4.1.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi
Pada siklus 2 ini dilaksanakan dua pertemuan tiap pertemuan 2 jam
pelajaran durasi 2 X 35 menit. Yang dilaksanakan pada tangal 8 april 2016
dan 9 april 2016 bertempat di SDN Gedong 03 kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang. Guru dalam hal ini adalah guru kelas IV melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
1. Pertemuan 1
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal
15 April 2016. Pada kegiatan pra pembelajaran guru menyiapkan ruang,
alat dan media pembelajaran. Guru juga menyiapkan siswa untuk duduk
ditempatnya masing-masing.
Pada kegiatan awal guru bersama siswa berdoa, guru melakukan
absensi memanggil siswa satu persatu. Guru memeriksa kesiapan belajar
siswa dengan mempersiapkan alat tulis dan buku diatas meja. Guru
menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan dan beberapa siswa
menjawab pertanyaan tersebut.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran. Dalam
penyampaian materi guru menggunakan alat peraga berupa kertas karton
yang terdapat 6 contoh soal, siswa akan menjawab soal tersebuat dengan
menempel jawaban yang sudah disiapkan.
51
Pembelajaran melalui kelompok, dengan membentuk 3 kelompok
terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok dibentuk menggunakan bintang
berwarna biru, merah, hijau. Siswa berkelompok sesuai bintang yang
yang mereka dapat.
Masing-masing kelompok dibagikan kartu soal berwarna biru,
merah, hijau. Kelompok akan mendapatkan kartu soal sesuai dengan
warna bintang kelompok, kelompok biri mendapatkan kartu soal biru,
kelompok merah mendapatkan kartu soal merah dan kelompok hijau
mendapatkan kartu soal hijau.
Dalam pembagian kelompok siswa sangat tenang dan menerima
teman satu kelompoknya. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan. Masing- masing siswa aktif dalam kelompok
belajarnya. Kelompok belajar berjalan dengan lancar karena siswa saling
berkerja sama.
Kemudian setiap kelompok sudah menuliskan jawaban dilembar
kertas berwarna yang sudah dibagikan. Perwakilan kelompok maju
kedepan dan menempelkan lembar kertas jawaban pada kertas karton
yang sudah disiapkan dipapan tulis. Guru dan siswa memeriksa hasil
jawaban, jawaban yang betul mendapatkan satu bintang.
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan soal evaluasi, setelah
selesai guru memberikan penghargaan kepada kelompok masing-masing
kelompok mendaptkan penghargaan karena bekerja dengan baik.
Kemudian guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.
2. Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 April 2016 dengan
alokasi waktu 2 X 35 menit. pelaksanakan kegiatan dimulai dengan
kegiatan pra pembelajaran yaitu guru menyiapkan ruang alat dan media
pembelajaran, guru juga mempersiapkan siswa duduk ditempatnya
masing-masing. kegiatan awal pembelajaran berupa berdoa, presensi,
kemudian apersepsi tanya jawab mengenai pertemuan sebelumnya.
52
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran. Dalam
penyampaian materi guru menggunakan alat peraga berupa kertas karton
yang terdapat 6 contoh soal, siswa akan menjawab soal tersebut dengan
menempel jawaban yang sudah disiapkan.
Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa diorganisasikan ke dalam 3
kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kelompok siswa
berbeda dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Siswa
berkelompok sesuai bintang yang yang mereka dapat.
Masing-masing kelompok dibagikan kartu soal berwarna biru,
merah, hijau. Kelompok akan mendapatkan kartu soal sesuai dengan
warna bintang kelompok, kelompok biri mendapatkan kartu soal biru,
kelompok merah mendapatkan kartu soal merah dan kelompok hijau
mendapatkan kartu soal hijau.
Dalam pembagian kelompok siswa sangat tenang dan menerima
teman satu kelompoknya. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan. Masing- masing siswa aktif dalam kelompok
belajarnya. Kelompok belajar berjalan dengan lancar karena siswa saling
berkerja sama.
Kemudian setiap kelompok sudah menuliskan jawaban dilembar
kertas berwarna yang sudah dibagikan. Perwakilan kelompok maju
kedepan dan menempelkan lembar kertas jawaban pada kertas karton
yang sudah disiapkan dipapan tulis. Guru dan siswa memeriksa hasil
jawaban, jawaban yang betul mendapatkan satu bintang.
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan soal evaluasi untuk
pembelajaran pertemuan 1 dan 2. setelah selesai guru memberikan
penghargaan kepada kelompok masing-masing kelompok mendaptkan
penghargaan karena bekerja dengan baik. Kemudian guru dan siswa
menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.
4.1.3.3 Hasil Tindakan Siklus 2
A. Hasil Analisis Lembar Observasi
53
1. Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh teman sejawat
dari ibu ika Yulianti, S.Pd yaitu bapak Rochmad, S.Pd dengan mengisi
lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan model
pembelajaran STAD berbantu media kartu soal.
Hasil analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
dengan model pembelajaran STAD berbantu kartu soal secara rinci
disajikan pada Tabel 27 dan 28.
Tabel 27
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II pertemuan pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 6 0
3 Kegiatan Inti 9 9 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 19 19 0
Berdasarkan Tabel 27 hasil observasi kegiatan guru pertemuan
pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 19 butir pengamatan, semuanya
telah nampak dilakukan oleh guru. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
Guru telah melakukan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai
yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga
tidak ada kegiatan langkah-langkah pembelajaran yang tidak
dilaksanakan oleh guru.
Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan guru, terdapat catatan
yang dituliskan oleh observer yaitu pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik. Hal ini nampak dari semua butir pengamatan pada lembar
observasi telah dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.
Kemudian hasil dari pengamatan siswa dapat dilihat pada Tabel 28.
54
Tabel 28
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan Pertama
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 5 0
3 Kegiatan Inti 8 8 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 19 19 0
Berdasarkan Tabel 28 hasil observasi kegiatan siswa pertemuan
pertama. Dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 19 butir pengamatan, semuanya
telah nampak dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
Siswa telah melakukan semua kegiatan pembelajaran sesuai yang
tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga tidak
ada kegiatan langkah-langkah pembelajaran yang tidak dilaksanakan oleh
siswa.
2. Pertemuan kedua
Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh teman sejawat
dari ibu ika Yulianti, S.Pd yaitu bapak Rochmad, S.Pd dengan mengisi
lembar observasikegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan model
pembelajaran STAD berbantu media kartu soal.
Hasil analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
dengan model pembelajaran STAD berbantu kartu soal secara rinci
disajikan pada Tabel 29 dan 30.
Tabel 29
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II pertemuan kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 6 0
3 Kegiatan Inti 9 9 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 19 19 0
55
Berdasarkan Tabel 29 hasil observasi kegiatan guru pertemuan
pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 19 butir pengamatan. semuanya
telah nampak dilakukan oleh guru.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran sudah
berjalan dengan baik. Guru telah melakukan semua langkah-langkah
pembelajaran sesuai yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan guru, terdapat catatan
yang dituliskan oleh observer yaitu pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik. Hal ini nampak dari semua butir pengamatan pada lembar
observasi telah dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.
Kemudian hasil dari pengamatan siswa dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan kedua
No Indikator Butir
Pengamatan
Hasil Observasi
Ya Tidak
1 Pra Pembelajaran 2 2 0
2 Kegiatan Awal 6 5 0
3 Kegiatan Inti 8 8 0
4 Kegiatan Penutup 2 2 0
Jumlah 19 19 0
Berdasarkan Tabel 30 hasil observasi kegiatan siswa pertemuan
pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan
pembelajaran yang dijabarkan dalam 19 butir pengamatan, semuanya
telah nampak dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik, siswa telah melakukan
semua kegiatan pembelajaran sesuai yang tertulis dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
B. Hasil Belajar Siklus 2
Hasil belajar siswa pada Siklus 2 diperoleh dari nilai soal evaluasi
yang dikerjakan siswa pada pertemuan kedua. Soal evaluasi berbentuk
pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan
menghitung skor yang diperoleh kemudian mengubahnya menjadi nilai
56
akhir. Hasil dari analisis hasil belajar siswa secara rinci disajikan dalam
Tabel 31.
Tabel 31
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus 2
Nilai Frekuensi Presentase
30-40 0 0,00%
41-50 0 0,00%
51-60 0 0,00%
61-70 3 21,42%
71-80 1 7,14%
81-90 3 21,42%
91-100 7 50,00%
Jumlah 14 100,00%
Dari Tabel 31 terliihat bahwa ada kenaikan niai cukup signifikan
setelah siswa mendapatkan model pembelajaran STAD. Hal ini terbukti,
bahwa 50,00% siswa mendapatkan nilai antara 91-100 dan ini merupakan
nilai yang banyak muncul.
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh tentang hasil tes
pada siklus I ini dijelaskan dengan Gambar 6.
Gambar 6
Distribusi Frekuensi Hasil Siklus 2
30-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-9091-100
0 0 0
3
13
7
0,00% 0,00% 0,00%
21,42%
7,14%
21,42%
50,00%
Frekuensi Presentase
57
Sedangkan nilai ketuntasan belajar siswa saat siklus 2 bisa
dijelaskan pada tabel 32.
Tabel 32
Ketuntasan Belajar Matematika Siklus II
Skor ketuntasan Banyak siswa Presentase(%) Keterangan
Tuntas 14 100
Tidak Tuntas 0 0
jumlah 14 100
Dari Tabel 32 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki
nilai sesuai dari kriteria ketuntasan Minimal (KKM=67) sebanyak 14
siswa dengan presentase 100% artinya semua siswa telah tuntas dari
kriteria Ketuntasan Minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 32
dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7
Diagram lingkaran ketuntasan belajar matematika Siklus II
Berdasarkan pada Gambar 7 tentang ketuntasan belajar siswa dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas 4 Semua siswa sudah tuntas 100%
siswa mendapatkan nilai diatas (KKM=67 dengan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 70. Berati kinerja peneliti pada siklus 2 telah tercapai
dengan baik.
4.1.3.4 Refleksi Siklus 2
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus 2 maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran
siklus 2 adalah sebagai berikut:
100%
Tuntas
58
A. Potensi
1. Rancangan pembelajaran sudah terencana dengan baik.
2. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran
sudah sesuai.
3. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat
terbantu oleh teman dalam timnya.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Pengolahan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh
guru.
b. Penyelesaian
1. Perlu perhatian dalam manajemen waktu pembelajaran
sehingga pembelajaran berlangung efektif dan efisien.
4.2 Hasil Analisi Data
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika setelah diterapkan model pembelajaran kooperative tipe STAD.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa setelah siadakan
tindakan siklus 1 dan siklus 2. Hal ini dapat dilihat pada tabel 33 yaitu
perbandingan niali hasil belajar pada pra siklus, nilai siklus 1 Siklus 2.
Tabel 33
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekue
nsi % frekuensi %
Tuntas 6 42,85% 9 64,28% 14 100%
Tidak Tuntas 8 57,14% 5 35,71% 0 0%
Jumlah 14 100,00
% 14 100,00% 14 100,00%
Tabel 33 juga nampak bahwa ketuntasan belajar dari pra siklus ke
siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus
ketuntasan belajar hanya tercapai 42,85% atau 6 siswa. Setelah proses
59
menggunakan model pembelajaran kooperative tipe STAD mengalami
peningkatan hasil belajar siswa .
Pada siklus 1 sebesar 62,28% atau 9 siswa dan mengalami peningkatan
yang cukup besar pada siklus 2 menjadi 85,71% atau 12 siswa. Berdasarkan
tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1, siklus 2 dapat
diperjelas dengan Gambar 8.
Gambar 8
Diagram Batang Ketuntasan Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus 1,
Siklus 2
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa selain ketuntasan
hasil belajar klasikal yang meningkat, nilai rata-rata hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan. Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SD Negeri Gedong 03 pada kondisi awal, siklus 1
dan Siklus 2 ditunjukan dalam Tabel 34 sebagai berikut:
Tabel 34
Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Beajar Matematika
Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
B
Berdasarkan Tabel 34 tentang perbandingan nilai rata-rata hasil belajar
siswa, bisa dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi
awal, siklus 1, siklus 2. Para kondisi awal, nilai rata-rata hasil belajar hanya
mencapai 60,35, setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 meningkat menjadi
68,57 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 87,14.
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Tuntas 6 9 14
Tidak Tuntas 8 5 0
02468
10121416
Jum
lah
Sis
wa
Hasil Tindakan Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Nilai Rata-rata Hasil
Belajar Matematika
60,35 68.57 87,14
60
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1, dapat diketahui bahwa
perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa juga belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu meningkat minimal 5 dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 67). Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan
melalui pelaksanaan tindakan pada siklus 2.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 2, diketahui bahwa hasil nilai
rata-rata sudah mengalami peningkatan. Perbandingan nilai rata-rata hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Gedong 03 pada kondisi awal,
siklus 1, siklus 2dilihat dalam diagram batang pada Gambar 9.
Gambar 9
Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Beajar Matematika
Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
4.3 Pembahasan
Hasil dokumentasi awal Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM=67) hanya 6 siswa atau 42,85% sedangkan siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa atau 57,14%. Nilai
tertinggi yang didapat siswa sebelum tindakan adalah 87 sedangkan nilai
terendahnya adalah 39.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya model pembelajaran
dan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika. Menurut Wahyudi
(2013) Pembelajaran matematika pada hakikatnya adalah proses yang sengaja
65,3568,57
86,42
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata
61
dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan
memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti merasa diperlukannya tindakan
perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantu media
kartu soal.
Menurut Isjoni (2009:51) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas
dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran guna mencapat prestasi maksimal.
Sanaky (2009) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana
pendidik yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran
untuk memepertinggi efektifitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan
pengajaran. Media kartu soal dapat menjadi daya tarik sendiri bagi
pembelajar.
Pada siklus 1 model pembelajaran kooperatif tipe STAD terjadi
peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan kondisi awal. Ketuntasan
belajar siswa sebesar yang tuntas 9 siswa atau 64,28% dan yang belum tuntas
5 siswa atau 35,71% dengan KKM=67.
Melalui penerapan model pembelajaran STAD berbantu media kartu
soal pada siklus 1, perilaku guru dan siswa tentu berubah dibandingkan pada
kondisi awal. Perilaku guru yang semula banyak mendominasi pelajaran
dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, kini mulai berubah
dengan hanya menjadi fasilitator atau konselor dengan memberikan
bimbingan pada siswa.
Perilaku guru berubah karena dipengaruhi oleh model pembelajaran
yang digunakan. Pada pelaksanakan siklus 1 guru tidak banyak mendominasi
pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab seperti yang muncul pada
kondisi awal. kini mulai berubah dengan hanya menjadi fasilitator atau
konselor dengan memberikan bimbingan pada siswa.
62
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masih
ditemukan guru melakukan ceramah dan tanya jawab. Namun ceramah tidak
dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran tetapi hanya pada saat
guru memaparkan materi secara garis besar.
Perilaku guru juga berubah berhubungan dengan media yang digunakan
dalam pembelajaran. Jika pada kondisi awal guru belum menggunakan media
pembelajaran. Pada siklus 1 ini guru menggunakan media kartu soal dalam
pemberian tugas kelompok.
Perubahan perilaku siswa seiring dengan perubahan perilaku guru. Jika
pada kondisi awal siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan guru pada
kondisi ini siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Karena siswa
berkelompok mengerjakan soal dan menyajikan hasilnya.
Siswa yang aktif dalam pembelajaran maka akan memudahkan siswa
dalam memahami materi. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Bruner dalam
(wahyudi, 2013) bahwa dalam belajar matematika siswa harus terlibat aktif
agar dapat mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang
dibicarakan, dan siswa akan memahami materi yang harus dikuasainya itu.
Pengaruh perubahan siswa dalam peningkatan hasil belajar karena
adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok. hal ini diperkuat dengan
pendapat Isjoni dalam (Taniredja, 2011) model pembelajaran kooperatif tipe
STAD menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapat prestasi maksimal.
Kekurangan pada siklus 1 ini muncul pada guru yang harus di perbaiki.
Yaitu guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Ini terjadi karena guru
belum terbiasa menggunakan model pembelajaran STAD berbantuna media
kartu soal. Upaya perbaikan siklus 2 diarahkan pada peningkatan guru dalam
kemampuan dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Hasil tindakan yang diperoleh pada siklus 2 menunjukan peningkatan
hasil belajar yang cukup tinggi yaitu pada siklus 2 model pembelajaran
63
kooperatif tipe STAD semua siswa tuntas hasil belajarnya atau 14 siswa
sudah tuntas atau 100%. dengan KKM=67.
Pelaksanaan siklus 2 merupakan upaya perbaikan dari pelaksanaan
tindakan pada siklus 1. Upaya perbaikan tindakan dilakukan agar hasil
tindakan pada siklus 2 ini dapat mencapai indikator keberhasilan. Selain itu,
agar proses pembelajaran yang dirasa masih kurang pada siklus 1 dapat
berjalan lebih baik pada siklus 2.
Melalui penerapan model pembelajaran STAD berbantu media kartu
soal pada siklus 2, perilaku guru dan siswa lebih baik dibandingkan pada
siklus 1. Berdasarkan hasil observasi, semua langkah kegiatan telah dilakukan
oleh guru dan siswa. Hanya saja pada pertemuan pertama, ada beberapa siswa
yang nampak bergurau dengan teman saat mengerjakan tugas kelompok.
Kekurangan yang terjadi pada pertemuan pertama dapat diatasi oleh
guru pada pertemuan kedua. Siswa dapat bekerja dengan baik dalam
kelompoknya. Setiap siswa dalam kelompok aktif dalam melaksanakan tugas
dan mampu berdiskusi dengan baik.
Hal ini dikuatkan dengan pendapat Bruner dalam (wahyudi, 2013)
bahwa dalam belajar matematika siswa harus terlibat aktif agar dapat
mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang dibicarakan,
dan siswa akan memahami materi yang harus dikuasainya itu.
Dalam tindakan ini hipotesis tindakan yakni upaya meningkatkan hasil
belajar Matematika melalui penerapan model cooperative learning tipe
STAD (Student Teams Achievement Division) berbantuan media kartu soal
kelas IV SD Negeri Gedong 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
semester II tahun 2015/2016. Setelah diadakan penelitian hipotesis penelitian
ini terbukti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Matematika di SD Negeri
Gedong 03.
Penelitian ini juga selaras dengan peneliti sebelumnya. Pada penelitian
sebelumnya dengan menggunakam model cooperative learningtipe STAD
64
juga terjadi peningkatan pada hasil belajar maupun penggunaan medi kartu
soal.
Penelitian ini berbentuk skripsi, yang dilakukan oleh Rahayuningsih, I.
(2011) menggunakan model cooperative learningtipe STAD. Hal ini
ditunjukkan pada penilaian kognitif yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
ulangan siswa disetiap siklus. Dalam siklus I mempunyai nilai hasil rata-rata
kelas 6,39, siklus II 7,18 sedangkan siklus III adalah 8,02.
Selanjutnya dalam penelitian Asomad, Y. E. N. I. (2014) hasil penelitian
menyimpulkan penerapan pembelajaran menggunakan media kartu soal dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Penggunaan media kartu soal dalam
proses pembelajaran pada intinya adalah upaya guru memodifikasi cara
penyampaian materi pelajaran.
Penelitian dilakukan oleh Setyawan (2013) menggunakan model
cooperative learningtipe STAD. Adapun ketuntasan belajar pada kondisi pra
siklus 9,01%, siklus 1 meningkat menjadi 45,45% dan pada siklus 2
meningkat menjadi 90,91%.
Penelitian serupa dilakukan Perdana (2014). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD berbantuan kartu soal dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Dilihat dari prestasi belajar
yaitu berdasarkan aspek kognitif pada siklus I sebesar 55,56% dan pada siklus
II sebesar 74,07%, dan aspek afektif pada siklus I sebesar 77,80% dari yang
ditargetkan sebesar 70,00%.
top related