Transcript
DIFERENSIASI
ORGAN REPRODUKSI
Organ reproduksi terdiri atas gonad, saluran
reproduksi dan kelenjar asesori • Gonad : testis, ovarium
– Gonochoristic : individu hanya memiliki satu tipe gonad
– Hermaphrodite:
• Synchronous : Jaringan testiskuler dan ovarian berfungsi secara bersamaan
• Protandrous : jaringan testikuler berfungsi terlebih dahulu
• Protoginous : jaringan ovarian berfungsi terlebih dahulu
• Saluran reproduksi
– Jantan : vasa eferensia, epidymis, vasa deferensia, uretra, vesicula seminalis, duktus ejakulatorius
– Betina : tuba fallopi (oviduk), uterus, servix, vagina
• Kelenjar asesori: prostat, cowpery, bulbouretral
Penentuan jenis kelamin
• Jenis kelamin primer
– Genotip
• Jantan heterozigot: XY jantan, XX betina
• jantan homozigot: ZZ jantan, ZW betina
• Rasio seks kromosom dan autosome
– Lingkungan
• Temperatur
• Posisi
• Jenis kelamin sekunder
– hormonal
Penentuan jenis kelamin
• SRy: penentu diferensiasi gonad indiferent ke arah testis
• SOX9: gen pada autosome yang mengarahkan perkembangan testis
• SF1: bersama dengan Sox9 mengamplifikasi transkripsi AMH
• DAX1:
• Wnt4: dianggap sebagai penentu diferensiasi ovarium
Keterlibatan kromosom X dan Y pada
diferensiasi gonad
Pengaruh lingkungan terhadap penentuan
jenis kelamin
• Posisi
Pengaruh lingkungan terhadap penentuan
jenis kelamin
Lingkungan: temperatur
– Aligator mississippiensis:
temperatur 30°C semuanya
betina; 33°C semuanya
jantan
– Macroclemys temminckii:
<22° atau >28° C betina, di
antaranya jantan
– Trachemys scripta: >30°C
semua betina, 25°-28°C
semua jantan, 28,5°C
menghasilkan 50%
jantan/betina
Pembentukan gonad
• Gonad primordia terbentuk pada daerah medioventral mesonephros bersifat indiferent
• Gonad primordia tersusun atas dua komponen utama
– Jaringan somatis (mesenkim): epitelium germinal coelom dan jaringan mesonephric
– Sel germinalis primordia
• Sel germinalis primordia dibentuk/ dialokasikan di luar gonad primordia
Alokasi sel germinalis primordia (SGP)
• Ada dua mekanisme alokasi SGP
– Maternal determinant (germ plasm) penentu SGP ditentukan sejak awal /segera setelah fertilisasi
– Induksi SGP dialokasikan setelah adanya induksi (contoh BMP4=bone morphogenetic 4)
• Setelah dialokasikan, SGP migrasi menuju gonad primordia
• Di dalam gonad primordia SGP germ cells berdiferensiasi menurut genotip dan/atau induksi di dalam gonad primordia
Alokasi SGP pada mencit
Migrasi SGP
pada manusia
Diferensiasi gonad
Diferensiasi Sifat Kelamin Sekunder
Diferensiasi organ kelamin sekunder
• Jantan
– Regresi duktus Muller (dibawah pengaruh AMH)
– Diferensiasi duktus Wolffian menjadi epididymis, vas deferens (di bawah pengaruh androgen)
– Diferensiasi organ genetalia eksternal dan karakter kelamin sekunder (di bawah pengaruh androgen)
• Betina
– Regresi duktus Wolffian
– Duferensiasi duktus Muller menjadi oviduct, uterus dan bagian anterior vagina (dibawah pengaruh estrogen)
– Diferensiasi karakter kelamin sekunder (dibawah pengaruh estrogen)
Penentuan Jenis Kelamin pada lalat
Drosophila
• Drosophila memiliki kromosom X dan
kromosom Y, tetapi kromosom Y tidak
menentukan jenis kelamin
• Penentuan jenis kelamin ditentukan oleh
jumlah kromosom X rasio antara
kromosom kelamin dan autosom
• Kromosom Y diperlukan pada proses
spermatogenesis
Tabel 17.1 Rasio kromosom x pada autosom pada fenotip seksual
berbeda
lalat Drosophila melanogaster
X Chromosomes Autosome
sets
(A) X :A
ratio Sex
3 2 1.50 Metafemale
4 3 1.33 Metafemale
4 4 1.00
Normal
female
3 3 1.00
Normal
female
2 2 1.00
Normal
female
2 3 0.66 Intersex
1 2 0.50 Normal Male
1 3 0.33 Metamale
Source : After Strickberger 1968
Mosaik pada insekta
top related