Aliran aliran pendidikan

Post on 24-Jun-2015

749 Views

Category:

Education

14 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan

Transcript

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

KELOMPOK 8AFIATUL LATIFAH 2225120009

IKA MARLINA 2225121269OLIVIA ANNISA TIFANI 2225121536

KELAS 2B-PENDIDIKAN MATEMATIKA

Aliran-aliran Pendidikan

Aliran-aliran Klasik

Gerakan Baru

Pendidikan

Dua Aliran Pokok

Pendidikan di Indonesia

Aliran Aliran Pendidikan

Aliran aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan di bidang pendidikan.

Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani Kuno sampai kini.

Aliran-aliran Klasik

Aliran-aliran Klasik

Empirisme

Nativisme

Naturalisme

Konvergensi

Pengaruhnya

Aliran

Empirisme

Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition

yang mementingkan stimulasi eksternal dalam

perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa

perkembangan manusia tergantung kepada lingkungan,

sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.

Aliran ini melihat keberhasilan seseorang hanya dari

pengalaman (pendidikan) yang diperolehnya, bukan dari

kemampuan dasar yang merupakan pembawaan lahir. Hal

inilah yang menyebabkan aliran empirisme dianggap berat

sebelah.

Aliran ini dimotori oleh John Locke (1704-1932) yang

mengembangkan teori “Tabula Rasa” yakni anak lahir di

dunia bagaikan kertas putih yang bersih.

Aliran Nativisme

Tokoh aliran ini adalah Arthur Schoupenhauer.

Aliran nativisme, yang bertolak dari Leibnitzian

Tradition, menyatakan bahwa perkembangan seseorang

merupakan produk dari pembawaan yang berupa bakat.

Bakat yang merupakan pembawaan seseorang akan

menentukan nasibnya.

Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran

empirisme. Orang yang “berbakat tidak baik”

akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu

dididik untuk menjadi baik. Orang yang

“berbakat baik” akan tetap baik dan tidak

perlu dididik, karena ia tidak mungkin akan

terjerumus menjadi tidak baik.

Aliran Naturalisme

Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rousseau. Aliran

naturalisme menyatakan bahwa semua anak yang dilahirkan

pada dasarnya dalam keadaan baik. Anak menjadi rusak atau

tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat).

Pendidikan hanya memiliki kewajiban untuk memberikan

kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya.

Pendidikan hendaknya diserahkan kepada alam.

Dalam mendidik seorang anak

hendaknya dikembalikan kepada alam agar

pembawaan yang baik tersebut tidak dirusak

oleh pendidik

Aliran ini sampai sekarang tidak terbukti

karena pada kenyataannya pendidikan makin

lama makin dibutuhkan.

Aliran Konvergensi

Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia

berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia

sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Proses

perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun

faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat

penting.

Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak

akan berkembang dengan baik tanpa adanya

dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan

anak itu, begitu pun sebaliknya.

Aliran ini lebih realitis, sehingga banyak

diikuti oleh pakar pendidikan.

Pengaruh Aliran Klasik Terhadap Indonesia

Di indonesia telah diterapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan elektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.

Gerakan Baru Pendidikan

Gerakan Baru Pendidikan

Pengajaran Alam Sekitar

Pengajaran Pusat Perhatian

Sekolah Kerja

Pengajaran Proyek

Pengaruhnya

Gerakan Baru Pendidikan

Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan yang hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Gerakan-gerakan baru itu pada umumnya telah memberi kontribusi secara bervariasi terhadap penyelenggaraankegiatan belajar mengajar di sekolah sekarang ini.

1. Pengajaran Alam Sekitar

Pengajaran alam sekitar lebih menekankan

kepada kegiatan pengajaran yang dilakukan di

sekolah harus terkait dengan kehidupan nyata yang

dialami oleh anak, sehingga lebih kongkrit dan

terkait secara emosional dengan kebutuhan

dan kehidupan anak. Pelopornya F.A.Finger

dan J.Ligthart

Prinsip Pengajaran Alam Sekitar

1. Peragaan

2. Aktivitas anak

3. Pengajaran totalitas

4. Menyatu dengan pengalaman anak

5. Memberikan apersepsi emosional anak

2. Pengajaran Pusat Perhatian

Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari

Belgia dengan semboyan “Sekolah

untuk hidup dan oleh hidup” Anak harus

mempunyai pengetahuan terhadap dirinya sendiri

dan tentang dunianya yaitu lingkungan

tempat hidup di hari depannya.

Metode yang dikemukakan oleh Decroly:

2. Pusat minat yaitu dalam pembelajaran harus

disesuaikan dengan minat spontan yang

dimiliki anak

1. Metode global (gestalt) yaitu pendidikan

hendaknya dimulai dari suatu keseluruhan

yang punya pengertian

3. Sekolah Kerja

Sekolah kerja dipelopori oleh G.

Kerschenteiner dengan nama “Arbeitsschule”

di jerman. Sekolah kerja bertolak dari

pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi

kepentingan individu tetapi juga demi

kepentingan masyarakat

Bentuk Sekolah Kerja

a. Sekolah Kerja Sosiologis (kebutuhan masyarakat)

b. Sekolah Kerja Psikologis (pengembangan bakat

anak)

c. Sekolah Kerja Sosiologis-Psikologis (gabungan)

d. Sekolah Kerja Kepribadian (Pembentukan pribadi)

4. Pengajaran Proyek

Konsep pengajaran proyek diletakkan oleh

John Dewey dan dilaksanakan oleh W.H.Kilpatrick.

Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan

pilihannya (jenis pekerjaan), merancang dan

memimpin kegiatan proyek.

Proyek yang ditentukan sendiri oleh anak

akan mendorong mereka untuk mencari cara

pemecahan masalah yang ditemui secara aktif

(sesuai keinginannya). Mata pelajaran tidak

terpisah antara satu dengan lainnya, tetapi

didasarkan atas keperluan pemecahan masalah

Pengaruh Gerakan Baru Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia

Pengaruh gerarakn baru di Indonesia adalah adanya muatan lokal (mulok) dalam kurikulum untuk mendekatkan peserta didik dengan lingkungannya, berkembangnya sekolah kejuruan, pemupukan semangat kerja sama multidisiplin dalam menghadapi masalah, dan sebagainya.

Dua Aliran Pokok Pendidikan di IndonesiaPerguruan

Kebangsaan Taman Siswa

Ruang

Pendidik INS Kayu

Tanam

Dua Aliran Pokok

Pendidikan di Indonesia

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar

Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, yakni

dalam bentuk yayasan, Taman Indria (TK), dan

Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda (SD), Taman

Dewasa merangkap Taman Guru (Mulo-

Kweekschool).

Asas Taman Siswa

• Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat tertibnya persatuan

dan perdamaian (sistem among)

• Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan manusia yang

merdeka

• Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa Indonesia

• Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa kecuali

• Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri

• Memikul beban belanja sendiri (hemat)

• Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas

Jenis Pendidikan Taman Siswa

• Taman Indriya (Taman Kanak-kanak)• Taman Anak (Kelas I – III SD)• Taman Muda (Kelas IV – VI SD)• Taman Dewasa (SLTP)• Taman Madya (SLTA)• Taman Guru

Hasil-Hasil Yang Dicapai

Berbagai hasil yang telah dicapai seperti:

gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional,

lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria

sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah

besar alumni perguruan.

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

INS (Indonesicche Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Syafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam

Asas INS Kayu Tanam

• Berfikir logis dan rasional• Keaktifan dan kegiatan• Pendidikan masyarakat• Memperhatikan pembawaan anak• Menentang intelektualisme

Tujuan INS

• Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan

• Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

• Manusia yang harmonis dalam perkembangannya (jasmani

dan rohani)

• Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat

• Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri

• Harus dapat membiayai diri sendiri

Usaha-Usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Beberapa usaha yang dilakukan Ruang Pendidik INS Kayu

Tanam yang dalam bidang kelembagaan antara lain

menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti ruang

rendah, ruang dewasa, dan sebagainya. Perlu ditekankan bahwa

program pendidikan INS tersebut sangat mengutamakan

pendidikan keterampilan – kerajinan, dengan mengutamakan

menggambar, pekerjaan tangan, dan sejenisnya.

Hasil – Hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Sebagaimana Taman Siswa, Ruang

Pendidik INS Kayu Tanam juga

mengupayakan gagasan – gagasan tentang

pendidikan nasional, beberapa ruang

pendidikan, dan sejumlah alumni.

top related