Transcript
INTESTINAL OBSTRUCTION AND ILEUS
Obstruksi intestinal dapat disebabkan oleh segala kondisi yang mencegah
aliran normal kimus melalui lumen intestinal atau kegagalan motilitas
intestinal normal dalam keadaan tidak terdapat lesi obstruksi (ileus).
Etiology
Penyebab yang sering dari obstruksi intestinal
Herniasi
Protrusi intestinal melalui otot abdominal yang lemah atau melalui
cincin inguinal.
Intususepsi
Masuknya salah satu bagian intestine ke bagian yang lainnya seperti
teleskop; Keadaan ini biasanya dapat mengakibatkan strangulasi suplai
darah;
Paling sering terjadi di daerah ileocecal pada bayi berusia 10 – 15
bulan dari pada orang dewasa
Torsion (volvulus)
Intestine terpelintir pada lapisan mesenteriknya, dengan oklusi suplai
darah;
Sering kali dihubungkan dengan adhesi fibrosa pada usus kecil;
Terjadi lebih sering pada usus besar pada pasien yang sudah tua.
Divertikulosis
Saccular herniation (divertikula) yang mengalami inflamasi pada
lapisan mukosa dan submukosa melalui tunika muskularis kolon.
Lebih sering terjadi pada pasien obese berusia 60 tahun.
Tumor
Tumor tumbuh ke lumen intestinal.
Adenokarsinoma kolon dan rektus merupakan penyebab yang paling
sering terjadi pada kasus obstruksi.
Lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun.
Paralitic (adynamic ileus)
Kehilangan aktifitas motorik intestinal, dihubungkan dengan operasi
abdomen, peritonitis, hipokalemia, iskemik usus, trauma saraf spinal,
atau pneumonia.
Dapat mempengaruhi usus kecil dan usus besar.
Fibrous adhesion
Iritasi peritoneal dari operasi atau trauma menyebabkan pembentukkan
fibrin dan adhesi yang menempelkan intestinal, omentum, atau
peritoneum dan dapat menyebabkan obstruksi.
Paling sering mengenai usus kecil.
Klasifikasi
Kriteria Klasifikasi Definisi
Onset
Akut Onset tiba-tiba; sering kali diakbatkan oleh torsion,
intussusceptions, atau herniasi
Kronis Onset panjang; lebih sering terjadi dari pertumbuhan
tumor atau pembentukan yang progresif dari stricture
Pathophysiology
Konsekuensi dari obstruksi intestinal dihubungkan dengan onset dan
lokasi, panjang saluran proksimal intestinal yang mengalami obstruksi,
dan keberadaan serta keparahan iskemik.
Obstruksi usus kecil menyebabkan akumulasi cairan dan gas di dalam
lumen sebelah proksimal dari obstruksi.
Akumulasi cairan berasal dari air dan elektrolit yang gagal diabsorpsi, dan
peningkatan sekresi dengan net movement cairan dari ruang vaskular ke
lumen intestinal.
Akumulasi gas berasal dari udara yang tertelan, dan sebagian kecil berasal
dari pertumbuhan bakteri yang berlebih.
Akumulasi gas dan cairan berkontribusi terhadap terjadinya distensi.
Munculnya distensi terjadi sangat cepat, sebagaimana gas dan cairan
terakumulasi di bagian proksimal dari usus yang terobstruksi.
Distensi menurunkan kemampuan usus untuk mengabsorpsi air dan
elektrolit, serta meningkatkan sekresi substansi ini ke lumen. Dalam 24
jam, sekitar 8L cairan dan elektrolit yang masuk ke dalam lumen intestin
berasal dari saliva, gastric juice, empedu, pancreatic juice dan sekresi
intestinal.
Akumulasi cairan di dalam lumen intestinal mencegah absorpsi kembali
substansi- substansi tersebut sehingga menghasilkan gangguan cairan dan
elektrolit yang parah.
Volume cairan ekstraselular dan volume plasma menurun, menyebabkan
dehidrasi.
Hemoconcentration (penurunan volume plasma) meningkatkan
hematokrit, menurunkan tekanan vena sentral, dan menyebabkan takikardi.
Dehidrasi yang berat dapat mengakibatkan shock hipovolemik.
Jika obstruksi berada di pilorus atau usus kecil bagian proksimal, awalnya
akan berkembang metabolik alkalosis yang diakibatkan oleh kehilangan
ion hidrogen yang berlebih yang normalnya akan diabsorpsi dari gastric
juice.
Obstruksi yang lebih lama atau obstruksi di bagian intestin yang lebih
distal, metabolik asidosis akan lebih sering terjadi karena bikarbonat yang
berasal dari sekresi pankreas tidak dapat diabsorpsi.
Bisa terjadi hipokalemia yang sangat ekstrim, mengakibatkan asidosis dan
atony dinding intestinal.
Metabolik asidosis dapat diperparah oleh ketosis, yang disebabkan oleh
penurunan penyimpanan karbohidrat akibat dari kelaparan.
Jika tekanan dari distensi cukup parah, dapat mengakibatkan oklusi
sirkulasi arterial sehingga menyebabkan terjadinya iskemi, nekrosis,
perforasi, dan peritonitis.
Demam dan leukositosis seringkali dihubungkan dengan strangulasi .
Sirkulasi yang kurang dapat menyebabkan peningkatan jumlah asam laktat
yang signifikan, yang akan memperparah metabolik asidosis.
Proliferasi dan translokasi bakteri melalui mukosa ke mesenteric lymph
node atau sirkulasi sistemik menyebabkan peritonitis atau sepsis.
Konsekuensi dari obstruksi usus besar dihubungkan dengan katup
ileocecal yang kompeten. Ketika katup ileocecal kompeten, cecum tidak
dapat mengurangi tekanan ke usus kecil yang menyebabkan distensi.
Iskemi terjadi ketika tekanan intraluminal melebihi tekanan kapiler di
dalam lumen.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala obstruksi usus kecil sesuai dengan patofisiologinya.
Nyeri kolik diakibatkan oleh distensi yang diikuti dengan muntah
merupakan cardinal symptom.
karakteristik nyeri:
terjadi hilang timbul (intermitten).
Nyeri intensif dalam beberapa detik atau menit sebagaimana gelombang
peristaltik dari kontraksi otot berteu dengan obstruksi. Pada distensi yang
berat, intensitas nyeri menurun.
Jika terjadi strangulasi, nyeri kehilangan karakteristik koliknya, di mana
nyeri terjadi lebih konstan dan bertambah parah seirng degan progresifitas
iskemik menuju nekrosis atau perforasi.
Berkeringat, mual, dan hipotensi terjadi sebagai respon dari sistem saraf
otonom.
Mual dan muntah bervariasi, tergantung kepada lokasi dan sempurna atau
tidaknya obstruksi.
Obstruksi di daerah pilorus dapat menyebabkan muntah yang cepat dan
mengeluarkan cairan lambung yang jernih.
Obstruksi di daerah proksimal usus kecil menyebabkan distensi ringan dan
memuntahkan cairan yang terwarnai oleh empedu.
Obstruksi di daerah usus yang lebih distal menyebabkan distensi yang
lebih terlihat karena panjang intestin yang berada di sebelah proksimal
usus yang terobstruksi lebih besar. Pada kasus ini, muntah dapat tidak
terjadi atau terjadi kemudian yang mengandung fecal material.
Obstruksi parsial dapat menyebabkan diare atau konstipasi, akan tetapi
obstruksi total biasaya hanya menyebabkan konstipasi.
Obstruksi total meningkatkan jumlah suara bising usus, yang suaranya
nyaring dan disertai dengan peristaltic rushes serta kram, nyeri perut.
Tanda dehidrasi, hipovolemia, dan metabolik asidosis dapat diobservasi
pada 24 jam pertama setelah terjadinya obstruksi total.
Distensi dapat juga cukup berat untuk mendorong diafragma dan
menurunkan volume paru-paru.
top related