Top Banner
Kata Pengantar Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga makalah Keperawatan Keluarga yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Menular” ini dapat diselesaikan. Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung hingga makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih kepada: 1.Ibu Sarliana Zaini, SKM, M. Kes selaku selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang 2.Ibu Ns. Nurbani, M. Kep selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Keperawatan Keluarga 3.Ibu Yuslana, S.ST selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Keluarga 4.Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Jika didalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan, kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikkan makalah ini. Singkawang, September 2015
64

penyakit-menular me

Jan 28, 2016

Download

Documents

menular
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: penyakit-menular me

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan karunia-Nya, sehingga makalah Keperawatan Keluarga yang

berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Menular” ini dapat

diselesaikan.

Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung hingga makalah ini dapat

diselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Sarliana Zaini, SKM, M. Kes selaku selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Singkawang

2. Ibu Ns. Nurbani, M. Kep selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Keperawatan

Keluarga

3. Ibu Yuslana, S.ST selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan

Keluarga

4. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Jika didalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan,

kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi

perbaikkan makalah ini.

Singkawang, September 2015

Penyusun

Page 2: penyakit-menular me

Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ ii

Bab I..................................................................................................................................1

Pendahuluan....................................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................2

D. Sistematika Penulisan........................................................................................2

E. Metode Penulisan................................................................................................2

Bab II.................................................................................................................................3

Tinjauan Teori..................................................................................................................3

A. Pengertian Keluarga...........................................................................................3

B. Tipe Atau Bentuk Keluarga................................................................................4

C. Peranan Keluarga...............................................................................................5

D. Pengertian Penyakit Menular............................................................................6

E. Jenis Penyakit Menular.......................................................................................6

F. Penularan.............................................................................................................7

G. Pengertian Tuberkulosis.....................................................................................8

H. Etiologi...................................................................................................................8

I. Patofisiologi..........................................................................................................9

J. Manifestasi Klinis...............................................................................................10

K. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................10

L. Penatalaksanaan Medis...................................................................................12

M. Konsep Asuhan Penyakit Menular pada Keluarga.......................................13

Bab III..............................................................................................................................20

Contoh Kasus Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Menular............................20

A. Pengkajian Keperawatan..................................................................................20

B. Analisa Data.......................................................................................................31

C. Prioritas Masalah..............................................................................................33

Page 3: penyakit-menular me

D. Rencana Asuhan Keperawatan......................................................................35

E. Implementasi......................................................................................................38

Bab IV.............................................................................................................................42

Penutup..........................................................................................................................42

Kesimpulan.................................................................................................................42

Daftar Pustaka...............................................................................................................43

Page 4: penyakit-menular me

1

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai

media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir

semua negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang

relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya

bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit

jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bisa menyebabkan

wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan

hasil perpaduanberbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3).

Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang bervariasi

mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme yang paling

kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (Noor, 1997: 39).

Dimana proses agent penyakit dalam menyebabkan penyakit pada manusia

memerlukan berbagai cara penularan khusus (mode of transmission) serta

adanya “sumber penularan (reservoir) penyakit seperti manusia, binatang ... ”

(Noor, 1997: 39).

Salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh agent penyakit (virus),

cara penularan khusus, dan reservoir penyakit adalah penyakit demam berdarah

dengue (DBD). “Menurut David Bylon (1779) bahwa epidemiologi demam

berdarah dengue disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu, virus, manusia dan

nyamuk. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegpty(di daerah

perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah perkotaan). Nyamuk yang menjadi

vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang terinfeksi saat menggigit manusia

yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus dalam darahnya). Virus

berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam kelenjar air

liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan

dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan

berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam

berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan

berada dalam selama satu minggu”. (Widoyono, 2011: 72).

1

Page 5: penyakit-menular me

2

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Bagaimana konsep keluarga ?

2. Bagaimana konsep dasar TB paru ?

3. Bagaimana konsep asuhan Keperawatan keluarga pada kasus Tb paru ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa

dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga

dengan TB Paru.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu :

a. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru

b. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan

pada anak dengan TB Paru.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu: Bab I

Pendahuluan terdiri dari Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan, Metode

penulisan, Sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teori. Bab III Penutup terdiri

dari Kesimpulan. Dan terakhir Daftar Pustaka.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini penulis

menggunakkan metode studi literature, adapun teknik yang digunakan yaitu studi

kepustakaan dengan mempelajari buku–buku, browsing internet dan sumber

buku lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.

Page 6: penyakit-menular me

3

Bab II

Tinjauan Teori

A. Pengertian Keluarga

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya

mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan

perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan

masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini

ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk

dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam

keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga,

yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat

yang ada disekitarnya.

Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan

perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa

ahli dalam (Jhonson R, 2010)  :

1. Raisner

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih

masing – masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,

ibu, kakak, dan nenek.

2. Duval

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.

3. Spradley dan alllender

Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional

dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.

4. Departemen Kesehatan RI

Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

3

Page 7: penyakit-menular me

4

B. Tipe Atau Bentuk Keluarga

Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam,

tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun

secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Pengelompokan secara Tradisional

Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam,

yaitu :

a. Nuclear Family (Keluarga Inti)

Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang

diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

b. Extended Family (Keluarga Besar)

Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi

2. Pengelompokan secara Modern

Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya

rasa individualisme, maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan

menjadi beberapa macam, diantaranya :

a. Tradisional Nuclear

Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu

rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan

perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar

rumah.

b. Niddle Age/Aging Couple

Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di

rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah

meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier.

c. Dyadic Nuclear

Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak

mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar

rumah.

d. Single Parent

Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat

perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal

di rumah atau di luar rumah.

Page 8: penyakit-menular me

5

e. Dual Carrier

Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier

dan tanpa memiliki anak.

f. Three Generation

Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal

dalam satu rumah.

g. Comunal

Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan

suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan

bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

h. Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation

Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal

bersama tanpa ikatan perkawinan.

i. Composite /Keluarga Berkomposisi

Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal

secara bersama-sama dalam satu rumah.

j. Gay and Lesbian Family

Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin

sama.

C. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi

tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku

dan keluarga, kelompik dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat

didalam keluarga adalan sebagai berikut

1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota masyarakat dari lingkungan nya.

2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial

serta sebagai anggota masyarakat dilingkungan nya, di samping itu juga ibu

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

Page 9: penyakit-menular me

6

3. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

D. Pengertian Penyakit Menular

Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah

penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau

parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti

keracunan).

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen(kuman)

seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur. 

Penyakit menular merupakan penyakit yang dapat menular (berpindah)

dari satu orang ke orang lainnya yang biasanya disebabkan oleh kontak

langsung dengan penderita ataupun melalui perantara.

E. Jenis Penyakit Menular

Penyakit menular biasanya terjadi disebabkan oleh seseorang tertular

kuman (patogen) yang dapat berupa virus, bakteri, amoeba dan jamur dari

seorang penderita. Berdasarkan cara penularannya penyakit menular bisa

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Penyakit Menular Melalui Air

Pada penyakit menular jenis ini biasanya kuman masuk ke dalam tubuh melalui

proses makan dan minum. Contoh penyakit menular jenis ini diantaranya adalah:

a. Tifus

b. Kolera

c. Disentri

2. Penyakit Menular Melalui Udara

Pada Penyakit menular jenis ini menular karena udara sekitar terkontaminasi

kuman penyakit. Contohnya antara lain:

a. TBC

b. Flu Burung

c. SARS

Page 10: penyakit-menular me

7

3. Penyakit Menular Melalui Alat Kelamin

Penyakit menular jenis ini biasanya ditularkan dari seorang penderita ke orang

lain melalui hubungan badan dan atau terjadi pertukaran cairan karenanya.

Contohnya antara lain:

a. AIDS/HIV

b. Sifilis

c. HPV

4. Penyakit Menular Melalui Kulit

Penyakit menular jenis ini biasanya ditularkan karena bersentuhan langsung

dengan penderita. Contohnya antara lain:

a. Herpes

b. Kudis

c. Kurap

5. Penyakit Menular Melalui Binatang

Penyakit menular jenis ini biasanya tersebar melalui kotoran binatang maupun

kontak langsung dengan binatang. Contohnya antara lain:

a. Toxoplasma

b. Ebola

c. Penyakit Sapi Gila

F. Penularan

Penyakit infeksius dapat ditularkan dalam berbagai cara termasuk :

1. Makanan dan air yang terkontaminasi – Beberapa penyakit yang ditularkan

melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Hal ini dapat terjadi pada

makanan matangatau ketika limbah masuk ke pasokan air. Contoh penyakit yang

ditularkan dengan cara ini mencakup E. coli, kolera, dansalmonella.

2. Gigitan serangga – Serangga seperti kutu, nyamuk, dan tungau dapat membawa

patogen yang bisa diteruskan ketika mereka melakukan kontak dengan manusia.

Penyakitdari serangga termasukmalaria (nyamuk), penyakit Lyme (kutu),

danpenyakit pes (kutu).

Page 11: penyakit-menular me

8

3. Kontak langsung – Penyakit sering ditularkan dari orang ke orang melalui kontak

langsung. Hal ini dapat mencakup berjabat tangan, bersin (udara), dan mencium.

Contohnya termasuk influenza, pilek, dancacar air.

4. Kontak tidak langsung – Beberapa patogen dapat bertahan untuk sementara di

luartuan rumah. Mereka mungkin pada benda-benda seperti gagang pintu dan

telepon. Banyak penyakit yang sama, tapi tidak semua, yangdapat menyebar

melalui kontak langsung juga dapat menyebar melalui kontak langsung.

G. Pengertian Tuberkulosis

Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang

perankim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya,

terutama meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).

Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium

tuberculosis sitemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi

terbanyak diparu-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif

Mansjoer, 2000).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan

basil Mycobacterium Tuberculosa, atau basil tuberkel, yang tahan asam. ( dr,

Jan Tambayong, 2000 ).

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberkulosa yang hanya dapat dilihat

dengan kaca pembesar (mikroskop).

H. Etiologi

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis dan Micobacterium bovis (sangat jarang disebabkan

oleh Micobacterium avium). Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert

Koch pada tahun 1882. Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap virulen

beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati pada suhu

60°C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil tuberculosis menyebabkan nekrosis

jaringan sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan

faktor penyebab terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.

Basil Mycobacterium tuberculosis tidak membentuk toksin (baik endotoksin

maupun eksotoksin).

Page 12: penyakit-menular me

9

Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara hingga

sebagian besar fokus primer tuberculosis terdapat dalam paru. Selain melalui

udara penularan dapat peroral misalnya minum susu yang mengandung basil

tuberculosis, biasanya Mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi dengan kontak

langsung misalnya melalui luka atau lecet di kulit. Tuberculosis kongenital sangat

jarang dijumpai. Selain Mycobacterium tuberculosis perlu juga dikenal golongan

Mycobacterium lain yang dapat menyebabkan kelainan yang menyerupai

tuberculosis. Golongan ini disebut Mycobacterium atipic atau disebut juga

unclassified Mycobacterium.

Faktor Pencetus

1. Adanya sumber  penularan  (Kontak langsung 1 rumah)

2. Gizi yang kurang.

3. Daya Tahan tubuh rendah.

4. Tingkat social ekonomi.

5. Faktor  usia, nutrisi, imunisasi,

6. Keadaan perumahan meliputi (suhu dalam rumah,ventilasi, pencahayaan

dalam rumah, kelembaban rumah, kepadatan penghuni dan lingkungan

sekitar rumah )

7. Pekerjaan.

(Amir dan Alsegaf, 1989)

I. Patofisiologi

Masuknya kuman tuberkulosis ke dalam tubuh tidak selalu menimbulkan

penyakit. Infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberkulosis

serta daya tahan tubuh manusia. Sekitar 2 sampai 10 minggu (6-8 minggu)

setelah menghirup basil tuberkulosis hidup di dalam paru-paru, maka terjadi

eksudasi dan konsolidasi yang terbatas disebut fokus primer. Basil tuberkulosis

akan menyebar, histosit mulai mengangkut organisme tersebut ke kelenjar limfe

regional melalui saluran getah bening menuju kelenjar getah bening regional

sehingga terbentuk kompleks primer dan mengadakan reaksi eksudasi.

Pada anak yang mengalami lesi, dalam paru dapat terjadi dimanapun

terutama di perifer dekat pleura, tetapi lebih banyak terjadi di Lapangan bawah

paru dibanding dengan lapangan atas. Juga terdapat pembesaran kelenjar

regional serta penyebarannya lebih banyak terjadi melalui hematogen. Pada

Page 13: penyakit-menular me

10

reaksi radang dimana leukosit polimorfonukleat tampak pada alveoli dan

memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya. Kemudian basil menyebar ke

limfe dan sirkulasi. Dalam beberapa minggu limfosit T menjadi sensitif terhadap

organisme TBC dan membebaskan limfokim yang merubah makrofag atau

mengaktifkan makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan

timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan

sendirinya, sehingga tidak ada sisa nekrosis yang tertinggal, atau proses dapat

berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak dalam sel.

Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian

bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit.

Nekrosis pada bagian sentral memberikan gambaran yang relatif padat pada

tubuh, yang disebut nekrosis kasiosa.

Terdapat tiga macam penyebaran secara patogen pada tuberkulosis

anak, yaitu :

1. Penyebaran Hematogen tersembunyi yang kemudian mungkin menimbul

gejala atau tanpa gejala klinis.

2. Penyebaran milier, biasanya terjadi sekaligus dan menimbulkan gejala akut,

kadang-kadang kronis.

3. Penyeberan hematogen berulang.

J. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada penderita Tuberculosis, yaitu :

1. Batuk berdahak, atau berdarah. > 3 minggu.

2. Sesak nafas dan nyeri dada

3. Badan lemah

4. Demam meriang lebih dari sebulan.

5. Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan

6. Nafsu makan menurun

7. Berat badan menurun

K. Pemeriksaan Penunjang

Permulaan tuberkulosis sukar diketahui karena gejalanya tidak jelas dan

tidak khas,tetapi kalau terdapat panas yang naik turun dan lama dengan atau

tanpa batuk dan pilek, anoreksia, penurunan berat badan dan anak lesu, harus

Page 14: penyakit-menular me

11

dipikirkan kemungkinan tuberkulosis. Petunjuk lain umtuk diagnosis tuberkulosis

ialah adanya kontak dengan penderita tuberkulosis orang dewasa. Diagnosis

tuberkulosis paru berdasarkan gambaran klinis, uji tuberkulin positif dan kelainan

radiologis paru. Basil tuberkulosis tidak selalu dapat ditemukan pada anak.

1. Uji Tuberkulin

Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang penting dalam

menegakkan diagnosis tuberkulosis.uji tuberkulin lebih penting lagi artinya pada

anak kecil bila diketahui adanya komversi dari negatif (recent tuberculin

converter).pada anak dibawah umur lima tahun dengan uji  tuberkulin

positif,proses tuberkulosis biasanya masih aktifmeskipun tidak menunjukkan

kelainan klinis dan radiologis, demikian pula halnya jika terdapat konfersi  uji

tuberkulin. Uji tuberkulin dilakukan berdasarkan timbulnya hipersensitivitas

terhadap tuberkulo protein karena adanya infeksi

Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin yaitu cara moro dengan

salep, dengan goresan disebut patch test cara von pirquet, cara mantoux dengan

penyuntikan intrakutan dan  “multiple puncture method “ dengan empat-enam

jarum berdasarkan cara Heaf dan tine. Sampai sekarang cara mantoux masih

dianggap sebagai cara yang paling dapat dipertanggungjawabkan karena jumlah

tuberkulin yang dimasukkan dapat diketahui banyaknya. Reaksi lokal yang

terdapat pada mantoux terdiri atas: Eritema karena vasodilatasi primer, Edema

karena reaksi antara antigen yang disuntikkan dengan antibody dan indurasi

yang dibentuk oleh sel mononukleus

Pembacaan uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan

diukur diameter melintang dari indurasi yang terjadi. Tuberkulin yang biasanya

dipakai ialah Old Tuberculin (OT) dan purified protein Derivative tuberculin

(PPD).

2. Pemeriksaan Radiologis

Secara rutin dilakukan fotorontgen paru dan atas indikasi juga dibuat

fotorontgen alat tubuh lain,misalnya foto tulang punggung pada

spondilitis. Gambaran radiologis paru yang biasanya dijumpai pada tuberkulosis

paru ialah :

a. Kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran

Page 15: penyakit-menular me

12

b. pembesaran kelenjar paratrakeal

c. Penyebaran milier

d. Atelektasis

e. Pleuritis dengan efusi.

Pemeriksaan radiologis paru saja tidak dapat digunakan untuk membuat

diagnosis tuberkulosis,tetapi harus disertai data klinis lainnya

3. Pemeriksaan Bakteriologis

Penemuan basil tuberkulosis memastikan diagnosis tuberkulosis, tetapi

tidak ditemukannya basil tuberkulosis bukan berarti tidak menderita

tuberkulosis. Bahan-bahan yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis

ialah:

a. Bilasan lambung

b. Sekret bronkus

c. Sputum pada anak besar

d. Cairan pleura

e. Likuor serebrospinalis

f. Cairan asites

g. Bahan-bahan lainnya

4. Uji Laboratorium

LED meninggi, sering tinggi sekali. Mungkin liositosis, monositosis,

anemia, leukositosis ringan, bila ditemui hasil demikian (bila tidak ada faktor lain)

akan menyokong diagnosis. Gambaran darah normal tidak menyingkirkan TBC.

Gambaran darah tepi dan laju endap darah hanya mempunyai korelasi dengan

aktivitas penyakit. Pemeriksaan cairan spinal dilakukan atas indikasi kecurigaan

meningitis dan pada setiap TBC milier.

L. Penatalaksanaan Medis

1. Pemberian terapi pada tuberculosis didasarkan pada 3 karakteristik

basil,yaitu:

a. Basil yang berkembang cepat ditempat yang kaya akan oksigen.

b. Basil yang hidup di tempat yang kurang oksigen berkembang lambat dan

dorman (tidur/berdiam di paru) hingga beberapa tahun.

Page 16: penyakit-menular me

13

c. Basil yang mengalami mutasi sehingga resisten terhadap obat.

Isonized (INH) bekerja sebagai bakterisidal terhadap basil yang tumbuh

aktif, diberikan selama 12-18 bulan, dosis 10-20 mg/kgBB/hari melalui oral.

Selanjutnya kombinasi antara INH dan pyrazinamid (PZA) diberikan selama 6

bulan. Selama 2 bulan pertama obat diberikan setiap hari, selanjutnya obat

diberikan dua kali dalam 1 minggu.

Pada TB berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan

kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan (ditambah Ethambutol dan streptomisin),

dilanjutkan dengan INH dan Rifampisin selama 4-10 bulan sesuai perkembangan

klinis. Pada meningitis TB, perikarditis, TB milier, dan efusi pleura diberikan

kortikosteroid yaitu prednison 1-2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, diturunkan

perlahan (tapering off) sampai 2-6 minggu bersamaan dengan pemberian obat

anti tuberkulosis. Obat tambahan antara lain streptomycin (diberikan

intramuscular) dan ethambutol.

2. Selain itu juga, kita jangan melupakan terapi pemberian nutrisi yang adekuat,

untuk menjaga daya tahan tubuh klien agar tidak terjadi penyebaran infeksi

ke organ tubuh yang lainnya. Ada juga terapi pembedahan. Terapi ini

dilakukan jika kemoterapi tidak berhasil. Dilakukan dengan mengangkat

jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan

tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulornatosa tuberkulosis

untuk jaringan paru yang rusak. Pencegahan adalah dengan menghindari

kontak dengan orang yang terinfeksi basil tuberculosis, mempertahankan

status kesehatan dengan intake nutrisi yang adekuat, meminum susu yang

sudah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat

bakteri hingga dilakukan kemoterapi, pemberian imunisasi BCG untuk

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberculosis

virulen.

Page 17: penyakit-menular me

14

M. Konsep Asuhan Penyakit Menular pada Keluarga

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien.

Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, agama,    suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal

masuk RS, diagnosa medis, ruang dan nomor register.

b. Identitas Penanggung Jawab.

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama,

alamat, hubungan dengan klien.

c. Aktifitas/istirahat.

Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.

Napas pendek karena kerja.

Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan

atau berkeringat.

Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.

Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).

d. Integritas Ego

Gejala : Adanya/faktor stres lama.

Masalah keuangan, rumah.

Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.

Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).

Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.

e. Makanan/cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan.Tak dapat mencerna.Penurunan berat

badan.

Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik. Kehilangan otot/hilang

lemak subkutan.

f. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.

g. Pernapasan

Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif. Napas pendek. Riwayat

tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.

Page 18: penyakit-menular me

15

Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.Pengembangan pernapasan

tak simetris. Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau

penebalan pleural). Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning,

atau bercak darah. Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik). Tak

perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap

lanjut)

h. Keamanan

Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker. Tes HIV

positif.

Tanda : Demam rendah atau panas akut.

i. Interaksi Sosial.

Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular. Perubahan

pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk

melaksanakan peran.

j. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

k. Data Lingkungan

l. Struktur Keluarga

m. Fungsi Keluarga

n. Koping Keluarga

o. Pemeriksaan fisik

p. Harapan keluarga pada petugas kesehatan

q. Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis Ketidakmampuan umum/status

kesehatan buruk. Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru

dan tidak berpartisipasi dalam terapi.

Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam

terapi obat dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan

rumah.

 

2. Diagnosa Keperawatan

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang

telah disepakati, terdiri dari Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota

(individu). Penyebab  (etiology ,E) adalah suatu pernyataan yang dapat

Page 19: penyakit-menular me

16

menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu

mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota

keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan. Tanda (Sign, S) adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung

masalah dan penyebab.

Apabila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu perlu

dilakukan skor Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh

Bailon dan Maglaya (1978). Proses scoring untuk setiap diagnosis keperawatan:

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang di buat perawat.

b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

Skor yang diperoleh

______________ x bobot

Skor tertinggi

c. Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah

bobot, yaitu 5).

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu:

a. Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami oleh

keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

b. Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum

terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi

dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.

c. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika

keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai

sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Diagnosa yang mungkin muncul pada keluarga dengan penyakit TBC adalah :

a. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan secret yang keluar

c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan

secret yang berlebih.

Page 20: penyakit-menular me

17

d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplay O2 yang menurun

(Doenges,1999:240-247).

Dalam merumuskan diagnosa dalam keperawatan keluarga perlu

dilakukan prioritas masalah dan adanya kriteria prioritas masalah.

Prioritas masalah

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :

a. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.

b. Perlu mempertimbangkan masalah-masalan yang dapat mengancam

kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.

c. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan

keperawatan yang akan diberikan.

d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah

kesehatan/ keperawatan keluarga.

f. Penetahuan dan kebudayaan keluarga (Effendy,1998).

Kriteria prioritas masalah

Beberapa kriteria dalam penyusunan prioritas masalah menurut Effendy

(1998:52)

a. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi : ancaman kesehatan, keadaan sakit

atau kurang sehat dan situasi krisis.

b. Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan keberhasilan

untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi

keperawatan dan kesehatan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah TBC dapat dirubah adalah:

a. Pengetahuan dan tindakan untuk menangani masalah TBC.

b. Sumber daya keluarga, diantaranya adalah keuangan, tenaga, sarana dan

prasarana.

c. Sumber daya perawatan, diataranya adalah pengetahuan dan ketrampilan

dalam penanganan masalah TBC serta waktu.

Page 21: penyakit-menular me

18

d. Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi, seperti

posyandu,  polindes dan sebagainya.

e. Potensi masalah TBC untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah TBC

yang akan timbul dan dapat dikuraangi atau dicegah melalui tindakan

keperawatan dan kesehatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah TBC

adalah :

a. Kepelikan/kesulitan masalah,hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau

masalah TBC yang menunjukkan pada prognosa dan beratnya TBC yang

diderita oleh anggota keluarga.

b. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk

mencegah dan mengobati masalah TBC dalam rangka meningkatkan status

kesehatan keluarga.

c. Lamanya masalah, berhubungan dengan beratnya masalah TBC pada

keluarga dan potensi masalah untuk dicegah.

d. Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat

peka menambah potensi untuk mencegah masalah.

e. Menonjolnya masalah TBC,adalah cara keluarga melihat dan menilai

masalah TBC dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui

intervensi keperawatan dan kesehatan.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan pada penderita TB paru menurut (Muttaqin,2008).

a. Ketidakefektifan jalan nafas.

Intervensi :

1) Kaji fungsi pernafasan.

2) Kaji kemampuan mengeluarkan sekresi, catat karakter, volume sputum,

dan adanya hemoptisis.

3) Berikan posisi fowler atau semi fowler tinggi dan bantu klien berlatih

nafas dalam dan batuk efektif.

4) Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali tidak

diindikasikan.

Page 22: penyakit-menular me

19

5) Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea, bila perlu lakukan pengisapan

(suction).

6) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.

b. Kurang informasi dan pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan,

proses penyakit, dan penatalaksanaan perawatan di rumah.

Intervensi :

1) Kaji kemampuan klien untuk mengikuti pembelajaran (tingkat kecemasan,

kelelahan umum, pengetahuan klien sebelumnya, dan suasana yang

tepat).

2) Jelaskan tentang dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan,

dan alasan mengapa pengobatan tuberkulosis berlangsung dalam waktu

lama.

3) Ajarkan dan nilai kemampuan klien untuk mengidentifikasi gejala/tanda

reaktivasi penyakit (hemoptisis, demam, nyeri dada, kesulitan bernafas,

kehilangan pendengaran, dan vertigo).

4) Tekankan pentingnya mmpertahankan intake cairan yang cukup setiap

hari, dan intake yang mengandung TKTP.

Page 23: penyakit-menular me

20

Bab III

Contoh Kasus Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Menular

A. Pengkajian Keperawatan

1. Struktur Dan Sifat  Keluarga

a. Kepala Keluarga

Nama                                  : Tn. M

Jenis Kelamin                     : Laki – Laki

Suku                                   : Melayu

Umur                                  : 54 Tahun

Agama                                : Islam

Pendidikan                         : SD

Pekerjaan                            : Petani

Alamat                                : RT 22 RW 06 Roban, Singkawang

b. Susunan Anggota Keluarga

No. NAMA L/P USIA HUB.KK PEND PEKJ KET

1.

2.

3.

4.

Ny.M

Ny. F

Nn. S

An. AS

P

P

P

L

68 tahun

48 tahun

18 tahun 

12 tahun

Mertua

Istri

Anak

Anak

-

SD

SLTA

SD

-

Tani

-

-

Sakit

Sehat

Sehat

Sehat

c. Genogram

20

Page 24: penyakit-menular me

21

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Sakit

: Meninggal

-- - - - - : Tinggal serumah

d. Jenis/type Keluarga

    Jenis                        : Extendet

2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi

a. Penghasilan Dan Pengeluaran

Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh

kepala keluarga bersama istri, yaitu sekitar ± Rp. 500.000,-/perbulan.

Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan sekitar  ± Rp. 300.000,-

dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik,

kebutuhan anak sekolah.

b. Pendidikan

Anggota keluarga semuanya berpendidikan semuanya berpendidikan

tingkat dasar, kecuali mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang

sedang sekolah kelas 12 (SMA kelas III). Berkaitan dengan penyakit TBC

yang diderita Tn. MS, keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana  cara

penularan TB paru kepada  orang lain  dan bagaimana cara pencegahan

terhadap  anggota keluarga yang lain. Setelah dijelaskan tentang

pengertian penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya, Tn.M dan

Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat

c. Suku Dan Agama

Keluarga merupakan suku Melayu dan beragama Islam, dalam

menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti

kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di

X

Page 25: penyakit-menular me

22

Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’

(remaja putri dan ibu-ibu).

3. Kegiatan Sehari – Hari

a. Nutrisi

Keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan

komposisi sebagai berikut : makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu,

sayuran yang didapat dari kebun/sawah, jarang makan buah dan minum

susu. Keluarga dalam memasak sayur dengan mencuci dulu lalu dipotong

– potong. Keluarga  makan  tiga kali dalam sehari dengan porsi yang

cukup. Pemberian makan sama  rata untuk seluruh anggota keluarga.

Cara menghidangkannya terbuka di atas meja. Alat  makan digunakan

bersama atau tidak ada pemisahan dalam pemakaiannya.

Pantangan   makan tidak ada.

b. Eliminasi

Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari.

Pada anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan  dalam

eliminasi. Tempat BAB adalah di sungai atau menumpang di WC

tetangga.

c. Olah Raga

Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk

melakukan olah raga, tapi dia telah rutin pergi ke sawah setiap pagi dan

sore. Kegiatan di sawah mislnya mencangkul, mencari rumput untuk

ternak, atau mencabuti rumput yang mengganggu tanaman padi. Istri juga

tidak meluangkan waktu untuk kegiatan olah raga secara khusus, dia

hanya ikut membantu suami kerja di sawah. Anak-anak tidak ada

kegiatan olah raga di rumah, sedangkan di sekolah sesuai jadwal olah

raga di sekolah masing-masing.

d. Kebersihan Diri

Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah

dan pada sore hari. Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat

sekolah dan pada sore hari. Kebersihan  mandi dua  kali sehari dengan

menggunakan  sabun mandi, menggosok gigi sekali sehari dengan pasta

gigi serta mencuci rambut tiga hari sekali  dengan menggunakan sampho,

Page 26: penyakit-menular me

23

kebiasaan  mandi keluarga di rumah dengan air sumber yang berasal dari

air ledeng. Berkaitan dengan TBC, keluarga mengatakan tidak mengerti

mengenai sanitasi yang sehat  yang dapat  mencegah penularan TB paru.

Tn.MS mengatakan tidak mempunyai tempat khusus untuk pembuangan

dahak, biasanya meludah di halaman atau dimana saja saat ia berada.

e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi

Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–

santai atau digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota

keluarga dalam menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia

dan jenis kelamin. Untuk mendapatkan hiburan keluarga melihat  televisi

dan radio.

f. Istirahat

Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang

biasanya selama 1 – 2 jam mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur

pada malan hari jam 22.00 – 05.00. Pada Tn. MS tidurnya sering

terganggu oleh karena sering batuk pada malam hari, dan sering

berkeringat dingin pada malam hari.

g. Kebiasaan Sosial

Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat

seperti kegiatan tahlilan, diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS

dahulu merupakan perokok berat dengan frekuensi 1 pak perhari. Sejak

sakit frekuensi merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.

4. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini  berada pada tahap ke III, yaitu

keluarga dengan anak usia sekolah. Anak pertama perempuan, masih

sekolah di SLTA dengan usia 18 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki

berusia 12 tahun dan masih sekolah dibangku SD.

b. Riwayat Keluarga Inti

Keluarga tidak mempunyai  penyakit keturunan. Riwayat kesehatan

masing masing keluarga  baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat

TBC. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke

Bidan Desa atau ke Mantri. Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat

Page 27: penyakit-menular me

24

ini, Tn.MS berobat rutin ke Puskesmas Condong, dan sekarang ini obat

sudah dapat diambil di Polindes.

c. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit

serius. Mertua Tn.MS saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit

batuk-batuk dan linu-linu, belum pernah periksa lab/dahak, hanya berobat

kalau linu-linunya dirasa sangat mengganggu.

5. Faktor Lingkungan

a. Karakteristik Perumahan

Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri.

Luas pekarangan 5 x 9 meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter.

Lantai   rumah sebagian dari plester semen dan sebagian masih tanah,

atap dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada

jendela, disekitar kamar dan ruang tengah serta dapur, disetiap kamar

dan ruang tengah serta dapur ada lubang angin, Penerangan

menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 15 watt,

ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masing–masing kamar dan

dapur terdapat lampu pijar 10 watt.

Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan  (kursi), ruang

tidur, dapur berdinding bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga

mempunyai kamar mandi tapi tidak ada WC, bila buang air besar di

sungai atau numpang di WC tetangga. Halaman rumah tampak kurang

bersih oleh rerumputan disekitar rumahnya.

Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk

minum dan memasak, keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan

tidak berasa. Keluarga menyimpan air dari sumur dalam gentong yang

kebersihannya cukup dan tertutup.

Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung

di belakang rumah dan dibiarkan terbuka.

Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang

dapur. Pembuangan kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3

meter dari kandang.

Page 28: penyakit-menular me

25

b. Denah rumah

Keterangan denah rumah :

Rumah keluarga Tn. MS terdiri dari 1 ruang tamu; 1 ruang keluarga yang

sekaligus sebagai tempat makan; 4 kamar tidur masing-masing untuk

Nn.S, Tn.MS bersama Ny.F, Ny.M dan An.As; 1 dapur; 1 kamar mandi

tanpa WC; dan kandang ternak.

Masing-masing kamar mempunyai ventilasi sekaligus sebagai

pencahayaan sinar matahari tapi masih terlalu sempit, kurang dari 10%

luas lantai kamar. Pencahayaan dan ventilasi ruang tamu cukup.

Pencahayaan ruang keluarga kurang, sinar matahari kurang dapat

menyinari lantai ruang tamu. Sumber air bersih yang digunakan untuk

mandi dan memasak berasal dari air ledeng. Tempat pembuangan air

limbah dari kamar mandi berupa selokan terbuka, pembuangan air limbah

dari dapur tidak ada tempat khusus, langsung dibuang atau dialirkan ke

belakang dapur dan dibiarkan meresap sendiri.

c. Macam Tempat Tinggal

Keluarga bertempat tinggal di pedesaan jarak antara rumah satu dengan

yang lainnya berdekatan tapi tidak berhimpitan/menempel.

Lingkungan  tempat tinggal adalah persawahan dengan udara yang  sejuk

d. Karakteristik Tetangga Dan Komunikasi RW

Tetangga di sekitar keluarga Tn. MS adalah bersuku Melayu, bahasa

komunikasi sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Melayu, sebagian

besar tetangga Tn. MS bermata pencaharian sebagai petani.

Keluarga  mempunyai alat komunikasi seperti televisi dan radio. Jika ada

kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras

suara yang ada di musholla atau mesjid.

e. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. MS Keluarga jarang pergi ke tempat-tempat yang jauh.

Kegiatan rutin harian adalah bertani / pergi ke sawah yang tidak jauh dari

rumahnya (sekitar 1 km). Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah –

Page 29: penyakit-menular me

26

pindah. Sanak famili dari Tn.MS maupun Ny.F juga berada di sekitar

tempat tinggalnya (masih satu desa). 

f. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.

Komunikasi antar keluarga/warga biasanya dilakukan saat mereka

melakukan kegiatan keagamaan seperti tahlilan, yasiinan, diba’ dan

kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

g. Sistem Pendukung Keluarga

Jarak rumah ke Polindes sekitar 1 km, jarak ke puskesmas pembantu

sekitar 2 km, jarak ke Puskesmas sekitar 5 km. Keluarga juga mempunyai

jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (Askes Maskin).

6. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga

keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Melayu.

Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan

waktu santai. Komunikasi  saat makan sering dilakukan,  dan terbiasa

makan bersama.

b. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti

dengan ketidakmampuan keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi

tetangga. Kekuatan dalam keluarga yang dapat digunakan untuk

meningkatkan derajat kesehatan adalah Tn. MS dan Ny.F cukup

bijaksana, tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang

dialami oleh anggota keluarga, sehingga dapat mendorong Tn.MS untuk

berobat secara teratur sampai sembuh. Ny.F sering mengingatkan Tn.MS

jika lupa minum obat.

c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )

Keluarga dalam struktur peran formal  tidak ada atau tidak mempunyai

peran. Begitu juga dalam perannya secara informal.

Page 30: penyakit-menular me

27

d. Nilai Dan Norma Keluarga

Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian

diwarnai dengan kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga

menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan

jawa.  Dalam kebiasaan keluarga Tn. MS tidak ada yang bertentangan

dengan kesehatan.

7. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun

dan tentram. Semua keluarga  merasa saling memiliki, apabila ada

keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang

lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa

musibah.  

b. Fungsi Sosialisasi

Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam

berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku.

Keluarga sangat membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah

kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS

dengan TB paru. Hal ini dibuktikan dengan bahwa keluarga belum

mampu untuk menyebutkan tentang tanda dan gejala serta faktor

penyebab dari TB paru.

Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah

tampak, karena keluarga tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang

dialami oleh Tn. MS dianggap sebagai batuk biasa dan keluarga sudah

memeriksakannya ke Puskesmas Singosari dan sudah mendapat terapi

sejak bulan Oktober 2007. Sejak awal pengobatan, Tn.MS mengatakan

sudah berobat secara teratur. Kalau obat habis, keluarga langsung pergi

ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.MS mengatakan sebenarnya

malas minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual dan

kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia

tetap meminum obatnya.

Page 31: penyakit-menular me

28

Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk

memanfaatkannya, karena Tn. MS selama sakit  berobat ke Puskesmas

Singosari.

d. Fungsi Reproduksi

Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F

menggunakan KB Suntik.

e. Fungsi Ekonomi

Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat

dilihat dari penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan.

Dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. MS sangat

sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.MS

menanam sayur di tepi sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika

ingin makan lauk-pauk, Tn.MS biasa mencari ikan di sungai dekat

rumahnya.

8. Stres Dan koping Keluarga

a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang

Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stress baik

itu stess jangka pendek ( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan).

Tetapi keluarga Tn. MS hanya mengalami stress biasa yang dapat

dengan segera diatasi.

b. Kemampuan Keluarga Berespon  Terhadap Situasi/Stressor

Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. MS adalah dengan cara

musyawarah antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya.

Misalnya dalam menentukan pengobatan  Tn. MS, dalam pengambilan

keputusan di keluarga yang paling menonjol adalah Tn. MS

c. Strategi Adaptasi Disfungsional

Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya

mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah

tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan

keseharian.

Page 32: penyakit-menular me

29

9. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Fisik Tn. MS

Riwayat kesehatan sekarang  : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS

sering batuk yang disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan

kadang disertai darah dalam dahaknya, demam di malam  hari, nafsu

makan menurun, berat badan agak menurun. 

Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit

yang berat, kronis atau penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah

minum – minuman keras, tapi merupakan perokok berat dengan

frekwensi 1 – 1,5 pak perhari.

Pemeriksaan Fisik :

Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit,

respirasi  22/menit, tinggi badan 162 cm, berat badan 48 kg.

Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada

luka, ketombe dan bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan

putih, tidak rontok. Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak

ditemukan kesan sembab.

Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan,

konjungtiva agak anemis, tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak

kabur.

Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang

atau benjolan yang abnormal.

Mulut dan faring :  bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan

gusi normal, adanya sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi

dan  tidak ditemukan perdarahan. Lidah berwarnah merah merata.

Bau  nafas tidak ada, uvula simetris, tonsil tidak meradang dan tidak ada

perubahan suara.

Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak  terjadi

deviasi septum nasi, tidak  terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak

ada.

Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan

perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.

Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat

retraksi intercosta dan batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan

Page 33: penyakit-menular me

30

kiri sama. Fokal fremitus lebih bergetar paru kiri dari pada kanan, perkusi

suara dullness. Suara nafas bronchial dan bronkho-vesikuler terdapat

ronkhi basah. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda

pembesaran jantung. Kelainan tulang belakang tidak ditemukan.

Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi

tympani, hepar , lien tidak ada kelainan

Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan

otot empat.

b. Pemeriksaan Fisik  Ny. F

Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita  penyakit

yang berat, kronis atau penyakit yang menular.

Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit,

respirasi  14/menit, tinggi badan 152 cm, berat badan 52 kg.

Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan

kuman TBC dari Tn.MS ke Ny.F. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh

batuk-batuk yang menetap. Juga tidak mengeluhkan gejala-gejala

penyakit yang lain.

c. Pemeriksaan Fisik An. AS

Riwayat Kesehatan masa lalu : An.AS tidak pernah menderita  penyakit

yang berat, kronis atau penyakit yang menular.

Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80/menit, respirasi  18

x/menit, tinggi badan 144 cm, berat badan 38 kg.

Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan

kuman TBC dari Tn.MS ke An.AS. Fungsi pernafasan baik, tidak

mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga tidak mengeluhkan gejala-

gejala penyakit yang lain.

d. Pemeriksaan Fisik Nn. S

Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Nn.S tidak pernah

menderita  penyakit yang berat, kronis atau penyakit yang menular. Saat

kumnjungan pertama, perawat tidak berjumpa dengan Nn.S karena belum

pulang dari sekolahnya.

Page 34: penyakit-menular me

31

e. Pemeriksaan Fisik Ny.M

Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Ny.M sudah lama

mempunyai penyakit linu-linu.

Tanda vital : tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 76/menit, respirasi  16

x/menit, tinggi badan 150 cm, berat badan 50 kg.

Wajah  agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.

Mata lengkap, bola mata keruh, penglihatan agak kabur.

Telinga lengkap, simetris bilateral, fungsi pendengaran menurun

Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan

perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.

Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 16 x/menit. Jantung suara

S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Tulang

belakang agak membungkuk.

Ekstremitas : terjadi penurunan fungsi gerak (gerakan agak terbatas).

Tidak ada edema ekstremitas. Kekuatan otot nilia 4.

10. Harapan Keluarga

Keluarga berharap  agar batuk Tn.MS segera sembuh sehingga tidak

mengalami gangguan jika bekerja di sawah.

B. Analisa Data

No D a t a Masalah Etiologi

1. DS :

         Tn. MS mengatakan biasa membuang

ludah di halaman, tidak ada tempat

khusus.

         Tn. MS mengatakan belum tahu

akibat  bila tidak melakukan tindakan

pencegahan pada keluarga.

         Ny. F mengatakan kurang mengerti

tentang pencegahan TBC

         Keluarga tidak tahu bagaimana  cara

penularan  TB paru kepada  orang

lain  dan bagaimana cara pencegahan

terhadap anggota keluarga yang lain.

         Keluarga mengatakan tidak

mengerti  mengenai sanitasi yang

sehat  yang dapat  mencegah penularan

TB paru.

Resiko

penyebaran /

penularan infeksi

Perilaku

kurang

higienis

Page 35: penyakit-menular me

32

         Tn.MS aktif mengikuti kegiatan sosial

keagamaan di masyarakat seperti acara

tahlilan, yaasinan, dsb.

DO :

         Lantai rumah  sebagian terbuat dari

tanah, tampak lembab  dan kotor.

         Tidak ada tempat khusus untuk

membuang dahak

         Tidak  ada

tempat khusus  untuk pembuangan  limbah

rumah.

         Alat makan  keluarga tidak ada

pemisahan  atau digunakan  bersama

         Pencahayaan rumah (kamar tidur)

kurang.

         Tn.MS tidur sekamar dengan Ny.F

DS :

         Keluarga mengatakan sejak lima bulan

yang lalu sering batuk yang disertai dahak.

         Keluarga mengatakan bahwa Tn.MS

sakit paru-paru, tapi tidak tahu jenis

penyakit, penyebab, pencegahan,

perawatan dan pengobatannya.

         Tn. MS mengatakan, “ saya belum tahu

akibat yang terjadi, bila penyakit saya tidak

diobati “.

         Ny. F mengatakan ,” Tn. MS sudah

diperiksakan di RS Soepraoen“. Tetapi

batuknya masih sering dan agak sesak.

DO :

         Keluarga tidak bisa menjawab

pertanyaan tentang pengertian penyakit,

pencegahan, perawatan dan

pengobatannya

         Pendidikan Tn.MS dan Ny.F SD

         Setelah dijelaskan tentang pengertian

penyakit, cara pencegahan dan

pengobatannya, Tn.MS dan Ny.F belum

bisa menjawab pertanyaan sederhana

perawat

Kurang

pengetahuan

Kurang

informasi

dan

keterbatasan

kemampuan

mencerap

informasi

Page 36: penyakit-menular me

33

DS :

         Keluarga mengatakan Tn.MS sudah

menjalani pengobatan sejak bulan Oktober

2007

         Tn.MS mengatakan sering lupa minum

obat, tapi selalu diingatkan oleh istrinya

         Tn.MS mengatakan sering mual dan

kembung setelah minum obat

         Tn.MS mengatakan sebenarnya malas

minum obat, tapi ia ingin penyakitnya cepat

sembuh

DO :

         Pemeriksaan fisik : bentuk dada normal,

terdapat retraksi intercosta, batuk produktif.

Nafas agak sesak.

         lantai ruang tamu dari porselin, sisanya

terbuat dari tanah  keadaannya kotor dan

lembab.

         Ventilasi kurang karena jendela / lubang

angin terlalu sempit (kurang dari 10% luas

lantai).

Resiko kerusakan

penatalaksanaan

program terapi di

rumah

(pengobatan tidak

tuntas)

C. Prioritas Masalah

1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis.

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1

2

Sifat masalah :

ancaman

Kemungkinan masalah

untuk diubah  : mudah

2/3 X 1

2/2 X 2

2/3

2

Klien telah berobat secara

teratur, tapi biasa meludah di

sembarang tempat, aktif dalam

kegiatan perkumpulan di

masyarakat, tidur sekamar

dengan istri

Selama pasien berobat secara

teratur, kuman TBC

kemungkinan besar tidak akan

aktif. Tapi perlu didukung oeleh

perubahan perilaku yang lebih

higienis

Page 37: penyakit-menular me

34

3

4

Potensial masalah

untuk dicegah : tinggi

Menonjolnya masalah :

keluarga tahu ada

masalah tapi merasa

bukan sebagai bahaya

3/3 X 1

1/2

1

1/2

Penyebaran kuman TB

paru dapat  dicegah  asal

keluarga mau hidup sehat dan

hubungan dengan petugas

kesehatan cukup baik.

Keluarga tahu bahwa penyakit

Paru yang dialami Tn.MS bisa

menular tapi merasa bukan

sebagai bahaya.

Jumlah 4 1/6

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan,

perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan

mencerap informasi

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1

2

3

4

Sifat masalah : aktual

Kemungkinan

masalah dapat diubah :

hanya sebagian

Potensial masalah untuk

dicegah : cukup

Menonjolnya masalah:

keluarga menyadari

bahwa mereka kurang

paham dan mereka ingin

3/3 X 1

½ X 2

2/3 X 1

2/2 x 1

1

1

2/3

1

Keluarga tidak memahami

dengan baik masalah

kesehatan yang dialami Tn.MS

Pemberian informasi tentang

penyakit dan kebutuhan

perawatan akan sulit dipahami

karena kemampuan keluarga

menyerap informasi kurang

baik, pendidikan rendah

Membantu keluarga memaha-

mi masalah kesehatan bisa

dilakukan melalui bahasa

keluarga dengan mediasi

anaknya pertamanya yang

sekolah SMA.

Keluarga tidak merasakan

adanya masalah yang harus

segera ditangani

Page 38: penyakit-menular me

35

diberi penjelasan yang

lebih rinci

Jumlah 3 2/3

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan

dirumah (pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan

jangka panjang

NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran

1

2

3

4

Sifat masalah : potensial

Kemungkinan

masalah  dapat diubah :

hanya sebagian

Potensial masalah untuk

dicegah : cukup

Menonjolnya masalah:

masalah dirasakan tapi

tidak perlu segera

ditangani

2/3 X 1

½ X 2

2/3 X 1

1/2 x 1

2/3

1

2/3

1/2

Tn. MS merasa malas minum

obat, dan sering lupa

Pengobatan jangka panjang

membutuhkan kesabaran dan

dukungan yang besar dari

orang-orang terdekat, yang

mau mengingatkannya jika upa

minum obat

Dukungan istri cukup baik,

selalu mengingatkan Tn.MS

jika lupa minum obat

Keluarga tidak merasakan

adanya masalah yang harus

segera ditangani

Jumlah 3 1/6

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :

1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan,

perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan

mencerap informasi

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah

(pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka

panjang

Page 39: penyakit-menular me

36

D. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Resiko penyebaran infeksi TBC

Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke

orang-orang terdekat maupun pada masyarakat sekitar

Intervensi :

a. Jelaskan penyebab TB paru adalah  basil mycobacterium tuberculosa,

dimana dapat menyerang semua orang  baik kecil, tua, muda, kaya,

miskin.

b. Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan  TB paru

yaitu melalui percikan ludah atau sputum pada waktu klien TB paru :

bersin , batuk dan menguap. Daya tahan tubuh  yang dipengaruhi  oleh

usia, nutrisi dan faktor faali.

c. Kaji cara keluarga  dalam mengambil keputusan untuk

mencegah  terjadinya penularan penyakit TB paru.

d. Jelaskan akibat  bila tidak  dilakukan perawatan pada

anggota  keluarga  misal penularan pada anggota  keluarga.

e. Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi

tubuh sebaik mungkin karena  dalam kondisi tubuh yang buruk mudah

tertular.

f. Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan

g. Jelaskan dan demontrasikan  cara hidup sehat seperti : pada saat batuk,

bersin dan menguap sebaiknya  mulut dan hidung ditutup ; cara

membuang dahak atau ludah  yaitu di kloset kemudian di siram, apabila

dahak dibuang dihalaman maka harus diuruk dengan tanah ; alat makan

sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya disiram  dengan air

mendidih kemudian  dicuci bersih.

h. Jelaskan  dan demontrasikan  tentang rumah yang mendukung tidak

terjadinya penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan

lingkungan  dari polusi  udara, ventilasi rumah harus cukup  sehingga

udara dapat tertukar dengan leluasa, pencahayaan dalam rumah harus

cukup, sinar matahari bisa masuk secukupnya karena kuman TB dan

beberapa kuman lain akan mati bila terkena sinar matahari.

i. Jelaskan bahwa klien TB  perlu dukungan semangat untuk hidup panjang

umur dan jangan putus asa .

Page 40: penyakit-menular me

37

j. Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.

k. Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.

l. Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat

dengan syarat yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak

lembab.).psikologis (pembagian ruangan yang baik, penataan perabot

yang rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus

baik, pencahayaan harus cukup dan terhindar dari kebisingan)

m. Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang         ada di masyarakat

n. Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga

o. jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin

berobat dan paling sedikit 6 bulan.

p. Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA

dilakukan sebulan sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa

sedikitnya sampai tiga kali berturut-turut

q. Jelaskan bahwa pemeriksaan radiologis dilakukan tiap tiga bulan sekali.

r. Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka

anjurkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum

waktunya kontrol.

s. Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas

juga dokter-dokter swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan,

perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan

mencerap informasi

Tujuan Umum : keluarga mampu  melakukan tindakan untuk mencegah

terjadinya penularan penyakit TB paru pada anggota.

Intervensi :

a. Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dimengerti tentang gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu,

pucat, anorexia, demam dimalam hari dengan atau tanpa berkeringat

dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.

b. Jelaskan  bahwa batuk darah yang hebat dapat

mengakibatkan  pneumonia aspirasi, tersumbatnya jalan nafas.

Page 41: penyakit-menular me

38

c. kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang

tepat.

d. Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan

pengobatan dan perawatan yang tepat dan teratur.

e. Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati  dalam jangka waktu yang

lama  dapat menimbulkan komplikasi seperti batuk darah.

f. kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.

g. Jelaskan  dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan

klien  TB paru : makan yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang

cukup ,  pikiran diusahakan  santai hindari stres yang berlarut – larut,

berhenti merokok dan hindari polusi udara. Gerak badan  dianjurkan bila

penyakit tampak sembuh.

h. Jelaskan pengobatan TB paru  dan cara minum obat serta berapa lama

harus minum obat.

3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik

Tujuan : Keluarga memahami tentang kondisi, tindakan pencegahan infeksi,

penatalaksanaan stress, faktor pemberat, tanda dan gejala komplikasi, dan

sumber-sumber di komunitas yang dapat digunakan.

Kriteria hasil : 

a. Menunjukkan niat untuk berbagi masalah dengan anggota keluarga yang

lain atau teman yang dapat dipercaya.

b. Menyebutkan efek samping obat.

c. Mengidentifikasi strategi untuk mengurangi stress.

d. Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada

tenaga kesehatan.

e. Menggambarkan penatalaksanaan jangka panjang penyakit.

f. Menyebutkan manfaat penggunaan gelang Kewaspadaan-Medis.

Intervensi :

a. Ajarkan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jangka

panjang untuk menentukan tingkat pembelajaran klien-keluarga.

b. Ajarkan inkompatibilitas obat - obatan :

c. Ajarkan pemberian obat-obatan :

Page 42: penyakit-menular me

39

d. Ajarkan strategi penatalaksanaan stess : gunakan tehnik relaksasi,

bimbingan imajinasi, rujuk ke sumber komunitas untuk program

penatalaksanaan stress.

e. Ajarkan konservasi energi.

f. Informasikan klien tentang faktor yang diketahui mencetuskan

eksaserbasi :

g. Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada profesional

pelayanan kesehatan :

h. Ajarkan  tehnik mengunyah dan menelan

E. Implementasi

N

OTANGGAL

Diagnosa Impelementasi Evaluasi

1

2.

22 Des

2007

Sabtu pagi

27 Des

2007

Kamis pagi

Resiko

penyebaran

penyakit

Kurang

pengetahuan

n menjelaskan penyebab

TB paru

n menjelaskan tentang

gejala TB paru

-    mengkaji pengetahuan

keluarga tentang resiko

terjadinya penularan TB

paru  pada anggota

keluarga.

S : keluarga

mengatakan masih

sulit untuk mengerti

tentang penyebab

dan gejala TB paru.

O : keluarga tidak

mampu menyebutka

n dengan bahasa

yang sederhana

tentang penyebab

dan gejala TB paru.

A :  masalah belum

teratasi

P : lanjutkan

intervensi.

S : keluarga

mengatakan sudah

tahu cara penularan

TB paru pada

anggota keluarga

dengan cara

Page 43: penyakit-menular me

40

3

8 Jan 2008

Selasa

pagi

Resiko

kerusakan

manajemen

penatalaksanaan

di rumah

-    Menjelaskan

tentang  cara penularan

TB paru

-     Menjelaskan kepada

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan yang ada di

masyarakat.

-     

Mengkaji pengetahuan

klg tentang manfaat

fasilitas kesehatan yang

ada di masyarakat.

- menjelaskan cara

menghindari penularan

TB paru seperti

menjaga kondisi tubuh.

percikan ludah.

O : keluarga mampu

menjelaskan denga

n bahasa yang

sederhana tentang

cara penularan  TB

paru yaitu melalui

percikan ludah.

A : masalah teratasi

P  :

hentikan intervensi.

S : klg mengatakan

telah tahu manfaat

yang di dapat dari

fasilitas kesehatan

yang ada di

masyarakat

O : keluarga mampu

menjelaskan

manfaat dari

fasilitas kesehatan

yang ada di

masyarakat.

A : masalah teratasi

sebagian.

P : lanjutkan

intervensi.

Page 44: penyakit-menular me

41

4

11 Des

2001

Jumat pagi

Resiko

penularan

penyakit

-Memotivasi dan

mendemontrasikan cara

hidup sehat seperti :

menutup mulut pada

saat batuk  atau bersin ,

cara membuang dahak

atau ludah bila dibuang

di halaman maka harus

diuruk dengan tanah.

Alat makan harus

terpisah

S : keluarga

mengatakan telah

mengetahui cara

merawat anggota

keluarga agar tidak

tertular, tapi belum

mampu melakukan

khusus

memisahkan alat

makan dengan

klien.

O : keluarga mampu

menjelaskan dan

belum mampu

mendemontrasikan

cara perawatan

pada anggota

keluarga agar tidak

tertular TB paru.

A : masalah teratasi

sebagian

P : lanjutkan

intervensi

Page 45: penyakit-menular me

42

Bab IV

Penutup

Kesimpulan

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam

keadaan saling ketergantungan

Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium

tuberculosis sitemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi

terbanyak diparu-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer

Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara hingga

sebagian besar fokus primer tuberculosis terdapat dalam paru. Selain melalui

udara penularan dapat peroral misalnya minum susu yang mengandung basil

tuberculosis, biasanya Mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi dengan kontak

langsung misalnya melalui luka atau lecet di kulit. Tuberculosis kongenital sangat

jarang dijumpai. Selain Myco bacterium tuberculosis perlu juga dikenal golongan

Mycobacterium lain yang dapat menyebabkan kelainan yang menyerupai

tuberculosis. Golongan ini disebut Mycobacterium atipic atau disebut juga

unclassified Mycobacterium.

Page 46: penyakit-menular me

43

Daftar Pustaka

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2221-BAB%20I

%20Pendahuluan.pdf ( diakses 15 september 2015 )

http://sehatalamiku.com/jenis-jenis-penyakit-menular-dan-cara-penularannya/

(diakses 15 september 2015 )

http://www.campurtapimisah.com/2012/08/asuhan-keperawatan-keluargga-

dengan-tb.html ( diakses 15 september 2015 )

http://eprints.ums.ac.id/20581/21/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf ( diakses 15

september 2015 )

http://nsyadi.blogspot.co.id/2011/12/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-

tbc.html( diakses 15 september 2015 )