Top Banner

of 22

proposan penelitianmklmklm

Feb 10, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    1/22

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah

    dengan imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa penyakit polio sudah harus

    terberantas terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Dengan mengintensifkan imunisasi

    polio pada anak-anak yang berumur 2-11 bulan. Untuk mencapai maksud tersebut

    maka, oleh instansi yang berwenang sedang dikaji beberapa hal yang berhubungan

    dengan pelaksanaan yang ada terhadap program imunisasi yang sudah dilaksanakan

    sekarang ini. Beberapa masalah timbul di negara-negara yang sudah lama

    melaksanakan program imunisasi polio dengan oral vaksin. Salah satunya adalah

    bahwa ternyata respon imun terhadap virus vaksin polio dari anak-anak yang tinggal

    di daerah kumuh sangat rendah, yang mungkin disebabkan karena intervensi dari

    virus enterol lain non polio yang prevalensinya didaerah kumuh cukup tinggi

    (Momimes, 2002)

    Menurut data yang ada dari kejadian-kejadian wabah yang terjadi selama ini

    pada kasus paralise karena poliomyelitis paling banyak menyerang anak-anak umur

    dibawah 3 tahun. Hasil-hasil penelitian serologis poliomyelitis dibeberapa tempat di

    Indonesia juga menunjukan bahwa antara 20-60% anak yang berumur kurang dari 3

    tahun tidak mempunyai kekebalan sama sekali terhadap ketiga tipe virus polio

    (Momimes, 2002) .

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    2/22

    2

    Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2002/2003

    angka kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Umumnya bayi yang lahir

    diperkotaan mempunyai angka kematian lebih rendah dari pada yang lahir di

    pedesaan. Kematian bayi yang menjadi penyebab utamanya adalah infeksi oleh sebab

    itu dapat dicegah dengan pemberian imunisasi polio (Nasution,2008)

    Jika dibandingkan dengan angka nasional maka angka kematian bayi di

    Sumatera Utara untuk tahun 2004, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan angka

    kematian bayi berkisar 48 per 1000 kelahiran hidup. Pemberian imunisasi untuk

    tumbuh kembang anak sangat penting terutama untuk mengurangi morbilitas

    sebanyak 44 anak dan mortalitas sebanyak 14 anak yang tidak mendapat imunisasi

    polio. Dengan dilaksanakannya imunisasi maka kita harapkan dapat dicegah

    timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian. (Soetjiningsih,1995).

    Pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh anak diberikan pada orang tua

    khususnya ibu. Pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak mendapat imunisasi

    polio dipengaruhi oleh faktor pendidikan, tingkat penghasilan dan kebiasaan.

    Sehingga dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu

    diharapkan adanya perubahan perilaku yang diharapkan dapat terwujud. Timbulnya

    kesadaran, kemampuan untuk hidup sehat disamping faktor sosial ekonomi

    masyarakat maupun dipihak tenaga kesehatan (Hilman, 2005).Menurut data Depkes sampai tanggal 17 juli 2005 telah dilaporkan 291 kasus

    lumpuh layu , setelah dilakukan pemeriksaan yang di tunjuk , jumlah kasus politik

    polio liar berjumlah 149 anak dan telah tersebar 10 kabupaten di 4 provinsi. Di

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    3/22

    3

    provinsi jawa barat , kasus polio liar di temukan di sukabumi bogor , cianjur , bekasi.

    Di provinsi banten di temukan di lebank , serang serta tangerang. Di jawa tengah di

    kabupaten demak , sedangkan di lampung di temui tanggamus dan lampung barat .

    Virus polio liar bisa menybabkan lumpuh atau kematian. Virus ini di bawa

    melalui kotoran manusia dan penyebab melalui air, virus polio liar ini sangat menular

    dan biasanya menyerang anakanak balita . Hanya sekitar 20 tahun yang lalu, polio

    melumpuhkan 1000 anak setiap harinya dan hampir di setiap Negara di dunia tetapi

    pada tahun 1998 , gerakan anti polio dunia di canangkan .

    Pada awal maret tahun 2005 , Indonesia muncul kasus polio pertama selama

    satu dasa warsa artinya, reputasi bebas polio yang di sandang selama 10 tahun hilang

    ketika seorang berusia 20 bulan di jawa barat sangat terjankau penyakit (Pikas 2005).

    Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian

    tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Kuta

    Baro Tahun 2013 .

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

    Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    Kuta Baro Tahun 2013?.

    C. Tujuan Penelitian

    C.1. Tujuan Umum

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    4/22

    4

    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi Polio di

    Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013.

    C.2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang imunisasi Polio diPuskesmas Kuta Baro tahun 2013 berdasarkan Umur.

    b. Untuk mengetahui Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio diPuskesmas Kuta Baro Tahun 2013 berdasarkan Pendidikan.

    c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang Imunisasi Polio diPuskesmas Kuta Baro Tahun 2013 berdasarkan Pekerjaan.

    D. Manfaat Penelitian

    D.1. Bagi Ibu

    Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih memahami dan

    lebih mengetahui Imunisasi polio di Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013.

    D.2. Bagi Peneliti

    Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga sebagai

    salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran

    Universitas Abulyatama.

    D.3. Bagi Institusi Pendidikan

    Bagi Institusi pendidikan dapat digunakan sebagai bahan bacaan

    diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua mahasiswa/i

    Universitas Abulyatama.

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    5/22

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengetahuan

    A.1. Defenisi

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

    melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

    panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa, raba dan

    sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Sunaryo, 2004).

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

    terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum

    orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut sehingga terjadi suatu

    proses berurutan (akronim AIETA), yaitu :

    1. Awarenes, (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebihdahulu terhadap stimulus (objek).

    2. Interest , (menimbang-nimbang) dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik

    buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.

    4. Trial, (mencoba) dimana orang telah mulai mencoba perilaku baik.5. Adaptation, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan sikap.A.2. Tingkat Pengetahuan

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    6/22

    6

    Tingkat pengetahuan menurut (Sunaryo, 2004) mempunyai 6 tingkatan yaitu

    :

    a.

    Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari dari

    sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali

    terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

    rangsangan yang telah diterima.

    b. Memahami (comprehension)Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

    tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

    secara benar.

    c. Aplikasi (Aplication).Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

    dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

    d. Analisa (Analisa).Suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam

    komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasai tersebut

    dan ada kaitannya satu sama lain

    e. Sintesis (Senthesis).Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    f. Evaluasi (Evaluation)

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    7/22

    7

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

    penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

    kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

    ada.

    B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

    1. Umur

    Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat

    ini. Dalam satuan tahun dan juga merupakan periode terhadap pola-pola

    kehidupan baru demikian bertambah pula umur semakin tinggi keinginan

    seseorang tentang kesehatan (Notoadmojo, 2003)

    Usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara

    maksimal dapat mencapai prestasi yang memuasakan dalam karirnya pada

    usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi yanh

    telah dicapainya pada usia dewasa sedangkan usia tua (> 60 tahun) adalah usia

    tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasi (Hurlock 1998).

    2. Pendidikan

    Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

    kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam

    pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan

    hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    8/22

    8

    satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-

    ide dan tehnologi baru (SDKI,1997)

    Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang

    secara intelektual dan emosional kearah dalam sesama manusia . Pendidikan

    juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri untuk mengembangkan kepribadian

    dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlansung seumur hidup

    (Notoamodjo, 2003)

    Pendidikan adalah proses pertumbuhan semua kemampuan dan prilaku

    melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu di pertimbagkan umur

    (proses perkembangan )dan hubunganya dengan proses belajar tingkat

    pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi presepsi

    seseorang untuk lebih mudah menerima ide ide dan teknologi baru

    (Arinkunto, 2002).

    Tidak dipukirin pendidikan akan menentukan pola piker dan wawasan

    seseorang. Selain itu tingkat pendidikan juga merupakan bagian dari

    pengalaman kerja (Rahmad,1996).

    3. Pekerjaan

    Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

    memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari ibu

    karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang berpenghasilan

    cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial ekonomi keluarga akan

    mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya.Dalam sebuah bidang pada

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    9/22

    9

    umumnya diperlakukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang

    yang baik, setiap orang harus bisa bergaul dengan teman sejawat maupun

    berhubungan dengan atasan (Notoadmojo,2003).

    Pekerjaan adalah akifitas yang dilakukan seorang tiap hari dalam

    kehidupanya. Seseorang yang bekerja dapat terjadi sesuatu kesakitan ,

    misalnya dari situasi lingkungan dan juga dapat menimbulkan stres dalam

    bekerja sehingga kondisi pekerjaanya pada umumnya di perlukan adanya

    hubungan sosial yang baik dengan orang lain , setiap orang harus dapat

    bergaul dengan teman sejawat (Arikunto,2002).

    C. Polio

    C. 1. Defenisi

    Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan sebagian

    besar menyerang anak-anak berusia 5 tahun. Polio tidak ada obatnya, pertahanan

    satu-satunya adalah imunisasi. Virus polio masuk ketubuh melalui mulut, dari air

    atau makanan yang tercemar kotoran penderita polio. Juga disebabkan kurang

    terjaganya kebersihan diri dan lingkungannya. Virus ini menyerang sistem syaraf

    dan bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup dalam waktu beberapa lama.

    Vaksin virus polio yang telah dilemahkan ini sebagai proteksi terhadap

    polio suatu infeksi yang disebabkan virus gastrointesnital yang dapat

    mempengaruhi system syaraf dan menyebabkan kelumpuhan permanen. Vaksin

    ini diberikan dengan injeksi pada usia dua, empat, enam, hingga delapan bulan,

    dan antar usia empat sampai enam tahun.(Judarwanto, 2005).

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    10/22

    10

    C.2. Tanda dan Gejala

    Bila virus polio sudah masuk dalam tubuh manusia, masa inkubasi sampai

    dengan timbulnya gejala adalah antara 4 sampai 35 hari. VPL (Vaksin Polio)

    dapat menimbulkan gejala sebagai berikut :

    1. Asimptomatik tidak menunjukkan gejala.2. Sakit ringan seperti flu biasa (minor illness) dengan gejala seperti demam,

    perasaan tidak enak, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, konstipasi, dan

    sakit tenggorokan.

    3. Meningitis aseptis (nonparalytic poliomyelitis) atau radang selaput otakaseptis, biasanya diawali dengan gejala minor illness (1 sampai 2 hari)

    seperti demam, sakit tenggorokan, muntah, perasaan tidak enak kemudian

    diikuti kekakuan pada leher dan punggung, sakit kepala, nyeri pada tungkai,

    punggung dan leher. Penyembuhan dapat terjadi dengan sendirinya.

    4. Kelumpuhan (paralytic poliomyelitis), biasanya diawali dengan minorillness dalam beberapa hari kemudian dengan cepat terjadi kelumpuhan

    yang pemanen/lumpuh layuh akut, disertai demam dan nyeri pada daerah

    yang lumpuh. Kelumpuhan yang terjadi biasanya tidak simetris.

    Kesembuhan total atau sebagian dapat terjadi dan hasil kompensasi otot

    yang masih berfungsi.

    Virus Polio Liar dapat dengan mudah menyerang pada keadaan :

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    11/22

    11

    1. Defisiensi imun yaitu pada anak-anak dengan status imunisasi tidaklengkap/tidak pemah diimunisasi.

    2. Defisiensi gizi3. Daerah dengan sanitasi dan hygiene yang buruk4. Kehamilan pada usia muda atau tuaC.3. Cara Pemberian

    1. Tiap botol disertai pipet.2. Vaksin dapat diteteskan langsung kedalam mulut anak sebanyak 3 tetes (0,5

    ml).

    3. Hindari agar ujung pipet tidak tersentuh.4. Vaksin polio oral harus diberi secara oral, dan tidak boleh diberikan secara

    parenteral.

    5. kocok dahulu sebelum dipakai.

    C.4. Jadwal Imunisasi

    Tabel : 2. 1

    No. Umur Jenis Imunisasi

    1 0-7 hari Hepatitis B1

    2 1 bulan BCG, Polio 1

    3 2 bulan Hepatitis B2, DPT 1, Polio 2

    4 3 bulan D.2PT 2, Polio 3

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    12/22

    12

    5 4 bulan DPT 3, Polio 4

    6 7 bulan Hepatitis B2

    7 8 bulan Campak

    (Koesno,2006).

    C.5. Cara Penularan Polio

    Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam

    tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan

    disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

    Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:

    1. Fekal-oral (dari tinja ke mulut)Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang

    berasal dan tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang sehat.

    2. Oral-oral (dari mulut ke mulut)Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke mulut

    orang sehat lainnya.

    Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus.

    Sebaliknya, pada keadaan beku atau suhu yang rendah justru virus dapat bertahan

    hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di dalam tanah dan air sangat

    bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain. Virus ini dapat

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    13/22

    13

    bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-

    kilometer dari sumber penularan.

    Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya lingkungan oleh

    virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini sebenarnya hidup di

    lingkungan yang terbatas.

    C.6. Efek Samping

    a. Demamb. Vaksin sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang alergi terhadap anti

    biotika neomycin, streptomycin, atau polyni xin B karena bahan tersebut

    dapat dipakai dalam pembuatan Vaksin.

    C.7. Pencegahan

    Satu-satunya cara untuk mencegah penularan virus polio adalah dengan

    imunisasi. Ada 2 vaksin polio yang dikenal yaitu:

    1) OPV (Oral Polio Vaccine)Adalah virus polio yang dilemahkan dan diberikan melalui mulut

    dengan cara diteteskan. OPV mengandung virus polio strain Sabin serotype

    1, 2 dan 3 yang dibiakan pada kultur sel ginjal monyet, antibiotik neomisin

    dan streptomicyn. Untuk menjamin khasiat dan keamanan vaksin polio.

    Pemberian vaksin OPV sebaiknya diberikan pada anak dalam kondisi sehat,

    tidak boleh diberikan pada anak yang mengalami sakit gangguan kekebalan

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    14/22

    14

    tubuh atau defisiensi imun (leukimia, HIV/AIDS dan lain-lain), anak yang

    mendapat obat golongan steroid jangka lama, anak yang sedang dirawat di

    rumah sakit.

    OPV diberikan pada anak-anak dengan 4 dosis terbagi (masing masing

    2 tetes) sebelum usia 1 tahun yaitu pada usia 0 bulan, saat pulang dan rumah

    bersalin, dilanjutkan pada usia 3, 4 dan 5 bulan. Ikatan Dokter Anak

    Indonesia (IDAI) merekomendasikan memberikan tambahan dosis pada

    umur 18 bulan dan 5 tahun untuk meyakinkan anak mendapatkan dosis yang

    cukup. Total pemberian OPV adalah 6 dosis sebelum 5 tahun untuk

    mencapai dosis kekebalan maksimal. OPV membentuk antibodi dalam

    darah, dapat mencegah penyebaran virus ke sistem saraf, dan segera dapat

    membentuk kekebalan lokal sementara (selama 100 hari) di usus. Setelah

    mendapat 4 dosis atau lebih, baru terjadi kekebalan tubuh secara

    menyeluruh. Sistem kekebalan tersebut akan mencegah penyebaran virus

    dari satu-orang ke orang lain, karena dapat mencegah multiplikasi virus

    polio. Keuntungan OPV adalah mudah diberikan oleh sukarelawan tidak

    memerlukan keahlian khusus dalam pemberiannya, tidak memerlukan

    peralatan suntik yang steril, relatif lebih murah, dapat digunakan dalam

    waktu bersamaan di daerah yang sangat luas termasuk daerah dengan

    kondisi sanitasi yang kurang baik. OPV dapat mencegah penyebaran virus

    polio liar pada daerah yang mengalami wabah (daerah KLB) polio.

    2) IPV (Inactivated Polio Vaccine)

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    15/22

    15

    IPV ini diberikan secara suntikan hanya sedikit memberikan kekebalan

    lokal di usus, tetapi memberikan kekebalan yang kuat di seluruh tubuh pada

    orang yang telah mendapat dosis lengkap. Total dosis yang diberikan adalah

    4 dosis. Diberikan pada anak yang mempunyai halangan/kontraindikasi

    untuk mendapat OPV, pasien di luar daerah wabah, pasien yang ragu-ragu

    tentang status imunisasi anak, orang dewasa yang melakukan penjalanan ke

    daerah KLB/wabah, pekerja laboratorium yang menangani virus polio dan

    petugas kesehatan yang merawat pasien polio. IPV tidak dapat mencegah

    penyebaran virus polio karena tidak dapat mencegah terjadinya multiplikasi

    virus polio di usus seperti pada OPV. (pusdatin 2005 ).

    C.8. Pengobatan

    Belum ada ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit polio. Satu-

    satunya cara untuk dapat mencegah penyakit polio adalah dengan imunisasi polio

    sebanyak 4 kali. Dampak anak yang tidak mendapat imunisasi polio adalah

    sebagai berikut :

    1. Kerusakan tulang punggung.2. Kerusakan susunan saraf pusat (otak)3. Kelumpuhan.C.9. Manfaat Imunisasi Polio

    a. Supaya anak sehatb. Supaya anak kebal

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    16/22

    16

    c. Supaya anak tidak sakitC.10. Akibat Terjadinya tidak Mendapatkan Imunisasi Polio

    a.

    Mudah terserang penyakit

    b. Anak menjadi lemahc. Tidak ada pengaruh

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    17/22

    17

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Kerangka Konsep

    Adapun kerangka konsep penelitian ini yang berjudul Gambaran

    Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013

    adalah sebagai berikut :

    Bagan 3.A .1

    VariabelIndependent Variabel Dependent

    B. Defenisi Operasional

    a. PengetahuanAdalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang dampak anak yang

    tidak mendapat imunisasi polio, dengan ketegori :

    i. Baik 76%-100% (bila jumlah yang benar 16-20 dari 20 pertanyaan yangdiberikan).

    ii. Cukup 56% - 75% (bila jumlah yang benar 12-15) dari 20 pertanyaanyang diberikan).

    iii. Kurang 55% (bila jumlah yang benar

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    18/22

    18

    b. UmurAdalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya kehidupan responden yang

    dihitung sejak lahir yang dinyatakan dalam tahun, dengan ketegori :

    i. 21-25 tahunii. 26-30 tahun

    iii. 31-35 tahuniv. 36-40 tahun

    Skala ukur : Interval

    Alat ukur : kuesioner

    c. PendidikanAdalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan responden,

    dengan ketegori :

    i. Pendidikan dasar : SD, SLTP dan sederajatnyaii. Pendidikan menengah : SMA, SMK, dan sederajatnya

    iii. Pendidikan tinggi : D-III, D-IV, S-I.Skala ukur : Ordinal

    Alat Ukur : Kuesioner

    d. PekerjaanAdalah aktivitas yang dilakukan ibu untuk memperoleh penghasilan guna

    memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan ketegori :

    i. Pegawai negri sipil (PNS)ii. IRT

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    19/22

    19

    iii. WiraswstaSkala ukur : Nominal

    Alat ukur : Kuesioner

    B. Jenis PenelitianPenelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan

    ibu tentang imunisasi polio di Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013.

    C. Lokasi dan Waktu PenelitianD.1. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Kuta Baro karena lokasi tersebut

    mudah dijangkau dan lebih menghemat biaya, serta sampel untuk penelitian ini

    mencukupi di daerah tersebut.

    D.2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2013.

    D. Populasi dan SampelE.1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memberikan

    imunisasi yang berkunjung ke Puskesmas Kuta Baro sebanyak 35 orang.

    E.2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak

    sebanyak 35 orang dengan cara total populasi.

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    20/22

    20

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegahdengan imunisasi.

    Cara penularan polio melalui fekal-oral (tinja ke mulut) dan oral-oral (mulutke mulut).

    Efek samping dari imunisasi polio adalah sebagian anak mengalami demam. Vaksin sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang alergi terhadap anti

    biotika neomycin, streptomycin, atau polyni xin B karena bahan tersebut

    dapat dipakai dalam pembuatan Vaksin

    Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi polio adalahumur, pendidikan dan pekerjaan.

    B. Saran

    Untuk ibu sebaiknya memberikan imunisasi polio kepada anak tepat waktukarena anak yang tidak diberikan imunisasi polio tepat waktu dapat

    mempengaruhi kekebalan tubuh terhadap virus polio dan akan mudah

    terserang penyakit.

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    21/22

  • 7/22/2019 proposan penelitianmklmklm

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    Yupi Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

    Pudjiadi, Solihin. 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak; Jakarta: Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia

    Moehji, Sjahmien. 1998. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: Bhratara Karya

    Aksara.