Transcript
LEMBAR PENGESAHAN
No. Percobaan : 02/Lab. Sistem Transmisi/LTK-01/TK-6A/2012
Judul : RADIO RECEIVER AM
Tanggal Praktikum : 7 April, 14 April, 28 April, dan 5 Mei 2012
Tanggal Penyerahan : 12 Mei 2012
Nama : Chintya Dewi Rosadi
Nim : 0905061002
Kelompok : III (Tiga)
Kelas : TK – 6A
Nama Anggota : 1. Benny Syahputra Siregar
2. Evi Fransisca Silitonga
3. Eva Juliana Gultom
4. Indah Lestari Tambunann
5. Juwita
6. Libora Fransisca
7. Meitha Anggriani
8. M. Gevin Mora
Instruktur : 1. Ir. Elferida Hutajulu
2. Ir. Indra Yadi
Nilai :
Instruktur Instruktur
Ir. Elferida Hutajulu Ir. Indra Yadi
• DAFTAR ISI
AM RECEIVER
• TUJUANSetelah belajar lebih lanjut,mahasiswa diharapkan akan mampu :
• Mendeskripsikan operai dari rangkaian radio transistor
• Memahami tentang IF amplifier,osilator dan bagian according mixer pada spesifikasi
yang diberikan dan dengan memperhatikan prosedur standar operasi.
• Menetukan apakah penerima bekerja dengan baik.
• Penerima Troubleshoot,bagian demi bagian,merupakan masalah tersendiri.
• Dalam kemungkinan watu yang sangat kecil,tentukan komponen mana yang tidak dapat
digunakan.
• DASAR TEORI
PendahuluanMahasiswa akan mempelajari prinsip dari cara kerja tuner dan penerima AM dan mempelajari
metode dan prosedur penggunaan Troubleshooting dengan instrument test.Disarankan agar
mahasiswa harus mempelajari dahulu tentang power supply dan power amplifier,diskusi dibatasi
pada bagian tuner dari penerina.
DiskusiDiskusi dari sebuah tuner penerima AM meliputi operasi RF,mixer amplifier,RF
osilator,IF amplifier,detector dan audioamplifier pertama.Penerima sederhanajuga terdiriri dari
sebuah power amplifier dan sebuah speaker,dan power supply.Maka ada pembahasan dari topik
lainnya yang tidak di bahas pada topik ini.
Gambar 2-1 menunjukkan diagram blok dari penerima AM Superheterodyne sederhana
yang terdiri dari 7 bagian.Perhatikan operasi penerima AM dibawah ini.
Sinyal siaran radio RF terdiri dari sinyal carrier dan frekuensi audio.Frekuensi carrier dari
tegangan audio AM disebabkan oleh sinyal AM,transmisi dan penerima AM.Frekuensi audio
adalah replica dari suara atau music yang sebenarnya sisa sinyal AM yang dikombinasikan
hingga mencapai detector penerima yang didemodulasikan ke dalam sebuah audio dan
komponen carrier.Sinyal carrei menampilkan fungsinya,ini tidak terlalu diperlukan dan
dilewatkan ke ground.Komponen audio pada saluran atau level milivolt (mV) dikontrol oleh
control volume (potensiometer),dikuatkan dan digunakan pada loudspeaker.
Ujung depan penerima AM terdiri dari mixer amplifier RF,dan RF amplifier.Mixer
amplifier RF menerima sinyal radio AM dari gulungan antenna dan kapasitor tuning.REntang
sinyal AM 50-1600 KHz,rentang ini dapat bervariasi di berbagai Negara.Bagian detik dari
kapasitor tuning digunakan pada berbagai frekuensi dari osilato local yang pada penerima ini
(pada frekuensi 455 KHz) sinyal RF baru masuk dan silator melewati range frekuensi dari 1-
1645 KHz.Sinyal osilator dicampurkan dengan sinyal radio yang baru masuk ke bagian
mixer,MMixer RF menghasilkan 4 frekuensi output :
• Sinyal masukan RF (kira – kira 1 MHz)
• Frekuensi osilator (1455 MHz)
• Penjumlahan dari frekuensi RF dan osilator (2455MHz)
• Pebedaan atau frekuensi lanjutan antara RF dan osilator (455KHz)
Dalam penerima ini hanya perbedaan frekuensi (455 KHz) yang digunakan.Pengubah
kopling lanjutan adalah di stel ke perbedaan frekuensi yang disebut juga frekuensi lamjutan
IF.Beberapa penerima menggunakan penjumlahan frekuensi seperti IF.
Prinsip HeterodynePrinsip Heterodyne digunakan pada penerima superheterodyne untuk mengkonversi
sinyal penerima input RF ke sinyal RF yang disebut penerima IF.Sinyal IF dipilih dari
pencampur frekuensi output dan rangkaian fixed tuned yang dikopling ,dimana sinyal IF telah
dikuatkan Proses perbaikan ini melewati semua penerima selektivitas dan sensitivitas.
Seharusnya konversi ke sinyal IF,sinyal yang diterima harus dicampur dengan sinyal –
sinyal pembangkit lokal.Sinyal pembangkit lokal ini disediakan oleh rangkaian penerima osilator
lokal atau OL.
Rankaian digunakan untuk mengkonversi sinyal yang di terima ke penerima sinya IF
yang disebut pencampur atua rangkaian converter.Ada banyak tipe dari rangkaian mixer
ini.Dalam penerima ini banyak perbedaan antara 2 rangkaian (mixer dan converter) adalah nilai
transistor yang disediakan untuk menampilkan operasi konvesi.Dua transistor digunakan dalam
rangkaian osilator – mixer,tetapi hanya satu transistor yang digunakan dalam rangkaian
converter.Gambar 2-2 mengilustrasikan efek dari peralatan mixing nonlinear,pada gambar 2-3
menunjukkan benuk gelombang hasil dari pencampuran dua sinyal pada rangkaian nonlinear
mixer juga dapat menyadiakan penuatan tegangan RF yang disebut konversi gain.
Frekuensi yang tidak
diinginkan akan di filter oleh rangkaian tuned IF,yang ditunjukkan pada gambar 1-4.Rangkaian
tuned di stel ke sinyal yang berbeda.
Dibawah ini akan dijelaskan tentang gambar 2-5.
Pada rangkaian tuner AM,sebuah transistor telah digantikan untuk rangkaian osolator
local.Ketika hanya ada satu transistor yang digunakan,peralatan harus berfungsi sebagai mixer
dan osilator.Rangkaian mixer dan converter menunjukkan fungsi identik dalam
penerima,misal :konversi sinyal yang diterima ke sinyal IF.
Sebelum mengkonversi ke sinyal IF dapat terjadi,ikuti langkah di bawah ini :
• Dua sinyal frekuensi yang berbeda harus diberikan,sinyal yang diinginkan dan LO.Level
tegangan LO harus lebih tinggi 10 sampai 20 x lebih kuat daripada sinyal yang terkuat
yang ditemukan.
• Sebuah peralatan nonlinear harus diberikan dimana pencampuara dua sinyal pada
diode,transistor,atau tabung.
• SEbuah peralatan frekuensi seleksi IF seperti transformer maka frekuensi yang dikonversi
dapat diplih dan sinyal lain dapat di filter dari sinyal lain.Rangkaian tuned C1-L1 dan L2
ditunjukkan pada gambar 2-5,untuk menmpilkan fungsi ini gambar 2-5 mengilustrasikan
bagian konversi frekuensi dari sebuah penerima superheterodyne yang terdiri dari sebuah
converter transistor.Penjelasan dari rangkaian ini berhubungan dengan konversi pada
sinyal RF ke penerima frekuensi IF.
Diperkirakan bahwa pemasangan penerima tuning men-set ke penerima sinyal 1
MHz,pada tingkat RF amplifier dari sebuah stasiun radio transmisi.Sinyal 1 MHz ini akan
mengembangkan sebuah tegangan frekuensi silang yang dipilh pada rangkaian pengisi ,C1-
L1.Sinyal ini kemudian dikopling ke Q1 yang dibiaskan ke operasi nonlinear.Penentuan
rangkaian pengisi frekuensi osilator local,L3-C4 adalah yang di tuned (C1 dikelompokkan ke
C4),rangkaian pengisi osilator local dan rangkaian pengisi frekuensi RF yang diterima akan
mengubah secara simultan separti pemasangan yang diatur.
Frekuensi output osilator local 1455 KHz dikopling melalui C3 dan mengembangkan
sebuah tegangan silang Emitter-Resistor R2.Sinyal ! MHz yang diterima pada base Q1
amplitudonya lebih rendah daripada 1455 KHz sinyal osilator ketika sinyal yang diterima 1
MHz dicampur dengan 1455 KHz.Ini disebabkan dua sinyal RF yang baru terlihat pada TP2
sama dengan dua sinyal sebelumnya.
Empat sinyal yang tampak pada TP2 akan menjadi :
• Frekuensi ! MHz dari sinyal original yang diterima.
• Frekuensi original 1455 KHz osilator local.
• Frekuensi baru dari 2455 KHz adalah penjumlahan dari dua sinyal.
• Frekuensi baru dari 455 KHz adalah perbedaan frekuensi (IF) dari dua sinyal.
Gambar 2-5 frekuensi pengisisan output adalah L7-C6,distel pada pemilihan penerima
sinyal IF(455 KHz).Proses penggabungan dua sinyal RF menghasilkan sebuah sinyal RF
baru dan sinyal Rf berbeda yang disebut frekuensi campuran.Jika satu dari sinyal Rf
dimodulasi atau jiak tidak terdiri dari lebih dari satu ferkuensi,konversi akan mengubah
semua frekuensi dan modulasi tidak akan diubah pada proses pancampuaran.
Catatan bahwa nilai pemasangan penerima tuning dari C1 dan C4 juga diubah. Karena
rena pengubahan kapasitor pamasangan tuning pada kedua rangkaian frekuensi pengisian
penerima input akan berubah seperti pada frekuensi osilator local.Bagaimanapun frekuensi
osilator local akan selalu melewati sinyal yang diterima 455 KHz.Untuk alasan ini,sinyal
yang diterima akan selalu dikonversi ke frekuensi yang berbeda dari 455 KHz,yaitu frekuensi
lanjutan.
Diagram Rangkaian Dari Sebuah Penerima RadioDiagram rangkaian dari radio penerima ditunjukkan pada gambar 2-6 dan penjelasan ranglaian
dan fungsi komponen ditunjukkan dibawah ini.
Analisa dari rangkaian radioTransistor Q1 bekerja sebagai converter autodyne (osilasi sendiri),penggabungan fungsi
dan osilator common base dan mixer common emitter.Penggabuangn converter sinyal RF yang
lemah dipilih oleh gulungan antenna ferrite,L1 dan kapasitor tuning,C1.Sebuah sinyal yang lebih
kuat dihasilkan oleh osolator local.Rangkaian ini menghasilkan sinyal IF (455 KHz).
Transistor Q2 dan Q3 bekerja sebagai amplifier IF tuned yang menambah level tegangan
dari sinyal 455 KHz yang dikembangkan oleh converter.If amplifier bekerja pada modus
common emitter dan dikopling oleh transformer tuned IF 455 KHz,T1,T2,dan T3.
Maka lebih mudah untuk memperoleh gain yang lebih besar dari operasi amplifier pada
range frekuensi RF yang lebih rendah,perbedaan frekuensi juga digunakanuntuk penguatan
tegangan.Pada umumnya,dua atau lebih amplifier IF membutuhkan penambahan sensitivitas dan
selektivitas penerima.Setiap amplifier di stel pada 455 KHz.Bandwith pada tingkat ini pada
umumnya adalah 10 KHz.Sinyal IF terdiri dari semua informasi pada sinyal Rf original;hanya
frekuensi yang telah diubah.Keluaran akhir dari amplifier IF menjadi detector diode dan filter RF
yang berturut-turut dan filter sinyak IF.Hasil sinyal audio dibuat dari potensiometer (Kontrol
volume) menjadi audio preamplifier.
Dioda D1memisahkan sinyal audio dari sinyal IF.Ini menunjukkan fungsi yang sama
untuk sinyal IF sebagai detector Kristal dalam Kristal set.Pada penambahan ini,rangkaian
detector juga mengembangkan sebuah tegangan yang sebanding dengan kekuatan dari sinyal RF
yang diterima.Tegangan ini disebut tegangan control volume automatic (AVC),mengumpan balik
pada amplifier tingkat pertama seharusnya mengurangi gain sinyal yang kuat.AVC memastikan
bahwa gain IF pada stasiun yang lemah ditambah dan pada stasiun yang kuat akan
dikurangi.AVC membuat kemungkiana penyetelan band silang siaran radio tanpa pengaturan
volume control yang berkelanjutan.Tujuan dari AVC adalahb mengurangi variasi volume antara
stasiun kuat dan lemah.Ini salah satu bentuk dari negative feedback.
Sinyal audio level lemah pada control volume selanjutnya akan dikuatkan oleh
preamplifier (Q4) dan menjadi power amplifier (Q5,Q6,dan Q7) yang mengkonversi
tegangan,mengubahnya kedalam bentuk arus yang digunakan untuk menjalankan
loudspeaker.Keluaran loud speaker harus akurat dan hasil dari sinyal audio original pada
microphone dan transmitter.
Sensitivitas dari penerima mempertahankan nilai dari RF dan IF amplifier meskipun
kualitas tone dipertahankan pada bandwidth dariamplifier.Pada tipe ini,respon audio frekuensi
lemah dibatasi oleh kapasitor kopling(C11 dan C13) pada bagian audio.Pada umumnya,radio
kecil untuk consumer yang digunakan,respoan frekuensi lemah jatuh menjadi 500 Hz.Pada
penambahan ini kapasitor kopling,speker kecil dan baafle speaker adalah factor lain yang
membatasi respon frekuensi lemah.
Modul percobaan akan menjadikan pelajar lebih mampu memehami tentang system
penerima radio dan rangkaiannya,dan juga menyediakan praktikum percobaan
troubleshooting.Modul radio AM terdiri dari converter,amplifier IF,sebuah detector,AVC,audio
preamplifier dan tingkat audio dari antenna proceeding toward.
Detektor dan Rangkaian Audio AmplifierGambar 2-7 menunjukkan detector dan rangkaian audio amplifier.
Fungsi dari komponen :
• T3 : IF kopling transmitter
• D1 :rectifies memodulasi tegangan untuk menghasilkan sinyal sudio setengah
gelombang.
• R12,C10 :sebagai filter untuk mengubah RF dari sinyal rectified.Audio menjadi volume
control saat RF diserap oleh RF yang melewati kapasitor.
• TP3 : tegangan pada point dibawah ini merupakan kekuatan dari sinyal carrier.Tegangan
akan menjadi positif,mis : sinyal yang msuk lebih kuat,lebih tinggi tegangan DC
feedback positif.Tegangan ini diketahui sebagai AVC yang digunakan untuk mengontrol
bias dari amplifier IF pertama.
• VOL potensiometer : control volume,menjadi sebuah preamplifier audio (Q4).Audio
amplifier (q4) menyediakan preamplifikasi.saat gain dari amplifier ditentukan,volume
control mengubah level sinyal audio.Output dari preamplifier menjadi amplifier power
audio dan speaker.
• Q5 :transistor bekerja sebagi muatan dinamis dari preamplifier Q4 dan penawaran arus
bias tepat pada amplifier.
• Q6 dan Q7 :push-pull amplifier,mengkonversi tegangan,mengubah kedalam arus yang
digunakan untuk menjalankan loudspeaker.Berdasarkan operasi ini Kelas AB dengan
jaringan bias (D2 dan R17)
Bagian IF AmplifierGambar 2.8 menunjukkan rangkaian untuk bagian IF Amplifier.
Fungsi komponen• T1, T2 dan T3: Trafo IF diatur ke frekuensi 455 kHz.
• Q2, Q3: tingkatan IF Amplifier. IF amplifier yang pertama dibiaskan oleh R5. Prubahan
tegangan AVC datang dari output dioda D1. Bias dari IF amplifier yang kedua Q3
ditentukan oleh pembagi tegangan oleh resistor R7 dan R9. The emitter resistor R10 dan
kapasitor bypassnya juga mempengaruhi keuntungan dari tingkatan ini.
• C4 digunakan untuk memfilter perubahan tegangan audiio dimana bisa mempengaruhi
bias dan gain dari Q2.
• R5, C5 : gain emitter dan bypass.
• C9 : carrier bypass ke ground memiliki sedikit akibat pada deteksi sinyal audio.
KONVERTER DAN OSILATORGambar 2-9 menunjukkan diagram rangkaian konverter dan osilator.
Fungsi komponen• Kapasitor tuning RF. Beresonansi dengan lilitan L1 untuk memilih sinyal RF.
• R2 dan R3. Digunakan untuk membiaskan RF Amplifier Q1.
• C1, L1 : Membentuk bagian osilator tuning. Feedback diantara winding sekunder dan
winding primer dari osilasi terus menerus L1.
• L2 : Mengubah trafo ke 455 kHz frekuensi IF. Pasangkan Q1 ke Q2.
• C3 : Pasangkan tegangan osilator ke emitor Q1.
• BAHAN DAN PERALATAN• Modul Receiver AM KL – 93062
• Modul Supply DC Cl-18001
• Osiloskop Dual Trace
• Sinyal Generator RF
• Digital Multimeter
• LANGKAH PERCOBAAN AM RECEIVER
Percobaan dan Pengukuran
Menggunakan receiver AM, digital multimeter, sinyal generator RF dan osiloskop, kita
akan memperlajari untuk merangkai dengan benar sebuah receiver AM dan memperbaiki
kesalahan fungsi dengan memecahkan masalah.
Langkah Kerja
• Menghubungkan output supply DC pada modul Cl-18001 ke supply DC pada receiver AM
Modul KL-93062.
• Melengkapi pengaturan berikut dari kesalahan switch DIP :
Switch PosisiSW1 ONSW2 OFFSW3 OFFSW4 ONSW5 ONSW6 ONSW7 ONSW8 ON
• Menghidupkan saklar power dan akrabkan dirimu denganoperasi dari tuner. Pilih stasiun dan
atur volume kontrol. Jika penerima tidak berfungsi:
• Periksa pengaturan dari kesalahan saklar.
• Periksa apakah tegangan tegangan (+12 V) muncul pada modul diantara terminal
(+12V) dan ground.
Jika sistem berfungsi dengan benar, anda siap untuk memproses dengan mengevaluasi dan
menyelaraskan dengan penerima. Ada 2 tipe dari prosedur penyelarasan yang bisa diikuti. Satu
prosedur digunakan untuk menguji instrumen. Teknik yang terakhir lebih disukai, bagaimanapun
metode yang pertama lebih mudah untuk digunakan.
Penyelarasan Menggunakan Sinyal Radio DatangUntuk penyelarasan yang sesuai, sinyal generator RF dan digital multimeter (DMM)
biasanya diperoleh. Hal ini mungkin, bagaimanapun untuk memperoleh hasil baik dan berasalan
dengan menggunakan prosedur berikut :
• Hubungkan DMM ke TP3 (AVC) dengan ground atau melewati kumparan speaker. Ika tidak
ada DMM yang tersedia, dengarkan dengan cermat perubahan pada volume speaker dengan
tujuan untuk memantau pengaruh dari pengaturan masing-masing.
Membuat semua pengaturan dengan tipe peralatan penyelarasan tipe plastik bilah yang
sesuai untuk melindungi inti ferit pada trafo IF. Sekrup kecil dapat digunakan untuk
menyetel C1.
Kecuali dinyatakan lain, semua pengaturan harus dibuat dengan mengatur penerima untuk
stasiun lemah dalam rangka mengurangi akibat yang disebabkan oleh tegangan AVC.
Setelah pengaturan masing-masing sensitivitas dari penerima akan meningkat, dan hal ini
mungkin penting untuk mengatur kembali radio ke stasiun yang lebih lemah.
• Sebelum memproses penyelarasannya, catat semua tingkatan tegangan ketika volume suara
diatur minimum dan knop tuning tidak diatur ke kedudukan pada tabel di bawah.
Transistor Base (V) Emitter (V) Collector (V)
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
• Membuat pengaturan sesuai ukuran berikut :
• Mengatur input trafo IF T1, untuk volume maksimum dari sinyal datang antara 900-1200
kHz.
• Mengatur tingkatan trafo IF T2 untuk maksimum volume
• Mengatur output trafo IF T3, untuk maksimum volume
• Ulangi langkah a,b, dan c untuk menaikkan sensitivitas
• Atur C1 pada kedudukan rendah sekitar 1000 kHz dan atur kapasitor trimmer antena
(lihat gambar 3-1) untuk respon maksimum
• Mengatur kedudukan lokal diantara 1400 dan 1600 kHz. Mengatur kapasitor trimmer
osilator (lihat gambar 3-1) jadi stasiun tersebut didengar pada pengaturan yang sesuai
dengan knop tuning.
• Mengatur penerima likal antara 550 dan 650 kHz. Mengatur L2 jadi stasiun tersebut
didengar pada seting yang sesuai dari knop tuning.
• Mengulang langkah e sampai g bergantian sampai seluruh penerima terdengan pada
pengaturan yang sesuai dengan knop tuning.
• Mengulangi langkah a sampai c untuk deretan yang lebi sensitif menggunakan sinyal
lemah.
Penyesuaian Menggunakan Generator RF dan Amplifier IFPada metode ini, generat or RF digunakan pada tempat dengan sinyal datang yang lemah.
• Menghubungkan DMM ke TP3 dan ground. Test titik ini akan mengindikasikan tegangan
positif ke tegangan AVC.
• Amplifier IF akan diatur pertama kali. Mengatur C1 diantara penerima. Menghubungkan
generator RF, atur ke modulasi 400 Hz dan 455 kHz, melalui kapasitor 0.01 mikroFarad ke
basis Q3. Gunakan level sinyal minimum. Puncak kumparan T3 selama mengamati tegangan
TP3. Selalu gunakan level sinyal minimum sebagai sumbermu. Pindahkan generator ke basis
Q2, atur T2, dan atur kembali T3. Pindahkan generator ke antena dan hubung singkat
terminal ‘O’ dari C1 ke ground dengan jumper penjepit, dengan demikian menghilangkan
osilator lokal. Atur T1, T2, T3 untuk tegangan positif paling baik ke output tegangan AVC.
Ubah sedikit trafo jika diperlukan.
Penyesuaian Kumparan Osilator
• Kumparan osilator hanya diatur pada frekuensi terendah (550 sampai 700 kHz). Cabut
jumper yang menghubungsingkatkan terminal ‘O’ dengan C1. Biarkan RF Generator di
antena. Atur panggilan radio ke 535, 550, atau 600 kHz, dan atur sinyal generator pada
frekuensi yang sama. Atur osilator, L2 (lilitan) untuk defleksi maksimum.
Putar pemanggi radio ke frekuensi paling tinggi (1500 amapai 1600 kHz) dan atur sinyal
generator pada frekuensi yang sama. Atur osilator RF kapasitor trimmer (lihat gambar 3-1)
untuk defleksi meter maksimum. Periksa sinyal generator anda untuk memastikan kita tidak
disetel pada sinyal lokal. Naikkan sinyalnya.
Penyesuaian RF
• Atur kapasitor trimmer antena pada range 1500 sampai 1600 kHz. Penerima harusnya
sekarang selaras; bagaimanapun merupakan ide bagus untuk memeriksa setting panggilan
terhadap stasiun radio lokal yang diketahui keduanya rendah dan tinggi panggilannya. Jika
terjadi eror, ubah kumparan osilator pada setelan terendah dan trimmer pada setelah tertinggi.
Troubleshooting ( pemecahan masalah )
Gambar 3.2 menunjukkkan rangkaian penerima dan lokasi dari kesalahan penyisipan switch.
Dalam mengatasi masalah radio, selalu dimulai dengan melihat dan mendengar sebelum
memutuskan untuk menggunakan alat. Teknik ini disebut memecahkan masalah subsistem
dengan observasi.
Contoh :
Lampu indikator daya tidak menyala. Masalah berada di bagian power supply. Penyebab
masalah ini bisa :
• Tidak ada daya yang mengalir
• Kerusakan saluran kabel atau steker
• Rectifier terbakar
• Fuse terbuka
• Hubung singkat filter kapasitor
• Trafo terbuka
• Hubung singkat di saluran dc pada sistem
• LED rusak
Lebih dari satu teknisi telah membuka radio, hanya untuk menemukan bahwa tidak ada kabel
daya atau saluran kabel atau steker yang rusak.
Selalu bekerja mulai dari speaker dibelakang antena. Jika radio tidak menghasilkan suara,
naikkan volume dan dengarkan indikasi suara apapun. Jika masih tidak ada suara terdengar,
sentuh bagian samping dari volume kontrol dengan memutar volume maksimum searah jarum
jam. Jika suara terdengar kemungkinan bahwa bagian audio bekerja. Jika tidak ada suara
terdengar ada kerusakan pada bagian audio atau tidak ada daya output dari power supply.
PROSEDUR PEMECAHAN MASALAH
Latihan dalam pemecahan masalah harus dilakukan dari sisi foil dari panel, yang ditunjukkan
pada gambar 3.3 instruktur akan memasukkan masalah dan instrumen, uji peserta pelatihan
menggunakan, akan berusaha untuk mencari masalah dalam periode waktu terpendek
Jika karya audio, kembali ke yang kedua. Menyentuh ujung obeng ke kolektor, TP4 Q2 harus
menghasilkan klik. Jika karya bagian audio dan klik tidak ada mendengar ada masalah mungkin
pada bagian IF. Jika JIKA kerja, kembali ke antena. Menyentuh TP1 harus menghasilkan
kebisingan pada output. Jika hanya satu stasiun didengar dan tombol tunning tidak pilih stasiun
lain, osilator mungkin memiliki kerusakan. Dalam hal ini, osilator mungkin sebagai tombol
pemilihan stasiun diputar
Prinsip pertama dari tips tanpa instrumen adalah untuk menemukan bagian mana masalah
mungkin ada. Setelah bagian tersebut telah diisolasi, pencarian komponen yang salah bisa mulai
urutan adalah sistem, subsistem, dan kemudian komponen.
Kesalahan-penyisipan switch
Penerima memiliki delapan kesalahan – sisipan switch . kesalahan yang dimasukkan oleh setiap
switch adalah sebagai berikut:
switch Normal
position
Fungsi
Sw1 On mensimulasikan sebuah kumparan antena terbuka
Sw2 Off mensimulasikan sebuah transformator jika terbuka
Sw3 Off Mensimulasikan dua transformator jika terbuka
Sw4 On umpan balik AVC rusak
Sw5 On Mensimulasikan tiga transformator jika terbuka atau
detector rusak
Sw6 On Control volume rusak
Sw7 On mensimulasikan bias rusak dari Q4
Sw8 on mensimulasikan bias rusak dari Q4-rangkaian arus balik
Tegangan AVC• Periksa tegangan AVC dengan sinyal lemah dan kuat. setel ke pemancar dan ukur TP3.
Apakah tegangan AVC di TP3 menjadi lebih positif atau lebih negatif dengan pemancar?
• Lihat dengan osiloscope output audio pada TP8. apakah bentuk gelombang meratakan
keluar di bagian atas atau dasar untuk kuat sinyal? (Catatan: kontrol volume harus sekitar
midrange) tidak AVC mencegah saturasi oleh sinyal
• Beri frekuensi 1 MHz pembangkit sinyal termodulasi, ditetapkan pada tingkat tegangan
rendah, ke dalam antena. menyetel radio dengan frekuensi 1 MHz sinyal dari generator.
sketsa bentuk gelombang terlihat di R12
• Dengan catatan osiloscope tegangan, puncak ke puncak, dari tegangan osilator di TP2,
dan Q1 (catatan; kapasitas kabel osiloskop dapat detune sirkuit Pengaturan penyelidikan
x10 mungkin diperlukan.)
• Mensimulasikan sebuah kumparan antena terbuka dengan Pening SW1. dapatkah Anda
menyetel ke pemancar ? Apakah Anda mendengar suara yang disuntikkan? menjelaskan.
menutup SW1
Latihan Penyisipan Kesalahan
• Mensimulasikan mati JIKA transformator dengan menutup SW2. dengan menyentuh
TP2 dapat Anda menyuntikkan sinyal pickup? SW2 kembali ke posisi normal
• Dengan osiloskop terhubung ke TP5 berturut-turut, dekat SW3 dan menyuntikkan sinyal
ke TP2. menutup SW3, dan terbuka SW2, dan menyuntikkan sinyal ke TP1. Apakah
sinyal RF melewati trafo IF terbuka?
• Kembali radio untuk operasi kondisi normal. instruktur Anda sekarang dapat
memasukkan tips untuk latihan Anda. Anda untuk mengisolasi kerusakan tersebut tanpa
mengetahui yang berubah. Ingat itu adalah tidak cukup hanya menemukan kerusakan
tersebut; dan waktu adalah faktor penting. setiap masalah harus dipecahkan dengan
segera, misalnya 10 sampai 20 menit. Putar modul dan memecahkan masalah dari sisi foil
panel.
• DATA PERCOBAANTransistor Base (v) Emitter (v) Collector (v)
Q1 2.2 1.45 11,55
Q2 1.30 0.62 11.6Q3 2.35 1.65 11.65Q4 7.45 6.85 11.1Q5 11.05 11.72 7.45Q6 7.35 6.7 11.75Q7 6.1 6.5 0
• ANALISA DATA
•
• PERTANYAANUntuk setiap pernyataan berikut, masukkan T jika jawabannya adalah Benar atau F jika
jawabannya adalah salah
1. Semua penerima menggunakan frekuensi IF 455 kHz
2. Dalam sebuah penerima superheterodyne, penguat IF disetel untuk mengambil pemancar yang
berbeda
3. Detektor di penerima eksperimental adalah penyearah setengah gelombang
4. Dapatkah Selektivitas penerima adalah ukuran seberapa baik penerima dapat mendengarkan
sinyal lemah di hadapan sinyal kuat
5. Jika rangkaian AGC tidak berfungsi dengan baik, volume penerima akan cenderung keras
dalam kaitannya dengan stasiun yang kuat dan rendah dalam kaitannya dengan stasiun lemah
6. Ketika NPN transistor digunakan dalam penerima radio, power supply harus memasok
tegangan negatif
7.Osilator lokal biasanya disetel (di atas atau di bawah) sinyal yang masuk
8. Bias negatif dari transistor Q2 terus itu dihidupkan. tegangan AGC pergi (positif atau negatif)
dan bergerak menuju penguat terputus
9. Ketika JIKA amplifier tidak disetel dengan benar, yang dua karakteristik dari penerima yang
paling terpengaruh? (Sensitivitas, kesetiaan, distorsi, selektivitas)
10. Kapasitor pemangkas dua pada frekuensi memilih kapasitor variabel disetel pada pada akhir
(rendah atau tinggi) dari band
11. Kumparan osilator disetel pada akhir (tinggi atau rendah) surat
12. pasangan sinyal dari antena ke Q1
a. Memilih RF
b. IF
c. Modulated IF
d. AM-IF
13. kapasitor C11 digunakan untuk:
a. menyaring audio ke tanah
b. menyaring komponen RF di IF
c. menyaring seluruh sinyal IF
d. menyaring sinyal termodulasi RF
14. menggerakkan wiper dari VOL jauh dari tanah akan:
a. mengurangi sinyal output
b. mengurangi IF keluaran
c. meningkatkan output audio
d. mengurangi output audio
15. Kontrol nada menyesuaikan
a. selektivitas
b. kepekaan
c. fictelity
d. tidak ada di atas
16. Sebuah Preamplifier audio yang digunakan untuk meningkatkan
a. RF gain
b. IF gain
c. AVC
d. Audio tingkat
17. Sebuah penala PM penerima untuk hanya satu stasiun radio yang kuat. Masalahnya adalah
mungkin dalam
a. daya upply
b. IF
c. Audio amplifier
d. Antena kumparan
18. Radio AM adalah benar-benar mati. Kemungkinan berada di troubleis;
a. power supply
b. IF
c. audio amplifier
d. osilator koil
19. Stasiun yang lebih rendah dan dial hanya mendengarkan di lokasi yang salah. Apa yang perlu
Penyesuaian?
a. JIKA
b. RF
c. Osilator
d. Nada kontrol
JAWABAN PERCOBAAN
1 sampai 4 sesuai prosedur
5.
Transistor Base (v) Emitter (v) Collector (v)
Q1 2.0 1.5 11,6
Q2 1.32 0.6 11.6
Q3 2.3 1.6 11.7
Q4 7.47 6.9 11.08
Q5 11.08 11.7 7.42
Q6 7.4 6.8 11.78
Q7 6.0 6.68 0
6. Awal keselarasan tanpa instrumen
7. Melalui 10 Prosedural
1. Tegangan AVC pergi dengan arah negatif
2. ya
3. gelombang sinus
4. prosedural
5 Tidak benar, hanya untuk stasiun yang kuat. respon adalah bahwa suara yang disuntikkan
adalah mendengungTerdengar mendengar dari pickup kebisingan biasanya dari jaringan listrik
6. tidak
7. tidak
JAWABAN UNTUK MEMERIKSA PERTANYAAN
1. F
2. F
3. T
4. T
5. T
6. F
7. Di atas
8. Positif
9. Sensitivitas, selektivitas
10. Tinggi
11. Low end
12. A
13. B
14. C
15. C
16. D
17. D
18. A
19. C
JAWABAN
• KESIMPULAN
top related