PENDIDIKAN LINGKUNGAN / KONSERVASI SERI 2.1 : Pengenalan Dunia Fauna MENGENAL DUNIA KELELAWAR Oleh : Ir. Sudarsono Djuri *) PENGANTAR. Kelelawar sayapnya hitam … Terbangnya di waktu malam … dst nah itu lagu yang pernah didendangkan oleh group band Koes Plus…….. Kelelawar ????, wow sereeem!!!, iiih ngeerriiiiii !!!!, takut deeeh !!!, dan banyak lagi komentar bila kita ajak berbicara tentang kelelawar kepada sebagian besar rekan-rekan. Pada penulisan tentang kelelawar ini, secara bertahap penulis akan mencoba mengajak para pembaca bulletin Cahaya Wana untuk mengenal lebih jauh tentang seluk beluk kehidupan salah satu mahluk hidup yang diciptakan Allah SWT dengan berbagai keunikan dan manfaatnya. Suatu pepatah yang cukup akrab ditelinga kita “ Tak Kenal Maka Tak Sayang “, menjadi landasan penulis untuk mengungkapkan keberadaan mahluk ini lebih jauh kepada pembaca Cahaya Wana. Penulisan tentang kelelawar dilakukan secara bertahap, mulai dari pengenalan dunia kelelawar secara umum, album gambar dan penyebaran kelelawar di dunia dan terakhir pengenalan jenis kelelawar yang hidup pada komplek perkantoran BDK Bogor di Rumpin. KELELAWAR PERTAMA Informasi yang diketahui sangat sedikit mengenai evolusi kelelawar, karena fosil yang ditemukan 55 juta tahun yang lalu ternyata sudah seperti kelelawar yang ada pada saat ini. Kelelawar pertama yang diketahui diberi nama Icaronycteris, hidup di Amerika Utara dan memiliki lebar sayap sepanjang 37 cm. Sayapnya pendek dan lebar. Kelelawar tidak sejak awal diciptakan dengan kemampuan navigasi untuk melakukan manuver di kegelapan. Kelebihannya itu mungkin baru berkembang setelah kelelawar bisa terbang. Hal tersebut dapat dilihat dari fosil spesies kelelawar primitif yang ditemukan di Wyoming, AS. Kelelawar tersebut diperkirakan hidup sekitar 52 juta tahun lalu. Dilihat dari tulang-belulangnya, kelelawar tersebut sudah dapat terbang.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDIDIKAN LINGKUNGAN / KONSERVASI
SERI 2.1 : Pengenalan Dunia Fauna
MENGENAL DUNIA KELELAWAR
Oleh : Ir. Sudarsono Djuri *)
PENGANTAR.
Kelelawar sayapnya hitam …
Terbangnya di waktu malam … dst nah itu lagu yang pernah didendangkan oleh
group band Koes Plus……..
Kelelawar ????, wow sereeem!!!, iiih ngeerriiiiii !!!!, takut deeeh !!!, dan banyak lagi
komentar bila kita ajak berbicara tentang kelelawar kepada sebagian besar rekan-rekan.
Pada penulisan tentang kelelawar ini, secara bertahap penulis akan mencoba
mengajak para pembaca bulletin Cahaya Wana untuk mengenal lebih jauh tentang seluk
beluk kehidupan salah satu mahluk hidup yang diciptakan Allah SWT dengan berbagai
keunikan dan manfaatnya. Suatu pepatah yang cukup akrab ditelinga kita “ Tak Kenal
Maka Tak Sayang “, menjadi landasan penulis untuk mengungkapkan keberadaan
mahluk ini lebih jauh kepada pembaca Cahaya Wana. Penulisan tentang kelelawar
dilakukan secara bertahap, mulai dari pengenalan dunia kelelawar secara umum, album
gambar dan penyebaran kelelawar di dunia dan terakhir pengenalan jenis kelelawar yang
hidup pada komplek perkantoran BDK Bogor di Rumpin.
KELELAWAR PERTAMA
Informasi yang diketahui sangat sedikit mengenai evolusi kelelawar, karena fosil
yang ditemukan 55 juta tahun yang lalu ternyata sudah seperti kelelawar yang ada pada
saat ini. Kelelawar pertama yang diketahui diberi nama Icaronycteris, hidup di Amerika
Utara dan memiliki lebar sayap sepanjang 37 cm. Sayapnya pendek dan lebar.
Kelelawar tidak sejak awal diciptakan dengan kemampuan navigasi untuk
melakukan manuver di kegelapan. Kelebihannya itu mungkin baru berkembang setelah
kelelawar bisa terbang. Hal tersebut dapat dilihat dari fosil spesies kelelawar primitif
yang ditemukan di Wyoming, AS. Kelelawar tersebut diperkirakan hidup sekitar 52 juta
tahun lalu. Dilihat dari tulang-belulangnya, kelelawar tersebut sudah dapat terbang.
Namun, hewan tersebut tidak memiliki tulang yang berfungsi dalam proses navigasi
berbasis gelombang suara yang sering disebut echolocation. Kemampuan ini digunakan
untuk menghindari penghalang di depannya saat terbang atau posisi mangsanya.
Kelelawar mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi dan menerima pantulannya untuk
mengukur jarak.
Sejauh ini, semua fosil kelelawar yang pernah
ditemukan memiliki kemampuan tebang maupun
echolocation. Jadi, para peneliti hewan masih
memperdebatkan sejak kapan kemampuan tersebut
muncul. Temuan kelelawar primitif tanpa echolocation
dilaporkan Nancy Simmons, Kepala Divisi Vertebrata
Museum Sejarah Nasional Amerika, New York dan
timnya dalam jurnal Nature edisi terbaru. Mereka
memberi nama ilmiah Onychonycteridae finneyi untuk
menghargai Bonnie Finney, seorang kolektor yang
menemukannya pada tahun 2003. Ukurannya sedikit
lebih kecil daripada kelelawar yang masih hidup,
dengan lebar kepakan sayap sekitar 30 centimeter.
Struktur giginya menunjukkan bahwa ia makan
serangga. Seluruh jari kukunya berkuku, tidak seperti
kelelawar umumnya yang hanya pada satu atau dua jari.
Gambar 1. Fosil kelelawar Onychonycteridae finneyi (Sumber Vaughan 1987)
BIOLOGI KELELAWAR
Kelelawar merupakan salah satu anggota mamalia yang termasuk ke dalam ordo
Chiroptera yang berarti mempunyai “sayap tangan”, karena kaki depannya bermodifikasi
sebagai sayap yang berbeda dengan sayap burung (DeBlase dan Martin, 1981).
Sayap kelelawar dibentuk oleh perpanjangan jari kedua sampai kelima yang
ditutupi oleh selaput terbang atau patagium, sedangkan jari pertama bebas dan berukuran
relatif normal. Antara kaki depan dan kaki belakang, patagium ini membentuk selaput
lateral, sedangkan antara kaki belakang dan ekor membentuk interfemoral.
Anatomi atau bagian tubuh dari kelelawar dapat dilihat dari gambar 2 berikut ini :
Gambar 2. Anatomi/Bagian tubuh kelelawar (Sumber : Rajesh Rajchal)
Sedangkan perubahan bentuk pertulangan lengan pada kelelawar dibandingkan
dengan mamalia lainnya sebagaimana gambar 3 dibawah ini :
KLASIFIKASI
Gambar 3. Perbandingan perluasan kerangka lengan kelelawar dibandingkan jenis
mamalia lainnya. (Sumber : Bats Biology, 2008)
Tulang Lengan Atas
Tulang Lengan Bawah
Tulang2 Telapak Tangan
Tulang Kerangka Jari
Jari 2 Tangan
TanganKuku
Jari KeduaJari Ketiga
Jari Keempat
Jari kelima
Siku
Ekor
Lutut
Kaki
Mata
Hidung / Nose leafTelinga
Selaput Ekor
Dada
Selaput Sayap
Tragus
TAKSONOMI /TATANAMA ZOOLOGY
Kelelawar adalah mamalia yang dapat terbang yang berasal dari ordo
Chiroptera merupakan satu-satunya jenis hewan mamalia yang dapat terbang dengan
menggunakan sayapnya. Hewan ini bersifat nokturnal sehingga kelelawar memerlukan
tempat bertengger (roosting area) ketika siang hari. Kelelawar aktif mencari makan dan
terbang hanya pada waktu malam hari dikarenakan kelelawar sangat sensitif terhadap
dehidrasi (kekurangan air). Bila siang hari ia tidur dengan bergelantung terbalik.
Secara Taksonomi kelelawar dapat digambarkan Koopman dan Jones, 1970, dan
Findley, 1993.dalam klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Infrakelas : Eutheria
Super ordo : Laurasiatheria
Ordo : Chiroptera (Blumenbach, 1779)
Subordo : 1. Megachiroptera
Suku/Famili : 1. Pteropodidae (codot/Megabats)
Genus : Mencapai 42 Genus
Jenis : Mencapai 175 Jenis
Subordo : 2. Microchiroptera
Suku/Famili : 1. Rhinopomiatidae
2. Nycteridae (Kelelawar muka-cekung)
3. Megadermatidae (Vampir palsu)
4. Rhinolophidae (Kelelawar-ladam)
5. Hipposideridae (Barong)
6. Mizopopodidae
7. Mystacinidae
8. Noctilionidae
9. Phyllostomidae
10.Desmodontidae
11.Natalidae
12.Furipteridae
13.Thyropteridae
14.Vespertilionidae (Kelelawar biasa).
15.Emballonuridae (Kelelawar ekor-trubus)
16.Molossidae
Genus : Mencapai 145 Genus
Jenis : Mencapai 788 Jenis.
Kelelawar memiliki spesies yang banyak, menempati urutan kedua setelah
mamalia binatang pengerat. Dari 4.000 spesies mamalia, 963 Jenis (hampir 1.000)
diantaranya merupakan spesies kelelawar. Spesies ini memiliki peranan yang penting
dalam ekosistem, antara lain sebagai pengontrol serangga hama, penyerbuk bunga dan
penyebar bijian serta penghasil guano yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Dengan
kemampuan terbang dan jelajah kelelawar yang cukup jauh (dapat lebih dari 20 km),
secara otomatis kelelawar juga ikut menyebarkan biji dari buah yang dimakannya, seperti
jambu biji, sawo, dan kenari. Kelelawar yang tinggal di daerah Asia dan Afrika bertubuh
kecil, memakan serbuk sari, lebar dua sayapnya 30 cm dengan berat 15 gr. Kelelawar ini
termasuk dalam kelompok Microchiroptera dengan sistem ekolokasi yang lebih baik
tetapi penglihatannya kurang jelas.
RADAR KELELAWAR.
Selain penglihatan, kelelawar lebih mengandalkan pada suaranya yang nyaring
untuk menuntunnya terbang. Ia mengeluarkan bunyi yang dinamakan "Ultrasonic" yang
tidak dapat didengar manusia. Getaran bunyi ini mempunyai frekuensi antara 25.000 -
50.000 Hz. Jika menabrak suatu obyek atau benda, getaran suaranya itu memantul
kembali, lalu ditangkap telinganya yang lebar yang berfungsi sebagai radar baginya.
Proses ini hanya memakan waktu sepersepuluh detik, cukup bagi kelelawar untuk
mengetahui apa yang ada di depannya, kemana arahnya dan berapa kecepatannya.
Hidungnya yang berbentuk aneh seperti misalnya kaki kuda, trisula dengan tonjolan,
membuatnya dapat mengeluarkan ultra bunyi.
Meskipun dalam kegelapan malam, kelelawar mampu melakukan manuver
kompleks untuk menangkap mangsanya karena memiliki kemampuan ekolokasi.
Kelelawar menentukan letak dinding, pohon, atau mangsanya melalui pantulan
gelombang ultrasonik yang dihasilkannya.
Gambar 4. Pancaran Gelombang Ultrasonik dalam mendeteksi mangsa (Sumber :