8/19/2019 Prescil Dm Ht
1/44
PRESENTASI KASUS
ATRALGIA, DIABETES MELITUS, ULKUS DM DAN HIPERTENSI
Diajukan kepada Yth:
dr. Heppy Octaiant!" Sp. PD
Di#u#un !$eh :
Ke$$i %u$ianti &'A()')*)
An++ita Setiadi Nur R &'A(),(,)
-eni &'A()'((
S/0 I1/U PENYAKIT DA1A/
RSUD PRO0. DR. /AR&ONO SOEKAR%O
0AKU1TAS KEDOKTERANUNI2ERSITAS %ENDERA1 SOEDIR/AN PUR-OKERTO
3()4
8/19/2019 Prescil Dm Ht
2/44
1E/5AR PEN&ESAHAN
PRESENTASI KASUS
ATRALGIA, DIABETES MELITUS, ULKUS DM DAN HIPERTENSI
Di#u#un !$eh :
Ke$$i %u$ianti &'A()')*)
An++ita Setiadi Nur R &'A(),(,)
-eni &'A()'((
Diajukan untuk 6e6enuhi #yarat 6en+ikuti Kepaniteraan K$inik di 7a+ian
I$6u Penyakit Da$a6 RSUD Pr!8. Dr. /ar+!n! S!ekarj!
Te$ah di#etujui dan dipre#enta#ikan
Pada tan++a$ : /aret 3()4
D!kter Pe67i67in+ :
dr. Heppy Octaiant!" Sp. PD
8/19/2019 Prescil Dm Ht
3/44
5A5 )
PENDAHU1UAN
Penyakit Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kiney Disease (CKD)
adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal
ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang ireversibel pada suatu saat yang memerlukan terapi pengganti
ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Hipertensi merupakan salah satu faktor yang mendasari terjadinya gagal ginjal
kronik. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat berlanjut sebagai krisis hipertensi danmenyebabkan kerusakan organ tubuh, antara lain ginjal, jantung, otak, mata, serta
organ lainnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua
golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita hipertensi
terus bertambah, terdapat sekitar ! juta ("#,$%) orang de&asa 'merika yang
menderita hipertensi, hailand #$%, ietnam *+,%, -ingapura "+,%, /alaysia
",%. 0i 1ndonesia, prevalensi hipertensi berkisar 2#% (Guna&an, "!!#).
Hipertensi pada negara berkembang, terutama pada masyarakat perkotaan,
prevalensinya hampir sama dengan negara maju. 0iperkirakan sekitar $,# juta orang
didunia meninggal karena hipertensi dan menyebakan disability sekitar + juta orang
(3H4, "!!").
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol se&aktu 2 &aktu bisa jatuh kedalam
keadaan ga&at darurat. 0iperkirakan sekitar #25% penderita hipertensi berlanjut
menjadi 6Krisis Hipertensi7, dan banyak terjadi pada usia sekitar *!2$! tahun. etapi
krisis hipertensi jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa
penyebab sebelumnya. Pengobatan yang baik dan teratur dapat men8egah insiden
krisis hipertensi menjadi kurang dari # % (3H4, "!!").
8/19/2019 Prescil Dm Ht
4/44
5A5 II
STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PASIEN
9ama : 9y. /;mur : + tahun
Jenis kelamin : Perempuan
'lamat : Plompong
8/19/2019 Prescil Dm Ht
5/44
a.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
6/44
8. ital sign
#) ekanan 0arah : #!B! mmHg
") 9adi : 55CBmenit
*) @/>0
- 'uskultasi : suara dasar vesikuler (DBD), wheezing (2B2)
8/19/2019 Prescil Dm Ht
7/44
b) Jantung- 1nspeksi : i8tus 8ordis nampak pada -1> " jari
medial @/>-
- Palpasi : i8tus 8ordis teraba di -1> " jari medial
@/>-, tidak kuat angkat- Perkusi : =atas jantung kanan atas : -1> 11 @P-0
=atas jantung kiri atas : -1> 11 @P--
=atas jantung kanan ba&ah :-1> 1 @P-0 =atas jantung kiri ba&ah :-1> " jari
medial @/>-
- 'uskultasi : -#-", reguler, murmur (2), gallops (2)5) 'bdomen
- 1nspeksi : 8embung
- 'uskultasi : bising usus (D) normal- Perkusi : timpani, pekak sisi (2), pekak alih (2), nyeri
ketok 8ostovertebrae (2)
- Palpasi : supel, nyeri tekan (D), undulasi (2)- Hepar : tidak teraba
- @ien : tidak teraba
a. Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan ?kstremitas
superior
?kstremitas inferior
0eCtra -inistra 0eCtra -inistra
?dema 2 2 2 2
-ianosis 2 2 2 2'kral dingin 2 2 2 2
8/19/2019 Prescil Dm Ht
8/44
@eukosit : $*! Bul H 9ormal : +.5!! #!.5!!Bul
Hematokrit : * % 9ormal : *$ % 2 +$ %
?ritrosit : +,5 jutaBul 9ormal : +," 2 ,+ jutaBul
rombosit : ".!!!Bul 9ormal: #!.!!! 2 +!.!!!Bul
/> : 5!." f@ 9ormal : $ 2 f@
/>H : "$, pg 9ormal : "$ 2 *# pg
/>H> : *+, grBdl 9ormal : ** *$grBdl
8/19/2019 Prescil Dm Ht
9/44
− 'mitriptilin tab " mg
− 9ovorapid fleCpen
− @evemir fleCpen
b. 9on farmakologis:− irah baring
− 0iet rendah garam dan protein
− Hindari stres
&. PRO&NOSIS
'd vitam : dubia ad bonam
'd sanationam : dubia ad bonam
'd fun8tionam : ad bonam
5A5 III
TIN%AUAN PUSTAKA
'. 0iabetes /elitus
De8ini#i
/enurut American Diabetes Association ('0') "!!, 0iabetes melitusmerupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua2duanya.
-edangkan menurut 3H4 #5! dikatakan bah&a diabetes melitus sebagai suatu
kumpulan problema anatomik dan kimia&i yang merupakan akibat dari sejumlah
8/19/2019 Prescil Dm Ht
10/44
faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi
insulin. +
3.3 K$a#i8ika#iKlasifikasi 0iabetes /elitus menurut 'meri8an 0iabetes 'sso8iation ('0'),
"!!, yaitu# :#. 0iabetes /elitus ipe #
0/ ini disebabkan oleh kekurangan insulin dalam darah yang terjadi akibat
kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala yang menonjol adalah sering ken8ing
(terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita
0/ tipe ini berat badannya normal atau kurus. =iasanya terjadi pada usia muda
dan memerlukan insulin seumur hidup.". 0iabetes /elitus ipe "
0/ ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk
metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. 'kibatnya glukosa dalam darah
tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, dan $% dari penderita 0/ type 11
ini dengan obesitas atau kegemukan dan biasanya diketahui 0/ setelah usia *!
tahun.
*. 0iabetes /elitus ipe lain
a. 0efek genetik pada fungsi sel beta
b. 0efek genetik pada kerja insulin
8. Penyakit eksokrin pankreas
d. ?ndokrinopati
e. 0iinduksi obat atau Aat kimia
f. 1nfeksi
g. 1munologi
+. 0/ Gestasional
8/19/2019 Prescil Dm Ht
11/44
3.* Prea$en#i
orld Health Organization (3H4) memperkirakan, prevalensi global
diabetes melitus tipe " akan meningkat dari #$# juta orang pada "!!! menjadi *
juta tahun "!*!. 3H4 memperkirakan 1ndonesia menduduki ranking ke2+ di dunia
dalam hal jumlah penderita diabetes setelah >hina, 1ndia dan 'merika -erikat. Pada
tahun "!!!, jumlah penderita diabetes men8apai 5,+ juta dan diperkirakan pada
tahun "!*! jumlah penderita diabetes di 1ndonesia akan berjumlah "#,* juta. etapi,
hanya !% dari penderita diabetes di 1ndonesia menyadari bah&a mereka menderitadiabetes, dan hanya *!% dari penderita melakukan pemeriksaan se8ara teratur."
3.' Pat!+ene#i#
3.'.) Dia7ete# 6e$$itu# tipe )
Pada saat diabetes mellitus tergantung insulin mun8ul, sebagian besar sel
pankreas sudah rusak. Proses perusakan ini hampir pasti karena proses autoimun,
meskipun rin8iannya masih samar. 1khtisar sementara urutan patogenetiknya adalah:
pertama, harus ada kerentanan genetik terhadap penyakit ini. Kedua, keadaan
lingkungan seperti infeksi virus diyakini merupakan satu mekanisme pemi8u, tetapi
agen noninfeksius juga dapat terlibat. ahap ketiga adalah insulitis, sel yang
menginfiltrasi sel pulau adalah monositBmakrofag dan limfosit teraktivasi. ahap
keempat adalah perubahan sel beta sehingga dikenal sebagai sel asing. ahap kelima
adalah perkembangan respon imun. Karena sel pulau sekarang dianggap sebagai sel
8/19/2019 Prescil Dm Ht
12/44
asing, terbentuk antibodi sitotoksik dan bekerja sama dengan mekanisme imun
seluler. Hasil akhirnya adalah perusakan sel beta dan penampakan diabetes.
3.'.3 Dia7ete# /e$itu# Tipe 3
Pasien 0/ tipe " mempunyai dua defek fisiologik : sekresi insulin abnormal
dan resistensi terhadap kerja insulin pada jaringan sasaran (target). 'bnormalitas yang
utama tidak diketahui. -e8ara deskriptif, tiga fase dapat dikenali pada urutan klinis
yang biasa. Pertama, glukosa plasma tetap normal &alaupun terlihat resistensi insulin
karena kadar insulin meningkat. Pada fase kedua, resistensi insulin 8enderung
memburuk sehingga meskipun konsentrasi insulin meningkat, tampak intoleransi
glukosa dalam bentuk hiperglikemia setelah makan. Pada fase ketiga, resistensi
insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin menurun, menyebabkan hiperglikemia
puasa dan diabetes yang nyata.
3., /ani8e#ta#i K$inik
=erdasarkan keluhan klinik, biasanya pasien 0iabetes /elitus akan
mengeluhkan apa yang disebut +P : polifagi dengan penurunan berat badan, Polidipsi
dengan poliuri, juga keluhan tambahan lain seperti sering kesemutan, rasa baal dan
gatal di kulit #.Kriteria diagnostik :
• Gejala klasik 0/ ditambah Gula 0arah -e&aktu L"!! mgBdl. Gula darah se&aktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan &aktu
makan terakhir, atau
Kadar Gula 0arah Puasa L #" mgBdl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikit nya 5 jam, atauKadar gula darah " jam pada G4 L"!! mgBdl. G4 dilakukan dengan
standard 3H4, menggunakan beban glukosa yang setara dengan $ gram glukosa
anhidrus yang dilarutkan dalam air.5
• Gejala tidak klasik ditambah hasil pemeriksaan gula darah abnormal minimal "C.*
0engan 8ara pelaksanaan G4 berdasarkan 3H4 M+• iga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari2hari (dengan
karbohidrat yang 8ukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa.
• =erpuasa paling sediikt 5 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum
air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
13/44
• 0iperiksa kadar glukosa darah puasa
• 0iberikan glukosa $ gram (de&asa) atau #,$ gBkg == (anak2anak) , dilarutkan
dalam "! ml air dan diminum dalam menit.
• =erpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan " jam
setelah minum larutan glukosa selesai
• 0iperiksa kadar gula darah " jam setelah beban glukosa
• -elama proses pemeriksaan tidak boleh merokok dan tetap istirahat
• 'pabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau 0/, maka dapat
digolongkan ke dalamkelompok G (toleransi glukosa terganggu) atau G0P
(glukosa darah puasa terganggu) dari hasil yang diperoleh
• G : glukosa darah plasma " jam setelah pembenanan antara #+!2# mgBdl
• G0P : glukosa darah puasa antara #!!2#" mgBdl
8/19/2019 Prescil Dm Ht
14/44
3.4 K!6p$ika#i
a. Penyu$it akut
). Ket!a#id!#i# dia7etik
K'0 adalah suatu keadaan dimana terdapat defisiensi insulin absolut ataurelatif dan penningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin,
kortisol dan hormon pertumbuhan). Keadaan tersebut menyebabkan produksi
glukosa hati meningkat dan penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun
dengan hasil akhir hiperglikemia. =erkurangnya insulin mengakibatkan
aktivitas kreb 8y8le menurun, asetil Ko2' dan Ko2' bebas akan meningkat
dan asetoasetil asid yang tidak dapat diteruskan dalam kreb 8y8le tersebut juga
meningkat. =ahan2bahan energi dari lemak yang kemudian di oksidasi untuk
menjadi sumber energi akibat sinyaling sel yang kekurangan glukosa akan
mengakibatkan end produk berupa benda keton yang bersifat asam.
0isamping itu glukoneogenesis dari protein dengan asam amino yang
mempunyai ketogeni8 effe8t menambah beratnya K'0. Kriteria diagnosis
K'0 adalah G0- "! mgBdl, pH $,*, H>4* rendah, anion gap tinggi dan
keton serum (D). =iasanya didahului gejala berupa anoreCia, nausea, muntah,
sakit perut, sakit dada dan menjadi tanda khas adalah pernapasan kussmaul
dan berbau aseton.3. K!6a Hiper!#6!$ar N!n Ket!tik
0itandai dengan penurunan kesadaran dengan gula darah lebih besar dari !!
mg% tanpa ketosis yang berartidan osmolaritas plasma melebihi *! mosm.
Keadaan ini jarang mengenai anak2anak, usia muda atau diabetes tipe non
insulin dependen karena pada keadaan ini pasien akan jatuh kedalam kondisi
K'0, sedang pada 0/ tipe " dimana kadar insulin darah nya masih 8ukup
untuk men8egah lipolisis tetapi tidak dapat men8egah keadaan hiperglikemia
sehingga tidak timbul hiperketonemia*. Hip!+$ike6ia
0itandai dengan menurunnya kadar glukosa darah ! mg% tanpa gejala
klinis atau G0- 5! mg% dengan gejala klinis. 0imulai dari stadium
parasimpatik: lapar, mual, tekanan darah turun. -tadium gangguan otak ringan
: lemah lesu, sulit bi8ara gangguan kognitif sementara. -tadium simpatik,
8/19/2019 Prescil Dm Ht
15/44
gejala adrenergik yaitukeringat dingin pada muka, bibir dan gemetar dada
berdebar2debar. -tadium gangguan otak berat, gejala neuroglikopenik :
pusing, gelisah, penurunan kesadaran dengan atau tanpa kejang.
7. Penyu$it 6enahun
). /ikr!an+i!pati
erjadi pada kapiler arteriol karena disfungsi endotel dan trombosis
Retin!pati Dia7etik
retinopati diabeti! nonproli"erati" , karena hiperpermeabilitas dan inkompetens
vasa. Kapiler membentuk kantung2kantung ke8il menonjol seperti titik2titik
mikroaneurisma dan vena retina mengalami dilatasi dan berkelok2kelok.
=ahayanya dapat terjadi perdarahan disetiap lapisan retina.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
16/44
inflamasi kronik, nefritis yang reversible akan berubah menjadi nefropati
dimana terjadi keruakan menetap dan berkembang menjadi 8hroni8 kidney
disease.
Neur!pati dia7etik
Nang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya
sensasi distal. =erisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi.
Gejala yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan
lebih terasa sakit di malam hari. -etelah diangnosis 0/ ditegakkan, pada
setiap pasien perlu dilakukan skrining untuk mendeteksi adanya polineuropati
distal dengan pemeriksaan neurologi sederhana, dengan monofilamen #!
gram, dilakukan sedikitnya setiap tahun.
3. /akr!an+i!pati
Pe67u$uh darah jantun+ atau k!r!ner dan !tak
Ke&aspadaan kemungkinan terjadinya PJK dan stroke harus ditingkatkan
terutama untuk mereka yang mempunyai resiko tinggi seperti ri&ayata
keluarga PJK atau 0/
Pe67u$uh darah tepi
Penyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes, biasanya
terjadi dengan gejala tipikal intermiten atau klaudikasio, meskipun sering anpa
gejala. erkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama
mun8ul.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
17/44
3. Penata$ak#anaan
ujuan pengobaan men8egah komplikasi akut dan kronik, meningkatkan
kualitas hidup dengan menormalkan KG0, dan dikatakan penderita 0/ terkontrol
sehingga sama dengan orang normal. Pilar penatalaksanaan 0iabetes mellitus dimulai
dari :#. ?dukasi
Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien,
keluarga dan masyarakat.". erapi giAi medis
erapi giAi medik merupakan ssalah satu dari terapi non farmakologik yang
sangat direkomendasikan bagi penyandang diabetes. erapi ini pada
prinsipnya melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada statusgiAi diabetes dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan
individual.
ujuan terapi giAi ini adalah untuk men8apai dan mempertahankan :
). Kadar +$uk!#a darah yan+ 6endekati n!r6a$
a) Glukosa darah berkisar antaara !2#*! mgBdl
b) Glukosa darah " jam post prandial #5! mgBdl
8) Kadar Hb'#8 $%
3. Tekanan darah ;)*(
8/19/2019 Prescil Dm Ht
18/44
K!6p!#i#i 6akanan yan+ dianjurkan terdiri dari :
Komposisi nutrien berdasarkan konsensus nasional adalah Karbohidrat !2$!%,
@emak "!2"% dan Protein #!2#%.
KAR5OHIDRAT ?) +ra6@'( kka$• Kandungan total kalori pada makanan yang mengandung karbohidrat lebih
ditentukan oleh jumlahnya dibandingkan jenis karbohidrat itu sendiri.
• otal kebutuhan kalori perhari, !2$! % diantaranya berasal dari sumber
karbohidrat
• Jika ditambah /;' sebagai sumber energi maka jumlah karbohidrat maksimal
$!% dari total kebutuhan perhari
• Jumlah serat "2! gramBhari.
• Penggunaan alkohol dibatasi dan tidak boleh lebih dari #! mlBhari.
• Pemanis yang tidak meningkatkan jumlah kalori sebagai penggantinya adalah
pemanis buatan seperti sakarin, aspartam, a8esulfam dan sukralosa.
Penggunaannya pun dibatasi karena dapat meningkatkan resiko kejadian kanker.
• ruktosa tidak boleh lebih dari ! grBhari
• /akanan yang banyak mengandung sukrosa tidak perlu dibatasi.
PROTEIN
• Kebuthan protein #2"!% dari total kebutuhan energi perhari.
• Pada keadaan kadar glukosa darah yang terkontrol, asupan protein tidak akan
mempengaruhi konsentrasi glukosa darah .
• Pada keadaan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, pemberian protein sekitar
!,52#,! mgBkg ==Bhari .
• Pada gangguan fungsi ginjal, jumlah asupan protein diturunkan sampa !,5 grBkg
==Bhari dan tidak kurang dari +! gr.
• Jika terdapat komplikasi kardiovaskular maka sumber protein nabati lebih
dianjurkan dibandingkan protein he&ani.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
19/44
1E/AK
• =atasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal #!%
dari total kebutuhan kalori perhari.
• Jika kadar kolesterol @0@ L #!! mgBdl, asupan asam lemak jenuh diturunkan
sampai maksimal $% dari total kalori perhari.
• Konsumsi kolesterol maksimal *!! mgBhari, jika kadar kolesterol @0@ L#!!
mgBdl, maka maksimal kolesterol yag dapat dikonsumsi "!! mg perhari.
5. Ke7utuhan Ka$!ri
/enetukan kebutuhan kalori basa yang besarnya "2*! kaloriB kg == ideal ditambah
atau dikurangi bergantung pada beberapa fa8tor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
berat badan dan lain2lain.
PENENTUAN KE5UTUHAN KA1ORI
Ke7utuhan 7a#a$ :
@aki2laki F berat badan ideal (kg) C *! kalori
3anita F berat badan ideal (kg) C " kalori
K!rek#i :
umur
O +!2 th : 2%
O !2 : 2#!%
O $!% : 2"!
aktivitas
O 1stirahat : D#!%
O 'ktivitas ringan : D"!%
O 'ktivitas sedang : D*!%
O 'ktivitas berat : D!% berat badan
O Kegemukan : 2 "!2*!%
O Kurus : D"!2*!%
stress metabolik : D #!2*!%
8/19/2019 Prescil Dm Ht
20/44
/akanan tersebut dibagi dalam * porsi besar untuk makan pagi "!%, makan siang
*!% dan makan malam "%, serta "2* porsi ringan #!2#% diantara porsi besar.
5erda#arkan I/T dihitung berdasarkan berat badan (kg) dibagi dengan tinggi
badan kuadrat (m").
Kua$i8ika#i #tatu# +iBi :
== kurang : #5,
== normal : #5, "",
== lebih : "* "+,
*. @atihan Jasmani
Kegiatan fisik bagi penderita diabetes sangat dianjurkan karena mengurangi
resiko kejadian kardiovaskular dimana pada diabetes telah terjadi
mikroangiopati dan peningkatan lipid darah akibat peme8ahan berlebihan
yang membuat vaskular menjadi lebih rentan akan penimbunan @0@
teroksidasi subendotel yang memperburuk kualitas hidup penderita. 0engan
latihan jasmani kebutuhan otot akan glukosa meningkat dan ini akan
menurunkan kadar gula darah.
'ktivitas latihan :
2#! menit pertama : glikogen akan dipe8ah menjadi glukosa
#!2+! menit berikutnya : kebutuhan otot akan glukosa akan meningkat
$2"!C. @emak
juga akan mulai dipakai untuk pembakaran sekitar +!% +! menit : makin banyak lemak dipe8ah $2!% .
0engan makin banyaknya lemak dipe8ah, makin banyakk pula benda keton
yang terkumpul dan ini menjadi perhatian karena dapat mengarah ke keadaan
asidosis. @atihan berat hanya ditujukan pada penderita 0/ ringan atau
terkontrol saja, sedangkan 0/ yang agak berat, G0- men8apai *! mgBdl
sebaiknya olahraga yang ringan dahulu. -emua latihan yang memenuhi
program CRIPE : >ontinous, ontinous maksudnya berkesinambungan dan dilakukan terus2menerus tanpa
berhenti.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
21/44
lambat. Progresive dilakukan se8ara bertahap sesuai kemampuan dari
intensitas ringa sampai sedang hingga *!2! menit. ?nduran8e, latihan daya
tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiopulmoner seperti jalan santai,
jogging dll.
+. 1ntervensi armakologis1ntervensi farmakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum
ter8apai degan pengaturan makanan dan latihan jasmani.
). O7at hip!+$ike6ik !ra$
a. in#u$in #ecreta+!+ue :
#u$8!ni$urea : meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. /erupakan obat
pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurangm namun masih
boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. >ontohnya glibenklamid.
&$inid : bekerja 8epat, merupakan prandial glucose regulator . Penekanan pada
peningkatan sekresi insulin fase pertama.obat ini berisiko terjadinya hipoglikemia.
>ontohnya : repaglinid, nateglinid.
7. in#u$in #en#itiBer#
ThiaB!$indindi!n. /ensensitisasi insulin dengan jalan meningkatkan efek insulin
endogen pada target organ (otot skelet dan hepar). /enurunkan resistensi insulin
dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga ambilan glukosa
di perifer meningkat. 'gonis PP'
8/19/2019 Prescil Dm Ht
22/44
dan 11 #2*! menit sebelum makan. Glimepirid sebelumBsesaat sebelum makan.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
23/44
insulin kerja menengah adalah 2#! unit yang diberikan sekitar jam "".!!, kemudian
dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar gula darah puasa keesokan
harinya. =ila dengan 8ara seperti ini kadar gula darah sepanjang hari masih tidak
terkendali, maka 4H4 dihentikan dan diberikan insulin
PEN9E&AHAN
). Pence+ahan Pri6er
Pen8egahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang
memiliki faktor resiko, yakni mereka yang belum terkena tetapi berpotensi untuk
mendapat 0/ dan kelompok intoleransi glukosa. /ateri penyuluhan meliputi
program penurunan berat badan, diet sehat, latihan jasmani dan menghentikan
kebiasaan merokok. Peren8anaan kebijakan kesehatan ini tentunya diharapkan
memahami dampak sosio2ekonomi penyakit ini, pentingnya menyediakan fasilitas
yang memadai dalam upaya pen8egahan primer 4.
3. Pence+ahan Sekunder
Pen8egahan sekunder adalah upaya men8egah atau menghambat timbulnya
penyulit pada pasien yang telah menderita 0/. Program ini dapat dilakukan
dengan pemberian pengobatan yang 8ukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak
a&al pengelolaan penyakit 0/. Penyulihan ditujukan terutama bagi pasien baru,
yang dilakukan sejak pertemuan pertama dan selalu diulang pada setiap pertemuan
berikutnya. Pemberian antiplatelet dapat menurunkan resiko timbulnya kelainan
kardiovaskular pada penyandang 0iabetes.
*. Pence+ahan Ter#ier
Pen8egahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah
mengalami penyulit dalam upaya men8egah terjadinya ke8a8atan lebih menlanjut.
Pada pen8egahan tersier tetap dilakukan penyuluhan kepada pasien dan juga
kelurganya dengan materi upaya rehabilitasi yang dapat dilakakukan untuk
men8apai kualitas hidup yang optimal. ;paya rehabilitasi pada pasien dilakukan
sedini mungkin sebelum ke8a8atan menetap, misalnya pemberian aspirin dosis
rendah5!2*" mgBhari untuk mengurangi dampak mikroangiopati. Kolaborasi
yang baik antar para ahli di berbagai disiplin, jantung, ginjal, mata, bedah
ortopedi, bedah vaskular, radiologi, rehabilitasi medik, giAi, pediatrist dll sangat
diperlukan untuk menunjang keberhasilan pen8egahan tersier.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
24/44
".;lkus 0iabetikum
'. 0efinisi
;lkus diabetik atau ulkus gangrenosum adalah kondisi kerusakan epidermisdan dermis yang memiliki dasar, dinding, tepi, dan isi, yang mana kondisi ini khas
terjadi pada penderita dengan keadaan umum buruk atau penderita penyakit
kronik yang berpotensi menjadi fokus infeksi (-iregar, "!!). ;lkus diabetik
adalah salah satu bentuk komplikasi jangka panjang dari 0/ (#% kasus
komplikasi) dan #"2"+% diantaranya memerlukan tindakan amputasi. -elain itu,
*!% pasien yang pernah mengalami amputasi dikemudian hari akan mengalami
risiko re2amputasi dalam &aktu #2* tahun kemudian setelah amputasi pertama
(>layton, "!!).
=. ?tiologi dan aktor
8/19/2019 Prescil Dm Ht
25/44
>. KlasifikasiKlasifikasi ulkus diabetik yang paling sering digunakan adalah dengan klasifikasi
(3agner, "!#*):
Grade 0eskripsi! idak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan
pembentukan kalus 78la&7
# ;lkus ulkus dangkal yang terbatas pada kulit, klinis tidak ada
infeksi.
" ;lkus dalam, sering disertai dengan selulitis, tidak ada abses
atau infeksi tulang
* ;lkus dalam yang melibatkan tulang atau pembentukan abses.
+ ;lkus termasuk gangren (pembusukan jaringan tubuh) di(sepertiga anterior kaki) kaki depan atau &ilayah tumit.
Gangren luas
0. Patofisiologi
erbentuknya ulkus diabetik se8ara umum dipengaruhi oleh banyak faktor
(Kelkar, "!!). namun se8ara garis besar terdapat " faktor utama yang
menyebabkan terjadinya ulkus diabetik, yaitu neuropati perifer dan iskemi
vaskuler perifer (=o&ering, "!##):
#. 9europati perifer @ebih dari !% pasien dengan ulkus diabetik mengalami neuropati
(=o&ering, "!##). terjadinya neuropati diabetik pada pasien 0m terjadi
se8ara kronik yang diakibatkan tingginya kadar gula darah
yangmengakibatkan gangguan (So8hodone, "!!5). salah satu teori yang
paling sering dikaitkan dengan terjadinya neuropati adalah mekanisme dari
jalur polyol (-immons T eldman, "!#"). 0alam proses terjadinya
neuropati, hiperglikemi meningkatkan kerja dari enAim aldosteron reduktase
dan sorbitol dehidroginase. Gangguan metabolisme ini mengakibatkan
konversi glukosa intrasel menjadi sorbitol dan fruktosa.
'kumulasi produk glukosa menekan sintesis mioinositol pada serat
saraf. -elain itu, konversi glukosa tersebut menekan penyimpanan
ni8otinamide adenine dinu8leotide phosphate yang penting dalam proses
8/19/2019 Prescil Dm Ht
26/44
detoksifikasi
8/19/2019 Prescil Dm Ht
27/44
"!!5). Kondisi P'0 biasanya terjadi pada arteri tibialis dan arteri peroneus.
0isfungsi sel endotel dan kelainan sel otot polos di pembuluh arteri perifer
berkembang akibat terjadinya hiperglikemi persisten pada pasien 0/
(So8hodone, "!!5). erjadinya penurunan vasodilator yang dihasilkan sel
endotel, mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi. -elain itu, hiperglikemi
pada pasien 0iabetes juga dikaitkan dengan terjadinya peningkatan produksi
tromboksan '" sebagai vasokonstriktor dan agonis agregasi platelet, yang
kemudian dapat menyebabkan peningkatan risiko untuk terjadinya
hiperkoagulabilitas plasma (Paraskevas et al ., "!!5). Kondisi tersebut
meningkatkan potensi terjadinya perubahan matriks ekstraseluler pembuluh
darah yang dapat berakibat terjadinya stenosis lumen arteri (Paraskevas et al ., "!!5). -elain itu, perilaku merokok, adanya hipertensi, dan
hiperlipidemia, serta faktor2faktor lain yang banyak terjadi pada pasien
diabetes berkontribusi terhadap perkembangan P'0. -e8ara kumulatif,
kondisi ini menyebabkan terjadinya penyakit arteri oklusif yang
mengakibatkan iskemia pada ekstremitas ba&ah dan peningkatan risiko
ulserasi pada pasien diabetes.
?. Penegakkan 0iagnosis
'danya ulkus pada pasien dengan ke8urigaan memiliki gejala klinis 0/,
memerlukan penegakan diagnosis laboratorium hingga terdiagnosis 0/.
0iagnosis diabetes mellitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa
darah. 0iagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar glukosuria.Guna menentuan
diagnosis 0/, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa darah se8ara enAimatik dengan bahan darah plasma vena. Penggunaan
bahan darah utuh (whole blood ), vena, ataupun angka kriteria diagnostik yang
berbeda sesuai pembakuan oleh 3H4 (-oe&ondo, "!##).Ke8urigaan 0/ perlu difikirkan apabila terdapat keluhan klasik (-oe&ondo,
"!##) :#. Keluhan klasik 0/ berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
8/19/2019 Prescil Dm Ht
28/44
". Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada &anita
abel ".#. Kriteria diagnosis 0/ (-oe&ondo, "!##):
Kriteria dia+n!#i#
&eja$a k$a#ik D/ +$uk!#a p$a#6a #eFaktu G 3((
6+
8/19/2019 Prescil Dm Ht
29/44
klaudikasio pada pasien tersebut, nyeri ini biasanya membaik setelah
beristirahat 2#! menit.
b. Pemeriksaan isik
Pemeriksaan fisik pada ulkus diabetik se8ara garis besar dibagi menjadi *
(
8/19/2019 Prescil Dm Ht
30/44
Pemeriksaan pasien dengan ulkus diabetik meliputi tes darah, rekaman pulsa2
volume, ultrasonografi, indeks ankle2bra8hial, radiografi, 8omputed
tomography, magneti8 resonan8e imaging, s8an tulang, dan angiografi:
#) 0arah lengkap
Hitung darah lengkap harus dilakukan. @eukositosis mungkin dapat
menjadi tanda terjadinya plantar abses atau infeksi lainnya. Penyembuhan
luka dapat terhambat dengan adanya anemia, anemia dapat memi8u nyeri
saat istirahat (eodores8u et al ., "!!+).
") Hb'#8, glukosa serum, kreatinin
Penilaian glukosa serum, gly8ohemoglobin, dan kadar kreatinin diharapkan
membantu untuk menentukan kontrol glikemik akut dan kronis dan statusfungsi ginjal. es darah juga harus men8akup penilaian '#> hemoglobin
karena nilai normal adalah penanda pengganti untuk penyembuhan luka
(So8hodone, "!!5).
*) Pulse2volume re8ording (P
8/19/2019 Prescil Dm Ht
31/44
;ltrasonografi dupleks dapat memberikan gambaran segmen arteri yang
dapat membantu melokalisasi luasnya penyakit, dan pengukuran 0oppler
simultan, ke8epatan aliran dapat membantu memperkirakan derajat
stenosis. 0upleC s8anning ini sangat berguna dalam memvisualisasikan
aneurisma, terutama dari aorta atau segmen poplitea. Penggunaan teknik ini
mungkin sebaiknya dilakukan oleh spesialis Jantung Pembuluh darah.
-ebuah 0oppler s8anner genggam dapat digunakan untuk menilai arteri,
melokalisasi dan mengukur pulsasinya (3agner, "!#*).
) 'nkle2=ra8hial 1ndeks ('=1)
ekanan sistolik di dorsalis pedis atau arteri posterior dibagi dengan
tekanan sistolik ekstremitas atas disebut indeks ankle2bra8hial ('=1) danmerupakan indeks dari keparahan arterial 8ompromise. '=1 yang normal
rata2rata #,!. '=1 kurang dari !, menunjukkan penyakit aterosklerosis,
dengan sensitivitas sekitar %. -e8ara umum, '=1 di ba&ah !,*
menunjukkan peluang yang rendah untuk penyembuhan ulserasi iskemik
distal. -ayangnya, nilai '=1 memiliki spesifisitas yang rendah, sehingga
sulit diandalkan jika pasien dalam kondisi arteri telah mengalami
kalsifikasi berat, terutama pada pasien 0/ (3agner, "!#*).
) Plain har8ot dan terkadang dapat menunjukkan adanya
osteomielitis. Kalsifikasi arteri terlihat pada radiografi polos bukan
merupakan indikator spesifik terjadinya aterosklerosis yang parah.
Kalsifikasi segmen medial arteri tidak dapat mendiagnostik aterosklerosis,
dan bahkan kalsifikasi intima arteri, yang merupakan diagnostik penyakit
aterosklerosis, tidak selalu berarti telah terjadi stenosis hemodinamik
signifikan (3agner, "!#*).
$) >omputed omography (>) atau /) s8anning atau magneti8 resonan8e
8/19/2019 Prescil Dm Ht
32/44
imaging (/hroni8 enous 1nsuffi8ien8y (>1)
>1 adalah kondisi medis di mana pembuluh darah tidak dapat memompa
darah yang rendah oksigen kembali ke jantung atau kondisi Vimpaired
musculo'enous pumpV hal ini disebabkan gangguan katup pada vena, seperti
kondisi setelah terjadinya deep vein thrombosis atau phlebitis (-iregar, "!!).
2. 0iabetik oot 1nfe8tions
G. Penatalaksanaan
8/19/2019 Prescil Dm Ht
33/44
Penatalaksanaan ulkus diabetik dilakukan se8ara komprehensif melalui
upayaU mengatasi penyakit komorbid, menghilangkanBmengurangi tekanan beban
(o""loading), menjaga luka agar selalu lembab (moist), penanganan infeksi,
debridemen, revaskularisasi dan tindakan bedah elektif, profilaktik, kuratif atau
emergensi (-8heffler, "!#+).
Penyakit 0/ melibatkan sistem multi organ yang akan mempengaruhi
penyembuhan luka. Hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, gangguan
kardiovaskular (stroke, penyakit jantung koroner), gangguan fungsi ginjal, dan
sebagainya harus dikendalikan. Penanganan ulkus diabetik dapat dibagi sebagai
berikut (-8heffler, "!#+) :
3. Kontrol nutrisi dan metabolik
aktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan luka. 'danya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh
dalam proses penyembuhan. Perlu memonitor Hb diatas #" gBd@ dan
mempertahankan albumin diatas *, gBd@. 0iet pada penderita 0/ dengan
selulitis atau gangren diperlukan protein tinggi yaitu dengan komposisi
protein "!%, lemak "!% dan karbohidrat !%.
1nfeksi atau inflamasi dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula darah yang
besar. Pembedahan dan pemberian antibiotika pada abses atau infeksi dapat
membantu mengontrol gula darah. -ebaiknya penderita dengan hiperglikemia
yang tinggi, kemampuan mela&an infeksi turun sehinga kontrol gula darah
yang baik harus diupayakan sebagai pera&atan pasien se8ara total.
4. 0ebridemen
indakan debridemen merupakan salah satu terapi penting pada kasus
ulkus diabetika. 0ebridemen dapat didefinisikan sebagai upaya pembersihkan
benda asing dan jaringan nekrotik pada luka. @uka tidak akan sembuh apabila
masih didapatkan jaringan nekrotik, debris, 8alus, fistulaBrongga yang
memungkinkan kuman berkembang. -etelah dilakukan debridemen luka harus
diirigasi dengan larutan garam fisiologis atau pembersih lain dan dilakukan
dressing (kompres).
'da beberapa pilihan dalam tindakan debridemen, yaitu:
8/19/2019 Prescil Dm Ht
34/44
a) 0ebridemen mekanik dilakukan menggunakan irigasi luka 8airan fisiolofis,
ultrasonic laser , dan sebagainya, dalam rangka untuk membersihkan
jaringan nekrotik
b) 0ebridemen enAimatik dilakukan dengan pemberian enAim eksogen se8aratopikal pada permukaan lesi. ?nAim tersebut akan menghan8urkan residu
residu protein. >ontohnya, kolagenasi akan melisikan kolagen dan elastin.
=eberapa jenis debridement yang sering dipakai adalah papin, 09'se dan
fibrinolisin.8) 0ebridemen autolitik terjadi se8ara alami apabila seseorang terkena luka.
Proses ini melibatkan makrofag dan enAim proteolitik endogen yang se8ara
alami akan melisiskan jaringan nekrotik. -e8ara sintetis preparat hidrogel
dan hydrocolloid dapat men8iptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi
fagosit tubuh dan bertindak sebagai agent yang melisiskan jaringan
nekrotik serta mema8u proses granulasi. =elatung (ucilla serricata) yang
disterilkan sering digunakan untuk debridemen biologi. =elatung
menghasilkan enAim yang dapat menghan8urkan jaringan nekrotik.
d) 0ebridemen bedah merupakan jenis debridemen yang paling 8epat dan
efisien. ujuan debridemen bedah adalah untuk :
i. /engevakuasi bakteri kontaminasi
ii. /enghilangkan jaringan kalus
iii. /engurangi risiko infeksi lokal5. /engurangi tekanan (off load!"#
Pada saat seseorang berjalan maka kaki mendapatkan beban yang besar.
Pada penderita 0/ yang mengalami neuropati permukaan plantar kaki mudah
mengalami luka atau luka menjadi sulit sembuh akibat tekanan beban tubuh
maupun iritasi kronis sepatu yang digunakan. -alah satu hal yang sangat
penting namun sampai kini tidak mendapatkan perhatian dalam pera&atan
kaki diabetik adalah mengurangi atau menghilangkan beban pada kaki (o""
loading).
;paya o"" loading berdasarkan penelitian terbukti dapat memper8epat
kesembuhan ulkus. /etode o"" loading yang sering digunakan adalah:
mengurangi ke8epatan saat berjalan kaki, istirahat (bed rest), kursi roda, alas
kaki, remo'able cast wal!er total contact cast wal!er sepatu boot
8/19/2019 Prescil Dm Ht
35/44
ambulatory. otal contact cast (%CC) merupakan metode o"" loading yang
paling efektif dibandingkan metode yang lain. =erdasarkan penelitian
'mstrong >> dapat mengurangi tekanan pada luka se8ara signifikan dan
memberikian kesembuhan antara $*%2#!!%. >> diran8ang mengikuti
bentuk kaki dan tungkai, dan diran8ang agar tekanan plantar kaki terdistribusi
se8ara merata. elapak kaki bagian tengah diganjal dengan karet sehingga
memberikan permukaan rata dengan telapak kaki sisi depan dan belakang
(tumit).$. Dressing
eknik dressing pada luka diabetes yang terkini menekankan metode
moist wound healing atau menjaga agar luka dalam keadaan lembab. @uka
akan menjadi 8epat sembuh apabila eksudat dapat dikontrol, menjaga agar
luka dalam keadaan lembab, luka tidak lengket dengan bahan kompres,
terhindar dari infeksi dan permeabel terhadap gas. indakan dressing
merupakan salah satu komponen penting dalam memper8epat penyembuhan
lesi. Prinsip dressing adalah bagaimana men8iptakan suasana dalam keadaan
lembab sehingga dapat meminimalisasi trauma dan risiko operasi. 'da
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dressing yang
akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat, ada tidaknya
infeksi, kondisi kulit sekitar dan biaya. 'da beberapa jenis dressing yang
sering dipakai dalam pera&atan luka, seperti: hydrocolloid hydrogel calcium
alginate "oam kompres anti mikroba, dan sebagainya
%. Kendalikan infeksi
Pemberian antibitoka didasarkan pada hasil kultur kuman. 9amun
sebelum hasil kultur dan sensitifitas kuman tersedia antibiotika harus segera
diberikan se8ara empiris pada kaki diabetik yang terinfeksi. Pada ulkus
diabetika ringanBsedang antibiotika yang diberikan di fokuskan pada patogen
gram positif. Pada ulkus terinfeksi yang berat (limb or li"e threatening
in"ection) kuman lebih bersifat polimikrobial (men8akup bakteri gram positif
8/19/2019 Prescil Dm Ht
36/44
berbentuk coccus, gram negatif berbentuk batang, dan bakteri anaerob)
antibiotika harus bersifat broadspectrum diberikan se8ara injeksi.
Pada infeksi berat yang bersifat limb threatening in"ection dapat
diberikan beberapa alternatif antibiotika seperti: ampicillin*sulbactam
ticarcillin*cla'ulanate piperacillin* tazobactam Ce"ota&ime atau ce"tazidime
+ clindamycin "luoro,uinolone + clindamycin. -ementara pada infeksi berat
yang bersifat li"e threatening in"ection dapat diberikan beberapa alternatif
antibiotika seperti berikut: ampicillin*sulbactam +aztreonam
piperacillin*tazobactam + 'ancomycin 'ancomycin +
metronbidazole+ce"tazidime imipenem*cilastatin atau "luoro,uinolone +
'ancomycin + metronidazole. Pada infeksi berat pemberian antibiotikadiberikan selama " minggu atau lebih.
=ila ulkus disertai osteomielitis penyembuhannya menjadi lebih lama
dan sering kambuh. /aka pengobatan osteomielitis di samping pemberian
antibiotika juga harus dilakukan reseksi bedah. 'ntibiotika diberikan se8ara
empiris, melalui parenteral selama minggu dan kemudain dievaluasi kembali
melalui foto radiologi. 'pabila jaringan nekrotik tulang telah direseksi sampai
bersih pemberian antibiotika dapat dipersingkat, biasanya memerlukan &aktu
" minggu.
G. Komplikasi;lkus diabetik sendiri adalah komplikasi dari adanya 0/, manajemen
yang tidak baik pada ulkus diabetik atau tertundamya pengobatan mengakibatkan
peningkatan stadium ulkus dan meningkatkan kebutuhan akan amputasi
(Galko&ska et al ., "!!).
H. Prognosis
Kematian pada penderita diabetes dan ulkus diabetik berhubungan dengan
terjadinya arteriosklerosis yang melibatkan arteri koroner atau ginjal. 'mputasi
8/19/2019 Prescil Dm Ht
37/44
adalah risiko yang signifikan pada pasien dengan ulkus diabetik, terutama jika
pengobatan tertunda. 0iabetes adalah penyebab utama untuk nontraumati8
amputasi ekstremitas ba&ah di 'merika -erikat. -etengah dari semua amputasi
nontraumati8 adalah hasil dari komplikasi kaki diabetik, dan sebanyak !%
populasi berisiko untuk melakukan amputasi kontralateral dalam jangka &aktu
tahun (
8/19/2019 Prescil Dm Ht
38/44
=erdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi " golongan, yaitu
hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau
hipertensi renal
a. Hipertensi esensial Hipertensi esensial atau hipertensi primer yangtidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.
erdapat sekitar % kasus. =anyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem
renin angiotensin, defek dalam ekskresi 9a, peningkatan 9a dan >a
intraseluler dan faktor2faktor yang meningkatkan risiko seperti
obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. Hipertensi primer
biasanya timbul pada umur *! ! tahun (-8hrier, "!!!).
b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat
sekitar % kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,
hiperaldosteronisme primer, dan sindrom 8ushing, feokromositoma,
koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan
lain lain (-8hrier, "!!!).
*. Klasifikasi
+. /anifestasi Klinis1ndividu yang menderita hipertensi kadang tidak menunjukkan gejala
sampai bertahun2tahun. 4leh karena itulah hipertensi dikenal sebagai silent
killer. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
8/19/2019 Prescil Dm Ht
39/44
pendarahan, eksudat (kumpulan 8airan), penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat akan mengalami edema pupil. >or&in, ("!!!), menyebutkan
bah&a sebahagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun2tahun (
8/19/2019 Prescil Dm Ht
40/44
tersebut). 0iagnosis hipertensi ditegakan bila dari pengukuran berulang2ulang
tersebut diperoleh nilai rata2rata tekanan darah diastolik L ! mmHg dan atau
tekanan darah sistolik L #+! mmHg.
anda dan gejala hipertensi menurut
8/19/2019 Prescil Dm Ht
41/44
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. /edulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. asokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
42/44
a. -ebaiknya dimulai dengan satu ma8am obat dengan dosis ke8il.b. Penurunan tekanan darah sebaiknya se8ara perlahan,untuk penyesuaian
autoregulasi guna mempertahankan perfusi ke organ vital.
#. onverting ?nAyme 1nhibitor ('>?1), 'ngiotensin 11
8/19/2019 Prescil Dm Ht
43/44
". Persi.aktor @ingkungan dan Gaya Hidup =erperan =esar /emi8u
0iabetes."!!5 W diakses tanggal #" Januari "!##X http: BBpdpersi.8o.id
*. 3aspadji -. Komplikasi kronik diabetes : mekanisme terjadinya, diagnosis dan
strategi pengelolaannya. 0alam : buku ajar ilmu penyakit dalam. -udoyo '3,
-etiyohadi =, 'l&i 1 dkk, editor. Jilid 111. ?disi 1. Jakarta : balai penerbit K;1,"!!U #!.
+. -oegondo -. Konsensus Pengelolaan dan Pen8egahan 0iabetes /elitus tipe " di
1ndonesia "!##. Jakarta : P?layton, 3.J., "!!. ' lassifi8ation, and
reatment of ;l8er in 0iabeti8 Patients. Prouest and /edical Complete, p."$.
#". 0utta, P. et al., "!!. 1nstant m828iprofloCa8in s8intigraphy for the diagnosis
of osteomyelitis in the diabeti8 foot. -oot An!le 0nt , ("$), pp.$#2"".
#*. Galko&ska, H. et al., "!!. 9eurogeni8 fa8tors in the impaired healing of diabeti8
foot ul8ers. 1 2urg 3es, #*+("), pp.""2#5.
#+. Huijberts, /., -8haper, 9. T -8halk&ijk, >., "!!5. 'dvan8ed gly8ation end
produ8ts and diabeti8 foot disease. Diabetes /etab 3es 3e', "+, pp.-#2"+.
#. Kelkar, P., "!!. 0iabeti8 neuropathy. 2em 4eurol , ", pp.#52$*.
8/19/2019 Prescil Dm Ht
44/44
#. /ayfield, J. T -ugarman, J., "!#+. he use of the -emmes23einsteinmonofilament and other threshold tests for preventing foot ul8eration and
amputation in persons &ith diabetes. -am Pract , +, pp.#$2".
#$. Paraskevas, K., =aker, 0., Pompella, '. T /ikhailidis, 0., "!!5. 0oes diabetesmellitus play a role in restenosis and paten8y rates follo&ing lo&er eCtremity
peripheral arterial revas8ulariAationY ' 8riti8al overvie&. Ann 5asc 2urg , "",
pp.+5#2#.
#5.