Transcript
BIMBINGAN KONSELING ANAK LUAR BIASA
“ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS HIPERAKTIF”
Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.,Kons
Anggota Kelompok :
I Ngh Budhi Saputra (1111011009) Putu Eka Darmayanti (1111011015)
I Gd Agus Prawira M. (1111011017) Ni Lh Pt Anik Sugiantari (1111011034)
I Wyn Soma Purmawan (1111011029) Sang Ayu Made Desiani (1111011013)
I Pt Wahyu Budi Kusuma (1111011033) Ayu Padma Wirati (1111011062)
I Md Sumadiyasa (1011011103) Fitri Ariastuti (1111011082)
Ni Lh Gd Mudiyathi M. S.(1111011110) Ni Kadek Citarini (1111011083)
Ni Made Ayu Dwi Safitri (1111011038) Ni Kadek Dwi Asri Jayantini (1111011073)
Pande Kdk Ayu Sugianitri (1111011032) Rohmat Rozai (1111011087)
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013
Anak Hiperaktif
A. Definisi.
Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku
yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala
utama tidak mampu memusatkan perhatian. Begitu pula anak hiperaktif
adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian.
Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan
otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit
dikendalikan. Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh
lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan
di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau
pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian dengan hiperaktivitas ( GPPH ) atau Attention Deficit And
Hyperactivity Disorder ( ADHD ). Kondisi ini juga disebut sebagai
gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome. Gangguan ini muncul pada masa perkembangan dini
( sebelum berusia 7 tahun ) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan
perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri prilaku ini dapat mewarnai berbagai
situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Terhadap kondisi siswa yang
demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di
samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena
anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan
guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang
diajarkan guru kepadanya.
Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-
hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif
menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak.
Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi
dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
2
Sani Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif
adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi
neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
Menurut Nelson yang dimaksud dengan pengertian hiperaktif adalah
merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian menandakan gangguan -
gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap
sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau
disfungsi serebral minimal, Inilah makna definisi anak hiperaktif itu sendiri.
Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan
tetapi mereka membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini :
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian.
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau
Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini
kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka sering kali melamun dan
dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang - awang”. Adapun
prilaku yang nampak :
- Ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan
dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain.
- Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas
bermain.
- Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain.
- Tidak mengikuti perintah dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas.
- Kesulitan dalam mengorganisasikan tugas dan aktivitas.
- Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang
memerlukan proses mental yang lama, misalnya tugas sekolah.
- Sering kehilangan barang miliknya.
- Mudah terganggu stimulus dari luar.
- Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsif.
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi
bisa memusatkan perhatian. Tipe ini sering kali ditemukan pada anak -
anak kecil. Prilaku yang muncul antara lain :
- Gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk.
3
- Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain di mana
seharusnya duduk tenang.
- Berlari berlebihan atau memanjat - manjat yang tidak tepat
situasinya.
- Pada remaja atau dewasa terbatas pada perasaan tidak dapat tenang
atau gelisah.
- Kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan.
- Seolah selalu terburu - buru atau bergerak terus seperti mesin.
- Berbicara terlalu banyak.
- Sering menjawab pertanyaan sebelum selesai diberikan
(impulsivitas).
- Kesulitan menunggu giliran ( impulsivitas ).
- Menyela atau memaksakan pendapat kepada orang lain
(impulsivitas).
Terkadang gejala tersebut juga diikuti agresivitas dalam bentuk :
- Sering mendesak, mendesak, atau mengintimidasi orang lain.
- Sering memulai perkelahian.
- Menggunakan senjata tajam yang dapat melukai orang lain.
- Berlaku kasar secara fisik kepada orang lain.
- Menyiksa binatang.
- Menyanggah jika dikonfrontasi oleh korbannya.
- Memaksa orang lain untuk melakukan aktivitas seksual.
3. Tipe gabungan.
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.
Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud
dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang
menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh
perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif
selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau
mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan
perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka
seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan
mengasyikkan namun tidak kunjung datang.
4
Walaupun cukup sulit membedakan perilaku atas normal dengan
prilaku hiperaktif tetapi sebenarnya ada perbedaan mencolok. Anak
hiperaktif pada masa bayinya kemungkinan mempunyai gejala-gejala
sebagai berikut :
- Terus-menerus menangis atau berteriak.
- Hanya sedikit memerlukan waktu tidur atau mempunyai pola tidur
yang tidak teratur.
- Sulit tidur dan terbangun terus – menerus.
- Sakit perut dan sulit makan.
- Mudah marah dan tidak suka dipeluk.
- Mudah terbangun setiap kali mendengar suara.
- Mempunyai air liur berlebihan dan sangat kehausan.
- Terus - menerus membenturkan kepala atau menggoyang -
goyangkan tempat tidurnya.
Ciri lain yang sering menyertai anak dengan hiperkinetik adalah
sebagai berikut :
- Kemampuan akademik tidak optimal.
- Kecerobohan dalam hubungan sosial.
- Kesembronoan dalam menghadapi situasi yang berbahaya.
- Sikap melanggar tata tertib secara impulsif ( melakukan sesuatu tanpa
berpikir ).
Kapan anak dapat dikatakan menderita gangguan hiperkinetik ( GPPH
/ ADHD ) adalah seperti berikut :
- Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, mendengarkan
guru, dan dalam permainan.
- Hiperaktivitas, selalu bergerak dan tidak bisa tenang.
- Impulsivitas, melakukan sesuat tanpa berpikir terlebih dahulu.
Dampak bagi anak yang mengalami gangguan hiperkinetik adalah
sebagai berikut :
- Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik.
- Anak sering tidak patuh dengan orang tua.
- Anak sulit diajak hidup disiplin.
5
Apabila gangguan hiperkinetik ( ADHD ) tidak diobati maka akan
menimbulkan hambatan penyesuaian tingkah laku sosial dan kemampuan
akademik di lingkungan rumah dan sekolah. Hal ini dapat mengakibatkan
perkembangan anak tidak optimal dan timbulnya gangguan prilaku di
kemudian hari.
Faktor penyebab timbulnya gangguan ini pada anak antara lain
sebagai berikut :
- Faktor etiologi.
Dalam bidang neuoralogi yang sampai saat ini banyak dianut adalah
terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang
bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk
memelihara proses konsentrasi.
Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di
daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah
orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.
- Faktor toksik.
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet
memiliki potensi membentuk prilaku hiperaktif pada anak, karena
kadar timah lead dalam serum darah anak akan meningkat. Di samping
itu ibu yang mengonsumsi alkohol dan merokok, terkena sinar X pada
saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
- Faktor genetik.
Didapatkan korelasi yang cukup tinggi dari hiperaktif yang terjadi
pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25% - 35%
dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan
menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
- Faktor psikososial dan lingkungan.
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru
di antara orang tua dan anaknya.
6
B. Media Pendidikan / Alat Peraga.
1. Media / alat peraga.
Dalam membantu anak hiperaktif ada beberapa cara yang dapat
digunakan sesuai sumber yang telah kami peroleh. Beberapa cara mengatasi
menghadapi anak hiperaktif ini dengan penggunaan obat, pengaturan
makanan, hindari pemanjaan, menciptakan lingkungan yang tenang,
memilih acara TV dengan hati- hati, gunakan tenaga ekstra dengan tepat,
membimbing dalam kebenaran. Ini adalah tips mengatasi hiperaktif dari Dr.
Mary Go Setiawani ( 2000 : 137-141 ).
Selain dari pada cara tersebut, cara lain yang dapat digunakan salah
satunya dengan melalui pendidikan dengan menggunakan suatu media
pendidikan. Adapun media pendidikan yang kami gunakan adalah dengan
menggunakan media visual ( gambar ). Erianawati ( 2005 ) ada berbagai
bentuk media visual ( gambar ) yang dapat membantu proses belajar
mengajar terutama anak hiperaktif yaitu media gambar yang meliputi
gambar chart, gambar chart berseri ( flip chart ), foto, alat permainan visual
edukatif dan berbagai media visual gambar lainnya. Tujuan utama
penampilan berbagai jenis media visual ( gambar ) ini adalah untuk
memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa/anak.
Berdasarkan penelitian Erianawati ( 2005 ) diketahui bahwa metode
yang digunakan untuk anak hiperaktif adalah metode yang memberikan
gambaran konkret tentang “sesuatu”, sehingga anak dapat menangkap
pesan, informasi dan pengertian tentang “sesuatu” tersebut. Media visual
itu sangat diperlukan karena di samping anak hiperaktif ia juga kehilangan
konsentrasi, dan biasanya juga diimbangi dengan gangguan pemahaman
bahasa yang teramat dalam, apa yang tidak diketahui oleh anak hiperaktif
divisualkan lewat gambar-gambar, dan dengan gambar-gambar yang
berwarna, anak akan jadi lebih tertarik untuk melihat dan
memperhatikan apa yang disampaikan, di samping itu cara yang
termudah untuk menyampaikan kepada anak supaya mengerti adalah
dengan menggunakan media visual ( gambar ). Hampir semua mata
pelajaran dalam membelajarkan anak hiperaktif dengan menggunakan
7
media visual (gambar), terutama dalam mengenalkan suatu benda atau hal
lain dalam membimbing anak untuk melakukan sesuatu.
Untuk itu sangat penting dalam membelajarkan anak hiperaktif
dengan menggunakan media visual ( gambar-gambar ), karena dengan
gambar-gambar itu anak lebih mudah belajar memahami segala sesuatu.
2. Desain.
- Judul media.
Adapun judul atau nama media yang kami buat untuk membantu anak
hiperaktif dalam upaya mengembangkan kemampuan dasar mereka
adalah “Object Card”.
- Tujuan.
Tujuan penggunaan media object card ini adalah untuk mengembangkan
salah satu dari beberapa kemampuan dasar peserta didik yaitu
kemampuan dasar kognitif anak.
- Cara membuat.
Adapun cara atau langkah dalam membuat media ini adalah sebagai
berikut :
Persiapkan alat-alat yang diperlukan seperti gunting, ketas karton,
lem, kertas biasa ( kertar sprint ), printer, koneksi internet ( opsional )
komputer/laptop. Printer, komputer/laptop, dan koneksi internet
diperlukan jika akan menggunakan gambar yang diperoleh dan
disimpan di komputer/laprop yang kemudian dicetak dengan printer,
sedangkan koneksi internet diperlukan jika ingin mencari gambar
terkait di internet.
Cari gambar yang terkait, yaitu gambar benda-benda yang ingin
digunakan nantinya di internet atau di komputer/laptop jika ada
kemudian cetak dengan printer. Jika sudah memiliki gambar yang
sudah siap dipakai ( sudah jadi ) lewati langkah ini.
Gambar yang sudah siap kemudian digunting dengan ukuran 12 x 9
cm yang nantinya digunakan untuk kartu gambar.
Gambar-gambar yang sudah dipotong tadi kemudian ditempel pada
kertas karton yang juga sudah di potong sesuai dengan ukuran untuk
kartu gambar ( 9 x 12 cm ).
8
Kartu gambar dan foto gambar siap digunakan sebagai media
pembelajaran.
Contoh gambar yang dapat digunakan.
- Judul Media.
Media kedua yang kami gunakan adalah media bangun ruang yang
dengan berbagai rupa seperti bentuk kubus, balok, tabung, dll.\
- Tujuan.
Sama halnya dengan media object card, tujuan penggunaan media ini
adalah untuk mengembangkan kemampuan dasar anak yaitu kemampuan
dasar kognitif.
- Cara membuat.
Siapkan alat dan bahan seperti kertas karton, gunting, penggaris,
pensil, lem.
Tentukan bangun ruang yang akan dibuat termasuk ukuran dari
masing-masing bangun ruang tersebut.
Siapkan alat tulis/gambar seperti pensil dan penggaris untuk
digunakan menggambar desain bangun ruang pada kertas karton.
Gambar desain bangun ruang sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan sebelumnya pada kertas karton untuk memudahkan dalam
9
membentuk bangun ruang yang dimaksud. Misalnya seperti contoh
gambar sebagai berikut :
Desain Kubus
Pada desain tersebut bagian dengan warna putih dan biru yang
nantinya menjadi bagian sisi bangun ruang kubus jika sudah jadi, dan
bagian warna abu-abu putih tersebut akan menjadi bagian kertas yang
diisi lem untuk merekatkan setiap bagian sisi bangun ruang. Demikian
pula dengan bangun ruang lainnya yang digambar/didesain terlebih
dahulu di kertas karton.
Setelah desain selesai, gunting kertas karton sesuai desain/ukuran
yang telah ditentukan.
Bentuk kertas karton tersebut menjadi bangun yang diinginkan dengan
menempelkan kertas karton yang satu dengan yang lainnya dengan
lem hingga terbentuk bangun ruang yang diinginkan.
Jika bangun ruang sudah terbentuk, maka lanjutkan memberi sedikit
hiasan agar lebih menarik.
10
Media pembelajaran bangun ruang siap digunakan untuk mendidik
anak hiperaktif,
3. Proses Pendidikan / Pembelajaran.
- Proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang digunakan meniru proses pembelajaran
teori belajar operant conditioning di mana siswa atau peserta didik
diberikan suatu stimulus untuk melakukan sesuatu, dan kemudian
direspon oleh peserta didik, kemudian peserta didik pada akhirnya
mendapatkan konsekuensi dari respon yang diberikan oleh peserta didik.
Stimuli (S) Operant Response (R) Consequence (Reinforce-ment
atau Punishment)
Implikasi
Guru bertanya Peserta didik menjawab Dijawab benar, guru berkata: Bagus (reinforcement)
Peserta didik terdorong untuk mau menjawab
Guru menjelaskan
Peserta didik saling mengobrol dengan teman
Guru mengurangi jam istirahat selama 10 menit sebagai hukuman (punishment)
Peserta didik terdorong untuk tidak saling mengobrol dengan teman
Fisikadiujikan
Peserta didik mempelajari bahan berulang kali
Peserta didik mendapat nilai A
Peserta didik terdorong untuk belajar lagi dengan cara yang sama
- Skenario.
Materi yang diajarkan adalah menunjuk dan menyebutkan gambar.
Media yang digunakan adalah foto dari berbagai benda dan/atau kartu
gambar. Proses/prosedur pembelajarannya dilakukan dengan identifikasi
gambar, gambar diletakkan di meja di depan anak. Persiapkan
perhatian dan beri perintah “Tunjuk … ( nama benda gambar
tersebut )”. Prompt ( bantuan/arahkan ) anak untuk menunjuk gambar
tersebut dan beri reinforce ( beri hadiah/pujian ) responsnya. Kurangi
sedikit demi sedikit prompt hingga akhirnya tanpa prompt sepanjang
percobaan berikutnya dan berikan reinforce respons yang benar saja.
11
Selain Identifikasi gambar anak juga melabel gambar, duduk di kursi
berhadapan dengan anak . persiapkan perhatian dan beri sebuah
gambar. Katakan “Ini apa?” Prompt ( bantuan/arahkan ) anak untuk
melabel ( menyebutkan nama benda-benda ) gambar tersebut dan
beri reinforce ( beri hadiah/pujian ) responsnya. Kurangi sedikit demi
sedikit prompt hingga akhirnya tanpa promt sepanjang percobaan
berikutnya dan berikan reinforce respons yang benar saja.
12
REFERENSI
Fadhli, Aulia. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta : Penerbit Pustaka
Anggrek.
Thompson, June. 2003. Toddlecare : Pedoman Merawat Balita. Jakarta :
Erlangga.
Priyatna, Andri. 2010. Not a Little Monster ! ( Memahami, Mendidik, dan
Mengasuh Anak Hiperaktif ). Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Hafidh, Mudzakkir. 2010. Pengertian Anak Hiperaktif. Diakses pada 10
November 2013 dari http://ideguru.wordpress.com/2010/04/08/pengertian-
anak-hiperaktif/.
Anonimous. 2013. Cara Mendidik Anak Hiperaktif. Diakses pada 10 November
2013 dari http://mendidikanakanak.blogspot.com/2013/03/cara-mendidik-
anak-hiperaktif.html.
Anonimous. 2013. Tanda Ciri Anak Hiperaktif. Diakses pada 10 November 2013
dari http://portalkesehatanku.blogspot.com/2013/08/tanda-ciri-anak-
hiperaktif.html.
Anonimous. 2012. Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Hiperaktif. Diakses pada
10 November 2013 dari http://anakhiperaktif.blogspot.com/.
Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan
tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
13
top related