Top Banner
RESPONSI ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Nama : Dalilati Adliah Adani NIM : 2010.04.0.0157 I. Identitas Penderita Nama : An. RWA Usia : 8 thn Jenis Kelamin :Laki-laki Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Alamat : Granit Nila 6/12D, Kotabaru, Driyorejo, Gresik Tanggal Pemeriksaan : 25 Maret 2015 II. Anamnesa Keluhan utama : Bintil di leher dan punggung Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan bintil – bintil di leher dan punggung. Bintil – bintil ini timbul sejak sekitar 3 bulan yang lalu (Desember 2014), tidak dirasakan nyeri, panas maupun gatal . Awalnya hanya satu bintil kecil di leher, kemudian ibu pasien memencetnya dan 1
14

Responsi Molluscum Contagiosum

Jan 16, 2016

Download

Documents

adeladliah

RESPONSI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Responsi Molluscum Contagiosum

RESPONSI

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Nama : Dalilati Adliah Adani

NIM : 2010.04.0.0157

I. Identitas Penderita

Nama : An. RWA

Usia : 8 thn

Jenis Kelamin :Laki-laki

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Granit Nila 6/12D, Kotabaru, Driyorejo,

Gresik

Tanggal Pemeriksaan : 25 Maret 2015

II. Anamnesa

Keluhan utama :

Bintil di leher dan punggung

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan bintil – bintil di leher dan punggung.

Bintil – bintil ini timbul sejak sekitar 3 bulan yang lalu (Desember

2014), tidak dirasakan nyeri, panas maupun gatal . Awalnya hanya satu

bintil kecil di leher, kemudian ibu pasien memencetnya dan ibu pasien

mengatakan keluar putih-putih setelah itu bintilnya kempes. Tetapi

makin lama bintilnya makin banyak. Sekitar 2 minggu yang lalu pasien

berobat ke dokter umum dan dokter memberinya obat Bethametasone,

salep bravoderm, dan soldextam tidak ada perubahan.

 

Riwayat Penyakit Dahulu

- Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

1

Page 2: Responsi Molluscum Contagiosum

- Alergi : Obat: Disangkal

Makanan: Disangkal

- Asma bronkial: Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

- Di keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini

- Alergi : Obat: Disangkal

Makanan: Disangkal

- Asma bronkial: Disangkal

Riwayat Psikososial

- Pasien mandi secara teratur 2 kali sehari menggunakan air PDAM.

Pasen biasanya dimandikan ibunya. Tetapi akhir-akhir ini pasien

mandi sendiri dan ibunya mengatakan kalau mandi sendiri pasien

jarang memakai sabun.

- Pasien menggunakan handuk bergantian dengan kakaknya.

- Pasien juga sering memakai celana dalam kakaknya yang belum

dicuci karena malas mengambil celana dalam yang baru.

- Tidak ada yang menderita penyakit seperti ini disekitar penderita.

III. Pemeriksaan Fisik

1. Vital Sign :

Blood Pressure : tidak diukur

Nadi : tidak diukur

RR : tidak diukur

2. Status Generalis :

A/I/C/D : - / - / - / -

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Status Gizi : kesan baik

Kepala : dalam batas normal

Leher : lihat status dermatologis

2

Page 3: Responsi Molluscum Contagiosum

Thorax : lihat status dermatologis

Abdomen : dalam batas normal

Extremitas : dalam batas normal

3. Status Dermatologis

Lokasi :

Regio Colli

Tampak beberapa lesi dengan papul-papul miliar berwarna

putih, diskret, berbentuk kubah (dome-shaped)

Regio Thoracalis posterior

Tampak beberapa lesi dengan papul-papul miliar berwarna

putih, diskret, berbentuk kubah (dome-shaped).

3

Page 4: Responsi Molluscum Contagiosum

IV. Resume

An. RWA, 8 tahun, dengan keluhan bintik-bintik pada leher dan

punggug sejak 3 bulan yang lalu (Desember 2014). Tidak dirasakan

nyeri, panas maupun gatal . Awalnya hanya satu bintik kecil di leher,

kemudian ibu pasien memencetnya dan ibu pasien mengatakan keluar

putih seperti nasi setelah itu bintilnya kempes. Tetapi makin lama

bintilnya makin banyak. Sekitar 2 minggu yang lalu pasien berobat ke

dokter umum dan dokter memberinya obat Bethametasone, salep

bravoderm, dan soldextam tidak ada perubahan.

- Pemeriksaan fisik :

Status Generalis : dalam batas normal

Status Dermatologis :

1. Regio Colli

Tampak beberapa lesi dengan papul miliar berwarna putih,

diskret, berbentuk kubah (dome-shaped).

2. RegioThoracalis Posterior

Tampak beberapa lesi dengan papul miliar berwarna putih,

diskret, berbentuk kubah (dome-shaped).

V. Diagnosis

Moluskum kontagiosum

VI. Diagnosis Banding

- Veruka

VII. Planning

Terapi

1. Mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum

dengan alat seperti ekstraktor komedo.

2. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

4

Page 5: Responsi Molluscum Contagiosum

3. Tidak menggunakan handuk atau pakaian secara bergantian

dan mandi menggunakan sabun.

VIII. Prognosis

Baik

5

Page 6: Responsi Molluscum Contagiosum

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Moluskum kontagiosum adalah penyakit kulit yang disebabkan Pox virus,

klinis berupa papul-papul, pada permukaannya terdapat lekukan berisi massa yang

mengandung badan moluskum.

B. EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini terutama menyerang anak dan kadang-kadang orang dewasa.

Jika orang dewasa digolongkan dalam Penyakit Hubungan Seksual (P.H.S).

Transmisinya dapat melalui kontak kulit langsung atau kontak mucous

membrane. Handuk mandi dan kolam renang juga dilaporkan sebagai sumber

penularan. Autoinokulasi juga memiliki peranan dalam penyebaran lesi1.

C. ETIOLOGI

Moluskum kontagiosum disebabkan oleh empat tipe yang terkait dengan

poxvirus, MCV-1 sampai -4, tetapi yang paling umum adalah MVC-1. Pada anak-

anak semua infeksi disebabkan oleh MCV-1. Pada pasien HIV mayoritas (60%)

disebabkan karena MCV-22.

D.PATOGENESIS

MCV berbentuk besar, seperti batu bata yang bereplikasi di dalam

sitoplasma. Memiliki masa inkubasi 2-7 minggu. Virus bereplikasi di dalam

sitoplasma dari sel epitel. Pada sel-sel yang terinfeksi terjadi peningkatan

kecepatan pembelahan sel epidermis3.

E.GEJALA KLINIS

Kelainan kulit biasanya berupa papul-papul kecil berwarna merah muda,

putih seperti mutiara, atau sewarna dengan kulit. Papul-papul kecil ini kemudian

membesar, terkadang hingga mencapai diameter 3 cm (giant molluscum). Seiring

dengan membesarnya papul-papul ini, bentuk khasnya yang seperti kubah dengan

adanya umbilikasi sentral (delle) dapat terlihat lebih jelas3. Jika papul-papul ini

6

Page 7: Responsi Molluscum Contagiosum

dipijat maka akan mengeluarkan massa yang berwarna putih seperti nasi. Lesi

tidak terasa nyeri1.

Gambar 1. Lesi moluskum kontagiosum

Lokalisasi penyakit ini di daerah muka, badan, dan ekstremitas, sedangkan

pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna1.

F. DIAGNOSIS

Diagnosis moluskum kontagiosum mudah ditegakkan karena bentukan

umbilikasi sentral pada lesi yang berbentuk kubah. Pemeriksaan histopatologi

dapat dilakukan jika dibutuhkan. Pada pemeriksaan histopatologi menunjukkan

hipertrofi dan hiperplasi epidermis. Di atas lapisan basalis, di dalam sitoplasma

dari sel yang membesar terdapat sejumlah eosinofil dan basofil, yang disebut

molluscum bodies atau Henderson-Peterson bodies2.

Gambar 2. Gambaran histopatologi dari moluskum kontagiosum

G. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari moluskum kontagiosum antara lain3:

7

Page 8: Responsi Molluscum Contagiosum

a. Veruka

b. Granuloma pyogenik

c. Amelanotic melanoma

d. Basal cell carcinoma

e. Appendageal tumor

Diantara semua diagnosis banding tersebut, yang paling mirip yaitu veruka.

Jika pasien dalam kondisi immunocompromised, maka harus dipertimbangkan

juga infeksi jamur seperti cryptococcosis, histoplasmosis, dan penicilliosis3.

H. PENATALAKSANAAN

Moluskum kontagiosum merupakan self-limiting disease yang dapat sembuh

secara spontan, namun membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-

tahun. Pada kebanyakan kasus, terapi tidak diperlukan. Terapi baru dilakukan jika

kesembuhan spontan berlangsung lambat atau lesi simtomatis3.

Prinsip terapi adalah mengeluarkan massa yang mengandung badan

moluskum. Dapat dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum suntik, atau kuret.

Cara lain dapat digunakan elektrokauterisasi atau bedah beku (cryotherapy)

dengan CO2, N2, dan sebagainya. Pada orang dewasa harus juga dilakukan terapi

terhadap pasangan seksualnya1. Akan tetapi harus dipertimbangkan bahwa terapi

dengan cara ini terasa nyeri dan dapat menimbulkan skar2.

Pengobatan juga dapat dilakukan dengan cantharidin 0,7 atau 0,9% untuk

terapi. Cantharidin dapat mempercepat vesikulasi pada dermoepidermal junction

jika diaplikasikan secara topikal pada kulit. Namun penggunaannya harus hati-hati

dan dibilas 2-6 jam kemudian. Selain cantharidin, agen lain yang dapat diberikan

antara lain krim retinoid, krim imiquimod 5%, asam trikoloroasetat (25-35%),

dan cidofovir topikal (1% atau 3%)3.

I. KOMPLIKASI

Konjungtivitis kronik dan keratitis punctata dapat terjadi pada pasien yang

memiliki lesi pada kelopak mata. Infeksi bakteri sekunder dapat terjadi, terutama

pada pasien yang menggaruk lesinya3.

8

Page 9: Responsi Molluscum Contagiosum

J. PROGNOSIS

Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang

residif1.

9

Page 10: Responsi Molluscum Contagiosum

DAFTAR PUSTAKA

1) Handoko, Ronny P. 2007. Penyakit Virus. Dalam: Juanda, Adhi dkk,

editor. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Balai

Penerbit FKUI, Jakarta.

2) James, William D, et al. 2006. Andrew’s Diseases of the Skin Clinical

Dermatology 10th Edition. Saunders Elsevier, USA.

3) Tom, Wynnis and Friedlander, Sheila Falon. 2008. Poxvirus Infections. In

Wolff, Klaus et al., editors. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in General

Medicine 7th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc., USA.

10