YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
  • 8/13/2019 Case Dinar

    1/23

    1

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    1.1. Identifikasi

    Nama : Ny. Siti Rohana

    Umur : 43 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Kebangsaan : Indonesia

    Agam a : Islam

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Status : MenikahAlamat : Jln. A.Yani no. 65 Serumpun, RT 34/ RW 05

    Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan SU 1, Palembang

    MRS : 4 Juni 2013

    No. Med Rec : 735513

    1.2.Anamnesis ( Autoanamnesis tanggal 10 Juni 2013, pukul 15.00 WIB)

    Keluhan Utama:

    Keluar benjolan dari anus saat BAB disertai BAB berdarah.

    Riwayat Perjalanan Penyakit:

    10 tahun yang lalu, timbul benjolan di anus yang keluar saat pasien buang air

    besar. Benjolan saat itu dapat masuk kembali secara spontan setelah pasien buang air

    besar (BAB). Pasien BAB satu hari sekali pada pagi hari. Pasien mengeluh sering

    kesulitan buang air besar sehingga pasien harus mengedan dan membutuhkan waktu

    sekitar setengah hingga satu jam di WC untuk buang air besar. BAB berdarah (+), darah

    berwarna merah segar, tidak bercampur dengan feses, jumlah tidak diketahui. Nyeri saat

    BAB (+), perubahan pola BAB seperti kotoran kambing atau kerikil (-), perut kembung (-

    ), nyeri pada perut (-), penurunan berat badan (-), penurunan nafsu makan (-), hubungan

    seks perianal (-).Keluhan keluar benjolan saat BAB kadang menghilang, namun kadang

    kambuh kembali. Pasien tidak pernah berobat.

    5 tahun yang lalu,timbul benjolan di sekitar anus. Benjolan tidak terasa

    nyeri bila disentuh, benjolan sering terasa gatal. Masih terdapat benjolan di anus yang

  • 8/13/2019 Case Dinar

    2/23

    2

    keluar saat pasien buang air besar. Benjolan saat itu dapat masuk kembali secara spontan

    setelah pasien buang air besar (BAB).

    + 3 tahun yang lalu, sejak setelah melahirkan anak ketiga, benjolan yang keluar

    setelah BAB tidak bisa masuk kembali dengan spontan tetapi didorong dengan ibu jari

    pasien. Pasien BAB satu hari sekali pada pagi hari. Pasien masih mengeluh kesulitan saat

    BAB sehingga harus mengedan. Saat BAB masih disertai keluar darah. + 3 hari SMRS,

    darah yang keluar saat BAB bertambah banyak. Darah berwarna merah segar dan tidak

    bercampur dengan feses. Menurut pasien darah yang keluar sampai mewarnai air toilet

    pasien menjadi merah segar, darah yang keluar sebanyak satu gelas (200 cc). Nyeri saat

    BAB (+). Perubahan pola BAB seperti kotoran kambing atau kerikil (-). Perut kembung (-

    ), nyeri perut (-). Pasien masih bisa menahan rasa ingin BAB. Pasien kemudian berobat

    ke RS Muhammdiyah dan dirujuk ke RSMH Palembang.

    Riwayat Kebiasaan:

    Pasien mengatakan mengkonsumsi sayur dan buah-buahan setiap hari. Pasien jarang

    minum, pasien hanya minum sekitar 2-3 gelas air putih sehari.

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    Riwayat penderita mengalami diare kronis disangkal.

    Riwayat Penyakit dalam Keluarga:

    Saudara laki-laki kandung pasien menderita hal serupa.

    Riwayat Kehamilan:

    P3A0. Kehamilan anak pertama tahun 1997 (16 tahun), kehamilan anak kedua tahun

    1998 (15 tahun), dan kehamilan anak ketiga tahun 2010 (3 tahun). Semua anaknya lahir

    spontan.

    1.3.Pemeriksaan Fisik

    19 Juni 2013

    Status Generalis

    Keadaan Umum : Sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis

    Nadi : 70 x/menit

  • 8/13/2019 Case Dinar

    3/23

    3

    Tekanan Darah : 100/60 mmHg

    Pernafasan : 18 x/menit

    Suhu : 36,6 C

    Berat Badan : 43 kg

    Tinggi Badan : 155 cm

    IMT= 17,89 Kg/m2(Kekurangan berat badan tingkat

    ringan)

    Kepala : Tidak ada kelainan

    Mata : Konjungtiva palpebra pucat +/+

    Sklera ikterik -/-

    Kuping : Tidak ada kelainan

    Hidung : Tidak ada kelainan

    Mulut : Tidak ada kelainan

    Leher : Tidak ada kelainan

    Dada : Tidak ada kelainan

    Jantung : HR: 70x/menit, murmur (-), gallop (-)

    Paru-paru : vesikuler +/+ normal, ronkhi (-), wheezing (-)

    Abdomen : tidak ada kelainan

    Genitalia Eksterna : tidak ada kelainan

    Anus : lihat status lokalis

    Ekstremitas Superior : tidak ada kelainan

    Ekstremitas Inferior : tidak ada kelainan

    Status lokalis

    Regio anal

    Inspeksi : tampak benjolan berwarna kemerahan yang mengelilingi anus.

    Palpasi : teraba benjolan, nyeri tekan (-)

  • 8/13/2019 Case Dinar

    4/23

    4

    1.4. Diagnosis Banding1. Hemoroid interna grade III + hemoroid eksterna + anemia derajat sedang2. Polip Rekti + hemoroid eksterna + anemia derajat sedang3. Ca Rekti + hemoroid eksterna + anemia derajat sedang

    1.5. Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium

    a. Hematologi (4 Juni 2013)Hasil Nilai normal

    Hemoglobin 4,3 g/dl 11-16 g/dl

    Leukosit 7500 /mm 4500-11000/mm

    Hematokrit 16 % 38-44 %

    Trombosit 396 x 10 /L 150-450 x 10 /L

    Hitung Jenis Leukosit

    Basofil 0 0-1 % Eosinofil 1 1-6 %Neutrofil Batang 1 2-6 %Neutrofil Segmen 76 50-70 % Limfosit 16 25-40 % Monosit 6 2-8 %

  • 8/13/2019 Case Dinar

    5/23

    5

    b. Hematologi (7 Juni 2013)

    Kimia Klinik

    c. Hematologi (11 Juni 2013)

    Hasil Nilai normal

    Hemoglobin 8,1 g/dl 11-16 g/dl

    Eritrosit 358.000 /mm 4.20-4.87 x 10 /mm

    Leukosit 7000 /mm 4500-11000/mm

    Hematokrit 27 % 38-44 %

    Trombosit 270.000 /L 150-450 x 10 L

    Hitung Jenis Leukosit

    Basofil 0 0-1 % Eosinofil 3 1-6 %Neutrofil Batang 1 2-6 %Neutrofil Segmen 73 50-70 % Limfosit 12 25-40 % Monosit 11 2-8 %

    Ureum 18 16,6-48,5 mg/dl

    Kreatinin 0,62 0,50,9 mg/dl

    Glukosa sewaktu 80

  • 8/13/2019 Case Dinar

    6/23

    6

    2. Kolonoskopi(25 Juni 2013)

    Hasil kolonoskopi :

    Anus : Tampak mukosa edema, hiperemis (+), cherry red (+).

    Rektum : Mukosa baik, ulkus (-), massa (-)

    Sigmoid : Mukosa baik, ulkus (-), massa (-)

    Colon descenden : Mukosa baik, ulkus (-), massa (-)

    Colon transversum : Mukosa baik, ulkus (-), massa (-)

    Colon ascenden : Mukosa baik, ulkus (-), massa (-)

    1.6. Diagnosis Kerja

    Hemoroid interna grade III + hemoroid eksterna + anemia derajat sedang

    1.7. Penatalaksanaan

    Diet tinggi serat dan asupan air ditingkatkan

    Analgetik

    Transfusi PRC

    Hemoroidektomi

  • 8/13/2019 Case Dinar

    7/23

    7

    1.8. Prognosis

    Qua ad vitam : bonam

    Qua ad fungtionam : bonam

  • 8/13/2019 Case Dinar

    8/23

    8

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Definisi Hemoroid

    Plexus hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada mukosa

    rektum bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika plexus

    vaskular ini membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari hemoroid adalah

    dilatasi venadari plexus hemorrhoidal inferiordan superior.1

    Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena

    hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena

    hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa

    pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.1

    2.2. Anatomi

    2.2.1. Kanalis analis

    Kanalis analis mempunyai panjang kira-kira 3-4 cm dari rektum hingga orifisium

    anal. Bagian atas dari kanalis analis dilapisi oleh epitel kolumner yang berlanjut dari

    lapirsan epitel rektum. Sekitar satu sentimeter dibawah linea dentate, ditemukan

    sebagian epitel kolumner dan epitel skuamosa yang merupakan sona transisional.

    Linea dentate terletak di bagian tengah dari kanalis analis dan terlihat seperti garis

    yang bergelombang. Di sebelah distal linea dentate terdapat anoderm yang terdiri

    dari epitel skuamosa. Pada orificium anal epitel menjadi lebih tebal.2

    Secara embriologi, linea dentate berasal dari hubngan antara endoderm dan

    ectoderm. Bagian proksimal dari linea dentate terdapat inervasi simpatis dan

    parasimpatis, sedangkan di bagian distal terda[at persarafan yang bersifat somatik.

    Oleh karenanya, bagian atas dari linea dentate biasanya sensasi nyerinya agak

    berkurang dibandingkan bagian bawah dari linea dentate.1,2

    Suplai darah bagian atas kanalis analisberasal dari pembuluh rektal superior

    sedangkan bagian bawahnya berasal dari pembuluh rektal inferior. Kedua pembuluh

    tersebut merupakan percabangan pembuluh darah rektal yang berasal dari arteri

    pudendal interna. Arteri ini adalah salah satu cabang arteri iliaka interna. Arteri-

    arteri tersebut akan membentuk pleksus disekitar orifisium anal. 1,2

    Hemoroid adalah bantalan vaskular yang terdapat di anal canal yang biasanya

    ditemukan di tiga daerah utama yaitu kiri samping, kanan depan, dan bagian kanan

  • 8/13/2019 Case Dinar

    9/23

    9

    belakang. Bantalan anal ini terdiri dari pembuluh darah, otot polos (otot Treitzs)

    dan jaringan ikat elastin pada bagian submukosa.1,2

    Gambar 1. Anatomi kanalis analis

    Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung a.mesenterika inferior.

    Arteri ini membagi diri menjadi dua cabang utama: kiri dan kanan. Arteri

    hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka interna, sedangkan

    a.hemoroidalis inferior adalah cabang a.pudenda interna.1,2

    Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis internus dan

    berjalan ke arah kranial ke dalam vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui

    vena lienalis ke vena porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan rongga perut

    menentukan tekanan di dalamnya. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke

    dalam vena pudenda interna dan ke dalam vena iliaka interna dan sistem kava.

    Pembesaran vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.1,2

    Pembuluh limfe dari kanalis analis membentuk pleksus halus yang mengalirkanisinya menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan limfe terus

    mengalir sampai ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan tumor ganas di daerah anus

    dapat mengakibatkan limfadenopati inguinal. Pembuluh limfe dari rectum di atas

    garis anorektum berjalan seiring dengan vena hemoroidalis superior dan melanjut ke

    kelenjar limf mesenterika inferior dan aorta. 1

  • 8/13/2019 Case Dinar

    10/23

    10

    Gambar 2. Perdarahan arteri pada daerah rektum dan anus

    Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan parasimpatik. Serabut simpatik

    berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari sistem parasakral yang terbentuk

    dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga dan keempat. Persarafan

    parasimpatik berasal dari sakral kedua, ketiga dan keempat. 1

    Gambar 3. Perdarahan vena pada daerah rektum dan anus

  • 8/13/2019 Case Dinar

    11/23

    11

    2.3. Etiologi dan Patogenesis Hemoroid

    Penyebab hemoroid masih belum diketahui. Terdapat beberapa teori yang

    menyatakan etiologi dan patogenesis hemoroid. Teori yang terkenal adalah teori

    varises vena yang menganggap bahwa dilatasi vena pada pleksus vena rektalis

    internal yang dihubungkan dengan hipertensi portal. Namun teori ini masih belum

    dapat diterima karena tidak dapat membuktikan alasan hemoroid sering timbul pada

    bagian anterior kanan dibandingkan bagian yang lainnya. Selain itu, pasien dengan

    hipertensi portal dan varises tidak meningkatkan insidens hemoroid. Teori hiperplasia

    vaskuler juga sudah mulai ditinggalkan. Alasannya karena dari penelitian spesimen

    dari hemoroidektomi, tidak ditemukan adanya hiperplasia vaskuler. 1,2

    Teori yang sekarang banyak diterima adalah teori lapisan kanalis analis yang

    bergeser. Teori ini menyatakan bahwa hemoroid berkembang saat jaringan pendukung

    bantalan anal mengalami kerusakan. Oleh karenanya, hemoroid merupakan istilah

    patologis yang menggambarkan pergeseran bantalan vaskular anal yang menyebabkan

    dilatasi vena. Ada tiga bantalan vaskular anal mayor yang terletak di bagian anterior

    kanan, posterior kanan dan lateral kiri kanalis analis dan banyak bantalan anal minor

    yang terletak di antara bantalan vaskular anal yang mayor.1

    Kanalis analis memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau

    alas dari jaringan mukosa. Bantalan ini tergantung di kanalis analis oleh jaringan ikat

    yang berasal dari sfingter anal internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap bantalan

    terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh arteriovenosus. 1

    Efek degenerasi akibat penuaan dapat memperlemah jaringan penyokong dan

    bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta

    mengedan akan meningkatkan tekanan terhadap bantalan tersebut yang akan

    mengakibatkan prolapsus. Bantalan yang mengalami prolapsus akan terganggu aliran

    balik venanya. Bantalan menjadi semakin membesar dikarenakan mengedan,

    konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air besar, serta kondisi

    seperti kehamilan yang meningkatkan tekanan intra abdominal. Perdarahan yang

    timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa lokal atau

    inflamasi yang merusak pembuluh darah di bawahnya.1,2

    Taweevisit dkk (2008) menyimpulkan bahwa sel mast memiliki peran

    multidimensional terhadap patogenesis hemoroid, melalui mediator dan sitokin yang

    dikeluarkan oleh granul sel mast. Pada tahap awal vasokonstriksi terjadi bersamaan

    dengan peningkatan vasopermeabilitas dan kontraksi otot polos yang diinduksi oleh

  • 8/13/2019 Case Dinar

    12/23

    12

    histamin dan leukotrin. Ketika vena submukosal meregang akibat dinding pembuluh

    darah pada hemoroid melemah, akan terjadi ekstravasasi sel darah merah dan

    perdarahan. Sel mast juga melepaskan platelet-activating factor sehingga terjadi

    agregasi dan trombosis yang merupakan komplikasi akut hemoroid.3

    Pada tahap selanjutnya hemoroid yang mengalami trombosis akan mengalami

    rekanalisasi dan resolusi. Proses ini dipengaruhi oleh kandungan granul sel mast.

    Termasuk diantaranya tryptase dan chymase untuk degradasi jaringan stroma, heparin

    untuk migrasi sel endotel dan sitokin sebagai TNF- serta interleukin 4 untuk

    pertumbuhan fibroblas dan proliferasi. Selanjutnya pembentukan jaringan parut akan

    dibantu oleh basic fibroblast growth factor dari sel mast.3

    2.4. Faktor Risiko Hemoroid

    Faktor resiko hemoroid diantaranya adalah4

    1. Kurangnya konsumsi makanan berserat2. Konstipasi3. Ketidaksesuaian diet4. Penggunaan obat-obatan morfin, codein, obat-obatan adrenergik dan

    antikolinergik lain dapat memperlambat pergerakan colon melalui mekanisme

    kerja sistem syaraf pusat sehingga dapat menyebabkan konstipasi.

    5. Usia lanjut , yaitu pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh,juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.

    6. Keturunan,yaitu memiliki dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis7. Tumor abdomen8. Pola buang air besar yang salah9. Kurang intake cairan10.Kurang aktivitas fisik11.Kehamilan

    2.5. Klasifikasi dan derajat Hemoroid

    Hemoroid dibedakan antara yang interna dan ekstern. Hemoroid interna adalah

    pleksus v. hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa.

    Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada

    rectum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan-

  • 8/13/2019 Case Dinar

    13/23

    13

    depan, kanan-belakang, dan kiri lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara

    ketiga letak primer tersebut. 2

    Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid

    inferior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel

    anus.1

    Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus saling berhubungan secara

    longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum

    sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke

    v.hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus hemoroid eksternus

    mengalirkan darah ke peredaran sistemik melelui daerah perineum dan lipat paha ke

    v.iliaka.1

    Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas:1,2

    1. Derajat 1Bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya

    dapat dilihat dengan anorestoskop.

    2. Derajat 2Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam

    anus secara spontan.

    3. Derajat 3Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan

    bantuan dorongan jari.

    4. Derajat 4Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami

    thrombosis dan infark.

  • 8/13/2019 Case Dinar

    14/23

    14

    Gambar 4. Derajat Hemoroid Interna

    2.6. Manifestasi Klinis

    Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tampa ada hubungannya

    dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada

    hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang

    mengalami trombosis.5

    Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat trauma

    feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan

    feses, dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas pembersih sampai pada

    perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. 1,5

    Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia

    berat. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar

    menyebabkan prolaps. Pada tahap awalnya penonjolan ini hanya terjadi saat defekasi.

    Pada stadium yang lebih lanjut hemoroid intern ini perlu didorong kembali setelah

  • 8/13/2019 Case Dinar

    15/23

    15

    defekasi agar masuk ke dalam anus. Akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi

    prolaps yang menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal

    sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan

    rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan

    edema dan radang. 1,5

    2.7. Penegakan DiagnosisPada anamnesis biasanya didapati bahwa pasien menemukan adanya darah segar

    pada saat buang air besar. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan adanya gatal-gatal

    pada daerah anus. Pada derajat II hemoroid internal pasien akan merasakan adanya

    masa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman. Pasien akan mengeluhkan nyeri

    pada hemoroid derajat IV yang telah mengalami thrombosis.

    1

    Perdarahan yang disertai dengan nyeri dapat mengindikasikan adanya trombosis

    hemoroid eksternal, dengan ulserasi thrombus pada kulit. Hemoroid internal biasanya

    timbul gejala hanya ketika mengalami prolapsus sehingga terjadi ulserasi, perdarahan,

    atau trombosis. Hemoroid eksternal bisa jadi tanpa gejala atau dapat ditandai dengan

    rasa tak nyaman, nyeri akut, atau perdarahan akibat ulserasi dan thrombosis.1

    Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembengkakan vena yang

    mengindikasikan hemoroid eksternal atau hemoroid internal yang mengalami prolaps.

    Hemoroid internal derajat I dan II biasanya tidak dapat terlihat dari luar dan cukup sulit

    membedakannya dengan lipatan mukosa melalui pemeriksaan rektal kecuali hemoroid

    tersebut telah mengalami trombosis. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid intern

    tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya

    tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma

    rectum.Daerah perianal juga diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya fisura, fistula,

    polip, atau tumor. Selain itu ukuran, perdarahan, dan tingkat keparahan inflamasi juga

    harus dinilai.2

    Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk melihat hemoroid intern yang tidak

    menonjol keluar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk mengamati keempat kuadran.

    Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskular yang menonjol ke dalam lumen.

    Jika penderita diminta untuk mengedan sedikit, ukuran hemoroid akan membesar dan

    penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.2

  • 8/13/2019 Case Dinar

    16/23

    16

    Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan bukan

    disebabkan oleh proses radang atau proses kegananasan di tingkat yang lebih tinggi,

    karena hemoroid merupakan keadaaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. 2

    2.8. Penatalaksanaan 3

    2.8.1.Penatalaksanaan Konservatif

    Sebagian besar kasus hemoroid derajat I dapat ditatalaksana dengan pengobatan

    konservatif. Tatalaksana tersebut antara lain mengenai diet dan modifikasi gaya hidup.

    Lewatnya feses yang keras pada kanalis analis akan merusak bantalan vaskuler anal

    dan menimbulkan gejala-gejala hemoroid. Meningkatkan konsumsi serat dapat

    membantu mengurangi keinginan mengejan saat defekasi. Pada beberapa studi klis,

    suplemen fiber dapat menurunkan gejala yang menetap dan perdarahan hampir 50%.

    Suplemen fiber dapat diberikan pada kasus hemoroid yang tidak prolaps.1,2,3

    Modifikasi gaya hidup disarankan pada pasien dengan berbagai derajat hemoroid.

    Modifikasi yang diharapkan seperti meningkatkan asupan serat dan cairan, melakukan

    olahraga teratur, hindari mengejan dan hindari mengonsumsi obat yang menyebabkan

    diare dan konstipasi.1,2,3

    Dapat dilakukan sitz bath dengan air hangat pada pasien untuk mengurangi

    keluhan nyeri dan mengurangi edema, gatal serta rasa tidak nyaman. Larutan yang

    biasa dipakai adalah kalium permanganate dengan efeknya sebagai antiseotik danastringen.1,2

  • 8/13/2019 Case Dinar

    17/23

    17

    2.8.2. Terapi Medikamentosa

    1. Flavonoid oral

    Obat ini merupakan agen venotonik yang dapat meningkatkan tonus vaskuler,

    menurunkan kapasitas vena, menurunkan permeabilitas kapiler dan memfasilitasi

    aliran limfe sehingga mempunyai efek anti-inflamasi. Micronized purified

    flavonoid fraction (MPFF) terdiri dari 90% diosmin dan 10% hesperidin

    merupakan flavonoid yang sering diberikan pada penderita hemoroid. Penelitian

    meta analisis menunjukkan flavonoid untuk terapi hemoroid dapat menurunkan

    perdarahan sebanyak 67%, namun nyeri dan gatal masih ada sebanyak 65% dan

    35%. Beberapa peneliti melaporkan bahwa MPFF menurunkan ketidaknyamanan,

    nyeri dan perdarahan sekunder setelah dilakukan hemoroidektomi.3

    2. Kalsium dobesilate oralObat ini termasuk obat venotonik yang sering digunakan pada pasien retinopati

    diavetes dan insufisiensi vena yang kronis. Obat ini bekerja dengan menurunkan

    permeabilitas kapiler dan menghambat aggregasi platelet dan meningkatkan

    viskositas darah sehingga mengurangi edema jaringan. 3

    1. Terapi topikalTujuan utama pemberian terapi topikal adalah untuk mengendalikan gejala yang

    timbul dan tidak untuk mengobati. Beberapa sediaan topikal dapat diberikan

    dalam bentuk krim dan suppositoria. Sediaan topikal ini mengandung anestesi

    lokal, kortikosteroid, antibiotik dan anti-inflamasi. Salep gliserine trinitrate

    efektif dalam menghilangkan gejala pada pasien hemoroid derajat ringan. Akan

    tetapi, terdapat efek samping berupa nyeri kepala.1,3

    2.8.3. Terapi Non-Operatif

    1. Skleroterapi

    Teknik ini dilakukan sebagai opsi pertama pada pasien hemoroid derajat pertama

    dan kedua. Teknik ini dilakukan dengan menginjeksikan 5 mL oil phenol 5 %,

    vegetable oil, quinine, dan urea hydrochlorate atau hypertonic salt solution.

    Lokasi injeksi adalah submukosa hemoroid. Efek injeksi sklerosan tersebut

    adalah edema, reaksi inflamasi dengan proliferasi fibroblast, dan trombosis

    intravaskular. Reaksi ini akan menyebabkan fibrosis pada sumukosa hemoroid.

    Hal ini akan mencegah atau mengurangi prolapsus jaringan hemoroid (Kaidar-

  • 8/13/2019 Case Dinar

    18/23

    18

    Person dkk, 2007). Senapati (1988) dalam Acheson dan Scholfield (2009)

    menyatakan teknik ini murah dan mudah dilakukan, tetapi jarang dilaksanakan

    karena tingkat kegagalan yang tinggi.1,3

    2. Rubber band ligation

    Teknik ini dapat dilakukan pada pasien hemoroid derajat satu dan dua serta pada

    pasien tertentu dengan hemoroi9d derajat tiga. Ligasi jaringan hemoroid dengan

    rubber band menyebabkan nekrosis iskemia, ulserasi dan scarring yang akan

    menghsilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding rektum. Komplikasi prosedur ini

    adalah nyeri dan perdarahan. 1,3

    3. Infrared KoagulasiSinar infra merah masuk ke jaringan dan berubah menjadi panas. Manipulasi

    instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengatur banyaknya jumlah kerusakan

    jaringan. Prosedur ini menyebabkan koagulasi, oklusi, dan sklerosis jaringan

    hemoroid. Teknik ini singkat dan dengan komplikasi yang minimal 1,3

    4. KrioterapiTeknik ini dilakukan dengan menggunakan temperatur yang sangat rendah untuk

    merusak jaringan. Kerusakan ini disebabkan kristal yang terbentuk di dalam sel,

    menghancurkan membran sel dan jaringan. Namun prosedur ini menghabiskan

    banyak waktu dan hasil yang cukup mengecewakan. Cryotherapy adalah teknik

    yang paling jarang dilakukan untuk hemoroid (American Gastroenterological

    Association, 2004). 1,3

    2.8.4. Terapi Operatif

    1. Hemoroidektomi konvensional

    Prinsip dari hemoroidektomi adalah pengangkatan jaringan hemoroid dengan

    meninggalkan jaringan parut seminimal mungkin, tanpa gangguan padamekanisme sphingter, mencegah terjadinya striktur ani, menghindari terjadinya

    eversi mukosa, penyembuhan luka dalam waktu yang singkat dan rasa sakit pasca

    operasi minimal (Thompson, 1994). Hemoroidektomi diindikasikan kepada

    pasien yang gagal menjalani terapi non operatif. Ada dua metode yang dikenal

    yaitu metode Milligan-Morgan dan teknik Ferguson. Teknik operasi Milligan

    Morgan disebut juga dengan operasi hemoroidektomi terbuka. Diperkenalkan

    pada tahun 1937 berupa eksisi dan ligasi rendah hemoroid pada lateral kiri,

    anterior kanan, dan posterior kanan di mana setelah ligasi dan pengangkatan

  • 8/13/2019 Case Dinar

    19/23

    19

    hemoroid tidak dilakukan penjahitan mukosa. Metode Ferguson merupakan

    modifikasi dari teknik Milligan-Morgan. Tahap preoperasi serupa dengan model

    Milligan-Morgan.1,3

    2. StapledHemoroidopexy

    Stapled Hemorrhoidopexy adalah metode operasi hemoroid yang pertama

    kalidiperkenalkan oleh dokter bedah Italia bernama dr. Antonio Longo pada tahun

    1993 yang kemudian cukup populer di Eropa. Metode operasi ini menawarkanefek

    nyeri yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan hemoroidektomi konvensional

    karena prosedur operasinya berusaha menghindari daerah perianal yang banyak

    mengandung saraf-saraf nyeri. Jaringan hemoroid yang tersisa akan kembali ke

    posisi anatominya sehingga akan mencegah prolaps dan mengurangi gejala yang

    dirasakan pasien. Teknik stapled secara nyata mengurangi pembengkakan dengan

    mengganggu aliran darah arteri hemorrhoidalis.1,6

    Gambar 3.5. Stapled hemorrhoidopexy

  • 8/13/2019 Case Dinar

    20/23

    20

    Stapled hemorrhoidopexy diindikasikan untuk hemoroid derajat III dan IV,

    serta hemoroid derajat II yang tidak berespon terhadap medikasi. Kontraindikasi

    untuk metode ini jika hemoroid terjadi hanya pada satu bagian atau hemoroid yang

    telah mengalami fibrosis yang sudah tidak bisa lagi direposisi.3

    3.Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation

    Teknik ini dilakukan dengan menggunakan proktoskop yang dilengkapi dengan

    doppler probe yang dapat melokalisasi arteri. Kemudian arteri yang memperdarahi

    jaringan hemoroid tersebut diligasi menggunakan absorbable suture. Pemotongan

    aliran darah ini diperkirakan akan mengurangi ukuran hemoroid.3

    2.9. Prognosis

    Sebagian besar hemoroid dapat sembuh senditi dengan atau tanpa terapi

    konservatif. Akan tetapi, dapat terjadi komplikasi seperti trombosis, infeksi

    sekunderm ulserasi, abses. Persentase rekurensi pada pasien dengan terapi non-

    operatif adalah 10-15% selama 5 tahun, sedangkan dengan terapi operatif adalah 5%.1

  • 8/13/2019 Case Dinar

    21/23

    21

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    Seorang wanita berusia 43 tahun beralamat di Palembang datang berobat ke RSMH

    dengan benjolan di anus saat BAB disertai BAB berdarah. Benjolan pada daerah ini membuat

    kita berpikir tentang kemungkinan adanya penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan

    benjolan di anus disertai BAB berdarah, antara lain adalah hemoroid, polip rekti, karsinoma

    kolonrektal. Benjolan yang dikatakan pasien harus dibedakan apakah itu dinding rektum

    yang berarti prolaps rektum atau prolaps mukosa yang berarti hemoroid interna. Anamnesis

    lainnya untuk memperjelas, apakah pasien masih dapat menahan rasa keinginan BAB nya

    atau tidak, bila tidak itu menandakan adanya prolap rektum. Pasien mengatakan, ia masihdapat menahan keinginan BABnya.

    Pasien mengatakan adanya BAB berdarah. Kita harus cari tahu dulu, asal

    perdarahannya. Apakah dari saluran cerna bagian atas atau bawah. Untuk menyingkirkannya

    kita perlu melakukan anamnesis selanjutnya, menanyakan warna darah yang terlihat apakah

    merah segar (hematoskezia) atau merah kehitaman (melena), pasien mengatakan warna darah

    merah segar. Hal ini berarti terjadi perdarahan saluran cerna bagian bawah, yaitu kolon,

    rektum dan anus. Beberapa penyakit yang sering terkait dengan BAB berdarah diantaranya

    hemoroid, fisura ani, dan karsinoma kolonrektal. Dilanjutkan dengan pertanyaan, apakah

    darah yang keluar bercampur dengan feses atau tidak. Bila tidak, berarti berasal dari

    hemoroid atau fisura ani. Dikonfirmasi pula dengan pemeriksaan fisik, pada inspeksi tidak

    ditemukanya fisurra pada ani. Pasien mengatakan sering makan sayur dan buah, tetapi sedikit

    minum air, hal ini merupakan faktor resiko dari hemoroid. Saudara kandung pasien

    mengalami keluhan yang sama dengan pasien dan pernah menjalani hemoroidektomi, ini

    merupakan faktor resiko terjadinya hemoroid yakni faktor keturunan cenderung memiliki

    dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis. Sejak setelah melahirkan anak ketiganya,

    pasien mengeluh benjolan yang timbul saat BAB muncul kembali dan menjadi tidak dapat

    masuk kembali secara spontan. Hal ini juga merupakan faktor resiko terjadinya hemoroid

    karena adanya peningkatan tekanan intra abdomen. Pasien tidak pernah melakukan hubungan

    seks perianal. Hal ini untuk menyingkirkan kondiloma akuminata. Pasien juga mengeluh

    benjolan yang keluar di anus dapat masuk kembali jika didorong dengan jari. Hal ini

    menunjukkan derajat dari hemoroid. Pada pasien ini terjadi hemoroid derajat III.

  • 8/13/2019 Case Dinar

    22/23

    22

    Pada pemeriksaan fisik status generalis, didapatkan pernafasan, nadi, tekanan darah,

    dan suhu dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra

    pucat yang menandakan anemia. Status lokalis pada regio anus tidak terdapat benjolan yang

    mengelilingi anus berwarna kemerahan, tidak ada fisura. Tidak ada fisura dapat

    menyingkirkan fisura ani. Tidak tampak mukosa rectum yang berlapis-lapis menyingkirkan

    diagnosis prolaps rectum.

    Dari hasil anamnesis, dan pemeriksaan fisik, dapat ditegakkan diagnosis berupa

    hemoroid interna derajat III. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra pucat

    sehingga diperlukan pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui jumlah Hb pasien. Dari hasil

    pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb pasien 9.1 g/dl, yang artinya pasien mengalami

    anemia derajat sedang. Oleh karenanya diagnosis pasien ini adalah hemoroid interna derajat

    III disertai anemia derajat sedang.

    Tata laksana pada pasien ini dilakukan diet nasi biasa dengan sayur. Edukasi kepada

    pasien untuk mengkonsumsi banyak buah dan banyak minum air putih sehingga diharapkan

    feses tidak terlalu keras dan pasien tidak perlu mengejan. Sitz bath dengan larutan PK untuk

    mengurangi rasa nyeri. Untuk terapi definitifnya adalah hemoroidektomi. Teknik ini dipilih

    karena teknik ini efektif untuk mengatasi hemoroidektomi derajat III seperti yang dialami

    pada pasien ini.

    Prognosis quo ad vitam dan quo ad functionam adalah bonam. Dengan quo ad

    sanationam dubia ad bonam. Alasannya karena hemoroid dipengaruhi oleh beberapa faktor

    resiko seperti kurang makan buah dan sayur yang mungkin dapat tidak dipatuhi oleh pasien

    sehingga hemoroid terjadi kembali.

  • 8/13/2019 Case Dinar

    23/23

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Phillip B. Gordon. Principle and Prctice of Surgery for the Colon, Rectum and Anus3

    rd

    edition. Informa Helathcara: New York. 2006. p.306-3112. Marvin L. Corman. Colon and Rectal Surgery 5th edition. Lippincolt Eilliman and

    Wilkins. 2005. p.702-715

    3. Mark Feldman, Lawrence Friedman. Sleisenger and Fordtrans Gastrointestinal andLiver Disease : Pathophysiology/diagnosis/management 9thEdition. Saunders : New

    York. 2010. P. 2260-2262.

    4. B. Ulima. Faktor Risiko Kejadian Hemoroid pada Usia 21-30 tahun FakultasKedokteran Universitas Diponegoro. 2012. p. 3-5

    5. Michael W. Mulholland. Greenfields Surgery Scientific Principles and Practice 5 thedition. Lippincolt Williams and Wilkins: New York. 2011. p.1308-1311

    6. ASMT Rahman.Stapled Haemorrhoidopexy Compared with ConventionalHaemorrhoidectomy--A Systematic Review. Faridpur Med. Coll. J. 2012;7(1): 37-41