LAPORAN AKHIR, HAL.i DAFTAR ISI DAFTAR ISI i 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Pengertian Dasar dan Tujuan 4 1.3 Lingkup Perencanaan 5 1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan 5 1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan 5 1.4 Pendekatan Perencanaan 8 1.4.1 Pendekatan Umum 8 1.4.2 Pendekatan Khusus 9 1.5 Sistematika Laporan 10 2 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 13 2.1 Kebijakan Kepariwisataan Nasional 13 2.1.1 Visi, Misi dan Sasaran Strategis 13 2.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pariwisata Nasional 16 2.1.3 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional 20 2.2 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Propinsi Kalimantan Barat 22 2.3 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara 24 3 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 27 3.1 Kondisi Umum 27
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR, HAL.i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Pengertian Dasar dan Tujuan 4 1.3 Lingkup Perencanaan 5
1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan 5 1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan 5
1.4 Pendekatan Perencanaan 8 1.4.1 Pendekatan Umum 8 1.4.2 Pendekatan Khusus 9
1.5 Sistematika Laporan 10
2 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 13
2.1 Kebijakan Kepariwisataan Nasional 13 2.1.1 Visi, Misi dan Sasaran Strategis 13 2.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pariwisata Nasional 16 2.1.3 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Nasional 20 2.2 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Propinsi
Kalimantan Barat 22 2.3 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Kabupaten
Kayong Utara 24
3 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 27
3.1 Kondisi Umum 27
ii DAFTAR ISI
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
3.1.1 Letak Geografis dan Administratif 27 3.1.2 Iklim dan Hidrologi 28 3.1.3 Topografi 29 3.1.4 Fisiografi 30 3.1.5 Penggunaan dan Status Peruntukan Lahan 31 3.1.6 Kependudukan 31 3.1.7 Sarana dan Prasarana Wilayah 33 3.1.8 Utilitas 35
3.2 Potensi Pariwisata KKU 36 3.2.1 Taman Nasional Gunung Palung 36 3.2.2 Wisata Bahari 42 3.2.3 Wisata Budaya dan Sejarah 48
4 POTENSI PASAR WISATA 57
4.1 Pariwisata Dunia 57 4.2 Aliran Pariwisata Regional 59
4.3 Pariwisata di Kalimantan Barat 65 4.3.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan 65 4.3.2 Pola Kunjungan 66
4.4 Status Pariwisata di Kabupaten Kayong Utara 67 4.5 Sasaran Pasar 68
5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA 70
5.1 Visi dan Misi 70 5.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pariwisata Kayong
Utara 72 5.3 Arahan Kebijakan Pembentukan Citra Pariwisata 73
6 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 85
6.1 Penetapan Struktur Perwilayahan 85 6.1.1 Kriteria 85 6.1.2 Penetapan Struktur Perwilayahan Pengembangan
Pariwisata 88 6.1.3 Penetapan Pusat Pengembangan 91
6.2 Prioritas Pengembangan Pariwisata 93 6.2.1 Kriteria Penentuan Sistem Prioritas 93 6.2.2 Potensi Pengembangan 94 6.2.3 Penetapan Prioritas Pengembangan 94
7 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA 99
7.1 Strategi Umum 99 7.1.1 Strategi I 99 7.1.2 Strategi II 101 7.1.3 Strategi III 101
7.2 Strategi Pengembangan Produk 102 7.2.1 Arahan Pengembangan Obyek/Daya Tarik Wisata 102 7.2.2 Strategi Pengembangan Fasilitas Akomodasi dan
Fasilitas Pendukung Lainnya. 103 7.3 Strategi Pemasaran 103
7.3.1 Strategi Pemasaran Produk Wisata 103 7.3.2 Strategi Penetapan Harga 103 7.3.3 Strategi Pemilihan Lokasi 104 7.3.4 Strategi Manajemen Pemasaran 104
7.4 Strategi Pengembangan Aksesibilitas Dan Infrastruktur 105 7.5 Strategi Pelestarian Lingkungan Dan Pengendalian
Dampak 106
DAFTAR ISI iii
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
7.5.1 Strategi Umum Pengendalian 106 7.5.2 Arahan Sistem Evaluasi dan Pemantauan 106 7.5.3 Arahan Pelestarian Lingkungan 107
7.6 Arahan Pengembangan Sumberdaya Manusia 108
8 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA 109
8.1 Program Pengembangan Produk Wisata 109 8.1.1 Pegembangan Wisata Minat Khusus (Special
Interest Tourism) 110 8.1.2 Pengembangan Wisata Bahari 111 8.1.3 Pengembangan Wisata Budaya (culture tourism) 112 8.1.4 Pengembangan Wisata Kota (Urban Tourism) 113 8.1.5 Pengembangan Wisata Agro 113 8.1.6 Pengembangan Resort dan Taman Rekreasi 114
8.2 Program Pemasaran Dan Promosi Wisata 115 8.3 Program Pengembangan Akomodasi 117 8.4 Program Pengembangan Aksesibilitas 117 8.5 Program Pengembangan Fasilitas Penunjang 118 8.6 Program Pengembangan Sumberdaya Manusia 118
LAPORAN AKHIR, HAL.1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Telah disadari bahwa pengembangan sektor pariwisata merupakan usaha yang sangat strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sektor pariwisata telah terbukti mampu berperanan penting dalam perekonomian beberapa negara yang memiliki obyek‐obyek wisata unik dan menarik minat para wisatawan dunia. Perkembangan sektor pariwisata dalam dua dekade terakhir ini menjadikan sektor ini menjadi sektor ekonomi terbesar didunia saat ini.
Perkembangan pariwisata didorong oleh semakin meningkatnya mobilitas kegiatan usaha ekonomi yang ditunjang oleh semakin tingginya kualitas teknologi transportasi dan komunikasi. Di satu sisi, meningkatnya volume kegiatan serta peningkatan kesejahteraan meningkatkan kebutuhan akan pelayanan rekreasi serta pelayanan‐pelayanan lain yang dapat meningkatkan rasa senang sehingga tekanan‐tekanan yang timbul sebagai akibat dari kegiatan rutin sehari‐hari dapat dikendurkan. Sementara di sisi lain, pesatnya perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi semakin memudahkan pencapaian obyek‐obyek wisata yang sebelumnya dirasakan jauh dan sulit dicapai. Dengan demikian, secara cepat, wisata telah berubah dari barang mewah menjadi suatu kebutuhan, bukan lagi milik sekelompok kecil orang tetapi telah menjadi sesuatu yang diterima dan dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dunia.
2 PENDAHULUAN
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki keunggulan‐keunggulan alam tropis, kekayaan seni dan budaya yang sangat majemuk, serta posisi geografis yang sangat strategis telah pula menyadari besarnya peranan sektor pariwisata ini. Pembangunan kepariwisataan diarah‐kan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan lain yang terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, dan pendapatan negara, serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan Indonesia. Namun pada bagian selanjutnya juga diingatkan bahwa pembangunan kepariwisataan harus dijaga tetap terpeliharanya kepribadian bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kebijakan pembangunan nasional yang memuat tentang pembangunan sektor kepariwisataan ini telah ada semenjak tahun 1983 dan ditegaskan kembali setiap lima tahun.
Arah dan kebijaksanaan pembangunan sektor pariwisata diatur pula pada tingkat Undang‐undang yaitu UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Tujuan dari undang‐undang ini adalah:
1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2) meningkatkan kesejahteraan rakyat 3) menghapus kemiskinan 4) mengatasi pengangguran 5) melestarikan alam, lingkungan dan sumberdaya 6) memajukan kebudayaan 7) mengangkat citra bangsa 8) memupuk rasa cinta tanah air,
9) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa 10) mempererat persahabatan antarbangsa
Pembangunan kepariwisataan Indonesia meliputi pengembangan industri pariwisata, pengembangan destinasi wisata, peningkatan pemasaran wisata, dan peningkatan kualitas kelembagaan kepariwisataan. Pembangunan Kepariwisataan Indonesia ini dilaksanakan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan baik di Tingkat Nasional, Kabupaten sampai ke tingkat Kabupaten/Kota.
Keseriusan pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata nampak semakin nyata dari usaha‐usaha yang telah dilakukan selama ini. Kemudahan memperoleh visa, pembukaan pintu gerbang internasional, peningkatan pelayanan di tempat‐tempat masuk untuk urusan bea cukai dan imigrasi serta kegiatan‐kegiatan yang berhubungan dengan promosi pariwisata merupakan rangkaian usaha untuk menjadikan industri pariwisata sebagai salah satu komoditi alternatif untuk menambah devisa negara.
Di tingkat Propinsi Kalimantan Barat, pengembangan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi dicerminkan oleh adanya berbagai kebijkasanaan pemerintah daerah yang mengacu pada Program Jangka Panjang dan Menengah Pembanguan Propinsi Kalimantan. Sasaran pembangunan pariwisata Kalimantan Barat dalam 20 tahun kedepan adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik manca negara maupun nusantara sehingga dapat membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang semakin luas bagi masyarakat Kalimantan Barat.
PENDAHULUAN 3
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kalbar melalui pintu gerbang Entikong pada bulan Desember 2009 adalah 2.836 orang meningkat hampir 72 % dibandingkan kunjungan Bulan Nopember 2009. Sedangkan wisman yang masuk melalui Bandara Supadio pada Bulan Desember 2009 menurun 24 % dari jumlah kunjungan bulan sebelumnya. Wisman yang masuk Kalimantan Barat sebagian besar (91,4 %) memang masuk melalui Entikong sedangkan sisanya melalui pintu masuk Supadio.
Pada akhir Tahun 2010 jumlah kunjungan wisatawan manca negara ditargetkan mencapai 26.000 orang dengan tingkat pengeluaran yang semakin besar. Dengan target tersebut maka saat ini jumlah wisman yang datang ke Kalbar telah melampaui target, sebesar 27.000 orang. Dalam 5 tahun kedepan sasaran yang ingin dicapai adalah pertumbuhan kunjungan wisman rata‐rata 15 % per tahun sehingga pada akhir Tahun 2015 diharapkan kunjungan wisman ini mencapai 45.000 orang lebih dengan rata‐rata lama tinggal mencapai 2‐3 hari serta dengan pengeluaran sekitar US$ 75 perwisatawan perhari.
Untuk menindaklanjuti kebijaksanaan tersebut, pemerintah propinsi melalui Dinas Pariwisata Propinsi Kalimantan Barat telah menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kalimantan Barat. Tujuan dari penyusunan rencana ini adalah untuk memberikan pedoman/arahan bagi pengembangan pariwisata di Propinsi Kalimantan Barat baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga mampu mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan Kalimantan Barat sebagai kegiatan ekonomi yang andal untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meratakan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan alam dan nilai budaya daerah
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Propinsi Kalimantan Barat dengan sangat tegas (bahkan menjadi visi dan misi pengembangan pariwisata Kalimantan Barat) menyiratkan bahwa kekuatan pariwisata Kalimantan Barat bertumpu pada pengembangan produk wisata minat khusus (special Interest tourism) yang mengandalkan pada :
• Potensi dan kekayaan alam : sungai, hutan, gunung, danau, laut, serta berbagai jenis flora dan fauna
• Nilai‐nilai budaya etnik dan spiritualitas : kebudayaan masyarakat pedalaman, upacara adat, ritual serta event‐event khusus lainnya
Kabupaten Kayong Utara sebagai salah satu kabupaten di Kalimantan Barat memiliki semua potensi special interest tourism tersebut. Taman Nasional Gunung Palung, Kepulauan Maya‐Karimata dan pantai barat KKU banyak menyimpan potensi pariwisata alam yang siap digali dan dikembangkan.
Kabupaten Kayong Utara memiliki potensi pengembangan wilayah bahari dengan kondisi alam yang unik berupa Suaka Alam Laut Pulau Karimata. Potensi ini juga memiliki prospek cukup bagus dengan adanya rencana pembangunan pelabuhan Telok Batang dan Bandara di Sukadana sebagai salah satu pintu gerbang udara resmi di Kalimantan Barat. Artinya, beberapa tahun ke depan Kabupaten Kayong Utara menjadi pintu gerbang bagi wisatawan Asia Pasifik menuju beberapa bagian wilayah Propinsi Kalimantan Barat. Sehingga sangat‐sangat perlu diantisipasi secara dini agar semua dampak positif bandara dan pelabuhan ini menjadi bermanfaat bagi pengembangan ekonomi
4 PENDAHULUAN
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Kabupaten Kayong Utara yang berarti pula peluang untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Kayong Utara.
Semua ini mencerminkan betapa besarnya potensi untuk mengembangkan sektor pariwisata menjadi sektor ekonomi yang berperan besar dalam pertumbuhan perekonomian Kabupaten Kayong Utara. Akan tetapi, potensi besar ini belum menarik pihak investor. Rendahnya minat nvestor ini banyak disebabkan oleh belum diketahuinya secara jelas seberapa besar potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara dan sejauh mana dukungan pemerintah secara nyata terhadap pengembangan pariwisata.
Untuk itulah, pemerintah daerah Kabupaten Kayong Utara, merasa perlu untuk menyusun suatu rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah yang dapat dijadikan pedoman sekaligus acuan baik bagi pemerintah sendiri maupun pihak investor dan masyarakat luas dalam mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Kayong Utara. Ini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk penentuan langkah‐langkah lanjutan yang lebih operasional.
1.2 Pengertian Dasar dan Tujuan Pariwisata sendiri mempunyai pengertian suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata‐mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Rencana pengembangan, pengertiannya adalah suatu penetapan mengenai arah, tujuan, serta langkah‐langkah yang perlu dilakukan dalam pembanguan sektor (pariwisata) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Rencana Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara merupakan rencana induk (masterplan) yang mengatur arah, tujuan, kebijaksanaan, prioritas dan indikasi program pembangunan pariwisata di wilayah administratif Kabupaten Kayong Utara baik dalam waktu jangka panjang (20 tahun) maupun jangka pendek sampai menengah (1 ‐ 5 tahun). Tujuan dari penyusunan RIPK Kabupaten Kayong Utara ini adalah memberikan suatu arahan/pedoman pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Kayong Utara sehingga dengan arahan dan pedoman tersebut pemerintah, swasta maupun masyarakat luas memiliki kesamaan pandangan (wawasan) dan kesamaan langkah serta mampu mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi pariwisata daerah secara optimal, terarah, efektif dan efisien namun tetap memperhatikan prinsip pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dan budaya daerah. Dengan demikian diharapkan pariwisata menjadi sektor yang andal untuk mengembangkan perekonomian daerah melalui peningkatan penerimaan devisa, perluasan kesempatan dan lapangan kerja serta mampu memperkenalkan alam, nilai seni dan budaya daerah.
PENDAHULUAN 5
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
1.3 Lingkup Perencanaan
1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanaan secara konkrit meliputi seluruh wilayah administratif Kabupaten Kayong Utara yang meliputi 5 kecamatan (Sukadana, Simpang Hilir, Telok Batang, Pulau Maya Karimata dan Seponti) dengan luas total 4.089 km2 (belum termasuk wilayah perairan laut) atau sekitar 4,25 % dari luas Kalimantan Barat (lihat Gambar 1 dan 2) dengan batas‐batas sebagai berikut:
• Utara : berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya
• Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Ketapang dan Laut Jawa
• Barat : berbatasan dengan Laut Jawa
• Timur : berbatasan dengan Kabupaten Ketapang
1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan
Beberapa materi pokok yang tercakup dalam keseluruhan proses penyusunan RIPK KKU ini adalah sebagai berikut:
1.3.2.1 Survey
Survai Pasar (Market Surveys)
Survey pasar merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai karakteristik pasar wisata baik internasional, nasional maupun lokal (regional / propinsi / kabupaten).
A. Survai Wilayah/ makro (Regional Surveys)
Survey ini merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi mengenai karakteristik wilayah perencanaan ditinjau dalam konteks regionalnya, baik dalam wilayah Propinsi Kalimantan Barat, dalam konteks nasional bahkan dalam konteks ASEAN, Asia Pasifik dan dunia internasional. Data‐data yang penting adalah mengenai aksesibilitas ke wilayah perencanaan, lokasi obyek wisata dan tujuan wisata di luar wilayah perencanaan, dan lain‐lain.
B. Survai Potensi Wilayah Perencanaan (Internal Surveys)
Survai potensi wilayah perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu survai potensi umum wilayah dan survey khusus pariwisata daerah. Survai umum dimaksudkan untuk menggali informasi mengenai potensi dan kendala wilayah yang meliputi aspek fisik alamiah, fisik binaan, demografi, perekonomian, saranan dan prasarana wilayah secara umum. Sedangkan survey khusus pariwisata daerah dimaksudkan untuk mengidentifikasi potensi, kendala dan permasalahan kepariwisataan di dalam Wilayah Kabupaten Kayong Utara.
C. Survai Kebijaksanaan
Maksud dari survai ini adalah meninjau semua bentuk kebijaksanaan pemerintah baik pusat maupun daerah yang berkaitan dengan pengembangan wilayah Kabupaten Kayong Utara pada umumnya, khususnya kebijaksanaan yang berkaitan langsung dengan pengembangan pariwisata dan sektor lain yang terkait.
8 PENDAHULUAN
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
1.3.2.2 Analisis SWOT Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara
Untuk merumuskan berbagai potensi dan permasalahan kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara, serta perumusan isue‐isue pokok pengembangan kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara, dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) atas beberapa aspek yang sangat berpengaruh terhadap usaha pengembangan kepariwisataan yaitu :
1) Sumberdaya Pariwisata dan ODTW 2) Ketersediaan Akses dan Infrastruktur 3) Fasilitas dan Pelayanan Kepariwisataan 4) Perekonomian dan Aspek Bisnis Pariwisata 5) Sumberdaya Manusia 6) Pemasaran dan Promosi Wisata 7) Kebijakan dan Struktur Kelembagaan
1.3.2.3 Perumusan Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara
Setelah dilakukan analisis SWOT terhadap berbagai aspek pengembangan kepariwisataan tersebut, dirumuskan beberapa aspek pengembangan kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara kedepan sesuai dengan potensi dan permasalahan yang ada. Beberapa aspek rencana yang dirumuskan adalah :
1) Visi, Misi dan Tujuan Strategis Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara
2) Rencana Prospektus Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara
3) Rencana Peningkatan Struktur Kelembagaan dan Pembiayaan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara
4) Identifikasi dan Pemilihan Program Pengembangan Prioritas 5) 5. Rumusan Rencana Tindak Jangka Pendek
1.4 Pendekatan Perencanaan Pendekatan perencanaan yang dijadikan dasar dalam penyusunan RIPPDA Kabupaten Kayong Utara ini ada yang bersifat umum, maupun khusus Kayong Utara. Pendekatan yang bersifat umum menjadi ”kerangka” perencanaan, sedangkan pendekatan yang bersifat khusus mengarahkan isi perencanaan yang dilakukan.
1.4.1 Pendekatan Umum
1) Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara direncanakan dan dikembangkan secara ramah lingkungan dengan tidak menghabiskan atau merusak sumber daya alam dan sosial, tetapi dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Menurut Piagam Pariwisata Berkelanjutan tahun 1995, pembangunan pariwisata yang berkelanjutan adalah pembangunan yang didukung secara ekologis dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial.
PENDAHULUAN 9
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Pembangunan pariwisata Kayong Utara yang berkelanjutan berprinsip pada terjaminnya keberlanjutan sumber daya pendukung pembangunan pariwisata yang terintegrasi dengan lingkungan alam, budaya, dan manusia. Untuk itu, pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara memperhatikan daya dukung suatu ekosistem dalam menampung komponen biotik (makhluk hidup) yang terkandung di dalamnya, termasuk memperhitungkan faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di alam yang sangat bervariasi dan selalu bergantung pada tingkat pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia.
2) Pendekatan Sistemik
Pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara direncanakan dan dikembangkan dengan mempergu‐nakan metode berpikir sistemik yang merangkum semua komponen produk wisata dan pasar wisatawan. Pariwisata dipandang sebagai sistem dengan komponen‐komponen yang saling berhubungan. Komponen‐komponen dalam pariwisata, baik yang tergolong produk maupun pasar wisata dari mulai praperjalanan sampai pasca perjalanan, memiliki keterkaitan satu sama lain yang membentuk suatu sistem.
3) Pendekatan Menyeluruh dan Terintegrasi
Seluruh aspek dalam pengembangan pariwisata Kayong Utara, termasuk elemen‐elemen yang bersifat kelembagaan serta implikasi‐implikasinya terhadap lingkungan hidup dan sosialbudaya‐ekonomi, dianalisis, direncanakan, dan dikembangkan. Pendekatan perencanaan pariwisata yang menyeluruh dan terpadu dilakukan berdasarkan pada potensi dan permasalahan yang ada di wilayah
tersebut, baik dalam wilayah perencanaan maupun dalam kaitan regional. Pendekatan menyeluruh dalam pengembangan pariwisata memberi arti bahwa peninjauan permasalahan bukan hanya didasarkan pada kepentingan kawasan atau daerah dalam arti sempit, tetapi ditinjau dan dikaji pula dalam kepentingan yang lebih luas.
Selain itu, penyelesaian permasalahan pengembangan pariwisata tidak hanya dipecahkan pada sektor pariwisata saja, tetapi didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu antarsektor yang dalam perwujudannya berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antarsektor.
4) Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan kebutuhan sosial, lingkungan, dan pelayanan, tidak saja kepada wisatawan, tetapi juga kepada masyarakat lokal.
Masyarakat Kayong Utara dilibatkan dalam tahap perencanaan dan pengambilan keputusan, serta berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata. Masyarakat lokal juga seyogyanya diuntungkan secara sosial‐ekonomi dalam pengembangan pariwisata tersebut.
1.4.2 Pendekatan Khusus
1) Pendekatan Pemerataan Pembangunan Wilayah
10 PENDAHULUAN
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Pembangunan pariwisata Kayong Utara menjadi salah satu alat dalam menyeimbangkan pertumbuhan antarwilayah Kayong Utara bagian utara dan selatan. Pertumbuhan wilayah perlu disebarkan ke setiap daerah untuk mendorong pembangunan dan tidak hanya terkonsentrasi di satu tempat.
Pariwisata dikaitkan dengan sektor ekonomi lain yang potensial di daerah. Dengan perencanaan yang kreatif dan inovatif, pariwisata dikembangkan seiring dengan sektor lain tanpa mengurangi fungsi sektor yang bersangkutan dan saling memperkuat (contoh wisata agro di kawasan perkebunan teh Gunung Mas Puncak, wisata belanja baju/factory outlet yang didukung industri tekstil di Bandung).
3) Pendekatan Pariwisata sebagai Bagian dari Proses Berbudaya.
Pariwisata dapat berperan sebagai wadah pertukaran budaya. Tradisi pertukaran barang maupun pengetahuan antara tuan rumah dan pendatang yang diikuti dengan asimilasi budaya pada tahapan selanjutnya menunjukkan peran pariwisata sebagai agen perubahan.
Pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan budaya masyarakat Kayong Utara, termasuk membudayakan masyarakat agar mau berpariwisata dan mengenalkan pariwisata.
4) Pendekatan Keunikan untuk Menciptakan Keuntungan Kompetitif
Keunikan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah, merupakan suatu rahmat yang jika dikelola dengan baik dapat memberikan
keuntungan bagi berbagai pihak. Persaingan dalam kepariwisataan yang semakin tajam, menuntut setiap wilayah untuk terus menggali potensi sumber daya agar berdaya jual, diminati dan dikunjungi wisatawan. Keunikan tidak hanya bersifat dapat dinikmati langsung, tetapi juga tidak dapat dinikmati langsung, yang harus digali dari sumber daya yang dimiliki dan diinterpretasikan dengan baik, sehingga dapat menjadi daya tarik wisata.
1.5 Sistematika Laporan Buku Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara ini disusun dalam 7 bab dengan sistematika sebagai berikut :
1) Bab 1 : Pendahuluan, menguraikan latar belakang, fungsi dan kedudukan RIPPDA Kabupaten Kayong Utara, tujuan dan sasaran, lingkup wilayah perencanaan dan keluaran, alur pikir studi, serta pendekatan perencanaan.
2) Bab 2 : Tinjauan Kebijakan Pengembangan Pariwisata Nasonal dan Daerah, menguraikan dan meninjau kembali berbagai kebijakan terkait dengan pengembangan sektor pariwisata baik dalam lingkup nasional maupun daerah (propinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kayong Utara) yang termuat dalam berbagai dokumen kebijakan seperti RPJP Nasional, RPJM Nasional, RPJP Propinsi Kalimantan Barat, RPJM Kalimantan Barat, RPJP dan RPJM Kayong Utara, RIPPDA Kalimantan Barat dan RTRW Kabupaten Kayong Utara
3) Bab 3 Kepariwisataan Kabupaten Kayong Utara menjelaskan potensi dan permasalahan dan kepariwisataan Kayong Utara, termasuk isu‐isu strategis pengembangan kepariwisataan Kayong Utara
PENDAHULUAN 11
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
berdasarkan rumusan hasil seminar, serta positioning kepariwisataan Kayong Utara dalam lingkup nasional, dan sektor pariwisata di Kayong Utara.
4) Bab 4 : Potensi Pasar Pariwisata, menguraikan mengenai potensi pasar bagi pengembangan pariwisata Kayong Utara baik pasar dunia, pasar regional, pasar dalam negeri mapun pasar lokal.
5) Bab 5 : menguraikan Visi Misi, Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara.
6) Bab 6 membahas mengenai Rencana Struktur Perwilayah Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara yang meliputi penetapan struktur perwilayahan dalam proyeksi pengembangan perwilayahan pariwista.
7) Bab 7 berisi penetapan strategi pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara yang meliputi : strategi pengembangan produk, strategi pemasaran, strategi investasi, strategi pengembangan aksesibilitas dan instrastruktur, strategi pelestarian dan pengembangan budaya lokal, strategi pelestarian lingkungan dan pengendalian dampak, sistem kelembagaan/Institusi serta arahan pengembangan sumberdaya manusia.
8) Bab 8 berisi Rumusan Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara yang terdiri dari rumusan program sektoral dan spasial.
LAPORAN AKHIR, HAL.13
2 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara, secara konseptual dan struktual harus mengacu pada rencana pengembangan dan kebijaksaan kepariwisataan Propinsi Kalimantan Barat dan Nasional, sebagai upaya untuk mengakomodir konsep top dwon planning, selain tentu saja tetap bertumpu pada potensi dan ciri khas Kabupaten Kayong Utara sendiri (bottom up planning) .
2.1 Kebijakan Kepariwisataan Nasional
2.1.1 Visi, Misi dan Sasaran Strategis
Selaras dengan Visi RPJPN tahun 2005 ‐ 2025 dan Visi Presiden tahun 2009 – 2014, serta tantangan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan ke depan, visi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sampai dengan tahun 2014 dirumuskan sebagai berikut :
TERWUJUDNYA BANGSA INDONESIA YANG MAMPU MEMPERKUAT JATI DIRI DAN KARAKTER BANGSA SERTA MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Untuk mewujudkan Visi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 di atas serta mempertimbangkan misi RPJPN tahun 2005 ‐
14 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
2025 dan Misi Presiden 2009 ‐ 2014 dan berpedoman terhadap tugas pokok dan
fungsi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang berperan sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan yang transparan dan akuntabel dengan mengutamakan kepentingan masyarakat maka Misi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 – 2014 dirumuskan sebagai berikut:
1. Melestarikan nilai, keragaman dan kekayaan budaya dalam rangka memperkuat jati diri dan karakter bangsa.
2. Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing, destinasi yang berkelanjutan dan menerapkan pemasaran yang bertanggung jawab (responsible marketing).
3. Mengembangkan sumberdaya kebudayaan dan pariwisata. 4. Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan
akuntabel.
Berdasarkan atas visi dan misi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 di atas maka dirumuskan tujuan sebagai berikut :
1. (T1) Meningkatkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya.
2. (T2) Meningkatkan kualitas perlindungan, pengembang‐an, dan pemanfaatan warisan budaya.
3. (T3) Mengembangkan industri pariwisata yang mem‐berikan kontribusi yang signifikan terhadap perekono‐mian nasional dan kesejahteraan masyarakat
4. (T4) Meningkatkan kapasitas sumberdaya pembangunan kebudayaan dan pariwisata.
5. (T4) Mewujudkan pengelolaan tugas dan fungsi kebudayaan dan kepariwisataan yang bersih dan berwibawa.
Berdasarkan atas tujuan di atas maka sasaran strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 adalah : 1) Untuk mencapai tujuan pada T1, ditetapkan sasaran sebagai
berikut: a) Meningkatnya internalisasi nilai‐nilai budaya b) Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku
budaya, c) Meningkatnya sarana bagi pengembangan, pendalaman dan
pagelaran seni budaya di kota besar dan Ibukota kabupaten/kota,
2) Untuk mencapai tujuan pada T2, ditetapkan sasaran sebagai berikut: a) Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu benda cagar
budaya b) Terwujudnya revitalisasi museum
3) Untuk mencapai tujuan pada T3, ditetapkan sasaran sebagai berikut: a) Terwujudnya destinasi pariwisata yang berdaya saing b) Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke
Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara. c) Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi
perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi,
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 15
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Tabel 1 : Target Tahun Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara (hari)
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Lama Tinggal (hari)
7,80 7,70 7,70 7,60 7,50
Tabel 2 : Target Tahun Lama Tinggal Wisatawan Nusantara (hari)
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Tabel 9 : Target Penerimaan dari Pengeluaran Wisatawan Nusantara
Tahun Jumlah Penerimaan Devisa (USD milliar)
2010 6,752011 7,172012 7,652013 8,242014 8,95
4) Untuk mencapai tujuan pada T4, ditetapkan sasaran sebagai berikut: a) Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri dan masyarakat
bidang kebudayaan dan pariwisata, b) Meningkatnya kapasitas nasional untuk penelitian dan
pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata, 5) Untuk mencapai tujuan pada T5, ditetapkan sasaran sebagai
berikut: a) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya bagi pengembangan kebudayaan dan pariwisata, b) Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas kinerja di
lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
2.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pariwisata Nasional
Sesuai dengan Prioritas Nasional seperti yang tercantum dalam Buku I RPJMN tahun 2010 – 2014, pembangunan di bidang kepariwisataan merupakan bagian dari Program Prioritas Nasional Lainnya di bidang
Kesejahteraan Rakyat. Dalam Program Prioritas Nasional tersebut antara lain diamanatkan :
a. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20 % secara bertahap dalam 5 tahun;
b. Promosi 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif;
c. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata;
d. Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia.
Di dalam Buku II RPJMN 2010 ‐2014, khususnya Bab III : Ekonomi, Strategi pembangunan kepariwisataan yang merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari prioritas peningkatan ekspor adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan industri pariwisata dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan investasi dan peluang usaha yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan penyerapan tenaga kerja;
b. Mengembangkan destinasi pariwisata dengan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata, melakukan konsolidasi akses transportasi mancanegara dan dalam negeri, terutama ke sepuluh tujuan pariwisata Indonesia, dan mengembangkan kawasan strategis dan daya tarik pariwisata berbasis wisata bahari, alam, dan budaya di
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 17
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
luar Jawa dan Bali, termasuk industri kreatif, serta mengembangkan desa wisata melalui PNPM Mandiri;
c. Mengembangkan pemasaran dan promosi pariwisata dengan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20 (dua puluh) persen secara bertahap dalam 5 (lima) tahun dan mempromosikan ke 10 (sepuluh) tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif, serta menguatkan strategi pemasaran dan promosi pariwisata terpadu berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dan responsif terhadap pasar;
d. Mengembangkan sumber daya pariwisata dengan strategi meningkatkan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia, dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan kepariwisataan.
Strategi tersebut diatas didukung oleh peningkatan koordinasi lintas sektor pada tataran kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan, terutama di bidang (a) pelayanan kepabeanan keimigrasian, dan karantina; (b) keamanan danketertiban; (c) prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan; (d) transportasi darat, laut, dan udara; dan (e) bidang promosi dan kerja sama luar negeri; serta koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan tersebut, fokus prioritas dan kegiatan prioritas kepariwisataan dalam RPJMN 2010‐2014 adalah sebagai berikut:
1) Fokus Prioritas Pengembangan Industri Pariwisata, yang didukung oleh kegiatan prioritas: a) Pengembangan Usaha, Industri, dan Investasi Pariwisata; dan b) Pengembangan Standardisasi Pariwisata.
2) Fokus Prioritas Pengembangan Tujuan Pariwisata yang didukung oleh kegiatan prioritas: a) Pengembangan Daya Tarik Pariwisata; b) Pemberdayaan Masyarakat di Tujuan Pariwisata; c) Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata; dan d) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
3) Fokus Prioritas Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata, yang didukung oleh kegiatan prioritas: a) Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri; b) Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri; c) Pengembangan Informasi Pasar Pariwisata; d) Peningkatan Publikasi Pariwisata; e) Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan
Pameran (Meeting, Incentive Travel, Conference, and Exhibition/MICE); dan
f) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pemasaran.
4) Fokus Prioritas Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, yang didukung oleh kegiatan prioritas: a) Pengembangan SDM Kebudayaan dan Pariwisata; b) Penelitian dan Pengembangan Bidang Kepariwisataan; dan c) Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata
Berdasarkan arah kebijakan dan strategi pembangunan nasional tersebut di atas, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 –
18 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
2014 menetapkan arah kebijakan dan strategi di bidang pariwisata sebagai berikut:
1) Pengembangan Industri Pariwisata Yang Berdaya Saing
Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan Pengembangan Industri Pariwisata yang Berdaya Saing , maka strategi diarahkan dengan :
a) Penguatan industri pariwisata dan keterkaitan antara industri pariwisata dan industri kreatif, termasuk dengan usaha mikro, kecil, dan menengah;
b) Peningkatan dan penguatan basis data dan informasi investasi pariwisata.
c) Pengembangan Travel Pattern serta kemudahan pariwisata. d) Pengembangan UMKM dan industri kreatif bidang pariwisata. e) Penerapan standar kompetensi dan standar usaha pariwisata. f) Penerapan sertifikasi kompetensi pariwisata dan usaha
pariwisata dan kode etik pariwisata di destinasi pariwisata. g) Peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor.
2) Pengembangan Destinasi Pariwisata Yang Berkelanjutan (Sustainability)
Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan Pengembangan Destinasi Pariwisata yang Berkelanjutan (sustainability), maka strategi diarahkan dengan :
a) Peningkatan konsolidasi akses transportasi manca negara dan dalam negeri, terutama ke 10 (sepuluh) tujuan pariwisata Indonesia.
b) Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata serta meningkatkan kualitas dan standar pelayanan minimum pariwisata;
c) Penataan dan diversifikasi daya tarik wisata alam bahari, wisata budaya dan wisata buatan termasuk event dan olah raga.
d) Pengembangan kawasan strategis pariwisata berbasis wisata bahari, alam, dan budaya di luar Jawa dan Bali;
e) Pengembangan destinasi pariwisata di pulau‐pulau terdepan, terluar, dan wilayah perbatasan
f) Pengembangan daya tarik wisata dan inovasi produk yang berbasis lingkungan.
g) Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas stakeholders pengembangan daya tarik wisata.
h) Penataan kebijakan dan manajemen daya tarik wisata dan produk pariwisata
i) Pemanfaatan media cetak, elektronik dan public figure dan media kesenian tradisional.
j) Pengamanan dan kenyamanan oleh masyarakat di destinasi. k) Peningkatan pemberdayaan masyarakat di perdesaan melalui
melalui peningkatan koordinasi dan keterpaduan pembangunan pariwisata dan Destination Management Organization (DMO).
m) Peningkatan dan penguatan basis data dan informasi destinasi dan PNPM Mandiri pariwisata.
3) Pengembangan Pemasaran Pariwisata Yang Bertanggung Jawab (Responsible Marketing)
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 19
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Arah kebijakan dan strategi pengembangan pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab (responsible marketing) di tahun 2010 – 2014 adalah: a) Meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara maupun
nusantara sebesar 20 (dua puluh) persen secara bertahap dalam 5 (lima) tahun.
b) Meningkatkan promosi 10 (sepuluh) tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif.
c) Meningkatkan jumlah anggota jaringan situs online kepariwisataan Indonesia melalui pengembangan data dan informasi destinasi pariwisata yang dilengkapi dengan dokumentasi dan visualisasi.
d) Meningkatkan pemanfaatan informasi pasar pariwisata oleh pelaku pariwisata melalui pelaksanaan familiarization trip pada para Tour Operator, Travel Agencies, Travel Writer dan Media Crew dari negara‐negara sumber wisatawan ke berbagai destinasi di Indonesia.
e) Meningkatkan kuantitas pengguna bahan promosi kepariwisataan melalui penyediaan, penyajian dan diseminasi bahan promosi cetak, elektronik, dan publikasi kepariwisataan.
f) Meningkatkan ketersediaan rekomendasi strategi pelaksanaan promosi dan pemasaran pariwisata melalui pengembangan analisis pasar dan market intelligence kepariwisataan mancanegara dan nusantara baik di tingkat pusat maupun daerah.
g) Meningkatkan eksistensi kepariwisataan Indonesia di luar negeri melalui keikutsertaan dan partisipasi segenap pelaku
kepariwisataan Indonesia pada bursa kepariwisataan internasional, sales mission, direct selling dan roadshow khususnya di negara‐negara fokus pasar.
h) Meningkatkan pemahaman masyarakat internasional mengenai kepariwisataan Indonesia melalui dukungan atas penyelenggaraan festival seni, budaya dan pariwisata di mancanegara, serta pelayanan informasi oleh Visit Indonesia Tourism Officers di negara‐negara fokus pasar.
i) Meningkatkan jumlah pergerakan wisatawan nusantara melalui penyelenggaraan direct promotion, penyelenggaraan event pariwisata utama, serta dukungan bagi penyelenggaraan event seni, budaya dan pariwisata di berbagai daerah.
j) Meningkatkan pelaksanaan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE) nasional dan internasional melalui pengembangan kapasitas, promosi dan bidding kegiatan MICE, serta penyelenggaraan dan dukungan event MICE.
k) Meningkatnya dukungan bagi partisipasi seluruh stakeholders dalam promosi pariwisata Indonesia melalui dukungan manajemen SDM, perencanaan, regulasi, evaluasi dan keuangan.
4) PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN YANG TANGGUH
Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan yang Tangguh, maka strategi diarahkan dengan :
20 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
a) Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia
b) Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kepariwisataan dengan mengembangkan SDM pariwisata berbasis kompetensi melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan di dalam dan di luar negeri
c) Peningkatan penelitian dan pengembangan pariwisata dalam mendukung kebijakan pembangunan pariwisata
d) Peningkatan profesionalisme dan daya saing SDM bidang Pariwisata
e) Peningkatan dukungan manajemen sumberdaya pariwisata f) Pemantapan koordinasi dan kemitraan antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat atau pemangku kepentingan dalam pembangunan kepariwisataan di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Arah kebijakan dan strategi pembangunan Pariwisata di atas dalam pelaksanaannya untuk jangka waktu tahun 2010 – 2014 didukung oleh kebijakan :
1) PENINGKATAN KERJASAMA DAN KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR pada tataran kebijakan, program dan kegiatan, terutama khusus untuk (a) kebudayaan mencakup : pendidikan dan agama; perdagangan dan pariwisata; pertahanan dan keamanan; pemuda dan olah raga; pemerintahan daerah (b) kepariwisataan mencakup bidang : pelayanan kepabeanan keimigrasian, dan karantina; keamanan dan ketertiban; prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan kesehatan lingkungan;
transportasi darat, laut dan udara; dan bidang promosi pariwisata dan kerjasama luar negeri serta koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.
2) PENYELENGGARAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE), meliputi : penataan SDM; ketatalaksanaan, kelembagaan, dan organisasi.
2.1.3 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional
Dua hal pokok di dalam RIPPNAS (Rencana Induk Pengembangan pariwisata Nasional) yang menjadi dasar perumusan arah pengembangan pariwisata nasional adalah struktur perwilayahan nasional dan prinsip‐prisip pembangunan untuk setiap produk pariwisata nasional.
1. Struktur Perwilayahan Nasional
Struktur perwilayahan nasional merupakan fenomena geografik, oleh karenanya tidak terlepas dari arahan pemanfaatan ruang yang digariskan di dalam RTRWN. Dalam sistem perwilayahan pariwisata nasional ini, Propinsi Kalimantan Barat, termasuk Kabupaten Kayong Utara terdapat dalam wilayah pengembangan D bersama sama dengan tiga propinsi lain di wilayah Pulau Kalimantan.
2. Arahan Pengembangan Produk
Terdapat 4 (empat) strategi dasar di dalam pengembangan produk wisata nasional, yaitu ;
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 21
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
1. Strategi Intensifikasi
Strategi ini adalah strategi pemantapan produk yang sudah ada, dengan memfokuskan pada pemanfaatan kapasitas yang dimiliki untuk melayani pasar potensial.
2. Strategi Ekstensifikasi
stategi ini merupakan upaya untuk menciptakan produk‐produk baru bagi pasar yang lama melalui pengembangan ke lokasi‐lokasi yang lain.
3. Strategi Diversifikasi
strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan produk‐produk beraneka ragam untuk segmen pasar yang berbeda‐beda.
4. Strategi Konsolidasi
Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemanfaatan komponen‐ komponen pariwisata yang telah dikembangkan dengan cara melengkapi komponen yang lain yang diperlukan.
Khususnya untuk Kalimantan Barat, dalam skala nasional maka strategi yang dianggap tepat adalah Strategi Intensifikas. Produk pengembangan yang diusulkan adalah jenis‐jenis wisata minat khusus seperti wisata petualangan dan wisata‐wisata lain dengan keaslian alam Kalimantan dan keaslian budaya pedalaman Kalimantan. Untuk Kabupaten Kayong Utara, sesuai dengan keaslian geografisnya yang laut Jawa dan Laut Natuna yang berpotensi menjadi piintu masuk bagi wisatawan Nusantara maupun Asia Pasifik baik melalui laut maupun
udara, di dukung dengan pemberlakuan AFTA, maka semua jenis obyek yang dimiliki terutama yang telah berkembang harus benar‐benar lebih diintensifkan pengembangannya. Selain pengembangan obyek minat khusus, pengembangan Wisata Alam (ecoturism), wisata bahari dan wisata budaya masih sangat relevan untuk dikembangkan sebagai obyek unggulan karena faktor keunggulan kompetitifnya.
Pengembangan kepariwisataan nasional perlu dilaksanakan dengan mengacu pada seperangkat kebijaksanaan yang dipersiapkan dengan matang dan ditetapkan untuk secara aktif diterapkan di lingkungan bisnis pariwisata. Berdasarkan pengalaman selama 30 tahun terakhir pembangunan Indonesia dan dengan memperhatikan perkembangan dunia internasional, semakin disadari pentingnya peran sektor pariwisata, bersama‐sama dengan sektor lainnya: perdagangan, transfortasi, telekomunikasi, energi dan lingkungan. Keberhasilan yang dicapai selama 3 dekade terakhir mendorong dimantapkannya kebijaksanaan dan strategi pembanggunan sektor pariwisata untuk mengantisipasi terwujudnya stabilitas nasional yang mantap dan dinamis, menunjang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan pemerataan.
Strategi‐strategi dasar pengembangan sektor pariwisata Nasional adalah sebagai berikut :
1. Wisatawan mancanegara yang menjadi prioritas adalah wisman dengan maksud kunjungan konvensi dan bisnis dengan lama tinggal lebih panjang, pengeluaran lebih tinggi, daerah dan objek yang dikunjungi lebih banyak dan menyebar melalui jarak pemasaran lebih selektif dan searah.
22 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
2. Mendorong mobilitas remaja dan pemuda melalui kepariwisataan ke seluruh pelosok tanah air.
3. Menciptakan iklim berusaha yang sehat bagi pengembangan pariwisata.
4. Meningkatkan sumber daya manusia yang bergerak dalam lingkungan kepariwisataan baik yang berada pada sektor pemerinteh,swasta maupun masyarakat.
5. Memantapkan pengaturan kelembagaan kepariwisataan yang menampung tuntutan pengembangan kepariwisataan nasional.
6. Meningkatkan pembinaan masyarakat untuk menciptakan kondisi masyarakat dan lingkungan yang mendukung pengembangan kepariwisataan nasioanal.
7. Melestarikan dan mengembangkan kepribadian dan kebudayaan bangsa.
8. Menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan kepariwisataan.
9. Mendorong pengembangan kepariwisataan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
10. Memantapkan standar kualitas berbagai fasilitas pelayanan jasa kepariwisataan, dalam rangka mencapai IPTEK yang sesuai.
Pada masa 10 tahun mendatang, arus kunjungan wisata mancanegara diarahkan pada peningkatan jumlah dan penyebaran kunjungan yang semangkin luas serta perbelanjaan yang keluarkan semakin besar, dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan rata‐rata 11‐13 % per tahun, sehingga pada akhir Tahun 2020 diharapkan jumlah kunjungan wisman mencapai 23 juta.
2. Penerimaan devisa antara US$ 19‐23 milyar, dengan rata‐rata lama tinggal 11 hari, pengeluaran per kunjungan US$ 1,375 atau pengeluaran wisatawan per hari US$ 125.
Sedangkan untuk wisatawan nusantara, ditargetkan memenuhi tingkat perjalanan per tahun sebesar 1,15 (kenaikan 0,01/tahun) tingkat pertumbuhan 1,2 %‐1,6%, rata‐rata lama tinggal 4 hari, dan rata‐rata pengeluaran per kunjungan Rp 100.000,‐
2.2 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Propinsi Kalimantan Barat
Kebijakan pengembangan sektor pariwisata di Kalimantan Barat jelas tersirat di dalam arah pembangunan jangka panjang 2008‐2028 point 7 : Mewujudkan Perekonomian yang Maju, dimana diamanatkan bahwa Pariwisata Kalimantan Barat dikembangkan dengan mengangkat kekayaan budaya dan keragaman pesona keindahan alam. Pengembangan kepariwisataan daerah dikelola secara arif dan berkelanjutan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan kerja di daerah.
Kemudian pada point 9 : Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Berakhlak Mulia, Bermoral, Beretika, dan Berbudaya ditegaskan pula bahwa pengembangan sektor pariwisata Kalimantan Barat harus ditekankan pada peningkatan pengelolaan pariwisata yang lebih berpihak kepada karakter budaya bangsa, serta melestarikan khazanah budaya daerah.
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 23
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Dalam konteks keruangan, pembangunan kepariwisataan di prioritaskan di Wilayah Pembangunan Pesisir (WP Pesisir). WP Pesisir di arahkan pada pengembangan pelabuhan samudera/pelabuhan regional/pelabuhan perikanan, promosi investasi, terminal perikanan, budidayatangkap ikan, agribisnis/aqua bisnis, pariwisata (budaya, kesenian, pantai dan kepulauan) dan pengembangan pulau‐pulau kecil Ditingkat propinsi kalimantan barat, pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik WISMAN maupu WISNUS, untuk dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan lapangan kerja bagi penduduk Kalimantan Barat. Dengan tingkat pengeluaran dan lama tinggal pencapaian sasaran :
1. Rata‐rata tingkat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara 16,94 % pertahun sehingga pada akhir pelita VI jumlah kunjungan diharapkan mencapai 127,197 kunjungan.
2. Rata‐rata lama tinggal mencapai 6‐8 hari 3. Rata‐rata pengeluaran wisatawan mencapai US$ 75 hari
Strategi pengembangan pariwisata Propinsi Kalimantan Barat yang dituangkan dalam rencana induk pengembangan pariwisata Propinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :
1. Strategi pengembangan produk yang meliputi : a. Pengembangan pariwisata agro untuk meningkatkan
penerimaan daerah, menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, melalui pemenfaatan secara optimal potensi wisata agro.
b. Pengembangan pariwisata kota Pontianak dan koridor Pontianak Entikong
c. Pengembangan wisata nusantara bagi wisatawan nusantara lokal maupun dari luas Kalimantan Barat dari berbagai golongan usia
d. Pengembangan resort / kawasan wisata terutama bagi wisatawan golongan menengah atas, dikaitkan dengan usaha antisipasi pengembangan natuna sebagai pusat industri gas nasional
2. Strategi pelestarian lingkungan alam dan pengembangan budaya lokal, meliputi: a. Memantapkan konservasi lingkungan alam yang penting b. Memperbaiki kualitas lingkungan c. Perbaikan infrastruktur d. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan e. Konservasi sirtus arkeologi dan sejarah serta arsitektur f. Memanfaatkan pariwisata sebagai teknik untuk konservasi
lingkungan dan untuk mempertahankan kualitas lingkungan g. Pengembangan ekowisata untuk meningkatkan pelestarian dan
apresiasi terhadap lingkungan alam 3. Strategi pemasaran tujuan wisata Kalimantan Barat mengarah pada
pemusatan upaya berikut : a. Memiliki citra pariwisata yang jelas yaitu “Borneo The
Mysterious Land” b. Mengetengahkan produk wisata yang mampu mengangkat
semua potensi utama serta peluang daerah yang tersedia c. Memusatkan strategi pemasaran dan promosi pada sasaran
pasar internasional maupun nusantara yang jelas, segmen pasar terpilih melaui penawaran produk khas Kalimantan Barat dengan mutu pelayanan yang tinggi.
24 KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
d. Program pemasaran yang efektif dengan sepenuhnya memahami prilaku pasar yang cepat berubah.
e. Memanfaatkan seoptimal mungkin pola kemitraan usaha maupun tingkat kerjasama tingkat lokal / nasional maupun internasional dalam upaya pemantapan cooperative marketing/joint promotion.
4. Strategi pengembangan SDM
Strategi pengembangan sumber daya manusia dibidang kepariwisataan mencangkup seluruh rencana, tindakan, dan taktik yang ditujukan untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang kepariwisataan.
5. Pengembangan sumber daya manusia dibagi dalam tiga tingkat pengembangan yaitu : a. Pendidikan atau sosialisasi dalam kalangan keluarga. b. Pendidikan dan latihan formal pada lembaga pendidikan. c. Pendidikan dan latihan di masyarakat khususnya di lingkungan
tempat bekerja.
2.3 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara
Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Kayong Utara, kebijaksanaan pembangunan kepariwisataan pada pokoknya adalah meningkatkan pariwisata serta meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat.
1. Meningkatkan Pariwisata Sebagai Sektor Andalan Untuk meningkatkan pariwisata sebagai sektor andalan mampu menggalakkan ekonomi Daerah, kebijaksaan yang ditempuh adalah mengembangkan kepariwisataan yang mantap, menyusun perencanaan pembangunan wisata, menindak lanjuti penetapan kawasan wisata termasuk menata kelembagaannya. Kebijaksanaan lain adalah memberikan penyuluhan secara efektif kepada masyarakat agar berpartisipasi aktif dan mendukung pembangunan kepariwisataan,meningkatkan kerjasama serta koordinasi berbagai sektor yang terkait, mengendalikan pembangunan obyek dan daya tarik wisata beserta sarana penunjangnya guna mencegah dan menangkal dampak negatif yang mungkin timbul, khususnya lingkungan hidup dan budaya bangsa Indonesia.
2. Meningkatkan Promosi Pariwisata Untuk memperkenalkan obyek wisata di Kabupaten Kayong Utara baik ditingkat daerah maupun di tingkat nasional, kebijaksanaan yang ditempuh adalah meningkatkan kegiatan promosi secara berkesinambungan, konsisten dan terpadu. Kegiatan promosi ini harus mencerminkan karakteristik Daerah, seperti aspek sejarah, budaya, alam, serta industri kerajinan rakyat. Kegiataan lainnya dipandang penting adalah memberikan kemudahan baik pada pihak swasta maupun pada lembaga‐lembaga pemerintah yang ikut berperan serta dalam menyelenggarakan kegiatan‐kegiatan kepariwisataan.
3. Meningkatkan Peran Serta Swasta Dan Masyarakat Dalam usaha untuk meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat, kebijaksanaan yang ditempuh adalah
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN DAERAH 25
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
mengembangkan partisipasi swasta dan masyarakat melalui usaha kepariwisataan, baik yang berskala kecil, menengah maupun besar, mengembangkan keterkaitan berbagai usaha pariwisata dengan berbagai sektor lain agar kegiatan ekonomi masyarakat lebih meningkat, meningkatkan kemudahan dan insentif untuk kegiatan investasi dan usaha. Kebijaksanaan lain adalah memberikan pendidikan, latihan dan penyuluhan kepada masyarakat serta meningkatkan kegiatan yang dapat menunjang sektor pariwisata seperti hasil industri kerajinan rakyat, melestarikan seni budaya yang ada serta menumbuhkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan obyek wisata.
LAPORAN AKHIR, HAL.27
3 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
Pengenalan terhadap kondisi eksisting wilayah Kabupaten Kayong Utara terutama dari aspek fisik sumberdaya alam, kependudukan, perekonomian, infrastruktur, akses dan kebijakan pembangunan sangat diperlukan tim konsultan sebelum menentukan rekomendasi tentang pengembangan kepariwisataan kabupaten ini ke depan. Pengenalan informasi berbagai aspek tersebut dilakukan melalui serangkaian survey yang baru akan dilaksanakan segera setelah laporan pendahuluan ini dibahas di kabupaten, sehingga gambaran umum yang dikemukakan dalam laporan ini baru merupakan gambaran awal yang diperoleh dari beberapa literatur dan publikasi yang didapatkan konsultan melalui survey pendahuluan (reconaissance survey).
3.1 Kondisi Umum
3.1.1 Letak Geografis dan Administratif
Kabupaten Kayong Utara secara geografis, terletak pada koordinat 0º 43’ 5,15’’ Lintang Selatan sampai dengan 1º46’ 35,21’’ Lintang Selatan dan 108 º 40’ 58,88’’ Bujur Timur sampai dengan 110º 24’ 30,05’’ Bujur. Sedangkan secara administratif merupakan bagian dari Wilayah Propinsi Kalimantan Barat yang terletak di wilayah pantai barat bagian selatan wilayah propinsi.
28 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Secara administratif letak Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang bagian Utara
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang dan Laut Jawa
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Jawa
Secara geografis Wilayah Kabupaten Kayong Utara terdiri dari daratan (main land) yang merupakan bagian kecil dari Pulau Kalimantan dan wilayah kepulauan di laut Jawa.
Tabel 10 : Luas Kabupaten Kayong Utara Dirinci Perkecamatan
Wilayah Kabupaten KU mencakup 5 wilayah kecamatan dengan luas keseluruhan 4.718,26 km2 atau sekitar 3,2 % dari luas Kalimantan Barat (146.807 km2). Kecamatan terluas di kabupaten ini adalah
Kecamatan Pulau Maya Karimata dengan luas 1.596,26 km2. Sedangkan kecamatan yang terkecil luasnya adalah Kecamatan Seponti dengan luas 146 km2. (lihat Gambar 1 dan 2)
3.1.2 Iklim dan Hidrologi
Kabupaten Kayong Utara termasuk salah satu wilayah sekitar garis katulistiwa sehingga iklim makronya serupa dengan wilayah lainnya di Kalimantan Barat. Menurut sistem Koopen, iklim di Kabupaten Kayong Utara dikelompokkan sebagai Afaw”, yaitu iklim isotermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas (suhu rata‐rata dalam bulan terpanas lebih tinggi dari 22 derajat celsius dan dengan maksimum curah hujan ganda).
Suhu udara rata‐rata bulanan berkisar antara 25ºC sampai 27,1ºC, dengan nilai rata‐rata tahunan sebesar 26,5ºC. Suhu udara rata‐rata tertinggi terjadi pada bulan Mei dan terendah pada bulan Agustus‐September. Kelembaban relatif udara rata‐rata bulanan berkisar antara 83% hingga 87%, dengan nilai rata‐rata tahunan sebesar 85,2%. Kelembaban rata‐rata tertinggi terjadi pada bulan Mei‐Juni dan terendah pada bulan Maret. Lama penyinaran matahari rata‐rata bulanan berkisar antara 45% sampai 56%, dengan lama penyinaran tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan terendah pada bulan Desember. Kecepatan angin rata‐rata berkisar antara 7,02 km/jam dan 12,89 km/jam, dengan nilai rata‐rata tahunan 9,47 km/jam. Kecapatan angin tertinggi terjadi pada bulan Maret, Juli, dan Agustus, dan terendah terjadi pada bulan Juni.
KM2 %
1, S uka da na 919,00 22,472, S impa ng Hilir 1378,00 33,703, Telok Ba ta ng 586,00 14,334, S eponti 141,00 3,455, Pula u Ma ya Ka rima ta 1065,00 26,05
4089,00 100,00
Sumber : RTRW KKU Tahun 2009-2028, Buku Rencana
No. KECAMATANLUAS
J UMLAH
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 29
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Kondisi hidrologi di Kabupaten Kayong Utara dicirikan dengan adanya beberapa sungai yang mengalir di wilayah mainland yaitu di Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir, Teluk Batang dan Seponti.
Sungai terpenting di wilayah ini adalah Sungai Simpang yang mengalir hampir di seluruh bagian wilayah Kecamatan Simpang Hilir dan bermuara di Kota Telok Melano yang menjadi ibukota Kecamatan Simpang hilir. DAS Simpang Hilir merupakan DAS terluas di wilayah Kayong Utara. Sungai ini memiliki beberapa anak sungai yang seluruhnya bermula dari kawasan pegunungan di perbatasan KKU dan Kabupaten Ketapang, antara lain Sungai Jerekung, Sungai Bayah dan Sungai Semendang. Sungai Bayon dan Sungai Belakan yang mengalir dari kawasan Taman Nasional Gunung Palung menyatu di Sungai Rantau Panjang yang mengalir ke laut dan bermuara di Desa Rantau Panjang. Beberapa sungai kecil mengalir dari TNGP langsung ke laut barat Sukadana dan bermuara di beberapa desa pesisir baik di Sukadana, Sutera, Pangkalan Buton dan Sejahtera. Sedangkan di selatan, air yang berasal dari TNGP mengalir melalui Sungai Siduk dan bermuara di Desa Siduk. Sungai ini menjadi batas selatan antara KKU dan Kabupaten Ketapang.
Di bagian utara kabupaten, sungai‐sungai yang berperan besar dalam pengaturan hidroorologis kawasan ini adalah Sungai Durian Sebatang yang juga merupakan batas alam antara KKU dan Kabupaten Kubu Raya (KKR). Sungai ini memiliki beberapa anak sungai baik berasal di wilayah KKR maupun dari Kecamatan Seponti dan Teluk Batang seperti Sungai Seponti, Sungai Sepeti dan Sungai Mendiang Punai. Keberadaan sungai‐sungai ini selain sebagai sarana drainase wilayah mainland KKU, juga sangat potensial sebagai daya tarik wisata karena sebagian besar
sungai‐sungai ini berhulu di wilayah pegunungan, sehingga karakter sungai‐sungai ini sangat variatif, mulai dari sungai berarus deras dan penuh riam (air terjun) yang biasanya memiliki kualitas air yang baik di pegunungan, hingga sungai yang berkelok‐kelok di daerah dataran dan pesisir yang biasanya melebar dan banyak dimanfaatkan sebagai saranba transportasi.
3.1.3 Topografi
Keadaan topografi di wilayah Kabupaten Kayong Utara bervariasi dari sistem dataran aluvial pantai, perbukitan sampai pegunungan. Bentuk permukaan lahan datar dengan kemiringan 0‐2 % seluas 247.037 Ha umumnya terdapat di wilayah dataran pantai barat dan pantai yang mengelilingi pulau‐pulau di Kecamatan Pulau Maya Karimata sedangkan lahan dengan kemiringan 2 ‐ 14 % tersebar di daerah‐daerah kaki perbukitan.
Sisanya merupakan daerah dengan kemiringan 15‐40 % tersebar di daerah kaki pegunungan di Kecamatan Sukadana dan Simpang Hilir bagian selatan dan timur. 9,35 % wilayah kabupaten merupakan kawasan puncak‐puncak gunung dengan kemiringan lebih dari 40 %.
Tabel 11 : Luas Lahan Kabupaten Kayong Utara Menurut Kelas Kemiringan
30 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
3.1.4 Fisiografi
Fisiografi Kabupaten Kayong Utara merupakan perpaduan dataran aluvial yang sangat dipengaruhi oleh sistem pengeringan wilayah oleh beberapa sungai baik di mainland maupun di kepulauan di wilayah perairan Pulau Maya Karimata, jalur meander sungai‐sungai yang umumnya mengalir dari wilayah timur kabupaten, daerah rawa‐rawa yang sangat dipengaruhi pasang surut laut Jawa, dataran pantai, perbukitan sampai pegunungan di wilayah Kecamatan Sukadana dan Simpang Hilir.
Dataran aluvial yang merupakan dataran sungai yang tergabung di pedalaman, mempunyai bentuk wilayah agak datar dan berombak dengan kemiringan lereng < 2 %. Sedangkan jalur‐jalur meander merupakan jalur kelokan sungai‐sungai besar dengan tanggul yang lebar, mempunyai bentuk wilayah berombak dan agak datar dengan kemiringan lereng < 2 %.
Daerah berawa‐rawa meliputi dataran banjir yang selalu tergenang air, rawa gambut yang dangkal, rawa gambut dalam dengan permukaan biasanya lengkung, rawa belakang di dataran pedalaman, dan dataran
banjir berawa di lembah‐lembah sempit, mempunyai bentuk wilayah datar sampai agak datar dengan kemiringan lereng < 2 %. Wilayah lahan gambut terdapat di Kecamatan
Simpang Hilir, Pulau Maya Kecamatan Maya Karimata dan sebagian kecil di Kecamatan Sukadana. Kawasan lembah berupa lembah‐lembah kecil diantara perbukitan, memiliki bentuk wilayah datar sampai agak datar dengan kemiringan lereng < 2 %. Wilayah ini berada di Kecamatan Sukadana.
Sementara itu kawasan dataran batuan endapan dan bukan endapan berombak hingga bergelombang, dataran vulkanik bergelombang, dataran berbukit kecil dengan punggung terjal dan sejajar, dataran batuan beku/metamorfik berbukit kecil, dataran batuan basal berbukit kecil, dan aliran‐aliran lava yang sedang tertoreh, memiliki bentuk wilayah berombak hingga bergelombang dan agak berbukit, dengan kemiringan lereng 2 – 40 %, tersebar di seluruh wilayah Kayong Utara.
Kawasan perbukitan batuan bukan endapan yang tidak simetris atau teratur, kelompok punggung yang panjang dan sempit, batuan endapan dengan arah lereng sejajar, cuesta‐cuesta batu pasir dengan arah lereng kurang curam, sumbat‐sumbat gunung api yang curam dalam bentuk jari, serta gunung‐gunung tertoreh dengan pola drainase radial, dengan kemiringan lereng 16 – 60 % terdapat di beberapa tempat di Kecamatan Maya Karimata dan Kecamatan Sukadana.
Kawasan pegunungan batuan endapan dan bukan endapan yang tidak teratur, cuesta‐cuesta bergunung batu pasir dengan arah lereng tertoreh, kelompok punggung dan gunung Karst yang curam, kelompok punggung batuan granit yang teratur, gunung‐gunung api
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
bergabung yang tertoreh dengan pola drainase radial, dan pegunungan batuan ultrabasic, daerah bentuk wilayah gunung batuan endapan yang tidak teratur, gunung batu pasir dengan lereng tertoreh, punggung gunung batuan bukan endapan yang tidak teratur, dengan bentuk wilayah berbukit hingga bergunung dan kemiringan lereng 26 – > 60 % tersebar di wilayah Kecamatan Sukadana dan Simpang Hilir serta di tengah‐tengah beberapa pulau kecil di Kecamatan Pulau Maya Karimata
3.1.5 Penggunaan dan Status Peruntukan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Kayong Utara‐ seperti yang tersaji dalam Tabel 3 didominasi oleh areal hutan yaitu seluas 330.094 hektar atau sekitar 80,73 % wilayah kabupaten. Kawasan ini terdiri sebagian besar (60%) merupakan hutan negara dan selebihnya merupakan areal hutan rakya. Seluas 54.616 hektar (13 %) lahan merupakan kawasan dengan penggunaan budidaya pertanian terdiri dari sawah (30.153Ha), Ladang (3.337 Ha), Tegalan (8.479 Ha) dan Perkebunan (12.377 Ha).
Ini merupakan indikator penting bahwa pola kegiatan penduduk Kayong Utara masih didominasi oleh kegiatan primer dan sebagian masih merupakan pertanian yang sifatnya berpindah‐pindah. Pembukaan ladang‐ladang baru sangat dimungkinkan karena areal hutan yang cukup luas sedangkan penduduk masih relatif sedikit. Kesimpulan ini diperkuat pula oleh pola penggunaan lahan perkecamatan di mana semak belukar dan hutan belukar yang sebagian besar merupakan pertumbuhan kembali dari ladang‐ladang penduduk yang ditinggalkan tersebar di seluruh kecamatan. Demikian
pula pola penyebaran hutan‐hutan lebat yang sangat potensial untuk dibabat sebagai ladang‐ladang baru.
Tabel 12 : Penggunaan Lahan Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009
Hutan negara di kabupaten ini sebagian merupakan areal Taman Nasional Gunung Palung yang terhampar di Kecamatan Simpang Hlir dan Kecamatan Sukadana seluas 90.000 Ha.
3.1.6 Kependudukan
Mengenai aspek kependudukan dalam bagian ini akan dibahas meliputi beberapa subbahasan, yaitu jumlah, distribusi, dan pertumbuhan penduduk.
No. JENIS PENGGUNAAN LUAS (Ha)PERSENTASE
(%)
1, Permukiman 10.408 2,552, Sawah 30.153 7,373, Tegal 8.749 2,144, Ladang 3.337 0,825, Blm Diusahakan 2.724 0,676, Hutan Rakyat 82.294 20,137, Hutan Negara 247.800 60,608, Perkebunan 12.377 3,039, Lain-lain 11.058 2,70
JUMLAH 408.900 100,00
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka Tahun 2009
32 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
3.1.6.1 Jumlah & Distribusi Penduduk
Pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Kayong Utara berjumlah 91.916 orang. Kecamatan Simpang Hilir mempunyai jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Jumlah penduduk Kecamatan Simpang Hilir pada tahun 2009 sebesar 24.724 orang atau sekitar 27 % dari jumlah keseluruhan penduduk kabupaten Kayong Utara.
Tabel 13 : Jumlah Penduduk Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka, 2009
Sedangkan Kecamatan Seponti merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu dengan jumlah penduduk hanya 11.019 orang atau 12 %.
3.1.6.2 Perkembangan Penduduk
Dalam 10 tahun terakhir ini, jumlah penduduk Kabupaten Kayong Utara mengalami perkembangan yang cukup berarti. Penduduk bertambah dengan laju pertumbuhan rata‐rata 2,45 % per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Kayong Utara mengalami
peningkatan yang sangat besar dibandingkan dengan pertumbuhan pada dekade sebelumnya (1990‐2000), yaitu meningkat dari 1,38 % menjadi 2,45% pertahun. Sedangkan pada dekade sebelumnya (1980‐1990) pertumbuhan penduduk kabupaten ini sempat mencapai 2,01 % per tahun.
Tabel 14 : Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kayong Utara
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka, 2009
Peningkatan penduduk 10 tahun terakhir, paling banyak terjadi di Kecamatan Sukadana, dengan pertumbuhan sebesar 3,87 % per tahun, disusul Kecamatan Simpang Hilir dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,56 % per tahun. Sedangkan kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk terkecil adalah kecamatan Pulau Maya Karimata yang hanya tumbuh sebesar 1,14 % per tahun.
3.1.6.3 Kepadatan Penduduk
Ditinjau dari kepadatan penduduk masing‐masing kecamatan, ada 3 kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduklebih tinggi dari kepadatan penduduk kabupaten yaitu Kecamatan Seponti dengan
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1, Sukadana 10.501 10.183 20.684 22,5
2, Simpang Hilir 12.803 11.921 24.724 26,9
3, Telok Batang 9.357 8.511 17.868 19,4
4, Seponti 5.768 5.251 11.019 12,0
5, Pulau Maya Karimata 8.925 8.696 17.621 19,2
KAB. KAYONG UTARA 47.354 44.562 91.916 100,0
PERSENTASE (%)No. KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
1980-1990 1990-2000 2000-2009
1, Sukadana 1,01 1,88 3,87
2, Simpang Hilir 3,47 0,93 3,56
3, Telok Batang - 0,93 1,84
4, Seponti - - 1,84
5, Pulau Maya Karimata 1,54 1,77 1,14
KAB. KAYONG UTARA 2,01 1,38 2,45
No. KECAMATANANGKA PERTUMBUHAN PENDUDUK
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 33
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
kepadatan 78,17 orang/km2, Kecamatan Telok Batang dengan kepadatan 30,49 orang per km2 dan Kecamatan Sukadana dengan kepadatan 22,51 orang per kilometer persegi.
Tabel 15 : Kepadatan Penduduk Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009
Kepadatan penduduk Sukadana hanya sedikit di atas kepadatan penduduk rata‐rata Kabupaten Kayong Utara yang mencapai 22,48 orang per kilometer persegi. Kecamatan Simpang Hilir, walalupun merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, ternyata kepadatannya hanya 17.94 orang perkilometer persegi, karena memang luas wilayah kecamatan ini sangat luas. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Pulau Maya Karimata dengan kepadatan hanya 16,55 orang per kilometer persegi.
3.1.7 Sarana dan Prasarana Wilayah
Pembahasan mengenai prasarana wilayah dalam hal ini dirinci ke dalam beberapa subbahasan, meliputi sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kepariwisataan yaitu transportasi, fasilitas
akomodasi wisata dan beberapa utilitas wilayah mencakup daya dukung kelistrikan, air bersih dan telekomunikasi.
3.1.7.1 Prasarana Transportasi
Sebagian sistem transportasi di Kabupaten Kayong Utara masih dilayani oleh sistem transportasi air sungai dan laut yaitu sekitar 40 %. Sedangkan selebihnya (60 %) dilayani sistem transportasi darat.
Transportasi air yang terdiri dari transportasi sungai maupun transportasi laut di Kabupaten Kayong Utara mempunyai peranan yang penting karena merupakan jalur penghubung yang signifikan baik antar kawasan di Kabupaten Kayong Utara maupun dengan kawasan lain di Kabupaten Kalimantan Barat. Sungai – sungai besar yang di sepanjang kabupaten ini dapat dilalui dengan transportasi sungai bahkan hingga wilayah pedalaman sehingga transportasi melalui air/ laut sangatlah potensial bagi perkembangan wilayah ini.
Rute transportasi air terpenting adalah rute yang menghubungkan Kabupaten Kayong Utara dengan Kota Pontianak dengan rute Sukadana ‐ Teluk Melano – Teluk Batang – Batu Ampar – Kubu – Rasau Jaya‐Pontianak karena diprioritaskan sebagai jalur penyeberangan pada RTRW KabupatenKalimantan Barat. Trayek rute ini dilayani sekitar 8 unit armada. Trayek yang paling banyak dilayani adalah Teluk Melano – Matan yaitu sebanyak 24 unit armada. Rute lain yang penting adalah yang menghubungkan mainland dengan pulau‐pulau di Kecamatan Maya Karimata, baik ke Tanjung Satai, Dusun Besar, Pulau Penebangan, Pulau Pelapis dan Pulau Karimata.
1, Sukadana 20.684 919 22,51
2, Simpang Hilir 24.724 1.378 17,94
3, Telok Batang 17.868 586 30,49
4, Seponti 11.019 141 78,15
5, Pulau Maya Karimata 17.621 1.065 16,55
KAB. KAYONG UTARA 91.916 4.089 22,48
No. KECAMATANJUMLAH
PENDUDUKLUAS (KM2)
KEPADATAN (ORANG/KM2)
34 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Terdapat kurang lebih 11 dermaga yang tersebar di 5 Kecamatan di Kabupaten Kayong Utara yang digunakan baik untuk penumpang maupun barang. Dermaga ini memiliki peran penting dalam menghubungkan antar kawasan di seluruh wilayah kabupaten. Secara umum Kabupaten Kayong Utara memiliki potensi perikanan dan hasil laut yang cukup besar mengingat wilayah lautnya cukup besar dan ditopang oleh keberadaan Pelabuhan Teluk Batang. Pelabuhan ini berpotensi untuk berfungsi baik sebagai pelabuhan barang, penumpang maupun dermaga perikanan yang cukup penting.
Hingga Tahun 2009, jalan yang terdapat di wilayah Kabupaten Kayong Utara sepanjang 163,4 km terdiri dari 163,4 km jalan aspal, 42,2 km jalan perkerasan, dan 216,75 jalan tanah, dan selebihnya tidak dirinci. Dilihat dari kondisinya, hanya 20,73 % jaringan jalan yang ada di wilayah Kabupaten Kayong Utara berkondisi baik. Sedangkan 50,24 % masih merupakan jalan dalam kondisi rusak sampai rusak berat.
Tabel 16 : Panjang Jalan di Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009
Tabel 17 : Kondisi Jalan di Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009
Sampai saat ini, peranan angkutan sungai masih sangat penting dan banyak digunakan baik untuk angkutan barang maupun angkutan penumpang, sementara angkutan jalan raya masih belum cukup memadai. Seluruh kota kecamatan dan desa yang berada kawasan pesisir boleh dikatakan memiliki akses yang baik ke Kota Sukadana dan Ketapang melalui jalur sungai dan pesisir laut.
3.1.7.2 Fasilitas Akomodasi
Kesiapan suatu wilayah untuk mengembangkan kepariwisataan sebagai salah satu sektor unggulan adalah ketersediaan fasilitas akomodasi bagi para wisatawan maupun pengunjung yang datang ke wilayah KKU. Hingga Tahun 2009 baru ada satu buah hotel berbintang dan 7 penginapan yang tersebar di tiga kota yaitu di Sukadana (Hotel Mahkota Kayong, Penginapan Anugrah, Penginapan Family), Teluk Melano (Penginapan Rosana dan Simpang Empat) dan Telok Batang (penginapan Nirwana, Bakri dan Citra).
Selain fasilitas hotel/ penginapan, Kabupaten Kayong Utara banyak memiliki rumah makan yang sebagian besar masih berupa rumah makan sederhana yang tersebar di beberapa kecamatan yang
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
menyediakan beberapa jenis masakan seperti maskan khas Melayu, masakan Padang, masakan Jawa, dan masakan Cina.
3.1.8 Utilitas
Kesiapan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata juga dilihat dari kesiapannya menyediakan berbagai utilitas penunjang seperti air bersih, listrik dan fasilitas komunikasi.
3.1.8.1 Air Bersih
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat dan merupakan faktor penting dalam membentuk pribadi dan lingkungan yang sehat. PDAM Kayong Utara baru mampu melayani penduduk Ibukota Kecamatan Sukadana saja dengan debit 15 liter/detik, di mana pelanggan PDAM terdiri dari rumah tangga, instansi pemerintah, untuk hotel wisata, toko, badan sosial, rumah sakit; dan fasilitas umum. Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2009 adalah 8.825 pelanggan yang tersebar di 3 desa yaitu desa Harapan Mulya (2.378 pelanggan), Desa Sutera (4.882 pelanggan) dan Desa Sedahan Jaya (1.565 pelanggan).
Bagi sebagian besar penduduk di Kabupaten Kayong Utara, masih memanfaatkan sumber‐sumber air alami, seperti air sungai, air sumur, air danau, air hujan atau pun mata air setempat.
3.1.8.2 Telekomunikasi
Sarana Telekomunikasi merupakan sarana yang sangat penting untuk menunjang kemajuan suatu daerah karena dengan adanya alat
telekomunikasi, informasi apapun dapat dengan mudah diperoleh. Pada data yang telah tersedia, ternyata tidak terdapat telepon umum kartu, telepon umum koin, maupun kios pon. Namun, perkembangan telekomunikasi khususnya penggunaan telepon seluler pada masa sekarang ini sudah mampu dijangkau oleh sebagian masyarakat Kabupaten Kayong Utara. Dengan demikian, pelayanan sarana komunikasi bagi penduduk, sudah cukup terpenuhi. Sampai dengan Tahun 2007, sarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten Kayong Utara berupa PT. Pos Indonesia, TVRI, PT. Telkom, Stasiun Radio Swasta, dan Media Cetak lokal. Pengiriman surat menyurat dan barang masih banyak dilakukan oleh PT. Pos Indonesia karena selain murah, juga lebih leluasa dalam berhubungan dengan daerah‐daerah lain di
Indonesia. Di Kabupaten Kayong Utara terdapat 5 kantor pos dan 5 pos desa di Kabupaten Kayong Utara. Kesepuluh sarana komunikasi tersebar di tiga Kecamatan, yaitu Sukadana, Simpang Hilir dan Teluk Batang. Sementara di seponti dan Pulau Maya Karimata belum terdapat kantor pos sama sekali. Jika dilihat lebih rinci lagi, kantor pos yang bisa dibedakan menjadi kantor pos kabupaten, kantor pos cabang dan kantor pos desa. Untuk Kabupaten Kayong Utara belum memiliki kantor pos kabupaten. Di Kabupaten yang masih baru ini hanya memiliki 3 kantor pos cabang dan 2 kantor pos desa. Tetapi sampai saat ini, prasarana yang disediakan seperti kotak surat dan sebagainya masih sangat sulit dijangkau oleh penduduk, terutama untuk daerah pinggiran.
36 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
3.1.8.3 Listrik
Ketersediaan energi listrik sangat penting untuk mendukung pengembangan kepariwisataan wilayah terutama dalam kaitannya dengan pelayanan kepada wisatawan di pusat‐pusat pelayanan wisata yang umumnya terdapat di kota‐kota utama. Akan tetapi di Kabupaten Kayong Utara masih terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan listrik. Penyebabnya antara lain masih rendahnya efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah terpasang, dan luasnya wilayah Kalimantan Barat. Halini juga dipengaruhi oleh lokasi potensi cadangan energi primer jauh dari pusat beban.
Jumlah pelanggan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008, kebutuhan Listrik di Kabupaten Kayong Utara dipenuhi dengan sumber daya sistem Ketapang. Pelanggan terbanyak terdapat di Sungai Paduan yaitu sebesar 1.311 pelanggan dengan daya tersambung mencapai 863.489 KVA. Sedangka jumlah pelanggan paling sedikit terdapat di Wonorejo, yaitu hanya sebanyak 51 pelanggan dengan daya tersambung sebesar 207 KVA. Pada Tabel 3.33 dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2008 mencapai 8.825 pelanggan.
3.2 Potensi Pariwisata KKU KKU memiliki potensi kepariwisataan yang begitu beragam, baik dari sisi produk wisata maupun pasar wisatawan. Dengan alam dan budaya yang dimiliki, KKU menawarkan berbagai daya tarik wisata. Potensi pasar wisatawan KKU juga tidak kalah besarnya. Kedekatan KKU
dengan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat di Pontianak dan Kota Ketapang sebagai ibukota Kabupaten Ketapang yang cukup berkembang menjadikan KKU kaya akan sumber pasar wisatawan. Belum lagi bila diperhitungkan besarnya potensi wisata manca negara yang dapat diraih melalui pintu gerbang lintas batas Entikong dan beberapa PPLB yang baru dibuka seperti di Aruk (Kabupaten Sambas) dan Badau (Kabupaten Kayong Utara), ataupun melalui pintu udara di Bandara Supadio (Kubu Raya) dan rencana pengembangan Bandara Kayong.
Produk wisata Kayong Utara memiliki keragaman, baik daya tarik wisata maupun fasilitas penunjangnya, meskipun belum didukung dengan jaringan transportasi dan infrastruktur yang memadai sehingga mempersulit aksesibilitas dan kenyamanan dalam berwisata. Kondisi fisik kabupaten ini yang telah diuraikan pada awal bab ini membuat Kayong Utara memiliki keragaman daya tarik wisata alam mulai dari wisata alam pegunungan, wisata ekologi (ecoturism), wisata alam sungai (riam, air terjun, river cruising), sampai pada wisata pantai dan bahari di sepanjang garis pantai barat dan Kepulauan Maya‐Karimata.
Beberapa daya tarik wisata di Kabupaten Kayong Utara diuraikan secara singkat sebagai berikut :
3.2.1 Taman Nasional Gunung Palung
Taman Nasional Gunung Palung merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki keaneka‐ragaman hayati bernilai tinggi, dan berbagai tipe ekosistem antara lain hutan mangrove, hutan rawa,
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 37
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan pamah tropika, dan hutan pegunungan yang selalu ditutupi kabut.
Taman nasional ini merupakan satu‐satunya kawasan hutan tropika Dipterocarpus yang terbaik dan terluas di Kalimantan. Sekitar 65 persen kawasan, masih berupa hutan primer yang tidak terganggu aktivitas manusia dan memiliki banyak komunitas tumbuhan dan satwa liar.
Seperti daerah Kalimantan Barat lain, umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), damar (Agathis borneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), Bruguiera sp., Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik, dan tumbuhan obat.
Tumbuhan yang tergolong unik di taman nasional ini adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata), yang mudah dilihat di Sungai Matan terutama pada bulan Februari‐April. Daya tarik anggrek hitam terlihat pada bentuk bunga yang bertanda dengan warna hijau dengan kombinasi bercak hitam pada bagian tengah bunga, dan lama mekar antara 5‐6 hari.
Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Tercatat ada 190 jenis burung dan 35 jenis mamalia yang berperan sebagai pemencar biji tumbuhan di hutan. Semua keluarga burung dan kemungkinan besar dari seluruh jenis burung yang ada di Kalimantan, terdapat di dalam hutan taman nasional ini. Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo satyrus), bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus
38 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura‐kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit
untuk dilihat.
Musim kunjungan terbaik wisata alam di TN Gunung Palung ini adalah bulan Juni s/d September setiap tahunnya. Kawasan ini dapat dicapai dari Sukadana ke lokasi melalui Sungai Meliya dengan longboat (bandong) sekitar empat jam.
3.2.1.1 Air Terjun Berasap
Banyaknya sungai‐sungai yang mengalir dari kawasan puncak pegunungan di TNGP membuat potensi wisata alam berbentuk riam dan air terjun banyak dijumpai di di dalam wilayah Taman Nasional Gunung Palung. Riam Berasap terdapat di Desa Riam Berasap Jaya Kecamatan Sukadana, yang merupakan bagian dari hulu Sungai Siduk.
Riam Berasap dilihat dari udara
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 39
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Riam Berasap dilihat dari udara
3.2.1.2 Sungai Air Putih
Air Terjun Air Putih juga terdapat di dalam wilayah TNGP merupakan bagian dari hulu Sungai Rantau Panjang. Sedangkan air terjun yang cukup dekat dengan Kota Sukadana adalah Air Terjun Lubuk Baji. Lubuk Baji merupakan salah satu lokasi obyek wisata alam dengan keanekaragaman hayati, keindahan panorama alam dan kondisi sosial budaya
masyarakat di sekitar kawasan yang menjadi daya tarik utama. Atraksi utama yang ditawarkan di areal obyek wisata alam ini adalah treking, beberapa lokasi yang sering dikunjungi di areal ini, yaitu ; Air Terjun Lubuk Baji, Tebing Batu Bulan, dan Kampung Bali (Little Bali). Selain itu, di areal obyek wisata ini juga kita dapat menemukan berbagai jenis satwa, diantaranya : Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii), Klempiau (Hylobates muelleri), Kelasi, Enggang (Buceros rhinoceros), Ruwai, Pelatuk (Blythpicus rubiginasus) , Burung beo, dan Beruang madu (Helarctos malayanus).
3.2.1.3 Air Terjun Lubuk Baji
Air terjun Lubuk Baji dengan ketinggian + 15 meter, lebar + 8 meter dengan kondisi berbatu terjal, disebelahnya terdapat juga air terjun
40 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
kecil yang mengalir pada batu‐batu terjal. Sungai yang mengalir berikutnya berair jernih dan berbatu terjal dengan pandangan di sekitar obyek yang masih alami dan tertutup vegetasi.
Lubuk Baji merupakan salah satu lokasi obyek wisata alam dengan keanekaragaman hayati, keindahan panorama alam dan kondisi sosial budaya masyarakat di sekitar kawasan yang menjadi daya tarik utama. Atraksi utama yang ditawarkan di areal obyek wisata alam ini adalah treking, beberapa lokasi yang sering dikunjungi di areal ini, yaitu ; Air Terjun Lubuk Baji, Tebing Batu Bulan, dan Kampung Bali (Little Bali). Selain itu, di areal obyek wisata ini juga kita dapat menemukan berbagai jenis satwa, diantaranya : Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii), Klempiau (Hylobates muelleri), Kelasi (Presbytis rubicunda), Enggang (Buceros rhinoceros)¬, Ruwai, Pelatuk (Blythpicus rubiginasus) , Burung beo, dan Beruang madu (Helarctos malayanus) .
3.2.1.4 Gunung Peramas
Gunung Peramas terletak di Kecamatan Sukadana yang juga termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung. Dalam kawasan ini terdapat berbagai jenis flora, seperti pohon Ramin, Jelutung, serta pohon dari jenis Dipterocarpaceae, juga masih banyak dijumpai beberapa jenis fauna yang terkenal dan merupakan satwa endemik Gunung Palung, seperti Orangutan, Bekantan, Beruang Madu, dan Burung Enggang.
Karena kondisi alam masih bagus maka tempat ini cocok dijadikan tempat camping, mendaki, atau hanya sekedar berjalan‐jalan melihat satwa. Perjalanan ke puncak sangat mengasyikan karena banyak
pohon‐pohon besar yang melindungi dari panas. Di sini dapat dijumpai aliran‐aliran jernih yang dapat langsung diminum tanpa harus dimasak dahulu, dan pada ketinggian tertentu kita dapai melihat Pantai Pulau Datok dengan jelas.
Beberapa fasilitas wisata yang terdapat di kawasan ini adalah tempat pelaksanaan program Pembelajaran Pengenalan Lingkungan Peramas oleh Yayasan Palung, beberapa shelter peristirahatan, trail wisata dan pendidikan lingkungan, berupa long trail dan short trail yang dilengkapi dengan papan interpretasi, serta jalur pengamatan burung
Objek wisata Gunung Peramas juga sangat mudah dicapai karena bersebelahan dengan Pantai Pulau Datok. Karena tarailnya sudah ada dan jelas dari Pantai Pulau Datok menuju puncak dapat dicapai dengan berjalan kaki selama 2 jam.
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 41
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
3.2.1.5 Wisata Alam Batu Barat
Obyek Wisata Alam Batu Barat menawarkan atraksi utama berupa pengamatan satwa liar dengan menggunakan sampan (wild life observation) menyusuri sungai di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung. Daya tarik utama bagi wisatawan pada site ini adalah primata besar, yaitu : Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii). Primata besar ini biasanya dapat kita lihat di hutan rawa (peat swamp forest) sekitar Sungai Kubang dan hutan dataran rendah berbukit (lowland hills forest) di Bukit Kubang. Selain itu, di area ini juga terdapat satwa endemik Kalimantan yaitu Bekantan (Nasalis larvatus) yang bisanya dapat kita lihat pagi dan sore hari di sepanjang tepi Sungai. Selain Orangutan dan Bekantan, primata yang masih memungkinkan untuk ditemukan berdasarkan hasil pengamatan dan informasi dari masyarakat antara lain: Kelasi (Presbytis rubicunda), Lutung kelabu (Presbytis cristata), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Beruk (Macaca nemestrina). Di area ini juga, kita dapat melihat jenis‐jenis burung seperti Srindit melayu (Loriculus galgulus), Srigunting batu (Dicrurus paradiceus), Enggang (Buceros rhinocerus), Murai Batu (Cophsychus malabanicus), Pelatuk (wood pecker), Berebak, Cecak rawa(Pyicnonotus zeylanicus), Ruwai/Sempidan, dan Bangau Tongtong (Leptopdilos javanicus).
3.2.1.6 Bukit Batu Daya
Bukit batu daya adalah salah satu bukit batu yang ada di Kecamatan Simpang Hilir, disebut batu daya karena sering memperdaya padangan kita, bila kita liat dari tempat yang berbeda maka bentuknya juga akan berbeda. Bukit ini berdiri kokoh, bila kita berlayar dari Pontianak atau
Pulau Karimata, maka bukit batu daya ini tampak menonjol pada gugusan Gunung Palung, karena bentuknya yang kokoh bersegi seperti gantang, yaitu takeran padi . Bukit ini juga dikenal dengan nama bukit unta, karena bentuknya mirip punggung unta,. Bukit ini terletak antara perbatasan Kec. Laor, Simpang hilir dan Sukadana termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).
Bukit ini terkenal terjal, dan berbatu. Di kalangan pemanjat tebing (Rock climber) bukit ini sudah begitu terkenal. Kota terdekat dengan kawasan ini adalah Kota Telok Melano ibukota Kec. Simpang Hilir . Dari Telok Melano menuju desa Perawas (desa batu barat) atau Desa Matan. Dari desa ini keangkuhan gunung Bukit batu daya ini sudah terlihat.
42 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
3.2.2 Wisata Bahari
3.2.2.1 Pantai Pulau Datuk
Pantai ini merupakan salah satu taman wisata alam yang ramai dikunjungi. karena pada musim‐musim tertentu seperti liburan sekolah, dan libur Nasional,kawasan ini merupakan tempat wisata nomor satu yang banyak pengunjungnya.
Tiap tahun wisata Pantai Pulau Datok ini menyedot ribuan pengunjung yang datang dari berbagai kecamatan di Wilayah Kabupaten Kayong Utara dan Ketapang. Lokasi objek wisata Pantai Pulau Datok ini berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Palong, Pantai Pulau
Datok terletak di kaki gunung Peramas yang menawarkan suasana asri dan nyaman untuk bersantai dan relaksasi. Pantai ini berpasir halus berbentuk telur dengan kecekungan cukup dalam. Selain itu Pantai Pulau Datok juga memiliki kelandaian yang cukup baik dengan kondisi permukaan Pasir di Pantai ini juga cukup baik, berbutir halus, agak putih serta cukup bersih. Lingkungan di Pantai Pulau Datok cukup baik dan rapi, pohon‐pohon akasia berbaris dengan rapi di sepanjang
jalan masuk pantai pulau datok, disamping itu terdapat pohon‐pohon besar lainnya seperti penage hingga semak belukar. yang meneduhi dan membawa suasana sejuk di pantai tersebut. Pantai Pulau Datok cukup aman terhadap terpaan gelombang dari laut Selatan Karimata karena dikelilingi tanjung berbatu sebelah kiri dan kanan. Suasana pagi harinya di Pantai Pulau Datok ini cukup segar. Matahari pagi terbit dari arah kota Sukadana, naik perlahan menyinari Pantai Pulau Datok dengan pepohonannya. Dikala sore, pengunjung dapat menikmati pemandangan terbenamnya matahari dibarat. Bias sinar matahari yang memerahi langit menambah hining dan suasana asri pantai.
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 43
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Kondisi lingkungan di sekitar obyek wisata Pantai Pulau Datok ini relatif baik didukung dengan rindangnya tumbuhan pohon lindung
44 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
akasia di kiri dan kanan sepanjang jalan masuk menuju lokasi pantai. Kondisi hutan sekitarnya juga masih alami. Pemukiman penduduk disekitar lokasi pun tak begitu padat apalagi di dalam lokasi obyek wisatanya.
Dataran rendah dengan pemukiman berpasir mendominasi lokasi obyek. Kiri kanan lokasi obyek merupakan dataran tinggi dengan struktur tanah kuning dan batu belah yang sering digunakan sebagai material bangunan. Luas lahan yang ada di kawasan Pantai Pulau Datok ± 100 Ha, dengan ketersediaan lahan ± 20 Ha
untuk pengembangan kepariwisataan. Lahan tersebut mencakup beberapa bagian yang sangat potensial seperti : bagian pantai yang indah, bagian tanjung yang menarik untuk aktivitas hiking, panjat tebing, dan rintangan alam, bagian hutan mangrove di ujung pantai sangat baik untuk pusat penelitian, cagar alam, habitat biota laut, dan sebagainya. Pantai Pulau Datok sering juga digunakan sebagai lokasi tempat perkemahan/camping bagi pelajar, mahasiswa dan umum.
3.2.2.2 Pantai Pasir Mayang
Pantai ini berjarak ± 8 Km dari Kota Sukadana yang terletak di dusun Sungai Belit dengan luas area ± 100 Ha. Pantai ini memiliki kelandaian yang cukup baik yaitu lebih dari 5% dengan kondisi permukaan/morfologi yang berdataran rendah. Terdapat pulau kecil indah berada tepat di muka pantai yang disebut Pulau Elang. Kondisi pasir Pantai berwarna putih kecoklatan berbutir halus dan sedang.
Seperti halnya Pantai Pulau Datok, Pantai Pasir Mayang lebih tenang dan aman dari terapaan gelombang. Pulau Elang yang berada persis di depan menjadi pelindung angin dan terpaan gelombang. Sunset dan sunrise menjadi pamandangan yang indah di pagi dan sore harinyaKondisi lingkungan alam di sekitar objek wisata Pantai Pasir Mayang relatif baik. Di sekitarnya juga masih alami dengan di dominasi pepohonan kelapa.
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 45
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
3.2.2.3 Pantai Siduk
Pantai ini terdapat di muara Sungai Siduk Desa Siduk Kecamatan Sukadana, sehingga sangat mudah dicapai dari ibukota Kabupaten karenna sangat dekat dengan jalan raya Sukadana – Ketapang.
3.2.2.4 Suaka Alam Laut Karimata
Kepulauan Karimata terdiri dari dua pulau besar yaitu, Pulau Karimata dan Pulau Serutu serta beberapa pulau kecil lainnya yang terletak di pesisir batar Kalimantan. Hanya di dua pulau tersebut yang dihuni oleh penduduk. Beberapa desa kecil berada di pesisir, terutama yang paling besar adalah desa Padang yang terletak di ujung timur pulau.
446
LAPORAN AKHIR
Kehidupan terumbu
Karimata ditetpemerintah Inatraksi/objek bahari. KondisPada kawasanrendah hinggacukup banyak burung walet sumber pencatelah berkuraorang di luar k
u karang Betok Pulau Ka
tapkan sebagai kandonesia. Suaka wisata yang unisi di lokasi objekn ini terdapat pera dataran tinggi.terdapat di suakyang cukup banyarian sarang burung drastic karenakepulauan Karima
arimata
awasan lindung (alam laut Pulauk dan sangat mk wisata ini masirpaduan dari hut Berbagai jenis fa alam laut Pulauyak manjadikan keung walet. Namua penangkapan bata.
(Suaka Alam Lautu Karimata meruenarik untuk kegih sangat alami stan mangrove, daflora dan fauna u Karimata ini. Poepulauan ini salahun populasi buruberlebihan oleh o
t) oleh pakan giatan sekali. ataran masih opulasi h satu ng itu orang‐
Kekfapd
N
Kdmrsdlib
RENCAN
Kepulauan karimekosistem darat mkarimata dengan aunanya tergolonpendapatan jenis‐dilakukan.
Nelayan di Pulau Karimat
Kondisi topografi dataran tinggi, damorfologi permuendah yang dataedang sampai yadari 15%. Kondiingkungannya sanberkembangnya se
NA INDUK PARIWISATA K
mata memiliki maupun ekosistempulau Kalimanta
ng endemik yang ‐jenis tersebut se
ta
kawasan berupri 0 ‐ 1.030 m darkaannya juga saar hingga bergeloang besar dengansi ini menunjukngat baik yang megala jenis flora d
KEPARIW
KABUPATEN KAYONG U
keanekaragamanm laut. Akibat terpan, maka beberacukup unik di kepecara lengkap hin
a dataran rendari permukaan lautangat variatif, yombang di selingn daerah lereng kkan bahwa konemberikan ruangdan
ISATAAN KAYONG UTAR
UTARA TAHUN 2011‐203
ekosistem bapisahnya kepulauapa jenis flora dapulauan ini. Namugga saat ini belu
ah sampai dengat. Selain itu kondyaitu dari dataragi perbukitan kecdan berbatu lebndisi geologi tag yang cukup untu
RA
1
aik an an un m
an isi an cil, bih ta uk
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 47
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Bagan di perairan Pulau Serutu
fauna khas yang menghuni kawasan suaka alam laut pulau Karimata. Taman laut yang ada pada saat ini tergolong jenis taman laut yang terbaik di dunia karena kelangkaannya.
Pulau Pelapis
Suaka alam laut kepulauan Karimata terletak di Desa Padang Pulau Karimata dan di Desa Pelapis Pulau Pelapis yang berhadapan dengan Pulau Penebang. Lokasi obyek ini dapat ditempuh dengan menggunakan speed boat selama kurang lebih 1 jam dan dengan motor air selama 2‐3 jam.Luasnya terumbu karang yang ada menjadikan wilayah ini kaya dengan sumber daya hayati. Hal ini disebabkan ekosistem terumbu karang memiliki jaringan kehidupan yang paling tinggi diantara ekosistem lainya, sehingga di dalamnya terdapat berbagai jenis mahkluk hidup yang menambah kekayaan wilayah tersebut. Berbagai biota dan tumbuhan laut yang ada merupakan pemandangan yang memiliki keindahan tersendiri yang tidak dimiliki oleh panorama daratan, menjadikan wilayah ini banyak dikunjungi pelancong yang ingin menikmatinya. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka daerah ini dalam pengembangannya dicanangkan sebagai daerah pariwisata yang berskala internasional, mengingat wilayah ini juga masuk dalam jalur pelayaran Internasional.
48 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Ada beberapa potensi obyek wisata utama dalam kawasan ini yaitu :
• Terumbu Karang Betok
• Terumbu Karang Tanjung Ru
• Air Terjun Bidadari di Pulau Karimata
• Habitat Penyu di Pulau Penyu
3.2.3 Wisata Budaya dan Sejarah
3.2.3.1 Peninggalan Sejarah di Kepulauan Maya‐Karimata
Selain menikmati keindahan bahari yang memukau, di Kepulauan Karimata anda bisa sekaligus berziarah ke situs‐situs sejarah. Daerah
ini merupakan lintasan pelayaran internasional sejak masa lalu. Ada banyak peninggalan yang bisa disaksikan.
Beberapa peninggalan sejarah yang dapat dijumpai di kawasan Pulau Maya‐Karimata adalah :
A. Desa Tanjung Satai
Peninggalan yang dapat dikaitkan dengan sejarah masa lalu adalah sebuah kompleks makam yang berada di atas bukit Satai. Di kompleks makam ini terdapat sejumlah makam tua yang bercampur dengan makam‐makam dari masa sekarang. Makam‐makam kuna tersebut ada yang dibuat dari kayu ada juga yang dibuat dari batu, tetapi hampir semua tanpa ada identitas nama dan sebagainya.
Namun, melihat pada bentuk‐bentuk nisannya diperkirakan bahwa makam‐makam tua tersebut rata‐rata berasal dari abad 19 dan awal abad 20. Salah satu nisan pada kompleks makam kuna tersebut cukup menarik, karena memiliki hiasan yang cukup unik. Keunikannya terletak pada bentuk hiasan yang mirip dengan bentuk kala yang distilir, yaitu ada bagian mata, alis, hidung, pipi, dan taring. Namun demikian dapat juga hiasan tesebut dipersepsikan sebagai binatang yang berhubungan dengan dunia sufi yaitu ikan, terdiri dari bagian ekor, badan, dan kepala yang bertanduk. Sebetulnya secara keseluruhan hiasan tersebut terdiri dari sulur‐suluran yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda.
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 49
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
B. Desa Kemboja
Desa Kemboja terletak ± 13 Km di sisi timur Desa Tanjung Satai. Desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua selama 15 menit. Berdasarkan keterangan berbagai sumber di Dusun Medan Bakti, Desa Kemboja terdapat temuan kepurbakalan berupa keramik Cina dalam jumlah besar.
Penemuan keramik tersebut terkosentrasi di sepanjang aliran Sungai Meledang. Dari investigasi yang dilakukan ditemukan keramik Cina berbentuk guci dengan motif hias berupa binatang mitologi sebanyak 6 ekor dalam satu guci. Motif hias tersebut merupakan perpaduan naga, biawak, buaya, dan kelabang.
Binatang ini digambarkan bersisik dengan ekor bercabang dua dan bagian kepala mempunyai tanduk. Temuan lain berupa linggi depan dari lunas kapal terbuat dari kayu ulin (kayu besi). Sisa perahu ini memiliki lubang‐lubang untuk memasukkan pasak kayu. Selain itu ditemukan pisau terbuat dari besi, keramik berbagai bentuk dan ukuran dengan,
50 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
jumlah 76 buah, tembikar atau gerabah, fragmen batu pipisan dari andesit, dan batu bulat sebagai peluru meriam. Berbagai tinggalan tersebut ditemukan oleh Bapak Sa’ad, khusus keramik hanya tersisa guci dengan motif binatang mitologi. Dari contoh fragmen keramik yang ada diketahui berupa keramik Cina dari masa dinasti Song, Yuan, Ming, dan Ching. Sedangkan fragmen keramik lainnya merupakan keramik Eropa.
C. Situs Gunung Totek Desa Dusun Kecil
Lokasi Situs secara administratif di Dusun Kalimalang, Desa Dusun Kecil. Kecamatan Maya Karimata, Kabupaten Kayong Utara. Situs dapat ditempuh dengan menelusuri sungai Totek dan menyeberangi hutan bakau ke arah Gunung Totek. Lokasi Situs saat ini merupakan suatu kawasan yang teraduk karena aktivitas penambang liar, sekitar tahun 2007 Berdasarkan survei yang dilakukan, di Situs Gunung Totek dapat dijumpai bukti artefaktual berupa:
1. Arca Nandi,
Arca Nandi tersebut terdapat pada dataran kaki bukit. Masyarakat sekitar situs tersebut menyebut arca batu ini sebagai batu gajah atau batu babi. Ketika ditemukan arca batu masih utuh, seperti Singa. Obyek tidak utuh karena salah satu kawan mengira bahwa di dalam arca ada emas maka dipecahkan obyek tersebut. Arca dari batu andesit tersebut saat ini hanya tinggal bagian badan dan patah bagian dasar
2. Batu Bergambar Stupa
Lokasi batu berelif pada dataran yang agak tinggi berbatu‐batu yang tidak jauh dari temuan Batu Nandi. Gambar stupa dipahatkan pada dinding batu besar menghadap ke Bukit Totek. Pahatan relief tersebut terdapat 2 buah pahatan stupa, relief stupa pertama (kiri) memiliki catra bertingkat, sedangkan relief stupa kedua tidak memiliki catra bertingkat.
3. Batu Bertulis (Inskripsi atau Angka Tahun ?)
Temuan signifikan lainnya di Situs Gunung Totek, yaitu sebuah pahatan yang diperkirakan inskripsi (tulisan) atau angka tahun. Pahatan tersebut terukir di batu besar dekat pahatan relief stupa.
Tepat di bawah inskripsi terdapat relief stupa. Namun demikian pahatan inskripsi atau angka tahun? dan relief stupa tersebut sudah amat aus, sehingga tidak dapat dibaca lagi maupun dikenali bentuk reliefnya. Ditemukan 8 arca batu yang terdiri satu arca besar dengan tinggi sekitar 1 meter dan berat sekitar 125 kg, dan 7 arca kecil.
Salah satu arca batu yang diambil dari Situs Gunung Totek, yaitu arca perwujudan seorang tokoh perempuan. Tinggi arca 23 cm, lebar 7 cm dan tebal 7 cm. Arca tersebut mempunyai ciri‐ciri antara lain rambut digelung sampai ke belakang, memakai ikat kepala (aus), telinga memakai anting‐anting (subang), tangan memakai gelang, memakai selendang yang disampirkan di bahu tangan, memakai kain penutup kemaluan sampai betis.
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 51
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Selain ciri‐ciri tersebut, ada ciri utama bahwa arca tersebut merupakan arca perwujudan, yaitu sikap tangan (mudra) arca berupa anjali (sikap merapatkan kedua telapak tangan yang diletakkan di depan dada, sebagai simbol penghormatan). Tepat di ujung rapatan tangan tersebut terdapat bunga, yang diduga sebuah teratai, namun teratai tersebut sudah aus. Ciri lainnya yang dianggap penting, yaitu adanya hiasan batang sulur‐sulur bunga, yang diperkirakan sebuah batang bunga teratai. Namun begitu bonggol bawah dan ujung atas bunga terpenggal atau hilang.
Diduga arca dengan ciri‐ciri tersebut berkembang pada masa Kerajaan Singhasari atau Majapahit.
3.2.3.2 Wisata Sejarah di Mainland
Di wilayah daratan (mainland) Kayong Utara, kita tak hanya bisa menemukan keindahan bahari dan pantai yang menakjubkan. Sisa‐sisa perjalanan panjang sejarah bangsa NKRI justru sebagian ada di sini. Mulai dari sisa peninggalan prasejarah di gua Sedahan, situs peninggalan Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang, sisa kerajaan, sampai masa kemerdekaan NKRI.
Sejumlah kawasan sejarah di wilayah ini mempunyai nilai yang cukup tinggi diantaranya; Kompleks Makam Panembahan Airmala (puteri dari Karang Tanjung) di Desa Gunung Sembilan (Tambak Rawang), Makam Tuk Mangku (Suami Panembahan Airmala) di Desa Pangkalan Buton, Komplek Makam Raja‐raja Sukadana, Komplek Makam Raja‐raja
52 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Keturunan Tengku Akil di Desa Sutera, Goa Alam Bentuk Meja di Bukit Kenambak, Batu Peti di Tanjung Belimbing Desa Pangkalan Buton, Goa Peristirahatan Pangeran Panape di Gunung Lalang Desa Harapan Mulia, Batu Bulan di Desa Sedahan Jaya, Goa Bertulis Rock Painting (Batu Cap) Komplek Sedahan, Komplek Makam Raja‐raja Riau di Pangkalan Buton, Makam Keramat Sy Ismail (Engkoh) di Desa Sutera, Makam Tok Baguk di Desa Harapan Mulia, Batu Mak Baguk di Desa Pampang Harapan, Makam Ratu Soraya di Desa Harapan Mulia, Batu Abuh di Desa Sedahan Jaya, Gua Nek Takun di Desa Sutera, Pulau Salah Name di Desa Sutra, Batu Karang Pantai Kampung Laut di Desa Sutera, Batu Belawang di Desa Sedahan Jaya; dan Batu Bangkai di Dusun Lubuk Mengkawang Desa Pangkalan Buton.
Sedangkan di Kecamatan Simpang Hilir diantaranya Makam Panembahan Karang Tunjung di Mungguk Jering, Komplek Makam Raja‐raja Simpang, Makam Prabu Jaya, Makam Seikh Said Kobra, Makam Panembahan Simpang,Makam Anjang Samad, Makam Raja Simpang terakhir (Gusti Mahmud) Melano Kota. Laut Ketinggalan, Makam Tua Sekusur di Sekusur, Wayang Kulit di Mungguk Jering, Dungun Kapal di Matan, Batu Sebugal di Mungguk Jering, Belang Kait (Arena Pertempuran Perang Melawan Belanda 1912), Bengkuyang Pos Pengawasan/Pengintaian Untuk Melawan Tentara Belanda, Bukit Pemagang (Lubuk Senjata), Batu Barat; dan Pulau Kumbang (Gunung). Adapun Kecamatan Teluk Batang diantaranya: Eks Pelabuhan Pengintaian Peninggalan Zaman Penjajahan Belanda (Desa Mas Bangun),Alur Badung di Desa Alur Bandung, Gunung Tujuh; dan Goa Macan di Gunung Tujuh. Begitu juga di Kecamatan Sponti yaitu: Batu Beng di Desa Podorukun, Pasir Timbul di Desa Durian Sebatang; dan Sungai Durhaka di Durian Sebatang.
3.2.3.3 Wisata Budaya di Kaki Gunung Palung
Keindahan alam dan keanekaragaman budaya, dengan latar belakang Taman Nasional Gunung Palung serta hamparan sawah yang menyejukkan mata dapat di temukan di Kecamatan Sukadana, persisnya mengunjungi Desa Sedahan Jaya. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani di desa ini memanfaatkan saluran irigasi dari air gunung. Keharmonisan masyarakat setempat bersama masuknya budaya Bali dan Jawa, menjadi satu daya tarik unik.
Masyarakat Kayong Utara asli pada umumnya adalah Melayu. Tetapi, suku bangsa Madura, Bugis, Jawa dan Bali hidup berdampingan dengan harmonis. Budaya mereka juga berkembang. Salah satunya warga Transmigrasi asal Bali. Saat mengunjungi Desa Sedahan dan sekitarnya ini, tanpa sadar seakan melihat miniature Pulau Dewata di Kayong Utara.
Masyarakat Bali yang umumnya hidup sebagai petani, sehari‐hari juga menjalankan ritual keyakinan yang mereka anut. Sejumlah pura umat Hindu dapat anda lihat secara dekat. Mereka menjalankan keyakinan menyesuaikan dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Melihat dari dekat bagaimana aktivitas masyarakat Sedahan, pengunjung bisa bertanya dengan warga. Pertanyaan anda akan dijawab dengan ramah, tanpa curiga. Hamparan persawahan dan tanaman buah‐buahan yang mengelilingi pedesaan ini menjadikan sebuah gambaran kearifan lokal masyarakat memperlakukan alam.
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 53
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Pura di Desa Sedahan Jaya, Sukadana
Pemandangan gunung yang menjulang tinggi dengan pohon‐pohon besar merupakan penyedia air untuk persawahan. Dari sawah inilah, masyarakat setempat hidup dan menjadi penyedia pangan bagi pesisir Selatan Kalbar.
Tak hanya melihat dari dekat aktivitas masyarakat asli Sukadana dan transmigran asal Bali, lengkap dengan tempat‐tempat peribadatan mereka. Pada desa berdekatan, warga transmigrasi Jawa juga tinggal dengan aktivitas sebagai petani. Keanekaragaman budaya ini menjadi salah satu ciri khas bagi pengembangan wisata di Bali. Jika sudah menginjakkan kaki di desa beragam budaya ini, tak salah mengunjungi ujung desa ini. Di ujung jalan, dibangun sebuah proyek irigasi yang disebut dengan Dam Begasing. Proyek irigasi ini dibangun pada era
orde baru. Sebagian masih dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengairi persawahannya. Tampungan air di “Dam Begasing” ini merupakan aliran dari pegunungan di TNGP. Tak jauh dari lokasi ini, terdapat camp penelitian Cabang Panti. Pada lokasi itulah sejumlah peneliti luar negeri mencurahkan perhatian mereka meneliti flora dan fauna Taman Nasional Gunung Palung, mereka itu ada juga dari Harvard University dan lain‐lain.
Untuk mencapai Desa Sedahan dan sekitarnya, dari Sukadana hanya sekitar 7 kilometer. Lokasinya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat.
3.2.3.4 Sejarah Kayong
Jaman Kerajaan Tanjung Pura
Istana Panembahan Matan di Mulia Kerta Ketapang merupakan salah satu istana era Kerajaan Melayu Islam yang tersisa di Kalimantan Barat. Berdasarkan jejak sejarahnya, Istana Panembahan Matan merupakan pusat pemerintahan dari Kerajaan Matan‐Tanjungpura yang sebenarnya kelanjutan dari Kerajaan Tanjungpura dari era Hindu yang pernah mempunyai nama besar di seantero Kalimantan.
Secara periodik, Kerajaan Matan‐Tanjungpura yang berpusat di Mulia Kerta adalah kelanjutan dari Kerajaan Tanjungpura. Bermula di Sukadana Kabupaten Kayong Utara (KKU), Tanjungpura menuliskan peradabannya, sepanjang sejarah Tanjungpura yang berjalan semenjak kira‐kira tahun 1431 M, sampai dengan tahun 1724 M, dengan Sukadana menjadi pusat pemerintahannya.
54 KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Ketika kerajaan Pontianak berdiri sebagai kota pelabuhan, Sukadana merupakan bandar pelabuhan perdagangan yang menjadi saingan sehingga perlu ditaklukan oleh Pontianak. Sehingga pada tahun 1876 terjadi Perang Sukadana dengan Pontianak. Dalam perang ini Sukadana mengalami kekalahan, akhirnya pelabuhan dagang Sukadana ditutup. Sultan Akhmad Kamaludin memindahkan pusat pemerintahannya dari Sukadana ke Matan kemudian menghulu memindahkan pusat pemerintahan ke Indra Laya (Kecamatan Sandai), selanjutnya berpindah ke Karta Pura, Tanah Merah (Kecamatan Nanga Tayap).
Menghilir lagi ke sungai pawan dan mendirikan lagi pusat kerajaan di Desa Tanjungpura (masih di daerah Kabupaten Ketapang), lantas terakhir memusatkan pemerintahannya di Mulia Kerta sejak zaman Panembahan Gusti Muhammad Sabran sampai berakhir pada zaman pemerintahan Panembahan Gusti Muhammad Saunan.
Sebagai Kabupaten yang memiliki banyak jejak‐jejak sejarah peradaban masa silam, sisa‐sisa sejarah yang masih dapat ditemui di Ketapang selain Istana Panembahan Matan‐Tanjungpura, di antaranya adalah Makam Keramat Sembilan di Desa Tanjungpura dan Makam Keramat Tujuh di Mulia Kerta, serta berbagai peninggalan lain seperti makam‐makam dan reruntuhan bangunan kuno di Kecamatan Sandai dan Nanga Tayap. Istana Panembahan terakhir dipergunakan sebagai pusat pemerintahan kerajaan pada zaman Panembahan Gusti Muhammad Saunan, dan menurut berbagai sumber, Panembahan terakhir inilah yang juga mendesain arsitektur Istana yang bentuknya masih dapat terlihat sampai sekarang ini.
Panembahan yang tidak meninggalkan keturunan ini menghilang dengan berbagai versi, ada yang mengatakan hilang karena turut menjadi salah satu korban pembantaian Jepang/Jepun pada tahun 1943 (pembantaian kaum cerdik‐cendikia dan tokoh masyarakat Kalbar yang disebut juga dengan peristiwa penyungkupan). Namun legenda masyarakat setempat menyatakan Panembahan ini luput dari tragedi tersebut, dan menghilang secara misterius tidak ketahuan rimbanya.
Sebetulnya, ketika Matan‐Tanjungpura berubah menjadi swapraja, Istana ini masih berfungsi ketika dipimpin secara kolektif oleh Majelis Swapraja yang terdiri dari tiga orang kerabat dekat kerajaan bergelar Uti, yakni Uti Aplah bergelar Pangeran Adipati, Uti Kencana bergelar Pangeran Anom Laksmana, dan Uti Halil bergelar Pangeran Mangku Negara. (sumber: Sejarah Ringkas Kerajaan Tanjungpura).
Seiring perjalanan waktu, Istana yang seharusnya menjadi icon daerah Ketapang ini diubah menjadi Museum oleh Pemerintah Kabupaten setempat. Sebenarnya besar harapan ketika status ini berubah, maka perhatian Pemkab menjadi lebih baik terhadap peninggalan sejarah ini, karena di seantero Ketapang‐KKU, tinggal Istana inilah satu‐satunya yang tersisa, karena Istana Raja Simpang (Trah Tanjungpura) di Melano Kecamatan Simpang Hilir‐KKU telah lama tinggal tunggul.
Begitupun Istana Raja Sukadana Baru (pasca berpindahnya Tanjungpura) yakni Istana Raja keturunan Tengku Akil Abdul Jalil Dipertuansyah (Keturunan Siak) juga telah runtuh tinggal nama. Apalagi di dalam Istana tersebut terdapat berbagai barang‐barang peninggalan Para Panembahan Matan‐Tanjungpura seperti meriam,
KEPARIWISATAAN KAYONG UTARA 55
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
termasuk meriam beranak, mesin jahit, berbagai jenis kain, kamar tidur, senjata, dan masih banyak lagi peninggalan lainnya. Jika dikelola dengan baik dan dipromosikan apalagi menjadi tempat pusat pengembangan, pembinaan adat dan seni‐budaya. Maka Istana ini akan berdayaguna dan tentunya akan terpelihara, lebih‐lebih lagi peran sentralnya sebagai penjaga adat dan seni‐budaya Melayu Kayong direvitalisasi. Secara arsitektur pun, istana ini amatlah menarik, dan sebagai cerminan kekayaan arsitektur Melayu Kayong.
Sejarah Penjajahan Belanda
Masuknya bangsa Belanda ke Sukadana diperkirakan pada tahun 1617 dijaman Gubernur Jendral VOC Jan Pietersz Coen. Peninggalan yang ada masih dapat ditemui di daerah Sukadana yang kini menjadi Ibu Kota Kayong Utara antara lain tempat pemandian, tangsi tawanan perang yang tidak jauh dari pantai, kantor pemerintahan Belanda di daerah tanah merah dan Tungku tempat pengolahan Garam berlokasi di pelabuhan lama Sukadana. Kota yang kini menjadi pusat perhatian pemerintah terdiri dari berbagai suku yang ada antara lain suku Bugis yang tersebar di wilayah Kayong Utara.
Masuknya Bugis di Kalimantan Barat yang tercatat di dalam “Situs Javascript:history” tercatata pada tahun 1710 dengan kedatangan Daeng Mataku yang menikah dengan Ratu Malaya, salah seorang anak Pangeran Agung dari Sukadana. Dalam sejarahnya bahwa Daeng Mataku pernah membantu penyerangan Istana Sultan Zainudin pada tahun 1710 untuk membantu memperkuat legitimasi kekuasaan Sultan Agung dan diangkat menjadi panglima kerajaan.
Sultan Zainudin meminta bantuan dengan Opu Daeng Manambun yang berasal dari kerajaan Luwuk dengan beberapa saudaranya, Opu Daeng Marewah, Opu Daeng Perani, Opu Daeng Celak dan Opu Daeng Kemasi. Kedatangan lima bersaudara Opu ke Sukadana menjadikan Daeng Mataku tidak dapat berbuat banyak, dan Daeng Mataku menghormati kedatangannya. Ketika kedatangan lima bersaudara di Matan dan diketahui oleh Daeng Mataku bahwa lima bersaudata tersebut masih kaum kerabatnya dari Sulawesi, Daeng Mataku memohon diri untuk pergi meninggalkan Matan menuju ke Siak Indrapura. Kepergian Daeng mataku ke Siak membawa sebuah meriam “Sigondah” yang ada di dalam perahu Daeng Opu Daeng Manambun, satu meriam di bawa Opu Daeng Manambun ketika kepindahannya ke Sebukit Mempawah, kini meriam tersebut dapat dilihat di Siak Indrapura dan di Mempawah Kalimantan Barat.
Bantuan yang diberikan lima bersaudara menjadikan Sultan Zainudin dapat menduduki tahta kembali dan Pangeran Agung ditempatkan di Darussalam Matan Atas jasa Opu Daeng Menambun maka dikawinkan dengan Puteri Kesumbah anak Sultan Zainudin dan anugrahi dengan gelar Mas Surya Negara. Daeng Mataku meningalkan keturunan di Ketapang yang tersebar di daerah Sukadana, Sungai Puteri,Satong, Siduk, Tanjung Gunung, Semanai,Melisum, Rantau Panjang dan Teluk Batang, Pangkalan Buton yang diperkirakan tempat persinggahan pertama orang Bugis, di Pontianak di daerah Segedong, Teluk Pakedai, Batu Ampar,Sungai Kakap, kawasan Pontianak pada umumnya Daerah‐daerah tersebut masih dapat kita jumpai beberapa keturunan yang masih kuat membawa adat istiadat Bugis. Suku Bugis sudah tersebar dibeberapa wilayah Kalimantan Barat maupun Indonesia pada umumnya.
LAPORAN AKHIR, HAL.57
4 POTENSI PASAR WISATA
4.1 Pariwisata Dunia Organisasi Pariwisata Dunia PBB mengumumkan, jumlah wisatawan inbound internasional pada 6 bulan pertama tahun 2010 tercatat 421 juta orang, meningkat 7% dibandingkan dengam masa sama tahun 2009.
Hasil ini menunjukkan, industri pariwisata di seluruh dunia mengalami pemulihan dari kuartal terakhir tahun lalu. Statistik Organisasi Pariwisata Dunia menunjukkan, industri pariwisata di kawasan Asia‐Pafisik dan Timur Tengah bertumbuh paling cepat. Sebagai tempat tujuan pariwisata kedua terbesar di dunia, jumlah wisatawan inbound internasional Asia tercatat 181 juta orang pada tahun 2009, pendapatan pariwisata internasional senilai 204 milyar dolar AS dengan mencapai 20% jumlah total dunia.
Menurut World Tourism Organization (WTO) pada tahun 2010 jumlah wisatawan global akan meningkat menjadi 1.018 juta orang dengan perolehan devisa sebesar 3,4 triliun dollar AS, investasi pariwisata dunia sebesar 10,7 persen permodalan dunia dan kesempatan kerja sebanyak 204 juta orang. Artinya, satu diantara sembilan orang akan bekerja di sector Pariwisata. Dengan tingkat pertumbuhan rata‐rata 4,1 persen, jumlah wisatawan dunia akan meningkat menjadi 1.561 juta orang di tahun 2020. Penyebaran wisatawan tersebut adalah di wilayah Eropa, Afrika, Timur Tengah, Amerika, Asia Pasifik. Kawasan
58 POTENSI PASAR WISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Asia Pasifik secara meyakinkan akan berhasil merebut porsi terbanyak dari pertumbuhan pariwisata dunia.
Tabel 18 : Kedatangan Wisatawan Dunia Menurut Kawasan Tahun 1995‐ 2009
Sumber : UNWTO, 2010
Jumlah kunjungan wisatawan dunia ke berbagai kawasan didunia mencapai 880 juta orang pada Tahun 2009 (belum sampai akhir tahun). Dari jumlah tersebut Asia Pasifik dimana Indonesia berada memperoleh 20,6 %. Meskipun Eropa masih diurutan teratas dalam menerima kunjungan wisatawan dunia, namun sahamnya cenderung semakin menurun. Jika pada tahun 2000 saham Eropa mencapai 57,5 % pada tahun 2009 menjadi 52,3%.
Sebaiknya Asia dan Pasific sahamnya, tahun 2000 sebesar 16,1 % menjadi 20,6 % pada tahun 2009. Di Kawasan Asia dan Pasific, pada tahun 2000 posisi Indonesia di urutan ke 7 dalam meraih wisatawan dunia, pada tahun 2009 naik di urutan ke 6 (urutan 23 dunia), walaupun di ASEAN Indonesia hanya berada pada urutan ke 4 setelah Thailand, Singapura dan Malaysia.
Dari segi penerimaan pariwisata dan pengeluaran (expenditure) wisatawan dunia pada tahun 2000 telah membelanjakan uang sebanyak US$ 422,75 milyar dan pada tahun 2008 membelanjakan sejumlah US$ 942 milyar atau meningkat rata‐rata 10,5 % per tahun. Dari jumlah tersebut Asia dan Pasific mendapat US$ 209 milyar atau 21,5 % atau meningkat sebesar 9,8% per tahun.
Tabel 19 : Penerimaan Pariwisata Dunia Menurut Kawasan Tahun 2008‐2009 (US$ Milyar)
Penerimaan terbesar tetap dipegang oleh gabungan negara‐negara di Eropa, terutama Spanyol, Perancis dan Italia. Namun demikian, secara individu, Amerika Serikat masih merupakan negara terbesar dalam perolehan devisa dari kunjungan wisatawan dunia ini. Asia Pasifik berada di urutan kedua dengan porsi 23,8 % dari penerimaan dunia.
Satu‐satunya negara asia yang masuk dalam 10 besar penerima devisa terbesar dunia adalah Cina. Bahkan negara ini berada pada urutan ke lima setelah Italia. Dalam perkembangan penerimaan pengeluaran wisatawan dunia (devisa) posisi Indonesia di Asia Pasific berada pada
1 World 942 852 970 1002 Europe 472,8 412,4 900 48,43 Asia and the Pasific 209 202,8 1,12 23,84 Americas 187,7 165,6 1,18 19,45 Africa 29,9 28,1 610 3,36 Midle East 42,8 43,3 820 5,1
PER KUNJUNGAN 2009 (US$)
NO. KAWASANPERSENTASE
(%)
PENERIMAAN
TOTAL (MILYAR US$)
POTENSI PASAR WISATA 59
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
urutan ke 7 pada tahun 2000, sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi urutan ke 6.
4.2 Aliran Pariwisata Regional
4.2.1 Wisatawan Mancanegara (Wisman)
4.2.1.1 Jumlah Kunjungan
Perkembangan wisatawan dunia ke negara‐negara ASEAN dari tahun 2005 –2009 dapat di lihat dari tabel berikut :
Gambaran wisatawan dunia yang datang ke negara‐negara ASEAN, Indonesia menempati urutan ke 4 (empat) setelah Thailand, Singapura dan Malaysia, dan masih berada diatas tingkat kunjungan negara Filipina. Tahun 2010 Indonesia hanya menargetkan jumlah kunjungan sebesar 7 juta orang sementara estimasi untuk kunjungan wisatawan dunia ke Singapura dan Thailand pada tahun 2010 sebesar 10 sampai 11 juta wisatawan.
Kunjungan‐kunjungan dari wisatawan dunia ketiga negara di atas merupakan peluang pasar Indonesia, sejauh Indonesia dapat menangkap peluang untuk mendapatkan limpahan wisatawan yang berkunjung ke negara‐negara tersebut.
Tabel 20 : Pasar Utama Pariwisata di Indonesia
Posisi Strategis Indonesia merupakan peluang pengembangan yang utama berkenaan dengan kedekatan wilayah dengan Malaysia dan Singapore dan juga Thailand. Citra Indonesia yang buruk seiring
dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia selama ini harus segera diperbaiki dengan mengadakan terobosan‐terobosan seperti penjaminan keamanan dari wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.
Tabel 21 : Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2004‐2010
Keterangan : *) Termasuk 194.530 penumpang transit internasional (Total wisatawan mancanegara tahun 2008 = 6.234.497 kunjungan dengan pertumbuhan = 13,24% dan penerimaan devisa = 7.347,60 juta USD dengan pertumbuhan = 37,44%) **) Termasuk 128.529 penumpang transit internasional (Total wisatawan mancanegara tahun 2009 = 6.323.730 kunjungan dengan pertumbuhan = 1,43% dan penerimaan devisa = 6.297,99 juta USD dengan pertumbuhan = -14,29%) ***) Data sementara wisman Jan - Okt 2010 (Angka pertumbuhan wisman Jan - Okt2010 vs Jan - Okt 2009)
N.A. : Data belum tersedia
Untuk pasar utama dari wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia di dominasi oleh negara‐negara ASEAN dan Asia Timur.
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Pemerintah Indonesia di tahun 1980‐an telah menetapkan industry pariwisata sebagai sector prioritas bagi penerimaan devisa. Hal ini dimaksudkan untuk mencari posisi menguntungkan di tengah‐tengah potensi pertumbuhan yang terjadi di kawasan Asia Timur, Kawasan Pasifik dan Asia Tenggara yang dianggap akan memiliki pertumbuhan terbesar sebesar 6,5 persen ketimbang pertumbuhan industry pariwisata dunia yang diperkirakan hanya sebesar 4,5 persen saja.
Tabel 22 : Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Kawasan Asal Tahun 2004‐2009
Sumber : Ditjen Pariwisata
Sejak tahun 2004‐2008, pertumbuhan kunjungan wisatawan mancaranegara (wisman) rata‐rata tumbuh 5,9 persen. Sejak tahun 1994, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) rata‐rata berkisar 5,2 juta orang setiap tahun. Untuk tahun 2010, ditargetkan sebanyak 7 juta wisman.
Menurut data Badan Pusat Statistik, performa selama kuartal 1‐2010 periode Januari‐Oktober 2010 menunjukkan hasil yang menjanjikan. Tercatat tumbuh positif 11,88 persen atau dikunjungi 5.780.571 juta wisman. Fokus pasar masih terkonsentrasi di Malaysia, Singapura,
Australia, China, Jepang, Amerika Serikat, Taiwan dan Korea. Tercatat turis asal Malaysia memberikan kontribusi terbesar dan tumbuh 25,20 persen dibanding tahun lalu.
Pada tahun 2009 tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sebesar 6.452.259 wisatawan atau meningkat hanya 0,36%.
Kunjungan Wisman pada periode Januari 2010 yang menggunakan angkutan laut hampir semuanya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2009, Sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara yang menggunakan angkutan udara pada periode yang sama mengalami kenaikan di beberapa pintu masuk udara terutama melalui Bandara Makassar, Sukarno Hatta Jakarta, Juanda Surabaya, Husein Sastranegara Bandung dan Adi Sucipto Yogyakarta dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009. Penurunan juga terjadi pada jalur darat yang digunakan oleh Wisman melalui Pintu Masuk Entikong
KAWASAN JUMLAH KUNJUNGAN
2004 2005 2006 2007 2008 2009
EROPA 789.838 955.917 782.060 843.699 989.854 1.028.405 AMERIKA 224.856 283.082 196.038 220.730 249.968 237.670
TOTAL 5.321.165 5.002.101 4.871.351 5.505.759 6.234.497 6.323.730 0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES
2004
2005
2006
2007
2008
2009
POTENSI PASAR WISATA 61
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Tabel 23 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk Dan Kebangsaan
62 POTENSI PASAR WISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Kalimantan Barat sebesar 20,18 %. Hal ini merupakan tantangan yang besar untuk mengembangkan pariwisata untuk daerah Kayong Utara dengan melakukan pembenahan dan peningkatan kualitas pelayan pada Border Entikong.
Bila dilihat pola waktu kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia, umumnya memuncak di bulan Juli – Agustus dan Desember. Kunjungan terendah terjadi pada bulan Februari dan bulan Oktober
4.2.1.2 Profil Wisatawan Mancanegara
Karakteristik wisman yang datang ke Indonesia akan dilihat dari beberapa aspek yaitu jenis kelamin, kelompok umur, jenis pekerjaan, akomodasi yang digunakan serta maksud kunjungannya. Kelima faktor tersebut perlu dikaji untuk menjadi masukan dalam menentukan langkah‐langkah antisipatif terhadap kemauan pasar dalam pengembangan produk pariwisata yang sesuai dengan karakter wisatawan tersebut.
Wisman yang berkunjung ke Indonesia umumnya lebih banyak laki‐laki daripada perempuan. Komposisi ini hampir sama setiap tahun seperti diperlihatkan pada grafik di sebelah kanan.
Sementara itu bila dilihat dari kelompok umurnya, wisman yang berkunjung ke Indonesia paling banyak berusia antara 25 – 54 tahun, terutama pada kelompok umur 35‐44 Tahun. Pola dominasi tiga kelompok umur yang berada pada usia produktif ini terjadi hampir sama setiap tahunnya. Perbedaan mendasar pola kelompok umur wisman antara tahun 2009 dengan lima tahun sebelumnya adalah pergeseran komposisi pada kelompok umur di bawah 25 tahun.
Pada tahun 2004 kelompok umur 24 tahun ke bawah datang dalam jumlah yang berimbang dengan kelompok lansia, artinya wisman pada
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
4500000
2004 2005 2006 2007 2008 2009
PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN MEURUT JENIS KELAMIN
LAKI‐LAKI PEREMPUAN
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
2000000
< 15 15 ‐ 24 25 ‐ 34 35 ‐ 44 45 ‐ 54 55 ‐ 64 < 64
JUMLA
H W
ISATA
WAN
KELOMPOK UMUR
PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMANMENURUT KELOMPOK UMUR
2004
2009
POTENSI PASAR WISATA 63
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
tahun ini banyak menyertakan anak‐anak mereka dalam kunjungannya ke Indonesia. Sedangkan data tahun 2009 menunjukkan bahwa kelompok umur di bawah 25 tahun sangat minim, sementara kelompok umur lanjut 55 tahun ke atas tetap sama komposisinya. Data komposisi usia ini dapat menjadi petunjuk untuk mengembangkan produk‐produk wisata Kayong Utara yang sesuai dengan kelompok usia produktif antara 25 hingga 44 tahun.
Bila dilihat dari karakter jenis pekerjaan wisman yang datang ke Indonesia, kebanyakan wisman adalah para profesional (26 %), manajer (21%) dan karyawan (20%) perusahaan swasta.
Tabel 24 : Jenis Pekerjaan Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung Ke Indonesia Tahun 2008‐2009
Kelompok pelajar menempati urutan keempat (9 %) disusul kelompok ibu rumah tangga ( 6%), Militer dan pegawai pemerintahan masing‐masing 2 % dan 1 %. Selebihnya adalah wisman dengan pekerjaan diluar 7 kelompok tersebut.
Pengembangan produk wisata minat khusus berbasis ekoturisme yang didukung keberadaan Taman Nasional Gunung Palung dan Keindahan
alam laut Kepulauan Maya‐Karimata sangat cocok dengan karakter jenis pekerjaan wisatawan dominan. Sebagian besar para profesional, manajer dan karyawan tersebut memeiliki keseharian di tengah kesibukan kota‐kota besar tempat mereka bekerja, memerlukan suasan yang sama sekali berbeda dan memberikan pengalaman yang berkesan yang akan sangat langka mereka peroleh di tempat asalnya.
Sebagian besar wisatawan mancanegara memanfaatkan hotel sebagai sarana akomodasi mereka selama berada di Indonesia. Lebih dari 85 % wisatawan mancanegara ini lebih memilih hotel sebagai tempat tinggal sementara mereka. Sebanyak 10 % wisman Tahun 2009 menginap di rumah‐rumah kerabat ataupun keluarga mereka, selebihnya, 5 %, memilih untuk menginap di berbagai akomodasi lain selain hotel, baik itu
Profesional Manager Karyawan Pelajar IBU RT Militer PNS Lainnya
64 POTENSI PASAR WISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
rumah‐rumah penduduk yang disewakan maupun di penginapan‐penginapan sederhana lainnya.
Tabel 25 : Sarana Akomodasi Yang Digunakan Wisman Tahun 2008‐2009
Aspek terakhir yang juga sangat penting untuk dikaji adalah motivasi maupun tujuan perjalanan dari wisman ke Indonesia. Menurut data statistik, sebagian besar wisman (60%) mengunjungi Indonesia untuk berlibur, 31% untuk berbisnis dan 3 % untuk mengikuti konvensi‐konvensi yang kebetulan diselenggarakan di Indonesia.
4.2.2 Wisatawan Nusantara
Kunjungan wisatawan nusantara ke berbagai tujuan wisata di Indonesia mengalami peningkatan terus dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan 1,47 % per tahun. Pada tahun 2004 tercatat terjadi 111.353.000 kunjungan wisata dan terus meningkat hingga mencapai
JUMLAH % JUMLAH %
Hotel 4.804.838 77,07 5.359.218 84,75Rumah teman 322.965 5,18 315.012 4,98Akomodasi lainnya 1.106.694 17,75 649.500 10,27
JUMLAH 6.234.497 100,00 6.323.730 100,00
JENIS AKOMODASI2.008 2.009
85%
5%10%
Akomodasi Yang Digunakan Wisman, 2009Hotel Rumah teman Akomodasi lainnya
31%
2%3%
60%
1%
3%
Maksud Kunjungan Wisatawan Mancanegara, 2009
Bisnis Dinas Konvensi Liburan Pendidikan Lainnya
POTENSI PASAR WISATA 65
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
119.994.000 kunjungan wisata pada tahun 2009. Jumlah perjalanan wisata dalam negeri secara umum juga mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata‐rata 2,41 % per tahun. Data tahun 2004 menunjukkan bahwa perjalanan wisata domestik mencapai 202.763.000 orang menurun tahun berikutnya menjadi hanya 198.359 orang dan selanjutnya meningkat terus hingga mencapai 229.731.000 orang pada tahun 2009.
Tabel 26 : Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun 2004‐2009
Sumber : BPS, 2010
Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar wisatawan nusantara masih sangat besar untuk diraih, apalagi bila kondisi kepariwisataan daerah masih dalam tahap awal pertumbuhan, maka fokus pasar yang perlu di prioritaskan adalah pasar wisatawan domestik. Lebih jauh lagi, pentingnya prioritas pasar domestik ini juga didukung oleh fakta bahwa rata‐rata lama kunjungan wisnus ini hanya 1,92 hari per kunjungna/perjalanan. Lokasi pasar wisnus yang paling potensial tentu dari dalam kabupaten sendiri atau beberapa kabupaten yang berada di sekitar Kabupaten Kayong Utara.
4.3 Pariwisata di Kalimantan Barat
4.3.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan
Berdasarkan data statistik jumlah kunjungan wisatawan mencanegara yang datang ke Kalimatan Barat pada tahun 2008 sebesar 21.307 orang, berarti mengalami peningkatan sebesar 6,54% dibanding tahun 2007 (19.999 orang). Sedangkan kunjungan wisatawan nusantara yang datang ke Kalimantan Barat mengalami peningkatan sebesar 10,45% pada tahun 2008 sebanyak 373.088 orang dibandingkan tahun 2007 sebanyak 337.791 orang. Data ini juga mencatat warga asing yang berdomisili di Kalimantan Barat sebanyak 760 orang.
Tabel 27 : Banyaknya Wisatawan Mancanegara Yang Mengunjungi Kalimantan Barat Tahun 2007‐2008
Wisatawan mancanegara paling banyak berasal dari negara‐negara Asia terutama ASEAN yang masuk melalui dua pintu masuk utama Kalimantan Barat yaitu melalui Pontianak dan Entikong. Keadaan ini tidak lepas dari
2 As ia (Sela in Asean) 367 379 83 75 450 454 0,89
3 Eropa 154 277 34 26 188 303 61,17
4 Amerika 106 157 25 16 131 173 32,06
5 Oceania 106 168 16 14 122 182 49,18
6 Afrika 2 0 0 1 2 1 ‐50,00
Jumlah 16.217 18.057 3.782 3.250 19.999 21.307 6,54
ASAL NEGARAPERTUMBUHAN (%)
PINTU MASUK
Sumber/Source : Badan Pusat Statistik Kalbar/BPS - Statistics of Kalimantan Barat
ENTIKONG PONTIANAK
JUMLAHNO.
66 POTENSI PASAR WISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
lokasi negara‐negara tersebut yang dekat dengan Kalbar, terutama Malaysia dan Brunei Darussalam. Malaysia yang merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Kalbar memberikan sumbangan sebesar 84,98% dari wisatawan Asia yang datang ke Kalbar. Kemudian diikuti Brunei Darussalam, Philipina dan wisatawan Singapura.
Untuk wisatawan yang datang dari benua Eropa secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 61,17% yaitu dari 188 wisatawan tahun 2007 menjadi 303 wisatawan di tahun 2008. Pada tahun 2007, jumlah wisatawan terbanyak secara berturut‐turut bersasal dari Jerman, Inggris dan Belanda.
Wisatawan nusantara yang datang umumnya berasal dari Kabupaten yang berdekatan dengan Kalimantan Barat dan dari pulau Jawa serta Riau dan Batam. Kedatangan wisatawan mancanegara umumnya terjadi pada bulan Mei sampai Agustus. Juga pada bulan November sampai akhir tahun. Untuk kunjungan wisatawan nusantara biasanya pada bulan‐bulan Mei‐Juni‐Juli dan Agustus, yakni berkenaan dengan libur semester.
4.3.2 Pola Kunjungan
Dilihat dari pola kunjungan kedatangan wisatawan mancanegara ke Kalbar pada tahun 2008, maka puncak kedatangan terjadi pada bulan Desember 2008, yaitu mencapai 2.811 wisatawan atau sebesar 13,2% dari keseluruhan wisatawan yang datang, diikuti bulan Februari, Maret dan September masing‐masing sebesar 1.943 dan 1.904wisatawan. Kunjungan wisatawan terendah terjadi pada bulan April dan Oktober yaitu masing‐masing tercatat sebanyak 1.450 dan 1.478 wisatawan.
Grafik 1 : Pola Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dalam Tahun 2008
Sumber : Badan Pusat Statistik Kalbar/BPS ‐ Statistics of Kalimantan Barat
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pola kunjungan ini mengalami perubahan dimana pada tahun 2007 puncak wisatawan ke Kalbar terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 12,75 % dan kemudian diikuti pada bulan Juni, Maret dan Nopember masing‐masing sebesar 10,31 % , 10,27 dan 10,26%. Sedangkan jumlah wisatawan terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebanyak 1.191 wisatawan atau 5,96 % dari total wisatawan yang datang ke Kalbar.
Secara umum, wisman mancanegara yang masuk ke Kalimantan Barat lebih banyak melalui pintu masuk Entikong daripada Pontianak, artinya wisman lebih banyak datang dari Negeri Jiran Malaysia (Sarawak) meskipun sebagian dari mereka tidak berasal dari Malaysia. Dari data yang diperoleh menyebutkan lama tinggal rata‐rata dari wisatawan mancanegara adalah 3 hari dengan pengeluaran rata‐rata US$ 600
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
Entikong Pontianak Jumlah
POTENSI PASAR WISATA 67
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
perkunjungan. Wisatawan Mancanegara yang datang ke Kalimantan Barat terbanyak melalui jalur darat sebanyak hampir 75% sisanya melalui laut 15% dan udara sebesar 10%. Sedangkan untuk wisatawan nusantara terbanyak datang melalui udara yang mencapai 65% dan melalui laut 35%.
4.4 Status Pariwisata di Kabupaten Kayong Utara
Status pariwisata di Kabupaten Kayong Utara menurut model Butler adalah masih pada tahap awal yaitu tahap eksplorasi hal ini ditandai dengan kegiatan pariwisata yang sifatnya sangat dini dengan belum adanya berbagai fasilitas penunjang, demikian pula dengan kondisi masyarakatnya yang belum sepenuhnya menyadari dan mengakui eksistensi sektor pariwisata. Pada tingkat eksplorasi ini yang dibutuhkan adalah insentif‐insentif pembangunan yang diharapkan akan dapat mempercepat aktifitas perekonomian masyarakat sehingga dapat mencapai tahapan pembangunan pariwisata pada tingkat keterlibatan masyarakat dalam aktifitas pariwisata. Intensif‐intensif ini dapat pula membuka isolasi wilayah yang memiliki potensi atraksi sehingga akan terjadi interaksi masyarakat dengan dunia luar yang sasarannya adalah adanya pola pertukaran yang secara tidak langsung akan mendorong pemikiran masyarakat untuk menyediakan fasilitas‐fasilitas jasa penginapan, transportasi, telekomunikasi, restaurant dan jasa‐jasa lainnya. Kondisi sekarang ini tampak memperlihatkan tanda‐tanda ke arah pertumbuhan dengan banyaknya kunjungan dan perhatian dari banyak pihak luar untuk mengeksplorasi atraksi‐atraksi yang dapat
dikembangkan dan dukungan pembangunan infrastruktur yang mendorong perkembangan pariwisata di Kayong Utara.
Kunjungan wisatawan ke Kayong Utara masih di dominasi untuk bisnis atau perjalanan dan rekreasi singkat. Atraksi bisnis dan perjalanan dinas umumnya dilakukan oleh para pengusaha dan aparat pemerintah pusat dan propinsi dibidang perikanan, konservasi Taman Nasional Gunung Palung dan pembangunan infrastruktur serta LSM lingkungan. Sedangkan atraksi alam yang umumnya dikujungi wisatawan nusantara/lokal pada umumnya adalah kawasan – kawasan pantai yang ada di pesisir Kayong Utara dan air terjun atau kawasan rekreasi permandian di Taman Nasional Gunung Palung. Kedua potensi tersebut masih terbuka luas untuk dikembangkan untuk merespon kebutuhan pasar pariwisata saat ini dan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para wisatawan yang datang.
Wisatawan yang datang ke Kayong Utara merupakan wisatawan yang menginginkan sensasi tersendiri dalam perjalanannya. Hal yang menjadi perhatian adalah atraksi alamiah baik kondisi lansekap alam, arung jeram, kekayaan keanekaragaman hayati maupun keunikan budaya masyarakat yang ada di pedalaman mainland maupun budaya masyarakat kepualauan Maya‐Karimata.
Kayong Utara dengan Teluk Batang sebagai pintu gerbang laut dengan keaslian alam terutama di Taman Nasional Gunung Palung dan Suaka Alam Laut Karimata serta budayanya merupakan faktor yang paling utama mempengaruhi pariwisata di Kayong Utara. Faktor‐faktor ini harus di dukung dan difasilitasi untuk memberikan kesan kunjungan. Perlindungan (konservasi) pada site – site yang menjadi destinasi
68 POTENSI PASAR WISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
kunjungan dilaksanakan dengan pengelolaan yang hati‐hati dengan selalu mempertimbangkan aspek sosio‐kultural masyarakatnya.
Prospek pengembangan pariwisata di Kayong Utara akan sangat tergantung kepada pengelolaan dan pengembangannya. Visi dan Misi harus dapat di jabarkan dalam semua aktifitas proyek pengembangannya. Strategi menangkap pasar untuk segmen pasar tertentu merupakan sebuah keharusan, upaya mengembangkan atraksi dan faslitas pendukungnya akan mendukung untuk mencapai prospek masa depan berkenaan dengan trend pasar masa depan yang menekankan kualitas dari perjalanannya yang berorientasi pada atraksi wisata alam dan budaya. Pengembangan atraksi lainnya penting dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada wisatawan. Pengembangan taman‐taman kota, sarana hiburan dan rekreasi, pengembangan fasilitas olahraga dan penyelenggaraan event‐event khusus akan memberikan dampak kepada lama tinggal wisatawan disamping peningkatan perputaran ekonomi dari pembelanjaan yang terjadi.
4.5 Sasaran Pasar Dinamika perkembangan pariwisata secara global merupakan dampak dari beberapa hal berikut : perkembangan ekonomi dunia yang dinamis, perubahan orientasi pasar wisatawan yang berdampak pada pergeseran orientasi produk wisata. Perkembangan pasar ini ditandai oleh adanya pergeseran / perubahan rasio demografi dari negara‐negara maju maupun negara‐negara berkembang, sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara‐negara tersebut.
Terciptanya segmen pasar wisatawan baru memberi implikasi pada, visi, persepsi, tuntutan, ekspektasi, yang lebih kompleks mengenai hakekat melaukan perjalanan wisata. Segmen pasar yang baru yang potensial dan jumlahya terus bertambah ini pada umumnya memiliki latar belakang intelektual dan lebih melihat perjalanan wisata sebagai suatu bentuk perjalanan yang aktif untuk mencari pengalaman sebagai bagian dari mengembangkan diri, dan bukan lagi sebagai hiburan biasa. Trend yang terus berkembang antara lain wisatawan akan makin menjabarkan tuntutan dan persepsinya mengenai tingkat kepuasan pada semua bidang kehidupannya, dan perjalanan wisata harus menyediakan sesuatu yang ekstra, untuk menarik segmen pasar wisatawan yang potensial tersebut. Dari hal tersebut sebenarnya telah memunculkan pola baru dalam perjalanan wisata antara lain ;
• Motivasi wisatawan menjadi sangat spesifik dan khusus
• Wisatawan tidak lagi mengejar/mencari yang murah untuk tujuan wisata mereka, tetapi berani membayar harga mahal untuk nilai kualitas pengalaman yang diperoleh dari kunjungan wisata mereka (value for money )
• Tingkat kepuasan akan menjadi kriteria yang sangat prinsip bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata
Akan ada kecendrungan yang makin besar wisatawan akan memilih bentuk wisata yang berorientasi pada pengalaman (experience oriented holiday) yang menekankan pada aktifitas / kegiatan, tantangan, fantasi, nostalgia dan penglaman eksotik.
Segmentasi di atas dapat diarahkan dalam kerangka pengembangan wisata minat khusus di Kayong Utara yang memiliki potensi atraksi
POTENSI PASAR WISATA 69
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
utama adalah wisata alam (ekoturisme Gunung Palung dan Suaka Alam Laut Pulau Maya‐Karimata) dan wisata budaya.
Kayong Utara memiliki potensi sumberdaya wisata yang kaya dan beragam dan mempunyai peluang untuk ikut dalam persaingan pengembangan pariwisata baik dengan kabupaten ataupun dengan Kabupaten lainnya yang ada di Kalimantan. Secara potensi, wisata minat khusus ini bertumpu pada potensi sumber daya wisata alam dan budaya. Potensi daya tarik wisata alam yang menjadi basis pengembangan wisata minat khusus ini dapat berupa aspek‐aspek alam seperti : flora, fauna, geologi, hutan alam atau taman nasional yang sering dikemas dalam wisata petualangan, wisata alam geologi, wisata alam olahraga khusus, dimana wisatawan dapat terlibat secara fisik terhadap kondisi dan tantangan alam serta berbagai karakteristik alam dengan berbagai keunikan dan hal‐hal yang dapat di pelajarinya.
Sementara pengembangan kegiatan wisata minat khusus yang mendasarkan pada potensi sumber daya wisata budaya dapat dikemas dan dikembangkan dalam bentuk paket wisata pedesaan (living culture) dimana membawa wisatawan berkunjung dan tinggal dan belajar disuatu lingkungan pedesaan dengan keunikan adat istiadat, budaya an kehidupan keseharian masyarakat.
Daerah tujuan wisata di kawasan Asia Pasific merupakan daerah yang memiliki kekayaan potensi wisata minat khusus, karena itu kawasan Asia pasific memiliki peluang yang sangat besar untuk menarik kunjungan wisatawan Internasional, khususnya untuk mencari bentuk‐bentuk baru kegiatan wisata seperti halnyakegiatan wisata minat khusus dan
ecotourism. Dalam hal ini pasar yang potensial terdekat adalah Australia dan Selandia Baru.
Di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia menghadapi kompetitor untuk mengembangkan wisata minat khusus dan ekowisata. Thailand merupakan suatu negara dimana wisata minat khusus (petualangan) sudah sangat berkembang dan dikelola dengan profesional. Kompetitor lain adalah Malaysia dan Filipina yang berada pada tingkat yang sama dalam pengembangan wisata minat khusus. Untuk pasar di Asia timur seperti Jepang, Taiwan, Korea dan Hongkong belum bisa diharapkan untuk kunjungan wisatawan minat khusus. Perkecualian kegiatan minat khusus yang memiliki potensi adalah untuk jenis wisata olahraga golf untuk negara‐negara tersebut.
Sebagai gambaran umum pangsa pasar wisata minat khusus dan ekowisata yang utama untuk jangka waktu 5 tahun kedepan adalah : Australia, Amerika, Kanada serta Eropa khususnya Inggris, Belanda, Jerman, Austria dan Swiss.
LAPORAN AKHIR, HAL.70
5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA
5.1 Visi dan Misi Sebagai salah satu sektor pembangunan Kayong Utara, visi dan misi pengembangan pariwisata Kayong Utara mengacu kepada visi Kayong Utara, yaitu “Terwujudnya Harkat Dan Martabat Masyarakat Kabupaten Kayong Utara Yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, dan Sejahtera”. Selain itu, beberapa isu strategis utama pembangunan Kayong Utara juga bisa menjadi landasan pengembangan pariwisata Kayong Utara. Isu‐isu strategis utama pembangunan Kayong Utara tersebut adalah:
1) Kualitas hidup masyarakat dan peningkatan kesejahteraan 2) Peningkatan penyediaan dan pelayanan infrastruktur wilayah 3) Peningkatan daya saing Kayong Utara dengan pengembangan sektor
industri dan jasa transportasi skala regional dan nasional 4) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam laut dan pesisir 5) Penerapan pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA 71
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Kelima isu utama ini merupakan isu yang saling terkait dan harus dipecahkan bersama.
Kualitas dan kesejahteraan masyarakat tersebut tidak cukup terjadi di beberapa tempat saja, namun harus merata di seluruh wilayah Kayong Utara. Peningkatan kualitas dalam segala aspek secara merata diharapkan akan meningkatkan juga produktivitas dan kualitas masyarakat Kayong Utara dalam mengembangkan dan mengelola sumber daya yang ada. Dengan jumlah dan kualitas produksi yang tinggi diharapkan daya saing Kayong Utara pun semakin meningkat hingga ke tingkat yang paling tinggi. Kesejahteraan yang merata diharapkan dapat berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan.
Selanjutnya, visi pembangunan Kayong Utara untuk mewujudkan pembangunan yang “aman” bukan saja dalam pengertian keamanan dan ketertiban masyarakat tetapi juga aman secara ekologis untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, penerapan pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan harus dilakukan secara disiplin dan dengan penuh kesadaran.
Disamping itu, sektor pariwisata adalah sektor yang multidimensi, artinya peningkatan kinerja seluruh sektor pembangunan secara otomatis akan meningkatkan kinerja sektor pariwisata melalui peningkatan bangkitan perjalanan. Oleh karena itu penegasan orientasi seluruh sektor pembangunan Kayong Utara untuk mendukung kepariwisataan daerah ini harus dicantumkan dalam visi pembangunan kepariwisataan ke depan.
Pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara diharapkan memberi kontribusi dalam pencapaian visi pembangunan Kabupaten
Kayong Utara secara umum. Oleh karena itu, rumusan visi pengembangan pariwisata Kayong Utara adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya kepariwisata berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang mampu mengangkat harkat dan martabat, serta kesejahteraan sosial budaya dan ekonomi masyarakat dengan dukungan penuh seluruh sektor pembangunan.”
Visi tersebut harus didukung oleh Misi Pengembangan Pariwisata Kayong Utara :
1. Menyebarluaskan penerapan pendekatan pengembangan dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2. Meningkatkan daya saing pariwisata Kayong Utara di tingkat nasional dan internasional melalui pengelolaan daya tarik wisata dan pelayanan wisata yang berkualitas tinggi, serta pemasaran pariwisata yang tepat sasaran.
3. Mengurangi ketimpangan pembangunan melalui penyebaran kegiatan pariwisata yang mencakup daerah‐daerah yang belum maju di Kayong Utara
4. Menjalin kelembagaan kepariwisataan yang berasaskan kerjasama yang saling menguntungkan antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kayong Utara dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat Kayong Utara dalam pengembangan dan kegiatan pariwisata.
6. Meningkatkan usaha masyarakat di bidang pendukung pariwisata untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
72 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup Kayong Utara dengan memperhatikan daya dukung lingkungan.
8. Meningkatkan upaya konservasi, preservasi dan rehabilitasi sumber daya alam dan budaya.
5.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pariwisata Kayong Utara
Tujuan Pengembangan Pariwisata Kayong Utara
1. Menciptakan destinasi di Kabupaten Kayong Utara yang berdaya saing baik dengan meningkatkan destinasi yang ada maupun menciptakan destinasi yang sama sekali baru.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pariwisata, antara lain dengan menyediakan lapangan pekerjaan, menyediakan kesempatan investasi bagi masyarakat umum, dan sebagainya.
3. Meningkatkan keterlibatan komunitas lokal dalam penyediaan prasarana dan sarana pariwisata.
4. Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas koordinasi antara instansi dan sektor‐sektor pariwisata
5. Meningkatkan arus perjalanan wisata di dalam Kabupaten Kayong Utara, dan ke dalam Kabupaten Kayong Utara baik dari wilayah‐wilayah sekitar Kabupaten Kayong Utara, nasional, maupun internasional.
6. Meningkatkan penyediaan data dan informasi bagi wisatawan, serta pemasaran dan promosi pariwisata Kayong Utara ke segmen pasar wisatawan yang tepat dan terarah.
7. Mempertimbangkan daya dukung lingkungan hidup dalam pengelolaan sumber daya alam dan budaya untuk pariwisata dalam rangka menciptakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
8. Mewujudkan iklim investasi yang harmonis dan menguntungkan bagi masyarakat Kayong Utara.
Sasaran Pengembangan Pariwisata Kayong Utara
1. Teridentifikasinya sumber daya alam, seni, budaya, dan tradisi sebagai ciri khas dan keunikan Kayong Utara yang memiliki nilai tinggi secara regional, nasional, dan internasional, serta mengembangkan dan mengelolanya secara berkelanjutan.
2. Terbentuknya skala pengembangan pariwisata yang jelas baik bagi perencana, pengembang, maupun pengelola pariwisata.
3. Terbukanya peluang keterlibatan (investasi, lapangan pekerjaan) masyarakat Kayong Utara dalam kegiatan pariwisata yang meningkatkan kualitas kehidupannya.
4. Terjalinnya kerjasama kelembagaan yang baik antara sektor‐sektor pemerintahan, swasta, dan masyarakat.
5. Terbentuknya kawasan wisata unggulan yang berfungsi sebagai gerbang pariwisata Kayong Utara menuju kawasan wisata unggulan kabupaten/kota dan daya tarik wisata lainnya di Kalimantan Barat.
6. Tercapainya pariwisata Kayong Utara yang berkualitas tinggi yang menjadi salah satu terbaik di Kalimantan Barat.
7. Tercapainya kesadaran berwisata masyarakat Kayong Utara yang meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal Kayong Utara
8. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal, dan pembelanjaan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara di Kayong Utara.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA 73
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
9. Terciptanya koordinasi yang seimbang antara sektor publik dan swasta yang terkait dalam pengembangan pariwisata, serta dengan masyarakat lokal, lembaga swadaya masyarakat dan akademisi.
10. Terjaganya kelestarian sumber daya alam dan budaya yang menjadi daya tarik pengembangan pariwisata Kayong Utara.
11. Terwujudnya basis data dan informasi akurat, selalu terbaharui, dan dapat diakses baik oleh pengembangan pariwisata maupun wisatawan.
12. Tersedianya fasilitas, sarana, dan prasarana pariwisata unggul yang memenuhi standar terkait, yang meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan pengetahuan wisatawan akan alam dan budaya Kayong Utara.
13. Meningkatnya kualitas SDM masyarakat Kayong Utara yang dapat diandalkan untuk pengembangan pariwisata Kayong Utara berkualitas tinggi.
14. Meningkatkan kualitas pemasaran dan promosi sehingga terarah dan tepat sasaran.
15. Terciptanya apresiasi wisatawan terhadap alam dan budaya Kayong Utara.
5.3 Arahan Kebijakan Pembentukan Citra Pariwisata
Amanat dalam otonomi daerah tidak hanya merupakan pelimpahan wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah, melainkan adalah memberikan amanat berupa sebuah konsekuensi akan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, kemampuan merencanakan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan kemampuan
untuk membangun produk‐produk unggulan daerah sebagai implikasi dari pemotongan jalur birokrasi ke pemerintah propinsi dan pemerintah pusat.
Dalam era otonomi daerah pembangunan kepariwisataan perlu di laksanakan selain mengacu pada perangkat kebijakan yang ada perlu juga ditekankan pada kreasi dan inovasi dari masing‐masing daerah untuk menuju tujuan dari pembangunan pariwisata itu sendiri. Perangkat kebijakan dari tingkat makro yang dijadikan landasan dalam menetapkan visi dan misi dari pembangunan pariwisata, dan untuk mencapai target‐target pembangunannya strategi‐strategi yang di kembangkan dan dilaksanakan disesuaikan dengan karakteristik daerah.
Hal yang penting yang harus ditangkap oleh pembuat kebijakan adalah bagaimana membuat citra produk pariwisata yang ditawarkan dan bagaimana nuansa citra produk itu tidak hanya bisa dirasakan di tujuan wisata namun nuansa citra produk telah dapat dirasakan di semua wilayah Kabupaten Kayong Utara.
Adapun citra produk yang dapat dikembangkan adalah :
• Keberadaan Taman Nasional Gunung Palung dan Suaka Alam Laut Kepulauan Maya‐Karimata adalah dua icon besar yang dapat menjadi label utama kepariwisataan Kayong Utara. Kedua icon wisata ini memberi jaminan bahwa pengembangan pariwisata Kayong Utara memang berbasis pada usaha konservasi alam baik alam hutan hujan tropis di TN Gunung Palung maupun konservasi alam laut di Kepulauan Maya‐Karimata. Citra ini akan rfelatif sangat mudah dibangun karena kedua Suaka Alam tersebut telah memiliki reputasi internasional.
74 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
• Tekad pemerintah Kabupaten Kayong Utara untuk membangun Pelabuhan Teluk Batang dan Bandara Kayong dapat membangun citra Kabupaten Kayong Utara sebagai “pintu gerbang” kedua bagi Kalimantan Barat. Perjalanan wisatawan ke seluruh wilayah Kalimantan Barat dapat di mulai dan diakhiri di Kabupaten Kayong Utara. Kondisi ini merupakan peluang besar untuk menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya lebih banyak di Kabupaten Kayong Utara, sambil memperkenalkan seluruh potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara.
• Kebudayaan Melayu Kayong yang didukung beberapa etnis lain terutama Bali, Bugis dan Jawa akan memberi kesan atau citra positif tentang Kayong Utara yang heterogen dan terbuka, eksotis dan asli.
• Keseluruhan citra yang ingin dibangun Kayong Utara tersebut tidak akan berhasil dengan baik bila tidak didukung oleh pembangunan citra pelayanan yang prima kepada wisatawan melalui dukungan amenitas berupa akomodasi, restoran, usaha perjalanan wisata, telekomunikasi dan sarana pendukung lainnya.
Keunggulan kompetitif Kayong Utara dapat dilihat dari letaknya yang strategis, di pantai barat Kalimantan Barat. Keunggulan ini memposisikan Kayong Utara sebagai salah satu mata rantai bisnis perjalanan, perdagangan dan dengan sedikit berbenah Kayong Utara dapat menjadi Ruang Tamu bagi Kalimantan Barat.
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara tidak dapat terlepas dari kebijakan–kebijakan tentang kepariwisataan baik secara nasional dan daerah, kebijakan‐kebijakan tersebut antara lain:
1. UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
2. Permendagri No 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah
3. PP Nomor 67 tahun 1996 Tentang Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Kepariwisataan Dari Propinsi ke Daerah Kabupaten/Kota
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata Alam
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Badan Pengembangan Pariwisata Dan Kesenian
6. Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomer: Km.67 / Um.001 /Mkp/ 2004 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata Di Pulau‐Pulau Kecil
7. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.49/UM.001/MKP/2009 Tentang Pedoman Pelestarian Benda Cagar Budaya Dan Situs
8. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.33/UM.001/MKP/2009 Tentang Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan
9. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.18/UM.001/MKP/2009 Tentang Pedoman Penggunaan Jasa Dan Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Dalam Kegiatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi Dan Pameran
10. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.04/UM.001/MKP/2008 Tentang Sadar Wisata
11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.37/UM.001/MKP/2007 Tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYONG UTARA 75
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
12. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KEP‐012/MKP/IV/2001 Tentang Pedoman Umum Perizinan Usaha Pariwisata
13. RIPPDA Propinsi Kalimantan Barat 14. RPJPD dan RPJMD Kabupaten Kayong Utara 15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kayong Utara 16. RIPPDA Kabupaten Kayong Utara
LAPORAN AKHIR, HAL.85
6 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
6.1 Penetapan Struktur Perwilayahan
6.1.1 Kriteria Pengembangan pariwisata dari aspek spasial pada hakekatnya adalah merumuskan penataan secara struktural atas berbagai obyek potensial yang akan dikembangkan dengan berpedoman pada :
1. Keragaman dan klasifikasi obyek yang akan dikembangkan 2. Konguitas atau kesalingdekatan antara obyek 3. Jangkauan pelayanan fasilitas yang ada dan potensi
pengembangannya 4. Aksesibilitas antar obyek dan antara obyek dengan pusat
pelayanan/ pengembangan yang ada.
Selain itu, pembentukan struktur perwilayahan pariwisata juga harus mengacu pada rencana tata ruang wilayah yang telah disusun. Dalam hal ini, Kabupaten Kayong Utara telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, yang meskipun belum ditetapkan sebagai PERDA tetapi
86 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
sudah harus diacu karena sudah dibahas dan disempurnakan dalam forum seminar.
Dalam RTRW Kabupaten Kayong Utara, ditetapkan suatu struktur tata ruang wilayah secara hirarkhis, dimana Kabupaten Kayong Utara dibagi dalam 3 Wilayah Pengembangan dengan tiga pusat pengembangan utama :
1. Wilayah Pengembangan I meliputi Kecamatan Sukadana, dan Kecamatan Simpang Hilir dengan pusat pelayanan dan pertumbuhan di kota Sukadana. Kegiatan utama pada WP ini adalah kawasan pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pertanian dan pariwisata yang terkait dengan fungsi lindung dan daerah tangkapan air.
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah strategi pengembangan kawasan budidaya terbagi menjadi dua yaitu budidaya pertanian dan budidaya non pertanian. Budidaya pertanian meliputi pertanian lahan basah dan lahan kering, perikanan serta kawasan peternakan. Sedangkan budidaya non pertanian meliputi kawasan pemerintahan, kawasan pendidikan, dan kawasan kepariwisataan. Dari fungsi ini, konsep pengembangan kepariwisataan difokuskan kepada arahan fungsi yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Sedangkan potensi kepariwisataan lain yang berupa adanya beberapa kawasan cagar budaya dan dermaga menjadi daya tarik kepariwisataan non lindung TNGP. Dalam hal ini perlu kehati‐hatian yang sangat besar untuk pengembangan kegiatan pada WP ini mengingat WP I merupakan wilayah dengan kawasan lindung yang sangat besar.
2. Wilayah Pengembangan II yang meliputi Kecamatan Kecamatan Teluk Batang dan Seponti dengan pusat pelayanan dan pertumbuhan di kota Teluk Melano. Kegiatan utama di WP ini adalah pusat perdagangan dan jasa, industri pengolahan, hutan produksi terbatas, hutan konversi, perkebunan, hortikultura dan peternakan.
3. Wilayah Pengembangan III yang meliputi Kecamatan Maya Karimata dengan pusat pelayanan dan pertumbuhan di kota Tanjung Satai. Kegiatan utama di WP ini adalah perikanan, pertambangan emas, wisata alam Suaka Alam Laut Pulau Karimata dan wisata budaya.
Gambar 3 menunjukkan secara spasial pembangian wilayah pengembangan di Kabupaten Kayong Utara sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kayong Utara.
Kalau dilihat gambar tersebut, pembentukan struktur perwilayahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten didasarkan pada pertimbangan‐pertimbangan utama berikut :
1. Aspek Pertumbuhan, dengan memacu perkembangan pusat‐pusat yang telah berkembang/tumbuh sehingga dapat diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
2. Aspek Pemerataan, dengan menyebarkan pusat‐pusat pengembangan ke seluruh bagian wilayah untuk mengatasi disparitas (ketimpangan) antar sub wilayah sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan lebih merata.
3. Aspek keterkaitan antar sektor dalam wilayah, dengan mengusahakan terciptanya keterkaitan antar sektor yang ada di tiap‐tiap sub wilayah pengembangan, sehingga pertumbuhan tiap sektor dapat mendorong/ menarik sektor/subsekor lainnya untuk
88 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
berkembang. Dalam hal ini perhatian besar secara efisien dapat ditekankan pada leading sectors yang karena telah menjadi keterkaitan antar sektor, perkembangan leading sectors ini dapat menjalar ke sektor/subsektor lainnya.
4. Aspek keterkaitan antar sektor antar wilayah, dengan mengembangkan sektor‐sektor ekspor base yang mampu menjadi sektor yang memiliki competitive adventages terhadap wilayah lain. Dengan demikian diusahakan untuk mengembangkan sektor‐sektor unggulan yang berbeda untuk sub wilayah yang berbeda.
Dalam pembentukan struktur perwilayahan pengembangan sektor pariwisata keempat aspek tersebut juga menjadi bahan pertimbangan, ditambah dengan sejumlah kriteria /pertimbangan yang berorientasi pada jenis dan karakter obyek/daya tarik wisata dan fisik geografis, seperti yang telah diuraikan pada awal sub bab ini.
6.1.2 Penetapan Struktur Perwilayahan Pengembangan Pariwisata
Berdasarkan kriteria/pertimbangan yang telah dibahas pada subbab sebelumnya, maka ditetapkan suatu Struktur Perwilayahan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara dalam tiga hirarkhi perwilayahan terdiri dari :
1. Kawasan Wisata (KW) 2. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) 3. Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP)
Kawasan wisata adalah suatu areal yang mencakup satu atau lebih obyek/daya tarik wisata yang secara geografis saling berdekatan dan ada suatu keterkaitan (linkage) antar obyek/daya tarik wisata tersebut, atas dasar homogenitas dalam arah pencapaian dan efektivitas waktu pencapaiannya.
Beberapa Kawasan Wisata yang memiliki keterkaitan secara geografis dalam satu perwilayahan setingkat di atasnya yaitu Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP), selain pertimbangan geografis, pengelompokan kawasan wisata ini juga didasarkan pada pertimbangan struktur perwilayahan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kayong Utara dan pertimbangan kesamaan tipologi kawasan wisata dari aspek daya tarik wisata yang dominan.
Dalam struktur wilayah pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara ini ditetapkan 5 (lima) Kawasan Pengembangan Pariwisata yaitu :
1. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) Alam Gunung Palung, meliputi beberapa Kawasan Wisata Unggulan :
a. Kawasan Wisata Gunung Palung‐Cabang Panti dengan beberapa obyek/daya tarik wisata : 1. Pendakian Gunung Palung – Gunung Panti 2. Pengamatan Satwa Liar (Bekantan, Orang Utan, dll) 3. Jungle tracking Gunung Palung‐ Gunung Panti 4. Arung Jeram Sungai Merah 5. Wisata Ilmu Pengetahuan di Pusat Riset Cabang Panti 6. Air Terjun Air Putih
b. Kawasaan Wisata Riam Berasap dengan obyek/daya tarik wisata :
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 89
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
1. Riam Berasap 2. Hiking dan Jungle Tracking Gunung Seberuang 3. Arung Jeram Sungai Siduk Hulu 4. River Cruising dan Pengamatan Satwa Sungai Sunduh 5. Pengamatan Satwa Bekantan di Kampung Baru
c. Kawasan Wisata (KW) Kota Sukadana dengan obyek/daya tarik wisata : 1. Pengembangan Waterfront Teluk Sukadana 2. Pengembangan Wisata Kuliner Seafood 3. Pusat Hiburan dan Entertainment (pub, café, karaoke,
amusement, spa, dll) 4. Pusat Kebugaran dan Sport Center 5. Pengembangan Atraksi Seni dan Budaya 6. Pengembangan Museum dan Cagar Budaya dan Sejarah
Kota Sukadana sebagai Pusat Imperium Matan‐Tanjungpura
7. Pusat Pemasaran Agrowisata dan hasil olahannya 8. Pusat Pemasaran Kerajinan dan Cinderamata
d. Kawasan Wisata (KW) Pantai Pulau Datuk, meliputi : 1. Kegiatan Wisata pantai : berenang dan bermain cano,
voli pantai, sight seeing (sunset), dll. 2. Kegiatan wisata bahari seperti banana boat, flying fish,
parasailing dan jetski 3. Wisata pemancingan (fishing) 4. Hutan Wisata dan Taman Burung 5. Areal Piknik 6. Convention Center 7. Panggung Terbuka (Amphi theatre)
8. Wisata Kuliner, 9. Dll
e. Kawasan Wisata Pantai Selatan, dengan beberapa obyek /daya tarik wisata : 1. Pantai Pasir Mayang 2. Wisata Budaya Kampung Laut Sukadana 3. Wisata Pantai dan Kampung Nelayan Pasir Panjang 4. Pantai Siduk 5. Wisata bahari Pulau Juanta
f. Kawasan Wisata Pantai Tambak Rawang dengan beberapa obyek/daya tarik wisata : 1. Taman rekreasi Pantai 2. Sight Seeing (sunset) 3. Swimming, boating, canoing, jet ski, parasailing, dll 4. Olahraga pantai
g. Kawasan Wisata Alam dan Budaya Sedahan Jaya dengan obyek daya tarik wisata : 1. Situs purbakala Batu Bulan 2. Situs Purbakala Batu Hujau 3. Goa Peristirahatan Pangeran Panape di Gunung Lalang
Desa Harapan Mulia 4. Tatanan Budaya Tradisional Bali (little Bali) 5. Agro wisata (palawija dan hortikultura) 6. Air Terjun Lubuk Baji 7. Longer time for Hiking in tropical rain forest 8. Wildlife observation (Orangutan, Gibbons, Red ‐ leaf
Monkey, Hornbills, dll)
90 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
2. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) Sungai Simpang dengan pengembangan beberapa Kawasan Wisata Unggulan :
a. Kawasan Wisata Batu Barat dengan obyek daya tarik wisata : 1. Wildlife observation (Proboscis Monkeys, Orangutan,
Hornbills, dll.) 2. River Cruising sepanjang Sungai Batu Barat and Sungai
Kubang 3. Hiking di Bukit Kubang 4. Tatanan budaya tradisional Melayu Kayong di Desa Batu
Barat b. Kawasan Wisata Batu Daya dengan obyek daya tarik wisata :
c. Kawasan Wisata Budaya dan Sejarah Kerajaan Simpang di Telok Melano dengan obyek daya tarik wisata : 1. Makam Panembahan Karang Tunjung, Wayang Kulit,
Batu Sebugal di Mungguk Jering, 2. Komplek Makam Raja‐raja Simpang, Makam Prabu Jaya,
Makam Seikh Said Kobra, Makam Panembahan Simpang, Makam Anjang Samad, Makam Raja Simpang terakhir (Gusti Mahmud) Melano Kota.
3. Makam Tua Sekusur di Sekusur, 4. Dungun Kapal di Matan, 5. Belang Kait (Arena Pertempuran Perang Melawan
Belanda 1912), Bengkuyang Pos Pengawasan/ Pengintaian Untuk Melawan Tentara Belanda, Bukit Pemagang (Lubuk Senjata)
3. Kawasan Pengembangan Pariwisata(KPP) Telok Batang meliputi Kecamatan Telok Batang dan Seponti, terdiri dari beberapa kawasan wisata unggulan
a. Kawasan Agrowisata Seponti Jaya b. Kawasan Wisata Budaya Seponti Jaya dengan daya tarik
wisata 1. Budaya Tradisional Jawa 2. Cagar Budaya Batu Beng di Desa Podorukun, 3. Cagar Budaya Pasir Timbul dan Sungai Durhaka di Durian
Sebatang c. Kawasan Wisata Kota Telok Batang dengan daya tarik
wisata: 1. Wisata industri pengolahan dan kerajinan rakyat 2. Pengembangan Wisata Kuliner Seafood 3. Pusat Hiburan dan Entertainment (pub, café, karaoke,
amusement, spa, dll) 4. Pusat Kebugaran dan Sport Center 5. Pusat Pemasaran Agrowisata dan hasil olahannya 6. Pusat Pemasaran Kerajinan dan Cinderamata 7. Keindahan alam muara sungai 8. Alur Bandung di Desa Alur Bandung, 9. Gunung Tujuh dan Goa Macan
4. KPP Pulau Maya – Pelapis dengan beberapa kawasan wisata unggulan :
a. Kawasan Wisata Tanjung Satai dengan pengembangan beberapa obyek daya tarik wisata : 1. Kampung Nelayan 2. Pantai Pasir Putih Tanjung Turun
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 91
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
3. Pantai Teluk Baru Tanjung Satai 4. Situs Sejarah Tanjung Satai
b. Kawasan Wisata Dusun Besar 1. Pantai Tanjung Gunung 2. Pantai Tanjung Pasir 3. Situs Sejarah Desa Kemboja 4. Situs Sejarah Gunung Totek Dusun Kecil
c. Kawasan Wisata Bahari Pulau Pelapis – Penebangan dengan pengembangan obyek /daya tarik wisata : 1. Penyelaman/diving/marine walk 2. Olahraga air 3. Sight seeing 4. Boating, fishing
5. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) Pulau Karimata terdiri dari 3 Kawasan Wisata unggulan yaitu :
a. Kawasan Wisata Pulau Karimata b. Kawasan Wisata Bahari Pulau Serutu c. Kawasan Wisata Pulau Penyu
6.1.3 Penetapan Pusat Pengembangan
Pada hakekatnya konsep struktur perwilayahan ini diterapkan terutama untuk menjamin terjadinya pemerataan perkembangan pembangunan pariwisata keseluruh bagian kabupaten yang berpotensi. Akan tetapi perwujudan konsep pembangunan terpadu ini perlu juga diimbangi dengan penerapan konsep “pertumbuhan” dengan menetapkan beberapa kota potensial sebagai pusat‐pusat pintu gerbang pariwisata ke kawasan‐kawasan wisata yang dilayani serta sebagai pusat pelayanan/akomodasi.
Penentuan kota‐kota pusat pengembangan pariwisata ini mempertimbangkan berbagai aspek seperti :
1) Struktur pusat‐pusat pertumbuhan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kayong Utara.
2) Kecenderungan perkembangan kota‐kota yang potensial berkembang menjadi kota pariwisata sebagai akibat kebijaksanaan maupun rencana pengembangan wilayah maupun sektoral.
3) Aspek aksesibilitas total dari kawasan‐kawasan wisata yang berdekatan.
Dengan pertimbangan‐pertimbangan tersebut maka ditetapkan tiga kota pusat pertumbuhan disetiap KPP yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu :
1) Sukadana sebagai pusat pengembangan KPP Gunung Palung 2) Telok Melano sebagai pusat pengembangan KPP Simpang 3) Telok Batang sebagai pusat pengembangan KPP Telok Batang 4) Tanjung Satai sebagai pusat pengembangan WPP Pulau Maya‐
Pelapis. 5) Padang sebagai pusat pengembangan KPP Karimata
Kabupaten Kayong Utara sebagai salah satu wilayah pengembangan pariwisata (WPP) di Propinsi Kalimantan Barat memiliki pusat pengembangan di Kota Sukadana.
Dengan demikian dalam struktur perwilayahan pengembagnan pariwisata Kabupaten Kayong Utara ditetapkan pusat‐pusat pengembangan seperti terlihat pada Gambar 4.
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 93
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
6.2 Prioritas Pengembangan Pariwisata Terbatasnya semberdaya yang tersedia baik dari aspek pembiayaan, sumberdaya manusia maupun infrastruktur penunjang pariwisata, menyebabkan sulitnya pengembangan pariwisata secara merata di seluruh wilayah pengembangan dalam waktu yang sama. Oleh karena itu harus dirumuskan suatu sistem prioritas pengembangan sesuai dengan potensi yang ada dan sasaran‐sasaran pembangunan yang ingin dicapai.
6.2.1 Kriteria Penentuan Sistem Prioritas Ada 3 kriteria yang dipertimbangkan dalam penentuan prioritas pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Kayong Utara yaitu :
1. Penilaian terhadap kualitas sumberdaya obyek/daya tarik wisata yang ada dalam kawasan wisata.
2. Penilaian terhadap kuantitas unsur‐unsur penunjang obyek/daya tarik wisata yang ada dalam kawasan wisata.
3. Penilaian terhadap “aspek pemasaran wisatawan setiap kawasan wisata”.
Penilaian terhadap kualitas sumberdaya obyek/daya tarik diterapkan atas 3 unsur penilaian yaitu :
1. Keunikan/kelangkaan obyek/daya tarik sehingga diharapkan nilai kompetitifnya tinggi terhadap daerah wisata lainnya. Semakin unik/langka obyek tersebut, akan semakin besar daya tariknya bagi wisatawan.
2. Keragaman daya tarik secara kuantitas, karena semakin beragam daya tarik yang dimiliki suatu obyek, akan semakin besar daya daya tariknya bagi wisatawan.
3. Jangkauan segmen pasar wisatawan, yaitu penilaian terhadap kemungkinan luas jagkauan pemanfaatan wisatawan terhadap suatu obyek/daya tarik wisata.
Penilaian terhadap kriteria kedua yaitu aspek kuantitas dan kualitas unsur‐unsur penunjang obyek/day atarik wisata didasarkan atas : 1. Penilaian terhadap kondisi sarana/prasarana dasar wisata seperti
sarana/prasarana perhubungan, akomodasi, dan lain‐lain. 2. Penilaian terhadap kualitas lingkungan meliputi kondisi fisik
lingkungan, kepadatan obyek dan kemungkinan untuk perluasan/ pengembangan kawasan.
3. Penilaian secara kualitatif kualitas dan kesiapan Sumber Daya manusia setempat.
Sedangkan penilaian kriteria terakhir pada dasarnya untuk melihat sejauh mana suatu obyek/daya tarik wisata di Kabupaten Kayong Utara telah dipasarkan bagi kunjungan wisatawan baik secara perorangan maupun organisasi agen perjalanan.
Selain 3 kriteria di atas, nilai total potensi pengembangan obyek wisata ditentukan pula oleh keselarasannnya dengan rencana pengembangan sektor lain terutama dalam hal pemanfaatan lahan. Beberapa sektor yang dikaji dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata adalah :
1. Pengembangan Perkebunan 2. Pengembangan Kegiatan Kehutanan 3. Pengembangan Kegiatan Pertambangan
94 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
4. Pengembangan Permukiman Trasmigrasi 5. Pengembangan Pertanian Lahan Basah
Penilaian terhadap potensi pengembangan sektoral tersebut dilakukan dengan cara menganalisis secara spasial kawasan‐kawasan wisata yang akan dikembangkan terhadap peruntukan dan pemanfaatan lahan sektoral yang ada. Tabel 28 dan 29 menunjukan ringkasan / matrik penilaian obyek wisata berdasarkan parameter – parameter yang telah ditetapkan diatas.
6.2.2 Potensi Pengembangan Prioritas peNgembangan kawasan wisata ditentukan berdasarkan nilai potensi pengembangan setiap kawasan. Kawasan wisata prioritasutama dalam kawasan wisata dengan rengking nilai potensi pertama. Penilaian tidak hanya dilakukan pada tingkat kawasan, tetapi juga pada tingkat KPP. Nilai potensi pengembangan dinyatakan dalam 3kelompok yaitu potensi rendah, sedang dan tinggi.
6.2.3 Penetapan Prioritas Pengembangan Hasil penilaian kuantitatif dengan beberapa parameter di atas memberikan gambaran awal mengenai urutan prioritas pengembangan obyek dan kawasan wisata yang ada. Untuk menentukan prioritas pengembangan yang benar‐benar akan dipakai sebagai pedoman pengembangan pariwisata, harus dipertimbangan lagi beberapa aspek yang tidak dapat dikualifikasikan seperti:
• Seberapa besar dampak yang ditimbulkan baik dampak positif maupun dampak negatif bila suatu obyek dikembangkan
• Kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan langsung maupun tidak langsung terhadap pengembangan suatu obyek
• Kecenderungan (trend) pasar wisata di masa yang akan datang
Dengan demikian, prioritas pengembangan obyek/kawasan wisata di Kabupaten Kayong Utara ditetapkan sebagai berikut : 1) Untuk tingkat KPP
a) Prioritas pengembangan I adalah KPP Gunung Palung dan KPP Pulau Karimata
b) Prioritas pengembangan II adalah KPP Pulau Maya‐Pelapis dan Telok Batang
c) Prioritas pengembangan III adalah KPP Simpang 2) Untuk tingkat kawasan wisata :
a) Prioritas pengembangan I adalah :
• Kawasan wisata Pantai Pulau Datuk
• Kawasan wisata Gunung Palung‐Cabang Panti
• Kawasan wisata Riam Berasap
• Kawasan wisata Kota Sukadana
• Kawasan wisata Kota Teluk Batang
• Kawasan wisata Pulau Karimata
• Kawasan Wisata Pulau Serutu
• Kawasan Wisata Pulau Pelapis‐Penebangan
• Kawasan Wisata Budaya Sedahan Jaya b) Prioritas pengembangan II adalah :
• Kawasan Wisata Riam Berasap
• Kawasan Wisata Batu Barat
• Kawasan wisata Agro Seponti Jaya
• Kawasan wisata Pulau Penyu
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 95
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
• Kawasan wisata Sejarah di Tellok Melano
• Kawasan wisata Tambak Rawang c) Prioritas pengembangan III adalah :
• Kawasan Wisata Pantai Selatan
• Kawasan Wisata Bukit Batu Daya
• Kawasan Wisata Budaya Seponti Jaya
• Kawasan Wisata Tanjung Satai
• Kawasan Wisata Dusun Besar
Urutan prioritas pada tingkat KPP berimplikasi pada urutan prioritas pengembangan secara spacial dalam bentuk penyusunan Rencana Detail Kawasan Pengembangan Pariwisata (RDTR‐KPP). Serta urutan prioritas pengembanagan pusat‐pusat KPP sebagai pintu gerbang dan pusat pelayanan bagi KPP masing‐masing.
Sedangkan urutan prioritas tingkat kawasan wisata (KW) lebih berimplikasi pada urutan prioritas pengembangan obyek dan daya tarik meliputi pengembangan program‐program kepariwisataan yang langsung pada sasaran potensi / sumberdaya wisata, sumberdaya manusia, manajemen atraksi maupun pengembangan fasilitas dan utlitas pendukung.
96 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Tabel 28 : Kriteria Penilaian Potensi Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata
KRITERIA PARAMETER PENILAIAN
NILAI 1 NILAI 2 NILAI 3 NILAI 4
SUMBER DAYA WISATA (OBYEK
DAN DAYA TARIK)
KEUNIKAN : Dilihat dari kelangkaan yaitu apakah obyek mudah ditemukan ditempat lain atau tidak. Meliputi kesamaan, jenis, kondisi, kualitas dan kesan yang ditimbulkan oleh obyek.
Bila obyek yang sama banyak terdapat di kawasan lain dalam wilayah Kabupaten
Kayong Utara
Bila obyek yang sama jarang ditemukan di
kawasan lain di Kabupaten Kayong
Utara
Bila obyek yang sama jarang ditemukan di Kalimantan Barat
Bila obyek yang sama hanya ditemukan di
luar Kalimantan Barat.
KERAGAMAN DAYA TARIK : Dinilai dari banyaknya daya tarik berbeda yang dipunyai obyek-obyek tersebut (misal 1)
Bila obyek hanya mempunyai satu daya
tarik
Bila obyek mempunyai dua sampai lima daya
tarik
Bila obyek mempunyai enam sampai sepuluh
jenis daya tarik
Bila obyek mempunyai lebih dari sepuluh daya
tarik
PEMANFAATAN OLEH WISATAWAN : Dinilai dari kemungkinan luas jangkauan pemanfaatan wisatawan terhadap suatu obyek wisata
Bila wisatawan yang datang mengunjungi obyek hanya berasal dari sekitar kawasan
Bila wisatawan yang mengunjungi obyek
berasal dari luar kabupaten tetapi masih dalam wilayah propinsi
Bila wisatawan yang mengunjungi obyek
berasal dari luar propinsi tetapi masih terbatas dalam negeri
Bila obyek dikinjungi wisatawan
mancanegara
NILAI RAGAM SARANA
PRASRANA
KERAGAMAN PERHUBUNGAN : Penilaian dilakukan terhadap keanekaragaman sarana perhubungan yang dapat dimanfaatkan untuk pencapaian obyek
Bila tidak tersedia angkutan ke obyek
Bila tersedia 1 jenis sarana transportasi
Bila tersedia 2 jenis sarana transportasi
Bila tersedia 3 jenis sarana transportasi
KERAGAMAN UTILITAS : Penilaian dilakukan terhadap keanekaragaman utilitas yang dapat dimanfaatkan
Bila tersedia 1 jenis sarana utilitas
Bila tersedia 2 jenis sarana utilitas
Bila tersedia 3 jenis sarana utilitas
Bila tersedia lebih dari 3 jenis sarana utilitas
KERAGAMAN SARANA PENUNJANG : Penilaian dilakukan terhadap keanekaragaman sarana penunjang yang dimanfaatkan
Bila tersedia 1 jenis sarana penunjang
Bila tersedia 2 jenis sarana penunjang
Bila tersedia 3 jenis sarana penunjang
Bila tersedia lebih dari 3 jenis sarana
penunjang
NILAI KUALITAS SARANA
PRASARANA
KUALITAS PERHUBUNGAN : Penilaian dilakukan terhadap kondisi fisik dan pelayanan, kapasitas kemudahan sarana utilitas yang tersedia
Bila sebagian kecil sarana/prasarana yang ada mempunyai nilai
baik untuk semua aspek
Bila sebagian sarana/prasarana yang ada mempunyai nilai
baik untuk semua aspek
Bila sebagian besar sarana/ prasarana yang
ada mempunyai nilai baik untuk semua aspek
Bila semua sarana/ prasarana yang ada
mempunyai nilai baik untuk semua aspek
KUALITAS UTILITAS : Penilaian dilakukan terhadap kondisi fisik, pelayanan, kapasitas kemudahan sarana utilitas yang tersedia
Bila sebagian kecil sarana/prasarana yang ada mempunyai nilai
baik untuk semua aspek
Bila sebagian sarana/prasarana yang ada mempunyai nilai
baik untuk semua aspek
Bila sebagian besar sarana/ prasarana yang
ada mempunyai nilai baik untuk semua aspek
Bila semua sarana/ prasarana yang ada
mempunyai nilai baik untuk semua aspek
KUALTIAS SARANA PENUNGJANG : Penilaian dilakukan terhadap kondisi fisik pelayanan, kapasitas kemudahan sarana utilitas yang tersedia
Bila sebagian kecil sarana/prasarana yang ada mempunyai nilai
baik untuk semua aspek
Bila sebagian sarana/prasarana yang ada mempunyai nilai
baik untuk semua aspek
Bila sebagian besar sarana/ prasarana yang
ada mempunyai nilai baik untuk semua aspek
Bila semua sarana/ prasarana yang ada
mempunyai nilai baik untuk semua aspek
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 97
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
NILAI KUALITAS LINGKUNGAN
KONDISI FISIK LINGKUNGAN : Dinilai dari keadaan elemen-elemen fisik lingkungan secara umum, apakah dalam keadaan rusak
Bila semua elemen lingkungan rusak/
tercemar
Bila elemen lingkungan yang dirudak/tersemar
dominan
Bila elemen lingkungan yang dirudak/tersemar
tidak dominan
Bila elemen lingkungan dalam keadaan baik
KEPADATAN OBYEK WISATA : Dinilai dari banyaknya obyek wista dalam lingkungna yang sama
Bila dalam lingkungan terdapat hanya satu
jenis obyek
Bila dalam lingkungan terdapat dua sampai
tiga jenis obyek
Bila dalam lingkungan terdapat lebih dari tiga
jenis obyek
Bila dalam lingkungan terdapat lebih dari tiga
jenis obyek
KETERSEDIAAN LAHAN : Penilaian dilakukan berdasarkan ketersediaan luas dan kualitas lahan yang dapat dibangun
Bila lahan yang tersedia sedikit dan struktur
tanahnya buruk
Bila lahan yang tersedia luas, struktur tanahnya buruk atau sebaliknya
Bila lahan yang tersedia luas, struktur tanahnya
baik
Bila lahan yang tersedia luas, struktur tanahnya
baik
NILAI KESIAPAN MASYARAKAT
KEPERCAYAAN MASYARAKAT : Penilaian dilakukan denagn asumsi semakin sederhana kepercayaan yang dianut semakin terisolasi dan tertutup masyarakatnya sehingga diduga semakin sulit menerima perubahan
Kepercayaan mayoritas masyarakat adalah kepercayaan nenek moyang (Animisme)
Kepercayaan mayoritas campuran animisme
dan agama (seimbang)
Kepercayaan mayoritas masyarakat adalah
agama
Kepercayaan mayoritas masyarakat adalah
agama
HOMOGENITAS PENDUDUK : Penilaian dilakukan dengan asumsi semakin maju dan dekat pihak yang berperan dengan masyarakat semakin mudah untuk menerima perubahan
Semua penduduk asli setempat
Sebagian penduduk adalah pendatang
Kompetisi penduduk asli dan pendatang
seimbang
Mayoritas penduduk adalah pendatang
SIKAP MASYARAKAT : Penilaian dilakukan derngan asumsi semakin terbuka menerima masyarakatnya, semakin mudah menerima perubahan
Masyarakat bersifat tertutup (menolak)
Sebagian masyarakat bersifat tertutup
(menolak)
Komposisi masyarakat yang menolak dan terbuka seimbang
Seluruh masyarakat bersifat terbuka
(menerima_
PEMANFAATAN KUNJUNGAN
PERSEORANAGAN/ AGEN
PERJALANAN
Bila obyek/daya tarik belum dimanfaatkan
untuk kunjungan dengan intensitas
kunjungan tidak tetap
Bila obyek/daya tarik belum dimanfaatkan
untuk kunjungan dengan intensitas
kunjungan tidak tetap
Bila obyek/daya tarik belum dimanfaatkan
untuk kunjungan dengan intensitas
sedang
Bila obyek/daya tarik belum dimanfaatkan
untuk kunjungan dengan intensitas tinggi
98 RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Tabel 29 : Kriteria Pengembangan Perwilayahan Pariwisata Berdasarkan Perwilayahan Peruntukan Lahan Sektoral
KONDISI FISIK PENILAIAN
NILAI 1 NILAI 2 NILAI 3
Pengembangan Wilayah Perkebunan Bila obyek terletak di dalam wilayah
perkebunan besar swasta atau perkebunan inti masyarakat
Bila obyek wisata terletak di dalam wilayah peruntukan perkebunan atau daerah yang potensial untuk
pengembangan perkebunan
Bila obyek wisata tidak terletak di dalam kawasan perkebunan, peruntukan ataupun potensi
perkebunan
Pengembangan Kegiatan Hutan Produksi Bila obyek terletak di dalam wilayah
HP yang telah beroperasi Bila obyek terletak di dalam wilayah
peruntukan Hutan Produksi Tidak berada di dalam daerah yang
berpotensial untuk HP
Daerah Potensial Untuk Pengembangan Pertanian
Bila obyek wisata berada dalam kawasan pertanian lahan kering,
tanaman keras dan atau persawahan
Bila obyek wisata berada dalam kawasan yang potensial bagi
pengembangan pertanian lahan kering, tanaman keras dan atau
persawahan
Tidak berada di dalam daerah yang berpotensial untuk peranian
Wilayah Kontrak Karya Emas dan Emas Rakyat Wilayah Perusahaan Pertambangan Tidak berada di dalam wilayah
kontrak Perusahaan Pertambangan
Kawasan Lindung Kawasan Lindung Wilayah Hutan PPA (termasuk Suaka
Alam dan Hutan Wisata)
Pengembangan Pemukiman Transmigrasi Tidak berada di dalam wilayah permukiman transmigarasi
Batas wilayah pengembangan partial
transmigrasi
Wilayah Kuasa Pertambangan Wilayah Perusahaan Pertambangan Tidak berada di dalam wilayah
kontrak perusahaan pertambangan
LAPORAN AKHIR, HAL.99
7 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
7.1 Strategi Umum Sesuai dengan hasil analisis SWOT (Strenght = kekuatan/keunggulan, Weakness = kelemahan/kendala, Opportunity = peluang, Threats = tantangan) yang dimiliki oleh masing‐masing kawasan wisata potensional di Kabupaten Kayong Utara, dan sesuai pula dengan hasil perkiraan jumlah kunjungan wisatawan serta berbagai rencana pembangunan pemerintah yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara, maka ditetapkan beberapa strategi umum pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara sebagai berikut :
7.1.1 Strategi I
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara pada tiga prinsip utama yaitu layak secara ekonomis, diterima (didukung) masyarakat setempat dan aman serta berkelanjutan secara ekologis. Oleh karena itu pengembangan pariwisata harus selalu didasarkan pada pemanfaatan secara optimal potensi obyek dan daya tarik wisata alam bahari dan hutan tropis berwawasan lingkungan dalam konteks usaha konservasi
100 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
dengan sebesar mungkin mengakomodasi keterlibatan masyarakat setempat.
Strategi ini sangat penting mengingat beberapa justifikasi berikut :
1) Wisata bahari memberikan keunggulan banding (comparative advantage) Kabupaten Kayong Utara dalam konteks Kalimantan Barat dan Kalimantan umumnya. Disamping kawasan wisata pantai barat dengan Suaka Alam Laut Maya Karimata ini sudah relatif berkembang dan dikenal, juga merupakan kawasan dengan akses yang tinggi baik internal maupun eksternal (terletak pada jalur pelayaran Selat Karimata).
2) Hutan hujan tropis yang kaya dengan flora dan fauna khas di Taman Nasional Gunung Palung merupakan potensi vital dalam peta internasional sebagai bagian dari keseluruhan hutan tropis Kalimantan yang dikenal dengan “Borneo The Mysterious Island” atau “paru‐paru dunia setelah Amazon”. Oleh karena itu, pengembangan wisata Kabupaten Kayong Utara harus mampu memanfaatkan posisi unik hutan tropisnya tidak saja secara nasional melainkan juga internasional.
3) Karena tumpuan pengembangan wisata pada keaslian alam maka usaha untuk selalu memelihara kelestarian lingkungan hidup harus menjadi dasar dari seluruh tindakan pengembangan pariwisata bahkan juga dalam berbagai sektor, melalui usaha pengendalian dampak dengan formulasi model yang dapat digunakan secara tepat dan cepat. Ini adalah misi utama untuk menjaga dan menjamin pengembangan berkelanjutan (sustainable development) melalui pemerliharaan kesinambungan sumberdaya (sustainability of resources).
Implikasi dari strategi ini adalah :
• Perlu segera dilakukan perencanaan teknis terhadap kawasan‐kawasan wisata bahari dan kawasan hutan wisata yang masuk dalam prioritas utama baik secara internal maupun eksternal. Secara internal dilakukan perencanaan teknis tata ruang kawasan, rencana teknis pengembangan obyek / daya tarik, rencana pengembangan fasilitas dan utilitas serta rencana investasi yang matang. Sedangkan secara eksternal perlu segera disusun rencana pengembangan aksesibilitas melalui pembangunan jalan, pelabuhan maupun lapangan udara. Disamping itu juga perlu dilakukan promosi yang sungguh‐sungguh baik untuk menarik investor maupun menarik wisatawan.
• Perlu dibentuk suatu model mekanisme kontrol dalam pengendalian dampak lingkungan yang sifatnya lintas sektoral terutama dengan sektor‐sektor kehutanan, industri, pertanian, perikanan dan pertambangan yang berkaitan langsung dengan pemanfaatan aset utama pariwisata Kabupaten Kayong Utara yaitu gunung, sungai, pantai dan laut.
• Perlu dikembangkan pembangunan kawasan wisata secara terpadu (integrated development), dimana pariwisata diharapkan mampu mensinkronkan berbagai pendekatan manfaat penggunaan ruang sehingga terbentuk manajemen pengembangan wisata terpadu dan tertata.
• Perlu dikembangkan konsep pembangunan pariwisata partisipatoris yang mampu mengakomodasikan sebanyak mungkin keterlibatan masyarakat lokal secara aktif, tidak saja dalam pelaksanaan/ implementasi akan tetapi juga sebagai
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA 101
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
komponen perangkat pengendali yang memiliki apresiasi tinggi, baik itu pada pengembangan fisik wilayah maupun pada pengembangan sosial budaya masyarakat.
• Akhirnya untuk menjamin keberhasilan semua usaha tersebut secara hukum, perlu diciptakan perangkat pengendalian berupa peraturan ditingkat daerah mengenai konservasi dan preservasi. Dan yang terpenting diciptakan pula jabaran operasionalisasi peraturan dan perundangan tersebut sehingga dapat digunakan secara teknis di lapangan.
7.1.2 Strategi II
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara harus dilakukan dalam konteks regional terpadu, tidak hanya terpaku pada pendekatan lokal parsial.
Strategi ini perlu menjadi perhatian mengingat :
1) Kabupaten Kayong Utara sebagai bagian dari Pulau Kalimantan telah lekat citranya dalam kesatuan “Borneo The Mysterious Island” secara internasional baik dalam kaitannya dengan isu lingkungan sebagai salah satu pulau terbesar yang menyimpan kekhasan dan keunikan sumberdaya alam dan budaya.
2) Kabupaten Kayong Utara sebagai bagian dari Pulau Kalimatan maka potensi yang dimiliki hampir homogen sehingga pengembangan pariwisata perlu pula mempertimbangkan apa yang telah dan belum dikembangkan di wilayah lain baik di kabupaten lain maupun di propinsi lain di Pulau Kalimantan, bahkan perlu dipertimbangkan apa yang dikembangkan oleh Sarawak‐Malaysia. Dengan demikian,
pariwisata Kabupaten Kayong Utara diharapkan dapat menampilkan keunikannya tersendiri.
Implikasi dari strategi ini adalah :
• Perlu disusun suatu rencan induk pengembangan pariwisata Kalimantan terpadu dalam rangka pengembangan pariwisata secara holistik.
• Perlu dikembangkan akses regional antar kabupaten dan antar propinsi baik darat, laut maupun udara.
• Perlu diciptakan strategi promosi terpadu untuk pemasaran produk wisata Kalimantan, dimana masing‐masing kabupaten/propinsi menampilkan keunikan yang berbeda.
7.1.3 Strategi III
Pengembagnan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara harus dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas yang jelas dan didukung oleh kegiatan lintas sektoral secara terpadu dan konsisten.
Strategi ini sangat signifikasn terutama karena :
1) Pengembangan pariwisata yang sangat kompleks baik dari segi spasial maupun substansial tidak mungkin dilakukan secara serentak karena keterbatasan sumberdaya, dana dan kemampuan perencanaan dan pengelolaan, sehingga perlu dilakukan secara bertahap dengan menetapkan skala prioritas baik spasial maupun sektoral.
2) Pariwisata bukanlah sektor yang berdiri sendiri, bahkan hampir seluruh kegiatannya berkatian dengan sektor lain seperti wisata
102 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
bahari yang terkait dengan sektor perikanan dan pertanian, ekoturisme yang sangat terkait dengan sektor pendidikan dan kebudayaan, dan lain‐lain sehingga dalam pelaksanaan sebagala rencana pengembangannya harus selalu dikoordinasikan secara lintas sektoral.
Implikasi dari strategi ini adalah :
• Perlunya disusun skala prioritas pengembangan kawasan maupun obyek wisata yang jelas dan aplicable.
• Kawasan yang memiliki potensi tinggi dan mampu kompetisi secara regional harus diprioritaskan pada tahap‐tahap awal.
• Pengembangan kawasan‐kawasan yang diprioritaskan dalam tahp‐tahap awal perlu didukung oleh investor‐investor yang benar‐benar memiliki model besar dan wawasan pasar internsional serta didukung oleh “political will” yang sungguh‐sungguh dari pemerintah sehingga pengembangan kawasan‐kawasan ini tidak terjebak dalam kegiatan rekreasi berskala lokal.
• Perlu diciptakan suatu sistem menajemen terpadu yang melibatkan seluruh dinas/instansi terkait dengan pengembangan pariwisata di bawah koordinasi Bupati KDH Tingkat II Sambas.
7.2 Strategi Pengembangan Produk Strategi pengembangan produk wisata mencakup arahan mengenai pengembangan obyek/daya tarik wisata dan arah mengenai pengembangan fasilitas akomodasi dan fasilitas pendukung lainnya.
7.2.1 Arahan Pengembangan Obyek/Daya Tarik Wisata
Perkembangan obyek/daya tarik wisata Kabupaten Kayong Utara harus diarahkan pada pencapaian hal‐hal tersebut :
1) Perkembangan obyek atau daya tarik harus diarahkan untuk memperbesar pendapatan daerah, memperluas lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan alam dan nilai budaya daerah.
2) Pengembangan obyek/daya tarik wisata Kabupaten Kayong Utara harus selalu dilakukan dalam konteks regional dan memperkuat citra Kalimantan sebagai “Borneo Tte Mysterious Island”.
3) Pengembangan obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Kayong Utara harus selalu ditekankan pada prinsip preservasi dan konservasi alam untuk menjamin pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (Sustainable Development).
4) Pengembangan obyek/data tarik wisata Kabupaten Kayong Utara harus selalu didasarkan pada prisip komplementaritas, yaitu tidak ada persaingan obyek atau daya tarik wisata masing‐masing kabupaten di Kalimantan Barat atau masing‐masing propinsi di Pulau Kalimantan bahkan juga Sarawak (Malaysia), karena homogenitas ciri obyek dan daya tarik wisata di seluruh Pulau Kalimantan.
5) Pengembangan obyek/daya tarik wisata Kabupaten Kayong Utara harus lebih diprioritaskan pada obyek atau daya tarik yang memiliki jaminan pasar mancanegara.
6) Pengembangan obyek/daya tarik wisata Kabupaten Kayong Utara diarahkan untuk melestarikan kebudayaan tradisional baik budaya
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA 103
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
melayu di daerah pesisir maupun budaya Dayak di pedalaman sehingga mampu mendukung pembangunan wisata alam.
7) Pengembangan obyek/daya tarik wisata Kabupaten Kayong Utara harus selalu memperhatikan daya dukung sarana dan prasarana yang memadai serta penyiapan sumberdaya manusia di sekitar kawasan pengembangan.
7.2.2 Strategi Pengembangan Fasilitas Akomodasi dan Fasilitas Pendukung Lainnya.
Pengembangan fasilitas akomodasi dan fasilitas pendukung pariwisata Kabupaten Kayong Utara diarahkan pada:
• Pemamfaatan daya dukung lahan tanpa merusak lingkungan dan memperhatiakan kelayakan ekomonis dan sosial budaya.
• Menawarkan pengalaman total (total experience) terhadap tema atraksi yang didukung dengan pemilihan tepat terhadap tipe, kapasitas, lokasi, ekspresi arsitektur lokal dan pengejawantahan nilai‐nilai budaya tradisional dalam bentuk fisik tanpa mengabaikan aspek‐aspek keselamatan, kenyamanan dan kebersihan.
• Pengembangan fasilitas yang terjangkau baik dari segi pencapaian maupun informasi dan dana bagi setiap kelompok pengguna.
7.3 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran wisata Kabupaten Kayong Utara perlu memperhatikan 4 aspek pokok yang disebut sebagai “4P” yaitu :
• Product (obyek/daya tarik dan fasilitas)
• Price (tarif/harga)
• Place (lokasi pemasaran)
• Promotion (teknik, media dan manajemen pemasaran)
7.3.1 Strategi Pemasaran Produk Wisata
Strategi pemasaran dari segi produk wisata diarahkan pada hal‐hal sebagai berikut:
• Pemasaran tetap konsisten berdasarkan pada kesan “Borneo The Mysterious Island” dengan menonjolkan keunikan hutan tropis dan budaya pedalaman. Namun obyek‐obyek/daya tarik khas Kabupaten Kayong Utara perlu dijabarkan lebih rinci agar berfungsi komplomenter terhadap citra Kalimantan.
• Pemasaran produk wisata dengan penekanan pada usaha konservasi dan preservasi lingkungan hidup.
• Konsep pemasaran idealnya dilakukakan secara terpadu baik antar produk maupun antar kawasan.
7.3.2 Strategi Penetapan Harga
Strategi penentuan harga perlu memperhatikan hal‐hal berikut:
104 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
1) Harga merupakan salah satu faktor kunci bagi wisatawan untuk mengambil keputusan sedangkan sebagian besar pasar potensial berada jauh dari Kabupaten Kayong Utara (Eropa, Amerika dan asia Timur) sehingga pemasaran dalam konteks regional terpadu akan sangat membantu untuk menentukan tarif yang bersaing.
2) Melakukan penelitian pasar secara kontinyu (terus menerus) karena tingkat harga sering dipengaruhi tingkat permintaan dala kurun waktu tertentu.
3) Koordinasi yang solid antara pemerintah dan swasta pelaku pariwisata perlu dilakukan dalam menentukan standar harga demi tercapainya iklim kompetitif yang positif.
4) Menghindari kebijaksanaan‐kebijaksanaan yang kurang realistis dan strategi tarif yang kurang kompetitif karena hal ini dapat mengurangi kemampuan bisnis lokal.
5) Menghindari penggunaan pajak‐pajak yang memberatkan dunia usaha yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pariwisata sehingga hal ini akan turut menciptakan tarif yang bersaing.
7.3.3 Strategi Pemilihan Lokasi
Strategi pemillihan lokasi pemasaran sangat menentukan kelebihan pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu strategi pemilihan lokasi pemasaran harus selalu memperhatikan hal‐hal berikut :
1) “ The right product on the right market” artinya melakukan pemasaran produk tertentu dilokasi dimana banyak terdapat kelompok wisatawan yang dibidik.
2) Memanfaatkan kawasan‐kawasan yang telah lebih dulu berkembang / dikenal sebagai lokasi untuk promosi seperti Bali, Yogyakarta, Singapura, Jakarta dean lain‐lain.
3) Promosi juga memprioritaskan lokasi‐lokasi tujuan wisata terdekat dan berbagai pintu gerbang utama.
7.3.4 Strategi Manajemen Pemasaran
Starategi manajemen pemasaran pariwisata Kabupaten Kayong Utara harus mempertimbangkan hal‐hal berikut :
1) Teknik promosi yang disesuaikan dengan kelompok sasaran yang dibidik, mampu menggambarkan potensi‐potensi produk secara menarik, artistik dan unik namun tetap jujur, tidak berlebihan.
2) Pemilihan teknik dan media yang tepat untuk sarana promosi harus selalu disesuikan dengan kemajuan teknologi advertising dengan penekanan kepada semaksimal mungkin menjangkau kelompok sasaran.
3) Wisatawan yang sudah pernah berkunjung adalah satu media promosi yang efektif. Oleh karena itu harus tetap diusahakan kepuasan dan kenangan indah bagi wisatawan yang telah berkunjung. Dan yang lebih penting lagi, wisatawan memperoleh kesenangan seperti apa yang mereka lihat dan dengar dalam promosi.
4) Koordinasi yang baik dengan agen promosi di luar wilayah termaksud dengan propinsi lain bahkan Serawak‐Malaysia untuk menciptakan pemasaran yang terpadu dalam konteks pulau Kalimantan.
5) Paket wisata harus diidentifikasikan dalam tiga kelompok utama yaitu:
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA 105
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
a) Paket wisata Bahari b) Paket wisata Khusus (Adventure Tourism, Educational Tourism,
Ekotourism) c) Paket wisata budaya (Culture Tourism)
Yang harus dipasarkan secara internasional ke beberapa agen perjalanan atau pengelola paket wisata profesional.
6) Prioritas pemasaran untuk jangka pendek dan menengah perlu menjangkau pasar ASEAN dan Asia Pasifik, untuk dapat merasakan manfaat langsung pertumbuhan kunjungan.
7) Pemasaran tidak hanya dilakukan terhadap wisatawan yang belum masuk ke Kabupaten Kayong Utara, tetapi harus pula kepada wisatawan yang sedang berada di wilayah Kabupaten Kayong Utara. Dengan demikian kemampuan berpromosi juga harus dimiliki seluruh komponen yang terlibat dalam kegiatan pariwisata.
7.4 Strategi Pengembangan Aksesibilitas Dan Infrastruktur
Aksesibilitas dan infrastruktur sebenarnya memiliki 2 fungsi bagai dua sisi mata uang. Disatu pihak berfungsi sebagai pendukung kegiatan pariwisata yang telah ada dan di sisi lain berfungsi pula sebagai instrumen untuk menarik dan memacu pertumbuhan kawasan wisata baru. Jadi, strategi pengembangan infrantruktur pariwisata ini harus dilakukan dengan dua pendekatan tersebut yaitu :
1) Pengembangan infrastruktur untuk melayani permintaan yang telah ada dan potensinya. Pendekatan ini diterapkan pada wilayah‐wilayah
yang memiliki potensi yang sudah digali dan termanfaatkan dengan baik atau daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi.
2) Pengembangan infrastruktur untuk memacu pertumbuhan kawasan potensial, dengan harapan bahwa adanya infrastruktur akan memacu minat insvestor dan masyarakat untuk mengembangkan kawasan potensial tersebut.
Dengan pendekatan diatas, maka strategi pengembangan aksesibilitas infrastruktur pariwisata di Kabupaten Kayong Utara diarahkan pada hal‐hal berikut :
a) Mendukung pengurangan isolasi wilayah dari pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya serta mendukung tumbuh perkembangannya kawasan wisata yang direncanakan.
b) Mendukung usaha pengembangan kawasan wisata prioritas melalui penyediaan akses yang maksimal baik dari segi waktu pencapaian, biaya pencapaian maupun diversifikasi moda angkutan.
c) Terciptanya jaringan antara KPP, antar kawasan wisata dan antar obyek/daya tarik dan mendukung pengembangan diversifikasi paket‐paket wisata potensial.
d) Menciptakan pengalaman perjalanan yang memuaskan dan manarik, efesien dan berbagai alternatif skala pencapaian yang terjangkau.
e) Selalu mengusahakan perjalanan yang cepat, murah, aman dan nyaman untuk berbagai moda angkutan.
106 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
7.5 Strategi Pelestarian Lingkungan Dan Pengendalian Dampak
Setiap pembangunan walaupun kecil pasti akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Oleh karena itu usaha pengendalian dampak lingkungan harus dilakukan. Usaha ini meliputi pencegahan dan penanggulangan dampak negatif maupun mengembangkan dampak positif. Dampak yang akan terjadi menyebabkan kualitas lingkungan, baik aspek fisik maupun non fisik di daerah ini akan berubah, walaupun tingkat perubahannya lambat namun pasti.
7.5.1 Strategi Umum Pengendalian
Kegiatan pembangunan di Kabupaten Kayong Utara di berbagai sektor berlangsung secara bersaman, oleh sebab itu tidak mudah untuk menunjukkan secara pasti dampak suatu kegiatan terhadap lingkungan secara terpisah. Dalam kegiatan terhadap lingkungan dapat bersifat akumulatif, maupun tersebar di daerah yang sangat luas. Akibat dari dampak negatif yang ditimbulkan adalah menurunkan kualitas lingkungan, yang pada suatu tingkat tertentu akan menyebabkan lingkungan tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukan tertentu. Oleh sebab itu untuk mengetahui seberapa jauh kualitas lingkungan tersebut telah menurun, diperlukan suatu tolok ukur bagi kualitas lingkungan fisik. Menentukan tolok ukur (kriteria) dipandang sebagai sesuatu yang tidak terlalu sulit, namun bagi kualitas lingkungan yang berkaitan dengan aspek biotika, sosial ekonomi, budaya dan kesepakatan kriteria yang bersifat kuantitatif belum dapat dengan mudah diperoleh.
Secara diagramatis, arahan bagi strategi pengendalian dampak lingkungan tersebut dilakukan sebagai berikut :
Dalam pengendalian kualitas lingkunga yang menurun akibat kegiatan pengembangan pariwisata sebaiknya sektor pariwisata ini juga bekerjasama dengan instansi terkait. Pada dasarnya pengendalian kualitas lingkungan harus dapat beroperasi, dapat dilakukan dengan pendekatan :
• Teknologi
• Kelembagaan
Oleh sebab itu pengendalian kualitas lingkungan di beberapa kawasan dilakukan atas dasar pertimbangan‐pertimbangan teknis, ekonomi dan institusional.
7.5.2 Arahan Sistem Evaluasi dan Pemantauan
Upaya dalam pengendalian kualitas lingkungan diharapkan dapat mencegah menurunnya kualitas lingkungan dapat terjaga. Oleh karena itu keberhasilan arahan pengendalian dan pengembangan harus dievaluasi pada saat‐saat tertentu berdasarkan hasil pemantauan terhadap kualitas lingkungan tersebut.
Evaluasi tersebut diatas, khususnya yang menyangkut pengembangan pariwisata dapat dilakukan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kayong Utara maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Kalimantan Barat, bahkan dapt dilakukan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Sudah barang tentu, dalam evaluasi ini harus bekerjasama dengan dinas maupun instansi terkait
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA 107
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
lainnya. Pemantauan kualitas lingkungan dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab. Oleh sebab itu dalam pemantauan kualitas lingkungan, sebagai akibat pengembangan pariwisata, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kayong Utara seharusnya bekerjasama dengan instansi terkait yang bertanggung jawab, untuk menentukan kapan, dimana dan periode pemantauan kualitas lingkungan dan metodologi yang digunakan.
7.5.3 Arahan Pelestarian Lingkungan
Sebagaimana disebutkan pada strategi pengembangan pariwisata di muka, salah satu bentuk strategi pengembangannya adalah pengembangan pariwisata yang didasarkan pada konsep konservasi‐preservasi. Dalam kaitan ini, dengan melihat kandungan kekayaan alam dan budaya Kabupaten Kayong Utara yang sangat besar, sudah selayaknya bentuk‐bentuk kegiatan pelestarian seperti preservasi‐konservasi berada pada posisi yang penting dan strategis.
7.5.3.1 Tipe Daerah, Kawasan atau Areal Pelestarian
Dengan menerapkan beberapa bentuk teknik pelestarian lingkungan dikenal beberapa tipe daerah, kawasan atau areal pelestarian cagar alam, cagar budaya, taman nasional, taman wisata alam, suaka margasatwa, kawasan konservsi alam atau budaya.
Potensi kepariwisataan yang menonjol di Kabupaten Kayong Utara adalah wisata alam dan wisata budaya. Karakteristik natural inilah yang diharapkan akan ditemui oleh para wisatawan bila berkunjung ke Kabupaten Kayong Utara, hal ini berarti kelangsungan kualitas alam
dengan dukungan budaya setempat perlu selalu dijaga kelestariannya. Oleh karena itu penting sekali untuk menciptakan keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan upaya pelestarian sumberdaya alam dan budaya.
7.5.3.2 Upaya Pelestarian
Mencermati sebaran potensi sumber daya alam termasuk meningkatnya dalam skala masional, sebaran fasilitas pendukung pariwisata serta konsep pelestarian, pengembangan sumber daya alam Kabupaten Kayong Utara berdasarkan pertimbangan pelestarian dan kemungkinan pengembangan pemasaran, upaya perlindungan yang akan dilakukan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pelestarian Tingat Tinggi
Diperlukan upaya pelestarian seperti preservasi, rekonstruksi. Prinsip tidak terjadi perubahan dari keseluruhan kondisi areanya, apabila terjadi perubahan jika memungkinkan justru dikembangkan kondisi awalnya. Dijauhkan dari pembangunan bersifat artifisial, area komersial dan wisata masal secara spesifik, bentuk kelestarian tingkat tinggi atas daerah presservasi konservasi ketat adalah Kawasan Wisata Gunung Palung – Cabang Panti, Kawasan Wisata Riam Berasap, Kawasan Wisata Gunung Batu Barat, Kawasan Wisata Pulau Karimatan, Pulau Serutu dan Pulau Penyu, dimana kandungan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat disini merupakan aset yang tidak saja nasional, tapi juga Internasional.
2. Pelestarian Tingkat Sedang
108 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
Dipergunakan upaya pelestarian antara lain konservasi, yakni bisa terjadi perubahan dalam kesinambungan pelestarian aset budaya dan potensi alam. Untuk jangka panjang, bentuk konservasi disini lebih melihat dari perkembangan masa kini, dan kebutuhan masa datang, dengan meninggalkan makna yang terkandung.
3. Pelestarian Tingkat Rendah
Pada daerah ini lebih diutamakan pengembangan untuk rekreasi meskipun tidak mengesampingkan prinsip pelestarian pada beberapa komponen inti yang memberikan identitas pada daerah ini. Upaya pelestarian yang dilakukan adalah konservasi dan atau preservasi wilayah‐wlayah pesisir adalah contoh tepat bagi bentuk kegiatan dengan orientasi tingkat rendah.
4. Pelestarian khusus
Dilakukan pelestarian tertentu pada beberapa komponen abiotik alam atau biotik yang telah memberikan identitas pada daerah tersebut ataupun justru dibudidayakan untuk memberikan identitas baru pada daerah tersebut.
7.6 Arahan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Bagi daerah dimana kegiatan pariwisata masih dalam tahap “mulai berkembang” ketersediaan tenaga kerja dibidang pariwisata memang sangat terbatas terutama karena :
1. Belum tersedianya lembaga pendidikan khusus pariwisata 2. Kecilnya daya serap tenaga kerja di sub sektor perhotelan, redstoran
dan agen perjalanan wisata.
Ada 3 kegiatan yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia, khususnya di bidang pariwisata, yaitu :
1. Mengubah keadaan sekarang menuju ke arah keadaan yang diproyeksikan.
2. Mewujudkan jaringan informasi menajemen kepegawaian kepariwisataan melalui format yang sudah baku.
3. Model perencanaan penerimaan pegawai dilakukan dengan memperhatikan latar belakang dan kualitas calon pegawai, bukan didasrkan pada sistem koneksi yang bersifat nepotisme dan primordailisme.
Disamping itu, pengembangan sumberdaya manusia dibidang kepariwisataan perlu dilakukan dalam tiga tingkat pengembangan yaitu :
• Pendidikan yang bersifat sosialisme kepariwisataan dalam kalangan keluarga.
• Pendidikan dan latihan formal pada lembaga pendidikan
• Pendidikan dan latihan di lingkungan tempat bekerja.
LAPORAN AKHIR, HAL.109
8 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
Rencana sektoral pengembangan pariwisata Kabupaten Kayong Utara meliputi program‐program pengembangan sektoral yang terdiri dari :
1) Program Pengembangan Obyek/Daya Tarik Wisata 2) Program Pengembangan Pemasaran dan Promosi Wisata 3) Program Pengembangan Akomodasi 4) Program pengembangan Aksesibilitas 5) Program Pengembangan Fasilitas Fasilitas Penunjang.
8.1 Program Pengembangan Produk Wisata
Program pengembangan produk wisata mempunyai sasaran ke empat komponen produk yaitu : obyek/daya tarik wisata (ODTW), fasilitas akomodasi, aksesibilitas/transportasi dan fasilitas pendukung. Sesuai dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara serta kondisi dan kecenderungan pasar wisata nusantara maupun manca negara, maka progrtam pengembagnan ODTW di Kabupaten Kayong Utara adalah :
1) Pengembangan wisata minat khusus bertumpu pada eko wisata 2) Pengembangan wisata bahari
110 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
3) Pengembangan wisata budaya 4) Pengembangan wisata kota 5) Pengembangan wisata agro 6) Pengembangan resort dan taman rekreasi.
8.1.1 Pegembangan Wisata Minat Khusus (Special Interest Tourism)
Dalam rangka mengantisipasi tren pasar wisata di masa yang akan datang dan menjamin daya saing Kabupaten Kayong Utara terhadap kawasan‐kawasan wisata lain, maka pengembangan obyek wisata mint khusus ini sangat tepat untuk diprioritaskan. Tren global menunjukkan perubahan kondisi demografis dan psikografis dari wisatawan yang mengunjungi ODTW. Segemen pasar potensial bagi Kabupten Kayong Utara sebagai bagian dari Pulau Kalimantan di masa yang akan datang adalah “Upper Market” dari Amerika, Eropa, Australia, Jepang dan New Zealand dengan karakteristik wisatawan yang tertarik pada hal‐hal spiritualitas, religiusitas, dan segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan alam. Kecenderungan inilah yang harus diantisipasi dengan pengembangan wisata minat khusus ini.
Potensi yang dimiliki Kabupten Kayong Utara dalam usaha pengembangan ODTW ini sangat besar, terutama yang tertumpu pada :
1) Potensi dan kekayaan alam : sungai, gunung, laut, hutan tropis dengan berbagai flora dan fauna khas.
2) Nilai‐nilai budaya etnik dan spiritualitas seperti kehidupan masyarakat Melayu Kayong, Etnik Bali, Jawa, Bugis dan lain‐lain
Wisata minat khusus yang dikembangkan harus selalu didasarkan pada prinsip‐prinsip konservasi dan preservasi, baik untuk tujuan rekreatif maupun untuk tujuan ilmiah (research).
Sesuai dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara, maka jenis‐jenis wisata minat khusus yang dikembangkan adalah :
1) Wisata Petualangan (Adventure Tourism)
Wisata pertualangan bertujuan memberikan pengalaman total terhadap wisatawan melalui kegiatan “outdoor” dengan segi‐segi tantangan tertentu. Jenis usaha ini secara umum dibedakan menjadi dua katagor yaitu “soft adventure” dan “hard anventure” yang ditentukan dari jenis aktifitasnya yang menyangkut tingkat kesulitan, tingkat resiko serta halangan yang dihadapi. Bentuk‐bentuk atraksi yang termasuk dalam “adventure tourism” ini adalah :
• Penjelajahan hutan (jungle trekking)
• Penyusuran Sungai (river cruiser)
• Penyelaman (Diving, Marine Walking).
Wisata petualangan ini sangat sesuai dikembankan di kawasan wisata yang dikembangkan di dalam areal Taman Nasional Gunung Palung dan Kepulauan Maya‐Karimata serta sepanjang Sungai Simpang dan Sungai Siduk untuk wisata menyusuri sungai (river cruiser).
2) Wisata Olahraga Alam Terbuka
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA 111
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Wisata ini sangat diminati kalangan remaja dewasa yang suka berolahraga menguji ketangkasan dan kekuatan sambil menghadapi berbagai tantangan. Wisata ini menggabungkan unsur sportivitas, ketangkasan, kekuatan dan unsur rekreasi. Termasuk dalam jenis wisata ini adalah :
a) Panjat tebing (Rock Climbing): dikembangkan di Gunung Batu Daya / Gunung Onta).
b) Arung Jeram: dikembangkan di kawasan Taman Nasional Gunung Palung pada alur hulu Sungai Siduk dan hulu Sungai Rantau Panjang.
c) Menyelam (diving) : dikembangkan di Kawasan Wisata Pulau Karimata (Betok), Pulau Serutu, Pulau Pelapis dan Pulau Penebangan).
d) Mendaki (mount hiking) dan jungle tracking : dikembangkan di Gunung Palung, Gunung Cabang Panti, Gunung Seberuang, Bukit Batu Barat, Kawasan Wisata Lubuk Baji, dan Gunung Peramas.
3) Wisata Budaya
Jenis wisata ini bertujuan untuk memberikan pengalaman total serta pengetahuan tetang pengetahuan pola hidup tradisional masyarakat lokal pedalaman menyangkut berbgai aspek kehidupan tradisional mereka. Program ini lazim disebut sebagai “vilage tourism”, yaitu suatu bentuk pengembangan wisata budaya yang berorientasi pada pembekalan pengalaman total (total experience) kepada wisatawan akan bentuk kebudayaan masyarakat setempat.
Dalam wisata ini, terkait atraksi‐atraksi yang berakar pada budaya lokal antara lain : kesenian (tari, suara. Musik, seni rupa, dan lain‐lain), tata cara seremonial keagamaan, pola kehidupan keseharian, tata bangungan, arsitektur bangunan dan lain‐lain.
Program wisata ini dapat dijual dalam bentuk paket khusus atau digabungkan dengan wisata lain dalam suatu paket. Beberapa desa harus dipilih dan diseleksi untuk menjadi obyek wisata ini. Untuk langkah awal, Desa Batu Barat di Kawasan Wisata Gunung Palung dan Desa Sedahan Jaya dapat dijadikan “pilot project”. digabungan dalam satu paket wisata alam sekitarnya.
8.1.2 Pengembangan Wisata Bahari
Obyek wisata bahari merupakan salah satu andalan Kabupaten Kayong Utara untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan baik mancanegara maupun nusantara..
Beberapa kawasan yang dikembangkan adalah :
1) Kawasan Wisata yang dikembangkan di KPP Pulau Maya‐Pelapis dan KPP Pulau Karimata,
2) Kawasan Wisata Pantai Pulau Datuk, 3) Kawasan Wisata Pantai Selatan, dan 4) Kawasan Wisata Pantai Tambak Rawang.
Keempat kawasan wisata pantai/bahari ini perlu segera dikembangkan dengan melibatkan investasi yang besar sehingga pengembangannya dapat menjadi momentum kebangkitan pariwisata Kabupaten Kayong Utara bahkan juga untuk skala
112 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
propinsi. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pariwisata Pantai Pulau Datuk yang telah disusun Pemerintah Kabupaten Kayong Utara tahun 2009 perlu segera ditindaklanjuti kedalam rencana dan program yang lebih operasional.
8.1.3 Pengembangan Wisata Budaya (culture tourism)
Wisata budaya, secara umum adalah pengenalan terhadap budaya lokal terutama dari aspek‐aspek kesenian, acara seremonial, kerajinan, peninggalan sejarah, tata bangunan, arsitektur bangunan serta monumen‐monumen khas sebagai hasil kreatifitas budaya setempat.
Seperti diketahui, Kabupaten Kayong Utara mayoritas penduduknya dari Suku Melayu Kayong yang sangat terbuka dengan kedatangan suku‐suku lain seperti Jawa, Bali dan Bugis. Budaya Melayu Kayong banyak berkembang di dasar pesisir. Sedangkan Suku Dayak banyak berkembang di pedalaman (daratan). Suku Dayak Kayong ini termasuk dalam rumpun Dayak Melayik.
Sebuah desa di Kecamatan Sukadana yaitu Desa Sedahan Jaya mayoritas penduduknya dari Suku Bali asli dan menciptakan alam dan tatanan kehidupan khas layaknya di Bali. Pengunjung mancanegara sering menyebut Desa Sedahan Jaya ini sebagai “little Bali”.
Suku Bugis juga banyak bermukim di desa‐desa sepanjang pesisir Kayong Utara, bahkan Desa Pangkalan Buton Kecamatan Sukada
secara historis tercatat sebagai tempat kedatangan pertama Suku Bugis di Kalimantan Barat.
Suku Jawa juga banyak berkembang di Kabupaten Kayong Utara terutama berasal dari para transmigran di Kecamatan Seponti Jaya dan wilayah Kabupaten Ketapang. Kecamatan Seponti Jaya berkembang dari kegiatan para transmigran yang berasal dari daerah Banyumas Jawa Tengah, sehingga sebagian besar desa dan dusun di wilayah ini memiliki nama‐nama Jawa.
Keterbukaan Kayong Utara terhadap kedatangan orang‐orang luar menjadi modal dasar yang sangat penting untuk pengembangan kepariwisataan ke depan. Hanya di wilayah dengan masyarakat yang terbuka inilah, wisatawan terutama wisatawan mancanegara akan merasa nyaman berkunjung dan tinggal lebih lama.
Pusat‐pusat pengembangan wisata budaya di Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai berikut :
a) Pengembangan wisata Budaya Melayu Kayong dipusatkan di kota‐kota kecamatan Sukadana, Telok Melano, Tanjung Satai dan Teluk Batang.
b) Wisata Budaya Dayak Kayong dipusatkan di Desa Batu Barat dan Desa Riam Berasap.
c) Wisata Budaya Bugis dipusatkan di Desa Pangkalan Buton d) Wisata Budaya Bali dipusatkan di Desa Swedahan Jaya e) Wisata Budaya Jawa dipusatkan pengembangannya di Seponti
Jaya
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA 113
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
Dalam prakteknya, wisata budaya ini sangat sulit ditemui wisatawan tanpa ada arahan dan guidence dari pihak pemerintah maupun swasta yang bergerak alam bidang bisnis pariwisata. Wisata budaya harus dikemas dalam suatu paket kunjungan wisata atau dengan berbagai festival dan pagelaran yang terjadwal secara pasti dan berkelanjutan (countinue).
8.1.4 Pengembangan Wisata Kota (Urban Tourism)
Pengembangan wisata kota utamanya diterapkan pada kota‐kota yang telah ditetapkan sebagai pusat KPP dan subpusatnya yang sekaligus juga berfunsi sebagai pintu‐pintu gerbang pariwisata. Dalam kapasitasnya sebagai pusat/subpusat pengembangan pariwisata, kota‐kota tersebut harus disiapkan agar akomodatif terhadap kedatangan wisatawan dalam arti menyediakan pelayanan berbagai komoditi dan fasilitas wisata yang lengkap, memberi citra yang positif serta menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan. Selain itu, kota‐kota tersebut juga harus mengembangkan obyek/daya tarik yang dimiliki seperti museum, monumen sejarah, taman kota, dan lain‐lain, serta dikaitkan pula dengan kegiatan wisata bisnis dan berbelanja.
Kota‐kota yang dikembangkan sebaga KOTA WISATA adalah:
1) Kota Sukadana 2) Kota Telok Melano 3) Kota Telok Batang
8.1.5 Pengembangan Wisata Agro
Wisata agro, merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek dan daya tarik wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Secara umum pengembangan wisata agro di Kabupaten Kayong Utara ditujukan untuk memanfaatkan potensi beberapa komoditas pertanian untuk meningkatkan penerimaan daerah, menciptakan dan memperluas kesempatan berusaha dengan mengelolanya sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat wisatawan. Jadi pengembangan agro wisata bukan hanya sekedar menanam atau mengembangkan pertanian di suatu kawasan tetapi juga harus mengembangkan usaha‐usaha untuk menarik wisatawan ke kawasan pertanian tersebut.
Wisata agro (Agrotourism) di Kabupaten Kayong Utara direncanakan dikembangkan di beberapa kawasan seperti :
a) Desa Sedahan Jaya : Pengembangan Persawahan dengan sistem pengairan dan pengelolaan sawah khas Bali (subak)
b) Seponti Jaya dan Sekitarnya : pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
c) Kawasan Wisata Pantai Selatan, Kawasan Wisata Tanjung Satai, Kawasan Wisata Pulau Pelapis‐Penebangan, Kawasan Wisata Pulau Karimata dikembangkan agro wisata perikanan
Yang terpenting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan wisata agro di Kabupten Kayong Utara adalah asas manfaat dan
114 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
asas pelestaian. Dalam asas manfaat, pengembangan wisata agro di Kabupaten Kayong Utara diarahkan agar dapat memberi manfaat yang sebesar‐besarnya bagi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan setempat. Sedangkan dengan asas pelestarian, pengembangan wisata agro diarahkan agar dapat berperan dalam peningkatan pelestarian plasma nuftah sebagai sumberdaya utama bagi kelestarian alam dan lingkungan.
8.1.6 Pengembangan Resort dan Taman Rekreasi
Resort dan Taman Rekreasi utamanya ditujukan kepada wisatawan nusantara lokal maupun dari luar kabupaten. Konsep resort wisata pada dasarnya adalah menciptakan suasana lingkungan untuk dapat merasakan kenyamanan dan kesenangan (amenity). Alasan utama orang mengunjungi suatu resort adalah untuk menghibur dan melepaskan diri dari rutinitas kesibukan sehari‐hari. Jadi faktor kenyamanan dan kesenangan harus menjadi kiblat utama pengembangan resort. Mulai dari perjalanan menuju lokasi, pelayanan dan fasilitas selama di dalam resort sampai kenangan kembali ke tempat asal, harus diusahakan semudah dan senyaman mungkin. Selain fasilitas yang memadai, faktor lokasi juga memegang peranan yang sangat penting. Lokasi yang populer dari sebuah resort : biasanya pantai dengan panorama indah, gunung, danau, pulau kecil di daerah tropis dan tempat‐tempat lain dengan panorama indah dan khas dengan suasana alam yangmenyenangkan (sejuk, bebas polusi, tenang, dan lain‐lain).
Dalam operasionalnya, suatu resort dilengkapi akomodasi dengan tingkat privasi tinggi, restoran hiburan (entertaintment),fasilitas rekreasi, pelayanan kesehatan, dan yang terpenting adalah pelayanan yang berkualitas tinggi dengan pendekatan keramahan (hospitality) dan personalized. Resort juga dapat dilengkapi dengan fasilitas olah raga rekreatif seperti ski air, boating, driving, tennis, golf, dan lain‐lain.
Kecendrungan saat ini menunjukan bahwa resort, bukan lagi sekedar tempat berlibur tetapi juga banyak diminati untuk pelaksanaan pertemuan, outbond/rekreasi masal sebagai insentif suatu perusahaan, konferensi, dan pertemuan‐pertemuan bisnis, bahkan kegiatan‐kegiatan yang memerlukan waktu relatif lama seperti pameran, kursus singkat, penataran, pelatihan, dan lain‐lain. Wisata dan rekreasi jenis ini dikenal dengan MICE (meeting, incentive, conference, exhibition). Dengan demikaian, resort juga dapat dilengkapi dengan fasilitas‐fasilitas untuk keperluan tersebut.
Kalau resort umumnya membidik wisatawan menengah keatas dengan lama tinggal relatif lama, taman rekreasi dikembangkan untuk wisatawan nusantara lokal terutama menengah kebawah yang biasanya hanya berlibur akhir pekan satu sampai dua hari. Konsep pengembangan taman rekreasi pada prinsipnya sama dengan resort, hanya saja jenis fasilitasnya desesuaikan dengan segmen pasar yang dibidik.
Pengembangan resort di Kabupaten Kayong Utara dilakukan dibeberapa kawasan potensial yaitu :
d) Kawasan Wisata Pantai Pulau Datuk
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA 115
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
e) Kawasan Wisata Pulau Juanta f) Kawasan Wisata Pulau Pelapis g) Kawasan Wisata Pulau Penebangan h) Kawasan Wisata Pulau Karimata
Sedangkan pengembangan taman rekreasi ditetapkan dibebarapa obyek yang selama ini telah mulai banyak dikunjungi wisatawan lokal seperti :
a) Kawasan Wisata Pantai Pulau Datuk b) Kawasan Wisata Pantai Pasir Mayang c) Kawasan Wisata Pantai Tambak Rawang d) Kawasan Wisata Riam Berasap e) Kawasan Wisata Pantai Siduk f) Kawasan Wisata Lubuk Baji g) Kawasan Wisata Air Paoh h) Kawasan Wisata Pantai Teluk Cina
8.2 Program Pemasaran Dan Promosi Wisata
Seperti telah diarahkan dalam strategi pemasaran pengembangan pemasaran dalam promosi Kabupaten Kayong Utara. Pemasaran dan promosi wisata harus mempertimbangkan 4 hal pokok yaitu product, place, price dan promotion (4P). Sehigga dengan demikian program pemasaran juga diarahkan pada pengembangan keempat aspek tersebut.
Bila diamati secara saksama kawasan‐kawasan wisata yang telah ditetapkan untuk dikembangkan sebetunya tidak seluruh dapat dipasarkan secara spesifik terhadap pasarnya masing‐masing.beberapa kawasan wisata jelas harus dipih sebagai primadona bagi pemasaran sempai tingkat internasional sementara kawasan lain dipasarkan secara efisien bagi pilihan atau prioritas berikutnya. Dengan demikian tinjauan yang lebih luas selalu diperlukan dalam memasarkan potensi tingkat kawasan ini. Beberapa kawasan dapat dirangkum menjadi satu kesatuan dalam bentuk pemasaran paket‐paket wisata.
Beberapa bentuk program pengembangan pemasaran dan promoso pariwisata Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan promosi/komunikasi/informasi melalui berbagai media. a. Membangun pusat promosi dan informasi wisata di tempat‐
tempat yang strategis baik di dalam wilayah Kabupaten Kayong Utara yaitu di setiap pusat KPP dan Areal Terminal Bandara (rencana) dan Pelabuhan/Dermaga sebagai gerbang utama, maupun di luar wilayah Kabupaten Kayong Utara pada daerah‐daerah tujuan wisata yang telah dikenal secara internasional seperti Bali, Yogyakarta, Jakarta, dan lain‐lain bahkan juga di negara tetangga seperti Sarawak, Brunei Darussalam, dan Singapura.
b. Menyusun program‐program promosi melalui media cetak dan elektronik seperti promosi visual pada berbagai majalah nasional dan internasional, koran/surat kabar dengan reputasi baik berskala nasional dan internasional, promosi audiovisual melalui televisi, DVD, internet dan film serta promosi visual
116 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
melalui berbagai media cetak populer serperti buklet, buku panduan, leaflet, kartu pos, poster, kalender, sticker dan lain‐lain.
2. Pengembangan promosi dan pemasaran melalui jaringan nasional dan internasional yang paling efektif. a. Menghimpun kerjasama dan komunikasi dengan jaringan‐
jaringan promosi pemasaran lokal, nasional, regional maupun internasional.
b. Menghimpum kemitraan melalui sistem kerjasam promosi (cooporatif marketing) dengan pihak industri/swasta (PHRI, BPPI, ASITA) maupun pemerintah daerah‐daerah lain di Kalimantan Barat dan bahkan di Indonesia, serta negara tetangga untuk mewujudkan pola promosi terpadu.
3. Penyelengggaraan berbagai festival alam dan budaya baik di dalam wilayah Kabupaten Kayong Utara, daerah tujuan wisata terkenal lain di Indonesia serta berbagai kota internasional. a. Menyusun program promosi melalui penyelenggaraan festival
budaya sebagai acara tetap calender of events nasional, serta penyelenggaraan berbagai peristiwa pariwisata seperti Pekan Wisata dan lain‐lain dalam skala lokal, nasional maupun internasional.
b. Ikut berpartisipasi pada festival‐festival serta Pekan Wisata dan pariwisata sejenis berskala nasional dan internasional.
4. Harus selalu diingat bahwa wisatawan yang datang adalah media promosi yang paling efektif. Artinya, baik buruknya citra kawasan‐kawasan wisata kita akan terkesan langsung kepada wisatawan yang datang. Bila kesan yang mereka terima baik dan memuaskan maka para wisatawan ini akan mmyebarluaskan citra baik tersebut
kepada teman‐teman maupun kerabatnya di tempat asal mereka sehingga teman/kerabat mereka tersebut merasa tertarik untuk berkunjung. Demikian pula bila sebaliknya. Dengan demikian pelayanan yang memuaskan bagi para wisatawan yang telah datang adalah mutlak dari wisatawan tiba di pintu gerbang utama, dalam perjalanan ke fasilitas akomodasi, pelayanan dalam akomodasi, perjalanan menuju obyek wisata, sampai pada perjalanan kembali ketempat asalnya. a. Mempersiapkan sumberdaya manusia yang handal dan
profesional di segalan lini usaha kepariwisataan. b. Membina mental masyarakat agar benar‐benar siap
mendukung segala bentuk kegiatan kepariwisataan. c. Menyediakan sistem transportasi dan sarana angkutan yang
benar‐benar aman, nyaman, tepat waktu, dan memberi banyak pilihan sesuai karakteristik wisatawan.
d. Mengembangkan industri kerajinan rakyat untuk menghasilkan berbagai souvenir yang memiliki ciri khas dan unik serta variatif dalam bentuk dan tema, bernilai seni tinggi, memanfaatkan bahan baku lokal, tahan lama, harga terjangkau dan mudah dibawa.
Untuk menunjang promosi melalui wisatawan yang telah datang ini, peranan souvenir sebagai tanda mata/kenangan adalah sangat penting. Souvenir ini bukan saja menjadi bukti bahwa wisatawan telah berkunjung ke suatu obyek wisata tetapi juga sebagai media promosi bagi sahabat, keluarga dan kerabat mereka di tempat asal. Beberapa potensi yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara yang dapat dikembangkan sebagai souvenir adalah:
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA 117
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
1) Kerajinan Batu Mulia Kecubung 2) Kerajinan kulit kerang (kulit ale‐ale) 3) Makanan olahan Khas Kayong : Ale‐ale, Kerupuk Amplang, Lempok
Durian, Jenurai
8.3 Program Pengembangan Akomodasi Program pengembangan akomodasi pada suatu lokasi/kawasan berpijak pada konteks dan karakter yang kuat dari masing‐masing kawasan.
• Program pengembangan akomodasi jenis hotel berbintang lengkap berbagai sarana/fasilitas dan kemudahan‐kemudahan standard internasional Kota Sukadana dan Pusat‐Pusat KPP serta kawasan wisata yang dikembangkan sebagai resort.
• Proram pengembangan akomodasi jenis hotel melati dan penginapan di pusat‐pusat KPP.
• Proram pengembangan akomodasi jenis homestay, cottage dan vila di kawasan‐kawasan resort seperti Kawasan Wisata Pantai Pulau Datuk, Kawasan Wisata Wisata Pantai Tambak Rawang, Kawasan Wisata Pantai Pasir Mayang, Kawasan Wisata Tanjung Satai, Kawasan Wisata Pulau Pelapis‐Penebangan, Kawasan Wisata Pulau Karimata, Kawasan Wisata Pulau Serutu dan Kawasan Wisata Pulau Juanta..
• Program pengembangan akomodasi jenis tradisional seperti rumah betang, rumah adat Melayu Kayong, lanting, motor bandung dan lain‐lain bagi wisatawan minat khusus seperti di Kawasan Wisata gunung Batu Barat dan dibeberapa lokasi
sepanjang Sungai Simpang dan Sungai Siduk wisata river cruiser, kawasan Wisata Budaya Batu Barat dan lain‐lain.
• Pengembangan akomodasi jenis “Rumah Pohon” dengan menggunakan bahan‐bahan alamiah lokal di beberapa kawasan wisata yang mengandalkan hutan sebagai atraksi utamanya.
• Proram pengembangan akomodasi jenis terbuka seperti camping ground di beberapa kawasan wisata yang tidak memungkinkan di bangun akomodasi intensif jenis lain karena alasan konservasi dan presservasi kawasan.
8.4 Program Pengembangan Aksesibilitas
Program pengembangan aksesibilitas meliputi :
1) Program pengembangan prasarana transportasi, yaitu a) Program pengembangan bandara di Rantau Panjang b) Program pengembangan pelabuhan Telok Batang sebagai
Pelabuhan penumpang yang representatif. c) Program pengembangan terminal khusus di beberapa kawasan
wisata yang di perkirakan banyak dikunjungiwisatawan dengan kendaraan baik mobil/motor pribadi maupun kencaraan masal carteran seperti bus, minibus dan lain‐lain. Halte atau terminal kecil perlu juga di kembangkan di berapa titik yang berfungsi sebagai rest area.
d) Pengembangan dermaga di setiap Pusat KPP dan Kawasan Wisata Pulau serta dermaga di beberapa titik strategis di
118 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
sepanjang sungai yang di kembangkan sebagai obyek wisata penyusuran sungai (rever cruise)
e) Program peningkatan jalan terutama dari bandara ke pusat‐pusat KPP, jalan antar pusat KPP ke pusat‐pusat kawasan wisata.
2) Prgram pengembangan sarana transportasi yaitu : a) Program pengadaan bus‐bus wisata baik ukuran besar, sedang
dan kecil b) Pengembangan angkutan umum lokal dan regional serta
angkutan perdesaan untuk menjangkau sebanyak mungkin kawasan wisata yang dikembangkan baik meliputi darat, laut maupun sungai.
8.5 Program Pengembangan Fasilitas Penunjang
Program ini meliputi :
• Pengembangan agen perjalanan, biro perjalanan Umum, restoran, Art Shop, Money Changer serta Tourist Information Center di setiap pusat KPP dan pusat‐pusat Kawasan Wisata yang berfungsi sebagai penyangga sekaligus penggerak pertumbuhan pada lingkup area masing‐masing pusat tersebut.
• Program pengembangan Tourist Information Center dengan jaringan nasional maupun internasional di kota‐kota penting yang telah dikenal sebagai daerah tujuan wisata lokal, regional, nasional maupun internasional.
• Program pengembangan fasilitas penunjang kepariwisataan yang upayakan kesesuaianya dengan konteks/katrakter kawasan sebagai dukungan untuk mempertajam nilai kuallitas /keunikan obyek/daya tarik wisata yang menjadi ciri kawasan, misalnya restoran terapung pada obyek wisata yang kekuatan atraksinya bertumpu pada potensi sungai, restoran seafood pada kawasan dangan obyek wisata bahari, dan lain‐lain.
8.6 Program Pengembangan Sumberdaya Manusia
Program pengembangan sumberdaya manusia untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara meliputi :
1) Program pengembangan kesadaran masyarakat setempat yang mencangkup : a) Pengembangan kesadaran masyarakat terhadap asfek positif
dan negatif atau keuntungan dan kerugian yang diakibatkan oleh arus wisatawan.
b) Pemgembangan pemahaman masyarakat terhadap asal dan budaya para wisatawan.
c) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap karakteristik dan kehendak para wisatawan.
d) Meningkatkan kesadaran mengenai peranan para pekerja kepariwisataan dan memperlihatkan kondisi hidup dari penduduk yang telah berhasil dalam menajemen usaha yang berhubungan dengan bidang kepariwisataan.
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA 119
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
2) Program Pengembangan Pendidikan Pariwisata
Manusia merupakan faktor yang paling utama dalam pembanggunan baik sebagai subyek maupunobyek. Oleh karena itu, keberhasilan suatu program pembangunan akan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM).demikian pula halnya dengan program pembangunan pariwisa.
• Langkah pertama yang harus ditempuh dalah mempersiapkan tenaga kerja terdidik (trained man power) yang pelaksanaannya terpercayakan kepada pihak swasta dengan melalui pendidikan kepariwisataan di bawah bimbingan dan pengawasan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kayong Utara.
• Lankah kedua adalah mengupayakan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang memiliki kwalifikasi khusus di bidang kepariwisataan yang ditempuh melalui pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat. Pendidikan dan pelatihan kepariwisatan dimaksudkan untuk menyediakan tenaga kerja trampil di berbagai bidang kepariwisatan.
• Langkah ketiga adalah menorganisasikan sumberdaya sebagai mana terdapat pada langkah pertama dan kedua agar menjadi sumberdaya manusia yang berkelanjutan, jadi pendidikan tenaga kepariwisatan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dan trampil di bidang ke pariwisatan dan ia tetap merupakan bagian dari sistem pembanggunan daerah dan nasional.
Walaupun pendidikan kepariwiastaan memerlukan keahlian atau ketrampilan khusus, tetapi pembinaan ketrampialan tersebut tetap tunduk pada sistem pendidikan nasional yang menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional.
Ada beberapa program yang harus ditingkatkan pelaksanaanya sehubungan dengan pengembangan pendidikan bidang pariwistaa di daerah ini. Program‐program dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Program pengembangan pendidikan pariwisata di Kabupaten Kayong Utara harus dimulai dengan membuka Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) setingkat SLTA.
2. Untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai, sistem pendidikan diterapkan dan kurikulum yang ditawarkan hendaknya dengan penerapan sistem Pendidikan Ganda. Pendidikan dengan sistem ini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang memadukan antara pengetahuan teori (yang diperoleh dari kelas) dengan pengetahuan praktek (yang hanya dapat diperoleh melalui praktek seperti di hotel, rumah makan dan lokasi wisata). Penerapan pendidikan sistem ganda ini dimaksudkan agar para lulusan memperoleh gambaran dan menghayati dunia usaha industri pariwisata yang akan digeluti kelak. Apalagi waktu untuk menempuh pendidkan kejuruan kepariwisataan ini relatif panjang (3 tahun), sehingga pengetahuan teori dan pengetahuan praktek yang diperoleh akan semakin banyak.
3. Program penyusunan kurikulum yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja pariwisata dan akomodatif terhadap masukan berbagai pohak pelaku wisata. Sistem pendidikan modal lama seakan‐akan memisahkan antara
120 PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
LAPORAN AKHIR RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031
urusan sekolah (seperti target lulusan dan kurikulum) dengan urusan di luar sekolah atau pemakai lulusan (yang meliputi aspek keterampilan dan bobot lulusan). Model lama seolah‐olah memberikan kesan bahwa lembaga pendidikan memiliki hak prerogatif untuk menentukan jumlah dan kualitas lulusan dalam setiap tahunnya. Siswa yang telah dinyatakan lulus dilepaskan begitu saja, apakah mereka itu bisa dipakai atau calon pemakai bukan menjadi persoalan bagi lembaga pendidika yang bersangkutan. Sistem lama ini harus segera kita tinggal dan justru mulai membuka diri dan siap menerima masukan‐masukan dari luar mengenai kurikulum, kualitas dan kuantitas lulusan. Apabila dihasilkan lulusan, maka harus dipertimbangkan haruskan lulusan itu sudah cocok dengan kriteria yang dibutuhkan oleh calon pemakai lulusan, seperti aspek etos kerja, pengetahuan dan keterampilan. Dalam kaitannya dengan sistem pendidikan ganda sebagaimana disebut dalam markah kedua, masukan‐masukan atau saran‐saran dari pihak yang memerlukan tenaga kelulusan tadi menjadi pertimbangan dalam penyusunan kurikulum, penentuan jumlah lulusan dan kualitas lulusan itu sendiri, sehingga pihak penyelenggaran pendidikan itu dapat segera memerbaiki sistem pendidikan yang diterapkannya. Jadi kurikulum itu tidak bersifat baku, sehingga setiap saat ditinjau kembali dan dapat diselaraskan dengan kondisi kebutuhan saat ini. Perubahan model atau sistem pendidikan kepariwisataan ini dimaksudkan agar para lulusan dapat dibekali dengan pengetahuan praktis sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan saat ini.
4. Program penyediaan instruktur/tutor dan sarana/prasarana pendidikan yang memadai dan mampu mendukung secara maksimal usaha peningkatan mutu sumberdaya manusia di bidang kepariwisataan. Penyediaan tenaga pengajar sangat mewarnai mutu lulusan. Hambatan‐hambatan dalam penyediaan tenaga guru yang relevan dan berkaitan tetap ada, demikian pula dengan usaha penyediaan sarana dan prasarana penunjang praktek. Namun demikian kedua hambatan ini dapat sedikit dikurangi dengan melakukan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan lembaga calon pemakai lulusan. Kedua‐duanya, penyediaan tenaga guru dan sarana/prasarana praktek, dapat menentukan kualitas kelulusannya. Tenaga propesional di bidang pariwisata di Kabupaten Kayong Utara mesti mengetahui secara menyeluruh kondisi wilayah, sosial dan budaya pada perkembangan masyarakat saat ini telah mengarah pada dinamika perkembangan industri pariwisata. Sesuai dengan kemajuan peradaban manusia, pertumbuhan ekonomi dan kecenderungan manusia untuk melakukan perjalanan wisata sebagai obat yang paling manjur untuk memulihkan kelelahan memtal setelah melakukan aktivitas rutun sehari‐hari, atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan/teknologi.
5. Program pengembangan pendidikan pariwisata selanjutnya adalah memanfaatkan para lulusan SLTA yang menganggur, yang dari tahun ke tahun menunjukkan angka peningkatan. Guna mengatasi masalah pengangguran ini, dan melihat tendensi perkembangan sektor pariwisata saat ini, maka dirasa
PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA 121
RENCANA INDUK PARIWISATA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2011‐2031 LAPORAN AKHIR
perlu untuk mengadakan semaca kursus atau penelitian pariwisata yang diselenggarakan oleh instansi terkait, seperti Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) bekerjasama dengan Departemen Pariwisata, pos dan Telekomunikasi (Depparpostel) atau dengan Dinas Dikbud Kabupaten Kayong Utara. Peserta kursus atau pelatihan dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan bagi perhotelan, rumah makan dan obyek wisata. Mereka yang potensial ini dilatih agar juga dapat menguasai behasa asing, terlebih lagi pada profesi pemandu wisata mancanegara.