perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh. Slamet Rianto C 9606003 PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010
43
Embed
PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA
BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Mencapai
Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh.
Slamet Rianto
C 9606003
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Disetujui untuk diuji, Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Laporan Tugas Akhir:
PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE
DI MUSEUM KERATON SURAKARTA
Nama : Slamet Rianto
NIM : C9606003
Pembimbing:
1. Feng Huai Zhong (…......…………………….)
Pembimbing 1
2. Sunyoto, S. E. M. Par (………………....................)
Pembimbing 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Diterima dan Disyahkan oleh Dewan Penguji
Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Judul Laporan : PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA
CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON
SURAKARTA
Nama Mahasiswa : Slamet Rianto
NIM : C 9606003
Tanggal Ujian : 11 Februari 2010
Dewan Penguji :
1. Drs. Kaswan Darmadi, M. Hum (….…………………………)
Ketua NIP 19620303 198903 1005
2. Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum (...…...……………………...)
Sekretaris NIP 19581101 198601 2001
3. Feng Huai Zhong (…....…………..…………..)
Penguji Umum
4. Sunyoto, S.E. M. Par (……………………...……..)
Penguji Pembantu
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Drs. Sudarno, M.A
NIP 19530314 198506 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke-hadirat Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul PENTINGNYA KEMAMPUAN
BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA.
Segala usaha dan kerja keras yang dilakukan penulis tidak akan banyak
berarti tanpa adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta, beserta staf yang telah memberikan izin kepada
penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Drs. Kaswan Darmadi M. Hum, selaku ketua program Diploma III Bahasa
China serta sebagai Pembimbing Akademik yang telah bersedia memberikan
motivasi dan arahan kepada penulis.
3. Feng Huai Zhong, sebagai pembimbing pertama yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Sunyoto, S.E. M. Par sebagai pembimbing kedua atas bimbingan, arahan,
dan kemudahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Diploma III Bahasa China yang telah
banyak memberikan ilmu dan wawasan yang sangat berguna bagi penulis.
6. Ibu dan Bapak yang selalu mendoakan dan menyayangi aku, adik-adikku
yang menjadi semangatku untuk tetap maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
7. Teman-teman seperjuangan di program Diploma III Bahasa China, terima
kasih atas motivasi dan bantuannya selama masa kuliah dan proses
penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Feri asri, kekasihku, terimakasih atas ketulusanmu dalam membantuku
mengerjakan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan
terima kasih atas kerja samanya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih kurang sempurna. Oleh
karena itu, sangat diharapkan adanya saran dan kritik bagi kesempurnaan Tugas
Akhir ini.
Surakarta, 11 Februari 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Tidak ada alasan untuk menyerah
Terus melangkah
Hadapi dunia dengan berani
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, karya ini kupersembahkan kepada : · Keluargaku tercinta · Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Slamet Rianto. 2010. Pentingnya Kemampuan Berbahasa China Bagi Guide di Keraton Surakarta. Program Studi Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting kemampuan berbahasa China bagi guide di keraton Surakarta serta hambatan-hambatan yang dialami selama memandu wisatawan China yang berkunjung ke Keraton Surakarta.
Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini menggunakan teknik observasi, studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama satu bulan bertempat di objek wisata Keraton Surakarta.
Hasil dari penelitian ini adalah penulis berhasil menjalankan tugas sebagai guide di museum Keraton Surakarta. Selama penelitian, diperoleh data-data yang menunjukan bahwa jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta relatif besar jika dibanding wisatawan asing lainnya. Hasil lainnya adalah data-data tentangt guide, yaitu bahwa di Museum Keraton Surakarta terdapat tujuh orang guide, yang semuanya tidak mampu berbahasa China, sehingga sebagian besar wisatawan China merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan berbahasa China bagi guide di Museum Keraton Surakarta sangat penting demi tercapainya kepuasan wisatawan saat berkunjung ke objek wisata tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
提要
梭罗王宫是一个梭罗旅游景点,有不少中国游客来
旅游。那些游客没有导游陪伴着他们,所以只能依靠梭
罗王宫的导游。在梭罗王宫有七位导游,他们都不会说
汉语。所以,对这个招待游客觉得不太满意。汉语对梭
罗王宫的导游是非常重要的。如果梭罗王宫导游会说汉
语,就能提高他们对游客的服务。为了解决这个问题希
望通过汉语培训能够提高梭罗王宫导游们的服务水平。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………… .. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A Latar belakang Masalah ................................................................. 1
B Perumusan Masalah ....................................................................... 3
C Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
E Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 4
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6
A Pariwisata ....................................................................................... 6
B Wisatawan ...................................................................................... 8
C Guide/Pramuwisata ........................................................................ 10
D Komunikasi .................................................................................... 12
E Penerjemahan Bahasa China .......................................................... 13
III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 15
A Gambaran Umum ........................................................................... 15
B Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ............................................ 22
C Pembahasan .................................................................................... 24
D Bentuk Percakapan Dasar Dalam Pemanduan Wisatawan China di
Objek Wisata Museum Keraton Surakarta ..................................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
IV PENUTUP ............................................................................................ 30
A Simpulan ........................................................................................ 30
B Saran............................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor
pariwisata. Potensi tersebut jika dikelola dengan sungguh-sungguh akan
memberikan kontribusi devisa yang besar pula, sehingga dapat
menunjang perekonomian negara. Perkembangan pariwisata juga
memungkinkan peningkatan pendapatan daerah setempat. Peningkatan
sarana prasarana pariwisata sangat diperlukan guna menambah minat
wisatawan untuk berkunjung dan menikmati daya tarik wisata yang ada
di Indonesia. Dalam hal ini, sistem pelayanan yang baik serta
memuaskan memegang peranan yang sangat penting. Untuk
memberikan pelayanan yang memuaskan tersebut, salah satu usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan menyediakan guide atau pemandu wisata
yang profesional. Semakin bagus pelayanan yang diberikan, semakin
besar pula minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata tersebut.
Kotamadya Surakarta atau yang sering juga disebut dengan kota
Solo, memiliki beragam potensi wisata yang sangat atraktif, terutama
wisata budayanya. Sebagai kota budaya, Surakarta memiliki berbagai
macam peninggalan sejarah dan atraksi wisata yang sangat menarik.
Peninggalan sejarah tersebut berupa bangunan-bangunan kuno, senjata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
batik, dan sebagainya. Sedangkan atraksi wisata berupa ritual dan
upacara-upacara adat, yang masih tetap dilestarikan sampai saat ini.
Museum Keraton Surakarta merupakan objek wisata yang sangat
terkenal di Surakarta. Museum Keraton Surakarta yang dapat dilihat
sekarang bukan bentuk asli dari bangunan awal pada masa Paku
Buwono II. Secara bertahap, bangunan keraton telah beberapa kali
mengalami renovasi meskipun tetap mempertahankan pola dasar tata
ruang aslinya. Renovasi secara besar-besaran dilakukan pada masa Paku
Buwono X. Dalam renovasi terbesar ini, bangunan keraton mulai
mengadopsi gaya bangunan Eropa dengan nuansa warna putih dan biru
yang menjadi warna khas kerajaan. Dibandingkan dengan objek wisata
lain, Museum Keraton Surakarta memberikan daya tarik tersendiri bagi
wisatawan, terutama sekali bagi mereka yang ingin mengetahui lebih
jauh akan sejarah dan kebudayaan Surakarta khususnya dan Jawa pada
umumnya (wisatamelayu.com).
Wisatawan yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta
sangat beragam, baik wisatawan domestic maupun mancanegara.
Wisatawan asing, terutama yang berasal dari China menunjukan
perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dikarenakan
keingintahuan mereka terhadap peninggalan-peninggalan sejarah
sangatlah besar. Tidak adanya seorang guide yang mampu berbahasa
China menyebabkan sebagian wisatawan hanya bisa melihat fisik dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
objek tersebut, mengaguminya tanpa mengerti nilai-nilai sejarah yang
terkandung dalam objek wisata tersebut. Mencermati masalah di atas
maka penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul
“PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI
GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah penting kemampuan berbahasa China bagi guide di Museum
Keraton Surakarta
2. Hambatan apa saja yang dialami selama memandu wisatawan China
yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut
1. Untuk mengetahui apakah penting kemampuan berbahasa China
bagi guide di Museum Keraton Surakarta
2. Untuk mengetahui hambatan yang dialami selama memandu
wisatawan China yang berkunjung ke Museum Museum Keraton
Surakarta
D. Manfaat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dengan mengetahui kemampuan berbahasa China bagi guide di
Museum Keraton Surakarta, pihak keraton akan dapat mengambil
langkah yang tepat untuk meningkatkan pelayanan di objek wisata
tersebut.
2. Dapat memberi solusi terhadap hambatan-hambatan yang dialami
selama memandu wisatawan China yang berkunjung ke Museum
Keraton Surakarta.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung pada objek yang
diteliti, dalam hal ini adalah Museum Keraton Surakarta.
2. Studi pustaka
Suatu kegiatan mencari secara teratur, melokalisasi, dan
menganalisis dokumen yang berhubungan dengan masalah yang kita
teliti dengan cara mencari data dari buku-buku atau referensi lainya
yang bersangkutan.
3. Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Wawancara merupakan cara mendapatkan informasi secara langsung
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber atau
responden.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari
catatan, foto atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pariwisata
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah berbagai kepentingan,baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun
kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman
ataupun untuk belajar.
Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di
luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan
kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan
yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konvensi,
keagamaan dan keperluan usaha yang lainya (Gamal, 2004).
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah Negara
sendiri atau di Negara lain. Kegiatan terssebut dengan menggunakan
kemudahan, jasa, dan factor penunjang lainya yang diadakan oleh pemerintah
dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Kemudahan dalam batasan pariwisata maksudnya antara lain berupa fasilitas
yang memperlancar arus kunjungan wisatawan. Misalnya dengan memberikan
bebas visa, prosedur pelayanan yang cepat di pintu-pintu masuk dan pintu
keluar, tersedianya transportasi dan akomodasi yang cukup. Factor
penunjangnya adalah prasarana dan utilitas umum, seperti jalan raya,
penyediaan air minum, listrik, tempat penukaran uang, pos dan
telekomunikasi, dan sebagainya (Hari karyono, 1997).
Menurut Prof. Salah wahab, suatu aktivitas manusia yang
dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara
orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu Negara, atau
benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam
dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan
tetap.
Bagi suatu Negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industry
yang menghasilkan produk yang dikonsumir di tempat tujuan, maka ini dapat
dianggap sebagai suatu eksport yang tidak kentara (invisible exports).Dan
manfaat yang diperoleh dapat berpengaruh positif dalam perekonomian,
kebudayaan dan kehidupan social masyarakat (Oka, 1996).
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud
bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam (Oka, 1996).
B. Wisatawan
Menurut IUTO (International Union of Official Travel Organizations),
istilah wisatawan pada prinsipnya harus diartikan sebagai orang-orang yang
sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan
maksimal 3 bulan di dalam suatu Negara yang bukan merupakan Negara di
mana biasanya ia tinggal. Mereka ini meliputi :
(1) Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-
senang, untuk keperluan pribadi, kesehatan dan sebagainya,
(2) Orang-orang yang sedang mgengadakan perjalanan untuk maksud
menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan
sebagai utusan berbagai badan/ organisasi (ilmu pengetahuan,
administrasi, diplomatic, olahraga, keagamaan, dan sebagainya,
(3) Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis,
(4) Pejabat pemerintah dan orang-orang militer beserta keluarganya yang
diposkan di suatu Negara lain hendaknya jangan dimasukkan dalam
kategori ini; tetapi apabila mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain,
maka hal itu dapat digolongkan sebagai wisatawan (Oka, 1996).
Menurut WTO (World Tourism Organization), wisatawan adalah
seorang pengunjung untuk sekurang-kurangnya satu malam tetapi tidak lebih
dari satu tahun dan yang dimaksud utama kunjunganya adalah tidak lain dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
melaksanakan suatu kegiatan yang mendatangkan penghasilan dari negeri
yang dikunjungi (Gamal, 2004).
Jenis dan macam wisatawan berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di
mana perjalanan dilakukan, wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Foreign Tourist
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki
suatu Negara lain yang bukan merupakan Negara di mana ia biasanya
tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau
disingkat wisman.
2. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu Negara karena
tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah Negara di mana ia
tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang mendapat cuti tahunan,
tetapi ia tidak pulang ke Belanda, tetapi melakukan perjalanan wisata di
Indonesia (tempat ia bertugas)
3. Domestic Tourist
Seorang warga Negara suatu Negara yang melakukan perjalanan wisata
dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan
negaranya.Misalnya, warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan
ke Bali atau Danau Toba.Wisatawan ini disebut juga wisatawan dalam
negeri atau wisatawan nusantara (wisnu).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4. Indigenous Foreign Tourist
Warga Negara suatu Negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatanya
berada di luar negeri, pulang ke Negara asalnya dan melakukan perjalanan
wisata di wilayah negaranya sendiri.
5. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu Negara tertentu
yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan/ airport/ stasiun
bukan atas kemauannya sendiri
6. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis, bukan wisata, tetapi
perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuanya yang uama selesai.
Jadi, perjalanan wisata merupakan tujuan skunder, setelah tujuan primer
yaitu bisnis selesai dilakukan (Gamal, 2004).
C. Guide/ Pramuwisata
Pramuwisata adalah seorang yang memberi penjelasan serta petunjuk
kepada wisatawan dan traveller lainnya tentang segala sesuatu yang hendak
dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat
atau daerah wisata tertentu. Jenis pramuwisata berdasarkan bidang
keahliannya dibagi menjadi:
1. Pramuwisata umum (general guide)
Adalah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan mengenai
kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa/penduduk
secara umum; yang memiliki izin untuk memberikan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perjalanan dan penerangan kepariwisataan dengan mempergunakan satu
atau beberapa bahasa tertentu terhadap wisatawan, baik secara
perseorangan atau berkelompok.
2. Pramuwisata khusus (special guide)
Adalah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan yang khusus dan
mendalam mengenai objek wisata seperti kebudyaan, arkeologi, sejarah,
teknik, perdagangan, keagamaan, ilmiah, margasatwa, perguruan, dll; yang
mempunyai izin untuk membimbing perjalanan dengan memberikan
penerangan kepada wisatawan baik perseorangan atau kelompok dengan
menggunakan satu bahasa atau beberapa bahasa tertentu.
3. Pembimbing Darmawisata (Tour Conductor)
Adalah pramuwisata senior yang mempunyai tanda pramuwisata untuk
memimpin perjalanan suatu kelompok wisatawan yang melakukan
perjalanan disuatu wilayah atau suatu Negara guna memberikan asistensi
perjalanan, bimbingan dan penerangan mengenai objek wisata
kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan dari penduduk atau
bangsa di wilayah yang dijelajahi.
4. Pramuwisata Pengemudi (Guide Driver)
Adalah pramuwisata yang mempunyai kartu tanda pramuwisata untuk
memberikan bimbingan dan penerangan umum mengenai objek wisata,
kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa kepada para
wisatawan, di samping kedudukannya sebagai pengemudi kendaraan
umum, seperti taksi, bus, touring choarh, dan lain-lain (Gamal, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
D. Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu Communicatio yang
berarti “sama makna”. Suatu komunikasi dapat terjadi bila antara orang-orang
yang berhubungan memiliki kesamaan makna pengenal permasalahan yang
disampaikan. Menurut Willbur Schrahman, komunikasi berarti menyatakan
gagasan untuk memperoleh kesamaan dengan pihak lain mengenai objek
tertentu. William C. Himstreet mengatakan komunikasi adalah suatu proses
pertukaran informasi antara individu-individu melalui suatu sistem biasa baik
dengan simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih, sehingga yang dimaksud dapat dipahami
(Euis, 2004).
Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
komunikasi, seseorang atau lembaga dapat saling mengadakan interaksi satu
dengan lainnya. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai “membuat orang
lain menjadi tahu”. Maka dengan komunikasi orang yang semula tidak tahu
menjadi tahu. Apabila komunikasi yang kita lakukan berhasil, maka dapat
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian barang atau jasa. Adapun
manfaat komunikasi antara lain: menumbuhkan keinginan yang baru,
mempercepat omzet penjualan, dan mempercepat proses pembelian. Akan
tetapi tidak semua komunikasi dapat berjalan dengan baik. Komunikasi juga
memiliki berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang ada adalah mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
penafsiran pesan. Kesalahan menafsirkan pesan dapat terjadi karena perbedaan
latar belakang, perbedaan bahasa, dan pernyataan emosional.
Dalam dunia pariwisata, komunikasi memegang peranan penting.
Penguasaan bahasa menjadi salah satu kunci utama dalam keberhasilan usaha
tersebut, karena dengan menguasai berbagai bahasa, akan meningkatkan
omzet penjualan pariwisata tersebut. Masalah yang sering dihadapi dalam
bidang pariwisata adalah bahasa, padahal ditinjau dari aspek ekonomi,
penguasaan bahasa merupakan kunci utama dalam usaha keberhasilan
tersebut. Maka dalam bidang ini, penguasaan berbagai bahasa untuk
memperlancar komunikasi sangat perlu dikembangkan (Riandriani, 2007).
E. Penerjemahan Bahasa China
Secara khusus penerjemahan adalah proses pengalihan bahasa, kata
demi kata dari satu bahasa ke bahasa lain. Tujuan penerjemahan adalah untuk
menghasilkan satu terjemahan yang membawa makna yang sama dengan
makna dari bahasa asing. Penerjemahan merupakan kegiatan yang
memerlukan kesungguhan. Penerjemahan seharusnya dilakukan dengan baik
dan benar sesuai dengan tata bahasa yang ada. Penerjemahan juga dapat
diartikan sebagai ilmu yang digunakan untuk membantu dalam pengartian
bahasa asing yang digunakan dalam suatu percakapan
( hhtp://ms.wikipedia.org/wiki/terjemahan).
Bahasa China adalah bahasa tonel, yaitu bahasa yang mengedepankan
intonasi sebagai pembeda arti. Bahasa ini digunakan penduduk terbanyak di
dunia, sebab selain negara yang menggunakan bahasa ini mempunyai jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
penduduk paling besar, bahasa China juga sudah masuk ke beberapa negara di
dunai melalui kerjasama ekonomi.
Penerjemahan bahasa China secara umum ada 2 macam yaitu
penerjemahan secara lisan dan tulisan. Penerjemahan secara lisan berarti
penerjemahan secara langsung dalam percakapan. Penerjemahan dengan cara
ini merupakan penerjemahan dengan sistem mendengarkan. Kelemahan
penerjemahan lisan adalah seseorang tersebut tidak mengenal seperti apa
tulisan dari kata yang diucapkan. Penerjemahan secara tulisan adalah
penerjemahan yang dilakukan dengan menggunakan tulisan buku. Kelebihan
penerjemahan secara tulisan adalah seseorang akan mampu membaca dan
berbicara dengan baik sebab seseorang akan mengetahui apa yang diucapkan
dan bagaimana penulisannya (belajarchina.Wordpress.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Lokasi, Akses, dan Tiket Masuk
Museum Keraton Surakarta terletak di pusat kota Solo yaitu di kelurahan
Baluwarti, kecamatan Pasar kliwon, kotamadya Surakarta, Jawa tengah,
Indonesia. Kota Solo merupakan kota perlintasan Yogyakarta-Surabaya. Dari
Yogyakarta, Solo terletak sekitar 65 kilometer arah timur, sementara dari
Surabaya, Kota Solo terletak sekitar 285 kilometer arah barat. Dari kota besar
lainnya, yaitu dari Semarang, Solo terletak sekitar 100 kilometer arah tenggara.
Untuk menuju Kota Solo, wisatawan dapat memanfaatkan transportasi udara
mendarat di Bandara Adi Sumarmo, Solo, atau menggunakan jasa bus dan kereta
menuju terminal Tirtonadi dan stasiun Balapan Solo. Dari bandara, terminal,
maupun stasiun, wisatawan dapat memanfaatkan bus kota, angkot, taksi, maupun
andong untuk menuju ke pusat kota mengunjungi Museum Keraton Surakarta.
Wisatawan yang hendak berkunjung ke Museum Keraton Surakarta
dikenai biaya tiket sebesar Rp 6.000,00 per orang untuk wisatawan domestic, dan
Rp 8000,00 untuk wisatawan asing. Jika membawa kamera, dikenakan tiket
tambahan sebesar Rp 3.000,00. Tiket dapat dibeli di dua tempat, yaitu: (1) di
sebelah timur kori kamandungan, (2) di depan pintu masuk Museum Keraton
Surakarta. Museum Keraton Surakarta melayani kunjungan wisatawan setiap
Senin hingga Kamis pada pukul 09.00—14.00 WIB. Pada hari Sabtu dan Minggu
pukul 09.00—15.00 WIB, sementara hari Jumat tutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta
Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1744 oleh Paku Buwono II sebagai
pengganti kerajaan lama yaitu keraton Kartasura yang hancur akibat geger
pecinan tahun 1743. Akibat pemberontakan tersebut, Raja dan pengikutnya
terpaksa harus mengungsi ke Ponorogo, Jawa Timur. Pemberontakan baru dapat
dipadamkan setelah Paku Buwono II dibantu pasukan VOC menyerbu laskar
Cina.Meskipun kembali bertahta, namun Raja merasa pusat kerajaan di Keraton
Kartasura tidak layak lagi untuk ditempati. Oleh karena itu, Raja kemudian
menugaskan Adipati Pringgalaya, Adipati Sindureja, Mayor Higendorp, serta
beberapa ahli nujum seperti Tumenggung Hanggawangsa, Mangkuyuda, serta
Puspanegara untuk mencari lokasi baru.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka Desa Solo ditetapkan
sebagai lokasi baru untuk menggantikan Keraton Kartasura. Pembangunan
keraton dilakukan dari tahun 1743 hingga 1745. Konstruksi bangunan keraton
menggunakan bahan kayu jati yang diperoleh dari Alas Kethu di dekat Kota
Wonogiri. Setelah pembangunan selesai, keraton baru yang diberi nama Keraton
Surakarta Hadiningrat tersebut resmi digunakan oleh raja pada tanggal 17
Februari 1745.
3. Daya Tarik Wisata Museum Keraton Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Jika membeli tiket di tempat pertama, pengunjung terlebih dahulu harus
berjalan sekitar 20m untuk memasuki Museum Keraton Surakarta. Namun jika
membeli tiket di tempat kedua, pengunjung dapat langsung masuk. Biasanya
pengunjung ditawari untuk masuk dan melihat-lihat sendiri atau memilih
didampingi seorang guide.
Pertama, pengunjung melewati suatu pelataran yang berupa pasir pantai,
berwarna putih dan sangat lembut. Menurut cerita yang beredar, pasir tersebut
berasal dari pantai selatan pulau Jawa, ada dengan sendirinya ketika Keraton
selesai dibangun. Jika kita berjalan di atas pasir tersebut tanpa alas kaki, dipercaya
dapat menyembuhkan penyakit rheumatic. Pelataran tersebut ditumbuhi pohon
sawo kecik sejumlah 77 batang. Tujuh dalam bahasa Jawa dilafalkan pitu,
dimaksudkan untuk pitulungan (pertolongan). Pohon sawo kecik sendiri
melambangkan sarwo becik (penuh kebaikan).
Di bagian utara pelataran terdapat sebuah menara (panggung) yang disebut
Panggung Songgobuwono. Tinggi bangunan ini sekitar 30m, dengan tebal dinding
3m. Bangunan ini memiliki banyak fungsi, antara lain:
1. sebagai tempat bersemedi Raja
2. menentukan tahun baru hijriyah dan tahun baru saka
3. mengawasi keadaan sekitar Keraton, dll.
Di sebelah barat Panggung Songgobuwono terdapat sebuah bangunan
memanjang yang disebut Kori Sri Manganti, dibangun oleh Pakubuwono III pada
tahun 1758 M. Didepan Kori Sri Manganti terdapat sebuah cermin besar, tujuan
pemasangannya yaitu agar kita selalu mawas diri dan introspeksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Sasono sewoko yang merupakan pendhopo (teras) bangunan utama
keraton terletak di sebelah selatan Sri manganti, sebelah barat pelataran. Di bagian
tengah pendopo terdapat lampu gantung yang besar yang disebut Robyong Kyai
Remeng. Pendopo Sasonosewoko dibuat oleh Pakubuwono III pada tahun 1697
Jawa. Sasono berarti tempat, sewoko berarti duduk bersila dilantai, sambil
mengheningkan cipta memusatkan segala pikiran kepada Sang Pencipta Alam.
Pendopo ini berbentuk joglo, mempunyai 36 tiang dan 4 soko guru. Di sekeliling
Sasono sewoko ada teras yang dinamakan Paningrat, terdiri dari Paningrat barat,
Paningrat timur, Paningrat utara dan Paningrat selatan. Di depan pendopo ada
bangunan kecil yang dinamakan Maligi, yang digunakan sebagai tempat duduk
bagi para bupati yang akan menghadap Raja dan tempat mengkhitan putera Raja
dari permaisuri.
Di sebelah selatan pendopo Sasono sewoko terdapat bangunan yang semua
dindingnya terbuat dari kaca, yang dinamakan Sasono Hondrowino. Tempat ini
dipakai untuk menjamu tamu, yaitu tamu asing atau tamu agung dengan acara
makan bersama. Dulu dinamakan Pendopo Ijo (karena seluruhnya ruangannya
bercat hijau). Sasono Hondrowino dibangun oleh Pakubuwono V pada tahun
1823 M.
Setelah puas melihat-lihat keindahan bangunan keraton, wisatawan dapat
menambah wawasan dengan mengunjungi museum Keraton Surakarta yang
menyimpan benda-benda budaya peninggalan nenek moyang. Museum Keraton
terdiri dari dua bangunan pokok, yaitu bangunan sebelah barat dan bangunan
sebelah timur. Dulunya bangunan-bangunan ini merupakan kompleks perkantoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
di jaman Pakubuwono X. Tiap-tiap bangunan terdiri dari beberapa ruangan yang
memuat hasil kriya Keraton Surakarta. Pembagian ruang di museum Keraton
Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Ruang I
Di ruang ini, pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam gambar, antara lain:
gambar Paku Buwono IV-XII, gambar Paku Buwono X berdiri dengan
mengenakan busana kebesaran, dua buah gambar Kangjeng Ratu Hemas,
permaisuri Paku Buwono X.Selain itu terdapat juga berbagai macam kursi
berukir, antara lain : kursi ukiran dari zaman Paku Buwono IV, kursi ukiran dari
Bali yang dipersembahkan kepada Paku Buwono X, kursi tempat duduk Paku
Buwono X, dll.
b. Ruang II
Terdapat dua buah almari kaca yang memanjang sampai ujung ruangan, di
dalamnya dipajang bermacam-macam benda-benda perunggu dan alat-alat
upacara agama. Di dalam ruang ini juga terdapat arca Bali dari zaman purbakala,
yaitu arca Dewa Kuvera, arca Dewi Durga, arca Dewi Tara, dan arca Dewa Siwa.
c. Ruang III
Ruang ini berisi adegan tata cara pernikahan Jawa dan perlengkapannya, berupa
patung kuda dari kayu lengkap dengan pakaiannya(untuk dinaiki pengantin pria
keraton), dua buah joli berukiran, sebuah joli besar berisi sebuah peti berukiran
dibuat pada zaman Paku Buwono X, peragaan dengan patung yaitu adegan
pengantin perempuan dan laki-laki duduk bersila di Krobongan diapit dua patah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pada dinding ruangan ini terdapat beberapa relief yang menggambarkan prosesi
pernikahan.
d. Ruang IV
Berisi tentang macam-macam wayang, yaitu wayang kulit purwa, wayang kulit
gedhog, wayang kulit madya, wayang beber, wayang golek dari kayu, wayang
klithik, dsb.
e. Ruang V
Dalam ruang ini dipajang bermacam-macam topeng yang khusus digunakan untuk
kelengkapan tari topeng, yang ceritanya mengambil dari cerita Panji Inukertapati,
Panji Asmarabangun, Dewi Galuh Ajeng, Dewi Galuh Candrakirana, Klana, dsb.
Pada dinding sebelah timur terdapat relief sebagai berikut : pertunjukan kuda
lumping, pertunjukan tarian ledek, pertunjukan Lawung(dua orang naik kuda
membawa sodok bertarung dan diiringi gamelan), pembuatan keris, upacara
selamatan (beberapa orang berdo’a memohon selamat dalam tata cara Islam)
f. Ruang VI
Berisi peralatan upacara seperti bokor, kendhi, beri, kecohan, sumbul, perhiasan,
payung bersusun tiga untuk upacara khitanan Paku Buwono IV.
g. Ruang VII
Berisi berbagai macam joli(tempat mengusung puteri Raja, pengantin, penari,
sesaji, dll).
h. Ruang VIII
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Di ruangan ini dipamerkan sebuah kereta yang dipakai Raja dalam perpindahan
dari kerajaan lama(kartasura) ke kerajaan baru(Surakarta). Kereta tersebut
bernama Kyai Grudha.Di sebelah utara dalam almari kaca terdapat pakaian kusir,
dan pakaian kuda.
i. Ruang IX
Pada dinding sebelah selatan dipajang senjata kuno antara lain : meriam, senapan,
pistol, pedang, tameng, keris, panah, dan pelana kuda. Pada dinding sebelah utara
terdapat sebuah diorama yang menggambarkan perang Pangeran Diponegoro di
Gua Selarong.
j. Ruang X
Benda-benda yang dipamerkan di ruangan terakhir ini adalah :
1. Patung kayu Rajamala, merupakan patung kepala raksasa untuk hiasan perahu.
2. Maket rumah Jawa : gaya Joglo, Limasan dan gaya kampong,
3. Patung-patung yang menggambarkan aneka pakaian prajurit Keraton.
4. Alat permainan rakyat(dakon, adu jangkrik, dan adu kemiri),
5. Alat untuk menanak nasi( Kenceng besar untuk keperluan perang),
6. Keramik dan porselin Kuno yang dahulu menjadi perlengkapan rumah tangga.
B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Penulis melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Museum
Keraton Surakarta mulai tanggal 2 Maret 2009 s/d 5 April 2009, kegiatan dimulai
pukul 09.00 s/d 15.00. Adapun rincian pelaksanaan tugas adalah sebagai berikut :
a. Minggu pertama
Hari pertama, penulis dikenalkan dengan pengurus dan segenap guide
yang bekerja di Museum Keraton Surakarta. Tahap berikutnya, penulis
mempelajari materi yang harus dijelaskan kepada wisatawan berkaitan dengan
Museum Keraton Surakarta, antara lain tentang sejarah berdirinya Keraton, nama
dan fungsi bangunan-bangunan yang ada, benda-benda pusaka yang tersimpan di
museum Keraton, dsb. Untuk memperlancar tugas ini, penulis mengikuti guide
yang sedang bertugas sambil mencatat hal-hal yang dirasa perlu. Selain itu,
penulis mencari bahan-bahan lain yang masih berhubungan di buku-buku serta
browsing di internet. Kegiatan ini berlangsung sekitar 4 hari. Setelah dirasa
mampu, pimpinan Museum Keraton Surakarta mengizinkan penulis mendampingi
wisatawan yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta. Namun, pada tahap
ini penulis hanya diizinkan mengantar wisatawan domestic yang bersifat
perorangan, belum diizinkan membawa rombongan.
b. Minggu kedua s/d Minggu keempat
Awal minggu kedua, penulis masih belum boleh membawa rombongan
maupun wisatawan asing. Namun, mulai tengah minggu ini, penulis diizinkan
membawa wisatawan domestic dan asing, perorangan maupun rombongan.
Kegiatan ini berlangsung sampai minggu keempat. Wisatawan asing yang
berkunjung ke Keraton Surakarta kebanyakan berasal dari Belanda, Jerman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Jepang, China dan Thailand. Untuk wisatawan yang berasal dari Jepang, penulis
tidak mendampingi karena sudah ada guide yang khusus untuk wisatawan Jepang.
Penulis tidak mengalami kesulitan yang besar ketika mendampingi wisatawan dari
Eropa maupun Amerika karena sebagian besar dari mereka mampu menguasai
bahasa Inggris dengan baik. Kesulitan dialami penulis ketika mendampingi
wisatawan dari China, Hongkong, Thailand, dan Negara sekitarnya. Hal ini
disebabkan sebagian besar wisatawan tersebut hanya mampu berkomunikasi
dengan bahasa daerah mereka dan bahasa China, hampir tidak ada yang
menguasai bahasa Inggris.
c. Minggu kelima
Di akhir masa PKL ini, penulis hanya sesekali mengantar wisatawan.
Selain masa PKL yang telah usai, penulis mendapat tugas dari pengurus Keraton
untuk mengambil gambar bangunan-bangunan Keraton serta event-event yang
sedang berlangsung untuk dipajang di tempat pembelian tiket maupun untuk
koleksi pribadi.
C. PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Selama satu bulan melaksanakan praktek kerja lapangan, penulis berhasil
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Data-data tersebut
dipaparkan dalam bentuk tabel berikut di bawah ini.
Tabel 3.3.1 Daftar kunjungan wisatawan asing Museum Keraton Surakarta bulan Maret 2009
Minggu ke- China Inggris Malaysia Thailand Belanda I - 12 8 4 - II 5 9 4 - 5 III 7 6 1 - 3 IV 4 14 5 3 -
jumlah 16 41 18 7 8 sumber : penelitian data primer
Tabel 3.3.2 daftar guide disertai bahasa asing yang mereka kuasai. No. Nama guide Bahasa asing 1 Bp. Budoyoningrat - 2 Bp. Siswantodipuro - 3 Bp. purwanto - 4 Bp. Sawiyono - 5 Bp. Kumaidi Bahasa Inggris, Jepang 6 Bp. Hastoto Bahasa Inggris 7 Bp. Sugeng Bahasa Inggris
Sumber : Penelitian data primer
Museum Keraton Surakarta memiliki berbagai keistimewaan yang menjadi
daya tarik tersendiri bagi wisatawan China. Dari tabel 3.3.1, dapat kita ketahui
bahwa jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta
relatif besar jika dibandingkan dengan wisatawan asing lainnya. Biasanya
wisatawan China berkunjung ke Museum Keraton Surakarta bersama keluarga
atau kerabat yang sudah lama tinggal di Surakarta, bukan melalui travel agency
sehingga mereka tidak didampingi guide pribadi. Dengan demikian, wisatawan
tersebut mengandalkan guide yang disediakan Museum Keraton Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Guide yang bekerja di keraton Museum Surakarta berjumlah 7 orang. Dari
tabel 3.3.2 dapat kita ketahui bahwa hanya ada 3 orang guide yang menguasai
bahasa Inggris, dan hanya ada seorang guide yang mampu berbahasa asing lain,
yaitu bahasa Jepang. Dari keseluruhan guide tersebut, tidak ada satupun yang
mampu berbahasa China. Dengan keterbatasan tersebut, wisatawan China yang
tidak mampu berbahasa Inggris hanya diantar untuk melihat-lihat tanpa
diterangkan sama sekali tentang bangunan dan peninggalan budaya yang ada di
Museum Keraton Surakarta. Sebagian besar dari wisatawan China merasa kurang
puas terhadap pelayanan seperti ini. Hal ini dikarenakan tidak adanya seseorang
yang mampu menjawab semua pertanyaan mereka. Berdasarkan keterangan dari
semua guide keraton Surakarta, sangat sedikit dari wisatawan China yang mampu
berbahasa Inggris dengan baik.
Keberadaan guide berpengaruh besar dalam meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap wisatawan ketika berkunjung ke suatu objek wisata. Seorang
guide harus mampu menerangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan objek
wisata yang bersangkutan serta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
suatu hal yang tidak dimengerti wisatawan. Pihak Museum menyadari betapa
pentingnya kemampuan berbahasa China bagi guide di objek wisata tersebut.
Guide yang menguasai bahasa China akan dapat membantu meningkatkan
pelayanan terhadap wisatawan China di Museum Keraton Surakarta. Wisatawan
yang telah mengunjungi objek wisata Museum Keraton Surakarta diharapkan
membantu promosi penjualan objek wisata tersebut. Semakin banyak wisatawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, secara tidak langsung akan
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan berikutnya.
KGPH Benowo menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami pihak
Museum hingga terjadi keadaan seperti ini. Guide yang bekerja di Museum
Keraton Surakarta termasuk dalam abdi dalem, yaitu orang-orang yang bekerja di
keraton secara sukarela tanpa mengharapkan gaji yang besar, semata-mata untuk
mengabdikan diri kepada keraton. Gaji guide-guide tersebut dapat dikatakan
sangat rendah, yaitu Rp 175.000 s/d Rp 250.000 setiap bulannya. Saat ini sangat
sulit mendapatkan guide bahasa China yang bersedia bekerja dengan gaji tersebut.
Guide yang profesional biasanya membutuhkan gaji yang besar pula. Hal ini akan
mengakibatkan timbulnya kecemburuan sosial terhadap guide-guide yang telah
lebih dulu bekerja di keraton Surakarta.
Sampai saat ini pihak Museum belum memberikan pelatihan bahasa China
bagi guide yang sudah ada dengan alasan keterbatasan dana. Pemasukan objek
wisata Museum Keraton Surakarta sepenuhnya berasal dari hasil penjualan tiket.
Pemasukan tersebut dianggarkan untuk menggaji guide, penjaga loket, penjaga
museum, dan digunakan juga untuk kebutuhan internal keraton, seperti membeli
sesaji dan peralatan upacara. Dari pengeluaran tersebut, tidak ada lagi anggaran
untuk mengadakan pelatihan.
Selama mendampingi wisatawan China yang berkunjung ke Museum
Keraton Surakarta, penulis mengalami berbagai kendala, antara lain :
1. terbatasnya penguasaan kosakata, sehingga penulis sering merasa
kebingungan saat sedang berkomunikasi dengan wisatawan China.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. sebagian besar orang China berbicara dalam tempo yang sangat cepat,
sehingga penulis kesulitan dalam memahami ucapan mereka,
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, penulis mengambil beberapa
solusi, antara lain :
1. menulis materi guiding tentang Museum Keraton Surakarta dalam bahasa
Indonesia, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa China.
2. mencatat kata-kata yang tidak dipahami saat mendampingi wisatawan China,
kemudian mencari kata-kata tersebut dalam kamus.
3. setelah proses guiding selesai, penulis mengajak wisatawan China untuk
bercakap-cakap dalam bahasa China dengan topik pembicaraan di luar guiding,
misalnya tentang hobi, makanan kesukaan, dsb. Hal ini dapat melatih penulis
agar terbiasa menggunakan bahasa China.
D. Bentuk Percakapan Dasar Dalam Pemanduan Wisatawan China di Objek
Wisata Museum Keraton Surakarta
Bentuk percakapan dasar dalam pemanduan wisatawan China terbagi
menjadi 3 tahap, yaitu:
- Tahap Penyambutan
- Tahap Penawaran Jasa
- Tahap Pemanduan
1. Tahap Penyambutan
Pada tahap ini, guide berdiri menyambut wisatawan di depan loket. Ketika
wisatawan tiba, guide memberikan kata sambutan bagi wisatawan China. Berikut
adalah contoh percakapan antara guide dan wisatawan China pada saat penyambutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Guide : Selamat datang di Museum Keraton Surakarta
欢 迎 您 来 到梭罗王宫博物馆。
W. China : Terima kasih.
谢 谢 。
Guide : Apakah perjalanan anda baik-baik saja?
您 一 路 上 还 好 吧 ?
W. China : Baik-baik saja.
还 可 以。
2. Tahap Penawaran Jasa
Setelah memberikan kata sambutan, seorang guide biasanya langsung
menawarkan jasa untuk memandu wisatawan tersebut.
Guide : Saya adalah guide disini. Apakah anda mau saya menjadi guide anda?
我 是 这 里 的 导 游 。您 想 不 想 我 作 你 的 导 游?
W. China : Saya mau.
好 吧。
3. Tahap Pemanduan
Pada tahap ini seorang guide memulai kegiatan memandu wisatawan China.
Berikut adalah beberapa kalimat saat memandu wisatawan China di objek wisata
Museum Keraton Surakarta.
a. Keraton ini dibangun pada tahun 1744 oleh Paku Buwono II.
1744 年,二世 Paku Buwono建设这个王宫。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Ini adalah pelataran Keraton, berupa pasir pantai yang berasal dari pantai
Parangtritis. Jika berjalan-jalan di atas pasir ini tanpa alas kaki, dapat
menyembuhkan penyakit rheumatik.
这是王宫的庭院,沙来自 parangtritis 海岸。如果 不用妥协走
这儿,可治愈骨胳病。
c. Ini adalah Sasono sewoko, merupakan bangunan utama Keraton Surakarta. Tempat
ini digunakan untuk menyambut tamu.
这是 Sasono Sewoko,是梭罗王宫首要的建筑物。这个地方用
来待王宫各人。
d. Ini adalah Sasono Hondrowino, merupakan tempat perjamuan makan.
这 是 Sasono Hondrowino,是宴会的地方。
e. Ini adalah Panggung Songgo Buwono, merupakan tempat bersemedi raja.
这 是 Panggung Songgo Buwono,国王修行的地方。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari beberapa hal yang telah diuraikan, penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta
relatif besar jika dibandingkan dengan wisatawan asing lainnya.
Wisatawan China yang berkunjung mengandalkan guide yang disediakan
Museum Keraton Surakarta, padahal guide di objek wisata tersebut tidak
ada yang mampu berbahasa China. Keadaan ini menyebabkan wisatawan
China merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh sebab
itu, kemampuan berbahasa China sangat diperlukan bagi guide di Museum
Keraton Surakarta. Hal ini dimaksudkan agar wisatawan China yang
berkunjung mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
2. Hambatan utama yang dihadapi penulis yaitu terbatasnya penguasaan
kosakata bahasa China. Solusi yang ditempuh adalah dengan mempelajari
kamus dan buku-buku yang berkaitan dengan bahasa China.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Bagi Museum Keraton Surakarta
a. Memberikan pelatihan atau kursus bahasa China bagi guide yang sudah
ada, sehingga mereka mampu berkomunikasi dalam bahasa China ketika
mendampingi wisatawan China.
2. Bagi Pengelola Diploma III Bahasa China
a. Meningkatkan fasilitas pendidikan untuk mempermudah mahasiswa