Top Banner
MAKNA PENGGAMBARAN PEREMPUAN DALAM IKLAN DJARUM 76 VERSI OM JIN “SELAMATKAN PACARKU” SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: HARI YUNITA WULANDHARI 14.21.0016 KEKHUSUSAN : JURNALISTIK SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2018
72

VERSI OM JIN “SELAMATKAN PACARKU”. MAKNA... · 2019. 4. 11. · MAKNA PENGGAMBARAN PEREMPUAN DALAM IKLAN DJARUM 76 VERSI OM JIN “SELAMATKAN PACARKU” SKRIPSI Diajukan Kepada

Feb 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MAKNA PENGGAMBARAN PEREMPUAN DALAM IKLAN DJARUM 76

    VERSI OM JIN “SELAMATKAN PACARKU”

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi

    “Almamater Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu

    Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

    Disusun Oleh:

    HARI YUNITA WULANDHARI

    14.21.0016

    KEKHUSUSAN : JURNALISTIK

    SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

    ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

    2018

  • ABSTRAK

    Penelitian ini berfokus pada bagaimana makna penggambaran perempuan dalam iklan

    Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku?”. Pada iklan rokok Djarum tersebut, penggunaan

    pelakon perempuan menarik untuk diteliti lantaran penggunaannya yang bukan secara

    semestinya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan penggunaan

    teori Roland Barthes. Dipilihnya teori serta metode tersebut, karena pada pengerjaannya

    diperlukan pembedahan terhadap simbol-simbol dengan mempertimbangkan makna denotatif,

    konotatif serta mitos. Nantinya, tampilan sosok perempuan pada iklan rokok Djarum 76 akan

    menggambarkan bagaimana realitas perempuan dalam realitas sosial.

    Kata Kunci: Penggambaran perempuan, semiotika Roland Barthes, realitas sosial, iklan

    rokok Djarum 76.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Komunikasi massa merupakan salah satu tipe komunikasi di mana dalam

    penyebaran pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang

    sifatnya masal. Dalam hal ini media massa digunakan sebagai alat untuk

    menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan yang heterogen

    dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, buku,

    film, radio, dan televisi. Melalui media massa, komunikator dapat menjangkau

    khalayak yang luas dengan waktu cepat dan serempak dapat diterima oleh khalayak.

    Media massa memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia.

    Hampir setiap aspek kegiatan yang dilakukan manusia berhubungan dengan aktivitas

    komunikasi massa.

    Salah satu bentuk dari komunikasi massa adalah iklan. Pada era globalisasi

    ini, iklan sangat dibutuhkan oleh para pelaku bisnis. Bukan hanya berfokus pada

    peningkatan laba atau keuntungan, perusahaan atau pelaku bisnis juga

    mempertimbangkan bagaimana cara laba tersebut dihasilkan. Menurut Kotler dan

    Keller (dalam Donny, 2017), iklan adalah segala bentuk penyajian nonpersonal dan

    promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

    Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media, misalnya surat kabar, majalah,

    tv, radio, biskop, papan reklame, dan sebagainya.

    Berangkat dari pengertian di atas, dan menyadari bagaimana perkembangan

    era turut mempengaruhi peradaban, dapat dikatakan jika memang pemanfaatan

    media audio visual (televisi) lebih banyak dipilih sebagai alat untuk mempromosikan

    sebuah produk oleh perusahaan atau pelaku bisnis. Iklan bukan hanya menggunakan

    bahasa sebagai alat komunikasinya. Tetapi juga simbol, bunyi, warna ataupun

  • adegan – adegan visual yang diharapkan mampu menggambarkan bagaimana nilai

    produk tersebut akan dijajakan di masyarakat.

    Iklan mengandung pesan verbal maupun non verbal yang cukup menarik

    untuk dianalisa. Bukan hanya bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk membeli

    suatu produk yang tengah dipromosikan, pelaku bisnis yang memanfatkan iklan

    sebagai media promosi juga ingin menyampaikan pesan – pesan yang termuat dalam

    penggambaran visual tersebut. Penyampaian pesan juga tidak semata – mata

    dilakukan secara langsung demi laba yang ingin didapat. Pesan – pesan tersirat pun

    juga banyak dipilih oleh pelaku bisnis untuk menjadi nilai lebih dari produk yang

    dijajakannya.

    Pada sejarahnya, iklan rokok berkembang pesat setelah teknologi-teknologi

    baru bermunculan pada tahun 1457 oleh Gutenberg. Sedangkan dunia iklan

    Indonesia baru memporduksi iklan pada tahun 1869 melalui surat kabar Tjahaya

    Sijang di kota Manado. Pada saat itu iklan ditampilkan hanya berupa gambar dan

    tulisan. Pada tahun itu teknologi produksi iklan mulai dikembangkan secara luas

    memakai media surat kabar, reklame, dan buku-buku komersil. Iklan di tahun

    tersebut menampilkan produk obat-obatan, dan semacamnya. Sejak saat itu media

    teknologi berkembang pesat yang berpengaruh juga pada media informasi dan

    komunikasi yang semakin cepat dan mudah diterima. Dengan perkembangannya,

    maka informasi yang ditampilkan tidak juga tidak langsung mengarah pada produk

    yang ditawarkan akan tetapi dibiaskan dengan informasi yang lain sebagai

    penunjang.

    Seperti iklan kondom yang menampilkan wanita sebagai objek seksualitas

    pria. Iklan pasta gigi yang seakan-akan menggambarkan keluarga yang bahagia

    dengan penuh senyuman dan dialog-dialog ramah setelah memakai produk tersebut.

    Atau iklan produk shampo "Clear" yang menggambarkan masukulinitas seorang

    laki-laki dengan kegiatan sehari-harinya. Dalam hal ini, bisa dilihat bahwa iklan

  • tidak semata-mata sebagai ajang promosi untuk meningkatkan laba, akan tetapi iklan

    diproduksi untuk membentuk realitas lain pada produk tersebut.

    Dalam hal ini, iklan produk rokok bisa menjadi salah satu objek yang dapat

    diteliti. Pengemasan visual iklan produk rokok yang sering kali tidak menampilkan

    adegan seseorang yang merokok, justru malah menghadirkan ide baru dengan

    mengangkat fenomena sosial sebagai latar belakang visualisasi produk. Djarum 76

    sebagai salah satu merk dagang kretek di Indonesia turut melakukan hal yang sama.

    Ada banyak iklan produk rokok Djarum 76 yang memilih fenomena sosial

    sebagai latar belakang penggambaran produknya. Karakter Om Jin pada iklan

    tersebut yang mulai tayang pada 2004, menjadi ciri khas tersendiri dari produk rokok

    yang hadir sejak 21 April 1951 ini. Om jin sendiri digambarakan sebagai jin Jawa

    lengkap dengan pakaian adat dan juga blagkon, serta siap menuruti perintah yang

    empunya teko (dalam hal ini adalah pemeran dalam adegan iklan yang tidak sengaja

    menendang teko tempat persembunyian jin tersebut).

    Dalam setiap adegan yang ditampilkan, tak jarang penyampaian pesan syarat

    akan nilai moral atau pun sindirian terhadap fenomena yang tengah marak di

    masyarakat. Nilai moral yang ataupun adaptasi dari nilai sosial yang ada, berusaha

    digambarkan dalam pemeran pada iklan sebuah produk. Penyampaian pesan tersirat

    inilah yang ingin disampaikan oleh iklan rokok Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku”.

    Penggunaan perempuan sebagai model dalam iklan rokok, dirasa cukup

    ganjal lantaran mengingat produk tersebut tidak diperuntukkan untuk kaum

    perempuan. Apabila menilik dari penggunaan pemeran perempuan dalam iklan, iklan

    produk rumah tangga kerap kali menggunakan objek yang sama sebagai pemeran

    namun tetap dalam konteks bahwa model tersebut mewakili pengguna produk dalam

    kehidupan sehari-hari. Ini tentu berbeda dengan pemeran perempuan dalam iklan

    produk rokok.

  • Peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini. Penelitian

    tersebut mengangkat isu mengenai bagaimana representasi eksistensi diri pada iklan

    rokok Djarum 76 versi Om Jin “Pengen Eksis”, dengan menekankan pada bagaimana

    penggambaran pesan mengenai eksistensi khalayak yang merupakan tren baru yang

    timbul di Indonesia. Penelitian itu, menggunakan teori Semiotika Roland Barthes

    untuk mecari makna denotasi, makna konotasi dan makna mitos pada objek yang

    diteliti. Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian ini lebih berfokus pada

    bagaimana penggambaran perempuan dalam visualisasi iklan produk rokok.

    Berangkat dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 38/2000, pasal 17 ayat 2

    mengenai pembatasan jam tayang iklan rokok di media televisi mulai dari pukul

    21.30-05.00 waktu setempat, Ini dikarenakan pada jam tayang tersebut bukan

    merupakan jam produktif yang masih dapat dilihat oleh anak-anak.

    Adapun (PP no. 38/2000 revisi PP No 81/1999 memuat pasal 10 tentang

    rokok) dan Pasal 46 ayat 3c UU yang melarang melakukan promosi rokok dengan

    memperagakan wujud rokok atau wujud rokok tidak boleh terlihat jelas. Hal ini

    pulalah yang menjadikan iklan Djarum 76 versi Om jin dengan Cerita “Selamatkan

    Pacarku” menjadi menarik untuk dijadikan objek penelitian karena lebih memilih

    untuk mengangkat isu sosial, terutama posisi peranan perempuan dalam lingkungan

    sosial yang sebenarnya.

    Iklan yang kerap kali menjadi jendela terhadap pandangan seksualitas

    perempuan terutama pada kebudayaan kontemporer, lebih memilih memfokuskan

    pada apa saja nilai lebih dari seorang perempuan dalam tatanan sosial yang bisa

    dijadikan fokus dalam pembuatan visualisasi sebuah produk. Pada praktiknya,

    perempuan kerap kali digambarkan sebagai komoditi utama beberapa hal yang

    berkaitan dengan seksualitas melalui lekuk tubuh atau pun hal – hal yang terdapat di

    dalamnya. Penggambaran perempuan dalam iklan produk penambah stamina pria,

  • Hemaviton misalnya. Seringkali pada realisasinya, hal yang ingin disampaikan

    dalam iklan sebuah produk tidak sesuai dengan komoditi produk yang dipasarkan.

    Perempuan dalam iklan produk hemaviton meskipun tidak sepenuhnya sama

    dengan bagaimana perempuan digambarkan dalam iklan rokok Djarum 76 kali ini,

    namun hal ini memiliki keterkaitan yang bisa dikatakan memiliki benang merah.

    Benang merah dari kedua iklan tersebut adalah makna yang akan didapatkan oleh

    pemeran perempuan dalam iklan yang memang tidak diperuntukkan untuk kaumnya.

    Kesetaraan sosial atau yang lebih sering dikenal sebagai gender mungkin

    menjadi salah satu landasan mengenai bagaimana seharusnya sosok perempuan

    dapat digambarkan. Baik secara audio, tulisan atau bahkan visual. Pada iklan Djarum

    76 yang akan diteliti ini, peneliti tertarik lantaran melihat bagamana perempuan

    dalam tatanan sosial yang sesungguhnya berusaha untuk digambarkan secara

    semestinya. Bagaimana sosoknya menjadi lemah dan butuh bantuan laki-laki namun

    di saat yang sama justru menjadi sangat dominan dan memimpin.

    Berangkat dari hal tersebutlah, perempuan yang divisualisasikan dalam iklan

    produk rokok, dapat dikaji simbol dan makna pesan yang terkandung dengan

    menggunakan metodologi visual yaitu semiotik. Menurut Sobur (2009), semiotika

    adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah

    perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-

    tengah manusia dan bersama-sama manusia. Dengan semiotika, peneliti dapat

    menelaah bentuk komunikasi serta mengungkapkan makna yang terdapat di dalam

    pesannya.

    Tanda yang ditampilkan dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan

    Pacarku” tentu memiliki makna tersembunyi yang belum banyak diketahui oleh

    masyarakat luas. Oleh karena itu peneliti memilih menggunakan teori analisis

    semiotika Roland Barthes sebagai acuan demi mencari makna tesebut. Semiotika

    Roland Barthes lebih mengedepankan makna denotasi, makna konotasi dan makna

  • mitos. Dimana makna denotasi sendiri didapat dari mana yang sesungguhnya,

    sedangkan makna konotasi menjadi kiasan atau bukan makna yang sesungguhnya,

    dan makna mitos yang berarti makna yang didapat dari pengungkapan apa yang pada

    periode tertentu. Dan hal ini menjadi dasar peneliti untuk mengetahui apa saja makna

    yang terdapat dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”.

    I.2 RUMUSAN MASALAH

    Bedasarkan latar belakang yang telah ditulis, maka pada penelitian kali ini

    peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

    Bagaimana makna penggambaran perempuan dalam iklan rokok Djarum 76 versi Om

    Jin “Selamatkan Pacarku?”

    I.3 TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna penggambaran

    perempuan dalam iklan rokok Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”.

    I.4 MANFAAT PENELITIAN

    Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini juga mempunyai

    manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat tersebut antara lain:

    I.4.1 Manfaat Teoritis

    Secara teoritis, hasil dari penelitian kali ini diharapkan mampu memberikan

    pengertian mengenai makna gambaran perempuan dalam tatanan sosial yang

    divisualisasikan dalam sebuah iklan audiovisual. Juga menyampaikan makna pesan

    dalam adegan iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku” melalui kajian

    semiotika Roland Barthes.

    I.4.2 Manfaat Praktis

  • Secara praktis, penelitian kali ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

    data bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi ataupun pelaku industri periklanan mengenai

    makna yang didapat dalam penggambaran perempuan di iklan Djarum 76 versi Om

    Jin “Selamatkan Pacarku”.

    I.5 TINJAUAN PUSTAKA

    I.5.1 IKLAN

    Menurut Kotler dan Keller (dalam Donni 2017), iklan dipahami sebagai

    segala bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor

    tertentu yang memerlukan pembayaran. Iklan dapat disajikan melalui berbagai

    macam media, misalnya surat kabar, majalah, TV, radio, bioskop, papan reklame, dan

    sebagainya.

    Iklan kerap kali mengalami evolusi dalam pemuatannya. Hal ini dikarenakan

    pelaku bisnis (pembuat iklan) berusaha untuk mengikuti perkembangan era yang ada.

    Larangan-larangan pun turut diberlakukan oleh beberapa negara untuk

    mempertimbangkan konten iklan apa saja yang boleh atau tidak termuat dalam konten

    iklan suatu produk.

    Pelarangan penanyangan adegan rokok ataupun kegiatan merokok secara

    nyata dalam iklan produk rokok, menjadi salah satu contohnya. Akibatnya, para

    produsen rokok harus memutar otak bagaimana caranya untuk tetap beriklan secara

    masif dengan tidak mengabaikan larangan yang ada.

    Untuk mengkaji iklan dalam perspektif semiotika, kita bisa mengkajinya leat

    sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambing,

    baik verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks,

    terutama dalam iklan radio, televisi, dan film. (Sobur, 2009).

    I.5.2 Iklan dalam kajian semiotik

  • Pada dasarnya, lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas

    verbal maupun non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kerap kali dipahami

    oleh masyarakat luas, sedangkan nonverbal adalah tanda dan ikon yang meniru rupa

    atas realitas.

    Menurut Hoed (2001, dalam Sobur 2009), kajian sistem tanda dalam

    iklan juga mencakup objek. Objek iklan adalah hal yang diiklankan. Dalam iklan

    produk atau jasa, produk atau jasa itulah objeknya. Yang penting dalam penelaan

    iklan adalah penafsiran kelompok sasaran dalam proses intepretan.

    Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan teori Semiotika

    Roland Barthes guna mengetahui apa saja makna pesan dalam setiap adegan yang

    ditampilkan dalam iklan produk rokok Djarum 75 versi Om Jin “Selamatkan

    Pacarku”.

    I.5.3 SEMIOTIKA

    Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk menkaji tanda.

    Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di

    dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia (Sobur, 2009).

    Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak memaknai

    bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai berarti

    bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu

    hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda

    (Barthes, 1988 dalam Sobur, 2009).

    Dalam hal ini, dapat didefinisikan secara sederhana bahwa semiotika

    merupakan ilmu atau proses yang berhubungan dengan tanda. Semiotika adalah suatu

    disiplin yang menyelediki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana sign

    „tanda-tanda‟ dan berdasarkan pada sign system (code) „sistem tanda‟

  • Dipilihnya disiplin ilmu semiotika sebagai landasan penulis dalam mengkaji

    fenomena objek penelitian, tentu saja erat kaitannya dengan tanda-tanda yang akan

    dimaknai dalam iklan produk rokok Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”.

    I.5.4 SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

    Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol

    mempraktikkan model linguistik dan semiologi Saussurean (Sobur, 2009). Barthes

    merupakan pengikut Saussurean yang berpandangan bahwa sebuah sistem tanda yang

    mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.

    Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda

    adalah pembaca (the readers). Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda,

    membutuhkan keaktifan pembaca untuk dapat berfungsi. Barthes secara panjang lebar

    mengulas apa yang serimg disebut sebagai sistem pemaknaan tataran ke-dua, yang

    dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. Sistem ke-dua ini oleh

    Barthes disenut dengan konotatif, yang di dalam Mythologies-nya secara tegas ia

    bedakan dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama. Berikut merupakan

    urutan tentang bagaimana tanda bekerja yang diciptakan oleh Roland Barthes:

    1. Signifer (penanda)

    2. Signifed (petanda)

    3. Denotative sign (tanda denotatif)

    4. Connotative signifier (penanda konotatif)

    5. Connotative signified (petanda konotatif)

    6. Connotative sign (tanda konotatif)

    Dari urutan tanda di atas, terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

    penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah

    juga penanda konotatif (4). Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar

  • memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif

    yang melandasi keberadaannya.

    Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian

    umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh Barthes. Dalam pengertian

    umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna hafiah, makna yang

    sesungguhnya. Akan tetapi, di dalam semiologi Roland Barthes dan para

    pengikutnya, denotasi merupakan sistem segnifikasi tingkat pertama, sementara

    konotasi merupakan tingkat kedua. Denotasi justru lebih diasosiasikan sebagai

    ketertutupan makna.

    Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang

    disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan

    pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam periode tertentu (Budiman,

    2001 dalam Sobur 2009). Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda,

    petanda, dan tanda. Namun sebagai suatu sitem yang unik, mitos dibangun oleh suatu

    rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau dengan kata lain, mitos adalah

    suatu sistem pemaknaan tataran ke dua. Di dalam mitos, sebuah petanda dapat

    memiliki beberapa penanda.

    I.5.5 Teori Feminisme

    Teori fenimisme tumbuh sebagai suatu gerakan atau suatu pendekatan yang

    berusaha merombak struktur yang ada karena dianggap telah mengakibatkan

    ketidakadilan terhadap kaum perempuan. Pendekatan feminisme berusaha merombak

    cara pandang kita terhadap dunia dan berbagai aspek kehidupannya.

    Teori ini bersikap kritis dan aktif terhadap perempuan, berusaha membangun

    dunia yang lebih baik lagi bagi perempuan dan demikian juga bagi umat manusia.

  • Berikut jenis-jenis gerakan feminisme:

    1. Feminisme Liberal

    Feminisme liberal merupakan salah satu jenis feminisme yang lebih memfokuskan

    pada keinginan perempuan untuk adanya kebebasan secara penuh melalui adanya

    undang-undang atau hukum yang kuat.

    2. Feminisme Radikal Libertarian

    Feminisme ini menggangap bahwa akar masalahnya adalah sistem seks dan gender.

    Aliran feminisme radikal adalah persoalan mendasar yang menunjukkan bahwa

    perempuan berbeda dari laki-laki, dan bahwa perbedaan itu bukan hanya berlaku

    paralel tetapi bersifat superior.

    3. Feminisme Radikal Kultural

    Feminisme radikal cultural berpendapat bahwa teknologi reproduksi dapat

    membahayakan perempuan karena menjadi ibu biologis adalah sumber kekuatan

    perempuan. Kelemahan pendekatan ini terletak pada kecenderungannya untuk

    memusatkan perhatian pada perbedaan karakteristik antara perempuan dan laki-laki.

    4. Feminisme Psikoanalisis dan Gender

    Menurut feminism psikoanalisis dan gender, ketertindasan perempuan berakar dari

    psikenya, terutama dari cara berpikir perempuan. Perempuan kerap kali dipaksa untuk

    habis-habisan berkonsentrasi pada penampilan fisiknya agar dapat dicintai dan

    mendapat persetujuan laki-laki. Begitu pun sebaliknya dengan laki-laki,

    kekhawatirannya pada kenyataan tidak dimilikinya rahim dan tidak dapat

    menghasilkan makhluk hidup lain membuat laki-laki harus mencari sarana lain untuk

    tetap memegang kendali dengan berusaha agar dapat mapan di sektor publik.

  • Salah satu jenis teori feminisme yang cocok dengan penelitian ini adalah

    Feminisme Radikal Libertarian. Dimana feminisme jenis ini lebih mentikberatkan

    feminisme radikal adalah persoalan mendasar yang menunjukkan bahwa perempuan

    berbeda dari laki-laki, dan bahwa perbedaan itu bukan hanya berlaku paralel tetapi

    bersifat superior.

    1.6 KERANGKA BERPIKIR

    Gambar I.1

  • Kerangka Berpikir

    Visualisasi fenomena sosial

    dalam iklan

    Iklan Rokok Djarum 76 versi

    Om Jin “Selamatkan

    Pacarku”

    Denotasi Konotasi

    Mitos

    Liberal Radikal

    Libertarian

    Radikal

    Kultural

    Psikoanalisis

    dan Gender

    Analisis Semiotika Roland

    Barthes

    Teori Feminisme

    Penggambaran Perempuan

    dalam iklan Djarum 76 versi

    Om Jin “Selamatkan Pacarku”

    Makna iklan produk rokok Djarum

    76 versi Om Jin “Selamatkan

    Pacarku”

  • I.7 METODOLOGI PENELITIAN

    I.7.1 Metode Penelitian

    Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.

    Penggunaan metode kualitatif dirasa tepat lantaran seperti dipahami bahwa

    metode ini diarahkan untuk mengungkap aspek-aspek penyusunan sebuah teks

    dalam suatu media. Menurut Graddol dalam Eriyanto, dalam penggunaan

    metode ini yang dimaksud dengan teks adalah bentuk bahasa, bukan hanya

    mengenai tulisan-tulisan di atas kertas. Elemen lain yang dapat diartikan

    sebagai bahasa bukan hanya teks, meliputi ucapan, musik, gambar, efek, suara,

    citra, dan sebagainya (Eriyanto, 2003). Sedangkan untuk tipe pada penelitian ini

    adalah deskriptif. Peneliti akan berusaha mendeskripsikan / memaparkan

    bagaimana bentuk penggambaran perempuan yang divisualisasikan dalam iklan

    produk rokok 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”.

    Metode analisis yang digunakan peneliti dalam proses pengerjaannya

    adalah analisis semiotika Roland Barthes. Dipilihnya teori semiotika sebagai

    landasan pengerjaan penelitian kali ini lantaran, dalam sebuah iklan yang

    ditanyangkan oleh media massa baik secara teks, audio, maupun audio visual

    tentu saja memiliki tanda / simbol-simbol yang tidak menutup kemungkinan

    akan berarti majemuk pada komunikannya. Dengan menggunakan analisa

    semiotika peneliti berusaha memaparkan simbol-simbol dan tanda-tanda yang

    dimunculkan dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”.

    Selain itu, peneliti juga menggunakan teori feminisme untuk lebih memudahkan

    menggambarkan realita dengan visualisasi dalam gambar.

    I.7.2 Objek Penelitian

    Objek penelitian kali ini adalah iklan Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku”. Dipilihnya iklan tersebut sebagai objek kajian, lantaran

  • dalam visualiasi iklan yang ditampilhan dalam media televisi maupun youtube,

    menampilkan bagaimana penggambaran perempuan dalam sebuah iklan produk

    rokok yang justru jauh dari produk yang seharusnya memang diperuntukkan

    untuk perempuan itu sendiri.

    1.7.3 Unit Analisis

    Unit analisis yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah adegan

    dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”. Dimana untuk

    memudahkan penelitian, kategori-kategori tersebut akan dibagi menjadi

    beberapa bagian yang lebih spesifik. Pembagian tersebut meliputi scene dan

    juga latar tempat yang digunakan.

    Objek yang menjadi penelitian bukan hanya dipotong pada scene-scene

    tertentu, tetapi juga melalui pertimbangan apakah potongan adegan tersebut

    sesuai dengan makna penggambaran yang akan diteliti. Analisis ini termasuk

    purposif analisis, dimana salah satu teknik sampling non random sampling

    dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

    menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

    diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

    Semiotika menurut pengertian Roland Barthes menempatkan denotasi

    sebagai sistem signifikasi tingkat pertama, yang terdiri dari hubungan antara

    penanda dan petanda realitas eksternal yang ada di sekitarnya. Dalam

    pengerjaannya, peneliti akan mengkaji makna denotasi, konotasi, dan mitos

    dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku” melalui simbol-

    simbol dan tanda-tanda yang terdapat di dalamnya.

    I.7.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian

    kali ini adalah dengan melihat untuk selanjutnya dikumpulkan scene dalam

    iklan yang dirasa menggandung makna penggambaran perempuan dalam iklan

    Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”. Bukan hanya mengamati iklan

    dan mengumpulkan adegan-adegan yang terdapat dalam scene, peneliti juga

  • mengumpulkan serta membaca beberapa literatur yang berhubungan dengan

    objek penelitian yang diangkat.

    I.7.5 Teknik Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan caa

    peneliti menonton iklan Djarum 76 veri Om Jin “Selamatkan Pacarku” pada

    media televisi atau pun youtube. Nantinya, peneliti akan meneliti tanda atau

    simbol apa saja yang terdapat dalam iklan tersebut untuk selanjutnya dikaji

    menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Seperti diketahui, bahwa Barthes

    membagi semiotik menjadi dua tingkatan pertandaan, yakni denotasi (yang

    dipahami sebagai makna sebenarnya) dan konotasi (makna yang muncul

    berdasarkan pengalaman personal). Penggabungan makna dalam kedua sistem

    pertandaan tersebut nantinya akan ditafsirkan di dalam teori feminisme sesuai

    dengan objek yang diteliti yakni gambaran perempuan dalam iklan.

  • BAB II

    GAMBARAN UMUM

    II.1 Sejarah Perusahaan PT Djarum

    PT Djarum adalah perusahaan rokok yang berasal dari Kudus, Jawa

    Tengah. Awal berdirinya saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil kretek bernama

    Djarum Gramophon pada 21 April 1951. Perusahaan ini hampir punah akibat

    kebakaran pada 1963. Setelah meninggalnya Oei, perusahaan diambil alih oleh

    kedua anaknya Budi dan Bambang Hartono. Tak lama setelah Oei meninggal,

    Djarum bangkit dan memodernisasi alat-alatnya. Pada 1972, pabrik rokok di

    Kudus ini mampu mengekspor produknya ke luar negeri.

    II.2 Logo, Profil dan Gambaran Umum Perusahaan

    Gambar 2.1

    Logo PT Djarum

    (Sumber: google.com/logo pt djarum Indonesia)

  • PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan

    ini mengolah dan menghasilkan jenis rokok kretek dan cerutu. Ada tiga jenis

    rokok yang kita kenal selama ini. Rokok Cerutu (terbuat dari daun tembakau dan

    dibungkus dengan daun tembakau pula), rokok putih (terbuat dari daun tembakau

    dan dibungkus dengan kertas sigaret), dan rokok kretek (terbuat dari tembakau

    ditambah daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas sigaret).

    PT Djarum adalah salah satu jenis perusahaan perseroan yang ada di

    Indonesia. Namun dahulu PT Djarum adalah sebuah perusahaan perseorangan

    karena didirikan oleh seorang Oei Wie Gwan. PT ini memiliki 5 nilai-nilai inti

    dalam pengembangan perusahan. Nilai-nilai itu adalah fokus pada pelanggan,

    profesionlisme, organisasi yang terus belajar, satu keluarga, tanggung jawab

    sosial.

    Adanya beragam jenis rokok yang diproduksi oleh PT Djarum nyatanya

    bukan hanya dikonsumsi atau dipasarkan pada pasar domestik. Djarum mampu

    mengekspor produknya ke pasar internasional dengan kualitas bersaing dengan

    produk luar negeri yang telah ada. Adapun negara-negara yang menjadi jujukan

    dipasarkannya produk Djarum di luar negeri adalah Amerika Serikat, Eropa

    Timur, Arab Saudi, Abu Dhabi dan beberapa negara timur tengah lainnya.

    Beberapa merek yang di ekspor ke luar negeri tidak dapat ditemui di pasar

    domestik.

  • II.2.1 Rokok Djarum 76

    Djarum adalah rokok linting tangan tanpa filter yang resepnya tetap tidak

    berubah dari peluncuran perdananya lebih dari 25 tahun yang lalu. Djarum 76

    terdiri hampir seluruhnya dari tembakau kawasan daerah Temanggung di dataran

    tinggi Jawa, yang menghasilkan beberapa tembakau terbaik di Indonesia dan

    dunia. Dengan menggunakan bahan tambahan yang paling minimum dan

    sederhana sebagai perangkat tambahan, pelestarian dan menghasilkan aroma

    tembakau alami.

    Djarum 76 cepat memperoleh pengikut setia di seluruh Jawa, Bali,

    Kalimantan dan Sumatera, terutama Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali semenjak

    pengenalannya pada 1976. Saat ini, rokok Djarum tersedia dalam kemasan 12 dan

    16 batang rokok setiap kotaknya dalam bentuk Twin Pack dan terakhir keluar

    pada 2008. (djarum.com)

    II.3 Iklan Djarum 76

    Iklan Djarum 76 versi Om Jin pertama tayang pada 2004 dengan

    diprakarsai oleh aktor Butet Kertarajasa. Penampilan jin yang menjadi aktor

    utama dalam setiap iklan menjadi menarik lantaran Om Jin selalu diidentikan

    dengan jin Jawa yang menggunakan pakaian adat serta blangkon untuk menambah

    kakhasan yang ada.

    Penggunaan pakaian juga tak jauh dari tampilan iklan Djarum 76 lainnya.

    Warna pada pakaian yang didomiasi dengan emas dan merah, dirasa turut

    mewakili warna kemasan produk Djarum 76 itu sendiri.

  • Om Jin ditampilkan sebagai sosok jin yang dapat mengabulkan apapun

    permintaan si penendang teko. Tema yang diangkat dalam setiap iklan Djarum 76

    selalu menampilkan tema sosial yang kemudian dapat dipahami sebagai kritik

    sosial. Saat ini, pemeran Om Jin pada serangkaian iklan Djarum 76, diperankan

    oleh Totos Rastiti yang kental dengan logat Jawa medog ketika berdialog.

    Gambar 2.2 Cuplikan Iklan Djarum 76

    Sumber: (google.com/cuplikan iklan djarum 76)

    II.3.1 Iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”

    Djarum 76 sebagai salah satu produsen rokok ketiga terbesar di

    Indonesia kerap kali mengangkat isu sosial sebagai latar belakang cerita dalam

    setiap iklan yang ditampilkan. Pengambilan ide dengan mengangkat isu sosial

    sebagai latar belakang cerita tesebut akhirnya memunculkan karakter Om Jin

    sebagai tokoh sentral pada iklan-iklan yang diproduksi oleh PT Djarum. Om jin

    sendiri digambarkan sebagai jin Jawa lengkap dengan penggunaan pakaian adat

    serta blangkon dan akses Jawa untuk memperkuat citra yang ada.

  • Pada setiap penayangannya, Om Jin yang diperankan oleh Totos Rastiti,

    kerap kali akan mengambulkan permintaan dari orang-orang yang tidak sengaja

    menendang tekonya. Pemintaan-permintaan tersebut juga tak jauh dari isu sosial

    yang diangkat. Pada iklan dengan judul Pengen Eksis salah satunya. Permintaan

    yang diinginkan oleh penendang teko adalah ingin menjadi terkenal atau eksis

    yang pada eranya dipahami sebagai kebutuhan sosial akan dipandang oleh orang

    lain, terlebih pada era sosial media seperti sekarang.

    Sama halnya dengan iklan jarum 76 berjudul “Pengen Eksis”, iklan kali ini

    juga turut mengangkat isu sosial yang menjadi alasan pada permintaan yang

    diminta oleh penendang teko. Iklan dengan judul “Selamatkan Pacarku” ini

    menyuguhkan jalan cerita dimana seorang perempuan harus selalu menjadi sosok

    yang dilindungi bahkan dalam keadaan genting sekalipun. Pada praktiknya,

    pelindungan akan sosok perempuan harus diidentikan dengan sosok laki-laki yang

    kuat dan maskulin, sehingga harus mau melakukan apapun untuk melindungi

    perempuannya. Bukan hanya itu, fokus pada penelitian mengenai objek iklan kali

    ini adalah bagaimana perempuan justru terlihat dominan sehingga menyebabkan

    laki-laki dengan sifat maskulinitasnya harus mengalah demi sang perempuan

    selamat dari bahaya.

    Iklan ini memiliki selama 30 detik dengan alur cerita yang menceritakan

    bagaimana sosok perempuan dalam dunia nyata berusaha untuk divisualisasikan

    dalam iklan rokok. Sepasang kekasih yang tampak mengunjungi objek wisata,

    memilih untuk mengabadikan momen hingga akhirnya perempuan jatuh ke jurang

    dan berusaha meminta pertolongan kepada laki-laki.

  • Terdapat pula dialog-dialog dalam iklan yang menjadi penguat alasan

    dipilihnya objek. Teriakan seperti “jangkrik” ketika laki-laki harus bertukar

    tempat demi menyelamtkan perempuannya, menjadi hal menarik lantaran pada

    adegan yang lain digambarkan perempuan sebagai sosok yang kuat dan

    memimpin. Namun, ketika posisi bahaya pun, laki-laki tetap harus berkorban.

    Adegan dalam iklan diawali dengan cerita perempuan dan laki-laki yang

    sedang ingin melakukan pengambilan gambar dengan perempuan sebagai

    objeknya. Namun, si perempuan harus terjatuh sebelum gambar selesai diambil.

    Pada keadaan panik karena melihat pasangannya jatuh ke jurang, laki-laki

    berusaha mencari pertolongan hingga akhirnya tidak sengaja menendang teko

    yang ada.

    Teko yang tidak sengaja tertendang itu pun mengeluarkan sosok jin yang

    mampu mengambulan semua (atau 3) permintaan dari si penendang. Pernyataan

    jin dapat mengabulkan permintaan tampak dari potongan adegan yang

    menunjukkan jin mengacungkan satu jarinya. Setelah permintaan tersebut

    disetujui, posisi sepasang kekasih tersebut ditukar dan tampak ekspresi keduanya.

    Perempuan tersenyum dan berlari berhambur ke pelukan jin, sedangkan laki-laki

    menampakkan ekspresi marah dengan umpatan “jangkrik” dengan cukup lantang.

  • BAB III

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    III.1. Analisis

    Pada bab ini, peneliti akan membahas lebih jauh mengenai objek yang

    diteliti. Objek yang dijadikan penelitian adalah iklan Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku”. Pada penayangannya, iklan produsen rokok ini kerap

    menampilkan perempuan sebagai sosok sentral dalam visualisasi setiap

    adegannya. Perempuan dianggap menjadi salah satu objek yang tepat dalam

    proses pemvisualisasian pada produk yang bahkan justru tidak diperuntukkaan

    untuk kaumnya.

    Penayangan iklan tersebut, kerap kali mengandung makna tersirat dalam

    setiap adegannya. Untuk itu, seperti yang dikatakan oleh Barthes, iklan dapat

    diteliti melalui unsur tanda yang meliputi simbol, bunyi, warna ataupun adegan-

    adegan visual yang kerap ditampilkan.

    Peneliti akan memaparkan temuan data yang akan digunakan untuk

    menjawab rumusan masalah yang ada. Metode denotasi dan konotasi dari Roland

    Barthes akan digunakan untuk membedah mengenai penggambaran perempuan

    dalam penayangan iklan produk rokok. Denotasi dipahami sebagai sistem

    signifikasi tingkat pertama, yang terdiri atas hubungan antara penanda dan

    petanda yang ada di sekitarnya. Selanjutnya, peneliti akan membahas lebih jauh

    mengenai penanda dan petanda yang didapat dengan menyajikan scene-scene

  • iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku” untuk dapat dijadikan data

    bagaimana penggambaran perempuan dapat direpresentasikan.

    Gambar 3.1

    Scene 1 (Sepasang kekasih sedang bersiap untuk berfoto di salah satu

    tempat wisata)

    (Keterangan Durasi 00:02)

    Sepasang kekasih sedang menghabiskan waktu untuk mengunjungi tempat

    wisata. Sama dengan kebanyakan orang yang tengah menghabiskan masa liburan,

    momen mengabadikan pemandangan lewat foto pun juga dilakukan oleh sepasang

    kekasih yang terdapat dalam iklan.

    Sama halnya dengan yang diutarakan Barthes dalam buku Elemen –

    Elemen Semiologi (2012), petanda adalah sesuatu yang dimaksudkan oleh orang

  • yang menggunakan tanda tertentu, adegan dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku” ini memiliki pesan pada tiap scenenya. Terlihat sepasang

    muda – mudi akan memilih tempat sebagai latar pada proses pengambilan foto.

    Adapun pemeran perempuan berlari atau berjalan terlebih dahulu untuk

    menunjukkan tempat yang tepat. Dialog yang tertera pada gambar pun cukup

    mewakili bagaimana ajakan yang dilakukan oleh pemeran perempuan kepada

    lelakinya.

    Perempuan: “Foto sini yuk” (menunjuk pinggir tebing)

    Laki – laki: “Yuk” (sambil mengeluarkan telepon genggam)

    Tabel 3.1 Analisis Scene 1

    Makna Denotasi Terdapat sepasang kekasih tampak tengah bersiap untuk

    mengambil gambar pada tempat yang menjadi jujukan

    wisatanya. Perempuan dalam adegan tersebut memilih

    untuk berjalan terlebih dahulu demi menunjukkan tempat

    yang tepat yang dapat dijadikan latar pengambilan gambar.

    Adapula latar yang tergambar dalam tayangan iklan Djarum

    76 vers Om Jin “Selamatkan Pacarku” adalah pemandangan

    alam yang terdapat sebatang pohon kering dan juga tebing

    sebagai latar belakang.

    Makna Konotasi Posisi perempuan yang berjalan di depan laki-laki dan

    bagaimana ekspresi serta jawaban ketika perempuan

  • mengajak berfoto, bisa jadi menjadi sebuah pesan tersirat

    akan bagaimana perempuan dalam konsep teori feminisme.

    Teori feminisme yang secara garis besar menempatkan atau

    memposisikan perempuan memiliki kedudukan atau

    kemampuan lebih dibanding laki-laki. Bagaimana

    perempuan digambarkan sebagai makhluk yang bukan

    hanya semata-semata menurut kepada lawan jenisnya, dalm

    hal ini adalah laki-laki, ataupun bukan juga seseorang yang

    semata-mata membenci laki-laki.

    Penggambaran perempuan dalam iklan acap kali memang

    tidak sesuai dengan produk yang dijajakan. Tetapi dalam

    penayangannya terdapat beberapa pesan baik tersirat

    maupun tersurat yang terkandung di dalamnya.

    Makna Mitos Gambar / adegan ini menunjukkan bahwa tidak selamanya

    perempuan menjadi pihak yang hanya menurut ataupun

    dipimpin oleh laki-laki.

    Dari pemahaman tersebut di atas, perempuan berusaha untuk

    diviasualisasikan dalam penjualan produk yang tidak diperuntukkan untuk

    kaumnya. Produsen – produsen produk rokok kerap kali menggunakan model

    perempuan sebagai pemeran dalam iklannya demi menarik perhatian para

    konsumennya dan tentu pula untuk memberikan kesan tersendiri pada produk

    yang dijajakan.

  • Seperti yang disitir sebelumnya, fenomena – fenomena sosial lebih sering

    digunakan oleh para produsen rokok dalam mengemas tayangan iklannya pada

    media televisi. Konsumen rokok yang mayoritas didominasi oleh kaum pria juga

    tak ayal membuat sosok perempuan dalam setiap iklannya menjadi daya tarik

    tersendiri. Laki-laki kerap diidentikan dengan sifat maskulinitas ketika

    mengkonsumsi rokok bahkan tak jarang banyak dikelilingi oleh perempuan,

    seperti layaknya iklan A Mild “Mula-Mula Malu-Malu, Lama-Lama Mau” (data

    telampir). Penggunaan model perempuan inilah yang menjadi perhatian.

    Pada lingkungan sosial, perempuan kerap kali diidentikan dengan sosok

    yang hanya pantas berada di dapur, mengerjakan pekerjaan rumah ataupun

    mengurus rumah tangga. Namun, penggambaran perempuan dalam iklan dirasa

    berbeda. Meskipun beberapa masih menampakkan bagaimana perempuan

    dijadikan objek penggambaran seksualitas oleh beberapa produsen iklan, kini tak

    sedikit pula yang ingin menggambarkan sebaliknya. Penggambaran bagaimana

    pada visualisasi realitas, perempuan menjadi sosok yang sama atau bahkan lebih

    secara kedudukan dengan laki-laki.

    Feminisme sebuah gerakan perempuan yang kerap kali dianggap berasal

    dari “Barat” dan identik dengan kebebasan perempuan cukup tergambr dalam

    adegan pada iklan di atas. Meskipun tidak secara gamblang menunjukkan adegan

    yang ada dengan kaitannya oleh teori feminisme, tapi bagaimana adegan yang

    menunjukkan perempuan menunjukkan tempat berswafoto seakan memberikan

    kesan tersirat bahwa laki-laki harus mengerti dan menuruti apa yang diinginkan

  • oleh perempuan terlepas dari bagimana konstruksi sosial menilai kedudukan

    perempuan itu sendiri.

    Gambar 3.2

    Scene 1 shoot 1 (Perempuan terjatuh dan berusaha bertahan dengan

    memegang ranting pohon yang ada. Sedangkan pacar dari perempuan

    tersebut terlihat terkejut disaat yang sama ketika akan mengambil foto

    pacarnya)

    (Keterangan Durasi 00:04)

  • Setelah menemukan lokasi yang tepat untuk mengambil gambar pada foto

    tersebut. Perempuan yang menjadi objek pengambilan gambar terlihat terjatuh dan

    berusaha mempertahankan diri dengan berpegangan pada ranting pohon yang ada.

    Sementara perempuan berusha untuk mempertahankan dirinya, si pacar

    menunjukkan ekspresi terkejut dengan ditekankan pada dialog keduanya.

    Perempuan: “AHHHH” (berusaha berpegangan ranting pohon yang

    ada)

    Laki – Laki: “Beb, beb” (ekspresi terkejut dan berusaha menolong

    pacarnya)

    Tabel Analisis Scene 1 Shoot 1

    Makna Denotasi Perempuan yang menjadi objek dalam penggambilan

    gambar tersebut tampak tergopoh menahan diri agar tidak

    terjatuh dengan berpegangan pada ranting pohon yang ada

    di depannya. Sedangkan laki-laki yang memang bertugas

    untuk mengabadikan proses pengambilan gambar juga

    terlihat kaget lantaran sang pacar yang tiba-tiba akan

    terjatuh. Keterkejutan tersebut tampak pada dialog

    keduanya yang menyiratkan ekspresi serta suara yang

    dihasilkan keduanya dalam tayangan iklan.

    Ekspresi serta dialog yang dimnculkan oleh pemeran

    perempuan, menunjukkan bahwa perempuan juga

  • merupakan makhluk yang lemah dengan tetap

    membutuhkan bantuan laki-laki disaat bahaya.

    Makna Konotasi Adegan jatuhnya perempuan dan bagaimana keterkejutan

    laki-laki seolah ingin membantah bagaimana sebenarnya

    posisi perempuan yang memang ingin digambarkan

    memiliki ketegaran dan dominasi terhadap kaum

    sebaliknya (laki-laki). Tampak pada adegan tersebut,

    tersirat makna bahwa perempuan tetap akan membutuhkan

    seorang laki-laki untuk melindungi dirinya sekalipun

    memang sosoknya digambarkan sebagai seseorang yang

    dominan.

    Makna Mitos Perempuan kerap kali diasumsikan dengan bagian tulang

    rusuk pria yang memang wajib untuk dilindungi. Asumsi

    ini seolah menegaskan bahwa perempuan merupakan

    makhluk yang lemah dan membutuhkan laki-laki.

    Pada keterangan gambar 3.1 telah diterangkan bagaimana asumsi peneliti

    mengenai bagaimana sosok perempuan digambarkan sebagai makhluk yang dapat

    mengatur atau memberi pengaruh kepada pasangannya. Hanya saja pada gambar

    3.2 menampilkan atau membedah posisi perempuan tersebut dari sudut pandang

    berbeda. Sudut pandang yang lebih ingin menitikberatkan bagaimana perempuan

    sebagai sosok yang secara harfiah dan secara lingkungan sosial patut untuk

    dilindungi.

  • Gambar 3.2 menampilkan bagaimana ekspresi pemeran perempuan yang

    akan terjatuh dari tebing dan berusaha memegangi ranting yang ada untuk

    mempertahankan posisinya. Pasangan dari perempuan tersebut yang pada

    potongan adegan gambar 3.1 tampak menuruti saja apa yang dimau oleh si

    perempuan, kali ini menunjukkan ekspresi serta sikap bagaimana seharusnya laki-

    laki dapat melindungi pasangannya.

    Kedua potongan adegan yang kontras yang berusaha peneliti asumsikan.

    Penggambaran bagaimana perempuan sebagai sosok yang superior serta posisi

    perempuan secara konstruksi sosial yang memang patut untuk dilindungi oleh

    pasangannya.

    Analisis mitos yang dituliskan bahwa perempuan mnejadi pihak yang

    lemah dan memang membutuhkan laki-laki dalam hidupnya

    (gambar 3.2) membantah keterangan yang ada pada gambar sebelumnya (3.1).

    Dimana pada keterangan gambar sebelumnya, dinyatakan bahwa perempuan dapat

    menjadi pemimpin dan tidak selalu menurut kepada laki-laki.

  • Gambar 3.3

    Scene 1 Shoot 2 (Pria yang mulai panik melihat pasanganya akan jatuh,

    secara tak sengaja menendang teko yang ada di depannya tak memunculkan

    sosok jin dari dalam teko tersebut)

  • (Keterangan Durasi 00:08)

    Secene 1 Shoot 3 (Setelah keluarnya jin dari dalam teko, jin tampak

    memebrikan satu permintaan kepada pria tersebut)

    (Keterangan Durasi 00:13)

    Gambar 3.3 pada potongan adegan scene 1 shoot 3, menampilkan

    visualisasi dimana pria merasa panik melihat pasangannya jatuh setelah mencoba

    berusaha bertahan dengan berpegangan pada ranting pohon. Di tengah-tengah

    kepanikannya, pria tidak sengaja menendang teko dan memunculkan sosok jin.

    Adegan tersebut berlanjut pada visualisasi yang ditampilkan pada gambar scene 1

    shoot 3. Setelah tertendangnya teko dan menampakkan jin, sosok astral tersebut

    memberikan satu permintaan kepada si pria.

    Laki – Laki : “Jin tolongin jin” (dengan menunjukkan ekspresi panik)

  • Jin : “Kuberi satu permintaan” (menunjukkan jari telunjuk

    sebagai penegasan terhadap kata „satu permintaan)

    Tabel Analisis Scene 1 Shoot 2 dan 3

    Makna Denotasi Laki-laki tampak panik ketika

    mengetahui pasangannya jatuh setelah

    berusaha bertahan dengan berpegangan

    pada ranting pohon yang ada. Lantaran

    kepanikannya tersebut, dia tidak

    sengaja menendang teko hingga teko

    tersebut mengeluarkan jin yang tinggal

    di dalamnya. Seperti yang telah

    ditampakkan pada iklan-iklan Djarum

    76 sebelumnya, jin yang akhirnya

    muncul tersebut akan memberikan satu

    permintaan kepada si penendang.

    Menawaran untuk memebrikan satu

    permintaan kepada si penendang,

    berusaha ditegaskan dengan adanya

    adegan jari telunjuk yang diacungkan

  • oleh Jin.

    Makna Konotasi Munculnya jin dari dalam teko yang

    tidak sengaja ditendang oleh laki-laki

    pada adegan iklan tersebut, seolah ingin

    memberi gambaran umum pada

    masyarakat luas bahwa praktik

    supranatural dengan menggantungkan

    bantuan pada makhluk astral nyatanya

    masih kerap dilakukan. Laki-laki dalam

    iklan ingin menggambarkan bahwa

    apabila pasangannya sedang berada

    dalam situasi bahaya, dia juga

    memerlukan pertolongan dari pihak

    lain.

    Makna Mitos Jin merupakan salah makhluk ciptaan

    Tuhan yang acap kali diidentikkan

    dengan sesuatu yang supranatural. Teko

    yang berisi jin dipercaya dapat

    mengabulkan segala (atau 3)

    permintaan.

    Gambar 3.3 pada potongan adegan iklan Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku” terdapat dua gambar yang ingin diilustrasikan. Kedua

  • gambar merupakan potongan yang memiliki kaitan dengan tokoh jin sebagai

    sentral cerita. Laki-laki yang tidak sengaja menendang teko lantaran panik melihat

    pacarnya jatuh ke jurang, memunculkan sosok jin yang muncul diantara

    kepungan-kepungan asap. Kemunculan jin seakan menjadi oase di gurun pasir

    yang dapat menjadi pilihan untuk menyelamatkan karakter perempuan dalam

    iklan.

    Dalam analisis gambar di atas, dapat dipahami bahwa laki-laki yang

    diidentikan selalu melindungi perempuan, juga memerlukan bantuan dari pihak

    lain ketika berada dalam situasi yang genting. Dalam hal ini, tampak dalam iklan

    yang berusaha untuk membantu laki-laki tersebut adalah sosok jin yang keluar

    dari dalam teko.

    Jin diidentikan dengan makhluk supranatural yang memiliki kekuatan

    tertentu untuk membantu “tuan”nya juga berusaha digambarkan pada penayangan

    iklan. Tampak dalam gambar, jin dapat mengabulkan segala (atau 3) permintaan

    dilihat dari acungan jari telunjuk yang diperlihatkan.

  • Gambar 3.4

    Scene 1 Shoot 4 (Jin mengabulkan permintaan pria untuk menyelamatkan

    pacarnya)

    (Keterangan Durasi 00:18)

  • Scene 1 Shoot 5 (Dikambulkannya permintaan laki-laki oleh jin, dengan

    menukar posisi sepasang kekasih tersebut. Pria dipindahkan ke posisi seperti

    perempuan sebelumnya yang bergantungan di ranting pohon)

    (Keterangan Durasi 00:20)

    Pada gambar 3.4 peranan laki-laki sebagai sosok yang memang secara

    lingkungan sosial diwajibkan untuk menjadi kuat dan melindungi perempuan,

    tampak jelas dalam visualisasi yang berusaha ditampilkan. Jin yang menerima

    permintaan pria untuk menolong pacarnya mengabulkan permintaan tersebut

    meskipun harus mengorbankan posisi pria yang tadinya dapat dikatakan aman.

    Adapun percakapan dari para pemeran adegan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Jin : “beres” (menjntikkan jari dan muncullah perempuan dalam

    iklan telah berada dalam posisi aman yang sebelumnya ditempati oleh laki-

    laki)

    Laki – Laki : “jangkrikkkk” (terdapat penekanan dalam pengucapannya.

    Dapat diasumsikan bahwa ini sebagai bentuk perasaan laki-laki yang lagi-

    lagi harus menjadi posisi mengalah atau berkorban lebih untuk melindungi

    perempuannya).

    Tabel Analisis Shoot 1 Scene 4 dan 5

    Makna Denotasi Jin tampak mengabulkan permintaan

    dari laki-laki yang ingin

    menyelamatkan pacarnya yang

    sebelumnya jatuh. Dalam proses

    penyelamatan tesebut, jin menukar

    posisi kedua pemeran karakter dalam

    iklan. Laki-laki yang sebelumnya

    berada dalam posisi aman harus

    menggantikan posisi pacar yang

    sebelumnya bergelantungan pada

    ranting pohon. Ketika perempuan

    berhasil diselamatkan, tampak ekspresi

    bahagia pada wajah jin. Namun,

    sebaliknya ketika posisi ditukar, wajah

  • yang kurang bersahabat ditampilkan

    oleh pemeran pacar si perempuan yang

    posisinya ditukar menjadi posisi tidak

    aman dengan bergelantungan di ranting

    pohon.

    Pertolongan yang diharapkan oleh laki-

    laki ternyata tidak sesuai dengan apa

    yang diharapkan.

    Makna Konotasi Penempatan posisi laki-laki yang lagi-

    lagi harus menjadi yang dominan demi

    dapat menyelamatkan perempuannya

    tergambar dalam adegan ini. Laki-laki

    meskipun harus dengan sedikit ketidak

    relaan (ditunjukkan dalam pengucapan

    kalimat “jangkrik”), dia wajib menjadi

    sosok yang dapat melindungi

    pasangannya meskipun harus merelakan

    dirinya sendiri berada dalam posisi

    yang tidak aman.

    Makna Mitos Peranan laki-laki dan perempuan kerap

    kali diidentikan dengan laki-laki yang

    digambarkan sebagai sosok yang

    macho, kuat dan dapat melakukan

  • apapun yang tidak dapat dilakukan oleh

    kaum sebaliknya dalam hal ini

    perempuan. Seperti yang telah

    disinggung dalam gambar scene 1 shoot

    1, dimana pada keterangan

    menyebutkan bahwa posisi perempuan

    kerap kali dikaitkan dengan mitos

    bahwa dialah bagian dari tulang rusuk

    laki-laki dan untuk itulah laki-laki juga

    memiliki sebuah tanggung jawab moral

    yang dibentuk secara patriaki, yakni

    mewajibkannya untuk melinduni

    perempuan yang dianggap lebih lemah

    dari padanya (Riant Nugroho, 2011).

    Lagi-lagi pada adegan ini, peneliti akan mengasumsikan hal yang bertolak

    belakang dengan keterangan gambar 3.1. Pada gambar sebelumnya, peneliti ingin

    menggambarkan bagamana realita sosial berusaha digambarkan dalam

    penanyangan iklan rokok Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”.

    Konstruksi sosial yang kerap memandang posisi laki-laki dan perempuan

    dalam tatanan yang berbeda bukan semata-mata terjadi dengan begitu saja.

    Penggambaran peran yang disematkan kepada keduanya dibetuk jauh sebelum

    budaya dan perkembangan masyarakat mencapai titik kemajuan berpikir. Laki-

  • laki sebagai gambaran sosok yang macho dan dapat diandalkan serta perempuan

    sebagai sosok yang sebaliknya, dibentuk berdasarkan budaya patriaki yang telah

    ada sebelumnya.

    Visualisasi dalam potongan adegan di atas seolah ingin menegaskan

    bagamana realita sosial tersebut. Tokoh laki-laki yang sebelumnya berada dalam

    posisi aman, harus rela bertukar tempat dengan pasangannya lantaran itu adalah

    cara yang bisa membuat kekasihnya aman. Sekalipun dalam adegan terdapat

    umpatan kecil berbunyi “jangkrik” dengan penekanan pada pengucapannya, yang

    seolah ingin menggambarkan bagaimana laki-laki tidak sepenuhnya menerima

    cara jin menyelamatkan karakter perempuan, tapi lagi-lagi lantaran konstruksi

    sosial tersebut, laki-laki harus rela melakukan apapun demi realisasi sifat macho

    yang disandangnya.

    Bukan hanya pada penekanan kata “jangkrik” yang seolah

    menggambarkan tidak sepenuhnya diterima budaya patriaki tersebut. Mimik

    wajah yang ditampilkan pun menjadi penguat dalam anggapan yang telah

    dimunculkan sebelumnya. Karakter laki-laki yang berperan sebagai pacar dan

    telah mendapat predikat maskulinitas, harus menjadi sosok yang berkorban dan

    menunjukkan ekspresi tidak terimanya lantaran harus dipisahkan posisinya oleh

    Om Jin.

    Begitu pun sebaliknya dengan karakter perempuan dalam iklan. Sebagai

    penggambaran realitas dimana sosoknya menjadi kaum yang dilindungi dalam

  • dunia nyata, penampkaan ekspresi menunjukkan bahwa ketika Om Jin berhasil

    menyelamatkannya, perasaan senang mulai muncul.

    Gambar 3.5

  • Scene 1 Shoot 6 (Setelah jin berhasil menyelamatkan karakter perempuan

    dalam iklan, perempuan tersebut berhambur ke pelukan jin)

    (Keterangan Durasi 00:22)

    Pada adegan terakhir dalam visualisasi iklan Darum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku”, karakter perempuan yang telah berhasil diselamtkan oleh

    jin, memilih untuk mengahambur ke dalam pelukan Om Jin. Jin yang menerima

    perlakuan tersebut merespon gerakan yang ia dapat dengan adanya belaian di

    legan perempuan disertai mimik wajah yang dapat akan diterjemahkan oleh

    peniliti dalam tabel analisis di bawah ini. Adegan ini tidak menampakkan dialog

    antar pemerannya.

  • Tabel Analisis Scene 1 Shoot 6

    Makna Denotasi Perempuan menghamburkan diri ke

    pelukan jin sebagai ucapan yang telah

    berhasil menyelamatkannya. Diiringi

    dengan senyum serta raut wajah bahagia

    yang menyelimuti si perempuan

    lantaran berhasil diselamatkan dari

    bahaya. Begitupun dengan ekpresi yang

    ditampilkan oleh Jin. Bukan hanya

    menerima pelukan yang diberikan oleh

    pelakon perempuan, raut bahagia juga

    tampak menyelimuti Jin ketika berhasil

    menyelamtkan perempuan dalam iklan.

    Makna Konotasi Pelukan, belaian serta mimik wajah

    yang ditampilkan jin saat si perempuan

    melakukan adegan tersebut, dapat

    diasumsikan sebagai penggambaran

    perempuan yang acap kali sering

    dijadikan subjek atau gambaran umum

    berkenaan dengan hal-hal berbau

    seksualitas. Perempuan yang berhasil

    diselamatkan tersebut, seakan merma

  • perlakuan jin yang membelai lengannya

    sebagai upah atas apa yang telah

    dilakukan jin terhadapnya.

    Makna Mitos Pelukan yang dilakukan oleh pemeran

    perempuan kepada jin, seolah menjadi

    penegas mitos bahwa bentuk

    pertolongan yang dilakukan oleh setan /

    jin pasti akan memerlukan imbalan.

    Adegan dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”

    menampilkan visualisasi dimana karakter perempuan berlari menghambur dalam

    pelukan jin yang telah menyelamatkannya. Dalam adegan tersebut, tampak jin

    tidak merasa keberaratan dengan perlakuan si perempuan. Om jin justru

    menampakkan ekspresi senang yang ditunjukkan oleh adanya senyuman serta

    belaian pada lengan perempuan.

    Ekspresi tersenyum yang ditunjukkan oleh jin maupun pemeran

    perempuan seolah ingin menggambarkan bagaimana perasaan keduanya ketika

    berhasil melalui masa-masa menegangkan. Senyuman yang dapat dimaknai

    sebagai komunikasi non verbal, seolah ingin mempertegas realitas yang ada

    dengan gambaran tingka laku yang syarat akan makna tersembunyi. Ekspresi

    keduanya meskipun tak tampak senyuman lebar sebagai gambaran kelegaan yang

    lebih relevansi, namun pesan kelegaan berusaha digambarakan dari pelukan yang

    diberikan pelakon perempuan secara terus terang pada jin.

  • Dalam realitanya, perempuan kerap kali dijadikan sebagai objek

    sensualitas dimana laki-laki dapat melakukan apapun termasuk kontak fisik,

    seperti halnya pelukan ataupun belaian. Seksualitas perempuan juga sering kali

    dipahami secara taksa dan ambivalen yang kemungkinan menyebabkan menjadi

    mitos. Peminggiran seksualitas perempuan dan pembentukannya sebagai mitos

    menunjukkan bahwa konstruksi sosial pada dasarnya merupakan konstruksi

    seksual yang terutama diarahkan untuk mendefinisi dan mengusai seksualitas

    perempuan. Adegan scene 1 shoot 6 seolah ingin menggambarkan realita tersebut.

    Perempuan yang telah berhasil diselamatkan oleh Om Jin, memilih

    menghamburkan diri untuk mendapatkan pelukan dan tidak menolak ketika

    tangan jin mulai membelai lengannya. Hal ini bisa jadi menjadi salah satu alasan

    bentuk ucapan terima kasih yang berusaha diberikan karakter perempuan kepada

    tokoh Om Jin dalam iklan.

    Adegan pelukan tersebut pula lah juga menjadi salah satu alasan yang kuat

    untuk mendukung anggapan bahwa perempuan dapat diperlakukan bebas ketika

    laki-laki telah berhasil menyelamatkan ataupun melakukan hal lain yang

    berhubungan dengan hasil-hasil baik yang diterimanya. Namun, pada dasarnya

    pelukan yang memiliki banyak jenis tentu pula memiliki banyak arti yang terdapat

    dalam setiap realisasinya. Begitu hanya adegan pelukan yang menampakkan

    kepala perempuan bersandar pada dada jin.

    Pelukan yang diberikan oleh pemeran perempuan, dapat diartikan sebagai

    refleksi kehidupan nata sosial bermasyarakat, dimana pada setiap bantuan yang

  • diberikan oleh jin / setan pasti akan membutuhkan imbalan. Imbalan yang

    dimaksudkan dalam iklan ini adalah adanya pelukan yang divisualisasikan.

    Gambar 3.6

    Scene 1 Shoot 7 (Setelah adegan perempuan menghamburkan diri

    dalam pelukan jin, tampak bagaimana ekpresi keduanya berusaha

    ditampakkan. Penampakan ekspresi tersebut lebih ditekankan pada mimic

    wajah serta senyum yang ditunjukkan Om Jin serta pelakon perempuan

    dalam iklan)

    (Keterangan Durasi 00:30)

    Pada adegan terakhir iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”

    ini, digambarkan denga jelas bagaimana ekspresi senyuman yang ditampakkan

    oleh kedua tokoh di atas. Jika dalam adegan sebelumnya lebih menyoroti

    bagaimana pelukan menjadi komunikasi non verbal yang berusaha ditafsirkan,

  • lain halnya dalam scene terakhir ini. Peneliti akan menyoroti lebih jauh mengenai

    ekspresi senyuman dibarengi dengan mimik wajah yang ditampilkan.

    Tabel Analisis Scene 1 Shoot 7

    Makna Denotasi Setelah adanya adegan pelukan yang

    berusaha digambarakan pada degan

    sebelumnya, pada scene ini tampak

    bagaimana ekspresi keduanya

    menunjukkan senyuman disertai dengan

    mimik wajah. Perempuan menunjukkan

    senyuman yang seolah menggambarkan

    kelegaan hatinya lantaran berhasil

    diselamatkan. Sedangkan Jin dengan

    mata terpejamnya seolah ingin

    menegaskan keerhasilannya dan

    menikmati pelukan yang diberikan ole

    pelakon perempuan.

    Makna Konotasi Senyuman dan pelukan yang

    ditunjukkan dalam potongan adegan di

    atas, seolah ingin menggambarkan

    bagaimana bentuk penyerahan diri

    seorang perempuan yang telah berhasil

  • diselamatkan serta kelegaan dibarengi

    kesenangan Jin lantaran dapat

    menerima pelukan dari seseorang yang

    berhasil diselamatkannya. Dalam hal

    ini, bentuk kelegaan sekaligus

    kesenangan tersebut didukung oleh

    pelakon perempuan yang diperagakan

    oleh gadis ayu.

    Makna Mitos Senyuman serta pelukan yang

    dikatagorikan sebagai bentuk

    komunikasi non verbal, menyimpan

    banyak makna yang tidak sama satu

    sama lainnya pada penangkapan

    pemahaman setiap orang. Adapula pada

    ekspresi tersenyum yang ditampakkan,

    mayoritasi orang akan melihatnya

    sebagai bentuk rasa bahagia. Namun,

    rasa bahagia tersebut juga meliputi

    banyak hal yang menjadi alasan di

    baliknya.

    Adegan terakhir yang ditampilkan dalam potongan iklan Djarum 76 versi

    Om Jin “ Selamatkan Pacarku” kali ini membuat peneliti berasumsi mengenai

  • ekspresi senyum serta mimik wajah yang ditampilkan oleh kedua pelakon. Telah

    disitir pada keterangan adegan sebelumnya, bahwa senyum sebagai salah satu

    bentuk komunikasi non verbal memiliki banyak arti yang dapat didefinisikan oleh

    komunikan. Secara gamblang, senyuman sering diartikan sebagai bentuk

    kebahagiaan atas pencapaian sesuatu. Begitu pula yang ingin disampaikan dalam

    potongan adegan iklan Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku”. Bentuk

    kebahagiaan yang ditampilkan lantaran berhasilnya jin menyelamatkan pelakon

    perempuan dari situasi genting, berusaha untuk divisualisasikan dalam adegan

    berpelukan sambil tersenyum.

    Bukan hanya penggambaran kebahagiaan yang peneliti tangkap dalam

    potongan adegan tersebut, hal lain yang berhubungan dengan makna tersembunyi

    dalam senyuman serta mimik wajah juga tersirat tertangkap oleh peneliti. Hal ini

    lebih kepada bagaimana pemeran Jin merasa diuntungkan dengan adanya adegan

    dipeluk oleh pelakon perempuan yang dirasa cukup ayu dalam memerankannya.

    Sekali lagi, pemakanaan yang berbeda pada komunikasi non verbal lah

    yang membuat penliti menafsirkan hal demikian dalam adegan keduanya sama-

    sama tersenyum diiringin dengan mimik wajah yang ditampilkan. Mengingat

    adanya makna tersirat mengenai bagaimana sebuah senyuman diartikan oleh

    kebanyakan orang, hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Dale G Leather

    (1976) dalam comunicateur.wordpress.

    “Lambang non verbal dapat menyampaikan perasaan dan emosi lebih

    cermat serta merupakan saran sugesti yang paling tepat.” Demikian adalah bunyi

  • beberapa poin penting mengenai komunikasi non verbal yang berusaha

    disampaikan oleh Dale G Leather. Sekalipun dikatakan bahwa non verbal menjadi

    sarana penyampaian sugesti yang paling tepat, tetap saja pada praktiknya sugesti

    yang berusaha disampaikan terkadang tidak sama pada satu atau lainnya dalam

    menerimanya.

    III.2. Pembahasan

    Penelitian ini membahas mengenai penggambaran perempuan dalam iklan

    sehingga untuk membedahnya digunakan teori-teori yang dianggap relevan. Salah

    satunya adalah Feminisme Radikal Libertarian. Feminisme ini menggangap

    bahwa akar masalahnya adalah sistem seks dan gender. Aliran feminisme radikal

    adalah persoalan mendasar yang menunjukkan bahwa perempuan berbeda dari

    laki-laki, dan bahwa perbedaan itu bukan hanya berlaku paralel tetapi bersifat

    superior.

    Laki-laki kerap kali dianggap sebagai objek yang pantas untuk melindungi

    wanita sebagaimana sistem patriaki yang telah lama dianut oleh kebanyakan

    masyarakat. Sebagai salah satu contoh adanya sistem patriaki yang dianut oleh

    masyarakat Indonesia adalah kewajiban seorang perempuan untuk menjadi

    “pelayan” bagi suami. Terlepas dari adanya tanggung jawab yang wajib diemban

    oleh wanita ketika menjadi istri, hal tersebut menjadikan peran perempuan selalu

    identik tidak sama kedudukan dengan lawan jenisnya.

    Dalam perdunia televisian ataupun media, realitas tersebut berusaha

    digambarkan dan disuguhkan kepada khalayak luas. Penggunaan iklan sebagai

  • media penyampai pesan melalui pesan visual lebih banyak dipilih lantaran dinilai

    efektif untuk menawarkan sebuah produk dengan kalimat persuasif yang dibimbui

    dengan gambar.

    Iklan sebagai bagian dari bisnis di Indonesia merupakan komoditas yang

    fungsinya menjual komoditas. Banyak komoditas yang dijual melalui seksualitas

    dan tubuh perempuan. Penggunaan model perempuan kerap kali tidak sesuai

    dengan komoditas yang akan dijajakan pada iklan. Sama halnya dengan iklan

    Djarum 76 yang telah diulas di atas.

    Berbeda dengan produk rumah tangga yang memang menggunakan

    perempun sebagai model dan tidak sebaliknya. Produk yang lebih banyak

    dijajakan untuk kaum laki-laki justru malah kerap menggunakan model

    perempuan sebagai salah satu pemeran dalam tayangan iklannya. Hal ini dirasa

    cukup menarik lantaran tak adanya korelasi antara produk dengan pemeran dalam

    iklan tersebut.

    Wanita yang kerap digambarkan sebagai sosok penuh dengan gairah

    seksual, lebih banyak dipilih oleh perusahaan – perusahaan iklan untuk menjadi

    model lantaran nilai yang dianggap menarik dari sosok tersebut. Dalam iklan

    Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacaraku”, beberapa potongan adegan

    menampilkan bagaimana perempuan digambarakan pada iklan yang tidak

    diperuntukkan untuk kaumnya.

    Pada scene 1 shoot 1 misalnya, terdapat potongan adegan dimana model

    perempuan terjatuh dan berusaha bertahan dengan memegang ranting pohon yang

  • ada. Sedangkan pacar dari perempuan tersebut terlihat terkejut disaat yang sama

    ketika akan mengambil foto pacarnya. Menurut peneliti, adegan tersebut berusaha

    untuk menampakan sebuah realitas dimana perempuan kerap kali dianggap

    sebagai makhluk yang lemah dan patut untuk dilindungi. Kepanikan yang

    ditampakan oleh pemeran laki-laki ketika pacarnya jatuh dari tebing, menjadi

    salah satu pertegas bahwa memang perempuan menjadi salah satu sosok yang

    patut untuk dilindungi.

    Sejalan dengan teori Feminisme Radikal Libertarian, dimana peran gender

    lebih banyak disoroti, iklan di atas nampak berusaha menampilkan realitas yang

    tersaji dalam masyarakat. Adapula adegan dimana setelah perempuan berhasil

    diselamatkan oleh Om Jin, tersuguh adegan dimana Jin membelai pundak

    perempuan yang menimbulkan kesan mempertegas bagaiman model berusaha

    digambarkan sebagai sosok yang pantas untuk dilindungi. Terlebih, hal tersebut

    diperkuat dengan adanya scene dimana untuk menyelamatkan perempuan, peran

    laki-laki yang sebelumnya berada dalam posisi aman harus rela bertukar tempat

    dan bergelantungan pada ranting yang dijadikan pegangan sebelumnya oleh

    pemeran wanita.

    Namun, apabila disoroti lebih dalam, penggambaran bagaimana

    perempuan dijadikan sebagai makhluk yang patut dilindungi menjadi sedikit

    kabur dengan adanya scene 1 shoot 1 dimana menyajikan gambar memperlihatkan

    perempuan seolah – olah menjadi penunjuk arah bagi kekasihnya untuk proses

    pengambilan foto yang akan diambil. Dalam hal ini, perempuan terlihat lebih

  • dominan dibanding dengan laki-laki dalam scene lantaran dominiasinya untuk

    mengajak kekasihnya berfoto.

    Menjadi hal yang cukup berkebalikan apabila menilik bagaimana sosok

    perempuan dalam iklan mulai digambarkan. Pada satu sisi, telihat perempuan

    sebagai sosok yang mendominasi dalam artian sejalan dengan adanya teori

    feminisme. Namun, di sisi lain pula tergambar bahwa sebenarnya perempuan

    kerap kali menjadi objek yang wajib dilindungi lantaran erat kaitannya dengan

    mitos-mitos ataupun budaya yang selama ini telah berkembang dalam masyarakat.

    Masyarakat cenderung kerap memposisikan perempuan sebagai objek

    kekuasaan laki-laki berpegang pada budaya patriaki yang telah ada sebelumnya.

    Namun, dalam penanyangan iklan kali ini ingin digambarkan sebagai sesuatu

    yang berbeda. Bagaimana seorang model perempuan dapat mempengaruhi

    jalannya iklan produk rokok yang didominasi oleh pengguna kaum laki-laki.

    Penggambaran realitas tersebut juga didukung dengan adanya komunikasi

    non verbal yang menjadi pembaca dalam pemaknaan simbol-simbol yang

    ditampilkan. Komunikasi non verbal yang meskipun ditegaskan sebagai salah satu

    alat yang dapat meminimlisir bentuk distorsi dalam penyampaian pesan melalui

    proses sugesti yang disampaikan, nyatanya juga tidak menutup kemungkinan

    untuk menjadi ambigu dalam penyampaiannya.

    Bentuk distorsi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah penyampaian

    sugesti yang diterima berbeda oleh satu dengan lainnya komunikan. Perbedaan

  • tersebut turut berlatar pada kebiasaan-kebiasaan yang berbeda pada sebagian

    orang dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

  • 1

    BAB IV

    KESIMPULAN & SARAN

    IV. 1 Kesimpulan

    Penggunaan model perempuan dalam objek penanyangan iklan, menjadi

    salah satu upaya yang kerap digunakan untuk menggambarakan realiatas sosial

    dalam lingkungan bermasyarakat. Pada penelitian ini, peneliti memilih iklan

    Djarum 76 versi Om Jin “Selamatkan Pacarku” untuk menjadi objek yang akan

    diteliti. Pada pengerjaannya, peneliti menggunakan semiotika model Roland

    Barthes untuk dapat mendeskripsikan penggambaran perempuan dalam iklan

    tersebut. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka

    peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

    1. Makna penggambaran perempuan dalam iklan Djarum 76 versi Om jin

    “Selamatkan Pacarku” memiliki makna denotatif sebagai

    penggambaran perempuan dalam dunia nyata. Perempuan bukan hanya

    menjadi sosok yang semata-mata hanya menurut dengan kaum laki-

    laki. Perempuan dalam iklan ini juga digambarkan sebagai sosok yang

    dapat menentukan pilihan secara mandiri meskipun pada realitanya

    masih dikelilingi oleh kaum laki-laki.

    2. Makna penggambaran perempuan dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku” memiliki makna konotatif bahwa meskipun

    permpuan kerap kali menggambarkan atau memproklamirkan dirinya

    sebagi sosok yang lebih kuat dan mendominasi daripada laki-laki, pada

  • 2

    suatu waktu atau kejadian tertentu nantinya teap akan membutuhkan

    laki-laki.

    3. Makna penggambaran perempuan dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku”, memiliki makna denotatif perempuan masih

    kerap kali dipandang sebagai sosok yang lemah dalam kehidupan

    sosial sehari-hari. Hal tersebut tentu tak lepas dari budaya patriaki

    yang selama ini telah dipercayai dalam lingkungan masyarakat.

    4. Makna penggambaran perempuan dalam iklan Darum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku” memiliki makna denotatif bahwa dalam usaha

    untuk menjadikan perempuan sebagai sosok yang patut dilindungi, tak

    jarang laki-laki harus meminta bantuan pihak lain demi mempertegas

    perannya sebagai „pelindung‟.

    5. Makna penggambaran perempuan dalam iklan Djarum 76 versi Om Jin

    “Selamatkan Pacarku” memiliki makna mitos bahwa meskipun

    beberapa masih menampakkan bagaimana perempuan dijadikan objek

    penggambaran seksualitas oleh beberapa produsen iklan, kini tak

    sedikit pula yang ingin menggambarkan sebaliknya. Penggambaran

    bagaimana pada visualisasi realitas, perempuan menjadi sosok yang

    sama atau bahkan lebih secara kedudukan dengan laki-laki. Meskipun

    tidak secara gamblang menunjukkan adegan yang ada dengan

    kaitannya oleh teori feminisme, tapi bagaimana adegan yang

    menunjukkan perempuan menunjukkan tempat berswafoto seakan

    memberikan kesan tersirat bahwa laki-laki harus mengerti dan

  • 3

    menuruti apa yang diinginkan oleh perempuan terlepas dari bagimana

    konstruksi sosial menilai kedudukan perempuan itu sendiri.

    Secara keseluruhan, kesimpulan yang dapat diambil dalam penanyangan

    iklan Djarum 76 kali ini adalah, perempuan yang dijadikan pemeran dalam iklan,

    berusaha menunjukkan realitas yang ada dalam bermasyarakat. Bahwa meskipun

    pada suatu waktu, perempuan dapat menjadi pemimpin dan tidak selalu menurut

    kepada laki-laki, akan ada masa dimana kelemahan perempuan yang dibentuk

    berdasarkan konstruksi sosial akan muncul dan membutuhkan laki-laki sebagai

    penolong.

    Laki-laki pun meskipun kerap diidentikan dengan sosok yang maskulin,

    dia tetap akan membutuhkan bantuan pihak lain ketika pasangannya dalam

    bahaya. Dalam hal ini, ditunjukkan pada iklan jika pertolongan tersebut datang

    dari jin yang muncul dari teko. Pertolongan yang diberikan oleh jin tersebut juga

    tidak diberikan secara gratis, pihak yang berhasil ditolong akan dimintai imbalan.

    Pertolongan yang berusaha divisualisasikan dalam iklan kali ini adalah bentuk

    pelukan yang diberikan pemeran perempuan kepada sosok jin penyelamatnya.

    IV. 2 Saran

    Penelitian ini dikerjakan oleh peneliti masih dengan banyak kekurangan

    yang menyertai. Ada banyak hal menjadi hambatan bagi peneliti ketika hendak

    menjadi sebuah objek menjadi bahan penelitian. Untuk itu, adapun beberapa saran

    yang dapat peneliti sarankan untuk peneliti-peneliti selanjutnya sehubungan

    dengan objek atau tema yang nantinya mungkin memiliki kesamaan dengan

  • 4

    penelitian sebelumya. Berikut adalah saran yang dapat peneiti tuliskan berangkat

    dari penelitian yang telah dilakukan:

    1. Pada penelitian berikutnya yang akan menjadikan iklan sebagai objek

    penelitian, sebaiknya dapat dipilih iklan dengan durasi yang cukup

    panjang untuk mengetahui lebih detail makna-makna pesan berdasarkan

    scene yang dianggap mewakili.

    2. Penelitian mendatang diharapkan mampu menggunakan metode yang lebih

    mendalam untuk mendapatkan hasil yang detail. Mengingat pada

    penelitian kali ini peneliti menggunakan metode deskriptif, maka untuk

    penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode eksploratif.

    Pemilihan metode ekploratif, diharapkan mampu menjadikan penelitian

    berikutnya menjadi lebih mendalam secara bahasan.

    3. Lebih baik pada pembuatan iklan selanjutnya, produsen rokok tidak

    menggunakan perempuan sebagai pemeran. Hal ini, mengingat iklan rokok

    bukan merupakan komuditi yang dijajakan untuk kaum perempuan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Buku :

    1. Barthes, Roland. 2012. Elemen-Elemen Semiologi. Yogyakarta :

    Budaya Pop). Yogyakarta : Jalasutra.

    2. Effendy, Uchjana Onong. 2009. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT

    Remaja Rosdakarya.

    3. Ekawati, Julia. 2016. Repsentasi Feminisme Dalam Film Siti. Surabaya

    : Stikosa-AWS.

    Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Jalasutra.

    4. Juni, Donny. 2017. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Surabaya : CV

    Media.

    5. Nugroho, Riant. 2011. Gender Dan Strategi Pengarus-Utamaannya Di

    6. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT

    Rajagrafindo Persada.

    7. Priyatna, Aquarini. 2006. Kajian Budaya Feminis (Tubuh, Sastra, dan

    PUSTAKA SETIA.

    8. Seto, Indiawan. 2011. Semiotika Komunikasi. Jakarta : Mitra Wacana

    9. Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung : Rosda Karya.

    10. Sugiyono. 2007. Penelitian pendidikan Kuantitaf, Kualitatif dan R&D.

    Bandung : Alphabeta.

    Internet :

    1. http://rumahkitab.com/seksisme-di-sekitar-kita/ (diakses pada 6

    Februari 2018)

    2. http://www.academia.edu/7118019/Representasi_Perempuan_dalam_I

    klan_Televisi (diakses pada 7 Februari 2018)

    3. https://id.wikipedia.org/wiki/Djarum (diakses pada 28 Januari 2018)

    4. https://mozaik.inilah.com/read/detail/2218530/mitos-perempuan-dan-

    tulang-rusuk (diakses pada 7 Februari 2018)

    http://www.academia.edu/7118019/Representasi_Perempuan_dalam_Iklan_Televisihttp://www.academia.edu/7118019/Representasi_Perempuan_dalam_Iklan_Televisihttps://id.wikipedia.org/wiki/Djarumhttps://mozaik.inilah.com/read/detail/2218530/mitos-perempuan-dan-tulang-rusukhttps://mozaik.inilah.com/read/detail/2218530/mitos-perempuan-dan-tulang-rusuk

  • 5. https://www.brilio.net/kepribadian/10-jenis-pelukan-ini-punya-

    makna-masing-masing-jangan-asal-dekap-ya-160529v.html (diakses

    pada 10 Februari 2018)

    6. https://www.google.com/search?ei=0LZCW8jcAZDgrQHooqrIBA&q

    =logo+pt+djarum&oq=logo+pt+dja&gs_l=psy-

    ab.1.0.0j0i22i30k1l9.8324.23092.0.25452.31.14.17.0.0.0.200.1504.0j11j1

    .13.0....0...1.1.64.psy-

    ab..1.30.1781.6..35i39k1j0i131k1j0i67k1j0i131i67k1j0i22i10i30k1.126.

    E9XPDIgbW0E (diakses pada 28 Januari 2018)

    7. https://www.google.com/search?q=iklan+a+mild+mula+mula+malu&

    source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiup_fr7JDcAhUJXn0

    KHfocAMoQ_AUICigB&biw=1128&bih=431#imgrc=5n-

    VcsaMxF5w3M: (diakses pada 9 Juli 2018)

    8. https://www.kompasiana.com/bairuindra/sudut-perempuan-dalam-

    iklan-rokok_5562e495b39273cb369fabcc (diakses pada 5 Maret 2018)

    9. https://www.youtube.com/watch?v=b8vhQ-T8O40 (diakses pada 28

    Januari 2018)

    Skripsi :

    Elfan, Muhammad. 2011. Representasi Eksistensi Diri Pada Iklan Djarum 76 Om

    Jin Versi “Pengen Eksis”, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya.

    Kartika, Anggi. 2016. Representasi Feminisme Radikal Dalam Karya Sastra,

    Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

    https://www.brilio.net/kepribadian/10-jenis-pelukan-ini-punya-makna-masing-masing-jangan-asal-dekap-ya-160529v.htmlhttps://www.brilio.net/kepribadian/10-jenis-pelukan-ini-punya-makna-masing-masing-jangan-asal-dekap-ya-160529v.htmlhttps://www.google.com/search?ei=0LZCW8jcAZDgrQHooqrIBA&q=logo+pt+djarum&oq=logo+pt+dja&gs_l=psy-ab.1.0.0j0i22i30k1l9.8324.23092.0.25452.31.14.17.0.0.0.200.1504.0j11j1.13.0....0...1.1.64.psy-ab..1.30.1781.6..35i39k1j0i131k1j0i67k1j0i131i67k1j0i22i10i30k1.126.E9XPDIgbW0Ehttps://www.google.com/search?ei=0LZCW8jcAZDgrQHooqrIBA&q=logo+pt+djarum&oq=logo+pt+dja&gs_l=psy-ab.1.0.0j0i22i30k1l9.8324.23092.0.25452.31.14.17.0.0.0.200.1504.0j11j1.13.0....0...1.1.64.psy-ab..1.30.1781.6..35i39k1j0i131k1j0i67k1j0i131i67k1j0i22i10i30k1.126.E9XPDIgbW0Ehttps://www.google.com/search?ei=0LZCW8jcAZDgrQHooqrIBA&q=logo+pt+djarum&oq=logo+pt+dja&gs_l=psy-ab.1.0.0j0i22i30k1l9.8324.23092.0.25452.31.14.17.0.0.0.200.1504.0j11j1.13.0....0...1.1.64.psy-ab..1.30.1781.6..35i39k1j0i131k1j0i67k1j0i131i67k1j0i22i10i30k1.126.E9XPDIgbW0Ehttps://www.google.com/search?ei=0LZCW8jcAZDgrQHooqrIBA&q=logo+pt+djarum&oq=logo+pt+dja&gs_l=psy-ab.1.0.0j0i22i30k1l9.8324.23092.0.25452.31.14.17.0.0.0.200.1504.0j11j1.13.0....0...1.1.64.psy-ab..1.30.1781.6..35i39k1j0i131k1j0i67k1j0i131i67k1j0i22i10i30k1.126.E9XPDIgbW0Ehttps://www.google.com/search?ei=0LZCW8jcAZDgrQHooqrIBA&q=logo+pt+djarum&oq=logo+pt+dja&gs_l=psy-ab.1.0.0j0i22i30k1l9.8324.23092.0.25452.31.14.17.0.0.0.200.1504.0j11j1.13.0....0...1.1.64.psy-ab..1.30.1781.6..35i39k1j0i131k1j0i67k1j0i131i67k1j0i22i10i30k1.126.E9XPDIgbW0Ehttps://www.google.com/search?ei=0LZCW8jcAZDgrQHooqrIBA&q=logo+pt+djarum&oq=logo+pt+dja&gs_l=psy-ab.1.0.0j0i22i30k1l9.8324.23092.0.25452.31.14.17.0.0.0.200.1504.0j11j1.13.0....0...1.1.64.psy-ab..1.30.1781.6..35i39k1j0i131k1j0i67k1j0i131i67k1j0i22i10i30k1.126.E9XPDIgbW0Ehttps://www.google.com/search?q=iklan+a+mild+mula+mula+malu&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiup_fr7JDcAhUJXn0KHfocAMoQ_AUICigB&biw=1128&bih=431#imgrc=5n-VcsaMxF5w3Mhttps://www.google.com/search?q=iklan+a+mild+mula+mula+malu&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiup_fr7JDcAhUJXn0KHfocAMoQ_AUICigB&biw=1128&bih=431#imgrc=5n-VcsaMxF5w3Mhttps://www.google.com/search?q=iklan+a+mild+mula+mula+malu&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiup_fr7JDcAhUJXn0KHfocAMoQ_AUICigB&biw=1128&bih=431#imgrc=5n-VcsaMxF5w3Mhttps://www.google.com/search?q=iklan+a+mild+mula+mula+malu&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiup_fr7JDcAhUJXn0KHfocAMoQ_AUICigB&biw=1128&bih=431#imgrc=5n-VcsaMxF5w3Mhttps://www.kompasiana.com/bairuindra/sudut-perempuan-dalam-iklan-rokok_5562e495b39273cb369fabcchttps://www.kompasiana.com/bairuindra/sudut-perempuan-dalam-iklan-rokok_5562e495b39273cb369fabcchttps://www.youtube.com/watch?v=b8vhQ-T8O40

  • LAMPIRAN

  • MOTTO

    Tidak perlu menjadi orang lain untuk menunjukkan siapa

    diri yang sebenarnya.

    COVER BISMILLAH ACC.pdf (p.1)Persetujuan Pembimbing Skripsi.pdf (p.2)Pengesahan TIm Penguji.pdf (p.3)Pernyataan Orisinalitas.pdf (p.4)ABSTRAK satu spasi.pdf (p.5)BAB I skripsi.pdf (p.6-21)BAB II skripsi.pdf (p.22-27)BAB III skripsi.pdf (p.28-61)BAB IV skripsi.pdf (p.62-65)DAFPUS.pdf (p.66-72)