BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/31795/6/S_PRS_1300855_Chapter 3.pdf · Perancis Mahasiswa semester 1 Departemen Pendidikan bahasa Perancis FPBS UPI Tahun Akademik
Post on 14-Jul-2020
1 Views
Preview:
Transcript
22
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian tentang
Implementasi Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Bahasa Perancis. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester 1 Departemen
Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI tahun akademik 2017/2018. Hasil
penelitian ini disajikan berdasarkan dari hasil analisis data prates dan pascates
serta analisis angket yang diberikan kepada responden penelitian.
3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2015, hlm.18) metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,
dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh
manusia, sedangkan sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.
Metode penelitian dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu penelitian eksperimen
(kuantitatif), naturalistik (kualitatif) dan survey. Ciri dari penelitian eksperimen
yaitu adanya perlakuan (treatment), sedangkan dalam penelitian naturalistik tidak
ada perlakuan. Sugiyono (2012, hlm.72) mengemukakan bahwa metode penelitian
eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain yang tentunya dalam kondisi yang
terkendali.
Metode penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif.
Terdapat beberapa jenis desain eksperimen, diantaranya: Pre-experimental
Design, true Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental
Design. Desain pre-experimental dibagi kedalam tiga jenis, yaitu One-Shot Case
Study, One-Group Pratest-Pascatest Design, dan Intact-Group Comparaison
(Sugiyono, 2012, hlm.74).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain pra-experimental dengan
bentuk one-group pratest-pascatest design. Hasil treatment dari desain ini dapat
23
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan. (Sugiyono, 2012, hlm.111)
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 X O2 Keterangan:
O1:Nilai Pretest (Sebelum diberikan perlakuan)
X :Treatment (Perlakuan)
O2: Nilai Posttes (Setelah diberikan perlakuan)
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014, hlm.80).
Populasi dalam penelitian ini adalah karakteristik keterampilan berbicara bahasa
Perancis Mahasiswa semester 1 Departemen Pendidikan bahasa Perancis FPBS
UPI Tahun Akademik 2017/2018.
3.2.2 Sampel Penelitian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” (Sugiyono, 2012, p.118). Sedangkan menurut Arikunto (2006
p.131) “sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Pada kajian ini, peneliti menggunakan teknik Simple Random Sampling,
karena pengambilan anggota sampel diambil secara acak dan secara homogen.
Roscoe (dalam Sekaran 2006, hlm.252) memberikan pedoman penentuan jumlah
sampel sebagai berikut:
24
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen.
2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsample (laki/perempuan,
SD/SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum sub sampel harus 30.
3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate)
ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah
variable yang akan dianalisis.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian
yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.
Berdasarkan teori di atas, ukuran sampel yang memungkinkan dapat diambil
dalam penelitkian ini adalah minimal sebanyak 30 elemen, sehingga sampel pada
penelitian ini yaitu karakteristik keterampilan berbicara bahasa Perancis dari 30
orang mahasiswa semester 1 Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI
tahun akademik 2017/2018
3.3 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di lingkungan Departemen Pendidikan
Bahasa Perancis FPBS UPI Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Dr. Setiabudi
no. 229 Bandung.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2010, hlm.161). Menurut Sugiyono (2014, hlm.61)
“variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat:
a. Variabel bebas (variabel X) adalah strategi pembelajaran peta
konsep
b. Variabel terikat (Variabel Y) adalah keterampilan berbicara
bahasa Perancis.
3.5 Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Implementasi Strategi Peta Konsep Pembelajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis”. Agar judul ini mudah dipahami dan
tidak terjadi kesalah pahaman dan untuk memudahkan pemahaman terhadap
25
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
istilah yang dimaksud, maka peneliti memberikan definisi istilah-istilah yang
digunakan sebagai berikut :
a. Strategi Pembelajaran
Menurut Dick & Carey (1989) “strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar
yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu siswa mencapai
tujuan tertentu. Yang dimaksud dalam strategi pembelajaran ini adalah
strategi pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dalam
pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis”
b. Peta Konsep
Menurut Novak & Canas (2006) “peta konsep dapat digunakan untuk
mendukung berbagai jenis kegiatan belajar, dari membaca peta pakar, untuk
belajar berbagai hal seperti pengumpulan data, penyusunan laporan,
prentasi lisan, kolaborasi kelompok dan terakhir yaitu evaluasi”
Dalam strategi ini, pengajar merupakan fasilitator yang bertugas
memberikan sebuah isu, kemudian pembelajar yang berbentuk dari beberapa
kelompok diberikan sebuah kertas berisi peta konsep lalu pembelajar
menulis kata kunci selanjutnya setiap kelompok maju menceritakan dan
memaparkan kata kunci yang telah ditulis di peta konsep tersebut
c. Keterampilan Berbicara
Menurut Djiwandono (2008, hlm.113), “berbicara berarti mengungkapkan
pikiran secara lisan dengan memperhatikan rambu-rambu yang harus
dipenuhi, yang dapat membuat lawan yang diajak bicara mengerti apa yang
ada dalam pikirannya” berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan berbicara bahasa Perancis Mahasiswa semester 1 Departemen
Pendidikan bahasa Prancis FPBS UPI Tahun Akademik 2017/2018 terutama
dalam hal menceritakan tentang diri sendiri atau se présenter
26
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006, hlm.101) instrument adalah “alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Adapun
instrument-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
3.6.1 Tes
Menurut Djiwandono (2008, hlm.15) tes adalah salah satu alat yang
digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang bersifat abstrak,
tidak kasat mata, tidak konkrit seperti kemampuan berfikir, kemampuan
mengingat, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, kemampuan menulis
atau kemampuan Bahasa yang lainnya.
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan berbicara
bahasa Perancis tingkatA1 CECRL. Pada penilaian tes berbicara tingkat A1, ada
beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh pembelajar. Tagliante (2005,
hlm.68) mengemukakan pada grille pour un descripteur de niveau A1 [tabel
penilaian untuk tingkat A1] bahwa kompetensi yang harus dicapai pada tingkat ini
adalah “décrire l’expérience peut se décrire, décrire ce qu’il/elle fait, ainsi que
son lieu d’habitation.”[menjelaskan pengalaman yang bisa jelaskan, menjelaskan
apa yang sedang dia lakukan, dan dimana dia tinggal]
Berikut ini adalah jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan dalam tes
berbicara tingkat A1 (Tagliante, 2005, hlm.116)
a. Décrire, raconter dans les situations les plus courantes de la vie
qoutidienne [menjelaskan, menceritakan situasi-situasi yang paling
umum di kehidupan sehari-hari]
b. Échanges concernant les situations les plus courantes de la vie
quotidienne [menukar tentang situasi yang paling umum dalam
kehidupan sehari-hari]
Sejalan dengan pemaparan di atas, tes yang dilakukan pada kajian ini yaitu
termasuk kedalam kegiatan Décrire, raconter dans les situations les plus
courantes de la vie qoutidienne ataumenjelaskan, menceritakan situasi-situasi
27
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang paling umum di kehidupan sehari-hari . Tes yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu berupa tes monolog dalam bahasa Perancis.
Tes dilakukan dua kali selama penelitian, yaitu pretest untuk mengetahui
kemampuan awal mahasiswa dalam keterampilan berbicara sebelum mendapat
treatment yaitu penerapan strategi peta konsep dan posttest atau tes akhir yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa setelah diberikan treatment.
Adapun format penilaian pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa
perancis tingkat A1 berdasarkan pendapat Tagliante.(2005, hlm.105). Adalah
sebagai berikut
Tabel 3.1
Aspek Penilaian Tes Berbicara bahasa Perancis
No Aspek yang dinilai Bobot
1. Compréhension : Les informations, la compréhension de la
consigne (informasi dan pemahaman terhadap
perintah)
10
2.
Performance Globale : la fluidité, l’attitude, la
vitesse (Kelancaran, sikap, dan kecepatan
berbicara)
20
3. Structures simples correctes : Grammaire
(Tata Bahasa)
30
4. Lexique approprié : Vocabulaire (Kosakata)
20
5. Correction phonétique : Prononciation
(Pelafalan)
20
Total Skor Maksimal
100
Pada setiap aspek penilaian tersebut, berikut adalah tabel rinciannya agar
peneliti dapat lebih mudah dalam menganalisis data yang diadaptasi dari
Nurgiyantoro (2010, hlm. 409)
28
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Compréhension (Les informations, la compréhension de la consigne)
Pemahaman, mencakup isi dan kemampuan memahami bahasa maupun
perintah
Kriteria Nilai
Mengerti seluruhnya tanpa kesulitan 10
Mengerti soal dalam kecepatan normal
meskipun pengulangan kadang-kadang
masih perlu
8
Mengerti soal dalam kecepatan di
bawah normal dengan beberapa
pengulangan
6
Mengerti meskipun dengan banyak
kesukaran dalam mengikuti apa yang
terdapat dalam soal dengan
pengulangan yang sering
4
Tidak memahami Bahasa yang ditulis
dalam soal sederhana
2
Tabel 3.3
La fuidité, l’attitude, la vitesse (Kelancaran, sikap, dan kecepatan berbicara)
Kriteria Nilai
Pembicaraan sangat lancar dan
terstruktur
20
Pembicaraan lancar hanya sedikit
gangguan yang tidak berarti
16
Pembicaraan kurang lancar, kadang-
kadang masih ragu ragu dan
mengulang dua kali
12
Pembicaraan kurang lancar kecuali
untuk kalimat pendek dan telah rutin
8
Pembicaraan tidak lancar dan banyak
diam sehingga pembicaraan tersendat
4
29
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Grammaire (Tata Bahasa)
Kriteria Nilai
Tidak lebih dari dua kesalahan struktur
kalimat selama berlangsungnya lisan
30
Ada sedikit kesalahan struktur kalimat
karena tidak berhati-hati
25
Kadang-kadang terjadi kesalahan
dalam penggunaan polah tertentu,
tetapi tidak mengganggu pola
pembicaraan
20
Banyaknya kesalahan dalam struktur
kalimat sehingga pembicaraan sulit
untuk dimengerti
15
Penggunaan tata Bahasa hamper selalu
tidak tepat
10
Tabel 3.5
Vocabulaire (Kosa kata)
Kriteria Nilai
Pemilihan dan penggunaan kosakata
sudah tepat dan beragam
20
Pemakaian katakata atau istilah
terbatas, tetapi tidak membatasi
percakapan
16
Pemakaian beberapa kata atau istilah
kurang tepat, tetapi tidak mengganggu
pemahaman
12
Menggunakan istilah-istilah sederhana
dan pembicara sukar mengutarakan
pikirannya karena pembendaharaan
katanya yang kurang. Percakapan
terbatas pada informasi yang sangat
mendasar
8
Kosakata yang sangat terbatas, tidak
tepat dan tidak beragam sehingga
membuat pembicaraan tersendat
4
30
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Prononciation (Pelafalan)
Kriteria Nilai
Ucapan sudah standar 20
Ucapannya dapat dipahami walaupun
terdengar jelas pembicara memiliki
aksen tertentu
16
Pengaruh ucapan bahasa asing / daerah
dan kesalahan ucapan tidak
menyebabkan kesalahpahaman
12
Pengaruh ucapan asing (daerah) yang
memaksa orang mendengarkan dengan
teliti, salah ucap yang menyebabkan
kesalahpahaman
8
Terdapat banyak kesalahan ucapan
sehingga sulit dipahami
4
Dari hasil perhitungan data tes berbicara, maka untuk menentukan kategori
tingkat penguasaan siswa, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kategori Tingkat Penguasaan
Skor Perolehan Tingkat Penguasaan
90-100 Sangat Tinggi
80-89 Tinggi
65-79 Cukup
55-64 Rendah
0-54 Sangat Rendah
3.6.2 Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa dalam
pembelajaran berbicara bahasa Perancis menggunakan strategi pembelajaran peta
konsep. Menurut Sugiyono (2012, hlm.142) “Angket atau kuisioner merupakan
sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
31
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam membuat angket, diperlukan prinsip-prinsip guna mempermudah
pembuatan angket. Sekaran (dalam Sugiyono, 2014, hlm.200-203)
mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan instrumen, diantaranya prinsip
penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik angket. Berikut adalah penjelasan
ketiga prinsip tersebut :
a. Prinsip Penulisan Angket
1) Isi dan Tujuan Pertanyaan
Maksudnya adalah peneliti harus teliti dalam menentukan
bentuk dari pertanyaan, apakah bentuk pengukuran atau bukan.
Jika berbentuk pengukuran, maka pertanyaan harus disusun
dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya harus mencukupi
untuk mengukur variabel yang diteliti.
2) Bahasa yang Digunakan
Maksudnya adalah dalam penggunaan bahasa pada penulisan
angket harus memperhatikan jenjang pendidikan, keadaan
sosial budaya, dan acuan responden.
3) Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Maksudnya adalah peneliti menentukan tipe dan bentuk
pertanyaan, apakah berupa pertanyaan terbuka atau tertutup
yang berbentuk kalimat positif dan negatif, dengan tujuan agar
responden dapat memberikan jawaban yang lebih serius
4) Pertanyaan tidak Mendua
Maksudnya adalah dalam suatu pertanyaan dalam sebuah
angket tidak boleh ada pertanyaan yang membutuhkan
jawaban mengenai dua hal sekaligus.
5) Tidak Menanyakan Hal yang Sudah Lupa
Maksudnya adalah pertanyaan dalam angket tidak boleh
mengenai hal yang sekiranya responden sudah lupa atau
bahkan pertanyaan yang menyebabkan responden berpikir
berat.
6) Pertanyaan tidak Mengarahkan
Maksudnya adalah pertanyaan angket tidak boleh
menghendaki untuk dijawab kepada jawaban yang baik saja
atau sebaliknya.
7) Panjang Pertanyaan
Maksudnnya adalah jumlah pertanyaan dalam angket tidak
perlu terlalu panjang. Namun jika jumlah variabel banyak,
maka dapat diatasi dengan membuat variasi baik dalam
penampilan, model skala pengukuran, ataupun cara
mengisinya. Jumlah pertanyaan yang disarankan yaitu antara
20 sampai dengan 30 pertanyaan.
8) Urutan Pertanyaan
Maksudnya adalah pertanyaan dalam angket dirutkan mulai
dari pertanyaan yang mudah hingga pertanyaan yang sulit, dari
32
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan yang umum menuju hal yang spesifik, ataupun
diacak.Hal tersebut agar tidak membuat jenuh responden
dalam mengerjakan angket.Urutan pertanyaan diacak dibuat
jika tigkat kematangan responden terhadap masalah yang
ditanyakan sudah tinggi.
b. Prinsip Pengukuran
Angket yang akan dijadikan instrumen untuk mengumpulkan data
perlu diuji validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu agar dapat
menghasilkan data yang valid dan reliabel sebelum diberikan kepada
responden.
c. Prinsip Penampilan Fisik Angket
Penampilan fisik angket pun akan mempengaruhi respon atau
keseriusan responden dalam mengisi angket, maka penampilan fisik
angket perlu diperhatikan oleh peneliti.
Berdasarkan pemaparan di atas, pada penelitian ini angket ditulis dalam
bahasa Indonesia sebanyak 15 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian,
pertanyaan awal angket ini dari yang mudah hingga yang sulit. 40% pertanyaan
tentang kesulitan dalam pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Perancis dan
60% pertanyaan tentang penerapan peta konsep. Angket ini diberikan untuk
mengetahui sejauh mana penerapan peta konsep bisa di terapkan atau tidak dalam
pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis diberikan kepada
responden, kepada mahasiswa semester 1 Departemen Pendidikan Bahasa
Perancis FPBS UPI Tahun Akademik 2017/2018 sebagai sampel penelitian.
Adapun kisi-kisi pertanyaan yang akan tercantum dalam angket ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Angket
No. Aspek Pertanyaan Nomor
Soal
Jumlah
nomor
soal
%
1. Kesan mahasiswa terhadap bahasa
Perancis
1,2 2 14
2. Frekuensi mahasiswa terhadap
berbicara
3 1 7
3. Kesulitan yang dihadapi mahasiswa
dalam berbicara
4,5 2 14
4. Pengetahuan mahasiswa tentang
strategi peta konsep
6 1 7
5. Pendapat mahasiswa mengenai 7,8,9,10,11 5 30
33
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan strategi pembelajaran di
dalam pembelajaran berbicara bahasa
Perancis
6. Pendapat mahasiswa tentang kesulitan
menggunakan strategi peta konsep
12 1 7
7. Kelebihan dan kekurangan strategi
peta konsep
13 1 7
8. Pendapat mahasiswa efektif atu tidak
peta konsep dalam pembelajaran
berbicara bahasa Perancis
14 1 7
9. Saran mengenai penerapan strategi
peta konsep untuk keterampilan
berbicara bahasa Perancis
15 1 7
JUMLAH 15 100
3.7 Validitas dan Reliabilitas
Sebuah instrumen dapat dikatakan layak dalam penelitian jika instrumen
tersebut sudah valid dan realibel. Valid dan realibelnya suatu instrumen dapat
diukur dengan uji validitas dan realibilitas. Validitas merupakan suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahhan suatu instrumen
(Arikunto, 2013, hlm.211).Sejalan dengan pendapat di atas, Sugiyono (2012,
hlm.121) mengemukakan bahwa “instrumen yang valid merupakan alat ukur yang
digunakan mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Sugiyono (2012, hlm.122) menambahkan bahwa validitas terbagi ke dalam
dua jenis, yaitu validitas interal dan validitas eksternal. Validitas internal terbagi
ke dalam dua jenis yang terdiri dari construct validity yang disusun berdasarkan
teori yang relevan dan content validity yang disusun berdasarkan
rancangan/program yang telah ada. Sugiyono (2012, hlm.122) menambahkan
bahwa construct validity dapat diuji dengan konsultasi ahli yang dilanjutkan
dengan analisis faktor sedangkan content validity dapat diuji dengan
membandingkan program yang telah ada dan konsultasi ahli.
Sedangkan reabilitas menurut Siregar (2013, hlm.55) adalah untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat pengukuran yang sama pula. Sugiyono (2012, hlm.121) juga menambahkan
34
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa “instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.”
Dapat dikatakan bahwa suatu instrumen dapat digunakan dalam
penelitian jika instrumen tersebut telah melalui uji validitas dan reabilitas.
Instrumen yang valid dan realibel akan menentukan kevalidan dan kerealibelan
hasil dari suatu penelitian.
Berdasarkan pemaparan di atas, dalam rangka menguji instrumen dalam
penelitian ini layak atau tidak, maka peneliti melakukan validitas dan realibilitas
terhadap instrumen penelitian dengan menggunakan construct validity. Adapun
validitas dan realibilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
meminta pandangan ahli atau biasa disebut expert judgement.
3.8 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
3.8.1 Studi Pustaka
Arikunto (2013, hlm.16) mengemukakan bahwa studi pustaka dilakukan
untuk mengumpulkan data teoritis melalui bahan-bahan yang berhubungan
dengan topik penelitian seperti buku-buku, catatan, dan dokumen penting lainnya.
Dalam penelitian ini, studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan
data dan teori yang relevan, peneliti melakukan kajian pustaka terhadap bacaan-
bacan yang relevan melalui buku, internet dan sumber informasi lainnya untuk
mengumpulkan informasi terhadap masalah yang peneliti kaji dalam penelitian
ini.
3.8.2 Tes
Tes pada penelitian ini terdiri dari tes kemampuan berbicara bahasa
Perancis mahasiswa semester 1 Departemen Pendidikan Bahasa Perancis tahun
akademik 2017/2018 dengan bantuan strategi peta konsep. Terdapat dua kali tes
dalam penelitian ini, yang pertama pretest, yaitu tes yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Tes yang kedua yaitu
postest, tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan setelah penerapan
35
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
strategi peta konsep. Peneliti mengolah hasil kedua test tersebut dengan
perhitungan statistika untuk mendapatkan hasil secara keseluruhan dari sampel
yang peneliti lakukan.
Setelah peneliti selesai mengumpulkan data melalui test serta mengolahnya
melalui format penilaian di atas, selanjutnya peneliti melakukan analisis data guna
mengetahui hasil dan kesimpulan dari test yang telah peneliti lakukan. Untuk
mengolah data, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk mengolah data
test:
Mencari ratarata prates
�̅� = ∑x
𝑁
Keterangan: 𝑋 : nilai rata-rata prates
∑x : jumlah total nilai tes
N : jumlah peserta tes
Mencari ratarata pascates
𝑌 = ∑Y
𝑁
Keterangan: 𝑌 : nilai rata-rata pascates
∑Y : jumlah total nilai tes
N : jumlah peserta tes
(Nurgiyantoro, 2010, hlm. 219)
Mencari selisih (gain) antara variabel x dan y
𝑑 = 𝑦 − 𝑥
Keterangan : d : selisih variabel x dan y
y : nilai pascates
x : nilai prates
Mencari rata-rata dari selisih nilai prates dan pascates
𝑀𝑑 = ∑𝑑
𝑁
Keterangan : Md : rata-rata dari selisih prates dan pascates
∑d : jumlah selisih variabel y dan x
36
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N : banyaknya subjek
Deviasi masing-masing subjek
𝑋𝑑 = 𝑑 − 𝑀𝑑
Keterangan : Xd : deviasi masing-masing subjek
d : selisih variable y dan x
Md : rata-rata dari perbedaan prates dan pascates
Mencari jumlah deviasi kuadrat masing-masing subjek (∑x2d)
Mengitung taraf signifikansi t-hitung dengan cara membandingkan
besarnya t-hitung dengan t-tabel:
𝑡 = 𝑀𝑑
√∑𝑥2𝑑
𝑁 (𝑁 − 1)
Keterangan: d : y - x
Md : rata-rata dari deviasi (d) antara prates dan pascates
∑x2d : jumlah kuadrat deviasi
N : banyaknya subjek
(Arikunto, 2014, hlm.349)
3.8.3 Angket
Selain peneliti mengguanakan test, peneliti juga menggunakan angket untuk
mengumpulkan data. Peneliti membagikan angket kepada responden/pembelajar
berupa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.Peneliti dapat
mengetahui kesulitan-kesulitan dan upaya yang bisa dilakukan dalam
pembelajaran keterampilan menulis bahasa Perancis dengan menggunakan strategi
peta konsep Jumlah pertanyaan angket terdiri dari 20 butir pertanyaan. Untuk
meneliti hasil angket, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
F x 100 %
N
Keterangan:
F : Frekuensi jawaban dari tiap responden
37
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N : Jumlah responden
100% : Presentase tiap jawaban responden
(Sudjana, 2014, hlm.131)
Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan hasil perhitungan, dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.9
Presentase Analisis Hasil Angket
Presentase Penjelasan
0% Tidak ada yang menjawab
1-25% Sebagian kecil yang menjawab
26-49% Hampir setengahnya yang menjawab
50% Setengahnya yang menjawab
51-75% Sebagian besar yang menjawab
76-99% Hampir seluruhnya yang menjawab
100% Seluruhnya yang menjawab
(Sudjana, 2014, hlm.131)
3.9 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian diperlukan agar proses penelitian berjalan teratur sesuai
dengan yang telah direncanakan, Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.
3.9.1 Tahapan Persiapan
Pada tahap ini, peneliti melakukan kajian pustaka, dalam arti peneliti
mencari teori-teori yang relevan dengan judul dan tujuan penelitian ini.
Selanjutnya peneliti membuat instrument penelitian.Instrument penelitian yang
digunakan adalah tes dan angket. Langkah selanjutnya, peneliti memohon
kesediaan dosen pembimbing ahli untuk menilai kelayakan instrument ini. Tahap
ini disebut expert judgement.
38
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti mempersiapkan beberapa proses selama
penelitian dilakukan. Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap
yaitu pelaksanaan prates, pemberian perlakuan, dan pelaksanaan pascates.
1. Pelaksanaan prates
Prates bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa
dalam berbicara bahasa perancis sebelum menggunakan strategi peta
konsep. Pada tahap prates, mahasiswa diperintahkan untuk
mempresentasikan diri atau se presenter dalam bahasa Perancis di depan
kelas.
2. Pemberian perlakuan
Pada saat memberikan perlakuan, peneliti menerapkan strategi peta
dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran awal. Di bawah ini adalah beberapa langkah kegiatan
pembelajarannya :
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal mahasiswa dipersiapkan untuk memasuki kegiatan
pembelajaran. Pertama dimulai dengan mengucapkan salam, pengecekan
kehadiran dari responden kemudian menanyakan sekilas sejauh mana
proses kegiatan pembelajaran berbicara (Production Orale) telah
terlaksana. Kemudian responden diberitahukan mengenai tujuan dari
pembelajaran sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
b. Kegiatan inti
Pada tahap kedua ini adalah tahap dimana peneliti mulai menjelaskan
dan memperkenalkan pembelajaran berbicara menggunakan strategi peta
konsep. Tingkatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah jenjang
A1 CECRL. Berikut ini adalah rincian tahapan-tahapan yang dilakukan:
1) Peneliti menjelaskan secara singkat mengenai pengertian dan
tujuan strategi pembelajaran peta konsep kepada mahasiswa.
2) Kemudian, mahasiswa dibentuk berdasarkan kelompok belajar
yang terdiri dari 6 orang.
3) Setiap kelompok akan diberikan kertas peta konsep.
39
Settry Kurnia Prihantini, 2017 IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Setiap kelompok menulis kata kunci di bagan peta konep
5) Setiap kelompok maju untuk berbicara memaparkan kata kunci
yang telah ditulis di bagan peta konsep secara bergilir
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan pada tahap akhir pembelajaran adalah membantu para
responden/pembelajar membuat kesimpulan secara keseluruhan peta
konsep yang telah diberikan dan hasil pelaksanaan pembelajaran
menggunakan strategi peta konsep, serta mengarahkan setelah mengetahui
dan menggunakan strategi tersebut.
3. Pelaksanaan pascates
Pascates bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
berbicara bahasa Perancis sesudah menggunakan strategi peta konsep. Tes
diberikan dengan tema présenter la famille
top related