PENGELOLAAN OBAT APOTIK PUSKESMAS BANJARBARU Carissa Kristiana I1A004077 Ferry Chandra Satriawan I1A005015 Annisa Fitria I1A005045 Desy Erina Arianti I1A005066
PENGELOLAAN OBATAPOTIK PUSKESMAS
BANJARBARU
Carissa Kristiana I1A004077Ferry Chandra Satriawan
I1A005015Annisa Fitria I1A005045Desy Erina Arianti I1A005066
PENDAHULUAN
Otonomi Daerah tahun 2001 Pengelolaan Obat dilakukan secara penuh oleh Kabupaten – Kota
Fungsi P. Pusat sekarang : penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional, Penetapan Harga Obat Pelayanan Kesehatan Dasar dan Program, penyiapan modul-modul pelatihan dan pedoman pengelolaan.
PENGELOLAAN OBAT suatu rangkaian kegiatan yang
menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan obat dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada.
Tujuan Pengelolaan obat
Tersedianya obat dengan jumlah
dan jenis cukup;
Distribusi obat
merata;
Khasiat dan
mutu terjamin;
Kesalahan dan
penyalahgunaan
obat dapat
dihindari;
Mandiri bidang obat.
Di Tingkat Kabupat
en
Di Tingkat Puskes
mas
agar dana yang tersedia dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan berkesinambungan guna memenuhi kepentingan masyarakat yang berobat ke Puskesmas.
1. Terlaksananya peresepan yang rasional;2.Pengembangan dan
peningkatan pelayanan obat untuk menjamin:
a. Penyerahan obat benar;b. Dosis dan jumlah obat
tepat;c. Wadah menjamin mutu;d. Informasi kepada pasien
jelas.
PerencanaanPerencanaan suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas.
Tujuan
• mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan
• meningkatkan penggunaan obat secara rasional
• meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode
dilaksanakan oleh Pengelola obat publik dan perbekalan Kesehatan di
Puskesmas.
Data mutasi obat
berpengaruh terhadap ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan secara keseluruhan di
Kab/Kota.
Permintaan
Tujuan memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan
kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
Sumber penyediaan obat di Puskesmas adalah berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas : obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional.
Sesuai dengan kesepakatan global maupun Keputusan Menteri Kesehatan No 085 tahun 1989 tentang Keajiban menuliskan Resep dan atau menggunakan Obat Generik di Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah, maka hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di Puskesmas
Permintaan obat Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format Laporan Pemakaian
Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
Kegiatan :1. Permintaan Rutin2. Permintaan Khusus
Cara Menghitung Kebutuhan Obat
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.
Data yang diperlukan
adalah:
SO = SK + WK + WT + SP - SS
SO = Stok optimum SK = Stok Kerja (Stok pada periode
berjalan) WK = Waktu kekosongan obat WT = Waktu tunggu ( Lead Time ) SP = Stok penyangga SS = Sisa Stok
PenerimaanPenerimaan kegiatan dalam menerima obat-
obatan yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya.
Tujuannya adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh Puskesmas.
Setiap penyerahan obat oleh Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota, kepada Puskesmas
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
pejabat yang diberi wewenang untuk itu.
Penyimpanan Penyimpanan kegiatan
pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit Pelayanan Kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
Persyaratan gudang penyimpanan obat
Cukup luas minimal 3 x 4 m2 Ruangan kering tidak lembab Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak
lembab/panas Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus
mempunyai pelindung untuk menhindari adanya cahaya langsung dan berteralis
Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas papan (palet)
Kondisi penyimpanan
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
Kelembaban Sinar Matahari Temperatur/panas Kerusakan fisik Kontaminasi Bakteri Pengotoran
Persyaratan gudang penyimpanan obat
› Dinding dibuat licin› Hindari pembuatan sudut lantai dan
dinding yang tajam› Gudang digunakan khusus untuk
penyimpanan obat› Mempunyai pintu yang dilengkapi
kunci ganda› Tersedia/laci khusus untuk narkotika
dan psikotropika yang terkunci
Bila Ruang penyimpanan kecil
Dapat digunakan system dua rak
Bagi obat menjadi dua bagian. Obat yang siap dipakai diletakkan di bagian rak A sedangkan sisanya di bagian rak B.
Pengaturan Penyimpanan Obat › Obat disusun secara alfabetis› Obat dirotasi dengan system FIFO
dan FEFO› Obat disimpan pada rak› Obat yang disimpan pada lantai
harus diletakkan diatas palet› Tumpukan dus sebaiknya sesuai
dengan petunjuk› Cairan dipisahkan dari padatan› Sera, vaksin dan supositoria disimpan
dalam lemari pendingin
Distribusi
Distribusi atau Penyaluran kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan
Kegiatan-kegiatan distribusi
Menentukan frekue
nsi distrib
usi
Menentukan jumlah
dan jenis obat yg
diberikan
Menentukan jumlah obat
PengendalianTujuan agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar
Pengendalian obat terdiri dari :1. Pengendalian persediaan2. Pengendalian penggunaan3. Pengendalian obat hilang
Kegiatan Pengendalian adalah :
Memperkirakan stok kerja Menentukan :
- Stok optimum- stok pengaman
Menentukan waktu tunggu (leadtime)
Pelayanan Pelayanan obat proses kegiatan yang
meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien.
Tujuan pelayanan obat agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya.
penataan ruang pelayanan obat
penyiapan obat
penyerahan obat
informasi obat
etika pelayanan
daftar perlengkapan peracikan obat
Kegiatan pelayanan obat meliputi :
Kegiatan Pelayanan Obat
Tugas dan Peran Puskesmas dalam Pengelolaan Obat
Puskesmas sebagai Sub Unit Pelayanan memiliki tugas dan peran dalam pengelolaan obat, yaitu :
Menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan kesehatan serta kasus penyakit dengan baik dan akurat
Setiap akhir bulan menyampaikan laporan pemakaian obat dan perbekalan kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Bersama Tim Perencana Obat Terpadu membahas rencana kebutuhan Puskesmas
Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
Melaporkan dan mengirim kembali semua jenis obat rusak/kadaluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Melaporkan kejadian obat dan perbekalan kesehatan yang hilang kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Obat di Puskesmas
Kepala Puskesmas Tugas :
Membina petugas pengelola obat Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Melaporkan dan mengirimkan kembali semua obat yang
rusak/ kadaluwarsa dan atau obat yang tidak dibutuhkan kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota setempat.
Melaporkan obat hilang kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota.
Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
b. Tanggung Jawab : Pengelolaan dan pencatatan pelaporan obat dan
perbekalan kesehatan di Puskesmas.
Petugas Gudang Obat
Penerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pemeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan
Penyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan
Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan
Pengendalian penggunaan persediaan Pencatatan dan pelaporan Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan
kesehatan Penyusunan persediaan obat dan perbekalan
kesehatan Permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas
Kesehatan Kab/Kota Penyusunan laporan ke Dinkes Kabupaten/Kota
Petugas Kamar Obat Puskesmas
Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat Puskesmas dalam bentuk buku catatan mutasi obat.
Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan.
Menyerahkan kembali obat rusak/daluwarsa kepada petugas gudang obat
Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien Memberikan informasi tentang pemakaian dan
penyimpanan obat kepada pasien
Petugas Kamar Suntik
Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterimanya.
Membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan
Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada petugas gudang obat.
Petugas Lapangan Puskesmas Keliling
Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas.
Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan
Setelah selesai dengan kegiatan lapangannya, segera mengembalikan sisa obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.
Petugas Lapangan Posyandu
Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas.
Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan.
Setelah selesai dengan kegiatan lapangan, segera mengembalikan sisa obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat
Petugas Obat Puskesmas Pembantu
Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk Kartu Stok/buku
Setiap awal bulan membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat kepada Kepala Puskesmas
Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.
Bidan Desa Menyimpan, memelihara dan mencatat
mutasi obat yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk Kartu Stok/buku
Setiap awal bulan membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat kepada Kepala Puskesmas
Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.
Pencatatan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-
obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Puskesmas dan atau unit Pelayanan lainnya.
Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah
dilakukan
Sumber data untuk melakukan pengaturan dan
pengendalian
Sumber data untuk pembuatan laporan
Tujuan Pencatatan dan Pelaporan:
Alur Pelayanan PUSKESMAS BANJARBARU
LOKET/KARTU
• POLIKLINIK UMUM
• POLIKLINIK ANAK/MTBS
• GIZI• TATA USAHA• KES IBU DAN
ANAK + KB• POLIKLINIK
GIGI
• LABORATORIUM
• KLINIK SANITASI
• RAWAT INAP
• BEROBAT• IMUNISASI• KB• GIZI• KIR
KESEHATAN HAJI CATEN
• KES IBU DAN ANAK
• KES GIGI
KEPERLUAN DATANG
APOTIK
RESEP APOTIK TELITI KEABSAHAN RESEP
RESEP BAYI, BALITA, ANAK RESEP DEWASA
KIE
PASIEN
Alur Resep Obat Dari Apotek Ke Pasien
Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO
dan kartu stok
Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan.
MASALAH DAN
SOLUSI
TAHAP PENERIMAAN
MASALAH Sering ditemukan penerimaan obat tidak sesuai
dengan permintaan sehingga Puskesmas kadang terjadi kekosongan obat.
Kadang juga Puskesmas mengalami keterlambatan penerimaan obat bahan habis pakai setelah permintaan dilakukan.
Ada obat dan bahan habis pakai yang tidak tersedia digudang obat puskesmas.
Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Banjarbaru 2009
43%
18%8%
7%
5%4%
4% 4% 4% 2%
Nasofaringitis akut/CC FaringitisPenyakit pulpa dan jaringan periapikal Penyakit gusi dan periapikalGangguan pertumbuhan gigi dan erupsi PusingGastritis Tipus abdominalisDemam Diare
Para
seta
mol
Anta
sida
Amok
sisilin
500
mg
tab
Vita
min
B6
CTM
Gliser
il Gua
iako
lat
Vita
min
B k
ompl
ek
Vita
min
B12
Tiam
in H
CL (B
1)
Vita
min
C
15616
9503 8161 7260 6998 6602 4711 4112 3757 3656
GRAFIK PENGGUNAAN OBAT BULAN FEBRUARI 2010
Jumlah (tab)
SOLUSI Stok obat digudang sebaiknya ditambah
sesuai dengan kebutuhan. Petugas seharusnya lebih cepat dan tepat
dalam menyiapkan obat yang diminta, baik dari pihak peminta maupun pemberi obat
Semua tergantung pada pengelola yaitu pengelola obat dan pemberi pelayanan. Pengelolaan harus tepat, baik dan benar yaitu tepat jumlah, dan tepat jenisnya.
Daftar Obat yang Sudah Tidak Disediakan oleh Dinas Kesehatan
1. Cimetidin
2. Gentamicin T
3. Reserpin
4. Ergotamin
5. Extra Belladona
6. Neo Diatab
Distribusi obat kepada sub-sub unit pelayanan kesehatan sesuai dengan LPLPO yang dibuat masing-masing sub unit.
LPLPO yang dibuat oleh petugas Puskesmas harus tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan baik.
Tahap Penerimaan dan Penyimpanan
MASALAH ada buku pencatatan terutama buku stok
kadang tidak tercatat, Adanya resep yang tidak tercatat Label pada kaleng obat sering terlepas, hilang
dan atau tercecer Tidak adanya rak penyimpanan peralatan yang
memadai dan ruang gudang penyimpanan yang sempit (tidak layak) dengan ventilasi dan pencahayaan yang kurang memadai.
Tidak adanya pengukur suhu ruangan.
SOLUSI Petugas yang berhalangan diwajibkan untuk
melimpahkan tugasnya kepada petugas lainnya. Sebelum obat didistribusikan, perlu
pemeriksaan label yang teliti. Dan perlu mengganti label yang lepas sesuai dengan instruksi petugas farmasi.
Dalam hal menempatkan peralatan, diperlukan perbaikan tempat penyimpanan yang memadai, hal ini berhubungan dengan sebagian puskesmas mempunyai gudang obat yang tidak layak.
Pembelian pengukur suhu ruangan.
TAHAP PENGELUARAN
MASALAH Ada obat-obat tertentu ketika dibutuhkan
tidak tersedia di bagian gudang Puskesmas.
Tidak tersedia biaya pemeliharaan dan perbaikan alat
Terkadang ada beberapa obat yang hampir kadaluarsa.
SOLUSI Masing-masing Pengelola Program
diharuskan untuk memesan obat dan harus mempunyai stok yang dikelola sencara mandiri.
Setiap alat yang rusak seharusnya ada pergantian secepatnya dan ada biaya pemeliharaan, pengadaan reagen dan pelatihan petugas (penggunaan HB sahli dan alat resusitasi)
Pengadaan kulkas agat efektifitas obat terjaga.
Pengawasan dan Pemeliharaan untuk Obat dan Bahan Habis Pakai
MASALAH ketersediaan obat kadang ada kadang tidak
ada, masa berlaku obat kadang mendekati tanggal kadaluarsa, penyimpanan obat rata-rata menggunakan suhu kamar, belum semua miliki lemari ( lemari es khusus untuk obat)
SOLUSImemperbaiki perencanaan kebutuhan tiap puskesmas, memperhatikan masa kadaluarsa obat yang masih dipuskesmas dan tidak menerima obat yang masa berlakunya hampir habis.