ANALISIS CITRAAN PADA PUISI-PUISI YANG TERDAPAT DALAM ...repository.usd.ac.id/9406/2/091224003_full.pdf · analisis citraan pada puisi-puisi yang terdapat dalam majalah horison edisi
Post on 29-Oct-2020
35 Views
Preview:
Transcript
ANALISIS CITRAAN PADA PUISI-PUISI
YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015
DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS X SEMESTER I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
Yohanes Rizky Nugroho
091224003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS CITRAAN PADA PUISI-PUISI
YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015
DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS X SEMESTER I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
Yohanes Rizky Nugroho
091224003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
- Thomas Alva Edison
“orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyianyiakan
waktu untuk menunggu inspirasi” (Ernest Newman)
“Tidak ada hasil yang menghianati prosesnya”
-Yohanes Rizky-
--
Dengan penuh kasih, kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ayah, Ibu dan
adikku tercinta yang telah membuatku mengerti akan arti hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Nugroho, Yohanes Rizky. 2016. Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang
Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 dan Relevansinya
dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citraan apa saja yang
terdapat dalam puisi-puisi pada majalah Horison Edisi Juli 2015 dan relevansinya
terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif. Langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu : 1) peneliti
membuat kode pada setiap data yang dianalisis, 2) peneliti mencari dan
memberikan kode pada kata yang mengandng citraan dalam puisi. 3) peneliti
memasukan menjabarkan citraan apa yang terkandung dalam setiap kata yang
sudah diberikan kode pada setiap puisi. 4) peneliti mendeskripsikankan hasil
analisis data untuk menjawab masalah penelitian dan pemaknaan satuan data. 5)
peneliti mendeskripsikan relevansi hasil analisis citraan puisi terhadap
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X SMA semester I.
Peneliti menemukan dua temuan dalam penelitian ini. Yaitu citraan yang
terdapat dalam puisi-puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015 dan relevansinya
terhadap pembelajaran puisi pada kelas X SMA semester I. Citraan yang
ditemukan dalam puisi adalah: citraan penglihatan sejumlah 37 buah, citraan
pendengaran sejumlah 8 buah, citraan penciuman sejumlah 1 buah, citraan
perabaan sejumlah 3 buah, citraan gerak sejumlah 41 buah, citraan perasaan
sejumlah 17 buah, dan citraan pencecapan sejumlah 3 buah. Implementasi dari
penelitian ini adalah disusunnya produk silabus dan RPP apresisasi sastra di SMA
kelas X semester I dalam Standar Kompetensi (SK) mendengarkan, memahami
puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung dan Kompetensi Dasar
(KD) Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman.
Berdasarkan hasil temuan di atas, peneliti memberikan saran bagi guru
bahasa Indonesia dan peneliti lain. Guru diharapkan dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai contoh analisis terhadap unsur puisi terutama pada diksi dan
citraan. Bagi peneliti lain diharapkan dapat meneruskan penelitian ini dengan
meneliti unsur lain atau mencari sumber data lainnya agar penelitian dapat lebih
lengkap.
Kata kunci: Puisi, Citraan Puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Nugroho, Yohanes Rizky. 2016. Analysis of Poetry-poetry at The Images that
are in HORISON Magazine July 2015 Issue and its Relevance in
Learning Literature in High School Class X Semester I. Thesis.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD
This study purpose is to describe any images contained in the poems in the
magazine Horison July 2015 edition and its relevance to learning literature in high
school class X semesters I. This research is a kind of descriptive research. There
were steps used in the data analysis : 1) researchers made the code on each data
analyzed, 2) researchers are looking for and provide the code word contain
imagery in poetry. 3) researchers describe what images is contained in every word
that has been given the code for each poem. 4) researchersdescribe data analysis
to answer the research problem and the meaning of the data unit. 5) researchers
describe the relevance of the results of the analysis of the imagery of poetry
towards learning to write poetry in the first semester X grade ofsenior high school.
Researchers found two detections in this study. The imagery contained in
the poems at Horison magazine July 2015 issue and its relevance to learning
poetry in class X senior high school on the first semester. The images were found
in the poem are: the vision images 37 pieces, 8 pieces a number of auditory
imagery, olfactory imagery 1, palpability imagery 3 pieces, motion imagery 41
pieces, feelings imagery 17 pieces, and foretaste feelings 3 pieces. I
mplementation of this research is the formulation of products syllabus and RPP
appreciation of literature the first semester X grade ofsenior high school.
StandardsCompetency listening, understand poetry delivered directly / indirectly
and Basic Competency. Identifying the elements of the poetic form submitted.
Based on the above findings, the researchers gave suggestions for
Indonesian teachers and other researchers. Teachers are expected to use the results
of this study as an example of an analysis of the elements of poetry, especially in
diction and imagery. For other researchers are expected to continue this research
by examining other elements or find other data sources so that research can be
more complete.
Keywords: Poetry, Images Poetry.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi
Juli 2015 dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X
Semester I. ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian
skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dalam penyusunan
skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria, yang selalu
melimpahkan berkat, rahmat, serta penyertaan untuk peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia dan semua dosen penguji, atas semua saran dan
masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini.
4. Drs. J. Prapta Diharja,S.J., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang dengan
penuh ketelitian telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan berbagai
masukan yang sangat berharga bagi penulis. Mulai dari proses awal hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh
ketelitian telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan
yang sangat berharga bagi penulis. Mulai dari proses awal hingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar
memberikan pelayanan demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah
di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .............................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
1.5 Batasan Istilah ...................................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 7
2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 7
2.2 Kajian Teori ......................................................................................................... 9
2.2.1 Pengertian Puisi ......................................................................................... 9
2.2.2 Struktur Puisi ............................................................................................. 10
2.2.2.1 Struktur Fisik Puisi ........................................................................... 10
2.2.2.2 Struktur Batin puisi ........................................................................... 12
2.2.3 Citraan dalam Puisi .................................................................................... 13
2.2.4 Pembelajaran Sastra di Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) ............. 16
2.2.4.1 Pengajaran Sastra .............................................................................. 20
2.2.4.2 Tujuan Pengajaran Sastra .................................................................. 17
2.2.4.3 Pemilihan Pengajaran Sastra ............................................................. 18
2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). ....................................... 21
2.2.6 Silabus ........................................................................................................ 23
2.2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 29
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 35
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.2 Sumber Data ......................................................................................................... 36
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 37
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40
4.1 Deskripsi Data ...................................................................................................... 40
4.2 Analisis Data ........................................................................................................ 40
4.3 Pembahasan Citraan Puisi-Puisi Dalam Majalah Horison edisi Juli 2015........... 42
4.3.1 Puisi 1. Kepada Kekasihku 1 ..................................................................... 42
4.3.1.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 1 ..................................... 43
4.3.2 Puisi 2. Kepada Kekasihku 2 ..................................................................... 44
4.3.2.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 2 ..................................... 44
4.3.3 Puisi 3. Kepada Kekasihku 3 ..................................................................... 46
4.3.3.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 3 ..................................... 46
4.3.4 Puisi 4. Kepada Kekasihku 5 ..................................................................... 47
4.3.4.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 5 ..................................... 48
4.3.5 Puisi 5. Kepada Para Pejalan ..................................................................... 49
4.3.5.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Para Pejalan ..................................... 49
4.3.6 Puisi 6. Potret Hujan .................................................................................. 51
4.3.6.1 Analisis Citraan Puisi Potret Hujan .................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.3.7 Puisi 7. Aroma Kopi .................................................................................. 52
4.3.7.1 Analisis Citraan Puisi Aroma Kopi .................................................. 52
4.3.8 Puisi 8. Menulis Sajak ............................................................................... 53
4.3.8.1 Analisis Citraan Puisi Menulis Sajak ............................................... 54
4.3.9 Puisi 9. Langit Setia budhi ......................................................................... 55
4.3.9.1 Analisis Citraan Puisi Langit Setia Budhi ........................................ 55
4.3.10 Puisi 10. Daun .......................................................................................... 57
4.3.10.1 Analisis Citraan Puisi Daun............................................................ 57
4.3.11 Puisi 11. Anak Panah Doa ....................................................................... 58
4.3.11.1 Analisis Citraan Puisi Anak Panah Doa ......................................... 58
4.3.12 Puisi 12. Kepada Sheila ........................................................................... 59
4.3.12.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Sheila ................................................... 59
4.3.13 Puisi 13. Dalam Doa ................................................................................ 60
4.3.13.1 Analisis Citraan Puisi Dalam Doa .................................................. 61
4.3.14 Puisi 14. Kuas Senja ................................................................................ 62
4.3.14.1 Analisis Citraan Puisi Kuas Senja .................................................. 62
4.3.15 Puisi 15. Hujan Mei ................................................................................. 64
4.3.15.1 Analisis Citraan Puisi Hujan Mei ................................................... 64
4.3.16 Puisi 16. Potret Wajahmu ........................................................................ 65
4.3.16.1 Analisis Citraan Puisi Potret Wajahmu .......................................... 65
4.3.17 Puisi 17. Pengakuan ................................................................................. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.3.17.1 Analisis Citraan Puisi Pengakuan ................................................... 67
4.3.18 Puisi 18. Langit Mei ................................................................................. 68
4.3.18.1 Analisis Citraan Puisi Langit Mei .................................................. 68
4.3.19 Puisi 19. Gelung ....................................................................................... 69
4.3.19.1 Analisis Citraan Puisi Gelung ........................................................ 70
4.3.20 Puisi 20. Kedung ...................................................................................... 73
4.3.20.1 Analisis Citraan Puisi Kedung........................................................ 74
4.3.21 Puisi 21. Gari ........................................................................................... 75
4.3.21.1 Analisis Citraan Puisi Gari ............................................................. 75
4.3.22 Puisi 22. Krakal ........................................................................................ 77
4.3.22.1 Analisis Citraan Puisi Krakal ......................................................... 77
BAB V IMPLEMENTASI ....................................................................................... 81
5.1 Pengembangan Silabus ........................................................................................ 81
5.1.1 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................. 82
5.1.2 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................... 82
5.1.3 Merencanakan Kegiatan Pembeajaran ....................................................... 83
5.1.4 Menentukan Materi Pokok Pembelajaran .................................................. 83
5.1.5 Penentuan Jenis Penilaian .......................................................................... 83
5.1.6 Menentukan Alokasi Waktu ...................................................................... 84
5.1.7 Menentukan Sumber Belajar...................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 85
BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 102
6.1 Simpulan .............................................................................................................. 102
6.2 Saran .................................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 105
LAMPIRAN .............................................................................................................. 107
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 139
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Kerangka Berpikir ........................................................................................... 34
Tabel 3.5.1 Karakteristik Citraan Puisi ..................................................................... 38
Tabel 4.2.1 Karakteristik Citraan Puisi ..................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah seni yang indah, yang bisa menyentuh
perasaan dan nurani manusia. Karya sastra yang baik dapat mengajak
pembaca untuk melihat karya sastra tersebut sebagai cermin dirinya sendiri.
Dalam karya sastra diungkapkan berbagai pengalaman hidup manusia agar
manusia lain dapat memetik pelajaran yang baik darinya (Sumardjo, 1991:
14).
Sumardji & Saini K. M. (via Sarjidu, 2004: 2) menyatakan bahwa
karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang diekspresikan dalam
bentuk tulisan dan menggunakan bahasa sebagai medianya. Oleh sebab itu,
sebuah karya sastra berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan
manusia. Sastra lahir dilatarbelakangi oleh adanya dorongan dasar manusia
untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Jenis karya sastra beraneka ragam,
salah satunya adalah puisi.
Samuel Taylor Coleridge (via Pradopo, 1990: 6) mengemukakan puisi
adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih
kata-kata yang tepat dan disusun sebaik-baiknya, seimbang, simetris, serta
antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Menurut Slamet
Muljana (via Waluyo, 1987: 23) puisi merupakan suatu bentuk kesusastraan
yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan
kata itu menghasilkan rima, irama, dan musikalitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Puisi adalah serangkaian kata indah yang tersusun dari pengalaman
pribadi maupun pengalaman orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
puisi terdapat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu unsur yang
membangun puisi. Unsur-unsur yang membangun puisi meliputi unsur fisik
dan unsur batin. Unsur batin puisi adalah unsur yang membangun dari dalam
puisi seperti tema, rasa, nada, dan amanat. Sedangkan, unsur fisik adalah
unsur yang membangun dari luar puisi seperti diksi, tipografi, kata konkret,
majas atau gaya bahasa, rima, dan citraan atau imaji. Khusus hal terakhir,
dalam struktir fisik puisi yaitu citraan ini sangat unik, karena pada citraan
melibatkan seluruh panca indera. Citraan puisi adalah pengungkapan
pengalaman sensoris penyair kedalam kata dan ungkapan, sehingga terjelma
gambaran suasana yang lebih konkret. Ungkapan itu menyebabkan pembaca
seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu atau turut merasakan sesuatu
(Waluyo, 1987: 78).
Dengan demikian, citraan mengingatkan kembali kepada kita tentang
pengalaman yang pernah terjadi karena kemahiran penyair dalam
menggambarkan peristiwa. Jadi kita seolah-olah berada pada kejadian yang
terjadi dalam puisi tersebut. Citraan dalam puisi sangat penting karena dapat
membuat pembaca lebih memahami makna puisi. Akan tetapi, penulis puisi
terkadang kurang memperhatikan citraan puisi. Padahal dengan adanya
citraan puisi akan semakin indah. Dari masalah tersebut, peneliti tertarik
untuk meneliti citraan puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi Juli
2015. Peneliti memilih majalah Horison karena belum banyak yang meneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
citraan puisi yang terdapat dalam majalah Horison yang terbit setiap satu
bulan sekali.
Hasil analisis puisi akan diimplementasikan dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Kelas yang dipilih peneliti adalah
SMA kelas X semester 1. Terdapat standar kompetensi yaitu mengungkapkan
pendapat terhadap puisi melalui diskusi dengan kompetensi dasar membahas
isi puisi berkenaan dengan gambaran pengindraan, perasaan, pikiran, dan
imajinasi melalui diskusi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Citraan apa saja yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah Horison
edisi Juli 2015?
2. Bagaimana relevansi citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah
Horison edisi Juli 2015 terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X
semester I?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pokok penelitian ini adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Mendeskripsikan citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah
Horison edisi Juli 2015.
2. Mendeskripsikan relevansi citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada
majalah Horison edisi Juli 2015 terhadap pembelajaran sastra di SMA
kelas X semester I.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai
berikut.
a. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
mengenai citraan puisi dalam majalah. Mahasiswa diharapkan dapat
menambah pengetahuan-pengetahuan baru mengenai citraan puisi
yang terdapat dalam majalah, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak hanya itu, mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menerapkan pengetahuan yang
telah diperoleh untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya
mengenai unsur puisi.
b. Bagi penelitilain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan acuan bagi peneliti. Selanjutnya penelitian ini juga dapat
menjadi bahan referensi penelitian yang relevan mengenai unsur puisi
yang terdapat pada sebuah surat kabar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
c. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan menjadi masukan
dalam pembelajaran menulis puisi terlebih mengenai unsur-unsur yang
membangun dalam puisi.
1.5 Batasan Istilah
Berikut ini disajikan berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini
agar terjadi kesatuan pemahaman yang mempermudah dalam memahami
penelitian ini.
a. Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan
semua kekuatan bahasa. (Waluyo, 1987: 25).
b. Citraan
Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran
sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata
(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang panca
indra yang lain (Situmorang, 1981: 20).
c. Implementasi
Implementasia dalah penerapan dari suatu kegiatan yang sudah
dilaksanakan sebelumnya (Depdikbud, 1991: 377).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
d. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasiwaktu,
dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan
(Mulyasa, 2007: 190).
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2007: 213).
1.6 Sitematika penyajian
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pada bab I berisi uraian tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
istilah dan sitematika penyajian. Bab II berisi landasan teori yang terdiri
dari penelitian yang relevan, kajian teori, dan krangka berpikir.Bab III berisi
metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian, sumber data,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
triangulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bab V berisi
implementasi puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi Juli 2015
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA yang memuat
pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bab VI
berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan topik yang diangkat oleh peneliti yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Noor Hamidah (2006) yang berjudul “Diksi dan
Citraan dalam Puisi pada Tabloid Yunior Tahun 2014”. Masalah yang dibahas
dalam penelitian ini adalah (1) jenis diksi dan citraan apa yang terdapat dalam
puisi-puisi pada tabloid Yunior tahun 2004, (2) apa fungsi diksi dan citraan dalam
puisi pada tabloid Yunior tahun 2004.
Hasil penelitian Hamidah tersebut menyimpulkan bahwa diksi dalam puisi
pada tabloid Yunior tahun 2014 didominasi kata benda konkret, kata kerja
kompleks, dan kata denotasi. Fungsi kata konkret adalah mendukung makna dan
memberi gambaran yang jelas. Fungsi kata denotasi adalah mendukung makna
yang sudah ada dalam puisi. Hal lain yang ditemukan adalah penggunaan bahasa
daerah dan bahasa asing cenderung sedikit. Penggunaan bahasa daerah berfungsi
memberi gambaran yang jelas pada pembaca. Penggunaan bahasa asing berfungsi
memperjelas makna puisi. Selain itu, juga ditemukan pemanfaatan bunyi akhir
pada unsur bunyi dalam diksi. Penggunaan unsur bunyi dalam diksi lebih
memanfaatkan rima akhir dan asonansi yang berfungsi menambah keestetisan
puisi. Citraan yang digunakan dalam puisi pada tabloid Yunior adalah citraan
gerak, citraan pendengaran, citraan penglihatan. Citraan yang dominan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
puisi anak adalah citraan gerak. Fungsi citraan memberi gambaran yang jelas pada
pembaca dan menimbulkan sugesti pada pembaca.
Penelitian yang relevan kedua yang diangkat oleh peneliti yaitu penelitian
yang dilakukan oleh F.X. Tri Indra Kardono (2001) yang berjudul “Kemampuan
Menganalisis Struktur Batin Dua Puisi Sajak Kaki Langit Majalah Horison Edisi
Oktober 2003 Siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo Gunungkidul
Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini
adalah bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo,
Gunungkidul, Yogyakarta, dalam menganalisis struktur batin dua puisi sajak kaki
langit majalah Horison edisi Oktober 2003.
Hasil penelitian Tri Indra tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan
siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta tahun ajaran
2004/2005 dalam menganalisis struktur batin dua puisi sajak kaki langit majalah
Horison edisi Oktober 2003 termasuk dalam kategori kurang. Hasil kurang yang
diperoleh siswa dalam menganalisis struktur batin puisi majalah Horison
disebabkan oleh kekuranglengkapan siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada
umumnya siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta
dapat menemukan tema, perasaan, nada, suasana, dan amanat yang terkandung
dalam puisi. Satu hal yang menyebabkan sebagian besar siswa kelas X SMA
Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta mendapatkan hasil kurang
adalah mereka tidak dapat memberikan penjelasan dan kata kunci yang dapat
mendukung jawaban mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kedua penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu
sama-sama meneliti tentang puisi. Penelitian Noor Hamidah meneliti diksi dan
citraan dalam puisi dan penelitian F.X. Tri Indra Kardono meneliti kemampuan
menganalisis struktur batin pada puisi. Maka, penelitian di atas dapat dikatakan
relevan dengan penelitian ini, karena sama-sama meneliti tentang puisi.
Terutama pada penelitian F.X. Tri Indra Kardono yang juga meneliti puisi dalam
majalah Horison. Namun, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan
penelitian di atas. Penelitian F.X. Tri Indra Kardono meneliti kemampuan
menganalisis struktur batin pada puisi, sedangkan penelitian ini meneliti citraan
puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015.
2.2 KajianTeori
2.2.1 Pengertian puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa. (Waluyo, 1987: 25). Rekaman dan interpretasi pengalaman
merupakan suatu proses rekonstruksi dalam alam pikiran manusia dari beberapa
peristiwa. Penyair melakukan perenungan dalam pikirannya, kemudian
menginterpretasikan menurut kemampuan batinnya. Pemahaman dan interpretasi
ini selanjutnya dilahirkan kembali dengan pemadatan atau juga sublimasi kedalam
wujud, bentuk, dan gaya yang lain, sesuai dengan selera dan ekspresinya.
Subjektuvitas yang ada dalam penyair akan memberi warna tersendiri terhadap
hasil ekspresi yang disampaikan. Kesan dan warna tersebut dapat timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tergantung kemampuan penyair dalam proses pemadatan atau sublimasi, sebagai
ekspresinya ke dalam bentuk lain, dalam hal ini bentuk tersebut adalah puisi
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 2005: 7) menyimpulkan bahwa unsur-
unsur penting yang ada dalam sebuah puisi adalah emosi, imajinasi, pemikiran,
ide, nada, irama kesan pancaindera, sususnan kata, kata kiasan, kepadatan dan
perasaan yang bercampur baur.
2.2.2 Struktur Puisi
2.2.2.1 Struktur Fisik Puisi
Waluyo (1987) mengemukakan bahwa struktur fisik puisi meliputi sebagai
berikut.
(1) Perwajahan Puisi (tipografi)
Perwajahan atau tipografi yang dimaksud adalah bentuk puisi seperti
halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya,
hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi
Diksi yang dimaksud adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselaran bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 1987: 68-69)
menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis,
penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa
tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan
kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik).
(3) Imaji
Imaji yang dimaksud adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti
apa yang dialami penyair.
(4) Kata konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
lambang. Misal kata konkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup, dll., sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat
kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain.
(5) Bahasa figuratif
Bahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat mengidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatif, artinya memancarkan banyak makna atau
kaya akan makna. Bahasa Figuratif disebut juga majas. Adapun macam-macam
majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
eufimisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks,
satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
(6) Rima dan Ritme
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi. Rima mencakup (1) onomatope
(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada pauisi
Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repitisi bunyi
[kata], dan sebagainya [Waluyo]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritme
merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritme sangat
menonjol dalam pembacaan puisi.
2.2.2.2 Struktur Batin Puisi
selain mengemukakan struktur fisik. Waluyo (1987) juga mengemukakan
struktur batinnya. Adapun struktur batin puisi yang dimaksud akan dijelaskan
sebagai berikut.
(1) Tema /makna (sense)
Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan
makna, makna puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun
makna keseluruhan.
(2) Rasa (feeling)
Rasa atau feeling yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar
belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantungpada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
(3) Nada (tone)
Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerjasama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong,
menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4) Amanat/tujuan/maksud (intention)
Sadar atau tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.
Tujuan itu bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, atau dapat ditemui
dalam puisinya.
2.2.3 Citraan dalam Puisi
Puisi akan terasa lebih hidup dalam imajinasi pembaca, jika penyair
berusaha merangsang indera pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca seolah-
olah pembaca, merasakan, dan mengalami peristiwa sendiri yang diceritakan
dalam puisi yang sedang dibaca. Dengan demikian akan lebih menambah
kenikmatan membaca puisi. Hal-hal yang dapat di lihat, di rasakan, dan dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
oleh pembaca tersebut tentu bukan dalam kenyataan tetapi hanya dalam imajinasi.
Penggunaan kata-kata dan ungkapan yang mampu membangkitkan indera ini
dalam puisi disebut pencitraan (imagery).
Altenbernd (dalam pradopo, 2005: 80) memandang bahwa citraan ialah
gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Dalam puisi,
untuk memberi gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana khusus, untuk
membuat (lebih) hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan dan juga untuk
menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan
(pikiran), disamping alat kepuitisan yang lain.
Selanjutnya Sayuti (2002: 170) secara sederhana menyatakan bahwa
citraan merupakan kesan yang terbentuk dalam menjaga imajinasi melalui sebuah
kata atau rangkaian kata, yang seringkali merupakan gambaran dalam angan-
angan. Atau citraan merupakan gambaran pengalaman indera, dalam puisi yang
tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi sesuatu yang mampu pula
menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain.
Pencitraan banyak digunakan oleh penyair karena citraan dianggap sebagai
jiwa puisi. Dengan pengimajian, sajak menjadi berjiwa, sajak menjadi hidup.
Sajak yang berjiwa dan hidup dapat menyakinkan dan memikat hati pembaca
(Effendi 2002: 53). Kemampuan menciptakan citraan dibenak pembaca dalam
puisi sangat penting. Puisi yang tidak mampu menciptakan citraan, akan terasa
hambar dan tidak mengesankan (Suharianto 2005: 40). Sebuah citraan yang
berhasil, menolong pembaca atau pendengar merasakan pengalaman penyair
terhadap objek dan situasi yang dialaminya, memberi gambar yang setepat-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tepatnya, hidup, kuat, ekonomis, dan segera dapat dirasakan dan dekat dengan
hidupnya sendiri (Barbin 1990: 54).
Secara umum ada tujuh jenis citraan (Sayuti 2002: 170), yaitu:
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihat
(mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada mata sehingga
seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.
b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera
pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada
telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan
melalui citraan tersebut.
c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit),
misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.
d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera
pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini
menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk,
anyir, dan lain-lain.
e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap
(lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang
pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.
f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi
secara abstrak objek tersebut bergerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan). Citraan ini
membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian yang
melibatkan perasaan.
2.2.4 Pembelajaran Sastra di Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
2.2.4.1 Pengajaran Sastra
Sebagai seorang guru sastra, kita harus mempunyai semangat sehubungan
dengan pengajarannya. Kita harus mempunyai kecintaan pribadi terhadap sastra.
Kita perlu gemar membaca karya-karya sastra. Kita pun harus yakin bahwa
pengajaran sastra itu bermanfaat bagi murid-murid. Karena itu kita akan selalu
mempersiapkan pengajaran dengan baik. Semangat dan kecintaan kepada karya
sastra dan kepada tugas dalam mengajar itu akan berpengaruh kepada murid.
Mengajarkan sastra bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi
mengajarkan sikap terhadap nilai-nilai (Rusyana, 1982: 10). Karena itu, maka
sikap guru besar peranannya dalam mencapai tujuan pengajaran. Rusyana (1982:
10) mengemukakan bahwa guru sastra dituntut pula agar ia dapat memberikan
pengaruh yang tepat terhadap kelasnya pada waktu ia melaksanakan pengajaran.
Pengajaran sastra merupakan usaha untuk menumbuhkan standar penilaian.
Apabila karya-karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi
untuk menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi untuk diadakan. Sebagai seorang
guru, kita harus dapat menunjukkan bahwa sastra mempunyai relevansi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
masalah-masalah dunia nyata. Jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang
tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar
untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan
dalam masyarakat (Rahmanto, 1988: 15).
2.2.4.2 Tujuan Pengajaran Sastra
Pengajaran sastra mempunyai peranan dalam mencapai berbagai aspek
dari tujuan pendidikan susila, sosial, perasaan, sikap penilaian, dan keagamaan
(Rusyana, 1982: 6). Rusyana (1982: 6-9) mengemukakan bahwa tujuan
pengajaran sastra itu ada dua, yaitu (1) tujuan untuk memperoleh pengalaman
sastra dan (2) tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra.
Tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra itu dapat dibagi menjadi dua
bagian, seperti yang dikemukakan dibawah ini.
Apresiasi sastra
Dalam hasil karya sastra itu terkandung pengalaman manusia yang
indah dan mendalam. Pengenalan yang semakin mendalam terhadap
pengalaman hidup yang terkandung dalam sastra, serta hasrat dan jawaban
kita terhadapnya, disebut apresiasi sastra (Rusyana, 1982: 7).
Menurut Rusyana (1982: 7), dalam pengajaran apresiasi sastra,
guru harus memberikan kesempatan agar murid memperkembangkan
apresiasinya sendiri. Tugas guru adalah membantu murid, dengan
menyajikan lingkungan yang memadai, misalnya berupa bahan bacaan
sastra dan mendorong agar murid senang membaca. Murid didorong untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berkenalan dengan karya sastra, mengadakan kontak dengan jalan
membacanya, dan kemudian menikmatinya.
Ekspresi sastra
Tujuan pengajaran sastra yang lain adalah untuk memperoleh
pengalaman dalam ekspresi sastra. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membangun daya mencipta pada anak.
Dalam pengajaran sastra, kita juga harus memberikan perhatian
pada kegiatan ekspresi ini. Kegiatan ekspresi dalam pengajaran sastra
dapat dilakukan dalam bercerita, bercakap, mengarang, berdeklamasi,
membaca indah, dan memerankan teks drama (Rusyana, 1982: 2).
Tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra berjalinan erat
dengan tujuan memperoleh pengalaman sastra. Bertolak dari pengalaman
murid tentang sastra, kemudian diberikan pengetahuan, sehingga murid
akan beroleh wawasan tentang pengalamannya itu (Rusyana, 1982: 9).
Misalnya pengetahuan tentang lagu sastra, irama sastra, dan bentuk sastra
diberikan setelah murid beroleh pengalaman membaca hasil sastra.
Pengalaman yang mereka miliki itu kemudian diperjelas dengan
pengetahuan tentang hal itu (Rusyana, 1982: 9).
2.2.4.3 Pemilihan Pengajaran Sastra
Bahan pengajaran yang disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan
kemampuan siswa pada suatu tahapan pengajaran tertentu. Sesuai dengan
tingkatan para siswa, karya sastra yang akan disajikan hendaknya juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesukarannya dan kriteria-kriteria tertentu
lainnya (Rahmanto, 1988: 26).
Kemampuan untuk dapat memilih bahan pengajaran sastra ditentukan oleh
berbagai macam faktor, antara lain: berapa banyak karya sastra yang tersedia di
perpustakaan sekolah, kurikulum yang harus diikuti, persyaratan bahan yang harus
diberikan agar dapat menempuh tes hasil belajar akhir tahun, serta masih banyak
faktor lain yang harus dipikirkanoleh guru pengajar sastra di sekolah menengah
(Rahmanto, 1988: 27). Malahan, kadang bahan yang ditentukan dari atasan lewat
kurikulum kurang sesuai dengan lingkungan siswa.
Agar dapat memilih bahan pengajaran sastra secara tepat, beberapa aspek
perlu dipertimbangkan. Rahmanto (1988: 27-33) mengemukakan tiga aspek
penting yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran
sastra, yaitu: (1) sudut bahasa, (2) kematangan jiwa (psikologi), dan (3) latar
belakang kebudayaan para siswa.
Bahasa
Aspek kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan oleh masalah-
masalah yang dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang
digunakan pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu,
dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Agar pengajaran
sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya dapat mengembangkan keterampilan
khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan
tingkat penguasaan bahasa siswanya (Rahmanto, 1988: 27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Rahmanto (1988: 28) mengemukakan bahwa dalam usaha meneliti
ketepatan teks yang terpilih, guru hendaknya tidak hanya memperhitungkan
kosa kata dan tata bahasa, tetapi perlu mempertimbangkan situasi dan
pengertian isi wacana termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Di samping
itu, perlu juga diperhatikan cara penulis menuangkan ide-idenya dan
hubungan antar kalimat dalam wacana itu sehingga pembaca dapat
memahami kata-kata kiasan yang digunakan.
Psikologi
Dalam memilih bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan
psikologis ini hendaknya diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar
pengaruhnya terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal
(Rahmanto, 1988: 29). Tahap perkembangan psikologis ini juga sangat besar
pengaruhnya terhadap: daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan
bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem
yang dihadapi.
Karya sastra yang terpilih untuk diajarkan hendaknya sesuai dengan
tahap psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Tentu saja, tidak semua
siswa dalam satu kelas mempunyai tahapan psikologis yang sama, tetapi guru
hendaknya menyajikan karya sastra yang setidak-tidaknya secara psikologis
dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu (Rahmanto, 1988:
31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Latar belakang budaya
Latar belakang karya sastra ini hampir meliputi semua faktor kehidupan
manusia dan lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi,
legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai masyarakat, seni,
olahraga, hiburan, moral, etika, dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah
tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang kehidupan mereka,
terutama bila karya satra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan
merekadan mempunyai kesamaan dengan mereka atau dengan orang-orang
disekitar mereka (Rahmanto, 1988: 31).
Guru sastra hendaknya memahami apa yang diminati oleh para siswanya
sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut
gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dilakukan oleh para
siswanya. Meski demikian, guru hendaknya selalu ingat bahwa pendidikan secara
keseluruhan bukan hanya menyangkut situasi dan masalah lokal saja. Dalam hal
ini, sastra merupakan salah satu bidang yang menawarkan kemungkinan cara-cara
terbaik bagi setiap orang yang ada dalam suatu bagian dunia untuk mengenal
bagian dunia orang lain (Rahmanto,1988: 32).
2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam dunia pendidikan, khususnya di negara Indonesia, hadirnya
Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa perubahan dalam
pembelajaran kemampuan berstrata, karena kurikulum ini memberi peluang dan
kewenangan kepada sekolah serta guru untuk lebih mandiri dalam
mengembangkan dan mengoperasionalkan pembelajaran bahasa dan sastra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
indonesia di kelas. Dengan demikian, setiap sekolah memiliki standar kompetensi
yang sama dan terstandar secara nasional, namun dalam implementasinya akan
memiliki warna yang beragam.
Menurut BSNP (2006: 5) kurikulum adalah seperangkat rencana mengenai
tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan (BSNP, 2006: 5).
KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004/kurikulum
berbasis kompetensi (KBK). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan tujuh prinsip-
prinsip tersebut yaitu:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lindungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan pendidikan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap beberapa
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, adapun Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pembelajaran puisi di SMA kelas X
semester I adalah sebagai berikut.
Tandar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
5. memahami puisi yang disampaikan
secara langsung/tidak langsung
5.1 mengidentifikasi unsur-unsur
bentuk suatu puisi yang disampaikan
secara langsung ataupun melalui
rekaman.
5.2 mengungkapkan isi suatu puisi
yang disampaikan secara langsung
ataupun melalui rekaman.
2.2.6 Silabus
Dalam BSNP (2006: 14) dijelaskan bahwa silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar kedalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Di dalam panduan penyusunan KTSP, disebutkan bahwa ada delapan
prinsip pengembangan silabus. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indikatoe, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar
6. Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntunan masyarakat.
8. menyeluruh
komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
Di dalam BSNP (2006: 16-18), disebutkan bahwa ada beberapa langkah
yang harus dilaksanakan dalam mengembangkan silabus. Langkah-langkah iti
adalah sebagai berikut.
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Potensi peserta didik;
b. Relevansi dengan karakteristik daerah,
c. Tingkat perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. Struktur keilmuan;
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasaan materi pembelajara;
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntunan lingkungan;
dan
h. Alokasi waktu.
3. Mengembangkan KegiatanPembelajaran
Kegiatanpembelajarandirancanguntukmemberikanpengalamankerja yang
melibatkan proses mental danfisikmelaluiinteraksiantarpesertadidik,
pesrtadidikdengan guru, lingkungandansumberbelajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar . pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasi
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik secara beruntutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung
dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar
siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam
kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek da/atau produk, penggunaan portofolio,
dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,
dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah
kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan berupa informasi yang dibutuhkan.
6. Menetukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar
yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
2.2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan ranvangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran di kelas (Muslich, 2006:53). Dengan berdasarkan pedoman RPP,
diharapkan seorang guru dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram.
Dengan demikian, pembelajaran harus direncanakan secara matang, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Menurut Muslich (Melalui Pusat Kurikulum, 2006) secara teknis dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat aspek-aspek sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Identitas terdiri atas nama sekolah, mata pelajaran, hari/tanggal. Kelas, dan
semester. Identitas RPP di atas kolom RPP.
2. Standar Kompetensi
Standar Kompotensi merupakan kualifikasi kemampuan peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dapat dicapai pada mata pelajaran tertentu.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus
dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai standar kompetensi mata
pelajaran tertentu.
4. Materi Pokok
Materi pokok merupakan bahan ajar minimal yang harus dipelajari oleh
siswa untuk menguasai kompetensi dasar. Dalam menentukan materi
pokok harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. Relevansi materi pokok dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
b. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spirituial.
c. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
d. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik.
e. Alokasi waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman kerja
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar.
Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Memberikan peluang kepada siswa untuk mencari, mengolah,
mengelola, dan menemukan sendiri pengetahuan dibawah bimbingan
guru.
b. Mencerminkan ciri khas mata pelajaran.
c. Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar, dan sarana
yang tersedia.
d. Bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu, berpasangan,
kelompok dan klasikal.
6. Indikator
Di dalam penentuan indikator hasil belajar siswa diperlukan kriteria-
kriteria sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir siswa.
b. Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
c. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
d. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
e. Dapat diukur dan diamati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
7. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi yang telah ditentukan.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Dalam kegiatan penilaian terdapat tiga komponen
penting, yang meliputi:
a. Teknik penilaian
Teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh
informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik
yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini yang secara garis
besar dikatagorikan sebagai teknik tes dan teknik non tes.
b. Bentuk instrumen
Bentuk instrumen yang diperoleh harus sesuai dengan teknik
penilaiannya. Bentuk instrumen yang dikembangkan dapat berupa
bentuk instrumen yang digolongkan dalam bentuk teknik berikut ini:
1) tes tertulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian,
menjodohkan, dan sebagainya.
2) Tes lisan, yaitu bentuk daftar pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3) Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji
petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja
prosedur atau produk.
4) Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah.
5) Observasi, yaitu dengan menggunakan lembar observasi.
6) Wawancara, yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara.
7) Portofolio, dapat menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan
atau prestasi siswa.
8) Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri.
8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu kompetensi dasar tertentu.
9. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran, yang dapat berupa: buku tulis, media cetak, media
elektronik, benda-benda di alam sekitar, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.3 Kerangka Berpikir
Penelitian ini menggunakan skema kerangka berpikir untuk memperjelas
penggunaan teori-teori. Selain itu, untuk pembanding antara hasil analisis dengan
teori yang digunakan. Berikut skema kerangka berpikir.
Tabel Kerangka Berpikir
Puisidalam Majalah Horison edisi Juli
2015
Rumusanmasalah
Teori
Unsur-unsur puisi Karakteristik citraan puisi
Herman Waluyo dan Effendi,S
(unsur-unsur puisi)
Waluyo danEffendi,S
(karakteristik citraan puisi)
Analisis data kualitatif
Hasilanalisis data
Indikator karakteristik
citraan puisi Citraan puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari enam subbab, keenam subbab ini adalah jenis penelitian,
sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis
data. Keenamnya dijelaskan secara terperinci dalam subbab berikut.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat
dalam Majalah Horison edisi Juli 2015 dan Relevansinya dalam Pembelajaran
Sastra di SMA Kelas X Semester I”termasuk penelitian kualitatif. Menurut
Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif karena peneliti menguraikan data berupa kata-kata
bukan berupa angka-angka. Lingkungan alamiah dalam penelitian ini adalah puisi
yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015.
Penelitian ini tidak menggunakan rumus statistik sebagai alat analisis
data.Sehingga penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Melalui metode
ini,peneliti melakukan analisis terhadap tulisan puisi yang terdapat dalam majalah
Horison edisi bulan Juli 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.2 Sumber Data
Arikunto menegaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila penelitian
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, sumber
data disebut responden, yaitu orang yang merespons atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti
menggunakan teknik observasi , sumber datanya berupa benda, gerak atau proses
sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, dokumen atau catatanlah
yang menjadi sumber datanya (Arikunto, 2006: 129). Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, yaitu puisi-puisi
dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Data penelitian berupa tulisan puisi-
puisi yang terdapat majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Puisi-puisi yang
terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015, yaitu: karya M. Arifin
Budiman:“Kepada Kekasihku 1”, “Kepada kekasihku 2”, “Kepada kekasihku 3”,
“Kepada kekasihku 5”, “Kepada Para Pejalan”, “Potret Hujan”, “Aroma Kopi”,
“Menulis Sajak”, “Langit Setiabudhi”, “Daun, Anak Panah Doa”, “Kepada
Sheila”, “Dalam Doa”, “Kuas Senja”, “Hujan Mei”, “Potret Wajahmu”,
“Pengakuan”, “Langit Mei” dan karya Mahwi Air Tawar: “Gelung”, “Kedung”,
“Gari”, “Krakal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Menurut
Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif
(2006:168) instrumen penelitian adalah alat pengumpul data. Pada penelitian ini
yang berperan sebagai pengumpul data adalah peneliti sendiri. Peneliti yang
mengumpulkan data-data dari puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015.
Peneliti layak sebagai instrumen penelitian karena peneliti merupakan mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang pernah mempelajari puisi dalam
mata kuliah Pengkajian Apresiasi Puisi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau
keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan,
2002:83).
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama peneliti mencarimajalah Horison edisi bulan Juli 2015.Kedua, peneliti
mencari tulisan puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015, kemudian
peneliti mengumpulkan tulisan puisi yang telah ditemukan. Ketiga, tulisan puisi
yang telah dikumpulkan tersebut difotokopi. Keempat, peneliti menandai dan
mencatat pencitraan pada puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan
Juli 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2006: 248)
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
serta apa yang dipelajari, dan juga memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Setelah semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah mengklasifikasi
dan menganalisis data. Dalam menganalisis dan mengklasifikasi data, peneliti
membuat kode-kode yang menjelaskan mengenai karakteristik citraan dalam
puisi. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan kode tersebut.
Tabel 3.5.1Karakteristik Citraan Puisi
a. Citraan penglihatan (C1)
Karakteristik citraan penglihatan kode
Ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). C1-1
Memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah
dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.
C2-2
b. Citraan pendengaran (C2)
Karakteristik citraan pendengaran kode
Ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). C2-1
Memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah
dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan
tersebut.
C2-2
c. Citraan penciuman (C3)
Karakteristik citraan penciuman kode
berhubungan dengan indera pencium (hidung). C3-1
Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah-
olah objek yang dibicarakan memiliki bau.
C3-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
d. Citraan perabaan (C4)
Karakteristik citraan perabaan kode
melibatkan indera peraba (kulit), C4-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu
yang kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.
C4-2
e. Citraan pencecapan (C5)
Karakteristik citraan pencecapan kode
Melibatkan indera pencecap (lidah). C5-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu
yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.
C5-2
f. Citraan gerak (C6)
Karakteristik citraan gerak kode
Citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak
objek tersebut bergerak.
C6-1
Benda dapat berupa benda hidup atau benda mati. C6-2
g. Citraan perasaan (C7)
Karakteristik citraan perasaan kode
Citraan ini yang melibatkan hati (perasaan). C7-1
Membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian
yang melibatkan perasaan.
C7-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab empat ini mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan
secara keseluruhan. Hal-hal yang dimuat ialah deskripsi data dan pembahasan
hasil analisis citraan puisi yang dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015.
Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan dalam puisi yang dimuat
dalam majalah Horison edisi Juli 2015.
4.1 Deskripsi Data
Data yang dianalisis adalah puisi yang dimuat dalam majalah Horison
edisi Juli 2015. Secara lengkap deskripsi terhadap data yang dianalisis adalah
sebagai berikut:
Puisi yang dimuat dalam majalah Horison Edisi Juli 2015 ditulis oleh
dua orang penulis puisi, yaitu M. Arfani Budiman dan Mahwi Air Tawar. Puisi
karya M. Arfani Budiman yang dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015
terdapat 18 puisi, sedangkan puisi karya Mahwi Air Tawar terdapat 4 puisi.
4.2 Analisis Data
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang isi puisi yang
dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015 secara menyeluruh. Analisis
dilakukan dengan cara menjabarkan seluruh citraan yang terkandung di dalam
puisi, yaitu: citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perabaan, citraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penciuman, citraan pencecapan, citraan gerak, dan citraan perasaan. Citraan
yang terkandung di dalam puisi akan diidentifikasi dan dideskripsikan. Untuk
mengidentifikasi citraan, diperlukan deskripsi karakteristik dari citraan itu
sendiri. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan karakteristik citraan puisi
dalam sebuah kode.
Tabel 4.2.1 Karakteristik Citraan Puisi
a. Citraan penglihatan (C1)
Karakteristik citraan penglihatan kode
Ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). C1-1
Memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah
dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.
C2-2
b. Citraan pendengaran (C2)
Karakteristik citraan pendengaran kode
Ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). C2-1
Memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah
dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan
tersebut.
C2-2
c. Citraan penciuman (C3)
Karakteristik citraan penciuman kode
Berhubungan dengan indera pencium (hidung). C3-1
Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah-
olah objek yang dibicarakan memiliki bau.
C3-2
d. Citraan perabaan (C4)
Karakteristik citraan perabaan kode
Melibatkan indera peraba (kulit), C4-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu
yang kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.
C4-2
e. Citraan pencecapan (C5)
Karakteristik citraan pencecapan kode
Melibatkan indera pencecap (lidah). C5-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu
yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.
C5-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
f. Citraan gerak (C6)
Karakteristik citraan gerak kode
Citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak
objek tersebut bergerak.
C6-1
Benda dapat berupa benda hidup atau benda mati. C6-2
g. Citraan perasaan (C7)
Karakteristik citraan perasaan kode
Citraan ini yang melibatkan hati (perasaan). C7-1
Membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian
yang melibatkan perasaan.
C7-2
4.3 Pembahasan Citraan Puisi dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015
Pada subbab ini peneliti membahas tentang hasil penelitian. Pembahasan
dilakukan dengan menentukan karakteristik pada setiap citraan puisi. Setelah itu,
peneliti menyertakan kode yang telah ditentukan sesuai dengan tabel karakteristik
citraan puisi. Hasil pembahasan penelitian ini berupa jenis-jenis citraan puisi
dalam majalah Horison edisi Juli 2015. Berikut ini adalah contoh pembahasan
jenis-jenis citraan.
4.3.1 Puisi 1. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada Kekasihku 1
Karya M. Arifin Budiman
Isyarat rindu lebur
Di batas senja, jerit burung-burung
Mengirimkan nyeri pada celah angin
Daun-daun berguguran menuju rebah tanah
Sementara langit mengusap matahari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Memejemkan luka pada dinding waktu
Kekasihku, tiupkanlah aroma cinta pada mawar yang mekar
Petiklah kesunyian yang berdegup dalam dada berdebar.
4.3.1.1 Analisis Citraan
Kepada Kekasihku 1
Karya M. Arifin Budiman
Isyarat rindu lebur
Di batas senja (penglihatan/ C1-1, C1-2), jerit (pendengaran/ C2-1,
C2-2)
burung-burung.
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2).
2. Kata jerit menurut KBBI berarti suara yang keras melengking dari
manusia atau binatang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Mengirimkan nyeri (perabaan/ C4-1, C4-2) pada celah angin
3. Kata nyeri menurut KBBI berasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum
atau seperti dijepit pada bagian tubuh. (perabaan/ C4-1, C4-2)
Daun-daun berguguran (penglihatan/ C1-1, C1-2) menuju rebah
tanah
4. Kata berguguran menurut KBBI berarti banyak yang gugur atau
berjatuhan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Sementara langit mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) matahari
5. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
Memejemkan (gerak/ C6-1, C6-2) luka pada dinding waktu
6. Kata memejamkan menurut KBBI berarti menutup mata. (gerak/
C6-1, C6-2)
Kekasihku, tiupkanlah aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) cinta pada
mawar yang mekar (penglihatan/ C1-1, C1-2)
7. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2)
8. Kata mekar menurut KBBI berarti mulai berkembang; menjadi
terbuka. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Petiklah (gerak/ C6-1, C6-2) kesunyian (perasaan/ C7-1, C7-2) yang
berdegup dalam dada berdebar
9. Kata petiklah menurut KBBI berarti mengambil dengan
mematahkan tangkai bunga, buah, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-
2)
10. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan citraan
gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada puisi, pemilihan
kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat dan merasakan keindahan
puisi melalui kata-kata yang dipilih.
4.3.2 Puisi 2. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada kekasihku 2
M. Arifin Budiman
Langit senja menyentuh daun-daun kering,
jemari angin membelai raut keningmu
Kekasihku, terimalah jerit matahari
Yang menenun langit menjadi merah saga
Di sorot matamu ada cahaya yang merambat
Dalam debar dada, mengusap perih kesunyian
Bersepakat memetik luka.
4.3.2.1 Analisis Citraan
Kepada kekasihku 2
Karya M. Arifin Budiman
Langit senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) menyentuh (gerak/ C6-1, C6-
2)daun-daun kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
2. Kata menyentuh menurut KBBI berarti menjamah (gerak/ C6-1, C6-
2)
jemari angin membelai rautkeningmu (gerak/ C6-1, C6-2)
3. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai kata-
kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-1, C6-2)
Kekasihku, terimalah jerit (pendengaran/ C2-1, C2-2) matahari
4. Kata jerit menurut KBBI berarti suara yang keras melengking dari
manusia atau binatang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Yang menenun langit menjadi merah (penglihatan/ C1-1, C1-2) saga
5. Kata merah menurut KBBI berarti warna dasar yang serupa dengan
warna darah. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Di sorot matamu ada cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang
merambat
6. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
dalam debar dada, mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) perih kesunyian
(perasaan/ C7-1, C7-2)
7. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
8. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Bersepakat memetik (gerak/ C6-1, C6-2) luka
9. Kata memetik menurut KBBI berarti mengambil dengan
mematahkan tangkai bunga, buah, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-
2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan pendengaran. Melalui
pilihan katanya kita dapat seolah-olah mendengarkan sesuatu dari puisi. Citraan
pendengaran membuat kepuitisan puisi ini semakin indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4.3.3 Puisi 3. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada kekasihku 3
M. Arifin Budiman
Di senja yang gamang
Rindu mengerang ditabuh gendang
Seperti tangisan bayi di malam hari
Aku selalu rindu sorot matamu
Yang menuntunku pada kearifan angin
Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik
Kekasihku, jika waktu selalu memburu tanpa ampun
Terimalah dengan tangan terbuka
Ketuklah rindu pada juru kesunyian
Menyusun gaik kata-kata.
4.3.3.1 Analisis Citraan
Kepada kekasihku 3
Karya M. Arifin Budiman
Di senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang gamang
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Rindu mengerang (pendengaran/ C2-1, C2-2) ditabuh gendang
2. Kata mengerang menurut KBBI berarti merintih karena kesakitan
(pendengaran/ C2-1, C2-2)
Seperti tangisan (pendengaran/ C2-1, C2-2) bayi di malam hari
3. kata tangisan menggambarkan rindu yang begitu menggebu,
mengerang keras terdengar memecah kesunyian. (pendengaran/ C2-
1, C2-2)
Aku selalu rindu sorot matamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Yang menuntunku pada kearifan angin
Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik (perabaan/ C4-1, C4-
2)
4. Kata terpercik memiliki makna terkena percik-percik air yang
berhamburan. (perabaan/ C4-1, C4-2)
Kekasihku, jika waktu selalu memburu (gerak/ C6-1, C6-2) tanpa ampun
5. Kata memburu menurut KBBI berarti mengejar atau meyusul untuk
menangkap. (gerak/ C6-1, C6-2)
Terimalah dengan tangan terbuka
Ketuklah rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada juru kesunyian (perasaan/ C7-
1, C7-2)
6. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) 7. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Menyusun gaik kata-kata.
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan pendengaran. Melalui
pilihan katanya kita dapat seolah-olah mendengarkan sesuatu dari puisi. Citraan
pendengaran membuat kepuitisan puisi ini semakin indah.
4.3.4 Puisi 4. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada kekasihku 5
M. Arifin Budiman
Kelebat angin mengusap
Daun-daun di taman
Menuju matamu. Ada percik matahari
Berdegup di gigil cermin
Wajahmu adalah ketabahan pulau
Yang luas merangkai waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dijarimu aku sisipkan kembang doa
Sebagai pertanda aroma cinta
Selalu jatuh di keluasan namamu.
4.3.4.1 Analisis Citraan
Kepada kekasihku 5
Karya M. Arifin Budiman
Kelebat angin mengusap (gerak/ C6-1, C6-2)
1. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
daun-daun di taman
Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) matamu . Ada percik (penglihatan/ C1-1, C1-
2) matahari
2. Kata menuju menurut KBBI memiliki makna pergi ke arah.
(gerak/ C6-1, C6-2)
Berdegup di gigil cermin
Wajahmu adalah ketabahan (perasaan/ C7-1, C7-2) pulau
3. Kata ketabahan menurut KBBI berarti tetap dan kuat hati dalam
menghadapi bahaya atau cobaan (perasaan/ C7-1, C7-2)
Yang luas merangkai (gerak/ C6-1, C6-2) waktu
4. Kata merangkai menurut KBBI berarti menyusun atau mengatur
menjadi berangkai-rangkai. (gerak/ C6-1, C6-2)
Di jarimu aku sisipkan kembang doa
Sebagai pertanda aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) cinta
5. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2)
Selalu jatuh di keluasan namamu
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca
puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata
yang dimunculkan oleh penulis puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4.3.5 Puisi 5. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada Para Pejalan
M. Arifin Budiman
Saat senja luruh
Kau rebahkan tubuhmu
Istirahat dalam belaian angin
Setelah berjalan sepanjang hari
Berbekal rasa haus yang menghunus
Dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar
Membenamkan cinta pada seluruh alam
Daun-daun bertasbih luruh ke rebah tanah
Lalu kau mengucurkan doa membasahi
Degup perjalanan dengan percik matahari
Mengusap perih langit.
4.3.5.1 Analisis Citraan
Kepada Para Pejalan
Karya M. Arifin Budiman
Saat senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) luruh
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Kau rebahkan (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhmu
2. Kata rebahkan menurut KBBI berarti bergerak dari posisi berdiri ke
posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Istirahat dalam belaian (perabaan/ C4-1, C4-2) angin
3. Kata belaian menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai kata-
kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-1, C6-2)
Setelah berjalan (gerak/ C6-1, C6-2) sepanjang hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4. Kata berjalan dalam larik di atas bermakna aktivitas yang dilakukan
sepanjang hari. (gerak/ C6-1, C6-2)
Berbekal rasa haus yang menghunus
dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar
Membenamkan (gerak/ C6-1, C6-2) cinta pada seluruh alam
5. Kata membenamkan menurut KBBI bermakna menenggelamkan.
(gerak/ C6-1, C6-2)
Daun-daun bertasbih luruh ke rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah
6. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri ke
posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Lalu kau mengucurkan doa membasahi
Degup perjalanan dengan percik matahari
Mengusap perih (perabaan/ C4-1, C4-2) langit
7. Kata perih menurut KBBI bermakna pedih merupakan sesuatu yang
dapat dirasakan. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui
kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah
melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini
semakin indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.3.6 Puisi 6. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Potret Hujan
Karya M. Arifin Budiman
Di luar hujan bergetar
Dalam dada ada rindu
Menguap bersama jemari angin
Kau merengkuh doa-doa
Pada selembar cahaya bergetar
Sebagai kesedihan yang mengalir dalam
Rahim waktu dengan bahasa daun-daun
Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi
Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot
Matamu
4.3.6.1 Analisis Citraan
Potret Hujan
Karya M. Arifin Budiman
Di luar hujan bergetar (penglihatan/ C1-1, C1-2)
1. Kata bergetar menurut KBBI berarti bergerak berulang-ulang
dengan cepat. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Dalam dada ada rindu (perasaan/ C7-1, C7-2)
2. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Menguap (penglihatan/ C1-1, C1-2) bersama jemari angin
3. Kata menguap menurut KBBI berarti menjadi uap. (penglihatan/
C1-1, C1-2)
Kau merengkuh doa-doa
Pada selembar cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2) bergetar
4. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Sebagai kesedihan (perasaan/ C7-1, C7-2) yang mengalir dalam
5. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih yang
mendalam . (perasaan/ C7-1, C7-2)
Rahim waktu dengan bahasa daun-daun
Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6. Kata bunyi menurut KBBI berarti sesuatu yang terdengar (didengar)
atau ditangkap oleh telinga. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot
Matamu
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui
kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah
melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini
semakin indah.
4.3.7 Puisi 7. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Aroma Kopi
karya M. Arifin Budiman
Ruap waktu melebar
dalam percakapan kita
Angin menembus celah jendela
Ada yang berdebar dalam rongga dada
Wajahmu menari seperti detak jarum jam
Menyusuri kerinduan dalam pusaran cahaya
Aroma kopi tercium di atas meja
Menyuguhkan rindu pada secangkir kenangan
Luruh bersama asap-asap doa
4.3.7.1 Analisis Citraan
Aroma Kopi
karya M. Arifin Budiman
Ruap (penglihatan/ C1-1, C1-2) waktu melebar
1. Kata ruap mernurut KBBI berarti buih atau gelembung-gelembung
kecil pada permukaan barang cair. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
dalam percakapan kita
Angin menembus celah jendela (perabaan/ C4-1, C4-2)
2. Kata menembus menurut KBBI berarti menerobos atau melubangi
hingga tembus (gerak/ C6-1, C6-2)
Ada yang berdebar dalam rongga dada
Wajahmu menari (gerak/ C6-1, C6-2) seperti detak jarum jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari atau menggerak-
gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama serta diiringi
dengan bunyi-bunyian. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Menyusuri (gerak/ C6-1, C6-2) kerinduan dalam pusaran cahaya
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
4. Kata menyusuri menurut KBBI berarti menuruti bagian tepi. (gerak/
C6-1, C6-2)
5. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) kopi tercium di atas meja
6. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)
Menyuguhkan rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada secangkir kenangan
7. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap
benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Luruh bersama asap-asap (penglihatan/ C1-1, C1-2) doa
8. Kata asap menurut KBBI berarti uap yang dapat terlihat yang
dihasilkan dari pembakaran. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan
citraan gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada
puisi, pemilihan kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat
dan merasakan keindahan puisi melalui kata-kata yang dipilih.
4.3.8 Puisi 8. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Menulis Sajak
Karya M. Arifin Budiman
Ketika aroma pagi
Membuka cadarnya pelan-pelan
Angin bergegas kesegala arah
Aku menulis sajak dengan tangan terbuka
Menunda kesedihan yang terbenam dalam palung dada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Setelah menempuh rakaat perjalanan
Mencari makna dalam ruh rindu
Selalu saja mata ini samar-samar
Luka terus berdenting dalam luka waktu
Menyusuri riuh kota dengan berbekal sajak
Aku menemukan wajahmu di lampu-lampu taman
Berdebar sebagai ruh kata-kata
Membelai matahari, luruh sebagai doa.
4.3.8.1 Analisis Citraan
Menulis Sajak
Karya M. Arifin Budiman
Ketika aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) pagi
1. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)
Membuka (gerak/ C6-1, C6-2) cadarnya pelan-pelan
2. Kata membuka menurut KBBI berarti menjadikan tidak
tertutup atau tidak bertutup. (gerak/ C6-1, C6-2)
Angin bergegas kesegala arah (gerak/ C6-1, C6-2)
3. Kata bergegegas menurut KBBI berarti cepat-cepat. (gerak/ C6-1,
C6-2)
Aku menulis (gerak/ C6-1, C6-2) sajak dengan tangan terbuka
4. Kata menulis menurut KBBI berarti membuat tulisan. (gerak/
C6-1, C6-2)
Menunda kesedihan (perasaan/ C7-1, C7-2) yang terbenam dalam
palung dada
5. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih yang
mendalam . (perasaan/ C7-1, C7-2)
Setelah menempuh rakaat perjalanan
Mencari makna dalam ruh rindu (perasaan/ C7-1, C7-2)
6. kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap
benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Selalu saja mata ini samar-samar
Luka terus berdenting (pendengaran/ C2-1, C2-2) dalam luka waktu
7. Kata berdenting menurut KBBI berarti mengeluarkan bunyi
ting. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Menyusuri riuh (pendengaran/ C2-1, C2-2) kota dengan berbekal
sajak
8. Kata riuh menurut KBBI berarti sangat ramai atau sangat
gaduh. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Aku menemukan (penglihatan/ C1-1, C1-2) wajahmu di lampu-
lampu taman
9. Kata menemukan menurut KBBI berarti mendapatkan sesuatu yang
belum ada sebelumnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Berdebar sebagai ruh kata-kata
Membelai (gerak/ C6-1, C6-2) matahari, luruh sebagai doa.
10. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai
kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-
1, C6-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca
puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata
yang dimunculkan oleh penulis puisi.
4.3.9 Puisi 9. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Langit Setia budhi
Karya M. Arifin Budiman
Bulir hujan membasahi hawa bumi
Jemari angin membelai rupa daun-daun
Pohon-pohon bertasbih gigil oleh kesunyian
Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan
Pada mata kekasih yang meniupkan aroma cinta
Bersama kepak burung-burung
Melintasi kuku waktu
Memotret memoar pertemuan
Dibingkai dalam pigura
4.3.9.1 Analisis Citraan
Langit Setia budhi
Karya M. Arifin Budiman
Bulir (penglihatan/ C1-1, C1-2) hujan membasahi hawa bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1. Kata bulir menurut KBBI berarti tangkai beserta buah (bunga)
majemuk yang terdapat pada tangkai itu. (penglihatan/ C1-1,
C1-2)
Jemari angin membelai (gerak/ C6-1, C6-2) rupa daun-daun
2. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai
kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-
1, C6-2)
Pohon-pohon bertasbih (pendengaran/ C2-1, C2-2) gigil oleh
kesunyian (perasaan/ C7-1, C7-2)
3. Kata bertasbih menurut KBBI berarti memanjatkan puji-
pujian kepada Allah. (pendengaran/ C2-1, C2-2) 4. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan (perasaan/ C7-1, C7-2)
5. Kata kerinduan menurut KBBI berarti perihal rindu;
keinginan dan harapan akan bertemu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Pada mata kekasih yang meniupkan aroma (penciuman/ C3-1, C3-2)
cinta
6. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)
Bersama kepak (pendengaran/ C2-1, C2-2) burung-burung
Melintasi kuku waktu
7. Kata kepak menurut KBBI bermkna sayap. (pendengaran/ C2-
1, C2-2)
Memotret (gerak/ C6-1, C6-2) memoar pertemuan
8. Kata memotret menurut KBBI berarti mengambil gambar.
(gerak/ C6-1, C6-2)
Dibingkai dalam pigura
Citraan yang dominan dari puisi di atas adalah citraaan perasaan. Melalui
kata-kata yang dipilih penulis puisi ingin menggambarkan betapa
mendalamnya puisi ini. Perasaan dilibatkan untuk membuat pesan lebih
tersampaikan dalam puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4.3.10 Puisi 10. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Daun
Karya M. Arifin Budiman
Daun-daun luruh
Ke rebah tanah
Melingkar-lingkar) sebagai rindu
Pada peluk waktu
Mengusap angin dalam petikan cahaya
4.3.10.1 Analisis Citraan
Daun
Karya M. Arifin Budiman
Daun-daun luruh (penglihatan/ C1-1, C1-2)
1. Kata luruh menurut KBBI berarti jatuh atau gugur karena sudah
sampai waktunya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Ke rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah
2. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri ke
posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Melingkar-lingkar (gerak/ C6-1, C6-2) sebagai rindu (perasaan/
C7-1, C7-2)
3. Kata melingkar-lingkar menurut KBBI bermakna menggulung
berlingkar-lingkar. (gerak/ C6-1, C6-2)
4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Pada peluk waktu
Mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) angin dalam petikan cahaya
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
5. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
6. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui
kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini
semakin indah.
4.3.11 Puisi 11. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Anak Panah Doa
Karya M. Arifin Budiman
Seratus anak panah doa
Tertancap di punggung sujud
Mengupas anak-anak sunyi
Yang memejamkan matahari
Seperti menelantarkan ayat-ayat
Disudut matamu yang ditusuk
bayangan dan diasah kantuk
Sebelum tubuhmu memar
Dalam peluk waktu
4.3.11.1 Analisis Citraan
Anak Panah Doa
Karya M. Arifin Budiman
Seratus anak panah doa
Tertancap di punggung sujud (penglihatan/ C1-1, C1-2)
1. Kata tertancap menurut KBBI berarti sudah menancap.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Mengupas anak-anak sunyi
Yang memejamkan matahari (penglihatan/ C1-1, C1-2)
2. Kata memejamkan menurut KBBI berarti menutup mata.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Seperti menelantarkan ayat-ayat
Disudut matamu yang ditusuk
bayangan (penglihatan/ C1-1, C1-2) dan diasah kantuk
3. Kata bayangan menurut KBBI berarti bayang-bayang.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Sebelum tubuhmu memar (penglihatan/ C1-1, C1-2)
4. Kata memar berarti rusak atau remuk bagian dalamnya, tetapi dari
luar tidak tampak. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Dalam peluk waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui
kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah
melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini
semakin indah.
4.3.12 Puisi 12. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada Sheila
Karya M. Arifin Budiman
Langit senja disorot matamu
Menyentuh daun-daun kering
Pohonan merunduk dalam doa
bersahaja
Sheila, matamu adalah pertempuran
Sunyi yang kudus
Di jantungmu puisi rekah
Seperti mawar yang merambat
Menuju kibaran kerudung mu
4.3.12.1 Analasis Citraan
Kepada Sheila
Karya M. Arifin Budiman
Langit senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) disorot matamu
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Menyentuh (gerak/ C6-1, C6-2) daun-daun kering
2. Kata menyentuh menurut KBBI berarti menyinggung sedikit atau
menjamah. (gerak/ C6-1, C6-2)
Pohonan merunduk (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam doa
3. Kata merunduk bermakna menunduk ke arah bawah. (gerak/ C6-1,
C6-2)
Bersahaja
Sheila, matamu (penglihatan/ C1-1, C1-2) adalah pertempuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4. Kata mata menurut KBBI adalah sesuatu untuk melihat atau indera
penglihatan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Sunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2) yang kudus
5. Kata sunyi menurut KBBI berarti hening; lengang; senyap.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)
Di jantungmu puisi rekah
Seperti mawar (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang merambat
6. Kata mawar menurut KBBI berarti tanaman perdu
suku Rosaceae, meliputi ratusan jenis, tumbuh tegak atau
memanjat, batangnya berduri, bunganya beraneka warna, seperti
merah, putih, merah jambu, merah tua, berbau harum. (penglihatan/
C1-1, C1-2)
Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) kibaran kerudungmu
7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu.
(gerak/ C6-1, C6-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui
kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah
melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini
semakin indah.
4.3.13.Puisi 13. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Dalam Doa
Karya M. Arifin Budiman
Saat senja luruh dimatamu
Diiringi burung-burung yang bercicit
Ada rindu pecah bersama kelebat angin
Bayang wajahmu memecahkan cermin
Melompat menuju daun jendela
Mengetuk pintu dan menyuguhkan rindu sekeras batu
Kau kah yang membuka gerbong kesedihan ini
Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu
Mencampakkan anak panah hingga cinta retak
Bersama puing-puing waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.3.13.1 Analisis Citraan
Dalam Doa
Karya M. Arifin Budiman
Saat senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) luruh dimatamu
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Diiringi burung-burung yang bercicit (pendengaran/ C2-1, C2-2)
2. Kata bercicit menurut KBBI berarti mengeluarkan suara
cicit. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Ada rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pecah bersama kelebat angin
3. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Bayang (penglihatan/ C1-1, C1-2) wajahmu memecahkan cermin
4. Kata bayang menurut KBBI berarti wujud hitam yang
tampak di balik benda yang kena sinar. (penglihatan/ C1-1,
C1-2)
Melompat (gerak/ C6-1, C6-2) menuju daun jendela
5. Kata melompat menurut KBBI berarti melakukan gerak
dengan mengangkat kaki ke depan, ke bawah, ke atas dengan
cepat. (gerak/ C6-1, C6-2)
Mengetuk (gerak/ C6-1, C6-2) pintu dan menyuguhkan rindu
(perasaan/ C7-1, C7-2) sekeras batu
6. Kata mengetuk menurut KBBI berarti memukul sesuatu dengan
buku jari, martil, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2) 7. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Kau kah yang membuka (gerak/ C6-1, C6-2) gerbong kesedihan
(perasaan/ C7-1, C7-2) ini
8. Kata membuka menurut KBBI berarti menjadikan tidak
tertutup atau tidak bertutup. (gerak/ C6-1, C6-2)
9. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih; duka cita;
kesusahan hati. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu
Mencampakkan anak panah hingga cinta retak
Bersama puing-puing waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca
puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata
yang dimunculkan oleh penulis puisi
4.3.14 Puisi 14. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kuas Senja
Karya M. Arifin Budiman
Langit begitu kosong
Dengan gerak awan
Saat senja kau rengkuh
Rindu sekeras batu dalam
Desir angin yang menjatuhkan
daun-daun, ditaman ada bayang
wajahmu menari dalam lipatan
Waktu, lalu kau layarkan doa
Menuju rongga dadaku yang terluka
Kau basuh setiap rupa-rupa perjalanan
Dengan irama cinta yang basah oleh rintik gerimis
4.3.14.1 Analisis Citraan
Kuas Senja
Karya M. Arifin Budiman
Langit (penglihatan/ C1-1, C1-2) begitu kosong
1. Kata langit menurut KBBI berarti ruang luas yang terbentang di
atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet
yang lain. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Dengan gerak (gerak/ C6-1, C6-2) awan
2. Kata gerak menurut KBBI berarti peralihan tempat atau
kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. (gerak/
C6-1, C6-2)
Saat senja kau rengkuh (penglihatan/ C1-1, C1-2)
3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) sekeras batu dalam
4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap
benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Desir (pendengaran/ C2-1, C2-2) angin yang menjatuhkan (gerak/
C6-1, C6-2)
5. Kata desir menurut KBBI berarti tiruan tiupan bunyi angin.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)
6. Kata menjatuhkan menurut KBBI berarti menyebabkan,
membuat, membiarkan dan sebagainya jatuh (gerak/ C6-1,
C6-2)
daun-daun, ditaman ada bayang (penglihatan/ C1-1, C1-2)
7. Kata bayang menurut KBBI berarti wujud hitam yang
tampak di balik benda yang kena sinar. (penglihatan/ C1-1,
C1-2)
wajahmu menari (gerak/ C6-1, C6-2) dalam lipatan
8. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari, menggerak-
gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering
diiringi dengan bunyi-bunyian. (gerak/ C6-1, C6-2)
Waktu, lalu kau layarkan doa
Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) rongga dadaku yang terluka
9. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/
C6-1, C6-2)
Kau basuh (gerak/ C6-1, C6-2) setiap rupa-rupa perjalanan
10. Kata basuh menurut KBBI berarti mencuci dengan air. (gerak/ C6-
1, C6-2)
Dengan irama (pendengaran/ C2-1, C2-2) cinta yang basah oleh
rintik gerimis
11. Kata irama menurut KBBI berarti gerakan berturut-turut secara
teratur; turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan;
ritme. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca
puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata
yang dimunculkan oleh penulis puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.3.15 Puisi 15. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Hujan Mei
Karya M. Arifin Budiman
Hujan Mei seperti dentum peluru
Musim-musim tak dapat diramalkan
Saat senja datang dengan gemetarnya)
Dan kau menyuguhkan aroma luka di atas meja
Dengan usapan doa aku lesatkan panah cinta
Yang terbakar memoar api sejarah mei
Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang
menuju penghabisan
4.3.15.1 Analisis Citraan
Hujan Mei
Karya M. Arifin Budiman
Hujan (penglihatan/ C1-1, C1-2) Mei seperti dentum
(pendengaran/ C2-1, C2-2) peluru
1. Kata hujan menurut KBBI berarti itik-titik air yang berjatuhan dari
udara karena proses pendinginan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
2. Kata dentum menurut KBBI berarti tiruan bunyi berat dan
keras dari bunyi meriam. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Musim-musim tak dapat diramalkan
Saat senja datang (penglihatan/ C1-1, C1-2) dengan gemetarnya
(gerak/ C6-1, C6-2)
3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
4. Kata gemetar menurut KBBI berarti bergetar anggota badan
karena ketakutan (kedinginan dan sebagainya); menggigil
karena ketakutan dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
Dan kau menyuguhkan aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) luka di
atas meja
5. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)
Dengan usapan (gerak/ C6-1, C6-2) doa aku lesatkan panah cinta
Yang terbakar memoar api sejarah mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
6. Kata usapan menurut KBBI berarti menghapus; menyeka;
menyapu (keringat, air mata, dan sebagainya). (gerak/ C6-1,
C6-2)
Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang
menuju (gerak/ C6-1, C6-2) penghabisan
7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/
C6-1, C6-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan citraan
gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada puisi, pemilihan
kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat dan merasakan
keindahan puisi melalui kata-kata yang dipilih.
4.3.16 Puisi 16. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Potret Wajahmu Karya M. Arifin Budiman
Dalam senja) yang gamang
Rindu mengerang gendang
Potret wajahmu dengan rapih) tersimpan
Di ratakan waktu, mengalir di rongga dada
Doa-doa luruh menjemput langkah kakimu
Saat kau berjalan lincah melewati genangan air
Kau begitu lincah seperti penari balerina
Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya
4.3.16.1 Analisis Citraan
Potret Wajahmu Karya M. Arifin Budiman
Dalam senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang gamang
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) mengerang (pendengaran/ C2-1, C2-2)
ditabuh gendang
2. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
3. Kata mengerang menurut KBBI berarti merintih karena kesakitan.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)
Potret wajahmu dengan rapih (penglihatan/ C1-1, C1-2) tersimpan
4. Kata rapih menurut KBBI berarti baik, teratur, dan bersih.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Di ratakan waktu, mengalir (penglihatan/ C1-1, C1-2) di rongga dada
5. Kata mengalir menurut KBBI berarti bergerak maju. (penglihatan/
C1-1, C1-2)
Doa-doa luruh (penglihatan/ C1-1, C1-2) menjemput langkah kakimu
6. Kata luruh menurut KBBI berarti jatuh atu gugur karena sudah
sampai pada waktunya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Saat kau berjalan (gerak/ C6-1, C6-2) lincah melewati genangan air
7. Kata berjalan dalam larik di atas bermakna aktivitas yang
dilakukan sepanjang hari. (gerak/ C6-1, C6-2)
Kau begitu lincah (penglihatan/ C1-1, C1-2) seperti penari balerina
8. Kata lincah menurut KBBI berarti selalu bergerak dan tidak dapat
diam. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-
2).
9. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-
kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat
suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin
indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.3.17 Puisi 17. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Pengakuan Karya M. Arifin Budiman
Kau seperti hujan
Dan aku rebah tanah
Saling mencinta, menanam
Rindu pada jelaga langit biru
Aku alirkan cinta ini, semoga
Kau rawat dengan kekal, hingga
Kita menuju rumah semsta
Menjaga sebuah senja dalam ruap kenangan
Pecah dalam serpihan waktu.
4.3.17.1 Analisis Citraan
Pengakuan Karya M. Arifin Budiman
Kau seperti hujan (penglihatan/ C1-1, C1-2)
1. Kata hujan menurut KBBI berarti itik-titik air yang berjatuhan dari
udara karena proses pendinginan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Dan aku rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah
2. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri
ke posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Saling mencinta, menanam (penglihatan/ C1-1, C1-2)
3. Kata menanam menurut KBBI berarti menaruh bibit ke dalam
tanah supaya tumbuh (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada jelaga langit biru
4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Aku alirkan cinta (perasaan/ C7-1, C7-2) ini, semoga
5. Kata cinta menurut KBBI berarti suka sekali atau sayang benar.
(perasaan/ C7-1, C7-2)
Kau rawat (penglihatan/ C1-1, C1-2) dengan kekal, hingga
6. Kata rawat menurut KBBI berarti pelihara, urus atau jaga.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Kita menuju (gerak/ C6-1, C6-2) rumah semsta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/
C6-1, C6-2)
Menjaga sebuah senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam ruap kenangan
8. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Pecah (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam serpihan waktu.
9. Kata pecah menurut KBBI berarti terbelah menjadi beberapa
bagian. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-
kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat
suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin
indah.
4.3.18 Puisi 18. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Langit Mei Karya M. Arifin Budiman
menyeret arus namamu
Bukit-bukit menurun cahaya
Langit Mei senja dikikis nyeri
Pecah sebagai pusaka langit
Di rahim puisi, matamu menyulam
Percik kata-kata.
4.3.18.1 Analisis Citraan
Langit Mei Karya M. Arifin Budiman
Senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) menyeret arus namamu
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Bukit-bukit menurun cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Langit Mei senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) dikikis nyeri
3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Pecah (penglihatan/ C1-1, C1-2) sebagai pusaka langit
4. Kata pecah menurut KBBI berarti terbelah menjadi beberapa
bagian. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Di rahim puisi, matamu menyulam
Percik (penglihatan/ C1-1, C1-2) kata-kata.
5. Kata percik menurut KBBI berarti titik-titik air yang berhamburan
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-
kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat
suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin
indah.
4.3.19 Puisi 19. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Gelung
Karya Mahwi Air Tawar
Rambutku jelmaan akar asam
Mengikat hasrat raja Mataram
Tulang rusukku jalan berkelok
Cinta dan dendam saling berdetak
Alangkah panjang ini penantian
Batin pilu tindihan kelam
Hidup yang berselimut pulung
Menimang untung membuang malang
Lakon wayang ratu selatan
Kidung sesayup rayuan janda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Samar siulan duda perkasa
Di balik kelir panggung Pakualaman
Mataku kerlip sentir kayu limasan
Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan
Pantulan bayangan pohon randu
Kau balik bilik batang pahit tebu
Bila fajar menjelang bintang kenangan
Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada
Jauh menepi dan rindu pun beserpih
Biarlah! Biarlah luka derita kemarau
Mengakrabi nadi sunyi kelu
Di puncak kami menari bisu
Agar langit biru tak jadi kelabu
Lengking birahi kami angin kemarau
Dielus mesra pantai perawan
Denyut laut mendesah rawan
Mengelus) guci puting belubu
Gunung Kidul! Gunung Kidul!
Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring) memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.
4.3.19.1 Analisis Citraan
Gelung
Karya Mahwi Air Tawar
Rambutku (penglihatan/ C1-1, C1-2) jelmaan akar asam
1. Kata rambut menurut KBBI berarti bulu yang tumbuh pada kulit
manusia. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Mengikat hasrat (perasaan/ C7-1, C7-2) raja Mataram
2. Kata hasrat menurut KBBI berarti keinginan atau harapan yang
kuat. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Tulang rusukku jalan (penglihatan/ C1-1, C1-2)berkelok
3. Kata jalan menurut KBBI berarti tempat untuk lalu lintas orang.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Cinta dan dendam (perasaan/ C7-1, C7-2) saling berdetak
4. Kata dendam menurut KBBI berarti keinginan keras untuk
membalas. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Alangkah panjang ini penantian
Batin pilu (perasaan/ C7-1, C7-2) tindihan kelam
5. Kata pilu menurut KBBI berarti perasaan sangat sedih dan terharu.
(perasaan/ C7-1, C7-2)
Hidup yang berselimut pulung
Menimang (gerak/ C6-1, C6-2) untung membuang (gerak/ C6-1, C6-2)
malang
6. Kata menimang menurut KBBI berarti menaruh sesuatu di telapak
tangan, lalu diangkat-angkat naik turun. (gerak/ C6-1, C6-2)
7. Kata membuang menurut KBBI berarti melemparkan sesuatu yang
tak berguna lagi dari tangan. (gerak/ C6-1, C6-2)
Lakon wayang (penglihatan/ C1-1, C1-2) ratu selatan
8. Kata wayang menurut KBBI berarti boneka tiruan orang yang
terbuat dari patahan kulit atau kayu dan dimanfaatkan untuk
memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Kidung (pendengaran/ C2-1, C2-2) sesayup rayuan janda
9. Kata kidung menurut KBBI berarti nyanyian, lagu atau syair.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)
Samar siulan (pendengaran/ C2-1, C2-2) duda perkasa
10. Kata siulan menurut KBBI berarti tiruan bunyi suling yang
dilakukan dengan mulut. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Di balik kelir (penglihatan/ C1-1, C1-2) panggung Pakualaman
11. Kata kelir menurut KBBI berarti tirai kain putih yang digunakan
untuk menangkap bayangan wayang kulit. (penglihatan/ C1-1, C1-
2)
Mataku kerlip (penglihatan/ C1-1, C1-2) sentir kayu limas an
12. Kata kerlip menurut KBBI berarti cahaya kecil yang sinarnya
tampak terputus-putus. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan
Pantulan (penglihatan/ C1-1, C1-2) bayangan pohon randu
13. Kata pantulan menurut KBBI berarti yang dipantulkan
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Kau balik (gerak/ C6-1, C6-2) bilik batang pahit tebu
14. Kata balik menurut KBBI berarti sisi yang sebelah belakang dari
yang kita lihat. (gerak/ C6-1, C6-2)
Bila fajar menjelang (penglihatan/ C1-1, C1-2) bintang kenangan
15. Kata menjelang menurut KBBI berarti mengunjungi, menengok,
mendatangi atau menghadap (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada
Jauh menepi dan rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pun beserpih
16. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Biarlah! Biarlah luka derita kemarau
Mengakrabi nadi sunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2) kelu
17. Kata sunyi menurut KBBI berarti hening; lengang; senyap.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)
Di puncak kami menari (gerak/ C6-1, C6-2) bisu
18. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari dengan
menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan
diiringi bunyi-bunyian. (gerak/ C6-1, C6-2)
Agar langit (penglihatan/ C1-1, C1-2) biru tak jadi kelabu
19. Kata langit menurut KBBI berarti ruang luas yang terbentang di
atas bumi (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) birahi kami angin kemarau
20. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras
biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1,
C2-2)
Dielus mesra (perasaan/ C7-1, C7-2) pantai perawan
21. Kata mesra menurut KBBI berarti lekat dan terpadu. (perasaan/
C7-1, C7-2)
Denyut laut mendesah rawan (perasaan/ C7-1, C7-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
22. Kata rawan menurut KBBI berarti rindu bercampur sedih, pulu, terharu.
(perasaan/ C7-1, C7-2)
Mengelus (gerak/ C6-1, C6-2) guci puting belubu
23. Kata mengelus menurut KBBI berarti mengusap-usap dengan rasa
sayang. (gerak/ C6-1, C6-2)
Gunung Kidul! Gunung Kidul!
Langsat (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhku seputih kapur
24. Kata langsat menurut KBBI berarti buah langsat. (penglihatan/ C1-
1, C1-2)
Semak dan belukar nyaring (pendengaran/ C2-1, C2-2) memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.
25. Kata nyaring menurut KBBI berarti bunyi yang keras, tinggi dan
lantang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-
kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat
suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin
indah.
4.3.20 Puisi 20. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kedung
Karya Mahwi Air Tawar
Air mataku bening sungai Oyo
Mengalir deras tangis menderai Akan merasuk ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung
Anak-anak sungai! Sungaiku bening Kedung riang anak beriring
Di bawah daun biru bening sungai
Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4.3.20.1 Analisis Citraan
Kedung
Karya Mahwi Air Tawar
Air mataku bening (penglihatan/ C1-1, C1-2) sungai Oyo
1. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan
jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Mengalir (penglihatan/ C1-1, C1-2) deras tangis menderai
2. Kata mengalir menurut KBBI berarti air yang bergerak maju.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Akan merasuk (gerak/ C6-1, C6-2) ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung
3. Kata merasuk menurut KBBI berarti memasuki tubuh manusia
dengan rasa sayang. (gerak/ C6-1, C6-2)
Anak-anak sungai! Sungaiku bening (penglihatan/ C1-1, C1-2)
4. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan
jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Kedung riang (perasaan/ C7-1, C7-2) anak beriring
5. Kata riang menurut KBBI berarti suka hati dan gembira sekali.
(perasaan/ C7-1, C7-2)
Di bawah daun biru bening (penglihatan/ C1-1, C1-2) sungai
6. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan
jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
7. Kata bernyanyi menurut KBBI berarti mengeluarkan suara
bernada. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-
kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat
suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin
indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.3.21 Puisi 21. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Gari
Karya Mahwi Air Tawar
Siapa tengadah menanti serpihan tebu Giling gula menggilas mendera
Manis tebu tinggal seujung kuku
Di ujung lidah derita anak cucu
Bukan lengking cerobong tua madukismo
Mengoyak nasib mendedah benih sengsara
Tapi, lengking parau perantau
Yang melulu berharu biru di genangan air mata
Leluhur Gunung Kidul ditinggal
Anak kandung dan pulang dengan kabar sial
Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal
Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu
Diambang) pintu piatu masa lalu
Perantau pun pulang dengan wajah sayu
Memandang keseberang dengan wajah kuyu
Wonosari tumbuh berseri-seri
Menyambut pendatang menepis nyeri
Menebas belukar dan semak duri
Dari jalan leluhur dan para abdi
Yang enggan berhitung untuk rugi
Gunung Kidul! Gunung Kidul!
Desir getir pecah beserpihan
Pinggul molekku pantai Baron
Harapan dan impian berpelukkan
4.3.21.1 Analisis Citraan
Gari
Karya Mahwi Air Tawar
Siapa tengadah (gerak/ C6-1, C6-2) menanti serpihan tebu
1. Kata tengadah menurut KBBI berarti melihat atau memandang ke
atas. (gerak/ C6-1, C6-2)
Giling gula menggilas (gerak/ C6-1, C6-2) mendera
2. Kata menggilas menurut KBBI berarti menindih sambil
menggelinding. (gerak/ C6-1, C6-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Manis (pencecapan/ C5-1, C5-2) tebu tinggal seujung kuku
Di ujung lidah derita anak cucu
3. Kata manis menurut KBBI berarti rasa seperti gula. (pencecapan/
C5-1, C5-2)
Bukan lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) cerobong tua madukismo
4. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras
biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1,
C2-2)
Mengoyak nasib mendedah benih sengsara
Tapi, lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) parau perantau
5. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras
biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1,
C2-2)
Yang melulu berharu biru (penglihatan/ C1-1, C1-2) di genangan air mata
6. Kata biru menurut KBBI berarti warna dasar yang serupa dengan
warna langit. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Leluhur Gunung Kidul ditinggal
Anak kandung dan pulang dengan kabar sial
Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal
Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu (penglihatan/ C1-1, C1-2)
7. Kata debu menurut KBBI berarti warna serbuk halus dari tanah.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Diambang) pintu piatu masa lalu
Perantau pun pulang dengan wajah sayu (perasaan/ C7-1, C7-2)
8. Kata sayu menurut KBBI berarti sangat sedih dan terharu. (perasaan/ C7-1, C7-2
Memandang keseberang dengan wajah kuyu (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Wonosari tumbuh berseri-seri
9. Kata kuyu menurut KBBI berarti tidak berseri, muram dan kusam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Menyambut pendatang menepis (gerak/ C6-1, C6-2) nyeri
10. Kata menepis menurut KBBI berarti menangkis dengan tangan
belakang. (gerak/ C6-1, C6-2)
Menebas (gerak/ C6-1, C6-2) belukar dan semak duri
11. Kata menebas menurut KBBI berarti menebang semuanya dengan
tujuan membersihkan. (gerak/ C6-1, C6-2)
Dari jalan leluhur dan para abdi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Yang enggan berhitung untuk rugi
Gunung Kidul! Gunung Kidul!
Desir getir (pencecapan/ C5-1, C5-2) pecah beserpihan
12. Kata getir menurut KBBI berarti rasa pahit agak pedas.
(pencecapan/ C5-1, C5-2)
Pinggul molekku pantai Baron
Harapan dan impian berpelukkan (gerak/ C6-1, C6-2)
13. Kata berpelukan menurut KBBI berarti saling berpeluk. (gerak/
C6-1, C6-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-
kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat
suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin
indah
4.3.22 Puisi 22. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Krakal
Karya Mahwi Air Tawar
Dekaplah tubuhku
Sesaplah asin peluhku
Punggungku bungkahan batu derita
Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang
Kondeku jangkar terpancang
Nafasku silir nyanyian ratu laut selatan
Gunung Kidul! Gunung Kidul
Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.
4.3.22.1 Analisis Citraan
Krakal
Karya Mahwi Air Tawar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Dekaplah (gerak/ C6-1, C6-2) tubuhku
1. Kata dekap menurut KBBI berarti peluk. (gerak/ C6-1, C6-2)
Sesaplah asin (pencecapan/ C5-1, C5-2) peluhku
Punggungku bungkahan batu derita
2. Kata asin menurut KBBI berarti berasa garam. (pencecapan/ C5-1,
C5-2)
Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang
Kondeku jangkar terpancang
Nafasku silir (perabaan/ C4-1, C4-2) nyanyian ratu laut selatan
3. Kata silir menurut KBBI berarti sejuk karena ada angin yang
bertiup perlahan-lahan. (perabaan/ C4-1, C4-2)
Gunung Kidul! Gunung Kidul
Langsat (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhku seputih kapur
4. Kata langsat menurut KBBI berarti buah langsat. (penglihatan/ C1-
1, C1-2)
Semak dan belukar nyaring (pendengaran/ C2-1, C2-2) memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.
5. Kata nyaring menurut KBBI berarti bunyi yang keras, tinggi dan
lantang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Pada puisi di atas seluruh citraan muncul, dan mulai muncul citraan
pencecapan yang menunjukan penulis ingin melukiskan rasa melalui kata-kata.
Seluruh citraan yang muncul melalui kata-kata yang dipilih sungguh membuat
puisi semaki indah.
Pada pembahasan di atas terdapat tujuh citraan yang muncul. Seluruh
citraan dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik jenis citraan puisi. Citraan
tersebut meliputi citraan penglihatan yang terdapat dalam kata senja, berguguran,
mekar, merah, cahaya, terpercik, percik, rebahkan, rebah, bergetar, menguap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ruap, menari, asap, menemukan, bulir, kepak, luruh, rebah, tertancap,
memejamkan, bayangan, memar, mata, mawar, bayang, langit, hujan, rapih,
mengalir, lincah, menanam, rawar, pecah, wayang, kelir, pantulan, menjelang,
langit, langsat, bening, biru, debu, kuyu. Citraan pendengaran pada kata Jerit,
mengerang, tangisan, bunyi, berdenting, riuh, bertasbih, kepak, sunyi, bercicit,
desir, irama, dentum, kidung, siulan, lengking, nyaring, bernyanyi . Citraan gerak
pada kata mengusap, memejamkan, petiklah, menyentuh, membelai, memetik,
memburu, menuju, merangkai, belaian, berjalan, membenamkan, menembus,
menyusuri, membuka, bergegegas, menulis, memotret, melingkar-lingkar,
merunduk, melompat, mengetuk, membuka, gerak, menjatuhkan, menari, basuh,
gemetar, usapan, berjalan, menimang, membuang, balik, mengelus, merasuk,
tengadah, menggilas, menepis, menebas, berpelukan, dekaplah. Citraan perasaan
pada kata kesunyian, rindu, ketabahan, perih, kesedihan, kerinduan, cinta, hasrat,
dendam, pilu, mesra, rawan, riang, sayu. Citraan perabaan pada kata nyeri,
terpercik, silir. Citraan penciuman pada kata aroma. Citraan pencecapan pada
kata manis, getir, asin.
Berdasarkan analisis citraan yang telah dilakukan pada puisi dalam
majalah Horison Edisi Juli 2015, ditemukan tujuh citraan yang terdiri dari 37
citraan penglihatan, 1 citraan penciuman, 8 citraan pendengaran, 3 citraan
perabaan, 41 citraan gerak, 17 citraan perasaan dan 3 citraan pencecapan.
Seluruh citraan muncul dalam seluruh puisi yang terdapat pada pada
majalah Horison edisi Juli 2015. Seperti citraan penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan, pencecapan, perasaan, dan gerak. Namun, yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dominan adalah citraan penglihatan. Citraan penglihatan selalu muncul dalam
setiap puisi yang terdapat pada pada majalah Horison edisi Juli 2015. Tidak
seperti citraan lain yang kemunculannya hanya pada beberapa puisi saja. Citraan-
citraan ini memberikan warna tersendiri pada puisi yang menjadikan puisi
semakin indah. Menambah nilai kepuitisan dari puisi itu sendiri, seperti pada
citraaan penglihatan yang membuat pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang
ingin dilukiskan oleh penyair melalui kata yang dipilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
IMPLEMENTASI PUISI YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH
HORISON EDISI JULI 2015 DALAM PEMBELAJARAN DI SMA
KELAS X
Pada bab ini akan dideskripsikan tentang implementasi puisi yang terdapat
dalam majalah Horison edisi juli 2015 dalam pembelajaran di SMA. Beberapa hal
yang akan dibahas mencakup, pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Di dalam pembelajaran sastra, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah mengenai tahap-tahap pengembangan pembelajaran. Sebagai seorang guru,
kita dituntut untuk selalu kreatif setiap menyusun langkah-langkah pembelajaran.
Hal ini diharapkan agar peserta didik lebih dapat tertarik secara aktif mempelajari
materi dalam pembelajaran.
5.1 Pengembangan Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi. Silabus berisi berbagai komponen, yaitu standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber bahan/ alat ajar. Implementasi penelitian ini
menghasilkan silabus pembelajaran apresiasi sastra dengan melalui langkah-
langkah pengembangan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5.1.1 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat beberapa
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, apapun Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pembelajaran puisi di SMA kelas X
semester I adalah sebagai berikut.
Tandar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
5. memahami puisi yang
disampaikan secara langsung/tidak
langsung
5.1 mengidentifikasi unsur-unsur
bentuk suatu puisi yang disampaikan
secara langsung ataupun melalui
rekaman.
5.2 mengungkapkan isi suatu puisi
yang disampaikan secara langsung
ataupun melalui rekaman.
5.1.2 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator yang sesuai untuk pencapaian SK dan KD di atas, yaitu:
a. Siswa mampu mengidentifikasi unsur puisi khususnya citraan pada
puisi yang terdapat dalam majalah Horisonedisi juli 2015 melalui
kegiatan diskusi.
b. Siswa mampu menanggapi unsur-unsur puisi khususnya citraan yang
ditemukan.
c. Siswa mampu menulis puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
5.1.3 Merencanakan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dengan materi pokok puisi-puisi yang terdapat
dalam majalah Horisonedisi juli 2015, untuk pencapaian SK dan KD yang telah
ditentukan, yaitu:
a. Membaca puisi yang terdapat di dalam majalah Horisonedisi juli 2015.
b. Mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi yang terdapat dalam majalah
Horisonedisi juli 2015.
c. Melaporkan hasil diskusi di depan kelas.
d. Mengungkapkan kembali isi puisi dengan bahasa sendiri.
5.1.4 Menentukan Materi Pokok Pembelajaran
Puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015 menjadi materi
pokok pembelajaran dalam penelitian ini, karena dianggap sesuai dengan SK dan
KD yang telah ditentukan oleh peneliti. Selain itu, puisi yang terdapat dalam
majalah Horison edisi juli 2015 tersebut juga sesuai dengan siswa dilihat dari
manfaat yang diambil dari puisi tersebut dan relevansinya terhadap siswa dan
tuntunan lingkungan.
5.1.5 Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator penilaian yang tertera pada silabus. Pengembangan silabus
dilakukan berdasarkan penelitian penulis tentang Citraan puisi yang terdapat
dalam puisi di Majalah Horison edisi juli 2015. Jenis penilaian ditentukan dengan
indikator pembelajaran, yang meliputi: a) pengidentifikasi unsur pembentuk puisi
khususnya citraan yang terdapat pada majalah Horison edisi juli 2015 yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dibaca oleh siswa melalui kegiatan diskusi, b) performansi siswa dalam
menanggapi unsur puisi khususnya citraan yang telah ditemukan, dan c)
kemampuan siswa dalam menulis puisi.
5.1.6 Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif. Bahan belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran
untuk SMA/ MA yaitu 45 menit. Sedangkan jumlah jam pembelajaran tatap muka
per minggu efektif belajar minimum34 minggu dan maksimum 38 minggu.
Alokasi waktu pada struktur SMA/ MA kelas X pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia 4 jam per minggu setiap semester, (BSNP, 2006: 39-42) jumlah KD ada
36 bagian. Jadi, peneliti menentukan alokasi waktu dalam silabus, yaitu rata-rata
36 minggu, alokasi waktu dalam silabus, yaitu rata-rata 36 minggu, alokasi
diperoleh dari pembagian jumlah waktu efektif dalam jumlah KD, yaitu 36:36.
Hasilnya 1 minggu per KD yaitu 4 jam @ 45 menit.
5.1.7 Menentukan Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi. Sedangkan sumber belajar pada silabus dalam
pembelajaran puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015, yaitu:
a. Puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi juli tahun 2015
(terlampir)
b. Materi (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Salah satu wujud implementasi dari penelitian ini adalah tersusunnya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) apresiasi sastra di SMA kelas X
semester I. RPP merupakan satu bentuk persiapan rancangan pembelajaran yang
dilakukan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran kelas. Melalui
perencanaan yang tepat, diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan
pembelajarannya secara optimal dalam rangka mencapai kompetensi dasarnya.
Adapun rancangan RPP yang disusun oleh peneliti memuat komponen-komponen
sebagai berikut: 1) identitas rencana pelaksanaan pembelajaran, 2) standar
kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) materi pokok, 5) kegiatan pembelajaran, 6)
indikator, 7) penilaian, 8) alokasi waktu, dan 9) sumber belajar. Berikut RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas X semester I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
RPP
SATUAN PENDIDIKAN : SMA DAHULU SEMUA INDAH
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : X/1
WAKTU : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi:
Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak
langsung
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman
C. Indikator
1. Kognitif
Produk
Mampu mengidentifikasi citraan apa saja yang terdapat pada
puisi-puisi dalam majalah Horison edisi Juli 2015
Proses
Menjelaskan pengertian puisi
Menjelaskan pengertian citraan
Mencatatcitraan yang terdapat pada puisi
2. Psikomotorik
Menyampaikan tanggapan dengan intonasi yang jelas dan dalam
kalimat yang runtut dan logis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Afektif
Karakter
Siswa berperilaku terbuka, kritis, dan penuh perhatian ketika
mendengarkan pembacaan puisi
Siwa bersikap jujur, mandiri, kreatif, dan bertanggungjawab dalam
mencipta puisi.
Sosial
Siswa bersikap santun ketika mendengarkan contoh pembacaan puisi
Siswa bersikap santun, penuh perhatian, toleran dan kritis saat
melakukan diskusi kelompok tentang unsur bentuk suatu puisi.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan
pengertian puisi, menjelaskan pengertian Citraan, mengidentifikasi jenis-
jenis puisi.
Melalui kegiatan menyimak puisi, siswa dapat berperilaku santun,
terbuka, kritis, dan penuh perhatian.
Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan puisi karya sendiri, siswa
dapat bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.
Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat bersikap santun, toleran,
dan kritis tentang mengidentifikasi jenis-jenis citraan yang terdapat pada
puisi.
E. Materi
Pengertian puisi
Pengertian citraan
Jenis-jenis citraan
F. Metode
Diskusi kelompok, inkuiri, tanya-jawab, pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan (2 x 45 menit)
1. Kegiatan Awal (15 menit)
Salam pembuka dan berdoa
Informasi awal tentang materi dan kegiatan belajar
Guru menanyakan informasi apa yang siswa ketahui tentang puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
Guru menanyakan pada siswa tentang puisi yang pernah mereka dengar
dalam keseharian
Guru mengajak siswa untuk menyimak contoh pembacaan puisi, puisi-
puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Elaborasi
Siswa mendengarkan contoh pembacaan puisi, puisi-puisi yang terdapat
pada majalah Horison edisi Juli 2015
Siswa mencatat pokok-pokok isi puisi
Siswa diminta membentuk kelompok (5 orang per kelompok)
Guru membagikan lembaran kerja untuk setiap kelompok
Masing-masing siswa membuat mencatat citraan apa saja yang terdapat
pada puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015.
Siswa mendiskusikan puisi sambil saling mencocokkan catatannya
tentang citraan dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison
edisi Juli 2015
Setiap kelompok membuat rangkuman tentang citraan yang terdapat dari
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Wakil kelompok menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada
teman-teman lain
Guru meminta siswa untuk saling memberikan tanggapan terhadap
hasil presentasi teman (menambahkan atau menyanggah)
Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian puisi dengan
bahasa dan alur berpikir mereka
Guru menerangkan tentang pengertian puisi, pengertian citraan,
jenis-jenis citraan dan fungsi citraan pada puisi.
3. Kegiatan Akhir
Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang kegiatan belajar yang
telah berlangsung
Siswa diajak untuk merefleksikan nilai-nilai kecakapan hidup (life skill)
yang dapat dipetik melalui proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Guru menghimbau siswa untuk menjadi pendengar yang baik, cerdas,
dan kritis saat menyimak puisi.
Pengumpulan hasil rangkuman masing-masing kelompok
Penugasan
Doa penutup
H. Sumber Belajar
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Maja
University Press
Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga
I. Bahan dan Alat
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Handout materi puisi
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Tagihan
Siswa diminta membuat puisi hasil karya individu
Siswa diminta untuk membuat laporan hasil diskusi kelompok tentang
pengertian puisi, jenis, dan unsur bentuk (diksi, citraan, ritme dan
rima, gaya bahasa, dan bahasa kiasan)
2. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik dan bentuk
Tes tertulis :
Bentuk tes: uraian singkat
Tes kinerja
Tagihan hasil karya (puisi)
Instrumen soal
Tugas untuk mendengarkan puisi-puisi yang terdapat pada majalah
Horison edisi Juli 2015
Daftar pertanyaan pemahaman puisi
Tugas individu untuk membuat puisi karya siswa
Tugas kelompok untuk melaporkan hasil diskusi
Peniaian kegiatan diskusi: laporan kelompok (lisan dan tertulis);
penilaian sikap; dan penugasan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3. Kelengkapan Lembar Kegiatan Siswa (terlampir)
LAMPIRAN
01. Ringkasan Materi
1. Pengertian puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur
batinnya.
2. Pengertian citraan
Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran
sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata
(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang
panca indra yang lain.
3. Jenis-jenis citraan
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera
penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada
mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak terlihat.
b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh
indera pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan
rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah dapat
mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut.
c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba
(kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan
lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan
indera pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan
ini menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau
harum, busuk, anyir, dan lain-lain.
e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera
pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat
merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-
lain.
f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak,
tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak.
g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan).
Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek atau
kejadian yang melibatkan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
02. Kisi-kisi pengujian untuk SMA kelas X semester 1
Nama Sekolah : SMA Senja
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Waktu : 60 menit
No Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Soal
Nomor
Bentuk
Soal
1. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman
Pengertian
puisi
Siswa
mampu
menjelask
an
pengertia
n puisi
lama
Jelaskan
pengertian
puisi
menurut
pendapatm
u!
1 Esai
2. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
Identifikasi
jenis-jenis
puisi
Siswa
mampu
menyebut
kan jenis-
jenis puisi
(puisi
lama,
puisi
jawa,
puisi
baru,
Tulislah
minimal
5 jenis
puisi
beserta
penjelasa
n
singkat!
2
Esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
rekaman puisi
angkatan
45, puisi
kontempo
rer)
3. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman
Mengidentif
ikasi unsur
bentuk puisi
(diksi,
citraan,
gaya
bahasa,
bahasa kias,
rima dan
irama)
Siswa
mampu
mengiden
tifikasi
unsur
bentuk
puisi
(diksi,
citraan,
gaya
bahasa,
bahasa
kias, rima
dan
irama)
Uraikanl
ah unsur-
unsur
pembang
un puisi!
Jelaskanl
ah unsur
bentuk
dalam
puisi!
3
4
Esai
4. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman
Langkah-
langkah
membuat
puisi
Siswa
mampu
membuat
contoh
puisi
kontempo
rer
Buatlah
sebuah
puisi
kontemp
orer!
Bacakan
lah puisi
hasil
karyamu
dengan
5 Esai
Unjuk
kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
teman
dalam
kelompo
k!
03. Rubrik Penilaian mengidentifikasi unsur bentuk puisi
ASPEK
RINCIAN
NILAI
KURANG
CUKUP BAIK AMAT
BAIK
D (10) C (15) B (20) A (25)
ISI
Selaras dengan
tema
Mengandung
pesan,harapan
aktual dan
berguna
Sesuai dengan
jenisnya
Utuh dan tuntas
CITRAAN
Menimbulkan
kesan pada
pembaca
Citraan sesuai
dengan kata yang
digambarkan
dalam puisi
Citraan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
terlalu berlebihan
DIKSI DAN
GAYA
BAHASA
Mencerminkan
kekayaan
perbendaharaan
kata
Bervariatif dan
sesuai konteks
Menggunakan
kata kiasan, unik,
simbolis
Bergaya bahasa
secara variatif
RIMA
&RITME
Berima sesuai
kriteria
Terpola secara
teratur
Berirama
secara variatif
Gaya Bahasa
Menggunakan
gaya bahasa
variatif dan tidak
monoton
Sesuai dengan
tema
Bahasa kias
Mengandung
unsur estetik
Kreatif dan
sesuai dengan
konteks tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
04. Blangko Observasi kinerja individu dalam mengikuti diskusi kelompok
BLANGKO OBSERVASI KINERJA INDIVIDU DALAM MENGIKUTI
DISKUSI KELOMPOK
Nama :
Kelas/No Absen :
Tanggal Penilaian :
Kompetensi Dasar : 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu
puisi yang disampaikan secara langsung ataupun
melalui rekaman
ASPEK RINCIAN
NILAI
KURANG CUKUP BAIK AMAT
BAIK
D (10) C (15) B (20) A (25)
SIKAP
Terlibat secara
aktif dan penuh
inisiatif
puisi
STRUKTUR
BARIS DAN
BAIT
Tersusun sesuai
aturan
Terpola secara
teratur dan
konsisten
JUMLAH SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Memperhatikan
dan menghargai
pendapat teman
lain
BAHASA
Runtut, terstruktur
dengan baik
Komunikatif
(mudah dipahami)
Efektif (singkat
dan jelas)
Diksi variatif dan
tepat konteks
KUALITAS
PENDAPA
T/GAGASA
N
Pembicaraan
tidak
menyimpang dari
topic dan
menyasar ke
substansi
persoalan
Gagasan orisinil
dan kreatif
Usulan disertai
alasan/bukti logis
yang mendukung
Konsisten atas
pendapatnya
sendiri
Menggunakan
referensi/landasan
teori
Menyampaikan
gagasan dengan
lancar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sistematis
PRESENT
ASI
Menanggapi
pertanyaan
dengan cepat dan
tepat
Menanggapi
pertanyaan dan
tanggapan dari
teman lain dengan
santun
Menggunakan
argumen, contoh,
bukti, dan
ilustrasi untuk
memperjelas
uraian dan
jawaban secara
logis
JUMLAH
SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
05. Soal Uraian
Nama Sekolah : SMA DAHULU SEMUA INDAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Hari/Tanggal :
Waktu : 60 menit
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan penjelasan yang benar, jelas, serta
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
1. Jelaskan pengertian puisi menurut pendapatmu!
2. Tulislah minimal 5 jenis puisi beserta penjelasan singkat!
3. Uraikanlah unsur-unsur pembangun puisi!
4. Jelaskanlah unsur bentuk dalam puisi!
5. Buatlah sebuah puisi kontemporer!
06. Soal Unjuk kerja
Bacakanlah puisi hasil karyamu dengan teman dalam kelompok!
07. Kunci jawaban soal uraian
1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur
batinnya.
2. Jenis-jenis puisi
- Puisi lama
- Puisi jawa
- Puisi baru
- Puisi angkatan 45
- Puisi kontemporer
3. Unsur-unsur pembangun puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
a. Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh
penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang
bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan
pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh
ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat
pembaca berpikir
- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,
mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi.
Bunyi bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas,
dan suasana yang khusus.
b. Struktur batin
- Tema
- Amanat
- Perasaan
- Nada
4. Unsur-unsur pembangun puisi
Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh
penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang
bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan
pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh
ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat
pembaca berpikir
- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,
mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi.
Bunyi bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas,
dan suasana yang khusus.
5. Contoh puisi kontemporer
Amuk
Ngiau!kucing dalam darah dia menderas lewat dia mengalir ngilu ngiau
dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba darahku dia besar dia bukan
harimau bukan singa bukan hyena bukan leopard dia macam kucing bukan
kucing tapi kucing ngiau dia lapar dia menambah rimba afrikaku dengan
cakarnya dengan amuknya dia meraung dia mengerang jangan beri daging dia
tak mau daging jesus jangan beri roti dia tak mau roti ngiau
(Sutarji C.B., Amuk)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, dapat ditarik
simpulan bahwa terdapat tujuh citraan yang ditemukan dalam puisi yang terdapat
dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Citraan tersebut adalah citraan
penglihatan sejumlah 37 buah, citraan pendengaran sejumlah 8 buah , citraan
penciuman sejumlah 1 buah, citraan perabaan sejumlah 3 buah, citraan gerak
sejumlah 41 buah, citraan perasaan sejumlah 17 buah, dan citraan pencecapan 3
buah.
Seluruh citraan muncul dalam seluruh puisi yang terdapat pada
padamajalah Horison edisi Juli 2015. Seperti citraan penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan, pencecapan, perasaan, dan gerak. Namun, yang paling
dominan adalah citraan gerak. Citraan gerak selalu muncul dalam setiap puisi
yang terdapat pada padamajalah Horison edisi Juli 2015. Tidak seperti citraan lain
yang kemunculannya hanya pada beberapa puisi saja. Citraan-citraan ini
memberikan warna tersendiri pada puisi yang menjadikan puisi semakin indah.
Menambah nilai kepuitisan dari puisi itu sendiri.
Implementasi dari penelitian ini adalah disusunnya produk silabus dan
RPP apresisasi sastra di SMA kelas X semester I dalam Standar Kompetensi (SK)
mendengarkan, memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
langsung dan Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk puisi
yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
Dalam melaksanakan pengembangan silabus dan RPP, peneliti
menguraikan setiap aspek komponen dan diselaraskan dengan tujuan
pembelajaran apresiasi sastra khususnya tentang kegiatan pembelajaran citraan
pada puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015 terhadap pembelajaran
sastra di SMA kelas X semester I.
6.2 Saran
Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran yang
mungkin dapat bermanfaat. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap puisi, bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan bagi
mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Saran yang pertama bagi peneliti lain. Mereka yang tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap puisi dapat memperluas topik permasalahan
penelitian, tidak hanya meneliti citraan puisi saja saja. Peneliti lain dapat pula
meneliti unsur-unsur lain dalam puisi. Penelitian ini masih memiliki kekurangan,
yaitu penemuan hasil penelitian yang masih lemah dan belum dapat dijadikan
standar, karena penelitian ini hanya meneliti unsur citraan puisi saja. Penelitilain
dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti unsur lain atau mencari sumber
data lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Saran kedua yaitu bagi guru bahasa Indonesia. Guru diharapkan dapat
memberikan perhatian lebih pada pembelajaran unsur-unsur puisi, khususnya pada
diksi dan citraan puisi. Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam
pembelajaran apresiasi puisi disekolah. Saran ketiga yaitu bagi mahasiswa Prodi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI). Salah satu mata kuliah yang ada pada
PBSI adalah menulis yang mempelajari mengenai apresiasi puisi. Dengan adanya
mata kuliah ini, mahasiswa dapat lebih mengenal tentang unsur-unsur puisi yang
terdapat pada berbagai macam sumber. Dengan demikian, mereka diharapkan
tidak hanya berperan sebagai pembaca, melainkan juga dapat menjadi penulis
puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud.
Baribin, Raminah. 1990. Teori dan Apresiasi Puisi. Semarang: IKIP Semarang.
Effendi, S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Hamidah, Noor. 2006. “Diksi dan Citraan dalam Puisi pada Tabloid Yunior Tahun
2004”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Kardono, F.X. Tri Indra. 2001.” Kemampuan Menganalisis Struktur Batin Dua Puisi
Sajak Kaki Langit Majalah Horison Edisi Oktober 2003 Siswa kelas X SMA
Negeri I Karangmojo Gunungkidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005”.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Moelong, L. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. 2006. Jakarta: BSNP.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pradopo, Rahmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rusyana, Rus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.
Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.
Suharianto, S. 2005. Dasar-dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sujarwanto (ed.). 2002. Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi
sosial Budaya Abad XXI. Yogyakarta: Gama Media.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa
Bandung.
Waluyo, Herman J. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.
Waluyo. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi.Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
RPP
SATUAN PENDIDIKAN : SMA DAHULU SEMUA INDAH
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : X/1
WAKTU : 2Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi:
Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak
langsung
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman
C. Indikator
1. Kognitif
Produk
Mampu mengidentifikasi citraan apa saja yang terdapat pada puisi-
puisi dalam majalah Horison edisi Juli 2015
Proses
Menjelaskan pengertian puisi
Menjelaskan pengertian citraan
Mencatatcitraan yang terdapat pada puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2. Psikomotorik
Menyampaikan tanggapan dengan intonasi yang jelas dan dalam
kalimat yang runtut dan logis
3. Afektif
Karakter
Siswa berperilaku terbuka, kritis, dan penuh perhatian ketika
mendengarkan pembacaan puisi
Siwa bersikap jujur, mandiri, kreatif, dan bertanggungjawab dalam
mencipta puisi.
Sosial
Siswa bersikap santun ketika mendengarkan contoh pembacaan puisi
Siswa bersikap santun, penuh perhatian, toleran dan kritis saat melakukan
diskusi kelompok tentang unsur bentuk suatu puisi.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan
pengertian puisi, menjelaskan pengertian Citraan, mengidentifikasi jenis-
jenis puisi.
Melalui kegiatan menyimak puisi, siswa dapat berperilaku santun, terbuka,
kritis, dan penuh perhatian.
Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan puisi karya sendiri, siswa dapat
bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.
Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat bersikap santun, toleran, dan
kritis tentang mengidentifikasi unsur-unsur pokok dalam puisi (diksi,
citraan, ritme dan rima, gaya bahasa, dan bahasa kiasan)
E. Materi
Pengertian puisi
Pengertian citraan
Jenis-jenis citraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
F. Metode
Diskusi kelompok, inkuiri, tanya-jawab, pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan (2 x 45 menit)
1. Kegiatan Awal (15 menit)
Salam pembuka dan berdoa
Informasi awal tentang materi dan kegiatan belajar
Guru menanyakan informasi apa yang siswa ketahui tentang puisi
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
Guru menanyakan pada siswa tentang puisi yang pernah mereka dengar
dalam keseharian
Guru mengajak siswa untuk menyimak contoh pembacaan puisi, puisi-puisi
yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Elaborasi
Siswa mendengarkan contoh pembacaan puisi, puisi-puisi yang terdapat pada
majalah Horison edisi Juli 2015
Siswa mencatat pokok-pokok isi puisi
Siswa diminta membentuk kelompok (5 orang per kelompok)
Guru membagikan lembaran kerja untuk setiap kelompok
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Siswa mendiskusikan puisi sambil saling mencocokkan catatannya
tentang citraan dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi
Juli 2015
Setiap kelompok membuat rangkuman tentang citraan yang terdapat dari
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Wakil kelompok menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada
teman-teman lain
Guru meminta siswa untuk saling memberikan tanggapan terhadap
hasil presentasi teman (menambahkan atau menyanggah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian puisi dengan
bahasa dan alur berpikir mereka
Guru menerangkan tentang pengertian puisi, pengertian citraan, jenis-
jenis citraan dan fungsi citraan pada puisi
3. Kegiatan Akhir
Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang kegiatan belajar yang
telah berlangsung
Siswa diajak untuk merefleksikan nilai-nilai kecakapan hidup (life skill) yang
dapat dipetik melalui proses pembelajaran
Guru menghimbau siswa untuk menjadi pendengar yang baik, cerdas, dan
kritis saat menyimak puisi.
Pengumpulan hasil rangkuman masing-masing kelompok
Penugasan
Doa penutup
H. Sumber Belajar
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Maja
University Press
Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga
I. Bahan dan Alat
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Handout materi puisi
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Tagihan
Siswa diminta membuat puisi hasil karya individu
Siswa diminta untuk membuat laporan hasil diskusi kelompok tentang
pengertian puisi, jenis, dan unsur bentuk (diksi, citraan, ritme dan rima,
gaya bahasa, dan bahasa kiasan)
2. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik dan bentuk
Tes tertulis :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Bentuk tes: uraian singkat
Tes kinerja
Tagihan hasil karya (puisi)
Instrumen soal
Tugas untuk mendengarkan puisi-puisi yang terdapat pada majalah
Horison edisi Juli 2015
Daftar pertanyaan pemahaman puisi
Tugas individu untuk membuat puisi karya siswa
Tugas kelompok untuk melaporkan hasil diskusi
Peniaian kegiatan diskusi: laporan kelompok (lisan dan tertulis);
penilaian sikap; dan penugasan pribadi
3. Kelengkapan Lembar Kegiatan Siswa (terlampir)
LAMPIRAN
01. Ringkasan Materi
1. Pengertian puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
2. Pengertian citraan
Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran
sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata
(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang
panca indra yang lain.
3. Jenis-jenis citraan
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera
penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak terlihat.
b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera
pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada
telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang
diungkapkan melalui citraan tersebut.
c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit),
misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.
d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera
pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini
menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum,
busuk, anyir, dan lain-lain.
e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap
(lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu
yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.
f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi
secara abstrak objek tersebut bergerak.
g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan).
Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
02. Kisi-kisi pengujian untuk SMA kelas X semester 1
Nama Sekolah : SMA Senja
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Waktu : 60 menit
No Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Soal Soal
Nomor
Bentuk
Soal
1. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman
Pengertian
puisi
Siswa mampu
menjelaskan
pengertian puisi
lama
Jelaskan pengertian
puisi menurut
pendapatmu!
1 Esai
2. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
Identifikasi
jenis-jenis
puisi
Siswa mampu
menyebutkan
jenis-jenis puisi
(puisi lama, puisi
jawa, puisi baru,
puisi angkatan 45,
puisi kontemporer)
Tulislah minimal
5 jenis puisi
beserta
penjelasan
singkat!
2
Esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
melalui
rekaman
3. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman
Mengidentifi
kasi unsur
bentuk puisi
(diksi,
citraan, gaya
bahasa,
bahasa kias,
rima dan
irama)
Siswa mampu
mengidentifikasi
unsur bentuk puisi
(diksi, citraan,
gaya bahasa,
bahasa kias, rima
dan irama)
Uraikanlah
unsur-unsur
pembangun
puisi!
Jelaskanlah
unsur bentuk
dalam puisi!
3
4
Esai
4. 5.1.Mengide
ntifikasi
unsur-unsur
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman
Langkah-
langkah
membuat
puisi
Siswa mampu
membuat contoh
puisi kontemporer
Buatlah sebuah
puisi
kontemporer!
Bacakanlah
puisi hasil
karyamu dengan
teman dalam
kelompok!
5 Esai
Unjuk
kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
03. Rubrik Penilaian mengidentifikasi unsur bentuk puisi
ASPEK
RINCIAN
NILAI
KURANG
CUKUP BAIK AMAT
BAIK
D (10) C (15) B (20) A (25)
ISI
Selaras dengan tema
Mengandung
pesan,harapan aktual
dan berguna
Sesuai dengan jenisnya
Utuh dan tuntas
CITRAAN
Menimbulkan kesan
pada pembaca
Citraan sesuai dengan
kata yang digambarkan
dalam puisi
Citraan tidak terlalu
berlebihan
DIKSI DAN
GAYA
BAHASA
Mencerminkan
kekayaan
perbendaharaan kata
Bervariatif dan sesuai
konteks
Menggunakan kata
kiasan, unik, simbolis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Bergaya bahasa secara
variatif
RIMA
&RITME
Berima sesuai kriteria
Terpola secara teratur
Berirama secara
variatif
Gaya Bahasa
Menggunakan gaya
bahasa variatif dan tidak
monoton
Sesuai dengan tema
Bahasa kias
Mengandung unsur
estetik
Kreatif dan sesuai
dengan konteks tema
puisi
STRUKTUR
BARIS DAN
BAIT
Tersusun sesuai aturan
Terpola secara teratur
dan konsisten
JUMLAH SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
04. Blangko Observasi kinerja individu dalam mengikuti diskusi kelompok
BLANGKO OBSERVASI KINERJA INDIVIDU DALAM MENGIKUTI
DISKUSI KELOMPOK
Nama :
Kelas/No Absen :
Tanggal Penilaian :
Kompetensi Dasar : 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi
yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman
ASPEK RINCIAN
NILAI
KURANG CUKUP BAIK AMAT
BAIK
D (10) C (15) B (20) A (25)
SIKAP
Terlibat secara
aktif dan penuh
inisiatif
Memperhatikan
dan menghargai
pendapat teman
lain
BAHASA
Runtut,
terstruktur
dengan baik
Komunikatif
(mudah
dipahami)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Efektif (singkat
dan jelas)
Diksi variatif
dan tepat
konteks
KUALITAS
PENDAPAT/GAG
ASAN
Pembicaraan
tidak
menyimpang
dari topic dan
menyasar ke
substansi
persoalan
Gagasan orisinil
dan kreatif
Usulan disertai
alasan/bukti
logis yang
mendukung
Konsisten atas
pendapatnya
sendiri
Menggunakan
referensi/landas
an teori
Menyampaikan
gagasan dengan
lancar dan
sistematis
PRESENTASI
Menanggapi
pertanyaan
dengan cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
dan tepat
Menanggapi
pertanyaan dan
tanggapan dari
teman lain
dengan santun
Menggunakan
argumen,
contoh, bukti,
dan ilustrasi
untuk
memperjelas
uraian dan
jawaban secara
logis
JUMLAH SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
05. Soal Uraian
Nama Sekolah : SMA DAHULU SEMUA INDAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Hari/Tanggal :
Waktu : 60 menit
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan penjelasan yang benar, jelas, serta
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
1. Jelaskan pengertian puisi menurut pendapatmu!
2. Tulislah minimal 5 jenis puisi beserta penjelasan singkat!
3. Uraikanlah unsur-unsur pembangun puisi!
4. Jelaskanlah unsur bentuk dalam puisi!
5. Buatlah sebuah puisi kontemporer!
06. Soal Unjuk kerja
Bacakanlah puisi hasil karyamu dengan teman dalam kelompok!
07. Kunci jawaban soal uraian
1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
2. Jenis-jenis puisi
- Puisi lama
- Puisi jawa
- Puisi baru
- Puisi angkatan 45
- Puisi kontemporer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
3. Unsur-unsur pembangun puisi
a. Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair
untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak,
sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca
yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair
terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca
berpikir
- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,
mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi
bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan
suasana yang khusus.
b. Struktuf batin
- Tema
- Amanat
- Perasaan
- Nada
4. Unsur-unsur pembangun puisi
Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair
untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak,
sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca
yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair
terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca
berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,
mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi
bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan
suasana yang khusus.
5. Contoh puisi kontemporer
Amuk
Ngiau!kucing dalam darah dia menderas lewat dia mengalir ngilu ngiau dia
bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba darahku dia besar dia bukan harimau
bukan singa bukan hyena bukan leopard dia macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia menambah rimba afrikaku dengan cakarnya dengan amuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri daging dia tak mau daging jesus jangan
beri roti dia tak mau roti ngiau
(Sutarji C.B., Amuk)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
SILABUS
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: X/I
Alokasi Waktu: 12 JP
Standar Kompetensi:
1. Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
5.1
Mengid
entifikasi
unsur-unsur
bentuk
suatu puisi
yang
disampaika
n secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman
5.1.1. Rekaman
puisi:
unsur-unsur
bentuk
puisi:
pilihan
kata, ritme
dan rima ,
gaya
bahasa,
citraan,
bahasa
kiasan
1. Siswa
mempelajari
tentang unsur-
unsur bentuk
puisi
2. Siswa
menyimak puisi
dari rekaman
3. Siswa mencatat
hal-hal penting
dari puisi yang
dibacakan
4. Siswa
1. Kognitif
Produk
Mampu
mengidentifi
kasi unsur-
unsur bentuk
puisi
(pilihan
kata, ritme
Tes
tertulis :
Bentuk
tes:
uraian
singkat
Tes
kinerja
Tagihan
Pradopo, Rachmat
Djoko. 1990.
Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah
Maja University Press
Waluyo, Herman.
1987. Teori dan
Apresiasi Puisi.
Jakarta: Penerbit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
mengidentifikas
i pilihan kata,
ritme, rima,
gaya bahasa,
citraan, dan
bahasa kiasan
dari puisi yang
didengar
5. Siswa
mengungkapka
n hasil
pekerjaannya
secara lisan
dan rima,
gaya bahasa,
citraan dan
bahasa
kiasan)
Proses
Menjelaskan
pengertian
puisi
Mengidentifik
asi jenis
puisi
(baru/lama)
Mencatat isi
puisi
Mencatat
pokok-
pokok unsur
bentuk puisi
(diksi,
hasil
karya
(puisi)
Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
citraan,
ritme dan
rima, gaya
bahasa, dan
bahasa
kiasan)
Membuat puisi
sederhana
dengan
memperhati
kan unsur
bentuk puisi
2. Psikomotorik
Menyampai
kan
tanggapan
dengan
intonasi
yang jelas
dan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
kalimat yang
runtut dan
logis
3. Afektif
Karakter
Siswa
berperilaku
terbuka,
kritis, dan
penuh
perhatian
ketika
mendengark
an
pembacaan
puisi
Siwa
bersikap
jujur,
mandiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
kreatif, dan
bertanggung
jawab dalam
mencipta
puisi.
Sosial
Siswa
bersikap
santun
ketika
mendengark
an contoh
pembacaan
puisi
Siswa
bersikap
santun,
penuh
perhatian,
toleran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
kritis saat
melakukan
diskusi
kelompok
tentang
unsur bentuk
suatu puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PUISI-PUISI YANG
TERDAPAT DALAM
MAJALAH HORISON
EDISI JULI 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Puisi-puisi yang terdapat pada Majalah Horison Edisi Juli 2015
Puisi 1. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada Kekasihku 1
Karya M. Arifin Budiman
Isyarat rindu lebur
Di batas senja, jerit burung-burung
Mengirimkan nyeri pada celah angin
Daun-daun berguguran menuju rebah tanah
Sementara langit mengusap matahari
Memejemkan luka pada dinding waktu
Kekasihku, tiupkanlah aroma cinta pada mawar yang mekar
Petiklah kesunyian yang berdegup dalam dada berdebar.
Puisi 2. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada kekasihku 2
M. Arifin Budiman
Langit senja menyentuh daun-daun kering,
jemari angin membelai raut keningmu
Kekasihku, terimalah jerit matahari
Yang menenun langit menjadi merah saga
Di sorot matamu ada cahaya yang merambat
Dalam debar dada, mengusap perih kesunyian
Bersepakat memetik luka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Puisi 3. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada kekasihku 3
M. Arifin Budiman
Di senja yang gamang
Rindu mengerang ditabuh gendang
Seperti tangisan bayi di malam hari
Aku selalu rindu sorot matamu
Yang menuntunku pada kearifan angin
Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik
Kekasihku, jika waktu selalu memburu tanpa ampun
Terimalah dengan tangan terbuka
Ketuklah rindu pada juru kesunyian
Menyusun gaik kata-kata.
Puisi 4. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada kekasihku 5
M. Arifin Budiman
Kelebat angin mengusap
Daun-daun di taman
Menuju matamu. Ada percik matahari
Berdegup di gigil cermin
Wajahmu adalah ketabahan pulau
Yang luas merangkai waktu
Dijarimu aku sisipkan kembang doa
Sebagai pertanda aroma cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Selalu jatuh di keluasan namamu.
Puisi 5. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada Para Pejalan
M. Arifin Budiman
Saat senja luruh
Kau rebahkan tubuhmu
Istirahat dalam belaian angin
Setelah berjalan sepanjang hari
Berbekal rasa haus yang menghunus
Dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar
Membenamkan cinta pada seluruh alam
Daun-daun bertasbih luruh ke rebah tanah
Lalu kau mengucurkan doa membasahi
Degup perjalanan dengan percik matahari
Mengusap perih langit.
Puisi 6. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Potret Hujan
Karya M. Arifin Budiman
Di luar hujan bergetar
Dalam dada ada rindu
Menguap bersama jemari angin
Kau merengkuh doa-doa
Pada selembar cahaya bergetar
Sebagai kesedihan yang mengalir dalam
Rahim waktu dengan bahasa daun-daun
Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi
Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot
Matamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Puisi 7. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Aroma Kopi
karya M. Arifin Budiman
Ruap waktu melebar
dalam percakapan kita
Angin menembus celah jendela
Ada yang berdebar dalam rongga dada
Wajahmu menari seperti detak jarum jam
Menyusuri kerinduan dalam pusaran cahaya
Aroma kopi tercium di atas meja
Menyuguhkan rindu pada secangkir kenangan
Luruh bersama asap-asap doa
Puisi 8. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Menulis Sajak
Karya M. Arifin Budiman
Ketika aroma pagi
Membuka cadarnya pelan-pelan
Angin bergegas kesegala arah
Aku menulis sajak dengan tangan terbuka
Menunda kesedihan yang terbenam dalam palung dada
Setelah menempuh rakaat perjalanan
Mencari makna dalam ruh rindu
Selalu saja mata ini samar-samar
Luka terus berdenting dalam luka waktu
Menyusuri riuh kota dengan berbekal sajak
Aku menemukan wajahmu di lampu-lampu taman
Berdebar sebagai ruh kata-kata
Membelai matahari, luruh sebagai doa.
Puisi 9. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Langit Setia budhi
Karya M. Arifin Budiman
Bulir hujan membasahi hawa bumi
Jemari angin membelai rupa daun-daun
Pohon-pohon bertasbih gigil oleh kesunyian
Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan
Pada mata kekasih yang meniupkan aroma cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Bersama kepak burung-burung
Melintasi kuku waktu
Memotret memoar pertemuan
Dibingkai dalam pigura
Puisi 10. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Daun
Karya M. Arifin Budiman
Daun-daun luruh
Ke rebah tanah
Melingkar-lingkar) sebagai rindu
Pada peluk waktu
Mengusap angin dalam petikan cahaya
Puisi 11. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Anak Panah Doa
Karya M. Arifin Budiman
Seratus anak panah doa
Tertancap di punggung sujud
Mengupas anak-anak sunyi
Yang memejamkan matahari
Seperti menelantarkan ayat-ayat
Disudut matamu yang ditusuk
bayangan dan diasah kantuk
Sebelum tubuhmu memar
Dalam peluk waktu
Puisi 12. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kepada Sheila
Karya M. Arifin Budiman
Langit senja disorot matamu
Menyentuh daun-daun kering
Pohonan merunduk dalam doa
bersahaja
Sheila, matamu adalah pertempuran
Sunyi yang kudus
Di jantungmu puisi rekah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Seperti mawar yang merambat
Menuju kibaran kerudung mu
Puisi 13. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Dalam Doa
Karya M. Arifin Budiman
Saat senja luruh dimatamu
Diiringi burung-burung yang bercicit
Ada rindu pecah bersama kelebat angin
Bayang wajahmu memecahkan cermin
Melompat menuju daun jendela
Mengetuk pintu dan menyuguhkan rindu sekeras batu
Kau kah yang membuka gerbong kesedihan ini
Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu
Mencampakkan anak panah hingga cinta retak
Bersama puing-puing waktu?
Puisi 14. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kuas Senja
Karya M. Arifin Budiman
Langit begitu kosong
Dengan gerak awan
Saat senja kau rengkuh
Rindu sekeras batu dalam
Desir angin yang menjatuhkan
daun-daun, ditaman ada bayang
wajahmu menari dalam lipatan
Waktu, lalu kau layarkan doa
Menuju rongga dadaku yang terluka
Kau basuh setiap rupa-rupa perjalanan
Dengan irama cinta yang basah oleh rintik gerimis
Puisi 15. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Hujan Mei
Karya M. Arifin Budiman
Hujan Mei seperti dentum peluru
Musim-musim tak dapat diramalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Saat senja datang dengan gemetarnya)
Dan kau menyuguhkan aroma luka di atas meja
Dengan usapan doa aku lesatkan panah cinta
Yang terbakar memoar api sejarah mei
Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang
menuju penghabisan
Puisi 16. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Potret Wajahmu Karya M. Arifin Budiman
Dalam senja) yang gamang
Rindu mengerang gendang
Potret wajahmu dengan rapih) tersimpan
Di ratakan waktu, mengalir di rongga dada
Doa-doa luruh menjemput langkah kakimu
Saat kau berjalan lincah melewati genangan air
Kau begitu lincah seperti penari balerina
Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya
Puisi 17. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Pengakuan Karya M. Arifin Budiman
Kau seperti hujan
Dan aku rebah tanah
Saling mencinta, menanam
Rindu pada jelaga langit biru
Aku alirkan cinta ini, semoga
Kau rawat dengan kekal, hingga
Kita menuju rumah semsta
Menjaga sebuah senja dalam ruap kenangan
Pecah dalam serpihan waktu.
Puisi 18. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Langit Mei Karya M. Arifin Budiman
menyeret arus namamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Bukit-bukit menurun cahaya
Langit Mei senja dikikis nyeri
Pecah sebagai pusaka langit
Di rahim puisi, matamu menyulam
Percik kata-kata.
Puisi 19. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Gelung
Karya Mahwi Air Tawar
Rambutku jelmaan akar asam
Mengikat hasrat raja Mataram
Tulang rusukku jalan berkelok
Cinta dan dendam saling berdetak
Alangkah panjang ini penantian
Batin pilu tindihan kelam
Hidup yang berselimut pulung
Menimang untung membuang malang
Lakon wayang ratu selatan
Kidung sesayup rayuan janda
Samar siulan duda perkasa
Di balik kelir panggung Pakualaman
Mataku kerlip sentir kayu limasan
Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan
Pantulan bayangan pohon randu
Kau balik bilik batang pahit tebu
Bila fajar menjelang bintang kenangan
Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada
Jauh menepi dan rindu pun beserpih
Biarlah! Biarlah luka derita kemarau
Mengakrabi nadi sunyi kelu
Di puncak kami menari bisu
Agar langit biru tak jadi kelabu
Lengking birahi kami angin kemarau
Dielus mesra pantai perawan
Denyut laut mendesah rawan
Mengelus) guci puting belubu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Gunung Kidul! Gunung Kidul!
Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring) memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.
Puisi 20. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Kedung
Karya Mahwi Air Tawar
Air mataku bening sungai Oyo
Mengalir deras tangis menderai Akan merasuk ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung
Anak-anak sungai! Sungaiku bening Kedung riang anak beriring
Di bawah daun biru bening sungai
Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi.
Puisi 21. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Gari
Karya Mahwi Air Tawar
Siapa tengadah menanti serpihan tebu Giling gula menggilas mendera
Manis tebu tinggal seujung kuku
Di ujung lidah derita anak cucu
Bukan lengking cerobong tua madukismo
Mengoyak nasib mendedah benih sengsara
Tapi, lengking parau perantau
Yang melulu berharu biru di genangan air mata
Leluhur Gunung Kidul ditinggal
Anak kandung dan pulang dengan kabar sial
Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal
Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu
Diambang) pintu piatu masa lalu
Perantau pun pulang dengan wajah sayu
Memandang keseberang dengan wajah kuyu
Wonosari tumbuh berseri-seri
Menyambut pendatang menepis nyeri
Menebas belukar dan semak duri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Dari jalan leluhur dan para abdi
Yang enggan berhitung untuk rugi
Gunung Kidul! Gunung Kidul!
Desir getir pecah beserpihan
Pinggul molekku pantai Baron
Harapan dan impian berpelukkan
Puisi 22. Majalah Horison Edisi Juli 2015
Krakal
Karya Mahwi Air Tawar
Dekaplah tubuhku
Sesaplah asin peluhku
Punggungku bungkahan batu derita
Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang
Kondeku jangkar terpancang
Nafasku silir nyanyian ratu laut selatan
Gunung Kidul! Gunung Kidul
Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
BIOGRAFI PENULIS
Yohanes Rizky Nugroho lahir di Tangerang, 5 Maret
1991. Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Cikokol,
Tangerang. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 16
Tangerang pada tahun 2006. Tiga tahun kemudian, menamatkan
sekolah tingkat menengah atas di SMA Negeri 6 Tangerang pada
tahun 2009. Setelah itu, pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi sebagai mahasiswa dalam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
Diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul Analisis Citraan
Pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 dan
Relevansinya Dengan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related