7/27/2019 SPONDILITIS NEW.doc http://slidepdf.com/reader/full/spondilitis-newdoc 1/19 REFERATSPONDILITIS NON TUBERKULOSA Pembimbing: dr. Budi, Sp.Rad Disusun Oleh : Muhamad Wildan (201210401011041) Arif Oktavian (201210401011057) Muhammad Remo (201210401011060) Asadullah (201210401011061) SMF RADIOLOGI RSU HAJI SURABAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Gejala utama SA adalah sakroilitis. Perlangsungannya secara gradual dengan
nyeri hilang timbul pada pinggang bawah dan menyebar ke bawah pada daerah paha. 2-5,
7-13. Keluhan konstitusional biasanya sangat ringan seperti anoreksia, kelemahan,
penurunan berat badan, dan panas ringan yang biasanya terjadi pada awal penyakit.9,10.
Manifestasi pada Tulang
Keluhan yang umum dan karakteristik awal penyakit ialah nyeri pinggang dan
sering menjalar ke paha. Nyeri biasanya menetap lebih dari 3 bulan, diserati kaku
pinggang pada pagi hari, dan membaik dengan aktivitas fisik atau bila dikompres air
panas. Nyeri pinggang biasanya tumpul dan sukar ditentukan lokasinya, dapat unilateral
atau bilateral. Nyeri bilateral biasanya menetap, beberapa bulan kemudian daerah
pinggang bawah menjadi kaku dan nyeri. Nyeri ini lebih terasa di daerah bokong dan
bertambah hebat bila batuk, bersin, atau pinggang mendadak terpuntir. Inaktivitas lama
akan menambah nyeri dan kaku. Keluhan nyeri dan kaku pinggang merupakan keluhan
dari 75% kasus di klinik. 9,10.
Nyeri tulang juksa artikular dapat menjadi keluhan utama, misalnya entesis yang
dapat menyebabkan nyeri di sambungan kostosternal, prosesus spinosus, krista iliaka,
trokanter mayor, tuberositas tibia, atau tumit. Keluhan lain dapat berasal dari sendi
kostovertebra dan manubrium sternal yang menyebabkan keluhan nyeri dada, sering
disaladiagnosiskan sebagai angina. 9,10..
Manifestasi di Luar Tulang
Manisfestasi di luar tulang terjadi pada mata, jantung, paru, dan sindroma kauda
ekuina. Manifestasi di luar tulang yang paling sering adalah uveitis anterior akut,
biasanya unilateral, dan ditemukan 25-30% pada pasien SA dengan gejala nyeri,
lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan kabur. Manifestasi pada jantung dapat berupainsufisiensi aorta, dilatasi pangkal aorta,, jantung membesar, gangguan konduksi. Pada
paru dapat terjadi fibrosis, umumnya setelah 20 tahun menderita SA, dengan lokasi pada
bagian atas, biasanya bilateral, dan tampak bercak-bercak linier pada pemeriksaan
Pengobatan dengan Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS) untuk mengurangi nyeri,
mengurangi inflamasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Indometasin 75-150 mg
perhari memegang rekor terbaik. Apabila pasien tidak mampu mentolerir efek samping
seperti gangguan lambung atau gangguan SSP berupa sakit kepala dan pusing, maka
AINS yang lain dapat dicoba. 10,11.
Pasien yang tidak responsif dengan indometasin atau AINS yang baru lainnyadapat dicoba dengan fenilbutazon 100-300 mg per hari. Tingginya insiden agranulositosis
atau anemia aplastik akibat efek samping obat ini dibandingkan dengan AINS yang lain
perlu disampaikan pada pasien dengan jumlah eritrosit dan leukosit harus selalu
dimonitor. 9,10.
Preparat emas dan penisilamin telah digunakan pada pasien dengan poliartritis
perifer. Publikasi studi klinik terakhir dari Sulfasalazin 2-3 gram perhari, baik nyeri
maupun kelainan spinal.4,5.
Bila keluhan sangat mengganggu dalam kegiatan sehari-hari dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan artroplasti atau koreksi deformitas spinal. Tindakan ini
sangat berguna untuk mengurangi keluhan akibat deformitas tersebut. 9,10.
tanpa kortikosteroid oral (metilprednisolon, prednison, atau prednisolon), atau
• Siklofofamid + 5 Fluro Urasil + Metrotreksat mingguan tanpa Metilprednisolon dan
kortikosteroid oral.
Jumlah maksimum sesi intravena harian adalah 5 kali per minggu untuk mencegah
dosis kumulatif mingguan yang tinggi dan efek samping. Pada AS refrakter
siklofosfamid, Ifosfamid adalah suatu analog yang menggantikan siklofosfamid. Pada
kasus-kasus resisten, pasien tidak lagi imuno-naif terhadap Siklofosfamid +Metilprednison + Metrotreksat mingguan. Walau demikian, pasien-pasien ini masih
imuno-naif terhadap kombinasi baru Ifosfamide + 5 flourourasil intravena. Ini dapat
kembali menimbulkan remisi pada AS yang refrakter terhadap Siklofofamid +
postur tubuh. Penderita dianjurkan tidur terlentang menggunakan kasur yang agak keras
dengan sebuah bantal tipis. Menggunakan bantal yang tebal atau beberapa bantal
sebaiknya dihindari. Pada pagi hari, mandi air hangat, diikuti latihan fisik untuk
penguatan otot-otot belakang (sesuai dengan petunjuk dokter atau dokter fisioterapi). Hal
ini sebaiknya dilakukan di rumah secara teratur. Tidur tengkurap selama beberapa menit
dilakukan beberapa kali dalam sehari merupakan tindakan yang bermanfaat dalam
menjaga pergerakan ekstensi spinal. 6,10.
Latihan fisik penting dilakukan karena penyakit ini cenderung terjadi kelainan
berupa fleksi spinal yang progresif. Oleh karena itu, otot-otot ekstensor spinal harus
diperkuat. Manuver lain yang perlu dilakukan adalah bernapas dalam dan gerakan fleksi
lumbal yang isometrik. Posisi postur tubuh harus diperhatikan setiap saat. Kursi dengansandaran yang keras dianjurkan, tetapi diutamakan lebih banyak berjalan dari pada
duduk.6,10.
Berenang merupakan latihan fisik yang terbaik selama otot-otot masih boleh
menahan dalam keadaan ekstensi. Fusi spinal merupakan komplikasi dari spondilitis.
Karena itu, postur harus dipertahankan dan menghindari terjadinya kontraktur dalam
posisi fleksi dari bahu dan lutut. Penderita dianjurkan setiap saat tegak, seolah-olah tumit,
bokong, pundak, bahu, dan belakang kepala selalu bersandar pada dinding.6,10.
Pembedahan
Pembedahan mungkin dibutuhkan dalam beberapa kasus SA. Mekanisme yang
menyebabkan terjadinya osifikasi ligamen dan sendi sehingga terjadi fusi pada columna
vertebrae belum dijelaskan secara rinci. Sebagai dampak dari fusi columna vertebrae ini
terjadi keterbatasan dalam gerakan dan elatisitas. Menurunnya fleksibilitas dapat
berakibat akan terjadinya berbagai kelainan pada tulang belakang seperti fraktur dan
dislokasi, atlanto-axial dan atlanto-occipital subluxiation, deformitas tulang belakang,
stenosis tilang belakang, dan kelainan pinggul. Ketika komplikasi ini terjadi. Tindakan