Top Banner

of 27

Reh Med asfdgg;h

Mar 13, 2016

Download

Documents

jaqualine2592

sdghg
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUANFrozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma, mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat trauma. Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik secara aktif atau pasif.1 Frozen shoulder secara pasti belum diketahui penyebabnya. Namun kemungkinan terbesar penyebab dari frozen shoulder antara lain tendinitis, rupture rotator cuff, capsulitis, post immobilisasi lama, trauma serta diabetes mellitus.2 Capsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Ini adalah suatu gambaran klinis yang dapat menyertai tendonitis, infark miokard, diabetus mellitus, fraktur immobilisasi lama, atau redukulus cervicalis.3Diantara beberapa faktor yang menyebabkan frozen shoulder adalah capsulitis adhesiva. Keadaan ini disebabkan karena suatu peradangan yang mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi dan tulang rawan, ditandai dengan nyeri bahu yang timbul secara perlahan-lahan, nyeri yang semakin tajam, kekakuan dan keterbatasan gerak. Gangguan sendi bahu sebagian besar didahului oleh adanya rasa nyeri, terutama rasa nyeri timbul sewaktu menggerakan bahu, penderita takut menggerakan bahunya. Akibat immobilisasi yang lama maka otot akan berkurang kekuatannya.3,4 Tes appley scratch merupakan tes tercepat untuk mengevaluasi lingkup gerak sendi aktif pasien. Pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan tangan sisi kontralateral melewati belakang kepala. Pada frozen shoulder pasien tidak dapat melakukan gerakan ini. 1Penatalaksanaan dalam kasus frozen shoulder berupa pemakaian relaksan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme otot. Selain itu penggunaan kortikosteroid dikaitkan dengan kemampuan mengurangi edema atau inflamasi saraf.1 Penanganan rehabilitasi medic berupa terapi dingin, terapi panas, TENS (transcutaneus electrical nerve stimulation) dan berupa latihan.Dalam kasus seperti ini peranan rehabilitasi medik sangat penting untuk meningkatkan lingkup gerak sendi, mengurangi/ menghilangkan nyeri, mencegah kekakuan sendi lebih lanjut, mengembalikan kekuatan otot, serta menunjang aktivitas fungsional penderita untuk tidak mengalami gangguan dalam aktivitasnya sehari-hari.3

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. DEFINISIIstilah frozen shouder digunakan untuk penyakit yang sudah diketahui dengan baik yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan progresif bahu yang berlangsung 18 bulan. Proses peradangan dari tendonitis kronis tapi perubahan-perubahan peradangan kemudian menyebar melibatkan seluruh cuff dan capsul.1Selama peradangan berkurang jaringan berkontraksi kapsul menempel pada kaput humeri dan guset sinovial intra artikuler dapat hilang dengan perlengketan. Frozen merupakan kelanjutan lesi rotator cuff, karena degenerasi yang progresif. Jika berkangsung lama otot rotator akan tertarik serta memperlengketan serta memperlihatkan tnada-tanda penipisan dan fibrotisasi. Keadaan lebih lanjut, proses degenerasi diikuti erosi tuberculum humeri yang akan menekan tendon bicep dan bursa subacromialis sehingga terjadi penebalan dinding bursa. Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada penimbunan kristal kalsium fosfat dan karbonat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun dalam tendon, ligamen, kapsul serta dinding pembuluh darah. Penimbunan pertama kali ditemukan pada tendon lalu kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa subdeltoid sehingga terjadi rardang bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri terus-menerus menyebabkan penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa, perlengketandinding dasar dengan bursa sehingga timbul pericapsulitis adhesive akhirnya terjadi frozen shoulder.Frozen shoulder dibagi 2 Klasifikasi, yaitu :1a.Primer/ idiopatik frozen shoulderYaitu frozen yang tidak diketahui penyebabnya. Frozen shoulder lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dan biasanya terjadi usia lebih dari 41 tahun. Biasanya terjadi pada lengan yang tidak digunakan dan lebih memungkinkan terjadi pada orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan gerakan bahu yang lama dan berulang.bSekunder frozen shoulderYaitu frozen yang diikuti trauma yang berarati pada bahu misal fraktur, dislokasi, luka baker yang berat, meskipun cedera ini mungkin sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya.

KapsulSendi mengalami peradangan

Gambar 2. 1 Capsulitis Adhesiva Bahu Kiri Tampak dari Anterior

B.ANATOMI FUNGSIONAL SENDI BAHU (Shoulder Joint)Secara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint) yang terdiri atas bonggol sendi dan mangkuk sendi, sendi bahu sangat dangkal, sehingga memungkinkan seseorang dapat menggerakkan lengannya secara leluasa dan melaksanakan aktifitas sehari-hari. Namun struktur yang demikian akan menimbulkan ketidakstabilan sendi bahu dan ketidakstabilan ini sering menimbulkan gangguan pada bahu.2Berbeda dengan cara berpikir murni anatomis tentang gelang bahu, maka bila dipandang dari sudut klinis praktis gelang bahu ada 5 fungsi persendian yang kompleks, yaitu:4a. Sendi GlenohumeraleSendi glenohumeral dibentuk oleh caput humeri yang bulat dan cavitas glenoidalisscapula yang dangkal dan berbentuk buah per. b. Sendi sterno claviculareDibentuk oleh extremitas glenoidalis clavikula, dengan incisura clavicularis sterni. Capsula articularis luas,sehingga kemungkinan gerakan luas.c. Sendi acromioclaviculareDibentuk oleh extremitas acromialisclavicula dengan tepi medial dari acromion scapulae. d. Sendi subacromialeSendi subacromiale berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada di sebelah cranial dari caput serta tuberositas humeri yang ada di sebeleh caudal, dangan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.e. Sendi scapulo thoracicSendi scapulo thoracic bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa pergerakan scapula terhadap dinding thorax.C.ETIOLOGIEtiologi dari frozen shoulder masih belum diketahui dengan pasti. Adapun faktor predisposisinya antara lain periode immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuries atau operasi pada sendi, hyperthyroidisme, penyakit cardiovascular dan Parkinson.Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenai frozen shoulder, teori tersebut adalah :a. Teori hormonal.Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan datangnya menopause.

b. Teori genetik.Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder, contohnya ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.c. Teori auto immuno.Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil rusaknya jaringan lokal.d. Teori postur.Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.D.PATOFISIOLOGIKapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalamnya terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium, yang berbentuk suatu kantong yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovium normalnya bening, tidak membeku, tidak berwarna. Jumlah yang di permukaan sendi relative kecil (1-3 ml). Cairan sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi. Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi impingement yang terlalu lama.5E.TANDA DAN GEJALAKeluhan nyeri dan ngilu pada sendi serta gerakan sendi bahu yang terbatas kesegala arah, terutama gerakan abduksi, sehingga mengganggu lingkup gerak sendi bahu merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada penderita. Rasa nyeri akan meningkat intensitasnya dari hari ke hari. Bersamaan dengan hal itu terjadi gangguan lingkup gerak sendi bahu.6a. Nyeri Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma, seringkali ringan, diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-angsur bertambah berat dan pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Setelah beberapa lama nyeri berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin terjadi, berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi tidak lagi normal.6b. Keterbatasan Lingkup gerak sendiFrozen Shoulder ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Keadaan ini biasanya unilateral, terjadi pada usia antara 4560 tahun dan lebih sering pada wanita.1Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari sering sampai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukan dengan mengangkat bahunya (srugging).6c. Penurunan Kekuatan otot dan Atropi ototPada pemeriksaan fisik didsapat adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi) karena penurunan kekuatan otot. Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus, bila terjadi pada malam hari sering menggangu tidur. Pada pemeriksaan didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukandengan mengangkat bahunya (srugging). Juga dapat dijumpai adanya atropi bahu (dalam berbagaoi tingkatan). Sedangkan pemeriksaan neurologik biasanya dalam batas normal.6d. Gangguan aktifitas fungsionalDengan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita frozen shoulder seperti adanya nyeri, keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot dan atropi maka secara langsung akan mempengaruhi (mengganggu) aktifitas fungsional yang dijalaninya.1,6

F. DIAGNOSIS1. AnamnesisPada penderita didapatkan keluhan nyeri hebat dan atau keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS). Penderita tidak bisa menyisir rambut, memakai baju, menggosok punggung waktu mandi, atau mengambil sesuatu dari saku belakang. Keluhan lain pada dasarnya berupa gerakan abduksi-eksternal rotasi, abduksi-internal rotasi, maupun keluhan keterbatasan gerak lainnya.12. Pemeriksaan FisikFrozen Shoulder merupakan gangguan pada kapsul sendi, maka gerakan aktif maupun pasif terbatas dan nyeri. Nyeri dapat menjalar ke leher lengan atas dan punggung. Perlu dilihat faktor pencetus timbulnya nyeri. Gerakan pasif dan aktif terbatas, pertama-tama pada gerakan elevasi dan rotasi interna lengan, tetapi kemudian untuk semua gerakan sendi bahu. 1Tes appley scratch merupakan tes untuk mengevaluasi lingkup gerak sendi aktif pasien. Pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan tangan sisi kontralateral melewati belakang kepala. Pada frozen shoulder pasien tidak dapat melakukan gerakan ini. Bila sendi dapat bergerak penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi terbatas pada gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan otot bahu sebagai penyebab keterbatasan.1Nyeri akan bertambah pada penekanan dari tendon yang membentuk muskulotendineus rotator cuff. Bila gangguan berkelanjutan akan terlihat bahu yang terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena atrofi otot deltoid, supraspinatus dan otot rotator cuff lainnya. 1

Gambar 1: Tes Appley scracthBeberapa tes provokasi yang sering dilakukan antara lain appley scarf test, empty can test, lift off test, yergason test dan spurling test.

C. Pemeriksaan Penunjang- Pemeriksaan radiologi (x-ray untuk menyingkirkan arthritis, tumor, dan deposit kalsium)- MRI atau arthogram (dilakukan bila tidak ad perbaikan dalam waktu 6-12 minggu.7

G. PENATALAKSANAANa. MedikamentosaPemakaian relaksan otot bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme otot. Beberapa penulis menganjurkan pemberian suntikan kortikosteroid ditambah anestesi lokal pada rotator cuff dan intra artikuler untuk menghilangkan nyeri secara cepat. Harus diperhatikan kemungkinan ruptur dari tendon pada penyuntikan tersebut, maka penyuntikan tidak boleh lebih dari 2 kali dalam 1 tahun. Dasar penggunaan kortikosteroid pada frozen shoulder dikaitkan dengan kemampuan mengurangi edema atau inflamasi saraf.1

b. Penanganan Rehabilitasi Medik1. Terapi dingin frozen shoulderModalitas terapi ini biasanya untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera muskuloskeletal akut. Demikian pula pada nyeri akut frozen shoulder lebih baik diberikan terapi dingin.1,8Efek terapi ini diantaranya mengurangi spasme otot dan spastisitas, mengurangi maupun membebaskan rasa nyeri, mengurangi edema dan aktivitas enzim destruktif (kolagenase) pada radang sendi. Pemberian terapi dingin pada peradangan sendi kronis menunjukkan adanya perbaikan klinis dalam hal pengurangan nyeri. 1,8Adapun cara dan lama pemberian terapi dingin adalah sebagai berikut: Kompres dinginTeknik: masukkan potongan potongan es kedalam kantongan yang tidak tembus air lalu kompreskan pada bagian yang dimaksud. Lama: 20 menit, dapat diulang dengan jarak waktu 10 menit. Masase esTeknik: dengan menggosokkan es secara langsung atau es yang telah dibungkus. Lama: 5-7 menit. Frekuensi dapat berulang kali dengan jarak waktu 10 menit.2. Terapi panasEfek terapi dari pemberian panas lokal, baik dangkal maupun dalam, terjadi oleh adanya produksi atau perpindahan panas. Pada umumnya reaksi fisiologis yang dapat diterima sebagai dasar aplikasi terapi panas adalah bahwa panas akan meningkatkan viskoelastik jaringan kolagen dan mengurangi kekakuan sendi. Panas mengurangi rasa nyeri dengan jalan meningkatkan nilai ambang nyeri serabut-serabut saraf. Efek lain adalah memperbaiki spasme otot, meningkatkan aliran darah, juga membantu resolusi infiltrat radang, edema, dan efek eksudasi. 1,8Beberapa penulis menganjurkan pemanasan dilakukan bersamaan dengan peregangan, dimana efek pemanasan meningkatkan sirkulasi yang bermanfaat sebagai analgesik.Terapi panas dangkal menghasilkan panas yang tertinggi pada permukaan tubuh namun penetrasinya kedalam jaringan hanya beberapa milimeter. Pada terapi panas dalam, panas diproduksi secara konversi dari energi listrik atau suara ke energi panas didalam jaringan tubuh. Panas yang terjadi masuk kejaringan tubuh kita yang lebih dalam, tidak hanya sampai jaringan dibawah kulit (subkutan). Golongan ini yang sering disebut diatermi, terdiri dari: Diatermi gelombang pendek (short wave diathermy = SWD) Diatermi gelombang mikro (microwave diathermy = MWD) Diatermi ultrasound (utrasound diathermy = USD)Pada Frozen Shoulder, modalitas yang sering digunakan adalah ultrasound diathermy (US) yang merupakan gelombang suara dengan frekuensi diatas 17.000 Hz dengan daya tembus yang paling dalam diantara diatermi yang lain. Gelombang suara ini selain memberikan efek panas/ termal, juga ada efek nontermal/ mekanik/ mikromasase, oleh karena itu banyak digunakan pada kasus perlekatan jaringan. Frekuensi yang dipakai untuk terapi adalah 0,8 dan 1 MHz. Dosis terapi 0,5-4 watt/cm2, lama pemberian 5-10 menit, diberikan setiap hari atau 2 hari sekali. US memerlukan media sebagai penghantarannya dan tidak bisa melalui daerah hampa udara. Menurut penelitian, medium kontak yang paling ideal adalah gel. 1,8Efek US pada Forzen Shoulder : Meningkatkan aliran darah Meningkatkan metabolisme jaringan Mengurangi spasme otot Mengurangi perlekatan jaringan Meningkatkan ekstensibilitas jaringan.Modalitas lain yang digunakan adalah short wave diathermy. Disini digunakan arus listrik dengan frekuensi tinggi dengan panjang gelombang 11m yang diubah menjadi panas sewaktu melewati jaringan.Pada umumnya pemanasan ini paling banyak diserap jaringan dibawah kulit dan otot yang terletak di permukaan. 1,83. Elektrostimulasi: TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)Modalitas terapi fisik ini dapat dipergunakan untuk nyeri akut maupun nyeri kronis, dan sering digunakan untuk meredakan nyeri pada Capsulitis adhesive.Untuk peletakan elektroda dan pemilihan parameter perangsangan sampai sekarang masih lebih banyak bersifat seni dan subyektif. Namun peletakkan elektrode harus tetap berdasarkan pengetahuan akan dasar-dasar anatomi dan fisiologi. Letak elektroda yang biasa dipilih yaitu: daerah paling nyeri, dermatom saraf tepi, motor point, trigger point, titik akupuntur. 1,8Stimulasi dapat juga disertai dengan latihan. Misalnya keterbatasan gerak abduksi, elektrode aktif (negatif) ditempatkan pada tepi depan aksila dan elektroda kedua diletakkan pada bahu atau diatas otot deltoid penderita. Pasien berdiri disamping sebuah dinding dan diminta meletakkan jari-jarinya pada permukaan dinding. Pada saat stimulasi, jari-jari tangan pasien diminta untuk berjalan ke atas di dinding tersebut. Lama pemberian stimulasi bervariasi dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat dilakukan sendiri oleh penderita. Angka keberhasilan untuk menghilangkan nyeri bervariasi dari 25% sampai 8095%.1,8c. LatihanMerupakan bagian yang terpenting dari terapi Capsulitis adhesive. Pada awalnya latihan gerak dilakukan secara pasif terutama bila rasa nyeri begitu berat. Setelah nyeri berkurang latihan dapat dimulai dengan aktif dibantu. Rasa nyeri yang timbul pada waktu sendi digerakkan baik secara pasif maupun aktif menentukan saat dimulainya latihan gerak. Bila selama latihan pasif timbul rasa nyeri sebelum akhir pergerakan sendi diduga masih fase akut sehingga latihan gerakan aktif tidak diperbolehkan. Bila rasa nyeri terdapat pada akhir gerakan yang terbatas, berarti masa akut sudah berkurang dan latihan secara aktif boleh dilakukan. Pada latihan gerak yang menimbulkan/ menambah rasa nyeri, maka latihan harus ditunda karena rasa nyeri yang ditimbulkan akan menurunkan lingkup gerak sendi. Tetapi bila gerakan pada latihan tidak menambah rasa nyeri maka kemungkinan besar terapi latihan gerak akan berhasil dengan baik. Latihan gerak dengan menggunakan alat seperti shoulder wheel , overhead pulleys, finger ladder, latihan Codman dan tongkat merupakan terapi standar untuk penderita frozen shoulder. 1,81) Latihan Codman (Pendulum)Gravitasi menyebabkan traksi pada sendi dan tendon dari otot lengan. Codman memperkenalkan latihan untuk sendi bahu dengan menggunakan gravitasi. Bila penderita melakukan gerak abduksi pada saat berdiri tegak akan timbul rasa nyeri hebat. Tetapi bila dilakukan dengan pengaruh dari gravitasi dan otot supraspinatus relaksasi maka gerakan tersebut terjadi tanpa disertai rasa nyeri. Pada pergerakan pendulum penderita membungkuk kedepan, daerah lengan yang sakit tergantung bebas tanpa atau dengan beban.Tubuh dapat ditopang dengan meletakkan lengan satunya diatas meja atau bangku, lengan digerakkan ke depan dan ke belakang pada bidang sagital (fleksi-ekstensi). Makin lama makin jauh gerakannya, kemudian gerakan kesamping, dilanjutkan gerakan lingkar (sirkuler) searah maupun berlawanan arah dengan jarum jam. Pemberian beban pada latihan pendulum akan menyebabkan otot memanjang dan dapat menimbulkan relaksasi pada otot bahu. 1,8

Gambar 2: Latihan Pendulum2) Latihan dengan menggunakan tongkatLatihan dengan tongkat dapat berupa gerakan fleksi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Gerakan dapat dilakukan dalam posisi berdiri, duduk ataupun berbaring. 1,8 Gambar 3: Latihan dengan menggunakan tongkat3) Latihan finger ladderFinger ladder adalah alat bantu yang dapat memberikan bantuan secara obyektif sehingga penderita mempunyai motivasi yang kuat untuk melakukan latihan lingkup gerak sendi dengan penuh. Perlu diperhatikan agar penderita berlatih dengan posisi yang benar, jangan sampai penderita memiringkan tubuhnya, berjinjit maupun melakukan elevasi kepala. Gerakan yang dapat dilakukan adalah fleksi dan abduksi. Penderita berdiri menghadap dinding dengan ujung jari-jari tangan sisi yang terkena menyentuh dinding. Lengan bergerak keatas dengan menggerakkan jari-jari tersebut (untuk fleksi bahu). Untuk gerakan abduksi dikerjakan dengan samping badan menghadap dinding.1,8

Gambar 4: finger ladder

4) Latihan dengan over head pulleys (katrol)Bila diajarkan dengan benar, sistem katrol sangat efektif untuk membantu mencapai lingkup gerak sendi bahu dengan penuh. Peralatan: dua buah katrol digantungkan pada tiang dengan seutas tali dihubungkan dengan kedua katrol tersebut. Kedua ujung tali diberi alat agar tangan dapat menggenggam dengan baik. Posisi penderita bisa duduk, berdiri atau berbaring terlentang dengan bahu terletak dibawah katrol tersebut. Dengan menarik tali pada salah satu tali yang lain akan terangkat. Sendi siku diusahakan tetap dalam posisi ekstensi dan penderita tidak boleh mengangkat bahu maupun mengangkat tubuh. Gerakan dilakukan perlahan-lahan. 1,8

Gambar 5: Latihan dengan overhead pulley ( katrol ).5) Latihan dengan shoulder wheelDengan instruksi yang benar shoulder whell dapat digunakan untuk memberi motivasi pada penderita untuk melakukan latihan lingkup gerak sendi bahu secara aktif. Cara penggunaan alat yaitu penderita berdiri sedemikian rupa sehingga aksis dari sendi bahu sama dengan aksis roda pemutar sehingga gerak lengan sesuai dengan gerak putaran roda. Penderita tidak diharuskan menggerakkan roda secara penuh, tetapi gerakan hanya dilakukan sebesar kemampuan gerakan sendi bahunya. Harus pula diperhatikan pada waktu melakukan gerakan endorotasi maupun eksorotasi bahu dalam posisi abduksi 90o dan siku fleksi 90o. Dengan meletakkan siku pada aksis roda maka gerakan dapat dilakukan sampai pada keterbatasan lingkup gerak sendi. 1,8

Gambar 6: Latihan dengan shoulder wheel

H. DIAGNOSIS BANDINGKekakuan pasca trauma setelah setiap cedera bahu yang berat, kekakuan dapat bertahan beberapa bulan.Pada mulanya kekurangan ini maksimal dan secara berangsur-angsur berkurang, berbeda dengan pola bahu beku.Kondisi pembanding dari kondisi frozen shoulder antara lain yaitu bursitis subakromial, tendinitis bisipitalis, dan lesi rotator cuff.5I. KOMPLIKASIPada kondisi capsulitis adhesiva yang berat dan tidak mendapat penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan masalah yang lebih berat antara lain kekakuan sendi bahu, kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan otot-otot bahu, potensial terjadinya deformitas pada sendi bahu, dan adanya gangguan AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari).9

BAB IIILAPORAN KASUS

ANAMNESISIdentitas PasienNama: Ny. EMUmur: 47 tahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: Kristen ProtestanPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Tanawangko Kab. MinahasaSuku/bangsa: Minahasa/IndonesiaTanggal Pemeriksaan: 23 September 2014

Keluhan UtamaNyeri bahu kiriRiwayat Penyakit SekarangNyeri bahu kiri dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri menghebat 1 minggu terakhir. Nyeri dirasakan hilang timbul dan terjadi terus menerus. Nyeri disertai kaku bila mengangkat tangan ke arah atas, ke depan, ke samping dan ke belakang. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. Penderita mengalami keterbatasan gerak bahu kiri dan memberat perlahan-lahan. Nyeri semakin berat bila penderita melakukan aktivitas tertentu seperti menyisir rambut, memakai baju, menjemur baju, toileting, membersihkan kaca jendela. Penderita telah diurut oleh tukang urut, tetapi penderita tidak merasakan perbaikan pada bahunya dan masih sulit digerakkan. Tidak ada riwayat trauma pada bahu kiri, tidak ada riwayat pekerjaan berat atau berlebihan pada tangan kiri, dan gerakan leher tidak menambah nyeri. Penderita belum minum obat-obatan untuk keluhan tersebut. BAB dan BAK penderita normal.Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Hipertensi: disangkal Riwayat DM: (+) 2 tahun yang lalu Riwayat Penyakit Jantung: disangkal Riwayat Asam urat: disangkal Riwayat Alergi: disangkalRiwayat Penyakit Keluarga Riwayat Hipertensi: disangkal Riwayat DM: disangkal Riwayat Penyakit Jantung: disangkalRiwayat KebiasaanPenderita setiap harinya melakukan aktivitas dengan memasak, membersikan rumah, dll. Aktivitas sehari-hari dominan menggunakan tangan kanan.

Riwayat Psikologi:Penderita kooperatif, dan merasa cemas dengan sakit yang dideritanya. Akhir-akhir ini penderita mempunyai masalah dalam keluarganya.

Riwayat Sosial EkonomiPenderita sudah menikah, mempunyai suami dan 3 orang anak (sudah mandiri). Tinggal di rumah semi permanen, 1 lantai. Memiliki 4 kamar tidur, 3 kamar mandi di dalam rumah, Water Closet (WC) jongkok, sumber penerangan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sumber air minul Perusahaan Daerah Air Minul (PDAM). Penderita memeriksakan diri dengan Jamkesmas. Biaya hidup sehari-hari cukup.

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKeadaan Umum: Karnofsky performance scale: 80Kesadaran: compos mentis GCS:E4M6V5Tanda Vital : Tekanan darah: 100/60 mmHg,Nadi: 80x/menit, regularRespirasi: 20x/menitSuhu: 36,00CKepala: Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)Leher: Simetris, trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah bening (-), nyeri tekan (-), benjolan (-)Thorax: Retraksi (-)JantungInspeksi : Ictus Cordis tidak tampakPalpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkatPerkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar Auskultasi: Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,bising (-).ParuInspeksi : pengembangan dada kanan = kiriPalpasi : fremitus raba kanan = kiriPerkusi : sonor seluruh lapang paruAuskultasi : suara dasar ( vesikuler / vesikuler ), suara tambahan (-/-)Abdomen:Inspeksi: datarAuskultasi: peristaltik (+) normalPerkusi: tympaniPalpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, nyeri tekan (-), bruit (-) dan lien tidak terabaEkstremitas: Akral hangat, edema (-)Visual Analog Scale (VAS)23 September 20140610Status Lokalis: Shoulder SinistraInspeksi: Simetris kanan=kiri, edema (-), deformitas (-), Atrofi (-)Palpasi: Kalor (-), spasme (-), nyeri tekan (+) pada regio glenohumeral joint, krepitasi (-)Movement; Nyeri dinamis (+)Status MotorikEkstremitas Superior

Dekstra Sinistra

Gerakan NormalBerkurang (Nyeri)

Tonus Otot(+) Normal(+) Normal

Refleks Fisiologis(+) Normal(+) Normal

Refleks Patologis--

Miotom :C5C6C7C8T1555554 (nyeri)5555

Sensibilitas : C5C6C7C8T12222222222

Pemeriksaan LGS BahuDekstraSinistraNilai Normal

Fleksi - Ekstensi180-0- 45120-0-40180-0-45

Abduksi - Adduksi170-0-4580-0-40170-0-45

Internal - Eksternal rotasi (0)90-0-7055-0-2090-0-70

Pemeriksaan LGS CervicalNilai Normal

Fleksi Ekstensi45-0-4545-0-45

Lateral Fleksi45-0-4545-0-45

Rotasi60-0-6060-0-60

Tes provokasiDekstraSinistra

Appley Scarf Test-sde (nyeri)

Appley Scratch Test-sde (nyeri)

Lift-off Test-sde (nyeri)

Empty Can test-sde (nyeri)

yergason--

Drop arm test--

Spuurling--

Speed Test-sde (nyeri)

Pemeriksaan PenunjangRadiologi

Foto Polos bahu AP: osteoarthritis shoulder sinistraRESUMEPerempuan, 47 tahun dengan nyeri pada bahu kiri 4 bulan, menghebat 1 minggu terakhir, nyeri terasa ditusuk. Karena nyeri penderita kesulitan untuk melakukan AKS. Pada pemeriksaan LGS bahu kiri didapatkan keterbatasan LGS kesegala arah. Pada pemeriksaan status motorik didapatkan gerakan dan kekuatan otot pada ekstremitas superior sinistra menurun karena nyeri. Pada status lokalis regio shoulder sinistra didapatkan nyeri dinamis. Tes provokasi: Apleys scraf test, appleys scratch test, speed test, empty scan test dan lift-off test (sde) pada regio shoulder sinistra. Skor VAS = 6 (23 September 2014).DiagnosisKlinis: Frozen Shoulder SinistraTopis: Shoulder SinistraEtiologi: IdiopatikFungsional: Gangguan AKS (menyisir rambut, memakai baju, menjemur baju, toileting, membersihkan kaca jendela).

PenatalaksanaanMedikamentosa: -Non Medikamentosa

Rehabilitasi MedikProblem Rehabilitasi Medik1. Nyeri bahu kiri ( vas 6)2. Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kiri3. Gangguan Aktivitas kegiatan sehari-hari (menyisir rambut, memakai baju, menjemur baju, mencebok, membersihkan kaca jendela)4. Penderita merasa cemas dengan sakit ini.

Program Rehabilitasi MedikFisioterapiEvaluasi : Nyeri bahu kiri (VAS 6) Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kiriProgram : Ultrasound Diathermy (USD) regio glenohumeral joint sinistra Stretching extremitas superior sinistra Codman pendulum exercise (bila nyeri berkurang) Finger ladder exercise (bila nyeri berkurang) Pulley exercise Latihan dengan tongkat (bila nyeri berkurang)Okupasi terapiEvaluasi : Nyeri sendi bahu kiri (VAS 6) Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kiri Gangguan AKS (menyisir rambut, memakai baju, menjemur baju, mencebok, membersihkan kaca jendela).Program : Latihan peningkatan LGS bahu kiri dengan aktivitas dan ketrampilan (sliding board, shoulder wheel, cones)Ortotik prostetikEvaluasi : Nyeri sendi bahu kiri (VAS 6) Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kiri Gangguan AKS (menyisir rambut, memakai baju, menjemur baju, mencebok, membersihkan kaca jendela).Program : Saat ini belum diperlukanPsikologisEvaluasi : Komunikasi dan koordinasi baik Pasien cemas dengan penyakitnyaProgram Memberikan support mental kepada penderita agar tidak merasa cemas dan tetap rajin melakukan terapi.Sosial medikEvaluasi : Penderita bekerja sebagai IRT Biaya hidup sehari-hari cukup Biaya pengobatan ditanggung jamkesmasProgram : Edukasi pada penderita mengenai penyakitnya Memberikan dukungan agar pasien rajin untuk melaksanakan terapi dan melakukan home program.Anjuran Home program : Codman pendulum exercise Finger ladder exercise Pulley exercisePrognosisQuo ad vitam: BonamQuo ad sanationam: Dubia ad bonamQuo ad fungsionam: Dubia ad bonam

LAPORAN KASUS

REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA FROZEN SHOULDER SINISTRA

Oleh :Anastasya J. Umbas13014101101

Pembimbing :dr. Frans F. D. Ismail

Penguji:dr. Engeline Angliadi, SpKFR

BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SAM RATULANGI/RSUP PROF DR. R.D. KANDOU2014LEMBAR PENGESAHAN

Telah dikoreksi, disetujui dan dibacakan pada tanggal 23 September 2014Laporan kasus dengan judul:Rehabilitasi Medik Pada Penderita Frozen Shoulder Sinistra

Oleh :Anastasya J. Umbas13014101101

Pembimbing :

dr. Frans F. D. Ismail

Penguji:

dr. Engeline Angliadi, SpKFR

DAFTAR PUSTAKA

1. Sianturi GP. Studi komparatif injeksi oral triamcinolone acetonide pada sindroma frozen shoulder di RSUP Dr. Kariadi Semarang. (tesis). [Semarang]: universitas Diponegoro; 2003.2. Hsu JE, Anakwenze OA, Warrender WJ, Abboud JA. Current review of adhesive capsulitis. J Shoulder Elbow Surg. 2011:20;502-14.3. Anonymous. Frozen Shoulder. RS Mitra Keluarga. Surabaya. 2012.4. Carolyn T Wadsworth. Physical therapy Frozen shoulder. 24 September 2014. Available from : http://www.physicaltherapyjournal.com/content/66/12/1878.full.pdf5. Kibler W.Ben, Shoulder pain in Clinical sports medicine book ,2 nd . 2001 : 1 4. www: http// Shoulder pain anatomy Clinical Sports Medicine book.Htm.6. Caillet R. Shoulder pain, 2nd ed, Philadelphia : FA Davis Company, 1981 :82-9.7. Thomas WW, Thomas MB. The Painful shoulder : Part I. Clinical evaluation American Academy of family Physicians, May 15.2000.8. Kinare A. USG of normal Muskuloskeletal structure. Indian Journal Radiology Imaging. 2007;17(30):1949. Finnof JT. Musculoskeletal Disorders of the Upper Limb. In : Braddom RL, Pepper D (editor) Physical Medicine and Rehabilitation. 4th edition. Philadelphia: Elsevier,2011.p825