ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …
Post on 16-Oct-2021
1 Views
Preview:
Transcript
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM
PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA PERAWAT YANG
BEKERJA DENGAN SISTEM SHIFT DI RSUD
AMBARAWA
Oleh:
NOARI ELISTA SARI
NIM: 212011100
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
x
ABSTRACT
Hospital is one of the service institutions that operate 24 hours with the nurse as the front liners
in the hospital health service. The task performed by nurses in their service is directly related to
working hours shift. By applying this regulation in shift hours, the health safety and security
procedures must be applied at best and based on the standard in order to maintain safety and
security of the nurses. Based on the preliminary interview at Ambarawa Public Hospital there
have never been any problem arise with the working hours shift. Whereas based on the earlier
research Deo (2012) and Fitria & Hasnah (2013) working in shift may cause problem to health
safety and securities issues. The purpose of this research is to find out how the Ambarawa public
Hospital apply health and safety security procedures. This is a qualitative research; the method
use to collect information is by interview to 7 nurses working by shift hours at Ambarawa Public
Hospital. Observation and data analysis is using qualitative method. The result shows that the
application of health, safety, and security to nurses working in shift hours is not running based on
the regulation of Health Minister, there are some rules that have not been met such as providing
food for nurses during night shift, regular health check and usage of self protective equipments.
Keywords: health, safety and security, nurse shift, hospital
xi
SARIPATI
Rumah Sakit adalah salah satu pelayanan yang beroperasi 24 jam dimana perawat merupakan
ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Pekerjaan seorang perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan tidak terlepas dari pengaturan jam kerja /shift kerja. Dengan adanya
pengaturan tersebut, Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diterapkan sebaik
mungkin dan sesuai dengan standar yang ada dengan tujuan agar kesehatan dan keselamatan kerja
perawat terjaga dengan baik. Berdasarkan wawancara pendahuluan di RSUD Ambarawa belum
pernah timbul dengan adanya masalah akibat kerja dalam karyawan shiftnya.Padahal berdasarkan
penelitian sebelumnya (Deo,2012) pekerja perawat mengalami gangguan kesehatan dan
keselamatan, dari analisis data diketahui bahwa gangguan tidur sebanyak 52,6% dan gangguan
kesehatan sebanyak 69,4%. Penelitian (Fitria &Hasnah, 2013) berdasarkan data yang di dapatkan
data perawat yang bekerja shift 85% dan yang nonshift 15%. Shiftkerja yang paling banyak
menyebabkan gangguan pola tidur pada pekerja adalah pada pekerja shift malamPenelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan secara langsung terhadap objek yang diteliti,
untuk mendapat data – data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah, pengumpulan
data dilakukan dengan metode wawancara yang dilakukan terhadap 7 informasi pekerja perawat
shift dari 198 pekerja di RSUD Ambarawa dan observasi, analis data menggunakan metode
kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bahwa Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
untuk perawat shift belum berjalan sesuai dengan yang seharusnya yang di tetapkan oleh
Keputusan Menteri Kesehatan.
Kata kunci: K3, Perawat Shift, RSUD
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
yang sungguh luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini sebagai salah
satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak-
pihak terkait yang telah memberi bimbingan, bantuan dan dukungan selama perkuliahan dan
sampai pada akhirnya kertas kerja ini boleh selesai dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai, memberkati, menolong, memberikan
pengharapan kepada penulis
2. Kedua orang tua tercinta bapak dan ibu Suwarno, kakak tersayang Nuryanti, serta
adik tersayang Retno Amwar yang selalu memberi dukungan, semangat, dan doa.
3. Ibu Rosally Franksiska SE, MBA selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan
telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis
menyelesaikan kertas kerja ini. Terimakasih Ibu atas ide-ide, saran dan kritik yang
membangun selama ini.
4. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
5. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
6. Ibu Hani Sirine SE, MBA, selaku wali studi selama perkulihan.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membagikan bekal ilmu
pengetahuan dan pengalaman kepada penulis selama perkuliahan.
8. Seluruh staf TU Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membantu penulis selama
kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
9. Bapak Bambang dan perawat RSUD Ambrawa yang telah mengijinkan, memberikan
waktu serta informasi bagi penulis untuk melakukan wawancara dan observasi.
10. Teman-teman terbaik penulis selama menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi dukungan dan
semangat: Yohana Septyani, Farieda Leontin, Irnawati Sagala, Yuni Eka Risma
xiii
Iriani, Margarita Silvia, Sara Linawati, Dimas Indra, Budi, serta rekan seperjuangan
seluruh angkatan 2011 Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
11. Sahabat sejatiku Erik dan Tanthia yang selalu memotivasi dan memberi dukungan.
Terimakasih sudah menjadi sahabat sejatiku selama ini disaat susah maupun senang.
Salatiga, 10 November 2015
Penulis
Noari Elist Sari
xiv
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila sudah selesai
(mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.
(Q.S Al Insyirah : 6-8)
"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah
berhasil melakukannya dengan baik."
(Evelyn Underhill)
xv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Karya Tulis ........................................................................................... ii
Halaman Persetujuan/ Pengesahaan ....................................................................................... iii
Halaman Motto ...................................................................................................................... iv
Abstract .................................................................................................................................. vi
Saripati ................................................................................................................................... vii
Ucapan Terima Kasih ............................................................................................................ viii
Daftar Isi................................................................................................................................. ix
Latar Belakang Penelitian ..................................................................................................... 1
Tinjauan Pustaka.................................................................................................................... 3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja......................................................................................... 3
Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja................................................................ 3
Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja.......................... 4
Keputusan Menteri Kesehatan................................................................................... 5
Shift Kerja.................................................................................................................. 5
Undang – Undang Ketenagakerjaan Shift.................................................................. 6
Metode Penelitian.................................................................................................................... 6
Jenis Penelitian........................................................................................................... 6
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data................................................................ 6
Teknik Analisis Data ................................................................................................... 7
Hasil Penelitian dan Pembahasan........................................................................................... 7
Gambaran Umum Tentang RSUD Ambarawa........................................................... 7
Sistem Penerapan Shift Di RSUD Ambarawa............................................................ 10
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja......................................................... 12
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja............................................................... 13
Standart Pelayanan Kesehatan Kerja........................................................................... 15
xvi
Standart Pelayanan Keselamatan Kerja...................................................................... 17
Pembahasan............................................................................................................................ 19
Kesimpulan dan Saran............................................................................................................ 20
Kesimpulan.................................................................................................................. 20
Implikasi Terapan........................................................................................................ 20
Keterbatasan Penelitian................................................................................................ 21
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 22
Daftar Lampiran....................................................................................................................... 23
1
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA PERAWAT YANG BEKERJA DENGAN SISTEM SHIFT DI
RSUD AMBARAWA
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat yang mencakup
pelayanan medis dan penunjangmedis, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian. Rumah Sakit membutuhkan tenaga kerja, salah satunya pekerja
perawat(Depkes RI 2003).Perawat adalah salah satu pekerja yang berperan penting dalam upaya
menjaga mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Perawat yang bertugas di ruang inap dan
rawat jalan akan mempunyai resiko yang lebih besar terhadap kesehatan dan keselamatan bagi
perawat sendiri (Mariyanti& Citrawati, 2011). Resiko kesehatan bagi perawat tersebut antaralain
saat perawat berinteraksi dengan pasien yang intensitasnya paling tinggi dibandingkan dengan
komponen lainnya. Setiap hari perawat tidak pernah jauh dan selalu berinteraksi dengan pasien.
Hal tersebut yang membuat perawat selalu berhadapan langsung dengan bahaya dan dapat
mengancam kesehatan dan keselamatan kerja perawat baik pagi, siang maupun malam hari
(Wakhid dkk., 2011).
Perkembangan ekonomi sumberdaya manusia yang saat ini semakin pesat di Indonesia,
sehingga membuka peluang kerja yang sangat besar untuk tenaga kerja laki – laki dan
perempuan. Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja di perusahaan juga tidak terlepas dari
adanya masalah, antaralain yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (Mallping &
Nurfadilah, 2013). Kesehatan dan keselamatan kerja dapat dicapai dengan melihat physiological
fisik yang terdiri dari kecelakaan, penyakit cidera dan kekerasan.Sedangkan dari segi psikologis
terdiri dari kesehatan mental, kejenuhan pekerjaan dan tekanan (Malthis, 2011).Dalam suatu
organisasi ada juga yang mewajibkan karyawannya untuk bekerja pada malam hari,salah satunya
pekerja perawat di RSUD Ambarawa.Pekerja shiftmalam secara konsisten mengalami kurang
tidur 1-3 jam dalam waktu 24 jam dibanding pekerja non-shift. Kualitas tidur pekerja shift
malam lebih rendah dibanding dengan pekerja non-shift, bekerja dimalam hari juga
menimbulkan berbagai resiko terutama dalam kesehatan, Tribun Jateng (2014).
2
Dalam Undang – Undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dalam pasal 86
dinyatakan bahwa tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai – nilai agama. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting
dalam setiap proses operasional, baik di sektor tradisional maupun modern (Silalahi& Sillalahi
1991). Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan disetiap tempat
kerja.Salah satu upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah memelihara faktor – faktor
lingkungan kerja agar dalam bekerja merasa aman dan sehat, sehingga tidak terserang penyakit
atau kecelakaan akibat kerja. Tenaga kerja jugaakan merasa nyaman dalam menjalankan
tugasnya (Hesti, 2012).
RSUD Ambarawa merupakan instansi rawat inap yang memperkerjakan perawat
sebanyak 198 pekerja. Pembagian kerja perawat dibagi menjadi dua bagian pekerja perawat shift
dan pekerja perawat non-sfhift. Pekerja shift sendiri juga dibagi menjadi tiga shift yaitu:shift pagi
jam kerja mulai dari jam 07.00-14.00, shift siang di mulai dari jam 14.00-20.00 dan shift malam
di mulai dari jam 20.00-07.00. Bekerja shiftbanyak menimbulkan banyak masalah mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja terutama pada shift malam (Deo,2012). Berdasarkan wawancara
pendahuluan di RSUD Ambarawa ini belum muncul berbagai masalah mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja terhadap pekerja perawat shift terutama padashift malamnya. Padahal
berdasarkan penelitian (Deo,2012) pekerja perawat mengalami gangguan kesehatan dan
keselamatan, dari analisis data diketahui bahwa gangguan tidur sebanyak 52,6% dan gangguan
kesehatan sebanyak 69,4%. Penelitian (Fitria &Hasnah, 2013) berdasarkan data yang di dapatkan
data perawat yang bekerja shift 85% dan yang nonshift 15%. Shiftkerja yang paling banyak
menyebabkan gangguan pola tidur pada pekerja adalah pada pekerja shift malam.
Berdasarkanlatar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan yang ada yaitu,
bagaimana pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan kepada
perawat shift di RSUD Ambarawa?.Penelitian ini bertujuanuntuk dapat melihat secara langsung
bagaimana pelaksanaan program perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan
kepada perawat yang bekerja pada malam hari di Rumah Sakit Umum Ambarawa.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk lebih memahami tentang bagaimana pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja
di RSUD Ambarawa penulis memaparkan teori mengenai kesehatan dan keselamatan kerja,
ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit,pekerja shift dan Undang –
Undang yang terkandung dalam pekerja shift.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja
dan lingkungan, serta cara – cara melakukan pekerjaan dan keselamatan kerja juga merupakan
tugas semua pekerja (Bennet dan Rumodang, 1995).Menurut Suma’ur (2009) kesehatan kerja
adalah ilmu kesehatan yang diterapkan di lingkungan kerja yang bertujuan untuk mewujudkan
tenaga kerja yang sehat,produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan yang mantap
antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan. Sedangkan WHO / ILO (1995) mengatakan
kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meninggkatkan kesehatan para pekerja atau buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan
rehabilitas. Konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit adalah upaya yang
diberikan untuk seluruh pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung atau pengantar orang sakit
untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman
baik bagi pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung atau pengantar orang sakit, maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah Sakit.
Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut (Mangkunegara,2005) kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan agar setiap
pegawai mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan kerja baik secara fisik, sosial, dan
psikologis, perlengkapan kerja digunakan sebaik – baiknya, semua hasil produksi dipelihara
keamanannya, adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai,meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja, supaya terhindar dari
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau kondisi kerja, dan agar semua
pegawai merasa aman dan terlindung dalam bekerja.
4
Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan
bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Maka Rumah Sakit (RS) juga
termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung RS.Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS
menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Segala hal yang menyangkut penyelenggaraan K3 di Rumah
Sakit diatur di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 tentang Pedoman Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit termasuk pengertian dan ruang lingkup kesehatan dan
keselamatan kerja di Rumah Sakit. Prinsip pelaksanaan dan program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit (K3RS) dapat dipahami secara utuh, perlu diketahui pengertian komponen
dalam kapasitas kerja yang status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik
yang prima setiap pekerja, agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Program k3 di
Rumah Sakit bertujuan untuk melindungi keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat serta
lingkungan sekitar Rumah Sakit.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
upaya kesehatan kerja ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Sedangkan khususnya pada
pasal 165 pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja berdasarkan pasal diatas
maka pengelola tempat kerja di Rumah Sakit mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para
tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan
kerja.Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien,penyediaan
pelayanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di Rumah
Sakit.Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga resiko
terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja di Rumah Sakit dapat dihindari,
Mentri Kesehatan RI (2010).
5
Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)
Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) sangat berguna sebagai pedoman untuk
perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh masyarakat rumah sakit seperti
pasien, pengunjung, dan seluruh pekerja Rumah Sakit.Pengelola tempat kerja wajib melakukan
segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,peningkatan, pengobatan dan
pemulihan bagi tenaga kerja.KMK diterapkan di Rumah Sakit karena keputusan ini dibuat dan
ditujukan kepada seluruh masyarakat Rumah Sakit diantaranyaperawat, perawat merupakan
salah satu objek yang terkena dalam aturan yang diterapkan oleh KMK maka dari itu perawat
harus mematuhi peraturan yang diterapkanoleh KMK.
Shift Kerja
The International Labour Office (International Labour Organization, 1990) atau
organisasi buruh internasional mendefinisikan shift kerja adalah sebagai suatu metode dalam
bekerja dari suatu organisasi dimana para pekerja bekerja sama satu sama lain di tempat kerja
sehingga dapat beroperasi lebih lama daripada jam kerja yang normal. Bagi perusahaan
pengaturan shift kerja dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran dan pemenuhan
target produksi, sedangkan bagi pekerja merupakan beban kerja yang harus dipikul sebagai
pekerja (Ummul, 2012). Bagi pekerja shift kerja berarti berada pada lokasi kerja yang sama. Shift
kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dikerjakan secara
teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kereja dapat dilakukan
lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam/hari. Alasan lain dari shift kerja adalah
kebutuhan sosial akan pelayanan seperti polisi dan Rumah Sakit yang benar – benar dibutuhkan
pelayanannya dalam 24 jam/hari dan 7 hari/minggu (Susetya, 2012).
Undang – Undang Ketenagaakerjaan Pekerja Shift
Jam kerja untuk para pekerja diatur dalam Undang – Undang No.13 Tahun 2013 tentang
ketenagakerjaan yang terdapat dalam pasal 77 sampai dengan pasal 85.Pasal 77 ayat 1 mengatur
2 sistem waktu dalam kerja yaitu waktu kerja lembur,sedangkan pasal1 ayat 1 peraturan menteri
No.102/MEN/VI/2004 Undang – Undang menegenai shift pagi, shift siang dan shift malam jika
jam kerja di lingkungan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya ditentukan menjadi tiga
shift pembagian setiap shift adalah maksimum 8 jam perhari, termasuk waktu istirahat antara jam
6
kerja (pasal 79 ayat 2 huruf a UU No.13/2003). Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan
waktu kerja 8 jam/hari per-shift atau melebihi jumlah jam kerja 40 jam per minggu, harus
sepengetahuan dan dengan surat perintah tertulis dari pimpinan menejemen perusahaan yang
diperhitungkan sebagai waktu kerja lembur (Pasal 78 ayat 2 UU No.13/2003).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif secara
menyeluruh mendeskripsikan dengan bahasa dan kata – kata pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moelong, 2007).
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis datayang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data
primer diperoleh dari hasil wawancara narasumber dan melakukan wawancara langsung ke
instansi. Untuk wawancara narasumber peneliti akan mewawancarai kepala bagian keperawatan
dan perawat yang bekerja di RSUD Ambarawa. Data sekunder diperoleh dari instansi dalam
bentuk Profil RSUD Ambarawa dan dokumen - dokumen yang dimiliki oleh instansi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik wawacara, Moelong (2007)
mengatakan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu).Komunikasi secara langsung dapat berguna untuk
mendapatkan keterangan atau data yang dibutuhkan peneliti.Populasi sampel yang digunakan
sebanyak 7 orang karena berkaitan langsung dengan aktivitas yang dilakkan sehari – hari di
Rumah Sakit tersebut. Dan dengan memwawancari tujuh orang karena dengan mewawancarai 4-
10 orang hasil penelitian sudah bisa digeneralisir.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah menelaah seluruh data dari berbagai sumber seluruh data yang
diperoleh melalui wawancara,pengamatan, pencatatan yang ada dilapangan dan dari sumber -
sumber lainnya dibaca dan dipelajari dan di telaah keterkaitannya satu sama lain moelong (2007)
7
Pemeriksaan keabsahan data didalam suatu penelitian kualitatif, pemeriksaan keabsahan
dan kepercayaan data berguna untuk memastikan bahwa data – data penelitiannya benar – benar
alamiah.Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang disebut dengan
triangulasi.Penelitian menggunakan uji triangulasi sumber.Menurut Sugiyono (2012:241),
triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data.
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Pada bagian ini disajikan hasil analisis dari data penelitian.Hasil analisis data penelitian
tersebut disajikan dan diuraikan satu persatu secara sistematis sesuai dengan fokus penelitian.
Gambaran Umum Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang berdiri sejak 1930, milik Yayasan Khatolik pada
masa pemerintahan Hindia Belanda, kemudian pada tahun 1945 sebagian pengelola diserahkan
kepada Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II dan pada tahun 1956 secara keseluruhan
Rumah Sakit diserahkan Pemerintah Daerah Tingkat II Kab. Semarang.Sesuai Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 203/Man Kes/SK/II/1993, tanggal 23
Febuari1993 dan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat IIKab Semarang No: 203/2017/1993
RSUD Ambarawa berubah menjadi Rumah Sakit Type C dengan kapasitas 124 tempat
tidur.Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa pertama kalidiperoleh pada tahun
1995 yaitu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat IISemarang Nomor 28
Tahun 1995 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Tingkat II Semarang.Berdasarkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Semarang Nomor
4 Tahun 1999 dan Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 445/303/PUOD RSUD Ambarawa
menjadi Rumah SakitSwadana Daerah dengan kapasitas tempat tidur 140 tempat
tidur.Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor 4 Tahun 2002 dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 RSUD Ambarawa menjadi Rumah Sakit Swanda Daerah
dengan kapasitas tempat tidur 154 tempat tidur. Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang
8
Nomor 1 Tahun 2004 pengelolaan swadana RSUD Ambarawa dicabut, diusulkan untuk
mendapat Struktur Organisasi dan tata kerja yang baru. Berdasarkan Pemerintah Kabupaten
Semarang Nomor 20 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja RSUD Ambarawa dengan struktur Kepala RSUD Ambarawa Eselon 2B.
Pada Tahun 2008 RSUD Ambarawa mengalami perubahan Struktur Organisasi dan Tata
Kerja berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tanggal 4
Januari 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata kerja RSUD Ambarawa.Pada Tahun 2011
RSUD Ambarawa mengalami perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun 2011 tanggal 4 Januari tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa.Pada tahun 2011 RSUD Ambarawa menjadi PPK-
BLUD dengan status penuh dengan berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor
445/0529/2011 tanggal 27 Oktober 2011 tentang Penetapan Penerapan Pola Pengelola Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status Penuh
RSUD Ambarawa adalah milik Pemerintah Kabupaten Semarang yang terletak di jalan
Kartini No.101 Ambarawa Kabupaten Semarang, dengan luas lahan 12.000 𝑚2 .Penataan
bangunan yang ada saat ini masih dalam tahap pengembangan untuk memenuhi tuntunan
kebutuhan kapasitas dan kualitas pelayanan yang berkembang pesat baik dilihat dari sisi internal
(petugas pemberi pelayanan kesehatan) maupun eksternal (pengunjung dan pasien) Rumah Sakit.
9
RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang saat ini mempunyai kapasitas 250 tempat tidur
yang terdiri dari :
Tabel 1
Jumlah Tempat Tidur
No Nama Ruang Jumlah Tempat Tidur
1 VIP 15 Tempat Tidur
2 Kelas 1 38 Tempat Tidur
3 Kelas 2 49 Tempat Tidur
4 Kelas 3 113 Tempat Tidur
5 ICU 5 Tempat Tidur
6 Peristi 16 Tempat Tidur
7 Rawat Gabung 12 Tempat Tidur
Sumber: data profil RSUD Ambarawa (2011)
Tabel 2
Ruang Perawat
No Ruang Perawatan
1 Ruang Cempaka
2 Ruang Dahlia
3 Ruang Mawar
4 Ruang Seruni
5 Ruang Bougenvile
6 Ruang Melati
7 Ruang Flamboyan
8 Ruang Teratai
9 Ruang Nyelir
10 Ruang Anggrek
11 Ruang Intensive Care
Sumber: data profil RSUD Ambarawa (2011)
10
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa narasumber, berikut tabel daftar nama
narasumber perawat:
Tabel 3
Narasumber
Nama Jabatan Usia(Tahun) Lama Kerja Pendidikan
Terakhir
Bpk.
Bambang
Kepala Bag.
Keperawatan
51 Tahun 2 Tahun S2
Ny. Hanif Perawat 34 Tahun 12 Tahun S1
Ny. Sari Perawat 24 Tahun 4 Bulan S1
Ny. Lilis Perawat 38 Tahun 6 Tahun S1
Ny. Sri Perawat 37 Tahun 6 Tahun S1
Bpk. Takim Perawat 24 Tahun 4 Bulan S1
Bpk. Agus Perawat 35 Tahun 3 Tahun S1
Sumber: data olahan (2015)
Sistem Penarapan Shift Di RSUD Ambarawa
Pembagian Waktu shift kerja perawat di RSUD Ambarawa di bagi menjadi tiga shift:
shift pagi, siang dan malam, pekerja dalam sistem shift ini berdampak dalam kelelahan kerja
pada pekerja perawat hal tersebut terlihat dari hasil pernyataan narasumber berikut ini :
”bagi saya shift pagi lebih melelahkan daripada shift malam dan shift siang karena pada
pagi hari programnya lebih banyak”.(Narasumber NS.3)
“saya lebih suka bekerja pada shift malam, karena shift malam pekerjaan’nya ringan,
dan shift yang menurut saya paling melelahkan itu bekerja pada pagi hari”.(NS.3)
Adapun fasilitas – fasilitas makan yangdiberikan kepada perawat, namun fasilitas yang
diberikan belum memenuhi standar dalam peraturan yang sudah diterapkan oleh KMK. Fasilitas
yang diberikan dan belum memenuhi standar dalam KMK ini pada saat shift malam, pekerja
yang dinas pada malam hari seharusnya mendapat makanan yang mengandung gizi lebih, hal
tersebut tersirat dan hasil pernyataan beberapa narasumber berikut ini:
11
“untuk fasilitas pekerja shift menurut saya belum di terapkan dengan baik, terutama
pada shift malamnya karena kerja pada shift malam harus diberikan asupan tambahan
gizi dan disini belum di tentukan”.(NarasumberNS.2)
“fasilitas makan yang diberikan, disini yang diberikan untuk pagi dan siang hari snack,
dan untuk malam harinya dikasih mie instan sama telur”.(NS.5)
“Fasilitas, belum memenuhi aturan sih ya mbak yang buat shift malamnya, karena
fasilitas makan pada malam hari disini hanya dikasih mie instan dan telor saja”.(NS.6)
Bekerja pada malam hari bagi perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum Ambarawa
terkadang membawa dampak buruk terhadap kesehatan perawat yang berdinas malam, sesuatu
hal yang pernah terjadi yaitu sakit kepala dan demam, hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara
narasumber berikut:
“pernah sih meriang pada saat kerja di shift malam, pada siang hari saya tidak
beristirahat dengan cukup karena banyak pekerjaan rumah yang harus saya
selesaikan”.(NS.4)
“saya pernah sakit demam saat berdinas malam, sakit tersebut mungkin terjadi karena
perubahan cuaca yang extrim”.(Narasumber NS.6)
Sedangkan keamanan kerja dalam shiftdi RSUD ini dirasa sudah cukup aman bagi
pekerja shift, setiap shiftnya ada 2 atau 3 satpam yang keliling setiap 3 jam sekali, dan pada
malam hari yang di rasa lebih membutuhkan keamanan yang lebih 2 atau 3 satpam keliling setiap
2 jam sekali. Hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara dari beberapa narasumber berikut :
“selama saya bekerja selama 6 tahun di Rumah Sakit ini belum pernah terjadi sesuatu
hal yang melanggar aturan keamanan, jadi menurut saya keamanan kerja di Rumah
Sakit ini sudah baik”.(NS.4)
“keamanan di RSUD ini sudah berjalan dengan baik, dan alhamdulilah belum pernah
terjadi hal – hal yang tidak diinginkan”.(Narasumber NS.7)
Dalam hal kesehatan kerja, bekerja dalam sistem shift tidak berpengaruh terhadap
kesehan kerja perawat shift, pernah terjadi sakit ringan seperti sakit kepala dan sakit perutsaat
bekerja hal tersebut terjadi bukan karena pembagian waktu kerja tetapi karena faktor lain. Hal ini
dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber berikut ini :
“sakit ringan seperti sakit perut dan kepala pusing sudah pernah saya alami saat bekerja
karena pasien yang datang banyak dan sampai – sampai saya telat makan”.(Narasumber
NS.5)
12
“saya pernah mengalami sakit perut pada saat bekerja karena saya bangun kesiangan
dan tidak sarapan saat mau bekerja”.(NS.2)
Dalam pelaksanaan sistem kerja perawat shift di Rumah Sakit Umum Ambarawa, tidak
semua pekerja perawat bekerja dalam sistem shift. Setiap ruangan ada 14-18 perawat yang
berdinas perawat tersebut terdiri dari kepala manager 1 orang, kepala ruang 1 orang, ketua tim 4
orang, dan perawat pelaksana terdiri dari 8-12 orang. Perawat yang bekerja dengan sistem shift
ini adalah perawat pelaksana dan apabila berdinas pada malam hari kepala manager, kepala
ruang ketua tim akan digantikan dengan 1 orang perawat dan itu sifatnya bergilir. Pembagian
waktu kerja shift di Rumah Sakit ini 2 hari masuk pagi, 2 hari masuk siang dan 2 hari masuk
malam. Shift pagi jam kerja mulai dari jam 07.00-14.00, shift siang di mulai dari jam 14.00-20.00
dan shift malam di mulai dari jam 20.00-07.00. Perawat shift rata – rata lebih menyukai bekerja
pada malam hari karena waktunya yang terasa sangat singkat atau tidak terlalu lama, sedangkan
waktu yang tidak disukai pada waktu pagi hari karena banyak program yang harus di kerjaan
pada pagi hari
Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja(K3)
Pelaksanaan K3 ini sangat penting untuk persiapan menjaga dan mencegah terjadinya
kecelakaan atau sakit akibat kerja bagi seluruh karyawan di RSUD, ada beberapa aturan yang
harus di patuhi oleh pihak Rumah Sakit, aturan tersebut sudah di tetapkan dan di sahkan oleh
KMK antara lain :
1. Program K3
Ada beberapa Program K3 yang diterapkan dan ditetapkan oleh KMK program yang
termasuk dalam K3yaitu pengembangan SDM, pelayanan kesehatan kerja dan pelayanan
keselamatan kerja.
2. Standar Pelayanan Kesehatan
Standar pelayanan kesehatan adalah standaryang harus dilalaksanakan secara terpadu,
yang harus dilakukan Rumah Sakit untuk memenuhi standar pelayanan ini yakni Rumah
Sakit harus melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi pekerja, Rumah
Sakit harus melakukan pemeriksaan secara berkala bagi SDM, melakukan pemeriksaan
kesehatan khusus bagi pekerja, meningkatkan kesehatan badan dan kemampuan fisik bagi
13
pekerja dan memberi pengobatan dan perawatan secara rehabilitasi bagi perawat Rumah
Sakit yang menderita sakit.
3. Standar Pelayanan Keselamatan kerja
Standar pelayanan keselamatan ini berkaitan erat dengan sarana, prasarana, dan peralatan
kerja yang digunakan untuk bekerja di Rumah Sakit. Untuk mengantisipasi terjadinya
Kecelakan akibat kerja maka pihak Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan
keselamatan kerja, bentuk pelayanan tersebut antaralain pembinaan dan pengawasan
kesehatan dan keselamatan sarana dan peralatan kesehatan, pembinaan dan pengawasan
terhadap lingkungan kerja, pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi, pembinaan dan
pengawasan perlengkapan keselamatan kerja, pelatihan dan promosi / penyuluhan
keselamatan kerja.
Program K3
Program K3 bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan
produktivitas SDM Perawat di RSUD Ambarawa. Adapun beberapa program yang harus di
terapkan, berikut tabel dan penjelasannya.
Tabel 4
Program K3
No Program K3 Diterapkan / Tidak
Diterapkan
1 Pengembangan SDM
a. Pelatihan umum K3 Diterapkan sudah sesuai standar
b. Pelatihan Intern Rumah Sakit, Khususnya SDM
Rumah Sakit per unit Rumah Sakit
Diterapkan sudah sesuai standar
c. Pengiriman SDM Rumah Sakit untuk Pendidikan
Formal, Pelatihan lanjutan, seminar dan workshop
yang berkaitan dengan K3
Diterapkan sudah sesuai standar
2 Pelayanan Kesehatan Kerja
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum
Tidak Diterapkan
14
bekerja
a.1 pemeriksaan kesehatan berkaladan pemeriksaan
kesehatan khusus bagi SDM Rumah Sakit
Diterapkan sudah sesuai standar
b. Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang menderita sakit
Diterapkan diatas standar karena
dalam pengobatan tidak hanya
sampai sembuh saja tetapi masih
ada chek kesehatan selama 3
kali dalam 2 bulan
c. Meningkatkan kesehatan badan bagi SDM Rumah
Sakit
Diterapkan sudah sesuai dengan
standar
3 Pelayanan Keselamatan Kerja
a. pengawasan keselamatan atau keamanan
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di
rumah sakit
a.1 Pembinaankeselamatan atau keamanan sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan di rumah
sakit
Diterapkan sesuai standar
Diterapkan sudah sesuai standar
b. Membuat rambu-rambu atau tanda khusus jalan
keluar untuk evakuasi apabila terjadi bencana
Diterapkan sudah sesuai standar
c. Memberikan alat perlindungan diri sesuai standart Diterapkan dibawah standar
karena masi ada alat
perlindungan diri yang diberikan
tidak sesuai dengan standar, di
ruang isolasi yang seharusnya
memakai masker khusus hingga
sekarang masi menggunakan
masker yang biasa
Sumber: Data olahan dari penelitian (2015)
15
Program K3 yang diterapkan di RSUD Ambarawa belum memenuhi standar yang di
putuskan oleh KMK, pengembangan SDM dalam pengembangan disini Rumah Sakit sudah
menerapkannya terlihat pada saat karyawan baru masuk kerja akan diberi training selama 2-
3bulan. Sedangkan dalam pengiriman SDM Rumah Sakit untuk pendidikan formal, pelatihan
lanjutan, seminar dan workshop juga sudah dilakukan oleh Rumah Sakit ini. Peralatan sarana dan
prasarana yang diberikan di Rumah Sakit ini juga ada yang belum memenuhi syarat hal ini
terlihat pada hasil wawancara yang ditanyakan kepada narasumber.
“untuk penyediaan alat perlindungan sih ada yang belum memenuhi standar, seperti
masker yang saya pakai saat bekerja di ruang isolasi yang seharusnya memakai masker
khusus tetapi ini masih memakai masker biasa”.(Narasumber NS.6)
Namun disini Apabila ada karyawan yang sakit saat bekerja atau mengalami kecelakaan
kerja biaya pengobatan akan dibiayai sepenuhna oleh pihak Rumah Sakit. Adapun program yang
belum diterapkan yakni tentang pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja hal tersebut dapat
terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber berikut ini:
“dilakukan pemriksaan secara berkala tetapi jarang sekali, pemeriksaan biasanya
dilakukan selama 10 tahun sekali”. (Narasumber [NS].1)
“sebelum bekerja tidak pernah dilakukan pengecekan kesehatan, pengecekan kesehatan
hanya dilakukan saat pertama kali masuk kerja saja”. (NS.3)
“selama 6 tahun saya bekerja saya belum pernah ada kegiatan pemeriksaan secara
berkala”. (NS.4)
“tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, kalao pemeriksaan berkala sih
ada tapi juga tidak menentu waktunya dan jarang sekali”. (NS.5)
Standar Pelayanan Kesehatan Kerja
Standar pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan berbagai
komponen yang ada di Rumah Sakit, pelayanan ini bermanfaat bagi seluruh SDM Rumah Sakit
16
Table 5
Standar Pelayanan Kesehatan
No Standar Pelayanan Kesehatan kerja Diterapkan / Tidak
Diterapkan
1 Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
bagi SDM
a. Pemeriksaan fisik lengkap Tidak Diterapkan
(sebelum bekerja tidak
dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu, pemeriksaan
fisik lengkap hanya dilakukan
pada saat pertama kali bekerja
atau disebut dengan tes
kesehatan)
b. Kesegaran jasmani Diterapkan sudah sesuai
standar, melakukan senam
pagi setiap satu minggu sekali
c. Pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan guna
mencegah bahaya yang diperkirakan timbul,
khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu
Diterapkan sudah sesuai
standar
2 Melakukan pemeriksaan secara berkala bagi SDM
a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik
lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru – paru
Diterapkan dibawah
standar,karena pemeriksaan
dilakukan hanya pada karyawan
baru saja atau tes kesehatan
b. Pemeriksaan berkala bagi SDM sekurang –
kurangnya 1 tahun sekali
Tidak Diterapkan, pemeriksaan
berkala dilakukan selama 5 tahun
sekali
3 Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus kepada
SDM
a. SDM Rumah Sakit yang telah mengalami
kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
Diterapkan sudah sesuai
standar
17
perawatan yang lebih dari 2 minggu
b. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula
apabila terdapat keluhan – keluhan diantara SDM
atau atas pengamatan dari organisasi pelaksanaan
K3
Diterapkan sudah sesuai
standar
c. SOP kerja
c.1 SOP Peralatan
c.2 SOP pengguunaan alat perlindungan diri
dan kewajibannya
Diterapkan sesuai standar
Diterapkan dibawah standar,
masi ada yang belum sesuai
dengan standar seperti alat
perlindungan diri yang di
pakai perawat di ruang isolasi
Tidak Diterapkan (Khususya
bagi perawat yang dinas di
ruang isolasi yang seharusnya
memakai masker khusus tetapi
disini masih memakai masker
yang biasa)
d. Melaksanakan pelatihan atau penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan
berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3
Diterapkan sesuai standar
4 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani) dan kemampuan fisik SDM
a. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang
mencukupi untuk perawat yang dinas malam
Tidak Diterapkan
b. Pemberian imunisasi bagi Perawat Diterapkan dibawah standar,
pemberian imunisasi bagi
perawat hanya dilakukan
sesuai dengan kebutuhan saja
18
c. Olah raga dan senam kesehatan Diterapkan sudah sesuai
standar
5 Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi perawat yang menderita sakit
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis
kepada perawat
Diterapkan sudah sesuai
standar
b. Memberikan pengobatan dan menangung biaya
pengobatan untuk perawat yang terkena penyakit
akibat kerja
Diterapkan sudah sesuai
standar
c. Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan
berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus
Diterapkan sudah sesuai
standar
Sumber : Data olahan dari penelitian (2015)
Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di RSUD Ambarawa ini tidak semuanya dijalankan
dengan baik seperti pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani dan pemeriksaan sesuai
dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul. Namun dalam pemeriksaan
fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen dan paru – paru dan pemeriksaan berkala selama
kurang dari 1 tahun belum di lakukan oleh Rumah Sakit ini hasil wawancara dari beberapa
narasumber mengatakan:
“pemeriksaan berkala di Rumah Sakit ini dilakukan tidak menentu kadang 10 tahun
sekali atau sesuai dengan kebutuhan”. (NS.4)
“di Rumah Sakit ini tidak dilakukan pemeriksaan fisik lengkap secara berkala,
pemeriksaan fisik lengkap hanya dilakukan pada saat ada pekerja baru”. (Narasumber
[NS].5)
Dalam hal melakukan pemeriksaan khusus apabila terjadi kecelakaan kerja atau keluhan -
keluhan sakit yang memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu semua akan ditanggung oleh
Rumah Sakit, apabila sudah sembuhpun pekerja yang mengalami kecelakaan atau sakit akibat
kerja masih akan dilakukan pengecekan secara rutin sampai benar – benar sembuh. Untuk
mengantisipasi terjadinya sakit atau kecelakaan akibat kerja RSUD Ambarawa juga melakukan
pemeriksaan SOP Kerja dan mengadakan pelatihan atau penyuluhan kesehatan kerja secara
berkala yang berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.
19
Dalam upaya meningkatkan kesehatan badan dan kemampuan fisik bagi pekerja belum
diterapkan dengan baik di RSUD ini seperti, pemberian makanan dengan gizi yang mencukupi
untuk perawat yang berdinas pada malam hari dan pemberian imunisasi bagi perawat namun
dalam hal kesegaran jasmani sudah diterapkan seperti melakukan senam pagi setiap satu minggu
sekali pada hari jumat. Hal ini terlihat dari pernyataan narasumber saat di wawancarai oleh
peneliti:
“tidak diberi makanan atau gizi tambahan pada saat dinas malam, kalau dinas malam
diberi makanan mie instan dan 1 butir telor saja”. (Narasumber [NS].2)
“fasiitas makan yang diberikan hanya mi sama telor saja”. (NS.4)
Standar Pelayanan Keselamatan Kerja
Pada prinsipnya pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja berkaitan erat dengan
sarana, prasarana dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan:
Tabel 6
Standar Pelayanan Keselamatan Kerja
No Standar Pelayanan Keselamatan Kerja Diterapkan/Tidak Diterapkan
1 Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan
keselamatan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan
a. Peralatan kesehatan meliputi peralatan
medis dan non medis dan harus memakai
standar pelayanan
a.1 Peralatan keamanan meliputi peralatan
medis dan non medis dan harus memakai
standar pelayanan
a.2 Peralatan keselamatan meliputi peralatan
medis dan non medis dan harus memakai
standar pelayanan dan layak pakai
Diterapkan sudah sesuai standar
Diterapkan sudah sesuai standar
Tidak Diterapkan
(masih ada beberapa pemberian
alat keselamatan yang belum
memenuhi standar seperti
pemberian masker yang belum
sesuai)
20
Sumber: Data olahan dari penelitian (2015)
2 Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan
kerja
a. Perusahaan harus menyediakan dan menyiapkan
lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik,
kimia, biologi secara berkala
Diterapkan sudah sesuai standar
2 Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi
a. Penyehatan makanan dan minuman
a.1 penyehatan air, tempat pencucian,
penanganan limbah, upaya
penyuluhan kebutuhhan lingkungan
Tidak Diterapkan
(Makanan yang diberikan
seperti pada perawat yang
berdinas malam belum
memenuhi standar yang
seharusnya)
Diterapkan sudah sesuai standar
3 Pembinaan dan pengawasan perlengkapan
keselamatan kerja
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda – tanda
keselamatan
Diterapkan sudah sesuai standar
b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat
perlindungan diri yang sesuai standar
Tidak Diterapkan
(Sudah disediakan alat
perlindungan diri namun ada
beberapa yang belum memenuhi
standar)
4 Pelatihan dan promosi / penyuluhan keselamatan
kerja
Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja Diterapkan sudah sesuai standar
21
Standar pelayanan keselamatan kerja di RSUD Ambarawa juga belum diterapkan dengan
baik pembinaan dan pengawasan keselamatan sarana, prasarana, dan peralatan ada yang belum
memakai standar pelayanan. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja Rumah
Sakit ini sudah menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik,
kima, biologi secara berkala. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi pun juga sudah
berjalan dengan baik penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air, tempat
pencucian,penanganan limbah dan upaya penyuluhan kebutuhan lingkungan. Namun dalam
pemberian makanan belum bisa dikatakan baik terlihat pada pekerja yang dinas pada malam hari,
belum diberi makanan dengan tambahan gizi.
Dalam pembinaan dan pengawasanperlengkapan keselamatan kerja di RSUD Ambarawa
sudah menyediakan rambu – rambu dan tanda – tanda keselamatan apabila terjadi hal yang
mengancam kesehatan bagi pekerja maupun seluruh pengunjung seperti kebakaran, ancaman
bom dll. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja Rumah Sakit melakukan pelatihan
dan promosi atau penyuluhan keselamatan kerja secara rutin atau berkala.
Pembahasan
Berdasarkan hasil – hasil penelitian diatas maka dalam pembahasan ini akan
membandingkan realitas dengan teori yang ada.Persoalan penelitian ini adalah bagaimana
program perlindungan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan kepada
perawat shift di RSUD Ambarawa.Pelaksanaan program K3 perawat dalam pengembangan SDM
seperti pelatihan -pelatihan dan pengiriman SDM Rumah Sakit untuk pendidikan formal sudah
diterapkan di Rumah Sakit ini dan untuk pelayanan kesehatan kerja seperti melakukan
pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan secara berkala, pemeriksaan
kesehatan khusus bagi SDM, memberi pengobatan dan perawatan serta rehabilitas bagi SDM
yang menderita sakit belum sepenuhnya diterapkan di Rumah Sakit ini,padahal berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan semua peraturan yang sudah diputuskan harus diterapkan di setiap
Rumah Sakit karena untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat
kerja.
Dalam standar pelayanan keselamatan kerja perawat ada beberapa hal yang sudah dan
belum diterapkan di Rumah Sakit ini seperti memeriksa fisik lengkap. Mengenai penggunaan
Alat Perlindungan Diri yang disediakan dari Rumah Sakit ini juga ada beberapa yang belum
22
memenuhi standar, karena seharusnya saat bekerja di ruang isolasi harus menggunakan APD
yang khusus sebagaimana mestinya.Hal ini juga diperkuat oleh Keputusan Menteri Kesehatan
(KMK) yang mengatakan untuk meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik SDM Rumah sakit memberikan makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk
perawat yang berdinas malam.
Pada standar Kesehatan kerja perawat di Rumah Sakit Ambarawa sistem pelaksanannya
belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini karena adanya pembinaan dan pengawasan terhadap
lingkungan kerja seperti Rumah Sakit sudah menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja
yang memenuhi syarat fisik,kimia, biologi. Lalu adanya kegiatan pelatihan dan promosi untuk
sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja serta pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi
para perawat. Dalam sanitasi penyehatan makanan belum di terapkan dengan baik oleh pihak
Rumah Sakit. Contohnya saat perawat berdinas pada malam hari para perawat tidak diberikan
asupan makanan yang bergizi karena hanya diberi 1 telur dan mie instan. Hal ini sesuai dengan
peraturan yang diputuskan oleh Keputusan Menteri Kesehatan bahwa setiap pekerja pada malam
hari harus mendapatkan makanan yang mempunyai asupan gizi tinggi.
SIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Ambarawa
tentang bagaimana pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja, maka beberapa kesimpulan
yang dapat diambil adalah di Rumah Sakit Umum Ambarawa memang sudah menerapkan aturan
sesuai dengan standar KMK, tetapi beberapa ada peraturan yang belum dijalankan dengan baik.
Beberapa program dan aturan keselamatan kerja yang belum diterapkan diantaranya pemberian
fasilitas yang masih belum maksimal untuk pekerja perawat bagian shift pada malam hari,
pemeriksaan berkala sekurang – kurangnya dilakukan setiap kurang dari satu tahun sekali, dan
pemberian Alat Perlindungan Diri (APD) yang masih belum memenuhi standar. untuk perawat
yang masi kurang karena APD merupakan bagian dari menjaga kesehatan dan kseselamatan
ketika kerja.
23
Implikasi Terapan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
peralatan, lingkungna kerja dan tepat kerja. Tidak hanya dari perusahaan saja yang bertanggung
jawab atas semua pencegahaan sakit atau kecelakaan akibat kerja, namun semua sumber daya
manusia yang berada di suatu tempat kerja harus ikut serta menjaga dan mencegah sesuatu yang
berakibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan. Tidak semua kecelakaan atau sakit akibat kerja
yang terjadi diakibatkan oleh perusahaan, namun bisa saja terjadi karena individu (pekerja) yang
bekerja kurang hati – hati saat bekerja atau bisa ada juga yang tidak menyadari bahwa hak yang
harus dia dapat belum semua diberikan dari perusahaan.
Saran penelitian ini bagi pihak Rumah Sakit disarankan agar lebihmemperhatikan dan
melakukan program perlindungan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja kepada perawat
karena kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja dan
keselamatan kerja merupakan hal terpenting untuk semua SDM.
Saran penelitian ini bagi perawat disarankan agar lebih memperhatikanpentingnya
menggunakan Alat Perlindungan Diri(APD) yang khusus saat berdinas di ruang isolasi sebagai
pengendalian infeksi dalam memberikanasuhan keperawatan pada pasien guna mengurangi
penularan infeksi. Perawatharus mampu dan peduli terhadap penggunaan APD ketika
memberikan asuhankeperawatan, meskipun kelihatannya ringan akan tetapi akan berdampak
fatal jika prosedur penggunaan APD tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Keterbatasan penelitian
Penelitian ini hanya pada ruang lingkup pekerja perawat shift saja. Penelitian ini belum
mencakup pada semua pekerja perawat di Rumah Sakit Umum Ambarawa. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan pada sistem jam kerjanya.
Saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian dilakukan pada objek instansi
Rumah Sakit Swasta agar bisa mengetahui apakah ada perbedaan pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja perawat shift antara Rumah Sakit Negeri dan Rumah Sakit Swasta. Sehingga
keduanya bisa saling melengkapi.
24
Daftar Pustaka
Bennet Silalahi dan Rumondang Silalahi, 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta : Pustaka Binaman Pressinda.
Deo, Noni. 2012. Ganguan Tidur Pada Perawat Pekerja Shift. Universitas Ksristen Satya
Wacana. Di upload pada tanggal 23 Aguatus 2012 pukul 15.20WIB
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/2741
Fitria, Saftarina dan Hasnah L. 2013. Shift Kerja dengan Gangguan Pola Tidur pada Perawat
Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Di upload pada tanggal 7 maret 2013 Pukul 11.00 WIB
Hesti, Inta dkk.2012.Hubungan Kerja Shift Terhadap Kelelahan Perawat. Jurusan Kesehatan
Lingkungan. Kampus Magetan.Di upload pada tanggal 23 November 2012 pukul
12.00WIB
https://www.google.com/webhp?source=search_app&gws_rd=ssl#q=Hubungan+Kerja+
Shift+Terhadap+Kelelahan+Perawat.+Jurusan+Kesehatan+Lingkungan
Mallping, Fatmawati, Nurfadhillah. 2013. Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada
Tenaga Kerja Wanita Di PT. Maruki Internasional Indonesei.Fakultas Ilmu Kesehatan UIN
Allaudin Makasar.Di upload pada tanggal 3 November 2013 pukul 13.45WIB
http://www.duniaperawat.com/2014/11/pelaksanaan-kesehatan-dan-keselamatan.html
Malthis, Robert L. Jackson John, H. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta : Salemba
Empat.
Mangkunegara, DR. A.A Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Penerbit Refika
Aditama.
Mariyanti, S., dan Anisah Citrawati. 2011. Burnout Pada Perawat Yang Bertugas di Ruang Inap
dan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Jakarta, 8 September 2011
25
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/view/96?kldeihmpvqnynhfk
Moelong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif : Bandung : Rosdakarya.
Silalahi, B. N.B.S., dan Silallahi, R. B. (1991). Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Cetakan ke-17.
Bandung:Alfabeta. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-
data-dan-instrumen-penelitian/
Suma’mur, PK, 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung,
Jakarta
Susetyo Joko, Oesman Titin Isna, Sudharman Sigit T. 2012. “Pengaruh Sift Kerja
Terhadap Kelelahan Karyawan Dengan Metode Bourdon Wiersma Dan
30 Items Of Rating Scale”. Vol 5 nomer 1, Jurnal Teknologi. Di upload pada tanggal 7
Februari 2012
http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/32_39_joko_susetyo.pdf
Tribun Jateng 18 Oktober 2014.Resiko Kesehatan Yang Mengancam Pekerja Shift
Malam.http://jateng.tribunnews.com/2014/10/18/perhatikan-risiko-kesehatan-yang-
mengancam-pekerja-shift-malam
Ummul S., Rao K., Kameswara., 2012. Shift Work and Fatigue. IOSR Journal Of
Environmental Science, Toxicology And Food Technology, 1(3), PP 17-21.
(Jurnal Elektronik) Di upload pada tanggal 15 Januari 2015 Pukul 20.15 WIB;
http://www.iosrjournals.org/iosr-jestft/papers/vol1-issue3/B0131721.pdf
Wakhid, Ahmad Jauhari dkk. 2011. Penentuan Faktor – Faktor Bahaya yang Dihadapi Perawat di
RSUD Kabupaten Karanganyar dan Usaha Pencegahannya Menggunakan Metode AHP.
Jurusan Teknik Industri. Universitas Sebelas Maret.Di upload pada tanggal 1 Oktober
26
2011 Pukul 15.45 WIB
https://www.google.com/webhp?source=search_app&gws_rd=ssl#q=Hubungan+Kerja+
Shift+Terhadap+Kelelahan+Perawat.+Jurusan+Kesehatan+Lingkungan
27
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Panduan Wawancara
1. Nama dan umur perawat?
2. Berapa lama bekerja di RSUD Ambarawa?
3. Ada berapa pembagian waktu kerja perawat shift? Dan bagaimana sistem pembagian waktunya?
4. Manakah yang anda sukai diantara shift yang ada? Dan apa alasannya?
5. Fasilitas apa yang diberikan saat bekerja pada shift pagi, siang dan malam?
6. Manakah shift yang tidak anda sukai? Dan mengapa?
7. Setelah anda bekerja shift mana yang anda anggap paling melelahkan?
8. Apakah waktu yang diberikan untuk bekerja sudah sesuai dengan waktu yang telah diterapkan?
9. Apakah tempat anda bekerja selalu dalam kondisi bersih dan aman?
10. Apakah perusahaan selalu memperhatikan kenyamanan kondisi kerja anda?
11. Apakah perusahaan melakukan pengawasan keamanan terhadap pekerja setiap shiftnya?
12. Apakah perusahaan memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja?
13. Setelah anda bekerja apakah anda pernah mengalami sakit saat bekerja? Apa penyebabnya?
14. Setelah anda bekerja apakah sudah pernah bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya?
15. Sudahkah di RSUD Ambarawa menerapkan K3 Rumah Sakit sesuai dengan standar?
16. Apakah selama ini pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan atau peristiwa buruk
mengenai pelaksanaan Shift? Jika pernah dapatkah cerita lengkapnya
17. Apakah selama ini pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan atau peristiwa buruk
mengenai perlindungan K3 yang diberikan perusahaan?
18. Apakah pernah dengar atau kenal ada teman yang pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan
dalam melaksanakan kerja Shift?
19. Sudah puaskah dengan perlindungan dari perusahaan?
top related