Analisis Urban Sprawl Terhadap Perubahan Tutupan Lahan ...sinasinderaja.lapan.go.id/files/sinasja2018/bahan...1.1.3 Ladang Pertanian lahan kering dengan penggarapan secara temporer
Post on 02-Dec-2020
14 Views
Preview:
Transcript
Analisis Urban Sprawl Terhadap Perubahan Tutupan
Lahan Kota Depok Menggunakan Citra Satelit
Penginderaan Jauh
Oleh
Noviera Ristianingrum
Disampaikan pada Seminar Penginderaan Jauh Tahun 2018
Program Studi Teknik Sipil Universitas Krisnadwipayana
LATAR BELAKANG MASALAH
• Pertumbuhan ekonomi membuat magnet tersendiri bagi para urban untukmendekati daerah yang ekonomi atau daerah dengan pendapatan per kapitayang besar. Kepadatan penduduk itu membuat kebutuhan akan sarana danprasarana yang bertambah. Lahan yang semakin sempit memaksapenduduk yang ditengah kota beralih memilih hunian di pinggir kota ataudisekitar Jakarta. Depok dahulunya adalah Desa Urban, daerah yanghampir sebagian besar lahan terdiri dari lahan kosong situ dan daerahhijau. Kepadatan Jakarta mempengaruhi infrastuktur kota Depok. Untukmengkategorikan satu daerah dikatakan besar, perlu di analisis apaindikator-indikatornya. Pembukaan lahan di kota Depok akan di analisisdengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis yangdidapatkan dari sistem informasi geografis akan disimpulkan menjadi hasilanalisa.
BAHASAN
1. Seberapa besar perubahantutupan lahan kota Depok?
2. Apa saja karakteristikperubahan tutupan lahanKota Depok dari Desa Urban menjadi Daerah Urban?
3. Berapa besar presentaseperubahan tutupan lahandengan peningkatan dan arah perkembangan kota?
TUJUAN
Mengukur seberapa besar perubahan tutupan lahan kotaDepok?
Mengidentifikasi karakteristikperubahan tutupan lahan Kota Depok dari Desa Urban menjadiDaerah Urban?
Menganalisis besar presentaseperubahan tutupan lahan denganpeningkatan dan arah perkembangan kota?
BATASAN MASALAH
Penelitian ini hanya membahastutupan lahan dalam skala 20 tahunkota Depok.
Makalah ini mengelompokkan daerah terbangun seperti kawasan perumahan, kawasan industri, pertokoan, jalan, dan jembatan..
Penelitian ini mengelompokkan daerah tidak terbangun seperti kawasan pertanian, badan air, kawsan situ, sungai, hutan, ladang.
PULAU JAWA
KOTA DEPOK
DEPOK
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 27-09-1997
Jam : 02:18:26
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 12-07-1997
Jam : 06:23:24
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 16-08-1998
Jam : 02:13:26
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 019-08-1999
Jam : 22:31:28
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 06-09-2000
Jam : 16:28:24
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 05-09-2001
Jam : 03:02:24
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 09-12-2002
Jam : 05:58:24
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 02-07-2005
Jam : 07:52:22
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 18-05-2006
Jam : 05:42:22
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 22-07-2007
Jam : 10:02:21
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 24-06-2008
Jam : 05:04:25
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 29-07-2009
Jam : 13:55:15
PETA DEPOK
DEPOK 2013
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 08-01-2013
Jam : 06:55:15
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 28-08-2014
Jam : 05:14:18
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 24-05-2016
Jam : 13:52:19
PETA DEPOK
Sumber , www.usgs.gov
Path/ Row : 122/64
Diakusisi : Tanggal 28-06-2015
Jam : 06:46:29
Indentifikasi kenampakan kota 1996-2016
MULAI
DATA CITRA
Interprestasi citra dari tahun 1996-2016
Perubahan penggunaan lahan kota Depok 1996-2016
Perhitungan Penggunaaan lahan
SELESAI
Urban Sprawl (Kenampakan Kota Depok 1996-2016)
Persyaratan Perkotaan
PROSES
INTERPRESTASI CITRA
Klasifikasi Penutup Lahan (SNI 7645-2010)
No. Kelas penutup lahan Deskripsi
1. Denah bervegetasi
(vegetated area atau
vegetated land )
Daerah yang liputan vegetasi (minim 4%) sedikitnya
selama 2bulan dalam 1 tahun atau dengan liputan
Lichen/ Mosses lebih dari 25% (jika tidak terdapat
vegetasi lain).
1.1 Daerah pertanian Areal yang diusahakan untuk budidaya tanaman
pangan dan holtikultura. Vegetasi alamiah telah
dimodifikasi atau dihilangkan dan diganti dengan
tanaman anthropogenik dan memerlukan campur
tangan manusia untuk menunjang kelangsungan
hidupnya. Antarmasa tanam, area ini kadang-kadang
tanpa tutupan vegetasi. Seluruh vegetasi yang
ditanam dengan tujuan untuk dipanen termasuk
dalam kelas ini.
INTERPRESTASI CITRA
1.1.3 Ladang Pertanian lahan kering dengan penggarapan secara
temporer atau berpindah-pindah. Ladang adalah area
yang digunkan untuk kegiatan pertanian dengan jenis
tanaman selain padi, tidak memerlukan pengairan
secara ekstensif , vegetasinya bersifat artifisial dan
memerlukan campur tangan manusia untuk
menunjang kelangsungan hidupnya.
1.1.4 Perkebunan Lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian
tanpa pergantian tanaman selama 2 tahun.
Catatan :
Panen biasanya dapat dilakukan setelah satu tahun
atau lebih.
1.1.6 Tanaman campuran Lahan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis vegetasi
Klasifikasi Penutup Lahan (SNI 7645-2010)
INTERPRESTASI CITRA
1.2.4 Semak dan belukar Kawasan lahan kering yang telah ditumbuhi dengan
berbagai vegetasi alami heterogen dan homogen
dengan tingkat kerapatan jarang hingga rapat.
Kawasan tersebut didominasi vegetasi rendah
(alami).
Catatan :
Semak belukar di Indonesia biasanya kawasan bekas
hutan dan biasanya tidak menampakkan lagi bekas
atau bercak tebangan.
Klasifikasi Penutup Lahan (SNI 7645-2010)
2.2. Permukiman dan lahan
bukan pertanian yang
berkaitan
Lahan terbangun dicirikan oleh adanya subtitusi
penutup lahan yang bersifat alami atau semialami
oleh penutup lahan yang bersifat artifisial dan
seringkali kedap air.
2.2.1. Lahan terbangun Area yang telah mengalami subtitusi penutup lahan
alami ataupun semi alami dengan penutup lahan
buatan yang biasanya bersifat kedap air dan relatif
permanen.
2.2.1.1 Permukiman Areal atau lahan yang digunakan sebagai lingkungan
temoat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung kehidupan orang.
2.2.1.2 Bangunan industri Areal lahan yang digunakan untuk bangunan pabrik
atau industri yang berupa kawasan industri atau
perusahaan.
INTERPRESTASI CITRA
Klasifikasi Penutup Lahan (SNI 7645-2010)
2.2.1.3 Jaringan jalan Jaringan prasarana transportasi yang diperuntukkan
lalu lintas kendaraan.
2.2.1.3.1 - Jalan arteri Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi,
sesuai dengan SNI 6502.4.
2.2.1.3.2 - Jalan kolektor Jalan yang melayani angkutan dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang dan kecepatan rata-rata
sedang, sesuai denga SNI 6502.4.
2.2.1.3.3 - Jalan lokal Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-
ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata
rendah, sesuai dengan SNI 6502.3.
2.2.1.4 Jaringan jalan kereta api Rel kereta api
Hasil Klasifikasi Lahan
Gambar Perubahan Daerah Pemukiman
Depok Tahun
1996Depok Tahun
2006
Depok Tahun
2016
Besar Tutupan Lahan
Tutupan Lahan Kota Depok Tahun 1996, 2006, dan 2016
Tipe Tutupan
Lahan
Tahun 1996 Tahun 2006 Tahun 2016
Luas (Ha) (Luas %) Luas (Ha) (Luas %) Luas (Ha) (Luas %)
Badan Air 1299,75 6,45 1401,80 6,96 928,54 4,61
Hutan 5516,46 27,39 2909,83 14,45 2112,65 10,49
Ladang 2607,86 12,95 1835,85 9,12 1130,63 5,61
Lahan Terbuka 2188,00 10,86 2862,84 14,22 700,26 3,48
Pemukiman 2719,08 13,50 7392,42 36,71 10986,42 54,55
Perkebunan 2015,27 10,01 1136,22 5,64 1925,85 9,56
Pertanian 1761,30 8,75 1976,57 9,81 1431,39 7,11
Ruang Terbuka
Hijau1709,37 8,49 345,08 1,71 736,41 3,66
Total 20138,67 100,00 20138,76 100,00 20138,76 100,00
Awan 321,584 1,60 278,152 1,38 186,607 0,93
Presentase Tutupan Lahan 1996
Gambar Diagram Tutupan Lahan Tahun 1996
Dari hasil analisis perubahan
tutupan lahan dapat diketahui
dengan melihat sebesar 65,55 %
lahan tahun 1996 masuk dalam
daerah rural dengan penjabaran
6,45 % badan air, 27,39% hutan,
12,95% ladang, 10,01% perkebunan,
dan 8,75% pertanian. Sedangkan
untuk daerah urban pada tahun
1996 sebesar 32,85% yang terdiri
dari 5,31 lahan terbuka, 19,04%
pemukiman, dan 8,49 % ruang
terbuka hijau.
Presentase Tutupan Lahan 2006
Gambar Diagram Tutupan Lahan Tahun 2006
Tahun 2006 dari analisa terlihat
sebesar 52,64% merupakan daerah
urban dan daerah rural sebesar
45,98%. Terlihat besar presentase
tutupan lahan untuk daerah urban
di tahun 2006 dari 32,65% di taun
1996 menjadi 52,64% dengan selisih
20% sehingga di tahun 2006 Kota
Depok sudah dapat dikategorikan
menjadi daerah perkotaan.
Presentase Tutupan Lahan 2016
Gambar Diagram Tutupan Lahan Tahun 2016
Daerah urban sebesar 61,69% dan
daerah rural presentase
kesuluhannya sebesar 37,39%.
Presentase Tutupan Lahan 1996, 2006 dan 2016
Gambar Diagram Tutupan Lahan Tahun 1996, 2006 dan 2016
Hasil interpertasi lahan menunjukkan besar perubahan daerah pemukiman
semakin besar, dari pemukiman tahun 1996, 14% naik menjadi 37% di tahun
2006 dan kemudian naik lagi sebesar 54% ditahun 2016.
Analisis Besar Presentase Perubahan Tutupan Lahan Dengan Peningkatan Dan Arah Perkembangan Kota
Gambar Diagram Tutupan Lahan Tahun 1996, 2006 dan 2016
Analisis Besar Presentase Perubahan Tutupan Lahan Dengan Peningkatan Dan Arah Perkembangan Kota
Gambar Diagram Tutupan Lahan Tahun 1996, 2006 dan 2016
Dari analisis penjabaran
data diatas disimpulkan
bahwa perkembangan
kekotaan masiv Kota
Depok terjadi pada periode
1996 ke 2006 sebesar
19,99%
Pola Jaringan
Gambar Diagram Tutupan Lahan Tahun 1996, 2006 dan 2016
Depok Tahun
1996Depok Tahun
2006
Depok Tahun
2016
Pola perluasan perkotaan (urban sprawl) mengikuti jalan termasuk dalam pola memanjang
(ribbon development) dan mengarah ke selatan dan barat.
Kesimpulan
Besar perubahan tutupan lahan pemukiman semakin besar, dari pemukiman tahun 1996 14% naik menjadi 37% di tahun 2006 dan kemudian naik lagi sebesar 54% ditahun 2016.
Secara keseluruhan dari tahun 1996 ke tahun 2016 karakteristik perubahan tutupan lahan paling besar adalah semua berubah menjadi pemukiman dan juga lahan terbuka.
Besar presentase peningkatan kekotan Kota Depok paling masiv terjadi pada tahun 1996 ke tahun 2006 dengan peningkatan sebanyak 19,99%. Pola perkembangan Kota depok mengarah ke selatan dan barat dengan pola memanjang mengikuti jaringan jalan atau dikenal dengan pola ribbon development.
Saran
Penulis menambahkan saran untuk ketelitian dan ketepatan interpertasi tutupan dapat menggunakan peta dengan resolusi yang lebih besar lagi. Penelitian ini kurang membandingkan data seri penduduk dan data seri jalan sehingga masih agak kurang tepat. Saran penelitian berikutnya agar menampilkan data seri penduduk dan seri jalan
TERIMAKASIH
top related