Top Banner

of 21

PROPOSAL TA MAJENANG

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    1/21

    USULAN TUGAS AKHIR TIPE 1

    GEOLOGI DAERAH MAJENANG DAN SEKITARNYA,

    KECAMATAN MAJENANG, KABUPATEN CILACAP,

    PROVINSI JAWA TENGAH

    Oleh :

    MUHAMMAD HIDAYAT410012219

    Diajukan Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Izin dan Pembuatan SK

    Pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Geologi,

    Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

    JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

    YOGYAKARTA

    2016

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    2/21

    ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Judul : Geologi Daerah Majenang dan Sekitarnya, Kecamatan

    Majenang, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

    Nama : Muhammad Hidayat

    No. Mahasiswa : 410012219

    Diajukan Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Izin dan Pembuatan SKPembimbingan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Geologi,

    Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

    Hari :

    Tanggal :

    Menyetujui,

    Pembimbing I Pembimbing II

    Ir. Setyo Pambudi, M.T. Dr. Hita Pandita, S.T., M.T.

    NIK. 1973 0058 NIK. 1973 0099

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Teknik Geologi

    Winarti, S.T., M.T.

    NIK. 1973 0134

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    3/21

    1

    A. Judul

    “ GEOLOGI DAERAH MAJENANG DAN SEKITARNYA,

    KECAMATAN MAJENANG, KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA

    TENGAH. ”

    B. Latar Belakang

    Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan dari sejak

    zaman prasejarah. Kata 'geologi' pertama kali dipergunakan pada tahun 1473

    oleh Ricardh de Bury untuk hukum atau ilmu kebumian. Geologi berasal dari

    bahasa Yunani yaitu terdiri atas dua kata “geo” berarti bumi dan “logos” berarti

    ilmu pengetahuan. Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara

    keseluruhan, karena bumi tersusun oleh batuan, maka pengetahuan mengenai

    komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal yang utama dalam

    memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama

    yang dipelajari dalam geologi.

    Daerah Majenang dan sekitarnya di pilih oleh penulis sebagai daerah

    penelitian, karena memiliki tatanan geologi yang cukup menarik untuk

    dilakukan pengkajian agar dapat diketahui sejarah geologinya. Berdasarkan

    Kastowo (1975) dalam Peta Geologi Lembar Majenang, daerah penelitian

    terdiri dari Formasi Halang, Formasi Kumbang, Kipas Aluvium, dan Endapan

    Aluvium. Selain itu, daerah penelitian juga terdapat pola kelurusan yang

    berarah relatif timur laut-barat daya, sesar geser dekstral yang berarah barat

    laut-tenggara pada bagian timur laut dari lokasi penelitian, dan sesar naik yang

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    4/21

    2

    berarah barat laut-tenggara, sesar pada bagian tenggara dari lokasi penelitian

    ini menunjukkan bahwa blok bagian barat daya yang tersusun oleh Formasi

    Kumbang relatif naik dari pada blok bagian timur laut yang tersusun oleh

    Formasi Halang.

    C. Maksud dan Tujuan

    Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pemetaan geologi

    permukaan dan pengamatan lapangan berupa pengamatan geomorfologi,

    stratigrafi, dan struktur geologi yang terdapat di Daerah Majenang dan

    sekitarnya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

    Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

    mempelajari tatanan geologi Daerah Majenang dan sekitarnya yang mencakup

    bentukan morfologi, variasi satuan batuan dan kaitannya dengan susunan

    stratigrafi daerah penelitian serta struktur geologi yang mengontrol daerah

    tersebut guna mengungkap sejarah geologi pada daerah penelitian.

    D. Batasan Masalah

    Berdasarkan judul yang diajukan sebagai topik penelitian, yaitu

    “Geologi Daerah Majenang dan Sekitarnya, Kecamatan Majenang,

    Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah ”. Maka peneliti memberikan

    batasan pada wilayah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu hanya

    pada Daerah Majenang dan Sekitarnya, Kecamatan Majenang, Kabupaten

    Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    5/21

    3

    E. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan agar objek

    penelitian lebih fokus, maka dapat penulis kemukakan rumusan masalahnya

    sebagai berikut :

    1. Kondisi geologi berupa proses geomorfologi yang membentuk daerah

    penelitian, variasi dan kedudukan satuan batuan, struktur geologi yang

    mengontrol daerah penelitian yang kemudian dapat mengungkap

    sejarah geologi di daerah penelitian.

    2. Potensi yang terdapat pada daerah penelitian, baik potensi positif

    berupa kekayaan dan sumber daya alam ataupun potensi negatif berupa

    bencana geologi.

    F. Manfaat Penelitian

    Penulis mengambil judul penelitian dengan judul tersebut diharapkan

    dapat memberi manfaat baik secara teoritis ataupun secara praktis.

    1. Manfaat Teoritis :

    a.

    Memperluas wawasan ilmu pengetahuan tentang geologi DaerahMajenang dan sekitarnya.

    b. Menjadi referensi dan acuan bagi penelitian selanjutnya yang

    berkaitan dengan Daerah Majenang dan sekitarnya.

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    6/21

    4

    2. Manfaat Praktis :

    a. Penulis dapat melatih dan menerapkan semua ilmu yang telah

    dipelajari selama berada di bangku kuliah secara aplikatif di

    lapangan.

    b. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan Teknik Geologi

    STTNAS, untuk menambah wawasan pengetahuan geologi di

    Daerah Majenang dan sekitarnya.

    c. Dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah ataupun pusat untuk

    menggali potensi sumber daya alam di Daerah Majenang dan

    sekitarnya.

    G. Lokasi dan Kesampaian Daerah

    Secara administratif, lokasi penelitian berada di Kecamatan Majenang

    dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Posisi

    geografis lokasi penelitian berada pada koordinat X : 250,500,00 - 256,500,00

    dan Y : 9,191,700,00 - 9,200,800,00 berdasarkan angka grid Universal

    Transverse Mercator (UTM). Daerah penelitian termasuk dalam empat Peta

    Rupa Bumi Indonesia, yaitu Lembar Palugon (1308-532), Lembar Salem

    (1308-541), Lembar Wanareja (1308-514), dan Lembar Majenang (1308-523)

    dengan skala 1:25.000 yang sumbernya diterbitkan oleh Badan Koordinasi

    Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    7/21

    5

    Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

    Daerah penelitian memiliki luas 54 km 2 (9 km x 6 km) yang meliputi

    sebagian kecil wilayah Desa Cijati, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap,

    Provinsi Jawa Tengah. Kemudian, sebagian besar daerah penelitian berada di

    Desa Sadahayu – Desa Sadabumi – Desa Pangadegan – Desa Ujungbarang –

    Desa Sepatnunggal – Desa Salebu – Desa Bener – Desa Cibeunying – Desa

    Jenang – Desa Sindangsari – Desa Padangjaya – Desa Cilopadang – Desa

    Pahonjean – Desa Mulyasari – Desa Mulyadadi, Kecamatan Majenang,

    Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

    Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan

    bermotor baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua. Jarak

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    8/21

    6

    tempuh dari kota Yogyakarta menuju lokasi penelitian kurang lebih 254 km

    membutuhkan waktu sekitar 7 jam. Sebagian besar lokasi penelitian dapat

    dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua, kecuali di beberapa tempat yang

    hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki, hal ini dikarenakan pada bagian

    utara lokasi penelitian banyak terdapat tinggian-tinggian yang cukup terjal dan

    kurangnya akses menuju tinggian tersebut.

    H. Tahapan Penelitian

    Penelitian Pendahuluan (Studi pustaka, ijin penelitian, dan pembuatan

    proposal), Penelitian lapangan, Tahap Pra-Mapping (survey awal dan

    “recognize” , observasi, perijinan tempat tinggal dan persiapan peta-peta),

    Tahap Mapping (Pengamatan geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi),

    Pengolahan Data (Laboratorium dan Studio), Analisa data, Pembuatan laporan

    dan Presentasi hasil laporan.

    I. Geologi Regional

    1. Fisiografi Regional

    Secara umum fisiografi Jawa Tengah telah dibagi oleh van

    Bemmelen (1949) menjadi enam zona fisiografi dari utara sampai selatan,

    yaitu :

    a. Zona Gunung Api Kuarter

    b. Zona Dataran Aluvial Pantai Utara

    c. Zona Antiklinorium Bogor, Serayu Utara, dan Kendeng

    d. Zona Pegunungan Serayu Selatan

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    9/21

    7

    e. Zona Depresi Jawa Tengah

    f. Zona Pegunugan Selatan Jawa Barat dan Timur

    Gambar 2. Peta Fisiografi Jawa Tengah dan Jawa Timur (modifikasi darivan Bemmelen, 1949)

    Berdasarkan pembagian tersebut, daerah penelitian berada di

    perbatasan antara Zona Bogor dan Zona Depresi Jawa Tengah, tepatnya

    berada di bagian selatan Zona Bogor. Daerah penelitian dibatasi oleh Zona

    Dataran Aluvial Pantai Utara pada sebelah utara, Zona Pegunungan Serayu

    Selatan pada sebelah selatan, dan Zona Gunung Api Kuarter, yakni Gunung

    Slamet pada sebelah timur.

    2. Tektonik Regional

    Pulau Jawa secara tektonik dipengaruhi oleh dua lempeng besar,

    yaitu Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Indo-Australia di

    bagian selatan. Pergerakan dinamis dari lempeng-lempeng ini menghasilkan

    perubahan tatanan tektonik Jawa dari waktu ke waktu. Secara berurutan,

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    10/21

    8

    rejim tektonik Jawa mengalami perubahan yang dimulai dengan kompresi,

    kemudian mengalami regangan dan kembali mengalami kompresi.

    Pulunggono dan Martodjojo (1994) menjelaskan bahwa tektonik

    kompresi terjadi pada Kapur Akhir-Eosen (80-52 juta tahun yang lalu), yang

    diakibatkan oleh penunjaman berarah timurlaut-baratdaya dari Lempeng

    Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Tektonik regangan terjadi pada

    kala Oligosen-Miosen Awal, akibat terbentuknya jalur penunjaman baru di

    selatan Jawa.

    Selama zaman Tersier di Pulau Jawa telah terjadi tiga periode

    tektonik yang telah membentuk lipatan dan zona-zona sesar yang umumnya

    mencerminkan gaya kompresi regional berarah utara-selatan (van

    Bemmelen, 1949). Ketiga periode tektonik tersebut adalah :

    a. Periode Tektonik Miosen Atas (Mio-Pliosen)

    Periode Tektonik Miosen Atas (Mio-Pliosen) dimulai dengan

    pengangkatan dan perlipatan sampai tersesarkannya batuan sedimen

    Paleogen dan Neogen. Perlipatan yang terjadi berarah relatif barat-

    timur, sedangkan yang berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-

    tenggara hanya sebagian. Sedangkan sesar yang terjadi adalah sesar

    naik, sesar sesar geser-jurus, dan sesar normal. Sesar naik di

    temukan di daerah barat dan timur daerah ini, dan berarah hampir

    barat-timur, dengan bagian selatan relatif naik. Kedua-duanya

    terpotong oleh sesar geser. Sesar geser-jurus yang terdapat di daerah

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    11/21

    9

    ini berarah hampir baratlaut-tenggara, timurlaut-baratdaya, dan

    utara-selatan.

    Jenis sesar ini ada yang menganan dan ada pula yang

    mengiri. Sesar geser-jurus ini memotong struktur lipatan dan diduga

    terjadi sesudah perlipatan. Sesar normal yang terjadi di daerah ini

    berarah barat-timur dan hampir utara-selatan, dan terjadi setelah

    perlipatan. Di daerah selatan Pegunungan Serayu terjadi suatu

    periode transgresi yang diikuti oleh revolusi tektogenetik sekunder.

    Periode tektonik ini berkembang hingga Pliosen, dan menyebabkan

    penurunan di beberapa tempat yang disertai aktivitas vulkanik.

    b. Periode Tektonik Pliosen Atas (Plio-Plistosen)

    Periode Tektonik Pliosen Atas (Plio-Plistosen) merupakan

    kelanjutan dari periode tektonik sebelumnya, yang juga disertai

    dengan aktivitas vulkanik yang penyebaran endapan-endapannya

    cukup luas, dan umumnya disebut Endapan Vulkanik Kuarter.

    c. Periode Tektonik Holosen

    Periode Tektonik Holosen disebut juga dengan Tektonik

    Gravitasi, yang menghasilkan adanya gaya kompresi ke bawah

    akibat beban yang sangat besar, yang dihasilkan oleh endapan

    vulkanik selama Kala Plio-Plistosen. Hal tersebut menyebabkan

    berlangsungnya keseimbangan isostasi secara lebih aktif terhadap

    blok sesar yang telah terbentuk sebelumnya, bahkan sesar-sesar

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    12/21

    10

    normal tipe horst dan graben ataupun sesar bongkah atau sesar

    menangga dapat saja terjadi. Sesar-sesar menangga yang terjadi pada

    periode inidapat dikenal sebagai gawir-gawir sesar yang mempunyai

    ketinggian ratusan meter dan menoreh kawah atau kaldera gunung

    api muda, seperti gawir sesar di Gunung Beser, dan gawir sesar pada

    kaldera Gunung Watubela. Situmorang, dkk (1976), menafsirkan

    bahwa struktur geologi di Pulau Jawa umumnya mempunyai arah

    baratlaut-tenggara ,sesuai dengan konsep Wrench Fault Tectonics

    Moody and Hill (1956) yang didasarkan pada model shear murni.

    3. Stratigrafi Regional

    Secara umum stratigrafi di daerah penelitian menunjukan urutan

    stratigrafi dari tua ke muda adalah Formasi Halang (Tmh), Formasi

    Kumbang (Tpk), Kipas Aluvium (Qf), dan Endapan Aluvium (Qa).

    a. Formasi Halang (Tmh)

    Formasi ini pertama kali dikemukakan oleh (Sumarso, 1974;

    op.cit. Kartanegara dkk, 1987), sedangkan Ter Haar (Ter Haar, 1934;

    op.cit. Marks, 1957) menyebutnya Halang Serie. Formasi ini

    tersusun atas dua bagian, yaitu bagian bawah dan bagian atas. Bagian

    atas terdiri dari batupasir tufaan, konglomerat, napal, dan

    batulempung yang berselang-seling serta berlapis baik. Struktur

    sedimen terlihat cukup jelas, antara lain graded bedding, convolute

    lamination, dan flute cast. Batupasir umumnya bersifat wacke

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    13/21

    11

    dengan fragmen batuan andesitik. Bagian bawah terdiri dari breksi

    bersusunan andesit (Ter Haar, 1934; op.cit. Marks, 1957). Formasi

    ini banyak mengandung foraminifera yang menunjukkan umur

    Miosen Atas pada Daerah Bantarkawung, sedangkan pada Daerah

    Majenang menunjukkan umur Miosen Tengah (Marks, 1957). Tebal

    satuan berkisar 390 – 2600 meter (Kertanegara dkk, 1987).

    b. Formasi Kumbang (Tpk)

    Formasi ini diendapkan secara menjemari dengan Formasi

    Halang. Formasi ini tersusun atas dua bagian, yaitu bagian bawah

    dan bagian atas. Bagian bawah terdiri dari breksi dengan komponen

    yang menyudut, ditemukan lapisan lava andesit, sedangkan bagian

    atasnya terdiri dari tuf yang berseling-seling dengan breksi dan

    berstruktur tufan. Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Tengah-

    Pliosen Awal (Kastowo dan Suwarna, 1996). Ketebalannya

    mencapai 750 meter. Formasi ini setara dengan Bodas Series (Facies

    Vulkanik) yang terdiri dari breksi andesit, napal bersisipan dengan

    batupasir tufan, konglomerat polimik yang ketebalannya mencapai

    800 meter (van Bemmelen, 1949; op.cit. Marks, 1957).

    c. Kipas Aluvium (Qf)

    Merupakan campuran antara kerakal andesit, kerikil,

    beberapa bongkah dan pasir tufaan serta tanah laterit. Tersingkap

    pada lereng-lereng bukit.

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    14/21

    12

    d. Endapan Aluvium (Qa)

    Merupakan endapan yang tersusun dari material berukuran

    kerikil, pasir dan lempung berwarna abu-abu sepanjang dataran

    banjir sungai-sungai besar, dan endapan lempung berbau busuk

    berwarna hitam di daerah berawa.

    J.

    Rencana Penelitian

    Pemetaan geologi permukaan dan penulisan laporan penelitian hingga

    tahap akhirnya dilakukan selama 6 bulan, terhitung sejak Maret 2016 hingga

    akhir Juni 2016 untuk TA 1 dan Juni 2016 hingga September 2016 untuk TA

    2. Penelitian ini bersifat mandiri yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

    pengolahan data serta analisis data dan pembuatan laporan penelitian sebagai

    sistematika selama kegiatan penelitian berlangsung.

    K. Peneliti Terdahulu

    1. van Bammelen (1949)

    2. Kastowo (1975)

    3.

    Rengganis (2011)

    4. Destyanto (2014)

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    15/21

    13

    L. Daftar Pustaka

    BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar

    Majenang No. 1308-523, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999 . Badan

    Koordinasi dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.

    BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Palugon

    No. 1308-532, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999 . Badan Koordinasi dan

    Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.

    BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Salem No. 1308-541, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999 . Badan Koordinasi dan

    Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.

    BAKOSURTANAL, 1999. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar

    Wanareja No. 1308-514, skala 1:25.000, Edisi : 1 - 1999 . Badan

    Koordinasi dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Cibinong.

    Budiman, A., 2011. Geologi dan Struktur Geologi Daerah Bantarmanggu dan

    Sekitarnya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Skripsi . Tidak

    dipublikasikan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

    Indarto, S., 2014. Batuan pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida

    Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah Cihonje, Gumelar,

    Banyumas, Jawa Tengah. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan ,

    Vol. 24, No. 2, pp. 115-130.

    Kastowo, 1975. Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa, skala 1:100.000 .

    Direktorat Geologi, Bandung.

    Permana, H. dkk., 2011. Perkembangan Cekungan Antar-Busur di Daerah

    Majalengka-Banyumas: Sejarah Tektonik Kompleks di Wilayah Batas

    Konvergensi. Jurnal Sumber Daya Geologi , Vol. 21, No. 2, pp. 77-90.

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    16/21

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    17/21

    15

    M. Lampiran

    1. Peta Rupa Bumi Indonesia Daerah Penelitian

    2. Peta Topografi Daerah Penelitian

    3. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian

    4. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    18/21

    9 . 1

    9 6

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 3

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 2

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 4

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 5

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 7

    . 0 0 0

    9

    . 1 9 8

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 9

    . 0 0 0

    9 . 2

    0 0

    . 0 0 0

    256.000255.000

    256.000254.000 255.000

    254.000

    253.000251.000 252.000

    252.000 253.000251.000

    9 . 1

    9 2

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 3

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 8

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 7

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 9

    . 0 0 0

    9 . 2

    0 0

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 4

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 5

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 6

    . 0 0 0

    0

    0

    2 KM10,50,25

    421 8 CM

    Lampiran 1

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    19/21

    9 . 1

    9 8

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 5

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 6

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 7

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 9

    . 0 0 0

    9 . 2

    0 0

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 3

    . 0 0 0

    255.000254.000 256.000

    9 . 1

    9 2

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 4

    . 0 0 0

    251.000 252.000 253.000 254.000 255.000 256.000

    9 . 1

    9 8

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 7

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 9

    . 0 0 0

    9 . 2

    0 0

    . 0 0 0

    251.000 252.000 253.000

    9 . 1

    9 2

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 3

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 4

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 5

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 6

    . 0 0 0

    Kabupaten Cilacap

    Kecamatan Cimanggu

    Kecamatan Majenang

    Desa SindangsariDesa Jenang

    Desa Cijati

    Desa Cibeunying

    Desa Padangjaya

    Desa Cilopadang

    Desa Mulyadadi

    Desa MulyasariDesa Pahonjean

    Desa Bener

    Desa Salebu

    Desa Boja

    Desa Sepatnunggal

    Desa Sadabumi

    Desa Pengadegan

    Desa UjungbarangDesa Sadahayu

    1 5

    0

    2 0 0

    2 5

    1 2 5

    1 7 5

    1 6 2 ,5

    3 7 ,5

    1 1 2, 5

    1 3 7 , 5

    1 8 7 , 5

    2 6 2,5

    4 0 0

    2 3 7

    , 5

    2 5 0

    2 1 2

    , 5 2 2 5 2 7 5

    3 0 0

    2 8 7

    , 5

    5 0 0

    8 7 , 5

    3 1 2

    , 5

    7 5

    4 1 2 , 5 4

    2 5

    4 6 2

    , 5

    3 5 0

    4 5 0

    3 2 5

    4 8 7

    , 5 3 8 7 ,5

    3 6 2 ,5

    3 7 5

    6 2 , 5

    4 7 5

    3 3 7 , 5

    5 0

    4 37 ,5

    1 0 0

    0

    0

    2 KM10,50,25

    421 8 CM

    Lampiran 2

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    20/21

    9 . 1

    9 6

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 3

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 2

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 4

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 5

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 7

    . 0 0 0

    9

    . 1 9 8

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 9

    . 0 0 0

    9 . 2

    0 0

    . 0 0 0

    256.000255.000

    256.000254.000 255.000

    254.000

    253.000251.000 252.000

    252.000 253.000251.000

    9 . 1

    9 2

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 3

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 8

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 7

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 9

    . 0 0 0

    9 . 2

    0 0

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 4

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 5

    . 0 0 0

    9 . 1

    9 6

    . 0 0 0

    0

    0

    2 KM10,50,25

    421 8 CM

    Lampiran 3

  • 8/18/2019 PROPOSAL TA MAJENANG

    21/21

    Pemerian Satuan Peta

    Lampiran 4