Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidah masyarakat Indonesia sebagian besar terbiasa mengkomsumsi makanan pedas yang mengandung cabe. Berbagai menu masakan Indonesia menggunakan cabe sebagai bumbu utamanya. Selain itu masyarakat Indonesia juga gemar makan sambal sebagai pendamping makanan untuk meningkatkan selera. Oleh sebab itu, cabe selalu menjadi komoditi pangan penting yang diperjualbelikan di pasar. Kekurang pasokanan yang kemudian menyebabkan kenaikan harga, seringkali menyebabkan keresahan di kalangan ibu rumah tangga dan produsen makanan. Berdasarkan keyataan semacam ini, Pemerintah menghimbau agar masyarakat bias berupaya mandiri untuk memenuhi kebutuhan cabe mereka dengan upaya menanam sendiri di perkarangan rumah masing- masing. Cabe merupakan tanaman herba yang dalam perkembangannya memerlukan zat-zat makro dan mikro nutrisi. Salah satu zat/nutrisi penting yang diperlukan dalam pertumbuhan cabe adalah zat kapur/kalsium. Petani cabe bias memberikan campuran kapur tanaman pada media tanam untuk membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman cabe. Dengan 1
31

tugas BINDO

Dec 11, 2015

Download

Documents

266870id

jjjj
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: tugas BINDO

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lidah masyarakat Indonesia sebagian besar terbiasa mengkomsumsi

makanan pedas yang mengandung cabe. Berbagai menu masakan Indonesia

menggunakan cabe sebagai bumbu utamanya. Selain itu masyarakat Indonesia

juga gemar makan sambal sebagai pendamping makanan untuk meningkatkan

selera. Oleh sebab itu, cabe selalu menjadi komoditi pangan penting yang

diperjualbelikan di pasar. Kekurang pasokanan yang kemudian menyebabkan

kenaikan harga, seringkali menyebabkan keresahan di kalangan ibu rumah

tangga dan produsen makanan. Berdasarkan keyataan semacam ini, Pemerintah

menghimbau agar masyarakat bias berupaya mandiri untuk memenuhi kebutuhan

cabe mereka dengan upaya menanam sendiri di perkarangan rumah masing-

masing.

Cabe merupakan tanaman herba yang dalam perkembangannya

memerlukan zat-zat makro dan mikro nutrisi. Salah satu zat/nutrisi penting yang

diperlukan dalam pertumbuhan cabe adalah zat kapur/kalsium. Petani cabe bias

memberikan campuran kapur tanaman pada media tanam untuk membantu

meningkatkan pertumbuhan tanaman cabe. Dengan demikian, apabila

penanaman cabe ingin dimasyarakatkan di kalangan rumah tangga maka penting

agar masyarakat juga mengetahui bahwa tanaman perlu diberi kapur.

Bahan pangan lain yang juga banyak dikonsumsi masyarakat adalah

telur. Menurut (Yuwanta, 2010) produksi telur ayam ras nasional Indonesia pada

tahun 2009 adalah sebesar 1.071.398 ton. Masyarakat umumnya hanya

memanfaatkan putih dan kuning telur untuk dikonsumsi, sedangkan cangkang

telur atau karabangnya dibuang dan tidak dimanfaatkan. Jadi bias dikatakan

bahwa cangkang/karabang telur adalah limbah dari pemanfaatan telur. Jika rata-

rata berat telur adalah 60 gram, maka menurut Yuwanta (2010), dalam setahun

akan ada limbah kerabang telur sebesar 178.566,33 ton. Berat itu setara dengan

1

Page 2: tugas BINDO

175.762,84 ton kalsium karbonat, 1.499,96 ton magnesium karbonat dan

1.339,25 ton kalsium fosfat.

Beberapa kalangan sudah mencoba untuk memanfaatkan cangkang

telur/karabang sebagai kerajinan tangan dan pangan ternak. Tetapi, fakta tentang

keberadaan kalsium karbonat, magnesium karbonat dan kalsium fosfat dalam

cangkang telur memperlihatkan kepada kita bahwa limbah kerabang/cangkang

telur berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk.

Cabe memerlukan zat kapur untuk pertumbuhannya. Cangkang telur

sebagai limbah organik juga mengandung beberapa mineral dan zat kapur.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis mencoba mengungkapkan bagaimana

potensi atau kemungkinan pemanfaatkan cangkang telur ayam/karabang sebagai

bahan bahan pengganti kapur tanaman melalui sebuah penelitian sederhana yang

berjudul “Pemanfaatan Karabang Cangkang Telur Ayam Sebagai Pengganti

Kapur Tanaman Pada Tumbuhan Cabe Rawit Bara”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu kepada uraian latar belakang tersebut di atas, penulis

merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran limbah telur ayam yang terdapat di Loa Janan?

2. Apakah cangkang telur ayam dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman

cabe?

3. Bagaimana perbandingan kualitatif dan kuantitatif pertumbuhan tanaman cabe

dengan media tanah, tanah + kapur tanaman, dan tanah + karabang/cangkang

telur ayam!

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui gambaran umum tentang seberapa besarkah limbah telur ayam

yang terdapat di Loa Janan?

2

Page 3: tugas BINDO

2. Membuktikan bahwa cangkang telur ayam bias dibuat menjadi pupuk dan

dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman cabe.

3. Membandingkan pengaruh perlakuan pemberian tepung cangkang telur

dengan perlakuan pemberian kapur tanaman dan tanpa perlakuan, terhadap

pertumbuhan tanaman cabe.

D. Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam merancang dan melaksanakan

penelitian ilmiah.

2. Mengaplikasikan teori dan praktek yang diperoleh dalam proses belajar-

mengajar.

3. Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat tentang potensi

manfaat cangkang telur ayam/karabang sebagai pupuk pengganti kapur bagi

tanaman cabe rawit Bara.

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan limbah organik.

3

Page 4: tugas BINDO

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Cabe Rawit Bara

Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang

memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya

daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa, dan Asia

termasuk negara Indonesia.

Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin.

Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Vitamin A, B1, C,

zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-

undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, isobutyideka-

trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperin yang mempunyai daya

antipiretik, analgesic, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian

akar mengandung piperin, piplartine, dan piperlonguniinine. Selain digunakan

untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan

industri diantaranya, industri bumbu masakan, industri makanan, dan industri

obat-obatan atau jamu (Rizky, 2010).

Cabe (Capsicum) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai

ekonomis yang tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang

berguna bagi kesehatan manusia. Sun (2007) melaporkan bahwa cabe

mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan

radikal bebas. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang

berperan sebagai anti kanker (Kilham, 2006; Bano & Sivaramakrishnan, 1980).

Cabe juga salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani

di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan cabe merupakan salah

satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia.

Tingginya harga julal cabe beberapa tahun terakhir pada bulan Juli – Agustus

tahun 2010, meyebabkan tanaman tersebut masuk dalam agenda pembicaraan

4

Page 5: tugas BINDO

nasional. Di musim hujan, harga cabai cenderung melambung, dengan

pengelolaan tanaman secara tradisional sulit diharapkan hasilnya yang optimal,

sebab pada musim hujan serangan hama dan penyakit sangat hebat ditambah

adanya resiko kebanjiran, ternyata selain itu, cabai ternyata mampu sebagai

penyebab tingginya laju inflasi nasional. Hal ini menunjukkan bahwa cabe

benar-benar merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,

permintaan akan cabe olah industri dari hari ke hari makin meningkat, seiring

dengan maraknya industri pengolahan bahan makanan menggunakan cabai

sebagai bahan baku utamanya, misalnya sambal, saus, dan mie instan (Nukman

Harahap, 2011).

Genus Capsicum terdiri dari 30 spesies, diantaranya yang telah banyak

dikonsumsi di Indonesia adalah C. frutescense (cabe rawit) dan C. annuum (cabe

merah besar dan cabe kering).

Cabe rawit walaupun lebih kecil dari cabe yang lainnya, tetapi memiliki

tingkat kepedasan mencapai 50.000 – 100.000 skala Scoville. Cabe rawit

mengandung vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan kandungan vitamin C

pada cabe yang lain. Bahkan kandungan vitamin C pada cabe rawit 3 kali lipat

dari kandungan vitamin C pada buah jeruk. Cabe rawit selain dikonsumsi juga

dapat digunakan untuk :

1. Mengobati batuk berdahak karena di dalam cabe rawit terdapat kandungan

zat yang bersifat tonik.

2. Membantu pembakaran zat makanan, khususnya lemak dan kolesterol.

3. Merangsang kinerja jantung dan melancarkan peredaran darah.

4. Mengurangi resiko penyumbatan darah, sehingga mengurangi resiko terkena

stroke (Ahara ; 2010).

Adapun factor yang mempengaruhi pertumbuhan cabe rawit adalah :

nutrisi, cahaya, oksigen, air, suhu, dan media tanam.

Berikut ini adalah gambar dan kalasifikasi dari tumbuhan cabe :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

5

Page 6: tugas BINDO

SubKingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae (suku terong-terongan)

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum frutecens (cabe rawit)

B. Kapur Tanaman

Kapur tanaman atau kalsium diserap oleh tanaman dalam bentuk Ca2+.

Fungsi kalsium pada tanaman cabe untuk : merangsang pembentukan rambut-

rambut akar, berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari

tanaman, memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan

biji, menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme,

menetralisir keasaman tanah, dan mencegah penyakit layu fusarium,

mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman

dewasa dan menaikan prosentasi bunga menjadi buah/biji, membantu asimilasi

dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah atau

biji, sebagai bahan mentah untuk protein tertentu dan mencegah kerontokan pada

tanaman (Wikipedia, 2010b; USDA-NRCS, 2010). Pemberian kapur pada

tanaman juga membantu proses pengikatan unsur makro pada tanaman.

C. Cangkang Telur Ayam / Karabang

Telur merupakan menu utama yang pasti dipilih saat kita kebingungan

menentukan masakan yang tepat di hari tertentu, telur juga kerap menyelamatkan

kita ketika kita kedatangan tamu mendadak. Bahkan makanan-makanan

ringanpun dalam proses pembuatannya tidak luput menggunakan telur. Telur

yang umumnya yang dimanfaatkan masyarakat adalah telur ayam, karena

6

Page 7: tugas BINDO

harganya yang relatif cukup murah dibandingkan telur bebek. Bisa dibayangkan,

ada berapa banyak limbah cangkang telur yang bias dihasilkan setiap harinya.

Selain disantap, ternyata telur memiliki fungsi sebagai pengembang kue,

pengental mayones bahkan menjadi perekat Candi Borobudur dengan cara

merekatkan batu andesit dengan putih telur.

Kulit telur merupakan lapisan terluar dari telur yang berfungsi

melindungi semua bagian telur dari semua kerusakan (Anonim, 2003). Bila

dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan yaitu :

1. Lapisan Kutikula

Merupakan lapisan protein transparan yang melapisi permukaan

kulit telur. Lapisan ini melapisi pori-pori pada kulit telur, tetapi

sifatnya masih dapat dilalui gas sehingga keluarnya uap air dan gas

CO2 masih dapat terjadi.

2. Lapisan busa

Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur.

Lapisan ini terdiri dari protein dan lapisan kapur yang terdir dari

kalsium karbonat, kalsium fosfat, magnesium karbonat, dan

magnesium fosfat.

3. Lapisan mamilary

Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang terdiri dari

lapisan yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau

lonjong. Lapisan ini sangat tipis terdiri dari anyaman protein dan

mineral.

4. Lapisan membrana

Merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri dari dua

lapisan selaput yang menyelubungi seluruh isi telur dengan

ketebalan kurang lebih 65 mikron. Membran ini juga mengandung

Protein, Lipodein, dan SO42- (Nasution, 1997).

7

Page 8: tugas BINDO

Struktur dari kulit ayam keras dan berpori-pori. Sedangkan komposisi

kimia dari kulit telur terdiri dari protein 1,71%, lemak 0,36%, air 0,93%, serat

16,21%, abu 71,34% (Nasution, 1997). Berdasarkan hasil penelitian, cangkang

telur ayam mengandung 39% kalsium dalam bentuk kalsium karbonat

(Schaafsma, 2000).

Salah satu sifat kimia dari kalsium karbonat pada pertanian yaitu dapat

menetralisasi keasaman pada tanah. Kalsium karbonat adalah kalsium yang

terdapat pada kapur, batu kapur, batu pualam, dan merupakan komponen utama

yang terdapat pada kulit telur (Soine, 1961). Kalsium karbonat berupa serbuk

putih, tidak berbau dan tidak berasa (Ditjen POM, 1995). Penanaman cabe juga

memerlukan penambahan zat kapur (Ramdan, 2010). Karena cangkang telur

mengandung zat kapur, maka penulis mencoba mencari alternatif pengganti

penggunaan kapur tanaman pada tumbuhan cabe dengan karabang cangkang telur

ayam.

8

Page 9: tugas BINDO

BAB IIIMETODOLOGI

A. Batasan Penelitian

Karya tulis ini disusun atas dasar dua pendekatan. Penedakatan pertama

adalah penelitian tahadap 10 orang pedagang martabak yang terdapat di

Tenggarong untuk mengetahui seberapa banyak limbah cangkang telur ayam

yang mereka hasilkan perhari dan pengamatan terhadap penggunaan karabang

cangkang telur ayam pada pertumbuhan cabe rawit Bara.

Pendekatan kedua adalah studi pustaka dari berbagai sumber informasi

tentang aspek-aspek yang terkait dengan pertumbuhan cabe rawit dan

pemanfaatan cangkang telur ayam, sebagai kandungan bahan aktif serta

khasiatnya sebagai pengganti kapur tanaman. Sumber informasi semua aspek-

aspek tersebut adalah berbagai tulisan di situs internet serta buku-buku teks.

B. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah 10 orang pedagang martabak yang ada

di Tenggarong, cangkang telur, dan pertumbuhan cabe.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan selama 4 bulan di laboratorium Jurusan Teknik

Kimia Politekni Negeri Samarinda, terhitung sejak bulan 09 September sampai

15 Desember 2013.

D. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:

1) Karabang (tepung cangkan telur ayam)

2) Sekam bakar

9

Page 10: tugas BINDO

3) Tanah humus

4) Biji cabe rawit bara

5) Polybag

6) Air

Alat yang digunakan adalah:

1) Cangkul

2) Cetok

3) Penggaris

4) Alat tulis

5) Tabel Pengamatan

6) Kamera

7) Bean Balance 311

8) Blender

9) Saringan

10) Sendok

E. Metode Penelitian

1. Eksperimen

Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama adalah

survei kepada 10 pedagang martabak telur yang terdapat di Loa Janan.

Kedua, pembuatan tepung cangkang telur ayam/karabang sebagai bahan yang

akan diuju. Ketiga, uji tepung cangkang telur ayam/karabang pada tanaman

cabe rawit bara. Berikut ini adalah rincian ketiga tahapan penelitian.

Survei Kepada 10 Pedagang Martabak

Survei kepada pedagang martabak dimaksudkan untuk mencari

informasi tentang rata-rata jumlah cangkang telur ayam yang mereka

hasilkan setiap harinya. Survei dilakukan setiap hari selama satu (1) minggu.

Data ini digunakan untuk mengetahui kira-kira berapa banyak karabang

cangkang telur ayam yang akan di hasilkan para pedangang martabak

tersebut.

10

Page 11: tugas BINDO

Pembuatan Tepung Cangkang Telur Ayam/Karabang

Cangkang telur ayam diperoleh dari 10 pedagang martabak yang

terdapat di Loa Janan. Telur-telur tersebut dipilih, kemudian dikeringkan dan

dibuat tepung. Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan cangkang telur ayam

b. Memilih cangkang telur ayam yang memilih ukuran yang hampir sama

c. Menjemur cangkang telur ayam tersebut selama 2 hari

d. Menghancurkan dan memblender cangkang telur ayam

e. Menyaring tepung cangkang telur ayam

f. Penimbangan dan penyimpanan

Uji Cangkang Telur Ayam/Karabang Pada Tanaman Cabe

a. Menyemai biji cabe Bara pada tempat penyemaian (baskom plastik)

sampai usia 18 hari.

b. Menimbang media tanaman, dengan rincian:

Media Kontrol = Tanah humus 2 kg + Sekam 1 kg

Media Kapur Tanaman = Tanah humus 1,98 kg + Sekam 0,99

kg + Kapur tanaman 30 g

Media Cangkang Telur = Tanah humus 1,98 kg + Sekam 0,99

kg + karabang/tepung cangkang telur

ayam

c. Memasukkan media tanam tersebut ke dalam polybag

d. Menanam bibit cabe yang telah disemai selama 18 hari ke dalam media

yang telah dipersiapkan

e. Melakukan pengamatan dan pengukuran setiap 3 hari sekali

f. Mencatat data hasil pengamatan

2. Studi Literatur

Metode studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data/informasi

yang menunjukan pembuatan karya ilmiah ini. Adapun media yang

11

Page 12: tugas BINDO

digunakan dalam metode studi pustaka adalah literatur/pustaka dan teknologi

informasi (internet).

F. Analisis Data

Data hasil penelitian diolah ke dalam bentuk tabulasi dan dianalisis

secara deskriptif dengan cara membandingkannya dengan informasi yang berasal

dari studi pustaka.

12

Page 13: tugas BINDO

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Limbah Cangkang Telur

Di Loa Janan, limbah cangkang telur dalam jumlah yang relatif banyak

berasal dari berbagai pedagang makanan. Rumah/warung makanan, perusahan

roti/kue, dan pedagang martabak adalah beberapa sumber dari limbah

cangkang telur. Penelitian ini mencoba melihat limbah yang dihasilkan

pedagang martabak sebagai ilustrasi mengenai potensi cangkang telur yang

bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk kapur bagi tanaman. Hasil terlihat

pada Tabel 1 di bawah ini. Dari 10 pedagang martabak saja sehari

menghasilkan rata-rata 615 butir cangkang telur. Dalam kondisi banyak

pesanan angka itu bisa mencapai 684 butir.

Penelitian ini mencatat bahwa 50 butir cangkang telur dapat

menghasilkan tepung cangkang telur ayam/karabang seberat 420 g. Dengan

demikian apabila sehari rata-rata dihasilkan limbah cangkang telur sebanyak

615 butir maka dari limbah cangkang yang berasal dari penjual martabak saja

bisa diperoleh 5.166 g tepung kapur yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi

pupuk.

Tabel 1. Jumlah Limbah Cangkang Telur per Hari dari 10 Pedagang

Martabak di Loa Janan

PedagangPengamatan

1 2 3 4 5 6 71 127 153 138 114 109 164 146

2 96 118 108 90 106 112 128

3 84 73 65 72 66 75 57

4 61 53 60 56 48 50 53

13

Page 14: tugas BINDO

5 36 22 30 34 38 32 30

6 28 35 30 36 30 45 41

7 30 26 24 35 30 40 32

8 41 33 36 26 30 43 30

9 44 53 38 58 50 46 52

10 60 58 63 47 54 71 85

Jumlah 608 626 595 572 556 684 661

2. Tepung Cangkang Telur Ayam/Karabang

Cangkang telur ayam dapat dibuat tepung. Tepung yang berasal dari

cangkang telur ayam ini berwarna agak kecoklatan. Dalam bentuk inilah,

tepung cangkang telur diberikan ke tanaman sebagai pupuk.

3. Pertumbuhan Cabe Rawit Bara

Tabel 2 memperlihatkan perkembangan tinggi tanaman cabe stelah

diberikan perlakuan berupa pemberian kapur pada media tanamnya. Sebagai

pembanding, diperlihatkan juga perkembangan pada tanaman cabe yang tidak

diberikan kapur (kontrol).

Pemberian ketiga perlakuan terhadap tanaman cabe menyebabkan

perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman cabe. Gambar 5 memperlihatkan

bahwa walaupun semua perlakuan memberikan pertumbuhan tinggi yang

terus meningkat selama penelitian, tetapi tinggi tanaman cabe yang diberi

pupuk kapur yang berasal dari cangkang telur lebih besar dari kontrol maupun

tanaman yang diberi pupuk kapur biasa. Grafik pertumbuhan tanaman yang

diberi kapur cangkang telur yang berada paling atas juga menunjukkan bahwa

perlakuan tersebut menyebabkan tanaman cabe tersebut tumbuh lebih tinggi.

Tabel 2. Perkembangan Tinggi (cm) Tanaman Cabe Dengan Ketiga Perlakuan

Pengamatan ke-

Variabel Kontrol

Kapur Tanaman

Cangkang Telur

1 10 10 10

14

Page 15: tugas BINDO

2 11.9 12.2 12.43 14.3 14.4 14.84 16.4 17 17.45 18.5 19.3 19.76 20.7 21.4 21.87 22.8 23.6 24.48 25.2 28.3 27.39 27.5 30.2 29.810 29.6 32.4 32.711 31.7 34 35.212 33.7 36.1 37.813 35.6 38.3 40.714 38.1 40.7 43.515 40.3 42.8 45.216 42.5 44.6 46.617 44.6 46.9 49.418 46.7 48.7 52.319 48.8 50.5 55.720 50.9 52.3 57.221 52.8 54.2 59.722 54.1 56.1 62.723 55.4 58.3 65.524 57 60 67.2

Pemberian ketiga perlakuan terhadap tanaman cabe menyebabkan

perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman cabe. Gambar 5 memperlihatkan bahwa

walaupun semua perlakuan memberikan pertumbuhan tinggi yang terus

meningkat selama penelitian, tetapi tinggi tanaman cabe yang diberi pupuk kapur

yang berasal dari cangkang telur lebih besar dari kontrol maupun tanaman yang

diberi pupuk kapur biasa. Grafik pertumbuhan tanaman yang diberi kapur

cangkang telur yang berada paling atas juga menunjukan bahwa perlakuan

tersebut menyebabkan tanaman cabe tersebut tumbuh lebih tinggi.

15

Page 16: tugas BINDO

Gambar 3. Pertumbuhan Tinggi Cabe pada Berbagai Perlakuan: Garis Biru = Perlakuan Cangkang Telur; Garis Hijau = Perlakuan Pupuk Tanaman; Garis

Merah = Kontrol

Perbedaan hasil perlakuan juga terlihat pada jumlah daun sebagaimana

ditunjukkan oleh Tabel 3 dan Gambar 6. Tanaman cabe yang diberi kapur (baik

kapur tanaman maaupun kapur cangkang telur) memiliki jumlah daun yang relatif

lebih banyak dibandingkan kontrol, walaupun hingga pengamatan ke-6 jumlah

daun semua tanaman masih relatif sama.

16

Page 17: tugas BINDO

Gambar 4. Perkembangan Jumlah Daun Tanaman Cabe Pada Berbagai

Perlakuan

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Daun (helai) Tanaman Cabe Dengan Ketiga

Perlakuan

Pengamatan ke-

Variabel Kontrol

Kapur Tanaman

Cangkang Telur

1 8 8 82 8 8 83 10 10 104 12 12 125 16 16 166 18 18 187 20 20 268 23 24 309 26 28 3410 30 32 4211 36 46 5212 54 64 6413 70 82 7814 88 108 9515 106 128 12616 128 146 148

17

Page 18: tugas BINDO

17 150 162 17418 168 188 23019 178 202 24220 196 226 25821 204 238 27222 220 242 28423 236 262 30224 252 286 310

Tiga perlakuan yang diberikan kepada tanaman cabe juga memberikan

hasil yang berbeda dalam hal pertumbuhan bunga dan buah cabe (Tabel 3). Tabel

3 menunjukan bahwa, baik bunga maupun buah cabe, lebih cepat muncul pada

tanaman cabe yang diberi kapur, dan yang paling cepat adalah jika diberi kapur

cangkang telur. Bunga cabe yang diberi kapur cangkang telur muncul pertama

kali pada hari ke-34 (pengamatan ke-12). Sedangkan pada perlakuan dengan

kapur tanaman dan kapur, kemunculan bunga baru terjadi pada hari ke-40 dan ke-

52. Buah cabe pada perlakuan dengan cangkang telur muncul pada hari ke-40,

sedangkan pada perlakuan dengan kapur tanaman dan kontrol cabe muncul pada

hari ke-52 dan ke-58. Dari segi produksi buah, penelitian ini mengungkapkan

bahwa, hingga akhir penelitian, jumlah cabe terbanyak yang dihasilkan adalah

sebanyak 48 buah yakni oleh tanaman yang diberi pupuk cangkang telur.

Selanjutnya, tanaman yang diberi kapur tanaman menghasilkan 18 buah cabe

sedangkan tanaman kontrol menghasilkan 11 buah cabe.

Tabel 4. Perkembangan Jumlah Bunga dan Buah Tanaman Cabe Dengan Ketiga

Perlakuan

Pengamatan ke-

Variabel Kontrol Kapur Tanaman Cangkang Telur

Bunga Buah Bunga Buah Bunga Buah

1 0 0 0 0 0 02 0 0 0 0 0 03 0 0 0 0 0 04 0 0 0 0 0 05 0 0 0 0 0 0

18

Page 19: tugas BINDO

6 0 0 0 0 0 07 0 0 0 0 0 08 0 0 0 0 0 09 0 0 0 0 0 010 0 0 0 0 0 011 0 0 0 0 0 012 0 0 0 0 1 013 0 0 0 0 4 0

14 0 0 1 0 8 115 0 0 2 0 4 216 0 0 5 0 16 217 0 0 10 0 24 2

18 1 0 8 2 22 1419 2 0 13 4 18 22

20 4 2 10 6 17 2521 9 3 19 8 19 2722 10 7 22 11 26 2823 14 9 22 12 18 3224 17 11 24 18 24 48

B. Pembahasan

Dalam bidang pertanian, kapur pada umumnya dikenal sebagai zat yang

diperlukan untuk meningkatkan pH tanah yang asam sehingga tanah tersebut

dapat mendukung kehidupan tanaman (Rukmana, 2002). Namun demikian peran

kapur dalam pertanian berbentuk kalsium karbonat (CaCO3), mengandung unsur

kalsium (Ca) yang merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan

tanaman.

Kalsium dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses pemanjangan dan

pembelahan sel serta membentuk dinding sel dan membran sel yang baru

(Yuwono 2010). Fungsi tersebut terlihat dalam penelitian ini dimana

pembentukan kapur tanaman dan kapur cangkang telur telah menyebabkan

tanaman cabe yang diberi perlakuan kapur tanaman dan kapur cangkang telur

tumbuh lebih panjang dari tanaman kontrol yang tidak diberi tambahan kapur.

19

Page 20: tugas BINDO

Peran penting lainnya dari kapur adalah memacu pertumbuhan ujung-

ujung akar dan pembentukan bulu-bulu akar (Lingga 1984), Pertumbuhan ujung

akar, pembentukan bulu-bulu akar, dan pembentukan sistem perakaran yang baik

akan menyebabkan bidang penyerapan zat-zat yang diperlukan oleh tanaman

semakin besar. Dengan demikian, peluangbagi tanaman untuk mendapatkan zat-

zat/unsur hara yang diperlukannya menjadi semakin besar. Terpenuhinya

kebutuhan unsur hara akan mempengaruhi perkembangan/pertumbuhan tanaman.

Kondisi tanaman cabe yang tumbuh lebih tinggi, memiliki jumlah daun lebih

banyak dan menghasilkan bunga dan buah yang lebih banyak ketika diberi kapur,

diduga kuat salah satunya adanya bulu-bulu akar yang banyak dan perakaran yang

lebih intensif tersebut.

Kapur tanaman (kapur pertanian) pada umumnya terdiri atas garam

kalsium karbonat (CaCO3) karena berasal dari batu kapur. Sementara itu,

cangkang telur, selain mengandung komponen utama kalsium karbonat, juga

mengandung zat-zat gizi dan mineral-mineral lainnya. Cangkang telur dianggap

lebih kaya akan zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan. Oleh sebab itu,

pemberian kapur cangkang telur terhadap tanaman cabe memberikan hasil

pertumbuhan yang lebih dibandingkan kontrol maupun tanaman yanng diberi

perlakuan kapur tanaman. Menurut Nasution (1997), komposisi kimia dari kulit

telur terdiri dari protein 1,71%, lemak 0,36%, air 0,93%, serat kasar 16,21%, dan

abu 71,34%. Berdasarkan hasil penelitian, serbuk kulit telur ayam mengandung

kalsium sebesar 401 7,2 gram atau sekitar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium

karbonat. Terdapat pula strontium sebesar 372 16 g dan zat-zat lain seperti Pb,

Al, Cd, dan Hg terdapat dalam jumlah kecil, begitu pula dengan V, B, Fe, Zn, P,

Mg, N, F, Se, Cu, dan Cr (Schaafsma, 2000).

Rukmana (2002) menyatakan bahwa kapur cangkang telur dapat

membantu pengikatan CO2 lebih cepat. Pengikatan CO2 yang tinggi pada tanaman

(reaksi gelap di stroma) dapat mempercepat terbentuknya pati/amilum dan

terbentuknya sel-sel tanaman yang baru serta mempercepat proses pembuangan.

20

Page 21: tugas BINDO

Selaput membran cangkang telur juga mengandung bahan-bahan anorganik yang

diperlukan tumbuhandalam proses pertumbuhan. Itu sebabnya mengapa hasil

penelitian memperlihatkan bahwa cangkang telur membuat tanaman cabe menjadi

lebih subur; lebih tinggi, lebih banyak daun, dan lebih cepat serta lebih banyak

menghasilkan cabe.

Penelitian ini membuktikan bahwa tepung cangkang telur yang

mengandung kapur (kalsium karbonat) mudah dibuat dan dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk bagi tanaman. Disamping itu, melalui penelitian juga terungkap

pula bahwa di Loa Janan limbah cangkang telur terdapat dalam jumlah yang

relatif banyak. Cangkang-cangkang telur itu berasal dari berbagai sumber seperti

rumah/warung makan, perusahaan roti/kue atau pedangan martabak. Oleh sebab

itu, limbah cangkang telur yang berasal dari berbagai aktivitas dan banyaknya

dibuang begitu saja, berpotensi untuk dimanfaatkan dalam kegiatan

bercocoktanam, khususnya yang berskala kecil seperti rumah tangga.

21

Page 22: tugas BINDO

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Loa Janan memiliki potensi limbah cangkang telur yang bersumber dari

pedagang makanan yang berbahan baku telur. Dari 10 pedagang martabak

saja dihasilkan limbah cangkang telur sebanyak 615 butir/hari. Jumlah itu

setara dengan 420 gram tepung cangkang telur.

2. Tepung yang terbuat dari cangkang telur bisa dimanfaatkan sebagai pupuk

kapur bagi tanaman cabe.

3. Tinggi dan jumlah daun tanaman cabe yang diberi perlakuan pemberian

pupuk kapur dari tepung cangkang telur lebih besar dari tanaman yang

diberi perlakuan kapur tanaman biasa dan kontrol. Selain itu, pertumbuhan

bunga dan buah pada tanaman cabe yang diberi tepung cangkang telur

juga lebih cepat dan banyak.

B. Saran-saran

1. Penggunaan pupuk kapur dari cangkang telur untuk tanaman cabe perlu

dimasyarakatkan secara lebih luas agar limbah cangkang telur bisa

dimanfaatkan sebanyak mungkin dan tanaman-tanaman ibu rumah tangga

bisa memberikan hasil panen yang baik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang potensi limbah cangkang

telur dari semua sumber yang ada di Loa Janan dan tentang potensi

manfaatnya bagi jenis-jenis tumbuhan lain yang penting dan bernilai

ekonomi bagi masyarakat.

22

Page 23: tugas BINDO

DAFTAR PUSTAKA

Edi, Syafri dan Julistia Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi: Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi.

http://ugm.ac.id/id/berita/

2767mahasiswa.ugm.sukses.memanfaatkan.limbah.kerabang.telur.menjadi.pa

kan.ungga (3 Desember 2013)

http://umizulaikhah.blogspot.com/2010/12/cangkang-telur.html (4 Desember 2013)

Sun, “manfaat cabai”. http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai. (3 Desember 2013)

23