ABSTRAK - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/306/2/Abstrak.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
Post on 18-Aug-2019
221 Views
Preview:
Transcript
ABSTRAK
Fifi Oktavia (NPM: 13080002), Pengaruh Penggunaan Metode Picture and Picture terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat, 2018
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel. Untuk melatih siswa agar mampu dalam
menceritakan kembali isi fabel digunakan metode picture and picture dalam
proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok,
mendeskripsikan kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, dan mendeskripsikan pengaruh metode picture and
picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi
eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak
112 siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simpel random
sampling, sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas kontrol
sebanyak 21 orang dan kelas eksperimen sebanyak 22 orang. Variabel penelitian
ini adalah metode picture and picture sebagai variabel bebas dan kemampuan menceritakan kembali isi fabel sebagai variabel terikat. Data penelitian ini adalah
skor tes unjuk kerja kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, nilai rata-rata kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
adalah 55,33 dengan kualifikasi hampir cukup (HC). Kedua, nilai rata-rata
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
adalah 65,15 dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC). Ketiga, terdapat pengaruh
yang signifikan penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan
menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok dengan thitung > ttabel (3,96>1,68).
ABSTRAK
Fifi Oktavia (NPM: 13080002), Pengaruh Penggunaan Metode Picture and Picture terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat, 2018
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel. Untuk melatih siswa agar mampu dalam
menceritakan kembali isi fabel digunakan metode picture and picture dalam
proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok,
mendeskripsikan kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok, dan mendeskripsikan pengaruh metode picture and
picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi
eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak
112 siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simpel random sampling, sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas kontrol
sebanyak 21 orang dan kelas eksperimen sebanyak 22 orang. Variabel penelitian
ini adalah metode picture and picture sebagai variabel bebas dan kemampuan
menceritakan kembali isi fabel sebagai variabel terikat. Data penelitian ini adalah
skor tes unjuk kerja kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, nilai rata-rata kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
adalah 55,33 dengan kualifikasi hampir cukup (HC). Kedua, nilai rata-rata
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok adalah 65,15 dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC). Ketiga, terdapat pengaruh
yang signifikan penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan
menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok dengan thitung > ttabel (3,96>1,68).
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Metode Picture and Picture terhadap Kemampuan
Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan
studi pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak dalam proses menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa
hormat, penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Dra. Indriani Nisja, M.Pd. sebagai pembimbing I yang telah membimbing
penulis dan memberikan arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan
skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kebijakan.
2. Yulia Pebriani, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah ikut membimbing
dan telah membantu membenahi skripsi ini.
3. Dra. Indriani Nisja, M.Pd. dan Samsiarni, S.S., M.Hum. selaku ketua dan
sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan izin untuk menulis proposal penelitian ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat yang telah membekali penulis dengan berbagai
ilmu pendidikan selama perkuliahan.
5. Kedua orang tua yang tidak hentinya memberikan semangat, motivasi, materi,
dan doa kepada penulis.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Mudah-mudahan segala amal dan bantuan dari pihak-pihak yang telah
disebutkan di atas, mendapat pahala serta balasan dari Allah Swt. Sebagai
manusia biasa, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
skripsi ini, dan apabila masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
ii
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca.
Padang, Januari 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah .................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
G. Definisi Operasional ............................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Landasan Teori .................................................................................... 8
1. Hakikat Berbicara ............................................................................ 8
a. Pengertian Berbicara .................................................................... 8
b. Tujuan Berbicara ......................................................................... 9
c. Faktor Yang Menunjang Keefektifan Berbicara ........................... 10
2. Hakikat Fabel ................................................................................ 12
a. Pengertian Fabel ........................................................................ 12
b. Struktur Fabel ............................................................................ 13
c. Unsur-unsur Fabel ...................................................................... 13
3. Indikator Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel ... 14
4. Hakikat Metode Picture and Picture............................................... 15
a. Pengertian Metode Picture and Picture ....................................... 15
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Picture and Picture ............... 16
c. Langkah-langkah Metode Picture and Picture ............................. 17
iv
d. Penerapan Metode Picture and Picture dalam Pembelajaran ....... 18
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 19
C. Kerangka Konseptual ......................................................................... 21
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 24
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 24
B. Metode Penelitian .............................................................................. 24
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 25
D. Variabel dan Data .............................................................................. 27
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 27
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 35
A. Deskripsi Data ................................................................................... 35
B. Analisis Data...................................................................................... 44
C. Pembahasan ....................................................................................... 97
BAB V PENUTUP ........................................................................................130
A. Simpulan ..........................................................................................130
B. Saran ................................................................................................130
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................132
LAMPIRAN .................................................................................................134
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi dan Sampel .........................................................................26
Tabel 2. Format Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel .........29
Tabel 3. Format Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi
Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok ................................................................................................31
Tabel 4. Pedoman Konversi Skala 10 ..............................................................32
Tabel 5. Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali Isi
Fabel Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ................37
Tabel 6. Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ......41
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ................................46
Tabel 8. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ................................47
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 1 ..............50
Tabel 10. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 1 .....51
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 2 ..............53
Tabel 12. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 2 ..............54
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 3 ..............56
Tabel 14. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 3 .....57
vi
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 4 ..............58
Tabel 16. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 4 ..............59
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 5 ..............61
Tabel 18. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 5 .....62
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 6 ..............64
Tabel 20. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 6 ..............65
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 7 ..............67
Tabel 22. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 7 .....68
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ................................70
Tabel 24. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ................................72
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 1 ..............74
Tabel 26. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 1 .....75
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 2 ..............77
vii
Tabel 28. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 2 ..............78
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 3 ..............80
Tabel 30. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 3 .....81
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 4 ..............83
Tabel 32. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 4 ..............84
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 5 ..............86
Tabel 34. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 5 .....87
Tabel 35. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 6 ..............89
Tabel 36. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 6 ..............91
Tabel 37. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 7 ..............92
Tabel 38. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 7 .....93
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengaruh Metode Picture and Picture
terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok .......................22
Gambar 2. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ......................................49
Gambar 3. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 1 ....................55
Gambar 4. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 2 ....................57
Gambar 5. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 3 ....................60
Gambar 6. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 4 ....................63
Gambar 7. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 5 ....................66
Gambar 8. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 6 ....................69
Gambar 9. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 7 ....................73
Gambar 10.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok..............................76
Gambar 11.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 1 ............79
Gambar 12.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 2 ............82
Gambar 13.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 3 ............85
ix
Gambar 14.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 4 ............85
Gambar 15.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 5 ............88
Gambar 16.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 6 ............90
Gambar 17.Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 7 ............93
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kode Identitas Sampel Penelitian Kelas VII C (Kelas Kontrol) .... 138
Lampiran 2. Kode Identitas Sampel Penelitian Kelas VII D (Kelas
Eksperimen) ............................................................................... 139
Lampiran 3. Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali
Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok .......... 140
Lampiran 4. Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan Metode Picture and Picture
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok ......................................................................................... 141
Lampiran 5. Perolehan Skor dan Nilai Kemampuan Menceritakan Kembali
Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok .......... 142
Lampiran 6. Perolehan Skor dan Nilai Kemampuan Menceritakan Kembali
Isi Fabel dengan Menggunakan Metode Picture and Picture
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ......................................................................................... 143
Lampiran 7. Total Nilai Kontrol-Eksperimen Kemampuan Menceritakan
Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok ............................................................. 144
Lampiran 8. Simpangan Baku (s) dan Variansi Kelas Kontrol ......................... 145
Lampiran 9. Simpangan Baku (s) dan Variansi Kelas Eksperimen ................... 146
Lampiran 10. Perbandingan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa dan dengan Menggunakan Metode Picture and Picture
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok ....................................................................................... 147
Lampiran 11. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ............................................ 148
Lampiran 12. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ...................................... 149
Lampiran 13. Uji Homogenitas ...................................................................... 150
Lampiran 14. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................ 151
Lampiran 15. Tabel Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................... 153
Lampiran 16. Tabel Uji Normalitas Kelas Eksperimen .................................... 155
Lampiran 17. Nilai Kritis untuk Uji Liliefors .................................................. 157
Lampiran 18. Nilai Kritik Sebaran F .............................................................. 158
Lampiran 19. Nilai Persentil untuk Distribusi t ............................................... 159
xi
Lampiran 20. Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok ....................................................................................... 160
Lampiran 21. Instrument Penelitian Tes Kemampuan Menceritakan Kembali
Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok ....................................................................................... 161
Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .......... 162
Lampiran 23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .... 166
Lampiran 24. Materi Ajar .............................................................................. 171
Lampiran 25. Gambar Cerita Fabel ................................................................ 173
Lampiran 26. Dokumentasi Proses Belajar Mengajar ...................................... 174
xii
A. Latar Belakang Masalah
BAB I
PENDAHULUAN
Kemampuan berbicara adalah suatu kemampuan berbahasa yang
digunakan untuk alat komunikasi secara langsung. Kemampuan berbicara harus
dimiliki oleh setiap individu. Berbicara merupakan suatu pengungkapan ide,
gagasan, atau pikiran seseorang yang disampaikan secara langsung oleh
pembicara kepada pendengar. Salah satu kemampuan berbicara yang harus
dikuasai oleh siswa adalah menceritakan kembali isi fabel.
Berbicara adalah suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk
alat komunikasi secara langsung. Berbicara merupakan suatu pengungkapan ide,
gagasan, atau pikiran seseorang yang disampaikan secara langsung oleh
pembicara kepada pendengar. Kemampuan berbicara diajarkan dengan tujuan agar
siswa dapat melakukan komunikasi dengan baik, baik komunikasi di dalam
kegiatan pembelajaran, maupun di dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu
kemampuan berbicara yang harus dikuasai oleh siswa adalah menceritakan
kembali isi fabel
Pembelajaran kemampuan menceritakan kembali isi fabel terdapat dalam
standar isi Kurikulum 2013 SMP kelas VII semester II, Kompetensi Inti (KI) ke-4,
yaitu “mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori”
dan kompetensi dasar (KD) ke- 4.15 “ menceritakan kembali isi fabel atau legenda
1
2
daerah setempat”. Indikator yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar ini adalah
siswa mampu menceritakan kembali isi fabel dengan tepat.
Pembelajaran menceritakan kembali isi fabel menuntut siswa untuk
mampu memahami berbagai cerita fabel dan menceritakannya kembali dengan
bahasa sendiri. Di samping itu, guru sebagai fasilitator pembelajaran juga dituntut
untuk mampu menguasai, menerapkan berbagai strategi, teknik, dan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel. Meskipun demikian, dalam kenyataan masih
ditemui siswa yang kurang mampu menceritakan kembali isi fabel dengan baik.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok yang
bernama Elmawati, S.Pd., pada tanggal 10 Maret 2017, diperoleh informasi bahwa
kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII masih tergolong
rendah dan kurang memuaskan. Permasalahan yang sering dialami oleh siswa saat
proses belajar mengajar, khususnya dalam berbicara (menceritakan kembali isi
fabel) adalah sebagai berikut. Pertama, siswa sulit memahami materi tentang
fabel, dikarenakan kurangnya keseriusan siswa dalam belajar. Kedua,
pembelajaran fabel termasuk materi baru yang diajarkan di kelas VII, padahal
sebelumnya diajarkan di kelas VIII atau kelas IX. Walaupun siswa tidak
merasakan itu, akan tetapi guru merasa ini adalah salah satu penyebab mengapa
pembelajaran fabel masih rendah. Ketiga, kurangnya rasa percaya diri siswa saat
berada di depan kelas untuk menceritakan kembali isi fabel. Siswa takut
ditertawakan oleh teman dan takut mendapat respon negatif dari teman sekelas,
3
serta siswa juga jarang tampil di depan kelas karena waktu pembelajaran yang
terbatas, sehingga siswa kesulitan dalam menceritakan kembali isi fabel. Keempat,
masih banyak siswa yang malas membaca materi maupun cerita fabel, sehingga
ketika akan menceritakan kembali isi fabel, siswa banyak diam dan ragu apa yang
ingin disampaikan, padahal untuk dapat menceritakan kembali isi fabel, siswa
dituntut untuk membaca terlebih dahulu cerita fabel.
Wawancara selanjutnya juga dilakukan kepada tiga orang siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Berdasarkan wawancara
tersebut, diperoleh informasi mengenai masalah yang dialami dalam pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel sebagai berikut. Pertama, siswa malas membaca
dan kurang memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran tentang fabel,
sehingga siswa kurang paham tentang fabel dan kesulitan saat menceritakan
kembali isi fabel. Kedua, siswa kurang percaya diri karena takut ditertawakan jika
salah menceritakan kembali isi fabel.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa,
khususnya menceritakan kembali isi fabel, diperlukan adanya suatu metode atau
cara yang dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk belajar lebih aktif.
Pembelajaran akan optimal jika model dan metode yang digunakan tepat. Salah
satu cara yang dapat dilakukan guru untuk membuat proses pembelajaran lebih
berarti dan menyenangkan adalah dengan menggunakan metode picture and
picture. Metode picture and picture merupakan suatu metode yang penyampaian
materi ajar dengan menggunakan gambar-gambar yang dipasangkan oleh siswa,
sehingga siswa dapat berpikir logis dan sistematis. Melalui metode picture and
4
picture guru dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan materi yang diajarkan
lebih terarah, dengan menggunakan gambar dapat membantu guru dan siswa
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, proses pembelajaran juga
akan lebih menyenangkan dan tidak akan mudah dilupakan oleh siswa karena
siswa secara langsung mengamati gambar-gambar yang diperlihatkan guru.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini penting dilakukan untuk
mengetahui bagaimanakah pengaruh metode picture and picture terhadap
kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut. Pertama, siswa sulit memahami materi pembelajaran tentang
fabel dengan baik. Kedua, fabel adalah materi baru yang diajarkan di kelas VII
yang sebelumnya diajarkan di kelas VIII atau IX. Ketiga, kurangnya rasa percaya
diri siswa berada di depan kelas dalam menceritakan kembali isi fabel. Keempat,
masih banyak siswa yang malas membaca materi maupun cerita fabel.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka batasan masalah
penelitian ini adalah pengaruh metode picture and picture terhadap kemampuan
menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah kemampuan menceritakan
5
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok? Kedua, bagaimanakah
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok?
Ketiga, apakah terdapat pengaruh metode picture and picture terhadap
kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan
kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
Kedua, mendeskripsikan kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh metode picture and
picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
sebagai berikut. Pertama, bagi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok, dapat digunakan sebagai sarana untuk mempermudah siswa
dalam menceritakan kembali isi fabel dan memberi pengalaman baru yang
menyenangkan dalam menceritakan kembali isi fabel, serta menumbuhkan
6
motivasi siswa dalam proses belajar. Kedua, bagi guru mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, dapat
memberikan alternatif pemilihan metode pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi fabel. Ketiga, bagi SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, dapat memberikan sumbangan yang
baik, berupa perbaikan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat
mengoptimalkan hasil belajar siswa pada khususnya dan meningkatkan kualitas
sekolah pada umumnya. Keempat, bagi penulis, meningkatkan dan menambah
wawasan mengenai peningkatan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
melalui metode picture and picture dan dapat dijadikan sebagai salah satu bekal
dalam pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun langsung di
lapangan. Kelima, bagi pembaca, dapat dijadikan referensi atau bahan
perbandingan untuk penelitian berikutnya.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul penelitian, perlu
diberikan definisi operasional sebagai berikut. Pertama, pengaruh adalah efek,
dampak atau akibat yang ditimbulkan dari penggunaan metode picture and picture
terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri
5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Kedua, metode picture and picture adalah
suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
oleh siswa menjadi urutan logis. Ketiga, kemampuan menceritakan kembali isi
fabel merupakan kecakapan yang dimiliki setiap siswa dalam menceritakan
kembali isi fabel yang dibaca atau diperdengarkan dengan menggunakan bahasa
7
sendiri. Keeempat, fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi
manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang, biasanya berisi pendidikan
moral dan budi pekerti. .
A. Landasan Teori
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut tiga
hal, yaitu: (1) hakikat berbicara; (2) hakikat fabel; (3) hakikat metode picture and
picture.
1. Hakikat Berbicara
Kajian yang digunakan dalam hakikat berbicara menyangkut tiga hal,
yaitu: (1) pengertian berbicara, (2) tujuan berbicara (3) faktor yang menunjang
keefektifan berbicara.
a. Pengertian Berbicara
Arsjad dan Mukti (1988:17) mengemukakan bahwa berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Pendengar menerima informasi melalaui rangkaian nada, tekanan, dan
penempatan persendian (juncture). Jika komunikasi berlangsung secara tatap
muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Menurut Tarigan (2008:16), berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem
tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
8
9
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan, 2008:16), berbicara merupakan
instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara
langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan
pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta
dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengomunikasikan gagasan-
gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
berbicara adalah kemampuan mengeluarkan bunyi-bunyi dalam bentuk kata-kata
dengan mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan kepada pendengar.
b. Tujuan Berbicara
Kegiatan yang dilakukan sehari-hari tentunya memiliki tujuan. Begitu juga
halnya dengan kegiatan berbicara yang dilakukan di sekolah. Siswa dituntut untuk
mampu berbicara dengan baik di sekolah, agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Menurut Arsjad dan Mukti (1988:17), tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan informasi secara efektif, sebaiknya
pembicara betul-betul memahami isi pembicaraannya, di samping juga harus
dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar.
Tarigan (2008:30) membagi tujuan umum berbicara ke dalam empat
macam, yaitu sebagai berikut.
Pertama, berbicara untuk melaporkan, untuk memberikan informasi, atau
dalam bahasa Inggris disebut (informance speaking) dilaksanakan kalau
seseorang berkeinginan untuk: (a) memberi atau menanamkan
pengetahuan, (b) menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara
benda-benda, (c) menerangkan atau menjelaskan sesuatu proses, dan (d) menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu persetujuan ataupun
menguraikan suatu tulisan. Kedua, berbicara secara kekeluargaan cara
yang paling umum menjamin serta memadukan suatu persahabatan adalah
10
melalui obrolan hiburan. Ketiga, berbicara untuk meyakinkan (persuasi) yang merupakan tujuan ketika kita menginginkan tindakan atau aksi.
Keempat, berbicara untuk merundingkan (deliberatife speaking) yang pada
dasarnya bertujuan untuk membuat sejumlah keputusan atau rencana.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
berbicara adalah untuk berkomunikasi. Selain itu, tujuan berbicara adalah untuk
memberikan informasi, melaporkan, menjamu dan menghibur, serta membujuk,
mengajak, dan meyakinkan pendengar.
c. Faktor Yang Menunjang Keefektifan Berbicara
Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara selain harus
memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, si pembicara
juga harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan. Selain itu, pembicara
harus berbicara dengan jelas dan tepat. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara, yaitu: faktor
kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.
Menurut Arsyad dan Mukti (1988:17-22) faktor kebahasaan dan faktor
nonkebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara terdiri dari hal berikut.
Pertama, faktor kebahasaan yaitu: (1) ketepatan ucapan. Pengucapan lafal yang
dimaksudkan adalah pengucapan dengan jelas dan tepat huruf yang diucapkan. (2)
Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai. Kesesuaian tekanan,
nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. (3)
pilihan kata (diksi). Pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Jelas
maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar. (4) Ketepatan sasaran
pembicaraan. Ketetapan sasaran pembicaraan menyangkut kalimat. Pembicara
yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
11
pembicaraannya. Kedua, faktor-faktor nonkebahasaan, yaitu sebagai berikut. (1)
Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku. Sikap yang wajar oleh pembicara sudah
dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Tentu saja sikap ini sangat
banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi. (2) Pandangan
harus diarahkan kepada lawan bicara. (3) Kesediaan menghargai pendapat orang
lain. (4) Gerak-gerik dan mimik yang tepat. Gerakan-gerakan dan mimik yang
tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain
mendapat tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik. (5)
Kenyaringan suara. Tingkat kenyaringan ini disesuaikan dengan situasi, tempat,
jumlah pendengar dan akustik. (6) Kelancaran. Kelancaran berbicara akan
memudahkan pendengaran menangkap isi pembicaraannya. Selain itu berbicara
yang terputus-putus bahkan menyelipkan bunyi ee, oo, aa dapat mengganggu
penangkapan pendengaran, dan sebalikya pembicara yang terlalu cepat berbicara
juga akan menyulitkan pendengar menangkap pembicaraanya. (7) Relevansi atau
penalaran. Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. (8)
Penguasaan topik. Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Pengusaan
topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
menunjang keefektifan berbicara terdiri dari faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi: ketepatan ucapan, penempatan
tekanan atau intonasi, pilihan kata atau diksi, ketepatan sasaran pembicaraan.
Sedangkan, faktor nonkebahasaan meliputi: sikap yang wajar, pandangan yang
harus diarahkan pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain,
12
gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi, dan
penguasaan topik.
2. Hakikat Fabel
Kajian teori yang digunakan pada hakikat fabel adalah: (1) pengertian
fabel, (2) struktur fabel, (3) unsur-unsur yang membangun fabel, yang akan
dijelaskan sebagai berikut.
a. Pengertian Fabel
Menurut Sugiarto (2015:165), fabel atau dongeng binatang adalah
dongeng yang pelaku-pelakunya terdiri dari binatang yang disifatkan seperti
manusia. Dalam fabel, binatang-binatang digambarkan memiliki sifat-sifat persis
seperti manuasia, misalnya bisa bercakap-cakap, tertawa, menangis, dan
sebagainya.
Menurut Emzir dan Rohman (2015: 235), fabel adalah dongeng tentang
kehidupan dunia binatang. Dongeng tentang dongeng binatang ini dimaksudkan
menjadi teladan bagi kehidupan manusia pada umumnya. Mulyadi, dkk.
(2016:259) juga menjelaskan bahwa fabel merupakan salah satu jenis prosa lama
yang mengisahkan pengajaran moral dengan tokohnya yang diperankan binatang.
Namun, binatang-binatang tersebut bertingkah laku layaknya manusia
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fabel adalah
sebuah cerita atau dongeng binatang yang mengandung nilai-nilai moral yang
pelaku-pelakunya diperankan oleh binatang, dimana binatang-binatang itu
mempunyai sifat atau perilaku persis seperti manusia.
13
b. Struktur Fabel
Menurut Mulyadi, dkk. (2016:258), struktur fabel terdiri atas orientasi,
komplikasi, resolusi, koda sebagai berikut. (1) Orientasi merupakan bagian awal
yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk
ketempat berikutnya. (2) Komplikasi berisi urutan kejadian yang dihubungkan
secara sebab akibat. Komplikasi merupakan bagian inti cerita yang berisi
permasalahan. (3) Resolusi merupakan kelanjutan dari komplikasi yaitu
pemecahan masalah. (4) Koda merupakan bagian akhir cerita yang bagiannya
berupa simpulan atau akhir cerita. Koda juga dapat berisi perubahan yang dialami
tokoh dan pengajaran moral yang dapat diambil.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur fabel
terdiri dari orientasi atau bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, komplikasi
yang berisi sebab akibat suatu cerita, resolusi atau pemecahan masalah, dan koda
bagian akhir cerita berupa simpulan atau akhir cerita.
c. Unsur-unsur Fabel
Fabel termasuk jenis cerita fiksi, dimana fabel bukan kisah tentang
kehidupan nyata. Fiksi mempunyai unsur-unsur pembangun. Menurut Muhardi
dan Hasanudin (1992:20), unsur-unsur yang membangun karya fiksi ada dua,
yaitu: unsur yang membangun dari dalam fiksi itu sendiri (unsur instrinsik), dan
unsur yang mempengaruhi penciptaan fiksi dari luar (unsur ekstrinsik). Di dalam
penelitian ini hanya akan dikaji unsur instrinsik karya fiksi itu saja.
Muhardi dan Hasanudin (1992:24-38) mengemukakan unsur instrinsik
fiksi ke dalam enam bagian yaitu sebagai berikut.
14
(1) Penokohan, dalam hal penokohan termasuk masalah penamaan, pemeranan, keadaan fisik, keadaan psikis, dan karakter. (2) Peritiwa dan
alur, permasalahan fiksi dibangun melalui peristiwa-peristiwa yang
melibatkan tokoh-tokohnya. (3) Latar, latar merupakan penanda identitas
permasalahan fiksi yang mulai secara samar diperlihatkan alur atau
penokohan. Latar memperjelas suasana, tempat, dan waktu peristiwa
berlaku. (4) Sudut pandang, sudut pandang merupakan unsur penunjang
fiksi. Sudut pandang merupakan suatu cara bagi pembaca untuk
mendapatkan informasi-informasi fiksi. (5) Gaya bahasa, dalam hal gaya
bahasa menyangkut kemahiran pengarang mempergunakan bahasa sebagai medium fiksi. (6) Tema dan amanat, tema adalah inti permasalahan yang
hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya. Sedangkan amanat
merupakan opini, kecenderungan, dan visi pengarang terhadap tema yang
dikemukakannya.
Menurut Mulyadi, dkk. (2016:204), unsur instrinsik fiksi atau teks sastra
sebagai berikut.
(1) Tema, tema merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita. (2) Tokoh/penokohan, tokoh adalah orang yang melakukan perbuatan dan
mengalami peristiwa dalam sebuah karya rekaan, sedangkan penokohan
atau karakter lebih mengacu pada pandangan, sifat, sikap, dan emosi yang
dimiliki dalam karya rekaan tersebut. (3) Latar, latar merupakan
keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam
karya sastra. (4) Alur, alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan
dijalin dengan saksama yang menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan
ke arah klimaks dan penyelesaian untuk mencapai efek tertentu. (5) Sudut
pandang, sudut pandang merupakan cara pengarang memosisikan diri
dalam cerita. (6) Amanat, amanat adalah pesan atau makna terselubung
yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur
pembangun karya fiksi adalah tema, tokoh, penokohan, latar, alur atau plot, sudut
pandang, gaya bahasa, dan amanat.
3. Indikator Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Komponen penilaian kemampuan menceritakan kembali isi fabel
berdasarkan faktor penunjang keefektifan berbicara. Indikator penilaian
15
kemampuan menceritakan kembali isi fabel diambil dari teori yang dikemukakan
oleh Arsjad dan Mukti (1988:17) tentang faktor penunjang keefektifan berbicara
yang terdiri dari faktor kebahasaan dan nonkebahasaan
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, indikator penilaian kemampuan
menceritakan kembali isi fabel yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD) ke-4.5
“menceritakan kembali isi fabel atau legenda daerah setempat” terdiri dari
ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada (intonasi), pilihan kata (diksi),
ketepatan sasaran pembicaraan, sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
kelancaran, dan penguasaan topik.
4. Hakikat Metode Picture and Picture
Kajian teori yang akan diuraikan dalam hakikat metode picture and
picture adalah: (1) pengertian metode picture and picture, (2) kelebihan dan
kekurangan metode picture and picture, (3) langkah-langkah metode picture and
picture dan
(4) penerapan metode picture and picture dalam pembelajaran.
a. Pengertian Metode Picture and Picture
Menurut Istarani (2011:7), metode picture and picture merupakan suatu
rangkaian penyampaian materi ajar dengan menunjukkan gambar-gambar konkrit
kepada siswa, sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang makna hakiki
dari materi ajar yang disampaikan kepadanya.
Menurut Suprijono (dalam Huda, 2014:236), metode picture and picture
adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis, metode picture and picture ini berbeda dengan
media gambar dimana metode picture and picture berupa gambar yang belum
16
disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan
media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang
mana gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis oleh siswa.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Picture and Picture
Metode picture and picture memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Kelebihan Metode Picture and Picture
Menurut Huda (2014:239), metode picture and picture memiliki kelebihan
sebagai berikut. (1) guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, (2)
siswa dilatih berfikir logis dan sistematis, (3) siswa dibantu belajar berpikir
berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan menberikan kebebasan
siswa dalam praktik berpikir, (4) motivasi siswa untuk belajar semakin
dikembangkan, (5) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Hamdayama (2016:118) juga menyebutkan dua kelebihan metode picture and
picture sebagai berikut. (1) guru lebih mengetahui kemampuan masing-msaing
siswa, dan (2) guru melatih berpikir logis dan sistematis.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelebihan
metode picture and picture adalah sebagai berikut. (1) guru lebih mengetahui
kemampuan masing-masing siswa, (2) guru melatih siswa berpikir logis dan
sistematis, (3) siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu
17
subjek bahasan, (4) motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan, dan (5)
siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
2) Kekurangan Metode Picture and Picture
Huda (2014:239) membagi kekurangan metode picture and picture sebagai
berikut. (1) memakan banyak waktu, (2) membuat sebagian siswa pasif, (3)
munculnya kekhawatiran akan terjadinya kekacauan kelas, (4) adanya beberapa
siswa tertentu terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain,
(5) kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
Selain itu, menurut Hamdayama (2016:118), kekurangan metode picture and
picture adalah sebagai berikut. (1) memakan banyak waktu, dan (2) banyak siswa
yang pasif.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, disimpulkan kekurangan metode
picture and picture sebagai berikut. (1) memakan banyak waktu, (2) membuat
sebagian siswa pasif, (3) munculnya kekhwatiran akan terjadinya keributan, (4)
kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
c. Langkah-langkah Metode Picture and Picture
Hamdayama (2016:25) mengemukakan bahwa metode picture and picture
dapat diterapkan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
(1) guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, (2) guru menyajikan materi sebagai pengantar, (3) guru menunjukkan atau
memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, (4) guru
menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan logis, (5) guru menanyakan
alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut, (6) dari alasan/urutan
gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai, (7) kesimpulan/rangkuman.
18
Huda (2014:236) juga menyebutkan 7 langkah-langkah metode picture
and picture, yaitu: (1) penyampaian kompetensi, (2) presentasi materi, (3)
penyajian gambar, (4) pemasangan gambar, (5) penjajakan, (6) penyampaian
kompetensi, (7) penutup.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah metode picture and picture yaitu: (1) guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai, (2) guru menyajikan materi sebagai pengantar, (3) guru
menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi, (4) guru menunjuk siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis, (5) guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran
urutan gambar tersebut, (6) dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai,
(7) kesimpulan dan rangkuman.
d. Penerapan Metode Picture and Picture dalam Pembelajaran
Metode picture and picture dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah menengah. Penerapan metode picture and picture dirancang
oleh guru Bahasa Indonesia mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Perencanaan
dilakukan dengan cara menulis RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Penerapan metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan
kembali isi fabel didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Hamdaya
(2016:25), yaitu sebagai berikut. Pertama, guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai yaitu menceritakan kembali isi fabel. Kedua, guru menyajikan materi
pembelajaran fabel sebagai pengantar. Ketiga, guru menunjukkan atau
19
memperlihatkan gambar tentang cerita fabel yang belum diurutkan. Keempat, guru
menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan logis. Kelima, guru menanyakan
alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Keenam, dari alasan urutan
gambar tersebut, guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai, yaitu menceritakan kembali isi fabel. Ketujuh,
guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah
sebagai berikut. Petama, penelitian yang dilakukan oleh Rosanti (2015) dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap Kemampuan
Memproduksi Teks Negoisasi Secara Lisan Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Tanjung Beringin Tahun Pembelajaran 2014/2015”. Dari hasil penelitian tersebut
disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan atas penggunaan model
picture and picture terhadap kemampuan memproduksi teks negoisasi secara lisan
oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Beringi Indah dan kemampuan memproduksi
teks negoisasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin menggunakan
model picture and picture tergolong baik sekali, dengan mean 77,76 dan.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Rosanti
dengan penelitian yang akan dilakukan ini. Persamaannya terletak pada variabel
bebas yang digunakan, yaitu metode picture and picture. Sedangkan,
perbedaannya terletak pada variabel terikat. Penelitian yang dilakukan Rosanti
variabel terikatnya adalah kemampuan memproduksi teks negoisasi, sedangkan
20
penelitian yang akan dilakukan adalah kemampuan menceritakan kembali isi
fabel.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2016) dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Model Picture and Picture terhadap Kemampuan Menulis
Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VII SMPN 31 Padang”. Hasil penelitian Fauzi
dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis fabel menggunakan model picture
and picture tergolong baik sekali, dengan mean 90,4 dan berada pada rentangan
86-95%. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
Fauzi dengan penelitian yang akan dilakukan ini. Persamaannya adalah sama-
sama penelitian eksperimen dan pada variabel bebasnya, yaitu menggunakan
metode picture and picture. Sedangkan, perbedaannya terletak pada variabel
terikat, penelitian Fauzi variabel terikatnya adalah kemampuan menulis fabel,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah kemampuan menceritakan
kembali isi fabel.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Prabangkara (2014) dengan judul
“Pengaruh Metode Picture and Picture terhadap Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Siswa Kelas IV SDN se-Gugus V Kecamatan Jebres Kotamadya
Surakarta”. Berdasarkan analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung >
ttabel (2.023 > 1.997), sehingga H0 ditolak. Simpulan penelitian ini adalah
keterampilan menulis karangan narasi dengan metode picture and picture lebih
baik dibandingkan menggunakan metode pembelajaran langsung. Terdapat
persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Prabangkara
dengan penelitian yang akan dilakukan ini. Persamaannya adalah sama-sama
21
penelitian eksperimen dan pada variabel bebasnya, yaitu menggunakan metode
picture and picture. Sedangkan, perbedaannya terletak pada variabel terikat,
penelitian Fauzi variabel terikatnya adalah kemampuan menulis narasi, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan adalah kemampuan menceritakan kembali isi
fabel.
C. Kerangka Konseptual
Kemampuan berbicara adalah salah satu aspek berbahasa yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Kemampuan berbicara dapat membantu peserta didik
untuk aktif dalam pembelajaran. Salah satu kemampuan berbicara yang harus
dikuasai oleh peserta didik adalah menceritakan kembali isi fabel.
Fabel adalah sebuah cerita yang mengandung nilai-nilai moral yang
pelaku-pelakunya diperankan oleh binatang, dimana binatang-binatang itu
mempunyai sifat atau perilaku persis seperti manusia. Dalam menceritakan fabel,
indikator yang digunakan adalah: ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada
(intonasi), pilihan kata (diksi), sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
kelancaran, dan penguasaan topik.
Agar pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dapat dikuasai dengan
baik oleh siswa, maka guru dapat menggunakan metode yang sesuai, misalnya
metode picture and picture. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah
metode picture and picture, dimana dengan metode ini siswa akan lebih aktif
dalam pembelajaran. Metode picture and picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis
22
Kemampuan Berbicara
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel
Pengaruh Metode Picture and Picture terhadap Kemampuan
Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri
5 Gunung Talang Kabupaten Solok
Untuk lebih memahami alur pemikiran penelitian ini, berikut digambarkan
kerangka konseptual penelitian.
Faktor kebahasaan
1. Ketepatan ucapan
2. Penempatan tekanan, nada
(intonasi)
3. Pilihan kata (diksi)
4. Ketepatan sasaran
pembicaraan
Faktor non kebahasaan
1. Sikap wajar, tenang dan tidak
kaku
2. Kelancaran
3. Penguasaan topik
Pembelajaran tanpa menggunakan
metode picture and picture
Pembelajaran dengan menggunakan
metode picture and picture
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengaruh Penggunaan Metode Picture and
Picture terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
23
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan diuji kebenaran
melalui penelitian. Hipotesis atau jawaban sementara dalam penelitian ini yaitu,
adanya pengaruh yang signifikan penggunaan metode picture and picture
terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri
5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Dalam penelitian ini akan diuji hipotesis (H0)
dan hipotesis alternative (H1) sebagai berikut:
H0 = tidak terdapat pengaruh signifikan penggunaan metode picture and picture
terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Hipotesis diterima jika:
thitung<ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n1+n2–2 pada taraf signifikan
95%.
H1 = terdapat pengaruh signifikan penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Hipotesis diterima jika:
thitung>ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n1+n2–2 pada taraf signifikan
95%.
A. Jenis Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana dalam
pengumpulan datanya menggunakan angka-angka. Menurut Arikunto (2006:12),
penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan angka, dimulai
dari pengumpulan data, kemudian penafsiran data dan terakhir ditampilkan
hasilnya.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen jenis quasi experimental design. Menurut Sugiyono (2011:7),
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang dugunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Menurut Zainal (2012:74), quasi eksperimen (quasi experimental) adalah
eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat
dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan
atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Metode eksperimen ini
digunakan untuk mendeskripsikan dan menemukan data tentang bagaimanakah
pengaruh metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali
isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The
Randomized Posttest Only Control Group. Yusuf (2010:194) mengemukakan
bahwa The Randomized Posttest Only Control Group merupakan rancangan lebih
sederhana dibandingkan The Ramdomized Pretest-Posttest Only Control Group,
24
25
O2 - K R
O1 X E
karena tidak dilakukan pretest. Pada langkah awal peneliti memilih kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dikenakan perlakuan. Pada kegiatan akhir
sesudah perlakuan selesai diberikan pada kelompok eksperimen, kepada kedua
kelompok diberikan posttest. Pada kelompok eksperimen yang diberikan adalah
perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelompok kontrol hanya posttest saja.
Akibatnya perlakuan adalah selisih O1 dan O2 seperti yang digambarkan pada
pola desain penelitian sebagai berikut.
The Randomized Posttest Only Control Group
Yusuf (2010:194)
Keterangan:
E = eksperimen
R = random
K = kontrol
O1 = (posttest) yang diberikan kepada kelas eksperimen O2 = (posttest) yang diberikan kepada kelas kontrol
X = perlakuan yang diterapkan pada kelas eksperimen yaiti metode picture and picture
C. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok yang terdaftar pada tahun 2016/2017, yang berjumlah
112 orang siswa. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 siswa, diperlukan
teknik penarikan sampel.
26
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian. Teknik penarikan sampel penelitian ini
adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2019:122), simple random
sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Salah satu cara
menentukan sampel yang homogen adalah dengan cara mencari standar deviasi
dari masing-masing kelas populasi. Standar deviasi terkecil yang berdekatan
dijadikan sampel. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya tentang
sampel, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Populasi dan Sampel
No. Kelas Populasi
Nilai
Rata-rata
Standar
Deviasi Sampel
1. VII A 23 80 5,24
2. VII B 23 76 4,24
3. VII C 21 75 4,14 Kelas kontrol
4. VII D 22 74 4,17 Kelas eksperimen
5. VII E 23 79 5,17
Jumlah 112
Berdasarkan tabel di atas, kelas yang memiliki standar deviasi terendah
dan berdekatan adalah kelas VIIC dan VIID. Kedua kelas tersebut berpotensi
menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen, untuk menentukan mana kelas
kontrol dan kelas eksperimen dilakukan teknik acak sederhana atau simple
random sampling. Berdasarkan teknik acak tersebut, yang dipilih menjadi kelas
kontrol adalah kelas VIIC dan kelas eksperimen adalah kelas VIID. Dari dua kelas
tersebut, kelas kontrol atau kelas VIIC diajarkan tanpa menggunakan metode
27
picture and picture dan kelas eksperimen atau kelas VIID diajarkan dengan
menggunakan metode picture and picture.
D. Variabel dan Data
Arikunto (2010:161) menjelaskan bahwa variabel adalah objek yang
menjadi titik perhatian. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas penelitian ini adalah metode picture
and picture, sedangkan, variabel terikatnya adalah kemampuan menceritakan
kembali isi fabel.
Menurut Arikunto (2010:161), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik
yang berupa fakta ataupun angka. Data dalam penelitian ini adalah skor hasil tes
unjuk kerja kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok dan kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok.
E. Instrumen Penelitian
Ibnu, dkk (2003:71) menjelaskan bahwa instrumen penelitian itu adalah
alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan
masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto (2010:193), tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk
28
kerja, yaitu tes menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture. Instrumen pendukung yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah kamera digital untuk merekam penampilan siswa ketika menceritakan
kembali isi fabel, format penilaian, dan alat tulis yang dibutuhkan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memberikan
tes unjuk kerja menceritakan kembali isi fabel tanpa dan dengan menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap
pertama dilakukan di kelas kontrol dengan satu kali pertemuan, guru menjelaskan
materi, kemudian membagikan sebuah cerita untuk dibaca oleh siswa, setelah itu
siswa diberi tes menceritakan kembali isi fabel tanpa ada perlakuan. Ketika siswa
menceritakan kembali isi fabel, guru mencatat skor sesuai indikator pada format
penilaian kemampuan menceritakan kembali isi fabel.
Tahap kedua dilakukan di kelas eksperimen dengan dua kali pertemuan
dengan menggunakan metode picture and picture. Pada pertemuan pertama, guru
menjelaskan materi tentang fabel dengan menerapkan metode picture and picture,
kemudian siswa berlatih untuk menceritakan kembali isi fabel. Pertemuan kedua,
guru menjelaskan indikator penilaian untuk menceritakan kembali isi fabel.
Selanjutnya siswa ditugaskan untuk menceritakan kembali isi fabel dan guru
mencatat skor.
29
G. Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan, apakah
diterima atau ditolak. Data yang telah terkumpul dianalisis melalui langkah-
langkah berikut ini. Pertama, menilai kemampuan menceritakan kembali isi fabel
siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Kedua, memberikan skor,
pemberian skor dilakukan dengan menggunakan format penilaian kemampuan
menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII.
Tabel 2. Format Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
No
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai
Skor
Nilai a. Faktor Kebahasaan
b. Faktor Non
Kebahasaan
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Deskriptor Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel a. Faktor Kebahasaan
1. Ketepatan Ucapan
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
2. Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang Sesuai Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan penempatan tekanan,
nada, dan durasi yang sesuai dalam menceritakan kembali isi fabel yang
dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan penempatan tekanan,
nada, dan durasi yang sesuai dalam menceritakan kembali isi fabel yang
dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan penempatan tekanan, nada,
dan durasi yang sesuai dalam menceritakan kembali isi fabel yang
dibaca
3. Pilihan Kata (diksi)
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan pilihan kata (diksi)
siswa dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
30
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan pilihan kata (diksi) siswa dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan pilihan kata (diksi) siswa
dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
4. Ketepatan Sasaran Pembicaraan Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan sasaran pembicaraan
dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1-3 kesalahan sasaran pembicaraan dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan sasaran pembicaraan dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
b. Faktor Non kebahasaan
5. Sikap Wajar, Tenang dan Tidak Kaku
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan pada aspek sikap
wajar, tenang dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1-3 kesalahan pada aspek sikap wajar, tenang
dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan pada aspek sikap wajar,
tenang dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang
dibaca
6. Kelancaran Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan pada aspek kelancaran
dalam menceritakan kembali isi fabel
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1-3 kesalahan pada aspek kelancaran dalam
menceritakan kembali isi fabel
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan pada aspek kelancaran dalam menceritakan kembali isi fabel
7. Penguasaan Topik Skor 1 : diberikan apabila siswa tidak mengusai topik dengan baik dan tepat
Skor 2 : diberikan apabila siswa kurang menguasai topik dengan baik dan tepat
Skor 3 : diberikan apabila siswa menguasai topik dengan baik dan tepat
Kedua, memberikan dan mencatat skor yang diperoleh oleh siswa pada
tiap indikator dalam kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa dan dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok. Ketiga, mengubah skor mentah menjadi nilai dengan
menggunakan rumus presentase. Rumus tersebut yaitu sebagai berikut.
31
Keterangan: N = tingkat penguasaan
SM = skor yang diperoleh
SI = skor yang harus dicapai
Smax = skla yang digunakan
Keempat, menafsirkan kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata
hitung. Menurut Abdurrahman dan Ratna (2003:370) rata-rata hitung dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan: M = mean
F = frekuensi
X = skor
ΣFX = jumlah skor dikali frekuensi
N = jumlah sampel
Kelima, menyajiakan nilai kemampuan menceritakan kembali isi fabel
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok yang diperoleh
ke dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 3. Format Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali
Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
No. X F FX
1
2
Keenam, mengklasifikasikan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan dan tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok dengan menggunakan skala 10 berikut.
32
Tabel 4. Pedoman Konversi Skala 10
Tingkat Penugasan Nilai Ubahan Skala 10 Keterangan
96-100% 10 Sempurna
86-95% 9 Baik Sekali
76-85% 8 Baik
66-75% 7 Lebih dari Cukup
56-65% 6 Cukup
46-55% 5 Hampir Cukup
36-45% 4 Kurang
26-35% 3 Kurang Sekali
16-25% 2 Buruk
0-15% 1 Buruk Sekali
Ketujuh, membuat histogram (diagram batang) kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
Kedelapan, melakukan uji normalitas dan homogenitas data dengan kriteria
sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji
liliefors. Sudjana (2005:466) menyatakan bahwa untuk melakukan uji normalitas
data dapat dilakukan melalui uji liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, data X1, X2, X3,... Xn diperoleh dari data yang terkecil sampai terbesar.
Kedua, data X1, X2, X3,... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,... Zn
dengan rumus berikut.
Keterangan:
Zi = bilangan baku
Xi = skor yang diperoleh siswa ke-1
S = simpangan baku
X = skor rata-rata
33
Ketiga, setiap bilangan baku (Zi) didistrbusikan dengan distribusi (F) pada tabel
distribusi (F) yang akan menjadi F(Zi). Keempat, menghitung S(Zi) dengan
menghitung proporsi Z1, Z2, Z3,... Z0 dibagi dengan jumlah sampel (n). Kelima,
menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) dan menentukan harga mutlaknya. Keenam,
mengambil harga terbesar diantara harga mutlak selisih tersebut yang kemudian
disebut dengan L0. Ketujuh, membandingkan L0 dengan nilai kritis L. Apabila
L0<Ltabel dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 - 2 dan taraf nyata 0,05
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai nilai
varian yang homogen atau tidak. Uji homogenitas data dilakukan dengan
menggunakan rumus perbandingan varian terbesar dan varian terkecil. Menurut
Sudjana (2005:249), rumus tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut ini. Pertama, mencari masing-masing varian kelompok data, kemudian
menghitung harga Fhitung dengan rumus berikut.
F
Keterangan: F = perbandingan antara varian terbesar dengan varian yang terkecil
S1 = varian kemampuan siswa terbesar
S2 = varian kemampuan siswa terkecil
Kedua, membandingkan harga Fhitung dengan harga Ftabel yang terdapat pada daftar
distribusi F dengan taraf signifikan 5% dan dk pembilang S1= n1-1 dan penyebut
S2 = n2-1. Apabila nilai Fhitung < Ftabel, disimpulkan bahwa data memiliki
homogenitas.
34
1
2
Kesembilan, dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui apakah penggunaan metode picture and picture berpengaruh terhadap
kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang. Menurut Sudjana (2005:239), rumus yang digunakan untuk uji-t
adalah sebagai berikut.
Untuk menghitung simpangan baku tanpa menggunakan metode picture and
picture dan dengan menggunakan metode picture and picture digunakan rumus
sebagai berikut.
Sgab =
Keterangan:
X1 = skor rata-rata kelas eksperimen X2 = skor rata-rata kelas kontrol
Sgab = simpangan baku gabungan dari dua kelas
n1 = jumlah siswa dalam kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa dalam kelas kontrol
S 2 = variasi untuk kelas eksperimen
S 2 = variasi untuk kelas kontrol
Kesepuluh, membahas hasil analisis dan membuat kesimpulan analisis data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian pengaruh metode
picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Hasil peneltian akan
dijabarkan dengan tiga bagian, yaitu: deskripsi data, analisis data, dan
pembahasan. Deskripsi data berarti mendeskripsikan data yang telah terkumpul.
Analisis data dilakukan berdasarkan penganalisisan data yang telah diuraikan
dalam bab III. Selanjutnya, pembahasan dilakukan berdasarkan analisis data dan
relevansinya dengan acuan teori yang digunakan.
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok pada tanggal 2 sampai 9 Agustus 2017. Data penelitian ini diperoleh dari
tes unjuk kerja menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture
and picture dan dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Sampel penelitian ini terdiri dari
dua kelas, yaitu kelas VIIC sebagai kelas kontrol yang diajarkan tanpa
menggunakan metode picture and picture dan kelas VIID sebagai kelas
eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan metode picture and picture.
Penelitian ini dilakukan dengan satu kali pertemuan di kelas kontrol dan dua kali
pertemuan di kelas eksperimen.
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tersebut dikoreksi sesuai
dengan indikator, yaitu berdasarkan faktor penunjang keefektifan berbicara yang
terdiri dari faktor kebahasaan yaitu: ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada
35
36
dan durasi yang sesuai, pilihan kata (diksi), ketepatan sasaran pembicaraan, dan
faktor non kebahasaan yaitu: sikap wajar, tenang, dan tidak kaku, kelancaran, dan
penguasaan topik. Masing-masing aspek penilaian tersebut diberi skor 1 sampai 3,
dengan skor maksimal 3.
1. Skor Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
Data tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa tanpa
menggunakan metode picture and picture diperoleh melalui tes unjuk kerja yang
dilakukan di kelas kontrol. Pada tes tersebut, siswa diminta untuk menceritakan
kembali isi fabel yang berjudul “Gajah yang Baik Hati” yang telah dibaca. Setelah
data terkumpul, data tersebut dinilai berdasarkan indikator penilaian yang telah
ditetapkan.
Untuk setiap indikator penilaian diberi skor 1 sampai 3. Setelah data
dianalisis diperoleh jumlah skor tertinggi sebanyak 15 dan terendah 7. Jumlah
skor maksimal yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut.
Pertama, skor dengan jumlah 7 diperoleh oleh 1 siswa dengan perolehan
persentase 4,76%. Kedua, skor dengan jumlah 9 diperoleh oleh 1 siswa dengan
perolehan persentase 4,76%. Ketiga, skor dengan jumlah 10 diperoleh oleh 3
siswa dengan perolehan persentase 14,29%. Keempat, skor dengan jumlah 11
diperoleh oleh 4 siswa dengan perolehan persentase 19,05%. Kelima, skor dengan
jumlah 12 diperoleh oleh 6 siswa dengan perolehan persentase 28,57%. Keenam,
skor dengan jumlah 13 diperoleh oleh 3 siswa dengan perolehan persentase
14,29%. Ketujuh, skor dengan jumlah 14 diperoleh oleh 2 siswa dengan perolehan
37
persentase 9,52%. Kedelapan, skor dengan jumlah 15 diperoleh oleh 1 siswa
dengan perolehan persentase 4,76%.
Data skor kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok secara lengkap, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali Isi
Fabel Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai
Skor Indika-
tor 1
Indika-
tor 2
Indika-
tor 3
Indika-
tor 4
Indika-
tor 5
Indika-
tor 6
Indika -tor 7
01 2 1 2 2 2 1 1 11
02 2 1 2 2 2 2 1 12
03 1 1 1 1 1 1 1 7
04 1 2 2 2 2 2 1 12
05 1 1 2 2 1 1 1 9
06 2 2 2 2 2 1 1 12
07 1 2 2 2 2 2 2 13
08 2 1 2 2 2 2 1 12
09 2 1 2 2 1 2 2 12
10 1 2 2 2 1 1 1 10
11 2 2 2 2 1 2 2 13
12 2 1 2 2 2 1 1 11
13 1 1 2 2 2 1 1 10
14 2 2 2 2 2 2 2 14
15 2 1 2 1 1 2 2 11
16 2 2 2 2 2 2 2 14
17 2 2 2 2 1 1 3 13
18 2 1 2 2 1 1 1 10
19 2 2 2 2 2 2 3 15
20 1 1 2 1 2 2 2 11
21 2 2 2 2 2 1 1 12
Jumlah 35 31 41 39 34 32 32 244
Masing-masing indikator penilaian kemampuan menceritakan kembali isi
fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok tanpa
menggunakan metode picture and picture, dapat dijabarkan sebagai berikut.
38
a. Indikator 1 (Ketepatan ucapan)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 1 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 7 siswa dengan perolehan persentase 33,33%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 14 siswa dengan perolehan persentase 66,67%.
b. Indikator 2 (Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang Sesuai )
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 2 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 11 siswa dengan perolehan persentase 52,38%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 10 siswa dengan perolehan persentase 47,62%.
c. Indikator 3 (Pilihan Kata atau Diksi)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 3 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 1 siswa dengan perolehan persentase 4,76%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 20 siswa dengan perolehan persentase 95,24%.
d. Indikator 4 (Ketepatan Sasaran Pembicaraan)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
39
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 4 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 3 siswa dengan perolehan persentase 14,29%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 18 siswa dengan perolehan persentase 85,71%.
e. Indikator 5 (Sikap Wajar, Tenang dan Tidak Kaku)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 5 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 8 siswa dengan perolehan persentase 38,1%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 13 siswa dengan perolehan persentase 61,9%.
f. Indikator 6 (Kelancaran)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 6 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 10 siswa dengan persentase 47,62%. Kedua, skor 2 diperoleh oleh
11 siswa dengan perolehan persentase 52,38%.
g. Indikator 7 (Penguasaan Topik)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
3. Perolehan skor untuk indikator 7 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 12 siswa dengan perolehan persentase 57,14%. Kedua, skor 2
40
diperoleh oleh 7 siswa dengan perolehan persentase 33,33%. Ketiga, skor 3
diperoleh oleh 2 siswa dengan perolehan persentase 9,53%.
2. Skor Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
Data tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa dengan
menggunakan metode picture and picture diperoleh melalui tes unjuk kerja yang
dilakukan di kelas eksperimen. Pada tes tersebut, siswa diminta untuk
menceritakan kembali isi fabel yang berjudul “Tikus dan Singa” yang telah
dibaca. Setelah data terkumpul, data tersebut dinilai berdasarkan indikator
penilaian yang telah ditetapkan, yaitu: ketepatan ucapan, penempatan tekanan,
nada, dan durasi yang sesuai, pilihan kata (diksi), ketepatan sasaran pembicaraan,
sikap wajar, tenang, dan tidak kaku, kelancaran, dan penguasaan topik.
Untuk setiap indikator penilaian diberi skor 1 sampai 3. Setelah data
dianalisis diperoleh jumlah skor tertinggi sebanyak 17 dan terendah 11. Jumlah
skor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, skor
dengan jumlah 11 diperoleh oleh 2 siswa dengan perolehan persentase 9,09%.
Kedua, skor dengan jumlah 12 diperoleh oleh 4 siswa dengan perolehan
persentase 18,18%. Ketiga, skor dengan jumlah 13 diperoleh oleh 3 siswa dengan
perolehan persentase 13,63%. Keempat, skor dengan jumlah 14 diperoleh oleh 6
siswa dengan perolehan persentase 27,27%. Kelima, skor dengan jumlah 15
diperoleh oleh 5 siswa dengan persentase 22,73%. Keenam, skor dengan jumlah
16 diperoleh oleh 1 siswa dengan perolehan persentase 4,55%. Ketujuh skor
dengan jumlah 17 diperoleh oleh 1 siswa dengan perolehan persentase 4,55%.
41
Data skor kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok secara lengkap, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali Isi
Fabel Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai
Skor Indika-
tor 1
Indika-
tor 2
Indika-
tor 3
Indika-
tor 4
Indika-
tor 5
Indika-
tor 6
Indika -tor 7
01 2 2 2 3 2 2 3 16
02 2 1 2 2 1 1 3 12
03 2 1 2 2 1 2 2 12
04 1 2 2 2 2 2 3 14
05 2 1 2 2 1 1 2 11
06 2 2 3 3 2 2 3 17
07 1 2 2 2 1 1 2 11
08 2 2 2 2 2 2 3 15
09 2 2 2 2 2 2 3 15
10 2 1 2 2 2 2 3 14
11 2 2 2 2 2 2 3 15
12 2 2 2 2 2 1 3 14
13 2 2 2 2 2 2 3 15
14 1 2 2 2 2 2 3 14
15 2 2 2 1 1 1 3 12
16 2 2 2 2 1 1 3 13
17 2 2 2 2 1 1 3 13
18 2 2 2 2 2 1 2 13
19 2 2 2 2 2 2 3 15
20 2 2 1 2 2 2 3 14
21 2 2 2 2 2 2 2 14
22 1 1 2 2 2 2 2 12
Jumlah 40 39 44 45 37 36 60 301
Masing-masing indikator penilaian kemampuan menceritakan kembali isi
fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok dengan
menggunakan metode picture and picture, dapat dijabarkan sebagai berikut.
42
a. Indikator 1 (Ketepatan ucapan)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 1 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 4 siswa dengan perolehan persentase 18,18%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 18 siswa dengan perolehan persentase 81,82%.
b. Indikator 2 (Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang Sesuai)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 2 yaitu sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 5 siswa dengan perolehan persentase 22,73%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 17 siswa dengan perolehan persentase 77,27%.
c. Indikator 3 (Pilihan Kata atau Diksi)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
3. Perolehan skor untuk indikator 3 adalah sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 1 siswa dengan perolehan persentase 4,55%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 20 siswa dengan perolehan persentase 90,9%. Ketiga, skor 3
diperoleh oleh 1 siswa dengan persentase 4,55%.
43
d. Indikator 4 (Ketepatan Sasaran Pembicaraan)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
3. Perolehan skor untuk indikator 4 adalah sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 1 siswa dengan persentase 4,55%. Kedua, skor 2 diperoleh oleh 19
siswa dengan persentase 86,36%. Ketiga, skor 3 diperoleh oleh 2 siswa dengan
persentase 9,09%.
e. Indikator 5 (Sikap Wajar, Tenang dan Tidak Kaku)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5 diperoleh skor data berkisar 1 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 5 adalah sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 7 siswa dengan perolehan persentase 31,82%. Kedua, skor 2
diperoleh oleh 15 siswa dengan persentase 68,18%.
f. Indikator 6 (Kelancaran)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 diperoleh skor data berkisar 2 sampai
2. Perolehan skor untuk indikator 6 adalah sebagai berikut. Pertama, skor 1
diperoleh oleh 8 siswa dengan persentase 36,36%. Kedua, skor 2 diperoleh oleh
14 siswa dengan persentase 63,64%.
44
g. Indikator 7 (Penguasaan Topik)
Berdasarkan hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok untuk indikator 8 diperoleh skor data berkisar 2 sampai
3. Perolehan skor untuk indikator 3 adalah sebagai berikut. Pertama, skor 2
diperoleh oleh 6 siswa dengan persentase 27,27%. Kedua, skor 3 diperoleh oleh
16 siswa dengan persentase 72,73%.
B. Analisis Data
Pada bagian analisis data ini, akan diuraikan tentang (1) kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, (2) kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, (3) pengaruh
penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
1. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 5, diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan
rumus persentase berikut.
45
Keterangan: N = tingkat penguasaan
SM = skor yang diperoleh
SI = skor yang harus dicapai
Smax = skla yang digunakan
Data selengkapnya tentang kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang
memperoleh nilai 33,33 sebanyak 1 siswa dengan perolehan persentase 4,76%.
Kedua, siswa yang memperoleh nilai 42,86 sebanyak 1 siswa dengan perolehan
persentase 4,76%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 47,62 sebanyak 3 siswa
dengan perolehan persentase 14,29%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai
52,38 sebanyak 4 siswa dengan perolehan persentase 19,05%. Kelima, siswa yang
memperoleh nilai 57,14 sebanyak 6 siswa dengan perolehan persentase 28,57%.
Keenam, siswa yang memperoleh nilai 61,90 sebanyak 3 siswa dengan perolehan
persentase 14,29%. Ketujuh, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 2 siswa
dengan perolehan persentase 9,52%. Kedelapan, siswa yang memperoleh nilai
71,43 sebanyak 1 siswa dengan perolehan persentase 4,76%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
46
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
No X F FX FX2
1 33,33 1 33,33 1110,89
2 42,86 1 42,86 1836,98
3 47,62 3 142,86 20408,98
4 52,38 4 209,52 43898,63
5 57,14 6 342,84 117539,27
6 61,90 3 185,70 34484,49
7 66,67 2 133,34 17779,56
8 71,43 1 71,43 5102,24
Jumlah 433,33 21 1161,88 242161,03
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh jumlah nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and pictue
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, yaitu 1161,88.
Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 55,33
Keterangan:
M = mean
F = frekuensi
X = skor
ΣFX = jumlah skor dikali frekuensi
N = jumlah sampel
Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 55,33. Berdasarkan
rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
47
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok berada pada rentangan 46-55%
dengan kualifikasi hampir cukup (HC).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan konversi skala 10 pada tabel
berikut ini.
Tabel 8. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 3 14,29
5 56-65% 6 Cukup (C) 9 42,86
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) 7 33,33
7 36-45% 4 Kurang (K) 1 4,76
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 1 4,76
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebagai berikut.
Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali (KS)
sebanyak 1 siswa dengan perolehan persentase 4,76%. Kedua, siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang (K) sebanyak 1 siswa dengan
perolehan persentase 4,76%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan
kualifikasi hampir cukup (HC) sebanyak 7 siswa dengan perolehan persentase
48
33,33%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup (C)
sebanyak 9 siswa dengan perolehan persentase 42,86%. Kelima, siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC) sebanyak 3 siswa
dengan perolehan persentase 14,29%.
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebagai berikut.
Gambar 1. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
a. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 1 (Ketepatan Ucapan)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 5, untuk indikator 1 dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
49
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 1,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,33. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok pada indikator 1 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh
nilai 33,33 sebanyak 7 siswa dengan perolehan persentase 33,33%. Kedua, siswa
yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 14 siswa dengan perolehan persentase
66,67%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1 berdasarkan rata-rata hitung.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 1
No X F FX
1 33,33 7 233,31
2 66,67 14 933,38 Jumlah ΣF = 21 ΣFX = 1166,69
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1 yaitu 1166,69.
Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
50
= 55,56
Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 55,56. Berdasarkan
rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1 berada pada
rentangan 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1 berdasarkan konversi skala 10
pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 1
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC 14 66,67
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 7 33,33
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 21 100
51
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa tanpa menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1
sebagai berikut.
Gambar 2. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator
1
b. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 2 (Penempatan Tekanan, Nada dan
Durasi yang Sesuai)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 5 untuk indikator 2, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 2
52
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok pada indikator 2 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang
memperoleh nilai 33,33 sebanyak 11 siswa dengan perolehan persentase 52,38%.
Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 10 siswa dengan perolehan
persentase 47,62%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2 berdasarkan rata-rata hitung.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 2
No X F FX
1 33,33 11 366,63
2 66,67 10 666,7 Jumlah ΣF = 21 ΣFX = 1033,33
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2 yaitu 1033,33.
Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 49,21
53
Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 49,21. Berdasarkan
rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2 berada pada
rentangan 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2 berdasarkan konversi skala 10
pada tabel di bawah ini.
Tabel 12. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 2
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC 10 47,62
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 11 52,38
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 21 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa tanpa menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2
sebagai berikut.
54
Gambar 3. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator
2
c. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 3 (Pilihan Kata atau Diksi)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 5 untuk indikator 3, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 3,
skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa pada indikator 3 adalah sebagai berikut.
Pertama, siswa yang memperoleh nilai 33,33 sebanyak 1 orang dengan perolehan
55
persentase 4,76%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 20 orang
dengan perolehan persentase 95,24%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 berdasarkan rata-rata hitung.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 3
No X F FX
1 33,33 1 33,33
2 66,67 20 1333,4 Jumlah ΣF = 21 ΣFX = 1366,73
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 yaitu 1366,73.
Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 65,08
Dari data di atas, diperoleh nilai rata-rata hitung (M) 65,08. Berdasarkan
rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 berada pada
rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (H).
56
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 berdasarkan konversi skala 10
pada tabel berikut ini.
Tabel 14. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 3
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 20 95
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 1 5
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 21 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa tanpa menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3
sebagai berikut.
57
Gambar 4. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator
3
d. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 4 (Ketepatan Sasaran Pembicaraan)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 5 untuk indikator 4, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang pada indikator 4 skor tertinggi
yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33. Data secara
lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa pada indikator 4 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa
yang memperoleh nilai 33,33 sebanyak 3 orang dengan perolehan persentase
58
14,29%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 18 orang dengan
perolehan persentase 85,71%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 berdasarkan rata-rata hitung.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4
No X F FX
1 33,33 3 99,99
2 66,67 18 1200,06 Jumlah ΣF = 21 ΣFX = 1300,05
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 yaitu 1300,05.
Selanjutnya, nilai rata-rata siswa dihitung dengan rumus berikut.
= 61,91
Dari data di atas, diperoleh nilai rata-rata (M) 61,91. Berdasarkan rata-rata
hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan kembali isi
fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri
5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 berada pada rentangan 56-
65% dengan kualifikasi cukup (C).
59
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 dengan
konversi skala 10 pada tabel di bawah ini.
Tabel 16. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 4
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 18 85,71
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 3 14,29
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 21 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa tanpa menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4
sebagai berikut.
60
Gambar 5. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator untuk
4
e. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 5 (Sikap Wajar, Tenang, Tidak Kaku)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 5 untuk indikator 5, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 5,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33 . Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok pada indikator 5 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang
61
memperoleh nilai 33,33 sebanyak 8 siswa dengan perolehan persentase 38,1%.
Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 13 siswa dengan perolehan
persentase 61,9%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5 berdasarkan rata-rata hitung.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 5
No X F FX
1 33,33 8 266,64
2 66,67 13 866,71 Jumlah ΣF = 21 ΣFX = 1133,35
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5 yaitu 1133,35.
Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 53,97
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 53,97. Berdasarkan rata-rata
hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan kembali isi
fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri
62
5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5 berada pada rentangan 46-
55% dengan kualifikasi lebih dari cukup (HC).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5
dengan konversi 10 pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 5
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 13 61,9
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 8 38,1
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 21 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram Kemampuan Menceritakan
Kembali Isi Fabel Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5
sebagai berikut.
63
Gambar 6. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator
5
f. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 6 (Kelancaran)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran untuk indikator 6, dapat diketahui setelah skor diolah
menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 6,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33 . Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok pada indikator 6 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang
64
memperoleh nilai 33,33 sebanyak 10 siswa dengan perolehan persentase 47,62%.
Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 11 siswa dengan perolehan
persentase 52,38%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 berdasarkan rata-rata hitung.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 6
No X F FX
1 33,33 10 333,3
2 66,67 11 733,37 Jumlah ΣF = 21 ΣFX = 1066,67
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 yaitu 1066,67.
Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 50,79
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 50,79. Berdasarkan rata-rata
hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan kembali isi
fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri
65
5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 berada pada rentangan 46-
55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 dengan
konversi skala 10 pada tabel di bawah ini.
Tabel 22. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 6
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 11 52,38
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 10 47,62
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 21 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa tanpa menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6
sebagai berikut.
66
Gambar 8. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator
6
g. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 7 Penguasaan Topik
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran untuk indikator 7 diketahui setelah skor diolah
menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 7
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,33 . Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa pada indikator 7 adalah sebagai berikut.
Pertama, nilai 33,33 diperoleh oleh 12 orang siswa dengan perolehan persentase
67
57,14%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 7 siswa dengan
perolehan persentase 33,33%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak
2 siswa dengan perolehan persentase 9,53%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7 berdasarkan rata-rata hitung.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 7
No X F FX
1 33,33 12 399,96
2 66,67 7 466,69
3 100 2 200 Jumlah ΣF = 21 ΣFX = 1066,65
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 8 yaitu 1066,65.
Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 50,79
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 50,79. Berdasarkan rata-rata
hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan kembali isi
fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri
68
5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7 berada pada rentangan 46-
55% dengan kualifikasi cukup.
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7 dengan
konversi skala 10 pada tabel di bawah ini.
Tabel 24. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 7
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) 2 9,53
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 7 33,33
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 12 57,14
9 16-25% 2 Buruk (B) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BS) - -
Jumlah 21 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa tanpa menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7
sebagai berikut.
69
Gambar 9. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator
7
2. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 6, diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan
rumus persentase berikut.
Keterangan:
N = tingkat penguasaan
SM = skor yang diperoleh
SI = skor yang harus dicapai Smax = skla yang digunakan
Data selengkapnya tentang kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
70
Gunung Talang Kabupaten Solok adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang
memperoleh nilai 52,38 sebanyak 2 orang dengan perolehan persentase 9,09%.
Kedua, siswa yang memperoleh nilai 57,14 sebanyak 4 orang dengan perolehan
persentase 18,18%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 61,90 sebanyak 3 orang
dengan perolehan persentase 13,63%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai
66,67 sebanyak 6 orang dengan perolehan persentase 27,27%. Kelima, siswa yang
memperoleh nilai 71,43 sebanyak 5 orang dengan perolehan persentase 22,73%.
Keenam, siswa yang memperoleh nilai 76,19 sebanyak 1 orang dengan perolehan
persentase 4,55%. Ketujuh, siswa yang memperoleh nilai 80,95 sebanyak 1 orang
dengan perolehan persentase 4,55%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
No. X F FX FX2
1 52,38 2 104,76 10974,66
2 57,14 4 228,56 52239,67
3 61,90 3 185,7 34484,49
4 66,67 6 400,02 160016,00
5 71,43 5 357,15 127556,12
6 76,19 1 76,19 5804,92
7 80,95 1 80,95 6552,90
Jumlah 466,66 22 1433,33 397628,76
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and pictue siswa kelas VII
71
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, yaitu 1433,33. Selanjutnya,
dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 65,15
Keterangan: M = mean
F = frekuensi
X = skor
ΣFX = jumlah skor dikali frekuensi
N = jumlah sampel
Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M), yaitu 65,15. Berdasarkan
rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok berada pada rentangan 56-
65% dengan kualifikasi cukup (C).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri
5 Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan konversi skala 10 pada tabel di
berikut ini.
72
Tabel 26. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) 2 9,09
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 11 50
5 56-65% 6 Cukup (C) 7 31,82
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) 2 9,09
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) - 5
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 22 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebagai berikut.
Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi hampir cukup (HC)
sebanyak 2 siswa dengan perolehan persentase 9,09%. Kedua, siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup (C) sebanyak 7 siswa dengan
perolehan persentase 31,82%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan
kualifikasi lebih dari cukup (LdC) sebanyak 11 siswa dengan perolehan
persentase 50%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik
(B) sebanyak 2 siswa dengan perolehan persentase 9,09%.
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.
73
Gambar 10. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan
Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
a. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 1 (Ketepatan Ucapan)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 6, untuk indikator 1 dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 1,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok pada indikator 1 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang
memperoleh nilai 33,33 sebanyak 4 siswa dengan perolehan persentase 18,18%.
74
Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 18 siswa dengan perolehan
persentase 81,82%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung untuk indikator 1.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 1
No X F FX
1 33,33 4 133,32
2 66,67 18 1200,06 Jumlah ΣF = 22 ΣFX = 1333,38
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1, yaitu
1333,38. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 60,61
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 60,61. Berdasarkan rata-rata
hitung tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan kembali isi
fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1 berada pada
rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).
75
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1
berdasarkan konversi skala 10, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 28. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 1
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 18 81,82
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 4 18,18
9 16-25% 2 Buruk (Br) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BrS) - -
Jumlah 22 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa dengan menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 1
(ketepatan ucapan) sebagai berikut.
76
Gambar 11. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 1
b. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 2 (Penempatan Tekanan, Nada dan
Durasi yang Sesuai)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran, untuk indikator 2 dapat diketahui setelah skor diolah
menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan
metode picture and picture siswa VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok pada indikator 2 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh
77
nilai 33,33 sebanyak 5 orang siswa dengan perolehan persentase 22,73%. Kedua,
siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 17 siswa dengan perolehan
persentase 77,27%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung untuk indikator 2.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 2
No X F FX
1 33,33 5 166,65
2 66,67 17 1133,39 Jumlah ΣF = 22 ΣFX = 1300,04
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2, yaitu
1300,04. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 59,09
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 59,09. Berdasarkan rata-rata
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
78
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2 berada pada rentangan 56-
65% dengan kualifikasi cukup (C).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2
berdasarkan konversi skala 10, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 30. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 2
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 17 77,27
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 5 22,73
9 16-25% 2 Buruk (B) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BS) - -
Jumlah 22 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa dengan menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 2
sebagai berikut.
79
Gambar 12. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 2
c. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 3 (Pilihan Kata atau Diksi)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 6 untuk indikator 3 dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 3
yaitu nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,33.
Data secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok pada indikator 3 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa
80
yang memperoleh nilai 33,33 sebanyak 1 siswa dengan perolehan persentase
4,55%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 20 siswa dengan
perolehan persentase 90,9%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 1
siswa dengan perolehan persentase 4,55%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung untuk indikator 3.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 3
No X F FX
1 33,33 1 33,33
2 66,67 20 1333,4
3 100 1 100 Jumlah ΣF = 22 ΣFX = 1466,73
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 yaitu
1466,73. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 66,67
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 66,67. Berdasarkan rata-rata
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan kembali isi fabel
81
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3 berada pada rentangan 66-
75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3
berdasarkan skala 10, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 32. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 3
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) 1 4,55
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 20 90,9
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 1 4,55
9 16-25% 2 Buruk (B) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BS) - -
Jumlah 22 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa dengan menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 3
sebagai berikut.
82
Gambar13. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 3
d. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 4 (Ketepatan Sasaran Pembicaraan)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 6 untuk indikator 4, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 1
yaitu nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah 33,33. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan
metode picture and picture siswa pada indikator 4 adalah sebagai berikut.
Pertama, siswa yang memperoleh nilai 33,33 sebanyak 1 siswa dengan perolehan
83
persentase 4,55%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 19 siswa
dengan perolehan persentase 86,36%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 100
sebanyak 2 siswa dengan perolehan persentase 9,09%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung untuk indikator 4.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 4
No X F FX
1 33,33 1 33,33
2 66,67 19 1266,73
3 100 2 200 Jumlah ΣF = 22 ΣFX = 1500,06
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 yaitu
1500,06. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 68,18
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 68,18. Berdasarkan rata-rata
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
84
Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4 berada pada rentangan 66-
75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4
berdasarkan skala 10, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 34. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 4
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) 2 9,09
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 19 86,36
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 1 4,55
9 16-25% 2 Buruk (B) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BS) - -
Jumlah 22 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa tanpa menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 4
sebagai berikut.
85
Gambar 14. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 4
e. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 5 (Sikap Wajar, Tenang dan Tidak
Kaku)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 6 untuk indikator 5, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 5
yaitu nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33.
Data secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa pada indikator 5 adalah sebagai
berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 33,33 sebanyak 7 siswa dengan
86
perolehan persentase 31,82%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67
sebanyak 15 siswa dengan perolehan persentase 68,18%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung untuk indikator 5.
Hal tersebut dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 35. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 5
No X F FX
1 33,33 7 233,31
2 66,67 15 1000,05 Jumlah ΣF = 22 ΣFX = 1233,36
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5 yaitu
1233,36. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 56,06
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) 56,06. Berdasarkan rata-rata
hitung tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan kembali isi
fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5 berada pada
rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).
87
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5
berdasarkan skala 10, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 36. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 5
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 15 68,18
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 7 31,82
9 16-25% 2 Buruk (B) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BS) - -
Jumlah 22 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa dengan menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 5
sebagai berikut.
88
Gambar 15. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 5
f. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 6 (Kelancaran)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 6 untuk indikator 6, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 6,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66,67 dan terendah adalah 33,33. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok pada indikator 6 adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang
memperoleh nilai 33,33 sebanyak 8 siswa dengan perolehan 36,36%. Kedua,
89
siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 14 siswa dengan perolehan
persentase 63,64%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung untuk indikator 6.
Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 39. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 6
No X F FX
1 33,33 8 266,64
2 66,67 14 933,38 Jumlah ΣF = 22 ΣFX = 1200,02
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 yaitu
1200,02. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 54,55
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) adalah 54,55. Berdasarkan
rata-rata hitung tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6 berada
pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).
90
Tabel 40. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 6
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%)
1 96-100% 10 Sempurna (S) - -
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 14 63,64
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) 8 36,36
9 16-25% 2 Buruk (B) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BS) - -
Jumlah 22 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa dengan menggunakan metode picture and picture siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 6
sebagai berikut.
Gambar 17. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 6
91
g. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 7 (Penguasaan Topik)
Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok berdasarkan lampiran 6 untuk indikator 7, dapat diketahui setelah skor
diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada indikator 7,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah adalah 66,67. Data
secara lengkap kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan
metode picture and picture siswa pada indikator 7 adalah sebagai berikut.
Pertama, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 6 siswa dengan perolehan
persentase 27,27%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 16siswa
dengan perolehan persentase 72,73%.
Selanjutnya, menentukan kemampuan menceritakan kembali isi fabel
dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung untuk indikator 7.
Tabel 41. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk Indikator 7
No X F FX
1 66,67 6 400,02
2 100 16 1600 Jumlah ΣF = 22 ΣFX = 2000,02
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
92
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7 yaitu
2000,02. Selanjutnya, dihitung nilai rata-rata siswa dengan rumus berikut.
= 90,91
Dari data di atas, diperoleh nilai hitung (M) adalah 90,91. Berdasarkan
rata-rata hitung tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7 berada
pada rentangan 86-95% dengan kualifikasi baik sekali (BS).
Tabel 42. Pengelompokan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk
Indikator 7
No. Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala 10 Kualifiikasi Frekuensi
Persentase
(100%) 1 96-100% 10 Sempurna (S) 16 72,73
2 86-95% 9 Baik sekali (BS) - -
3 76-85% 8 Baik (B) - -
4 66-75% 7 Lebih dari cukup (LdC) 6 27,27
5 56-65% 6 Cukup (C) - -
6 46-55% 5 Hampir cukup (HC) - -
7 36-45% 4 Kurang (K) - -
8 26-35% 3 Kurang sekali (KS) - -
9 16-25% 2 Buruk (B) - -
10 0-15% 1 Buruk sekali (BS) - -
Jumlah 22 100
Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan
kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas
93
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk indikator 7 sebagai
berikut.
Gambar 18. Diagram Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas
VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok Indikator 7
3. Pengaruh Penggunaan Metode Picture and Picture terhadap Kemampuan
Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok
Secara, umum perbandingan kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam
kemampuan menceritakan kembali isi fabel menggunakan metode picture and
picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok, dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 43. Perbandingan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kemampuan
Menceritakan Kembali Isi Fabel Menggunakan Metode Picture
and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
Kelompok N1 Σx1 Σx1
2 Rata-rata x1
Kontrol 21 433,33 187774,89 55,33
Kelompok N1 Σx2 Σx22 Rata-rata x2
Eksperimen 22 466,66 217771,56 65,15
94
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui nilai
kelas kontrol dan eksperimen kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa
dan dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data sebagai berikut.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji liliefors. Berdasarkan
uji normalitas yang dilakukan, diperoleh L0 dan L1 pada taraf signifikan 0,05
untuk n=21 dan n=22 seperti tabel berikut ini.
Tabel 44. Uji Normalitas Data
No Kelompok Jumlah
(n)
Taraf
Nyata
L0 Lt Keterangan
1. Kontrol 21 0,05 0,1311 0,19 Data berdistribusi normal
2. Eksperimen 22 0,05 0,1281 0,19 Data berdistribusi
normal
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
pada taraf signifikan 0,05 untuk n=21 dan n=22. Uji normalitas data secara
lengkap pada lampiran 11 dan lampiran 12.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
sampel memiliki homogenitas atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan
rumus perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil seperti dijelaskan pada
bab III. Berdasarkan uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh Fhitung dan Ftabel
pada taraf signifikan 0,05 untuk n1=21 dan n2=22, seperti pada tabel di bawah ini.
95
Tabel 45. Uji Homogenitas
No. Kelompok Jumlah
(n)
Taraf
Nyata
Fhitung Ftabel Keterangan
1. Kontrol 21 0,05 1,33 2,07
Data Homogen
2. Eksperimen 22
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa kelompok data memiliki
varian yang homogen pada taraf signifikan 0,05 untuk n=21 dan n=22 karena
Fhitung < Ftabel (1,33<2,07). Uji homogenitas selengkapnya ada pada lampiran 13.
c. Uji Hipotesis
Setelah diketahui bahwa kelompok data berdistribusi tidak normal dan
memiliki homogenitas, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui perbedaan kontrol
dan eksperimen kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa dan dengan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbandingan kontrol
dan eksperimen kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa. Langkah
pertama yang dilakukan adalah menentukan standar deviasi gabungan sebagai
berikut.
Diketahui:
X1 = 55,33
X2 = 65,15
n1 = 21
n2 = 22
s12 = 75,91
s22 = 57
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dicari terlebih dahulu standar deviasi gabungan
kedu kelas sebagai berikut ini.
96
Sgab =
Sgab =
Sgab =
Sgab =
Sgab =
Sgab = 8,14
Berdasarkan rumus di atas, diketahui standar deviasi gabungan (s) adalah
8,14. Dengan demikian, dapat ditentukan uji hipotesis kemampuan menceritakan
kembali isi fabel melalui uji t berikut.
97
t = 3,96
Berdasarkan hasil uji t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1)
diterima pada taraf signifikan 95% dan dk= n1+n2 – 2 karena thitung > ttabel
(3,96>1,68). Dengan demikian, terdapat pengaruh signifikan penggunaan metode
picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Jadi, thitung > ttabel yaitu
3,96 > 1,68 maka H1 diterima dan H0 ditolak.
C. Pembahasan
Hal-hal yang akan diuraikan dalam pembahasan adalah sebagai berikut.
(1) hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan
metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok, (2) hasil tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok, (3) pengaruh metode picture and picture terhadap
kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok.
1. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
Pada bagian ini dijelaskan secara rinci kemampuan menceritakan kembali
isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok dengan nilai rata-rata 55,33 berada
pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi cukup (HC). Kemampuan
98
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok dikelompokkan
menjadi 5 klasifikasi sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai
dengan kualifikasi kurang sekali (KS) sebanyak 1 siswa dengan perolehan
persentase 4,76%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang
(K) sebanyak 1 siswa dengan perolehan persentase 4,76%. Ketiga, siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi hampir cukup (HC) sebanyak 7 siswa dengan
perolehan persentase 33,33%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan
kualifikasi cukup (C) sebanyak 9 siswa dengan perolehan persentase 42,86%.
Kelima, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC)
sebanyak 3 siswa dengan perolehan persentase 14,29%.
Menurut Arsjad dan Mukti (1988:17), untuk dapat menjadi pembicara
yang baik, pembicara harus berbicara dengan baik dan tepat. Dalam hal itu ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk menunjang
keefektifan berbicara, yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.
Diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 1 Ketepatan Ucapan
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok kontrol, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek ketepatan ucapan tergolong hampir cukup (HC) berada pada rentangan 46-
55%. Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), seseorang harus membiasakan diri
99
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi yang kurang
tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 05 memperoleh skor 1 pada
aspek ketepatan ucapan dengan kualifikasi kurang sekali (KS) pada rentangan 26-
35%. Berikut penjelasan untuk sampel 05.
Gajah yang Baik Hati
Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah
dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalann mencari
air. Di tengah perjalanan dia melihat kolam dengan air yang sangat jernih.
Tanpa pikir panjang dia terjun ke dalam dasar kolam. Tindakan kancil
sangat ceroboh.
Berdasarkan kutipan oleh sampel 05 di atas, terlihat kesalahan yang
dilakukan oleh siswa pada kata yang digarisbawahi, yaitu pada kata „kancil‟,
„gajah‟, „kehausan‟, dan „berjalan-jalan‟. Kata-kata tersebut dibaca siswa dengan
menebalkan huruf j pada kata gajah menjadi „gajjah‟, kehusan yang seharusnya
„kehausan‟, „kanncil‟ yang seharusnya diucapkan „kancil‟ dan „berjalan-jalann‟
yang seharusnya diucapakan „berjalan-jalan‟. Kata-kata yang digarisbawahi
tersebut kurang tepat pelafalannya oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arsjad dan Mukti (1988:18) bahwa pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang tidak
tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau
kurang menarik.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 06 memperoleh skor 2 pada
aspek ketepatan ucapan dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC) berada pada
rentangan 66-75%. Berikut penjelasan untuk sampel 06.
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah,
dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Kancil berjalan-jalan
100
mencari air. Di tengah perjalanan kancil melihat kolam dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa berpikir panjang kancil langsung masuk ke kolam.
Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak memikirkan bagaimana cara dia
naik ke atas. Beberapa kali kancil mencoba naik ke atas, tapi tidak bisa.
Berdasarkan kutipan sampel 06 di atas, terlihat 1 kesalahan dalam aspek
ketepatan ucapan yaitu kata „seakan‟ yang diucapkan „sekan‟. Kata „seakan‟ yang
diucapkan dihilangkan hurur a menjadi “sekan”, hal ini menyebabkan kurang
tepatnya pelafalan yang diucapkan siswa dan kata tersebut berubah maknanya.
Arsjad dan Mukti (1988:18) mengatakan tidak jarang kita dengar orang
mengatakan kata-kata yang tidak jelas suku katanya. Ada suku kata yang
diucapkan berdempet, ada yang kadang-kadang hilang bunyi tertentu.
b. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 2 Penempatan Tekanan, Nada dan
Durasi yang Sesuai
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok kontrol, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek penempatan tekanan, nada (intonasi) tergolong hampir cukup (HC) berada
pada rentangan 46-55%. Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), masalah akan
menjadi menarik dengan penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 18 memperoleh skor 1 dengan
kualifikasi kurang sekali (KS) berada pada rentangan 26-35%, karena terdapat
beberapa kesalahan pada aspek penempatan tekanan, nada, dan durasi
yang sesuai. Berikut kutipan untuk sampel 18.
101
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil,
gajah, dan hewan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-
jalan mencari air. Di tengah perjalanan kancil melihat kolam dengan air
yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang ia langsung terjun ke dalam
kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak berpikir bagaimana cara
dia naik ke atas. Beberapa kali kancil sudah mencoba memanjat, tetapi
tidak bisa.
Berdasarkan kutipan sampel 18 di atas, terdapat kesalahan dalam
penempatan tekanan, nada, dan durasi yang sesuai. Kesalahan yang dilakukan
oleh siswa yaitu durasi yang terlalu singkat (00:55 atau 55 detik), dan kata
„berjalan-jalan‟ diberikan tekanan pada ja, „melihat‟ diberikan tekanan pada me, „
„tidak‟ diberikan ti, dan „berpikir diberikan tekanan pada ber‟. Selain itu, siswa
menceritakan kembali isi fabel datar saja. Hal ini dijelaskan oleh Arsjad dan
Mukti (1988:18) bahwa penyampaian yang datar saja akan menimbulkan
kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang. Demikian juga halnya
dengan pemberian tekanan pada kata atau suku kata .
Selanjutnya, berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 04
memperoleh skor 2 dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC) yang berada pada
rentangan 66-75% karena ada beberapa kesalahan pada aspek penempatan
tekanan, nada dan durasi yang sesuai. Berikut kutipan untuk sampel 04.
Gajah yang Baik Hati
Siang hari itu suasana di hutan sangatlah terik. Tempat tinggal si kancil,
gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalan
mencari air. Di tengah perjalanan ia melihat kolam dengan air yang sangat
jerrnih. Tanpa pikir panjang dia langsung terjun ke kolam tersebut. Dia
tidak berpikir bagaimana caranya memanjat ke atas. Sudah berapa kali dia
tidak bisa menaikinya.
Kutipan sampel 04 di atas, menunjukkan kesalahan dalam penempatan
tekanan, nada, dan durasi yang sesuai oleh siswa. kesalahan yang dilakukan yaitu
102
durasi yang terlalu singkat dan kata ‟caranya‟ yang diberikan tekanan pada kata
cara, dan juga penyampaian cerita yang datar saja. Hal ini dapat membuat cerita
kurang menarik. Hal ini dijelaskan oleh Arsjad dan Mukti (1988:18) bahwa
penyampaian yang datar saja akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan
berbicara tentu berkurang.
c. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 3 Pilihan Kata (Diksi)
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok kontrol, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek pilihan kata (diksi) tergolong cukup (C) berada pada rentangan 56-65%.
Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan
bervariasi.
Berdasarkan penilaian, sampel 03 memperoleh skor 1 dengan kualifikasi
kurang sekali (KS) berada pada rentangan 26-35%. Berikut penjelasan untuk
sampel 03.
Gajah yang baik hati. Pada Siang hari suasana sangat terik. Tempat tinggal
si kancil, si gajah dan yang lainnya sangat. Kancil tengah kehausan.
Dari kutipan di atas, disimpulkan bahwa sampel 03 diberi skor 1 karena
mengalami kesalahan pada aspek pilihan kata, yaitu „si kancil‟, „si gajah‟,
„tengah‟. Kata tersebut seharusnya diganti dengan „kancil‟, „gajah‟, „merasa‟.
Menurut Asyad dan Mukti (1988:20), pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan
bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi
103
sasaran. Selain itu, pilihan kata harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan dan
dengan siapa berbicara (pendengar).
Berdasarkan penilaian, sampel 19 mendapat skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) yang berada pada rentangan 66-75%. Berikut penjelasan
untuk sampel 19.
Siang hari suasana di hutan sangatlah terik. Tempat tinggal kancil, gajah
dan binatang lain yang terasa sangat terbakar. Kancil kehausan. Tiba-tiba
kancil melihat kolam yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang kancil
langsung terjun ke dalam kolam. Ia tidak memikirkan bagaimana caranya
sampai bisa naik ke atas kembali. Walaupun sudah berkali-kali kancil
mencoba untuk naik ke atas, tapi dia tetap tidak bisa dan kancil meminta
tolog. Tolong! tolong! Terdengar oleh si gajah sahabatnya. Kenapa kancil
kamu ada dibawah itu? Saya terperangkat gajah. Gajah, saya mendapat
sebuah ikan yang sangat besar. Pikir gajah, bagaimana saya bisa turun ke
bawah sedangkan saya tidak bisa ke atas. Kancil apakah kamu ingin
mengakaliku? Kancil hanya terdiam, sehingga sampai sore hari kancil pun masih berada di dalam kolam itu, sehingga membuat kancil sangat
kedinginan. Tiba-tiba gajah datang, kancil baiklah aku akan menolongmu,
tetapi kamu harus berjanji kamu tidak akan iseng lagi kepada binatang-
binatang lain. “Baiklah gajah aku berjanji‟. Dan gajah menolong kancil
dengan belalainya. Mulai hari itu kancil tidak lagi iseng dan menjaili
teman-temannya.
Dari kutipan di atas, disimpulkan bahwa sampel 19 mengalami kesalahan
pada aspek pilihan kata yaitu kata „sebuah‟. Kata tersebut seharusnya diganti
dengan kata „seekor‟ karena diikuti oleh kata ikan menjadi „seekor ikan‟.
d. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 4 Ketepatan Sasaran Pembicaraan
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok kontrol, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek ketepatan sasaran pembicaraan tergolong cukup (C) berada pada rentangan
104
56-65%. Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), ketepatan sasaran pembicaraan
menyangkut kalimat efektif. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat
efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan pengaruh,
meninggalkan pesan, atau menimbulkan akibat.
Berdasarkan penilaian, sampel 20 memperoleh skor 1 dengan kualifikasi
kurang sekali (KS) berada pada rentangan 26-35% karena terjadi kesalahan dalam
ketepatan sasaran pembicaraan (kalimat efektif). Berikut penjelasan sampel 20.
Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil,
gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-jalan
mencari air. Di tengah perjalanan ia melihat kolam air dengan air yang
sangat jerrih. Tanpa pikir panjang ia langsung terjun ke kolam. Tindakan
kancil sangat ceroboh. Dia tidak berpikir bagaimana dia akan naik ke atas.
Beberapa kali ia mencoba memanjat, tetapi dia tidak sampai ke atas. Si
kancil tidak berbuat apa-apa. Dia hanya berteriak minta tolong. Teriakan kancil terdengar oleh gajah yang telah melewati tempat itu. Hai siapa yang
ada di dalam itu? Ini aku, kancil sahabatmu.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat yang digarisbawahi
kurang efektif yang membuat ketidaktepatan sasaran pembicaraan karena kalimat
yang efektif adalah kalimat yang mengenai sasaran yang mampu menimbulkan
pengaruh. Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), seorang pembicara harus
mampu menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga
mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menimbulkan akibat.
Berdasarkan penilaian, sampel 08 memperoleh skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) karena terjadi kesalahan dalam ketepatan sasaran
pembicaraan (kalimat efektif). Berikut penjelasan sampel 08.
Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil,
gajah, dan binatang lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. ia berjalan- jalan untuk mencari air. Di tengah perjalanan ia melihat kolam air yang
berisi air yang sangat berisi jernih. Tanpa berpikir panjang kancil langsung
105
melompat ke kolam. Dia tidak berpikir bagaimana caranya dia bisa naik ke atas. Beberapa kali ia mencoba naik ke atas, tetapi dia tidak bisa mencapai
ke atas.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat yang digarisbawahi
kurang efektif yang membuat ketidaktepatan sasaran pembicaraan karena kalimat
yang efektif adalah kalimat yang mengenai sasaran yang mampu menimbulkan
pengaruh.
e. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 5 Sikap Wajar, Tenang, dan Tidak
Kaku
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok kontrol, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek sikap wajar, tenang, dan tidak kaku tergolong hampir cukup (HC) berada
pada rentangan 46-55%. Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), pembicara yang
tidak tenang, lesu, dam kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang
kurang menarik.
Berdasarkan penilaian, sampel 10 memperoleh skor 1 dengan kualifikasi
kurang sekali (KS) berada pada rentangan 26-35%, karena mengalami lebih dari 3
kesalahan pada aspek sikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Saat menceritakan
kembali isi fabel, jelas terlihat bahwa siswa bersikap tidak wajar, tidak tenang dan
terlihat kaku karena siswa sering maju mundur, bergerak kiri kanan, memegang
telinga, diam, kemudian mengakhiri cerita. Ketidaktenangan siswa menimbulkan
cerita yang kurang menarik.
106
Berdasarkan penilaian, sampel 14 mendapatkan skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) berada pada rentangan 66-67% karena mengalami lebih
kesalahan pada aspek sikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Saat menceritakan
kembali isi fabel, terlihat bahwa siswa bersikap tidak wajar, dimana siswa sesekali
menggerakkan badan dan menundukkan kepala. Arsjad dan Mukti menjelaskan
(1988:20) bahwa pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan
memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama ini
sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak
pendengar.
f. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 6 Kelancaran
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok kontrol, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek kelancaran tergolong hampir cukup (HC) yang berada pada rentangan 46-
55%. Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), seorang pembicara yang lancar
berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan.
Berdasarkan penilaian, sampel 18 mendapat skor 1 dengan kualifikasi
kurang sekali (KS) yang berada pada rentanga 26-35%. Berikut kutipan untuk
sampel 18.
Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil,
gajah, dan hewan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-
jalan mencari air. Di tengah perjalanan kancil melihat kolam dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa pikir panjang ia langsung terjun ke dalam
kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak berpikir bagaimana cara
107
dia naik ke atas. Beberapa kali kancil sudah mencoba memanjat, tetapi tidak bisa.
Dari kutipan menceritakan kembali isi fabel di atas, terlihat bahwa sampel
18 mengalami banyak kesalahan dalam aspek kelancaran berbicara dan sering
berbicara terputus-putus. Siswa seringkali mengulang-ngulang kalimat maupun
kata-kata. Selain itu, siswa juga sering menyelipkan bunyi-bunyi oo, aa, eeh dan
bunyi-bunyi yang tidak dimengerti. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsjad dan
Mukti (1988:21), bahwa seringkali kita dengar pembicara berbicara terputus-
putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi
tertentu yang sangat mengganggu penangkapan pendengar, misalnya menyelipkan
bunyi-bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya.
Berdasarkan penilaian, sampel 20 mendapat skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) yang berada pada rentangan 66-75%. Berikut kutipan
untuk sampel 20.
Suasana hari itu sangatlah terik. Tempat tinggal kancil, gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancilpu kehausan. Kancilpun pergi berjalan-jalan dan
menemukan sebuah kolam yang airnya sangat jernih. Tanpa berpikir
panjang kancil pun terjun ke kolam tersebut. Tindakan kancil sangatlah
ceroboh. Kancilpun ingin naik kembali. Kancilpun terjebak di kolam ayir
tersebut. Kancipun meminta tolong, tolong, tolong....! suara kancilpun terdengar oleh gajah, siapa itu yang ada di dalam kolam? Aku, kancil
sahabatmu. Kancilpun terdiam sesaat. Gajah tolong kau untuk mengangkat
ikan yang bear ini! Gajahpun terdiam dan berpikir, yang benar?
Berdasarkan kutipan di atas, sampel 20 diberi skor 2 karena kurang lancar
dalam menceritakan kembali isi fabel, ada beberapa kata yang diulang-ulang
seperti „kolam yang‟. Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), seorang pembicara
yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan.
108
g. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 7 Penguasaan Topik
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok kontrol, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek ketepatan ucapan tergolong hampir cukup berada pada rentangan 46-55%.
Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), penguasaan topik yang baik akan
menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Penguasaan topik sangat penting,
bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.
Berdasarkan penilaian, sampel 12 mendapatkan skor 1 dengan kualifikasi
kurang sekali (KS) berada pada rentangan 26-35%. Berikut kutipan dari sampel
12.
Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah,
dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-jalan mencari
air. Di tengah perjalanan ia menemukan kolam dengan air yang sangat
jerrnih. Tanpa pikir panjang kancil langsung terjun ke dalam kolam.
Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak berpikir bagaimana cara dia
naik ke atas. Beberapa kali ia mencoba untuk memanjat, tetapi dia tidak
bisa sampai ke atas. Si kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa berteriak meminta tolong.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa sampel 12 tidak menguasai topik
dengan baik. Siswa hanya membacakan awal permasalahan yang terjadi, sehingga
topik cerita tidak jelas.
Berdasarkan penilaian, sampel 16 memperoleh skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) berada pada rentangan 66-75%. Berikut penjelasan untuk
sampel 16.
109
Siang hari itu suasana hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancil sangat kehausan. Dia berjalan-jalan
mencari air. Di tengah perjalanan ia melihat kolam yang airnya yang
sangat jerrnih. Tanpa berpikir panjang kancil langsung terjun ke kolam itu.
Tindakan kancil sangatlah ceroboh. Dia tidak berpikir bagaimana cara dia
akan naik ke atas. Beberapa kali kancil mencoba, akan tetapi dia tidak bisa
sampai naik ke atas. Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa
berteriak minta tolong. Ternyata teriakan kancil terdengar oleh gajah. Hai
siapa yang ada di kolam itu? Ini aku, kancil sahabatmu. Kancilpun terdiam
berpikir mencari kal agar gajah mau menolongnya. Tolog aku menangkap ikan ini? Yang benar kamu menangkap ikan? Benar-benar aku
menangkapkan ikan yang sangat besar. Sang gajah berpikir sejenak, ia bisa
saja turun ke bawah dengan mudah, tapi bagaimana cara ia akan naik
nantinya. Apakah kamu mau memanfaatkanku cil untuk kepentingan dan
keselamatanmu sendiri? Tanya gajah. Kancil terdiam. Sekali-sekali kamu
harus diberi pelajaran, kata gajah meninggalkan tempat itu. Gajah tidak
mendengarkan terikan si kancil.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa sampel 16 kurang menguasai topik
dengan baik dan tepat karena cerita fabel yang diceritakan kembali oleh siswa
tidak sampai ke masalah inti dari cerita tersebut.
Berdasarkan penilaian, sampel 19 memperoleh skor 3 dengan kualifikasi
sempurna (S) berada pada rentangan 96-100% karena telah menguasai topik
sesuai dengan cerita fabel yang dibaca. Berikut penjelasan untuk sampel 19.
Siang hari suasana di hutan sangatlah terik. Tempat tinggal kancil, gajah
dan binatang lain yang terasa sangat terbakar. Kancil kehausan. Tiba-tiba
kancil melihat kolam yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang kancil
langsung terjun ke dalam kolam. Ia tidak memikirkan bagaimana caranya sampai bisa naik ke atas kembali. Walaupun sudah berkali-kali kancil
mencoba untuk naik ke atas, tapi dia tetap tidak bisa dan kancil meminta
tolog. Tolong! tolong! Terdengar oleh si gajah sahabatnya. Kenapa kancil
kamu ada dibawah itu? Saya terperangkat gajah. Gajah, saya mendapat
sebuah ikan yang sangat besar. Pikir gajah, bagaimana saya bisa turun ke
bawah sedangkan saya tidak bisa ke atas. Kancil apakah kamu ingin
mengakaliku? Kancil hanya terdiam, sehingga sampai sore hari kancil pun
masih berada di dalam kolam itu, sehingga membuat kancil sangat
kedinginan. Tiba-tiba gajah datang, kancil baiklah aku akan menolongmu,
tetapi kamu harus berjanji kamu tidak akan iseng lagi kepada binatang-
binatang lain. “Baiklah gajah aku berjanji‟. Dan gajah menolong kancil dengan belalainya. Mulai hari itu kancil tidak lagi iseng dan menjaili
teman-temannya.
110
Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa sampel 19 telah menguasai topik,
dan apa yang diceritakan kembali sesuai dengan cerita dan siswa lancar dalam
menceritakan kembali isi fabel. Sesuai dengan pendapat Arsjad dan Mukti
(1988:22) bahwa pengusaan topik itu sangat penting, bahkan merupakan faktor
utama dalam berbicara.
2. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok
Dari hasil analisis data yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil
tes kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode
picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten
Solok dengan nilai rata-rata 65,15 berada pada rentangan 56-65%, yaitu dengan
kualifikasi cukup (C). Kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok dikelompokkan menjadi 5 klasifikasi, yaitu sebagai
berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi hampir cukup
(HC) sebanyak 2 siswa dengan perolehan persentase 9,09%. Kedua, siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup (C) sebanyak 7 siswa dengan
perolehan persentase 31,82%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan
kualifikasi lebih dari cukup (LdC) sebanyak 11 siswa dengan perolehan
persentase 50%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik
(B) sebanyak 2 siswa dengan perolehan persentase 9,09%.
a. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 1 Ketepatan Ucapan
111
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek ketepatan ucapan tergolong cukup (C) berada pada rentangan 56-65%.
Menurut Asyad dan Mukti (1988:17-18), seseorang harus membiasakan diri
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi yang kurang
tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 07 memperoleh skor 1
dengan kualifikasi kurang sekali (KS) berada pada rentangan 26-35%. Berikut
kutipan menceritakan kembali isi fabel oleh sampel 07.
Pada suatu hari, singa menangkap tikus dengan kaki yang besarnya.
“beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau lalu di depan
wajahku?” kata si singa yang galak. Tikus memohon kepada singa,
maafkan aku tuan singa, dengan berkata patah-patah. Dan singa berkata
“Aku tidak akan memaafkanmu dan kau akan menerima akibatnya! Tikus
memohon dengan besar-besarnya dan terus memohon kepada singa
walaupun akan ditolak pada oleh Tuan singa. (siswa merasa terganggu
oleh siswa ketika bercerita) Tikus berkata “jika engkau melepaskanku, aku
akan menolongmu di suatu nantii”. Lalu Singa dengan wajah tertawa
meninggalkan tikus berkata “hahha. dengan wajah yang sekecilmu kamu
akan menolongku? Tidak mungkin” kata si singa. Lalu singa berkata “aku akan melepaskanmu, tidak ada gunanya memakanmu karena aku tidak
akan kenyang memakanmu”. Lalu tikus berkata “terima kasih tuan singa,
kau adalah singa yang baik, aku kan membalas kebaikanmu disuatu hari
nanti”.
Pada suatu hari, singa berjalan-jalan di pinggir htan, ia tidak tahu bahwa di pinggir hutan itu banyak perangkap yang dipasang oleh para pemburu.
Dan benar saja, singa terangkap oleh jebakan pemburu. Ia terikat di pohon.
Singa yang telah terperangkap mencoba mengaum dan memberontak, tapi
tidak ada gunanya. Saat singa menggaum sekeras-kerasnya, tikus yang
tidak jauh dari tempat itu singa terperangkap itu, tikus mencari sumber
suara sang singa. Saat bertemu dengan singa, tikus langsung mau
menunjuk singa dengan memutuskan talinya. Dengan giginya yang tajam, tikus menggigit talinya satu persatu. Setelah lepas singa dari perangkap itu,
112
singa mengucapkan terimakasih karena telah membantunya. Dan tikus dan singa menjadi sahabat selamanya.
Dari kutipan kemampuan menceritakan kembali isi fabel di atas, sampel
07 diberi skor 1 karena terjadi beberapa kesalahan dalam ketepatan ucapan, di
mana sampel 07 mengucapkan beberapa kata yang kurang tepat. Terdapat
beberapa kesalahan yang dilakukan oleh sampel 07, yaitu pada kata „patah-patah‟
yang seharusnya terbata-bata, kata „nantii‟ yang seharusnya nanti, kata „htan‟
yang seharusnya hutan, kata „terangkap‟ yang seharusnya terperangkap, dan kata
„menggaum‟ yang seharusnya mengaum. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsjad
dan Mukti (1988:18) bahwa tidak jarang kita dengar orang mengucapkan kata-
kata yang tidak jelas suku katanya. Ada suku kata yang diucapkan berdempet, ada
yang kadang-kadang hilang bunyi tertentunya. Hal ini tentu membingungkan
pendengar, sehingga mengurangi keefektifan berbicara.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 03 mendapat skor 2 dengan
kualifikasi lebih dari cukup berada pada rentangan 66-75%. Berikut kutipan untuk
sampel 03.
.......
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di tepi hutan. singa tidak mengira bahwa di tepi hutan tersebut ada beberapa jebakan yang telah
dibuat oleh para pemburu. Tidak lama kemudian singapun terperangkap di
dalam jala yang telah dipasang oleh para pemburu. Singa terperangkap
kemudian terikat pada sebuah jebakan. kemudian singa merontak-rontak
agar dia bisa terlepas dan dia mengaum keras-keras. Kemudian tikus
mendengar jeritan singa. Dan ttikus berkata “sepertinya itu auman singa,
jangan-jangan singa sedang membutuhkan bantuan” kemudian tikus
datang menghampiri singa.
Kemudian dia langsung menggigit tali yang mengikat tubuh singa. Setelah
itu singa terlepas dari yang mengikatnya. Kemudian singa meminta maaf
kepada tikus karena telah meremehkannya dan berterimakasih kepada tikus yang telah membantunya. Kemudian singa dan tikus menjadi teman
selamanya.
113
Kutipan kemampuan menceritakan kembali isi fabel yang dilakukan oleh
sampel 03 di atas, masih terlihat satu kesalahan ketepatan ucapan yang dilakukan
siswa, yaitu pada kata „merontak-rontak‟ yang seharusnya meronta-ronta. Sesuai
dengan teori Arsjad dan Mukti (1988:18) bahwa seorang pembicara harus
membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat.
b. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 2 Penempatan Tekanan, Nada dan
Durasi yang Sesuai
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil tes
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
ditinjau dari aspek penempatan tekanan, nada, dan durasi yang sesuai tergolong
cukup (C) berada pada rentangan 56-65%. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:18),
kesesuaian tekanan, nada merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan
merupakan faktor penentu dalam berbicara. Sebaliknya, jika penyampaian datar
saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan
berbicara tentu berkurang.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 02 mendapat skor 1 dengan
kualifikasi kurang (KS) sekali berada pada rentangan 25-35% karena terjadi
beberapa kesalahan pada penempatan tekanan, nada (intonasi) dalam
menceritakan kembali isi fabel. Berikut kutipan sampel 02.
Suatu hari, singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku!” seru singa galak. Maafkan
aku singa, aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu, lepaskan aku”.
114
Mohon tikus “bila engkau melepaskanku, aku akan menolongmu di lain waktu”.
“Hahaha...”, tawa singa dengan senangnya. ”mana mungkin hewan
sekecilmu dapat menolongku, bahkan kau tidak dapat mengangkat
tubuhku”. “Baiklah aku akan melepaskanmu, semoga dengan kebaikanku
kau dapat menolongku di lain waktu”.
“Terima kasih, singa yang baik. Jasamu akan kubalas di lain waktu”.
Pada suatu hari Tuan singa berjalan-jalan di tepi hutan. Tanpa disadari ia
menginjak jebakan pemburu yang sengaja dipasang di hutan-hutan. Tanpa
disadari singa itu pun terjerat perangkat pemburu atau tergantung oleh perangkat pemburu, ia pun langsung mengaum kesakitan dan meronta
sekuatnya. Namun, itu sendiri tidak dapat mempengaruhi kekuatan jebakan
pemburu.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat kata yang di garis bawahi yang
diucapkan sampel 02 kurang tepat penempatan tekanannya, seperti „tidur-mu‟,
‟me-lepaskanmu‟, ‟jasa-mu‟, „pem-buru‟, dan ‟di-hutan‟. Kata tersebut seharusnya
tidak diberi jeda.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 01 memperoleh skor 2
karena dengandalam menceritakan kembali isi fabel, terjadi satu kali kesalahan.
Berikut kutipan untuk sampel 01.
Pada suatu hari, seekor | singa menangkap seekor tikus dengan kakinya
yang besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku. Kau akan
menerima akibatnya! mengapa kau berjalan di depan wajahku?” seru singa
galak.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat pada kata yang digaris bawahi
„singa‟ yang diucapkan sampel 01 kurang tepat tekanan dan intonasinyan. Kata
tersebut seharusnya diucapkan tidak terpisah atau tidak ada jeda antara si dengan
nga „si-nga‟ akan tetapi singa.
c. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 3 Pilihan Kata (Diksi)
115
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek pilihan kata (diksi) tergolong lebih dari cukup (LdC) berada pada rentangan
66-75%. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:18), pilihan kata hendaknya tepat, jelas
dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar. Pilihan kata
harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan.
Berdasarkan penilaian, sampel 20 memperoleh skor 1 dengan kualifikasi
kurang sekali (KS) pada rentangan 26-35% karena terjadi 4 kesalahan kata yang
kurang tepat dan tidak sesuai. Berikut kutipan sampel 20.
Pada suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya. Singapun berkata “hai tikus kenapa kau mengganggu tidurku, apa kau
sudah bosan mati? Apakah kau sudah bosan hidup?” singa pun menangkap
tikus. Kemudian tikus pun memohon-mohon “oh, aku mohon singa, tolong
lepaskan aku, bila kau butuh bantuanku aku pasti akan menolongmu dan
aku mohon tolong lepaskan aku”. Kemudian singa tertawa “hahaha.. apa
mungkin makhluk sekecilmu bisa membantuku dalam kesulitan? “Baiklah,
aku akan melepaskanmu”. Singa pun melepaskan tikus. Beberapa hari
kemudian, singa berjalan-jalan di tepi hutan. Dan tidak disengaja ternyata
di sana banyak sekali jebakan-jebakkan yang dipasang pemburu.
Kemudian, tiba-tiba singapun terjerat oleh salah satu jebakan pemburu.
Dan kemudian singapun mengaum sekeras-kerasnya. Dan tiba-tiba tikuspun mendengar auman itu. Ia berkata “ini adalah auman singa” dalam
batinnya. Kemudian, tikus mencari dimana sumber suara itu. Dan akhirnya
tikus menemukan singa. Kemudian, tikuspun berkata “wahai singa, aku
akan membantumu sesuai janjiku dulu”. Kemudian, ia membantu singa
dan membebaskan singa dengan menggigit tali itu dengan giginya.
Kemudian, singa terlepas dari dari jeratan itu. Dan singa yang dulu
menangkap tikus berteman dan bersahabat dengan tikus.
Pada kutipan di atas, terlihat kesalahan yang dilakukan oleh sampel 20
yaitu kata „memohon-mohon‟, „bila‟, „disengaja‟, dan „jeratan‟. Kata tersebut
seharusnya diganti dengan „memohon‟ atau „meminta‟, „jika atau seandainya‟,
116
„disangka‟, „jebakan‟. Sesuai dengan pendapat Arsjad dan Mukti (1988:18),
bahwa pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah
dimengerti oleh pendengar. Pilihan kata harus disesuaikan dengan pokok
pembicaraan.
Berdasarkan penilaian, sampel 14 memperoleh skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) pada rentangan 66-75% karena terjadi 2 kesalahan kata
yang kurang tepat dan tidak sesuai. Berikut kutipan sampel 14.
.......
Beberapa hari kemudian, singa berjalan di pinggiran hutan. Tanpa ia sadari
di tempat itu terdapat banyak jebakan yang sengaja dipasang oleh para
pemburu. Dan benarnya, ia pun terkena salah satu jeratan pemburu. Ia pun
terkurung dan tergantung di sebuah pohon oleh jala yang terbuat dari tali
yang sangat besar dan kuat. Lalu sang Singa pun mengaum dengan
kerasnya untuk membuang kekesalan dan kemarahannya. Sang Tikus berlari ke arah suara auman itu. Dia pun bertemu dengan seekor singa di
dekat itu. “Tenanglah, Tuan Singa! Aku akan segera menolongmu!”
Tikuspun melompat ke arah tali, iapun menggigit tali itu dengan kuat. Lalu
beberapa lama, akhirnya tali itu terputus, singa terbebas dari jala itu. Singa
berkata “Terima kasih, Tikus. Kau benar-benar telah menolongku,” ujar
singa, tulus. Ia tidak bisa membayangkan bahwa hewan kecil itu rupanya
bisa menolongnya. Sebelumnya ia sama sekali tidak bisa
membayangkannya. Tikus merasa senang karena berhasil menepati
janjinya untuk membatas kebaikan singa dengan cara menolongnya.
Pada kutipan di atas, terlihat 2 kesalahan yang dilakukan oleh sampel 14
yaitu kata „membuang‟, dan „kuat‟. Kata tersebut seharusnya diganti dengan
„menumpahkan‟, „gesit. Sesuai dengan pendapat Arsjad dan Mukti (1988:18),
bahwa pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah
dimengerti oleh pendengar. Pilihan kata harus disesuaikan dengan pokok
pembicaraan.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan sampel 06 memperoleh skor 3
dengan kualifikasi sempurna (S) pada rentangan 96-100%. Sampel 03 diberi skor
117
3 karena tidak terdapat kesalahan pilihan kata (diksi) dalam menceritakan kembali
isi fabel. Cerita fabel yang diceritakan kembali oleh sampel 20 sudah sesuai
dengan cerita fabel yang dibaca. Pilihan kata atau diksinya sudah tepat dan baik.
Menurut Arsjad dan Mukti (1988:18), pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan
bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar. Pilihan kata harus
disesuaikan dengan pokok pembicaraan.
d. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 4 Ketepatan Sasaran Pembicaraan
Dari hasil analisis yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil tes
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok ditinjau dari
aspek ketepatan sasaran pembicaraan tergolong lebih dari cukup (LdC) pada
rentangan 66-75%. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:18), hal ketepatan sasaran
pembicaraan menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang memakai kalimat
efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 15 memperoleh skor 1
dengan kualifikasi kurang sekali (KS) berada pada rentangan 26-35% karena
terjadi beberapa kesalahan pada ketepatan sasaran pembicaraan yang menyangkut
kalimat. Berikut penjelasan sampel 15.
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang
besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan
di depan wajahku? Kau akan menerima akibatnya!” seru singa dengan
galak. Tikuspun meminta supaya singa untuk mengasihinya dan tidak
memakannya. Dan tikuspun meminta supaya melepaskannya dari cengkraman singa. ”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Kata singa.
“jika engkau melepaskanku, aku akan menolongmu jika kau
membutuhkanku”.
118
Sontak singa pun tertawa, Bagaimana mungkin hewan kecil sepertimu bisa menolongku?
Kemudian, singa memberi ampunan pada tikus dan melepaskannya. “Aku
akan melepaskanmu, tapi kau jangan pernah berkeliaran lagi di sekitar
sini!” seru singa, lalu mengaum. Tikus berterima kasih kepada singa yang
telah melepaskannya.
Beberapa hari kemudian, singa pun berjalan-jalan di pinggiran hutan. Di
pinggir hutan tersebut banyak jebakan yang dipasang oleh pemburu.
Akhirnya jebakan tersebut mengenai singa. Singa terperangkap dalam
jebakan pemburu. Jebakan pemburu terbuat dari tali yang kuat. Singa meronta-ronta untuk melepaskan dirinya. Akan tetapi tidak berhasil. Lalu
Singa mengaum dengan keras, sehingga auman singa terdengar oleh tikus.
Tikus bergegas berlari ke tempat auman singa. Rupanya auman itu benar-
benar auman singa. Dan tikus melompat kepada jebakan yang
memerangkap singa. Dan tikuspun berusaha keras dan tekun untuk
memutuskan tali yang terbuat dari. Akhirnya dengan bersusah payah dan
tekun, tikus pun bisa memutuskan perangkat yang dipasang oleh pemburu.
Dan singapun berterimakasih kepada tikus. Dan singa menjadi teman
selama-lamanya.
Dari kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa sampel 15 mengalami
beberapa kesalahan pada ketepatan sasaran pembicaraan yang terlihat pada
pemakaian kalimat efektif. Kalimat yang kurang efektif terlihat pada kalimat yang
digarisbawahi. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:18), hal ketepatan sasaran
pembicaraan menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang memakai kalimat
efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya.
Berdasarkan penilaian, sampel 12 memperoleh skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) pada rentangan 66-75% karena terjadi kesalahan dalam
ketepatan sasaran pembicaraan (kalimat efektif). Berikut penjelasan sampel 12.
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang
besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan
di depan wajahku sehingga aku terbangun dari tidurku? Kau akan
merasakan akibatnya!” seru singa galak.
Tikuspun meminta dan memohon supaya singa mengasihinya dan tidak
memakannya. Ma... maafkan aku Tuan singa, aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi.
”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Bentak singa masih kesal.
119
“mohon Tuan singa!” kata tikus yang sangat ketakutan, “ aku berjanji jika engkau melepaskanku, aku akan menolongmu apabila kau
membutuhkanku”. Baiklah aku akan melepaskanmu, tapi janganlah kau
berkeliaran lagi di sini. Kata singa, lalu mengaum. Terimakasih tuan singa
yang baik, suatu saat aku akan membalas kebaikanmu. Kata tikus lalu
pergi menjauhi singa.
Dan suatu hari singa berjalan-jalan di tepi hutan. Ia tidak tahu bahwa di
sana telah dipasang oleh para pemburu perangkat-perangkat. Benar saja,
singapun terperangkat di dalam jebakan para pemburu. Lalu singa
memberontak, tapi tidak berhasil juga. Dan lalu singapun pun mengaum dengan sekeras-kerasnya. Bukankah tadi suara singa? Tikuspun langsung
menuju kearah auman singa tersebut. Benar saja, ia mendapati singa yang
terperangkat di dalam jebakan pemburu. “Tenanglah, Tuan Singa! Aku
akan segera menolongmu!” Tikuspun lau melompat ke tali yang telah
mengikat. Satu persatu tikus menggigit tali itu. Dan akhirnya singapun
terlepas dari jebakan para pemburu. Singapun berterimakasih kepada tikus.
Ia tidak menyangka bahwa tikus akan menolongnya. Dan singa pun
menjadi teman baik tikus. Pesan cerita fabel tersebut adalah satu kebaikan
akan dibalas kebaikan pula di lain waktu.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat yang digarisbawahi
kurang efektif yang membuat ketidaktepatan sasaran pembicaraan karena kalimat
yang efektif adalah kalimat yang mengenai sasaran yang mampu menimbulkan
pengaruh.
Berdasarkan penilaian, sampel 01 memperoleh skor 3 dengan kualifikasi
sempurna (S) pada rentangan 96-100%. Berikut penjelasan sampel 01.
Pada suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku. Kau akan
menerima akibatnya! mengapa kau berjalan di depan wajahku?” seru singa
galak.
Ma... maafkan aku Tuan singa aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu”
kata tikus. “dan kau jangan memakanmu, aku mohon!” Tidak, aku tidak
akan melepaskanmu karena kau adalah makananku. Tolong jangan bunuh
aku, aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu tidurmu, lepaskan aku
Tuan singa, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi.
”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Kata singa masih kesal sekali.
“Aku mohon Tuan singa, jika engkau melepaskanku, aku akan membalas
kebaikanmu”.
120
“Baiklah, kau hanya makhluk kecil, memakanmu tidak akan membuatku kenyang. Aku akan melepaskanmu, tapi kau jangan pernah berkeliaran lagi
di sekitar sini!” seru singa, lalu mengaum.
“Terima kasih, Tuan singa yang baik. Kelak aku akan berusaha untuk
membalas kebaikanmu” ujar tikus yang kemudian pergi meninggalkan
singa. Ia sangat lega karena sudah lepas dari maut yang mengancamnya.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di pinggiran hutan. Ia tidak
tahu bahwa di sekitar situ ada beberapa jebakan yang sengaja dipasang
oleh para pemburu. Dan benar saja, sebuah perangkap mengenai singa.
Hewan ganas itu terkurung dan tergantung oleh jala yang terbuat dari tali nan kuat. Singa meronta-ronta, tapi tidak berhasil melepaskan diri. Ia pun
mengaum keras sekali, menumpahkan kekesalan dan kemarahannya.
“Sepertinya itu tadi suara auman singa,” batin tikus yang kebetulan sedang
berada tidak jauh dari tempat terjebaknya singa. “Jangan-jangan ia sedang
berada dalam kesulitan. Aku harus menolongnya!”
Tikus berlari dengan cepat ke arah suara auman singa. Di sana ia
mendapati singa sedang terkurung. “Tenanglah, Tuan Singa! Aku akan
segera membantumu dan sekuat tenagaku!”
Tikus menggigit tali tersebut. Setelah beberapa lama, akhirnya jala tali
yang mengurung singa putus di beberapa bagian sehingga singa bisa
melepaskan diri. Dengan begitu, selamatlah ia dari ancaman para pemburu. “Terima kasih, Tikus. Kau benar-benar telah menolongku,” ujar singa,
tulus. Ia tidak menyangka bahwa hewan kecil itu rupanya bisa
menolongnya. Sebelumnya ia sama sekali tidak bisa membayangkannya.
Tikus sendiri merasa senang karena berhasil menepati janjinya untuk
membatas kebaikan singa dengan cara menolongnya.
Akhirnya, mereka menjadi teman untuk selamanya. Pesan cerita fabel ini adalah jika kita menolong teman kita akan ditolong
di lain waktu atau satu kebaikan akan dibalas kebaikan pula di lain waktu.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesalahan
pada aspek ketepatan sasaran pembicaraan yang berkaitan dengan kalimat efektif.
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang mengenai sasaran yang mampu
menimbulkan pengaruh. Ini sesuai dengan pendapat Arsjad dan Mukti (1988:20)
bahwa kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan
tergambar lengkap dalam pikiran pendengar persis seperti apa yang dimaksud
oleh pembicara.
e. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
121
Kabupaten Solok untuk Indikator 5 Sikap Wajar, Tenang, dan Tidak Kaku
Dari analisis data yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil tes
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada
aspek sikap wajar, tenang, dan tidak kaku berada pada rentangan 56-65% dengan
kualifikasi cukup (C). Menurut Arsjad dan Mukti (1988:20), sikap wajar, tenang
dan tidak kaku sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan
materi. Penguasaan materi yang baik setidaknya akan menghilangkan kegugupan,
namun memerlukan latihan dan lama-kelamaan rasa gugup akan hilang dan akan
timbul sikap tenang dan wajar.
Berdasarkan penilaian yanag dilakukan, sampel 02 memperoleh skor 1
pada aspek sikap wajar, tenag dan tidak kaku dengan kualifikasi kurang sekali
(KS) pada rentangan 26-35%. Berikut kutipan untuk sampel 02.
Suatu hari, singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku!” seru singa galak. Maafkan
aku singa, aku tidak bermaksud mengganggu tidur mu, lepaskan aku”
Mohon tikus “bila engkau melepaskanku, aku akan menolongmu di lain
waktu”. “Hahaha...”, tawa singa dengan senangnya.”mana mungkin hewan
sekecil kau dapat menolongku, bahkan kau tidak dapat mengangkat
tubuhku”. “Baiklah aku akan melepaskanmu, semoga dengan kebaikanku
kau dapat menolongku di lain waktu”. “Terima kasih, singa yang baik.
Jasamu akan kubalas di lain waktu”.
Pada suatu haru hari Tuan singa berjalan-jalan di tepi hutan. Tanpa disadari ia menginjak jebakan pemburu yang sengaja dipasang di hutan-
hutan. Tanpa disadari singa itu pun terjerat perangkat pemburu atau
tergantung oleh perangkat pemburu, ia pun langsung mengaum kesakitan
dan meronta sekuatnya. Namun, itu sendiri tidak dapat mempengaruhi
kekuatan jebakan pemburu. Setelah tak lama kemudian, seekor tikus pun
mendengar auman singa yang keras, ia pun langsung mendekati singa.
Dengan sigatnya tikus menggerogoti tali jebakan pemburu. Tak berapa
lama singa pun terlepas dari jebakan pemburu. “ada gunanya juga aku
melepaskanmu pada waktu itu” seru singa! Akhirnya, singa dan tikus
122
menjadi teman pada masa itu. Pesan cerita fabel ini adalah apabila kita berteman atau berkawan kita harus saling tolong-menolong atau
membantu.
Berdasarkan kutipan di atas, sampel 02 diberi skor 1 kerena saat
menceritakan kembali isi fabel, siswa bersikap tidak wajar, kurang tenang dan
juga terlihat kaku, seperti mengusap dan memegang hidung, bibir, dan wajah,
beberapa kali tertawa, goyang kiri kanan, dan tidak tenang sama sekali.
Berdasarkan penilaian, sampel 09 memperoleh skor 2 pada aspek sikap
wajar, tenang, dan tidak kaku dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC) pada
rentangan 66-175%. Berikut kutipan untuk sampel 09.
Singa dan Tikus
Suatu hari singa menangkap tikus dengan kakinya yang besar, berani- beraninya kau mengganggu tidurku kau akan merasakan akibatnya.
Tikuspun memohon kepada singa. maafkan aku tuan singa, aku tidak akan
menggagumu lagi. Tidak, aku tidak akn melepaskanmu, seru singa dengan
galak. Tikuspun memohon agar dikasihi oleh singa, maafkan wahai singa,
aku tidak akan mengganggumu, jika kau melepaskan aku, aku kaan
membantumu dilain waktu. Me Menolongku? Dengan tubuhmu yang
sekecil ini, lucu sekali, hahahha. Dan baiklah aku akan melepaskanmu
karena dengan memakanmu juga tidak akan kenyang. Singapun
melepaskan tikus dan tikus pergi dari tempat itu. Beberapa hari kemudian,
singa berjalan-jalan di tepi hutan. Dengan tidak sengaja, pemburu telah
memasang perangkat. Dan benar saja, singa terkena perangkat pemburu. Singa meronta-ronta untuk terlepas dari jala itu, tetapi tidak bisa, dan singa
mengaum. Tikus mendengarkan auman singa “sepertinya singa berada di
kesulitan”. Tikus menuju ke tempat singa dan tikus meliat singa yang
sedang terperangkap oleh jala pemburu. Tikus melompat ke jala tali itu
dan menggigit tali itu. Dengan usahanya yang keras, ia bisa menolong
singa dan melepaskan singa. Tikus senang dapat memenuhi janjinya. Singa
dan tikus menjadi sahabat. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan di lain
waktu.
Berdasarkan kutipan di atas, sampel 09 diberi skor 2 karena sikap siswa
yang masih kurang tenang dalam menceritakan kembali isi fabel, seperti beberapa
kali menggerakkan atau menggoyangkan badannya. Hal ini sesuai dengan yang
123
dikemukakan oleh Arsjad dan Mukti (1988:20) bahwa pembicara yang tidak
tenang, lesu dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang
menarik.
f. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 6 Kelancaran
Dari analisis data yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil tes
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada
aspek kelancaran berada pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup
(). Menurut Arsjad dan Mukti (1988:21), seorang pembicara yang lancar berbicara
akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya.
Berdasarkan penilaian, sampel 16 memperoleh skor 1 dengan kualifikasi
kurang sekali pada rentangan 26-35%. Berikut kutipan sampel 16.
Pada suatu hari, ada yang tidur di tengah hutan. Di depan singa tersebut
lalulah seekor tikus yang sedang berhenti. Dan singa menangkap tikus dengan kakinya yang besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku
hai tikus. Singa pun berkata dnegan galak. Maafkan aku tuan singa aku
tidak bermaksud mengganggukan tidurmu. Tikuspun (?>tidakjelas)
Singa pun berkata, aku kan memakanmu hai tikus yang kecil.
(?>tidak jelas) jika kau memakanku kau tidak akan kenyang. Jika kau
melepaskanku aku kan menolongmu. Singapun tertawa. (?>tidak jelas)
Terima kasih singa, Kau telah melepaskan aku, aku kan membalas
kebaikanmu.
Tak lama kemudian, singa berjalan di tepi hutan. Tak ia sadari ada jebakan
yang sengaja dipasang oleh pemburu. Hewan ganas tersebut tertangkap,
terjerat di tali tersebut. Ia ia meronta-ronta, tapi tak berhasil. Ia mengaum sangat keras dan melampiaskan kekesalannya. Bathin tikus berkata, itu
suara singa, tikus mendengar auman sangat keras. Ia melihat singa yang
sedang terperangkap. Tikus langsung melompat ke jala tersebut. Dan dia
124
berusaha melepaskan singa dari jeratan tali tersebut. Beberapa tali telah terputus. Sehingga singapun berhasil terlepas dari perangkap tersebut.
Singa berterimakasih kepada tikus. Tidak menyangka bahwa kau hewan
yang sangat kecil ini bisa membantuku yang terperangkap ini. Setelah
peristiwa tersebut singa dan tikus bersahabat.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa sampel 16 mengalami banyak
kesalahan dalam kelancaran berbicara dan sering berbicara terputus-putus. Ada
beberapa kata dan kalimat yang tidak jelas dibaca siswa. Selain itu, siswa juga
sering menyelipkan bunyi-bunyi oo, aa, eeh dan bunyi-bunyi yang tidak
dimengerti. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsjad dan Mukti (1988:21), bahwa
seringkali kita dengar pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-
bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat mengganggu
penangkapan pendengar, misalnya menyelipkan bunyi-bunyi ee, oo, aa, dan
sebagainya
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, sampel 13 memperoleh skor 2
dengan kualifikasi lebih dari cukup pada rentangan 66-75% karena terjadi
beberapa kesalahan dalam menceritakan kembali isi fabel. Berikut penjelasan
untuk sampel 13.
Suatu hari, ketika singa sedang tertidur datanglah seekor tikus yang tidak
sengaja mengganggu tidur singa. Lalu singa berkata “berani-beraninya kau
mengganggu tidurku, dan tikus pun berkata “maafkan aku Tuan singa aku
tidak sengaja, tolong lepaskan aku!
Singapun berkata ”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu!
Tikus pun memohon kepada singa agar melepaskannya. Singa pun berkata “aku tidak akan melepaskanmu“. Tikus berkata “jika kau melepaskanku
aku akan membalas kebaikanmu dilain waktu”
Singapun berkata “baiklah apa gunanya aku memakan tikus yang kecil dan
tidak akan membuat aku kenyang”.
Tikuspun berterimakasih kepada singa karena telah melepaskannya.
Pada Suatu hari kemudian, singa berjalan di tepi hutan. Singapun tidak
sadar bahwa di hutan itu telah dipasang perangkap oleh pemburu. Dan
benar singa punt erjerat oleh perangkat pemburu. Singa pun mengaum
dengan keras.
125
Tikus pun mendengar auman singa dan berlari menuju ke tempat singa. Lalu tikus pun membantu singa dengan menggigit talinya yang kuat dan
kebal. Beberapa lama kemudian talinya putus. Singapun terbebas dari
jebakan pemburu itu. Singa berterima kasih kepada tikus. Sejak hari itu
singa dan tikuspun berteman selamanya.
Dari kutipan menceritakan kembali isi fabel di atas, terlihat bahwa sampel
18 mengalami beberapa kesalahan dalam kelancaran berbicara, siswa seringkali
mengulang-ngulang kalimat maupun kata-kata, seperti aku akan memba, aku akan
membalas kebaikanmu dilain waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsjad dan
Mukti (1988:21), bahwa seringkali kita dengar pembicara berbicara terputus-
putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi
tertentu yang sangat mengganggu penangkapan pendengar, misalnya menyelipkan
bunyi-bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya.
g. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan
Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kabupaten Solok untuk Indikator 7 Penguasaan Topik
Dari analisis data yang diperoleh pada kelompok eksperimen, hasil tes
kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada
aspek penguasaan topik berada pada rentangan 86-95% tergolong baik sekali
(BS). Menurut Arsjad dan Mukti (1988:20), penguasaan topik yang baik akan
menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
Berdasarkan penilaian, sampel 21 memperoleh skor 2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup (LdC) pada rentangan 66-75%. Berikut kutipan untuk sampel 21.
Suatu hari, di tengah-tengah hutan ada seekor singa yang sedang tidur dan di wajah singa pun berjalan seekor tikus. Singa itu berkata kepada tikus,
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku dan tikus memohon kepada
126
singa agar singa tidak memakannya dan melepaskannya. Setelah itu, tikuspun dilepaskan.
Suatu hari, singa terperangkat di jeratan seorang pemburu. Singa mengaum
dengan keras dan didengar oleh tikus. Tikus mengejar suara auman
tersebut dan tikuspun menolong singa dengan cara menggigit tali-tali yang
menjerat singa. Dan setelah itu singa bertkata kepada tikus, terima kasih
tikus, kau adalah tikus yang akan kubunuh dahulu. Dan akhirnya singa dan
tikus berteman.
Berdasarkan kutipan menceritakan kembali isi fabel oleh sampel 21 di
atas, siswa kurang menguasai topik pembicaraan karena cerita fabel banyak yang
terpotong dan tidak diceritakan siswa. Cerita fabel yang tidak diceritakan siswa
adalah pada saat singa begitu kesal kepada tikus dan tidak ingin melepaskannya,
tikus terus memohon agar singa melepaskannya dan pada akhirnya singa memberi
ampunan dan melepaskan tikus dengan syarat agar tikus tidak lagi berkeliaran di
tempat itu dan mengganggu singa. Kurangnya penguasaan topik oleh siswa
mengakibatkan kurangnya kelancaran siswa dalam menceritakan kembali isi
fabel. Arsjad dan Mukti (1988:22) telah menjelaskan bahwa penguasaan topik
yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Penguasaan topik
sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.
Berdasarkan penilaian, sampel 06 memperoleh skor 3 pada aspek
penguasaan topik dengan kualifikasi sempurna (S) pada rentangan 96-100%.
Berikut kutipan untuk sampel 06.
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang
besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan
di depan wajahku sehingga membuat aku terbangun? Kau akan menerima
akibatnya!” seru singa galak. Tikus memohon supaya singa
melepaskannya dan tidak memakannya. Ma... maafkan aku Tuan singa”
kata tikus terbata-bata. “Tolong jangan bunuh aku, aku sama sekali tidak
bermaksud mengganggu tidurmu, lepaskan aku Tuan, maka aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi. ”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu!
Kata singa masih kesal sekali. “Aku mohon Tuan!” kata tikus ketakutan,
127
“jika engkau melepaskanku, aku berjanji akan menolongmu jika kau membutuhkanku”. Sontak singa tertawa mendengar ucapan tikus.
“menolongku? Bagaimana mungkin hewan kecil sepertimu bisa
menolongku? Lucu sekali, hahahahah....” “Lepaskan aku, tuan. Aku
mohon....!” ujar tikus dengan wajah memelas. Kemudian, Singa memberi
ampunan pada tikus dan melepaskannya. “baiklah, kau hanya makhluk
kecil, memakanmu tidak akan membuatku kenyang. Aku akan
melepaskanmu, tapi kau jangan pernah berkeliaran lagi di sekitar sini!”
seru singa, lalu mengaum. “Terima kasih, Tuan singa yang baik. Kelak aku
akan berusaha untuk membalas kebaikanmu” ujar tikus yang segera pergi meninggalkan singa. Ia sangat lega karena sudah lepas dari maut yang
mengancamnya.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di pinggiran hutan. Ia tidak
tahu bahwa di sekitar situ ada beberapa jebakan yang sengaja dipasang
oleh para pemburu. Dan benar saja, sebuah perangkap mengenai singa.
Hewan ganas itu terkurung dan tergantung oleh jala yang terbuat dari tali
nan kuat. Singa meronta-ronta, tapi tidak berhasil melepaskan diri. Ia pun
mengaum keras sekali, menumpahkan kekesalan dan kemarahannya.
“Sepertinya itu tadi suara auman singa,” batin tikus yang kebetulan sedang
berada tidak jauh dari tempat terjebaknya singa. “Jangan-jangan ia sedang
berada dalam kesulitan. Aku harus menolongnya!” Tikus berlari dengan cepat ke arah suara auman singa. Di sana ia mendapati singa sedang
terkurung. “Tenanglah, Tuan Singa! Aku akan segera menolongmu!”
Tikus melompat ke jala tali itu dengan gesitnya, lalu menggigit tali
tersebut. Tikus melakukannya dengan tekun. Tali itu besar dan kuat
sehingga tikus harus berusaha keras untuk memutusnya. Setelah beberapa
lama, akhirnya jala tali yang mengurung singa putus di beberapa bagian
sehingga singa dapat melepaskan diri. Dengan begitu, selamatlah singa
dari ancaman para pemburu. “Terima kasih tikus, Kau benar-benar telah
menolongku,” ujar singa, tulus. Ia tidak menyangka bahwa hewan kecil itu
rupanya bisa menolongnya. Sebelumnya ia sama sekali tidak bisa
membayangkannya. Tikus sendiri merasa senang karena berhasil menepati janjinya untuk membatas kebaikan singa dengan cara menolongnya.
Akhirnya, singa itu terbebaskan. Dan singa pun menjadi teman tikus.
Pesan cerita fabel ini adalah satu kebaikan akan dibalas kebaikan pula di
lain waktu.
Berdasarkan kutipan di atas, sampel 06 diberi skor 3 karena sudah
menguasai topik dengan baik, dimana sampel 06 menceritakan kembali isi fabel
sesuai topik cerita atau sesuai dengan cerita fabel yang telah diurutkan dan dibaca
siswa sebelumnya. Arsjad dan Mukti (1988:22) telah menjelaskan bahwa
penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
128
Penguasaan topik sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam
berbicara.
3. Pengaruh Metode Picture and Picture Terhadap Kemampuan
Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung
Talang Kabupaten Solok
Berdasarkan penilaian, kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan metode picture and picture lebih baik dari nilai kemampuan
menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture.
Hal ini terbukti dari hasil kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa dan
dengan menggunakan metode picture and picture.
Metode picture and picture merupakan metode pembelajaran yang dapat
membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Keunggulan menggunakan
metode picture and picture sebagai berikut. Pertama, guru lebih mengetahui
kemampuan masing-masing siswa. Kedua, siswa dilatih berfikir logis dan
sistematis. Ketiga, motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan.
Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan secara umum bahwa
rata-rata kemampuan menceritakan isi fabel dengan menggunakan metode picture
and picture berada pada tingkat penguasaan antara 56-65% dengan kualifikasi
cukup (C) dengan perolehan rata-rata 65,15, sedangkan kemampuan menceritakan
kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
tanpa menggunakan metode picture and picture berada pada rentangan 46-55%
dengan kualifikasi hampir cukup (HC) dengan perolehan rata-rata 55,33. Namun,
secara signifikan penggunaan metode picture and picture efektif digunakan untuk
pembelajaran fabel. Berdasarkan uji-t pada taraf signifikan 95% atau 0,05
129
diperoleh thitung = 3,96 dan ttabel = 1,68. Kriteria pengujian t diterima jika
thitung>ttabel. Dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, dapat
disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, tingkat kemampuan menceritakan kembali
isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok memperoleh nilai rata-rata 55,33
dengan kualifikasi 46-55% yaitu hampir cukup (HC). Kedua, tingkat kemampuan
menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok memperoleh
nilai rata-rata 65,15 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).
Ketiga, berdasarkan uji-t disimpulkan bahwa terdapat signifikan penggunaan
metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok karena thitung >
ttabel yaitu 3,96 > 1,68 maka H1 diterima dan H0 ditolak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka
ditemukan saran-saran sebagai berikut. Pertama, disarankan pada siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk lebih banyak berlatih
berbicara khususnya menceritakan kembali isi fabel, agar kemampuan berbicara
siswa menjadi lebih baik lagi. Kedua, guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok dalam proses pembelajaran dapat
menggunakan metode picture and picture ini untuk proses pembelajaran, ini
untuk membantu keaktifan siswa dalam belajar. Ketiga, peneliti lain sebagai
130
131
masukan dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan
dengan kemampuan berbicara, khususnya menceritakan kembali isi fabel.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Putaka.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsjad, Maidar G, dan Mukti. 1988. Pembinaan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Emzir, dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fauzi, Risti. 2016. “Pengaruh Penggunaan Model Picture and Picture terhadap
Kemampuan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VII SMPN 31
Padang”. Skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Ibnu, Suhadi, dkk. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Mihardja, Ratih. 2012. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara.
Mulyadi, Yadi, dkk. 2016. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Prabangkara, May Hanung. 2013. “Pengaruh Metode Picture and Picture
terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN se-Gugus V
Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta”. Jurnal. Surakarta: PGSD FKIP
Universitas Sebelas Maret.
Rosanti, Eva. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Picture And Picture terhadap
Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Secara Lisan Oleh Siswa Kelas
X SMANegeri 1 Tanjung Beringin Tahun Pembelajaran 2014/2015”.
Jurnal. Medan.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiarto, Eko. 2015. Mengenal Sastra Lama. Yogyakarka: Andi
132
133
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yusuf, A. Muri. 2010. Metodologi Penelitian. Padang: FBSS UNP.
134
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Kode Identitas Sampel Penelitian kelas VIIC (Kelas Kontrol)
No. Kode Sampel Nama Siswa Jenis Kelamin
1 01 Abelia Meylani P
2 02 Adithya Alfino L
3 03 Ahmad Rusdi L
4 04 Defsi Ananta P
5 05 Derif Pratama L
6 06 Fairuz Zaki L
7 07 Fauzan L
8 08 Ghina Fadhillah P
9 09 Jailani Ilmudinur L
10 10 Juliandra L
11 11 Khalda Rahadatul P
12 12 Leonardo Pathi L
13 13 Lola Sateni P
14 14 Melati Febriani P
15 15 Mutiara R Indra P P
16 16 Niken Junita P
17 17 Rafdy Hadiyan L
18 18 Rival Hadi Kusuma L
19 19 Salsabila Jesi R P
20 20 Shanaz Ramadhini P
21 21 Sri Rani P
135
LAMPIRAN 2
Kode Identitas Sampel Penelitian kelas VIID (Kelas Eksperimen)
No. Kode Sampel Nama Siswa Jenis Kelamin
1 01 Anggi Oktavia P
2 02 Arya Tribintang L
3 03 Aura Puja Kesuma Andini P
4 04 Eka Afrila Rahma L
5 05 Elsa Lidia Sari P
6 06 Febriyana Putri P
7 07 Jhordy Ferdian L
8 08 Laura Ulam Sari P
9 09 Leni Marni P
10 10 Lucyana Fariska P
11 11 Meri Silvia Yanti P
12 12 Monica Almasari P
13 13 Nadia Izani Tuzahra P
14 14 Octarina Putri Ningsih P
15 15 Ramli L
16 16 Reihan Ramadhan L
17 17 Rekha Febri Rahmatika P
18 18 Reni Susanti P
19 19 Revaldo L
20 20 Tiara Asabrina P
21 21 Triska Marlena P
22 22 Ziqria Ananda L
136
LAMPIRAN 3
Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai
Skor Indika-
tor 1
Indika-
tor 2
Indika-
tor 3
Indika-
tor 4
Indika-
tor 5
Indika-
tor 6
Indika -tor 7
01 2 1 2 2 2 1 1 11
02 2 1 2 2 2 2 1 12
03 1 1 1 1 1 1 1 7
04 1 2 2 2 2 2 1 12
05 1 1 2 2 1 1 1 9
06 2 2 2 2 2 1 1 12
07 1 2 2 2 2 2 2 13
08 2 1 2 2 2 2 1 12
09 2 1 2 2 1 2 2 12
10 1 2 2 2 1 1 1 10
11 2 2 2 2 1 2 2 13
12 2 1 2 2 2 1 1 11
13 1 1 2 2 2 1 1 10
14 2 2 2 2 2 2 2 14
15 2 1 2 1 1 2 2 11
16 2 2 2 2 2 2 2 14
17 2 2 2 2 1 1 3 13
18 2 1 2 2 1 1 1 10
19 2 2 2 2 2 2 3 15
20 1 1 2 1 2 2 2 11
21 2 2 2 2 2 1 1 12
Jumlah 35 31 41 39 34 32 32 244
Keterangan: Indikator 1 : ketepatan ucapan Indikator 2 : penempatan tekanan, nada (intonasi)
Indikator 3 : pilihan kata (diksi)
Indikator 4 : ketepatan sasaran pembicaraan
Indikator 5 : sikap wajar, tenang, dan tidak kaku
Indikator 6 : kelancaran Indikator 7 : penguasaan topik
137
LAMPIRAN 4
Skor Mentah Per Indikator Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5
Gunung Talang Kabupaten Solok
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai
Skor Indika-
tor 1
Indika-
tor 2
Indika-
tor 3
Indika-
tor 4
Indika-
tor 5
Indika-
tor 6
Indika -tor 7
01 2 2 2 3 2 2 3 16
02 2 1 2 2 1 1 3 12
03 2 1 2 2 1 2 2 12
04 1 2 2 2 2 2 3 14
05 2 1 2 2 1 1 2 11
06 2 2 3 3 2 2 3 17
07 1 2 2 2 1 1 2 11
08 2 2 2 2 2 2 3 15
09 2 2 2 2 2 2 3 15
10 2 1 2 2 2 2 3 14
11 2 2 2 2 2 2 3 15
12 2 2 2 2 2 1 3 14
13 2 2 2 2 2 2 3 15
14 1 2 2 2 2 2 3 14
15 2 2 2 1 1 1 3 12
16 2 2 2 2 1 1 3 13
17 2 2 2 2 1 1 3 13
18 2 2 2 2 2 1 2 13
19 2 2 2 2 2 2 3 15
20 2 2 1 2 2 2 3 14
21 2 2 2 2 2 2 2 14
22 1 1 2 2 2 2 2 12
Jumlah 40 39 44 45 37 36 60 301
Keterangan: Indikator 1 : ketepatan ucapan Indikator 2 : penempatan tekanan, nada (intonasi)
Indikator 3 : pilihan kata (diksi)
Indikator 4 : ketepatan sasaran pembicaraan
Indikator 5 : sikap wajar, tenang, dan tidak kaku Indikator 6 : kelancaran
Indikator 8 : penguasaan topik
138
LAMPIRAN 5
Perolehan Skor dan Nilai Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai Total
Skor
Nilai Indika-
tor 1 Indika-
tor 2 Indika-
tor 3 Indika-
tor 4 Indika-
tor 5 Indika-
tor 6 Indika-
tor 7
Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai
1 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 11 52,38
2 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 12 57,14
3 1 33,33 1 33,33 1 33,33 1 33,33 1 33,33 1 33,33 1 33,33 7 33,33
4 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 12 57,14
5 1 33,33 1 33,33 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 1 33,33 9 42,86
6 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 12 57,14
7 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 13 61,90
8 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 12 57,14
9 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 12 57,14
10 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 1 33,33 10 47,62
11 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 13 61,90
12 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 11 52,38
13 1 33,33 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 10 47,62
14 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 14 66,67
15 2 66,67 1 33,33 2 66,67 1 33,33 1 33,33 2 66,67 2 66,67 11 52,38
16 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 14 66,67
17 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 3 100 13 61,90
18 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 1 33,33 10 47,62
19 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 15 71,43
20 1 33,33 1 33,33 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 11 52,38
21 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 12 57,14
Jumlah 35 1166,
67 31
1033, 33
41 1366,
67 39 1300 34
1133, 33
32 1066,
67 32
1066, 67
244 1161,88
139
LAMPIRAN 6
Perolehan Skor dan Nilai Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai Total
Skor
Nilai Indikator
1 Indikator
2 Indikator
3 Indikator
4 Indikator
5 Indikator
6 Indikator
7
Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai Sk Nilai
1 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100,00 2 66,67 2 66,67 3 100 16 76,19
2 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 3 100 12 57,14
3 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 100 12 57,14
4 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 14 66,67
5 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 2 100 11 52,38
6 2 66,67 2 66,67 3 100,00 3 100,00 2 66,67 2 66,67 3 66,67 17 80,95
7 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 2 100 11 52,38
8 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 15 71,43
9 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 15 71,43
10 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 14 66,67
11 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 15 71,43
12 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 3 66,67 14 66,67
13 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 15 71,43
14 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 14 66,67
15 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 1 33,33 3 100 12 57,14
16 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 3 66,67 13 61,90
17 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 1 33,33 3 66,67 13 61,90
18 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 1 33,33 2 66,67 13 61,90
19 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 100 15 71,43
20 2 66,67 2 66,67 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 3 66,67 14 66,67
21 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 100 14 66,67
22 1 33,33 1 33,33 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 2 66,67 12 57,14
Jumlah 40 1333,3
3 39 1300 44
1466,6 7
45 1500 37 1233,3
3 36 1200 60
1966,6 9
301 1433,33
140
LAMPIRAN 7
Total Nilai Kontrol-Eksperimen Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang
No. Kode
Sampel X1 (x1)
2 X2 (x2)
2
1 1 52,38 2743,66 76,19 5804,92
2 2 57,14 3264,98 57,14 3264,98
3 3 33,33 1110,89 57,14 3264,98
4 4 57,14 3264,98 66,67 4444,89
5 5 42,86 1836,98 52,38 2743,66
6 6 57,14 3264,98 80,95 6552,90
7 7 61,90 3831,61 52,38 2743,66
8 8 57,14 3264,98 71,43 5102,24
9 9 57,14 3264,98 71,43 5102,24
10 10 47,62 2267,66 66,67 4444,89
11 11 61,90 3831,61 71,43 5102,24
12 12 52,38 2743,66 66,67 4444,89
13 13 47,62 2267,66 71,43 5102,24
14 14 66,67 4444,89 66,67 4444,89
15 15 52,38 2743,66 57,14 3264,98
16 16 66,67 4444,89 61,90 3831,61
17 17 61,90 3831,61 61,90 3831,61
18 18 47,62 2267,66 61,90 3831,61
19 19 71,43 5102,24 71,43 5102,24
20 20 52,38 2743,66 66,67 4444,89
21 21 57,14 3264,98 66,67 4444,89
22 22 - - 57,14 3264,98
Jumlah 1161,88 65802,25 1433,33 94580,45
Rata-rata 55,33 3133,44 65,15 4299,11
141
LAMPIRAN 8
Simpangan Baku (s) dan Variansi Kelas Kontrol
No X F FX FX2
1 33,33 1 33,33 1110,89
2 42,86 1 42,86 1836,98
3 47,62 3 142,86 20408,98
4 52,38 4 209,52 43898,63
5 57,14 6 342,84 117539,27
6 61,90 3 185,70 34484,49
7 66,67 2 133,34 17779,56
8 71,43 1 71,43 5102,24
Jumlah 433,33 21 1161,88 242161,03
1. Mean
= 55,33
2. Standar Deviasi
S2 =
= = 8,71
=
=
=
142
LAMPIRAN 9
Simpangan Baku (s) dan Variansi Kelas Eksperimen
No. X F FX FX2
1 52,38 2 104,76 10974,66
2 57,14 4 228,56 52239,67
3 61,90 3 185,7 34484,49
4 66,67 6 400,02 160016,00
5 71,43 5 357,15 127556,12
6 76,19 1 76,19 5804,92
7 80,95 1 80,95 6552,90
Jumlah 466,66 22 1433,33 397628,76
1. Mean
= 65,15
2. Standar Deviasi
S2 =
=
=
= 7,55
=
=
143
LAMPIRAN 10
Perbandingan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa (Kontrol) dan dengan (Eksperimen) Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
Kelompok N1 Σx1 Σx12 Rata-rata x1
Kontrol 21 433,33 187774,89 55,33
Kelompok N1 Σx2 Σx22 Rata-rata x2
Eksperimen 22 466,66 217771,56 65,15
144
LAMPIRAN 11
Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Diketahui, x = 55,33 SD = 8,71
No Xi Fi Xi-X Fi.Xi (Fi.Xi)2 FK Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-
S(Zi) 1 33,33 1 -22,00 33,33 1110,89 1 -2,53 0,0057 0,0476 0,0419
2 42,86 1 -12,47 42,86 1836,98 2 -1,43 0,0764 0,0952 0,0188
3 47,62 3 -7,71 142,86 20408,98 5 -0,89 0,1867 0,2381 0,0514
4 52,38 4 -2,95 209,52 43898,63 9 -0,34 0,3669 0,4286 0,0617
5 57,14 6 1,81 342,84 117539,27 15 0,21 0,5832 0,7143 0,1311
6 61,90 3 6,57 185,70 34484,49 18 0,75 0,7734 0,8571 0,0837
7 66,67 2 11,34 133,34 17779,56 20 1,30 0,9032 0,9524 0,0492
8 71,43 1 16,10 71,43 5102,24 21 1,85 0,9678 1 0,0322 433,33 21 -9,31 1161,88 242161,04 L0 = 0,1311
Berdasarkan nilai di atas, diperoleh nilai L0 = 0,1311 untuk n=21 dengan
taraf signifikan 95% (0,05), maka Ltabel adalah sebagai berikut.
Ltabel = 0,19
Dari hasil perhitungan L0 dan Ltabel di atas, didapatkan L0 < Ltabel yaitu
0,1311 < 0,19 dengan demikian data berdistribusi normal.
145
LAMPIRAN 12
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Diketahui, x = 65,15 SD = 7,55
No Xi Fi Xi-X Fi.Xi (Fi.Xi)2 FK Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-
S(Zi) 1 52,38 2 -12,77 104,76 10974,66 2 -1,69 0,0455 0,0909 0,0454
2 57,14 4 -8,01 228,56 52239,67 6 -1,06 0,1446 0,2727 0,1281
3 61,9 3 -3,25 185,7 34484,49 9 -0,43 0,3336 0,4091 0,0755
4 66,67 6 1,52 400,02 160016,00 15 0,20 0,5793 0,6818 0,1025
5 71,43 5 6,28 357,15 127556,12 20 0,83 0,7967 0,9091 0,1124
6 76,19 1 11,04 76,19 5804,92 21 1,46 0,9278 0,9545 0,0267
7 80,95 1 15,8 80,95 6552,90 22 2,09 0,9817 1 0,0183 466,66 22 10,61 1433,33 397628,76 L0 = 0,1281
Berdasarkan nilai di atas, diperoleh nilai L0 = 0,1281 untuk n = 22 dengan
taraf signifikan 95% (0,05), maka Ltabel adalah sebagai berikut.
Ltabel = 0,19
Dari hasil perhitungan L0 dan Ltabel di atas, didapatkan L0 > Ltabel yaitu
0,1281 < 0,19 dengan demikian data berdistribusi normal.
146
LAMPIRAN 13
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari sampel
penelitian mempunyai varians yang homogen atau tidak. Cara mencari
homogenitas adalah dengan membandingkan varians terbesar dengan terkecil
kelas sampel taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n1+ n2 -2
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel berikut.
Kontrol Eksperimen
N=21 N=22
X= 55,22 X= 65,15
S= 8,71 S= 7,55
= 75,91 = 57
dengan dk pembilang S1= n1-1 dan penyebut S2 = n2-1 pada taraf signifikan 5%.
Apabila nilai Fhitung < Ftabel, disimpulkan bahwa data memiliki homogenitas. Untuk
menentukan homogenitas data, digunakan rumus beikut ini.
Fhitung = 1,33
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh fhitung = 1,33. jika dibandingkan
dengan ftabel pada taraf nyata 0,05 dan n= 43 (n1-1) dan (n2-1) diperoleh angka
2,07. dengan demikian fhitung < ftabel (1,33<2,07), berarti data homogen.
147
LAMPIRAN 14
UJI HIPOTESIS PENELITIAN
X1 = 55,33 X2 = 65,15
n1 = 21
n2 = 22
s12 = 75,91
s22 = 57
Sgab =
Sgab =
Sgab =
Sgab =
Sgab =
Sgab = 8,14
Berdasarkan rumus di atas, diketahui standar deviasi gabungan (s) adalah
8,14. Dengan demikian, dapat ditentukan perbedaan kontrol-eksperimen
kemampuan menceritakan kembali isi fabel melalui uji t berikut.
148
t = 3,96
Berdasarkan hasil uji t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1)
diterima pada taraf signifikan 95% dan dk= n1+n2 – 2 karena thitung > ttabel
(3,96>1,68). Dengan demikian, terdapat pengaruh signifikan penggunaan metode
picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Jadi, thitung > ttabel yaitu
3,96 > 1,68 maka H1 diterima dan H0 ditolak.
149
LAMPIRAN 15
Tabel Uji Normalitas Kelas Kontrol
X 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
-3.4
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0002
-3.3 0.0005 0.0005 0.0005 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003
-3.2 0.0007 0.0007 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0005
-3.1 0.0010 0.0009 0.0009 0.0009 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0007 0.0007
-3.0 0.0013 0.0013 0.0013 0.0012 0.0012 0.0011 0.0011 0.0011 0.0010 0.0010
-2.9 0.0019 0.0018 0.0017 0.0017 0.0016 0.0016 0.0015 0.0015 0.0014 0.0014
-2.8 0.0026 0.0025 0.0024 0.0023 0.0023 0.0022 0.0021 0.0021 0.0020 0.0019
-2.7 0.0035 0.0034 0.0033 0.0032 0.0031 0.0030 0.0029 0.0028 0.0027 0.0026
-2.6 0.0047 0.0045 0.0044 0.0043 0.0041 0.0040 0.0039 0.0038 0.0037 0.0036
-2.5 0.0062 0.0060 0.0059 0.0057 0.0055 0.0054 0.0052 0.0051 0.0049 0.0048
-2.4 0.0082 0.0080 0.0078 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0068 0.0066 0.0064
-2.3 0.0107 0.0104 0.0102 0.0099 0.0096 0.0094 0.0091 0.0089 0.0087 0.0084
-2.2 0.0139 0.0136 0.0132 0.0129 0.0125 0.0122 0.0119 0.0116 0.0113 0.0110
-2.1 0.0179 0.0174 0.0170 0.0166 0.0162 0.0158 0.0154 0.0150 0.0146 0.0143
-2.0 0.0228 0.0222 0.0217 0.0212 0.0207 0.0202 0.0197 0.0192 0.0188 0.0183
-1.9 0.0287 0.0281 0.0274 0.0268 0.0262 0.0256 0.0250 0.0244 0.0239 0.0233
-1.8 0.0359 0.0352 0.0344 0.0336 0.0329 0.0322 0.0314 0.0307 0.0301 0.0294
-1.7 0.0446 0.0436 0.0427 0.0418 0.0409 0.0401 0.0392 0.0384 0.0375 0.0367
-1.6 0.0548 0.0537 0.0526 0.0516 0.0505 0.0495 0.0485 0.0475 0.0465 0.0455
-1.5 0.0668 0.0655 0.0643 0.0630 0.0618 0.0606 0.0594 0.0582 0.0571 0.0559
-1.4 0.0808 0.0793 0.0778 0.0764 0.0749 0.0735 0.0722 0.0708 0.0694 0.0681
-1.3 0.0968 0.0951 0.0934 0.0918 0.0901 0.0885 0.0869 0.0853 0.0838 0.0823
-1.2 0.1151 0.1131 0.1112 0.1093 0.1075 0.1056 0.1038 0.1020 0.1003 0.0985 -1.1 0.1357 0.1335 0.1314 0.1292 0.1271 0.1251 0.1230 0.1210 0.1190 0.1170
-1.0 0.1587 0.1562 0.1539 0.1515 0.1492 0.1469 0.1446 0.1423 0.1401 0.1379
-0.9 0.1841 0.1814 0.1788 0.1762 0.1736 0.1711 0.1685 0.1660 0.1635 0.1611
-0.8 0.2119 0.2090 0.2061 0.2033 0.2005 0.1977 0.1949 0.1922 0.1894 0.1867
-0.7 0.2420 0.2389 0.2358 0.2327 0.2296 0.2266 0.2236 0.2206 0.2177 0.2148 -0.6 0.2743 0.2709 0.2676 0.2643 0.2611 0.2578 0.2546 0.2514 0.2483 0.2451
-0.5 0.3085 0.3050 0.3015 0.2981 0.2946 0.2912 0.2877 0.2843 0.2810 0.2776
-0.4 0.3446 0.3409 0.3372 0.3336 0.3300 0.3264 0.3228 0.3192 0.3156 0.3121
-0.3 0.3821 0.3783 0.3745 0.3707 0.3669 0.3632 0.3594 0.3557 0.3520 0.3483
-0.2 0.4207 0.4168 0.4129 0.4090 0.4052 0.4013 0.3974 0.3936 0.3897 0.3859 -0.1 0.4602 0.4562 0.4522 0.4483 0.4443 0.4404 0.4364 0.4325 0.4286 0.4247
-0.0 0.5000 0.4960 0.4920 0.4880 0.4840 0.4801 0.4761 0.4721 0.4681 0.4641
0.0 0.5000 0.5040 0.5080 0.5120 0.5160 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359
0.1 0.5398 0.5438 0.5478 0.5517 0.5557 0.5596 0.5636 05675 0.5714 0.5753
0.2 0.5793 0.5832 0.5871 0.5910 0.5948 0.5987 0.6026 0.6064 0.6103 0.6141 0.3 0.6179 0.6217 0.6255 0.6293 0.6331 0.6368 0.6406 0.6443 0.6480 0.6517
0.4 0.6554 0.6591 0.6628 0.6664 0.6700 0.6736 0.6772 0.6808 0.6844 0.6879
150
0.5
0.6915
0.6950
0.6985
0.7019
0.7054
0.7088
0.7123
0.7157
0.7190
0.7224
0.6 0.7257 0.7291 0.7324 0.7357 0.7389 0.7422 0.7454 0.7486 0.7517 0.7549
0.7 0.7580 0.7611 0.7642 0.7673 0.7704 0.7734 0.7764 0.7794 0.7823 0.7852
0.8 0.7881 0.7910 0.7939 0.7967 0.7995 0.8023 0.8051 0.8078 0.8106 0.8133
0.9 0.8159 0.8186 0.8212 0.8238 0.8264 0.8289 0.8315 0.8340 0.8365 0.8389
1.0 0.8413 0.8438 0.8461 0.8485 0.8508 0.8531 0.8554 0.8577 0.8599 0.8621
1.1 0.8643 0.8665 0.8686 0.8708 0.8729 0.8749 0.8770 0.8790 0.8810 0.8830
1.2 0.8849 0.8869 0.8888 0.8907 0.8925 0.8944 0.8962 0.8980 0.8997 A0.9015 1.3 0.9032 0.9049 0.9066 0.9082 0.9099 0.9115 0.9131 0.9147 0.9162 0.9177
1.4 0.9192 0.9207 0.9222 0.9236 0.9251 0.9265 0.9278 0.9292 0.9306 0.9319
1.5 0.9332 0.9345 0.9357 0.9370 0.9382 0.9394 0.9406 0.9418 0.9429 0.9441
1.6 0.9452 0.9463 0.9474 0.9484 0.9495 0.9505 0.9515 0.9525 0.9535 0.9545
1.7 0.9554 0.9564 0.9573 0.9582 0.9591 0.9599 0.9608 0.9616 0.9625 0.9633 1.8 0.9641 0.9649 0.9656 0.9664 0.9671 0.9678 0.9686 0.9693 0.9699 0.9706
1.9 0.9713 0.9719 0.9726 0.9732 0.9738 0.9744 0.9750 0.9756 0.9761 0.9767
2.0 0.9772 0.9778 0.9783 0.9788 0.9793 0.9798 0.9803 0.9808 0.9812 0.9817
2.1 0.9821 0.9826 0.9830 0.9834 0.9838 0.9842 0.9846 0.9850 0.9854 0.9857
2.2 0.9861 0.9864 0.9868 0.9871 0.9875 0.9878 0.9881 0.9884 0.9887 0.9890
2.3 0.9891 0.9896 0.9898 0.9901 0.9904 0.9906 0.9909 0.9911 0.9913 0.9916
2.4 0.9918 0.9920 0.9922 0.9925 0.9927 0.9929 0.9931 0.9932 0.9934 0.9936
2.5 0.9938 0.9940 0.9941 0.9943 0.9945 0.9946 0.9948 0.9949 0.9951 0.9952
2.6 0.9953 0.9955 0.9956 0.9957 0.9959 0.9960 0.9961 0.9962 0.9963 0.9964 2.7 0.9965 0.9966 0.9967 0.9968 0.9969 0.9970 0.9971 0.9972 0.9973 0.9974
2.8 0.9974 0.9975 0.9976 0.9977 0.9977 0.9978 0.9979 0.9979 0.9980 0.9981
2.9 0.9981 0.9982 0.9982 0.9983 0.9984 0.9984 0.9985 0.9985 0.9986 0.9986
3.0 0.9987 0.9987 0.9987 0.9988 0.9988 0.9989 0.9989 0.9989 0.9990 0.9990
3.1 0.9990 0.9991 0.9991 0.9991 0.9992 0.9992 0.9992 0.9992 0.9993 0.9993
3.2 0.9993 0.9993 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9995 0.9995 0.9995
3.3 0.9995 0.9995 0.9995 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9997
3.4 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9998
151
LAMPIRAN 16 Tabel Uji Normalitas Kelas Eksperimen
X 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
-3.4
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0003
0.0002
-3.3 0.0005 0.0005 0.0005 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003
-3.2 0.0007 0.0007 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0005
-3.1 0.0010 0.0009 0.0009 0.0009 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0007 0.0007
-3.0 0.0013 0.0013 0.0013 0.0012 0.0012 0.0011 0.0011 0.0011 0.0010 0.0010
-2.9 0.0019 0.0018 0.0017 0.0017 0.0016 0.0016 0.0015 0.0015 0.0014 0.0014
-2.8 0.0026 0.0025 0.0024 0.0023 0.0023 0.0022 0.0021 0.0021 0.0020 0.0019
-2.7 0.0035 0.0034 0.0033 0.0032 0.0031 0.0030 0.0029 0.0028 0.0027 0.0026
-2.6 0.0047 0.0045 0.0044 0.0043 0.0041 0.0040 0.0039 0.0038 0.0037 0.0036
-2.5 0.0062 0.0060 0.0059 0.0057 0.0055 0.0054 0.0052 0.0051 0.0049 0.0048
-2.4 0.0082 0.0080 0.0078 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0068 0.0066 0.0064
-2.3 0.0107 0.0104 0.0102 0.0099 0.0096 0.0094 0.0091 0.0089 0.0087 0.0084
-2.2 0.0139 0.0136 0.0132 0.0129 0.0125 0.0122 0.0119 0.0116 0.0113 0.0110
-2.1 0.0179 0.0174 0.0170 0.0166 0.0162 0.0158 0.0154 0.0150 0.0146 0.0143
-2.0 0.0228 0.0222 0.0217 0.0212 0.0207 0.0202 0.0197 0.0192 0.0188 0.0183
-1.9 0.0287 0.0281 0.0274 0.0268 0.0262 0.0256 0.0250 0.0244 0.0239 0.0233
-1.8 0.0359 0.0352 0.0344 0.0336 0.0329 0.0322 0.0314 0.0307 0.0301 0.0294
-1.7 0.0446 0.0436 0.0427 0.0418 0.0409 0.0401 0.0392 0.0384 0.0375 0.0367 -1.6 0.0548 0.0537 0.0526 0.0516 0.0505 0.0495 0.0485 0.0475 0.0465 0.0455
-1.5 0.0668 0.0655 0.0643 0.0630 0.0618 0.0606 0.0594 0.0582 0.0571 0.0559
-1.4 0.0808 0.0793 0.0778 0.0764 0.0749 0.0735 0.0722 0.0708 0.0694 0.0681
-1.3 0.0968 0.0951 0.0934 0.0918 0.0901 0.0885 0.0869 0.0853 0.0838 0.0823
-1.2 0.1151 0.1131 0.1112 0.1093 0.1075 0.1056 0.1038 0.1020 0.1003 0.0985 -1.1 0.1357 0.1335 0.1314 0.1292 0.1271 0.1251 0.1230 0.1210 0.1190 0.1170
-1.0 0.1587 0.1562 0.1539 0.1515 0.1492 0.1469 0.1446 0.1423 0.1401 0.1379
-0.9 0.1841 0.1814 0.1788 0.1762 0.1736 0.1711 0.1685 0.1660 0.1635 0.1611
-0.8 0.2119 0.2090 0.2061 0.2033 0.2005 0.1977 0.1949 0.1922 0.1894 0.1867
-0.7 0.2420 0.2389 0.2358 0.2327 0.2296 0.2266 0.2236 0.2206 0.2177 0.2148 -0.6 0.2743 0.2709 0.2676 0.2643 0.2611 0.2578 0.2546 0.2514 0.2483 0.2451
-0.5 0.3085 0.3050 0.3015 0.2981 0.2946 0.2912 0.2877 0.2843 0.2810 0.2776
-0.4 0.3446 0.3409 0.3372 0.3336 0.3300 0.3264 0.3228 0.3192 0.3156 0.3121
-0.3 0.3821 0.3783 0.3745 0.3707 0.3669 0.3632 0.3594 0.3557 0.3520 0.3483
-0.2 0.4207 0.4168 0.4129 0.4090 0.4052 0.4013 0.3974 0.3936 0.3897 0.3859
-0.1 0.4602 0.4562 0.4522 0.4483 0.4443 0.4404 0.4364 0.4325 0.4286 0.4247
-0.0 0.5000 0.4960 0.4920 0.4880 0.4840 0.4801 0.4761 0.4721 0.4681 0.4641
0.0 0.5000 0.5040 0.5080 0.5120 0.5160 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359
0.1 0.5398 0.5438 0.5478 0.5517 0.5557 0.5596 0.5636 05675 0.5714 0.5753
0.2 0.5793 0.5832 0.5871 0.5910 0.5948 0.5987 0.6026 0.6064 0.6103 0.6141 0.3 0.6179 0.6217 0.6255 0.6293 0.6331 0.6368 0.6406 0.6443 0.6480 0.6517
0.4 0.6554 0.6591 0.6628 0.6664 0.6700 0.6736 0.6772 0.6808 0.6844 0.6879
152
0.5
0.6915
0.6950
0.6985
0.7019
0.7054
0.7088
0.7123
0.7157
0.7190
0.7224
0.6 0.7257 0.7291 0.7324 0.7357 0.7389 0.7422 0.7454 0.7486 0.7517 0.7549
0.7 0.7580 0.7611 0.7642 0.7673 0.7704 0.7734 0.7764 0.7794 0.7823 0.7852
0.8 0.7881 0.7910 0.7939 0.7967 0.7995 0.8023 0.8051 0.8078 0.8106 0.8133
0.9 0.8159 0.8186 0.8212 0.8238 0.8264 0.8289 0.8315 0.8340 0.8365 0.8389
1.0 0.8413 0.8438 0.8461 0.8485 0.8508 0.8531 0.8554 0.8577 0.8599 0.8621
1.1 0.8643 0.8665 0.8686 0.8708 0.8729 0.8749 0.8770 0.8790 0.8810 0.8830
1.2 0.8849 0.8869 0.8888 0.8907 0.8925 0.8944 0.8962 0.8980 0.8997 A0.9015 1.3 0.9032 0.9049 0.9066 0.9082 0.9099 0.9115 0.9131 0.9147 0.9162 0.9177
1.4 0.9192 0.9207 0.9222 0.9236 0.9251 0.9265 0.9278 0.9292 0.9306 0.9319
1.5 0.9332 0.9345 0.9357 0.9370 0.9382 0.9394 0.9406 0.9418 0.9429 0.9441
1.6 0.9452 0.9463 0.9474 0.9484 0.9495 0.9505 0.9515 0.9525 0.9535 0.9545
1.7 0.9554 0.9564 0.9573 0.9582 0.9591 0.9599 0.9608 0.9616 0.9625 0.9633 1.8 0.9641 0.9649 0.9656 0.9664 0.9671 0.9678 0.9686 0.9693 0.9699 0.9706
1.9 0.9713 0.9719 0.9726 0.9732 0.9738 0.9744 0.9750 0.9756 0.9761 0.9767
2.0 0.9772 0.9778 0.9783 0.9788 0.9793 0.9798 0.9803 0.9808 0.9812 0.9817
2.1 0.9821 0.9826 0.9830 0.9834 0.9838 0.9842 0.9846 0.9850 0.9854 0.9857
2.2 0.9861 0.9864 0.9868 0.9871 0.9875 0.9878 0.9881 0.9884 0.9887 0.9890
2.3 0.9891 0.9896 0.9898 0.9901 0.9904 0.9906 0.9909 0.9911 0.9913 0.9916
2.4 0.9918 0.9920 0.9922 0.9925 0.9927 0.9929 0.9931 0.9932 0.9934 0.9936
2.5 0.9938 0.9940 0.9941 0.9943 0.9945 0.9946 0.9948 0.9949 0.9951 0.9952
2.6 0.9953 0.9955 0.9956 0.9957 0.9959 0.9960 0.9961 0.9962 0.9963 0.9964 2.7 0.9965 0.9966 0.9967 0.9968 0.9969 0.9970 0.9971 0.9972 0.9973 0.9974
2.8 0.9974 0.9975 0.9976 0.9977 0.9977 0.9978 0.9979 0.9979 0.9980 0.9981
2.9 0.9981 0.9982 0.9982 0.9983 0.9984 0.9984 0.9985 0.9985 0.9986 0.9986
3.0 0.9987 0.9987 0.9987 0.9988 0.9988 0.9989 0.9989 0.9989 0.9990 0.9990
3.1 0.9990 0.9991 0.9991 0.9991 0.9992 0.9992 0.9992 0.9992 0.9993 0.9993
3.2 0.9993 0.9993 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9995 0.9995 0.9995
3.3 0.9995 0.9995 0.9995 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9997
3.4 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9998
153
LAMPIRAN 17
Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
Ukuran
Sampel
(n)
Taraf Nyata (α)
0,01 (99%) 0,05 (95%) 0,10 (90%) 0,15 0,20
4 0,417 0,381 0,352 0,319 0,300
5 0,405 0,337 0,315 0,299 0,285
6 0,364 0,319 0,294 0,277 0,265
7 0,348 0,3 0,276 0,258 0,275
8 0,331 0,285 0,261 0,244 0,233
9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223
10 0,294 0,258 0,239 0,224 0,215
11 0,284 0,249 0,23 0,217 0,206
12 0,275 0,242 0,223 0,212 0,199
13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,19
14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183
15 0,257 0,22 0,201 0,187 0,177
16 0,25 0,213 0,195 0,182 0,173
17 0,254 0,206 0,289 0,177 0,169
18 0,239 0,2 0,184 0,173 0,166
19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163
20 0,231 0,19 0,174 0,166 0,16
25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142
30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,31
>30 (1.031)/√n (0.866)/√n (0.805)/√n (0.768)/√n (0.736)/√n
154
LAMPIRAN 18
Nilai Kritik Sebaran F
155
LAMPIRAN 19
156
LAMPIRAN 20
Instrumen Tes Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
A. Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan instrumen
penelitian ini. Instrumen penelitian ini berupa tes unjuk kerja menceritakan
kembali isi fabel. Tes ini bertujuan untuk mengumpulkan data menceritakan
kembali isi fabel siswa dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Metode Picture and Picture terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi
Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok”
B. Soal
1. Petunjuk Umum
a. Bacalah cerita fabel yang berjudul “Gajah yang Baik Hati”.
b. Ceritakan kembali cerita fabel tersebut dengan bahasamu sendiri.
2. Petunjuk Khusus
a. Lama cerita: 3-5 menit
b. Yang akan dinilai dalam menceritakan kembali isi fabel sesuai dengan
indikator adalah: ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada (intonasi),
pilihan kata (diksi), ketepatan sasaran pembicaraan, sikap yang wajar,
tenang dan tidak kaku, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kelancaran,
dan penguasaan topik.
C. Penutup
Demikianlah instrumen penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk
pengumpulan data penelitian . Atas waktu dan kesempatan yang diberikan peneliti
ucapkan terima kasih.
Padang, Juli 2017
Peneiliti,
Fifi Oktavia
157
LAMPIRAN 21
Instrumen Tes Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
A. Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan instrumen
penelitian ini. Instrumen penelitian ini berupa tes unjuk kerja menceritakan
kembali isi fabel. Tes ini bertujuan untuk mengumpulkan data menceritakan
kembali isi fabel siswa dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Metode Picture and Picture terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi
Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok”
B. Soal
1. Petunjuk Umum
Bacalah cerita fabel yang berjudul “Tikus dan Singa”, kemudian
ceritakan kembali isi fabel tersebut dengan bahasa sendiri.
2. Petunjuk Khusus
1. Lama cerita: 3-5 menit
2. Yang akan dinilai dalam menceritakan kembali isi fabel sesuai dengan
indikator adalah: ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada (intonasi),
pilihan kata (diksi), ketepatan sasaran pembicaraan, sikap yang wajar,
tenang dan tidak kaku, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kelancaran, dan
penguasaan topik.
C. Penutup
Demikianlah instrumen penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk
pengumpulan data penelitian . Atas waktu dan kesempatan yang diberikan peneliti
ucapkan terima kasih.
Padang, Juli 2017
Peneiliti,
Fifi Oktavia
158
LAMPIRAN 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 5 Gunung Talang
Mata Pelajaran : Bahasa Indoesia Kelas/Semester : VII/Dua Materi Pokok : Fabel Alokasi Waktu : 1x Pertemuan (3x45 Menit)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melihat gambar, peserta didik mampu: 1. Menjelaskan pengertian fabel dengan baik dan benar.
2. Memahami langkah-langkah menceritakan kembali isi fabel.
3. Menceritakan kembali isi fabel pada teks yang dibaca/didengar.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.15 Menceritakan kembali isi
fabel/legenda daerah setempat
4.15.1 Menjelaskan pengertian, struktur
fabel, dan unsur-unsur fabel.
4.15.2Menceritakan kembali isi fabel yang
dibaca/didengar.
C. Materi Pembelajaran
1. Fakta
2. Konsep
- Fabel
- Pengertian fabel
- Struktur fabel
- Unsur-unsur fabel
3. Prinsip
4. Prosedur
- Menentukan pengertian fabel
- Menentukan unsur-unsur dan struktur fabel
- Menceritakan kembali isi fabel
D. Metode Pembelajaran
1. Metode : ceramah
E. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
a. Teks cerita fabel
2. Sumber Belajar a. Buku Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013
159
F. Sumber Belajar
1. Kemdikbud. Bahasa Indonesia. Kelas VII. Buku Siswa. Jakarta:
Kemdikbud.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Bagian Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan langsung dijawab
oleh peserta didik.
- Guru mempersiapkan peserta didik untuk
memulai pembelajaran dengan berdoa.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
- Guru menginformasikan kompetensi dan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai
oleh peserta didik, yaitu: peserta didik dapat
menceritakan kembali isi fabel yang telah
dibaca/didengar.
- Guru menjelaskan materi pembelajaran sebagai pengantar.
20 menit
Kegiatan Inti - Guru membagikan cerita fabel “Gajah yang Baik Hati” kepada masing-masing peserta didik.
- Guru meminta peserta didik membaca cerita
tersebut.
- Peserta didik membaca cerita yang telah dibagikan guru.
- Peserta didik berlatih menceritakan kembali isi fabel yang telah dibaca.
- Peserta didik menceritakan kembali isi fabel.
95 menit
Penutup - Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
- Pembelajaran diakhiri dengan do‟a dan salam.
20menit
H. Penilaian
Instrumen Penilaian :
1. Bacalah cerita fabel yang berjudul “Gajah yang Baik Hati” 2. Ceritakan kembali isi fabel tersebut!
160
Pedoman Penilaian
Kisi-Kisi Penilaian Tes Uraian dan Kinerja Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Gunung Talanng Kelas/Semester : VII/2 Tahun pelajaran : 2016/2017 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik
Penilaian
1. 4.15 Menceritakan
kembali isi
fabel/legenda
daerah setempat.
Pengertian fabel,
Struktur fabel, unsur-
unsur fabel.
Ceritakanlah
kembali isi
fabel yang
telah dibaca!
kinerja
Format Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
No
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai Skor Nilai
Faktor Kebahasaan Faktor Nonkebahasaan
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Keterangan: Indikator 1 : ketepatan ucapan Indikator 2 : penempatan tekanan, nada (intonasi)
Indikator 3 : pilihan kata (diksi)
Indikator 4 : ketepatan sasaran pembicaraan Indikator 5 : sikap wajar, tenang, dan tidak kaku
Indikator 6 : kelancaran
Indikator 7 : penguasaan topik
Deskriptor Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
a. Faktor Nonkebahasaan
1. Ketepatan Ucapan Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
2. Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang Sesuai Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan intonasi siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
161
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan intonasi siswa dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan intonasi siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
3. Pilihan Kata (diksi) Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 pilihan kata (diksi) siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan pilihan kata (diksi)
siswa dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan pilihan kata (diksi) siswa
dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
4. Ketepatan Sasaran Pembicaraan
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan sasaran pembicaraan
dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1-3 kesalahan sasaran pembicaraan dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan sasaran pembicaraan dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
b. Faktor Nonkebahasaan
5. Sikap Wajar, Tenang dan Tidak Kaku
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan pada aspek sikap
wajar, tenang dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang
dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1-3 kesalahan pada aspek sikap wajar, tenang
dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan pada aspek sikap wajar,
tenang dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
6. Kelancaran Skor 1 : diberikan apabila siswa tidak lancar menceritakan kembali isi fabel
Skor 2 : diberikan apabila siswa kurang lancar menceritakan kembali isi fabel
Skor 3 : diberikan apabila siswa lancar menceritakan kembali isi fabel
7. Penguasaan Topik
Skor 1 : diberikan apabila siswa tidak mengusai topik dengan baik dan tepat
Skor 2 : diberikan apabila siswa kurang menguasai topik dengan baik dan tepat
Skor 3 : diberikan apabila siswa menguasai topik dengan baik dan tepat
Mengetahui Arosuka, Juli 2017
Kepala SMPN 5 Guntal Mahasiswa
METRIZAL,S.Pd Fifi Oktavia NIP.196503081990031005
162
LAMPIRAN 23
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 5 Gunung Talang
Mata Pelajaran : Bahasa Indoesia Kelas/Semester : VII/Dua Materi Pokok : Fabel Alokasi Waktu : 2x Pertemuan (6x45 Menit)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melihat gambar, peserta didik mampu: 1. Menjelaskan pengertian fabel dengan baik dan benar.
2. Menjelaskan unsur-unsur fabel.
3. Menceritakan kembali isi fabel pada teks yang dibaca/didengar.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.15 Menceritakan kembali isi
fabel/legenda daerah setempat
4.15.1 Menjelaskan pengertian, unsur-unsur
fabel, dan struktur fabel.
4.15.2 Menceritakan kembali isi fabel yang dibaca/didengar.
C. Materi Pembelajaran
1. Fakta
2. Konsep
- Fabel
- Pengertian fabel
- Unsur-unsur fabel
- Struktur fabel
- Langkah menceritakan kembali isi fabel
3. Prinsip
4. Prosedur
- Menentukan pengertian fabel
- Menentukan unsur-unsur fabel
- Menyimpulkan langkah-langkah menceritakan kembali isi fabel
- Menceritakan kembali isi fabel
D. Metode Pembelajaran
Metode : Picture and picture
E. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
Gambar
163
2. Sumber Belajar a. Buku Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013
b. Lingkungan
F. Sumber Belajar
Kemdikbud. Bahasa Indonesia. Kelas VII. Buku Siswa. Jakarta: Kemdikbud.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Bagian Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan langsung dijawab
oleh peserta didik.
- Guru mempersiapkan peserta didik untuk
memulai pembelajaran dengan berdoa.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan
peserta didik tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya.
- Guru menginformasikan kompetensi dan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik, yaitu: peserta didik dapat
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca.
- Guru menyajikan materi pembelajaran fabel sebagai pengantar.
10 menit
Kegiatan Inti - Guru membagikan cerita fabel yang berjudul “Tikus dan Singa”.
- Peserta didik membaca cerita fabel “Tikus dan Singa”.
- Guru menunjukkan atau memperlihatkan
beberapa gambar yang masih tersusun secara acak kepada peserta didik.
- Peserta didik mengamati gambar yang ada di depan kelas.
- Guru meminta peserta didik secara bergantian untuk mengurutkan gambar tersebut menjadi
urutan logis
- Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran
urutan gambar tersebut.
- Dari alasan urutan gambar tersebut, guru mulai
menanamkan konsep atau materi tentang cerita
fabel.
- Peserta didik berlatih menceritakan kembali isi fabel yang telah dibaca.
70 menit
Penutup - Peserta didik bersama guru menyimpulkan 10 menit
164
pembelajaran hari itu
- Pembelajaran diakhiri dengan do‟a dan salam
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Bagian Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan langsung dijawab oleh peserta didik.
- Guru mempersiapkan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan berdoa.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
- Guru menginformasikan kompetensi dan
indikator pembelajaran yang akan dicapai.
- Guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik, yaitu: peserta didik dapat
menceritakan kembali isi fabel yang telah dibaca/didengar secara berantai.
10 menit
Kegiatan Inti - Guru menjelaskan indikator penilaian untuk menceritakan kembali isi fabel.
- Peserta didik secara bergantian menceritakan kembali isi fabel berdasarkan cerita fabel yang
telah dibaca dan diurutkan sebelumnya.
75 menit
Penutup - Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran
- Memberikan refleksi terhadap proses yang
sudah berlangsung dengan maksud untuk
melakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran berikutnya.
- Pembelajaran diakhiri dengan do‟a dan salam
5 menit
H. Penilaian
Instrumen Penilaian :
Ceritakan kembali isi fabel “Tikus dan Singa” yang telah dibaca!
165
Pedoman Penilaian
Kisi-Kisi Penilaian Tes Uraian dan Kinerja Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Gunung Talang
Kelas/Semester : VII/I Tahun pelajaran : 2015/2016
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik
Penilaian
1. 4.15 Menceritakan
kembali isi fabel/legenda
daerah setempat.
Pengertian fabel,
Struktur fabel, dan unsur-unsur fabel.
Ceritakanlah
kembali isi fabel!
kinerja
Format Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok
No
Kode
Sampel
Aspek yang Dinilai Skor Nilai
Faktor Kebahasaan Faktor Nonkebahasaan
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Keterangan: Indikator 1 : ketepatan ucapan Indikator 2 : penempatan tekanan, nada, dan durasi yang sesuai
Indikator 3 : pilihan kata (diksi)
Indikator 4 : ketepatan sasaran pembicaraan
Indikator 5 : sikap wajar, tenang, dan tidak kaku
Indikator 6 : kelancaran
Indikator 7 : penguasaan topik
Deskriptor Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel
a. Faktor Kebahasaan
1. Ketepatan Ucapan
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan ucapan siswa dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan ucapan siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
2. Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang Sesuai Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan intonasi siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
166
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan intonasi siswa dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan intonasi siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
3. Pilihan Kata (diksi) Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 pilihan kata (diksi) siswa dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1 sampai 3 kesalahan pilihan kata (diksi)
siswa dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan pilihan kata (diksi) siswa
dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
4. Ketepatan Sasaran Pembicaraan
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan sasaran pembicaraan
dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1-3 kesalahan sasaran pembicaraan dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan sasaran pembicaraan dalam
menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
b. Faktor Nonkebahasaan
5. Sikap Wajar, Tenang dan Tidak Kaku
Skor 1 : diberikan apabila terdapat lebih dari 3 kesalahan pada aspek sikap
wajar, tenang dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang
dibaca
Skor 2 : diberikan apabila terdapat 1-3 kesalahan pada aspek sikap wajar, tenang
dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
Skor 3 : diberikan apabila tidak terdapat kesalahan pada aspek sikap wajar,
tenang dan tidak kaku dalam menceritakan kembali isi fabel yang dibaca
6. Kelancaran Skor 1 : diberikan apabila siswa tidak lancar menceritakan kembali isi fabel
Skor 2 : diberikan apabila siswa kurang lancar menceritakan kembali isi fabel
Skor 3 : diberikan apabila siswa lancar menceritakan kembali isi fabel
7. Penguasaan Topik
Skor 1 : diberikan apabila siswa tidak mengusai topik dengan baik dan tepat
Skor 2 : diberikan apabila siswa kurang menguasai topik dengan baik dan tepat
Skor 3 : diberikan apabila siswa menguasai topik dengan baik dan tepat
Mengetahui Arosuka, Juli 2017
Kepala SMPN 5 Guntal Mahasiswa
METRIZAL,S.Pd Fifi Oktavia NIP.196503081990031005
167
LAMPIRAN 24
Materi Ajar a. Pengertian Fabel
Fabel merupakan salah satu jenis prosa lama yang mengisahkan
pengajaran moral dengan tokohnya yang diperankan binatang. Namun, binatang-
binatang tersebut bertingkah laku layaknya manusia
b. Struktur Fabel
Struktur fabel terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, koda sebagai
berikut. (1) Orientasi merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar
tempat dan waktu, dan awalan masuk ketempat berikutnya. (2) Komplikasi berisi
urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat. Komplikasi merupakan
bagian inti cerita yang berisi permasalahan. (3) Resolusi merupakan kelanjutan
dari komplikasi yaitu pemecahan masalah. (4) Koda merupakan bagian akhir
cerita yang bagiannya berupa simpulan atau akhir cerita. Koda juga dapat berisi
perubahan yang dialami tokoh dan pengajaran moral yang dapat diambil.
c. Unsur-unsur Fabel
Fabel termasuk jenis cerita fiksi, dimana fabel bukan kisah tentang
kehidupan nyata. Fiksi mempunyai unsur-unsur pembangun. Menurut Mulyadi,
dkk. (2016:204), unsur instrinsik fiksi atau teks sastra sebagai berikut. (1) Tema,
tema merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita. (2) Tokoh/penokohan,
tokoh adalah orang yang melakukan perbuatan dan mengalami peristiwa dalam
sebuah karya rekaan, sedangkan penokohan atau karakter lebih mengacu pada
pandangan, sifat, sikap, dan emosi yang dimiliki dalam karya rekaan tersebut. (3)
Latar, latar merupakan keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya
168
lakuan dalam karya sastra. (4) Alur, alur merupakan rangkaian peristiwa yang
direka dan dijalin dengan saksama yang menggerakkan jalan cerita melalui
kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian untuk mencapai efek tertentu. (5)
Sudut pandang, sudut pandang merupakan cara pengarang memosisikan diri
dalam cerita. (6) Amanat, amanat adalah pesan atau makna terselubung yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
(sumber: Mulyadi, dkk., 204, 258, 259)
169
LAMPIRAN 25
Gambar Cerita Fabel yang Disusun Secara Acak
Gambar cerita fabel yang disusun secara acak
170
LAMPIRAN 26
Gambar Cerita Fabel Setelah Diurutkan
171
Lampiran 27
Kutipan Cerita Fabel “Gajah yang Baik Hati” yang Diceritakan Kembali Oleh Siswa di Kelas Kontrol
Sampel 01 Gajah yang baik hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan
lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalan mencari air. Di
tengah perjalanan dia melihat kolam dengan air yang sangat jernih. Tanpa pikir
panjang kancil langsung terjun ke dalam kolam tersebut. Tindakan Kancil sangat
ceroboh, beberapa kali dia tidak berpikir bagaimana cara ia naik ke atas. Beberapa
kali Kancil mencoba untuk memanjat tetapi ia tidak bisa sampai ke atas.
Sampel 02
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah dan yang
lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalan mencari air. Di
tengah perjalanan dia melihat kolam yang berisi air yang sangat jernih. Tanpa
pikir panjang kancil langsung terjun ke dalam sana. Tindakan kancil sangat
ceroboh, dia tidak memikirkan bagaimana cara naik ke atas.
Sampel 03
Gajah yang baik hati. Pada Siang hari sasana sangat terik. Tempat tinggal kancil,
si gajah dan yang lainnya sangat. Kancil tengah kehausan
Sampel 04
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangatlah terik. Tempat tinggal si kancil, gajah,
dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalan mencari air. Di
tengah perjalanan ia melihat kolam dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa pikir
panjang dia langsung terjun ke kolam tersebut. Dia tidak berpikir bagaimana
caranya memanjat ke atas. Sudah berapa kali dia tidak bisa menaikinya.
Sampel 05
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajjah dan
lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalann mencari air. Di
tengah perjalanan dia melihat kolam dengan air yang sangat jernih. Tanpa pikir
panjang dia terjun ke dalam dasar kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh.
Sampel 06
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah, dan
lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Kancil berjalan-jalan mencari air. Di
tengah perjalanan kancil melihat kolam dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa
172
berpikir panjang kancil langsung masuk ke dalam kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak memikirkan bagaimana cara dia naik ke atas. Beberapa kali
kancil mencoba untuk naik ke atas, tapi tidak bisa.
Sampel 07
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan
lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. ia berjalan-jalan mencari air. Di tengah
perjalanan ia melihat kolam air dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa pikir
panjang ia langsung terjun ke kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak
berpikir bagaimana dia akan naik ke atas. Beberapa kali ia mencoba memanjat,
tetapi dia tidak sampai ke atas. Si kancil tidak berbuat apa-apa. Dia hanya berteriak minta tolong. Teriakan kancil terdengar oleh gajah yang kebetulan
melewati tempat itu. Hai siapa yang ada di dalam itu? Ini aku, kancil sahabatmu.
Sampel 08
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan
binatang lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-jalan untuk
mencari air. Di tengah perjalanan ia melihat kolam air yang berisi air sangat berisi
jerrnih. Tanpa pikir panjang kancil langsung melompat ke kolam itu. Dia tidak
berpikir bagaimana caranya dia bisa naik ke atas. Beberapa kali ia mencoba naik
ke atas, tetapi dia tidak bisa mencapai ke atas.
Sampel 09
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan
binatang lainnya seakan terbakar. Tiba kancil kehausan. Ia berjalan mencari ayir.
Di tengah perjalanan ia menjumpai sebuah kolam yang jerrnih. Tanpa pikir
panjang kancil terjun ke kolam itu. Tindakan kancil sangat ceroboh, bagaimana
cara dia naik ke atas. Sudah beberapa kali ia mencoba untuk naik, kemudian tidak
bisa. Kancil berteriak minta tolong. Gajah berjalan di kolam itu.
Sampel 10
Gajah yang Baik Hati Pada suatu hari suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah, dan
lainnya terasa terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-jalan mencari air. Di tengah
perjalanan dia menemukan kolam yang sangat jerrnih yang berisi air. Ia pun terjun ke kolam tersebut. Tindakan kancil sangat ceroboh.
Sampel 11
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan
lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalan mencari air. Di
tengah perjalanan ia melihat kolam dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa berpikir
panjang ia langsung terjun ke dalam kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia
173
tidak berpikir bagaimana cara dia naik ke atas. Beberapa kali kancil mencoba untuk memanjat, tetapi dia tidak bisa sampai ke atas. Si kancil tidak bisa berbuat
apa-apa. Dia hanya berteriak minta tolong. Teriakan si kancil hanya terdengar
oleh gajah yang kebetulan melewati tempat itu.
Sampel 12
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan
lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-jalan mencari air. Di tengah
perjalanan ia menemukan kolam dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa pikir
panjang kancil langsung terjun ke dalam kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh.
Dia tidak berpikir bagaimana cara dia naik ke atas. Beberapa kali ia mencoba memanjat, tetapi dia tidak bisa sampai ke atas. Si kancil tidak bisa berbuat apa-
apa. Dia hanya bisa berteriak meminta tolong.
Sampel 13
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah, lainnya
seakan terbakar. Kancil kehausan. ia berjalan-jalan mencari air. Di tengah
perjalanan kancil melihat kolam berisi air sangat jerrnih. Tanpa berpikir panjang
ia langsung terjun ke kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak berpikir
bagaimana cara dia naik ke atas. Beberapa kali ia mencoba naik ke atas, tetapi
tidak bisa.
Sampel 14
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan
binatang lainnya seakan terbakar. Kancil sangat kehausan. Ia berjalan-jalan
mencari air. Di tengah perjalanan ia menemukan kolam dengan air yang sangat
jernih. Tanpa pikir panjangkancil langsung terjun ke dalam kolam tersebut.
Tindakan kancil sangat ceroboh. Dia tidak memikirkan bagaimana cara dia akan
naik ke atas. Beberapa kali mencoba untuk naik ke atas, tetapi dia tidak bisa
sampai ke atas. Kancil tidak bisa apa-apa. Dia hanya bisa berteriak minta tolong.
Tanpa sengaja gajah mendengar teriakan kancil dari tenpat tersebut. Hai siapa
yang ada di kolam itu? Aku sahabatmu.
Sampel 15
Gajah yang Baik Hati Suasana siang hari itu sangatlah terik. Rumah gajah, kancil dan binatang lainnya
seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalan-jalan untuk mencari air. Di tengah
perjalanan ia menemukan kolam yang sangat jerrnih. Tanpa pikir panjang kancil
langsung melompat ke dalam kolam. Tanpa berpikir bagaimana caranya naik ke
atas. Tindakan kancil itu sangatlah ceroboh. Beberapa kalikancil mencoba naik ke
atas, tetapi tidak bisa. Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa meminta
tolong. Teriakan kancil itu terdengar oleh gajah yang sedang berjalan pada saat
itu. Gajahpun bertanya, siapakah yang ada di dalam itu? Ini aku kancil sahabatmu.
174
Kancilpun berpikir bagaimana supaya bisa mengecoh gajah agar bisa menolongnya. Kancilpun berbicara, tolong aku, aku mendapatkan ikan yang
sangat besar. Gajahpun menjawab, apakah itu benar? Kancilpun terdiam.
Sampel 16
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana hutan sangat terik. Tempat tinggal kancil, gajah, dan
lainnya seakan terbakar. Kancil sangat kehausan. Dia berjalan-jalan mencari air.
Di tengah perjalanan ia melihat kolam dengan airnya yang sangat jerrnih. Tanpa
pikir panjang kancil langsung terjun ke kolam. Tindakan kancil sangatlah
ceroboh. Dia tidak berpikir bagaimana cara dia akan naik ke atas. Beberapa kali
kancil mencoba, akan tetapi dia tidak bisa sampai naik ke atas. Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa berteriak minta tolong. Ternyata teriakan kancil
terdengar oleh gajah. Hai siapa yang ada di kolam itu? Ini aku, kancil sahabatmu.
Kancilpun terdiam berpikir mencari kal agar gajah mau menolongnya. Tolog aku
menangkap ikan ini? Yang benar kamu menangkap ikan? Benar-benar aku
menangkapkan ikan yang sangat besar. Sang gajah berpikir sejenak, ia bisa saja
turun ke bawah dengan mudah, tapi bagaimana ia kan naik nantinya. Apakah
kamu mau memanfaatkanku cil untuk kepentingan dan keselamatanmu sendiri?
Tanya gajah. Kancil terdiam. Sekali-sekali kamu harus diberi pelajaran, kata gajah
meninggalkan tempat itu. Gajah tidak mendengarkan terikan si kancil.
Sampel 17
Si Gajah yang Baik Hati Pada suatu siang yang sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan binatang
lainnya seakan terbakar. Si Kancil merasa kehausan. Dia berjalan-jalan ke
mencari air. Di suatu tempat ia menemukan kolam yang airnya yang sangat
jernih. Tanpa berpikir panjang si kancil melompat ke dalam kolam. Setelah puas
minum air, ia pun tidak bisa ke atas. Dan ia pun berkata tolong “tolonnngg!”.
Teriakan si Kancil terdengar oleh Gajah. Si Gajah pun mencari suara minta tolong
itu. Ternyata si kancil yang minta tolong. Kancil ingin mencoba menipu gajah,
demi kepentingan dia sendiri, kata si kancil: “gajah tolonglah aku, cepatlah ke
bawah aku mendapatkan ikan yang sangat besar!” kata si kancil. Gajahpun
berpikir, jika aku turun bagaimana aku naik. Gajahpun berkata „‟hai kancil kau
ingin menipuku ya?‟‟ Kancilpun hanya terdiam. Akhirnya gajah berkata dalam hatinya, lebih baik aku beri kancil pelajaran. Gajahpun pergi. Haripun mulai sore,
si kancil mulai kedinginan. Kancil terus meminta tolong. Tidak ada hewan yang
mendengar teriakannya. Akhirnya gajah tiba untuk menolong kancil. Kancilpun
berjanji tidak akan jahil kepada teman-temannya lagi.
Sampel 18
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan
hewan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan-jalan mencari air. Di
tengah perjalanan, kancil melihat kolam dengan air yang sangat jerrnih. Tanpa
pikir panjang ia langsung terjun ke dalam kolam. Tindakan kancil sangat ceroboh.
175
Dia tidak berpikir bagaimana cara dia naik ke atas. Beberapa kali kancil sudah mencoba, tetapi tidak bisa.
Sampel 19
Gajah yang Baik Hati Siang hari suasana di hutan sangatlah terik. Tempat tinggal kancil, gajah dan
binantang lain yang terasa sangat terbakar. Kancil kehausan. Tiba-tiba kancil
melihat kolam yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang kancil langsung terjun ke
dalam kolam. Ia tidak memikirkan bagaimana caranya sampai bisa naik ke atas
kembali. Walaupun sudah berkali-kali kancil mencoba untuk naik ke atas, tapi dia
tetap tidak bisa dan kancil minta tolog. Tolong! tolong! Terdengar oleh si gajah
sahabatnya. Kenapa kancil kamu ada dibawah itu? Saya terperangkat gajah. Gajah, saya mendapatkan sebuah ikan yang sangat besar. Pikir gajah, bagaimana
saya bisa turun ke bawah sedangkan saya tidak bisa ke atas. Kancil apakah kamu
ingin mengakaliku? Kancil hanya terdiam, sehingga sampai sore hari kancil pun
masih berada di dalam kolam itu, sehingga membuat kancil sangat kedinginan.
Tiba-tiba gajah datang, kancil baiklah aku akan menolongmu, tetapi kamu harus
berjanji kamu tidak akan iseng lagi kepada binatang-binatang lain. Baiklah gajah
aku berjanji. Dan gajah menolong kancil dengan belalainya. Mulai hari itu kancil
tidak lagi iseng dan menjaili teman-temannya.
Sampel 20
Gajah yang Baik Hati Suasana hari itu sangatlah terik. Tempat tinggal kancil, gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancilpu kehausan. Kancilpun pergi berjalan-jalan dan menemukan
sebuah kolam yang airnya sangat jernih. Tanpa berpikir panjang kancilpun terjun
ke kolam tersebut. Tindakan kancil sangatlah ceroboh. Kancilpun ingin naik
kembali. Kancilpun terjebak di dalam kolam ayir tersebut. Kancipun meminta
tolong, tolong, tolong....! suara kancilpun terdengar oleh gajah, siapa itu yang ada
di kolam? Saya, Aku, kancil sahabatmu. Kancilpun terdiam sesaat. Gajah tolong
aku untuk mengangkat ikan yang besar ini! Gajahpun terdiam dan berpikir, yang
benar?
Sampel 21
Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si kancil, gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Ia berjalan mencari air. Di tengah
perjalanan ia melihat kolam dengan air yang jernih. Tanpa pikir panjang ia
langsung terjun ke kolam. Tindakan si kancil sangat ceroboh. Dia tidak berpikir
bagaimana cara dia akan naik ke atas. Beberapa kali kancil mencoba memanjat,
tetapi dia tidak bisa sampai ke atas. Si kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Dia
hanya berteriak minta tolong.
176
Lampiran 28
Kutipan Cerita Fabel “Singa dan Tikus” yang Diceritakan Kembali Oleh Siswa di Kelas Eksperimen
Sampel 01 Pada suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku. Kau akan menerima akibatnya!
mengapa kau berjalan di depan wajahku?” seru singa galak. Ma... maafkan aku
Tuan singa aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu” kata tikus. “dan kau
jangan memakanmu, aku mohon!” Tidak, aku tidak akan melepaskanmu karena kau adalah makananku. Tolong jangan bunuh aku, aku sama sekali tidak
bermaksud mengganggu tidurmu, lepaskan aku Tuan singa, aku berjanji tidak
akan mengganggumu lagi. ”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Kata singa
masih kesal sekali. “Aku mohon Tuan singa, jika engkau melepaskanku, aku akan
membalas kebaikanmu”. “Baiklah, kau hanya makhluk kecil, memakanmu tidak
akan membuatku kenyang. Aku akan melepaskanmu, tapi kau jangan pernah
berkeliaran lagi di sekitar sini!” seru singa, lalu mengaum. “Terima kasih, Tuan
singa yang baik. Kelak aku akan berusaha untuk membalas kebaikanmu” ujar
tikus yang kemudian pergi meninggalkan singa. Ia sangat lega karena sudah lepas
dari maut yang mengancamnya.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di pinggiran hutan. Ia tidak tahu bahwa di sekitar situ ada beberapa jebakan yang sengaja dipasang oleh para
pemburu. Dan benar saja, sebuah perangkap mengenai singa. Hewan ganas itu
terkurung dan tergantung oleh jala yang terbuat dari tali nan kuat. Singa meronta-
ronta, tapi tidak berhasil melepaskan diri. Ia pun mengaum keras sekali,
menumpahkan kekesalan dan kemarahannya. “Sepertinya itu tadi suara auman
singa,” batin tikus yang kebetulan sedang berada tidak jauh dari tempat
terjebaknya singa. “Jangan-jangan ia sedang berada dalam kesulitan. Aku harus
menolongnya!” Tikus berlari dengan cepat ke arah suara auman singa. Di sana ia
mendapati singa sedang terkurung. “Tenanglah, Tuan Singa! Aku akan segera
membantumu dan sekuat tenagaku!” Tikus menggigit tali tersebut. Setelah beberapa lama, akhirnya jala tali yang mengurung singa putus di beberapa bagian
sehingga singa bisa melepaskan diri. Dengan begitu, selamatlah ia dari ancaman
para pemburu. “Terima kasih, Tikus. Kau benar-benar telah menolongku,” ujar
singa, tulus. Ia tidak menyangka bahwa hewan kecil itu rupanya bisa
menolongnya. Sebelumnya ia sama sekali tidak bisa membayangkannya. Tikus
sendiri merasa senang karena berhasil menepati janjinya untuk membatas
kebaikan singa dengan cara menolongnya. Akhirnya, mereka menjadi teman
untuk selamanya. Pesan cerita fabel ini adalah jika kita menolong teman kita akan
ditolong di lain waktu atau satu kebaikan akan dibalas kebaikan pula di lain
waktu.
177
Sampel 02
Suatu hari, singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. “berani-
beraninya kau mengganggu tidurku!” seru singa galak. Maafkan aku singa, aku
tidak bermaksud mengganggu tidurmu, lepaskan aku” Mohon tikus “bila engkau melepaskanku, aku akan menolongmu di lain waktu”. “Hahaha...”, tawa singa
dengan senangnya.”mana mungkin hewan sekecil kau dapat menolongku, bahkan
kau tidak dapat mengangkat tubuhku”. “Baiklah aku akan melepaskanmu, semoga
dengan kebaikanku kau dapat menolongku di lain waktu”. “Terima kasih, singa
yang baik. Jasamu akan kubalas di lain waktu”.
Pada suatu haru hari Tuan singa berjalan-jalan di tepi hutan. Tanpa disadari ia
menginjak jebakan pemburu yang sengaja dipasang di hutan-hutan. Tanpa
disadari singa itu pun terjerat perangkat pemburu atau tergantung oleh perangkat
pemburu, ia pun langsung mengaum kesakitan dan meronta sekuatnya. Namun,
itu sendiri tidak dapat mempengaruhi kekuatan jebakan pemburu. Setelah tak lama kemudian, seekor tikus pun mendengar auman singa yang keras, ia pun langsung
mendekati singa. Dengan sigatnya tikus menggerogoti tali jebakan pemburu. Tak
berapa lama singa pun terlepas dari jebakan pemburu. “ada gunanya juga aku
melepaskanmu pada waktu itu” seru singa! Akhirnya, singa dan tikus menjadi
teman pada masa itu. Pesan cerita fabel ini adalah apabila kita berteman atau
berkawan kita harus saling tolong-menolong atau membantu.
Sampel 03
Suatu hari, singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. “berani-
beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan di depan wajahku? aku
tidak akan mengampunimu. Tikuspun meminta maaf kepada singa, tolong
maafkan aku singa, kau tidak bermaksud mengganggu tidurmu. ”Tidak! Aku tidak akan memaafkanmu! “Aku mohon, maafkan aku singa. “Baiklah, aku kan
memaafkanmu, lagi pula kau tidak cukup untuk membuat aku kenyang. Kalau
begitu kau jangan berani lagi datang kesini. “Baiklah, Terima kasih, singa.
Apabila suatu hari nanti jika kau membutuhkan bantuanku aku akan
membantumu. Hah! Menolongku? Bagaimana hewan sekecilmu bisa
menolongku. Haha, lucu sekali.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di tepi hutan. singa tidak mengira
bahwa di tepi hutan tersebut ada beberapa jebakan yang telah dibuat oleh para
pemburu. Tidak lama kemudian singapun terperangkap di dalam jala yang telah
dipasang oleh para pemburu. Singa terperangkap kemudian terikat pada sebuah
jebakan. kemudian singa meronta-ronta agar dia bisa terlepas dan dia mengaum keras-keras. Kemudian tikus mendengar jeritan singa. Dan tikus berkata
“sepertinya itu auman dari singa, jangan-jangan singa sedang membutuhkan
bantuan” kemudian tikus datang menghampiri singa. Kemudian dia langsung
menggigit tali yang mengikat tubuh si singa. Setelah itu singa terlepas dari jeritan
jala yang mengikatnya. Kemudian singa meminta maaf kepada tikus karena telah
meremehkannya dan berterimakasih kepada tikus yang telah membantunya.
Kemudian singa dan tikus menjadi teman selamanya.
178
Sampel 04
Suatu hari di hutan, tidurlah seekor singa, lalu kemudian datanglah seekor tikus.
Singa pun menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. “hai tikus, mengapa kau lewat di depan wajahku, sehingga aku terbangun”. Seru singa yang
galak. “Maafkan aku Tuan singa, aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu” kata
tikus yang ketakutan. “Aku tidak akan maafkanmu, rasakan akibatnya”! Seru
singa. Tolonglah singa , aku akan membalas kebaikanmu di lain waktu. Kata tikus
yang memelas. Singapun tertawa sekeras-kerasnya. Mana mungkin tikus yang
kecil ini bisa menolong singa yang besar, kata singa. Tikuspun terus memohon
untuk singa bisa melepaskan dirinya. Kemudian, singa itu berpikir bagaimana
tikus sekecil ini bisa buat perutku kenyang. “Baiklah, aku akan melepaskanmu,
tapi ingat jangan menggangguku lagi. Baiklah tuan singa, terima kasih!
Suatu hari kemudian, singa pun berjalan di pinggiran hutan yang disitu terdapat
banyak jebakan para pemburu untuk menangkap singa. Tidak didunga singapun terjerat perangkat yang dibuat para pemburu. Singapun mencoba meronta-ronta
unutk melepaskan dirinya, tapi tidak berhasil. Lalu singapun mengaum sekeras-
kerasnya. Pada saat itu tikus tidak jauh berada dari singa yang terperangkap. Tikus
mendengar auman singa itu, tikuspun bergegas pergi kearah auman itu. Lalu, tikus
melihat singa yang sedang terperangkat. tikus berusaha menolongnya. Tikus
semua menggigit tali yang mengikat pada badan singa. Tikuspun mencoba
menggigitnya. Dan akhirnya berhasil. Singapun terlepas dari jebakan itu.
Singapun berkata, terimakasih tikus kau telah membalas kebaikanku. Sama-sama,
tikus menjawab. Akhirnya singa dan tikus menjadi teman baik.
Sampel 05
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan di depan
wajahku sehingga membuat aku terbangun?” kata tikus eh kata singa Aku mohon
singa tolong lepaskan aku, aku berjanji tidak akan menggangumu lagi. ”Tidak!
Aku tidak akan melepaskanmu! Kata singa masih kesal. “Aku mohon Tuan singa,
aku berjanji suatu saat nanti kau akan aku balas kebaikanmu!” Singa tertawa
mendengar kata tikus. “menolongku? mana mungkin hewan kecil sepertimu bisa
menolongku?” Dan Singa memberi ampunan pada tikus. “baiklah, aku akan
melepaskanmu, kau hanya hewan kecil, memakanmu saja mungkin aku tidak
puas. “Terima kasih, Tuan singa yang baik. Kelak aku akan berusaha untuk
membalas kebaikanmu”.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan di tepi hutan di pinggir hutan. Tanpa sepengetahuannya ada jebakan yang dipasang oleh pemburu. Dan benar, singa
galak tersebut terkurung dan terjerat oleh jala yang terbuat dari tali yang kuat.
Singa meronta-ronta dan mengaum. Dan lalu terdengar oleh tikus. Si Tikus segera
mencari suara auman singa tersebut.
Dan langsung melompat ke jala yang mengurung singa, beberapa lama kemudian,
tali itu terlepas. Dan tikus dan singa pun menjadi teman.
179
Sampel 06
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan di depan
wajahku sehingga membuat aku terbangun? Kau akan menerima akibatnya!” seru singa galak. Tikus memohon supaya singa melepaskannya dan tidak
memakannya. Ma... maafkan aku Tuan singa” kata tikus terbata-bata. “Tolong
jangan bunuh aku, aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu tidurmu,
lepaskan aku Tuan, maka aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi. ”Tidak!
Aku tidak akan melepaskanmu! Kata singa masih kesal sekali. “Aku mohon
Tuan!” kata tikus ketakutan, “jika engkau melepaskanku, aku berjanji akan
menolongmu jika kau membutuhkanku”. Sontak singa tertawa mendengar ucapan
tikus. “menolongku? Bagaimana mungkin hewan kecil sepertimu bisa
menolongku? Lucu sekali, hahahahah....” “Lepaskan aku, tuan. Aku mohon....!”
ujar tikus dengan wajah memelas. Kemudian, Singa memberi ampunan pada tikus dan melepaskannya. “baiklah, kau hanya makhluk kecil, memakanmu tidak akan
membuatku kenyang. Aku akan melepaskanmu, tapi kau jangan pernah
berkeliaran lagi di sekitar sini!” seru singa, lalu mengaum. “Terima kasih, Tuan
singa yang baik. Kelak aku akan berusaha untuk membalas kebaikanmu” ujar
tikus yang segera pergi meninggalkan singa. Ia sangat lega karena sudah lepas
dari maut yang mengancamnya.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di pinggiran hutan. Ia tidak tahu
bahwa di sekitar situ ada beberapa jebakan yang sengaja dipasang oleh para
pemburu. Dan benar saja, sebuah perangkap mengenai singa. Hewan ganas itu
terkurung dan tergantung oleh jala yang terbuat dari tali nan kuat. Singa meronta-
ronta, tapi tidak berhasil melepaskan diri. Ia pun mengaum keras sekali, menumpahkan kekesalan dan kemarahannya. “Sepertinya itu tadi suara auman
singa,” batin tikus yang kebetulan sedang berada tidak jauh dari tempat
terjebaknya singa. “Jangan-jangan ia sedang berada dalam kesulitan. Aku harus
segera menolongnya!” Tikus berlari dengan cepat ke arah suara auman singa. Di
sana ia mendapati singa sedang terkurung. “Tenanglah, Tuan Singa! Aku akan
segera menolongmu!” Tikus melompat ke jala tali itu dengan gesitnya, lalu
menggigit tali tersebut. Tikus melakukannya dengan tekun. Tali itu besar dan kuat
sehingga tikus harus berusaha keras untuk melepaskannya. Setelah beberapa lama,
akhirnya jala tali yang mengurung singa putus di beberapa bagian sehingga singa
dapat melepaskan diri. Dengan begitu, selamatlah singa dari ancaman para pemburu. “Terima kasih tikus, Kau benar-benar telah menolongku,” ujar singa,
tulus. Ia tidak menyangka bahwa hewan kecil itu rupanya bisa menolongnya.
Sebelumnya ia sama sekali tidak bisa membayangkannya. Tikus sendiri merasa
senang karena berhasil menepati janjinya untuk membalas kebaikan singa dengan
cara menolongnya. Akhirnya, singa itu terbebaskan. Dan singa pun menjadi teman
tikus. Pesan cerita fabel ini adalah satu kebaikan akan dibalas kebaikan pula di
lain waktu.
180
Sampel 07
Suatu hari, singa menangkap tikus dengan kaki yang besarnya. “beraninya kau
mengganggu tidurku, mengapa kau lalu di depan wajahku?” kata si singa yang
galak. Tikus memohon kepada singa, maafkan aku tuan singa, dengan berkata patah-patah. Dan singa berkata “Aku tidak akan memaafkanmu dan kau akan
menerima akibatnya! Tikus memohon dengan besar-besarnya dan terus memohon
kepada singa walaupun akan ditolak pada oleh Tuan singa. (siswa merasa
terganggu oleh siswa ketika bercerita) Tikus berkata “jika engkau melepaskanku,
aku akan menolongmu di saat nanti”. Lalu Singa dengan wajah tertawa
meninggalkan tikus, berkata “hahha, dengan wajah yang sekecilmu kamu akan
menolongku? Tidak mungkin” kata si singa. Lalu singa berkata aku akan
melepaskanmu, tidak ada gunanya memakanmu karena kau tidak akan kenyang
memakanmu. Lalu tikus berkata “terima kasih tuan singa, kau adalah singa yang
baik, aku kan membalas kebaikanmu disuatu hari nanti”. Pada suatu hari, singa berjalan-jalan di pinggir hutan, ia tidak tahu bahwa di
pinggir hutan itu banyak perangkap yang dipasang oleh para pemburu. Dan benar
saja, singa terperangkap oleh jebakan pemburu. Ia terikat di pohon. Singa yang
telah terperangkap mencoba mengaum dan memberontak, tapi tidak ada gunanya.
Saat singa menggaum sekeras-kerasnya, tikus yang tidak jauh dari tempat itu
singa terperangkap itu, tikus mencari sumber suara sang singa. Saat bertemu
dengan singa, tikus langsung mau menunjuk singa dengan memutuskan talinya.
Dengan giginya yang tajam, tikus menggigit talinya satu persatu. Setelah lepas
singa dari perangkap itu, singa mengucapkan terimakasih karena telah
membantunya. Dan tikus dan singa menjadi sahabat selamanya.
Sampel 08 Suatu hari, singa menangkap tikus dengan kakinya yang besar. “tikus kenapa kau
mengganggu aku tidur? Seru singa yang galak. “Maafkan aku singa” kata tikus.
Aku berjanji, jika kau melepaskanku ku berjanji akan menolongmu suatu hari
nanti. Lalu singapun tertawa “mana mungkin hewan kecil sepertimu bisa
menolongku. Baiklah aku kan melepaskanmu, lagi pula memakan hewan kecil
sepertimu tidak akan membuat aku kenyang. Setelah itu, tikuspun berlari
menjauhi singa.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di pinggiran hutan. Tanpa ia tahu
ternyata di sana ada banyak sekali jebakan. Dan benar, dia pun terperangkat dalam
jebakan yang dibuat oleh pemburu. Lalu singa meronta-ronta dan mengaum.
Setelah itu tikus mendengar auman singa, lalu tikus berlari menuju sumber auman singa. Stelah itu setelah ia melihat singa terperangkap dalam tali jebakan itu. Lalu
tikus menggigiti tali itu. Ia bersusah payah. Dan akhirnya tali itu putus. Setelah
tali itu putus tikus dan singa menjadi teman baik.
Sampel 09
Singa dan Tikus Suatu hari singa menangkap tikus dengan kakinya yang besar, berani-beraninya
kau mengganggu tidurku kau akan merasakan akibatnya. Tikuspun memohon
kepada singa. maafkan aku tuan singa, aku tidak akan menggagumu lagi. Tidak,
181
aku tidak akan melepaskanmu, seru singa dengan galak. Tikuspun memohon agar dikasihi oleh singa, maafkan wahai singa, aku tidak akan mengganggumu, jika
kau melepaskan aku, aku kaan membantumu dilain waktu. Me Menolongku?
Dengan tubuhmu yang sekecil ini, lucu sekali, hahahha. Dan baiklah aku akan
melepaskanmu karena dengan memakanmu juga tidak akan kenyang. Singapun
melepaskan tikus dan tikus pergi dari tempat itu. Beberapa hari kemudian, singa
berjalan-jalan di tepi hutan. Dengan tidak sengaja, pemburu telah memasang
perangkat. Dan benar saja, singa terkena perangkat pemburu. Singa meronta-ronta
untuk terlepas dari jala itu, tetapi tidak bisa, dan singa mengaum. Tikus
mendengarkan auman singa “sepertinya singa berada di kesulitan”. Tikus menuju ke tempat singa dan tikus meliat singa yang sedang terperangkap oleh jala
pemburu. Tikus melompat ke jala tali itu dan menggigit tali itu. Dengan usahanya
yang keras, ia bisa menolong singa dan melepaskan singa. Tikus senang dapat
memenuhi janjinya. Singa dan tikus menjadi sahabat. Kebaikan akan dibalas
dengan kebaikan di lain waktu.
Sampel 10 Suatu hari, seekor singa sedang menangkap seekor tikus dengan kakinya yang
besar. “hai singa eh tikus berani-beraninya kau mengganggu tidurku! Mengapa
kau berjalan di depan wajahku? sehingga membuatku terbangun. Kau akan
menerima akibatnya!” seru singa yang galak. Tikus memohon agar singa
mengasihinya. Tolong tuan singa jangan bunuh aku, aku tidak bermaksud untuk
mengganggu tidurmu, tolong maafkan aku tuan singa. Tidak! Aku tidak akan
memaafkanmu. Kata singa yang masih kesal dan marah. Tolonglah suatu saat aku
akan menolongmu jika angkau membutuhkanku. singapun tertawa, mana mungkin hewan kecil sepertimu dapat menolongku. Tikuspun terus meminta maaf pada
tuan singa. Singapun mengasihinya. Baiklah aku akan melepaskanmu, tapi jangan
pernah kau berkeliaran di sekitar sini. Tikuspun berlari dan meninggalkan tuan
singa.
Beberapa hari kemudian sang singa berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia tidak tau
bahwa disekitar itu sengaja pemburu memasang jebakan. Dan bahwa benar sang
singa terjebak dan terkurung oleh jala tali nan kuat. Singa meronta-ronta untuk
melepaskan diri, tapi ia tidak berhasil. Ia mengaum sangat keras. Auman itu
terdengar oleh tikus. Tikuspun berlari ke arah suara itu. Benar ia melihat singa
yang sedang terjebak oleh perangkat. Tikus melompat ke jala tali yang kuat itu
dan menggigitnya dengan tekun. Akhirnya tali itu terlepas satu persatu dan singapun terbebaskan. Terimakasih tikus kau telah menolongku. Singapun yang
merasa hewan sekecil tikus dapat menolongnya. Dan tikus merasa senang sekali
bahwa ia dapat menepati janjinya. Dan akhirnya singa dan tikus berteman dengan
baik. Pesan moral cerita ini kebaikan harus dibalas dengan kebaikan.
Sampel 11
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan di depan
wajahku, kau akan menerima akibatnya nati!” seru singa galak. Tikuspun berkata
pada singa, mohon lepaskan aku, jika kau melepaskanku aku tidak akan
182
mengganggumu dan jika kau butuh bantuan aku akan menolongmu. Singapun tertawa dengan jawaban sang tikus. Bagaimana kau bisa menolongku dengan
badanmu lebih kecilku. Tikuspun berusaha mohon maaf dari singa. Akhirnya
singa melepaskan tikus. Dan tikus berterima kasih pada sang singa.
Beberapa hari setelah itu, singa berjalan-jalan di tepi hutan. Singa tidak
mengetahui bahwa ada beberapa jebakan yang sengaja dipasang oleh para
pemburu di hutan tersebut. Dan benar, singa terperangkap salah satu jebakan yang
dibuat oleh para pemburu. Singa pun mengaum dengan sekeras mungkin karena ia
terperangkap dalam jebakan. Tikus mendengar aumaan singa tersebut. Tikus
segera menuju tempat singa terperangkap. Tikus berusaha menggigit taliyang mengikat singa walaupun tali itu sangat besar dan kuat. Satu persatu tali itu digigit
oleh tikus. Tikuspun berhasil melepaskan tali yang mengikat singa. Singapun
berterimaksih kepada tikus karena telah menolongnya. Dan tikus dan singapun
berteman yang baik.
Sampel 12
Singa dan Tikus Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan di depan
wajahku sehingga aku terbangun dari tidurku? Kau akan merasakan akibatnya!”
seru singa galak. Tikuspun meminta dan memohon supaya singa mengasihinya
dan tidak memakannya. Ma... maafkan aku Tuan singa, aku tidak bermaksud
mengganggu tidurmu, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi. ”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Bentak singa masih kesal. “Aku mohon Tuan singa!”
kata tikus yang sangat ketakutan, “ aku berjanji jika engkau melepaskanku, aku
akan menolongmu apabila kau membutuhkanku”. Baiklah aku akan
melepaskanmu, tapi janganlah kau berkeliaran lagi di sini. Kata singa, lalu
mengaum. Terimakasih tuan singa yang baik, suatu saat aku akan membalas
kebaikanmu. Kata tikus lalu pergi menjauhi singa.
Dan suatu hari singa berjalan-jalan di tepi hutan. Ia tidak tahu bahwa di sana telah
dipasang oleh para pemburu perangkat-perangkat. Benar saja, singapun
terperangkat di dalam jebakan para pemburu. Lalu singa memberontak, tapi tidak
berhasil juga. Singapun pun mengaum dengan sekeras-kerasnya. Bukankah tadi suara singa?. Tikuspun langsung menuju kearah auman singa tersebut. Benar saja,
ia mendapati singa yang terperangkat di dalam jebakan pemburu. “Tenanglah,
Tuan Singa! Aku akan segera menolongmu!” Tikuspun lau melompat ke tali yang
telah mengikat. Satu persatu tikus menggigit tali itu. Dan akhirnya singapun
terlepas dari jebakan para pemburu. Singapun berterimakasih kepada tikus. Ia
tidak menyangka bahwa tikus akan menolongnya. Dan singa pun menjadi teman
baik tikus. Pesan cerita fabel tersebut adalah satu kebaikan akan dibalas kebaikan
pula di lain waktu.
Sampel 13
Suatu hari, ketika singa sedang tertidur datanglah seekor tikus yang tidak sengaja
mengganggu tidur singa. Lalu singa berkata “berani-beraninya kau mengganggu
tidurku, dan tikus pun berkata “maafkan aku Tuan singa aku tidak sengaja, tolong
183
lepaskan aku! Singapun berkata ”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Tikus pun memohon kepada singa agar melepaskannya. Singa pun berkata “aku tidak
akan melepaskanmu“. Tikus berkata “jika kau melepaskanku aku akan membalas
kebaikanmu dilain waktu” Singapun berkata “baiklah apa gunanya aku memakan
tikus yang kecil dan tidak akan membuat aku kenyang”. Tikuspun berterimakasih
kepada singa karena telah melepaskannya.
Pada Suatu hari kemudian, singa berjalan di tepi hutan. Singapun tidak sadar
bahwa di hutan itu telah dipasang perangkap oleh pemburu. Dan benar singa punt
erjerat oleh perangkat pemburu. Singa pun mengaum dengan keras. Tikus pun
mendengar auman singa dan berlari menuju ke tempat singa. Lalu tikus pun membantu singa dengan menggigit talinya yang kuat dan kebal. Beberapa lama
kemudian talinya putus. Singapun terbebas dari jebakan pemburu itu. Singa
berterima kasih kepada tikus. Sejak hari itu singa dan tikuspun berteman
selamanya.
Sampel 14 Pada suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan di wajahku
sehingga membuatku terbangun? Kau akan menerima akibatnya!” ujar singa yang
galak. Maafkan aku Tuan singa” tikus berkata dengan terbata-bata. “Tolong
lepaskan aku, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi. Singa berkata ”Tidak!
Aku tidak akan melepaskanmu! Kata singa dengan kesal. Lalu tikus berkata
dengan memelas “Aku janji tidak akan mengganggumu lagi Tuan singa”! Suatu
hari aku akan membalas kebaikanmu. Lalu dengan rasa iba, singa melepaskan
sang tikus. Tikuspun berkata, “terimakasih tuan singa telah melepaskanku”. Tikuspun berlari dari hadapan tuan singa, ia merasa lega telah lepas dari maut
yang mengancamnya. Beberapa hari kemudian, singa berjalan di pinggiran hutan.
Tanpa ia sadari di tempat itu terdapat banyak jebakan yang sengaja dipasang oleh
para pemburu. Dan benarnya, ia pun terkena salah satu jeratan pemburu. Ia pun
terkurung dan tergantung di sebuah pohon oleh jala yang terbuat dari tali yang
sangat besar dan kuat. Lalu sang Singa pun mengaum dengan kerasnya untuk
membuang kekesalan dan kemarahannya. Sang Tikus berlari ke arah suara auman
itu. Dia pun bertemu dengan seekor singa di dekat itu. “Tenanglah, Tuan Singa!
Aku akan segera menolongmu!” Tikuspun melompat ke arah tali, iapun menggigit
tali itu dengan kuat. Lalu beberapa lama, akhirnya tali itu terputus, singa terbebas
dari jala itu. Singa berkata “Terima kasih, Tikus. Kau benar-benar telah menolongku,” ujar singa, tulus. Ia tidak bisa membayangkan bahwa hewan kecil
itu rupanya bisa menolongnya. Sebelumnya ia sama sekali tidak bisa
membayangkannya. Tikus merasa senang karena berhasil menepati janjinya untuk
membatas kebaikan singa dengan cara menolongnya. Akhirnya, singa itu
terbebaskan dari jebakan pemburu. Lalu singa pun menjadi sahabat tikus.
Sampel 15
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku, mengapa kau berjalan di depan
wajahku Kau akan menerima akibatnya!” seru singa dengan galak. Tikuspun
184
meminta supaya singa untuk mengasihinya dan tidak memakannya. Dan tikuspun meminta supaya melepaskannya dari cengkraman singa. ”Tidak! Aku tidak akan
melepaskanmu! Kata singa. “jika engkau melepaskanku, aku akan menolongmu
jika kau membutuhkanku”. Sontak singa pun tertawa, Bagaimana mungkin hewan
kecil sepertimu bisa menolongku? Kemudian, singa memberi ampunan pada tikus
dan melepaskannya. “Aku akan melepaskanmu, tapi kau jangan pernah
berkeliaran lagi di sekitar sini!” seru singa, lalu mengaum. Tikus berterima kasih
kepada singa yang telah melepaskannya. Beberapa hari kemudian, singa pun
berjalan-jalan di pinggiran hutan. Di pinggir hutan tersebut banyak jebakan yang
dipasang oleh pemburu. Akhirnya jebakan tersebut mengenai singa. Singa terperangkap dalam jebakan pemburu. Jebakan pemburu terbuat dari tali yang
kuat. Singa meronta-ronta untuk melepaskan dirinya. Akan tetapi tidak berhasil.
Lalu Singa mengaum dengan keras., sehingga auman singa terdengar oleh tikus.
Tikus bergegas berlari ke tempat auman singa. Rupanya auman itu benar-benar
auman singa. Dan tikus melompat kepada jebakan yang memerangkap singa. Dan
tikuspun berusaha keras dan tekun unutuk memutuskan tali yang terbuat dari.
Akhirnya dengan bersusah payah dan tekun, tikus pun bisa memutuskan
perangkat yang dipasang oleh pemburu. Dan singapun berterimakasih kepada
tikus. Dan singa menjadi teman selama-lamanya.
Sampel 16
Pada suatu hari, ada yang tidur di tengah hutan. Di depan singa tersebut lalulah
seekor tikus yang sedang berhenti. Dan singa menangkap tikus dengan kakinya
yang besar. “berani-beraninya kau mengganggu tidurku hai tikus. Singa pun
berkata dnegan galak. Maafkan aku tuan singa aku tidak bermaksud mengganggukan tidurmu. Tikuspun (?????>tidakjelas) Singa pun berkata, aku kan
memakanmu hai tikus yang kecil. (??????) jika kau memakanku kau tidak akan
kenyang. Jika kau melepaskanku aku kan menolongmu. Singapun tertawa. (?????)
Terima kasih singa, Kau telah melepaskan aku, aku kan membalas kebaikanmu.
Tak lama kemudian, singa berjalan di tepi hutan. Tak ia sadari ada jebakan yang
sengaja dipasang oleh pemburu. Hewan ganas tersebut tertangkap, terjerat di tali
tersebut. Ia ia meronta-ronta, tapi tak berhasil. Ia mengaum sangat keras dan
melampiaskan kekesalannya. Bathin tikus berkata, itu suara singa, tikus
mendengar auman sangat keras. Ia melihat singa yang sedang terperangkap. Tikus
langsung melompat ke jala tersebut. Dan dia berusaha melepaskan singa dari
jeratan tali tersebut. Beberapa tali telah terputus. Sehingga singapun berhasil terlepas dari perangkap tersebut. Singa berterimakasih kepada tikus. Tidak
menyangka bahwa kau hewan yang sangat kecil ini bisa membantuku yang
terperangkap. Setelah peristiwa tersebut singa dan tikus bersahabat.
Sampel 17
Suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar.
“berani-beraninya kau mengganggu tidurku (diulang-ulang), mengapa kau
(diulang dua kali oleh siswa) berjalan di depan wajahku sehingga membuat aku
terbangun? Kau akan menerima akibatnya!” seru singa galak. Maa maafkan aku
singa, aku tidak bermaksud untuk mengganggukan tidurmu, lepaskan aku, aku
185
mohon! ...”Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! ujarsinga masih sangat kesal. “Aku mohon singa!” kata tikus ketakutan, “kalau engkau melepaskanku, aku
berjanji akan menolongmu jika kau membutuhkanku”. Sontak singa tertawa.
“menolongku? Bagaimana hewan kecil sepertimu bisa menolongku? Lucu sekali,
hahahahah....” Aku mohon singa. “Baiklah, aku akan melepaskanmu, tapi kau
jangan berkeliaran lagi di sekitar sini!” “Terima kasih, Tuan singa yang baik.
Suatu saat aku akan menolongmu” kata tikus dan pergi meninggalkan singa
seekor
Suatu hari singa pergi berjalan-jalan di pinggiran hutan. Ia tidak tahu bahwa ada
beberapa jebakan yang sengaja dipasang oleh para pemburu. benar saja, sebuah perangkap mengenai singa. Ia terkurung, terikat dan tergantung oleh jala yang
terbuat dari tali nan kuat. Singa meronta-ronta, tapi tidak berhasil melepaskan diri.
Ia pun mengaum keras sekali, menumpahkan kekesalan dan kemarahannya.
Kemudian tikus mendengar, dan tikus berkata (oo) “Sepertinya itu tadi suara
auman singa,” batin tikus yang kebetulan sedang berada tidak jauh dari tempat
terjebaknya singa. “Jangan-jangan ia sedang berada dalam kesulitan. Aku harus
menolongnya!” Tikus berlari dengan cepat ke arah suara auman singa. Di sana ia
mendapati singa sedang terkurung. “Tenanglah, Tuan Singa! Aku akan segera
menolongmu!” Tikus melompat ke jala dan menggigit tali tersebut. Tali itu besar
dan kuat sehingga tikus harus berusaha keras untuk memutusnya, akhirnya jala
tali yang mengurung singa putus di beberapa bagian sehingga singa bisa melepaskan diri. Dengan begitu, selamatlah ia dari ancaman para pemburu.
“Terima kasih, Tikus. Kau benar-benar telah menolongku,” ujar singa, tulus.
Tikus merasa senang karena berhasil menepati janjinya untuk membalas kebaikan
singa dengan cara menolongnya. Dan akhirnya, singa itu terbebaskan. Dan
kemudia ia menjadi berteman. Berbuat kebaikan, akan dibalas dengan kebaikan
juga di lain waktu.
Sampel 18
Suatu hari, singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. “berani-
beraninya kau mengganggu tidurku, istirahatku, sehingga membuat aku
terbangun? Kau akan merasakan akibatnya!” seru singa galak. Maaafkan aku
Tuan singa aku tidak bermaksud menggaggu istirahatmu. Aku mohon lepaskan
aku, jika kau melepakanku, aku akan membalaskan kebaikanmu dengan cara
menolongmu apabila kau membutuhkan. “menolongku? hahahahah.... Lucu
sekali, hewan kecil sepertimu menolong kau, baiklah kau kan melepaskanmu, lagipula memakanmu tidak membuat kau kenyang”. Terimakasih tuan singa, lain
kali kau akan membalas kebaikanmu.
Tak lama setelah itu, singa berjalan-jalan di tepi hutan. Di tepi hutan tersebut,
pemburu meamsang jebakan. singa tidak mengetahuinya. Lalu singa terperangkap
dan mengaum sekerasnya. Dan kebetulan tikus tidak berada jauh di dekat singa
berada, lalu tikus berlarian dari tempat itu berada. Dan tikus menggerogoti dengan
giginya tali yang mengikat singa. Dengan begitu selamatlah singa. Singa
berterimakasih kepada sang tikus. Dan dari hari itu singa dan tikus bersahabat.
186
Sampel 19
Suatu hari, singa menangkap seekor tikus dengan kakinya yang besar. Singa
berkata “mengapa kau lewat di depanku padahal aku sedang tidur, kau
membuatku terganggu!” seru yang singa yang galak. Kemudian tikus memohon kepada singa untuk melepaskannya. Akan tetapi singa tidak mau. Aku mohon
singa tolong lepaskan aku tuan singa, jika engkau melepaskanku, aku akan
menolongmu” ujar tikus yang ketakutan. Sontak singa tertawa mendengar ucapan
tikus. “menolongku? Bagaimana mungkin hewan kecil sepertimu bisa
menolongku? Ujar sang singa yang tertawa. Kemudian singa melepaskan tikus.
Dan tikus sangat berterimakasih kepada sang singa.
Setelah beberapa hari, singa berjalan-jalan di tepi hutan. Singa tidak mengetahui
bahwa ada banyak perangkat yang disediakan oleh pemburu di tepi hutan tersebut.
Benar saja, singa terperangkat oleh salah satu perangkat yang dipasang oleh
pemburu. Singa yang terperangkat tersebut berusaha melepaskan diri, akan tetapi ia tidak bisa melepaskannya. Kemudian singa mengaum dengan kerasnya.
Tikus yang berada di sekitar area tersebut segera menuju ke tempat asal suara itu
berada. Kemudian tikus menolong singa dengan susah payah, ia menggigiti tali-
tali yang mengikat singa hingga terputus. Setelah beberapa lama, singa
terbebaskan. “Terima kasih, Tikus. Kau benar-benar menolongku, tidak terbayang
olehku kau bisa menolongku saat ini” ujar singa yang tulus. Kemudian singa yang
akan memakan tikus pada waktu itu, menjadi baik kepada tikus. Singa dan tikus
berteman selamanya.
Sampel 20
Singa dan Tikus Pada suatu hari, seekor singa menangkap seekor tikus dengan kakinya. Singapun
berkata “hai tikus kenapa kau mengganggu tidurku, apa kau sudah bosan mati?
Apakah kau sudah bosan hidup?” singa pun menangkap tikus. Kemudian tikus
pun memohon-mohon “oh, aku mohon singa, tolong lepaskan aku, bila kau butuh
bantuanku aku pasti akan menolongmu dan aku mohon tolong lepaskan aku”
Kemudian singa tertawa “hahaha.. apa mungkin makhluk sekecilmu bisa
membantuku dalam kesulitan? “Baiklah, aku akan melepaskanmu”. Singa pun
melepaskan tikus.
Beberapa hari kemudian, singa berjalan-jalan di tepi hutan. Dan tidak disengaja ternyata di sana banyak sekali jebakan-jebakkan yang dipasang pemburu.
Kemudian, tiba-tiba singapun terjerat oleh salah satu jebakan pemburu. Dan
kemudian singapun mengaum sekeras-kerasnya. Dan tiba-tiba tikuspun
mendengar auman itu. Ia berkata “ini adalah auman singa” dalam batinnya.
Kemudian, tikus mencari dimana sumber suara itu. Dan akhirnya tikus
menemukan singa. Kemudian, tikuspun berkata “wahai singa, aku akan
membantumu sesuai janjiku dulu”. Kemudian, ia membantu singa dan
membebaskan singa dengan menggigit tali itu dengan giginya. Kemudian, singa
terlepas dari dari jeratan itu. Dan singa yang dulu menangkap tikus berteman dan
bersahabat dengan tikus.
187
Sampel 21
Singa dan Tikus Suatu hari, di tengah-tengah hutan ada seekor singa yang sedang tidur dan di
wajah singa pun berjalan seekor tikus. Singa itu berkata kepada tikus, “berani-
beraninya kau mengganggu tidurku dan tikus memohon kepada singa agar singa
tidak memakannya dan melepaskannya. Setelah itu ,tikuspun dilepaskan.
Suatu hari, singa terperangkat di jeratan seorang pemburu. Singa mengaum
dengan keras dan didengar oleh tikus. Tikus mengejar suara auman tersebut dan
tikuspun menolong singa dengan cara menggigit tali-tali yang menjerat singa. Dan
setelah itu singa bertkata kepada tikus, terima kasih tikus, kau adalah tikus yang
akan kubunuh dahulu. Dan akhirnya singa dan tikus berteman.
Sampel 22
Suatu hari, singa mau menangkap seekor tikus dengan kakinya besar. “berani-
beraninya kau mengganggu tidurku, kau akan menerima akibatnya!” Maafkan aku
singa, aku tidak akan mengulanginya lagi, jangan bunuh aku, lepaskan aku”. ”Tidak! Aku tidak akan melepaskan kamu! Jika kamu akan melepaskanku, dilain
waktu kau kan membantumu. Beberapa hari kemudian, singa berjalan di tepi
hutan. Ia tidak tahu bahwa banyak perangkat yang dibuat oleh pemburu. Tiba-tiba
singa terperangkat oleh perangkat tersebut. Ia mengaum dengan keras. Tikus
mendengarnya, ia juga tidak jauh dari tempat singa itu tersebut. Ia mencari singa,
dan ia melihat singa sedang terjerat oleh tali yang kuat. Dan tikus melompat ke
tali tersebut, dan menggigit tali tersebut satu persatu. Dan singa terlepas. Dan
singa memaafkan perbuatan tikus. Dan tikus dan singa berteman baik.
188
Lampiran 29
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
Lampiran 30
201
Lampiran 31
Dokumentasi Proses Pembelajaran
p
Siswa menceritakan kembali isi fabel “Gajah yang Baik Hati”
di kelas kontrol
202
Siswa mengurutkan gambar fabel “Tikus dan Singa”di kelas
eksperimen
Siswa berlatih menceritakan kembali isi fabel “Tikus dan
Singa”
Siswa menceritakan kembali isi fabel “Tikus dan Singa”
203
204
205
206
207
top related