Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Tumor otak merupakan suatu neoplasma atau proses desak ruang yang timbul di dalam rongga tengkorak (baik kompartemen supratentorial maupun infratentorial) meliputi tumor primer pada korteks, meningens, vaskuler, kelenjar hipofise, epifise, syaraf otak, jaringan penyangga, termasuk tumor metastase dari bagian tubuh lainnya. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun.
33

refrat radiodiag

Apr 13, 2016

Download

Documents

Luthfie Hidayat

radio
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: refrat radiodiag

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Tumor otak merupakan suatu neoplasma atau proses desak ruang yang

timbul di dalam rongga tengkorak (baik kompartemen supratentorial

maupun infratentorial) meliputi tumor primer pada korteks, meningens,

vaskuler, kelenjar hipofise, epifise, syaraf otak, jaringan penyangga,

termasuk tumor metastase dari bagian tubuh lainnya.

Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari

neoplasma seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial

dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru

dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer

susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang

ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan

saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak

dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65

tahun.

Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.

Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak

apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis

yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa

tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari

masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan

destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian ada bebrapa jenis tumor

Page 2: refrat radiodiag

yang mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang

spesifik dari tumor otak. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi

anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.

Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen)

dibanding perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51

sampai ≥60 tahun (31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok

usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita

tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi penulis dan

lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti;

inoperable atau tumor metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada

di lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di

beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem,

cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi

Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma

(39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis tumor dan lain-lain yang

tak dapat ditentukan.

Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan dalam

penatalaksanaan tumor-tumor ganas disamping metode lain seperti

pembedahan, kemoterapi, dan imunoterapi. Radioterapi termasuk sarana

pengobatan yang relatif baru dan terus mengalami kemajuan sejalan dengan

pengembangan di bidang teknologi. Keputusan dalam memilih radioterapi

sebagai salah satu modalitas penatalaksanaan keganasan sangat dipengaruhi

oleh berbagai faktor, antara lain faktor sensitivitas jaringan tumor; faktor

tenaga ahli, sarana dan prasarana radioterapi; dan faktor penderita. Upaya ini

dilakukan untuk memperoleh respon terapi maksimal dengan efek samping

minimal. Melalui tinjauan pustaka ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang berguna mengenai radioterapi pada tumor otak.

Page 3: refrat radiodiag

BAB II

TUMOR OTAK

Definisi

Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)

ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala

(intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).

Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer

maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu

sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain

(metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain,

disebut tumor otak sekunder.

Etiologi

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,

walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor

yang perlu ditinjau, yaitu :

1. Herediter

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan

kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai

pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-

Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru,

memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma

tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-

faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

Page 4: refrat radiodiag

2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-

bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam

tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal

dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya.

Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma

intrakranial dan kordoma.

3. Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat

mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat

memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma

terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.

4. Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan

besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus

dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan

hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem

saraf pusat.

5. Substansi-substansi Karsinogenik

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas

dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti

methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang

dilakukan pada hewan (3,4)

Klasifikasi

Berdasarkan gambaran histopatologi,klasifikasi tumor otak yang

penting dari segi klinis, dapat dilihat pada Tabel-1 (dikutip dari Black 199)

Page 5: refrat radiodiag
Page 6: refrat radiodiag

Gambaran klinis

Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara dini,

karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan

eragukan tapi umumnya berjalan progresif.

Page 7: refrat radiodiag

Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa:

Gejala serebral umum

Dapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia),

yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah

tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial,

kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan

depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus

1. Nyeri Kepala

Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30%

gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut

diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan

episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada

malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana

terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan

psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

2. Muntah

Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih

sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat

proyektif dan tak disertai dengan mual.

3. Kejang

Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada

25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2%

Page 8: refrat radiodiag

penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab

bangkitan kejang adalah tumor otak bila:

Bangkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun

Mengalami post iktal paralisis

Mengalami status epilepsi

Resisten terhadap obat-obat epilepsi

Bangkitan disertai dengan gejala TIK lain

Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasen

dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada

glioblastoma.

4. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial

Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang

timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan enurunan

kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu

tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu

dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-

tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal

maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III,

haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.

Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:

1. Lobus frontal

Menimbulkan gejala perubahan kepribadian

Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra

lateral, kejang fokal

Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia

Page 9: refrat radiodiag

Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster

kennedy

Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia

2. Lobus parietal

Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi

homonym

Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada

girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s

3. Lobus temporal

Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang

didahului dengan aura atau halusinasi

Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan

hemiparese

Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan

gejala choreoathetosis, parkinsonism.

4. Lobus oksipital

Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan

penglihatan

Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia

berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia

5. Tumor di ventrikel ke III

Page 10: refrat radiodiag

Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala

menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi

peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasien tiba-tiba nyeri

kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran

6. Tumor di cerebello pontin angie

Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma

Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya

berupa gangguan fungsi pendengaran

Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah

pontin angel

7. Tumor Hipotalamus

Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe

Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan

perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism,

gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan

8. Tumor di cerebelum

Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat

erjadi disertai dengan papil udem

Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan

spasme dari otot-otot servikal

9. Tumor fosa posterior

Page 11: refrat radiodiag

Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai

dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari

medulloblastoma.(6,7,8)

Diagnosis

Bagi seorang ahli bedah saraf dalam menegakkan diagnosis tumor

otak adalah dengan mengetahui informasi jenis tumor, karakteristiknya,

lokasinya, batasnya, hubungannya dengan system ventrikel, dan

hubungannya dengan struktur vital otak misalnya sirrkulus willisi dan

hipotalamus. Selain itu juga diperlukan periksaan radiologist canggih yang

invasive maupun non invasive. Pemeriksaan non invasive mencakup ct scan

dan mri bila perlu diberikan kontras agar dapat mengetahui batas-batas

tumor. Pemeriksaan invasif seperti angiografi serebral yang dapat

memberikan gambaran system pendarahan tumor, dan hubungannya dengan

system pembuluh darah sirkulus willisy selain itu dapat mengetahui

hubungan massa tumor dengan vena otak dan sinus duramatrisnya yang fital

itu.

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita

tumor otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang

teliti, adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan

dan MRI. Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang

dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang

telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan

kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik mungkin

ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.

Pemeriksaan penunjang

Page 12: refrat radiodiag

Setelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukan pemeriksaan yang

spesifik untuk memperkuat diagnosa dan mengetahui letak tumor.

Elektroensefalografi (EEG)

Foto polos kepala

Arteriografi

Computerized Tomografi (CT Scan)

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Gambaran CT Scan tumor otak

CT Scan merupakan alat diagnostik yang penting dalam evaluasi

pasen yang diduga menderita tumor otak. Sensitifitas CT Scan untuk

mendeteksi tumor yang berpenampang kurang dari 1 cm dan terletak pada

basis kranil. Gambaran CT Scan pada tumor otak, umumnya tampak sebagai

lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur otak disekitarnya.

Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan edem yang terlihat jelas karena

densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah

dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens.

Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih nyata bila pada waktu pemeriksaan

CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras.

Penilaian CT Scan pada tumor otak:

Tanda proses desak ruang:

Pendorongan struktur garis tengah

Penekanan dan perubahan bentuk ventrikel

Kelainan densitas pada lesi:

hipodens

Page 13: refrat radiodiag

hiperdens

kombinasi

Diagnosa banding

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan

intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap

proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak

sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :

Abses intraserebral

Epidural hematom

Hipertensi intrakranial benigna

Meningitis kronik.

Terapi

Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa

faktor, antara lain :

kondisi umum penderita

tersedianya alat yang lengkap

pengertian penderita dan keluarganya

luasnya metastasis.

Adapun terapi yang dilakukan, meliputi Terapi Steroid, pembedahan,

radioterapi dan kemoterapi.

1. Terapi Steroid

Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor

intrakranial, namun tidak berefek langsung terhadap tumor.

Page 14: refrat radiodiag

2. Pembedahan

Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis histologik

dan untuk mengurangi efek akibat massa tumor. Kecuali pada tipe-tipe

tumor tertentu yang tidak dapat direseksi.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembedahan

tumor otak yakni: diagnosis yang tepat, rinci dan seksama, perencanaan dan

persiapan pra bedah yang lengkap, teknik neuroanastesi yang baik,

kecermatan dan keterampilan dalam pengangkatan tumor, serta perawatan

pasca bedah yang baik, Berbagai cara dan teknik operasi dengan

menggunakan kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound

aspirator, bipolar coagulator, realtime ultrasound yang membantu ahli bedah

saraf mengeluarkan massa tumor otak dengan aman.

3. Radioterapi

Tumor diterapi melalui radioterapi konvensional dengan radiasi total

sebesar 5000-6000 cGy tiap fraksi dalam beberapa arah. Kegunaan dari

radioterapi hiperfraksi ini didasarkan pada alasan bahwa sel-sel normal lebih

mampu memperbaiki kerusakan subletal dibandingkan sel-sel tumor dengan

dosis tersebut. Radioterapi akan lebih efisien jika dikombinasikan dengan

kemoterapi intensif.

4. Kemoterapi

Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,

kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang

Page 15: refrat radiodiag

beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan

astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi tambahan

berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi

paliatif. (12)

5. Hormoterapy

6. Immunoterapy

7. Terapi rehabilitasi (12,13)

Prognosis

Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di

Negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat

melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup

5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10

tahaun (10 years survival) berkisar 30-40%. Terapi tumor otak di Indonesia

secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif yang

dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta.

BAB III

RADIOTERAPI PADA TUMOR OTAK

Page 16: refrat radiodiag

Radioterapi adalah jenis terapi yang menggunakan radiasi tingkat tinggi

untuk menghancurkan sel-sel kanker. Baik sel-sel normal maupun sel-sel

kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi ini. Radiasi akan merusak sel-sel kanker

sehingga proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker akan

terhambat. Sekitar 50-60% penderita kanker memerlukan radioterapi. Tujuan

radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, sebagai terapi paliatif

yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman

akibat kanker dan sebagai adjuvant yakni bertujuan untuk mengurangi risiko

kekambuhan dari kanker. Dengan pemberian setiap terapi, maka akan

semakin banyak sel-sel kanker yang mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel

kanker yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari

tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa pulih kembali dari pengaruh

radiasi. Tetapi bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel yang

sehat merupakan penyebab terjadinya efek samping radiasi. Radiasi

mempunyai efek yang sangat baik pada jaringan yang membelah dengan

cepat.

Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe dan stadium

tumor bersamaan dengan responnya terhadap radioterapi. Perhitungan yang

rumit telah dilakukan untuk menentukan dosis dan jadwal radiasi pada

rencana terapi. Seringkali pengobatan diberikan dari berbagai sudut yang

berbeda untuk mendapatkan efek radiasi yang maksimal terhadap tumor dan

efek yang minimal terhadap jaringan yang sehat.

Hal-hal yang harus diingat pada radioterapi adalah: efek samping

yang terjadi selama radioterapi bisa ditangani, radiasi yang diberikan melalui

tubuh pasien dan tidak tertinggal di dalam tubuh sehingga pasien tidak

Page 17: refrat radiodiag

bersifat radioaktif, hanya bagian tubuh pada area radiasi yang dipengaruhi

dan sel-sel normal yang terpapar radiasi akan segera memulihkan diri

beberapa jam setelah terkena paparan.

BIOLOGI SEL TUMOR MALIGNA

Terdapat beberapa gen yang dapat dianggap bertanggungjawab

terhadap proses terjadinya tumor maligna, yang dikenal dengan sebutan

onkogen. Terdapat beberapa hal yang bisa mengakibatkan sel normal

bermutasi menjadi onkogen, yaitu proses kongenital, dimana sejak lahir

sudah membawa onkogen, bahan kimia karsinogenik yang masuk ke dalam

tubuh dan bereaksi dengan DNA pada kromosom dan virus onkogen yang

bila memasuki sel normal akan berintegrasi dengan kromosom yang ada di

dalam nukleus lalu melakukan transkripsi serta radiasi kronik yang terus

menerus mengenai sel-sel normal.

Bila sel sudah berubah menjadi sel tumor maligna, maka ia memiliki

kemampuan yang tidak dimiliki oleh sel-sel normal, seperti kemampuan

mitosis yang sangat cepat, kemampuan memproduksi enzim kolagenesis

yang menyebabkan sel tumor maligna mampu melakukan metastasis

limfogen, hematogen ke jaringan sekitar, serta kemampuan sel tumor untuk

melakukan angiogenesis yakni membentuk neovaskularisasi yang

menyebabkan tumor dapat tumbuh besar.

DASAR-DASAR BIOLOGI RADIOTERAPI

Jaringan bila terkena radiasi penyinaran, akan menyerap energi radiasi

dan akan menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut dapat

menimbulkan perubahan kimia dan biokimia yang pada akhirnya akan

menimbulkan kerusakan biologik. Kerusakan sel yang terjadi itu dapat

Page 18: refrat radiodiag

berupa kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan

kehilangan kemampuan untuk berproduksi.

Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang

bila mengenai sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar

dari orbit elektron tersebut. Pancaran energi dapat berupa gelombang

elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X. Pancaran

partikel dapat berupa pancaran elektron (sinar beta) atau pancaran partikel

netron, alfa, proton.

Jenis radiasi pengion berupa sinar Gamma dan sinar X. Sinar Gamma

merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang berasal dari

disintegrasi inti cobalt 60 radioaktif. Akibat dari disintegrasi inti tersebut

akan terbentuk satu pancaran energi berupa sinar gamma dan 2 pancaran

partikel, yaitu pancaran elektron disebut sinar beta dan pancaran inti helium

disebut sinar alfa. Sinar gamma digunakan dalam radioterapi, sedangkan

sinar alfa dan sinar beta digunakan dalam terapi radiasi internal. Sinar X atau

photon merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan

oleh pesawat liner akselerator, digunakan untuk radiasi eksterna.

Radiasi pengion bila mengenai sel tumor maligna, akan

menimbulkan ionisasi air dan oksigen ekstraseluller dan intraseluller

sehingga menjadi ion H+, ion OH- dan ion oksigen. Ion ini bersifat tidak

stabil dan dapat berubah menjadi radikal H, radikal OH dan 3

Page 19: refrat radiodiag

radikal oksigen. Radikal ini akan bereaksi dengan DNA dan

menimbulkan kerusakan DNA dan akhirnya menimbulkan kematian sel

maligna.

Reaksi yang terjadi antara radiasi pengion dengan sel tumor maligna

bisa berupa reaksi direk dan reaksi indirek. Reaksi direk adalah interaksi

yang terjadi antara radiasi pengion dengan sel tumor maligna, dalam hal ini

interaksi langsung antara radiasi pengion dengan DNA didalam kromosom

pada inti. Atom-atom yang menyusun molekul pada DNA, mengalami

ionisasi, akibatnya DNA kehilangan fungsi-fungsinya sehingga sel-sel tumor

mengalami kemandekan dalam proliferasinya. Reaksi indirek adalah reaksi

terpenting dalam proses interaksi radiasi pengion dengan sel tumor maligna.

Molekul air dan molekul oksigen yang terdapat intraseluller dan

ekstraseluller akan terkena radiasi pengion. Akibatnya elektron akan

terlempar keluar orbit dan akan berubah menjadi ion H+ dan ion OH- serta

ion oksigen. Ion-ion ini bersifat tidak stabil dan akan berubah menjadi

radikal H, radikal OH dan radikal oksigen. Radikal-radikal tersebut secara

kimiawi sangat berbeda dengan molekul asalnya dan mempunyai

kecenderungan besar untuk bereaksi dengan DNA. Akibat dari reaksi

tersebut maka akan terjadi kerusakan DNA yang dapat berupa putusnya

kedua backbone DNA (double strand break), satu backbone DNA putus

(single strand break), kerusakan base (base damage), kerusakan molekul

gula (sugar damage), DNA-DNA crosslink dan DNA protein cross link.

Diantara reaksi yang terjadi didalam sel tumor maligna, selain kerusakan

DNA pada kromosom, akibat reaksi direk dan indirek dari radiasi pengion,

juga terjadi suatu efek sitologis yang disebut abrasi kromosom. Radiasi akan

menghambat proses pembelahan sel. Radiasi yang terjadi pada saat sel

tumor dalam proses interfase dan mulai membelah, beberapa sel akan

Page 20: refrat radiodiag

mengalami aberasi kromosom. Akibat aberasi kromosom ini dapat terjadi

beberapa kemungkinan:

(1) kematian sel yang segera terjadi (early cell death),

(2) aberasi terus menerus setelah beberapa kali sel membelah.

Terdapat beberapa jenis aberasi kromosom:

(1) satu fragmen kromosom akan berpindah tempat ke kromosom

lain,

(2) satu fragmen kromosom berpindah tempat pada lengan yang lain

pada kromosom yang sama

(3) satu fragmen kromosom berpindah tempat pada lengan yang

sama pada kromosom yang sama.

PERSIAPAN RADIOTERAPI

Persiapan radioterapi meliputi pemeriksan laboratorium lengkap,

BNO-IVP, pemeriksaan radiologik tulang-tulang pelvis dan lumbal,

mempersiapkan mental penderita. Pemeriksaan laboratorium meliputi darah

tepi, gula darah, kimia darah, EKG. Bila ada anemia harus dikoreksi dulu,

karena keadaan anoksia akan mengurangi kepekaan sel-sel kanker terhadap

radiasi, infeksi lokal juga harus diobati dulu dengan antibiotika lokal

ataupun sistemik. Pemeriksaan BNO-IVP diperlukan untuk menetapkan

fungsi ginjal dan untuk menentukan apakah ureter terkena atau tidak. Mental

penderita dipersiapkan dengan cara menjelaskan tentang penyakitnya, cara

radiasi (luar atau intrakaviter), efek samping, lama dirawat di rumah sakit,

tentang haid dan hubungan seksual di kemudian hari.

Persiapan radiasi meliputi konsultasi, stimulasi, potograf dan block

and shields. Konsultasi merupakan tahap paling awal dari pengobatan

Page 21: refrat radiodiag

radioterapi. Pada saat konsultasi, ahli radioterapi akan mengambil data

pasien secara akurat, riwayat penyakit serta berbagai pemeriksaan

laboratorium lainnya yang mungkin diperlukan, Stimulasi kemudian

dilakukan, yakni perencanaan radioterapi yang akan diberikan. Pada tahap

ini pasien akan datang ke bagian radioterapi, kemudian berbaring dibawah

suatu mesin yang disebut stimulator. Beberapa peralatan mungkin

diperlukan untuk mencegah pasien bergerak atau merubah posisi agar

pengobatan diberikan pada tempat yang tepat. Kemudian akan dibuat

beberapa tanda dan mungkin beberapa foto rontgen yang akan diambil. Foto

rontgen yang diambil itu pada nantinya akan mempermudah ahli radioterapi

untuk melakukan pengobatan di kemudian hari, karena pasien akan

mendapatkan radioterapi selama beberapa kali. Stimulasi merupakan tahap

yang penting dalam proses radioterapi. Perlindungan dan pengaman

diperlukan selama pasien menjalani pengobatan radioterapi, yang akan

melindungi sel-sel normal dari efek radiasi.

JENIS RADIOTERAPI

Teletherapy (Radiasi eksternal)

Sumber radiasi berada pada jarak tertentu terhadap target. Misalnya

Cobalt 60 80 cm, Linaec 100 cm menggunakan satuan cGy atau Gy.

Lapangan operasi digambar lebih dahulu sebelumnya atau pada hari radiasi

dan penderita disuruh datang pada jam yang telah ditentukan tanpa persiapan

khusus.

Brachytherapy

Sumber radiasi diletakkan di dalam atau dekat dengan target radiasi

atau interstitial (plesio). Satuan yang digunakan dalam cGy atau Gy.

Page 22: refrat radiodiag

Internal Therapy : sumber diberikan secarasistemik oral/ intravena. Satuan mCi atau Ci

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum

efek samping tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan

umum pasien. Beberapa efek samping berupa kelelahan, reaksi kulit (kering,

memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi), penurunan sel-sel darah,

kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa terjadi pada setiap

pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya pada area yang

terkena radioterapi. Radiasi tidak menyebabkan kehilangan rambut yang

total. Pasien yang menjalani radiasi eksternal tidak bersifat radioaktif setelah

pengobatan sehingga tidak berbahaya bagi orang di sekitarnya. Efek

samping umumnya terjadi pada minggu ketiga atau keempat dari pengobatan

dan hilang dua minggu setelah pengobatan selesai.

Untuk mengurangi efek samping radioterapi beberapa hal perlu

dilakukan. Bila terdapat kelelahan, pasien dianjurkan untuk tetap

beraktivitas seperti biasa, bila memang diperlukan maka aktivitas bisa

dikurangi, usahakan untuk bisa tidur nyenyak di malam hari serta

beristirahat yang cukup. Bila terjadi kehilangan nafsu makan maka

sebaiknya pasien dianjurkan untuk makan segala makanan yang diinginkan,

makan dalam jumlah kecil tetapi sering, hindari memakan makanan yang

Page 23: refrat radiodiag

kering, minum banyak air, bisa diberikan makanan suplemen untuk

meningkatkan nafsu makan. Perubahan kulit yang terjadi bisa dikurangi

dengan tidak menggunakan produk-produk pada kulit sebelum radioterapi,

menggunakan baju yang tidak terlalu sempit, menggunakan sabun yang

lembut dan air hangat pada saat membasuh tubuh, dilarang menggosok

terlalu keras pada area yang terkena radioterapi, hindari temperatur yang

terlalu panas atau terlalu dingin serta hindari sinar matahari langsung. Pada

umumnya efek samping dari radioterapi akan hilang dengan sendirinya

setelah pengobatan dihentikan. Tetapi pada beberapa kasus yang jarang akan

terjadi efek samping yang berkepanjangan karena radiasi menyebabkan

kerusakan pada organ dalam yang berhubungan atau berdekatan dengan

tempat tumor.