YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS

(Studi Kasus Tentang Peralihan Fungsi Kedai Kopi Biasa Menjadi Kedai Kopi Pendukung

Salah Satu Kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Tahun 2015-

2020)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

PURNIA NIKA

NIM. 120563201033

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

1

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut

dibawah ini:

Nama : Purnia Nika

NIM : 120563201033

Jurusan/Prodi : Ilmu Administarsi Negara

Alamat : Jl. Pemuda Gg Kencana No.09 Rt 2/Rw Ix Tanjung Ayun Sakti Tpi

Nomor TELP : 085763364636

Email : [email protected]

Judul Naskah : PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS (Studi Kasus Tentang

Peralihan Fungsi Kedai Kopi Biasa Menjadi Kedai Kopi Pendukung Salah

Satu Kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Tahun

2015-2020)

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan

untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 16 Desember 2016

Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Imam Yudhi Prastya, M.Pa Wayu Eko Yudiatmaja, M.Pa

NIDN. 1002078301 NIDN. 0001078704

Page 3: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

2

A B S T R A K

PURNIA NIKA

IMAM YUDHI PRASTYA, MPA

WAYU EKO YUDIATMAJA, MPA

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH, [email protected]

Pada Pilkada Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 kedai kopi yang awalnya kedai kopi

biasa beralih fungsi menjadi kedai kopi pendukung salah satu kandidat calon Gubernur dan wakil

Gubernur. Kedai kopi menjadi tempat yang mudah untuk melakukan pendekatan dengan

masyarakat karena tradisi melayu masyarakat Kepulauan Riau berkumpul dikedai kopi sambil

bertukar informasi, sehingga calon Gubernur dengan mudah untuk mempromosikan visi dan misi

serta program yang dijalankan jika mereka menang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peralihan fungsi kedai kopi biasa menjadi

kedai kopi pendukung salah satu kandidat calon Gubernur dan wakil Gubernur Kepulauan Riau

Tahun 2015-2020. Dalam pembahasan skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif. Informan

berjumlah 16 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa deskriptif.

Dari hasil analisa data penelitian ini disimpulkan bahwa peralihan fungsi kedai kopi biasa

menjadi kedai kopi pendukung salah satu kandidat calon Gubernur dan wakil Gubernur Kepulauan

Riau Tahun 2015-2020 disebabkan adanya faktor ideologi, klientelisme, kekerabatan dan dilema

kedai kopi. Munculnya faktor tersebut karena adanya pilihan rasional yang dilakukan pemilik

kedai kopi dan calon Gubernur. Mereka sama-sama memiliki tujuan dan kepentingan masing-

masing.

Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa calon Gubernur memberikan penawaran kepada

pemilik kedai kopi yang sifatnya memberi mereka keuntungan. Kemudian sebagai imbalannya

pemilik kedai kopi mau menjadikan kedai kopi mereka sebagai kedai kopi pendukung calon

Gubernur dan mereka juga menggunakan hak suara mereka untuk memilih pasangan calon

Gubernur tersebut. Selain itu kedai kopi telah melanggar aturan pilkada, yaitu pelanggaran alat

praga kampanye dan terjadinya money politik (pemberian uang, barang maupun jasa)

Saran dalam penelitian ini untuk masyarakat agar mempertahankan tradisi melayu

masyarakat Kepulauan Riau berkumpul dikedai kopi, untuk peneliti lain agar dapat menjadi

referensi dalam penelitiannya, untuk KPU lebih meningkatkan lagi sosialisasinya, untuk Bawaslu

lebih meningkatkan lagi pengawasannya, untuk partai pendukung lebih meningkatkan lagi dalam

memberikan pendidikan politik.

Kata kunci: Ruang publik, Kedai kopi, Pilihan rasional

Page 4: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

3

ABSTRACT

PURNIA NIKA

IMAM YUDHI PRASTYA, MPA

WAYU EKO YUDIATMAJA, MPA

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH, [email protected]

On election district head Province Riau islands Year 2015 coffee shop ordinary initially

converted into a coffee shop supporting one of the candidates Governor and deputy governor.

coffee shop to be a place that is easy to approach with public because of the tradition of Malay

community in Riau Islands gathered in the coffee shop while exchanging information so that

prospective governors easy to promote the vision and mission as well as programs that run whey

they win.

This study aims to determine transition of function of the coffee shop used to be a coffee

shop supporting one of the candidates for governor and deputy governor of Riau Island year

2015-2020. in the discussion of this thesis using qualitative research .informant of 16 peole.

Techniques of data collection by interview, observation and documentation. Data analysis

technique used is descriptive analysis techniques.

From the data analysis in this study can be concluded that transition function of the

coffee shop used to be a coffee shop supporting one of the candidates for governor and deputy

governor of Riau Island year 2015-2020 because presence factor ideology, clientelism, kinship

and dilemmas coffee shop. The emergence of these factors for their rational choice made coffee

shop owner and candidate for Governor. They have the same goals and interests of each.

Conclusion in this study that Candidates Governor offers to the owner of the coffee shop

that nature gives them an advantage. Then return the coffee shop owners want to make their coffee

shop as a coffee shop supporting candidates for Governor and they also use their vote to choose a

candidate for Governor of the pair. Besides the coffee shop had violated election rules, namely

infringement praga campaign tools and the political money (gifts of money, goods or services).

Suggestions in this research to the public in order to maintain the tradition of the Malay

community in Riau Islands gathered in the coffee shop, for researchers to be a reference in

another study, to the KPU further enhance socialization, for Bawaslu further enhance its

supervision, for the parties supporting the further increase again in providing political education.

Keywords: Public Sphere, Coffee Shop , Rational Choice

Page 5: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

3

I. PENDAHULUAN

Penelitian ini ingin mengkaji tentang

peralihan Ruang publik kedai kopi, dari

kedai kopi biasa menjadi kedai kopi

pendukung salah satu kandidat calon

Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan

Riau tahun 2015-2020. Kedai kopi di

Kepulauan Riau, khususnya di Kota

Tanjungpinang sangat menjamu karena

merupakan bagian dari tradisi masyarakat.

Tradisi itu adalah tradisi berbincang-bincang

di kedai kopi.

Fenomena yang menarik adalah pada

saat pilkada Gubernur Kepulauan Riau tahun

2015-2020, kedai kopi yang awal mulanya

hanya kedai kopi biasa/netral yang sering di

kunjungi oleh masyarakat dari berbagai

kalangan yang masing-masing berbeda

profesi. Diantaranya ada para politisi baik

yang muda maupun yang tua, mahasiswa

dan masyarakat biasa. Berubah menjadi

kedai kopi pendukung salah satu pasangan

calon Gubernur dan Wakil Gubernur

Kepulauan Riau Tahun 2015-2020, dimana

di dalam maupun di luar kedai kopi tersebut

terdapat atribut-atribut seperti poster,

spanduk, maupun baliho pasangan calon.

Tabel I.1

Kedai Kopi Pendukung

No Alamat Kedai

Kopi

Pendukung

Pasangan

Calon

Gubernur

1 Batu 8 Atas

Bundaran

Stisipol

Sani-Nurdin

2 Jln. Martadinata Sani-Nurdin

3 Teluk Kriting Soerya-

Anshar

4 Perumnas Bumi

Air Raja KM 15

Soerya-

Anshar

5 Perum Griya

Senggarang

Permai

Soerya-

Anshar

Sumber: Tim Sukses calon Gubernur

Pilkada Kepulauan Riau Tahun 2015

Di Kota Tanjungpinang Kedai kopi

menjadi sarana publik untuk berdiskusi dan

berinteraksi. Keberadaan kedai kopi di Kota

Tanjungpinang menjadi tempat dimana

masyarakat bebas mengeluarkan

pendapatnya. Di kedai kopi inilah

masyarakat Kota Tanjungpinang dapat

mengisi kekosongan waktu untuk

beristirahat, menghilangkan segala

kepenatan, berkumpul hingga membentuk

interaksi sosial antar pemilik dan

pengunjung kedai kopi. Kedai kopi juga

dilakukan sebagai media silaturahim, media

bisnis bahkan menjadi media informasi

politik. Karena kedai kopi tersebut menjadi

ruang yang dapat dinikmati, ditempati oleh

siapa saja. Kedai kopi menjadi ruang bagi

setiap orang bebas mengeluarkan pendapat

sama halnya dengan Ruang Publik. Oleh

karena itu Ruang Publik muncul dalam

wujud kedai kopi.

Berdasarkan uraian diatas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Dari Ruang Publik Populis Ke

Ruang Publik Politis (Studi Kasus tentang

Page 6: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

4

Peralihan Fungsi Kedai Biasa Menjadi

Kedai Kopi Pendukung Salah Satu

Kandidat Calon Gubernur dan Wakil

Gubernur Kepulauan Riau Tahun 2015)”

II. LANSADAN TEORI

1. Ruang Publik (Public Sphere)

Jurgen Habermas memperkenalkan gagasan

ruang publik pertama kali melalui bukunya

yang berjudul The Structural

Transformation of the Public Sphere: an

Inquire Into a Category of Bourjuis Society

yang diterbitkan sekitar tahun 1962.

“Ruang publik diartikan sebagai

ruang diskusi kritis yang terbuka bagi semua

orang. Pada ruang publik ini, warga privat

(private person) berkumpul untuk

membentuk sebuah publik dimana nalar

publik ini akan diarahkan untuk mengawasi

kekuasaan pemerintah dan kekuasaan

negara. Ruang publik mengasumsikan

adanya kebebasan berbicara dan berkumpul,

pers bebas, dan hak secara bebas

berpartisipasi dalam perdebatan politik dan

pengambilan keputusan. Lebih lanjut, ruang

publik dalam hal ini terdiri dari media

informasi seperti surat kabar dan jurnal.

Disamping itu, juga termasuk dalam ruang

publik adalah tempat minum dan kedai kopi,

balai pertemuan, serta ruang publik lain

dimana diskusi sosio-politik berlangsung”.

2. Pilihan Rasional (Rational Choice)

Coleman juga menyebutkan dua

elemen dalam teori pilihan rasionalnya yaitu

aktor dan sumber daya yang mana hubungan

keduanya adalah tujuan dan kepentingan

(Coleman, 2011:37).

III. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah diatas, maka

jenis penelitian ini berbentuk penelitian

deskriftif kualitatif. Penelitian ini berusaha

untuk mengungkapkan suatu fakta atau

peristiwa sebagaimana adanya dan

memberikan gambaran secara obyektif

tentang keadaan atau permasalahan yang

mungkin dihadapi.

Menurut Sugiono (2010:11)

“penelitian deskriftif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan,

atau menghubungkan antara variabel satu

dengan variabel yang lain.”

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota

Tanjungpinang. Alasannya:

1) Tanjungpinang merupakan Ibu Kota

Provinsi.

2) Kedai kopi menjamur di Kota

Tanjungpinang.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi:

a) Data Primer

Page 7: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

5

Menurut Arikunto (2010:22), data

primer adalah data dalam bentuk

verbal/kata-kata yang diucapkan secara

lisan, gerak-gerik/perilaku yang dilakukan

oleh subjek penelitian (informan) yang

berkenaan dengan variabel penelitian.

Dalam penelitian ini, data primer adalah data

yang diambil langsung dari informan

Informan adalah data yang

bersumber dari pihak pertama yang belum

diolah oleh pihak lain atau data yang

diperoleh secara langsung dari informan.

b) Data Sekunder

Menurut Arikunto (2010:22), data

sekunder adalah data-data yang diperoleh

dari dokumen-dokumen, foto-foto, film,

rekaman, video, benda-benda, dan lain-lain

yang dapat memperkaya data primer. Penulis

memperoleh data sekunder ini bersumber

dari literatur buku, jurnal dan internet.

4. Informan

Menurut Arikunto (2013:188),

informan adalah orang yang memberikan

informasi. Dengan pengertian ini maka

informan dapat dikatakan sama dengan

responden, apabila pemberian keterangannya

karena dipancing oleh pihak peneliti. istilah

“informan” ini banyak digunakan dalam

penelitian kualitatif

Sedangkan teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling yaitu

pengambilan data hanya untuk tujuan

tertentu saja. Hal ini sesuai dengan pendapat

Moleong, dkk dalam Irawan (2006:10)

bahwa:

“penelitian kualitatif tidak menggunakan

sampel acak melainkan sampel purposiv

yaitu sampel yang dipilih secara sengaja.

Sampel tidak perlu mewakili populasi.

Bahkan istilah “populasi” itu sendiri tidak

relevan disebut. Pertimbangan penelitian

sampel bukan berdasarkan aspek

keterwakilan populasi di dalam sampel.

Pertimbangan lebih kepada kemampuan

sampel (responden) untuk memasuk

informasi selengkap mungkin kepada

peneliti”.

Informan adalah orang-orang yang

mengetahui masalah penelitian serta

memberikan data dan informasi dalam

penelitian. Adapun yang menjadi informan

dalam penelitian ini: pemilik kedai kopi, tim

sukses, partai pendukung, KPU Provinsi,

Bawaslu Provinsi, KNPI Provinsi, LAM,

Provinsi, Media Tanjungpinang Pos, dan

Akademisi. Informan dalam penelitian ini

berjumlah 17 orang.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis

mengumpulkan data dengan menggunakan

teknik dan alat pengumpulan data sebagai

berikut

a) Observasi

Teknik observasi adalah

pengamatan langsung di lingkungan objek

penelitian sesuai dengan masalah yang akan

penulis bahas. Menurut Hadi dalam Sugiono

(2013:166) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai

Page 8: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

6

proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang penting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Alat yang

digunakan adalah daftar ceklis.

b) Wawancara

Menurut Sugiono (2013:157),

wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus

diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini

mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-

tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan

pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara

terstruktur maupun tidak terstruktur dan

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to

face) maupun dengan menggunakan telepon.

Dalam hal ini penulis menggunakan

alat wawancara tidak terstruktur.

Wawancara ini akan dilakukan dengan

responden sebagai pihak-pihak yang terlibat

dalam penelitian ini. Alat yang digunakan

adalah pedoman wawancara.

c) Dokumentasi

Dokumentasi menurut Arikunto

(2013:274), yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya. Alat yang digunakan adalah

buku, foto, dan kamera Hp.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Miles

dan Huberman dalam buku Sugiono

(2014:247) dalam analisis data kualitatif

terdapat 3 (tiga) komponen yaitu sebagai

berikut:

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena

semakin lama peneliti ke lapangan, maka

jumlah data akan semakin banyak, kompleks

dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan

analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, mempokuskan

pada hal-hal yang penting. Dengan demikian

data yang telah di reduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan.

b) Penyajian Data (Data Display)

Setelah data di reduksi, maka

langkah selanjutnya adalah mendisplay data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles dan Huberman

menyatakan yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif. Dengan mendisplaykan data, maka

akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

Page 9: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

7

c) Penarikan Kesimpulan (Conclution

Drawing)

Langkah terakhir dalam analisia

data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal dikemukakan masih

bersifat sementara dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat penelitinkembali kelapangan

mengumpulkan data maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pilkada Gubernur dan Wakil

Gubernur Kepulauan Riau Tahun

2015-2020

Pilkada Provinsi Kepri tahun 2015

yang dilaksanakan tanggal 09 Desember

lalu, terdapat dua pasangan kandidat yang

bertarung. Pasangan Nomor urut satu

Muhammad Sani dan Nurdi Basirun yang

diusung oleh Partai Demokrat, PPP,

NasDem, PKB, Gerindra.

Pasangan Nomor urut dua Soerya

Respationo dan Anshar Ahmad yang

diusung oleh partai PDIP, Hanura, PKS,

PAN.

B. Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terhadap pemilik

kedai kopi, tim sukses, partai pendukung,

KNPI Provinsi Kepulauan Riau, LAM

Provinsi Kepulauan Riau, Bawaslu Provinsi

Kepulauan Riau, KPU Provinsi Kepulauan

Riau, Media Tanjungpinang pos, dan

akademisi sebagai informan penelitian.

Bahwa alasan dari peralihan fungsi kedai

kopi biasa menjadi kedai kopi pendukung

dapat dilihat dari beberapa faktor:

1. Ideologi

Menurut Poespowardojo, ideologi

adalah sebagai kompleks pengetahuan dan

nilai. Dalam bidang politik, ideologi

diartikan secara khas, yakni sebagai nilai

yang terpadu, berkenaan dengan kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Artinya, gagasan-gagasan politik yang

timbul dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara ditata secara

sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh.

Ideologi merupakan hal yang

berkaitan dengan penyebab terjadinya

paralihan fungsi kedai kopi biasa menjadi

kedai kopi pendukung. Dimana seseorang

menjadikan kedai kopi mereka sebagai kedai

kopi pendukung karena mereka melihat dari

ideologi sebagai acuan untuk menentukan

kandidat yang mana mereka akan berpihak

atau memilih.

2. Kekerabatan

Menurut Mansur (1982:13)

mengutip dari Eggan Kekerabatan adalah

lembaga yang bersifat umum dalam

masyarakat dan memainkan peranan penting

pada aturan tingkah laku dan susunan

Page 10: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

8

kelompok. Ia adalah bentuk dan alat

hubungan sosial. Unsur-unsurnya adalah

keturunan, perkawinan, hak dan kewajiban.

Secara keseluruhan unsur-unsur ini

merupakan satu sistem dan dapat dilihat

sebagai pola tingkah laku dan sikap para

anggota masyarakat. Setiap masyarakat

mengenal hubungan sosial, baik karena

keturunan darah, akibat perkawinan, maupun

karena wasiat. Jaringan- jaringan hubungan

sosial ini merupakan sebagian dari struktur

sosial masyarakat baik sederhana maupun

kompleks.

Kekerabatan tidak hanya hubungan

antara darah (keturunan) tetapi juga karena

agama, suku, ras, lembaga-lembaga sosial

dan sebagainya.

Hubungan kekerabatan juga

merupakan penyebab terjadinya peralihan

fungsi kedai kopi biasa menjadi kedai kopi

pendukung salah satu kandidat calon

Gubernur dan wakil Gubernur Kepulauan

Riau tahun 2015-2020. Hubungan

kekerabatan sudah menjadi tradisi politik

dalam pemilu maupun pilkada. Hubungan

kekerabatan bukan berarti hubungan darah,

tetapi hubungan kekerabatan itu merupakan

suatu ikatan organisasi atau lembaga sosial

yang dimiliki antara calon kandidat dan

pemilik kedai kopi. Sehingga pemilik kedai

kopi mau menjadikan kedai kopi mereka

sebagai kedai kopi pendukung.

Seperti yang di katakan Fortes

(Lery 2016) bahwa sistem kekerabatan suatu

masyarakat dapat dipergunakan untuk

menggambarkan struktur sosial dari

masyarakat yang bersangkutan. Sistem

kekerabatan merupakan bagian yang sangat

penting dalam struktur sosial. Setiap suku di

Indonesia memiliki sistem kekerabatan yang

berbeda-beda.Sistem kekerabatan yang

terjadi antara pemilik kedai kopi dengan

calon kandidat karena adanya hubungan

persahabatan, persaudaraan, dan ikatan

organisasi yang menyebabkan terjadinya

peralihan fungsi kedai kopi biasa menjadi

kedai kopi pendukung.

3. Klientelisme

Klientelisme biasanya dikaitkan

dengan fenomena pemilu. Stokes (2012)

menyebutkan bahwa klientelisme adalah

aktivitas dimana politisi menukarkan barang

yang ia distribusikan dengan suara pemilih

pada saat pemilu. Maka klientelisme sangat

erat kaitannya dengan pemilu. Karena

klientelisme adalah cara yang dipercaya

efektif untuk menghubungkan kandidat

dengan pemilih. Klientelisme juga terjadi

pada peralihanfungsi kedai kopi biasa

menjadi kedai kopi pendukung salah

kandidat calongubernur dan wakil gubernur

Kepulauan Riau tahun 2015-2020. Kitschelt

dan Wilkinson (2007:7) menjelaskan

klientelismemerupakan hubungan antara

agen politik dengan konstituennya dengan

carapertukaran kepentingan secara

transaksional. Pola hubungan seperti itu juga

disebut patronase, dimana calon Gubernur

sebagai patron dan masyarakat (konstituen)

sebagai klien.

Klientelisme politik, dalam

pengertian yang paling sederhana

Page 11: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

9

digambarkan sebagai distribusi keuntungan-

keuntungan kepada individu atau kelompok

yang teridentifikasi secara jelas yang akan

ditukar dengan dukungan dari penerimanya.

Dalam peralihan fungsi kedai kopi biasa

menjadi kedai kopi pendukung, calon

Kandidat telah memberi sesuatu berupa

barang maupun jasa kepada si pemilik kedai

kopi sehingga pemilik kedai kopi mau

menjadikan kedai kopinya sebagai kedai

kopi pendukung salah satu kandidat calon

Gubernur dan wakil gubernur kepulauan

riau.

Seperti yang disebutkan oleh

Vicente dan Watchekon (2009),

klientelisme memang menjadi cara yang

efektif dalam mengamankan suara pemilih.

Karena ia tidak hanya membagi-bagikan

sumber material, namun juga mengandalkan

ikatan sosial yang telah terbentuk.

4. Dilema Kedai Kopi

Peralihan fungsi kedai kopi biasa

menjadi kedai kopi pendukung pada Pilkada

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015-2020

merupakan hal yang menarik perhatian

masyarakat. Kedai kopi bukan hanya tempat

orang-orang duduk-duduk ngopi santai,

tetapi kedai kopi juga tempat untuk

memperoleh informasi-informasi,

menghasilkan keputusan-keputusan terkait

dengan kebijakan-kebijakan pemerintah

maupun mengenai politik.

Peralihan fungsi kedai kopi biasa

menjadi kedai kopi pendukung

menimbulkan perasaan dilemma yang

dirasakan oleh masyarakat. Karena di satu

sisi kedai kopi cukup efektif dijadikan kedai

kopi pendukung, namun disisi lain kedai

kopi telah melanggar aturan pilkada.

C. Pembahasan

Peralihan fungsi kedai kopi biasa

menjadi kedai kopi pendukung salah satu

kandidat calon Gubernur dan wakil

Gubernur Kepulauan Riau Tahun 2015-2020

disebabkan adanya faktor ideologi,

kekerabatan, klientelisme. Munculya faktor

tersebut dikarenakan adanya tujuan dan

kepentingan dari masing-masing calon

Gubernur dan pemilik kedai kopi. Untuk

menganalisa tujuan dan kepentingan yang

mereka dapatkan maka pada penelitian ini

menggunakan teori pilihan rasional

(Rational Choice). Teori pilihan rasional

merupakan instrument yang digunakan calon

Gubernur dan pemilik kedai kopi untuk

mencapai tujuan dan kepentingan mereka.

Ada dua unsur utama dalam teori

pilihan rasional Coleman, yakni aktor dan

sumberdaya. Dalam pilkada Gubernur

Kepulauan Riau tahun 2015-2020 yang

menjadi aktor adalah pemilik kedai kopi dan

calon Gubernur. Sedangkan yang menjadi

sumberdaya adalah uang, barang dan jabatan

politik. Pemilik kedai kopi dan calon

Gubernur sama-sama memiliki kepentingan

terhadap sumberdaya yakni uang, barang

dan jabatan, mereka saling memengaruhi

agar tujuan dan kepentingan mereka sama-

sama tercapai.

Yang terjadi pada peralihan fungsi

kedai kopi biasa menjadi kedai kopi

pendukung si calon Gubernur melalui tim

suksesnya memberikan penawaran kepada si

pemilik kedai kopi yang sifatnya memberi

Page 12: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

10

mereka keuntungan. Kemudian sebagai

imbalannya pemilik kedai kopi mau

menjadikan kedai kopi mereka sebagai kedai

kopi pendukung calon Gubernur dan mereka

juga menggunakan hak suara mereka untuk

memilih pasangan calon Gubernur tersebut.

Pada akhirnya pemilik kedai kopi dan calon

Gubernur mendapatkan tujuan dan

kepentingan yang mereka inginkan masing-

masing.

Downs (Subekti: 2014)

memberikan penjelasan mengenai adanya

keterkaitan antara pemilihan umum dengan

teori pilihan rasional. Kehidupan politik saat

ini tidak hanya murni dipengaruhi oleh

kepentingan politik. Namun sudah lebih

banyak dipengaruhi oleh kepentingan

ekonomi di dalamnya. Begitu juga dengan

Pilkada, banyak muncul pertimbangan-

pertimbangan ekonomi yang difikirkan oleh

masyarakat sebagai pemilih.

Artinya masyarakat/ pemilik kedai

kopi akan mempertimbangkan untung atau

rugi dalam memilih. Jika calon Gubernur

tersebut memberikan mereka uang maupun

barang atau jasa yang banyak

menguntungkan maka mereka akan

memilihnya. Pada intinya mereka akan

memilih calon Gubernur yang banyak

memberikan mereka keuntungan ekonomi,

karena mereka tidak mau rugi sama sekali.

Maka dari itulah terjadinya rasionalitas

ekonomi politik dalam pilkada.

Rasionalitas ekonomi masyarakat/

pemilik kedai kopi telah mampu

memberikan pengaruh kepada mereka untuk

menjadikan kedai kopi mereka sebagai kedai

kopi pendukung salah satu calon Gubernur

dan wakil Gubernur pada Pilkada Provinsi

Kepulauan Riau tahun 2015-2020. Uang,

barang maupun jasa dianggap akan

memberikan keuntungan bagi mereka

setelah apa yang mereka lakukan untuk

calon Gubernur tersebut. Calon Gubernur

menganggap jabatan politik merupakan

sebuah keuntungan besar bagi mereka,

setelah apa yang mereka keluarkan demi

mendapatkan sebuah jabatan.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

ditemukan dilapangan, penulis membuat

beberapa kesimpulan yang merupakan

jawaban dari perumusan masalah. Adapun

kesimpulan dalam penelitian ini yaitu,

peralihan fungsi kedai kopi biasa menjadi

kedai kopi pendukung salah satu kandidat

calon Gubernur dan wakil Gubernur

Kepulauan Riau Tahun 2015-2020

disebabkan karena adanya faktor ideologi,

kekerabatan, klientelisme dan dilema kedai

kopi.

Munculnya faktor tersebut karena

adanya tujuan dan kepentingan dari pemilik

kedai kopi dan calon Gubernur. Calon

Gubernur memberikan penawaran kepada

pemilik kedai kopi yang sifatnya memberi

mereka keuntungan. Kemudian sebagai

imbalannya pemilik kedai kopi mau

menjadikan kedai kopi mereka sebagai kedai

kopi pendukung calon Gubernur dan mereka

juga menggunakan hak suara mereka untuk

memilih pasangan calon Gubernur tersebut.

Page 13: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

11

Selain itu, peralihan fungsi kedai

kopi biasa menjadi kedai kopi pendukung

salah satu kandidat calon Gubernur dan

wakil Gubernur Kepulauan Riau Tahun

2015-2020 menimbulkan perasaan dilema.

Disatu sisi kedai kopi sangat efektif bila

dijadikan kedai kopi pendukung, karena

kedai kopi merupakan tradisi budaya melayu

Kepulauan Riau dan kedai kopi merupakan

tempat yang paling santai untuk di kunjungi

masyarakat, sambil menghabiskan secangkir

kopi bermacam informasi dapat tersalurkan.

Namun peralihan fungsi kedai kopi biasa

menjadi kedai kopi telah melanggar

Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Nomor 7 Tahun 2015 dan UU RI Nomor 1

Tahun 2015 tentang pemilihan Gubernur,

Bupati dan Walikota.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang

didapatkan dilapangan maka peneliti akan

memberikan masukan atau saran kepada:

1. Diharapkan untuk masyarakat di

Kepulauan Riau khususnya di Kota

Tanjungpinang perlu mempertahan

tradisi budaya melayu Kepulauan

Riau dengan berkumpul-kumpul di

kedai kopi karena dengan

berkumpul di kedai kopi akan

menghasilkan informasi-informasi,

saling bertukar pikiran terkait

dengan kemajuan suatu daerah.

2. Diharapkan untuk pihak Komisi

Pemilihan Umum (KPU) Provinsi

Kepulauan Riau sebagai lembaga

penyelenggara Pilkada lebih

ditingkatkan lagi sosialisasinya

kepada masyarakat agar tidak

terjadi pelanggaran.

3. Diharapkan untuk pihak Bawaslu

Provinsi Kepulauan Riau sebagai

badan yang mengawasi

penyelenggaraan pilkada

lebihmeningkatkan lagi

pengawasan sehingga tingkat

kecurangan yang dilakukan para

calon Gubernur dan wakil

Gubernur Kepulauan Riau tidak

ada, dan memberikan sanksi yang

tegas bagi yang melanggar

peraturan. Dengan demikian tidak

akan ada lagi yang melakukan

kecurangan

4. Diharapkan untuk partai pendukung

meningkatkan lagi perannya dalam

memberikan pendidikan politik

agar tidak terjadi kecurangan atau

pelanggaran.

5. Diharapkan bagi peneliti lain untuk

penelitian yang selanjutnya

penelitian dilakukan dengan fokus

penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Buchanan, James. M & Tullock

Gordon. 1962. The Calculus Of

Consent: Logical Foundatzons Of

Constituzional Democracy. Ann

Page 14: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

12

Arbor: University Of

Michigan Press.

Budiardjo, Miriam. 2007. Dasar-

Dasar Illmu Politik. Jakarta:

ALFABETA Coleman, James.

2011 Dasar-Dasar Teori Sosial

Bandung : Nusa Media

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik.

Pekanbaru: PT. Gelora

AksaraPratama.

Efriza. 2012. Political Explore.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Fischer, Frank, dkk. 2007. Public

Administration And Public Policy:

125, Handbook Of Public

Policy Analysis Theory, Polities,

And Methods. CRC Press An

Imprint Of Taylor & Francis, An

Informa Business. Taylor

& Francis Group, LL.

Habermas, Jurgen. 1989. The

Structural Transformation of The

Public Sphere an Iqury into a

Category of Bourgeois Society.

Cambridge, Massachusetts :

MITPress.

Kitschelt, Herbert dan Wilkinson,

Steven I, 2007 Patron, Client,

Patron, Clients, and Policies:

Pattern of Democrtic

Accountability and Political

Competition, Cambridge

University Press: New York.

Masyhuri, Zainudin. 2008.

Metodelogi Penelitian. Malang :

Refika Aditama

Ritzer, George & Douglas J.

Goodman, 2012. Teori Sosiologi

Modern. Edisi Kedelapan. Jakarta :

Kencana Prenada Media Grup

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung : Alfabeta.

2014. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

B. Dokumen

Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji,

2011, Pedoman Teknik

Penulisan dan Skripsi Serta Ujian

Sarjana. Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 7 Tahun 2015 Tentang

Kampanye Pemilihan Gubernur

Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan

Wakil Bupati Dan/Atau Wali

Kota Dan Wakil Wali Kota

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2015 Tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor

1 Tahun 2014 Tentang

Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan

Walikota Menjadi Undang-

Undang

Page 15: DARI RUANG PUBLIK POPULIS KE RUANG PUBLIK POLITIS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · TANJUNGPINANG 2016. 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

13

C. Jurnal

erman, erwiza “Dinamika Komunitas

Warung Kopi dan Politik Resistensi

Di Pulau Belitung”. Peneliti

pada Pusat Sumber Daya Regional -

Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (PSDR-LIPI)

firmansyah, eka octa “Pemanfaatan

Warung Kopi Sebagai Ruang

Publik di Kota Banda Aceh”.

Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta. 2014.

khotimah, siti khusnul

“Berdemokrasi Di Ruang Publik:

Langsung, Umum, Bebas dan

Tanpa Rahasia dalam Media Sosial

Twitter @Triomacan2000”

Universitas Brawijaya. Malang.

2013

Mulyaningsih, Sri. 2015. Kedai Kopi

Sebagai Media Partisipasi.

Universitas Maritim Raja Ali

Haji. Tanjungpinang. 2015.

utomo, dian kristiyawati “Warung

Hidangan Istimewa Kampung

Sebagai Ruang Publik” .

Universitas Sebelas Maret.

Surakarta. 2010

Subekti, Tia. 2014. Partisipasi

Politik Masyarakat dalam

Pemilihan Umum: Studi

Turn of Voter dalam Pemilihan

Umum Kepala Daerah Kabupaten

Magetan Tahun 2013. Skripsi

Program Studi Ilmu Pemerintahan,

Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

Walt, Stephen M. 1999. Rigor Or

Rigor Mortis? Rational Choice And

Securit And Studies. Harvard

University 1999.

D. Internet

elisa1.ugm.ac.id/files/.../RATIONAL

%20CHOICE%20THEORY.pdf

https://bluean9el.wordpress.com/20

11/11/22/rational-choice-theory-

teori-pilihan- rasional/

http://dhedhi

irawan.blogspot.co.id/2012/03/pilih

an-rasional-sebuah-kajian-

teoritis.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Ideolo

gi_politik

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemili

han_kepala_daerah_di_Indonesia

http://jembia.com/2016/03/20/kopi-

tiam-kedai-kopi-dan-sejarah-di-

tanjungpinang/


Related Documents