Top Banner
UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI REWARD TANDA BINTANG (TABI) PADA SISWA KELAS 2 SDN 01 JOSENAN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PROPOSAL OLEH: ENY FITRIANA NPM. 09.141.070
32
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PTK

UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI

REWARD TANDA BINTANG (TABI) PADA SISWA

KELAS 2 SDN 01 JOSENAN MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PROPOSAL

OLEH:

ENY FITRIANANPM. 09.141.070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2013

Page 2: PTK

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas

ridho dan karuniaNya maka proposal yang berjudul “Upaya Pembentukan

Karakter Siswa Melalui Reward Tanda Bintang (Tabi) Pada Siswa Kelas 2 Sdn 01

Josenan Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Dalam penyusunan proposal ini banyak sekali petunjuk, arahan, dan

bimbingan yang diberikan oleh pihak yang membuat penulis lebih bisa

memantapkan diri dalam menyusun proposal ini. Untuk itu dalam kesempatan kali

ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd., selaku Dosen mata kuliah Penulisan

Tindakan Kelas IKIP PGRI Madiun.

2. Bapak Suprijadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 01 Josenan Madiun.

3. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat, do’a dan

dukungan.

4. Rekan-rekan seperjuangan serta pihak-pihak yang tidak bisa kami sebutkan

satu per satu.

Tak ada sesuatu yang sempurna, dan tak ada sesuatu yang sia-sia. Begitu

pula dengan penyusunan proposal ini, kiranya terdapat kesalahan atau kekurangan

mohon diberikan kritik dan saran sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pada

karya selanjutnya. Semoga karya ini bermanfaat bagi semuanya.

Madiun, Januari 2013

Page 3: PTK

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai persoalan sosial budaya yang muncul di masyarakat akhir-

akhir ini semakin meresahkan orang tua. Mulai dari perkembangan teknologi

hingga proses globalisasi. Aim Abdulkarim (2007 : 81) menyebutkan bahwa

globalisasi sendiri merupakan proses perkembangan pada masa kini

(kontemporer) yang mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya

berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Dari

globalisasi inilah ada pengaruh positif dan negatif yang secara nyata dapat

kita rasakan kehadirannya. Contoh pengaruh negatifnya seperti kemerosotan

nilai moral dan karakter anak bangsa yang cenderung meniru adat dan budaya

barat. Nilai karakter yang semakin menurun akan berdampak pada

menurunnya moral anak hingga ia akan dengan mudah terombang-ambing

oleh pergaulan dan perkembangan zaman. Seperti yang banyak terjadi

sekarang ini yaitu banyaknya tawuran pelajar, tindakan criminal yang

dilakukan oleh anak di bawah umur, serta kasus-kasus seksual lainnya.

Sementara itu, tidak semua orang tua mengetahui bagaimana cara

menghadapi globalisasi dalam membekali nilai moral serta mendidik anak-

anak mereka agar anak-anak tersebut dapat menjadi generasi yang dapat

hidup di masyarakat tanpa terseret arus pergaulan yang buruk. Hingga pada

akhirnya, mereka para orang tua akan menyerahkan sepenuhnya pada sekolah

dan guru untuk dapat mendidik anak-anak mereka.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

pendidikan dengan sasaran peserta didik. Mulyana A.Z (2010 : 2)

menyebutkan bahwa salah satu tugas guru adalah sebagai pengajar adalah

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa samapai tuntas sehingga siswa

Page 4: PTK

memahaminya. Selain itu, seorang pendidik atau guru diharapkan tidak

sekedar mentransfer ilmu kepada peserta didik, melainkan menanamkan

kepribadian baik kepada peserta didik. Seperti menurut Prof. Dr. Oemar

Hamalik (2003: 128) tentang salah satu tugas guru adalah melakukan

pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah), termasuk

di dalamnya membina agar siswa dapat menjadi manusia berwatak

(berkarakter) dengan cara menyediakan kegiatan pembelajaran yang dapat

mendukung upaya penanaman nilai karakter pada siswa, baik dengan contoh

(guru sebagai teladan) maupun dengan proses belajar mengajar.

Pendidikan karakter dan kepribadian marupakan aspek yang penting

dalam pendidikan anak. sejak dini anak perlu dididik tidak hanya dalam segi

kognitif atau intelektualnya, tetapi juga segi afektif, moral dan spiritualnya.

Pendidikan karakter dan kepribadian perlu diberikan seiring dengan

perkembangan intelektual anak. Dengan demikian, anak bisa tumbuh dan

berkembang secara utuh dan seimbang.

Guru belum bisa dikatakan sukses mendidik, jika peserta didik hanya

memiliki kecerdasan intelektual saja. Guru dikatakan sukses, jika peserta

didiknya memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh

sebab itu, pendidikan sekolah juga diharapkan memiliki program yang bisa

dijadikan sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik.

Berdasarkan pengamatan penulis, tidak sedikit siswa di SDN 01

Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki karakter yang

kurang baik. Misalnya seperti kurang sopan santun terhadap guru dan orang

yang lebih tua, kurang disiplin dalam mentaati aturan, kurangnya tanggung

jawab dalam mengerjakan tugas, dan kurangnya kepedulian social terhadap

teman di sekolah. Salah satu factor utama yang menjadi penyebabnya adalah

adanya pergaulan yang semakin bebas dari globalisasi dan modernisasi seperi

yang telah dijelaskan di atas.

Di sinilah peran guru dalam memilih dan merencanakan metode yang

tepat dalam pembentukan karakter siswa sangat dibutuhkan. Dalam hal ini

penulis terfokus pada metode reward. Metode reward menurut Prof. Dr.

Page 5: PTK

Oemar Hamalik (2003: 166) merupakan sebuah metode yang dapat digunakan

untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara

memberikan imbalan yang bersifat positif pada apa yang telah dilakukan

siswa. Seperti pemberian hadiah maupun pujian.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengangkat judul

“UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI REWARD

TANDA BINTANG (TABI) PADA SISWA KELAS 2 SDN 01 JOSENAN

MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.”

B. Penegasan judul

Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan penafsiran, maka

penulis akan menguraikan istilah-istilah yang menyusun judul di atas. Istilah-

istilah tersebut antara lain :

1. Upaya

Adalah usaha; ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,emecahkan

persoalan, mencari jalan keluar.

2. Pembentukan karakter

Proses membuat jadi-; menjadikan sesuatu dengan bentuk tertentu.

dalam penulisan ini membentuk karakter berari menjadikan karakter anak

menjadi karkter sehat.

3. Reward tanda bintang

Metode reward merupakan metode yang digunakan untuk

memotivasi siswa dengan cara memberikan imbalan pada hasil kerja siswa

dalam bentuk hadiah (barang, poin, pujian, dll.). metode reward tanda

bintang merupakan metode reward dengan memberikan tanda bintang pada

siswa jika ia menunjukkan perilaku baik dan mengurangi bintang siswa

jika ia bertindak kurang baik/terpuji.

Melalui metode ini, siswa diajak untuk aktif dalam

mengembangkan karakter dan kepribadiannya secara utuh. Seperti

menghargai diri sendiri, mencintai dan menghormati orang lain, berjiwa

Page 6: PTK

social, mampu berefleksi dan mengevaluasi diri, mengembangkan cara

belajar yang baik, memiliki dan mengembangkan cita-cita yang luhur.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah penulisan yaitu “Bagaimana upaya pembentukan

karakter siswa melalui penerapan metode reward Tanda Bintang (TABI) pada

siswa kelas 2 SDN 01 Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013?”

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk “Pembentukan karakter

siswa melalui penerapan metode reward Tanda Bintang (TABI) pada siswa

kelas 2 SDN 01 Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013.”

E. Hipotesis

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

hipotesis yang penulis ajukan adalah “jika metode reward Tanda Bintang

(TABI) diterapkan maka dapat membentuk karakter siswa pada siswa kelas

2 SDN 01 Josenan tahun pelajaran 2012/2013.”

F. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan mengenai upaya membentuk karakter siswa melalui

reward Tanda Bintang (TABI) pada siswa kelas 2 SDN 01 Josenan Madiun

ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru, melalui PTK ini guru dapat menambah wawasan dan

pengetahuan serta mengetahui metode yang dapat digunakan untuk

membentuk karakter pada siswa.

2. Bagi siswa, melalui penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan

antusiasme siswa dalam membentuk karakter pada dirinya.

Page 7: PTK

3. Bagi pengetahuan pada umumnya, hasil penulisan ini dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan acuan dalam pembuatan

penulisan sejenis diwaktu mendatang.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Karakter

1. Pengertian karakter

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau

menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan

dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Sehingga orang yang tidak jujur,

kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.

Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut

dengan berkarakter mulia.

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah

“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,

tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,

berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.

Dalam kamus Inggris-Indonesia, John M. Echols dan Hassan

Shadily (2006: 107) menyebutkan bahwa karakter berasal dari bahasa

Inggris yaitu character yang berarti watak, karakter atau sifat. Sedangkan

secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya

dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari factor

kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi

pekerti yang menjadi cirri khas seseorang atau sekelompok orang.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan

nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara

tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik

untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Page 8: PTK

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan

tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga

berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi

bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai

luhur bangsa serta agama.

2. Macam-Macam Karakter

Aa Gym dalam M. Furqon Hidayatullah (2010: 10) mengemukakan

bahwa karakter itu terdiri dari tiga hal. Pertama, ada karakter lemah;

misalnya penakut, tidak berani mengambil resiko, pemalas, cepat kalah,

belum apa-apa sudah menyerah, dan sebagainya. Kedua, karakter kuat;

contohnya tangguh, ulet, mempunyai daya juang tinggi, atau pantang

menyerah. Ketiga, karakter jelek; misalnya licik, egois, serakah, sombong,

pamer, dan sebagainya. Nilai-nilai utama yang menjadi pilar pendidik

dalam membangun karakter kuat adalah amanah dan keteladanan.

Suyanto dalam Imam Santoso (2012: 98) memaparkan adanya

sembilan karakter, yaitu (1) karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaanya;

(2) kemandirian dan tanggungjawab; (3) kejujuran/amanah, diplomatis: (4)

hormat dan santun; (5) dermawan, suka tolong menolong dan gotong

royong/kerjasama; (6) percaya diri dan pekerja keras; (7) Kepemimpinan

dan keadilan; (8) baik dan rendah hati dan (9) toleransi, kedamaian, dan

kesatuan.

Sejalan dengan konsep di atas, Dra. Ratna Eliyawati, M.Psi.

membagi dua kecenderungan dari karakter anak-anak, yaitu karakter sehat

dan tidak sehat. Anak berkarakter sehat bukan berarti tak pernah

melakukan hal-hal yang negative, melainkan perilaku itu masih wajar.

Karakter anak yang termasuk dalam kategori sehat menurut najib

Sulhan (2010: 2) adalah sebagai berikut:

a. Afiliasi tinggi

Anak tipe ini mudah menerima orang lain menjadi sahabat. Ia juga

sangat toleran terhadap orang lain dan bisa diajak kerjasama. Oleh

karena itulah ia punya banyak teman dan disukai teman-temannya.

Page 9: PTK

b. Power tinggi

Anak tipe ini cenderung menguasai teman-temannya, tapi dengan

sikap positif. Artinya, ia mempu menjadi pemimpin untuk teman-

temannya. Anak tipe ini juga mampu mengambil inisiatif sendiri,

sehingga menjadi panutan bagi teman-temannya.

c. Achiever

Anak tipe ini termotivasi untuk berprestasi. Ia lebih mengedepankan

kepentingannya sendiri daripada kepentingan orang lain (egosentris).

d. Asserter

Anak tipe ini biasanya lugas, tegas, dan tidak banyak bicara. Ia

mempunyai keseimbangan yang cukup baik antara kepentingan

sendiri dan kepentingan orang lain. Selain itu, ia juga mudah

diterima oleh lingkungannya.

e. Adventurer

Anak ini biasanya menyukai petualangan, meski tak selalu ke alam.

Artinya anak tipe ini suka mencoba hal-hal yang baru.

Anak berkarakter tidak sehat sering kali melakukan hal-hal yang

negative. Karakter seperti ini bisa sangat alami, atau bisa jadi terbentuk

karena perilaku orang yang ada di sekelilingnya. Adapun karakter yang

tergolong tidak sehat menurut najib Sulhan (2010: 3) antara lain :

a. Nakal

Anak tipe ini biasanya selalu membuat ulah yang memancing

kemarahan, terutama kepada orang tua. Hal ini seringkali terjadi

secara alami dan muncul karena sikap orang-orang yang ada di

sekelilingnya, terutama orang tua.

b. Tidak teratur

Anak tipe ini cenderung tidak teliti dan tidak cermat. Hal ini kadang-

kadang tidak disadarinya. Meskipun sudah diingatkan, namun ia

akan mengulangi kesalahan yang sama.

c. Penguasa

Page 10: PTK

Anak tipe ini cenderung menguasai teman-temannya dan suka

mengintimidasi orang lain. Ia berharap orang lain harus tunduk dan

patuh padanya.

d. Pembangkang

Anak tipe ini sangat bangga jika memiliki perbedaan dengan orang

lain. Ia ingin tampil beda, sehingga ketika diminta melakukan

sesuatu yang sama dengan orang lain, ia akan membangkang.

3. Pendidikan Karakter

Saat ini pendidikan karakter menjadi isu utama di dunia

pendidikan. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak

bangsa, pendidikan karakter pun diharapkan menjadi pondasi utama dalam

mensukseskan Indonesia Emas 2025. Meskipun pada kenyataannya

karakter merupakan sikap bawaan setiap individu, namun karakter ini

dapat dibentuk dengan membangin nilai karakter pada anak sedini

mungkin.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti atau

pendidikan akhlak yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaaan dan

tindakan. Dengan demikian, melalui pendidikan karakter, pembelajar

diharapkan tidak hanya mengetahui nilai-nilai luhur yang ada dalam

masyarakat, tapi juga mampu merasakannya dan merealisasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Doni Koesoema A. (2007: 4) pendidikan karakter

bertujuan membentuk setiap pribadi menjadi insane yang berkeutamaan.

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku

yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai

keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk

membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 11: PTK

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan

berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan

emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong

masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi

segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil

secara akademis. Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan

sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai

usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan

kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.

Adapun 18 nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:

1) Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

3) Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5) Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

Page 12: PTK

6) Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7) Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

10) Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11) Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12) Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13) Bersahabat/Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

Page 13: PTK

14) Cinta Damai

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

15) Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

16) Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17) Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18) Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.

4. Pembentukan Karakter

Dalam berbagai literature, kebiasaan yang dilakukan secara

berulang-ulang yang didahului oleh kesadaran dan pemahaman akan

membentuk karakter sesorang. Dasar dari pembentukan karakter seseorang

itu adalah nilai baik dan buruk. Dimana jika kita menanam nilai buruk,

maka nilai buruklah yang akan tumbuh pada diri anak. sedangkan jika kita

menanam nilai baik, maka nilai baik pulalah yang akan tumbuh pada diri

anak.

Dalam penanaman nilai karakter dalam dunia pendidikan telah

dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dengan sejumlah mata

pelajaran yang diberikan pada siswa. Cara tersebut dipandang efektif jika

Page 14: PTK

dibandingkan pada kurikulum dahulu yang menanamkan nilai karakter

hanya melalui pelajaran PKn saja. Pada kurikulum sekarang ini, guru

dituntut untuk dapat mengintegrasikan beberapa nilai karakter dalam

pembelajaran yang tersirat dalam RPP maupun Silabus.

B. Karakteristik Siswa Kelas Rendah

Pembentukan kemampuan siswa tergantung pada tingkat pemahaman

pengetahuan yang diperolehnya. Agar suatu ilmu dapat diberikan pada siswa

tentu proses penyampaiannya harus disesuaikan dengan target belajar yaitu

siswa.

Berdasarkan karakteristiknya, tingkatan siswa sekolah dasar dapat

dibedakan menjadi dua yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah

terdiri dari kelas 1, 2, 3, sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas 4, 5, dan 6.

adalah sebagai berikut:

1. Kelas rendah Sekolah dasar, kira-kira umur 6 sampai 10 tahun.

Beberapa karakteristiknya yaitu :

a. Cara berfikir konkret.

b. Suka bergerak aktif.

c. Suka melakukan/mencoba suatu kegiatan secara langsung.

d. Sikap tunduk pada peraturan permainan yang tradisional.

e. Ada kecenderungan memuji diri sendiri.

f. Suka membanding-bandingkan dengan anak lain.

2. Sedangkan masa anak kelas tinggi antara usia 9 sampai 12/13 tahun.

Sifat khasnya yaitu:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkret.

b. Amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar.

c. Bersikap mandiri dalam menyelesaikan tugasnya.

d. Gemar membentuk kelompok teman sebaya.

e. Pola berfikir sudah mulai abstrak.

Agar dapat memberikan pelajaran yang bermakna bagi siswa, maka

kegiatan pembelajaran dan porsinyapun harus disesuaikan dengan

Page 15: PTK

karakteristik siswa tersebut. Dngan begitu siswa akan dapat menangkap

informasi yang diberikan padanya secara tepat dalam arti tidak terlalu mudah

dan tidak terlalu susah.

C. Metode Reward Tabi

1. Metode Mengajar

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pupuh Fathurahman (2007:21)

mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara menyajikan

bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

2. Metode reward

Reward dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia diartikan sebagai

hadiah atau imbalan. Sedangkan metode reward merupakan metode yang

digunakan untuk memotivasi siswa dengan cara memberikan imbalan pada

hasil kerja siswa dalam bentuk hadiah (barang, poin, pujian, dll.). Metode

ini bertujuan agar siswa lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran.

3. Metode Reward Tanda Bintang

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa metode reward

dilakukan dengan cara memberi hadiah atau imbalan pada hasil kerja

siswa. Pada metode reward tanda bintang ini reward akan diberikan pada

siswa dalam bentuk sebuah stiker bintang yang akan ditempelkan pada

Page 16: PTK

papan ‘tanda bintangmu’ yang di pasang di depan kelas. Dengan

menggunakan azaz keterbukaan pada papan tersebut maka siswa akan

dapat mengamati jumlah bintang yang ia peroleh maupun diperoleh teman-

temannya.

Dengan menggunakan metode ini maka siswa tidak akan terbebani

layaknya pelajaran lain yang mengikatnya dengan nilai dan ujian pada

akhir semester. Metode ini dilaksanakan dengan car menanamkan

kebiasaan yang nantinya akan membentuk suatu karakter pada siswa.

Kebiasaan baik yang dibentuk yaitu dengan cara memberikan stiker tanda

bintang pada siswa jika ia sudah melalakukan suatu tindakan terpuji,

sedangkan jika ia melakukan hal yang tidak terpuji, maka iaakan diberikan

tanda bintang warna merah sebagai tanda bintangnya berkurang.

Akhir dari metode ini nantinya adalah jumlah bintang yang

diperoleh setiap siswa akan diakumulasikan pada periode tertentu,

misalnya setiap satu semester. Dari hasil akumulasi, maka siswa dengan

jumlah bintangtertinggi akan mendapatkan hadiah dari guru kelasnya.

Metode ini akan dilakukan pada kelas 2, dimana menumbuhkan

karakter memang lebih baik diberikan sejak usia dini. Selain itu,

karakteristik siswa yang cenderung aktif, suka bermain dan mencoba

sesuatu secara langsung dianggap sesuai dengan metode ini.

Page 17: PTK

BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan penulisan

Jenis penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah penulisan

tindakan kelas, karena tindakan yang akan dilakukan diterapkan pada

pembelajaran dalam kelas.

Penulisan ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena analisis

data akan diuraikan secara verbal yang menggambarkan perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi dari hasil tindakan pada siklus I dan II

yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter siswa dengan metode reward

tanda bintang.

Siklus 1 terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi.

Perencanaan :

Pada tahap perencanaan ini penulis melakukan :

1. Merencanakan peraturan penskoran tanda bintang

2. Merencanakan skenario pelaksanaan kegiatan

3. Membuat papan penilaian tanda bintang

4. Menyiapkan instrument pengumpulan data

Page 18: PTK

Pelaksanaan Tindakan :

Pada tahap ini penulis menerapkan tindakan yang mengacu pada

skenario yang telah direncanakan yang meliputi :

1. Tiga hari sebelum pelaksanaan, penulis memasang media papan bintang

serta menyampaikan aturan main metode tersebut pada siswa hingga siswa

seluruhnya paham.

2. Melaksanakan kegiatan selama kurun waktu dua minggu dengan

pertisipasi dari siswa dan guru kelas.

3. Setelah kurun waktu habis, maka mengakumulasikan jumlah bintang yang

diperoleh siswa.

4. Melaksanakan kegiatan periode kedua seperti poin no.2. hal ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat perkembangan karakter siswa melalui selisih

jumlah bintang pada periode pertama dan periode kedua.

5. Pada akhir periode dua, jumlah bintang akan diakumulasikan. Siswa

dengan jumlah bintang terbanyak akan mendapat penghargaan/hadiah.

Observasi :

Pada tahap ini penulis membuat catatan hasil pengamatan terhadap

proses dan hasil pelaksanaan metode reward tabi melalui keantusiasansiswa

serta mendokumentasikan berbagai peristiwa yang terjadi terkait fokus

penulisan ini.

Refleksi :

Pada tahap ini penulis merefleksi apakah hasil penulisan menunjukkan

adanya peningkatan pada upaya menumbuhkan karakter siswa setelah

kegiatan serta melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Jika masih

terdapat kekurangan atau kesalahan maka dapat dilanjutkan pada siklus II.

Guna mengetahui tingkat keberhasilan tindakan tersebut, maka berikut adalah

indicator keberhasilannya, yaitu :

Table 3.1 indikator keberhasilan

Aspek Cara Mengukur

Page 19: PTK

Keantusiasan siswa mengikuti

kegiatan

Siswa berusaha untuk mendapatkan

bintang

Keaktifan siswa menjadi pengamat

kegiatan

Menegur/mengingatkan jika ada

siswa lain yang berhak diberi

reward

Hasil kegiatan Dilihat dari jumlah bintang yang

diperoleh masing-masing siswa

B. Lokasi dan Waktu Penulisan

Penulisan ini dilakukan di SDN 01 Josenan Madiun, jl. Kalimosodo

no. 75 Kota Madiun. Tindakan ini dilakukan pada siswa kelas 2 SDN 01

Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 22 anak.

Penulisan ini akan dilaksanakan setiap hari dalam periode dua

mingguan. Yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan Februari 2013

tahun pelajaran 2012/2013.

C. Instrumen Penulisan

Instumen dalam penulisan ini meliputi lembar observasi, daftar nilai

afektif siswa, serta catatan guru. Lembar observasi digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa pada kegiatan penulisan. Daftar nilai afektif

siswa diambil berdasarkan nilai afektif siswa pada sejumlah mata pelajaran.

Dan catatan guru digunakan sebagai pengawas dan pembimbing kegiatan

penulisan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penulisan ini terdiri atas

metode observasi, dokumentasi dan wawancara.

Page 20: PTK

Metode observasi yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan

mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

Observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam

pelaksanaan pemberian reward tanda bintang dan tentang keantusiasan siswa

ketika melaksanakan kegiatan.

Metode dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data

yang sumber datanya berasal dari tempat-tempat atau media yang menyimpan

data-data tersebut. Melalui metode ini penulis mengambil data antara lain :

daftar nilai afektif siswa, jumlah bintang yang diperoleh siswa, akumulasi

jumlah bintang pada akhir periode serta gambar yang berkaitan dengan focus

penulisan.

Wawancara merupakan proses percakapan yang berbentuk Tanya

jawab dengan tatap muka untuk pengumpulan data dalam suatu penulisan.

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan siswa kelas 2,

guru kelas, serta perwakilan wali murid yang diambil secara acak mengenai

perkembangan karakter siswa, keantusiasan siswa, serta kesan dan pesan dari

kegiatan tersebut.

E. Teknik Analisis Data

Hasil data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan

wawancara akan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui

peningkatan karakter siswa. Peningkatan tersebut dapat diketahui dengan

membandingkan hasil analisis data dari periode 1 dan periode 2.

Page 21: PTK

DAFTAR PUSTAKA

Aim Abdulkarim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan:Membangun Warga Negara Yang Demokratis. Jakarta : Grafindo media Prata

Anonym, karakter Siswa Sekolah Dasar, diakses pada tanggal 29 desember 2013 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_sdt_034032_chapter2.pdf

Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter; Strategi mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Imam Santoso. 2012. Jurnal Pendidikan Karakter dan Pembelajaran BahasaAsing Berwawasan Intelektual, tahun II Nomor 1. UNY.

John M. Echols dan Hasssan Shadily. 2006. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

M. Furqon Hidayatullah. 2010. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.

Mandikdasmen. Urgensi Pendidikan Karakter. diakses pada tanggal 25 desember 2012 dari http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html

Mulyana A.Z. Rahasia Menjadi Guru Hebat memotivasi Diri Menjadi Guru Luar Biasa. Jakarta: Grasindo.

Najib Sulhan. 2010. Pendidikan Berbasis Karakter: Sinergi Antara Sekolah dan Rumah dalam Membentuk Karakter Anak. Surabaya: JP Books.

Nur Azizah. Pendidikan Karakter. diakses pada tanggal 25 desember 2012. http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07110056-nur-azizah.ps

Page 22: PTK

Oemar Hamalik. 2003. Proses belajar Mengaja. (Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengaja., Bandung: PT Refika Aditama.