Page 1
PROFIL KETERAMPILAN METAKOGNITIF PESERTA
DIDIK PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN
TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Andini Maulida Rizkia
NIM. 11150161000058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
Page 4
iv
ABSTRAK
Andini Maulida Rizkia, 11150161000058. Profil Keterampilan Metakognitif
Peserta didik pada Pelajaran Biologi di SMAN Tangerang Selatan. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil keterampilan metakognitif
peserta didik pada pelajaran biologi di SMA Negeri Tangerang Selatan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan deskriptif. Populasi
penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMA Negeri Tangerang Selatan. Pemilihan
sampel dilakukan dengan strata sampling menggunakan hasil Ujian Nasional pada
mata pelajaran biologi tahun 2019. Pengambilan sampel selanjutnya dilakukan
dengan random sampling untuk mewakili sekolah pada setiap kategori. Hasil
kuesioner keterampilan metakognitif dan observasi dianalisis menggunakan
statistik deskriptif, sedangkan hasil wawancara dilakukan secara deskriptif. Hasil
penelitian didapat rata-rata planning sebesar 72.47%, monitoring sebesar 73% dan
evaluating sebesar 72.17%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan
metakognitif peserta didik di SMAN Tangerang Selatan pada pembelajaran Biologi
berada dalam kategori kuat. Keterampilan metakognitif ini dapat menunjang
peningkatan hasil akademik peserta didik dalam proses belajar.
Kata Kunci : Keterampilan Metakognitif, Pelajaran Biologi
Page 5
v
ABSTRACT
Andini Maulida Rizkia, 11150161000058. Profile of Student’s Metacognitive
Skills in Biology learning at SMAN Tangerang Selatan. Undergraduate Thesis,
Biology Education Study Program, Faculty of Tarbiya and Teaching Science,
Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. 2020.
The research aimed to describe the profile of the students ' metacognitive skills in
biology lessons at SMA Negeri Tangerang Selatan. This type of research is survey
research with a descriptive approach. The population of this research is the entire
class XI SMA Negeri Tangerang Selatan. The sample selection was conducted with
sampling strata using the results of the national exam on biological subjects in
2019. Subsequent sampling is done with random sampling to represent the school
in each category. The survey results of metacognitive and observation skills were
analyzed using descriptive statistics, while the interviews were done in a
descriptive. The research results obtained on average planning of 72.47%,
monitoring by 73% and evaluating by 72.17%. The results showed that students '
metacognitive skills at SMAN Tangerang Selatan on biological learning are in
strong categories. This metacognitive skills can support the increase in academic
outcomes of learners in the learning process.
Keywords : Biology, Metacognitive Skills
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan pertolongan, rahmat serta hidayah-Nya hingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alayhi wa Salam beserta seluruh keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Profil Keterampilan Metakognitif
Peserta Didik pada Pembelajaran Biologi di SMAN Tangerang Selatan”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
program sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penyelesaian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa pertolongan Allah dan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, M.A. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd Ketua Program studi Tadris Biologi yang telah
memberikan masukkan dalam menentukan judul penelitian.
4. Meiry Fadilah Noor, M. Si, Sekretaris Program Studi Tadris Biologi yang
memberikan motivasi kepada penulis.
5. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu, membimbing,
memotivasi dan mendukung penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan
baik.
6. Dr. Sujiyo Miranto, M. Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang
senantiasa memberikan nasehat dan arahan dari semester awal sampai
semester akhir.
Page 7
vii
7. Seluruh Dosen dan staff, Laboran dan asisten laboratorium Jurusan
Pendidikan IPA khususnya program studi Tadris Biologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
membimbing kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Bapak dan Ibu Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum dan Wakasek kesiswaan
SMA Negeri Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
9. Guru-guru bidang studi biologi di SMA Negeri Tangerang Selatan yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan dan mengumpulkan data penelitian
serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Peserta didik SMA Negeri Tangerang Selatan kelas XI tahun ajaran 2019-
2020 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
11. Kedua orang tua yang penulis sayangi, papa Drs. Khaerudin, M. Pd dan mama
Ruswita Ningsih yang memberikan dukungan, kasih sayang, do’a yang tiada
hentinya, nasehat dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
12. Suami yang penulis cintai, Dicky Afrizal, ST yang memberikan kasih sayang,
doa, motivasi, nasehat, arahan, dukungan yang tiada hentinya, sehingga
penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Adik saya Prilyana Fajria Imawati yang telah membantu penulis dalam
mengaskses jurnal dirumah dengan ID mahapeserta didiknya dan mendukung
penulis untuk menyelesaikan skripsi. Serta adik saya yang kedua, Bagus
Imawan Nugroho yang telah menghibur dan mendukung penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
14. Mertua saya, ayah Abidin dan Ibu Ida Hindayani serta Teh Evi dan Kak Anton
beserta sanak keluarga lainnya.
15. Teman-teman seperjuangan penulis Mimosa A dan Mimosa B 2015, yang
telah berjuang dan belajar bersama sehingga menciptakan kenangan indah
dan saling mendukung satu sama lain.
Page 8
viii
16. Sahabat Vina Ruliyanti yang telah membantu penulis untuk menjadi observer
dan dokumentasi selama pengambilan data penelitian.
17. Sahabat grup Biology Squad, Nurul, Fajar, Vina, Selly, Hany, Ellis dan
Keziah yang telah membersamai dan menemani selama kuliah serta saling
mendukung dan menguatkan satu sama lain.
18. Sahabat-sahabat satu organisasi FRESH UIN Jakarta dan HMPS P.Biologi
yang telah memberikan banyak pengalaman berharga dan belajar segala hal
satu sama lain.
19. Sahabat grup KKN Agrapana yang secara tidak langsung memotivasi penulis
untuk menyelesaikan skripsi.
20. Sahabat pengajar GAMA UI Pamulang yang sering mengingatkan dan
mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
21. Seluruh pihak lainnya yang tidak disebutkan satu per satu yang telah
membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan seluruh pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan untuk penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak khususnya
dalam bidang pendidikan.
Jakarta, Maret 2020
Penulis
Andini Maulida Rizkia
Page 9
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAANKARYA SENDIRI ................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ……………………….……………..ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………………………………………………………iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .......................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
F. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR .............................. 8
A. Kajian Teoritik .................................................................................................. 8
1. Implementasi Kurikulum 2013 ..................................................................... 8
2. Metakognitif ................................................................................................ 11
3. Pembelajaran Biologi .................................................................................. 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 27
B. Metode Penelitian ........................................................................................... 28
C. Unit Analisis .................................................................................................... 28
D. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 29
Page 10
x
1. Kuesioner keterampilan metakognitif ........................................................ 30
2. Wawancara .................................................................................................. 35
3. Observasi ..................................................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 41
1. Tahap Persiapan .......................................................................................... 42
2. Tahap Pelaksanaan ...................................................................................... 42
3. Tahap Pengolahan Data .............................................................................. 43
F. Uji Coba Instrumen ......................................................................................... 43
1. Uji Validitas................................................................................................. 43
2. Uji Realibilitas ............................................................................................. 44
G. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 44
1. Data kuantitatif ............................................................................................ 44
2. Data kualitatif .............................................................................................. 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 47
A. Temuan Penelitian .......................................................................................... 47
1. Deskripsi Data Hasil Kuesioner Keterampilan Metakognitif ................... 47
2. Deskripsi Data Hasil Wawancara............................................................... 48
3. Deskripsi Data Hasil Observasi.................................................................. 52
4. Deskripsi Data Dokumentasi ...................................................................... 55
B. Pembahasan ..................................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 65
A. Kesimpulan...................................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67
LAMPIRAN ..................................................................................................... 72
Page 11
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Tanggal Pelaksanaan Penelitian ..............................................................27
3.2 Daftar Nama Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Tangerang Selatan ...
.............................................................................................................29
3.3 Kisi-kisi Kuesioner Keterampilan Metakognitif ......................................31
3.4 Perincian Kisi-kisi Kuesioner keterampilan metakognitif Keterampilan
Metakognitif ...........................................................................................31
3.5 Kisi-kisi Wawancara Peserta didik Keterampilan Metakognitif...............36
3.6 Kisi-kisi Observasi Proses Pembelajaran ................................................39
3.7 Kategorisasi Penilaian Skor untuk Menentukan Sampel
Wawancara.............................................................................................45
3.8 Kriteria Interpretasi Skor ........................................................................45
4.1 Hasil Kuesioner Keterampilan Metakognitif di SMAN Tangerang Selatan
........................................................................................................ ....47
4.2 Kategorisasi Keterampilan Metakognitif di SMAN Tangerang Selatan
Berdasarkan Data Kuesioner ................................................................... 48
4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran .....................................................53
4.4 Hasil Analisis RPP Keterampilan Metakognitif ......................................55
Page 12
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Teori Komponen Metakognitif ............................................................. 15
2.2 Model Komponen Metakognisi ............................................................ 17
Page 13
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Lembar Kuesioner Keterampilan Metakognitif Peserta Didik ............. 72
2 Pedoman Wawancara Peserta Didik .................................................... 77
3 Pedoman Wawancara Guru................................................................. 78
4 Lembar Observasi Proses Pembelajaran .............................................. 79
5 Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Keterampilan
Metakognitif ................................................................................... 103
6 Data Mentah Kuesioner Keterampilan Metakognitif ......................... 105
7 Hasil Wawancara Peserta Didik ........................................................ 109
8 Hasil Wawancara Guru ..................................................................... 131
9 Pengkategorian Hasil Kuesioner Keterampilan Metakognitif ............ 139
10 Distribusi Pengkategorian Kuesioner Keterampilan Metakognitif
Peserta Didik ................................................................................... 142
11 Foto Dokumentasi ............................................................................ 143
12 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................... 147
13 Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 148
14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................. 151
15 Lembar Uji Referensi ....................................................................... 155
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isu-isu
mengenai pendidikan nasional dengan adanya era globalisasi, maka Indonesia
memiliki tantangan dalam kebijakan pendidikan yang dapat mengokohkan
pembangunan nasional. Masalah pendidikan yang diatasi oleh pemerintah
dibuktikan dengan adanya kebijakan-kebijakan baru dan program-program
baru yang diharapkan dapat menjadi perbaikan dari kurikulum sebelumnya
sehingga permasalahan pendidikan dapat diminimalisasi. Indonesia sudah
berusaha untuk berjuang fleksibelisasi terbukti dengan adanya pergantian
kurikulum tujuh kali dari tahun 1968 hingga tahun 2013 sampai kurikulum
2013 revisi 2016.
Pemerintah memberlakukan kurikulum 2013 yang mengharuskan dunia
pendidikan memperbaharui kurikulum agar tidak tertinggal zaman. Konteks
tidak tertiggal zaman ini merujuk kepada kebutuhan dunia pendidikan akan
kurikulum yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan abad 21. Abad
ke-21 sangat memerlukan keterampilan meliputi: berpikir kritis, pemecahan
masalah, komunikasi dan kolaborasi. Berpikir kritis berarti peserta didik
mampu menyikapi ilmu dan pengetahuan dengan kritis. Terampil dalam
memecahkan masalah yaitu mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi
ketika proses belajar sebagai wahana berlatih untuk mengadapi permasalahan
yang akan dihadapi didunia. Keterampilan komunikasi yaitu keterampilan
untuk memanfaatkan, mengakses dan mengoptimalkan teknik komunikasi
untuk diterima dan disampaikan kepada
Page 15
2
pihak lain. Kolaborasi yaitu keterampilan menjalin kerja sama dengan pihak
lain.1
Salah satu upaya pemerintah untuk menyelaraskan kompetensi pada abad
21 dengan memperbarui kurikulum. Salah satu bukti dari adanya perubahan
kurikulum yaitu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
20 tahun 2016 tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah bahwa kompetensi dimensi pengetahuan meliputi faktual,
prosedural, konseptual, metakognitif. Pada dasarnya kunci pendidikan adalah
membantu peserta didik mempelajari serangkaian strategi yang dapat
menghasilkan solusi. Pemikir yang baik akan menggunakan strateginya
secara rutin untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan mengetahui kapan
di mana mesti menggunakan strategi. Memahami kapan dan di mana mesti
menggunakan strategi muncul dari aktivitas monitoring yang dilakukan
peserta didik terhadap situasi pembelajaran.2 Sehingga salah satu aspek
perubahan kurikulum 2013 pada peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud) Nomor 20 tahun 2016 yaitu
adanya kompetensi dimensi pengetahuan metakogntif.
Metakognisi baru-baru ini diidentifikasi sebagai salah satu dari lima
komponen kunci untuk pembelajaran abad ke-21 oleh Partnership for 21st
Century Skills. Dalam istilah sederhana, metakognisi adalah pemikiran
tentang pemikiran, dan secara langsung berhubungan dengan empat
komponen lainnya: berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan motivasi.
Metakognisi sangat penting untuk keberhasilan dalam pendidikan dan di
dunia kerja. Guru tidak mungkin mengajar peserta didik semua yang perlu
dipelajari. Namun, guru dapat mempersiapkan peserta didik untuk belajar cara
1 Harli Trisdiono dan Widyaiswara Muda, Strategi Pembelajaran Abad 21,
(http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/strategipembelajaranabad21/) Jurnal online Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Prov. D.I. Yogyakarta, 2013, diakses pada tanggal 28 Desember 2019
pukul 04.44 WIB 2 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Prenamedia Group, 2004), hlm. 342
Page 16
3
belajar.3 Sehingga guru dapat membantu peserta didik untuk menggunakan
kemampuan metakognitifnya agar peserta didik dapat menyadari dan
mengatur proses pembelajarannya dengan baik sehingga menghasilkan hasil
yang baik. Guru membantu peserta didik untuk menggunakan
metakognitifnya dengan cara menuntun dan mengenali peserta didik ke arah
metakognitif selama proses pembelajaran.
Kemampuan metakognitif ini menuntut peserta didik untuk belajar
mandiri, itu juga merupakan bagian dari tujuan kurikulum 2013 untuk
mengubah proses pembelajaran yang semula proses pembelajaran berpusat
pada guru (teacher centre) menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik
(student centre). Pembelajaran mandiri bukan hanya menjadikan peserta didik
aktif dalam pembelajaran mencari informasi untuk mencapai tujuan tetapi
menjadikan peserta didik juga berpikir strategi apa yang baik digunakan
selama proses pembelajaran.
Metakognisi adalah kemampuan untuk memeriksa bagaimana proses
pikiran dan perasaan, kemampuan ini mendorong peserta didik untuk
memahami cara belajar yang baik. Ini juga membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan kesadaran diri yang menjadi penting saat
peserta didik bertambah usia.4 Kemampuan metakognitif penting dimiliki
peserta didik, karena kemampuan ini berkaitan dengan strategi learning how
to learn dan thinking about thinking. Metakognisi memainkan peran penting
dalam hal komunikasi, mengontrol diri, mengingat, memecahkan masalah,
dan mengembangkan kepribadian. Kemampuan metakognitif terkait dengan
kontrol komponen kognitif yang membuat peserta didik memahami tugas atau
3 Carolyn O'Brien, Metacognition and Learning to Learn, 2015, Majalah Online
(https://life.lfny.org/2015/12/05/metacognition-and-learning-to-learn/) diakses pada tanggal 17
Januari 2020 pukul 23.59 WIB 4 Caitrin Blake, Metacognition in the Classroom, University Portland (https://education.cu-
portland.edu/blog/classroom-resources/classroom-metacognition/) diakses pada tanggal 19 Januari
2020 pukul 17.56 WIB
Page 17
4
permasalahan yang dihadapi dan meyakinkan bahwa semua tugas atau
persoalan ini telah diselesaikan dengan baik.5
Metakognitif memiliki dua komponen yaitu pengetahuan metakognitif
dan regulasi metakognitif (keterampilan metakognitif). Pengetahuan
metakognitif adalah pengetahuan tentang kekuatan dan keterbatasan kognitif
seseorang, termasuk faktor-faktor (baik internal maupun eksternal) yang
dapat berinteraksi untuk mempengaruhi kognitif. Komponen lain dari
metakognitif adalah pemantauan terhadap kognitif seseorang, yang menurut
banyak peneliti meliputi kegiatan perencanaan, pemantauan atau pengaturan,
dan evaluasi.6
Peserta didik yang mempunyai kemampuan metakognitif tinggi pada saat
mengerjakan tugas, tidak hanya berpikir bagaimana menyelesaikan tugas,
tetapi lebih dari itu ia akan selalu mengevaluasi diri untuk membuat
keyakinan bahwa tugas atau permasalahan yang diberikan telah diselesaikan
dengan baik dan benar. Sehingga peserta didik yang memiliki strategi
metakognitif tinggi akan mudah diajarkan dengan model pembelajaran apa
saja karena peserta didik tersebut mampu untuk mengontrol, memantau dan
mengendalikan diri dalam pembelajaran, karena peserta didik tersebut
mandiri dalam belajar.7 Peserta didik yang memiliki strategi metakogntif
mampu mengendalikan diri dan emosionalnya dalam proses pembelajarannya
sehingga peserta didik dapat dengan mudah diajarkan dengan model
pembelajaran apapun, peserta didik ini mampu mencapai tujuan
pembelajarannya dengan baik jika peserta didik menggunakan kedua elemen
5 Paidi, Yuni Wibowo, Anna Rachmawati, Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif
Mahapeserta didik Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA UNY, Jurnal Universitas Negeri
Yogyakarta, 2013,(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-paidi-msi/artikel-
metakognitif-makalah-semnas-bio-2013-paidi.pdf) diakses pada tanggal 01 Desember 2018 pukul
09.06 WIB 6 Rathore MK dan Sonawat R, Metacognition: A predictor of learning outcome, The Indian
journal of social work, vol. 76(4), 2015, pp.559-572 7 Eka Sastrawati, Muhammad Rusdi, Syamsurizal, Problem Based Learning, Strategi
Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta didik, Jurnal Tekno-Pedagogi Vol.
1 No. 2, 2011, hlm.1-14.
Page 18
5
metakognitif dengan efektif, kedua elemen itu adalah pengetahuan
metakognitif dan keterampilan metakognitif.
Peserta didik dalam pembelajaran sains, berperan seolah-olah seperti
ilmuan, menggunakan metode ilmiah untuk mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan yang sedang dipelajari. Sehingga peserta didik dilatih untuk
memecahkan suatu masalah.8 Karena tugas pendidikan bukan hanya belajar
untuk dihafalkan tetapi belajar untsuk memahami pelajaran yang dipelajari.
Peserta didik tidak harus menggunakan cara menghafal untuk mencapai
tujuan pembelajaran tetapi dapat dengan cara mengenal diri untuk terlibat
dalam proses pembelajaran. Memahami cara diri untuk melakukan proses
pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran memerlukan sebuah
keterampilan.
Pembelajaran biologi dapat membantu peserta didik belajar berpikir
seperti ahli biologi. Mempromosikan metakognisi peserta didik dengan
mengajar peserta didik untuk berpikir mengenai biologi dan bagaimana
belajar biologi, kelihatannya akan menjadi strategi yang berguna dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan bagi peserta didik. Mengajar peserta didik
menggunakan metakognisi untuk memahami bagaimana berpikir tentang
biologi memberikan langkah penting untuk berpikir seperti seorang ahli
biologi.9 Umumnya, pembelajaran biologi di kelas telah mengarahkan peserta
didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran, namun belum
memberdayakan keterampilan metakognitif peserta didik.10 Karena
metakognitif merupakan salah satu dari lima kunci pembelajaran pada abad
21 dan kompetensi dimensi pengetahuan metakognitif sudah masuk ke
8 Srini M. Iskandar, 2014, Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran
Sains di Kelas, Jurnal Erudio, ISSN: 2302-9021, Vol. 2, No. 2, hlm. 13-20 9 Kimberly D. Tanner, Promoting Student Metacognition, DOI: 10.1187/cbe.12-03-0033,
Journal of CBE—Life Sciences Education, Vol. 11, 2012, pp. 113–120 10 Mar’atus Sholihah, Siti Zubaidah, Susriyati Mahanal, Keterampilan Metakognitif Peserta
didik SMA Negeri Batu Pada Mata Pelajaran Biologi, Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA
dan Pembelajarannya, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015, hlm. 1669-1676
Page 19
6
permendikbud UU 20 tahun 2016 sehingga metakognitif memiliki peran
penting yang memegang salah satu faktor dari keberhasilan belajar.
Standar kompetensi lulusan kurikulum 2013 yang mengharuskan peserta
didik untuk memiliki kemampuan metakognitif menandakan bahwa
pentingnya peserta didik memiliki keterampilan metakognitif untuk
membantu peserta didik dalam proses belajar. Metakognitif juga merupakan
salah satu dari lima elemen kunci pembelajaran pada abad ke 21. Peserta didik
yang sudah memiliki keterampilan metakognitif dengan baik maka
kognisinya akan baik dan mampu mencapai tujuan pembelajarannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul
“Profil Keterampilan Metakognitif peserta didik pada Pembelajaran Biologi
di SMAN Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Belum banyak diberdayakan keterampilan metakognitif oleh peserta
didik dengan sengaja.
2. Kurangnya arahan dan bimbingan kepada peserta didik untuk mencapai
keterampilan metakognitif.
3. Masih banyak guru yang tidak sadar bahwa keterampilan metakognitif
sangat penting dalam proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Keterampilan metakognitif yang dideskripsikan adalah keterampilan
metakognitif meliputi tiga aspek yaitu planning, monitoring dan
evaluating.
2. Keterampilan metakognitif yang diamati di SMAN Tangerang Selatan.
Page 20
7
3. Keterampilan metakognitif yang diamati yaitu pada kelas XI pada
Pembelajaran Biologi.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana deskripsi
profil keterampilan metakognitif peserta didik pada Pembelajaran Biologi
di SMAN Tangerang Selatan”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil keterampilan
metakognitif peserta didik di SMAN Tangerang Selatan.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini, antara lain:
1. Bagi guru, harapannya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan
untuk guru dapat membantu peserta didik menggunakan keterampilan
metakognitifnya.
2. Bagi peserta didik, memberikan masukan untuk belajar efektif
menggunakan keterampilan metakognitif.
3. Bagi peneliti lain, dapat menjadi salah satu sumber untuk meneliti lebih
lanjut mengenai keterampilan metakognitif di SMAN Tangerang
Selatan.
Page 21
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teoritik
1. Implementasi Kurikulum 2013
a. Kurikulum
Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon
pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam
membangun dan mewujudkan generasi yang bermartabat.
Kurikulum kerap mengalami perubahan, perubahan itu tidak serta
merta diberlakukan, harus melalui pengkajian yang sistematis,
pandangan para praktisi pendidikan dan pihak-pihak terkait.1
Sedangkan para ahli mendifinisikan kurikulum merupakan suatu
rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam kegiatan
belajar mengajar.2
Kurikulum dalam bahasa latin diambil dari kata currere.
Kurikulum adalah semua pembelajaran yang direncanakan dan
dibimbing oleh sekolah, apakah itu dilaksanakan dalam kelompok
atau secara individu, di dalam atau di luar sekolah.3
Kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang menjadi
pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehingga kurikulum
memuat aspek-aspek untuk mendukung proses
1 Syaifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
Cet. I, (Yogyakarta:Deepublish, 2018), hlm. 5 2 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, hlm. 2 3 Mark K. Smith, What is curriculum? Exploring theory and practice
(http://infed.org/mobi/curriculum-theory-and-practice/), diakses pada tanggal 20 Januari 2020 pukul
10.19 WIB
Page 22
9
pembelajaran agar dapat diterapkan baik secara menyeluruh,
kelompok maupun individu. Kurikulum juga bersifat fleksibel agar
dapat mengikuti tuntutan zaman untuk menyiapkan peserta didik
yang berkompetensi sesuai perubahan zaman.
Kurikulum memiliki fungsi dan peran yang penting dan
strategis, kurikulum menjadi petunjuk dan arah terhadap
keberhasilan pendidikan. Kurikulum menjadi penuntun para
pelaksana pendidikan maupun tenaga kependidikan untuk
mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dalam
mengembangkan berbagai materi dan perangkat pembelajan.4
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dan acuan. Bagi guru,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi orang tua, kurikulum sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar. Sedangkan bagi peserta didik,
kurikulum sebagai suatu pedoman belajar.5
Sehingga, implementasi kurikulum berarti bukan hanya
perubahan konten kurikulum, tetapi juga proses bagaimana konten
itu diperkenalkan pada guru dan bagaimana guru dapat diyakinkan.6
Jika guru sudah mengetahui perubahan-perubahan dari kurikulum,
guru dapat mengimplementasi kurikulum dalam proses
pembelajaran.
b. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun
2004. KBK dijadikan acuan atau pedoman bagi pelaksanaan
4 Imam Machali, Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia
Emas Tahun 2045, Jurnal Pendidikan Islam, DOI: 10.14421/jpi.2014.31.71-94, Volume IIII, Nomor
1, 2014, hlm. 71-94 5 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
Edisi 3, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 9 6 Mohamad Ansyar, Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 405
Page 23
10
pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan
jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.7
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah
memiliki peran yang sangat strategis dan menentukan pencapaian
tujuan pendidikan.8 Kurikulum 2013 diberlakukan untuk menjawab
tantangan pada abad 21. Sehingga perubahan pada kurikulum ini
merupakan penyempurna dari kurikulum sebelumnya untuk
menghadapi tantangan abad 21. Perubahan kebijakan kurikulum
2013 menyangkut empat elemen yaitu Standar Kompetensi
Kelulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses dan Standar
Penilaian. Perubahan ini menyiapkan generasi bangsa Indonesia
untuk dapat mengikuti perubahan zaman agar dapat bersaing secara
nasional maupun internasional.
Perubahan proses pembelajaran dari teacher centre ke student
centre merupakan salah satu perubahan pada kurikulum 2013 ini.
Pembelajaran yang aktif merupakan sebuah proses di mana peserta
didik secara aktif dalam membangun pemahaman terhadap fakta, ide
dan keterampilan melalui aktivitas dan melaksanakan tugas. Proses
pembelajaran menyiapkan setiap peserta didik membangun sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya melalui kegiatan
pembelajaran yang memberi kesempatan peserta didik secara aktif.9
Kurikulum 2013 menganut pandangan bahwa pengetahuan
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan secara
aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan
7 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, cet. 6 (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm. 66 8 Sarinah, Pengantar Kurikulum, Edisi 1 (Yogyakarta:Deepublish, 2015), cet. 1, hlm. 14 9 Harli Trisdiono, Pembelajaran Aktif dan Berpusat pada Peserta didik sebagai Jawaban
atas Perubahan Kurikulum dan Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar,
(http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/02/Pembelajaran-Aktif-dan-Berpusat-
pada-Peserta didik_Harly.pdf) diakses pada tanggal 20 Januari pukul 11.40 WIB
Page 24
11
pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran harus berkenaan
dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya.10
Salah satu perubahan kurikulum 2013 yaitu Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 20 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Kelulusan yaitu kompetensi dimensi
pengetahuan terdiri atas faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif. Metakognitif tingkat SMA dalam permendikbud No.
20 tahun 2016 didefinisikan sebagai:
Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis,
detail, spesifik, kompleks, konsektual dan kondisional
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional dan international.11
Sehingga metakognitif merupakan salah satu aspek
kompetensi yang harus dimiliki peserta didik. Kurikulum 2013
berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan untuk
melakukan tugas-tugas dengan standar tertentu sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik.
2. Metakognitif
a. Pengertian Metakognitif
Anderson dan Krathwol pada abad ke-21 menganggap bahwa
taksonomi kognitif Bloom sudah kurang relevan dengan tuntutan
zaman. Hasil revisi dari taksonomi kognitif Bloom yang dilakukan
10 Imam Machali, op.cit., hlm.90 11 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rapublik Indonesia Nomor 20
tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm. 6-7
Page 25
12
oleh Anderson dan kawan-kawan merubah aspek-aspek dalam
taksonomi Bloom. Selain itu, Anderson juga membedakan jenis
pengetahuan ke dalam pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan
metakognitif.12
Metakognitif adalah kata sifat dari metakognisi. Beberapa
istilah lain yang merujuk pada metakognisi adalah metamemory dan
metacomponential skill and process.13 Karena perkembangan
metakognisi merupakan hasil perluasan konsep dari metamemori.
Metakognisi jelas berhubungan dengan kognisi. Istilah meta berasal
dari bahasa Yunani artinya lebih tinggi (bandingkan dengan
metafisik, metaempiris, metafora, metaetika dan lainnya).
Metakognisi secara etimologis artinya suatu yang lebih tinggi dari
atau diatas kognisi, termasuk pengetahuan tentang kognisi itu
sendiri.14
Metakognisi merupakan kesadaran dan kendali orang terhadap
proses mental.15 Sehingga metakognisi mencangkup pemahaman
dan keyakinan pembelajar mengenai bahan ajar dan kognitifnya
sendiri serta usaha sadar untuk terlibat dalam proses berperilaku dan
berpikir yang akan meningkatkan proses belajar dan memorinya.16
Metakognisi adalah kemampuan otak untuk menyesuaikan
pikiran guna memecahkan masalah atau situasi yang asing. Ketika
anak berusaha memecahkan masalah, anak menggunakan
kemampuan tersebut secara tidak sadar. Sehingga strategi dapat
12 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1 hlm. 66 13 Maulana, Dasar-dasar Konsep Peluang: Sebuah gagasan pembelajaran dengan
pendekatan metakognitif, (Bandung : UPI Press, 2018), hlm. 15 14 Seto Mulyadi, Heru Basuki, Wahyu Rahardjo, Psikologi Pendidikan: dengan
Pendekatan Teori-teori Baru dalam Psikologi, Edisi 1, cet. I, (Jakarta:Rajawali Pers, 2016), hlm.
212 15 Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran:Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6,(Jakarta:Erlangga, 2008), hlm. 266 16 Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikaan : Membantu Peserta didik Tumbuh dan
Berkembang, Jilid 1, (Jakarta : Erlangga, 2008), Ed. 6, hlm. 369
Page 26
13
membantu peserta didik memaksimalkan kekuatan kemampuan
metakognitif.17 Karena metakognisi mengacu pada kesadaran
individu dan analisis kritis terhadap proses berpikir dan kemampuan
kognitif diri sendiri. Ini merupakan penentu penting dari kinerja
peserta didik, karena jika peserta didik menyadari pemahaman diri
sendiri dan proses kognitifnya, akan dapat menentukan dengan baik
untuk merevisi atau tidak melanjutkan aktivitas ketika diperlukan.18
Metakognisi memiliki dampak pada pengawasan dan proses
pengambilan informasi dan proses inferensi yang berlangsung
dalam sistem memori. Monitoring mengacu pada cara mengevaluasi
apa yang telah diketahui atau tidak diketahui.19
Metakognitif juga didefinisikan sebagai teori yang
mengintegrasikan pengetahuan seseorang tentang kognisi dan
regulasi kognisi. Artinya, teori metakognitif adalah struktur
pengetahuan yang relatif sistematis yang dapat digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena kognitif dan
metakognitif. 20
Jadi, metakognitif adalah kesadaran diri sendiri mengenai
proses pembelajaran maupun aktivitas yang dihadapi dengan
analisis kritis. Berpikir dalam memikirkan “bagaimana saya belajar
agar dapat memahami materi ini?” maupun pertanyaan lainnya yang
diajukan untuk diri sendiri, sehingga mengetahui kelebihan dan
kelemahan diri.
Metakognitif penting dimiliki peserta didik, karena dalam
proses pembelajaran di kelas guru tidak mungkin dapat mengajarkan
17 Bernadette Tynan, Melatih Anak Berpikir Seperti Jenius : Menemukan dan
mengembangkan Bakat yang ada pada setiap Anak, (Jakarat : Gramedia, 2004), hlm. 80 18 Derek Bok Center Harvard University, Motivation and Metacognition, i
(https://bokcenter.harvard.edu/motivation-and-metacognition) diakses pada tanggal 12 Januari
2020 pukul 16.47 WIB 19 Robert L.Solso, Otto HLM.Maclin, M.Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif Edisi 8,
(Jakarta:Erlangga, 2008), hlm. 266 20 David Moshman, Metacognitive Theories Revisited, DOI 10.1007/s10648-017-9413-7,
Educ Psychol Rev, No. 30, 2017, pp. 599–606
Page 27
14
semua yang perlu dipelajari dalam satu materinya. Namun, guru
dapat mempersiapkan peserta didik untuk belajar cara belajar.
Instruksi metakognitif memberdayakan peserta didik dengan
memberikan pemahaman tentang bagaimana berpikir. Ini
merupakan tanggung jawab peserta didik atas proses belajar.21
b. Komponen Metakognitif
Metakognisi dalam pembagiannya dibagi menjadi dua
komponen (Gambar 2.1). Komponen pertama berkaitan dengan
pengetahuan kognisi yang melibatkan refleksi dan kemampuan
kognisi yang meliputi kesadaran terhadap kemampuan kognisinya
pada waktu melakukan tugas tertentu. Komponen kedua berkaitan
dengan pengaturan diri yang digunakan selama belajar atau proses
pemecahan masalah. Pengetahuan tentang kognisi adalah
sekumpulan informasi yang digunakan seseorang pada waktu
berpikir pada saat refleksi. Sedangkan pengaturan kognisi terdiri
dari aktivitas yang digunakan seseorang untuk mengatur dan
mengawasi belajar. Proses ini termasuk perencanaan (planning),
dalam hal ini memili strategi atau trial and error, monitoring yang
termasuk merevisi langkah atau memilih strategi lain dan evaluasi
termasuk mengecek atau merefleksi dalam pemecahan masalah.22
Pengembangan model teoritis tentang komponen metakognitif
dan komponen apa saja yang dinilai dalam keterampilan
metakognitif, yaitu sebagai berikut:23
21 Carolyn O'Brien, Metacognition and Learning to Learn, 2015, Majalah Online
(https://life.lfny.org/2015/12/05/metacognition-and-learning-to-learn/) diakses pada tanggal 17
Januari 2020 pukul 23.59 WIB 22 Zahra Chairani, Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika,
(Yogyakarta : Deepublish, 2016), hlm. 35 23 Cooper, M. M., dan Sandi-Urena, S, Design and Validation of an InstrumenTo Asses
Metacognitive Skillfulness in Chemistry Problem Solving. Journal of Chemical Education, 86(2),
2009, pp. 240-245.
Page 28
15
Gambar 2.1 Teori Komponen Metakognitif
Gambar 2.1 menggambarkan bahwa metakognisi mencakup dua
domain yaitu pengetahuan kognisi dan pengaturan kognisi.
Pengetahuan tentang kognisi termasuk pengetahuan tentang diri
sendiri sebagai pembelajar, pengetahuan tentang strategi belajar, dan
pengetahuan tentang mengapa dan kapan menggunakan strategi
yang diberikan. Pengaturan kognisi mencakup kemampuan untuk
merencanakan, memantau, mengatur dan mengevaluasi proses
belajar. Instruktur dapat menggabungkan strategi untuk membantu
peserta didik mengembangkan keterampilan pengaturan diri dan
dapat menggunakan strategi yang membimbing peserta didik untuk
berpikir metakognisi yaitu, untuk berpikir seperti profesional,
pendekatan masalah sebagai seorang profesional dalam disiplin.24
Metakognisi sebagai kemampuan yang memungkinkan untuk:
(a) Atribut dan mengenali kondisi mental diri sendiri dan orang lain;
(b) Renungkan dan alasan dengan kondisi mental; (c) Gunakan
informasi tentang kondisi mental untuk memutuskan solusi pada
24 Tim Universitas Waterloo, Teaching Metacognitive Skills, (https://uwaterloo.ca/centre-
for-teaching-excellence/teaching-resources/teaching-tips/metacognitive), diakses pada tanggal 22
November 2018 pukul 08.38 WIB
Metakognitif
Pengetahuan Kognisi ) Pengetahuan Metakognitif (
Regulasi Kognisi ( Keterampilan Metakognitif )
Pengetahuan Deklaratif
Pengetahuan
Kondisional Perencanaan Evaluasi
Monitoring Pengetahuan
Prosedural
Page 29
16
permasalahan psikologis dan interpersonal dan mengatasi
penderitaan pribadi.25
Pengetahuan metakognitif lebih lanjut memiliki tiga jenis
pengetahuan. Pengetahuan pertama, deklaratif yaitu merujuk pada
pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pembelajar dan tentang
faktor-faktor apa yang dapat memengaruhi kinerja seseorang.
Pengetahuan kedua, prosedural yaitu mengacu pada pengetahuan
tentang melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural tingkat tinggi
dapat memungkinkan individu untuk melakukan tugas secara lebih
otomatis. Ini dicapai melalui berbagai macam strategi yang dapat
diakses lebih efisien. Pengetahuan ketiga, kondisional yaitu
mengacu pada mengetahui kapan dan mengapa menggunakan
pengetahuan deklaratif dan prosedural.26
Jika peserta didik baik dalam mengelola semua elemen ini
dengan menggunakan strategi metakognitifnya, belajar menjadi
lebih cepat secara komparatif seperti pada gambar 2.2 di bawah ini
25 Cristiano Scandurra,Simona Picariello, Daniela Scafaro, Vincenzo Bochicchio, Paolo
Valerio and Anna Lisa Amodeo, Group Psychodynamic Counselling as a Clinical Training Device
to Enhance Metacognitive Skills and Agency in Future Clinical Psychologists, doi:
10.5964/ejop.v14i2.1528, Eur J Psychol, 14(2), 2018, p. 444–463. 26 Rathore MK dan Sonawat R, Metacognition: A predictor of learning outcome, The Indian
journal of social work, vol. 76(4), 2015, hlm.559-572
Page 30
17
Gambar 2.2 Model Komponen Metakognisi
Dua elemen kunci dari metakognisi adalah pengetahuan
metakognitif dan regulasi metakognitif. Berdasarkan gambar 2.2
meski dalam pembagiannya metakognitif terbagi menjadi dua
elemen kunci namun kedua elemen ini dapat saling berhubungan
satu sama lain. Pengetahuan metakognitif berfokus pada apa yang
diketahui tentang pemikiran diri sendiri, sedangkan regulasi
metakognitif melibatkan bagaimana mengendalikan pemikiran diri
sendiri untuk tujuan pembelajaran. 27 Sebagai contoh peserta didik
dengan pengetahuan metakognitif yang baik dapat membedakan
27 Kathryn Morris Dye and Julie Dangremond Stanton, Metacognition in Upper-Division
Biology Students: Awareness Does Not Always Lead to Control, CBE—Life Sciences Education,
DOI:10.1187/cbe.16-09-0286, 16:ar31, 2017, pp. 1–14
Pemilihan
strategi
Perencanaan
Koordinasi dari
langkah-langkah
Evaluasi
Evaluasi tugas sesuai
umpan balik
Pengetahuan Metakognitif
(Deklaratif, prosedural,
kondisional)
Kinerja tugas
(Manajemen
pembelajaran)
Monitoring/regulasi
Umpan balik berkelanjutan
Page 31
18
antara konsep yang telah dikuasai dan yang harus dipelajari lebih
lanjut dan peserta didik yang memiliki keterampilan metakognitif
yang baik dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai untuk
suatu tugas dan memodifikasi pendekatan berdasarkan hasil.
Sehingga pengetahuan metakognitif merupakan kesadaran akan
pemikiran. Misalnya, peserta didik dengan keterampilan
pengetahuan metakognitif yang efektif dapat membedakan antara
konsep yang telah mereka kuasai dan yang harus mereka pelajari
lebih lanjut. Sebaliknya, peserta didik yang kurang memiliki
keterampilan ini dapat membingungkan kemampuan mereka untuk
mengenali kosa kata dengan penguasaan materi.28 Keterampilan
metakognitif (juga disebut regulasi metakognitif) mengacu pada
proses yang memungkinkan untuk membimbing, mengatur dan
mengawasi kegiatan pembelajaran kita sendiri; yaitu, mengetahui
cara belajar dan bagaimana serta kapan menggunakan serangkaian
strategi untuk mengatur perilaku.29
c. Keterampilan Metakognitif
Dua konteks yang mesti dipahami agar peserta didik mampu
belajar secara baik dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif, yaitu peserta
didik dapat memahami dan menggunakan strategi kognitif dan
strategi metakognitif selama proses pembelajaran berlangsung.30
28 Julie Dangremond Stanton, Xyanthe N. Neider, Isaura J. Gallegos and Nicole C. Clark,
Differences in Metacognitive Regulation in Introductory Biology Students: When Prompts Are Not
Enough, CBE—Life Sciences Education, DOI:10.1187/cbe.14-08-0135, 14:ar15, 2015, pp.1-12 29 Elena Escolano Perez, Maria Luisa Herrero-Nivela1 and M. Teresa Anguera, Preschool
Metacognitive Skill Assessment in Order to Promote Educational Sensitive Response From Mixed
Methods Approach: Complementarity of Data Analysis, Frontiers in Psychology, doi:
10.3389/fpsyg.2019.01298, 2019, pp. 1-22 30 Maulana, Dasar-dasar Konsep Peluang: Sebuah gagasan pembelajaran dengan
pendekatan metakognitif, (Bandung : UPI Press, 2018) hlm. 16-17
Page 32
19
Sehingga pendekatan metakognitif dapat membantu peserta didik
untuk memantau dan mengontrol proses pembelajaran peserta didik.
Regulasi metakognitif atau keterampilan metakognitif adalah
mekanisme pengaturan diri yang digunakan oleh peserta didik yang
aktif selama memecahkan masalah. Regulasi metakognitif meliputi
aktivitas mengecek hasil setiap masalah, merencanakan aktivitas
berikutnya, memonitor efektivitas dari setiap usaha dengan
melakukan pengetesan, melakukan perbaikan dan evaluasi dari
strategi belajar peserta didik.31
Metacognitive Skill sebagai kemampuan metakognitif, peserta
didik dapat diajarkan strategi menilai pemahaman sendiri, dengan
mencari tahu berapa banyak waktu yang butuhkan untuk
mempelajari sesuatu dan memilih rencana tindakan yang efektif
untuk belajar atau mengerjakan soal.32
Keterampilan metakognitif adalah keterampilan yang
dibutuhkan untuk melakukan tugas, sedangkan keterampilan
metakognitif diperlukan untuk memahami bagaimana hal itu
dilakukan. Keterampilan metakognitif umumnya dibagi menjadi dua
jenis: penilaian diri (kemampuan untuk menilai kognisi sendiri) dan
manajemen diri (kemampuan untuk mengelola pengembangan
kognitif seseorang lebih lanjut).33
Keterampilan metakognitif terbagi atas tiga aspek, yang pertama
planning, melibatkan dua tugas utama: memutuskan apa yang perlu
dipelajari dan kemudian memutuskan bagaimana akan mempelajari
materi itu. Kedua monitoring, mengharuskan peserta didik untuk
bertanya "bagaimana saya melakukan belajar ini?". Dalam
monitoring, peserta didik terus-menerus melacak apa yang telah
31 Seto Mulyadi, Heru Basuki, Wahyu Rahardjo, op.cit., hlm. 213 32 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta : Indeks, 2011),
hlm.253 33 Susan Imel, Metacognitive Skills for Adult Learning, Artikel Trend and Issues Alert, No.
39, 2002, pp.1-4
Page 33
20
dipelajari, apa yang belum diketahui, dan apakah strategi belajar
yang digunakan membantu peserta didik belajar secara efektif.
Ketiga evaluasi, melibatkan refleksi tentang seberapa baik peserta
didik mencapai tujuan belajar setelah menyelesaikan unit studi atau
menerima umpan balik (seperti tes atau tugas).34
Keterampilan metakognitif, didefinisikan sebagai keterampilan
yang digunakan untuk mengatur pemikiran seseorang, termasuk
refleksi, perencanaan, penetapan tujuan, evaluasi, dan pemantauan.
Keterampilan metakognitif dianggap penting untuk proses
pembelajaran berkelanjutan sepanjang karir.35
Penetapan tujuan merupakan salah satu aspek dari planning
pada keterampilan metakognitif sehingga terdapat sebelas cara
untuk melakukan penetapan tujuan dengan benar. Pertama, tujuan
jangka panjang yaitu berfokus membantu peserta didik mengatasi
kemunduran kecil yang pasti terjadi di sepanjang jalan. Kedua,
tujuan jangka pendek yaitu membantu memecah tujuan yang
tampaknya mustahil dan jauh menjadi langkah-langkah sederhana
yang lebih nyata. Ketiga, membuat tujuan itu tantangan. keempat,
memahami pentingnysa tujuan. kelima, buat tujuan menjadi
spesifik. Keenam, fokus pada keterampilan. Ketujuh, fleksibel.
Kedelapan, bagikan tujuan. Kesembilan, pastikan ada kepercayaan
mencapai tujuan. Kesepuluh, mempertimbangkan potensi-potensi
yang ada. Kesebelas, memantau progres dari tujuan.36
Kemampuan metakognitif adalah prosedur pengetahuan. Hal ini
adalah apa yang dilakukan seseorang secara sengaja untuk
mengontrol kognisi. Kemampuan metakognitif merupakan bagian
34 Kwantlen Polytechnic University Learning Centres. University 101: Study, Strategize
and Succeed, (Surrey BC: Kwantlen Polytechnic University, 2018), p.5 35 Natalie J. Burman, Christy K. Boscardin dan Sandrijn M. Van Schaik, Career-long
learning: Relationship between cognitive and metacognitive skills, Journal Medical Teacher,
DOI:10.3109/0142159X.2014.909010, 34, 2014, pp. 715-723 36 InnerDrive Guides, How to do Goal Setting Right (https://blog.innerdrive.co.uk/how-to-
do-goal-setting-right) diakses pada tanggal 23 Januari 2020
Page 34
21
dari apa yang disebut ”proses eksekutif” atau ”strategi
metakognitif”. Kemampuan metakognitif ini meliputi aktivitas
seperti orientasi/monitoring pengertian persyaratan tugas,
merencanakan langkah-langkah yang diambil untuk proses tugas,
mengecek dan mengatur proses kognitif jika terjadi kegagalan, dan
mengevaluasi hasil proses. Kemampuan metakognitif merupakan
bagian dari proses pengaturan diri yang tidak dapat dikurangi untuk
proses kemampuan metakognitif.37
Memperkenalkan keterampilan metakognitif pada pembelajaran
biologi penting dilakukan supaya peserta didik dapat mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran peserta didik. Empat
cara memperkenalkan metakognitif kepada peserta didik di kelas
biologi dapat meliputi:
1) Preassessments yaitu mendorong peserta didik untuk
memikiran suatu topik sebelum mengajarkan peserta didik sesuatu
yang baru dengan pertanyaan mandiri seperti “apa yang harus saya
ketahui tentang topik ini yang dapat membantu pembelajaran saya?”
2) The muddiest point yaitu salah satu strategi pembelajaran
aktif di kelas contohnya menggunakan kartu index dan peserta didik
diminta untuk menuliskan dengan waktu singkat selama 1-5 menit
dengan menjawab pertanyaan “Apa yang paling saya bingungkan
dari materi yang dipelajari di kelas hari ini?”
3) Retrospective Postassessments yaitu mendorong peserta
didik untuk mengenali perubahan konseptual, sebagai contoh
peserta didik diminta untuk menyelesaikan kalimat “sebelum kelas
ini, saya pikir evolusi adalah … Sekarang saya pikir evolusi adalah
…”
4) Reflective Journals yaitu menganalisis tentang apa yang
berhasil atau tidak berhasil dengan baik dalam belajar di ujian
37 Risnanosanti, Kemampuan Metakognitif Peserta didik dalam Pembelajaran Matematika,
Jurnal Phytagoras Vol. 4, No. 1, 2008, hlm. 86-98
Page 35
22
berikutnya. Meminta peserta didik untuk merefleksikan untuk diri
sendiri dengan pertanyaan “Bagaimana persiapan ujian saya bekerja
dengan baik sehingga saya harus melakukannya lagi lain kali?” atau
“apa yang membuat hasil ini tidak baik sehingga saya tidak boleh
melakukannya dilain waktu atau apa yang harus saya perbaiki?” 38
Peserta didik menunjukkan pengetahuan metakognitif ketika
membedakan antara konsep yang mereka lakukan dengan apa yang
tidak diketahui. Pengetahuan metakognitif penting untuk belajar,
tetapi itu tidak akan menghasilkan pembelajaran jika peserta didik
tidak bertindak berdasarkan informasi. Sebagai contoh, hanya
karena peserta didik menyadari bahwa tidak tahu bagaimana mitosis
berbeda dari meiosis bukan berarti akan mempelajari perbedaannya.
Apa yang peserta didik lakukan untuk mempelajari apa yang belum
mereka ketahui melibatkan regulasi metakognitif.39
Sehingga metakognitif penting diimplementasikan karena yang
pertama, metakognisi dapat meningkatkan kinerja akademis karena
dapat mengembangkan guru dan peserta didik. Kedua, metakognisi
dapat membantu peserta didik menjadi pembelajar yang aktif dan
mandiri. Jadi peserta didik dapat menggunakan keterampilan dan
strategi metakognitif tidak hanya di dalam kelas di depan guru,
tetapi dalam pengaturan apa pun. Ketiga, Penelitian memberi tahu
kita bahwa metakognitif dapat membantu peserta didik yang tidak
aktif ataupun peserta didik yang kurang beruntung. Ini membantu
dalam hal berbagai domain subjek, di berbagai kemampuan peserta
didik. Dalam hal implementasi ini juga tidak memerlukan banyak
38 Kimberly D. Tanner, Promoting Student Metacognition, DOI: 10.1187/cbe.12-03-0033,
Journal of CBE—Life Sciences Education, Vol. 11, 2012, pp. 113–120. 39 Julie Dangremond Stanton , Kathryn Morris Dye dan Me'Shae Johnson, Knowledge of
Learning Makes a Difference: A Comparison of Metacognition in Introductory and Senior-Level
Biology Students, CBE—Life Sciences Education, 18:ar24, 2019, pp. 1–13
Page 36
23
biaya tetapi hanya memerlukan waktu karena memberi peserta didik
dan guru waktu untuk mengembangkan strategi di sekolah.40
3. Pembelajaran Biologi
Biologi membutuhkan dukungan untuk belajar bagaimana
mengintegrasikan konsep dan fakta individu ke dalam organisasi yang
kompleks yang diperlukan untuk pemahaman yang kuat tentang proses
biologis. Konsepsi alternatif peserta didik mungkin bukan kesalah
pahaman yang sebenarnya, melainkan kombinasi antara kebingungan
mengenai topik dan kesulitan dengan mengintegrasikan ide-ide
independen ke dalam sistem dinamis.41
Visi mata pelajaran biologi pada abad ke-21 mensyaratkan bahwa
para peserta didik belajar bagaimana mengintegrasikan konsep-konsep
lintas level organisasi dan kompleksitas dan untuk mensintesis dan
menganalisa informasi yang menghubungkan domain konseptual.42
Pengetahuan yang dirasakan peserta didik saat pembelajaran biologi
mungkin tidak selaras dengan pengetahuan yang sebenarnya, yang dapat
mencegah peserta didik menghabiskan lebih banyak waktu mempelajari
informasi. Pengetahuan metakognitif juga mencakup pemahaman
tentang strategi untuk belajar mencakup pengetahuan strategi
pembelajaran apa yang ada, bagaimana melaksanakannya, dan kapan
serta mengapa strategi itu harus digunakan.43
40 Poblo Torres, Matthew Somerville, Lee Davis, Transcription: What are the benefits of
metacognition?, University of Cambridge, Cambridge Professional Development,
(https://cambridge-community.org.uk/professional-development/gswmeta/MC_M1_vid_002.pdf)
diakses pada pukul 06.55 WIB pada tanggal 03 Februari 2020. 41 Jaime L. Sabel, Joseph T. Dauer and Cory T. Forbes, Introductory Biology Students’
Use of Enhanced Answer Keys and Reflection Questions to Engage in Metacognition and Enhance
Understanding, CBE—Life Sciences Education, DOI:10.1187/cbe.16-10-0298, 16:ar40, 2017, p. 1–
12 42 Kimberly D. Tanner, Promoting Student Metacognition, DOI: 10.1187/cbe.12-03-0033,
Journal of CBE—Life Sciences Education, Vol. 11, pp. 113–120, 2012 43 Julie Dangremond Stanton, Xyanthe N. Neider, Isaura J. Gallegos, and Nicole C. Clark,
Differences in Metacognitive Regulation in Introductory Biology Students: When Prompts Are Not
Enough, CBE—Life Sciences Education, DOI:10.1187/cbe.14-08-0135, Vol. 14, 2015, pp. 1–12
Page 37
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan didukung beberapa penelitian sebelumnya
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zulfiani, Sillak Hasiyani, Ghina R.,
Eny S. Rosyidatun dan Nila Zuqistya dengan judul “Membandingkan
antara Problem-Based Learning menggabungkan Question Student
Have dan Problem-Based Learning menggabungkan Learning Journal
ke arah Metacognitive Skill”. Hasil dari penelitian ini adalah ada
perbedaan yang signifikan dalam keterampilan metakognitif antara PBL dan
QSH PBL terintegrasi serta antara PBL dan PBL jurnal pembelajaran
terpadu. Tetapi tidak ada perbedaan signifikan antara PBL-QSH dan PBL-
LJ. Tiga aspek keterampilan metakognitif, perencanaan, pemantauan dan
evaluasi memiliki perbedaan yang signifikan antara semua perlakuan.44
Penelitian selanjutnya yaitu Mustafa Altindagh dengan judul
“Metacognitive Skill Scale” dengan tujuan hasil dari penelitian ini yang
bertujuan untuk mengembangkan skala yang dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan metakognitif yang dibawa seseorang ke lingkungan
belajar. Studi percontohan 55-item skala diaplikasikan 239 mahasiswa
perguruan tinggi.45
Penelitian selanjutnya yaitu Mar’atus Sholihah, Siti Zubaidah dan
Susriyati Mahanal dengan judul penelitiannya “Keterampilan
Metakognitif Peserta didik SMA Negeri Batu pada Mata Pelajaran
Biologi” hasil dari penelitian ini adalah keterampilan metakognisi peserta
didik umumnya menunjukkan level can not really berarti peserta didik tidak
mampu memisahkan apa yang dipikirkan dengan bagaimana ia berpikir.
44 Zulfiani, Eny S. Rosyidatun, Sillak Hasiyani, Ghina R, dan Nila Zuqistya, Comparing
between Problem-Based Learning combine Question Student Have and Problem-Based Learning
combine Learning Journal toward Metacognitive Skill , The 4th International Conference on
Education in Muslim society (ICEMS), 2018 45 Mustafa Altindağ, Metacognitive Skills Scale, HLM. U. Journal of Education, 28(1),
2013, pp. 15-26
Page 38
25
Hasil wawancara peserta didik yaitu planning sebesar 31,9%, monitoring
sebesar 43,35%, dan evaluating sebesar 56,2%. 46
Penelitian selanjutnya yaitu Srini M. Iskandar dengan judul
penelitiannya yaitu “Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalam
Pembelajaran Sains di Kelas”. Hasil penelitian ini adalah strategi
metakognitif berpengaruh terhadap keterampilan metakognitif peserta
didik. 47
Penelitian selanjutnya yaitu Ninik Kristiani dengan judul penelitian
“Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif
Peserta didik pada Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran
Biologi SMA Kurikulum 2013”. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat
hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar
kognitif peserta didik pada penggunaan pembelajaran saintifik dalam
pembelajaran biologi SMA Kurikulum 2013.48
Penelitian selanjutnya yaitu Ervin Navilah dan Utiya Azizah dengan
judul “Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui Model
Pembelajaraan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Pada Materi Kesetimbangan Kimia Di Kelas XI SMA Negeri 1
Sumenep”. Hasil dari penelitian ini adalah keterampilan metakognitif
peserta didik pada penerapan strategi metakognitif dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas XI SMA Negeri 1 Sumenep
secara keseluruhan dapat terlatih dengan sangat baik.49
46 Mar’atus Sholihah, Siti Zubaidah dan Susriyati Mahanal, Keterampilan Metakognitif
Peserta didik SMA Negeri Batu pada Mata Pelajaran Biologi, Prosiding Seminar Nasional Biologi
/ IPA dan Pembelajarannya, Universitas Negeri Malang, 2015, hlm. 1669-1676 47 Srini M. Iskandar, Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran Sains di
Kelas, ISSN: 2302-9021 , ERUDIO, Vol. 2, No. 2,2014, hlm. 13-20 48 Ninik Kristiani, Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif
Peserta didik pada Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Biologi SMA Kurikulum 2013,
Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015, hlm. 513-518. 49 Ervin Nafilah dan Utiya Azizah, Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui Model
Pembelajaraan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Materi Kesetimbangan
Kimia Di Kelas Xi SMA Negeri 1 Sumenep, UNESA Journal of Chemical Education, ISSN: 2252-
9454 , Vol.4, No.2, 2015, hlm. 204-211
Page 39
26
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan metakognitif merupakan keterampilan berpikir tingkat
tinggi tentang bagaimana cara berpikir yang melibatkan proses kognitif.
Keterampilan metakognitif sangat penting karena membantu peserta didik
dalam proses pembelajaran. Pada abad 21 ini semakin banyaknya tantangan
zaman yang mengakibatkan semakin banyaknya tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik salah satunya termasuk metakognitif. Peserta
didik yang sudah memiliki kemampuan metakognitif akan lebih mudah
mengatur proses belajarnya daripada peserta didik yang belum menyadari
kemampuan metakognitifnya, sehingga berakibat terhadap hasil belajar
peserta didik.
Peserta didik dapat memiliki keterampilan metakognitif dengan guru
mengarahkannya saat pembelajaran maupun penugasan. Sehingga peneliti
tertarik untuk melihat gambaran mengenai keterampilan metakognitif
peserta didik di SMAN Tangerang Selatan. Sehingga judul yang diambil
peniliti ialah “Profil Keterampilan Metakognitif Peserta didik pada
Pembelajaran Biologi di SMAN Tangerang Selatan”.
Page 40
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020,
yang dimulai pada tanggal 27 Agustus 2019 sampai dengan 02 Oktober
2019. Adapun tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri Kota Tangerang
Selatan dengan perincian tanggal seperti Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tanggal Pelaksanaan Penelitian
Sekolah Tanggal Keterangan
SMA Negeri A
Tangerang Selatan
12 September 2019 Observasi
19 September 2019 Wawancara
SMA Negeri B
Tangerang Selatan
20 September 2019 Observasi
27 September 2019 Wawancara
SMA Negeri C
Tangerang Selatan
27 Agustus 2019 Observasi
24 September 2019 Wawancara
SMA Negeri D
Tangerang Selatan
25 September 2019 Observasi
02 Oktober 2019 Wawancara
Page 41
28
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan dan menejelaskan persoalan mengenai fenomena yang
terjadi.1
Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei digunakan
untuk melakukan penarikan kesimpulan secara umum dari sampel yang
ditentukan. Umumnya, penelitian survei menggunakan data yang relatif
banyak serta menghasilkan data kuantitatif yang menggambarkan secara
umum keadaan sampel yang diteliti.2
Peneliti berusaha untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menafsirkan data mengenai keterampilan metakognitif peserta didik di
SMA Negeri Tangerang Selatan melalui penyebaran kuesioner
keterampilan metakognitif . Kuesioner keterampilan metakognitif yang
terkumpul selanjutnya dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga
membentuk sebuah kesimpulan.
C. Unit Analisis
Unit analisis pada penelitian ini berupa populasi dan sampel. Populasi
adalah keseluruhan dari objek yang diteliti, populasi dalam penelitian ini
adalah semua peserta didik di SMA Negeri Tangerang Selatan, adapun
jumlah SMA Negeri di Tangerang Selatan yaitu 12 sekolah. Pemilihan
sampel dilakukan dengan strata sampling menggunakan hasil Ujian
Nasional tahun 2019 pada mata pelajaran biologi. Selanjutnya dilakukan
random sampling untuk mewakili sekolah pada setiap kategori (tinggi-
sedang-rendah) dan didapatkan empat SMA seperti yang disajikan dalam
Tabel 3.2.
1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 54. 2 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 102.
Page 42
29
Tabel 3. 2 Daftar Nama Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Tangerang
Selatan
No. Nama SMA
1 SMA Negeri A Tangerang Selatan
2 SMA Negeri B Tangerang Selatan
3 SMA Negeri C Tangerang Selatan
4 SMA Negeri D Tangerang Selatan
Data pada Tabel 3.2 merupakan SMA Negeri Tangerang Selatan yang
terpilih secara stratifikasi dengan rincian perwakilan setaip kategori yaitu
SMAN A kategori tinggi, SMAN B dan SMAN D kategori sedang dan
SMAN C kategori rendah menggunakan nilai mata pelajaran biologi pada
hasil Ujian Nasional tahun 2019. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu peserta didik kelas XI yang ada di SMA Negeri Tangerang Selatan.
Sampel merupakan sebagian populasi yang dianggap mewakili jumlah
keseluruhan populasi. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak
dengan melibatkan dua kelas XI di keempat SMA Negeri Tangerang
Selatan.
D. Instrumen Penelitian
Assesmen Keterampilan Metakognitif terbagi atas tiga metode yaitu
prospektif, konkuren dan retrospektif. Keterampilan Metakognitif pada
penelitian ini menggunakan metode prospektif yang dilakukan dengan
mengidentifikasi secara umum keterampilan metakognitif menggunakan
kuesioner. Kuesioner ini diberikan untuk kelompok besar dengan
menunjukkan sejauhmana sebuah pernyataan mewakili perilaku
Page 43
30
menggunakan skala likert.3 Instrumen utama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen non tes berupa kuesioner keterampilan
metakognitif. Selain itu, untuk menunjang data digunakan instrumen non
tes lainnya berupa wawancara dan observasi di SMA Negeri Tangerang
Selatan.
1. Kuesioner keterampilan metakognitif
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner keterampilan metakognitif yang diadaptasi dari instrumen
Altindagh yaitu metacognitive skills scale (MSS). Kuesioner
keterampilan metakognitif yang diadaptasi dari Altindagh ini berjumlah
30 butir pernyataan dan di validasi di SMAN E Tangerang Selatan
menjadi 28 butir pernyataan yang digunakan. Kuesioner keterampilan
metakognitif adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian
pertanyaan atau pernyataan untuk menyaring data atau informasi yang
harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.
Pertanyaan tersebut ada yang terbuka, ada yang tertutup dan ada juga
berstruktur.4 Kuesioner keterampilan metakognitif yang digunakan
terdapat lima opsi jawaban dengan rentan skor jawaban 1-5 setiap butir
pernyataan. Kisi-kisi kuesioner keterampilan metakognitif pada
penelitian ini terdapat pada Tabel 3.3 di bawah ini:
3 Zulfiani, Sillak Hasiyani, Ghina R., Eny S. Rosyidatun dan Nila Zuqistya, Developing
Metacognitive Skill Instrumen On Fungus Concept, Jurnal EDUSAINS p-ISSN 1979-728, Vol. 10
nomor 02, 2018, hlm. 243-253 4 Zainal Arifin, op.cit., hlm. 228
Page 44
31
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Keterampilan Metakognitif
Keterangan : *Tidak Valid
Tabel 3.3 menunjukan bahwa butir pernyataan yang valid
berjumlah 28 dari 30 butir pernyataan dengan perincian 15 kategori
planning, 8 monitoring dan 5 evaluating. Adapun perincian setiap butir
pernyataan terdapat pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.3 Perincian Kisi-kisi Kuesioner keterampilan metakognitif
Keterampilan Metakognitif
No. Butir Pernyataan
Keterangan
Sub
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
1.
Saya menggunakan pengalaman
sebelumnya ketika mengatur proses
pembelajaran yang baru.
1 1.4
2.
Penting bagi saya untuk melihat kembali
pembelajaran saya dari waktu ke waktu
untuk menentukan seberapa banyak dan
apa yang sudah saya pelajari.
1 1.2
3.
Saya merencanakan bagaimana dan
kapan menggunakan sumber-sumber
belajar yang akan membantu saya
mempelajari materi dengan baik.
1 1.3
No. Keterampilan
Metakognitif
No. Pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1 Planning
1, 2, 3, 8, 18, 19,
20, 24, 26, 27, 28,
30
7, 12, 13 15
2 Monitoring 4, 5, 10, 14, 17,
23,
6, 15, 25*,
29* 10
3 Evaluating 9, 11, 16, 21, 22 - 5
Total 30
Page 45
32
No. Butir Pernyataan
Keterangan
Sub
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
4. Saya menyadari kesalahan-kesalahan
saya selama proses pembelajaran. 2 2.1
5.
Jika pembelajaran tidak tercapai, saya
mencari strategi lainnya yang mungkin
lebih efektif. 2 2.4
6. Saya tidak memiliki ide yang pasti dalam
mengatur pembelajaran saya. 2 2.2
7.
Ketika mempelajari suatu materi, saya
tidak menyadari untuk menerapkan
strategi mana dan bagaimana
menggunakannya.
1 1.4
8.
Saya mengerti berapa banyak waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajari suatu
materi.
1 1.2
9.
Saya merevisi rencana belajar yang saya
gunakan dalam pembelajaran dan
membuat perbaikan yang dibutuhkan.
3 3.4
10.
Saya mengecek apakah saya memahami
suatu materi selama pembelajaran 2 2.1
11.
Ketika strategi pembelajaran yang saya
gunakan gagal dalam proses
pembelajaran, saya menerapkan strategi
yang baru.
3 3.4
12.
Saya memiliki kesulitan dalam
memahami alasan kesalahan-kesalahan
yang saya alami selama proses
pembelajaran
2 2.3
13.
Saya kesulitan merencanakan
pembelajaran saya terhadap suatu materi
yang sejalan dengan kualitas
pembelajaran saya sendiri
1 1.4
Page 46
33
No. Butir Pernyataan
Keterangan
Sub
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
14.
Saya memeriksa apakah saya
menggunakan waktu belajar saya dengan
efektif.
2 2.1
15.
Saya kesulitan membedakan bagian-
bagian penting dari sebuah teks ataupun
unit pembelajaran. 2 2.2
16.
Saya mencari tahu penyebab-penyebab
kegagalan ketika mempelajari suatu
materi 3 3.3
17.
Sangat penting bagi saya untuk
membangun keterkaitan antara materi-
materi yang sudah dipelajari selama
pembelajaran
2 2.2
18.
Saya mencari tahu bagaimana saya
mempelajari suatu materi secara efektif
selama pembelajaran 1 1.4
19.
Saya menyiapkan lingkungan
pembelajaran yang dibutuhkan bagi
proses pembelajaran.
1 1.2
20. Saya secara kritis membuat suatu rencana
sebelum memulai belajar satu teks 1 1.2
21.
Saya merevisi dan memperbaiki strategi
pembelajaran ketika mempelajari suatu
materi
3 3.4
3.5
22. Saya menilai jika strategi kognitif yang
saya terapkan berhasil atau tidak 3
3.4
3.5
23.
Hingga saya mendapatkan hasilnya, saya
mengatur kondisi-kondisi agar saya tetap
fokus
2 2.3
24.
Saya memahami materi mana yang saya
dapat mempelajarinya dengan mudah dan
materi mana yang saya akan kesullitan
memahaminya
1 1.3
Page 47
34
No. Butir Pernyataan
Keterangan
Sub
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
25.
Saya tidak meyediakan banyak waktu
untuk memonitor seberapa banyak saya
belajar suatu materi selama proses
pembelajaran
2 2.1
26.
Saya tahu pokok bahasan lain di mana
saya dapat menggunakan strategi
pembelajaran yang efektif dalam suatu
subjek
1 2.4
27.
Saya menentukan strategi pembelajaran
mana yang harus saya terapkan sebelum
saya mulai belajar 1 1.2
28. Saya tahu kapan saya membutuhkan
bantuan 1 1.1
29.
Selama proses pembelajaran, Saya
menemukan kesulitan untuk menetukan
kondisi mana saya dapat belajar dengan
baik dan kondisi mana yang saya
kemungkinan gagal
2 2.3
30.
Saya menetukan apa yang saya akan
pelajari tentang suatu materi sebelum
saya mempelajarinya 1 1.4
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu fenomena sosial.5
5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda,
(Bandung:Alfabeta, 2012), hlm. 87
Page 48
35
Dalam skala likert terdapat dua jenis skor yang diberikan yaitu
favorable dan unfavorable. Favorable merupkan pernyataan yang
mengarah pada konstrak yang hendak digunakan dan unfavorable
merupakan negasi dari konstrak yang digunakan.6 Jadi, favorable
merupakan kalimat pendukung dari apa yang teliti sedangkan
unfavorable merupakan kalimat negatif dari apa yang diteliti. pemberian
skor sangat setuju mendapatkan skor 5, setuju mendapatkan skor 4,
netral mendapatkan skor 3, tidak setuju mendapatkan skor 2 dan sangat
tidak setuju mendapatkan skor 1.
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak
berstruktur yaitu wawancara dengan menyiapkan sejumlah pertanyaan
untuk ditanyakan kepada responden dengan tujuan wawancara
dilakukan dengan terarah. Wawancara dilakukan pada keempat SMA
Negeri Tangerang Selatan terhadap 2 perempuan dan 2 laki-laki dengan
mengkategorikan dari hasil kuesioner keterampilan metakognitif yang
sudah dilakukan sebelumnya pada masing-masing SMA.
Jumlah peserta didik yang diwawancarai yaitu 16 peserta didik dari
jumlah keempat SMA Negeri Tangerang Selatan. Wawancara juga
dilakukan kepada guru biologi masing-masing SMA, wawancara yang
dilakukan secara langsung yaitu wawancara dilakukan dengan orang
yang menjadi responden yang terpilih tanpa perantara. Daftar
pertanyaan wawancara dilakukan dari beberapa butir pernyataan
kuesioner keterampilan metakognitif Altindagh yang selanjutnya
dimasukkan dalam indikator keterampilan metakognitif yang disusun
6 Jelpa Pariantolo, Penyusunan Skala Psikologi:Asyik, Mudah dan Bermanfaat, (Yogyakarta,
Pustaka Belajar, 2015), hlm.64
Page 49
36
oleh Zulfiani, Sillak Hasiyani, Ghina R., Eny S. Rosyidatun dan Nila
Zuqistya. Kisi-kisi wawancara disajikan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.4 kisi-kisi Wawancara Peserta didik Keterampilan Metakognitif
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
Zulfiani, Sillak Hasiyani,
Ghina R., Eny S.
Rosyidatun dan Nila
Zuqistya7
Aspek yang ditanyakan
Planning
1.1 Menyatakan tujuan/
permasalah yang diberikan
-
1.2 Mendesain langkah-
langkah cara dalam
memecahkan masalah/ tugas
yang diberikan
1. Strategi belajar apa
yang kamu
gunakan untuk
mempelajari materi
biologi?
1.3 Mengidentifikasi dan
menyebutkan referensi serta
informasi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan
masalah/tugas
2. Sumber belajar apa
saja yang kamu
gunakan untuk
mempelajari materi
biologi?
1.4 Merancang apa yang
harus dipelajari/dilakukan
ketika mendapatkan suatu
masalah/tugas
3. Apakah kamu
sering mempelajari
materi biologi
sebelum belajar di
sekolah? Dengan
cara apa kamu
mempelajarinya?
2.1 Memeriksa kesesuaian
antara tujuan dalam
memecahkan masalah dengan
materi yang telah dipelajari
4. Bagaimana cara
kamu memonitor
proses
pembelajaran?
2.2 Menganalisis informasi
yang penting dalam
menyelesaikan masalah/tugas
yang diberikan
5. Apakah kamu dapat
mendapatkan
informasi penting
dari kamu
7 Zulfiani, Sillak Hasiyani, Ghina R., Eny S. Rosyidatun dan Nila Zuqistya, loc. cit.
Page 50
37
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
Zulfiani, Sillak Hasiyani,
Ghina R., Eny S.
Rosyidatun dan Nila
Zuqistya7
Aspek yang ditanyakan
Monitoring
mempelajari materi
biologi?
6. Menurut kamu
apakah ada
keterkaitan antara
satu materi dengan
materi lainnya pada
pembelajaran
biologi?
2.3 Mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan dalam
pemecahan masalah/
tugas yang diberikan
7. Kesulitan apa yang
kamu hadapi ketika
mempelajari materi
biologi?
Bagaimana cara
kamu
mengatasinya?
8. Jika ada materi
biologi yang belum
kamu pahami,
Bagaimana cara
kamu untuk
memahami materi
tersebut?
9. Kondisi seperti apa
yang kamu siapkan
untuk membantu
kamu fokus
belajar?
2.4 Merumuskan cara-cara
mengatasi kesulitan dalam
pemecahan masalah/tugas
yang diberika
10. Bagaimana cara
kamu mengevaluasi
sejauh mana materi
Page 51
38
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
Zulfiani, Sillak Hasiyani,
Ghina R., Eny S.
Rosyidatun dan Nila
Zuqistya7
Aspek yang ditanyakan
Evaluating
3.1 Menilai
pencapaian
tujuan
yang kamu
pahami?
3.2 Mengeksplorasi dan
menginterpretasi data
-
3.3 Mengidentifikasi sumber-
sumber kesalahan dari data
yang diperoleh
-
3.4 Menggunakan
prosedur/cara yang berbeda
untuk penyelesaian masalah
11. Bagaimana cara
kamu memperbaiki
nilai?
3.5 Menggunakan
prosedur/cara yang sama
untuk masalah yang lain/
berbeda
3. Observasi
Kisi-kisi proses pembelajaran dibuat dengan menurunkan indikator
keterampilan metakognitif yang disusun oleh Zulfiani, Sillak Hasiyani,
Ghina R., Eny S. Rosyidatun dan Nila Zuqistya. Kisi-kisi wawancara
disajikan dalam Tabel 3.6. Masing-masing sekolah dilakukan satu kali
observasi di kelas dengan materi yang disesuaikan dari sekolah dengan
dokumentasi berupa RPP guru selama proses pembelajaran. Obseravsi
dilakukan terhadap 1 kelas disetiap SMA Negeri di kota Tangerang Selatan
dan menggunakan 2 kelas untuk pengambilan data kuesioner keterampilan
metakognitif keterampilan metakognitif di setiap SMA Negeri Tangerang
Page 52
39
Selatan. Observasi pada masing-masing SMA menggunakan lembar
observasi proses pembelajaran oleh guru dan pengamatan langsung proses
pembelajaran peserta didik di kelas dengan dokumentasi berupa foto dan
video.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Proses Pembelajaran
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
Zulfiani, Sillak
Hasiyani, Ghina R.,
Eny S. Rosyidatun dan
Nila Zuqistya8
Aspek yang ditanyakan
1. Planning
1.1 Menyatakan tujuan/
permasalah yang
diberikan
1. Guru menyatakan tujuan/ permasalah
yang diberikan secara
jelas.
1.2 Mendesain langkah-
langkah cara dalam
memecahkan masalah/
tugas yang diberikan
2. Guru mendesain
langkah-langkah cara
dalam memecahkan masalah dalam
pembelajaran.
1.3 Mengidentifikasi dan
menyebutkan referensi
serta informasi yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan
masalah/tugas
3. Guru menyebutkan
referensi serta
informasi yang
dibutuhkan untuk membantu peserta
didik dalam
menyelesaikan masalah/tugas.
4. Guru mengaitkan satu
materi dengan materi
sebelumnya.
1.4 Merancang apa yang
harus dipelajari/dilakukan
ketika mendapatkan suatu
masalah/tugas
5. Guru merancang apa yang harus dipelajari.
8 Ibid., hlm.243-253
Page 53
40
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
Zulfiani, Sillak
Hasiyani, Ghina R.,
Eny S. Rosyidatun dan
Nila Zuqistya8
Aspek yang ditanyakan
2. Monitoring
2.1 Memeriksa kesesuaian
antara tujuan dalam
memecahkan masalah
dengan materi yang telah
dipelajari
-
2.2 Menganalisis
informasi yang penting
dalam menyelesaikan
masalah/tugas yang
diberikan .
-
2.3 Mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan dalam
pemecahan masalah/ tugas
yang diberikan
6. Guru dan Peserta didik
bersama membahas tugas yang sudah
peserta didik kerjakan
dengan mengajukan pertanyaan pada diri
sendiri dan
menyuarakan pikirannya.
7. Proses Pengajaran guru sesuai langkah-
langkah rancangan
pembelajaran.
2.4 Merumuskan cara-
cara mengatasi kesulitan
dalam pemecahan
masalah/tugas yang
diberikan
3. Evaluating
3.1 Menilai pencapaian
tujuan
8. Guru mengkonfirmasi
pemahaman secara lisan dan penulisan.
9. Guru dan peserta didik
membuat kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
Page 54
41
Keterampilan
Metakognitif
Indikator
Zulfiani, Sillak
Hasiyani, Ghina R.,
Eny S. Rosyidatun dan
Nila Zuqistya8
Aspek yang ditanyakan
3.2 Mengeksplorasi dan
menginterpretasi data
10. Guru memberikan
peserta didik waktu untuk mengeksplorasi
dan menginterpretasi
data dalam proses pembelajaran/tugas.
11. Guru menyampaikan
informasi mengenai
materi selanjutnya.
3.3 Mengidentifikasi
sumber-sumber kesalahan
dari data yang diperoleh
-
3.4 Menggunakan
prosedur/cara yang
berbeda untuk
penyelesaian masalah
3.5 Menggunakan
prosedur/cara yang sama
untuk masalah yang lain/
berbeda
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan teknik non tes
yaitu kuesioner keterampilan metakognitif, wawancara dan observasi.
Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan profil gambaran keterampilan
metakognitif peserta didik SMA Negeri se-Tangerang Selatan dengan
menyebarkan kuesioner keterampilan metakognitif keempat SMA yang
terpilih. Tahapan pengumpulan data sebagai berikut:
Page 55
42
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini merupakan tahap sebelum dilaksanakannya
penelitian. Tahap persiapan ini memiliki langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Merancang proposal penelitian dan membuat instrumenpenelitian.
b. Melaksanakan validasi instrumen kuesioner keterampilan
metakognitif yang diadaptasi dari Altindagh yaitu metacognitive
skills scale (MSS).
c. Mengolah data validasi instrumen kuesioner keterampilan
metakognitif.
d. Membuat surat izin penelitian ke SMA Negeri yang dipilih secara
stratifikasi.
e. Melakukan observasi ke sekolah dan meminta izin pengambilan
dokumentasi.
f. Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dan alat pendukung
lainnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilakukan selama dua hari di keempat SMA Negeri
Tangerang Selatan. Hari pertama dilaksanakan observasi dan hari kedua
wawancara peserta didik dan guru. Observasi dilakukan satu kali
pertemuan yang dilaksanakan pada satu kelas di setiap SMA Negeri
Tangerang Selatan, observasi dilakukan untuk melihat proses
pembelajaran yang berlangsung dengan mengisi lembar observasi
proses pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator keterampilan
metakognitif. Pengisian lembar observasi proses pembelajaran diisi oleh
dua observer yaitu peneliti dan rekan peneliti. Setelah selesai pertemuan,
peneliti membagikan kuesioner keterampilan metakognitif keterampilan
metakognitif yang akan diisi oleh peserta didik yang selanjutnya diolah
dan dikategorikan untuk menentukan responden wawancara.
Page 56
43
Hari kedua dilaksanakannya wawancara peserta didik dan guru
mata pelajaran biologi. Wawancara peserta didik masing-masing SMA
dilakukan secara acak pada kategori (tinggi-sedang-rendah) kepada 2
laki-laki dan 2 perempuan dengan jumlah responden wawancara pada
keempat SMA Negeri Tangerang Selatan yaitu 16 responden.
Wawancara guru dilaksanakan bertujuan sebagai konfirmasi data
observasi selama proses pembelajaran.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul berupa hasil kuesioner keterampilan
metakognitif yang telah diisi oleh peserta didik, data wawancara dan
data observasi kemudian diolah dan ditranskripsikan yang kemudian
akan dianalisis.
F. Uji Coba Instrumen
Instrumen kuesioner keterampilan metakognitif mengalami proses
adaptasi dari kuesioner keterampilan metakognitif Altindagh dengan proses
translasi dan proses validasi ahli serta isi oleh peneliti sebelumnya.
Instrumen yang sudah ditranslasi dan divalidasi isi oleh pakar digunakan
kembali dalam penelitian ini. Instrumen dikuatkan dengan uji coba
instrumen di SMAN E Tangerang Selatan dengan 61 responden kelas XII,
selanjutnya data yang diperoleh akan diuji validitas dan realibilitas.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan alat yang akan diukur menunjukan sejauh
mana mampu mengukur apa yang ingin diukur.9 Instrumenyang di uji
validitasnya dalam penelitian ini adalah kuesioner keterampilan
metakognitif keterampilan metakognitif yang diadaptasi dari Altindagh
yaitu metacognitive skills scale (MSS). Uji validitas dalam penelitian ini
9 Sofyian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS versi 17, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm.162
Page 57
44
menggunakan SPPS versi 22. Suatu instrumendikatakan valid jika rhitung
> rTabel.10 Maka hasil uji coba instrumen diperoleh 28 butir pernyataan
valid dari total seluruh pernyataan yang berjumlah 30 butir. Tabel hasil
pengolahan data terlampir dilampiran.
2. Uji Realibilitas
Realibilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana instrumentetap konsisten jika dilakukan pengukuran
kembali dua kali atau lebih terhadap gelaja dan pengukuran yang sama.11
Kriteria suatu instrumen penelitian dengan menggunakan teknik skala
likert, dikatakan realiabel jika koefisien (r11) > 0.6.12 Hasil dari uji
realibilitas menggunakan SPSS versi 22 pada penelitian sebesar 0.733,
sehingga kuesioner keterampilan metakognitif ini dianggap masih
realiabel untuk digunakan.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis, analisis
dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif digunakan dalam analisis kuesioner keterampilan
metakognitif dan observasi. Kategorisasi hasil kuesioner keterampilan
metakognitif untuk menentukan sampel wawancara menggunakan
kategorisaasi skor pada Tabel 3.7 di bawah ini:13
10 Ibid.,hlm.167 11 Ibid.,hlm.173 12 Ibid.,hlm.175 13 Syarifudiin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),
edisi 2, hlm. 149
Page 58
45
Tabel 3.6 Kategorisasi Penilaian Skor untuk Menentukan Sampel
Wawancara
No. Formula Hasil Kategori
1. x < (µ - 1.0 σ) x < 66 Rendah
2. (µ - 1.0σ) ≤ x < (µ + 1.0 σ) 66 ≤ x < 102 Sedang
3. (µ + 1.0 σ) ≤ x 102 ≤ x Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.3 hasil kuesioner keterampilan metakognitif di
SMA Negeri kota Tangerang Selatan menunjukan bahwa kategori skor
kuesioner keterampilan metakognitif setiap peserta didik berada
dikategori sedang dan tinggi, tidak ada peserta didik yang mendapatkan
hasil kurang dari 66. Rentan nilai yang kurang dari 66 dikategorikan
rendah, sedangkan rentan nilai 66 sampai dengan kurang dari 102
dikategorikan sedang dan rentan nilai 102 dan lebih dikategorikan
tinggi.
Analisis hasil dari instrumen kuesioner keterampilan metakognitif
berdasarkan kriteria interpretasi skor mengacu pada Tabel 3.8 di bawah
ini:
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Skor14
No. Interval Interpretasi skor Keterangan
1. 0% - 20% Lemah
2. 21% - 40% Sangat lemah
3. 41% - 60% Cukup
4. 61% - 80% Kuat
5. 81% - 100% Sangat Kuat
14 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
(Alfabeta : Bandung, 2012), hlm. 89
Page 59
46
2. Data kualitatif
Data kualitatif meliputi data wawancara guru dan peserta didik yang
ditrasnkripsikan dari alat rekaman yang kemudian dideskripsikan pada
masing-masing keempat SMA Negeri Tangerang Selatan.
Page 60
47
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
Temuan penelitian berupa hasil kuesioner keterampilan metakognitif
peserta didik, wawancara peserta didik dan guru serta observasi proses
pembelajaran.
1. Deskripsi Data Hasil Kuesioner Keterampilan Metakognitif
Keterampilan metakognitif peserta didik diukur menggunakan
kuesioner yang diadaptasi dari Altindagh yaitu metacognitive skills
scale (MSS), kuesioner terdiri dari 30 item dan setelah validasi
digunakan 28 item untuk selanjutnya disebarkan ke peserta didik di
SMAN Tangerang Selatan dengan jumlah responden 266 peserta didik.
Deskripsi data penelitian keterampilan metakognitif dari hasil kuesioner
di SMAN Tangerang Selatan disajikan pada Tabel 4.1 dan gambar 4.1
di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Keterampilan Metakognitif di SMAN
Tangerang Selatan
Sekolah Planning
(%)
Monitoring
(%)
Evaluating
(%)
SMAN A Tangerang Selatan 68.70 69.11 67.93
SMAN B Tangerang Selatan 72.07 73.29 72.40
SMAN C Tangerang Selatan 72.92 73.07 72.12
SMAN D Tangerang Selatan 76.17 76.53 76.22
Total 72.47 73.00 72.17
Page 61
48
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa hasil presentase kuesioner keterampilan
metakognitif menunjukan SMAN D berada diurutan teratas perolehan
hasilnya dan SMAN A berada di urutan terakhir perolehan hasilnya
daripada ketiga SMA lainnya. Rata-rata dari indikator keterampilan
metakognitif tersebut disimpulkan kedalam kategori keterampilan
metakognitif sangat lemah, lemah, cukup, kuat dan sangat kuat.
Kesimpulan kategorisasi hasil kuesioner disajikan pada Tabel 4.2 di
bawah ini.
Tabel 4.2 Kategorisasi Keterampilan Metakognitif di SMAN
Tangerang Selatan Berdasarkan Data Kuesioner
Sekolah Rata-rata
(%)
Kriteria
Interpretasi Skor
SMAN A Tangerang Selatan 69 Kuat
SMAN B Tangerang Selatan 73 Kuat
SMAN C Tangerang Selatan 73 Kuat
SMAN D Tangerang Selatan 76 Kuat
Berdasarkan hasil dari kuesioner, keterampilan metakognitif
keempat SMA Negeri yang ada di Tangerang Selatan masuk ke dalam
kriteria kuat, selanjutnya pada masing-masing SMA akan dilakukan
wawancara dan observasi.
2. Deskripsi Data Hasil Wawancara
a. Data Hasil Wawancara Guru
Berdasarkan wawancara guru yang telah di transkripsikan pada
lampiran, bahwa guru di SMAN Tangerang Selatan sudah pernah
mendengar kata keterampilan metakognitif namun belum
Page 62
49
mengetahui secara pasti makna dari keterampilan metakognitif
tersebut.
Guru membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajarannya dengan terlebih dahulu guru membuat rancangan
pembelajaran yang mengacu kepada KD pada setiap materi
pembelajaran. Guru juga membantu peserta didik mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika mempelajari materi biologi
dengan cara membuatkan tugas kembali, bertanya secara langsung
dan memecahkan permasalahan bersama, serta menejelaskan
kembali materi biologi dengan metode yang berbeda. Pada bagian
evaluating juga guru mengkonfirmasi sejauh mana pemahaman
peserta didik baik secara lisan maupun tulisan menggunakan
posttest.
b. Data Hasil Wawancara Peserta Didik
Hasil kuesioner keterampilan metakognitif dianalisis untuk
menentukan sampel peserta didik yang diwawancarai. Kegiatan
wawancara ditunjukkan kepada peserta didik dengan hasil kuesioner
tinggi dan sedang untuk melihat keterampilan metakognitif pada
masing-masing kategori. Peserta didik yang diwawancarai
berjumlah 4 peserta didik pada masing-masing sekolah dengan
masing-masing 2 laki-laki dan 2 perempuan. Peserta didik yang
diwawancarai dengan kode depan A menunjukkan sekolah SMAN
A dan kode kedua L yaitu Laki-laki sedangkan P Perempuan serta
angka 1 dan seterusnya menunjukkan peserta didik ke-1.
Data hasil wawancara dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang mendukung data utama kuesioner keterampilan
metakognitif.1 Pernyataan pada kuesioner keterampilan
metakognitif dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu planning,
monitoring dan evaluating.
1 Lampiran 7 hlm. 109
Page 63
50
Wawancara yang dilakukan di SMAN A Tangerang Selatan.
Pada bagian planning, peserta didik AL1 menjawab sering untuk
mempelajari materi biologi sebelum dan sesudah belajar di sekolah.
Dua peserta didik lainnya menjawab kadang-kadang dan satu orang
yaitu AP2 menjawab tidak pernah untuk mempelajari materi biologi
sebelum belajar di sekolah dan tergantung mood untuk
mempelajarinya sesudah belajar di sekolah. Pertanyaan lainnya
mengenai strategi belajar peserta didik sudah memiliki strategi
belajar yang digunakan untuk mempelajari materi biologi. Pada
bagian monitoring, semua peserta didik SMAN A Tangerang Selatan
sudah mengetahui kesulitan-kesulitan yang diahdapi selama belajar
biologi dan cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Tetapi AP2
belum mengetahui bagaimana cara memonitor proses
pembelajarannya. Pada bagian evaluating, peserta didik di SMAN A
Tangerang Selatan mengetahui cara mengevaluasi sejauh mana
materi yang dipahami dan mengetahui cara mengevaluasi hasil
belajar diri sendiri.
Hasil wawancara yang dilakukan di SMAN B Tangerang
Selatan. Peserta didik BL1 dan BP1 pada bagian planning
mempelajari materi dirumah jika ada materi yang belum pahami
setelah belajar di sekolah. Sedangkan BL2 mengaku tidak pernah
mengulang materi biologi lagi dirumah setelah belajar di sekolah
ataupun tidak pernah mempelajari materi biologi sebelum belajar di
sekolah sedangkan tiga lainnya mengaku kadang-kadang untuk
mempelajari materi biologi sebelum belajar di sekolah. Sumber
belajar yang digunakan yaitu buku dan internet dan BL2 sumber
belajar yang digunakan adalah guru dan bertanya dengan teman.
Pertanyaan mengenai strategi belajar, tiga peserta didik menjawab
memiliki strategi belajar sedangkan BL2 mengaku tidak ada strategi
belajar yang digunakan untuk mempelajari materi biologi. Pada
bagian monitoring, tiga peserta didik menjawab mampu mengetahui
Page 64
51
kesulitan-kesulitan selama belajar biologi dan menjawab mampu
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut tetapi BL2 belum menyadari
kesulitan-kesulitan selama belajar biologi. Pada bagian evaluating ,
peserta didik SMAN B Tangerang Selatan mengetahui cara
mengevaluasi sejauh mana materi yang dipahami dan mengatahui
cara mengevaluasi hasil belajar diri sendiri.
Hasil wawancara yang dilakukan di SMAN C Tangerang
Selatan. Tiga peserta didik pada bagian planning menjawab kadang-
kadang, jarang atau sesuai mood untuk mempelajari biologi sebelum
belajar di sekolah. CL1 menjawab sering mempelajarinya sebelum
belajar di sekolah menggunakan aplikasi bimbel online dan juga
sering mempelajari materinya kembali dirumah begitu juga dengan
CP1. Tetapi, dua orang lainnya menjawab kadang-kadang untuk
mempelajari materinya kembali dirumah. Sedangkan sumber belajar
yang digunakan adalah buku dan internet.
Pertanyaan lainnya mengenai strategi belajar, tiga peserta didik
menjawab sudah mengetahui strategi belajar yang akan digunakkan
tetapi CL2 menjawab tidak ada strategi yang digunakkan untuk
mempelajari biologi. Pertanyaan lainnya CL1 dan CL2 belum
mengetahui informasi penting yang didapat dari mempelajari materi
biologi tetapi dua lainnya sudah mengetahui informasi penting yang
didapat ketika mempelajari materi biologi.
Peserta didik di SMAN C Tangerang Selatan pada bagian
monitoring sudah mengetahui kesulitan-kesulitan ketika
mempelajari materi biologi dan cara mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut. Pertanyaan lainnya ketika ada materi biologi yang belum
dipahami CL1 dan CP1 menjawab akan bertanya kepada guru dan
CL2 dan CP2 akan bertanya dengan guru dan teman. Pada bagian
evaluaiting, semua peserta didik menjawab sudah mengetahui cara
Page 65
52
mengevaluasi sejauh mana materi biologi yang dipahami dan peserta
didik menjawab sudah mengetahui cara untuk memperbaiki nilai
biologi.
Wawancara yang dilakukan di SMAN D Tangerang Selatan,
peserta didik menjawab jarang, hanya di bagian lupa atau jika ada
waktu senggang saja untuk mempelajari materi biologi sebelum atau
sesudah pelajaran di sekolah. Sedangkan sumber belajar yang
digunakan peserta didik perempuan menjawab buku sedangkan
peserta didik laki-laki menjawab internet dan youtube. Pernyataan
lainnya mengenai planning, yaitu strategi belajar. Tiga peserta didik
menyadari strategi belajar yang digunakan sedangkan satu orang
yaitu DL1 pada kategori sedang, belum menyadari strategi belajar
yang digunakannya.
Peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki pada aspek
monitoring belum mengetahui atau menyadari keterkaitan antara
satu materi dengan materi lainnya di pelajaran biologi, sedangkan
peserta didik perempuan mengetahui keterkaitan antara satu materi
dengan materi lainnya. Tetapi semua peserta didik di SMAN D
Tangerang Selatan sudah mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dihadapi selama pembelajaran dan mengetahui cara mengatasi
kesulitan-kesulitan tersebut. Pada Bagian Evaluating, tiga peserta
didik menjawab mampu mengevaluasi sejuh mana materi biologi
yang dipahami tetapi DL1 belum menyadari atau mengetahui
bagaimana mengevaluasi materi biologi yang dipahami.
3. Deskripsi Data Hasil Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat proses pembelajaran di dalam
kelas untuk membantu peserta didik dalam proses pemebelajaran
menggunakan keterampilan metakognitifnya. Observasi yang dilakukan
satu kali di setiap SMA Negeri di Tangerang Selatan. Observasi
Page 66
53
menggunakan pedoman yang mengacu pada indikator keterampilan
metakognitif. Observasi dilakukan oleh dua observer, hasil observasi
seperti pada Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Pernyataan
Tanggapan
SMAN A
Tangerang
Selatan
SMAN B
Tangerang
Selatan
SMAN C
Tangerang
Selatan
SMAN D
Tangerang
Selatan
1 2 2 1 1 2 1 2
Planning
Guru menyatakan
tujuan/ permasalah
yang diberikan secara
jelas.
√ √ √ √ √ √ √ √
Guru mendesain
langkah-langkah cara
dalam memecahkan
masalah dalam
pembelajaran.
√ √ √ √ √ √ √ √
Guru menyebutkan referensi serta
informasi yang
dibutuhkan untuk membantu peserta
didik dalam
menyelesaikan masalah/tugas.
√ √ √ √ - √ √ √
Guru merancang apa
yang harus dipelajari. √ √ √ √ √ √ √ √
Guru mengaitkan
satu materi dengan
materi sebelumnya.
√ √ - √ √ √ - -
Monitoring
Guru dan Peserta
didik bersama
membahas tugas
yang sudah peserta
didik kerjakan
dengan mengajukan
pertanyaan pada diri
√ √ √ √ - - √ √
Page 67
54
Pernyataan
Tanggapan
SMAN A
Tangerang
Selatan
SMAN B
Tangerang
Selatan
SMAN C
Tangerang
Selatan
SMAN D
Tangerang
Selatan
1 2 2 1 1 2 1 2
sendiri dan
menyuarakan
pikirannya.
Proses Pengajaran
guru sesuai langkah-
langkah rancangan
pembelajaran.
√ √ √ √ - - √ √
Evaluating
Guru
mengkonfirmasi
pemahaman secara lisan dan penulisan.
√ √ √ √ √ √ √ √
Guru memberikan
peserta didik waktu
untuk mengeksplorasi dan
menginterpretasi data
dalam proses pembelajaran/tugas.
√ √ √ √ √ √ √ √
Guru dan peserta
didik membuat
kesimpulan materi yang telah dipelajari.
√ √ √ √ √ √ √ √
Guru menyampaikan
informasi mengenai
materi selanjutnya.
√ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 11 11 10 11 9 9 10 10
Total 22 21 18 20
Persen 100% 95.45% 81% 90.90%
Data hasil observasi proses pembelajaran pada Tabel 4.4 bahwa guru
di SMA Negeri Tangerang Selatan sudah membantu peserta didik
dalam menggunakan keterampilan metakognitif selama proses
pembelajaran. Hasil observasi SMAN A Tangerang Selatan
menunjukan skor penuh pada proses pembelajaran membantu pesera
didik dalam menggunakan keterampilan metakognitifnya. Hasil
Page 68
55
observasi proses pembelajaran di SMAN B Tangerang Selatan skor
sebesar 21 dari 22 jumlah total skor yang didapat dari dua observer.
SMAN C Tangerang Selatan mendapatkan hasil skor sebesar 17 dari 22
jumah skor total. Sedangkan SMAN D Tangerang Selatan mendapatkan
hasil skor sebesar 20 dari 22 skor total yang didapat dari hasil observasi.
4. Deskripsi Data Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini merupakan data untuk melihat ada
tidaknnya indikator keterampilan metakognitif pada RPP yang telah guru
rancang dan melihat kesesuaian langkah-langkah kegiatan di RPP
dengan metode yang digunakan. Tabel 4.5 hasil analisis RPP
keterampilan metakognitif.
Tabel 4.4 Hasil Analisis RPP Keterampilan Metakognitif
Indikator
RPP
SMAN A
Tangerang
Selatan
SMAN B
Tangerang
Selatan
SMAN C
Tangerang
Selatan
SMAN D
Tangerang
Selatan
Menyatakan tujuan/
permasalah yang
diberikan
√ √ √ √
Mendesain langkah-
langkah cara dalam memecahkan
masalah/ tugas yang
diberikan
√ √ √ √
Mengidentifikasi dan
menyebutkan
referensi serta informasi yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah/tugas
√ √ √ √
Page 69
56
Indikator
RPP
SMAN A
Tangerang
Selatan
SMAN B
Tangerang
Selatan
SMAN C
Tangerang
Selatan
SMAN D
Tangerang
Selatan
Merancang apa yang
harus dipelajari/dilakukan
ketika mendapatkan
suatu masalah/tugas
√ √ √ √
Memeriksa
kesesuaian antara tujuan dalam
memecahkan masalah
dengan materi yang
telah dipelajari
√ √ √ √
Menganalisis
informasi yang penting dalam
menyelesaikan
masalah/tugas yang
diberikan
√ √ √ √
Mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan dalam pemecahan
masalah/ tugas yang
diberikan
√ √ √ √
Merumuskan cara-
cara mengatasi
kesulitan dalam pemecahan
masalah/tugas yang
diberikan
√ √ √ √
Menilai pencapaian
tujuan*
- - √ √
Mengeksplorasi dan
menginterpretasi data
√ √ √ √
Mengidentifikasi sumber-sumber
√ √ √ √
Page 70
57
Indikator
RPP
SMAN A
Tangerang
Selatan
SMAN B
Tangerang
Selatan
SMAN C
Tangerang
Selatan
SMAN D
Tangerang
Selatan
kesalahan dari data
yang diperoleh
Total 10 10 11 11
Persen 90.90% 90.90% 100% 100%
Keterangan : *Tidak tercantum di dokumen tetapi data diambil dari
observasi
Rencana pembelajaran merupakan hal yang penting dilakukan
sebelum dilakukannya proses pembelajaran. Karena rencana
pembelajaran dapat membantu guru untuk mengajar lebih terstruktur dan
mengetahui apa yang harus dipersiapkan sebelum mengajar didalam
kelas. Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa RPP guru secara tidak langsung di
keempat SMAN di Tangerang Selatan sudah mengacu pada indikator
keterampilan metakognitif.
B. Pembahasan
Hasil dari data yang didapat baik dari kuesioner, wawancara, observasi
dan RPP bahwa keempat sekolah sudah menggunakan pendekatan
keterampilan metakognitif dalam proses pembelajaran biologi. Baik dalam
aspek planning, monitoring maupun evaluating proses keterampilan
metakognitif di kelas sudah dilakukan dengan baik. Secara tidak langsung
guru membantu peserta didik dalam menggunakan keterampilan
metakognitifnya meski beberapa guru masih belum tahu pasti mengenai
keterampilan metakognitif.
Data penelitian yang pertama dibahas adalah data kuesioner
keterampilan metakognitif karena merupakan data utama dalam penelitian
Page 71
58
ini. Hasil data kuesioner keterampilan metakognitif diketahui posisi peserta
didik pada kategori keterampilan metakognitif yang selanjutnya akan
didukung dari data wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil data
kuesioner keterampilan metakognitif didapat SMAN A, SMAN B, SMAN
C dan SMAN D Tangerang Selatan berada dalam kategori keterampilan
metakognitif kuat. Di SMAN A Tangerang Selatan mendapatkan perolehan
rata-rata 69% tidak jauh berbeda dengan perolehan SMAN B Tangerang
Selatan dan SMAN C Tangerang Selatan mendapatkan hasil rata-rata 73%
dan SMAN D Tangerang Selatan mendapatkan hasil rata-rata 79%.
Hasil dari data kuesioner sebanyak 62 peserta didik di SMAN A
Tangerang Selatan terdapat 47 peserta didik dikategori sedang dan 15
peserta didik dikategori tinggi. Di SMAN B Tangerang Selatan sebanyak
34 peserta didik dalam kategori sedang dan 35 peserta didik berada
dikategori tinggi dengan total responden di SMAN B Tangerang Selatan
sebanyak 69 peserta didik. Di SMAN C Tangerang Selatan dengan
responden 65 peserta didik dengan 31 peserta didik berada dikategori
sedang dan 34 peserta didik berada dikategori tinggi. Sedangkan di SMAN
D Tangerang Selatan dengan responden 70 peserta didik dengan 22 peserta
didik dikategori sedang dan 48 peserta didik dikategori tinggi. Sehingga dari
rata-rata total kategori sedang dan kategori tinggi tidak terlalu jauh angka
perbedaan jumlahnya yaitu sebanyak 134 kategori sedang dan 132
dikategori tinggi dan tidak ada peserta didik yang berada dikategori rendah.
Keterampilan metakognitif terbagi atas tiga aspek, aspek pertama yang
akan dibahas adalah perencanaan (planning). Pada aspek planning, rata-rata
hasil kuesioner keterampilan metakognitif dari keempat SMAN di
Tangerang Selatan adalah 72.47%, perolehan ini berada dikategori kuat.
Peserta didik terbagi atas dua klasifikasi yaitu klasifikasi tinggi dan sedang.
Peserta didik dengan kategori tinggi saat diwawancarai sudah memiliki
strategi dibuktikan dengan semua jawaban peserta didik yang menjawab
telah memiliki strategi saat mempelajari biologi. Sedangkan pada kategori
sedang, tiga peserta didik mengaku belum memiliki strategi saat
Page 72
59
mempelajari biologi. Planning merupakan pemilihan strategi yang tepat dan
alokasi sumber daya yang tepat agar dapat mempengaruhi kinerja tugas.2
Sehingga pentingnya strategi ini akan mempengaruhi tugas yang
dikerjakan, pemilihan strategi yang tepat dalam belajar dapat membantu
peserta didik untuk mencapai tujuannya saat mempelajari materi biologi.
Selain itu, sumber belajar yang tepat juga penting untuk mendukung
aktivitas belajar peserta didik.
Hasil dari data observasi pada bagian planning, guru membantu peserta
didik dengan mencapai tujuan pembelajaran dengan menyebutkan referensi
atau informasi yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Sebelumnya,
guru juga membantu peserta didik untuk mengetahui tujuan pembelajaran
pada materi biologi yang akan dipelajari. Tujuan merupakan faktor yang
paling pokok dalam segala aspek pembelajaran karena strategi
pembelajaran diarahkan dan diupayakan juga untuk mencapai tujuan.3
Sehingga saat peserta didik mengetahui tujuan pembelajaran yang sedang
dipelajari, itu akan memunculkan motivasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Motivasi merupakan fase awal untuk memulai
pembelajaran dengan adanya dorongan untuk mencapai suatu tujuan.4
Sehingga keterampilan metakognitif pada aspek planning memerlukan
motivasi setelah ditentukannya tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
Mengetahui tujuan pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk
mengetahui apa yang dipelajari dan mengapa harus mempelajari materi
tersebut.
Aspek kedua yaitu monitoring, rata-rata hasil kuesioner keterampilan
metakognitif di SMAN Tangerang Selatan yaitu 73% dengan kategori kuat.
Berdasarkan data wawancara 7 dari 8 peserta didikdikategori tinggi
menjawab mengetahui keterkaitan antara satu materi dengan materi lainnya.
2 Rathore MK dan Sonawat R, Metacognition: A predictor of learning outcome, The Indian
journal of social work, vol. 76(4): 559-572, 2015. 3 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
Edisi 3, hal. 153 4 Ibid., hal. 201
Page 73
60
Sedangkan 2 peserta didik kategori sedang menjawab tidak ada keterkaitan
antara satu materi dengan materi lainnya pada pembelajaran biologi dan 2
lainnya menjawab ada keterkaitan tetapi belum dapat menjawab contoh dari
keterkaitan materi pada biologi. Peserta didik yang sadar dengan keterkaitan
materi satu dengan lainnya menggunakan pengalaman dari proses
pembelajarannya. Peserta didik yang dihadapkan dengan masalah, pada
kondisi itu peserta didik mulai belajar. Kondisi ini termasuk rangsangan
dalam pengalaman metakognitif peserta didik.5 Pada pernyataan
selanjutnya, 15 dari 16 peserta didik sudah mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dihadapi ketika mempelajari materi biologi dan peserta didik
menjawab dapat mengatasi kesulitan-kesulitan pada materi biologi.
Pemahaman mengenai kapan dan di mana mesti menggunakan strategi
merupakan aktivitas dari monitoring yang dilakukan peserta didik terhadap
situasi pembelajaran.6 Sehingga saat diwawancarai, peserta didik yang
sudah memiliki cara untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi secara tidak
sadar telah menggunakan aktivitas dari monitoring-nya.
Hasil dari data observasi, guru sudah membantu peserta didik untuk
melakukan kegiatan monitoring dengan mengadakan diskusi dalam kelas,
sehingga peserta didik mampu mengkonfirmasi pemahamannya selama
proses pembelajaran. Peran guru sangat penting dalam membentuk budaya
belajar di kelas, dengan membangun lingkungan belajar yang mendukung
dan mendorong praktik metakognitif, praktik ini akan menjadi bagian
integral dari proses pembelajaran.7 Namun, hasil data observasi di SMAN
C menunjukkan guru tidak membantu peserta didik melakukan kegiatan
5 Zulfiani, Yanti Herlanti, Eny Rosidatun, Sillak Hasiani, Ghina Rohmatulloh dan Nila
Zuqistya, Comparing between Problem-Based Learning combine Question Student Have and
Problem-Based Learning combine Learning Journal toward Metacognitive Skill, The 4th
International Conference on Education in Muslim society (ICEMS 2018), Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2018 6 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Prenamedia Group, 2004), hlm.342 7 Cambridge International Education Teaching and Learning Team, Getting Started with
Metacognition,
(https://cambridgecommunity.org.uk/professionaldevelopment/gswmeta/index.html). Diakses
tanggal 29 Desember 2019 pukul 21.05 WIB
Page 74
61
monitoring dikelas. Tetapi, peserta didik sudah dapat memonitor
pembelajarannya karena keterampilan metakognitif yang dibawa dari diri
peserta didik dapat membantu peserta didik melakukan aktivitas
monitoring.
Cara melakukan praktik metakognitif di kelas dapat dengan cara guru
memberikan peserta didik kesempatan untuk menggunakan strategi
metakognitif pada tahap-tahap tugas yang diberikan. Ini memastikan bahwa
peserta didik meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk memilih
proses pemikiran yang efektif di masa depan. Salah satu cara untuk
melakukan praktik metakognitif adalah memecah strategi menjadi tiga
tahap: sebelum tugas, selama tugas dan setelah tugas.8
Aspek ketiga yaitu evaluating, rata-rata hasil kuesioner bagian
evaluating yaitu 72.17% dengan kategori kuat. Wawancara yang dilakukan
kepada peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik mengaku mampu
mengevaluasi materi dengan latihan soal, tanya jawab dan sebagainnya.
Namun, hanya satu peserta didik yang mengaku belum mengevaluasi materi
setelah dipelajari. Kegiatan evaluasi ini merupakan kegiatan membantu
peserta didik untuk mengetahui sejauh mana materi yang dipahami dan
strategi apa yang baik digunakan untuk mempelajari materinya kembali.
Evaluasi, mengacu pada penilaian produk akhir dari suatu tugas dan di mana
tugas itu dilakukan, ini dapat mencakup evaluasi ulang strategi yang
digunakan.9 Sehingga dalam mengevaluasi kegiatan, peserta didik akan
memeriksa kesesuaian antara apa yang diketahui dengan langkah-langkah
apa yang digunakan untuk memecahkan masalah. Peserta didik dapat
8 InnerDrive Guides, How to improve Metacognition in the classroom,
(https://www.innerdrive.co.uk/improvemetacognition/#section_link_one). Diakses tanggal 29
Desember 2019 pukul 20.46 WIB 9 Rathore MK dan Sonawat R, Metacognition: A predictor of learning outcome, The Indian
journal of social work, vol. 76(4), 2015, hlm.559-572
Page 75
62
bertanya pada diri sendiri seberapa baik memecahkan masalah berdasarkan
pengetahuan sebelumnya.10
Hasil dari data observasi guru membantu peserta didik untuk
mengevaluasi sejauh mana materi yang dipahami melalui posttest dan
mengkonfirmasi pemahaman peserta didik melalui kegiatan-kegiatan
diskusi dan tanya jawab yang selanjutnya diberikan kesimpulan di akhir
materi ataupun pertemuan. Kegiatan diskusi dapat membantu peserta didik
menggunakan keterampilan metakognitif karena peserta didik dapat saling
melengkapi pengetahuan yang peserta didik miliki.11 Sehingga dalam
kegiatan diskusi peserta didik dapat mengkonfirmasi pemahaman dan
mengevaluasi hasil belajar. Selain itu diadakannya Posttest oleh guru dapat
membantu peserta didik untuk mengukur sejauh mana peserta didik
memahami materi yang dipelajarinya. Guru dapat memberikan kesempatan
peserta didik untuk merenungkan tugas yang sudah peserta didik kerjakan
karena keterampilan berpikir tingkat tinggi dikenalkan ketika peserta didik
belajar untuk mengenali pertumbuhan kognitif diri sendiri.12
Ketiga aspek keterampilan metakognitif ini sangat erat kaitannya satu
sama lain, seperti planning dapat diartikan sebagai tindakan regulasi untuk
menentukan tujuan, monitoring yaitu menilai kinerja saat proses
berlangsung dengan menyesuaikan pada tujuan dan evaluating merupakan
menilai hasil dari kinerja dengan mengaitkan kembali pada tujuan.13
sehingga keterkaitan antara satu aspek dengan aspek lainnya mempengaruhi
hasil dari keterampilan metakognitif.
10 Adnan & Arsad Bahri, Beyond effective teaching: Enhancing students’ metacognitive
skill through guided inquiry, Journal of Physics: Conference Series 954 012022, doi:10.1088/17426596/954/1/012022, 2018, hlm. 1-5.
11 Ervin Nafilah dan Utiya Azizah, Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui Model
Pembelajaraan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Materi Kesetimbangan
Kimia di Kelas XI SMA Negeri 1 Sumenep, UNESA Journal of Chemical Education, ISSN: 2252-
9454, Vol.4, No.2, 2015, hlm. 206 12 Marilyn Price-Mitchell, Metacognition: Nurturing Self-Awareness in the Classroom,
(www.edutopia.org/blog/8-pathways-metacognition-in-classroom-marilyn-price-mitchell), 2015,
diakses pada tanggal 05 Januari 2020 pukul 12.03 WIB 13 Zulfiani, Yanti Herlanti, Eny Rosidatun, Sillak Hasiani, Ghina Rohmatulloh dan Nila
Zuqistya, Developing Metacognitive Skill InstrumenOn Fungus Concept, Jurnal Edusains, p-ISSN
1979-7281 dan e-ISSN 2443-128, Vol.10 (2), 2018, hlm. 243 – 253
Page 76
63
Hasil dari data kuesioner keterampilan metakognitif bahwa tidak ada
peserta didik yang berada dikategori rendah menandakan keterampilan
metakognitif SMAN Tangerang Selatan dalam kategori kuat. Hal ini
dikarenakan berdasarkan hasil observasi 80-100% proses pembelajaran
keempat SMAN Tangerang Selatan guru sudah membantu peserta didik
dalam mengarahkan keterampilan metakognitif dan hasil dokumentasi guru
90-100% RPP guru biologi terdapat indikator-indikator yang memuat aspek
planning, monitoring dan evaluating keterampilan metakognitif.
Hasil data wawancara terhadap guru dan hasil observasi dokumen
ditemukan bahwa guru secara tidak sadar membantu peserta didik dalam
menggunakan keterampilan metakognitifnya di kelas dengan belajar aktif
secara kognitif. Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelitian Sifak Indana
bahwa kemampuan metakognisi belum banyak diberdayakan secara sengaja
dalam proses pembelajaran. Menyebabkan banyak ditemukan peserta didik
mengalami kesulitan belajar karena guru tidak menyadari bahwa hal ini
dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Jika hal ini tidak
ditanggapi, peserta didik dapat mengalami kesulitan pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.14
Peran guru untuk membantu peserta didik menggunakan keterampilan
metakognitif sangat diperlukan, jika peserta didik sudah mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri sebagai pelajar tetapi belum sepenuhnya
menyadari atau menggunakan keterampilan metakognitifnya, peserta didik
tidak akan maksimal dalam mencapai hasil dari keterampilan metakognitif.
Mengapa peserta didik gagal untuk mengenali kemampuan sendiri? Karena
14 Sifak Indana, Efektivitas Perangkat Pembelajaran Virus Dengan Strategi Metakognitif
Terhadap Perolehan Kognitif Peserta didik SMA Kelas X, Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2009,
(https://eprints.uny.ac.id/12131/1/Bio_Sifak%20Indiana%20UNESA.pdf) diakses pada tanggal 02
Desember 2018 pukul 08.30 WIB
Page 77
64
peserta didik cenderung tidak menyadari ketidakmampuan dan kurang
wawasan mengenai kelemahan intelektual dan sosial peserta didik.15
Guru dapat membantu memperkenalkan peserta didik mengenai
keterampilan metakognitif pada pembelajaran biologi dengan empat cara
berdasarkan penelitian Tanner , yaitu preassessments, The muddiest point,
Retrospective Postassessments dan Reflective Journals16. Maka dengan
guru membantu peserta didik memperkenalkan keterampilan metakognitif,
peserta didik akan mulai sadar dan mencoba bahwa metakognitif dapat
membantu dalam proses belajar. Keterampilan metakognitif dapat di mulai
dari tujuan, peserta didik yang sudah memiliki tujuan dalam pembelajaran
akan lebih mudah untuk menentukan strategi yang akan digunakan.
Metakognitif menuntut peserta didik untuk “externalize mental events”
seperti apa artinya belajar, kesadaran mengenai kekuatan dan kelemahan
peserta didik dalam konteks pembelajaran, rencana apa yang diperlukan
untuk mencapai tujuan atau kegiatan pembelajaran tertentu,
mengindentifikasi dan memperbaiki kesalahan dan mempersiapkan diri
untuk proses pembelajaran.17
15 Nancy Chick, Metacognition: Thinking about One’s Thinking, Vanderbilt University
(https://cft.vanderbilt.edu/guides-sub-pages/metacognition/) diakses pada tanggal 5 Januari 2019
pukul 20.12 WIB 16 Kimberly D. Tanner, Feature Approaches to Biology Teaching and Learning:Promoting
Student Metacognition, 2012, Journal CBE-Life Science Education, Vol. 11 DOI:10.1187/cbe.12-
03-0033, hlm. 116 17 Nancy Chick, loc. cit.
Page 78
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif
peserta didik umumnya pada kategori kuat, berarti peserta didik sudah
menyadari kekuatan dan kelemahan diri sebagai pelajar. Berdasarkan hasil
kuesioner keterampilan metakognitif peserta didik, SMAN A Tangerang
Selatan mendapatkan perolehan rata-rata 69%, SMAN B Tangerang Selatan
dan SMAN C Tangerang Selatan mendapatkan hasil rata-rata 73% dan
SMAN D Tangerang Selatan mendapatkan hasil rata-rata 76%.
Rata-rata ketiga aspek keterampilan metakognitif yaitu planning
sebesar 72.47%, monitoring sebesar 73% dan evaluating sebesar 72.17%.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi, 80-100% guru sudah membantu
peserta didik untuk menggunakan keterampilan metakognitifnya pada
ketiga aspek yaitu planning, monitoring dan evaluating. Keterampilan
metakognitif yang diteliti berupa prospektif untuk mendeskripsikan
keterampilan metakognitif di SMAN Tangerang Selatan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa SMAN di wilayah Tangerang Selatan dengan
kategori (Tinggi-Sedang-Rendah) pada UN Biologi 2019 telah memiliki
keterampilan metakognitif yang kuat baik secara planning, monitoring dan
evaluating. Sehingga, sekolah dan guru telah melakukan proses belajar
dengan keterampilan metakognitif.
B. Saran
Saran dari penelitian ini, antara lain:
a. Proses pembelajaran di kelas disarankan guru membantu peserta
didik mengenal dan menggunakan keterampilan metakognitif.
Page 79
66
b. Pengembangan keterampilan metakogntif di kelas disarankan guru
dengan sengaja dan sadar menggunakan metakognitif selama proses
pembelajaran.
c. Peserta didik disarankan mengembangkan keterampilan
metakognitif dengan cara menentukan tujuan pembelajaran,
memantau proses pembelajaran dengan mengetahui kapan dan di
mana menggunakan strategi belajar dan mengevaluasi hasil belajar
dengan disesuaikan tujuan pembelajaran awal.
d. Peserta didik disarankan menetapkan tujuan pembelajaran yang kuat
agar menumbuhkan motivasi sehingga memudahkan peserta didik
melakukan kegiatan keterampilan metakognitif dan mengatur proses
pembelajaran.
Page 80
67
DAFTAR PUSTAKA
Adnan & Bahri, A. Beyond effective teaching: Enhancing students’ metacognitive
skill through guided inquiry, Journal of Physics: Conference Series 954
012022, doi:10.1088/17426596/954/1/012022. 2018.
Altindağ, M., & Senemoglu, N. Metacognitive Skills Scale, H. U. Journal of
Education, 28(1).15-26. 2013.
Ansyar, M. Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan, Edisi 1.
Jakarta: Kencana, 2015.
Arifin, Z. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2011.
Azwar, S. Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Blake, C. Metacognition in the Classroom. University Portland. Diakses
https://education.cu-portland.edu/blog/classroom-resources/classroom-
metacognition/ pada tanggal 19 Januari 2020 pukul 17.56 WIB.
Burman, Natalie J., Boscardin, Christy K., & Schaik, Sandrijn M. Career-long
learning: Relationship between cognitive and metacognitive skills, Journal
Medical Teacher, DOI:10.3109/0142159X.2014.909010. 34. 715-723. 2014.
Cambridge International Education Teaching and Learning Team, Getting Started
with Metacognition. Diakses dari
https://cambridgecommunity.org.uk/professionaldevelopment/gswmeta/inde
x.html. tanggal 29 Desember 2019 pukul 21.05 WIB.
Chairani, Z. Metakognisi Peserta didik Dalam Pemecahan Masalah Matematika.
Yogyakarta : Deepublish, 2016.
Chick, N. Metacognition: Thinking about One’s Thinking, Vanderbilt University
diakses dari https://cft.vanderbilt.edu/guides-sub-pages/metacognition/ pada
tanggal 5 Januari 2019 pukul 20.12 WIB.
Cooper, Melanie M., & Sandi-Urena, S. Design and Validation of an InstrumenTo
Asses Metacognitive Skillfulness in Chemistry Problem Solving. Journal of
Chemical Education. 86(2). 240-24. 2009.
Derek Bok Center Harvard University, Motivation and Metacognition, diakses di
https://bokcenter.harvard.edu/motivation-and-metacognition pada tanggal 12
Januari 2020 pukul 16.47 WIB
Page 81
68
Dye, Kathryn M. & Stanton, Julie D. Metacognition in Upper-Division Biology
Students: Awareness Does Not Always Lead to Control. CBE—Life Sciences
Education. DOI:10.1187/cbe.16-09-0286. 16:ar31. 1–14. 2017.
Eggen, P., & Kauchak, D. Strategi dan Model Pembelajaran:Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6. Jakarta:Erlangga, 2008.
Imel, S. Metacognitive Skills for Adult Learning, Artikel Trend and Issues Alert.
No. 39. 1-4. 2002.
Indana, S. Efektivitas Perangkat Pembelajaran Virus Dengan Strategi Metakognitif
Terhadap Perolehan Kognitif Peserta didik SMA Kelas X, Prosiding Seminar
Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2009, diakses dari
https://eprints.uny.ac.id/12131/1/Bio_Sifak%20Indiana%20UNESA.pdf
pada tanggal 02 Desember 2018 pukul 08.30 WIB.
Inner Drive Guides. How to do Goal Setting Right. Diakses
https://blog.innerdrive.co.uk/how-to-do-goal-setting-right. Pada tanggal 23
Januari 2020 pukul 10.07 WIB.
____________________. How to improve Metacognition in the classroom.
Diakses
https://www.innerdrive.co.uk/improvemetacognition/#section_link_one.
Pada tanggal 29 Desember 2019 pukul 20.46 WIB.
Iskandar, Srini M. Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran
Sains di Kelas. Jurnal Erudio. ISSN: 2302-9021. Vol. 2, No. 2. 13-20. 2014.
Kardi, S. Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Cet. I. Yogyakarta:Deepublish, 2018.
Kristiani, N. Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif
Peserta didik pada Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Biologi
SMA Kurikulum 2013, Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS.
2015.
Kwantlen Polytechnic University Learning Centres. University 101: Study,
Strategize and Succeed, Surrey BC: Kwantlen Polytechnic University, 2018.
Machali, I. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia
Emas Tahun 2045, Jurnal Pendidikan Islam, DOI: 10.14421/jpi.2014.31.71-
94, Volume 4, Nomor 1. 71-94, 2014.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
Maulana. Dasar-dasar Konsep Peluang: Sebuah gagasan pembelajaran dengan
pendekatan metakognitif. Bandung : UPI Press, 2018.
Mitchell, Marilyn P. Metacognition: Nurturing Self-Awareness in the Classroom,
2015 diakses dari www.edutopia.org/blog/8-pathways-metacognition-in-
classroom-marilyn-price-mitchell, pada tanggal 05 Januari 2020 pukul 12.03
WIB.
Page 82
69
Rathore, M. K., & Sonawat, R. Metacognition: A predictor of learning outcome.
The Indian journal of social work. vol. 76(4). 559-572. 2015.
Moshman, D. Metacognitive Theories Revisited. DOI 10.1007/s10648-017-9413-
7, Educ Psychol Rev, No. 30. 599–606. 2017.
Mulyadi, S., Basuki, H., & Rahardjo, W. Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan
Teori-teori Baru dalam Psikologi. Edisi 1, cet. I. Jakarta:Rajawali Pers, 2016.
Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. cet. 6.
Bandung:Remaja Rosdakarya, 2015.
Nafilah, E., & Azizah, U. Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui Model
Pembelajaraan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada
Materi Kesetimbangan Kimia Di Kelas Xi SMA Negeri 1 Sumenep, UNESA
Journal of Chemical Education. ISSN: 2252-9454. Vol.4. No.2. 2015.
O'Brien, C. Metacognition and Learning to Learn. Majalah Online. 2015. Diakses
https://life.lfny.org/2015/12/05/metacognition-and-learning-to-learn/ pada
tanggal 17 Januari 2020 pukul 23.59 WIB.
Ormord, Jeanne E. Psikologi Pendidikaan : Membantu Peserta didik Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta : Erlangga, 2008.
Paidi., Wibowo, Y., & Rachmawati, A. Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif
Mahapeserta didik Jurusan Pendidikan Biologi. FMIPA UNY. Jurnal
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-paidi-msi/artikel-
metakognitif-makalah-semnas-bio-2013-paidi.pdf pada tanggal 01 Desember
2018 pukul 09.06 WIB.
Pariantolo, J. Penyusunan Skala Psikologi:Asyik, Mudah dan Bermanfaat.
Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2015.
Perez, E., Escolano, Herreronivela, M. L. & Anguera, M. T. Preschool
Metacognitive Skill Assessment in Order to Promote Educational Sensitive
Response From Mixed Methods Approach: Complementarity of Data
Analysis. Frontiers in Psychology. doi: 10.3389/fpsyg.2019.01298. 1-22.
2019.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda.
Bandung:Alfabeta, 2012.
Risnanosanti. Kemampuan Metakognitif Peserta didik dalam Pembelajaran
Matematika, Jurnal Phytagoras. Vol. 4, No. 1. 2008.
Sabel, Jaime L., Dauer, Joseph T., & Forbes, Cory T. Introductory Biology
Students’ Use of Enhanced Answer Keys and Reflection Questions to Engage
in Metacognition and Enhance Understanding. CBE—Life Sciences
Education. DOI:10.1187/cbe.16-10-0298. 16:ar40. 1–12. 2017.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenamedia Group, 2004.
Sarinah. Pengantar Kurikulum. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish, cet. 1. 2015.
Page 83
70
Sastrawati, E., Rusdi, M. & Syamsurizal. Problem Based Learning, Strategi
Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta didik. Jurnal
Tekno-Pedagogi. Vol. 1 No. 2. 1-14. 2011.
Scandurra, C., Picariello, S., Scafaro, D., Bochicchio, V., Valerio, P., & Amodeo,
Anna L. Group Psychodynamic Counselling as a Clinical Training Device to
Enhance Metacognitive Skills and Agency in Future Clinical Psychologists.
doi: 10.5964/ejop.v14i2.1528, Eur J Psychol. 14(2). 444–463. 2018.
Sholihah, M., Zubaidah, S., & Mahanal, S. Keterampilan Metakognitif Peserta
didik SMA Negeri Batu Pada Mata Pelajaran Biologi, Prosiding Seminar
Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya, Universitas Negeri
Yogyakarta. 1669-1676, 2015.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta : Indeks. 2011.
Smith, Mark K. What is curriculum? Exploring theory and practice. Diakses
http://infed.org/mobi/curriculum-theory-and-practice/, pada tanggal 20
Januari 2020 pukul 10.19 WIB
Solso, Robert L., Maclin, Otto H., & Maclin, M. K. Psikologi Kognitif Edisi 8.
Jakarta: Erlangga, 2008.
Stanton, Julie D., Dye, Kathryn M., & Johnson, M. Knowledge of Learning Makes
a Difference: A Comparison of Metacognition in Introductory and Senior-
Level Biology Students. CBE—Life Sciences Education. 18:ar24.1–13. 2019.
Stanton, Julie D., Neider, Xyanthe N., Gallegos, Isaura J., & Clark, Nicole C.
Differences in Metacognitive Regulation in Introductory Biology Students:
When Prompts Are Not Enough, CBE—Life Sciences Education,
DOI:10.1187/cbe.14-08-0135, Vol. 14. 1–12. 2015.
Tanner, Kimberly D. Promoting Student Metacognition. Journal of CBE—Life
Sciences Education. DOI: 10.1187/cbe.12-03-0033. Vol. 11. 113–120. 2012.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan
Pembelajaran, Edisi 3. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Torres, P. Matthew Somerville, Lee Davis, Transcription: What are the benefits of
metacognition?, University of Cambridge. Cambridge Professional
Development. Diakses dari https://cambridge-
community.org.uk/professional-
development/gswmeta/MC_M1_vid_002.pdf pada pukul 06.55 WIB pada
tanggal 03 Februari 2020.
Trisdiono, H. Pembelajaran Aktif dan Berpusat pada Peserta didik sebagai Jawaban
atas Perubahan Kurikulum dan Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar,
diakses http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2015/02/Pembelajaran-Aktif-dan-Berpusat-pada-Peserta
didik_Harly.pdf pada tanggal 20 Januari 2019 pukul 11.40 WIB, 2013.
Trisdiono, H., & Muda, W. Strategi Pembelajaran Abad 21. Jurnal online Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Prov. D.I. Yogyakarta. Diakses
Page 84
71
http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/strategipembelajaranabad21/, pada tanggal
28 Desember 2019 pukul 04.44 WIB.
Tynan, B. Melatih Anak Berpikir Seperti Jenius : Menemukan dan mengembangkan
Bakat yang ada pada setiap Anak. Jakarat : Gramedia, 2004.
Universitas Waterloo. Teaching Metacognitive Skills. Diakses
https://uwaterloo.ca/centre-for-teaching-excellence/teaching-
resources/teaching-tips/metacognitive, pada tanggal 22 November 2018.
Zulfiani., Herlanti. Y., Hasiyani, S., Rohmatulloh, G., Rosyidatun. Eny S., &
Zuqistya. N. Developing Metacognitive Skill InstrumenOn Fungus Concept.
Jurnal EDUSAINS p-ISSN 1979-728. Vol. 10 nomor 02. 243-253. 2018.
Zulfiani., Feronika T., & Suartini, K. Strategi Pembelajaran Sains, Cet. 1. Jakarta
: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
Zulfiani., Rosidatun, Eny R., Hasiani, S., Rohmatulloh, G., & Zuqistya, N.
Comparing between Problem-Based Learning combine Question Student
Have and Problem-Based Learning combine Learning Journal toward
Metacognitive Skill, The 4th International Conference on Education in
Muslim society (ICEMS 2018), Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta. 2018.
Page 85
72
Lampiran 1
LEMBAR KUESIONER KETERAMPILAN METAKOGNITIF
PESERTA DIDIK
Identitas Responden
Nama : Usia :
Kelas : Sekolah :
Jenis Kelamin : L P
Petunjuk :
1. Bacalah dengan teliti setiap butir pernyataan.
2. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom “Respon” sesuai dengan
diri anda.
3. Anda dimohon untuk mengisinya dengan jujur dan mandiri (tidak bertanya
kepada orang lain).
4. Dimohon dalam memberikan respon tidak ada pernyataan yang terlewat.
Keterangan :
SS = Sangat`Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral
Page 86
73
No Pernyataan
Respon
SS S N TS STS
1.
Saya menggunakan pengalaman
sebelumnya ketika mengatur proses
pembelajaran yang baru.
2.
Penting bagi saya untuk melihat
kembali pembelajaran saya dari
waktu ke waktu untuk menentukan
seberapa banyak dan apa yang sudah
saya pelajari.
3.
Saya merencanakan bagaimana dan
kapan menggunakan sumber-sumber
belajar yang akan membantu saya
mempelajari materi dengan baik.
4.
Saya menyadari kesalahan-
kesalahan saya selama proses
pembelajaran.
5.
Jika pembelajaran tidak tercapai,
saya mencari strategi lainnya yang
muntidakin lebih efektif.
6. Saya tidak memiliki ide yang pasti
dalam mengatur pembelajaran saya.
7.
Ketika mempelajari suatu materi,
saya tidak menyadari untuk
menerapkan strategi mana dan
bagaimana menggunakannya.
8.
Saya mengerti berapa banyak waktu
yang dibutuhkan untuk mempelajari
suatu materi.
9. Saya merevisi rencana belajar yang
saya gunakan dalam pembelajaran
Page 87
74
No Pernyataan
Respon
SS S N TS STS
dan membuat perbaikan yang
dibutuhkan.
10.
Saya mengecek apakah saya
memahami suatu materi selama
pembelajaran.
11.
Ketika strategi pembelajaran yang
saya gunakan gagal dalam proses
pembelajaran, saya menerapkan
strategi yang baru.
12.
Saya memiliki kesulitan dalam
memahami alasan kesalahan-
kesalahan yang saya alami selama
proses pembeajaran.
13.
Saya kesulitan merencanakan
pembelajaran saya terhadap suatu
materi yang sejalan dengan kualitas
pembelajaran saya sendiri.
14.
Saya memeriksa apakah saya
menggunakan waktu belajar saya
dengan efektif.
15.
Saya kesulitan membedakan bagian-
bagian penting dari sebuah teks
ataupun unit pembelajaran.
16.
Saya mencari tahu penyebab-
penyebab kegagalan ketika
mempelajari suatu materi
17.
Sangat penting bagi saya untuk
membangun keterkaitan antara
materi-materi yang sudah dipelajari
selama pembelajaran.
Page 88
75
No Pernyataan
Respon
SS S N TS STS
18.
Saya mencari tahu bagaimana saya
mempelajari suatu materi secara
efektif selama pembelajaran.
19.
Saya menyiapkan lintidakungan
pembelajaran yang dibutuhkan bagi
proses pembelajaran.
20.
Saya secara kritis membuat suatu
rencana sebelum memulai belajar
satu teks.
21.
Saya merevisi dan memperbaiki
strategi pembelajaran ketika
mempelajari suatu materi.
22.
Saya menilai jika strategi kognitif
yang saya terapkan berhasil atau
tidak.
23.
Hingga saya mendapatkan hasilnya,
saya mengatur kondisi-kondisi agar
saya tetap fokus.
24.
Saya memahami materi mana yang
saya dapat mempelajarinya dengan
mudah dan materi mana yang saya
akan kesulitan memahaminya.
25.
Saya tahu pokok bahasan lain di
mana saya dapat menggunakan
strategi pembelajaran yang efektif
dalam suatu subjek.
26.
Saya menentukan strategi
pembeajaran mana yang harus saya
terapkan sebelum saya mulai belajar.
Page 89
76
No Pernyataan
Respon
SS S N TS STS
27. Saya tahu kapan saya membutuhkan
bantuan.
28.
Saya menetukan apa yang saya akan
pelajari tentang suatu materi
sebelum saya mempelajarinya.
Page 90
77
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Peserta Didik
1. Sumber belajar apa saja yang kamu gunakan untuk mempelajari materi
biologi?
2. Apakah kamu sering mempelajari materi biologi sebelum
belajar di sekolah? Dengan cara apa kamu mempelajarinya?
3. Apa kamu sering mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari di
sekolah? Kalau ya, berapa jam kamu mempelajari materi biologi dirumah?
4. Strategi belajar apa yang kamu gunakan untuk mempelajari materi
biologi?
5. Apakah kamu dapat mendapatkan informasi penting dari kamu
mempelajari materi biologi?
6. Kesulitan apa yang kamu hadapi ketika mempelajari materi biologi?
Bagaimana cara kamu mengatasinya?
7. Jika ada materi biologi yang belum kamu pahami, Bagaimana cara kamu
untuk memahami materi tersebut?
8. Menurut kamu apakah ada keterkaitan antara satu materi dengan materi
lainnya pada pembelajaran biologi?
9. Bagaimana cara kamu memonitor proses pembelajaran?
10. Kondisi seperti apa yang kamu siapkan untuk membantu kamu fokus
belajar?
11. Bagaimana cara kamu mengevaluasi sejauh mana materi yang kamu
pahami?
12. Bagaimana cara kamu untuk memperbaiki nilai?
Page 91
78
Lampiran 3
Pedoman Wawancara Guru
1. Apakah ibu pernah mendengar atau membaca mengenai keterampilan
metakognitif?
1.1 (Jika menjawab Ya) Pernahkah ibu menggunakan pendekatan
keterampilan metakognitif? Pada materi apa?
2. Ibu sering menggunakan model pembelajaran apa?
3. Apakah ibu Sering mentidakonfirmasi pemahaman peserta didik secara
lisan dan penulisan?
4. Apakah ibu pernah memberikan refleksi kepada peserta didik? Jika ya,
bagaimana cara ibu memberikan sesi refleksi kepada peserta didik?
5. Bagaimana cara ibu memeriksa kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan materi yang akan dipelajari?
6. Bagaimana cara ibu menganalisis informasi yang penting untuk
disampaikan kepada peserta didik dalam menyelesaikan masalah/tugas
yang akan diberikan?
7. Apakah ibu mengetahui kesulitan-kesulitan peserta didik dalam
mempelajari suatu materi?
8. Bagaimana cara ibu membantu peserta didik dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam mempelajari suatu materi?
Page 116
103
UJI
VA
LID
ITA
S D
AN
RE
AL
IBIL
ITA
S K
UE
SIO
NE
R
KE
TE
RA
MP
ILA
N M
ET
AK
OG
NIT
IF
Co
rre
latio
ns
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x9
x1
0x
11
x1
2x
13
x1
4x
15
x1
6x
17
x1
8x
19
x2
0x
21
x2
2x
23
x2
4x
25
x2
6x
27
x2
8x
29
x3
0T
ota
l
x1
Pe
arso
n C
orre
latio
n10
.19
50
.21
30
.10
8.5
76
**
.40
0*
*.3
41
**
0.1
09
.34
4*
*0
.13
2.4
38
**
.46
5*
*0
.00
30
.17
2.2
75
*.4
16
**
0.1
35
.28
7*
0.2
27
0.1
75
.38
6*
*0
.21
40
.08
90
.20
2-0
.16
10
.23
.45
5*
*0
.24
0.0
22
-0
.04
8.5
46
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.1
33
0.1
0.4
06
00
.00
10
.00
70
.40
30
.00
70
.30
90
00
.98
10
.18
50
.03
20
.00
10
.29
80
.02
50
.07
80
.17
80
.00
20
.09
70
.49
30
.11
80
.21
50
.07
50
0.0
63
0.8
65
0.7
15
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
Pe
arso
n C
orre
latio
n0
.19
51
0.1
80
.13
.40
9*
*.2
71
*.3
84
**
.28
2*
.27
6*
.34
4*
*0
.23
90
.25
10
.00
9.2
81
*0
.17
9.3
69
**
.26
4*
.37
9*
*0
.14
30
.05
0.1
79
0.0
86
0.0
16
0.1
89
-0
.23
60
.24
60
.19
30
.10
20
.09
5.3
93
**
.49
3*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.1
33
0.1
66
0.3
17
0.0
01
0.0
35
0.0
02
0.0
28
0.0
32
0.0
07
0.0
63
0.0
51
0.9
45
0.0
28
0.1
66
0.0
03
0.0
40
.00
30
.27
10
.70
.16
70
.51
20
.90
20
.14
50
.06
70
.05
60
.13
60
.43
60
.46
90
.00
20
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x3
Pe
arso
n C
orre
latio
n0
.21
30
.18
10
.24
20
.22
7-0
.01
3.2
66
*0
.05
6.4
14
**
0.2
01
.29
9*
.31
3*
0.1
77
-0
.00
9-0
.01
50
.16
20
.12
80
.14
90
.21
40
.23
4.2
85
*0
.24
10
.23
50
.14
9-.2
61
*0
.20
6.2
97
*0
.11
60
.15
8.2
70
*.4
33
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.1
0.1
66
0.0
61
0.0
79
0.9
19
0.0
38
0.6
70
.00
10
.12
10
.01
90
.01
40
.17
20
.94
60
.90
80
.21
30
.32
40
.25
30
.09
80
.06
90
.02
60
.06
10
.06
90
.25
30
.04
20
.11
10
.02
0.3
74
0.2
24
0.0
36
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x4
Pe
arso
n C
orre
latio
n0
.10
80
.13
0.2
42
10
.15
5-0
.07
80
.05
50
.11
60
.15
70
.08
8.2
61
*-0
.03
9-0
.13
60
.09
7-0
.10
30
.17
50
.20
70
.12
70
.19
90
.06
0.1
12
0.2
21
.43
5*
*0
.17
10
.24
20
.00
80
.08
.41
7*
*-0
.03
40
.00
1.3
08
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.4
06
0.3
17
0.0
61
0.2
33
0.5
50
.67
40
.37
40
.22
80
.50
10
.04
20
.76
70
.29
70
.45
60
.42
80
.17
60
.10
90
.33
0.1
24
0.6
45
0.3
89
0.0
88
00
.18
70
.06
0.9
52
0.5
38
0.0
01
0.7
96
0.9
97
0.0
16
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x5
Pe
arso
n C
orre
latio
n.5
76
**
.40
9*
*0
.22
70
.15
51
0.1
52
0.2
19
0.1
26
.35
8*
*0
.08
2.4
73
**
.29
9*
-0
.04
90
.15
80
.11
6.3
46
**
0.1
58
.34
1*
*.2
79
*0
.15
7.3
46
**
0.0
71
0.0
1.3
52
**
-0
.25
0.2
48
.41
9*
*0
.20
30
.03
90
.18
5.5
12
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
00
.00
10
.07
90
.23
30
.24
10
.08
90
.33
30
.00
50
.53
20
0.0
19
0.7
08
0.2
23
0.3
72
0.0
06
0.2
25
0.0
07
0.0
30
.22
70
.00
60
.58
60
.94
20
.00
50
.05
20
.05
40
.00
10
.11
70
.76
80
.15
40
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x6
Pe
arso
n C
orre
latio
n.4
00
**
.27
1*
-0
.01
3-0
.07
80
.15
21
.36
9*
*0
.18
80
.08
20
.12
60
.12
30
.25
.26
4*
0.2
48
0.2
15
0.0
67
.27
8*
.29
0*
0.1
18
0.1
34
0.1
69
0.0
01
0.0
88
-0
.02
9-0
.15
50
.16
50
.20
60
.12
50
.07
80
.08
.38
8*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
01
0.0
35
0.9
19
0.5
50
.24
10
.00
30
.14
60
.52
80
.33
20
.34
50
.05
20
.03
90
.05
40
.09
60
.60
90
.03
0.0
24
0.3
64
0.3
03
0.1
93
0.9
92
0.4
99
0.8
24
0.2
34
0.2
05
0.1
11
0.3
38
0.5
53
0.5
38
0.0
02
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x7
Pe
arso
n C
orre
latio
n.3
41
**
.38
4*
*.2
66
*0
.05
50
.21
9.3
69
**
10
.20
5.2
58
*.3
89
**
0.2
18
.47
4*
*.4
07
**
0.2
42
.33
0*
*.4
15
**
.31
1*
.32
4*
.26
4*
0.1
89
0.2
50
.19
40
.14
40
.23
8-.3
10
*0
.15
80
.13
70
.18
60
.05
8.3
51
**
.59
2*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
07
0.0
02
0.0
38
0.6
74
0.0
89
0.0
03
0.1
14
0.0
44
0.0
02
0.0
92
00
.00
10
.06
10
.00
90
.00
10
.01
50
.01
10
.04
0.1
45
0.0
52
0.1
33
0.2
68
0.0
64
0.0
15
0.2
23
0.2
91
0.1
52
0.6
56
0.0
06
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x8
Pe
arso
n C
orre
latio
n0
.10
9.2
82
*0
.05
60
.11
60
.12
60
.18
80
.20
51
.27
3*
.28
2*
0.1
76
.25
2*
-0
.06
80
.23
60
.08
8.3
76
**
0.2
15
.34
8*
*0
.20
30
.15
60
.20
70
.22
10
.11
10
.16
80
.07
7.3
74
**
.25
3*
0.1
15
-0
.04
9.3
57
**
.46
2*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.4
03
0.0
28
0.6
70
.37
40
.33
30
.14
60
.11
40
.03
30
.02
80
.17
40
.05
0.6
04
0.0
67
0.4
99
0.0
03
0.0
96
0.0
06
0.1
16
0.2
29
0.1
09
0.0
86
0.3
93
0.1
97
0.5
55
0.0
03
0.0
50
.37
70
.70
70
.00
50
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x9
Pe
arso
n C
orre
latio
n.3
44
**
.27
6*
.41
4*
*0
.15
7.3
58
**
0.0
82
.25
8*
.27
3*
1.4
59
**
.43
7*
*.3
58
**
0.0
41
0.2
52
0.0
71
.34
1*
*.3
42
**
.40
0*
*.4
16
**
0.2
45
.32
6*
.38
3*
*0
.17
9.2
68
*-0
.05
90
.16
9.3
60
**
0.0
54
0.0
84
.27
2*
.61
0*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
07
0.0
32
0.0
01
0.2
28
0.0
05
0.5
28
0.0
44
0.0
33
00
0.0
05
0.7
54
0.0
50
.58
50
.00
70
.00
70
.00
10
.00
10
.05
70
.01
0.0
02
0.1
68
0.0
37
0.6
53
0.1
94
0.0
04
0.6
77
0.5
21
0.0
34
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
0P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.13
2.3
44
**
0.2
01
0.0
88
0.0
82
0.1
26
.38
9*
*.2
82
*.4
59
**
1.3
07
*0
.20
2-0
.03
70
.16
70
.16
80
.18
9.4
54
**
0.2
26
.28
4*
0.2
15
0.1
55
.29
2*
-0
.00
80
.13
1-0
.05
10
.18
20
.21
60
.15
6-0
.12
9.3
01
*.4
59
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.3
09
0.0
07
0.1
21
0.5
01
0.5
32
0.3
32
0.0
02
0.0
28
00
.01
60
.11
90
.77
90
.19
80
.19
60
.14
40
0.0
80
.02
70
.09
60
.23
40
.02
20
.94
80
.31
40
.69
90
.16
10
.09
40
.23
0.3
23
0.0
18
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
1P
ea
rso
n C
orre
latio
n.4
38
**
0.2
39
.29
9*
.26
1*
.47
3*
*0
.12
30
.21
80
.17
6.4
37
**
.30
7*
1.2
81
*0
.03
2.2
56
*-0
.00
3.3
59
**
.27
7*
.28
4*
.34
5*
*.3
79
**
.46
1*
*.4
51
**
0.1
92
.41
6*
*-0
.01
70
.18
8.4
64
**
0.2
26
0.0
02
0.1
63
.62
3*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
00
.06
30
.01
90
.04
20
0.3
45
0.0
92
0.1
74
00
.01
60
.02
80
.80
90
.04
60
.98
0.0
05
0.0
31
0.0
27
0.0
07
0.0
03
00
0.1
38
0.0
01
0.8
98
0.1
46
00
.07
90
.98
60
.20
90
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
2P
ea
rso
n C
orre
latio
n.4
65
**
0.2
51
.31
3*
-0
.03
9.2
99
*0
.25
.47
4*
*.2
52
*.3
58
**
0.2
02
.28
1*
1.3
02
*0
.23
6.3
28
**
.53
8*
*0
.04
60
.19
40
.20
7.3
85
**
.36
5*
*.3
95
**
0.1
72
.40
0*
*-.2
76
*.2
72
*.5
05
**
0.1
82
0.0
36
0.0
58
.61
7*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
00
.05
10
.01
40
.76
70
.01
90
.05
20
0.0
50
.00
50
.11
90
.02
80
.01
80
.06
70
.01
00
.72
60
.13
40
.10
90
.00
20
.00
40
.00
20
.18
50
.00
10
.03
10
.03
40
0.1
61
0.7
85
0.6
58
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
3P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.00
30
.00
90
.17
7-0
.13
6-0
.04
9.2
64
*.4
07
**
-0
.06
80
.04
1-0
.03
70
.03
2.3
02
*1
-0
.24
1.4
82
**
0.0
20
.03
20
.13
80
.05
7-0
.01
90
.08
50
.05
80
.21
30
.23
6-0
.24
20
.03
50
.10
.20
60
.13
6-0
.01
.25
3*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.9
81
0.9
45
0.1
72
0.2
97
0.7
08
0.0
39
0.0
01
0.6
04
0.7
54
0.7
79
0.8
09
0.0
18
0.0
61
00
.87
60
.80
80
.29
0.6
61
0.8
82
0.5
15
0.6
58
0.0
99
0.0
67
0.0
61
0.7
88
0.4
43
0.1
12
0.2
95
0.9
36
0.0
49
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
4P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.17
2.2
81
*-0
.00
90
.09
70
.15
80
.24
80
.24
20
.23
60
.25
20
.16
7.2
56
*0
.23
6-0
.24
11
-0
.11
90
.12
8.4
62
**
.34
5*
*0
.20
6.2
98
*.3
42
**
.30
6*
0.1
42
0.2
08
0.0
03
0.2
17
0.1
18
0.1
26
-0
.10
6.2
89
*.4
38
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.1
85
0.0
28
0.9
46
0.4
56
0.2
23
0.0
54
0.0
61
0.0
67
0.0
50
.19
80
.04
60
.06
70
.06
10
.35
90
.32
50
0.0
06
0.1
12
0.0
20
.00
70
.01
60
.27
30
.10
80
.98
40
.09
30
.36
70
.33
50
.41
70
.02
40
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
5P
ea
rso
n C
orre
latio
n.2
75
*0
.17
9-0
.01
5-0
.10
30
.11
60
.21
5.3
30
**
0.0
88
0.0
71
0.1
68
-0
.00
3.3
28
**
.48
2*
*-0
.11
91
0.1
25
-0
.04
4.2
66
*0
.07
1-0
.06
80
.03
40
.06
30
.09
10
.04
2-0
.22
70
.15
0.1
69
0.2
30
.20
10
.14
6.3
25
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
32
0.1
66
0.9
08
0.4
28
0.3
72
0.0
96
0.0
09
0.4
99
0.5
85
0.1
96
0.9
80
.01
00
.35
90
.33
70
.73
40
.03
80
.58
70
.60
30
.79
20
.62
80
.48
70
.74
80
.07
80
.24
90
.19
40
.07
40
.12
0.2
63
0.0
11
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
6P
ea
rso
n C
orre
latio
n.4
16
**
.36
9*
*0
.16
20
.17
5.3
46
**
0.0
67
.41
5*
*.3
76
**
.34
1*
*0
.18
9.3
59
**
.53
8*
*0
.02
0.1
28
0.1
25
10
.01
0.2
24
.30
4*
0.1
68
.32
5*
.30
4*
0.1
55
.31
1*
-0
.19
20
.16
3.3
65
**
0.1
15
0.0
89
0.2
35
.54
6*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
01
0.0
03
0.2
13
0.1
76
0.0
06
0.6
09
0.0
01
0.0
03
0.0
07
0.1
44
0.0
05
00
.87
60
.32
50
.33
70
.94
10
.08
30
.01
70
.19
60
.01
10
.01
70
.23
20
.01
50
.13
80
.21
10
.00
40
.37
80
.49
60
.06
90
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
7P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.13
5.2
64
*0
.12
80
.20
70
.15
8.2
78
*.3
11
*0
.21
5.3
42
**
.45
4*
*.2
77
*0
.04
60
.03
2.4
62
**
-0
.04
40
.01
1.4
65
**
.28
9*
0.0
87
0.2
14
0.1
63
0.2
21
0.1
12
0.0
31
.29
6*
0.1
72
0.0
69
-0
.07
8.3
00
*.4
65
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.2
98
0.0
40
.32
40
.10
90
.22
50
.03
0.0
15
0.0
96
0.0
07
00
.03
10
.72
60
.80
80
0.7
34
0.9
41
00
.02
40
.50
60
.09
80
.20
90
.08
70
.38
80
.81
20
.02
10
.18
50
.59
80
.55
20
.01
90
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
8P
ea
rso
n C
orre
latio
n.2
87
*.3
79
**
0.1
49
0.1
27
.34
1*
*.2
90
*.3
24
*.3
48
**
.40
0*
*0
.22
6.2
84
*0
.19
40
.13
8.3
45
**
.26
6*
0.2
24
.46
5*
*1
.39
9*
*.3
26
*.3
99
**
.36
6*
*.3
32
**
.30
5*
-0
.19
90
.19
9.3
26
*0
.10
1.2
86
*.2
55
*.6
47
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
25
0.0
03
0.2
53
0.3
30
.00
70
.02
40
.01
10
.00
60
.00
10
.08
0.0
27
0.1
34
0.2
90
.00
60
.03
80
.08
30
0.0
01
0.0
10
.00
10
.00
40
.00
90
.01
70
.12
50
.12
40
.01
0.4
38
0.0
26
0.0
47
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x1
9P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.22
70
.14
30
.21
40
.19
9.2
79
*0
.11
8.2
64
*0
.20
3.4
16
**
.28
4*
.34
5*
*0
.20
70
.05
70
.20
60
.07
1.3
04
*.2
89
*.3
99
**
1.3
65
**
0.1
78
0.1
81
.38
2*
*.3
06
*-0
.22
2-0
.14
5.4
08
**
0.1
17
0.0
78
0.2
42
.51
7*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
78
0.2
71
0.0
98
0.1
24
0.0
30
.36
40
.04
0.1
16
0.0
01
0.0
27
0.0
07
0.1
09
0.6
61
0.1
12
0.5
87
0.0
17
0.0
24
0.0
01
0.0
04
0.1
70
.16
20
.00
20
.01
70
.08
50
.26
50
.00
10
.37
10
.55
10
.06
10
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
0P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.17
50
.05
0.2
34
0.0
60
.15
70
.13
40
.18
90
.15
60
.24
50
.21
5.3
79
**
.38
5*
*-0
.01
9.2
98
*-0
.06
80
.16
80
.08
7.3
26
*.3
65
**
1.2
54
*.4
97
**
.39
4*
*.3
00
*-0
.00
90
.07
.41
7*
*0
.12
10
.05
0.0
85
.49
1*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.1
78
0.7
0.0
69
0.6
45
0.2
27
0.3
03
0.1
45
0.2
29
0.0
57
0.0
96
0.0
03
0.0
02
0.8
82
0.0
20
.60
30
.19
60
.50
60
.01
0.0
04
0.0
48
00
.00
20
.01
90
.94
80
.59
40
.00
10
.35
40
.70
10
.51
40
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
1P
ea
rso
n C
orre
latio
n.3
86
**
0.1
79
.28
5*
0.1
12
.34
6*
*0
.16
90
.25
0.2
07
.32
6*
0.1
55
.46
1*
*.3
65
**
0.0
85
.34
2*
*0
.03
4.3
25
*0
.21
4.3
99
**
0.1
78
.25
4*
1.5
10
**
0.0
89
0.2
4-0
.05
8.2
90
*.3
10
*-0
.00
20
.20
90
.21
1.5
71
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
02
0.1
67
0.0
26
0.3
89
0.0
06
0.1
93
0.0
52
0.1
09
0.0
10
.23
40
0.0
04
0.5
15
0.0
07
0.7
92
0.0
11
0.0
98
0.0
01
0.1
70
.04
80
0.4
93
0.0
62
0.6
55
0.0
24
0.0
15
0.9
89
0.1
06
0.1
03
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
2P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.21
40
.08
60
.24
10
.22
10
.07
10
.00
10
.19
40
.22
1.3
83
**
.29
2*
.45
1*
*.3
95
**
0.0
58
.30
6*
0.0
63
.30
4*
0.1
63
.36
6*
*0
.18
1.4
97
**
.51
0*
*1
.40
5*
*.3
09
*0
.04
8.3
97
**
.39
7*
*0
.12
40
.02
60
.14
4.5
81
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
97
0.5
12
0.0
61
0.0
88
0.5
86
0.9
92
0.1
33
0.0
86
0.0
02
0.0
22
00
.00
20
.65
80
.01
60
.62
80
.01
70
.20
90
.00
40
.16
20
00
.00
10
.01
50
.71
40
.00
20
.00
20
.34
0.8
43
0.2
67
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
3P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.08
90
.01
60
.23
5.4
35
**
0.0
10
.08
80
.14
40
.11
10
.17
9-0
.00
80
.19
20
.17
20
.21
30
.14
20
.09
10
.15
50
.22
1.3
32
**
.38
2*
*.3
94
**
0.0
89
.40
5*
*1
.34
7*
*0
.11
70
.10
7.3
35
**
.42
3*
*0
.14
10
.13
.48
2*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.4
93
0.9
02
0.0
69
00
.94
20
.49
90
.26
80
.39
30
.16
80
.94
80
.13
80
.18
50
.09
90
.27
30
.48
70
.23
20
.08
70
.00
90
.00
20
.00
20
.49
30
.00
10
.00
60
.36
80
.41
30
.00
80
.00
10
.27
90
.31
70
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
4P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.20
20
.18
90
.14
90
.17
1.3
52
**
-0
.02
90
.23
80
.16
8.2
68
*0
.13
1.4
16
**
.40
0*
*0
.23
60
.20
80
.04
2.3
11
*0
.11
2.3
05
*.3
06
*.3
00
*0
.24
.30
9*
.34
7*
*1
-0
.14
70
.16
9.3
76
**
.29
0*
0.0
74
0.1
65
.52
7*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.1
18
0.1
45
0.2
53
0.1
87
0.0
05
0.8
24
0.0
64
0.1
97
0.0
37
0.3
14
0.0
01
0.0
01
0.0
67
0.1
08
0.7
48
0.0
15
0.3
88
0.0
17
0.0
17
0.0
19
0.0
62
0.0
15
0.0
06
0.2
59
0.1
92
0.0
03
0.0
23
0.5
71
0.2
04
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
5P
ea
rso
n C
orre
latio
n-0
.16
1-0
.23
6-.2
61
*0
.24
2-0
.25
-0
.15
5-.3
10
*0
.07
7-0
.05
9-0
.05
1-0
.01
7-.2
76
*-0
.24
20
.00
3-0
.22
7-0
.19
20
.03
1-0
.19
9-0
.22
2-0
.00
9-0
.05
80
.04
80
.11
7-0
.14
71
0.0
8-0
.02
10
.03
9-0
.05
7-.2
59
*-0
.13
4
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.2
15
0.0
67
0.0
42
0.0
60
.05
20
.23
40
.01
50
.55
50
.65
30
.69
90
.89
80
.03
10
.06
10
.98
40
.07
80
.13
80
.81
20
.12
50
.08
50
.94
80
.65
50
.71
40
.36
80
.25
90
.54
0.8
70
.76
50
.66
50
.04
40
.30
2
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
6P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.23
0.2
46
0.2
06
0.0
08
0.2
48
0.1
65
0.1
58
.37
4*
*0
.16
90
.18
20
.18
8.2
72
*0
.03
50
.21
70
.15
0.1
63
.29
6*
0.1
99
-0
.14
50
.07
.29
0*
.39
7*
*0
.10
70
.16
90
.08
1.4
35
**
0.0
16
-0
.03
4.3
09
*.4
35
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
75
0.0
56
0.1
11
0.9
52
0.0
54
0.2
05
0.2
23
0.0
03
0.1
94
0.1
61
0.1
46
0.0
34
0.7
88
0.0
93
0.2
49
0.2
11
0.0
21
0.1
24
0.2
65
0.5
94
0.0
24
0.0
02
0.4
13
0.1
92
0.5
40
0.9
02
0.7
94
0.0
15
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
7P
ea
rso
n C
orre
latio
n.4
55
**
0.1
93
.29
7*
0.0
8.4
19
**
0.2
06
0.1
37
.25
3*
.36
0*
*0
.21
6.4
64
**
.50
5*
*0
.10
.11
80
.16
9.3
65
**
0.1
72
.32
6*
.40
8*
*.4
17
**
.31
0*
.39
7*
*.3
35
**
.37
6*
*-0
.02
1.4
35
**
10
.07
0.1
50
.19
8.6
40
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
00
.13
60
.02
0.5
38
0.0
01
0.1
11
0.2
91
0.0
50
.00
40
.09
40
00
.44
30
.36
70
.19
40
.00
40
.18
50
.01
0.0
01
0.0
01
0.0
15
0.0
02
0.0
08
0.0
03
0.8
70
0.5
92
0.2
48
0.1
25
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
8P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.24
0.1
02
0.1
16
.41
7*
*0
.20
30
.12
50
.18
60
.11
50
.05
40
.15
60
.22
60
.18
20
.20
60
.12
60
.23
0.1
15
0.0
69
0.1
01
0.1
17
0.1
21
-0
.00
20
.12
4.4
23
**
.29
0*
0.0
39
0.0
16
0.0
71
-0
.07
20
.07
1.3
67
**
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.0
63
0.4
36
0.3
74
0.0
01
0.1
17
0.3
38
0.1
52
0.3
77
0.6
77
0.2
30
.07
90
.16
10
.11
20
.33
50
.07
40
.37
80
.59
80
.43
80
.37
10
.35
40
.98
90
.34
0.0
01
0.0
23
0.7
65
0.9
02
0.5
92
0.5
83
0.5
87
0.0
04
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x2
9P
ea
rso
n C
orre
latio
n0
.02
20
.09
50
.15
8-0
.03
40
.03
90
.07
80
.05
8-0
.04
90
.08
4-0
.12
90
.00
20
.03
60
.13
6-0
.10
60
.20
10
.08
9-0
.07
8.2
86
*0
.07
80
.05
0.2
09
0.0
26
0.1
41
0.0
74
-0
.05
7-0
.03
40
.15
-0
.07
21
0.1
85
0.2
1
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.8
65
0.4
69
0.2
24
0.7
96
0.7
68
0.5
53
0.6
56
0.7
07
0.5
21
0.3
23
0.9
86
0.7
85
0.2
95
0.4
17
0.1
20
.49
60
.55
20
.02
60
.55
10
.70
10
.10
60
.84
30
.27
90
.57
10
.66
50
.79
40
.24
80
.58
30
.15
40
.10
4
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
x3
0P
ea
rso
n C
orre
latio
n-0
.04
8.3
93
**
.27
0*
0.0
01
0.1
85
0.0
8.3
51
**
.35
7*
*.2
72
*.3
01
*0
.16
30
.05
8-0
.01
.28
9*
0.1
46
0.2
35
.30
0*
.25
5*
0.2
42
0.0
85
0.2
11
0.1
44
0.1
30
.16
5-.2
59
*.3
09
*0
.19
80
.07
10
.18
51
.44
0*
*
Sig
. (2
-ta
ile
d)
0.7
15
0.0
02
0.0
36
0.9
97
0.1
54
0.5
38
0.0
06
0.0
05
0.0
34
0.0
18
0.2
09
0.6
58
0.9
36
0.0
24
0.2
63
0.0
69
0.0
19
0.0
47
0.0
61
0.5
14
0.1
03
0.2
67
0.3
17
0.2
04
0.0
44
0.0
15
0.1
25
0.5
87
0.1
54
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
To
ta
lP
ea
rso
n C
orre
latio
n.5
46
**
.49
3*
*.4
33
**
.30
8*
.51
2*
*.3
88
**
.59
2*
*.4
62
**
.61
0*
*.4
59
**
.62
3*
*.6
17
**
.25
3*
.43
8*
*.3
25
*.5
46
**
.46
5*
*.6
47
**
.51
7*
*.4
91
**
.57
1*
*.5
81
**
.48
2*
*.5
27
**
-0
.13
4.4
35
**
.64
0*
*.3
67
**
0.2
1.4
40
**
1
Sig
. (2
-ta
ile
d)
00
00
.01
60
0.0
02
00
00
00
0.0
49
00
.01
10
00
00
00
00
0.3
02
00
0.0
04
0.1
04
0
N6
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
1
Lam
pir
an
5
U
ji V
alid
itas
Page 117
104
Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.733 31
Page 118
105
Data
Men
tah
Ku
esio
ner
Ket
eram
pil
an
Met
ak
ogn
itif
SM
AN
A
Tan
ger
an
g S
elata
n
Lam
pir
an
6
Page 119
106
Data
Men
tah
Ku
esio
ner
Ket
eram
pil
an
Met
ak
ogn
itif
SM
AN
B
Tan
ger
an
g S
elata
n
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x9
x1
0x
11
x1
2x
13
x1
4x
15
x1
6x
17
x1
8x
19
x2
0x
21
x2
2x
23
x2
4x
25
x2
6x
27
x2
8
13
34
43
34
43
33
34
34
44
34
33
34
43
34
49
7L
16
23
44
44
33
44
44
33
43
43
44
44
44
43
44
41
04
L1
6
34
44
45
34
44
23
42
32
35
55
44
44
52
45
41
06
P1
5
45
54
54
24
33
34
22
31
34
33
34
34
44
35
49
7P
16
54
34
54
23
23
33
41
41
35
35
23
45
55
45
39
8P
16
64
44
44
42
24
42
22
42
44
44
44
44
44
22
49
6P
16
75
55
45
43
34
35
33
43
55
55
44
45
55
45
31
18
P1
6
84
55
45
33
43
53
33
42
34
33
33
34
32
35
51
00
P1
6
94
55
55
33
54
45
21
51
45
45
54
55
45
55
51
18
L1
6
10
33
34
33
33
34
33
24
53
44
33
33
44
33
44
94
P1
6
11
44
43
33
33
43
43
34
34
44
43
33
55
54
43
10
2P
16
12
44
43
34
34
43
43
33
23
43
54
43
43
34
53
99
P1
5
13
55
45
53
33
44
42
33
44
44
54
43
35
44
54
11
0P
15
14
34
45
54
43
33
44
44
45
54
53
44
35
43
53
11
1P
16
15
45
42
32
24
23
21
13
12
53
32
22
35
12
51
75
P1
5
16
34
44
32
43
45
52
43
44
34
33
33
44
33
52
98
P1
5
17
43
33
33
33
44
42
33
24
33
35
44
55
44
44
99
P1
6
18
54
35
31
15
32
33
23
24
54
32
12
55
44
43
91
P1
6
19
55
43
43
43
45
43
23
23
55
43
33
45
34
54
10
5P
16
20
44
44
43
44
44
33
34
44
44
44
44
44
34
44
10
7P
15
21
54
44
33
34
35
33
34
34
44
33
43
44
33
43
10
0P
15
22
44
55
43
34
44
32
23
43
34
42
23
44
32
43
95
L1
6
23
44
55
43
34
44
32
23
43
34
42
23
44
32
43
95
L1
6
24
43
42
33
42
22
34
14
43
34
22
43
44
54
44
91
L1
6
25
54
43
44
24
33
52
25
44
54
32
42
42
44
55
10
2L
16
26
34
44
44
53
44
45
43
34
34
43
43
33
33
44
10
3L
17
27
45
35
52
23
33
41
32
13
25
54
44
35
35
32
94
L1
6
28
35
44
43
13
42
31
33
42
33
53
24
53
33
52
90
L1
6
29
44
44
51
13
44
31
24
23
34
43
33
44
43
54
93
L1
6
30
45
54
44
33
44
43
33
44
43
43
43
44
33
34
10
3L
16
31
34
54
44
44
34
43
33
24
44
44
43
43
34
43
10
2P
16
32
44
53
55
34
43
54
34
44
43
44
43
43
24
32
10
4L
15
33
35
44
45
53
45
53
24
34
34
43
43
55
43
54
11
0L
16
34
34
44
42
33
23
52
24
34
34
43
43
44
35
53
97
L1
5
35
42
43
54
32
45
52
44
44
34
43
45
45
55
43
10
8L
16
36
43
45
53
12
33
42
14
23
54
43
32
34
43
44
92
L1
6
37
44
35
33
23
43
42
22
42
43
33
23
35
43
44
91
L1
6
38
44
55
43
34
55
52
34
55
54
43
34
53
34
44
11
2P
16
39
44
34
53
34
35
51
14
35
55
43
44
34
44
44
10
5P
16
40
45
55
53
52
45
44
54
54
54
23
43
44
45
55
11
7P
16
41
45
55
53
42
45
34
54
44
55
53
43
55
45
54
11
9P
16
42
34
44
43
43
54
32
34
34
44
43
43
45
44
54
10
5L
0
43
34
44
43
43
33
44
44
34
44
43
33
44
44
44
10
3P
15
44
34
34
42
24
44
42
24
24
44
34
34
34
43
44
96
L1
6
45
45
44
43
33
33
43
34
44
43
43
33
44
34
44
10
1L
0
46
55
44
44
35
44
54
34
14
45
34
54
55
55
45
11
7L
16
47
55
43
34
24
44
33
34
23
53
44
54
43
44
53
10
4L
16
48
44
43
33
33
33
33
33
33
33
43
33
34
33
43
90
L1
6
49
34
35
42
33
34
42
32
34
54
33
35
34
45
34
98
L1
6
50
44
33
44
24
44
43
44
34
33
33
43
43
34
44
99
P1
6
51
44
33
44
33
44
43
44
34
44
43
44
44
33
34
10
2L
16
52
44
35
43
44
34
41
13
23
54
33
34
45
43
54
99
L1
5
53
34
33
33
33
43
33
33
33
33
33
33
33
33
33
86
L1
6
54
53
35
43
25
55
53
23
25
43
44
44
33
34
44
10
4L
16
55
54
44
53
33
44
33
34
34
54
53
43
55
33
45
10
8P
15
56
55
55
53
24
44
34
34
34
34
44
33
45
44
55
11
1L
16
57
44
43
42
34
44
42
33
24
33
44
43
34
34
45
98
P1
5
58
43
35
42
25
25
22
25
13
34
23
33
34
33
54
90
L1
6
59
44
44
43
34
55
43
23
44
45
54
54
44
54
55
11
4P
16
60
44
34
34
34
54
43
33
33
44
44
33
44
44
43
10
2P
15
61
34
54
43
42
45
32
33
23
34
53
42
55
33
33
97
P1
6
62
44
44
54
34
54
44
34
45
44
44
43
55
44
54
11
5L
16
63
54
54
44
44
45
54
34
35
45
35
53
45
55
31
11
5L
16
64
35
54
52
25
55
31
23
45
33
12
55
35
35
31
98
P1
5
65
43
34
43
24
34
42
24
34
43
54
44
35
33
53
99
P1
6
66
45
44
33
44
45
32
34
34
55
55
54
34
34
54
11
1P
16
67
45
53
43
23
34
53
34
24
55
34
43
44
53
34
10
4L
16
68
35
54
34
44
34
44
33
44
34
53
42
55
33
53
10
6P
16
69
33
33
33
33
42
22
23
43
44
34
43
21
33
23
82
L1
6
Re
sp
on
de
nB
uti
r P
ern
ya
taa
n K
ue
sio
ne
r P
ese
rta
Did
ikT
ota
lJe
nis
Ke
lam
inU
sia
Page 120
107
Data
Men
tah
Ku
esio
ner
Ket
eram
pil
an
Met
ak
ogn
itif
SM
AN
C
Tan
ger
an
g S
elata
n
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x9
x1
0x
11
x1
2x
13
x1
4x
15
x1
6x
17
x1
8x
19
x2
0x
21
x2
2x
23
x2
4x
25
x2
6x
27
x2
8
14
44
45
43
34
33
22
41
53
43
44
44
33
34
39
7L
16
25
54
44
34
35
55
23
42
24
52
45
25
42
55
41
07
L1
5
34
43
44
32
43
43
22
42
33
34
33
34
44
34
39
2L
16
44
44
34
33
44
24
33
53
55
45
45
34
34
43
41
06
L1
6
55
54
44
22
44
54
22
43
45
44
44
33
44
45
41
06
L1
6
65
55
44
44
44
44
42
32
44
44
44
34
44
44
41
09
L1
6
75
44
34
33
44
54
33
42
44
44
43
33
44
45
41
05
L1
6
84
55
54
22
45
55
24
53
44
45
44
45
43
44
51
14
P1
6
95
44
54
44
43
54
24
32
44
45
44
45
54
45
51
14
L1
6
10
45
55
42
14
55
53
23
43
44
54
44
54
34
43
10
8L
16
11
43
45
44
45
24
45
45
15
44
54
42
54
55
54
11
4L
16
12
44
44
33
44
35
42
25
35
34
43
33
44
43
54
10
3P
16
13
55
44
33
34
45
43
33
33
34
44
43
34
33
54
10
3P
16
14
32
34
34
24
24
32
22
33
42
33
43
44
43
42
86
P1
6
15
44
54
35
43
34
44
34
53
44
44
33
55
34
44
10
9L
17
16
34
34
44
24
24
32
22
33
42
33
43
44
43
42
89
P1
7
17
44
34
33
34
44
33
25
55
45
43
44
55
43
44
10
8P
15
18
44
34
33
34
44
33
24
24
34
43
44
44
34
44
99
P1
6
19
44
24
33
23
44
32
44
44
43
44
33
45
44
53
10
0P
16
20
44
44
43
34
45
52
34
25
45
44
54
54
44
54
11
2P
15
21
44
44
32
34
34
42
34
24
53
44
35
43
53
53
10
1L
16
22
44
44
32
25
43
33
44
44
44
43
43
44
34
44
10
2L
15
23
44
45
33
33
44
32
23
43
33
33
34
43
44
44
96
L1
6
24
54
44
54
43
44
42
44
44
44
44
44
44
23
42
10
6L
15
25
45
34
31
43
34
34
13
34
33
43
33
45
33
54
95
L1
6
26
45
44
44
44
44
34
43
34
44
43
44
34
44
43
10
7P
16
27
45
53
54
35
45
44
45
24
44
44
43
55
35
45
11
6P
15
28
34
44
44
34
44
32
23
23
24
32
43
44
44
44
95
P1
6
29
34
44
34
44
44
43
34
44
44
43
34
44
44
43
10
5P
16
30
24
43
52
31
34
42
23
33
34
34
42
34
43
35
90
L1
6
31
54
45
31
15
34
51
15
15
44
43
32
43
44
55
98
L1
6
32
45
44
33
44
45
43
34
44
44
43
34
44
55
45
11
1P
16
33
53
35
33
22
21
34
34
32
23
54
33
55
43
34
92
L1
5
34
44
34
43
34
44
32
44
34
34
43
33
45
34
53
10
1P
16
35
55
55
41
34
44
31
23
14
34
33
44
44
34
55
10
0L
16
36
54
45
43
34
44
41
33
33
43
53
33
25
43
34
99
P1
6
37
44
54
53
32
32
31
31
33
34
44
34
55
34
13
92
P1
6
38
55
45
43
43
45
52
35
33
34
44
43
44
33
53
10
7P
16
39
54
44
53
15
55
52
24
15
43
55
53
44
34
54
10
9P
16
40
55
55
54
45
55
53
35
35
55
55
55
55
55
55
13
2L
15
41
44
34
33
23
33
34
33
34
43
33
33
34
33
43
91
P1
6
42
44
44
33
33
34
33
33
34
44
33
33
44
33
44
96
L1
5
43
45
43
24
45
35
32
41
33
54
42
24
55
54
43
10
2L
16
44
33
44
43
24
34
32
23
23
34
43
42
34
44
34
91
P1
6
45
44
43
44
34
34
42
34
24
34
33
43
44
34
44
99
P1
6
46
44
54
43
34
44
43
34
34
44
34
43
44
44
54
10
7P
15
47
44
43
44
44
44
33
24
24
44
33
44
44
43
43
10
1P
16
48
43
34
25
53
24
41
21
33
43
24
43
24
43
33
88
L1
6
49
53
45
32
15
34
33
44
44
44
43
33
35
55
54
10
5P
16
50
54
34
43
33
34
32
24
23
44
33
34
44
43
53
96
L1
6
51
44
44
34
33
42
32
32
44
43
44
33
44
44
43
97
L1
6
52
44
55
34
44
34
44
42
45
43
23
32
35
33
54
10
3P
15
53
54
45
43
54
45
42
45
24
54
31
54
44
24
45
10
9L
16
54
44
33
44
33
43
42
23
23
44
43
43
34
43
54
96
P1
5
55
44
44
42
24
55
52
15
33
44
33
43
43
44
43
10
0L
16
56
44
43
43
24
44
43
24
33
33
22
43
23
33
24
89
L1
6
57
44
44
54
44
45
33
24
45
54
43
44
55
43
44
11
2L
16
58
43
44
44
44
44
42
23
33
33
44
34
44
44
34
10
0L
16
59
44
43
43
24
34
43
33
34
44
43
34
43
43
44
99
L1
6
60
25
45
43
45
55
52
43
44
45
55
42
55
44
55
11
7L
16
61
44
44
53
44
44
43
34
44
34
43
33
54
53
33
10
5L
15
62
44
44
53
34
35
43
23
43
44
43
33
44
44
44
10
3L
16
63
43
44
33
33
34
32
22
33
33
44
33
45
44
43
93
P1
6
64
44
34
33
33
34
43
33
33
33
43
33
34
33
44
93
P1
5
65
44
44
34
43
33
34
43
33
34
43
44
44
34
34
10
0P
16
Re
spo
nd
en
To
tal
Jen
is K
ela
min
Usi
aB
uti
r P
ern
ya
taa
n K
ue
sio
ne
r P
ese
rta
Did
ik
Page 121
108
Data
Men
tah
Ku
esio
ner
Ket
eram
pil
an
Met
ak
ogn
itif
SM
AN
D
Tan
ger
an
g S
elata
n
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x9
x1
0x
11
x1
2x
13
x1
4x
15
x1
6x
17
x1
8x
19
x2
0x
21
x2
2x
23
x2
4x
25
x2
6x
27
x2
8
14
53
45
23
44
45
33
43
54
44
44
44
43
35
51
09
P1
6
24
53
34
33
34
33
33
42
44
33
44
34
43
34
49
7P
16
34
34
44
33
44
55
23
42
54
44
33
44
53
55
51
08
P1
6
44
44
54
32
54
34
42
31
44
45
44
33
43
45
41
03
L1
6
54
44
53
43
42
52
24
32
24
43
43
32
54
24
29
3L
16
64
45
55
44
44
45
44
54
54
54
44
35
54
45
51
22
P1
6
74
44
45
44
44
45
44
54
44
45
33
44
44
45
41
15
P1
6
84
44
44
44
44
44
24
43
44
44
34
44
43
44
51
08
P1
6
94
44
45
24
34
45
33
44
54
55
44
43
54
34
41
11
P1
6
10
44
44
44
44
44
44
44
34
44
44
43
55
34
54
11
2P
16
11
44
35
43
34
43
32
23
23
43
33
33
44
43
55
96
P1
6
12
54
44
53
34
53
42
24
23
43
54
34
43
44
54
10
4P
15
13
34
44
44
44
34
44
43
34
44
43
44
34
44
45
10
7P
16
14
24
45
53
25
55
23
35
43
44
53
54
55
53
52
11
0P
16
15
54
34
43
44
34
44
24
44
44
42
44
44
44
42
10
4P
15
16
54
54
44
25
44
44
45
44
55
44
43
45
44
55
11
8P
16
17
44
34
44
43
34
44
33
33
44
54
44
45
34
54
10
7P
15
18
34
44
43
43
43
43
34
34
44
33
33
44
43
44
10
0P
16
19
44
35
54
44
55
53
43
44
34
43
44
45
45
33
11
2P
15
20
44
43
52
43
45
52
45
34
44
34
43
45
44
34
10
7P
16
21
55
55
55
54
55
44
25
45
54
43
45
55
55
54
12
7L
16
22
45
45
54
44
45
43
24
34
45
54
43
45
44
45
11
5L
16
23
44
44
53
33
44
44
43
44
44
53
34
45
43
35
10
8L
16
24
44
44
44
33
44
43
33
44
44
43
33
44
44
43
10
3L
16
25
44
54
33
43
54
53
34
34
45
33
43
35
44
33
10
5L
16
26
25
53
44
34
45
53
44
35
54
44
45
54
34
55
11
5L
15
27
54
54
54
44
55
52
44
35
55
55
55
44
44
44
12
2L
16
28
54
45
45
44
55
54
44
44
44
44
44
44
45
54
12
0P
16
29
44
44
43
32
34
34
34
34
44
43
33
44
43
44
10
0P
15
30
34
44
43
34
44
43
33
33
44
43
33
55
33
44
10
1P
16
31
34
44
42
43
55
53
35
43
55
55
54
55
55
44
11
8P
16
32
44
44
43
34
44
43
34
44
44
54
44
44
44
44
10
9P
15
33
45
45
42
44
45
44
42
45
54
42
43
55
24
55
11
2P
16
34
33
45
53
34
55
43
33
34
44
44
44
55
55
44
11
2P
16
35
55
34
53
35
44
32
35
45
44
54
45
35
45
45
11
5P
16
36
44
44
42
33
33
32
24
33
43
33
33
23
33
45
90
P1
6
37
55
44
43
34
45
43
23
44
44
54
45
43
35
45
11
1L
16
38
45
45
43
25
45
44
34
45
43
44
44
55
44
54
11
5L
16
39
55
44
55
44
34
42
34
25
44
54
44
45
43
53
11
2L
16
40
44
44
45
44
34
52
34
25
54
43
44
44
34
55
11
0L
15
41
54
55
43
25
44
44
34
33
44
43
43
44
43
34
10
6L
16
42
54
54
54
44
44
51
44
34
44
43
43
34
45
55
11
2L
17
43
54
54
43
24
54
42
45
34
54
54
34
55
54
44
11
4P
16
44
54
53
45
52
44
44
44
24
44
52
44
44
54
54
11
2P
16
45
55
44
55
44
34
42
34
25
44
54
44
54
35
53
11
3L
16
46
54
45
42
23
45
42
24
24
44
34
44
44
45
53
10
4L
16
47
33
44
33
33
34
43
22
25
34
33
33
44
34
54
94
P1
6
48
55
44
54
35
45
42
34
45
54
54
45
45
55
54
12
1L
16
49
53
44
52
23
34
53
42
25
55
52
24
45
45
53
10
5L
16
50
44
44
43
34
34
33
33
34
33
43
33
44
33
44
97
P1
6
51
33
34
31
34
43
34
53
12
23
52
23
35
34
54
90
P1
6
52
53
44
33
34
44
23
23
43
43
34
33
34
33
53
95
L1
6
53
43
34
43
34
44
43
33
43
33
44
33
34
34
44
98
P1
6
54
34
44
53
32
33
32
22
13
44
43
33
45
34
54
93
P1
7
55
44
34
42
33
34
34
32
43
33
22
33
44
33
44
91
L1
6
56
44
44
32
23
44
42
34
43
34
44
43
44
34
43
98
P1
6
57
45
43
53
43
44
54
24
35
45
43
23
44
33
45
10
6L
16
58
43
34
44
23
45
44
32
45
45
53
33
55
42
44
10
5L
16
59
33
35
22
34
34
24
32
54
33
33
33
25
43
43
91
L1
6
60
45
55
52
23
35
43
33
35
44
53
43
55
33
54
10
8L
15
61
55
55
53
35
55
53
45
45
55
22
25
45
55
55
12
2P
17
62
33
44
42
45
34
33
43
33
43
53
33
35
33
54
99
P1
6
63
54
34
43
33
44
43
34
33
33
43
33
44
34
33
97
P1
6
64
55
55
52
24
55
55
25
55
55
53
55
55
55
55
12
8L
16
65
34
43
54
33
34
42
25
34
33
54
35
34
43
53
10
1P
16
66
55
45
52
35
35
43
35
25
55
53
54
54
45
53
11
7L
16
67
42
44
44
44
44
42
44
24
44
24
32
44
24
54
10
0P
15
68
42
44
44
43
24
44
42
34
44
33
23
54
34
44
99
P1
6
69
45
44
43
35
54
52
33
34
44
33
33
43
33
44
10
2P
16
70
54
44
42
23
43
34
33
33
34
43
33
34
43
43
95
P1
6
Re
sp
on
de
nB
uti
r P
ern
ya
taa
n K
ue
sio
ne
r P
ese
rta
Did
ikT
ota
lJe
nis
Ke
lam
inU
sia
Page 122
109
Lampiran 7
Hasil Wawancara Peserta Didik SMAN A Tangerang Selatan
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA A
Jawaban sedang
SMA A
Planning
1. Sumber belajar apa
saja yang kamu
gunakan untuk
mempelajari materi
biologi?
AL1 AP1
Mendengarkan orang
membaca atau
mendengarkan orang
menjelaskan.
Buku paket, guru
menjelaskan ditulis
ulang, internet atau
teman.
AL2 AP2
Buku dari sekolah,
buku dari beli di toko
lain, internet.
Buku dan google.
2. Apakah kamu
sering mempelajari
materi biologi
sebelum belajar di
sekolah? Dengan
cara apa kamu
mempelajarinya?
AL1 AP1
Sering, 40-60% dulu
pelajari di rumah.
Dengan cara lihat
video-video dari
youtube.
Kadang, belajar kalau
ada pr dan ulangan
jadi dari buku paket.
AL2 AP2
Kadang-kadang,
dengan cara materi di
buku yang mau
dibahas di baca
dirumah kalau ada
yang mau ditanyain,
ditanyain besoknya.
Tidak.
3. AL1 AP1
Page 123
110
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA A
Jawaban sedang
SMA A
Apa kamu sering
mempelajari lagi
materi yang sudah
dipelajari di
sekolah? Kalau ya,
berapa jam kamu
mempelajari materi
biologi dirumah?
Tidak semua
pelajaran, kalau
pelajaran biologi
muntidakin sesekali.
Untuk waktu tidak
menentu biasanya
paling 1 jam setelah
pulang sekolah dan 2
jam sebelum tidur.
Pernah, Biasanya 2-3
jam.
AL2 AP2
Kadang, setengah
jam.
Tergantung moodnya,
2 jam.
4.
Strategi belajar apa
yang kamu gunakan
untuk mempelajari
materi biologi?
AL1 AP1
Kalau di kelas suka
tidak masuk mending
mencari tempat sepi
lalu dengerin, kalau
di kelas tuh suka
ramai jadi suka tidak
masuk mending
belajar sendiri.
Biasanya belajar
sebelum tidur, pas
ngantuk-ngantuknya
sambil merem sambil
ngafalin.
AL2 AP2
Catat lalu di pahami. Apa ya, baca dan
paling garis bawahi
yang penting.
Page 124
111
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA A
Jawaban sedang
SMA A
5.
Apakah kamu dapat
mendapatkan
informasi penting
dari kamu
mempelajari materi
biologi?
AL1 AP1
Dapat. Iya.
AL2 AP2
Iya ada. Ada.
Monitoring
6.
Kesulitan apa yang
kamu hadapi ketika
mempelajari materi
biologi? Bagaimana
cara kamu
mengatasinya?
AL1 AP1
Biasanya nama
ilmiah suka kebalik,
diatasinya dengan di
ingat dari 1 kata itu
diingat 1 huruf yang
bikin kacau itu di
mana.
Bahasa latinnya susah
dan biasanya guru
ngejelasinnya cepat.
Belajar sendiri, cari
sumber di internet,
kerjain soal-soal
sendiri dan
menghafalkan nama-
nama latinnya.
AL2 AP2
Istilah yang tidak di
mengerti, cari di
internet dan tanya
guru.
Memahami kata-kata
biologinya, baca-baca
lagi di google.
7. AL1 AP1
Page 125
112
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA A
Jawaban sedang
SMA A
Jika ada materi
biologi yang belum
kamu pahami,
Bagaimana cara
kamu untuk
memahami materi
tersebut?
Bertanya dengan
teman.
Nanya teman.
AL2 AP2
Bertanya dengan
teman.
tanya teman.
8.
Menurut kamu
apakah ada
keterkaitan antara
satu materi dengan
materi lainnya pada
pembelajaran
biologi?
AL1 AP1
Banyak, materi 1
misalnya biologi itu
pasti bab-bab
selanjutnya pasti ada.
Kalau kita disuruh
buat kesimpulan
kalau tidak tau bab-
bab sebelumnya nanti
pas di bab kita
pelajarin enggak tau
itu darimana asalnya.
Ada.
AL2 AP2
Ada, biasanya runtut
bab 1 apa bab 2
berhubungan dengan
bab 1 nya. Contohnya
pertama sistem syaraf
yang kedua sistem
gerak.
Ada.
9.
Bagaimana cara
kamu memonitor
proses
pembelajaran?
AL1 AP1
Belajar kalau sudah
mencapai target kasih
reward ke diri sediri
Bagi waktu, kapan
harus belajar kapan
ada kegiatan kapan
ngerjain pr.
Page 126
113
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA A
Jawaban sedang
SMA A
main games atau
jalan-jalan.
AL2 AP2
Menyusun jadwal.
Kalau besok biologi,
malam ini berarti
belajar biologi berapa
menit.
Bagaimana
contohnya aku tidak
ngerti.
10.
Kondisi seperti apa
yang kamu siapkan
untuk membantu
kamu fokus
belajar?
AL1 AP1
Tempat sepi. Sepi.
AL2 AP2
Tidak terlalu serius
tapi tidak bercanda
juga dan tidak
tegang-tegang banget.
Sepi.
Evaluating
11.
Bagaimana cara
kamu mengevaluasi
sejauh mana materi
yang kamu pahami?
AL1 AP1
Minta tes sama teman
“Tanya dong”.
Biasanya kalau ada
ulangan ada pr “kok
segini” nanti belajar
lagi.
AL2 AP2
Latihan soal uji
kompetensi di buku
dan diinternet.
Baca-baca aja sih
aku.
Page 127
114
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA A
Jawaban sedang
SMA A
12.
Bagaimana cara
kamu untuk
memperbaiki nilai?
AL1 AP1
Kalau di biologi
standar-standar aja,
muntidakin sekarang
lagi naik-naiknya.
Kalau cara menaiki
nilainya muntidakin
lebih intensif belajar.
belajar lagi.
AL2 AP2
Pertama mencari tahu
dulu kesalahannya
apa, lalu yang tidak
di mengerti yang
mana baru di coba di
benerin dan diulangi
lagi.
Sering-sering ulang-
ulang soal yang ada
di buku, dibaca-baca
lagi pokoknya dari
latihan soal saja.
Page 128
115
Hasil Wawancara Peserta Didik SMAN B Tangerang Selatan
No. Butir
Pernyataan
Jawaban Tinggi
SMA B
Jawaban sedang
SMA B
Planning
1. Sumber belajar
apa saja yang
kamu gunakan
untuk
mempelajari
materi biologi?
BL1 BP2
Biasanya kalau saya lihat
dari buku dan saya juga
biasanya buka HP ngambil
dari bainly, dan lainnya,
digabung dari materi-
materi supaya lebih konkrit
gitu.
Buku Paket, Internet
BP1 BL2
Buku paket, internet dan
bimbel online.
Guru dan teman.
2. Apakah kamu
sering
mempelajari
materi biologi
sebelum belajar
di sekolah?
Dengan cara apa
kamu
mempelajarinya?
BL1 BP2
Kalau belajar dirumah sih
paling catat-catat hal yang
penting aja nanti kalau di
sekolah tinggal ditanyain
aja.
Kadang-kadang, dari
buku.
BP1 BL2
Jarang. Tidak sih pas pelajaran
aja sih.
3. BL1 BP2
Page 129
116
No. Butir
Pernyataan
Jawaban Tinggi
SMA B
Jawaban sedang
SMA B
Apa kamu sering
mempelajari lagi
materi yang
sudah dipelajari
di sekolah?
Kalau ya, berapa
jam kamu
mempelajari
materi biologi
dirumah?
Iya kalau ada yang belum
paham jadi saya review
lagi langsung tanya ke
gurunya, untuk waktu satu
setengah jam.
Biasanya pas mau
ulangan, untuk waktunya
30 menit.
BP1 BL2
Kadang-kadang begitu jadi
kalau masih belum paham
jadinya belajar di rumah
lagi. Untuk jam belum tau
jadi sesuka saya saja.
Tidak.
4.
Strategi belajar
apa yang kamu
gunakan untuk
mempelajari
materi biologi?
BL1 BP2
Mencatat. Mengerjakan soal,
mencari-cari soal.
BP1 BL2
Dibaca saja biasanya kalau
belajar kalau tidak paham
sama pelajarannya dan
sama kalau mau ulangan.
Tidak ada.
5.
Apakah kamu
dapat
mendapatkan
informasi
penting dari
kamu
mempelajari
materi biologi?
BL1 BP2
Kadang-kadang suka dapat. Ada, misalnya kayak
tubuh.
BP1 BL2
Kadang dapat dan kadang
enggak.
Ya biasanya ada.
contohnya lupa.
Monitoring
6. BL1 BP2
Page 130
117
No. Butir
Pernyataan
Jawaban Tinggi
SMA B
Jawaban sedang
SMA B
Kesulitan apa
yang kamu
hadapi ketika
mempelajari
materi biologi?
Bagaimana cara
kamu
mengatasinya?
selama proses
pembelajaran
Pernah, kalau ada soal-soal
baru dan pelajaran baru
yang belum pernah
dipelajari atau lupa jadi
susah untuk mengikutinya.
Mengatasinya dengan cara
bertanya langsung ke guru
kayak konsultasi gitu.
Iya, kayak misalnya
belajar jaringan. Jadinya
banyak baca.
BP1 BL2
Belum paham sama
materinya, ya kadang-
kadang belum diajarin gitu.
Kadang-kadang guru
ngejelasin tapi tidak terlalu
jelas ngejelasinnya ya jadi
belum paham jadi di ulang
dirumah dan diajarin sama
teman kalau temannya
paham jadi minta di ajarin.
Tidak ada.
Berarti dapat semua ya?
Ya setengah-setengah.
7.
Jika ada materi
biologi yang
belum kamu
pahami,
Bagaimana cara
kamu untuk
memahami
materi tsb?
BL1 BP2
Ditanyakan. Tanyain juga
ke teman sambil minjem
catatannya.
Ada, baca jadi lihat-lihat
yang berhubungan
dengan materinya.
BP1 BL2
Menanyakan sama teman
dan belajar di les online.
Apa ya, kurang tau dah.
8.
Menurut kamu
apakah ada
keterkaitan
antara satu
materi dengan
BL1 BP2
Ada, kayak ekosistem
sama keseimbangan
makhluk hidup misalnya.
Ada, kalau biologi kan
belajarnya tidak jauh-
jauh dari tumbuhan dan
Page 131
118
No. Butir
Pernyataan
Jawaban Tinggi
SMA B
Jawaban sedang
SMA B
materi lainnya
pada
pembelajaran
biologi?
manusia jadi ada
keterkaitan.
BP1 BL2
Ada biasanya kalau belajar
sel tumbuhan ada
perbedaan sama sel hewan
sama sel manusia jadi di
bandintidakan.
Ada. contohnya lupa.
9.
Bagaimana cara
kamu memonitor
proses
pembelajaran?
BL1 BP2
Dari nilai rapot. Kayak aku ngerjain soal,
aku dapatnya berapa soal
yang dapat dikerjain
kalau makin banyak
berarti makin ngerti.
BP1 BL2
Contohnya ohh ini
kayaknya cara belajar saya
salah saya jadi susah
mengerti kalau belajar di
tempat ramai jadi belajar di
tempat yang sepi.
Lihat dari hasil nilai
ulangan.
10.
Kondisi seperti
apa yang kamu
siapkan untuk
membantu kamu
fokus belajar?
BL1 BP2
Sambil dengerin musik
jazz yang bikin tidak
ngantuk.
Sunyi.
BP1 BL2
Belajar di tempat yang
sepi tidak terlalu ramai.
Tidak ada yang
mengganggu.
Page 132
119
No. Butir
Pernyataan
Jawaban Tinggi
SMA B
Jawaban sedang
SMA B
Evaluating
11.
Bagaimana cara
kamu
mengevaluasi
sejauh mana
materi yang
kamu pahami?
BL1 BP2
Biasanyakan guru ada
tanya jawab tanya jawab
gitu disitu kalau aku paham
pasti aku dapat jawab.
Dengan mengerjakan
soal.
BP1 BL2
Di perbaiki lagi cara
belajarnya contohnya
seperti tadi tidak dapat
belajar di tempat ramai
jadinya dicari ditempat
yang sepi.
Dari ulangan-ulangan itu.
12.
Bagaimana cara
kamu untuk
memperbaiki
nilai?
BL1 BP2
Kalau misalkan ada nilai
yang jelek atau yang di
bawah KKM aku usahain
untuk minta tugas ke guru
agar nilainya naik. Kira-
kira kamu minta tugasnya
dalam bentuk apa? Dapat
hafalan atau
ngerantidakum.
Banyak baca-baca lagi.
BP1 BL2
Remed dan belajar lagi. Remed, minta tambahan
nilai minta tugas.
Page 133
120
Hasil Wawancara Peserta Didik SMAN C Tangerang Selatan
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA C
Jawaban sedang
SMA C
Planning
1. Sumber belajar apa
saja yang kamu
gunakan untuk
mempelajari materi
biologi?
CL1 CP2
Google dan langsung
praktiknya
Internet, kalau buku
jarang.
CP1 CL2
Buku atau dari
google.
Baca-baca Buku
2. Apakah kamu
sering mempelajari
materi biologi
sebelum belajar di
sekolah? Dengan
cara apa kamu
mempelajarinya?
CL1 CP2
Sering dirumah
dengan aplikasi
bimbel online.
Materinya kalau yang
saya suka saya suka
belajar dirumah.
CP1 CL2
Kadang-kadang kalau
lagi rajin, biasanya
kan aku langganan
platform online gitu
dari situ belajarnya.
Jarang.
3. CL1 CP2
Page 134
121
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA C
Jawaban sedang
SMA C
Apa kamu sering
mempelajari lagi
materi yang sudah
dipelajari di
sekolah? Kalau ya,
berapa jam kamu
mempelajari materi
biologi dirumah?
Sering, 2 jam Kadang-kadang,
untuk waktu paling 2
jam kalau lebih dari 2
jam suka malas.
CP1 CL2
Sering, sekitar 1-2
jam.
Jarang, palingan 2
jam itu juga sambil
main hp.
4.
Strategi belajar apa
yang kamu gunakan
untuk mempelajari
materi biologi?
CL1 CP2
Punya, caranya
dengan membaca
mengulag kembali
dan jika belum
paham bertanya pada
guru.
Catetannya di warnai-
warnai gitu biar lebih
menarik dan ada
gambar-gambarnya
gitu biar lebih paham.
CP1 CL2
Karena biologi lebih
kearah pemahan jadi
saya lebih sering
mengulang-
mengulang dengan
membaca.
Tidak ada.
5.
Apakah kamu dapat
mendapatkan
informasi penting
dari kamu
mempelajari materi
biologi?
CL1 CP2
Kurang tau. Suka kayak tau
penyakit-penyakit
gitu kayak ini ciri-ciri
penyakit apa.
CP1 CL2
Page 135
122
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA C
Jawaban sedang
SMA C
Dapat kayak biasanya
kalau belajar biologi
jadi kita tau kelainan-
kelainan tubuh dan
tau penyakit-penyakit
dan cara
menyembuhkannya.
Iya, apa ya contohnya
tidak tau bingung.
Monitoring
6.
Kesulitan apa yang
kamu hadapi ketika
mempelajari materi
biologi? Bagaimana
cara kamu
mengatasinya?
CL1 CP2
Pernah,
memahaminya
kembali . dengan cara
liat rantidakuman.
Pernah contohnya
kalau nama-nama lain
biologi susah gitu,
mengatasi dengan
cara belajar sama
teman gitu.
CP1 CL2
Sering karena saya
kan cukup lemah
dalam menghafal jadi
sering lupa sama
nama ilmiahnya.
Biasanya saya buat
sintidakatan.
Pernah, susah gitu bu.
Cari di google.
7.
Jika ada materi
biologi yang belum
kamu pahami,
Bagaimana cara
kamu untuk
memahami materi
tersebut?
CL1 CP2
Bertanya dengan
guru.
Biasanya kadang
belajar sama teman
dan langsung
bertanya ke guru.
CP1 CL2
Page 136
123
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA C
Jawaban sedang
SMA C
Pernah,Biasanya
besoknya aku
tanyakan ke gurunya.
Tanya ke teman atau
ke guru.
8.
Menurut kamu
apakah ada
keterkaitan antara
satu materi dengan
materi lainnya pada
pembelajaran
biologi?
CL1 CP2
Ada, Materi
kerantidaka dan
sendi.
Ada sih, contohya
kayak belajar sel
terus nyambung ke
otot.
CP1 CL2
Ada, misalkan materi
kayak sel di jaringan
ada lagi dan di organ
ada lagi.
Ada, contohnya tidak
tau bingung.
9.
Bagaimana cara
kamu memonitor
proses
pembelajaran?
CL1 CP2
Mencatat. Isi-isi latihan ada
perkembangan atau
enggak gitu.
CP1 CL2
Belajar sesuai mood. Latihan-latihan.
10.
Kondisi seperti apa
yang kamu siapkan
untuk membantu
kamu fokus
belajar?
CL1 CP2
Tenang dan tidak
berisik
Tenang tidak rebut
gitu dan teman-teman
mendukung mau
belajar.
CP1 CL2
yang penting
nyaman.
Sehat dan sarapan
sebelum belajar dan
bersih.
Page 137
124
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA C
Jawaban sedang
SMA C
Evaluating
11.
Bagaimana cara
kamu mengevaluasi
sejauh mana materi
yang kamu pahami?
CL1 CP2
Dengan latihan soal. Minta contoh soal.
CP1 CL2
Latihan-latihan soal. Kerjain soal.
12.
Bagaimana cara
kamu untuk
memperbaiki nilai?
CL1 CP2
Meminta remed dan
tugas lebih.
Rajin belajar dan
rajin baca.
CP1 CL2
Dipelajari ulang
bagian yang salah.
Lebih giat belajar
lagi.
Page 138
125
Hasil Wawancara Peserta Didik SMAN C Tangerang Selatan
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA D
Jawaban sedang
SMA D
Planning
1. Sumber belajar apa
saja yang kamu
gunakan untuk
mempelajari materi
biologi?
DL1 DP2
Saya banyak belajar
dari internet, kalau
dari buku saya
kurang buka.
Dapat dari buku cetak
yang dibeli, ebook
atau google.
DP1 DL2
Dari youtube, buku
latihan soal, buku
paket sekolah dan
buku paket perpus.
Saya biasanya
menggunakan
internet melalukan
riset sediri jadi kalau
tidak ada yang
diketahui atau apa
jadi mencari lebih
pedalaman di
internet.
2. Apakah kamu
sering mempelajari
materi biologi
sebelum belajar di
sekolah? Dengan
cara apa kamu
mempelajarinya?
DL1 DP2
Tidak sih pelajaran
tertentu aja seperti
fisika.
Paling kayak bolak-
balik halaman aja,
untuk waktu 2-3 jam.
DP1 DL2
Kalau ada waktu
senggang iya, kalau
dirumah belajar dari
buku paket sekolah,
buku latihan soal dan
youtube.
Beberapa iya kadang-
kadang di mengerti di
bidang biologi
mengenai penyakit
kalau bagian tubuh
belum terlalu.
Dengan cara
menggunakan media
Page 139
126
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA D
Jawaban sedang
SMA D
buku biasanya lebih
sering lewat internet.
3.
Apa kamu sering
mempelajari lagi
materi yang sudah
dipelajari di
sekolah? Kalau ya,
berapa jam kamu
mempelajari materi
biologi dirumah?
DL1 DP2
Saya sih yang saya
lupa aja yang belum
terlalu di mengerti
menggunakan
aplikasi bimbel
online.
Jarang.
DP1 DL2
Kalau mau ulangan
aja, untuk waktu 2
jam.
Jarang.
4.
Strategi belajar apa
yang kamu gunakan
untuk mempelajari
materi biologi?
DL1 DP2
Belajarnya fokus dan
hp tinggalin dulu.
Kalau sambil dengar
lagu enak.
DP1 DL2
Lebih di hafal aja. Tidak ada, cuman
belajar seperti biasa.
5.
Apakah kamu dapat
mendapatkan
informasi penting
dari kamu
mempelajari materi
biologi?
DL1 DP2
Banyak si, misalkan
kayak rantidaka
tubuh, jantung di
mana hati di mana
jadi tau saya nya.
Dapat.
DP1 DL2
Iya, kalau kita lagi
sakit apa yang sedang
Dapat, mempelajari
banyak dari biologi
dapat mengetahui
Page 140
127
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA D
Jawaban sedang
SMA D
terjadi pada tubuh
kita.
penyebab penyakit
dan menyembuhkan
penyakit.
Monitoring
6.
Kesulitan apa yang
kamu hadapi ketika
mempelajari materi
biologi? Bagaimana
cara kamu
mengatasinya?
DL1 DP2
hafalannya banyak,
diatasi dengan cara
nyari rintidakasan
teman.
Kadang kalau bedain
bahasan satu dengan
lainnya dan kalau
susah mengingatnya.
Mengatasainya
dengan tetap dibaca
dan berusaha untuk
pahami.
DP1 DL2
Menghapal gambar
struktur-struktur.
Mengatasinya dengan
lebih membaca lagi,
dipahami lagi dan
digambar ulang.
Menghafal bakteri
atau virus, kadang-
kadang di ulang-
ulang terus sampai
dapat, dihafalin.
7.
Jika ada materi
biologi yang belum
kamu pahami,
Bagaimana cara
kamu untuk
memahami materi
tersebut?
DL1 DP2
Buka internet lagi,
youtube.
Tetap dibaca dan
berusaha untuk
pahami.
DP1 DL2
Cari sumber yang
lain misalnya dari
google atau dari
youtube lagi yang
di ulang-ulang terus
sampai dapat,
dihafalin.
Page 141
128
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA D
Jawaban sedang
SMA D
lebih luas dan lebih
lentidakap.
8.
Menurut kamu
apakah ada
keterkaitan antara
satu materi dengan
materi lainnya pada
pembelajaran
biologi?
DL1 DP2
Kalau biologi enggak
sih kayaknya, kalau
fisika matematika ada
hubungannya.
Berhubungan sih,
seperti peredaran
darah dan sirkulasi.
DP1 DL2
Iya ada, contohnya
kalau kita belajar
tentang struktur tubuh
hewan dan apa yang
kita makan, apa ya
bingung.
Enggak tau kalau itu,
belum terlalu
mendalam kalau itu.
9.
Bagaimana cara
kamu memonitor
proses
pembelajaran?
DL1 DP2
Memantaunya
dengan setiap belajar
sesuatu di catat biar
ingat.
Lihat catatan lagi
udah lentidakap atau
belum dan lihat
materinya lagi udah
bener dipahami
semua atau belum.
DP1 DL2
Belajarnya sesuai
mood.
Belajar dari quiz,
saya biasanya kalau
bener-bener tidak ada
kerjaan dirumah
ngerjain
rantidakuman dari
bab-bab yang ada di
buku.
Page 142
129
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA D
Jawaban sedang
SMA D
10.
Kondisi seperti apa
yang kamu siapkan
untuk membantu
kamu fokus
belajar?
DL1 DP2
Berisik gini saya
dapat fokus kalau
diam-diam malah
ngantuk.
Mendengarkan lagu.
DP1 DL2
Sambil dengerin
musik dan harus sepi
juga.
Sepi, kadang suka
mendengarkan lagu
sambil belajar.
Evaluating
11.
Bagaimana cara
kamu mengevaluasi
sejauh mana materi
yang kamu pahami?
DL1 DP2
Biasanya
mengerjakan soal-
soal internet.
Coba-coba latihan
soal.
DP1 DL2
Mengerjakan latihan
soal dibuku latihan
soal UN, Biasanya
dibuku latihan soal
ada pembahasannya
jadi saya liat dari situ
untuk tau yang benar
dan salahnya.
Kalau itu saya tidak
terlalu tau karena
saya tidak pernah
mengevaluasi jauh
banget.
12.
Bagaimana cara
kamu untuk
memperbaiki nilai?
DL1 DP2
Cari cara biar belajar
efektif lagi.
Belajarnya dengan
ninggalin semua
fokus sama satu hal.
Coba cari tau dulu
cara belajar yang
salah sebelumnya
gimana dan coba cari
cara belajar yang
Page 143
130
Nomor Butir Pernyataan Jawaban Tinggi
SMA D
Jawaban sedang
SMA D
baru kedepannya
gimana.
DP1 DL2
Banyak baca lagi
lebih dipahami lagi.
Saya memperbaiki
nilai dengan
mengulang ulangan
kemarin bagian apa
yang salah jadi saya
mempelajari ulang
bagian terntentu itu.
Yang tidak dapat
dimengerti di pelajari
ulang lagi.
Page 144
131
Lampiran 8
Hasil Wawancara guru SMAN A Tangerang Selatan
1. Apakah ibu pernah mendengar atau membaca mengenai keterampilan
metakognitif?
Jawaban : Pernah
1.1 (Jika menjawab Ya) Pernahkah ibu menggunakan pendekatan
keterampilan metakognitif? Pada materi apa? Saya masih belum tau
karena pengertian detailnya saya masih belum paham
2. Ibu sering menggunakan model pembelajaran apa? Kooperatif : NHT
Jigsaw paling sering tanya jawab
3. Apakah ibu Sering mengkonfirmasi pemahaman peserta didik secara lisan
dan penulisan? Ya, dari hasil diskusi di konfirmasi lagi. Biasanya di akhir
pembelajaran jadi mereview kembali. Di pertengahan pembelajaran pernah
seperti pertanyaan-pertanyaan pendek.
4. Apakah ibu pernah memberikan refleksi kepada peserta didik? Jika ya,
bagaimana cara ibu memberikan sesi refleksi kepada peserta didik? Ya,
secara lisan mengenai pemahaman. Bertanya kepada semuanya tetapi
cenderung peserta didik yang diam saat pembelajaran. Ditanya “Kamu
mengerti tidak nak?”
5. Bagaimana cara ibu memeriksa kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan materi yang akan dipelajari? Acuan ke KD, disesuaikan dengan KD.
6. Bagaimana cara ibu menganalisis informasi yang penting untuk
disampaikan kepada peserta didik dalam menyelesaikan masalah/tugas
yang akan diberikan? Melihat kasus dan fakta, “kenapa sih kita mempelajari
ini?” kasus dikaitkan dengan materi yang dipelajari. contohnya sel, biasanya
peserta didik melihat sel itu renik tapi tiap hari kita memanfaatkan sel untuk
mencerna makanan “tadi pagi makan apa?” telur, itu lah sel. Peserta didik
Page 145
132
tidak menghafalkan jadi melihat kasus tidak usah dihafal tapi dipelajari
konsepnya jadi tidak usah dihafalkan tapi dilihat dari kasus dan fakta seperti
difusi dan osmosis praktik dan proses. Supaya tertanam langsung
aplikasikan ke lapangan hal-hal yang renik seperti jaringan, kalau ke teori
kan tidak hafal-hafal hari ini belajar besok lupa.
7. Apakah ibu mengetahui kesulitan-kesulitan peserta didik dalam
mempelajari suatu materi? Banyak cara penilain, penilaian pribadi
kelompok, direct. Penilaian kelompok, lisan. Setiap aktif menjawab ada
penilaian khusus di catat yang menjawab sehingga mereka semangat. Kalau
disuruh literasi bawaannya ngantuk malas belajar, ibu mengingat pelajari
sebelum belajar di kelas, kasih LKS ngerjain tugas pertemuan berikutnya
dibahas.
8. Bagaimana cara ibu membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang mereka alami dalam mempelajari suatu materi? Bagaiamana
cara agar mendapat penilaian valid dengan banyak penilaian tapi nilai anak
tetap di bawah maka anak disuruh untuk memperbaiki dan ditanya kamu
yang salah di bagian mana, dan diperbaiki. Lalu jika anak sudah selesai
memperbaiki ditanya kembali kemarin kamu jawab apa yang salah dibagian
mana sebelumnya kamu jawab apa, sekarang kamu jawab ini alasannya apa.
Kalau dijawab nyontek dari teman ibu mengingatkan tidak boleh begitu
kamu harus tau kamu jawab ini kenapa kalau dijawab karena saya membaca
baru di tambah nilai, sambil membuktikan dengan membawa buku dan
membuka halamannya. Saya menggunakan pendekatan ini jadi lama-lama
ngerti anak-anaknya.
Page 146
133
Hasil Wawancara guru SMAN B Tangerang Selatan
1. Apakah ibu pernah mendengar atau membaca mengenai keterampilan
metakognitif? pernah
1.1 (Jika menjawab Ya) Pernahkah ibu menggunakan pendekatan
keterampilan metakognitif? Pada materi apa? Pernah tidak ya, secara
tidak langsung pernah sepertinya
2. Ibu sering menggunakan model pembelajaran apa? Discovery, inquiry,
problem based learning
3. Apakah ibu Sering mentidakonfirmasi pemahaman peserta didik secara
lisan dan penulisan? Sering biasanya diakhir ada yang bertanya juga dan
mentidakonfirmasi secara lisan.
Kalau kesimpulan bu, apakah ibu membuat kesimpulan di akhir materi atau
di akhir pertemuan? Membuat kesimpulan sesuai materi, kan tiap
pertemuan di targetin hari ini materi mengenai ini tapi kadang peserta didik
mengerjakan tugasnya lambat jadi kesimpulan dipertemuan berikutnya jadi
disesuaikan.
4. Apakah ibu pernah memberikan refleksi kepada peserta didik? Jika ya,
bagaimana cara ibu memberikan sesi refleksi kepada peserta didik?
Mengulamg kembali apa yang dibahas dan penekanan esensial.
5. Bagaimana cara ibu memeriksa kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan materi yang akan dipelajari? Dilihat dari KD masing-masing,
contohnya jaringan tumbuhan jadi mereka harus dibawa kehidupan nyata
mereka disuruh mengamati lalu baru pengamatan mikroskop jadi
didekatkan dulu. Tergantung KD memiliki karakteristik masing-masing
jadi tergantung KD masing-masing contoh juga metabolisme yang
uniseluler kita kerasa tapi tidak dapat masuk ke dalam tubuh.
6. Apakah ibu mengetahui kesulitan-kesulitan peserta didik dalam
mempelajari suatu materi? Biasanya ada pertanyaan di tengah prosesnya ,
Page 147
134
checking point tapi kadang ada miss-nya walau ditanya kita menyimpulkan
udah paham tapi kadang pas ulangan kok masih ada yang kurang.
7. Bagaimana cara ibu membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang mereka alami dalam mempelajari suatu materi? Kasih
posttest dadakan. Dan jika peserta didik yang belum mencapai target, 75%
belum mencapai target jadi remedial kalsikal dengan belajar kembali
dengan metode berbeda dengan langsung indikator. Remedial terkadang
tulis dan lisan kalau udah siap langsung menghadap ke ibu.
8. Mengenai pembahasan tugas, apakah setiap pertemuan tugas akan dibahas
atau lainnya bu? 1 KD selesai baru buku dikumpulkan dan di periksa
stempel untuk mempermudah di cap. setiap Tugas pasti dibahas dan
dipertemuan berikutnya.
Page 148
135
Hasil Wawancara guru SMAN C Tangerang Selatan
1. Apakah ibu pernah mendengar atau membaca mengenai keterampilan
metakognitif? Ya pernah
1.1 (Jika menjawab Ya) Pernahkah ibu menggunakan pendekatan
keterampilan metakognitif? InshaAllah pernah. Pada materi apa?
Berkaitan dengan lintidakungan kalau kelas X mengenai organisasi
kehidupan yaitu Sel, kalau kelas XI Sistem organ bagaimana mereka
memahami konsep dengan mempraktikan pada diri mereka sendiri,
mereka memahami lebih dari konsep dan luas tidak hanya sekedar hafal
tapi memahami.
2. Ibu sering menggunakan model pembelajaran apa? Tergantung materinya,
ada yang materi saya kasih konsep dulu ke mereka baru diskusi, untuk
membuat media pembelajaran dan PPT mereka dapat dan materi dapat dari
buku dan lainnya tapi ada yang mereka belum paham konsep ada juga yang
konsepnya dulu mereka paham dan untuk pengembangan saya kasih
diskusi, diskusi itu saya suruh mereka ambil dari google karena ilmu biologi
kan berkembang kalau untuk materi penyakit-penyakit atau lintidakungan
saya seneng mereka googling jadi mereka dapat hal yang terbaru tetap kalau
konsep awal saya kasih tahu dasarnya terlebih dahulu.
3. Apakah ibu Sering mentidakonfirmasi pemahaman peserta didik secara
lisan dan penulisan? Setiap hari setelah beljar saya tanya mereka apa ada
yang belum dipahami, review lagi tanya lagi baru tutup pelajaran. Biasanya
di bagian akhir.
4. Apakah ibu pernah memberikan refleksi kepada peserta didik? Sering
biasanya ditengah2 tidak mesrti di akhir. Misalnya kebutuhan oksigen
dengan tanah yang sempit bagaimana caranya agar kebutuhan oksigen
cukup mereka banyak memberikan masukan dan ujung2nya saya kasih
msukkan dengan agama jika kita belum dapat bersedekah materi kita dapat
bersedekah oksigen. Saya juga tidak mau yya mereka jadi pintar tapi dzalim
Page 149
136
dengan lintidakungan dan dirinya sendiri. Kalau kamu tidak makin taat
sama Allah kamu rugi, kadang saya kasih video sel yang rumit2 kalau kamu
tidak percaya sama Allah rugi kamu. Dengan agama apapun ya. Jika ya,
bagaimana cara ibu memberikan sesi refleksi kepada peserta didik?
5. Bagaimana cara ibu memeriksa kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan materi yang akan dipelajari? Karena beberapa tahun lebih mengajar
jadi materi ini cocoknya dengan metode seperti ini, kadang di tulis di RPP
kadang ada yang berbeda ternyata pakai ini ternyata belum cocok, ternyata
di kelas ini karakter peserta didik ini tidak dapat di lepas akhirnya berbeda
dan akhirnya menyesuaikan karakter peserta didik kalau di jam jam tertentu
juga biasanya menyesuaikan di jam jam nya kalau siang di samakan dengan
pagi kadang tidak sama.
6. Apakah ibu mengetahui kesulitan-kesulitan peserta didik dalam
mempelajari suatu materi? Dari mereka presentasi belum dapat jawab soal
dari pertanyaan dari temennya atau kadang dari mengerjakan soal harian
mereka belum dapat. Saya kadang bertanya kamu kurang pahamnya diman
atau ada yang bertanya aku kurang pahamnya disini pas mereka di kasih
soal tapi tidak dapat jadi saya kasih penguatan lagi. Misalnya pembuahan
ganda kadang mereka belum paham walau mereka udah baca di buku atau
internet mereka belum paham kalau tidak kita jelaskan detail dengan
gambar dan penjelasan mereka tidak paham.
7. Bagaimana cara ibu membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang mereka alami dalam mempelajari suatu materi? Dengan
tambahan materi dan dikasih tugas tambahan kamu kerjakan soal ini dapat
cari di google atau buku nanti bawa lagi ke ibu yang tidak pahamnya di
mana. Kalau masih belum paham temui ibu dan diskusi bersama.
Page 150
137
Hasil Wawancara guru SMAN D Tangerang Selatan
1. Apakah ibu pernah mendengar atau membaca mengenai keterampilan
metakognitif? Belum tau namanya
1.1 (Jika menjawab Ya) Pernahkah ibu menggunakan pendekatan
keterampilan metakognitif? Pada materi apa? Belum tau namanya,
tetapi untuk aplikasinya sudah menjadi makanan sehari-hari.
2. Ibu sering menggunakan model pembelajaran apa? Diskusi
3. Apakah ibu Sering mengkonfirmasi pemahaman peserta didik secara lisan
dan penulisan? Kadang di pertengahan dan kadang diakhir.
4. Apakah ibu pernah memberikan refleksi kepada peserta didik? Jika ya,
bagaimana cara ibu memberikan sesi refleksi kepada peserta didik? Ya,
misalnya anak ditanya dapat jawab atau tidak dapat jawab jadi mengacu
pada diri sendiri kalau memang belum ternyata tidak nyambung karena
setiap kelas berbeda nanti jadi apa kurang konsentrasi atau apa.
5. Bagaimana cara ibu memeriksa kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan materi yang akan dipelajari? Dari hasil-hasil yang sudah dilakukan
sebelumnya, kok hasillnya lebih baik jadi pakai diskusi saja. Kalau dari
mereka yang usaha dan mereka bukttin mereka jauh lebih paham. Melihat
menilai tujuan pembelajaran dilihat dari hasil anak2 diatas KKM berarti
berhasil kalau di bawah itu PR lagi.
6. Apakah ibu mengetahui kesulitan-kesulitan peserta didik dalam
mempelajari suatu materi? Dengan pendekatan, sebenarnya apa sih kamu
susahnya di mana. Khusus berapa orang yang belum paham nanti diajarin
lagi khusus kelas 12. Kalau kelas 11 biasanya rajin-rajin hafalan.
7. Bagaimana cara ibu membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang mereka alami dalam mempelajari suatu materi? Kalau ada
yg di bawah KKM kalau ikutin kepala sekolah caranya ketika anak usaha
udah kata pingin itu udah tambah nilai walau 1 nomor 2 nomor. Kadang-
kadang guru-guru masih idealis jadi tidak hanya itu jadi langsung ditanya
Page 151
138
sudah belajar belum, yang tidak dapat dibagian mana lalu ditanya-tanya.
Peserta didik kalau sudah siap cari ibu karena ibu tidak memberi waktu
tersendiri.
8. Kalau membahas tugas, apakah ibu membahasnya diakhir pertemuan atau
diakhir materi? Pembahasan tugas lihat situasi dan kondisi, kalau sudah
mendesak di hari lain kalau ada waktu sambil langsung selesai di bahas.
9. Kapan ibu memberikan kesimpulan pembelajaran? Kesimpulan, per sesi
tergantung pembahasan kadang-kadang hari itu harus disimpulkan ya
disimpulkan kalau belum waktunya yaa lihat-lihat dibahas apa.
Page 152
139
Lampiran 9
Pengkategorian Hasil Kuesioner Keterampilan Metakognitif
SMAN A Tangerang Selatan
Pernyataan Keterampilan Metakognitif
Planning Monitoring Evaluating
1 0.76129032 0.76451613 0.69032258
2 0.77096774 0.74516129 0.69354839
3 0.73548387 0.56774194 0.72258065
4 0.56129032 0.72903226 0.6483871
5 0.67096774 0.67419355 0.64193548
6 0.53225806 0.60967742
7 0.56774194 0.72258065
8 0.70645161 0.71612903
9 0.72258065
10 0.59677419
11 0.80967742
12 0.66451613
13 0.67741935
14 0.83548387
15 0.69354839
Jumlah 10.3064516 5.52903226 3.39677419
Persen 0.68709677 0.69112903 0.67935484
Kategori Kuat Kuat Kuat
SMAN B Tangerang Selatan
Pernyataan Keterampilan Metakognitif
Planning Monitoring Evaluating
1 0.7826087 0.8 0.73623188
2 0.82608696 0.8 0.75072464
3 0.8 0.6173913 0.74492754
4 0.60289855 0.76811594 0.72173913
5 0.69275362 0.71304348 0.66666667
6 0.53623188 0.5884058
Page 153
140
Pernyataan Keterampilan Metakognitif
Planning Monitoring Evaluating
7 0.53623188 0.79130435
8 0.77391304 0.78550725
9 0.76521739
10 0.66376812
11 0.82898551
12 0.71014493
13 0.73043478
14 0.84347826
15 0.71884058
Jumlah 10.8115942 5.86376812 3.62028986
Persen 0.72077295 0.73297101 0.72405797
Kategori Kuat Kuat Kuat
SMAN C Tangerang Selatan
Pernyataan Keterampilan Metakognitif
Planning Monitoring Evaluating
1 0.824615385 0.815384615 0.723076923
2 0.818461538 0.747692308 0.747692308
3 0.784615385 0.633846154 0.747692308
4 0.612307692 0.818461538 0.729230769
5 0.753846154 0.710769231 0.658461538
6 0.510769231 0.575384615
7 0.550769231 0.747692308
8 0.753846154 0.796923077
9 0.76
10 0.683076923
11 0.827692308
12 0.738461538
13 0.738461538
14 0.827692308
15 0.753846154
Jumlah 10.93846154 5.846153846 3.606153846
Persen 0.729230769 0.730769231 0.721230769
Kategori Kuat Kuat Kuat
Page 154
141
SMAN D Tangerang Selatan
Pernyataan Keterampilan Metakognitif
Planning Monitoring Evaluating
1 0.822857143 0.837142857 0.774285714
2 0.811428571 0.851428571 0.8
3 0.8 0.637142857 0.805714286
4 0.645714286 0.837142857 0.711428571
5 0.751428571 0.737142857 0.72
6 0.608571429 0.622857143
7 0.625714286 0.802857143
8 0.797142857 0.797142857
9 0.82
10 0.674285714
11 0.88
12 0.737142857
13 0.771428571
14 0.882857143
15 0.797142857
Jumlah 11.42571429 6.122857143 3.811428571
Persen 0.761714286 0.765357143 0.762285714
Kategori Kuat Kuat Kuat
Page 155
142
Lampiran 10
Distribusi Pengkategorian Kuesioner Keterampilan Metakognitif
Peserta didik
Rendah : X < (µ - 1.0 σ)
Sedang : (µ - 1.0σ) ≤ X < (µ + 1.0 σ)
Tinggi : (µ + 1.0 σ) ≤ X
µ = 1
2 (Imax + Imin)∑k σ =
1
6 (Xmax - Xmin)
= 1
2 (1 + 5)28 =
1
6 (140 – 28)
= 84 =18
Rendah : x < (84-1.0(18)) = X < 66
Sedang : (84-1.0(18)) ≤ x < (84+1.0(18)) = 66 ≤ X < 102
Tinggi : (84+1.0(18)) ≤ x = 102 ≤ X
Sekolah (Tangerang Selatan)
Kategori
Total
Rendah Sedang Tinggi
SMAN A 0 47 15 62
SMAN B 0 34 35 69
SMAN C 0 31 34 65
SMAN D 0 22 48 70
Jumlah 0 134 132 266
Page 156
143
Lampiran 11
Foto-foto Dokumentasi SMAN A Tangerang Selatan
Aktivitas belajar Peserta didik menjawab pertanyaan
Guru memantau proses diskusi Aktivitas Diskusi
Menjelaskan petunjuk pengisian Membagikan kuesioner
keterampilan metakognitif
Page 157
144
Foto-foto Dokumentasi SMAN B Tangerang Selatan
Aktivitas belajar Aktivitas Praktikum
Guru memantau proses praktikum Aktivitas analisis peserta didik
Membagikan kuesioner keterampilan
metakognitif
Page 158
145
Foto-foto Dokumentasi SMAN C Tangerang Selatan
Foto-foto Dokumentasi SMAN D Tangerang Selatan
Aktivitas Belajar Aktivitas Posttest
Aktivitas Diskusi Aktivitas petunjuk pengisian
Aktivitas membagikan kuesioner Aktivitas pengisian keterampilan
metakognitif peserta didik
Page 159
146
Foto-foto Dokumentasi SMAN D Tangerang Selatan
Lampiran 12
Aktivitas Belajar Aktivitas presentasi peserta didik
Aktivitas posttest Aktivitas pengambilan HP sebelum
posttest
Aktivitas petunjuk pengisian Aktivitas membagikan kuesioner
Page 160
147
Lampiran 12
Surat Bimbingan Skripsi
Page 161
148
Lampiran 13
Surat Permohonan Izin Penelitian
Page 164
151
Lampiran 14
Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
Page 168
155
Lampiran 15
Lembar Uji Referensi