acuan penelitian revitalisasi museum.PDF
Post on 24-Jan-2016
70 Views
Preview:
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang latar belakang permasalahan,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang meliputi manfaat
akademik dan manfaat bagi praktisi.
1.1 Latar Belakang
Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali
kawasan yang cenderung mati, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan
kembali potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat memberikan
peningkatan kualitas lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada kualitas
kehidupan masyarakat. Revitalisasi kawasan bertujuan untuk meningkatkan
vitalitas kawasan lama melalui program usulan dan pelaksanaan yang mampu
menciptakan kualitas ruang publik dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pada
kawasan.
Kehidupan manusia dalam konteknya sebagai pengguna ruang publik
membutuhkan suatu kepuasan dan kenyamanan baik dari segi sosial, biologis,
psikologis maupun fisik maka dari itu dibutuhkan ruang publik yang berkualitas.
Ruang publik yang berkualitas merupakan ruang publik yang mampu merespon
kebutuhan manusia dari berbagai aspek dan sendi kehidupan.
Sedangkan peningkatan ekonomi masyarakat diharapkan dapat terjadinya
petumbuhan nilai ekonomi pada kawasan sehingga memberikan manfaat saling
1
2
menguntungkan antara pelaku kegiatan ekonomi dengan masyarakat pada kawasan
tersebut.
Program revitalisasi kawasan di Indonesia dimulai pada tahun 2001 yang
merupakan salah satu bentuk program yang berkelanjutan oleh Pemerintah Pusat
yaitu Departemen Pekerjaan Umum dalam bentuk dana stimulan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota. Pelaksanan program penataan revitalisasi kawasan
didasarkan pada hasil bantuan teknis yang menyangkut perencanaan fisik penataan
kawasan, rencana pembiayaan, pembangunan fisik, rencana pengembangan
ekonomi lokal, rencana pengembangan kelembagaan pengelola pasca proyek.
Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 kawasan wilayah pelabuhan
Padangbai mendapat dana stimulan dari APBN,APBD Provinsi dan Kabupaten
berupa pembangunan fisik yang meliputi areal parkir, pedestrian sepanjang pantai
dari pelabuhan Padangbai sampai dengan pura Silayukti, pedestrian di lingkungan
kawasan, kios-kios, dermaga skoci, bale bengong, bangunan tempat menyimpan
alat-alat para nelayan, dan taman-taman di lingkungan kawasan pelabuhan.
Sedangkan permasalahan sesudah dilakukan revitalisasi kawasan adalah
belum tuntasnya pelaksanaan pembangunan fisik, fasade bangunan seperti kios
sudah mulai dirubah, beberapa fasilitas yang dibangun sudah ada yang rusak
seperti pos jaga, taman, pedestrian dan lain sebagainya.
Melihat permasalahan-permasalahan tersebut di atas sesudah dilakukannya
revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem
maka sangat relevan untuk dilakukan penelitian pengaruh revitalisasi kawasan
3
terhadap kualitas ruang public dan peningkatan ekonomi masyakat di pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah sesudah dilakukan revitalisasi kawasan dapat memberikan peningkatan
kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah
pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem ?
2. Ide/pemikiran apa yang akan diberikan di dalam revitalisasi kawasan terhadap
peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di
wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan kualitas
ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat, di wilayah pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem .
2. Untuk memberikan ide/pemikiran terhadap revitalisasi kawasan yang telah
dilakukan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi
masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini akan diuraikan menjadi manfaat penelitian
bagi akademik dan manfaat penelitian bagi praktisi.
1.4.1 Manfaat Akademik
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menganalisis/menguji teori-
teori tentang arsitektur, perencanaan kota dan wilayah yang berkaitan dengan
kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi pada kawasan penelitian terhadap
permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga dapat dicarikan
pemecahannya dan juga diharapkan menjadi salah satu metode analisis dalam
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sejenis serta menjadi sebuah
referensi akademis.
1.4.2 Manfaat Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para
pemegang kebijakan di tingkat Pemerintahan Provinsi Bali maupun di Kabupaten
Karangasem yang dalam hal ini Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Pariwisata, dan masyarakat Padangbai di dalam merencanakan kegiatan
revitalisasi kawasan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka, yang meliputi
penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai perbandingan pada penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan sebagai alat uji
terhadap permasalahan didalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
2.1 Penelitian Sebelumnya
Mela Aulia (2005) di dalam tesisnya yang berjudul “Perancangan Ruang
Publik Dalam Konteks Revitalisasi Kawasan Bersejarah Kota (Studi Kasus :
Kawasan Kota Lama Padang)“, mengemukakan mengenai metode penelitiannya
dan konsep-konsep perancangan ruang publik dalam konteks revitalisasi kawasan.
Penelitian kegiatan revitalisasi kawasan kota lama melalui perancangan ruang
publik menggunakan metode Synoptic. Metode ini didasarkan pada permasalahan
yang ada pada kawasan, teori-teori yang berhubungan, melakukan studi banding
dengan kawasan yang memiliki permasalahan dan karakter yang sama serta hasil
analisis kawasan.
Konsep perancangan ruang publik pada kawasan tersebut melalui
penerapan thema, dengan menghidupkan kembali kegiatan masa lalu, serta
menempatkan kegiatan campuran dengan strategi pengembangan yang mencakup
adaptive, reuse, infill development dan new development. Perancangan pada
kawasan tersebut juga didukung oleh ruang-ruang terbuka berupa taman-taman,
jalan, promenade dan amphitheater. Di mana konsep ini diharapkan akan mampu
5
6
mendukung fungsi kawasan sebagai ruang publik yang akan bisa menampung
kegiatan publik dengan tetap mempertahankan karakteristik dan identitas kawasan
di dalam konteks revitalisasi kawasan.
Jonny Wongso (2006) di dalam penelitian ilmiahnya dengan judul “
Strategi Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Bukittinggi “ di mana kesimpulannya
adalah : (1) Pembangunan kota tidak jarang meninggalkan kawasan tertentu yang
justru mati tanpa “sinar” kegiatan, meskipun tanda kehidupan yang pernah
berkibar dan mengukir sejarahnya masih tersisa. Bangunan-bangunan
pusaka/peninggalan yang kondisinya kumuh tak terurus menjadi penanda. Ketika
ada upaya untuk revitalisasi-membangkitkan kembali vitalitas-banyak benturan
yang dihadapi. Umumnya bermuara pada konsep yang tidak tepat di antaranya :
Sekadar pemolesan fisik belaka, tidak menyentuh property individu masyarakat
dan roh kawasan, terjebak paradigma bahwa pelestarian pusaka/peninggalan
bertentangan dengan pembangunan ekonomi; (2). Proses revitalisasi kawasan atau
bagian kota mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan
maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang
dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka
panjang. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk
juga ruang-ruang publik) kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu tetap
diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization)
yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental
objectives). Hal tersebut mutlak diperlukan karena malalui pemanfaatan yang
7
produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan kontrol
yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.
Penelitian oleh Mela Aulia menguraikan tentang metode penelitian dengan
metode Synoptic dan konsep perancangan ruang publik dengan tetap
memperhatikan dan mempertahankan karakteristik dan identitas kawasan.
Sedangan penelitian oleh Jhony Wongso menguraikan berupa konsep strategi
proses revitalisasi dimana penekanannya adalah perbaikan aspek fisik dan aspek
ekonomi baik dari bangunan maupun ruang kota. Dimana kedua penelitian
tersebut dapat menjadi masukan yang sangat relevan didalam melakukan suatu
revitalisasi pada kawasan. Perbedaan penelitian yang dilakukan sebelumnya
adalah lebih banyak menguraikan konsep-konsep perencanaan tentang revitalisasi
kawasan secara umum dan perencanaan secara khusus pada obyek penelitian. Pada
penelitian kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pada penataan
revitalisasasi kawasan yang telah dilaksanakan di wilayah pelabuhan Padangbai
apakah bisa memberikan manfaat terkait dengan peningkatan kualitas ruang publik
kawasan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
2.2 Landasan Teori
Landasan teori merupakan landasan berfikir yang bersumber dari suatu teori
yang diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan didalam
penelitian. Dalam penelitian ini teori yang digunakan untuk mengukur revitalisasi
kawasan tentang pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi : akses dari
pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum adalah teori
8
tentang aspek perencanaan yang menyangkut segi fungsional maupun segi
estetika, kualitas ruang publik adalah teori tentang kenyamanan, dan untuk
mengukur peningkatan ekonomi masyarakat teori tentang pendapatan dan
pengeluaran.
2.2.1 Aspek Perencanaan Sarana dan Prasarana Kawasan
Aspek perencanaan sarana dan prasarana pada kawasan (Rustam Hakim &
Hardi Utumo, 2004:180) menekankan dari segi aspek fungsional yang mencakup
kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan, dan dari segi aspek estetika yang
mencakup bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material, keamanan
konstruk terhadap aksebilitas pedestrian pejalan kaki, aksebilitas kendaraan, area
parker, dan bangunan kios.
Didalam melakukan penilaian terhadap pembangunan sarana dan prasarana
kawasan pada wilayah penelitian ada beberapa indikator-indikator yang
mempengaruhi sebagai berikut :
1. Akses
Akses terdiri dari akses pejalan kaki dan akses kendaraan adalah sebagai
berikut:
a. Akses Pejalan Kaki
1) Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk berjalan kaki dalam melakukan
kegiatan olah raga, rekreasi, sebagai pencapaian ke kawasan.
2) Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan dan tidak
memantulkan sinar matahari bagi para pejalan kaki, dan pada waktu
malam hari adanya cahaya penerangan.
9
3) Bentuk disain pedestrian adanya kesan luas/lebar dimana, pola dibuat
segi empat berbentuk garis lurus.
4) Ukuran lebar pedestrian pejalan kaki minimal bisa berpapasan dengan
lebar minimal 1,50 m.
5) Penggunaan bahan pada lapisan permukaan yang dapat menyerap panas
dan air.
6) Keamanan konstruksi aksebilitas pejalan kaki harus memenuhi
persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan
selanjutnya dipasang lapisan permukaannya.
b. Akses Kendaraan
1) Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk pencapaian ke kawasan.
2) Waktu penggunaan pada waktu siang hari adanya keteduhan, pada
waktu malam hari adanya cahaya penerangan.
3) Bentuk disain akses kendaraan adanya pemisahan antara jalur pedestrian
pejalan kaki dengan kendaraan.
4) Ukuran akses kendaraan minimal kendaraan bisa berpapasan (dua jalur)
dengan lebar minimal 5.00 m.
5) Penggunaan bahan akses kendaraan digunakan bahan lapisan permukaan
yang tidak bisa menyerap air.
6) Keamanan konstruksi aksebilitas pejalan kaki harus memenuhi
persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan
selanjutnya dipasang lapisan permukaannya.
10
2. Area Parkir
a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah sebagai pemberhentian kendaraan dalam
jangka waktu yang lama atau sebentar untuk pencapaian ke kawasan.
b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan pada waktu
malam hari adanya cahaya penerangan.
c. Bentuk disain tempat parkir ada beberapa jenis, yakni : parkir tegak lurus
(perpandicular), parkir sudut (angle), parkir paralel (parallel), dan parkir
khusus bagi penderita cacat.
d. Ukuran tempat parkir tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung,
ada beberapa jenis kendaraan yang akan ditampung pada tempat parkir
umum yang meliputi : kendaraan kecil berupa sedan, jep dan sebagainya
dengan ukuran 2,5 m x 5,00 m, sedangkan untuk kendaraan besar berupa
(bus, truk) dengan ukuran 4 m x 10 m.
e. Penggunaan bahan tempat parkir digunakan bahan pada lapisan permukaan
yang tidak bisa menyerap air, dang yang bisa menyerap air.
f. Keamanan konstruksi area parkir harus memenuhi persyaratan keselamatan
dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan selanjutnya dipasang
lapisan permukaannya.
3. Kios
a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk menampung para pedagang pada
kawasan
b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan malam hari
adanya penerangan.
11
c. Bentuk disain bangunan kios memenuhi kriteria sebagai berikut :
mencerminkan fungsi sebagai bangunan umum, seimbang, serasi, dan selaras
dengan lingkungan, indah namun tidak berlebihan, mempertimbangkan
kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun langgam
arsitekturnya dengan mengimplementasikan konsep Triangga sebagai
berikut a). Kepala merupakan bagian atap; b). Badan merupakan bagian
sturktur, dinding; d). dan Kaki merupakan bagian bataran,pondasi.
d. Ukuran bangunan kios dibuat minimal dengan ukuran 3 m x 4 m.
e. Penggunaan bahan bangunan kios diupayakan menggunakan bahan
bangunan setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan
sebagai bagian dari komponen bangunan system pabrikasi. Spesifikasi
teknis bangunan meliputi ketentuan-ketentuan : bahan penutup lantai dari
keramik, bahan dinding batu bata, langit-langit dari rangka kayu dan penutup
dengan kayu lapis atau eternit, bahan penutup atap rangka dari kayu dan
genteng.
f. Keamanan konstruksi bangunan kios harus memenuhi persyaratan
keselamatan dengan ketentuan-ketentuan : struktur pondasi dari batu kali,
struktur kolom dari beton bertulang, struktur atap dari konstruksi kayu.
4. Toilet Umum
a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk tempat buang air kecil dan buang
air besar bagi para pengunjung pada kawasan.
b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan malam hari
adanya penerangan.
12
c. Bentuk disain bangunan kios memenuhi kriteria sebagai berikut :
mencerminkan fungsi sebagai bangunan umum, seimbang, serasi, dan selaras
dengan lingkungan, indah namun tidak berlebihan, mempertimbangkan
kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun langgam
arsitekturnya dengan mengimplementasikan konsep Triangga sebagai
berikut (1) Kepala merupakan bagian atap; (2). Badan merupakan bagian
sturktur, dinding; (3) dan Kaki merupakan bagian bataran,pondasi.
d. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran minimal 1,5 m x 2 m,
untuk masing-masing laki-laki dan perempuan, dan disediakan tempat bilas.
untuk pengunjung yang habis melakukan kegiatan mandi di laut.
f. Penggunaan bahan bangunan toilet umum diupayakan menggunakan bahan
bangunan setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan
sebagai bagian dari komponen bangunan sistem pabrikasi. Spesifikasi teknis
bangunan meliputi ketentuan-ketentuan : bahan penutup lantai dari keramik,
bahan dinding batu bata, langit-langit dari rangka kayu dan penutup dengan
kayu lapis atau eternit, bahan penutup atap rangka dari kayu dan genteng.
g. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum harus memenuhi persyaratan
keselamatan dengan ketentuan-ketentuan : struktur pondasi dari batu kali,
struktur kolom dari beton bertulang, struktur atap dari konstruksi kayu.
2.2.2 Kenyamanan
Dari beberapa sumber, penilaian kenyamanan kualitas ruang publik ada
beberapa indikator-indikator yang mempengaruhi sebagai berikut:
13
Kenyamanan (Comfort) (Edy Darmawan 2009:60 dalam Urban Design
Plan of San Francisco) yang menekankan terhadap kualitas lingkungan/kawasan
kota dengan mengakomodasikan pola sirkulasi pedestraian, terdapat
tanaman/vegetasi, jalan yang terlindung oleh cuaca seperti panas, hujan, dan angin.
Kenyamanan (Edy Darmawan 2009:88 dalam Shirvani, H,1985)
menekankan bahwa kenyamanan menjadi hal penting karena dapat memberikan
kenikmatan bagi para pengguna agar terlindung dari cuaca seperti panas, hujan,
angin, sirkulasi yang bebas, dan dimensi/ukuran yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Kenyamanan (Edy Darmawan 2006:96 dalam Prihastoto) menekankan
bahwa kenyamanan para pengguna didalam melakukan aktivitas di ruang publik
adalah terlindung dari iklim yang meliputi cuaca, temperatur, kelembaban,
taman/vegetasi.
Dalam Penilaian Kenyamanan (Heinz Frick dan FX Bambang Sukisyatno
2009:42 dalam Gezond Bouwen & Wonen) secara subyektif meliputi :
Material/fisis, misalnya bahan pelapis, konstruksi dan struktur bangunan,
Fisiologis, misalnya fungsi ruang , hubungan ruang.
Dalam mengukur kenyamanan thermal didalam ruang luar (outdoor) (Dwi
Maidinita 2009 dalam Nikolopoulou,M dan Lykoudis 2006) sebagai berikut :
Penanaman vegetasi yang meliputi diameter tajuk, jarak antar pohon, ketinggian
pohon, jenis-jenis pohon minimal 30% dari luas lahan, Pelapis tanah yang meliputi
paving, aspal, rumput, dan air, Intesitas matahari terkait dengan orientasi ruang
luar adalah barat-timur dan utara-selatan, Temperatur udara dengan suhu 22,5ºC –
14
29,5ºC, Temperatur permukaan dengan penggunaan pelapis tanah seperti paving
30ºC, rumput 20ºC, dan air 3ºC - 4ºC, Kelembaban udara pada kawasan 20% -
50%, Temperatur yang efektif dengan batas atas 26ºC dan batas bawah 19ºC.
Kenyamanan (Zoer´aini Djamal Irwan 2008:79) menekankan pada
penggunaan vegetasi dan iklim mikro seperti suhu, angin, dan kelembaban
Dengan melihat beberapa pendapat diatas tentang teori-teori kenyamanan
maka didalam penilaian kualitas ruang publik pada kawasan wilayah pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan batasan indikator-indikator
kenyamanan sebagai berikut :
1. Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan
yang meliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia, kendaraan dan dimensi
untuk tempat parkir kendaraan.
Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan
sehingga dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan lebar 1,50 m
(Departemen Pekerjaan Umum 1995:8), sedangkan untuk sirkulasi kendaraan di
jalan kawasan digunakan pendekatan pergerakan kendaraan kecil sedan, jeep
dan lain sebaginya diasumsikan sirkulasi kendaraan di kawasan bisa
berpapasan (dua arah) sehingga dimensi/ukuran lebar jalan untuk jalan
lingkungan minimal 5 m (Ofyar Z.Tamin, 2000:63)
Didalam sirkulasi kendaraan di tempat parkir faktor-faktor yang harus
diperhatikan (Rustam Hakim dan Hardi Utomo,2004:156) adalah : a). Waktu
penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir, b).Banyaknya kebutuhan jumlah
kendaraan, c). Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung. Sedangkan
15
dimensi/ukuran untuk tempat parkir diuraikan sesuai dengan jenis kendaraan
sebagai berikut : jenis kendaraan mini bus, station, jeep dan lain sebagainya
dengan ukuran 2,5 m x 5.00 m, sedangkan untuk jenis kendaraan bus 4 m x 10
m. Dan untuk pemanfaatan ruang/area tempat parkir agar efektif dan efisien
perlu diperhatikan bentuk tempat parkir. Ada beberapa bentuk tempat parkir
yaitu : a). Parkir tegak lulus (Perpandicular), b. Parkir sudut (Angle), c), Parkir
paralel (Parallel), dan d). Parkir khusus bagi penderita cacat
2. Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai
peneduh. Mengingat sarana dan prasarana revitalisasi kawasan memiliki lokasi
di kawasan pelabuhan (pantai) maka pemilihan vegetasi mempertimbangkan
faktor-faktor (Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2004: 150) yaitu : 1). Jenis
tanaman seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifolia), mengkuang
(pandanus odoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang
(terminalia catappa), bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana
(pterocarpus indicus), tembusu padang (fragraea fragrans), pong-pong
(cerbera odollam), waru laut (hibiscus tiliaceus), mempari (pongamia pinnata),
gelam (melaleuca cajuputi), keben (baringtonia asiatia), menasi (planchonella
obovata), kerang jambu laut (eugenia grandis), dugun (heritiera littoralis) dan
ambong-ambong (scaevola taccada), 2) Diameter tajuk tanaman kurang lebih 5
m , 3). Tinggi tanaman diatas 3 m, dan 4). Jarak antar pohon kurang lebih 10 m.
3. Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan
yang bisa menyerap panas yang meliputi, paving block, grass block, rumput,
dan air.
16
4. Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu
menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.
5. Hubungan ruang: adanya hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada
kawasan.
2.2.3 Pendapatan dan Pengeluaran
Dalam menghitung pendapatan dan pengeluaran terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat digunakan –indikator indikator sebagai berikut :
(Tarigan 2007:24) Pendekatan pendapatan masyarakat yang meliputi
upah/gaji dan yang lainnya berupa sewa tanah/bangunan, keuntungan usaha dan
Pendekatan pengeluaran masyarakat yang meliputi komsumsi rumah tangga dan
yang lainnya berupa pajak tanah dan bangunan.
(Sadono Sukirno 2008:47) Pendekatan pendapatan adalah menghitung
suatu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan produksi yang diterima oleh
pelakunya terdiri : pendapatan upah/gaji, pendapatan sewa, pendapatan laba dan
pendapatan bunga
(Sadono Sukirno 2008:38) Dan pendekatan pengeluaran adalah
menghitung seluruh pengeluaran yang meliputi komsumsi rumah tangga, pajak
dan lain sebagainya.
(Sadono Sukirno 2008:86 dalam Teori Keynes) Hubungan pendapatan
dengan komsumsi/pengeluaran yaitu: jika terjadi peningkatan pendapatan maka
pengeluaran/komsumsi akan meningkat.
Dengan melihat beberapa pendapat diatas tentang teori-teori pendapatan
dan pengeluaran maka didalam penilaian peningkatan ekonomi masyarakat pada
17
kawasan wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan batasan
yaitu jika terjadi peningkatan pendapatan maka penegeluaran/komsumsi akan
meningkat dengan indikator-indikator sebagai berikut :
1. Pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah dalam hari, minggu,
bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan,
2. Dan pendekatan pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari,
minggu, bulanan, dan tahunan, pajak dan lain sebagainya
18
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kerangka berfikir, konsep, dan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
3.1 Kerangka Berpikir
Penelitian yang dilakukan adalah mengetahui pengaruh revitalisasi
kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di
wilayah pelabuhan Padangbai.
Kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai telah
dilakukan dengan pembagunan sarana dan prasarana meliputi : pembangunan
akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan menuju pura Silayukti,
pembangunan areal parkir, , pembangunan kios, toilet umum. Untuk mengukur
pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan
peningkatan ekonomi masyarakat akan digunakan beberapa indikator.
Revitalisasi kawasan dengan varian pembangunan sarana dan prasarana
dengan indikator-indikator dari segi aspek fungsional yang mencakup kegunaan
dan pemanfaatan, waktu kegiatan, dan dari segi aspek estetika yang mencakup
bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material, keamanan konstruksi.
Peningkatan kualitas ruang publik digunakan varian kenyamanan dengan
indikator-indikator yang meliputi : 1). Sirkulasi adanya pemisahan sirkulasi
manusia dan kendaraan pada akses kawasan dan tempat parkir; 2). Vegetasi
adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh;
18
19
3). Penggunaan material adanya penggunaan material pada permukaan kawasan
yang bisa menyerap panas; 4). Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat
umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi,
dan budaya; 5). Hubungan ruang adanya hubungan ruang antara sarana dan
prasarana pada kawasan, sedangkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat
digunakan indikator-indikator seperti : 1). Pendapatan (upah/gaji, keuntungan
usaha, sewa); 2). Pengeluaran (komsumsi rumah tangga, pajak tanah dan
bangunan).
Untuk lebih jelasnya pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang
publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai
dijelaskan pada Gambar 3.1. di bawah ini :
20
TEMUAN YANG DIHARAPKAN
5
b
6
Aspek Fungsional c
‐
‐ Waktu Kegiatan8
Aspek Estetika‐ Bentuk Disain 9
‐ Ukuran/Dimensi‐ Penggunaan Bahan 10‐ a
11 b
13
14 c
d
15 e
b
Varian : Pendapatan dan Pengeluaran
Adanya peningkatan ekonomimasyarakat setelah dibangunnya saranadan prasarana
Hubungan ruang : sarana dan prasarana yang dibangun pada kawasan memilikihubungan ruang.
PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT Pendekatan Pendapatan /
a Pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah dalam hari, minggu, bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan,
Dan pendekatan pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari, minggu,bulanan, dan tahunan, pajak dan lain sebagainya
3
Adanya hubungan antara ruang parkirdengan sarana dan prasarana yang telahdibangun pada kawasan
RUANG PUBLIK
Keamanan Konstruksi
11 12 Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yangmeliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia dengan lebar minimal 1,5 m,kendaraan dengan lebar jalan 5 m, dan dimensi tempat parkir kendaraan untk mobilkecil 2.5 x 5m dan mobil besar 4 x 10 m
4 13 14 Adanya fungsi kios sebagai ruang publikuntuk kegiatan ekonomi
Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh :a). Jenis tanaman seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifol ia), mengkuang (pandanusodoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang (terminalia catappa),bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana (pterocarpus indicus), tembusupadang (fragraea fragrans), pong‐pong (cerbera odollam), waru laut (hibiscus ti liaceus),mempari (pongamia pinnata), gelam (melaleuca cajuputi), keben (baringtonia asiatia),menasi (planchonella obovata), kerang jambu laut (eugenia grandis), dugun (heritieralittoralis) dan ambong‐ambong (scaevola taccada), b) Diameter tajuk tanaman kuranglebih 5 m , c). Tinggi tanaman diatas 3 m, dan d).Jarak antar pohon kurang lebih 10 m.
15 12 Adanya hubungan antara kios dengansarana dan prasarana yang telahdibangun pada kawasan
2
Adanya pemilihan jenis material yangmenyerap panas6 7 8 9 10Adanya fungsi parkir sebagai ruang publikuntuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya.
Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padang Bai (X)Adanya hubungan antara Akses pedestrian dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasanVarian : Pembangunan Sarana dan Prasarana Ukuran/dimensi Akses pejalan kaki lebar 1,50 m, Akses kendaraan lebar, 5,00 m, parkir
untuk kendaraan kecil ukuran 2,5 m x 5 m dan kendaraan besar ukuran 4 m x 10 m, kiosdengan ukuran 3 m x 4 m per unit dan Toilet umum ukuran 1,5 m x 2 m per unit.
1
Adanya dimensi/ukuran sirkulasi parkir untuk jenis kendaraan kecil dan besar Penggunaan bahan untuk Akses pejalan kaki dengan paving blok, Akses kendaraan dan
parkir dengan aspal, kios dan toilet umum dengan bahan lantai dari keramik, atapgenteng, dinding di cat, plafon dari eternit.
Kegunaan danPemanfaatan
1 2 3 4 5 7 Adanya pemilihan jenis tanaman, lebartajuk, tinggi tanaman dan jarak tanaman
d
Waktu kegiatan Akses pejalan kaki dan Akses kendaraan, area parkir, kios, toilet umum,pada waktu siang hari membutuhkan peneduh dan pada malam hari memerlukan cahayapenerangan3 Adanya pemilihan jenis material yang
menyerap panas5 Aspek Estetika4 Adanya fungsi Akses sebagai ruang publik
untuk kegiatan olah raga dan rekreasia Bentuk disain Akses pejalan kaki dibuat pola segi empat dengan garis lurus, Akses
kendaraan adanya pembatas antara jalur kendaraan dengan manusia berupa taman,parkir dengan disain tegak lurus, kios dan toilet umum menerapkan kaedah‐kaedahArsitektur Tradisional Bali dengan mengimplemetasikan konsep Triangga.
Hubungan Ruang
2 Adanya pemilihan jenis tanaman, lebar tajuk, tinggi tanaman, dan jarak tanaman4 Fungsi Ruang b
Varian : Kenyamanan
11 Adanya kegunaan dan pemanfaatan,
waktu kegiatan, bentuk disain,ukuran/dimensi, penggunaan bahan,keamanan konstruksi terhadap saranadan prasarana yang telah dibangun padakawasan dan dimensi/ukuran sirkulasiAkses pedestrian
2
Sirkulasi
Vegetasi
Penggunaan Material 3
Gambar 3.1.MODEL PENELITIAN
PENGARUH REVITALISASI KAWASAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS RUANG PUBLIK DAN EKONOMI MASYARAKATDI WILAYAH PELABUHAN PADANGBAI KABUPATEN KARANGASEM
Kualitas Ruang Publik (Y1) INDIKATOR
REVITALISASI KAWASANAspek Fungsionala Kegunaan dan pemanfatan akses pejalan kaki untuk kegiatan olah raga, rekreasi,
sebagai pencapaian ke kawasan, Akses kendaraan untuk pencapaian ke kawasan areaparkir untuk pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentaruntuk pencapaian ke kawasan, kios untuk menampung para pedagang, dan toiletumum. Sebagai tempat buang air kecil dan buang air besar bagi para pengunjung padakawasan
Adanya fungsi toilet sebagai ruang publikuntuk kegiatan ekonomiAdanya hubungan antara toilet dengansarana dan prasarana yang telahdibangun pada kawasan
Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisamenyerap panas yang meliputi, paving blok, grass blok, rumput, dan air.
Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampungaktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.
Akses dari pelabuhan sampai pura Silayukti
Tempat Parkir
Keamanan konstruksi untuk Akses pejalan kaki lantai dasarnya dipadatkan dan dipasanglapisan permukaan, Akses kendaraan dan parkir lantai dasarnya ada lapisansirtu/l imestone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan, kios dan toiletumum dimana pondasi digunakan batu kali, struktur betong bertulang, dinding dari batubata, kuda‐kuda dari kayu.
Toilet Umum
Kios
Peningkatan Ekonomi (Y2)
21
3.2 Deskripsi Konsep
Landasan konsep memberikan batasan difinisi operasional terhadap suatu
penelitian yang akan dilakukan meliputi : pengaruh, revitalisasi kawasan,
peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di
wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
3.2.1 Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2002:849). Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi,
sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, tunduk atau
mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain (Badudu dan Zain 1994:1031).
Pada penelitian ini yang dimaksud pengaruh adalah setelah dilakukan kegiatan
penataan dan revitalisasi revitalisasi kawasan di wilayah Padangbai dapat
memberikan perubahan terhadap kawasan baik secara fisik maupun non fisik
sehingga dapat memberikan manfaat yang positif kepada masyarakat.
3.2.2 Revitalisasi Kawasan
Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali
kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan
signifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan atau mengendalikan
kawasan yang cenderung kacau atau sembraut (Kimpraswil,2003:1).
22
1. Pengertian Revitalisasi
Revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati,
yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan
kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki
atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota baik dari segi sosio-kultural, sosio-
ekonomi, segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat memberikan
peningkatan kualitas lingkungan kota yang pada akhirnya berdampak pada
kualitas hidup dari penghuninya (Departemen Kimpraswil 2003:1)
Revitalisasi adalah upaya-upaya untuk menghidupkan kembali suatu
kawasan yang tadinya mempunyai peran yang cukup baik di dalam kehidupan
ekonomi kota, kemudian mengalami kemerosotan/kemunduran, oleh karena
kondisi sarana dan prasarana kota tersebut tidak dapat berfungsi lagi sebagai
wadah yang layak bagi kegiatan ekonomi kota (Danisworo.M, 1988).
Revitalisasi mempunyai arti menghidupkan kembali kegiatan sosial dan
ekonomi bangunan dan lingkungan bersejarah yang sudah kehilangan vitalitas
fungsi aslinya, dengan cara memasukkan fungsi baru kedalamnya sebagai daya
tarik, agar bangunan atau lingkungan tersebut menjadi hidup kembali
(Harastoeti, 1999:20).
Revitalisasi adalah merubah suatu tempat agar dapat digunakan untuk
fungsi yang lebih sesuai, dimana tidak menuntut perubahan drastis atau hanya
memerlukan sedikit dampak (Miarsono, 1997:147).
Berdasarkan pengertian-pengertian yang di kemukakan diatas dapat
dinyatakan bahwa yang dimaksud revitalisasi kawasan adalah suatu upaya
23
menghidupkan kembali kawasan yang sudah mengalami penurunan terhadap
potensi-potensi yang dimiliki sebelumnya seperti kegiatan sosial budaya,
ekonomi, bangunan, dan lingkungan agar nantinya dapat memberikan
perubahan/peningkatan terhadap kualitas lingkungan dan berdampak terhadap
kualitas hidup dari masyarakatnya.
2. Tujuan dan Sasaran Revitalisasi Kawasan
Tujuan penataan dan revitalisasi kawasan adalah meningkatkan vitalitas
kawasan lama melalui intervensi usulan yang mampu menciptakan
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan system kota,
layak huni, berkeadilan sosial, berwawasan budaya dan lingkungan
(Departemen Kimpraswil, 2003:4). Sedangkan sasaran program penataan dan
revitalisasi kawasan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kegiatan melalui program yang direncanakan agar nantinya
mampu mengembangkan penciptaan lapangan kerja, peningkatan jumlah
usaha dan variasi usaha serta produktifitas kawasan.
b. Meningkatkan stabilitas ekonomi kawasan melalui program yang
direncanakan agar nantinya dapat mengembangkan penciptaan iklim yang
kondusif bagi kontinuitas dan kepastian usaha, menstimulasi faktor-faktor
yang mendorong peningkatan produktifitas kawasan.
c. Meningkatkan nilai properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor luar
yang menghambat pada sebuah kawasan sehingga nilai property kawasan
sesuai dengan nilai pasar dan kondusif bagi investasi jangka panjang.
24
d. Terintegrasinya kantong-kantong kawasan kumuh yang terisolir dengan
sistim jaringan prasarana kota.
e. Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana lingkungan seperti jalan dan
jembatan, air bersih, drainase, sanitasi dan persampahan serta sarana
kawasan seperti pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi informal dan
formal, fasilitas budaya dan sosial, dan sarana transfortasi.
f. Meningkatnya fasilitas kelengkapan kenyamanan kawasan guna mencegah
proses kerusakan ekologi lingkungan.
g. Terciptanya konservasi warisan budaya kawasan lama dengan mencegah
terjadinya “Perusakan Diri-sendiri” dan “Perusakan akibat Kreasi Baru”.
3. Varian Revitalisasi Kawasan
Di dalam penataan revitalisasi kawasan ada beberapa-beberapa varian
yang harus diperhatikan (Departemen Kimpraswil, 2003:4) sebagai berikut :
a. Integrasi kawasan dengan sistem kota yang meliputi : adanya aksesibilitas
kawasan, prasarana, sarana dan utilitas kawasan dan transportasi kawasan.
b. Pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi : adanya layanan air
bersih dalam kawasan, ketersediaan jalan untuk kendaraan dan pejalan kaki
dalam kawasan, drainrase sanitasi, persampahan, pasar rakyat, industri
kecil, pedagang kaki lima, pertokoaan/kios, toilet umum , fasilitas sosial dan
lain sebagainya.
c. Utilitas kawasan yang meliputi ketersediaan jaringan listrik, gas, telepon
dalam kawasan.
25
d. Kualitas lingkungan yang meliputi: kenyamanan pejalan kaki, disain tapak,
ketersediaan perabotan jalan, penanda/signage, estetika dan ekologi
lingkungan.
e. Sosial dan budaya yang meliputi: adanya suatu ruang melakukan akitivitas
untuk kegiatan sosial dan budaya.
Dengan melihat pengertian, tujuan dan sasaran serta varian-varian
Revitalisasi Kawasan maka pada penelitian ini batasan yang dimaksud
revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai adalah dilakukannya
pembangunan sarana dan prasarana.
Pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten meliputi aksebilitas pejalan kaki sepanjang pantai dari pelabuhan
menuju pura Silayukti dan lingkungan kawasan, pembangunan kios, parkir
kendaraan roda empat, tempat tambat perahu nelayan , pasar desa, dermaga
skoci, bale bengong, dan lain sebagainya. Batasan penelitian pengaruh
revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi
masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah : 1)
Pembangunan Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti, 2) Pembangunan
Parkir, 3) Pembangunan Kios, dan 4) Pembangunan Toilet, dengan
pertimbangan bahwa sarana dan prasararana tersebut yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat umum sebagai ruang publik.
26
3.2.3 Kualitas Ruang Publik
Ruang publik yang berkualitas adalah ruang publik yang dapat memenuhi
penggunanya yang responsive, democratic, and meaningful (Carr, Edy Darmawan,
2006:75).
1. Pengertian Kualitas Ruang Publik
Ruang publik merupakan ruang umum yang dapat menampung
aktivitas/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun
kelompok. Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi dua : Ruang
Umum tertutup : yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu bangunan;
Ruang Umum Terbuka : yaitu ruang umum di luar bangunan (Rustam Hakim &
Hardi Utomo, 2004:50)
Ruang publik/ruang terbuka merupakan komponen rancang kawasan,
yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan ataupun elemen sisa
setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan
sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan ruang
publik/terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk
karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif
dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga
mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik (Permen PU No. 06/PRT/M/2007,
tentang Pedoman Umum RTBL ,2007:45).
Ruang publik/ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena
kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara
terbuka. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak,
27
kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka
tersebut. Sebetulnya ruang terbuka merupakan salah satu jenis saja dari ruang
umum (Eko Budihardjo & Djoko Sujarto, 2005 : 89).
Ruang publik secara singkat merupakan suatu ruang yang berfungsi
untuk kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sosial, ekonomi,
dan budaya. Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang kota yang direncanakan
(Edy Darmawan,2009:48).
Ruang publik adalah suatu tempat yang dapat menunjukkan perletakan
sebuah obyek. Tempat ini dapat diakses secara fisik maupun visual oleh
masyarakat umum. Dengan demikian, ruang publik dapat berupa jalan, trotoar,
taman kota, lapangan dan lain-lainnya (Paulus Hariyono,2007:134).
Ruang publik yang berkualitas harus memenuhi paling tidak 3 (tiga)
kriteria dasar, yaitu Responsive (tanggap terhadap kebutuhan pengguna),
Democratic (menghargai hak semua orang untuk menggunakan ruang publik
dalam suasana kebebasan dan persamaan derajat) dan Meaningful (memberikan
makna tertentu secara pribadi, maupun kelompok (Carr, Edy
Darmawan,2006:37).
Menurut (Budiahardjo, Edy Darmawan, 2006:76) menyatakan ada
beberapa aspek yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia dalam
kontek ruang publik adalah pemenuhan terhadap kebutuhan (to support the
needs), melindungi hak masyarakat pengguna (to protect the rights) dan
memiliki makna (meaningful).
28
Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan di atas dapat
dinyatakan bahwa yang dimaksud Kualitas Ruang Publik adalah suatu ruang
yang difungsikan untuk kegiatan umum bagi individu maupun masyarakat yang
dapat menampung kegiatan sosial, ekonomi dan budaya sehingga dapat
memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan, melindungi haknya, dan
memiliki makna.
2. Fungsi Ruang Publik
Fungsi ruang publik didalam perencanaan suatu kota atau kawasan dapat
diuraikan sebagai berikut : (Edy Darmawan, 2006:2)
a. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat baik formal maupun
informal.
b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor, jalan-jalan yang
menuju kearah ruang terbuka publik dan sebagai ruang pengikat struktur
kota sekaligus sebagai pembagi ruang-ruang fungsi bangunan disekitar
kawasan.
c. Sebagai tempat pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan
minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertainment.
d. Sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan kawasan.
3. Kriteria Ruang Publik
Kriteria ruang publik secara esensial ada tiga macam sebagai berikut :
(Edy Darmawan, 2006:3).
a. Dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat setempat secara
individual maupun kelompok (meaningful).
29
b. Tanggap terhadap semua keingingan pengguna dan dapat mengakomodasi
kegiatan yang ada pada ruang public tersebut (responsive).
c. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa
ada diskriminasi (democratic).
4. Varian Peningkatan Kualitas Ruang Publik
Ada beberapa varian yang digunakan di dalam penilaian peningkatan
kualitas ruang publik, antara lain : (Prihastoto, Edy Darmawan, 2006:95)
a. Tanggap terhadap kebutuhan pengguna (aspek needs) yang meliputi :
1) Kenyamanan : kondisi iklim pada kawasan, tersedianya tempat
duduk/santai, adanyan fasilitas tempat makan dan minum, pencahayaan
alam maupun buatan, adanya taman sebagai peneduh.
2) Relaksasi : sarana dan prasarana yang ada mendukung ruang publik,
adanya rasa keamanan bagi para pengguna.
3) Keterlibatan pasif : sebagai tempat observasi dan menikmati
pemandangan
4) Keterlibatan aktif : sirkulasi manusia dan kendaraan, sebagai tempat
komunikasi, sebagai tempat perayaan/event-event tertentu, tempat
bermain anak-anak dan remaja
b. Menghargai hak semua orang untuk menggunakan ruang publik dalam
suasana kebebasan dan persamaan derajat (aspek right) yang meliputi : akses
fisik, pandangan visual, simbol semua kalangan, ruang multi use, zonasi
aktivitas, melindungi kalangan tertentu
30
c. Memberikan makna tertentu secara pribadi, maupun kelompok (aspek
meanings) yang meliputi :
1) Legability : hubungan antara sarana dan prasarana yang ada, hubungan
sosial, kejelasan suatu batas, sebagai landmark.
2) Relevansi : dapat melakukan aktivitas budaya dengan karakter tempat
3) Hubungan Individual : elemen bermain untuk annak-anak, tempat untuk
melakukan event-event penting.
4) Hubungan kelompok : ruang sosial bagi kalangan tertentu
5) Hubungan dengan aspek yang lebih luas : adanya tempat keramat, adanya
hubungan dengan sejarah.
Dengan melihat pengertian, fungsi, kriteria dan varian-varian kualitas
ruang publik maka dalam penelitian ini batasan yang dimaksud dengan kualitas
ruang publik adalah melakukan penilaian terhadap sarana dan prasarana ruang
publik yang telah dibangun di kawasan pelabuhan Padangbai dengan varian
kualitas ruang publik yaitu tanggap terhadap kebutuhan pengguna (aspek needs)
yang menyangkut kenyamanan sehingga dapat diketahui kualitas ruang publik
setelah diadakan revitalisasi kawasan tersebut.
3.2.4 Peningkatan Ekonomi Masyarakat
1. Pengertian Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan
penggunaan sumber-sumber daya terbatas-tetapi dapat digunakan di dalam
berbagai cara-untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan
31
mendistribusikan untuk kebutuhan komsumsi, sekarang dan di masa datang
kepada berbagai individu dan golongan masyarakat (Sadono Sukirno,1996:10
dalam Samuelson 1970).
Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya yang ketersediaanya atau kemampuan orang
mendapatkannya terbatas (Tarigan, 2007:1)
Pertumbuhan Ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang. Jadi prosentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi
dari prosentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecendrungan di dalam
jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut (Budiono, 1985:1).
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah adalah pertambahan pendapatan
masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan
keseluruhan nilai tambah (added value) yang terjadi. (Tarigan, 2007:46).
Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan di atas dapat
dinyatakan bahwa yang dimaksud Pertumbuhan Ekonomi identik dengan
Peningkatan Ekonomi. Jadi Peningkatan Ekonomi masyarakat adalah suatu
proses kenaikan pendapatan masyarakat yang berkelanjutan dari satu kurun
waktu ke kurun waktu berikutnya yang dinyatakan dengan perbandingan
pendapatan dan pengeluaran.
2. Varian peningkatan Ekonomi Masyarakat
Dalam menghitung peningkatan ekonomi masyarakat digunakan
pendekatan pendapatan dan pengeluaran (Tarigan 2007:24). Pada penelitian ini
yang dimaksud dengan peningkatan ekonomi masyarakat adalah pendapatan
32
dan pengeluaran masyarakat di kawasan pelabuhan Padangbai setelah
dilakukan penataan dan revitalisasi apakah dapat memberikan peningkatan
ekonomi masyarakat yang ada pada kawasan tersebut.
3.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kerangka berfikir, konsep
yang mendukung penelitian, maka hipotesis di dalam penelitan ini sebagai
berikut :
1. Diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan sesudah dilakukan penataan terhadap
kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
2. Diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan sesudah dilakukan penataan terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten
Karangasem.
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, penentuan sumber data, variabel penelitian, instrumen penelitian
prosedur penelitian dan analisis data.
4.1 Rancangan Penelitian
Di dalam Penelitian dengan topik Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap
kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem dilakukan metode penelitian kuantitatif.
Tahapan-tahapan didalam penelitian ini adalah menentukan lokasi
penelitian, mengumpulkan data-data dan mencari sumber-sumber data sesuai
dengan kebutuhan penelitian, menentukan jumlah populasi dan sampel yang akan
dicari sebagai responden, menguraikan variabel-variabel dengan indikator-
indikatornya, menyusun instrumen, selanjutnya dilakukan pengumpulan data
melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya tahapan
menganalisis data yang sudah terkumpul. Tahap terakhir merupakan simpulan dan
saran. Keseluruhan proses tersebut disusun dan kemudian disajikan dalam wujud
tesis.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan mengambil obyek di wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangansem.
33
34
Secara administrasi wilayah pelabuhan Padangbai termasuk wilayah
Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem yang memiliki luas ± 360 Ha, yang
terbagi 4 banjar/dusun yakni Dusun Luhur seluas 83,05 Ha, Dusun Melanting
seluas 96,25 Ha, Dusun Segara seluas 46,70 Ha dan Dusun Mimba seluas 134,00
Ha. Adapun batasan administrasi Desa Padangbai dengan daerah sekitarnya adalah
: sebelah utara Banjar Labuhan, Desa Ulakan Desa Antiga, sebelah timur
Laut/selat Badung, sebelah selatan Banjar Pengalongan Desa Antiga dan sebelah
barat Banjar Tengading Desa Antiga. Sebagai ilustrasi lokasi penelitian disajikan
pada Gambar. 4.1. dibawah ini :
Pulau Bali
Gambar 4.1.
Lokasi Penelitian
JEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANA
DENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASAR
KLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNG
KARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEM
BULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENG
GIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYAR
TABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANAN
BADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNG
BANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLI
KEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEM
KEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELAT
KEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEM
KEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMEN
KEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANG
KEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANG
KEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBU
Kabupaten Karangasem
Wilayah Padangbai
35
4.2.2 Waktu Penelitan
Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah selama 3 (tiga) bulan
yang dimulai awal bulan Januari 2011 sampai bulah Maret 2011.
4.3 Penentuan Sumber Data
4.3.1 Jenis Data
Jenis data yang yang akan dicari/dibutuhkan didalam penelitian ini adalah
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa :
Penggunaan/pemanfaatan, waktu kegiatan, bentuk disain, ukuran/dimensi,
penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi terhadap sarana dan prasarana
kawasan yang menjadi obyek penelitian seperti akses dari pelabuhan menuju pura
Silayukti yang terdiri akses pejalan kaki dan kendaraan, parkir, kios, dan toilet
umum, Sirkulasi meliputi adanya pemisahan sirkulasi manusia dan kendaraan
pada aksebitas kawasan dan area parkir, Vegetasi meliputi : jenis tanaman, lebar
tajuk, tinggi tanaman, dan jarak tanaman pada aksebilitas kawasan dan area parkir,
Penggunaan material yang meliputi : jenis bahan penutup permukaan yang
digunakan pada aksebilitas kawasan dan area parkir, Fungsi ruang dan hubungan
ruang sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan, sedangkan data
kualitatif berupa informasi pendapatan dan pengeluaran masyarakat pada kawasan.
4.3.2 Sumber Data
Sumber data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang langsung dicari oleh peneliti yang meliputi ukuran/dimensi,
sirkulasi, vegetasi, penggunaan materail, fungsi ruang dan hubungan ruang sarana
36
dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan dengan melakukan pengukuran
dan pengamatan melalui kamera, meteran dan informasi responden dalam hal ini
pengunjung dan masyarakat yang melakukan aktivitas pada kawasan di wilayah
pelabuhan Padangbai tentang kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi
dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dan menyebarkan kuesioner.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah dibuat pihak lain yang
meliputi peta kawasan, master plan penataan kawasan pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangansem.
4.3.3 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Tujuan diadakannya populasi
adalah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari
anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi sesuai dengan
karakteristik pekerjaan (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2006 : 170).
Jumlah populasi penelitian di wilayah pelabuhan Padangbai digunakan pendekatan
sebagai berikut : untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap
kualitas ruang publik digunakan populasi pengunjung yang melakukan aktivitas
pada kawasan dan untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat digunakan populasi masyarakat yang melakukan
aktivitas pada kawasan sesuai dengan karakteristik pekerjaan.
Populasi pengunjung yang melakukan aktivitas pada kawasan digunakan
pendekatan pengunjung rata-rata per hari. Jumlah pengunjung rata-rata per hari ke
37
kawasan adalah 50 orang (Sumber Kepala Desa Padangbai, sebagai pengelola
Kawasan Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem).
Sedangkan jumlah populasi masyarakat yang melakukan ativitas pada kawasan
sesuai dengan karakteristik pekerjaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Jumlah Populasi Penelitian Sesuai Karakteristik Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
(Orang) Persentase
(%) 1 Karyawan 114 39,602 Pertukangan 8 2,803 Nelayan 86 29,904 Bergerak di bidang jasa 80 27,70
Jumlah 288 100,00Sumber : Monografi Desa Padangbai Tahun 2009
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah populasi sesuai dengan
karakteristik pekerjaan adalah sebanyak 288 orang yang terdiri dari karyawan
hotel, restoran, kios/arshop/cafe sebanyak 114 orang (39,60%), pertukangan
sebanyak 8 orang (2,80 %), nelayan sebanyak 86 orang (29,90 %) dan masyarakat
yang bergerak di bidang jasa seperti pemilik hotel dan restoran, rent car,
kios/artshop/cafe, penyewaan snokling sebanyak 80 orang (27,70 %).
4.3.4 Sampel
Suatu ukuran sampel yang layak didalam penelitian adalah antara 30
sampai dengan 500 (Sugiono 2009:90, dalam Rosce, Research Methodss For
Business (1982:253). Didalam penelitian ini untuk menentukan ukuran sampel
dari suatu populasi dalam penelitian aktivitas revitalisasi kawasan di wilayah
38
pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan Metode Slovin dalam
Husein Umar (2001 : 108) dengan rumus :
N n = 1 + N e²
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam hal ini 10%.
Dengan demikian besarnya sampel adalah sebagai berikut :
Sampel untuk menentukan kualitas ruang publik sebagai berikut :
50 n = 1 + 50 x (0,10)² 50 n = 1 + 0,5 50 n = 1,50 n = 33,333, Dibulatkan menjadi n = 33 sampel
Sampel untuk menentukan peningkatan ekonomi masyarakat sebagai berikut :
288 n = 1 + 288 x (0,10)²
39
288 n = 1 + 2,88 288 n = 3,88 n = 74,2268, Dibulatkan menjadi n = 74 sampel
Dengan demikian besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 33 orang untuk mengetahui kualitas ruang publik dan 74 orang
untuk mengetahui peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam pengambilan sampel
untuk pengunjung yang berjumlah 33 orang diberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan
teknik random sampling, sedangkan pengambilan sampel untuk masyarakat
berjumlah 74 orang menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate
stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bila populasinya
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Jumlah sampel penelitian di wilayah pelabuhan Padangbai sebagai berikut : Untuk
jumlah sampel pengunjung yang melakukan aktivitas di kawasan sebanyak 33
orang dan sampel sesuai dengan karakteristik pekerjaan sebanyak 74 orang
sebagai berikut:
40
Tabel 4.2
Jumlah Sampel Penelitian Sesuai Karakteristik Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
(Orang) Persentase
(%) 1 Karyawan 29 39,602 Pertukangan 2 2,803 Nelayan 22 29,904 Bergerak di bidang jasa 21 27,70
Jumlah 74 100,00Sumber : data diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah sampel sesuai dengan
karakteristik pekerjaan adalah sebanyak 74 orang yang terdiri dari karyawan hotel,
restoran, kios,arshop,cafe sebanyak 29 orang (39,60%), pertukangan sebanyak 2
orang (2,80 %), nelayan sebanyak 22 orang (29,90 %) dan masyarakat yang
bergerak di bidang jasa seperti pemilik hotel dan restoran, rent car,
kios,arshop,cafe, penyewaan snokling sebanyak 21 orang (27,70 %).
4.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:96). Dalam penelitian aktivitas
revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem ini
ada 2 (dua) variabel yang diungkap, yaitu :
4.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat
(Jonathan Sarwono, 2005 : 46). Variabel bebas atau independent variable (X)
dalam penelitian ini adalah Sarana dan prasarana yang telah dibangun pada
41
revitalisasi kawasan pelabuhan Padangbai yang meliputi : aksebilitas pedestian
dari pelabuhan menuju pura silayukti, pembangunan kios, tempat parkir, toilet
umum dengan aspek fungsional : kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan dan
aspek estetika : bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan, keamanan
konstruksi.
4.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Jonathan Sarwono, 2005 : 46). Dalam penelitian ini variabel terikat atau
dependent variable (Y) terdiri dari dua yaitu kualitas ruang publik (Y1) dengan
varian : Kenyamanan dan indikator-indikator yang meliputi : 1). Sirkulasi adanya
sirkulasi manusia dan kendaraan pada kawasan dan area parkir; 2). Vegetasi
adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh; 3).
Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yaitu
akses pejalan kaki dan area parkir yang bisa menyerap panas; 4). Fungsi ruang
kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas
masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya, Hubungan ruang: adanya
hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan, sedangkan
peningkatan ekonomi masyarakat (Y2) dengan varian pendekatan pendapatan dan
pengeluaran dan indikator-indikatornya : pendapatan masyarakat berupa upah/gaji,
sewa tanah/bangunan dan keuntungan usaha dan pengeluaran berupa komsumsi
rumah tangga, pajak tanah/bangunan.
42
4.5 Instrumen Penelitian
Di dalam penelitian ini instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data
adalah berupa, pedoman wawancara, kuesioner dan kamera.
4.5.1 Pedoman Wawancara
Sedangkan pedoman wawancara yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti melakukan
wawancara secara bebas sehingga diharapkan banyak mendapatkan informasi-
informasi yang terjadi di lapangan.
Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti menggunakan pedoman
wawancara yang disusun untuk pengambilan datanya dengan membuat
pertanyaan-pertanyaan tentang hipotesis penelitian yang telah ditetapkan, respon
responden tentang revitaliasi pada kawasan, hipotesis alternatif oleh responden
jika ada, interprestasi tentang kejadian pada kawasan, saran-saran, argumentasi
pelaksanaan revitalisasi kawasan, informasi sumber data tambahan, adanya
kepercayaan terhadap sesuatu pada kawasan dan informasi tambahan yang bisa
mendukung penelitian. Dengan demikian jawaban yang diperoleh dari responden
bisa meliputi hal-hal yang lebih lengkap dan mendalam sesuai dengan variabel-
variabel dan indikator-indikator penelitian (lihat lampiran 1.d).
4.5.2 Kuesioner
Untuk mendapatkan data dari para responden, peneliti menggunakan
daftar pertanyaan yang disebarkan secara tertutup kepada responden.Dalam
pembuatan kuesioner sistem yang digunakan untuk pengukur skor jawaban
43
responden adalah skala likert, (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 104) sebagai
berikut :
Skala likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan
baik atau tidak baik terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala likert
umumnya menggunakan empat angka penilaian, yaitu :
1) 4 untuk jawaban sangat baik/sangat banyak/sangat dekat
2) 3 untuk jawaban baik/banyak/dekat
3) 2 untuk jawaban tidak baik/kurang/jauh
4) 1 untuk jawaban sangat tidak baik/sangat kurang/sangat jauh.
Kuesioner penelitian pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang
publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangasem meliputi : Revitalisasi Kawasan yang terdiri dari
pertanyaan tentang akses pejalan kaki, akses kendaraan, area parkir, kios, toilet
umum tentang kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan pada siang hari dan
malam hari, bentuk disainnya, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material dan
keamanan konstruksi, Kualitas Ruang publik yang terdiri dari sirkulasi pergerakan
manusia dan kendaraan pada kawasan yang meliputi dimensi/ukuran pedestrian
untuk manusia, kendaraan dan dimensi untuk tempat parkir kendaraan, penanaman
vegetasi/pohon pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh, penggunaan
material pada permukaan pada kawasan yang bisa menyerap panas, fungsi
kawasan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat
dari segi sosial, ekonomi, dan budaya dan hubungan ruang , Peningkatan Ekonomi
masyarakat yang terdiri pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah
44
dalam hari, mingguan, bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan, pendekatan
pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari, mingguan, bulanan,
tahunan, pajak-pajak dan lain sebagainya (lihat Lampiran 1. a,b,c).
4.5.3 Kamera
Kamera digunakan untuk mendokumentasikan kondisi fisik setelah
diadakan penataan dan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai
kabupaten Karangasem sebagai obyek dari penelitian yang lebih akurat, dimana
hasil yang didapatkan berupa gambar/foto digital tentang existing kawasan
pelabuhan Padangbai, akses pejalan kaki dan kendaraan menuju ke pura Silayukti,
area parkir pada kawasan, kios, dan toilet umum.
4.6 Prosedur Penelitian
Data yang diperlukan didalam penelitian ini dikumpulkan dengan
mempergunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut :
4.6.1 Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2002 :145).
Metode wawancara dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan dialog
untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai kegiatan penataan
revitalisasi kawasan tentang pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi
aksebilitas pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios,
toilet umum terhadap aspek kualitas ruang publik dengan varian kenyamanan dan
45
peningkatan ekonomi masyarakat dengan varian pendekatan pendapatan maupun
pengeluaran masyarakat di kawasan tersebut.
Wawancara dilakukan pada responden yang terdiri dari stekholder yang
dianggap berkompeten seperti tokoh masyarakat, aparat pemerintah desa,
pengusaha, karyawan, di wilayah penelitian yang dianggap mengetahui tentang
informasi kegiatan penataan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangasem.
4.6.2 Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan
informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi laporan dan atau
berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal, tulisan ilmiah yang berkaitan
dengan topik penelitian. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk
mendapatkan data sekunder.
4.6.3 Observasi
Melakukan pengamatan terhadap obyek kawasan, pelaku kegiatan dan
aktivitas revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan
ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
4.7 Analisis Data
4.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen-instrumen di dalam
kuesioner sangatlah penting dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang
valid dan reliabel. Dengan demikian instrumen yang valid dan reliabel merupakan
46
syarat multak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Suatu
instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu dan dapat
mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Ketentuan
suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson
Product Moment (r) > 0,3 dengan alpha sebesar 0,05 (Sugiyono, 2008 : 124).
Penyelesaian pengujian validitas menggunakan paket sub program SPSS 17.0 for
Windows. Sedangkan reliabel atau handal merupakan indeks yang menunjuk kan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat dihandalkan. Untuk
mengukur reliabel atau handal, apabila memiliki koefisien reliabilitas () sebesar
0,60 atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002 : 129). Sementara itu dalam pengujian
reliabitas juga menggunakan paket sub-program SPSS 17.0 for windows.
4.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Mengingat dalam penelitian ini penarikan data mempergunakan kuisioner,
maka data yang diperoleh tersebut adalah bersifat kualitatif yang sulit untuk
dilakukan perhitungan. Dengan demikian diperlukan suatu cara untuk dapat
mengkuantitatifkan data tersebut, dengan memberikan skor pada masing-masing
jawaban responden. Untuk keperluan kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi
skor dengan system skala Likert, sebagai berikut : jawaban sangat setuju dengan
skor 4, jawaban setuju dengan skor 3, , jawaban tidak setuju dengan skor 2 dan
jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1 (Sugiyono, 2002:87).
Setelah dilakukan tabulasi barulah data tersebut dapat dilakukan
perhitungan dengan mempergunakan metode analisis statistik sebagai berikut :
47
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen, dengan
rumus : (Sugiyono, 2008 : 261)
Ŷ = a + bX
Husein Umar, (2001) menyatakan bahwa harga a dan b dihitung dengan
rumus :
b =
a =
Dimana :
Ŷ = Kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat
a = Bilangan konstanta
b = Angka arah koefisien regresi
X = Revitalisasi kawasan
2. Analisis Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua
variabel. Kriteria yang digunakan untuk menentukan derajat hubungan yang
terjadi antara variabel bebas dengan variabel tergantung dapat dilihat pada tabel
4.3 dibawah ini.
22 )(.
..
XXn
YXXYn
n
XbY
)(
48
Tabel 4.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00–0,199 Sangat rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Sedang 0,60–0,799 Kuat 0,80–1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, (2008 : 231)
3. Analisis Determinasi
Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh
revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi
masyarakat yang dinyatakan dalam persentase. Determinasi dihitung dengan
mengkuadratkan korelasi dikalikan dengan 100%, dengan rumus : (MC. Maryati,
2003)
D = r² x 100%
Dimana :
D = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
4. Analisis t-test
Untuk menguji tingkat signifikansi dari koefisien korelasi maka dipakai uji
t-test, adapun rumusnya menurut Sugiyono (2008 : 116) yaitu :
n – 2 t = r 1 – r²
49
Keterangan :
t = Pengujian
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
1) Perumusan Hipotesis
(1) Ho : r 0, berarti revitalisai kawasan tidak berpengaruh terhadap kualitas
ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah
Pelabuhan Padangbai.
(2) Ha : r > 0, berarti revitalisai kawasan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi
masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai.
2) Penentuan Statistik Tabel
(1) Tingkat kesalahan () sebesar 5% = 0,05
(2) Derajat kebebasan (dk) = n-k-1
3) Kriteria pengujian hipotesis :
(1) Ho diterima apabila t-hitung t-tabel
(2) Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel
4) Kriteria Pengujian
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang
diajukan, maka berikut disajikan gambar kriteria penerimaan atau penolakan
hipotesis dengan uji-t seperti terlihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.
50
t (; df)
Sumber : Sugiyono, (2008 : 228)
Gambar 4.2 Kurva Distribusi t
Untuk mempermudah perhitungan akan digunakan metode Statistical
Package Sosial Science Version 17.0 for Windows.
4.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Didalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana hasil dari
pada analisis data tersebut sebagai berikut : penyajian data berupa narasi-
narasi/kalimat-kalimat, berbentuk tabel, bagan dan grafik yang dijelaskan secara
kualitatif.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum kawasan meliputi
: kawasan penelitan, penataan kawasan pelabuhan Padangbai terdiri dari :
existing kawasan, masterplan penataan kawasan, sarana dan prasarana yang telah
dibangun seperti : akses pejalan kakai dan kendaraan dari pelabuhan menuju pura
Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, Diskripsi data meliputi : karakteristik
responden, uji validitas dan reabilitas instrumen, diskripsi variable. dan analisis
data meliputi analisis regresi sederhana, analisis korelasi sederhana, analisis
determinasi, dan analisis t-test terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan
ekonomi masyarakat.
5.1 Gambaran Umum Kawasan
5.1.1 Kawasan Penelitian Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem
Wilayah penelitian adalah kawasan pelabuhan Padangbai Kabupaten
Karangasem (Sumber Bantuan Teknis Penataan Revitalisasi Kawasan Pelabuhan
Padangbai, 2004). Pelabuhan Padangbai terletak di Desa Padangbai kecamatan
Manggis kabupaten Karangasem. Desa Padangbai memiliki luas wilayah 360 Ha
yang terdiri dari Banjar Luhur 83,05 Ha, Banjar Melanting 96,25 Ha, banjar
Mimba 134,00 Ha dan banjar Segara 46,70 Ha (Sumber Monografi Desa
Padangbai : 2009).
Adapun batasan administrasi Desa Padangbai dengan daerah sekitarnya
adalah sebagai berikut : sebelah utara Banjar Labuhan, Desa Ulakan, Desa Antiga,
51
52
sebelah timur laut/selat Badung, sebelah selatan Banjar Pengalonan Desa Antiga
dan sebelah barat Banjar Tengading Desa Antiga.
Pencapaian ke dalam kawasan Pelabuhan Padangbai dapat dilakukan
dengan menggunakan alat transportasi (kendaraan pribadi, umum, sepeda motor)
dan pejalan kaki. Jaringan jalan dari pertigaan Desa Antiga menuju kawasan
pelabuhan Padangbai merupakan jalan Provinsi yang memiliki jalur dua arah.
Sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan yang merupakan
obyek penelitian adalah : akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan menuju
pura Silayukti, area parkir, kios, toilet umum.
Sebagai ilustrasi wilayah penelitian pada kawasan pelabuhan Padangbai akan
disajikan pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1
Kawasan Penelitian Pelabuhan Padangbai
Laut/Selat Badung Br. Tengading desa Antiga
Br. Labuhan, Desa Ulakan, Desa Antiga
Br. Pengalonan Desa Antiga
53
5.1.2 Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai
1. Existing Kawasan Pelabuhan Padangbai
Pantai Padangbai
Aktivitas Pasar Pagi
Pelabuhan Padangbai Pantai Bias Tugel Kondisi Jalan Utama
Pura Silayukti Pantai Blue Lagoon Aktivitas di Dermaga Penyeberangan ke Nusa Penida
Jalan di Pantai
Tempat penurunan ikan
Gambar 5.2 Existing Kawasan Pelabuhan Padangbai
54
2. Masterplan Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai
Gambar 5.3 Masterplan Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai
55
1. Sarana Dan Prasarana Yang Telah Dibangun Pada Kawasan
1) Akses Dari Pelabuhan Menuju Pura Silayukti
Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti berupa akses manusia
dan kendaraan. Akses manusia berupa pedestrian di pinggir pantai dengan
lebar 1,80 m, sepanjang 600 m, bahan penutup pedestrian berupa paving
blok dimana pada pinggir paving blok dipasang beton kanstin sebagai
pengunci. Sedangkan akses kendaraan berupa jalan dua arah dengan lebar
5,50 m sepanjang 600 m dan bahan penutup permukaan jalan berupa aspal.
Vegetasi/tanaman peneduh pada kawasan aksebilitas dari pelabuhan
menuju pura Silayukti adalah : Jenis pohon ketapang (terminalia catappa),
waru laut (hibiscus titiaceus), cemara (araucaria exelsa), tinggi pohon diatas
3 m, lebar tajuk kurang dari 5 m dan jarak tanam tidak teratur, disajikan pada
gambar 5.4.
Gambar 5.4
Akses dari Pelabuhan menuju Pura Silayukti
Fungsi akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti sebagai ruang
publik untuk kegiatan olah raga dan rekresai dan memiliki hubungan ruang
56
dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti : area parkir,
kawasan hotel/restoran, Pura Silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum,
tempat tambat nelayan.
2) Area Parkir Kawasan
Area parkir pada kawasan dapat menampung kendaraan kecil seperti
sedan, jeep dan lain-lainya dengan ukuran parkir satu kendaraan 2,5 m x 5 m
dan kendaraan besar seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran parkir
satu kendaraan 4 m x 10 m. Daya tampung area parkir kawasan untuk
kendaraan kecil sebanyak 80 buah dan kendaraan besar sebanyak 10 buah
dengan luasan area parkir kawasan kurang lebih 2.800 m2 dan bahan
penutup area parkir kawasan berupa aspal.
Vegetasi/tanaman peneduh pada kawasan area parkir adalah : Jenis
pohon ketapang (terminalia catappa), beringin (ficus benjamina), tinggi
pohon diatas 3,00 m, lebar tajuk kurang dari 5.m dan jarak tanam tidak
teratur, disajikan pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5
Area Parkir Kawasan Pelabuhan Padangbai
57
Selain sebagai tempat menitipkan kendaraan area parkir kawasan
digunakan sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya
seperti pameran, event-event festival Padangbai, kegiatan upacara ngaben
massal masyarakat Padangbai dan lain sebagainya dan memiliki hubungan
ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti akses dari
pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun kendaraan,
kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, toilet umum, dan
tempat tambat perahu nelayan.
3) Kios
Kios yang dibangun pada kawasan dapat menampung pedagang
sebanyak 36 pedagang, dengan ukuran per unit kios 3 x 4 m. Kios digunakan
untuk melakukan kegiatan ekonomi masyarakat pada kawasan dan memiliki
hubungan ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti
akses dari pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun
kendaraan, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, toilet
umum, dan tempat tambat perahu nelayan, disajikan pada gambar 5.6.
Gambar 5.6.
Kios pada Kawasan Pelabuhan Padangbai
58
4) Toilet Umum
Toilet umum yang dibangun pada kawasan adalah untuk tempat buang
air kecil dan buang air besar bagi para pengunjung pada kawasan dengan
ukuran 1,5 x 2 m, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan dan tempat
bilas untuk pengunjung yang habis mandi di laut. Toilet umum difungsikan
sebagai penunjang kegiatan ekonomi masyarakat pada kawasan dan memiliki
hubungan ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti
akses dari pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun
kendaraan, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, dan tempat
tambat perahu nelayan, disajikan pada gambar 5.7.
Gambar 5.7
Toilet Umum pada Kawasan Pelabuhan Padangbai
59
5.1.3 Kependudukan
1. Menurut Jenis Kelamin
Menurut data monografi desa Padangbai, penduduk desa Padangbai
berdasarkan jenis kelamin terdiri dari :
Tabel 5.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Padangbai
tahun 2009
No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk
(Orang) Persentase
(%) 1.
2.
Laki-laki
Perempuan
1.569
1.591
49,65
50,35
Jumlah 3.160 100,00 Sumber : Monografi Desa Padangbai
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Padangbai
responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.569 orang (49,65
persen) dan perempuan sebanyak 1.591 orang (50,35 persen). Dengan demikian,
penduduk di wilayah pelabuhan Padangbai lebih banyak yang berjenis kelamin
perempuan.
2. Menurut Pekerjaan
Menurut data monografi penduduk Desa Padangbai menurut pekerjaan
adalah terdiri dari :
60
Tabel 5.2
Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Padangbai
tahun 2009
No Pekerjaan Responden
(Orang) Persentase (%)
1. 2. 3. 4.
Karyawan hotel Pertukangan Nelayan Jasa
114 8 86 80
39,60 2,80 29,90 27,70
Jumlah 288 100 Sumber : Monografi Desa Padangbai
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di desa Padangbai
yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan sebanyak 114 orang (39,60%),
pertukangan sebanyak 8 orang (2,80%), nelayan sebanyak 86 orang (59,90%)
dan jasa sebanyak 80 orang (27,70%).
5.2 Deskripsi Data
5.2.1 Karakteristik Responden
Sebagaimana telah diuraikan, bahwa sampel penelitian ini adalah
berjumlah 33 orang responden merupakan pengunjung yang nantinya menjawab
pertanyaan mengenai revitalisasi kawasan dan kualitas ruang publik dan 74 orang
responden merupakan masyarakat sekitar yang nantinya menjawab pertanyaan
mengenai revitalisasi kawasan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
5.2.2 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Karakteristik responden menurut pekerjaan di wilayah pelabuhan
Padangbai dapat dilihat pada Tabel 5.3.
61
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan (Masyarakat)
No Pekerjaan Responden
(Orang) Persentase (%)
1.
2. 3. 4.
Karyawan (hotel, restoran, kios/artshop/cafe) Pertukangan Nelayan Jasa (pemilik hotel, pemilik restoran, pemilik rent car, pemilik kios/artshop/café, pemilik penyewaan snokling)
29
2 22 21
39,60
2,80 29,90 27,70
Jumlah 74 100,00
Sumber : Kuesioner, 2010
Melalui tabel 5.3 dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai
karyawan (hotel, restoran, kios/artshop/cafe) adalah sebanyak 29 orang (39,60
persen), pertukangan sebanyak 2 orang (2,80%), nelayan sebanyak 22 orang
(29,90 %) dan jasa meliputi pemilik hotel, pemilik restoran, pemilik rent car,
pemilik kios,artshop,café, pemilik penyewaan snokling adalah sebanyak 21 orang
(27,70 %).
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu dan dapat
mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Ketentuan
suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson
Product Moment (r) > 0,3 dengan alpha sebesar 0,05 (Sugiyono, 2010 : 124).
Penyelesaian pengujian validitas menggunakan paket sub program SPSS 17.0 for
Windows. Sedangkan reliabel atau handal merupakan indeks yang menunjukkan
62
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat dihandalkan untuk
mengukur reliabel atau handal, apabila memiliki koefisien reliabilitas () sebesar
0,60 atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002 : 129). Sementara itu dalam penguajian
reliabitas juga menggunakan paket sub-program SPSS 17.0 for windows.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Revitalisasi Kawasan (Untuk
Pengunjung)
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk revitalisasi kawasan
pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
untuk Revitalisasi Kawasan (Pengujung)
Variabel Revitalisasi Kawasan
No. Item Indikator Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Reliabilitas
() 1. Akses pejalan kaki 1. Akses pejalan kaki untuk olah
raga, rekreasi dan menuju ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti (X1.1)
0,570 0,959
2. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh (X1.2)
0,381 0,961
3. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah cahaya penerangan (X1.3)
0,545 0,959
4. Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus (X1.4)
0,853 0,958
5. Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? (X1.5)
0,560 0,959
6. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras blok, paving blok (X1.6)
0,569 0,959
7. Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan (X1.7)
0,555 0,959
63
Variabel Revitalisasi Kawasan
No. Item Indikator Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Reliabilitas
() 2.Akses Kendaraan 8. Akses kendaraan diperuntukan
sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti (X1.8)
0,534 0,959
9. Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.9)
0,229 0,961
10. Jika akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.10)
0,402 0,961
11. Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan (X1.11)
0,587 0,959
12. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m? (X1.12)
0,704 0,958
13. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal (X1.13)
0,763 0,958
14. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal? (X1.14)
0,773 0,958
3. Tempat Parkir 15.Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama (X1.15)
0,567 0,959
16.Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh (X1.16)
0,520 0,959
17.Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan (X1.17)
0,829 0,957
18. Bentuk desain tempat parkir (X1.18) 0,833 0,958 19. Ukuran tempat parkir tergantung
dari jenis kendaraan yang akan ditampung (X1.19)
0,848 0,957
20. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir (X1.20)
0,678 0,958
21. Keamanan konstruksi parkir kendaraan (X1.21)
0,709 0,958
64
Variabel
Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien
Korelasi (r)
Koefisien Reliabilitas
() 4. Kios 22. Kegunaan dan pemanfaatan kios
(X1.22) 0,564 0,959
23. Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.23)
0,624 0,959
24. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.24)
0,564 0,959
25. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga(X1.25)
0,588 0,959
26. Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)
0,587 0,959
27. Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)
0,704 0,958
28. Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)
0,763 0,958
5. Toilet Umum 29. Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29)
0,773 0,958
30. Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)
0,486 0,960
31. Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)
0,782 0,958
32. bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga
0,882 0,957
33. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)
0,833 0,958
34. Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit
0,848 0,957
35. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum
0,678 0,958
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan
dari kuesioner mengenai revitalisasi kawasan (untuk responden pengunjung),
65
memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60,
sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Revitalisasi Kawasan (Untuk
Masyarakat)
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk revitalisasi kawasan
pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk
Revitalisasi Kawasan (Masyarakat)
Variabel
Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien
Korelasi (r)
Koefisien Reliabilitas
() 1. Akses pejalan kaki 1. Akses pejalan kaki untuk olah
raga, rekreasi, ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti (X1.1)
0,567 0,816
2. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh (X1.2)
0,541 0,813
3. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan (X1.3)
0,428 0,818
4. Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus (X1.4)
0,690 0,812
5. Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? (X1.5)
0,371 0,820
6. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving blcok (X1.6)
0,363 0,820
7. Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan (X1.7)
0,554 0,814
66
Variabel
Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien
Korelasi (r)
Koefisien Reliabilitas
() 2.Akses Kendaraan 8. Akses kendaraan diperuntukan
sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti (X1.8)
0,473 0,819
9. Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.9)
0,442 0,831
10. Jika akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.10)
0,300 0,823
11. Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan (X1.11)
0,527 0,817
12. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m? (X1.12)
0,559 0,816
13. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal (X1.13)
0,501 0,818
14. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal? (X1.14)
0,525 0,814
3. Tempat Parkir 15.Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama (X1.15)
0,416 0,819
16.Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh (X1.16)
0,451 0,817
17.Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan (X1.17)
0,377 0,823
18. Bentuk desain tempat parkir (X1.18) 0,599 0,815 19. Ukuran tempat parkir tergantung
dari jenis kendaraan yang akan ditampung (X1.19)
0,695 0,815
20. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parker (X1.20)
0,422 0,831
21. Keamanan konstruksi parkir kendaraan (X1.21)
0,618 0,815
67
Variabel
Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien
Korelasi (r)
Koefisien Reliabilitas
() 4. Kios 22. Kegunaan dan pemanfaatan kios
(X1.22) 0,491 0,817
23. Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.23)
0,386 0,826
24. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.24)
0,404 0,820
25. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga(X1.25)
0,479 0,818
26. Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)
0,561 0,828
27. Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)
0,334 0,829
28. Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)
0,318 0,829
5. Toilet Umum 29. Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29)
0,599 0,827
30. Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)
0,517 0,830
31. Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)
0,676 0,830
32. bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga
0,350 0,830
33. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)
0,320 0,834
34. Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit
0,399 0,829
35. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum
0,351 0,824
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 5.2.3.2. di atas, terlihat bahwa seluruh item
pertanyaan dari kuesioner mengenai revitalisasi kawasan (untuk responden
68
masyarakat), memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di
atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan
reliabel.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Kualitas Ruang Publik
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk kualitas ruang
publik disajikan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Kualitas Ruang Publik
Variabel
Kualitas Ruang Publik
No. Item Indikator Koefisien
Korelasi (r)
Koefisien Reliabilitas
()
Kenyamanan Sirkulasi 1. Akses jalan dari pelabuhan menuju
pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan (Y1.1)
0,645 0,828
2. Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada ruang parkir (Y1.2)
0,546 0,829
3. Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil (station, sedan, jeep dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m ) maupun besar (seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran 4 m x 10 m) pada ruang parkir (Y1.3)
0,652 0,822
4. Tanaman peneduh pada area parkir (Y1.4)
0,518 0,831
5. Tanaman peneduh pada akses pejalan kaki (Y1.5)
0,432 0,836
Penggunaan Material 6. Penggunaan bahan material pavingblock sebagai bahan penutup akses pedestrian penjalan kaki (Y1.6)
0,346 0,842
7. penggunaan bahan material aspal sebagai bahan penutup area parkir (Y1.7)
0,429 0,837
69
Variabel
Kualitas Ruang Publik
No. Item Indikator Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Reliabilitas
() Fungsi ruang 8. Fungsi akses pejalan kaki sebagai
ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi (Y1.8)
0,405 0,839
9. Fungsi area parkir sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya (Y1.9)
0,427 0,837
10 Fungsi kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi (Y1.10)
0,556 0,828
Hubungan ruang 11. Hubungan antara akses pejalan kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.11)
0,443 0,836
12. Hubungan antara area parkir dengan akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.12)
0,492 0,833
13. Bagaimana menurut pendapat saudara hubungan antara kios dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.13)
0,475 0,834
14. Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, tempat tambat nelayan (Y1.14)
0,506 0,832
Sumber : lampiran 9
Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan
dari kuesioner mengenai kualitas ruang publik, memiliki koefisien korelasi di
atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.
4. Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk peningktan ekonomi
masyarakat disajikan pada Tabel 5.7.
70
Tabel 5.7
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk
Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Variabel
Peningkatan Ekonomi
Masyarakat
No. Item Indikator Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Reliabilitas
()
Pendapatan 1. Pendapatan per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.1)
0,850 0,905
2. Pendapatan per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.2)
0,924 0,891
3. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.3)
0,861 0,902
4. Pendapatan per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.4)
0,940 0,889
5. Pendapatan lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.5)
0,474 0,904
K Pengeluaran 6. Pengeluaran per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.6)
0,573 0,903
7. Pengeluaran per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.7)
0,559 0,904
8. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.8)
0,732 0,898
9. Pengeluaran per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.9)
0,511 0,912
10. Pengeluaran lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.10)
0,708 0,904
Sumber : Lampiran 12
71
Berdasarkan Tabel 5.7 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan dari
kuesioner mengenai peningkatan ekonomi masyarakat, memiliki koefisien korelasi
di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.
5.3 Deskripsi Variabel
Sebelum data yang diperoleh untuk penelitian ini diolah lebih lanjut, ada
baiknya dijabarkan terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran mengenai
persepsi pengunjung di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh 33 orang
responden yang berkunjung ke Wilayah Pelabuhan Padangbai dan 74 orang
responden dari masyarakat sekitar terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Penjabaran skor dilakukan dengan memberikan skor kepada data mentah yang
diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Melalui pemberian skor tersebut akan
diperoleh angka-angka yang dapat membantu dalam memberikan gambaran
apakah penilaian masyarakat baik atau tidak terhadap variabel-variabel yang
diteliti. Untuk mengetahui persepsi masyarakat baik atau tidak digunakan rata-rata
skor menurut Umar (2008) yang dibagi menjadi empat klasifikasi, sebagai
berikut :
Nilai tertinggi = 4
Nilai terendah = 1
Range 4-1 = 3
Range Interval Klas = Jumlah Klas
72
3 = 4 = 0,75 Dari interval klas 0,75 bisa ditentukan kriteria penilaian terhadap variabel
revitalisasi kawasan, kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi sebagai
berikut :
1,00 – 1,75 = Sangat tidak baik
1,76 – 2,50 = Tidak baik
2,51 – 3,25 = Baik
3,26 – 4,00 = Sangat baik
5.3.1 Variabel Revitalisasi Kawasan Untuk Responden dari Pengunjung
Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padangbai adalah rangkaian upaya
menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai
vital yang strategis dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan menata
kawasan yang cenderung kacau dan sembrawut yang ada di Wilayah Pelabuhan
Padangbai.
Indikator-indikator yang digunakan dalam revitalisasi kawasan adalah
Aksebilitas dari pelabuhan menuju pura Silayukti terdiri dari akses pejalan kaki
dan akses kendaraan roda empat dan roda dua, area parkir, kios, dan toilet yang
meliputi : kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan, bentuk disain, ukuran,
penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi.
73
Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 35 pertanyaan
tentang revitalisasi kawasan di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh
33 orang responden dari pengunjung, yang prosentasenya disajikan pada lampiran
4, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-
masing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Jawaban Responden Tentang Revitalisasi Kawasan
No Item Pertanyaan Revitalisasi
Kawasan Jawaban
Responden Jumlah
Responden (Orang)
Jumlah Skor
Rata² Skor
4 3 2 1 1 Akses pejalan kaki untuk olah
raga, rekreasi, ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti
9 23 1 0 33 107 3,24
2 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh
9 2 22 0 33 86 2,61
3 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan
7 2 24 0 33 82 2,48
4 Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus
9 22 2 0 33 106 3,21
5 Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m?
2 22 4 5 33 87 2,64
6 Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving block
4 20 7 2 33 92 2,79
7 Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan
11 19 3 0 33 107 3,24
8 Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti
10 22 1 0 33 108 3,27
9 Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh
4 5 22 2 33 77 2,33
10 Akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan
9 5 19 0 33 89 2,70
74
No Item Pertanyaan Revitalisasi
Kawasan Jawaban
Responden Jumlah
Responden (Orang)
Jumlah Skor
Rata² Skor
11 Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan.
8 22 3 0 33 104 3,15
12 Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar akses kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m?.
11 21 1 0 33 109 3,30
13 Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada akses kendaraan pada kawasan adalah aspal.
5 23 5 0 33 99 3,00
14 Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasarnya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal.
6 20 2 5 33 93 2,82
15 Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama.
7 22 5 0 33 104 3,06
16 Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh.
7 2 24 0 33 82 2,48
17 Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan.
6 8 18 1 33 85 2,58
18 Bentuk desain tempat parkir 6 25 2 0 33 103 3,12 19 Ukuran tempat parkir
tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung.
5 19 8 1 33 94 2,85
20 Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir.
3 18 10 2 33 88 2,67
21 Keamanan konstruksi parkir kendaraan.
5 25 3 0 33 101 3,06
22 Kegunaan dan pemanfaatan kios 5 23 5 0 33 99 3,00 23 Kios digunakan pada siang hari,
adakah pohon peneduh. 4 1 22 6 33 69 2,09
24 Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan.
6 24 3 0 33 102 3,09
25 Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep Tri Angga.
6 23 4 0 33 101 3,06
75
No Item Pertanyaan Revitalisasi
Kawasan Jawaban
Responden Jumlah
Responden (Orang)
Jumlah Skor
Rata² Skor
26 Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)
8 22 3 0 33 104 3,15
27 Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)
11 21 1 0 33 109 3,30
28 Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)
5 23 5 0 33 99 3,00
29 Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29)
6 20 2 5 33 93 2,82
30 Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)
7 4 22 0 33 84 2,55
31 Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)
7 24 2 0 33 104 3,15
32 Bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga
6 18 8 1 33 95 2,88
33 Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)
6 25 2 0 33 103 3,12
34 Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternity
5 19 8 1 33 94 2,85
35 Keamanan konstruksi bangunan toilet umum
3 18 10 2 33 88 2,67
Jumlah 3347 101,33Rata-rata 95,63 2,90
Sumber : Diolah dari lampiran 4 Secara keseluruhan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan
Padangbai dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban
responden pengunjung menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,90 yang berada di
kisaran 2,51–3,25.
Berdasarkan perhitungan skor pada tiap-tiap pertanyaan yang berjumlah
35 pertanyaan dimana 32 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 3
76
pertanyaan menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu belum optimalnya
penerangan di waktu malam untuk akses pejalan kaki, kurangnya tanaman
peneduh pada akses pejalan kaki dan area parkir.
5.3.2 Variabel Revitalisasi Kawasan Untuk Responden dari Masyarakat
Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padangbai adalah rangkaian upaya
menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai
vital yang strategis dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan menata
kawasan yang cenderung kacau dan sembraut yang ada di Wilayah Pelabuhan
Padangbai.
Indikator-indikator yang digunakan dalam revitalisasi kawasan adalah
Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti terdiri dari akses pejalan kaki dan
akses kendaraan roda empat dan roda dua, area parkir, kios, dan toilet umum yang
meliputi : kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan, bentuk disain, ukuran,
penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi.
Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 35 pertanyaan
tentang revitalisasi kawasan di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh
74 orang responden dari masyarakat, yang prosentasenya disajikan pada lampiran
7, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-
masing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.9.
77
Tabel 5.9
Jawaban Responden dari Masyarakat Tentang Revitalisasi Kawasan
No Item Pertanyaan
Revitalisasi Kawasan Jawaban
Responden Jumlah
Responden (Orang)
Jumlah Skor
Rata²Skor
4 3 2 1 1 Akses pejalan kaki untuk olah
raga, rekreasi, ke hotel dan restoran serta ke pura Silayukti
25 47 2 0 74 245 3,31
2 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh
25 4 44 1 74 201 2,72
3 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan
17 6 51 0 74 188 2,54
4 Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus
24 44 6 0 74 240 3,24
5 Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m?
6 50 9 9 74 201 2,72
6 Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving block
8 47 15 4 74 207 2,80
7 Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan
24 40 9 1 74 235 3,18
8 Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti
18 52 4 0 74 236 3,19
9 Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh
9 12 50 3 74 175 2,36
10 Akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan
19 11 44 0 74 197 2,66
11 Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan.
17 49 8 0 74 231 3,12
12 Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar akses kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m?.
22 47 5 0 74 239 3,23
78
No Item Pertanyaan
Revitalisasi Kawasan Jawaban
Responden Jumlah
Responden (Orang)
Jumlah Skor
Rata²Skor
4 3 2 1 13 Penggunaan bahan lapisan
permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal.
10 54 10 0 74 222 3,00
14 Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal.
13 47 3 11 74 210 2,84
15 Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama.
13 47 14 0 74 221 2,99
16 Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh.
12 6 56 0 74 178 2,41
17 Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan.
13 18 42 1 74 191 2,58
18 Bentuk desain tempat parkir 12 52 10 0 74 224 3,03 19 Ukuran tempat parkir
tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung.
11 42 20 1 74 211 2,85
20 Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir.
6 22 44 2 74 180 2,43
21 Keamanan konstruksi parkir kendaraan.
12 55 7 0 74 227 3,07
22 Kegunaan dan pemanfaatan kios 13 46 15 0 74 220 2,97 23 Kios digunakan pada siang hari,
adakah pohon peneduh. 10 7 45 12 74 163 2,20
24 Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan.
11 54 9 0 74 224 3,03
25 Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep Tri Angga.
12 50 12 0 74 222 3,00
26 Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)
14 37 23 0 74 213 2,88
27 Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)
5 43 26 0 74 201 2,72
28 Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)
13 35 26 0 74 209 2,82
79
No Item Pertanyaan
Revitalisasi Kawasan Jawaban
Responden Jumlah
Responden (Orang)
Jumlah Skor
Rata²Skor
4 3 2 1 29 Kegunaan dan pemanfaatan
toilet umum (X1.29) 19 36 18 1 74 221 2,99
30 Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)
16 9 48 1 74 188 2,54
31 Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)
15 32 26 1 74 209 2,82
32 Bentuk disain toilet umum mengikuti kaidah-kaidah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga
10 39 25 0 74 207 2,80
33 Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)
24 26 24 0 74 222 3,00
34 Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternity
23 33 18 0 74 227 3,07
35 Keamanan konstruksi bangunan toilet umum
5 41 26 2 74 197 2,66
Jumlah 7382 99,76 Rata-rata 210,91 2,85
Sumber : Diolah dari lampiran 7 Secara keseluruhan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan
Padangbai dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban
responden masyarakat menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,85 yang berada di
kisaran 2,51–3,25.
Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 35
pertanyaan dimana 32 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 3 pertanyaan
menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu penggunaan bahan material permukaan
untuk area parkir tidak bisa menyerap panas, kurangnya tanaman peneduh pada
akses pejalan kaki dan area parkir.
80
5.3.3 Variabel Kualitas Ruang Publik
Kualitas ruang publik merupakan suatu ruang yang difungsikan untuk
kegiatan umum bagi individu maupun masyarakat yang dapat menampung
kegiatan sosial, ekonomi dan budaya sehingga dapat memberikan pemenuhan
terhadap kebutuhan, melindungi haknya dan memiliki makna.
Indikator-indikator yang digunakan didalam kualitas ruang publik adalah :
Akses jalan dari pelabuhan menuju pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi
pejalan kaki dan kendaraan. Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada
ruang parkir. Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil seperti sedan, jeep
dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m maupun besar seperti bus pariwisata dan
truk dengan ukuran 4 m x 10 m pada ruang parkir. Tanaman peneduh pada area
parkir. Tanaman peneduh pada akses pejalan kaki. Penggunaan bahan material
pavingblock sebagai bahan penutup akses penjalan kaki. Penggunaan bahan
material aspal sebagai bahan penutup area parkir. Fungsi akses pejalan kaki
sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi. Fungsi area parkir
sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Fungsi
kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi. Hubungan antara akses pejalan
kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci,
kios, toilet umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara area parkir dengan
akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios,
toilet umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara kios dengan area parkir,
akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet
81
umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir,
akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios,
tempat tambat nelayan.
Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 14 pertanyaan
tentang kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh
33 orang responden, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 10, maka dapat
dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-masing kategori
seperti yang terlihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10
Jawaban Responden Tentang Kualitas Ruang Publik
No Item Pertanyaan Kualitas Ruang Publik
Jawaban Responden
Jumlah Responden
(Orang)
Jumlah Skor
Rata²Skor
4 3 2 1 1 Akses jalan dari pelabuhan menuju
pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan
9 23 1 0 107 3,24
2 Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada ruang parkir
9 4 20 0 88 2,67
3 Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m maupun besar (seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran 4 m x 10 m pada ruang parkir
6 9 18 0 87 2,64
4 Tanaman peneduh pada area parkir 7 3 24 0 85 2,50 5 Tanaman peneduh pada akses
pejalan kaki 2 4 22 5 69 2,09
6 Penggunaan bahan material pavingblock sebagai bahan penutup aksebilitas pedestrian penjalan kaki
4 22 5 2 114 3,45
7 Penggunaan bahan material aspal sebagai bahan penutup area parkir
6 3 24 0 81 2,45
8 Fungsi akses pejalan kaki sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi
0 7 5 21 52 1,58
9 Fungsi area parkir sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya
4 20 7 2 108 3,27
82
No Item Pertanyaan Kualitas Ruang
Publik Jawaban
Responden Jumlah
Responden (Orang)
Jumlah Skor
Rata²Skor
4 3 2 1 10 Fungsi kios sebagai ruang publik
untuk kegiatan ekonomi 1 22 8 2 96 2,90
11 Hubungan antara akses pejalan kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan
1 7 24 1 74 2,24
12 Hubungan antara area parkir dengan akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan
2 9 22 0 79 2,39
13 Hubungan antara kios dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet umum, tempat tambat nelayan
2 8 23 0 78 2,36
14 Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, tempat tambat nelayan
3 3 22 5 70 2,12
Jumlah 1.188 33,45 Rata-rata 84,85 2,38
Sumber : Diolah dari lampiran 10
Kualitas ruang publik setelah dilakukan kegiatan revitalisasi kawasan di
wilayah pelabuhan Padangbai mempunyai kondisi kurang baik. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden pengunjung menunjukkan nilai
kurang baik yaitu sebesar 2,38 yang berada di kisaran 1,76–2,50.
Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 14
pertanyaan dimana 6 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 8 pertanyaan
menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu kurang tanaman peneduh pada area
parkir dan akses pejalan kaki pada kawasan, penggunaan bahan permukaan area
parkir yang tidak bisa menyerap panas, fungsi akses pejalan kaki yang mestinya
untuk kegiatan rekreasi dan olah raga digunakan oleh para pedagang musiman
83
pada kawasan, hubungan akses pejalan kaki pada kawasan, area parkir, kios, dan
toilet umum dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan
belum oiptimalnya akses yang menghubungkannya.
5.3.4 Variabel Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Peningkatan ekonomi masyarakat adalah peningkatan pendapatan yang
diperoleh oleh masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai yang diukur
berdasarkan indikator-indikator pendapatan seperti pendapatan harian, pendapatan
mingguan, pendapatan bulanan, pendapatan tahunan dan pendapatan lainnya serta
pengeluaran seperti pengeluaran harian, pengeluaran mingguan pengeluaran
bulanan, pengeluaran tahunan dan pengeluaran lainnya
Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 10 pertanyaan
tentang peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang
diwakili oleh 74 orang responden, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 13,
maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-
masing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.11.
84
Tabel 5.11
Jawaban Responden Tentang Peningkatan Ekonomi Masyarakat
No Item Pertanyaan Peningkatan
Ekonomi Masyarakat
Jawaban Responden
Jumlah Responden
(Orang)
Jumlah Skor
Rata² Skor
4 3 2 1 1 Pendapatan per hari setelah
dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
12 59 3 0 74 231 3,12
2 Pendapatan per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
13 44 16 1 74 217 2,93
3 Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
12 58 4 0 74 230 3,11
4 Pendapatan per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
11 45 17 1 74 214 2,89
5 Pendapatan lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
6 42 24 2 74 200 2,70
6 Pengeluaran per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
11 57 6 0 74 227 3,07
7 Pengeluaran per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
12 51 11 0 74 223 3,01
8 Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
10 48 4 12 74 204 2,76
9 Pengeluaran per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
10 56 8 0 74 224 3,03
10 Pengeluaran lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
12 53 9 0 74 225 3,04
Jumlah 2195 29,66 Rata-rata 220 2,97
Sumber : Diolah dari lampiran 13
85
Secara keseluruhan peningkatan ekonomi masyarakat setelah dilaksanakan
kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai mempunyai kondisi
baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden masyarakat
menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,97 yang berada di kisaran 2,51–3,25.
Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 10
pertanyaan dimana 10 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik.
5.4. Analisis Data 5.4.1 Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Kualitas Ruang Publik di
Kawasan Pelabuhan Padangbai
Untuk mempermudah didalam perhitungan, penulis menggunakan bantuan
komputer program SPSS version 17.0 for windows. Dimana variabel Y
dimasukkan ke dalam dependent variabel, sedangkan data variabel X dimasukkan
ke dalam idependent variabel. Adapun rekapitulasi dari hasil analisis SPSS version
17.0 for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 5.12
Rekapitulasi Hasil Analisis SPSS Version 17.0 For Windows
Variabel Koefisien
Regresi t-test
Sig. t
Revitalisasi kawasan 0,326 9,216 0,000 Konstanta -0,564 R 0,856 R² 0,733 Regresi Sederhana Y = -0,564 + 0,326X N 33 t-tabel (5%; 31) 1,697
Sumber : Lampiran 14 dan 16
86
Dari rekapitulasi data tersebut, maka didapat nilai-nilai analisis yang
dipergunakan seperti misalnya analisis regresi, analisis korelasi, analisis
determinasi dan analisis t-test.
1. Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel independen (revitalisasi) dengan satu variabel
dependen (kualitas ruang publik) dengan rumus sebagai berikut :
Ŷ = a + bX
Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh nilai a = -0,564 dan b = 0,326.
Dengan diketahui a = -0,564, b = 0,326, maka persamaan regresi sederhana
akan menjadi Y = -0,564 + 0,326X. Hal ini berarti terdapat kecendrungan
pengaruh positif antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di
Wilayah Pelabuhan Padangbai. Untuk lebih terinci dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
a = -0,564 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan tidak
dilaksanakan/tidak ditingkatkan, maka pehitungannya akan menjadi :
Y = -0,564 + 0,326X
Y = -0,564 + 0,326 (0)
Y = -0,564 + 0
Y = -0,564
Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan
prasarana yang meliputi aksebitas menuju pura Silayukti, area parkir, kios
dan toilet tidak dilaksanakan, maka kualitas ruang publik akan menurun
87
sebesar 0,564 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai
negatip.
b = 0,326 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan
ditingkatkan sebanyak 1 kali, maka pehitungannya akan menjadi :
Y = -0,564 + 0,326X
Y = -0,564 + 0,326 (1)
Y = -0,564 + 0,326
Y = -0,238
Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan
prasarana yang meliputi aksebilitas menuju pura Silayukti, area parkir, kios
dan toilet dilaksanakan, maka kualitas ruang publik akan meningkat dari -
0,564 satuan menjadi -0,238 satuan atau meningkat sebesar 0,326 satuan,
dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai positif.
2. Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua
variabel yaitu hubungan revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di
Wilayah Pelabuhan Padangbai.
Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,856.
Berdasarkan kriteria kuat lemahnya hubungan korelasi, maka koefisien korelasi
0,856 di atas, terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000.
3. Analisis Determinasi
Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh
revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik yang dinyatakan dalam
88
persentase. Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan korelasi dikalikan
dengan 100%, adapun rumusnya adalah :
D = r2 x 100%. Sehingga besarnya determinasi yang diperoleh adalah :
D = (0,733)² x 100%
= 0,733 x 100%
= 73,3% .
4. Analisis t-test
Untuk menguji kebenaran dari koefisien korelasi yang diperoleh di atas,
maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t (t-test). Adapun langkah-
langkah pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
1) Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan
terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten
Karangasem. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis kerjanya sebagai berikut :
(1) Ho : r 0, yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara revitalisasi
kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem.
(2) Ha : r > 0, yang berarti ada pengaruh signifikan antara revitalisasi
kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem.
89
2) Kriteria pengujian menggunakan :
(1) Tingkat kesalahan () = 5%
(2) df (degrees of freedom = derajat bebas) = n – k = 33-2= 31.
(3) Tabel t (lampiran 16) yang paling mendekati 31 adalah 30, sehingga
nilai yang dipakai adalah 30 yaiu sebesar = 1,697.
3) Penentuan thitung
Dari hasil perhitungan pada lampiran 14 diperoleh t-hitung = 9,216
4) Kriteria Penerimaan / Penolakan Hipotesis
Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan
di atas adalah sebagai berikut :
(1) Ho diterima apabila t-hitung ttabel
(2) Ho ditolak apabila t-hitung > ttabel
5) Kurva Distribusi Normal
Untuk lebih jelasnya daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho
dapat digambarkan dalam gambar kurva distribusi normal seperti Gambar
5.8 berikut ini.
0 1,697 9,216 t-tabel t-hitung
Gambar 5.8
Kurva Distribusi Normal
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
90
Berdasarkan Gambar 5.8 jelaslah bahwa apabila nilai t-hitung = 9,216
dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,697, maka ternyata nilai thitung lebih besar
daripada nilai ttabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena
itu, Ho ditolak dan Ha diterima.
5.4.2. Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Peningkatan Ekonomi
Masyarakat di Kawasan Pelabuhan Padangbai
Untuk mempermudah didalam perhitungan, penulis menggunakan bantuan
komputer program SPSS version 17.0 for windows. Dimana variabel Y
dimasukkan ke dalam dependent variabel, sedangkan data variabel X dimasukkan
ke dalam idependent variabel. Adapun rekapitulasi dari hasil analisis SPSS version
17.0 for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 5.13
Rekapitulasi Hasil Analisis SPSS Version 17.0 For Windows
Variabel Koefisien
Regresi t-test
Sig. t
Revitalisasi kawasan 0,392 13,060 0,000 Konstanta -9,472 R 0,839 R² 0,703 Regresi Sederhana Y = -9,472 + 0,392X N 77 t-tabel (5%; 72) 1,671
Sumber : Lampiran 15 dan 16
Dari rekapitulasi data tersebut, secara otomatis akan didapat nilai-nilai
analisis yang dipergunakan seperti misalnya analisis regresi, analisis korelasi,
analisis determinasi dan analisis t-test.
91
1. Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu idependent variabel (revitalisasi) dengan satu dependent
variabel (peningkatan ekonomi masyarakat) dengan rumus sebagai berikut :
Ŷ = a + bX
Berdasarkan Tabel 5.13. diperoleh nilai a = -9,472 dan b = 0,392.
Dengan diketahui a = -9,472, b = 0,392, maka persamaan regresi sederhana
akan menjadi Y = -9,472 + 0,392X. Hal ini berarti terdapat kecendrungan
pengaruh positif antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Untuk lebih terinci dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
a = -9,472 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan tidak
dilaksanakan/tidak ditingkatkan, maka pehitungannya akan menjadi :
Y = -9,472 + 0,392X
Y = -9,472 + 0,392 (0)
Y = -9,472 + 0
Y = -9,472
Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan
prasaran yang meliputi akses menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan
toilet tidak dilaksanakan, maka peningkatan ekonomi akan menurun
sebesar 0,947 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai
negatip.
92
b = 0,392 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan
ditingkatkan sebanyak 1 kali, maka pehitungannya akan menjadi :
Y = -9,472 + 0,392X
Y = -9,472 + 0,392 (1)
Y = -9,472 + 0,392
Y = -9,08
Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan
prasarana yang meliputi akses menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan
toilet dilaksanakan, maka peningkatan ekonomi akan meningkat dari -
9,472 menjadi -9,08 atau meningkat sebesar = 0,392 satuan, dan melalui
persamaan diatas dapat diketahui nilai negatip
2. Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua
variabel yaitu hubungan retivalitasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai.
Berdasarkan Tabel 5.13. diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,839.
Berdasarkan kriteria kuat lemahnya hubungan korelasi, maka koefisien korelasi
0,839 di atas, terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000.
3. Analisis Determinasi
Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh
revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat yang
dinyatakan dalam persentase. Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan
korelasi dikalikan dengan 100%, adapun rumusnya adalah :
93
D = r2 x 100%. Sehingga besarnya determinasi yang diperoleh adalah :
D = (0,839)² x 100%
= 0,703 x 100%
= 70,3%
4. Analisis t-test
Untuk menguji kebenaran dari koefisien korelasi yang diperoleh di atas,
maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t (t-test). Adapun langkah-
langkah pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
1) Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangasem. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut :
(1) Ho : r 0, yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara revitalisasi
kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah
Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
(2) Ha : r > 0, yang berarti ada pengaruh signifikan antara revitalisasi
kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah
Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
2) Kriteria pengujian menggunakan :
(1) Tingkat kesalahan () = 5%
(2) df (degrees of freedom = derajat bebas) = n – k = 74-2= 72.
94
(3) Tabel t (lampiran 16) yang paling mendekati 72 adalah 60, sehingga
nilai yang dipakai adalah 60 yaiu sebesar = 1,671.
3) Penentuan thitung
Dari hasil perhitungan pada lampiran 15 diperoleh t-hitung = 13,060
4) Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis
Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan
di atas adalah sebagai berikut :
(1) Ho diterima apabila t-hitung ttabel
(2) Ho ditolak apabila t-hitung > ttabel
5) Kurva Distribusi Normal
Untuk lebih jelasnya daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho
dapat digambarkan dalam gambar kurva distribusi normal seperti Gambar
5.9 berikut ini.
0 1,671 13,060 t-tabel t-hitung
Gambar 5.9
Kurva Distribusi Normal
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
95
Berdasarkan Gambar 5.9 jelaslah bahwa apabila nilai t-hitung =
13,060 dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,671, maka ternyata nilai thitung
lebih besar daripada nilai ttabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho.
Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima.
96
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian yang selanjutnya akan
diintegrasikan dengan teori yang digunakan sebagai alat uji terhadap permasalahan
yang ditemui sehingga akan bisa menjawab permasalahan tersebut.
6.1 Pengaruh Revitalissi Kawasan Terhadap Kualitas Ruang Publik di
Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem
Revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten
Karangasem yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana seperti akses
pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet
umum diinginkan atau diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas ruang
publik.
Dalam penelitian ini untuk menilai kualitas ruang publik di wilayah
pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan varian kualitas ruang
publik tentang aspek kenyamanan dengan indikator-indikator sebagai berikut : 1).
Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yang
meliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia, kendaraan dan dimensi untuk
tempat parkir kendaraan.
Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan
sehingga dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan lebar 1,50 m,
sedangkan untuk sirkulasi kendaraan di jalan kawasan digunakan pendekatan
pergerakan kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain sebaginya diasumsikan
sirkulasi kendaraan di kawasan bisa berpapasan (dua arah) sehingga
96
97
dimensi/ukuran lebar jalan untuk jalan lingkungan minimal 5 m. Sedangkan
dimensi/ukuran untuk tempat parkir diuraikan sesuai dengan jenis kendaraan
sebagai berikut : jenis kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain sebagainya
dengan ukuran 2,5 m x 5.00 m, sedangkan untuk jenis kendaraan bus 4 m x 10 m.
2). Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai
peneduh. Mengingat sarana dan prasarana revitalisasi kawasan memiliki lokasi di
kawasan pelabuhan (pantai) maka pemilihan vegetasi mempertimbangkan faktor-
faktor (Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2004: 150) yaitu : a). Jenis tanaman
seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifolia), mengkuang (pandanus
odoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang (terminalia
catappa), bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana (pterocarpus indicus),
tembusu padang (fragraea fragrans), pong-pong (cerbera odollam), waru laut
(hibiscus tiliaceus), mempari (pongamia pinnata), gelam (melaleuca cajuputi),
keben (baringtonia asiatia), menasi (planchonella obovata), kerang jambu laut
(eugenia grandis), dugun (heritiera littoralis) dan ambong-ambong (scaevola
taccada), b) Diameter tajuk tanaman kurang lebih 5 m , c). Tinggi tanaman diatas
3 m, dan d).Jarak antar pohon kurang lebih 10 m. 3). Penggunaan material: adanya
penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisa menyerap panas yang
meliputi, paving block, grass block, rumput, dan air. 4). Fungsi ruang: kawasan
difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat
dari segi sosial, ekonomi, dan budaya. 5). Hubungan ruang: adanya hubungan
ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan.
98
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya pengaruh revitalisasi
kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangasem dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS
version 17,0 for windows dengan alat uji analisis regresi sederhana ,analisis
korelasi sederhana, analisis determinasi, dan analisis t-test sebagai berikut :
a).Analisis regresi sederhana jika revitalisasi kawasan tidak dilaksanakan seperti
pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan sarana dan
prasarana yang meliputi akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan
padangbai menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, maka
kualitas ruang publik akan menurun sebesar 0,564 satuan. Dan sebaliknya jika
revitalisasi kawasan dilaksanakan seperti tersebut diatas maka kualitas ruang
publik akan meningkat sebesar 0,326 satuan. b).Analisis korelasi sederhana
diperoleh koefisien hasil korelasi sebesar 0,856 yang terletak diantara 0,80 sampai
dengan 1,000, ini berarti terdapat korelasi yang sangat kuat. Ini berarti bahwa
hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah
Pelabuhan Padangbai adalah sangat kuat. Karena besarnya koefisien korelasi
tersebut adalah positif, maka arah hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap
kualitas ruang publik adalah juga positif. Angka yang positif ini menunjukkan
bahwa apabila revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka kualitas ruang publik akan
meningkat dan sebaliknya apabila revitalisasi kawasan tidak ditingkatkan, maka
kualitas ruang publik akan menurun; c). Analisis determinasi diperoleh koefisien
determinasi sebesar 73,30 %, Koefisien determinasi 73,3% berarti revitalisasi
kawasan mempunyai pengaruh sebesar 73,3% terhadap kualitas ruang publik,
99
sedangkan sisanya 100%–73,30 % = 26,7% dipengaruhi faktor-faktor lain yang
tidak diteliti , d). Analisis t-test diperoleh nilai t hitung = 9,216 dan t tabel = 1,697,
dimana t hitung lebih besar dari pada t tabel yang berarti berada pada daerah
penolakan Ho, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti revitalisasi
kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai
kabupaten Karangasem berpengaruh signifikan.
Dengan melihat hasil analisis regresi sederhana, analisis korelasi
sederhana, analisis dterminasi, dan analisis t-tes, dimana hipotesis yang yang
diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di
wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem dapat diterima.
Namun berdasarkan perhitungan skor pada tiap-tiap pertanyan terhadap
revitalisasi kawasan dan kualitas ruang publik oleh responden masih terdapat hasil
yang kurang baik pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik
terhadap pembangunan sarana dan parsarana pada kawasan yang meliputi akses
pejalan kaki dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet
umum hal itu disebabkan oleh beberapah hal : a). Penggunaan bahan/material
permukaan area parkir menggunakan aspal sehingga tidak bisa menyerap panas;
b). Kurangnya vegetasi/tanaman pada akses pejalan kaki dan area parkir, kios, dan
toilet umum dari unsur jenis tanaman hanya ketapang, waru laut, beringin, jarak
tanaman yang tidak teratur/tertata, lebar tajuk kurang dari lebar 5 meter; c). Fungsi
akses pejalan kakai dari pelabuhan menuju pura Silayukti sebagai tempat rekreasi
dan olah raga sering difungsikan sebagai tempat pedagang kaki lima musiman,
tempat parkir kendaraan, menaruh gerobak barang dan lain sebagainya; d). Sarana
100
dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan kurang optimalnya akses yang
saling menghubungkan (adanya lingkage kawasan).
6.2. Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Peningkatan Ekonomi
Masyarakat di Kawasan Pelabuhan Padangbai
Revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten
Karangasem yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana seperti akses
pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet
umum diinginkan atau diharapkan dapat memberikan peningkatan ekonomi
masyarakat
Dalam penelitian ini untuk menilai peningkatan ekonomi masyarakat di
wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan varian
peningkatan ekonomi masyarakat dengan aspek pendapatan dan pengeluaran
dengan indikator-indikator sebagai berikut : a). Aspek pendekatan pendapatan
masyarakat berupa gajii/upah dalam hari, mingguan, bualanan dan tahunan, sewa,
laba/keuntungan; b). Dan aspek pendekatan pengeluaran berupa biaya kumsumsi
rumah tangga dalam hari, mingguan, bulanan, dan tahunan, pajak dan lain
sebagainya.
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya pengaruh revitalisasi
kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem dengan menggunakan bantuan komputer
program SPSS version 17,0 for windows dengan alat uji analisis regresi, analisis
korelasi, analisis determinasi, dan analisis t-test sebagai berikut : a).Analisis
regresi sederhana jika revitalisasi kawasan tidak dilaksanakan seperti
101
pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi akses pejalan kaki dan
kendaraan dari pelabuhan padangbai menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan
toilet umum, maka peningkatan ekonomi masyarakat akan menurun sebesar 0,947
satuan. Dan sebaliknya jika revitalisasi kawasan dilaksanakan seperti tersebut
diatas maka peningkatan ekonomi masyarakat akan meningkat sebesar 0,392
satuan. b).Analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien hasil korelasi sebesar
0,839 yang terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, ini berarti terdapat
korelasi yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai
adalah sangat kuat. Karena besarnya koefisien korelasi tersebut adalah positif,
maka arah hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat adalah juga positif. Angka yang positif ini menunjukkan bahwa
apabila revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka ekonomi masyarakat akan
meningkat dan sebaliknya apabila revitalisasi kawasan tidak ditingkatkan, maka
ekonomi masyarakat akan menurun; c). Analisis determinasi diperoleh koefisien
determinasi sebesar 70,30 %, dimana revitalisasi kawasan terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat mempunyai pengaruh sebesar 70,30 % dan sisanya 29,70 %
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti, d). Analisis t-test diperoleh
nilai t hitung = 13,060 dan t tabel = 1,671, dimana t hitung lebih besar dari pada t tabel
yang berarti berada pada daerah penolakan Ho, ini berarti Ho ditolak dan Ha
diterima ini berarti revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat
di wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem berpengaruh signifikan.
102
Dengan melihat hasil analisis regresi sederhana, analisis korelasi sederhana,
analisis determinasi, dan analisis t-tes, dimana hipotesis yang yang diduga ada
pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di
wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem dapat diterima
103
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang diuraikan pada bab
sebelumnya, maka simpulan dari penelitian ini adalah :
1. Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah
pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah positif dan signifikan. Hal
ini didasari dari :
a. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = -0,564 + 0,326X yang berarti
jika revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka kualitas ruang publik akan
meningkat sebesar 0,326 satuan.
b. Hasil analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi 0,856, yang terletak
diantara 0,80 sampai dengan 1,000, yang berarti terdapat hubungan yang
sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan
terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai adalah
sangat kuat.
c. Hasil analisis determinasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 73,3%, yang
berarti revitalisasi kawasan mempunyai pengaruh sebesar 73,3% terhadap
kualitas ruang publik, sedang sisanya 100%–73,3% = 26,7% dipengaruhi
faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
d. Analisis t-test diperoleh nilai t-hitung = 9,216 dibandingkan dengan nilai
ttabel = 1,697, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan t-
hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha
104
104
diterima. Ini berarti bahwa revitalisasi kawasan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten
Karangasem.
e. Dalam implementasi penataan revitalisasi kawasan di pelabuhan Padangbai
dengan pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan
akses pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios,
dan toilet umum masih menghadapi permasalahan dari aspek peningkatan
kualitas ruang publik dengan varian kenyamanan sebagai berikut :
penggunaan material permukaan area parkir tidak bisa menyerap panas,
kurang vegetasi sebagai tanaman peneduh pada akses pejalan kaki menuju
pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, fungsi ruang akses pejalan
kaki digunakan untuk pedagang kaki lima musiman dan hubungan sarana
dan prasarana yang dibangun pada kawasan tidak terdapat akses yang saling
menghubungkan.
2. Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di
wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah positif dan
signifikan. Hal ini didasari dari :
a. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = -9,472 + 0,392X yang berarti
jika revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka ekonomi masyarakat akan
meningkat sebesar 0,392 satuan.
b. Hasil analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi 0,839, dimana yang
terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, yang berarti terdapat hubungan
yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan
105
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai
adalah sangat kuat.
c. Hasil analisis determinasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 70,3%, yang
berarti revitalisasi kawasan mempunyai pengaruh sebesar 70,3% terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat, sedang sisanya 100%–70,3% = 29,7%
dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
d. Analisis t-test diperoleh nilai t-hitung = 13,060 dibandingkan dengan nilai
ttabel = 1,671, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan t-
hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti bahwa revitalisasi kawasan berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangasem.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, di atas maka saran yang sekiranya dapat
diberikan dalam kaitannya dengan pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas
ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :
1. Oleh karena revitalisasi kawasan berpengaruh positif terhadap kualitas ruang
publik dan peningkatan ekonomi masyarakat, maka sebaiknya pelaksanaan
revitalisasi ini terus dilanjutkan secara berkesinambungan sehingga nantinya
dampaknya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah
pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem dan wilayah lainnya.
106
2. Untuk mempertahankan dan meningkatkan revitalisasi kawasan terhadap
kualitas ruang publik maupun ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan penghijauan/penanaman pohon/vegetasi pada area akses pejalan
kaki dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir dan kios,dan toilet
umum.
b. Membuat akses pejalan kaki untuk menghubungkan sarana dan prasarana
yang telah dibangunan pada kawasan.
c. Memasang lampu penerangan pada kawasan untuk kegiatan di malam hari.
d. Membuat manajemen pengelolaan satu atap dengan melakukan sharing
antara pemerintah kabupaten Karangasem dengan desa dinas maupun adat
Padangbai sehingga biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada pada
kawasan bisa dilakukan dari hasil pengelolaan kawasan tersebut sehingga
tidak membebani biaya dari pemerintah baik Kabupaten Karangasem,
Provinsi Bali maupun Pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Pekerjaan
Umum, Direktorat Cipta Karya.
107
DAFTAR PUSTAKA
Amos Rapport dalam Markus Zahnd.1999. Perancangan Kota Secara terpadu :
Teori Perancangan Kota dan Penerapannya, Yogyakarta.
Budiono.1985. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta : BPFE. Dadan Supardan.2008. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta.
Departemen Kimpraswil.2003. Pengantar Revitalisasi Kawasan Bersejarah, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan.
Departemen Pekerjaan Umum.2007. Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan
Dan Lingkungan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Nomor: 06/PRT/M/2007
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.1995. Direktorat
Bina Teknik, Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan, Nomor 011/T/BE/1995.
Edy Darmawan.2003.Teori Dan Kajian Ruang Publik Kota, Badan Penerbit
Universitas Dipenogoro Semarang. Edy Darmawan, 2009, Ruang Publik Dalam Arsitektur Kota, Penerbit Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto.2005. Kota Berkelanjutan, Penerbit PT. Alumni
Bandung-2005. Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, Dyah R.Panuju.2009. Perencanaan Dan
Pengembangan Wilayah, Penerbit. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia Jakarta-2009
Hamid Shirvani.1985. The Urban Design Proces, Van Nostrand Reinbold Comp,
New York.
Harastoeti, DH.1999. Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Bersejarah di Indonesia. Dalam Jurnal Arsitektur ‘Tatanan’ Volume 1 Nomor 1 Juli 1999 (ISSN: 0215-7845), Bandung: Jurusan Ainrsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan: 19-26.
Heinz Frick dan Bambang Suskiyatno.2011. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis,
Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dan Ramah Lingkungan, Penerbit ITB.
108
Jonny Wongso, (jonny.wongso@lycos.com), Strategi Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Bukittinggi, Dalam Tulisan Ilmial, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan-Universitas Bung Hatta Padang.
Mela Aulia.2005. Perancangan Ruang Publik Dalam Konteks Revitalisasi
Kawasan Bersejarah Kota (Studi Kasus: Kawasan Kota Lama Padang), Tesis Program Magister Arsitektur SAPPK-ITB.
Nikolopoulou,M dan Lykudis, S.2006. Thermal Comport in Outdoor Urban Spaces
: Analysis Across Different Countries. Building and Environment Ofyar Z. Tamin.2000. Perencanaan Dan Pemodelan Transfortasi, Penerbit Institut
Teknologi Bandung.
Paulus Hariyono.2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta.
Rustam Hakim Dan Hardi Utomo.2004. Komponen Perancangan Arsitektur
Lansekap Prinsip-Unsur dan Aplikasi Disain, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta.
Robinson Tarigan.2007. Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi, Edisi Revisi,
Penerbit Bumi Aksara. Sarwono.2006. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, Penerbit Graha Ilmu. Sadono Sukirno.2008. Pengantar Teori Makroekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit
PT.RajaGrafindo Persada Jakarta.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Penerbit Alfabeta Bandung.
Sugiyono.2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit Alfabeta Bandung.. Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Suwardjoko Warpani.1983. Analisis Kota Dan Daerah, Edisi Kedua, Penerbit ITB Bandung.
Zoer´aini Djamal Irwan.2008. Tantangan Lingkungan &Lansekap Hutan Kota,
Cetakan Kedua, Penerbit Bumi Aksara.
top related