YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: penelitian pencemaran lingkungan

Uji kualitas Air Parit di Sepanjang Hotel Saphir sampai dengan sub Inlet Sungai

Gajah Wong Yogyakarta

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Air mempunyai peranan peting bagi seluruh kehidupan di dunia. Manusia

memanfaatkan air untuk keperluan air minum, memasak, mandi, mencuci dan dipakai

sebagai pembakit tenaga listrik. Bagi tumbuhan air sangat berperan penting dalam proses

fotosintesa. Seperti pada manusia, hewan dan juga mikro organism memerlukan air untuk

proses metabolisme

Berdasarkan kualitasnya, air dibedakan menjadi dua, yaitu : air bersih dan air

tercemar. Air bersih mempunyai ciri-ciri : tidak berbau, tidak berwarna, tidak berbusa,

Ph netral. Sedangkan air tercemar jika dilihat dari kondisi fisik menunjukkan ciri-ciri :

berwarna, berbusa, dan berbau.

Air berperan penting dalam keseimbangan ekosistem. Namun ketersediaan di

berbagai habitat sangat bervariasi. Organisme air memanfaatkan air sebagai habitat,

misalnya ikan hidup terendam dalam air. Habitat air tersebut sangat dipengaruhi oleh

faktor-faktor eksternalnya. Keseimbangan ekosistem air mengalami permasalahan

apabila tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air di

sekitarnya (Maizer,2007). Kondisi di atas terjadi dapat disebabkan Karena air telah

tercemar oleh limbah air.

Pencemaran merupakan penyimpangan dari keadaan normalnya. Misalnya

pencemaran air sungai dimana suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan

dari keadaan normalnya. Menurut Wardhana,( 1995) menyatakan bahwa keadaan normal

air masih tergantung pada faktor penentu yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber

air. Pencemaran air dapat dijadikan sebagai indikator yang menentukan kualitas air.

Pencemaran air dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : dari bahan organik,

anorganik, zat kimia, dan limbah. Bahan buangan organik biasanya berupa limbah yang

dapat terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga dapat meningkatkan perkembangan

mikroorganisme. Sedangkan bahan buangan anorganik berupa limbah yang tidak dapat

membusuk dan mikroorganisme tidak dapat mendegradasinya. Macam-macam bahan

anorganik bersal dari logam-logam seperti : ion kalsium (Ca), ion magnesium (Mg), ion

Page 2: penelitian pencemaran lingkungan

timbal (Pb), ion arsen (As), dan air raksa (Hg). Apabila logam-logam tersebut mencemari

air, maka akan terakumuasi akibatnya sifat air menjadi sadah dan mengganggu kesehatan

manusia. Bahan buangan yang bersal dari zat kimia dihasilkan dari sabun, bahan

pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit dan zat radioaktif. Dan yang

terakhir adalah limbah, yaitu zat,energi dan atau komponen lain yang dikeluarkan ,

dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industry maupun non-industri (Peraturan Daerah

Tingkat I Bali 1988). Limbah yang dihasilkan dapat menimbulakan gas yang berbau

busuk misalnya H2S dan ammonia (Kadek Diana, 2007).

Dewasa ini air menjadi masalah yang sangat penting, karena keberadaan air bersih

manjadi barang mahal. Air yang dahulu melimpah akan kandungan mineral dan oksigen,

kini telah banyak terjadi kasus pencemaran air. Pencemaran air ini disebabkan oleh ulah

manusia yang kurang memperhatikan lingkungan. Diantara ulah manusia itu adalah

kebiasaan manusia membuang sampah ke sungai, mengalirkan limbah MCK,

pembuangan limbah pabrik dan pembuangan limbah rumah tangga. Selain itu sisa-sisa

pupuk atau pestisida dari derah pertanian, limbah kotoran ternak, hasil kebakaran hutan

dan endapan sisa-sisa gunung berapi meletus juga mengakibatkan terjadinya pencemaran

air ( Lutfi,2009). Pencemaran air ini dapat menurunkan kualitas air yang telah

ditentukan.Kali Gajah Wong merupakan salah satu sungai yang ada di propinsi

Yogyakarta. Jika dilihat dari warna air sungai menunjukkan adanya pencemaran.

Pencemaran air ini diduga berasal dari parit-parit yang mengalir ke sungai, salah satunya

parit sepanjang jalan Solo. Sehingga perlu adanya uji kualitas air yang meliputi fisik,

kimia dan uji mikrobia terhadap kualitas air di parit sepanjang hotel Saphir jalan Solo

sampai sub inlet sungai Gajah Wong Yogyakarta.

B. Batasan masalah

1. Uji kualitas limbah cair di parit sepanjang Hotel Saphir jalan Solo sampai dengan

sub Inlet Sungai Gajah Wong Yogyakarta

2. Uji kualitas air dilakukan pada uji kimia, fisika dan mikrobia.

C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana kualitas air di parit sepanjang Hotel Saphir sampai dengan sub Inlet

Sungai Gajah Wong Yogyakarta, apakah masih pada ambang normal?

2. Apakah ada pengaruhnya kualitas air antara pagi dan siang hari?

Page 3: penelitian pencemaran lingkungan

D. Tujuan penelitian

1. Mengetahui kulitas air di parit sepanjang Hotel Saphir sampai dengan sub Inlet

Sungai Gajah Wong Yogyakarta.

2. Mengetahui perbandingan kualitas air antara pagi dan siang hari

E. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui kualitas air di selokan sungai Gajah Wong

2. Data yang diperoleh dapat menjadi refrensi untuk peneliti beikutnya dalam uji

kualitas air

F. Hipotesa

1. Kualitas air di parit sepanjang Hotel Saphir sampai dengan sub Inlet Sungai Gajah

Wong Yogyakarta di atas ambang normal.

2. Kualitas air di parit sepanjang Hotel Saphir sampai dengan sub Inlet Sungai Gajah

Wong Yogyakarta antara pagi dan siang hari adalah sama.

Page 4: penelitian pencemaran lingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air

Air (H2O) merupakan sebagian unsur kimia yang berada dalam bentuk cecair pada

tekanan biasa dan pada suhu bilik. Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia.

Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

dan minuman untuk ternak. Selain itu, air juga sangat diperlukan dalam kegiatan industri

dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup manusia.

Namun dibalik manfaat-manfaat tersebut, aktivitas manusia di bidang pertanian, industri,

dan kegiatan rumah tangga dapat dan telah terbukti menyebabkan menurunnya kualitas

air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan

suatu kegiatan atau keperluan tertentu (Efendi, 2003).

Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dalam kehidupan sehari–hari dapat

dengan mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan.

Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah

memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena

kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Akan

tetapi  air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering

ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan

penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia (Suripin, 2002).

Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem

penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih

tidak akan berfungsi. Menurut Suyono (1993), macam-macam sumber air yang dapat di

manfaatkan sebagai sumber air minum adalah sebagai berikut:

1. Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam

NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi

syarat untuk diminum.

2. Air Atmosfer

Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu

menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.

Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa

penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat

Page 5: penelitian pencemaran lingkungan

terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga

akan boros terhadap pemakaian sabun.

3. Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,

misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan

lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai

digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna,

mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran

yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum

pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan

oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna

kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada

kedalaman tertentu di tengah-tengah.

4. Air tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh

dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.

5. Mata air

Mata air yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah

dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama

dengan air dalam.

B. Sungai

Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu

lembah atau diantara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih rendah (laut,

danau atau sungai lain). Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan

bagian hilir:

1. Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi sehingga air dapat

mengalir turun.

2. Bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih landai.

3. Bagian hilir sungai terletak di daerah landai dan sudah mendekati muara sungai.

Jenis-jenis sungai dibagi menjadi 5, yaitu sungai hujan, sungai gletser, sungai

campuran, sungai permanen dan sungai periodik.

1.Sungai hujan adalah sungai yang berasal dari hujan.

Page 6: penelitian pencemaran lingkungan

2. Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari gletser atau bongkahan es

yang mencair.

3. Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari hujan dan salju yang

mencair.

4. Sungai permanen adalah sungai yang airnya relatif tetap.

5. Sungai periodik adalah sungai dengan volume air tidak tetap.(Anonim,2010)

C. Kualitas Air

Kualitas air dapat dilihat dari sifat fisika, kimiawi dan biologis. Air yang

mempunyai kualitas baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

1. Persyaratan fisika

a) Air tidak keruh

b) Air tidak berwarna

c) Rasanya tawar

Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik.

Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu  yang larut dalam air,

sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari

dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang

mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.

d) Temperaturnya normal

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan

zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan

menghambat pertumbuhan mikro organisme.

e) Tidak padatan terlarut total (Total Dissolved Solid/ TDS) Air

Baku mutu air Tahun 2001 menetapkan bahwa kadar maksimum TDS yang

diperbolehkan dalam penggunaan air golongan I, II dan III adalah 1000 mg/l,

sedangkan untuk golongan IV sebesar 2000 mg/l.

f) pH (derajat keasaman)

Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara pH 6-7,5. Fluktuasi

nilai pH pada air sungai dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain:

(1) Bahan organik atau limbah organik. Meningkatnya kemasaman dipenga-ruhi oleh bahan

organik yang membebaskan CO2 jika mengalami proses penguraian,

Page 7: penelitian pencemaran lingkungan

(2) Bahan anorganik atau limbah anorganik. Air limbah industri bahan anorganik umumnya

mengandung asam mineral dalam jumlah tinggi sehingga kemasamannya juga tinggi,

(3) Basa dan garam basa dalam air seperti NaOH2 dan Ca(OH)2 dan sebagainya. (iv)

Hujan asam akibat emisi gas. pH air hujan ini dapat mencapai 2 atau 3 berada jauh

dibawah pH air hujan normal yaitu sekitar pH 5,6 (Siradz, 2008)

2. Persyaratan Kimia

a) Besi

Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan

rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat

dari metal.

b) Aluminium

Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri

Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak

aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.

c) Sulfat

Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air

yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan

korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air

bekas.

d) Nitrat dan nitrit

Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat

dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan

dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat

yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat

bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk

methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.

e) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.

penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa

mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme,

Page 8: penelitian pencemaran lingkungan

karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak

(Depkes, 2002).

f) COD (Chemical Oxygen Demand)

COD menunjukkan jumlah oksigen total yang dibutuhkan untuk mengoksi dasi

bahan secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis

(biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis (non-

biodegradable). Sedangkan BOD hanya menunjukkan jumlah oksigen yang

dibutuhkan oleh mikrobia aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi

karbondioksida dan air. Oleh karena itu nilai COD pada umumnya lebih tinggi

daripada nilai BOD. Nilai COD dapat digunakan sebagai ukuran bagi

pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan

melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut

(DO) di dalam air (Nurdijanto, 2000).

g) Oksigen Terlarutkan (Disolved Oksigen /DO)

Oksigen dibutuhkan oleh hampir semua organisme untuk hidupnya. Pada

kehidupan hewan, oksigen merupakan salah satu komponen utama di dalam

proses metabolisme dan proses respirasi, namun kebutuhan akan oksigen pada

setiap hewan bergantung pada jenis, stadia dan aktivitasnya. Oksigen terlarutkan

di dalam air menunjukkan cadangan oksigen dalam air sungai tersebut. Oksigen

dapat merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran makhluk hidup

dalam air. Kadar oksigen terlarut dalam perairan alami biasanya kurang dari 10

mg/l. Oleh karena itu kadar oksigen terlarutkan dapat dijadikan ukuran untuk

menentukan kualitas air. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam perairan

merupakan indikasi kuat adanya pencemaran terutama pencemaran bahan

organik (Siradz, 2008).

h) Persyaratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut.

(1) Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi,

Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.

(2) Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton

colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

Page 9: penelitian pencemaran lingkungan

D. Pencemaran Air

Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Jadi pencemaran air

tanah adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan dari keadaan

normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu

sendiri dan asal sumber air (Wardhana, 1995). Pencemar air dapat menentukan indikator yang

terjadi pada air lingkungan. Pencemar air dikelompokkan sebagai berikut.

1. Bahan buangan organik

Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk

atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan

semakin berkembangnya mikroorganisme dan mikroba patogen pun ikut juga

berkembang biak di mana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.

2. Bahan buangan anorganik

Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat

membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan

anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion

logam di dalam air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan air menjadi bersifat sadah

karena mengandung ion kalsium (Ca) dan ion magnesium (Mg). Selain itu ion-ion

tersebut dapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen (As) dan air raksa (Hg) yang

sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

3. Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemar air yang

berupa sabun, bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit

dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan merupakan racun yang

mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga

manusia (Harmayani dan Konsukartha, 2007).

E. Standar Kualitas Air

Menurut peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990, standar kualitas air di perairan

umum dapat ditinjau secara fisika, kimia, mikrobiologis, dan radioaktivitas. Berdasarkan

beberapa parameter tersebut, air digolongkan menjadi empat yaitu golongan A, B, C, dan D.

(Terlampir)

Golongan A merupakan air yang dapat digunakan sebagai air minum tanpa pengolahan

terlebih dahulu. Golongan B merupakan air yang digunakan sebagai bahan baku air minum

Page 10: penelitian pencemaran lingkungan

melalui suatu pengolahan. Pada golongan C, air digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan. Sedangkan golongan D , air digunakan untuk pertanian dan usaha perkotaan,

industry dan PLTA. (Depkes, 2002)

Banyaknya suatu bakteri seperti E. coli dan coliform dalam air menunjukkan

kualitas air yang dimiliki. Menurut Depkes (2002), semakin banyak jumlah bakteri E. coli dan

coliform, kualitas airnya semakin menurun. (Terlampir)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di laboratoriun ekologi UIN SUKA pada tanggal ……..

B. Bahan

B1. Bahan Sampel

Sampel air yang digunakan pada penelitian ini diambil dari …….. pengambilan sampel

dilakukan pada 3 titik sampling yaitu : ……….

B2. Bahan Kimia

Bahan-bahan kimia yang dipakai pada penelitian ini adalah………(paragraph)

C. Alat

Adapun peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah………

( gak boleh di bagi seperti ini, harus sesuai format karya tulis ilmiah!!!!)

Alat Bahan

1.Erlenmeyer 1. Air sampel

2.Tabung pengukuran CO2 2. MnSO4

3.Gelas beker 3. KOH-KI

4.Termometer g/alcohol 4. Air aquades

5.Secchi disk 5. Na2S2O3

6.pH meter 6. Indikator pp

Tabung reaksi 7. Larurtan NaOH

7.Buret 8. H2 SO4 pekat

8.Tabung Durham 9. Yeast extrack

Page 11: penelitian pencemaran lingkungan

9.Kawat Inokulasi 10. NaCl

10.Mikroskop 11. Pepton atau tripton

11.Spektofotometer 12. Media LTB

12.Inkubator 13. BOP ( Bromcresel purple )

13.Erlenmeyer 14. Alkohol

14.Tabung pengukuran CO2 15. Air sampel

15.Gelas beker 16. MnSO4

16.Termometer g/alcohol 17. KOH-KI

D. CARA KERJA

1. Pengambilan sampel

Sampel diambil dengan cara………………

Yang hari senin, ssehari sebelumnya hujan

2. Pengamatan kualitas air secara kimia

a. Pengukuran DO (Dissolved Oxygen ) dengan metode Micro winker

Ambillah air sampel yang akan di ukur sebanyak 40cc dan masukkan kedalam Erlenmeyer,

kemudian tetesi dengan MnSO4 ( 480 g MnSO4. 4H2O dalam 1 liter akuades ) dan KOH-KI 22

tetes (1 ml) (700 g KOH dan 150 g KI dalam 1 Liter akuades ) masing-masing sebanyak 8

tetes, di goyang perlahan dan akan terbentuk endapan coklat. Masukkan larutan H2SO4 pekat

sebanyak 5 cc lewat dinding Erlenmeyer di goyang berlahan, sehingga endapan coklat akan

hilang dan warna air sempel akan berubah menjadi kuning.

Tambahkan air sampel ke dalam Erlenmeyer , sehingga volume menjadi 50 cc dan

didiamkan selama 10-15 menit. Setelah itu titrasi dengan larutan NA2S2O3 ( 0,025 N ) (titrasi ),

sehingga warna berubah menjadi kuning pucat. Tetesi dengan indikator amilum sebanyak 8

tetes dan warna akan berubah menjadi biru tua. Titrasi kembali dengan larutan NA2S2O3 (titrasi

2 ), sehingga warna biru tepat hilang ( catat volume titran/jumlah skala yang digunakan dalam

titrasi 1 dan 2.

Jalannya reaksi

MnSO4 + 2 KOH Mn (OH )2 + K2SO4 (1a)

Mn (OH )2 + ½ O2 MnO2 + H2O (1b)

MnO2 + KI + 2 H2O Mn (OH)2 + I2 + 2KOH (2)

Page 12: penelitian pencemaran lingkungan

Ph rendah

I2 + 2S2O32 S4O6

- + 2I- (3)

Oksigen dalam sempel akan mengoksidasi MnSO4 yang ditambahkan kedalam larutan dalm

keadaan alkalis, sehingga teerjadi endapan MnO2 ( reaksi 1). Dengan penambahan asam sulfat

dan kalium iodide maka akan di bebaskan iodine yang ekuivalen dengan oksigen terlarut

( reaksi 2). Iodin yang di bebaskan tersebut dianalisa dengan metode titrasi iodometris, yaitu

dengan larutan standar tiosulfat dengan indikator amilum ( reaksi 3) ( Alaert dan santika 1987)

ini bisa ditulis di pembahasan.

Kadar DO =

Jumlah skala X 0, 04 ppm ( mikroburet 100 skala)

Jumlah skala X 0, 05 ppm ( mikroburet 80 skala)

b. Pengukuran CO2 bebas dengan metode Mocro Winkler

Diambil air empel sebanyak 20 cc dan dimasukkankedalam tabung pengukur CO2.

Ditetesi dengan indicator pp (0,035%) sebanyak 3 tetes, apabila berwarna merah berarti tidak

ada CO2bebas dan pekerjaan dihentikan.

Apabila air sempel tetap (tidak timbul warna merah muda ) dilanjutkan dengan titrasi

dengan larutan NaOH 0,02N, sehingga timbul warna merah muda.Catat warna NaOH yang

digunakan.

Kadar CO2 bebas=

Volume titran x 0,5 ppm (mikroburet 100 skala)

Volume titran x 0,625 ppm (mikroburet 80 skala)

2. Pengukuran Kualitas air secara fisik

1. Pengukuran PH

Diambil air sampel dan dihituang kedalam gelas baker sebatas tanda yang ada di PH-

meter.Masukan PH dan ditekan tombil PH-meter, ditunggu sampai anggka konstan . Jangan

dibalik posisi PH-meter setelah memakai, karena air dapat masuk dan PH-meter dapat rusak.

2. Pengukuran susu air

Pengukuran suhu air dengan menggunakan thermometer Hg/alcohol, dengan cara

membenamkan thermometer kedalam air, pembacaan sekala disaat thermometer masih didalam

air.

Page 13: penelitian pencemaran lingkungan

3. Pengamatan kekeruhan air

Penagamatan kekeruhan air dapat menggunakan secchi disk,dengan cara

menenggelamkan dalam perairan sampai batas tidak terlihat.

3. Pengukuran kualitas air secara mikrobiologi

Cara kerja pengukuran mikrobia

1. Teknik penghitungan kelimpahan bakteri dengan MPN. Pada penelitian ini digunakan

metode 5 tabung dengan tiga kali seri pengenceran (p1,p2, dan p3) dengan masing-

masing pengenceran 5 ulangan.

2. Dengan masing – masing pengenceran(p1: konsentrasi 2 kali), p2: konsentrasi 1 kali,

p3: konsentrasi 0,1.

3. Contoh (sampel air) dimasukkan ke dalam media yang telah disterilisasi. Dibuat

beberapa seri pengenceran yaitu p1,p2, dan p3. Untuk setiap pengenceran digunakan 5

seri tabungyu

4. Untuk pengens

1. Penentuan kualitas koliform dilakukan dengan 15 tabung ( seri 5-5-5 ).

2. Medium yang digunakan adalah BCP (Brom Cresol Purple) masing-masing tabung

berisi 0,5 ml,1ml, dan 1 ml dilengkapi dengan tabung Durcham dalam posisi terbalik.

3. Untuk pengujian yang menggunakan 15 tabung,pada 5 seri tabung pertama diisi 10 ml

sampel air, 5 seri tabung kedua diisi dengan 1 ml sampel air, dan 5 seri tabung ketiga

diisi dengan 0,1 ml sampel air.

4. Semua tabung reaksi kemudian diinkubasi pada inkubator pada suhu 370C. Setelah

masa inkubasi 1-2 x 24 jam diamati terbentuknya gas(gelembung udara pada tabung

Durcham)dan asam (media menjadi keruh).

5. Jika terdapat gelembung udara, keruh, dan warna kuning pada tabung durham maka

menunjukkan adanya bakteri E.coli.

6. Analisis dilakukan dengan metode MPN (Most Probable Number).

Page 14: penelitian pencemaran lingkungan

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

1. Tabel hasil pengujian

Pengujian Percobaan ke- Rata-rata1 2 3

kimia DO (ppm) 24 43,5 10,9 26,13CO2 (ppm) 6,68 4,75 1,136 4,18

mikrobia E.Coli >1600 >1600 >1600 >1600fisika pH 8 8 7 7,6

kekeruhan +++ ++ +bau +++ ++ +

2. Grafik 1

Page 15: penelitian pencemaran lingkungan

3. Grafik

B. Pembahasan

Uji kualitas air pada praktikum pencemaran lingkungan ini dilakukan secara fisik,

kimia, biologi. Uraian pengukuran dan hasil pembahasan masing-masing adalah sebagai

berikut :

a. Pengujian Fisik

1. pH

Pengukuran pH yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda.

Pada hari pertama hasil pengukuran pH adalah 8, pH pada hari kedua yaitu 8,

sedangkan pH pada hari ketiga adalah 7. Secara teoritis pH normal berkisar 6 -

7,5. Pada hari pertama dan kedua menunjukkan bahwa pH air sampel yang

diambil adalah bersifat basa. Sedangkan pH sampel pada hari kedua adalah

bersifat netral atau normal.

2. Kekeruhan

Pada hari pertama menunjukkan bahwa tabung reaksi sangat keruh.

Tabung reaksi yang sangat keruh dipengaruhi oleh adanya bakteri E.Coli.

pertumbuhan E.coli sangat banyak karena mampu beradaptasi dan fase

eksponensialnya lebih tinggi sehingga aktifitasnya lebih tinggi. Hal inilah yang

menyebabkan warna sampel pada tabung reaksi terlihat sangat keruh. Faktor lain

adalah aktifitas di hotel Saphir lebih banyak pada hari sebelumnya yaitu hari

Page 16: penelitian pencemaran lingkungan

Minggu. Aktifitas seperti MCK (Mandi Cuci Kakus) menyebabkan jumlah

E.Coli meningkat.

Tabung reaksi pada hari kedua menunjukkan warna yang keruh. E.Coli

pada tabung reaksi tidak sebanyak pada hari pertama karena E.Coli kurang

mampu beradaptasi dan fase eksponensial kurang tinggi sehingga aktifitasnya

tidak setinggi pada hari pertama Hal ini menyebabkan warna sampel terlihat

keruh. Aktifitas di hotel Saphir pada hari kedua tidak sebanyak pada hari

pertama ini menyebabkan jumlah E.Coli tidak sebanyak pada pada hari pertama

sehingga warna sampel terlihat tidak keruh seperti hari pertama.

Sedangkan pada hari ketiga tabung reaksi yang diamati menunjukkan

warna agak keruh. Tetapi tingkat kekeruhannya lebih sedikit dari pada hari

kedua. Tingkat kemampuan adaptasi E.Coli pada hari ketiga lebih sedikit dari

pada hari kedua, sehingga tingkat fase eksponensial pada hari ketiga tidak

setinggi pada hari kedua.

3. Bau

Bau yang ditimbulkan dari air limbah tersebut yaitu, pada hari pertama

menunjukkan air limbah yang sangat bau, pada hari kedua dan ketiga bau yang

ditimbulkan adalah bau. Air yang bau menunjukkan bahwa air tersebut tercemar.

Hari pertama lebih bau dari pada hari kedua dan ketiga. Hal ini menunjukkan

bahwa air pada hari pertama lebih tercemar dari pada hari kedua dan ketiga. Ini

disebabkan karena aktifitas pengunjung pada hari sebelum hari pertama lebih

banyak dari pada hari kedua dan ketiga yang menyebabkan terjadinya akumulasi

limbah pada selokan di lokasi pengambilan sampel.

b. Pengujian mikorobioogi

Uji kualitas air secara mikrobiologi dilakukan dengan menguji adanya

bakteri E. coli. E. coli merupakan bakteri coliform fecal yang berasal dari

manusia. Bakteri E. coli merupakan bakteri yang dapat dijadikan sebagai

indicator adanya pencemaran. Keberadaan E. coli juga merupakan indicator

adanya bakteri pathogen lainnya. Peningkatan jumlah E. coli menyebabkan

penurunan kualitas air. E. coli yang tercemar dalam air dapat menyebabkan sakit

perut dan beberapa gangguan kesehatan lainnya. Seperti yang disebutkan oleh

Zein (2004) bahwa bakteri E. coli bersifat enterophatogenic yang melekat pada

Page 17: penelitian pencemaran lingkungan

epitel usus sehingga menyebabkan kerusakan membrane mikrovili yang

mengganggu permukaan absorpsi dan aktivitas disakaridae.

Untuk menguji jumlah bakteri E. coli, diambil sampel yang kemudian

diinokulasikan dalam medium LB (Luria Broth). Medium LB (Luria-Bertani)

biasa digunakan dalam mengkulturkan bakteri E. coli. Medium LB menyediakan

asam amino tryptofan, vitamin dan beberapa metabolit lainnya yang disintesis

oleh bakteri E. coli. Dalam percobaan ini, medium dibuat dalam tiga jenis

pengenceran sebagai perbandingan. Masing-masing pengenceran berjumlah lima

tabung reaksi berisi tabung durham yang pasang terbalik. Tabung durham

berfungsi untuk menangkap gas CO2 yang merupakan sisa metabolit bakteri.

Dengan demikian adanya bakteri E. coli dalam tabung ditandai dengan adanya

gelembung pada tabung durham. Selain itu indicator adanya E. coli juga ditandai

dengan adanya kekeruhan medium.

Untuk mengetahui jumlah E. coli digunakan system 5-5-5 yaitu 5 tabung

untuk 10 ml, 5 tabung untuk 1 ml, dan 5 tabung untuk 0,1 ml. Apabila dari 15

tabung positif adanya E. coli, maka jumlah E. coli adalah >1600. Hasil inkubasi

pada hari pertama hingga hari ketiga diperoleh >1600 bakteri. Pada hari pertama

menunjukkan adanya E. coli pada seluruh tabung yang ditunjukkan dengan

adanya gelembung pada tabung dan kekeruhan medium. Hari kedua dan ketiga

tidak semua tabung menghasilkan gelembung pada tabung durham namun

seluruh medium pada tabung tampak keruh. Hal tersebut dapat diduga karena

beberapa bakteri belum melakukan metabolit secara sempurna yang

menghasilkan gelembung.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, penggunaan untuk air minum

mensyaratkan dalam 100 ml air terkadnung 0 coliform. Dengan demikian,

berdasarkan data tersebut, air sungai selokan telah tercemar oleh bakteri E. coli

yang mengandung lebih dari 1600 bakteri sehingga dapat menyebabkan adanya

bakteri pathogen lainnya yang dapat masuk ke dalam air tercemar tersebut.

c. Uji kimia

Pengujian kimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui kualitas air,

apakah air tersebut masih pada ambang batas normal atau tidak. Pada pengujian

kualitas air ini menggunakan parameter DO (Dissolved Oxygen/Oksigen

Terlarut) dan parameter CO2 (karbondiosida). Berdasarkan hasil pengujian yang

diperoleh, untuk parameter DO (Oksigen Terlarut) di dapat nilai rata-rata 26,13

Page 18: penelitian pencemaran lingkungan

ppm. Secara teoritis, kadar oksigen terlarut untuk air limbah normal sebesar

10ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kadar oksigen terlarut pada air limbah ini

melebihi ambang batas normal. Sedangkan untuk parameter parameter CO2

(karbondiosida) diperoleh rata-rata 4,18 ppm. Secara teoritis kadar CO2 lebih

tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun. Karbon dioksida

dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton.

Maka dari sini dapat diketahui bahwa jika dipandang dari parameter CO2 untuk

air limbah ini dapat dikatakan tidak bersifat racun.

Kemudian selanjutnya, yang jadi pertanyaan mengapa pada hari kedua

kadar oksigen terlarutnya tertinggi. Oksigen terlarut yang terkandung dalam air

berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen

diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan

hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Pada hari kedua ini,

cuaca agak mendung sehingga organisme dalam air yang membutuhkan cahaya

matahari untuk fotosintesis tidak bisa berlansung dengan maksimal. Hal ini juga

mempengaruhi produksi oksigen terlarut.

Jenis limbah mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air. Limbah

selokan hotel saphir ini sebagian besar merupakan limbah organik. Sebagian

besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan

nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar

oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan

seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari

air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang

merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.

Bab VIKesimpulans

Berdasarkan uji fisik,kimia dan mikrobiologi diatas dapat disimpulkan

bahwa air limbah ini telah tercemar dan secara umum telah diambang batas

normal.

Page 19: penelitian pencemaran lingkungan

Daftar pustaka

Achmad Lutfi. 2009.Sumber Dan Bahan Pencemar Air

Anonim. 2010.Pengertian sungai. http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 8 Mei

2010.

Anonim, 1988. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 16 Tahusn 1988,

Tentang Pengawasan dan Penaggulangan Pencemaran Lingkungan Oleh Limbah,

Denpasar, Bali.

Depkes. 2002. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum/Air Bersih. Jakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan

Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Harmayani, Kadek Diana dan I. G. M. Konsukartha. 2007. “Pencemaran Air Tanah

Akibat Pembuangan Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh’. Jurnal Permukiman

Natah. Denpasar : Universitas Udayana. Vol, 5. NO. 2 Agustus 2007 : 62 – 108

Nahdi, M. S, dan Solikhah J .2007.Biologi Umum.Yogyakarta: Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nurdijanto, 2000. Kimia Lingkungan. Pati: Yayasan peduli Lingkungan

Siradz, Syamsul A., dkk. 2008. “Kualitas Air Sungai Code, Winongo dan Gajahwong,

Daerah Istiewa Yogyakarta”. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 8,. No. 2

(2008) p: 121-125

Sujudi. 1995. Mikrobiologi Kedokteran (Edisi Revisi). Jakarta: Bina Rupa Aksara

Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Offset.

Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas

Wardhana, W.A., 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakrta : Andi Offset

Yogyakarta

Widiyanti, N.L.P.M. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi

Ulang di Kota Singaraja Bali. Bali : P-MIPA IKIP Negeri Singaraja