BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id · Sosial (UKS) melalui berbagai program. Program tersebut berada di setiap Unit kerja lingkungan Departemen Sosial RI. Visi Kesejahteraan
Post on 18-Nov-2020
2 Views
Preview:
Transcript
31
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Kementerian Sosial RI
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kementerian Sosial RI
Berdasarkan keputusan panitia persiapan kemerdekaan Republik
Indonesia, tertanggal 19 Agustus 1945, Departemen Sosial RI merupakan salah
satu departemen pemerintahan pada jaman itu. Menurut surat keputusan tersebut,
tugas Departemen Sosial RI dinyatakan secara singkat dan sederhana, yaitu:
“Urusan fakir miskin dan anak terlantar”.
Pemerintah membangun kesejahteraan sosial untuk meniadakan
kemiskinan dan keterlantaran, yang terutama disebabkan oleh penjajahan, yang
menindas dan menghisap Bangsa Indonesia yang nyata-nyata tidak berusaha
untuk membangun kesejahteraan sosial bagi rakyat Indonesia, malah membiarkan
rakyat Indonesia cukup hidup dengan segobang atau dua setengah sen sehari.
Masa Awal Kemerdekaan
Pimpinan tertinggi Departemen Sosial pada masa awal kemerdekaan
dipercayakan pada Mr. Iwa Kusuma Sumantri yang pada waktu itu membawahi
kurang lebih 30 orang pegawai untuk Bagian Perburuhan dan Bagian Sosial.
Hampir semua pegawai tersebut kurang/tidak berpengetahuan dan berpengalaman
cukup mendalam dalam bidang perburuhan dan bidang sosial.
Departemen Sosial RI pada waktu itu berlokasi di Jalan Cemara no. 5 yang
merupakan bekas Kantor Perburuhan di Jalan Agus Salim, sampai dating perintah
untuk pindah ke Jogyakarta pada tanggal 10 Januari 1946. Kemudian datang
perintah untuk bersiap-siap pindah ke Jogyakarta yang pada waktu itu menjadi Ibu
32
Kota Republik Indonesia. Perpindahan terlaksana malam hari tanggal 10
Januari 1946 dari stasiun kereta api Tanah Abang.
Sejak pemerintahan Republik Indonesia pindah kembali ke Jakarta,
Departemen Sosial RI pusat menempati kantor di Jalan Ir.Juanda 36 Jakarta Pusat,
dan mengalami perpindahan lokasi lagi ke Jalan Salemba Raya 28 Jakarta Pusat
sampai sekarang. Hingga saat ini telah tercatat 29 kali pergantian menteri sosial,
mulai dari Mr. Iwa Kusuma Sumantri, hingga Bachtiar Chamsyah.
Masa Pembubaran (Likuidasi)
Setelah berakhirnya pemerintahan orde baru, yang dilanjutkan
pemerintahan reformasi dan saat K.K Abdurahman Wahid ( yang biasa dikenal
dengan sebutan ‘Gus Dur’ terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia, secara
mengejutkan nomenklatur Departemen Sosial RI dihapus bersamaan dengan
Departemen Penerangan dari jajaran departemen yang ada dipemerintahaan
Indonesia.
Pada saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, DepartemenSosial
(KementerianSosial) dan Departemen Penerangan dibubarkan. Saat itu Presiden
Abdurrahman Wahid menggagas bahwa pelayanan kesejahteraan social cukup
dilakukan oleh masyarakat. Namun keadaan berkata lain, secara tidak diduga pula,
saat itu muncul berbagai masalah kesejahteraan sosial seperti bencana alam,
bencana sosial, populasi anak jalanan dan anak telantar semakin bertambah terus
jumlahnya, sehingga para mantan petinggi Kementerian Sosial pada waktu itu
menggagas untuk dibentuknya sebuah Badan yang berada langsung di bawah
Presiden, maka terbentuklah Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN).
33
Masa Penggabungan
Terbentuknya BKSN ini permasalahan tidak segera terentaskan, malah
yang terjadi serba kekurangan karena tidak berimbangnya populasi permasalahan
social dengan petugas yang dapat menjangkaunya dan kewenangan BKSN juga
sangat terbatas. Dengan pertimbangan seperti itu maka pada Kabinet Persatuan
Nasional,
Kementerian Sosial dimunculkan kembali tetapi digabung dengan
Departemen Kesehatan. Nomenklaturnya menjadi Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial. Gagasan penggabungan ini juga tidak memberikan solusi
permasalahan kesejahteraan social secara memadai, padahal populasi
permasalahan social semakin kompleks. Kemudian pada masa Kabinet Gotong
Royong, Kementerian Sosial difungsikan kembali untuk menyelenggarakan tugas-
tugas pembangunan di bidang kesejahteraan sosial.
Masa Sekarang
Departemen Sosial RI dibawah kepemimpinan Bapak Dr. (HC) Bachtiar
Chamsyah, S.E. tidak hanya menggarap persoalan-persoalan yang bersifat teknis
dan sebatas kelompok marginal, melainkan juga melibatkan peran serta
masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan
sosial.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Departemen Sosial
bertitik tolak pada upaya memikirkan dan menjadikan orang yang terlilit oleh
berbagai persoalan sosial dan mental agar mampu menolong dirinya sendiri
dengan meraih kesejahteraan hidupnya. Dengan berdasarkan Peraturan Menteri
Sosial RI Nomor: 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
34
Sosial, telah dilakukan dengan berbagai upaya dalam bentuk usaha Kesejahteraan
Sosial (UKS) melalui berbagai program. Program tersebut berada di setiap Unit
kerja lingkungan Departemen Sosial RI.
Visi
Kesejahteraan Sosial Oleh dan Untuk Semua
Misi
1. Meningkatkan kualitas hidup berdasarkan harkat dan martabat manusia
2. Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan
kesejahteraan sosial
3. Mencegah, mengendalikan dan mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial
4. Mengembangkan sistem jaminan kesejahteraan sosial
5. Memperkuat ketahanan sosial masyarakat
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian
Struktur organisasi merupakan suatu susunan komponen-komponen atau
unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa
adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda
yang dikoordinasikan. Selain itu struktur organisasi juga menunjukan mengenai
spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, seluran pemerintah maupun penyampaian
laporan.
Struktur organisasi merupakan suatu hal yang memiliki keterkaitan antara
pekerjaan dan tanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi akan sangat
35
membantu pihak atasan atau pimpinan untuk dapat melakukan wewenang dalam
pemberian tugas kepada bawahan dan juga bagi bawahan akan dapat lebih
berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karna uraian yang
jelas.
Adapun struktur organisasi Kementerian Sosial RI bagian biro organisasi
dan kepegawaian Jakarta Pusat, dapat dilihat pada gambar III.1 berikut ini.
Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian, Kementerian Sosial RI
Gambar III.1
Struktur Organisasi
Berdasarkan struktur organisasi dari bagian biro organisasi dan
kepegawaian pada Kementerian Sosial RI, maka dapat dijelaskan tugas masing-
masing bagian dari biro organisasi dan kepegawaian, yaitu sebagai berikut:
36
1. Bagian Organisasi dan Tata Laksana
a. Penyiapan bahan penataan organisasi.
b. Penyiapan bahan ketata laksanaan.
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
1) Subbagian organisasi
a) Melakukan penyiapan bahan penataan organisasi.
b) Penyusunan analisis beban kerja organisasi.
c) Penyusunan uraian tugas.
d) Pengelolaan laporan harta kekayaan penyelenggara negara.
2) Subbagian tata laksana
a) Melakukan penyiapan bahan penyusunan sistem.
b) Penyusunan prosedur
c) Penyusunan tata hubungan kerja organisasi.
3) Subbagian pemantauan, evaluasi dan pelaporan
a) Melakukan penyiapan bahan pemantauan.
b) Melakukan penyiapan bahan evaluasi.
c) Melakukan penyiapan laporan organisasi dan kepegawaian.
2. Bagian Perencanaan dan Formasi Pegawai
a. Penyiapan bahan analisis, formasi, peta jabatan, dan perencanaan
kebutuhan pegawai.
b. Penyiapan bahan penyusunan formasi dan pengadaan pegawai.
c. Penyiapan bahan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
1) Subbagian perencanaan pegawai
a) Melaksanakan penyiapan bahan analisis jabatan.
37
b) Melaksanakan penyiapan bahan formasi dan peta jabatan.
c) Melaksanakan penyiapan susunan dan uraian jabatan.
2) Subbagian formasi dan pengadaan pegawai
a) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan formasi dan
pengadaan pegawai.
3) Subbagian tata usaha biro
a) Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
3. Bagian Pengembangan Pegawai
a. Penyiapan bahan anaisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai.
b. Penyiapan bahan penegakan disiplin, penilaian kinerja, serta pemberian
penghargaan dan sanksi.
c. Penyiapan bahan pengembangan karir jabatan struktural, jabtan
nomenklatur atau istilah lainnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1) Subbagian kekebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai
a) Melakukan penyiapan bahan analisis kebutuhan pendidikan dan
pelatihan pegawai.
2) Subbagian disiplin, penilaian kinerja, dan penghargaan
a) Melakukan penyiapan bahan penegakan disiplin.
b) Melakukan penyiapan bahan penilaian kinerja.
c) Melakukan pemberian penghargaan dan sanksi.
3) Subbagian pengembangan karir
a) Melakukan penyiapan bahan pengembangan karir jabatan
struktural.
38
b) Melakukan penyiapan bahan pengembangan karir jabatan
fungsional angka kredit.
c) Melakukan penyiapan bahan pengembangan karir jabatan
fungsional nonangka kredit
4. Bagian Mutasi Kepegawaian
a. Penyiapan bahan urusan kepangkatan, pengangkatan, dan pemindahan
pegawai.
b. Penyiapan bahan urusan pemberhentian dan pensiun pegawai.
c. Penyiapan bahan urusan pengelolaan data dan dokumentasi kepegawaian.
1) Subbagian pengangkatan dan pemindahan pegawai
a) Melakukan penyiapan bahan urusan kepangkatan.
b) Melakukan penyiapan bahan urusan pengangkatan.
c) Melakukan penyiapan bahan urusan pemindahan pegawai.
2) Subbagian pemberhentian pegawai
a) Melakukan penyiapan bahan urusan pemberhentian dan pensiun
pegawai.
3) Subbagian data dan dokumentasi
a) Melakukan penyiapan bahan pengelolaan data dan dokumentasi
pegawai.
3.1.3 Kegiatan Usaha
Dasar hukum dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian
Sosial RI adalah Peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 82/HUK/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial RI.
39
Kementerian Sosial RI merupakan unsur pelaksana pemerintah yang
dipimpin oleh seorang menteri negara yaitu Menteri Sosial RI yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Sosial membantu
tugas Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang
sosial. Oleh sebab itu, Kementerian Sosial RI menyelenggarakan beberapa
fungsinya, yakni:
1. Pelaksanaan urusan di bidang sosial.
2. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan administrasi
Departemen.
3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan terapan, pendidikan dan pelatihan
tertentu dalam rangka mendukung kebijakan di bidang social.
4. Pelaksanaan pengawasan fungsional.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, Kementerian Sosial mempunyai
kewenagan sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan di bidang sosial untuk mendukung pembangunan
secara makro.
2. Menetapkan pedoman untuk menentukan standar pelayanan minimal yang
wajib dilaksanakan oleh kabupaten atau kota di bidang sosial, penyusunan
rencana nasional secara makro di bidang sosial.
3. Menetapkan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional ahli serta persyaratan jabatan di bidang sosial.
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah
yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan
supervisi di bidang sosial.
40
5. Mengatur penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan
atas nama negara di bidang sosial.
6. Menetapkan standar pemberian izin oleh daerah di bidang sosial.
7. Menanggulangi bencana yang berskala nasional di bidang sosial.
8. Menetapkan kebijakan sistem informasi nasional di bidang sosial.
9. Menyelesaikan perselisihan antar Provinsi di bidang sosial.
10. Mengatur sistem penganugerahan tanda kehormatan/jasa tingkat nasional.
11. Menyelenggarakan pelayanan sosial termasuk sistem jaminan dan rehabilitasi
sosial.
12. Menetapkan pedoman pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan
kejuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial.
13. Mengadakan pedoman akreditasi lembaga penyelenggaraan pelayanan
sosial.
14. Menetapkan pedoman pelayanan dan rehabilitasi serta bantuan sosial
dan perlindungan sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial.
15. Memelihara taman makam pahlawan nasional.
16. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yaitu:
a. Memberikan izin undian dan pengumpulan uang dan/atau barang di
tingkat nasional.
b. Memberikan rekomendasi pengangkatan anak lintas negara.
c. Memelihara makam pahlawan nasional.
41
3.2 Data Responden
3.2.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai bagian biro organisasi dan
kepegawaian Kementerian Sosial RI Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini,
pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan metode probability
sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel. Untuk
menentukan ukuran sampel dapat ditentukan dengan rumus slovin sebagai
berikut:
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Populasi
e = Prosentasi kelonggaran ketidak terikatan karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih diinginkan.
dibulatkan 42
42
Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal yang harus
dipenuhi sebanyak 42 responden. Adapun teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah dengan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel
secara acak sederhana.
3.2.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai bagian biro organisasi dan
kepegawaian Kementerian Sosial RI. Bagian biro organisasi dan kepegawaian
sebanyak 42 orang terpilih berdasarkan populasinya. Terdapat 4 (empat)
karakteristik responden yang dimasukan dalam penelitian ini yaitu meliputi jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja.
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel III.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 24 57,1
Wanita 18 42,9
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Dari tabel III.1. diatas jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri
atas responden pria sebanyak 24 responden dengan presentase sebesar 57,1% dan
responden wanita sebanyak 18 responden dengan presentase 42,9%. Data pada
tabel III.1. menunjukan bahwa dari 42 orang responden, yang merupakan
43
responden terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin pria dengan
presentase sebesar 57,1%.
2. Berdasarkan Umur
Tabel III.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase
20 – 30 8 19,0
31 – 40 17 40,5
41 – 50 13 31,0
51 – 60 4 9,5
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Dari tabel III.2. dIatas jumlah responden berdasarkan usia, terdiri atas
responden berusia 20 – 30 tahun sebanyak 8 responden dengan presentase sebesar
19,0%. Responden berusia 31 – 40 tahun sebanyak 17 responden dengan
presentase 40,5%. Responden berusia 41 – 50 tahun sebanyak 13 responden
dengan presentase 31,0%. Dan responden berusia 51 – 60 tahun sebanyak 4
responden dengan presentase 9,5%. Data pada tabel III.2. menunjukan bahwa dari
42 responden, kebanyakan responden berada pada klasifikasi umur 31 – 40 tahun,
dengan jumlah presentase sebesar 40,5%. Dan klasifikasi umur 51 – 60 tahun
merupakan penyumbang responden terkecil, dengan presentase sebesar 9,5%.
44
3. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel III.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
SLTA 7 16,7
D3 4 9,5
D4 1 2,4
S1 25 59,5
S2 5 11,9
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Dari tabel III.3. diatas jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan
terdiri atas responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 7 responden dengan
presentase sebesar 16,7%. Responden yang berpendidikan D3 sebanyak 4
responden dengan presentase sebesar 9,5%. Responden yang berpendidikan D4
sebanyak 1 responden dengan presentase sebesar 2,4%. Responden yang
berpendidikan S1 sebanyak 25 responden dengan presentase sebesar 59,5%. Dan
responden yang berpendidikan S2 sebanyak 5 responden dengan presentase
sebesar 11,9%. Data pada tabel III.3. menunjukan bahwa dari 42 responden,
kebanyakan responden berada pada klasifikasi tingkat pendidikan S1, dengan
jumlah presentase sebesar 59,5%.
4. Berdasarkan Masa Kerja
Tabel III.4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
45
Masa Kerja Jumlah Persentase
< 5 tahun 1 2,4
6 – 10 tahun 19 45,2
11 – 15 tahun 9 21,4
> 15 tahun 13 31,0
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Dari tabel III.4. diatas jumlah responden berdasarkan masa kerja terdiri
atas responden yang bekerja < 5 tahun yaitu sebanyak 1 responden dengan
presentase sebesar 2,4. Responden yang bekerja antara 6 – 10 tahun sebanyak 19
responden dengan presentase sebesar 45,2. Responden yang bekerja antara 11 –
15 tahun sebanyak 9 responden dengan presentase sebesar 21,4 responden. Dan
responden yang bekerja > 15 tahun sebanyak 13 responden dengan presentase
sebesar 31,0. Data pada tabel III.4. menunjukan bahwa dari 42 responden,
kebanyakan responden berada pada klasifikasi masa kerja 6 – 10 tahun, dengan
jumlah presentase sebesar 45,2.
3.2.3 Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Kuesioner dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan
dengan skor totalnya, hal ini menunjukan adanya dukungan kuesioner tersebut
dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Uji signifikansi dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung ( nilai pada Corrected item – Total Correlation
pada output Crombach’s alpha) dengan r tabel untuk degree og freedom (df) = n -
2 (n adalah jumlah sampel) dengan jumlah sampel (n) adalah 42 dan tingkat
46
signifikansi 0,10. Maka r tabel pada penelitian ini adalah: r (0,10 ; 42 – 2 = 40) =
0,2573
Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item atau pertanyaan dapat
dinyatakan valid. Dengan kata lain pertanyaan dikatakan valid apabila skor
pertanyaan memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan total variabel.
Tabel III.5.
Hasil Uji Validitas
Motivasi (X)
Item Correct Item-total
Correlation R tabel Keterangan
X1 0,535 0,2573 Valid
X2 0,643 0,2573 Valid
X3 0,717 0,2573 Valid
X4 0,462 0,2573 Valid
X5 0,619 0,2573 Valid
X6 0,372 0,2573 Valid
X7 0,595 0,2573 Valid
X8 0,486 0,2573 Valid
Prestasi Kerja (Y)
Item Correct Item-total
Correlation R tabel Keterangan
Y1 0,311 0,2573 Valid
Y2 0,377 0,2573 Valid
Y3 0,451 0,2573 Valid
Y4 0,517 0,2573 Valid
Y5 0,461 0,2573 Valid
Y6 0,595 0,2573 Valid
Y7 0,456 0,2573 Valid
Y8 0,401 0,2573 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Hasil uji validitas diatas menunjukan bahwa seluruh item pertanyaan
dalam kuesioner mempunyai Corrected item – Total Correlation > 0,2573, jadi
47
dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan berjumlah 16 pertanyaan
variabel motivasi dan prestasi kerja dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Berikut adalah hasil perhitungan dari nilai interprestasi untuk instrumen
penelitian yang digunkan:
Tabel III.6.
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Cronbach’s
Alpha
Interprestasi
Reliabilitas Keterangan
1 Motivasi (X) 0,822 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
2 Prestasi Kerja (Y) 0,744 0,60 – 0,80 Tinggi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Hasil dari uji reliabilitas variabel Motivasi (X) adalah 0,822. Maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian pada setiap variabel dinyatakan sangat
tinggi. Dan variabel prestasi kerja (Y) adalah 0,744. Maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian pada setiap variabel dinyatakan tinggi.
3.2.4 Data Hasil Kuesioner Motivasi
Pada bagian ini, penulis akan menjabarkan hasil kuesioner berdasarkan
indikator dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Adapun tujuan dalam hal ini
agar mempermudah dalam membaca hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam
hal ini penulis membuat tabel distribusi dari hasil pengolahan data kuesioner
dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 22,0.
48
Terdapat beberapa indikator variabel motivasi menurut teori Riduwan
(2013:45). Variabel motivasi diukur melalui tujuh indikator yaitu hormati
pegawai, fasilitas memadai, perlakukan pekerjaan, rasa ikut memiliki, disiplin
waktu kerja dan sifat kepemimpinan.
Hasil penilaian responden berdasarkan setiap tujuh indikator tersebut
digambarkan melalui tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel III.7.
Jawaban Responden Mengenai Saya Diakui Sebagai Pegawai Yang Layak
Dihormati Dan Dihargai
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 1 2,4%
Tidak Setuju 8 19,0%
Setuju 30 71,4%
Sangat Setuju 3 7,1%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.7. diketahui bahwa saya diakui sebagai pegawai yang
layak dihormati dan dihargai, sebesar 1 responden dengan peresentase 2,4%
menjawab sangat tidak setuju, 8 responden dengan peresentase 19,0% menjawab
tidak setuju, 30 responden dengan persentase 71,4% menjawab setuju, dan 3
responden dengan persentase 7,1% menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.7.
dapat disimpulkan bahwa pegawai setuju apabila saya diakui sebagai pegawai
yang layak dihormati dan dihargai.
49
Tabel III.8.
Jawaban Responden Mengenai Tempat Atau Ruangan Kerja Saya Dalam Keadaan
Baik
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 1 2,4%
Tidak Setuju 6 14,3%
Setuju 31 73,8%
Sangat Setuju 4 9,5%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.8. diketahui bahwa tempat atau ruangan kerja saya
dalam keadaan baik, sebesar 1 responden dengan peresentase 2,4% menjawab
sangat tidak setuju, 6 responden dengan peresentase 14,3% menjawab tidak
setuju, 31 responden dengan persentase 73,8% menjawab setuju, dan 4 responden
dengan persentase 9,5% menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.8. dapat
disimpulkan bahwa pegawai setuju apabila tempat atau ruangan kerja saya dalam
keadaan baik.
Tabel III.9.
Jawaban Responden Mengenai Pekerjaan Saya Dihargai Karena Atas Presentasi
Kerja Saya Yang Baik
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 1 2,4%
Tidak Setuju 1 2,4%
Setuju 37 88,1%
Sangat Setuju 3 7,1%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
50
Berdasarkan tabel III.9. diketahui bahwa pekerjaan saya dihargai karena
atas prestasi kerja saya yang baik, sebesar 1 responden dengan peresentase 2,4%
menjawab sangat tidak setuju, 1 responden dengan peresentase 2,4% menjawab
tidak setuju, 37 responden dengan persentase 88,1% menjawab setuju, dan 3
responden dengan persentase 7,1% menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.9.
dapat disimpulkan bahwa pegawai setuju apabila pekerjaan saya dihargai karena
atas prestasi kerja saya yang baik.
Tabel III.10.
Jawaban Responden Mengenai Saya Bekerja Keras Karna Ikut Terlibat Dalam
Melaksanakan Tanggung Jawab
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 0 0
Setuju 35 83,3%
Sangat Setuju 7 16,7%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.10. diketahui bahwa saya bekerja keras karna ikut
terlibat dalam melaksanakan tanggung jawab, sebesar 35 responden dengan
peresentase 83,3% menjawab setuju, dan 7 responden dengan peresentase 16,7%
menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.10. dapat disimpulkan bahwa pegawai
setuju apabila saya bekerja keras karna ikut terlibat dalam melaksanakan tanggung
jawab.
51
Tabel III.11.
Jawaban Responden Mengenai Dalam Melakukan Pekerjaan Saya Usahakan
Untuk Bertindak Disiplin
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 1 2,4%
Setuju 32 76,2%
Sangat Setuju 9 21,4%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.11. diketahui bahwa dalam melakukan pekerjaan
saya usahakan untuk bertindak disiplin, sebesar 1 responden dengan peresentase
2,4% menjawab tidak setuju, 32 responden dengan peresentase 76,2% menjawab
setuju, dan 9 responden dengan persentase 21,4% menjawab sangat setuju. Dari
data tabel III.11. dapat disimpulkan bahwa pegawai setuju apabila dalam
melakukan pekerjaan saya usahakan untuk bertindak disiplin.
Tabel III.12.
Jawaban Responden Mengenai Pimpinan Terhadap Pegawai Atau Pegawai
Menyenangkan Dan Baik
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 6 14,3%
Setuju 31 73,8%
Sangat Setuju 5 11,9%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
52
Berdasarkan tabel III.12. diketahui bahwa pimpinan terhadap pegawai atau
pegawai menyenangkan dan baik, sebesar 6 responden dengan peresentase 14,3%
menjawab tidak setuju, 31 responden dengan peresentase 73,8% menjawab setuju,
dan 5 responden dengan persentase 11,9% menjawab sangat setuju. Dari data
tabel III.12. dapat disimpulkan bahwa pegawai setuju apabila pimpinan terhadap
pegawai atau pegawai menyenangkan dan baik.
Tabel III.13.
Jawaban Responden Mengenai Saya Merasa Puas Dengan Upah Atau Gaji Yang
Diterima
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 1 2,4%
Tidak Setuju 12 28,6%
Setuju 25 59,5%
Sangat Setuju 4 9,5%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.13. diketahui bahwa saya merasa puas dengan upah
atau gaji yang diterima, sebesar 1 responden dengan peresentase 2,4% menjawab
sangat tidak setuju, 12 responden dengan peresentase 28,6% menjawab tidak
setuju, 25 responden dengan persentase 59,5% menjawab setuju, dan 4 responden
dengan persentase 9,5% menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.13. dapat
disimpulkan bahwa pegawai setuju apabila saya merasa puas dengan upah atau
gaji yang diterima.
53
Tabel III.14.
Jawaban Responden Mengenai Saya Dipromosikan Oleh Pimpinan Untuk
Menjabat Atau Kenaikan Pangkat Jika Saya Bekerja Dengan Baik
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 1 2,4%
Tidak Setuju 5 11,9%
Setuju 28 66,7%
Sangat Setuju 8 19,0%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.14. diketahui bahwa saya dipromosikan oleh
pimpinan untuk menjabat atau kenaikan pangkat jika saya bekerja dengan rajin,
sebesar 1 responden dengan peresentase 2,4% menjawab sangat tidak setuju, 5
responden dengan peresentase 11,9% menjawab tidak setuju, 28 responden
dengan persentase 66,7% menjawab setuju, dan 8 responden dengan persentase
19,0% menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.14. dapat disimpulkan bahwa
pegawai setuju apabila saya dipromosikan oleh pimpinan untuk menjabat atau
kenaikan pangkat jika saya bekerja dengan rajin.
Berdasarkan data responden terhadap setiap tujuh indikator pada variabel
motivasi (X), maka dapat dijabarkan mengenai hasil rangkuman dari jawaban
responden variabel (X) pada tabel III.15. dibawah ini.
Tabel III.15.
Total Skor Variabel Motivasi (X)
No
Res.
Pertanyaan Total
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 3 3 3 3 3 3 3 3 24
2 3 3 3 3 3 3 3 3 24
54
3 3 3 3 3 3 3 3 3 24
4 3 3 3 3 4 3 4 3 26
5 4 4 4 4 4 3 4 4 31
6 4 4 4 4 4 4 3 3 30
7 3 3 3 3 3 3 3 3 24
8 2 3 3 4 4 4 3 3 26
9 3 3 3 3 3 3 2 2 22
10 2 3 3 3 3 3 3 3 23
11 3 3 3 3 4 3 3 3 25
12 4 3 3 3 3 3 3 3 25
13 3 3 3 3 3 3 2 3 23
14 2 3 3 3 3 3 2 3 22
15 3 3 3 3 3 3 3 3 24
16 3 3 3 3 3 3 3 3 24
17 3 3 3 3 3 2 3 3 23
18 3 3 3 3 4 3 2 4 25
19 3 3 3 3 4 4 2 3 25
20 3 3 3 3 3 3 3 3 24
21 1 1 1 3 2 2 1 1 12
22 3 3 3 3 3 2 3 4 24
23 3 2 3 3 3 3 3 4 24
24 3 2 3 3 3 3 3 4 24
25 3 3 3 4 4 2 4 3 26
26 2 3 3 4 3 3 3 4 25
27 3 2 3 3 3 3 2 3 22
28 3 3 3 3 3 2 2 3 22
29 3 3 4 3 3 3 2 3 24
30 2 3 3 3 3 3 3 3 23
31 3 2 2 3 3 3 2 2 20
32 3 4 3 4 3 3 3 4 27
33 2 2 3 3 3 3 3 4 23
34 3 3 3 4 3 4 4 3 27
35 3 2 3 3 3 3 2 3 22
36 2 3 3 3 3 3 2 2 21
37 3 3 3 3 3 3 3 3 24
38 3 3 3 3 3 3 3 3 24
39 2 3 3 3 3 2 2 2 20
40 3 3 3 3 3 3 3 3 24
41 3 4 3 3 4 4 3 3 27
42 3 3 3 3 3 3 3 2 23
∑X 1002
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
55
3.2.5 Data Hasil Kuesioner Prestasi Kerja
Terdapat beberapa indikator variabel prestasi kerja menurut teori Riduwan
(2013:73-74). Variabel prestasi kerja diukur melalui tiga indikator yaitu kualitas
kerja, kuantitas kerja, konsistensi pegawai
Hasil penilaian responden berdasarkan setiap tiga indikator tersebut
digambarkan melalui tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel III.16.
Jawaban Responden Mengenai Pimpinan Memberikan Kesempatan Untuk
Mengikuti Diklat
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 9 21,4%
Setuju 29 69,0
Sangat Setuju 4 9,5%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.16. diketahui bahwa pimpinan memberikan
kesempatan untuk mengikuti diklat, sebesar 9 responden dengan peresentase
21,4% menjawab tidak setuju, 29 responden dengan peresentase 69,0% menjawab
tidak setuju, dan 4 responden dengan persentase 9,5% menjawab sangat setuju.
Dari data tabel III.16. dapat disimpulkan bahwa pegawai setuju apabila pimpinan
memberikan kesempatan untuk mengikuti diklat.
56
Tabel III.17.
Jawaban Responden Mengenai Pimpinan Memberikan Kesempatan Mengikuti
Pelatihan Yang Menunjang Kerja
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 4 9,5%
Setuju 34 81,0%
Sangat Setuju 4 9,5%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.17. diketahui bahwa pimpinan memberikan
kesempatan mengikuti pelatihan yang menunjang kerja, sebesar 4 responden
dengan peresentase 9,5% menjawab tidak setuju, 34 responden dengan
peresentase 81,0% menjawab setuju, dan 4 responden dengan persentase 9,5%
menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.17. dapat disimpulkan bahwa pegawai
setuju apabila pimpinan memberikan kesempatan mengikuti pelatihan yang
menunjang kerja.
Tabel III.18.
Jawaban Responden Mengenai Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Saya Bekerja
Tepat Waktu
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 1 2,4%
Setuju 36 85,7%
Sangat Setuju 5 11,9%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
57
Berdasarkan tabel III.18. diketahui bahwa dalam meningkatkan prestasi
kerja, saya bekerja tepat waktu, sebesar 1 responden dengan peresentase 2,4%
menjawab tidak setuju, 36 responden dengan peresentase 85,7% menjawab setuju,
dan 5 responden dengan persentase 11,9% menjawab sangat setuju. Dari data
tabel III.18. dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan prestasi kerja, saya
bekerja tepat waktu.
Tabel III.19.
Jawaban Responden Mengenai Saya Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Ketelitian
Yang Tinggi
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 5 11,9%
Setuju 32 76,2%
Sangat Setuju 5 11,9%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.19. diketahui bahwa saya menyelesaikan pekerjaan
dengan ketelitian yang tinggi, sebesar 5 responden dengan peresentase 11,9%
menjawab tidak setuju, 32 responden dengan peresentase 76,2% menjawab setuju,
dan 5 responden dengan persentase 11,9% menjawab sangat setuju. Dari data
tabel III.19. dapat disimpulkan bahwa saya menyelesaikan pekerjaan dengan
ketelitian yang tinggi.
58
Tabel III.20.
Jawaban Responden Mengenai Saya Trampil Dalam Melaksanakan Tugas Sesuai
Tugas Dan Fungsi
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 4 9,5%
Setuju 36 86,7%
Sangat Setuju 2 4,8%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.20. diketahui bahwa saya trampil dalam
melaksanakan tugas sesuai tugas dan fungsi, sebesar 4 responden dengan
peresentase 9,5% menjawab tidak setuju, 36 responden dengan peresentase 86,7%
menjawab setuju, dan 2 responden dengan persentase 4,8% menjawab sangat
setuju. Dari data tabel III.20. dapat disimpulkan bahwa saya trampil dalam
melaksanakan tugas sesuai tugas dan fungsi.
Tabel III.21.
Jawaban Responden Mengenai Saya Menyelesaikan Pekerjaan Secara Efektif Dan
Efisien
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 3 7,1%
Setuju 32 76,2%
Sangat Setuju 7 16,7%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
59
Berdasarkan tabel III.21. diketahui bahwa Saya menyelesaikan pekerjaan
secara efektif dan efisien, sebesar 3 responden dengan peresentase 7,1%
menjawab tidak setuju, 32 responden dengan peresentase 76,2% menjawab setuju,
dan 7 responden dengan persentase 16,7% menjawab sangat setuju. Dari data
tabel III.21. dapat disimpulkan bahwa saya menyelesaikan pekerjaan secara
efektif dan efisien.
Tabel III.22.
Jawaban Responden Mengenai Dalam Keadaan Dan Situasi Apapun Saya Siap
Melakukan Tugas Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 1 2,4%
Setuju 35 83,3%
Sangat Setuju 6 14,3%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.22. diketahui bahwa dalam keadaan dan situasi
apapun, saya siap melakukan tugas untuk meningkatkan produktivitas kerja,
sebesar 1 responden dengan peresentase 2,4% menjawab tidak setuju, 35
responden dengan peresentase 83,3% menjawab setuju, dan 6 responden dengan
persentase 14,3% menjawab sangat setuju. Dari data tabel III.22. dapat
disimpulkan bahwa dalam keadaan dan situasi apapun, saya siap melakukan tugas
untuk meningkatkan produktivitas kerja.
60
Tabel III.23.
Jawaban Responden Mengenai Saya Selalu Menjaga Kewibawaan Divisi Untuk
Meningkatkan Kerja Sama Antar Divisi Dan Instansi Lain
Kategori Frekuensi Persentase%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Tidak Setuju 0 0
Setuju 35 83,3%
Sangat Setuju 7 16,7%
Total 42 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Berdasarkan tabel III.23. diketahui bahwa saya selalu menjaga
kewibawaan divisi untuk meningkatkan kerja sama antar divisi dan instansi lain,
sebesar 35 responden dengan peresentase 83,3% menjawab setuju, dan 7
responden dengan persentase 16,7% menjawab sangat setuju. Dari data tabel
III.23. dapat disimpulkan bahwa saya selalu menjaga kewibawaan divisi untuk
meningkatkan kerja sama antar divisi dan instansi lain.
Berdasarkan data responden terhadap setiap tiga indikator pada variabel
prestasi kerja (Y), maka dapat dijabarkan mengenai hasil rangkuman dari jawaban
responden variabel (Y) pada tabel III.24. dibawah ini.
Tabel III.24.
Skor Total Jawaban Prestasi Kerja (Y)
No
Res.
Pertanyaan Total
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
1 3 3 3 3 2 3 3 3 23
2 3 3 3 3 3 3 3 3 24
3 3 3 3 3 3 3 3 3 24
4 4 3 4 3 3 4 4 4 29
5 3 3 3 3 3 3 3 3 24
6 3 3 3 3 3 3 3 3 24
61
7 3 3 3 3 3 3 3 3 24
8 4 4 4 4 4 4 4 4 32
9 3 3 3 2 3 3 3 3 23
10 3 3 3 3 3 3 3 3 24
11 3 3 4 4 4 4 3 3 28
12 3 4 3 3 3 3 3 3 25
13 3 3 3 3 3 2 3 3 23
14 3 3 3 2 2 2 3 3 21
15 3 3 3 3 3 3 3 3 24
16 3 3 3 3 3 3 3 3 24
17 3 3 3 3 3 3 3 3 24
18 3 3 3 3 3 3 3 4 25
19 3 3 3 3 2 3 3 3 23
20 3 3 3 3 3 3 3 3 24
21 3 3 3 2 3 3 3 3 23
22 3 3 3 3 3 4 4 3 26
23 4 4 3 3 3 3 3 3 26
24 3 3 3 3 3 4 4 3 26
25 2 3 3 3 3 3 3 3 23
26 2 3 4 4 3 4 3 3 26
27 3 3 3 3 3 3 3 4 25
28 2 3 3 3 3 3 3 4 24
29 2 3 3 3 2 3 3 3 22
30 3 3 3 4 3 4 3 3 26
31 2 2 3 3 3 3 3 3 22
32 3 2 4 3 3 3 3 3 24
33 2 3 3 3 3 3 4 3 24
34 2 3 3 4 3 3 4 4 26
35 3 3 3 3 3 3 3 3 24
36 3 3 3 2 3 2 2 3 21
37 2 2 3 3 3 3 3 3 22
38 3 3 3 3 3 3 3 3 24
39 2 2 3 2 3 3 3 3 21
40 3 3 3 3 3 3 3 3 24
41 4 4 3 3 3 3 3 4 27
42 3 3 2 3 3 3 3 3 23
∑X 1021
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
62
3.2.6 Tabel Penolong
Dari data hasil kuesioner variabel motivasi (X) dan variabel prestasi kerja
(Y), maka dapat dijabarkan mengenai gabungan dari skor variabel motivasi (X)
dan variabel prestasi kerja (Y), pada tabel III.25. berikut ini.
Tabel III.25.
Tabel Penolong
No Res Motivasi
(X)
Prestasi
Kerja (Y) XY X2 Y2
1 24 23 552 576 529
2 24 24 576 576 576
3 24 24 576 576 576
4 26 29 754 676 841
5 31 24 744 961 576
6 30 24 720 900 576
7 24 24 576 576 576
8 26 32 832 676 1024
9 22 23 506 484 529
10 23 24 552 529 576
11 25 28 700 625 784
12 25 25 625 625 625
13 23 23 529 529 529
14 22 21 462 484 441
15 24 24 576 576 576
16 24 24 576 576 576
17 23 24 552 529 576
18 25 25 625 625 625
19 25 23 575 625 529
20 24 24 576 576 576
21 12 23 276 144 529
22 24 26 624 576 676
23 24 26 624 576 676
24 24 26 624 576 676
25 26 23 598 676 529
26 25 26 650 625 676
27 22 25 550 484 625
28 22 24 528 484 576
29 24 22 528 576 484
30 23 26 598 529 676
31 20 22 440 400 484
63
32 27 24 648 729 576
33 23 24 552 529 576
34 27 26 702 729 676
35 22 24 528 484 576
36 21 21 441 441 441
37 24 22 528 576 484
38 24 24 576 576 576
39 20 21 420 400 441
40 24 24 576 576 576
41 27 27 729 729 729
42 23 23 529 529 529
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
3.3 Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
3.3.1 Uji Koefisien Korelasi
Berikut ialah hasil pengolahan kuesioner terhadap dua variabel yang
diukur hubungannya yaitu variabel independen (motivasi) dengan variabel
dependen (prestasi kerja). Berikut adalah hasil dari analisi Korelasi Bivariat –
Person Correlation dan output-nya pada tabel III.26.
H0: Tidak ada pengaruh antara motivasi terhadap prestasi kerja pegawai tetap.
H1: Terdapat pengaruh antara motivasi terhadap prestasi kerja pegawai tetap.
Tabel III.26.
Correlations
X Y
Motivasi
Pearson Correlation 1 ,381*
Sig. (2-tailed) ,013
N 42 42
Prestasi Kerja
Pearson Correlation ,381* 1
Sig. (2-tailed) ,013
N 42 42
*Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
64
Dari tabel III.26. di atas dapat dijelaskan bahwa korelasi antara motivasi
dengan prestasi kerja didapat nilai koefisien sebesar 0,381. Maka dapat
disimpulkan bahwa antara motivasi terhadap prestasi kerja memiliki hubungan
yang tidak erat. Angka koefisien positif yang menunjukan hubungan positif, yaitu
jika motivasi meningkat maka prestasi kerja juga meningkat, dan jika motivasi
turun maka prestasi kerja juga akan menurun.
3.3.2 Uji Koefisien Determinasi
Pada uji koefisien determinasi dapat diperoleh informasi tentang besarnya
pengaruh dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian
ialah hasil pengolahan kuesioner terhadap dua variabel yang diuji hubungannya
yaitu variabel independen (motivasi) dengan variabel dependen (prestasi kerja)
yang dapat dilihat pada tabel III.27. berikut ini.
H0: Tidak ada pengaruh antara motivasi terhadap prestasi kerja pegawai tetap.
H1: Terdapat pengaruh antara motivasi terhadap prestasi kerja pegawai tetap.
Tabel III.27.
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 26,531 1 26,531 6,784 ,013b
Residual 154,445 40 3,911
Total 182,976 41
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
65
Berdasarkan data tabel III.28. diatas, nilai F hitung adalah 6,784 dengan
tingkat signifikansi 0,10. Karena signifikansi (0,013) jauh lebih kecil dari 0,10.
Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel prestasi kerja.
Tabel III.28.
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,381a ,145 ,124 1,978 ,145 6,784 1 40 ,013
a. Predictors: (Constant), Motivasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
Dari tabel III.28. diatas dapat dijelaskan persentase pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 sebesar 0,145 artinya persentase
pengaruh variabel motivasi terhadap prestasi kerja sebesar 14,5%. Sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
3.3.3 Persamaan Regresi
H0: Tidak ada pengaruh antara motivasi terhadap prestasi kerja pegawai tetap.
H1: Terdapat pengaruh antara motivasi terhadap prestasi kerja pegawai tetap.
Tabel III.29.
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17,637 2,580 6,836 ,000
Motivasi ,280 ,107 ,381 2,605 ,013
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 22,0. Juni 2017
66
Dari tabel III.29. persamaan regresi untuk regresi linier sederhana sebagai
berikut:
Y = a + bX
Y = 17,637 + 0,280X
Arti dari angka-angka ini adalah:
1. Nilai konstanta (a) adalah 17,637, ini dapat diartikan jika motivasi nilainya
adalah 0, maka tingkat prestasi kerja nilainya 17,637.
2. Nilai koefisien regresi variabel motivasi (b) bernilai positif yaitu 0,280, ini
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan prestasi kerja sebesar 1%, maka
tingkat motivasi sebesar 0,280.
top related