Web viewSecara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas ... hubungan dengan ekstended family terhadap ... Perawat memberi pelayanan
Post on 30-Jan-2018
227 Views
Preview:
Transcript
BAB I
PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-
sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau
signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan
kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat
menerima.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan keluarga dan tipe dan bentuk apasajakah dalam
struktur keluarga?
2. Jelaskan fungsi, sistem, dan tumbuh kembang keluarga?
3. Bagaimanakah peran keperawatan kesehatan dalam keluarga?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian keluarga, baik secara umum maupun menurut pendapat para
ahli dan dapat mengetahui tipe dan bentuk dalam struktur keluarga.
2. Dapat menjelaskan fungsi, sistem, dan tumbuh kembang keluarga.
3. Mengetahui peran keperawatan kesehatan dalam keluarga.
1
BAB II
KONSEP KELUARGA
A. PENGERTIAN
Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
keperawatan, keluarga merupakan salah satu sasaran asuhan keperawatan. Keluarga
memegang peranan penting dalam promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit
pada anggota keluarganya. Nilai yang dianut keluarga dan latar belakang etnik/kultur yang
berasal dari nenek moyang akan mempengaruhi interpretasi keluarga terhadap suatu
penyakit. Masalah kesehatan dan adanya krisis perkembangan dalam suatu keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain karena keluarga merupakan satu kesatuan (unit).
Beberapa ahli mengatakan keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan dan ahli lain mengungkapkan bahwa keluarga adalah dua individu atau lebih
yang hidup dalam satu rumah tangga.
1. Pengertian Keluarga Menurut Beberapa Ahli
Mari kita ulas bersama tentang konsep dari keluarga menurut beberapa ahli yaitu
sebagai berikut.
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2
4. Reisner (1980): Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,
ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
5. Logan’s (1979): Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
6. Gillis (1983): Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai arti sebagaimana unit individu.
7. Johnson’s (1992): Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus
menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan
mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.
8. Lancester dan Stanhope (1992): Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan
yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan
emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
9. Jonasik and Green (1992): Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung,
yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan
anggota yang lainnya).
10. Bentler et. Al (1989): Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang
mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional,
memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan
untuk berkembang.
11. National Center for Statistic (1990): Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri
dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau
adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
12. Spradley dan Allender (1996): Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan
tugas.
3
13. BKKBN (1992): Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anaknya.
2. Istilah-istilah dalam Keluarga
a. Keluarga Sejahtera, yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa
kepada Tuhan, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan
antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
b. Keluarga Berencana, yaitu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
c. Kualitas keluarga, yaitu kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan,
kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta
nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
d. Kemandirian keluarga, yaitu sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan
kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan,
membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan
mengembangkan kualitas dan keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan
tanggungjawab.
e. Ketahanan Keluarga, yaitu kondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keuletan
dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-mental
spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup
harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
f. NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera), yaitu suatu nilai yang sesuai
dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi,
4
keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera dengan
jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
3. Tahapan Keluarga Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan
keluarga sejahtera terdiri dari:
1. Prasejahtera, yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan,
kesehatan dan KB
2. Sejahtera I, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti
kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan
tempat tinggal, dan transportasi.
3. Sejahtera II, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan
kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi
4. Sejahtera III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang
teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan
materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
5. Sejahtera III plus, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur
dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial
yang tinggi.
4. Karakteristik Keluarga
5
Dari beberapa pengertian tentang keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah:
a. Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi
b. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan
satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sendiri-sendiri
d. Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)
5. Ciri-ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikata batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
B. TIPE DAN BENTUK KELUARGA
Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh
karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat
harus memahami tipe keluarga yang ada, yaitu sebagai berikut:
1. Tradisional
a. The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak
6
b. The dyad family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family, yaitu keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family, yaitu keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan
f. The single parent family, yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau
ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
g. Commuter family, yaitu kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
h. Multigenerational family, yaitu keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family, yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama
(contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dan lain-lain)
j. Blended family, yaitu duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
7
k. The single adult living alone/single adult family, yaitu keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau
ditinggal mati)
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family, yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family, yaitu keluarga yang hidup
bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families, yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana ”marital pathners”
f. Cohabitating couple, yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family, yaitu beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
h. Group network family, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
8
i. Foster family, yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi
dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang, yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
C. STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA
1. Struktur Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus
berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota
keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat
kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan
sebagainya yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola
hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur
keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga
tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat
kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
9
1) Karakteristik pengirim yang berfungsi
a. Yakin ketika menyampaikan pendapat
b. Jelas dan berkualitas
c. Meminta feedback
d. Menerima feedback
2) Pengirim yang tidak berfungsi
a. Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang
obyektif)Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi
wajahnya)
b. Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel…”, ”kamu
harus…”
c. Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
d. Komunikasi yang tidak sesuai
3) Karakteristik penerima yang berfungsi
a. Mendengar
b. Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
c. Memvalidasi
4) Penerima yang tidak berfungsi
a. Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
b. Diskualifikasi, contoh : ”iya dech…..tapi….
10
c. Offensive (menyerang bersifat negatif)
d. Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
e. Kurang memvalidasi
5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
a. Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
b. Komunikasi terbuka dan jujur
c. Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d. Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
a. Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
b. Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
c. Kurang empati
d. Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e. Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f. Komunikasi tertutup
g. Bersifat negative
h. Mengembangkan gosip
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
11
Perilaku peran
a. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala
keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah
positif. Tipe struktur kekuatan yaitu:
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga seperti:
1) Konsensus
12
2) Tawar menawar atau akomodasi
3) Kompromi atau de facto
4) Paksaan
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga.
Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai
tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga,
penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari
internal maupun eksternal.
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan
dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak
didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan
perilaku yang menyimpang.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah
menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
a) Fungsi afektif dan koping, yaitu keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat
terjadi stress.
13
b) Fungsi sosialisasi, yaitu keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk
dalam pemecahan masalah.
c) Fungsi reproduksi, yaitu keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak
dan meneruskan keturunan.
d) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya
dan kepentingan di masyarakat
e) Fungsi fisik, yaitu keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
Fungsi keluarga menurut Allender (1998):
a) Affection
1) Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan
2) Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
3) Menambah anggota baru
4) Security and acceptance
5) Mempertahankan kebutuhan fisik
6) Menerima individu sebagai anggota
b) Identity and satisfaction
1) Mempertahankan motivasi
2) Mengembangkan peran dan self image
3) Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas
4) Affiliation and companionship
5) Mengembangkan pola komunikasi
6) Mempertahankan hubungan yang harmonis
c) Socialization
1) Mengenal kultur (nilai dan perilaku)
2) Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal
3) Melepas anggota
d) Controls
14
1) Mempertahankan kontrol sosial
2) Adanya pembagian kerja
3) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):
a) Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini.
b) Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
c) Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga
d) Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
e) Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
f) Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
g) Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
h) Fungsi pembinaan lingkungan
3. Fungsi Keluarga yang Berhubungan dengan Struktur
a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
15
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan
kebenaran (honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
D. SISTEM KELURAGA
Keluarga dipandang sebagai system sosial terbuka yang ada dan berinteraksi dengan
sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: politik, agama, sekolah dan
pemberian pelayanan kesehatan). System keluarga terdiri dari bagian yang saling
berhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berbagai macam pola interaksi
(subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik
impisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga,
nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.
Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka) adalah :
1. Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggota mempunyai sifat
interdependensi, interaktif dan mutual.
2. Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang digunakan untuk
menyeleksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan masing-masing keluarga akan
berbeda tergantung dari beberapa faktor seperti : sosial, budaya, ekonomi, dan
sebagainya.
3. Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu masyarakat
4. Terbuka (batas yang permeable): dimana di dalam keluarga terjadi pertukaran antar
sistem
5. Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organisasi/struktur yang akan
berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.
E. TUMBUH KEMBANG KELUARGA
16
Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing
tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi
tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.
Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga
yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan
keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota
keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan
dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.
1. Tahap Perkembangan Keluarga Menurut Duval
1) Tahap pembentukan keluarga : Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan
membentuk rumah tangga
2) Tahap menjelang kelahiran anak : Tugas utama untuk mendapat kan keturunan
sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga
yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan
3) Tahap menghadapi bayi : Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih
sayang kepada anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada
kedua orangtuanya.
4) Tahap menghadapi anak prasekolah : Pada tahap ini anak mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat
rawan dengan masalah kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan
tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma
agama, norma-norma sosial budaya.
5) Tahap menghadapi anak sekolah : Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar
secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan
umum anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja : Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak
akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian
antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
17
7) Tahap melepas anak ke masyarakat : Melepas anak ke masyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga
8) Tahap berdua kembali : Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan
merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
9) Tahap masa tua : Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.
2. Tahap Lingkaran Kehidupan Keluarga
Tahap lingkaran kehidupan keluarga merupakan proses emosional transisi
perubahan status keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan keluarga dengan anak
dewasa yang belum menikah yang menerima pemisahan dengan orang tua
a. Mengembangkan hubungan saudara yang intim
b. Pemisahan dengan keluarga
c. Mampu bekerja sendiri. Keluarga yang baru menikah Komitmen dengan sistem
baru
d. Membentuk sistem keluarga
e. Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family dan teman-teman. Keluarga
dengan anak muda/anak yang masih kecil Menerima generasi baru dari anggota
yang ada dalam sistem
f. Mengambil peran orangtua
g. Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family terhadap peran orangtua
dan kakek nenek
h. Menyediakan tempat untuk anaknya. Keluarga dengan anak remaja Meningkatkan
fleksibilitas keluarga dari ketergantunga anak
i. Perubahan hubungan orang tua-anak dari masuk remaja ke arah dewasa
j. Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir
18
k. Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua. Keluar dan pindahnya
anak-anak Menerima sistem yang keluar dan masukj dalam jumlah yang banyak ke
dalam kelurga
l. Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga dyad
m. Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara anak-anak
yang sudah besar dengan orang tua
n. Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu
o. Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orang tua (kakek/nenek). Keluarga
lansia Menerima perubahan dari peran generasi
p. Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan minat dalam
menghadapi penurunan fisiologis, eksplorasi terhdap keluarga baru dan pilihan
peran sosial
q. Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan
r. Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman pada saat
dewasa akhir, mendukung generasi yang lebih tua tanpa memberikan fungsi yang
berlebihan kepada mereka
s. Menerima kehilangan pasangan, sibling, dan teman sebaya dan mempersiapkan
untuk kematian diri sendiri, menerima dengan pandangan dan keutuhan.
3. Tahap Perkembangan Keluarga Menurut Spradley
1. Pasangan baru (keluarga baru)
a) Membina hubungan dan kepuasan bersama
b) Menetapkan tujuan bersama
c) Mengembangkan keakraban
d) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
e) Diskusi tentang anak yang diharapkan
2. Child bearing (menanti kelahiran)
a) Persiapan untuk bayi
b) Role masing-masing dan tanggung jawab
c) Persiapan biaya
d) Adaptasi dengan pola hubungan seksual
19
e) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
3. Keluarga dengan anak pra-remaja
a) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
b) Merencanakan kelahiran anak kemudian
c) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4. Keluarga dengan anak sekolah
a) Menyediakan aktivitas untuk anak
b) Biaya yang diperlukan semakin meningkat
c) Kerjasama dengan penyelenggara kerja
d) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
e) Sistem komunikasi keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
a) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
b) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
c) Mencegah adanya gap komunikasi
d) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
a) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
b) Penataan kembali tanggung jawab antar anak
c) Kembali suasana suami istri
d) Mempertahankan komunikasi terbuka
e) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
7. Keluarga dengan usia pertengahan
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
c) Keakraban pasangan
d) Mempertahankan kontak dengan anak
e) Partisipasi aktivitas sosial
8. Keluarga dengan usia lanjut
a) Persiapan dan menghadapi masa pensiun
b) Kesadaran untuk saling merawat
20
c) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
d) Pertahankan kontak dengan anak cucu
e) Menemukan arti hidup
f) Mempertahankan kontak dengan masyarakat
F. KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Health care activities, health beliefs, and health values merupakan bagian yang
dipelajari dari sebuah keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian dari kehidupan,
perilaku individu menunjukkan sebagaimana anggota keluarga yang harus dipelajari.
Friedman (1992) mengidentifikasi dengan jelas kepentingan pelayanan
keperawatan yang terpusat pada keluarga (family-centered nursing care), yaitu:
a) Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya
(interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka
anggota keluarga yang lain juga merupakan bagian yang sakit.
b) Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status kesehatan anggotanya,
maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan
keperawatan
c) Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikant dengan aktivitas di dalam
promosi kesehatannya
d) Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi problem yang
sama di dalam anggota yang lainnya.
Pada spesialisasi sekarang ini, pelayanan kesehatan, terutama pelayanan
pengobatan, pengawasan kesehatan keluarga dan koordinasi macam-macam pelayanan
kesehatan oleh tim kesehatan makin menjadi kewajiban perawat. Sehubungan dengan
adanya spesialisasi dan superspesialisasi dalam pengobatan, maka orientasi pelayanan
21
kesehatan serta cara-cara penyampaian berubah dari orientasi rumah sakit ke masyarakat,
dari orientasi penyakit ke kesehatan dan dari orientasi pengobatan ke pencegahan dan
peningkatan kesehatan.
Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat perawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan
sebagai sarannya. Dalam perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima pelayanan
perawatan dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: tingkat individu, tingkat family atau keluarga
dan tingkat community atau masyarakat.
a. Tingkat individu
Perawat memberi pelayanan perawatan kepada individu dengan kasus-kasus
tertentu, pasien dengan TBC, pasien dengan DM, ibu hamil dan sebagainya yang
mereka jumpai di poliklinik. Perawat melihat kasus ini sebagai individu dengan
memperhatikan atau tanpa memberi perhatian kepada keluarga atau masyarakat
dimana pasien ini adalah anggotanya. Individu yang menjadi sasaran perawatan dan
yang menjadi pusat perhatian adalah masalah kesehatan individu itu serta pemecahan
masalahnya. Keluarga pasien tidak mutlak diikutsertakan dalam pemecahan masalah.
b. Tingkat keluarga
Dalam tingkatan ini yang menjadi sasaran pelayanan adalah keluarga. Yang
dimaksud keluarga di sini adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam tingkatan
ini, anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan akan dirawat sebagai
anggota keluarga. Yang menjadi pusat dari perawatan adalah keluarga. Maka perawat
akan menghadapi pasien yaitu keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan ayah
berpenyakit TBC, keluarga dengan anak retardasi mental, dan sebagainya.
22
c. Tingkat masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-keluarga. Kata masyarakat
mengandung arti geografis dan sosio-budaya. Yang menjadi obyek dan subyek
perawatan adalah kelompok masyarakat pada daerah tertentu dengan permasalahan
kesehatan, misalnya masyarakat dengan kejadian demam berdarah atau cholera
1. Beban Kasus Keluarga
Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah macam kasus dalam
keluarga yang dipelihara/dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Pada
umumnya keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga-keluarga yang
mempunyai masalah dan kebanyakan keluarga ini adalah keluarga dengan penghasilan
yang rendah. Hal ini akan dimengerti karena kebutuhan akan pelayanan dan bimbingan
perawatan lebih tinggi pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah,.
Dalam pemberian perawatan keluarga pengambilan keputusan tetap pada
keluarga. Perawat hanya membantu keluarga dalam mendapatkan keterangan dan
pandangan yang realistik terhadap masalah keunggulan dan kelemahan tiap tindakan yang
mereka hadapi. Sehingga semua penentuan kebijakan dan keputusan adalah hak,
kewajiban dan tanggung jawab keluarga, dimana perawat hanya memfasilitasinya.
2. Tugas Kesehatan Keluarga
Seperti individu, keluargapun mempunyai cara-cara tertentu untuk mengatasi
masalah kesehatan. Kegagalan dalam mengatasinya akan mengakibatkan penyakit atau
sakit terus menerus dan keberhasilan keluarga untuk berfungsi sebagai satu kesatuan akan
berkurang. Dalam perawatan kesehatan keluarga, kata-kata ”mengatasi dengan baik”,
diartikan sebagai kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatannya sendiri.
Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman adalah:
23
a) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Ini ada
hubungannya dengan kesanggupan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan pada
setiap anggota keluarga.
b) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
c) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat
membantu diri karena cacat atau usianya terlalu muda
d) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan. Ini menunjukkan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas kesehatan
3. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Pendidik
b. Koordinator
c. Pelaksana
d. Pengawas kesehatan
e. Konsultan
f. Kolaborasi
g. Fasilitator
h. Penemu kasus
i. Modifikasi lingkungan.
24
BAB III
PENUTUPA. SIMPULAN
Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam kehidupan bermasyarakat.
Keluarga memegang peranan penting dalam promosi kesehatan dan pencegahan terhadap
penyakit pada anggota keluarganya. Beberapa ahli mengatakan keluarga merupakan
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan dan ahli lain mengungkapkan bahwa
keluarga adalah dua individu atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga. Keluarga
merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh karena itu supaya
perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami
tipe keluarga yaitu tradisional dan non tradisional.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan
kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat
menerima.
25
B. SARAN
Sebaiknya perpustakaan universitas maupun perpustakaan fakultas atau jurusan
dapat melengkapi lebih banyak lagi buku-buku kesehatan, agar sumber daya manusia
setiap mahasiswa dapat terpenuhi dan mahasiswa dapat menemukan referensi yang lebih
banyak agar dapat menghasilkan makalah ataupun karya tulis yang lebih berkualitas dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.1997. Family health Nursing: The Process. Philiphines: UP
College on Nursing Diliman
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing : Theory, Practice, and Research.
Philadelphia : F. A Davis Company
http://yenibeth.wordpress.com/2008/06/15/konsep-keluarga/
http://www.rajawana.com/artikel/pendidikan-umum/391-konsep-keluarga.html
http://bared18.wordpress.com/2009/01/15/konsep-keluarga/
http://id.shvoong.com/books/1896185-konsep-keluarga/
26
top related