Top Banner
1 PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V-C DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh: DHIASTUTI K1206016 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
152

PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

Mar 07, 2019

Download

Documents

hatuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

1

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PADA SISWA KELAS V-C DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 JATEN

TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

DHIASTUTI

K1206016

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

2

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PADA SISWA KELAS V-C DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 JATEN

TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

DHIASTUTI

K1206016

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

3

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, April 2010

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Swandono, M.Hum. Atikah Anindyarini, S.S., M.Hum.

NIP 19470919 1968061 001 NIP 19710107 2006042 001

Page 4: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

4

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :……………...

Tanggal :……………...

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Raheni Suhita, M.Hum ……………

Sekretaris : Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum. …………….

Anggota I : Drs. Swandono, M.Hum. …………….

Anggota II : Atikah Anindyarini, S.S., M.Hum …………….

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP 196007271987021001

Page 5: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

5

ABSTRAK

Dhiastuti. K1206016. Peningkatan Pembelajaran Menulis Puisi dengan

Model Pembelajaran Quantum Learning Pada Siswa Kelas V-C di Sekolah

Dasar Negeri 3 Jaten Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan: (1) kualitas proses

pembelajaran puisi yaitu keaktifan siswa saat apersepsi, keaktifan dan perhatian

siswa saat mengikuti pelajaran, minat dan motivasi siswa saat mengikuti

pelajaran; dan (2) kualitas hasil pembelajaran puisi dalam bentuk menulis puisi

yang meliputi penguasaan ide, pilihan kata atau diksi, rima, dan bahasa kiasan

melalui penerapan model pembelajaran quantum learning.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD

Negeri 3 Jaten dengan subjek siswa kelas V-C yang berjumlah 42 siswa. Adapun

yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran puisi yang termasuk dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam tiga

siklus dan masing-masing siklus meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta tahap analisis dan refleksi.

Tahap perencanaan tindakan, meliputi: (1) membuat skenario

pembelajaran, (2) mempersiapkan sarana pembelajaran, (3) mempersiapkan

instrumen penilaian, dan (4) mengajukan solusi alternatif berupa penerapan model

quantum learning dalam pembelajaran puisi. Pada tahap pelaksanaan, peneliti

mengadakan pengamatan mengenai tindakan yang telah dilakukan sudah dapatkah

mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, pengamatan dilakukan dengan

mengumpulkan data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya. Tahap observasi dilakukan peneliti dengan mengamati dan

menginterpretasikan penggunaan model pembelajaran quantum learning dalam

pembelajaran puisi serta mengolah data untuk mengetahui ada tidaknya

peningkatan proses dan hasil serta untuk mengetahui kelemahan yang muncul.

Tahap analisis dan refleksi dilakukan peneliti dengan menganalisis data hasil

observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian yang sudah

mencapai tujuan dan yang masih perlu perbaikan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan kualitas pembelajaran menulis puisi yang meliputi: (1) Peningkatan

proses ditandai dengan meningkatnya: (a) jumlah siswa yang aktif selama

mengikuti apersepsi, (b) jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan dan perhatian

saat mengikuti pelajaran, (c) jumlah siswa yang menunjukkan minat dan motivasi

saat pelajaran; (2) Peningkatan kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan

meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan dalam menulis puisi,

yaitu: (a) siklus I sebesar 45% atau 19 siswa, dan (b) siklus II sebesar 67% atau 28

siswa, dan (c) siklus III sebanyak 90% atau 38 siswa.

Page 6: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

6

MOTTO

―Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain.‖ (QS Al Insyiraah: 6-7)

Page 7: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

7

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibuku tersayang;

2. Kakak/Ipar serta keponakan-keponakan

terkasih;

3. SEMPRE Ida (adek), Liana (bose), Risa

(kakak), Dini (budhe), Mira (si mbah),

Rika (pakdhe);

4. Mas Krist atas motivasi serta

kesabarannya yang telah berbagi dan

menjalin kisah.

Page 8: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

8

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret. Penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan persetujuan pengesahan skripsi;

2. Drs. Soeparno, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah

memberikan izin untuk penulisan skripsi;

3. Drs. Slamet Mulyono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan izin untuk menyusun skripsi;

4. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa

di Program Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS;

5. Drs. Swandono, M.Hum. dan Atikah Anindyarini, S.S, M.Hum., selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan

sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar;

6. Hj. Endang Widowati, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 3 Jaten yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK);

7. Ngadino, S.Pd., selaku guru kelas V-C SD Negeri 3 Jaten yang telah banyak

membantu dan berpartisipasi aktif dalam proses penelitian;

8. Siswa-siswi kelas V-C SD Negeri 3 Jaten yang telah berpartisipasi aktif

sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian;

9. Bapak, Ibu, adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa restu dan

semangat untuk menyelesaikan skripsi;

Page 9: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

9

10. Sahabat ―Sempre‖, Mas Krist, dan Mas irham, yang telah memberikan

motivasi dan semangat dalam proses penulisan skripsi;

11. Mahasiswa BASTIND ‘06 yang telah memberikan semangat dalam proses

penelitian;

12. Berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dan

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surakarta, April 2010

Peneliti

Page 10: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

10

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………………………………………………………………........... i

PENGAJUAN SKRIPSI………………………………………………........ ii

PERSETUJUAN………………………………………………………........ iii

PENGESAHAN………………………………………………………......... iv

ABSTRAK……………………………………………………………......... v

MOTTO……………………………………………………………............. vi

PERSEMBAHAN…………………………………………………….......... vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………....... viii

DAFTAR ISI………………………………………………………….......... x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………......... xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………......... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………......... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………….... 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………...... 7

C. Tujuan Penelitian………………………………………………...... 7

D. Manfaat Penelitian……………………………………………......... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka………………………………………………….. 9

1. Hakikat Menulis Puisi…………………….…………………. 9

2. Hakikat Pembelajaran Menulis puisi………………………... 16

3. Hakikat Model Pembelajaran Quantum Learning……………. 30

4. Penilaian dalam Menulis Puisi……………………………… 47

B. Penelitian yang Relevan………………………………………….. 54

Page 11: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

11

C. Kerangka Berpikir………………………………………………… 56

D. Hipotesis Tindakan……………………………………………....... 58

BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………....... 59

B. Subjek Penelitian………………………………………………….. 60

C. Bentuk dan Strategi Penelitian...………………………………….. 60

D. Sumber Data Penelitian…………………………………………… 62

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. 63

F. Uji Validitas Data………………………………………………… 64

G. Teknik Analisis Data…………………………………………….. 65

H. Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran…………………… 66

I. Prosedur Penelitian……………………………………………….. 68

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal…………………………………………… 71

B. Deskripsi Hasil Penelitian……………………................................ 75

1. Deskripsi Siklus Pertama……………………………………... 76

2. Deskripsi Siklus Kedua……………………………………...... 88

3. Deskripsi Siklus Ketiga……………………………………….. 100

4. Deskripsi Antarsiklus…………………………………………. 109

C. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………… 111

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan…………………………………………………………… 122

B. Implikasi…………………………………………………………… 123

C. Saran……………………………………………………………...... 124

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 126

LAMPIRAN

Page 12: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

12

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Proses Pembelajaran……………………………………….. 49

2. Penilaian Hasil Pembelajaran…………………………………………. 52

3. Pedoman Penskoran…………………………………………………… 52

4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian………………................. 58

5. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar………………………………….. 65

6. Nilai Siswa Siklus I………………………………………………......... 85

7. Nilai Siswa Siklus II……………………………………........................ 97

8. Nilai Siswa Siklus III.............................................................................. 107

9. Ketercapaian Indikator Hasil Belajar Saat Tindakan............................... 109

10. Rekapitulasi Perolehan Nilai Siswa Selama Tindakan…….................... 119

11. SK dan KD............................................................................................... 130

12. Silabus Pembelajaran............................................................................... 132

13. Instrumen Penelitian................................................................................ 133

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar...................................... 134

15. Nilai Menulis Puisi Saat Survai Awal..................................................... 165

16. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Survai Awal................................ 171

17. Lembar Observasi Kegiatan Siswa......................................................... 198

19. Daftar Nilai Menulis Puisi Siklus I......................................................... 203

20. Daftar Penilaian Proses Siklus I.............................................................. 205

21. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I............................................... 207

22. Lembar Observasi Kegiatan Siswa........................................................ 225

23. Daftar Nilai Menulis Puisi Siklus II........................................................ 231

24. Daftar Penilaian Proses Siklus II.............................................................. 233

25. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II............................................... 234

26. Lembar Observasi Kegiatan Siswa........................................................ 253

27. Daftar Nilai Menulis Puisi Siklus III........................................................ 259

28. Daftar Penilaian Proses Siklus III............................................................. 261

Page 13: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

13

29. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III............................................... 263

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pemanfaatan Kedua Belahan Otak dalam Menulis................................ 16

2. Alur Kerangka Berpikir……………………………………………….. 57

3. Alur Penelitian Tindakan Kelas…………………………………......… 67

Page 14: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pratindakan………………………………………………….…………. 137

2. Siklus I………………………………………………...........………….. 182

3. Siklus II…………………………………………………….…………… 213

4. Siklus III………………………………………………………………... 240

5. Pasca Tindakan………………………………………………………… 269

6. Lain-lain

Page 15: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sastra merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam kurikulum yang berlaku, yang memuat mata

pelajaran bahasa Indonesia meliputi materi kebahasaan dan sastra. Pembelajaran

sastra memang tidak dapat dipisahkan dari mata pelajaran bahasa Indonesia

karena melalui pembelajaran sastra tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat

dicapai. Sebagaimana dalam materi kebahasaan dalam materi sastra pun siswa

diarahkan agar dapat menguasai empat kemampuan yang meliputi menyimak,

membaca, berbicara, dan menulis. Oleh karenanya, dalam pendidikan formal,

pembelajaran sastra terdapat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran sastra yang dilaksanakan di sekolah bertujuan

menumbuhkan suatu kemampuan untuk menghargai dan memahami sastra

sebagai sesuatu yang bermakna dalam kehidupan. Pengajaran sastra sebenarnya

tidak hanya bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa murid,

mengembangkan kepekaan pikiran serta perasaan murid, tetapi juga bermanfaat

dalam memperkaya pandangan hidup serta kepribadian murid. Hal tersebut selaras

dengan pendapat Boen S. Oemarjati (2008) yang mengungkapkan bahwa

pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai

wahana yang efektif dalam mengembangkan dan membina watak serta karakter

anak didik. Oleh karenanya, sastra merupakan sesuatu yang penting untuk

dipelajari di sekolah. Salah satu jenis sastra yang diajarkan di sekolah, adalah

puisi.

Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,

dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan pemilihan kata-kata kias

(imajinatif). Walaupun puisi singkat dan padat namun bahasanya berkekuatan dan

Page 16: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

16

khas (Herman J. Waluyo, 2002: 1). Kekhasan bahasa tersebut ditunjukkan dengan

adanya ‖poetic license atau lisensia poetica‖ yakni suatu izin puitik yang

memperbolehkan seorang penyair membuat ekspresi baru yang mempunyai efek

puitik yang kuat. Adanya ”licentia puitica‖ tersebut membedakan bahasa puisi

dengan jenis karya sastra lain sehingga tidak jarang adanya anggapan bahwa puisi

merupakan kajian yang lebih rumit. Namun semua itu, dapat dipelajari dengan

pembelajaran puisi yang diharapkan akan tumbuh kekaguman pada diri peserta

didik terhadap karya sastra puisi. Oleh karenanya, pembelajaran puisi sudah mulai

diajarkan pada siswa tingkat sekolah dasar.

Pembelajaran puisi di sekolah dasar merupakan sesuatu yang penting

karena untuk mengenalkan dan menumbuhkan kesenangan anak didik terhadap

karya sastra (puisi). Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Hasan Alwi (dalam

Sarumpaet, 2002: 16) yaitu minat dan menulis pembaca hendaknya mulai

dibangkitkan dan ditumbuhkan sejak dini, yaitu ketika pembaca masih berusia

sekolah. Mutu dan tingkat pemahaman terhadap sastra yang telah dilalui oleh

siswa di sekolah akan menjadi modal bagi perkembangan siswa lebih lanjut pada

saat mereka nanti berada dalam lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan

melalui pembelajaran sastra dapat menumbuhkan dan mengembangkan

kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan meningkatkan kepekaan siswa

terhadap lingkungan sekitar. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah

mudah karena dalam prakteknya pengajaran menulis puisi (sebagai salah satu

bagian dari menulis puisi) di sekolah dasar masih menemui kendala.

Sebagaimana yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V-C

Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah

dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran menulis puisi di

kelas V-C Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten masih kurang memuaskan. Hal ini dilihat

dari nilai pretes dalam pembelajaran menulis puisi yang diperoleh siswa. Dari 42

siswa hanya ada 13 siswa (sekitar 31%) yang mendapatkan nilai 65 sedangkan

29 siswa (sekitar 69%) lainnya mendapatkan nilai di bawah 65 (kriteria ketuntasan

minimal yang telah ditetapkan adalah 65).

Page 17: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

17

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ngadino,

S.Pd. selaku guru kelas sekaligus guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di kelas V-C Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten, diketahui bahwa rendahnya

kualitas hasil pembelajaran puisi di kelas ini disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu: (1) kurangnya alokasi waktu yang disediakan dalam pembelajaran menulis

puisi. Hal ini dikarenakan materi yang diajarkan cukup banyak dan guru kesulitan

dalam mengalokasikan waktu; (2) kemampuan guru dalam pengajaran sastra

masih terbatas, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menentukan cara

pembelajaran puisi yang tepat bagi siswa; (3) guru masih mengalami kesulitan

dalam menentukan model pembelajaran yang cocok digunakan dalam

pembelajaran sastra (termasuk dalam pembelajaran puisi); (4) kurangnya minat

dan antusias siswa dalam mempelajari puisi. Hal tersebut terlihat saat

pembelajaran puisi beberapa siswa melakukan aktivitas lain seperti berbicara

dengan teman sebangku, bermain saat pelajaran, menopang dagu, dan melihat ke

arah luar kelas. Selain itu, melalui angket yang telah dibagikan pada siswa di kelas

V-C mengenai jenis materi sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia yang disukai

terlihat bahwa 48% ( 20 siswa) lebih menyukai materi dongeng atau cerita rakyat,

33% (14 siswa) menyenangi drama, dan sisanya sekitar 19% (8 siswa) menyukai

puisi.

Noer Tugiman (dalam Jabrohim, 1994: 2-3) mengungkapkan bahwa ada

beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran puisi selama ini kurang

maksimal. Beberapa faktor tersebut yakni keterbatasan sarana, buku pelajaran

sastra, kemampuan guru, metode yang digunakan, sistem ujian, siswa, dan faktor

karya sastra. Selaras dengan pendapat tersebut, B. Rahmanto (dalam Kaswanti

Purwo, 1991: 40-41) juga mengungkapkan bahwa pengajaran sastra (termasuk

puisi) di sekolah memiliki tiga masalah, yakni (1) pengajaran menulis sastra

selama ini cenderung menekankan pada hafalan, istilah, dan pengertian sastra

daripada mengakrabkan diri dengan karya sastra; (2) kemampuan guru; dan (3)

pilihan materi yang digunakan dalam pembelajaran sastra.

Page 18: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

18

Pendapat di atas juga diperkuat oleh Sapardi Djoko Damono (dalam

Herman J. Waluyo, Budi Setiawan, dan Handoko, 2007: 22) yang menyatakan

bahwa di sekolah pembelajaran menulis sastra (termasuk puisi) sudah benar-

benar menjadi pembelajaran ilmu bukan lagi pembelajaran seni. Dikatakan

demikian, karena dalam pembelajaran sastra lebih banyak diberikan secara

teoretis dan penilaiannya pun seringkali hanya didasarkan pada kemampuan

kognitif siswa. Oleh karenanya, aspek kesenangan dan kekaguman siswa

seringkali diabaikan.

Padahal sejatinya pembelajaran sastra sebaiknya tidak sekedar

memberikan pengetahuan bagi siswa secara teoretis tetapi juga bermanfaat dan

dapat menumbuhkan kesenangan siswa terhadap karya sastra. Sebagaimana yang

dikemukakan Stegwig (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 4) bahwa alasan anak

diajarkan sastra adalah agar mereka memperoleh kesenangan. Melalui sastra anak

akan mendapatkan kesenangan dan kenikmatan.

Di samping itu, kurang memuaskannya hasil pembelajaran menulis puisi

di kelas V-C jika dilihat dari pihak siswa disebabkan oleh beberapa hal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa (6 siswa) dan angket yang diisi siswa

pada saat pratindakan lebih banyak siswa yang menyatakan kurang senang dengan

pembelajaran puisi. Hal ini mengakibatkan dalam mempelajari materi puisi siswa

kurang antusias dan menikmati pelajaran yang diberikan. Selain itu, dalam

menulis puisi siswa masih merasa kesulitan karena belum adanya media atau

obyek yang digunakan guru yang dapat membantu atau menginspirasi siswa

dalam menulis puisi. Hal ini dikarenakan guru belum menerapkan cara/model

pembelajaran yang tepat atau masih menggunakan model pembelajaran yang

bersifat konvensional (ini didasarkan pada hasil wawawancara dengan guru).

Berpijak dari hal-hal yang telah diungkapkan di atas, maka diperlukan

suatu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan agar pembelajaran menulis puisi di sekolah lebih menarik adalah

dengan mengubah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan lebih

Page 19: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

19

melibatkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yakni dengan

menerapkan ”quantum learning”. Quantum learning merupakan suatu model

pembelajaran yang dipopulerkan Learning Forum. Model pembelajaran ini lebih

menekankan pada pembentukan suasana belajar yang menyenangkan sehingga

membuat siswa nyaman dan aktif dalam pembelajaran yang dilakukan. Bobbi

DePorter (2003: 3) mengungkapkan bahwa model pembelajaran quantum learning

adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya yang

menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan

momen belajar karena model pembelajaran ini berfokus pada hubungan dinamis

dalam lingkungan kelas dan interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka

untuk belajar.

Selaras dengan pendapat tersebut, Herman J. Waluyo, Budi Setiawan, dan

Handoko (2007: 2-3) juga mengungkapkan bahwa melalui model pembelajaran

quantum learning interaksi yang efektif antara guru dengan siswa maupun siswa

dengan siswa dapat diciptakan karena hal ini merupakan suatu proses untuk

mengubah energi menjadi cahaya yang mewujudkan pembelajaran yang lebih

menarik dan menyenangkan bagi siswa. Energi yang dimaksud di sini adalah

sarana dan prasarana yang menyebabkan situasi pembelajaran kondusif bagi

pengembangan diri siswa. Pemanfaatan sarana pembelajaran khususnya dalam hal

pemilihan media pembelajaran bukanlah sesuatu yang sulit diupayakan karena

guru dapat mengunakan media berupa gambar tematik ataupun mnomenik yang

sangat mudah didapatkan. Selain itu, dalam pelaksanaannya model pembelajaran

ini dalam pelaksanaannya didasarkan atas lima prinsip, yakni (1) segalanya

berbicara; (2) segalanya bertujuan; (3) pengalaman sebelum memberi nama; (4)

akui setiap usaha; dan (5) jika layak untuk dipelajari maka layak pula dirayakan.

Prinsip tersebut dijabarkan dalam kerangka pembelajaran yang penerapannya

kemudian lebih dikenal dengan istilah TANDUR (tanamkan, alami, namai,

demonstrasikan, ulangi, dan rayakan).

Erman Suherman (2006) juga mengungkapkan bahwa model pembelajaran

yang efektif dan dapat mengefektifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran saat

Page 20: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

20

ini adalah model pembelajaran quantum. Lebih lanjut diungkapkan bahwa melalui

model pembelajaran quantum guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Hal

tersebut dilakukan dengan penerapan strategi yang meliputi: tumbuhkan minat,

alami dengan dunia realitas siswa, namai, demonstrasikan melalui presentasi-

komunikasi, ulangi dengan tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan

reward berupa senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan. Demikian pula, hasil

penelitian Shelby Reeder (2003) yang menunjukkan bahwa melalui penerapan

model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan prestasi belajar,

kepercayaan diri, dan sikap positif siswa di kelas dengan siswa heterogen. Oleh

karenanya, model pembelajaran ini cukup efektif jika diterapkan di kelas karena

dapat melibatkan partisipasi dan keaktifan siswa yang pada selanjutnya dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti

memberikan alternatif pemecahan masalah kepada guru yakni dengan menerapkan

model pembelajaran quantum learning sebagai sarana untuk meningkatkan

kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V-C di Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten.

Setelah peneliti menjelaskan mengenai penerapan model pembelajaran quantum

learning kepada guru serta kelebihannya guru pun menyetujui untuk menerapkan

model pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran menulis puisi. Melalui

model pembelajaran quantum learning diharapkan dapat menumbuhkan minat dan

keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Ketertarikan dan minat

tersebut akan menumbuhkan kesenangan siswa dalam pembelajaran yang pada

akhirnya nanti dapat meningkatkan kemampuan dan hasil pembelajaran menulis

puisi siswa di kelas V-C. Oleh karenanya, penelitian ini berjudul

“PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V-C DI

SEKOLAH DASAR NEGERI 3 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010”.

Page 21: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

21

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Apakah model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan proses

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V-C di SD Negeri 3 Jaten tahun

ajaran 2009/2010?

2. Apakah model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan hasil

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V-C di SD Negeri 3 Jaten tahun

ajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitan ini adalah:

1. Meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran

quantum learning pada siswa kelas V-C di SD Negeri 3 Jaten tahun ajaran

2009/2010.

2. Meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran

quantum learning pada siswa kelas V-C di SD Negeri 3 Jaten tahun ajaran

2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan, khasanah keilmuan

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran

puisi.

Page 22: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

22

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan quantum learning.

c. Sebagai pengembangan bahan ajar menulis puisi dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Menumbuhkan kesenangan siswa pada karya sastra khususnya puisi;

2) Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa;

3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran puisi;

4) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi siswa.

b. Bagi guru

1) Dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar khususnya dalam

mengatasi kesulitan guru dalam pembelajaran menulis puisi;

2) Dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengajarkan materi

pembelajaran puisi.

c. Bagi sekolah

1) Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya dalam menciptakan

inovasi-inovasi pembelajaran bagi guru-guru yang lain;

2) Memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah

berdasarkan indikator-indikator pembelajaran menulis puisi yang telah

ditentukan;

3) Meningkatkan kualitas pembelajaran puisi baik proses maupun hasil.

d. Manfaat bagi peneliti

1) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian mengenai

pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis puisi;

2) Peneliti dapat melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk menyusun

suatu rancangan pembelajaran menulis puisi dengan model

pembelajaran quantum learning.

Page 23: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG

RELEVAN, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Hakikat Menulis Puisi

a. Pengertian Puisi

Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti ‗membuat‘

atau poeisis yang berarti ―pembuatan‖, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut

sebagai poem atau poetry. Reeves (dalam Herman J Waluyo, 1995: 22),

menyatakan bahwa puisi merupakan jenis karya sastra yang bersifat imajinatif.

Bahasa yang digunakan bersifat konotatif karena di dalam puisi banyak

digunakan makna kias dan makna simbol atau lambang (majas) sehingga timbul

kemungkinan banyak makna. Hal ini disebabkan terjadinya pengkonsentrasian

atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Effendi dalam buku

yang sama juga mengungkapkan bahwa di dalam puisi terdapat pengimajian,

pelambangan, dan pengiasan. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa bahasa yang

digunakan dalam puisi adalah bahasa konotatif yang multiinterpretable, yakni

makna yang dilukiskan dalam puisi dapat berupa makna lugas, namun lebih

banyak makna kias melalui lambang dan kiasan.

Slamet Mulyana (dalam Atar Semi, 1993: 93) memberi batasan puisi

dengan menggunakan pendekatan psikolinguistik karena puisi merupakan karya

seni yang tidak hanya berhubungan dengan masalah bahasa, tetapi juga

berhubungan dengan masalah jiwa. Dengan pendekatan tersebut Slamet

Mulyana menyimpulkan bahwa puisi adalah sintesis dari berbagai peristiwa

bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa yang

mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan korespondensi dalam salah

satu bentuk.

Puisi merupakan bagian dari kritik kehidupan yang disampaikan dengan

kata-kata terbaik dan dalam susunan terbaik sebagai suatu luapan gelora

Page 24: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

24

perasaan yang bersifat imajinatif (Atar Semi, 1993: 93-94). Oleh karenanya,

puisi dapat menggambarkan problema kehidupan manusia yang bersifat

universal, yang berhubungan dengan hakikat manusia, ketuhanan, dan juga

kematian. Selaras dengan pendapat tersebut Situmorang (1983: 11-12)

mengemukakan bahwa puisi merupakan sesuatu yang penting karena puisi

diciptakan atas dasar pengalaman yang besar maupun yang kecil, banyak atau

sedikit bersumber dari perbendaharaan harta karun pengalaman penyairnya.

Oleh karenanya, puisi berhubungan dengan semangat manusia. Puisi merupakan

kekuatan yang menyadarkan orang akan dirinya sendiri dan dunianya untuk

mengamati, mengagumi, memikirkan sesuatu atau dengan singkat menjadikan

seseorang menjadi lebih lengkap sebagai manusia.

Tarigan (dalam Herman J. Waluyo, 1995: 24), menggungkapkan bahwa

pengalaman yang diungkapkan penyair dalam sebuah puisi di samping bersifat

emosional juga harus imajinatif sehingga pembaca dapat menikmati keindahan

dalam puisi. Senada dengan pendapat tersebut, Herman J. Waluyo (1995: 25)

berpendapat bahwa puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang di dalamnya

menggunakan pilihan bahasa yang indah dan bersifat imajinatif yang dapat

mewakili perasaan dan sebagai ungkapan gelora atau kondisi batin penyairnya

yang di dalamnya terdiri atas unsur-unsur yang bersifat padu.

b. Unsur-unsur Pembangun Puisi

Puisi terdiri atas unsur-unsur yang bersifat saling berkaitan antara satu

dengan lain dan bersifat fungsional. Herman J. Waluyo (1995: 28) membagi

unsur pembangun puisi menjadi dua yakni unsur fisik (struktur sintaksis) dan

unsur batin (struktur tematik).

Page 25: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

25

1) Unsur batin puisi adalah sesuatu yang hendak diungkapkan penyair dengan

perasaan dan suasana. Ada empat unsur batin dalam puisi, yaitu:

a). Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau subject matter yang

dikemukakan oleh penyair. Seorang penyair dalam menulis puisi tentu

ingin mengungkapkan sesuatu yang dirasakan dan dipikirkannya pada

pembaca. Tema dalam sebuah puisi dapat bersifat lugas, objektif, dan

khusus sesuai dengan konsep yang terimajinasikan penyair. Tema dalam

sebuah puisi dapat berupa protes atau kitik sosial, ketuhanan, percintaan,

patriotisme, dan sebagainya.

b). Perasaan (Feeling)

Perasaan merupakan suasana batin yang dirasakan oleh penyair yang

terekspresikan dalam puisinya sehingga dalam memahami puisi

diperlukan suatu pemahaman atas perasaan pengarang. Rasa atau feeling

”the poet’s attitude toward his subject matter‖ yaitu sikap sang penyair

terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisi (Henry

Guntur Tarigan, 1984: 11). Setiap penyair belum tentu memiliki

perasaan atau sikap yang sama jika berada dalam satu keadaan. Oleh

karenanya, dalam penciptaan puisi, suasana perasaan penyair ikut

diekspresikan dan dapat dihayati pembacanya seperti perasaan sedih,

kekaguman, marah, gembira, kekecewaan, penyesalan, dan sebagainya.

c). Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat sastra.

Nada dapat bersifat menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau

bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Suasana

adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat

psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca.

d). Amanat (Pesan)

Page 26: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

26

Amanat merupakan sesuatu yang mendorong penyair untuk mencipta

puisi. Dengan kata lain, amanat merupakan maksud yang ingin

disampaikan penyair pada pembaca melalui karya sastra yang dibuatnya.

2) Unsur fisik puisi adalah unsur estetik yang membangun struktur luar dari

puisi, unsur tersebut meliputi:

a). Diksi (Pemilihan Kata)

Diksi adalah pilihan kata yang digunakan penyair dalam menulis

suatu karya puisi yang di dalamnya mengandung perkembangan-

perkembangan makna, perkembangan estetis, maupun perkembangan

bunyi kata. Bahasa yang digunakan dalam puisi tidak hanya bermakna

denotatif tetapi juga konotatif untuk menggambarkan maksud

penyairnya. Ada beberapa faktor yang sebaiknya dipertimbangkan dalam

memilih kata yakni makna kias, lambang, dan persamaan bunyi.

Pemilihan kata-kata dalam bahasa puisi yang tepat akan memberi

kekuatan dan menumbuhkan suasana puitik yang akan membawa

pembaca pada penikmatan dan pemahaman secara menyeluruh.

b). Pengimajian

Pengimajian atau imagery adalah penggambaran sesuatu sesuai yang

dimaksud oleh penyair sehingga pembaca seolah-olah dapat

membayangkan dan menjelmakan sesuatu itu menjadi gambaran yang

nyata. Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian kata atau susunan

kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti

penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

c). Kata Konkret

Kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyarankan kepada

pembaca arti yang menyeluruh. Melalui kata-kata yang diperkonkret

pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang

dilukiskan penyair. Kata-kata konkret ini digunakan untuk

membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca. Pada dasarnya kata-kata

Page 27: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

27

yang dikonkretkan berhubungan erat dengan penggunaan kiasan,

pengimajian, dan pelambangan.

d). Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk

mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa yakni tidak langsung

mengungkapkan makna. Penggunaan bahasa figuratif menyebabkan

puisi menjadi ‘prismatis‘ artinya menimbulkan banyak makna atau kaya

akan makna.

Demikian pula halnya dalam sebuah puisi, seorang penyair akan

menggunakan gaya bahasa sehingga puisinya memiliki makna yang

dalam. Adanya bahasa kiasan (figurative language) menyebabkan sajak

menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan

terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa figuratif

dalam puisi meliputi imaji visual (penglihatan), imaji audio

(pendengaran), dan imaji taktil (perasaan).

e). Verifikasi

Verifikasi dalam sebuah puisi meliputi rima, ritma, dan metrum.

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk

musikalitas atau orkestrasi. Ritme (irama) merupakan rangkaian alunan

suara atau pengulangan bunyi yang berulang-ulang dan tersusun rapi,

ritme biasanya dihubungkan dengan pengulangan bunyi, kata, frase, dan

kalimat. Pengulangan bunyi yang berulang-ulang itu tersusun rapi

sehingga tidak terdengar membosankan. Metrum adalah pengulangan

tekanan kata yang tetap dan statis.

f). Tata Wajah (tipogafi)

Tipografi merupakan tata wajah yang menjadi pembeda penting

antara puisi dengan prosa maupun drama. Tipografi dalam sebuah puisi

digunakan untuk mendapatkan bentuk yang menarik agar indah dilihat

Page 28: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

28

pembaca, juga untuk mementingkan arti kata-kata frase serta kalimat

yang disusun sehingga dapat memberikan sugesti terhadap makna puisi.

c. Pengertian Menulis Puisi

Salah satu bentuk ekspresi jiwa seseorang adalah dalam bentuk tulisan

karena melalui tulisan seseorang dapat menuangkan ide, gagasan, serta

kreativitas lainnya. Kemampuan mengekspresikan diri tersebut dapat berupa

artikel, esai, atau karya sastra seperti cerpen, novel, komik, puisi, dan

sebagainya. Dari kegiatan tulis menulis ini seorang penulis akan menyampaikan

ide dan gagasannya kepada pembaca sehingga akan tahu maksud dan tujuan

tulisannya. Dengan menulis seseorang akan mampu berkomunikasi dengan

orang lain walaupun berbeda generasi dan zaman. Hal ini sejalan dengan

pendapat Henry Guntur Tarigan (1993: 3) yang menytakan bahwa menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

lain.

Hal yang sama diutarakan The Liang Gie (2002 : 3), yang menyatakan

bahwa mengarang – walaupun dengan bahasa yangberbeda yaitu mengarang,

namun maksudnya sama dengan menulis – adalah segenap rangkaian kegiatan

seseorang yang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa

tulis yang dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.

Sebagai bentuk keterampilan berbahasa menulis merupakan kegiatan yang

bersifat mengungkapkan, maksudnya mengungkapkan gagasan, buah pikiran

dan perasaan kepada pihak lain atau orang lain. Oleh karena itulah menulis

merupakan kegiatan produktif dan ekspresif, (Henry Guntur Tarigan, 1993 : 4).

Sebagai kegiatan produktif dan ekspresif, keterampilan menulis sebenarnya

merupakan ekspresi pengalaman terhadap lingkungan yang dialami penulis

untuk kemudian disalurkan ke dalam media tulis sehingga pengalaman terhadap

lingkungan sekitar baik langsung maupun melalui membaca buku amat

diperlukan.

Page 29: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

29

Yant Mujiyanto (2000 : 63)menyatakan menulis merupakan menyusun

buah pikiran atau data-data informasi yang diperoleh menurut organisasi

penulisan sistematis, sehingga tema karangan atau tulisan yang disampaikan

sudah dipahami pembaca. Jadi menulis dapat diartikan juga sebagai cara

berkomunikasi antarmanusia dengan bahasa tulis. Tulisan dapat dirangkai ke

dalam susunan kata dan kalimat yang runtut dan sistematis, sehingga informasi

yang disampaikan dipahami pembaca.

Bobbi DePorter (2003 : 179) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas

seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan

otak kiri (logika). Hal ini mengandung maksud bahwasannya dalam kegiatan

menulis seseorang tidak dapat hanya menggunakan satu belahan otak saja. Yang

merupakan bahasan logika adalah perencanaan, outline, tata bahasa,

penyuntingan,penulisan kembli, penelitian, dan tanda baca. Sementara itu yang

termasuk bagian emosional adalah semangat, spontanitas, emosi, warna,

imajinasi, gairah, ada unsur baru, dan kegembiraan. Hal itu dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 1. Pemanfaatan Kedua Belahan Otak dalam Menulis

(Sumber: Bobbi DePorter, 2003: 179).

Perencanaan semangat

Outline spontani-

Tata bahasa tas

Emosi

Penyuntingan Warna

Penulisan kem- imajinasi

bali Gairah

Penelitian Tanda baca kegembiraan

Page 30: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

30

Pelaksanaan pembelajaran yang terjadi pada pembelajaran tradisional yang

tampaknya mengabaikan sebuah kebenaran bahwa menulis merupakan aktivitas

seluruh otak dan bukan hanya otak kiri saja. Pada kenyataan peran otak kanan

harus didahulukan, karena di sanalah muncul ide dan gagasan kreatif. Teknik-

teknik yang membentuk tulisan sistematis yang menggunkan otak kiri

dilaksanakan seterlah gagasan kreatif tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan uraian mengenai pengertian menulis dan puisi di atas maka

dapat disimpulkan bahwa menulis puisi adalah segenap rangkaian kegiatan

produktif dan ekspresif yang melibatkan belahan otak kiri dan otak kanan

seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya dalam bahasa

tulis dalam bentuk puisi yang di dalamnya mengandung keindahan sehingga

pembaca dapat mengerti maksud atau ungkapan hati penyairnya.

2. Hakikat Pembelajaran Menulis Puisi

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Saiful Sagala (2007: 61) pembelajaran merupakan suatu kegiatan

yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari sesuatu kemampuan

dan nilai yang baru. Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk

mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa baik meliputi kemampuan

dasarnya, motivasinya, latar belakang sosial ekonomi, dan lain sebagainya. Hal

ini dikarenakan kesiapan seorang guru untuk mengenal karakteristik siswa

dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan

menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Oemar Hamalik (2001: 57), mengemukakan bahwa pembelajaran

merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Oleh karenanya, dalam pembelajaran

seorang guru senantiasa berupaya untuk membuat siswa belajar dengan cara

mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar.

Page 31: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

31

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar dilakukan oleh seorang

guru terhadap siswanya untuk membuat siswa belajar dengan mengaktifkan

faktor intern dan eksten sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa keberhasilan dalam

mencapai tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yakni intern dan

ekstern. Faktor intern merupakan faktor-faktor yang terdapat di dalam

pembelajaran sedangkan ekstern adalah faktor-faktor yang beasal dari luar yang

juga berpengaruh dalam pembelajaran. Faktor intern dalam pembelajaran,

misalnya guru, siswa, materi, dan sebagainya sedangkan lingkungan merupakan

contoh faktor ekstern yang juga berpengaruh dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran

melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut, yakni:

1) Guru

Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pendidik dalam

proses belajar mengajar. Oemar Hamalik ( 2001: 9) mengungkapkan bahwa

guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam kegiatan

pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih,

meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis

dalam bidang pendidikan. Lebih lanjut diuraikan bahwa sebagai tenaga

profesional yang memiliki kualifikasi, peranan guru dalam pendidikan

adalah sebagai fasilitator, sebagai pembimbing, sebagai evaluator, sebagai

inovator, dan sebagainya.

Peran guru di atas juga selaras dengan pendapat Hadi A. Soedomo

(2005: 23) yang secara ringkas mengelompokkan tugas seorang guru pada

dasarnya meliputi tiga hal, yakni: (1) tugas edukasional (mendidik), (2)

tugas instruksional (mengembangkan kemampuan afektif, kognitif, dan

psikomotorik), dan (3) tugas managerial (mengelola kelas dan kegiatan

belajar).

Page 32: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

32

2) Siswa

Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai penerima, pencari, dan

pelaksana dalam pembelajaran. Siswa dituntut beperan lebih aktif dalam

proses pembelajaran dan tidak diharapkan hanya sekedar menerima,

menurut, dan pasrah terhadap segala materi yang diberikan.

3) Materi

Materi adalah bahan pembelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan. Materi dalam pembelajaran berhubungan dengan isi

yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku. Materi pembelajaran harus

disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwa anak dan diharapkan mampu

mengarahkan perkembangan jiwa sejalan dengan tujuan yang hendak

dicapai.

4) Metode

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan

materi pelajaran. Swandono (1995: 50) mengungkapkan bahwa dalam

memilih metode, guru juga harus mempertimbangkan beberapa faktor,

yakni: tujuan yang ingin dicapai, tingkat perkembangan siswa, situasi dan

kondisi siswa, kualitas dan kuantitas fasilitas belajar, dan pribadi serta

kemampuan profesional guru yang berbeda-beda.

5) Media

Media adalah alat atau bahan yang digunakan untuk menyampaikan

materi kepada siswa. Media tersebut dapat berupa media elektronik maupun

nonelektronik. Media yang digunakan oleh guru bisa audio, visual, maupun

audio-visual. Media pada umumnya berfungsi untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam proses belajar mengajar. Selain

itu, dengan adanya penggunaan media diharapkan akan menarik minat siswa

dalam belajar.

6) Evaluasi

Page 33: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

33

Evaluasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang

akurat mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar

siswa. Oemar Hamalik (2001: 30) mengungkapkan bahwa aspek-aspek yang

dinilai dalam evalusi didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dan

kemampuan apa yang hendak dikembangkan (pengetahuan, sikap, dan

keterampilan).

Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai siswa dalam

suatu proses pembelajaran. Untuk memenuhi tujuan tersebut, ada beberapa hal

yang harus diperhatikan, seperti unsur-unsur yang terkait dalam proses

pembelajaran. Unsur-unsur tersebut, antara lain berupa (1) motivasi siswa; (2)

bahan belajar; (3) alat bantu belajar; (4) suasana belajar; (5) kondisi subyek

belajar. Kelima unsur ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Agar terbina pembelajaran yang efektif sudah selayaknya antara guru dan

siswa saling bekerja sama sehingga tujuan akhir pembelajaran dapat tercapai.

Hal ini dikarenakan, dalam suatu pembelajaran guru dan siswa merupakan satu

kesatuan. Guru tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya siswa dan siswa pun

tidak dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik tanpa adanya bimbingan

guru. Oleh karena itu, sudah seharusnya di antara guru dan siswa tercipta

hubungan yang selaras, serasi, serta harmonis sehingga pembelajaran dapat

berjalan lancar.

Berdasarkan hal tersebut jadi pengertian pembelajaran adalah suatu proses

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian program

pembelajaran yang melibatkan komponen-komponen pembelajaran (baik intern

maupun ekstern) guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Pembelajaran Bermakna

Belajar dikatakan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha

untuk melakukan perubahan terhadap diri manusia, dengan maksud memperoleh

perubahan dalam diri baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.

Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah merupakan upaya yang telah dirancang

Page 34: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

34

berdasarkan teori-teori yang dipandang relevan dengan jenjang dan tujuan

pendidikan yang telah ditentukan. Faktor intern dan faktor ekstern pada

dasarnya akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Oleh karenanya,

seorang guru seharusnya menguasai dan memahami kedua faktor tersebut untuk

mengatur strategi pembelajaran yang lebih bermakna, menarik, dan

menyenangkan bagi peserta didik. Proses belajar adalah membangun

makna/pemahaman, oleh si pembelajar terhadap pengalaman informasi yang

disaring dengan persepsi, pikiran, dan perasaan. Belajar membangun makna

dilakukan melalui proses mengalami langsung, komunikasi, interaksi, dan

refleksi sehingga peserta didik dapat memperoleh gagasan yang bermakna.

Belajar adalah memproduksi gagasan bukan mengkonsumsi gagasan. Oleh

karenanya, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pikiran,

mengungkapkan pendapat, dan proses (Syaiful Sagala, 2009: 166-168).

Witig (dalam Muhibbin Syah, 2009) mengemukakan bahwa proses belajar

berlangsung dalam tiga tahapan yaitu acquasistion (tahap perolehan informasi),

storage (penyimpanan informasi), (retrieval/mendapatkan kembali informasi).

Pertama, tahap acquasistion (tahap perolehan informasi) yakni pembelajar mulai

menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia

memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap ini merupakan tahapan yang

paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan siswa tidak dibantu maka ia akan

mengalami kesulitan untuk menghadapi pada tahap selanjutnya. Kedua, tahap

storage (penyimpanan informasi) yakni pemahaman dan perilaku baru yang

diterima oleh siswa secara otomatis akan disimpan dalam memorinya yang

disebut shorterm atau longterm memori. Ketiga, tahap retrieval (mendapatkan

kembali informasi), bila seorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi

yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi

sistem memorinya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapinya.

Sebagaimana yang telah dikemukakan, bahwa pembelajaran pada

hakekatnya adalah suatu proses interaksi antaranak dengan anak, anak dengan

sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan

Page 35: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

35

menjadi bermakna bagi anak didik jika dilakukan dalam lingkungan yang

nyaman dan memberi rasa aman bagi anak. Kebermaknaan belajar sebagai hasil

dari peristiwa mengajar yang ditandai oleh terjadinya hubungan aspek-aspek,

konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan di

dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep

atau fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan yang utuh sehingga konsep yang

dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan

demikian, agar tercipta pembelajaran bermakna maka guru harus mengetahui

atau mengali konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya

secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang

diajarkan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar akan lebih bermakna

jika dapat membangun pengalaman informasi anak daripada hanya sekedar

mendengarkan guru menjelaskan dan kegiatan tersebut berlangsung dalam

suasana yang nyaman.

c. Aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah mulai tahun 2006,

pembelajaran di semua jenjang pendidikan (dari tingkat SD - SMA) mengacu

pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sebagaimana yang telah

diketahui bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam pembelajaran di sekolah

dasar berdasarkan KTSP meliputi latar belakang, tujuan, dan ruang lingkup.

Adapun uraian mengenai hal-hal tersebut, sebagai berikut.

1). Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan pengetahuan,

sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan

dalam mempelajari semua bidang studi. Melalui pembelajaran bahasa

diharapkan dapat membantu peserta didik untuk lebih mengenal dirinya;

budayanya dan budaya daerah atau bangsa lain; mengemukakan pendapat

dan perasaan; berhubungan dengan masyarakat melalui pemakaian bahasa

Page 36: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

36

yang santun dan sesuai kaidah; dan mengembangkan kreativitas atau potensi

kebahasaan yang ada pada dirinya.

2). Tujuan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a). Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b). Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

c). Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

d). Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e). Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

f). Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

3). Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencangkup aspek-

aspek berikut ini: (a) mendengarkan; (b) berbicara; (c) membaca; dan (d)

menulis. Di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan di kelas

V sekolah dasar mencangkup aspek bahasan sebagai berikut.

(a). Mendengarkan : memahami penjelasan narasumber secara lisan dalam

kegiatan wawancara, pelaporan, pembacaan berita dari berbagai media;

cerita tentang suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar; dan

memahami isi pembacaan berbagai karya sastra berbentuk cerita rakyat,

puisi, dan drama.

Page 37: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

37

(b). Berbicara : menggunakan wacana lisan untuk menggungkapkan pikiran,

pendapat, perasaan, dan fakta dengan menanggapi persoalan;

menceritakan hasil pengamatan atau berwawancara, serta dalam berbagai

bentuk karya sastra seperti cerita rakyat, puisi, dan drama.

(c). Membaca : Menemukan informasi yang terdapat dalam berbagai bentuk

wacana tulis, dan berbagai bentuk kaya sastra yang berupa cerita pendek,

puisi, dan drama.

(d). Menulis : Melakukan berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan

pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman, dalam bentuk karangan,

surat undangan, laporan, dan dialog, serta berbagai karya sastra yang

berbentuk pantun dan puisi.

d. Pembelajaran Menulis Puisi di Sekolah Dasar

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang telah diajarkan di sekolah

mulai dari jenjang bawah (SD) sampai jenjang atas (SMA) karena termasuk

salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini

berarti pembelajaran apresiasi puisi merupakan bagian dari pembelajaran

apresiasi sastra yang diajarkan di sekolah.

Burhan Nurgiyantoro (2005: 36-47) mengemukakan bahwa pengajaran

sastra anak di sekolah (termasuk puisi) merupakan hal penting karena dapat

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan berbagai pengalaman (baik rasa,

emosi, dan bahasa), personal (kognitif, sosial, etis, spiritual), eksplorasi dan

penemuan, serta petualangan dalam kenikmatan. Pengajaran sastra anak

memberikan kontribusi pada anak yang sedang pada taraf pertumbuhan dan

perkembangan yang secara garis besar dikelompokkan ke dalam nilai personal

dan nilai pendidikan. Secara rinci kontribusi atau manfaat pengajaran sastra bagi

seorang anak adalah, sebagai berikut.

1) Nilai Personal

a) Perkembangan emosional

Anak usia dini yang belum dapat berbicara atau baru berada dalam tahap

perkembangan bahasa satu kata atau kalimat dalam dua — tiga kata,

sudah ikut tertawa-tawa ketika diajak bernyanyi bersama sambil tepuk

Page 38: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

38

tangan. Anak tampak menikmati lagu-lagu bersajak yang ritmis dan larut

dalam kegembiraan. Hal ini dapat dipahami bahwa sastra lisan yang

berwujud puisi-lagu tersebut dapat merangsang kegembiraan anak,

merangsang emosi anak untuk bergembira. Demikian juga, dengan

membaca buku-buku cerita maka anak baik secara langsung maupun tak

langsung akan belajar bersikap dan bertingkah laku secara benar.

b) Perkembangan intelektual

Pembelajaran seni antara lain bertujuan untuk menanam, memupuk, dan

mengembangkan daya apresiasi anak sejak usia dini, juga diyakini

berperan besar dalam menunjang perkembangan kemampuan diri.

Berdasarkan hasil penelitian anak-anak sekolah dasar yang diajar seni

ternyata juga berdampak pada kemampuan siswa dalam bidang IPA,

matematika, dan bahasa. Kemampuan anak yang diajar seni dalam tiga

bidang tersebut lebih tinggi daripada kemampuan anak yang tidak diajar

seni. Hal ini dikarenakan, pembelajaran apresiasi terhadap seni

menunjang peningkatan kreativitas, dan aspek kreativitas merupakan

sesuatu yang esensial dalam pembelajaran bidang apa pun.

c) Perkembangan imajinasi

Membaca sastra akan membawa anak keluar dari kesadaran ruang dan

waktu, keluar dari kesadaran diri sendiri, dan setelah selesai anak akan

kembali pada dirinya dengan pengalaman yang diperolehnya dan dengan

kemampuan imajinasi secara lebih. Imajinasi akan memancing tumbuh

dan berkembangnya kreativitas. Imajinasi dalam pengertian ini jangan

dipahami sebagai khayalan atau daya khayal saja, tetapi lebih merujuk

pada makna creative thinking (pemikiran yang kreatif).

d) Pertumbuhan rasa sosial

Bacaan cerita mendemonstrasikan bagaimana anak berinteraksi dengan

sesama dan lingkungan. Bagaimana tokoh-tokoh saling berinteraksi

untuk bekerja sama, saling membantu, bermain bersama, melakukan

aktivitas keseharian bersama, menghadapi kesulitan bersama, membantu

mengatasi kesulitan orang lain, dan lain-lain yang berkisah tentang

Page 39: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

39

kehidupan bersama dalam masyarakat. Hal ini akan menimbulkan

kesadaran untuk saling berhubungan dengan orang sekitar sehingga

bacaan sastra yang ―mengeksploitasi‖ kehidupan sosial secara baik akan

mampu menjadikannya sebagai contoh bertingkah laku sosial kepada

anak sebagaimana aturan sosial yang berlaku.

e) Pertumbuhan rasa etis dan religius

Selain menujang pertumbuhan dan perkembangan unsur emosional,

intelektual, imajinasi, dan rasa sosial, bacaan cerita sastra juga berperan

dalam pengembangan personalitas yang lain, yaitu rasa etis dan religius.

Demonstrasi kehidupan yang secara konkret diwujudkan dalam bentuk

tingkah laku tokoh, di dalamnya juga terkandung tingkah laku yang

menunjukkan sikap etis dan religius.

2) Nilai Pendidikan

a) Eksplorasi dan penemuan

Ketika membaca cerita, pada hakikatnya anak dibawa untuk melakukan

sebuah eksplorasi, sebuah penjelajahan, sebuah petualangan imajinatif

ke sebuah dunia relatif yang belum dikenalnya yang menawarkan

berbagai pengalaman kehidupan. Petualangan ke sebuah dunia yang

menawarkan pengalaman-pengalaman baru yang menarik,

menyenangkan, menegangkan, dan sekaligus memuaskan lewat berbagai

kisah dan peristiwa yang dasyat sebagaimana diperankan tokoh cerita.

Pengalaman penjelajahan tokoh imajinatif berkaitan erat dengan

pengembangan daya imajinatif. Dalam penjelajahan secara imajinatif

anak akan dibawa dan dikritiskan untuk mampu melakukan penemuan-

penemuan atau prediksi bagaimana solusi yang ditawarkan.

b) Perkembangan bahasa

Sastra adalah suatu bentuk permainan bahasa dan bahkan dalam genre

puisi unsur permainan tersebut cukup menonjol, misalnya yang

berwujud permainan rima dan irama. Berhadapan dengan sastra hampir

selalu dapat diartikan sebagai berhadapan dengan kata-kata dan bahasa.

Prasyarat untuk dapat membaca atau mendengarkan dan memahami

Page 40: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

40

sastra adalah penguasaan bahasa yang bersangkutan. Bahasa dalam

karya sastra dipergunakan untuk memahami dunia yang ditawarkan

sekaligus berfungsi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak,

baik menyimak, membaca, berbicara, maupun menulis.

c) Perkembangan nilai keindahan

Sebagai salah satu bentuk karya seni, sastra memiliki aspek keindahan.

Keindahan itu dalam genre puisi antara lain dicapai dengan permainan

bunyi, kata, dan makna. Lewat permainan bunyi dan kata itu, ucapan

repetitive dan melodis, dan sesekali digunakan untuk menyampaikan

makna tertentu. Jadi, makna sengaja diekspresikan ke dalam kata-kata

terpilih sehingga mampu menciptakan efek keindahan. Hal ini

dikarenakan, rasa puas akan diperoleh setelah membaca puisi atau fiksi

pada hakikatnya disebabkan oleh terpenuhinya kepuasan batin akan

keindahan.

d) Penanaman wawasan multikultural

Berhadapan dengan bacaan sastra, anak dapat bertemu dengan wawasan

budaya berbagai kelompok sosial dari berbagai belahan dunia. Lewat

sastra dapat dijumpai berbagai sikap dan perilaku hidup yang

mencerminkan budaya suatu masyarakat yang berbeda dengan

masyarakat lain. Sastra merupakan sumber penting pembelajaran

wawasan multikultural karena dapat memberanikan anak untuk

mengidentifikasi dan mengapresiasi kemiripan dan perbedaan lintas

budaya.

e) Penanaman kebiasaan membaca

Sastra diyakini mampu memotivasi anak untuk suka membaca, mampu

mengembalikan anak kepada buku. Hal ini dapat diusahakan dan

difasilitasi dengan baik. Misalnya, dengan penyediaan buku bacaan yang

baik dan menarik di sekolah.

Guna tercapainya kontribusi atau manfaat pengajaran sastra (termasuk

puisi) bagi seorang anak didik maka ada beberapa konsep yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran sastra. Hal ini sebagaimana diungkapkan

Page 41: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

41

Imam Syafi‘ie (dalam Andayani, 2009: 70) bahwa ada 4 konsep yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran sastra, yakni: (1) pembelajaran sastra bukan

proses pembentukan penguasaan terhadap pengetahuan tentang sastra,

melainkan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi; (2)

pengajaran mengapresiasi dilaksanakan dengan memberikan kesempatan

sebanyak-banyaknya kepada murid untuk terlibat secara langsung dalam proses

mengapresiasi karya sastra; (3) peranan guru bukanlah sebagai pemberitahu

yang mendektekan catatan bagi anak didik, tetapi menciptakan situasi yang

mendorong murid untuk mendapatkan kenikmatan dan kemanfaatan melalui

membaca karya sastra; (4) pembelajaran puisi diarahkan untuk mengapresiasi

karya sastra agar memperoleh pengalaman batin dan penghargaan terhadap

nilai-nilai yang terkandung dalamnya.

Dalam hal ini peran seorang guru bahasa sangat besar dalam mengajarkan

puisi yang merupakan salah satu jenis sastra yang diajarkan di sekolah. Namun,

dalam pelaksanaannya pengajaran puisi masih terdapat kendala. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan Rahmanto (1988: 44 -45) bahwa terdapat dua

hambatan dalam pembelajaran puisi, yaitu (1) adanya anggapan bahwa secara

praktis puisi tidak ada gunanya lagi. Di zaman yang serba modern ini manusia

hidup dalam dunia praktis yang banyak tergantung pada dunia IPTEK (mesin

dan komputer), mereka beranggapan bahwa sastra (terutama puisi) hanya

berkenaan dengan pengolahan kata-kata dan sudah tidak ada gunanya lagi. (2)

adanya prasangka bahwa mempelajari puisi sering tersandung pada pengalaman

pahit, maksudnya adalah siswa berusaha memahami sajak-sajak yang terkenal

dari para penyair terkenal yang sering menggunakan simbol, kiasan, dan

ungkapan-ungkapan tertentu yang sering membingungkan.

Dalam pembelajaran puisi, guru hendaknya memilih bahan ajar yang

sesuai dengan kemampuan peserta didik. Selain itu, guru hendaknya juga

memiliki referensi yang memadai mengenai puisi yang diajarkan. Agar siswa

lebih bersemangat dalam pembelajaran puisi sebaiknya dalam pembelajaran

guru dapat menciptakan suasana yang tidak menegangkan dan tidak kaku

Page 42: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

42

sehingga pembelajaran puisi berlangsung dengan menyenangkan. Hal ini sesuai

dengan hakikat pembelajaran sastra yang tidak hanya bermanfaat tetapi juga

menghibur.

Teknik pembelajaran puisi sangat menentukan keberhasilan dalam

pembelajaran puisi. Menurut Rahmanto (1988: 48 – 52) terdapat beberapa

teknik pembelajaran puisi, yaitu:

1. Pelacakan pendahuluan

Sebelum menyajikan puisi di depan kelas, guru perlu mempelajarinya

terlebih dahulu unttuk memperoleh pemahaman awal tentang puisi yang akan

disajikan sebagai bahan. Pemahaman ini sangat penting terutama untuk

menentukan strategi yang tepat dan menentukan aspek-aspek yang perlu

mendapat perhatian khusus dari siswa.

2. Penentuan sikap praktis

Puisi yang akan disajikan di depan kelas, hendaklah diusahakan tidak

terlalu panjang agar dapat dibahas sampai selesai pada setiap pertemuan.

Hendaklah pula ditentukan lebih dahulu informasi yang seharusnya dapat

diberikan oleh guru sastra untuk mempermudah siswa memahami puisi yang

disajikan.

3. Introduksi atau pengantar

Banyak faktor yang mempengaruhi penyajian pengantar dalam

pembelajaran puisi, termasuk situasi dan kondisi pada saat materi disajikan.

Pengantar ini akan sangat tergantung pada setiap individu guru, keadaan

siswa, dan karakteristik puisi yang diberikan.

4. Penyajian

Pesan dan kesan puisi baru akan menyentuh hati seseorang apabila puisi

itu dibacakan atau dikutip secara lisan. Biasanya siswa akan merasa lebih

mudah mengenal puisi untuk pertama kalinya dengan mendengarkan guru

membacakannya daripada membaca sendiri.

Page 43: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

43

5. Diskusi

Secara umum urutan diskusi dan jawaban yang diperbincangkan dapat

mengikuti pola sebagai berikut.

Umum (Kesan awal) ______Khusus (rinci) _______Umum (kesimpulan)

Masalah-masalah umum yang pertama-tama perlu didiskusikan antara lain:

(a) siapa tokoh yang bicara pada puisi itu?; (b) Untuk siapa pesan itu

diiungkapkan?; (c) Bagaimana situasinya?; dan (d) Bagaimana perasaan

tokohnya?. Kemudian dibahas mengenai hal-hal rinci misalnya aspek

penyusunan puisi, gaya bahasa, arti kias, dan sebagainya. Setelah itu diskusi

dapat diarahkan ke kesimpulan yang mengandung unsur-unsur penilaian.

6. Pengukuhan

a) Lisan

Sedapat mungkin siswa mendapat kesempatan untuk membaca puisi itu

secara lisan sehingga benar-benar dapat merasakan kualitas puisi yang

dibacakan. Tetapi pembacaan puisi secara lisan ini akan berhasil jika siswa

mempersiapkan diri terlebih dahulu.

b) Tertulis

Puisi dapat dihubungkan dengan berbagai aktivitas tulis menulis. Latihan

menulis semacam ini akan lebih berarti jika dapat diarahkan untuk

membuat kumpulan puisi dan bentuk-bentuk tulisan yang disertai minat

mengembangkan seni menulis. Menulis puisi akan lebih mudah jika

didasarkan pada pengamatan ataupun pengalaman. Sebagaimana yang

dikemukakan Win Wenger (2003 : 137).

Cara terkaya, terkuat, dan tercepat untuk meningkatkan keterampilan

berbahasa adalah dengan mendeskripsikan secara bermakna kepada

pendengar pengalamannya. Pengertian ―mendeskripsikan secara

bermakna‖ adalah mendeskripsikan dengan suatu cara sedemikian

sehingga, secara harfiah membawa realitas dari sesuatu yang

dideskripsikan ke pengalaman pendengar. Yang terbaik, ini biasanya

dilakukan melalui detail-inderawi yang kaya: gambar dengan warna,

Page 44: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

44

tekstur, bentuk, citarasa, ruang, ukuran, massa, gerak, dan

sebagainya.

Sebagai suatu hasil karya seni, puisi memiliki karakterisktik sesuai dengan

genre pengarangnya. Burhan Nurgiyantoro (2005: 313-314) mengungkapkan

bahwa ada beberapa karakteristik puisi karya atau tulisan anak yang

membedakannya dengan puisi karya orang dewasa, yakni:

1) Puisi anak intensitas keluasan makna tampaknya belum seluas puisi dewasa.

Hal ini dikarenakan daya jangkau imajinasi anak dalam hal pemaknaan puisi

masih terbatas.

2) Dilihat dari segi pendayaan berbagai bentuk ungkapan kebahasaan puisi

anak masih lebih sederhana.

3) Dalam hal bahasa maupun makna dalam puisi anak diungkapkan lugas, apa

adanya, serta masih polos.

4) Dilihat dari segi permainan bahasa, bahasa puisi anak lebih terlihat intensif.

Hal ini terlihat dari pengutamaan kemunculan aspek rima dan irama atau

berbagai bentuk pengulangan.

5) Dalam puisi anak aspek emosi selalu sejalan dengan serapan indera. Ini

berarti bahwa luapan emosi anak dipengaruhi oleh tanggapan inderanya

terhadap sesuatu yang ada di sekeliling karena daya jangkau imajinasi anak

yang masih terbatas.

3. Hakikat Model Pembelajaran Quantum Learning

a. Quantum Learning sebagai Model Pembelajaran

Guru (pendidik) merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran.

Guru berperan sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, sebagai fasilitator

yang berusaha menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif,

mengembangkan bahan ajar, meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak,

dan mengusai tujuan pendidikan (Moh. Zuber Usman, 1996: 2). Oleh karenanya,

Page 45: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

45

dalam pembelajaran peran guru sangat diperlukan khususnya berhubungan

dengan penggunaan model atau cara-cara mengajar yang menarik yang dapat

meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga

tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

Pembelajaran merupakan hal yang kompleks, yang mana keberhasilannya

tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intern tetapi juga ekstern. Nana Syaodih

(2004: 3-4) mengungkapkan bahwa interaksi antara pendidik dan peserta didik

baik yang berhubungan dengan kemampuan pendidik saat menentukan

kebijakan dalam memilih dan menetapkan pembelajaran serta potensi yang

dimiliki peserta didik merupakan faktor intern sedangkan lingkungan

merupakan salah satu faktor ekstern. Keduanya sangat berpengaruh terhadap

tujuan pembelajaran.

Saat ini dalam pembelajaran seorang guru diarahkan untuk melaksanakan

pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan). Olehkarenanya, seorang guru juga harus memperhatikan

kerangka pembelajaran secara konseptual (jenis model pembelajaran) yang

digunakannya sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.

Menurut Winataputra (dalam Sugiyanto, 2009: 3) model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Joyce (dalam Trianto, 2007: 5) juga mengemukakan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran seperti buku,

film, dan lain-lain.

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran, namun tidak berarti semua pengajar dapat menerapkan seluruh

jenis model pembelajaran untuk setiap topik atau mata pelajaran (Sugiyanto,

2009: 3). Oleh karenanya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam

Page 46: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

46

memilih model pembelajaran, yakni: (1) tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai; (2) sifat bahan atau materi ajar; (3) kondisi siswa; dan (4) ketersediaan

sarana dan prasarana belajar.

Lebih khusus Killen dan Depdiknas (dalam Sugiyanto, 2009: 4),

menjelaskan ada 8 prinsip yang harus diperhatikan dalam memilih model

pembelajaran, yaitu (a) berorientasi pada tujuan; (b) mendorong aktivitas siswa;

(c) memperhatikan aspek individual siswa; (d) mendorong proses interaksi; (e)

menantang siswa untuk berpikir; (f) menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat

dan menguji; (g) menimbulkan proses belajar yang menyenangkan; dan (h)

mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut.

Cara penerapan suatu model pembelajaran akan berpengaruh besar

terhadap kemampuan siswa. Guru yang sukses bukan sekedar penyaji yang

kharismatik dan persuasif. Lebih jauh, guru yang sukses adalah mereka yang

melibatkan para siswa dalam tugas-tugas yang sarat dengan muatan kognitif,

dan sosial, dan mengajari mereka bagaimana mengerjakan tugas-tugas secara

produktif. Pengaruh penerapan model pembelajaran dilihat pada adanya

peningkatan kemampuan siswa dalam belajar yang menjadi tujuan dasar siswa

bersekolah, (Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, 2009: 7).

The model learning is using must can make students active and ignorance

make it is not the students' inability to learn and acquire blame rather, it is

the teaching model that cause their reluctance, discontent, and eventual

abandonment. Traditional models often have students sitting silently and

they back to the teacher but innovate models can make students move and

active, (Shelly Thomas, 2007: 1).

Berdasarkan hal di atas Shelly Thomas (2007: 1) juga mengungkapkan

bahwa model pembelajaran yang digunakan seharusnya dapat membuat siswa

aktif dan tidak menimbulkan kebosanan, ketidakpuasan, dan siswa tidak

mendapatkan hasil belajar yang kurang. Model pembelajaran tradisional hanya

akan membuat siswa duduk dan diam dan pembelajaran kembali pada guru

sedangkan model pembelajaran yang inovatif akan membuat siswa bergerak dan

Page 47: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

47

lebih aktif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sudah seharusnya seorang

guru dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran yang sesuai karena

akan berpengaruh pada keaktifan, kemampuan dan hasil belajar anak didik.

Dari beberapa jenis model pembelajaran yang ada, salah satunya yang

dapat diterapkan di dalam materi apresiasi sastra (khususnya puisi) adalah

quantum learning. Hal ini dikarenakan quantum learning merupakan model

pembelajaran yang memperhatikan segala sistem pembelajaran berupa interaksi,

yang mempertimbangkan perbedaan kondisi murid, serta memaksimalkan

peristiwa belajar. Quantum learning berfokus pada hubungan dinamis dalam

lingkungan kelas serta menciptakan interaksi yang efektif dalam pembelajaran.

Kemunculan quantum learning tahun 70-an, yang semula diterapkan di

Super Camp, yakni sebuah program pembelajaran yang mengacu pada

akselerasi atau percepatan. Progam ini dilakukan dengan cara murid mengikuti

pembelajaran dengan program menginap selama dua belas hari pada sebuah

Super Camp. Hasil dari pembelajaran ini menunjukkan bahwa murid-murid

yang mengikuti program Super Camp mendapatkan prestasi yang lebih baik,

lebih banyak berpartisipasi, dan merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri

(Bobby DePorter & Mike Hernacki, 2004: 4-5).

Quantum learning dipopulerkan oleh Learning Forum, yaitu sebuah

asosiasi pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan

akademis dan pribadi. Kemudian Learning Forum mengukuhkannya sebagai

salah satu metodologi pembelajaran dalam bentuk rancangan pembelajaran,

penyajian bahan ajar, fasilitas pembelajaran, yang tidak harus dilakukan di

dalam sebuah Super Camp tetapi di kelas-kelas biasa. Syaiful Sagala (2007:

105) mengemukakan bahwa pada hakikatnya quantum learning diciptakan

berdasarkan adopsi dari teori-teori pendidikan seperti accelerated learning,

multiple intelligences, experiental learning, dan elements of effective intruction.

Sebagaimana model pembelajaran yang lain, dalam model pembelajaran

quantum learning juga memiliki karakteristik yang dapat memantapkan dan

menguatkan model pembelajaan ini. Sugiyanto (2009: 73) mengungkapkan

Page 48: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

48

bahwa ada beberapa karakteristik umum dalam pembelajaran quantum learning

di antaranya, adalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran quantum berdasarkan pada psikologi kognitif bukan pada

fisika quantum. Oleh karenanya, pandangan tentang pembelajarannya

dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif.

2) Pembelajaan quantum lebih bersifat humanistis karena manusia selaku

pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi, kemampuan, daya motivasi

pebelajar diyakini dapat dikembangkan dan pemberian hukuman harus

dihindari karena semua usaha yang telah dilakukan patut dihargai.

3) Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktivistik bukan positivisme,

empiris, dan behavoristis. Hal ini dikarenakan pembelajaran quantum

menyinergikan, memadukan, dan mengolaborasikan potensi-potensi yang

ada dalam diri pembelajar dengan lingkungan.

4) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu

dan bermakna.

5) Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Oleh karenanya, segala

hambatan dan halangan dalam pembelajaran harus segera diatasi.

6) Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran

poses pembelajaran. Dengan demikian, perancang dan pelaksana

pembelajaran harus secara proaktif menciptakan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran.

7) Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan

proses pembelajaran. Oleh karenanya, seorang fasilitator atau pengajar

hendaknya mengupayakan terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan

pembelajaran.

8) Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi

pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang

memberdayakan, landasan yang kukuh, dan rancangan belajar yang dinamis.

Page 49: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

49

Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima, keterampilan belajar untuk

belajar, dan fasilitas yang lentur.

9) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi material. Hal ini

berarti bahwa segala yang dipelajari tidak hanya sekedar hafalan atau teoritis

tetapi berupa pemahaman dan dapat dijadikan sebagai bekal hidup.

10) Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

penting proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran ini diharapkan

siswa memiliki nilai dan keyakinan yang positif terhadap sesuatu sehingga

tujuan pembelajaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Quantum learning merupakan aplikasi dari pengajaran quantum teaching.

Dalam pelaksanaannya model pembelajaran quantum memiliki petunjuk

pembelajaran yang dapat membuat lingkungan belajar lebih efektif, merancang

bahan ajar, menyampaikan isi pembelajaran, dan memudahkan proses belajar.

Bobbi DePorter, Mike Hernacki, dan Sarah Nurie (2003: 4-5) menyebutkan

bahwa ada beberapa cara yang dilakukan dengan model pembelajaran quantum,

yakni: (a) berpartisipasi dengan cara mengubah keadaan kelas dari yang semula

biasa menjadi kelas yang menarik; (b) memotivasi dan menumbuhkan minat

siswa dengan menerangkan kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan

TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan); (c)

membangun rasa kebersamaan; (d) menumbuhkan dan mempertahankan daya

ingat; dan (e) merangsang daya dengar anak didik. Cara-cara ini pada dasarnya

dapat menempatkan guru dan anak didik pada keadaan yang dapat menuju

keberhasilan belajar dengan lebih cepat.

Bobbi DePorter dkk (2003: 6) mengungkapkan bahwa segala hal yang

dilaksanakan dalam penerapan quantum learning adalah menciptakan interaksi

dengan anak didik yang di dalamnya termasuk penciptaan rancangan bahan ajar,

serta prosedur penerapan metode pembelajaran. Hal ini didasarkan pada asas

utama atau konsep dasar yang disandarkan dalam pelaksanaan quantum

learning, yakni: Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita

Page 50: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

50

ke dunia mereka. Hal ini berarti bahwa pentingnya seorang guru mengetahui

kondisi dan kemauan anak didiknya sebagai langkah pertama dalam

pembelajaran. Jika anak senang dalam proses pembelajaran maka anak juga

akan lebih mudah menerima dan memahami hal yang guru ajarkan. Oleh

karenanya, guru harus dapat membangun jembatan yang autentik untuk dapat

memasuki kehidupan anak didik.

Pelaksanaan quantum learning dalam pembelajaran juga didasarkan pada

lima prinsip, (1) segalanya berbicara; (2) segalanya bertujuan; (3) pengalaman

sebelum memberi nama; (4) akui setiap usaha; dan (5) jika layak untuk

dipelajari maka layak pula dirayakan (Bobbi DePorter dkk, 2003: 7-8).

Segalanya berbicara berarti bahwa segala yang terjadi dalam lingkungan kelas

semuanya dapat menunjang proses pembelajaran. Segalanya bertujuan

bermakna bahwa semua yang terjadi dalam proses pembelajaran pada dasarnya

memiliki tujuan dan tidak sia-sia. Pengalaman sebelum pemberian nama

didasarkan pada hakikat bahwa otak manusia akan berkembang jika ada

rangsangan atau stimulus (sesuai teori behavioris) hal tersebut akan

menggerakkan rasa ingin tahu siswa. Oleh karenanya, proses belajar yang baik

terjadi pada saat anak didik telah mengalami dan memperoleh sesuatu

(pengetahuan awal) sebelum mereka mengetahui atau menamai sesuatu yang

mereka pelajari.

Akui setiap usaha digunakan sebagai prinsip belajar karena seorang guru

harus menghargai usaha yang telah dilakukan anak dan dalam belajar

mengandung resiko. Belajar bagi seorang siswa sering dianggap sebagai

melangkah keluar dari hal-hal yang mungkin membuat siswa nyaman. Pada saat

siswa berada dalam posisi tersebut maka anak didik pantas mendapatkan

pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri siswa yang telah berusaha saat

proses belajar.

Prinsip jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan berarti bahwa

setelah anak berusaha dan melakukan hal yang sesuai dengan yang diharapkan

Page 51: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

51

maka perlu dirayakan sehingga dapat menjadi perangsang atau motivasi bagi

anak didik. Perayaan juga dapat memberikan umpan balik mengenai seberapa

besar kemajuan dan keberhasilan yang telah direncanakan dan dapat pula

meningkatkan persepsi anak didik yang benar terhadap pembelajaran yang

diikutinya. Selain itu, perayaan juga bertujuan untuk merangsang siswa lain

sehingga dapat memperoleh keberhasilan yang sama.

Demikian juga, dalam pembelajaran Bobbi DePorter dkk (2003: 8-9)

mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran yang dilaksanakan dengan model

pembelajaran quantum learning guru dapat membagi unsur yang ada di

dalamnya menjadi dua kategori yaitu context dan content (konteks dan isi).

Konteks, berhubungan dengan tempat yakni latar tempat beserta situasi untuk

guru saat mengajar, yang mempertimbangkan kondisi anak didik. Konteks di

sini dapat juga diibaratkan sebagai lingkungan (faktor ekstern), pemberi

semangat dan suasana, penciptaan keseimbangan lingkungan pembelajaran

dalam bekerja sama, dan interpretasi yang didapat anak didik dalam

pembelajaran tersebut. Di sisi lain, content atau isi dalam pembelajaran

berhubungan dengan proses pembelajaran, fasilitas, kemampuan guru untuk

memberikan dan mengajarkan materi yang diajarkan serta bagaimana cara guru

untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam diri siswa.

Istilah quantum sebenarnya dinyatakan sebagai tindakan yang bermacam-

macam atau beragam. Akan tetapi, quantum learning sendiri pada hakikatnya

dapat juga dimaknai sebagai orkestrasi dari bermacam-macam interaksi yang

ada di dalam dan di sekitar kegiatan pembelajaran (Bobbi DePorter & Mike

Hernacki, 2004 : 8).

Dalam quantum learning pemanfaatan kemampuan visual, auditorial, dan

kinestetik merupakan gaya belajar dalam diri seorang anak (Bobbi DePorter

dkk, 2004: 112-113). Kemampuan visual dapat dimunculkan dengan

memanfaatkan media pembelajaan yang berupa gambar, poster, penayangan

film, dan sebagainya. Guru dapat memancing kemampuan auditori siswa dengan

Page 52: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

52

cara memperdengarkan cerita, puisi, berita, dari sebuah radio atau tape.

Kemampuan kinestetik siswa dapat diasah dengan cara pembentukan kerja

kelompok atau dengan belajar di luar kelas. Oleh karenanya, pemilihan media

tersebut juga harus disesuaikan dengan tema dan materi yang akan diajarkan.

Selaras dengan pendapat di atas, Andayani (2008: 40) mengungkapkan

bahwa pemilihan media dan sumber pembelajaran berbasis quantum learning

meliputi media pandang berbentuk gambar, media dengar berbentuk rekaman,

dan media audiovisual berbentuk VCD. Penggunaan media gambar tematik

maupun mnemonik dirancang untuk membantu murid mendapatkan inspirasi

sehingga dapat mencapai aspek ekspresi dalam mencipta tulisan atau karangan,

baik puisi maupun cerita. Gambar tematik merupakan gambar bertema,

seringkali berbentuk gambar berseri. Gambar mnemonik merupakan gambar

obyek yang berbentuk tunggal. Selain dengan media gambar untuk

menginspirasi anak dapat pula dilakukan dengan pengamatan obyek secara

langsung.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa quantum learning merupakan model pembelajaran yang menyenangkan

yang dilakukan guru dengan menyelaraskan konteks dan isi pembelajaran dan

sebagai model pembelajaran yang efektif karena melalui model pembelajaran ini

siswa tidak hanya sebagai pendengar tetapi juga aktif dalam proses

pembelajaran.

b. TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan dalam Model Pembelajaran

Quantum Learning

Operasional pembelajaran quantum learning didasarkan pada konsep

TANDUR yang merupakan akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. TANDUR merupakan konsep yang

melandasi model pembelajaran quantum learning.

Dengan konsep TANDUR dapat membawa siswa sehingga menjadi

tertarik dan berminat dalam proses pembelajaran. Selain itu, melalui konsep ini

Page 53: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

53

siswa juga dapat mengalami pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi

pembelajaran nyata bagi mereka sendiri dan akhirnya dapat mencapai

kesuksesan dalam belajar.

Bobbi DePorter dkk (2003: 89) menjelaskan bahwa kerangka perencanaan

pembelajaran quantum dengan prinsip TANDUR adalah sebagai berikut.

(1). Tumbuhkan : Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan

keingintahuan mereka. Buatlah mereka tertarik atau

penasaran tentang materi yang akan diajarkan.

(2). Alami : Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan

―kebutuhan untuk mengetahui‖.

(3). Namai : Berikan ―data‖ tepat saat minat memuncak dengan

mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi

pelajaran.

(4). Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan

pengalaman dengan data atau keterangan baru, sehingga

mereka menghayati dan membuatnya sebagai

pengalaman pribadi.

(5). Ulangi : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan

melalui pertanyaan, post test, atau penugasan maupun

membuat ikhtisar hasil belajar.

(6). Rayakan : Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan!

Perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi positif.

1. Tumbuhkan

Alasan : Konsep tumbuhkan merupakan konsep operasional dari prinsip

―Bawalah dunia mereka ke dunia kita‖. Melalui usaha penyertaan

siswa dalam pikiran dan emosi, mereka dapat menciptakan jalinan

dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.

Penyertaan akan memanfaatkan pengalaman mereka untuk

menstimulus tanggapan ―Oke, materi ini menarik dan bermakna‖,

Page 54: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

54

selanjutnya akan mendapatkan komitmen untuk menjelajah dengan

belajar bersama.

Strategi :Sertakan pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama,

video, dan cerita.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa agar seseorang mengikuti

keinginan kita maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan

menarik perhatian orang lain. Dalam pembelajaran terutama saat apersepsi

untuk menarik minat siswa adalah dengan memfokuskan perhatian siswa.

Tidak harus dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari

materi sebelumnya, namun dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,

misalnya: penyajian gambar atau media yang menarik, penyajian peta

konsep, puisi, cerita menarik atau lucu, dan sebagainya.

Andayani (2008: 74) mengungkapkan bahwa penerapan konsep

tumbuhkan khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra dapat pula

dilakukan dengan berbagai aktivitas, seperti: tepuk tangan, menyanyi, dan

bermain. Ditambahkan juga bahwa aktivitas murid pada saat bernyanyi

bersama-sama sambil bertepuk tangan, dapat digunakan untuk

menumbuhkan minat murid ketika memulai proses kegiatan awal

pembelajaran. Selain itu, kegiatan bermain juga dapat menumbuhkan minat

dan kesenangan siswa terhadap sesuatu. Namun pemilihan jenis pemainan

dan lagu yang akan dinyanyikan juga harus disesuaikan dengan manfaat atau

tema yang akan diajarkan. Garis besar dari tujuan konsep ―tumbuhkan‖

adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah dipahami siswa.

2. Alami

Alasan : Unsur ini memberi pengalaman kepada siswa dan manfaatnya dapat

meningkatkan hasrat alami untuk menjelajah. Pengalaman

membuat seseorang dapat mengajar ―melalui pintu belakang‖

untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka.

Page 55: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

55

Strategi :Gunakan permainan, simulasi, dan sebagainya. Perankan unsur-

unsur pelajaran baru dalam bentuk sandiwara. Beri mereka tugas

individu atau kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan

pengetahuan yang sudah mereka miliki.

Konsep alami merupakan suatu konsep murid mulai memasukkan

proses belajar dalam pembelajaran. Pada konsep ini dapat dilakukan

berbagai aktivitas, misalnya: murid mulai mencari dan menemukan bacaan

yang akan dibicarakan, murid berkelompok membicarakan cerita yang

dibaca, dan murid menyimak secara bersama-sama suatu cerita. Andayani

(2008: 75) mengungkapkan bahwa pada tahap ini pembelajaran akan

terkesan biasa atau tidak mencapai tujuan jika tidak didesain dengan baik.

Sugiyanto (2009: 87) mengungkapkan bahwa pengalaman dapat

menciptakan ikatan emosional sebagaimana yang kita ketahui bahwa

pengalaman akan menciptakan peluang untuk pemberian makna

(penamaan). Dia mengungkapkan bahwa dalam konsep ini saat murid

mempelajari sesuatu dalam kenyataan nyata. Siswa telah memiliki

pemahaman awal yang telah berkaitan dengan konsep materi yang akan

dipelajari. Saat pengalaman terkait, siswa dapat mengumpulkan informasi

yang dapat membantunya untuk memaknai pengalaman tersebut sehingga

informasi yang mulanya abstrak menjadi konkret. Dengan demikian, maka

seorang siswa tidak hanya sekedar mendapatkan informasi tetapi melalui

pengalaman yang telah diperoleh dapat membuat siswa benar-benar

mendapatkan pengetahuan yang berarti.

3. Namai

Alasan : Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan

identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun

di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan

merupakan sarana untuk mengajarkan konsep, keterampilan

berpikir, dan strategi belajar.

Page 56: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

56

Strategi : Gunakan media visual seperti susunan gambar, warna, alat bantu,

kertas tulis, poster di dinding,dan sebagainya.

Bobbi DePorter dkk (2003: 91) mengungkapkan bahwa konsep namai

dapat memuaskan otak siswa yaitu dengan membuat siswa penasaran, penuh

pertanyaan mengenai pengalaman mereka. Konsep ini dimulai dengan

pengalaman siswa dan dari pengalaman dan informasi yang saling terkait

siswa diarahkan untuk dapat menamainya sehingga pengalaman siswa

tersebut akan lebih berarti.

Selaras dengan pendapat di atas, Andayani (2008: 76) juga

mengungkapkan bahwa konsep namai merupakan salah satu prosedur yang

sangat penting. Hal ini dikarenakan pada konsep ini murid berkesempatan

untuk mengaktualisasikan dirinya. Pengenalan murid terhadap konsep ini

dalam keseluruhan proses belajar berada dalam tataran berpikir.

4. Demonstrasi

Alasan : Memberi siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan

pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain yaitu dalam

permasalahan yang lebih riil sekaligus memberikan kesempatan

kepada mereka untuk menunjukkan tingkat pemahaman dan

penguasaan mereka terhadap materi yang telah dipelajari.

Strategi: Gunakan sandiwara, video, permainan, rap, lagu, penjabaran dalam

grafik. Selain itu, Sugiyanto (2009: 98) mengungkapkan bahwa

prinsip ini dapat dilakukan dengan mempraktekkan sandiwara,

membuat puisi, membuat video, menyusun laporan naskah

skenario, menyelesaikan kasus atau persoalan, membuat lagu,

menganalisis data, melakukan gerakan tangan, dan sebagainya.

Setelah mengaitkan pengalaman dan nama, kemudian siswa diminta

untuk menunjukkan atau mempraktekkannya, tahap yang demikian

merupakan konsep demonstrasi. Konsep ini memberikan kesempatan siswa

Page 57: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

57

untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari dengan mempraktikkan

pengetahuan dan pengalaman dalam memori siswa.

Aktivitas dalam konsep demonstrasi berwujud aktivitas gerak.

Aktivitas ini dilakukan melalui praktik atau latihan. Praktik yang dilatihkan

dalam konsep demonstrasi dapat berupa praktik membaca, berbicara, dan

menulis. Praktik membaca misalnya membaca cerita di depan kelas,

membaca puisi, dan membaca dialog. Praktik berbicara dapat berbentuk

diskusi membahas puisi, cerita, dan drama yang didemonstrasikan. Praktik

menulis dapat dilakukan dengan pemberian contoh menciptakan karangan

oleh guru, atau seorang murid. Konsep demonstrasi dapat dilakukan secara

berulang-ulang, Andayani (2008: 77).

5. Ulangi

Alasan : Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa

―aku tahu bahwa aku tahu ini‖! jadi pengulangan hendaknya

dilakukan secara multimodalis dan multikecerdasan, lebih baik lagi

dalam konteks yang berbeda dengan adanya (permainan,

pertunjukkan, drama, dan sebagainya).

Strategi : Membuat isian aku tahu bahwa aku tahu, ini merupakan

kesempatan bagi siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru

mereka kepada orang lain (kelompok lain) menirukan orang-

orang seperti guru atau tokoh idola, pendahuluan, isi,

kesimpulan, bisa juga menggemakan motto hidup tertentu yang

bermakna, dan siswa diminta untuk mengulangnya secara

serentak. Selain itu, untuk menunjukkan penguasaan atau

pemahaman materi dapat juga dilakukan melalui pertanyaan-

pertanyaan post test.

Seperti yang telah dikemukakan bahwa aktivitas gerak dapat

menjadikan murid memiliki keterampilan yang sempurna, khususnya dalam

Page 58: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

58

berbahasa. Syaratnya adalah pendemonstrasian dalam latihan keterampilan

berbahasa yang dilakukan secara berulang-ulang.

Pengulangan-pengulangan tersebut dapat dilakukan secara lisan

maupun tulis yang disertai gerakan fisik. Hal ini lebih bermakna jika dalam

aktivitas disertai balikkan atau tanggapan baik dari siswa maupun guru. Dari

balikkan tersebut diharapkan siswa dapat memperoleh keterampilan

berbahasa atau kemampuan psikomotorik yang lebih baik dibanding

sebelum dilaksanakan pembelajaran.

6. Rayakan

Alasan : Jika layak dipelajari, maka layak dirayakan! Perayaan merupakan

suatu bentuk rasa untuk menghomati ketekunan, usaha, dan

kesuksesan, yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan dan

kegembiraan. Kondisi akhir pembelajaran yang menyenangkan

dapat membuat siswa bergairah untuk belajar lebih lanjut.

Strategi : Pemberian pujian, bernyanyi bersama, pameran, pesta kelas.

Andayani (2008: 77) berpendapat bahwa konsep ―rayakan‖ dalam

penerapan TANDUR melahirkan aspek sikap. Hal ini karena konsep rayakan

tersebut murid diberi respon-respon khusus dari guru maupun murid-murid

lain di kelas secara serentak. Respon tersebut dapat berupa tepuk tangan,

gerakan toss yang diberikan guru kepada murid, dan memberikan seruan

dengan kata-kata serentak disertai gerakan dua tangan diangkat di atas, dan

sebagainya.

Selaras dengan pendapat di atas Sugiyanto (2009: 93) juga

mengemukakan bahwa konsep ―rayakan‖ yang dilakukan dengan pemberian

tepuk tangan, hadiah, pujian, dan sebagainya dapat memperkuat kesuksesan

dan memberi motivasi siswa. Penerapan konsep rayakan juga dapat

memberikan penguatan pada siswa dalam pembelajaran.

Page 59: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

59

Bobbi DePorter dkk (2003: 93) juga mengungkapkan bahwa untuk

memperkuat kesuksesan dan memotivasi maka Anda harus mencobanya

berulang-ulang dan siswa membutuhkan penguatan prinsip yang sama dalam

belajar. Hal ini dikarenakan prinsip ―rayakan‖ merupakan suatu bentuk

pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan

dan ilmu pengetahuan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa respon dalam

model pembelajaran quantum learning melibatkan seluruh peserta

pembelajaran. Seluruh murid terlibat secara fisik, psikis, dan verbal.

Predisposisi untuk tindakan positif yang dapat tumbuh dalam pembelajaran

apresiasi sastra ini adalah sikap yang berbentuk: rasa senang menikmati,

menghayati, menghargai karya sastra, dan sekaligus menyenangi

pembelajaran puisi.

c. Kelebihan Quantum Learning dalam Pembelajaran Menulis Puisi di SD

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa quantum learning

merupakan model pembelajaran yang menekankan penataan dan desain ruang

karena semua itu dinilai dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima,

menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kelebihan

model pembelajaran quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran

umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, sebaiknya tidak hanya

memperhatikan pada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja,

kursi, tempat khusus, tempat belajar yang teratur, atau belajar di luar kelas.

Namun, pemilihan media dan materi pembelajaran yang tepat dan menarik juga

harus dimanfaatkan dan diperhatikan guru sehingga suasana menyenangkan

dalam pembelajaran dapat diciptakan.

Hernowo (2006) mengungkapkan bahwa pembelajaran yang

menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadan gembira bukan

berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura, tetapi kegembiraan yang

dimaksud adalah bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya

makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang

membahagiakan pada diri siswa. Dia menambahkan pembelajaran yang

Page 60: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

60

menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap

diri pembelajar.

Syaiful Sagala (2009: 176) juga menyatakan bahwa menyenangkan dalam

hal belajar pada dasarnya dapat dilihat dari (1) tidak tertekan; (2) bebas

berpendapat; (3) tidak ngantuk; (4) bebas mencari objek; (5) tidak jemu; (6)

berani berpendapat; (7) belajar sambil bermain; (8) banyak ide; (9) santai tapi

seius (serius tapi santai); (10) dapat berkomunikasi dengan orang lain; (11) tidak

merasa canggung; (12) belajar di alam bebas; dan (13) tidak takut.

Hal di atas sesuai dengan hakikat quantum learning yang dimaknai

sebagai orkestrasi dari bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di

sekitar kegiatan pembelajaran. Interaksi-interaksi ini mencangkup berbagai

prinsip yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar yang efektif

serta dapat mempengaruhi kesuksesan siswa dalam belajar. Kelebihan model

pembelajaran quantum learning terletak pada prinsip kerangka model

perencanaan ―TANDUR‖ yang diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi di

sekolah dasar. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi khususnya di sekolah

dasar masih terdapat kendala atau masalah. Oleh karenanya, diperlukan

penerapan model pembelajaran yang sesuai.

Beberapa permasalahan yang ada dalam pembelajaran puisi yakni

kebanyakan siswa menganggap bahwa puisi itu sulit dan minat siswa terhadap

puisi masih kurang sehingga siswa kurang menyenangi dengan pembelajaran

puisi. Selain itu, guru dalam pembelajaran puisi juga masih mengalami kesulitan

terutama untuk menentukan model pembelajaran yang cocok dan tepat. Oleh

karena itu, tidak jarang guru lebih banyak memberikan teori-teori mengenai

puisi dan mengabaikan apresiasi puisi tersebut sehingga unsur kepuasan dan

kenikmatan terhadap karya sastra kurang diperhatikan. Hal ini sebagaimana

yang telah diungkapkan oleh Sapardi Djoko Damono (dalam Herman J. Waluyo

dkk, 2007: 22) yang menyatakan bahwa di sekolah-sekolah pembelajaran

apresiasi sastra (termasuk puisi) sudah benar-benar menjadi pembelajaran ilmu

Page 61: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

61

bukan lagi pembelajaran seni karena saat pembelajaran sastra lebih banyak

diberikan secara teoritis dan penilaiannya pun seringkali hanya didasarkan pada

kemampuan kognitif siswa.

Rumidjan (1999) mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran

kegiatan belajar-mengajar puisi hendaknya diarahkan pada peningkatan

kemampuan penalaran, kehalusan perasaan, imajinasi, serta kepekaan terhadap

masyarakat dan lingkungan sosio-budaya bangsa Indonesia. Oleh karenanya,

teknik pembelajaran apresiasi puisi yang dapat dilakukan adalah mendengarkan,

membaca dalam hati, membaca nyaring dengan melibatkan emosi, menganalisis

unsur-unsur puisi, atau pun menulis puisi. Teknik pelibatan emosi dan analisis

unsur-unsur puisi dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan kehalusan

perasaan siswa. Dalam pembelajaran apresiasi puisi siswa tidak hanya

ditekankan untuk menguasai sastra (puisi) secara teoretis tetapi juga untuk

menyenangi puisi yang diajarkan karena dengan begitu pembelajaran apresiasi

puisi akan mudah dipahami siswa jika siswa belajar dengan suasana yang

menyenangkan sehingga kepuasan dan kekaguman yang menjadi hakikat

pembelajaran sastra dapat dirasakan siswa.

Agar siswa di sekolah dasar dapat mencapai kepuasan dan kekaguman

dalam pembelajaran puisi, salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah dengan

memadukan pembelajaran puisi dengan lagu-lagu yang sesuai dengan kejiwaan

anak. Andayani mengemukakan (2008: 21) nyanyian atau lagu anak-anak sangat

bermanfaat dalam menumbuhkan minat murid. Nyanyian dapat dipilih baik lagu

anak-anak Indonesia, daerah, maupun asing yang sesuai dengan tema

pembelajaran. Hal tersebut karena pada dasarnya setiap anak suka menyanyi dan

lirik lagu pada hakikatnya juga merupakan sebuah puisi yang dinyanyikan.

Sejak kecil anak dinyanyikan oleh ibu-bapaknya. Berbagai bentuk

nyanyian itu secara langsung maupun tidak langsung anak dibiasakan dan

sekaligus disadarkan bahwa bahasa dapat diungkapkan dengan cara-cara yang

istimewa sehingga menghasilkan sesuatu yang indah dan menyenangkan.

Page 62: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

62

Kesadaran ini dapat dipandang sebagai embrio, dan sekaligus memupuk bakat

keindahan untuk menyenangi cara-cara pengungkapan kebahasaan yang indah,

(Burhan Nurgiyantoro, 2005: 316-317). Lebih lanjut, dikemukakan bahwa

dalam puisi anak intensitas dalam hal pendayaan unsur rima dan irama masih

dominan. Keindahan bunyi puisi akan memberikan kesenangan, kepuasan, dan

kebahagiaan tersendiri bagi anak. Anak akan tertawa senang, bertepuk tangan,

atau bahkan berlenggak-lenggok mendengar nyanyian lagu-lagu puisi. Hal ini

dikarenakan larik-larik lagu merupakan puisi yang dinyanyikan.

A good poem. To begin with, it sings; poetry withers and dries out when it

leaves song, or at least imagined music too far behind it. The ballads in a

preceding chapter, it must be remembered, are song and other poetry too is

sung, especially by children. Nothing very important is being said, but for

generations children have enjoyed the poem is song of these lines, and have

recalled them with pleasure it, (Ezra Pound, 2005: 361).

Sebagaimana yang diungkapkan (Ezra Pound, 2005: 361) bahwa puisi

yang baik berawal dari sebuah lagu, dan puisi merupakan suatu karya yang tidak

bisa dilepaskan dari nyanyian ataupun berawal dari imajinasi sebuah musik.

Harus diingat bahwa bagian-bagian dari sebuah balada adalah musik dan puisi

merupakan lagu khususnya bagi anak. Hal yang sangat penting untuk seorang

anak menikmati puisi yang berbentuk lagu dan perulangan sehingga timbul

kesenangan pada diri anak terhadap puisi tersebut.

Itulah salah satu fungsi puisi bagi anak: memberikan kesenangan dan

kepuasan batin. Dengan tumbuhnya kesenangan dan kepuasan batin pada diri

anak melalui pembelajaran puisi, maka pada akhirnya hakikat tujuan pengajaran

sastra seperti yang dikemukakan Rahmanto (1988: 16-35) yaitu membantu

keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan

cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak dapat tercapai. Inilah

kelebihan yang terdapat pada model pembelajaran quantum learning dalam

meningkatkan pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar.

4. Penilaian dalam Menulis Puisi

Page 63: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

63

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui keberhasilan (proses dan

hasil) dari suatu pogram kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria (Sarwiji

Suwandi, 2008: 15). Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang berkaitan

dengan objek penelitian yang dilakukan.

Untuk mengkur keberhasilan tujuan pembelajaran dapat dilihat dari nilai

(baik proses maupun hasil) yang dicapai oleh siswa. Oleh karenanya, diperlukan

penilaian yang sesuai yang dapat mengukur hal tersebut. Format penilaian yang

biasa digunakan dalam pengajaran sastra ada beberapa, di antaranya adalah teknik

penilaian unjuk kerja. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik adalah dengan

menggunakan instrumen skala penilaian (rating scale). Skala penilaian adalah

penilaian yang disusun dengan mencari indikator-indikator yang mencerminkan

keterampilan yang akan diukur. Dalam skala penilaian setelah diperoleh indikator-

indikator keterampilan selanjutnya ditentukan skala poenilaiannya untuk setip

indikator, (Abdul Majid, 2006 :277).

Selaras dengan pendapat di atas Sarwiji Suwandi (2009: 74)

mengemukakan bahwa rating scale merupakan penilaian unjuk kerja yang

memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi

tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori lebih

dari dua. Skala penilaian tersebut terentang dari tidak sempurna sampai sangat

sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten; 2 = cukup kompeten; 3 = kompeten;

dan 4 = sangat kompeten.

Berhubungan dengan hal tersebut maka pembobotan penilaian tidaklah

bersifat mutlak. Tiap guru dapat memilih atau membuat model yang dianggapnya

paling sesuai (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 208). Dengan demikian, dalam

menentukan bobot penilaian guru hendaknya memperhatikan kriteria penilaian

yang digunakan serta tujuan yang hendak dicapai sehingga penilaian tersebut

benar-benar dapat mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran baik proses

maupun hasil.

Page 64: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

64

a. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki

seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang

diinginkan.

Nana Sujana (2008: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh

siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan

kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar.

Ini berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar

yang dialaminya. Lebih lanjut Sarwiji Suwandi (2009: 80-81) mengungkapkan

bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses

pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran

(motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap

guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran

(perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.)

Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang

digunakan dalam pembelajaran puisi adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran

(Diadaptasi dari Sarwiji, 2009 : 130)

No. Nama

Siswa

Keaktifan

siswa

selama

apersepsi

Keaktifan dan

perhatian siswa

pada saat guru

menyampaikan

materi

Minat dan

motivasi siswa

saat mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

Page 65: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

65

a. Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b. Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (15)

c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

(2) Nilai = 30 – 49 kurang (5). Nilai = 90 – 100 sangat baik

(3) Nilai = 50 – 69 cukup

1). Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(menyanyikan lagu dengan semangat dan merespon setiap

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi dengan baik).

Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (ikut menyanyikan lagu dan

cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi)

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak merespon stimulus yang diberikan guru)

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak serius dan sama sekali tidak mau merespon

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

menyanyi dan merespon pertanyaan atau stimulus saat

apersepsi).

2). Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran

Page 66: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

66

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, menamai,

serta memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan

mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta menamai memberikan

tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, menamai serta memberikan tanggapan.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbicara atau membuat gaduh).

3). Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

serius).

Page 67: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

67

Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

b. Penilaian Hasil Pembelajaran

Nana Sujana (2008: 3) mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai

adalah hasil belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Burhan Nurgiyantoro (2001: 331) menyatakan bahwa tes kesastraan

(termasuk puisi) mencangkup tes kognitif, tef afektif, dan tes psikomotorik.

Tes kognitif berhubungan dengan kemampuan proses berpikir. Ranah afektif

berhubungan dengan sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini

seseorang. Tes psikomotorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

aktivitas otot, fisik atau gerakan anggota badan. Lebih lanjut dikemukakan

bahwa tes-tes yang disusun guru tersebut hendaklah disesuaikan dengan tujuan

pengajaran kebahasaaan dan kesastraan yang hendak dicapai.

Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa tes atau penilaian yang

digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran maka penilaian

hasil dalam pembelajaran puisi di Kelas V-C ini didasarkan pada hasil

pekerjaan siswa dalam bentuk menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai.

Hal tersebut disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah

ditetapkan sekolah di semester II dengan materi puisi. Pada materi ini KKM

yang ditentukan adalah 65, ini berarti bahwa siswa dinyatakan tuntas dalam

pembelajaran jika mendapatkan nilai 65.

Page 68: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

68

Puisi anak terbentuk dari dua aspek yang saling berkitan, yaitu sesuatu

yang diekpsresikan dan sarana pengekspresian. Yang pertama lazim disebut

sebagai unsur isi, sedang yang kedua bentuk. Unsur isi antara lain

mencangkup aspek gagasan, ide, emosi atau lazim disebut tema, sedangkan

unsur bentuk misalnya berbagai aspek kebahasaan (meliputi pilihan kata,

irama, dan bahasa kiasan) dan tipografi, (Burhan Nurgiyantoro, 2005 : 321).

Berdasarkan pendapat tersebut maka aspek penilaian menulis puisi yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi pengungkapan ide, diksi, rima, dan

bahasa kiasan.

Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi format dan bobot penilaian

hasil pembelajaran menulis puisi sebagai berikut.

Tabel 2. Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai

Pengungkapan

gagasan/ide

Diksi Rima Bahasa

Kiasan

(Diadopsi dari Sarwiji Suwandi, 2009 : 129)

Tabel 3. Pedoman Penskoran

No Aspek yang dinilai Skor

1. Pengungkapan gagasan/ide

Pengungkapan gagasan baik dan dapat dipahami

Pengungkapan gagasan cukup baik dan cukup dapat

dipahami

Skor 1 - 4

4

3

Page 69: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

69

Pengungkapan gagasan kurang baik dan kurang dapat

dipahami

Belum dapat mengungkapkan gagasan secara jelas

(pengungkapan gagasan sama sekali tidak baik)

2

1

2. Diksi

Kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan dapat

mengekspresikan perasaan dengan baik

Kata-kata yang digunakan padat, singkat dan cukup dapat

mengekspresikan perasaan

Kata-kata yang digunakan kurang mampu

mengekspresikan perasaan

Kata-kata yang digunakan sama sekali tidak dapat

mengekspresikan perasaan

Skor 1 – 4

4

3

2

1

3. Rima

Banyak terdapat perulangan bunyi sehingga mampu

menimbulkan efek keindahan dengan sangat baik

Terdapat beberapa perulangan bunyi sehingga efek

keindahan sudah cukup terasa

Sedikit sekali perulangan bunyi yang digunakan sehingga

efek keindahan kurang terasa

Tidak terdapat perulangan bunyi sehingga sama sekali

tidak menimbulkan efek keindahan

Skor 1 – 4

4

3

2

Page 70: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

70

1

4. Bahasa Kiasan

Bahasa kiasan yang digunakan sudah sesuai sehingga efek

keindahan yang ditimbulkan terasa dengan baik

Bahasa kiasan yang digunakan cukup sesuai sehingga

efek keindahan yang ditimbulkan sudah cukup terasa

Bahasa kiasan yang digunakan kurang sesuai sehingga

efek keindahan yang ditimbulkan kurang terasa

Sama sekali tidak menggunakan bahasa kiasan sehingga

efek keindahan di dalamnya sama sekali tidak terasa.

Skor 1 – 4

4

3

2

1

Skor maksimal 1, 2, 3, 4 16

(Diadopsi dari Sarwiji Suwandi, 2009: 130-131)

Nilai siswa = skor maksimum siswa X 100

16

B. Penelitian yang Relevan

Sukisno (2008) dalam penelitiannya, yang berjudul ―Penerapan Quantum

Learning dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas V

SDN Sirap Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang‖ menyimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menerapkan quantum learning dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis narasi dibandingkan dengan pembelajaran

secara konvensional. Hal ini dikarenakan, model pembelajaran quantum learning

tidak hanya dilakukan dengan suasana yang menyenangkan tetapi juga memuat

langkah-langkah atau tahapan dalam menulis sehingga dapat memudahkan siswa.

Page 71: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

71

Teti Rostikawati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul ―Mind

Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi

Belajar dan Kreativitas Siswa‖, menyimpulkan bahwa metode pembelajaran

adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses belajar, pembelajaran

memiliki dua unsur penting yakni guru dan siswa. Bagi siswa metode

pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan

potensi pribadi. Guru memiliki peranan penting dalam menerapkan metode

pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Quantum

learning sebagai salah satu metode belajar yang dapat memadukan berbagai

sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat

menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat

mempengaruhi proses belajar siswa. Metode pembelajaran quantum learning

melalui teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat besar

untuk meningkatkan potensi akademik (prestasi belajar) siswa.

Herman Waluyo, Budhi Setiawan, dan Handoko (2007) dalam penelitian

yang berjudul “Pengembangan Model Keterpaduan Pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia dengan Quantum Learning (Berbahasa dan Bersastra dalam

suasana Orkestra di SMP Daerah Surakarta)‖ menyimpulkan bahwa berdasarkan

hasil uji coba empirik penggunaan quantum learning dalam pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia di SMP Daerah Surakarta dapat menciptakan keaktifan dan

partisipasi siswa yang tinggi dan signifikan pula. Selain itu, model pembelajaran

ini juga dapat memotivasi siswa khususnya dalam belajar sastra dengan rasa

senang, tidak membosankan, dan mempunyai kesempatan untuk menggunakan

bahasa Indonesia secara nyata dengan mengakrabi karya sastra. Berdasarkan uji

statistik lebih dari itu penggunaan model ini juga diterima oleh stakeholder di kota

Surakarta.

Alasan peneliti memilih ketiga penelitian tersebut sebagai penelitian yang

relevan karena ketiga penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang

peneliti lakukan. Keterkaitan tersebut terdapat pada model pembelajaran dan

keterampilan berbahasa yang ditingkatkan melalui model pembelajaran tersebut.

Page 72: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

72

Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukisno dan Teti Rostikawati

terdapat pada model pembelajaran yang digunakan, yakni model pembelajaran

quantum learning pada penelitian Sukisno yang digunakan untuk meningkatkan

keterampilan menulis narasi dan hasilnya meningkat. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Teti Rostikawati model pembelajaran quantum learning juga

terbukti dapat meningkatkan prestasi (hasil) belajar dan kreativitas siswa.

Herman Waluyo, Budhi Setiawan, dan Handoko mengembangkan model

pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

di SMP dan hasilnya pun model ini dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi

siswa saat mengikuti pembelajaran bahasa dan sastra (yang mana puisi juga

termasuk bagian dari sastra). Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti

menerapkan model pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran menulis

puisi.

C. Kerangka Berpikir

Belajar dan mengajar merupakan kegiatan utama dalam pendidikan.

Belajar merupakan suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan dan

menanamkan nilai moral pada anak didik yang berfungsi sebagai bekal hidup.

Untuk mencapai keberhasilan dalam belajar ada banyak faktor yang berpengaruh

di dalamnya. Di antaranya, adalah cara mengajar guru dan ketertarikan siswa

terhadap materi yang dipelajari. Selain itu, penggunaan media dan cara atau model

mengajar guru juga akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Sebagian besar siswa dan guru menyatakan bahwa apresiasi puisi

merupakan materi yang cukup sulit dipahami siswa. Cara mengajar guru dalam

pelajaran puisi menurut siswa kurang menarik dan membosankan sehingga

membuat siswa kurang antusias saat mengikuti pelajaran. Di sisi lain, guru pada

saat kegiatan pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran yang tepat

yang ditunjukkan dengan pada saat pembelajaran lebih banyak menggunakan

metode ceramah sehingga siswa cenderung pasif dan media pembelajaran juga

belum dimanfaatkan guru. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses

Page 73: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

73

pembelajaran. Selain itu, lingkungan pembelajaran kurang mendukung karena

guru belum mendesainnya sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan.

Akibatnya, kualitas pembelajaran menulis puisi di kelas V-C kurang memuaskan.

Oleh karena itu, peneliti berusaha mencari solusi yang dapat digunakan

dalam mengajarkan apresiasi puisi di sekolah agar siswa lebih menyenangi puisi

dan dapat meminimalisir kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran puisi.

Hal tersebut dilakukan peneliti melalui bekerja sama dengan guru kelas untuk

mencari model pembelajaran yang tepat digunakan dalam mengajarkan materi

puisi di kelas tersebut.

Model yang dipilih adalah model pembelajaran quantum learning. Model

pembelajaran ini dipilih dengan pertimbangan bahwa dalam pembelajaran puisi,

minat siswa terhadap puisi responnya pasti berbeda. Maksudnya, ada siswa yang

yang suka dan ada pula yang tidak. Tetapi dengan penerapan model pembelajaran

quantum learning yang di dalamnya terdapat kerangka perencanaan ―TANDUR‖

membuat pembelajaran lebih mudah dan menyenangkan sehingga dirasa

keseluruhan siswa akan merasa senang karena model ini berbeda dengan model

pembelajaran yang biasanya digunakan guru. Kedua hal ini bila digabungkan,

maka akan menjadi sebuah solusi yang cukup menarik. Selain itu, dengan

menerapkan model pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran apresiasi

puisi, siswa akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajar, khususnya belajar

menulis puisi. Dengan demikian, melalui penerapan model pembelajaran quantum

learning dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

menulis puisi.

Page 74: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

74

Adapun gambar alur kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai

berikut.

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Guru menggajar dengan

ceramah, belum memanfaatkan

media untuk menginspirasi

siswa dalam menulis puisi dan

pembelajaran masih monoton.

Kondisi awal pembelajaran menulis puisi sebelum tindakan

Siswa kurang antusias serta

aktif saat mengikuti

pembelajaran, mengalami

kesulitan dalam menulis

puisi dan terlihat bosan.

Lingkungan pembelajaran

kurang mendukung dan

kurang kondusif pada saat

pembelajaran puisi.

Penerapan model pembelajaran quantum learning dalam

pembelajaran menulis puisi

Guru lebih mengoptimalkan

kegiatan pembelajaran dengan

memanfaatkan penggunaan

media dan kegiatan

pembelajaran lebih variatif.

Siswa lebih bersemangat,

antusias, aktif, menikmati

kegiatan pembelajaran dan

dapat menulis puisi sesuai

tugas yang diberikan guru.

Lingkungan pembelajaran

didesain dan diatur sehingga

lebih kondusif dan

mendukung kegiatan

pembelajaran puisi.

Peningkatan kemampun siswa dalam menulis puisi

Page 75: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

75

D. Hipotesis Tindakan

Penerapan model pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran

menulis puisi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis

puisi sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi. Dengan

demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan model pembelajaran

quantum learning dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis

puisi pada siswa kelas V-C di Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten.

Page 76: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

76

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten, yang beralamat

di Jalan Raya Solo – Tawangmangu km 9 Kode Pos 57771. SD Negeri 3 Jaten

merupakan sekolah dasar negeri di Kecamatan Jaten. SD Negeri 3 Jaten saat ini

dipimpin oleh Hj. Endang Widowati, S.Pd. yang bertindak sebagai kepala sekolah

dan membawahi 30 tenaga pengajar. Sekolah ini dipandang sebagai sekolah yang

memiliki prestasi yang baik di masyarakat.

Alasan pemilihan sekolah dan kelas V-C sebagai tempat penelitian adalah

karena pertama, berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru

kelas yang sekaligus sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia ditemukan adanya kendala dalam pembelajaran menulis puisi di kelas

tersebut. Kedua, sekolah ini sebelumnya belum pernah digunakan sebagai objek

penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yakni pada bulan November 2009

sampai dengan April 2010. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 77: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

77

Tabel 4. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan Bulan

Nov.

2009

Des.

2009

Jan.

2009

Feb.

2010

Maret.

2010

April.

2010

1. Persiapan survei

awal sampai

penyusunan

proposal

xx--

2. Seleksi informan,

penyimpanan

instrumen dan alat

--xx xx--

3. Pengumpulan data,

perencanaan

pembelajaran, dan

analisis data

xxxx xxx-

4. Penyusunan

laporan

---x xxxx xxx-

B. Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan informasi subjek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Ngadino, S. Pd. selaku guru kelas yang juga sebagai pengampu mata

pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten

yang berjumlah 42 orang (23 siswa putra dan 19 siswa putri). Pengambilan

Page 78: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

78

informasi dari siswa dilakukan dengan cara membagikan angket, wawancara, dan

tugas yang dikerjakan siswa untuk kemudian dianalisis sebagai sumber data.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), yaitu penelitian yang merupakan hasil kolaborasi antara peneliti dan

guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Suharsimi Arikunto,

dkk (2006: 58) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelas. Selain itu, Sarwiji Suwandi (2009: 10)

mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

bersifat reflektif, yakni kegiatan penelitian yang berangkat dari permasalahan riil

yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan

alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan

nyata yang terencana dan terukur. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ardiana

dan Kisyani Laksono (dalam Sukarno, 2009: 2) yang mengungkapkan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang ditujukan untuk menemukan

pemecahan masalah pembelajaran yang aktual.

Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi

Arikunto, dkk (2006 : 62) antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang

dilakukan dalam situasi yang dialami dan ditujukan untuk menyelesaikan

masalah; (2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan; (3) sumber

permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran; (4)

permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting; (5)

adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti; (6) ada tujuan penting dalam

pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan

kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.

Prinsip-prinsip pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Holkin

(dalam Sukarno, 2009:10-12), meliputi enam hal, yakni: (1) adanya upaya dari

Page 79: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

79

guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; (2) dilakukannya tahap-tahap

yang meliputi persiapan, pelaksanaan observasi, dan evaluasi; (3) penelitian

dilakukan sesuai dengan alur dan kaidah ilmiah; (4) masalah yang ditangani

adalah masalah yang riil dalam pembelajaran; (5) penelitian bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran; (6) pembelajaran untuk memecahkan

permasalahan tidak hanya dilakukan di dalam tetapi dapat juga di luar kelas.

Peneliti berupaya mengamati dan mendeskripsikan permasalahan-

permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis puisi. Kemudian,

peneliti berusaha memberikan alternatif usaha guna mengatasi permasalahan

tersebut. Alternatif usaha tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi ke

arah perbaikan pembelajaran puisi di kelas.

Proses dasar penelitian tindakan kelas didasarkan atas menyusun rencana

tindakan bersama, bertindak dan mengamati secara individual dan bersama-sama

pula, kemudian mengadakan refleksi atas berbagai kegiatan yang telah dilakukan.

Dalam penelitian ini peneliti bersama-sama guru kelas yang juga sebagai guru

pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai pemegang otoritas pengajaran

di dalam kelas menyusun rencana tindakan bersama. Kemudian peneliti bersama

guru melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah disepakati.

Kegiatan pelaksanaan tersebut diikuti pula dengan kegiatan pemantauan mengenai

segala peristiwa yang terjadi di dalam kelas. Apabila hasilnya dirasa kurang

maksimal (belum sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah direncanakan),

maka peneliti menentukan kembali perencanaan tindakan selanjutnya untuk siklus

berikutnya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang

bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan realita yang ada. Peneliti

mencoba memberikan gambaran dan menjelaskan segala peristiwa dalam

pelaksanaan tindakan serta hasil penelitian dalam bentuk data tertulis.

Page 80: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

80

D. Sumber Data Penelitian

Ada tiga sumber data yang dijadikan sebagai sasaran pengumpulan data

serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut, meliputi:

1. Tempat dan peristiwa

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar menulis

puisi yang berlangsung di dalam kelas yang dialami oleh siswa kelas V-C

Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten dengan model pembelajaran quantum learning.

2. Informan

Infoman dalam penelitian ini adalah Ngadino, S.Pd. selaku guru kelas

yang sekaligus sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia dan siswa kelas V-C Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten yang berjumlah

42 orang.

3. Dokumen

Dokumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini yakni, berupa

teks puisi, foto-foto peristiwa yang berupa foto kegiatan pembelajaran menulis

puisi, buku Bahasa dan Sastra Indonesia untuk sekolah dasar kelas V, lembar

pekerjaan siswa, daftar nilai, hasil tes siswa, hasil wawancara, angket yang

telah diisi siswa, rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru dan

peneliti, serta silabus yang telah ditentukan sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat mengumpulkan

data sehubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu:

1. Observasi

Page 81: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

81

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

langsung yakni mengenai pembelajaran menulis puisi yang terjadi di dalam

kelas V-C Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten. Melalui observasi ini dapat

memudahkan peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam, sebab

peneliti dapat mengetahui proses pembelajaran atau segala peristiwa yang

terjadi di dalam kelas.

Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan cara peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang

dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di tempat duduk paling

belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala

sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Teknik Wawancara

Teknik ini digunakan untuk memeroleh data dari informan (guru dan

siswa) mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis puisi di dalam kelas.

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (in depth

interview), teknik ini digunakan untuk mencari informasi mengenai faktor-

faktor yang menyebabkan pembelajaran menulis puisi di kelas V-C Sekolah

Dasar Negeri 3 Jaten belum berhasil secara maksimal. Wawancara dilakukan

pada guru dan siswa (6 siswa sebagai sampel) untuk memperoleh informasi

yang berhubungan dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan,

serta respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

3. Tes atau Pemberian Tugas

Teknik tes ini digunakan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa

setelah dilakukan pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran

quantum learning. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam

pengambilan data dengan menggunakan tes adalah dengan menyiapkan

perangkat bahan tes, menilainya serta mengolah data dari hasil kegiatan

pembelajaran. Dalam penelitian ini guru melaksanakan dua kali tes, yakni pre-

tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis

Page 82: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

82

puisi, serta post-tes untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti

pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran

quantum learning.

4. Analisis Dokumen

Teknik analisis dokumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menganalisis dokumen-dokumen yang ada, yakni berbagai catatan

lapangan dan rekaman (foto-foto) pembelajaran menulis puisi, silabus, RPP,

hasil pekerjaan siswa, daftar nilai, dan hasil wawancara dengan informan.

5. Angket

Teknik pengumpulan data yang berupa angket dilakukan dengan cara

meminta informan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan

data dari informan yang jumlahnya banyak dan tidak memungkinkan untuk

diwawancarai satu per satu. Angket dalam penelitian ini diberikan dan diisi

siswa kelas V-C yang berjumlah 42 orang.

F. Uji Validitas Data

Teknik-teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah

sebagai berikut.

1. Triangulasi metode, teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang

telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari angket

maupun wawancara. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil observasi

dengan data yang berasal dari siswa yang diperoleh melalui observasi, angket,

dan wawancara terstruktur. Data yang berasal dari guru diperoleh melalui

wawancara mendalam yakni mengenai segala hal yang terjadi dan

berhubungan dengan kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas tersebut.

Page 83: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

83

2. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji satu data yang

diperoleh dari sumber data yang berbeda. Misalnya, untuk menentukan

keabsahan antusias siswa selama mengikuti pembelajaran, peneliti melakukan

trianggulasi sumber data dari siswa selaku informan dengan sumber data

dokumen yang berupa foto pembelajaran dan catatan lapangan. (Dalam hal ini

siswa dikatakan antusias jika dalam kegiatan pembelajaran siswa terlihat

bersemangat atau aktif baik saat mengerjakan tugas maupun memperhatikan

penjelasan guru serta merespon stimulus yang diberikan guru, yang

ditunjukkan melalui foto-foto pembelajaran atau pun catatan lapangan).

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kritis. Teknik ini mencangkup kegiatan untuk mengungkapkan kelebihan

dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar yang terjadi

di dalam kelas selama penelitian berlangsung dengan membandingkan nilai tes

antarsiklus maupun dengan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil

analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana

tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan

bersama-sama antara guru dan peneliti sebab penelitian tindakan kelas merupakan

kerja sama (kolaboratif) antara peneliti dan guru. Analisis kritis dalam

pembelajaran puisi mencakup kemampuan siswa menulis puisi serta kualitas

proses pembelajaran yang diukur melalui keaktivan siswa pada saat apersepsi,

keaktivan siswa pada saat mengikuti pelajaran, minat dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis puisi pada setiap siklusnya.

H. Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

kualitas proses dan hasil belajar dalam pembelajaran menulis puisi. Enco

Page 84: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

84

Mulyasa (2006 : 101-102) berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat

dari segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat

secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran. Selain itu,

siswa juga menunjukkan kegairahan dan semangat yang tinggi terhadap

pembelajaran. Dilihat dari segi hasil pembelajaran dikatakan berhasil jika

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) siswa mengalami

perubahan positif dan output yang bermutu tinggi serta mendapat ketuntasan

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi keaktifan siswa

selama apersepsi, keaktifan dan perhatian selama pelajaran, serta minat dan

motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran, sedangkan kualitas hasilnya adalah

kemampuan siswa dalam menulis puisi. Siswa dikatakan berhasil (tuntas) dalam

menulis puisi jika mendapatkan nilai 65 dan siswa yang mendapatkan nilai di

bawah 65 dinyatakan belum tuntas (KKM yang ditetapkan adalah 65).

Berdasarkan hal tersebut maka indikator dalam penelitian ini dirumuskan seperti

pada tabel berikut.

Tabel 5. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa

Aspek

Yang Diukur

Persentase Pencapaian pada

Siklus Akhir

Cara mengukur

Keaktifan siswa

selama apersepsi

75%

Diamati saat guru memberikan

apersepsi kepada siswa

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

yang menampakkan keaktifan

yang ditandai dengan

kemauan merespon stimulus

yang diberikan guru saat

Page 85: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

85

apersepsi.

Keaktifan dan

perhatian siswa saat

mengikuti pelajaran

75%

Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

yang menunjukkan keaktifan

bertanya, menjawab, serta

menanggapi, mengerjakan

tugas dan memperhatikan

materi yang disampaikan

guru (tidak berbicara dengan

teman serta tidak sibuk

beraktivitas sendiri).

Minat dan motivasi

siswa saat

mengikuti kegiatan

pembelajaran

Kemampuan

siswa dalam

menulis puisi

(KKM nilai

65)

75%

75%

Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

memperlihatkan

kesungguhan, antusias, dan

bersemangat.

Dihitung dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai 65

dalam menulis puisi. Siswa

yang mendapat nilai 65

dinyatakan telah mencapai

ketuntasan belajar.

I. Prosedur Penelitian

Page 86: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

86

Prosedur penelitian adalah rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga

akhir. Prosedur dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi: persiapan,

studi/survei awal, pelaksanaan siklus, dan penyusunan laporan.

Pelaksanaan siklus meliputi kegiatan sebagai berikut: (1) perencanaan

tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis

dan refleksi.

Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai tahapan penelitian yang

dilaksanakan.

Siklus I

Siklus II

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan

Data

Refleksi I

Perencanaan

Tindakan II

Permasalahan

Baru hasil

Refleksi Pelaksanaan

Tindakan II

Pengamatan/

Pengumpulan Data

Refleksi II

Apabila Permasalahan

Belum Terselesaikan Dilanjutkan ke Siklus

Berikutnya

Page 87: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

87

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006: 74)

Keterangan:

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah peneliti dan guru

kemudian berdiskusi untuk menemukan alternatif. Alternatif yang disepakati

antara peneliti dan guru adalah penerapan model pembelajaran quantum

learning dalam pembelajaran menulis puisi. Pada tahap ini peneliti

menyajikan data yang telah dikumpulkan kemudian bersama guru menentukan

solusi yang tepat berdasarkan masalah yang dihadapi. Tahap perencanaan

tindakan meliputi:

a. Membuat skenario pembelajaran.

b. Mempersiapkan sarana pembelajaran.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian.

d. Mengajukan solusi alternatif berupa penerapan model pembelajaran

quantum learning dalam pembelajaran menulis puisi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi dengan

menerapkan model pembelajaran quantum learning. Dalam setiap tindakan

yang dilakukan selalu diikuti dengan kegiatan pengamatan dan evaluasi serta

analisis dan refleksi. Pada tahapan ini, peneliti mengadakan pengamatan

apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.

Selain itu, pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang nantinya

diolah untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Page 88: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

88

3. Observasi

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan

aktivitas penerapan model pembelajaran quantum learning dalam

pembelajaran menulis puisi. Dalam kegiatan ini, peneliti berperan sebagai

partisipan pasif. Maksudnya, peneliti berada dalam lokasi penelitian namun

tidak berperan aktif. Peneliti hanya mengamati dan mencatat segala aktivitas

yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran menulis puisi.

Setelah itu, peneliti mengolah data untuk mengetahui ada atau tidak

peningkatan kualitas hasil dan proses pembelajaran menulis puisi dengan

penerapan model pembelajaran quantum learning tersebut, juga untuk

mengetahui kelemahan yang mungkin muncul.

4. Analisis dan Refleksi

Tindakan ini dilakukan dengan menganalisis atau mengolah data hasil

observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian mana yang sudah mencapai tujuan penelitian. Dalam

melakukan refleksi, peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator.

Selain itu, peneliti dengan guru juga mengadakan diskusi untuk menentukan

langkah-langkah perbaikan (solusi pemecahan masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan yang telah dilakukan). Setelah itu ditarik kesimpulan terhadap

penelitian yang telah dilakukan berhasil atau tidak sehingga berdasarkan

kesimpulan tersebut peneliti dan guru dapat menetukan langkah selanjutnya.

Page 89: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah

yang telah dipaparkan dalam Bab I akan disajikan pada Bab IV. Namun

sebelumnya, akan diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal (pratindakan)

pembelajaran puisi siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten. Dengan demikian, pada

bab ini akan dikemukakan mengenai: (1) kondisi awal proses pembelajaran

menulis puisi siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten; (2) pelaksanaan tindakan dan

hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dalam

penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4

tahap. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.

A. Deskripsi Kondisi Awal

Survai pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang

terjadi di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Dalam survai ini

peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1) mengamati proses pembelajaran

menulis puisi di kelas V-C (observasi); (2)membagikan angket untuk diisi siswa;

dan (3) wawancara dengan guru dan siswa. Wawancara dengan guru dilaksanakan

pada hari Sabtu, 7 November 2009. Melalui hasil wawancara yang dilakukan

Page 90: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

90

peneliti dengan guru tersebut diketahui bahwa hasil pembelajaran menulis puisi

pada siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten kurang memuaskan. Menurut guru, hasil

pembelajaran puisi kurang memuaskan karena kurangnya minat siswa terhadap

pembelajaran menulis puisi dan guru belum menemukan cara mengajar yang tepat

untuk digunakan dalam materi pembelajaran sastra, termasuk puisi (catatan

lapangan pada lampiran 5).

Kurangnya minat siswa terhadap puisi juga diperkuat oleh hasil

wawancara dengan beberapa (6 siswa) mengenai minat mereka terhadap

pembelajaran puisi. Dari enam siswa yang diwawancarai, hanya dua siswa yang

menyatakan suka (sepenuhnya) dengan pembelajaran puisi. Selain itu, pada

umumnya mereka mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran puisi masih

terdapat kesulitan. Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan terutama

dalam menulis puisi. Pada umumnya mereka menyatakan masih ‖bingung atau

susah‖ baik dalam mengungkapkan gagasan atau menuangkan idenya maupun

pemilihan kata dalam bentuk puisi.

Peneliti setelah melaksanakan wawancara dengan guru melakukan

observasi pratindakan. Observasi ini dilakukan peneliti dengan melihat

pembelajaran puisi di kelas V-C pada hari Jumat, 13 November 2009 pukul 07.25

– 08.45 WIB. Pada saat observasi awal, guru melaksanakan proses belajar

mengajar seperti biasa dan peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran serta

aktivitas siswa di dalam kelas. Segala kejadian yang terjadi pada saat survai awal

peneliti amati dalam lembar observasi. Peneliti dalam penelitian ini bertindak

sebagai partisipan pasif dengan mengambil posisi di tempat duduk paling

belakang. Hal ini dilakukan agar keberadaan peneliti tidak mengganggu jalannya

proses pembelajaran. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti

menunjukkan keadaan saat pembelajaran menulis puisi di kelas V-C sebagai

berikut.

1. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran puisi

Page 91: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

91

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei awal

terlihat bahwa pada saat kegiatan pembelajaran siswa cenderung masih pasif.

Hanya sebagian siswa yang tampak memperhatikan penjelasan yang

disampaikan guru sedangkan sebagian lagi kurang fokus dalam pembelajaran,

seperti menopang dagu, berbicara dengan teman sebangku, serta sibuk

beraktivitas sendiri (catatan lapangan pada lampiran 5).

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pada saat survai awal

kurangnya antusias siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dikarenakan

pembelajaran tersebut masih bersifat monoton. Hal ini terlihat dari

penggunaan metode yang kurang variatif, kurangnya keterlibatan siswa pada

saat kegiatan pembelajaran, dan belum adanya media yang digunakan saat

pembelajaran menulis puisi. Pada saat survai awal metode ceramah masih

sangat mendominasi dalam pembelajaran menulis puisi. Penugasan yang

diberikan guru juga terlihat kurang variatif karena setelah selesai memberikan

materi tentang puisi dan meminta salah seorang siswa untuk maju dan

membacakan puisi, guru kemudian menugaskan siswa untuk membuat puisi

dengan tema bebas. Kemudian setelah semua siswa selesai mengerjakan guru

meminta siswa untuk mengumpulkan tugas tersebut. Oleh karenanya, pada

saat survai awal ini guru juga terlihat belum memberikan evaluasi pada hasil

pekerjaan siswa.

Selain itu, pada saat survai awal siswa juga tampak kurang tertarik

mengikuti pembelajaran puisi. Mereka terlihat kurang menikmati

pembelajaran. Bahkan, pada saat guru menyampaikan materi terlihat seorang

siswa meletakkan kepalanya di atas meja sambil memainkan pensil, ada pula

siswa yang menguap dan menggaruk-garuk kepalanya (seperti bosan).

Kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi puisi juga diperkuat dari hasil

angket pratindakan yang telah diisi siswa. Berdasarkan angket pratindakan

yang salah satunya menanyakan mengenai jenis materi sastra yang disenangi

siswa sekitar 18% (8 siswa) memilih puisi sedangkan 82% (34 siswa) lainnya

memilih karya sastra lain (seperti dongeng atau cerita rakyat dan drama). Ini

Page 92: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

92

berarti bahwa hanya sebagian kecil siswa saja yang ada di kelas tersebut yang

menyukai puisi.

2. Siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa

pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang. Hal ini dilihat dari

keaktifan siswa untuk menanggapi pertanyaan guru. Pada saat guru

mengadakan tanya jawab hanya beberapa siswa yang menjawab (merespon

pertanyaan guru). Dalam proses pembelajaran keaktifan siswa juga belum

terlihat. Misalnya, pada saat guru bertanya mengenai isi puisi yang telah

dibacakan, tidak ada siswa yang menjawab sehingga guru yang

mengungkapkan isi puisi tersebut dan semua siswa hanya mendengarkan apa

yang dikatakan atau dijelaskan oleh guru (catatan lapangan pada lampiran 5).

3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan

materi menulis puisi

Selama ini dalam mengajarkan puisi guru lebih banyak menggunakan

metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak

mendengarkan penjelasan guru yang berhubungan dengan puisi (secara

teoretis). Ini dilakukan guru dengan cara mendektekan materi tersebut pada

siswa dan kemudian menulisnya di papan tulis. Hal ini membuat siswa

menjadi terlihat pasif karena hanya cenderung diam dan mendengarkan guru

(meskipun ada beberapa siswa yang telah aktif namun hanya sebagian kecil

saja). Oleh karenanya, model pembelajaran seperti ini dirasa kurang sesuai

jika digunakan karena kurang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa

khususnya dalam pembelajaran puisi. Hal ini tersebut sesuai dengan yang

telah diungkapkan guru bahwa adanya keterbatasan mengenai model

pembelajaran sehingga dalam pembelajaran puisi selama ini guru belum

menemukan model pembelajaran yang sesuai (dapat dilihat pada lampiran

6.1).

Pada saat observasi awal tampak sebagian siswa masih mengalami

kesulitan dalam menulis puisi, terutama menulis puisi. Pada saat siswa

Page 93: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

93

ditugaskan guru untuk menulis puisi dengan menulis sebuah puisi sebagian

siswa masih terlihat bingung dan belum mulai mengerjakan. Dari wawancara

dengan siswa, tampak bahwa kesulitan tersebut dikarenakan guru belum

menggunakan suatu media atau sarana yang mendukung yang dapat

membantu menginspirasi atau mempermudah siswa dalam menulis puisi serta

siswa masih kesulitan dalam mengungkapkan atau menggunakan kata dalam

sebuah puisi.

Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi tampak dari nilai

siswa. Berdasarkan hasil pretes yang dilakukan pada saat survai awal terlihat

bahwa hanya sekitar 31% (13 siswa dari keseluruhan siswa 42 orang) yang

telah mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan yakni 65 sedangkan sisanya

masih mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan. Dari hasil pekerjaan siswa

tersebut diketahui bahwa kekurangan siswa dalam menulis puisi terletak pada

pemilihan kata yang kurang sesuai, masih terbatasnya penggunaan kata kiasan

sehingga puisi yang mereka buat masih seperti cerita biasa. Dengan demikian,

dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas V-C dalam menulis puisi

khususnya menulis puisi belum memuaskan.

4. Guru kurang dapat mengelola kelas pada saat mengajarkan materi menulis

puisi

Selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung, interaksi antara

guru dan murid kurang dioptimalkan sehingga lebih sering hanya terjalin

komunikasi satu arah. Selain itu, pada saat mengajar guru lebih banyak berdiri

pada satu titik (di dekat meja guru) sehingga kurang dapat menjangkau siswa

secara keseluruhan. Akibatnya, beberapa siswa yang tempat duduknya agak

jauh dari jangkauan guru kurang fokus terhadap pelajaran dan melakukan

aktivitas lain di luar pelajaran (seperti: berbicara dengan teman, melihat ke

luar, memainkan pensil, dan sebagainya).

Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti dengan guru

melakukan diskusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi

dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V-C. Akhirnya, tercapailah

Page 94: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

94

kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian bersama guru kelas

sebagai kolaborator dengan menerapkan model pembelajaran quantum

learning dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V-C SD Negeri 3 Jaten.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran

menulis puisi yang bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran

dilakukan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang saling

berkaitan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan interpretasi, serta (4) analisis dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus Pertama

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan peneliti bersama Bapak

Ngadino, S.Pd. pada hari Selasa, 5 Januari 2010 (setelah siswa pulang

sekolah) di ruang guru SD Negeri 3 Jaten. Peneliti bersama dengan guru

berdiskusi untuk membuat rancangan tindakan beserta skenario pembelajaran

yang akan diberikan pada siswa dalam siklus pertama. Berdasarkan pertemuan

ini juga disepakati bahwa siklus pertama akan dilaksanakan selama satu kali

pertemuan (2 x 40 menit) yakni pada hari Jumat 15 Januari 2010.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan berikut.

1). Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis puisi

dengan model pembelajaran quantum learning. Langkah-langkah yang

ditempuh antara lain:

(a). Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk

menumbuhkan minat dan kesenangan siswa dengan menyanyikan lagu

‖Sorak-Sorak Bergembira‖ sambil mengibar-ngibarkan bendera merah

putih yang telah dipersiapkan. (T = Tumbuhkan)

(b). Guru memberikan pengantar, kemudian bertanya jawab dengan siswa

mengenai lagu yang telah dinyanyikan, puisi yang ditempel di papan

Page 95: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

95

tulis, gambar-gambar perjuangan serta berbagai ungkapan kebangsaan

yang ditempel di dalam kelas (dengan demikian siswa mengalami

sendiri). (A = Alami)

(c). Guru memberikan penjelasan mengenai materi menulis puisi disertai

dengan tanya jawab. Dari penjelasan guru tersebut siswa diarahkan

agar nantinya mereka dapat menamai sendiri mengenai keterkaitan

gambar-gambar, lagu yang telah dinyanyikan, jenis tulisan yang

ditempel di papan tulis, dan materi yang telah disampaikan guru. (N =

Namai)

(d). Guru memperdengarkan rekaman pembacaan puisi (sebanyak 2-3 kali)

serta membagikan transkrip naskah puisi tersebut. Selain itu, guru juga

mengulangi pembacaan puisi tersebut secara langsung. (D =

Demonstrasikan)

(e). Guru membagi siswa secara berkelompok, masing-masing kelompok 2

orang (teman sebangku), kemudian guru menugaskan siswa untuk

mendaftar diksi atau kata-kata indah dalam puisi serta memahami isi

melalui kegiatan parafrase puisi. (Hal ini dilakukan guru karena

dengan memahami isi puisi nantinya akan mempermudah siswa dalam

menulis puisi).

(f). Guru bersama dengan siswa membahas hasil pekerjaan kelompok

secara sekilas.

(g). Guru kembali menugaskan masing-masing siswa untuk menulis sebuah

puisi yang bertemakan pahlawan atau perjuangan, siswa dapat melihat

gambar-gambar pahlawan yang telah ditempel pada dinding kelas

(sebagai inspirasi). (U = Ulangi)

(h). Guru bersama-sama dengan siswa mengevaluasi puisi yang telah

dibuat.

(i). Guru memberikan hadiah bagi kelompok dengan hasil pekerjaan

terbaik (baik dalam tugas kelompok maupun dalam menulis puisi). (R

= Rayakan)

Page 96: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

96

(j). Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar-mengajar

yang telah dilakukan bersama.

(k). Guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk pembelajaran

berikutnya.

(l). Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

2). Guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) materi menulis puisi yang akan digunakan pada siklus I.

3). Guru dan peneliti berdiskusi memilih gambar-gambar perjuangan dan

ungkapan (telah dibawa peneliti) yang akan digunakan dalam siklus I

dengan tema ―perjuangan atau kepahlawanan‖.

4). Peneliti memberikan kaset rekaman puisi yang berjudul ―Sepuluh

November‖, yang akan digunakan dalam tindakan penelitian I. Pada

kegiatan ini guru bersama dengan peneliti menyimulasikan penggunaan

kaset dengan memutar kaset puisi tersebut.

5). Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian. Instrumen untuk

menentukan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi dilakukan dengan

menyusun seperangkat tes. Tes yang digunakan meliputi penugasan siswa

secara individu. Kriteria penilaian instrumen tes menulis puisi yang

digunakan adalah menulis puisi. Instrumen untuk menilai kualitas proses

pembelajaran menulis puisi, dinilai berdasarkan rubrik penilaian proses

pembelajaran menulis puisi yang meliputi keaktifan selama apersepsi,

keaktifan dan perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran, dan minat

serta motivasi (sikap) siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan I dilakukan pada hari Jumat, 15 Januari 2010 di

kelas V-C SD Negeri 3 Jaten. Tindakan dilaksanakan selama satu kali

pertemuan (2 x 40 menit) yakni pada jam pertama dan kedua (07.25 – 08.45

WIB). Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan skenario yang telah dibuat dan

disepakati oleh guru dan peneliti pada tahap perencanaan.

Page 97: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

97

Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah rekaman puisi yang telah

ditentukan untuk dibaca dan didaftar diksinya (diparafrasekan) oleh siswa,

yaitu rekaman puisi yang berjudul ―Sepuluh November‖ karya Christin M.

Agustina dan materi mengenai penulisan puisi. Adapun urutan pelaksanaan

tindakan I ini adalah sebagai berikut.

1). Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan

kondisi siswa.

2). Guru memulai apersepsi dengan meminta siswa untuk menyanyikan lagu

‖Sorak-Sorak Bergembira‖ sambil mengibar-ngibarkan bendera merah

putih yang telah dibagikan pada masing-masing siswa. (T = Tumbuhkan)

3). Guru melakukan tanya jawab dengan siswa, yang dimulai dengan guru

memberikan pengantar bahwa sebagai generasi penerus bangsa kita harus

tetap menghargai jasa para pejuang bangsa. Kemudian siswa menanggapi

pertanyaan guru, ‖Mengapa kita harus menghargai dan mengenang jasa

para pejuang‖, ‖Mengapa di awal pembelajaran guru meminta siswa untuk

menyanyikan lagu ‘Sorak-Sorak Bergembira‘‖, ‖Apa keterkaitan puisi

‘Sepuluh November‘ yang ditempel di papan tulis dengan gambar-gambar

perjuangan serta ungkapan kebangsaan yang ditempel di dinding kelas?‖

(A = Alami).

4). Siswa dapat menyebutkan bahwa jenis tulisan yang ada di papan tulis

adalah sebuah puisi bertemakan perjuangan. Hal tersebut didukung dengan

adanya gambar-gambar, ungkapan perjuangan yang ditempel di dinding

kelas dan lagu perjuangan yang telah dinyanyikan. (N = Namai)

5). Guru menjelaskan materi yang berhubungan dengan menulis puisi. Materi

yang diberikan guru yaitu mengenai yang hal-hal yang harus diperhatikan

dalam puisi yang meliputi cara mengungkapkan perasaan dan gagasan

menjadi sebuah puisi, penggunaan diksi atau pilihan kata, bahasa kiasan,

serta pentingnya rima atau sajak dalam menulis puisi.

6). Guru kemudian membuka forum tanya jawab dengan memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah

Page 98: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

98

disampaikan dan mengkaitkan materi tersebut dengan sebuah rekaman

puisi yang telah dipersiapkan .

7). Siswa memperdengarkan rekaman puisi yang diputarkan guru dengan

seksama serta mendapatkan transkrip atau naskah puisi tersebut. Guru

membacakan kembali puisi tersebut secara langsung dan meminta siswa

untuk mencermati setiap kata yang terdapat dalam puisi. (D =

Demonstrasikan)

8). Guru menugasi siswa secara berkelompok (yang didasarkan pada tempat

duduk) untuk mendaftar diksi atau kata-kata indah dalam rekaman puisi

yang telah didengar. Kemudian secara sekilas guru mengevaluasi hasil

pekerjaan kelompok.

9). Guru kembali menugaskan masing-masing siswa untuk membuat puisi

yang bertemakan ―pahlawan‖ dan untuk mempermudah atau sebagai

inspirasi siswa dapat melihat gambar-gambar pahlawan atau ungkapan

yang telah ditempel pada dinding kelas sebagai bahan untuk membuat

puisi tersebut maupun dengan mencermati kata-kata dalam puisi yang

telah diperdengarkan di awal pertemuan. (U = Ulangi)

10) Guru memberikan kesempatan pada beberapa siswa (3 siswa) untuk

mendeklamasikan puisi yang telah dibuat. Siswa yang lain diminta untuk

memberikan penilaian terhadap puisi yang telah dibuat temannya.

11) Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilakukan dan memberikan reward pada kelompok dengan hasil pekerjaan

terbaik dan hasil puisi terbaik. Setelah itu semua siswa diminta untuk

bertepuk tangan dan agar termotivasi mengerjakan tugas berikutnya. (R =

Rayakan).

12) Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru menyampaikan tugas rumah pada

siswa untuk mencari sebuah puisi yang bertemakan ―pekerjaan‖, baik dari

buku, koran, majalah, atau media cetak lain dan dibawa pada hari jumat

depan. (Penentuan tema ini sesuai dengan kesepakatan guru dan peneliti

pada tahap perencanaan jikalau hasil pembelajaran pada siklus ini belum

memenuhi indikator maka akan dilakukan siklus berikutnya).

Page 99: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

99

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi ini dilaksanakan Jumat, 15 Januari 2010 yang berlangsung

selama satu kali pertemuan (2 x 40 menit) pada jam pertama dan kedua (07.25

– 08.45 WIB) di ruang kelas V-C SD Negeri 3 Jaten. Kegiatan peneliti selama

tahap observasi adalah mengamati kegiatan pembelajaran menulis puisi siswa

kelas V-C dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning. Pada

saat tindakan I ini guru memberikan materi menulis puisi dengan tema

―perjuangan atau kepahlawanan‖.

Peneliti memfokuskan pengamatan pada proses pembelajaran yang

terjadi pada saat kegiatan pembelajaran menulis puisi pada hari tersebut serta

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam

pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan mengambil

posisi duduk di kursi belakang.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, secara garis

besar diperoleh gambaran mengenai jalannya kegiatan pembelajaran menulis

puisi dengan model pembelajaran quantum learning, sebagai berikut.

1). Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran yang

akan digunakan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran

tersebut sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

terdapat di dalam kurikulum yang berlaku di sekolah, yakni Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2). Pelaksanaan tindakan I berlangsung dalam satu kali pertemuan dan diikuti

oleh seluruh siswa kelas V-C yang berjumlah 42 anak.

3). Guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan baik, serta guru

mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal

pelajaran guru memberikan apersepsi dengan meminta siswa untuk

menyanyikan lagu perjuangan yang berjudul ―Sorak-Sorak Bergembira‖

sambil mengibar-ngibarkan bendera merah putih yang telah dibagikan

pada siswa. Pada saat apersepsi siswa tampak menyanyikan lagu tersebut

Page 100: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

100

dengan semangat. Selanjutnya, guru memberikan pengantar dan

menanyakan keterkaitan gambar-gambar, tulisan atau ungkapan

kebangsaan yang ditempel di papan tulis, dan lagu perjuangan yang telah

dinyanyikan.

4). Setelah siswa dapat menjawab keterkaitan-keterkaitan tersebut dan

menamai bahwa tulisan yang ditempel di papan tulis adalah ―puisi yang

bertemakan kepahlawanan atau perjuangan‖ sesuai gambar dan ungkapan

yang ditempel di dinding kelas, guru kemudian bertanya jawab dengan

siswa mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi

(meliputi pilihan kata, bahasa kiasan, rima, dan pengungkapan gagasan)

dan sebagian siswa mulai merespon pertanyaan guru. Dengan motode

tanya jawab tersebut keaktifan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran

mulai terlihat.

5). Guru memutarkan rekaman kaset deklamasi puisi yang berjudul ―Sepuluh

November‖ yang bertemakan semangat perjuangan dan membagikan

transkrip puisi tersebut. Sebagian besar siswa terlihat mendengarkan

namun tampak beberapa anak yang kurang fokus dan menolah-noleh.

Setelah rekaman selesai diperdengarkan guru menegur beberapa siswa

tersebut, kemudian guru kembali membacakan puisi Sepuluh November

secara langsung dan meminta siswa untuk mencermati setiap kata di setiap

lariknya. Siswa pun tampak mulai memperhatikan guru.

6). Pada saat siswa diberikan tugas untuk menulis dengan menulis sebuah

puisi yang bertemakan ―pahlawan‖ hampir 50% siswa masih terlihat

mengalami kesulitan, meski guru telah meminta siswa untuk melihat

gambar-gambar pahlawan atau ungkapan yang telah ditempel pada dinding

kelas. Suasana kelas menjadi agak gaduh karena beberapa anak terlihat

mendekati gambar dan ungkapan tersebut karena mereka tidak dapat

melihat dengan jelas ungkapan dan gambar tersebut dari tempat duduknya.

7). Pada tahap evaluasi beberapa siswa terlihat mulai berani memberikan

penilaian mengenai puisi siswa yang telah dibacakan. Sebagian siswa

berpendapat bahwa pemilihan kata dalam puisi sudah cukup baik namun

Page 101: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

101

bahasa kiasan dan rima pada puisi tersebut masih kurang (hanya sedikit).

Hal ini mengakibatkan segi keindahan pada puisi siswa belum tampak.

8). Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ditemukan beberapa

kelemahan baik dari guru maupun siswa, sebagai berikut.

a. Kelemahan dari pihak guru, yaitu:

(1). Guru kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan karena posisi

guru lebih banyak di depan dan pada titik tertentu saja (dekat meja

guru).

(2). Guru terkesan masih agak kaku dan terlalu tegas dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa terlihat takut

untuk beraktualisasi.

(3). Guru belum dapat membangkitkan semangat siswa secara optimal

khususnya untuk memberikan pendapat atau menanggapi. Stimulus

yang diberikan guru kurang direspon dengan baik oleh siswa. Selain

itu, gambar-gambar dan ungkapan kepahlawanan yang ditempel di

dinding kelas kurang dapat dilihat dengan jelas dari tempat duduk

beberapa siswa. Padahal dengan melihat gambar-gambar dan

ungkapan tersebut diharapkan dapat menginspirasi atau

memunculkan ide bagi siswa dalam menulis puisi.

(4). Guru belum banyak memberikan balikan atau penguatan pada hasil

pekerjaan siswa. Adanya penguatan dari guru dirasa penting karena

melalui hal tersebut siswa dapat mengetahui kekurangan yang ada

pada hasil pekerjaan siswa.

b. Kelemahan dari pihak siswa, yaitu:

(1). Beberapa siswa kurang berkonsentrasi saat menyimak rekaman puisi.

(2). Siswa terlihat belum sepenuhnya fokus saat pembelajaran

berlangsung. Sebagian siswa masih terlihat melakukan aktivitas lain,

seperti menolah-noleh, berbicara dengan teman satu meja.

(3). Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran, hanya

beberapa siswa yang sudah tampak antusias dan sungguh-sungguh

Page 102: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

102

dalam pembelajaran. Sebagian siswa masih terlihat kurang menimati

pembelajaran.

(4). Berdasarkan hasil karya siswa dalam menulis puisi tampak bahwa

puisi sebagian siswa belum baik karena pilihan kata yang digunakan

kurang sesuai dan masih sangat terbatas dalam pemakaian bahasa

kiasan dan rima.

10) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

menulis puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam

pelaksanaan siklus I ini, sebagai berikut.

(a). Siswa yang aktif saat apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria

―sangat baik dan baik‖ serta diindikatori oleh kemauan siswa

menyanyikan lagu dan memberikan respon terhadap stimulus yang

diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 24 siswa atau sekitar

57%, sedangkan 18 anak atau sekitar 43% lainnya mengikuti apersepsi

namun hanya sekedar menyanyi dan tidak ikut merespon stimulus yang

diberikan guru.

(b). Siswa yang aktif dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran yang

dinyatakan dengan kriteria ―sangat baik dan baik‖ serta diindikatori

oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respon (baik

menjawab/bertanya/menanggapi/menamai/mengalami) sebanyak 22

siswa atau sebesar 52%, sedangkan 20 siswa atau sebesar 48% lainnya

tampak berbicara dengan siswa lain, kurang memperhatikan guru,

kurang merespon guru, dan melakukan aktivitas lain (seperti berbicara

dengan teman sebangku, menolah-noleh, dan sebagainya). Hal ini

didasarkan pada hasil observasi selama kegiatan belajar-mengajar

berlangsung.

(c). Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang dinyatakan dengan kriteria ―sangat baik dan baik‖ serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusianan, dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

Page 103: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

103

sebesar 18 siswa atau sekitar 43%, sedangkan 57% lainnya tampak

kurang sungguh-sungguh dan antusias.

(d). Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 19 siswa atau sekitar 45%, sedangkan

55% lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di bawah

65.

d. Analisis dan Refleksi

Seperti yang telah dikemukakan pada tahap observasi dan interpretasi di

atas bahwa dalam pelaksanaan siklus I belum menunjukkan adanya

peningkatan proses dan hasil belajar yang memuaskan serta masih terdapat

kelemahan-kelemahan. Oleh karenanya, guru dan peneliti melakukan refleksi

untuk memperbaiki hambatan-hambatan tersebut dengan merumuskan

langkah-langkah perbaikan sebagai berikut.

1) Sebaiknya posisi guru pada saat kegiatan pembelajaran tidak hanya berada

pada titik tertentu saja (lebih banyak berdiri di dekat meja guru). Guru

dapat berkeliling untuk memantau siswa secara keseluruhan sehingga

siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

karena merasa diperhatikan guru.

2) Guru sebaiknya lebih berinteraksi dengan siswa dan dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang lebih akrab yang dapat dilakukan dengan

memberikan intermezo kepada siswa agar pembelajaran tidak berlangsung

kaku dan menegangkan.

3) Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan lebih

melibatkan siswa dalam pembelajaran melalui diskusi, meminta siswa

untuk menanggapi, bertanya, ataupun sekedar tanya jawab. Selain itu, agar

siswa lebih fokus maka guru sebaiknya juga dapat mengkondisikan kelas

seefektif mungkin sehingga lebih banyak siswa yang berani merespon

stimulus yang diberikan guru.

Page 104: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

104

4) Untuk meningkatkan keberanian dan minat siswa maka guru hendaknya

memotivasi siswa agar lebih berani untuk mengungkapkan gagasannya.

Oleh karenanya, untuk menumbuhkan minat siswa tersebut guru tidak

hanya bisa melakukannya dengan memberi tepuk tangan dan hadiah

(sesuai dengan prinsip ―rayakan‖ yang telah dilaksanakan), namun bisa

juga reward lain seperti menggunakan kata-kata pujian: ―bagus sekali‖,

―baik sekali‖, dan ‖tepat sekali‖, ―puisi yang indah‖, atau dengan memberi

nilai tambahan pada siswa.

5) Guru diharapkan lebih banyak memberikan balikan atau penguatan

terutama pada puisi yang telah dibuat siswa. Dengan adanya balikan atau

penguatan tersebut siswa dapat mengetahui kesalahannya sehingga ada

perbaikan-perbaikan pada tindakan selanjutnya.

Adapun dari hasil belajar siswa dalam menulis puisi yang berbentuk

menulis puisi pada siklus I terlihat mulai ada peningkatan kemampuan siswa

meskipun masih dalam skala kecil. Hal ini ditandai dengan meningkatnya

sejumlah indikator yang meliputi pengungkapan ide, pilihan kata atau diksi,

rima atau sajak, dan bahasa kiasan. Selain itu, dibandingkan dengan nilai

pretes pada saat survai awal pada siklus ini nilai rata-rata siswa juga mulai

mengalami peningkatan sebesar 3,1 poin yakni dari 61,1 menjadi 64,2 dan

nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 82. Adapun peningkatan kemampuan

menulis siswa dalam bentuk menulis puisi tercermin dari perolehan nilai pada

siklus I berikut.

Tabel 6 . Nilai Siswa Pada Siklus I

No Nama siswa Aspek Penilaian Skor Nilai Ket.

Pengkp

. ide

Diksi Rima Bahasa

Kiasan

1 Anshari Anjas H. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

2 Aditya Resta P. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

3 Awaludin S. 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

Page 105: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

105

4 Aditya Indrawan 4 3 2 2 11 69 Tuntas

5 Arbian Ahmad 3 2 2 1 8 50 Belum tuntas

6 Annisa Nurlaily 4 3 2 2 11 69 Tuntas

7 Auliya Kunia P. 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

8 Anisa Nur R. 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

9 Anisa Nurjanah 4 3 2 2 11 69 Tuntas

10 Amelia Santriane 4 3 3 2 12 75 Tuntas

11 Arkhan Dicky U. 4 4 3 2 13 82 Tuntas

12 Belladina K. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

13 Citra Kumbini 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

14 Danu Kusuma 4 3 3 2 12 75 Tuntas

15 Danang Eko S. 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

16 Dandie Krisna A. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

17 Dika Andini P. 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

18 Darwanti 3 2 2 1 8 50 Belum tuntas

19 Deby Viola Y. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

20 Haris Sudarsono 4 3 2 2 11 69 Tuntas

21 Harya Faqih 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

22 Inten Wulan 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

23 Indah S. 4 4 2 2 12 75 Tuntas

24 Ikhsan Resa 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

25 Khofifah Amalia 4 3 3 2 12 75 Tuntas

26 Kurnia Yogi P. 3 2 2 1 8 50 Belum tuntas

27 M. Ihya M. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

28 Nurdiyastanto C. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

29 Mia Kusuma W. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

30 M. Salman Alfaris 4 3 2 2 11 69 Tuntas

Page 106: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

106

31 Nugroho Jati P. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

32 Oktaviana Putri 4 3 3 2 12 75 Tuntas

33 Putra Ramadhani 4 3 2 2 11 69 Tuntas

34 Ranisa Amalia S. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

35 Rosyta Arum P. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

36 Rudi Setiawan 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

37 Sophia Indah P. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

38 Yudhis Adhana 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

39 Yoga Dwi A. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

40 Gilang Aji P. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

41 Firda 3 2 2 1 8 50 Belum tuntas

42 Eko Firman Aji 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

Rata-rata 64, 2

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus I

dikatakan belum mencapai hasil yang memuaskan. Peningkatan memang

terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan dibandingkan pada saat

survai awal. Akan tetapi, dalam siklus ini hanya beberapa siswa (19 anak)

yang telah tuntas sedangkan sisanya masih jauh dari batas minimal ketuntasan

yang telah ditetapkan (nilai minimal ketuntasan adalah 65). Oleh karenanya,

perlu dilaksanakan siklus II untuk memperbaiki proses dan hasil belajar pada

siklus I. Siklus II akan dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Januari 2010.

2. Deskripsi Siklus Kedua

a. Perencanaan Tindakan

Bertolak dari analisis dan hasil observasi tindakan siklus I, maka pada

siklus II ini peneliti bersama guru kelas selaku kolaborator melakukan diskusi

untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang ditemukan

Page 107: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

107

pada siklus I. Diskusi ini dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2010 di ruang

guru SD Negeri 3 Jaten (setelah guru selesai mengajar). Pada saat itu, peneliti

juga menyampaikan beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada

siklus I.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan yang masih terdapat dalam siklus

I, disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan guru pada siklus II. Hal-hal

yang disepakati tersebut, antara lain:

1). Agar guru dapat memantau siswa secara keseluruhan maka guru lebih

fleksibel dalam menentukan posisinya selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

2). Agar dalam pembelajaran guru tidak terkesan kaku dan tegang maka guru

saat kegiatan pembelajaran memberikan intermezo. Misalnya, dengan

diselingi humor atau siswa diajak menyanyikan kembali lagu yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari sehingga kesenangan

siswa dapat dibangkitkan kembali.

3). Untuk dapat lebih mengaktifkan siswa maka pada siklus II nanti guru dan

peneliti sepakat untuk kembali membentuk diskusi namun dengan anggota

kelompok yang lebih besar. Agar setiap anggota kelompok dapat bekerja

sama dengan baik maka guru juga memperkenankan siswa untuk

mengubah posisi tempat duduknya sehingga setiap kelompok dapat saling

berhadapan. Hal tersebut bertujuan untuk menimbulkan suasana yang

berbeda bagi siswa dalam mengerjakan tugas menyusun dan menulis puisi.

4). Pengerjaan tugas menulis dengan menulis sebuah puisi pada siklus II tetap

dilakukan secara individu namun posisi duduk siswa tetap seperti pada

saat diskusi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat saling belajar dengan

teman dalam menulis puisi, mereka juga dapat saling bertukar pikiran atau

siswa yang belum bisa dapat bertanya pada temannya yang sudah bisa

menulis puisi. Selain itu, untuk mempermudah siswa dalam menulis puisi,

pada siklus II ini masing-masing siswa diberikan sebuah gambar berseri

yang harus diurutkan terlebih dahulu. Diharapkan dari gambar berseri ini

Page 108: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

108

dapat menginspirasi siswa untuk menulis puisi sesuai dengan urutan

gambar yang telah dibuat.

5). Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan

senang dan nyaman namun tetap tenang dan fokus pada pembelajaran.

Selain beberapa hal di atas, disepakati pula bahwa tindakan pada siklus

II akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan (2 x 40 menit), yakni hari

Jumat, 22 Januari 2010 Adapun tahap perencanaan tindakan pada siklus II

meliputi kegiatan sebagai berikut.

1). Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis puisi

dengan model pembelajaran quantum learning. Langkah-langkah yang

ditempuh antara lain:

(a). Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi dengan meminta

siswa menyanyikan lagu ‖Hymne Guru‖. Hal ini dilakukan untuk

menumbuhkan minat dan semangat siswa sebelum memulai pelajaran.

(T = Tumbuhkan)

(b). Guru bertanya mengenai tugas rumah siswa pada pertemuan

sebelumnya yakni membawa sebuah puisi dengan tema pekerjan dari

media cetak, buku, maupun internet dan memberikan kesempatan pada

beberapa siswa untuk membacakan puisi tersebut.

(c). Guru bertanya pada siswa mengenai isi puisi yang telah dibacakan.

Kemudian guru memandu siswa untuk mengkaitkan isi dalam puisi

tersebut dengan pengetahuan atau pengalaman siswa serta beberapa

gambar pekerjaan yang ditempel didinding kelas dan puisi yang

dibawa oleh masing-masing siswa. (A = Alami)

(d). Siswa diminta untuk mencermati puisi yang telah dibawa baik pilihan

kata, sajak dalam puisi tersebut, maupun pengungkapan gagasannya.

Selain itu, guru juga menambahkan materi pembelajaran. Dari kegiatan

tersebut siswa pada akhirnya dapat mendefinisikan sendiri bahwa puisi

yang tidak terikat oleh jumlah baris maupun jumlah suku kata

merupakan bentuk puisi bebas. (N = Namai)

Page 109: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

109

(e). Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok belajar secara acak

untuk diskusi (masing-masing kelompok terdiri atas 4 anak). Siswa

secara berkelompok ditugaskan untuk mengurutkan sebuah puisi bebas

yang telah disediakan oleh guru. (D = Demonstrasi)

(f). Guru bersama siswa membahas hasil tugas kelompok.

(g). Guru mengulangi kemampuan siswa dalam menyusun puisi dengan

membagikan sebuah gambar berseri (yang susunannya masih acak)

pada masing-masing siswa. Berdasarkan gambar tersebut siswa

diminta untuk membuat sebuah puisi sesuai dengan gambar yang telah

diurutkan. (U = Ulangi)

(h). Guru memberikan kesempatan pada beberapa siswa untuk

membacakan hasil karyanya di depan kelas, sedangkan siswa lain

diminta untuk memberikan komentar atau penilaian terhadap puisi

yang telah dibuat temannya.

(i). Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dan melakukan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru

memberikan pujian atau reward pada siswa dengan hasil pekerjaan

terbaik dalam menulis puisi, yang diikuti dengan tepuk tangan dari

siswa lain. (R = Rayakan)

(j). Guru mengucapkan salam dan mengakhiri pelajaran.

2). Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi menulis

puisi.

3). Guru dan peneliti berdiskusi memilih gambar bermacam-macam pekerjaan

atau profesi (telah dibawa peneliti) yang akan ditempel pada dinding kelas.

4). Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes

dan nontes. Instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

menulis puisi secara tulis yang berupa menulis puisi. Instrumen nontes

dinilai berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran menulis puisi

yang meliputi keaktifan selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa

selama kegiatan pembelajaran, dan minat serta motivasi siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

Page 110: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

110

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan yakni Jumat, 22

Januari 2010 pada jam pertama dan kedua (07.25 – 08.45 WIB). Pelaksanaan

tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas V-C SD Negeri 3 Jaten. Adapun

urutan pelaksanaan tindakan II meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1). Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi pada siswa dengan

meminta siswa untuk menyanyikan lagu ‖Hymne Guru‖ bersama-sama.

Setelah selesai menyanyi, guru mengungkapkan bahwa pada dasarnya lagu

merupakan puisi yang didendangkan dengan pilihan kata dan rima yang

indah. Seperti halnya lagu yang telah dinyanyikan. (T = Tumbuhkan)

2). Guru meminta siswa untuk mengeluarkan puisi (bertemakan pekerjaan)

yang telah dibawa dari rumah yang diambil dari media cetak/elektronik

maupun majalah anak. Semua siswa terlihat sudah membawa tugas

tersebut, namun ada satu siswa yang salah (membawa puisi yang

bertemakan pahlawan). Guru pun menegur siswa tersebut agar lain kali

lebih memperhatikan dan tidak memberi hukuman apa-apa.

3). Seorang siswa yang bernama ‖Rudi‖ maju untuk membacakan puisi yang

telah dibawa berjudul “Polisi Lalu Lintas”.

4). Guru pun bertanya jawab dengan siswa mengenai isi puisi yang telah

dibacakan tersebut. Ada beberapa siswa yang menjawab keikhlasan

seorang polisi, kepedulian polisi, pekerjaan polisi lalu lintas. Kemudian

guru memandu siswa untuk mengkaitkan isi dalam puisi tersebut dengan

pengetahuan atau pengalaman siswa serta beberapa gambar pekerjaan

yang ditempel didinding kelas dan puisi yang telah dibawa siswa. (A =

Alami)

5). Guru meminta siswa untuk mencermati puisi yang telah dibawa baik

pilihan kata, sajak dalam puisi tersebut, maupun pengungkapan

gagasannya. Melalui kegiatan tersebut akhirnya siswa dapat

mendefinisikan sendiri pengertian puisi bebas. (N = Namai)

Page 111: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

111

6). Guru kemudian meminta siswa menyanyikan lagu ―Nenek Moyangku

Seorang Pelaut‖ dan memberikan penjelasan. Kemudian guru meminta

siswa untuk membentuk kelompok belajar secara acak untuk diskusi

(masing-masing kelompok terdiri atas 4 anak).

7). Guru membagikan teks puisi bebas dengan susunan yang masih acak

berjudul ―Nelayan‖ pada siswa. Siswa secara berkelompok ditugaskan

untuk mengurutkan puisi tersebut. (D = Demonstrasi)

8). Guru bersama dengan siswa membahas hasil tugas kelompok yang telah

dikerjakan. Dari sepuluh kelompok hanya 5 kelompok yang dapat

menyusun puisi tersebut dengan sempurna. Ternyata ada beberapa kata

yang belum dapat dimaknai siswa sehingga susunan puisinya menjadi

terbolak-balik.

9). Guru kemudian kembali membagikan sebuah gambar berseri yang telah

dipersiapkan mengenai ―petani‖. Guru menugasi masing-masing siswa

untuk membuat sebuah puisi bebas berdasarkan gambar berseri yang telah

dibagikan. Hal ini dilakukan guru untuk mengulangi dan menguatkan

kemampuan siswa dalam menulis puisi. (U = Ulangi)

10) Guru memotivasi siswa untuk membacakan puisi yang telah dibuat. Guru

mengatakan bahwa siswa yang pertama maju akan mendapatkan nilai

tambahan dari guru. Seorang siswa yang bernama ―Amalia‖

mengacungkan jari dan maju untuk membacakan hasil pekerjaannya. Guru

kemudian meminta siswa lain untuk memberikan penilaian atas puisi yang

telah dibacakan. Banyak siswa yang mulai berani memberikan penilaian,

rata-rata mereka mengatakan bahwa puisi tersebut sudah baik karena telah

menggunakan pilihan kata yang sesuai, berima, dan telah menggunakan

bahasa kiasan. Selanjutnya, ada 4 siswa yang maju membacakan puisi

yang telah dibuat dan juga diberi tanggapan.

11) Pada saat refleksi guru memberi pengutan pada siswa mengenai hasil

pekerjaan siswa pada siklus ini. Kemudian guru bersama-sama siswa

menentukan hasil puisi siswa terbaik dan memberikan reward pada siswa

tersebut dan mengajak siswa lain untuk bertepuk tangan. (R = Rayakan)

Page 112: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

112

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi tindakan II dilakukan pada hari Jumat, 22 Januari 2010 pukul

07.25 – 08.45 WIB di ruang kelas V-C Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten.

Kegiatan peneliti selama tahap observasi yaitu mengamati proses

pembelajaran menulis puisi siswa kelas V-C dengan penerapan model

pembelajaran quantum learning. Pada hari itu guru mengajarkan materi puisi

dengan tema ‖pekerjaan atau profesi‖.

Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung

di kelas tersebut, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru. Selain itu,

observasi pada siklus II ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelemahan

yang terdapat pada siklus I sudah dapat diatasi atau belum. Peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif dan mengambil posisi di tempat duduk belakang agar

bisa mengamati kegiatan pembelajaran yang dipimpin guru. Namun, sesekali

peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar untuk dokumentasi

dalam penelitian.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.

1). Sebelum mengajar, guru sudah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana

pembelajaran tersebut sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang ada di dalm kurikulum yang berlaku di sekolah, yakni

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2). Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama satu kali pertemuan dan

diikuti oleh 42 siswa.

3). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis puisi sesuai dengan

rancangan pembelajaran yang telah dibuat.

4). Pada saat kegiatan apersepsi yang dilakukan guru dengan meminta siswa

menyanyikan lagu ‖Hymne Guru‖ semua siswa terlihat bersemangat dan

Page 113: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

113

antusias, meski ada beberapa siswa yang belum begitu hafal dengan lagu

tersebut namun mereka tetap mengikuti dan bernyanyi semampunya.

5). Pada saat guru menyampaikan materi, sebagian besar siswa tampak lebih

memperhatikan guru. Meski, masih ada beberapa siswa yang kurang serius

memperhatikan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siswa kurang

memperhatikan guru karena saat penyampaian materi guru terkesan masih

kaku dan timbul kebosanan pada diri siswa, sehingga pada siklus II ini

guru meminta siswa untuk mencermati pemilihan kata, isi, maupun sajak

dari puisi yang telah dibawa. Dari kegiatan tersebut siswa dapat

menyimpulkn pengertian puisi bebas dan cirinya. Pada tindakan siklus II

ini guru saat memberikan materi lebih sering diselingi dengan tanya jawab.

Selain itu, di tengah pembelajaran guru juga memberikan intermezo

dengan mengajak siswa untuk menyanyikan sebuah lagu yang masih

berhubungan dengan tugas yang akan dikerjakan sehingga siswa pun

terlihat lebih antusias dan menikmati pelajaran.

6). Setelah guru selesai menyampaikan materi, selanjutnya siswa diberi tugas

untuk menyusun sebuah puisi secara berkelompok. Sama dengan siklus I

pada siklus II ini, siswa diarahkan untuk berdiskusi. Namun pada siklus II

jumlah anggota setiap kelompok lebih banyak dan posisi tempat duduk

siswa pun dibuat berhadapan sehingga suasana dikusi terlihat lebih

‘hidup‘. Tugas kelompok ini merupakan tugas latihan, yang diharapkan

melalui tugas menyusun puisi acak secara berkelompok siswa pada

akhirnya dapat menulis puisi dengan baik. Oleh karenanya, setelah guru

membahas tugas kelompok guru kembali menugasi siswa untuk menulis

puisi berdasarkan gambar berseri (yang susunannya masih acak) secara

individu. Melalui tugas ini siswa pun terlihat lebih mudah dalam menulis

puisi dibandingkan siklus sebelumnya.

7). Kemampuan menulis puisi siswa pada siklus II ini terlihat mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini didasarkan pada puisi hasil

karya siswa yang lebih baik dibanding siklus sebelumnya. Ini dapat dilihat

Page 114: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

114

dari pengungkapan ide yang semakin baik, penggunaan pilihan kata yang

cukup sesuai, mulai adanya bahasa kiasan serta sajak pada puisi siswa .

8). Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang bersedia memberikan

penilaian atau pendapat mengenai puisi yang dibacakan teman bertambah.

Adanya reward dari guru yang berupa pujian, tepuk tangan, penambahan

nilai, maupun hadiah ternyata cukup efektif meningkatkan minat dan

motivasi siswa untuk mengungkapkan pendapat, serta merespon

pernyataan atau stimulus yang diberikan guru.

9). Selama pelaksanaan tindakan pada siklus II ini ditemukan beberapa

kelemahan baik dari guru maupun siswa, sebagai berikut.

a). Kelemahan dari pihak guru, yaitu:

(1). Guru masih terlihat cukup baik dalam pengelolaan kelas. Namun

pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung beberapa siswa masih

kurang dapat dikondisikan untuk tenang atau fokus dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini terutama terlihat pada saat guru

menyampaikan materi beberapa siswa masih melakukan aktivitas di

luar kegiatan pembelajaran.

(2). Guru tampak masih mengalami kesulitan dalam mengkondisikan

beberapa siswa agar tidak gaduh.

b). Kelemahan dari pihak siswa, yaitu:

(1). Beberapa siswa masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam

kegiatan pembelajaran khususnya pada saat guru menyampaikan

materi. Beberapa siswa masih terlihat melakukan aktivitas lain,

seperti: menoleh ke belakang, mengganggu teman, melamun,

ataupun berbicara dengan teman sebangku.

(2). Belum semua siswa yang ikut merespon stimulus atau pertanyaan

dari guru. Misalnya, pada saat tahap refleksi dan evaluasi masih ada

sebagian siswa yang bersedia memberikan penilaian atu

mengutarakan pendapatnya.

Page 115: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

115

10) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

menulis puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam

pelaksanaan siklus II ini, sebagai berikut.

a). Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat apersepsi yang

dinyatakan dengan kriteria ―sangat baik dan baik‖ serta diindikatori

oleh kemauan siswa menyanyikan lagu dan memberikan respon

terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 30

siswa (sekitar 71%), sedangkan 12 anak (sekitar 29%) lainnya

mengikuti apersepsi namun baru terlihat sekedar ikut bernyanyi atau

belum mau untuk merespon guru saat apersepsi.

b). Siswa yang menunjukkan keaktifan dan perhatian pada saat mengikuti

pelajaran yang dinyatakan dengan ―kriteria sangat baik dan baik‖ serta

diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan

respon pada guru dengan menjawab/bertanya/menanggapi/menamai)

sebanyak 28 siswa atau sebesar 67%, sedangkan 14 siswa atau sebesar

37% sisanya masih tampak kurang fokus dan aktif.

c). Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang dinyatakan dengan kriteria ―sangat baik dan baik‖ serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

sebesar 26 siswa atau sekitar 62%, sedangkan 57% lainnya masih

tampak kurang sungguh-sungguh dan antusias.

d). Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 28 siswa atau sekitar 67% karena telah

mendapatkan nilai 65 sedangkan 33% lainnya belum tuntas.

Kemampuan siswa dalam menulis puisi semakin baik dilihat dari

pengungkapan gagasan/ide, pilihan kata, rima, maupun kata kiasan

yang digunakan.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran menulis puisi pada siklus II (baik proses maupun hasil) semakin

Page 116: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

116

menunjukkan adanya peningkatan daripada siklus I. Hal ini dapat dilihat dari

adanya peningkatan pada masing-masing indikator yang telah ditetapkan guru

dan peneliti. Secara rinci seperti berikut ini.

1) Keaktifan siswa selama apersepsi dalam pembelajaran menulis puisi

melalui penerapan model pembelajaran quantum learning pada siklus II

mengalami peningkatan dari 57% (pada siklus I) menjadi 71%. Siswa pada

tahap ini tampak lebih aktif dalam merespon guru saat apersepsi.

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus II telah mengalami peningkatan dari 52% (pada siklus I)

menjadi 67%. Pada siklus ini siswa terlihat lebih aktif untuk merespon

stimulus guru (bertanya/menanggapi/menjawab/menamai), kemauan untuk

memperhatikan atau lebih fokus saat kegiatan pembelajaran.

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada

siklus II mengalami peningkatan dari 43% (pada siklus I) menjadi 67%.

Pada siklus ini siswa tampak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas

baik secara kelompok maupun individu dan siswa pun tampak lebih

bersemangat saat mengikuti pembelajaran. Hal ini didasarkan pada tidak

tampak adanya kebosanan dan tidak ada siswa yang meletakkan kepalanya

di atas meja saat pelajaran.

4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis puisi

pada siklus II telah mencapai 67% dibanding siklus I hanya 45%. Seperti

siklus sebelumnya pada siklus II ini siswa membuat puisi berdasarkan

gambar seri yang masih disusun acak. Selain itu, dalam mengerjakan tugas

ini tempat duduk siswa dibuat seperti diskusi. Hal ini bertujuan di antara

siswa dapat saling belajar atau pun bertukar pikiran meski puisi yang

mereka buat berbeda. Dan cara ini dipandang cukup efektif karena pada

siklus ini nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan sebesar 6,2

poin dari 64,2 (siklus I) menjadi 70, 4 (siklus II). Nilai tertinggi yang

diraih siswa adalah 88 dan nilai terendahnya 57. Adapun peningkatan

Page 117: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

117

kemampuan menulis siswa dalam bentuk menulis puisi tercermin dalam

perolehan nilai pada siklus II berikut ini.

Tabel 7 . Nilai Siswa Pada Siklus II

No Nama siswa Aspek Penilaian Skor Nilai Ket.

Pengkpn.

Ide

Diksi Rima Bahasa

Kiasan

1 Anshari Anjas H. 4 3 2 1 10 63 Belum tuntas

2 Aditya Resta P. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

3 Awaludin S. 4 2 2 2 10 63 Belum tuntas

4 Aditya Indrawan 4 3 3 2 12 75 Tuntas

5 Arbian Ahmad 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

6 Annisa Nurlaily 4 3 3 2 12 75 Tuntas

7 Auliya Kunia P. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

8 Anisa Nur R. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

9 Anisa Nurjanah 4 2 2 2 10 63 Belum tuntas

10 Amelia Santriane 4 3 3 2 12 75 Tuntas

11 Arkhan Dicky U. 4 4 3 3 14 88 Tuntas

12 Belladina K. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

13 Citra Kumbini 4 3 2 1 10 63 Belum tuntas

14 Danu Kusuma 4 3 3 2 12 75 Tuntas

15 Danang Eko S. 4 3 2 1 10 63 Belum tuntas

16 Dandie Krisna A. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

17 Dika Andini P. 4 2 2 2 10 63 Belum tuntas

18 Darwanti 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

19 Deby Viola Y. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

20 Haris Sudarsono 4 3 3 1 11 69 Tuntas

21 Harya Faqih 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

22 Inten Wulan 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

Page 118: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

118

23 Indah S. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

24 Ikhsan Resa 4 4 2 2 12 75 Tuntas

25 Khofifah Amalia 4 4 3 2 13 82 Tuntas

26 Kurnia Yogi P. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

27 M. Ihya M. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

28 Nurdiyastanto C. 4 3 2 1 10 63 Belum tuntas

29 Mia Kusuma W. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

30 M. SalmanAlfaris 4 4 2 2 12 75 Tuntas

31 Nugroho Jati P. 4 3 3 1 11 69 Tuntas

32 Oktaviana Putri 4 3 3 2 12 75 Tuntas

33 Putra Ramadhani 4 3 3 2 12 75 Tuntas

34 Ranisa Amalia S. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

35 Rosyta Arum P. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

36 Rudi Setiawan 4 3 3 2 12 75 Tuntas

37 Sophia Indah P. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

38 Yudhis Adhana 4 3 2 2 11 69 Tuntas

39 Yoga Dwi A. 4 3 2 1 10 63 Belum tuntas

40 Gilang Aji P. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

41 Firda 4 3 2 2 11 69 Tuntas

42 Eko Firman Aji 4 3 3 2 12 75 Tuntas

Rata-rata 70,4

Meskipun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada beberapa

indikator yang berhubungan dengan kemampuan proses maupun hasil belajar

siswa. Namun dalam siklus ini siswa yang telah mendapatkan ketuntasan

belajar belum mencapai indikator yang telah ditentukan (siswa yang tuntas

pada siklus ini 28 siswa). Oleh karenanya, perlu dilakukan siklus III yang

diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan proses dan hasil belajar

Page 119: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

119

siswa serta dapat mengatasi kekurangan yang masih terjadi pada siklus II.

Adapun hal-hal yang dirumuskan pada tahap refleksi yang bertujuan untuk

meminimalkan kelemahan yang ditemukan pada siklus II dan nantinya akan

dilaksanakan dalam siklus III, adalah sebagai berikut.

1) Pada siklus II masih ada sebagian siswa yang belum merespon stimulus

yang diberikan guru. Oleh karenanya, pada siklus III nanti guru akan lebih

memotivasi dan melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa

dapat lebih aktif dan diharapkan akan semakin banyak siswa yang

merespon stimulus yang diberikan guru.

2) Agar siswa lebih tertarik dan antusias maka peneliti dan guru sepakat

untuk membuat pembelajaran menulis puisi lebih variatif.

3) Pemberian metode pengerjaan tugas secara berkelompok telah

memberikan hasil yang baik. Pengerjaan tugas secara berkelompok juga

memberikan pengalaman pada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain

sehingga masing-masing siswa dapat saling belajar ataupun bertanya.

Pengerjaan dengan berkelompok ini juga dimaksudkan sebagai dorongan

bagi siswa agar pada pertemuan selanjutnya siswa dapat mengerjakan

tugas secara mandiri dan dapat berhasil baik pula.

3. Deskripsi Siklus Ketiga

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini dilakukan pada hari Selasa, 9 Februari 2010 di

ruang guru SD Negeri 3 Jaten (setelah guru selesai mengajar). Perencanaan ini

didasarkan pada hasil analisis dan refleksi tindakan siklus II, maka pada siklus

III ini peneliti bersama dengan guru berdiskusi untuk mengatasi kekurangan

yang masih ditemukan pada siklus sebelumnya.

Dalam diskusi tersebut disepakati bahwa untuk mengatasi kekurangan

yang terdapat pada siklus-siklus sebelumnya, maka guru dan peneliti membuat

pembelajaran menulis puisi yang lebih variatif yakni di samping pembelajaran

Page 120: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

120

di dalam kelas siswa juga diajak untuk mengamati lingkungan di luar kelas

yang dianggapnya menarik. Pengamatan di luar kelas tersebut nantinya

dijadikan sebagai bahan bagi siswa dalam menulis puisi.

Disepakati pula bahwa tindakan pada siklus III dilaksanakan dalam satu

kali pertemuan (2 x 40 menit) yakni Senin, 15 Februari 2010. Adapun hal-hal

yang dilakukan pada tahap perencanaan dalam siklus ini sebagai berikut.

1. Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran menulis puisi. Adapun

tahap perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut.

a). Guru membuka pelajaran dan melakukan apersepsi dengan meminta

siswa untuk menyanyikan lagu ”Oh Ibu dan Ayah Selamat Pagi‖

sambil bertepuk tangan. Kemudian guru mengulang materi yang telah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan meminta siswa untuk

menjawab pertanyaan yang berbentuk teka-teki silang. (T =

Tumbuhkan)

b). Guru meminta seorang siswa untuk membacakan puisi yang telah

dipersiapkan. Berdasarkan puisi tersebut guru mengaitkannya dengan

pengalaman yang pernah dialami atau diamati siswa. (A = Alami)

c). Guru memandu siswa sehingga dengan bimbingan guru, siswa dapat

menyimpulkan sendiri bahwa pengalaman maupun pengamatan

terhadap sesuatu yang dilihat dan dirasakan dapat diungkapkan dalam

sebuah tulisan. Dan jika tulisan tersebut dibuat dengan pemilihan kata

yang tepat dan indah akan menjadi sebuah ‖Puisi‖. (N = Namai)

d). Siswa diberikan waktu untuk mengamati tempat-tempat di lingkungan

sekolah yang dianggapnya menarik.

e). Guru membacakan sebuah puisi berdasarkan obyek di lingkungan

sekolah yang dilihatnya sebagai contoh bagi siswa. (D = Demonstrasi)

f). Siswa diminta untuk menulis puisi sesuai dengan obyek yang telah

didaftar, seperti yang telah dicontohkan guru. (U = Ulangi)

Page 121: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

121

g). Guru meminta siswa untuk saling menukarkan puisi yang telah dibuat

pada teman. Teman lain memberikan penilaian terhadap puisi yang

telah ditukarkan (baik dari pengungkapan ide, pemilihan kata, ada atau

tidaknya bahasa kiasan, dan rima atau sajak).

h). Guru bersama siswa melakukan evaluasi. Hasil puisi siswa ditempel di

mading kelas secara bergantian. (R = Rayakan)

i). Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar-mengajar

yang telah dilakukan.

2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

menulis puisi.

3. Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes

dan nontes. Instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

menulis puisi yang berupa puisi hasil karya siswa. Instrumen nontes dinilai

berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran menulis puisi yang

meliputi keaktifan selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa selama

kegiatan pembelajaran, dan minat serta motivasi siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus III dilaksanakan satu kali pertemuan yakni Senin, 15

Februari 2010 selama satu kali pertemuan (2 x 40 menit). Pelaksanaan

tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas V-C SD Negeri 3 Jaten dan di

lingkungan sekitar sekolah (sebagai tempat pengamatan) pada jam pelajaran

pertama dan kedua (07.25 – 08.45 WIB). Adapun urutan pelaksanaan tindakan

pada pertemuan ini meliputi langkah-langkah, sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dan meminta siswa untuk menyanyikan lagu

”Oh Ibu dan Ayah Selamat Pagi‖ sambil bertepuk tangan. Kemudian guru

mengulang materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya

dengan meminta siswa untuk menjawab beberapa soal yang berbentuk

teka-teki. Guru meminta siswa untuk menjawab soal tersebut bersama

teman sebangku. Guru bersama dengan siswa membahas teka-teki

Page 122: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

122

tersebut. Selanjutnya, guru menguraikan rima yang terdapat pada setiap

baris lagu yang telah dinyanyikan tadi. (T = Tumbuhkan)

2) Guru memberikan kesempatan pada salah seorang siswa untuk

membacakan puisi yang telah dipersiapkan. Secara sukarela siswa yang

bernama Guntur maju membacakan puisi tersebut, kemudian guru

mengaitkan isi puisi tersebut dengan pengalaman yang pernah dialami atau

diamati siswa. (A = Alami)

3) Berdasarkan apa yang telah disampaikan guru, siswa dapat menyimpulkan

bahwa sesuatu yang dilihat dan dianggap menarik dapat diungkapkan

menjadi sebuah tulisan. Tulisan yang dibuat dengan pemilihan kata yang

tepat dan indah akan menjadi sebuah ‖Puisi‖. (N = Namai)

4) Guru menugasi siswa untuk mendaftar hal-hal yang dianggap menarik

yang terdapat di lingkungan sekolah, yang nantinya dijadikan bahan dalam

membuat puisi. Guru memberikan waktu 15 menit pada siswa untuk

mengamati obyek atau tempat di sekitar lingkungan sekolah yang mereka

anggap menarik. Ada yang mengamati halaman, laboratorium,

perpustakaan, lapangan, dan sebagainya.

5) Setelah semua siswa kembali ke kelas. Guru membacakan sebuah puisi

berdasarkan obyek yang dilihatnya, yakni mengenai siswa yang sedang

berolahraga. (D = Demonstrasikan)

6) Guru menugaskan siswa untuk membuat puisi berdasarkan obyek yang

telah didaftar seperti yang telah dicontohkan guru. (U = Ulangi)

7) Guru meminta siswa untuk saling menukarkan puisi yang telah dibuat

pada teman. Teman lain memberikan penilaian terhadap puisi yang telah

ditukarkan (baik dari pengungkapan ide, pemilihan kata, ada atau tidaknya

bahasa kiasan, dan rima atau sajak).

8) Guru bersama dengan siswa mengevaluasi tugas yang telah dikerjakan.

Hasil puisi siswa ditempel di mading kelas yang telah dipersiapkan. (R =

Rayakan)

9) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar-mengajar yang

telah dilakukan.

Page 123: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

123

c. Observasi dan Interpretasi

Seperti pada siklus sebelumnya, kegiatan observasi ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kekurangan yang terdapat pada siklus II sudah dapat teratasi

atau belum. Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilakukan pada hari Senin,

15 Februari 2010 pukul 07.25 – 08.45 WIB (jam pelajaran kedua&ketiga) di

ruang kelas V-C Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten dan di sekitar lingkungan

sekolah. Kegiatan peneliti selama tahap observasi yaitu mengamati proses

pembelajaran menulis puisi siswa kelas V-C dengan penerapan model

pembelajaran quantum learning. Tindakan pada siklus III ini guru

mengajarkan materi puisi dengan tema ‖lingkungan sekolah‖. Peneliti

bertindak sebagai partisipan pasif dan mengambil posisi di tempat duduk di

bagian belakang agar bisa mengamati proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dijadikan sebagai pedoman saat mengajar.

Rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dengan silabus mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang ada di dalam kurikulum yang digunakan sekolah,

yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung selama satu kali pertemuan.

Pada pertemuan pertama, jumlah yang hadir 42 siswa.

3) Berdasarkan observasi pada siklus II tampak beberapa anak kurang begitu

hafal saat apersepsi sehingga meski mereka mengikuti tetapi kurang

menikmatinya, berbeda dengan siklus III ini semua siswa sudah hafal

dengan lagu yang dinyanyikan sehingga saat guru mengajak siswa

menyanyi semua siswa terlihat sangat bersemangat dan antusias dalam

menyanyikan lagu tersebut. Pada siklus ini guru juga melaksanakan

pembelajaran menulis puisi dengan baik dan semakin menunjukkan

adanya peningkatan, terutama dalam pengelolaan kelas. Guru juga

mengulang kembali materi yang telah diberikan pada pertemuan

Page 124: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

124

sebelumnya. Dan untuk lebih menarik siswa maka soal tersebut diberikan

dalam bentuk teka-teki silang dan siswa terlihat aktif mengerjakan tugas

tersebut. Selanjutnya, kegiatan inti diawali dengan penjelasan guru

mengenai larik-larik lagu yang telah dinyanyikan. Guru menguraikan

setiap baris lagu yang telah dinyanyikan bersama siswa tersebut dan

memberikan contoh sebuah puisi yang didasarkan pada pengalaman

sehari-hari siswa. Respon dan interaksi siswa dengan guru pada tahap ini

sangat baik. Sesekali siswa tertawa mendengar penjelasan dari guru namun

kegiatan pembelajaran tetap berlangsung dengan kondusif.

4) Berbeda dengan siklus sebelumnya, setelah siswa dapat ―menamai‖

berhubungan dengan apa yang telah dialami dan penjelasan yang

diberikan, selanjutnya pembelajaran diarahan pada pengamatan di sekitar

lingkungan sekitar sekolah. Hal ini dikarenakan tema pelajaran pada siklus

III yaitu ―Lingkungan Sekolah‖. Adapun tugas yang diberikan pada siswa

adalah menulis puisi berdasarkan obyek yang terdapat di sekitar

lingkungan sekolah. Guru memberikan waktu sekitar 15 menit kepada

siswa untuk mendaftar obyek yang mereka anggap menarik di sekitar

sekolah. Obyek yang telah didaftar tersebut nantinya dijadikan bahan

untuk membuat puisi. Setelah 15 menit siswa diminta kembali memasuki

kelas dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

5) Untuk mempermudah siswa, guru memberikan sebuah contoh puisi

berdasarkan obyek yang guru amati (mengenai siswa-siswa yang sedang

berolahraga di halaman). Kemudian siswa diminta mengulangi contoh

yang telah diberikan guru dengan memulai menulis puisi sesuai obyek

yang telah didaftar siswa. Semua siswa terlihat begitu bersemangat dalam

menulis puisi tersebut. Setelah selesai masing-masing siswa saling

memberikan penilaian terhadap puisi yang telah dibuat teman dengan cara

menukarnya. Hal ini dimaksudkan agar msing-masing siswa dapat saling

belajar dan mengetahui kekurangan maupun kelebihan pada puisi yang

telah dikerjakan.

Page 125: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

125

6) Pada saat tahap evaluasi dan refleksi, siswa terlihat lebih aktif dalam

merespon atau menjawab pertanyaan dari guru. siswa terlihat lebih berani

untuk mengemukakan idenya dan berinteraksi dengan guru atau pun

teman.

7) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada tahap ini, hampir semua

siswa mengikutinya dengan baik, interaksi, keaktifan, maupun respon

siswa pada guru juga semakin baik.

8) Dapat dikatakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus III ini hampir tidak terlihat atau telah sesuai dengan

yang diharapkan. Ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada kedua siklus sebelumnya

dengan baik. Selain itu, dalam siklus ini sikap siswa dalam pembelajaran

juga terlihat semakin baik (saat apersepsi, kegiatan inti, maupun penutup).

9) Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi siklus III dapat

dilihat dari beberapa indikator, sebagai berikut.

(a). Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat apersepsi yang

diindikatori oleh kemauan siswa menyanyikan lagu dan memberikan

respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi

mencapai 97% (41 siswa) dengan kriteria sangat baik dan baik.

Sedangkan 3% (1 siswa) dengan nilai cukup karena tampak kurang

merespon guru saat apersepsi.

(b). Siswa yang menunjukkan keaktifan dan perhatian pada saat mengikuti

pembelajaran yang dinyatakan dengan ―kriteria amat baik dan baik‖

serta diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan serta

memberikan respon (menjawab/bertanya/menanggapi/menamai)

sekitar 90% atau sebanyak 38 siswa, sedangkan 10% lainnya

mendapatkan kriteria cukup. Hal ini dikarenakan 4 siswa tersebut

terlihat masih kurang fokus saat pelajaran (salah satunya berbicara

dengan teman semeja).

(c). Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang dinyatakan dengan kriteria ―sangat baik dan baik‖ serta

Page 126: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

126

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusianan dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

sebesar 34 siswa atau sekitar 83%, sedangkan 17% lainnya masih

tampak kurang bersungguh-sungguh saat pembelajaran.

(d). Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sekitar 90% atau 38 siswa, sedangkan 10% lainnya

(4 siswa) masih mendapatkan nilai di bawah 65.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran menulis puisi pada siklus III (baik proses maupun hasil) telah

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari

adanya peningkatan pada masing-masing indikator, sebagai berikut.

1). Keaktifan siswa selama apersepsi dalam pembelajaran menulis puisi

melalui penerapan model pembelajaran quantum learning pada siklus III

mengalami peningkatan dari 71% (pada siklus II) menjadi 97%. Penerapan

model pembelajaran quantum learning berhasil membuat siswa aktif pada

saat apersepsi. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan ―prinsip tumbuhkan‖

yang dilakukan guru dengan menyanyikan sebuah lagu. Semua siswa telah

hafal dengan lagu tersebut dan terlihat bersemangat dalam

menyanyikannya. Setelah itu, guru menguraikan setiap baris-baris lagu

yang telah dinyanyikan. Guru juga membuat suasana lebih menyenangkan

sehingga siswa terlihat lebih rileks dalam merespon stimulus yang

diberikan guru dan terlihat menikmati pada saat apersepi.

2). Keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran menulis puisi

pada siklus III telah mengalami peningkatan dari 67% (pada siklus II)

menjadi 90%. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, terlihat siswa lebih aktif untuk merespon stimulus guru

(bertanya/menanggapi/menjawab/menamai) serta mau untuk

memperhatikan atau lebih fokus dalam pembelajaran.

Page 127: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

127

3). Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus III ini

juga mengalami peningkatan dari 62% (pada siklus II) menjadi 83%. Hal

ini berdasarkan pada kemauan dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan

tugas, serta antusias dan semangat siswa saat mengikuti pelajaran.

4). Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis puisi

pada siklus III mengalami peningkatan daripada siklus II sebanyak 67%

menjadi 90%. Skor dalam setiap aspek menulis puisi dengan cara menulis

puisi telah mengalami peningkatan meskipun puisi yang dihasilkan siswa

masih sederhana. Pada siklus ini terlihat pengungkapn ide dalam puisi

siswa sudah baik, begitu pula dengan pilihan katanya. Selain itu, siswa

puisi karya siswa juga telah berima dan sudah menggunakan bahasa kiasan

(meski baru beberapa siswa yang mendapat kriteria baik). Pada siklus ini

siswa yang telah tuntas karena telah mendapatkan nilai ketuntasan belajar

(65) sebanyak 38 siswa. Nilai rata-rata siswa juga meningkat menjadi 76,4.

Peningkatan perolehan nilai menulis puisi yang berupa menulis puisi pada

siklus ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Perolehan Nilai Siswa Pada Siklus III

No Nama siswa Aspek Penilaian Skor Nilai Ket.

Pengung-

kapan ide

Diksi Rima Bahasa

Kiasan

1 Anshari Anjas H. 4 3 2 2 12 69 Tuntas

2 Aditya Resta P. 4 3 3 2 11 75 Tuntas

3 Awaludin S. 4 4 3 2 13 82 Tuntas

4 Aditya Indrawan 4 4 3 2 13 82 Tuntas

5 Arbian Ahmad 4 3 2 2 11 69 Tuntas

6 Annisa Nurlaily 4 4 3 2 13 82 Tuntas

7 Auliya Kunia P. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

8 Anisa Nur R. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

9 Anisa Nurjanah 4 3 2 2 11 69 Tuntas

Page 128: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

128

10 Amelia Santriane 4 3 3 2 12 75 Tuntas

11 Arkhan Dicky U. 4 4 4 2 14 88 Tuntas

12 Belladina K. 4 4 3 3 14 88 Tuntas

13 Citra Kumbini 4 3 3 2 12 75 Tuntas

14 Danu Kusuma 4 4 3 2 13 82 Tuntas

15 Danang Eko S. 3 2 2 2 10 63 Belum tuntas

16 Dandie Krisna A. 4 4 3 3 14 88 Tuntas

17 Dika Andini P. 4 4 3 2 13 82 Tuntas

18 Darwanti 3 2 2 2 9 57 Belum tuntas

19 Deby Viola Y. 4 4 3 3 14 88 Tuntas

20 Haris Sudarsono 4 4 3 2 13 82 Tuntas

21 Harya Faqih 4 4 3 2 13 82 Tuntas

22 Inten Wulan 4 4 3 3 14 88 Tuntas

23 Indah S. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

24 Ikhsan Resa 4 3 3 2 12 75 Tuntas

25 Khofifah Amalia 4 4 3 3 14 88 Tuntas

26 Kurnia Yogi P. 4 4 4 2 14 88 Tuntas

27 M. Ihya M. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

28 Nurdiyastanto C. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

29 Mia Kusuma W. 4 3 2 2 11 69 Tuntas

30 M. Salman Alfaris 4 3 3 3 13 82 Tuntas

31 Nugroho Jati P. 4 4 3 2 13 82 Tuntas

32 Oktaviana Putri 4 4 3 2 13 82 Tuntas

33 Putra Ramadhani 4 4 3 2 13 82 Tuntas

34 Ranisa Amalia S. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

35 Rosyta Arum P. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

36 Rudi Setiawan 4 4 2 2 12 75 Tuntas

Page 129: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

129

37 Sophia Indah P. 4 4 3 3 14 88 Tuntas

38 Yudhis Adhana 4 3 3 2 12 75 Tuntas

39 Yoga Dwi A. 3 3 2 2 10 63 Belum tuntas

40 Gilang Aji P. 4 3 3 2 12 75 Tuntas

41 Firda 4 3 2 2 11 69 Tuntas

42 Eko Firman Aji 4 3 3 2 12 75 Tuntas

Rata-rata 76, 4

Melihat indikator keberhasilan proses dan hasil belajar yang telah

dicapai siswa dalam pelaksanaan siklus III maka penelitian ini dipandang

cukup untuk dilaksanakan. Meskipun dalam pelaksanaan siklus III masih

terlihat beberapa siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran dan belum

mendapatkan nilai ketuntasan (belum mencapai nilai 65). Namun secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan siklus III sudah berhasil dan

sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan yakni 75%. Oleh

karenanya, pada penelitian ini selesai pada siklus III.

4. Deskripsi Antarsiklus

Hasil pelaksanaan pembelajaran menulis puisi setiap siklus tindakan di

atas dapat digambarkan secara rinci pada tabel rekapitulasi di bawah ini.

Tabel 9. Hasil Tindakan Berdasarkan Indikator Ketercapaian

No Aktivitas dalam Pembelajaran

Persentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1

Siswa aktif selama apersepsi

(indikator: mau menyanyikan lagu

dan merespon pada saat apersepsi)

57% 71% 97%

Page 130: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

130

2

Siswa aktif dan memperhatikan saat

mengikuti pelajaran (indikator:

memperhatikan atau fokus terhadap

pelajaran, ikut merespon, aktif

mengerjakan tugas)

50%

67%

90%

3

Siswa berminat dan memiliki

motivasi saat kegiatan pembelajaran

(indikator: semangat, antusias, dan

menunjukkan kesungguhan)

43%

62%

83%

4.

Siswa mampu menulis puisi dengan

baik (ketuntasan hasil belajar

dalam menulis puisi mendapat nilai

65).

45%

67%

90%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa telah terjadi

peningkatan pada indikator yang telah ditetapkan dari hasil siklus I, II, dan III.

Peningkatan terjadi dari siklus I ke siklus II pada indikator 1 sampai dengan 5

cukup signifikan. Demikian juga, peningkatan yang terjadi pada siklus II ke siklus

III pada indikator-indikator tersebut mencapai 21 % - 26%.

Pada siklus II ke siklus III persentase keberhasilan tersebut menunjukkan

bahwa tingkat keaktifan siswa pada saat apersepsi mengalami peningkatan 26%,

keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran meningkat sekitar

23%, dan minat serta motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pun

meningkat sebesar 21%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan proses pembelajaran

menulis puisi pada siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten.

Selain itu, pada siklus ini persentase peningkatan keberhasilan juga terjadi

pada ketuntasan hasil belajar siswa dalam menulis puisi, berupa kemampuan

Page 131: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

131

siswa dalam menulis puisi yang meningkat sekitar 21%. Peningkatan tersebut

tampak pada puisi hasil karya siswa yang pada setiap siklusnya menunjukkan

semakin adanya perbaikan baik dalam pengungkapan ide, pemilihan kata, rima,

maupun bahasa kiasan. Pada siklus III nilai rata-rata siswa lebih tinggi dibanding

pada saat survai awal dan siklus-siklus sebelumnya (siklus I dan II). Siklus III

nilai rata-rata siswa menjadi 76,4 atau mengalami peningkatan sekitar 15,3 poin

dibandingkan pada saat survai awal (nilai rata-rata siswa 61,1). Dengan demikian,

dapat dikatakan pula bahwa penerapan model pembelajaran quantum learning

dapat meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V-C SD

Negeri 3 Jaten.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan pada

siklus I sampai dengan siklus III dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan

kualitas pembelajaran, baik pada proses maupun hasil kemampuan menulis puisi

dengan penerapan model pembelajaran quantum learning di kelas V-C Sekolah

Dasar Negeri 3 Jaten. Dengan demikian, penelitian ini telah berhasil menjawab

rumusan masalah yang dikemukakan peneliti.

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan uraian kegiatan

sebagai berikut: Sebelum dilaksanakan siklus I, peneliti terlebih dahulu

melakukan survai awal untuk mengetahui permasalahan yang terjadi sebenarnya

di lapangan. Berdasarkan hasil kegiatan pada survai awal, peneliti menemukan

bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi di kelas V-C SD

Negeri 3 Jaten masih kurang memuaskan. Oleh karenanya, peneliti melakukan

kolaborasi bersama dengan guru kelas untuk mengatasi permasalahan tersebut

dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran

menulis puisi.

Page 132: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

132

Sebelum melaksanakan siklus I peneliti bersama dengan guru kelas

sebagai kolaborator menyusun rencana pembelajaran (RPP). Siklus I ini

merupakan tindakan awal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang

ditemukan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas tersebut. Berdasarkan

kesepakatan antara guru dan peneliti pada siklus I ini tema yang digunakan dalam

materi menulis puisi adalah ―Pahlawan‖. Oleh karenanya, lagu yang dinyanyikan

pada saat apersepsi dan puisi yang digunakan sebagai contoh disesuaikan dengan

temanya. Demikian juga, dengan tugas menulis puisi yang harus dikerjakan siswa

juga mengenai pahlawan dan puisi hasil karya siswa dapat didasarkan pada

gambar-gambar pahlawan yang dilihatnya pada dinding kelas. Kemudian

beberapa siswa juga ditugaskan untuk membacakan hasil karya yang telah dibuat

di depan kelas dan siswa yang lain memberikan penilaian. Pada siklus ini

pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran quantum

learning yang didasarkan pada prinsip ―TANDUR‖ dilaksanakan sesuai dengan

RPP yang telah dibuat.

Dari pelaksanaan siklus I tersebut diperoleh deskripsi hasil pembelajaran

menulis puisi yang menyatakan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan-

kekurangan di dalam pelaksanaan tindakan. Kekurangan tersebut berasal dari guru

dan siswa. Kekurangan dari pihak guru, yakni: (1) guru kurang dapat memantau

siswa secara keseluruhan karena karena posisi guru lebih banyak di depan dan

pada titik tertentu saja (dekat meja guru) pada saat melaksanakan kegiatan

pembelajaran; (2) guru masih terkesan agak kaku dan terlalu tegas dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa terkesan takut untuk

beraktualisasi terhadap materi; (3) guru belum dapat membangkitkan semangat

siswa secara optimal khususnya untuk memberikan pendapat atau menanggapi

sehingga stimulus yang diberikan guru kurang direspon dengan baik oleh siswa,

dan (4) guru belum banyak memberikan balikan atau penguatan khusunya pada

tahap evaluasi. Sedangkan, kelemahan yang terdapat dari pihak siswa, yakni: (1)

beberapa siswa kelihatan kurang berkonsentrasi saat menyimak rekaman puisi; (2)

sebagian siswa terlihat belum sepenuhnya fokus saat pembelajaran berlangsung

Page 133: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

133

(melakukan aktivitas lain, seperti menolah-noleh, berbicara dengan teman satu

meja, dan sebagainya); (3) sebagian siswa mampu belum menggunakan pilihan

kata yang sesuai, sedikit sekali bahasa kiasan, dan rima dalam puisi.

Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan

pada siklus I ini merupakan faktor penyebab kurang memuaskannya hasil tes

kemampuan menulis siswa. Hal ini didasarkan pada jumlah siswa yang telah

memperoleh nilai 65 (dinyatakan tuntas) dalam menulis puisi hanya 19 siswa

atau sekitar 45% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya, kekurangan-kekurangan

yang terdapat dalam siklus I tersebut dievaluasi oleh peneliti dan guru hingga

menghasilkan perencanaan pembelajaran baru. Melalui perencanaan ini

diharapkan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

pelaksanaan tindakan I.

Tindakan pada siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan yang

terdapat dalam siklus I. Pada siklus II ini guru juga menerapkan model

pembelajaran quantum learning yang didasarkan pada prinsip ―TANDUR‖ dalam

pembelajaran menulis puisi. Berbeda dengan siklus I, pada siklus ini tema yang

diambil adalah ―profesi atau pekerjaan‖. Adapun tugas yang dikerjakan siswa

pada siklus II sama dengan tugas pada siklus I yakni menulis puisi dan

membacakannya. Namun puisi yang dibuat pada siklus ini didasarkan pada

gambar acak (yang telah disediakan guru mengenai petani). Meskipun tugas

menulis puisi ini bersifat individu namun tempat duduk siswa dibuat berkelompok

seperti diskusi. Hal ini bertujuan agar siswa dapat saling bertukar pikiran dan

mengetahui segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya terutama dalam

menulis puisi.

Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan siklus II terlihat bahwa terjadi

peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi dari siklus I.

Peningkatan proses dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada saat

apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saatguru menyampaikan materi

pembelajaran, serta minat dan motivasi siwa saat mengikuti kegiatan

Page 134: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

134

pembelajaran, sedangkan peningkatan hasil dilihat dari meningkatnya jumlah

siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dalam menulis puisi. Pada siklus I

siswa yang dinyatakan telah tuntas dalam menulis puisi sekitar 45% (19 orang)

dan pada siklus II ini terjadi peningkatan menjadi 67% (28 orang). Meskipun

dalam siklus II ini telah ada peningkatan baik dari proses maupun hasil namun

dalam pelaksanaannya masih ditemukan kekurangan-kekurangan, seperti guru

masih terlihat kurang dalam pengelolaan kelas dan mengkondisikan siswa agar

tidak gaduh, beberapa siswa masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam

kegiatan pembelajaran, dan belum semua siswa yang merespon stimulus yang

diberikan guru.

Selanjutnya, peneliti bersama-sama dengan guru berdiskusi untuk

merancang rencana pembelajaran baru yang bertujuan untuk mengatasi segala

kekurangan yang masih terdapat dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus III ini

guru dan peneliti berusaha untuk memperkecil segala kelemahan yang terjadi

selama pelaksanaan pembelajaran menulis puisi. Hal ini dikarenakan siklus III

merupakan perencanaan siklus terakhir dalam penelitian ini. Pada pelaksanaan

siklus III guru juga menerapkan model pembelajaran quantum learning yang

didasarkan pada kerangka prinsip ―TANDUR‖ dalam pembelajaran menulis puisi.

Tema yang diambil pada siklus ini adalah ―Lingkungan Sekolah‖. Berbeda dengan

siklus-siklus sebelumnya, agar kegiatan pembelajaran lebih bervariatif maka pada

siklus ini ditengah-tengah proses pembelajaran siswa diberikan waktu untuk

mengamati dan mendaftar obyek-obyek yang ada di sekitar lingkungan sekolah

yang siswa anggap menarik, seperti halaman sekolah, laboratorium, perpustakaan,

lapangan, ruangan kelas, dan sebagainya. Dari obyek yang telah didaftar siswa

tersebut siswa ditugaskan untuk menulis sebuah puisi sesuai dengan imajinasi atau

pun kreativitas masing-masing siswa. Siswa dalam siklus ini juga diberi

kesempatan untuk membacakan hasil karya yang telah dibuat.

Dari pelaksanaan siklus III terlihat bahwa terjadi peningkatan proses dan

hasil pembelajaran menulis puisi dari siklus II. Peningkatan proses dapat dilihat

dari meningkatnya keaktifan siswa pada saat apersepsi, keaktifan dan perhatian

Page 135: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

135

siswa pada saatguru menyampaikan materi pembelajaran, serta minat dan

motivasi siwa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan, untuk

peningkatan hasil dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang telah mencapai

ketuntasan belajar dalam menulis puisi yang berupa puisi yang telah dibuat siswa

pada siklus ini mencapai 90% (pada siklus II sebesar 67%). Dalam siklus III

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus-siklus sebelumnya sudah dapat

teratasi dan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan pun juga telah tercapai.

Oleh karenanya, dalam penelitian ini hanya dilaksanakan sampai pada siklus III.

Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan

bahwa penerapan model pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran

menulis puisi di kelas V-C Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten telah berhasil.

Keberhasilan model pembelajaran quantum learning dalam upaya meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi dapat dilihat dari indikator-

indikator sebagai berikut.

1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi

Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa yang

telah mendapatkan kriteria ―sangat baik dan baik‖ pada masing-masing

indikator selama kegiatan pembelajaran per seratus dikalikan jumlah siswa

dalam kelas tersebut (42 orang). Adapun bentuk keaktifan yang diamati adalah

sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, keaktifan dalam

merespon, kesungguhan dalam mengerjakan tugas, dan semangat serta

antusias dalam mengikuti pembelajaran.

a. Siswa lebih aktif saat mengikuti apersepsi

Selama pelaksanaan penelitian pada siklus I hingga III, tampak bahwa

siswa antusias dalam mengikuti apersepsi. Keantusiasan ini ditunjukkan

dengan kemauan siswa untuk menyanyikan lagu yang diminta guru dengan

penuh semangat dan respon siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

pada saat apersepsi. Keaktifan siswa saat apersepsi ditunjukkan dengan

―kriteria sangat baik dan baik‖ yang diindikatori adanya kemauan siswa

Page 136: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

136

untuk mengikuti apersepsi (ikut menyanyikan lagu dan memberikan

respon terhadap stimulus yang diberikan guru). Dari siklus I hingga siklus

III mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan

siswa antar siklus, yaitu 57% atau sebanyak 24 siswa (siklus I) menjadi

sekitar 71% atau sebanyak 30 siswa (pada siklus II) dan mencapai 97%

atau sebanyak 41 siswa (pada siklus III).

b. Siswa terlihat lebih aktif dan perhatian saat mengikuti pelajaran

Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran di setiap

siklus semakin menunjukkan adanya peningkatan. Indikator yang

menunjukkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah

kemauan siswa untuk memperhatikan atau fokus terhadap kegiatan

pembelajaran serta kemauan dan keaktifan siswa untuk merespon stimulus

yang diberikan guru (bertanya/menjawab/menanggapi/menamai).

Peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus I hanya 50% atau sebanyak 21 siswa, siklus II sekitar 67% atau

sebanyak 28 siswa, dan siklus III menjadi 90% atau sebanyak 38 siswa.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat survai

awal, beberapa siswa terlihat kurang fokus pada saat kegiatan

pembelajaran. Selain itu, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

juga belum begitu terlihat, karena saat pembelajaran siswa lebih banyak

mendengarkan dan sebagian siswa kurang aktif dalam merespon stimulus

yang diberikan guru. Setelah adanya tindakan melalui penerapan quantum

learning sebagai model pembelajaran dalam menulis puisi keaktifan siswa

semakin meningkat.

c. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi

Pada mulanya, pembelajaran yang dilakukan di kelas tampak monoton

dan membuat siswa menjadi jenuh dan bosan. Hal ini dikarenakan model

pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik. Saat pembelajaran

guru lebih banyak memberikan penjelasan yang menitik beratkan pada

Page 137: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

137

aspek kognitif dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pun

juga belum tampak, kemudian dilanjutkan dengan tugas menulis puisi

yang hanya sekedar membayangkan tanpa memanfaatkan suatu media

sehingga dalam mengerjakan pun siswa tampak kesulitan dan bingung.

Dikarenakan kurang bervariasi dan monoton mengakibatkan siswa

kurang bersemangat dan kurang termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran. Namun setelah diterapkannya model pembelajaran quantum

learning siswa mulai menunjukkan adanya ketertarikan saat mengikuti

pembelajaran. Hal ini dilihat dari kesungguhan siswa saat mengerjakan

tugas, antusias dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi termotivasi karena dalam kegiatan pembelajaran siswa

tidak lagi hanya diam dan mendengarkan tetapi dibuat untuk lebih aktif.

Selain itu, siswa juga tampak termotivasi karena dalam menulis puisi

siswa dibuat seolah seperti kompetisi yang mana usaha siswa akan

diberikan penghargaan sehingga setiap siswa berusaha semaksimal

mungkin untuk mengerjakan tugas yang diberikan.

Tindakan yang dilakukan dengan menerapkan model pembelaran

quantum learning membuat siswa tampak lebih berminat dan termotivasi

saat mengikuti pembelajaran menulis puisi. Hal ini didasarkan pada

pengamatan peneliti dari jumlah siswa yang mendapatkan kriteria sangat

baik dan baik di setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang siswa yang

tampak berminat dan memiliki motivasi saat mengikuti pembelajaran

sekitar 43% dan pada siklus II meningkat menjadi 62%. Pada siklus

terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 83% atau

sebanyak 34 siswa tampak berminat serta termotivasi pada pembelajaran

menulis puisi.

2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi

Peningkatan kualitas hasil dapat dinilai dari hasil belajar siswa yang

mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Peningkatan

Page 138: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

138

hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi didasarkan pada

ketuntasan siswa dalam menulis puisi yang penilaiannya didasarkan pada

beberapa kriteria, yakni:

a. Pengungkapan ide

Siswa telah mampu mengungkapkan ide dengan baik sesuai dengan

obyek tertentu yang dilihat dan dirasakannya. Pada saat pretes siswa

membuat puisi hanya berdasarkan pada imajinasinya tanpa ada suatu

media yang mendukung. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa

merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas tersebut karena siswa tidak

memiliki gambaran.

Berbeda dengan saat adanya tindakan. Model pembelajaran quantum

learning mengoptimalkan segala hal yang terdapat di sekitar lingkungan

pembelajaran, termasuk pemanfaatan media dan lingkungan sekitar. Oleh

karenanya, pada saat tindakan guru menggunakan media gambar tematik

(baik yang ditempel didinding maupun gambar berseri yang telah

dipersiapkan guru) dan mengamati obyek-obyek menarik yang ada di

sekitar lingkungan kelas. Dengan adanya media tersebut siswa

memperoleh gambaran atau inspirasi serta dapat mengimajinasikannya

kemudian mengungkapkan apa yang dilihat dan dirasakannya menjadi

sebuah puisi. Pada setiap siklus, aspek ini mengalami peningkatan yang

signifikan.

b. Diksi

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa tampak bahwa siswa telah mampu

menggunakan pilihan kata atau diksi yang tepat meskipun masih

sederhana. Sebagian besar siswa dalam menulis puisi telah mampu

memilih padanan kata yang sesuai untuk mengungkapkan suatu obyek

tertentu, misalnya mentari, angkasa, dan sebagainya. Berbeda saat pretes,

yang mana sebagian besar puisi karya siswa masih menggunakan pilihan

kata yang kurang sesuai. Hal ini menyebabkan unsur keindahan pada puisi

Page 139: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

139

dirasa sangat kurang dan masih seperti cerita biasa. Namun setelah adanya

tindakan dapat dilihat pada karya siswa hal tersebut dapat diminimalkan.

c. Rima

Salah satu karakteristik puisi anak adalah adanya perulangan bunyi

atau sajak disetiap barisnya. Setelah dilakukan tindakan antara peneliti dan

guru dalam setiap puisi karyanya siswa telah mampu memilih kata-kata

yang mempunyai persamaan bunyi sehingga puisi tersebut terlihat lebih

harmonis. Lagu yang dinyanyikan guru dan siswa pada saat apersepsi tidak

sekedar bertujuan untuk menarik minat siswa saat mengikuti pembelajaran

tetapi juga untuk memberikan contoh bagi siswa mengenai rima yang

digunakan pada lagu tersebut. Dari siklus ke siklus siswa mulai dapat

mempergunakan rima dengan cukup baik sehingga puisi karya siswa juga

terlihat semakin indah dan harmonis.

d. Kata Kiasan

Sebagian siswa sudah terlihat menggunakan kata kiasan dalam

puisinya (meski hanya beberapa siswa yang mendapatkan kriteria baik).

Hal ini diindikatori oleh penggunaan beberapa kata yang bermakna

konotasi yang sesuai dengan puisi siswa. Meski jumlahnya masih terbatas

dan sederhana namun penggunaan bahasa kiasan membuat puisi siswa

lebih indah dan menarik untuk dibaca.

Adanya peningkatan pada setiap kriteria penulisan tersebut menjadikan

nilai siswa dalam menulis puisi juga mengalami peningkatan. Pada saat pretes,

terlihat bahwa kemampuan menulis puisi siswa masih kurang memuaskan. Hal

tersebut tampak pada jumlah siswa yang telah mendapatkan nilai ketuntasan

belajar yang telah ditetapkan (65). Persentase ketuntasan belajar yang dicapai

siswa pada saat pretes hanya sekitar 31% (13 siswa dari jumlah siswa

keseluruhan 42) dengan nilai rata-rata 61,1.

Peningkatan mulai tampak pada siklus I. Dari 42 siswa 19 siswa (sekitar

45%) telah mencapai ketuntasan hasil belajar dan nilai rata-ratanya adalah

Page 140: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

140

64,2. Pada siklus II kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami

peningkatan yang signifikan. Hal ini tampak pada persentase ketuntasan hasil

belajar siswa yang mencapai 67% (28 siswa). Pada siklus III persentase

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90% (38 siswa dari jumlah

keseluruhan) dengan nilai rata-rata 76,4.

Dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning dalam

pembelajaran menulis puisi, kemampuan menulis puisi siswa dalam bentuk

menulis puisi mengalami peningkatan yang dinyatakan dengan semakin

banyaknya siswa yang telah mendapatkan nilai ketuntasan belajar.

Tabel 10. Daftar Nilai Siswa dari Siklus I sampai Siklus III

No Nama Siswa Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

Keterangan

1 Anshari Anjas H. 69 63 69 Tuntas

2 Aditya Resta P. 63 75 75 Tuntas

3 Awaludin S. 57 63 82 Tuntas

4 Aditya Indrawan 69 75 82 Tuntas

5 Arbian Ahmad 50 57 69 Tuntas

6 Annisa Nurlaily 69 75 82 Tuntas

7 Auliya Kunia P. 57 63 75 Tuntas

8 Anisa Nur R. 57 63 75 Tuntas

9 Anisa Nurjanah 69 63 69 Tuntas

10 Amelia Santriane 75 75 75 Tuntas

11 Arkhan Dicky U. 82 88 88 Tuntas

12 Belladina K. 69 75 88 Tuntas

13 Citra Kumbini 57 63 75 Tuntas

14 Danu Kusuma 75 75 82 Tuntas

Page 141: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

141

15 Danang Eko S. 57 63 63 Belum tuntas

16 Dandie Krisna A. 69 75 88 Tuntas

17 Dika Andini P. 57 63 82 Tuntas

18 Darwanti 50 57 57 Belum tuntas

19 Deby Viola Y. 75 75 88 Tuntas

20 Haris Sudarsono 69 69 82 Tuntas

21 Harya Faqih 57 57 82 Tuntas

22 Inten Wulan 57 63 88 Tuntas

23 Indah S. 75 75 75 Tuntas

24 Ikhsan Resa 57 75 75 Tuntas

25 Khofifah Amalia 75 82 88 Tuntas

26 Kurnia Yogi P. 50 63 88 Tuntas

27 M. Ihya M. 63 69 69 Tuntas

28 Nurdiyastanto C. 63 63 63 Belum tuntas

29 Mia Kusuma W. 63 69 69 Tuntas

30 M. Salman Alfaris 69 75 82 Tuntas

31 Nugroho Jati P. 63 69 82 Tuntas

32 Oktaviana Putri 75 75 82 Tuntas

33 Putra Ramadhani 69 75 82 Tuntas

34 Ranisa Amalia S. 69 75 75 Tuntas

35 Rosyta Arum P. 63 69 75 Tuntas

36 Rudi Setiawan 63 75 75 Tuntas

37 Sophia Indah P. 75 75 88 Tuntas

38 Yudhis Adhana 63 69 75 Tuntas

39 Yoga Dwi A. 63 63 63 Belum tuntas

40 Gilang Aji P. 69 75 75 Tuntas

41 Firda 50 69 69 Tuntas

Page 142: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

142

42 Eko Firman Aji 63 75 75 Tuntas

Rata-rata 64, 2 70,4 76, 4

Berdasarkan pemaparan di atas tampak bahwa penerapan model pembelajaran

quantum learning dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V-C

sekolah dasar Negeri 3 Jaten dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

Peningkatan proses didasarkan pada meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa

saat mengikuti kegiatan pembelajaran baik pada saat apersepsi maupun keaktifan

siswa dalam merespon stimulus yang diberikan guru, kesungguhan dalam

mengerjakan tugas, keantusiasan dan semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Peningkatan hasil didasarkan pada meningkatnya hasil pekerjaan

siswa dalam menulis puisi (jumlah siswa yang dinyatakan telah tuntas atau nilai

)65 . Selain itu, berdasarkan hasil wawancara pasca tindakan dengan guru dan

siswa kelas V-C (8 siswa), semuanya menyatakan penerapan model pembelajaran

quantum learning membantu dalam proses pembelajaran sehingga kualitas hasil

belajar siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten pun meningkat.

Page 143: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

143

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan proses

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten. Hal ini

terbukti dengan adanya peningkatan proses pembelajaran, yang meliputi: (a)

meningkatnya keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi. Hal tersebut dapat

dilihat dari peningkatan keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi pada tiap

siklus. Pada siklus I keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi sebesar 57%,

pada siklus II sebesar 71%, dan pada siklus III meningkat menjadi 97%; (b)

meningkatnya keaktifan dan perhatian pada saat mengikuti pembelajaran. Hal

ini terbukti dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam merespon stimulus

yang diberikan guru (bertanya, menjawab, menanggapi, menamai) dan

perhatian pada saat pembelajaran di setiap siklusnya. Siklus I siswa yang aktif

mengikuti kegiatan pembelajaran sebesar 50%. Pada siklus-siklus berikutnya

keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami

Page 144: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

144

peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut sebesar 67% pada siklus II

dan 90% pada siklus III; (c) meningkatnya motivasi dan minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis puisi. Hal ini tampak apada kesungguhan

siswa saat mengerjakan tugas serta keantusiasan dan semangat siswa saat

mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada siklus I siswa yang tampak berminat

dan termotivasi sebanyak 43%, pada siklus berikutnya terus mengalami

peningkatan menjadi 62% pada siklus II dan 83% pada siklus III.

2. Penerapan model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan hasil

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V-C SD Negeri 3 Jaten. Adanya

peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi dilihat dari meningkatnya

kemampuan siswa dalam menulis puisi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya

kemampuan siswa dalam menulis puisi yang penilaiannya didasarkan pada

pengungkapn ide, kesesuaian pemilihan kata (diksi), adanya rima (sajak), dan

penggunaan bahasa kiasan dalam puisi tersebut. Peningkatan kemampuan

siswa terjadi pada siklus I hingga III yang ditunjukkan dengan semakin

banyaknya siswa yang telah mencapai batas ketuntasan (KKM 65). Pada

siklus I siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebesar 45% atau

sebanyak 19 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 67% atu sebanyak 28

siswa, dan pada siklus III sebanyak 90% (38 siswa).

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses

dan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya guru,

siswa, model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat akan

berpengaruh pada kurangnya minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran serta

rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karenanya, dalam memilih model

pembelajaran guru hendaknya juga memperhatikan kesenangan dan

kebermanfaatannya bagi perkembangan peserta didik.

Page 145: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

145

Penelitian ini membuktikan bahwa melalui penerapan model pembelajaran

quantum learning dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dalam materi

menulis puisi. Penerapan kerangka prinsip ‖TANDUR‖ yang terdapat dalam

pembelajaran quantum learning merupakan langkah-langkah pembelajaran yang

efektif. Dimulai dari ‖tumbuhkan‖ yang dilakukan pada saat apersepsi dengan

menyanyikan sebuah lagu yang bertujuan untuk menumbuhkan ketertarikan dan

minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan diakhiri dengan ‖rayakan‖

yang dilakukan guru untuk memberikan penghargaan atas usaha atau kerja keras

yang telah dilakukan siswa serta untuk memacu siswa agar lebih baik dalam

kegiatan pembelajaran selanjutnya. Oleh karenanya, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai referensi untuk mengembangkan pengajaran bahasa yang lebih kreatif dan

inovatif, seperta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga

pengajar yang ingin menerapkan model pembelajaran quantum learning di

kelasnya.

Model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan minat dan

kemampuan menulis puisi siswa karena melalui penerapan model pembelajaran

ini tidak sekedar dapat menumbuhkan kesenangan pada diri siswa namun juga

dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, memupuk

keberanian, serta merespon sesuatu yang ada di sekitar. Respon-respon tersebut

diungkapkan melalui kegiatan menulis puisi. Dengan demikian, diakhir

pembelajaran siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara tertulis

dalam bentuk puisi.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

mengajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa disarankan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hendaknya lebih

aktif dan mengikuti pelajaran dengan perasaan senang. Hal ini dikarenakan

dengan adanya rasa senang pada diri siswa maka akan menumbuhkan rasa

Page 146: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

146

ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari dan lebih memudahkan siswa

untuk mendalami materi tersebut. Selain itu, jika sekiranya siswa masih

mengalami kesulitan dan kurang menyenangi dengan cara guru mengajarkan

suatu materi. Maka hendaknya siswa dapat menyampaikan hal tersebut pada

guru sehingga ini dapat menjadi masukan atau perbaikan bagi guru.

2. Bagi Guru

a. Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya dapat memanfaatkan sarana

penunjang seperti media pembelajaran yang menarik dan dapat membuat

siswa lebih aktif. Penggunaan media pembelajaran ini selain bertujuan

untuk mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas juga sebagai sarana

bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

b. Guru hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap

segala tindakan yang akan ditempuh. Hal ini penting dilakukan agar dalam

pelaksanaannya, guru dapat memperkecil kemungkinan munculnya

hambatan dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru hendaknya juga

dapat menumbuhkan keaktifan dan kesadaran siswa agar kegiatan

pembelajaran menulis puisi berlangsung lebih kondusif

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya menambah sarana atau fasilitas belajar-mengajar

yang dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk mendukung dan lebih

mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Misalnya, untuk materi sastra,

khusunya puisi perlu ditambah kaset atau rekaman deklamasi puisi yang

lebih variatif.

b. Pihak sekolah hendaknya dapat memotivasi dan memfasilitasi guru dalam

meningkatkan kemampuan mengajar. Baik dengan mengikut sertakan guru

dalam kegiatan seminar, workshop, penataran, maupun dengan

mendukung guru untuk melakukan berbagai penelitian dalam pendidikan

dan pengajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Page 147: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

147

Diharapkan bagi peneliti lain agar mampu berkolaborasi secara aktif

dengan guru dan dapat menciptakan model pembelajaran baru yang dapat

mengembangkan bakat, potensi, dan kreativitas siswa sehingga kualitas

pendidikan di Indonesia dapat meningkat

Page 148: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

148

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Andayani. 2008. Buku Pedoman: Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Quantum

Learning. Surakarta: UNS Press.

----------------. 2009. Buku Ajar: Bahasa Indonesia. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru

Rayon 13 FKIP UNS.

Atar Semi. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Bambang Kaswanti Purwo. 1991.Bulir-Bulir Sastra dan Bahasa Pembaharuan

Pengajarannya. Yogyakarta: Kanisius.

Bobbi De Porter. 2003. The Impact Of Quantum Learning. (Dalam

http://www.quantumlearning.com/aqlresearch/middleschool/doc), diunduh 7

Oktober 2009 di Surakarta.

-------------------. 2007. Quantum Learner: Fokuskan Enbergimu Dapatkan yang Kamu

Inginkan. Diterjemahkan oleh Lovely. Bandung: Kaifa.

Bobbi DePorter, Mike Hernacki, dan Sarah Nurie. 2003. Quantum Teaching:

Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Diterjemahkan oleh

Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. 2004. Quantum Learning: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Diterjemahkan oleh Alwyah Aburrahman.

Bandung: Kaifa.

Page 149: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

149

Boen S. Oemarjati, 2008. Pembelajaran Sastra Meningkatkan Pembinaan Watak. (Dalam

http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/laman/artikel/Boen_S.html), diunduh 2

Oktober 2009 di Surakarta.

Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching: Model-Model

Pengajaran. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Erman Suherman. 2006. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi

Siswa. (Dalam http://educare.e-fkipunla.net/), diunduh 10 Februari 2010 di

Surakarta.

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

----------------------------. 2005. Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Enco Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan: Pengembangan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ezra Pound. 2005. An Introduction to Literature Fiction, Poetry, and Drama. Boston

Toronto: Little, Brown and Company.

Henry Guntur Tarigan. 1993. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

---------------------------. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Herman J. Waluyo. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Page 150: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

150

----------------------. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Herman J. Waluyo, Budi Setiawan, Handoko. 2007. Pengembangan Model Keterpaduan

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan uantum

Learning (Berbahasa dan Bersastra Dalam Suasana Orkestrasi di SMP Daerah

Surakarta). Penelitian Tim Pasca Sarjana.

Hernowo. 2006. Pembelajaran Efektif. (Dalam

http:///www.strategipembelajaranefektif.html), diunduh 7 Oktober 2009 di

Surakata.

Jabrohim (edt). 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibin Syah. 2009. Pembelajaran Bermakna, (Dalam http://mgmips.wordpress.com),

diunduh pada tanggal 14 Januari 2010.

Nana Sujana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Page 151: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

151

Roebyarto. 2008. Pembelajaran Yang Menyenangkan Lewat Quantum Learning. (Dalam

http://roebyarto.multiply.com/journal/item), diunduh tanggal 20 Oktober 2009 di

Surakarta.

Rumidjan. 1999. ―Strategi Pembelajaran Apresiasi Puisi di Sekolah Dasar‖. Jurnal

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Tahun ke-8, No.2. (Dalam

http://www.malang.ac.id/jurnal/fip/1999a.htm), diunduh 7 Oktober 2009, di

Surakarta (tidak dipublikasikan).

Sarwiji Suwandi. 2009. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

-------------------. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Karya Tulis Ilmiah.

Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

Sarumpaet Riris K. Toha. 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesia.

Soedomo A. Hadi. 2005. Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta: LPP dan UNS Press.

Shelby Reeder. 2003. Making Quantum Leaps in Learning. (Dalam

http://www.learningforum.com/article.html), diunduh 13 Februari 2010 di

Surakarta.

Shelly Thomas. 2007. ―Quantum Leap Methodologies and Models for Learning

Languages”. Journal of Education. McNair Research Review Summer, Vol. V.

(Dalam http://www/learning forum.com/), diunduh 7 Oktober 2009 di Surakarta.

Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru

Rayon 13 FKIP UNS

Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 152: PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN …... · pengajaran sastra selain dapat meningkatkan kemampuan berbahasa juga sebagai wahana yang efektif dalam mengembangkan dan

152

Sukarno. 2009. Penelitian Tindakan Kelas: Prinsip-Prinsip Dasar dan Implementasinya.

Surakarta: Media perkasa.

Sukisno. 2008. Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran Keterampilan

Menulis Narasi Pada Siswa Kelas V SDN Sirap Kecamatan Tanjungsiang

Kabupaten Subang‖. Skripsi.

Swandono. 1995. Perencanaan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta:

UNS Press.

Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

----------------. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung

: Alfabeta.

Teti Rostikawati. 2005. Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya

Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa. Tesis : Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta (tidak dipublikasikan).

The Liang Gie. 2202. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruksivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Win Wenger. 2003. Beyond Quantum Teaching and Learning: Memadukan Quantum

Teaching and Learning. Diterjemahkan oleh Ria sirait. Bandung: Nuansa.

Yant Mujiyanto, dkk. Puspa Ragam Bahasa Indonesia (BPK). Surakarta: UNS Press.