YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Project Buku Saku

BAB I

MENGENAL SISTEM PENCERNAAN

A. Defenisi

Sistem pencernaan berhubungan dengan penerimaan 

makanan dan mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh.

Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut: mulut, 

faring (tekak), esofagus (kerongkongan), ventrikulus

(lambung), usus halus dan usus besar (Pearce, 2010: 212).

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan

(alimentar), yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari

mulut sampai anus, dan organ-organ aksesorius, seperti gigi,

lidah, kelenjer saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.

Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma

disebut saluran gastrointestinal (GI) (Sloane, 2003: 281).

B. Fungsi Sistem Pencernaan

Fungsi utama sistem ini adalah untuk menyediakan

makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna

sehingga siap diabsorbsi. Pencernaan berlangsung secara

mekanik dan kimia, dan meliputi proses-prose berikut (Sloane,

2003: 281):

1. Ingesti adalah masuknya makanan makanan ke dalam

mulut.

Page 2: Project Buku Saku

2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan

secara mekanik oleh

gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebel

um ditelan (menelan).

3. Peristaltis adalah gelombang kontraksi otot polos

involunter yang menggerakkan makanan tertelan

melalui saluran pencernaan.

4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul

besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat

berlangsung.

5. Absorbsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan

dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah

dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.

6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa

yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses

dari saluran pencernaan.

C. Gambaran Garis Besar Saluran Pencernaan

Struktur umum disepanjang dinding saluran GI hampir

sama, walaupun terdapat modifikasi sesuai fungsinya.

1. Dinding saluran tersusun dari dari 4 lapisan jaringan dasar

dari lumen (rongga senral) ke arah luar. Komponen lapisan

pada setiap regia bervariasi sesuai fungsi regia.

a. Mukosa (membran mukosa) terdiri dari 3 lapisan:

Page 3: Project Buku Saku

(1) Epitelium yang melapisi berfungsi untuk

perlindungan, sekresi, dan absorbsi. Di bagian

ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersususun

dari epitelium skuamosa bertingkat tidak

terkeranisasi untuk perlindungan. Lapisan ini

terdiri dari epitelium kolumnar simpel dengan sel

goblet di area tersebut yang dikhususkan untuk

sekresi dan absorbsi.

(2) Lamina propia adalah jaringan ikat areolar

yang menopang epitelium. Lamina

mengandung pembuluh darah, limfatik, nodulus

limfe, dan beberapa jenis kelenjer.

(3) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular

dalam yang tipis dan lapisan otot polos

longitudinal luar.

b. Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang

mengandung pembuluh darah, pembuluh limfatik,

beberapa kelenjer submukosal dan pleksus serabut

syaraf, serta sel-sel ganglion yang disebut pleksus

meissner (pleksus submukosal). Submukosa mengikat

mukosa ke muskularis eksterna.

c. Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu

lapisan sirkular dalam dan satu lapisan longitudinal

luar. Kontraksi lapisan sirkular mengontraksi lumen

Page 4: Project Buku Saku

saluran dan kontraksi lapisan longitudinal

memperpendek dan memperlebar lumen saluran.

Kontraksi ini mengakibatkan gelombang peristaltis

yang menggerakkan isi saluran ke arah depan.

(1) Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di

mulut, faring, dan esofagus atas, serta otot polos

pada saluran selanjutnya.

(2) Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri

dari serabut saraf dan sel ganglion parasimpatis,

terletak diantara lapisan otot sirkular dalam dan

longitudinal luar.

d. Serosa adventisia, lapisan kekempat dan paling luar

juga disebut peritoneum viseral. Lapisan ini terdiri

dari membran serosa jaringan ikat renggang yang

dilapisi epitelium skuamosa simpel. Di bawah area

diafragma dan dalam lokasi tempat epitelium

skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu

dengan jaringan ikat disekitarnya area tersebut

disebut sebagai adventisia.

2. Peritoneum, mesenterium, dan omentum

abdominopelvis adalah membran serosa terlebar dalam

tubuh.

a. Peritoneum parietal melapisi rongga

abdominopelvis.

Page 5: Project Buku Saku

b. Peritoneum viseral membungkus organ dan terhubun

gkan ke peritoneum parietal oleh berbagai lipatan.

c. Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara

viseral dan peritoneum parietal.

d. Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan

peritoneal berlapis ganda yang merefleks balik dari

peritoneum ciseral. Lipatan ini berfungsi untuk

mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan

melabuhkannya ke dinding abdominal belakang.

Pembuluh darah, limfatik, dan saraf terletak dalam

lipatan peritoneal.

(1) Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran

besar yang melekat pada duodenum, lambung,

dan usus besar. Lipatan ini tergantung seperti

celemek di atas usus.

(2) Omentum kecil menopang lambung dan

duodenum sehingga terpisah dari hati.

(3) Mesokolon melekatkan kolon ke dinding

abdominal belakang.

(4) Ligamen falsiformis melekatkan hati ke dinding

abdominal depan dan diafragma.

e. Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi

hanya tertutup olehnya disebut retroperitoneal (di

belakang peritoneum). Yang termasuk

Page 6: Project Buku Saku

retroperitoneal antara lain: pankreas, duodenum,

ginjal, rektum, kandung kemih, dan beberapa organ

reproduksi perempuan.

D. Kendali Saraf pada Saluran Pnecernaan

SSP menginervasi keseluruhan saluran pencernaan,

keculai ujung atas dan ujung bawah yang dikendalikan

secara volunter.

1. Impuls parasimpatis yang dihantarkan dalam saraf

vagus (CN X), mengeluarkan efek stimulasi konstan

pada tonus otot polos yang bertanggung jawab untuk

peningkatan keseluruhan aktivitas. Efek ini meliputi

motilitas dan sekresi cairan pencernaan.

2. Impuls simpatis yang dibawa medulla spinalis dalam

saraf splanknik, menghambat kontraksi otot polos

saluran, mengurangi motalitas dan menghambat sekresi

cairan pencernaan.

3. Pleksus meissner dan aurbach merupakan sisi sinaps

untuk serabut pragangglionik parasimpatis. Pleksus ini

juga berfungsi untuk pengaturan kontraktil lokal dan

aktivitas sekretori saluran.

BAB II

ANATOMI SISTEM PENCERNAAN

Page 7: Project Buku Saku

A. Mulut (Oral)

Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan

saluran pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar

yang sempit, atau vestibula, yaitu ruang diantara gusi serta

gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga

mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maksilaris

dan semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung

dengan awal faring. Atap mulut dibentuk oleh pallatum,

lidah terletak dilantainya dan terikat pada tulang hioid. Di

garis tengah sebuah lipatan membran mukosa (frenulum

linguas) menyambung lidah dengan lantai mulut. Di kedua

sisi terletak papila sublingualis, yang memuat lubang

kelenjer ludah submandibularis. Sedikit eksternal dari

papila ini terletak lipatan sublingualis, tempat lubang-

lubang halus kelenjer ludah sublingualis bermuara (Pearce,

2010: 214).

Di dalam mulut terdapat alat-alat 

pencernaan seperti (Syuaib, 2015: 94):

1. Gigi (Dentes)

Gigi merupakan alat pencernaan yang tersusun

atas jaringan tulang yang sangat kuat dan tertanam pada

gusi (ginggiva) dari tulang rahang atas dan bawah.

Mulut dengan adanya gigi berfungsi untuk mengunyah

makanan secara mekanis sehingga menjadi butiran-

Page 8: Project Buku Saku

butiran makanan yang lebih kecil, sehingga

memudahkan bekerjanya enzimpencernaan.

Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi dapat dibedakan

menjadi:

a. Gigi seri atau incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk

menggigit dan memotong.

b. Gigi taring atau caninus (C) yang memiliki fungsi

untuk menyobek.

c. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham

kecil atau premolar (P) dan gigi geraham besar atau

molar (M) yang memiliki fungsi mengunyah dan

melumatkan makanan.

2. Lidah

Lidah (lingua) tersusun atas kumpulan serabut

otot lurik, yang diselaputi oleh selaput lendir dengan

struktur berbeda-beda tergantung tempatnya. Pada

permukaan lidah terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang

disebut papila lidah. Beberapa bentuk papila lidah

yaitu:

a. Filiformis merupakan penonjolan berbentuk seperti

konus, sangat banyak dan terdapat pada seluruh

permukaan lidah. Pada epitel papila jenis ini tidak

mengandung puting kecap (perasa).

Page 9: Project Buku Saku

b. Fungiformis merupakan penonjolan dengan tangkai

kecil dan permukaan yang melebar berbentuk seperti

jamur. Papila ini mengandung indera perasa peda

permukaan samping atas dan terdapat si sela-sela

antara papila filiformis.

c. Foliatum merupakan penonjolan yang sangat padat

sepanjang pinggir samping belakang lidah. Papila ini

mengandung puting perasa.

d. Sirkum valatum merupakan papila yang sangat besar

dengan permukaan menutupi papila lainnya. Pada

bagian belakang lidah. Banyak kelenjer serosa (von

ebner) dan mukosa yang mengalirnya sekresinya ke

dalam cekungan yang mengelilingi pipilla ini. Puting

kecap banyak disisi papila ini.

3. Palatum

Langit-langit (palatum) terletak pada

dinding atas (atap) rongga mulut. Langit-langit dapat

dibedakan menjadi 2 bagian yaitu langit-langit keras

(palatum durum) yang membatasi rongga mulut

dengan rongga hidung, dan langit-langit lunak

(palatum mole) yang membatasi rongga mulut

dengan faring.

4. Kelenjer ludah

Page 10: Project Buku Saku

Pada rongga mulut terdapat muara dari

kelenjer-kelenjer ludah (glandula saliva) yang

terdapat di sekitar mulut. Kelenjer ludah berdasarkan

letak dan ukurannya dapat dibedakan menjadi 3

pasang, yaitu dari ukuran yang terbesar ke yang

terkecil adalah:

a. Kelenjer parotid yang terletak di depan telingandan

muaranya pada sebelah atas gusi.

b. Kelenjer mandibularis (submaksilaris) yang terletak

di dekat mandibula (rahang bawah)dan muaranya di

bawah lidah.

c. Kelenjer sublingualis yang terletak di dasar mulut

dan muaranya di bawah lidah.

Kelenjer ludah berperan menghasilkan air

ludah. Air ludah tersusun atas cairan encer (serous)

dan lendir. Air ludah mengandung enzim amilase

atau ptyalin. Amilase berperan megubah pati

(amilium) menjadi sakarida sederhana.

Pengaturan pengeluaran air ludah

melibatkan 2 macam saraf yaitu:

a. Saraf parasimpatik merangsang pengeluaran air liur

oleh kelenjer ludah

b. Saraf simpatik menghambat pengeluaran air liur

oleh kelenjer ludah.

Page 11: Project Buku Saku

B. Faring (Tekak)

Faring (pharynx) atau pangkal kerongkongan

merupakan persilangan antara saluran pernapasan dan

pencernaan. Pada manusia faring juga digunakan sebagai

bagian dari alat untuk menimbulkan suara seperti bersuara,

berbunyi, atau bernyanyi (Syuaib, 2015: 96).

Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari

bahan membran berotot (muskulo membranosa) dengan

bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar

tengkorak sampai di ketinggian vertebra servikal keenam,

yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring

bersambung dengan esofagus. Pada ketinggian ini laring

juga bersambung dengan trakea. Panjang faring kira-kira 7

cm dan dibagi atas 3 bagian (Pearce, 2010: 218):

1. Nasofaring, dibelakang hidung. Di dinding pada daerah

ini terdapat lubang saluran eustakhius. Kelenjer-

kelenjer adenoid terdapat pada nasofaring.

2. Faring oralis (orofaring), terletak di belakang mulut.

Kedua tonsil ada dinding lateral daerah faring ini.

3. Faring laringeal (laringofaring), ialah bagian terendah

yang terletak di belakang laring.

Di dalam faring terdapat 7 lubang. 2 dari saluran

eustakhius, 2 bagian posterior lubang hidung (nares) yang

Page 12: Project Buku Saku

berada di belakang rongga hidung, mulut, laring, dan

esofagus (Pearce, 2010: 218).

C. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah sebuah tabung berotot yang

panjangnya 20-25 cm, di atas dimulai dari faring, sampai

pintu masuk kardiak lambung di bawah. Terletak di

belakang trakea dan di depan tulang punggung. Setelah

melalui toraks, menembus diafragma, masuk ke dalam

abdomen, dan menyambung dengan lambung. Esofagus

berdiding 4 lapis. Di sebelah luar terdiri atas lapisan

jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang

terdiri atas 2 lapis serabut otot, yang satu berjalan

longitudinal dan yang lain sirkuler, sebuah lapisan

submukosa, dan di paling dalam terdapat selaput lendir

(mukosa) (Pearce, 2010: 219).

Pada batas antara esofagus dan lambung terdapat

sfingter esofagi (spinchter esophagii) yang berfungsi

mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam

lambung tidak kembali ke esofagus. Makanan ketika

melewati kerongkongan didorong dengan meggunakan

gerakan otot kerongkongan yang disebut gerak peristaltik

(Syuaib, 2015: 96).

D. Lambung

Page 13: Project Buku Saku

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan

yang dapat mekar paling banyak. Terletak terutama di

daerah epigastrik, dan sebagian di sebelah kiri daerah

hipokondria dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian

atas yaitu fundus, batang utama, dan bagian bawah yang

horizontal, yaitu antrum pilori. Lambung berhubungan

dengan esofagus melalui orifisium atau kardia, dan dengan

duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di

bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa menempel

pada sebelah kiri fundus (Pearce, 2010: 223).

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan

yang melebar berbentuk seperti kantung. Lambung

berfungsi untuk menampung, menyampur, dan mencerna

makanan. Makanan setelah melwati kerongkongan masuk

ke dalam lambung selanjutnya akan merangsang pelepasan

hormon gastrin. Hormon gastrin berperan merangsang

sekresi asam lambung (HCl) dan pepsinogen. Pepsinogen

selanjutnya oleh asam lambung diaktifkan menjadi enzim

pepsin. Dengan demikian, makanan selama berada di

lambung akan dicerna secara kimiawi oleh asam lambung

dan enzim pepsin.

Lambung dapat dibedakan menjadi bagian:

1. Kardia, bagian yang berbatasan dengan kerongkongan

2. Fundus, bagian yang berisi gas

Page 14: Project Buku Saku

3. Korpus, merupakan bagian utama yang berisi makanan

setengah cair atau dalam bentuk bubur.

4. Antrum, bagian yang berfungsi untuk menampung

bubur makanan (chyme)

5. Pilorus, bagian yang berbatasan dengan duodenum,

dibatasi oleh otot sfingter pilori (spinchter pilorii).

Lapisan mukosa lambung bukan merupakan suatu

permukaan yang rata, melainkan berlipat-lipat. Pada

mukosa lambung banyak terdapat kelenjer pencernaan.

1. Pada bagian kardia dan pilorus terdapat kelenjer yang

menghasilkan lendir untuk melindungi permukaan

mukosa lambung dari kerja asam lambung.

2. Pada karpus terdapat kelenjer yang tersusun atas:

a. Sel parietal yang berperan menghasilkan HCL

b. Sel peptic yang berperang menghasilkan pepsinogen

c. Sel lendir yang berperan menghasilkan lendir

Cairan lambung mengandung berbagai senyawa

berikut:

1. Lendir

2. Asam lambung (HCL) merupakan cairan bening yang

bersifat asam kuat, kesaman (pH) 1-1,5. Peran asam

lambung (HCl) antara lain:

Page 15: Project Buku Saku

a. Mengaktifkan pepsinogen (proenzim) menjadi

pepsin (enzim aktim) yang berperan memecah

protein menjadi polipeptida sederhana.

b. Mendenaturasi (merusak) protein

c. Membunuh bakteri

d. Memberi keasaman (pH) yang sesuai untuk awal

pencernaan protein

e. Merangsang pengeluaran empedu dan cairan

pankreas.

3. Proenzim pepsinogen (belum aktif).

4. Renin ialah ragi yang membekukan susu dan

membentuk kasein dan kasinogen yang dapat larut.

Kasein ialah protein susu dan setelah dipisahkan dapat

dipengaruhi fermen pepsin.

5. Lipase gastrium, untuk mengubah lemak menjadi asam

lemak dan gliserol.

Dengan demikian, pencernaan pada lambung

sebatas pada protein, sangat sedikit lemak dan karbohidrat.

Di lambung terjadi absorbsi zat-zat tertentu seperti:

alkohol, dan obat-obatan. Makanan setelah melewati

lambung menjadi bentuk bubur (chyme) dan dengan

dorongan otot lambung chyme didorong menuju usus dua

belas jari (duodenum) (Syuaib, 2015: 98).

Page 16: Project Buku Saku

Perangsangan sekresi getah lambung sebagian

diterima dari rangsangan saraf dan sebagian dari

rangsangan kimiawi. Sekresi mulai pada awal orang

makan, bila mencium dan melihat makanan, akan

merangsang sekresi. Hal ini sering disebut “tahap fisik”.

Rasa makanan kemudian merangsang sekresi karena kerja

saraf. Makanan di dalam lambung melepaskan hormon

(perangsang kimiawi) yang disebut gastrin.

Sekresi getah lambung dapat dihalangi sistem saraf

simpatis, seperti yang dapat terjadi pada gangguan emosi,

marah, atau takut. Kita sering bicara tentang orang yang

mual karena takut, dalam hal ini sebenarnya lambung yang

menolak diisi.

Dalam keadaan normal cairan lambung juga

mengandung enzim yang dikenal sebagai faktor pembeku

darah dari Castle. Faktor ini perlu untuk absobsi vitamin

B12 sianokobalamin (unsur hematinik). Tidak adanya faktor

ini menyebabkan anemia pernisiosa.

Struktur lambung terdiri atas 4 lapisan:

1. Lapisan peritoneal luar yang merupakan serosa

2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis

a. Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan

bersambung dengan otot esofagus.

Page 17: Project Buku Saku

b. Serabut sirkuler, yang paling tebal dan terletak di

pilorus serta membentuk otot sfingter, dan berada di

bawah lapisan pertama.

c. Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus

lambung dan berjalan dari orifisium kardiak,

kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura

minor (lengkung kecil).

d. Lapisan submukosa yang terdiri atas areolar berisi

pembuluh darah dan saluran limfe.

e. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam,

tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugae,

yang hilang bilang organ itu mengembang karena

berisi makanan.

Ringkasan tentang fungsi lambung:

a. Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai

penampung untuk jangka waktu pendek.

b. Semua makanan dicairkan dan dicampur dengan

asam hidroklorida. Dan dengan cara ini disiapkan

untuk dicerna oleh usus.

c. Protein diubah menjadi pepton

d. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan

e. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung

f. Faktor antianemia dibentuk

Page 18: Project Buku Saku

g. Chyme yaitu, yaitu isi lambung yang cair, disalurkan

masuk ke duodenum.

Ibnu majah dalam kitabnya meriwayatkan dari AL-

Miqdam bi Madi Karib yang mendengar Rasulullah SAW

bersabda, “perbuatan manusia yang paling jelek dalam

memenuhi perut. Manusia cukup memakan beberapa suap

untuk menguatkan tulangnya. Jika ia mampu

mengendalikan diri, sebaiknya sepertiga untuk makanan,

sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara

(napas).

Hadis juga diriwayatkan oleh Ahmad dari sahabat

yang sama. Dalam hadis tersebut, rasulullah SAW

memberikan berbagai pelajaran. Beliau mengumpamakan

lambung dengan bejana. Memenuhi bejana tersebut dengan

banyak makan merupakan bencana bagi manusia. Oleh

karena itu, beliau menganjurkan mengonsumsi makanan

secukupnya. Lebih jauh, beliau membagi ruang lambung

dengan tiga bagian. Pembagian ruang tersebut yaitu

sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan

sepertiga untuk udara (napas). Pembagian seperti inilah

yang paling tepat untuk kesehatan badan dan jantung,

karena jika lambung dipenuhi makanan maka porsi

minuman tidak ada. Begitu pula jika lambung dipenuhi

minuman, maka porsi udara tidak ada (Syuaib, 2015: 99).

Page 19: Project Buku Saku

E. Usus halus

Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar

dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup. Angka

yang biasa diberikan, enam meter adalah penemuan setelah

mati bila otot kehilangan tonusnya. Usus halus memnjang

dari lambung, sampai katup ileo-kolika, tempat

bersambung dengan usus besar.

Usus halus terletak di daerah umbilikus dan

dikelilingi usus besar. Dibagi dalam beberapa bagian:

1. Duodenum, adalah bagian pertama usus halus yang 25

cm panjangnya, berbentuk seperti kuda, dan kepalanya

mengelilingi kepala pankreas. Saluran empedu dan

saluran pankreas masuk ke dalam duodenum pada suatu

lubang yang disebut ampula hepatopankreatika, atau

ampula vateri, sepuluh sentimeter dari pilorus.

Duodenum merupakan bagian terpendek dari usus halus

(Pearce, 2010: 227).

Pada mukosa duodenum terdapat kelenjer

brunneri yang berperan menghasilkan lendir. Pada

duodenum terdapat muara dari saluran empedu (duktus

biliaris communis) dan saluran pankreas (duktus

pankreatikus) yang menyatu menjadi duktus

hepatopankreatika. Cairan empedu dari kantung

empedu dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan

Page 20: Project Buku Saku

pankreas lewat saluran pankreas (duktus pankreatikus).

Oleh karena itu, dudenum merupakan tempat

pencernaan makanan secara sempurna menjadi partikel-

partikel sari makanan yang siap diserap oleh mukosa

usus. Permukaan duodenum membentuk lipatan-lipatan

yang disebut jonjot usus, diantara lipatan tersebut

terdapat sel-sel kripta lieberkuhn yang berperan

menghasilkan enzim enterokinase. Enterokinase

berperan mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

Sel sekretori mukosa usus halus mensekresikan

cairan yang mengandung enzim pencernaan sebagai

berikut:

a. Disakaridase, berperan menghidrolisis disakarida

menjadi monosakarida. Dibedakan menjadi maltase,

laktase, dan sukrase.

b. Peptidase, berperan menghidrolisis polipeptida dan

dipeptida menjadi asam amino.

c. Lipase usus, berperan menghidrolisis lemak menjadi

asam lemak dan gliserol.

Pada mukosa (dinding dalam) usus halus

banyak dijumpai kelenjer limfa (nodus limfatikus)

untuk pertahanan tubuh yang disebut peyer’s paths.

2. Jejunum

Page 21: Project Buku Saku

Jejunum adalah bagian kedua dari usus halus,

yang terletak diantara usus duodenum dan ileum. Pada

manusia dewasa, panjang bagian jejunum kurang lebih

sekitar 1-2 meter. Permukaan dalam jejunum berupa

membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang

memperluas permukaan dari usus untuk penyerapan

sari-sari makanan.

3. Ileum

Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.

Pada manusia dewasa, panjang bagian usus penyerapan

kurang lebih sekitar 2-4 meter. Ileum memiliki

keasaman (pH) antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)

dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam

empedu. Jejunum dan ileum merupakan tempat absorbsi

zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorbsi) zat-zat

makanan meliputi difusi, osmosis, dan transpor aktif.

a. Monosakarida dan asam amino melalui mekanisme

difusi fasilitasi

b. Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa.

c. Vitamin melalui mekanisme difusi biasa.

d. Air melalui mekanisme difusi dan osmosa.

e. Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi dan

transpor aktif.

F. Usus Besar

Page 22: Project Buku Saku

Usus besar atau colon adalah bagian usus antara

usus halus dan rektum. Fungsi utama usus besar adalah

menyerap air dan mineral tertentu. Colon dapat

dibedakan menjadi bagian colon ascendens,colon

transversum, colon descendens, colon sigmoid, dan

rektum. Usus besar berupa kantung-kantung dengan pita

(taenia). Usus besar merupakan temapt untuk:

a. Penyerapan air dan mineral yang tidak diserap di

usus halus.

b. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri

komensal (secara alami ada dan tidak mengganggu

kesehatan), yaitu eschericia coli.

c. Menghasilkan gas

d. Sintesis vitamin K

Usus buntu atau umbai cacing (apendiks)

adalah organ tambahan pada usus buntu yang lebih

banyak berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena

banyak mengandung nodus limfatikus. Pada orang

dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi

bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.

G. Rektum

Rektum adalah organ terakhir dari usus besar

yang berakhir di dubur. Reltum merupakan kantung

yang berfungsi menampung tinja (faeces). Organ ini

Page 23: Project Buku Saku

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara tinja.

Jika rektum telah penuh dengan tinja, maka

menimbulkan rangsangan yang disebabkan adanya

peregangan pada dinding rektum sehingga timbul

keinginan untuk buang air besar (defekasi). Jika

defekasi tidak terjadi, sering kali material akan

dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air

akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi

untuk periode yang lama maka akan terjadi pergeseran

tinja dan konstipasi.

H. Anus

Anus merupakan sebuah lubang yang

menghubungkan rektum dengan lingkungan luar tubuh

yang terletak di bagian tengah bokong. Pada anus

terdapat otot polos yang berperan sebagai katup

muskuler yang disebut sfingter ani yang berfungsi

mengatur pengeluaran tinja. Terdapat dua otot sfingter

anal (disebelah dalam dan luar). Salah satu dari otot

sfingter merupakan otot polos yang bekerja tanpa

perintah. Tinja dibuang dari tubuh nelelui proses

defekasi atau buang air besar, yang merupakan fungsi

utama anus.

BAB III

KELENJER PENCERNAAN

Page 24: Project Buku Saku

A. Hepar

Hepar merupakan organ yang memiliki beberapa

fungsi sekaligus. Hati (hepar) memproduksi cairan empedu

yang penting dalam pencernaan. Hati memainkan peran

penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi

dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen , sintesis

protein plasma, dan penetralan obat. Hati tersusun atas

kapsula dari jaringan ikat padat, menembus ke dalam hepar

dan membagi hepar ke dalam lobus (kanan dan kiri). Setiap

lobus hati terdiri banyak lobulus. Segitiga (trigonum)

Kiernan merupakan bentukan segitiga yang terdapat diantara

tiga lobi; padanya terdapat arteri interlobaris, vena

interlobaris, duktus biliverus. Duktus biliverus tersusun atas

epitelium kolumnar simplex, membrana basalis, tunika

fibroelastika, pembuluh limfe dan serabut saraf.

Lobulus hati berbentuk heksagonal, dimana sel-sel

parenkim hepar tersusun secara radier (menjari) dengan vena

sentralis terletak di tengah. Sel-sel ini berbentuk poligonal,

sitoplasma granulir dengan tetes-tetes glikogen. Pembuluh

limfe dan serabut saraf, sinusoid diantara sel-sel parenkim,

dibatasi oleh sel-sel endothelium machrophage dan sel

kupfer vena centralis.

Sel-sel hati menghasilkan getah empedu sebagai

hasil dan disekresikan lewat duktus koledokus dan muaranya

Page 25: Project Buku Saku

(sphincter oddi). Getah atau cairan empedu mengandung

pigmen empedu yang selanjutnya dikeluarkan lewat feses

dan urine. Karena dengan mengandung garam empedu dapat

mengemulsifikasikan lemak makanan. Garam empedu

disintesis dari kolesterol dan asam amino. Garam empedu

berfungsi sebagai detergen untuk menurunkan tegangan

permukaan (surfaktan) butir lemak makanan. Pigmen

empedu yaitu bilirubin dan biliverdin berasal dari

hemoglobin. Bilirubin selanjutnya diubah menjadi

urobilinogen yang dikeluarkan melalui feses dan urine. Hati

mensekresikan empedu kurang lebih 200-1000 ml/hari.

Garam empedu terdiri atas air, elektrolit, lendir, geram

empedu, pigmen empedu, lesitin, posfolipid, dan kolesterol.

Zat-zat ini disekresikan dari lobulus hati ke dalam pembuluh

empedu, selanjutnya dialirkan ke dalam duodenum.

Pengaturan sekresi cairan empedu ke dalam duodenum

bermula dari makanan yang mengandung lemak menuju ke

duodenum, selanjutnya merangsang pengeluaran hormon

kolesistokinin. Kolesistokinin selanjutnya merangsang

kantung empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan

empedu.