i
i
Pengarah:Dr. Ir. M Bakrun, MMDirektur Pembinaan SMK
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak.Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK
Chrismi Widjajanti, S.E, MBAKepala Seksi Program, Direktorat Pembinaan SMK
Penanggung Jawab
Ketua Tim
Tim Penyusun
Editor
Desain dan Tata Letak
Penerbit
Universitas Sebelas MaretUniversitas Sebelas MaretUniversitas Sebelas MaretUniversitas Sebelas Maret
Universitas Sebelas Maret
Mohamad HerdykaMuhammad Abdul MajidAri
Rayi Citha DwisendyKarin Faizah Tauristy
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan MenengahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ISBN :
PEMBIAYAAN OPERASIONAL NON PERSONALIA UNTUK OPTIMALISASI MUTU LULUSAN SMK
Imam SujadiAnis RahmawatiAris BudiantoDini OctoriaKristiandi
Kata Pengantar
Kebijakan yang relevan dan baik selalu ditopang oleh suatu kajian yang baik pula. Artinya selalu ada korelasi positif antara suatu kajian yang berbasis penelitian akademik dengan kebijakan apa yang diambil. Tentu dalam konteks ini adalah yang ada kaitannya dengan pengembangan SMK ke depannya. Kajian NSPK ini bertujuan tidak lain untuk menjawab hal tersebut. Tuntutan pembaharuan kebijakvan ditengah arus dan gelombang modernisasi yang semakin dinamis sangat diperlukan terlebih perkembangan revolusi Industri sudah mencapai 4.0 yang berbasis cyber physical system ini. Revolusi industri sangat memiliki keterkaitan dengan Sekolah Menengah Kejuruan salah satunya pada aspek penggunaan peralatan praktik sebagai penunjang kompetensi siswa. Inti dari praktik siswa adalah memberikan kemam-puan practical dalam penguasaan penggunaan peralatan praktik, semakin alat yang dimiliki relevan dengan perkembangan zaman semakin membantu pula peserta didik dalam upgrading skill-nya.
Tidak hanya pada aspek tersebut, hal lain yang sangat urgent untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dijadikan basis pengambi-lan kebijakan adalah salah satunya terepresentasi dari tema kajian NSPK 2018 ini. Bisa dibilang dari beberapa kajian yang disajikan sudah cukup komperhensif. Pada aspek pengembangan karakter peserta didik SMK sudah dikaji, desain pengembangan bengkel, kompetensi dan kurikulum berdasarkan kompetensi abad 21, ditambah lagi dengan kajian potensi kewirausahaan berbasis cyberzone. Penelitian yang mengkorelasikan pengembangan SMK dengan kawasan ekonomi khusus memberikan warna terhadap khazanah yang ke depannya akan memberikan kontribusi penting pengambilan kebijakan oleh Direktorat. Selain itu riset tentang employability skill dan pengembangan SMK Pertanian di Indonesia melalui LARETA membantu untuk memetakan dan berkontribusi terhadap dinamika yang ada di SMK.
Pada akhirnya peyusunan buku ini tidak lain adalah sebagai upaya untuk memberikan jalan keluar sekaligus penyelesaian terhadap permasalahan dan tuntutan pengembangan SMK di tengah arus deras perkembangan zaman yang selalu menuntut akan pembaharuan dari berbagai macam aspek. Kajian yang mewujud dalam buku ini memberi-kan angin segar untuk dijadikan basis penentuan kebijakan Direktorat ke depan. Kami dari direktorat memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para mitra dalam penelitian ini UNY, UGM, UNS, UPI, UMJ dan UMY. Semoga dengan diterbitkannya buku ini bisa membangkitkan semangat kepada berbagai macam elemen Direktorat, Sekolah, Peser-ta didik, Kampus untuk terus berkontribusi dalam memperbaiki kualitas pendidikan kita khususnya pada pendidikan kejuruan.
Jakarta, 26 November 2018
Dr. Ir. M. Bakrun, MM
ii
KATA PENGANTAR
Terkait dengan penyediaan akses pendidikan menengah dalam hal ini SMK yang berkualitas,
untuk menciptakan SDM terdidik yang mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja, dunia
pendidikan dihadapkan pada tantangan global era revolusi industri ke-4. Pada era ini teknologi
informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia sehingga segala hal menjadi tanpa batas
(borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited). Saat ini
semua sendi kehidupan telah dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang
masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.
Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang
keahlian, kurikulum, sumber daya, serta pembiayaan. Buku ini disusun berdasarkan kajian hasil
penelitian tentang pembiayaan operasional non-personal di SMK untuk optimalisasi mutu lulusan,
dimana hasil kajian tersebut merupakan gagasan yang ditawarkan oleh penyusun setelah
mendapatkan masukan melalui FGD dengan para parktisi (Guru, Kepala Sekolah, Pengawas,
Unsur Direktorat PSMK, dan juga para akademisi dari Perguruan Tinggi). Buku ini menawarkan
Gagasan tentang perencanaan pembiayaan operasional non personalia untuk meningkatkan mutu
lulusan SMK pada beberapa bidang keahlian. Sedangkan pembiayaan investasi belum menjadi
cakupan isi buku ini.
Buku ini disusun berbasis pada data penelitian yang telah dilakukan di tiga wilayah
Indonesia yaitu wilayah barat, tengah dan timur. Ketiga wilayah tersebut selanjutya dipilih
perwakilan Provinsi secara random, dan setiap Provinsi terpilih diwakili oleh satu Program
Keahlian dari 9 Bidang Keahlian SMK yang sudah mendapatkan izin selaku LSP-P1. Dengan
selesainya penyusunan Buku ini, penyusun mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan yang maha
Kuasa atas limpahan rahmad-Nya, diiringi dengan ucapan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya buku ini. Penyusun berharap buku ini dapat bermanfaat dan
dapat dipergunakan oleh seluruh instansi terkait, baik negeri maupun swasta sehingga mampu
merancang pembiayaan operasional non personalia untuk meningkatkan mutu lulusan SMK.
Surakarta, Oktober 2018
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan ........................................................................ 1
B. Revitalisasi SMK ................................................................................................................. 6
C. Revolusi Industri 4.0 ............................................................................................................ 8
D. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 ............................................................................ 11
E. Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0 ........................................................................ 14
BAB II BIAYA PENDIDIKAN.................................................................................................. 60
A. Landasan Hukum ............................................................................................................... 60
B. Kebutuhan Pembiayaan Untuk Aktivitas Pembelajaran .................................................... 62
C. Dana Operasional Non Personalia ..................................................................................... 80
BAB III PERENCANAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN ..................................................... 84
A. Sistem Pembiayaan Pendidikan ......................................................................................... 84
B. Pengukuran Biaya Pendidikan ........................................................................................... 89
BAB IV PENYUSUNAN PEMBIAYAAN OPERASIONAL NON PERSONALIA ............... 102
A. Alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia .............................................. 102
B. Perhitungan Penyusunan pembiayaan operasional non personalia .................................. 108
BAB V PENUTUP .................................................................................................................... 159
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 162
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. TPACK framework (source: www.tpack.org) ........................................................................... 15
Gambar 2. Tampilan web MIT OpenCourseWare ..................................................................................... 16
Gambar 3. Tampilan web Khanacademy .................................................................................................. 17
Gambar 4. Tampilan www.edx.org sebagai web penyedia berbagai materi pelajaran ............................. 18
Gambar 5. Tampilan web IndonesiaX ....................................................................................................... 18
Gambar 6. Tampilan web rumah belajar .................................................................................................. 19
Gambar 7. Tampilan layar muka Edmodo ................................................................................................. 20
Gambar 8. Mendaftar sebagai guru .......................................................................................................... 20
Gambar 9. Tampilan Home Edmodo ......................................................................................................... 21
Gambar 10. Tampilan hasil setting kelas di Edmodo ................................................................................ 21
Gambar 11. Tampilan menu “home’ pada Edmodo guru ......................................................................... 22
Gambar 12. Menu untuk menambahkan data sekolah pada Edmodo ...................................................... 22
Gambar 13. Mengisikan data sekolah di Edmodo ..................................................................................... 22
Gambar 14. Memasukkan sekolah di Edmodo .......................................................................................... 23
Gambar 15. Nama sekolah tercantum dalam kolom Communities .......................................................... 23
Gambar 16. Menambahkan group dalam Edmodo ................................................................................... 23
Gambar 17. Tampilan Home Edmodo setelah pembuatan group atau kelompok .................................... 24
Gambar 18. Cara membuat tugas di kelas Edmodo .................................................................................. 24
Gambar 19. Membuat kuis di kelas Edmodo ............................................................................................ 25
Gambar 20. Membuat polling di kelas Edmodo ........................................................................................ 25
Gambar 21. Menambahkan aplikasi gratis pada Edmodo ......................................................................... 26
Gambar 22. Mengatur aplikasi di dalam Edmodo ..................................................................................... 26
Gambar 23. Aplikasi Edmodo di dalam Google play ................................................................................. 27
Gambar 24. Halaman depan Aplikasi Edmodo pada smartphone ............................................................. 27
Gambar 25. Tampilan awal untuk membuat akun baru pada Edmodo pada smartphone ....................... 28
Gambar 26. Membuat akun baru dengan memasukkan email dan password .......................................... 28
Gambar 27. Isian nama pada pembuatan akun baru ................................................................................ 29
Gambar 28. Halaman untuk mengubah foto profil ................................................................................... 29
Gambar 29. Tampilan untuk membuat group .......................................................................................... 30
Gambar 30. Tampilan jika group telah berhasil dibuat ............................................................................. 30
Gambar 31. Mengisikan catatan dalam Edmodo pada smartphone ......................................................... 30
Gambar 32. Tampilan untuk ikon waktu ................................................................................................... 31
Gambar 33. Tampilan untuk ikon lampiran............................................................................................... 31
Gambar 34. Tampilan ketika sudah mengirim suatu postingan ................................................................ 32
Gambar 35. Tampilan untuk memposting assignment atau polling .......................................................... 32
Gambar 36. Tampilan untuk assignment .................................................................................................. 32
Gambar 37. Tampilan untuk Polling .......................................................................................................... 33
Gambar 38. Langkah untuk keluar dari aplikasi Edmodo .......................................................................... 33
v
Gambar 39. Konfirmasi untuk keluar dari aplikasi Edmodo ...................................................................... 34
Gambar 40. Tampilan halaman muka aplikasi Padlet ............................................................................... 34
Gambar 41. Mendaftar pada aplikasi Padlet ............................................................................................. 35
Gambar 42. Tampilan dashboard Padlet ................................................................................................... 35
Gambar 43. Pilihan tampilan pada padlet ................................................................................................. 36
Gambar 44. Tampilan layar baru dengan pilihan “wall” ........................................................................... 37
Gambar 45. Opsi tags pada bagian akhir menu modifikasi tampilan layar baru ....................................... 37
Gambar 46. Penulisan nama kelas pada sel “address” ............................................................................. 38
Gambar 47. Menu pilihan privacy ............................................................................................................. 38
Gambar 48. Menulis catatan pada Padlet ................................................................................................. 39
Gambar 49. Tautan untuk test formative ................................................................................................. 40
Gambar 50. Mengatur Padlet ................................................................................................................... 40
Gambar 51. Menu “share” untuk berbagi informasi ................................................................................. 41
Gambar 52. QR Code untuk mengakses laman Padlet .............................................................................. 41
Gambar 53. Mengubah alamat URL padlet ............................................................................................... 42
Gambar 54. Ikon aplikasi goformative ...................................................................................................... 43
Gambar 55. Tampilan halaman muka goformative ................................................................................... 43
Gambar 56. Menghapus akun siswa ......................................................................................................... 44
Gambar 57. Signup dengan google akun .................................................................................................. 44
Gambar 58. Membuat test formative baru ............................................................................................... 45
Gambar 59. Menentukan jenis pertanyaan .............................................................................................. 45
Gambar 60. Pilihan kunci jawaban untuk soal multiple choice ................................................................. 46
Gambar 61. Pilihan kunci jawaban untuk soal Multiple selection ............................................................. 46
Gambar 62. Soal dengan jawaban pendek ................................................................................................ 47
Gambar 63. Soal essay .............................................................................................................................. 47
Gambar 64. Soal unjuk kerja ..................................................................................................................... 47
Gambar 65. Menambah isi ........................................................................................................................ 48
Gambar 66. Mengunggah dokumen ......................................................................................................... 49
Gambar 67. Menambahkan pertanyaan pada unggahan dokumen .......................................................... 49
Gambar 68. Preview ................................................................................................................................. 50
Gambar 69. Urutan pertanyaan dapat diubah .......................................................................................... 50
Gambar 70. Akses bagi non student .......................................................................................................... 51
Gambar 71. Kode dan Tautan ................................................................................................................... 51
Gambar 72. Input kode ............................................................................................................................. 51
Gambar 73. Membuat kelas...................................................................................................................... 52
Gambar 74. Empat opsi untuk emmasukkan siswa ................................................................................... 52
Gambar 75. Import student ...................................................................................................................... 53
Gambar 76. Masuk ke kelas formative...................................................................................................... 54
Gambar 77. Siswa yang mengakses kelas formative ................................................................................. 54
Gambar 78. Setting tambahan .................................................................................................................. 54
Gambar 79. Penampilan skor .................................................................................................................... 55
Gambar 80. Melihat dan menanggapi tugas siswa ................................................................................... 55
vi
Gambar 81. Memberi feedback dan nilai .................................................................................................. 56
Gambar 82. Mengekspor hasil .................................................................................................................. 57
Gambar 83. Data hasil pekerjaan siswa .................................................................................................... 57
Gambar 84. Menyalin, membagikan, memindah, atau emnghapus tugas ................................................ 58
Gambar 85. Membagikan tugas ................................................................................................................ 58
Gambar 86. Membuat folder tugas .......................................................................................................... 59
Gambar 87. Dental Camera ...................................................................................................................... 65
Gambar 88. Contoh aplikasi perbankan .................................................................................................... 69
Gambar 89. Bisnis patiseri yang dimiliki oleh selebritas di Indonesia ....................................................... 73
Gambar 90. Contoh packaging oleh-oleh .................................................................................................. 74
Gambar 91. Motif batik modivikasi ........................................................................................................... 78
Gambar 92. Skema Biaya Satuan Pendidikan ............................................................................................ 81
Gambar 93. Rincian Biaya Operasi Non Personalia untuk Satuan Pendidikan .......................................... 81
Gambar 94. Tanggung Jawab Pembiayaan Pendidikan SMK ..................................................................... 84
Gambar 95. Kondisi penyusunan RKAS ..................................................................................................... 90
Gambar 96. Pengukuran Biaya Pendidikan yang Ideal .............................................................................. 96
Gambar 97. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Suatu Kota
.................................................................................................................................................................. 97
Gambar 98. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu
Kabupaten/Kota ........................................................................................................................................ 98
Gambar 99. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu
Kabupaten/Kota ........................................................................................................................................ 98
Gambar 100. Contoh besaran masing masing alokasi untuk 8 standar nasional pendidikan .................. 101
Gambar 101. Diagram alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia ................................. 105
Gambar 102. Contoh Evaluasi diri menggunakan SWOT analysis ........................................................... 106
Gambar 103. Diagram batang perbandingan biaya operasional non personal dari ke delapan standar. 146
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Program KEahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang KEahlian Kesehatan dan Pekerjaan
Sosial ......................................................................................................................................................... 64
Tabel 2. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian
Kesehatan Gigi .......................................................................................................................................... 67
Tabel 3. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen....... 67
Tabel 4. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Kompetensi Keahlian
Akuntansi dan Keuangan Lembaga ........................................................................................................... 71
Tabel 5. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Pariwisata .......................... 72
Tabel 6. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian
Kuliner....................................................................................................................................................... 76
Tabel 7. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif .... 76
Tabel 8. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran SMK Kompetensi Keahlian Kriya
Kreatif Batik dan Tekstil ............................................................................................................................ 79
Tabel 9. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi DKI Jakarta ........................................................................... 86
Tabel 10. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.............................................. 86
Tabel 11. Asumsi dalam contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalia ......................... 109
Tabel 12. Perhitungan komponen biaya kegiatan dalam standar isi ....................................................... 111
Tabel 13. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 1 .......................................... 114
Tabel 14. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 2 .......................................... 119
Tabel 15. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran praktek kerja industri/magang ........ 123
Tabel 16. Pembiayaan Standar Proses untuk Penyelenggaraan Perpustakaan ....................................... 124
Tabel 17. Komponen pembiayaan kegiatan ekstrakurikuler ................................................................... 126
Tabel 18. Pembiayaan Standar Proses untuk Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan .......................... 127
Tabel 19. Pembiayaan Standar Proses untuk Pengawasan Proses Pembelajaran ................................... 128
Tabel 20. Pembiayaan Standar penilaian ................................................................................................ 130
Tabel 21. Perhitungan pembiayaan standar kompetensi lulusan ........................................................... 132
Tabel 22. Pembiayaan untuk standar pendidik dan tenaga kependidikan .............................................. 134
Tabel 23. Perhitungan pembiayaan stanadar sarana dan prasarana ...................................................... 135
Tabel 24. Perhitungan Pembiayaan Opersaional Standar Pengelolaan .................................................. 136
Tabel 25. Perhitungan Pembiayaan Standar Pembiayaan ....................................................................... 139
Tabel 26. Rekapitulasi ............................................................................................................................. 146
Tabel 27. Biaya penguatan SDM menuju pembelajaran di era revolusi industri 4.0 ............................... 147
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat adalah suatu era dimana
teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Penggunaan daya
komputasi dan data yang tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital
yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin
menyebabkan segala hal menjadi tanpa batas. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas
manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta bidang
pendidikan.
Peserta didik di era digital ini tentunya sangat berbeda karakteristiknya dengan era
dimana pendidik hidup di usianya. Prensky menyebutkan bahwa generasi yang lahir di era
digital ini adalah digital native, yang artinya, sejak lahir telah dilingkupi oleh berbagai macam
peralatan digital seperti computer, video game, digital music player, kamera video, telepon
seluler serta berbagai macam perangkat khas era digital (Prensky, 2001). Kondisi ini
berpengaruh besar pada psikologis anak-anak muda bangsa ini. Secara psikologis, manusia
berada pada perkembangan peta kognitifnya, perkembangan beragamnya kebutuhan,
perubahan pada kebiasaan, adat istiadat, budaya dan tata nilainya. Seiring dengan
perkembangan zaman, secara tidak langsung terjadi pergeseran nilai dan makna dalam cara
memandang suatu permasalahan. Penanaman karakter baik ini harus dilakukan oleh seorang
guru dengan pola pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman abad 21.
Pendidikan abad 21, mengacu pada tiga konsep pendidikan (yang telah diadaptasi oleh
Kemendikbud RI) untuk mengembangkan kurikulum baru, pada semua tingkatan pendidikan
dari SD sampai SLTA. Tiga konsep itu adalah, 21st century skills (Trilling dan fadel, 2009),
Scientific Approach (Dyer, et. Al, 2009) dan Authentic Assesment (Wiggins dan Mc Tighe,
2011), diadaptasi untuk mengembangkan pendidikan Indonesia menuju Generasi Emas tahun
2045. Untuk menjawab tantangan itu, seorang guru abad 21 juga bergeser persepsinya tentang
belajar dan mengajar. Guru abad 21 haruslah memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi
untuk dapat memenuhi layanan pembelajaran yang akan diberikan pada peserta didiknya.
2
Guru abad 21 harus mengubah gaya mengajar dari cara lama menjadi gaya mengajar yang
lebih komunikatif. Untuk itu pembelajaran harus merujuk pada empat karakter belajar abad
21 yang dikenal dengan 4C yaitu critical thinking dan problem solving, creative dan
innovation, collaboration, dan communication.
Tugas Guru dalam suatu proses pembelajaran di abad 21 adalah memfasilitasi peserta
didik untuk berpikir kritis dan kreatif dengan menyajikan isu-isu penting tentang
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan materi
yang sedang dipelajari. Dengan demikian peserta didik akan termotivasi untuk mengasah
kemampuan berpikirnya dalam meyelesaikan setiap permasalahan yang muncul, sehingga
dapat mengonstruk pengetahuannya sendiri. Dalam proses mengonstruk pengetahuan tersebut
seorang guru harus memberikan kesempatan pada setiap peserta didiknya, untuk berkolaborasi
dengan teman lain dalam kelompok (team work), sehingga memungkinkan terjadinya
komunikasi multi arah. Komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik, peserta
didik dengan guru, serta komunikasi dengan sumber belajar. Dengan demikian salah satu
tugas guru dalam proses pembelajaran adalah menjadi penghubung sumber belajar (resources
linker) sehingga pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang kosong, melainkan proses
menyalakan api pikiran (W.B. Yeats).
Agar proses pembelajaran tersebut dapat berlangsung dengan baik satuan pendidikan
harus mampu menyediakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (Kemendikbud, 2003). Sejalan dengan pengertian
tersebut pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sujadi, 2017).
3
Lembaga pendidikan berfungsi sebagai suatu harapan atau keinginan masyarakat dalam
mendidik generasi muda sehingga mampu berperan dalam mempertahankan nilai-nilai yang
dianggap baik, memperbaiki nilai-nilai lama menjadi nilai yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat, dan mengembangkan nilai-nilai baru yang berguna bagi masyarakat. Tuntutan
masyarakat tersebut muncul disebabkan adanya perubahan nilai dalam masyarakat, perubahan
sistem sosial, perubahan dalam perekonomian, perubahan politik, perkembangan dalam ilmu
dan teknologi, perubahan kebijakan pendidikan, dan berbagai masalah yang terjadi dalam
dunia internasional. Perubahan sistem sosial merupakan perubahan yang dirancang secara
sistematis agar terjadi tetapi perubahan sistem sosial itu dapat pula terjadi karena berbagai
faktor yang tidak dalam kontrol dan tidak direncanakan. Perubahan sistem sosial yang
dirancang mungkin berkaitan dengan aspek kehidupan lain misalnya ketika terjadi perubahan
dalam sistem ketatanegaraan dari sistem yang sentralistis ke desentralistis, kehidupan ekonomi
dari agraris ke industri, kehidupan ekonomi dari industri ke informasi, kehidupan ekonomi dari
informasi ke kreatif, kehidupan ekonomi dari kreatif ke mindset. Perubahan sistem nilai dalam
masyarakat terjadi akibat dari terjadinya berbagai perubahan dalam masyarakat dan
sebagaimana perubahan lainnya menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta
didiknya untuk kehidupan baru yang diperkirakan tersebut. Pendidikan harus peduli dan
berupaya mempersiapkan generasi muda untuk kehidupan yang lebih baik dengan nilai-nilai
kehidupan yang lebih baik, sikap hidup yang lebih membangun citra kebangsaan yang positif,
produktif, dan mengangkat harkat bangsa dalam kontribusi terhadap masyarakat dunia.
Kebijakan pendidikan yang mengabaikan kenyataan ini akan sangat merugikan kehidupan
bangsa di masa mendatang. Untuk itu karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas
SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa.
Terdapat lima elemen penting yang harus menjadi perhatian untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:
1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di sekolah seperti penyesuaian
kurikulum pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam hal data
Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan
Big Data Analitic, serta mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk
menghasilkan lulusan yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy,
technological literacy dan human literacy.
4
2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan menengah yang adaptif dan responsif
terhadap era revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan bidang
keahlian yang dibutuhkan.
3. Persiapan sumber daya manusia khususnya guru dan peneliti serta perekayasa yang
responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Selain itu,
peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan
inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung era revolusi industri 4.0 dan
ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset.
5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas
industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Terkait dengan era ‘disruptive technology’, dunia pendidikan menjadi garis depan untuk
mewujudkan perubahan peradapan kehidupan. Sebagai salah satu lembaga pencetak tenaga
trampil yang mampu mengubah peradapan kehidupan, SMK harus mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi dan harus mampu merespon kebutuhan masyarakat. Saat ini sudah
banyak lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan pembelajaran secara online, sehingga
SMK harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tersebut agar sekolah dalam hal
ini SMK tidak ditinggalkan atau harus tutup. Meskipun dunia cepat berubah, namun dunia
pendidikan harus mampu cepat adaptif dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman
dengan tetap menjaga karakter Indonesia.
Setelah sejak dua tahun lalu pemerintah sibuk pada fokus membangun infrastruktur, kini
saatnya pemerintah untuk fokus pada menyiapkan Sumber Daya Manusia. Selama ini
anggaran untuk pendidikan vokasional terlampau kecil dan belum menjadi prioritas Beberapa
pihak telah merekomendasikan pemerintah untuk memperbanyak sekolah kejuruan yang
kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan revolusi industri 4.0 baik dalam
sistem pendidikan formal maupun non-formal. Namun, selama ini terjadi mismatch antara
kompetensi yang dibangun melalui pendidikan di sekolah kejuruan dengan kebutuhan di
industri.
Indonesia tidak bisa menghindari terjadinya revolusi industri 4.0. Dengan adanya
revolusi tersebut, banyak pekerjaan yang bersifat repetitif terancam dihilangkan dan
5
digantikan oleh teknologi. Meskipun demikian, dengan adanya era revolusi industri 4.0 akan
muncul pekerjaan yang baru. Untuk itu bangsa Indonesia harus menyiapkan anak muda
penerus bangsa agar dapat menyesuaikan diri dengan menyediakan pendidikan yang dapat
mengoptimalkan pengetahuan dan teknologi yang tersedia saat ini melalui digitalisasi,
komputasi dan kemampuan analisis data global. Berdasarkan rumusan kompetensi tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam era teknologi oleh presiden bersama pemimpin-pemimpin
perusahaan terkemuka di Indosnesia, setidaknya ada lima kemampuan yang harus dikuasai
oleh tenaga kerja, antara lain kemampuan bahasa asing terutama Bahasa Inggris, penguasaan
bahasa pemrograman (coding), kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kreativitas.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah menyusun kerangka revitalisasi
SMK dengan munculnya Inpres No. 9 Tahun 2016. Inpres tersebut memfasilitasi agar industri
mendapat pasokan tenaga kerja kompeten dan semua lulusan SMK bisa mendapat pekerjaan
yang sesuai dengan kompetensinya. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan SMK harus
menghasilkan lulusan yang memenuhi tuntutan masyarakat dan dunia kerja. Penyelenggaraan
pendidikan di SMK harus didukung dengan biaya pendidikan yang sepadan dengan
keterampilan yang akan diperoleh lulusan SMK era revolusi industri 4.0. PP Nomor 48 Tahun
2008 tentang Pendanaan Pendidikan pada pasal 3 ayat 3 mengklasifikasikan biaya
penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan ke dalam biaya investasi dan biaya operasi.
Selanjutnya biaya investasi terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi
selain lahan pendidikan. Biaya investasi menjadi tanggungjawab Pemerintah atau Pemerintah
Daerah. Untuk biaya operasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu, biaya personalia dan
nonpersonalia. Buku ini pembahasannya akan difokuskan pada biaya operasional non
personalia dalam menghasilkan mutu lulusan yang optimal.
Berdasarkan uraian di atas, salah satu kunci utama untuk menyelenggarakan pendidikan
menengah kejuruan yang mampu menyiapkan generasi yang mampu beradaptasi dengan
Industrial Revolution 4.0 adalah meningkatkan kualitas pembelajaran selaras dengan
Education 4.0 atau terjadinya link and mach antara pendidikan di SMK dan Kebutuhan Dunia
Industri. Sistem pendidikan kejuruan harus mampu memfasilitasi effective engagement dalam
setiap proses pembelajaran. Dalam hal ini SMK harus mampu memfasilitasi pembelajaran
visual yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melihat hasilnya secara langsung,
berkolaborasi dalam belajar untuk mendorong learner & learning center, dan mengakses alat-
6
alat yang diperlukan serta informasi global yang mendukung pembelajaran. Untuk itu perlu
dilakukan kajian mengenai kebutuhan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang dimaksud dan selanjutnya dapat dibuat suatu perencanaan pembiayaan
operasional non personalia di SMK agar dapat menghasilkan lulusan yang dibutuhkan dunia
kerja dalam era revolusi industri 4.0 seperti saat ini.
B. Revitalisasi SMK
Berangkat dari kesadaran akan pentingnya peranan Sekolah Kejuruan dalam memenuhi
kebutuhan tenaga kerja terampil dan meningkatkan daya saing bangsa, pemerintah
mengupayakan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah kejuruan
dengan dikeluarkannya Inpres No.9 Tahun 2016 tentang revitalisasi SMK. Pengembangan
SMK diselaraskan dengan kebijakan utama pembangunan ekonomi pemerintah, agar
pembangunan ekonomi yang direncanakan negara dapat tercapai. Program Pembangunan di
Bidang Ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019 sebagai pelaksanaan Nawa Cita di bidang Perekonomian yaitu membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan,
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, dan mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Ketiga Agenda Nawa Cita tersebut diwujudkan dalam program kerja Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian yang antara lain pemerataan pembangunan antar wilayah
terutama kawasan timur Indonesia, membangun konektivitas nasional untuk mencapai
keseimbangan pembangunan, membangun transportasi umum masal perkotaan, membangun
perumahan dan kawasan permukiman, peningkatan kedaulatan pangan, ketahanan air, serta
kedaulatan energi.
Dengan mengacu pada Surat Edaran Direktur Pembinaan SMK Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
8275/D5.3/KR/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, terdapat
Sembilan Bidang Keahlian SMK yaitu:
1. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa;
2. Bidang Keahlian Energi dan Pertambangan;
3. Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi;
4. Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
7
5. Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi;
6. Bidang Keahlian Kemaritiman;
7. Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen;
8. Bidang Keahlian Pariwisata;
9. Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif.
Perkuatan pendidikan SMK dilakukan dengan memprioritaskan pada bidang keahlian
di SMK yang diproyeksikan akan tumbuh dan berkembang dengan cepat, sejalan dengan
prioritas pembangunan ekonomi nasional. Dengan demikian, diharapkan ketersediaan tenaga
terampil yang dihasilkan dari SMK dapat menopang seluruh kebutuhan bangsa. Program
Prioritas perkuatan SMK tersebut dibagi dalam empat bidang, yaitu: Bidang Keahlian
Agribisnis dan Agroteknologi, Bidang Keahlian Kemaritiman, Bidang Keahlian Pariwisata
dan Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif. Secara umum usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan SMK di bidang ini adalah dengan memberikan bantuan dalam rangka
mendukung kebijakan pemerintah dalam mengembangkan Poros Maritim Indonesia dan
membangun ketahanan pangan. Adapun jenis bantuan yang akan diberikan diantaranya
(Renstra SMK, 2014):
1. Bantuan Pengembangan SMK Bidang Keahlian Kemaritiman diberikan kepada SMK
lingkup Program Keahlian Perikanan dan Pengolahan Hasil Perikanan, dapat digunakan
untuk pembangunan fisik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta peralatan
pendidikan termasuk Pembangunan Unit Sekolah Baru. Direktorat PSMK mentargetkan
dapat membangun minimal 400 SMK Kemaritiman unggulan pada tahun 2019.
2. Bantuan Pengembangan SMK Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi ditujukan
untuk mendukung kebijakan pemerintah menuju ketahanan pangan nasional. Bantuan
diberikan kepada SMK yang membuka Progam Keahlian Agribisnis Tanaman dan
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan digunakan untuk pembangunan
fisik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta peralatan pendidikan termasuk
untuk pembangunan unit sekolah baru. Direktorat PSMK mentargetkan dapat
membangun minimal 600 SMK Agribisnis dan Agroteknologi unggulan pada tahun 2019.
3. Bantuan Pengembangan SMK Bidang Keahlian Pariwisata dilakukan dengan cara
memberikan bantuan dalam bentuk dana untuk pembangunan ruang dan/atau infrastruktur
serta peralatan bagi SMK Bidang Studi Keahlian lingkup Pariwisata yang ditunjuk.
8
Berdasarkan struktur kurikulum pendidikan menengah kejuruan tahun 2017, Program
keahlian di dalam empat bidang keahlian yang menjadi prioritas dalam revitalisasi SMK
adalah sebagai berikut (DitDasMen, 2017):
1. SMK bidang keahlian agribisnis dan agroteknologi terdiri dari program keahlian:
Agribisnis Tanaman, Agribisnis Ternak, Kesehatan Hewan, Agribisnis Pengolahan Hasil
Pertanian, Teknik Pertanian, Kehutanan.
2. SMK bidang keahlian kemaritiman terdiri dari program keahlian: Pelayaran Kapal
Penangkap Ikan, Pelayaran Kapal Niaga, Perikanan, Pengolahan Hasil Perikanan.
3. SMK bidang keahlian pariwisata terdiri dari program keahlian: Perhotelan dan Jasa
Pariwisata, Kuliner, Tata Kecantikan, Tata Busana.
4. SMK bidang keahlian Seni dan Industri Kreatif terdiri dari program keahlian: Seni Rupa,
Desain dan Produk Kreatif Kriya, Seni Musik, Seni Tari, Seni Karawitan, Seni
Pedalangan, Seni Teater, Seni Broadcasting dan Film.
C. Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 telah dipandang sebagai sebuah ancaman. Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa dengan berkembangnya teknologi komputasi dan robotik, banyak pekerja
level menengah ke bawah yang akan kehilangan pekerjaan. Pendapat ini benar jika hanya
dilihat dari satu sisi, yaitu hilangnya sektor pekerjaan yang diambil alih oleh mesin, komputer
dan robot. Namun, di sisi lain dari perkembangan teknologi yang pesat ini telah tercipta
lapangan kerja pengganti yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak pada bidang yang
terkait dengan teknologi informasi dan komputer. Namun demikian, tenaga kerja yang
dibutuhkan tersebut dituntut untuk dapat membekali diri dengan pengetahun dan keterampilan
baru yang sesuai dengan lapangan kerja yang tercipta. Seorang pengemudi taksi online
misalnya, harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan telepon pintar,
membaca peta (GPS), menganalisis data terkait jumlah dan konsentrasi pengambilan
penumpang, mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang selalu berganti dalam
memberikan layanan kepada orang yang berbeda-beda, serta memberikan layanan sesuai
dengan karakteristik penumpang. Selain dituntut memiliki keterampilan mengemudi yang
9
baik, pengemudi taksi online dituntut untuk kreatif, berpikir kritis, dan mampu memecahkan
masalah yang kompleks.
Berdasarkan data dari McKinsey Global Institute (MGI) tahun 2017, revolusi industri
dari revolusi yang pertama sampai revolusi keempat (4.0) telah berdampak pada perubahan
lapangan pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan. Dari 16 bidang pekerjaan di Amerika
Serikat, terjadi penurunan kebutuhan tenaga kerja di sektor pertanian (-39%), rumah tangga (-
6,1%), pabrik (-5,2%), transportasi (2,5%), dan pertambangan (1,9%); dengan total penurunan
sebanyak 56,7% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan di Amerika Serikat. Di sisi lain,
kesebelas sektor yang lain telah mampu menyediakan tambahan lowongan pekerjaan kepada
sejumlah 54,8% dari total tenaga kerja di Amerika Serikat, dengan persentase yang tersebar
hampir merata pada perdagangan (10,7%), kesehatan (9,6%), pendidikan (8,6%), layanan
bisnis dan reparasi (7%), layanan profesional (5%), keuangan (4,6%), pemerintah (4,5%),
hiburan (2%), konstruksi (1,8%), layanan masyarakat (0,7% dan telekomunikasi (0,3%) (MGI
analysis, 2017).
Teknologi dan perangkat komputer yang menjadi pemicu revolusi industri ke-4 ternyata
telah menghapus, mengganti dan menambah lapangan kerja. Dari data penyerapan tenaga
kerja yang terkait dengan penggunaan teknologi komputer di Amerika Serikat, sejumlah 3,5
juta pekerjaan hilang dan digantikan oleh 19,3 juta pekerjaan (terjadi lonjakan penambahan
pekerjaan sebesar 15,8 juta atau sebanyak 10% dari total kebutuhan pekerjaan di Amerika
Serikat). Hadirnya teknologi komputer dan internet telah menyumbang 1,9 juta pekerjaan di
Amerika serikat di akhir tahun 2015 (MGI analysis, 2017). Perubahan ini dapat terjadi secara
global di seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia dan negara-negara ASEAN.
Otomatisasi pada era revolusi industri 4.0 telah berdampak pada lebih dari 800 lapangan
kerja, lebih dari 2000 jenis aktivitas pekerjaan, dan 18 kemampuan yang dibutuhkan dalam
setiap aktivitas pekerjaan, yang tergabung dalam lima kelompok kemampuan: persepsi
sensorik, kemampuan kognitif, kemampuan alami mengolah bahasa, kemampuan sosial dan
emosional, dan kemampuan fisik (MGI analysis, 2017). Berdasarkan prediksi hasil analisis
MGI, minimal terdapat tiga keterampilan yang harus dikuasai tenaga kerja, yaitu keterampilan
menerapkan keahliannya, keterampilan berinteraksi dengan stakeholder, dan keterampilan
mengelola massa. Hal ini berimplikasi pada tuntutan penyiapan tenaga kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan yang semakin kompleks, yang selanjutnya akan berimplikasi
10
pada kebutuhan peningkatan proses pendidikan yang mampu membekali lulusan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan revolusi industri 4.0.
Dalam konteks lulusan SMK, pekerjaan yang sesuai dengan lulusan sekolah menengah
dan lulusan diploma akan mengalami otomasi sebanyak 44-51% (Bureau of Labor Statistics,
2014). Hal ini berimplikasi pada tuntutan revitalisasi pembelajaran di SMK sehingga lulusan
SMK siap menghadapi tuntutan pekerjaan di era revolusi industri 4.0. Revitalisasi ini akan
berjalan dengan baik dengan dukungan dana yang cukup, termasuk dukungan dana investasi
dan dana operasional pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan di SMK harus mampu
memberi fasilitas pembelajaran yang mampu membangun pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. Dukungan dana operasional harus
mencukupi untuk melaksanakan semua aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan, baik di
sekolah maupun di dunia industri selama kegiatan magang dan praktik industri.
Untuk dapat menyiapkan lulusan yang mampu memenuhi tantangan revolusi industri
4.0, pemerintah perlu melakukan modernisasi sistem pendidikan untuk abad ke-21 (education
4,0). Analisis kami tentang kemampuan kinerja yang paling diminati di era otomasi baru
menunjukkan pentingnya keterampilan teknologi, tapi juga kemampuan bekerja sama,
kreativitas, komunikasi, dan keterampilan sosial dan emosional. Pemerintah perlu memberi
dukungan kepada SMK untuk dapat melakukan transformasi pembelajaran dari model
pembelajaran yang didominasi oleh inisiasi guru menjadi pembelajaran menggunakan
teknologi digital yang mendorong pembelajaran yang berpusat pada cara dan minat belajar
siswa.
Selain memberi dukungan kepada SMK agar dapat menyelenggarakan pembelajaran
abad 21 dengan memanfaatka teknologi informasi dan komputer, pemerintah perlu memberi
dukungan dana dan/atau akses kepada SMK untuk melaksanakan kegiatan magang di dunia
industri yang telah mengalami revolusi industri 4.0. Beberapa negara termasuk Jerman dan
Swiss telah menunjukkan bahwa magang bisa menjadi pendekatan yang hebat dan berhasil
untuk mengajarkan keterampilan teknis. Singapura telah menunjukkan melalui program Skills
Future Initiative bahwa setiap siswa dapat didukung dan dimotivasi untuk terus memperoleh
keterampilan baru. Pemerintah perlu mendorong, mengidentifikasi, dan mendanai program
percontohan inovatif yang dapat mengurangi kesenjangan keterampilan antara tuntutan dunia
kerja di era revolusi industri 4.0 dengan lulusan SMK.
11
D. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
Secara umum, definisi pendidikan di era revolusi industri 4.0 adalah suatu aktivitas
untuk membimbing dan mengarahkan orang agar bisa belajar untuk diri mereka sendiri. Untuk
itu, pendidikan harus mampu menciptakan lingkungan dan situasi di mana seseorang dapat
memunculkan potensi dan kemampuan mereka sendiri, dan mengasah kemampuan yang
mereka miliki untuk menciptakan pengetahuan mereka sendiri, menafsirkan dunia dengan
cara unik mereka sendiri, dan akhirnya menyadari potensi penuh mereka. Dengan demikian,
setiap orang dituntut untuk dapat memahami potensi diri, mengembangkan potensi yang
dimiliki melalui pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dan selanjutnya
menciptakan sesuatu yang baru untuk dirinya sendiri dan/atau masyarakat.
Di era teknologi informasi dan komputer ini, setiap orang dapat mengakses informasi
dan sumber belajar tanpa batasan ruang dan waktu. Sumber belajar tersebut dapat berupa
literatur, video tutorial dan video yang berisi informasi umum lainnya. Dengan tersedianya
sumber belajar yang dapat diakses tanpa batasan ruang dan waktu tersebut, cara dan tuntutan
belajar telah berubah dari cara belajar dengan moda tatap muka terstruktur menjadi cara
belajar yang visual, melihat dan mencoba, fleksibel, kolaboratif dan berbasis individu siswa.
Perubahan moda belajar dan sumber belajar ini berimplikasi pada perlunya transformasi
pendidikan dari pembelajaran verbal berbasis kurikulum yang kaku menjadi pembelajaran
visual yang sesuai dengan cara belajar siswa dan konteks dunia saat ini.
Selain pengaruh dari akses sumber belajar yang visual dan tidak terbatas ruang dan
waktu, pembelajaran abad 21 juga dipengaruhi oleh tuntutan zaman. Di era revolusi industri
4.0 yang serba digital ini, setiap orang dituntut untuk mampu menempatkan diri dengan baik
untuk dapat bertahan. Dalam dunia kerja, pekerjaan yang dahulu tersedia telah banyak
digantikan oleh mesin digital. Selain itu muncul banyak pekerjaan baru yang menuntut
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai. Untuk itu, banyak pekerja yang harus mempelajari
keterampilan baru yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang menggunakan
teknologi digital.
Secara umum, terdapat 18 kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
aktivitas pekerjaan di era revolusi industri 4.0. Ke-18 kemampuan tersebut adalah sebagai
berikut: 1) kemampuan persepsi sensorik, 2) kemampuan mengambil informasi, 3)
kemampuan mengenali pola-pola/kategori-kategori, 4) kemampuan membangkitkan pola /
12
kategori baru, 5) kemampuan memecahkan masalah, 6) kemampuan memaksimalkan dan
merencanakan, 7) kreativitas, 8) kemampuan mengartikulasikan / menampilkan output, 9)
kemampuan berkoordinasi dengan berbagai pihak, 10) kemampuan menggunakan bahasa
untuk mengungkapkan gagasan, 11) kemampuan menggunakan bahasa untuk memahami
gagasan, 12) kemampuan penginderaan sosial dan emosional, 13) kemampuan membuat
pertimbangan sosial dan emosional, 14) kemampuan menghasilkan output emosional dan
sosial, 15) kemampuan motorik halus / ketangkasan, 16) kemampuan motorik kasar, 17)
kemampuan navigasi, 18) kemampuan mobilitas.
Setiap peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk menggali potensi masing-
masing dalam konteks bidang ilmu dan pekerjaan yang akan digeluti di masa datang dalam
rangka untuk dapat memiliki ke-18 kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
aktivitas pekerjaan di era revolusi industri 4.0. Pembelajaran di sekolah harus mampu
mengitegrasikan ke-18 kemampuan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yang membangun
daya sensorik siswa, kemampuan kognitif, kemampuan alami berbahasa, kemampuan sosial
dan emosional, dan kemampuan fisik. Untuk itu perlu dirancang skenario pembelajaran yang
mampu menciptakan lingkungan dan situasi di mana seseorang dapat memunculkan potensi
dan kemampuan mereka sendiri, dan mengasah kemampuan yang mereka miliki untuk
menciptakan pengetahuan mereka sendiri dalam kaitannya dengan bidang ilmu yang mereka
tekuni sekarang dan bidang pekerjaan yang akan digeluti di masa datang.
Terkait dengan tuntutan revolusi industri 4.0, SMK dituntut untuk mampu membekali
lulusan dengan kompetensi yang cukup. Pembelajaran di SMK harus mampu menjembatani
terjadinya proses belajar siswa yang visual, fleksibel, konkret, berpusat pada siswa, berbasis
proses untuk meningkatkan kemampuan critical thinking dan problem solving, berbasis
capaian (outcome-based) untuk meningkatkan kompetensi yang mampu menjawab tantangan
kebutuhan pengguna (graduate employability), mendorong siswa untuk berani menerima
tantangan dan berkolaborasi lintas disiplin.
Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelengaraan pendidikan yang
dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry-
multi exit (MEME), dan pendidikan jarak jauh.
1. Pola pendidikan sistem ganda (PSG), adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola
bersama-sama antara SMK dengan industri/ asosiasi profesi sebagai institusi pasangan
13
(IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi
yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif
pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb. Durasi pelatihan di industri
dilaksanakan selama 6 (enam) bulan s.d. 1(satu) tahun pada industri dalam dan atau luar
negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK
dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh
dunia industri/usaha
2. Pola multi entry-multi exit sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka,
diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam
menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK dapat mengikuti
pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil
program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK lain, lembaga
kursus, diklat industri, politeknik, dan sebagainya.
3. Pendidikan jarak jauh adalah suatu pola pembelajaran dimana peserta didik di SMK dapat
menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan
diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan
untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri. Ada tiga bentuk RPL yang diatur oleh
Permendikbud Nomor 73 Tahun 2013, yang salah satunya adalah mengakui capaian
pembelajaran yang diperoleh individu melalui pendidikan nonformal, informal, dan/atau
pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dalam rangka
pembelajaran sepanjang hayat.
Program pendidikan kejuruan di era revolusi industri 4.0 harus didukung oleh semua
pihak, termasuk pemimpin sekolah, guru, siswa, orang tua, masyarakat dan industri, serta
pemerintah. Pemimpin sekolah harus dapat menciptakan dan mengawal kebijakan yang
beorientasi pada penyelenggaraan proses pembelajaran di SMK yang gayut dengan tuntutan
revolusi industri 4.0. Guru harus mampu membimbing, mendorong dan memfasilitasi siswa
agar mereka dapat mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman. Orang tua, masyarakat
dan industri harus berkontribusi sesuai dengan peran masing masing. Pemerintah sebagai
stakeholder utama harus mampu memberi arah dan haluan pendidikan yang kuat serta
14
menyediakan fasilitas pendukung pelaksanaan pendidikan yang berkualitas di SMK, yang
meliputi dana pengembangan sarana dan prasarana serta dana operasional pendidikan.
Dukungan dana ini harus mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran yang gayut
dengan tuntutan revolusi industri 4.0 di SMK. Besaran dana yang dialokasikan harus
didasarkan pada needs assessment terhadap kebutuhan operasional proses pembelajaran, baik
pembelajaran di sekolah maupun pembelajaran di dunia industri. Kebutuhan operasional
pembelajaran di sekolah tidak terbatas pada kebutuhan operasional pembelajaran di kelas atau
di laboratorium/ bengkel kerja saja. Kebutuhan operasional pembelajaran juga mencakupi
biaya praktik secara mandiri atau berkelompok secara virtual. Di samping untuk memenuhi
kebutuhan biaya operasional untuk pembelajaran di sekolah, dukungan dana juga sangat
diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran langsung di dunia industri. Untuk itu perlu
dilakukan kajian komprehensif terhadap kebutuhan pembelajaran yang mampu menyiapkan
lulusan yang memiliki kompetensi yang dituntut di era revolusi industri 4.0. Hasil dari needs
assessment ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan analisis besaran biaya
(Cost Structure Analisis/CSA) yang diperlukan untuk menyediakan layanan pembelajaran di
SMK.
E. Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0
Seiring dengan pendidikan di era revolusi industri 4.0, proses pembelajaran di
sekolah dimungkinkan juga akan terjadi disrupsi. Dengan terbukanya arus informasi dan
komunikasi saat ini perkembangan kerangka pembelajaran blended learning yaitu pola
pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara satu pola
dengan pola yang lainnya. Blended learning merupakan suatu alternatif yang bisa dipilih
dalam rangka memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi. Untuk bisa
membelajarkan suatu materi pelajaran tertentu dengan menggunkan blended learning, seorang
guru perlu mempunyai kompetensi tentang pengetahuan teknologi (Technological
Knowledge) yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan hardware dan software dan
menghubungkan antar keduanya. Disamping itu guru harus mempunyai kompetensi tentang
pengetahuan pedagogic (Pedagogical Knowledge) yaitu pengetahuan tentang karakteristik
siswa, metode pembelajaran, teori belajar dan penilaian pembelajaran. Guru juga dituntut
mempunyai kompetensi tentang isi materi pelajaran (Content Knowledge).
15
TPACK merupakan singkatan dari Technological Pedagogical and Content
Knowledge, yaitu pengetahuan tentang penggunaan berbagai macam teknologi untuk
membelajarkan dan merepresentasikan dan memfasilitasi untuk mendapatkan isi materi
tertentu. Konsep ini dikembangkan berdasarkan konsep pengetahuan pedagogi dan isi yang
dikembangkan oleh Dr. Lee Schulman yang menggabungkan kedua domain tersebut dalam
pembelajaran. Konsep TPACK dikembangkan oleh karena adanya perkembangan teknologi
yang pesat di masyarakat. Pada prinsipnya TPACK merupakan penggabungan pengetahuan
teknologi, pedagogi, isi yang diterapkan sesuai dengan konteks. Mishra & Khoehler
menjelaskan bahwa pengajaran yang berkualitas membutuhkan nuansa pemahaman yang
kompleks yang saling berhubungan diantara tiga sumber utama pengetahuan, yaitu teknologi,
pedagogi, dan isi, dan bagaimana ketiga sumber itu diterapkan sesuai dengan konteksnya.
Hubungan-hubungan tersebut dapat tergambarkan pada gambar 1. TPACK berada dalam
bidang hijau, yaitu irisan dari ketiga komponen pengetahuan: teknologi, pedagogi, dan isi.
Gambar 1. TPACK framework (source: www.tpack.org)
16
Bidang biru pada gambar 1 merupakan bagian dari Technological Content
Knowledge, yaitu pengetahuan tentang penggunaan berbagai macam teknologi untuk
memfasilitasi upaya mendapatkan atau memperkaya isi materi tertentu. Saat ini, telah tersedia
beberapa situs yang menyiapkan beragam materi dari berbagai disiplin ilmu. Gambar 2 dan 3
berikut menampilkan tampilan beberapa contoh web sebagai sumber yang dapat digunakan
untuk mendapatkan materi baik berupa video pembelajaran maupun materi pelajaran.
Gambar 2. Tampilan web MIT OpenCourseWare
17
Gambar 3. Tampilan web Khanacademy
Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran melalui mencari sendiri informasi yang
diperlukan dalam rangka mengerjakan tugas sekaligus memperkaya wawasan, maka siswa
dapat diberi tugas untuk mencari materi secara mandiri melalui beberapa sumber. Guru dapat
memberikan arahan web yang dapat dituju siswa untuk mengumpulkan materi, misalnya
seperti yang tertera dalam web edx.org dalam gambar 4 berikut ini.
18
Gambar 4. Tampilan www.edx.org sebagai web penyedia berbagai materi pelajaran
Web sebagai sumber belajar yang menyediakan beragam materi pelajaran dari berbagai
bidang ilmu yang dikembangkan dalam bahasa Indonesia pun saat ini sudah tersedia. Misalkan
web “IndonesiaX” untuk tingkat Pendidikan tinggi dan ”rumah belajar” untuk tingkat Pendidikan
dasar dan menengah yang dikembangkan oleh kemendikbud, seperti dapat dilihat dalam gambar 5
dan 6.
Gambar 5. Tampilan web IndonesiaX
19
Gambar 6. Tampilan web rumah belajar
Bidang merah muda pada gambar 1 menunjukkan bagian dari Technological
Pedagogical Knowledge. Pada bagian ini, proses pembelajaran dilaksanakan dengan
berbantukan teknologi. Tentunya dengan tetap emmpertimbangkan kaidah-kaidah
pembelajaran yang baik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan
pembelajaran blended learning, Untuk mendukung pelaksanaan blended learning yang
memadukan pembelajaran kelas dengan pembelajaran online, saat ini terdapat beberapa
software dapat digunakan, diantaranya adalah edmodo dan padlet. Buku ini akan menguraikan
20
panduan pengunaan edmodo untuk memberikan gambaran kepada para guru yang akan
mengembangkan pembelajaran online dengan memanfaatkan layanan yang diberikan
Edmodo.
Langkah-langkah yang digunakan untuk menggunakan Edmodo mulai dari mendaftar
hingga keluar aplikasi adalah sebagai berikut:
1. Sambungkan koneksi internet pada komputer atau laptop
2. Buka website www.edmodo.com, dan akan muncul tampilan layer seperti pada gambar 7
berikut
Gambar 7. Tampilan layar muka Edmodo
3. Guru yang akan membuka kelas di Edmodo melakukan pendaftaran untuk akun Edmodo
dengan klik kursor pada “I’m a Teacher” dan akan keluar tampilan seperti pada gambar 8
berikut
Gambar 8. Mendaftar sebagai guru
21
4. Masukkan masukkan email dan password. Selanjutnya, klik “Sign Up For Free” dan akan
muncul tampilan Home Edmodo seperti pada gambar 9 berikut. Lalu masukkan data-data
yang diperlukan sehubungan dengan kelas yang akan dibuka.
Gambar 9. Tampilan Home Edmodo
5. Selanjutnya klik “Next Step” dan akan muncul tampilan seperti pada gambar 10.
Gambar 10. Tampilan hasil setting kelas di Edmodo
Tingkatan sekolah dimana Anda mengajar dan subjek Anda
Tuliskan nama
Upload foto profil Anda
Mata pelajaran yang Anda ampu
Menuju tahap selanjutnya
Lanjut ke beranda Edmodo
Kembali ke Tahap sebelumnya
22
6. Gambar 11 berikut merupakan tampilan “Home” pada Edmodo guru.
Gambar 11. Tampilan menu “home’ pada Edmodo guru
7. Menambahkan sekolah dengan klik “Select School” akan muncul tampilan berikut
Gambar 12. Menu untuk menambahkan data sekolah pada Edmodo
Jika nama sekolah belum tercantum klik “Can’t find your school?” akan muncul
tampilan seperti pada gambar 13 berikut.
Gambar 13. Mengisikan data sekolah di Edmodo
Nama grup
Nama
Home
Progress
Perpustakaan
Spotlight
Pemberitahuan
Account
Memilih sekolah
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
Pilih Negara “Indonesia”
Kota
Provinsi
Klik “Add” selesai
Klik disini
23
Setelah klik “Add” akan muncul tampilan seperti pada gambar 14 berikut
Gambar 14. Memasukkan sekolah di Edmodo
Jika sekolah telah berhasil diinputkan dalam system Edmodo, maka nama sekolah
akan tertera pada kolom “Communities”, seperti tampak pada gambar 15.
Gambar 15. Nama sekolah tercantum dalam kolom Communities
8. Untuk menambahkan grup atau kelompok, klik ikon “Create a Group” kemudian akan
muncul tampilan seperti gambar 16 berikut.
Gambar 16. Menambahkan group dalam Edmodo
Nama grup
Pilih kelas/ tingkatan
Pilih mata pelajaran
Mengganti warna
Klik dan grup terbentuk
Klik disini dan sekolah sudah terdaftar dan termuat dalam akun Edmodo Anda
24
Setelah data kelompok diisikan seperti pada gambar 16, kemudian klik ikon “Create”,
dan tampilan Home Edmodo akan tampak seperti pada gambar 17 berikut.
Gambar 17. Tampilan Home Edmodo setelah pembuatan group atau kelompok
9. Jika akan menambahkan tugas, klik ikon “Assignment”, lalu akan tampak tampilan layar
seperti pada gambar 18.
Gambar 18. Cara membuat tugas di kelas Edmodo
10. Untuk menambahkan kuis, klik ikon “Quiz”, lalu akan muncul tampilan layar seperti
pada gambar 19 berikut. Lalu isikan data-data yang diperlukan untuk membuat kuis.
Menambahkan catatan atau memposting sesuatu
Menambahkan tugas
Menambahkan kuis
Menambahkan polling atau vote
Kode grup yang dibuat
Mengunci tugas setelah batas akhir tugas
Tugas ditambahkan dalam buku tingkatan
Klik “Send” setelah selesai membuat tugas
Tugas diberikan dengan menambahkan file
Menambahkan link
Tugas diambil dari Library (Perpustakaan)
Klik untuk memposting
25
Gambar 19. Membuat kuis di kelas Edmodo
11. Edmodo juga dapat digunakan untuk melakukan polling, yaitu dengan klik ikon “Poll”,
dan akan didapati tampilan layar seperti pada gambar 20 berikut. Isikan pernyataan atau
pertanyaan poling dan pilihan jawaban pada sel yang tersedia.
Gambar 20. Membuat polling di kelas Edmodo
12. Edmodo juga menyediakan menu untuk menambahkan aplikasi, yaitu dengan klik ikon
“Store” pada bagian kanan dan akan muncul pilihan aplikasi yang dapat digunakan
secara gratis seperti tampak pada gambar 21.
Tuliskan nama kuis yang akan dibuat
Pilih tipe jawaban kuis yang akan dibuat
Tambahkan soal pertama
Klik “Done” setelah selesai membuat kuis
Isi batas waktu mengerjakan kuis
Tuliskan pernyatann atau pertanyaan
Tuliskan option jawaban
Klik untuk menambahkan jawaban
Klik ketika selesai membuat pertanyaan dan option jawaban
26
Gambar 21. Menambahkan aplikasi gratis pada Edmodo
Untuk mengatur aplikasi di dalam Edmodo, dapat dilakukan dengan klik ikon
“Manage Apps” pada ikon pada bagian kanan, dan akan diperoleh tampilan layer
seperti apda gambar 22.
Gambar 22. Mengatur aplikasi di dalam Edmodo
13. Edmodo menyediakan fasilitas penjadwalan. Untuk menambahkan jadwal dapat
dilakukan dengan klik ikon “Edmodo Planner” pada ikon di bagian kanan.
10. Jika telah selesai penggunaan aplikasi Edmodo, keluar dari aplikasi dengan klik ikon
“Logout” yang terdapat dalam tombol “Account”.
27
Demikian tadi penggunaan aplikasi Edmodo dari perangkat komputer atau laptop. Selain
dengan menggunakan perangkat komputer, aplikasi Edmodo dapat juga dioperasikan melalui
smartphone atau tablet. Syarat utama Edmodo dapat digunakan dalam smartphone atau tablet
adalah ketersediaan layanan internet dari perangkat tersebut. Langkah-langkah yang digunakan
untuk menggunakan aplikasi Edmodo dengan smartphone atau tablet diuraikan di bawah ini.
1. Temukan aplikasi Edmodo dalam google play, seperti tampak pada gambar 23.
Kemudian download aplikasi Edmodo.
Gambar 23. Aplikasi Edmodo di dalam Google play
2. Install aplikasi Edmodo yang telah didownload
3. Jalankan atau buka aplikasi Edmodo. Halaman awal Aplikasi Edmodo adalah seperti
tampak pada gambar 24 berikut ini.
Gambar 24. Halaman depan Aplikasi Edmodo pada smartphone
28
4. Untuk membuat akun baru, klik pada “Create Free Account”, kemudian muncul
tampilan seperti pada gambar 25.
Gambar 25. Tampilan awal untuk membuat akun baru pada Edmodo pada smartphone
Pilih dan klik pada “I’m a Teacher” dan akan muncul tampilan seperti pada gambar 26.
Kemudian isikan alamat email dan password.
Gambar 26. Membuat akun baru dengan memasukkan email dan password
Klik tombol Next untuk melanjutkan, kemudian akan muncul tampilan seperti pada
gambar 27 sebagai berikut.
29
Gambar 27. Isian nama pada pembuatan akun baru
Isikan nama depan dan nama akhir pada sel yang tersedia, lalu klik “Done”, dan akan
muncul tampilan seperti pada gambar 28. Guru dapat mengubah foto profil untuk akun
Edmodonya dengan foto diri agar lebih mudah dikenali. Setelah foto terupload, klik
“Done”.
Gambar 28. Halaman untuk mengubah foto profil
5. Dari tampilan pada gambar 29, untuk membuat group atau kelompok baru, klik pada
“Create Group” dan akan muncul tampilan seperti pada gambar 30 . Jika tidak, klik “I’ll
do this later” untuk membuat grup dilain waktu.
30
Gambar 29. Tampilan untuk membuat group
Gambar 30. Tampilan jika group telah berhasil dibuat
6. Untuk membuat catatan, klik tombol “Create Your First Note” akan muncul tampilan
seperti gambar 31 berikut.
Gambar 31. Mengisikan catatan dalam Edmodo pada smartphone
Kirim
Lampiran
Waktu
31
Ikon (jam/waktu) digunakan untuk mengatur waktu atau jadwal. Klik tombol
maka akan muncul tampilan seperti gambar 32 berikut
Gambar 32. Tampilan untuk ikon waktu
Ikon (lampiran) digunakan untuk menyisipkan file lampiran. Klik tombol maka
akan muncul tampilan seperti gambar 33 berikut
Gambar 33. Tampilan untuk ikon lampiran
Ikon digunakan untuk mengirimkan catatan atau postingan. Setelah di klik ikon
maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 34 berikut
32
Gambar 34. Tampilan ketika sudah mengirim suatu postingan
7. Edmudo pada smartphone juga dapat digunakan untuk membuat tugas atau polling
dengan klik panah pada Posts seperti ditunjukkan pada gambar 35.
Gambar 35. Tampilan untuk memposting assignment atau polling
Jika di klik bulatan di samping tulisan assigmnet, maka akan muncul tampilans eperti
pada gambar 36.
Gambar 36. Tampilan untuk assignment
33
Sedangkan jika yang di klik adalah bulatan di samping tulisan poll, maka akan muncul
tampilan seperti pada gambar 37 berikut ini.
Gambar 37. Tampilan untuk Polling
8. Untuk keluar dari aplikasi Edmodo, dilakukan dengan menggeser ke kanan ikon
dan muncullah tampilan seperti pada gambar 38, lalu klik Logout
Gambar 38. Langkah untuk keluar dari aplikasi Edmodo
Diperlukan konfirmasi akhir sebelum benar-benar keluar dari aplikasi, dengan meng-
klik OK pada tampilan layar seperti pada gambar 39.
34
Gambar 39. Konfirmasi untuk keluar dari aplikasi Edmodo
Software lain yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran blended learning adalah Padlet.
Dengan menggunakan aplikasi padlet, guru dapat melihat aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas
dan forum diskusi. Berikut akan diuraikan petunjuk penggunaan aplikasi padlet.
Membuat tampilan layar pada Padlet
• Buka laman http://padlet.com/ dan klik “Login or Signup”, maka akan tampak tampilan
layer seperti pada gambar 40.
Gambar 40. Tampilan halaman muka aplikasi Padlet
35
• Klik “Sign up for FREE” jika belum pernah menggunakan Padlet, maka akan keluar
tampilan layer seperti pada gambar 41.
Gambar 41. Mendaftar pada aplikasi Padlet
• Masukkan alamat email dan password lalu klik “Sign Up”. Anda juga bisa masuk
menggunakan akun Google atau Facebook.
• Setelah masuk ke sistem, klik “new” di sebelah kanan atas dashboard (gambar 42) untuk
membuat tampilan layar baru.
Gambar 42. Tampilan dashboard Padlet
• Setelah keluar tampilan seperti pada gambar 43, kemudian pilih jenis tampilan layar yang
ingin dibuat (wall, canvas, stream, grid, or shelf)
36
Gambar 43. Pilihan tampilan pada padlet
• Jika Anda ingin membuat layar baru, pilih “wall” maka kan muncul tampilan seperti pada
gambar 44. Klik “Modify wall” untuk mengubah tampilan pada layar.
• Tuliskan nama atau judul tampilan yang Anda buat, beri deskripsi dan kemudian pilih
gambar ikon yang sesuai.
37
Gambar 44. Tampilan layar baru dengan pilihan “wall”
• Pilih latar (background) tampilan layar yang Anda buat. Anda juga dapat mengunggah
gambar atau foto untuk digunakan sebagai latar.
• Pilih simbol yang menggambarkan tema Padlet (opsional).
• Anda dapat mengatur posting dan menambahkan tags untuk membuat Padlet Anda mudah
ditemukan (gambar 45)
Gambar 45. Opsi tags pada bagian akhir menu modifikasi tampilan layar baru
• Pada kotak “Address” ketik nama kelas yang akan diakses siswa, seperti tampak pada
gambar 46.
38
Gambar 46. Penulisan nama kelas pada sel “address”
• Klik NEXT maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 47. Kemudian klik salah satu
pilihan pada “Privacy” untuk membuat Padlet Anda dapat diakses orang lain (public) atau
tidak (private).
Gambar 47. Menu pilihan privacy
• Klik Next dan Anda dapat mulai mengunggah informasi pada laman Padlet
39
• Klik dua kali di manapun pada layar yang Anda inginkan untuk menulis catatan (note)
seperti ditunjukkan pada gambar 48. Tulis nama Anda dan kemudian tulis
jawaban/komentar Anda. Anda dapat mengunggah tautan, file, atau foto dengan
menggunakan webcam.
Gambar 48. Menulis catatan pada Padlet
• Anda juga dapat menambahkan tautan Goformative sehingga siswa Anda dapat masuk ke
sesi formatif, seperti ditunjukkan pada catatan paling kiri di gambar 49 berikut.
40
Gambar 49. Tautan untuk test formative
• Untuk mengatur Padlet Anda, klik ikon gear (setting) pada sebelah kanan atas layar dan
klik save jika sudah selesai (gambar 50).
Gambar 50. Mengatur Padlet
• Klik menu “share” pada layar sebelah kanan (gambar 51) untuk menampilkan beberapa
cara untuk menyampaikan informasi pada dinding Padlet Anda.
41
Gambar 51. Menu “share” untuk berbagi informasi
• Dengan menggunakan kode yang tersedia, Anda dapat menampilkan dinding Padlet Anda
pada blog atau laman. Anda juga dapat memberikan QR code (gambar 52) kepada siswa
agar mereka dapat mengakses Padlet Anda secara langsung.
Gambar 52. QR Code untuk mengakses laman Padlet
42
• Ganti alamat URL pada dinding Padlet dengam memilih “Address” (gambar 53). Buatlah
alamat yang mudah diingat.
Gambar 53. Mengubah alamat URL padlet
Dengan menggunakan Padlet Anda dapat membantu siswa untuk membangun kemampuan
berkomunikasi dan mendorong mereka dengan kritik yang membangun. Selain itu Padlet juga
dapat meningkatkan keterlibatan dan kesadaran siswa dalam belajar.
Platfor Padlet ini dapat digunakan untuk beragam aktivitas pembelajaran, seperti:
- umpan balik (feedback) dari siswa
- sesi perbaikan
- memberi tips ujian
- menyampaikan kesulitan belajar mereka (siswa)
- memberi dan menerima kritik karena semua siswa dapat melihat semua respon dari
siswa lain
- alternatif untuk memberi umpan balik.
Sementara untuk penilaian dapat digunakan software yang cukup praktis penggunaannya
sehingga hasil bisa langsung diketahui. Salah satu software tersebut adalah Goformative.
Berikut akan diuraikan panduan penggunaan software Goformative.
43
Panduan Penggunaan go Formative
Gambar 54. Ikon aplikasi goformative
A. Mendaftar akun Teacher (gratis)
• Buka goformative.com, lalu klik Teachers, start here !
Gambar 55. Tampilan halaman muka goformative
Catatan: Pembuatan akun siswa tidak membutuhkan alamat email. Jika sudah terlanjur
membuat akun siswa dengan alamat email, masuk ke profile lalu hapus akun tersebut.
44
Gambar 56. Menghapus akun siswa
• Klik Google Sign Up (pastikan Anda mempunyai akun gmail) lalu pilih akun gmail
Anda.
Gambar 57. Signup dengan google akun
B. Membuat Tugas Formative
• Klik “ New Formative”.
45
Gambar 58. Membuat test formative baru
• Klik Add Question dan pilih jenis pertanyaan.
Gambar 59. Menentukan jenis pertanyaan
46
• Anda dapat menambah “correct answer(s)” untuk penilaian otomatis.
Gambar 60. Pilihan kunci jawaban untuk soal multiple choice
Gambar 61. Pilihan kunci jawaban untuk soal Multiple selection
47
Gambar 62. Soal dengan jawaban pendek
Gambar 63. Soal essay
Gambar 64. Soal unjuk kerja
48
• Anda boleh menambah gambar latar (opsional) optional
• Siswa juga dapat mengunggah gambar sebagai bagian dari respon mereka.
C. Menambah Isi (Content)
• Klik Add Content dan pilih content type.
Gambar 65. Menambah isi
• Siswa tidak bisa merespon isi (content); untuk itu gunakan pertanyaan jika Anda ingin
siswa memberikan respon.
• Tempelkan (paste) embed text, unggah gambar, atau tulis teks yang akan digunakan
untuk tugas (formatif)
• Whiteboard diperuntukkan bagi guru untuk memberi model konsep bagi siswa (buat
sketsa sebuah konsep, unggah, beri anotasi)
• Cari video di Youtube dan tempelkan (paste) alamat URL video tersebut.
D. Mengunggah dan Mentransformasikan Dokumen
• Unggah dokumen yang telah ada ( PDFs, Word Doc, gambar). Jika ukuran dokumen
terlalu besar, Anda dapat mengunggah bagian pertama dan kemudian unggah bagian
selanjutnya.
49
Gambar 66. Mengunggah dokumen
• Lalu tambahkan pertanyaan/teks dengan klik pada gambar/dokumen
Gambar 67. Menambahkan pertanyaan pada unggahan dokumen
• Jika penempatan pertanyaan salah, klik pada pertanyaan dan geser ke tempat yang
dikehendaki. Halaman dapat dihapus dengan klik ikon‘trash can’ di bagian kanan atas
halaman.
• Klik Preview untuk melihat tampilan tugas yang akan dilihat siswa dan membuat contoh
respon yang akan muncul pada halaman Live Results.
50
Gambar 68. Preview
E. Penyimpanan Otomatis dan Perekam
• Semua proses yang dilalui selalu disimpan secara otomatis
• Anda akan selalu mengetahui bahwa semua proses disimpan secara otomatis karena
lingkaran berwarna-warni di sebelah kiri halaman atas akan selalu berputar.
• Urutan pertanyaan dan isi dapat diubah dengan klik dan menggeser pertanyaan paling
atas ke atas atau ke bawah.
Gambar 69. Urutan pertanyaan dapat diubah
F. Memasukkan Semua Siswa (jika siswa belum memiliki akun)
• Pilih tugas pada dashboard atau klik tombol
• Untuk mendapatkan respon dari pengguna selain siswa di kelas, klik “Guest student”
51
Gambar 70. Akses bagi non student
• Tugas akan dapat diakses oleh pengguna selain siswa di kelas – tidak perlu login
• Berikan tautan atau kode kepada siswa agar mereka dapat mengakses tugas
Gambar 71. Kode dan Tautan
• Jika diberi tautan, siswa dapat memasukkan tautan pada baris URL
• Jika diberi kode, siswa dapat klik join code pada pojok atas halaman goformative.com dan
kemudian menulis kode.
Gambar 72. Input kode
• Jika keterangan “Continue without Logging In” tidak muncul setelah tautan atau kode
dimasukkan, periksa kembali apakan tugas diatur untuk bisa diakses Guest Student dan
tidak diatur Only Classes (harus login).
52
G. Membuat Kelas (agar siswa bisa mendapat skor)
Alasan mengapa siswa perlu login dan ikut kelas Formatif:
● Siswa dapat memperoleh feedback dan melihat skor mereka.
● Pekerjaan siswa akan tersimpan meskipun sambungan internet terputus.
● Siswa tidak harus memasukkan tautan atau kode setiap mereka menherjakan tugas.
● Semua hasil pekerjaan siswa akan terkumpul dalam portofolio mereka.
● Respon siswa dapat disaring per kelas.
● Guru dapat mengunci tugas per kelas.
Untuk membuat kelas, pilih “Classes” di dashboard dan kemudian klik +New Class
Gambar 73. Membuat kelas
Setelah kelas dibuat, akan ada empat pilihan untuk memasukkan siswa
Gambar 74. Empat opsi untuk emmasukkan siswa
53
1. My school uses Google Apps For Education
● Tampilkan Class Code.
● Arahkan siswa ke goformative.com/#signup .
● Siswa diminta untuk "Sign up with Google" dan memasukkan Class Code.
2. My school uses Clever
● Minta tautan portal sekolah dan akses terhadap Formative kepada administrator. Siswa
akan log in nelalui Clever dan memasukkan Class Code.
3. I want to import my students directly into my class
Gambar 75. Import student
● Selalu ingat untuk memasukkan Class Code untuk import.
4. I'd like to have my students join my class themselves
● Tampilkan Class Code.
● Arahkan siswa ke goformative.com/#signup .
● Siswa sign up dan memasukkan Class Code.
Siswa dapat mengakses tugas yang diberikan ke kelas yang mereka ikuti. Jika siswa ingin
berpindah kelas, hapus siswa tersebut dari daftar siswa di kelas. Setelah itu mereka dapat
memasukkan kode kelas yang baru. Menghapus siswa dari kelas hanya akan mengeluarkan mereka
dari kelas. Sedangkan tugas-tugas, respon, skor dan feedbak dari siswa akan tetap tersimpan.
H. Akses Only Classes (mudah megontrol akses dan memberikan skor kelas Formative)
• Siswa dapat mengakses kelas Formative kembali dari dashboard . Siswa juga akan dapat
melihat skor dan feedback jika diijinkan guru.
• Pilih tugas di dashboard atau gunakan tombol .
54
Gambar 76. Masuk ke kelas formative
• Pastikan bahwa akses tugas dibuka untuk kelas yang dikehendaki
• Dengan memilih Only Classes, tugas hanya dapat diakses oleh siswa dari kelas yang
dipilih.
Gambar 77. Siswa yang mengakses kelas formative
• Anda dapat mengubah tugas jika tugas dibuka dan menampilkan skor tiap kelas
Gambar 78. Setting tambahan
55
Gambar 79. Penampilan skor
• Catatan: Minta siswa untuk refresh halaman mereka ketika Anda mengubah Assign Panel
• Pilih cara pemberian skor “instantly, after session ends, after students submits, or decide
later”
• Pilih cara menampilkan jawaban yang benar “after session ends, after student submits, or
decide later”
• Anda juga dapat memilih apakah siswa dapat mengubah jawaban setelah mengirim
jawaban final atau tidak.
I. Melihat dan Menanggapi Respon Siswa (Live Result)
• Klik ikon “Live Result” untuk setiap tugas pada dashboard
Gambar 80. Melihat dan menanggapi tugas siswa
• Anda juga dapat mengakses View Responses dengan klik pada tautan yang ada pada baguan
atas tugas ketika Anda sedang membuka tampilan edit atau preview.
• Pada halaman view responses, Anda dapat melihat respon siswa dan menanggapinya.
56
• Anda juga dapat memperbesar (zoom in) tampilan untuk melihat respon siswa secara
lebih detil dengan klik pada respon siswa.
• Urutkan respon siswa menggunakan menu drop down yang ada di bagian kiri baris score
dengan memilih: Most recent, highest score, lowest score, first name, last name.
J. Memberi Feedback dan Nilai
• Untuk memberi feedback tertulis secara langsung, klik respon siswa, tulis feedback dan
klik tombol send.
Gambar 81. Memberi feedback dan nilai
• Untuk menilai respon siswa, klik respon siswa dan gunakan menu yang muncul (pop-up)
• Untuk berpindah ke pertanyaan lain, klik nomor pertanyaan atau tanda panah di sebelah
kiri dan kanan pertanyaan.
• Tampilan Tracker View memberi kualitas gambaran yang lebih komprehensif tentang
progres siswa.
• Untuk menyembunyikan nama atau skor siswa, gunakan tombol toggles di bagian kiri atas
halaman
57
K. Mengekspor Hasil
• Ketika tugas telah selesai dan semua jawaban pertanyaan telah dinilai, hasil pekerjaan
siswa dapat diekspor. Lihat bagian atas kanan pada halaman tugas dan temukan kotak biru
dengan teks putih bertuliskan (Data, Data, Data).
Gambar 82. Mengekspor hasil
• Hasil pekerjaan siswa disimpan dalam format spreadsheet (csv or google sheets) sehingga
Anda dapat mengimpor file tersebut untuk berbagai keperluan.
Gambar 83. Data hasil pekerjaan siswa
L. Mengelola Tugas
• Anda dapat menyalin, membagikan, memindah atau menghapus tugas dengan klik tombol.
58
Gambar 84. Menyalin, membagikan, memindah, atau emnghapus tugas
• Klik “Share” setelah memilih tugas atau folder dan memberikan Quick Code atau Direct
Link kepada orang lain
Gambar 85. Membagikan tugas
• Anda dapat membat folder tugas pada dashboard Anda.
59
Gambar 86. Membuat folder tugas
60
BAB II BIAYA PENDIDIKAN
A. Landasan Hukum
Pembiayaan pendidikan telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945
(Amandemen IV) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan;
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya;
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang; negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional lebih lanjut telah mengatur beberapa pasal yang menjelaskan
pendanaan pendidikan yaitu pada Pasal 11 Ayat 2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai lima belas tahun. Lebih lanjut pada Pasal 12, Ayat (1) disebutkan bahwa
setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang
berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan
biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Di
samping itu disebutkan pula bahwa setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung biaya
penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban
tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada Bab VIII Wajib Belajar Pasal 34 menyatakan bahwa setiap warga negara yang
berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah dan Pemerintah
Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya, wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2) dan Ayat
(3) diatur lebih lanjut dengan PP. Pendanaan Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
61
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Sumber pendanaan pendidikan
ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. Pengelolaan dana
pendidikan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik.
Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan
dalam APBN dan APBD. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat
adalah dengan berperan serta dalam pengembangan, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi
pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara,
masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lembaga pendidikan berbasis
masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil
dan merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 13 menyatakan bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi pendidik diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam rangka
penyusunan standarisasi nasional itulah, Mendiknas telah menerbitkan Keputusan
No.053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang SPM yang diharapkan dapat digunakan sebagai
pedoman dan sekaligus ukuran keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah
provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai di tingkat sekolah.
Kepmendiknas No. 129/U/2004 merupakan hasil revisi dari kepmen sebelumnya sesuai
dengan perubahan yang terjadi dalam sistem dan manajemen pendidikan nasional. Pada
kepmen ini pendidikan nonformal, kepemudaan, olahraga, dan Pendidikan Usia Dini lebih
ditonjolkan. Pendidikan nonformal seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan SD,
SMP, SMA, pendidikan ketrampilan dan bermata pencaharian, kelompok bermain,
pendidikan kepemudaan dan olahraga secara ekplisit telah ditentukan standar pelayanan untuk
62
masing-masing SPM. Karena standar pembiayaan juga mencakup kebutuhan atas buku teks
pelajaran, maka perlu diperhatikan Peraturan Mendiknas No. 11 Tahun 2005 tentang Buku
Teks Pelajaran yaitu Pasal 7: satuan pendidikan menetapkan masa pakai buku teks pelajaran
paling sedikit 5 tahun dan buku teks pelajaran tidak dipakai lagi oleh satuan pendidikan
apabila ada perubahan standar nasional pendidikan dan buku teks pelajaran dinyatakan tidak
layak lagi oleh Menteri. Pada Pasal 8 ditegaskan bahwa: guru dapat menganjurkan kepada
peserta didik yang mampu untuk memiliki buku teks pelajaran; anjuran sebagaimana
dimaksud bersifat tidak memaksa atau tidak mewajibkan; untuk memiliki buku teks pelajaran,
peserta didik atau orang tua/walinya membelinya di pasar; untuk membantu peserta didik yang
tidak mampu memiliki akses ke buku teks pelajaran, satuan pendidikan wajib menyediakan
paling sedikit 10 (sepuluh) eksemplar buku teks pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada
setiap kelas, untuk dijadikan koleksi perpustakaannya.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan secara
spesifik mengklasifikasikan pendanaan untuk biaya satuan pendidikan berdasarkan
penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah dan Masyarakat. Pendanaan
pendidikan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung
jawab Pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah. Untuk pendanaan
tambahannya dapat bersumber dari masyarakat, bantuan pihak asing yang tidak mengikat, dan
atau sumber lain yang sah. Pendanaan pendidikan untuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara yang dalam hal ini
adalah yayasan pendidikan yang bersangkutan, dan untuk pendanaan tambahannya dapat
bersumber dari yayasan, orang tua/wali peserta didik, masyarakat di luar orang tua/wali,
bantuan pihak asing yang tidak mengikat, dan atau sumber lain yang sah.
B. Kebutuhan Pembiayaan Untuk Aktivitas Pembelajaran
Untuk dapat menciptakan lulusan SMK yang memiliki kompetensi yang dituntut oleh
masyarakat pengguna lulusan di era revolusi industri 4.0, aktivitas pembelajaran di sekolah
harus mampu membangun ketrampilan berpikir, pengetahuan, dan ketrampilan kerja peserta
didik yang selaras dengan literasi baru di era RI.4.0. Literasi yang perlu dibangun meliputi
literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia (AOUN, MIT, 2017).
63
Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan
informasi yang tersedia dari berbagai sumber, termasuk dari dunia digital (big data). Literasi
teknologi adalah kemampuan untuk memahami cara kerja mesin dan teknologi
pendukungnya, mengaplikasikan teknologi tersebut (coding, artivicial intelligence,
engineering principle) dan mengevaluasinya. Literasi manusia adalah kemampuan humaniora
yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan bekerjasama
Untuk dapat membangun ketiga unsur literasi baru tersebut, setiap aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk mampu mendorong peserta didik untuk:
1) Mengkonstruk pengetahuannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari lingkungan
sekitar dan data digital melalui proses analisis data
2) Mengkonstrak pengetahuan melalui praktek langsung baik secara fisik langsung di
laboratorium/ruang praktek/lapangan dan industri, maupun secara virtual berbasis
teknologi informasi, dan dapat bekerja bersama dengan siswa lain, dengan guru, dan pihak
lain yang terkait dengan proses pembelajaran tersebut, misalkan dengan praktisi di dunia
industri
Bentuk pembelajaran di SMK sangat unik. Masing- masing bidang memiliki ke
khasannya sendiri-sendiri. Terkait dengan pengembangan ketiga literasi baru di era Ri 4.0 di
atas, masing-masing bidang dapat merencanakan aktivitas pembelajaran yang mampu
mendorong penguasaan ketiga literasi tentunya disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing bidang. Bentuk-bentuk pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk menguasai
ketiga literasi baru diantaranya adalah problem based learning dan project based learning
yang dilaksanakan dalam bentuk blended learning.
Berikut beberapa contoh aktivitas pembelajaran untuk membangun ketrampilan literasi
baru yang dikemas bersamaan dengan pengembangan ketrampilan dasar pada beberapa
bidang keahlian di SMK bersama dengan komponen biaya yang diperlukan:
1) Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial,
memiliki 5 Program Keahlian dan 7 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar
3 dan 4 tahun, yang dapat diuraikan dalam tabel 1.
64
Tabel 1. Program KEahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang KEahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN DAN PEKERJAAN SOSIAL
Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Program Belajar
3 Thn 4 Thn
1. Keperawatan 1. Asisten Keperawatan V
2. Kesehatan Gigi 2. Dental Asisten V
3. Teknologi dan Laboratorium Medik 3.Teknologi dan Laboratorium Medik V
4. Farmasi 4. Farmasi Klinis dan Komunitas
5. Farmasi Industri
V
V
5. Pekerjaan Sosial 6. Keperawatan Soisal
7. Caregiver
V
V
Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran
yang dapat mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi
manusia. Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang
diperlukan untuk Program Keahlian Kesehatan Gigi pada Kompetensi Keahlian Dental
Asisten.
Untuk literasi data, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk
membaca dan menggunakan informasi yang tersedia dari berbagai sumber. Dengan
adanya kemampuan ini keluhan terhadap kurangnya jumlah buku mata pelajaran adaptif,
normatif, dan khususnya produktif dapat teratasi karena semua bisa diakses dari internet,
forum diskusi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang bersangkutan dan
sumber data lainnya. Pada era revolusi industri 4.0 guru dapat mengkondisikan kepada
peserta didik agar dapat mengakses buku mata pelajaran produktif seperti buku mata
pelajaran farmakologi, bahan kedokteran gigi, pencegahan dan pengendalian penyakit,
alat kesehatan gigi, dan mata pelajaran sejenisnya. Dengan demikian tidak ada
ketimpangan dalam menggunakan sumber belajar antara SMK yang satu dengan lainnya,
karena setiap siswa dapat mengakses sumber belajar yang tidak terbatas. Untuk itu
diperlukan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, antara lain akses internet
65
yang disertai dengan kapasitas yang sesuai dengan jumlah warga sekolah. Selain itu, di
era revolusi industri 4.0 saat ini pembelajaran dengan menggunakan aplikasi juga sudah
marak digunakan, sebagai contoh penggunaan aplikasi ruang guru. Permasalahan yang
timbul terkait hal tersebut adalah biaya yang diperlukan untuk berlangganan aplikasi
tersebut atau sejenisnya.
Untuk literasi teknologi, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan untuk
memahami cara kerja mesin dan teknologi revolusi industri 4.0. Dalam memberikan
layanan pembelajaran praktik kesehatan gigi, SMK diharapkan dapat memfasilitasi
pembelajaran dengan sarana prasarana yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja.
Sebagai contoh saat ini klinik kesehatan gigi di kota besar sudah menggunakan dental
camera dalam melayani para pasiennya. Dental camera dilengkapi dengan lampu LED
sehingga pasien dapat melihat kesehatan rongga mulut dengan detail dan dokter gigi dapat
dengan nyaman dan mudah menjelaskan ke pasien terkait kondisi gigi yang sehat atau
bermasalah, karena bisa dilihat lebih jelas dan dekat melalui foto dan video pada layar
laptop dan juga LCD TV. Gambar 87 berikut adalah gambar dental camera.
Gambar 87. Dental Camera
66
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan dental camera sudah
menjadi tuntutan dalam dunia kerja, permasalahannya apakah semua SMK Program
Keahlian Kesehatan Gigi memiliki alat tersebut? Jika tidak, apakah SMK memiliki
kekuatan dalam mengadakan barang inventaris yaitu dental camera tersebut? Agar
terwujudnya literasi teknologi, diharapkan SMK memilikinya, atau jika dalam kondisi
sangat terpaksa SMK tidak memiliki kekuatan dalam melakukan pengadaan, maka pihak
sekolah dapat memberikan wawasan penggunaan dental camera melalui video youtube
sehingga peserta didik dapat memiliki wawasan alat kesehatan gigi terbaru yang
digunakan di duinia kerja, walaupun hanya melalui pemutaran video. Pengadaan dental
camera sesungguhnya termasuk dalam biaya investasi selain lahan pendidikan, tetapi
untuk biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan dental camera tersebut termasuk dalam
pembiayaan operasional non personalia yang perlu dialokasikan oleh pihak SMK, semisal
untuk menservis lampu led pada dental camera tersebut agar dapat menghasilkan cahaya
yang baik dan gambar yang jelas.
Untuk literasi manusia, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan
berkomunikasi, bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim atau kelompok kerja. Salah satu
perwujudan dari literasi ini adalah melalui kretativitas dan inovasi guru dalam
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
akan diajarkan. Dalam kurikulum SMK, mata pelajaran adaptif dan normatif tentu saja
membutuhkan implementasi model pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran
produktif, untuk itu guru perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam rangka
meningkatkan wawasan kompetensi pedagogik, konsekuensi logisnya adalah kekuatan
SMK dalam mengalokasikan biaya diklat guru.
Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK
Program Keahlian Kesehatan Gigi, maka dapat diketahui kebutuhan pembiayaan yang
timbul akibat aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Tabel berikut ini adalah contoh
kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian
Kesehatan Gigi.
67
Tabel 2. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program
Keahlian Kesehatan Gigi
LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp.)
Literasi
Data
1. Biaya daya dan jasa - langganan internet
2. Biaya daya dan jasa - langganan aplikasi ruang guru
3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
Literasi
Teknologi
1. Pemeliharaan lampu led dental camera
2. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
Literasi
Manusia
1. Diklat peningkatan kompetensi pedagogik guru produktif
2. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx
2) Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, memiliki 3
Program Keahlian dan 5 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar 3 tahun,
yang dapat diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Program Belajar
3 Thn 4 Thn
1. Bisnis dan Pemasaran 1. Bisnis Daring dan Pemasaran V
2. Manajemen Perkantoran 2. Otomasisasi dan tata Kelola Perkantoran V
3. Akuntansi dan Keuangan 3. Akuntansi dan Keuangan Lembaga
4. Perbankan dan keuangan Mikro
5. Perbankan Syariah
V
V
V
68
Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang dapat
mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.
Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang diperlukan
untuk Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan pada Kompetensi Keahlian Akuntansi
dan Keuangan Lembaga.
Terkait literasi data, Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
mutlak menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan membaca dan menganalisis
transaksi keuangan, yang selanjutnya digunakan sebagai sumber dalam pemrosesan siklus
akuntansi dalam rangka menghasilkan laporan keuangan. Untuk itu SMK harus meng-
update sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dunia industri. Sebagian
besar peserta didik SMK pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga,
masih menggunakan sumber belajar yang memuat kebijakan lama yang sudah tidak
relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Pengadaan buku Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) akan membuka wawasan peserta didik terhadap kebijakan,
peraturan, tarif, komponen dan sistematika pelaporan keuangan yang berlaku di
Indonesia. Selanjutnya untuk kebijakan, peraturan, tarif, komponen dan sistematika
pelaporan keuangan yang berlaku di dunia internasional adalah buku akuntansi keuangan
yang menggunakan dasar International Financial Reporting Systems (IFRS). Apakah
pihak SMK sebagai penyelenggara pendidikan memiliki inisiatif untuk mengadakan buku
teks tersebut? Kedua buku tersebut memiliki banyak seri sesuai dengan peruntukkan
akuntansinya, dan juga untuk harga keedua buku tersebut cenderung mahal dibandingkan
dengan buku akuntansi lainnya yang selama ini digunakan di SMK. Dengan demikian
kreativitas guru sangat diperlukan dalam hal ini, untuk mengusulkan pangdaan kedua
buku tersebut, tidak perlu sebanyak siswa SMK tetapi cukup beberapa buku saja untuk
koleksi perpustakaan dan guru bisa mengkondisikan siswa untuk dapat mendownload
buku tersebut sesuai dengan keperluan materi belajar peserta didik.
Untuk literasi teknologi, pihak SMK harus dapat memfasilitasi peserta didiknya
dalam pembelajaran praktik yang selaras dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Untuk itu ruang praktik Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga seperti
ruang praktik simulasi akuntansi, ruang praktik pasar modal, dan ruang praktik lainnya
harus didukung dengan pengadaan bahan habis pakai yang sesuai dengan tuntutan dunia
69
usaha dunia industri. Sebagai contoh penggunaan kertas warna warni dan juga kertas
karbon dalam penulisan bukti transaksi keuangan, sudah sangat jarang digunakan dalam
dunia industri di era revolusi industri 4.0. Saat ini sudah beralih menggunakan email serta
bukti digital lainnya, jikapun masih ada yang perusahaan yang menggunakan kertas
umumnya sudah didesain dalam format yang sederhana. Selain itu, implementasi literasi
teknologi pada kompetensi keahlian ini juga dapat dilakukan dengan berlangganan
aplikasi perbankan dan akuntansi agar dapat lebih meminimalisir kesenjangan antara apa
yang dipalajari di sekolah dengan dunia kerja.
Selanjutnya dunia perbankan saat ini tidak hanya berkonsentrasi pada kegiatan
pokok menghimpun dan menyalurkan dana saja, tetapi juga melayani jasa lainnya berupa
pembayaran dan pembelian tagihan listrik, air, telephone, leasing, BPJS, kereta api, tiket
penerbangan, pembayaran pajak dan lain sebagainya. Selain itu duniaperbankan juga
sudah menggunakan aplikasi digital dalam melayani konsumennya, tidak terbatas pada
tatap muka konevnsional. Gambar 88 berikut adalah beberapa gambar contoh penggunaan
aplikasi yang digunakan oleh dunia perbankan saaat ini.
Gambar 88. Contoh aplikasi perbankan
70
Gambar tersebut adalah bentuk dari aplikasi digital yang telah digunakan dunia
perbankan saat ini. Apakah SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan
Lembaga sudah mendesain pembelajarannya sebagaimana tuntutan literasi teknologi di
era evolusi industri 4.0? Jika belum, SMK perlu mengidentifikasi kebutuhan aktifitas
pembelajaran yang diperlukan di era saat ini untuk selanjutnya mengalokasikan biaya
yang diperlukan agar dapat pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan permintaan
dunia kerja. Aktifitas pembelajaran yang dmaksud tidak harus sama dengan dunia kerja
karena membutuhkan biaya yang tinggi, tetapi minimal memiliki arah dan konsep yang
sama, hanya saja dalam ruang lingkup sasaran nasabah yang lebih kecil, yaitu warga
sekolah.
Untuk literasi manusia pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan
Lembaga, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan berkomunikasi,
bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim atau kelompok kerja. Salah satu perwujudan
dari literasi ini adalah melalui pembinaan peserta didik melaluki kegiatan filed trip atau
kunjungan ke dunia industri sehingga peserta didik dapat mengetahui secara real budaya
komunikasi pada dunia kerja, bagaimana komunikasi yang dilakukan antara petugas
banka yaitu teller dengan nasabah bank. Selain itu guru mata pelajaran, khususnya mata
pelajaran produktif harus dapat memperbaharui kelimuannya di bidang akuntansi, seperti
contohnya harus tanggap akan informasi tarif pajak yang sangat sering terjadi perubahan
sehingga dapat menngkatkan kompetensi professional guru produktif tersebut, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam aktifitas pembelajaran.
Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dan
Keuangan Lembaga, maka dapat diketahui kebutuhan pembiayaan yang timbul akibat
aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Tabel 4 berikut ini adalah contoh kebutuhan
pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi
dan Keuangan Lembaga.
71
Tabel 4. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi
dan Keuangan Lembaga
LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)
Literasi
Data
1. Pengadaan buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
2. Pengadaan buku International Financial Reporting Standards
3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
Literasi
Teknologi
1. Pengadaan BHP ruang praktik simulasi akuntansi
2. Pengadaan BHP ruang praktik pasar modal
3. Biaya daya dan jasa - langganan aplikasi perbankan
4. Biaya daya dan jasa - langganan aplikasi MYOB
5. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Literasi
Manusia
1. Pembinaan siswa dalam kepemimpinan
2. Diklat peningkatan kompetensi profesional guru produktif
3. Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx
3) Bidang Keahlian Pariwisata
Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Priwisata, memiliki 4 Program
Keahlian dan 8 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar 3 dan 4 tahun, yang
dapat diuraikan dalam tabel 5 berikut ini.
72
Tabel 5. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Pariwisata
BIDANG KEAHLIAN PARIWISATA
Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Program Belajar
3 Thn 4 Thn
1. Perhotelan dan Jasa Pariwisata 1. Usaha Perjalanan Wisata
2. Perhotelan
3. Wisata Bahari dan Eko Wisata
V
V
V
2. Kuliner 4. Jasa Boga V
3. Tata Kecantikan 5. Tata Kecantikan Rambut dan Kulit
6. Spa dan Beauty Therapy
V
V
4. Tata Busana 7. Tata Busana
8. Desain Fesyen
V
V
Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang dapat
mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.
Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang diperlukan
untuk Program Keahlian Kuliner.
Literasi data pada Program Keahlian Kuliner merupakan kemampuan peserta
didik untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi kuliner jasa boga dan
patiseri yang tersedia dari berbagai sumber terkait. Dengan kemudahan mengakses
informasi di era revousi industri 4.0 ini dapat diketahu dengan mudah trend kuliner yang
diminati oleh masyarakat, baik dari jenis kulinernya, bahan-bahan yang dibutuhkan,
sampai dengan pengemasannya. Untuk saat ini dalam bisnis kuliner, kondisi yang sedang
booming adalah para selebritis Indonesia yang berbisnis patiseri dan dijadikan ciri khas
oleh-oleh dari daerah tersebut. Gambar 89 berikut menampilkan beberapa gambar patiseri
yang dimiliki oleh selebritas di Indonesia.
73
Gambar 89. Bisnis patiseri yang dimiliki oleh selebritas di Indonesia
Gambar tersebut mewakili patiseri yang saat ini sedang menjadi trend, untuk itu
pihak SMK Program Keahlian Kuliner harus memiliki kemampuan membaca dan
menganalisis data di lapangan, untuk selanjutnya mendesain pembelajaran sesuai dengan
trend tersebut. Dengan demikian pengadaan Bahan Habis Pakai (BHP) pada ruang praktik
kue basah dan kue kering harus disesuaikan dengan patiseri yang diminati masayarakat,
dengan demikian pembelajaran yang dilakukan sudah selaras dengan tuntutan revolusi
industri 4.0. Sejalan dengan itu, pengadaan BHP untuk ruang praktik pengemasan dan
ujian mutu juga harus disesuaikan, karena saat ini trend dunia industri mensyaratkan
packaging yang menarik dan kekinian sehingga menimbulkan kesan elegan. Gambar 90
berikut ini adalah beberapa contoh packaging oleh-oleh yang digunakan oleh dunia
industri.
74
Gambar 90. Contoh packaging oleh-oleh
Tampilan packaging pada gambar tersebut, dapat dijadikan referensi untuk
SMK. Jika dilihat secara spesifik, packaging tersebut juga memuat beberapa informasi
seperti, standar operasi prosedur penyimpanan, standar operasi prosedur pemanasan
makanan, bahan-bahan, dan tanggal kadaluarsa. Program Keahlian Kuliner diharapkan
dapat membaca perkembangan packaging yang terjadi di dunia industri, sehingga dalam
mengajukan pengadaan BHP untuk ruang praktik pengemasan dan pengujian mutu dapat
menghaslkan packaging yang menarik dan elegan, bukan hanya makanan yang diberi
kemasan box putih polos yang sederhana.
Untuk literasi teknologi, SMK Program Keahlian Kuliner diharapkan dapat
memberikan layanan pembelajaran yang selaras dengan teknologi yang digunakan pada
75
dunia usaha dunia industri. Dalam dunia jasa boga dan patiseri perkembangan teknologi
di era revolusi industri 4.0 terus mengalami perkembangan khususnya pada penggunaan
teknologi memasak, seperti barang inventaris jasa boga dan patiseri yaitu meat slicer,
meat grinder, potato peeler, dough mixer, deep fat fryer, dan lain sebagainya. Walaupun
fokus buku ini pada pembiayaan operasional non personalia, bukan pada pembiayaan
investasi sebagaimana kebutuhan barang inventaris yang telah disebutkan, pihak sekolah
tetap harus kreatif mengidentifikasi kebutuhan aktiftas pembelajaran praktik yang dapat
menunjang keterampilan peserta didiknya. Sebagai contoh, bagaimana pihak sekolah
dapat mengalokasikan biaya untuk pemeliharaan ruang praktiknya agar dapat tetap dapat
digunakan dengan tuntutan dunia kerja saat ini, seperti pelaksanaan servis untuk peralatan
memasak harus dijadwalkan secara rutin dan menggunakan suku cadang yang original.
Untuk literasi manusia pada Program Keahlian Kuliner, peserta didik diharapkan
dapat memiliki kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim
atau kelompok kerja. Salah satu perwujudan dari literasi ini adalah melalui pembinaan
peserta didik melaluki kegiatan filed trip atau kunjungan ke dunia industri seperti table
manner dan hotel touring dihotel bintang 4 atau bintang 5. Dengan melaksanakan table
manner dan hotel touring, peserta didik dapat melihat secara langsung berbagai jenis
dapur yang ada di hotel seperti conventional kitchen, combined preparation and finishing
kitchen, separated preparation and satelite kitchen, convenience kitchen. Selain itu guru
mata pelajaran, khususnya mata pelajaran produktif harus dapat memperbaharui
kelimuannya di bidang jasa boga dan patiseri yang dapat dilakukan dengan mengikuti
diklat peningkatan kompetensi professional, yang harapannya setalah mengikuti diklat
dapat memberikan layanan pengajaran yang lebih baik pada peserta didiknya.
Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK
Bidang Keahlian Pariwisata Program Keahlian Kuliner, maka dapat diketahui kebutuhan
pembiayaan yang timbul akibat aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Tabel 6 berikut
ini adalah: contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK
Program Keahlian Kuliner.
76
Tabel 6. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran pada SMK Program Keahlian
Kuliner
LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)
Literasi
Data
Pengadaan BHP ruang praktik dapur kue basah
Pengadaan BHP ruang praktik dapur kue kering
Pengadaan BHP ruang praktik pengemasan dan pengujian mutu
Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
Literasi
Teknologi
Biaya pemeliharaan ruang praktik dapur produksi
Biaya pemeliharaan ruang praktik mini bar
Biaya pemeliharaan ruang praktik tata hidang
Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
xxx
Literasi
Manusia
Biaya trasnportasi Field Trip peserta didik
Diklat peningkatan kompetensi profesional guru produktif
Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx
4) Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif
Dengan mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Nomor 8275/D5.3/KR/2016 untuk Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif, memiliki
8 Program Keahlian dan 22 Kompetensi Keahlian dengan lama program belajar 3 dan 4
tahun, yang dapat diuraikan dalam tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif
BIDANG KEAHLIAN SENI DAN INDUSTRI KREATIF
Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Program Belajar
3 Thn 4 Thn
1. Seni Rupa 1. Seni Lukis
2. Seni Patung
3. Desain Komunikasi Visual
4. Desain Interiordan Teknik Furniture
V
V
V
77
Program Keahlian Kompetensi Keahlian 3 Thn 4 Thn
5. Animasi V V
2. Desain dan Produk Kreatif
Kriya
6. Kriya Kreatif Batik dan Tekstil
7. Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi
8. Kriya Kreatif Keramik
9. Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan
10. Kriya Kreatif Kayu dan Rotan
V
V
V
V
V
3. Seni Musik 11. Seni Musik Klasik
12. Seni Musik Populer
V
V
4. Seni Tari 13. Seni Tari
14. Penataan Tari
V
V
5. Seni Karawitan 15. SeniKarawitan
16. Penataan Karawitan
V
V
6. Seni Pedalangan 17. Seni Pedalangan V
7. Seni Teater 18. Pemeranan
19. Tata Artistik Teater
V
V
8. Seni Broadcasting dan Film 20. Produksi dan Siaran Radio
21. Produksi dan Siaran Program Televisi
22. Produksi Film dan Program Televisi
V
V
V
Satuan pendidikan diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas pembelajaran
yang dapat mengakomodir ketiga literasi yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi
manusia. Buku ini akan memberikan contoh pengidentifikasian aktivitas dan biaya yang
diperlukan untuk Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik dan Tekstil.
Untuk literasi data, peserta didik SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik
dan Tekstil diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk membaca dan menggunakan
informasi yang tersedia dari berbagai sumber, termasuk mampu membaca trend motif-
motif batik yang diminati masyarakat. Untuk saat ini, motif batik sudah mengalami
modifikasi yang cukup pesat. Jika selama ini para peserta didik hanya diajarkan motif
batik yang hanya ada pada buku teks semata, tentu saja akan membatasi pengetahuan
78
peserta didik. Saat ini para pengrajin batik sudah memodifikasi berbagai motif batik untuk
dipadupadankan dalam satu kain. Gambar 91 berikut ini adalah contoh beberapa motif
batik yang sudah dimodifikasi:
Gambar 91. Motif batik modivikasi
Gambar pertama menunjukkan bahwa motif batik parang yang selama ini
disajikan dalam ukuran standar, ternyata juga tampak manis jika disajikan dalam ukuran
besar danjuga dipadupadankan dengan motif batik kawung. Gambar kedua menunjukkan
bahwa motif batik parang modang yang selama ini digunakan sebagai motif untuk kain
blangkon, ternyata juga manis untuk digunakan sebagai dress. Kemampuan untuk
membaca trend ini akan menjadi modal untuk pembelajaran di ruang praktik batik tulis,
karena seberapa banyak malam, pewarnaan, dan bahan habis pakai lainnya yang
dibutuhkan ditentukan oleh desain motif batik itu sendiri.
Untuk literasi teknologi pada SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik
dan Tekstil, menuntut peserta didik dapat memahami cara kerja mesin dan teknologi
79
dalam pembelajaran. Sebagai contoh pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi
digital, menuntut ketersediaan akses internet dalam pembelajarannya karena peserta didik
harus memproduksi video dan animasi serta musik digital dalam mempresentasikan suatu
produk. Selain itu, penguatan literasi teknologi juga dapat dilakukan dengan melakukan
pemeliharaan rutin terhadap barang inventaris yang terdapat di ruang praktik. Sebagai
contoh mesin bordir, mesin sablon, dan mesin lainnya perlu dijaga pemeliharaannya agar
dapat memiliki umur ekonomis yang sesuai dengan peruntukannya.
Untuk literasi manusia, peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan
berkomunikasi, bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim atau kelompok kerja. Salah satu
perwujudan dari literasi ini adalah melalui pembinaan peserta didik melalui kegiatan filed
trip atau kunjungan ke dunia industri salah satunya dengan mengunjungi pameran batik
karena dapat membuka wawasan peserta didik untuk berpikir kritis dalam merancang
suatu pelaksanaan pameran. Selain itu guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran
produktif harus dapat memperbaharui kelimuannya di bidang kriya batik yang dapat
dilakukan dengan mengikuti diklat peningkatan kompetensi professional, yang
harapannya setalah mengikuti diklat dapat memberikan layanan pengajaran yang lebih
baik pada peserta didiknya.
Berdasarkan uraian implementasi ketiga literasi dalam pembelajaran di SMK
Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik dan
Tekstil, maka dapat diketahui kebutuhan pembiayaan yang timbul akibat aktivitas
pembelajaran yang dilakukan. Tabel 8 berikut ini adalah contoh kebutuhan pembiayaan
untuk aktivitas pembelajaran SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Batik dan Tekstil.
Tabel 8. contoh kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas pembelajaran SMK Kompetensi Keahlian Kriya
Kreatif Batik dan Tekstil
LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)
Literasi
Data
Pengadaan BHP ruang praktik batik tulis
Pengadaan BHP ruang praktik pencapan basah/sablon
Pengadaan BHP ruang praktik batik cap
Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
80
LITERASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BIAYA (Rp)
Literasi
Teknologi
Biaya daya dan jasa pembelajaran simulasi dan komunikasi digital
Biaya pemeliharaan ruang praktik batik cap
Biaya pemeliharaan ruang praktik batik tulis
Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
xxx
Literasi
Manusia
Biaya trasnportasi Field Trip peserta didik
Diklat peningkatan kompetensi profesional guru produktif
Dan seterusnya sesuai kebutuhan sekolah
xxx
xxx
xxx
TOTAL KEBUTUHAN BIAYA AKTIVITAS PEMBELAJARAN xxx
C. Dana Operasional Non Personalia
Proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik, membutuhkan
berbagai sumber daya untuk penyelenggaraannya seperti pendidik, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana serta peran serta masyarakat. Faktor lain yang menjadi penentu
keberhasilan pendidikan adalah dana pendidikan. Dana pendidikan adalah sumber daya
keuangan yang disediakan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, dinyatakan bahwa Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Biaya operasi
satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang
sesuai Standar Nasional Pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.
PP Nomor 48 Tahun 2008 pada pasal 3 ayat 2 mengklasifikasikan biaya satuan
pendidikan menjadi biaya investasi, biaya operasi, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa.
Selanjutnya biaya investasi terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi
selain lahan pendidikan, dan biaya operasi terdiri atas biaya personalia dan biaya non
personalia. Gambar berikut adalah gambar skema biaya satuan pendidikan.
81
BIAYA SATUAN PENDIDIKAN
BIAYA INVESTASI
Biaya Investasi Lahan
Pendidikan
Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan
BIAYA OPERASI
Biaya Personalia
Biaya Non Personalia
BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN
BEASISWA
Alat tulis sekolahBahan dan Alat Habis
PakaiBiaya Pemeliharaan
dan Perbaikan RinganBiaya Daya dan Jasa
Biaya Transportasi/Perjadin
Biaya Konsumsi Biaya AsuransiBiaya Pembinaan
Siswa/Ekstrakurikuler
Biaya Uji KompetensiBiaya Praktik Kerja
IndustriBiaya Pelaporan
BIAYA OPERASI NON PERSONALIA
Gambar 92. Skema Biaya Satuan Pendidikan
Biaya operasi non personalia untuk SMK merupakan biaya yang dibutuhkan satuan
pendidikan SMK dalam rangka pelaksanaan operasional sekolah selain gaji dan tunjangan
pegawai. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya mengklasifikasikan
biaya operasi non personalia menjadi 11 kelompok biaya yang dapat digambarkan pada
gambar 93 berikut ini.
Gambar 93. Rincian Biaya Operasi Non Personalia untuk Satuan Pendidikan
82
Mengacu pada gambar tersebut, yang dimaksud alat tulis sekolah adalah biaya untuk
pengadaan alat tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar.
Biaya alat dan bahan habis pakai adalah biaya untuk pengadaan alat-alat dan bahan-bahan
praktikum IPA, alat-alat dan bahan-bahan praktikum IPS, alat-alat dan bahan-bahan
praktikum bahasa, alat-alat dan bahan- bahan praktikum komputer, alat-alat dan bahan-bahan
praktikum ketrampilan, alat-alat dan bahan-bahan olah raga, alat-alat dan bahan- bahan
kebersihan, alat-alat dan bahan-bahan kesehatan dan keselamatan, tinta stempel, toner/tinta
printer, dan lain-lain yang habis dipakai dalam waktu satu tahun atau kurang.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan adalah biaya untuk memelihara dan
memperbaiki sarana dan prasarana sekolah/madrasah untuk mempertahankan kualitas sarana
dan prasarana sekolah/madrasah agar layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.
Biaya daya dan jasa merupakan biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang yang
mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah seperti listrik, telepon, air, dan
lain-lain. Biaya transport/perjadin adalah biaya untuk berbagai keperluan perjalanan dinas
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik baik dalam di kota maupun ke luar kota.
Biaya konsumsi adalah biaya untuk penyediaan konsumsi dalam kegiatan sekolah/madrasah
yang layak disediakan konsumsi seperti rapat-rapat sekolah/madrasah, perlombaan di
sekolah/madrasah, dan lain-lain. Biaya asuransi adalah biaya membayar premi asuransi untuk
keamanan dan keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tendik, dan peserta didik, dan lain-
lain. Biaya pembinaan siswa/ekstrakurikuler adalah biaya untuk menyelenggarakan kegiatan
pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja
(PMR), Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), olah raga, kesenian,
lomba bidang akademik, perpisahan kelas terakhir, pembinaan kegiatan keagamaan, dan lain-
lain. Biaya uji kompetensi adalah biaya untuk penyelenggaraan ujian kompetensi bagi peserta
didik SMK yang akan lulus. Biaya praktik kerja industri (prakerin) adalah biaya untuk
penyelenggaraan praktik industri bagi peserta didik SMK. Biaya pelaporan adalah biaya untuk
menyusun dan mengirimkan laporan sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang.
Selanjutnya dalam memberikan layanan pendidikan, SMK mengintegrasikan kesebelas
rincian biaya operasi non personalia tersebut ke dalam dalam 8 Standar Nasional Pendidikan
dalam Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). Kedelapan standar nasional tersebut yaitu:
1) Standar Isi; 2) Standar Proses; 3) Standar Penilaian; 4) Standar Kompetensi Lulusan; 5)
83
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 6) Standar Sarana dan Prasarana; 7) Standar
Pengelolaan; dan 8) Standar Pembiayaan. Seiring dengan tuntutan dunia usaha dan dunia
industri (DUDI) yang memasuki era industri 4.0, pihak SMK tidak bisa hanya mengikuti
panduan pembiayaan operasional yang telah ditentukan Pemerintah. SMK harus kreatif untuk
mendesain dan menyusun pembiayaan operasional yang dapat mengakomodir kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan di era industri 4.0 sehingga dapat menghasilkan lulusan unggul
dan siap memenangi persaingan dunia kerja.
84
BAB III PERENCANAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
A. Sistem Pembiayaan Pendidikan
Sebelum merancang pembiayaan operasional non personalia, satuan pendidikan perlu
memahami konsep terkait biaya pendidikan, pembiayaan pendidikan, dan sistem pembiayaan
pendidikan. Biaya pendidikan merupakan sumber daya keuangan yang disediakan untuk
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan. Pembiayaan pendidikan merupakan
penyediaan sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan. Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan dan
sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah.
Pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan Masyarakat. Pemerintah yang dimaksud dalam pembiayaan
pendidikan adalah Pemerintah Pusat, sedangkan Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam
pembiayaan jenjang pendidikan menengah adalah Pemerintah Provinsi, sebagaimana yang
tertuang dalam Lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Masyarakat yang dimaksud dalam konteks ini adalah orang tua wali peserta didik, peserta
didik, serta pihak lain yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya pembiayaan tambahan untuk penyelenggaran pendidikan dapat bersumber dari
bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan atau sumber lain yang sah. Berikut adalah
gambar III-1 yang berisikan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pendidikan SMK:
Gambar 94. Tanggung Jawab Pembiayaan Pendidikan SMK
Pemerintah Pusat
Pemerintah Provinsi
Masyarakat
Bantuan Pihak Asing yang Tidak Mengikat
Sumber Lain yang
Sah
TANGGUNG JAWAB PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
SMK
85
Sebagaimana yang sudah diutarakan pada bab sebelumnya, buku ini membatasi
pembahasan pembiayaan pendidikan pada pembiayaan operasional non personalia untuk
SMK. Terkait dengan pembiayaan operasional non personalia tersebut, tanggung jawab
Pemerintah Pusat mencakup layanan pendidikan minimal terpenuhinya standar nasional
pendidikan, yang selanjutnya dikenal dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Untuk saat
ini Tahun 2018 besarnya jumlah BOS untuk siswa SMK adalah Rp. 1.400.000,00 per siswa
per tahun yang diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan minimal operasional siswa.
Dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan dalam rangka menghasilkan lulusan SMK
yang siap bersaing di dunia kerja, SMK berhak mencari pembiayaan tambahan dari sumber-
sumber lain yang tidak mengikat sebagaimana yang terdapat dalam gambar 3.1. Untuk
mewujudkan tugas pemerintah menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, pemerintah
telah mengeluarkan program yang diberi nama Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu
salah satu dari program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan
biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib
belajar 9 tahun. Adapun tujuan khusus BOS pada jenjang pendidikan menengah adalah:
1. Membantu biaya operasional sekolah non personalia;
2. Menaikkan Angka Partisipasi Kasar (APK);
3. Mengurangi angka putus sekolah; Memberi peluang yang setara untuk siswa miskin untuk
memperoleh layanan pendidikan yang terjangkau serta berkualitas;
4. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Agar penggunaan uang BOS tepat guna dan tepat sasaran maka disusunlah Petunjuk Teknis
Penggunaan uang BOS.
Selanjutnya untuk tanggung jawab Pemerintah Daerah yang dalam hal pembiayaan
operasional SMK adalah Pemerintah Provinsi, sistem pembiayaan bersifat melengkapi
pembiayaan Pemerintah Pusat yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi di masing-
masing Provinsi. Dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah, Pemerintan Provinsi memberikan bantuan pembiayaan operasional, yang dikenal
dengan istilah Biaya Operasional Pendidikan (BOP). Besaran atau jumlah BOP Provinsi
berbeda-beda tergantung kemampuan masing-masing Provinsi. Sebagai gambaran, Provinsi
DKI Jakarta besaran BOP untuk siswa SMK dibedakan berdasarkan bidang keahlian, yang
dapat diuraikan dalam tabel 9 berikut ini.
86
Tabel 9. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi DKI Jakarta
JENJANG PENDIDIKAN ALOKASI BOS
(Per Siswa/Per Bulan)
SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Rp.400.000,00
SMK Bidang Keahlian Pariwisata
SMK Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif Rp. 500.000,00
SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
SMK Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan
Komunikasi
SMK Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan
Sosial
SMK Bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi
Rp. 600.000,00
(Sumber: Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 460 Tahun 2018 tentang
Penetapan Besaran dan Penggunaan Kode Rekening Biaya Operasional
Pendidikan Sekolah Negeri)
Berbeda dengan Provinsi DKI Jakarta, Provinsi DIY menggunakan istilah Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) untuk membantu layanan jenjang pendidikan
menengah yang hanya khusus diperuntukkan untuk SMA Swasta, SMK Swasta, dan MA
Swasta. Berrdasarkan informasi yang termuat dalam Petunjuk Teknis Penggunaan BOSDA
Dikmen Provinsi DIY Tahun 2018, besaran BOSDA khusus hanya diberikan untuk SMK
Swasta yang dapat dilihat dalam Tabel 10 berikut ini:
Tabel 10. Besaran Alokasi BOP SMK Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
JENJANG PENDIDIKAN ALOKASI BOS
(Per Siswa/Per Tahun)
SMK Swasta
Jumlah siswa di bawah 200 siswa Rp. 800.000,00
SMK Swasta
Jumlah siswa antara 200 siswa sampai dengan 399 siswa Rp. 650.000,00
SMK Swasta
Jumlah siswa di atas 400 siswa Rp. 550.000,00
(Sumber: Petunjuk Teknsi Penggunaan BOSDA Dikmen Provinsi DIY Tahun 2018)
87
Berbeda dengan DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah
memberikan bantuan untuk pembiayaan operasional SMK sebesar Rp. 765.000,00 per siswa
per tahun. Dengan demikian, besarnya bantuan Pemerintah Daerah berbeda-beda antara
Provinsi yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada kemampuan Provinsi dan juga
potensi yang akan dikembangkan oleh setiap Provinsi.
Selanjutnya untuk peran serta masyarakat, salah satunya dengan dibentuknya komite
sekolah dimana memiliki kontribusi besar dalam mendukung layanan pendidikan. Komite
sekolah adalah Lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah berkedudukan di
sekolah, yang beberapa fungsinya juga terkait dengan pembiayaann sekolah. Berikut adalah
beberapa fungsi komite sekolah yang terkait dengan pembiayaan operasional sekolah:
1. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
2. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik
perseorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku kepentingan
lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif.
Untuk dapat mengoptimalkan sumber pembiayaan operasional SMK, komite sekolah harus
dapat menjalankan fungsinya secara maksimal agar dapat memberikan kontribusi bagi
pembiayanan SMK. Sumber pembiayaan selanjutnya adalah bantuan pihak asing yang tidak
mengikat dan sumber lain yang sah. Bantuan pihak asing ini dapat berupa Corporate Social
Responsibilty (CSR) langsung pada SMK, dan juga bantuan lainnya yang bebas dari berbagai
kepentingan seperti golongan, politik dan sebagainya.
Dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, pihak SMK
seharusnya dapat merancang berbagai kebutuhan dan kegiatan yang dapat menghasilkan
lulusan siap bersaing di dunia kerja sehingga dapat diketahui prediksi total pembiayaan di
SMK tersebut. Selanjutnya SMK harus memikirkan dan mencari cara upaya apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi total pembiayaan pendidikan yang diperlukan, yang tentu saja
setelah dikurangi dengan bantuan-bantuan yang diberikan seperti BOS Pemerintah Pusat,
BOS Provinsi, dan Komite Sekolah.
88
Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-
masing Provinsi seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan,
hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi
sekolah. Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui
sesuai tidaknya sistem dengan kondisi Provinsi. Untuk mengetahui apakah sistem tersebut
memuaskan, dapat dilakukan dengan cara: 1) menghitung berbagai proporsi dari kelompok
usia, jenis kelamin, tingkat buta huruf; 2) distribusi alokasi sumber daya pendidikan secara
efisien dan adil sebagai kewajiban pemerintah pusat menyubsidi sektor pendidikan
dibandingkan dengan sektor lainnya.
Setiap keputusan dalam masalah pembiayaan sekolah akan memengaruhi bagaimana
sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihat siapa yang akan dididik
dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan, bagaimana mereka akan dididik, siapa
yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian pula sistem pemerintahan seperti apa yang
paling sesuai untuk mendukung sistem pembiayaan pendidikan. Tanggung jawab pemerintah
dalam pembiayaan pendidikan termasuk untuk pendidikan kejuruan dan bantuan terhadap
siswa. Hal itu perlu dilihat dari faktor kebutuhan dan ketersediaan pendidikan, tanggung jawab
orang tua dalam menyekolahkan vs social benefit secara luas, pengaruh faktor politik dan
ekonomi terhadap sektor pendidikan.
Pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia
digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah
geografis dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pembiayaan sekolah ini berkaitan
dengan bidang politik pendidikan dan program pembiayaan pemerintah serta administrasi
sekolah. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembiayaan sekolah, yakni school
revenues, school expenditures, capital and current cost. Dalam pembiayaan sekolah tidak ada
pendekatan tunggal dan yang paling baik untuk pembiayaan semua sekolah karena kondisi
tiap sekolah berbeda. Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolah akan memengaruhi
bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji berbagai peraturan dan
kebijakan yang berbeda-beda di sektor pendidikan, kita bisa melihat konsekuensinya terhadap
pembiayaan pendidikan. yakni: keputusan tentang siapa yang akan dididik dan seberapa
banyak jasa pendidikan dapat disediakan, keputusan tentang bagaimana mereka akan dididik,
89
keputusan tentang siapa yang akan membayar biaya pendidikan, dan keputusan tentang sistem
pembiayaan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung pembiayaan sekolah.
Untuk tiap provinsi, besaran uang BOS masing masing siswa dalam satu tahun untuk
siswa SMA maupun SMK adalah sama. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
pemerintah dalam membiayai pendidikan kejuruan ini diantaranya adalah ada perbedaan
antara jenis training yang umum dan spesifik, pilihan antara training yang on dan off the job,
Keseimbangan antara pembiayaan dari pemerintah dan sektor swasta, Pentingnya praktik
kerja sebagai kelanjutan dari jenis pendidikan ini, Pembayaran kompensasi selama mengikuti
pendidikan, serta sumber daya yang dialokasikan untuk jenis pendidikan ini
B. Pengukuran Biaya Pendidikan
Pengukuran biaya pendidikan seringkali menitikberatkan kepada ketersediaan dana
yang ada, namun secara bersamaan seringkali mengabaikan adanya standar minimal untuk
melakukan pelayanan pendidikan. Konsep pendekatan kecukupan menjadi penting karena
memasukkan berbagai standar kualitas dalam perhitungan pembiayaan pendidikan. Dengan
demikian masing-masing SMK akan memiliki biaya pendidikan yang bervariasi dalam rangka
menyelenggarakan layanan pendidikan yang berkualitas. Selanjutnya analisis kecukupan
biaya pendidikan ini digunakan untuk mengalokasikan dana pendidikan. Perhitungan biaya
pendidikan berdasarkan pendekatan kecukupan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
besar kecilnya sebuah institusi pendidikan, Jumlah siswa, Tingkat gaji guru (karena bidang
pendidikan dianggap sebagai highly labour intensive), Rasio siswa dibandingkan jumlah guru,
Kualifikasi guru, serta perubahan dari pendapatan (revenue theory of cost).
Sebagaimana yang telah dikhususkan dalam buku ini, pengukuran biaya pendidikan
yang dimaksud hanya dikhususkan pada biaya pendidikan operasional non personalia di SMK.
Pengukuran biaya pendidikan tersebut tercermin dari Rencana Kerja Anggaran Sekolah
(RKAS). RKAS menyajikan dua informasi penting dalam satu tahun pelajaran, yaitu:
1. Sumber pembiayaan satuan pendidikan SMK
2. Sumber pengeluaran satuan pendidikan SMK
Untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas, pihak SMK dalam menyusun RKAS
harus berdasar pada analisis kebutuhan layanan pendidikan apa yang akan diberikan kepada
90
peserta didik dalam satu tahun pelajaran, kemudian setelah itu pihak sekolah mencari
pemenuhan kebutuhan dana yang diperlukan.
Namun dalam praktiknya yang terjadi selama ini dalam menyusun RKAS, pihak
SMK terlebih dahulu mengidentifikasi sumber pembiayaan yang akan diterima pihak SMK,
baru setelah itu pihak SMK menyusun rincian pengeluaran selama satu tahun pelajaran.
Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 95 di bawah ini.
Gambar 95. Kondisi penyusunan RKAS
SMK dengan berbagai bidang keahliannya, diharapkan dapat melakukan pengukuran
biaya pendidikan dengan melakukan analisis kebutuhan pembiayaan pada delapan standar
nasional pendidikan. Analisis kebutuhan ini tentu saja harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan setiap bidang, program dan kompetensi keahlian dalam rangka menghasilkan
lulusan SMK yang siap bersaing. Berikut ini akan diuraikan identifikasi kebutuhan pada
delapan standar nasional pendidikan.
Standar isi pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan
menengah dan jenis pendidikan kejuruan. Berikut ini adalah contoh beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan oleh SMK yang terkait dengan standar isi:
1. Penyusunan Silabus, dan RPP
2. Pengembangan Silabus
3. Penyusunan program Layanan Pengembangan
4. Lokakarya Pengembangan Bahan Ajar
KONDISI EKSISTING
•Identifikasi sumber pembiayaan SMK
•Analisis kebutuhan pembiayaan pada setiap Standar Nasional Pendidikan, sesuai dengan sumber pembiayaan SMK
•Tidak ada solusi pemenuhan pembiayaan, karena hasil analisis kebutuhan pembiayaan = sumber pembiayaan
KONDISI IDEAL
•Analisis kebutuhan pembiayaan pada setiap Standar Nasional Pendidikan
•Identifikasi sumber pembiayaan SMK
•Solusi pemenuhan pembiayaan, jika hasil analisis kebutuhan pembiayaan > sumber pembiayaan
91
5. Lokakarya Pengembangan Muatan Lokal
6. Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah
Dalam implementasinya, pihak SMK diharapkan bukan hanya melakukan kegiatan rutin
penyusunan dan pengembangan silabus serta RPP saja, tetapi lebih menekankan pada content
dari silabus dan RPP yang dihasilkan agar dapat mendesain pembelajaran yang sesuai dengan
bidang, program, dan kompetensi keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dunia industri.
Kegiatan tersebut yang selanjutnya mendasari analisis kebutuhan pembiayaan SMK untuk
pembiayaan standar isi. Pembiayaan ini dapat berupa pembiayaan untuk konsumsi dan ATK
kegiatan
Standar proses pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan SMK. Standar ini
merupakan standar inti dari satuan pendidikan SMK, karena pendidikan kejuruan memiliki
ciri pembelajaran yang berbeda dimana pembelajaran tidak hanya berfokus pada pembelajaran
teori tetapi juga pada pembelajaran praktik sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Dalam melakukan analisis kebutuhan pembiayaan pada standar proses, pihak SMK dapat
melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan proses pembelajaran
a. Implementasi pembelajaran scientific / inquiry / discovery / project based learning /
workshop / learning factory untuk mata pelajaran teori yang dilakukan di dalam
sekolah.
b. Pembelajaran praktik kerja industri (Prakerin) atau magang untuk mata pelajaran
praktik yang dilakukan di luar sekolah.
c. Penyelenggaraan perpustakaan yang mendukung program literasi sekolah
d. Kegiatan ekstrakurikuler
e. Kegiatan pertandingan dan perlombaan di luar sekolah
2. Pengawasan proses pembelajaran
a. Supervisi oleh kepala sekolah
b. Supervisi oleh pengawas sekolah
Dari beberapa kegiatan tersebut, SMK diharapkan tidak hanya melakukan kegiatan proses
pembelajaran rutin, tetapi bagaiamana pihak sekolah dapat mendesain pembelajaran teori dan
praktik yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dunia industri. Sebagai contoh untuk SMK
92
pada program keahlian agribisnis pengolahan hasil pertanian, pada kompetensi dasar
penggunaan media penghantar panas dalam menjelaskan teori teknik/metode penggorengan
sudah bukan saatnya lagi mengajarkan teknik/metode shallow frying dan deep-fat frying. Saat
ini teknik menggoreng yang dilakukan oleh dunia usaha dunia industri sudah menggunakan
teknologi spry frying dan vacum frying.
Begitu juga dalam pembelajaran praktik, untuk kompetensi dasar pengoperasian alat
pengolahan, peserta didik program keahlian agribisnis pengolahan hasil pertanian harus
dikenalkan dengan berbagai jenis mixer, bukan hanya terbatas pada jenis mixer yang terdapat
di ruang praktik sekolah tetapi juga berbagai jenis mixer yang digunakan oleh dunia usaha
dunia industri saat ini. Selain itu pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) juga perlu
disesuaikan dengan tuntutan zaman, baik dari pemilihan mitra industri maupun jenis praktik
kompetensi yang akan dikerjakan oleh peserta didik praktikan. SMK yang tidak kreatif dalam
melaksanakan prakerin, umumnya hanya melanjutkan pola kerjasama yang sudah terjadi
selama puluhan tahun lamanya tanpa berinovasi dengan perkembangan mitra industri. Dengan
demikian, SMK dapat merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan bidang, program,
dan kompetensi keahliannya masing-masing dan dapat menganalisis biaya yang dibutuhkan
untuk menyelenggarakan pembelajaran tersebut.
Standar penilaian pada satuan pendidikan SMK adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dimaksud adalah:
1. Penilaian untuk tiap tiap kompetensi dasar
2. Penilaian tengah semester
3. Penilaian akhir semester
4. Uji kompetensi keahlian produktif
5. Uji coba Ujian Nasional
6. Ujian Nasional
7. Ujian Tulis Sekolah
8. Ujian Praktik
Penilaian kompetensi dasar, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan ujian tulis
sekolah merupakan penilaian yang dirancang oleh guru yang bersangkutan. Analisis
kebutuhan pada standar penilaian ini diharapkan bukan hanya berupa konsumsi, transport,
93
honor dan penggandaan soal semata, tetapi lebih kepada bagaimana pembiayaan yang telah
dikeluarkan dapat merancang dan menghasilkan instrumen penilaian yang berkualitas.
Dengan demikan penilaian kompetensi dasar, penilaian tengah semester, penilaian
akhir semester dan ujian tulis sekolah dapat menjadi ajang latihan bagi peserta didik dan
memudahkan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional. Kondisi yang terjadi dibeberapa
SMK selama ini adalah peserta didik memperoleh nilai yang bagus dalam penilaian yang
dilakukan oleh guru, tetapi mendapatkan nilai yang kurang bagus saat ujian nasional. Kondisi
seperti inilah yang harus dijadikan catatan saat melakukan analisis kebutuhan pembiayaan
pada standar penilaian.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan SMK adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik pada bidang, program dan kompetensi keahlian tertentu. Berikut ini adalah beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan oleh SMK yang terkait dengan standar kompetensi lulusan:
1. Kegiatan keagamaan
2. Penyuluhan tentang hidup sehat
3. Kegiatan ekstrakurikuler
4. Lokakarya bedah SKL
5. Workshop pendidikan karakter dan soft skill siswa
6. Lokakarya penyusunan program life skill
7. Ceramah tentang motivasi berprestasi
8. Analisis standar kelulusan ujian nasional
9. Pengembangan kejuaraan lomba bidang akademik dan non akademik
Terkait dengan standar kompetensi lulusan, pihak SMK diharapkan dapat memfokuskan pada
hard skil dan soft skil yang akan dimiliki oleh lulusannya. Lokakarya bedah SKL dan analisis
standar kelulusan ujian nasional merupakan dua kegiatan yang dapat dioptimalkan
pembiayaannya. Bukan hanya dengan menggunakan dana untuk konsumsi dan transport, tetapi
bagaimana isi materi dari kegiatan lokakarya bedah SKL dapat menggunakan narasumber yang
mumpuni di bidang keahliannya.
94
Standar pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan SMK merupakan
kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan pada pendidikan kejuruan. Pembiayaan yang dimaksud dalam standar ini adalah
pembiayaan untuk peningkatan kompetensi dan keprofesian pendidik tenaga kependidikan, di
luar gaji tenaga pendidik dan kependidikan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan oleh SMK terkait dengan standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan:
1. Pelatihan Scientific Learning
2. Pelatihan TPACK
3. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui MGMP
4. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Melalui MKKS
5. Peningkatan Kualifikasi Guru
6. Peningkatan Profesi Guru Melalui Pelatihan PTK
Dalam satuan pendidikan SMK, guru mata pelajaran diklasifikasikan menjadi guru mata
pelajaran adaptif, normatif, dan produktif. Adanya peningkatan kompetensi pendidik tentu saja
sangat bermanfaat dalam mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang bermutu.
Terlebih untuk guru produktif, sebagai contoh guru produktif pada SMK bidang keahlian
teknologi dan rekayasa pada program keahlian teknik mesin, dapat memiliki enam sertifikat
yaitu sertifikat kompetensi teknik pengelasan, teknik fabrikasi logam, teknik pengecoran
logam, teknik permesinan, teknik pemeliharaan mekanik industri, dan teknik gambar mesin.
Guru produktif yang memiliki sertifkat kompetensi tentu saja akan menghasilkan proses
pembelajaran yang berbeda dengan guru produktif yang tidak memiliki sertifikat kompetensi.
Pihak SMK diharapkan dapat melakukan analisis kebutuhan pembiayaan untuk standar
pendidik dan tenaga kependidikan dengan cermat, tepat, dan sesuai dengan tuntutan dunia
usaha dunia industri.
Standar nasional pendidikan yang selanjutnya pada satuan pendidikan SMK adalah
standar sarana dan prasarana yaitu kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Analisis kebutuhan pembiayaan
95
yang dimaksud pada standar ini bukan untuk pengadaan barang modal dan inventaris, tetapi
berupa kegiata sebagai berikut:
1. Perbaikan sarana dan prasarana
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana
Dalam penyusunan RKAS, pihak SMK diharapkan dapat mengidentifikasi perbaikan dan
pemeliharaan apa yang diperlukan dalam satu tahun pelajaran sehingga proses pembelajaran
akan didukung dengan ketersedian sarana dan prasarana yang baik.
Standar pengelolaan pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan menengah kejuruan di tingkat provinsi agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Standar ini sifatnya mendukung terlaksananya layanan
pendidikan yang diberikan SMK kepada peserta didik, walaupun bersifat mendukung pihak
SMK juga harus melakukan analisis kebutuhan pembiayaan secara tepat dan akurat. Bentuk
kegiatan pada standar pengelolaan dapat berupa:
1. Penyusunan RKAS
2. Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru dan pindahan
3. Peningkatan hubungan kerja dengan komite sekolah
4. Peningkatan hubungan kerja dengan masyarakat
Standar pembiayaan merupakan kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan SMK yang berlaku selama satu tahun. Kegiatan yang termasuk
dalam standar pembiayaan antara lain:
1. Pelatihan manajemen keuangan sekolah
2. Pengelolaan dana komite
3. Administrasi dan umum
Dalam melakukan kegiatan pelatihan manajemen keuangan sekolah, pihak SMK diharapkan
dapat mengidentifikasi analisis kebutuhan yang tepat guna bukan hanya menghabiskan biaya
transport dan konsumsi saja. Begitu pula dalam menguraikan rincian keperluan administrasi
dan umum, yang umumnya terjadi adalah pihak SMK hanya berisikan file pemakaian bahan
habis pakai dari tahun sebelumnya, seharusnya kegiatan pada standar ini berisikan rincian
96
berbagai keperluan administrasi dan umum yang sesuai dengan kebutuhan SMK untuk satu
tahun pelajaran.
Setelah pihak SMK melakukan analisis kebutuhan pada delapan standar nasional
pendidikan, langkah selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi sumber pembiayaan SMK
sehingga pihak sekolah mengetahui kekurangan dan atau kelebihan dana yang dibutuhkan
dalam menyelenggarakan pendidikan. Prosedur ideal dalam melakukan pengukuran biaya
pendidikan operasional non personalia dijabarkan dalam Gambar 96.
Gambar 96. Pengukuran Biaya Pendidikan yang Ideal
Ketika SMK telah mampu memetakan berbagai kegiatan untuk menunjang
kompetensi lulusan agar sesuai dengan tuntutan dunia di era revolusi industri, seharusnya
sekolah mampu merancang CSA (Cost Structure Analisys) atau yang dikenal sekolah dengan
RKAS untuk menentukan besaran biaya yang dibutuhkan sekolah per siswa per tahun untuk
STANDAR 1 Rp. XXX
STANDAR 2 Rp. XXX
STANDAR 3 Rp. XXX
STANDAR 4 Rp. XXX
STANDAR 5 Rp. XXX
STANDAR 6 Rp. XXX
STANDAR 7 Rp. XXX
STANDAR 8 Rp. XXX
ANALISIS KEBUTUHAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
IDENTIFIKASI SUMBER
PEMBIAYAAN SMK
SUMBER LAIN
YANG SAH
Rp.
XXX
BANTUAN ASING
YG TDK
MENGIKAT
Rp.
XXX
PEMERINTAH
PROVINSI Rp.
XXX
PEMERINTAH
PUSAT Rp.
XXX
TOTAL KEBUTUHAN
PEMBIAYAAN SMK
TOTAL SUMBER
PEMBIAYAAN SMK
SOLUSI PEMENUHAN
PEMBIAYAAN SMK
97
menentukan biaya operasional non personalia agar dapat menghasilkan lulusan yang sesuai
dengan harapan revolusi industri 4.0.
Berikut ini adalah beberapa contoh keberagaman rincian distribusi pembiayaan
pendidikan pada delapan standar nasional pendidikan di SMK yang berada di tiga daerah
berbeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 97,98 dan 99.
Gambar 97. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Suatu Kota
0,0699686350,052536083
0,704301296
0,01257357
0,132214651
0 0,028405766 0
Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Suatu Kota
98
Gambar 98. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu
Kabupaten/Kota
Gambar 99. Perbandingan Total Biaya Operasional non Personalia Berdasarkan Standar BOSP di Suatu
Kabupaten/Kota
8%
0%
38%
1% 2%
51%
0% 0%
Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Kabupaten/Kota
0% 0%
98%
0% 0% 1% 0% 1%
Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar BOSP Kabupaten/Kota
99
Berdasarkan ketiga gambar tersebut, pada Gambar III-4 dapat diketahui salah satu
SMK telah terjadi ketimpangan penggunaan dana BOS. Sebanyak 70,4% dana BOS
dialokasikan pada pembiayaan standar penilaian/UN sedangkan hanya 5% dana BOS
digunakan untuk standar proses, 1% untuk standar kompetensi, 0% untuk standar sarana
prasarana dan 0% untuk standar pembiayaan. Komposisi pembiayaan ini mengindikasikan
bahwa sekolah belum memiliki kemampuan dalam mengelola dana BOS untuk mendukung
delapan standar nasional pendidikan dengan baik.
Pada Gambar III-5, salah satu SMK juga menunjukkan terjadinya ketimpangan
distribusi penggunaan dana BOS. Sebanyak 38% dana BOS dialokasikan pada pembiayaan
standar penilaian/UN dan 51% untuk standar sarana prasarana, sedangkan 0% dana BOS
digunakan untuk standar proses, 1% untuk standar kompetensi, 0% untuk standar pengelolaan
dan 0% untuk standar pembiayaan. Komposisi pembiayaan ini mengindikasikan bahwa SMK
tersebut juga belum dapat mengelola dana BOS untuk mendukung delapan standar nasional
pendidikan dengan baik.
Pada Gambar III-6, SMK tersebut juga menujukkan terjadinya ketimpangan
penggunaan dana BOS yang sangat ekstrim. Sebanyak 98% dana BOS dialokasikan pada
pembiayaan standar penilaian/UN dan 51% untuk standar sarana prasarana, sedangkan 0%
dana BOS digunakan untuk standar proses, 1% untuk standar kompetensi, 0% untuk standar
pengelolaan dan 0% untuk standar pembiayaan. Komposisi pembiayaan ini mengindikasikan
bahwa pihak SMK belum mengelola dana BOS untuk mendukung delapan standar nasional
pendidikan dengan baik.
Alokasi pembiayaan dengan menggunakan dana BOS yang timpang tersebut,
mengindikasikan bahwa SMK belum mengelola pembelajaran, administrasi pembelajaran,
program pendukung pembelajaran dan sarana pendukung pembelajaran dengan baik. Hal ini
masih jauh dari kondisi pembelajaran yang gayut dengan revolusi industri 4.0 yang
diharapkan. Bahkan untuk melaksanakan pembelajaran yang gayut dengan kondisi sebelum
revolusi industri 4.0 pun sekolah belum menunjukkan pengelolaan dana BOS yang baik untuk
mendukung kedelapan standar pendidikan.
Dari kedelapan standar nasional pendidikan, dengan asumsi bahwa sarana dan
prasarana sekolah sudah cukup memadai, ada empat standar yang akan selalu membutuhkan
alokasi biaya, terutama dari dana BOS. Keempat standar tersebut adalah standar isi, standar
100
proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Pengelolaan alokasi dana BOS
yang baik tentu akan memberi alokasi pembiayaan yang cukup dan dengan proporsi yang baik
bagi keempat standar pendidikan tersebut.
Pada umumnya, alokasi pembiayan dengan dana BOS yang dilakukan SMK tidak
mencerminkan manajemen pembiayaan yang baik. Alokasi yang tidak proporsional dalam
satu sekolah dan sangat beragam antar satu sekolah dengan sekolah lain menunjukkan bahwa
pembiayaan operasional non personalia di sekolah dengan dana BOS belum
mempertimbangkan proporsi alokasi dana dan kebutuhan riil pemenuhan delapan standar
nasional pendidikan. Berdasarkan wawancara dengan pimpinan SMK, diketahui bahwa
pembelajaran di SMK masih berkisar pada pembelajaran yang relevan dengan DUDI yang
menyerap lulusan sekolah. Hal ini terungkap dalam pernyataan sekolah bahwa pembelajaran
dan praktik laboratorium dilaksanakan selaras dengan kebutuhan dunia usaha selama ini,
BUKAN untuk menjawab tantangan dunia industri yang telah merambah pasar globlal dan
revolusi industri 4.0.
Dari sisi pembiayaan operasional non personalia, pimpinan SMK melaporkan dalam
wawancara bahwa sekolah tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran terkait dengan pemenukah kedelapan standar pendidikan. Informasi ini juga
tercermin pada rincian alokasi pembiayaan yang dilaporkan oleh bendahara sekolah yang
menunjukkan usaha untuk menyerap dana. Hal ini terlihat pada ketidaksesuaian antara
kegiatan dan jumlah siswa dan/atau personil yang membutuhkan biaya. Ini menunjukkan
bahwa dana BOS yang dikelola sekolah lebih dari kebutuhan sekolah.
Beberapa alokasi pembiayaan program pendukung pembelajaran yang termasuk
dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan juga mengindikasikan bahwa sekolah masih
dalam proses untuk menuju kondisi threshold penerapan K13 melalui pembelajaran saintifik.
Banyak dana yang dialokasikan untuk pelatihan pembelajaran saintifik. Hal ini menunjukkan
bahwa sekolah masih berfokus pada pembelajaran dalam konteks sebelum pembelajaran yang
gayut dengan revolusi industri 4.0.
Beberapa contoh pembiayaan yang dirancang oleh SMK Pariwisata besaran masing
masing alokasi untuk 8 standar nasional pendidikan ditunjukkan pada Gambar 100 sebagai
berikut ini.
101
Gambar 100. Contoh besaran masing masing alokasi untuk 8 standar nasional pendidikan
102
BAB IV PENYUSUNAN PEMBIAYAAN OPERASIONAL NON PERSONALIA
A. Alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia
Panduan penyusunan biaya operasional non personalia ini merupakan panduan
tentang bagaimana kebutuhan biaya operasional non personalia disusun untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan rutin kegiatan operasional pendidikan di sekolah. Kebutuhan
pembiayaan rutin kegiatan operasional pendidikan di sekolah dalam panduan ini
mencakupi kebutuhan operasional pembelajaraan saat ini (kebutuhan standar untuk
mencapai target kompetensi dalam kurikulum nasional yang digunakan saat ini) dan
kebutuhan operasional untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang gayut dengan
RI 4,0.
Untuk menyusun pembiayaan operasional non personalia, sekolah perlu
mempertimbangkan kondisi yang ada di setiap sekolah (SDM dan sarpras), latar belakang
peserta didik, jenis layanan pendidikan yang diselenggarakan, dan dukungan masyarakat
dan DUDI yang dapat diperoleh. Selain itu, sekoah perlu melakukan evaluasi terhadap
kebutuhan terkait kegiatan pendidikan sesuai standar kurikulum nasional dan kebutuhan
pendidikan yang gayut dengan RI 4.0. Sekolah perlu melakukan analisis kebutuhan-
kebutuhan tersebut secara mendalam. Hasil dari analisis kebutuhan tersebut selanjutnya
ditindaklanjuti dengan penghitungan kebutuhan pembiayaan operasional non personalia
untuk menentukan komponen biaya (cost structure) yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan kegiatan operasional pendidikan yang dimaksud. Sekolah perlu
melaksanakan analisis kebutuhan komponen biaya (Cost Structure Analysis/CSA) untuk
masing-masing kegiatan operasional pendidikan. Hasil kegiatan CSA yang dilakukan
sekolah akan menjadi agregat biaya yang dibutuhkan setiap peserta didik selama mengikuti
proses pendidikan dari awal masuk sampai lulus. Agregat ini menjadi dasar penghitungan
biaya pendidikan per peserta didik per tahun yang akan didistribusikan dalam pos-pos
pembiayaan BOSP, BOSD, SPP, dan dana masyarakat lainnya.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan sekolah dalam
menyusun pembiayaan operasional non personalia untuk memenuhi target pembelajaran
dan tantangan RI 4.0 adalah sebagai berikut.
103
1. Sekolah melakukan evaluasi diri untuk mengetahui kondisi SDM dan sarpras di sekolah,
latar belakang peserta didik, jenis layanan pendidikan yang diselenggarakan, dan
dukungan masyarakat dan DUDI yang dapat diperoleh. Hasil evalusi diri ini merupakan
dasar untuk menentukan kegiatan pendidikan yang akan dilenggarakan dan kebutuhan
yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan tersebut.
2. Sekolah menyusun kerangka kebutuhan dasar dan kerangka kebutuhan tambahan untuk
menyelenggarakan pendidikan yang gayut dengan RI 4.0. Kerangka kebutuhan ini
kemudian disusun dalam bentuk matriks kegiatan per tahun selama kurun waktu
pendidikan dari awal peserta didik masuk sekolah sampai lulus.
3. Sekolah melakukan analisis kebutuhan pembiayaan masing-masing kegiatan yang
diperlukan untuk menghasilkan lulusan yang dimaksud. Analisis kebutuhan ini
mencakupi analisis kebutuhan pembiayaan (CSA) semua kegiatan pendidikan yang
dibutuhkan setiap seluruh rombel selama kurun waktu pendidikan yang ditempuh dari
awal peserta didik masuk sekolah sampai lulus. CSA ini dilakukan untuk menghitung
kebutuhan pembiayaan masing-masing kegiatan dengan menghitung secara rinci setiap
komponen pembiayaan setiap kegiatan. Untuk itu perlu diketahui:
a. Frekwensi setiap kegiatan setiap tahun (bisa 1 kali, 2 kali, 4 ali, ½ kali, 1/3 kali,
dst.)
b. Standar kebutuhan BHP. Misal: jumlah BBM yang diperlukan untuk melakukan
praktik otomotif siswa satu kelas. Standar ini menjadi angka indeks yang menjadi
dasar penghitungan kebutuhan biaya.
c. Standar kebutuhan ATS. Misal: untuk kegiatan persiapan pembelajaran seorang
guru membutuhkan kertas HVS untuk mencetak silabus sebanyak 30 lembar, RPP
sebanyak 160 lembar, dan materi sebanyak 60 lembar, sehingga total kebutuhan
HVS setiap guru dalam kegiatan tersebut adalah 250 lembar. Standar ini menjadi
angka indeks untuk menghitung kebutuhan biaya ATS kertas.
d. Tarif sewa alat atau kontribusi penggunaan alat yang disediakan pihak lain. Tarif
ini digunakan sebagai besaran biaya satuan untuk menghitung kebutuhan satu
kegiatan.
104
e. Tarif Standar Biaya Masukan (SBM) untuk menyusun harga satuan
4. Agregat angka hasil CSA yang merupakan angka komprehensif yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan layanan pendidikan dari awal peserta didik masuk sekolah sampai
lulus digunakan sebagai dasar untuk menyusun pos-pos pendapatan sekolah. Angregat
angka ini kemudian digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang telah dapat
dipenuhi dengan dana yang diberikan oleh pemerintah melalui dana BOS, biaya yang
telah dipenuhi dengan fasilitas dari DUDI dan untuk menentukan apakah sekolah perlu
menggalang dana masyarakat.
Dalam hal dana yang diperoleh dari pemerintah dan fasilitas yang diperoleh dari
DUDI telah memenuhi dan/atau melebihi kebutuhan, sekolah dapat menyusun kegiatan
pengembangan selanjutnya untuk lebih memantapkan penyelenggaraan pendidikan yang
gayut dengan RI 4.0. dalam penganggaran biaya untuk melaksanakan kegiatan, sekoah
hendaknya menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas. Dengan menerapkan evaluasi diri,
melakukan identifikasi kebutuhan dan CSA dengan berlandaskan pada indeks pembiayaan
yang valid dan berpegang teguh pada peraturan Kementerian Keuangan melalui SBM,
sekolah diharapkan mampu merencanakan dan menyusun pembiayaan operasional non
personalia untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas yang mampu menjawab
tantangan RI 4.0.
Untuk membantu sekolah menyusun pembiayaan oprasional non personalia, buku
panduan ini dilengkapi dengan contoh model penghitungan biaya operasional non
personalia berdasarkan kegiatan dan komponen kebutuhan setiap kegiatan yang dapat
diidentifikasi. Sekolah dapat memilih dan menambah kegiatan beserta komponen
kebutuhan setiap kegiatan yang dirasa perlu untuk dibiayai.
105
Gambar 101. Diagram alur penyusunan pembiayaan operasional non personalia
Menyusun program kerja berbasis Evaluasi DiriVisi, Misi, Tujuan
Analisis lingkungan
(SDM & sarpras, siswa, kurikulum, masyarakat /DUDI)
Menyusun program kerja per tahun selama 3 (4) tahun dalam bentuk matriks kegiatan
Proker rutin pemeliharaan sarpras
Proker rutin penyelenggaraan pedidikan
Proker rutin pengadaan barang/jasa
Proker pengembangan pendidikan (kurikulum: isi, proses, evaluasi)
Proker pengembangan sarpras
Proker pengembangan kerjasama
Analisis kebutuhan pembiayaan masing-masing program kerja
Kebutuhan pembiayaan rutin pemeliharaan sarpras, pendidikan, pengadaan
Kebutuhan pembiayaan pengembangan pendidikan, sarpras, dan kerjasama
Mengidentifikasi unsur-unsur biaya satuan pendidikan
(investasi lahan pendidikan, investasi selain lahan pendidikan, operasional personalia, operasional non personalia, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa)
Mengidentifikasi unsur-unsur biaya operasional non personalia
(ATS, BHP, pemeliharaan dan perbaikan ringan, daya dan jasa, transportasi/perjalanan dinas, konsumsi,
asuransi, pembinaan siswa/ekstrakurikuler, uji kompetensi, praktik kerja industri, dan pelaporan)
Menghitung Cost Structure Kegiatan operasional non personalia
(volume*, frekwensi, harga satuan)
*Volume ditentukan berdasar indeks kebutuhan
Identifikasi sumber dana
❖ Dana BOSP
❖ Dana BOSD
❖ Dana DUDI/kerjasama
❖ Dana masyarakat
❖Menyusun skema pembiayaan dengan memanfaatkan sumber dana yang ada
❖Menyusun skala prioritas kegiatan
106
Evaluasi diri adalah langkah kunci pertama yang harus dilakukan untuk menyusun program
kerja penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan melaksanakan evaluasi diri, sekolah dapat
mengenali potensi (strenghts) yang dimiliki untuk menyelenggarakan pendidikan, hal-hal yang
harus dipenuhi atau diperbaiki (weaknesses), peluang dari luar lingkungan sekolah (opportunities)
yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pendidikan dan tuntutan hasil proses
pendidikan yang diselenggarakan dan tantangan (threads) yang dihadapi untuk menciptakan
lulusan yang kompeten sesuai kondisi dan tuntutan zaman. Evaluasi diri yang akurat akan
menghasilkan program-program kerja pendidikan yang baik, efektif, dan efisien waktu dan sumber
daya. Evaluasi diri sebaiknya dilakukan dengan mengidentifikasi keempat aspek di atas melalui
analisis SWOT. Hasil analisis SWOT ini digunakan untuk merumuskan program kerja unggulan
yang akan dilaksanakan seiring dengan program kerja rutin setiap tahun. Contoh Evaluasi diri
menggunakan SWOT analysis untuk merumuskan program kegiatan unggulan ditunjukkan pada
Gambar 102.
Program Unggulan: ❖ Menjaring kerjasama produksi
dengan UKM ❖ Menggalang dana CSR untuk
penambahan daya dan peralatan
❖ Merintis kerjasama dengan DUDI untuk praktik industri
❖ Mengembangkan pembelajaran project and assembly-based learning
Strenghts (S) 1. Gedung milik sendiri 2. Masing-masing program
keahlian memiliki laboratorium/bengkel kerja khusus
3. Guru produktif menguasai teknologi terkini
4. .... 5. ....
Weaknesses (W) 1. Daya listrik kurang mencukupi
untuk praktik bersama 2. Jumlah peralatan kurang
mencukupi 3. Tidak memiliki peralatan
terkini yang digunakan DUDI 4. .... 5. ....
Opportunities (O) a. Terdapat perusahaan/industri
di sekitar sekolah b. Banyak UKM yang
membutuhkan jasa laboratorium produksi sekolah
c. ... d. ...
S-O.1.2.3.b ➢ Menjaring kerjasama produksi
dengan UKM
W-O.1.2.3.a ➢ Menggalang dana CSR untuk
penambahan daya dan peralatan
➢ Merintis kerjasama dengan DUDI untuk praktik industri
Threads (T) a. Perkembangan teknologi yang
sangat pesat b. Perubahan revolusioner di
bidang industri c. Arus pasar global tenaga kerja d. ... e. ...
S-T.2.3.a.b.c ➢ Mengembangkan pembelajaran
project and assembly-based learning
W-T.1.2.3.a.b.c ➢ Menggalang dana CSR untuk
penambahan daya dan peralatan
➢ Merintis kerjasama dengan DUDI untuk praktik industri
Gambar 102. Contoh Evaluasi diri menggunakan SWOT analysis
107
Setelah melakukan identifikasi program kerja yang perlu dilaksanakan, sekolah perlu menyusun
program kerja yang terdiri atas program kerja pendidikan rutin dan program kerja pengembangan.
Program kerja pendidikan rutin perlu disusun untuk kegiatan per tahun yang akan dilaksanakan
selama kurun waktu program pendidikan (3 atau 4 tahun). Program kerja pengembangan disusun
per tahun selama kurun waktu pencapaian target yang ditentukan. Program kerja rutin dan program
kerja pengembangan harus selaras dengan 8 standar pendidikan. Program kerja rutin dan
pengembangan dapat dikelompokkan menjadi:
• program kerja rutin pemeliharaan sarana dan prasarana
• program kerja rutin penyelenggaraan pedidikan (kurikulum: isi, proses, evaluasi,
kompetensi)
• program kerja rutin pengadaan barang/jasa
• program kerja pengembangan pendidikan (kurikulum: isi, proses, evaluasi, kompetensi)
• program kerja pengembangan sarana dan prasarana, dan
• program kerja pengembangan kerjasama.
Program kerja rutin penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan ini merupakan komponen-
komponen program yang paling banyak mengandung unsur pembiayaan operasional non
personalia.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan pembiayaan masing-masing
program kerja. Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pembiayaan
yang meliputi kebutuhan pembiayaan rutin (pemeliharaan sarpras, ATS, BHP, perjalanan,
konsumsi, daya dan jasa) dan kebutuhan pembiayaan pengembangan (pendidikan, investasi
sarpras, dan kerjasama). Misalnya untuk program kerja rutin penyelenggaraan pendidikan
diperlukan pembiayaan rutin penyelenggaran proses pendidikan dan biaya investasi sarana dan
prasarana.
Setelah kebutuhan pembiayaan untuk melaksanakan program kerja teridentifikasi, langkah
selanjutnya adalah mengelompokkan unsur-unsur biaya yang dibutuhkan ke dalam kelompok
investasi lahan pendidikan, investasi selain lahan pendidikan, operasional personalia, operasional
non personalia, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa. Seluruh kegiatan yang mengandung
kebutuhan pembiayaan non personalia disusun dalam bentuk tabel yang berisi unsur pembiayaan
yang diperlukan (ATS, BHP, pemeliharaan dan perbaikan ringan, daya dan jasa,
108
transportasi/perjalanan dinas, konsumsi, asuransi, pembinaan siswa/ekstrakurikuler, uji
kompetensi, praktik kerja industri, dan pelaporan).
Selanjutnya analisis kebutuhan biaya (Cost Structure Analysis/CSA) dilakukan dengan
mengisi volume, frekwensi, dan harga satuan pada setiap unsur pembiayaan yang diperlukan
dalam setiap tabel kegiatan. Volume dan frekensi kebutuhan perlu dihitung dengan cermat untuk
menentukan biaya yang dibutuhkan secara akurat, sedangkan harga satuan barang/jasa sebaiknya
dihitung dengan menggunakan rata-rata harga barang/jasa dari tiga referensi/toko dan untuk satuan
biaya transportasi digunakan SBM terbaru yang dikeluarkan oleh Kemenkeu. Misalnya untuk
menghitung kebutuhan pembiayaan praktikum otomotif, perlu dihitung secara akurat kebutuhan
BBM untuk satu praktik bengkel otomotif per kelas (volume) per semester (frekwensi).
Selanjutnya ditentukan satuan harga BBM dengan antisipasi kenaikan harga BBM jika perlu.
Seluruh kebutuhan pembiayaan operasional non personalia dihitung untuk jangka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan (3 atau 4) tahun. Jumlah keseluruhan biaya yang
dibutuhkan dibagi jumlah tahun (3 atau 4 tahun) dan dibagi jumlah seluruh siswa. Angka yang
diproleh adalah indeks biaya yang dibutuhkan seorang siswa per tahun yang akan dibebankan pada
sumber dana operasional non personalia, yaitu BOSP, BOSD, dan dana yang dapat digalang dari
masyarakat (DUDI dan orang tua siswa).
B. Perhitungan Penyusunan pembiayaan operasional non personalia
Penyusunan pembiayaan operasional non personalia dilakukan berdasarkan kondisi-kondisi
tertentu dari lingkungan sekolah, dan tentu karakteristik aktivitas dari masing-masing bidang
keahlian. Buku ini menampilkan contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalian di
Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Program Keahlian
Teknik Konstruksi dan Properti, dan Bidang Keahlian Teknik Konstruksi dan Bisnis Properti.
Sebagai dasar perhitungan, beberapa asumsi yang diambil untuk contoh dalam buku ini disebutkan
dalam Tabel 11.
109
Tabel 11. Asumsi dalam contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalia
No. Jenis Asumsi Jumlah Satuan Keterangan
1 Jumlah Program
Keahlian 3 Program
Jumlah Program Keahlian yang
diselenggarakan di satu SMK
2 Jumlah Kompetensi
Keahlian 3 Kompetensi
Jumlah Kompetensi Keahlian yang
diselenggarakan di satu SMK pada
Program Keahlian yang dimaksud
3 Jumlah Rombel per
kompetensi keahlian 6 Rombel
Jumlah rombel untuk satu
kompetensi keahlian yang
dimaksud
4
Jumlah Siswa per
Rombel Program
Keahlian
30 Orang
Jumlah Siswa per rombel pada satu
kompetensi keahlian yang
dimaksud
5 Jumlah Siswa Satu
sekolah 1620 Orang
Jumlah siswa keseluruhan di satu
sekolah SMK
6 Kepala Sekolah (Kepsek) 1 Orang
7 Jumlah Wakil Kepala
Sekolah (Wakasek) 4 Orang
Wakasek Bidang Kurikulum,
Wakasek Bidang Kesiswaan,
Wakasek Bidang Sarana prasarana,
Wakasek Bidang Hubungan
Masyarakat
8 Jumlah Guru (termasuk
Kepsek dan Wakasek) 31 Orang
1 Kepsek, 4 Wakasek, 25 Guru
Mapel (guru pada satu kompetensi
kehalian yang dimaksud), 1 Guru
BK
9 Jumlah Tenaga
Kependidikan (Tendik) 11 Orang
1 Pustakawan, 1 Laboran, 3
Teknisi, 4 Tata usaha, 2 Tenaga
Kebersihan (Kecuali Pustakawan,
semua dihitung sebagai tendik
untuk satu kompetensi kehalian)
10 Jumlah Mata Pelajaran
Tingkat I (kelas X) 14
Mata
Pelajaran
6 Muatan Nasional, 2 Muatan
wilayah, 3 dasar bidang keahlian, 3
dasar program keahlian
11 Jumlah Mata Pelajaran
Tingkat II (kelas XI) 11
Mata
Pelajaran
5 Muatan Nasional, 1 Muatan
wilayah, 5 kompetensi keahlian
12 Jumlah Mata Pelajaran
Tingkat III (kelas XII) 11
Mata
Pelajaran
5 Muatan Nasional, 1 Muatan
wilayah, 5 kompetensi keahlian
Contoh perhitungan pembiayaan operasional non personalia di dalam buku ini akan
dibedakan menjadi dua komponen, yaitu komponen pembiayaan yang bersifat khusus untuk
110
masing-masing kompetensi keahlian, dan komponen yang bersifat umum yang berlaku untuk
semua kompetensi keahlian yang terdapat di suatu sekolah. Pembagian pembiayaan menjadi dua
komponen tersebut dimaksudkan untuk membantu menentukan besaran biaya per siswa. Komonen
biaya per program keahlian akan dibagi dengan jumlah siswa untuk satu kompetensi keahlian saja,
sedangkan komponen umum akan dibagi dengan jumlah semua siswa di sekolah tersebut. Di dalam
contoh di buku ini, komponen pembiayaan untuk masing-masing kompetensi keahlian diberi latar
berwarna biru, sedangkan untuk komponen pembiayaan dalam skala satu sekolah diberi latar tabel
berwarna merah muda. Perhitungan pembiayaan selanjutnya disusun berdasarkan kegiatan-
kegiatan dalam delapan standar Pendidikan seperti yang sudah disebutkan dalam Bab 2 di dalam
buku ini.
1. Standar isi
Seperti telah diungkapkan pada bab 2, kegiatan yang termasuk dalam Standar isi adalah:
a. Penyusunan Silabus, dan RPP
b. Pengembangan Silabus
c. Penyusunan Program Layanan Pengembangan
d. Lokakarya Pengembangan Bahan Ajar
e. Lokakarya Pengembangan Muatan Lokal
f. Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah
Komponen biaya yang dapat digunakan untuk masing-masing kegiatan tersebut adalah
konsumsi dan penggandaan materi. Sedangkan honorarium narasumber hanya bias diberikan
jika mendatangkan narasumber ahli dari luar sekolah. Tabel 12 berikut menampilkan contoh
detil perhitungan komponen biaya untuk standar isi.
111
Tabel 12. Perhitungan komponen biaya kegiatan dalam standar isi
Deskripsi
Yang Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume
Biaya
Satuan
(Rp)
Total Biaya
(Rp) Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum
-lah Keterangan
Jum-
lah Satuan
Ju
m-
lah
Kete-
ranga
n
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
1. STANDAR ISI
1.1. Penyusunan Silabus, dan RPP
a. Konsumsi 33
Kepsek,
Wakasek,Guru
dan 2 orang
narasumber
1 Keg 1 tahun 33 Keg 30.000 990.000
b. Penggandaan
Buku Kurikulum 36
Kepsek,
Wakasek,
Guru,
Pengawas
Sekolah, Arsip
Sekolah
10 Eks 1 tahun 360 Eks 30.000 10.800.000
Sub Jumlah 11.790.000
1.2. Pengembangan Silabus
a. Konsumsi 33
kepsek,
wakeasek,
guru, dan
Guru dan 2
narasumber
1 Paket 1 tahun 33 Paket
30.000 990.000
b. Buku Silabus 36
Kepsek,
Wakasek,
Guru,
Pengawas
Sekolah, Arsip
Sekolah
10 Eksemp
lar 1 tahun 360
Ekse
mpla
r
30.000 10.800.000
Sub Jumlah 11.790.000
1.3. Penyusunan program Layanan Pengembangan
a. Konsumsi 33
kepsek,
wakasek,
Guru dan 2
narasumber
1 Paket 1 tahun 33 Paket
30.000 990.000
b. Buku Program
Layanan
Pengembangan
33 Guru 10 Eksem
plar 1
seme
ster 330
ekse
mpla
r
22.500 7.425.000
Sub Jumlah 8.415.000
112
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
1.4. Lokakarya Pengembangan Bahan Ajar
a. Konsumsi 33
kepsek,
wakasek,
Guru dan 2
narasumber
1 Paket 1 tahun 33 Paket
30.000 990.000
b. Kertas HVS A4 1 Kegiatan 9 Rim 1 tahun 9 Rim
48.000 432.000
c. Tinta printer (isi
ulang) 1 Kegiatan 5 Buah 1 tahun 4,5 buah
100.000 450.000
d. Penggandaan 5 Rangkap 4320 Lem-
bar 1 tahun
2160
0
Lem-
bar
200 4.320.000
Sub Jumlah 6.192.000
1.5. Pelaksanaan Evaluasi Diri
a. Konsumsi 33
kepsek,
wakeasek,
guru, dan
Guru dan 2
narasumber
1 Paket 1 tahun 33 Paket
30.000 990.000
e. Kertas HVS A4 1 Kegiatan 2 Rim 1 tahun 1,66 rim
48.000 79.680
f. Tinta printer (isi
ulang) 1 Kegiatan 1 Buah 1 tahun 0,83 buah
100.000 83.000
g. Penggandaan 36 Rangkap 100 Lem-
bar 1 tahun 3600
Lem-
bar
200 720.000
Sub Jumlah 1.872.680
TOTAL STANDAR ISI
40.059.680
Kegiatan penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dilaksanakan satu kali dalam satu tahun ajaran, yaitu untuk menyiapkan pembelajaran di
semester ganjil dan semester genap. Kegiatan diikuti oleh semua guru termasuk pimpinan
sekolah, serta dapat mendatangkan narasumber yang berkompeten dalam hal penyusunan
silabus dan RPP. Narasumber dalam kegiatan penyusunan Silabus dan RPP dapat didatangkan
dari instansi lain yang terkait, seperti dari Lembaga Pengembangan Mutu Pendidikan. Buku
kurikulum, buku pengembangan silabus yang memuat semua mata pelajaran yang telah
tersusun kemudian digandakan beberapa yaitu untuk pegangan semua guru, pimpinan sekolah
(kepala sekolah dan wakasek), pengawas sekolah, dan arsip sekolah.
Kegiatan penyusunan program layanan pengembangan, lokakarya pengembangan bahan ajar,
dan pelaksanaan kegiatan evaluasi diri juga dilaksanakan satu kali dalam satu tahun anggaran.
Penyusunan program layanan pengembangan dimaksudkan untuk menyusun suatu program
113
kegiatan yang sistematis dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi
pengembangan potensi siswa. Program disusun oleh staf bimbingan dan konseling bersama
pimpinan sekolah dan wali murid, Program yang disusun harus memperhatikan sinkronisasi
dengan program pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler dengan memperhatikan visi
dan misi Sekolah demi pencapaian tujuan. Setelah program tersusun kemudian
disosialisasikan kepada semua guru melalui buku pedoman layanan pengembangan, agar
didapatkan program yang terintegrasi dan berkesinambungan. Selain dibagikan kepada semua
guru, buku pedoman layanan pengembangan juga diserahkan kepada pimpinan sekolah,
pengawas, dan untuk arsip sekolah.
Pengembangan bahan ajar perlu terus dilakukan setiap tahun, untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi. Terlebih di era revolusi industri
4.0 dan society 5.0 seperti saat ini, perkembangan teknologi bergerak sangat cepat. Maka guru
diharapkan selalu memperbarui bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan
informasi kondisi terkini. Buku ajar yang disusun guru digandakan minimal sejumlah lima
rangkap, yaitu untuk guru yang bersangkutan, kepala sekolah dan wakasek kurikulum,
pengawas sekolah, dan arsip sekolah.
2. Standar Proses
Kegiatan yang termasuk dalam Standar proses terdiri dari:
a. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1) Pembelajaran Scientific &/Inkuiri &/discovery &/Project Based Learning di
Sekolah/Workshop/Learning Factory dan Pembelajaran Praktek Kerja.
Industri/magang
Komponen pembiayaan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah
Menengah Kejuruan sangat dipengaruhi karakteristik masing-masing kompetensi
keahlian. Terutama komponen biaya pengadaan alat, perawatan alat, dan bahan untuk
kegiatan praktek di workshop/bengkel kerja, serta pembelajaran praktek kerja di dunia
usaha/industri. Tabel 4.3 berikut menampilkan contoh komponen biaya satandar
proses pada Pelaksanaan proses pembelajaran untuk bidang kompetensi keahlian
Teknik Konstruksi dan Bisnis Properti. Rombel dihitung untuk semua jenjang kelas,
114
yaitu dengan asumsi 2 rombel untuk tiap jenjang kelas, sehinggan akan ada 6 rombel
untuk ketiga jenjang kelas. Jumlah pengadaan buku teks pelajaran disesuaikan dengan
jumlah rombel dan tingkatan jenjang kelas yang akan mengikuti mata pelajaran
tertentu.
Tabel 13. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 1
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume
Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp) Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
Ju
m-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)
2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
2.1.1.a. Pembelajaran Scientific &/ Inkuiri &/ discovery &/ Project Based Learning di
Sekolah/Workshop/Learning Factory
1 2 3 4 5 6 7 8=2
x4x6 9 10 11
ATK
a. Buku Absensi
Kelas 6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah 15.000 90.000
b. Buku Mutasi
Murid 6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah 15.000 90.000
c. Buku Nilai
Kelas 6 rombel 1 buah 2 semester 12 buah 15.000 180.000
d. Buku
Inventaris
Kelas
6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah 15.000 90.000
e. Buku Tulis 35
kepsek,
wakasek,
guru, dan
TU
1 buah 1 tahun 35 buah 5.500 192.500
Buku Teks Pelajaran
a. Buku Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
b. Buku Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
c. Buku Bahasa Indonesia
6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
d. Buku Matematika 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
e. Buku Sejarah Indonesia
2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
f. Buku Bahasa Inggris
6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
g. Buku Seni Budaya 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
115
1 2 3 4 5 6 7 8=2
x4x6 9 10 11
h. Buku Pendidikan
Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
i. Buku Simulasi dan
Komunikasi Digital 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
j. Fisika 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
k. Kimia 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
l. Gambar Teknik 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
m. Mekanika Teknik 2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
n. Dasar-dasar
Konstruksi
Bangunan dan
Teknik Pengukuran
Tanah
2 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 60 eksemplar 25.000 1.500.000
o. Perencanaan Bisnis
Konstruksi dan
Properti
4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000
p. Pelaksanaan dan
Pengawasan
Konstruksi dan
Properti
4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000
q. Estimasi Biaya
Konstruksi dan
Properti
4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000
r. Pengelolaan Bisnis
Konstruksi dan
Properti
4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000
s. Produk Kreatif dan
Kewirausahaan 4 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 120 eksemplar 25.000 3.000.000
t. Buku Mapel Mesin
Kerja Kayu 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
u. Buku
pengoperasian
mesin kerja kayu
6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
v. Buku teknik
pengerjaan non
logam
6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
w. Buku teknik dasar
non logam. 6 Rombel 30 eksemplar 1 tahun 180 eksemplar 25.000 4.500.000
Alat dan Bahan habis pakai
Alat dan Bahan Pembelajaran kelas/teori
a. Spidol White
Board 6 rombel 3 lusin 1 tahun 18 lusin 7.950 143.100
b. Penghapus White
Board 6 rombel 3 buah 1 tahun 18 buah 3.500 63.000
c. Tinta Spidol White
Board (isi ulang) 6 rombel 3 botol 1 tahun 18 botol 10.000 180.000
Alat dan Bahan Praktek Workshop 1 (kerja kayu)
a. Pengadaan jobsheet 6 rombel 300 lembar 2 Semester 3600 lembar 200 720.000
b. Balok kayu 2 rombel 1,5 m3 2 Semester 6 m3 2.850.000 17.100.000
c. Papan kayu 2 rombel 0,5 m3 2 Semester 2 m3 2.850.000 5.700.000
d.paku 10 cm 2 rombel 2 kg 2 Semester 8 kg 15.000 120.000
e.meni kayu 2 rombel 0,75 kg 2 Semester 3 kg 42.000 126.000
f.Lem kayu 2 rombel 0,75 liter 2 Semester 3 liter 20.000 60.000
116
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
Alat dan Bahan Praktek Workshop 2(Batu dan Beton)
a. Pengadaan
jobsheet 2 rombel 100 lembar 2 Semester 400 lembar
200 80.000
b. pasir
pasang 2 rombel 7,95 m3 2 Semester 31,8 m3
320.000 10.176.000
c. batu kali 2 rombel 7,2 m3 2 Semester 28,8 m3
320.000 9.216.000
d. Kapur
pasang 2 rombel 0,42 m3 2 Semester 1,68 m3
120.000 201.600
e. Semen 2 rombel 450 kg 2 Semester 1800 kg
1.200 2.160.000
f. Semen
merah 2 rombel 0,42 m3 2 Semester 1,68 m3
120.000 201.600
g. Batu bata 2 rombel 1992 biji 1 Semester 3984 biji
800 3.187.200
h.
Keramik
lantai 20 x
20
2 rombel 2385 buah 1 Semester 4770 buah
3.000 14.310.000
i.
Keramik
dinding 20
x 25
2 rombel 2205 buah 1 Semester 4410 buah
3.000 13.230.000
j. Kerikil 2 rombel 7,2 m3 1 Semester 14,4 m3
320.000 4.608.000
k. Papan
bowplank 2 rombel 11,34 m3 2 Semester 45,36 m3
4.750.000 215.460.000
l. Paku 5cm
- 12 cm 2 rombel 102,6 kg 2 Semester 410,4 kg
15.000 6.156.000
m Balok
kayu 2 rombel 1,35 m3 2 Semester 5,4 m3
4.750.000 25.650.000
Alat dan Bahan Praktek Workshop 3 (Gambar Manual)
a. Pengadaan
jobsheet 2 rombel 100 lembar 2 Semester 400 lembar
200 80.000
b. Kertas
Gambar A0 2 rombel 360 lembar 2 Semester 1440 lembar
4.000 5.760.000
c. Pensil
gambar 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah
5.500 1.980.000
d. Penggaris
siku 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 52.000 18.720.000
e. Penggaris
60 cm 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 50.000 18.000.000
f. Penggaris
segitiga 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 52.000 18.720.000
g.
Penggaris
Busur
derajat
Protactor
2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 77.000 27.720.000
h. Jangka 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 50.000 18.000.000
i. Penghapus
pensil 2 rombel 90 buah 2 Semester 360 buah 5.000 1.800.000
117
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
Alat dan Bahan Praktek Workshop 4 (Pengukuran Tanah)
a. Patok
kayu 2 rombel 60 batang 1 Semester 120 buah 2.500 300.000
b. Benang
kenur 2 rombel 30 gulung 1 Semester 60 buah 2.500 150.000
c. Meteran
15 m 2 rombel 6 buah 1 Semester 12 buah 10.000 120.000
d. Payung 2 rombel 6 buah 1 Semester 12 buah 40.000 480.000
Alat dan Bahan perlengkapan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
a. Safety
Helmet 6 rombel 30 buah 1 Semester 180 buah 55.000 9.900.000
b. Kacamata
Safety 6 rombel 30 buah 1 Semester 180 buah 30.000 5.400.000
c. Sepatu
safety 6 rombel 30 buah 1 Semester 180 buah 250.000 45.000.000
d. Masker
debu 6 rombel 10 Box 2 Semester 120 box 35.000 4.200.000
e.
Sarung
tangan
kain
6 rombel 30 buah 2 Semester 360 buah 18.000 6.480.000
f.
Sarung
tangan
karet
6 rombel 30 buah 2 Semester 360 buah 11.000 3.960.000
Kebutuhan masing-masing item bahan praktek disesuaikan dengan jenis
praktek, bentuk dan ukuran benda kerja, dan jumlah benda kerja yang akan dibuat yang
disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu rombel. Untuk benda kerja yang akan
dibuat secara berkelompok, maka perlu dipertimbangkan jumlah maksimal anggota
per kelompok sehingga kegiatan praktek dapat berjalan efektif dan efisien.
Berikut diuraikan contoh perhitungan kebutuhan bahan untuk workshop kerja
kayu pada mata pelajaran Dasar-dasar konstruksi bangunan dan Teknik pengukuran
tanah, pada salah satu kompetensi dasar.
Kompetensi dasar : menerapkan prosedur pekerjaan konstruksi kayu
Sub kompetensi : membuat sambungan kayu
Jumlah siswa per rombel : 30
Benda kerja : Sambungan bibir miring berkait
Jenis penugasan : individu
Bahan yang diperlukan : 1. balok kayu untuk membuat sambungan kayu
memanjang, menyudut, dan menyilang
118
2. Papan kayu untuk membuat sambungan kayu
melebar
Kebutuhan bahan/siswa : 1. Enam (6) batang balok kayu ukuran 5/10 cm
panjang 70 cm
2. Dua (2) lembar Papan kayu ukuran 3/20 cm
dengan panjang 50 cm
Sehingga:
Volume balok/siswa = n x lebar x tinggi x Panjang
= 6 x 0,05 x 0,10 x 0,70
= 0,021 m3
Volume papan/siswa = n x lebar x tinggi x Panjang
= 2 x 0,20 x 0,03 x 0,50
= 0,006 m3
Kebutuhan balok per rombel = Vol x jumlah siswa x indeks analisis bahan
= 0,021 x 30 x 1,2
= 0,756 m3
Kebutuhan papan per rombel = Vol x jumlah siswa x indeks analisis bahan
= 0,006 x 30 x 1,2
= 0,216 m3
Bentuk benda kerja tiap mata pelajaran praktek akan berbeda-beda tergantung pada
standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, meliputi ketiga jenjang kelas (kelas X, XI,
dan XII). Setelah semua kebutuhan bahan dihitung untuk semua kompetensi dasar,
kemudian dijumlahkan kebutuhan dalam satu tahun per item jenis bahan.
Kebutuhan bahan kegiatan praktek seperti disebutkan dalam table di atas akan
sangat beragam, tergantung dengan jenis benda kerja yang akan dibuat. Dalam satu
workshop, sangat memungkinkan untuk mengubah benda kerja yang dibuat tiap tahunnya,
menyesuaikan dengan trend terkini yang ada di industri. Sehingga besaran kebutuhan
pembiayaan operasional non personalia SMK juga sangat mungkin berubah seiring
perubahan benda kerja praktek. Untuk itu, maka seyogyanya dilakukan kajian ulang
besaran biaya operasional non personalia SMK tiap kurun waktu tertentu.
119
Pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0 dihadapkan pada tantangan
mengembangkan kemampuan literasi baru yang terdiri dari literasi teknologi, literasi data,
dan literasi manusia. Pengembangan literasi data dan literasi teknologi melalui proses
pembelajaran sangat memerlukan dukungan koneksi internet. Oleh karena itu sekolah perlu
menyediakan fasilitas jaringan internet yang memadai. Kegiatan pembelajaran lain di luar
kegiatan praktek per bidang kehalian relatif sama untuk semua jenis bidang keahlian,
seperti pembelajaran olah raga, bahasa, agama, dan Pancasila dan kewarganegaraan.
Kurikulum yang diterapkan di SMK saat ini adalah K-13 yang berdasar pada pencapaian
kompetensi. Pencapaian standar kompetensi sesuai indikator menjadi syarat ketuntasan
siswa dalam suatu mata pelajaran. Jika masih ada siswa yang tidak tuntas, maka harus
diberikan pembelajaran remidial. Oleh karena itu dalam penyusunan pembiayaan
operasional non personalia untuk stadar proses pembelajaran perlu diperhitungkan juga
kebutuhan untuk pelaksanaan pembelajaran remidal. Sekolah perlu juga menyediakan
pembelajaran pengayaan yang diberikan kepada siswa unggul yang memiliki bakat atau
keunggulan di bidang tertentu. Kebutuhan pembiayaan pendukung pembelajaran-
pembelajaran tersebut dihitung untuk sekala satu sekolah, seperti diuraikan dalam table 14
berikut ini.
Tabel 14. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran bagian 2
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume
Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp) Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
Ju
m-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)
2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pembelajaran berbasis IT
a. Langganan
bandwith 1 sekolah 6 paket 2 semester 12 paket
1.750.000 21.000.000
Alat dan Bahan pembelajaran Olahraga
a. Bola Voli 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
209.700 629.100
b. Net Voli 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
87.375 174.750
120
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
c. Bola Sepak
(Futsal) 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
139.800 419.400
d. Bola Basket 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
144.375 433.125
e. Raket
Bulutangkis 1 sekolah 30 buah 1 tahun 30 buah
80.000 2.400.000
f. Net
Bulutangkis 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
65.000 130.000
g. Bola
Bulutangkis
(Shuttlecock)
1 sekolah 45 Dos 1 tahun 45 dos
30.000 1.350.000
h. Tongkat
Estafet 1 sekolah 15 buah 1 tahun 15 buah
20.000 300.000
i. Tongkat
pemukul
kasti
1 sekolah 15 buah 1 tahun 3 buah
10.000 150.000
j. Peluit 1 sekolah 5 buah 1 tahun 5 buah
50.000 250.000
k. Bola kasti 1 sekolah 10 buah 1 tahun 10 buah
4.330 43.300
l. Bola Kaki 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
139.800 419.400
m Bola takraw 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
8.990 26.970
Bahan dan Alat Pembelajaran Matematika dan Mekanika Teknik:
a. Busur
Derajat Besar 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah
20.000 80.000
b. Busur
Derajat
Sedang
4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah
15.000 60.000
c. Busur
Derajat Kecil 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah
12.000 48.000
d. Jangka 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah
15.000 60.000
e. Mistar
Segitiga 4 guru kelas 1 Set 1 tahun 4 set
11.750 47.000
f. Mistar 4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah
12.100 48.400
g. Spidol
Warna Warni 4 guru kelas 1 Dos 1 tahun 4 dos
11.300 45.200
h. Dekak-
Dekak/Semp
oa
4 guru kelas 1 buah 1 tahun 4 buah
20.000 80.000
i. Buku Grafik 6 rombel 6 buah 1 tahun 36 buah
10.000 360.000
j. Pipet/Sedota
n 6 rombel 6 Pak 1 tahun 36 pak
12.000 432.000
k. Benang Wol 6 rombel 18 buah 1 tahun 108 buah
10.000 1.080.000
l. Kertas
Manila 6 rombel 18 lembar 1 tahun 108 lembar
4.000 432.000
m Lem kertas 6 rombel 18 buah 1 tahun 108 buah
3.000 324.000
Bahan dan Alat Pembelajaran Pendidikan Agama:
a. Kain Kafan 1 sekolah 72 meter 1 tahun 72 meter
17.500 1.260.000
b. Kertas
Manila 3
guru mapel
ybs 18 lembar 2 semester 108 lembar
2.000 216.000
c. Spidol
Kaligrafi 3
guru mapel
ybs 3 Dos 2 semester 18 dos
34.100 613.800
d. Spidol kecil
Warna Warni 3
guru mapel
ybs 3 Dos 2 semester 18 dos
11.500 207.000
121
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
Bahan dan Alat Pembelajaran Bahasa Indonesia:
a. Kertas
Manila 6 rombel 18 lembar 2 semester 216 lembar
4.000 864.000
b. Kertas Jilid 6 rombel 24 lembar 2 semester 288 lembar
2.000 576.000
c. Kertas Folio
Bergaris 6 rombel 0,24 Rim 2 semester 3 rim
87.500 252.000
d. Spidol
permanen 6 rombel 2 batang 2 semester 24 batang
6.700 160.800
Bahan dan Alat Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan:
a. Poster 6 rombel 18 lembar 1 tahun 108 lembar
15.000 1.620.000
b. Kertas
Manila 6 rombel 18 lembar 1 tahun 108 lembar
4.000 432.000
c. Spidol
whiteboard
warna warni
6 rombel 1 lusin 1 tahun 6 lusin
96.900 581.400
Bahan Pembelajaran Remedial:
a. Kertas HVS
A4 6 rombel 1 Rim 2 semester 12 rim
48.000 576.000
b. Tinta printer
(isi ulang) 1 sekolah 1 buah 2 semester 2 buah
100.000 200.000
c. Kertas
Buram 70
gram
6 rombel 1 Rim 2 semester 12 rim
24.000 288.000
Bahan Pembelajaran Pengayaan:
a. Kertas HVS
A4 6 rombel 1 Rim 2 semester 12 rim
48.000 576.000
b. Tinta printer
(isi ulang) 1 sekolah 1 buah 2 semester 2 buah
100.000 200.000
c. Kertas
Buram 70
gram
6 rombel 1 Rim 2 Semester 12 rim
24.000 288.000
Bagian dari proses pembelajaran khas dari SMK lainnya adalah pembelajaran di
industri yang biasa disebut dengan magang kerja atau praktek kerja industri (prakerin) atau
Praktek Kerja Lapangan (PKL). Program PKL yaitu kegiatan pembelajaran praktik untu
menerapkan, memantapkan, dan meningkatkan kompetensi peserta didik yang
dilaksanakan di dalam lingkungan kerja sesungguhnya. Pelaksanaan PKL dengan
melibatkan praktisi ahli dari industri selaku pembimbing bagi siswa selama pelaksanaan
PKL di industri. Program PKL sangat penting dalam pembelajaran di SMK, yaitu untuk
memberikan pengalaman kerja langsung dalam rangka menanamkan iklim kerja positif
pada para siswa, menanamkan etos kerja, serta memenuhi kebutuhan kompetensi yang
belum diberikan di sekolah. Pada kurikulum SMK untuk bidang keahlian Teknik
konstruksi dan properti sesuai Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
122
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 6/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum
Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan, magang
industri dapat dilaksanakan dengan beberapa pola, yaitu pola harian, pola mingguan, dan
pola bulanan. Pola harian dilaksanakan dalam 120-200 hari efektif pembelajaran, sehingga
dalam satu minggu efektif, siswa berada di industri dalam beberapa hari, dan hari lainnya
berada di sekolah. Dalam pola mingguan, sekolah mengalokasikan 24 sampai dengan 40
minggu efektif bagi siswa untuk mengikuti PKL. Sehingga dalam satu bulan, siswa
mengikuti kegiatan PKL dalam beberapa minggu dan minggu-minggu lainnya belajar di
sekolah. PKL dengan pola bulanan menempatkan siswa di industri dalam kisaran 6 sampai
dengan 10 bulan, dan sisanya di sekolah. Untuk PKL 6 bulan dapat diselenggan dengan
pola 3-3, yaitu 3 bulan siswa mengikuti PKL di industri dan 3 bulan belajar di sekolah.
Sedangkan untuk PKL 10 bulan dapat dilakukan selama 3 semester dengan system 4-3-3,
yaitu 4 bulan di industri, 2 bulan di Sekolah, 3 bulan di industri, 3 bulan di sekolah, dan
kembali 3 bulan di industri diikuti 3 bulan di sekolah. Namun dapat juga hanya
dilaksanakan dalam 2 semester dengan pola 5-5, yaitu 5 bulan di industri, 1 bulan di
sekolah, 5 bulan di industri, dan kembali 1 bulan di sekolah.
Komponen pembiayaan kegiatan praktek kerja industri terdiri dari biaya
manajemen pengelolaan prakerin, pembekalan pra-pakerin, Penerjunan, Supervisi dan
penarikan peserta prakerin oleh pembimbing, asuransi ssiwa, dan evaluasi kegiatan.
Kegiatan terkait manajemen pengelolaan pakerin terdiri dari koordinasi tim pengelola
intern sekolah, penjajagan dan penandatanganan MOU antara sekolah dengan mitra
industri, dan koordinasi tim pengelola prakerin sekolah dengan pihak industri. Kegiatan
pembekalan pra-pakerin perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan arahan kepada
para siswa terkait apa yang akan dilaksanakan selama prakerin dan bagaimana
pelaksanaannya. Pembekalan diberikan oleh guru pembimbing dan pemateri dari mitra
industri. Selama proses pelaksanaan prakerin, guru pembimbing harus melakukan
supervise ke lokasi prakerin untuk memonitoring kondisi dan kinerja siswa, sekaligus
menangkap dan menyelesaikan permasalahan yang mungkin ada. Siswa peserta prakerin
perlu diikutsertakan dalam suatu asuransi, mengingat tingginya tingkat resiko pekerjaan di
bidang industri. Evaluasi kegiatan prakerin dilaksanakan melalui kegiatan diskusi bersama
antara siswa, guru pembimbing, dan perwakilan dari mitra industri. Tabel 4.5. berikut
123
menampilkan contoh rincian perhitungan pembiayaan untuk kegiatan pembelajaran
praktek kerja industri/magang.
Tabel 15. Perhitungan pembiayaan standar proses pembelajaran praktek kerja industri/magang
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume
Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp) Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
Ju
m-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)
2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
2.1.1.b. Pembelajaran Praktek Kerja Industri/magang
Manajemen pengelolaan Prakerin
Konsumsi
Koordinasi tim
pengelola
10 Orang 3 Paket 1 Semester 30 Paket
30.000 900.000
transportt penjajagan
dan
penandatanganan
MOU dengan mitra
industri
10 Orang 1 paket 1 Semester 10 paket
150.000 1.500.000
Konsumsi
Koordinasi sekolah
dengan mitra
industri
20 Orang 1 Paket 1 Semester 20 Paket
30.000 600.000
transportt koordinasi
sekolah dengan
mitra industri
20 Orang 1 paket 1 Semester 20 paket
150.000 3.000.000
Buku administrasi
prakerin 6 rombel 1 buah 1 tahun 6 buah
15.000 90.000
`
Konsumsi 77
pembimbin
g, guru,
siswa
1 paket 1 tahun 77 paket
15.000 1.155.000
transportt pemateri
dari industri 2 pemateri 1 paket 1 Semester 2 paket
150.000 300.000
Honor pemateri 2 pemateri 1 paket 1 Semester 2 paket
350.000 700.000
Penerjunan, Supervisi dan penarikan peserta prakerin oleh pembimbing
transportt 15 pembimbing 1 paket 1 Semester 15 paket
150.000 2.250.000
Honor 15 pembimbing 1 paket 1 Semester 15 paket
150.000 2.250.000
Asuransi Siswa 60 siswa 1 paket 1 Semester 60 paket
100.000 6.000.000
124
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
Evaluasi kegiatan prakerin
Konsumsi 90
pembimbin
g, guru,
siswa
1 paket 1 Semester 90 paket
15.000 1.350.000
Transport
perwakilan mitra
industri
15 mitra 1 paket 1 Semester 15 paket
150.000 2.250.000
2) Penyelenggaraan Perpustakaan
Perpustakaan adalah fasilitas Bersama seluruh warga sekolah. Oleh karena itu,
pembiayaan penyelenggaraan perpustakaan termasuk dalam anggaran dana yang levelnya
untuk satu sekolah. Dana BOS digunakan untuk pengadaan ATK yang diperlukan dalam
penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Tabel 16 berikut menampilkan rincian
perhitungan pembiayaan penyelenggaraan perpustakaan.
Tabel 16. Pembiayaan Standar Proses untuk Penyelenggaraan Perpustakaan
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume
Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp) Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
Ju
m-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR PROSES (Permendikbud 22/2016)
2.1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
2.1.2. Penyelenggaraan Perpustakaan
Buku Tulis 1 perpustakaan 20 buah 1 semester 20 buah
7.500 150.000
Plastik Sampul 1 perpustakaan 2 rol 1 tahun 2 rol
280.000 560.000
Gunting 1 perpustakaan 5 buah 1 semester 5 buah
10.500 52.500
Cutter 1 perpustakaa
n 5 buah 1 semester 5 buah
12.500 62.500
Kapur Barus 1 perpustakaa
n 20 bungkus 1 semester 20
bungku
s
1.500 30.000
Pengadaan Kartu
Anggota
Perpustakaan
540 siswa baru 1 lembar 1 tahun 540 lembar
2.000 1.080.000
Stiker 500 buku baru 1 lembar 1 tahun 500 lembar
1.000 500.000
Kartu buku 500 buku baru 1 lembar 1 tahun 500 lembar
500 250.000
125
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
Bantalan Stempel 1 perpustakaa
n 5 buah 1 tahun 5 buah
7.000 35.000
Tinta Stempel 1 perpustakaa
n 5 botol 1 semester 5 botol
4.000 20.000
Steples Kecil 1 perpustakaa
n 5 buah 1 tahun 5 buah
13.100 65.500
Isi Stepler Kecil 1 perpustakaa
n 10 dos 1 semester 10 dos
2.300 23.000
Lem 1 perpustakaa
n 10 buah 1 semester 10 buah
3.350 33.500
Pulpen 1 perpustakaa
n 3 lusin 1 semester 3 lusin
15.000 45.000
Penghapus Tinta 1 perpustakaa
n 5 buah 1 semester 5 buah
4.900 24.500
Penggaris 1 perpustakaa
n 5 buah 1 semester 5 buah
4.800 24.000
Langganan Koran 1 perpustakaa
n 2 eksplar 1 semester 2 eksplar
175.000 350.000
Langganan Majalah 1 perpustakaa
n 5 majalah 1 semester 5
majala
h
50.000 250.000
Langganan Internet 1 perpustakaa
n 1 paket 1 semester 1 paket
750.000 750.000
Sub Total 4.305.500
3) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan secara resmi oleh sekolah bebas
diikuti oleh semua siswa di sekolah tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler dibedakan dalam
4 kategori, yaitu kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler Olahraga,
kegiatan ekstrakurikuler kesenian, dan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Diantara
keempat kategori, hanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang sifatnya wajib diikuti
oleh semua siswa. Sedangkan untuk tiga kegiatan yang lain, siswa dapat memilih salah
satu kegiatan yang diminati. Komponen biaya yang mungkin muncul dari kegiatan
ekstrakurikuler adalah honor dan transport pelatih yang didatangkan dari luar sekolah,
alat dan bahan, serta biaya keikutsertaan dalam kegiatan perkemahan. Dalam contoh pada
Tabel 17 berikut, untuk kegiatan yang sifatnya rutin diadakan per pekan, kepada
pembimbing diberikan honorarium dan transport untuk tiap kali kedatangan.
126
Tabel 17. Komponen pembiayaan kegiatan ekstrakurikuler
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah Satuan
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR PROSES
2.1.3. Kegiatan Ekstrakurikuler
2.1.3.1. Kegiatan Ekskul Keagamaan
a. Honorarium (Uang Lelah)
1 pembimbin
g 16 pertemuan 2 Semester 32
pertem
uan
100.000 3.200.000
b. transport 1 pembimbin
g 16 pertemuan 2 Semester 32
pertem
uan
50.000 1.600.000
2.1.3.1. Lomba MTQ Tingkat Kab/Kota
transportt Pembina 1 pembimbing 1 paket 1 Semester 1 paket
500.000 500.000
a. transportt Peserta 2 peserta 1 paket 1 Semester 2 paket
75.000 150.000
c. Konsumsi 3 pembimbing
dan Peserta 1 paket 1 Semester 3 paket
30.000 90.000
2.1.3.1. Kegiatan Ekskul Olahraga
a. Honorarium
(Uang Lelah) 5 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 80
pertem
uan
100.000 8.000.000
b. transport 5 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 80 pertem
uan
50.000 4.000.000
2.1.3.2. Kegiatan Ekskul Kesenian
a. Honorarium
(Uang Lelah) 2 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 32
pertem
uan
100.000 3.200.000
b. transport 2 pembimbing 16 pertemuan 1 Semester 32 pertem
uan
50.000 1.600.000
c. Alat dan Bahan 1 sekolahan 1 paket 1 Semester 1 paket
500.000 500.000
2.1.3.3. Kegiatan Ekskul Pramuka
a. Honorarium (Uang Lelah)
3 pembina 16 pertemuan 1 Semester 48 pertem
uan
100.000 4.800.000
b. transport 3 pembina 16 pertemuan 1 Semester 48 pertem
uan
50.000 2.400.000
c. Alat, bahan, dan Dokumentasi
2 kegiatan 1 paket 1 tahun 2 paket
250.000 500.000
2.1.3.4. Kegiatan Perkemahan HUT Pramuka
a. transport
Mabigus 5 mabigus 2 hari 1 tahun 10 hari
75.000 750.000
b. transport Pembina 1 pembina 2 hari 1 tahun 2 hari
75.000 150.000
c. transport Peserta 1 tim 1 paket 1 tahun 1 paket
2.500.000 2.500.000
d. Konsumsi 36
mabigus,
pembina,
dan peserta
1 paket 1 tahun 36 paket
30.000 1.080.000
e. Dokumentasi 1 kegiatan 1 paket 1 tahun 1 paket
100.000 100.000
127
4) Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan
Kegiatan pertandingan dan perlombaan yang diikuti siswa baik dalam bidang
akademik seperti lomba ketrampilan siswa, maupun non akademik seperti kejuaraan olah
raga dan seni. Komponen biaya dapat berupa konsumsi peserta dan pembimbing,
transport peserta dan pembimbing, dan honor pembimbing, seperti yang diuraikan dalam
table 18. berikut ini.
Tabel 18. Pembiayaan Standar Proses untuk Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Satua
n
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR PROSES
2.1.4. Kegiatan Pertandingan dan Perlombaan
2.1.4.1. Mengikuti Lomba Baris-Berbaris Tingkat Kecamatan atau Kabupaten/Kota
a. Transport 2 kegiatan 2 hari 2 kali 8 hari 250.000 2.000.000
b. Konsumsi lomba 19 pembimbin
g dan
peserta 1 paket 1 kali 19 paket 30.000 570.000
d. Kostum 18 peserta 1 paket 1 kali 18 paket 150.000 2.700.000
e. Konsumsi Latihan 19
pembimbin
g dan
peserta
5 paket 1 kali 95 paket 17.500 1.662.500
2.1.4.2. Olimpiade Olahraga Tingkat Kabupaten/Kota
a. Transport 5 Cabang
Olah Raga 2 hari 1 kali 10 hari 250.000 2.500.000
b. Konsumsi 5
pembimbin
g dan
peserta
5 paket 2 hari 50 paket 30.000 1.500.000
2.1.4.3. Lomba Ketrampilan Siswa tingkat Kabupaten/Kota
a. Transport 4
Cabang
Ketrampila
n
2 hari 1 kali 8 hari 250.000 2.000.000
b.Konsumsi 3
pembimbin
g dan
peserta
4 paket 2 hari 24 paket 30.000 720.000
c.Bahan dan
perlengkapan latihan
rutin
2 peserta 4 paket 1 kali 8 paket 500.000 4.000.000
d.Bahan Pembimbingan
Khusus oleh ahli 2 peserta 4 paket 1 kali 8 paket 150.000 1.200.000
e.Konsumsi 12
pembimbin
g dan
peserta
6 hari 1 kali 72 kali 15.000 1.080.000
f.Honor Pembimbing
Khusus 4
Tenaga
Ahli 6 hari 1 kali 24 kali 150.000 3.600.000
128
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
2.1.4.4. Gelar Inovasi Pendidika (Pameran Tk Prop)
transport 5
pembimbin
g dan
peserta
1 paket 1 kali 5 paket 75.000 375.000
Konsumsi 5
pembimbin
g dan
peserta
3 hari 1 kali 15 hari 30.000 450.000
alat dan bahan 1 kegiatan 5 paket 1 kali 5 paket 200.000 1.000.000
Sub Total 25.357.500
c. Pengawasan Proses Pembelajaran
Agar jalannya proses pembelajaran terkontrol, dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai sesuai yang direncanakan, maka diperlukan adanya kegiatan pengawasan.
Pengawasan proses pembelajaran dilaksanakan oleh Kepala sekolah dan Pengawas
Sekolah. Komponen biaya yang mungkin timbul adalah ATK dan konsumsi, seperti
diuraikan pada table 19. berikut ini.
Tabel 19. Pembiayaan Standar Proses untuk Pengawasan Proses Pembelajaran
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum
-lah Satuan
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7
8=2
x4x
6
9 10 11
STANDAR PROSES
2.2. Pengawasan Proses Pembelajaran
2.2.1. Supervisi oleh Kepala Sekolah
Buku Supervisi Kelas 3 tingkat 1 buah 2 semester 6 buah 7.500 45.000
Penggandaan Format
Supervisi 30
wakepsek
dan guru 30 lembar 2 semester 1800 lembar 200 360.000
2.2.2. Supervisi oleh Pengawas
Konsumsi 2 pengawas 10 paket 2 semester 40 paket 22.500 900.000
Sub Total
1.305.000
129
2. Standar Penilaian
Kegiatan yang termasuk dalam standar penilaian adalah:
a. Penilaian Kompetensi Dasar
Penilaian kompetensi dasar dilakukan untuk mengevaluasi capaian kompetensi siswa
untuk tiap kompetensi dasar. Penilaian bisa dilakukan melalui test tulis berbasis kertas
maupun test berbasis komputer, baik yang diselenggarakan secara offline maupun online.
Selain itu untuk penilaian pembelajaran unjuk kerja di workshop/bengkel praktek,
dilakukan melalui lembar pantauan/ observasi kegiatan praktek di bengkel kerja. Untuk
penilaian berbasis kertas, komponen pembiayaan yang mungkin muncul adalah
penggandaan lembar soal maupun lembar observasi praktek. Sedangkan untuk penilaian
berbasis computer, jika sekolah telah menyediakan fasilitas computer dengan layanan
internet, maka nyaris tidak diperlukan biaya khusus. Namun tentu saja sebelumnya guru
harus sudah memiliki kemampuan dalam menyusun dan melaksanakan penilaian berbasis
komputer ini.
b. Penilaian Tengah Semester
c. Penilaian Akhir Semester
Penilaian tengah semester, begitu juga penilaian akhir semester, dilaksanakan secara
serentak oleh semua bidang keahlian dalam satu sekolah. Komponen pembiayaan yang
mungkin muncul dari kegiatan penilaian tengah dan akhir semester adalah untuk
penggandaan soal dan konsumsi panitia dan pengawas.
d. Uji kompetensi keahlian produktif
Komponen pembiayaan yang mungkin diperlukan dalam kegiatan uji kompetensi
keahlian produktif adalah untuk penyediaan bahan dan alat, serta honorarium penguji ahli.
e. Uji Coba Ujian Nasional (UN)
Uji coba UN diselenggarakan di masing-masing sekolah. Komponen pembiayaan
yang muncul adalah untuk Konsumsi, Transport, pengandaan soal dan Honor.
f. Ujian Nasional (UN)
Komponen pembiayaan untuk Ujian Nasional bukan dalam pelaksanaan ujiannya,
namun diperlukan setelah pelaksanaan ujian, misalkan untuk penerbitan dan penggandan
STK dan ijazah, foto siswa, dan map ijazah.
g. Ujian Kompetensi Kejuruan
130
Ujian kompetensi kejuruan melibatkan asesor ahli dari luar sekolah sebagai penilai.
Sehingga komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain yaitu untuk penyediaan
bahan dan alat, konsumsi penguji, dan honor penguji.
Rincian pembiayaan standar penilaian diuraikan dalam tabel 20.
Tabel 20. Pembiayaan Standar penilaian
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Yang
Membutuhkan
Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
per Tahun
Jum-
lah
Kete-
rangan
Jum
-lah Satu-an
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR PENILAIAN (PerMenDikBud 23/2016)
3.1.a. Penilaian Kompetensi Dasar Mapel Muatan Nasional dan Muatan Kewilayahan
Penggandaan Soal
tingkat I 8 mapel 900 lembar 8 kali 57600 lembar 200 11.520.000
Penggandaan Soal
tingkat II 6 mapel 900 lembar 8 kali 43200 lembar 200 8.640.000
Penggandaan Soal
tingkat III 6 mapel 900 lembar 8 kali 43200 lembar 200 8.640.000
3.1.b. Penilaian Kompetensi Dasar Mapel Muatan Peminatan Kejuruan
Penggandaan Lembar
observasi produktif 9 praktek 120 lembar 8 kali 8640 lembar 200 1.728.000
Penggandaan soal teori 9 mapel 300 lembar 8 kali 21600 lembar 200 4.320.000
3.2. Penilaian Tengah Semester
3.2.1. Penilaian Tengah Semester Ganjil
Penggandaan Soal 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000
3.2.2. Ujian Tengah Semester genap
Penggandaan Soal 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000
3.3. Penilaian Akhir Semester
3.3.1. Penilaian Akhir Semester Ganjil
Penggandaan Soal dan
Lembar Jawaban 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000
Konsumsi
Penyelenggaraan 42
Panita dan
Pengawas 1 paket 6 hari 252 paket 12.500 3.150.000
3.3.2. Penilaian Kenaikan Kelas
Penggandaan Soal dan
Lembar Jawaban 36 mapel 600 lembar 1 kali 21600 lembar 200 4.320.000
Konsumsi
Penyelenggaraan 42
Panita dan
Pengawas 1 paket 6 hari 252 paket 12.500 3.150.000
131
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
3.4. Uji kompetensi keahlian produktif
Bahan dan alat 9 mapel 1 paket 60 siswa 540 paket 25.000
13.500.000
Honor Penilai ahli 9 mapel 1 paket 1 orang 9 paket 350.000 3.150.000
3.5. Uji Coba Ujian Nasional (UN)
transport 3 pengawas
ujian 3 hari 1 kali 9 hari 75.000 675.000
Honor Pemeriksa 60 siswa kelas
akhir 80 lembar 1 kali 4800 lembar 1.000 4.800.000
Penggandaan
Soal/Naskah 60
siswa kelas
akhir 80 lembar 1 kali 4800 lembar 200 960.000
3.6. Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Penggandaan Soal dan
Lembar Jawaban 7 mapel 600 lembar 1 kali 4200 lembar 200 840.000
Konsumsi
Penyelenggaraan 20
Panita dan
Pengawas 1 paket 4 hari 80 paket 12.500 1.000.000
3.7. Ujian Nasional (UN)
Honor Penulisan STK
dan Ijazah/STTB 3 Orang 1 paket 1 kali 3 paket 350.000 1.050.000
Foto Siswa Kelas Akhir 60 siswa kelas
akhir 1 paket 1 kali 60 paket 30.000 1.800.000
Map 60 siswa kelas
akhir 1 lembar 1 kali 60 lembar 30.000 1.800.000
Penggandaan STK dan
Ijazah/STTB 60
siswa kelas
akhir 10 lembar 1 kali 600 lembar 200 120.000
3.8. Ujian Kompetensi Sertifikasi
Honor tenaga ahli 4 SKKNI 6 orang 2 kali 48 orang 750.000 36.000.000
Konsumsi 24 asesor 2 hari 1 kali 48 hari 30.000 1.440.000
Bahan Ujian Praktik 4 SKKNI 60 siswa 1 kali 240 siswa 250.000 60.000.000
Pengolahan Nilai Hasil
Ujian 4 SKKNI 1 paket 1 kali 4 paket 300.000 1.200.000
Jumlah 170.923.000
3. Standar Kompetensi Kelulusan
Kegiatan yang dapat dilaksanakan sebagai bagian dari upaya pemenuhan standar
kompetensi kelulusan yaitu:
a. Kegiatan Keagamaan
b. Penyuluhan Tentang Hidup Sehat
c. UKS, PMR dan Kegiatan Ekstrakulikuler
d. Lokakarya Bedah SKL
e. Workshop Pendidikan Karakter dan Soft Skill Siswa
f. Lokakarya Penyusunan Program Life Skills
g. Ceramah tentang Motivasi Berprestasi
132
h. Analisis Standar Kelulusan Ujian Nasional
i. Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang akademik dan Non Akademik
Komponen pembiayaan yang muncul dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
adalah untuk penyediaan konsumsi peserta dan nara sumber, serta transport dan honor
narasumber. Pembiayaan dalam standar ini dihitung untuk skala satu sekolah. Contoh
perhitungan pembiayaan untuk standar 4 ada pada tabel 21.
Tabel 21. Perhitungan pembiayaan standar kompetensi lulusan
Deskripsi
Yang Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum-
lah Kete-rangan
Jum
-lah Satuan
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (Permendikbud 20/2016)
4.1. Kegiatan Keagamaan
4.1.1. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Honor
Penceramah 1 penceramah 1 hari 1 tahun 1 hari 200.000 200.000
Sewa Tenda 1 kegiatan 1 petak 1 tahun 1 petak 150.000 150.000
Spanduk 1 kegiatan 1 paket 1 tahun 1 paket 75.000 75.000
Dokumentasi 1 kegiatan 1 paket 1 tahun 1 paket 100.000 100.000
Konsumsi 636
kepsek, guru,
tendik, siswa,
dan undangan
1 paket 1 tahun 636 paket 6.000 3.816.000
4.1.2. Pesantren Kilat (Sanlat) per angkatan
Honor Pemateri 1 pemateri 3 hari 1 tahun 3 hari 500.000 1.500.000
transport 15
penanggung
jawab,
pembimbing,
panitia
3 hari 1 tahun 45 hari 30.000 1.350.000
Konsumsi 555
panitia,
pemateri, dan
peserta
1 paket 1 tahun 555 paket 100.000 55.500.000
133
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
4.2. Penyuluhan Tentang Hidup Sehat
Honor
Narasumber 1 narasumber 1 hari 1 tahun 1 hari 350.000 350.000
Konsumsi 555 peserta dan
narasumber 1 paket 1 tahun 555 paket 7.500 4.162.500
4.3. UKS, PMR dan Kegiatan Ekstrakulikuler
Paket P3K 1 sekolah 36 paket 1 tahun 36 paket 100.000 3.600.000
Kegiatan Donor
Darah 1 sekolah 4 paket 1 tahun 4 paket 250.000 1.000.000
Workshop Penguatan Pendidikan Karakter dan Soft Skill Siswa
Honor Nara
sumber 1 narasumber 1 paket 1 tahun 1 paket 350.000 350.000
Konsumsi 32 guru,
narasumber 1 paket 1 tahun 32 paket 30.000 960.000
Kertas HVS F70 2 rim 1 paket 1 tahun 2 paket 48.500 97.000
Tinta Printer 1 buah 1 paket 1 tahun 1 paket 100.000 100.000
Lokakarya Penyusunan Program Life Skills
Honor Nara
sumber 2 narasumber 1 paket 1 tahun 2 paket 350.000 700.000
Konsumsi 33 guru,
narasumber 1 paket 1 tahun 33 paket 30.000 990.000
Kertas HVS F70 2 rim 1 paket 1 tahun 2 paket 48.500 97.000
Tinta Printer 1 buah 1 paket 1 tahun 1 paket 100.000 100.000
TOTAL STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN 75.197.500
4. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Penggunaan dana digunakan untuk kegiatan:
a. Pelatihan Scientific Learning
b.Peningkatan Kompetensi Guru Melalui MGMP
134
c. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Melalui MKKS
d.Peningkatan Kompetensi guru dalam mapel produktif
Pembiayaan dapat digunakan untuk Konsumsi, Transport, bantuan biaya pelatihan,
dan Honor, seperti dirincikan dalam tabel 22.
Tabel 22. Pembiayaan untuk standar pendidik dan tenaga kependidikan
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum
-lah Sa-tuan
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
5.1. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui MGMP
a. transport 30 wakepsek
dan guru 1 Paket 10 bulan 300 paket 75.000 22.500.000
b. Materi
pelatihan 30
wakepsek
dan guru 1 Paket 10 bulan 300 paket 15.000 4.500.000
5.2. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Melalui MKKS
a. transportt 1 kepsek 1 paket 10 bulan 10 paket
100.000 1.000.000
b.
Materi
Pelatihan 1 kepsek 1 paket 10 bulan 10 paket
25.000 250.000
5.3. Peningkatan Kemampuan guru dalam bidang produktif
a.
Bantuan
Biaya
Pelatihan
produktif
4 guru 1 paket 2 semester 8 paket
4.000.00
0
32.000.000
TOTAL STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 115.975.500
5. Standar Sarana Dan Prasarana
Penggunaan dana pada standar Sarana dan Prasarana digunakan untuk kegiatan
perbaikan dan perawatan lingkungan sekolah, tempat ibadah, ruangan kantor, ruangan kelas,
ruangan laboratorium dan workshop, serta sarana sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perawatan peralatan penunjang seperti AC dan computer. Tabel 23 menampilkan detil contoh
perhitungan pembiayaan untuk standar sarana dan prasarana.
135
Tabel 23. Perhitungan pembiayaan stanadar sarana dan prasarana
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum
-lah Sa-tuan
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR SARANA DAN PRASARANA (Permendiknas 24/2007)
Pengecatan Ruangan dan
Pagar Sekolah 1 sekolah 1000 meter2 1 tahun 1000 meter2
20.000 20.000.000
Perbaikan Atap Bocor 1 sekolah 100 paket 1 tahun 100 paket
10.000 1.000.000
Perbaikan Plafon Ruang
Sekolah 1 sekolah 20 meter2 1 tahun 20 meter2
200.000 4.000.000
Perbaikan Pintu dan
Jendela 1 sekolah 10 paket 1 tahun 10 paket
200.000 2.000.000
Perbaikan Ubin/Keramik 1 sekolah 100 meter2 1 tahun 100 meter2
30.000 3.000.000
Perbaikan Fasilitas WC 9 buah 1 paket 1 tahun 9 paket
200.000 1.800.000
Perbaikan Meubeler 18 kelas 2 paket 1 tahun 36 paket
200.000 7.200.000
Perbaikan Peralatan Kantor 1 sekolah 5 paket 1 tahun 5 paket
200.000 1.000.000
Perbaikan Sanitasi Sekolah 1 sekolah 100 meter2 1 tahun 100 meter2
25.000 2.500.000
Pemeliharaan Taman
Sekolah 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket
250.000 500.000
Pemeliharaan Lapangan
Olahraga 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket
100.000 200.000
Pemeliharaan Fasilitas
Sekolah Lainnya 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket
300.000 600.000
Pemeliharaan Komputer
Laboratorium 1
Laboratoriu
m 1 paket 1 tahun 1 paket
10.000.0
00 10.000.000
Pemeliharaan workshop 27 Workshop 1 paket 1 tahun 27 paket
10.000.0
00 270.000.000
Pemeliharaan
Laboratorium Bahasa 1
Laboratoriu
m 1 paket 1 tahun 1 paket
2.000.00
0 2.000.000
Pemeliharaan Alat-alat
listrik/penerangan 25 Ruang 1 paket 1 tahun 25 paket
300.000 7.500.000
Pemeliharaan peralatan
ibadah (Masjid) 1 sekolah 2 paket 1 tahun 2 paket
200.000 400.000
136
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
Pemeliharaan AC Ruang
Laboratorium 2
Laboratoriu
m 4 unit 1 tahun 8 unit
400.000 3.200.000
Pemeliharaan AC Kantor 4 Ruang 1 unit 1 tahun 4 unit
400.000 1.600.000
TOTAL STANDAR SARANA DAN PRASARANA 338.500.000
6. Standar Pengelolaan
Penggunaan dana pada standar pengelolaan digunakan untuk konsumsi, transport dan
ATK pada kegiatan:
a. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan & Anggaran Sekolah
b. Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB), Penjaringan Siswa Kelas X dan Siswa
Pindahan
c. Meningkatkan Hubungan Kerja dengan Komite Sekolah
d. Meningkatkan Hubungan dengan Masyarakat/Orang Tua
1) Pertemuan dengan orang tua siswa baru
2) Nasional Sosialisasi Ujian
3) Tambahan Jam untuk Peningkatan SKL
4) Lokakarya Penyusunan SPM Sekolah
Contoh perhitungan pembiayaan standar pengelolaan diuraikan dalam table 24..
Tabel 24. Perhitungan Pembiayaan Opersaional Standar Pengelolaan
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum
-lah Sa-tuan
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
STANDAR SARANA DAN PRASARANA (Permendiknas 24/2007)
7.1. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan & Anggaran Sekolah
transport 43
kepsek,
wakepsek,g
uru,
pengawas,
dan komsek
1 hari 1 kali 43 hari
100.000 4.300.000
137
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
Konsumsi 43
kepsek,
wakepsek
, guru,
pengawas
, dan
komsek
1 paket 1 kali 43 paket
30.000 1.290.000
Kertas HVS A4 1 kegiatan 2 rim 1 kali 2 rim
48.000 96.000
Tinta printer (isi
ulang) 1 kegiatan 1 botol 1 kali 1 botol
100.000
100.000
7.2. Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB), Penjaringan Siswa Kelas X dan Siswa Pindahan
Honor Panitia
- Penanggung
jawab 2
kepsek
komsek 1 paket 1 tahun 2 paket
150.000 300.000
- Ketua 1 ketua 1 paket 1 tahun 1 paket
100.000 100.000
- Sekretaris 1 sekretaris 1 paket 1 tahun 1 paket
75.000 75.000
- Bendahara 1 bendahara 1 paket 1 tahun 1 paket
75.000 75.000
- Anggota 10
wakepsek
, guru, dan
tendik
1 paket 1 tahun 10 paket
50.000 500.000
Konsumsi Rapat 15 panitia 4 paket 1 tahun 60 paket
10.000 600.000
Konsumsi Kegiatan
PSB 15 guru 6 paket 1 tahun 90 paket
10.000 900.000
Konsumsi Lembur 15 panitia 6 hari 1 tahun 90 hari
20.000 1.800.000
Spanduk 1 kegiatan 2 buah 1 tahun 2 buah
50.000 100.000
Buku Folio 1 kegiatan 2 buah 1 tahun 2 buah
7.500 15.000
Map 540 siswa
baru 2 buah 1 tahun 1080 buah
500 540.000
Pemotretan siswa
baru 540
siswa
baru 1 paket 1 tahun 540 paket
8.000 4.320.000
Lembur inputing
Data 15 panitia 6 hari 1 tahun 90 hari 13.000 1.170.000
Penggandaan Formulir
- Formulir S.1, S.2,
dan S.3 600 formulir 3 lembar 1 tahun 1800
lemb
ar
200 360.000
138
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x
6 9 10 11
- Formulir Pendaftaran Ulang Siswa Baru
540 siswa baru 3 lembar 1 tahun 1620 lembar
200
324.000
- Formulir Pendaftaran Ulang Siswa Lama
1080 siswa lama 1 lembar 1 tahun 1080 lembar
200
216.000
7.3. Meningkatkan Hubungan Kerja dengan Komite Sekolah
transport 5 perwakilan komsek
6 hari 2 semester 60 hari
100.000 6.000.000
Konsumsi 12
pimpinan
sekolah dan
perwakilan komsek
6 hari 2 semester 144 hari
30.000 4.320.000
Rapat Routin Pengurus
Komite Sekolah
Konsumsi 15 Pengurus 1 hari 6 kali 90 kali
17.500 1.575.000
transportt 15 Pengurus 1 kegiatan 6 kali 90 kali
100.000 9.000.000
7.4. Meningkatkan Hubungan dengan Masyarakat/Orang Tua
7.4.1. Pertemuan dengan orang tua siswa baru
Konsumsi 571
pimpinan sekolah,
guru dan
orang tua
siswa baru
1 paket 1 tahun 571 paket
17.500 9.992.500
7.4.2 Sosialisasi Ujian Nasional
Konsumsi 571
pimpinan
sekolah dan orang tua
siswa kelas
akhir
1 paket 1 tahun 571 paket
17.500 9.992.500
7.4.3. Tambahan Jam untuk Peningkatan SKL
Honorarium Jam Tambahan
9 Mapel 4 tatap muka
6 bulan 216 tatap muka
150.000
32.400.000
ATK
-Kertas Buram F-4 9 Mapel 1 paket 4 rim 36 paket
24.000 864.000
-Penggandaan 9 Mapel 1 paket 40 lembar 360 paket
200 72.000
Konsumsi 9 Mapel 4 tatap muka
6 bulan 216 tatap muka
17.500
3.780.000
139
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x
6 9 10 11
Lokakarya Penyusunan SPM Sekolah
Nara sumber 1 nara sumber 1 paket 1 tahun 1 paket
500.000 500.000
Konsumsi 60 orang 1 paket 1 tahun 60 paket
17.500 1.050.000
Kertas HVS F70 1 rim 1 paket 1 tahun 1 paket
48.500 48.500
TOTAL STANDAR PENGELOLAAN
96.775.500
1. Standar Pembiayaan
Penggunaan dana pada standar ini digunakan untuk kegiatan:
a. Pelatihan Manajemen Keuangan Sekolah
b. Pengelolaan Dana Komite
c. Administrasi dan Umum
Secara detil, perhitungan pembiayaan operasional untk standar pembiayaan ditampilkan dalam
tabel 25.
Tabel 25. Perhitungan Pembiayaan Standar Pembiayaan
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Frekuensi Volume
Biaya
Satuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
Yang
Membutuhkan
per Tahun
Ju
m-
lah
Kete-
rangan
Ju
m-
lah
Sa-tuan
Ju
m-
lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x
4x6 9 10 11
7. STANDAR PEMBIAYAAN (Permendiknas 69/2009)
8.1. Pelatihan Manajemen Keuangan Sekolah
transport 43
kepsek, wakepsek,
guru,
pengawas,
dan komsek
2 hari 1 kali 86 hari
75.000 6.450.000
Konsumsi 60
kepsek,
wakepsek,
guru,
pengawas,
dan komsek
2 paket 1 kali 120 paket
30.000 3.600.000
140
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
Kertas HVS A4 2 kegiatan 1 rim 1 kali 2 rim
45.500 91.000
Tinta printer (isi ulang) 1 kegiatan 1 botol 1 kali 1 botol
100.000 100.000
8.2. Pengelolaan Dana Komite
transportt Bulanan
Bendahara 2 bendaraha 1 paket 12 bulan 24 paket
100.000 2.400.000
transportt Bulanan
Kolektor 1 kolektor 1 paket 12 bulan 12 paket
100.000 1.200.000
Buku Kas Umum 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
15.000 30.000
transport Rapat Komite 15
pimpinan
sekolah
dan
pengurus komsek
1 hari 4 kali 60 hari
75.000 4.500.000
Copy dan Jilid LPJ
Dana Komite 4 rangkap 3 eksemplar 4 triwulan 48
eksem
plar
15.000 720.000
Penggandaan rekap LPJ
Dana Komite 1620 rangkap 1 lembar 4 triwulan 6480
lemba
r
200 1.296.000
8.3. Administrasi dan Umum
ATK
Buku Induk Siswa 1 sekolah 8 buah 1 tahun 8 buah
50.000 400.000
Buku Mutasi Umum 1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah
17.500 17.500
Buku Absensi Umum
siswa 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah
10.000 180.000
Buku Daftar Hadir Guru
dan Pegawai 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah
10.000 40.000
Buku Daftar Nilai
Umum 3 tingkat 6 buah 1 tahun 18 buah
10.000 180.000
Buku Rekap Daftar
Nilai Umum 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah
10.000 180.000
Buku Daftar Kelas
Umum 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah
10.000 180.000
Buku Leger 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah
25.000 450.000
Buku Klaper 1 sekolah 18 buah 1 tahun 18 buah
45.000 810.000
Pencetakan LHBPD 1620 siswa 4 lembar 2 semester 12960 lemba
r
200 2.592.000
141
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
Buku Analisis Hasil Belajar
3 tingkat 6 buah 1 tahun 18 buah
7.500 135.000
Buku Remedial dan Pengayaan Umum
3 tingkat 6 buah 1 tahun 18 buah
13.000 234.000
Buku Daya Serap dan Target Kurikulum
1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
13.000 39.000
Buku Rekap Prestasi Siswa
1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
13.000 39.000
Buku Kumpulan Roster Pelajaran
1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
13.000 39.000
Buku Supervisi Kepala
Sekolah 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
13.000 26.000
Buku Agenda Surat 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah
15.000 60.000
Buku Notulen Rapat 1 sekolah 3 buah 1 tahun 3 buah
30.000 90.000
Buku Program Kerja 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah
13.000 52.000
Buku Rekap DP3 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
13.000 26.000
Buku Inventaris 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah
13.000 52.000
Buku Tamu 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
13.000 26.000
Buku Daftar Bantuan Siswa Miskin
1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah
13.000 13.000
Buku Penerimaan Ijazah
1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah
13.000 13.000
Kertas HVS A4 1 sekolah 2 rim 10 bulan 20 rim
40.500 810.000
Kertas HVS F4 1 sekolah 6 rim 10 bulan 60 rim
45.500 2.730.000
142
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
Kertas Jilid (Cover) 1 sekolah 4 bungkus 2 semester 8 bungkus
12.000
96.000
Kertas Marmer 1 sekolah 4 lembar 10 bulan 40 lembar
2.000
80.000
Kuitansi 1 sekolah 3 blok 2 semester 6 blok
5.500 33.000
Amplop Panjang 1 sekolah 6 dos 10 bulan 60 dos
16.000 960.000
Amplop Pendek 1 sekolah 3 dos 10 bulan 30 dos
6.500 195.000
Materai 3000 1 sekolah 20 lembar 10 bulan 200 lemba
r
3.000 600.000
Materai 6000 1 sekolah 40 lembar 10 bulan 400 lembar
6.000
2.400.000
Pulpen 1 sekolah 4 dos 1 tahun 4 dos
30.000 120.000
Penghapus Tinta 1 sekolah 2 paket 10 bulan 20 paket
1.500 30.000
Pensil 1 sekolah 6 lusin 2 semester 12 lusin
42.000 504.000
Penghapus pensil 1 sekolah 6 dos 1 tahun 6 dos
2.250 13.500
Spidol Permanen 1 sekolah 6 lusin 2 semester 12 lusin
51.000 612.000
Tinta Spidol Permanen 1 sekolah 6 botol 2 semester 12 botol
10.000 120.000
Spidol Warna Warni 1 sekolah 2 lusin 2 semester 4 lusin
11.100 44.400
Stabillo 1 sekolah 1 buah 10 bulan 10 buah
8.000 80.000
Tinta Printer 1 sekolah 2 botol 10 bulan 20 botol
28.000 560.000
Bantalan Stempel 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah
15.000 60.000
Tinta Stempel 1 sekolah 5 buah 1 tahun 5 buah
2.500 12.500
Stop Map Plastik 1 sekolah 6 buah 10 bulan 60 buah
4.100 246.000
Lem 1 sekolah 4 buah 10 bulan 40 buah
3.350 134.000
Mistar 1 sekolah 1 lusin 1 tahun 1 lusin
12.100 12.100
143
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
Jepitan Kertas Kecil (Paper clip)
1 sekolah 10 pak 1 tahun 10 pak
2.500 25.000
Jepitan Kertas Sedang 1 sekolah 5 pak 10 bulan 50 pak
1.500 75.000
Steples Kecil 1
kepsek,
wakepsek,
guru, dan TU
4 buah 1 tahun 4 buah
13.000 52.000
Isi Steples Kecil 1
kepsek, wakepsek,
guru, dan
TU
100 dos 10 bulan 1000 dos
2.300 2.300.000
Steples Besar 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
14.000 28.000
Isi Steples Besar 1 sekolah 6 dos 2 semester 12 dos
3.500 42.000
Lakban besar 1 sekolah 4 rol 2 semester 8 rol
14.000 112.000
Lakban kecil 1 sekolah 4 rol 2 semester 8 rol
10.000 80.000
Pelubang kertas 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
14.000 28.000
CD blank 1 sekolah 3 pak 1 tahun 3 pak
140.000 420.000
Flasdisk 4 GB 36 Mata pelajaran
1 buah 1 tahun 36 buah
125.000 4.500.000
catrider printer Black 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah
202.150 808.600
catrider printer warna 1 sekolah 4 buah 1 tahun 4 buah
242.550 970.200
Alat dan Bahan Habis Pakai
Tissu 1 sekolah 4 Dos 10 bulan 40 Dos
3.100 124.000
Plastik Bening 1 sekolah 4 rol 1 tahun 4 rol
200.000 800.000
Box File 1 sekolah 4 Dos 1 tahun 4 Dos
14.400 57.600
Kalkulator 1 sekolah 1 buah 1 tahun 1 buah
53.400 53.400
Bendera Upacara 1 sekolah 2 buah 1 tahun 2 buah
30.000 60.000
Bendera Kelas 18 rombel 1 set 1 tahun 18 set
7.500 135.000
144
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
Alat dan Bahan Kebersihan
Sapu Lidi 18 rombel 6 Buah 4 triwulan 432 Buah
5.650 2.440.800
Sapu Ijuk 18 rombel 6 Buah 4 triwulan 432 Buah
12.100 5.227.200
Sapu Atap 1 sekolah 4 Buah 1 tahun 4 Buah
36.250 145.000
Kemoceng 25 ruang 1 Buah 4 triwulan 100 Buah
5.500 550.000
Pengki/Skop Sampah 18 rombel 1 Buah 4 triwulan 72 Buah
15.600 1.123.200
Tempat Sampah Besar 6 ruang 1 Buah 1 tahun 6 Buah
34.875 209.250
Sikat WC 4 lokasi 1 Buah 2 semester 8 Buah
7.200 57.600
Lap Pel 25 ruang 3 Buah 2 semester 150 Buah
12.850 1.927.500
Karbol 4 lokasi 6 Botol 2 semester 48 Botol
10.300 494.400
Ember Kecil 4 lokasi 4 Buah 4 triwulan 64 Buah
15.000 960.000
Gayung Air 4 lokasi 4 Buah 4 triwulan 64 Buah
9.450 604.800
Baskom cuci tangan 25 ruang 1 Buah 2 semester 50 Buah
10.000 500.000
Sabun 4 lokasi 2 Buah 10 bulan 80 Buah
2.000 160.000
Stand Cuci Tangan 25 ruang 1 Buah 1 tahun 25 Buah
7.000 175.000
Lap tangan 25 ruang 1 Buah 4 triwulan 100 Buah
7.150 715.000
Pengharum Ruangan 25 ruang 1 Buah 10 bulan 250 Buah
4.500 1.125.000
Selang 1 sekolah 1 roll 1 tahun 1 roll
2.000 2.000
Keset kaki 25 ruang 1 Buah 2 semester 50 Buah
14.675 733.750
Parang 1 sekolah 1 Buah 1 tahun 1 Buah
20.000 20.000
Golok 1 sekolah 1 Buah 1 tahun 1 Buah
25.000 25.000
145
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4
x6 9 10 11
cangkul 1 sekolah 1 Buah 1 tahun 1 Buah
50.000 50.000
Daya dan Jasa
Langganan Listrik 1 sekolah 3 rekening 12 bulan 36 rekeni
ng
2.000.00
0
72.000.000
Langganan air PDAM 1 sekolah 1 rekening 12 bulan 12 rekeni
ng
400.000 4.800.000
Langganan Telpon dan
Faks 1 sekolah 2 line 12 bulan 24 line
350.000 8.400.000
Langganan Internet 1 sekolah 1 line 12 bulan 12 line
750.000 9.000.000
Langganan Majalah
Pendidikan 1 sekolah 3 paket 12 bulan 36 paket
50.000 1.800.000
Langganan Koran 1 sekolah 2 paket 12 bulan 24 paket
170.000 4.080.000
Konsumsi Harian
Gas 1 sekolah 2 tabung 10 bulan 20 tabung
75.000 1.500.000
Air Galon 1 sekolah 4 galon 10 bulan 40 galon
12.000 480.000
Gula Pasir 1 sekolah 10 kg 10 bulan 100 kg
11.500 1.150.000
Kopi Bubuk 1 sekolah 2 kg 10 bulan 20 kg
30.000 600.000
Teh celup 1 sekolah 2 dos 10 bulan 20 dos
3.700 74.000
Air mineral kemasan
(untuk tamu) 1 sekolah 1 kardus 10 bulan 10 kardus
15.000 150.000
Konsumsi (untuk tamu) 1 sekolah 6 paket 10 bulan 60 paket
7.000 420.000
TOTAL STANDAR PEMBIAYAAN 169.083.300
Setelah semua komponen dihitung, kemudian ditotal dengan membedakan antara
pembiayaan dalam lingkup satu sekolah dan pembiayaan yang spesifik untuk tiap-tiap kompetensi
keahlian. Biaya yang diperlukan persiswa per tahun diperoleh dengan membagi pembiayaan dalam
lingkup sekolah dengan jumlah total siswa di sekolah tersebut, ditambah dengan hasil bagi jumlah
pembiayaan per kompetensi keahlian dengan jumlah siswa untuk tiap-tiap kompetensi keahlian.
146
Tabel 26 merupakan rekap pembiayaan dari kompetensi keahlian Teknik konstruksi dan properti.
Gambar 103 menampilkan diagram batang perbandingan persentase kebutuhan anggaran per
standar pendidikan.
Tabel 26. Rekapitulasi
Standar Biaya per standar tingkat
kompetensi keahlian
tingkat sekolah
Persentase
1. STANDAR ISI 40.059.680 40.059.680 0 2,4%
2. STANDAR PROSES 694.787.645 628.699.645 0 41%
3. STANDAR PENILAIAN 170.923.000 170.923.000 0 10%
4. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
75.197.500 0 75.197.500 4%
5. STANDAR PENDIDIK DAN TENDIK
92.250.000 91.000.000 1.250.000 5%
6. STANDAR SARPRAS 338.500.000 0 338.500.000 20%
7. STANDAR PENGELOLAAN 96.775.500 5.786.000 90.989.500 6%
8. STANDAR PEMBIAYAAN 169.083.300 10.241.000 158.842.300 10%
TOTAL BIAYA 1.677.576.625 946.709.325 664.779.300 100%
BIAYA PER SISWA/ TAHUN 5.669.854 5.259.496 410.358
BIAYA PER SISWA/ BULAN 472.488
Gambar 103. Diagram batang perbandingan biaya operasional non personal dari ke delapan standar
2,4%
41%
10%
4% 5%
20%
6%10%
Perbandingan Total Biaya Operasi Non Personalia Berdasarkan Standar
147
C. Pembiayaan operasional non personal yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran
di era revolusi industri 4.0
Pembelajaran di era revolusi industri 4.0 identik dengan penggunaan IT dalam
pembelajaran. Sebelum penerapan pembelajaran dengan banyak memanfaatkan teknologi
informasi, sekolah perlu memastikan bahwa SDM guru/instructor telah menguasai bagaimana cara
memanfaatkan teknologi informasi kedalam pembelajaran. Karena kemampuan bawaan guru yang
beragam, maka sekolah tetap perlu untuk memberikan pelatihan kepada guru-gurunya. Pada
conoth ini, pelatihan pemanfaatan IT dalam pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap denga nisi
materi pelatihan yang berbeda. Pelatihan pertama bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru
dalam mengembangkan sumber materi pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.
Pelatihan kedua yaitu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Dan pelatihan yang ketiga adalah melaksanakan evaluasi
pembelajaran dengan memnfaatkan teknologi informasi. Melalui ketiga pelatihan tersebut,
diharapkan guru selanjutnya dapat mengemas pembelajarannya secara optimal dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Selain memperkaya materi, pemanfaatan teknologi infoormasi
dalam pembelajaran dapat mengurangi hambatan pembelajaran yang dialami siswa dan guru,
misalnya ketika sedang bersamaan dengan pelaksanaan prakerin yang menyulitkan siswa untuk
hadir di sekolah. Tabel 27 berikut menampilkan contoh penggunaan biaya untuk kegiatan dalam
rangka penguatan SDM menuju pembelajaran di era revolusi inudstri 4.0
Tabel 27. Biaya penguatan SDM menuju pembelajaran di era revolusi industri 4.0
Deskripsi
Yang
Membutuhkan
Kebutuhan
Setiap Yang
Membutuhkan
Frekuensi
Volume Biaya
Satuan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
per Tahun
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah Sa-tuan
Jum
-lah
Kete-
rangan
Jum-
lah
Sa-
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x
6 9 10 11
5.4. Peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan sumber materi pembelajaran dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi
a.Nara Sumber 1 nara
sumber 5
Pertem
uan 1 tahun 5
perte
muan 1.000.000 5.000.000
b.Konsumsi 31 guru 5 pertem
uan 1 tahun 155
perte
muan 17.500 2.712.500
148
1 2 3 4 5 6 7 8=2x4x
6 9 10 11
c.ATK
-Kertas HVS A-4 1 kegiatan 2 rim 1 tahun 2 rim 48.000 96.000
-Tinta printer 1 kegiatan 1 botol 1 tahun 1 botol 100.000 100.000
5.4. Peningkatan kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi
a Nara
Sumber 1
nara
sumber 5
pertem
uan 1 tahun 5
perte
muan 1.000.000 5.000.000
b Konsumsi 31 guru 5 pertem
uan 1 tahun 155
perte
muan 17.500 2.712.500
c ATK
-Kertas
HVS A-4 1 kegiatan 2 rim 1 tahun 2 rim 48.000 96.000
-Tinta
printer 1 kegiatan 1 botol 1 tahun 1 botol 100.000 100.000
5.4. Peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan memnfaatkan teknologi
informasi
a Nara
Sumber 1
nara
sumber 5
pertem
uan 1 tahun 5
perte
muan 1.000.000 5.000.000
b Konsumsi 31 guru 5 pertem
uan 1 tahun 155
perte
muan 17.500 2.712.500
c ATK
-Kertas
HVS A-4 1 kegiatan 2 rim 1 tahun 2 rim 48.000 96.000
-Tinta
printer 1 kegiatan 1 botol 1 tahun 1 botol 100.000 100.000
Jumlah 23.725.500
Selain menyiapkan SDMnya, sekolah juga perlu menyiapkan jaringan internet yang
memberikan layanan internet dengan kecepatan dan kapasitas yang memadai. Misalkan suatu
sekolah berlangganan paket internet unlimited 100 Mbps untuk digunakan di 2 lab komputer
berkapasitas masing-masing 30 unit komputer dengan biaya Rp. 1.750.000/bulan, sehingga untuk
satu tahun anggaran menjadi Rp.21.000.000.
Jika dilihat dari contoh tersebut, pembiayaan operasional non personalia untuk
pembelajaran di era RI 4.0 tidak memerlukan banyak tambahan biaya. Dari dana pelatihan SDM
dan penyediaan bandwidth internet total biaya yang diperlukan sekitar Rp.44.725.500 per tahun
per kelompok kompetensi keahlian. Atau jika disesuaikan dengan asumsi pada contoh perhitungan
dalam buku ini dimana jumlah siswa dalam satu kompetensi keahlian adalah 180 orang, maka akan
ada tambahan biaya per siswa per tahun sebesar Rp. 248.275. Pembiayaan yang lebih besar
diperlukan untuk belanja inventaris seperti laboratorium komputer yang menyediakan perangkat
komputer dengan teknologi terkini dan ruangan yang representative, misalnya ruangan kedap suara
yang memungkinkan dan menyamankan bila digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.
149
Dalam perhitungan simulasi tersebut merupakan gambaran representasi dari kalkulasi
pembiayaan pendidikan yang didasarkan terhadap standar nasional pendidikan. Perhitungan
tersebut berdasar pada rasio logis dari kebutuhan pembiayaan pendidikan non personalia. Dari
eksplanasi yang sudah tertera di atas di dapat beberapa dasar perhitungan untuk menentukan
standar biaya yang berdasarkan SNP dan kemudian diderivasikan untuk mendapatkan nominal
berapa standar biaya yang dibutuhkan untuk setiap bidang keahlian. Hal ini karena setiap bidang
keahlian memiliki karakteristik kebutuhan yang berbeda sehingga untuk menentukan standar
biayanya pun guna menghasilkan unit cost berbeda. Berikut ini hasil kalkulasi perhitungan
kebutuhan yang didasarkan pada SNP pada setiap bidang keahlian. Hasil tersebut merupakan
perhitungan proporsional dengan menggunakan perhitungan rasional antara standard unit cost
sarana prasana SMK yang telah dibuat oleh Direktorat PSMK dengan perhitungan. Berikut ini
adalah data Unit cost kebutuhan sarana prasarana;
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
01 Teknologi dan Rekayasa
Teknologi Konstruksi dan Properti
Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan
4.300.000.000
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan
2.500.000.000
Bisnis Konstruksi dan Properti 6.500.000.000
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
5.400.000.000
Teknik Geomatika dan Geospasial Teknik Geomatika
4.400.000.000
Informasi Geospasial 4.200.000.000
Teknik Ketenagalistrikan
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 4.200.000.000
Teknik Jaringan Tenaga Listrik 5.700.000.000
Teknik Instalasi Tenaga Listrik 13.000.000.000
Teknik Otomasi Industri 13.900.000.000
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
10.000.000.000
150
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
Teknik Tenaga Listrik 7.000.000.000
Teknik Mesin Teknik Pemesinan 9.000.000.000
Teknik Pengelasan 4.300.000.000
Teknik Pengecoran Logam 4.500.000.000
Teknik Mekanik Industri 4.500.000.000
Teknik Perancangan dan Gambar Mesin
3.200.000.000
Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur
2.700.000.000
Teknologi Pesawat Udara Airframe Power Plant
5.000.000.000
Aircraft Machining 4.500.000.000
Aircraft Sheet Metal Forming 3.000.000.000
Airframe Mechanics 6.500.000.000
Aircraft Electricity 7.000.000.000
Aviation Electronis 10.000.000.000
Electrical Avionics 7.000.000.000
Teknik Grafika Desain Grafika 4.300.000.000
Produksi Grafika 5.000.000.000
Teknik Instrumentasi Industri Teknik Instrumentasi Logam
5.900.000.000
Instrumentasi dan Otomatisasi Proses
9.500.000.000
Teknik Industri Teknik Pengendalian Produksi 1.800.000.000
Teknik Logistik 1.400.000.000
Teknologi Tekstil Teknik Pemintalan Serat Buatan 2.000.000.000
151
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
Teknik Pembuatan Benang 6.000.000.000
Teknik Pembuatan Kain 6.000.000.000
Teknik Penyempurnaan Tekstil 6.000.000.000
Teknik Kimia Analisis Pengujian Laboratorium 2.600.000.000
Kimia Industri 4.000.000.000
Kimia Analisis 4 thn 4.600.000.000
Kimia Tekstil 6.000.000.000
Teknik Otomotif Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
9.000.000.000
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 3.000.000.000
Teknik Alat Berat 5.000.000.000
Teknik Bodi Otomotif 2.700.000.000
Teknik Ototronik 10.000.000.000
Teknik dan Manajemen Perawatan Otomotif
7.500.000.000
Otomotif Daya dan Konversi Energi
6.000.000.000
Teknik Perkapalan Konstruksi Kapal Baja 2.400.000.000
Konstruksi Kapal Kayu dan Fiberglass
900.000.000
Teknik Instalasi Pemesinan Kapal 3.500.000.000
Teknik Pengelasan Kapal 3.000.000.000
Teknik Kelistrikan Kapal 8.300.000.000
Desain dan Rancang Bangun Kapal 3.200.000.000
Interior Kapal 2.300.000.000
152
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
Teknik Elektronika Teknik Audio Video 6.000.000.000
Teknik Elektronika Industri 11.800.000.000
Teknik Mekatronika 18.500.000.000
Teknik Elektronika Daya dan Komunikasi
5.500.000.000
Instrumentasi Medik 5.500.000.000
02 Energi dan Pertambangan Teknik Perminyakan Teknik Produksi Minyak dan Gas
6.000.000.000
Teknik Pemboran Minyak dan Gas 10.000.000.000
Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia
5.000.000.000
Geologi Pertambangan Geologi Pertambangan
3.000.000.000
Teknik Energi Terbarukan
Teknik Energi Surya, Hidro, dan Angin (ESHA)
5.000.000.000
Teknik Energi Biomassa 1.500.000.000
03
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknik Komputer dan Informatika Rekayasa Perangkat Lunak
1.500.000.000
Teknik Komputer dan Jaringan 1.800.000.000
Multimedia 1.900.000.000
Sistem Informatika, Jaringan dan Aplikasi
1.400.000.000
Teknik Telekomunikasi Teknik Transmisi Telekomunikasi
2.000.000.000
Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi
3.300.000.000
04 Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Keperawatan Asisten Keperawatan
300.000.000
Kesehatan Gigi Dental Asisten 1.000.000.000
Teknologi Laboratorium Medik Teknologi Laboratorium Medik
2.900.000.000
153
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
Farmasi Farmasi Industri 2.000.000.000
Farmasi Klinis dan Komunitas 2.000.000.000
Pekerjaan Sosial Social Care (Keperawatan Sosial) 1.200.000.000
Caregiver 1.100.000.000
05 Agribisnis dan Agroteknologi Agribisnis Tanaman
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
5.000.000.000
Agribisnis Tanaman Perkebunan 4.400.000.000
Pemuliaan dan Perbenihan
Tanaman 4.000.000.000
Lanskap dan Pertamanan 1.000.000.000
Produksi dan Pengelolaan
Perkebunan 3.700.000.000
Agribisnis Organik Ekologi 4.300.000.000
Agribisnis Ternak Agribisnis Ternak Ruminansia 2.000.000.000
Agribisnis Ternak Unggas 2.000.000.000
Industri Peternakan 2.300.000.000
Kesehatan Hewan Keperawatan Hewan 1.300.000.000
Kesehatan dan Reproduksi Hewan 1.300.000.000
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
1.400.000.000
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian 1.300.000.000
Agroindustri 1.300.000.000
Teknik Pertanian Alat Mesin Pertanian 3.200.000.000
Otomatisasi Pertanian 4.500.000.000
154
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
Kehutanan Inventarisasi dan Pemetaan Hutan 2.900.000.000
Konservasi Sumber Daya Hutan 2.100.000.000
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 3.800.000.000
Teknologi Produksi Hasil Hutan 5.000.000.000
06 Kemaritiman Pelayaran Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Penangkap Ikan
6.000.000.000
Teknika Kapal Penangkap Ikan 5.000.000.000
Pelayaran Kapal Niaga Nautika Kapal Niaga
6.000.000.000
Teknika Kapal Niaga 5.000.000.000
Perikanan Agribisnis Perikanan Air Tawar 2.900.000.000
Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut
2.700.000.000
Agribisnis Ikan Hias 2.600.000.000
Agribisnis Rumput Laut 3.000.000.000
Industri Perikanan Laut 3.500.000.000
Pengolahan Hasil Perikanan
Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan
1.200.000.000
07 Bisnis dan Manajemen
Bisnis dan Pemasaran Bisnis Daring dan Pemasaran
1.800.000.000
Retail 900.000.000
Manajemen Perkantoran
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
600.000.000
Akuntansi dan Keuangan Akuntansi dan Keuangan Lembaga
600.000.000
Perbankan dan Keuangan Mikro 600.000.000
Perbankan Syariah 600.000.000
Logistik Manajemen Logistik 900.000.000
155
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
08 Pariwisata Perhotelan dan Jasa Pariwisata Usaha Perjalanan Wisata
800.000.000
Perhotelan 1.600.000.000
Wisata Bahari dan Ekowisata 300.000.000
Hotel dan Restoran 1.300.000.000
Kuliner Jasa Boga 600.000.000
Tata Kecantikan Tata Kecantikan Kulit dan Rambut 1.500.000.000
Spa dan Beauty Therapy 900.000.000
Tata Busana Tata Busana 5.000.000.000
Desain Fesyen 2.300.000.000
09 Seni dan Industri Kreatif Seni Rupa Seni Lukis
800.000.000
Seni Patung 700.000.000
Desain Komunikasi Visual 4.700.000.000
Desain Interior dan Teknik Furnitur
5.500.000.000
Animasi 1.600.000.000
Desain dan Produk Kreatif Kriya Kriya Kreatif Batik dan Tekstil
5.500.000.000
Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi 3.300.000.000
Kriya Kreatif Keramik 2.000.000.000
Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan 3.200.000.000
Kriya Kreatif Kayu dan Rotan 6.500.000.000
Seni Musik Seni Musik Klasik 500.000.000
Seni Musik Populer 1.400.000.000
156
No Bidang Keahlian Unit Cost Rasio
Medium
1 Teknologi dan Rekayasa 5.715.000.000
2 Energi dan Pertambangan 5.083.000.000
3 Teknologi informasi dan Komunikasi 1.983.000.000
4 Kesehatan dan Pekerjaan Sosial 1.500.000.000
5 Agribisnis dan Agroteknologi 2.840.000.000
6 Kemaritiman 3.790.000.000
7 Bisnis Manajemen 857.000.000
8 Pariwisata 1.586.000.000
9 Seni dan Industri Kreatif 1.978.000.000
NO BIDANG
KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
UNIT COST KEBUTUHAN SMK BERDASARAKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA
PRASARANA
Seni Tari Seni Tari 500.000.000
Penataan Tari 500.000.000
Seni Karawitan Seni Karawitan 400.000.000
Penataan Karawitan 400.000.000
Seni Pedalangan Seni Pedalangan 500.000.000
Seni Teater Pemeranan 300.000.000
Tata Artistik Teater 600.000.000
Seni Broadcasting dan Film
Produksi dan Siaran Program Radio
1.600.000.000
Produksi dan Siaran Program Televisi
1.500.000.000
Produksi Film dan Program Televisi
1.300.000.000
Produksi Film 2.200.000.000
Sumber: Direktorat Pembinaan SMK
Data tersebut kemudian dibuat rasio medium dengan melakukan nilai average dengan
mempertimbangan angka rata rata dari setiap unit cost kebutuhan setiap program keahlian
sehingga didapat data agregat standar pembiayaan pendidikan berdasarkan Bidang Keahlian.
Setelah dilakukan perhitungan rasio maka didapat unit cost kebutuhan sarana prasana sebagai
berikut;
157
Dari data tersebut di atas sudah di dapat nilai rata-rata unit cost kebutuhan ideal berdasarkan
perhitungan standar sarana dan prasarana. Kemudian tahap selanjutnya dilakukan perhitungan
rasional yang disesuaikan dengan kalkulasi matematis terhadap kebutuhan sarana prasarana dan
perhitungan standar pembiayaan SMK berdasarkan SNP. Kedua variabel tersebut digunakan
sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan operasional untuk SMK setiap bidang keahliannya.
Perhitungan standar biaya operasional menggunakan pendekatan SNP belum bisa dijustifikasi
merata untuk semua bidang keahlian oleh karenanya perlu ditambahkan variabel lain agar
perhitungannya bisa sesuai dan relevan dengan bidang keahlian yang ada di SMK. Sembilan
bidang keahlian tersebut memiliki diferensiasi diantaranya seperti kebutuhan operasional untuk
peralatan penunjang praktik bidang keahlian bisnis dan manajemen jelas berbeda dengan bidang
keahlian teknologi rekayasa. Oleh karenanya variabel tentang perhitungan unit cost sarana
prasarana SMK ini dipilih menjadi unit dependen lain untuk dijadikan acuan kalkulatif menghitung
rasio kebutuhan operasional yang ideal untuk kebutuhan setiap bidang keahlian di SMK. Sebelum
menuju perhitungan berikut merupakan perhitungan standar pembiayaan operasional berdasarkan
SNP.
Perhitungan Satuan Standar Pembiayaan SMK Berdasarkan SNP
Perhitungan selanjutnya adalah dengan melakukan rasionalisasi dan perhitungan derivatif
Standar Biaya per standar tingkat
kompetensi keahlian
tingkat sekolah
Persentase
1. STANDAR ISI 40.059.680 40.059.680 0 2,4%
2. STANDAR PROSES 694.787.645 628.699.645 0 41%
3. STANDAR PENILAIAN 170.923.000 170.923.000 0 10%
4. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
75.197.500 0 75.197.500 4%
5. STANDAR PENDIDIK DAN TENDIK
92.250.000 91.000.000 1.250.000 5%
6. STANDAR SARPRAS 338.500.000 0 338.500.000 20%
7. STANDAR PENGELOLAAN 96.775.500 5.786.000 90.989.500 6%
8. STANDAR PEMBIAYAAN 169.083.300 10.241.000 158.842.300 10%
TOTAL BIAYA 1.677.576.625 946.709.325 664.779.300 100%
BIAYA PER SISWA/ TAHUN 5.669.854 5.259.496 410.358
BIAYA PER SISWA/ BULAN 472.488
158
pembanding sehingga akan muncul angka yang dapat merepresentasikan kebutuhan operasional
setiap bidang keahlian. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Perhitungan tersebut diatas merupakan nilai ideal total kebutuhan operasional SMK setiap bidang
keahliannya sehingga jika dibandingkan dengan unitcost yang ada pada tahun ini maka sudah dapat
dipastikan masih sangat jauh dari angka layak. Oleh karena itu kajian ini merupakan ikhtiar untuk
mendapatkan nilai ideal unit cost pembiayaan operasional SMK. Sekaligus menjadi dasar
perhitungan untuk rekomendasi kebijakan perubahan unit cost untuk bantuan pemerintah melalui
dana alokasi non fisik (BOS). Jika SMK kita ingin maju maka tata kelola dan intervensi negara
untuk memajukan juga sangat penting. Oleh karenanya sudah seharusnya ada revisi atau
penambahan jumlah unit cost untuk SMK ini.
Bidang Keahlian Unit Cost SNP
(X)
Unit Cost Rasio Medium Sarpras
(Y)
(X):(Y)
Nilai Derivasi Kalkulatif Standar
Nilai Bulanan
Unit Cost Tahunan
Teknologi dan Rekayasa 1.677.576.625 5.715.517.241
0,29
2.504.151
735.000
8.824.000
Energi dan Pertambangan 1.677.576.625 5.083.000.000
0,33
2.182.726
720.380
8.644.000
Teknologi informasi dan Komunikasi 1.677.576.625
1.983.000.000
0,85
764.756
646.968
7.763.000
Kesehatan dan Pekerjaan Sosial 1.677.576.625 1.500.000.000
1,12
568.250
635.522
7.626.000
Agribisnis dan Agroteknologi 1.677.576.625 2.840.000.000
0,59
1.129.608
667.255
8.000.000
Kemaritiman 1.677.576.625 3.790.000.000
0,44
1.558.295
689.752
8.277.000
Bisnis Manajemen 1.677.576.625 857.000.000
1,96
211.255
413.532
4.962.000
Pariwisata 1.677.576.625 1.588.000.000
1,06
502.983
531.356
6.376.000
Seni dan Industri Kreatif 1.677.576.625 1.978.000.000
0,85
635.572
539.040
6.468.000
159
BAB V PENUTUP
Era revolusi industri 4.0 menjadikan dunia pendidikan menjadi garis depan untuk
mewujudkan perubahan peradapan kehidupan. Sebagai salah satu lembaga pencetak tenaga
trampil yang mampu mengubah peradapan kehidupan, SMK harus mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi dan harus mampu merespon kebutuhan masyarakat. Meskipun dunia
cepat berubah, namun dunia pendidikan harus mampu cepat adaptif dalam menghadapi
tantangan perkembangan zaman dengan tetap menjaga karakter Indonesia.
Beberapa pihak telah merekomendasikan pemerintah untuk memperbanyak sekolah
kejuruan yang kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan revolusi industri
4.0 baik dalam sistem pendidikan formal maupun non-formal. Namun, selama ini terjadi
mismatch antara kompetensi yang dibangun melalui pendidikan di sekolah kejuruan dengan
kebutuhan di industri. Banyak pekerjaan yang bersifat repetitif terancam dihilangkan dan
digantikan oleh teknologi. Meskipun demikian, dengan adanya era revolusi industri 4.0 akan
muncul pekerjaan yang baru. Untuk itu bangsa Indonesia harus menyiapkan anak muda
penerus bangsa agar dapat menyesuaikan diri dengan menyediakan pendidikan yang dapat
mengoptimalkan pengetahuan dan teknologi yang tersedia saat ini melalui digitalisasi,
komputasi dan kemampuan analisis data global. Berdasarkan rumusan kompetensi tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam era teknologi oleh presiden bersama pemimpin-pemimpin
perusahaan terkemuka di Indosnesia, setidaknya ada lima kemampuan yang harus dikuasai
oleh tenaga kerja, antara lain kemampuan bahasa asing terutama Bahasa Inggris, penguasaan
bahasa pemrograman (coding), kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kreativitas.
Untuk itu penyelenggaraan pendidikan SMK harus menghasilkan lulusan yang
memenuhi tuntutan masyarakat dan dunia kerja. Penyelenggaraan pendidikan di SMK harus
didukung dengan biaya pendidikan yang sepadan dengan keterampilan yang akan diperoleh
lulusan SMK era revolusi industri 4.0. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan pada pasal 3 ayat 3 mengklasifikasikan biaya penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan ke dalam biaya investasi dan biaya operasi.
Untuk mewujudkan tugas pemerintah menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
pemerintah telah mengeluarkan program yang diberi nama Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yaitu salah satu dari program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan
160
pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar 9 tahun. Untuk saat ini Tahun 2018 besarnya jumlah BOS yang
diberikan pemerintah untuk siswa SMK adalah Rp. 1.400.000,00 per siswa per tahun yang
diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan minimal operasional siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Alokasi pembiayaan dengan menggunakan
dana BOS banyak mengalami ketimpangan, hal ini mengindikasikan bahwa besaran biaya
opersional saat ini membuat SMK belum mampu mengelola pembelajaran, administrasi
pembelajaran, program pendukung pembelajaran dan sarana pendukung pembelajaran dengan
baik. Hal ini masih jauh dari kondisi pembelajaran yang gayut dengan revolusi industri 4.0
yang diharapkan. Bahkan untuk melaksanakan pembelajaran yang gayut dengan kondisi
sebelum revolusi industri 4.0 pun sekolah belum menunjukkan pengelolaan dana BOS yang
baik untuk mendukung kedelapan standar pendidikan.
Untuk menyusun pembiayaan operasional non personalia, sekolah perlu
mempertimbangkan kondisi yang ada di setiap sekolah (SDM dan sarpras), latar belakang
peserta didik, jenis layanan pendidikan yang diselenggarakan, dan dukungan masyarakat dan
DUDI yang dapat diperoleh. Selain itu, sekoah perlu melakukan evaluasi terhadap kebutuhan
terkait kegiatan pendidikan sesuai standar kurikulum nasional dan kebutuhan pendidikan yang
gayut dengan Revolusi Industri 4.0. Sekolah perlu melakukan analisis kebutuhan-kebutuhan
tersebut secara mendalam. Hasil dari analisis kebutuhan tersebut selanjutnya ditindaklanjuti
dengan penghitungan kebutuhan pembiayaan operasional non personalia untuk menentukan
komponen biaya (cost structure) yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan
operasional pendidikan yang dimaksud. Sekolah perlu melaksanakan analisis kebutuhan
komponen biaya (Cost Structure Analysis/CSA) untuk masing-masing kegiatan operasional
pendidikan. Hasil kegiatan CSA yang dilakukan sekolah akan menjadi agregat biaya yang
dibutuhkan setiap peserta didik selama mengikuti proses pendidikan dari awal masuk sampai
lulus. Agregat ini menjadi dasar penghitungan biaya pendidikan per peserta didik per tahun
yang akan didistribusikan dalam pos-pos pembiayaan BOSP, BOSD, SPP, dan dana
masyarakat lainnya.
Buku ini hanya menampilkan contoh penyusunan biaya operasional non personalia
untuk satu bidang keahlian. Contoh CSA suatu bidang keahlian yang tertera pada buku ini
memuat dua contoh pembiayaan operasional non personalia untuk meningkatkan mutu lulusan
161
yang sifatnya standard dan pembiayaan operasional non personalia yang pembelajarannya
gayut dengan revolusi industri 4.0. Penyusunan buku ini masing bersifat rintisan awal dengan
berpijak pada besaran dana BOS SMK yang saat ini ada. Penyususunan CSA di SMK yang
tertuang dalam buku ini masih merupakan gagasan awal dari penyususun dengan data yang
diambil dari populasi dan sampel yang sangat terbatas, metode penelitian yang digunakan juga
sangat terbatas. Untuk itu penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Isi Buku ini masih jauh
dari sempurna, meskipun demikian penyusun tetap berharap buku ini bisa digunakan sebagai
suatu inspirasi bagi semua unsur untuk menentukan besaran beaya operasinal non personalia
untuk siswa SMK agar lulusannya mempunyai kompetensi yang gayut dengan tuntutan
revolusi industri 4.0
162
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan SMK. (2015). Rencana Strategis Direktorat Pembinaan SMK 2015-2019.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Instruksi Presiden Nomor 09 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK
Manyika, J., Chui, M., Miremadi, M., Bughin, J., George, K., Willmott, P., Dewhurst, M. (2017)
A future that works: Automation, employment, and productivity (Executive summary).
McKinsey Global Institute.
Manyika, J., Lund, S., Chui, M., Bughin, J., Woetzel, J., Batra, P., Ko, R., Sanghvi, S. (2017). Jobs
lost, jobs gained: Workforce transitions in a time of automation. McKinsey Global
Institute.
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pemberlakuan
Wajib Sertifikasi Kompetensi Di Bidang Pariwisata.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 053/U/1996 tentang Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Terbuka.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20-24 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Standar
Proses, Standar Penilaian.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya.
Peraturan Mentri Perhubungan No. PM. 70 Tahun 2013 Tentang Pendidikan dan Pelatihan
Sertifikasi Serta Dinas Jaga Pelaut.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran0020Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4863).
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Sujadi, Imam, dkk (2016). Pola Kebijakan Pengembangan Guru Produktif Berdasarkan Inpres
Nomor 9 Tahun 2016. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 8275/D5.3/KR/2016
tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
163
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional.
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
Waras Kamdi. 2017. Indonesia Menuju Negara Vokasi. Majalah SMK Bisa, EDISI 4 - TAHUN
2017.
Yamnoon, Sumate. (2018). Education 4.0, Teachinng and Learning in 21th Century. Thailand,
TRU
164