Page 1
KONSTRUKSI ARGUMEN BERBASIS KOMITMEN DALAM EDITORIAL
MEDIA BISNIS INDONESIA: PERSPEKTIF DOUGLAS WALTON
TESIS
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh
PILIPUS WAI LAWET
171232016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
KONSTRUKSI ARGUMEN BERBASIS KOMITMEN DALAM EDITORIAL
MEDIA BISNIS INDONESIA: PERSPEKTIF DOUGLAS WALTON
TESIS
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh
PILIPUS WAI LAWET
171232016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iii
TESIS
KONSTRUKSI ARGUMEN BERBASIS KOMITMEN DALAM EDITORIAL
MEDIA BISNIS INDONESIA: PERSPEKTIF DOUGLAS WALTON
Dipersiapkan dan disusun oleh
PILIPUS WAI LAWET
NIM: 171232016
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 6 Juli 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua : Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum. …………………
Sekretaris : Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum. …………………
Anggota 1 : Prof. Pranowo, M.Pd. …………………
Anggota 2 : Drs. Pius Nurwidasa Prihatin, M.Ed.,Ed.D. …………………
Anggota 3 : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. ………………….
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
Yogyakarta, 6 Juli 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang masih jauh dari kesempurnaan ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus, Bunda
Maria, Santo Yosef, Bapak Marselus Lawet, Ibu Veronika Uku Ladjar, Karmila, Hengky Paji,
Dedong, Herlina, Alfred.
Terima kasih berlimpah atas doa, motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
v
HALAMAN MOTTO
“Hidup itu keras. Barangsiapa yang lebih keras daripada hidup, dialah yang mampu bertahan”
(Mas Pram)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka
sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Juli 2021
Penulis
Pilipus Wai Lawet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Pilipus Wai Lawet
Nomor Mahasiswa : 171232016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen dalam
Editorial Harian Bisnis Indonesia: Perspektif Douglas Walton. Dengan demikian, saya
memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal: 6 Juli 2021
yang menyatakan
Pilipus Wai Lawet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
viii
ABSTRAK
Lawet, Wai Pilipus. 2021. Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial Media Bisnis
Indonesia: Perspektif Douglas Walton. Tesis. Yogyakarta: Magister pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Argumen berbasis komitmen merupakan salah satu bentuk argumen yang digunakan
sebagai salah satu cara untuk mengambil kesimpulan bahwa responden konsisten dengan
komitmennya. Penggunaan model argumen berbasis komitmen sangat penting dalam penulisan
rubrik editorial media massa. Konstruksi argumen yang memiliki komitmen dalam menulis
argumentasi pada editorial dapat meningkatkan kepercayaan pembaca terhadap substansi editorial.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi argumen berbasis komitmen dan
mendeskripsikan realisasi konstruksi elemen-elemen argumen berbasis komitmen dalam editorial
Bisnis Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode
pengumpulan data berupa studi dokumentasi dan wawancara. Studi dokumentasi dilakukan pada
teks-teks editorial. Sementara wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan pada
studi dokumentasi. Data penelitian ini berupa teks-teks editorial yang mengandung argumen
berbasis komitmen. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Selain
itu, peneliti juga menggunakan metode analisis isi (content analysis). Peneliti dalam penelitian ini
bertindak sebagai instrumen kunci pada proses pengumpulan data penelitian. Selain itu, peneliti
juga menggunakan instrumen pendukung seperti wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan
dengan pemimpin redaksi sebagai pemimpin tim manajerial Harian Bisnis Indonesia yang menulis
editorial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua jenis pola konstruksi argumen berbasis
komitmen dalam penulisan editorial Bisnis Indonesia yang terdiri dari (1) Pola konstruksi argumen
berbasis komitmen yang konsisten dan (2) Pola konstruksi argumen berbasis komitmen yang
inkonsisten. Adapun realisasi konstruksi elemen-elemen argumen berbasis komitmen yang
digunakan dalam penulisan editorial Bisnis Indonesia, yakni (1) Realiasasi konstruksi elemen
argumentasi berpola C-D-W-R-Q, (2) Realiasasi konstruksi elemen argumen berpola C-D-W-B-
R-Q (3) Realiasasi konstruksi elemen argumen berpola C-D-W-B-Q (4) Realiasasi konstruksi
elemen argumen berpola D-W-C-R-Q.
Kata Kunci: Editorial, Argumen Berbasis Komitmen, Douglas Walton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
ix
ABSTRACT
Lawet, Wai Pilipus. 2021. Contruction of Argument by Commitment in the Editorial of Bisnis
Indonesia Daily: Douglas Walton’s Perspective. Thesis. Yogyakarta: Master of
Indonesian Language and Master Program, The Faculty of Education , Sanata Dharma
University
Argument by commitmen is a form of argument used to conclude that respondents are
consistent with their commitments. The use of an argument by commitment model is very
important in writing editorial rubrics for mass media. The construction of arguments that have a
commitment in writing arguments in the editorial. It can increase the reader's confidence in the
substance of the editorial. This study aims to implement the construction of argument by
commitment and describe the elements realization of argument by commitment in the Bisnis
Indonesia’s editorial.
This research is a qualitative descriptive research. Researchers use data collection methods
in the form of study document and interviews. Study document is conducted on editorial texts.
Meanwhile, interviews is conducted to obtain additional information on the study document. The
data of this research are in the form of editorial texts containing argument by commitment. The
data analysis method used is qualitative data analysis. In addition, researchers also use the method
of content analysis. The researcher in this study acts as a key instrument in the process of collecting
research data. Researchers also use additional instruments such as interviews and observations.
Interviews is conducted with the editor-in-chief as a leader of management team for the Bisnis
Indonesia Daily who wrote the editorial.
The result show that there are two contructions of argument by commitment in Bisnis
Indonesia Daily, such as (1) argument by consistent commitment and (2) argument by inconsistent
commitment. The realization of argumentation’s elements that are used in writing Bisnis Indonesia
editorial, namely (1) Realization of the argument’s elements with pattern C-D-W-R-Q, (2)
Realization of the argument’s elements with pattern C-D-W-B-R-Q, (3) Realization of the
argument’s elements with pattern C-D-W-B-Q (4) Realization of the argument’s elements with
pattern D-W-C-R-Q.
Keywords: Editorial, Argument by Commitment, Douglas Walton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Konstruksi Argumen Berbasis
Komitmen dalam Editorial Harian Bisnis Indonesia: Perspektif Douglas Walton”. Tesis ini
disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Magister Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis
menyadari bahwa selama proses pelaksanaan penelitian yang telah penulis lakukan telah
melibatkan berbagai pihak, untuk itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas penyelenggaraanNya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra,
serta dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu untuk memberikan motivasi dan
kritik yang membangun dalam penyusunan tesis.
3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd, selaku dosen pembimbing pertama yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan saran dan motivasi, serta
kritikan yang membangun dalam proses penyusunan tesis.
4. Dr. Concilianus Lao Mbato, M.A., Ed.D. selaku triangulator data penelitian yang dengan
sabar telah memberikan kritik dan saran.
5. Orangtua tercinta Bapak Marselus Lawet dan Ibu Veronika Uku Ladjar yang telah dengan
setia mendoakan dan memberi dukungan kepada saya.
6. Adik-adikku yang terkasih Karmila, Jaky Paji, Herlina, Dedong, dan Alfred yang setia
memberikan semangat kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xi
7. Para Pastor Serikat Sabda Allah (SVD) Pater Frans Seda, SVD, Pater Naris Tonbesi, SVD,
Pater Karni Doma, SVD, Pater Aris Mada, SVD, serta Serikat Sabda Allah yang telah mendoakan
penulis dalam perayaan Ekaristi Kudus.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 6 Juli 2021
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvi
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5
1.5 Batasan Istilah ............................................................................................................ 6
1.6 Sistematika Penyajian ................................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ................................................................................................................ 8
2.2 Editorial....................................................................................................................... 9
2.3 Argumentasi .............................................................................................................. 13
2.3.1 Konsep Argumentasi .............................................................................................. 13
2.3.2 Karakteristik Argumentasi ..................................................................................... 15
2.3.3 Elemen-Elemen Argumentasi ................................................................................ 17
2.3.4 Teks Argumentasi .................................................................................................. 24
2.4 Argumentasi Media ................................................................................................... 26
2.4.1 Argumentasi Langsung .......................................................................................... 26
2.4.2 Argumentasi Tidak Langsung ................................................................................ 27
2.5 Model Argumen Douglas N. Walton ........................................................................ 28
2.5.1 Prinsip Argumen Berbasis Komitmen ................................................................... 29
2.5.2 Prinsip Argumen Berbasis Komitmen ................................................................... 30
2.5.3 Skema Argumen Berbasis Komitmeni................................................................... 33
2.6 Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................... 37
3.2 Sumber Data dan Data .............................................................................................. 37
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................... 38
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 38
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xiv
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................................. 40
3.7 Triangulasi Data ........................................................................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data ........................................................................................................... 42
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................................... 43
4.2.1 Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen dalam Harian Bisnis Indonesia ........... 43
4.2.1.1 Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten ................................ 43
4.2.1.2 Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsisten .............................. 45
4.2.2 Realisasi Konstruksi Elemen-Elemen Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial
Harian Bisnis Indonesia ........................................................................................ 47
4.2.2.1 Pola Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola C-D-W-R-Q .................................................................................... 47
4.2.2.2 Pola Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola C-D-W-B-R-Q ................................................................................ 47
4.2.2.3 Pola Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola C-D-W-B-Q .................................................................................... 50
4.2.2.4 Pola Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola D-W-C-R-Q .................................................................................... 52
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial
Harian Bisnis Indonesia ..................................................................................... 56
4.3.1.1 Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten ............................... 58
4.3.1.2 Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsisten .............................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xv
4.3.2 Realisasi Konstruksi Elemen-Elemen Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial
Harian Bisnis Indonesia ........................................................................................ 67
4.2.3.1 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola C-D-W-R-Q .................................................................................... 68
4.2.3.2 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola C-D-W-B-R-Q ................................................................................ 70
4.2.3.3 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola C-D-W-B-Q .................................................................................... 72
4.2.3.4 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
dengan pola D-W-C-R-Q .................................................................................... 75
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 81
5.2 Saran ......................................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 83
LAMPIRAN
TRIANGULASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Model Argumen Douglas Walton
Tabel 2.2 Argumen Berbasis Komitmen
Tabel 2.3 Skema Argumen Berbasis Komitmen
Tabel 2.4 Skema Argumen Berbasis Inkonsistensi Komitmen
Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data Kualitatif yang Diadaptasi dari Herdiansyah
Tabel 4.8 Toulmin’s Argumentation Protocols (TAP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Argumen Berbasis Komitmen
Grafik 4.2 Argumen Berbasis Inkonsistensi Komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, spesifikasi produk, dan sistematika penyajian.
1.1 Latar Belakang
Argumentasi merupakan salah satu entitas yang sangat penting dalam berbagai bidang
kehidupan, yakni politik, hukum, sosial, dan media massa. Dalam media massa misalnya,
seorang penulis editorial mengungkapkan argumen media massa terkait fakta atau peristiwa yang
terjadi di masyarakat. Melalui editorial yang argumentatif, penulis berusaha menyakinkan
pembaca terhadap pandangan media massa atau mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu.
Pandangan tersebut sejajar dengan pernyataan Al-Khatib,dkk (2016) bahwa editorial atau tajuk
rencana merupakan salah satu jenis tulisan argumentatif yang tujuan utamanya adalah
memengaruhi. Upaya untuk meyakinkan pembaca dilakukan dengan mengedepankan bukti-bukti
atau fakta yang mendukung sehingga pembaca atau pendengar merasa yakin dengan apa yang
disampaikan.
Argumentasi tak lain adalah salah satu bentuk retorika untuk memengaruhi sikap dan
pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan penulis. Melalui argumentasi, penulis berusaha menyakinkan pembaca tentang apa
yang hendak disampaikan dalam tulisannya. Senanda dengan itu, Tim Buku Kompas (2008)
menyatakan bahwa argumentasi adalah penulisan yang bertujuan untuk menyakinkan orang,
membuktikan pikiran atau pendapat pribadi, atau bahkan membujuk pihak lain agar pendapat
pribadi penulis diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
2
Argumentasi yang dapat menyakinkan dan memengaruhi pembaca adalah argumen yang
didukung oleh bukti-bukti yang faktual. Semakin banyak bukti yang diutarakan semakin tinggi
tingkat kepercayaan pembaca terhadap media massa. Hal ini menjadi salah satu tolok ukur
kualitas editorial media massa sebagai salah satu institusi sosial yang memiliki fungsi sangat
penting dalam memberikan informasi yang obyektif bagi khalayak. Hal ini selaras dengan apa
yang dikatakan Keraf (2007) bahwa dengan menyajikan fakta-fakta sebagai evidensi, maka
mereka yang menerima informasi merasa yakin bahwa apa yang disampaikan patut diterima
sebagai kebenaran. Fakta-fakta aktual tersebut dikemas dalam tulisan yang argumentatif dengan
tujuan agar memengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu atau menerima sesuatu sebagai
sebuah kebenaran (Walton, 2007 & Pattee, 1905). Dengan demikian maka penulis harus
berusaha untuk merangkai fakta-fakta sehingga mampu menunjukan kebenaran suatu pendapat
atau gagasan sehingga menjadi logis.
Komitmen penulis menjadi sebuah keniscayaan dalam menulis editorial sehingga argumen
tersebut menjadi argumen yang kuat dan tidak terbantahkan. Argumen berbasis komitmen
menunjukkan konsistensi penulis dalam menyampaikan pandangan terhadap situasi aktual yang
terjadi di masyarakat. Konsistensi itu dapat diidentifikasi melalui penalaran logis antarelemen
argumentasi yang digunakan oleh penulis. Toulmin, dkk. (1979), mengemukakan bahwa terdapat
enam elemen yang dapat digunakan untuk mengembangkan argumen yang berkualitas, yaitu: (1)
pernyataan posisi (claim), (2) data atau fakta (data), (3) jaminan (warrant), (4) dukungan
(backing), (5) modalitas (qualifier), dan (6) pengecualian (rebuttal). Lebih lanjut, Setyaningsih
(2016) juga mengemukakan bahwa elemen-elemen ini saling berhubungan satu sama lain dan
kehadiran setiap elemen pada argumen bersinergi dan saling menguatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
3
Penelitian ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas fenomena konstruksi komitmen argumen
editorial Bisnis Indonesia yang belum memiliki argumen berbasis komitmen yang konsisten.
Sebagai salah satu media massa populer di Indonesia dalam bidang ekonomi, Bisnis Indonesia
penelitian ini bisa menjadi salah satu alternatif rujukan dalam menulis editorial. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dan kualitas argumen yang kokoh dan tak terbantahkan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti menemukan fakta bahwa penulisan
editorial Bisnis Indonesia belum memiliki satu bentuk argumen yang menjadi kekhasan Bisnis
Indonesia. Setiap penulis memiliki gaya sendiri dalam menulis editorial dengan berpedoman
pada pemahaman mengenai argumen yang berbeda-beda. Peneliti juga melakukan pencermatan
terhadap 10 teks editorial kemudian membedah dan menganalisis editorial tersebut. Berdasarkan
studi pendahuluan terhadap editorial Bisnis Indonesia, peneliti menemukan 8 teks editorial
dengan argumen berbasis komitmen yang belum konsisten. Salah satu kendala yang menjadi
faktor penyebab adalah pemahaman yang belum mendalam mengenai teori argumen berbasis
komitmen menurut perspektif Douglas Walton meskipun secara praktis manajemen redaksi
sudah menerapkannya dalam penulisan editorial.
Perspektif Douglas Walton dipilih karena teori argumen ini dapat menjadi rujukan
alternatif bagi manajemen redaksi Bisnis Indonesia untuk memberikan argumen secara
mendalam untuk mengambil kesimpulan yang konsisten dengan pernyataan posisi penulis.
Penelitian ini mengacu pada teori argumen berbasis komitmen berspektif Douglas Walton yang
terdiri dari dua bentuk yakni argumen berbasis komitmen yang konsistensi (argument by
consistent commitment) dan argumen berbasis komitmen yang inkonsistensi (argument by
inconsistent commitment). Kedua konstruksi argumen berbasis komitmen ini yang nantinya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
4
dianalisis kadar konsistensinya dalam penulisan editorial sehingga argumentasi yang
disampaikan memberikan pengaruh pada para pembaca.
Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh melalui analisis kebutuhan dapat dikatakan
bahwa jajaran manajemen redaksi Harian Bisnis Indonesia membutuhkan deskripsi yang
mendalam mengenai teori argumentasi yang berbasis komitmen sehingga dalam praktik
penulisan, argumentasi yang disajikan dalam editorial lebih konsisten. Argumentasi yang
komitmen akan berimplikasi pada meningkatnya keyakinan pembaca akan apa yang disampaikan
penulis dan dapat memengaruhi pembaca untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Oleh karena
itu, peneliti ingin mendeskripsikan argumentasi berbasis komitmen untuk penulisan editorial
berdasarkan perspektif Douglas Walton sehingga argumentasi dalam editorial lebih konsisten
terhadap komitmen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dalam latar belakang, maka rumusan masalah penelitian
ini dapat dirumuskan menjadi dua bagian sebagai berikut.
1. Apa saja pola konstruksi argumen berbasis komitmen dalam editorial Harian Bisnis
Indonesia?
2. Bagaimana realisasi konstruksi elemen-elemen konstruksi argumen berbasis komitmen
dalam editorial Harian Bisnis Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pola konstruksi argumen berbasis komitmen dalam editorial Harian
Bisnis Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
5
2. Mendeskripsikan realisasi konstruksi elemen-elemen argumen berbasis komitmen dalam
editorial Harian Bisnis Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam dua bagian, yakni manfaat teoretis dan
manfaat praktis.
A. Manfaat Teoretis
Penelitian ini memberikan dasar-dasar teori argumentasi Douglas Walton dalam
penulisan editorial Harian Bisnis Indonesia.
B. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat digunakan oleh pemimpin redaksi dalam menulis editorial
argumentasi Douglas Walton sehingga rubrik editorial lebih argumentatif.
2. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh setiap penulis baik dosen, guru,
mahasiswa maupun yang lainnya untuk memahami model argumen Douglas
Walton dalam menulis ilmiah.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan untuk
penelitian lain yang serupa.
1.5 Batasan Istilah
Ada beberapa batasan istilah yang digunakan dalam penelitian. Batasan istilah tersebut
adalah argumentasi, editorial, dan komitmen. Masing-masing istilah tersebut akan dijabarkan
sebagai berikut.
a. Argumentasi
Argumentasi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada seluruh aktivitas
pemberian alasan untuk mendukung atau mengkritik klaim yang dipertanyakan (Walton, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
6
b. Editorial
Editorial merupakan rubrik yang memuat informasi atau masalah aktual, penegasan
pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan,
dan harapan redaksi akan peran serta pembaca (Syah, 2018).
c. Komitmen
Komitmen adalah ketetapan hati (konsistensi diri) adalah keteguhan akan tujuan, kehendak,
dan minat (Besten, 2010).
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu: (1) pendahuluan, (2)
Kajian pustaka, (3) metodologi penelitian, (4) hasil penelitian dan pembahasan, (5) penutup.
Pertama, pada bab pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Kedua, pada bab kajian pustaka
berisi teori-teori dan penelitian terdahulu yang relevan dan kerangka berpikir. Ketiga, pada bab
metodologi penelitian berisi jenis penelitian, sumber data dan data, latar penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data. Keempat, pada bab hasil penelitian dan pembahasan.
Kelima, penutup berisi kesimpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran bagi peneliti
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka dikaji dua hal, yaitu: kajian teori dan kerangka berpikir. Ketiga hal
tersebut akan dibahas satu per satu dalam beberapa subbab di bawah ini.
2.1 Kajian Teori
Penelitian yang relevan antara lain dilakukan oleh L. Bunga Pertiwi (Pertiwi, 2018)
berjudul “Agumentasi dalam Teks Tajuk Rencana Harian Suara Merdeka”. Hasil penelitiannya
menyimpulkan dua hal, yakni (1) teknik argumentasi terdiri atas rasionalisasi, identifikasi,
sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, proyeksi, (2) pola argumentasi dapat berbentuk
pola rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, proyeksi.
Ada dua hal yang diulas Pertiwi dalam penelitiannya, yakni teknik argumentasi dan pola
argumentasi. Ia kemudian mengklasifikasikan masing-masing teknik dan pola berdasarkan faktor
pembentuk dalam argumentasi di tajuk rencana Harian Suara Merdeka. Menurut L.B Pertiwi
(Pertiwi, 2018) teknik rasionalisasi dapat dibedakan berdasarkan common sense dan fakta.
Teknik identifikasi dapat dibedakan berdasarkan situasi dan hadirin. Teknik sugesti dapat
dibedakan berdasarkan keadaan. Teknik konformitas dapat dibedakan berdasarkan keadaan dan
hadirin. Teknik kompensasi dapat dibedakan berdasarkan sikap dan keadaan. Teknik
penggantian dapat dibedakan berdasarkan sikap, keadaan, dan emosi. Teknik proyeksi dapat
dibedakan berdasarkan posisi subjek dan objek. Sementara itu, pola argumentasi terbentuk dari
gabungan teknik yang terdapat dalam teks.
Adapun penelitian yang dilakukan Yolenta Ambon (Ambon et al., 2018) yang berjudul
“Pengembangan Buku Ajar Menulis Argumentasi Tentang Model-Model Argumentasi”. Dalam
penelitian tersebut Ambon merujuk pada empat model argumen dari delapan belas model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
8
argumen Douglas N. Walton. Keempat model argumen tersebut yakni, argumen dari pendapat
umum, argumen dari pendapat ahli, argumen dari konsekuensi, dan argumen dari hubungan
penyebab. Berdasarkan empat model argumen Douglas Walton tersebut, Ambon kemudian
mengembangkan sebuah buku ajar menulis argumentasi.
Lebih lanjut, Lawet & Setyaningsih (2020) melakukan penelitian yang berjudul,”Editorial
Argument Typification of Bisnis Indonesia” yang dikaji melalui perspektif Douglas Walton. Hasil
penelitian tersebut menujukkan bahwa ada empat tipe argumen yang digunakan dalam editorial
Harian Bisnis Indonesia, yakni (1) model argumen dari hubungan penyebab, (2) model argumen
dari konsekuensi, (3) model argumen pendapat umum, dan (4) model argumen dari pendapat
ahli.
Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini ditujukan untuk
menganalisis pola konstruksi dan realisasi konstruksi elemen-elemen argumen berbasis
komitmen dalam editorial dengan perspektif Douglas Walton. Peneliti berfokus pada teori
argumen berbasis komitmen yang dicetuskan oleh Douglas Walton. Alasan pemakaian
konstruksi argumen berbasis komitmen dalam editorial, dan upaya pengoptimalisasian argumen
dalam editorial sehinga mampu menyakinkan dan memengaruhi pembaca untuk bertindak atau
melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang diungkapkan penulis.
2.2 Editorial
Editorial merupakan rubrik yang memuat informasi atau masalah aktual, penegasan
pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan,
dan harapan redaksi akan peran serta pembaca (Syah, 2018). Siregar (2002) dan Irianto (dalam
Dollah, 2014) mengungkapkan bahwa tajuk merupakan artikel yang mencerminkan sikap dan
opini institusional media pers menghadapi fakta publik. Senada dengan itu, Noor (2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
9
mengungkapkan tajuk merupakan tulisan yang memuat isi mengenai informasi terhadap isu-isu
atau peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat.
Dr. Lyle Spencer dalam bukunya “Editorial Writting”, sebagaimana dikutip Effendy
(2000), mendefinisikan editorial dengan : “An editorial is a presentation of fact and opinion in
concise, logical, pleasing order for the sake of intertaining of influencing opinion, or of
interpretating significant news in such a way that ist informtance to the average reader will be
clear”. Jadi, dalam terjemahan bebasnya editorial berarti penyajian fakta dan opini yang disusun
secara ringkas, logis, dan menyenangkan untuk menghibur, mempengaruhi opini atau
menginterpretasikan berita penting sedemikian rupa sehingga apa yang penting itu menjadi jelas
bagi pembaca. Sementara itu, Sunarwan, (2018) menyatakan bahwa editorial adalah salah satu
televisi dalam surat kabar yang berisi tentang pengemukaan pendapat pribadi atau kelompok
dari penulis, atau dikenal sebagai pendapat redaksi mengenai obyek tajuk yang diantaranya
berupa iklim kekuasan atau politik.
Adapun Djuroto (2004:77) menyatakan bahwa tajuk rencana atau disebut juga editorial
merupakan sikap pandangan atau pendapat terhadap masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan masyarakat. Editorial dipengaruhi oleh peristiwa atau pemberitaan yang dimuat oleh
sebuah surat kabar. Pandangan ini berbeda dengan apa yang diterapkan di Bisnis Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara, Media Bisnis Indonesia tidak berpatokan sepenuhnya pada
peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat. Tema yang diangkat dalam editorial Media
Bisnis Indonesia lebih lentur. Hal ini selaras dengan pernyataan Sinclair (dalam Ansary &
Babaii, 2009) bahwa editorial merupakan salah satu artikel dalam surat kabar yang menampilkan
pendapat editor atau media massa mengenai suatu topik atau suatu peristiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
10
Bertolak dari pandangan beberapa di atas maka dapat disimpulkan bahwa editorial
merupakan tulisan yang memuat pendapat media massa mengenai peristiwa aktual yang terjadi
di masyarakat. Pendapat atau opini tersebut diungkapkan secara singkat, padat, dan jelas
sehingga tidak menimbulkan ambiguitas bagi para pembaca.
Editorial merupakan salah satu tulisan yang singkat, padat, dan argumentatif dimana
memuat pendapat media massa terkait peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat. Sumadiria
(2004) menyatakan bahwa penulisan editorial biasanya bersifat inferensial, padat, dan
argumentatif. Sementara itu, menurut Assegaf (dalam Sunarwan 2018) mengungkapkan bahwa
editorial sedikitnya harus mengandung lima unsur yang satu sama lainnya saling mendukung.
Kelima unsur dimaksud meliputi : (1) menyatakan suatu pendapat; (2) pendapat itu disusun
secara logis, (3) singkat, (4) menarik, serta dimaksudkan untuk; dan (5) memengaruhi pendapat
para pembuat kebijakan dalam pemerintahan atau masyarakat. Berdasarkan pandangan kedua
ahli tersebut, maka dapat dikatakan bahwa karakteristik editorial dapat diidentifikasi melalui
bentuk, isi, dan bahasa yang digunakan.
Adapun Pujonarko (dalam Dollah, 2014) menyatakan bahwa editorial mempunyai
beberapa sifat diantaranya: krusial dan ditulis secara berkala, isinya menyikapi situasi yang
berkembang di masyarakat luas, memiliki karakter atau konsistensi yang teratur, kepada para
pembacanya, dan terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan.
Sementara itu,
Rubrik editorial biasanya membawa karakter atau ciri khas media massa di mata para
pembacanya. Hal ini dapat diidentifikasi melalui gaya dan isi penulisan. Penulis editorial
umumnya adalah pimpinan redaksi atau redaktur senior, orang yang sangat terpercaya dan
mengetahui kebijakan pers serta kebijakan surat kabar itu (Sunarwan, 2018). Apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
11
disuarakan penulis dalam editorial bukanlah suara perorangan atau pribadi-pribadi yang terdapat
pada jajaran redaksi atau di bagian produksi dan sirkulasi, melainkan suara kolektif seluruh
wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan pers (Sumadiria, 2004). Pandangan
tersebut memberikan pemahaman bahwa dalam tajuk rencana, penulis tidak menyuarakan
pandangan pribadinya, melainkan pendapat media massa secara keseluruhan.
Editorial merupakan mahkota halaman keredaksian (Siregar, 2002). Sebagai mahkota,
tajuk rencana tentunya menjadi kekuatan dan kelemahan sebuah media yang memberikan
gambaran karakteristik media massa tertentu (Rivers, 2004). Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Roni, & Anggara (2015) dan Padiatra (2018) bahwa karakter atau identitas sebuah
media massa dapat dilihat dalam editorial yang meliputi beberapa hal seperti motto, ukuran
kertas, gaya penulisan, gaya bahasa, isi pemberitaan. Selain itu, Siregar (2002) bahwa tajuk
recana secara eksplisit menyajikan visi misi oleh media kepada pembaca. Melalui tajuk rencana
pembaca dapat menangkap visi dan misi yang hendak diusung oleh suatu media massa.
Pandangan ini sejalan dengan pernyataan Djuroto (2004:77) bahwa editorial menggambarkan
falsafah dan pandangan dari penerbitnya. Falsafah dan pandangan hidup surat kabar dapat
ditunjukkan secara implisit maupun secara eksplisit dalam editorial.
Hadirnya rubrik editorial pada setiap media tentunya didasarkan pada tujuan dan fungsi
tertentu dari setiap media massa. Rivers (dalam Sunarwan, 2018) menyatakan bahwa fungsi
editorial itu ada tiga, meliputi: menjelaskan berita (explaining the news); menjelaskan latar
belakang (filling in background); dan meramalkan masa depan (forecanting the future). Editorial
bertujuan untuk meyakinkan, mengajak, dan memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, bahasa
yang digunakan dalam editorial adalah bahasa yang argumentatif dan persuasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
12
Terkait dengan fungsi menjelaskan berita (explaining the news), maka editorial berusaha
menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada pembaca. Editorial berfungsi sebagai guru yang
menerangkan bagaimana suatu kejadian tertentu berlangsung, faktor-faktor apa yang
diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijakan baru akan mempengaruhi
kehidupan sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Berkaitan dengan fungsi menjelaskan latar
belakang (filling in background), editorial berupaya untuk memperlihatkan kelanjutan suatu
peristiwa penting, editorial dapat menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang
sejarah, yaitu menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya. Terakhir yaitu
fungsi meramalkan masa depan (forecanting the future). Suatu editorial kadang-kadang
menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwa saat ini dengan tujuan meramalkan
sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa melalui fungsi ini editorial berupaya meramalkan sesuatu yang akan terjadi di kemudian
hari mengenai sesuatu hal.
2.3 Argumentasi
Subab ini menjelaskan mengenai (1) konsep argumentasi, (2) karakteristik argumentasi,
(3) teks argumentasi. Ketiga hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
2.3.1 Konsep Argumentasi
Argumentasi merupakan salah satu entitas penting dalam kehidupan sehari-hari. Toulmin,
dkk (1979) mengungkapkan bahwa argumen digunakan untuk merujuk pada seluruh aktivitas
membuat sebuah pernyataan posisi, menantang posisi, mendukung pernyataan posisi dengan
menghasilkan alasan-alasan, mengkritik alasan-alasan tersebut, menyanggah kritikan dan
seterusnya. Angeles dalam Dictionary of Philosphy (dalam D. N. Walton, 2006) mendefinisikan
konsep argumen dalam dua pengertian, yakni (1) alasan (bukti dan fakta) yang ditawarkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
13
mendukung atau menolak sesuatu, (2) seperangkat pernyataan yakni premis-premis secara logis
yang berhubungan lebih jauh dengan kesimpulan. Sementara itu, Keraf (2007) melihat
argumentasi sebagai salah satu bentuk retorika yang berusaha memengaruhi orang lain agar
mereka percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Melalui argumentasi
penulis menyajikan bukti-bukti untuk menyakinkan pembaca bahwa sesuatu hal yang
disampaikan itu adalah benar atau salah. Semakin banyak bukti yang diutarakan maka semakin
pembaca yakin akan apa yang disampaikan.
Adapun van Eemeren, dkk (2014:7) mengungkapkan argumentasi adalah suatu bentuk
komunikasi dan tindakan interaksi kompleks yang ditujukan untuk menyelesaikan perbedaan
perdapat. Salah satu pihak mengungkapkan proposisi kemudian dimintai pertanggungjawaban
oleh pendebat atas proposisi tersebut sehingga dapat diterima secara rasional. Konsep ini
memberikan gambaran bahwa argumentasi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
secara rasional atas proposisi yang diutarakan. Dalam argumentasi ada pihak yang pro dan
adapula pihak kontra yang membantah argumentasi suatu pihak (van Eemeren, dkk., 2014).
Pandangan ini selaras dengan pernyataan Sardianos, dkk (2015) yang mengatakan bahwa
argumentasi merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari tindakan dan proses
membangun alasan-alasan dan membuat kesimpulan dalam konteks diskusi, dialog, atau
percakapan. Sementara itu, Walton (2016) menyatakan bahwa argumentasi adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk pada seluruh aktivitas pemberian alasan untuk mendukung atau
mengkritik klaim yang dipertanyakan. Selaras dengan pernyataan Walton, Philippe Besnard dan
Anthony Hunter, (2007) menyatakan bahwa argumentasi merupakan serangkaian formula yang
cocok untuk digunakan membuktikan klaim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
14
Dasar dari tulisan argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. Hal tersebut menjadikan
tulisan argumentasi didasarkan pada fakta-fakta yang logis. Keraf (2004:5) menyatakan bahwa
penalaran harus menjadi landasan sebuah tulisan argumentasi. Penalaran adalah suatu proses
berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui
menuju kepada suatu kesimpulan. Berpikir yang berusaha menghubungkan untuk mencapai
suatu kesimpulan yang logis. Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu
kebenaran (Keraf, 2004:9).
Berdasarkan pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa argumentasi merupakan
pernyataan posisi penulis yang didukung menggunakan data atau fakta dan pernyataan
pendukung dengan maksud untuk menyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan adalah
benar atau salah. Penggunaan data atau fakta ditujukan untuk mendukung pernyataan posisi
penulis.
2.3.2 Karakteristik Argumentasi
Argumentasi merupakan Walton (2006) menyatakan bahwa argumentasi memiliki
beberapa karakteristik, yakni pertama, argumentasi mengandung suatu proposisi. Dalam
perspektif Walton (2006) proposisi atau pernyataan adalah kalimat yang benar atau salah.
Sementara itu, Gorys keraf (1982) memandang proposisi sebagai pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Kedua, argumentasi terdiri dari pernyataan yang disebut sebagai premis dan kesimpulan.
Premis dimengerti sebagai pernyataan yang menawarkan alasan untuk mendukung kesimpulan,
sedangkan kesimpulan dimaknai sebagai sebuah pernyataan yang mengungkapkan klaim yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
15
dibuat oleh satu pihak dalam dialog sebagai tanggapan atas keraguan mengenai klaim yang
dibuat pihak lainnya (Walton, 2006).
Adapun Seyler (2012) mengungkapkan karakteristik argumentasi, yakni (1) argumentasi
adalah percakapan dengan tujuan. (2) berargumentasi berarti menentukan posisi dalam sebuah
permasalahan (3) argumentasi menggunakan alasan dan fakta (4) argumentasi melibatkan nilai
(5) mengenali kompleksitas topik. Selain itu, Gorys Keraf (dalam Noor: 2011) mengatakan
bahwa ada enam ciri khas argumentasi, yaitu tiga komponen stuktur pokok argumentasi
dan tiga komponen struktur tambahan. Ketiga stuktur pokok wacana argumentasi tersebut, yaitu
(1) pernyataan, (2) alasan, dan (3) pembenaran. Sedangkan elemen atau struktur komponen
pelengkapnya adalah (a) pendukung (b) modal, dan (c) sanggahan.
Argumentasi yang ditulis dalam editorial dibangun dengan menyusun alasan secara logis
untuk menunjang sebuah topik dalam paragraf (Tim Buku Kompas, 2008). Alasan tersebut
dalam disusun berdasarkan penjelasan atau kutipan dan fakta-fakta yang tepat. Kelogisan dalam
teks argumentasi merupakan salah satu penanda adanya argumentatif.
2.3.3 Elemen-Elemen Argumentasi
Elemen merupakan unsur yang menjadi sebuah bagian dari keseluruhan. Menurut KBBI
kata elemen diterjemahkan sebagai bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan
yang lebih besar atau unsur. Dalam sebuah konteks argumentasi, elemen merupakan unsur-unsur
yang membangun argumentasi.
Sebuah teks argumentasi umumnya dibangun dari beberapa elemen-elemen. Toulmin,
dkk. (1979), mengemukakan bahwa terdapat enam elemen yang dapat digunakan untuk
mengembangkan argumen yang berkualitas, yaitu: (1) pernyataan posisi (claim), (2) data atau
fakta (data), (3) jaminan (warrant), (4) dukungan (backing), (5) modalitas (qualifier), dan (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
16
pengecualian (rebuttal). Elemen-elemen argumentasi perspektif Toulmin ini diafirmasi oleh
Douglas N. Walton (2013:30) dengan menyatakan bahwa model argumentasi Toulmin
mengandung elemen-elemen seperti data, modalitas, pernyataan posisi/klaim, jaminan,
pendukung, dan bantahan. Keenam elemen ini idealnya muncul dalam tajuk rencana media
massa yang bertujuan untuk menguatkan pernyataan posisi penulis.
Tabel 2.1 Elemen-elemen Argumen berdasarkan Perspektif Toulmin
Argumentasi tak lain adalah seperangkat asumsi (berupa informasi dimana dapat ditarik
kesimpulan), dengan satu kesimpulan yang didapatkan melalui satu atau lebih pola penalaran
(Hunter, 2007). Penalaran yang digunakan dalam sebuah argumentasi dapat diklasifikasikan ke
dalam dua bentuk, yakni deduktif dan induktif. Asumsi yang digunakan dapat disebut sebagai
pendukung argumen dan konklusi disebut sebagai klaim atau pernyataan posisi.
1. Elemen Pernyataan Posisi/Claim
Pernyataan posisi merupakan elemen dasar atau pokok dalam berbagai macam argumentasi.
Toulmin, dkk. (1979) menyatakan bahwa elemen pertama yang bisa diidentifikasi dalam
argumen apapun adalah elemen yang disebut sebagai pernyataan posisi. Selain itu, Toulmin, dkk.
Rebuttal Warrant
Backing
Claim Ground Qualifier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
17
(1979) juga memaparkan bahwa “When we are asked to embark on an argument, there is always
some „destination‟ we are invited to arrive at, and the first step in analyzing and critizing the
argument is to make sure what the precise of the destination is”. Pernyataan posisi merupakan
tujuan yang ingin dicapai ketika membuat sebuah argumen dan langkah pertama dalam
menganalisis dan mengkritik argumen tersebut untuk memastikan tujuan apa yang paling tepat
ketika menyampaikan sebuah argumen.
Penelusuran terhadap elemen pernyataan posisi dapat dilakukan dengan cara mengajukan
sebuah pertanyaan, yaitu “Apa sebenarnya yang menjadi pernyataan posisi Anda?” What exactly
are you claiming? Pertanyaan tersebut merujuk kepada pengertian pernyataan posisi (Dorothy U.
Seyler & Allen Brizee, (2019). Pernyataan posisi dalam argumentasi lisan atau esai dapat
dikatakan sebagai tesis atau ide pokok pembicara atau penulis. Dorothy U. Seyler & Allen
Brizee, (2019) juga mengklasifikasikan pernyataan posisi ke dalam beberapa bentuk yakni,
pernyataan posisi fakta, pernyataan posisi nilai, dan pernyataan posisi kebijakan.
a. Pernyataan posisi berupa fakta
Fakta tidak hanya menjadi pendukung pernyataan posisi tetapi dapat menjadi pernyataan
posisi itu sendiri. Klaim berdasarkan fakta mencakup apa yang telah terjadi, apa yang akan
terjadi, dan apa yang diprediksikan akan terjadi.
Perhatikan contoh berikut.
Hokeng Jaya akan memperoleh lebih banyak medali emas di Asian Olympics
Anne akan memperoleh nilai A dalam ujian Psikologi minggu depan.
Pernyataan posisi di atas merupakan salah satu bentuk pernyataan posisi berupa fakta tentang
apa yang akan terjadi dan apa yang diprediksikan akan terjadi. Seyler nampaknya tidak
memperhitungkan bahwa apakah nantinya pernyataan tersebut benar-benar terjadi bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
18
Hokeng Jaya akan memperoleh lebih banyak medali emas di Asian Olympics dan apakah Anne
akan memperoleh nilai A dalam ujian Psikologi minggu depan? Terlepas dari hal itu Dorothy U.
Seyler & Allen Brizee, (2019) menyarankan agar bukti pendukung kedua pernyataan posisi
tersebut dapat diutarakan sehingga memperkuat pernyataan posisi.
b. Pernyataan posisi berupa nilai
Pernyataan posisi berupa nilai meliputi moral, etika, dan penilaian estetika. Pernyataan posisi
yang mengandung makna sebagai yang baik atau buruk, lebih baik atau lebih buruk, dan benar
atau salah dapat dikategorikan sebagai pernyataan posisi berupa nilai.
Perhatikan contoh berikut.
Aborsi itu merupakan sebuah tindakan yang salah
Neymar adalah pesepak bola yang lebih populer baik dari Ronaldo
Pernyataan posisi pertama mengandung makna bahwa aborsi itu merupakan sebuah tindakan
yang salah, setidaknya menurut nilai moral. Sementara itu, pernyataan posisi kedua
mengandung makna bahwa Neymar adalah pesebak bola yang memiliki kepopuleran yang lebih
tinggi dari Ronaldo. Dorothy U. Seyler & Allen Brizee, (2019) mengungkapkan bahwa
pendukung pernyataan posisi berupa nilai seringkali mencakup pernyataan nilai lainnya.
c. Pernyataan posisi kebijakan
Pernyataan posisi berupa kebijakan merupakan pernyataan mengenai apa yang akan terjadi
atau tidak terjadi, apa yang harus dan tidak harus dilakukan pemerintah, dan bagaimana
penyelesaian masalah sosial. Pernyataan posisi ini mirip dengan penilaian moral atau penilaian
filosofis akan tetapi lebih berdasar pada kemungkinan apa yang akan terjadi. Perhatikan contoh
berikut.
Majalah kampus seharusnya tidak diawasi oleh otoritas kampus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
19
Negara tidak boleh memiliki hukum yang memperbolehkan masyarakat memegang
senjata api.
2. Elemen Data/Ground
Data atau fakta merupakan salah satu item informasi yang lebih spesifik untuk
memberikan konteks (Hunter, 2007). Setiap penulis menggunakan terminologi fakta yang
berbeda-beda sesuai konteks. Sebagai contoh, seorang dokter yang memberitahukan kepada
pasiennya. Fakta berupa informasi yang diberikan seperti nama, umur, dan tekanan darah.
Sementara itu, Toulmin, dkk (1979) menyatakan bahwa data menunjuk pada fakta yang
merupakan hasil penerapan metode dan teknik pengumpulan data tertentu. Selain itu, fakta atau
data juga merupakan hasil analisis data dengan metode dan teknik tertentu. Hasil pengumpulan
data dan hasil analisis data dalam perspektif Toulmin, dkk (1979) masih dianggap sebagai fakta
karena hasil-hasil itu diperankan sebagai ground atau landasan yang dapat dijadikan alasan bagi
perumusan pernyataan posisi peneliti. Dalam konteks media massa fakta-fakta dapat berupa
benda, orang, keadaan, peristiwa, ide atau perilaku (Muslich, 2008).
Menurut Toulmin, dkk. (1979) elemen data/fakta merupakan pertimbangan terhadap dasar
apa yang diperlukan ketika menjelaskan pernyataan posisi sehingga pernyataan posisi tersebut
menjadi kuat dan dapat dipercaya. Sementara itu, Dorothy U. Seyler & Allen Brizee, (2019)
menyatakan bahwa data merujuk pada alasan dan bukti yang disediakan untuk mendukung
pernyataan posisi. Untuk mengidentifikasi data dapat diajukan pertanyaan “Mengapa Anda
berpikir seperti itu?” atau “Bagaiaman Anda mengetahui hal itu?”
3. Elemen Jaminan/Warrant
Jaminan merupakan salah satu bagian argumen yang menghubungkan fakta dengan klaim
(Hunter, 2007). Sementara itu, Toulmin,dkk (1979) menegaskan bahwa komponen jaminan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
20
menunjuk pada pernyataan-pernyataan yang dapat berupa pandangan pakar yang mendukung
pernyataan posisi penulis. Pernyataan posisi yang didukung fakta atau data, dengan sendirinya
komponen jaminan juga berkaitan erat secara logis dengan komponen data dan pernyataan posisi
tersebut. Dalam hal ini, komponen jaminan berfungsi sebagai “jembatan penghubung” di antara
pernyataan posisi dan data. Verheij (dalam Toulmin, 2013) membuat klasifikasi terhadap
jaminan yang bertindak sebagai dukungan bukti bersyarat dan syarat yang menjadi salah satu
premis dalam kesimpulan.
Adapun Walton (2013:31) menyatakan bahwa elemen jaminan yang dikemukakan
Toulmin mencerminkan pernyataan umum yang bertindak sebagai legalitas terhadap kesimpulan,
berbeda dengan data dan klaim yang yang cenderung menjadi lebih spesifik.
4. Elemen Pendukung/Backing
Pendukung merupakan salah satu bentuk pembenaran terhadap jaminan. Komponen
pendukung menunjuk pada pernyataan-pernyataan yang dapat berupa hasil-hasil penelitian
terdahulu yang memberikan dukungan pada komponen jaminan. Dalam hal ini, komponen
pendukung memberikan bukti bahwa pernyataan dalam komponen jaminan adalah benar.
Dengan demikian, kehadiran komponen pendukung akan semakin memperkuat pernyataan
posisi.
Dorothy U. Seyler & Allen Brizee, (2019) menungkapkan bahwa elemen pendukung
menjawab perntanyaan “Bagaiamana kami tahu bahwa bukti yang diajukan adalah bukti yang
valid?” Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan menyajikan sumber yang memiliki otoritas
bagi data yang digunakan sehingga data yang digunakan semakin valid dan dapat dipercaya.
5. Elemen Konklusi/Qualifier
Komponen keterangan modalitas merupakan peranti pemertajam pernyataan posisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
21
Dikatakan sebagai peranti pemertajam karena keterangan modalitas membatasi lingkup
pernyataan posisi sehingga pernyataan posisi menjadi semakin spesifik. Argumentasi yang tajam
dan tak terbantahkan dapat diukur melalui kelengkapan penggunaan elemen argumentasi.
Penggunaan keenam komponen argumen Toulmin et al. (1979) akan menjadikan kualitas dan
ketajaman argumentasi dalam sebuah tulisan ilmiah sangat kuat.Semakin lengkap penggunaan
elemen argumentasi maka semakin tajam dan tak terbantahkan sebuah argumentasi. Sebaliknya
ketidaklengkapan penggunaan elemen argumentasi membuat argumentasi menjadi lemah dan
dapat dibantah dengan mudah.
Menurut Toulmin, dkk. (1979) tidak semua argumen mendukung pernyataan posisi atau
kesimpulan dengan tingkat kepastian yang sama. Oleh karena itu, keterangan dalam kalimat yang
menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan. Beberapa mengarahkan pada
kesimpulan yang “kadang-kadang”, “kemungkinan”, “dugaan”, dan sebagainya. Dalam satu kata,
setiap argumen mempunyai modalitas yang pasti. Dengan menggunakan istilah ini, merujuk pada
kekuatan atau kelemahan, kondisi, dan atau batasan dengan yang mana pernyataan posisi/klaim
diajukan. Kata keterangan dan frasa keterangan yang sering digunakan untuk menandai
pengandaian--sebagai modalitas atau kata yang menunjukkan sifat. Fungsinya adalah untuk
menunjukkan macam kekuatan rasional untuk menjadi pelengkap pernyataan posisi pada dasar
hubungan antara data, jaminan, dan pendukung. Kata keterangan dan frasa keterangan tersebut
termasuk didalamnya sebagai berikut: seperlunya, dengan pasti, kiranya, dalam semua
kemungkinan, sejauh ada buktinya, dari semua yang bisa disebutkan, sepertinya, sangat
mungkin, mungkin, rupanya, secara masuk akal, kelihatannya.
6. Elemen Bantahan/Rebuttal
Elemen terakhir dalam struktur argumentasi Toulmin et al. (1979) adalah bantahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
22
berupa pernyataan pengecualian. Pengecualian tersebut akan sangat menentukan berlaku
tidaknya pernyataan posisi terkait dengan kondisi tertentu. Kosep bantahan tersebut dikritisi oleh
Verheij (dalam Walton, 2013:31) yang menegaskan bahwa bantahan dalam ulasan Toulmin
adalah konsep yang ambigu karena (1) bantahan berasosiasi dengan „keadaan dimana aturan
umum jaminan harus disingkirkan, (2) bantahan adalah „pengecualian keadaan yang mungkin
dapat mengalahkan dan membantah konklusi jaminan, (3) bantahan berkaitan dengan
ketidakmampuan sebuah jaminan. Namun jaminan dapat juga menjadi sebuah argumen yang
bertentangan dengan data, salah satu jenis bantahan yang bertentangan dengan jaminan atau
pernyataan posisi. Dalam terminologi logika tradisional, hal ini dapat menjadi argumen
pernyataan posisi yang mana premis kesimpulan yang dibantah tidak berlaku.
Penggunaan elemen-elemen yang lengkap juga sangat penting untuk membentuk pola
argumen yang lengkap pula. Artinya, penulis atau pembicara harus menggunakan pola argumen
yang lengkap guna membudayakan berpikir kritis. Dengan kata lain, kemampuan berpikir kritis
seorang penulis atau pembicara akan berimplikasi pada pemaparan argumentasi yang tajam dan
berkualitas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaifudin dan Sancti
(2011) yang memaparkan bahwa pola dan teknik penalaran argumen sangat penting sebagai
upaya untuk membudayakan berpikir kritis.
2.3.4 Teks Argumentasi
Ozagac (2004) menyatakan bahwa esai argumentatif merupakan jenis tulisan yang tidak
hanya memberikan informasi, tetapi juga menampilkan argumen yang berisikan PROS (ide-ide
pendukung) dan CONS (ide-ide penentang). Teks argumentasi merupakan teks yang berisi
pernyataan seseorang terhadap suatu masalah. Pendapat atau pernyataan yang dikemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
23
ditujukkan untuk menyakinkan sehingga pernyataan tersebut harus didukung dengan fakta, data
dan pendapat ahli.
Sebuah teks argumentasi tentunya dibangun oleh serangkaian paragraf-paragraf. Rahardi
(2010) mengemukakan bahwa paragraf argumentatif merupakan paragraf yang berisi argumen
atau pendapat tertentu yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu serta didukung dengan alasan,
pernyataan, fakta dan data yang kuat. Semakin banyak bukti-bukti yang digunakan semakin kuat
dan tidak terbantahkan sebuah argumentasi.
Dalam menulis teks argumentatif kemampuan pemimpin redaksi dilihat dalam
menunjukkan fakta untuk menyimpulkan kebenaran yang diungkap yang selama ini belum
diketahui pembaca teks. Pola pengembangannya menulis teks argumentsi didasarkan pada
argumen atau alasan-alasan yang faktual dan logis. Teks argumentasi menyertakan fakta, data,
dan argumen-argumen (Darmayanti, 2014). Menulis teks argumentasi dengan menerapkan teknik
dan pola-pola argumentasi yang benar dapat menghasilkan sebuah tulisan yang bermakna dan
dapat dipertanggungjawabkan. Abizar (2010) menyatakan bahwa menulis dengan teknik yang
benar dan bermakna menjadi syarat utama dalam upaya mewujudkan siswa cerdas menulis.
Siswa memiliki kualitas ide yang baik jika ide tersebut muncul berdasarkan pemikiran-pemikiran
kritis, masuk akal, dan dapat dibuktikan berdasarkan data atau fakta-fakta. Berdasarkan beberapa
pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis teks argumentatif adalah suatu kegiatan
membuat teks yang mengikuti pola-pola pengembangan argumentasi yang di dalamnya
mengandung pendapat, fakta, data dan alasan-alasan yang mendukung pendapat atau argumen
sehingga tulisan yang dihasilkan bermakna dan dapat dipertanggunjawabkan.
Menulis teks argumentasi bukanlah merupakan hal yang mudah. Untuk dapat menuliskan
sebuah teks argumentasi, maka sebelum penulis mengemukakan argumennya, ia harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
24
mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan yang terkait dengan informasi-informasi yang
dapat diperoleh melalui observasi dan penelitian. Hal ini karena dalam menulis teks argumentasi
penulis harus menyusun semua fakta, pendapat autoritas atau evidensi itu secara kritis dan logis
dan penulis harus mengadakan seleksi terhadap autoritas dan fakta-fakta yang dapat
dipergunakan dalam menyusun paragraf argumentasi (Keraf, 1983).
Argumentasi merupakan unsur yang penting dalam tajuk rencana. Ariyanto (2015)
mengemukakan bahwa proses membuat argumen merupakan unsur terpenting dalam suatu
tulisan ilmiah. Argumen merupakan seperangkat pernyataan yang berupa klaim (pendirian) dan
dukungan terhadapnya yang digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain agar menyetujui
pendiriannya. Terkait dengan argumentasi, Keraf (1983) mengatakan bahwa dalam
berargumentasi penulis tidak hanya berusaha mempengaruhi sikap dan keyakinan pendengar
melalui evidensi-evidensi yang dikemukakannya, tetapi ia dapat juga mengemukakan jalan
pikirannya untuk menolak pendapat orang lain. Ia harus memiliki kemampuan untuk menilai
pendapat-pendapat orang lain, sanggup menunjukkan kelemahan pendapat lawannya dan
kemudian dapat pula menunjukkan jalan keluar sebaik-baiknya.
2.4 Argumentasi Media
Argumentasi media merupakan model argumentasi yang terdapat di media massa.
Duglas N. Walton (2007) mengklasifikasikan argumentasi media ke dalam dua bentuk, yakni (1)
argumentasi langsung, dan (2) argumentasi tidak langsung. Kedua model argumentasi tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut.
2.4.1 Argumentasi Langsung
Argumentasi langsung merupakan salah satu bentuk argumentasi yang mudah dipahami.
Douglas N. Walton (2007) menyatakan bahwa argumentasi langsung adalah argumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
25
langsung adalah argumentasi yang berbasis pada komitmen pendengar atau pembaca. Dalam
argumentasi langsung pembicara atau penulis secara langsung mengarahkan strateginya kepada
pendengar atau pembaca. Tugasnya adalah mencoba menggambarkan secara gamblang apa yang
menjadi komitmennya dan apa yang menjadi cita-citanya.
Adapun bentuk argumentasi langsung dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut
(Douglas N. Walton, 2007).
Bagan 2.1 Struktur Argumentasi Langsung
Dalam argumentasi langsung proponen mendasarkan argumennya pada komitmen dari
pendengar atau pembaca. Proponen berusaha menemukan sepasang proposisi komitmen-
komitmen responden yang spesifik dan inkonsisten. Kemudian ia menggunakan seluruh bukti-
bukti untuk menarik konklusi sehingga memengaruhi pendengar atau pembaca.
2.4.2 Argumentasi Tidak Langsung
Argumentasi tidak langsung media merupakan salah satu jenis argumentasi yang secara
retorika lebih kompleks (Walton, 2007). Pendukung harus menopang argumentasi dalam premis
yang boleh dikatakan sebagai komitmen dari responden. Argumentasi tidak langsung tidak dapat
dikatakan sebagai salah satu model tindak tutur persuasi. Menurut Walton (2007) tindak tutur
persuasi dalam argumentasi tidak langsung pada media secara langsung ditujukan pada
pendengar atau pembaca sebagai responden.
Struktur argumentasi tidak langsung pada media dapat digambarkan pada bagan sebagai
Proponent‟s Commitmen
Proponent
Audience Commitment
Audience
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
26
berikut (Walton, 2007).
Bagan 2.2 Struktur Media argumentasi Tidak Langsung
2.5 Model-Model Argumen Menurut Douglas Walton
Model argumentasi logis didasarkan pada logika argumentasi seperti argumentasi dari
pendapat ahli, salah satu model argumen yang lazim digunakan yang tak dapat dibantahkan
(Walton, 2011). Model argumentasi dapat digambarkan dalam skema argumentasi. Lebih lanjut,
Walton (2011) mengungkapkan bahwa skema menghubungkan argumentasi-argumentasi
menjadi berurutan yang disebut sebuah mata rantai dengan mengambil keputusan dari satu
argumen sebagai premis dalam argumen lainnya. Skema tersebut merupakan salah satu pola
pemikiran berargumentasi dalam kehidupan sehari-hari dan konteks lain seperti hukum dan
argumentasi ilmu pengetahuan (Walton, 2011). Skema argumentasi memberikan gambaran pola
penalaran premis dengan kesimpulan yang mana dapat diuji dengan pertanyaan kritis.
Proponent‟s Commitment Respondent‟s Commitment
Proponent
Mass Audience
Commitment
Mass Audience
Mass Audience Draws
Conclusion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
27
Walton (2013) mendeskripsikan bahwa ada 18 model argumentasi yang pada umumnya
dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya. Berikut
digambarkan klasifikasi tersebut.
Tabel 2.1 Klasifikasi Model Argumen Douglas Walton
Argumen dari Kesaksian
Saksi
Argumen dari Klasifikasi
Verbal
Argumen dari Aturan
Argumen dari pendapat Ahli Argumen dari penampilan
(persepsi)
Argumen dari peringatan
atau ancaman
Argumen dari analogi Argumen dari konsekuensi
positif
Argumen dari pendapat
umum
Argumen dari preseden atau
teladan
Argumen dari konsekuensi
negatif
Argumen dengan menyerang
pribadi seseorang
Penalaran praktis Argumen dengan
menggunakan kelemahan
lawan (orang).
Argumen dari hubungan
penyebab
Argumen dari fakta ke
hipotesis
Penalaran abduktif Argumen berbasis komitmen
Argumen dari ketidaktahuan
(bukti negatif)
Argumen yang sudah
diungkapkan tetapi tidak dapat
ditarik kembali.
Argumen yang tidak tetap.
Delapan belas model argumentasi menurut Douglas Walton tersebut di atas
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yakni argumen dari kesaksian saksi, argumen dari
klasifikasi verbal, dan argumen dari aturan. Pada penelitian ini, peneliti secara lebih spesifik
memfokuskan penelitian pada model argumen dari aturan khususnya argumen berbasis
komitmen dalam penulisan teks editorial Harian Bisnis Indonesia.
2.5.1 Argumen Berbasis Komitmen
Argumen berbasis komitmen merupakan salah satu bentuk argumen yang dapat digunakan
sebagai salah satu cara untuk mengambil kesimpulan bahwa responden tidak konsisten dengan
komitmennya (Walton, 2005). Konsep ini memberikan gambaran bahwa responden yang tidak
konsisten dengan komitmennya memperlemah argumentasinya. Namun, jika responden
komitmen dengan apa yang telah diungkapkan maka tentu argumentasinya tidak dapat dibantah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
28
Walton (2004) menyatakan bahwa argumen berbasis komitmen digunakan untuk membantah
komitmen dari penentang yang tidak konsisten. Untuk membantah argumen dari komitmen,
penentang dapat menggunakan dukungan. Walton (2005) menegaskan bahwa pendukung
dibutuhkan sebagai sebuah premis proposisi yang menunjukkan komitmen responden dan
digunakan untuk membantah proposisi responden lain berdasarkan kesimpulan dari premis
tersebut.
Komitmen dalam sebuah argumen lebih berkaitan dengan hal-hal yang bersifat umum.
Inilah yang membedakan komitmen dengan kepercayaan. Walton dalam bukunya Media
Argumentation (2007) membuat garis batas perbedaan antara komitmen dan kepercayaan.
Menurutnya, kepercayaan lebih berkaitan dengan gagasan internal psikologis yang mengarah
kepada keadaan mental pribadi. Sementara komitmen lebih kepada ranah publik. Dalam sebuah
dialog, ketika sebuah komitmen terjadi atau bereaksi maka tindakan tersebut dapat bersifat
eksternal atau umum. Walton (2007) mengungkapkan bahwa perbedaan yang paling mendasar
adalah bahwa komitmen memiliki komponen rasionalitas. Komitmen merupakan proposisi yang
disimpulkan dari tindak tutur yang dikemukakan dalam sebuah tulisan. Proposisi tersebut dapat
dipercayai tetapi juga tidak. Dengan demikian, jika ditentang maka apa yang diungkapkan
tersebut dapat dibela atau dibatalkan.
Argumen dari komitmen lahir sebagai antithesis terhadap argumen ad hominen yang
dipandang terlampau kasar dan menyerang langsung kepada pribadi seseorang. Jenis argumen
ini dibahas dengan sangat apik dan detail oleh Walton (2009) dalam bukunya yang berjudul: Ad
Hominem Arguments menjelaskan bahwa argumen dari komitmen digunakan secara khusus
untuk memperlihatkan konflik atau inkonsistensi antara wawasan konseptual yang diasumsikan
lawan diskusi dengan konsepnya yang lain atau perilakunya yang relevan dengan isu diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
29
2.5.2 Prinsip Argumen Berbasis Komitmen
KBBI Daring mendefinisikan prinsip sebagai asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, dan sebagainya); dasar. Prinsip argumentasi dari komitmen dapat dipahami
sebagai asas atau dasar dalam argumen dari komitmen. Prinsip tersebut menjadi tolok ukur kuat
lemahnya sebuah argumentasi.
Konsistensi merupakan asas atau dasar argumen berbasis komitmen. Besten (2010: 120),
“ketetapan hati (konsistensi diri) adalah keteguhan akan tujuan, kehendak, dan minat”.
Konsistensi dalam argumentasi memperlihatkan kepada pendengar atau pembaca terhadap
komitmen yang dipegang oleh penulis atau pembicara. Sebagai contoh dapat diberikan dua
contoh dialog berikut ini.
Dialog 1
Bob : Apakah kamu seorang komunis?
Ed : Tentu. Kamu tahu saya berpaham itu. .
Bob : Ya, dan saya berasumsi kamu mendukung komunis, memihak serikat buruh dalam
demonstrasi baru-baru ini.
Dialog di atas memberikan gambaran akan komitmen yang dipegang oleh Ed. Premisnya
adalah Ed adalah seorang komunis. Bertolak dari premis tersebut, Bob kemudian mengambil
sebuah kesimpulan bahwa sebagai seorang komunis, Ed memihak pada serikat buruh dalam
sebuah demonstrasi. Keberpihakan Ed menunjukkan sebuah komitmen yang konsisten. Hal ini
berbeda dengan dialog sebagai berikut.
Argumen berbasis komitmen dapat digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk
menyimpulkan bahwa seorang responden tidak konsisten dengan komitmen yang telah
diungkapkan. Walton (2005) inkonsistensi adalah salah satu gagasan yang sangat penting untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
30
menganalisis dan mengevaluasi argumentasi dalam sebuah dialog. Inkonsistensi tersebut nampak
dalam dialog berikut.
Dialog 2
Bob : Apakah kamu seorang katholik?
Ed : Yah tentu. Engkau tahu dan aku telah mengatakan itu kepadamu.
Bob : Ya, engkau mengatakan bahwa engkau adalah seorang Katolik. Tetapi engkau mendukung
adanya praktek aborsi.
Dialog di atas memberikan gambaran akan inkosistensi dari Ed. Hal tersebut dapat
diidentifikasi melalui premis konklusi yang digunakan. Premis bukti komitmen dalam dialog
tersebut adalah Ed adalah seorang Katolik. Sementara premis komitmen yang menentang adalah
Ed mendukung adanya praktek aborsi. Berdasarkan dua premis tersebut dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa Ed tidak konsisten dengan komitmennya.
Adapun argumentasi dialogis yang melibatkan beberapa agen atau entitas dalam
membangun sebuah argumentasi. Hunter (2007) menyatakan bahwa argumentasi dialogis adalah
seperangkat interaksi entitas atau agen untuk mengonstruksikan argumen terhadap sebuah klaim.
Dalam argumentasi dialogis terjadi interaksi dimana seseorang mengajukan klaim dan seorang
yang lain dapat menolak klaim tersebut. Berlawanan dengan argumentasi monologis,
argumentasi dialogis bersifat dinamis (Hunter, 2007).
Argumentasi dalam tajuk rencana dapat dikategorikan sebagai argumentasi yang berbentuk
monologis. Hunter (2007) menyatakan bahwa monologis adalah agen tunggal atau entitas yang
mengumpulkan pengetahuan untuk membangun argumentasi menuju sebuah kesimpulan
tertentu. Argumentasi monologis menunjukan proses internal dari agen atau entitas dengan hasil
nyata seperti artikel atau pembicaraan, dan keputusan. Dalam argumentasi monologis tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
31
merepresentasikan dialog antara dua agen atau entitas yang terlibat dalam sebuah pembicaraan.
Argumentasi monologis ini bersifat statis (Hunter, 2007). Contoh berikut dapat memberikan
gambaran argumentasi monologis.
Tabel 2.2 Argumen Berbasis Komitmen
Premis bukti komitmen Konklusi
a berkomitmen terhadap proposisi A
(menurut bukti yang ia katakan atau
tidak).
Dalam kasus ini, a mendukung A.
Skema argumen berbasis komitmen di atas memberikan gambaran akan konsistensi dalam
berargumentasi. Jika a berkomitmen terhadap agama Katolik (menurut bukti yang ia katakan
atau tidak) maka dalam kasus ini a mendukung adanya penolakan terhadap praktik perceraian.
2.5.3 Skema Argumen Berbasis Komitmen
Upaya untuk menganalisis dan mengevaluasi sebuah argumentasi memerlukan adanya
pemahaman mendalam terhadap skema argumentasi. Walton (2005) memaparkan bahwa skema
argumen merupakan struktur premis-konklusi yang menunjukkan tipe umum argumentasi yang
digunakan dalam diskursus sehari-hari seperti bidang hukum dan ilmu pengetahuan.
Kelogisan argumen dari komitmen dapat diukur dari konsistensi antara klaim yang
diungkapkan dengan konklusi yang ditarik dari premis-premis (Walton (2005). Konsistensi
tersebut diatur dalam skema argumen dari komitmen. menggariskan bahwa argumen dari
komitmen memiliki skema umum dimana a adalah seorang partisipan dalam dialog dimana A
dan B adalah pernyataan seperti digambarkan dalam skema berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
32
Tabel 2.3 Skema Argumen Berbasis Komitmen
Premis bukti komitmen Premis keterkaitan komitmen Kesimpulan
Pada kasus ini ditunjukan a
komitmen untuk proposisi A,
menurut bukti yang dia
katakan atau tidak.
Umumnya ketika seorang
penentang berkomitmen untuk
A, maka dapat disimpulkan
bahwa ia juga komitmen untuk
B.
Pada kasus ini a
berkomitmen untuk B
Argumen dari komitmen dapat menjadi sebuah argumen yang masuk akal tetapi juga
dapat menjadi sebuah argumen yang dapat dibatalkan. Bantahan terhadap argumen dari
komitmen dapat dipertimbangkan dengan mengajukan pertanyaan kritis sebagai berikut.
a. Bukti apa dalam kasus yang mendukung pernyataan posisi bahwa a berkomitmen
untuk A, dan apakah itu termasuk bukti yang bertentangan dimana menunjukkan
bahwa a mungkin tidak komitmen untuk A?
b. Adakah ruang untuk mempertanyakan adanya pengecualian dalam kasus ini dengan
aturan umum bahwa komitmen A menyiratkan komitmen terhadap B?
Pertanyaan kritis kedua, orang harus bertanya apakah proposisi B, sebagaimana dikutip
dalam kaitan dengan premis komitmen, identik dengan proposisi A. Jika tidak, beberapa diskusi
tentang apa sebenarnya sifat hubungan antara dua proposisi dapat membantu.
Skema argumen tersebut di atas menunjukkan konsistensi dari responden terhadap
komitmen yang telah diungkapkan kepada pendengar atau pembaca. Adapun bentuk negatif dari
argumentasi dari komitmen. Walton, (2005) menyebut bentuk negatif argumentasi dari
komitmen tersebut sebagai argumen berbasis komitmen yang inkonsisten. Argumen tersebut
menunjukkan inkonsistensi dari responden terhadap komitmen yang telah diutarakan.
Inkonsistensi tersebut dapat menjadi sebuah peluang terhadap seorang penantang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
33
membantah argumen dari responden. Skema argumen berbasis komitmen yang inkonsisten dapat
digambarkan sebagai berikut.
Tabel 2.4 Skema Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsisten
Premis bukti komitmen Premis keterkaitan komitmen Kesimpulan
a mengklaim atau
menyatakan bahwa ia
komitmen terhadap proposisi
A (Secara umum atau dalam
keutamaan yg dikatakan pada
masa lampau).
Bukti lain dalam kasus tertentu
menunjukkan bahwa a tidak
benar-benar komitmen
terhadap A.
Komitmen a tidak konsisten
Respon dengan menggunakan argumen dari inkonsistensi komitmen, seorang responden
mestinya menelusuri sebuah kasus dengan lebih detail atau jenis komitmen yang menunjukkan
mengapa inkonsistensi hanya bersifat semu atau tidak nyata. Jika seseorang mengakui
inkonsistensi benar-benar nyata maka seseorang harus bisa menjelaskan mengapa pertentangan
dalam argumentasi tersebut muncul.
Pertanyaan-pertanyaan kritis yang dapat diajukan untuk untuk mengukur argumen dari
inkonsistensi komitmen sebagai berikut.
1. Apa bukti yang menunjukkan bahwa a komitmen terhadap A?
2. Apa bukti lebih lanjut dalam kasus tersebut yang diduga menunjukkan a tidak komitmen
dengan A?
3. Bagaimana membuktikan bahwa terdapat pertentangan antara bukti 1 dan 2?
Salah satu persoalan umum yang dihadapi dalam argumen dari komitmen yang inkonsisten
adalah ketika sebuah tindakan dihubungkan dengan seseorang mungkin mencerminkan bahwa
mereka tidak komitmen terhadap sebuah kebijakan yang diambil tetapi bagaimana sebuah
tindakan itu diinterpretasi dalam situasi khusus, yang mengekspresikan komitmen, seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
34
menjadi subyek yang diperdebatkan (Walton, 2005). Sebagai contoh dapat diungkapkan sebuah
kasus. Seseorang mengklaim bahwa dia adalah vegetarian tetapi dalam sebuah kesempatan dia
memakan daging sapi. Pilihan untuk memakan daging sapi merupakan sebuah keputusan yang
diambil ketika tak ada makanan vegetarian dan dia sedang lapar. Menurut (Walton, 2005)
mengungkapkan bahwa impikasi dari sebuah tindakan sebagai bentuk komitmen mungkin tidak
mudah untuk dikategorisasikan dan mungkin memerlukan analisis yang cermat terhadap bukti
yang ditunjukkan dalam sebuah kasus.
2.6 Kerangka Berpikir
Penelitian ini berjudul Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial Harian
Bisnis Indonesia. Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan berupa studi
dokumentasi terhadap teks editorial Harian Bisnis Indonesia. Selain itu, peneliti juga melakukan
wawancara dengan pemimpin redaksi Harian Bisnis Indonesia. Setelah peneliti menemukan
masalah dari hasil studi pendahuluan, maka peneliti kemudian membuat rumusan masalah
penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan membaca teks editorial, kemudian
membuat tabulasi pola konstruksi argumen berbasis komitmen dan realisasi konstruksi elemen-
elemen dasar argumen dalam editorial Harian Bisnis Indonesia. Setelah diperoleh data penelitian,
peneliti mengklasifikasikan konstruksi argumen berbasis komitmen dan menganalisis realisasi
konstruksi elemen-elemen argumen berbasis komitmen yang digunakan dalam teks editorial
Harian Bisnis Indonesia. Klasifikasi terhadap pola konstruksi argumen berbasis komitmen
berpedoman pada teori Douglas Walton. Adapun realisasi elemen-elemen argumen berbasis
komitmen merujuk pada teori elemen argumen dari Toulmin. Hasil yang diperoleh kemudian
akan dideskripsikan pada bagian hasil dan pembahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metodologi penelitian. Ada delapan hal yang akan dikaji dalam
bab ini, yakni (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) metode dan teknik pengumpulan
data, (4) Instrumen penelitian, (5) teknik analisis data, (6) triangulasi data. Keenam hal tersebut
akan dibahas satu per satu dalam beberapa subbab di bawah ini.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya dalam penelitian yang sedang
dilakukan (Arikunto, 2009). Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui gejala atau
fenomena yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan
sebagainya, dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007:47).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini
peneliti akan mendeskripsi mengenai model argumentasi berbasis komitmen dalam editorial
Harian Bisnis Indonesia dari perspektif Douglas Walton. Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data berupa teks editorial dari Harian Bisnis Indonesia. Setelah mengumpulkan
data tersebut peneliti kemudian menganalisis teks editorial.
3.2 Sumber Data dan Data
Sumber data penelitian merupakan subjek dari mana data tersebut diperoleh (Arikunto,
2010). Sumber data dalam penelitian ini adalah editorial Harian Bisnis Indonesia. Sementara itu,
data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu model pengumpulan data yang akan diolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
36
dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang
dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu (Herdiyansah, 2010: 116). Data dalam
penelitian ini adalah teks editorial yang didalamnya terdapat pola konstruksi argumentasi dan
realisasi konstruksi elemen-elemen argumentasi seperti pernyataan posisi, data, jaminan,
pendukung, dan modalitas sesuai dengan elemen-elemen Toulmin.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Latar penelitian ini meliputi subjek, lokasi, dan waktu. Subjek penelitian ini, yaitu Harian
Bisnis Indonesia. Penelitian ini juga dilaksanakan di Harian Bisnis Indonesia, Jalan K.H Mas
Mansyur No. 12 A, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Waktu penelitian dimulai bulan September
2019 hingga selesai.
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan telaah terhadap dokumen yaitu kumpulan teks
editorial secara khusus menganalisis mengenai pola konstruksi argumen berbasis komitmen dan
realisasi konstruksi elemen-elemen argumentasi yang digunakan oleh pemimpin redaksi dalam
editorial. Menurut Herdiansyah (2010) dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi subjek atau partisipan penelitian dan lokasi penelitian. Herdiansyah
(2010) mengatakan bahwa sebagai seorang peneliti kualitatif harus benar-benar matang dalam
melakukan identifikasi partisipan dan lokasi penelitian sebagai fondasi awal penelitian yang akan
dilakukan.
2. Mencari dan mendapatkan akses menuju subyek penelitian. Akses menuju subjek penelitian
terkadang membutuhkan perizinan karena penelitian ini berhubungan dengan Harian Bisnis
Indonesia. Setelah memperoleh perizinan dari Pemimpin Redaksi Harian Bisnis Indonesia,
peneliti kemudian mengadakan pertemuan sekretaris redaksi untuk menentukan waktu penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
37
3. Menentukan jenis data yang akan dicari atau dikumpulkan. Selaras dengan tujuan penelitian,
maka data yang ingin diambil oleh peneliti adalah pola konstruksi dan realisasi konstruksi
elemen argumen yang ada pada teks editorial Harian Bisnis Indonesia.
4. Mengembangkan atau menentukan instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan
data yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara, observasi, studi
dokumen, penugasan, dan lain sebagainya (Herdiansyah, 2010:153). Instrumen pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan wawancara terkait pemahaman manajemen
redaksi terhadap model argumentasi dalam penulisan editorial.
5. Melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data adalah langkah terakhir dalam proses ini.
Adapun beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: (1) mengumpulkan
teks editorial; (2) Memberi kode pada setiap data konstruksi argumen berbasis komitmen dan
elemen dasar argumen, (3) Membaca dan menganalisa konstruksi dan elemen dasar argumen.
Berikut ini disajikan bagan proses pengumpulan data yang telah diadaptasi dari lima langkah
pengumpulan data kualitatif Herdiansyah (2010:152).
Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data Kualitatif yang Diadaptasi dari Herdiansyah (2010).
Identifikasi subyek
penelitian
Mencari akses
menuju subjek
Menen-
tukan
jenis data
yang akan
diperoleh
Menentukan Metode Melakukan Pengumpulan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
38
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menurut Arikunto (2006) instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan penelitian
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga
mudah diolah . Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen kunci pada proses
pengumpulan data penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen pendukung
seperti wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan pemimpin redaksi sebagai
pemimpin tim manejerial Harian Bisnis Indonesia yang menulis editorial.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis data kualitatif.
Bogdan dan Biglen (dalam Moleong, 2006) mengungkapkan teknik analisis data kualitatif
merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang. Berikut langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk
menganalisis data:
1. Peneliti membaca serta mencermati editorial Media Bisnis Indonesia.
2. Peneliti mengidentifikasi konstruksi dan elemen argumentasi berdasarkan teori Douglas
Walton.
3. Peneliti menyerahkan data yang diperoleh kepada triangulator untuk diuji keabsahannya.
4. Peneliti melakukan revisi sesuai dengan masukan dan saran triangulator.
5. Peneliti memberi kode pada setiap konstruksi dan elemen dasar argumen dalam editorial
Media Bisnis Indonesia. Kode tersebut antara lain: Kode teks editorial /urutan, misalnya ED1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
39
6. Peneliti mendeskripsikan hasil analisis data secara rinci dengan teori yang digunakan.
3.6 Triangulasi Data
Tahap triangulasi data sangat diperlukan agar data yang akan digunakan sebagai bahan
penelitian memiliki keabsahan yang kuat serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Triangulasi terdiri dari dua macam yaitu triangulasi teori dan triangulasi pakar. Triangulasi
pakar, peneliti melakukan bimbingan bersama dosen pembimbing Ibu Yuliana Setyaningsih,
M.Pd., dan Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Program Studi Magister. Selain itu, peneliti meminta Bapak Drs.
Concilianus Laos Mbato, M.A., Ed.D., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Program
Magister untuk melakukan pemeriksaan atau pengecekan terhadap data ini. Peneliti memilih
beliau berdasarkan pengelaman dan kompetensi beliau terkait dengan bidang bahasa Indonesia
untuk penulisan editorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti memaparkan tiga hal yaitu, (1) Deskripsi data, (2) Data hasil
penelitian, (3) Pembahasan mengenai data yang telah diperoleh dan dianalisis. Ketiga sub bab
tersebut akan dibahas secara terperinci sebagai berikut.
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini adalah teks editorial yang mengandung elemen-elemen dalam
argumen berbasis komitmen pada Harian Bisnis Indonesia. Sumber data yang digunakan oleh
peneliti yaitu kumpulan editorial Harian Bisnis Indonesia. Peneliti akan menganalisis dan
mendeskripsikan pola konstruksi dan realisasi konstruksi elemen-elemen argumen berbasis
komitmen yang digunakan dalam teks editorial.. Analisis terhadap realisasi elemen-elemen
argumentasi tersebut berkiblat pada elemen dasar Toulmin, yakni (1) Pernyataan posisi, (2) data,
(3) jaminan, (4) bantahan, dan (5) modalitas. Sementara itu, pola konstruksi komitmen dalam
editorial merujuk pada pola konstruksi argumen berbasis komitmen dari Douglas Walton, yakni
(1) pola konstruksi argumen berbasis komitmen yang konsistensi dan (2) pola konstruksi
argumen berbasis komitmen yang inkonsistensi.
Secara keseluruhan peneliti menganalisis 10 argumentasi dari 10 editorial yang terdapat
pada Harian Bisnis Indonesia. Teks argumentasi tersebut ditabulasi, kemudian diidentifikasikan
berdasarkan realisasi konstruksi elemen-elemen argumen berbasis komitmen dan pola konstruksi
ergumen berbasis komitmen dalam penulisan editorial Harian Bisnis Indonesia. Berdasarkan
hasil identifikasi tersebut dapat diperoleh pola konstruksi argumen berbasis komitmen yang
digunakan dalam teks argumentatif pada editorial. Hasil identifikasi dan analisis terhadap
argumentasi teks editorial akan dijelaskan secara detail pada bagian hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
41
4.2 Hasil Penelitian
Peneliti melakukan analisis terhadap 10 teks editorial mengenai konstruksi argumen
berbasis komitmen dan elemen-elemen yang digunakan dalam editorial. Analisis terhadap data
akan dikelompokan menjadi dua bagian bagian yaitu (1) Pola konstruksi argumen berbasis
komitmen dalam editorial Harian Bisnis Indonesia, (2) realisasi konstruksi elemen-elemen
argumen berbasis komitmen dalam editorial Harian Bisnis Indonesia. Setiap bagian tersebut akan
dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
4.2.1 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial Harian Bisnis
Indonesia
Konstruksi argumen berbasis komitmen dalam editorial Harian Bisnis Indonesia dapat
diklasifikasikan ke dalam dua bentuk, yakni argumen berbasis komitmen yang konsistensi dan
argumentasi berbasis komitmen yang inkonsistensi. Kedua jenis argumentasi berbasis komitmen
tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
4.2.2.1 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten
Berdasarkan penelitian terhadap 10 teks editorial Harian Bisnis Indonesia ditemukan dua
konstruksi argumen berbasis komitmen yang konsisten (argument by consistent commitment).
Berikut disajikan grafik data hasil penelitian mengenai argumen berbasis konsistensi dalam
editorial Bisnis Indonesia, kemudian akan dibahas satu per satu secara lebih rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
42
Grafik 4.1 Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa konstruksi argumen dalam editorial Harian
Bisnis Indonesia hanya terdapat dua dari 10 teks editorial dengan argumen berbasis komitmen
yang konsistens. Hal ini memberikan gambaran bahwa argumen berbasis komitmen yang
konsisten masih belum optimal digunakan dalam penulisan editorial Harian Bisnis Indonesia.
Konsistensi merupakan entitas yang penting dalam membangun argumen berbasis
komitmen. Berikut ini merupakan contoh kutipan teks editorial yang mengandung argumen
dengan konstruksi argumen berbasis komitmen yang konsistens.
Tabel 4.1 Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten
Kode
Data
Teks Editorial Elemen Komitmen
ED2 Para pemangku kepentingan di sektor
pertekstilan, khususnya pengusaha dan
asosiasi, semakin cemas terkait dengan
lonjakan impor yang semakin tak
terbendung.
Skenario penyelamatan sangat penting
karena sektor industri ini menyerap
tenaga kerja sekitar 3,58 juta orang,
atau mencakup 21,2 dari total populasi
pekerja di sektor manufaktur.
Peryataan
posisi/claim
Modalitas
Konsisten
ED3 Harapan tak putus sampai jerat
tersentak rantus menjadi peribahasa
yang tepat untuk menggambarkan kerja
keras pemerintah untuk kembali
menaikkan produksi siap jual (lifting)
minyak nasional yang terus merosot.
Momentum transisi yang kurang dari 2
Pernyataan
Posisi/claim
Konsisten
20%
80%
Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten
Konsisten
Inkonsisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
43
tahun harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin agar produksi di blok tersebut
dapat meningkat, sehingga membantu
pemerintah mencapai target lifting
minyak nasional.
Modalitas
Data tersebut di atas menunjukkan konsistensi argumen yang disampaikan oleh penulis
dalam teks editorial Harian Bisnis Indonesia. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan
bahwa penggunaan argumen berbasis komitmen yang konsisten belum optimal.
4.2.2.2 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsisten
Penelitian dilakukan terhadap 10 teks editorial Harian Bisnis Indonesia. Dari 10 argumentasi
teks editorial ditemukan konstruksi argumen berbasis komitmen dalam teks editorial inkonsisten.
Inkonsistensi argumen berbasis komitmen dapat diidentifikasi melalui ketidaksesuaian antara
premis pernyataan posisi dan konklusi yang ditulis oleh penulis. Inkonsistensi argumen berbasis
komitmen tersebut dapat dalam grafik sebagai berikut.
Grafik 4.2 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsistensi
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa konstruksi argumen dalam editorial
Bisnis Indonesia masih terdapat argumen yang belum konsisten atau inkonsisten sebanyak 80%.
Hal itu menyebabkan argumentasi yang disampaikan oleh penulis belum tajam, tidak
menyakinkan pembaca, dan belum menunjukkan penalaran yang logis.
20%
80%
Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsisten
Konsisten
Inkonsisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
44
Berikut ini merupakan salah satu contoh kutipan teks editorial yang mengandung
argumen berbasis inkonsistensi komitmen.
Tabel 4.2 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsistensi
Kode
Data
Teks Editorial Elemen Komitmen
ED1 Formulasikan besaran UMP dibarengi
dengan filosofi mencari titik harmoni
antara pengusaha, pekerja, dan
pemerintah.
Dalam situasi yang kurang
menguntungkan ini, kenaikan UMP
2020 harus tetap dilakukan. Belum lagi
jika kenaikan upah ini dibawah dalam
ranah politik dalam masa kampaye,
tentu situasi bakalan makin runyam.
Peryataan
posisi/claim
Modalitas
Inkosisten
ED7 Terlepas dari pengumuman kabinet
kerja baru, kita patut mengapresiasi
langkah Presiden Jokowi yang
mengirimkan signal bahwa kabinet
kerja pada periode pemerintahannya
yang kedua akan diisi oleh wajah-wajah
muda.
Pemerintahan dan kabinet terpilih
harus mampu mewujudkan harapan
seluruh masyarakat bahwa
perekonomian Indonesia akan semakin
maju.
Pernyataan
Posisi/claim
Modalitas
Inkonsisten
Data 1 (ED1) dan data 2 (ED7) di atas menunjukkan argumentasi yang inkonsisten
terhadap komitmen penulis. Hal itu dapat ditelusuri melalui ketidaksesuaian antarelemen yang
digunakan dalam teks editorial. Data 1 (ED1) kalimat pertama di atas penulis mengungkapkan
pernyataan posisi bahwa formulasi besaran UMP dibarengi dengan mencari titik harmoni antara
pengusaha, pekerja, dan pemerintah. Klaim tersebut inkonsisten dengan elemen modalitas
sebagai konklusi dalam kalimat kedua. Penulis menyatakan sikap bahwa dalam situasi yang
kurang menguntungkan kenaikan UMP harus tetap dilakukan. Konklusi tersebut bertolak
belakang dengan pernyataan posisi yang menyatakan formulasi besaran UMP dibarengi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
45
mencari titik harmoni antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah. Sebagai bahan pertimbangan
dapat diutarakan pertanyaan kritis, apakah menaikan UMP merupakan langkah tepat dalam
mencari titik harmoni antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah? Pertanyaan tersebut
merupakan ekspresi keraguan pembaca terhadap apa yang diklaim oleh penulis.
Sementara itu, data 2 (ED7) penulis menyampaikan peryataan posisi dalam kalimat
pertama bahwa Presiden Jokowi mengirimkan signal kabinet kerja pada periode
pemerintahannya yang kedua akan diisi oleh wajah-wajah muda. Klaim tersebut inkonsisten
dengan konklusi yang diidentifikasi melalui elemen modalitas bahwa pemerintahan dan kabinet
terpilih harus mampu mewujudkan harapan seluruh masyarakat bahwa perekonomian Indonesia
akan semakin maju.
4.2.2 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial Harian
Bisnis Indonesia
Pada bagian ini peneliti memaparkan realisasi konstruksi elemen-elemen argumen
berbasis komitmen yang membentuk pola-pola tertentu dalam penulisan teks editorial Harian
Bisnis Indonesia. Secara lebih rinci akan dibahas sebagai berikut.
4.2.2.1 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen dengan Pola C-D-W-R-
Q
Elemen-elemen yang digunakan penulis dalam teks editorial di atas membentuk pola C-
C-D-W-R-Q. Pernyataan posisi (C) penulis diperkuat dengan menghadirkan elemen data (D),
jaminan (W), bantahan (R) dan konklusi (Q). Elemen-elemen tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut.
Kode
Data
Teks Argumentasi Elemen
ED1 (1) Sejumlah catatan gemilang di bidang
pembangunan infrastruktur berhasil ditorehkan
pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
46
lima tahun menjabat. Tidak berlebihan disebut
gemilang karena sebagian besar capaiannya
melampaui target rencana strategis (Renstra)
yang telang ditetapkan. (2) Mari lihat satu per satu. Selama 2015-2019,
pembangunan infrastruktur yang berkaitan
dengan konektivitas cukup pesat. Jalan baru
yang dibangun sepanjang 3.797 km, jauh di atas
target Renstra yang hanya sepanjang 2.650 km
D
(3) Jalan bebas hambatan yang beroperasi
tercatat sepanjang 1.461 km, lebih tinggi dari
target Renstra yang hanya 1.000 km. Adapun,
jembatan baru yang dibangun sepanjang 58,38
km, di atas target Renstra 29,85 km. Sementara
itu, panjang lintas atas/bawah yang dibangun
mencapai 19,84 km, sedangkan target Renstra
hanya sepanjang 15 km.
D
(4) Pembangunan infrastruktur terkait dengan
konektivitas tersebut telah menciptakan sejarah
baru. Salah satu yang paling kelihatan adalah
kehadiran jalan tol terpanjang, yaitu Bakauheni-
Terbanggi Besar.
W
5) Jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar adalah
satu satu karya maha besar pemerintahan
tersebut yang diyakini akan menghidupkan
sendi-sendi perekonomian di barat Sumatra yang
selama ini boleh dikatakan seperti mati suri. Jika
sebelumnya masyarakat membutuhkan waktu
selama 4-5 jam untuk menempuh rute
Bakauheni-Terbanggi Besar dengan
menggunakan jalan nasional, kini perjalanan
yang sama dapat ditempuh dengan waktu hanya
sekitar 90 menit dan dalam kondisi lancar.
D
(6) Kehadiran jalan tol tersebut juga telah
membawa perubahan bagi masyarakat di
wilayah tersebut, baik pengguna jalan tol
maupun masyarakat yang berada di sekitarnya.
D
(7) Hal ini sungguh telah terekam dalam
program Jelajah Infrastruktur Trans Sumatra
yang telah dua kali digelar oleh harian ini. Trans
Sumatra adalah hanya salah satu di antara
sejumlah catatan positif Pemerintahan Jokowi-
JK di sektor infrastruktur. Pencapaian penting
lainnya adalah interkoneksi jalan tol di koridor
Trans-Jawa. Kendati belum terhubung hingga
Banyuwangi, jalan tol Trans-Jawa telah
membentang dari Merak hingga Probolinggo
sejauh 954 km.
W
8) Selain infrastruktur jalan, Pemerintahan
Jokowi-JK juga berhasil menuntaskan D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
47
pembangunan bendungan baru sebanyak 49 unit.
Ini tonggak baru lainnya.
(9) Kehadiran bendungan baru dapat menjamin
ketersediaan air yang menjadi kunci ketahanan
pangan Indonesia, di tengah tantangan saat ini
yang tak kalah hebat, seperti kekeringan dan
kemarau panjang.
W
(10) Saat target infrastruktur jalan cukup
memuaskan dan target pembangunan bendungan
baru tercapai, pembangunan infrastruktur utilitas
air minum dan sanitasi tidak mencapai sasaran.
D
(11) Data Kementrian PUPR menunjukkan akses
aman air minum hingga 2019 diperkirakan
mencapai 76,2 %. Begitu juga dengan akses
sanitasi di level 71 %.
D
(12) Namun, secara umum, pencapaian di sektor
infrastuktur cukup memuaskan. Patut pula
diapresiasi soal geliat pembangunan yang mulai
mengarah hingga ke Timur Indonesia.
W
(13) Jika ditilik lebih lanjut pembangunan masih
terfokus pada satu wilayah di Timur saja, hal ini
tetap patut diapresiasi bahwa pemerintah sudah
mulai „melirik‟ ke Indonesia Timur
D
(14) Ini merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi kesenjangan antara timur dan barat.
Selama ini kesenjangan antara timur dan barat
selalu menjadi problem dasar yang akhirnya
melahirkan masalah-masalah baru dan krusial di
Tanah Air.
D
(15) Pembangunan yang dilakukan selama 5
tahun lalu mungkin baru akan berdampak
maksimal dalam 5 atau 10 tahun yang akan
datang. Dan, mungkin dalam 5 tahun yang akan
datang, kita akan memanen impak positif dari
geliat pembangunan infrastruktur selama masa
Pemerintahan Jokowi-JK.
Q
4.2.2.2 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen dengan Pola C-D-W-B-
R-Q
Elemen argumen yang berisi komponen pernyataan posisi (C), fakta/data (data), jaminan
(W), pendukung (B), bantahan (R), dan konklusi (Q) dapat dikatakan sebagai pola elemen
argumen yang lengkap dalam editorial Harian Bisnis Indonesia. Berikut dipaparkan realisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
48
konstruksi elemen-elemen yang membentuk pola argumentasi dalam teks editorial Harian Bisnis
Indonesia.
Kode
Data
Teks Argumentasi Elemen
ED4 (1) Seruan untuk melihat upah minimal
provinsi secara komprehensif patut
diperhatikan oleh semua pihak. Ini adalah
sebuah upaya menekan polemik akibat
kecenderungan melihat persoalan secara
subyektif, hingga apapun keputusan akhir
yang diambil dianggap jauh dari ideal.
C
(2) Formulasikan besaran UMP dibarengi
dengan filosofi mencari titik harmoni antara
pengusaha, pekerja, dan pemerintah. Masing-
masing membawa kepentingan yang
mungkin tidak bisa dipertemukan sampai
kapanpun, tetapi ketiganya adalah mata rantai
dari keberlanjutan sebuah bisnis
D
(3) Dengan adanya UMP, pekerja punya
sistem perlindungan ketika suplai pekerja
lebih banyak dari lapangan kerj, sehingga
pengusaha tidak bisa semena-mena menggaji
pekerjanya. Pada saat yang sama, UMP
memberi gambaran biaya yang ditanggung
pengusaha setiap tahun.
W
(4) Pengusaha memerlukan pekerja sebagai
pelaksana bisnis, sementara pekerja
memerlukan lapangan kerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Ini adalah posisi
simbiosis mutualisme, bukan pihak-pihak
yang harus selalu dihadapkan pada konflik.
B
(5) Pemerintah berkepentingan menjaga
perekonomian berjalan, dunia usaha tumbuh
sehingga bisa memungut pajak untuk
pembangunan. Tanpa harmoni pengusaha
dan pekerja, akan sulit bagi pemerintah
menjaga stabilitas perekonomian.
D
(6) Situasi perekonomian mutakhir juga
harus menjadi konsideran para pihak dalam
memperjuangkan kepentingannya. Penentuan
UMP dilakukan pada kuartal keempat 2019,
dengan acuan angka pertumbuhan ekonomi
dan inflasi pada semester pertama tahun yang
sama.
D
(7) Sementara perkembangan ekonomi
berjalan begitu dinamis, dan tantangan bisnis
bisa berubah dengan cepat. Kita seyogyanya
memperhatikan setiap perkembangan
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
49
tersebut dalam mengambil keputusan,
termasuk membawanya ke meja
perundingan.
(8) Saat ini, pelaku usaha mulai
mengkhawatirkan penaikan upah yang akan
berlaku pada 2020 karena pertumbuhan
perekonomian nasional masih satgnan dan
kinerja manufaktur yang belum pulih,
terutama di sektor padat karya. Pebisnis
berharap agar penaikan upah minimum
provinsi (UMP) 2020 lebih rendah
dibandingkan dengan kenaikan gaji 2019
sebesar 8,03%.
D
9) Besaran kenaikan UMP sebesar 8,03%
mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP)
No. 78/2015 tentang Pengupahan.
Berdasarkan beleid itu, formulasi
perhitungan didasarkan pada UMP tahun
berjalan dikalikan dengan angka inflasi dan
pertumbuhan ekonomi.
W
(10) UMP yang ditetapkan pada Oktober
2018 juga menuai protes dari kalangan
pekerja karena dianggap tidak memenuhi
standar hidup layak. Formulasi UMP 2020
yang akan mulai dibahas itu berpotensi
menimbulkan pro dan kontra seperti juga
yang terjadi pada pembahasan tahun lalu.
D
(11) Bagi pebisnis, besaran kenaikan UMP
8% per tahun akan menjadi tekanan berat
bagi pelaku industri. Sementara bagi pekerja,
kebutuhan hidup makin meningkat, dan tak
sedikit dari mereka mengalami pemutusan
hubungan kerja.
R
12) Dalam situasi yang kurang
menguntungkan ini, kenaikan UMP 2020
harus tetap dilakukan. Belum lagi jika
kenaikan upah ini dibawah dalam ranah
politik dalam masa kampaye, tentu situasi
bakalan makin runyam.
Q
13) Sebagian kepala daerah, untuk menarik
simpati pemilih dari kalangan pekerja,
menebar janji untuk memberikan upah tinggi
di wilayahnya. Ujung dari politisasi upah
tersebut mudah ditebak, pembicaraan
kenaikan upah menjadi lebih alot.
D
14) Di sisi lain, Dewan Pengupahan Nasional
menilai bahwa mekanisme penghitungan
UMP belum ideal. Pasalnya, terjadi
kesenjangan antardaerah terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
50
besaran gaji. Dewan Pengupahan mencoba
menyelesaikan masalah ini dengan
menyesuaikan indeks daya beli pekerja di
masing-masing daerah terhadap barang dan
konsumsi. Selain itu, mereka juga
menyarankan penerapan sistem zonasi per
daerah yang memiliki situasi ekonomi dan
ketenagakerjaan yang mirip.
15) Upaya menyusun sebuah formulasi yang
ideal untuk upah pekerja memang jauh dari
selesai. Namun, sebuah niat baik diperlukan
agar ditemukan sebuah mekanisme dan
formula terbaik yang diterima semua pihak.
R
16) Jangan sampai perundingan penetapan
UMP 2020 justru berlarut dan kita justru lupa
menyelesaikan masalah utama yang dihadapi
saat ini: terciptanya lapangan kerja baru yang
bisa lebih banyak menyerap buruh.
Q
4.2.2.3 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen dengan Pola C-D-W-B-Q
Variasi elemen dalam ED8 menggunakan beberapa konstruksi elemen argumen seperti
pernyataan posisi (C), data (D), jaminan (W), pendukung (B) dan modalitas (Q). Pola elemen
tersebut dapat dikatakan pola elemen yang kurang lengkap. Penulis dalam ED8 belum
memanfaatkan elemen bantahan (R). Realisasi konstruksi elemen argumen tersebut akan
dipaparkan sebagai berikut.
Kode
Data
Teks Argumentasi Elemen
ED8 (1) Beberapa bulan terakhir, di tengah
pandemi virus corona atau Covid-19, publik
dibanjiri oleh pemberitaan seputar persoalan
perbankan, mulai dari jeritan nasabah-baik
individu maupun korporat- hingga kinerja
yang tak cukup bertenaga sehingga memicu
kekhawatiran.
C
(2) Sinyal ekonomi yang meredup sudah
terlihat sejak Badan Pusat Statistik (BPS)
menyampaikan laju pertumbuhan ekonomi
kuartal I/2020 yang hanya 2,97%, lebih buruk
dari perkiraan sebelumnya 4,5%. Bahkan,
pada kuartal II/2020, pertumbuhan ekonomi
diproyeksikan terkontraksi 3,5% hingga5,1%.
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
51
(3) Seiring dengan lesunya perekonomian,
sinyal bahaya di industri perbankan pun mulai
menyala. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mencatat kinerja industri perbankan hingga
Maret 2020 sebenarnya masih tergolong
positif. Penyaluran kredit dan perhimpunan
dana pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh
masing-masing sebesar 7,95% dan 9,54%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu (year on year/yoy).
W
(4) Profil risiko perbankan pada Maret 2020
juga masih terjaga pada level yang terkendali
dengan ratio kredit bermasalah (non
performing loan/NPL) gross tercatat sebesar
2,77% dan NPL net 0,98%.
B
(5) Namun, satu bulan kemudian, penyaluran
kredit mulai mengalami perlambatan yakni
hanya tumbuh 5,73% secara tahunan. Begitu
juga dengan DPK yang juga tumbuh melambat
sebesar 8,08%.
B
(6) Perlambatan penyaluran kredit juga diikuti
dengan naiknya profil risiko sebesar 2,89%
(gross) per April 2020 dan 1,09% (nett) per
April 2020.
B
(7) Kondisi pada Mei 2020 semakin
memburuk, penyaluran kredit makin melambat
hingga hanya tumbuh 3,04%. Kredit pada
periode itu terendah sejak 1998 pelemahan
terjadi di seluruh jenis penggunaan.
B
(8) Pada saat bersamaan, kabar lama
berhembus kembali. Pemicunya adalah
laporan Badan Pemeriksa Keuangan soal
bank-bank bermasalah, yang kemudian
digoreng oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab demi keuntungan sesaat.
Alhasil, klop dengan situasi dan kondisi yang
terjadi belakangan.
D
(9) Mulailah muncul sejumlah pemberitaan
mengenai sejumlah bank yang tengah oleng.
Akibatnya, masyarakat pun gundah gulana dan
cemas sehingga kemudian menarik dana
secara bersamaan atau rush.
(10) Harian ini mengingatkan pemerintah dan
pelaku usaha bahwa bank adalah bisnis
kepercayaan. Indonesia punya sejarah pahit
nan kelam di industri perbankan, terutama saat
terjadi krisis moneter 1997-1998 yang lukanya
belum hilang hingga kini.
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
52
(11) Soal kepercayaan, Dato Sri Tahir, Pemilik
dan pendiri PT Bank Mayapada Internasional
Tbk. (MAYA), yang hingga kini juga tengah
berjuang menyehatkan bank yang
dikandungnya suatu saat pernah berujar syarat
utama menjadi seorang bankir adalah bisa
dipercaya.
W
(12) Perbankan, sebagai lembaga intermediasi,
punya peran vital dalam memajukan
perekonomian nasional dengan menjadi
perantara antara pemilik modal dan pengguna
dana. Tali penghubung antara keduanya adalah
kepercayaan, yaitu perbankan.
W
(13) Untuk itu adalah sebuah keharusan agar
kepercayaan itu terjaga secara professional,
akuntabel dan transparan baik oleh pemerintah
selaku otoritas maupun industri perbankan.
Q
4.2.2.4 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen dengan Pola D-W-C–R-
Q
Elemen argumen yang berisi komponen pernyataan posisi (C), fakta/data (data), jaminan
(W), bantahan (R), dan konklusi (Q). Variasi pola elemen tersebut dapat dikatakan sebagai
konstruksi yang berbeda dalam editorial Harian Bisnis Indonesia. Penulis dalam editorial ini
membuka argumentasinya dengan menyajikan data (D). Berikut dipaparkan konstruksi elemen-
elemen yang membentuk sebuah pola argumentasi teks editorial Harian Bisnis Indonesia.
Kode
Data
Teks Argumentasi Elemen
1) Akhirnya Suryo Utomo dilantik oleh
Menteri Keuangan pada 1 November 2019
sebagai Direktur Jenderal, Direktorat
Jenderal Pajak menggantikan Robert
Pakpahan yang memasuki usia pensiun.
Suryo bukan orang baru di Ditjen Pajak.
D
2) Suryo merupakan pejabat senior di
Ditjen Pajak dan termasuk sosok yang
dekat dan menjadi orang kepercayaan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Selama empat tahun terakhir, Suryo aktif
dalam proses penyusunan Undang-Undang
Pengampunan Pajak, UU Akses Informasi
Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan,
W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
53
Tim Reformasi Perpajakan, dan review atas
seluruh rancangan peraturan perpajakan
(3) Karena itu, nama Suryo sudah lama
digadang-gadang menjadi Ditjen Pajak.
Pada 2017, misalnya, Suryo Utomo
diajukan oleh Menkeu untuk menggantikan
Ken Dwijugiasteadi yang memasuki masa
pensiun. Namun, kesempatan itu baru
terlaksana sekarang dengan menggantikan
Robert Pakpahan.
D
(4) Terlepas dari semua kisah tersebut,
tugas menjadi orang nomor satu di Pajak
bukanlah pekerjaan mudah. Di pelantikan
Suryo, Menkeu bahkan mewanti-wanti
Ditjen Pajak supaya tahu betul apa yang
harus dikerjakan.
C
5) Pasalnya, dalam struktur Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara (APBN), porsi
pajak sangat dominan atau mencapai lebih
dari 80 % dari total pendapatan negara.
D
(6) Pajak, sebagai salah satu sumber utama
pembiayaan anggaran menjadi salah satu
tulang punggung pemerintah untuk
menuntaskan mimpi besar pemerintahan
Jokowi-Ma‟ruf.
D
7) Persoalannya, dengan postur dan struktur
penerimaan pajak yang masih timpang,
upaya mewujudkan mimpi-mimpi tersebut
jelaslah menjadi pekerjaan tidak mudah.
R
(8) Hingga akhir Oktober 2019, penerimaan
pajak telah menembus angka Rp100 triliun.
Namun, jika dibandingkan dengan proyeksi
penerimaan pajak yang mencapai
Rp1.577,5 triliun, angka tersebut masih
berada di 60 % dari target.
D
(9) Selain dari sisi pencapaian yang rendah,
kinerja penerimaan pajak tahun ini juga
harus menghadapi sejumlah dinamika di
lingkup perekonomian nasional yang
tumbuh melambat.
W
(10) Sektor perdagangan yang dalam
struktur penerimaan pajak memiliki
kontribusi penerimaan terbesar kedua
setelah manufaktur, masih terus tertekan.
Penerimaan PPh 22 impor misalnya, sampai
Oktober 2019 baru mencapai Rp44,8
triliun, begitupula PPN impor yang senilai
Rp140,2 triliun.
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
54
(11) Dengan kondisi demikian, kita
berharap prioritas utama dari Ditjen Pajak
yang baru haruslah dapat memutus tren
shortfall penerimaan pajak. Shorfall
penerimaan selama ini seakan telah menjadi
kutukan bagi pemerintah dan pejabat Ditjen
Pajak.
Q
12) Persoalan lain yang harus menjadi
perhatian adalah belum idealnya
pemungutan pajak dari semua indikator,
misalnya tax ratio dan elastisitas
penerimaan dengan produk domestik bruto
(PDB).
W
(13) Selain itu, kita semua tentu
menghendaki praktik pemungutan pajak
semakin adil, fair, berintegritas, transparan
guna mendukung perekonomian nasional
tetap bertmbuh dengan optimal.
Q
4.3 Pembahasan
Pada subbab ini, peneliti membahas satu per satu mengenai data yang telah dipaparkan
pada subbab sebelumnya. Pembahasan akan dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu bagian
(1) Pola konstruksi argumen berbasis komitmen pada editorial Harian Bisnis Indonesia, (2)
Realisasis elemen-elemen argumen berbasis komitmen . Bagian-bagian tersebut di atas akan
dijelaskan secara rinci hasil penelitian sebagai berikut.
4.3.1 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen dalam Editorial Harian Bisnis
Indonesia
Gagasan tentang komitmen dalam argumentasi pada editorial Harian Bisnis Indonesia
sangat urgen untuk dianalisis dan dievaluasi. Tseronis (2018) mengingatkan bahwa konsep
komitmen dalam argumentasi merupakan hal yang penting untuk dianalisis dan dievaluasi karena
setiap wacana argumentasi harus penulis harus setia pada komitmen. Komitmen tersebut dapat
membentuk apa yang disebut Hamblin (dalam Tseronis, 2018) sebagai “toko komitmen” yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
55
dapat membantu menilai konsistensi argumen yang disampaikan sehingga dapat diterima atau
ditolak.
Argumen merupakan salah satu aktivitas menerima atau menolak pernyataan posisi yang
diajukan dengan menggunakan bukti-bukti atau alasan yang masuk akal. Walton (2005)
menyatakan bahwa istilah "argumen" digunakan dalam arti khusus, merujuk pada aktivitas
memberikan alasan untuk mendukung atau mengkritik klaim yang meragukan. Sebuah argumen
dapat dikatakan berhasil jika memberikan alasan yang baik untuk mendukung atau mengkritik
klaim. Argumen yang diutarakan pada dasarnya memiliki pendukung baik itu perorangan seperti
dalam teks editorial maupun sekelompok orang dan bahwa setiap argumen memiliki audiens
sebagai penerima argumen (bdk. Hunter, 2007). Audiens atau pendengar dalam argumentasi teks
editorial Harian Bisnis Indonesia adalah pembaca.
Argumen berbasis komitmen merupakan salah satu bentuk argumen yang digunakan
untuk menolak atau mengkritik komitmen penulis. Walton (2005) menegaskan bahwa dalam
argumen dari komitmen, pendukung mengambil premis proposisi yang menjadi komitmen
responden dan menggunakannya untuk menekan responden mengakui proposisi lain yang diikuti
dengan kesimpulan dari premis itu. Lebih lanjut, Locke ( Walton, 2005) berpendapat bahwa
argumen berbasis komitmen tak lain adalah seseorang dengan konsekuensi yang diambil dari
prinsip atau konsesinya sendiri. Prinsip dan konsesi tersebut menjadi bagian integral dalam
argumen berbasis komitmen dalam penulisan editorial Harian Bisnis Indonesia sehingga
pembaca dapat menerima proposisi yang diajukan oleh penulis.
Argumen berbasis komitmen pada dasarnya berbeda dengan argumen ad hominem.
Walton dalam bukunya yang berjudul “Media Argumentation” (2007) memberikan garis batas
perbedaan antara kedua model argumen tersebut. Argumen ad hominem merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
56
model argumen yang langsung menyerang karakter atau pribadi sebagai dasar untuk menerima
atau menolak pernyataan dari pihak lain. Kadar kekuatan sebuah argumen yang dibicarakan atau
ditulis diukur dari karakteristik pribadi responden. Sementara itu model argumen berbasis
komitmen merupakan model argumen tersebut menyerang komitmen pihak lain yang tidak
konsisten. Fokusnya adalah komitmen dan bukannya karakter pribadi responden. Hal inilah yang
membedakan argumen berbasis komitmen dan argumen ad hominem yang mana dalam
praktenya sering dicampuradukan tanpa batasan pemahaman yang komprehensif. Menurut
Walton (2007) model argumen ad hominem menjadi perhatian khusus media dalam melaporkan
argumentasi di bidang politik.
Argumen berbasis komitmen dapat diklasifikasi menjadi dua, yakni argumen berbasis
komitmen yang konsisten (argument by consistent commitment) dan argumen berbasis komitmen
yang inkonsisten (argument by inconsistent commitment). Kedua jenis argumentasi berbasis
komitmen tersebut akan dibahas secara mendalam sebagai berikut.
4.3.1.1 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten
Argumen berbasis konsistensi komitmen (argument by consistent commitment)
merupakan aspek yang penting dalam penulisan editorial Harian Bisnis Indonesia. Penulis perlu
mempertimbangkan konsistensi untuk memengaruhi pembaca agar menerima proposisi yang
disampaikan dalam editorial. Hal ini selaras dengan pandangan Robert B. Cialdini (dalam
Walton, 2007) yang menegaskan bahwa konsistensi merupakan salah satu teknik menggunakan
komitmen responden yang mendukung konklusi untuk memengaruhi pembaca menerima
proposisi yang disampaikan penulis.
Konsistensi merupakan prinsip dasar pada konstruksi argumen berbasis komitmen.
Melalui argumen tersebut yang diungkapkan penulis memberikan kepada pembaca mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
57
konsistensi yang diambil oleh penulis dalam penulisan editorial. Walton (2007) menyatakan
bahwa konsistensi merupakan teknik menggunakan komitmen penentang sebelumnya atau
membuatnya berkomitmen dengan pernyataan posisi yang akan mendukung kesimpulan yang
diinginkan guna memengaruhinya untuk menerima pendapat yang diajukan. Apa yang
disampaikan dalam pernyataan posisi mestinya selaras dengan kesimpulan yang diambil.
Keselarasan pernyataan posisi penulis dengan kesimpulan yang ditarik memberikan gambaran
kepada para pembaca bahwa penulis berkomitmen dalam argumentasinya. Hal ini akan
meningkatkan kadar kepercayaan pembaca terhadap pandangan yang disampaikan oleh media
massa dan memberi pengaruh terhadap pembaca.
Semakin konsisten argumen berbasis komitmen semakin kuat dan tajam argumentasinya.
Hal ini selaras dengan pendapat Walton (2005) menyatakan bahwa kelogisan argumen dari
komitmen dapat diukur dari konsistensi antara klaim yang diungkapkan dengan konklusi yang
ditarik dari premis-premis. Konsistensi antara klaim dan kesimpulan dalam teks editorial Harian
Bisnis Indonesia dapat dilihat pada data ED2 dan ED3. Pada data ED2, penulis mengungkapkan
pernyataan posisi bahwa para pemangku kepentingan di sektor pertekstilan, khususnya
pengusaha dan asosiasi semakin cemas terkait dengan lonjakan impor yang semakin tak
terbendung. Pernyataan posisi penulis tersebut dapat menjadi premis bukti komitmen dalam
konstruksi argumen berbasis komitmen. Sementara itu, premis keterkaitan komitmen yang
diungkapkan penulis dalam elemen modalitas adalah bahwa skenario penyelamatan sangat
penting. Dasar dari premis keterkaitan komitmen penulis adalah fakta bahwa industri pertekstilan
menyerap tenaga kerja sekitar 3,58 juta orang, atau mencakup 21,2 dari total populasi pekerja di
sektor manufaktur. Penggunaan fakta tersebut dimaksudkan untuk memengaruhi pembaca agar
merasa yakin dengan apa yang disampaikan penulis. Hal ini selaras dengan peryataan . Hasani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
58
(2005), Keraf (2007), dan Nurhadi (2008) menyatakan bahwa bukti-bukti dari fakta-fakta
digunakan penulis untuk menunjukkan suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau
tidak. Kesimpulan yang dapat ditarik dari dua premis tersebut adalah penulis konsisten dengan
komitmennya untuk menyelamatkan lonjakan impor.
Argumen berbasis komitmen yang konsisten juga ditunjukkan penulis dalam data ED3
Bisnis Indonesia. Penulis dalam ED3 menungkapkan peryataan posisi bahwa pemerintah bekerja
keras dalam menaikkan produksi siap jual (lifting) minyak nasional yang terus merosot. Hal ini
memberikan bukti komitmen penulis dalam mendukung kerja keras pemerintah menaikan
produksi siap jual (lifting) minyak nasional yang terus merosot. Sementara itu, premis
keterkaitan komitmen dalam ED3 adalah bahwa momentum transisi yang kurang dari dua tahun
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu pemerintah mencapai target lifting minyak
nasional. Kesimpulan yang dapat ditarik dari dua premis tersebut adalah penulis berkomitmen
untuk mendukung langkah pemerintah menaikan lifting minyak nasional.
Pola konstruksi argumen berbasis komitmen dalam ED3 Harian Bisnis Indonesia dapat
diilustrasikan sebagai berikut.
Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Konsisten Bisnis Indonesia
Premis Bukti Komitmen : Penulis berkomitmen terhadap A (menurut bukti yang
dituliskan)
Premis Keterkaitan Komitmen : Umumnya ketika penulis berkomitmen terhadap A,
maka dapat dikatakan bahwa penulis juga mendukung B
Kesimpulan : Pada kasus ini, penulis berkomitmen terhadap B.
Pola konstruksi argumen berbasis komitmen yang konsisten tersebut di atas dapat diuji
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis. Walton (2005) mengungkapkan bahwa ada
dua pertanyaan kritis yang dapat diajukan untuk menakar ketajaman argumen berbasis komitmen
yang konsisten, yakni (1) bukti apa yang mendukung klaim bahwa penulis berkomitmen pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
59
proposisi A? (2) Apa alasan yang menguatkan bahwa komitmen terhadap proposisi A sama
artinya dengan komitmen terhadap proposisi B? Pertanyaan kritis yang kedua mengandung
makna bahwa A identik dengan B (Walton, 2005).
Argumen berbasis komitmen yang konsisten merupakan salah satu bentuk tulisan
argumentatif yang digunakan penulis untuk menyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan
merupaan sebuah fakta yang benar-benar terjadi. Hal ini selaras dengan pernyataan Rahardi
(dalam Yuliana, 2016) bahwa tujuan pokok dari paragraf argumentatif adalah membangun
keyakinan atas argumen yang disampaikan. Teks editorial Bisnis Indonesia dapat dikategorikan
sebagai salah satu teks argumentatif yang ditulis untuk menyakinkan pembacanya bahwa apa
yang disampaikan merupakan sebuah fakta. Untuk meyakinkan pembaca, penulis menggunakan
bukti-bukti atau alasan yang kuat. Toulmin, dkk (1979) menyatakan bahwa argumen merupakan
pernyataan premis dan simpulan, yang mana premis-premis tersebut memberikan alasan atau
bukti untuk mendukung alasan. Semakin valid data atau bukti yang dikemukakan maka semakin
tinggi pula tingkat kepercayaan pembaca terhadap apa yang disampaikan penulis.
4.3.1.2 Pola Konstruksi Argumen Berbasis Komitmen yang Inkonsisten
Argumen berbasis komitmen merupakan salah satu bentuk argumen yang dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk mengambil kesimpulan bahwa responden tidak
konsisten dengan komitmennya (Walton, 2005). Konsep ini memberikan gambaran bahwa
responden yang tidak konsisten dengan komitmen yang disampaikan akan memperlemah
argumentasinya. Namun, jika responden berkomitmen dengan apa yang telah diungkapkan maka
tentu argumentasinya tidak dapat dibantah.
Inkonsistensi merupakan hal yang lazim terjadi dalam proses berargumentasi terutama
dalam argumentasi yang panjang. Hal ini sudah diingatkan oleh Walton (2005) bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
60
inkonsistensi sangat umum terjadi pada argumentasi yang panjang dimana seorang kehilangan
jejak argumen sebelumnya. Di satu pihak, inkonsistensi dapat dimengerti dalam proses
berargumen tetapi pada pihak lain inkonsistensi membuat argumen yang disampaikan penulis
tidak dapat diterima oleh pembaca sebagai sesuatu yang benar.
Usaha untuk menemukan inkonsistensi dalam tek editorial Harian Bisnis Indonesia
merupakan hal yang penting dilakukan mengingat Harian Bisnis Indonesia adalah salah satu
media nasional. Menurut Walton (2005) menyatakan bahwa langkah mengidentifikasi argumen
yang inkonsisten merupakan kritik yang penting demi membangun argumen yang kuat.
Inkonsistensi dalam bentuk yang paling sederhana dapat disejajarkan dengan kontradiksi
dimana satu klaim bertolak belakang dengan klaim yang lain (Walton, 2005). Kontradiksi
tersebut nampak dalam ED1 Harian Bisnis Indonesia. sebagai berikut.
Sejumlah catatan gemilang ditorehkan oleh pemerintahan Jokowi-JK di bidang
pembangunan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur memang belum berdampak positif bagi masyarakat
Pada kasus ini sangat jelas ditunjukkan bahwa satu pernyataan berlawanan dengan pernyataan
lain. Satu pernyataan menegasikan pernyataan yang lainnya yang diindikasikan dengan kata
“belum”. Penggunaan kata tersebut memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa tidak
mungkin kedua pernyataan tersebut benar (Walton, 2005). Salah satu pernyataan pasti salah
karena mengingkari pernyataan yang lainnya sehingga argumen yang disampaikan menjadi
inkonsisten.
Inkonsistensi dalam teks editorial Harian Bisnis Indonesia juga dapat diidentifikasi
melalui penungkapan pernyataan oleh penulis dimana pernyataan yang satu menolak pernyataan
yang lain secara tidak langsung. Pandangan tersebut selaras dengan pendapat Walton (2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
61
bahwa dalam kasus lain, inkonsistensi dapat terjadi ketika salah satu pernyataan ditolak oleh
pernyataan yang lainnya. Kasus ini terjadi dalam ED5 Harian Bisnis Indonesia sebagai berikut.
Asap akibat pembakaran hutan telah membuat resah
Membakar hutan memberi dampak buruk bagi lingkungan
Pada kasus tersebut dapat dikatakan bahwa penulis tidak konsisten dengan klaim bahwa
asap itu telah membuat resah. Penulis kemudian mengutarakan kesimpulan dalam elemen
modalitas bahwa membakar hutan memberi dampak buruk terhadap lingkungan. Kesimpulan
tersebut inkonsisten dengan klaim yang diungkapkan penulis. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya inkonsistensi dalam teks editorial Harian Bisnis Indonesia.
Inkonsistensi yang terjadi pada teks editorial Bisnis Indonesia merupakan preseden buruk
dalam hal logika argumentasi. Walton (2005) menyatakan bahwa dalam argumentasi jika salah
satu pernyataan tidak konsisten maka dapat diidentifikasi bahwa salah satu pernyataan pasti
salah. Kesalahan tersebut dapat menciptakan peluang bagi pembaca untuk mengeritik ataupun
membantah argumen yang disampaikan penulis. Argumen yang inkonsisten menimbulkan
ketidakpercayaan bagi pembaca.
Inkonsistensi dalam editorial Bisnis Indonesia dapat diminimalisir dengan menerapkan
beberapa langkah penting, yakni (1) mengidentifikasi, (2) menganalisis, dan (3) mengevaluasi
argumen berbasis komitmen yang disampaikan penulis.
1. Mengidentifikasi Argumen
Proses identifikasi merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang sangat
dibutuhkan dalam upaya meminimalisir argumen berbasis komitmen. Walton (2009) menyatakan
bahwa tugas mengidentifikasi argumentasi adalah mengidentifikasi premis dan kesimpulan yang
ditemukan dalam teks wacana. Kemampuan untuk mengidentifikasi argumentasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
62
menempatan premis dan konklusi merupakan salah satu keterampilan yang dibutuhkan dalam
upaya mengoptimalkan argumen yang disampaikan oleh penulis dalam teks editorial.
Kemampuan untuk mengidentifikasi membutuhkan pemahaman konsep yang
komprehensif tentang argumen berbasis komitmen. Pemahaman konsep terdiri atas dua
kata yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman merupakan berasal dari kata dasar paham
yang berarti mengerti benar (akan); tahu benar (akan)” (KBBI Daring). Adapun, Sudjana (2011)
menjelaskan bahwa pemahaman merupakan tingkat hasil belajar yang lebih tinggi daripada
pengetahuan yang diperoleh, perlu adanya mengenal ataumengetahui untuk dapat memahami.
Seseorang dikatakan paham terhadap suatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan
mampu menjelaskan suatu hal yang telah dipahaminya.
Konsep adalah sesuatu yang abstrak menunjukkan kepada sesuatu yang konkrit.
Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi dan ada yang
sangat rendah (Sembiring dan Edy Surya, 2017). Oleh karena itu, pemahaman terhadap konsep
argumen berbasis komitmen merupakan keniscayaan bagi setiap penulis editorial. Pemahaman
akan hal itu mampu memberikan gambaran bahwa penulis editorial tahu benar dan mampu
menaplikasikan pengetahuan tersebut dalam keegiatan menulis sehingga konstruksi editorial
memiliki argumentasi yang lebih konsisten, utuh dan lengkap. Hal ini selaras dengan pandangan
Rahman (2018) bahwa pemahaman konsep berpengaruh positif terhadap argumentasi yang
disampaikan. Semakin seseorang memahami konsep maka argumentasi yang disampaikan
semakin utuh dan lengkap.
Adapun Walton (2004) menyatakan bahwa argumen dari komitmen digunakan untuk
membantah komitmen dari penentang yang tidak konsisten. Untuk membantah argumen dari
komitmen, penentang atau pembaca dapat menggunakan dukungan. Walton (2005) juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
63
menambahkan bahwa pendukung yang dibutuhkan tidak lain adalah premis proposisi yang
menunjukkan komitmen responden. Premis tersebut digunakan untuk membantah proposisi
responden lain berdasarkan kesimpulan dari premis tersebut.
Argumen berbasis komitmen yang terdapat dalam teks editorial tentunya memiliki skema
tertentu. Untuk mengetahui struktur teks editorial maka perlu dilakukan langkah untuk
mengidentifikasi skema argumentasi menjadi hal yang sangat penting dalam penulisan editorial.
Walton (2005) memaparkan bahwa skema argumen merupakan struktur premis-konklusi yang
menunjukkan tipe umum argumentasi yang digunakan dalam diskursus sehari-hari seperti bidang
hukum dan ilmu pengetahuan. Skema memberikan gambaran secara jelas mengenai alur berpikir
logis yang dan menuntun penulis dalam membuat tulisan editorial sehingga lebih argumentatif.
Hal ini selaras dengan pernyataan Walton (2009) bahwa skema argumentasi merupakan bentuk
abstrak dari argumen yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bidang hukum
maupun bidang ilmiah lainnya.
2. Menganalisis Argumen
Analisis terhadap argumen berbasis komitmen dapat dilakukan dengan mengurai dan
menemukan elemen-elemen yang digunakan dalam argumen. Pernyataan ini senada dengan
pendapat Toulmi (dalam Hunter, 2007) bahwa untuk menganalisis sebuah argumen penting
untuk mengidentifikasi komponen-komponen dalam argumen.
Elemen merupakan unsur yang menjadi sebuah bagian dari keseluruhan. Menurut KBBI
kata elemen diterjemahkan sebagai bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan
yang lebih besar atau unsur. Dalam sebuah konteks argumentasi, elemen merupakan unsur-unsur
yang membangun argumentasi.
3. Mengevaluasi Argumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
64
Proses evaluasi didasarkan pemahaman bahwa argumen berbasis komitmen dapat
menjadi sebuah argumen yang masuk akal tetapi juga dapat menjadi sebuah argumen yang dapat
dibantah. Hal ini selaras dengan pernyataan Walton (2005) bahwa pertanyaan kritis dapat
digunakan dalam penulisan editorial sebagai langkah untuk mengukur seberapa konsisten
argumen yang diungkapkan penulis. Walton (2014) juga menambahkan bahwa pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi sesuatu hal seperti argumen berbasis
komitmen.
Evaluasi terhadap argumen berbasis komitmen dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-perntanyaan kritis untuk membuktikan komitmen yang diungkapkan dalam teks
editorial Harian Bisnis Indonesia. Para pembaca Bisnis Indonesia boleh mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk mengevaluasi argumentasi yang disampaikan penulis dalam teks editorial
Bisnis Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Walton (2005) bahwa ketika seseorang
mengajukan pertanyaan, sesungguhnya orang tersebut mengekspresikan keraguan bahwa sesuatu
yang dikatakan itu adalah benar atau bertanya untuk meminta klarifikasi.
Penulis dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis berdasarkan skema pertanyaan
kritis menurut Walton. Hal itu penting untuk dipertimbangkan oleh penulis agar argumen yang
disampaikan lebih konsisten sehingga meningkatkan kadar kepercayaan pembaca serta mampu
memengaruhi pembaca untuk melakukan atau berbuat sesuatu terhadap apa yang disampaikan
penulis dalam teks editorial. Konsep ini segaris dengan apa yang disampaikan oleh Sunarwan
(2018) bahwa editorial itu merupakan rubrik terpenting bagi para jurnalis di sebuah suratkabat
harian untuk mempengaruhi opini publik secara langsung, membentuk cara pandang terhadap
isu-isu yang berkembang di dalam masyarakat, serta mendukung / menolak kebijakan-kebijakan
pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
65
Karakteristik argumen yang dapat dibantah dari komitmen penulis dalam teks editorial
Bisnis Indonesia dapat ditelusuri secara lebih mendalam dengan mengevaluasi contoh argumen
dalam kasus tertentu. Walton (2014) mengungkapkan bahwa contoh argumen berbasis komitmen
berlaku atau tidak dalam suatu kasus bergantung pada faktor apakah argumen yang diiberikan
sesuai dengan struktur skema argumen berbasis komitmen. Jika argumen yang disampaikan tidak
sesuai dengan skema argumen berbasis komitmen maka argumen penulis tersebut dapat dengan
mudah dibantah sehingga menimbulkan ketidakpercayaan pembaca.
Beberapa persoalan yang dapat timbul dalam hal pengajuan pertanyaan kritis adalah
bahwa kemungkinan akan adanya pertanyaan kritis yang terus menerus diajukan oleh pembaca.
Hal ini sudah diwanti-wanti oleh Walton (2014) bahwa pertanyaan kritis yang muncul secara
berkelanjutan dari penanya yang kritis memungkinkan adanya permasalahan yang baru terhadap
skema seperti argumen berbasis komitmen. Namun, ketika pertanyaan-pertanyaan kritis itu
dijawab dengan tepat maka argumen berbasis konsistensi komitmen semakin kuat. Dengan
demikian, argumen yang disampaikan penulis mampu memberi pengaruh dan mengajak
pembaca untuk menerima sesuatu serta melakukan apa yang dikehendaki penulis teks editorial.
4.3.2 Realisasi Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen
Pada bagian ini peneliti membahas data hasil penelitian mengenai realisasis pola elemen-
elemen argumen berbasis komitmen pada editorial Harian Bisnis Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti menemukan adanya realisasi penggunaan elemen-elemen argumentasi yang
digunakan oleh Harian Bisnis Indonesia dalam menulis teks editorial. Adapun realisasi
penggunaan pola elemen-elemen tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
66
4.3.2.1 Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen Pola C-D-W-R-Q
Berdasarkan penelitian terhadap teks editorial Harian Bisnis Indonesia (ED1), peneliti
menemukan bahwa penulis membuka argumentasi dengan pernyataan posisi (C). Toulmin, dkk.
(1979) mengungkapkan bahwa pernyataan posisi berisi gagasan atau pendapat posisi seseorang
terhadap suatu masalah. Penulis dalam ED1 menyatakan bahwa selama lima tahun menjabat,
pemerintahan Jokowi menorehkan sejumlah catatan gemilang di bidang infrastruktur. Klaim
tersebut dapat dikategorikan ke dalam klaim berupa fakta karena didasarkan pada fakta (Seyler
,2014). Klaim yang didasarkan pada fakta dalam ED1 tersebut dapat dikategorikan sebagai
klaim dengan kadar ketajaman tinggi. Hal ini selaras dengan pernyataan Robertshaw &
Campbell (2013) bahwa pernyataan posisi dengan kadar ketajaman tinggi adalah pernyataan
posisi yang diungkapkan penulis berdasarkan pada fakta atau kenyataan yang benar-benar
terjadi.
Setelah menyatakan posisi, penulis kemudian memperkuat pernyataannya dengan
menghadirkan elemen data (D). Hal ini selaras dengan pernyataan Abduh, dkk (2019) bahwa
setelah klaim didapat maka akan timbul pertanyaan mengapa ada klaim demikian atau seperti
apa bukti klaim itu. Elemen data (D) yang yang diutarakan penulis menjadi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan terhadap klaim yang diutarakan penulis. Elemen data yang digunakan
penulis dalam ED1 Bisnis Indonesia sebagai berikut.
Kadar ketajaman elemen data (D) dalam ED1 dapat dikategori sangat tinggi karena
berdasarkan hasil observasi. Hal ini selaras dengan pernyataan (Seyler , 2014) bahwa elemen
data dengan kadar ketajaman tinggi adalah data yang disajikan berupa fakta empiris misalnya
Selama 2015-2019, pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan
konektivitas cukup pesat. Jalan baru yang dibangun sepanjang 3.797 km,
jauh di atas target Renstra yang hanya sepanjang 2.650 km (ED1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
67
hasil penelitian, hasil observasi, dan data statistik. Penulis dalam ED1 menyampaikan fakta-
fakta empirik terkait pembangunan infrastruktur yang tercatat dalam interval tahun 2015-2019.
Untuk menguatkan peryataan posisi (C) dan menghubungkan dengan pernyataan posisi,
diperlukan adanya jaminan (Abduh, dkk, 2019). Penulis dalam ED1 memanfaatkan 31,25%
elemen jaminan (W) untuk memperkuat peryataan posisi dan menghubungkannya dengan data.
Elemen jaminan yang digunakan penulis dalam ED1 Bisnis Indonesia sebagai berikut.
Penulis menyatakan bahwa kehadiran bendungan baru dapat menjamin ketersediaan air
saat kemarau panjang dan kekeringan. Elemen jaminan yang digunakan penulis tersebut dapat
dikategorikan ke dalam elemen jaminan dengan kadar ketajaman tinggi sebab berupa fakta
empiris untuk mendukung klaim (Seyler, 2014).
Elemen modalitas (Q) digunakan oleh penulis dalam argumentasi untuk menunjukkan
kadar kekuatan sebuah argumen yang disampaikan. Hal ini segaris dengan pernyataan Toulmin
dalam TAP (1979) bahwa modalitas menunjukkan sebarapa kuatnya argumen. Modalitas dalam
teks editorial Bisnis Indonesia dapat dipaparkan sebagai berikut.
Penulis dalam ED1 Bisnis Indonesia tersebut di atas menggunakan elemen modalitas
dengan penanda kepastian dan kemungkinan. Hal itu dapat ditelusuri dengan penggunaan frasa
“mungkin “ dalam teks editorial (Toulmin, 1979). Penggunaan kata keterangan mungkin dalam
Kehadiran bendungan baru dapat menjamin ketersediaan air yang
menjadi kunci ketahanan pangan Indonesia, di tengah tantangan saat ini
yang tak kalah hebat, seperti kekeringan dan kemarau panjang (ED1).
Sejauh ini, dampak pembangunan infrastruktur mungkin belum
maksimal dan belum menjangkau sendi-sendi ekonomi lainnya, karena
efeknya tentu tidak akan langsung terasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
68
ED1 tersebut di atas menandakan bahwa penulis belum mengetahui sesuatu hal secara pasti.
Dengan demikian, argumentasinya yang disampaikan penulis dalam teks editorial dapat menjadi
pincang atau mudah dibantah oleh pembaca.
Penulis dalam ED1 juga menggunakan elemen bantahan. Menurut Toulmin (1979)
elemen bantahan dapat diidentifikasi dengan menggunakan pertanyaan, “adakah kemungkinan
sanggahan atau bantahan terhadap klaim?” Jawaban terhadap pertanyaan tersebut merupakan
elemen bantahan seperti yang digunakan dalam ED1 Bisnis Indonesia sebagai berikut.
4.3.2.2 Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen Pola C-D-W-B-R-Q
Realisasi elemen argumen berbasis komitmen yang terbentuk dalam ED4 berpola C-D-
W-B-R-Q..Penulis mengungkapkan pernyataan posisi sebagai berikut.
Pernyataan posisi dalam ED4 Harian Bisnis Indonesia di atas dapat dikategorikan
sebagai pernyataan posisi berupa kebijakan. Menurut Dorothy U. Seyler & Allen Brizee, (2019)
klaim berupa kebijakan adalah pernyataan posisi berupa kebijakan merupakan pernyataan
mengenai apa yang akan terjadi atau tidak terjadi, apa yang harus dan tidak harus dilakukan
pemerintah, dan bagaimana penyelesaian masalah sosial.
Sejauh ini, dampak pembangunan infrastruktur mungkin belum
maksimal dan belum menjangkau sendi-sendi ekonomi lainnya, karena
efeknya tentu tidak akan langsung terasa.
Formulasikan besaran UMP dibarengi dengan filosofi mencari titik
harmoni antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah. Masing-masing
membawa kepentingan yang mungkin tidak bisa dipertemukan sampai
kapanpun, tetapi ketiganya adalah mata rantai dari keberlanjutan sebuah
bisnis (ED4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
69
Untuk memperkuat pernyataan posisi penulis menggunakan beberapa elemen data (D)
sebanyak 37,5%. Salah satu elemen data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut.
Data yang digunakan penulis dalam ED4 Bisnis Indonesia tersebut di atas dapat
dikategorikan sebagai data dengan kadar ketajaman tinggi karena mengacu pada Peraturan
Pemerintah (PP). Hal ini selaras dengan pernyataan Seyler (2014) bahwa elemen data dengan
kadar ketajaman tinggi adalah data berupa fakta empiris misalnya hasil penelitian, hasil
observasi, dan data statistik. Data dalam ED4 tersebut di atas merupakan data statistik berupa
penetapan besaran angka kenaikan UMP sebesar 80%. Menurut Seyler (2014) data statistik
merupakan data yang diperoleh data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-
golongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.
Setelah mengindentifikasi elemen pernyataan posisi dan data, peneliti mengidentifikasi
elemen jaminan. Elemen jaminan (W) digunakan penulis dalam ED4 Bisnis Indonesia adalah
sebanyak 25%, dan elemen pendukung (B) sebanyak 0%. Artinya dalam ED4, penulis tidak
menggunakan elemen pendukung. Elemen jaminan yang digunakan penulis sebagai berikut.
Elemen jaminan dalam data ED4 tersebut di atas dapat dikategorikan sebagai elemen
jaminan dengan kadar ketajaman tinggi karena berupa pendapat dari ahli. Hal ini segaris lurus
dengan pendapat Seyler (2014) bahwa elemen jaminan yang diajukan tersebut dapat berupa
Besaran kenaikan UMP sebesar 8,03% mengacu pada Peraturan
Pemerintah (PP) No. 78/2015 tentang Pengupahan. Berdasarkan beleid
itu, formulasi perhitungan didasarkan pada UMP tahun berjalan
dikalikan dengan angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi (ED4).
Di sisi lain, Dewan Pengupahan Nasional menilai bahwa mekanisme
penghitungan UMP belum ideal. Pasalnya, terjadi kesenjangan
antardaerah terkait dengan besaran gaji (ED4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
70
pandangan para ahli yang menjadi penghubung antara data ke pernyataan posisi. Dalam konteks
ED4, ahli yang dimaksudkan adalah Dewan Pengupahan.
Sementara itu, elemen modalitas (Q) disampaikan penulis dengan derajat kepastian yang
tinggi. Hal ini dapat diidentifikasi dengan penggunaan frasa „harus‟ dalam teks editorial
sebagaimana dinyatakan oleh Toulmin, dkk. (1979) tidak semua argumen mendukung
pernyataan posisi atau kesimpulan dengan tingkat kepastian yang sama. Elemen modalitas dalam
ED4 dapat dipaparkan sebaga berikut.
Penulis dalam ED2 Bisnis Indonesia juga menggunakan elemen bantahan atau rebuttal..
Menurut Toulmin (1979) elemen bantahan dapat diidentifikasi dengan menggunakan pertanyaan,
“adakah kemungkinan sanggahan atau bantahan terhadap klaim?” Jawaban terhadap
pertanyaan tersebut merupakan elemen bantahan seperti yang digunakan dalam ED1 Bisnis
Indonesia sebagai berikut.
4.3.2.3 Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen Pola C-D-W-B-Q
Data ED8 memiliki elemen argumen yang berpola C-D-W-B-Q Penulis dalam ED8
menyampaikan argumen dalam teks editorial dengan menyatakan posisi terlebih dahulu.
Pernyataan posisi penulis tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam situasi yang kurang menguntungkan ini, kenaikan UMP 2020
harus tetap dilakukan. Belum lagi jika kenaikan upah ini dibawah dalam
ranah politik dalam masa kampaye, tentu situasi bakalan makin runyam.
Penulis berpendapat (C) bahwa beberapa bulan terakhir, di tengah
pandemi virus corona atau Covid-19, publik dibanjiri oleh pemberitaan
seputar persoalan perbankan, mulai dari jeritan nasabah-baik individu
maupun korporat- hingga kinerja yang tak cukup bertenaga sehingga
memicu kekhawatiran.
Upaya menyusun sebuah formulasi yang ideal untuk upah pekerja
memang jauh dari selesai. Namun, sebuah niat baik diperlukan agar
ditemukan sebuah mekanisme dan formula terbaik yang diterima semua
pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
71
Pernyataan posisi ini dapat dikategorikan sebagai pernyataan posisi berupa fakta. Seyler
(2014) menegaskan bahwa pernyataan posisi berupa fakta adalah sebuah pernyataan yang
menegaskan bahwa sebuah kondisi telah ada, memang benar ada, dan akan ada, serta hal-hal
yang mendukung informasi tersebut berisi informasi faktual. Pernyataan posisi penulis dalam
ED8 ini juga dapat dikategorikan sebagai pernyataan posisi dengan kadar ketajaman yang tinggi.
Hal ini selaras dengan pernyataan Robertshaw & Campbell (2013) bahwa elemen perrnyataan
posisi dengan kadar ketajaman tinggi adalah pernyataan posisi yang diungkapkan penulis
berdasarkan pada fakta atau kenyataan yang benar-benar terjadi.
Elemen data yang digunakan penulis dalam ED8 sebagai bukti atas pernyataan posisi
merujuk pada data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data jenis ini memiliki kadar
ketajaman yang tinggi (Robertshaw & Campbell, 2013). Elemen data dalam yang digunakan
penulis dalam ED8 Bisnis Indonesia adalah sebagai berikut.
Penulis menggunakan elemen data sebanyak 38,46% dan elemen jaminan sebanyak
15,38%. Toulmin, dkk (1979) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi elemen data
digunakan pertanyaan, “Apa yang menjadi alasan dan bukti untuk mendukung klaim Anda?”
Pertanyaan tersebut dapat diajukan pada pernyataan posisi penulis dalam ED8, yakni “Apa yang
menjadi bukti dan alasan untuk mendukung pernyataan bahwa di tengah pandemi virus Covid-
19 publik dibanjiri oleh isu seputar perbankan?”
Setelah mengidentifikasi pernyataan posisi dan data, peneliti juga mengidentifikasi
elemen jaminan yang digunakan penulis dalam editorial Bisnis Indonesia. Menurut Toulmin, dkk
(1) Sinyal ekonomi yang meredup sudah terlihat sejak Badan Pusat Statistik
(BPS) menyampaikan laju pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 yang hanya
2,97%, lebih buruk dari perkiraan sebelumnya 4,5%. Bahkan, pada kuartal
II/2020, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan terkontraksi 3,5% hingga5,1%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
72
(1979) pertanyaan yang digunakan untuk menelusuri elemen jaminan dalam sebuah argumen,
yakni “Bagaimana Anda dapat membenarkan sebuah data atau fakta untuk pernyataan
posisi?”Lebih lanjut, Rybacki & Rybacki (2008) mengatakan bahwa elemen jaminan
memberikan informasi yang lebih detail tentang alasan-alasan argumentasi. Elemen jaminan
yang digunakan penulis dalam ED8 Bisnis Indonesia adalah sebagai berikut.
Elemen jaminan yang digunakan penulis dalam ED8 Bisnis Indonesia tersebut di atas
dapat dikategorikan sebagai elemen jaminan dengan kadar ketajaman tinggi. Rendahnya kadar
karena menggunakan rujukan berupa pendapat ahli. Dalam ED8, penulis merujuk pada
pandangan Dato Sri Tahir sebagai pemilik dan pendiri PT Bank Maypada Internasional Tbk. Hal
ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Seyler (2014) bahwa elemen jaminan, modalitas,
pendukung dengan kadar ketajaman tinggi adalah elemen jaminan berupa berupa pandangan para
ahli.
Adapun elemen modalitas yang digunakan penulis untuk mendukung pernyataan posisi
dalam ED8 Harian Bisnis Indonesia. Menurut Toulmin, dkk (1979) tidak semua argumen
mendukung pernyataan posisi atau kesimpulan dengan kadar kepastian yang sama. Beberapa
mengarah pada kesimpulan yang “kadang-kadang”, “kemungkinan”, “dugaan”, “seharusnya”,
dan lain sebagainya. Hal itu nampak dalam ED8 Bisnis Indonesia sebagai berikut.
Untuk itu adalah sebuah keharusan agar kepercayaan itu terjaga secara
professional, akuntabel dan transparan baik oleh pemerintah selaku
otoritas maupun industri perbankan.
Soal kepercayaan, Dato Sri Tahir, Pemilik dan pendiri PT Bank Mayapada
Internasional Tbk. (MAYA), yang hingga kini juga tengah berjuang
menyehatkan bank yang dikandungnya suatu saat pernah berujar syarat
utama menjadi seorang bankir adalah bisa dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
73
ED8 Harian Bisnis Indonesia tersebut di atas memiliki derajat kepastian yang tinggi. Hal
itu dapat diidentifikasi dengan mengajukan pertanyaan,”Adakah kata atau frasa yang
menunjukkan derajat kepastian klaim?”(Toulmin,dkk, 1979). Kata atau frasa yang digunakan
penulis dalam ED8 Harian Bisnis Indonesia di atas adalah “seharusnya”. Dengan demikian,
derajat kepastian ED8 di atas adalah tinggi.
4.3.2.4 Konstruksi Elemen Argumen Berbasis Komitmen dengan Pola D–W–C–R–Q
Berdasarkan penelitian terhadap teks editorial (ED10), ditemukan konstruksi elemen
argume berbasis komitmen berpola D –W–C–R–Q. Pola tersebut berbeda dengan pola-pola
elemen yang terbentuk sebelumnya. Penulis dalam data ED10 membuka argumentasinya dengan
menyajikan elemen data (D) sebagai berikut.
Data yang digunakan oleh penulis dalam ED10 Harian Bisnis Indonesia tersebut di atas
dapat dikategorikan ke dalam data berupa fakta (Seyler, 2014). Lebih lanjut, Seyler (2014)
menyatakan bahwa elemen data dengan ketajaman tinggi adalah elemen data berupa fakta
empiris misalnya hasil penelitian, hasil observasi, dan data statistik. Data berupa fakta tersebut
merupakan bukti yang membuat argumen dari penulis tidak dapat dibantah. Sebaliknya, argumen
yang menggunakan bukti yang kurang mendukung klaim akan mengakibatkan argumen yang
disampaikan penulis dapat dibantah dengan mudah. Hal ini selaras dengan pernyataan Walton
(2016) bahwa argumen yang dapat dibantah adalah argumen yang salah memberikan beberapa
bukti untuk mendukung penerimaan suatu pernyataan posisi.
Akhirnya Suryo Utomo dilantik oleh Menteri Keuangan pada 1
November 2019 sebagai Direktur Jenderal, Direktorat Jenderal Pajak
menggantikan Robert Pakpahan yang memasuki usia pensiun. Suryo
bukan orang baru di Ditjen Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
74
Setelah menyajikan data, penulis kemudian mengungkapkan pandangan atau pendapat
(C) bahwa tugas menjadi orang nomor satu di pajak bukanlah pekerjaan mudah.
Pernyataan posisi penulis dalam ED10 Harian Bisnis Indonesia tersebut di atas dapat
disebut sebagai pernyataan posisi berupa kebijakan. Dorothy U. Seyler & Allen Brizee (2019)
mengungkapkan bahwa pernyataan posisi berupa kebijakan merupakan pernyataan mengenai
apa yang akan terjadi atau tidak terjadi, apa yang harus dan tidak harus dilakukan pemerintah,
dan bagaimana penyelesaian masalah sosial. Pernyataan posisi ini mirip dengan penilaian moral
atau penilaian filosofis akan tetapi lebih berdasar pada kemungkinan apa yang akan terjadi.
Kadar ketajaman elemen pernyataan posisi dalam ED10 tersebut dapat dikategorikan ke dalam
golongan sedang karena berupa pernyataan sikap penulis (Robertshaw & Campbell, 2013).
Penulis berpendapat bahwa tugas menjadi orang nomor satu di Pajak bukanlah pekerjaan mudah.
Untuk menghubungkan data dan pernyataan posisi penulis perlu menghadirkan elemen
jaminan. Hal ini selaras dengan pernyataan Toulmin (dalam Hunter, 2007) bahwa elemen
jaminan adalah bagian dari argumen yang menghubungkan fakta dengan kualifikasi klaim.
Elemen jaminan yang digunakan oleh penulis dalam ED10 Harian Bisnis Indonesia nampak
sebagai berikut.
Tugas menjadi orang nomor satu di Pajak bukanlah pekerjaan mudah. Di
pelantikan Suryo, Menkeu bahkan mewanti-wanti Ditjen Pajak supaya
tahu betul apa yang harus dikerjakan.
Persoalannya, dengan postur dan struktur penerimaan pajak yang masih
timpang, upaya mewujudkan mimpi-mimpi tersebut jelaslah menjadi
pekerjaan tidak mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
75
Elemen jaminan dalam ED10 tersebut di atas dapat dikatakan sebagai elemen jaminan
dengan kadar ketajaman sedang karena bersifat rasional dan logis. Secara rasional dan logis
penulis berpikir bahwa dengan postur dan struktur pajak yang masih timpang, pekerjaan untuk
mewujudkan mimpi itu tidak mudah. Hal ini selaras dengan pernyataan Robertshaw & Campbell
(2013) bahwa elemen jaminan, modalitas, pendukung dengan kadar ketajaman sedang elemen
jaminan yang bersifat rasional atau logis seperti prinsip-prinsip umum, aturan-aturan umum.
Sementara itu, elemen modalitas (Q) diutarakan penulis dengan derajat kepastian yang
tinggi. Hal ini dapat diidentifikasi dengan penggunaan frasa tentu saja dalam teks editorial
seperti yang dinyatakan oleh Toulmin, dkk. (1979) bahwa tidak semua argumen mendukung
pernyataan posisi atau kesimpulan dengan tingkat kepastian yang sama. Kata keterangan pada
elemen modalitas dapat ditunjukkan dalam ED10 sebagai berikut.
Penanda keterangan modalitas yang digunakan penulis dalam ED10 Harian Bisnis
Indonesia tersebut di atas yakni tentu. Penggunaan kata keterangan tersebut mengindikasikan
adanya penggunaan elemen modalitas dengan derajat kepastian yang tinggi. Toulmin, dkk (1979)
dalam Toumin (TAP) menungkapkan bahwa modalitas biasanya berbentuk keterangan, seperti
perlu, tentu, pasti, agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, dan
sebagainya.
Elemen-elemen yang digunakan oleh dalam argumentasi teks editorial Bisnis Indonesia
tentunya membentuk sebuah pola. Penggunaan pola argumen tersebut merupakan bagian penting
yang dapat memperkuat argumen yang disampaikan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
Kita semua tentunya menghendaki praktik pemungutan pajak semakin
adil, fair, berintegritas, transparan guna mendukung perekonomian
nasional tetap bertmbuh dengan optimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
76
seperti editorial. Pola argumentasi dapat dikaji dengan menggunakan teori dari Toulmin yang
dikenal dengan Toulmin‟s Argument Pattern (TAP). Toulmin, dkk. (1979) mengungkapkan
bahwa tulisan argumentasi memiliki elemen-elemen yang membangun struktur tulisannya.
Elemen-elemen tersebut terbagi menjadi enam bagian, meliputi (1) pernyataan/tesis (claim), (2)
alasan/bukti-bukti (grounds/data), (3) jaminan (warrant), (4) dukungan (background/backing),
(5) modalitas (modal qualifier), (6) kemungkinan bantahan (rebuttal). Berdasarkan persepektif
Toulmin ini, sebuah argumentasi mencakup claim yang menjadi penyataan posisi atau
pernyataan yang diyakini oleh argumentator, data yang dihadirkan untuk mendukung, jaminan
yang menghubungkan antara data dan pernyataan posisi, pendukung yang memperkuat jaminan,
dan bantahan yang menunjukkan kemungkinan sanggahan terhadap pernyataan posisi yang
diajukan. Argumen yang tidak mudah dibantah dapat ditakar melalui kelengkapan elemen-
elemen yang digunakan dalam penulisan editorial. Semakin lengkap elemen argumen, semakin
tidak mudah untuk dibantah oleh pembaca.
Editorial Harian Bisnis Indonesia pola-pola konstruksi argumen yang terbentuk sangat
bervariasi. Hal ini disebabkan karena belum adanya satu pola konstruksi khusus yang
memberikan kekhasan berargumentasi bagi media Bisnis Indonesia dalam teks editorial.
Beberapa alasan yang mendasari variasi pola konstruksi penggunaan argumentasi dalam editorial
Harian Bisnis Indonesia berdasarkan hasil wawancara. Editorial Harian Bisnis Indonesia ditulis
oleh jajaran manajemen redaksi, yakni pemred, wakil pemimpin redaksi, dan redaktur pelaksana.
Redaktur pelaksana itu sendiri terbagi ke dalam beberapa bagian, yakni redaktur pelaksana
kompartemen 1, redaktur pelaksana kompartemen 2, redaktur pelaksana kompartemen 3,
redaktur pelaksana bisnis.com, redaktur pelaksana kontain digital, dan redaktur pelaksana
kontain strategi. Dalam penulisan editorial masing-masing kompartemen menangani isu-isu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
77
tersendiri. Kompartemen 1 bertanggungjawab untuk isu makro ekonomi, global, perbankan,
finansial, asuransi. Kompartemen 2 akan mengulas isu-isu yang berkaitan dengan sektor riil
seperti industri, informasi dan teknologi, properti, infrastruktur, translok, dan otomotif.
Kompartemen 3 menangani isu-isu soal politik, umum, regional, dan mingguan. Kontain digital
merupakan salah satu bagian yang baru dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap isu-isu soal
digital. Lahirnya kontain digital dalam tubuh redaktur pelaksana merupakan respons Harian
Bisnis Indonesia terhadap perkembangan zaman dunia industri 4.0. Sementara itu, bisnis.com
akan bertanggungjawab terhadap isu-isu bisnis. Manajemen redaksi ini akan menulis editorial
sesuai dengan pembagian yang telah disepakati bersama dengan kontain yang tetap
memperhatikan isu-isu yang relevan di masyarakat.
Proses penulisan editorial Harian Bisnis Indonesia berlangsung secara alamiah. Artinya,
penulisan berjalan secara apa adanya. Apa yang dipikirkan itulah yang ditulis. Namun, sebelum
menulis, penulis juga melakukan diskusi dengan dalam jajaran redaksi sehingga apa yang ditulis
benar-benar menyuarakan pandangan Harian Bisnis Indonesia. Penulis „haram‟ untuk bersifat
subyektif dalam menyampaikan pandangan dalam editorial tetapi sedapat mungkin bersikap
obyektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
78
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini peneliti memaparkan kesimpulan mengenai penelitian dan juga saran bagi
peneliti selanjutnya sehingga penelitian dalam bidang arrgumentasi lebih berkembang.
5.1 Simpulan
Argumentasi merupakan entitas yang penting dalam penulisan editorial. Penggunaan
argumentasi dalam penulisan dimaksudkan untuk menyakinkan pembaca bahwa apa yang
diungkapkan merupakan fakta yang tak terbantahkan. Argumentasi yang tajam adalah
argumentasi yang ditulis dengan mempertimbangkan komitmen penulis.
Konstruksi argumentasi dalam editorial Harian Bisnis Indonesia dapat dikategorikan
dalam dua bentuk, yakni argumentasi berbasis komitmen yang konsisten dan argumentasi
berbasis komitmen yang inkonsisten. Kedua bentuk argumentasi tersebut merupakan model
argumen berbasis komitmen yang digunakan penulis editorial untuk menyampaikan pandangan
atau pendapat media massa terhadap pembaca. Argumen berbasis komitmen memberikan
gambaran secara jelas konsistensi dan inkonsistensi penulis terhadap apa yang diutarakan kepada
pembaca. Semakin konsisten komitmen yang diutarakan penulis, semakin tinggi pula tingkat
kepercayaan pembaca. Argumen yang inkonsisten akan mengurangi kadar kepercayaan pembaca
terhadap media massa.
Konstruksi argumen berbasis komitmen memiliki realisasi penggunaan konstruksi
elemen-elemen dalam membangun argumentasi. Teks editorial Harian Bisnis Indonesia
menggunakan empat pola realisasi konstruksi elemen-elemen argumen, yakni (1) realisasi
konstruksi elemen berpolaC-D-W-R-Q (2) realisasi konstruksi elemen argumen pola C-D-W-B-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
79
R-Q, (3) realisasi konstruksi elemen argumen berpola C-D-W-B-Q, (4) realisasi konstruksi
elemen argumen berpola D-W-C-R-Q.
5.2 Saran
Peneliti menyampaikan beberapa hal terkait penelitian ini yang diharapkan dapat
membantu dan berguna bagi para pembaca dan juga pihak lain.
(1) Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian mengenai konstruksi argumen berbasis komitmen ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan rujukan dalam dalam proses perkuliahan sehingga memperkaya wawasan dan
pengetahuan mahasiswa terkait model-model argumentasi proses berbicara dan menulis.
(2) Bagi Media Massa
Penelitian mengenai konstruksi argumen berbasis komitmen dalam penulisan editorial
dapat menjadi alternatif rujukan bagi para pemimpin redaksi dalam menulis editorial sehingga
argumentasi yang disampaikan berbasis komitmen yang konsisten.
(3) Bagi Peneliti Lain
Analisis dan pembahasan pada penelitian ini hanya terbatas pada konstruksi argumen
berbasis komitmen dalam penulisan editorial. Peneliti yang lain dapat membahas topik ini dari
kaca mata konstruksi argumen yang lain. Selain itu, peneliti hanya menganalisis dari jenis tulisan
berupa editorial. Peneliti selanjutnya dapat menganalisis dari sudut pandang yang berbeda yakni
jenis tulisan yang lain pada rubrik media massa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
80
DAFTAR PUSTAKA
Abizar, H. (2010). Menulis Kunci Raih Emotional, Spiritual, dan Intelektual Quotient. Jurnal
Pewara Dinamika UNY, 11 (28), 43.
Abduh, N. K., Sastromiharjo, A., & Anshori, D. S. (2019). Pola Argumentasi pada Genre Teks
Eksposisi Karangan Siswa SMA. RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya,
12(1), 71.
Al-Khatib, K., Wachsmuth, H., Kiesel, J., Hagen, M., & Stein, B. (2016). A News Editorial
Corpus for Mining Argumentation Strategies. COLING 2016 - 26th International
Conference on Computational Linguistics, Proceedings of COLING 2016: Technical
Papers, 3433–3443.
Ambon, Y. E. (2018). Pengembangan Buku Ajar Menulis Argumentasi Tentang Model-Model
Argumentasi.
Ansary, H., & Babaii, E. (2009). A Cross-Cultural Analysis of English Newspaper Editorials: A
Systemic-Functional View of Text for Contrastive Rhetoric Research. RELC Journal, 40
(2), 211-249.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinneka
Cipta
Dollah, B. (2014). Kecenderungan Isi Tajuk Rencana Surat Kabar: Media Indonesia, Fajar dan
Tribun Timur Periode Desember 2013. Jurnal Pekommas, 17(1), 55-60.
Dorothy U. Seyler & Allen Brizee. (2019). Read, Reason, and Write (12th ed.). McGraw Hill-
Education, New York.
Hunter, A. (2007). Elements of Argumentation. In Lecture Notes in Computer Science (Including
Subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics).
Kedaulatan, H., Roni, R., & Anggara, F. (2015). Analisis Isi Tajuk Rencana Tentang Korupsi di
Surat Kabar. Jurnal Ilmu Komunikasi, 13(1), 76-95.
Lawet, Pilipus & Setyaningsih (2020). Editorial Argument Typification of Bisnis Indonesia.
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 509 4th
International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE
2020), 509, 544-548.
Muslich, M. (2008). Kekuasaan Media Massa Mengonstruksi Realitas. Jurnal Budaya Dan Seni,
36(2), 150-158.
Noor, S. (2011). Analisis Struktur Wacana Argumentasi Rubrik Surat Pembaca “Redaksi Yth” di
Harian KOMPAS. Jurnal Bahasa Dan Sastra.
Nurhadi. (2008). Bagaimana Menulis (Handbook of Writing). Malang: Universitas Negeri
Malang.
Padiatra, A. M. (2018). Ketika Pers Bicara Korupsi: Analisis Tajuk Rencana Harian Pedoman
pada Awal Orde Baru 1969–1974. Paradigma, Jurnal Kajian Budaya, 5(2), 103-117.
Pattee, B. Y. G. K. (1909) Practical Argumentation. Pennsylvania College.
Pertiwi, L. B. (2018). Argumentasi dalam Teks Tajuk Rencana Harian Suara Merdeka. Jurnal
Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pembelajarannya, 2(1), 1-13.
Rahman, D. F. (2018). Analisis Argumentasi dalam Isu Sosiosaintifik Siswa SMP. Thabiea :
Journal Of Natural Science Teaching, I(1), 9–13.
Robertshaw, B., & Campbell, T. (2013). Constructing Arguments: Investigating Pre-Service
Science Teachers‟ Argumentation Skills in A Socio-Scientific Context. Science Education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
81
International, 24(2), 195-211.
Rybacki, K. C., & Rybacki, D. J. (2008). Advocacy and opposition: an introduction to
argumentation. United States: Pearson Education, Inc.
Sardianos, C., Katakis, I. M., Petasis, G., & Karkaletsis, V. (2015). Argument Extraction from
News. Proceedings of the 2nd Workshop on Argumentation Mining, 56–66.
Sunarwan, B. (2018). Tajuk Rencana Suratkabar dan Khalayak (Sebuah Proposal Riset Survai
Penggunaan Rubrik Tajuk di Kalangan Khalayak). Jurnal Studi Komunikasi Dan Media,
20(1), 89-96.
Syah, N. A. (2018). Kajian Stilistika pada Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Umum Haluan.
LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching, 14(2), 243-256.
Syaifudin, Ahmad dan Sancti Pratiwi Utami. (2011). Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana
Tulis Argumentatif sebagai Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA”. Lingua Jurnal
Bahasa dan Sastra, 7(1), 65-67.
Tseronis, A. (2018). Determining the Commitments of Image-Makers in Arguments with
Multimodal Allusions in the front Covers of the Economist: Insights from Relevance
Theory. International Review of Pragmatics.
van Eemeren, F. H., Garssen, B., Krabbe, E. C. W., Snoeck Henkemans, A. F., Verheij, B., &
Wagemans, J. H. M. (2014). Handbook of argumentation theory. Handbook of
Argumentation Theory, 40(2), 211-249.
Walton, Douglas N. (2005). Fundamentals of Critical Argumentation. New York: Cambride
Univerity Press.
Walton, Douglas N. (2009). Ad Hominem Arguments. Fallacies and Appraisal Argument, 81-
103.
Walton, Douglas N. (2009). Argumentation theory: A Very Short introduction. In G. R. S.
Rahwan (Ed.), Argumentation in Artificial Intelligence (pp. 1–22).
Walton, Douglas N. (2011). Visualization Tools, Argumentation Schemes and Expert Opinion
Evidence in Law. Probability and Risk, 6(1-4), 119-140.
Walton, Douglas N. (2014). On a Razor‟s Edge: Evaluating Arguments from Expert Opinion.
Argument and Computation, 5(2-3), 135–159.
Walton, Douglas N. (2016). Argument Evaluation and Evidence. Canada: Springer International
Publishing.
Walton, Douglas N. (2004). Argumentation Schemes and Historical Origins of the
Circumstantial Ad Hominem Argument. Argumentation, 18(3), 359–368.
Walton, Douglas N. (1990). What is Reasoning? What Is An Argument? The Journal of
Philosophy, 87(8), 399.
Walton, Douglas N. (2007). Media Argumentation. New York: Cambridge University Press.
Yuliana, Setyaningsih (2016). Pola Argumen Paragraf Argumentasi Pada Artikel Jurnal
Terakreditasi Bidang Ekonomi (Perspektif Stephen Toulmin). Jurnal Adabiyyāt, XV(2),
136-156.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
2
TABEL TABULASI DOKUMEN EDITORIAL MEDIA BISNIS INDONESIA
Keterangan Kode Data:
ED1 : Editorial 1
ED2: Editorial 2,..dst.
C : Pernyataan Posisi/Claim
D : Data/Data
W : Jaminan/warrant
B : Dukungan/backing
R : Bantahan/rebuttal
Q : Konklusi/Qualifier
K
O
D
E
Teks Argumentasi
Elemen
Argumentasi
Argumen
Berbasis
Komitmen
Penjelasan
Keterangan
Kon-
sisten
Inkon-
sisten
Setuju Tidak
setuju
ED1 (1) Sejumlah catatan gemilang di bidang
pembangunan infrastruktur berhasil
ditorehkan pemerintahan Joko Widodo-
Jusuf Kalla selama lima tahun menjabat.
Tidak berlebihan disebut gemilang
karena sebagian besar capaiannya
melampaui target rencana strategis
(Renstra) yang telang ditetapkan.
(2) Mari lihat satu per satu. Selama
2015-2019, pembangunan infrastruktur
yang berkaitan dengan konektivitas
cukup pesat. Jalan baru yang dibangun
sepanjang 3.797 km, jauh di atas target
Renstra yang hanya sepanjang 2.650 km.
(3) Jalan bebas hambatan yang
beroperasi tercatat sepanjang 1.461 km,
C
D
D
ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis
inkonsistensi komitmen. Hal
ini dapat diidentifikasi dari
keselarasan elemen
pernyataan posisi penulis
bahwa sejumlah catatan
gemilang di bidang
pembangunan infrastruktur
berhasil ditorehkan
pemerintahan Joko Widodo-
Jusuf Kalla selama lima
tahun menjabat. Klaim
tersebut inkonsisten dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
3
lebih tinggi dari target Renstra yang
hanya 1.000 km. Adapun, jembatan baru
yang dibangun sepanjang 58,38 km, di
atas target Renstra 29,85 km. Sementara
itu, panjang lintas atas/bawah yang
dibangun mencapai 19,84 km,
sedangkan target Renstra hanya
sepanjang 15 km.
(4) Pembangunan infrastruktur terkait
dengan konektivitas tersebut telah
menciptakan sejarah baru. Salah satu
yang paling kelihatan adalah kehadiran
jalan tol terpanjang, yaitu Bakauheni-
Terbanggi Besar.
(5) Jalan tol Bakauheni-Terbanggi
Besar adalah satu satu karya maha besar
pemerintahan tersebut yang diyakini
akan menghidupkan sendi-sendi
perekonomian di barat Sumatra yang
selama ini boleh dikatakan seperti mati
suri. Jika sebelumnya masyarakat
membutuhkan waktu selama 4-5 jam
untuk menempuh rute Bakauheni-
Terbanggi Besar dengan menggunakan
jalan nasional, kini perjalanan yang
sama dapat ditempuh dengan waktu
hanya sekitar 90 menit dan dalam
kondisi lancar.
(6) Kehadiran jalan tol tersebut juga
telah membawa perubahan bagi
masyarakat di wilayah tersebut, baik
pengguna jalan tol maupun masyarakat
yang berada di sekitarnya.
(7) Hal ini sungguh telah terekam dalam
program Jelajah Infrastruktur Trans
Sumatra yang telah dua kali digelar oleh
W
D
D
W
konklusi yang ditarik oleh
penulis bahwa pembangunan
yang dilakukan selama 5
tahun lalu mungkin baru
akan berdampak maksimal
dalam 5 atau 10 tahun yang
akan datang.
Realisasi pola konstruksi
elemen yang digunakan
dalam editorial tersebut
berpola C-D-D-W-D-D-W-
D-W-D-D-W-D-D-Q
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
4
harian ini. Trans Sumatra adalah hanya
salah satu di antara sejumlah catatan
positif Pemerintahan Jokowi-JK di
sektor infrastruktur. Pencapaian penting
lainnya adalah interkoneksi jalan tol di
koridor Trans-Jawa. Kendati belum
terhubung hingga Banyuwangi, jalan tol
Trans-Jawa telah membentang dari
Merak hingga Probolinggo sejauh 954
km.
(8) Selain infrastruktur jalan,
Pemerintahan Jokowi-JK juga berhasil
menuntaskan pembangunan bendungan
baru sebanyak 49 unit. Ini tonggak baru
lainnya.
(9) Kehadiran bendungan baru dapat
menjamin ketersediaan air yang menjadi
kunci ketahanan pangan Indonesia, di
tengah tantangan saat ini yang tak kalah
hebat, seperti kekeringan dan kemarau
panjang.
(10) Saat target infrastruktur jalan cukup
memuaskan dan target pembangunan
bendungan baru tercapai, pembangunan
infrastruktur utilitas air minum dan
sanitasi tidak mencapai sasaran.
(11) Data Kementrian PUPR
menunjukkan akses aman air minum
hingga 2019 diperkirakan mencapai 76,2
%. Begitu juga dengan akses sanitasi di
level 71 %.
(12) Namun, secara umum, pencapaian
di sektor infrastuktur cukup memuaskan.
Patut pula diapresiasi soal geliat
pembangunan yang mulai mengarah
hingga ke Timur Indonesia.
D
W
D
D
W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
5
(13) Jika ditilik lebih lanjut
pembangunan masih terfokus pada satu
wilayah Timur saja. Hal ini tetap patut
diapresiasi bahwa pemerintah sudah
mulai „melirik‟ ke Indonesia Timur.
(14) Ini merupakan salah satu upaya
untuk mengurangi kesenjangan antara
timur dan barat. Selama ini kesenjangan
antara timur dan barat selalu menjadi
problem dasar yang akhirnya melahirkan
masalah-masalah baru dan krusial di
Tanah Air.
(15) Pembangunan yang dilakukan
selama 5 tahun lalu mungkin baru akan
berdampak maksimal dalam 5 atau 10
tahun yang akan datang. Dan, mungkin
dalam 5 tahun yang akan datang, kita
akan memanen impak positif dari geliat
pembangunan infrastruktur selama masa
Pemerintahan Jokowi-JK.
D
D
Q
TJ2 (1) Para pemangku kepentingan di
sektor pertekstilan, khususnya
pengusaha dan asosiasi, semakin cemas
terkait dengan lonjakan impor yang
semakin tak terbendung. Situasi ini
membuat pabrikan lokal kian tersudut.
(2) Dalam 10 tahun terakhir, ekspor
produk pertekstilan hanya tumbuh rata-
rata 3%, namun impornya justru naik,
jauh lebih tinggi mencapai 10,4%.
Pertumbuhan konsumsi produk
pertekstilan di pasar domestic sebesar
4,7% per tahun, juga lebih banyak
dinikmati produk impor.
(3) Dengan kondisi tersebut mereka
berencana mengajukan safeguard
C
D
W
ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis konsistensi
komitmen. Hal itu dapat
diidentifikasikan melalui
kesesuaian antara elemen
pernyataan posisi dan
modalitas yang diajukan oleh
penulis. Dalam teks tersebut
penulis mengklaim bahwa
lonjakan impor membuat
para pemangku kepentingan
di sektor pertekstilan
semakin cemas. Bertolak dari
klaim tersebut penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
6
(tindakan pengamanan perdagangan)
kepada Komite Pengamanan
Perdagangan Indonesia (KPPI), sebuah
lembaga di bawah Kementerian
Perdagangan. Dalam usulannya mereka
berharap produk pertekstilan impor
dikenai tambahan bea masuk untuk serat
(2,5%), benang (5%), dan garmen (15%-
18%).
(4) Rencana pengajuan tindakan
pengamanan perdagangan berupa
safeguard tentu dapat dipahami.
Penggunaan instrument proteksi ini juga
dibenarkan oleh Organisasi Perdagangan
Dunia (WTO), sepanjang syarat-syarat
dan aturan mainnya dipenuhi.
(5) Jika kita cermati, perang Dagang
Amerika Serikat (AS) dan China yang
semakin memicu ketidakpastian global,
memang mulai berimbas pada sektor
manufaktur di dalam negeri, khususnya
industri pertekstilan.
(6) Di satu sisi hambatan dagang yang
diberlakukan AS terhadap produk
pertekstilan dari China-lewat tariff
pengenaan bea masuk impor yang
tinggi- memunculkan peluang
peningkatan ekspor bagi Indonesia.
Secara teknis, Indonesia punya peluang
untuk mengisi pasar AS „yang
ditinggalkan China.
(7) Namun, tentu Indonesia tidak serta
merta mengisi pasar. Justru kompetisi di
Negeri Paman Sam makin ketat. Sebab,
negara-negara penghasil produk
pertekstilan seperti Vietnam, India,
B
D
D
R
menyatakan sikap bahwa
bahwa KPPI hendaknya
bergerak cepat untuk
menyelamatkan industry
pertekstilan lewat penerapan
instrumen safeguard,
sebelum semuanya terlambat.
Realisasi konstruksi elemen
argumentasi yang digunakan
dalam teks argumentasi
tersebut berpola C-D-W-B-
D-D-R-D-D-D-D-Q
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
7
Bangadesh dan sebagainya, juga
mengambil kesempatan yang sama.
(8) Persoalannya, ketika peluang untuk
meningkatkan ekspor produk
pertekstilan ke AS belum dapat
direalisasikan, pasar Indonesia justru
semakin kebanjiran produk impor,
khususnya dari China. Impornya terus
meningkat dari tahun ke tahun.
(9) Sejak AS mempersempit pintu
masuk impor bagi produk China, negara
berpenduduk 1,4 miliar jiwa tersebut,
berusaha keras melempar produk
manufakturnya ke seluruh dunia.
Industri padat karya yang menyerap
banyak tenaga kerja, seperti pertekstilan,
menjadi prioritas Pemerintah China
untuk diselamatkan termasuk melalui
pemberian insentif pemotongan pajak
ekspor (tax rebate).
(10) Bagi Pemerintah Indonesia, dampak
kebijakan tersebut sangat besar. Produk
pertekstilan dari China mengalir
semakin deras ke Indonesia. Kondisi ini
semakin menyudutkan industri lokal
karena sulit bersaing.
(11) Berdasarkan Data Badan Pusat
Statistik (BPS), setidaknya dalam empat
tahun terakhir impor produk pertekstilan
(dari berbagai negara) terus naik
signifikan. Sepanjang 2015-2018, nilai
impornya tidak pernah turun, dari
USS7,9 miliar (2015) meningkat
menjadi USS8,1 miliar (2016) dan naik
lagi dengan angka USS8,8 miliar. Data
terakhir pada 2018, nilai impor produk
D
D
D
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
8
pertekstilan mencapai USS10,1 miliar.
(12) Skenario penyelamatan sangat
penting karena sektor industri ini
menyerap tenaga kerja sekitar 3,58 juta
orang, atau mencakup 21,2 dari total
populasi pekerja di sektor manufaktur.
Industri ini juga berkontribusi 1,07%
terhadap produk domestik bruto.
Q
TJ3 (1) Harapan tak putus sampai jerat
tersentak rantus menjadi peribahasa
yang tepat untuk menggambarkan kerja
keras pemerintah untuk kembali
menaikkan produksi siap jual (lifting)
minyak nasional yang terus merosot.
(2) Banyak ladang minyak di Tanah Air
yang mulai menua dan belum
ditemukannya potensi ladang minyak
baru dengan produksi besar membuat
pemerintah mencari beragam cara untuk
mengerem penurunan lifting minyak.
(3) Menurut data dari Ditjen Minyak dan
Gas Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM), penurunan
lifting minyak mulai terjadi sejak 2012.
Pada periode itu, lifting minyak bumi
berada di posisi 861 juta barel per hari
(mbopd). Capaian ini terus menurun.
Pada 2013-215, lifting minyak masing-
masing berada di posisi 826 mbopd, 794
mbopd, dan 779 mbopd.
(4) Lifting sempat naik pada 2016
sebesar 829 mbopd, tetapi setahun
kemudian kembali turun pada level 804
mbopd dan pada 2018 di level 803
mbopd. Tren penurunan ini membuat
target lifting minyak pada 2019
C
D
D
R
D
ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis komitmen
yang konsisten. Hal itu dapat
diidentifikasi melalui
penggunaan elemen-elemen
argumentasi dalam teks
editorial tersebut. penulis
mengklaim bahwa
pemerintah bekerja keras
untuk kembali menaikkan
produksi siap jual (lifting)
minyak nasional yang terus
merosot. Klaim tersebut
selaras dengan konklusi
berupa penegasan bahwa
momentum transisi yang
kurang dari 2 tahun harus
dimanfaatkan semaksimal
mungkin agar produksi di di
blok Pertamina dapat
meningkat dan membantu
pemerintah mencapai target
lifting minyak nasional.
Reaisasi konstruksi elemen-
elemen argumentasi yang
terdapat dalam teks editorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
9
ditetapkan hanya sebesar 775 mbopd.
(5) Berbagai cara dilakukan oleh
pemerintah dalam hal ini Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral a.l
mendorong kontraktor kontrak kerja
sama (KKKS) untuk menggunakan
teknologi enhanced oil recovery (EOR)
dan menyerahkan pengelolaan Blok
Rokan, Riau dari PT Chevron Pasific
Indonesia ke PT Pertamina (Persero).
(6) Keputusan pemerintah untuk
menyerahkan pengelolaan Blok Rokan
pada 2021-2041 kepada Pertamina tidak
dapat dilepaskan dari pertimbangan
untuk menambah pendapatan negara
yang lebih baik pada masa mendatang.
(7) Blok Rokan seluas 6.264 km2 ini
memiliki total 96 lapangan minyak. Dua
lapangan yakni Minas dan Duri menjadi
andalan karena produksi minyaknya
sangat besar.
(8) Sejarah mencatat keberadaan
Chevron di lapangan ini dimulai pada
1924. Waktu itu, Chevron yang masih
bernama Caltex mulai mencari minyak
di Sumatra. Penandatanganan kontrak
pengelolaan blok dengan pemerintah
baru dimulai pada 1971.
(9) Melalui kontrak itu, Chevron
mendapatkan hak untuk mengeksplorasi
dan memproduksi migas selama 30
tahun. Pada 1992, kontrak Chevron
diperpanjang hingga 20 tahun, sebelum
akhirnya 2018, hak pengelolaan
diberikan kepada Pertamina.
(10) Keputusan pemerintah yang
D
D
W
B
W
tersebut berpola C-D-D-R-D-
D-D-W-B-W-D-D-W-D-Q.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
10
disampaikan oleh Wakil Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Archandra
Tahar pada 31 juli 2018 itu tak ubahnya
angin segar bagi Pertamina. Keputusan
tersebut berdasarkan penilaian bahwa
proposal pengelolaan blok dari
Pertamina lebih baik dari yang diajukan
oleh kontraktor kontrak kerja sama
(KKKS).
(11) Pengelolaan blok oleh Pertamina
diyakini akan lebih efisien karena
karakteristik minyak yang diproduksi di
blok itu sangat sesuai dengan
konfigurasi kilang minyak nasional.
Minyak mentah (crude) akan diolah di
beberapa kilang milik Pertamina a.l
Balongan, Dumai, Balikpapan, dan
Plaju.
(12) Selain itu, guna menahan laju
penurunan produksi minyak di blok
yang tercatat legendaris tersebut,
Pertamina berencana menerapkan
teknologi EOR. Bagi Pertamina,
pemanfaatan EOR sudah tak lahi
menjadi baru. Mengingat Pertamina
telah menerapkan teknologi itu di
sejumlah lapangan mulai dari Tanjung
Kalimantan Selatan, Jirak Sumatra
Selatan, hingga Rantau Aceh.
(12) Tidak hanya penerapan teknologi
EOR. Pertamina juga akrab dengan
penerapan sistem steam fload yang
diterapkan oleh Chevron di lapangan
Duri. Pemanfaatan steam fload ini
mampu mengangkat minyak ke
permukaan hingga 80%, dibandingkan
D
D
W
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
11
dengan teknologi lain seperti primary
system dan water flood.
(13) Saat ini, proses transisi pengelolaan
Blok Rokan mulai dilakukan. Tim
Pertamina telah berkunjung Lapangan
Minas dan Duri. Selain itu, Satuan Kerja
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)
juga memfasilitasi proses transfer data
termasuk penyerahan data dari 78 sumur
dari total 800 sumur yang berproduksi.
(14) Namun, yang paling penting dari
seluruh proses transisi ini adalah
bagaimana Pertamina dapat segera
berinvestasi guna persiapan pengeboran
pada 2020. Momentum transisi yang
kurang dari 2 tahun harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin agar produksi di
blok tersebut dapat meningkat, sehingga
membantu pemerintah mencapai target
lifting minyak nasional.
Q
Q
TJ4 (1) Formulasikan besaran UMP
dibarengi dengan filosofi mencari titik
harmoni antara pengusaha, pekerja, dan
pemerintah. Masing-masing membawa
kepentingan yang mungkin tidak bisa
dipertemukan sampai kapanpun, tetapi
ketiganya adalah mata rantai dari
keberlanjutan sebuah bisnis.
(3) Dengan adanya UMP, pekerja punya
sistem perlindungan ketika suplai
pekerja lebih banyak dari lapangan kerj,
sehingga pengusaha tidak bisa semena-
mena menggaji pekerjanya. Pada saat
yang sama, UMP memberi gambaran
biaya yang ditanggung pengusaha setiap
C
D
ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis
inkonsistensi komitmen. Hal
itu dapat ditelusuri melalui
kesesuaian antarelemen yang
digunakan dalam teks
editorial. Penulis mengklaim
bahwa formulasi besaran
UMP dibarengi dengan
mencari titik harmoni antara
pengusaha, pekerja, dan
pemerintah. Klaim tersebut
tidak konsisten dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
12
tahun.
(4) Pengusaha memerlukan pekerja
sebagai pelaksana bisnis, sementara
pekerja memerlukan lapangan kerja
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ini adalah posisi simbiosis mutualisme,
bukan pihak-pihak yang harus selalu
dihadapkan pada konflik.
(5) Pemerintah berkepentingan menjaga
perekonomian berjalan, dunia usaha
tumbuh sehingga bisa memungut pajak
untuk pembangunan. Tanpa harmoni
pengusaha dan pekerja, akan sulit bagi
pemerintah menjaga stabilitas
perekonomian.
(6) Situasi perekonomian mutakhir juga
harus menjadi konsideran para pihak
dalam memperjuangkan
kepentingannya. Penentuan UMP
dilakukan pada kuartal keempat 2019,
dengan acuan angka pertumbuhan
ekonomi dan inflasi pada semester
pertama tahun yang sama.
(7) Sementara perkembangan ekonomi
berjalan begitu dinamis, dan tantangan
bisnis bisa berubah dengan cepat. Kita
seyogyanya memperhatikan setiap
perkembangan tersebut dalam
mengambil keputusan, termasuk
membawanya ke meja perundingan.
(8) Saat ini, pelaku usaha mulai
mengkhawatirkan penaikan upah yang
akan berlaku pada 2020 karena
pertumbuhan perekonomian nasional
masih satgnan dan kinerja manufaktur
yang belum pulih, terutama di sektor
W
W
D
W
D
elemen modalitas sebagai
konklusi. Penulis
menyatakan sikap bahwa
dalam situasi yang kurang
menguntungkan kenaikan
UMP harus tetap dilakukan.
Lebih lanjut, penulis
menyatakan bahwa upaya
menyusun sebuah formulasi
UMP yang ideal memang
jauh dari selesai namun
sebuah niat diperlukan agar
ditemukan sebuah
mekanisme dan formula yang
terbaik yang bisa diterima
semua pihak.
Realisasi konstruksi elemen-
elemen argumentasi yang
digunakan dalam teks
editorial tersebut berpola C-
D-D-W-W-D-D-D-R-Q-W-
D-R-Q.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
13
padat karya. Pebisnis berharap agar
penaikan upah minimum provinsi
(UMP) 2020 lebih rendah dibandingkan
dengan kenaikan gaji 2019 sebesar
8,03%.
(9) Besaran kenaikan UMP sebesar
8,03% mengacu pada Peraturan
Pemerintah (PP) No. 78/2015 tentang
Pengupahan. Berdasarkan beleid itu,
formulasi perhitungan didasarkan pada
UMP tahun berjalan dikalikan dengan
angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
(10) UMP yang ditetapkan pada Oktober
2018 juga menuai protes dari kalangan
pekerja karena dianggap tidak
memenuhi standar hidup layak.
Formulasi UMP 2020 yang akan mulai
dibahas itu berpotensi menimbulkan pro
dan kontra seperti juga yang terjadi pada
pembahasan tahun lalu.
(11) Bagi pebisnis, besaran kenaikan
UMP 8% per tahun akan menjadi
tekanan berat bagi pelaku industri.
Sementara bagi pekerja, kebutuhan
hidup makin meningkat, dan tak sedikit
dari mereka mengalami pemutusan
hubungan kerja.
(12) Dalam situasi yang kurang
menguntungkan ini, kenaikan UMP
2020 harus tetap dilakukan. Belum lagi
jika kenaikan upah ini dibawah dalam
ranah politik dalam masa kampaye,
tentu situasi bakalan makin runyam.
(13) Sebagian kepala daerah, untuk
menarik simpati pemilih dari kalangan
pekerja, menebar janji untuk
D
D
R
Q
W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
14
memberikan upah tinggi di wilayahnya.
Ujung dari politisasi upah tersebut
mudah ditebak, pembicaraan kenaikan
upah menjadi lebih a lot.
(14) Di sisi lain, Dewan Pengupahan
Nasional menilai bahwa mekanisme
penghitungan UMP belum ideal.
Pasalnya, terjadi kesenjangan
antardaerah terkait dengan besaran gaji.
Dewan Pengupahan mencoba
menyelesaikan masalah ini dengan
menyesuaikan indeks daya beli pekerja
di masing-masing daerah terhadap
barang dan konsumsi. Selain itu, mereka
juga menyarankan penerapan sistem
zonasi per daerah yang memiliki situasi
ekonomi dan ketenagakerjaan yang
mirip.
(15) Upaya menyusun sebuah formulasi
yang ideal untuk upah pekerja memang
jauh dari selesai. Namun, sebuah niat
baik diperlukan agar ditemukan sebuah
mekanisme dan formula terbaik yang
diterima semua pihak.
(16) Jangan sampai perundingan
penetapan UMP 2020 justru berlarut dan
kita justru lupa menyelesaikan masalah
utama yang dihadapi saat ini: terciptanya
lapangan kerja baru yang bisa lebih
banyak menyerap buruh.
D
R
Q
TJ5 (1) Hutan dan lahan dibakar oleh pihak
yang tidak bertanggungjawab. Ada yang
bilang, pelakunya adalah perorangan,
adapula yang menyebut ini ulah
sejumlah perusahaan. Terlepas dari siapa
yang bersalah, asap telah membuat
C
D
Ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis komitmen
yang inkonsisten. Hal ini
dapat diidentifikasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
15
resah.
(2) Tidak hanya dirasakan oleh warga
Indonesia, asap bergerak ke negara-
negara tetangga dan mengganggu
aktivitas warga di sana. Tentunya,
keresahan ini bisa menjadi preseden
buruk bagi pemerintah Indonesia.
(4) Pasalnya, dalam tiga tahun terakhir,
pemerintah telah sukses menyuplai
udara bersih bagi negara-negara
tetangga, setelah terjadinya kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) hebat pada
2015 yang mengganggu mereka.
(5) Karhutla memang rentan terjadi di
Indonesia, terutama pada periode Juni
hingga Oktober ketika musim kemarau
menyentuh puncaknya. Lokasi karhutla
pun selalu sama, di Pulau Kalimantan
dan Pulau Sumatra.
(6) Penyebabnya hampir serupa yaitu
model penyiapan lahan dengan cara
dibakar agar menghemat biaya. Namun,
para pelaku pembakaran lupa bahwa
aksi mereka telah menciptakan kerugian
ekonomi yang luar biasa.
(7) Di Palangkaraya, misalnya. Ibukota
Provinsi Kalimantan Tengah ini menjadi
salah satu kota yang menderita kabut
asap paling buruk. Jika mengacu pada
data Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, asap di kota itu bisa
memicu kematian.
(8) Hal ini mengingat ukuran partikel
atau particulate matter (PM) di
Palangkaraya sejak Minggu (15/9)
mencapai 10 mikrometer dengan tingkat
R
D
W
B
B
D
penggunaan elemen-elemen
argumen. Peryataan posisi
penulis dalam teks editorial
tersebut adalah hutan dan
lahan yang dibakar oleh
pihak yang tidak
bertanggungjawab
mengakibatkan munculnya
asap yang membuat resah.
Pernyataan posisi tersebut
inkonsisten dengan elemen
modalitas yang diambil
bahwa kita semua harus
membangun kesadaran dan
saling mengingatkan bahwa
membakar lahan, sekecil
apapun itu, akan memberi
dampak buruk bagi
lingkungan dan masyarakat.
Realisasi konstruksi elemen
argumentasi yang digunakan
dalam editorial tersebut
berpola C-D-R-D-W-B-B-D-
W-W-D-W-B-B-B-Q.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
16
Indeks Standart Pencemaran Udara
(ISPU) 500 atau masuk kategori
beracun.
(9) Kabut asap juga berdampak serius
terhadap keamanan penerbangan.
Selama periode 16-19 September 2019,
PT Garuda Indonesia (persero) Tbk.
terpaksa membatalkan 15 penerbangan.
(10) Hingga kini belum ada data resmi
yang dirilis oleh pemerintah terkait
dengan dampak ekonomi yang
ditimbulkan karhutla. Namun, jika
berkaca pada kasus karhutla pada 2015,
atau saat 2,6 juta hektare lahan terbakar,
kerugian ekonomi mencapai US$ 16,1
miliar.
(11) Tentu saja hal yang sama jangan
sampai terulang kembali. Pemerintah
harus berjuang ekstra keras untuk
memadamkan sekitar 2.500 titik api di
seluruh wilayah Indonesia dengan luas
area terbakar mencapai 328.724 hektare.
(12) Upaya penanggulangan yang terus
dilakukan oleh pemerintah yang bekerja
sama dengan masyarakat harus
diapresiasi. Mereka yang berusaha
memadamkan api di garis terdepan layak
mendapat pujian.
(13) Namun, bukan berarti pemerintah
tak boleh dikritisi. Karhutla kali ini
menjadi bukti bahwa masih ada
kelalaian. Padahal, musim kering sudah
dapat diperkirakan, tetapi koordinasi
antara pemerintah pusat dan daerah
berjalan lamban, terutama dalam hal
pencegahan.
D
W
W
D
W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
17
(14) Selain pencegahan, diperlukan pula
sikap tegas dari pemerintah terhadap
pelaku pembakaran lahan. Sanksi harus
diberikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Tidak boleh ada pandang bulu.
(15) Semua pelaku pembakaran hutan
bisa dikenakan sanksi berdasarkan Pasal
78, ayat (3), UU No. 41/1999 tentang
Kehutanan, yaitu ancaman pidana
pencajara maksimal 15 tahun dan
didenda RP5 miliar.
(16) Komitmen dari para pemilik
konsesi lahan atau hutan juga
dibutuhkan untuk mencegah kasus yang
sama kembali terjadi. Hal ini mengingat
Indonesia memiliki wilayah yang sangat
luas sehingga cakupan pengawasan dari
pemerintah pun cenderung terbatas.
(17) Tidak hanya itu, kita semua harus
membangun kesadaran dan saling
mengingatkan bahwa membakar lahan,
sekecil apapun itu, akan memberi
dampak buruk bagi lingkungan dan
masyarakat.
B
B
B
Q
TJ6 (1) Dalam 5 tahun masa
pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla,
industri domestik baik di pasar modal,
perbankan, memperlihatkan
perkembangan yang cukup signifikan.
(2) Di pasar modal misalnya,
semarak penggalangan dana begitu
terlihat, terutama dari sisi kuantitatif.
Sepanjang periode 2015-Oktober 2019,
jumlah perusahaan yang melantai di
bursa mencapai 166 emiten. Saat ini
total emiten mencapai 655 listed dan
C
D
D
Ѵ (17) Argumentasi yang
terdapat dalam teks editorial
tersebut dapat dikategorikan
sebagai argumen berbasis
komitmen yang inkonsisten.
Hal ini dapat diidentifikasi
dari penggunaan elemen-
elemen argumen editorial.
Penulis berpendapat bahwa
dalam 5 tahun masa
pemerintahan Jokowi-Jusuf
Kalla, industri domestik baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
18
558 diantaranya aktif di perdagangan.
(3) Adapun penerbitan surat
berharga juga menggelembung seperti
aksi right issue sepanjang 2015-2019
yang tercatat sebesar Rp258,68 triliun
dan emisi obligasi yang menembus
Rp537,6 triliun.
(4) Jumlah investor juga meningkat,
dari 364.465 pada 2014 menjadi 1,29
juta akun pada September 2019, seiring
dengan program pengenalan dan
pendalaman literasi keuangan dan
instrument keuangan.
(5) Kondisi tersebut membuat
pergerakan indeks harga saham
gabungan (IHSG) sepanjang lima tahun
terakhir cenderung menguat dengan
pertumbuhan yang stabil di atas rata-rata
20 % hingga kini mencapai level di atas
6.100
(6) Sejalan dengan itu, performa
tingkat pengembalian investasi di bursa
saham kita juga menggiurkan di level 24
%. Meski demikian, pertumbuhan IHSG
memang belum sekencang periode
2009-2014 yang mampu naik 104,4 %.
(7) Di sisi lain, aksi korporasi yang
sedemikian marak selama pemerintahan
Jokowi-JK, juga menghadapi tantangan
berat. Fluktuasi pasar yang semakin
tinggi, dipicu oleh perang dagang dan
tren kebijakan suku bunga The Fed,
turut meningkatkan risiko di pasar
keuangan dan menyebabkan likuiditas di
dalam negeri mengetat.
(8) Akibatnya, dalam penawaran
W
D
R
D
D
di pasar modal, perbankan,
memperlihatkan
perkembangan yang cukup
signifikan. Pernyataan
tersebut inkonsisten dengan
elemen modalitas yang
dinyatakan oleh penulis
bahwa pasar keuangan
dalam negeri yang baik akan
mampu menopang
perekonomian nasional yang
lebih stabil, kokoh dan
mampu bertahan dari risiko
krisis, dan tentu saja kita tak
lagi bergantung pada dana
investor asing.
Realisasi konstruksi elemen
argumentasi yang digunakan
dalam editorial tersebut
berpola C-D-D-W-D-R-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
19
saham perdana, misalnya, nilai emisi
sepanjang 2015-2019 tercatat hanya
sebesar Rp59,61 triliun, turun dari
pencapaian Rp84,86 triliun pada periode
2010-2014.
(9) Tren yang menarik juga di
sektor perbankan nasional. Fungsi
intermediasi perbankan yang dalam 5
tahun terakhir masih tumbuh positif
ternyata kerap diiringi dengan fluktuasi
yang terjadi dalam penyaluran dana
desa.
(10) Kredit perbankan hanya mampu
tumbuh dua digit pada 2015-2018.
Euphoria pembangunan infrastruktur
yang massif membuat kredit perbankan
terdongkrak 10,45 % pada 2015, tetapi
kemudian lesu hingga hanya mampu
tumbuh 7,86 % pada 2016.
(11) Begitu juga sepanjang 2017
yang hanya mencetak pertumbuhan
8,24. Namun, pada akhir 2018,
menjelang awal pemilu 2019,
penyaluran kredit membaik, dan tumbuh
11,75 %.
(12) Kondisi yang belum baik juga
bisa kita lihat di sektor industri
keuangan nonbank. Meskipun kinerja
perolehan premi asuransi dan
pengumpulan iuran dana pension terus
menebal, pemahaman dan keinginan
masyarakat untuk bertransaksi keuangan
belum seperti yang diharapkan.
(13) Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi nasional yang tumbuh di atas
5 % tetapi cenderung melambat turut
D
R
W
R
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
20
memberikan dampak negatif terhadap
industri jasa pembiayaan. Apalagi
perubahan perilaku konsumen dalam
lima tahun terakhir turut menahan laju
ekspansi perusahaan multifinance secara
signifikan.
(14) Dalam beberapa tahun terakhir
inustri pembiayaan sulit tumbuh akibat
penjualan roda empat yang lesu,
sedangkan penjualan roda dua sempat
turun. Padahal, pembiayaan kendaraan
menjadi bisnis utama industri tersebut.
(15) Dengan segala catatan tersebut,
kita berharap kabinet pemerintahan baru
dan pihak otoritas bersama pelaku usaha
merealisasikan komitmen kuat mereka
mengembangkan dan memperkuat lagi
peran industri jasa keuangan.
(16) Pasar keuangan dalam negeri
yang baik akan mampu menopang
perekonomian nasional yang lebih
stabil, kokoh dan mampu bertahan dari
risiko krisis, dan tentu saja kita tak lagi
bergantung pada dana investor asing.
D
Q
Q
TJ7 (1) Kemarin, Presiden Joko Widodo
telah memanggil sejumlah sosok ke
Instana Negara. Wajah-wajah baru yang
digadang-gadang bakal mengisi pos
menteri di Kabinet Pemerintahan Joko
Widodo-Ma‟ruf Amin terus berdatangan
dari pagi hingga sore tadi.
(2) Mantan CEO NET TV Wishnutama
Kusubandio dan Erick Tohir, mantan
Ketua Tim Kampaye Nasional Pasangan
Jokowi Ma‟ruf, terlihat di Istana Negara
mengenakan kemeja putih.
C
D
Ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis komitmen
yang inkonsisten. Hal ini
dapat diidentifikasi dari
keselarasan elemen
pernyataan posisi-konklusi
dalam argumen Presiden
Joko Widodo telah
memanggil sejumlah sosok
ke Instana Negara. Wajah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
21
(3) Sebelumnya, pendiri layanan aplikasi
transportasi berbasis daring Gojek
Nadiem Makarim juga telah bertemu
dengan Presiden Jokowi. Mereka
mengaku mendapatkan tawaran untuk
membantu Presiden Jokowi menjalankan
program kerja dalam 5 tahun ke depan.
(4) Selain mereka bertiga, Prabowo
Subianto-yang menjadi pesaing Jokowi
dalam dua putaran pemilihan umum
presiden terakhir-juga hadir di Istana
Negara. Prabowo digadang-gadang
bakal menjadi menteri pertahanan.
(5) Hingga tadi malam, masih belum
jelas pos menteri mana yang akan
menjadi tanggung jawab mereka.
Pengumuman cabinet kerja baru yang
semula dijadwal kemarin, tidak jadi
dilaksanakan.
(6) Terlepas dari pengumuman kabinet
kerja baru, kita patut mengapresiasi
langkah Presiden Jokowi yang
mengirimkan signal bahwa kabinet kerja
pada periode pemerintahannya yang
kedua akan diisi oleh wajah-wajah
muda.
(7) Kehadiran Wishnutama dan Nadiem-
yang sukses membawa Gojek menjadi
perusahaan miliaran dolar AS- seolah
memberikan konfirmasi bahwa Presiden
serius dalam merealisasikan janjinya.
(8) Selain itu, munculnya pengusaha
ternama Erick Thohir juga memberikan
angina segar bahwa tokoh-tokoh
professional di dunia usaha
kemungkinan besar akan dilibatkan
D
D
D
Q
W
W
wajah baru yang digadang-
gadang bakal mengisi pos
menteri di Kabinet
Pemerintahan Joko Widodo-
Ma‟ruf Amin terus
berdatangan dari pagi hingga
sore tadi. Peryataan posisi
penulis dalam teks editorial
tersebut adalah . Klaim
tersebut tidak konsisten
dengan pernyataan sikap
penulis yang diidentifikasi
melalui elemen modalitas
hasil yang baik tentunya akan
didapat dari proses yang
baik. Proses pemilihan para
menteri ini diharapkan akan
berjalan dengan baik dan
transparan, tidak hanya bagi-
bagi jatah agar seluruh pihak
terpuaskan.
Realisasi konstruksi elemen
yang digunakan dalam
editorial tersebut berpola C-
D-D-D-D-Q-W-W-D-D-D-
Q-D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
22
lebih banyak dalam pemerintahan.
(9) Jokowi juga mengirimkan pesan
khusus dengan menawarkan Prabowo
untuk memimpin salah satu pos menteri
strategis di pemerintahan. Presiden
memberikan isyarat bahwa kabinet kerja
baru akan membawa rekonsiliasi dengan
bergabungnya tokoh oposisi.
(10) Namun, tentu saja langkah politik
itu bisa ditafsirkan lain oleh masyarakat
dengan beragam narasi. Dinamika
politik pun makin menarik karena
muncul kabar bahwa salah satu partai
pendukung Jokowi akan beralih menjadi
oposisi.
(11) Hal ini tidak menjadi masalah
karena kehadiran oposisi akan
memberikan keseimbangan dalam
pemerintahan dengan mengkritik
pendapat atau kebijaksanaan politik
yang dinilai melenceng dari tujuan
utama untuk menyejahterakan
masyarakat.
(12) Kita semua menaruh harap bahwa
Pemerintahan Jokowi-Ma‟ruf Amin
selama periode 2019-2024 mampu
menyelesaikan sejumlah pekerjaan
rumah yang menghambat tercapainya
tujuan utama tersebut.
(13) Pertumbuhan ekonomi harus dipacu
lebih kencang di tengah ancaman resesi
ekonomi global. Tidak hanya kencang,
pertumbuhan yang dicapai juga harus
berkualitas sehingga dapat
mempersempit jurang kesenjangan
sosial.
D
D
W
Q
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
23
(15) Hasil yang baik tentunya akan
didapat dari proses yang baik. Proses
pemilihan para menteri ini diharapkan
akan berjalan dengan baik dan
transparan, tidak hanya bagi-bagi jatah
agar seluruh pihak terpuaskan.
(16) Lagi pula, Presiden Jokowi
mengaku sudah tidak lagi memiliki
beban dalam periode keduanya. Oleh
karena itu, pemerintahan dan kabinet
terpilih harus mampu mewujudkan
harapan seluruh masyarakat bahwa
perekonomian Indonesia akan semakin
maju.
W
Q
TJ8 (1) Beberapa bulan terakhir, di tengah
pandemi virus corona atau Covid-19,
publik dibanjiri oleh pemberitaan seputar
persoalan perbankan, mulai dari jeritan
nasabah-baik individu maupun korporat-
hingga kinerja yang tak cukup bertenaga
sehingga memicu kekhawatiran.
(2) Sinyal ekonomi yang meredup
sudah terlihat sejak Badan Pusat Statistik
(BPS) menyampaikan laju pertumbuhan
ekonomi kuartal I/2020 yang hanya
2,97%, lebih buruk dari perkiraan
sebelumnya 4,5%. Bahkan, pada kuartal
II/2020, pertumbuhan ekonomi
diproyeksikan terkontraksi 3,5%
hingga5,1%.
(3) Seiring dengan lesunya
perekonomian, sinyal bahaya di industri
perbankan pun mulai menyala. Data
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat
kinerja industri perbankan hingga Maret
2020 sebenarnya masih tergolong positif.
C
D
W
Ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan ke dalam
argumentasi berbasis
komitmen yang inkonsisten.
Hal tersebut dapat
diidentifikasi melalui
kesesuaian penggunaan
elemen pernyataan posisi dan
modalitas. Penulis
mengklaim bahwa beberapa
bulan terakhir, di tengah
pandemi virus corona atau
Covid-19, publik dibanjiri
oleh pemberitaan seputar
persoalan perbankan, mulai
dari jeritan nasabah-baik
individu maupun korporat-
hingga kinerja yang tak
cukup bertenaga sehingga
memicu kekhawatiran.
Pernyataan posisi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
24
Penyaluran kredit dan perhimpunan dana
pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh
masing-masing sebesar 7,95% dan 9,54%
dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu (year on year/yoy).
(4) Profil risiko perbankan pada Maret
2020 juga masih terjaga pada level yang
terkendali dengan ratio kredit bermasalah
(non performing loan/NPL) gross tercatat
sebesar 2,77% dan NPL net 0,98%.
(5) Namun, satu bulan kemudian,
penyaluran kredit mulai mengalami
perlambatan yakni hanya tumbuh 5,73%
secara tahunan. Begitu juga dengan DPK
yang juga tumbuh melambat sebesar
8,08%.
(6) Perlambatan penyaluran kredit juga
diikuti dengan naiknya profil risiko
sebesar 2,89% (gross) per April 2020 dan
1,09% (nett) per April 2020.
(7) Kondisi pada Mei 2020 semakin
memburuk, penyaluran kredit makin
melambat hingga hanya tumbuh 3,04%.
Kredit pada periode itu terendah sejak
1998 pelemahan terjadi di seluruh jenis
penggunaan.
(8) Pada saat bersamaan, kabar lama
berhembus kembali. Pemicunya adalah
laporan Badan Pemeriksa Keuangan soal
bank-bank bermasalah, yang kemudian
digoreng oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab demi keuntungan
sesaat. Alhasil, klop dengan situasi dan
kondisi yang terjadi belakangan.
(9) Mulailah muncul sejumlah
pemberitaan mengenai sejumlah bank
B
B
B
B
D
D
tidak konsisten dengan
elemen modalitas yang
diutarakan penulis bahwa
sebuah keharusan agar
kepercayaan itu terjaga
secara professional,
akuntabel dan transparan
baik oleh pemerintah selaku
otoritas maupun industri
perbankan.
Realisasi konstruksi elemen
argumen yang digunakan
dalam editorial tersebut
berpola C-D-W-B-B-B-B-D-
D-D-W-W-Q.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
25
yang tengah oleng. Akibatnya,
masyarakat pun gundah gulana dan cemas
sehingga kemudian menarik dana secara
bersamaan atau rush.
(10) Harian ini mengingatkan
pemerintah dan pelaku usaha bahwa bank
adalah bisnis kepercayaan. Indonesia
punya sejarah pahit nan kelam di industri
perbankan, terutama saat terjadi krisis
moneter 1997-1998 yang lukanya belum
hilang hingga kini.
(11) Soal kepercayaan, Dato Sri Tahir,
Pemilik dan pendiri PT Bank Mayapada
Internasional Tbk. (MAYA), yang hingga
kini juga tengah berjuang menyehatkan
bank yang dikandungnya suatu saat
pernah berujar syarat utama menjadi
seorang bankir adalah bisa dipercaya.
(12) Perbankan, sebagai lembaga
intermediasi, punya peran vital dalam
memajukan perekonomian nasional
dengan menjadi perantara antara pemilik
modal dan pengguna dana. Tali
penghubung antara keduanya adalah
kepercayaan, yaitu perbankan.
(13) Untuk itu adalah sebuah keharusan
agar kepercayaan itu terjaga secara
professional, akuntabel dan transparan
baik oleh pemerintah selaku otoritas
maupun industri perbankan.
D
W
W
Q
TJ9 (1) Kemampuan perusahaan yang
mencatatkan sahamnya di pasar modal
dalam menghasilkan keuntungan di
tengah ketidakpastian ekonomi global
membawa angin segar akan kinerja yang
lebih baik pada masa mendatang.
C
Ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis komitmen
yang inkonsisten. Hal ini
dapat diidentifikasi melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
26
(2) Dari data yang ada, sembilan emiten
big caps yang telah melaporkan neraca
keuangannya per 30 September,
sebagian besar membukukan
pertumbuhan laba bersih meski tidak
setinggi pertumbuhan kinerja pada
tahun-tahun sebelumnya.
(3) Banyak faktor yang menyebabkan
pertumbuhan kinerja keuangan agak
sedikit melambat pada tahun ini,
diantaranya tekanan ekonomi global,
daya beli masyarakat yang juga tidak
membaik, dan dampak dari tahun
politik.
(4) Kita bisa melihat dari kinerja PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
(BBRI) yang membukukan laba bersih
terbesar yakni Rp24,78 triliun atau
tumbuh 5,58 % secara tahunan.
(5) Meski demikian, pertumbuhan laba
bersih itu masih kalah tinggi
dibandingkan pertumbuhan laba bersih
sebesar 8,22 % per kuartal III/2017, dan
tumbuh 14,45 % per kuartal III/2018.
Dari penjelasan manajemen disebutkan
bahwa tahun ini sedikit menantang
terutama dalam masalah kredit macet.
(6) Selain BRI, kinerja PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk. Juga patut diacungin jempol. Laba
bersih Telkom periode Januari-
September 2019 mulai bangkit menjadi
Rp16,46 triliun atau bertumbuh 15,56 %
secara tahunan. Padahal, laba bersihnya
sempat menyusut 20,59 % menjadi
Rp14,23 triliun per kuartal III/2018.
D
W
W
R
W
B
keselarasan elemen
pernyataan posisi-konklusi
argumen. Peryataan posisi
penulis dalam teks tajuk
rencana tersebut adalah
kemampuan perusahaan yang
mencatatkan sahamnya di
pasar modal dalam
menghasilkan keuntungan di
tengah ketidakpastian
ekonomi global membawa
angin segar akan kinerja
yang lebih baik pada masa
mendatang. Klaim tersebut
tidak konsisten dengan
pernyataan sikap penulis
dalam elemen modalitas
yang menyatakan bahwa
perlunya penguatan ekonomi
makro dan pembuatan
kebijakan di pasar modal
diharapkan mempermudah
para calon emiten
mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia
termasuk askesibilitas pada
investor dalam bertransaksi.
Realisasi konstruksi elemen
argumentasi yang digunakan
dalam editorial tersebut
berpola C-D-W-W-R-W-B-
B-B-B-D-W-W-Q.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
27
(7) Optimisme kinerja emiten tersebut
menjadi salah satu pendorong aksi beli
investor lokal di saat pemodal asing
cenderung menjual saham sepanjang
periode 21 Oktober hingga 1 November.
(8) Akibatnya, indeks harga saham
gabungan masih bermain di teritori
6.100-6.200. Kita tentu mengharapkan
kinerja indeks akan terus menguat
hingga akhir tahun. Untuk itu
dibutuhkan dukungan dari pemerintah
dan otoritas jasa keuangan dalam
menelurkan berbagai kebijakan yang
relevan dengan kebutuhan saat ini.
(9) Tak sekadar mengeluarkan regulasi,
langkah-langkah konkret pemerintah
pun ditunggu. Eksekusi dari kebijakan
yang telah dibuat harus dipercepat,
sebagaimana disampaikan oleh Presiden
Joko Widodo bahwa orientasi hasil
harus dikedepankan. Tidak ada lagi yang
namanya wacana, utamakan
implementasi.
(10) Pesan Presiden lainnya meminta
agar segenap Kabinet Indonesia Maju
menyediakan payung sebelum hujan
dengan cara menggenjot ekspor,
mensubstitusi barang-barang impor, dan
meningkatkan investasi diharapkan
dapat menangkal penurunan lebih lanjut
kinerja perekonomian nasional.
(11) Dengan begitu, kita mengharapkan
target pertumbuhan ekonomi pada 2020
yang disampaikan pemerintah berkisar
5,2 %- 5,3 % atau sedikit lebih tinggi
dibandingkan proyeksi IMF dan Bank
B
B
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
28
Dunia 5,1 % dapat tercapai.
(12) Keyakinan pemerintah akan
pertumbuhan ekonomi nasional tersebut
juga menjadi penguat para pemilik
modal di dalam negeri termasuk emiten
untuk terus mengembangkan usahanya.
(13) Selain penguatan makro ekonomi,
tak kalah pentingnya yang harus
diperhatikan pembuat kebijakan di pasar
modal adalah mempermudah para calon
emiten mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia termasuk askesibilitas
pada investor dalam bertransaksi.
Insentif fiskal juga harus diberikan
sebagai pemanis.
(14) Kita patut berbangga hati karena
beberapa tahun belakangan ini pengaruh
akan investor asing sudah mulai kendur.
Kondisi itu menandakan bahwa tingkat
pemahaman dari para pemain lokal
sudah cukup baik.
W
W
Q
TJ10 (1) Akhirnya Suryo Utomo dilantik oleh
Menteri Keuangan pada 1 November
2019 sebagai Direktur Jenderal,
Direktorat Jenderal Pajak menggantikan
Robert Pakpahan yang memasuki usia
pensiun. Suryo bukan orang baru di
Ditjen Pajak.
(2) Suryo merupakan pejabat senior di
Ditjen Pajak dan termasuk sosok yang
dekat dan menjadi orang kepercayaan
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati. Selama empat tahun terakhir,
Suryo aktif dalam proses penyusunan
Undang-Undang Pengampunan Pajak,
UU Akses Informasi Keuangan untuk
D
W
Ѵ Argumentasi yang terdapat
dalam teks editorial tersebut
dapat dikategorikan sebagai
argumen berbasis komitmen
yang inkonsisten. Hal ini
dapat diidentifikasi dari
penggunaan elemen-elemen
argumen. Peryataan posisi
penulis dalam teks editorial
tersebut adalah tugas menjadi
orang nomor satu di Pajak
bukanlah urusan yang
mudah. Klaim tersebut tidak
konsisten dengan pernyataan
sikap penulis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
29
Kepentingan Perpajakan, Tim Reformasi
Perpajakan, dan review atas seluruh
rancangan peraturan perpajakan. (W)
(3) Pada 2017, misalnya, Suryo Utomo
diajukan oleh Menkeu untuk
menggantikan Ken Dwijugiasteadi yang
memasuki masa pensiun. Namun,
kesempatan itu baru terlaksana sekarang
dengan menggantikan Robert Pakpahan.
(4) Terlepas dari semua kisah tersebut,
tugas menjadi orang nomor satu di Pajak
bukanlah pekerjaan mudah. Di
pelantikan Suryo, Menkeu bahkan
mewanti-wanti Ditjen Pajak supaya tahu
betul apa yang harus dikerjakan.
(5) Pasalnya, dalam struktur Anggaran
dan Pendapatan Belanja Negara
(APBN), porsi pajak sangat dominan
atau mencapai lebih dari 80 % dari total
pendapatan negara. (D)
(6) Pajak, sebagai salah satu sumber
utama pembiayaan anggaran menjadi
salah satu tulang punggung pemerintah
untuk menuntaskan mimpi besar
pemerintahan Jokowi-Ma‟ruf. ()
(7) Persoalannya, dengan postur dan
struktur penerimaan pajak yang masih
timpang, upaya mewujudkan mimpi-
mimpi tersebut jelaslah menjadi
pekerjaan tidak mudah.
(8) Hingga akhir Oktober 2019,
penerimaan pajak telah menembus
angka Rp100 triliun. Namun, jika
dibandingkan dengan proyeksi
penerimaan pajak yang mencapai
Rp1.577,5 triliun, angka tersebut masih
D
C
D
D
R
D
diutarakan dalam elemen
modalitas bahwa harian ini
juga mendukung upaya
pemerintah yang
mengintensifkan aktivitas
extra effort untuk menutup
risiko pelebaran shorfall
akibat rendahnya kepatuhan
wajib pajak (WP). Salah satu
WP yang bakal menjadi
sasaran extra effort dan
peningkatan kepatuhan
adalah WP badan dan wajib
pajak orang pribadi (orang
kaya).
Realisasi konstruksi elemen
yang digunakan dalam
editorial tersebut berpola D-D-
W-D-C-D-D-D-W-D-Q.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
30
berada di 60 % dari target.
(9) Selain dari sisi pencapaian yang
rendah, kinerja penerimaan pajak tahun
ini juga harus menghadapi sejumlah
dinamika di lingkup perekonomian
nasional yang tumbuh melambat.
(10) Sektor perdagangan yang dalam
struktur penerimaan pajak memiliki
kontribusi penerimaan terbesar kedua
setelah manufaktur, masih terus
tertekan. Penerimaan PPh 22 impor
misalnya, sampai Oktober 2019 baru
mencapai Rp44,8 triliun, begitupula
PPN impor yang senilai Rp140,2 triliun.
(11) Dengan kondisi demikian, kita
berharap prioritas utama dari Ditjen
Pajak yang baru haruslah dapat memutus
tren shortfall penerimaan pajak. Shorfall
penerimaan selama ini seakan telah
menjadi kutukan bagi pemerintah dan
pejabat Ditjen Pajak.
(12) Persoalan lain yang harus menjadi
perhatian adalah belum idealnya
pemungutan pajak dari semua indikator,
misalnya tax ratio dan elastisitas
penerimaan dengan produk domestik
bruto (PDB).
(13) Selain itu, kita semua tentu
menghendaki praktik pemungutan pajak
semakin adil, fair, berintegritas,
transparan guna mendukung
perekonomian nasional tetap bertmbuh
dengan optimal.
W
D
Q
W
Q
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI