Top Banner

of 65

SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

Jul 05, 2018

Download

Documents

masprayogo046
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    1/65

     

    GAMBARAN STATUS GIZI DAN ASUPAN LEMAK

    ANAK USIA 13-15 TAHUN DI CIPUTAT

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSARJANA KEDOKTERAN

    Disusun oleh:

    Safira Indriakasia NIM: 1112103000058

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTRAN DAN ILMU

    KESEHATAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1436 H/ 2015 M

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    2/65

    ii

    ii

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    3/65

    iii

    iii

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    4/65

    iv

    iv

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    5/65

    v

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan karunia

    yang senantiasa tercurahkan kepada penulis. Segala kemudahan, kesehatan, dan

    kesemangatan senantiasa dilimpahkan oleh-Nya kepada penulis sehingga mampu

    menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa, shalawat serta salam penulis haturkan ke

     jungjungan Nabi Besar Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya

    yang telah menjadi suri tauladan bagi penulis. Dalam penelitian ini, penulis

    menyadari bahwa banyak sekali pihak yang turut memberikan bantuan serta

    dukungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1.  Dr. Arif Sumantri SKM Mkes selaku dekan FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah,

    M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, Mkes, Ph.D selaku pembantu

    dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2.  dr. Achmad Zaki, SpOT, M.Epid selaku Kepala Program Studi Pendidikan

    Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    3.  dr. Yanti Susanti, Sp.A (K) selaku pembimbing 1 yang telah banyak

    meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan motivasi dan

    semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

    4.  dr. Achmad Luthfi, Sp.B-KBD selaku pembimbing 2 yang telah

    meluangkan waktunya untuk memberi saran dan kritik dalam membantu

     penulis menyelesaikan penelitian ini.

    5.  dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS FACS dan dr. Flori Ratna Sari, PhD

    selaku penanggung jawab riset PSPD 2012 yang telah memfasilitasi

     penulis untuk melakukan penelitian ini.6.  Mami dan papi atas doa, dukungan, motivasi, saran yang tidak pernah

     berhenti diberikan untuk penulis baik untuk penelitian ini maupun segala

    studi yang sedang penulis jalani.

    7.  Zaya, Piki, dan Peo yang selalu membuat semangat kembali ketika penulis

    sedang mengalami fase jenuh terhadap penelitian ini.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    6/65

    vi

    vi

    8.  Teman-teman sekelompok, Ica dan Fajr, yang mulai dari perancangan

     judul, mengolah data hingga sidang selalu bersama-sama, semoga selalu

    saling menolong hingga sukses nanti.

    9.  Orang-orang tersayang yang selalu menanyakan kemajuan penelitian ini

    dan selalu memberikan dukungannya.

    10. Seluruh teman sejawat PSPD 2012 yang tidak pernah berhenti

    memberikan semangat untuk selalu berjuang belajar disini. Semoga

    setelah tiga tahun bersama membuat kekompakan ini semakin erat hingga

    menjadi dokter nanti.

    Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap mendapatkan saran

    dan kritik demi kebaikan di kemudian hari. Demikian laporan penelitian ini

     penulis susun, semoga dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat.

    Ciputat, 27 September 2015

    Safira Indriakasia

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    7/65

    vii

    vii

    ABSTRAK

    Safira Indriakasia. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran

    Status Gizi dan Asupan Lemak Anak Usia 13-15 Tahun diCiputat.Latar belakang: Status gizi seseorang merupakan gambaran kesehatan sebagai

    refleksi dari konsumsi pangan. Menurut Riskesdas, prevalensi status gizi kurang

     pada anak remaja dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami kenaikan. Masalah

    status gizi dari bentuk zatnya dapat disebabkan oleh zat gizi makro, salah satunya

    yaitu lemak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil kalori terbesar. Tujuan

    dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran status gizi serta asupan lemak pada

    anak. 

    Metode: Desain potong lintang dengan metode  simple random sampling   pada

    anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat tahun

    2015. Data yang digunakan menggunakan data primer dan hasil pengukuranantropometri dan wawancara konsumsi makanan dengan  Food Frequency

    Questioner (FFQ). Analisis data menggunakan SPSS 21.

    Hasil:  Prevalensi status gizi paling tinggi adalah gizi normal yaitu 24 subyek

    (44.4%) menurut IMT/U. Asupan lemak lebih dimiliki oleh 47 subyek (87%) dan

    7 subyek (13%) memiliki asupan lemak normal.

    Kesimpulan: Status gizi tertinggi adalah gizi normal dan asupan lemak tertinggi

    adalah asupan berlebih.

    Kata kunci: status gizi, lemak  

    ABSTRACT

    Safira Indriakasia. Physician Education Courses. Description of

    Fat Intake and Nutr i tional Status of Chi ldren Aged 13-15 Years in

    Ciputat.

    Background : Nutritional status is a picture of a person's health as a reflection of

     food consumption. According to Riskesdas, the prevalence of malnutrition status

    in adolescents from 2010 to 2013 has increased. Nutrition status of a substance

    can be caused by a form of macro nutrients, one of which is fat that has a function

    as the largest producer of calories. The purpose of this study is to describe the

     status of nutrition and fat intake in children.

    Methods : Cross sectional design with simple random sampling method was usedin children aged 13-15 years in Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat

    2015. Data used using primary data and the results of anthropometric

    measurements and food consumption interviews with the Food Frequency

    Questionnaire (FFQ) and was analyzed by SPSS 21.

    Results : The highest prevalence of nutritional status is normal nutrition which

    was 24 subjects (44.4%) according to BMI / A. Fat intake was owned by 47

     subjects (87%) and 7 subjects (13%) had a normal fat intake.

    Conclusion : The highest nutritional status was normal nutrition and high fat

    intake is excessive intake.

    Keywords : nutrition, fat

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    8/65

    viii

    viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i

    LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iiLEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

    KATA PENGANTAR  ....................................................................................... v

    ABSTRAK  ......................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

    DAFTAR  GAMBAR  ......................................................................................... xi

    DAFTAR  BAGAN ............................................................................................. xii

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

    DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar belakang ........................................................................................... 1

    1.2. Rumusan masalah ...................................................................................... 3

    1.3. Tujuan penelitian ....................................................................................... 3

    1.4. Manfaat penelitian ..................................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Lemak ........................................................................................................ 5

    2.1.1 Klasifikasi ......................................................................................... 5

    2.1.2 Fungsi ............................................................................................... 62.1.3 Komponen penyusun ........................................................................ 8

    2.1.4 Sifat ................................................................................................... 10

    2.1.5 Pencernaan dan penyerapan .............................................................. 10

    2.1.6 Metabolisme ..................................................................................... 12

    2.2. Status gizi................................................................................................... 14

    2.2.1 Definisi ............................................................................................. 14

    2.2.2 Penilaian ........................................................................................... 15

    2.2.3 Klasifikasi ......................................................................................... 16

    2.2.4 Faktor yang mempengaruhi .............................................................. 17

    2.3. Kerangka Teori dan Konsep ...................................................................... 19

    2.4. Definisi Operasional .................................................................................. 20

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1. Desain Penelitian ....................................................................................... 21

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 21

    3.2.1. Lokasi .............................................................................................. 21

    3.2.2. Waktu Penelitian .............................................................................. 213.3. Sumber data ............................................................................................... 21

    3.4. Populasi dan Sampel .................................................................................. 21

    3.5. Kriteria inklusi dan eksklusi ...................................................................... 22

    3.5.1. Kriteria inklusi ................................................................................. 22

    3.5.2. Kriteria eksklusi ............................................................................... 22

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    9/65

    ix

    ix

    3.6. Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 23

    3.6.1. Pengumpulan data ............................................................................ 23

    3.6.2. Pengolahan dan analisis data ........................................................... 24

    3.6.3. Penyajian data .................................................................................. 25

    3.6.3. Pelaporan data .................................................................................. 253.7. Identifikasi variabel ................................................................................... 25

    3.8. Etika Penelitian .......................................................................................... 26

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Sebaran karakteristik subyek ..................................................................... 27

    4.2. Gambaran status gizi.................................................................................. 29

    4.3. Gambaran asupan lemak ............................................................................ 29

    4.4. Pembahasan ............................................................................................... 30

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 335.2. Saran .......................................................................................................... 33

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 34

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 37

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    10/65

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Contoh asam lemak jenuh ................................................................ 5

    Tabel 2.2 Contoh asam lemak tak jenuh ........................................................... 5

    Tabel 2.3 Klasifikasi lemak dan minyak berdasarkan sumber ......................... 6Tabel 2.4 Fungsi asam lemak esensial .............................................................. 7

    Tabel 2.5 Asam lemak jenuh ............................................................................ 9

    Tabel 2.6 Klasifikasi status gizi ....................................................................... 17

    Tabel 2.7 Definisi operasional.......................................................................... 20

    Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek ............................................................ 28

    Tabel 4.2 Sebaran berat badan menurut jenis kelamin ..................................... 28

    Tabel 4.3 Sebaran tinggi badan menurut jenis kelamin ................................... 28

    Tabel 4.4 Klasifikasi subyek berdasarkan indikator status gizi ....................... 29

    Tabel 4.5 Sebaran subyek menurut tingkat asupan lemak ............................... 29

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    11/65

    xi

    DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Reaksi dehidrasi gliserol ................................................................. 8

    Gambar 2.2 Hasil oksidasi gliserol ..................................................................... 8

    Gambar 2.3 Penyerapan lemak di sel mukosa usus ............................................ 11

    Gambar 2.4 Metabolisme triasilgliserol .............................................................. 13

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    12/65

    xii

    DAFTAR BAGANBagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 19

    Bagan 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................. 19

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    13/65

    xiii

    DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Kode Etik ........................................................................................37

    Lampiran 2 Lampiran hasil .................................................................................38

    Lampiran 3 Lembar Informed Concent ...............................................................41

    Lampiran 4 Food Frequency Quesionnaire ........................................................43Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup ......................................................................49

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    14/65

    xiv

    DAFTAR SINGKATAN

    SDM Sumber Daya Manusia

    Riskesdas Riset Kesehatan DasarPUFA  Poly Unsaturated Fatty Acid

    VLDL Very Low Density Lipoprotein

    LPL Lipoprotein Lipase

    WHO World Health Organization

     NCHS  National Center for Health Statistic

    CDC

    BB

    TB

    BB/U

    TB/U

    IMT/U

    Centers for Disease Control and Prevention

    Berat Badan

    Tinggi Badan

    Berat Badan menurut Umur

    Tinggi Badan menurut Umur

    Indeks Masa Tubuh terhadap Umur

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    15/65

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Indonesia sebagai negara yang masih berkembang menghadapi tantangan

    untuk membuat sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat bersaing saat

    memasuki era globalisasi. Usia anak-anak merupakan salah satu aset Sumber

    Daya Manusia (SDM) dan merupakan generasi penerus bangsa. Kelangsungan

    hidup negara Indonesia memiliki keterkaitan pada kualitas anak-anak yang

    merupakan generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas SDM dapat

    dilakukan dengan memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko

    terjadinya penyakit, serta pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian

    utama pada proses tumbuh kembang anak. Kecukupan asupan gizi sangat

     berpengaruh pada kecerdasan dan produktivitas kerja manusia.1-3 

    Kelompok usia sekolah merupakan golongan penduduk yang memiliki

    masa pertumbuhan yang cepat dan aktif serta harus mendapatkan asupan gizi yang

    memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Pada masa usia sekolah, anak anak

    melakukan lebih banyak aktifitas, baik di lingkungan sekolah maupun di luar,

    sehingga anak-anak membutuhkan energi yang lebih banyak. Status gizi anak

    yang merupakan tolak ukur kecukupan gizi, sangat penting untuk menilai keadaan

     pertumbuhan dan staus kesehatannya.2,3,5 

    Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diketahui prevalensi

    nasional anak usia sekolah usia 6-14 tahun yang status gizi kurus (laki-laki)

    adalah 13,3%, sedangkan prevalensi nasional status gizi anak usia sekolah kurus

    (perempuan) adalah 10,9%. Prevalensi Nasional anak usia sekolah gemuk (laki-

    laki) adalah 9,5%, sedangkan prevalensi Nasional anak usia sekolah gemuk

    (perempuan) adalah 6,4%.3,5

    Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang

    diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Status

    gizi merupakan tanda tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan

    antara asupan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi.

    Status gizi seseorang pada dasarnya merupakan gambaran kesehatan sebagai

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    16/65

    2

    refleksi dari konsumsi pangan dan penggunaannya oleh tubuh.1,3,4 

    Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi

     baik atau status gizi optimal dapat diperoleh apabila tubuh mendapatkan zat gizi

    yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

    kemampuan kerja, serta kesehatan dan daya tahan tubuh. Status gizi kurang terjadi

     bila tubuh mengalami kekurangan zat gizi esensial. Status gizi lebih, dapat terjadi

    apabila konsumsi zat gizi memiliki jumlah yang berlebihan yang dapat

    menimbulkan efek toksisitas dan membahayakan tubuh. Asupan gizi yang

    seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh akan membantu pertumbuhan dan

     perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dengan

    asupan makanan dapat menimbulkan masalah gizi.3-5 

    Masalah gizi dari sudut bentuk zatnya dapat berupa masalah gizi makro

    dan masalah gizi mikro. Hasil kajian menunjukkan kisaran distribusi energi gizi

    makro dari pola konsumsi penduduk Indonesia berdasarkan analisis data

    Riskesdas 2010 adalah 9-14% energi protein, 24-36% energi lemak, dan 54-63%

    energi karbohidrat. Nilai yang diharapkan untuk memenuhi distribusi energi, yaitu

    5-15% energi protein, 25-55% energi lemak, dan 40-60% energi karbohidrat

    tergantung usia atau tahap tumbuh kembang.3,5

    Tersedianya lemak dalam tubuh memiliki banyak fungsinya, salah satu

    fungsi lemak yang penting adalah sebagai penghasil energi tubuh terbesar dari

    makro nutrien lain karena setiap gram lemak menghasilkan sekitar 9 kalori.

    Lemak yang berlebih dalam tubuh disimpan dalam jaringan adiposa sebagai

    energi potensial. Apabila tubuh kekurangan lemak, ketersediaan energi dalam

    tubuh berkurang. Energi yang harus tetap terpenuhi akan menimbulkan terjadinya

    katabolisme protein dan cadangan lemak dalam tubuh juga akan semakin berkurang.2,4,5 

    Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi berat badan berupa penurunan

     berat badan. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, asupan zat gizi makro yaitu

    lemak pada anak usia sekolah masih belum memenuhi harapan distribusi energi.

    Perlu diketahui status gizi serta asupan lemak anak sekolah usia 13-15 tahun di

    Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat pada tahun 2015. Penelitian ini

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    17/65

    3

    diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam pencegahan dan penanganan

    masalah gizi serta asupan lemak.

    1.2.  Rumusan Masalah

    Uraian ringkas latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi

     peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

    1.  Bagaimana status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan

    Tsanawiyah, Ciputat tahun 2015?

    2.  Bagaimana asupan lemak dari makanan yang diperoleh anak usia 13-15

    tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah , Ciputat tahun 2015?

    1.3.  Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum Penelitian

    Mengetahui status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun dan asupan lemak

    dari makanan sebagai salah satu upaya pencegahan penanganan masalah gizi.

    1.4.2 Tujuan Khusus Penelitian

    1.  Mengetahui sebaran karakteristik anak sekolah usia 13-15 tahun berdasarkan

    usia dan jenis kelamin di Ciputat tahun 2015.

    2.  Mengetahui sebaran status gizi anak usia 13-15 tahun berdasarkan indikator

    BB/U, TB/U, dan IMT/U di Ciputat tahun 2015.

    3.  Mengetahui sebaran asupan lemak dari makanan pada anak usia 13-15 tahun

    di Ciputat tahun 2015.

    1.4.  Manfaat Penelitian

    Penelitian ini memiliki manfaat antara lain:

    1.5.1 Manfaat bagi masyarakat

    1.  Menghasilkan data mengenai status gizi dan asupan lemak yang membantu

    dalam memahami masalah gizi pada anak usia 13-15 tahun.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    18/65

    4

    2.  Memberi masukan dalam bidang pelayanan kesehatan mengenai status gizi

    dan asupan lemak anak usia 13-15 tahun.

    3.  Memberi masukan positif bagi pihak tempat terkait di Ciputat dalam evaluasi

    status gizi.

    1.5.2 Manfaat bagi peneliti

    1.  Sebagai pemenuhan tugas kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Islam

     Negri Jakarta.

    2.  Sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran melakukan suatu penelitian dalam

     bidang kesehatan

    3.  Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu gizi, ilmu kesehatan anak dan ilmu

    kedokteran komunitas untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.

    4.  Meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan sistematis dalam

    mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat.

    5.  Melatih kerjasama dalam kelompok peneliti.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    19/65

     

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Lipid

    Lemak adalah senyawa ester organik pada organisme hidup yang tidak

    larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti benzena, kloroform,

    dietil eter, dan karbon tetraklorida. Golongan lipid sederhana seperti lemak

    merupakan sumber energi yang efisien, pelarut vitamin yang tidak larut air, serta

    sumber asam lemak esensial. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut non

     polar karena mempunyai polaritas yang sama dengan pelarutnya. 6,7 

    2.1.1  Klasifikasi Lemak dan Minyak

    Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan

    yaitu:

    1.  Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap):

    a.  Asam lemak jenuh

    Tabel 2.1 Contoh asam lemak jenuh

     Nama asam Struktur Sumber

    Butirat CH3(CH2)2CO2H lemak susu

    Palmitat CH3(CH2)14CO2H lemak hewani dan nabati

    Stearat CH3(CH2)16CO2H lemak hewani dan nabati(Sumber : Organic Chemistry, 2003)

     b.  Asam lemak tak jenuh

    Tabel 2.2 Contoh asam lemak tak jenuh 

     Nama asam Struktur Sumber

    Palmitoleat CH3(CH2)5CH= CH(CH2)7CO2H Lemak hewani

    dan nabatiOleat CH3(CH2)7CH= CH(CH2)7CO2H Lemak hewani

    dan nabati

    Linoleat CH2)4CH= CHCH2CH= CH(CH2)7CO2H Minyak nabati

    Linolenat CH3CH2CH= CHCH2CH=CHCH2=

    CH(CH2)7CO2H

    Minyak biji

    rami(Sumber : Organic Chemistry, 2003)

    Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan

    tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai yang

    cocok dengan satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls  tinggi yang

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    20/65

    6

     biasanya berwujud padat. Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang

    mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak yang

    memiliki lebih dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama pada minyak nabati

    disebut trigliserida tak jenuh ganda yang cenderung berbentuk minyak.6-8 

    2.  Berdasarkan sumbernya

    Tabel 2.3 Klasifikasi lemak dan minyak berdasarkan sumber  

    Sumber Keterangan

    Berasal dari tanaman

    (minyak nabati) Biji-biji palawijaminyak jagung dan biji kapas

     Kulit buah tanaman

    minyak zaitun dan minyak kelapa sawit Biji tanamankelapa, coklat, dan inti sawit

    Berasal dari hewan (lemak

    hewani)Lemak susu sapi

    Lemak sapi dan oleosterin

    Minyak ikan sarden dan minyak ikan paus(Sumber : Pengantar Kimia, 2009)

    2.1.2  Fungsi lemak

    1.  Penghasil energi

    Sebagai sumber energi yang pekat, 1 gram lemak memberikan 9 kalori (21/4 x energi yang dibebaskan dari 1 gram protein maupun 1 gram karbohidrat).

    Energi yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan adiposa

    sebagai energi potensial. Lemak adiposa tersimpan dalam jaringan di bawah kulit/

     sub cutaneous tissue sebanyak 50%, sekeliling alat tubuh dalam rongga perut

    sebanyak 45%, dan dalam jaringan bagian dalam otot/intra muscular tissues 

    sebanyak 5%.8,9 

    Secara alamiah, lemak yang tersimpan berbentuk lemak netral atau

    trigliserida. Lemak cadangan ini tidak statis sifatnya tetapi selalu diperbarui dan

     perubahannya dibantu oleh adanya enzim lipase dan koenzim dalam proses

    metabolisme dan utilisasi lemak dalam tubuh. Apabila tubuh memiliki cadangan

    lemak yang berlebihan (lebih dari 20% berat badan normal), maka individu

    tersebut memiliki peluang mengalami kegemukan (obesitas) yang cenderung

    mengalami gangguan kesehatan. 7,8 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    21/65

    7

    2.  Pembentuk struktur tubuh

    Cadangan lemak normal yang berada di bawah kulit dan seluruh tubuh

     berfungsi sebagai pelindung dan penunjang letak organ-organ tubuh. Lemak di

     bawah kulit ( subcutaneous fat ) akan melindungi kehilangan panas tubuh melalui

    kulit dan juga berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. 8,9 

    3.  Penghasil asam lemak esensial

    Asam lemak esensial (essential fatty acid ) adalah asam lemak yang tidak

    dapat dibentuk tubuh dan tersedia dari luar tubuh yaitu berasal dari makanan.

    Asam lemak esensial yang memegang peranan penting bagi tubuh adalah linoleat,

    linolenat, dan arakhidonat. Ketiganya mengandung ikatan rangkap lebih dari satu

    yang termasuk dalam kelompok asam lemak tak jenuh ganda  poly unsaturated

     fatty acid (PUFA). 6-8

    Tabel 2.4 Fungsi asam lemak esensial  

    Asam lemak Struktur Peranan biologis Sumber

    Linoleat 18 C

    2 ikatan rangkap

    Pertumbuhan ibu dan

    mencegah terjadinya

     peradangan kulit

    Air susu

    Linolenat 18 C

    3 ikatan rangkap

    Minyak sayur

    dan biji-bijian

    minyak

    Arakhidonat 20 C

    4 ikatan rangkap

    Lemak hewan

    (Sumber : Biokimia Kedokteran Dasar, 2000)7 

    4.  Pembawa vitamin larut lemak

    Vitamin A, D, E, dan K membutuhkan media yang mengandung lemak

    untuk dapat dipergunakan tubuh. 7 

    5.  Fungsi lemak lainnya7,8

     :a.  Sebagai pelumas anatara persendian dan membantu pengeluaran sisa makanan.

     b.  Beberapa macam lemak seperti lesitin berfungsi sebagai pengemulsi yang akan

    membantu mempermudah transpor substansi lemak melalui mebran sel.

    c.  Asam lemak berfungsi sebagai prekursor prostaglandin yang berperan dalam

     pengaturan tekanan darah, denyut jantung, dan lipolisis.

    d.  Pencernaan lemak yang lambat dalam tubuh dapat berfungsi sebagai penghambat

    rasa lapar.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    22/65

    8

    2.1.3  Komponen penyusun lemak

    Komponen-komponen atau unit penyusun lemak adalah gliserol dan asam-

    asam lemak.

    1.  Gliserol atau gliserin

    Gliserol, gliserin, atau 1,2,3-propanatriol merupakan alkohol jenuh dan

    alkohol primer / alkohol sekunder. Dalam suhu kamar, gliserol berupa zat cair

    yang tidak berwarna, kental, netral terhadap lakmus, serta dalam keadaan murni

    memiliki sifat higroskopis. Gliserol dapat bercampur dengan air tetapi tidak larut

    dalam karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, karbon disulfida, dan

     benzena.6,7,9 

    Gambar 2.1 Reaksi dehidrasi gliserol

    (Sumber : Pengantar Kimia, 2009)6 

    Dehidrasi gliserol terjadi karena penambahan kalium hidrogen sulfat pada

    suhu tinggi. Hasil dehidrasi berupa aldehida alifatik tak jenuh yang disebut

    akroleina atau propenal yang sering digunakan untuk mengidentifikasi gliserol

    walaupun tidak spesifik. Gliserol dapat mencegah terbentuknya endapan pada

    reaksi antara tembaga sulfat encer dan natrium hidroksida encer yang disebabkan

    oleh terbentuknya senyawa kompleks yang larut. Hasil oksidasi gliserol

    tergantung pada kekuatan oksidator yang digunakan. Oksidator lemah akan

    menghasilkan gliseraldehida, sedangkan oksidator kuat akan membentuk asam

    gliserat. 6,7 

    Gambar 2.2 Hasil-hasil oksidasi gliserol

    (Sumber : Pengantar Kimia, 2009)

    6

     

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    23/65

    9

    Manfaat gliserol adalah sebagai bahan dasar untuk sintesis senyawa

    organik, laksansia atau pencahar, antiseptik pada konsentrasi 25%, serta dapat

    digunakan juga sebagai vaksin dan fermen.6,9 

    2.  Asam lemak

    Asam lemak atau asam monokarboksilat memiliki rantai karbon yang

    tidak bercabang dan radikal karboksilnya berada di ujung rantai karbon genap.

    Asam lemak dalam tubuh manusia mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam

    lemak dapt berupa asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lipid sederhana

    dan lipid majemuk mempunyai unit penyusun asam lemak.6,7,9 

    a.  Asam lemak jenuh

    Asam lemak jenuh ( saturated fatty acids) tidak mempunyai ikatan rangkap

    dalam struktur kimianya dan merupakan unit penyusun lemak pada manusia atau

    hewan. Ada beberapa asam lemak jenuh yang larut dan tidak larut dalam air.

    Kelarutanya dalam air semakin berkurang dengan bertambahnya jumlah atom

    karbon penyusunnya. Asam lemak jenuh tidak larut dalam air. 6,7 

    Tabel 2.5 Asam lemak jenuh

    (Sumber : Biokimia Kedokteran Dasar, 2000)7 

     b.  Asam lemak tak jenuh

    Rantai karbon asam-asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids)

    mempunyai satu atau lenih ikatan rangkap dua. Mempunyai dua atau lebih ikatan

    rangkap yang bersifat nonkonjugasi.6,8,9 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    24/65

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    25/65

    11

    ester-esternya dalam jumlah yang kecil.  Dalam mulut tidak terjadi pencernaan

    lemak karena tidak terdapat enzim lipase yang mengatalis proses hidrolisisnya.

    Dalam lambung terdapat lipase lambung, tetapi enzim ini hanya mampu mencerna

    lemak yang mempunyai rantai pendek, misalnya lemak mentega. Pencernaan

    lemak secara enzimatik yang sebenarnya terjadi di dalam usus halus akibat

     pengaruh enzim steapsin, yaitu enzim lipase yang berasal dari pankreas. Garam

    garam empedu, seperti natrium taurokolat dan natrium glikokolat yang masuk ke

    dalam usus dapat membantu proses emulsifikasi lemak.6-8 

    Lemak yang tidak larut dalam air, terdispersi menjadi butiran-butiran

    lemak berukuran kecil sehingga mudah diserang oleh enzim lipase yang larut

    dalam air. Akibat pengaruh lipase pankreas, butiran-butiran lemak tersebut akan

    mengalami hidrolisis menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam

    lemak.6-8 

    Gambar 2.3 Langkah-langkah penyerapan lemak dalam sel-sel mukosa usus

    (Sumber : Biokimia Kedokteran Dasar, 2000)7 

    Melalui membran mukosa intestinum, produk hidrolisis masuk ke dalam

    sel-sel mukosa intestinum dan oleh pengaruh lipase yang ada di mukosa

    intestinum, proses hidrolisis diterukan. Hasil hidrolisis lemak diubah kembali

    menjadi lemak. Lemak hasil sintesis dibungkus oleh protein dan butiran

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    26/65

    12

    lipoprotein yang disebut kilomikron. Kilomikron ditransfer ke aliran darah

    melalui sistem limfa untuk di bawa ke hati dan jaringan adiposa.6,7,9 

    Lemak pada jaringan adiposa berperan untuk menyediakan energi,

    melindungi organ vital terhadap gangguan mekanik, sebagai isolator sehingga

     panas tubuh tidak banyak keluar dan sebagai bantalan bagi alat-alat tubuh, seperti

    misalnya ginjal dan mata. Selain dari lemak makanan, lemak yang terdapat di hati

     juga dapat diperoleh dari karbohidrat atau protein melalui reaksi biosintesis yang

    rumit. Lemak hati dapat mengalami perubahan melalui jalan yang panjang

    menjadi Asetil-KoA, kemudian masuk ke dalam siklus  Krebs  dan rantai

     pernapasan sehingga diperoleh energi.7,9

    2.1.6  Metabolisme lemak

    Sebagian besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan masuk ke dalam

    kategori asam lemak dan triasilgliserol, gliserofosfolipid, sfingolipid, eikosneoid,

    kolesterol, garam empedu, dan hormon steroid, serta vitamin larut lemak. Lemak-

    lemak ini memiliki fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam namun

    memiliki sifat yang sama yaitu relatif tidak larut dalam air.7,8 

    Asam lemak, yang disimpan sebagai triasilgliserol berfungsi sebagai

     bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid

    dan sfingolipid yang mengandung asam-asam lemak ester, ditemukan pada

    membran dan dalam lipoprotein darah di antara komponen lemak struktur-struktur

    tersebut dengan air disekelilingnya. Lemak-lemak membran ini memberntuk

    sawar hidrofobik di antara kompartemen-kompartemen subselular serta antara

    konstituen-konstituen sel dan lingkungan ekstrasel. Asam lemak  polyunsaturated  

    yang mengandung 20 karbon membentuk elkosanoid. Lipid seperti ini mengatur banyak proses di dalam sel.7,9 

    Kolesterol berperan menstabilkan lapis ganda (bilayer)  fosfolipid pada

    membran. Kolesterol berfungsi sebagai prekursor garam-garam empedu, senyawa

    mirip deterjen yang berfungsi dalam proses pencernaan dan penyerapan lemak.

    Kolesterol juga berfungsi sebagai prekursor hormon steroid yang memiliki banyak

    fungsi termasuk mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan reproduksi.6,7 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    27/65

    13

    Vitamin larut lemak adalah lemak yang berperan dalam aneka ragam

    fungsi seperti penglihatan, pertumbuhan, dan diferensiasi (vitamin A), pembekuan

    darah (vitamin K), pencegahan kerusakan oksidatif pada sel (vitamin E), dan

    metabolisme kalsium (vitamin D).  Triasilgliserol yang merupakan lemak utama

    dalam makanan dicerna di dalam lumen usus. Produk-produk pencernaan tersebut

    diubah kembali menjadi triasilgliserol di dalam sel epitel usus, lalu dikemas

    dalam lipoprotein yang dikenal sebagai kilomikron dan disekresikan ke dalam

    limfe. Akhirnya kilomikron masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah

    satu lipoprotein utama dalam darah.7,9 

    Lipoprotein berdensitas sangat rendah/ Very Low Density Lipoprotein,

    (VLDL) dibentuk di hati, terutama dari karbohidrat makanan. Lipogenesis

    merupakan proses perubahan glukosa menjadi asam lemak, yang kemudian

    mengalami esterifikasi ke gliserol untukk membentuk triasilgliserol yang

    terkemas dalam VLDL dan disekresikan keluar hati.6-8 

    Triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL dicerna oleh lipoprotein lipase

    (LPL), suatu enzim yang melekat pada sel endotel kapiler. Asam-asam lemak

    yang dibebaskan kemudian diserap oleh otot dan jaringan lain untuk dioksidasi

    menjadi CO2  dan air untuk menghasilkan energi. Setelah makan, asam-asam

    lemak ini diserap oleh jaringan adiposa dan disimpan sebagai triasilgliserol.7,9

    Gambar 2.4 Metabolisme triasilgliserol dalam keadaan kenyang.  

    (Sumber : Biokimia Kedokteran Dasar, 2000)7 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    28/65

    14

    2.2  Status gizi

    2.2.1 Pengertian status gizi

    Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

    anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga

    didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara

    kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran

    yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diet.10,12 

    Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

     penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah

    satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik

     bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap

    kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui

    melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun

    kualitatif.10-12 

    Menurut Depkes RI 2002, status gizi merupakan tanda-tanda penampilan

    seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang

     berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori

    dan indikator yang digunakan.11,13

     

    Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang

    sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia

    adalah World Health Organization  –  National Centre for Health Statistic (WHO-

     NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat :

    Pertama , gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, 

    gizi baik untuk well nourished. Ketiga,  gizi kurang untuk under weight yang

    mencakup mild dan moderat, kurang energi protein (KEP). Keempat, gizi burukuntuk  severe KEP , termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor, dan

    kwasiorkor.12,14 

    Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam jumlah dan

    kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal yang penting adalah

    terpenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan faktor-faktor yang

    menentukan kebutuhan, penyerapan, dan penggunaan zat gizi tersebut.11,14

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    29/65

    15

    2.2.2 Penilaian status Gizi

    Menurut penelitian Supariasa tahun 2001, penilaian gizi secara langsung dapat

    dibagi menjadi empat penelitian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.

    1.  Antropometri

    Antropometri adalah ukuran tubuh manusia, apabila ditinjau dari sudut

     pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

     pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

    gizi. Penggunaan antropometri secara umum digunakan untuk melihat

    ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan tersebut

    terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak,

    otot, dan jumlah air dalam tubuh. 11,12,14 

    Dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita

    menggunakan metode antropometri. Antropometri sebagai indikator status gizi

    dapat mengukur beberapa parameter seperti umur, berat badan, tinggi badan,

    lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit.

    Indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur

    (BB/U), tinggi badan menurut umur (TT/U) dan berat badan menurut tinggi badan

    (BB/TB). Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran

    masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang

    mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan

    atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan (BB) juga

    merupakan parameter antropometri yang sangat labil dalam keadaan normal,

    apabila kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi serta kebutuhan gizi

    terjamin, maka berat badan akan berkembang mengikuti pertambahan umur.14,15

    2.  KlinisPemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status

    gizi karena didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan

    dengan ketidakcukupan gizi. Hal tersebut dapat dilihat pada jaringan epitel

    ( superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral, atau pada

    organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode

    ini umumnya digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys)

    dan dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    30/65

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    31/65

    17

    Besar atau rendahnya persentil tidak menunjukkan adanya masalah pada status

    gizi.14-16 

    Grafik WHO 2006 adalah grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan

    untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5

    tahun. Penentuan status gizi menggunakan cut off z score WHO 2006 untuk usia

    0-5 tahun dan persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di

    atas 5 tahun. Klasifikasi BB dan TB dapat digunakan kriteria Waterlow  tetapi

    untuk IMT hanya diklasifikasikan menurut persentil.  13,14 

    Table 2.6 Klasifikasi status gizi

    Kategori (%) (persentil)Obesitas >120 > P95 

    Gizi lebih >110 P85-P95 

     Normal 90-110 P5-P85 

    Gizi kurang 70-90 < P5 

    Gizi buruk

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    32/65

    18

    (2006) melalui uji korelasi Spearman, menunjukkan adanya hubungan positif dan

    sangat signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita. 12,14,15 

    2.  Penyakit infeksi 

    Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang

     buruk dapat mempermudah terkena penyakit infeksi, sehingga penyakit infeksi

    dengan keadaan gizi merupakan suatu hubungan timbal balik. Penyakit infeksi

    dapat disebabkan oleh faktor agent (penyebab infeksi), host  (induk semang), dan

    route of transmission (jalannya penularan). Faktor agen penyebab penyakit infeksi

    antara lain virus, bakteri, jamur, riketsia, dan protozoa. Berbagai agen infeksi

    tersebut akan menyebabkan seseorang mengalami penyakit-penyakit infeksi

    seperti influenza, cacar, thypus, disentri, malaria, dan penyakit kulit seperti panu.

    Suatu penyakit infeksi juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada

    induk semang itu sendiri, tergantung dari kekebalan atau resistensi orang yang

     bersangkutan. Penyakit infeksi ini merupakan penyakit yang menular dan

     penularan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.16,17

    3.  Pendapatan keluarga

    Pendapatan keluarga adalah penghasilan orang tua setiap bulan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isnansyah (2006) melalui uji korelasi

    Spearman  menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sangat signifikan

    antara pendapatan keluarga dengan status gizi. Pendapatan yang rendah

     berpengaruh terhadap asupan makanan yang dikonsumsi karena penghasilannya

    terbatas. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi yang signifikan

    antara pendapatan keluarga dengan status gizi. Semakin besar pendapatan

    keluarga maka semakin baik status gizi balita dan sebaliknya. Analisis Chi-square 

    menunjukkan bahwa status ekonomi secara bermakna merupakan faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada balita.16,17 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    33/65

    19

    2.3  Kerangka Teori

    Bagan 2.2 Kerangka konsep

    2.4  Kerangka Konsep

    Bagan 2.2 Kerangka konsep

    2.5  Definisi operasional

    Prekursor

    Prostaglandin 

    Asupan Makanan PendapatanKeluarga 

    Penyakit Infeksi Tingkat Pendidikan 

    Protein Lemak   Karbohidrat  

    Status Gizi 

    Nabati Hewani 

    Sumber 

    Transport vitamin Penghasil Energi 

    Fungsi 

    Obesitas Gizi lebih 

    Kurva CDC

    2000 

    Kecukupan asupan (20-25% total kalori) 

    Lemak  

    Asupan

    Makanan 

    Status Gizi 

    Cukup Lebih  Kurang Gizi normal Gizi kurang 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    34/65

    20

    Tabel 2.7 Definisi Operasional

    No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

    Ukur

    Hasil Ukur

    1 Status gizi Ukuran kecukupan

    asupan gizi seseorang

    yang diukur

     berdasarkan persentil

     berat badan terhadap

    umur (BB/U), tinggi

     badan terhadap umur

    (TB/U), dan indeks

    masa tubuh terhadap

    umur (IMT/U)2 

    Kurva CDC

    2000

    Ordinal Gizi normal (90-110%/

    P5-P85), status gizi

    lebih (110-120%/ P85-

    P95), obesitas (>120%/

    >P95), status gizi

    kurang (70-90%/

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    35/65

     

    21

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1.  Desain Penelitian

    Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain potong lintang

    dengan menggunakan data primer untuk mengetahui status gizi anak sekolah usia

    13-15 tahun serta asupan lemak dari makanan.

    3.2.  Tempat dan Waktu Penelitian

    3.2.1.  Waktu Penelitian

    Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 13-16 April 2015

    3.2.2.  Tempat Penelitian

    Pengolahan data dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jl.

    Kertamukti No. 05, Pisangan Ciputat 15419, Tangerang Selatan. Pengambilan

    data dilakukan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Jl. Kertamukti, Pisangan

    Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

    3.3.  Sumber data

    Data yang digunakan adalah data primer dari hasil pengukuran

    antropometri dan wawancara konsumsi makanan dengan menggunakan metode

     Food Frequency Questioner   (FFQ) pada subyek. FFQ yang digunakan sudah

    tervalidasi dan sering digunakan oleh penelitian mengenai gizi.

    3.4.  Populasi dan Sampel Penelitian

    Pada penelitian ini, sampel yang digunakan oleh peneliti adalah anak-anak

    usia 13-15 tahun yang sekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah,

    Tangerang Selatan pada tahun 2015.

    Cara pemilihan sampel menggunakan metode random sampling   yaitu

    diacak semua anak yang berusia 13-15 tahun yang bersekolah di Madrasah

    Pembangunan Tsanawiyah, Tangerang Selatan pada tahun, lalu dipilih 7 orang

    dari setiap kelas.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    36/65

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    37/65

    23

    iv.  Menderita penyakit kelainan tulang sehingga tinggi badan

    sulit diukur.

    3.6.  Cara Kerja

    3.6.1.  Pengumpulan data

    3.6.1.1.  Data umum

    Pengumpulan data umum didapatkan dari data yang dimiliki oleh sekolah

    yaitu meliputi usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan tingkatan kelas

    anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah,

    Tangerang Selatan. Data tersebut diperoleh dengan mewawancarai sampel

    sebelum penelitian dilakukan.

    3.6.1.2.  Data Antropometri

    a.  Pengukuran Tinggi Badan

    Pengukuran tinggi badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat GM-TD

    150 yang ditempatkan di dinding yang rata pada ketinggian tertentu. Data berat

     badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Anak

    diminta melepas sepatu lalu bersandar di dinding dengan kedua kaki dirapatkan.

    Punggung, pantat, dan tumit kaki menempel pada dinding, dengan kepala dan

     pandangan lurus ke depan dan badan tegak. Alat ditarik ke bawah hingga

    menyentuh kepala/ubun anak. Lalu membaca angka pada alat dan catat. Meminta

    anak turun dahulu untuk mengukur tinggi badan yang kedua lalu lakukan cara

    yang sama kemudian dicatat.18,19 

    b.  Pengukuran Berat BadanPengukuran berat badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat GM-TD

    150. Data tinggi badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali

     pengukuran. Anak diminta melepas sepatu serta pakaian yang memberatkan

    kemudian berdiri di atas timbangan dan pandangan lurus ke depan. Anak naik ke

    atas timbangan untuk beberapa saat lalu membaca angka yang muncul pada alat

    kemudian turun dari timbangan lalu lakukan langkah yang sama untuk mencatat

     berat badan yang kedua. 18,19 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    38/65

    24

    3.6.1.3.  Data wawancara Konsumsi Makanan

    Wawancara konsumsi makanan dilakukan dengan metode  Food

     Frequency Questioner   (FFQ) yang telah tervalidasi. Dari metode tersebut

    didapatkan data mengenai pola dan jumlah asupan makanan selama periode

    harian, mingguan, serta bulanan. Wawancara ini dibantu dengan food model  untuk

    memudahkan subyek memberikan gambaran mengenai besar asupan makanannya.

    Wawancara berlangsung sekitar 20 –  30 menit untuk setiap anak.

    3.6.2.  Pengolahan dan Analisis Data

    3.6.2.1.  Pengolahan Data Antropometri

    Data yang didapatkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan

    dimasukkan dan dianalisis ke dalam kurva CDC 2000 menurut umur. Selisih dari

    tanggal lahir dan tanggal penelitian akan didapatkan data usia subyek dalam

    hitungan bulan. Hasil interpretasi kurva CDC 2000 diperoleh persentil BB/U,

    TB/U, dan IMT/U. Setelah itu dilakukan perhitungan persen menurut kriteria

    Watelow untuk BB dan TB. Cara perhitungannya yaitu menggunakan rumus:

    BB/TB subyek x 100%

    BB/TB persentil 50

    Klasifikasi IMT tidak menggunakan kriteria Waterlow karena grafik IMT

    digunakan untuk menentukan adanya obesitas. Data persen dan persentil tersebut

    dimasukkan ke dalam analisis statistik untuk menentukan status gizi subyek.

    Status gizi dianggap baik jika berada pada rentang 90-110% dan P5-P85.14,15 

    3.6.2.2.  Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan

    Data yang didapatkan melalui  Food Frequency Questioner   (FFQ)

    dimasukkan dan dianalisis menggunakan aplikasi  Nutrisurvey  yang akan

    menghasilkan jumlah asupan lemak dan kalori dari makanan setiap harinya pada

    subyek. Jumlah asupan lemak yang baik ditentukan berdasarkan tabel Angka

    Kecukupan Lemak (AKL) mengenai asupan lemak anak laki-laki dan perempuan

    usia 13-15 tahun berdasarkan anjuran proporsi lemak. Data jumlah asupan lemak

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    39/65

    25

     per hari dari penelitian ini dikali 9, lalu dibagi dengan total asupan kalori dikali

    100%. Hasil dimasukkan ke dalam analisis statistik dan ditentukan tingkat asupan

    lemak berdasarkan persen AKL dari asupan total kalori. Asupan lemak dianggap

     baik jika pada laki laki diperoleh lebih dari 83 gram dan pada perempuan lebih

    dari 71 gram dan memenuhi 20-25% dari total asupan kalori perhari.17,20 

    3.6.2.3.  Analisis Statistik

    Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 21.0. Analisis

    data meliputi:

    a.  Analisis univariat

    Analisis univariat meliputi penghitungan proporsi variabel dalam bentuk

     persentase dan uji normalitas. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov

    test dilakukan untuk sebaran umur, berat badan, tinggi badan, asupan lemak dan

    status gizi (berdasarkan persentil BB/U, TB/U dan IMT/U). Apabila p > 0,05

    maka data memiliki distribusi normal sehingga dituliskan dalam bentuk mean ±

    SD. Sedangkan apabila p < 0,05 maka data memiliki distribusi tidak normal

    sehingga dituliskan dalam bentuk median (min-max).

    3.6.3.  Penyajian Data

    Data disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan

    deskriptif dan dilaporkan sebagai skripsi.

    3.6.4.  Pelaporan Data

    Data dan hasil analisis dilaporkan dalam bentuk makalah laporan

     penelitian yang kemudian dipresentasikan di depan penguji dari modul riset.

    3.7.  Identifikasi variabel

    Variabel pertama : asupan lemak

    Variabel kedua : status gizi

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    40/65

    26

    3.8.  Etika penelitian

    1.  Penelitian ini telah mendapat izin etik dari pembimbing etik modul riset.

    2.  Responden sudah mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian yang

    akan dilakukan, setelah itu responden dimintai persetujuannya untuk

    dilakukan pengambilan data. Hasil dari pengambilan data akan

    dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian.

    Responden berhak menolak untuk tidak mengikuti penelitian ini. 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    41/65

     

    27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1.  Sebaran Karakteristik Subyek

    Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian sebanyak 54 anak usia

    13-15 tahun yang mengikuti pendidikan formal di Madrasah Pembangunan

    Tsanawiyah, Ciputat pada tahun 2015. Jumlah seluruh sampel yang diambil yaitu

    sebanyak 56 anak seluruhnya diikutsertakan dalam pengolahan data, 2 sampel

     pada penelitian tidak diikutsertakan melanjutkan penelitian karena usia kurang

    dari 13 tahun. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan presisi sebesar 8,5%.

    Peneliti tidak memakai nilai presisi sebesar 5% karena mengacu pada besar

    sampel yang diinginkan dengan pertimbangan waktu menyangkut pada

     pengambilan data sampel di lapangan.

    Pada pengambilan data, subyek diwawancara dengan menggunakan FFQ

    dengan menanyakan frekuensi asupan setiap bahan makanan perharinya dalam 1

     bulan terakhir. Kekurangan pada penelititan ini adalah subyek tidak dapat

    mengingat pasti berapa banyak jumlah asupan setiap makanan yang pernah

    dikonsumsi.Besarnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi di perkirakan menurut

     food model   yang disediakan. Subyek melihat food model dan memperkirakan

     berapa besarnya asupan makanan yang dikonsumsi. Food model  yang dipakai saat

     pengambilan data kurang tepat dalam menggambarkan ukuran asupan makanan

    sehari hari. Kekurangan food model yang dipakai, kami konsultasikan kepada ahli

    gizi di puskesmas tangerang agar akurasinya tidak berbeda dengan besarnya

    asupan yang sebenarnya.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    42/65

    28

    Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan usia (n=54)

    Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

    Jenis Kelamin

    Laki-laki 21 37,5

    Perempuan 35 62,5

    Usia

    13 tahun 36 66,7

    14 tahun 18 33,3

    Dari tabel 4.1 diketahui bahwa pada penelitian ini jumlah subyek

     perempuan lebih banyak dari laki-laki yaitu sebesar 35 subyek (62,5%) dari 54

    sampel yang diteliti. Subyek yang memiliki umur 13 tahun adalah 36 subyek

    (66,7%) yang jumlahnya lebih banyak daripada subyek yang memiliki umur 14

    tahun yaitu sebesar 18 subyek (33,3%).

    Tabel 4.2 Sebaran berat badan berdasarkan jenis kelamin

    Berat badan (kg)

    Laki-laki (median) 52,22(+33,4 - 121,8)

    Perempuan (mean) 48,35 (+ 1,4)

    Tabel 4.3 Sebaran tinggi badan badan berdasarkan jenis kelamin

    Tinggi badan (cm)

    Laki-laki (mean) 165,5 (+ 1,9)

    Perempuan (mean) 154,82(+ 1,1)

    Sebaran berat badan pada laki-laki memiliki distribusi tidak normal setelah

    dilakukan uji normalitas  Kolmogov-Smirnov, sehingga diperoleh nilai median

    sebesar 52,22 dengan interquartile range  16,8 berbeda halnya dengan tinggi

     badan yg memiliki distribusi normal dengan standar deviasi sehingga diperoleh

    nilai rata rata 165,5 cm. Sedangkan distribusi berat badan dan tinggi badan pada

     perempuan adalah normal sehingga diperoleh nilai rata-rata 48,35 kg dan 154,82

    cm.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    43/65

    29

    4.2.  Status Gizi

    Tabel 4.4 Klasifikasi subyek berdasarkan indikator status gizi (n = 54)

    Klasifikasi indikator status gizi Jumlah (n) Persentase (%)

    Status gizi berdasarkan BB/U

    Obesitas (>120%) 13 24,1

    Gizi lebih (110-120%) 8 14,8

    Gizi baik (90-110%) 21 38,9

    Gizi kurang (70-90%) 11 20,4

    Gizi buruk ( P95) 7 13

    Gizi lebih ( P85-P95) 5 9,3

    Gizi baik (P5-P85) 41 75,9

    Gizi kurang (< P5) 1 1,9

    Hasil sebaran terbesar dari tabel 4.4 berdasarkan indikator status gizi

    menurut BB/U adalah 21 subyek (38,9% dari total sampel) memiliki status gizi

     baik yaitu berada dalam rentang 90-110%, status gizi menurut TB/U sebanyak 50

    subyek (92,6% dari total sampel) memiliki tinggi badan normal, dan menurut

    IMT/U sebanyak 41 subyek (75,9% dari total subyek) memiliki status gizi baik.

    4.3.  Asupan Lemak

    Tabel 4.5 Sebaran subyek menurut tingkat asupan lemak (n = 54)

    Tingkat asupan lemak Jumlah (n) Persentase (%)

    Lebih (>25%) 47 87

    Cukup (20-25%) 7 13

    Kurang (

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    44/65

    30

    Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari 54 subyek tidak ada satu pun yang

    memiliki asupan lemak kurang, sedangkan sebaran terbanyak ada pada 47 subyek

    (87% dari total sampel) yang memiliki asupan lemak lebih. Sama halnya dengan

     penelitian yang dilakukan di Semarang tahun 2013 pada anak usia 13-15 tahun

    sebanyak 94 subyek dengan desain potong lintang yang diperoleh dari  food recall  

    24 jam, memberikan hasil bahwa anak di perkotaan dan pedesaan memiliki

     prevalensi tertinggi pada asupan lemak lebih yaitu lebih dari 50% subyek. 25

    4.4.  Pembahasan

    Penelitian lain yang dilakukan di Semarang tahun 2013, memiliki sebaran

     jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 39 subyek (79%) dan pada

    usia 13 tahun sebesar 39 subyek (79,6%).

    Berbeda dengan penelitian ini yang memiliki prevalensi obesitas dan gizi

    lebih menurut IMT/U sebesar 13% dan 9,3%, penelitian lain yang telah dilakukan

    di Amerika Serikat pada tahun 2012 memberikan hasil prevalensi overweight  dan

    obesitas yang tidak berbeda jauh yaitu sebesar 14,9% dan 16,9% dengan

    menggunakan pengukuran IMT/U. Penelitian tersebut menggunakan sampel

    sebanyak 3355 pada anak usia 2-19 tahun dengan mengkategorikan status gizi

     berdasarkan persentil. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan karena jumlah

    sampel pada penelitian ini yang lebih sedikit.21 

    Penelitian lain yang dilakukan secara potong lintang terhadap anak-anak

    usia 2-19 tahun di AS tahun 2011-2012 dengan jumlah sampel 9120, menetapkan

    IMT diatas persentil 95 berdasarkan jenis kelamin kurva CDC 2000 menurut

    indikator IMT/U sebagai kategori obesitas. Hasil yang didapatkan adalah

     prevalensi obesitas sebesar 16,9% pada anak 2-19 tahun dan 34,9% pada orang

    dewasa usia lebih dari 20 tahun. Tidak terdapat perbedaan prevalensi yang

    signifikan pada penelitian yang dilakukan di Amerika pada tahun 2003-2004

    dengan tahun 2011-2012.  Prevalensi obesitas pada penelitian ini adalah 13%

    angka tersebut lebih kecil daripada penelitian yang dilakukan di Amerika

    Serikat.22 

    Penelitian ini memiliki indikator status gizi yang hasilnya sama dengan

     penelitian yang dilakukan oleh Rosmalina Y pada anak remaja SLTP. Sampel

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    45/65

    31

     penelitian adalah murid SLTP usia 11-15 tahun sebanyak 300 subyek dengan

    desain potong lintang. Pada penelitian tersebut didapatkan prevalensi status gizi

    normal menurut indikator IMT/U sebesar 84,3% dan TB/U sebesar 65,7%. Sama

    halnya dengan penelitian ini, menurut BB/U, TB/U, dan IMT/U prevalensi

    tertinggi menurut penelitian Rosmalina Y adalah status gizi normal dan tinggi

     badan normal, sedangkan prevalensi terendah adalah status gizi buruk dan tinggi

     badan pendek.23 

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Semarang pada tahun 2012,

    status gizi disebabkan oleh beberapa faktor. Penelitian tersebut menjelaskan 

     bahwa status gizi dapat dipengaruhi oleh status ekonomi yang berhubungan

    dengan pemenuhan bahan makanan setiap harinya yang dapat mempengaruhi

    status gizi. Selain itu faktor lain yang berpengaruh adalah pengetahuan gizi

    sehingga berdampak pada sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang

     berujung pada status gizi individu. Penelitian ini dilakukan di Madrasah

    Pembangunan yang memiliki latar belakang status ekonomi keluarga menengah

    keatas sehingga pemenuhan dan perilaku dalam pemilihan konsumsi bahan

    makanan setiap harinya baik oleh karena itu pada penelitian ini diperoleh

     prevalensi tertinggi status gizi normal.24

    Penelitan di Amerika tahun 2008 terhadap 314 anak ras Afrika usia 11-14

    tahun. Penelitian tersebut memiliki hasil yang sama dengan penelitian ini yaitu

     prevalensi terbesar berada pada asupan lemak berlebih sebesar 77% subyek.

    Berbeda dengan penelitian ini, angka kecukupan gizi asupan lemak yang

    digunakan pada penelitian tersebut sebesar 40-50% dari total kalori perharinya.  26 

    Penelitian lain yang dilakukan di Pakistan pada tahun 2014 terhadap

    11.237 anak usia 6-16 tahun memiliki hasil yang berbeda. Penelitian tersebutmenggunakan desain potong lintang dengan multistage stratified sampling.

    Asupan makanan sehari hari diperoleh dengan menggunakan food recall 24 hours.

    Asupan lemak pada sampel yang diteliti menggunakan angka kecukupan gizi

    lemak sebesar 18-32%. Bertolak belakang dengan penelitian ini, sebaran asupan

    lemak pada sampel yang diteliti adalah rendah. 27 

    Penelitian yang dilakukan di Semarang tahun 2011 pada 31 anak obesitas

    menjelaskan bahwa rata-rata besarnya asupan lemak terhadap kalori total

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    46/65

    32

     perharinya sebanyak 43%. Sampel pada penelitian tersebut memiliki sebaran

    asupan lemak yang berlebih. Pada penelitian tersebut diperlakukan intervensi

    olahraga yang ternyata bepengaruh pada tingkat asupan total lemak pada tubuh

    anak obesitas. Dijelaskan juga bahwa peningkatan asupan lemak total dapat

    diperoleh pada anak yang tidak rutin berolahraga selain dari asupan makanan

    sehari-harinya. Berdasarkan penelitian tersebut, asupan lemak dipengaruhi oleh

     besarnya asupan makanan yang mengandung lemak seperti junk food . 28 

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    47/65

     

    33

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1.  Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

    1.  Rata-rata anak sekolah berusia 13 tahun. Subyek perempuan lebih banyak dari

    subyek laki-laki.

    2.  Status gizi berdasarkan persentil BB/U, TB/U, dan IMT/U memiliki prevalensi

    terbanyak pada status gizi normal.

    3.  Tingkat asupan lemak terbanyak adalah asupan lebih.

    5.2.  Saran

    1.  Anak yang memiliki status gizi normal tetap diedukasi mengenai pola hidup sehat

    karena ada anak yang memiliki status gizi normal tetapi asupan lemak lebih.

    2.  Anak yang memiliki status gizi berlebih diedukasi untuk melakukan aktivitas fisik

    serta mengatur pola makan dan asupan makan sesuai dengan jumlah dan frekuensi

    optimal bagi anak usia 13-15 tahun.

    3.  Anak yang memiliki status gizi kurang diedukasi mengenai pemenuhan asupan

    makanan yang bergizi dan cukup serta bahaya dari gizi buruk.

    4.  Anak yang memiliki asupan lemak berlebih diedukasi untuk mengurangi asupan

    tinggi lemak seperti junk food  dan gorengan.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    48/65

    34

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia; 2013. h. 209-23.

    2.  Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia; 2010. h. 50.

    3.  Mitayani, Sartika W.  Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : PT.Trans Info Media;

    2010. h.15-9.

    4.  Sunarti E.  Mengasuh dengan Hati. Jakarta : Elex Media Komputindo;

    2004. h. 61-3.

    5.  Sulistyoningsih, Hariyani. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak .

    Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. h. 91-7.

    6.  Sumardjo D.  Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

     Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC ;

    2009. h. 263-82.

    7.  Mark, Dawn B, Allan D. Mark, Collen M. Smith.   Biokimia Kedokteran

     Dasar . Jakarta: EGC; 2000. h. 478-86. 

    8.  Harold H, Leslei E, Hart D. Organic Chemistry, A Short Course. Edisi 11.United States : Houghton Mifflin Company ; 2003. h. 97-103.

    9.  Suhardjo. Prinsip-Prinsip Ilmu Gzi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

    Anggota IKAPI ; 2010. h. 44-6.

    10. Beck M. Ilmu gizi diet . Jakarta : Yayasan Essentia Medica; 2000. h. 15-20.

    11. Almatsier S.  Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

    Umum ; 2004. h. 72-9.

    12. Achadi E. Gizi dan Kesehatan Masyarakat . Edisi 1. Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada ; 2007. h. 67-71.

    13. Depkes RI.  Pemantauan Pertumbuhan Anak . Jakarta : Direktorat Gizi

    Masyarakat ; 2002. h. 11-9.

    14. Ikatan Dokter Anak Indonesia.  Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik .

    Jakarta: Badan Penerbit IDAI ; 2011. h. 5.

    15. Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC; 2009. Chapter 1. h. 93.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    49/65

    35

    16.  Notoatmodjo S.  Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.  Jakarta : Rineca

    Cipta ; 2003. h.32-4.

    17. Permana, W. E.  Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

    kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II   [Skripsi].

    Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman; 2011.

    18. Bickley LS dan Szilagyi PG. Physical Examination and History Taking . 9th 

    Edition. USA: Lippincott Williams and Wilkins. 2007. Chapter 3. h. 59-93.

    19. Samour P.  Pediatric Nutrition. 4th  Edition. Canada : Jones and Bartlett

    Learning Publishers inc ; 2013. h. 23-30.

    20. Hardinsyah dan Tambunan, V.  Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan

    Serat Makanan. Dalam Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi.

    Jakarta : LIPI, Deptan, Bappenas, BPOM, BPS, Menristek, PERGIZI

    PANGAN, PERSAGI dan PDGMI; 2004.

    21. Cheryl D, Margaret D, Carroll. Prevalence of Obesity Among Children and

     Adolescent [script]. Amerika Serikat: Division of Health and Nutrition

    Examination Survey United States; 2012.

    22. Ogden L. Prevalence of Childhood and Adult Obesity in the United States.

    JAMA. 2014; 311: 806-14

    23. Yuniar R.  Hubungan Status Gizi Mikro dengan Status Gizi pada Anak

     Remaja SLTP . PGM 2010. 33: 14-22.

    24. Susanti D.  Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi pada

     Remaja Panti Asuhan dan Pondok Pesantren [skripsi]. Semarang: Program

    Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas

    Diponegoro; 2012.

    25. Dwiningsih. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat danStatus gizi pada Anak Remaja yang tinggal di Wilayah Perkotaan dan

     Pedesaan [skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2013.

    26. Jennifer N.  Dietary Fat Intake among Urban in African American

     Adolescents. Eat Behav. 2008 April: 9: 251-6.

    27. Sina Aziz. Carbohydrate, Protein and Fat Intake of Healthy Pakistani

    School Children in a 24 Hour Period. J Pak Med Assoc 2014:64;1255.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    50/65

    36

    28. Abdillah I. Perubahan Asupan Energi dan Nutrien Terhadap Indeks Massa

    Tubuh dan Persen Lemak Tubuh pada Anak Obesitas Setelah Lepas

     Intervensi  [skripsi]. Semarang : Program Pendidikan Sarjana Kedokteran

    Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2011.

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    51/65

    37

    Lampiran 1

    Kode Etik

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    52/65

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    53/65

    39

    Descriptives 

    Statistic Std. Error

    bbp

    Mean 48.3546 1.44541

    95% Confidence Intervalfor Mean

    Lower Bound 45.4171Upper Bound 51.2920

    5% Trimmed Mean 47.8686

    Median 46.5200

    Variance 73.122

    Std. Deviation 8.55116

    Minimum 34.25

    Maximum 74.70

    Range 40.45Interquartile Range 11.40

    Skewness .975 .398

    Kurtosis 1.332 .778

    tbp

    Mean 154.8243 1.10042

    95% Confidence Interval

    for Mean

    Lower Bound 152.5880

    Upper Bound 157.0606

    5% Trimmed Mean 154.6437

    Median 153.5000

    Variance 42.382

    Std. Deviation 6.51015

    Minimum 140.95

    Maximum 172.70

    Range 31.75

    Interquartile Range 10.50

    Skewness .434 .398

    Kurtosis .328 .778

    Tests of Normality 

    Kolmogorov-Smirnova  Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    bbp .122 35 .200*  .945 35 .078

    tbp .095 35 .200*  .969 35 .405

    *. This is a lower bound of the true significance.

    a. Lilliefors Significance Correction

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    54/65

    40

    AKGLEMAK 

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid2 7 13.0 13.0 13.03 47 87.0 87.0 100.0

    Total 54 100.0 100.0

    BBumur  

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid

    1 1 1.9 1.9 1.9

    2 11 20.4 20.4 22.2

    3 21 38.9 38.9 61.1

    4 8 14.8 14.8 75.9

    5 13 24.1 24.1 100.0

    Total 54 100.0 100.0

    TBumur  

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid

    2 1 1.9 1.9 1.93 50 92.6 92.6 94.4

    4 3 5.6 5.6 100.0

    Total 54 100.0 100.0

    IMTumur  

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid

    2 9 16.7 17.0 17.0

    3 23 42.6 43.4 60.4

    4 8 14.8 15.1 75.5

    5 13 24.1 24.5 100.0

    Total 53 98.1 100.0

    Missing System 1 1.9

    Total 54 100.0

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    55/65

    41

    LAMPIRAN 3

    LEMBAR INFORMED CONCENT

    Yth

    Orangtua / Wali Murid Tsanawiyah

    di tempat

    Ciputat, 6 April 2015

    Assalamualaikum wr.wb.

    Dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian sangat dibutuhkan untuk

    menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baru. Penelitian juga menjadi salah satu

    syarat untuk lulus dari sebuah universitas.

    Kami sebagai mahasiswa/i pendidikan tinggi di UIN akan melakukan

     penelitian tentang hubungan asupan makanan terhadap status gizi anak.

    Atas dasar tersebut, kami mahasiswa dan mahasiswi Program Studi

    Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama surat ini memintaizin kepada orangtua/wali murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah untuk

    mengambil data putra/i Bapak/Ibu sebagai bahan untuk penelitian kami. Adapun

    data yang akan diambil berupa berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

    lingkar perut, status gizi, serta hasil wawancara tentang asupan makanan. Data

    dari putra/i Bapak/Ibu tidak akan disebarluaskan ke publik dan nama putra/i

    Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Data tersebut hanya akan dipakai sebagai bahan

     peneltian.

    Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami

    ucapkan terimakasih.

    Wass.wr.wb

    Muhammad Zikri Safira Indriakasia Nuraisah Septiarini

    1112103000050 1112103000058 1112103000059

    Lulu Zakiah Fajr Muzzammil

    1112103000069 11121030000100

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    56/65

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    57/65

    43

    LAMPIRAN 4FORMULIR FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE

    Nama peneliti : Tanggal:

    Nama Siswa :

    Kelas :

    Jenis Kelamin : L / P

    Tanggal lahir : Usia:

    ANTROPOMETRI

    Bahan Makanan

    Frekuensi Jumlah

    Harian Mingguan Bulanan jarang/tdk URT Gram ket

    KARBOHIDRAT

    Nasi

    Mie

    bihun

    NO PEMERIKSAANI

    II

    RATA-

    RATA

    1 BERAT BADAN

    2 TINGGI BADAN

    3 LINGKAR LENGAN ATAS

    4 IMT

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    58/65

    44

    roti tawar

    kentang

    singkong

    Ubi

    Talas

     jagung

    ketan

    tepung

    PROTEIN HEWANI

    daging sapi

    daging ayam

    daging kambing

    Ikan segar

    ikan asin

    ikan kalengan

    udang segar

    hati sapi

    hati ayam

    hati kambing

    Otak

    telur ayamtelur bebek

    telur puyuh

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    59/65

    45

    PROTEIN NABATI

    tempe

    Tehu

    kacang tanah

    kacang hijau

    kacang kedelai

    kacang merah

    oncom

    selai kacang

    LEMAK

    margarin

    mentega

    santan

    minyak kelapa sawit

    minyak kelapa

    minyak jagung

    minyak zaitun

    lemak sapi

    SUSU DAN PRODUKNYA

    susu formulasusu kental manis

    susu pasteurisasi

    Keju

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    60/65

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    61/65

    47

    BUAH-BUAHAN

    pisang

    pepaya

     jeruk

    semangka

    melon

    Apel

    mangga

    Pir

     jambu air

     jambu biji

    rambutan

    Duku

    nangka

    kelengkeng

    durian

    anggur

    manggis

    buah naga

    LAIN- LAIN

    gula pasirgula merah

    madu

    Selai

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    62/65

    48

    Teh

    Kopi

    Sirup

    kecap

    saus tomat

    saus sambel

    agar-agar

    permen

    biskuit

    JAJANAN

    cimol

    nutrijel

    makaroni goreng

    nyam nyam

    nasi goreng

    kentang ulir

    kwetiau

    tistick keju

    burger

    roti manisayam sabana

    ayam katsu

    mie ayam

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    63/65

    49

    soto betawi

    makaroni scotel

    Sosis

    bakso

    Es

    cincau

    nougat

    spaghetti

    Oreo

    somay

    batagor

    martabak telur

    takoyaki

    dimsum

    bubur ayam

    pizza sosis

    pisang keju

    kue bolu

    sate donat

    burger

    baso malang

    nasi bakar ayamnasi bakar ati ampela

    nasi bakar tongkol

    soto lamongan

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    64/65

    50

    sate lontong

    gado gado lontong

    ketoprak

    ketupat sayur

  • 8/15/2019 SAFIRA INDRIAKASIA-FKIK

    65/65

    49

    LAMPIRAN 5

    RIWAYAT HIDUP

     Nama : Safira Indriakasia Naskar

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 13 November 1994

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Kebagusan raya, Jagakarsa Residence Blok

    A2/14, Jakarta Selatan

     No. Telepon : 081295119394

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan

    1.  TK Pelita (1998-2000)

    2.  SDS Pelita (2000-2006)

    3.  SMP Al-Izhar Pondok Labu (2006-2009)

    4.  SMA Al-Izhar Pondok Labu (2009-2012)

    5.  Program Studi Pendidikan Dokter

    FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-Sekarang)