BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/2564/6/S_KOR_0801409_CHAPTER3.pdf · Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan pada gambar ... berasal
Post on 07-Mar-2019
214 Views
Preview:
Transcript
38 Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis, sebab
hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya harus di jawab
berdasarkan data-data yang sengaja dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tentang
hal ini Arikunto (2010:110) menyatakan bahwa hipotesis merupakan “suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”.
Dalam penelitian ini diperlukan suatu metode yang sesuai dengan tujuan
penelitian, karena metode yang digunakan itulah yang akan menentukan hasil
penelitian yang dilakukan, dengan kata lain oleh Surakhmad (2004:131)
dijelaskan “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
suatu tujuan”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan
percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga
diperoleh data-data yang mampu memberi makna dari penelitian yang dilakukan.
Tentang metode penelitian eksperimen, Surakhmad (2004:149) mejelaskan
“Eksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat hasil. Hasil itu
sendiri menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausial antara variabel-
variabel yang diselidiki”.
39
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang di uji cobakan, dan
dalam penelitian ini faktor yang di uji cobakan merupakan variabel bebas yaitu
latihan metode stabilisasi. Sedangkan variabel terikatnya adalah kekuatan otot
lengan dan kekuatan otot tungkai.
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Kolam Renang Karang Setra yang berada
di sebelah barat Kota Bandung yang dilakukan setiap hari minggu, senin, dan
selasa pada pukul 15.30 sampai selesai.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dan yang akan memberikan
informasi berdasarkan data yang terkumpul. Data-data diperoleh dari hasil tes
kelompok eksperimen, baik melalui tes awal maupun tes akhir. Mengenai
pengertian populasi, Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sudjana (1992:6) menyatakan
bahwa “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya, dinamakan populasi”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis
menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet PRI Aquarius Kota
Bandung pada KU III .
40
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Sampel Penelitian
Dalam suatu proses penelitian dari populasi, tidak perlu seluruh populasi
diteliti akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari populasi tersebut. Hal
ini seperti yang dijelaskan Surakhmad (2004:93) sebagai berikut:
Karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki
segenap populasi, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan generalisasi
yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidik terpaksa
mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat
dipandang refresentatif terhadap populasi itu.
Sedangkan mengenai penjelasan sampel penelitian, Arikunto (2010:174)
berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa
“purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan
atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.
Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja
berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan
pengambilan sampel ini karena sampel tersebut telah menguasai teknik gerakan
renang dengan baik. Dan melalui penelitian ini, penulis ingin mencoba
memberikan treatment mengenai metode latihan stabilisasi, apakah memberikan
pengaruh atau tidak terhadap kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai pada
sampel-sampel tersebut yang berjumlah 10 orang yang merupakan atlet PRI
Aquarius Kota Bandung pada KU III.
41
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Desain Penelitian
Untuk penelitian eksperimen terdapat beberapa macam desain penelitian
yang dapat digunakan. Diantaranya adalah pre-test and post test group. Pre-test
and post test group yaitu suatu desain penelitian eksperimen yang diawali dengan
tes awal (pre-test) sebelum dilakukannya treatment atau eksperimen, dan diakhiri
dengan tes akhir (post-test) setelah treatment atau eksperimen. Sebagaimana
dijelaskan oleh Arikunto (2010:124) tentang pre-test and post test group sebagai
berikut:
Pola :
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum
eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2)
disebut post-test.
Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 - O1 diasumsikan merpakan efek dari
treatment atau eksperimen.
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan pada gambar
3.1 seperti yang tertera pada halaman selanjutnya.
O1 X O2
42
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Kekuatan otot tungkai Kekuatan otot lengan
Kekuatan otot tungkai Kekuatan otot lengan
Sampel
Tes awal
Treatment
Analisis Data
Kesimpulan
Populasi
Tes akhir
43
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-Langkah Penelitian
D. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis
membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari
kesimpangsiuran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Batasan
istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:342). Sedangkan menurut
Surakhmad (2004:131) menjelaskan bahwa “Metode merupakan cara utama
yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”.
Latihan adalah 1 hasil berlatih; 2 pelatihan; 3 pendidikan untuk memperoleh
kemahiran atau kecakapan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:285).
Menurut Harsono (1988:101) latihan atau „Training adalah proses yang
sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang,
dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya‟.
Stabilisasi diambil dari kata dasar stabil adalah 1 mantap; kokoh; tidak goyah
(tt bangunan dsb); 2 tetap jalannya; tenang; tidak goyang (tt kendaraan dsb); 3
tidak berubah-ubah; tetap; tidak naik turun (tt harga barang, nilai uang, dsb),
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:571). Menurut Yadi (2011:7) yang
dikutip dari skripsi Luguzt Agil (2011:4) menerangkan bahwa stabilisasi
44
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah „kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangannya
terhadap gangguan yang datang dari luar. Semakin stabil atlet semakin besar
tahanan yang diciptakan untuk mengatasi gaya yang mengganggunya‟.
Metode Latihan Stabilisasi adalah suatu cara latihan yang dilakukan
berulang-ulang dengan tujuan untuk menyeimbangkan posisi tubuh agar
sejajar dengan permukaan air pada saat melakukan renang khususnya dalam
renang gaya kupu-kupu.
2. Kekuatan adalah 1 gaya; tenaga; 2 kekuasaan; keeguhan; kekukuhan,
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:261). Menurut Satriya, dkk (2007:61)
kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Otot adalah 1 urat yang keras; 2 jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan
hewan yang fungsinya untuk menggerakan organ tubuh, (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2001:392).
Lengan adalah 1 anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke bahu; 2
kaki depan (tt binatang berkaki empat); 3 ki bagian benda yang menyerupai
lengan;
~ atas lengan bagian atas antara siku dan pundak; ~ bawah lengan bagian
bawah antara pergelangan tangan dan siku, (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2001:292).
Tungkai adalah 1 kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah).
~ atas paha (dari sesudah lutut sampai pangkal paha); ~ bawah bagian kaki
dari lutut ke bawah, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:642).
45
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan dalam mengatasi
tegangan terhadap suatu tahanan dalam air.
Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai dalam mengatasi
tegangan terhadap suatu tahanan dalam air.
3. Perenang adalah orang yang ahli (berolahraga) dalam berenang; orang yang
gemar berenang, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:491).
Gaya adalah 1 kekuatan; kesanggupan berbuat; 2 kuat; 3 sikap; gerakan; 4
irama dan lagu (dalam nyanyi, musik); 5 cara melakukan gerakan dalam
olahraga (renang, lompat), (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:146).
Kupu-kupu adalah serangga bersayap lebar, berasal dari kepompong ulat,
dan biasanya sering hinggap di bunga untuk mengisap madu, (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2001:268).
Perenang gaya kupu-kupu adalah orang yang ahli dalam melakukan
gerakan renang yang dilakukan dengan cara melebarkan kedua lengan seperti
sayap kupu-kupu.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
diperjelas oleh Arikunto (2010:203) bahwa instrumen penelitian adalah “alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Terdapat jenis-jenis metode
atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan
46
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok”. (Arikunto, 2010:193).
Untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian, maka diperlukan alat
ukur untuk mendapatkan data. Nurhasan dan Cholil (2007:5) mengemukakan
bahwa “pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu subyek
tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”. Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes kekuatan otot lengan (hand
dynamometer) dan tes kekuatan otot tungkai (leg dynamometer) yang dikutip
dalam buku Nurhasan yang berjudul Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar
Cabang-Cabang Olahraga (2008:93) dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.1
Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang dan Teknik
Pengukurannya Serta Kategori Kemampuan Setiap Komponen Gaya Kupu-Kupu/
Dolphin (Putera)
No Komponen Teknik
Pengukuran
Kategori
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali Sempurna
1 Kekuatan
-Otot lengan dan
bahu
-Otot tungkai
-Otot punggung
Hand
Dynamometer
Leg
Dynamometer
Back
Dynamometer
23-29
77-145
59-79,5
30-35
146-214
80-100,5
37-43
215-282
101-122
44-50
> 283
122,5-143
> 51
> 143,5
2 Kecepatan Lari 50 meter 9-8 7,9-6,9 6,8-5,8 5,7-4,7 < 4,6
3 Power
-Otot lengan
-Otot tungkai
Medicine ball
put
Vertical jump
2,63-
3,67
38-45
3,68-
4,42
46-42
4,53-
5,37
53-61
5,38-6,22
62-69
> 6,22
> 70
4 Kelenturan Flexometer 1-5 6-11 12-17 18-23 > 24
5 Daya Tahan
47
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Otot
-Otot lengan
-Otot tungkai
Pull-Ups
Squat Jumps
1-4
4-24
5-8
25-45
9-12
46-66
13-16
67-87
> 17
> 88
6 Daya Tahan
Umum (Cardio
Vascular)
-Lari 15 menit
(VO2 Max) Kg
-Lari multy
tahap
< 49
< 36
50-52
37-47
53-55
48-57
56-58
58-74
> 59
> 75
Tabel 3.2
Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang dan Teknik
Pengukurannya Serta Kategori Kemampuan Setiap Komponen Gaya Kupu-Kupu/
Dolphin (Puteri)
No Komponen Teknik
Pengukuran
Kategori
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali Sempurna
1 Kekuatan
-Otot lengan dan
bahu
-Otot tungkai
-Otot punggung
Hand
Dynamometer
Leg
Dynamometer
Back
Dynamometer
9-17
6-64
29,5-39
18-26
65-123
39,5-
49,5
27-35
124-182
50-60
36-44
183-241
60,5-70
> 45
> 242
> 70,5
2 Kecepatan Lari 50 meter 9,9-9,2 9,1-8,4 8,3-7,6 7,5-6,9 > 6,8
3 Power
-Otot lengan
-Otot tungkai
Medicine ball
put
Vertical jump
1,81-
2,37
29-32
2,38-
2,94
33-37
2,95-
3,51
38-43
3,52-4,03
44-47
> 4,04
> 48
4 Kelenturan Flexometer 2-6 7-11 12-18 19-23 > 24
5 Daya Tahan
Otot
-Otot lengan
-Otot tungkai
Pull-Ups
Squat Jumps
10-28
12-22
29-47
23-33
48-68
34-44
69-87
45-55
> 88
> 56
6 Daya Tahan
Umum (Cardio
Vascular)
-Lari 15 menit
(VO2 Max) Kg
-Lari multy
tahap
< 44
< 30
45-48
31-42
49-52
43-53
53-55
54-68
> 56
> 69
48
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Alat Ukur Kekuatan Otot Lengan
Untuk mengetahui besarnya otot lengan maka digunakan alat ukur yang
dinamakan push and pull hand dynamometer. Alat ini sudah menjadi standar
pengukuran kekuatan otot lengan dan layak digunakan. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan seperti dibawah ini :
a. Tujuan : mengukur komponen kekuatan otot lengan.
b. Alat/fasilitas : push and pull hand dynamometer dan alat tulis.
c. Pelaksanaan : naracoba berusaha menarik dengan kedua
lengan/tangannya secara bersama-sama sekuat-
kuatnya, kemudian alat tersebut menunjukkan
besarnya dari kemampuan otot dari naracoba.
Tiap-tiap orang diberi kesempatan masing-
masing dua kali percobaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gmbar 3.2 s/d 3.3 di bawah ini :
Gambar 3.2
49
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Push and Pull Hand Dynamometer
Gambar 3.3
Tes Kekuatan Otot Lengan
Sumber Budi Setianto (2007:60)
2. Alat Ukur Kekuatan Otot Tungkai
Untuk mengetahui besarnya otot tungkai maka digunakan alat ukur yang
dinamakan leg dynamometer. Alat ini sudah menjadi standar pengukuran
kekuatan otot tungkai dan layak digunakan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
seperti dibawah ini :
a. Tujuan : mengukur komponen kekuatan otot tungkai.
b. Alat/fasilitas : leg dynamometer dan alat tulis.
c. Pelaksanaan : naracoba memakai pengikat pinggang kemudian,
berdiri dengan membengkokkan kedua lututnya hingga bersudut kyrang
50
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih 450, lalu alat ikat pinggang tersebut dikaitkan pada leg
dynamometer. Setelah itu naracoba berusaha sekuat-kuatnya meluruskan
kedua tungkainya. Setelah naracoba itu meluruskan kedua tungkainya
dengan maksimum, lalu kita lihat jarum pada alat tersebut menunjukkan
angka berapa. Angka ini menunjukkan besarnya kekuatan otot tungkai
orang tersebut.
Gambar 3.4
Kekuatan Otot Tungkai
Sumber: http://www.nexgenergo.com/medical/images/baseline2.jpg
(diunduh pada tanggal 24 April 2013)
F. Program Latihan
Lamanya masa latihan menjadi suatu hal yang penting dan akan
berpengaruh terhadap suatu hasil yang diperoleh. Penulis menetapkan batas waktu
untuk penelitian adalah 6 minggu, dengan 3 kali pertemuan dalam tiap minggunya
sehingga total adalah 18 kali pertemuan.
Lamanya waktu eksperimen tersebut berdasarkan pada pernyataan Harsono
(1988:194) yang menyatakan bahwa : “...sebaiknya latihan dilakukan tiga kali
seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untk memberikan kesempatan
bagi otot dalam berkembang dan mengadaptasi diri pada hari isitirahat tersebut.”
51
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk lamanya jangka waktu latihan selama 6 minggu berdasarkan pada Harsono
(1988:154) yang mengemukakan : “Latihan kondisi fisik per-season yang intensif
selama 6-10 minggu... ” Pendapat ini juga sama dengan yang dinyatakan oleh
Kosasih yang penulis kutip dari skripsi Apolonia Kharisma: “Sebaiknya berlatih
paling sedikit tiga kali seminggu.”
Latihan dilaksanakan 3 kali dalam semingu di Kolam Renang Karang Setra
Bandung yaitu pada hari Minggu, Senin, dan Rabu 16:30 sampai selesai. Masa
latihan atau perlakukan terhadap sampel dimulai dari tanggal 6 April 2013 sampai
15 Mei 2013 dengan demikian jumlah latihan yang diberikan adalah sebanyak 18
kali, dengan pre test dan post test 1 kali menjadikan total 20 kali pertemuan.
Dalam melaksanakan latihan, ada beberapa prinsip yang penulis terapkan,
yaitu: prinsip sistematis, berulang-ulang dan penambahan beban lebih. Latihan
dinyatakan sisitematis apabila dimulai dari beban yang ringan sampai dengan
beban yang berat. Mengenai latihan yang sistematis oleh Harsono (1988:101)
dijelaskan bahwa: “Yang dimaksud sistematis adalah berencana, menurut jadwal,
menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, latihan yang
teratur, dari sederhana ke yang lebih kompleks.”
Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang agar terjadi otomatisasi atau
kebiasaan tertentu yang bersifat reflek. Dalam hal ini Harsono (1988:101)
menjelaskan: “Berulang-ulang maksudnya ialah agar gerakan-gerakan yang
semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis dan reflektif.”
52
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prinsip beban lebih atau “Overload” dengan system tangga atau “Step type
approach” dalam latihan merupakan hal penting karena menyangkut peningkatan
kemampuan kerja tubuh terhadap suatu tugas. Apabila beban latihan tetap maka
ini berarti tidak akan terjadi peningkatan kemampuan kerja tubuh. Harsono
(1988:103) mengemukakan: “Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang
diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta harus
diberikan berulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi.” Prinsip ini
dilakukan dengan harapan agar tujuan pencapaian prestasi akan tercapai.
Peningkatan beban latihan ini dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini;
Beban Latihan
6 8 3 5 7
2 4
1
Prestasi
Gambar 3.5 Penambahan Beban Secara Bertahap (Harsono, 1988:105)
Adapun contoh program latihan yang akan penulis terapkan adalah sebagai
berikut :
Contoh Program Latihan Stabilisasi
Pertemuan Materi Volume Istirahat Set Keter
angan
1.
Minggu
ke-1
Latihan pendahuluan
berisi
pemanasan berupa lari
15-30
menit
53
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keliling kolam renang,
peregangan statis, dan
peregangan dinamis.
Melakukan 8 bentuk
latihan (squats, push up,
forward lunge, straight
leg lifts, elbow press up
and hold, kneeling
position, side body right
and left, dan backward
push up)
Pendinginan dengan
latihan fleksibilitas
16 detik
setiap
bentuk
latihan
3 menit
8 set
2.
Latihan pendahuluan
berisi
pemanasan berupa lari
keliling kolam renang,
peregangan statis, dan
peregangan dinamis.
Melakukan 8 bentuk
latihan (squats, push up,
forward lunge, straight
leg lifts, elbow press up
and hold, kneeling
position, side body right
and left, dan backward
push up)
Pendinginan dengan
latihan fleksibilitas
15-30
Menit
20 detik
3 menit
6 set
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes
awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik. Rumus-rumus yang
54
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dikutip dari buku “Metode Statistik” karangan Sudjana. Langkah-
langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menghitung Nilai Rata-rata
Melalui pendekatan rumus:
n
XX i
Keterangan :
X = Nilai rata-rata yang dicapai
iX = Skor yang diperoleh
n = Jumlah sampel
= “Sigma” yang berarti jumlah.
2. Mencari Simpangan Baku
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1
2
n
XXS i
Keterangan :
S = Simpangan baku
iX = Skor yang dicapai seseorang
n = Banyaknya jumlah sampel
1 = Angka tetapi
3. Mencari Varians
Pendekatan statistik yang digunakan:
n 2
1X - ( 1X )2
n(n-1)
4. Uji Normalitas
=
55
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji normalitas kedua kelompok sampel, terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang
paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan
Z skor, yaitu : S
XXZ
__
1
c. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku (tabel
distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi)
dengan ketentuan jika nila Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya
adalah 0,5-luas daerah distribusi Z pada tabel.
d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat
kedudukan nila Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan
banyaknya sampel.
e. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan tentukan harga mutlaknya.
f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak seluruh
sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
g. Dengan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah
nilai L.
h. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima
atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria :
- Terima Ho jika Lo < L α = Normal
- Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal
56
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Uji Perbedaan Rata-Rata
21
21
11nn
s
XXt
dengan
2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
SnSnS
Dengan kriteria :
S : Simpangan baku gabungan
n1 : Jumlah sampel tes awal
n2 : Jumlah sampel tes akhir
1X : Rata-rata tes awal
2X : Rata-rata tes akhir
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak Ho, jika thitung > t1 - α. dengan
tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2 - 2).
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :
Terima hipotesis jika –t1- ½ α < t < t1 – ½ α, dimana t1 – ½ α di dapat dari daftar
distribusi t dengan dk = n1 + n2 –2 dan peluang 1 – ½ α. Untuk harga t lain ditolak.
top related