Top Banner
i ANALISIS PENGARUH PERSEPSI NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI PRODUK PRIVATE LABEL HYPERMARKET CARREFOUR DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun oleh : JOHANES SAKTIAWAN PURBA C2A006078 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro ii PERSETUJUAN SKRIPSI Nama Penyusun : Johanes Saktiawan Purba Nomor Induk Mahasiswa : C2A006078 Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Manajemen Judul Usulan Penelitian Skripsi : ANALISIS PENGARUH PERSEPSI NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI PRODUK PRIVATE LABEL HYPERMARKET CARREFOUR DI KOTA SEMARANG Dosen Pembimbing : I Made Bayu Dirgantara, SE, MM Semarang, 17 September 2012 Dosen Pembimbing, (I Made Bayu Dirgantara, SE, MM) NIP. 19690815 200112 1002 iii
63

Tgas jan pak dedi

Aug 31, 2014

Download

Documents

Nurjenong

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tgas jan pak dedi

i

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI NILAIKONSUMEN TERHADAP MINAT BELI PRODUKPRIVATE LABEL HYPERMARKET CARREFOURDI KOTA SEMARANGSKRIPSIDisusun oleh :JOHANES SAKTIAWAN PURBAC2A006078FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2012Diajukan sebagai salah satu syarat untukmenyelesaikan Program Sarjana (S1)pada Program Sarjana FakultasEkonomika dan BisnisUniversitas Diponegoroii

PERSETUJUAN SKRIPSINama Penyusun : Johanes Saktiawan PurbaNomor Induk Mahasiswa : C2A006078Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ManajemenJudul Usulan Penelitian Skripsi : ANALISIS PENGARUH PERSEPSI NILAIKONSUMEN TERHADAP MINAT BELIPRODUK PRIVATE LABELHYPERMARKET CARREFOUR DI KOTASEMARANGDosen Pembimbing : I Made Bayu Dirgantara, SE, MMSemarang, 17 September 2012Dosen Pembimbing,(I Made Bayu Dirgantara, SE, MM)NIP. 19690815 200112 1002iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIANNama Penyusun : Johanes Saktiawan PurbaNomor Induk Mahasiswa : C2A006078Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ManajemenJudul Skripsi : ANALISIS PENGARUH PERSEPSI NILAIKONSUMEN TERHADAP MINAT BELIPRODUK PRIVATE LABEL HYPERMARKETCARREFOUR DI KOTA SEMARANG

Page 2: Tgas jan pak dedi

Telah dinyatakan lulus pada tanggal 20 September 2012Tim Penguji:1. I Made Bayu Dirgantara, SE., MM. (..............................)2. Sri Rahayu Tri Astuti, SE., MM. (..............................)3. Dr. Y. Sugiarto, PH, S.U . (..............................)iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSIYang bertanda tangan di bawah ini saya, Johanes Saktiawan Purba,menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH PERSEPSINILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI PRODUK PRIVATE LABELHYPERMARKET CARREFOUR DI KOTA SEMARANG, adalah hasil tulisansaya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi initidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengancara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yangmenunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akuiseolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian ataukeseluruhan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpamemberikan pengakuan penulis aslinya.Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas, baik disengaja atau tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang sayaajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemungkinan terbukti bahwa sayamelakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lainseolah-olah hasilpemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitasbatal saya terima.Semarang, 17 September 2012Yang membuat pernyataan,(Johanes Saktiawan Purba)NIM : C2A006078v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN“The fear of LORD is the beginning of knowledge: but fools despisewisdom and instruction”(Proverbs 1:7)“Most people say that is it is the intellect which makes a great scientist.They are wrong: it is character.”(Albert Einstein)“Janganlah menjadi penakut. Kita harus berani dan tegas, berani kalaukita benar, tegas menyampaikannya namun harus tetap sopan dalambertutur kata.”(Ibunda L. Banjarnahor tercinta)Sebuah persembahan bagi kedua orang tua dan keluargaku tercintaUntuk segala doa, kasih sayang dan pengorbanan yang tak terhingga.vi

ABSTRACT

Page 3: Tgas jan pak dedi

Indonesian retail business has been growing with the increase in the numberof retailers that exist. The presence of these retailers emerge private label products inindonesia. Private label is one of retailer’s strategy to be competitive in the market.The purpose of this study is to analyze the effect of consumer’s perceived valueconsisting of involvement, brand loyalty, perceived price, perceived quality,familiarity, and risk perception toward consumer’s intention to buy Carrefour’sprivate label product in Semarang City. In this study, the author used six independentvariables: involvement, brand loyalty, perceived price, perceived quality, familiarity,risk perception, and one dependent variable that is intention to buy.After doing a literature review and hypothesis formulation, the primary datais obtained by spreading questionaries to 100 respondents who met the criteria,which are obtained using convinience sampling technique. Then the data is analyzedboth quantitatively and qualitatively. Qualitative analysis is the interpretation of thedata obtained in the field and analysis of open answers given by the respondents,whereas the quantitative analysis include: validity test, reliability test, the classicassumption test, multiple linear regression analysis, F-test, t-test, and analysiscoefficient of determination.The result of this study shows that brand loyalty (X2), perceived price (X3),and perceived quality (X4) proved significantly affect intention to buy (Y). Brandloyalty affect the consumer intention to buy higher than the effect of perceived priceand perceived quality.Keywords : Customer Perceived Value, Private Label, and Intention To Buyvii

ABSTRAKPertumbuhan bisnis ritel semakin berkembang dengan bertambahnya jumlahperitel yang ada di Indonesia. Kehadiran para peritel ini memunculkan produk privatelabel di Indonesia. Private label merupakan salah satu strategi yang diterapkan olehperitel untuk dapat bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruhpersepsi nilai konsumen yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga,persepsi kualitas, pengenalan, dan persepsi risiko terhadap minat beli produk privatelabel milik Carrefour di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan enam variabelindependen yaitu keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas,pengenalan, dan persepsi risiko, dengan satu variabel dependen yaitu minat beli.Setelah dilakukan tinjauan pustaka dan penyusunan hipotesis, diperoleh dataprimer dari penyebaran kuesioner terhadap 100 responden yang memenuhi kriteria,yang diperoleh dengan menggunakan teknik convinence sampling. Kemudiandilakukan analisis terhadap data yang diperoleh baik secara kuantitatif maupunkualitatif. Analisis kualitatif merupakan interpretasi dari data-data yang diperolehdilapangan dan analisis jawaban terbuka yang diberikan oleh responden, sedangkananalisis kuantitatif meliputi: uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisisregresi linear berganda, uji-F, uji-t, dan analisis koefisien determinasi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa loyalitas merek (X2), persepsiharga (X3), dan persepsi kualitas (X4) terbukti secara signifikan mempengaruhi minatbeli (Y). Loyalitas merek berpengaruh lebih tinggi terhadap minat beli daripadapersepsi harga dan persepsi kualitas.Kata Kunci : Persepsi Nilai Konsumen, Private Label, dan Minat Beli

Page 4: Tgas jan pak dedi

viii

KATA PENGANTARDengan segala kerendahan hati, penyusun panjatkan puji syukur kepadaTuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih sayang, dan kuat kuasaNya yangdinyatakan dalam hidup penulis sehingga memungkinkan selesainya penyusunanskripsi ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian daripersyaratan-persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana (S1) pada Program SarjanaFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, disampingmanfaat yang mungkin dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini kepada pihakyang berkepentingan.Banyak pihak yang dengan tulus hati telah memberikan bantuan, baik melaluikata-kata maupun nasehat serta semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Padakesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih disertaipenghargaan yang setinggi-tingginya kepada:1. Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, Msi. Akt. Ph.D selaku Dekan FakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.2. Bapak I Made Bayu Dirgantara, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yangdengan sabar telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingandan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.ix3. Bapak Drs. R. Djoko Sampurno selaku Dosen Wali yang telah mendampingi danmembimbing penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Diponegoro.4. Kedua orang tua penulis, Bapak Karimun Purba dan Ibu Lidia Banjarnahortercinta yang senantiasa memberikan perhatian, motivasi, kasih sayang, dan doayang tiada hentinya untuk keberhasilan anak-anaknya.5. Seluruh anggota keluarga penulis, terutama kepada abang Herman Sosilo Purba,kak Inneke Melia Purba, kak Karly Herlina Purba, dan kak Maria MagdalenaPurba tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, saran, kasih sayang, dandoa yang tulus kepada penulis.6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro yangtelah membagikan ilmunya kepada penulis.7. Segenap Staf Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro yang telahmembantu penulis selama masa perkuliahan.8. Pimpinan Pengelola DP Mall Semarang serta seluruh responden yang telah relameluangkan waktunya untuk mendukung keberhasilan penelitian penulis.9. Segenap anggota D’Ganz: Aurumsius, Rikky, Daniel, Charles, Martin, Bomen,Vera, dan Wisdomi yang telah memberikan banyak warna dalam hidup penulis,semoga kekeluargaan yang ada dapat terus terjaga.10. Seluruh anggota Siblingers: Duhita Ayu Paramitha (ajeng), Kiki Dwiky (kijul),Yulia E.S.P. (granny), Aji Nugroho yang akan selalu mengisi lembaran hiduppenulis sebagai teman yang luar biasa.x11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Reguler I angkatan 2006 yang tidakdapat disebutkan namanya satu persatu.12. Teman-teman satu atap di kos Rotterdam 2, Jomblang Barat II, Semarang.

Page 5: Tgas jan pak dedi

13. Teman-teman dalam tim KKN 2010 Kabupaten Kendal – Desa Karang Tengahyang telah memberikan kenangan khusus hanya dalam waktu yang singkat.14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantupenulis dalam bentuk dukungan apapun.Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan dapat membalaskebaikan segenap pihak yang mendukung penulis. Akhir kata, semoga penelitian inidapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini yang disebabkan keterbatasanpengetahuan serta pengalaman penulis. Untuk itu dengan kerendahan hati penulismengharapkan saran, kritik, dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untukperbaikan skripsi ini.Semarang, 17 September 2012Penulis,Johanes Saktiawan PurbaxiDAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDUL iHALAMAN PERSETUJUAN iiPERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI iiiMOTTO DAN PERSEMBAHAN ivABSTRAK vKATA PENGANTAR viiDAFTAR ISI xDAFTAR TABEL xiiDAFTAR GAMBAR xvDAFTAR LAMPIRAN xviBAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 81.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 91.3.1 Tujuan Penelitian 91.3.2 Kegunaan Penelitian 101.4 Sistematika Penulisan 11BAB II TINJAUAN PUSTAKA 132.1 Landasan Teori 132.1.1 Perilaku Konsumen 142.1.2 Private Label 132.1.3 Persepsi Nilai 16xii2.1.4 Keterlibatan 192.1.5 Loyalitas Merek 212.1.6 Persepsi Harga 222.1.7 Persepsi Kualitas 232.1.8 Pengenalan 252.1.9 Persepsi Risiko 27

Page 6: Tgas jan pak dedi

2.1.10 Perilaku Pembelian 272.1.11 Minat Beli 322.2 Penelitian Terdahulu 332.3 Kerangka Pemikiran Teoritis 342.4 Hipotesis 36BAB III METODE PENELITIAN 373.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 373.1.1 Variabel Penelitian 373.1.2 Definisi Operasional 373.2 Populasi dan Sampel 403.2.1 Populasi 403.2.3 Sampel 403.3 Jenis dan Sumber Data 423.4 Metode Pengumpulan Data 433.5 Metode Analisis 443.5.1 Analisis Data Kualitatif 453.5.2 Analisis Data Kuantitatif 463.5.2.1 Uji Validitas 463.5.2.2 Uji Reliabilitas 47xiii3.5.3 Uji Asumsi Klasik 473.5.3.1 Uji Multikolinearitas 473.5.3.2 Uji Normalitas 483.5.3.3 Uji Heterokedastisitas 493.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda 503.5.5 Uji Ketepatan Model (Goodness of Fit) 513.5.6 Uji Signifikan Simultan (Uji F) 523.5.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) 523.5.8 Koefisien Determinasi (R2) 53BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 554.1 Deskripsi Objek Penelitian 554.1.1 Gambaran Umum Perusahaan 554.1.2 Gambaran Umum Produk 584.1.3 Gambaran Umum Responden 594.1.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin 594.1.3.2 Berdasarkan Usia 604.1.3.3 Berdasarkan Pendidikan Terakhir 604.1.3.4 Berdasarkan Pekerjaan 614.1.3.5 Berdasarkan Ukuran Rumah Tangga 624.1.3.6 Berdasarkan Pengeluaran per BulanUntuk Berbelanja di Carrefour 634.2 Analisis Data 644.2.1 Uji Validitas 644.2.2 Uji Reliabilitas 684.2.3 Uji Asukmsi Klasik 69xiv4.2.3.1 Uji Multikolinearitas 69

Page 7: Tgas jan pak dedi

4.2.3.2 Uji Normalitas 704.2.3.3 Uji Heterokedastisitas 714.2.4 Analisis Regeresi Linear Berganda 724.2.5 Uji Ketepatan Model (Goodness of Fit) 744.2.6 Uji Signifikan Simultan (Uji F) 744.2.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) 754.2.8 Koefisien Determinasi (R2) 764.3 Pembahasan 774.3.1 Keterlibatan Terhadap Minat Beli 784.3.2 Loyalitas Merek Terhadap Minat Beli 784.3.3 Persepsi Harga Terhadap Minat Beli 794.3.4 Persepsi Kualitas Terhadap Minat Beli 794.3.5 Pengenalan Terhadap Minat Beli 804.3.6 Persepsi Risiko Terhadap Minat Beli 80BAB V PENUTUP 855.1 Kesimpulan 855.2 Keterbatasan 875.3 Saran 895.3.1 Saran Bagi Pihak Manajerial 895.3.2 Saran Penelitian Yang Akan Datang 91DAFTAR PUSTAKA 93LAMPIRAN-LAMPIRAN 96xvDAFTAR TABELHalamanTabel 1.1 Jumlah Gerai Ritel Modern 3Tabel 1.2 Private Label di Indonesia per Agustus 2012 6Tabel 2.1 Manfaat Merek Bagi Pelanggan dan Perusahaan 15Tabel 2.2 Perbedaan Tipe Keterlibatan Rendah dan Tipe KeterlibatanTinggi 20Tabel 3.1 Operasional variabel 38Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 59Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia 60Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 61Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan 61Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Ukuran Rumah Tangga 62Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Rata-rata Pengeluaran per BulanUntuk Berbelanja di Carrefour 63Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Keterlibatan 64Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Merek 65Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Harga 65Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kualitas 66Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Pengenalan 66Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Risiko 67Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli 67Tabel 4.14 Nilai Cronbach Alpha Dari Tiap Variabel 68

Page 8: Tgas jan pak dedi

xviTabel 4.15 Hasil Uji Multikolinearitas 69Tabel 4.16 Hasil Kolmogorov-Smirnov Test 70Tabel 4.17 Hasil Uji Glejser 72Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 73Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 74Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) 75Tabel 4.21 Tabel Pengujian Hipotesis 76Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 77xviiDAFTAR GAMBARHalamanGambar 2.1 Kerangka Pemikitan Teoritis 36xviiiDAFTAR LAMPIRANHalamanLampiran A : Kuesioner Penelitian 96Lampiran B : Jawaban Kuesioner Responden 100Lampiran C : Output Tabel Frekuensi 106Lampiran D : Output Uji Validitas 113Lampiran E : Output Uji Reliabilitas 118Lampiran F : Output Uji Asumsi Klasik 121Lampiran G : Output Uji Goodness of Fit 1241

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahBisnis ritel mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari tahun ke tahun,dapat dilihat dari banyaknya peritel asing yang ingin mencoba memasuki pasarIndonesia, ditambah dengan ekspansi yang terus dilakukan oleh para peritel yangkini ada. Indonesia merupakan pasar yang sangat menggiurkan bagi para peritelasing, jumlah penduduk Indonesia yang adalah negara dengan jumlah pendudukterbesar ke empat di dunia merupakan salah satu faktor. Perekonomian Indonesiajuga menunjukkan pertumbuhan yang positif sejak krisis finansial global yangterjadi pada tahun 2008.Berdasarkan informasi yang diperoleh dari www.nasional.kompas.com,Retailer Service Director The Nielsen Indonesia, Yongki Surya Susilomenjelaskan bahwa pertumbuhan ritel tahun 2011 diperkirakan mencapai 13-15persen, jauh lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang diperkirakanhanya 12 persen. Data yang diperoleh dari hasil survei Nielsen menunjukkan, nilaitransaksi pedagang ritel hingga periode Oktober 2010 telah mencapai Rp 120,192triliun dibandingkan dengan nilai transaksi pedagang ritel pada tahun 2009 yaituRp 108,069 triliun. Pertumbuhan ini disokong oleh ekspansi yang dilakukan olehpara peritel dan pendapatan per kapita Indonesia yang mencapai 3000 dollar AS.Jaringan peritel modern saat ini terus bertumbuh di Indonesia karenaformatnya yang dipandang sesuai dengan karakter konsumen di Indonesia yang

Page 9: Tgas jan pak dedi

2menjadikan belanja sebagai bagian dari rekreasi. Survei Nielsen menunjukkan,sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap berbelanja sebagai bagian darihiburan. Selain itu toko ritel modern juga memberikan berbagai macamkeunggulan misalnya: harga produk yang pada umumnya lebih murah, harga yangpasti, program diskon yang rutin dilaksanakan, produk selalu fresh, areaberbelanja yang luas, tersedianya berbagai macam jenis produk mulai darikebutuhan rumah tangga, perkantoran, dan lain sebagainya.Dalam www.bisnis.com disebutkan, Indonesia merupakan surga bagipelaku industri ritel, tak terkecuali pemain ritel dunia. Pasar Indonesia menjadiperhatian utama ritel dunia, dengan alasan jumlah penduduk Indonesia mencapai235 juta diikuti dengan capaian Gross Domestic Product (GDP) mencapai Rp.4000 triliun. Berdasarkan data dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia(Aprindo), pada tahun 2005, omzet ritel modern tercatat Rp. 42 triliun, kemudianmeningkat pada tahun 2006 menjadi Rp.50,8 triliun, dan pada tahun 2008meningkat menjadi Rp. 58,5 triliun. Pada tahun 2012, akan ada 3 ritel asing yangberekspansi ke Indonesia yaitu Family Mart dan Lawson, keduanya merupakanperitel raksasa dari Korea Selatan dan Jepang, dan satu lainnya yakni Metro AGyang berpusat di Jerman.Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di bawah, dapat dilihat bahwapertumbuhan ritel modern di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Padaritel modern jenis hypermarket masih dikuasai oleh Carrefour, Giant, danHypermart.3Tabel 1.1Jumlah Gerai Ritel ModernRitel Modern2009 2010 2011Per April2012Gerai(unit)Gerai(unit)Gerai(unit)Gerai(unit)MinimarketIndomaret 3892 4995 6006 -Alfamart 3300+ 4812 5700+ -SupermarketSuper Indo 63 70 91 -Foodmart (Matahari) 27 25 - -Carrefour Express - 30 45 -Hypermarket

Page 10: Tgas jan pak dedi

Carrefour 58 67 84 85Hypermart 43 51 63 67Giant 26 38 41 42Sumber : Rangkuman Dari Berbagai SumberDari data pada tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa setelah 40% saham PT.Carrefour Indonesia diakuisisi oleh CT Coorporation pada tahun 2010 silam,Carrefour terus meningkatkan dominasinya pada sektor ritel jenis hypermarketdengan terus menambahkan jumlah gerainya yang ada di Indonesia. Dalamwww.bisnis.vivanews.com, Chairul Tanjung selaku CEO CT Coorporationmengatakan, meskipun tidak memberikan target waktu namun pihaknya berniatuntuk mengakuisisi seluruh saham PT. Carrefour Indonesia. Untuk saat ini, CTCoorporation melalui Trans Ritel menguasai 40% saham PT. Carrefour Indonesia,sementara pemegang saham lainnya adalah Carrefour SA sebesar 39%, CarrefourNederland BV 9,5%, dan Onesia BV 11,5%.Salah satu keuntungan menjadi perusahaan pengecer (ritel) modern adalahpunya jangkauan pasar yang luas, bukan hanya membuka toko di kota besar, tapi4juga meluas sampai pinggiran kota. Nilai plus inilah yang membuat banyakperusahaan makanan, minuman, toiletris, dan sebagainya berlomba-lomba inginmemajang produk mereka dijaringan perusahaan ritel ini. Tujuannya tak lain agarcitra produknya terangkat dan produk mereka semakin cepat laku.Namun, peritel tak mau hanya berpangku tangan menjadi tempat menjualbarang dari produsen lain. Sejalan dengan pertumbuhan bisnis ritel, semakintinggi pula tingkat persaingan antara para pelaku bisnis ritel. Perkembanganteknologi dan ilmu manajemen yang semakin maju belakangan ini menyebabkanjenis, mutu, dan harga barang yang dijual semakin bervariasi. Kadangkalakonsumen sulit membedakan barang yang bermutu menengah dan barang yangbermutu tinggi hanya dari tampilan fisiknya saja, apalagi jika produk tersebutdikemas dalam suatu kemasan yang menarik.Melihat fenomena tersebut, banyak para retailer mencoba untukmengemas produk yang mereka jual dengan kemasan dari merek sendiri. Hal inidilakukan tentunya dengan pertimbangan perusahaan mereka telah memiliki citrayang baik dalam menjual produk-produk yang berkualitas dan tertanam baik dibenak konsumen. Keinginan mereka untuk menjual barang dagangan merekasendiri semakin mencuat. Inilah yang menyebabkan hampir seluruh peritelmodern juga menyelipkan produk-produk mereka sendiri di rak-rak pajangmereka. Produk-produk milik peritel sendiri inilah yang biasa disebut sebagaiprivate label.Private label adalah merek yang dimiliki oleh peritel dan hanyadijual/didistribusikan pada toko atau outlet mereka sendiri. Produk-produk private5label dibuat oleh manufaktur yang telah dikontrak oleh peritel untukmenghasilkan produk-produk dengan menggunakan merek peritel. Private labeldiperkirakan akan terus bertumbuh untuk memenuhi kebutuhan pelanggan danmenambah marjin peritel modern.Pelanggan terbagi atas segmen yang berbeda, segmen yang mengutamakanfaktor merek dan segmen yang mengutamakan faktor harga. Alasan para peritel

Page 11: Tgas jan pak dedi

mengeluarkan produk private label adalah untuk memberikan alternatif bagikonsumen untuk mendapatkan harga barang yang lebih kompetitif karena tidakmembutuhkan promosi dan brand positioning yang membutuhkan biaya besar.Produk private label dapat digunakan sebagai produk substitusi terhadapproduk merek nasional yang pada umumnya menawarkan harga yang lebih tinggi.Peritel dapat bernegoisasi dengan perusahaan manufaktur untuk mendapatkanharga grosir sehingga dapat menghasilkan marjin yang lebih besar. Profit marginper unit private label biasanya rendah karena produk dijual dengan harga murah,namun dengan tingkat penjualan yang tinggi akan diperoleh total profit marginyang besar untuk produk-produk private label tersebut. Berikut ini adalah daftarprivate label di Indonesia.6Tabel 1.2Produk Private Label di Indonesia per Agustus 2012Tipe Gerai MerekGeraiLogo PerusahaanRitelMerekProdukPrivateLabelProduk Private LabelHipermarket Carrefour PT. CarrefourIndonesiaProdukCarrefour,Blue Sky,PalingMurah,Harmonie,CarrefourDiscountBeras, gula, kecapmanis, minyak goreng,makanan ringan, kopi,tas, sepatu, pakaian,pembersih lantai,deterjen, sabun cucitangan, pewangipakaian, kertas, alattulis, perkakas, ricecooker.Hipermarket Hypermart PT. MatahariPutra PrimaValue Plus Kapas, tisu, cotton buds,

Page 12: Tgas jan pak dedi

gula, garam, makananringan, beras, pelembutpakaian, pembersihlantai, kamper.Hipermarket&SupermarketGiant PT. HeroSupermarketTbk.Giant,FirstChoiceMinyak goreng, beras,kecap, gula, roti tawar,makanan ringan, airmineral, deterjen,pembersih lantai,pelembut pakaian,pakaian dalam, alat tulis,peralatan dapur, selang,antena TV.Supermarket SuperIndoPT. LionSuperindo365 Air mineral, gula pasir,gula jawa, garam,makanan ringan, tisu,kapas, beras, pelembutpakaian, pembersihlantai, sabun cucitangan.Supermarket HeroPT. HeroSupermarketTbk.HeroSave,NatureChoice,RellianceBeras, gula, kerupuk,rempah bumbu dapur,jamur kuping, manisan,makanan ringan, selai,

Page 13: Tgas jan pak dedi

kacang tanah, kacangkedelai, makaroni, tisu,kain pel, serbet, kamper,7alummunium foil, plastikpembungkus, deterjen.Minimarket Alfamart PT. SumberAlfariaTrijaya Tbk.Pasti,Scorlines,ParotiGula pasir, beras,makanan ringan, tisukapas, roti tawar, kaoskaki, cotton buds,pelembut pakaian.Minimarket Indomaret PT.IndomarcoPrismatamaIndomaret Gula, beras, sampomobil, tisu, kapas,kacang hijau, karbol,sabun cuci tangan,pelembut pakaian,cotton buds.Hipermarket LotteMartWholesalePT. LotteShoppingIndonesiaLotteMart,Frozen,Lotte MartSaveTeh bubuk, selai kacang,beras, kecap manis, saussambal, daging beku,ikan olahan beku,kentang goreng beku,cotton buds, amplopmap, opp, rak besi,tenda(gazebo), sendokdan garpu, lemaripakaian, keset kaki,

Page 14: Tgas jan pak dedi

kursi, sarung bantal,gelas, kursi, kain pel,sabut dan spon cucipiringSumber : www.carrefour.co.id, www.hypermart.co.id, www.hero.co.id/giant/id,www.superindo.co.id, www.hero.co.id/hero, www.alfamartku.com,www.indomaret.co.id, www.lottemart.co.id/lotteDalam www.jurnas.com dikatakan, PT. Carrefour Indonesia terusmelakukan ekspansi pembuatan private label guna menghadapi persaingan bisnisritel. Carrefour sendiri telah menggandeng sedikitnya 2.800 unit supplier skalaUsaha Kecil dan Menengah (UKM). Public Affairs Senior Manager CarrefourIndonesia, Satria Hamid mengatakan, ke depannya Carrefour bertekad untuk terusmenambah porsi produk private label. Saat ini ada sekitar 3.800-an unit produkprivate label dan ditargetkan bisa terus bertambah sekitar dua sampai tiga unit per82 minggu. Dengan begitu lambat laun porsi produk private label yang ada diCarrefour akan terus bertambah.Hingga saat ini, masih banyak persepsi tentang kualitas produk privatelabel yang lebih rendah dari produk-produk merek nasional. Namun, pendapat inisemakin lama semakin hilang karena teknologi pembuatan produk yang telahmenjadi suatu komiditi dan di lain pihak karena adanya kemampuan peritelmodern untuk menarik perhatian konsumen yang berbelanja di tempatnya. Olehkarena itu, para peritel tidak hanya sekedar menekankan bahwa produk privatelabel miliknya lebih murah, tetapi juga produk dengan nilai dan kualitas yangbersaing.Berdasarkan uraian diatas, fenomena private label, dan data tentangperkembangan ritel modern maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiandengan judul “ANALISIS PENGARUH PERSEPSI NILAI KONSUMENTERHADAP MINAT BELI PRODUK PRIVATE LABEL HYPERMARKETCARREFOUR DI KOTA SEMARANG.1.2 Rumusan MasalahPersaingan dalam bisnis ritel semakin ketat dengan bertambahnya jumlahperitel yang ada di Indonesia dan dengan banyaknya gerai baru yang dibuka. Paraperitel harus bersaing untuk menarik konsumen. Salah satu strategi yangdigunakan para peritel untuk meningkatkan omzet penjualan yaitu denganmengeluarkan private label. Keberadaan private label menambah variasi produkyang ditawarkan kepada konsumen. Namun, penetrasi penggunaan produk privatelabel di masyarakat masih terhadang oleh kehadiran merek nasional. Ditambah9dengan persaingan terhadap produk private label yang dikeluarkan olehkompetitor. Agar dapat bersaing, peritel harus bisa menarik konsumen untukmembeli produk mereka. Produk private label pada umumnya memiliki tingkatpromosi yang rendah, hal ini menyebabkan rendahnya biaya promosi dan denganbegitu produk private label dapat diposisikan pada harga yang rendahdibandingkan merek nasional atau merek terkenal lainnya.Berdasarkan uraian pada latar belakang penulis merumuskan masalahsebagai berikut: “Bagaimanakah minat beli masyarakat di Kota Semarang

Page 15: Tgas jan pak dedi

terhadap produk private label Carrefour dimana pada umumnya produk privatelabel memiliki tingkat promosi yang rendah ? Dan apakah persepsi nilaikonsumen yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsikualitas, pengenalan, dan persepsi risiko berpengaruh terhadap minat beli produkprivate label hypermarket Carrefour di Kota Semarang ?”Minat beli terhadap produk private label dapat dipengaruhi oleh persepsinilai konsumen terhadap private label tersebut. Persepsi nilai dikonseptualisasikanoleh 6 faktor yaitu keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas,pengenalan, dan persepsi risiko. Dengan memahami dan mengetahui faktor-faktortersebut terhadap perilaku pembelian maka peritel dapat mempengaruhi minat belikonsumen terhadap produk private label.1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian1.3.1 Tujuan PenelitianBerdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian inibertujuan untuk menganalisis :101. Mengetahui pengaruh keterlibatan terhadap minat beli produk private label2. Mengetahui pengaruh loyalitas merek terhadap minat beli produk privatelabel3. Mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap minat beli produk privatelabel4. Mengetahui pengaruh persepsi kualitas terhadap minat beli produk privatelabel5. Mengetahui pengaruh pengenalan konsumen mengenai private labelterhadap minat beli produk private label6. Mengetahui pengaruh persepsi resiko terhadap minat beli produk privatelabel1.3.2 Kegunaan PenelitianKegunaan dari penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam kegunaan teoritisdan kegunaan praktis.1. Kegunaan TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagiperkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidangmanajemen pada khususnya.2. Kegunaan Praktisa. Bagi PenelitiPenelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis dalampraktek bidang manajemen, khususnya menambah pengalamanpenulis dalam menganilisis permasalahan dalam bidang11pemasaran dan memperluas pengetahuan penulis mengenaipersepsi nilai konsumen terhadap private label dan hal-hal yangmempengaruhi minat beli produk private label. Selain itu,penelitian ini juga menambah keterampilan dan keahlian penulisdalam menggunakan software komputer.b. Bagi PerusahaanPenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

Page 16: Tgas jan pak dedi

perusahaan terkait mengenai persepsi nilai konsumen terhadapproduk-produk private label milik perusahaan tersebut dan faktorfaktorapa saja yang mempengaruhinya. Kemudian diharapkandengan adanya penelitian ini, informasi yang diperoleh dapatdigunakan oleh perusahaan terkait sebagai bahan acuan dalamperancangan strategi-strategi yang akan diterapkan dalam upayamempengaruhi persepsi nilai konsumen terhadap produk-produkprivate label, dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkatpenjualan produk-produk private label perusahaan tersebut.1.4 Sistematika PenulisanUntuk mempermudah pembahasan, penulisan skripsi ini disusun secarasistematika ke dalam lima bab, yaitu :BAB I : PENDAHULUANBab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusanmasalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.12BAB II : TELAAH PUSTAKABab ini menjabarkan tentang landasan teori mengenai persepsi nilaikonsumen yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsiharga, persepsi kualitas, pengenalan, dan persepsi resiko terhadapminat beli produk private label, penelitian terdahulu, kerangkapemikiran, dan hipotesis.BAB III : METODE PENELITIANBab ini menjabarkan bagaimana penelitian dilakukan. Termasuk didalamnya adalah variabel penelitian dan definisi operasional,penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,dan metode analisis.BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASANBab ini berisi tentang hasil penelitian secara sistematis kemudiandianalisis dengan teknik analisis yang telah ditetapkan dan selanjutnyadilakukan pembahasan terhadap hasil analisis tersebut.BAB V : PENUTUPBab ini berisi tentang kesimpulan dan pernyataan-pernyataan singkatyang merupakan jawaban atas masalah-masalah penelitian. Dalam babini peneliti akan memberikan masukan dan saran kepada berbagaipihak agar dapat memperoleh manfaat dari penelitian ini. Selain itu,pada bab ini dibahas mengenai keterbatasan penelitian ini.13

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.3 Landasan Teori2.1.1 Perilaku KonsumenPerilaku konsumen menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) adalahtindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, danmenghabiskan produk, dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului danmengikuti tindakan ini.

Page 17: Tgas jan pak dedi

Menurut Ma’ruf (2005), perilaku konsumen adalah proses yang terjadipada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan,dan bagaimana membelinya.Sedangkan menurut Kotler, dan Susanto (2000), menjelaskan bahwaperilaku konsumen dapat dipahami sebagai rangsangan pemasaran dan lingkunganmasuk ke dalam kesadaran pembeli. Karakteristik dan proses pengambilankeputusan pembeli tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilakukonsumen adalah faktor kebudayaan, sosial, kepribadian, dan kejiwaan.2.1.2 Private LabelMenurut Rangkuti (2002), merek adalah nama istilah, tanda, simbol,rancangan, atau kombinasi dari ketiganya, yang dimaksudkan untukmengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau sekelompok untukmembedakan dari produk pesaing.14Menurut Tjiptono (2002), merek merupakan nama, istilah, tanda ataulambang, desain, warna, gerak atau kombinasi-kombinasi atribut-atribut lainnyayang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produkpesaing.Asosiasi Pemasaran Amerika mendefenisikan merek (brand) sebagainama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yangdimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompokpenjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotlerdan Keller, 2007).Sedangkan jika dilihat dari perspektif ekspektasi konsumen, dalam A.Shimp (2003:8) menyatakan merek sebagai sebuah janji kepada konsumen bahwadengan hanya menyebut namanya, timbul harapan bahwa merek tersebut akanmemberikan kualitas yang terbaik, kenyamanan, status dan lain-lain yang menjadipertimbangan konsumen saat melakukan pembelian.Dari definisi-definisi diatas, menunjukkan bahwa merek memiliki peransebagai suatu alat untuk mendiferensiasikan suatu produk dengan produk lainnyaterutama produk yang sejenis. Dapat dibayangkan, jika konsumen dihadapkanpada dua produk terutama produk yang sejenis dengan kemasan yang hampirsama tetapi produk tersebut tidak memiliki merek, maka akan sangat sulit bagikonsumen untuk mendiferensiasikan kedua produk tersebut.Secara ringkas, beberapa manfaat merek yang dapat diperoleh pelanggandan perusahaan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:15Tabel 2.1Manfaat Merek Bagi Pelanggan dan PerusahaanPelanggan PerusahaanMerek sebagai sinyal kualitasMempermudah proses/memandupembelianAlat mengidentifikasi produkMengurangi risikoMemberi nilai psikologisDapat mewakili kepribadian

Page 18: Tgas jan pak dedi

Magnet pelangganAlat proteksi dari para imitatorMemiliki segmen pelanggan yangloyalMembedakan produk dari pesaingMengurangi perbandingan hargasehingga dapat dijual premiumMempermudah penawaran produkbaruBernilai finansial tinggiSenjata dalam kompetisiSumber: Sadat (2009)Konsep private label sebenarnya adalah pengembangan dari konsep merekdan merupakan suatu bentuk inovasi yang dilakukan oleh pengecer atau retailerdalam menghadapi persaingan. Menurut Kotler dan Armstrong (2004), privatelabel yang memiliki nama lain private brand atau store brand adalah merek yangdiciptakan dan dimiliki oleh penjual eceran barang dan jasa.Menurut Harcar, Kara, dan Kucukemiroglu (2006), store brand atauprivate label adalah barang-barang dagangan yang menggunakan nama merekdistributor atau peritel atau nama merek yang diciptakan eksklusif untukdistributor atau peritel. Private label dibuat oleh perusahaan pemasok yang telahterikat kontrak dengan peritel.16Penamaan merek pada produk private label dapat dikategorikan menjadi:1. Store Brands, menggunakan nama peritel pada kemasan produkprivate label.2. Store Sub-brands, menggunakan merek yang berisikan nama, namaperitel dan nama produk.3. Umbrella Brands, produk private label yang diberi merek independen,tidak ada kaitan dengan nama peritel. Umbrella Brand digunakanuntuk produk dengan kategori yang berbeda.4. Individual Brands, nama merek yang digunakan hanya untuk kategoriproduk.5. Exclusive Brands, nama merek yang digunakan untuk satu kategoriyang sama. Namun produk ini mempromosikan value added.2.1.3 Persepsi NilaiNilai merupakan pertimbangan manfaat dan pengorbanan. Pengertiantentang nilai pelanggan sangat luas dan berbeda-beda tergantung dari sisi manakita melihatnya. Misalnya nilai pelanggan akan dinilai berbeda berdasarkanproduk yang dinilai. Penilaian pelanggan tentang deterjen tentu saja berbedadengan penilaian tentang mobil (Zeithaml 1988).Zeithaml (1988) juga mendefinisikan bahwa nilai pelanggan adalahpenilaian menyeluruh atas kegunaan suatu produk berdasarkan persepsi atas apayang diterima dan apa yang dikorbankan. Apa yang diterima sangat bervariasidiantara konsumen, misalnya ada yang menginginkan jumlah, sebagianmenginginkan kualitas dan lainnya menginginkan kenyamanan.17

Page 19: Tgas jan pak dedi

David Aaker (1996) menyatakan bahwa ada tiga nilai yang dijanjikan olehsebuah merek, yaitu nilai fungsional, nilai emosional, dan nilai ekspresi diri.1. Nilai FungsionalMerupakan nilai yang berasal dari atribut produk yang langsungmemberikan kegunaan fungsional kepada konsumen. Bila memilikikeunggulan fungsional, suatu merek dapat mendominasi kategori.Namun, keunggulan ini mudah ditiru dan dikalahkan oleh pesaing.2. Nilai EmosionalBila konsumen memiliki perasaan yang positif (positive feeling) padasaat membeli atau menggunakan suatu merek, maka merek tersebutmemberikan nilai emosional bagi konsumen. Nilai emosional yangdiberikan oleh suatu merek berhubungan dengan perasaan yangditimbulkan pada saat membeli atau menggunakan merek tersebut.Nilai emosional biasanya berkaitan dengan nilai fungsional. Bila suatumerek memiliki nilai fungsional yang baik maka dapat mempengaruhinilai emosional terhadap konsumen. Pada saat banyal merek yangmemiliki nilai fungsional sama saling bersaing maka suatu merekmenjadi lebih unggul dibandingkan dengan merek yang lain karenamemiliki nilai emosional. Suatu merek terkadang bisa saja hanyamenawarkan manfaat emosional. Pada produk dengan diferensiasirendah (low differentiated product), misalnya produk-produk yangmengarah ke komoditas, diferensiasi dapat dilakukan menggunakanmanfaat emosional. Misalnya, Sariwangi yang adalah sebuah merek18teh celup dari Unilever. Sariwangi terkenal dengan tagline-nya “MariBicara”. Sariwangi terlihat berusaha menciptakan ikatan emosionalterhadap konsumennya melalui sebuah pengalaman. Pengalamanminum teh yang dapat menguatkan ikatan kebersamaan dalamkehidupan sosial dengan berkomunikasi. Sehingga, konsumen tidakhanya memperoleh khasiat dari minum teh tetapi juga memperolehmanfaat emosional berupa ikatan kebersamaan dalam hubungansosial.3. Nilai Ekspresi DiriDavid Aaker (1996) mengatakan nilai ekspresi diri merupakan bagiandari nilai emosional. Perbedaan antara nilai emosional dengan nilaiekspresi diri adalah nilai emosional berkaitan dengan perasaanbahagia, nyaman, dan bangga. Sedangkan nilai ekspresi diri berkaitandengan bagaimana perasaan seseorang mengenai dirinya di mataorang lain maupun diri orang itu sendiri. Nilai emosional berpusatpada diri sendiri sedangkan nilai ekspresi diri berpusat pada publik.Nilai ekspresi diri berkaitan dengan bagaimana pandangan orang lainterhadap seseorang. Contohnya yaitu ekspresi diri yang “Ceria” yangdiekpresikan oleh minuman Fanta.Sudhir & Taluktar (2004) dalam Harcar, et al. (2006) menyatakan bahwapesepsi nilai konsumen terhadap produk private label dapat mempengaruhiperilaku pembelian konsumen terhadap produk private label. Terdapat 6 konsepsi

Page 20: Tgas jan pak dedi

yaitu keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas, pengenalan,19dan persepsi risiko untuk mengukur persepsi nilai konsumen terhadap produkprivate label. Dalam hal ini, nilai dari private label ditentukan oleh setidaknyaenam faktor tersebut.2.1.4 KeterlibatanMowen & Minor (2001) mengatakan bahwa:“Consumer involvement is the perceived personal importance and/or interestattached to the acquisition, consumption and disposition of a good service oridea”Keterlibatan (involvement) adalah tingkat hubungan personal yang dimilikioleh konsumen terhadap produk, merek, atau objek. Konsumen dikatakan involvebila konsumen tersebut merasa bahwa suatu produk memiliki hubungan yangpersonal dengan dirinya. Sutisna (2003) menjelaskan tingkat keterlibatankonsumen ke dalam dua hierarki, yaitu hierarki low involvement dan hierarki highinvolement.Hierarki low involvement sangat berbeda dengan high involvement. Padahierarki low involvement, konsumen membentuk kepercayaan terhadap merekbukan karena mencari informasi merek produk tersebut, tetapi didapat melaluiiklan-iklan di media massa.Sementara pada high involvement, konsumen terlebih dahulu mencariberbagai informasi tentang merek-merek produk yang diinginkannya, kemudiansetelah melakukan pembelian dan merasakan kepuasan, konsumen akanmempercayai merek tersebut. Perbedaan paling mendasar adalah pada lowinvolvement, konsumen tidak melakukan evaluasi terhadap merek produk yangakan dibelinya, sedangkan pada high involvement merek-merek dievaluasi terlebih20dahulu, baru konsumen memutuskan pembelian. Perbedaan ke dua hierarkitersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.Tabel 2.2Perbedaan Tipe Keterlibatan Rendah Dan Tipe Keterlibatan TinggiHierarki Low Involvement Hierarki High InvolvementKepercayaan terhadap merekpertama kali dibentuk olehpembelajaran pasif.Pengambilan keputusan pembelian.Evaluasi merek atau mungkintanpa evaluasi merek.Kepercayaan terhadap merekpertama kali dibentuk olehpembelajaran aktif.Evaluasi merek.Keputusan pembelian.Sumber : Sutisna (2003)Sutisna (2003) juga menjelaskan produk ke dalam dua jenis menuruttingkat keterlibatan konsumen, yaitu high involvement product dan lowinvolvement product.

Page 21: Tgas jan pak dedi

Produk High Involvement adalah suatu produk yang untuk memperolehnyadibutuhkan keterlibatan ekstra, yang pada umumnya diakibatkan oleh harganyayang mahal. Produk ini rumit baik dalam pemakaian dan perawatannya, beresikodan frekuensi pembelian yang jarang. Dihadapkan dengan high involvementproduct, konsumen menempuh semacam proses problem solving untukmemutuskan pembeliannya. Proses itu meliputi tahap-tahap seperti: kebutuhan,pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.Pada low involvement product, seorang konsumen tidak memilikiketerlibatan yang besar terhadap suatu produk sehingga tidak memerlukan usahalebih untuk mencari tahu mengenai produk tersebut. Keputusan untuk membeli21banyak dipengaruhi atau ditentukan setelah konsumen berada di dalam toko.Kesalahan yang dilakukan oleh konsumen dalam pemilihan produk beresiko kecildan konsumen dapat memperbaiki keputusannya pada saat lain. Mudahnya untukmengganti produk menjadikan low involvement product memiliki switching costyang kecil. Meskipun demikian, loyalitas terhadap suatu merek dapat terbangun,hanya saja usaha konsumen untuk memaksakan dirinya hanya membeli merektersebut tidaklah terlalu besar.Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut :H1 : Keterlibatan berpengaruh terhadap minat beli produk private label.2.1.5 Loyalitas MerekKonsumen yang merasa puas terhadap suatu produk atau merek yangdikonsumsi akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut.Pembelian ulang ini menunjukkan komitmen seorang konsumen dalammenggunakan suatu merek produk dan seringkali rela untuk mencari merektersebut jika tidak menemukannya di suatu tempat. Merek dapat mencerminkansuatu tingkatan mutu sehingga pembeli yang puas dapat lebih mudah dalammemilih produk. Loyalitas merek memberikan keamanan permintaan bagiperusahan, karena konsumen tidak mudah berpindah merek meskipun dihadapkandengan produk merek lain yang sejenis.Definisi loyalitas merek itu sendiri menurut David Aaker (1997)merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada suatu merek. Ukuran inimampu memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan beralih22ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanyaperubahan, baik menyangkut harga maupun atribut lain.Sedangkan Peter dan Olson (2005) menyebutkan bahwa brand loyaltyberbeda dengan repeat purchase karena repeat purchase behaviour memilikitingkat komitmen terhadap pembelian rendah dan hanya fokus pada perilaku tanpamemperhatikan alasan terjadinya habitual response. Konsumen yang loyalterhadap suatu merek tidak hanya membeli merek yang sama berulang-ulangtetapi juga memiliki komitmen yang besar untuk melakukannya. Merek tersebutharus bermakna bagi konsumen karena konsumen membeli merek tersebut bukanberdasarkan kenyamanan atau apa yang ditawarkan tetapi juga karenamerepresentasikan nilai atau manfaat penting bagi konsumen.Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut :H2 : Loyalitas merek berpengaruh terhadap minat beli produk private label.

Page 22: Tgas jan pak dedi

2.1.6 Persepsi HargaSetiap produk barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu perusahaanakan dijual dengan suatu harga yang telah ditetapkan. Umumnya harga ditentukanoleh penjual dan pembeli yang saling bernegoisasi untuk mendapatkan sebuahkesepakatan harga. Penjual akan meminta harga yang lebih tinggi daripada yangmereka harapkan akan mereka terima, sedangkan pembeli akan menawar denganharga yang lebih rendah daripada yang mereka harapkan untuk mereka bayar(Cateris Paribus). Harga juga merupakan salah satu faktor penting dalammempengaruhi minat beli terhadap suatu produk.23Dari perspektif konsumen, harga adalah perihal apa yang diberikan ataudikorbankan dalam upaya untuk memperoleh suatu produk. Penelitian-penelitianyang telah dilakukan menemukan bahwa konsumen tidak selalu mengingat hargaaktual dari suatu produk, namun merek melihat harga menurut pendapat merekadan bagi mereka, harga hanya dikategorikan murah atau mahal (Zeithaml, 1988).Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahamiseluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka(Peter & Olson, 2005). Konsumen membuat perbandingan yang ada di dalampikiran mereka. Oleh sebab itu, konsumen akan melakukan evaluasi apakah hargayang ditetapkan oleh penjual sesuai atau tidak. Konsumen dapat menetapkankisaran harga yang dianggap sesuai berdasarkan pertimbangan mengenai atributproduk atau berdasarkan perbandingan dengan produk lainnya yang sejenis.Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut :H3 : Persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli produk private label.2.1.7 Persepsi KualitasPengertian persepsi kualitas (perceived quality) menurut David Aaker(1996) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulansuatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan.Sependapat dengan pengertian diatas Darmadi Durianto, Sugiarto, & TonySitinjak (2001) menambahkan karena perceived quality merupakan persepsi daripelanggan maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsipelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiappelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang berbeda-beda24terhadap suatu produk atau jasa. Maka dapat dikatakan bahwa membahasperceived quality berarti akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.Simamora (2002) menyatakan bahwa dalam hal kualitas, ada kualitasobjektif dan kualitas menurut persepsi konsumen (perceived quality). Yangterpenting adalah persepsi di mata konsumen. Kotler (dalam Bilson Simamora,2002) mengatakan bahwa, “Quality is the totality of feature and characteristics ofa product or services that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”.Artinya, kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik yang membuat produkmampu memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan maupun yang tidakdinyatakan. Apakah sebuah produk sudah memenuhi kebutuhan atau tidak,jawabannya tergantung pada penilaian subjektif konsumen.Menurut I. Leonard A. Morgan, sebagaimana dikutip Kotler (1997, dalamBilson Simamora, 2002) bahwa:

Page 23: Tgas jan pak dedi

“Quality must be perceived by customer. Quality work must begin with thecustomers’ need and end with the customers’ perception. Quality improvementare only meaningful when they are perceived by the customer.”Cleland dan Bruno (dalam Simamora, 2002) memberikan tiga prinsiptetang perceived quality, yaitu:1. Kualitas bersumber pada aspek produk dan non-produk, atau seluruhkebutuhan non-harga (nonprice needs) yang dicari konsumen untukmemuaskan kebutuhannya. Kedua ahli berpendapat bahwa yangdipertimbangkan oleh konsumen dari sebuah prdouk mencakup tigaaspek utama, yaitu harga, produk, dan non-produk. Pada aspek produkyang diperhatikan adalah standar yang diharapkan dari suatu produk.25Pada sebuah televisi misalnya, aspek produk adalah ukuran layar,gambar, suara, kelengkapan fungsi, dan desain. Sementara itu, aspeknon-produk terdiri dari garansi, reputasi, dan layanan perbaikan.2. Kualitas ada bila masuk dalam persepsi konsumen. Bila konsumenmempersiapkan kualitas sebuah produk bernilai rendah, maka kualitasproduk tersebut rendah, apa pun realitasnya. Persepsi lebih pentingdaripada realitas karena konsumen membuat keputusan berdasarkanpersepsi bukan realitas.3. Kualitas sebagai persepsi diukur secara relatif terhadap pesaing. Bilaproduk A menawarkan produk yang baik, akan tetapi produk pesainglebih baik lagi, maka produk A tidak berkualitas.Besterfield, et al. (1999, dalam Simamora, 2002) melihat kualitas dariperbandingan antara performa dan harapan. Bila performa dapat memenuhi ataumelampaui harapan, maka produk tersebut berkualitas. Sebaliknya, produk yangperformanya di bawah harapan maka produk tersebut tidak berkualitas. Juga perludiingat bahwa performa dan harapan ditentukan oleh konsumen sesuai denganpersepsi mereka.Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut :H4 : Persepsi kualitas berpengaruh terhadap minat beli produk private label.2.1.8 Pengenalan (familiarity)Pengenalan (familiarity) terhadap produk menunjukkan apakah konsumenmengenal atau mengetahui suatu produk maupun merek. Pengetahuan mengenaimerek tidak hanya sebatas pada nama merek tetapi juga kategori produk yang26ditawarkan. Pengenalan konsumen terhadap suatu merek atau produk akanmemudahkan konsumen dalam melakukan pembelian karena konsumen tidakperlu mencari tahu informasi lagi mengenai merek tersebut sehingga dapatmenghemat tenaga dan pikiran serta waktu yang diperlukan dalam berbelanja.“Familiarity is defined as the number of product-related experiences that havebeen accumulated by a consumer” (Alba dan Hutchinson, 1987).Lessig dan Park (dikutip oleh Jong Pil, Payal, dan Dawn, 2007)menyatakan bahwa:“Familiarity can be defined in terms of knowledge about which features areimportant in selecting a brand of the product. There are two ways of measuringfamiliarity:

Page 24: Tgas jan pak dedi

a. How much a person knows about the productb. How much a person thinks s/he knows about the product”Pengenalan konsumen terhadap produk biasanya merupakan hasil daripenyebaran informasi yang dilakukan oleh produsen melalui iklan, promosi, ataumedia informasi lainnya. Selain itu, pengenalan juga dapat disebabkan adanyainteraksi langsung antara konsumen dengan produk tersebut pada saat konsumensedang berbelanja. Pengenalan dapat pula disebabkan adanya rekomendasi olehpihak lain yang telah menggunakan produk tersebut maupun pengalamankonsumen dalam menggunakan produk tersebut sebelumnya.Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut :H5 : Pengenalan (familiarity) berpengaruh terhadap minat beli produk privatelabel.272.1.9 Persepsi RisikoPersepsi risiko (perceived risk) merupakan konsekuensi negatif yangkonsumen ingin hindari ketika membeli atau menggunakan produk. Konsekuensinegatif atau risiko yang dapat terjadi bisa bermacam-macam. Risiko fisik sepertikecelakaan akibat mesin dari produk yang dibeli ternyata mengalami kerusakanadalah salah satu contoh. Konsekuensi lain yang ingin dihindari adalah risikofinansial misalnya garansi perbaikan dari produk yang dibeli tidak dapatmengembalikan produk seperti keadaan semula sehingga konsumen merugi.Selain itu, beberapa konsumen juga memikirkan mengenai risiko produk yangdibeli ternyata tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal ini merupakan risikofungsional (Peter dan Olson, 2005).Cox & Rich dalam Lee, Ahn, & Park (2001) mendefinisikan persepsirisiko sebagai seluruh ketidakpastian yang dirasakan oleh konsumen pada situasipembelian tertentu. Sementara menurut Peter dan Olson (2005), persepsi risikoyang dialami konsumen dipengaruhi oleh dua hal yaitu, seberapa besar hal tidakmenyenangkan yang disebabkan oleh konsekuensi negatif yang terjadi dankemungkinan konsekuensi negatif yang akan terjadi.Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut :H6 : Persepsi risiko berpengaruh terhadap minat beli produk private label.2.1.10 Perilaku PembelianPerilaku (behavior) adalah tindakan spesifik yang secara langsung dapatdilihat dan diamati. Perilaku Pembelian (Buying Behavior) adalah prosespengambilan keputusan dan tindakan seseorang dalam pembelian dan penggunaan28produk. Swastha dan Handoko (2000) menjelaskan bahwa perilaku pembelianadalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalammendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasukdidalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuankegiatan-kegiatan tersebut.Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jeniskeputusan pembelian. Assael (dikutip oleh Bilson Simamora, 2001), membedakanempat tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatanpembeli dan tingkat perbedaan di antara merek, yaitu:1. Complex Buying Behavior (Perilaku Membeli yang Rumit)

Page 25: Tgas jan pak dedi

Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan tinggi dalampembelian. Perilaku ini menyingkapkan adanya perbedaan-perbedaanyang jelas di antara merek-merek yang ada. Perilaku membeli initerjadi pada waktu membeli produk-produk yang harganya mahal,tidak sering dibeli, berisiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya.Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produkdan harus belajar untuk mengetahuinya.2. Dissonance Reducing Buying Behavior (Perilaku Membeli untukMengurangi Ketidakcocokan)Perilaku membeli mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumenmenyadari hanya sedikit perbedaan antara berbagai merek. Perilakumembeli ini terjadi untuk pembelian produk mahal, tidak seringdilakukan, berisiko, dan membeli secara relatif cepat karena29perbedaan merek tidak terlihat. Pembeli biasanya mempunyai responsterhadap harga atau yang memberikan kenyamanan. Konsumen akanmemperhatikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelianmereka.3. Habitual Buying Behavior (Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan)Dalam hal ini, konsumen membeli suatu produk berdasarkankebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumenmemilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapikarena sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, konsumentidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produktersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk.4. Variety Seeking Buying Behavior (Perilaku Pembeli yang MencariKeragaman)Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapatperbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuanmencari keragaman dan bukan kepuasan. Perilaku demikian biasannyaterjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dankonsumen sering mencoba merek-merek baru.Sebelum sampai pada keputusan pembelian, konsumen umumnyamelakukan beberapa tahapan yang harus dilalui, lazimnya disebut dengan istilahtahapan proses keputusan pembelian konsumen. Menurut Kottler dan Amstrong(2004), konsumen melalui lima tahap proses keputusan pembelian, yaitu:301. Problems RecognitionPada tahap problems recognition (pengenalan kebutuhan), konsumenmerasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dengankeadaan yang diinginkan untuk dapat dipenuhi, sehingga melahirkankebutuhan. Kebutuhan seseorang dapat berasal dari stimuli intern ataudorongan dari dirinya sendiri juga dapat berasal dari stimuli ekstern.Pada kondisi ini konsumen merasakan adanya kebutuhan yang ingindapat dipenuhi, sehingga memotivasi konsumen untuk mencariinformasi.2. Information Search

Page 26: Tgas jan pak dedi

Pada tahap information search (pencarian informasi), konsumen yangtergerak oleh stimuli akan berusaha mencari banyak informasi, baikinformasi dari dalam ingatannya sendiri (internal) maupun informasidari lingkungan luar (eksternal). Sumber-sumber informasi konsumendapat berasal dari (1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga,kenalan. (2) Sumber komersial: iklan, tenaga penjual, pedagang,perantara, pengemasan. (3) Sumber umum: media massa, organisasirating konsumen. Banyak informasi yang diperoleh merupakanpembendaharaan di dalam diri konsumen untuk dievaluasi. Banyaknyapengaruh yang berasal dari sumber-sumber informasi bervariasimenurut kategori produk dan karakteristik pembeli. Sebaliknya,kekurangan informasi baik informasi produk, merek, maupun hargadapat menyebabkan disonansi kognitif dalam diri konsumen.313. Evaluation of AlternitivesPada tahap evaluation of alternatives (evaluasi alternatif), konsumenmengevaluasi banyak informasi atau alternatif yang masuk danmenyempitkannya menjadi beberapa alternatif, dan selanjutnyadievaluasi kembali hingga menemukan satu alternatif yang benarbenarmampu memberikan manfaat seperti yang diharapkan untukmemuaskan kebutuhannya. Evaluasi alternatif ini penting, karenadapat mengurangi atau menghindari konsumen dari risiko yang akanditerimanya jika melakukan transaksi. Itulah sebabnya, konsumenhendaknya mengenali tingkat risiko dari masing-masing alternatifmerek produk yang akan dipilih dan berusaha meminimalisir agartidak terjadi kekecewaan. Disonansi kognitif atau pertentangan antaradua kognisi yang berbeda di pikiran dapat juga diketahui darikekecewaan konsumen.4. Purchase DecisionPada tahap purchase decision (keputusan pembelian), konsumenmembentuk preferensi di antara merek-merek dalam kelompokpilihan. Konsumen juga pada akhirnya membentuk suatu maksudpembelian untuk membeli merek yang paling disuka dari antarapilihan lainnya.5. Postpurchase BehaviorPada tahap postpurchase behavior (perilaku setelah pembelian),konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi32kebutuhan dan harapan sesudah digunakan. Dalam tahap inikonsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentuyang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasapuas akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukanpembelian ulang (rebuying) di masa yang akan datang, sebaliknya jikakonsumen merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yangberbeda. Konsumen mungkin tidak melakukan tindakan apapun, tetapiada pula konsumen yang akan menyampaikan keluhannya.Ketidakpuasan konsumen setelah melakukan pembelian adalah salah

Page 27: Tgas jan pak dedi

satu bentuk disonansi kognitif atau ketidaknyamanan perasaankonsumen. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,tindakan pasca pembelian, dan pemakaian atau pembuangan pascapembelian.Perilaku pembelian yang ditunjukkan kepada produk private label dapatdilihat berdasarkan tiga hal, yaitu minat untuk membeli produk private label, niatuntuk melakukan pembelian kembali produk private label di masa mendatang,dan merekomendasikan private label tersebut kepada orang lain.2.1.11 Minat BeliMowen (1987) mengatakan bahwa minat beli merupakan penentu daripembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti membeli suatu produk atau jasa.Sependapat dengan pernyataan diatas, Dodds, Monroe, dan Grewal (1991)mendefinisikan minat beli sebagai kemungkinan seorang konsumen untukberminat membeli suatu produk.33Menurut Simamora (2002) minat adalah sesuatu yang pribadi danberhubungan dengan sikap. Individu yang berminat terhadap suatu objek akanmemiliki kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah lakuuntuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.Dari beberapa definisi diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwaminat beli masih merupakan sebuah sikap dan pada fase ini konsumen belumtentu telah mengambil suatu tindakan keputusan pembelian.2.2 Penelitian TerdahuluPenelitian tentang private label telah banyak dilakukan sebelumnya. Padapenelitian awal, sebagian besar penelitian fokus pada variabel-variabel demografisdan psikografis konsumen untuk mengidentifikasi faktor-faktor sikap dan perilakudari konsumen. Fokus utama yang lain tentang private label muncul antara tahun1970 dan 1970, dimana fokus pada penelitiannya adalah tentang persaingan antaraproduk private label dan produk merek nasional. Dalam penelitian-penelitiantersebut diidentifikasikan bagaimana kualitas, harga, dan promosi sebagai alat daripersaingan. Hoch dan Banerji (1993), menemukan bahwa daya tarik utama dariprivate label yaitu harganya yang lebih murah dari produk merek nasional. Padaharga yang sama, para konsumen lebih memilih untuk menggunakan mereknasional daripada private label (Narasimhan dan Wilcox, 1998).Agustina Kurniawati (2009) telah melakukan penelitian tentang “PengaruhPersepsi Nilai Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian Private Label”. Penelitiantersebut dilakukan di Giant Hypermarket Poins Square Lebak Bulus, Jakarta.Responden dalam penelitian tersebut adalah para pengunjung yang berbelanja di34Giant Poins Square yang pernah membeli atau mengkonsumsi produk privatelabel milik Giant dalam tiga bulan terakhir dengan jumlah 115 responden. Tujuandari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi nilaikonsumen yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsikualitas, pengenalan, dan persepsi risiko terhadap perilaku pembelian produkprivate label. Hasil dari penelitian tersebut yaitu:1. Keterlibatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilakupembelian produk private label

Page 28: Tgas jan pak dedi

2. Loyalitas merek tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadapperilaku pembelian produk private label3. Persepsi harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilakupembelian produk private label4. Persepsi kualitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadapperilaku pembelian produk private label5. Pengenalan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilakupembelian produk private label6. Persepsi risiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilakupembelian produk private label2.3 Kerangka Pemikiran TeoritisMenurut Sudhir dan Taluktar (2004) dalam Harcar, et al. (2006),pengukuran private label ditentukan oleh enam faktor yaitu (1) keterlibatan, (2)loyalitas merek, (3) persepsi harga, (4) persepsi kualitas, (5) pengenalan, dan (6)35persepsi risiko. Dalam hal ini, nilai dari private label ditentukan oleh setidaknyaenam faktor tersebut.Penelitian ini tidak menghitung nilai faktor-faktor yang mempengaruhipersepsi nilai menjadi satu, tetapi langsung meregresikan faktor-faktor yangmempengaruhi persepsi nilai ke minat beli produk private label. Faktor-faktoryang mempengaruhi persepsi nilai (keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga,persepsi kualitas, pengenalan, dan persepsi risiko) adalah variabel independensedangkan minat beli produk private label adalah variabel dependen. Perilakupembelian dilihat berdasarkan tiga hal yaitu, minat beli produk private label, niatuntuk melakukan pembelian kembali produk private label di masa mendatang,dan merekomendasikan private label kepada pihak lain.Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan bagaimana pengaruhdari persepsi nilai konsumen terhadap minat beli, bukan terhadap perilakupembelian sebagaimana yang dilakukan pada penelitian terdahulu oleh AgustinaKurniawati Hadi (2009). Hal ini ditujukan untuk menghindari adanya socialresponse bias dari jawaban para responden. Social response bias yangdimaksudkan yaitu kesengajaan dari responden untuk memberikan respon yangsalah dalam mengisi kuesioner dikarenakan adanya kesan negatif yang didapatdari pengalaman penggunaan produk private label di masa yang lalu. Sehinggadalam penelitian ini, pelanggan Carrefour yang belum pernah menggunakanproduk private label Carrefour tetapi mengetahui tentang produk tersebut dapatdimasukkan ke dalam populasi penelitian. Berdasarkan tinjauan landasan teori dan36penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini,seperti tersaji dalam gambar 2.1 berikut ini.Gambar 2.1Kerangka Pemikiran TeoritisSumber: Penelitian terdahulu, diolah peneliti2.4 HipotesisHipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang palingmemungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusanmasalah, tinjauan pustaka, dan tinjauan penelitian terdahulu dapat ditarik hipotesis

Page 29: Tgas jan pak dedi

pada penelitian ini, yaitu:H1 : Keterlibatan berpengaruh terhadap minat beli produk private label.H2 : Loyalitas merek berpengaruh terhadap minat beli produk private label.H3 : Persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli produk private label.H4 : Persepsi kualitas berpengaruh terhadap minat beli produk private label.H5 : Pengenalan berpengaruh terhadap minat beli produk private label.H6 : Persepsi risiko berpengaruh terhadap minat beli produk private label.H2

H6

H5

H3

H4

H1

LoyalitasMerekMinat Beli ProdukPrivate labelPersepsiKualitasKeterlibatanPersepsiHargaPengenalanPersepsiRisiko

PERSEPSI NILAI37

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional3.1.1 Variabel PenelitianVariabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek, ataukegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini,variabel penelitian yang terdiri dari variabel dependent (variabel terikat) danvariabel independent (variabel bebas) dapat diuraikan sebagai berikut:a. Variabel Dependent, yaitu:Y = Minat Belib. Variabel Independent, yaitu:X1 = KeterlibatanX2 = Loyalitas MerekX3 = Persepsi HargaX4 = Persepsi KualitasX5 = PengenalanX6 = Persepsi Risiko3.1.2 Definisi Operasional

Page 30: Tgas jan pak dedi

Agar penelitian ini lebih jelas, maka variabel-variabel operasional perludidefinisikan atau diidentifikasikan terlebih dahulu. Definisi operasional adalahsuatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti38atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yangdiperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional variabelbertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitandengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan menuntun arah penelitibagaimana cara mengukur suatu variabel.Tabel 3.1Operasional VariabelVariabel Definisi Operasional Indikator SkalaPengukuranKeterlibatan(X1)Tingkat hubunganpersonal yang dimilikioleh konsumen terhadapproduk, merek, atau objek1. Produk yang dibelipenting2. Produk yang dibeliberarti/bernilai3. Pertimbangan/evaluasiterhadap merek4. Pencarian InformasiSkala Likert(1-5)LoyalitasMerek(X2)Komitmen dari konsumenuntuk menggunakan suatuproduk atau merek secaraterus-menerus5. Loyalitas terhadapmerek6. Kerelaan mencarimerek favoritSkala Likert(1-5)PersepsiHarga(X3)Bagaimana informasimengenai harga dipahamioleh konsumen danberguna bagi mereka

Page 31: Tgas jan pak dedi

7. Value for moneyproduk private labelCarrefour8. Produk alternatifmurah9. Kewajaran hargaprodukSkala Likert(1-5)39PersepsiKualitas(X4)Persepsi kualitasmerupakan persepsipelanggan terhadapkeseluruhan kualitas ataukeunggulan suatu produkatau jasa layananberkaitan dengan maksudyang diharapkan10. Persamaan kualitasantar merek11. Perbedaan kualitasantar merek12. Kualitas produkprivate label Carrefour13. Keandalan produkprivate label Carrefour(reliability)Skala Likert(1-5)Pengenalan(X5)Keadaan dimana terdapathubungan yang akrabantar seseorang dengansesuatu, misalnya merek,produk, atau jasa14. Kemampuanmemberikan informasitentang produk privatelabel Carrefour15. Pengetahuan mengenaiproduk private labelCarrefourSkala Likert(1-5)Persepsi

Page 32: Tgas jan pak dedi

Risiko(X6)Konsekuensi negatif yangkonsumen ingin hindaridari pembelian ataupenggunaan produk16. Risiko pembelianproduk private labelCarrefour dari segibiaya17. Pentingnya risikofinansial yangberhubungan denganpembelian produkprivate label Carrefour18. Risiko pembelianproduk private labelCarrefour dari segikualitasSkala Likert(1-5)40Minat BeliprodukPrivateLabel(Y)Kekuatan ataudorongan untukmelakukan serangkaiantingkah laku untukmendekati ataumendapatkan suatuobjek.19. Intensitas pencarianinformasi produkprivate label Carrefour20. Keinginan membeliatau mencoba produkprivate label Carrefour21. Keinginan preferensialterhadap produkprivate label CarrefourSkala Likert(1-5)Sumber: Peter & Olson (2005), Tjiptono (2005), Simamora (2002), Ferdinand(2006), Lessig dan Park (dalam Jong Pil, Payal, dan Dawn, 2007), diolaholeh peneliti

Page 33: Tgas jan pak dedi

3.2 Populasi dan Sampel3.2.1 PopulasiPopulasi adalah gabungan dari sebuah elemen yang berbentuk peristiwa,hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusatperhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian(Ferdinand, 2006). Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh pelanggan Carrefourdi kota semarang.3.2.2 SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki olehpopulasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini diambil daribesar dan jumlah populasi penelitian yang tidak diketahui secara pasti.41Pengambilan sampel pada penelitian ini akan menggunakan pendekatannon-probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untukdipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Penarikan sampel yang digunakanadalah menggunakan teknik convenience sampling. Pada teknik ini, peneliti hanyasekedar menghentikan sesorang yang sedang berada di area pertokoan Carrefourlalu meminta izin orang tersebut untuk menjadi responden peneliti (Ferdinand,2006).Populasi dari penelitian ini adalah semua pelanggan Carrefour di kotaSemarang dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti maka digunakan teknikpenentuan sampel untuk populasi tidak terhingga sebagai berikut (Widiyanto,2008):n =Z2

4(moe)2

Keterangan:n = jumlah sampelZ = tingkat keyakinanmoe = Margin of ErrorDengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z = 1,96 dan tingkatkesalahan maksimal sampel yang masih bisa ditoleransi atau moe sebesar 10%maka jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut:n =1,962

4(0,1)2

42n =3,84160,04n = 96,04Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang baikdari populasi minimal sebesar 96,04 orang. Namun untuk mempermudahperhitungan dan karena adanya unsur pembulatan, nantinya jumlah sampel yangdigunakan adalah berjumlah 100 responden.3.3 Jenis dan Sumber Data

Page 34: Tgas jan pak dedi

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu:1. Data KualitatifData yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar seperti literaturserta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.2. Data KuantitatifData yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dibuat menjadiangka (scoring).Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:1. Data PrimerData primer merupakan data yang diambil langsung dari sumberpertama yang dikumpulkan secara khusus melalui wawancara, hasilpengisian kuesioner seta observasi yang berhubungan denganpermasalahan yang diteliti (Umar, 2000). Sumber data primer dalampenelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada sampel43yang telah ditentukan sebelumnya yaitu konsumen yang mengetahuitentang adanya produk private label milik Carrefour.2. Data SekunderData sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjutdan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihaklain (Umar, 2000). Penelitian ini menggunakan data sekunder yangdiperoleh dari informasi-informasi atau hasil penelitian yangdisediakan oleh unit atau lembaga-lembaga yang ada, buku referensi,media massa, internet, dan lainnya yang menunjang dengan masalahyang diteliti. Selanjutnya dilakukan proses analisa terhadap data yangtelah dikumpulkan sehingga data yang ada akan saling melengkapi.3.4 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:a. KuesionerKuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan denganmemberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepadaresponden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008). Kuesioner dibuat denganmenggunakan pertanyaan terbuka, yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaanuntuk menjelaskan identitas responden, dan pertanyaan tertutup, yaitupertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawabanyang tersedia dari setiap pertanyaan. Dalam penelitian ini, respondendiminta untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk skala untuk mengukur44sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. LikertScale 1-5 digunakan dalam penelitian ini yang terbagi menjadi:1 = Sangat Tidak Setuju (STS)2 = Tidak Setuju (TS)3 = Ragu-ragu/Netral (N)4 = Setuju (S)5 = Sangat Setuju (SS)Setiap butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner tidak diurutkanberdasarkan variabel. Hal ini dimaksudkan agar responden lebih fokus

Page 35: Tgas jan pak dedi

terhadap butir pertanyaan dan tidak terpengaruh akan terhadap variabelapa butir pertanyaan tersebut disajikan.Penyebaran kuesioner pada penelitian ini membutuhkan waktu kuranglebih 1½ bulan, dilakukan antara bulan Juli 2012 hingga Agustus 2012pada Hypermarket Carrefour di DP Mall Semarang.b. Studi PustakaMerupakan metode pengumpulan informasi yang relevan denganpenelitian dan dapat menunjang serta melengkapi data yang diperlukanserta berguna bagi penyusunan penelitian ini.3.5 Metode AnalisisAgar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolahdan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar pengambilankeputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk menginterpretasikan danmenarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul.453.5.1 Analisis Data KualitatifAnalisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari datayang dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini merupakan data yanghanya dapat diukur secara langsung (Sutrisno Hadi, 2001).Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapdasar, tahap tersebut diantaranya:1. Proses editingTahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yangtelah dikumpulkan dari hasil survey di lapangan. Pada prinsipnyaproses editing data bertujuan agar data yang nanti dianalisis akuratdan lengkap.2. Proses codingProses pengubahan data kualitatif menjadi angka denganmengklasifikasikan jawaban yang ada menurut kategori-kategoriyang penting (pemberian kode).3. Proses scoringProses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukandengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantungpada anggapan atau opini responden.4. TabulasiMenyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel sehinggadiharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas.Setelah proses tabulasi selesai, kemudian data-data dalam tabel46tersebut akan diolah dengan menggunakan software statistik IBMSPSS 18 for windows.3.5.2 Analisis Data KuantitatifAnalisis kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan data berbentukangka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan(Nurgiyantoro dkk, 2004).Untuk mendapatkan data kuantitatif, digunakan skala likert yang diperolehdari daftar pertanyaan yang digolongkan ke dalam lima tingkatan sebagai berikut

Page 36: Tgas jan pak dedi

(Sugiyono, 2008), yaitu:a. Untuk jawaban “STS” sangat tidak setuju diberi nilai = 1b. Untuk jawaban “TS” tidak setuju diberi nilai = 2c. Untuk jawaban “N” neral atau ragu-ragu diberi nilai = 3d. Untuk jawaban “S” setuju diberi nilai = 4e. Untuk jawaban “SS” sangat setuju diberi nilai = 53.5.2.1 Uji ValiditasValid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendakdiukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (contentvalidity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akandiukur (Ferdinand, 2006).Dalam melakukan pengujian validitas, digunakan alat ukur berupaprogram komputer yaitu IBM SPSS 18 for windows, dan jika suatu alat ukurmempunyai korelasi yang signifikan terhadap skor totalnya maka dikatakan alatskor tersebut adalah valid (Ghozali, 2005).473.5.2.2 Uji ReliabilitasReliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakanalat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atauhandal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabildari waktu ke waktu (Ghozali, 2005).Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 18 forwindows. Menurut Ghozali (2005), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabeljika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.Rumus : 22

11 ikkKeterangan:α = Koefisien reliabilitask = Jumlah butir pertanyaan soali2 = Varians butir pertanyaan soal2 = Varians skor tesSuatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Nurgiyantoro, 2004:352):

Page 37: Tgas jan pak dedi

Hasil α 0,60 = reliabelHasil α < 0,60 = tidak reliabel3.5.3 Uji Asumsi Klasik3.5.3.1 Uji MultikolinearitasUji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresiditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (Ghozali, 2005). Model48regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabelortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebassama dengan nol (0).Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknyamultikolinearitas di dalam model regresi adalah melihat dari nilai VarienceInflation Factor (VIF) dan nilai tolerance, dimana nilai tolerance mendekati 1atau tidak kurang dari 0,10, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebasdalam model regresi.3.5.3.2 Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel terikat, variabel bebas, atau keduanya mempunyai distribusi normal atautidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal ataumendekati normal, sedangkan distribusi normal dapat diketahui dengan melihatpenyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal(Ghozali, 2005).Pengujian normalitas digunakan dengan melihat normal probability plotyang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengandistribusi kumulatif dari distribusi normal. Sedangkan dasar pengambilankeputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2005):49a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, makamodel regresi memenuhi asumsi normalitas.b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan distribusi normal,maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.Cara lainnya dalam pengujian normalitas yaitu dengan menggunakan ujistatistik. Salah satu bentuk uji statistik normalitas adalah dengan uji statistik nonparametrikKolmogorov-Smirnov(K-S). Uji K-S dapat dilakukan dengan membuathipotesis :HO : Data residual berdistribusi normalHA : Data residual tidak berdistribusi normal3.5.3.3 Uji HeterokedastisitasUji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatanyang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Modelyang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,

Page 38: Tgas jan pak dedi

2005).Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitasantara lain dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat(ZPRED) dengan residualnya (SRESID) dimana sumbu Y adalah Y yang telah50diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telahdi-standardized (Ghozali, 2005).Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji heterokedastisitasadalah (Ghozali, 2005):a. Jka ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur(bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka akan mengindikasikantelah terjadi heterokedasitas.b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan di bawah angka0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikanoleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikitjumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Olehsebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Adabeberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknyaHeterokedastisitas, dan pada penelitian ini akan digunakan Uji Glejser.3.5.4 Analisis Regresi Linear BergandaDalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini makadigunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresilinear berganda pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabeldependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengantujuan mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilaivariabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005).51Data diolah dengan menggunakan bantuan program software IBM SPSS 18for windows. Model persamaan yang digunakan adalah:Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + eDimana:Y = Minat belia = Konstantab1-6 = Koefisien RegresiX1 = KeterlibatanX2 = Loyalitas MerekX3 = Persepsi HargaX4 = Persepsi KualitasX5 = PengenalanX6 = Persepsi Risikoe = Standar Error3.5.5 Uji Ketepatan Model (Goodness of Fit)Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilaidengan Goodness of Fit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilaikoefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistikdisebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah

Page 39: Tgas jan pak dedi

kritis (daerah dimana H0 ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai ujistatistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2005).523.5.6 Uji Signifikan Serentak/Simultan (Uji F)Uji F (uji serentak) dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentakvariabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadapvariabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F adalah:H0 : b1 = b2 = ...... = bk = 0Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan darivariabel independent terhadap variabel dependent.HA : bi ≠ b2 ≠ ..... ≠ bk ≠ 0Artinya secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan darivariabel independent terhadap variabel dependent.Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan tingkat kesalahan(α = 5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1).Kriteria pengambilan keputusan yaitu:H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%3.5.7 Uji signifikansi Parameter Individual (Uji-t)Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabelindependent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent(Ghozali, 2005).Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah:53Perumusan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Alternatif (HA)H0 : bi = 0Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independentterhadap variabel dependent.HA : bi ≠ 0Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadapvariabel dependent.Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel dengan tingkat kesalahan(α = 5%) dan (df) = (n-k), kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%3.5.8 Koefisien Determinasi (R2)Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent. Nilaikoefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berartikemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabeldependent sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabelindependent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untukmemprediksi variasi variabel dependent. Secara umum koefisien determinasiuntuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besarantara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (timeseries) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,2005).

Page 40: Tgas jan pak dedi

54Menurut Ghozali (2005), kelemahan mendasar penggunaan koefisiendeterminasi adalah bias terhadap jumlah variabel independent yang dimaksudkanke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independent, maka R2 pastimeningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabeldependent.Dalam penelitian ini, koefisien determinasi digunakan untuk mengukurbesarnya pengaruh dari variabel independent, yaitu keterlibatan (X1), loyalitasmerek (X2), persepsi harga (X3), persepsi kualitas (X4), pengenalan (X5), danpersepsi risiko (X6) terhadap minat beli produk private label (Y).