Top Banner
i
173

psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

Apr 28, 2019

Download

Documents

trinhkhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

i

Page 2: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

Pengarah:Dr. Ir. M Bakrun, MMDirektur Pembinaan SMK

Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK

Chrismi Widjajanti, S.E, MBAKepala Seksi Program, Direktorat Pembinaan SMK

Penanggung Jawab

Ketua Tim

Tim Penyusun

Editor

Desain dan Tata Letak

Penerbit

Universitas Sebelas MaretUniversitas Sebelas MaretUniversitas Sebelas MaretUniversitas Sebelas Maret

Universitas Sebelas Maret

Mohamad HerdykaMuhammad Abdul MajidAri

Rayi Citha DwisendyKarin Faizah Tauristy

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan MenengahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ISBN :

PEMBIAYAAN OPERASIONAL NON PERSONALIA UNTUK OPTIMALISASI MUTU LULUSAN SMK

Imam SujadiAnis RahmawatiAris BudiantoDini OctoriaKristiandi

Page 3: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

Kata Pengantar

Kebijakan yang relevan dan baik selalu ditopang oleh suatu kajian yang baik pula. Artinya selalu ada korelasi positif antara suatu kajian yang berbasis penelitian akademik dengan kebijakan apa yang diambil. Tentu dalam konteks ini adalah yang ada kaitannya dengan pengembangan SMK ke depannya. Kajian NSPK ini bertujuan tidak lain untuk menjawab hal tersebut. Tuntutan pembaharuan kebijakvan ditengah arus dan gelombang modernisasi yang semakin dinamis sangat diperlukan terlebih perkembangan revolusi Industri sudah mencapai 4.0 yang berbasis cyber physical system ini. Revolusi industri sangat memiliki keterkaitan dengan Sekolah Menengah Kejuruan salah satunya pada aspek penggunaan peralatan praktik sebagai penunjang kompetensi siswa. Inti dari praktik siswa adalah memberikan kemam-puan practical dalam penguasaan penggunaan peralatan praktik, semakin alat yang dimiliki relevan dengan perkembangan zaman semakin membantu pula peserta didik dalam upgrading skill-nya.

Tidak hanya pada aspek tersebut, hal lain yang sangat urgent untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dijadikan basis pengambi-lan kebijakan adalah salah satunya terepresentasi dari tema kajian NSPK 2018 ini. Bisa dibilang dari beberapa kajian yang disajikan sudah cukup komperhensif. Pada aspek pengembangan karakter peserta didik SMK sudah dikaji, desain pengembangan bengkel, kompetensi dan kurikulum berdasarkan kompetensi abad 21, ditambah lagi dengan kajian potensi kewirausahaan berbasis cyberzone. Penelitian yang mengkorelasikan pengembangan SMK dengan kawasan ekonomi khusus memberikan warna terhadap khazanah yang ke depannya akan memberikan kontribusi penting pengambilan kebijakan oleh Direktorat. Selain itu riset tentang employability skill dan pengembangan SMK Pertanian di Indonesia melalui LARETA membantu untuk memetakan dan berkontribusi terhadap dinamika yang ada di SMK.

Pada akhirnya peyusunan buku ini tidak lain adalah sebagai upaya untuk memberikan jalan keluar sekaligus penyelesaian terhadap permasalahan dan tuntutan pengembangan SMK di tengah arus deras perkembangan zaman yang selalu menuntut akan pembaharuan dari berbagai macam aspek. Kajian yang mewujud dalam buku ini memberi-kan angin segar untuk dijadikan basis penentuan kebijakan Direktorat ke depan. Kami dari direktorat memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para mitra dalam penelitian ini UNY, UGM, UNS, UPI, UMJ dan UMY. Semoga dengan diterbitkannya buku ini bisa membangkitkan semangat kepada berbagai macam elemen Direktorat, Sekolah, Peser-ta didik, Kampus untuk terus berkontribusi dalam memperbaiki kualitas pendidikan kita khususnya pada pendidikan kejuruan.

Jakarta, 26 November 2018

Dr. Ir. M. Bakrun, MM

Page 4: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

ii

KATA PENGANTAR

Terkait dengan penyediaan akses pendidikan menengah dalam hal ini SMK yang berkualitas,

untuk menciptakan SDM terdidik yang mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja, dunia

pendidikan dihadapkan pada tantangan global era revolusi industri ke-4. Pada era ini teknologi

informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia sehingga segala hal menjadi tanpa batas

(borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited). Saat ini

semua sendi kehidupan telah dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang

masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.

Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang

keahlian, kurikulum, sumber daya, serta pembiayaan. Buku ini disusun berdasarkan kajian hasil

penelitian tentang pembiayaan operasional non-personal di SMK untuk optimalisasi mutu lulusan,

dimana hasil kajian tersebut merupakan gagasan yang ditawarkan oleh penyusun setelah

mendapatkan masukan melalui FGD dengan para parktisi (Guru, Kepala Sekolah, Pengawas,

Unsur Direktorat PSMK, dan juga para akademisi dari Perguruan Tinggi). Buku ini menawarkan

Gagasan tentang perencanaan pembiayaan operasional non personalia untuk meningkatkan mutu

lulusan SMK pada beberapa bidang keahlian. Sedangkan pembiayaan investasi belum menjadi

cakupan isi buku ini.

Buku ini disusun berbasis pada data penelitian yang telah dilakukan di tiga wilayah

Indonesia yaitu wilayah barat, tengah dan timur. Ketiga wilayah tersebut selanjutya dipilih

perwakilan Provinsi secara random, dan setiap Provinsi terpilih diwakili oleh satu Program

Keahlian dari 9 Bidang Keahlian SMK yang sudah mendapatkan izin selaku LSP-P1. Dengan

selesainya penyusunan Buku ini, penyusun mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan yang maha

Kuasa atas limpahan rahmad-Nya, diiringi dengan ucapan terima kasih pada semua pihak yang

telah membantu terselesaikannya buku ini. Penyusun berharap buku ini dapat bermanfaat dan

dapat dipergunakan oleh seluruh instansi terkait, baik negeri maupun swasta sehingga mampu

merancang pembiayaan operasional non personalia untuk meningkatkan mutu lulusan SMK.

Surakarta, Oktober 2018

Tim Penyusun

Page 5: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan ........................................................................ 1

B. Revitalisasi SMK ................................................................................................................. 6

C. Revolusi Industri 4.0 ............................................................................................................ 8

D. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 ............................................................................ 11

E. Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0 ........................................................................ 14

BAB II BIAYA PENDIDIKAN.................................................................................................. 60

A. Landasan Hukum ............................................................................................................... 60

B. Kebutuhan Pembiayaan Untuk Aktivitas Pembelajaran .................................................... 62

C. Dana Operasional Non Personalia ..................................................................................... 80

BAB III PERENCANAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN ..................................................... 84

A. Sistem Pembiayaan Pendidikan ......................................................................................... 84

B. Pengukuran Biaya Pendidikan ........................................................................................... 89

BAB IV PENYUSUNAN PEMBIAYAAN OPERASIONAL NON PERSONALIA ............... 102

A. Alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia .............................................. 102

B. Perhitungan Penyusunan pembiayaan operasional non personalia .................................. 108

BAB V PENUTUP .................................................................................................................... 159

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 162

Page 6: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. TPACK framework (source: www.tpack.org) ........................................................................... 15

Gambar 2. Tampilan web MIT OpenCourseWare ..................................................................................... 16

Gambar 3. Tampilan web Khanacademy .................................................................................................. 17

Gambar 4. Tampilan www.edx.org sebagai web penyedia berbagai materi pelajaran ............................. 18

Gambar 5. Tampilan web IndonesiaX ....................................................................................................... 18

Gambar 6. Tampilan web rumah belajar .................................................................................................. 19

Gambar 7. Tampilan layar muka Edmodo ................................................................................................. 20

Gambar 8. Mendaftar sebagai guru .......................................................................................................... 20

Gambar 9. Tampilan Home Edmodo ......................................................................................................... 21

Gambar 10. Tampilan hasil setting kelas di Edmodo ................................................................................ 21

Gambar 11. Tampilan menu “home’ pada Edmodo guru ......................................................................... 22

Gambar 12. Menu untuk menambahkan data sekolah pada Edmodo ...................................................... 22

Gambar 13. Mengisikan data sekolah di Edmodo ..................................................................................... 22

Gambar 14. Memasukkan sekolah di Edmodo .......................................................................................... 23

Gambar 15. Nama sekolah tercantum dalam kolom Communities .......................................................... 23

Gambar 16. Menambahkan group dalam Edmodo ................................................................................... 23

Gambar 17. Tampilan Home Edmodo setelah pembuatan group atau kelompok .................................... 24

Gambar 18. Cara membuat tugas di kelas Edmodo .................................................................................. 24

Gambar 19. Membuat kuis di kelas Edmodo ............................................................................................ 25

Gambar 20. Membuat polling di kelas Edmodo ........................................................................................ 25

Gambar 21. Menambahkan aplikasi gratis pada Edmodo ......................................................................... 26

Gambar 22. Mengatur aplikasi di dalam Edmodo ..................................................................................... 26

Gambar 23. Aplikasi Edmodo di dalam Google play ................................................................................. 27

Gambar 24. Halaman depan Aplikasi Edmodo pada smartphone ............................................................. 27

Gambar 25. Tampilan awal untuk membuat akun baru pada Edmodo pada smartphone ....................... 28

Gambar 26. Membuat akun baru dengan memasukkan email dan password .......................................... 28

Gambar 27. Isian nama pada pembuatan akun baru ................................................................................ 29

Gambar 28. Halaman untuk mengubah foto profil ................................................................................... 29

Gambar 29. Tampilan untuk membuat group .......................................................................................... 30

Gambar 30. Tampilan jika group telah berhasil dibuat ............................................................................. 30

Gambar 31. Mengisikan catatan dalam Edmodo pada smartphone ......................................................... 30

Gambar 32. Tampilan untuk ikon waktu ................................................................................................... 31

Gambar 33. Tampilan untuk ikon lampiran............................................................................................... 31

Gambar 34. Tampilan ketika sudah mengirim suatu postingan ................................................................ 32

Gambar 35. Tampilan untuk memposting assignment atau polling .......................................................... 32

Gambar 36. Tampilan untuk assignment .................................................................................................. 32

Gambar 37. Tampilan untuk Polling .......................................................................................................... 33

Gambar 38. Langkah untuk keluar dari aplikasi Edmodo .......................................................................... 33

Page 7: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

v

Gambar 39. Konfirmasi untuk keluar dari aplikasi Edmodo ...................................................................... 34

Gambar 40. Tampilan halaman muka aplikasi Padlet ............................................................................... 34

Gambar 41. Mendaftar pada aplikasi Padlet ............................................................................................. 35

Gambar 42. Tampilan dashboard Padlet ................................................................................................... 35

Gambar 43. Pilihan tampilan pada padlet ................................................................................................. 36

Gambar 44. Tampilan layar baru dengan pilihan “wall” ........................................................................... 37

Gambar 45. Opsi tags pada bagian akhir menu modifikasi tampilan layar baru ....................................... 37

Gambar 46. Penulisan nama kelas pada sel “address” ............................................................................. 38

Gambar 47. Menu pilihan privacy ............................................................................................................. 38

Gambar 48. Menulis catatan pada Padlet ................................................................................................. 39

Gambar 49. Tautan untuk test formative ................................................................................................. 40

Gambar 50. Mengatur Padlet ................................................................................................................... 40

Gambar 51. Menu “share” untuk berbagi informasi ................................................................................. 41

Gambar 52. QR Code untuk mengakses laman Padlet .............................................................................. 41

Gambar 53. Mengubah alamat URL padlet ............................................................................................... 42

Gambar 54. Ikon aplikasi goformative ...................................................................................................... 43

Gambar 55. Tampilan halaman muka goformative ................................................................................... 43

Gambar 56. Menghapus akun siswa ......................................................................................................... 44

Gambar 57. Signup dengan google akun .................................................................................................. 44

Gambar 58. Membuat test formative baru ............................................................................................... 45

Gambar 59. Menentukan jenis pertanyaan .............................................................................................. 45

Gambar 60. Pilihan kunci jawaban untuk soal multiple choice ................................................................. 46

Gambar 61. Pilihan kunci jawaban untuk soal Multiple selection ............................................................. 46

Gambar 62. Soal dengan jawaban pendek ................................................................................................ 47

Gambar 63. Soal essay .............................................................................................................................. 47

Gambar 64. Soal unjuk kerja ..................................................................................................................... 47

Gambar 65. Menambah isi ........................................................................................................................ 48

Gambar 66. Mengunggah dokumen ......................................................................................................... 49

Gambar 67. Menambahkan pertanyaan pada unggahan dokumen .......................................................... 49

Gambar 68. Preview ................................................................................................................................. 50

Gambar 69. Urutan pertanyaan dapat diubah .......................................................................................... 50

Gambar 70. Akses bagi non student .......................................................................................................... 51

Gambar 71. Kode dan Tautan ................................................................................................................... 51

Gambar 72. Input kode ............................................................................................................................. 51

Gambar 73. Membuat kelas...................................................................................................................... 52

Gambar 74. Empat opsi untuk emmasukkan siswa ................................................................................... 52

Gambar 75. Import student ...................................................................................................................... 53

Gambar 76. Masuk ke kelas formative...................................................................................................... 54

Gambar 77. Siswa yang mengakses kelas formative ................................................................................. 54

Gambar 78. Setting tambahan .................................................................................................................. 54

Gambar 79. Penampilan skor .................................................................................................................... 55

Gambar 80. Melihat dan menanggapi tugas siswa ................................................................................... 55

Page 8: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

vi

Gambar 81. Memberi feedback dan nilai .................................................................................................. 56

Gambar 82. Mengekspor hasil .................................................................................................................. 57

Gambar 83. Data hasil pekerjaan siswa .................................................................................................... 57

Gambar 84. Menyalin, membagikan, memindah, atau emnghapus tugas ................................................ 58

Gambar 85. Membagikan tugas ................................................................................................................ 58

Gambar 86. Membuat folder tugas .......................................................................................................... 59

Gambar 87. Dental Camera ...................................................................................................................... 65

Gambar 88. Contoh aplikasi perbankan .................................................................................................... 69

Gambar 89. Bisnis patiseri yang dimiliki oleh selebritas di Indonesia ....................................................... 73

Gambar 90. Contoh packaging oleh-oleh .................................................................................................. 74

Gambar 91. Motif batik modivikasi ........................................................................................................... 78

Gambar 92. Skema Biaya Satuan Pendidikan ............................................................................................ 81

Gambar 93. Rincian Biaya Operasi Non Personalia untuk Satuan Pendidikan .......................................... 81

Gambar 94. Tanggung Jawab Pembiayaan Pendidikan SMK ..................................................................... 84

Gambar 95. Kondisi penyusunan RKAS ..................................................................................................... 90

Gambar 96. Pengukuran Biaya Pendidikan yang Ideal .............................................................................. 96

Gambar 97. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Suatu Kota

.................................................................................................................................................................. 97

Gambar 98. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu

Kabupaten/Kota ........................................................................................................................................ 98

Gambar 99. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu

Kabupaten/Kota ........................................................................................................................................ 98

Gambar 100. Contoh besaran masing masing alokasi untuk 8 standar nasional pendidikan .................. 101

Gambar 101. Diagram alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia ................................. 105

Gambar 102. Contoh Evaluasi diri menggunakan SWOT analysis ........................................................... 106

Gambar 103. Diagram batang perbandingan biaya operasional non personal dari ke delapan standar. 146

Page 9: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Program KEahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang KEahlian Kesehatan dan Pekerjaan

Sosial ......................................................................................................................................................... 64

Tabel 2. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian

Kesehatan Gigi .......................................................................................................................................... 67

Tabel 3. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen....... 67

Tabel 4. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Kompetensi Keahlian

Akuntansi dan Keuangan Lembaga ........................................................................................................... 71

Tabel 5. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Pariwisata .......................... 72

Tabel 6. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian

Kuliner....................................................................................................................................................... 76

Tabel 7. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif .... 76

Tabel 8. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran SMK Kompetensi Keahlian Kriya

Kreatif Batik dan Tekstil ............................................................................................................................ 79

Tabel 9. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi DKI Jakarta ........................................................................... 86

Tabel 10. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.............................................. 86

Tabel 11. Asumsi dalam contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalia ......................... 109

Tabel 12. Perhitungan komponen biaya kegiatan dalam standar isi ....................................................... 111

Tabel 13. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 1 .......................................... 114

Tabel 14. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 2 .......................................... 119

Tabel 15. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran praktek kerja industri/magang ........ 123

Tabel 16. Pembiayaan Standar Proses untuk Penyelenggaraan Perpustakaan ....................................... 124

Tabel 17. Komponen pembiayaan kegiatan ekstrakurikuler ................................................................... 126

Tabel 18. Pembiayaan Standar Proses untuk Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan .......................... 127

Tabel 19. Pembiayaan Standar Proses untuk Pengawasan Proses Pembelajaran ................................... 128

Tabel 20. Pembiayaan Standar penilaian ................................................................................................ 130

Tabel 21. Perhitungan pembiayaan standar kompetensi lulusan ........................................................... 132

Tabel 22. Pembiayaan untuk standar pendidik dan tenaga kependidikan .............................................. 134

Tabel 23. Perhitungan pembiayaan stanadar sarana dan prasarana ...................................................... 135

Tabel 24. Perhitungan Pembiayaan Opersaional Standar Pengelolaan .................................................. 136

Tabel 25. Perhitungan Pembiayaan Standar Pembiayaan ....................................................................... 139

Tabel 26. Rekapitulasi ............................................................................................................................. 146

Tabel 27. Biaya penguatan SDM menuju pembelajaran di era revolusi industri 4.0 ............................... 147

Page 10: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan

Revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat adalah suatu era dimana

teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Penggunaan daya

komputasi dan data yang tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital

yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin

menyebabkan segala hal menjadi tanpa batas. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas

manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta bidang

pendidikan.

Peserta didik di era digital ini tentunya sangat berbeda karakteristiknya dengan era

dimana pendidik hidup di usianya. Prensky menyebutkan bahwa generasi yang lahir di era

digital ini adalah digital native, yang artinya, sejak lahir telah dilingkupi oleh berbagai macam

peralatan digital seperti computer, video game, digital music player, kamera video, telepon

seluler serta berbagai macam perangkat khas era digital (Prensky, 2001). Kondisi ini

berpengaruh besar pada psikologis anak-anak muda bangsa ini. Secara psikologis, manusia

berada pada perkembangan peta kognitifnya, perkembangan beragamnya kebutuhan,

perubahan pada kebiasaan, adat istiadat, budaya dan tata nilainya. Seiring dengan

perkembangan zaman, secara tidak langsung terjadi pergeseran nilai dan makna dalam cara

memandang suatu permasalahan. Penanaman karakter baik ini harus dilakukan oleh seorang

guru dengan pola pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman abad 21.

Pendidikan abad 21, mengacu pada tiga konsep pendidikan (yang telah diadaptasi oleh

Kemendikbud RI) untuk mengembangkan kurikulum baru, pada semua tingkatan pendidikan

dari SD sampai SLTA. Tiga konsep itu adalah, 21st century skills (Trilling dan fadel, 2009),

Scientific Approach (Dyer, et. Al, 2009) dan Authentic Assesment (Wiggins dan Mc Tighe,

2011), diadaptasi untuk mengembangkan pendidikan Indonesia menuju Generasi Emas tahun

2045. Untuk menjawab tantangan itu, seorang guru abad 21 juga bergeser persepsinya tentang

belajar dan mengajar. Guru abad 21 haruslah memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi

untuk dapat memenuhi layanan pembelajaran yang akan diberikan pada peserta didiknya.

Page 11: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

2

Guru abad 21 harus mengubah gaya mengajar dari cara lama menjadi gaya mengajar yang

lebih komunikatif. Untuk itu pembelajaran harus merujuk pada empat karakter belajar abad

21 yang dikenal dengan 4C yaitu critical thinking dan problem solving, creative dan

innovation, collaboration, dan communication.

Tugas Guru dalam suatu proses pembelajaran di abad 21 adalah memfasilitasi peserta

didik untuk berpikir kritis dan kreatif dengan menyajikan isu-isu penting tentang

permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan materi

yang sedang dipelajari. Dengan demikian peserta didik akan termotivasi untuk mengasah

kemampuan berpikirnya dalam meyelesaikan setiap permasalahan yang muncul, sehingga

dapat mengonstruk pengetahuannya sendiri. Dalam proses mengonstruk pengetahuan tersebut

seorang guru harus memberikan kesempatan pada setiap peserta didiknya, untuk berkolaborasi

dengan teman lain dalam kelompok (team work), sehingga memungkinkan terjadinya

komunikasi multi arah. Komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik, peserta

didik dengan guru, serta komunikasi dengan sumber belajar. Dengan demikian salah satu

tugas guru dalam proses pembelajaran adalah menjadi penghubung sumber belajar (resources

linker) sehingga pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang kosong, melainkan proses

menyalakan api pikiran (W.B. Yeats).

Agar proses pembelajaran tersebut dapat berlangsung dengan baik satuan pendidikan

harus mampu menyediakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (Kemendikbud, 2003). Sejalan dengan pengertian

tersebut pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sujadi, 2017).

Page 12: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

3

Lembaga pendidikan berfungsi sebagai suatu harapan atau keinginan masyarakat dalam

mendidik generasi muda sehingga mampu berperan dalam mempertahankan nilai-nilai yang

dianggap baik, memperbaiki nilai-nilai lama menjadi nilai yang sesuai dengan perkembangan

masyarakat, dan mengembangkan nilai-nilai baru yang berguna bagi masyarakat. Tuntutan

masyarakat tersebut muncul disebabkan adanya perubahan nilai dalam masyarakat, perubahan

sistem sosial, perubahan dalam perekonomian, perubahan politik, perkembangan dalam ilmu

dan teknologi, perubahan kebijakan pendidikan, dan berbagai masalah yang terjadi dalam

dunia internasional. Perubahan sistem sosial merupakan perubahan yang dirancang secara

sistematis agar terjadi tetapi perubahan sistem sosial itu dapat pula terjadi karena berbagai

faktor yang tidak dalam kontrol dan tidak direncanakan. Perubahan sistem sosial yang

dirancang mungkin berkaitan dengan aspek kehidupan lain misalnya ketika terjadi perubahan

dalam sistem ketatanegaraan dari sistem yang sentralistis ke desentralistis, kehidupan ekonomi

dari agraris ke industri, kehidupan ekonomi dari industri ke informasi, kehidupan ekonomi dari

informasi ke kreatif, kehidupan ekonomi dari kreatif ke mindset. Perubahan sistem nilai dalam

masyarakat terjadi akibat dari terjadinya berbagai perubahan dalam masyarakat dan

sebagaimana perubahan lainnya menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta

didiknya untuk kehidupan baru yang diperkirakan tersebut. Pendidikan harus peduli dan

berupaya mempersiapkan generasi muda untuk kehidupan yang lebih baik dengan nilai-nilai

kehidupan yang lebih baik, sikap hidup yang lebih membangun citra kebangsaan yang positif,

produktif, dan mengangkat harkat bangsa dalam kontribusi terhadap masyarakat dunia.

Kebijakan pendidikan yang mengabaikan kenyataan ini akan sangat merugikan kehidupan

bangsa di masa mendatang. Untuk itu karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas

SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa.

Terdapat lima elemen penting yang harus menjadi perhatian untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:

1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di sekolah seperti penyesuaian

kurikulum pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam hal data

Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan

Big Data Analitic, serta mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk

menghasilkan lulusan yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy,

technological literacy dan human literacy.

Page 13: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

4

2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan menengah yang adaptif dan responsif

terhadap era revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan bidang

keahlian yang dibutuhkan.

3. Persiapan sumber daya manusia khususnya guru dan peneliti serta perekayasa yang

responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Selain itu,

peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan

inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.

4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung era revolusi industri 4.0 dan

ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset.

5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas

industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.

Terkait dengan era ‘disruptive technology’, dunia pendidikan menjadi garis depan untuk

mewujudkan perubahan peradapan kehidupan. Sebagai salah satu lembaga pencetak tenaga

trampil yang mampu mengubah peradapan kehidupan, SMK harus mampu beradaptasi dengan

perkembangan teknologi dan harus mampu merespon kebutuhan masyarakat. Saat ini sudah

banyak lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan pembelajaran secara online, sehingga

SMK harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tersebut agar sekolah dalam hal

ini SMK tidak ditinggalkan atau harus tutup. Meskipun dunia cepat berubah, namun dunia

pendidikan harus mampu cepat adaptif dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman

dengan tetap menjaga karakter Indonesia.

Setelah sejak dua tahun lalu pemerintah sibuk pada fokus membangun infrastruktur, kini

saatnya pemerintah untuk fokus pada menyiapkan Sumber Daya Manusia. Selama ini

anggaran untuk pendidikan vokasional terlampau kecil dan belum menjadi prioritas Beberapa

pihak telah merekomendasikan pemerintah untuk memperbanyak sekolah kejuruan yang

kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan revolusi industri 4.0 baik dalam

sistem pendidikan formal maupun non-formal. Namun, selama ini terjadi mismatch antara

kompetensi yang dibangun melalui pendidikan di sekolah kejuruan dengan kebutuhan di

industri.

Indonesia tidak bisa menghindari terjadinya revolusi industri 4.0. Dengan adanya

revolusi tersebut, banyak pekerjaan yang bersifat repetitif terancam dihilangkan dan

Page 14: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

5

digantikan oleh teknologi. Meskipun demikian, dengan adanya era revolusi industri 4.0 akan

muncul pekerjaan yang baru. Untuk itu bangsa Indonesia harus menyiapkan anak muda

penerus bangsa agar dapat menyesuaikan diri dengan menyediakan pendidikan yang dapat

mengoptimalkan pengetahuan dan teknologi yang tersedia saat ini melalui digitalisasi,

komputasi dan kemampuan analisis data global. Berdasarkan rumusan kompetensi tenaga

kerja yang dibutuhkan dalam era teknologi oleh presiden bersama pemimpin-pemimpin

perusahaan terkemuka di Indosnesia, setidaknya ada lima kemampuan yang harus dikuasai

oleh tenaga kerja, antara lain kemampuan bahasa asing terutama Bahasa Inggris, penguasaan

bahasa pemrograman (coding), kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kreativitas.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah menyusun kerangka revitalisasi

SMK dengan munculnya Inpres No. 9 Tahun 2016. Inpres tersebut memfasilitasi agar industri

mendapat pasokan tenaga kerja kompeten dan semua lulusan SMK bisa mendapat pekerjaan

yang sesuai dengan kompetensinya. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan SMK harus

menghasilkan lulusan yang memenuhi tuntutan masyarakat dan dunia kerja. Penyelenggaraan

pendidikan di SMK harus didukung dengan biaya pendidikan yang sepadan dengan

keterampilan yang akan diperoleh lulusan SMK era revolusi industri 4.0. PP Nomor 48 Tahun

2008 tentang Pendanaan Pendidikan pada pasal 3 ayat 3 mengklasifikasikan biaya

penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan ke dalam biaya investasi dan biaya operasi.

Selanjutnya biaya investasi terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi

selain lahan pendidikan. Biaya investasi menjadi tanggungjawab Pemerintah atau Pemerintah

Daerah. Untuk biaya operasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu, biaya personalia dan

nonpersonalia. Buku ini pembahasannya akan difokuskan pada biaya operasional non

personalia dalam menghasilkan mutu lulusan yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas, salah satu kunci utama untuk menyelenggarakan pendidikan

menengah kejuruan yang mampu menyiapkan generasi yang mampu beradaptasi dengan

Industrial Revolution 4.0 adalah meningkatkan kualitas pembelajaran selaras dengan

Education 4.0 atau terjadinya link and mach antara pendidikan di SMK dan Kebutuhan Dunia

Industri. Sistem pendidikan kejuruan harus mampu memfasilitasi effective engagement dalam

setiap proses pembelajaran. Dalam hal ini SMK harus mampu memfasilitasi pembelajaran

visual yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melihat hasilnya secara langsung,

berkolaborasi dalam belajar untuk mendorong learner & learning center, dan mengakses alat-

Page 15: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

6

alat yang diperlukan serta informasi global yang mendukung pembelajaran. Untuk itu perlu

dilakukan kajian mengenai kebutuhan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan

pembelajaran yang dimaksud dan selanjutnya dapat dibuat suatu perencanaan pembiayaan

operasional non personalia di SMK agar dapat menghasilkan lulusan yang dibutuhkan dunia

kerja dalam era revolusi industri 4.0 seperti saat ini.

B. Revitalisasi SMK

Berangkat dari kesadaran akan pentingnya peranan Sekolah Kejuruan dalam memenuhi

kebutuhan tenaga kerja terampil dan meningkatkan daya saing bangsa, pemerintah

mengupayakan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah kejuruan

dengan dikeluarkannya Inpres No.9 Tahun 2016 tentang revitalisasi SMK. Pengembangan

SMK diselaraskan dengan kebijakan utama pembangunan ekonomi pemerintah, agar

pembangunan ekonomi yang direncanakan negara dapat tercapai. Program Pembangunan di

Bidang Ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-

2019 sebagai pelaksanaan Nawa Cita di bidang Perekonomian yaitu membangun Indonesia

dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan,

meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, dan mewujudkan

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Ketiga Agenda Nawa Cita tersebut diwujudkan dalam program kerja Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian yang antara lain pemerataan pembangunan antar wilayah

terutama kawasan timur Indonesia, membangun konektivitas nasional untuk mencapai

keseimbangan pembangunan, membangun transportasi umum masal perkotaan, membangun

perumahan dan kawasan permukiman, peningkatan kedaulatan pangan, ketahanan air, serta

kedaulatan energi.

Dengan mengacu pada Surat Edaran Direktur Pembinaan SMK Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

8275/D5.3/KR/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, terdapat

Sembilan Bidang Keahlian SMK yaitu:

1. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa;

2. Bidang Keahlian Energi dan Pertambangan;

3. Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi;

4. Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;

Page 16: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

7

5. Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi;

6. Bidang Keahlian Kemaritiman;

7. Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen;

8. Bidang Keahlian Pariwisata;

9. Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif.

Perkuatan pendidikan SMK dilakukan dengan memprioritaskan pada bidang keahlian

di SMK yang diproyeksikan akan tumbuh dan berkembang dengan cepat, sejalan dengan

prioritas pembangunan ekonomi nasional. Dengan demikian, diharapkan ketersediaan tenaga

terampil yang dihasilkan dari SMK dapat menopang seluruh kebutuhan bangsa. Program

Prioritas perkuatan SMK tersebut dibagi dalam empat bidang, yaitu: Bidang Keahlian

Agribisnis dan Agroteknologi, Bidang Keahlian Kemaritiman, Bidang Keahlian Pariwisata

dan Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif. Secara umum usaha yang dilakukan untuk

mengembangkan SMK di bidang ini adalah dengan memberikan bantuan dalam rangka

mendukung kebijakan pemerintah dalam mengembangkan Poros Maritim Indonesia dan

membangun ketahanan pangan. Adapun jenis bantuan yang akan diberikan diantaranya

(Renstra SMK, 2014):

1. Bantuan Pengembangan SMK Bidang Keahlian Kemaritiman diberikan kepada SMK

lingkup Program Keahlian Perikanan dan Pengolahan Hasil Perikanan, dapat digunakan

untuk pembangunan fisik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta peralatan

pendidikan termasuk Pembangunan Unit Sekolah Baru. Direktorat PSMK mentargetkan

dapat membangun minimal 400 SMK Kemaritiman unggulan pada tahun 2019.

2. Bantuan Pengembangan SMK Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi ditujukan

untuk mendukung kebijakan pemerintah menuju ketahanan pangan nasional. Bantuan

diberikan kepada SMK yang membuka Progam Keahlian Agribisnis Tanaman dan

Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan digunakan untuk pembangunan

fisik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta peralatan pendidikan termasuk

untuk pembangunan unit sekolah baru. Direktorat PSMK mentargetkan dapat

membangun minimal 600 SMK Agribisnis dan Agroteknologi unggulan pada tahun 2019.

3. Bantuan Pengembangan SMK Bidang Keahlian Pariwisata dilakukan dengan cara

memberikan bantuan dalam bentuk dana untuk pembangunan ruang dan/atau infrastruktur

serta peralatan bagi SMK Bidang Studi Keahlian lingkup Pariwisata yang ditunjuk.

Page 17: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

8

Berdasarkan struktur kurikulum pendidikan menengah kejuruan tahun 2017, Program

keahlian di dalam empat bidang keahlian yang menjadi prioritas dalam revitalisasi SMK

adalah sebagai berikut (DitDasMen, 2017):

1. SMK bidang keahlian agribisnis dan agroteknologi terdiri dari program keahlian:

Agribisnis Tanaman, Agribisnis Ternak, Kesehatan Hewan, Agribisnis Pengolahan Hasil

Pertanian, Teknik Pertanian, Kehutanan.

2. SMK bidang keahlian kemaritiman terdiri dari program keahlian: Pelayaran Kapal

Penangkap Ikan, Pelayaran Kapal Niaga, Perikanan, Pengolahan Hasil Perikanan.

3. SMK bidang keahlian pariwisata terdiri dari program keahlian: Perhotelan dan Jasa

Pariwisata, Kuliner, Tata Kecantikan, Tata Busana.

4. SMK bidang keahlian Seni dan Industri Kreatif terdiri dari program keahlian: Seni Rupa,

Desain dan Produk Kreatif Kriya, Seni Musik, Seni Tari, Seni Karawitan, Seni

Pedalangan, Seni Teater, Seni Broadcasting dan Film.

C. Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 telah dipandang sebagai sebuah ancaman. Banyak pendapat yang

mengatakan bahwa dengan berkembangnya teknologi komputasi dan robotik, banyak pekerja

level menengah ke bawah yang akan kehilangan pekerjaan. Pendapat ini benar jika hanya

dilihat dari satu sisi, yaitu hilangnya sektor pekerjaan yang diambil alih oleh mesin, komputer

dan robot. Namun, di sisi lain dari perkembangan teknologi yang pesat ini telah tercipta

lapangan kerja pengganti yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak pada bidang yang

terkait dengan teknologi informasi dan komputer. Namun demikian, tenaga kerja yang

dibutuhkan tersebut dituntut untuk dapat membekali diri dengan pengetahun dan keterampilan

baru yang sesuai dengan lapangan kerja yang tercipta. Seorang pengemudi taksi online

misalnya, harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan telepon pintar,

membaca peta (GPS), menganalisis data terkait jumlah dan konsentrasi pengambilan

penumpang, mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang selalu berganti dalam

memberikan layanan kepada orang yang berbeda-beda, serta memberikan layanan sesuai

dengan karakteristik penumpang. Selain dituntut memiliki keterampilan mengemudi yang

Page 18: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

9

baik, pengemudi taksi online dituntut untuk kreatif, berpikir kritis, dan mampu memecahkan

masalah yang kompleks.

Berdasarkan data dari McKinsey Global Institute (MGI) tahun 2017, revolusi industri

dari revolusi yang pertama sampai revolusi keempat (4.0) telah berdampak pada perubahan

lapangan pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan. Dari 16 bidang pekerjaan di Amerika

Serikat, terjadi penurunan kebutuhan tenaga kerja di sektor pertanian (-39%), rumah tangga (-

6,1%), pabrik (-5,2%), transportasi (2,5%), dan pertambangan (1,9%); dengan total penurunan

sebanyak 56,7% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan di Amerika Serikat. Di sisi lain,

kesebelas sektor yang lain telah mampu menyediakan tambahan lowongan pekerjaan kepada

sejumlah 54,8% dari total tenaga kerja di Amerika Serikat, dengan persentase yang tersebar

hampir merata pada perdagangan (10,7%), kesehatan (9,6%), pendidikan (8,6%), layanan

bisnis dan reparasi (7%), layanan profesional (5%), keuangan (4,6%), pemerintah (4,5%),

hiburan (2%), konstruksi (1,8%), layanan masyarakat (0,7% dan telekomunikasi (0,3%) (MGI

analysis, 2017).

Teknologi dan perangkat komputer yang menjadi pemicu revolusi industri ke-4 ternyata

telah menghapus, mengganti dan menambah lapangan kerja. Dari data penyerapan tenaga

kerja yang terkait dengan penggunaan teknologi komputer di Amerika Serikat, sejumlah 3,5

juta pekerjaan hilang dan digantikan oleh 19,3 juta pekerjaan (terjadi lonjakan penambahan

pekerjaan sebesar 15,8 juta atau sebanyak 10% dari total kebutuhan pekerjaan di Amerika

Serikat). Hadirnya teknologi komputer dan internet telah menyumbang 1,9 juta pekerjaan di

Amerika serikat di akhir tahun 2015 (MGI analysis, 2017). Perubahan ini dapat terjadi secara

global di seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia dan negara-negara ASEAN.

Otomatisasi pada era revolusi industri 4.0 telah berdampak pada lebih dari 800 lapangan

kerja, lebih dari 2000 jenis aktivitas pekerjaan, dan 18 kemampuan yang dibutuhkan dalam

setiap aktivitas pekerjaan, yang tergabung dalam lima kelompok kemampuan: persepsi

sensorik, kemampuan kognitif, kemampuan alami mengolah bahasa, kemampuan sosial dan

emosional, dan kemampuan fisik (MGI analysis, 2017). Berdasarkan prediksi hasil analisis

MGI, minimal terdapat tiga keterampilan yang harus dikuasai tenaga kerja, yaitu keterampilan

menerapkan keahliannya, keterampilan berinteraksi dengan stakeholder, dan keterampilan

mengelola massa. Hal ini berimplikasi pada tuntutan penyiapan tenaga kerja dengan

pengetahuan dan keterampilan yang semakin kompleks, yang selanjutnya akan berimplikasi

Page 19: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

10

pada kebutuhan peningkatan proses pendidikan yang mampu membekali lulusan dengan

pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan revolusi industri 4.0.

Dalam konteks lulusan SMK, pekerjaan yang sesuai dengan lulusan sekolah menengah

dan lulusan diploma akan mengalami otomasi sebanyak 44-51% (Bureau of Labor Statistics,

2014). Hal ini berimplikasi pada tuntutan revitalisasi pembelajaran di SMK sehingga lulusan

SMK siap menghadapi tuntutan pekerjaan di era revolusi industri 4.0. Revitalisasi ini akan

berjalan dengan baik dengan dukungan dana yang cukup, termasuk dukungan dana investasi

dan dana operasional pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan di SMK harus mampu

memberi fasilitas pembelajaran yang mampu membangun pengetahuan dan mengembangkan

keterampilan yang dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. Dukungan dana operasional harus

mencukupi untuk melaksanakan semua aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan, baik di

sekolah maupun di dunia industri selama kegiatan magang dan praktik industri.

Untuk dapat menyiapkan lulusan yang mampu memenuhi tantangan revolusi industri

4.0, pemerintah perlu melakukan modernisasi sistem pendidikan untuk abad ke-21 (education

4,0). Analisis kami tentang kemampuan kinerja yang paling diminati di era otomasi baru

menunjukkan pentingnya keterampilan teknologi, tapi juga kemampuan bekerja sama,

kreativitas, komunikasi, dan keterampilan sosial dan emosional. Pemerintah perlu memberi

dukungan kepada SMK untuk dapat melakukan transformasi pembelajaran dari model

pembelajaran yang didominasi oleh inisiasi guru menjadi pembelajaran menggunakan

teknologi digital yang mendorong pembelajaran yang berpusat pada cara dan minat belajar

siswa.

Selain memberi dukungan kepada SMK agar dapat menyelenggarakan pembelajaran

abad 21 dengan memanfaatka teknologi informasi dan komputer, pemerintah perlu memberi

dukungan dana dan/atau akses kepada SMK untuk melaksanakan kegiatan magang di dunia

industri yang telah mengalami revolusi industri 4.0. Beberapa negara termasuk Jerman dan

Swiss telah menunjukkan bahwa magang bisa menjadi pendekatan yang hebat dan berhasil

untuk mengajarkan keterampilan teknis. Singapura telah menunjukkan melalui program Skills

Future Initiative bahwa setiap siswa dapat didukung dan dimotivasi untuk terus memperoleh

keterampilan baru. Pemerintah perlu mendorong, mengidentifikasi, dan mendanai program

percontohan inovatif yang dapat mengurangi kesenjangan keterampilan antara tuntutan dunia

kerja di era revolusi industri 4.0 dengan lulusan SMK.

Page 20: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

11

D. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Secara umum, definisi pendidikan di era revolusi industri 4.0 adalah suatu aktivitas

untuk membimbing dan mengarahkan orang agar bisa belajar untuk diri mereka sendiri. Untuk

itu, pendidikan harus mampu menciptakan lingkungan dan situasi di mana seseorang dapat

memunculkan potensi dan kemampuan mereka sendiri, dan mengasah kemampuan yang

mereka miliki untuk menciptakan pengetahuan mereka sendiri, menafsirkan dunia dengan

cara unik mereka sendiri, dan akhirnya menyadari potensi penuh mereka. Dengan demikian,

setiap orang dituntut untuk dapat memahami potensi diri, mengembangkan potensi yang

dimiliki melalui pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dan selanjutnya

menciptakan sesuatu yang baru untuk dirinya sendiri dan/atau masyarakat.

Di era teknologi informasi dan komputer ini, setiap orang dapat mengakses informasi

dan sumber belajar tanpa batasan ruang dan waktu. Sumber belajar tersebut dapat berupa

literatur, video tutorial dan video yang berisi informasi umum lainnya. Dengan tersedianya

sumber belajar yang dapat diakses tanpa batasan ruang dan waktu tersebut, cara dan tuntutan

belajar telah berubah dari cara belajar dengan moda tatap muka terstruktur menjadi cara

belajar yang visual, melihat dan mencoba, fleksibel, kolaboratif dan berbasis individu siswa.

Perubahan moda belajar dan sumber belajar ini berimplikasi pada perlunya transformasi

pendidikan dari pembelajaran verbal berbasis kurikulum yang kaku menjadi pembelajaran

visual yang sesuai dengan cara belajar siswa dan konteks dunia saat ini.

Selain pengaruh dari akses sumber belajar yang visual dan tidak terbatas ruang dan

waktu, pembelajaran abad 21 juga dipengaruhi oleh tuntutan zaman. Di era revolusi industri

4.0 yang serba digital ini, setiap orang dituntut untuk mampu menempatkan diri dengan baik

untuk dapat bertahan. Dalam dunia kerja, pekerjaan yang dahulu tersedia telah banyak

digantikan oleh mesin digital. Selain itu muncul banyak pekerjaan baru yang menuntut

pengetahuan dan keterampilan yang sesuai. Untuk itu, banyak pekerja yang harus mempelajari

keterampilan baru yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang menggunakan

teknologi digital.

Secara umum, terdapat 18 kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan

aktivitas pekerjaan di era revolusi industri 4.0. Ke-18 kemampuan tersebut adalah sebagai

berikut: 1) kemampuan persepsi sensorik, 2) kemampuan mengambil informasi, 3)

kemampuan mengenali pola-pola/kategori-kategori, 4) kemampuan membangkitkan pola /

Page 21: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

12

kategori baru, 5) kemampuan memecahkan masalah, 6) kemampuan memaksimalkan dan

merencanakan, 7) kreativitas, 8) kemampuan mengartikulasikan / menampilkan output, 9)

kemampuan berkoordinasi dengan berbagai pihak, 10) kemampuan menggunakan bahasa

untuk mengungkapkan gagasan, 11) kemampuan menggunakan bahasa untuk memahami

gagasan, 12) kemampuan penginderaan sosial dan emosional, 13) kemampuan membuat

pertimbangan sosial dan emosional, 14) kemampuan menghasilkan output emosional dan

sosial, 15) kemampuan motorik halus / ketangkasan, 16) kemampuan motorik kasar, 17)

kemampuan navigasi, 18) kemampuan mobilitas.

Setiap peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk menggali potensi masing-

masing dalam konteks bidang ilmu dan pekerjaan yang akan digeluti di masa datang dalam

rangka untuk dapat memiliki ke-18 kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan

aktivitas pekerjaan di era revolusi industri 4.0. Pembelajaran di sekolah harus mampu

mengitegrasikan ke-18 kemampuan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yang membangun

daya sensorik siswa, kemampuan kognitif, kemampuan alami berbahasa, kemampuan sosial

dan emosional, dan kemampuan fisik. Untuk itu perlu dirancang skenario pembelajaran yang

mampu menciptakan lingkungan dan situasi di mana seseorang dapat memunculkan potensi

dan kemampuan mereka sendiri, dan mengasah kemampuan yang mereka miliki untuk

menciptakan pengetahuan mereka sendiri dalam kaitannya dengan bidang ilmu yang mereka

tekuni sekarang dan bidang pekerjaan yang akan digeluti di masa datang.

Terkait dengan tuntutan revolusi industri 4.0, SMK dituntut untuk mampu membekali

lulusan dengan kompetensi yang cukup. Pembelajaran di SMK harus mampu menjembatani

terjadinya proses belajar siswa yang visual, fleksibel, konkret, berpusat pada siswa, berbasis

proses untuk meningkatkan kemampuan critical thinking dan problem solving, berbasis

capaian (outcome-based) untuk meningkatkan kompetensi yang mampu menjawab tantangan

kebutuhan pengguna (graduate employability), mendorong siswa untuk berani menerima

tantangan dan berkolaborasi lintas disiplin.

Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelengaraan pendidikan yang

dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry-

multi exit (MEME), dan pendidikan jarak jauh.

1. Pola pendidikan sistem ganda (PSG), adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola

bersama-sama antara SMK dengan industri/ asosiasi profesi sebagai institusi pasangan

Page 22: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

13

(IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi

yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif

pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb. Durasi pelatihan di industri

dilaksanakan selama 6 (enam) bulan s.d. 1(satu) tahun pada industri dalam dan atau luar

negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK

dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh

dunia industri/usaha

2. Pola multi entry-multi exit sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka,

diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam

menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK dapat mengikuti

pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil

program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK lain, lembaga

kursus, diklat industri, politeknik, dan sebagainya.

3. Pendidikan jarak jauh adalah suatu pola pembelajaran dimana peserta didik di SMK dapat

menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan

diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan

untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri. Ada tiga bentuk RPL yang diatur oleh

Permendikbud Nomor 73 Tahun 2013, yang salah satunya adalah mengakui capaian

pembelajaran yang diperoleh individu melalui pendidikan nonformal, informal, dan/atau

pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dalam rangka

pembelajaran sepanjang hayat.

Program pendidikan kejuruan di era revolusi industri 4.0 harus didukung oleh semua

pihak, termasuk pemimpin sekolah, guru, siswa, orang tua, masyarakat dan industri, serta

pemerintah. Pemimpin sekolah harus dapat menciptakan dan mengawal kebijakan yang

beorientasi pada penyelenggaraan proses pembelajaran di SMK yang gayut dengan tuntutan

revolusi industri 4.0. Guru harus mampu membimbing, mendorong dan memfasilitasi siswa

agar mereka dapat mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman. Orang tua, masyarakat

dan industri harus berkontribusi sesuai dengan peran masing masing. Pemerintah sebagai

stakeholder utama harus mampu memberi arah dan haluan pendidikan yang kuat serta

Page 23: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

14

menyediakan fasilitas pendukung pelaksanaan pendidikan yang berkualitas di SMK, yang

meliputi dana pengembangan sarana dan prasarana serta dana operasional pendidikan.

Dukungan dana ini harus mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran yang gayut

dengan tuntutan revolusi industri 4.0 di SMK. Besaran dana yang dialokasikan harus

didasarkan pada needs assessment terhadap kebutuhan operasional proses pembelajaran, baik

pembelajaran di sekolah maupun pembelajaran di dunia industri. Kebutuhan operasional

pembelajaran di sekolah tidak terbatas pada kebutuhan operasional pembelajaran di kelas atau

di laboratorium/ bengkel kerja saja. Kebutuhan operasional pembelajaran juga mencakupi

biaya praktik secara mandiri atau berkelompok secara virtual. Di samping untuk memenuhi

kebutuhan biaya operasional untuk pembelajaran di sekolah, dukungan dana juga sangat

diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran langsung di dunia industri. Untuk itu perlu

dilakukan kajian komprehensif terhadap kebutuhan pembelajaran yang mampu menyiapkan

lulusan yang memiliki kompetensi yang dituntut di era revolusi industri 4.0. Hasil dari needs

assessment ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan analisis besaran biaya

(Cost Structure Analisis/CSA) yang diperlukan untuk menyediakan layanan pembelajaran di

SMK.

E. Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0

Seiring dengan pendidikan di era revolusi industri 4.0, proses pembelajaran di

sekolah dimungkinkan juga akan terjadi disrupsi. Dengan terbukanya arus informasi dan

komunikasi saat ini perkembangan kerangka pembelajaran blended learning yaitu pola

pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara satu pola

dengan pola yang lainnya. Blended learning merupakan suatu alternatif yang bisa dipilih

dalam rangka memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi. Untuk bisa

membelajarkan suatu materi pelajaran tertentu dengan menggunkan blended learning, seorang

guru perlu mempunyai kompetensi tentang pengetahuan teknologi (Technological

Knowledge) yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan hardware dan software dan

menghubungkan antar keduanya. Disamping itu guru harus mempunyai kompetensi tentang

pengetahuan pedagogic (Pedagogical Knowledge) yaitu pengetahuan tentang karakteristik

siswa, metode pembelajaran, teori belajar dan penilaian pembelajaran. Guru juga dituntut

mempunyai kompetensi tentang isi materi pelajaran (Content Knowledge).

Page 24: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

15

TPACK merupakan singkatan dari Technological Pedagogical and Content

Knowledge, yaitu pengetahuan tentang penggunaan berbagai macam teknologi untuk

membelajarkan dan merepresentasikan dan memfasilitasi untuk mendapatkan isi materi

tertentu. Konsep ini dikembangkan berdasarkan konsep pengetahuan pedagogi dan isi yang

dikembangkan oleh Dr. Lee Schulman yang menggabungkan kedua domain tersebut dalam

pembelajaran. Konsep TPACK dikembangkan oleh karena adanya perkembangan teknologi

yang pesat di masyarakat. Pada prinsipnya TPACK merupakan penggabungan pengetahuan

teknologi, pedagogi, isi yang diterapkan sesuai dengan konteks. Mishra & Khoehler

menjelaskan bahwa pengajaran yang berkualitas membutuhkan nuansa pemahaman yang

kompleks yang saling berhubungan diantara tiga sumber utama pengetahuan, yaitu teknologi,

pedagogi, dan isi, dan bagaimana ketiga sumber itu diterapkan sesuai dengan konteksnya.

Hubungan-hubungan tersebut dapat tergambarkan pada gambar 1. TPACK berada dalam

bidang hijau, yaitu irisan dari ketiga komponen pengetahuan: teknologi, pedagogi, dan isi.

Gambar 1. TPACK framework (source: www.tpack.org)

Page 25: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

16

Bidang biru pada gambar 1 merupakan bagian dari Technological Content

Knowledge, yaitu pengetahuan tentang penggunaan berbagai macam teknologi untuk

memfasilitasi upaya mendapatkan atau memperkaya isi materi tertentu. Saat ini, telah tersedia

beberapa situs yang menyiapkan beragam materi dari berbagai disiplin ilmu. Gambar 2 dan 3

berikut menampilkan tampilan beberapa contoh web sebagai sumber yang dapat digunakan

untuk mendapatkan materi baik berupa video pembelajaran maupun materi pelajaran.

Gambar 2. Tampilan web MIT OpenCourseWare

Page 26: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

17

Gambar 3. Tampilan web Khanacademy

Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran melalui mencari sendiri informasi yang

diperlukan dalam rangka mengerjakan tugas sekaligus memperkaya wawasan, maka siswa

dapat diberi tugas untuk mencari materi secara mandiri melalui beberapa sumber. Guru dapat

memberikan arahan web yang dapat dituju siswa untuk mengumpulkan materi, misalnya

seperti yang tertera dalam web edx.org dalam gambar 4 berikut ini.

Page 27: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

18

Gambar 4. Tampilan www.edx.org sebagai web penyedia berbagai materi pelajaran

Web sebagai sumber belajar yang menyediakan beragam materi pelajaran dari berbagai

bidang ilmu yang dikembangkan dalam bahasa Indonesia pun saat ini sudah tersedia. Misalkan

web “IndonesiaX” untuk tingkat Pendidikan tinggi dan ”rumah belajar” untuk tingkat Pendidikan

dasar dan menengah yang dikembangkan oleh kemendikbud, seperti dapat dilihat dalam gambar 5

dan 6.

Gambar 5. Tampilan web IndonesiaX

Page 28: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

19

Gambar 6. Tampilan web rumah belajar

Bidang merah muda pada gambar 1 menunjukkan bagian dari Technological

Pedagogical Knowledge. Pada bagian ini, proses pembelajaran dilaksanakan dengan

berbantukan teknologi. Tentunya dengan tetap emmpertimbangkan kaidah-kaidah

pembelajaran yang baik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan

pembelajaran blended learning, Untuk mendukung pelaksanaan blended learning yang

memadukan pembelajaran kelas dengan pembelajaran online, saat ini terdapat beberapa

software dapat digunakan, diantaranya adalah edmodo dan padlet. Buku ini akan menguraikan

Page 29: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

20

panduan pengunaan edmodo untuk memberikan gambaran kepada para guru yang akan

mengembangkan pembelajaran online dengan memanfaatkan layanan yang diberikan

Edmodo.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menggunakan Edmodo mulai dari mendaftar

hingga keluar aplikasi adalah sebagai berikut:

1. Sambungkan koneksi internet pada komputer atau laptop

2. Buka website www.edmodo.com, dan akan muncul tampilan layer seperti pada gambar 7

berikut

Gambar 7. Tampilan layar muka Edmodo

3. Guru yang akan membuka kelas di Edmodo melakukan pendaftaran untuk akun Edmodo

dengan klik kursor pada “I’m a Teacher” dan akan keluar tampilan seperti pada gambar 8

berikut

Gambar 8. Mendaftar sebagai guru

Page 30: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

21

4. Masukkan masukkan email dan password. Selanjutnya, klik “Sign Up For Free” dan akan

muncul tampilan Home Edmodo seperti pada gambar 9 berikut. Lalu masukkan data-data

yang diperlukan sehubungan dengan kelas yang akan dibuka.

Gambar 9. Tampilan Home Edmodo

5. Selanjutnya klik “Next Step” dan akan muncul tampilan seperti pada gambar 10.

Gambar 10. Tampilan hasil setting kelas di Edmodo

Tingkatan sekolah dimana Anda mengajar dan subjek Anda

Tuliskan nama

Upload foto profil Anda

Mata pelajaran yang Anda ampu

Menuju tahap selanjutnya

Lanjut ke beranda Edmodo

Kembali ke Tahap sebelumnya

Page 31: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

22

6. Gambar 11 berikut merupakan tampilan “Home” pada Edmodo guru.

Gambar 11. Tampilan menu “home’ pada Edmodo guru

7. Menambahkan sekolah dengan klik “Select School” akan muncul tampilan berikut

Gambar 12. Menu untuk menambahkan data sekolah pada Edmodo

Jika nama sekolah belum tercantum klik “Can’t find your school?” akan muncul

tampilan seperti pada gambar 13 berikut.

Gambar 13. Mengisikan data sekolah di Edmodo

Nama grup

Nama

Home

Progress

Perpustakaan

Spotlight

Pemberitahuan

Account

Memilih sekolah

Nama Sekolah

Alamat Sekolah

Pilih Negara “Indonesia”

Kota

Provinsi

Klik “Add” selesai

Klik disini

Page 32: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

23

Setelah klik “Add” akan muncul tampilan seperti pada gambar 14 berikut

Gambar 14. Memasukkan sekolah di Edmodo

Jika sekolah telah berhasil diinputkan dalam system Edmodo, maka nama sekolah

akan tertera pada kolom “Communities”, seperti tampak pada gambar 15.

Gambar 15. Nama sekolah tercantum dalam kolom Communities

8. Untuk menambahkan grup atau kelompok, klik ikon “Create a Group” kemudian akan

muncul tampilan seperti gambar 16 berikut.

Gambar 16. Menambahkan group dalam Edmodo

Nama grup

Pilih kelas/ tingkatan

Pilih mata pelajaran

Mengganti warna

Klik dan grup terbentuk

Klik disini dan sekolah sudah terdaftar dan termuat dalam akun Edmodo Anda

Page 33: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

24

Setelah data kelompok diisikan seperti pada gambar 16, kemudian klik ikon “Create”,

dan tampilan Home Edmodo akan tampak seperti pada gambar 17 berikut.

Gambar 17. Tampilan Home Edmodo setelah pembuatan group atau kelompok

9. Jika akan menambahkan tugas, klik ikon “Assignment”, lalu akan tampak tampilan layar

seperti pada gambar 18.

Gambar 18. Cara membuat tugas di kelas Edmodo

10. Untuk menambahkan kuis, klik ikon “Quiz”, lalu akan muncul tampilan layar seperti

pada gambar 19 berikut. Lalu isikan data-data yang diperlukan untuk membuat kuis.

Menambahkan catatan atau memposting sesuatu

Menambahkan tugas

Menambahkan kuis

Menambahkan polling atau vote

Kode grup yang dibuat

Mengunci tugas setelah batas akhir tugas

Tugas ditambahkan dalam buku tingkatan

Klik “Send” setelah selesai membuat tugas

Tugas diberikan dengan menambahkan file

Menambahkan link

Tugas diambil dari Library (Perpustakaan)

Klik untuk memposting

Page 34: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

25

Gambar 19. Membuat kuis di kelas Edmodo

11. Edmodo juga dapat digunakan untuk melakukan polling, yaitu dengan klik ikon “Poll”,

dan akan didapati tampilan layar seperti pada gambar 20 berikut. Isikan pernyataan atau

pertanyaan poling dan pilihan jawaban pada sel yang tersedia.

Gambar 20. Membuat polling di kelas Edmodo

12. Edmodo juga menyediakan menu untuk menambahkan aplikasi, yaitu dengan klik ikon

“Store” pada bagian kanan dan akan muncul pilihan aplikasi yang dapat digunakan

secara gratis seperti tampak pada gambar 21.

Tuliskan nama kuis yang akan dibuat

Pilih tipe jawaban kuis yang akan dibuat

Tambahkan soal pertama

Klik “Done” setelah selesai membuat kuis

Isi batas waktu mengerjakan kuis

Tuliskan pernyatann atau pertanyaan

Tuliskan option jawaban

Klik untuk menambahkan jawaban

Klik ketika selesai membuat pertanyaan dan option jawaban

Page 35: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

26

Gambar 21. Menambahkan aplikasi gratis pada Edmodo

Untuk mengatur aplikasi di dalam Edmodo, dapat dilakukan dengan klik ikon

“Manage Apps” pada ikon pada bagian kanan, dan akan diperoleh tampilan layer

seperti apda gambar 22.

Gambar 22. Mengatur aplikasi di dalam Edmodo

13. Edmodo menyediakan fasilitas penjadwalan. Untuk menambahkan jadwal dapat

dilakukan dengan klik ikon “Edmodo Planner” pada ikon di bagian kanan.

10. Jika telah selesai penggunaan aplikasi Edmodo, keluar dari aplikasi dengan klik ikon

“Logout” yang terdapat dalam tombol “Account”.

Page 36: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

27

Demikian tadi penggunaan aplikasi Edmodo dari perangkat komputer atau laptop. Selain

dengan menggunakan perangkat komputer, aplikasi Edmodo dapat juga dioperasikan melalui

smartphone atau tablet. Syarat utama Edmodo dapat digunakan dalam smartphone atau tablet

adalah ketersediaan layanan internet dari perangkat tersebut. Langkah-langkah yang digunakan

untuk menggunakan aplikasi Edmodo dengan smartphone atau tablet diuraikan di bawah ini.

1. Temukan aplikasi Edmodo dalam google play, seperti tampak pada gambar 23.

Kemudian download aplikasi Edmodo.

Gambar 23. Aplikasi Edmodo di dalam Google play

2. Install aplikasi Edmodo yang telah didownload

3. Jalankan atau buka aplikasi Edmodo. Halaman awal Aplikasi Edmodo adalah seperti

tampak pada gambar 24 berikut ini.

Gambar 24. Halaman depan Aplikasi Edmodo pada smartphone

Page 37: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

28

4. Untuk membuat akun baru, klik pada “Create Free Account”, kemudian muncul

tampilan seperti pada gambar 25.

Gambar 25. Tampilan awal untuk membuat akun baru pada Edmodo pada smartphone

Pilih dan klik pada “I’m a Teacher” dan akan muncul tampilan seperti pada gambar 26.

Kemudian isikan alamat email dan password.

Gambar 26. Membuat akun baru dengan memasukkan email dan password

Klik tombol Next untuk melanjutkan, kemudian akan muncul tampilan seperti pada

gambar 27 sebagai berikut.

Page 38: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

29

Gambar 27. Isian nama pada pembuatan akun baru

Isikan nama depan dan nama akhir pada sel yang tersedia, lalu klik “Done”, dan akan

muncul tampilan seperti pada gambar 28. Guru dapat mengubah foto profil untuk akun

Edmodonya dengan foto diri agar lebih mudah dikenali. Setelah foto terupload, klik

“Done”.

Gambar 28. Halaman untuk mengubah foto profil

5. Dari tampilan pada gambar 29, untuk membuat group atau kelompok baru, klik pada

“Create Group” dan akan muncul tampilan seperti pada gambar 30 . Jika tidak, klik “I’ll

do this later” untuk membuat grup dilain waktu.

Page 39: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

30

Gambar 29. Tampilan untuk membuat group

Gambar 30. Tampilan jika group telah berhasil dibuat

6. Untuk membuat catatan, klik tombol “Create Your First Note” akan muncul tampilan

seperti gambar 31 berikut.

Gambar 31. Mengisikan catatan dalam Edmodo pada smartphone

Kirim

Lampiran

Waktu

Page 40: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

31

Ikon (jam/waktu) digunakan untuk mengatur waktu atau jadwal. Klik tombol

maka akan muncul tampilan seperti gambar 32 berikut

Gambar 32. Tampilan untuk ikon waktu

Ikon (lampiran) digunakan untuk menyisipkan file lampiran. Klik tombol maka

akan muncul tampilan seperti gambar 33 berikut

Gambar 33. Tampilan untuk ikon lampiran

Ikon digunakan untuk mengirimkan catatan atau postingan. Setelah di klik ikon

maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 34 berikut

Page 41: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

32

Gambar 34. Tampilan ketika sudah mengirim suatu postingan

7. Edmudo pada smartphone juga dapat digunakan untuk membuat tugas atau polling

dengan klik panah pada Posts seperti ditunjukkan pada gambar 35.

Gambar 35. Tampilan untuk memposting assignment atau polling

Jika di klik bulatan di samping tulisan assigmnet, maka akan muncul tampilans eperti

pada gambar 36.

Gambar 36. Tampilan untuk assignment

Page 42: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

33

Sedangkan jika yang di klik adalah bulatan di samping tulisan poll, maka akan muncul

tampilan seperti pada gambar 37 berikut ini.

Gambar 37. Tampilan untuk Polling

8. Untuk keluar dari aplikasi Edmodo, dilakukan dengan menggeser ke kanan ikon

dan muncullah tampilan seperti pada gambar 38, lalu klik Logout

Gambar 38. Langkah untuk keluar dari aplikasi Edmodo

Diperlukan konfirmasi akhir sebelum benar-benar keluar dari aplikasi, dengan meng-

klik OK pada tampilan layar seperti pada gambar 39.

Page 43: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

34

Gambar 39. Konfirmasi untuk keluar dari aplikasi Edmodo

Software lain yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran blended learning adalah Padlet.

Dengan menggunakan aplikasi padlet, guru dapat melihat aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas

dan forum diskusi. Berikut akan diuraikan petunjuk penggunaan aplikasi padlet.

Membuat tampilan layar pada Padlet

• Buka laman http://padlet.com/ dan klik “Login or Signup”, maka akan tampak tampilan

layer seperti pada gambar 40.

Gambar 40. Tampilan halaman muka aplikasi Padlet

Page 44: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

35

• Klik “Sign up for FREE” jika belum pernah menggunakan Padlet, maka akan keluar

tampilan layer seperti pada gambar 41.

Gambar 41. Mendaftar pada aplikasi Padlet

• Masukkan alamat email dan password lalu klik “Sign Up”. Anda juga bisa masuk

menggunakan akun Google atau Facebook.

• Setelah masuk ke sistem, klik “new” di sebelah kanan atas dashboard (gambar 42) untuk

membuat tampilan layar baru.

Gambar 42. Tampilan dashboard Padlet

• Setelah keluar tampilan seperti pada gambar 43, kemudian pilih jenis tampilan layar yang

ingin dibuat (wall, canvas, stream, grid, or shelf)

Page 45: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

36

Gambar 43. Pilihan tampilan pada padlet

• Jika Anda ingin membuat layar baru, pilih “wall” maka kan muncul tampilan seperti pada

gambar 44. Klik “Modify wall” untuk mengubah tampilan pada layar.

• Tuliskan nama atau judul tampilan yang Anda buat, beri deskripsi dan kemudian pilih

gambar ikon yang sesuai.

Page 46: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

37

Gambar 44. Tampilan layar baru dengan pilihan “wall”

• Pilih latar (background) tampilan layar yang Anda buat. Anda juga dapat mengunggah

gambar atau foto untuk digunakan sebagai latar.

• Pilih simbol yang menggambarkan tema Padlet (opsional).

• Anda dapat mengatur posting dan menambahkan tags untuk membuat Padlet Anda mudah

ditemukan (gambar 45)

Gambar 45. Opsi tags pada bagian akhir menu modifikasi tampilan layar baru

• Pada kotak “Address” ketik nama kelas yang akan diakses siswa, seperti tampak pada

gambar 46.

Page 47: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

38

Gambar 46. Penulisan nama kelas pada sel “address”

• Klik NEXT maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 47. Kemudian klik salah satu

pilihan pada “Privacy” untuk membuat Padlet Anda dapat diakses orang lain (public) atau

tidak (private).

Gambar 47. Menu pilihan privacy

• Klik Next dan Anda dapat mulai mengunggah informasi pada laman Padlet

Page 48: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

39

• Klik dua kali di manapun pada layar yang Anda inginkan untuk menulis catatan (note)

seperti ditunjukkan pada gambar 48. Tulis nama Anda dan kemudian tulis

jawaban/komentar Anda. Anda dapat mengunggah tautan, file, atau foto dengan

menggunakan webcam.

Gambar 48. Menulis catatan pada Padlet

• Anda juga dapat menambahkan tautan Goformative sehingga siswa Anda dapat masuk ke

sesi formatif, seperti ditunjukkan pada catatan paling kiri di gambar 49 berikut.

Page 49: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

40

Gambar 49. Tautan untuk test formative

• Untuk mengatur Padlet Anda, klik ikon gear (setting) pada sebelah kanan atas layar dan

klik save jika sudah selesai (gambar 50).

Gambar 50. Mengatur Padlet

• Klik menu “share” pada layar sebelah kanan (gambar 51) untuk menampilkan beberapa

cara untuk menyampaikan informasi pada dinding Padlet Anda.

Page 50: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

41

Gambar 51. Menu “share” untuk berbagi informasi

• Dengan menggunakan kode yang tersedia, Anda dapat menampilkan dinding Padlet Anda

pada blog atau laman. Anda juga dapat memberikan QR code (gambar 52) kepada siswa

agar mereka dapat mengakses Padlet Anda secara langsung.

Gambar 52. QR Code untuk mengakses laman Padlet

Page 51: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

42

• Ganti alamat URL pada dinding Padlet dengam memilih “Address” (gambar 53). Buatlah

alamat yang mudah diingat.

Gambar 53. Mengubah alamat URL padlet

Dengan menggunakan Padlet Anda dapat membantu siswa untuk membangun kemampuan

berkomunikasi dan mendorong mereka dengan kritik yang membangun. Selain itu Padlet juga

dapat meningkatkan keterlibatan dan kesadaran siswa dalam belajar.

Platfor Padlet ini dapat digunakan untuk beragam aktivitas pembelajaran, seperti:

- umpan balik (feedback) dari siswa

- sesi perbaikan

- memberi tips ujian

- menyampaikan kesulitan belajar mereka (siswa)

- memberi dan menerima kritik karena semua siswa dapat melihat semua respon dari

siswa lain

- alternatif untuk memberi umpan balik.

Sementara untuk penilaian dapat digunakan software yang cukup praktis penggunaannya

sehingga hasil bisa langsung diketahui. Salah satu software tersebut adalah Goformative.

Berikut akan diuraikan panduan penggunaan software Goformative.

Page 52: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

43

Panduan Penggunaan go Formative

Gambar 54. Ikon aplikasi goformative

A. Mendaftar akun Teacher (gratis)

• Buka goformative.com, lalu klik Teachers, start here !

Gambar 55. Tampilan halaman muka goformative

Catatan: Pembuatan akun siswa tidak membutuhkan alamat email. Jika sudah terlanjur

membuat akun siswa dengan alamat email, masuk ke profile lalu hapus akun tersebut.

Page 53: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

44

Gambar 56. Menghapus akun siswa

• Klik Google Sign Up (pastikan Anda mempunyai akun gmail) lalu pilih akun gmail

Anda.

Gambar 57. Signup dengan google akun

B. Membuat Tugas Formative

• Klik “ New Formative”.

Page 54: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

45

Gambar 58. Membuat test formative baru

• Klik Add Question dan pilih jenis pertanyaan.

Gambar 59. Menentukan jenis pertanyaan

Page 55: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

46

• Anda dapat menambah “correct answer(s)” untuk penilaian otomatis.

Gambar 60. Pilihan kunci jawaban untuk soal multiple choice

Gambar 61. Pilihan kunci jawaban untuk soal Multiple selection

Page 56: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

47

Gambar 62. Soal dengan jawaban pendek

Gambar 63. Soal essay

Gambar 64. Soal unjuk kerja

Page 57: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

48

• Anda boleh menambah gambar latar (opsional) optional

• Siswa juga dapat mengunggah gambar sebagai bagian dari respon mereka.

C. Menambah Isi (Content)

• Klik Add Content dan pilih content type.

Gambar 65. Menambah isi

• Siswa tidak bisa merespon isi (content); untuk itu gunakan pertanyaan jika Anda ingin

siswa memberikan respon.

• Tempelkan (paste) embed text, unggah gambar, atau tulis teks yang akan digunakan

untuk tugas (formatif)

• Whiteboard diperuntukkan bagi guru untuk memberi model konsep bagi siswa (buat

sketsa sebuah konsep, unggah, beri anotasi)

• Cari video di Youtube dan tempelkan (paste) alamat URL video tersebut.

D. Mengunggah dan Mentransformasikan Dokumen

• Unggah dokumen yang telah ada ( PDFs, Word Doc, gambar). Jika ukuran dokumen

terlalu besar, Anda dapat mengunggah bagian pertama dan kemudian unggah bagian

selanjutnya.

Page 58: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

49

Gambar 66. Mengunggah dokumen

• Lalu tambahkan pertanyaan/teks dengan klik pada gambar/dokumen

Gambar 67. Menambahkan pertanyaan pada unggahan dokumen

• Jika penempatan pertanyaan salah, klik pada pertanyaan dan geser ke tempat yang

dikehendaki. Halaman dapat dihapus dengan klik ikon‘trash can’ di bagian kanan atas

halaman.

• Klik Preview untuk melihat tampilan tugas yang akan dilihat siswa dan membuat contoh

respon yang akan muncul pada halaman Live Results.

Page 59: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

50

Gambar 68. Preview

E. Penyimpanan Otomatis dan Perekam

• Semua proses yang dilalui selalu disimpan secara otomatis

• Anda akan selalu mengetahui bahwa semua proses disimpan secara otomatis karena

lingkaran berwarna-warni di sebelah kiri halaman atas akan selalu berputar.

• Urutan pertanyaan dan isi dapat diubah dengan klik dan menggeser pertanyaan paling

atas ke atas atau ke bawah.

Gambar 69. Urutan pertanyaan dapat diubah

F. Memasukkan Semua Siswa (jika siswa belum memiliki akun)

• Pilih tugas pada dashboard atau klik tombol

• Untuk mendapatkan respon dari pengguna selain siswa di kelas, klik “Guest student”

Page 60: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

51

Gambar 70. Akses bagi non student

• Tugas akan dapat diakses oleh pengguna selain siswa di kelas – tidak perlu login

• Berikan tautan atau kode kepada siswa agar mereka dapat mengakses tugas

Gambar 71. Kode dan Tautan

• Jika diberi tautan, siswa dapat memasukkan tautan pada baris URL

• Jika diberi kode, siswa dapat klik join code pada pojok atas halaman goformative.com dan

kemudian menulis kode.

Gambar 72. Input kode

• Jika keterangan “Continue without Logging In” tidak muncul setelah tautan atau kode

dimasukkan, periksa kembali apakan tugas diatur untuk bisa diakses Guest Student dan

tidak diatur Only Classes (harus login).

Page 61: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

52

G. Membuat Kelas (agar siswa bisa mendapat skor)

Alasan mengapa siswa perlu login dan ikut kelas Formatif:

● Siswa dapat memperoleh feedback dan melihat skor mereka.

● Pekerjaan siswa akan tersimpan meskipun sambungan internet terputus.

● Siswa tidak harus memasukkan tautan atau kode setiap mereka menherjakan tugas.

● Semua hasil pekerjaan siswa akan terkumpul dalam portofolio mereka.

● Respon siswa dapat disaring per kelas.

● Guru dapat mengunci tugas per kelas.

Untuk membuat kelas, pilih “Classes” di dashboard dan kemudian klik +New Class

Gambar 73. Membuat kelas

Setelah kelas dibuat, akan ada empat pilihan untuk memasukkan siswa

Gambar 74. Empat opsi untuk emmasukkan siswa

Page 62: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

53

1. My school uses Google Apps For Education

● Tampilkan Class Code.

● Arahkan siswa ke goformative.com/#signup .

● Siswa diminta untuk "Sign up with Google" dan memasukkan Class Code.

2. My school uses Clever

● Minta tautan portal sekolah dan akses terhadap Formative kepada administrator. Siswa

akan log in nelalui Clever dan memasukkan Class Code.

3. I want to import my students directly into my class

Gambar 75. Import student

● Selalu ingat untuk memasukkan Class Code untuk import.

4. I'd like to have my students join my class themselves

● Tampilkan Class Code.

● Arahkan siswa ke goformative.com/#signup .

● Siswa sign up dan memasukkan Class Code.

Siswa dapat mengakses tugas yang diberikan ke kelas yang mereka ikuti. Jika siswa ingin

berpindah kelas, hapus siswa tersebut dari daftar siswa di kelas. Setelah itu mereka dapat

memasukkan kode kelas yang baru. Menghapus siswa dari kelas hanya akan mengeluarkan mereka

dari kelas. Sedangkan tugas-tugas, respon, skor dan feedbak dari siswa akan tetap tersimpan.

H. Akses Only Classes (mudah megontrol akses dan memberikan skor kelas Formative)

• Siswa dapat mengakses kelas Formative kembali dari dashboard . Siswa juga akan dapat

melihat skor dan feedback jika diijinkan guru.

• Pilih tugas di dashboard atau gunakan tombol .

Page 63: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

54

Gambar 76. Masuk ke kelas formative

• Pastikan bahwa akses tugas dibuka untuk kelas yang dikehendaki

• Dengan memilih Only Classes, tugas hanya dapat diakses oleh siswa dari kelas yang

dipilih.

Gambar 77. Siswa yang mengakses kelas formative

• Anda dapat mengubah tugas jika tugas dibuka dan menampilkan skor tiap kelas

Gambar 78. Setting tambahan

Page 64: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

55

Gambar 79. Penampilan skor

• Catatan: Minta siswa untuk refresh halaman mereka ketika Anda mengubah Assign Panel

• Pilih cara pemberian skor “instantly, after session ends, after students submits, or decide

later”

• Pilih cara menampilkan jawaban yang benar “after session ends, after student submits, or

decide later”

• Anda juga dapat memilih apakah siswa dapat mengubah jawaban setelah mengirim

jawaban final atau tidak.

I. Melihat dan Menanggapi Respon Siswa (Live Result)

• Klik ikon “Live Result” untuk setiap tugas pada dashboard

Gambar 80. Melihat dan menanggapi tugas siswa

• Anda juga dapat mengakses View Responses dengan klik pada tautan yang ada pada baguan

atas tugas ketika Anda sedang membuka tampilan edit atau preview.

• Pada halaman view responses, Anda dapat melihat respon siswa dan menanggapinya.

Page 65: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

56

• Anda juga dapat memperbesar (zoom in) tampilan untuk melihat respon siswa secara

lebih detil dengan klik pada respon siswa.

• Urutkan respon siswa menggunakan menu drop down yang ada di bagian kiri baris score

dengan memilih: Most recent, highest score, lowest score, first name, last name.

J. Memberi Feedback dan Nilai

• Untuk memberi feedback tertulis secara langsung, klik respon siswa, tulis feedback dan

klik tombol send.

Gambar 81. Memberi feedback dan nilai

• Untuk menilai respon siswa, klik respon siswa dan gunakan menu yang muncul (pop-up)

• Untuk berpindah ke pertanyaan lain, klik nomor pertanyaan atau tanda panah di sebelah

kiri dan kanan pertanyaan.

• Tampilan Tracker View memberi kualitas gambaran yang lebih komprehensif tentang

progres siswa.

• Untuk menyembunyikan nama atau skor siswa, gunakan tombol toggles di bagian kiri atas

halaman

Page 66: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

57

K. Mengekspor Hasil

• Ketika tugas telah selesai dan semua jawaban pertanyaan telah dinilai, hasil pekerjaan

siswa dapat diekspor. Lihat bagian atas kanan pada halaman tugas dan temukan kotak biru

dengan teks putih bertuliskan (Data, Data, Data).

Gambar 82. Mengekspor hasil

• Hasil pekerjaan siswa disimpan dalam format spreadsheet (csv or google sheets) sehingga

Anda dapat mengimpor file tersebut untuk berbagai keperluan.

Gambar 83. Data hasil pekerjaan siswa

L. Mengelola Tugas

• Anda dapat menyalin, membagikan, memindah atau menghapus tugas dengan klik tombol.

Page 67: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

58

Gambar 84. Menyalin, membagikan, memindah, atau emnghapus tugas

• Klik “Share” setelah memilih tugas atau folder dan memberikan Quick Code atau Direct

Link kepada orang lain

Gambar 85. Membagikan tugas

• Anda dapat membat folder tugas pada dashboard Anda.

Page 68: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

59

Gambar 86. Membuat folder tugas

Page 69: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

60

BAB II BIAYA PENDIDIKAN

A. Landasan Hukum

Pembiayaan pendidikan telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945

(Amandemen IV) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan;

setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya;

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang; negara memprioritaskan anggaran

pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa

untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional lebih lanjut telah mengatur beberapa pasal yang menjelaskan

pendanaan pendidikan yaitu pada Pasal 11 Ayat 2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai lima belas tahun. Lebih lanjut pada Pasal 12, Ayat (1) disebutkan bahwa

setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang

berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan

biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Di

samping itu disebutkan pula bahwa setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung biaya

penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban

tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada Bab VIII Wajib Belajar Pasal 34 menyatakan bahwa setiap warga negara yang

berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah dan Pemerintah

Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar

tanpa memungut biaya, wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.

Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2) dan Ayat

(3) diatur lebih lanjut dengan PP. Pendanaan Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama

Page 70: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

61

antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Sumber pendanaan pendidikan

ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. Pengelolaan dana

pendidikan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan

akuntabilitas publik.

Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya

pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan

minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan

dalam APBN dan APBD. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat

adalah dengan berperan serta dalam pengembangan, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi

pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara,

masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lembaga pendidikan berbasis

masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil

dan merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 13 menyatakan bahwa

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan

kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi

akademik dan sertifikasi pendidik diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam rangka

penyusunan standarisasi nasional itulah, Mendiknas telah menerbitkan Keputusan

No.053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang SPM yang diharapkan dapat digunakan sebagai

pedoman dan sekaligus ukuran keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah

provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai di tingkat sekolah.

Kepmendiknas No. 129/U/2004 merupakan hasil revisi dari kepmen sebelumnya sesuai

dengan perubahan yang terjadi dalam sistem dan manajemen pendidikan nasional. Pada

kepmen ini pendidikan nonformal, kepemudaan, olahraga, dan Pendidikan Usia Dini lebih

ditonjolkan. Pendidikan nonformal seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan SD,

SMP, SMA, pendidikan ketrampilan dan bermata pencaharian, kelompok bermain,

pendidikan kepemudaan dan olahraga secara ekplisit telah ditentukan standar pelayanan untuk

Page 71: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

62

masing-masing SPM. Karena standar pembiayaan juga mencakup kebutuhan atas buku teks

pelajaran, maka perlu diperhatikan Peraturan Mendiknas No. 11 Tahun 2005 tentang Buku

Teks Pelajaran yaitu Pasal 7: satuan pendidikan menetapkan masa pakai buku teks pelajaran

paling sedikit 5 tahun dan buku teks pelajaran tidak dipakai lagi oleh satuan pendidikan

apabila ada perubahan standar nasional pendidikan dan buku teks pelajaran dinyatakan tidak

layak lagi oleh Menteri. Pada Pasal 8 ditegaskan bahwa: guru dapat menganjurkan kepada

peserta didik yang mampu untuk memiliki buku teks pelajaran; anjuran sebagaimana

dimaksud bersifat tidak memaksa atau tidak mewajibkan; untuk memiliki buku teks pelajaran,

peserta didik atau orang tua/walinya membelinya di pasar; untuk membantu peserta didik yang

tidak mampu memiliki akses ke buku teks pelajaran, satuan pendidikan wajib menyediakan

paling sedikit 10 (sepuluh) eksemplar buku teks pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada

setiap kelas, untuk dijadikan koleksi perpustakaannya.

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan secara

spesifik mengklasifikasikan pendanaan untuk biaya satuan pendidikan berdasarkan

penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah dan Masyarakat. Pendanaan

pendidikan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung

jawab Pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah. Untuk pendanaan

tambahannya dapat bersumber dari masyarakat, bantuan pihak asing yang tidak mengikat, dan

atau sumber lain yang sah. Pendanaan pendidikan untuk satuan pendidikan yang

diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara yang dalam hal ini

adalah yayasan pendidikan yang bersangkutan, dan untuk pendanaan tambahannya dapat

bersumber dari yayasan, orang tua/wali peserta didik, masyarakat di luar orang tua/wali,

bantuan pihak asing yang tidak mengikat, dan atau sumber lain yang sah.

B. Kebutuhan Pembiayaan Untuk Aktivitas Pembelajaran

Untuk dapat menciptakan lulusan SMK yang memiliki kompetensi yang dituntut oleh

masyarakat pengguna lulusan di era revolusi industri 4.0, aktivitas pembelajaran di sekolah

harus mampu membangun ketrampilan berpikir, pengetahuan, dan ketrampilan kerja peserta

didik yang selaras dengan literasi baru di era RI.4.0. Literasi yang perlu dibangun meliputi

literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia (AOUN, MIT, 2017).

Page 72: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

63

Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan

informasi yang tersedia dari berbagai sumber, termasuk dari dunia digital (big data). Literasi

teknologi adalah kemampuan untuk memahami cara kerja mesin dan teknologi

pendukungnya, mengaplikasikan teknologi tersebut (coding, artivicial intelligence,

engineering principle) dan mengevaluasinya. Literasi manusia adalah kemampuan humaniora

yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan bekerjasama

Untuk dapat membangun ketiga unsur literasi baru tersebut, setiap aktivitas

pembelajaran diarahkan untuk mampu mendorong peserta didik untuk:

1) Mengkonstruk pengetahuannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari lingkungan

sekitar dan data digital melalui proses analisis data

2) Mengkonstrak pengetahuan melalui praktek langsung baik secara fisik langsung di

laboratorium/ruang praktek/lapangan dan industri, maupun secara virtual berbasis

teknologi informasi, dan dapat bekerja bersama dengan siswa lain, dengan guru, dan pihak

lain yang terkait dengan proses pembelajaran tersebut, misalkan dengan praktisi di dunia

industri

Bentuk pembelajaran di SMK sangat unik. Masing- masing bidang memiliki ke

khasannya sendiri-sendiri. Terkait dengan pengembangan ketiga literasi baru di era Ri 4.0 di

atas, masing-masing bidang dapat merencanakan aktivitas pembelajaran yang mampu

mendorong penguasaan ketiga literasi tentunya disesuaikan dengan karakteristik masing-

masing bidang. Bentuk-bentuk pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk menguasai

ketiga literasi baru diantaranya adalah problem based learning dan project based learning

yang dilaksanakan dalam bentuk blended learning.

Berikut beberapa contoh aktivitas pembelajaran untuk membangun ketrampilan literasi

baru yang dikemas bersamaan dengan pengembangan ketrampilan dasar pada beberapa

bidang keahlian di SMK bersama dengan komponen biaya yang diperlukan:

1) Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial

Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan

Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial,

memiliki 5 Program Keahlian dan 7 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar

3 dan 4 tahun, yang dapat diuraikan dalam tabel 1.

Page 73: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

64

Tabel 1. Program KEahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang KEahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial

BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN DAN PEKERJAAN SOSIAL

Program Keahlian Kompetensi Keahlian

Program Belajar

3 Thn 4 Thn

1. Keperawatan 1. Asisten Keperawatan V

2. Kesehatan Gigi 2. Dental Asisten V

3. Teknologi dan Laboratorium Medik 3.Teknologi dan Laboratorium Medik V

4. Farmasi 4. Farmasi Klinis dan Komunitas

5. Farmasi Industri

V

V

5. Pekerjaan Sosial 6. Keperawatan Soisal

7. Caregiver

V

V

Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran

yang dapat mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi

manusia. Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang

diperlukan untuk Program Keahlian Kesehatan Gigi pada Kompetensi Keahlian Dental

Asisten.

Untuk literasi data, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk

membaca dan menggunakan informasi yang tersedia dari berbagai sumber. Dengan

adanya kemampuan ini keluhan terhadap kurangnya jumlah buku mata pelajaran adaptif,

normatif, dan khususnya produktif dapat teratasi karena semua bisa diakses dari internet,

forum diskusi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang bersangkutan dan

sumber data lainnya. Pada era revolusi industri 4.0 guru dapat mengkondisikan kepada

peserta didik agar dapat mengakses buku mata pelajaran produktif seperti buku mata

pelajaran farmakologi, bahan kedokteran gigi, pencegahan dan pengendalian penyakit,

alat kesehatan gigi, dan mata pelajaran sejenisnya. Dengan demikian tidak ada

ketimpangan dalam menggunakan sumber belajar antara SMK yang satu dengan lainnya,

karena setiap siswa dapat mengakses sumber belajar yang tidak terbatas. Untuk itu

diperlukan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, antara lain akses internet

Page 74: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

65

yang disertai dengan kapasitas yang sesuai dengan jumlah warga sekolah. Selain itu, di

era revolusi industri 4.0 saat ini pembelajaran dengan menggunakan aplikasi juga sudah

marak digunakan, sebagai contoh penggunaan aplikasi ruang guru. Permasalahan yang

timbul terkait hal tersebut adalah biaya yang diperlukan untuk berlangganan aplikasi

tersebut atau sejenisnya.

Untuk literasi teknologi, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan untuk

memahami cara kerja mesin dan teknologi revolusi industri 4.0. Dalam memberikan

layanan pembelajaran praktik kesehatan gigi, SMK diharapkan dapat memfasilitasi

pembelajaran dengan sarana prasarana yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja.

Sebagai contoh saat ini klinik kesehatan gigi di kota besar sudah menggunakan dental

camera dalam melayani para pasiennya. Dental camera dilengkapi dengan lampu LED

sehingga pasien dapat melihat kesehatan rongga mulut dengan detail dan dokter gigi dapat

dengan nyaman dan mudah menjelaskan ke pasien terkait kondisi gigi yang sehat atau

bermasalah, karena bisa dilihat lebih jelas dan dekat melalui foto dan video pada layar

laptop dan juga LCD TV. Gambar 87 berikut adalah gambar dental camera.

Gambar 87. Dental Camera

Page 75: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

66

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan dental camera sudah

menjadi tuntutan dalam dunia kerja, permasalahannya apakah semua SMK Program

Keahlian Kesehatan Gigi memiliki alat tersebut? Jika tidak, apakah SMK memiliki

kekuatan dalam mengadakan barang inventaris yaitu dental camera tersebut? Agar

terwujudnya literasi teknologi, diharapkan SMK memilikinya, atau jika dalam kondisi

sangat terpaksa SMK tidak memiliki kekuatan dalam melakukan pengadaan, maka pihak

sekolah dapat memberikan wawasan penggunaan dental camera melalui video youtube

sehingga peserta didik dapat memiliki wawasan alat kesehatan gigi terbaru yang

digunakan di duinia kerja, walaupun hanya melalui pemutaran video. Pengadaan dental

camera sesungguhnya termasuk dalam biaya investasi selain lahan pendidikan, tetapi

untuk biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan dental camera tersebut termasuk dalam

pembiayaan operasional non personalia yang perlu dialokasikan oleh pihak SMK, semisal

untuk menservis lampu led pada dental camera tersebut agar dapat menghasilkan cahaya

yang baik dan gambar yang jelas.

Untuk literasi manusia, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan

berkomunikasi, bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim atau kelompok kerja. Salah satu

perwujudan dari literasi ini adalah melalui kretativitas dan inovasi guru dalam

menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang

akan diajarkan. Dalam kurikulum SMK, mata pelajaran adaptif dan normatif tentu saja

membutuhkan implementasi model pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran

produktif, untuk itu guru perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam rangka

meningkatkan wawasan kompetensi pedagogik, konsekuensi logisnya adalah kekuatan

SMK dalam mengalokasikan biaya diklat guru.

Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK

Program Keahlian Kesehatan Gigi, maka dapat diketahui kebutuhan pembiayaan yang

timbul akibat aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Tabel berikut ini adalah contoh

kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian

Kesehatan Gigi.

Page 76: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

67

Tabel 2. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program

Keahlian Kesehatan Gigi

LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp.)

Literasi

Data

1. Biaya daya dan jasa - langganan internet

2. Biaya daya dan jasa - langganan aplikasi ruang guru

3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

Literasi

Teknologi

1. Pemeliharaan lampu led dental camera

2. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

Literasi

Manusia

1. Diklat peningkatan kompetensi pedagogik guru produktif

2. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx

2) Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan

Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, memiliki 3

Program Keahlian dan 5 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar 3 tahun,

yang dapat diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN

Program Keahlian Kompetensi Keahlian

Program Belajar

3 Thn 4 Thn

1. Bisnis dan Pemasaran 1. Bisnis Daring dan Pemasaran V

2. Manajemen Perkantoran 2. Otomasisasi dan tata Kelola Perkantoran V

3. Akuntansi dan Keuangan 3. Akuntansi dan Keuangan Lembaga

4. Perbankan dan keuangan Mikro

5. Perbankan Syariah

V

V

V

Page 77: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

68

Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang dapat

mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.

Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang diperlukan

untuk Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan pada Kompetensi Keahlian Akuntansi

dan Keuangan Lembaga.

Terkait literasi data, Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga

mutlak menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan membaca dan menganalisis

transaksi keuangan, yang selanjutnya digunakan sebagai sumber dalam pemrosesan siklus

akuntansi dalam rangka menghasilkan laporan keuangan. Untuk itu SMK harus meng-

update sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dunia industri. Sebagian

besar peserta didik SMK pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga,

masih menggunakan sumber belajar yang memuat kebijakan lama yang sudah tidak

relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Pengadaan buku Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) akan membuka wawasan peserta didik terhadap kebijakan,

peraturan, tarif, komponen dan sistematika pelaporan keuangan yang berlaku di

Indonesia. Selanjutnya untuk kebijakan, peraturan, tarif, komponen dan sistematika

pelaporan keuangan yang berlaku di dunia internasional adalah buku akuntansi keuangan

yang menggunakan dasar International Financial Reporting Systems (IFRS). Apakah

pihak SMK sebagai penyelenggara pendidikan memiliki inisiatif untuk mengadakan buku

teks tersebut? Kedua buku tersebut memiliki banyak seri sesuai dengan peruntukkan

akuntansinya, dan juga untuk harga keedua buku tersebut cenderung mahal dibandingkan

dengan buku akuntansi lainnya yang selama ini digunakan di SMK. Dengan demikian

kreativitas guru sangat diperlukan dalam hal ini, untuk mengusulkan pangdaan kedua

buku tersebut, tidak perlu sebanyak siswa SMK tetapi cukup beberapa buku saja untuk

koleksi perpustakaan dan guru bisa mengkondisikan siswa untuk dapat mendownload

buku tersebut sesuai dengan keperluan materi belajar peserta didik.

Untuk literasi teknologi, pihak SMK harus dapat memfasilitasi peserta didiknya

dalam pembelajaran praktik yang selaras dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Untuk itu ruang praktik Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga seperti

ruang praktik simulasi akuntansi, ruang praktik pasar modal, dan ruang praktik lainnya

harus didukung dengan pengadaan bahan habis pakai yang sesuai dengan tuntutan dunia

Page 78: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

69

usaha dunia industri. Sebagai contoh penggunaan kertas warna warni dan juga kertas

karbon dalam penulisan bukti transaksi keuangan, sudah sangat jarang digunakan dalam

dunia industri di era revolusi industri 4.0. Saat ini sudah beralih menggunakan email serta

bukti digital lainnya, jikapun masih ada yang perusahaan yang menggunakan kertas

umumnya sudah didesain dalam format yang sederhana. Selain itu, implementasi literasi

teknologi pada kompetensi keahlian ini juga dapat dilakukan dengan berlangganan

aplikasi perbankan dan akuntansi agar dapat lebih meminimalisir kesenjangan antara apa

yang dipalajari di sekolah dengan dunia kerja.

Selanjutnya dunia perbankan saat ini tidak hanya berkonsentrasi pada kegiatan

pokok menghimpun dan menyalurkan dana saja, tetapi juga melayani jasa lainnya berupa

pembayaran dan pembelian tagihan listrik, air, telephone, leasing, BPJS, kereta api, tiket

penerbangan, pembayaran pajak dan lain sebagainya. Selain itu duniaperbankan juga

sudah menggunakan aplikasi digital dalam melayani konsumennya, tidak terbatas pada

tatap muka konevnsional. Gambar 88 berikut adalah beberapa gambar contoh penggunaan

aplikasi yang digunakan oleh dunia perbankan saaat ini.

Gambar 88. Contoh aplikasi perbankan

Page 79: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

70

Gambar tersebut adalah bentuk dari aplikasi digital yang telah digunakan dunia

perbankan saat ini. Apakah SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan

Lembaga sudah mendesain pembelajarannya sebagaimana tuntutan literasi teknologi di

era evolusi industri 4.0? Jika belum, SMK perlu mengidentifikasi kebutuhan aktifitas

pembelajaran yang diperlukan di era saat ini untuk selanjutnya mengalokasikan biaya

yang diperlukan agar dapat pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan permintaan

dunia kerja. Aktifitas pembelajaran yang dmaksud tidak harus sama dengan dunia kerja

karena membutuhkan biaya yang tinggi, tetapi minimal memiliki arah dan konsep yang

sama, hanya saja dalam ruang lingkup sasaran nasabah yang lebih kecil, yaitu warga

sekolah.

Untuk literasi manusia pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan

Lembaga, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan berkomunikasi,

bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim atau kelompok kerja. Salah satu perwujudan

dari literasi ini adalah melalui pembinaan peserta didik melaluki kegiatan filed trip atau

kunjungan ke dunia industri sehingga peserta didik dapat mengetahui secara real budaya

komunikasi pada dunia kerja, bagaimana komunikasi yang dilakukan antara petugas

banka yaitu teller dengan nasabah bank. Selain itu guru mata pelajaran, khususnya mata

pelajaran produktif harus dapat memperbaharui kelimuannya di bidang akuntansi, seperti

contohnya harus tanggap akan informasi tarif pajak yang sangat sering terjadi perubahan

sehingga dapat menngkatkan kompetensi professional guru produktif tersebut, yang pada

akhirnya akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam aktifitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK

Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dan

Keuangan Lembaga, maka dapat diketahui kebutuhan pembiayaan yang timbul akibat

aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Tabel 4 berikut ini adalah contoh kebutuhan

pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi

dan Keuangan Lembaga.

Page 80: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

71

Tabel 4. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi

dan Keuangan Lembaga

LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)

Literasi

Data

1. Pengadaan buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

2. Pengadaan buku International Financial Reporting Standards

3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

Literasi

Teknologi

1. Pengadaan BHP ruang praktik simulasi akuntansi

2. Pengadaan BHP ruang praktik pasar modal

3. Biaya daya dan jasa - langganan aplikasi perbankan

4. Biaya daya dan jasa - langganan aplikasi MYOB

5. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

Literasi

Manusia

1. Pembinaan siswa dalam kepemimpinan

2. Diklat peningkatan kompetensi profesional guru produktif

3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx

3) Bidang Keahlian Pariwisata

Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan

Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Priwisata, memiliki 4 Program

Keahlian dan 8 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar 3 dan 4 tahun, yang

dapat diuraikan dalam tabel 5 berikut ini.

Page 81: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

72

Tabel 5. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Pariwisata

BIDANG KEAHLIAN PARIWISATA

Program Keahlian Kompetensi Keahlian

Program Belajar

3 Thn 4 Thn

1. Perhotelan dan Jasa Pariwisata 1. Usaha Perjalanan Wisata

2. Perhotelan

3. Wisata Bahari dan Eko Wisata

V

V

V

2. Kuliner 4. Jasa Boga V

3. Tata Kecantikan 5. Tata Kecantikan Rambut dan Kulit

6. Spa dan Beauty Therapy

V

V

4. Tata Busana 7. Tata Busana

8. Desain Fesyen

V

V

Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang dapat

mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.

Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang diperlukan

untuk Program Keahlian Kuliner.

Literasi data pada Program Keahlian Kuliner merupakan kemampuan peserta

didik untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi kuliner jasa boga dan

patiseri yang tersedia dari berbagai sumber terkait. Dengan kemudahan mengakses

informasi di era revousi industri 4.0 ini dapat diketahu dengan mudah trend kuliner yang

diminati oleh masyarakat, baik dari jenis kulinernya, bahan-bahan yang dibutuhkan,

sampai dengan pengemasannya. Untuk saat ini dalam bisnis kuliner, kondisi yang sedang

booming adalah para selebritis Indonesia yang berbisnis patiseri dan dijadikan ciri khas

oleh-oleh dari daerah tersebut. Gambar 89 berikut menampilkan beberapa gambar patiseri

yang dimiliki oleh selebritas di Indonesia.

Page 82: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

73

Gambar 89. Bisnis patiseri yang dimiliki oleh selebritas di Indonesia

Gambar tersebut mewakili patiseri yang saat ini sedang menjadi trend, untuk itu

pihak SMK Program Keahlian Kuliner harus memiliki kemampuan membaca dan

menganalisis data di lapangan, untuk selanjutnya mendesain pembelajaran sesuai dengan

trend tersebut. Dengan demikian pengadaan Bahan Habis Pakai (BHP) pada ruang praktik

kue basah dan kue kering harus disesuaikan dengan patiseri yang diminati masayarakat,

dengan demikian pembelajaran yang dilakukan sudah selaras dengan tuntutan revolusi

industri 4.0. Sejalan dengan itu, pengadaan BHP untuk ruang praktik pengemasan dan

ujian mutu juga harus disesuaikan, karena saat ini trend dunia industri mensyaratkan

packaging yang menarik dan kekinian sehingga menimbulkan kesan elegan. Gambar 90

berikut ini adalah beberapa contoh packaging oleh-oleh yang digunakan oleh dunia

industri.

Page 83: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

74

Gambar 90. Contoh packaging oleh-oleh

Tampilan packaging pada gambar tersebut, dapat dijadikan referensi untuk

SMK. Jika dilihat secara spesifik, packaging tersebut juga memuat beberapa informasi

seperti, standar operasi prosedur penyimpanan, standar operasi prosedur pemanasan

makanan, bahan-bahan, dan tanggal kadaluarsa. Program Keahlian Kuliner diharapkan

dapat membaca perkembangan packaging yang terjadi di dunia industri, sehingga dalam

mengajukan pengadaan BHP untuk ruang praktik pengemasan dan pengujian mutu dapat

menghaslkan packaging yang menarik dan elegan, bukan hanya makanan yang diberi

kemasan box putih polos yang sederhana.

Untuk literasi teknologi, SMK Program Keahlian Kuliner diharapkan dapat

memberikan layanan pembelajaran yang selaras dengan teknologi yang digunakan pada

Page 84: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

75

dunia usaha dunia industri. Dalam dunia jasa boga dan patiseri perkembangan teknologi

di era revolusi industri 4.0 terus mengalami perkembangan khususnya pada penggunaan

teknologi memasak, seperti barang inventaris jasa boga dan patiseri yaitu meat slicer,

meat grinder, potato peeler, dough mixer, deep fat fryer, dan lain sebagainya. Walaupun

fokus buku ini pada pembiayaan operasional non personalia, bukan pada pembiayaan

investasi sebagaimana kebutuhan barang inventaris yang telah disebutkan, pihak sekolah

tetap harus kreatif mengidentifikasi kebutuhan aktiftas pembelajaran praktik yang dapat

menunjang keterampilan peserta didiknya. Sebagai contoh, bagaimana pihak sekolah

dapat mengalokasikan biaya untuk pemeliharaan ruang praktiknya agar dapat tetap dapat

digunakan dengan tuntutan dunia kerja saat ini, seperti pelaksanaan servis untuk peralatan

memasak harus dijadwalkan secara rutin dan menggunakan suku cadang yang original.

Untuk literasi manusia pada Program Keahlian Kuliner, peserta didik diharapkan

dapat memiliki kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim

atau kelompok kerja. Salah satu perwujudan dari literasi ini adalah melalui pembinaan

peserta didik melaluki kegiatan filed trip atau kunjungan ke dunia industri seperti table

manner dan hotel touring dihotel bintang 4 atau bintang 5. Dengan melaksanakan table

manner dan hotel touring, peserta didik dapat melihat secara langsung berbagai jenis

dapur yang ada di hotel seperti conventional kitchen, combined preparation and finishing

kitchen, separated preparation and satelite kitchen, convenience kitchen. Selain itu guru

mata pelajaran, khususnya mata pelajaran produktif harus dapat memperbaharui

kelimuannya di bidang jasa boga dan patiseri yang dapat dilakukan dengan mengikuti

diklat peningkatan kompetensi professional, yang harapannya setalah mengikuti diklat

dapat memberikan layanan pengajaran yang lebih baik pada peserta didiknya.

Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK

Bidang Keahlian Pariwisata Program Keahlian Kuliner, maka dapat diketahui kebutuhan

pembiayaan yang timbul akibat aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Tabel 6 berikut

ini adalah: contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK

Program Keahlian Kuliner.

Page 85: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

76

Tabel 6. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian

Kuliner

LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)

Literasi

Data

Pengadaan BHP ruang praktik dapur kue basah

Pengadaan BHP ruang praktik dapur kue kering

Pengadaan BHP ruang praktik pengemasan dan pengujian mutu

Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

Literasi

Teknologi

Biaya pemeliharaan ruang praktik dapur produksi

Biaya pemeliharaan ruang praktik mini bar

Biaya pemeliharaan ruang praktik tata hidang

Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

xxx

Literasi

Manusia

Biaya trasnportasi Field Trip peserta didik

Diklat peningkatan kompetensi profesional guru produktif

Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx

4) Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif

Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan

Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif, memiliki

8 Program Keahlian dan 22 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar 3 dan 4

tahun, yang dapat diuraikan dalam tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif

BIDANG KEAHLIAN SENI DAN INDUSTRI KREATIF

Program Keahlian Kompetensi Keahlian

Program Belajar

3 Thn 4 Thn

1. Seni Rupa 1. Seni Lukis

2. Seni Patung

3. Desain Komunikasi Visual

4. Desain Interiordan Teknik Furniture

V

V

V

Page 86: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

77

Program Keahlian Kompetensi Keahlian 3 Thn 4 Thn

5. Animasi V V

2. Desain dan Produk Kreatif

Kriya

6. Kriya Kreatif Batik dan Tekstil

7. Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi

8. Kriya Kreatif Keramik

9. Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan

10. Kriya Kreatif Kayu dan Rotan

V

V

V

V

V

3. Seni Musik 11. Seni Musik Klasik

12. Seni Musik Populer

V

V

4. Seni Tari 13. Seni Tari

14. Penataan Tari

V

V

5. Seni Karawitan 15. SeniKarawitan

16. Penataan Karawitan

V

V

6. Seni Pedalangan 17. Seni Pedalangan V

7. Seni Teater 18. Pemeranan

19. Tata Artistik Teater

V

V

8. Seni Broadcasting dan Film 20. Produksi dan Siaran Radio

21. Produksi dan Siaran Program Televisi

22. Produksi Film dan Program Televisi

V

V

V

Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran

yang dapat mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi

manusia. Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang

diperlukan untuk Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik dan Tekstil.

Untuk literasi data, peserta didik SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik

dan Tekstil diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk membaca dan menggunakan

informasi yang tersedia dari berbagai sumber, termasuk mampu membaca trend motif-

motif batik yang diminati masyarakat. Untuk saat ini, motif batik sudah mengalami

modifikasi yang cukup pesat. Jika selama ini para peserta didik hanya diajarkan motif

batik yang hanya ada pada buku teks semata, tentu saja akan membatasi pengetahuan

Page 87: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

78

peserta didik. Saat ini para pengrajin batik sudah memodifikasi berbagai motif batik untuk

dipadupadankan dalam satu kain. Gambar 91 berikut ini adalah contoh beberapa motif

batik yang sudah dimodifikasi:

Gambar 91. Motif batik modivikasi

Gambar pertama menunjukkan bahwa motif batik parang yang selama ini

disajikan dalam ukuran standar, ternyata juga tampak manis jika disajikan dalam ukuran

besar danjuga dipadupadankan dengan motif batik kawung. Gambar kedua menunjukkan

bahwa motif batik parang modang yang selama ini digunakan sebagai motif untuk kain

blangkon, ternyata juga manis untuk digunakan sebagai dress. Kemampuan untuk

membaca trend ini akan menjadi modal untuk pembelajaran di ruang praktik batik tulis,

karena seberapa banyak malam, pewarnaan, dan bahan habis pakai lainnya yang

dibutuhkan ditentukan oleh desain motif batik itu sendiri.

Untuk literasi teknologi pada SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik

dan Tekstil, menuntut peserta didik dapat memahami cara kerja mesin dan teknologi

Page 88: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

79

dalam pembelajaran. Sebagai contoh pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi

digital, menuntut ketersediaan akses internet dalam pembelajarannya karena peserta didik

harus memproduksi video dan animasi serta musik digital dalam mempresentasikan suatu

produk. Selain itu, penguatan literasi teknologi juga dapat dilakukan dengan melakukan

pemeliharaan rutin terhadap barang inventaris yang terdapat di ruang praktik. Sebagai

contoh mesin bordir, mesin sablon, dan mesin lainnya perlu dijaga pemeliharaannya agar

dapat memiliki umur ekonomis yang sesuai dengan peruntukannya.

Untuk literasi manusia, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan

berkomunikasi, bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim atau kelompok kerja. Salah satu

perwujudan dari literasi ini adalah melalui pembinaan peserta didik melalui kegiatan filed

trip atau kunjungan ke dunia industri salah satunya dengan mengunjungi pameran batik

karena dapat membuka wawasan peserta didik untuk berpikir kritis dalam merancang

suatu pelaksanaan pameran. Selain itu guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran

produktif harus dapat memperbaharui kelimuannya di bidang kriya batik yang dapat

dilakukan dengan mengikuti diklat peningkatan kompetensi professional, yang

harapannya setalah mengikuti diklat dapat memberikan layanan pengajaran yang lebih

baik pada peserta didiknya.

Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK

Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik dan

Tekstil, maka dapat diketahui kebutuhan pembiayaan yang timbul akibat aktivitas

pembelajaran yang dilakukan. Tabel 8 berikut ini adalah contoh kebutuhan pembiayaan

untuk aktivitas pembelajaran SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik dan Tekstil.

Tabel 8. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran SMK Kompetensi Keahlian Kriya

Kreatif Batik dan Tekstil

LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)

Literasi

Data

Pengadaan BHP ruang praktik batik tulis

Pengadaan BHP ruang praktik pencapan basah/sablon

Pengadaan BHP ruang praktik batik cap

Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

Page 89: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

80

LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)

Literasi

Teknologi

Biaya daya dan jasa pembelajaran simulasi dan komunikasi digital

Biaya pemeliharaan ruang praktik batik cap

Biaya pemeliharaan ruang praktik batik tulis

Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

xxx

Literasi

Manusia

Biaya trasnportasi Field Trip peserta didik

Diklat peningkatan kompetensi profesional guru produktif

Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah

xxx

xxx

xxx

TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx

C. Dana Operasional Non Personalia

Proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik, membutuhkan

berbagai sumber daya untuk penyelenggaraannya seperti pendidik, tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana serta peran serta masyarakat. Faktor lain yang menjadi penentu

keberhasilan pendidikan adalah dana pendidikan. Dana pendidikan adalah sumber daya

keuangan yang disediakan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan, dinyatakan bahwa Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan

besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Biaya operasi

satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai

kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang

sesuai Standar Nasional Pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.

PP Nomor 48 Tahun 2008 pada pasal 3 ayat 2 mengklasifikasikan biaya satuan

pendidikan menjadi biaya investasi, biaya operasi, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa.

Selanjutnya biaya investasi terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi

selain lahan pendidikan, dan biaya operasi terdiri atas biaya personalia dan biaya non

personalia. Gambar berikut adalah gambar skema biaya satuan pendidikan.

Page 90: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

81

BIAYA SATUAN PENDIDIKAN

BIAYA INVESTASI

Biaya Investasi Lahan

Pendidikan

Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan

BIAYA OPERASI

Biaya Personalia

Biaya Non Personalia

BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN

BEASISWA

Alat tulis sekolahBahan dan Alat Habis

PakaiBiaya Pemeliharaan

dan Perbaikan RinganBiaya Daya dan Jasa

Biaya Transportasi/Perjadin

Biaya Konsumsi Biaya AsuransiBiaya Pembinaan

Siswa/Ekstrakurikuler

Biaya Uji KompetensiBiaya Praktik Kerja

IndustriBiaya Pelaporan

BIAYA OPERASI NON PERSONALIA

Gambar 92. Skema Biaya Satuan Pendidikan

Biaya operasi non personalia untuk SMK merupakan biaya yang dibutuhkan satuan

pendidikan SMK dalam rangka pelaksanaan operasional sekolah selain gaji dan tunjangan

pegawai. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya mengklasifikasikan

biaya operasi non personalia menjadi 11 kelompok biaya yang dapat digambarkan pada

gambar 93 berikut ini.

Gambar 93. Rincian Biaya Operasi Non Personalia untuk Satuan Pendidikan

Page 91: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

82

Mengacu pada gambar tersebut, yang dimaksud alat tulis sekolah adalah biaya untuk

pengadaan alat tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar.

Biaya alat dan bahan habis pakai adalah biaya untuk pengadaan alat-alat dan bahan-bahan

praktikum IPA, alat-alat dan bahan-bahan praktikum IPS, alat-alat dan bahan-bahan

praktikum bahasa, alat-alat dan bahan- bahan praktikum komputer, alat-alat dan bahan-bahan

praktikum ketrampilan, alat-alat dan bahan-bahan olah raga, alat-alat dan bahan- bahan

kebersihan, alat-alat dan bahan-bahan kesehatan dan keselamatan, tinta stempel, toner/tinta

printer, dan lain-lain yang habis dipakai dalam waktu satu tahun atau kurang.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan adalah biaya untuk memelihara dan

memperbaiki sarana dan prasarana sekolah/madrasah untuk mempertahankan kualitas sarana

dan prasarana sekolah/madrasah agar layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.

Biaya daya dan jasa merupakan biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang yang

mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah seperti listrik, telepon, air, dan

lain-lain. Biaya transport/perjadin adalah biaya untuk berbagai keperluan perjalanan dinas

pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik baik dalam di kota maupun ke luar kota.

Biaya konsumsi adalah biaya untuk penyediaan konsumsi dalam kegiatan sekolah/madrasah

yang layak disediakan konsumsi seperti rapat-rapat sekolah/madrasah, perlombaan di

sekolah/madrasah, dan lain-lain. Biaya asuransi adalah biaya membayar premi asuransi untuk

keamanan dan keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tendik, dan peserta didik, dan lain-

lain. Biaya pembinaan siswa/ekstrakurikuler adalah biaya untuk menyelenggarakan kegiatan

pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja

(PMR), Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), olah raga, kesenian,

lomba bidang akademik, perpisahan kelas terakhir, pembinaan kegiatan keagamaan, dan lain-

lain. Biaya uji kompetensi adalah biaya untuk penyelenggaraan ujian kompetensi bagi peserta

didik SMK yang akan lulus. Biaya praktik kerja industri (prakerin) adalah biaya untuk

penyelenggaraan praktik industri bagi peserta didik SMK. Biaya pelaporan adalah biaya untuk

menyusun dan mengirimkan laporan sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang.

Selanjutnya dalam memberikan layanan pendidikan, SMK mengintegrasikan kesebelas

rincian biaya operasi non personalia tersebut ke dalam dalam 8 Standar Nasional Pendidikan

dalam Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). Kedelapan standar nasional tersebut yaitu:

1) Standar Isi; 2) Standar Proses; 3) Standar Penilaian; 4) Standar Kompetensi Lulusan; 5)

Page 92: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

83

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 6) Standar Sarana dan Prasarana; 7) Standar

Pengelolaan; dan 8) Standar Pembiayaan. Seiring dengan tuntutan dunia usaha dan dunia

industri (DUDI) yang memasuki era industri 4.0, pihak SMK tidak bisa hanya mengikuti

panduan pembiayaan operasional yang telah ditentukan Pemerintah. SMK harus kreatif untuk

mendesain dan menyusun pembiayaan operasional yang dapat mengakomodir kebutuhan

penyelenggaraan pendidikan di era industri 4.0 sehingga dapat menghasilkan lulusan unggul

dan siap memenangi persaingan dunia kerja.

Page 93: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

84

BAB III PERENCANAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

A. Sistem Pembiayaan Pendidikan

Sebelum merancang pembiayaan operasional non personalia, satuan pendidikan perlu

memahami konsep terkait biaya pendidikan, pembiayaan pendidikan, dan sistem pembiayaan

pendidikan. Biaya pendidikan merupakan sumber daya keuangan yang disediakan untuk

menyelenggarakan dan mengelola pendidikan. Pembiayaan pendidikan merupakan

penyediaan sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan

pendidikan. Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan dan

sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah.

Pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan Masyarakat. Pemerintah yang dimaksud dalam pembiayaan

pendidikan adalah Pemerintah Pusat, sedangkan Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam

pembiayaan jenjang pendidikan menengah adalah Pemerintah Provinsi, sebagaimana yang

tertuang dalam Lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Masyarakat yang dimaksud dalam konteks ini adalah orang tua wali peserta didik, peserta

didik, serta pihak lain yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

Selanjutnya pembiayaan tambahan untuk penyelenggaran pendidikan dapat bersumber dari

bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan atau sumber lain yang sah. Berikut adalah

gambar III-1 yang berisikan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan

pendidikan SMK:

Gambar 94. Tanggung Jawab Pembiayaan Pendidikan SMK

Pemerintah Pusat

Pemerintah Provinsi

Masyarakat

Bantuan Pihak Asing yang Tidak Mengikat

Sumber Lain yang

Sah

TANGGUNG JAWAB PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

SMK

Page 94: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

85

Sebagaimana yang sudah diutarakan pada bab sebelumnya, buku ini membatasi

pembahasan pembiayaan pendidikan pada pembiayaan operasional non personalia untuk

SMK. Terkait dengan pembiayaan operasional non personalia tersebut, tanggung jawab

Pemerintah Pusat mencakup layanan pendidikan minimal terpenuhinya standar nasional

pendidikan, yang selanjutnya dikenal dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Untuk saat

ini Tahun 2018 besarnya jumlah BOS untuk siswa SMK adalah Rp. 1.400.000,00 per siswa

per tahun yang diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan minimal operasional siswa.

Dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan dalam rangka menghasilkan lulusan SMK

yang siap bersaing di dunia kerja, SMK berhak mencari pembiayaan tambahan dari sumber-

sumber lain yang tidak mengikat sebagaimana yang terdapat dalam gambar 3.1. Untuk

mewujudkan tugas pemerintah menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, pemerintah

telah mengeluarkan program yang diberi nama Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu

salah satu dari program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan

biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib

belajar 9 tahun. Adapun tujuan khusus BOS pada jenjang pendidikan menengah adalah:

1. Membantu biaya operasional sekolah non personalia;

2. Menaikkan Angka Partisipasi Kasar (APK);

3. Mengurangi angka putus sekolah; Memberi peluang yang setara untuk siswa miskin untuk

memperoleh layanan pendidikan yang terjangkau serta berkualitas;

4. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

Agar penggunaan uang BOS tepat guna dan tepat sasaran maka disusunlah Petunjuk Teknis

Penggunaan uang BOS.

Selanjutnya untuk tanggung jawab Pemerintah Daerah yang dalam hal pembiayaan

operasional SMK adalah Pemerintah Provinsi, sistem pembiayaan bersifat melengkapi

pembiayaan Pemerintah Pusat yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi di masing-

masing Provinsi. Dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan pada jenjang pendidikan

menengah, Pemerintan Provinsi memberikan bantuan pembiayaan operasional, yang dikenal

dengan istilah Biaya Operasional Pendidikan (BOP). Besaran atau jumlah BOP Provinsi

berbeda-beda tergantung kemampuan masing-masing Provinsi. Sebagai gambaran, Provinsi

DKI Jakarta besaran BOP untuk siswa SMK dibedakan berdasarkan bidang keahlian, yang

dapat diuraikan dalam tabel 9 berikut ini.

Page 95: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

86

Tabel 9. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi DKI Jakarta

JENJANG PENDIDIKAN ALOKASI BOS

(Per Siswa/Per Bulan)

SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Rp.400.000,00

SMK Bidang Keahlian Pariwisata

SMK Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif Rp. 500.000,00

SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa

SMK Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan

Komunikasi

SMK Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan

Sosial

SMK Bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi

Rp. 600.000,00

(Sumber: Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 460 Tahun 2018 tentang

Penetapan Besaran dan Penggunaan Kode Rekening Biaya Operasional

Pendidikan Sekolah Negeri)

Berbeda dengan Provinsi DKI Jakarta, Provinsi DIY menggunakan istilah Bantuan

Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) untuk membantu layanan jenjang pendidikan

menengah yang hanya khusus diperuntukkan untuk SMA Swasta, SMK Swasta, dan MA

Swasta. Berrdasarkan informasi yang termuat dalam Petunjuk Teknis Penggunaan BOSDA

Dikmen Provinsi DIY Tahun 2018, besaran BOSDA khusus hanya diberikan untuk SMK

Swasta yang dapat dilihat dalam Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

JENJANG PENDIDIKAN ALOKASI BOS

(Per Siswa/Per Tahun)

SMK Swasta

Jumlah siswa di bawah 200 siswa Rp. 800.000,00

SMK Swasta

Jumlah siswa antara 200 siswa sampai dengan 399 siswa Rp. 650.000,00

SMK Swasta

Jumlah siswa di atas 400 siswa Rp. 550.000,00

(Sumber: Petunjuk Teknsi Penggunaan BOSDA Dikmen Provinsi DIY Tahun 2018)

Page 96: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

87

Berbeda dengan DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah

memberikan bantuan untuk pembiayaan operasional SMK sebesar Rp. 765.000,00 per siswa

per tahun. Dengan demikian, besarnya bantuan Pemerintah Daerah berbeda-beda antara

Provinsi yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada kemampuan Provinsi dan juga

potensi yang akan dikembangkan oleh setiap Provinsi.

Selanjutnya untuk peran serta masyarakat, salah satunya dengan dibentuknya komite

sekolah dimana memiliki kontribusi besar dalam mendukung layanan pendidikan. Komite

sekolah adalah Lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas

sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah berkedudukan di

sekolah, yang beberapa fungsinya juga terkait dengan pembiayaann sekolah. Berikut adalah

beberapa fungsi komite sekolah yang terkait dengan pembiayaan operasional sekolah:

1. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan Rencana Kerja dan

Anggaran Sekolah (RKAS).

2. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik

perseorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku kepentingan

lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif.

Untuk dapat mengoptimalkan sumber pembiayaan operasional SMK, komite sekolah harus

dapat menjalankan fungsinya secara maksimal agar dapat memberikan kontribusi bagi

pembiayanan SMK. Sumber pembiayaan selanjutnya adalah bantuan pihak asing yang tidak

mengikat dan sumber lain yang sah. Bantuan pihak asing ini dapat berupa Corporate Social

Responsibilty (CSR) langsung pada SMK, dan juga bantuan lainnya yang bebas dari berbagai

kepentingan seperti golongan, politik dan sebagainya.

Dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, pihak SMK

seharusnya dapat merancang berbagai kebutuhan dan kegiatan yang dapat menghasilkan

lulusan siap bersaing di dunia kerja sehingga dapat diketahui prediksi total pembiayaan di

SMK tersebut. Selanjutnya SMK harus memikirkan dan mencari cara upaya apa yang harus

dilakukan untuk memenuhi total pembiayaan pendidikan yang diperlukan, yang tentu saja

setelah dikurangi dengan bantuan-bantuan yang diberikan seperti BOS Pemerintah Pusat,

BOS Provinsi, dan Komite Sekolah.

Page 97: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

88

Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-

masing Provinsi seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan,

hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi

sekolah. Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui

sesuai tidaknya sistem dengan kondisi Provinsi. Untuk mengetahui apakah sistem tersebut

memuaskan, dapat dilakukan dengan cara: 1) menghitung berbagai proporsi dari kelompok

usia, jenis kelamin, tingkat buta huruf; 2) distribusi alokasi sumber daya pendidikan secara

efisien dan adil sebagai kewajiban pemerintah pusat menyubsidi sektor pendidikan

dibandingkan dengan sektor lainnya.

Setiap keputusan dalam masalah pembiayaan sekolah akan memengaruhi bagaimana

sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihat siapa yang akan dididik

dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan, bagaimana mereka akan dididik, siapa

yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian pula sistem pemerintahan seperti apa yang

paling sesuai untuk mendukung sistem pembiayaan pendidikan. Tanggung jawab pemerintah

dalam pembiayaan pendidikan termasuk untuk pendidikan kejuruan dan bantuan terhadap

siswa. Hal itu perlu dilihat dari faktor kebutuhan dan ketersediaan pendidikan, tanggung jawab

orang tua dalam menyekolahkan vs social benefit secara luas, pengaruh faktor politik dan

ekonomi terhadap sektor pendidikan.

Pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia

digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah

geografis dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pembiayaan sekolah ini berkaitan

dengan bidang politik pendidikan dan program pembiayaan pemerintah serta administrasi

sekolah. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembiayaan sekolah, yakni school

revenues, school expenditures, capital and current cost. Dalam pembiayaan sekolah tidak ada

pendekatan tunggal dan yang paling baik untuk pembiayaan semua sekolah karena kondisi

tiap sekolah berbeda. Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolah akan memengaruhi

bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji berbagai peraturan dan

kebijakan yang berbeda-beda di sektor pendidikan, kita bisa melihat konsekuensinya terhadap

pembiayaan pendidikan. yakni: keputusan tentang siapa yang akan dididik dan seberapa

banyak jasa pendidikan dapat disediakan, keputusan tentang bagaimana mereka akan dididik,

Page 98: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

89

keputusan tentang siapa yang akan membayar biaya pendidikan, dan keputusan tentang sistem

pembiayaan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung pembiayaan sekolah.

Untuk tiap provinsi, besaran uang BOS masing masing siswa dalam satu tahun untuk

siswa SMA maupun SMK adalah sama. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

pemerintah dalam membiayai pendidikan kejuruan ini diantaranya adalah ada perbedaan

antara jenis training yang umum dan spesifik, pilihan antara training yang on dan off the job,

Keseimbangan antara pembiayaan dari pemerintah dan sektor swasta, Pentingnya praktik

kerja sebagai kelanjutan dari jenis pendidikan ini, Pembayaran kompensasi selama mengikuti

pendidikan, serta sumber daya yang dialokasikan untuk jenis pendidikan ini

B. Pengukuran Biaya Pendidikan

Pengukuran biaya pendidikan seringkali menitikberatkan kepada ketersediaan dana

yang ada, namun secara bersamaan seringkali mengabaikan adanya standar minimal untuk

melakukan pelayanan pendidikan. Konsep pendekatan kecukupan menjadi penting karena

memasukkan berbagai standar kualitas dalam perhitungan pembiayaan pendidikan. Dengan

demikian masing-masing SMK akan memiliki biaya pendidikan yang bervariasi dalam rangka

menyelenggarakan layanan pendidikan yang berkualitas. Selanjutnya analisis kecukupan

biaya pendidikan ini digunakan untuk mengalokasikan dana pendidikan. Perhitungan biaya

pendidikan berdasarkan pendekatan kecukupan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:

besar kecilnya sebuah institusi pendidikan, Jumlah siswa, Tingkat gaji guru (karena bidang

pendidikan dianggap sebagai highly labour intensive), Rasio siswa dibandingkan jumlah guru,

Kualifikasi guru, serta perubahan dari pendapatan (revenue theory of cost).

Sebagaimana yang telah dikhususkan dalam buku ini, pengukuran biaya pendidikan

yang dimaksud hanya dikhususkan pada biaya pendidikan operasional non personalia di SMK.

Pengukuran biaya pendidikan tersebut tercermin dari Rencana Kerja Anggaran Sekolah

(RKAS). RKAS menyajikan dua informasi penting dalam satu tahun pelajaran, yaitu:

1. Sumber pembiayaan satuan pendidikan SMK

2. Sumber pengeluaran satuan pendidikan SMK

Untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas, pihak SMK dalam menyusun RKAS

harus berdasar pada analisis kebutuhan layanan pendidikan apa yang akan diberikan kepada

Page 99: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

90

peserta didik dalam satu tahun pelajaran, kemudian setelah itu pihak sekolah mencari

pemenuhan kebutuhan dana yang diperlukan.

Namun dalam praktiknya yang terjadi selama ini dalam menyusun RKAS, pihak

SMK terlebih dahulu mengidentifikasi sumber pembiayaan yang akan diterima pihak SMK,

baru setelah itu pihak SMK menyusun rincian pengeluaran selama satu tahun pelajaran.

Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 95 di bawah ini.

Gambar 95. Kondisi penyusunan RKAS

SMK dengan berbagai bidang keahliannya, diharapkan dapat melakukan pengukuran

biaya pendidikan dengan melakukan analisis kebutuhan pembiayaan pada delapan standar

nasional pendidikan. Analisis kebutuhan ini tentu saja harus dilakukan sesuai dengan

kebutuhan setiap bidang, program dan kompetensi keahlian dalam rangka menghasilkan

lulusan SMK yang siap bersaing. Berikut ini akan diuraikan identifikasi kebutuhan pada

delapan standar nasional pendidikan.

Standar isi pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai ruang lingkup

materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan

menengah dan jenis pendidikan kejuruan. Berikut ini adalah contoh beberapa kegiatan yang

dapat dilakukan oleh SMK yang terkait dengan standar isi:

1. Penyusunan Silabus, dan RPP

2. Pengembangan Silabus

3. Penyusunan program Layanan Pengembangan

4. Lokakarya Pengembangan Bahan Ajar

KONDISI EKSISTING

•Identifikasi sumber pembiayaan SMK

•Analisis kebutuhan pembiayaan pada setiap Standar Nasional Pendidikan, sesuai dengan sumber pembiayaan SMK

•Tidak ada solusi pemenuhan pembiayaan, karena hasil analisis kebutuhan pembiayaan = sumber pembiayaan

KONDISI IDEAL

•Analisis kebutuhan pembiayaan pada setiap Standar Nasional Pendidikan

•Identifikasi sumber pembiayaan SMK

•Solusi pemenuhan pembiayaan, jika hasil analisis kebutuhan pembiayaan > sumber pembiayaan

Page 100: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

91

5. Lokakarya Pengembangan Muatan Lokal

6. Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah

Dalam implementasinya, pihak SMK diharapkan bukan hanya melakukan kegiatan rutin

penyusunan dan pengembangan silabus serta RPP saja, tetapi lebih menekankan pada content

dari silabus dan RPP yang dihasilkan agar dapat mendesain pembelajaran yang sesuai dengan

bidang, program, dan kompetensi keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dunia industri.

Kegiatan tersebut yang selanjutnya mendasari analisis kebutuhan pembiayaan SMK untuk

pembiayaan standar isi. Pembiayaan ini dapat berupa pembiayaan untuk konsumsi dan ATK

kegiatan

Standar proses pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai

pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan SMK. Standar ini

merupakan standar inti dari satuan pendidikan SMK, karena pendidikan kejuruan memiliki

ciri pembelajaran yang berbeda dimana pembelajaran tidak hanya berfokus pada pembelajaran

teori tetapi juga pada pembelajaran praktik sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

Dalam melakukan analisis kebutuhan pembiayaan pada standar proses, pihak SMK dapat

melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan proses pembelajaran

a. Implementasi pembelajaran scientific / inquiry / discovery / project based learning /

workshop / learning factory untuk mata pelajaran teori yang dilakukan di dalam

sekolah.

b. Pembelajaran praktik kerja industri (Prakerin) atau magang untuk mata pelajaran

praktik yang dilakukan di luar sekolah.

c. Penyelenggaraan perpustakaan yang mendukung program literasi sekolah

d. Kegiatan ekstrakurikuler

e. Kegiatan pertandingan dan perlombaan di luar sekolah

2. Pengawasan proses pembelajaran

a. Supervisi oleh kepala sekolah

b. Supervisi oleh pengawas sekolah

Dari beberapa kegiatan tersebut, SMK diharapkan tidak hanya melakukan kegiatan proses

pembelajaran rutin, tetapi bagaiamana pihak sekolah dapat mendesain pembelajaran teori dan

praktik yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dunia industri. Sebagai contoh untuk SMK

Page 101: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

92

pada program keahlian agribisnis pengolahan hasil pertanian, pada kompetensi dasar

penggunaan media penghantar panas dalam menjelaskan teori teknik/metode penggorengan

sudah bukan saatnya lagi mengajarkan teknik/metode shallow frying dan deep-fat frying. Saat

ini teknik menggoreng yang dilakukan oleh dunia usaha dunia industri sudah menggunakan

teknologi spry frying dan vacum frying.

Begitu juga dalam pembelajaran praktik, untuk kompetensi dasar pengoperasian alat

pengolahan, peserta didik program keahlian agribisnis pengolahan hasil pertanian harus

dikenalkan dengan berbagai jenis mixer, bukan hanya terbatas pada jenis mixer yang terdapat

di ruang praktik sekolah tetapi juga berbagai jenis mixer yang digunakan oleh dunia usaha

dunia industri saat ini. Selain itu pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) juga perlu

disesuaikan dengan tuntutan zaman, baik dari pemilihan mitra industri maupun jenis praktik

kompetensi yang akan dikerjakan oleh peserta didik praktikan. SMK yang tidak kreatif dalam

melaksanakan prakerin, umumnya hanya melanjutkan pola kerjasama yang sudah terjadi

selama puluhan tahun lamanya tanpa berinovasi dengan perkembangan mitra industri. Dengan

demikian, SMK dapat merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan bidang, program,

dan kompetensi keahliannya masing-masing dan dapat menganalisis biaya yang dibutuhkan

untuk menyelenggarakan pembelajaran tersebut.

Standar penilaian pada satuan pendidikan SMK adalah kriteria mengenai mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dimaksud adalah:

1. Penilaian untuk tiap tiap kompetensi dasar

2. Penilaian tengah semester

3. Penilaian akhir semester

4. Uji kompetensi keahlian produktif

5. Uji coba Ujian Nasional

6. Ujian Nasional

7. Ujian Tulis Sekolah

8. Ujian Praktik

Penilaian kompetensi dasar, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan ujian tulis

sekolah merupakan penilaian yang dirancang oleh guru yang bersangkutan. Analisis

kebutuhan pada standar penilaian ini diharapkan bukan hanya berupa konsumsi, transport,

Page 102: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

93

honor dan penggandaan soal semata, tetapi lebih kepada bagaimana pembiayaan yang telah

dikeluarkan dapat merancang dan menghasilkan instrumen penilaian yang berkualitas.

Dengan demikan penilaian kompetensi dasar, penilaian tengah semester, penilaian

akhir semester dan ujian tulis sekolah dapat menjadi ajang latihan bagi peserta didik dan

memudahkan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional. Kondisi yang terjadi dibeberapa

SMK selama ini adalah peserta didik memperoleh nilai yang bagus dalam penilaian yang

dilakukan oleh guru, tetapi mendapatkan nilai yang kurang bagus saat ujian nasional. Kondisi

seperti inilah yang harus dijadikan catatan saat melakukan analisis kebutuhan pembiayaan

pada standar penilaian.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan SMK adalah kriteria mengenai

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta

didik pada bidang, program dan kompetensi keahlian tertentu. Berikut ini adalah beberapa

kegiatan yang dapat dilakukan oleh SMK yang terkait dengan standar kompetensi lulusan:

1. Kegiatan keagamaan

2. Penyuluhan tentang hidup sehat

3. Kegiatan ekstrakurikuler

4. Lokakarya bedah SKL

5. Workshop pendidikan karakter dan soft skill siswa

6. Lokakarya penyusunan program life skill

7. Ceramah tentang motivasi berprestasi

8. Analisis standar kelulusan ujian nasional

9. Pengembangan kejuaraan lomba bidang akademik dan non akademik

Terkait dengan standar kompetensi lulusan, pihak SMK diharapkan dapat memfokuskan pada

hard skil dan soft skil yang akan dimiliki oleh lulusannya. Lokakarya bedah SKL dan analisis

standar kelulusan ujian nasional merupakan dua kegiatan yang dapat dioptimalkan

pembiayaannya. Bukan hanya dengan menggunakan dana untuk konsumsi dan transport, tetapi

bagaimana isi materi dari kegiatan lokakarya bedah SKL dapat menggunakan narasumber yang

mumpuni di bidang keahliannya.

Page 103: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

94

Standar pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan SMK merupakan

kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan

dalam jabatan pada pendidikan kejuruan. Pembiayaan yang dimaksud dalam standar ini adalah

pembiayaan untuk peningkatan kompetensi dan keprofesian pendidik tenaga kependidikan, di

luar gaji tenaga pendidik dan kependidikan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan oleh SMK terkait dengan standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan:

1. Pelatihan Scientific Learning

2. Pelatihan TPACK

3. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui MGMP

4. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Melalui MKKS

5. Peningkatan Kualifikasi Guru

6. Peningkatan Profesi Guru Melalui Pelatihan PTK

Dalam satuan pendidikan SMK, guru mata pelajaran diklasifikasikan menjadi guru mata

pelajaran adaptif, normatif, dan produktif. Adanya peningkatan kompetensi pendidik tentu saja

sangat bermanfaat dalam mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang bermutu.

Terlebih untuk guru produktif, sebagai contoh guru produktif pada SMK bidang keahlian

teknologi dan rekayasa pada program keahlian teknik mesin, dapat memiliki enam sertifikat

yaitu sertifikat kompetensi teknik pengelasan, teknik fabrikasi logam, teknik pengecoran

logam, teknik permesinan, teknik pemeliharaan mekanik industri, dan teknik gambar mesin.

Guru produktif yang memiliki sertifkat kompetensi tentu saja akan menghasilkan proses

pembelajaran yang berbeda dengan guru produktif yang tidak memiliki sertifikat kompetensi.

Pihak SMK diharapkan dapat melakukan analisis kebutuhan pembiayaan untuk standar

pendidik dan tenaga kependidikan dengan cermat, tepat, dan sesuai dengan tuntutan dunia

usaha dunia industri.

Standar nasional pendidikan yang selanjutnya pada satuan pendidikan SMK adalah

standar sarana dan prasarana yaitu kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat

beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan

berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,

termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Analisis kebutuhan pembiayaan

Page 104: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

95

yang dimaksud pada standar ini bukan untuk pengadaan barang modal dan inventaris, tetapi

berupa kegiata sebagai berikut:

1. Perbaikan sarana dan prasarana

2. Pemeliharaan sarana dan prasarana

Dalam penyusunan RKAS, pihak SMK diharapkan dapat mengidentifikasi perbaikan dan

pemeliharaan apa yang diperlukan dalam satu tahun pelajaran sehingga proses pembelajaran

akan didukung dengan ketersedian sarana dan prasarana yang baik.

Standar pengelolaan pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan menengah kejuruan di tingkat provinsi agar tercapai efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pendidikan. Standar ini sifatnya mendukung terlaksananya layanan

pendidikan yang diberikan SMK kepada peserta didik, walaupun bersifat mendukung pihak

SMK juga harus melakukan analisis kebutuhan pembiayaan secara tepat dan akurat. Bentuk

kegiatan pada standar pengelolaan dapat berupa:

1. Penyusunan RKAS

2. Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru dan pindahan

3. Peningkatan hubungan kerja dengan komite sekolah

4. Peningkatan hubungan kerja dengan masyarakat

Standar pembiayaan merupakan kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya

operasi satuan pendidikan SMK yang berlaku selama satu tahun. Kegiatan yang termasuk

dalam standar pembiayaan antara lain:

1. Pelatihan manajemen keuangan sekolah

2. Pengelolaan dana komite

3. Administrasi dan umum

Dalam melakukan kegiatan pelatihan manajemen keuangan sekolah, pihak SMK diharapkan

dapat mengidentifikasi analisis kebutuhan yang tepat guna bukan hanya menghabiskan biaya

transport dan konsumsi saja. Begitu pula dalam menguraikan rincian keperluan administrasi

dan umum, yang umumnya terjadi adalah pihak SMK hanya berisikan file pemakaian bahan

habis pakai dari tahun sebelumnya, seharusnya kegiatan pada standar ini berisikan rincian

Page 105: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

96

berbagai keperluan administrasi dan umum yang sesuai dengan kebutuhan SMK untuk satu

tahun pelajaran.

Setelah pihak SMK melakukan analisis kebutuhan pada delapan standar nasional

pendidikan, langkah selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi sumber pembiayaan SMK

sehingga pihak sekolah mengetahui kekurangan dan atau kelebihan dana yang dibutuhkan

dalam menyelenggarakan pendidikan. Prosedur ideal dalam melakukan pengukuran biaya

pendidikan operasional non personalia dijabarkan dalam Gambar 96.

Gambar 96. Pengukuran Biaya Pendidikan yang Ideal

Ketika SMK telah mampu memetakan berbagai kegiatan untuk menunjang

kompetensi lulusan agar sesuai dengan tuntutan dunia di era revolusi industri, seharusnya

sekolah mampu merancang CSA (Cost Structure Analisys) atau yang dikenal sekolah dengan

RKAS untuk menentukan besaran biaya yang dibutuhkan sekolah per siswa per tahun untuk

STANDAR 1 Rp. XXX

STANDAR 2 Rp. XXX

STANDAR 3 Rp. XXX

STANDAR 4 Rp. XXX

STANDAR 5 Rp. XXX

STANDAR 6 Rp. XXX

STANDAR 7 Rp. XXX

STANDAR 8 Rp. XXX

ANALISIS KEBUTUHAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

IDENTIFIKASI SUMBER

PEMBIAYAAN SMK

SUMBER LAIN

YANG SAH

Rp.

XXX

BANTUAN ASING

YG TDK

MENGIKAT

Rp.

XXX

PEMERINTAH

PROVINSI Rp.

XXX

PEMERINTAH

PUSAT Rp.

XXX

TOTAL KEBUTUHAN

PEMBIAYAAN SMK

TOTAL SUMBER

PEMBIAYAAN SMK

SOLUSI PEMENUHAN

PEMBIAYAAN SMK

Page 106: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

97

menentukan biaya operasional non personalia agar dapat menghasilkan lulusan yang sesuai

dengan harapan revolusi industri 4.0.

Berikut ini adalah beberapa contoh keberagaman rincian distribusi pembiayaan

pendidikan pada delapan standar nasional pendidikan di SMK yang berada di tiga daerah

berbeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 97,98 dan 99.

Gambar 97. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Suatu Kota

0,0699686350,052536083

0,704301296

0,01257357

0,132214651

0 0,028405766 0

Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Suatu Kota

Page 107: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

98

Gambar 98. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu

Kabupaten/Kota

Gambar 99. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu

Kabupaten/Kota

8%

0%

38%

1% 2%

51%

0% 0%

Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Kabupaten/Kota

0% 0%

98%

0% 0% 1% 0% 1%

Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Kabupaten/Kota

Page 108: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

99

Berdasarkan ketiga gambar tersebut, pada Gambar III-4 dapat diketahui salah satu

SMK telah terjadi ketimpangan penggunaan dana BOS. Sebanyak 70,4% dana BOS

dialokasikan pada pembiayaan standar penilaian/UN sedangkan hanya 5% dana BOS

digunakan untuk standar proses, 1% untuk standar kompetensi, 0% untuk standar sarana

prasarana dan 0% untuk standar pembiayaan. Komposisi pembiayaan ini mengindikasikan

bahwa sekolah belum memiliki kemampuan dalam mengelola dana BOS untuk mendukung

delapan standar nasional pendidikan dengan baik.

Pada Gambar III-5, salah satu SMK juga menunjukkan terjadinya ketimpangan

distribusi penggunaan dana BOS. Sebanyak 38% dana BOS dialokasikan pada pembiayaan

standar penilaian/UN dan 51% untuk standar sarana prasarana, sedangkan 0% dana BOS

digunakan untuk standar proses, 1% untuk standar kompetensi, 0% untuk standar pengelolaan

dan 0% untuk standar pembiayaan. Komposisi pembiayaan ini mengindikasikan bahwa SMK

tersebut juga belum dapat mengelola dana BOS untuk mendukung delapan standar nasional

pendidikan dengan baik.

Pada Gambar III-6, SMK tersebut juga menujukkan terjadinya ketimpangan

penggunaan dana BOS yang sangat ekstrim. Sebanyak 98% dana BOS dialokasikan pada

pembiayaan standar penilaian/UN dan 51% untuk standar sarana prasarana, sedangkan 0%

dana BOS digunakan untuk standar proses, 1% untuk standar kompetensi, 0% untuk standar

pengelolaan dan 0% untuk standar pembiayaan. Komposisi pembiayaan ini mengindikasikan

bahwa pihak SMK belum mengelola dana BOS untuk mendukung delapan standar nasional

pendidikan dengan baik.

Alokasi pembiayaan dengan menggunakan dana BOS yang timpang tersebut,

mengindikasikan bahwa SMK belum mengelola pembelajaran, administrasi pembelajaran,

program pendukung pembelajaran dan sarana pendukung pembelajaran dengan baik. Hal ini

masih jauh dari kondisi pembelajaran yang gayut dengan revolusi industri 4.0 yang

diharapkan. Bahkan untuk melaksanakan pembelajaran yang gayut dengan kondisi sebelum

revolusi industri 4.0 pun sekolah belum menunjukkan pengelolaan dana BOS yang baik untuk

mendukung kedelapan standar pendidikan.

Dari kedelapan standar nasional pendidikan, dengan asumsi bahwa sarana dan

prasarana sekolah sudah cukup memadai, ada empat standar yang akan selalu membutuhkan

alokasi biaya, terutama dari dana BOS. Keempat standar tersebut adalah standar isi, standar

Page 109: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

100

proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Pengelolaan alokasi dana BOS

yang baik tentu akan memberi alokasi pembiayaan yang cukup dan dengan proporsi yang baik

bagi keempat standar pendidikan tersebut.

Pada umumnya, alokasi pembiayan dengan dana BOS yang dilakukan SMK tidak

mencerminkan manajemen pembiayaan yang baik. Alokasi yang tidak proporsional dalam

satu sekolah dan sangat beragam antar satu sekolah dengan sekolah lain menunjukkan bahwa

pembiayaan operasional non personalia di sekolah dengan dana BOS belum

mempertimbangkan proporsi alokasi dana dan kebutuhan riil pemenuhan delapan standar

nasional pendidikan. Berdasarkan wawancara dengan pimpinan SMK, diketahui bahwa

pembelajaran di SMK masih berkisar pada pembelajaran yang relevan dengan DUDI yang

menyerap lulusan sekolah. Hal ini terungkap dalam pernyataan sekolah bahwa pembelajaran

dan praktik laboratorium dilaksanakan selaras dengan kebutuhan dunia usaha selama ini,

BUKAN untuk menjawab tantangan dunia industri yang telah merambah pasar globlal dan

revolusi industri 4.0.

Dari sisi pembiayaan operasional non personalia, pimpinan SMK melaporkan dalam

wawancara bahwa sekolah tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran terkait dengan pemenukah kedelapan standar pendidikan. Informasi ini juga

tercermin pada rincian alokasi pembiayaan yang dilaporkan oleh bendahara sekolah yang

menunjukkan usaha untuk menyerap dana. Hal ini terlihat pada ketidaksesuaian antara

kegiatan dan jumlah siswa dan/atau personil yang membutuhkan biaya. Ini menunjukkan

bahwa dana BOS yang dikelola sekolah lebih dari kebutuhan sekolah.

Beberapa alokasi pembiayaan program pendukung pembelajaran yang termasuk

dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan juga mengindikasikan bahwa sekolah masih

dalam proses untuk menuju kondisi threshold penerapan K13 melalui pembelajaran saintifik.

Banyak dana yang dialokasikan untuk pelatihan pembelajaran saintifik. Hal ini menunjukkan

bahwa sekolah masih berfokus pada pembelajaran dalam konteks sebelum pembelajaran yang

gayut dengan revolusi industri 4.0.

Beberapa contoh pembiayaan yang dirancang oleh SMK Pariwisata besaran masing

masing alokasi untuk 8 standar nasional pendidikan ditunjukkan pada Gambar 100 sebagai

berikut ini.

Page 110: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

101

Gambar 100. Contoh besaran masing masing alokasi untuk 8 standar nasional pendidikan

Page 111: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

102

BAB IV PENYUSUNAN PEMBIAYAAN OPERASIONAL NON PERSONALIA

A. Alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia

Panduan penyusunan biaya operasional non personalia ini merupakan panduan

tentang bagaimana kebutuhan biaya operasional non personalia disusun untuk memenuhi

kebutuhan pembiayaan rutin kegiatan operasional pendidikan di sekolah. Kebutuhan

pembiayaan rutin kegiatan operasional pendidikan di sekolah dalam panduan ini

mencakupi kebutuhan operasional pembelajaraan saat ini (kebutuhan standar untuk

mencapai target kompetensi dalam kurikulum nasional yang digunakan saat ini) dan

kebutuhan operasional untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang gayut dengan

RI 4,0.

Untuk menyusun pembiayaan operasional non personalia, sekolah perlu

mempertimbangkan kondisi yang ada di setiap sekolah (SDM dan sarpras), latar belakang

peserta didik, jenis layanan pendidikan yang diselenggarakan, dan dukungan masyarakat

dan DUDI yang dapat diperoleh. Selain itu, sekoah perlu melakukan evaluasi terhadap

kebutuhan terkait kegiatan pendidikan sesuai standar kurikulum nasional dan kebutuhan

pendidikan yang gayut dengan RI 4.0. Sekolah perlu melakukan analisis kebutuhan-

kebutuhan tersebut secara mendalam. Hasil dari analisis kebutuhan tersebut selanjutnya

ditindaklanjuti dengan penghitungan kebutuhan pembiayaan operasional non personalia

untuk menentukan komponen biaya (cost structure) yang dibutuhkan untuk

menyelenggarakan kegiatan operasional pendidikan yang dimaksud. Sekolah perlu

melaksanakan analisis kebutuhan komponen biaya (Cost Structure Analysis/CSA) untuk

masing-masing kegiatan operasional pendidikan. Hasil kegiatan CSA yang dilakukan

sekolah akan menjadi agregat biaya yang dibutuhkan setiap peserta didik selama mengikuti

proses pendidikan dari awal masuk sampai lulus. Agregat ini menjadi dasar penghitungan

biaya pendidikan per peserta didik per tahun yang akan didistribusikan dalam pos-pos

pembiayaan BOSP, BOSD, SPP, dan dana masyarakat lainnya.

Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan sekolah dalam

menyusun pembiayaan operasional non personalia untuk memenuhi target pembelajaran

dan tantangan RI 4.0 adalah sebagai berikut.

Page 112: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

103

1. Sekolah melakukan evaluasi diri untuk mengetahui kondisi SDM dan sarpras di sekolah,

latar belakang peserta didik, jenis layanan pendidikan yang diselenggarakan, dan

dukungan masyarakat dan DUDI yang dapat diperoleh. Hasil evalusi diri ini merupakan

dasar untuk menentukan kegiatan pendidikan yang akan dilenggarakan dan kebutuhan

yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan tersebut.

2. Sekolah menyusun kerangka kebutuhan dasar dan kerangka kebutuhan tambahan untuk

menyelenggarakan pendidikan yang gayut dengan RI 4.0. Kerangka kebutuhan ini

kemudian disusun dalam bentuk matriks kegiatan per tahun selama kurun waktu

pendidikan dari awal peserta didik masuk sekolah sampai lulus.

3. Sekolah melakukan analisis kebutuhan pembiayaan masing-masing kegiatan yang

diperlukan untuk menghasilkan lulusan yang dimaksud. Analisis kebutuhan ini

mencakupi analisis kebutuhan pembiayaan (CSA) semua kegiatan pendidikan yang

dibutuhkan setiap seluruh rombel selama kurun waktu pendidikan yang ditempuh dari

awal peserta didik masuk sekolah sampai lulus. CSA ini dilakukan untuk menghitung

kebutuhan pembiayaan masing-masing kegiatan dengan menghitung secara rinci setiap

komponen pembiayaan setiap kegiatan. Untuk itu perlu diketahui:

a. Frekwensi setiap kegiatan setiap tahun (bisa 1 kali, 2 kali, 4 ali, ½ kali, 1/3 kali,

dst.)

b. Standar kebutuhan BHP. Misal: jumlah BBM yang diperlukan untuk melakukan

praktik otomotif siswa satu kelas. Standar ini menjadi angka indeks yang menjadi

dasar penghitungan kebutuhan biaya.

c. Standar kebutuhan ATS. Misal: untuk kegiatan persiapan pembelajaran seorang

guru membutuhkan kertas HVS untuk mencetak silabus sebanyak 30 lembar, RPP

sebanyak 160 lembar, dan materi sebanyak 60 lembar, sehingga total kebutuhan

HVS setiap guru dalam kegiatan tersebut adalah 250 lembar. Standar ini menjadi

angka indeks untuk menghitung kebutuhan biaya ATS kertas.

d. Tarif sewa alat atau kontribusi penggunaan alat yang disediakan pihak lain. Tarif

ini digunakan sebagai besaran biaya satuan untuk menghitung kebutuhan satu

kegiatan.

Page 113: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

104

e. Tarif Standar Biaya Masukan (SBM) untuk menyusun harga satuan

4. Agregat angka hasil CSA yang merupakan angka komprehensif yang dibutuhkan untuk

menyelenggarakan layanan pendidikan dari awal peserta didik masuk sekolah sampai

lulus digunakan sebagai dasar untuk menyusun pos-pos pendapatan sekolah. Angregat

angka ini kemudian digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang telah dapat

dipenuhi dengan dana yang diberikan oleh pemerintah melalui dana BOS, biaya yang

telah dipenuhi dengan fasilitas dari DUDI dan untuk menentukan apakah sekolah perlu

menggalang dana masyarakat.

Dalam hal dana yang diperoleh dari pemerintah dan fasilitas yang diperoleh dari

DUDI telah memenuhi dan/atau melebihi kebutuhan, sekolah dapat menyusun kegiatan

pengembangan selanjutnya untuk lebih memantapkan penyelenggaraan pendidikan yang

gayut dengan RI 4.0. dalam penganggaran biaya untuk melaksanakan kegiatan, sekoah

hendaknya menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas. Dengan menerapkan evaluasi diri,

melakukan identifikasi kebutuhan dan CSA dengan berlandaskan pada indeks pembiayaan

yang valid dan berpegang teguh pada peraturan Kementerian Keuangan melalui SBM,

sekolah diharapkan mampu merencanakan dan menyusun pembiayaan operasional non

personalia untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas yang mampu menjawab

tantangan RI 4.0.

Untuk membantu sekolah menyusun pembiayaan oprasional non personalia, buku

panduan ini dilengkapi dengan contoh model penghitungan biaya operasional non

personalia berdasarkan kegiatan dan komponen kebutuhan setiap kegiatan yang dapat

diidentifikasi. Sekolah dapat memilih dan menambah kegiatan beserta komponen

kebutuhan setiap kegiatan yang dirasa perlu untuk dibiayai.

Page 114: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

105

Gambar 101. Diagram alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia

Menyusun program kerja berbasis Evaluasi DiriVisi, Misi, Tujuan

Analisis lingkungan

(SDM & sarpras, siswa, kurikulum, masyarakat /DUDI)

Menyusun program kerja per tahun selama 3 (4) tahun dalam bentuk matriks kegiatan

Proker rutin pemeliharaan sarpras

Proker rutin penyelenggaraan pedidikan

Proker rutin pengadaan barang/jasa

Proker pengembangan pendidikan (kurikulum: isi, proses, evaluasi)

Proker pengembangan sarpras

Proker pengembangan kerjasama

Analisis kebutuhan pembiayaan masing-masing program kerja

Kebutuhan pembiayaan rutin pemeliharaan sarpras, pendidikan, pengadaan

Kebutuhan pembiayaan pengembangan pendidikan, sarpras, dan kerjasama

Mengidentifikasi unsur-unsur biaya satuan pendidikan

(investasi lahan pendidikan, investasi selain lahan pendidikan, operasional personalia, operasional non personalia, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa)

Mengidentifikasi unsur-unsur biaya operasional non personalia

(ATS, BHP, pemeliharaan dan perbaikan ringan, daya dan jasa, transportasi/perjalanan dinas, konsumsi,

asuransi, pembinaan siswa/ekstrakurikuler, uji kompetensi, praktik kerja industri, dan pelaporan)

Menghitung Cost Structure Kegiatan operasional non personalia

(volume*, frekwensi, harga satuan)

*Volume ditentukan berdasar indeks kebutuhan

Identifikasi sumber dana

❖ Dana BOSP

❖ Dana BOSD

❖ Dana DUDI/kerjasama

❖ Dana masyarakat

❖Menyusun skema pembiayaan dengan memanfaatkan sumber dana yang ada

❖Menyusun skala prioritas kegiatan

Page 115: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

106

Evaluasi diri adalah langkah kunci pertama yang harus dilakukan untuk menyusun program

kerja penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan melaksanakan evaluasi diri, sekolah dapat

mengenali potensi (strenghts) yang dimiliki untuk menyelenggarakan pendidikan, hal-hal yang

harus dipenuhi atau diperbaiki (weaknesses), peluang dari luar lingkungan sekolah (opportunities)

yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pendidikan dan tuntutan hasil proses

pendidikan yang diselenggarakan dan tantangan (threads) yang dihadapi untuk menciptakan

lulusan yang kompeten sesuai kondisi dan tuntutan zaman. Evaluasi diri yang akurat akan

menghasilkan program-program kerja pendidikan yang baik, efektif, dan efisien waktu dan sumber

daya. Evaluasi diri sebaiknya dilakukan dengan mengidentifikasi keempat aspek di atas melalui

analisis SWOT. Hasil analisis SWOT ini digunakan untuk merumuskan program kerja unggulan

yang akan dilaksanakan seiring dengan program kerja rutin setiap tahun. Contoh Evaluasi diri

menggunakan SWOT analysis untuk merumuskan program kegiatan unggulan ditunjukkan pada

Gambar 102.

Program Unggulan: ❖ Menjaring kerjasama produksi

dengan UKM ❖ Menggalang dana CSR untuk

penambahan daya dan peralatan

❖ Merintis kerjasama dengan DUDI untuk praktik industri

❖ Mengembangkan pembelajaran project and assembly-based learning

Strenghts (S) 1. Gedung milik sendiri 2. Masing-masing program

keahlian memiliki laboratorium/bengkel kerja khusus

3. Guru produktif menguasai teknologi terkini

4. .... 5. ....

Weaknesses (W) 1. Daya listrik kurang mencukupi

untuk praktik bersama 2. Jumlah peralatan kurang

mencukupi 3. Tidak memiliki peralatan

terkini yang digunakan DUDI 4. .... 5. ....

Opportunities (O) a. Terdapat perusahaan/industri

di sekitar sekolah b. Banyak UKM yang

membutuhkan jasa laboratorium produksi sekolah

c. ... d. ...

S-O.1.2.3.b ➢ Menjaring kerjasama produksi

dengan UKM

W-O.1.2.3.a ➢ Menggalang dana CSR untuk

penambahan daya dan peralatan

➢ Merintis kerjasama dengan DUDI untuk praktik industri

Threads (T) a. Perkembangan teknologi yang

sangat pesat b. Perubahan revolusioner di

bidang industri c. Arus pasar global tenaga kerja d. ... e. ...

S-T.2.3.a.b.c ➢ Mengembangkan pembelajaran

project and assembly-based learning

W-T.1.2.3.a.b.c ➢ Menggalang dana CSR untuk

penambahan daya dan peralatan

➢ Merintis kerjasama dengan DUDI untuk praktik industri

Gambar 102. Contoh Evaluasi diri menggunakan SWOT analysis

Page 116: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

107

Setelah melakukan identifikasi program kerja yang perlu dilaksanakan, sekolah perlu menyusun

program kerja yang terdiri atas program kerja pendidikan rutin dan program kerja pengembangan.

Program kerja pendidikan rutin perlu disusun untuk kegiatan per tahun yang akan dilaksanakan

selama kurun waktu program pendidikan (3 atau 4 tahun). Program kerja pengembangan disusun

per tahun selama kurun waktu pencapaian target yang ditentukan. Program kerja rutin dan program

kerja pengembangan harus selaras dengan 8 standar pendidikan. Program kerja rutin dan

pengembangan dapat dikelompokkan menjadi:

• program kerja rutin pemeliharaan sarana dan prasarana

• program kerja rutin penyelenggaraan pedidikan (kurikulum: isi, proses, evaluasi,

kompetensi)

• program kerja rutin pengadaan barang/jasa

• program kerja pengembangan pendidikan (kurikulum: isi, proses, evaluasi, kompetensi)

• program kerja pengembangan sarana dan prasarana, dan

• program kerja pengembangan kerjasama.

Program kerja rutin penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan ini merupakan komponen-

komponen program yang paling banyak mengandung unsur pembiayaan operasional non

personalia.

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan pembiayaan masing-masing

program kerja. Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pembiayaan

yang meliputi kebutuhan pembiayaan rutin (pemeliharaan sarpras, ATS, BHP, perjalanan,

konsumsi, daya dan jasa) dan kebutuhan pembiayaan pengembangan (pendidikan, investasi

sarpras, dan kerjasama). Misalnya untuk program kerja rutin penyelenggaraan pendidikan

diperlukan pembiayaan rutin penyelenggaran proses pendidikan dan biaya investasi sarana dan

prasarana.

Setelah kebutuhan pembiayaan untuk melaksanakan program kerja teridentifikasi, langkah

selanjutnya adalah mengelompokkan unsur-unsur biaya yang dibutuhkan ke dalam kelompok

investasi lahan pendidikan, investasi selain lahan pendidikan, operasional personalia, operasional

non personalia, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa. Seluruh kegiatan yang mengandung

kebutuhan pembiayaan non personalia disusun dalam bentuk tabel yang berisi unsur pembiayaan

yang diperlukan (ATS, BHP, pemeliharaan dan perbaikan ringan, daya dan jasa,

Page 117: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

108

transportasi/perjalanan dinas, konsumsi, asuransi, pembinaan siswa/ekstrakurikuler, uji

kompetensi, praktik kerja industri, dan pelaporan).

Selanjutnya analisis kebutuhan biaya (Cost Structure Analysis/CSA) dilakukan dengan

mengisi volume, frekwensi, dan harga satuan pada setiap unsur pembiayaan yang diperlukan

dalam setiap tabel kegiatan. Volume dan frekensi kebutuhan perlu dihitung dengan cermat untuk

menentukan biaya yang dibutuhkan secara akurat, sedangkan harga satuan barang/jasa sebaiknya

dihitung dengan menggunakan rata-rata harga barang/jasa dari tiga referensi/toko dan untuk satuan

biaya transportasi digunakan SBM terbaru yang dikeluarkan oleh Kemenkeu. Misalnya untuk

menghitung kebutuhan pembiayaan praktikum otomotif, perlu dihitung secara akurat kebutuhan

BBM untuk satu praktik bengkel otomotif per kelas (volume) per semester (frekwensi).

Selanjutnya ditentukan satuan harga BBM dengan antisipasi kenaikan harga BBM jika perlu.

Seluruh kebutuhan pembiayaan operasional non personalia dihitung untuk jangka waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan (3 atau 4) tahun. Jumlah keseluruhan biaya yang

dibutuhkan dibagi jumlah tahun (3 atau 4 tahun) dan dibagi jumlah seluruh siswa. Angka yang

diproleh adalah indeks biaya yang dibutuhkan seorang siswa per tahun yang akan dibebankan pada

sumber dana operasional non personalia, yaitu BOSP, BOSD, dan dana yang dapat digalang dari

masyarakat (DUDI dan orang tua siswa).

B. Perhitungan Penyusunan pembiayaan operasional non personalia

Penyusunan pembiayaan operasional non personalia dilakukan berdasarkan kondisi-kondisi

tertentu dari lingkungan sekolah, dan tentu karakteristik aktivitas dari masing-masing bidang

keahlian. Buku ini menampilkan contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalian di

Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Program Keahlian

Teknik Konstruksi dan Properti, dan Bidang Keahlian Teknik Konstruksi dan Bisnis Properti.

Sebagai dasar perhitungan, beberapa asumsi yang diambil untuk contoh dalam buku ini disebutkan

dalam Tabel 11.

Page 118: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

109

Tabel 11. Asumsi dalam contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalia

No. Jenis Asumsi Jumlah Satuan Keterangan

1 Jumlah Program

Keahlian 3 Program

Jumlah Program Keahlian yang

diselenggarakan di satu SMK

2 Jumlah Kompetensi

Keahlian 3 Kompetensi

Jumlah Kompetensi Keahlian yang

diselenggarakan di satu SMK pada

Program Keahlian yang dimaksud

3 Jumlah Rombel per

kompetensi keahlian 6 Rombel

Jumlah rombel untuk satu

kompetensi keahlian yang

dimaksud

4

Jumlah Siswa per

Rombel Program

Keahlian

30 Orang

Jumlah Siswa per rombel pada satu

kompetensi keahlian yang

dimaksud

5 Jumlah Siswa Satu

sekolah 1620 Orang

Jumlah siswa keseluruhan di satu

sekolah SMK

6 Kepala Sekolah (Kepsek) 1 Orang

7 Jumlah Wakil Kepala

Sekolah (Wakasek) 4 Orang

Wakasek Bidang Kurikulum,

Wakasek Bidang Kesiswaan,

Wakasek Bidang Sarana prasarana,

Wakasek Bidang Hubungan

Masyarakat

8 Jumlah Guru (termasuk

Kepsek dan Wakasek) 31 Orang

1 Kepsek, 4 Wakasek, 25 Guru

Mapel (guru pada satu kompetensi

kehalian yang dimaksud), 1 Guru

BK

9 Jumlah Tenaga

Kependidikan (Tendik) 11 Orang

1 Pustakawan, 1 Laboran, 3

Teknisi, 4 Tata usaha, 2 Tenaga

Kebersihan (Kecuali Pustakawan,

semua dihitung sebagai tendik

untuk satu kompetensi kehalian)

10 Jumlah Mata Pelajaran

Tingkat I (kelas X) 14

Mata

Pelajaran

6 Muatan Nasional, 2 Muatan

wilayah, 3 dasar bidang keahlian, 3

dasar program keahlian

11 Jumlah Mata Pelajaran

Tingkat II (kelas XI) 11

Mata

Pelajaran

5 Muatan Nasional, 1 Muatan

wilayah, 5 kompetensi keahlian

12 Jumlah Mata Pelajaran

Tingkat III (kelas XII) 11

Mata

Pelajaran

5 Muatan Nasional, 1 Muatan

wilayah, 5 kompetensi keahlian

Contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalia di dalam buku ini akan

dibedakan menjadi dua komponen, yaitu komponen pembiayaan yang bersifat khusus untuk

Page 119: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

110

masing-masing kompetensi keahlian, dan komponen yang bersifat umum yang berlaku untuk

semua kompetensi keahlian yang terdapat di suatu sekolah. Pembagian pembiayaan menjadi dua

komponen tersebut dimaksudkan untuk membantu menentukan besaran biaya per siswa. Komonen

biaya per program keahlian akan dibagi dengan jumlah siswa untuk satu kompetensi keahlian saja,

sedangkan komponen umum akan dibagi dengan jumlah semua siswa di sekolah tersebut. Di dalam

contoh di buku ini, komponen pembiayaan untuk masing-masing kompetensi keahlian diberi latar

berwarna biru, sedangkan untuk komponen pembiayaan dalam skala satu sekolah diberi latar tabel

berwarna merah muda. Perhitungan pembiayaan selanjutnya disusun berdasarkan kegiatan-

kegiatan dalam delapan standar Pendidikan seperti yang sudah disebutkan dalam Bab 2 di dalam

buku ini.

1. Standar isi

Seperti telah diungkapkan pada bab 2, kegiatan yang termasuk dalam Standar isi adalah:

a. Penyusunan Silabus, dan RPP

b. Pengembangan Silabus

c. Penyusunan Program Layanan Pengembangan

d. Lokakarya Pengembangan Bahan Ajar

e. Lokakarya Pengembangan Muatan Lokal

f. Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah

Komponen biaya yang dapat digunakan untuk masing-masing kegiatan tersebut adalah

konsumsi dan penggandaan materi. Sedangkan honorarium narasumber hanya bias diberikan

jika mendatangkan narasumber ahli dari luar sekolah. Tabel 12 berikut menampilkan contoh

detil perhitungan komponen biaya untuk standar isi.

Page 120: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

111

Tabel 12. Perhitungan komponen biaya kegiatan dalam standar isi

Deskripsi

Yang Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume

Biaya

Satuan

(Rp)

Total Biaya

(Rp) Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum

-lah Keterangan

Jum-

lah Satuan

Ju

m-

lah

Kete-

ranga

n

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

1. STANDAR ISI

1.1. Penyusunan Silabus, dan RPP

a. Konsumsi 33

Kepsek,

Wakasek,Guru

dan 2 orang

narasumber

1 Keg 1 tahun 33 Keg 30.000 990.000

b. Penggandaan

Buku Kurikulum 36

Kepsek,

Wakasek,

Guru,

Pengawas

Sekolah, Arsip

Sekolah

10 Eks 1 tahun 360 Eks 30.000 10.800.000

Sub Jumlah 11.790.000

1.2. Pengembangan Silabus

a. Konsumsi 33

kepsek,

wakeasek,

guru, dan

Guru dan 2

narasumber

1 Paket 1 tahun 33 Paket

30.000 990.000

b. Buku Silabus 36

Kepsek,

Wakasek,

Guru,

Pengawas

Sekolah, Arsip

Sekolah

10 Eksemp

lar 1 tahun 360

Ekse

mpla

r

30.000 10.800.000

Sub Jumlah 11.790.000

1.3. Penyusunan program Layanan Pengembangan

a. Konsumsi 33

kepsek,

wakasek,

Guru dan 2

narasumber

1 Paket 1 tahun 33 Paket

30.000 990.000

b. Buku Program

Layanan

Pengembangan

33 Guru 10 Eksem

plar 1

seme

ster 330

ekse

mpla

r

22.500 7.425.000

Sub Jumlah 8.415.000

Page 121: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

112

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

1.4. Lokakarya Pengembangan Bahan Ajar

a. Konsumsi 33

kepsek,

wakasek,

Guru dan 2

narasumber

1 Paket 1 tahun 33 Paket

30.000 990.000

b. Kertas HVS A4 1 Kegiatan 9 Rim 1 tahun 9 Rim

48.000 432.000

c. Tinta printer (isi

ulang) 1 Kegiatan 5 Buah 1 tahun 4,5 buah

100.000 450.000

d. Penggandaan 5 Rangkap 4320 Lem-

bar 1 tahun

2160

0

Lem-

bar

200 4.320.000

Sub Jumlah 6.192.000

1.5. Pelaksanaan Evaluasi Diri

a. Konsumsi 33

kepsek,

wakeasek,

guru, dan

Guru dan 2

narasumber

1 Paket 1 tahun 33 Paket

30.000 990.000

e. Kertas HVS A4 1 Kegiatan 2 Rim 1 tahun 1,66 rim

48.000 79.680

f. Tinta printer (isi

ulang) 1 Kegiatan 1 Buah 1 tahun 0,83 buah

100.000 83.000

g. Penggandaan 36 Rangkap 100 Lem-

bar 1 tahun 3600

Lem-

bar

200 720.000

Sub Jumlah 1.872.680

TOTAL STANDAR ISI

40.059.680

Kegiatan penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dilaksanakan satu kali dalam satu tahun ajaran, yaitu untuk menyiapkan pembelajaran di

semester ganjil dan semester genap. Kegiatan diikuti oleh semua guru termasuk pimpinan

sekolah, serta dapat mendatangkan narasumber yang berkompeten dalam hal penyusunan

silabus dan RPP. Narasumber dalam kegiatan penyusunan Silabus dan RPP dapat didatangkan

dari instansi lain yang terkait, seperti dari Lembaga Pengembangan Mutu Pendidikan. Buku

kurikulum, buku pengembangan silabus yang memuat semua mata pelajaran yang telah

tersusun kemudian digandakan beberapa yaitu untuk pegangan semua guru, pimpinan sekolah

(kepala sekolah dan wakasek), pengawas sekolah, dan arsip sekolah.

Kegiatan penyusunan program layanan pengembangan, lokakarya pengembangan bahan ajar,

dan pelaksanaan kegiatan evaluasi diri juga dilaksanakan satu kali dalam satu tahun anggaran.

Penyusunan program layanan pengembangan dimaksudkan untuk menyusun suatu program

Page 122: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

113

kegiatan yang sistematis dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi

pengembangan potensi siswa. Program disusun oleh staf bimbingan dan konseling bersama

pimpinan sekolah dan wali murid, Program yang disusun harus memperhatikan sinkronisasi

dengan program pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler dengan memperhatikan visi

dan misi Sekolah demi pencapaian tujuan. Setelah program tersusun kemudian

disosialisasikan kepada semua guru melalui buku pedoman layanan pengembangan, agar

didapatkan program yang terintegrasi dan berkesinambungan. Selain dibagikan kepada semua

guru, buku pedoman layanan pengembangan juga diserahkan kepada pimpinan sekolah,

pengawas, dan untuk arsip sekolah.

Pengembangan bahan ajar perlu terus dilakukan setiap tahun, untuk mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi. Terlebih di era revolusi industri

4.0 dan society 5.0 seperti saat ini, perkembangan teknologi bergerak sangat cepat. Maka guru

diharapkan selalu memperbarui bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan

informasi kondisi terkini. Buku ajar yang disusun guru digandakan minimal sejumlah lima

rangkap, yaitu untuk guru yang bersangkutan, kepala sekolah dan wakasek kurikulum,

pengawas sekolah, dan arsip sekolah.

2. Standar Proses

Kegiatan yang termasuk dalam Standar proses terdiri dari:

a. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1) Pembelajaran Scientific &/Inkuiri &/discovery &/Project Based Learning di

Sekolah/Workshop/Learning Factory dan Pembelajaran Praktek Kerja.

Industri/magang

Komponen pembiayaan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan sangat dipengaruhi karakteristik masing-masing kompetensi

keahlian. Terutama komponen biaya pengadaan alat, perawatan alat, dan bahan untuk

kegiatan praktek di workshop/bengkel kerja, serta pembelajaran praktek kerja di dunia

usaha/industri. Tabel 4.3 berikut menampilkan contoh komponen biaya satandar

proses pada Pelaksanaan proses pembelajaran untuk bidang kompetensi keahlian

Teknik Konstruksi dan Bisnis Properti. Rombel dihitung untuk semua jenjang kelas,

Page 123: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

114

yaitu dengan asumsi 2 rombel untuk tiap jenjang kelas, sehinggan akan ada 6 rombel

untuk ketiga jenjang kelas. Jumlah pengadaan buku teks pelajaran disesuaikan dengan

jumlah rombel dan tingkatan jenjang kelas yang akan mengikuti mata pelajaran

tertentu.

Tabel 13. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 1

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume

Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp) Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

Ju

m-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)

2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

2.1.1.a. Pembelajaran Scientific &/ Inkuiri &/ discovery &/ Project Based Learning di

Sekolah/Workshop/Learning Factory

1 2 3 4 5 6 7 8=2

x4x6 9 10 11

ATK

a. Buku Absensi

Kelas 6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah 15.000 90.000

b. Buku Mutasi

Murid 6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah 15.000 90.000

c. Buku Nilai

Kelas 6 rombel 1 buah 2 semester 12 buah 15.000 180.000

d. Buku

Inventaris

Kelas

6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah 15.000 90.000

e. Buku Tulis 35

kepsek,

wakasek,

guru, dan

TU

1 buah 1 tahun 35 buah 5.500 192.500

Buku Teks Pelajaran

a. Buku Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

b. Buku Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

c. Buku Bahasa Indonesia

6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

d. Buku Matematika 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

e. Buku Sejarah Indonesia

2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

f. Buku Bahasa Inggris

6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

g. Buku Seni Budaya 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

Page 124: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

115

1 2 3 4 5 6 7 8=2

x4x6 9 10 11

h. Buku Pendidikan

Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan

6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

i. Buku Simulasi dan

Komunikasi Digital 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

j. Fisika 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

k. Kimia 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

l. Gambar Teknik 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

m. Mekanika Teknik 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

n. Dasar-dasar

Konstruksi

Bangunan dan

Teknik Pengukuran

Tanah

2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000

o. Perencanaan Bisnis

Konstruksi dan

Properti

4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000

p. Pelaksanaan dan

Pengawasan

Konstruksi dan

Properti

4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000

q. Estimasi Biaya

Konstruksi dan

Properti

4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000

r. Pengelolaan Bisnis

Konstruksi dan

Properti

4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000

s. Produk Kreatif dan

Kewirausahaan 4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000

t. Buku Mapel Mesin

Kerja Kayu 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

u. Buku

pengoperasian

mesin kerja kayu

6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

v. Buku teknik

pengerjaan non

logam

6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

w. Buku teknik dasar

non logam. 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000

Alat dan Bahan habis pakai

Alat dan Bahan Pembelajaran kelas/teori

a. Spidol White

Board 6 rombel 3 lusin 1 tahun 18 lusin 7.950 143.100

b. Penghapus White

Board 6 rombel 3 buah 1 tahun 18 buah 3.500 63.000

c. Tinta Spidol White

Board (isi ulang) 6 rombel 3 botol 1 tahun 18 botol 10.000 180.000

Alat dan Bahan Praktek Workshop 1 (kerja kayu)

a. Pengadaan jobsheet 6 rombel 300 lembar 2 Semester 3600 lembar 200 720.000

b. Balok kayu 2 rombel 1,5 m3 2 Semester 6 m3 2.850.000 17.100.000

c. Papan kayu 2 rombel 0,5 m3 2 Semester 2 m3 2.850.000 5.700.000

d.paku 10 cm 2 rombel 2 kg 2 Semester 8 kg 15.000 120.000

e.meni kayu 2 rombel 0,75 kg 2 Semester 3 kg 42.000 126.000

f.Lem kayu 2 rombel 0,75 liter 2 Semester 3 liter 20.000 60.000

Page 125: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

116

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

Alat dan Bahan Praktek Workshop 2(Batu dan Beton)

a. Pengadaan

jobsheet 2 rombel 100 lembar 2 Semester 400 lembar

200 80.000

b. pasir

pasang 2 rombel 7,95 m3 2 Semester 31,8 m3

320.000 10.176.000

c. batu kali 2 rombel 7,2 m3 2 Semester 28,8 m3

320.000 9.216.000

d. Kapur

pasang 2 rombel 0,42 m3 2 Semester 1,68 m3

120.000 201.600

e. Semen 2 rombel 450 kg 2 Semester 1800 kg

1.200 2.160.000

f. Semen

merah 2 rombel 0,42 m3 2 Semester 1,68 m3

120.000 201.600

g. Batu bata 2 rombel 1992 biji 1 Semester 3984 biji

800 3.187.200

h.

Keramik

lantai 20 x

20

2 rombel 2385 buah 1 Semester 4770 buah

3.000 14.310.000

i.

Keramik

dinding 20

x 25

2 rombel 2205 buah 1 Semester 4410 buah

3.000 13.230.000

j. Kerikil 2 rombel 7,2 m3 1 Semester 14,4 m3

320.000 4.608.000

k. Papan

bowplank 2 rombel 11,34 m3 2 Semester 45,36 m3

4.750.000 215.460.000

l. Paku 5cm

- 12 cm 2 rombel 102,6 kg 2 Semester 410,4 kg

15.000 6.156.000

m Balok

kayu 2 rombel 1,35 m3 2 Semester 5,4 m3

4.750.000 25.650.000

Alat dan Bahan Praktek Workshop 3 (Gambar Manual)

a. Pengadaan

jobsheet 2 rombel 100 lembar 2 Semester 400 lembar

200 80.000

b. Kertas

Gambar A0 2 rombel 360 lembar 2 Semester 1440 lembar

4.000 5.760.000

c. Pensil

gambar 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah

5.500 1.980.000

d. Penggaris

siku 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 52.000 18.720.000

e. Penggaris

60 cm 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 50.000 18.000.000

f. Penggaris

segitiga 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 52.000 18.720.000

g.

Penggaris

Busur

derajat

Protactor

2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 77.000 27.720.000

h. Jangka 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 50.000 18.000.000

i. Penghapus

pensil 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 5.000 1.800.000

Page 126: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

117

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

Alat dan Bahan Praktek Workshop 4 (Pengukuran Tanah)

a. Patok

kayu 2 rombel 60 batang 1 Semester 120 buah 2.500 300.000

b. Benang

kenur 2 rombel 30 gulung 1 Semester 60 buah 2.500 150.000

c. Meteran

15 m 2 rombel 6 buah 1 Semester 12 buah 10.000 120.000

d. Payung 2 rombel 6 buah 1 Semester 12 buah 40.000 480.000

Alat dan Bahan perlengkapan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)

a. Safety

Helmet 6 rombel 30 buah 1 Semester 180 buah 55.000 9.900.000

b. Kacamata

Safety 6 rombel 30 buah 1 Semester 180 buah 30.000 5.400.000

c. Sepatu

safety 6 rombel 30 buah 1 Semester 180 buah 250.000 45.000.000

d. Masker

debu 6 rombel 10 Box 2 Semester 120 box 35.000 4.200.000

e.

Sarung

tangan

kain

6 rombel 30 buah 2 Semester 360 buah 18.000 6.480.000

f.

Sarung

tangan

karet

6 rombel 30 buah 2 Semester 360 buah 11.000 3.960.000

Kebutuhan masing-masing item bahan praktek disesuaikan dengan jenis

praktek, bentuk dan ukuran benda kerja, dan jumlah benda kerja yang akan dibuat yang

disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu rombel. Untuk benda kerja yang akan

dibuat secara berkelompok, maka perlu dipertimbangkan jumlah maksimal anggota

per kelompok sehingga kegiatan praktek dapat berjalan efektif dan efisien.

Berikut diuraikan contoh perhitungan kebutuhan bahan untuk workshop kerja

kayu pada mata pelajaran Dasar-dasar konstruksi bangunan dan Teknik pengukuran

tanah, pada salah satu kompetensi dasar.

Kompetensi dasar : menerapkan prosedur pekerjaan konstruksi kayu

Sub kompetensi : membuat sambungan kayu

Jumlah siswa per rombel : 30

Benda kerja : Sambungan bibir miring berkait

Jenis penugasan : individu

Bahan yang diperlukan : 1. balok kayu untuk membuat sambungan kayu

memanjang, menyudut, dan menyilang

Page 127: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

118

2. Papan kayu untuk membuat sambungan kayu

melebar

Kebutuhan bahan/siswa : 1. Enam (6) batang balok kayu ukuran 5/10 cm

panjang 70 cm

2. Dua (2) lembar Papan kayu ukuran 3/20 cm

dengan panjang 50 cm

Sehingga:

Volume balok/siswa = n x lebar x tinggi x Panjang

= 6 x 0,05 x 0,10 x 0,70

= 0,021 m3

Volume papan/siswa = n x lebar x tinggi x Panjang

= 2 x 0,20 x 0,03 x 0,50

= 0,006 m3

Kebutuhan balok per rombel = Vol x jumlah siswa x indeks analisis bahan

= 0,021 x 30 x 1,2

= 0,756 m3

Kebutuhan papan per rombel = Vol x jumlah siswa x indeks analisis bahan

= 0,006 x 30 x 1,2

= 0,216 m3

Bentuk benda kerja tiap mata pelajaran praktek akan berbeda-beda tergantung pada

standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, meliputi ketiga jenjang kelas (kelas X, XI,

dan XII). Setelah semua kebutuhan bahan dihitung untuk semua kompetensi dasar,

kemudian dijumlahkan kebutuhan dalam satu tahun per item jenis bahan.

Kebutuhan bahan kegiatan praktek seperti disebutkan dalam table di atas akan

sangat beragam, tergantung dengan jenis benda kerja yang akan dibuat. Dalam satu

workshop, sangat memungkinkan untuk mengubah benda kerja yang dibuat tiap tahunnya,

menyesuaikan dengan trend terkini yang ada di industri. Sehingga besaran kebutuhan

pembiayaan operasional non personalia SMK juga sangat mungkin berubah seiring

perubahan benda kerja praktek. Untuk itu, maka seyogyanya dilakukan kajian ulang

besaran biaya operasional non personalia SMK tiap kurun waktu tertentu.

Page 128: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

119

Pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0 dihadapkan pada tantangan

mengembangkan kemampuan literasi baru yang terdiri dari literasi teknologi, literasi data,

dan literasi manusia. Pengembangan literasi data dan literasi teknologi melalui proses

pembelajaran sangat memerlukan dukungan koneksi internet. Oleh karena itu sekolah perlu

menyediakan fasilitas jaringan internet yang memadai. Kegiatan pembelajaran lain di luar

kegiatan praktek per bidang kehalian relatif sama untuk semua jenis bidang keahlian,

seperti pembelajaran olah raga, bahasa, agama, dan Pancasila dan kewarganegaraan.

Kurikulum yang diterapkan di SMK saat ini adalah K-13 yang berdasar pada pencapaian

kompetensi. Pencapaian standar kompetensi sesuai indikator menjadi syarat ketuntasan

siswa dalam suatu mata pelajaran. Jika masih ada siswa yang tidak tuntas, maka harus

diberikan pembelajaran remidial. Oleh karena itu dalam penyusunan pembiayaan

operasional non personalia untuk stadar proses pembelajaran perlu diperhitungkan juga

kebutuhan untuk pelaksanaan pembelajaran remidal. Sekolah perlu juga menyediakan

pembelajaran pengayaan yang diberikan kepada siswa unggul yang memiliki bakat atau

keunggulan di bidang tertentu. Kebutuhan pembiayaan pendukung pembelajaran-

pembelajaran tersebut dihitung untuk sekala satu sekolah, seperti diuraikan dalam table 14

berikut ini.

Tabel 14. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 2

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume

Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp) Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

Ju

m-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)

2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pembelajaran berbasis IT

a. Langganan

bandwith 1 sekolah 6 paket 2 semester 12 paket

1.750.000 21.000.000

Alat dan Bahan pembelajaran Olahraga

a. Bola Voli 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

209.700 629.100

b. Net Voli 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

87.375 174.750

Page 129: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

120

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

c. Bola Sepak

(Futsal) 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

139.800 419.400

d. Bola Basket 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

144.375 433.125

e. Raket

Bulutangkis 1 sekolah 30 buah 1 tahun 30 buah

80.000 2.400.000

f. Net

Bulutangkis 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

65.000 130.000

g. Bola

Bulutangkis

(Shuttlecock)

1 sekolah 45 Dos 1 tahun 45 dos

30.000 1.350.000

h. Tongkat

Estafet 1 sekolah 15 buah 1 tahun 15 buah

20.000 300.000

i. Tongkat

pemukul

kasti

1 sekolah 15 buah 1 tahun 3 buah

10.000 150.000

j. Peluit 1 sekolah 5 buah 1 tahun 5 buah

50.000 250.000

k. Bola kasti 1 sekolah 10 buah 1 tahun 10 buah

4.330 43.300

l. Bola Kaki 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

139.800 419.400

m Bola takraw 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

8.990 26.970

Bahan dan Alat Pembelajaran Matematika dan Mekanika Teknik:

a. Busur

Derajat Besar 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah

20.000 80.000

b. Busur

Derajat

Sedang

4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah

15.000 60.000

c. Busur

Derajat Kecil 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah

12.000 48.000

d. Jangka 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah

15.000 60.000

e. Mistar

Segitiga 4 guru kelas 1 Set 1 tahun 4 set

11.750 47.000

f. Mistar 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah

12.100 48.400

g. Spidol

Warna Warni 4 guru kelas 1 Dos 1 tahun 4 dos

11.300 45.200

h. Dekak-

Dekak/Semp

oa

4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah

20.000 80.000

i. Buku Grafik 6 rombel 6 buah 1 tahun 36 buah

10.000 360.000

j. Pipet/Sedota

n 6 rombel 6 Pak 1 tahun 36 pak

12.000 432.000

k. Benang Wol 6 rombel 18 buah 1 tahun 108 buah

10.000 1.080.000

l. Kertas

Manila 6 rombel 18 lembar 1 tahun 108 lembar

4.000 432.000

m Lem kertas 6 rombel 18 buah 1 tahun 108 buah

3.000 324.000

Bahan dan Alat Pembelajaran Pendidikan Agama:

a. Kain Kafan 1 sekolah 72 meter 1 tahun 72 meter

17.500 1.260.000

b. Kertas

Manila 3

guru mapel

ybs 18 lembar 2 semester 108 lembar

2.000 216.000

c. Spidol

Kaligrafi 3

guru mapel

ybs 3 Dos 2 semester 18 dos

34.100 613.800

d. Spidol kecil

Warna Warni 3

guru mapel

ybs 3 Dos 2 semester 18 dos

11.500 207.000

Page 130: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

121

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

Bahan dan Alat Pembelajaran Bahasa Indonesia:

a. Kertas

Manila 6 rombel 18 lembar 2 semester 216 lembar

4.000 864.000

b. Kertas Jilid 6 rombel 24 lembar 2 semester 288 lembar

2.000 576.000

c. Kertas Folio

Bergaris 6 rombel 0,24 Rim 2 semester 3 rim

87.500 252.000

d. Spidol

permanen 6 rombel 2 batang 2 semester 24 batang

6.700 160.800

Bahan dan Alat Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan:

a. Poster 6 rombel 18 lembar 1 tahun 108 lembar

15.000 1.620.000

b. Kertas

Manila 6 rombel 18 lembar 1 tahun 108 lembar

4.000 432.000

c. Spidol

whiteboard

warna warni

6 rombel 1 lusin 1 tahun 6 lusin

96.900 581.400

Bahan Pembelajaran Remedial:

a. Kertas HVS

A4 6 rombel 1 Rim 2 semester 12 rim

48.000 576.000

b. Tinta printer

(isi ulang) 1 sekolah 1 buah 2 semester 2 buah

100.000 200.000

c. Kertas

Buram 70

gram

6 rombel 1 Rim 2 semester 12 rim

24.000 288.000

Bahan Pembelajaran Pengayaan:

a. Kertas HVS

A4 6 rombel 1 Rim 2 semester 12 rim

48.000 576.000

b. Tinta printer

(isi ulang) 1 sekolah 1 buah 2 semester 2 buah

100.000 200.000

c. Kertas

Buram 70

gram

6 rombel 1 Rim 2 Semester 12 rim

24.000 288.000

Bagian dari proses pembelajaran khas dari SMK lainnya adalah pembelajaran di

industri yang biasa disebut dengan magang kerja atau praktek kerja industri (prakerin) atau

Praktek Kerja Lapangan (PKL). Program PKL yaitu kegiatan pembelajaran praktik untu

menerapkan, memantapkan, dan meningkatkan kompetensi peserta didik yang

dilaksanakan di dalam lingkungan kerja sesungguhnya. Pelaksanaan PKL dengan

melibatkan praktisi ahli dari industri selaku pembimbing bagi siswa selama pelaksanaan

PKL di industri. Program PKL sangat penting dalam pembelajaran di SMK, yaitu untuk

memberikan pengalaman kerja langsung dalam rangka menanamkan iklim kerja positif

pada para siswa, menanamkan etos kerja, serta memenuhi kebutuhan kompetensi yang

belum diberikan di sekolah. Pada kurikulum SMK untuk bidang keahlian Teknik

konstruksi dan properti sesuai Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Page 131: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

122

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 6/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum

Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan, magang

industri dapat dilaksanakan dengan beberapa pola, yaitu pola harian, pola mingguan, dan

pola bulanan. Pola harian dilaksanakan dalam 120-200 hari efektif pembelajaran, sehingga

dalam satu minggu efektif, siswa berada di industri dalam beberapa hari, dan hari lainnya

berada di sekolah. Dalam pola mingguan, sekolah mengalokasikan 24 sampai dengan 40

minggu efektif bagi siswa untuk mengikuti PKL. Sehingga dalam satu bulan, siswa

mengikuti kegiatan PKL dalam beberapa minggu dan minggu-minggu lainnya belajar di

sekolah. PKL dengan pola bulanan menempatkan siswa di industri dalam kisaran 6 sampai

dengan 10 bulan, dan sisanya di sekolah. Untuk PKL 6 bulan dapat diselenggan dengan

pola 3-3, yaitu 3 bulan siswa mengikuti PKL di industri dan 3 bulan belajar di sekolah.

Sedangkan untuk PKL 10 bulan dapat dilakukan selama 3 semester dengan system 4-3-3,

yaitu 4 bulan di industri, 2 bulan di Sekolah, 3 bulan di industri, 3 bulan di sekolah, dan

kembali 3 bulan di industri diikuti 3 bulan di sekolah. Namun dapat juga hanya

dilaksanakan dalam 2 semester dengan pola 5-5, yaitu 5 bulan di industri, 1 bulan di

sekolah, 5 bulan di industri, dan kembali 1 bulan di sekolah.

Komponen pembiayaan kegiatan praktek kerja industri terdiri dari biaya

manajemen pengelolaan prakerin, pembekalan pra-pakerin, Penerjunan, Supervisi dan

penarikan peserta prakerin oleh pembimbing, asuransi ssiwa, dan evaluasi kegiatan.

Kegiatan terkait manajemen pengelolaan pakerin terdiri dari koordinasi tim pengelola

intern sekolah, penjajagan dan penandatanganan MOU antara sekolah dengan mitra

industri, dan koordinasi tim pengelola prakerin sekolah dengan pihak industri. Kegiatan

pembekalan pra-pakerin perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan arahan kepada

para siswa terkait apa yang akan dilaksanakan selama prakerin dan bagaimana

pelaksanaannya. Pembekalan diberikan oleh guru pembimbing dan pemateri dari mitra

industri. Selama proses pelaksanaan prakerin, guru pembimbing harus melakukan

supervise ke lokasi prakerin untuk memonitoring kondisi dan kinerja siswa, sekaligus

menangkap dan menyelesaikan permasalahan yang mungkin ada. Siswa peserta prakerin

perlu diikutsertakan dalam suatu asuransi, mengingat tingginya tingkat resiko pekerjaan di

bidang industri. Evaluasi kegiatan prakerin dilaksanakan melalui kegiatan diskusi bersama

antara siswa, guru pembimbing, dan perwakilan dari mitra industri. Tabel 4.5. berikut

Page 132: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

123

menampilkan contoh rincian perhitungan pembiayaan untuk kegiatan pembelajaran

praktek kerja industri/magang.

Tabel 15. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran praktek kerja industri/magang

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume

Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp) Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

Ju

m-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)

2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

2.1.1.b. Pembelajaran Praktek Kerja Industri/magang

Manajemen pengelolaan Prakerin

Konsumsi

Koordinasi tim

pengelola

10 Orang 3 Paket 1 Semester 30 Paket

30.000 900.000

transportt penjajagan

dan

penandatanganan

MOU dengan mitra

industri

10 Orang 1 paket 1 Semester 10 paket

150.000 1.500.000

Konsumsi

Koordinasi sekolah

dengan mitra

industri

20 Orang 1 Paket 1 Semester 20 Paket

30.000 600.000

transportt koordinasi

sekolah dengan

mitra industri

20 Orang 1 paket 1 Semester 20 paket

150.000 3.000.000

Buku administrasi

prakerin 6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah

15.000 90.000

`

Konsumsi 77

pembimbin

g, guru,

siswa

1 paket 1 tahun 77 paket

15.000 1.155.000

transportt pemateri

dari industri 2 pemateri 1 paket 1 Semester 2 paket

150.000 300.000

Honor pemateri 2 pemateri 1 paket 1 Semester 2 paket

350.000 700.000

Penerjunan, Supervisi dan penarikan peserta prakerin oleh pembimbing

transportt 15 pembimbing 1 paket 1 Semester 15 paket

150.000 2.250.000

Honor 15 pembimbing 1 paket 1 Semester 15 paket

150.000 2.250.000

Asuransi Siswa 60 siswa 1 paket 1 Semester 60 paket

100.000 6.000.000

Page 133: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

124

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

Evaluasi kegiatan prakerin

Konsumsi 90

pembimbin

g, guru,

siswa

1 paket 1 Semester 90 paket

15.000 1.350.000

Transport

perwakilan mitra

industri

15 mitra 1 paket 1 Semester 15 paket

150.000 2.250.000

2) Penyelenggaraan Perpustakaan

Perpustakaan adalah fasilitas Bersama seluruh warga sekolah. Oleh karena itu,

pembiayaan penyelenggaraan perpustakaan termasuk dalam anggaran dana yang levelnya

untuk satu sekolah. Dana BOS digunakan untuk pengadaan ATK yang diperlukan dalam

penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Tabel 16 berikut menampilkan rincian

perhitungan pembiayaan penyelenggaraan perpustakaan.

Tabel 16. Pembiayaan Standar Proses untuk Penyelenggaraan Perpustakaan

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume

Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp) Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

Ju

m-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)

2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

2.1.2. Penyelenggaraan Perpustakaan

Buku Tulis 1 perpustakaan 20 buah 1 semester 20 buah

7.500 150.000

Plastik Sampul 1 perpustakaan 2 rol 1 tahun 2 rol

280.000 560.000

Gunting 1 perpustakaan 5 buah 1 semester 5 buah

10.500 52.500

Cutter 1 perpustakaa

n 5 buah 1 semester 5 buah

12.500 62.500

Kapur Barus 1 perpustakaa

n 20 bungkus 1 semester 20

bungku

s

1.500 30.000

Pengadaan Kartu

Anggota

Perpustakaan

540 siswa baru 1 lembar 1 tahun 540 lembar

2.000 1.080.000

Stiker 500 buku baru 1 lembar 1 tahun 500 lembar

1.000 500.000

Kartu buku 500 buku baru 1 lembar 1 tahun 500 lembar

500 250.000

Page 134: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

125

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

Bantalan Stempel 1 perpustakaa

n 5 buah 1 tahun 5 buah

7.000 35.000

Tinta Stempel 1 perpustakaa

n 5 botol 1 semester 5 botol

4.000 20.000

Steples Kecil 1 perpustakaa

n 5 buah 1 tahun 5 buah

13.100 65.500

Isi Stepler Kecil 1 perpustakaa

n 10 dos 1 semester 10 dos

2.300 23.000

Lem 1 perpustakaa

n 10 buah 1 semester 10 buah

3.350 33.500

Pulpen 1 perpustakaa

n 3 lusin 1 semester 3 lusin

15.000 45.000

Penghapus Tinta 1 perpustakaa

n 5 buah 1 semester 5 buah

4.900 24.500

Penggaris 1 perpustakaa

n 5 buah 1 semester 5 buah

4.800 24.000

Langganan Koran 1 perpustakaa

n 2 eksplar 1 semester 2 eksplar

175.000 350.000

Langganan Majalah 1 perpustakaa

n 5 majalah 1 semester 5

majala

h

50.000 250.000

Langganan Internet 1 perpustakaa

n 1 paket 1 semester 1 paket

750.000 750.000

Sub Total 4.305.500

3) Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan secara resmi oleh sekolah bebas

diikuti oleh semua siswa di sekolah tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler dibedakan dalam

4 kategori, yaitu kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler Olahraga,

kegiatan ekstrakurikuler kesenian, dan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Diantara

keempat kategori, hanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang sifatnya wajib diikuti

oleh semua siswa. Sedangkan untuk tiga kegiatan yang lain, siswa dapat memilih salah

satu kegiatan yang diminati. Komponen biaya yang mungkin muncul dari kegiatan

ekstrakurikuler adalah honor dan transport pelatih yang didatangkan dari luar sekolah,

alat dan bahan, serta biaya keikutsertaan dalam kegiatan perkemahan. Dalam contoh pada

Tabel 17 berikut, untuk kegiatan yang sifatnya rutin diadakan per pekan, kepada

pembimbing diberikan honorarium dan transport untuk tiap kali kedatangan.

Page 135: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

126

Tabel 17. Komponen pembiayaan kegiatan ekstrakurikuler

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah Satuan

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR PROSES

2.1.3. Kegiatan Ekstrakurikuler

2.1.3.1. Kegiatan Ekskul Keagamaan

a. Honorarium (Uang Lelah)

1 pembimbin

g 16 pertemuan 2 Semester 32

pertem

uan

100.000 3.200.000

b. transport 1 pembimbin

g 16 pertemuan 2 Semester 32

pertem

uan

50.000 1.600.000

2.1.3.1. Lomba MTQ Tingkat Kab/Kota

transportt Pembina 1 pembimbing 1 paket 1 Semester 1 paket

500.000 500.000

a. transportt Peserta 2 peserta 1 paket 1 Semester 2 paket

75.000 150.000

c. Konsumsi 3 pembimbing

dan Peserta 1 paket 1 Semester 3 paket

30.000 90.000

2.1.3.1. Kegiatan Ekskul Olahraga

a. Honorarium

(Uang Lelah) 5 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 80

pertem

uan

100.000 8.000.000

b. transport 5 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 80 pertem

uan

50.000 4.000.000

2.1.3.2. Kegiatan Ekskul Kesenian

a. Honorarium

(Uang Lelah) 2 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 32

pertem

uan

100.000 3.200.000

b. transport 2 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 32 pertem

uan

50.000 1.600.000

c. Alat dan Bahan 1 sekolahan 1 paket 1 Semester 1 paket

500.000 500.000

2.1.3.3. Kegiatan Ekskul Pramuka

a. Honorarium (Uang Lelah)

3 pembina 16 pertemuan 1 Semester 48 pertem

uan

100.000 4.800.000

b. transport 3 pembina 16 pertemuan 1 Semester 48 pertem

uan

50.000 2.400.000

c. Alat, bahan, dan Dokumentasi

2 kegiatan 1 paket 1 tahun 2 paket

250.000 500.000

2.1.3.4. Kegiatan Perkemahan HUT Pramuka

a. transport

Mabigus 5 mabigus 2 hari 1 tahun 10 hari

75.000 750.000

b. transport Pembina 1 pembina 2 hari 1 tahun 2 hari

75.000 150.000

c. transport Peserta 1 tim 1 paket 1 tahun 1 paket

2.500.000 2.500.000

d. Konsumsi 36

mabigus,

pembina,

dan peserta

1 paket 1 tahun 36 paket

30.000 1.080.000

e. Dokumentasi 1 kegiatan 1 paket 1 tahun 1 paket

100.000 100.000

Page 136: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

127

4) Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan

Kegiatan pertandingan dan perlombaan yang diikuti siswa baik dalam bidang

akademik seperti lomba ketrampilan siswa, maupun non akademik seperti kejuaraan olah

raga dan seni. Komponen biaya dapat berupa konsumsi peserta dan pembimbing,

transport peserta dan pembimbing, dan honor pembimbing, seperti yang diuraikan dalam

table 18. berikut ini.

Tabel 18. Pembiayaan Standar Proses untuk Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Satua

n

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR PROSES

2.1.4. Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan

2.1.4.1. Mengikuti Lomba Baris-Berbaris Tingkat Kecamatan atau Kabupaten/Kota

a. Transport 2 kegiatan 2 hari 2 kali 8 hari 250.000 2.000.000

b. Konsumsi lomba 19 pembimbin

g dan

peserta 1 paket 1 kali 19 paket 30.000 570.000

d. Kostum 18 peserta 1 paket 1 kali 18 paket 150.000 2.700.000

e. Konsumsi Latihan 19

pembimbin

g dan

peserta

5 paket 1 kali 95 paket 17.500 1.662.500

2.1.4.2. Olimpiade Olahraga Tingkat Kabupaten/Kota

a. Transport 5 Cabang

Olah Raga 2 hari 1 kali 10 hari 250.000 2.500.000

b. Konsumsi 5

pembimbin

g dan

peserta

5 paket 2 hari 50 paket 30.000 1.500.000

2.1.4.3. Lomba Ketrampilan Siswa tingkat Kabupaten/Kota

a. Transport 4

Cabang

Ketrampila

n

2 hari 1 kali 8 hari 250.000 2.000.000

b.Konsumsi 3

pembimbin

g dan

peserta

4 paket 2 hari 24 paket 30.000 720.000

c.Bahan dan

perlengkapan latihan

rutin

2 peserta 4 paket 1 kali 8 paket 500.000 4.000.000

d.Bahan Pembimbingan

Khusus oleh ahli 2 peserta 4 paket 1 kali 8 paket 150.000 1.200.000

e.Konsumsi 12

pembimbin

g dan

peserta

6 hari 1 kali 72 kali 15.000 1.080.000

f.Honor Pembimbing

Khusus 4

Tenaga

Ahli 6 hari 1 kali 24 kali 150.000 3.600.000

Page 137: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

128

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

2.1.4.4. Gelar Inovasi Pendidika (Pameran Tk Prop)

transport 5

pembimbin

g dan

peserta

1 paket 1 kali 5 paket 75.000 375.000

Konsumsi 5

pembimbin

g dan

peserta

3 hari 1 kali 15 hari 30.000 450.000

alat dan bahan 1 kegiatan 5 paket 1 kali 5 paket 200.000 1.000.000

Sub Total 25.357.500

c. Pengawasan Proses Pembelajaran

Agar jalannya proses pembelajaran terkontrol, dan tujuan pembelajaran dapat

tercapai sesuai yang direncanakan, maka diperlukan adanya kegiatan pengawasan.

Pengawasan proses pembelajaran dilaksanakan oleh Kepala sekolah dan Pengawas

Sekolah. Komponen biaya yang mungkin timbul adalah ATK dan konsumsi, seperti

diuraikan pada table 19. berikut ini.

Tabel 19. Pembiayaan Standar Proses untuk Pengawasan Proses Pembelajaran

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum

-lah Satuan

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7

8=2

x4x

6

9 10 11

STANDAR PROSES

2.2. Pengawasan Proses Pembelajaran

2.2.1. Supervisi oleh Kepala Sekolah

Buku Supervisi Kelas 3 tingkat 1 buah 2 semester 6 buah 7.500 45.000

Penggandaan Format

Supervisi 30

wakepsek

dan guru 30 lembar 2 semester 1800 lembar 200 360.000

2.2.2. Supervisi oleh Pengawas

Konsumsi 2 pengawas 10 paket 2 semester 40 paket 22.500 900.000

Sub Total

1.305.000

Page 138: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

129

2. Standar Penilaian

Kegiatan yang termasuk dalam standar penilaian adalah:

a. Penilaian Kompetensi Dasar

Penilaian kompetensi dasar dilakukan untuk mengevaluasi capaian kompetensi siswa

untuk tiap kompetensi dasar. Penilaian bisa dilakukan melalui test tulis berbasis kertas

maupun test berbasis komputer, baik yang diselenggarakan secara offline maupun online.

Selain itu untuk penilaian pembelajaran unjuk kerja di workshop/bengkel praktek,

dilakukan melalui lembar pantauan/ observasi kegiatan praktek di bengkel kerja. Untuk

penilaian berbasis kertas, komponen pembiayaan yang mungkin muncul adalah

penggandaan lembar soal maupun lembar observasi praktek. Sedangkan untuk penilaian

berbasis computer, jika sekolah telah menyediakan fasilitas computer dengan layanan

internet, maka nyaris tidak diperlukan biaya khusus. Namun tentu saja sebelumnya guru

harus sudah memiliki kemampuan dalam menyusun dan melaksanakan penilaian berbasis

komputer ini.

b. Penilaian Tengah Semester

c. Penilaian Akhir Semester

Penilaian tengah semester, begitu juga penilaian akhir semester, dilaksanakan secara

serentak oleh semua bidang keahlian dalam satu sekolah. Komponen pembiayaan yang

mungkin muncul dari kegiatan penilaian tengah dan akhir semester adalah untuk

penggandaan soal dan konsumsi panitia dan pengawas.

d. Uji kompetensi keahlian produktif

Komponen pembiayaan yang mungkin diperlukan dalam kegiatan uji kompetensi

keahlian produktif adalah untuk penyediaan bahan dan alat, serta honorarium penguji ahli.

e. Uji Coba Ujian Nasional (UN)

Uji coba UN diselenggarakan di masing-masing sekolah. Komponen pembiayaan

yang muncul adalah untuk Konsumsi, Transport, pengandaan soal dan Honor.

f. Ujian Nasional (UN)

Komponen pembiayaan untuk Ujian Nasional bukan dalam pelaksanaan ujiannya,

namun diperlukan setelah pelaksanaan ujian, misalkan untuk penerbitan dan penggandan

STK dan ijazah, foto siswa, dan map ijazah.

g. Ujian Kompetensi Kejuruan

Page 139: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

130

Ujian kompetensi kejuruan melibatkan asesor ahli dari luar sekolah sebagai penilai.

Sehingga komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain yaitu untuk penyediaan

bahan dan alat, konsumsi penguji, dan honor penguji.

Rincian pembiayaan standar penilaian diuraikan dalam tabel 20.

Tabel 20. Pembiayaan Standar penilaian

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Yang

Membutuhkan

Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

per Tahun

Jum-

lah

Kete-

rangan

Jum

-lah Satu-an

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR PENILAIAN (PerMenDikBud 23/2016)

3.1.a. Penilaian Kompetensi Dasar Mapel Muatan Nasional dan Muatan Kewilayahan

Penggandaan Soal

tingkat I 8 mapel 900 lembar 8 kali 57600 lembar 200 11.520.000

Penggandaan Soal

tingkat II 6 mapel 900 lembar 8 kali 43200 lembar 200 8.640.000

Penggandaan Soal

tingkat III 6 mapel 900 lembar 8 kali 43200 lembar 200 8.640.000

3.1.b. Penilaian Kompetensi Dasar Mapel Muatan Peminatan Kejuruan

Penggandaan Lembar

observasi produktif 9 praktek 120 lembar 8 kali 8640 lembar 200 1.728.000

Penggandaan soal teori 9 mapel 300 lembar 8 kali 21600 lembar 200 4.320.000

3.2. Penilaian Tengah Semester

3.2.1. Penilaian Tengah Semester Ganjil

Penggandaan Soal 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000

3.2.2. Ujian Tengah Semester genap

Penggandaan Soal 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000

3.3. Penilaian Akhir Semester

3.3.1. Penilaian Akhir Semester Ganjil

Penggandaan Soal dan

Lembar Jawaban 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000

Konsumsi

Penyelenggaraan 42

Panita dan

Pengawas 1 paket 6 hari 252 paket 12.500 3.150.000

3.3.2. Penilaian Kenaikan Kelas

Penggandaan Soal dan

Lembar Jawaban 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000

Konsumsi

Penyelenggaraan 42

Panita dan

Pengawas 1 paket 6 hari 252 paket 12.500 3.150.000

Page 140: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

131

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

3.4. Uji kompetensi keahlian produktif

Bahan dan alat 9 mapel 1 paket 60 siswa 540 paket 25.000

13.500.000

Honor Penilai ahli 9 mapel 1 paket 1 orang 9 paket 350.000 3.150.000

3.5. Uji Coba Ujian Nasional (UN)

transport 3 pengawas

ujian 3 hari 1 kali 9 hari 75.000 675.000

Honor Pemeriksa 60 siswa kelas

akhir 80 lembar 1 kali 4800 lembar 1.000 4.800.000

Penggandaan

Soal/Naskah 60

siswa kelas

akhir 80 lembar 1 kali 4800 lembar 200 960.000

3.6. Ujian Sekolah Berstandar Nasional

Penggandaan Soal dan

Lembar Jawaban 7 mapel 600 lembar 1 kali 4200 lembar 200 840.000

Konsumsi

Penyelenggaraan 20

Panita dan

Pengawas 1 paket 4 hari 80 paket 12.500 1.000.000

3.7. Ujian Nasional (UN)

Honor Penulisan STK

dan Ijazah/STTB 3 Orang 1 paket 1 kali 3 paket 350.000 1.050.000

Foto Siswa Kelas Akhir 60 siswa kelas

akhir 1 paket 1 kali 60 paket 30.000 1.800.000

Map 60 siswa kelas

akhir 1 lembar 1 kali 60 lembar 30.000 1.800.000

Penggandaan STK dan

Ijazah/STTB 60

siswa kelas

akhir 10 lembar 1 kali 600 lembar 200 120.000

3.8. Ujian Kompetensi Sertifikasi

Honor tenaga ahli 4 SKKNI 6 orang 2 kali 48 orang 750.000 36.000.000

Konsumsi 24 asesor 2 hari 1 kali 48 hari 30.000 1.440.000

Bahan Ujian Praktik 4 SKKNI 60 siswa 1 kali 240 siswa 250.000 60.000.000

Pengolahan Nilai Hasil

Ujian 4 SKKNI 1 paket 1 kali 4 paket 300.000 1.200.000

Jumlah 170.923.000

3. Standar Kompetensi Kelulusan

Kegiatan yang dapat dilaksanakan sebagai bagian dari upaya pemenuhan standar

kompetensi kelulusan yaitu:

a. Kegiatan Keagamaan

b. Penyuluhan Tentang Hidup Sehat

c. UKS, PMR dan Kegiatan Ekstrakulikuler

d. Lokakarya Bedah SKL

e. Workshop Pendidikan Karakter dan Soft Skill Siswa

f. Lokakarya Penyusunan Program Life Skills

g. Ceramah tentang Motivasi Berprestasi

Page 141: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

132

h. Analisis Standar Kelulusan Ujian Nasional

i. Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang akademik dan Non Akademik

Komponen pembiayaan yang muncul dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut

adalah untuk penyediaan konsumsi peserta dan nara sumber, serta transport dan honor

narasumber. Pembiayaan dalam standar ini dihitung untuk skala satu sekolah. Contoh

perhitungan pembiayaan untuk standar 4 ada pada tabel 21.

Tabel 21. Perhitungan pembiayaan standar kompetensi lulusan

Deskripsi

Yang Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum-

lah Kete-rangan

Jum

-lah Satuan

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (Permendikbud 20/2016)

4.1. Kegiatan Keagamaan

4.1.1. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Honor

Penceramah 1 penceramah 1 hari 1 tahun 1 hari 200.000 200.000

Sewa Tenda 1 kegiatan 1 petak 1 tahun 1 petak 150.000 150.000

Spanduk 1 kegiatan 1 paket 1 tahun 1 paket 75.000 75.000

Dokumentasi 1 kegiatan 1 paket 1 tahun 1 paket 100.000 100.000

Konsumsi 636

kepsek, guru,

tendik, siswa,

dan undangan

1 paket 1 tahun 636 paket 6.000 3.816.000

4.1.2. Pesantren Kilat (Sanlat) per angkatan

Honor Pemateri 1 pemateri 3 hari 1 tahun 3 hari 500.000 1.500.000

transport 15

penanggung

jawab,

pembimbing,

panitia

3 hari 1 tahun 45 hari 30.000 1.350.000

Konsumsi 555

panitia,

pemateri, dan

peserta

1 paket 1 tahun 555 paket 100.000 55.500.000

Page 142: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

133

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

4.2. Penyuluhan Tentang Hidup Sehat

Honor

Narasumber 1 narasumber 1 hari 1 tahun 1 hari 350.000 350.000

Konsumsi 555 peserta dan

narasumber 1 paket 1 tahun 555 paket 7.500 4.162.500

4.3. UKS, PMR dan Kegiatan Ekstrakulikuler

Paket P3K 1 sekolah 36 paket 1 tahun 36 paket 100.000 3.600.000

Kegiatan Donor

Darah 1 sekolah 4 paket 1 tahun 4 paket 250.000 1.000.000

Workshop Penguatan Pendidikan Karakter dan Soft Skill Siswa

Honor Nara

sumber 1 narasumber 1 paket 1 tahun 1 paket 350.000 350.000

Konsumsi 32 guru,

narasumber 1 paket 1 tahun 32 paket 30.000 960.000

Kertas HVS F70 2 rim 1 paket 1 tahun 2 paket 48.500 97.000

Tinta Printer 1 buah 1 paket 1 tahun 1 paket 100.000 100.000

Lokakarya Penyusunan Program Life Skills

Honor Nara

sumber 2 narasumber 1 paket 1 tahun 2 paket 350.000 700.000

Konsumsi 33 guru,

narasumber 1 paket 1 tahun 33 paket 30.000 990.000

Kertas HVS F70 2 rim 1 paket 1 tahun 2 paket 48.500 97.000

Tinta Printer 1 buah 1 paket 1 tahun 1 paket 100.000 100.000

TOTAL STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN 75.197.500

4. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Penggunaan dana digunakan untuk kegiatan:

a. Pelatihan Scientific Learning

b.Peningkatan Kompetensi Guru Melalui MGMP

Page 143: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

134

c. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Melalui MKKS

d.Peningkatan Kompetensi guru dalam mapel produktif

Pembiayaan dapat digunakan untuk Konsumsi, Transport, bantuan biaya pelatihan,

dan Honor, seperti dirincikan dalam tabel 22.

Tabel 22. Pembiayaan untuk standar pendidik dan tenaga kependidikan

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum

-lah Sa-tuan

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

5.1. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui MGMP

a. transport 30 wakepsek

dan guru 1 Paket 10 bulan 300 paket 75.000 22.500.000

b. Materi

pelatihan 30

wakepsek

dan guru 1 Paket 10 bulan 300 paket 15.000 4.500.000

5.2. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Melalui MKKS

a. transportt 1 kepsek 1 paket 10 bulan 10 paket

100.000 1.000.000

b.

Materi

Pelatihan 1 kepsek 1 paket 10 bulan 10 paket

25.000 250.000

5.3. Peningkatan Kemampuan guru dalam bidang produktif

a.

Bantuan

Biaya

Pelatihan

produktif

4 guru 1 paket 2 semester 8 paket

4.000.00

0

32.000.000

TOTAL STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 115.975.500

5. Standar Sarana Dan Prasarana

Penggunaan dana pada standar Sarana dan Prasarana digunakan untuk kegiatan

perbaikan dan perawatan lingkungan sekolah, tempat ibadah, ruangan kantor, ruangan kelas,

ruangan laboratorium dan workshop, serta sarana sanitasi. Termasuk didalamnya adalah

perawatan peralatan penunjang seperti AC dan computer. Tabel 23 menampilkan detil contoh

perhitungan pembiayaan untuk standar sarana dan prasarana.

Page 144: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

135

Tabel 23. Perhitungan pembiayaan stanadar sarana dan prasarana

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum

-lah Sa-tuan

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR SARANA DAN PRASARANA (Permendiknas 24/2007)

Pengecatan Ruangan dan

Pagar Sekolah 1 sekolah 1000 meter2 1 tahun 1000 meter2

20.000 20.000.000

Perbaikan Atap Bocor 1 sekolah 100 paket 1 tahun 100 paket

10.000 1.000.000

Perbaikan Plafon Ruang

Sekolah 1 sekolah 20 meter2 1 tahun 20 meter2

200.000 4.000.000

Perbaikan Pintu dan

Jendela 1 sekolah 10 paket 1 tahun 10 paket

200.000 2.000.000

Perbaikan Ubin/Keramik 1 sekolah 100 meter2 1 tahun 100 meter2

30.000 3.000.000

Perbaikan Fasilitas WC 9 buah 1 paket 1 tahun 9 paket

200.000 1.800.000

Perbaikan Meubeler 18 kelas 2 paket 1 tahun 36 paket

200.000 7.200.000

Perbaikan Peralatan Kantor 1 sekolah 5 paket 1 tahun 5 paket

200.000 1.000.000

Perbaikan Sanitasi Sekolah 1 sekolah 100 meter2 1 tahun 100 meter2

25.000 2.500.000

Pemeliharaan Taman

Sekolah 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket

250.000 500.000

Pemeliharaan Lapangan

Olahraga 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket

100.000 200.000

Pemeliharaan Fasilitas

Sekolah Lainnya 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket

300.000 600.000

Pemeliharaan Komputer

Laboratorium 1

Laboratoriu

m 1 paket 1 tahun 1 paket

10.000.0

00 10.000.000

Pemeliharaan workshop 27 Workshop 1 paket 1 tahun 27 paket

10.000.0

00 270.000.000

Pemeliharaan

Laboratorium Bahasa 1

Laboratoriu

m 1 paket 1 tahun 1 paket

2.000.00

0 2.000.000

Pemeliharaan Alat-alat

listrik/penerangan 25 Ruang 1 paket 1 tahun 25 paket

300.000 7.500.000

Pemeliharaan peralatan

ibadah (Masjid) 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket

200.000 400.000

Page 145: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

136

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

Pemeliharaan AC Ruang

Laboratorium 2

Laboratoriu

m 4 unit 1 tahun 8 unit

400.000 3.200.000

Pemeliharaan AC Kantor 4 Ruang 1 unit 1 tahun 4 unit

400.000 1.600.000

TOTAL STANDAR SARANA DAN PRASARANA 338.500.000

6. Standar Pengelolaan

Penggunaan dana pada standar pengelolaan digunakan untuk konsumsi, transport dan

ATK pada kegiatan:

a. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan & Anggaran Sekolah

b. Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB), Penjaringan Siswa Kelas X dan Siswa

Pindahan

c. Meningkatkan Hubungan Kerja dengan Komite Sekolah

d. Meningkatkan Hubungan dengan Masyarakat/Orang Tua

1) Pertemuan dengan orang tua siswa baru

2) Nasional Sosialisasi Ujian

3) Tambahan Jam untuk Peningkatan SKL

4) Lokakarya Penyusunan SPM Sekolah

Contoh perhitungan pembiayaan standar pengelolaan diuraikan dalam table 24..

Tabel 24. Perhitungan Pembiayaan Opersaional Standar Pengelolaan

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum

-lah Sa-tuan

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

STANDAR SARANA DAN PRASARANA (Permendiknas 24/2007)

7.1. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan & Anggaran Sekolah

transport 43

kepsek,

wakepsek,g

uru,

pengawas,

dan komsek

1 hari 1 kali 43 hari

100.000 4.300.000

Page 146: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

137

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

Konsumsi 43

kepsek,

wakepsek

, guru,

pengawas

, dan

komsek

1 paket 1 kali 43 paket

30.000 1.290.000

Kertas HVS A4 1 kegiatan 2 rim 1 kali 2 rim

48.000 96.000

Tinta printer (isi

ulang) 1 kegiatan 1 botol 1 kali 1 botol

100.000

100.000

7.2. Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB), Penjaringan Siswa Kelas X dan Siswa Pindahan

Honor Panitia

- Penanggung

jawab 2

kepsek

komsek 1 paket 1 tahun 2 paket

150.000 300.000

- Ketua 1 ketua 1 paket 1 tahun 1 paket

100.000 100.000

- Sekretaris 1 sekretaris 1 paket 1 tahun 1 paket

75.000 75.000

- Bendahara 1 bendahara 1 paket 1 tahun 1 paket

75.000 75.000

- Anggota 10

wakepsek

, guru, dan

tendik

1 paket 1 tahun 10 paket

50.000 500.000

Konsumsi Rapat 15 panitia 4 paket 1 tahun 60 paket

10.000 600.000

Konsumsi Kegiatan

PSB 15 guru 6 paket 1 tahun 90 paket

10.000 900.000

Konsumsi Lembur 15 panitia 6 hari 1 tahun 90 hari

20.000 1.800.000

Spanduk 1 kegiatan 2 buah 1 tahun 2 buah

50.000 100.000

Buku Folio 1 kegiatan 2 buah 1 tahun 2 buah

7.500 15.000

Map 540 siswa

baru 2 buah 1 tahun 1080 buah

500 540.000

Pemotretan siswa

baru 540

siswa

baru 1 paket 1 tahun 540 paket

8.000 4.320.000

Lembur inputing

Data 15 panitia 6 hari 1 tahun 90 hari 13.000 1.170.000

Penggandaan Formulir

- Formulir S.1, S.2,

dan S.3 600 formulir 3 lembar 1 tahun 1800

lemb

ar

200 360.000

Page 147: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

138

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x

6 9 10 11

- Formulir Pendaftaran Ulang Siswa Baru

540 siswa baru 3 lembar 1 tahun 1620 lembar

200

324.000

- Formulir Pendaftaran Ulang Siswa Lama

1080 siswa lama 1 lembar 1 tahun 1080 lembar

200

216.000

7.3. Meningkatkan Hubungan Kerja dengan Komite Sekolah

transport 5 perwakilan komsek

6 hari 2 semester 60 hari

100.000 6.000.000

Konsumsi 12

pimpinan

sekolah dan

perwakilan komsek

6 hari 2 semester 144 hari

30.000 4.320.000

Rapat Routin Pengurus

Komite Sekolah

Konsumsi 15 Pengurus 1 hari 6 kali 90 kali

17.500 1.575.000

transportt 15 Pengurus 1 kegiatan 6 kali 90 kali

100.000 9.000.000

7.4. Meningkatkan Hubungan dengan Masyarakat/Orang Tua

7.4.1. Pertemuan dengan orang tua siswa baru

Konsumsi 571

pimpinan sekolah,

guru dan

orang tua

siswa baru

1 paket 1 tahun 571 paket

17.500 9.992.500

7.4.2 Sosialisasi Ujian Nasional

Konsumsi 571

pimpinan

sekolah dan orang tua

siswa kelas

akhir

1 paket 1 tahun 571 paket

17.500 9.992.500

7.4.3. Tambahan Jam untuk Peningkatan SKL

Honorarium Jam Tambahan

9 Mapel 4 tatap muka

6 bulan 216 tatap muka

150.000

32.400.000

ATK

-Kertas Buram F-4 9 Mapel 1 paket 4 rim 36 paket

24.000 864.000

-Penggandaan 9 Mapel 1 paket 40 lembar 360 paket

200 72.000

Konsumsi 9 Mapel 4 tatap muka

6 bulan 216 tatap muka

17.500

3.780.000

Page 148: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

139

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x

6 9 10 11

Lokakarya Penyusunan SPM Sekolah

Nara sumber 1 nara sumber 1 paket 1 tahun 1 paket

500.000 500.000

Konsumsi 60 orang 1 paket 1 tahun 60 paket

17.500 1.050.000

Kertas HVS F70 1 rim 1 paket 1 tahun 1 paket

48.500 48.500

TOTAL STANDAR PENGELOLAAN

96.775.500

1. Standar Pembiayaan

Penggunaan dana pada standar ini digunakan untuk kegiatan:

a. Pelatihan Manajemen Keuangan Sekolah

b. Pengelolaan Dana Komite

c. Administrasi dan Umum

Secara detil, perhitungan pembiayaan operasional untk standar pembiayaan ditampilkan dalam

tabel 25.

Tabel 25. Perhitungan Pembiayaan Standar Pembiayaan

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Frekuensi Volume

Biaya

Satuan

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Yang

Membutuhkan

per Tahun

Ju

m-

lah

Kete-

rangan

Ju

m-

lah

Sa-tuan

Ju

m-

lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x

4x6 9 10 11

7. STANDAR PEMBIAYAAN (Permendiknas 69/2009)

8.1. Pelatihan Manajemen Keuangan Sekolah

transport 43

kepsek, wakepsek,

guru,

pengawas,

dan komsek

2 hari 1 kali 86 hari

75.000 6.450.000

Konsumsi 60

kepsek,

wakepsek,

guru,

pengawas,

dan komsek

2 paket 1 kali 120 paket

30.000 3.600.000

Page 149: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

140

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

Kertas HVS A4 2 kegiatan 1 rim 1 kali 2 rim

45.500 91.000

Tinta printer (isi ulang) 1 kegiatan 1 botol 1 kali 1 botol

100.000 100.000

8.2. Pengelolaan Dana Komite

transportt Bulanan

Bendahara 2 bendaraha 1 paket 12 bulan 24 paket

100.000 2.400.000

transportt Bulanan

Kolektor 1 kolektor 1 paket 12 bulan 12 paket

100.000 1.200.000

Buku Kas Umum 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

15.000 30.000

transport Rapat Komite 15

pimpinan

sekolah

dan

pengurus komsek

1 hari 4 kali 60 hari

75.000 4.500.000

Copy dan Jilid LPJ

Dana Komite 4 rangkap 3 eksemplar 4 triwulan 48

eksem

plar

15.000 720.000

Penggandaan rekap LPJ

Dana Komite 1620 rangkap 1 lembar 4 triwulan 6480

lemba

r

200 1.296.000

8.3. Administrasi dan Umum

ATK

Buku Induk Siswa 1 sekolah 8 buah 1 tahun 8 buah

50.000 400.000

Buku Mutasi Umum 1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah

17.500 17.500

Buku Absensi Umum

siswa 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah

10.000 180.000

Buku Daftar Hadir Guru

dan Pegawai 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah

10.000 40.000

Buku Daftar Nilai

Umum 3 tingkat 6 buah 1 tahun 18 buah

10.000 180.000

Buku Rekap Daftar

Nilai Umum 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah

10.000 180.000

Buku Daftar Kelas

Umum 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah

10.000 180.000

Buku Leger 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah

25.000 450.000

Buku Klaper 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah

45.000 810.000

Pencetakan LHBPD 1620 siswa 4 lembar 2 semester 12960 lemba

r

200 2.592.000

Page 150: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

141

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

Buku Analisis Hasil Belajar

3 tingkat 6 buah 1 tahun 18 buah

7.500 135.000

Buku Remedial dan Pengayaan Umum

3 tingkat 6 buah 1 tahun 18 buah

13.000 234.000

Buku Daya Serap dan Target Kurikulum

1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

13.000 39.000

Buku Rekap Prestasi Siswa

1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

13.000 39.000

Buku Kumpulan Roster Pelajaran

1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

13.000 39.000

Buku Supervisi Kepala

Sekolah 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

13.000 26.000

Buku Agenda Surat 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah

15.000 60.000

Buku Notulen Rapat 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah

30.000 90.000

Buku Program Kerja 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah

13.000 52.000

Buku Rekap DP3 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

13.000 26.000

Buku Inventaris 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah

13.000 52.000

Buku Tamu 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

13.000 26.000

Buku Daftar Bantuan Siswa Miskin

1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah

13.000 13.000

Buku Penerimaan Ijazah

1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah

13.000 13.000

Kertas HVS A4 1 sekolah 2 rim 10 bulan 20 rim

40.500 810.000

Kertas HVS F4 1 sekolah 6 rim 10 bulan 60 rim

45.500 2.730.000

Page 151: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

142

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

Kertas Jilid (Cover) 1 sekolah 4 bungkus 2 semester 8 bungkus

12.000

96.000

Kertas Marmer 1 sekolah 4 lembar 10 bulan 40 lembar

2.000

80.000

Kuitansi 1 sekolah 3 blok 2 semester 6 blok

5.500 33.000

Amplop Panjang 1 sekolah 6 dos 10 bulan 60 dos

16.000 960.000

Amplop Pendek 1 sekolah 3 dos 10 bulan 30 dos

6.500 195.000

Materai 3000 1 sekolah 20 lembar 10 bulan 200 lemba

r

3.000 600.000

Materai 6000 1 sekolah 40 lembar 10 bulan 400 lembar

6.000

2.400.000

Pulpen 1 sekolah 4 dos 1 tahun 4 dos

30.000 120.000

Penghapus Tinta 1 sekolah 2 paket 10 bulan 20 paket

1.500 30.000

Pensil 1 sekolah 6 lusin 2 semester 12 lusin

42.000 504.000

Penghapus pensil 1 sekolah 6 dos 1 tahun 6 dos

2.250 13.500

Spidol Permanen 1 sekolah 6 lusin 2 semester 12 lusin

51.000 612.000

Tinta Spidol Permanen 1 sekolah 6 botol 2 semester 12 botol

10.000 120.000

Spidol Warna Warni 1 sekolah 2 lusin 2 semester 4 lusin

11.100 44.400

Stabillo 1 sekolah 1 buah 10 bulan 10 buah

8.000 80.000

Tinta Printer 1 sekolah 2 botol 10 bulan 20 botol

28.000 560.000

Bantalan Stempel 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah

15.000 60.000

Tinta Stempel 1 sekolah 5 buah 1 tahun 5 buah

2.500 12.500

Stop Map Plastik 1 sekolah 6 buah 10 bulan 60 buah

4.100 246.000

Lem 1 sekolah 4 buah 10 bulan 40 buah

3.350 134.000

Mistar 1 sekolah 1 lusin 1 tahun 1 lusin

12.100 12.100

Page 152: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

143

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

Jepitan Kertas Kecil (Paper clip)

1 sekolah 10 pak 1 tahun 10 pak

2.500 25.000

Jepitan Kertas Sedang 1 sekolah 5 pak 10 bulan 50 pak

1.500 75.000

Steples Kecil 1

kepsek,

wakepsek,

guru, dan TU

4 buah 1 tahun 4 buah

13.000 52.000

Isi Steples Kecil 1

kepsek, wakepsek,

guru, dan

TU

100 dos 10 bulan 1000 dos

2.300 2.300.000

Steples Besar 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

14.000 28.000

Isi Steples Besar 1 sekolah 6 dos 2 semester 12 dos

3.500 42.000

Lakban besar 1 sekolah 4 rol 2 semester 8 rol

14.000 112.000

Lakban kecil 1 sekolah 4 rol 2 semester 8 rol

10.000 80.000

Pelubang kertas 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

14.000 28.000

CD blank 1 sekolah 3 pak 1 tahun 3 pak

140.000 420.000

Flasdisk 4 GB 36 Mata pelajaran

1 buah 1 tahun 36 buah

125.000 4.500.000

catrider printer Black 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah

202.150 808.600

catrider printer warna 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah

242.550 970.200

Alat dan Bahan Habis Pakai

Tissu 1 sekolah 4 Dos 10 bulan 40 Dos

3.100 124.000

Plastik Bening 1 sekolah 4 rol 1 tahun 4 rol

200.000 800.000

Box File 1 sekolah 4 Dos 1 tahun 4 Dos

14.400 57.600

Kalkulator 1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah

53.400 53.400

Bendera Upacara 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah

30.000 60.000

Bendera Kelas 18 rombel 1 set 1 tahun 18 set

7.500 135.000

Page 153: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

144

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

Alat dan Bahan Kebersihan

Sapu Lidi 18 rombel 6 Buah 4 triwulan 432 Buah

5.650 2.440.800

Sapu Ijuk 18 rombel 6 Buah 4 triwulan 432 Buah

12.100 5.227.200

Sapu Atap 1 sekolah 4 Buah 1 tahun 4 Buah

36.250 145.000

Kemoceng 25 ruang 1 Buah 4 triwulan 100 Buah

5.500 550.000

Pengki/Skop Sampah 18 rombel 1 Buah 4 triwulan 72 Buah

15.600 1.123.200

Tempat Sampah Besar 6 ruang 1 Buah 1 tahun 6 Buah

34.875 209.250

Sikat WC 4 lokasi 1 Buah 2 semester 8 Buah

7.200 57.600

Lap Pel 25 ruang 3 Buah 2 semester 150 Buah

12.850 1.927.500

Karbol 4 lokasi 6 Botol 2 semester 48 Botol

10.300 494.400

Ember Kecil 4 lokasi 4 Buah 4 triwulan 64 Buah

15.000 960.000

Gayung Air 4 lokasi 4 Buah 4 triwulan 64 Buah

9.450 604.800

Baskom cuci tangan 25 ruang 1 Buah 2 semester 50 Buah

10.000 500.000

Sabun 4 lokasi 2 Buah 10 bulan 80 Buah

2.000 160.000

Stand Cuci Tangan 25 ruang 1 Buah 1 tahun 25 Buah

7.000 175.000

Lap tangan 25 ruang 1 Buah 4 triwulan 100 Buah

7.150 715.000

Pengharum Ruangan 25 ruang 1 Buah 10 bulan 250 Buah

4.500 1.125.000

Selang 1 sekolah 1 roll 1 tahun 1 roll

2.000 2.000

Keset kaki 25 ruang 1 Buah 2 semester 50 Buah

14.675 733.750

Parang 1 sekolah 1 Buah 1 tahun 1 Buah

20.000 20.000

Golok 1 sekolah 1 Buah 1 tahun 1 Buah

25.000 25.000

Page 154: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

145

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4

x6 9 10 11

cangkul 1 sekolah 1 Buah 1 tahun 1 Buah

50.000 50.000

Daya dan Jasa

Langganan Listrik 1 sekolah 3 rekening 12 bulan 36 rekeni

ng

2.000.00

0

72.000.000

Langganan air PDAM 1 sekolah 1 rekening 12 bulan 12 rekeni

ng

400.000 4.800.000

Langganan Telpon dan

Faks 1 sekolah 2 line 12 bulan 24 line

350.000 8.400.000

Langganan Internet 1 sekolah 1 line 12 bulan 12 line

750.000 9.000.000

Langganan Majalah

Pendidikan 1 sekolah 3 paket 12 bulan 36 paket

50.000 1.800.000

Langganan Koran 1 sekolah 2 paket 12 bulan 24 paket

170.000 4.080.000

Konsumsi Harian

Gas 1 sekolah 2 tabung 10 bulan 20 tabung

75.000 1.500.000

Air Galon 1 sekolah 4 galon 10 bulan 40 galon

12.000 480.000

Gula Pasir 1 sekolah 10 kg 10 bulan 100 kg

11.500 1.150.000

Kopi Bubuk 1 sekolah 2 kg 10 bulan 20 kg

30.000 600.000

Teh celup 1 sekolah 2 dos 10 bulan 20 dos

3.700 74.000

Air mineral kemasan

(untuk tamu) 1 sekolah 1 kardus 10 bulan 10 kardus

15.000 150.000

Konsumsi (untuk tamu) 1 sekolah 6 paket 10 bulan 60 paket

7.000 420.000

TOTAL STANDAR PEMBIAYAAN 169.083.300

Setelah semua komponen dihitung, kemudian ditotal dengan membedakan antara

pembiayaan dalam lingkup satu sekolah dan pembiayaan yang spesifik untuk tiap-tiap kompetensi

keahlian. Biaya yang diperlukan persiswa per tahun diperoleh dengan membagi pembiayaan dalam

lingkup sekolah dengan jumlah total siswa di sekolah tersebut, ditambah dengan hasil bagi jumlah

pembiayaan per kompetensi keahlian dengan jumlah siswa untuk tiap-tiap kompetensi keahlian.

Page 155: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

146

Tabel 26 merupakan rekap pembiayaan dari kompetensi keahlian Teknik konstruksi dan properti.

Gambar 103 menampilkan diagram batang perbandingan persentase kebutuhan anggaran per

standar pendidikan.

Tabel 26. Rekapitulasi

Standar Biaya per standar tingkat

kompetensi keahlian

tingkat sekolah

Persentase

1. STANDAR ISI 40.059.680 40.059.680 0 2,4%

2. STANDAR PROSES 694.787.645 628.699.645 0 41%

3. STANDAR PENILAIAN 170.923.000 170.923.000 0 10%

4. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

75.197.500 0 75.197.500 4%

5. STANDAR PENDIDIK DAN TENDIK

92.250.000 91.000.000 1.250.000 5%

6. STANDAR SARPRAS 338.500.000 0 338.500.000 20%

7. STANDAR PENGELOLAAN 96.775.500 5.786.000 90.989.500 6%

8. STANDAR PEMBIAYAAN 169.083.300 10.241.000 158.842.300 10%

TOTAL BIAYA 1.677.576.625 946.709.325 664.779.300 100%

BIAYA PER SISWA/ TAHUN 5.669.854 5.259.496 410.358

BIAYA PER SISWA/ BULAN 472.488

Gambar 103. Diagram batang perbandingan biaya operasional non personal dari ke delapan standar

2,4%

41%

10%

4% 5%

20%

6%10%

Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar

Page 156: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

147

C. Pembiayaan operasional non personal yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran

di era revolusi industri 4.0

Pembelajaran di era revolusi industri 4.0 identik dengan penggunaan IT dalam

pembelajaran. Sebelum penerapan pembelajaran dengan banyak memanfaatkan teknologi

informasi, sekolah perlu memastikan bahwa SDM guru/instructor telah menguasai bagaimana cara

memanfaatkan teknologi informasi kedalam pembelajaran. Karena kemampuan bawaan guru yang

beragam, maka sekolah tetap perlu untuk memberikan pelatihan kepada guru-gurunya. Pada

conoth ini, pelatihan pemanfaatan IT dalam pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap denga nisi

materi pelatihan yang berbeda. Pelatihan pertama bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru

dalam mengembangkan sumber materi pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.

Pelatihan kedua yaitu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan

memanfaatkan teknologi informasi. Dan pelatihan yang ketiga adalah melaksanakan evaluasi

pembelajaran dengan memnfaatkan teknologi informasi. Melalui ketiga pelatihan tersebut,

diharapkan guru selanjutnya dapat mengemas pembelajarannya secara optimal dengan

memanfaatkan teknologi informasi. Selain memperkaya materi, pemanfaatan teknologi infoormasi

dalam pembelajaran dapat mengurangi hambatan pembelajaran yang dialami siswa dan guru,

misalnya ketika sedang bersamaan dengan pelaksanaan prakerin yang menyulitkan siswa untuk

hadir di sekolah. Tabel 27 berikut menampilkan contoh penggunaan biaya untuk kegiatan dalam

rangka penguatan SDM menuju pembelajaran di era revolusi inudstri 4.0

Tabel 27. Biaya penguatan SDM menuju pembelajaran di era revolusi industri 4.0

Deskripsi

Yang

Membutuhkan

Kebutuhan

Setiap Yang

Membutuhkan

Frekuensi

Volume Biaya

Satuan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

per Tahun

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah Sa-tuan

Jum

-lah

Kete-

rangan

Jum-

lah

Sa-

tuan

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x

6 9 10 11

5.4. Peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan sumber materi pembelajaran dengan memanfaatkan

Teknologi Informasi

a.Nara Sumber 1 nara

sumber 5

Pertem

uan 1 tahun 5

perte

muan 1.000.000 5.000.000

b.Konsumsi 31 guru 5 pertem

uan 1 tahun 155

perte

muan 17.500 2.712.500

Page 157: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

148

1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x

6 9 10 11

c.ATK

-Kertas HVS A-4 1 kegiatan 2 rim 1 tahun 2 rim 48.000 96.000

-Tinta printer 1 kegiatan 1 botol 1 tahun 1 botol 100.000 100.000

5.4. Peningkatan kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan

memanfaatkan teknologi informasi

a Nara

Sumber 1

nara

sumber 5

pertem

uan 1 tahun 5

perte

muan 1.000.000 5.000.000

b Konsumsi 31 guru 5 pertem

uan 1 tahun 155

perte

muan 17.500 2.712.500

c ATK

-Kertas

HVS A-4 1 kegiatan 2 rim 1 tahun 2 rim 48.000 96.000

-Tinta

printer 1 kegiatan 1 botol 1 tahun 1 botol 100.000 100.000

5.4. Peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan memnfaatkan teknologi

informasi

a Nara

Sumber 1

nara

sumber 5

pertem

uan 1 tahun 5

perte

muan 1.000.000 5.000.000

b Konsumsi 31 guru 5 pertem

uan 1 tahun 155

perte

muan 17.500 2.712.500

c ATK

-Kertas

HVS A-4 1 kegiatan 2 rim 1 tahun 2 rim 48.000 96.000

-Tinta

printer 1 kegiatan 1 botol 1 tahun 1 botol 100.000 100.000

Jumlah 23.725.500

Selain menyiapkan SDMnya, sekolah juga perlu menyiapkan jaringan internet yang

memberikan layanan internet dengan kecepatan dan kapasitas yang memadai. Misalkan suatu

sekolah berlangganan paket internet unlimited 100 Mbps untuk digunakan di 2 lab komputer

berkapasitas masing-masing 30 unit komputer dengan biaya Rp. 1.750.000/bulan, sehingga untuk

satu tahun anggaran menjadi Rp.21.000.000.

Jika dilihat dari contoh tersebut, pembiayaan operasional non personalia untuk

pembelajaran di era RI 4.0 tidak memerlukan banyak tambahan biaya. Dari dana pelatihan SDM

dan penyediaan bandwidth internet total biaya yang diperlukan sekitar Rp.44.725.500 per tahun

per kelompok kompetensi keahlian. Atau jika disesuaikan dengan asumsi pada contoh perhitungan

dalam buku ini dimana jumlah siswa dalam satu kompetensi keahlian adalah 180 orang, maka akan

ada tambahan biaya per siswa per tahun sebesar Rp. 248.275. Pembiayaan yang lebih besar

diperlukan untuk belanja inventaris seperti laboratorium komputer yang menyediakan perangkat

komputer dengan teknologi terkini dan ruangan yang representative, misalnya ruangan kedap suara

yang memungkinkan dan menyamankan bila digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.

Page 158: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

149

Dalam perhitungan simulasi tersebut merupakan gambaran representasi dari kalkulasi

pembiayaan pendidikan yang didasarkan terhadap standar nasional pendidikan. Perhitungan

tersebut berdasar pada rasio logis dari kebutuhan pembiayaan pendidikan non personalia. Dari

eksplanasi yang sudah tertera di atas di dapat beberapa dasar perhitungan untuk menentukan

standar biaya yang berdasarkan SNP dan kemudian diderivasikan untuk mendapatkan nominal

berapa standar biaya yang dibutuhkan untuk setiap bidang keahlian. Hal ini karena setiap bidang

keahlian memiliki karakteristik kebutuhan yang berbeda sehingga untuk menentukan standar

biayanya pun guna menghasilkan unit cost berbeda. Berikut ini hasil kalkulasi perhitungan

kebutuhan yang didasarkan pada SNP pada setiap bidang keahlian. Hasil tersebut merupakan

perhitungan proporsional dengan menggunakan perhitungan rasional antara standard unit cost

sarana prasana SMK yang telah dibuat oleh Direktorat PSMK dengan perhitungan. Berikut ini

adalah data Unit cost kebutuhan sarana prasarana;

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

01 Teknologi dan Rekayasa

Teknologi Konstruksi dan Properti

Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan

4.300.000.000

Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

2.500.000.000

Bisnis Konstruksi dan Properti 6.500.000.000

Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan

5.400.000.000

Teknik Geomatika dan Geospasial Teknik Geomatika

4.400.000.000

Informasi Geospasial 4.200.000.000

Teknik Ketenagalistrikan

Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 4.200.000.000

Teknik Jaringan Tenaga Listrik 5.700.000.000

Teknik Instalasi Tenaga Listrik 13.000.000.000

Teknik Otomasi Industri 13.900.000.000

Teknik Pendinginan dan Tata Udara

10.000.000.000

Page 159: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

150

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

Teknik Tenaga Listrik 7.000.000.000

Teknik Mesin Teknik Pemesinan 9.000.000.000

Teknik Pengelasan 4.300.000.000

Teknik Pengecoran Logam 4.500.000.000

Teknik Mekanik Industri 4.500.000.000

Teknik Perancangan dan Gambar Mesin

3.200.000.000

Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur

2.700.000.000

Teknologi Pesawat Udara Airframe Power Plant

5.000.000.000

Aircraft Machining 4.500.000.000

Aircraft Sheet Metal Forming 3.000.000.000

Airframe Mechanics 6.500.000.000

Aircraft Electricity 7.000.000.000

Aviation Electronis 10.000.000.000

Electrical Avionics 7.000.000.000

Teknik Grafika Desain Grafika 4.300.000.000

Produksi Grafika 5.000.000.000

Teknik Instrumentasi Industri Teknik Instrumentasi Logam

5.900.000.000

Instrumentasi dan Otomatisasi Proses

9.500.000.000

Teknik Industri Teknik Pengendalian Produksi 1.800.000.000

Teknik Logistik 1.400.000.000

Teknologi Tekstil Teknik Pemintalan Serat Buatan 2.000.000.000

Page 160: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

151

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

Teknik Pembuatan Benang 6.000.000.000

Teknik Pembuatan Kain 6.000.000.000

Teknik Penyempurnaan Tekstil 6.000.000.000

Teknik Kimia Analisis Pengujian Laboratorium 2.600.000.000

Kimia Industri 4.000.000.000

Kimia Analisis 4 thn 4.600.000.000

Kimia Tekstil 6.000.000.000

Teknik Otomotif Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

9.000.000.000

Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 3.000.000.000

Teknik Alat Berat 5.000.000.000

Teknik Bodi Otomotif 2.700.000.000

Teknik Ototronik 10.000.000.000

Teknik dan Manajemen Perawatan Otomotif

7.500.000.000

Otomotif Daya dan Konversi Energi

6.000.000.000

Teknik Perkapalan Konstruksi Kapal Baja 2.400.000.000

Konstruksi Kapal Kayu dan Fiberglass

900.000.000

Teknik Instalasi Pemesinan Kapal 3.500.000.000

Teknik Pengelasan Kapal 3.000.000.000

Teknik Kelistrikan Kapal 8.300.000.000

Desain dan Rancang Bangun Kapal 3.200.000.000

Interior Kapal 2.300.000.000

Page 161: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

152

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

Teknik Elektronika Teknik Audio Video 6.000.000.000

Teknik Elektronika Industri 11.800.000.000

Teknik Mekatronika 18.500.000.000

Teknik Elektronika Daya dan Komunikasi

5.500.000.000

Instrumentasi Medik 5.500.000.000

02 Energi dan Pertambangan Teknik Perminyakan Teknik Produksi Minyak dan Gas

6.000.000.000

Teknik Pemboran Minyak dan Gas 10.000.000.000

Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia

5.000.000.000

Geologi Pertambangan Geologi Pertambangan

3.000.000.000

Teknik Energi Terbarukan

Teknik Energi Surya, Hidro, dan Angin (ESHA)

5.000.000.000

Teknik Energi Biomassa 1.500.000.000

03

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknik Komputer dan Informatika Rekayasa Perangkat Lunak

1.500.000.000

Teknik Komputer dan Jaringan 1.800.000.000

Multimedia 1.900.000.000

Sistem Informatika, Jaringan dan Aplikasi

1.400.000.000

Teknik Telekomunikasi Teknik Transmisi Telekomunikasi

2.000.000.000

Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

3.300.000.000

04 Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Keperawatan Asisten Keperawatan

300.000.000

Kesehatan Gigi Dental Asisten 1.000.000.000

Teknologi Laboratorium Medik Teknologi Laboratorium Medik

2.900.000.000

Page 162: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

153

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

Farmasi Farmasi Industri 2.000.000.000

Farmasi Klinis dan Komunitas 2.000.000.000

Pekerjaan Sosial Social Care (Keperawatan Sosial) 1.200.000.000

Caregiver 1.100.000.000

05 Agribisnis dan Agroteknologi Agribisnis Tanaman

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

5.000.000.000

Agribisnis Tanaman Perkebunan 4.400.000.000

Pemuliaan dan Perbenihan

Tanaman 4.000.000.000

Lanskap dan Pertamanan 1.000.000.000

Produksi dan Pengelolaan

Perkebunan 3.700.000.000

Agribisnis Organik Ekologi 4.300.000.000

Agribisnis Ternak Agribisnis Ternak Ruminansia 2.000.000.000

Agribisnis Ternak Unggas 2.000.000.000

Industri Peternakan 2.300.000.000

Kesehatan Hewan Keperawatan Hewan 1.300.000.000

Kesehatan dan Reproduksi Hewan 1.300.000.000

Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

1.400.000.000

Pengawasan Mutu Hasil Pertanian 1.300.000.000

Agroindustri 1.300.000.000

Teknik Pertanian Alat Mesin Pertanian 3.200.000.000

Otomatisasi Pertanian 4.500.000.000

Page 163: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

154

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

Kehutanan Inventarisasi dan Pemetaan Hutan 2.900.000.000

Konservasi Sumber Daya Hutan 2.100.000.000

Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 3.800.000.000

Teknologi Produksi Hasil Hutan 5.000.000.000

06 Kemaritiman Pelayaran Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Penangkap Ikan

6.000.000.000

Teknika Kapal Penangkap Ikan 5.000.000.000

Pelayaran Kapal Niaga Nautika Kapal Niaga

6.000.000.000

Teknika Kapal Niaga 5.000.000.000

Perikanan Agribisnis Perikanan Air Tawar 2.900.000.000

Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut

2.700.000.000

Agribisnis Ikan Hias 2.600.000.000

Agribisnis Rumput Laut 3.000.000.000

Industri Perikanan Laut 3.500.000.000

Pengolahan Hasil Perikanan

Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan

1.200.000.000

07 Bisnis dan Manajemen

Bisnis dan Pemasaran Bisnis Daring dan Pemasaran

1.800.000.000

Retail 900.000.000

Manajemen Perkantoran

Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran

600.000.000

Akuntansi dan Keuangan Akuntansi dan Keuangan Lembaga

600.000.000

Perbankan dan Keuangan Mikro 600.000.000

Perbankan Syariah 600.000.000

Logistik Manajemen Logistik 900.000.000

Page 164: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

155

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

08 Pariwisata Perhotelan dan Jasa Pariwisata Usaha Perjalanan Wisata

800.000.000

Perhotelan 1.600.000.000

Wisata Bahari dan Ekowisata 300.000.000

Hotel dan Restoran 1.300.000.000

Kuliner Jasa Boga 600.000.000

Tata Kecantikan Tata Kecantikan Kulit dan Rambut 1.500.000.000

Spa dan Beauty Therapy 900.000.000

Tata Busana Tata Busana 5.000.000.000

Desain Fesyen 2.300.000.000

09 Seni dan Industri Kreatif Seni Rupa Seni Lukis

800.000.000

Seni Patung 700.000.000

Desain Komunikasi Visual 4.700.000.000

Desain Interior dan Teknik Furnitur

5.500.000.000

Animasi 1.600.000.000

Desain dan Produk Kreatif Kriya Kriya Kreatif Batik dan Tekstil

5.500.000.000

Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi 3.300.000.000

Kriya Kreatif Keramik 2.000.000.000

Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan 3.200.000.000

Kriya Kreatif Kayu dan Rotan 6.500.000.000

Seni Musik Seni Musik Klasik 500.000.000

Seni Musik Populer 1.400.000.000

Page 165: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

156

No Bidang Keahlian Unit Cost Rasio

Medium

1 Teknologi dan Rekayasa 5.715.000.000

2 Energi dan Pertambangan 5.083.000.000

3 Teknologi informasi dan Komunikasi 1.983.000.000

4 Kesehatan dan Pekerjaan Sosial 1.500.000.000

5 Agribisnis dan Agroteknologi 2.840.000.000

6 Kemaritiman 3.790.000.000

7 Bisnis Manajemen 857.000.000

8 Pariwisata 1.586.000.000

9 Seni dan Industri Kreatif 1.978.000.000

NO BIDANG

KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA

PRASARANA

Seni Tari Seni Tari 500.000.000

Penataan Tari 500.000.000

Seni Karawitan Seni Karawitan 400.000.000

Penataan Karawitan 400.000.000

Seni Pedalangan Seni Pedalangan 500.000.000

Seni Teater Pemeranan 300.000.000

Tata Artistik Teater 600.000.000

Seni Broadcasting dan Film

Produksi dan Siaran Program Radio

1.600.000.000

Produksi dan Siaran Program Televisi

1.500.000.000

Produksi Film dan Program Televisi

1.300.000.000

Produksi Film 2.200.000.000

Sumber: Direktorat Pembinaan SMK

Data tersebut kemudian dibuat rasio medium dengan melakukan nilai average dengan

mempertimbangan angka rata rata dari setiap unit cost kebutuhan setiap program keahlian

sehingga didapat data agregat standar pembiayaan pendidikan berdasarkan Bidang Keahlian.

Setelah dilakukan perhitungan rasio maka didapat unit cost kebutuhan sarana prasana sebagai

berikut;

Page 166: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

157

Dari data tersebut di atas sudah di dapat nilai rata-rata unit cost kebutuhan ideal berdasarkan

perhitungan standar sarana dan prasarana. Kemudian tahap selanjutnya dilakukan perhitungan

rasional yang disesuaikan dengan kalkulasi matematis terhadap kebutuhan sarana prasarana dan

perhitungan standar pembiayaan SMK berdasarkan SNP. Kedua variabel tersebut digunakan

sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan operasional untuk SMK setiap bidang keahliannya.

Perhitungan standar biaya operasional menggunakan pendekatan SNP belum bisa dijustifikasi

merata untuk semua bidang keahlian oleh karenanya perlu ditambahkan variabel lain agar

perhitungannya bisa sesuai dan relevan dengan bidang keahlian yang ada di SMK. Sembilan

bidang keahlian tersebut memiliki diferensiasi diantaranya seperti kebutuhan operasional untuk

peralatan penunjang praktik bidang keahlian bisnis dan manajemen jelas berbeda dengan bidang

keahlian teknologi rekayasa. Oleh karenanya variabel tentang perhitungan unit cost sarana

prasarana SMK ini dipilih menjadi unit dependen lain untuk dijadikan acuan kalkulatif menghitung

rasio kebutuhan operasional yang ideal untuk kebutuhan setiap bidang keahlian di SMK. Sebelum

menuju perhitungan berikut merupakan perhitungan standar pembiayaan operasional berdasarkan

SNP.

Perhitungan Satuan Standar Pembiayaan SMK Berdasarkan SNP

Perhitungan selanjutnya adalah dengan melakukan rasionalisasi dan perhitungan derivatif

Standar Biaya per standar tingkat

kompetensi keahlian

tingkat sekolah

Persentase

1. STANDAR ISI 40.059.680 40.059.680 0 2,4%

2. STANDAR PROSES 694.787.645 628.699.645 0 41%

3. STANDAR PENILAIAN 170.923.000 170.923.000 0 10%

4. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

75.197.500 0 75.197.500 4%

5. STANDAR PENDIDIK DAN TENDIK

92.250.000 91.000.000 1.250.000 5%

6. STANDAR SARPRAS 338.500.000 0 338.500.000 20%

7. STANDAR PENGELOLAAN 96.775.500 5.786.000 90.989.500 6%

8. STANDAR PEMBIAYAAN 169.083.300 10.241.000 158.842.300 10%

TOTAL BIAYA 1.677.576.625 946.709.325 664.779.300 100%

BIAYA PER SISWA/ TAHUN 5.669.854 5.259.496 410.358

BIAYA PER SISWA/ BULAN 472.488

Page 167: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

158

pembanding sehingga akan muncul angka yang dapat merepresentasikan kebutuhan operasional

setiap bidang keahlian. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Perhitungan tersebut diatas merupakan nilai ideal total kebutuhan operasional SMK setiap bidang

keahliannya sehingga jika dibandingkan dengan unitcost yang ada pada tahun ini maka sudah dapat

dipastikan masih sangat jauh dari angka layak. Oleh karena itu kajian ini merupakan ikhtiar untuk

mendapatkan nilai ideal unit cost pembiayaan operasional SMK. Sekaligus menjadi dasar

perhitungan untuk rekomendasi kebijakan perubahan unit cost untuk bantuan pemerintah melalui

dana alokasi non fisik (BOS). Jika SMK kita ingin maju maka tata kelola dan intervensi negara

untuk memajukan juga sangat penting. Oleh karenanya sudah seharusnya ada revisi atau

penambahan jumlah unit cost untuk SMK ini.

Bidang Keahlian Unit Cost SNP

(X)

Unit Cost Rasio Medium Sarpras

(Y)

(X):(Y)

Nilai Derivasi Kalkulatif Standar

Nilai Bulanan

Unit Cost Tahunan

Teknologi dan Rekayasa 1.677.576.625 5.715.517.241

0,29

2.504.151

735.000

8.824.000

Energi dan Pertambangan 1.677.576.625 5.083.000.000

0,33

2.182.726

720.380

8.644.000

Teknologi informasi dan Komunikasi 1.677.576.625

1.983.000.000

0,85

764.756

646.968

7.763.000

Kesehatan dan Pekerjaan Sosial 1.677.576.625 1.500.000.000

1,12

568.250

635.522

7.626.000

Agribisnis dan Agroteknologi 1.677.576.625 2.840.000.000

0,59

1.129.608

667.255

8.000.000

Kemaritiman 1.677.576.625 3.790.000.000

0,44

1.558.295

689.752

8.277.000

Bisnis Manajemen 1.677.576.625 857.000.000

1,96

211.255

413.532

4.962.000

Pariwisata 1.677.576.625 1.588.000.000

1,06

502.983

531.356

6.376.000

Seni dan Industri Kreatif 1.677.576.625 1.978.000.000

0,85

635.572

539.040

6.468.000

Page 168: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

159

BAB V PENUTUP

Era revolusi industri 4.0 menjadikan dunia pendidikan menjadi garis depan untuk

mewujudkan perubahan peradapan kehidupan. Sebagai salah satu lembaga pencetak tenaga

trampil yang mampu mengubah peradapan kehidupan, SMK harus mampu beradaptasi dengan

perkembangan teknologi dan harus mampu merespon kebutuhan masyarakat. Meskipun dunia

cepat berubah, namun dunia pendidikan harus mampu cepat adaptif dalam menghadapi

tantangan perkembangan zaman dengan tetap menjaga karakter Indonesia.

Beberapa pihak telah merekomendasikan pemerintah untuk memperbanyak sekolah

kejuruan yang kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan revolusi industri

4.0 baik dalam sistem pendidikan formal maupun non-formal. Namun, selama ini terjadi

mismatch antara kompetensi yang dibangun melalui pendidikan di sekolah kejuruan dengan

kebutuhan di industri. Banyak pekerjaan yang bersifat repetitif terancam dihilangkan dan

digantikan oleh teknologi. Meskipun demikian, dengan adanya era revolusi industri 4.0 akan

muncul pekerjaan yang baru. Untuk itu bangsa Indonesia harus menyiapkan anak muda

penerus bangsa agar dapat menyesuaikan diri dengan menyediakan pendidikan yang dapat

mengoptimalkan pengetahuan dan teknologi yang tersedia saat ini melalui digitalisasi,

komputasi dan kemampuan analisis data global. Berdasarkan rumusan kompetensi tenaga

kerja yang dibutuhkan dalam era teknologi oleh presiden bersama pemimpin-pemimpin

perusahaan terkemuka di Indosnesia, setidaknya ada lima kemampuan yang harus dikuasai

oleh tenaga kerja, antara lain kemampuan bahasa asing terutama Bahasa Inggris, penguasaan

bahasa pemrograman (coding), kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kreativitas.

Untuk itu penyelenggaraan pendidikan SMK harus menghasilkan lulusan yang

memenuhi tuntutan masyarakat dan dunia kerja. Penyelenggaraan pendidikan di SMK harus

didukung dengan biaya pendidikan yang sepadan dengan keterampilan yang akan diperoleh

lulusan SMK era revolusi industri 4.0. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan pada pasal 3 ayat 3 mengklasifikasikan biaya penyelenggaraan dan/atau

pengelolaan pendidikan ke dalam biaya investasi dan biaya operasi.

Untuk mewujudkan tugas pemerintah menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,

pemerintah telah mengeluarkan program yang diberi nama Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) yaitu salah satu dari program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan

Page 169: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

160

pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana

program wajib belajar 9 tahun. Untuk saat ini Tahun 2018 besarnya jumlah BOS yang

diberikan pemerintah untuk siswa SMK adalah Rp. 1.400.000,00 per siswa per tahun yang

diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan minimal operasional siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Alokasi pembiayaan dengan menggunakan

dana BOS banyak mengalami ketimpangan, hal ini mengindikasikan bahwa besaran biaya

opersional saat ini membuat SMK belum mampu mengelola pembelajaran, administrasi

pembelajaran, program pendukung pembelajaran dan sarana pendukung pembelajaran dengan

baik. Hal ini masih jauh dari kondisi pembelajaran yang gayut dengan revolusi industri 4.0

yang diharapkan. Bahkan untuk melaksanakan pembelajaran yang gayut dengan kondisi

sebelum revolusi industri 4.0 pun sekolah belum menunjukkan pengelolaan dana BOS yang

baik untuk mendukung kedelapan standar pendidikan.

Untuk menyusun pembiayaan operasional non personalia, sekolah perlu

mempertimbangkan kondisi yang ada di setiap sekolah (SDM dan sarpras), latar belakang

peserta didik, jenis layanan pendidikan yang diselenggarakan, dan dukungan masyarakat dan

DUDI yang dapat diperoleh. Selain itu, sekoah perlu melakukan evaluasi terhadap kebutuhan

terkait kegiatan pendidikan sesuai standar kurikulum nasional dan kebutuhan pendidikan yang

gayut dengan Revolusi Industri 4.0. Sekolah perlu melakukan analisis kebutuhan-kebutuhan

tersebut secara mendalam. Hasil dari analisis kebutuhan tersebut selanjutnya ditindaklanjuti

dengan penghitungan kebutuhan pembiayaan operasional non personalia untuk menentukan

komponen biaya (cost structure) yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan

operasional pendidikan yang dimaksud. Sekolah perlu melaksanakan analisis kebutuhan

komponen biaya (Cost Structure Analysis/CSA) untuk masing-masing kegiatan operasional

pendidikan. Hasil kegiatan CSA yang dilakukan sekolah akan menjadi agregat biaya yang

dibutuhkan setiap peserta didik selama mengikuti proses pendidikan dari awal masuk sampai

lulus. Agregat ini menjadi dasar penghitungan biaya pendidikan per peserta didik per tahun

yang akan didistribusikan dalam pos-pos pembiayaan BOSP, BOSD, SPP, dan dana

masyarakat lainnya.

Buku ini hanya menampilkan contoh penyusunan biaya operasional non personalia

untuk satu bidang keahlian. Contoh CSA suatu bidang keahlian yang tertera pada buku ini

memuat dua contoh pembiayaan operasional non personalia untuk meningkatkan mutu lulusan

Page 170: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

161

yang sifatnya standard dan pembiayaan operasional non personalia yang pembelajarannya

gayut dengan revolusi industri 4.0. Penyusunan buku ini masing bersifat rintisan awal dengan

berpijak pada besaran dana BOS SMK yang saat ini ada. Penyususunan CSA di SMK yang

tertuang dalam buku ini masih merupakan gagasan awal dari penyususun dengan data yang

diambil dari populasi dan sampel yang sangat terbatas, metode penelitian yang digunakan juga

sangat terbatas. Untuk itu penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Isi Buku ini masih jauh

dari sempurna, meskipun demikian penyusun tetap berharap buku ini bisa digunakan sebagai

suatu inspirasi bagi semua unsur untuk menentukan besaran beaya operasinal non personalia

untuk siswa SMK agar lulusannya mempunyai kompetensi yang gayut dengan tuntutan

revolusi industri 4.0

Page 171: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

162

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan SMK. (2015). Rencana Strategis Direktorat Pembinaan SMK 2015-2019.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Instruksi Presiden Nomor 09 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK

Manyika, J., Chui, M., Miremadi, M., Bughin, J., George, K., Willmott, P., Dewhurst, M. (2017)

A future that works: Automation, employment, and productivity (Executive summary).

McKinsey Global Institute.

Manyika, J., Lund, S., Chui, M., Bughin, J., Woetzel, J., Batra, P., Ko, R., Sanghvi, S. (2017). Jobs

lost, jobs gained: Workforce transitions in a time of automation. McKinsey Global

Institute.

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pemberlakuan

Wajib Sertifikasi Kompetensi Di Bidang Pariwisata.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 053/U/1996 tentang Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama Terbuka.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20-24 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Standar

Proses, Standar Penilaian.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya.

Peraturan Mentri Perhubungan No. PM. 70 Tahun 2013 Tentang Pendidikan dan Pelatihan

Sertifikasi Serta Dinas Jaga Pelaut.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran0020Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4863).

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan.

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

Sujadi, Imam, dkk (2016). Pola Kebijakan Pengembangan Guru Produktif Berdasarkan Inpres

Nomor 9 Tahun 2016. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 8275/D5.3/KR/2016

tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.

Page 172: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

163

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional.

Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

Waras Kamdi. 2017. Indonesia Menuju Negara Vokasi. Majalah SMK Bisa, EDISI 4 - TAHUN

2017.

Yamnoon, Sumate. (2018). Education 4.0, Teachinng and Learning in 21th Century. Thailand,

TRU

Page 173: psmk.kemdikbud.go.idpsmk.kemdikbud.go.id/epub/download/oFj0BukWbmSKtqTGXR0zG1g3fGKu6W1... · Pengarah: Dr. Ir. M Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.

164