ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER ...eprints.ums.ac.id/63197/12/NAKAH PUBLIKASI Jingga.pdfStandar hidup suatu bangsa sangat ditentukan oleh kebijakan makro ekonomi yang di jalankan
Post on 15-May-2019
219 Views
Preview:
Transcript
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
PERIODE 1991 – 2016
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
JINGGA INGGRIANI
B300140164
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia Periode 1991-2016
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1991-2016”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengeluaran rutin pemerintah (RUTIN),
inflasi (INF), jumlah uang beredar (JUB), penanaman modal dalam negeri (PMDN)
dan BI Rate (BIR) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan model Partial
Adjusment Model (PAM). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, pengeluaran rutin pemerintah berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Jumlah uang beredar berpenagruh negatif signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penanaman modal dalam negeri berpengaruh positif signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang. BI Rate berpengaruh negatif signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kata Kunci: PDB, Pengeluaran Rutin Pemerintah, Inflasi, JUB, PMDN, BI Rate,
model Partial Adjusment Model (PAM)
Abstract
This research entitled "Analysis of Monetary Policy Influence on Economic Growth
in Indonesia Period of 1991-2016". This study aims to determine whether there is
influence of government routine expenditure (ROUTIN), inflation (INF), money
supply (JUB), domestic investment (PMDN) and BI Rate (BIR) on economic growth
in Indonesia. The method of analysis using multiple regression analysis with Partial
Adjustment Model (PAM) model. The data used in this research is secondary data.
The results of this research show that routine government spending has a positive
and significant influence in the short term and in the long term, while the variable of
money supply has negative a dsignificant in both the short and long term. Domestic
investment has a significant positive effect in the short and long term. The variable of
BI Rate has a significant negative effect both in the short and long term on economic
growth in Indonesia.
2
Keywords: GDP, Government Routine Spending, Inflation, JUB, PMDN, BI Rate,
Partial Adjustment Model (PAM) model
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makroekonomi yang
menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara. Tak terkecuali bagi
negara yang masih berkembang seperti Indonesia, pertumbuhan ekonomi akan
selalu menjadi pusat perhatian untuk melihat tingkat perekonomian negara
tersebut. Untuk dapat mencapai tingkat perekonomian yang tinggi namun tetap
stabil tidaklah mudah, harus di ikuti oleh kemampuan variable makro ekonomi
dalam mengatasi setiap permasalahan (Seprillina, 2013).
Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1997 yang
berdampak buruk bagi negara dan rakyatnya. Goncangan ekonomi tersebut
mengakibatkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. Krisis
moneter yang berlangsung berubah menjadi krisis ekonomi, menyebabkan
lumpuhnya kegiatan ekonomi yang membuat banyak pekerja yang menganggur.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak sepenuhnya terjadi karena krisis
moneter saja, namun juga musibah lainnya yang muncul di tengah kesulitan
ekonomi di antaranya gagal panen padi selama 50 tahun terakhir. Krisis moneter
yang terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu di pandang
cukup kuat dan di sanjung oleh Bank Dunia (Tarmidi, 1998).
Bebagai langkah yang di tempuh berangsur-angsur dapat membuahkan
hasil, misalnya tercapainya kestabilan ekonomi makro yang mulai pulih seperti
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah yang cenderung menguat dan
menunjukkan kestabilan dalam beberapa tahun belakangan ini. Beberapa
kemajuan tersebut tidak lepas dari adanya penerapan kebijakan moneter serta
didukung oleh adanya perbaikan-perbaikan di sisi mikro serta perbaikan bank
dalam penyaluran kreditnya ke sektor riil, walaupun pertumbuhannya belum
seperti yang di harapkan.
3
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta proses yang berkelanjutan
merupakan suatu kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Hal ini
bisa di dapat melalui peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk
Domestik Bruto (PDB) pada setiap tahunnya. Jadi dalam pengertian makro,
pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB yang berati juga pendapatan
nasional (Tambunan, 2001).
Standar hidup suatu bangsa sangat ditentukan oleh kebijakan makro
ekonomi yang di jalankan oleh pemerintahnya. Pemerintah Indonesia memiliki
sejumlah instrument untuk mempengaruhi kebijakan makro ekonominya.
Instrumen kebijakan merupakan suatu variabel ekonomi yang berada dibawah
kontrol pemerintah yang dapat mempengaruhi satu atau lebih sasaran makro
ekonomi. Kebijakan makro ekonomi seperti dengan memberlakukan kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah dapat mengendalikan perekonomian
menuju suatu komposisi output, stabilitas harga serta perdagangan internasioal
yang lebih baik. Pemerintah juga melakukan banyak pengeluaran untuk
membiayai kegiatan perekonomian dalam arti pemerintah harus menggerakkan
dan merangsang kegiatan ekonomi secara umum (Rahayu, 2011).
kebijakan moneter yang pada dasarnya merupakan salah satu bagian
integral dari kebijakan ekonomi makro yang dapat ditempuh oleh otoritas moneter
dalam negeri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Santos dan
Nurcahyaningtyas, 2016).
2. METODE
2.1 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dimana
diwujudkan dalam bentuk angka dan analisis dengan metode statistik dan
ekonometrika. Data penelitian menggunakan data runtut waktu (time series)
dari tahun 1991-2016.
4
Penelitian ini menggunakan data produk domestik bruto (PDB),
pengeluaran rutin pemerintah, inflasi, jumlah uang beredar, penanaman modal
dalam negeri dan BI Rate di Indonesia. Metode pengumpulan data diperoleh
dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia, World Bank, data lain yang bersumber dari referensi
studi kepustakaan melalui jurnal dan bahan lainnya yang mendukung.
2.2 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul kemudian diolah dan
dianalisis dengan menggunakan teknik analisa statistik guna
mempermudah penarikan kesimpulan.Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan model Partial
Adjusment Model (PAM).
2.2.1 Model penyesuaian parsial memformulasikan fungsi jangka panjang
adalah :
di mana :
= Produk Domestik Bruto
= Pengeluaran Rutin Pemerintah
= Inflasi
= Jumlah Uang Beredar
= Penanaman Modal Dalam Negeri
= BI Rate
= konstanta
= koefisien regresi
= unsur kesalahan (error term)
5
2.2.2 Parameterisasi model jangka pendek dalam penelitian ini sebagai
berikut :
Di mana:
0 < λ< 1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil estimasi model ekonometrik di atas beserta uji pelengkapnya terangkum
dalam Tabel IV-1.
Tabel 1. Hasil Estimasi Model Ekonometri
(0,0033)* (0,5144)
(0,0027)* (0,0936)***
(0,0000)* (0,0000)*
6
R2 = 0,9985 ; F-Stat = 2117,229 ; Durbin-Watson stat = 2,1640 ;
Prob (F-statistic) = 0,0000
Uji Diagnosis
(1) Multikolinieritas (uji VIF)
Log(RUTIN) = 16,1180; INF = 302,0804; log(JUB) =75,1790;
log(PMDN) = 2,4972; BIR = 4,5668
(2) Normalitas (uji Jarque Bera)
JB(2) = 2,1706; Prob. (JB) = 0,3377
(3) Heteroskedastisitas (uji White)
= 14,3664; Prob. =0,2134
(4) Otokorelasi (uji Breusch Godfrey)
= 5,5300; Prob. =0,1369
(5) Linieritas (uji Ramsey Reset)
F(2,16) = 0,0319; Prob. (F) = 0,9686
Sumber : BPS, Bank Indonesia, Kemendag, World Bank, diolah.
Keterangan*Signifikan pada α = 0,01 ; **Signifikan pada α = 0,05 ;
***Signifikan pada α = 0,10. Angka dalam kurung adalah probabilitas
empiric (p value) t-statistik
Dari Tabel IV-1 terlihat nilai koefisienregresilambda(λ) sebesar
0,9504 yang berarti koefisien adjustment δ-nya akan memenuhi syarat terletak
di antara 0-1. Nilai p atau probabilitas (signifikan) empirik statistik t koefisien
lambda terlihat sebesar 0,0000, yang berati koefisien lambda signifikan pada
α = 0,01. Kedua kondisi ini menunjukkan bahwa model terestimasi adalah
benar-benar merupakan model PAM, yang dapat mempresentasikan
keberadaan hubungan teoritik jangka panjang antara variabel dependen dan
variabel independen, yang dipilih untuk menyusun model ekonometrik dalam
penelitian ini.
7
Penghitungan koefisien jangka panjang untuk seluruh variabel
independen adalah seperti berikut:
λ = 1 – δ
0,9504 = 1 – δ
δ = 1 - 0,9504
δ = 0,0496
α0 = δβ0
-2,9509 = 0,0496. β0
β0 = -2,9509/ 0,496
β0 = -59,4939
LOG(RUTIN)
α1 = δβ1
0,0263 = 0,0496.β1
β1 = 0,0263/0,0496
β1 = 0,5302
INF
α2 = δβ2
0,4494 = 0,4496. β2
β2 = 0,4494/0,0496
β2 = 9,0604
LOG(JUB)
α3 = δβ3
-0,0767 = 0,0496. β3
β3 = -0,0767/0,0496
β3 = -1,5463
LOG(PMDN)
α4 = δβ4
0,0120 = 0,0496.β4
8
β4 = 0,0120/0,0496
β4 = 0,2419
BIR
α5 = δβ5
-0,0064 = 0,0496.β4
Β5 = -0,0064/0,0496
Β5 = -0,1290
Adapun hasil estimasi dalam jangka panjang sesuai dengan alat
analisis dalam penelitian ini adalah :
3.1 Uji Asumsi Klasik
3.1.1 Uji Multikolinieritas
Dari Tabel IV-2 terlihat nilai VIF untuk variabel log(PMDN) dan
BIR lebih kecil dari 10, sementara nilai VIF variabel log(RUTIN), INF,
log(JUB) dan log(PDB(-1)) lebih besar dari 10. Jadi terdapat
multikolinieritas pada variabel log(RUTIN), INF, log(JUB) dan
log(PDB(-1)).
3.1.2 Uji Normalitas
Dari Tabel IV-1, terlihat signifikansi χ2 uji Jarque Bera adala
hsebesar 0,3377 (> 0,10), maka H0 diterima kesimpulan distribusi ut
normal.
9
3.1.3 Uji Heterokedastisitas
Dari Tabel IV-1,terlihat signifikansi statistik χ2uji White sebesar
0,2134 (> 0,10), maka H0 diterima kesimpulantidak terdapat masalah
heterokedastisitas dalam model.
3.1.4. Uji Otokorelasi
Dari Tabel IV-1, terlihat signifikansi χ2
uji Breusch Godfrey
sebesar 0,1369 (> 0,10), maka H0 diterima kesimpulam tidak terdapat
masalah otokorelasi dalam model.
3.1.5 Uji Spesifikasi Model
Dari Tabel IV-1, terlihat nilai signifikansi statistik F uji Ramsey
Reset adalah sebesar 0,9686 (> 0,10), maka H0 diterima kesimpulan
spesifikasi model linier (benar).
3.2 Uji Kebaikan Model
3.2.1 Uji Eksistensi Model (Uji F)
Dari Tabel IV-1 terlihat nilai probabilitas atau signifikansi F-
statistik pada model estimasi model memiliki nilai 0,0000< 0,01; jadi H0
ditolak, kesimpulan model yang dipakai dalam penelitian eksis.
3.2.2. Uji Koefisien Determinasi Majemuk (R2)
Koefisien determinasi R2
menunjukkan daya ramal dari model
terestimasi. Dari Tabel 1 terlihat R2
sebesar 0,9985 atau 99,85% variasi
variabel produk domestik bruto (PDB) dapat dijelaskan oleh variasi
variabel pengeluaran rutin pemerintah (RUTIN), inflasi (INF), jumlah
uang beredar (JUB), penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan BI
Rate (BIR). Sisanya 0,15 % dijelaskan oleh variasi variabel-variabel atau
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
10
3.2.3. Uji Validitas Pengaruh (Uji t)
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel sig. t kriteria Kesimpulan
Log(RUTIN) 0,0033 ≤ 0,01 Signifikan ada α = 0,01
INF 0,5144 ≥ 0,10 Tidak signifikan α ≥
0,10
Log(JUB) 0,0027 ≤ 0,01 Signifikan ada α = 0,01
Log(PMDN) 0,0936 ≤ 0,10 Signifikan ada α = 0,10
BIR 0,0000 ≤ 0,01 Signifikan ada α = 0,01
Sumber :data diolah oleh E-views
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengolahan data Partial Adjusment Model (PAM)
menunjukkan koefisien kelambanan (λ) variabel PDB terletak diantara
0 < λ < 1, yaitu sebesar 0 < 0,9504 < 1. Dari hasil tersebut telah
membuktikan bahwa secara signifikan statistik besar λ harus
signifikan dengan tanda koefisien adalah positif. Maka dapat
disimpulkan bahwa model tersebut benar-benar model penyesuaian
partial.
2. Berdasarkan uji asumsi klasik, penelitian ini dinyatakan lolos semua
uji kecuali uji multikolinieritas pada variabel pengeluaran rutin
pemerintah terdapat masalah multikolinieritas dimana nilai VIF
menunjukkan angka lebih dari 10 persen.
3. Berdasarkan uji kebaikan model yang dilakukan menunjukkan bahwa
model yang dipakai eksis. Artinya secara serempak variabel
11
pengeluaran rutin pemerintah, inflasi, jumlah uang beredar,
penanaman modal dalam negeri dan BI Rate berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4. Berdasarkan uji t yang dilakukan pada pertumbuhan ekonomi
disimpulkan variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Variabel pengeluaran rutin pemerintah
berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Variabel jumlah uang beredar berpenagruh negatif signifikan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Variabel penanaman modal dalam negeri
berpengaruh positif signifikan dalam jangka pendek dan jangka
panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Variabel BI
Rate berpengaruh negatif signifikan dalam jangka pendek maupun
jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4.2. Saran
1. Kepada otoritas moneter Indonesia, yaitu Bank Indonesia diharapkan
selalu menjaga efisiensi lembaga keuangan agar instrument kebijakan
moneter dapat optimal untuk mempengaruhi sektor perbankan
tersebut. Jika respon dari sektor perbankan dapat optimal, maka
pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat.
2. Dengan adanya pengeluaran rutin pemerintah dan penanaman modal
dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi maka perlu untuk
ditingkatkan. Mengingat faktor mengalami fluktuatif, pemerintah
diharapkan lebih memperhatikan pertumbuhan ekonomi, sehingga
tingkat pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan stabil.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode
penelitian dan dapat lebih menggunakan variabel makroekonomi yang
12
lebih banyak agar dapat memperoleh hasil yang lebih mendekati
dengan kondisi yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achsani, N. A. 2003. Toward East Asian Economic Integration – An
Application of Fuzzy Clustering. Lehrsthul fur Statistik und
Okonometrie Universitas Postdam. SS.
Anfofum, Alexander Abraham, dkk. 2014. Military Spending and External
Debt Burden in Nigeria. Vol. 2 No. 7 July 2014. Kaduna State
University, Nigeria.
Atmadja, Adwin Surya. 2000. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia:
Perkembangan dan Dampaknya. Jakarta: UKP.
Ayunku, Peter Ego and Lydnon M. Etale. 2016. Econometric Analysis of
External Debt, Exchange Rate and Economic Growth in Nigeria. Vol.–
VII, Issue – 2, April 2016. Niger Delta University, Bayelsa State,
Nigeria.
Badan Pusat Statistik. 2016. Beberapa Edisi. Statistik Indonesia. Jakarta
Pusat.
Basri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subri. 2003. Keuangan Negara dan
Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
ÇELİK, Faik. 2015. Foreign Borrowing, Reasons and Results Turkey Sample.
Vol. 1, No. 1, January 2015. Kocaeli University, Ö.İsmet UZUNYOL
Vocational High School, Turkey.
Devi, Selvia Inca. 2017. Pengaruh PDB, Pengeluaran Pemerintah, dan Defisit
Anggaran Terhadap Utang Luar Negeri Indoesia. Universitas Negeri
Medan.
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta, Erlangga.
Ghani dan Zhang. 1995. Is Ethopia’s Debt Sustainable?. Policy Research
Working Paper 1525.
Gujarati. 1995. Ekonometrika Dasar. Erlangga, Jakarta.
13
Harjanto, Totok. 2015. Hutang Luar Negeri Indonesia antara Kebutuhan dan
Beban Rakyat. Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2015. STIE Indonesia Jakarta.
Jaya, Moh Damar. 2014. Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman
Modal Asing (PMA), Dan Ekspor Terhadap Produk Domestik Bruto
Indonesia Tahun 1998-2012. E-Jurnal Ilmu Ekonomi Universitas
Brawijaya, Vol 2, No 2.
Jilenga, Moga Tano, dkk. 2016. The Impact of External Debt and Foreign
Direct Investment on Economic Growth: Empirical Evidence from
Tanzania. Vol. 7, No. 2; 2016. Hunan University, Changsha, China.
Kida, Nakije Miftar. 2017. External Debt and FDI in Kosovo, Stimulating
Growth. Vol. 8 Nr. 1, 2017. College AAB, Pristina, Albania.
Kementerian Keuangan. 2016. Beberapa Edisi. Data Pembiayaan APBN.
Jakarta: Kementerian Keuangan.
Malik, Abdul dan Denny Kurnia. 2017. Pengaruh Utang Luar Negeri dan
Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal
Akuntansi. Vol. 3 No. 2. Januari 2017.
Mankiw, Gregory. ed keenam. 2006. Makroekonomi. Erlangga: Jakarta
Manzocchi, Stefano. 2001. External Finance and Foreign Debt in Central and
Eastern European Countries. IMF Working Paper No. 97/134.
Putra, Ida Bagus Putu Purnama dan I G. B. Indrajaya. 2013. Pengaruh
Tingkat Inflasi, Utang Luar Negeri dan Suku Bunga Kredit terhadap
Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1996-2011. Vol. 2, No. 11.
Universitas Udayana.
Ramadhani, Muhammad Adib. 2014. Pengaruh Defisit Anggaran,
Pengeluaran Pemerintah dan Hutang Luar Negeri Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus 6 Negara ASEAN Tahun 2003-
2012). E-Jurnal Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya, Vol 2, No 1.
Rahardja. 2001. Utang dan Perekonomian. Jakarta, Wahana.
Saheed, Zakaree S, dkk. 2015. Impact of Public External Debt on Exchange
Rate in Nigeria. Vol. 2, No. 1, 2015. Kaduna, Kaduna State, Nigeria.
14
Samuelson dan Nordhaus. 2001. Ilmu Makro Ekonomi. New York: McGraw-
Hill.
Shahzad, Farrukh, dkk. 2014. Impact of External Debt on Economic Growth:
a Case Study of Pakistan. Vol.(89), № 12-2, 2014. Jinnah College of
Commerce and Science, Pakistan.
Saputro, Yogie Dahlly dan Aris Soelistyo. 2017. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Utang Luar Negeri di Indonesia. Vol X Jilid X/2017
Hal. 45 – 59. Jurnal Ilmu Ekonomi.
Tambunan, Tulus. 2008. Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri.
Rajawali Pers, Jakarta.
Togatorop, Sahat. M dan Nyoman Djinar. S. 2017. Pengaruh Utang Luar
Negeri, Net Ekspor, dan Belanja Wisatawan Mancanegera terhadap
Cadangan Devisa di Negara Indonesia Tahun 1994-2013. Vol. 6, No. 6
Juni 2017. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Ulfa, Salawati dan T. Zulham. 2017. Analisis Utang Luar Negeri dan
Pertumbuhan Ekonomi: Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152. Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh.
Utomo, Yuni Prihadi. 2014. Buku Praktek Komputer Statistik II. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Wahyuni, I Gusti Ayu Putri, dkk. 2014. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan
Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana 3.8 (2014) :458-477.
World Bank. 2016. Beberapa Edisi. External Debt. Indonesia.
Zaman, Rashid. 2014. “The Role of External Debt on Economic Growth:
Evidence from Pakistan Economy”. Vol.5, No.24, 2014. Bahria
University Islamabad, Pakistan.
top related