ACADEMIC BUOYANCY PADA MAHASISWA PSIKOLOGI ...lib.unnes.ac.id/30175/1/1511410040.pdfAcademic buoyancy adalah kemampuan individu dalam menghadapi tantangan sehari-hari dalam konteks
Post on 23-Mar-2021
4 Views
Preview:
Transcript
i
ACADEMIC BUOYANCY PADA MAHASISWA
PSIKOLOGI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
oleh
Erna Resetiana
1511410040
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN
Motto
Tak ada alasan untuk menyerah ketika didepan ada orang tua yang siap menarik,
dan dibelakang ada orang-orang terkasih yang siap mendorong (Penulis)
Tantangan ada untuk dihadapi bukan dihindari (Penulis)
Peruntukan
Karya ini penulis persembahkan untuk
Bapak, Ibu, Kakek, Adik-adik, dan
Keponakan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Academic Buoyancy Pada Mahasiswa Psikologi Ditinjau Dari Jenis Kelamin”.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Hingga tersusun skripsi yang sampai
dihadapan pembaca pada saat ini. Melalui kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati yang tulus ikhlas, penulis sampaikan rasa terima kasih yang
mendalam kepada:
1. Prof. Dr. Fakhruddin M.pd. Dekan fakultas Ilmu Pendidikan beserta jajaran
pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
2. Dr. Drs. Edy Purwanto, M. Si. Wakil dekan bidang akademik dan ketua
panitia ujian skripsi yang telah berkenan memimpin jalannya ujian skripsi
dengan bijaksana.
3. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi. M.S. Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
sehingga penulis dapat melanjutkan menyusun skripsi
4. Moh. Iqbal Mabruri, S.Psi., M.Si. Dosen penguji utama yang telah menguji
dan memberikan masukan sehingga skripsi yang penulis susun menjadi lebih
baik
5. Dra. Tri Esti Budiningsih, S.Psi., M.A. Dosen pembimbing I dan penguji II
yang telah sabar dalam mengarahkan, membimbing, menyemangati, dan
memberi wawasan sehingga skripsi ini bisa menjadi lebih baik
vi
6. Sugiariyanti, S.Psi., M.A. Dosen pembimbing II dan penguji III yang telah
sabar dalam mengarahkan, membimbing, menyemangati, dan memberi
wawasan sehingga skripsi ini bisa menjadi lebih baik
7. Seluruh dosen dan staff karyawan Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang yang telah membantu dan memberi wawasan kepada penulis
8. Bapak dan Ibu yang selalu mencurahkan kasih sayang, dukungan serta doa
yang tak pernah putus
9. Adinda Lia, Adinda Eriska, dan Adinda Eros yang telah memberikan
semangat dan keceriaan tersendiri bagi penulis
10. Bapa Tua, Ma Tua (Alm.), Bapak Uli, Ma Gedhe, Bapak Gedhe, dan lilik
terima kasih atas segala doa dan nasehatnya kepada penulis
11. Teman-teman seperjuangan psikologi 2010 khususnya Dewinta, Maghda,
Kotino, Nia K, Nia O, Firma, Deny, Dani, Opi, I‟a, Lele, Ber, Apung, Yoga
serta adik-adik psikologi, terima kasih atas bantuan dan semangat yang kalian
berikan.
12. Semua pihak, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi penelitian yang penulis tulis ini
masih banyak kekurangan. Semoga Skripsi ini bermanfaat untuk penelitian
selanjutnya.
Semarang, Agustus 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Resetiana, Erna. 2017. Academic Buoyancy pada Mahasiswa Psikologi Ditinjau
dari Jenis Kelamin. Skripsi, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra. Tri Esti Budiningsih, S.Psi.,
M.A. dan Sugiariyanti, S.Psi., M.A.
Kata kunci: academic buoyancy, jenis kelamin, mahasiswa psikologi
Academic buoyancy adalah kemampuan individu dalam menghadapi
tantangan sehari-hari dalam konteks akademik yang bisa terjadi setiap waktu pada
kelompok mayoritas seperti performa akademik yang buruk, deadline tugas,
tekanan akademik, atau tugas yang sulit secara efektif. Data studi awal
menunjukan academic buoyancy pada mahasiswa laki-laki berbeda dengan
mahasiswa perempuan. Tujuan penelitian untuk memberikan gambaran academic
buoyancy pada mahasiswa psikologi laki-laki dan perempuan serta membuktikan
adakah perbedaan academic buoyancy mahasiswa psikologi laki-laki dengan
perempuan.
Jenis dan desain penelitian adalah kuantitatif komparasi. Populasi
penelitian yaitu seluruh mahasiswa psikologi angkatan 2013-2016. Teknik
sampling menggunakan stratified disproportional random sampling, dengan
jumlah 200 responden. Alat ukur penelitian adalah skala academic buoyancy
terdiri dari 68 aitem dan dianalisa secara inferensial menggunakan uji parametric
independent sample t-test.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan academic buoyancy
pada mahasiswa psikologi laki-laki dan perempuan dengan nilai t= -1,902 dengan
signifikansi 0,059 > 0,05 dengan perbedaan mean empiric pada laki-laki sebesar
192,20 sedangkan pada perempuan sebesar 187,96. Hipotesis dalam penelitian
ditolak, mahasiswa psikologi mempunyai tingkat academic buoyancy pada
kategori sedang s/d tinggi.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan academic
buoyancy pada mahasiswa psikologi laki-laki dan perempuan. Saran penelitian
yaitu tetap berusaha mencapai prestasi, tetap mengaktualisasikan diri secara
maksimal, serta berusaha menekan ketakutan dalam mengembangkan diri untuk
membuka peluang dalam mencapai keberhasilan
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ............................................................................................................. .... i
Pernyataan ........................................................................................................ ... ii
Pengesahan ....................................................................................................... ... iii
Motto Dan Peruntukan .......................................................................................... iv
Kata Pengantar ...................................................................................................... v
Abstrak .................................................................................................................. vii
Daftar Isi ............................................................................................................. viii
Daftar Tabel ........................................................................................................ xii
Daftar Gambar..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 12
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 12
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 13
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Academic Buoyancy ....................................................................................... 14
2.1.1 Definisi Academic Buoyancy ....................................................................... 14
2.1.2 Perbedaan Academic Buoyancy dan Academic Resiliensi ........................... 15
2.1.3 Dimensi Academic Buoyancy....................................................................... 18
2.1.3.1 Self-Efficacy .............................................................................................. 18
2.1.3.2 Coordination (Planning) ........................................................................... 20
2.1.3.3 Commitmet (Persistence) .......................................................................... 20
2.1.3.4 Composure (Low Anxiety) ........................................................................ 20
2.1.3.5 Control ...................................................................................................... 21
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Academic Buoyancy ............................ 22
2.1.4.1 Age ............................................................................................................ 22
ix
2.1.4.2 Gender ....................................................................................................... 22
2.1.4.3 Sosio-economic status (SES) ..................................................................... 23
2.1.4.4 Language Background (Latar Belakang Bahasa) .................................... 23
2.2 Tinjauan Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan ........................................ 23
2.3 Academic Buoyancy pada Mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan ........... 25
2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 27
2.5 Hipotesis ......................................................................................................... 29
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 30
3.2 Desain Penelitian ........................................................................................... 30
3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 31
3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................... 31
3.3.1.1 Variabel terikat ......................................................................................... 32
3.3.1.2 Variabel bebas .......................................................................................... 32
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 32
3.3.3 Hubungan Antara Variabel Penelitian ......................................................... 33
3.4 Populasi Dan Sampel .................................................................................... 34
3.4.1 Populasi ........................................................................................................ 34
3.4.2 Sampel .......................................................................................................... 34
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36
3.6 Uji Coba (Try Out) Instrumen ..................................................................... 39
3.7 Validitas Dan Reliabilitas ............................................................................. 43
3.7.1 Validitas Instrumen ...................................................................................... 43
3.7.2 Reliabilitas Instrumen .................................................................................. 45
3.8 Metode Analisis Data .................................................................................... 46
3.8.1 Gambaran Academic Buoyancy pada Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan
..................................................................................................................... 47
3.8.2 Uji Asumsi ................................................................................................... 48
3.8.2.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 48
3.8.2.2 Uji Homogenitas ....................................................................................... 49
3.8.3 Uji Hipotesis ................................................................................................ 49
x
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Persiapan Penelitian ..................................................................................... 51
4.1.1 Orientasi Kanca Penelitian ........................................................................... 51
4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian ........................................................................ 52
4.1.3 Penyusunan Instrumen ................................................................................. 53
4.1.3.1 Penyusunan Blue Print ............................................................................. 53
4.1.3.2 Penyusunan Format Instrumen ................................................................. 53
4.1.3.3 Pembuatan Butir Aitem ............................................................................. 54
4.2 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................. 55
4.2.1 Pengumpulan Data ....................................................................................... 55
4.2.2 Pelaksanaan Skoring .................................................................................... 55
4.3 Analisis Deskriptif ......................................................................................... 56
4.3.1 Gambaran Umum Academic Buoyancy Mahasiswa Psikologi Laki-laki dan
Perempuan ................................................................................................... 57
4.3.2 Gambaran Spesifik Academic Buoyancy pada Mahasiswa Psikologi Laki-
laki dan Perempuan ................................................................................... 59
4.3.2.1 Gambaran Spesifik Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Self-
efficacy ...................................................................................................... 60
4.3.2.2 Gambaran Spesifik Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Planning .................................................................................................... 74
4.3.2.3 Gambaran Spesifik Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Persistence ................................................................................................ 88
4.3.2.4 Gambaran Spesifik Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Low
Anxiety ....................................................................................................... 99
4.3.2.5 Gambaran Spesifik Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Control .................................................................................................... 107
4.3.3 Ringkasan Analisis Academic Buoyancy Pada Mahasiswa Laki-laki dan
Mahasiswa Perempuan ............................................................................ 116
4.4 Uji Asumsi .................................................................................................. 120
4.4.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 120
4.4.2 Uji Homogenitas ..................................................................................... 121
xi
4.4.3 Uji Hipotesis ........................................................................................... 121
4.5 Pembahasan ............................................................................................... 123
4.6 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 128
5. PENUTUP
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 134
5.2 Saran ............................................................................................................ 134
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 136
Lampiran ............................................................................................................. 139
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Academic Buoyancy dengan Acdemic Resiliensi........................... 18
2.2 Perbedaan antara Laki-laki dan Perempuan dalam Berbagai Aspek .............. 24
3.1 Jumlah Mahasiswa Psikologi .......................................................................... 34
3.2 Daftar Jumlah Populasi da Sampel ................................................................. 35
3.3 Skoring Aitem Skala Academic Buoyancy ..................................................... 37
3.4 Kisi-kisi Academic Buoyancy ......................................................................... 38
3.5 Blue Print Skala Academic Buoyancy ............................................................. 39
3.6 Hasil Uji Coba Skala Academic Buoyancy ..................................................... 41
3.7 Sebaran Baru Aitem Skala Academic Buoyancy ............................................. 42
3.8 Interpretasi Reliabilitas ................................................................................... 45
3.9 Uji Reabilitas Skala Academic Buoyancy ....................................................... 46
3.10 Penggolongan Kriteria Academic Buoyancy berdasarkan Meanhipotetik .... 48
4.1Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik .......................... 56
4.2 Statistik Deskriptif Academic Buoyancy ......................................................... 57
4.3 Distribusi rekuensi Academic Buoyancy Mahasiswa Psikologi ...................... 58
4.4 Statistik Deskriptif Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Self-efficacy .................................................................................................... 60
4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Self-efficacy .................................................................................................... 61
4.6 Statistik Deskriptif Indikator Yakin Mampu Memahami Materi
Perkuliahan .................................................................................................... 63
4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator
Yakin Mampu Memahami Materi Perkuliahan ............................................. 64
4.7 Statistik Deskriptif Indikator Yakin Dapat Mengerjakan Tugas dan Ujian
Mata Kuliah dengan Baik ............................................................................... 66
4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator
Yakin Dapat Mengerjakan Tugas dan Ujian Matakuliah dengan Baik ......... 67
xiii
4.10 Statistik Deskriptif Indikator Menghadapi Ujian Mata Kuliah dengan
PercayaDiri .................................................................................................. 69
4.11 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy berdasarkan indicator
Menghadapi Ujian Matakuliah Dengan Percaya Diri .................................... 70
4.12 Statistik Deskriptif Indikator Yakin dengan Kemampuan Selama
Pembelajaran di Kelas ................................................................................... 72
4.13 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Yakin dengan Kemampuan Selama Pembelajaran di Kelas .......................... 73
4.14 Statistik Deskriptif Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Planning.... 74
4.15 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Planning ......................................................................................................... 75
4.16 Statistik Deskriptif Indikator Merencanakan Belajar ................................... 77
4.17 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Merencanakan Belajar ................................................................................... 77
4.18 Statistik Deskriptif Indikator Mengevaluasi Cara Belajar Secara Berkala ... 80
4.19 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Mengevaluasi Cara Belajar Secara Berkala ................................................... 81
4.20 Statistik Deskriptif Indikator Mengerjakan Tugas Kuliah Secara
Terencana ....................................................................................................... 82
4.21 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Mengerjakan Tugas Kuliah Secara Terencana .............................................. 83
4.22 Statistik Deskriptif Indikator Mempertahankan Progres Belajar yang
Baik ................................................................................................................ 85
4.23 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Mempertahankan Progres Belajar yang Baik ................................................ 86
4.24 Statistik Deskriptif Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Persistence ..................................................................................................... 88
4.25 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Persistence ..................................................................................................... 89
4.26 Statistik Deskriptif Indikator Mencari Solusi dari Tugas Kuliah yang
Dihadapi ......................................................................................................... 91
xiv
4.27 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Mencari Solusi Dari Tugas Kuliah Yang Dihadapi ....................................... 92
4.28 Statistik Deskriptif Indikator Mencari Solusi dari Tugas Kuliah yang
Dihadapi ......................................................................................................... 94
4.29 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Tidak Menuda Tugas Mata Kuliah Walaupun Sulit ...................................... 95
4.30 Statistik Deskriptif Indikator Tidak Menyerah Dalam Menghadapi
Hambatan Perkuliahan ................................................................................... 96
4.31 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy berdasarkan indicator
Tidak Menyerah Dalam Menghadapi Hambatan Perkuliahan ....................... 98
4.32 Statistik Deskriptif Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Low
Anxiety/Composure ........................................................................................ 99
4.33 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Low Anxiety/Composure .............................................................................. 100
4.34 Statistik Deskriptif Indikator Tenang Ketika Memikirkan Tugas Kuliah,
Tidak Gugup ................................................................................................ 102
4.35 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Tenang Ketika Memikirkan Tugas Kuliah, Tidak Gugup ........................... 103
4.36 Statistik Deskriptif Indikator Tidak Merasa Khawatir Bila Tugas Dan Ujian
Mendapatkan Hasil Yang Tidak Baik .......................................................... 105
4.37 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Tidak Merasa Khawatir Bila Tugas dan Ujian Mendapatkan Hasil yang
Tidak Baik .................................................................................................... 106
4.38 Statistik Deskriptif Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Conrol ..... 108
4.39 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi
Control ......................................................................................................... 108
4.40 Statistik Deskriptif Indikator Merasa Baik-Buruknya Hasil Ujian
Atau Tugas Mata Kuliah Karena Diri Sendiri ............................................. 110
4.41 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Merasa Baik-Buruknya Hasil Ujian Atau Tugas Mata Kuliah Karena Diri
Sendiri .......................................................................................................... 111
4.42 Statistik Deskriptif Indikator Controlability ............................................... 113
xv
4.43 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Buoyancy Berdasarkan Indicator
Controlability ............................................................................................... 114
4.44 Ringkasan Distribusi Frekuensi Academic Buoyancy Berdasarkan Tiap
Indikator ....................................................................................................... 116
4.45 Perbandingan Mean Empiris Dimensi dan Indikator pada Mahasiswa
Psikologi Laki-laki dan Perempuan ............................................................. 119
4.46 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 120
4.47 Hasil Uji Homogenitas ................................................................................ 121
4.48 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................................... 122
4.49 Perbandingan Mean Empirik Academic Buoyancy ..................................... 123
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 28
3.1 Hubungan antara Variabel Penelitian ............................................................. 33
4.1 Diagram Kategori Academic Buoyancy Pada Mahasiswa Psikologi .............. 58
4.2 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Self-efficacy .. 62
4.3 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Yakin
Mampu Memahami Materi Perkuliahan ........................................................ 65
4.4 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Yakin Dapat
Mengerjakan Tugas dan Ujian Mata Kuliah dengan Baik ............................. 68
4.5 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Menghadapi
Ujian Matakuliah Dengan Percaya Diri ......................................................... 71
4.6 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Yakin dengan
Kemampuan Selama Pembelajaran di Kelas ................................................. 74
4.7 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Planning ....... 76
4.8 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator
Merencanakan Belajar ................................................................................... 79
4.9 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Mengevaluasi
Cara Belajar Secara Berkala .......................................................................... 82
4.10 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Mengerjakan
Tugas Kuliah Secara Terencana .................................................................... 85
4.11 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator
Mempertahankan Progres Belajar Yang Baik................................................ 88
4.12 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Persistence . 90
4.13 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator
Mempertahankan Progres Belajar Yang Baik................................................ 93
4.14 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Tidak
Menuda Tugas Mata Kuliah Walaupun Sulit ................................................ 96
4.15 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Tidak
Menyerah Dalam Menghadapi Hambatan Perkuliahan ................................. 99
xvii
4.16 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Low
Anxiety/Composure ...................................................................................... 101
4.17 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Tenang
Ketika Memikirkan Tugas Kuliah, Tidak Gugup ........................................ 104
4.18 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Kekhawatiran,
Tidak Merasa Khawatir Bila Tugas Dan Ujian Mendapatkan Hasil Yang
Tidak Baik .................................................................................................... 107
4.19 Giagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Dimensi Control ..... 110
4.20 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator Merasa Baik-
Buruknya Hasil Ujian Atau Tugas Mata Kuliah Karena Diri Sendiri ......... 113
4.21 Diagram Kategori Academic Buoyancy Berdasarkan Indikator
Controlability ............................................................................................... 115
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skala Uji Coba Academic Buoyancy ........................................................ .. 140
2. Tabulasi Uji Coba Skala Academic Buoyancy .......................................... .. 148
3. Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Skala ................................................. .. 170
4. Skala Penelitian Academic Buoyancy .......................................................... 181
5. Tabulasi Penelitian ....................................................................................... 188
6. Kategorisasi academic Buoyancy ................................................................ 216
7. Statistik Deskriptif ....................................................................................... 223
8. Hasil Uji Asumsi .......................................................................................... 225
9. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................................... 227
10. Surat Keterangan Analisis Data ................................................................... 229
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang berkembang, kemajuan dan
perkembangan suatu bangsa tergantung pada sistem pendidikannya. Tanpa sistem
pendidikan yang sehat dan kualitatif, bangsa Indonesia tidak bisa mengimbangi
negara-negara maju yang lain. Melalui pendidikan, individu dapat memperoleh
informasi dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai
tujuan hidup yang lebih tinggi. Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari
jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Mengengah Atas, hingga jenjang
pendidikan Perguruan Tinggi atau Universitas.
Pendidikan adalah tentang persiapan pikiran bagi indidvidu yang belum
atau tidak siap. Persiapan pikiran sebagai suatu proses, sehingga melibatkan
masukan dan upaya semua orang-orang yang terkait yaitu orang tua, pengajar,
teman sebaya, dan masyarakat. Semua ini memainkan peran yang sangat penting
dalam perkembangan individu sejak lahir sampai tutup usia. Belajar adalah proses
seumur hidup, yang dimulai tepat selama masih dalam kandungan dimana bayi
belajar merasakan, mendengarkan hal-hal yang ada disekelilingnya, belajar
mengingat wajah orang terdekat setelah kelahirannya dan terus sepanjang hidup.
Individu belajar banyak dari semua tahapan hidupnya. Tetapi proses
pengembangannya tidak mudah. Individu menghadapi banyak masalah dari masa
2
kecilnya sampai kematiannya, baik dalam jenjang kehidupan pendidikan maupun
sehari-harinya. Jenjang universitas tidak luput adanya masalah yang dialami oleh
mahasiswa. Masalah yang dialami oleh mahasiswa bisa disebabkan oleh kurang
percaya diri dengan kemampuannya, masa depan tanpa tujuan, adanya perasaan
ketidakmampuan bekerja, tugas-tugas yang dirasa sulit untuk dikerjakan, cemas
mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan harapan, takut apabila tidak bisa
menjawab pertanyaan dari dosen dengan benar, tidak memiliki dukungan dan
motivasi, dan adanya tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan diri.
Tekanan di lingkungan kampus bersumber dari proses belajar mengajar
atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Tekanan yang dialami
mahasiswa juga dapat bersumber dari orang tua, dosen atau teman. Mahasiswa
diharapkan agar dapat berprestasi di kampus misalnya mendapatkan nilai tinggi
dalam ujian, menyelesaikan tugas dengan baik, dapat memahami materi dari
dosen dan bisa menjawab ketika ditanya, namun hal ini jika tidak sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki mahasiswa akan menimbulkan masalah yang lebih
rumit lagi (Subini 2012: 12 ).
Berdasarkan Liu dan Lu (2012) dalam penelitiannya kepada 368 siswa
sekolah Cina mengemukakan bahwa 90% siswa mengalami stres akademik yang
disebabkan karena ujian, kurangnya prestasi di sekolah, pekerjaan rumah, iklim
sekolah yang kurang mendukung (guru, teman kelas), serta ketatnya peraturan di
sekolah. Selain beberapa stresor diatas, stresor akademis lainnya yang potensial di
kalangan mahasiswa adalah pekerjaan rumah yang terlalu banyak dan sulit, tugas
yang tidak jelas, dan kelas yang tidak nyaman. Adanya tuntutan tugas akademik di
3
satu sisi merupakan aktivitas akademik yang sangat bermanfaat bagi
perkembangan dan kemajuan mahasiswa, namun disisi lain tidak jarang tuntutan
tugas tersebut menimbulkan perasaan tertekan dan kecemasan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab stres
akademik mahasiswa adalah adanya tuntutan pencapaian prestasi akademik yang
lebih baik misalnya mendapatkan nilai tinggi, dan menyelesaikan semua tugas
dengan baik. Sumber stres akademik mahasiswa berasal dari ujian, persaingan
nilai, jadwal sekolah yang padat, terlalu banyaknya pekerjaan rumah dan beban
pelajaran yang harus di pelajari sementara sedikitnya waktu yang dimiliki.
Pada kenyataannya suatu permasalahan yang menimbulkan cemas
tergantung pada bagaimana individu menilai dan menginterpretasikan suatu
kejadian secara kognitif. Penilaian kognitif ini menggambarkan interpretasi
individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang
berbahaya, mengancam, atau menantang dan keyakinan mereka apakah mereka
memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu kejadian dengan efektif dengan
tanpa adanya perasaan takut atau cemas akan mengalami kegagalan.
Menurut penelitian Sebastian (2013: 7) seseorang yang mengalami
ketakutan atau kecemasan kegagalan yang tinggi akan cenderung menganggap
tugasnya tidak menyenangkan dan menyebabkan ia mudah teralihkan oleh hal
lain. Mahasiswa yang mengalami tuntutan atau tantangan academic dan tidak bisa
menghadapinya cenderung akan melakukan pekerjaan lainnya untuk menghindari
tugas tersebut. Mahasiswa yang tidak bisa mengatasi masalah atau tantangan
dalam akademik biasanya akan melakukan hal lainnya yang menurut mereka lebih
4
menarik, seperti bermain dengan teman, menonton film, atau mendengarkan
music.
Keberhasilan mahasiswa dalam mencapai kesuksesan akademik dapat
terwujud apabila mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Seseorang yang ingin unggul atau berhasil dalam karirnya, ia harus mengatasi
sejumlah hambatan eksternal maupun internal. Hambatan eksternal berkaitan
dengan lingkungan di mana individu tersebut tinggal dan menikmati fasilitas yang
ada. Hambatan internal untuk kesuksesan seseorang terkait dengan ciri-ciri
kepribadian yang individual, sifat-sifat kepribadian atau karakteristik yang sangat
penting untuk mendapatkan kesuksesan.
Tantangan-tantangan akademik adalah masalah yang umum bahwa
mahasiswa tidak bisa mengabaikannya jika mereka ingin berhasil di lingkungan
kampus. Untuk menghadapi tantangan akademik tersebut mahasiswa harus
mempunyai kemampuan untuk menghadapinya. Kemampuan inilah yang disebut
sebagai academic buoyancy. Martin dan Marsh (2008) mengemukakan bahwa
“Buoyancy is defined as an individual’s capacity to successfully overcome
setbacks and challenges that are typical of the ordinary course of everyday life
(e.g., poor performance, competing deadlines, performance pressure, or difficult
tasks).
Sejalan dengan pendapat Putwain, Connors, Symes, dan Douglas-Osborn
(2012) academic buoyancy merujuk kepada respon yang positif, membangun,dan
adaptif terhadap tipe tantangan dan penurunan yang dialami dalam keadaan
akademik sehari-hari.
5
Tanpa kemampuan untuk mengatasi tantangan akademik, motivasi
akademik mahasiswa bisa mengalami penurunan dan bisa menimbulkan
penurunan dalam prestasi akademiknya juga. Apabila academic buoyancy
mahasiswa tinggi maka mahasiswa tersebut dapat bertahan selama menempuh
proses akademik. Namun sebaliknya apabila academic buoyancy mahasiswa
rendah maka mahasiswa tersebut tidak dapat bertahan dalam menghadapi
tantangan akademik sehari-harinya. Akibatnya mahasiswa yang academic
buoyancinya rendah akan membolos, mengerjakan tugas seadanya dan pasif saat
sedang berdiskusi. Apabila tindakan tersebut dilakukan terus menerus akan
berakibat pada nilai mata kuliah yang sedang ditempuh menjadi kurang
memuaskan. Apabila terjadi pada mata kuliah prasyarat maka mahasiswa perlu
mengulang mata kuliah tersebut yang berimbas pada lamanya masa studi hingga
bisa berimbas pada putusnya masa studi.
Data yang didapat dari web sikadu UNNES (available at
https://akademik.unnes.ac.id/cetak/data_list_mhs_txt.php?a=lengkap&k) pada
tanggal 22 Maret 2017 menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi yang semuanya
berjumlah 7 angkatan dengan jumlah keseluruhan 968 yang terdaftar sebagai
mahasiswa psikologi; 67,9% masih dinyatakan aktif; 22% lulus; 0,4% cuti; 2,8%
putus studi (DO); 0,5% mengundurkan diri; 4,9% tidak registrasi; 0,1% pindah
prodi/jurusan dan sisanya 1,4% menunda kuliah. Selain itu, dari data tersebut
±10% mahasiswa yang dinyatakan tidak mengikuti kegiatan perkuliahan 43%
merupakan mahasiswa laki-laki, sedangkan 57% merupakan mahasiswa
perempuan. Tidak hanya itu saja, tetapi dari mata kuliah yang ada pada semester
6
genap 2016/2017, tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dari angkatan yang
memang diharuskan mengambil mata kuliah, tetapi juga dihadiri oleh mahasiswa
angkatan diatasnya yang mengulang atau baru berkesampatan mengambil mata
kuliah tersebut.
Permasalahan atau tantangan yang tidak segera ditangani juga bisa
berdampak pada kondisi psikologis mahasiswa. Dimana mahasiswa tersebut
mengalami kecemasan ketika dihadapkan tugas atau masalah yang sama sulitnya,
karena tidak adanya perkembangan dalam kemampuannya mengatasi masalah
apabila suatu saat ada permasalahan yang sama. Seperti yang diutarakan oleh
Martin, Ginns, Brackett, Malmberg, dan Hall (2013) bahwa terdapat hubungan
timbal balik antara antara resiko psikologi dengan kemampuan academic
buoyancy.
Selama mengikuti kegiatan akademik, mahasiswa mengalami tantangan-
tantangan hingga mengakibatkan mahasiswa tersebut tidak dapat melanjutkan atau
menghadiri proses akademik sebagaimana mestinya hingga mereka harus
mengulang mata kuliah atau baru bisa mengambil mata kuliah ketika yang
seharusnya sudah diambil sejak mereka masih ditingkat bawah sampai yang
berakibat tinggi yaitu mengalami putus studi.
Melalui wawancara pada tanggal 14 April terhadap lima Mahasiswa
psikologi UNNES semester 2 diketahui bahwa terdapat Mahasiswa yang merasa
takut kalau nilai IPK mereka rendah. Serta mereka tidak bisa melewati masa
perkuliahan selama empat tahun. Selain itu ada juga yang mengalami ketakutan
tidak bisa menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain maupun dosen ketika
7
presentasi di depan kelas. Ketika menjelang ujian dirinya merasa sakit perut dan
sakit kepala secara mendadak. Adapula mahasiswa yang grogi dan tidak dapat
focus mengingat materi. Ketika dihadapkan pada tugas yang sulit sering mereka
tinggalkan untuk melakukan hal lainnya. Ada kalanya ketika selesai ujian, mereka
sering mengingat-ingat kembali soal dan jawaban yang telah mereka kerjakan
karena kurangnya keyakinan terhadap jawaban mereka, dan ada juga yang
menunggu teman yang sudah menyelesaikan tugas agar bisa membandingkan
hasil kerjanya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Comerford, Batteson dan
Tormey (2015:101) pada 581 responden di 17 sekolah, derajat academic buoyancy
pada Mahasiswa tergantung pada kelima aspeknya yaitu: self-efficacy, planning,
persistence, anxiety dan control. Sama seperti yang dikemukakan oleh Martin dkk
(2010) bahwa academic buoyancy juga dipengaruhi oleh kelima predictor
tersebut, yaitu self-efficacy, planning, persistence, anxiety dan control. Derajat
academic buoyancy sendiri berbeda-beda antara individu yang satu dengan
individu yang lain karena adanya perbedaan individual itu sendiri.
Perbedaan individual menurut Chaplin (dalam Subini, 2012:24)
merupakan sebarang sifat, atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa
membedakan satu individu satu dengan individu yang lainnya. Perbedaan ini
dapat meliputi antara perbedaan fisik, minat, kemampuan, sifat, maupun sikap.
Perbedaan individu inilah yang menyebabkan ketidaksamaan seseorang dalam
berpikir, berperasaan, ataupun bertindak. Perbedaan individu inilah yang
menyebabkan mereka mengalami berbagai jenis kesulitan atau tantangan
8
akademik yang berbeda pula. Perbedaan individu salah satunya adalah perbedaan
jenis kelamin yang merupakan termasuk dalam perbedaan biologis individu.
Selain perbedaan biologis yang bisa dilihat dengan mudah, banyak aspek
yang berbeda pula jika dilihat dalam kaitannya dengan kemampuan akademik
(Subini, 2012: 28). Dalam aspek perbedaan fisik, sebagian besar perempuan lebih
cepat matang dibanding laki-laki, laki-laki lebih besar dan kuat. Aspek
kemampuan verbal, perempuan lebih baik dalam mengerjakan tugas-tugas verbal
di tahun-tahun awal, dan dapat dipertahankan. Laki-laki menunjukkan masalah-
masalah bahasa yang lebih banyak dibanding perempuan. Aspek kemampuan
spasial, laki-laki lebih superior dalam kemampuan spasial, yang berlanjut selama
masa pendidikan. Kemampuan matematika, pada tahun-tahun awal hanya sedikit
perbedaan, laki-laki menunjukkan superioritas selama sekolah menegah atas.
Sains, perempuan mengalami kemunduran, sedangkan prestasi laki-laki
meningkat. Motivasi berprestasi, laki-laki tampak lebih baik dalam melakukan
tugas-tugas stereotip “maskulin” dan perempuan dalam tugas “feminim”. Dan
aspek agresif, laki-laki umumnya memiliki pembawaan yang lebih agresif
dibandingkan yang perempuan.
Laki-laki yang memiliki tanggungjawab lebih besar dari pada
perempuan, membuat mereka lebih berjuang dan menghadapi tantangan sampai
mereka mencapai tujuan mereka. Selain itu laki-laki lebih bersabar menghadapi
masalah belajar. Kepercayaan mereka bahwa academic buoyancy bisa berefek
pada prestasi dan berkonsekuensi mempengaruhi kehidupan kedepannya.
Pandangan bahwa masalah sehari-hari yang mereka hadapi merupakan jembatan
9
yang akan mengarahkan mereka kedunia kerja. Perbedaan ini juga nampak dalam
interaksi dosen-mahasiswa, laki-laki lebih banyak menerima komentar khususnya
lebih banyak pujian, kritik, dan remedial.
Penelitian yang dilakukan oleh Marcelina (2013) menyatakan bahwa
academic buoyancy memiliki kecederungan keterkaitan dengan jenis kelamin dan
IPK. Terdapat kecenderungan keterkaitan antara jenis kelamin terhadap
persistence. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan memiliki derajat
persistence yang tergolong tinggi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki, dan
mahasiswa yang memiliki academic buoyancy yang tinggi cenderung memiliki
IPK yang tergolong lebih tinggi dari rata-rata, begitu pula sebaliknya mahasiswa
yang memiliki derajat academic buoyancy yang tergolong rendah memiliki IPK
yang tergolong lebih rendah dari rata-rata.
Untuk mencegah atau mengatasi agar permasalah tersebut tidak
berdampak negatif untuk kedepannya. Mahasiswa-mahasiswa psikologi
melakukan berbagai usaha. Diantaranya merencanakan program belajar mandiri
maupun secara berkelompok bersama teman-temannya, berusaha mencari solusi
dari permasalahan yang muncul, bersikap tenang dan tidak mudah cemas dalam
menghadapi masalah, dan sebagainya.
Martin dan Marsh (2008), dalam penelitiannya pada 3.450 siswa sekolah
menengah dan 637 staff sekolah di Australia telah menunjukkan bahwa pada
kelompok siswa, siswa laki-laki memiliki derajat buoyancy yang lebih tinggi dari
pada siswa perempuan, sedangkan dalam segi usia siswa yang lebih muda
memiliki derajat buoyancy yang lebih tinggi daripada siswa yang lebih tua.
10
Sedangkan untuk kelompok staff sekolah, staff laki-laki derajat buoyancynya
lebih tinggi daripada staff perempuan, dan staff yang lebih tua yang memiliki
derajat buoyancy yang lebih tinggi daripada staff yang lebih muda. Perempuan
cenderung memiliki skor yang lebih tinggi pada prediktor kecemasan dengan daya
buoyancy yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin pada
buoyancy antara laki-laki lebih tinggi daripada pada wanita dalam kelompok
sampel murid dan staff sekolah.
Penelitian penulis akan dilakukan pada mahasiswa psikologi yang sudah
memasuki rentang usia 18-25 tahun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Martin dan Marsh yang meneliti siswa sekolah menengah dengan rentang
usia 12-18 tahun. Pada penelitian ini, mahasiswa psikologi sudah memiliki bekal
ilmu mengenai kognitif maupun afektif individu, sehingga mereka sudah
mengenal dan mengetahui mengenai perkembangan maupun tingkah laku individu
yang mereka pelajari selama perkuliahan. Selain dari segi usia dan kematangan
berpikir, adanya perbedaan geografis serta perbedaan budaya mempengaruhi
perbedaan system pendidikan yang ada. Adanya perbedaan dari segi usia,
kematangan berpikir, latar belakang, geografis, budaya maupun system
pendidikan akan menyebabkan perbedaan tantangan dan permasalahan akademik
yang dialami oleh mahasiswa psikologi UNNES.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 April 2017 di sekitar
gedung A1 dengan menyebarkan angket terhadap 10 mahasiswa psikologi
perempuan dan 5 mahasiswa laki-laki menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi
memiliki permasalahan dan tantangan akademis yaitu, 1) sulitnya bersosialisasi
11
dengan mahasiswa angkatan diatasnya atau beradaptasi dengan lingkungan baru,
2) tugas kuliah atau skripsi yang mendekati deadline ataupun belum terselesaikan,
3) tidak bisa membagi waktu antara tugas dengan kegiatan lainnya, 4) memiliki
banyak tugas dengan referensi yang sedikit, 5) tidak percaya diri saat presentasi,
6) memiliki keraguan baik ketika akan memulai mengerjakan tugas ataupun ragu
dengan tugasnya sendiri (sudah benar atau salah), 7) khawatir akan hasil yang
didapat tidak sesuai dengan harapan diri sendiri, dosen (takut ditolak atau
dikembalikan) maupun orang tua.
Selain itu, hasil studi pendahuluan juga menunjukan bahwa dari 15
mahasiswa psikologi memiliki keyakinan terhadap kemampuan mereka sendiri
sebesar 83% (tinggi); memiliki kesungguhan dalam menghadapi tantangan
walalupun sulit sebesar 80% (tinggi); mengalami low anxiaety ketika
mendapatkan tantangan akademik sebesar 70% (rendah); menganggap bahwa
tantangan yang dihadapi bersumber dari dalam diri mereka sendiri sebesar 73%
(rendah); tetapi persiapan mereka dalam menghadapi tantangan sebesar 63%
(rendah). Selain itu juga menunjukan bahwa academic buoyancy pada mahasiswa
perempuan sebesar 71% berada pada kategori rendah dibandingkan dengan
mahasiswa laki-laki sebesar 82% yang berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik ingin melakukan
penelitian dengan judul “Academic Buoyancy pada Mahasiswa Psikologi Ditinjau
dari Jenis Kelamin”.
12
1.2 Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak
terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan permasalahan
yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran academic buoyancy pada mahasiswa psikologi
perempuan?
2. Bagaimana gambaran academic buoyancy pada mahasiswa psikologi laki-
laki?
3. Adakah perbedaan academic buoyancy pada mahasiswa psikologi antara
mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan?
1.3 Tujuan Penelitian
Suatu penelitian aka lebih terarah dan terfokus pada permasalahan jika
telah ditentukan tujuan dari penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran academic buoyancy pada mahasiswa psikologi
perempuan
2. Untuk mengetahui gambaran academic buoyancy pada mahasiswa psikologi
laki-laki
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan academic buoyancy pada
mahasiswa psikologi antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan.
13
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian adalah diharapkan hasil penelitian dapat
memberikan masukan yang bermanfaat terhadap perkembangan ilmu psikologi,
khususnya ilmu psikologi pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Keseluruhan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
informasi kepada mahasiswa dan dosen dalam kegiatan sehari-harinya dalam
menghadapi tantangan akademik serta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi ilmiah untuk mengembangkan penelitian yang lebih lanjut.
14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Academic Buoyancy
2.1.1 Definisi Academic Buoyancy
Buoyancy (Martin & Marsh, 2008) adalah kemampuan individu untuk
brhasil dalam mengatasi penurunan dan kemunduran yang biasa terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, Academic buoyancy merupakan pencerminan dari
academic resilience secara keseharian dalam perspektif psikologi positif.
Academic buoyancy sendiri menurut Martin dan Marsh (2008)
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat berhasil menghadapi
penurunan akademis dan tantangan sehari-hari dalam kehidupan sekolah seperti
nilai yang buruk, mengejar deadline, tekanan ketika menghadapi ujian dan tugas-
tugas sekolah yang sulit. Academic buoyancy merupakan atribut personal yang
berkaitan dengan pengarahan tantangan sehari-hari dalam konteks akademik
(Martin, 2013).
Selaras dengan pendapat Martin dan Marsh diatas, Putwain, Connors,
Symes, dan Douglas-Osborn (2012) berpendapat bahwa academic buoyancy
menunjuk pada, respon positif, membangun dan adaptable terhadap tipe tantangan
dan hambatan yang dialami dalam area akademik.
Menurut Comerford, Batteson, dan Tormey (2015) academic buoyancy
dijelaskan sebagai kemampuan individu untuk mengarahkan tantangan sehari-hari
yang khas dari kehidupan sekolah secara sukses.
15
Bakhshaee, Hejazi, Dortaj, dan Farzad (2016) berpendapat bahwa
academic buoyancy is defined as maintaining academic competence and positive
adjustment against existing adversities in adolescent’s developmental path in
their academic context.
Martin dan Marsh (2009) berpendapat bahwa permasalahan dapat berupa
permasalahan yang akut dan substantial serta permasalahayang relative tingkat
rendah dan bisa terjadi setiap hari, dan berhubugan dengan hasil yang rendah dan
stress belajar. Academic buoyancy menyinggung semua orang karena pernah
mengalami tantangan dengan tingkat rendah dalam kehidupan akademik.
Academic buoyancy mencoba untuk memahami bagaimana murid mengatasi
tekanan sehari-ari, penurunan, dan tantangan dalamkehidupan sekolah sehari-hari.
Jadi academic buoyancy dapat disimpulkan sebagai kemampuan individu
untuk menghadapi tantangan-tantangan akademis dan penurunan akademis yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan tingkat masalah yang minor dan bisa
terjadi pada semua siswa.
2.1.2 Perbedaan Academic Buoyancy dengan Academic Resiliensi
Academic buoyancy didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatasi
kesulitan sehari-hari/ kesulitan minor, sedangkan academic resiliensi
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatasi kesulitan akademik yang akut
atau kronis (Martin & Burns, 2014).
Menurut Martin (Symes, Putwain, dan Remedios, 2013) buoyancy
berhubungan kuat dengan hasil negative yang rendah seperti kecemasan
akademik, uncertain control, dan menghindari kegagalan, dimana resiliensi
16
berhubungan kuat dengan hasil negative yang lebih kuat seperti disengagement
dari sekolah.
Resiliensi biasanya didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatasi
kesulitan "akut" dan "kronis" yang dilihat sebagai "serangan besar" pada proses
perkembangan. Ekspansi berkelanjutan dari kemampuan ini memberikan
kontribusi untuk pemelihaan dan peningkatan kesehatan mental atau fisik yang
baik. Studi mengenai resiliensi dalam pendidikan cenderung berfokus pada
kelompok etnis yang terletak dalam kondisi buruk atau kronis dengan situasi yang
kurang berprestasi. Oleh karena itu, resiliensi mengacu pada sejumlah kecil
individu yang mengalami kesulitan cukup ekstrim. Martin dan Marsh
mengusulkan bahwa konsep resiliensi tidak membahas banyak orang yang
dihadapkan dengan kemunduran, tantangan, dan tekanan yang merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari.
Menurut Martin dan Marsh (2008) ketahanan sehari-hari atau buoyancy
yang berkaitan dengan pasang surut kehidupan sehari-hari berbeda dengan
kesulitan akut dan kronis yang relevan dengan konstruksi resiliensi. Oleh karena
itu, daya buoyancy dapat dibedakan dari resiliensi dan didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk berhasil mengatasi penurunan dan tantangan yang
khas dari kehidupan sehari-hari. Namun, sama dengan resiliensi, Martin dan
Marsh mengusulkan bahwa pengembangan kemampuan buoyancy memberikan
kontribusi untuk pemeliharaan dan peningkatan baik kesehatan mental atau fisik.
Martin and Marsh (dalam Bowen, 2010: 12) membedakan antara academic
buoyancy dengan academic resilience. Pertama, dengan definisi, academic
17
resilience berurusan dengan masalah ekstrim, sedangkan academic buoyancy
mencakup tuntutan sehari-hari dan persaingan. Kedua, berkenaan dengan sample,
academic resilience menggunakan siswa minoritas yang menghadapi keadaan
ekstrim, sedangkan academic buoyancy berkaitan dengan siswa mayoritas yang
mengalami tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, dalam hubungan
intervensi, academic buoyancy dipertimbangkan merupakan akibat yang wajar
dari academic resilience, dan keduanya dapat dipetakan secara hirarki. Dengan
demikian, dapat mendorong siswa dengan kemampuan untuk mengelola dan
mengatasi tekanan dan permasalahan sehari-hari, mungkin untuk membantu
mengatasi permasalahn yang lebih serius. Demikian juga, jika siswa tersebut
mengalami kesulitan yang ekstrim dapat meningkatkan kemampuannya untuk
menghadapi tantangan biasa, ini mugkin bekerja untuk menutupi tingkat ancaman
yang lebih signifikan.
Operasionalisasi kedua konstruk ini juga berbeda. Karena academic
buoyancy relevan dengan semua murid, skala academic buoyancy dapat
digunakan (Martin & Marsh, 2008). Sedangkan resiliensi menggunakan
pendekatan dua langkah skala resiko akademik dan resiliensi. Pertama, siswa
menilai diri mereka dengan skala hambatan akademik (terdiri dari permasalahan
seperti skorsing, pengeluaran dengan paksa, learning disability, pengulangan
kelas, kegagalan kronis). Kedua, ditanyakan dengan pertanyaan mengenai
bagaimana mereka mengatur atau mengarahkan permasalahan mereka.
Maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara academic buoyancy dan
academic resilience yaitu:
18
Tabel 2.1
Perbedaan Academic Buoyancy dengan Academic Resilience
Academic Buoyancy Academic Resilience
Atribut personal yang relevan dengan
masalah sehari-hari
Atribut personal yang relevan dengan
masalah substansial/ekstrim
Relevan dengan sebagian kecil kinerja
yang buruk dan nilai kemiskinan
Berkaitan dengan nilai kemisikinan
yang tinggi, prestasi rendah yang
kronis
Berkaitan dengan motivasi dan
keterlibatan/engagement
Berkaitan dengan membolos dan
ketidaksenangan dari sekolah
berkaitan dengan interaksi yang relatif
kecil atau jarang dengan dosen
Mengasingkan diri dari kelas atau
melawan dosen
Berkaitan dengan semua mahasiswa
karena tantangan dengan level rendah
dalam kehidupan akademik sehari-hari
Berkaitan dengan kelompok
mahasiswa yang relative sedikit
Berhubungan kuat dengan hasil
negative yang rendah seperti
kecemasan akademik, pengontrol yang
tidak pasti, dan menghindari kegagalan
Berhubungan kuat dengan hasil
negative yang lebih kuat seperti
disengagement dari kampus
2.1.3 Dimensi Academic Buoyancy
Dalam menghadapi berbagai tantangan akademik, mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Menurut Martin,
Colmar, Davey, dan Marsh (2010) academic buoyancy terdiri dari lima dimensi,
yaitu confidence (self-efficacy), coordination (planning), commitment
(persistence), composure (low anxiety), dan control yang sering dikenal sebagai
5‟C academic buoyancy.
2.1.3.1 Self-efficacy
Self-efficacy menurut Andrew J. Martin (2012) merupakan keyakinan dan
kepercayaan diri mahasiswa bahwa ia memiliki kemampuan untuk memahami
atau mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik, menghadapi tantangan dan
melakukan yang terbaik berdasarka kemampuan yang mereka miliki.
19
Sedangkan menurut Bandura (Baron dan Byrne, 2004: 183) merupakan
evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan
sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan. Performa fisik, tugas
akademik, performa dalam pekerjaan, dan kemampuan untuk mengatasi
kecemasan dan depresi ditingkatkan melalui perasaan yang kuat akan self-
efficacy.
Individu dengan self-efficacy yang tinggi cenderung lebih berusaha ketika
menghadapi kesulitan dan bertahan dalam suatu tugas saat mereka memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Self-efficacy akademis berhubungan dengan keyakinan mahasiswa dengan
kemampuannya melakukan kegiatan perkuliahan, melakukan tugas-tugas,
pengaturan aktivitas belajar, dan hidup dengan harapan mereka sendiri dan orang
lain (Baron dan Byrne, 2004: 186). Self-efficacy yang tinggi penting bagi
performa tugas yang sukses, tugas-tugas sekolah, latihan fisik, kesehatan, aksi
politik, dan menghindari tingkah laku negative.
Self-efficacy dapat disimpulkan sebagai keyakinan dan kepercayaan
mahasiswa pada kemampuan mereka untuk memahami atau untuk melakukan
pekerjaan sekolah dengan baik, menghadapi tantangan yang mereka hadapi, dan
melakukan yang terbaik dengan kemampuan mereka.
Mahasiswa yang memiliki derajat self-efficacy tinggi, mereka yakin
dengan kemampuan dirinya sehingga yakin dapat mengerjaka tugas jika telah
belajar dan yakin dapat memahami materi selama mendengarkan penjelasan dosen
dengan sungguh-sungguh. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy
20
yang rendah merasa tidak memiliki keyakinan dan kepercayaan diri bahwa
mereka dapat menyelesaikan tugas, maka mereka akan berusaha untuk
menghindari tugas tersebut.
2.1.3.2 Coordination (planning)
Coordination (planning) menurut Martin (2012) merupakan bagaimana
dan seberapa banyak individu merencanakan pekerjaan sekolah mereka, tugas,
dan belajar, serta bagaimana mereka mempertahankan progress mereka. Pada
mahasiswa yang memiliki coordination (planning) yang tinggi, mereka akan
mengingatkan diri sendiri untuk belajar sesuai jadwal dan bersedia mengevaluasi
cara belajar mereka secara berkala.
2.1.3.3 Commitment (Persistence)
Martin (2012) dalam studinya berpendapat bahwa commitment
(persistence) merupakan seberapa keras individu tetap mencoba untuk berusaha
memperoleh solusi atau untuk memahami sebuah masalah walaupun masalah
tersebut sulit atau menantang. Mahasiswa yang memiliki commitment atau
persistence yang tinggi, mereka akan tetap berusaha meskipun mengalami
hambatan. Sedangkan pada mahasiswa yang commitment (persistence) tergolong
rendah akan cenderung memiliki kesungguhan yang kurang dan menyerah saat
menghadapi tugas ataupun kuis yang dirasa sulit.
2.1.3.4 Composure (Low Anxiety)
Composure (Low anxiety) menurut Martin (2012) mempunyai dua bagian
yaitu perasaan gugup dan khawatir. Perasaan gugup adalah perasaan tidak nyaman
atau tidak menyenangkan yang dimiliki individu saat memikirkan pekerjaan
21
sekolah, tugas, atau ujian mereka. Sedangkan khawatir adalah ketakutan mereka
untuk tidak melakukannya dengan sangat baik dalam tugas sekolah, tugas, atau
ujian mereka, seperti khawatir gagal dalam ujian, memikirkan tentang
konsekuensi yang muncul akibat dari kegagalan dalam mengikuti ujian. Jadi
terdapat beberapa pemikiran dalam individu yang menjalankan ujian.
Pada mahasiswa yag memiliki tingkat Low anxiety, tidak akan merasa
cemas dengan hasil dari tugas atau ujian mereka, serta tidak mengkhawatirkan
tentang konsekuensi yang akan mereka dapatkan. Sedangkan pada mahasiswa
yang tingkat anxiety tinggi akan merasa cemas, takut gagal, serta memikirkan
mengenai konsekuensi yang didapat jika mereka gagal dalam ujian.
2.1.3.5 Control
Collie, Martin, Malmberg, Hall, dan Ginns (2014) mengemukakan bahwa
konstrak control didefinisikan sebagai pemikiran murid bahwa mereka mampu
untuk mengontrol hasil akademik (positif/negative) yang akan datang. Sedangkan
kebalikan dari control adalah uncertain control (Martin, 2012) yang dinilai
sebagai ketidakpastian individu tentang bagaimana untuk mengerjakan tugas
dengan baik atau bagaimana untuk menghindari melakukan tugas dengan buruk.
Martin dkk (2014) mengemukakan bahwa terdapat dua kunci dimensi
control dalam academic buoyancy yaitu (internal) locus dan controllability.
Mahasiswa yang mengatribusikan tantangan dan permasalahan akademik sebagai
sesuatu yang bersumber dari diri sendiri atau internal dan dapat dikontrol seperti
belajar kurang cukup, maka mereka akan berusaha mengubah penyebabnya denga
belajar lebih giat lagi untuk menghindari hasil yang sama. Tetapi jika mereka
22
menganggap penyebab penurunan akademik bersumber dari eksternal dan tidak
dapat dikontrol seperti buruknya pengajaran, mahasiswa mungkin merasa tidak
ada yang dapat mereka lakukan untuk mengubah hasilnya diwaktu yang lain,
mereka mungkin tidak akan mengubah pendekatan mereka mengenai tugas dan
tantangan yang akan datang. Mahasiswa yang percaya mereka memiliki control
atas keberhasilan maupun kegagalan akan lebih giat dalam mengerjakan tugas
akademik, mengembangkan usaha, dan lebih tekun dibadingkan dengan
mahasiswa lainnya yang meyakini bahwa control bersumber dari luar diri sendiri.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Academic Buoyancy
Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan sehari-hari dalam
keidupan akademik, mahasiswa memiliki kemampuan academic buoyancy.
academic buoyancy bisa dipengaruhi oleh beberapa factor. Menurut Martin, Harry
nejad, Susan Colmar, dan Gregory Arief D. Liem (2012) mengemukakan
beberapa factor yang dapat mempengarui academic buoyancy yaitu:
2.1.3.1 Age (umur)
Umur merupakan salah satu factor yang dapat berpengaruh pada
kemampuan individu dalam mengatur dan mengatasi permasalahan dan tantangan
dalam kehidupan. Kemampuan dalam mengatur dan mengatasi masalah atau
tantangan pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
2.1.3.2 Gender
Dalam beberapa penelitian mengusulkan perbedaan gender (jenis kelamin)
dalam kunci-kunci factor pengatur. Contohnya, perencanaan, pengolahan tugas,
23
dan persistensi pada wanita lebih tinggi. Perbedaan gender juga mempengaruhi
perkembangan dan pengaturan kemampuan kognitif, tingkah laku, dan emosional.
2.1.3.3 Sosio-economic status (SES)
Sosio-economic Status (SES) dapat mempengaruhi kognitif, afeksi,
maupun behavior individu dan bagaimana mereka memanfaatkan dan
mengaturnya. Sosio-economic status (SES) bisa ditunjukkan dengan pendidikan
dan pekerjaan orang tua.
2.1.3.4 Language background (latar belakag bahasa)
Latar belakang bahasa juga memainkan peran dalam mendefinisikan dan
menyusun bagaimana orang-orang berpikir, merasakan, dan bertingah laku.
2.2 Tinjauan Mahasiswa Laki-Laki Dan Perempuan
Menurut Beckwith (dalam Baron dan Byrne, 200: 187) jenis kelamin
didefinisikan sebagai istilah biologis berdasarkan perbedaan anatomi dan fisik
antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan ini terletak antara tubuh laki-laki dan
perempuan. Proses ini biasanya terjadi secara otomatis, tanpa banyak pemikiran
mendalam. Jenis kelamin dapat dikenali dari karakteristik fisik seperti rambut
diwajah, dada, atau gaya busana. Orang biasanya menampilkan jenis kelaminnya
sebagai bagian utama dari presentasi dirinya. Selain perbedaan yang dapat dilihat
secara fisik, antara laki-laki dan perempuan juga mengalami perbedaan dalam
berbagai aspek.
Penelitian yang dilakukan oleh Martin dan Marsh (2008) menunjukkan
bahwa perempuan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dibandingkan dengan
laki-laki ketika dihadapkan pada tugas atau tantangan dalam akademik. Selain itu,
24
Martin (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa tingkat control pada
laki-laki lebih tinggi daripada pada perempuan. Pada laki-laki mereka
beranggapan bahwa keberhasilan dan kegagalan yang mereka alami bersumber
dari diri mereka sendiri, sedangkan pada wanita tidak hanya bersumber dari diri
sendiri tetapi juga orang lain atau hal lain. Penelitian pada tahun yang sama juga
menunjukkan bahwa perempuan secara signifikasi lebih tinggi dari pada laki-laki
dalam planning dan persistence. Tetapi tidak ada perbedaan yang nampak dalam
self-efficacy pada laki-laki maupun perempuan.
Selain perbedaan menurut kelima dimensi, Subini dkk membedakan laki-
laki dan permepuan berdasarkan beberapa aspek. Tabel berikut merupakan
penggambaran perbedaan jenis kelamin dalam beberapa aspek yang berkaitan
dengan kemampuan akademik (Subini 2012 : 29).
Tabel 2.2 Perbedaan antara Laki-Laki dan Perempuan dalam Berbagai
Aspek
ASPEK PERBEDAAN
Fisik Sebagian besar perempuan lebih cepat matang dibanding
laki-laki, laki-laki lebih besar dan kuat
Kemampuan verbal Perempuan lebih baik dalam mengerjakan tugas-tugas
verbal di tahun awal, dan dapat dipertahankan.
Laki-laki menunjukkan masalah-masalah bahasa yang
lebih banyak dibandingkan perempuan
Kemampuan
Spasial
Laki-laki lebih superior dalam kemampuan spasial, yang
berlanjut selama masa sekolah.
Kemampuan
matematika
Laki-laki menjukkan superioritas selama sekolah
Sains Perempuan mengalami kemunduran sedangka laki-laki
meningkat
Motivasi
berprestasi
Laki-laki tampak lebih baik dalam melakukan tugas-
tugas stereotip “maskulin” (matematika, sains) dan
perempuan dalam tugas feminime.
Agresif Laki-laki umumnya lebi agresif dibandingkan dengan
perempuan.
25
Ketika berkaitan dengan jenis kelamin, laki-laki memiliki adaptability
lebih tinggi dari pada pada perempuan (Martin, Nejad, Colmar dan Liem, 2012).
Perempuan cenderung lebih memiliki kecemasan dalam akademik daripada laki-
laki (Singh, 2009). Wanita lebih termotivasi untuk mencapai tujuan pendidikan
pasca sarjana mereka daripada laki-laki. Laki-laki yang memiliki tanggungjawab
membuat mereka berjuang dan menghadapi tantangan sampai mereka mencapai
tujuan mereka.
Dalam masyarakat, laki-laki lebih bersabar daripada perempuan selama
menghadapi kesulitan dalam belajar maupun hidup, laki-laki juga mempercayai
fakta bahwa kemampuan menghadapi tantangan akademik bisa berefek pada
prestasi dan berkonsekuensi mempengaruhi kehidupan kedepannya. Pandangan
bahwa masalah sehari-hari yang mereka hadapi merupakan jembatan yang akan
mengarahkan mereka kedunia kerja (Khalaf, 2014).
Ketika berkaitan dengan help-seeking, perempuan lebih besar ketika
mencari bantuan daripada laki-laki. Dalam hal menghargai sekolah, penguasaan
dalam orientasi, dan manajemen tugas, perempuan lebih baik daripada laki-laki
(Martin, 2012).
2.3 Academic Buoyancy Pada Mahasiswa Laki-Laki Dan
Perempuan
Keberhasilan mahasiswa dalam mencapai kesuksesan akademik dapat
terwujud apabila mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. jika
orang harus unggul atau berhasil dalam karirnya, ia harus mengatasi sejumlah
hambatan yang baik eksternal maupun internal di alam. Hambatan eksternal
26
berkaitan dengan lingkungan di mana individu tersebut tinggal dan menikmati
fasilitas yang ada. Hambatan internal untuk kesuksesan seseorang terkait dengan
ciri-ciri kepribadian yang individual. Sifat-sifat kepribadian atau karakteristik
yang sangat penting untuk mendapatkan kesuksesan. Untuk menghadapi
tantangan akademik tersebut mahasiswa harus mempunyai kemampuan untuk
menghadapinya. Kemampuan inilah yang disebut sebagai academic buoyancy.
Selama mengikuti kegiatan akademik, mahasiswa mengalami tantangan-
tantangan akademik sehari-harinya. Menurut Martin dan Marsh (2010) tantangan
sehari-hari yang dihadapi mahasiswa sepeti nilai yang buruk, mengejar deadline,
tekanan ketika menghadapi ujian dan tugas-tugas yang sulit.
Penelitian yang dilakukan oleh Martin dan Marsh (2008) menunjukkan
bahwa perempuan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dibandingkan dengan
laki-laki ketika dihadapkan pada tugas atau tantangan dalam akademik. Selain itu,
Martin (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa tingkat control pada
laki-laki lebih tinggi daripada pada perempuan. Pada laki-laki mereka
beranggapan bahwa keberhasilan da kegagalan yang mereka alami bersumber dari
diri mereka sendiri, sedangkan pada wanita tidak hanya bersumber dari diri
sendiri tetapi juga orang lain atau hal lain. Penelitian pada tahun yang sama juga
menunjukkan bahwa perempuan secara signifikasi lebih tinggi dari pada laki-laki
dalam planning dan persistence. Tetapi tidak ada perbedaan yang nampak dalam
self-efficacy pada laki-laki maupun perempuan
Derajat academic buoyancy sendiri berbeda-beda antara individu yang satu
dengan individu yang lain. Pada penelitian yang dilakukan oleh Martin dan Marsh
27
(2008). Laki-laki cenderung memiliki derajat academic buoyancy yang lebih
tinggi dibandingkan pada perempuan.
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan ringkasan pemikiran disusunnya keterkaitan
antara jenis kelamin dengan academic buoyancy pada mahasiswa psikologi.
Academic buoyancy pada mahasiswa laki-laki maupun perempuan yang
mengalami tantangan akademis selama kehidupan perkuliahanya sehari-hari dan
dapat diukur oleh lima dimensi penentu yaitu, dimensi keyakinan terhadap
kemampuan yang dimiliki, kemampuan untuk merencanakan, kesungguhan yang
dimiliki untuk mengatasi permasalahan, ketenangan ketika berhadapan dengan
masalah serta meyakini bahwa keberhasilan da kegagalan berasal dari diri sendiri.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
28
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Mahasiswa mengalami
tantangan akademis
sehari-hari
Mahasiswa laki-laki
Memiliki self-efficacy
dalam menghadapi tugas
dalam lingkungan
akademik
Cenderung memiliki
derajat planning yang
rendah.
Cenderung memiliki
derajat persistence yang
rendah
Tidak merasakan
kecemasan (anxiety)
berlebihan ketika
dihadapkan dengan tugas
atau tantangan akademik
Keberhasilan dan
kegagalan bersumber dari
diri sendiri
Mahasiswa perempuan
Memiliki self-efficacy
dalam menghadapi tugas
dalam lingkungan
akademik
Cenderung memiliki
derajat planning yang
tinggi.
Cenderung memiliki
derajat persistence yang
tinggi
Merasakan kecemasan
(anxiety) berlebihan ketika
dihadapkan dengan tugas
atau tantangan akademik
Keberhasilan dan
kegagalan bersumber dari
orang lain atau hal lain.
Academic buoyancy
Rendah Tinggi
29
2.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada perbedaan academic buoyancy
antara mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan”.
134
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan mengenai Academic
Buoyancy pada mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan di Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES), maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Mahasiswa perempuan memiliki tingkat Academic Buoyancy yang berada
pada kategori tinggi.
2. Mahasiswa laki-laki memiliki tingkat Academic Buoyancy yang berada pada
kategori tinggi.
3. Tidak terdapat perbedaan tingkat academic buoyancy pada mahasiswa laki-
laki dan Mahasiswa Perempuan secara signifikansi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan di atas, maka
peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
5.2.1 Bagi mahasiswa psikologi
Diharapkan bagi mahasiswa laki-laki maupun mahasiswa perempuan untuk
tetap berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dalam akademik, tetap
mengaktualisasikan diri secara maksimal, berusaha menekan ketakutan dalam
mengembangkan diri untuk membuka peluang dalam mencapai keberhasilan, dan
135
meningkatkan kemampuan dalam belajar secara efektif, manajemen waktu yang
lebih baik.
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang tertarik meneliti mengenai academic buoyancy dapat
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi academic
buoyancy, seperti tingkat usia, latar belakang pendidikan serta latar belakang
keluarga atau sosiodemograph.
136
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
----------------------. 2015. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
----------------------. 2015. Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bakhshaee, Farah., Hejazi, Elahe., Dortaj, Fariborz,. Farzad, Valiollah. 2016. The
Modeling of School Climate Perception and Positive Youth
Development with Academic Buoyancy.Journal of Current Research in
Science. 94-100. JCRS.
Baron, Robert A. dan Donn Byrne. 2004. Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Comerford, Jason; Batterson, Tamzin dan Roland Tormey. 2015. Academic
Buoyancy In Second Level Schools Insights From Ireland. Procedia,
Social and Behavioral Sciences, 197, 98-103. Elsevier. Doi:
10.1016/j.sbspro.2015.07.06
Khalaf, Ali Mustafa. 2014. Validity and Reliability of the Academic Resilience
Scale in Egyptian Context. Us-china education Review, 4, 3, 202-210.
David Publishing.
Khan, Mussarat Jabeen; Altaf, Seema & Kausar, Hafsa. 2013. Effect of Perceived
Academic Stress on Students‟ Performance. FWU Journal of Social
Sciences, vol. 7, No. 2: 146-151.
Liu, Yangyang dan Zuhong Lu. Chinese High School Students‟ Academic Stress
and Depressive Symptoms: Gender and School Climate as Moderators.
Jurnal Stress & Health. 2012. Vol.28: 340-346. Available at
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/smi.2418
Marcelina. 2015. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Academic Buoyancy Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014 Universitas “X” Bandung
Yang Menjalani Kkn. Skripsi. Universitas Kristen Maranatha.
137
Martin, A. J. 2012. High School Motivation and Engagement: Gender and Age
Effects. Brief Report.
----------------. 2013. Academic buoyancy and academic resilience: exploring
„everyday‟ and „classic‟ resilience in the face of academic adversity.
School Psychological International, 34, 488-500.
http://dx.doi.org/10.1177/0143034312472759
Martin, A. J., & Marsh, H.W. 2009.Academic Resilience and Academic
Buoyancy: Multidimensional and Hierarchical conceptual framing of
Causes, Correlates and Cognate Construct. Oxford Review of Education,
35, 353-370. http://dx.doi.org/10.1080/03054980902934639
Martin, A. J., Nejad, Harry. Colmar, Susan and Liem, G. A. D. 2012.
Adaptability: Conceptual and Empirical Perspectives on Responses to
Change, Novelty and Uncertainty. Australian Journal of Guidance and
Counselling, 22, 58-81. http://doi.org/10.1017/jgc.2012.8
Martin, A., Colmar, S., Davey, L., Marsh, H. (2010). Longitudinal modeling of
academic buoyancy and motivation: Do the '5Cs' hold up over time?
British Journal of Educational Psychology.
Martin, A.J., & Burns, E.C. 2014. Academic buoyancy, resilience, and
adaptability in students with ADHD. The ADHD Report, 22, 1-9.
Martin, A.J.; Ginns, Paul; Brackett, Marc A.; Malmberg, Lars-Erik; dan James
Hall. 2013. Academic Buoyancy and Psychological Risk, Exploring
Reciprocal Relationship. Journal Learning and Idividual Differences,
27, 128-133. Elsevier.
Martin, Andrew J dan Marsh, Herbert W. 2008. Workplace and Academic
Buoyancy: Psychometric Assessment and Construct Validity Amongst
School Personnel and Students. Journal of Psychoeducational
Assessment Volume 26, Number 2, 168-184. Sage Publication.
Putwain, David W., Connors, L., Symes, W., & Douglas-Osborn, Erica. 2012. Is
Academic Buoyancy Anything More Than Adaptive Coping? Anxiety,
Stress, & Coping, 25, 349-358.
http://dx.doi.org/10.1080/10615806.2011.582459
Safree, Yasin & Dzulkifli. (2010). The relationship between social support and
academic achievement among students. International Journal of
Business and Social Sciences, 1 (3): 110 – 116.
138
Sebastian, Ivan. 2013. Never be Afraid: Hubungan antara Fear of Failure dan
Prokrastinasi academic. Jurnal ilmiah. Mahasiswa Universitas Surabaya.
Vol.2. no.1
Sikadu UNNES. 2017. Daftar Mahasiswa Semester Genap Tahun 2016/2017.
https://akademik.unnes.ac.id/cetak/data_list_mhs_txt.php?a=lengkap&k
Singh, Y. G. 2010. Level of Academic Anxiety:Self Confidence and Their
Relation with Academic Achievement in Secondary Students.
International Research Journal, 1.
Subini, Nini; Apriani, Daryanti; Susilowanto, Anang dan Liswati. 2012. Psikologi
Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.
Symes, Wendy; Putwain, Dave; and Remedios, Richard. The Enabling and
Protective Role of Academic Buoyancy in the Appraisal of Fear Appeals
Used Prior to High Stakes examinations. Paper Report. LMU, Edge Hill
University and Durham University.
top related