Page 1
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN
PENDEKATAN OPEN ENDED
(Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Nur Azizah Turohmah
NIM 109018300112
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Page 6
i
ABSTRAK
Nur Azizah Turohmah (109018300112), Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended
(Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat Tangerang Selatan), Skripsi
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendekatan Open
Ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, aktivitas
belajar siswa, dan respon siswa terhadap pendekatan Open Ended. Penelitian ini
dilakukan di SD I Al Syukro kelas IV pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan empat tahap antara lain: tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar
observasi aktivitas mengajar guru, jurnal harian, pedoman wawancara guru, tes
kemampuan berpikir kritis matematis dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilihat dari peningkatan
nilai rata-rata pada siklus I sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II. Selain itu
penerapan pendekatan Open Ended juga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan
respon siswa. Hal ini terlihat dari prosentase aktivitas belajar pada siklus I sebesar
46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II, serta prosentase respon positif dengan
menggunakan lembar jurnal harian siswa mengalami peningkatan pada siklus I
sebesar 46,6% menjadi 71,60% pada siklus II.
Kata kunci: pendekatan Open Ended, kemampuan berpikir kritis matematis
Page 7
ii
ABSTRACT
Nur Azizah Turohmah (109018300112), Implementation of Open Ended
Approach To Improve Critical Thinking Mathematically of Students (Classroom
Action Research in SD I Al Syukro Chester South Tangerang), Thesis Department
of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiya and Teaching UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
This aims of research is analyze the application of Open Ended approach
to improve students' mathematical critical thinking skills, student learning
activities, and student responses to Open Ended approach. This research was
conducted in SD I Al Syukro fourth grade in the academic year 2013/2014. The
method of this research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted
in two cycles using four stages : planning, implementation, observation and
reflection. The instruments are observation sheet student learning activities,
teacher observation sheet teaching activities, daily students journals, intervies,
mathematical critical thinking skills test and documentation.
The results of research are the aplication of Open Ended approach can
improve students' mathematical critical thinking skills. Improved critical thinking
skills can be seen from the mathematical average increase in value in the first
cycle of 60.86 to 65.5 in the second cycle. Besides, the implementation of open-
ended approach can also increase the activity of learning and student response.
This can be seen from the percentage of learning activities in the first cycle by
46.4% to 77.86% in the second cycle, as well as the percentage of positive
responses by using a daily students journals sheets of students has increased in
the first cycle of 46.6% to 71.60% in second cycle.
Key words: Open Ended approach, the ability to think critically mathematical
Page 8
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senatiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan guru madrasah
ibtidaiyah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam
penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak
maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulisa mengucapkan yang
sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril
dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis
ssampaikan kepada:
1. Dr. fauzan, MA, ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi.
2. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Dr. Kadir, Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan,
masukan serta mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan lancar.
4. Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan
yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.
5. Syafi’i, S.Pd.I, kepala sekolah SD I Al Syukro yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini serta Ari Pujianto, S.Pd
selaku guru bidang studi SD I Al Syukro yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam penelitian skripsi ini.
Page 9
iv
6. Teristimewa untuk kedua orang tua yang tiada hentinya mencurahkan
kasih sayang, selalu mendo’akan serta memberikan dukungan moril dan
materil kepada penulis. Adikku tersayang Siti Nurkhoyah Pelatun yang
telah memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penulis skripsi ini.
7. Kepada kakek dan nenek yang tak henti-hentinya mendo’akan kepada
penulis. Pa’de Poniman beserta keluarga, Lik Muryani beserta keluarga,
Lik Supri beserta keluarga yang telah memberikan do’a kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan An-Nisa yang selalu memberikan motivasi
dan do’a serta teman-teman seperjuangan di bangku kuliah yang selalu
memberikan semangat dan do’a kepada penulis, khususnya kelas C di
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2009.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
Nur Azizah Turohmah
Page 10
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .................................................... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................................... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................ 5
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................. 7
1. Pembelajaran Matematika ................................................................. 7
a. Pengertian Belajar ....................................................................... 7
b. Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika .................. 8
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................................. 9
a. Pengertian Berpikir Kritis Matematis ......................................... 9
b. Indikator Berpikir Kritis Matematis ........................................... 11
3. Pendekatan Open Ended ................................................................... 15
a. Pengertian Pendekatan Open Ended ........................................... 15
b. Aspek-aspek Pendekatan Open Ended ........................................ 17
c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended ....... 18
d. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended ............. 20
Page 11
vi
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 21
C. Hipotesis tindakan ................................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................ 23
C. Subjek Penelitian ................................................................................... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................... 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................ 26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ......................................... 30
G. Data dan Sumber Data .......................................................................... 30
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 30
I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................... 33
K. Analisis Data dan Interpretasi Data....................................................... 36
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................. 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskrisi Data ......................................................................................... 39
a. Survei Pendahuluan ......................................................................... 39
b. Pelaksanaan Siklus I ........................................................................ 41
c. Pelaksanaan Siklus II ...................................................................... 58
B. Analisis data .......................................................................................... 75
C. Pembahasan ........................................................................................... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 88
B. Saran ...................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90
LAMPIRAN ..................................................................................................... 93
Page 12
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 93
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 101
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ...................................................... 108
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus II..................................................... 120
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ........................................................................................ 131
Lampiran 6 Soal Tes Akhir Siklus I............................................................... 132
Lampiran 7 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ........................................................................................ 133
Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II ...................................................................................... 135
Lampiran 9 Soal Tes Akhir Siklus II ............................................................. 136
Lampiran 10 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II ...................................................................................... 137
Lampiran 11 Pedoman Wawancara ................................................................. 139
Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa ............................. 141
Lampiran 13 Lembar Obeservasi Kegiatan Mengajar Guru............................ 142
Lampiran 14 Lembar Jurnal Harian Siswa ...................................................... 143
Lampiran 15 Hasil Wawancara Guru .............................................................. 144
Lampiran 16 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I ....... 147
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus I ........................ 148
Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II ...... 151
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus II ....................... 152
Lampiran 20 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ............................... 155
Lampiran 21 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II .............................. 157
Lampiran 22 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II ................................... 159
Lampiran 23 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan Siklus II................................ 160
Page 13
viii
Lampiran 24 Hasil Daya Pembeda Butir Soal Siklus I dan Siklus II ............. 161
Lampiran 25 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus I dan siklus II............... 162
Lampiran 26 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa Siklus I
dan Siklus II ............................................................................... 163
Lampiran 27 Hasil Lembar Jurnal Harian Siswa Siklus I dan Siklus II ......... 165
Page 14
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan .................................... 27
Tahap Penelitian Siklus I ............................................................ 28
Tahap Penelitian Siklus II ........................................................... 29
Tabel Indeks Reliabilitas ............................................................. 34
Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................... 35
Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 36
Pedoman Penskoran Butiran Item Tes Kemapuan Berpikir
Kritis Matematis ......................................................................... 37
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian .............. 40
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ......... 49
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ................ 52
Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa Siklus I .. 53
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ......... 55
Hasil Refleksi Pembelajaran Pada Siklus I ................................. 57
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ........ 66
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ................ 68
Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa
Siklus II ....................................................................................... 70
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II........ 71
Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran
pada Siklus I dan Siklus II .......................................................... 75
Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis .......................................................................... 76
Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Matematik Tes Siklus I dan Siklus II .......................................... 77
Rata-Rata Prosentase Tanggapan Siswa ..................................... 79
Page 15
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin .................................................. 24
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 25
Gambar 4.1 Jawaban siswa yang masih keliru ............................................... 43
Gambar 4.2 Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban ......................... 45
Gambar 4.3 Jawaban siswa yang salah ........................................................... 47
Gambar 4.4 Siswa sedang diskusi kelompok .................................................. 62
Gambar 4.5 Jawaban salah beberapa kelompok ............................................. 64
Gambar 4.6 Hasil jawaban tes siklus II indikator memfokuskan pertanyaan . 86
Gambar 4.7 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 86
Gambar 4.8 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 87
Gambar 4.9 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 87
Gambar 4.10 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 88
Page 16
1
ВАВ І
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan,
maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.
Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan individu agar dapat
membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu memecahkan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat memberikan solusi
untuk permasalahan tersebut. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk
memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Di
samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.1 Pendidikan diarahkan
kepada terbinanya manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan yang
tercantum dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007 dalam standar proses
yang berbunyi:2
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan
karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan
yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka
diselenggarakanlah rangkaian kependidikan, baik formal maupun non formal.
Pendidikan formal proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang
ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan
1 Umar Tirtaraharja dan S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta,
2005) h. 265 2Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Page 17
2
matematika. Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang studi
yang menduduki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam
pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak di banding dengan jam
mata pelajaran lainnya. Selain itu juga, matematika merupakan mata
pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di perguruan tinggi (PT). Namun,
dibalik pentingnya peranan yang dimiliki matematika, matematika juga
merupakan mata pelajaran yang masih ditakuti oleh sebagian besar siswa.
Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap matematika sebagai
pelajaran yang sulit dan sering menimbulkan berbagai masalah yang sulit
untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar
siswa.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan
data hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti
siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan
International Association for the Evaluation of Educational Achievement
Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara.
Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386
dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari
penilaian tahun 2007.3
Rendahnya mutu pendidikan matematika tersebut bukan hanya
disebabkan pelajaran matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh
beberapa faktor yang meliputi berbagai hal seperti siswa itu sendiri, guru,
Strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan
satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa
terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya anggapan/asumsi
yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan
matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran
siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut
3R. Rosnawati, “Kemampuan Penalaran MatematikaSiswa SMP Indonesia pada
TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 18 Mei 2013.
Page 18
3
agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi informasi melainkan
sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri
pengetahuan matematikanya.
Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar
matematika, menurut Krulik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi berpikir
dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.4 Wijaya mengatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-
persoalan dalam kehidupan yang memerlukan pemecahan.5 Sehingga dalam
memutuskan suatu permasalahan, tidak secara langsung mengarah
kesimpulan tanpa benar-benar memikirkannya. Sesorang yang memiliki
kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu menganalisis masalah,
menentukan tindakan yang tepat, serta melakukan tindak lanjut dari tindakan
yang diambil.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah,
jarang sekali siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam
menghadapi suatu permasalahannya. Utomo dan Ruijter memaparkan bahwa
pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat
mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang harus
dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak dapat
menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh
penyelesaiannya.6
Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran dan wawancara terhadap
guru mata pelajaran matematika kelas IV SD I Al Syukro ditemukan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa rendah, terbukti pada saat proses
pembelajaran berlangsung siswa menyelesaikan soal hanya menyelesaikan
jawaban dengan satu cara yaitu yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak
4 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 63 5Ibid., h. 66
6 Suparno, Membangun Kompetensi Belajar. (Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi
Depdiknas,2000), h.31
Page 19
4
dituntut untuk menyelesaikan soal dengan mengkonstruksi pengetahuan yang
dimilikinya. Sehingga saat diberikan soal berupa non rutin siswa akan merasa
kesulitan menyelesaikannya. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan
berpikir kritis matematis siswa.
Untuk memberikan kemampuan berpikir kritis kepada siswa, tidak
diajarkan secara khusus sebagai satu mata pelajaran tetapi melalui setiap
mata pelajaran aspek berpikir kritis mendapatkan tempat yang utama.
Sehingga setiap kegiatan pembelajaran harus mampu menumbuhkan dan
meningkatkan dimensi pemahaman, pengertian dan ketrampilan dari para
siswa untuk memahami kenyataan dan permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan kesehariannya di tengah keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
pergaulan yang lebih luas dalam masyarakat. Atas dasar permasalahan
tersebut mаka kemampuan berpikir matematis siswa harus ditingkatkan.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilakukan
dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal
ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk
mengkonstruksi pemikirannya baik dengan guru, teman maupun terhadap
materi matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa yaitu siswa secara aktif
mengemukakan ide pokok dari materi belajar, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan pelajaran yang sudah dipelajari kedalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang tidak
hanya berdasarkan pada proses mendengarkan atau mencatat. Pembelajaran
aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada
proses pembelajaran. Salah satunya adalah pendekatan Open Ended.
Pendekatan Open Ended merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat membangun kreatifitas siswa dan pola pikir siswa yang
Page 20
5
disesuaikan dengan kemampuan siswa.7 Dalam pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended, siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan
jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban
dengan menghubungkan pembelajaran matematika dengan konsep yang
dimiliki oleh siswa, sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika
siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk karya
ilmiah yang berjudul "Peningkatan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended pada SD I Al Syukro
Universal".
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah diantaranya adalah:
1. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah.
2. Mata pelajaran matematika kurang diminati siswa.
3. Penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga
siswa lebih cenderung pasif.
4. Siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah
matematika karena soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan
kurang bervariasi.
5. Cara penyelesaian soal-soal matematika siswa homogen, masih terpaku
pada apa yang diajarkan guru maupun contoh pengerjaan di buku paket.
7 Feni Rita fiantika,”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended
Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa” makalah disampaikan
pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Statistika, UNIPA Surabaya, Surabaya, 2010,
h. 457
Page 21
6
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka pembatasan masalah
yaitu:
1. Pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
2. Kemampuan yang akan dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis
pada indikator,
a. Memfokuskan pertanyaan
b. Menentukan tindakan
c. Mengidentifikasi asumsi
3. Materi yang akan digunakan adalah operasi bilangan bulat.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Dari pembatasan masalah diatas, maka diperoleh pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana penerapan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa?
2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan
Open Ended?
E. Tujuan penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika
siswa melalui pendekatan Open Ended.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan
pendekatan Open Ended.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
1. Bagi guru, sebagai sumber informasi tentang penggunaan pendekatan
Open Ended dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi sekolah, menjadi sebuah manivestasi yang baik bagi peningkatan
mutu sumber daya manusia dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan.
3. Bagi siswa, merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.
Page 22
7
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan.8 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Adapun proses kegiatan belajar mengakibatkan suatu
perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan yang terjadi
berlaku dalam waktu relatif lama dan disertai usaha. Perubahan yang
dimaksudkan adalah terjadi dalam berbagai bentuk perilaku dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, perubahan tingkah
laku yang didapat setelah proses belajar dapat diamati melalui tiga
ranah yaitu meliputi:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan
penilaian.
2. Ranah afektif, berkenaan dengan kemampuan emosional atau sikap
dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi
8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung,:PT Remaja
Rosda Karya, 2010),h.87-90.
7
Page 23
8
kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai
dan karakterisasi diri.
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan kemampuan motorik
menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan.9
b. Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika
Berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan berpikir (bernalar).10
Menurut Ruseffendi,
matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.11
Pada tahap awal
matematika terbentuk dari pengalaman maupun aktivitas manusia
secara empiris, kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio,
diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur
kognitif sehingga pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep
matematika. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.12
Menurut James dan
James, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
lainnya yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan
geometri.13
Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup
tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Aritmatika
merupakan cabang matematika yang mencakup pengetahuan tentang
9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 33.
10 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung:UPI Press,
2006) h.3. 11
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA
UPI, 2001), h. 18. 12
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 202. 13
Suherman, loc. cit.
Page 24
9
bilangan, sedangkan aljabar berkenaan dengan penggunaan abjad
dalam aritmatika, dan geometri berkenaan dengan titik dan garis.14
Menurut Mohammad Surya, pembelajaran adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.15
Dengan demikian
pembelajaran matematika adalah suatu upaya membelajarkan siswa
untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi
dengan menghubungkan informasi maupun pengetahuan yang telah
dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep-konsep matematika
yang telah dimiliki.
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
a. Pengertian Berpikir Kritis matematis
Menurut Vincent ruggiero, berpikir sebagai segala aktivitas
mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami;
bеrpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian
makna.16
Berpikir adalah aktivitas jiwa yang mempunyai
kecenderungan final yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi.17
Unsur unsur keterampilan berpikir diantaranya:
a) Mengamati, b)
Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, c) Kemampuan untuk
berpikir secara deduktif, d) Kemampuan untuk interpretasi yang logis,
e) Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan
yang kuat.18
14
Abdurrahman, op.cit., h.204-205. 15
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat jenderal
pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 7. 16
Elaine B. Johnson, Ctl, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012) h.187. 17
Alisuf Basri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV pedoman
Ilmu Jaya, 2006) h. 77. 18
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2010) h. 125.
Page 25
10
Berpikir merupakan aktivitas jiwa yang memiliki
kecenderungan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi
menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah ada pada diri
manusia. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat
dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian
yang terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir adalah
kemampuan yang melibatkan aktivitas mental seseorang untuk
merumuskan masalah, memecahkan maslah, membuat keputusan, atau
memenuhi keinginan untuk memahami sesuatu.
Kata “kritis” berarti “tepat” dan “tajam” dalam berpikir.19
Menurut Webster’s New Encyclopedic All New, kritis adalah
menerapkan atau mempraktikkan penilaian yang teliti dan objektif.20
Sehingga berpikir kritis dapat diartikan berpikir yang membutuhkan
kecermatan dalam membuat keputusan.
Ennis berpendapat bahwa berpikir kritis adalah proses yang
bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai yang
dipercayai dan dikerjakan.21
Gerhand mendefinisikan berpikir kritis
sebagai proses komplek yang melibatkaan penerimaan dan penguasaan
data, analisis data, evaluasi data, mempertimbangkan aspek kuantitaif
dan kualitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan
berdasarkan hasil evaluasi. Glaser mendefinisikan berpikir kritis
sebagai 1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-
masalah dan hal-hal yang berbeda dalam jangkauan pengalaman
seseorang. 2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan
penalaran logis. 3) suatu keterampilan untuk menerapkan metode-
metode tersebut.22
Dewey berpendapat bahwa berpikir kritis secara
19
Johnson, loc. Cit. 20
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 62 21
Ibid. 22
Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. Benyamin H (Jakarta:
Eralngga, 2009), h. 3
Page 26
11
esensial adalah sebuah proses aktif, proses dimana kita memikirkan
berbagai hal secara lebih mendalam untuk diri kita, mengajukan
berbagai pertanyaan untuk diri kita, menemukan informasi yang
relevan untuk diri kita, dan seorang pemikir kritis tidak begitu saja
menerima informasi dari orang lain secara pasif.23
Berpikir kritis adalah berpikir mendalam terhadap suatu
permasalahan dengan melibatkan data yang ada untuk menghasilkan
suatu kesimpulan yang logis. Seifert & Hoffnung, menyebutkan
beberapa komponen pemikiran kritis, yaitu:
1. Basic operations of reasoning ,
Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk
menjelaskan, mengeneralisisasi, menarik kesimpulan deduktif, dan
merumuskan langkah-langkah logis lainnya secar mental.
2. Domain-spesific knowledge
Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus memiliki
pengetahuan tentang topic atau kontennya.
3. Metacognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk
memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu
ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru, dan mereka-
reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan
mempelajari informasi tersebut.
4. Values, beliefs, and dispositions
Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan
obyektif.24
b. Indikator berpikir kritis matematis
Menurut Santock, untuk berpikir secara kritis, untuk
memecahkan setiap permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah
23
Ibid., h. 2. 24
Desmita, Psikologi Perkembangan Anak, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h.
154.
Page 27
12
pengetahuan baru, siswa harus mengambil peran aktif di dalam belajar,
dalam artian siswa harus berupaya mengembangkan sejumlah proses
berpikir aktif, diantaranya:
1. Mendengarkan secara seksama
2. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan
3. Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka
4. Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan
5. Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus)
6. Membedakan antara kesimpulan yang valid dan yang tidak valid
secara logika
7. Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi
(seperti "ара intinya?", "ара yang anda maksud dengan pertanyaan
ini?", dan mengapa?").25
Sedangkan Untuk menilai tingkat kemampuan berpikir kritis
seseorang diperlukan suatu indikator berpikir kritis. Menurut Watson
dan Glaser untuk menilai kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan
dengan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator,
yaitu:
1. Mengenal asumsi
2. Melakukan inferensi
3. Deduksi
4. Interpretasi
5. Mengevaluasi argumen26
Menurut Ennis, indikator kemampuan berpikir kritis
dikelompokkan dalam lima aspek:
1. Memberikan penjelasan sederhana
a. Memfokuskan pertanyaan
b. Menganalisis pertanyaan
25
Ibid., h. 156 26
Amri, op. cit., h. 65.
Page 28
13
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan
atau tantangan
2. Membangun ketrampilan dasar
a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.
b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil
observasi
3. Menyimpulkan
a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
c. Membuat dan menentukan nilai pertimbangan
4. Membuat penjelasan lebih lanjut
a. Mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi
b. Mengidentifikasi asumsi
5. Strategi dan taktik
a. Menentukan tindakan
b. Berinteraksi dengan orang lain.27
Selain itu, Ennis menyatakan bahwa terdapat enam unsur dasar
dalam berpikir kritis, yaitu:
1. Fokus (Focus)
Langkah awal dari berpikir kritis adalah mengidentifikasi
masalah dengan baik. Permasalahan yang menjadi fokus bisa
terdapat dalam kesimpulan sebuah argumen. Indikator fokus yang
dimaksudkan adalah siswa mampu memfokuskan pertanyaan atau
masalah dan menentukan konsep yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan.
2. Alasan (Reason)
Alasan yang diberikan harus logis untuk disimpulkan
seperti yang tercantum dalam fokus. Alasan berasal dari informasi,
teorema, atau sifat yang diketahui. Indikator reason yang
27
Husnidar,dkk.,”penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis siswa”, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. I,
No. I, April 2014, h. 74.
Page 29
14
dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan alasan mengenai
jawaban yang dikemukakan.
3. Kesimpulan (Inference)
Penarikan kesimpulan yang benar harus didasarkan pada
langkah-langkah dari alasan menuju kesimpulan yang masuk akal
atau logis. Indikator inference yang dimaksudkan adalah siswa
mampu membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan
dengan cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian.
4. Situasi (Situation)
Situasi yang dimaksud adalah mencocokkan dengan situasi
yang sebenarnya. Indikator situation yang dimaksudkan adalah
siswa mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat
menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal- soal
aplikasi.
5. Kejelasan (Clarity)
Harus ada kejelasan mengenai istilah-istilah yang
digunakan dalam argumen tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam membuat keputusan. Indikator clarity yang dimaksud adalah
siswa mampu memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau
keterkaitan konsep.
6. Tinjauan ulang (Overview)
Indikator overview yang dimaksud adalah siswa mampu
mengecek apa yang telah ditemukan,diputuskan, dipertimbangkan,
dipelajari dan disimpulkan.28
Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
peneliti akan membatasi indikator berpikir kritis yang sesuai dengan
kemampuan berpikir kritis tingkat sekolah dasar yaitu:
1. Memfokuskan pertanyaan
2. Mengidentifikasi asumsi
3. Menentukan tindakan
28
Ahmadi, loc.cit
Page 30
15
3. Pendekatan Open Ended
a. Pengertian pendekatan Open Ended
Istilah pendekataan secara harfiah dalam kamus besar Indonesia
diartikan sebagai "proses, perbuatan, cara mendekati". Menurut sanjaya
pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran29
. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah
pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum.30
pendekatan adalah suatu cara yang
ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat
dari sudut pandang bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran
umum atau khusus dikelola.31
Dari pengertian pendekatan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang
ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat
dari sudut begaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman.
Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended adalah
pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki
banyak jawaban yang benar (problem terbuka atau incomplete) kepada
siswa. Shimada berpendapat bahwa pendekatan Open Ended adalah salah
satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan antara pemahaman, kemampuan atau cara berpikir
siswa yang telah dipelajari sebelumnya. Pendekatan ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman
menemukan, mengenali dan dan memecahkan masalah dengan beberapa
29
Dewi, op. cit., h. 38 30
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,.
(Jakarta: Kencana, 2008) h. 127 31
Gusni Satriawati, Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended pada
Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam Pendekatan Ваrи dalam Pembelajaran
Sains dan Matematika Dasar, (Jakarta: IISEP, 2007) hal. 158
Page 31
16
cara berbeda.32
Pendekatan Open Ended merupakan salah satu pendekatan
yang membatu siswa melakukan penyelesaian masalah secara kreatif dan
menghargai keragaman berfikir yang mungkin timbul selama mengerjakan
soal.33
Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open
Ended, dimulai dengan pertanyaan dalam bentuk Open Ended (soal yang
memiliki banyak jawaban) yang diarahkan untuk menggiraing tumbuhnya
pemahaman atas masalah yang diajukan. Bedger menyatakan bahwa
pertanyaan Open Ended bukanlah bentuk pertanyaan dengan banyak
pilihan tanpa option. Juga bukan pertanyaan yang hanya memiliki satu
jawaban yang benar. Namun lebih mengarah pada pertanyaan dimana
siswa memiliki peluang untuk berpikir lebih leluasa, komprehensif tanpa
harus kehilangan konteksnya. Keleluasaan berpikir yang ditawarkan
kepada siswa jelas membutuhkan kepekaan guru untuk
menginterpretasikan sekaligus mampu menggunakan banyak kritera dalam
merespon jawaban siswa.
Dasar keterbukaan dari pertanyaan Open Ended dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu : Process in open (proses terbuka)
yaitu tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang
benar, end products are open (hasil akhir yang terbuka) yaitu tipe soal
yang diberikan mempunyai jawaban yang banyak, ways to developare
open (cara pengembangan lanjutannya terbuka) yaitu ketika siswa telah
selesai menyelesaikan masalah awal mereka dapat menyelesaikan masalah
barudengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama.34
Katsuro mengemukakan bahwa ada tiga perbedaan jawaban
dalam pendekatan Open Ended, yaitu:
a. Siswa mengerti perbedaan jawaban-jawaban. Siswa mengetahui
alasan-alasan dari perbedaan yang timbul dalam jawaban-jawaban
siswa.
32
Ibid., h. 159 33
Ibid., h. 155 34
Ibid., h. 160
Page 32
17
b. Siswa mengerti hubungan antara perbedaan jawaban-jawaban.
c. Siswa berkembang pengetahuan matematikanya dan berpikir
berdasarkan perbedaan jawaban-jawaban.
Dengan demikian untuk menyelesaikan pertanyaan Open Ended,
siswa dituntut untuk mengembangkan metode atau strategi dalam
memperoleh jawaban yang benar. Sehingga siswa tidak hanya diminta
untuk menjawab soal dengan benar, tetapi menjelaskan bagaimana proses
menemukan jawaban yang benar.
b. Aspek-Aspek Pendekatan Open Ended
Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan matematika dan kegiatan
siswa bisa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:35
1. Kegiatan siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan harus terbuka ialah kegiatan pembelajaran
harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan segala
sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
2. Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi
proses pengabstraksian dalam pengalaman nyata dalam kegiatan
sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya
kegiatan matematika akan mengundang proses manipulasi dan
manifestasi dalam dunia matematika.
Suatu pendekatan Open Ended dalam pembelajaran harus dibuat
sedapat mungkin sebagai petunjuk dan pelengkap dari problem. Pada
saat yang bersamaan kegiatan matematika yang lebih berharaga dan
“kaya” dapat terselenggara melalui problem tadi. Dalam
menggunakan problem, kegiatan matematika dapat dipandang sebagai
operasi konkrit benda yang dapat ditemukan melalui sifat-sifat inhern.
Analogi dan inferensi terkandung dalam situasi lain misalnya dari
jumlah benda yang lebih besar.
35
Suherman, op.cit., h. 125-127
Page 33
18
3. Kegiatan siswa dan kegiaan matematika merupakan satu kesatuan
Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara
simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematika
siswa terperhatika guru melalui kegiatan-kegiatan matematika yang
bemanfaat untuk menjawab permasalahan yang lainnya. Dengan kata
lain, ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan mendorong
potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematika pada tingkatan
berpikir yang lebih tinggi.
c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended
Langkah penting lain yang harus dikembangkan guru dalam
pembelajaran melalui pendekatan Open Ended adalah menyusun rencana
pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan pada siswa36
, yakni :
1) Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan
bernilai?
Masalah harus mendorong siswa untuk berfikir dari erbagai sudut
pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep
matematika yang sesuai dengan siswa berkemampuan rendah sampai
tinggi untuk menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya.
2) Apakah level matematika dari masalah itu cocok dengan siswa?
Pada saat menyelesaikan masalah, siswa harus menggunakan
pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut
diprediksi diluar jangakaun siswa, maka guru harus mengubahnya.
3) Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika
lebih lanjut?
Masalah harus terkait dengan konsep-konsep matematika lebih tinggi
sehingga memacu siswa berpikir tingkat tinggi.
36
Ibid., h. 119
Page 34
19
Sawada (Shimada dan Becker) menyarankan langkah-langkah
dalam menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan Open Ended.
Dalam pendekatan Open Ended, guru memberikan keadaan suatu masalah
yang mana penyelesaian atau jawabannya tidak hanya satu cara. Langkah-
langkah ini sekaligus merupakan kriteria evaluasi implementasi proses
belajar mengajar dengan metode ini. Adapun langkah-langkah tersebut
adalah”37
1. Menyusun daftar respon yang diharapkan dari siswa.
Siswa diharapkan merespon masalah yang diberikan dengan
berbagai cara. Namun, mengingat kemampuan siswa dalam
mengemukakan gagasan dan pikirannya masih terbatas, maka guru
perlu menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal
ini diperlukan sebagai upaya mengarahkan dan membantu siswa
memecahkan masalah sesuai dengan cara dan kemampuannya.
2. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai
Guru harus benar-benar memahami peran masalah yang akan
diberikan kepada siswa dalam keseluruhan pembelajaran. Apakah
masalah yang akan diberikan kepada siswa diperlakukan sebagai
pengenalan konsep baru atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar
siswa. Berdasarkan berberapa hasil penelitian masalah Open Ended
efektif digunakan untuk pengenalan konsep baru atau dalam
merangkum kegiatan belajar.
3. Bila perlu menggunakan alat-alat bantu atau media untuk membantu
kelancaran metode penyampaian soal.
4. Mengkemas soal dalam bentuk semenarik mungkin
Mengingat pemecahan masalah Open Ended memerlukan waktu
untuk berpikir, maka konteks permasalahan yang disampaikan harus
dikenal baik oleh siswa dan harus menarik perhatian serta
membangkitkan semangat intelektual.
37
Satriawati, op. cit., h.162
Page 35
20
5. Mengalokasikan waktu secukupnya.
Guru harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk
memahami masalah, mendiskusikan kemungkinan pemecahannya, dan
merangkum apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu guru dapat
membagi waktu dalam dua periode. Periode pertama, siswa bekerja
secara individual atau kelompok dalam memecahkan masalah dan
membuat rangkuman dari hasil pemecahan masalah. Periode kedua,
digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan serta
penyimpulan dari guru.
d. Keunggulan dan kelemahan pendekatan Open Ended
Dalam pendekatan Open Ended guru memberikan permasalahan
kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan
hanya satu jalan/ cara. Oleh karena itu ada beberapa keunggulan
pendekatan Open Ended antara lain:
1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan ketrampilan matematik secara komprehensif.
3. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4. Siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberika bukti atau
penjelasan.
5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan.38
Selain keunggulan, pendekatan Open Ended memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya:
1. Menyiapkan masalah matematikayang bermakna bukanlah pekerjaan
yang mudah.
38
Ibid., h.162
Page 36
21
2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat
sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana
merespon peemasalahan yang diberikan.
3. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi bisa merasa ragu dengan
jawaban mereka.
4. Memungkinkan ada beberapa siswa yang merasa bahwa kegiatan
belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka
hadapi.39
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, guru harus memiliki
perencanaan yang baik dan memahami pemecahan masalah dengan
pendekatan Open Ended.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat pada penelitian ini
adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Lely Lailatus Syarifah yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Open Ended terhadap kemampuan berpikir kritis
matematik siswa” yang dilakukan pada tahun 2012 di SMPN 3
Tangerang Selatan pada materi himpunan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa, hal ini ditunjukkan dengan analisis data
menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua
kelas diperoleh nilai t hitung sebesar 4,02, sedangkan t tabel dengan taraf
signifikan 5 % dan derajat kebebasan (dk)= 78 adalah 1,66. Sehingga
hipotesis alternatif (H1) diterima.
2. Penelitian yang dilakukan Elih Sholihat yang berjudul “ pendekatan
Open Ended terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika” yang dilakukan pada tahun 2009 di MTsN Model Babakan
Sirna Leuwisadeng Bogor pada materi segi empat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan
39
Suherman, op. cit., h. 121
Page 37
22
kemampuan berpikir kreatif siswa, hal ini dapat dilihat dari perbedaan
nilai rata-rata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas ekperimen,
dimana nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 52,2 sedangkan nilai rata-rata
kelas eksperimen 69,83.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suryani yang berjudul “ pengaruh metode
Problem solving (Pemecahan Masalah) terhadap ketrampilan berpikir
kritis siswa pada konsep listrik dinamis” yang dilakukan pada tahun 2009
di SMA Hang Tuah 1 Jakarta, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest
dan nilai rata-rata posttest, dimana nilai rata-rata pretest sebesar 35,97
dan nilai rata-rata posttest sebesar 58,83.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan yang telah
dipaparkan diatas, maka pendekatan Open Ended dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV SD I AlSyukro.
Page 38
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Al-Syukro berlokasi di Gang
Maung, Ciputat – Tangerang Selatan di kelas IV semester 2.
b. Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (Genap)
Tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas atau yang biasa
dikenal Classroom Action Research (CAR). Menurut Ebbutt, penelitian
tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-
tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksimereka mengenai hasil
dari tindakan-tindakan tersebut.40
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt
Lewin, model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model
penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena
dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian
tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari
empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).41
Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang
digambar sebagai berikut:
40
Rochiati Wiratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 12 41
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.
64.
23
Page 39
24
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kurt Lewin
Model ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdapat
empat komponen yaitu:
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa
2. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika
3. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil
wawancara dan disimpulkan
4. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal
penyebab masalah- masalah itu dengan menyiapkan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan instrument penelitian
berupa pedoman wawancara, pedoman observasi terhadap guru
dan siswa, catatan lapangan yang disusun bersama kolaborator.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan ара
yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan
pendekatan Open Ended. Dimana peneliti bertindak sebagai pelaku
tindakan, dan guru bidang studi sebagai observer.
Page 40
25
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas
mengajar dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi. Selain itu, obsevasi berupa kegiatan
mengamati, mencatat dan mendokumentasikan segalaaktivitas siswa
selama proses pembelajaran berdasarkan lembr observasi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan
tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih
perlu adanya perbaikan.
Adapun alur desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut:42
Gambar 3.2: alur penelitian tindakan kelas
42
Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 16
Kemampuan berpikir
kritis siswa rendah Perencanaan
siklus I
Pelaksanaan
siklus I yaitu
melaksanakan
pembelajaran
Pengamatan
siklus I
Refleksi siklus I
Kemampuan berpikir
kritis siswa masih
rendah
Perencanaan
siklus II Pelaksanaan
siklus II yaitu
melaksanakan
pembelajaran
Pengamatan
siklus II
Refleksi siklus II
Kemampuan berpikir
kritis siswa mencapai
keberhasilan
Jika belum mencapai
keberhasilan, maka
dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Page 41
26
C. Subyek Penelitian
Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas IV dengan
jumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 Perempuan.
Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan guru kelas
bahwa kemampuan berpikir kritis matematik di kelas tersebut rendah.
Partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi
matematika.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta
melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu
oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran matematika
kelas V yang bertindak sebagai observer (pengamat).
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Pada penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, yang dimaksud untuk
melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah
mendapat tindakan yaitu berupa pendekatan Open Ended. Setiap siklus dalam
penelitian ini, peneliti dan observer akan mengamati respon siswa dalam
setiap tindakan pengajaran yang dilakukan dalam kelas, dan melakukan
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Apabila pada siklus I terdapat
kekurangan, maka siklus II diarahkan untuk perbaikan.
Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:
Page 42
27
Tabel 3.1
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan
1. Observasi awal ke sekolah
2. Pembuatan surat izin penelitian
3. Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas
4. Menentukan subyek penelitian
5. Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa
6. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan yang ada
7. Membuat instrumen dan perencanaan tindakan
8. Mensosialisasikan hasil obserasi kepada guru bidang studi
matematika
Obsevasi proses pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk mengamatii
keadaan siswa dan mengidentifikasi permasalahan yang ada dikelas.
Kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi matematika mengenai
proses pembelajaran matematika dimana melihat kemampuan awal siswa
dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kemudian dianalisi dan diperoleh
sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yang akan membahas
mengenai materi yang akan dibahas.
Page 43
28
Tabel 3.2
Tahap penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan kelas Penelitian
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4. Menyiapkan ringkasan materi siklus 1
5. Membuat latihan Soal
6. Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan
7. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
8. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi
9. Menyiapkan soal tes akhir siklus 1
10. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP secara
individual
b. Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa berupa soal uraian yang
mengurkur kemampuan berpikir kritis matematis terdiri dari 5 soal.
Tahap Pengamatan
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan dimana peneliti
mengamatiaktivitas belajar siswa dan guru saat proses jalannya pembelajaran
berdasarkan lembar observasi, dan mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu
guru.
Tahap Refleksi
Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Apabila pada
siklus I terdapat kekurangan maka dilanjutkan pada siklus II.
Page 44
29
Tabel 3.3
Tabel Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan
perbaikan dari siklus I
2. Mendiskusikan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif dengan
guru kolaborator
3. Menyiapkan ringkasan materi siklus 2
4. Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan
5. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
6. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi
7. Menyiapkan soal tes akhir siklus II
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap pelaksanaan
1. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP yang telah
dibuat secara kelompok
2. Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa berupa soal uraian yang
mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Tahap pengamatan
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses
jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi dan mendokumentasikan
kegiatan siswa.
Tahap refleksi
Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Siklus akan
berhenti jika ada peningkatan yang signifikan.
Page 45
30
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Keberhasilan penelitian ini adalah dapat meningkatkan ketrampilan
berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada
pembelajaran matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:
a. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
menunjukkan rata-rata nilai kelas diperoleh mencapai 65.
b. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menunjukkan
skor rata-rata presentase aktivitas keseluruhan siswa mencapai 70%.
c. Hasil pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan 70% siswa
memberikan respon positif.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif
a. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa
dan aktivitas mengajar guru saat proses pembelajaran, pedoman
wawancara terhadap guru, hasil dokumentasi selama proses
pembelajaran berlangsung, hasil jurnal harian siswa .
b. Data kuantitatif
Data kuantitaif diperoleh dari hasil tes kemampuaan berpikir kritis
siswa pada setiap siklus yang dikerjakan siswa.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV,
dan guru mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen
pengumpul data yang digunakan antara lain:
Page 46
31
a. Tes
Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
tes berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan uraian yang dapat
menunjukan dan mengambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang
harus dijawab dan dikerjakan sehingga diperoleh hasil pengukuran
instrumen tes tersebut. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur
nilai variabel yang diteliti, maka setiap instrumen harus mempunyai Skala
pengukuran yang terkait dengan penelitian ini adalah menggunakan rating
scale dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.43
Yang terpenting adalah harus
dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban
pada setiap item instrumen.
b. Non tes
1. Lembar Observasi
Berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya,
dengan persiapan yang matang dilengkapi dengan instrumen tertentu.
Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu
atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam
situasi yang sebenarnya, maupun dalam situasi buatan.44
2. Lembar Jurnal Harian
Cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis
untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran siswa.
3. Lembar Wawancara
Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan,
dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan
secara tuntas.
4. Dokumentasi
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2010), h.141. 44
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.76.
Page 47
32
Dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan
mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.
I. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Observasi proses pembelajaran Open Ended
Data hasil observasi dalam penelitian ini ada dua. Pertama, data
observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh
observer. Pedoman observasi pada peneliti digunakan untuk menilai
proses mengajar peneliti Kedua, data dari hasil observasi proses
pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer, pedoman
observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat
b. Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.
Instrument yang digunakan adalah lembar soal uraian yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa
dengan melihat indikatornya setelah diberi pelakuan. Agar kemampuan
berpikir kritis matematis siswa dapat terlihat maka tes dibuat dalam
bentuk uraian berupa soal pemecahan masalah matematika materi operasi
bilangan bulat.
Untuk memperolah soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus diuji
Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
c. Wawancara; peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi di
awal dan diakhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan
untuk mengetahui proses pembelajaran, kesulitan belajar matematika
siswa, tingkat kemampuan berpikir kritis matematika siswa, dan strategi
belajar yang digunakan guru, sedangkan wawancara di akhir penelitian
dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan
pendekatan Open Ended.
d. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang
diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
Page 48
33
e. Jurnal harian; jurnal harian dibuat untuk mengetahui tanggapan dan sikap
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open
Ended dan mengetahui pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa. Siswa mengisi jurnal harian pada setiap
akhir proses pembelajaran.
Setelah lembar jurnal terkumpul dan dikelompokkan respon siswa
yang memiliki kesamaan terhadap pembelajaran, maka data yang didapat
dibuat dalam tabel frekuensi yang dilengkapi dengan presentase, dalam hal
ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi Jawaban Responden
N = Jumlah Responden
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan untuk
mengetahui dan mengukur validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf
kesukaran soal. Adapun perhitungan dilakukan dengan menggunakan
miscrosoft excel.
1. Uji Validitas
Pengambilan validitas ini untuk mengetahui apakah soal itu valid atau
tidak, dan tentunya tes disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan
dan tujuan pembelajaran. Untuk pengujiannya menggunakan rumus
product moment sebagai berikut:45
45
Ibid., h. 72
%100xN
FP
Page 49
34
Keterangan:
rxy : Koefisien kolerasi
n : Banyaknya subyek
ΣX : Jumlah seluruh skor X
ΣY : Jumlah seluruh skor Y
ΣXY : Jumlah Hasil perkalian tiap -tiap skor asli dari x dan у
Ftabel = r (α , dk) = r (α , n – 2)
Untuk menentukan kriteria uji instrumennya, jika:
rhitung< rtabel maka butir item dinyatakan tidak valid
rhitung> rtabel maka butir item dinyatakan valid
2. Uji Reliabilitas
Untuk mengukur koefisien reliabilitas tes uraian kemampuan
berpikir kritis matematis denganmenggunakan rumus Alpha:46
r 11 =
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 = Bilangan konstan
= Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
= Varian total
Untuk menghitung Si 2dan St
2 gunakan rumus varians berikut ini:
S2 =
Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :47
Tabel 3.4
Indeks Reliabilitas
r11 Keterangan
r < 0,20 Sangat rendah
0,20 < r < 0,40 Rendah
0,40 < r < 0,70 Sedang
0,70 < r < 0,90 Tinggi
0,90 < r < 1,00 Sangat tinggi
46
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.208 47
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Persindo, 2008), cet, h. 181
Page 50
35
3. Tingkat Kesukaran
Taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai
dengan criteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur taraf
kesukaran digunakan rumus :48
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa
peserta tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal
yang digunakan adalah sebagai berikut:49
Tabel 3.5
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai (P) Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk
membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah).
Untuk mengetahui daya pembeda dalam instrumen penelitian ini, maka
digunakan rumus sebagai berikut:
Dp = -
48
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
Ed. 2,h. 223 49
Ibid.,h. 225.
Page 51
36
Keterangan:
Dp = Daya pembeda
BA = Jumlah skor siswa kelompok atas
BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah
JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas
JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah
Patokan yang pada umumnya digunakan untuk mengetahui klasifikasi daya
pembeda pada butir-butir item hasil tes adalah sebagai berikut:50
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai (D) Kategori
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data
tersebut. Berdasarkan lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan
dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif.. Sedangkan analisis data
kuantitatif menggunakan tes matematika yang digunakan berupa tes
kemampuan berpikir kritis dengan melihat indikatornya.
50
Ibid.,h. 232.
Page 52
37
Tabel 3.7
Pedoman Penskoran Butir Item Tes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Aspek yang
diukur
Skor Respon siswa pada masalah
Memfokuskan
pertanyaan
0 Tidak menjawab
1 Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep
atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal
yang diberikan
2 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang
digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
3 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang
digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
tetapi salah dalam perhitungan
4 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang
digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
serta benar dalam perhitungan
Menentukan
tindakan
0 Tidak menjawab
1 Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal
(diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur)
2 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan
kecukupan unsur) dengan benar
3 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan
kecukupan unsur) dengan benar tetapi melakukan
kesalahan dalam perhitungan
4 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan
kecukupan unsur) dengan benar dan melakukan
perhitungan yang tepat.
Mengidentifik
asi asumsi
0 Tidak menjawab
1 Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep
atau informasi dari soal yang diberikan.
2 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari
soal yang diberikan dan tidak bisa menghubungkan
antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk
menyelesaikan soal yang diberikan
3 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari
Page 53
38
soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara
fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk
menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi masih ada
penjelasan yang kurang tepat.
4 Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal
yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta,
konsep dan informasi yang didapat untuk
menyelesaikan soal yang diberikan serta bisa
memberikan alasan dan penjelasan yang akurat.
Dari data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan skor.
Setelah seluruh butir jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung presentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jawaban = x 100 %
L. Pengembangan perencanaan tindakan
Setelah tindakan pertama (sikus 1) telah dilakukan dan hasil tindakan
belum mencapa kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan
berpikir kritis matematis siswa, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan
tindakan selanjutnya sesuai rencana perbaikan pembelajaran.siklus ini terdiri
dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan
refleksi.
Setelah dianalisis dan refleksi pada siklus I, akan tetapi kriteria
keberhasilan belum tercapai maka akan dilakukan siklus II dengan
berkelompok. Penelitian akan berakhir jika peneliti kriteria keberhasilan telah
berhasil diuji degan penerapan pendekatan Open Ended dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis.
Page 54
39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Survei Pendahuluan
Pada tanggal 5 Februari 2014 peneliti melakukan observasi
pembelajaran matematika di kelas IV SDI Al-Syukro.Kegiatan ini
merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan pra penelitian, peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai pengajar mata
pelajaran matematika, melakukan pengamatan aktifitas belajar mengajar di
kelas, dan mendiskusikan pendekatan pembelajaran Open Ended yang
akan digunakan dalam penelitian dengan guru, serta melakukan persiapan-
persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran matematika berlangsung di kelas berdasarkan pedoman
observasi yang telah disusun.
Adapun hasil observasi pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut:
a. Metode yang digunakan guru lebih banyak penugasan, ceramah
interaktif dengan menjelaskan materi yang diajarkan, serta
ekspositori.
b. Siswa masih takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat tentang
materi yang dipelajari kepada guru.
c. Dalam penyelesaian tugas, siswa hanya menggunakan strategi yang
diajarkan guru sehingga cenderung menyalin cara dengan berbeda
angka.
d. Dari 22 siswa, 15 anak yang memperhatikan dan paham penjelasan
guru.
e. Ekspresi muka siswa menunjukkan bosan dan bingung ketika
pembelajaran matematika sedang berlangsung.
Page 55
40
Rata-rata hasil observasi kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran
matematika pada saat penelitian pendahuluan.
Tabel 4.1
Hasil observasi kegiatan pembelajaran pra penelitian
NO Aspek yang dinilai skor
penilaian
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru 2
2. Siswa mengidentifikasi suatu
permasalahan 3
3. Siswa mempresentasikan hasil
identifikasinya 1
4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru 2
5. Siswa memecahkan masalah 2
6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 2
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan 3
JUMLAH 15
RATA- RATA 2,142857
RATA- RATA (%) 6,122449
Pada tanggal 6 Februari 2014 peneliti melakukan wawancara dengan
guru mata pelajaran matematika untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Setelah melakukan observasi
dan wawancara kepada guru mata pelajaran, peneliti mensosialisasikan
tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open
Ended dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
peneliti kepada siswa.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika adalah guru
mata pelajaran telah menerapkan berbagai metode active learning, akan
tetapi siswa memiliki kemampuan berpikir kritis matematis yang rendah,
dikarenakan pembelajaran yang dilakukan hanya berpacu pada soal dengan
Page 56
41
satu strategi penyelesaian, yaitu sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru
mata pelajaran. Soal-soal yang diberikan guru terkadang terlalu mudah dan
kurang bervariasi sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru
berika.
Peneliti mengambil materi tentang operasi bilangan bulat sebagai
materi untuk penelitian, karena materi tersebut sudah dipelajari sebagian
pada semester I. Materi ini cocok untuk diajarkan dengan pendekatanOpen
Ended, karena selain siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang
materi tersebut, juga siswa dapat mengekplorasi pengetahuan yang
dimiliki dengan mencari atau menemukan hasil jawaban dengan strategi
yang bermacam-macam.
2. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap perencanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2013/2014, yang dimulai pada tanggal 10 Februari 2014.Kegiatan yang
dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah mempersiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrumen-instrumen
penelitian, yang terdiri dari lembar observasi kegiatan mengajar guru,
lembar observasi kegiatan belajar siswa, jurnal harian, alat dokumentasi,
membuat lembar kerja siswa (LKS), dan lembar soal tes kemampuan
berpikir kritis siswa.
Lembar observasi kegiatan belajar siswa digunakan untuk mengetahui
proses belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Open Ended berlangsung. Lembar kerja siswa dibuat peneliti
dengan tujuan sebagai evaluasi proses pembelajaran agar peneliti
mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar soal tes
siklus digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir
kritis siswa pada setiap siklus, jurnal harian siswa digunakan untuk
Page 57
42
mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika yang
dilakukan pada setiap pertemuan.
b. Tahap pelaksanaan dan observasi
Tahap pelaksanaan siklus I yaitu terdiri dari 5 pertemuan, pertemuan I
sampai pertemuan IV peneliti memberikan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Open Ended. Dimana pembelajaran diawali
dengan memberikan soal Open Ended.
1) Pertemuan I, 11 Februari 2014
Pada pertemuan ini materi yang dibahas adalah mengidentifikasi
bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.Pembelajaran ini dimulai
dengan membaca do’a yang dipimpin ketua kelas.Sebelum memulai
pembelajaran, peneliti mengabsen siswa untuk lebih mengenal
siswa.Setelah berdo’a dan mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi
untuk meningkatkan kembali pengetahuan mereka yang berhubungan
dengan materi yang akan dibahas, dan menjelaskan tujuan pembelajaran
pada pertemuan ini.
Setelah memberikan apersepsi, guru membagikan lembar kerja siswa
yang terdiri dari soalOpen Ended, kemudian siswa diminta untuk
mengerjakan soal yang berupa soal Open Ended dimana siswa diarahkan
untuk belajar mandiri dengan mecoba memahami sendiri bialngan bulat
yang dibimbing melalui LKS (Lembar Kerja Siswa). Pada pertemuan ini
siswa belum terkondisikan dengan baik, dikarenakan strategi pembelajaran
yang digunakan masih baru dan membutuhkan konsentrasi yang
tinggi.Sebagian besar siswa saling menanyakan cara menyelesaikan soal
yang diberikan. Selanjutnya peneliti menjelaskan strategi pembelajaran
yang digunakan pada setiap pertemuan.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal Open
Ended. Ketika siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal terdapat 10
siswa (43,4 %) yang masih bingung dalam menjawab pertanyaan,
dikarenakan mereka terbiasa pada soal yang membutuhkan satu jawaban.
Page 58
43
Dalam waktu 10 menit, siswa sudah mengerjakan soal pada lembar kerja.
Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal Open
Ended, dan hanya ada 6 siswa (27,3 %) yang menjelaskan jawabannya.
Kemudian guru menjelaskan berbagai jawaban dari soal Open Ended
tersebut. Dari 22 siswa yang hadir, terdapat 14 siswa (63,6 %) yang
menjawab kurang tepat. Berikut ini contoh jawaban yang belum
diselesaikan siswa.
Gambar 4.1
Jawaban siswa yang masih keliru
Dari hasil jawaban siswa tersebut, terlihat bahwa masih ada siswa
yang memiliki kemampuan berpikir kritis masih rendah, karena masih ada
jawaban siswa yang kurang tepat.
Pada pertemuan ini, terdapat 10 siswa (43,4 %) yang bercanda, 12
siswa (54,6 %) yang memperhatikan guru dan mengerjakan lembar kerja
siswa dengan tenang dan fokus. Pada akhir pembelajaran, guru bertanya
kepada siswa materi yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan
seputar materi yang dipelajari.Kemudian siswa dan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas pada siswa untuk
membaca materi selanjutnya tentang mengurutkan bilangan bulat
(bilangan bulat positif, bilangan bulat nol, dan bilangan bulat negatif).
Kemudian guru memberikan jurnal harian kepada siswa untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
Page 59
44
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, terdapat
kekurangan pada pengajaran yang dilakukan oleh peneliti, yaitu peneliti
kurang memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran, dan masih belum
jelas dalam menjelaskan cara penyelesaian LKS.
2) Pertemuan kedua, 12 Februari 2014
Pada pertemuan ini, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah
20 siswa.Siswa yang tidak hadir berjumlah 2 orang dikarenakan sakit.Pada
kesempatan ini materi pelajaran pada pertemuan ini adalah
membandingkan bilangan bulat. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
berdo’a dan mengabsen siswa, kemudian peneliti meminta siswa untuk
mengumpulkan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya dan mengulas sedikit materi sebelumnya dengan melakukan
tanya jawab terhadap pekerjaan rumah (PR) yang telah mereka kerjakan.
Guru memulai dengan membagikan lembar kerja siswa (LKS)yang
berisi soal Open Ended. Pada pertemuan ini sebagian besar siswa masih
bingung dalam menyelesaikan soal Open Ended.Ada siswa yang bertanya
kepada peneliti, “bu, maksud semakin ke kiri nilai bilangan semakin besar,
dan sebaliknya, tolong dijelaskan?” penelitipun memberikan penjelasan
kepada siswa maksud dari pernyataan tersebut, setelah peneliti
memberikan penjelasan, mereka kembali dan mengerjakan soal.Ketika
siswa mengerjakan soal Open Ended, guru berkeliling memperhatikan
siswa yang sedanga mengerjakan soal dan memberi teguran dan
memotivasi kepada siswa yang masih bercanda.
Setelah 20 menit diberi waktu mengerjakan LKS, peneliti memberi
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya.Pada
kesempatan ini ada 3 orang siswa yang mempresentasikan hasil kerjanya.
Sebelum mempresentasikan hasil kerjanya, siswa tersebut menyalin hasil
jawaban di papan tulis laluia menjelaskan di depan kelas. Setelah siswa
mempresentasikan hasil jawabannya, ada salah satu siswa yang bertanya
Page 60
45
tentang jawaban yang telah dipresentasikan sehingga terjadi tanya jawab
antara siswa tersebut.
Gambar 4.2
Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban
Setelah siswa mempresentasikan hasil kerjanya, peneliti menjelaskan
kembali materi yang telah dipelajari dengan tujuan untuk memberi
penguatan kepada siswa.
Kegiatan terakhir pada pertemuan ini adalah kesimpulan. Guru
mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan
peneliti memberi tugas berupa pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan dan
menginformasikan materi yang dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Dari hasil pengamatan oleh obserever pada pertemuan ini terdapat
kekurangan yaitu guru tidak memperhatikan siswa yang belum paham
terhadap materi, sehingga siswa yang belum paham cenderung diam saat
proses belajar mengajar berlangsung.
3) Pertemuan ketiga, 13 Februari 2014
Peneliti mengawali pertemuan ketiga ini dengan membaca doa
bersama, mengkondisikan siswa dengan memberikan motivasi untuk
semangat belajar dan mengabsen siswa. Pada pertemuan ini tidak ada
siswa yang tidak hadir. Kemudian Peneliti tidak lupa melakukan apersepsi
dengan membahas tugas rumah (PR) serta memberikan penjelsan kembali
pada materi ynag belum dipahami siswa serta menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari. Materi pelajaran pada pertemuan ini
adalah menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan
Page 61
46
bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif.
Peneliti memulai proses pembelajaran dengan memberikan soal Open
Ended, soal ini berbentuk pertanyaan terbuka yang dapat diselesaikan
dengan berbagai strategi penyelesaian. Saat mengerjakan soal Open
Endedada 10 siswa (45,4%) yang masih bingung.Selain itu ada siswa yang
bertanya “bu…maksudnya gimana? Dijumlahkan semuanya?”.Kemudian
peneliti menjelaskan maksud dari pertanyaan, dan mempersilahkan siswa
untuk mulai mengerjakan soal.Menurut pengamatan peneliti selama
penjelasan materi, sebagian siswa memperhatikan penjelasan peneliti lebih
serius dari sebelumnya.
Setelah siswa mengerjakan soal Open Ended, kemudian siswa dan
guru membahas bersama jawaban dari soal Open Ended, dengan beberapa
siswa menuliskan jawabannya di papan tulis dan mempresentasikan
jawabannya kepada teman- temannya.Setelah jawaban sudah selesai
dibahas.Maka guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat positif dengan menggunakan garis
bilangan.Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah
interaktif, dimana pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab.
Setelah selesai peneliti menjelaskan, peneliti memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Kemudian peneliti memberikan latihan soal untuk mengetahui
perkembangan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran berupa
LKS.Setelah hasil jawaban dikumpulkan,siswa dan peneliti membahas
bersama jawaban yang benar.Peneliti menutup pembelajaran pada
pertemuan ketiga ini, dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
(PR).Setelah itu siswa bersama-sama menyimpulkan materi pada hari ini
dan peneliti menyarankan siswa untuk membaca materi pertemuan
selanjutnya.
Page 62
47
4) Pertemuan keempat, 18 Februari 2014
Pada pertemuan ini pembelajaran dimulai pada pukul 10.35 – 11.45
WIB, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah 22 siswa. Pada
kesempatan ini guru mata pelajaran matematika hadir bersama peneliti
untuk membantu jalannya pembelajaran sebagai observer.
Materi pada pertemuan ini adalah penjumlahan bilangan bulat negatif
dengan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif. Sebelum memulai pembelajaran, siswa sudah duduk dengan
rapi ditempat duduk masing-masing, sehingga guru langsung membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa.
Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah
dan membahasnya secara bersama-sama. Akan tetapi ada 3 orang siswa
yang tidak mengumpulkan tugasnya dengan alasan tidak paham cara
menyelesaikan soal yang telah diberikan. Kemudian peneliti menjelaskan
kembali inti dari materi yang sebelumnya.Setelah dijelaskan akhirnya
siswa dapat memahami materi tersebut.
Gambar 4.3
Jawaban siswa yang salah
Setelah membahas pekerjaan rumah, penelitimelakukan apersepsi
yaitu dengan memberikan penjelasan penjumlahan baik penjumlahan
bilang bulat positif maupun penjumlahan bilangan bulat negatif.Setelah itu
peneliti membagikan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan oleh
Page 63
48
siswa.Selama siswa mengerjakan LKS, peneliti berkeliling untuk
memantau siswa yang mengalami kesulitan.Siswa selesai mengerjakan
LKS yang telah diberikan dalam waktu 20 menit.Kemudian peneliti
meminta siswa untuk membahas bersama jawaban soal pada lembar kerja
siswa.
Setelah membahas jawaban, peneliti menyimpulkan dengan
memberikan penguatan materi kepada siswa supaya tidak bingung lagi
pada materi pembelajaran ini. Setelah menyimpulkan guru
menginformasikan kepada siswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan
dilaksanakan uji tes siklus I, sehingga siswa diminta untuk mengulang
kembali materi yang telah dibahas.
Seperti biasa peneliti memberikan lembar jurnal harian untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dan obserever atau observer menjelaskan hasil observasi saat proses
pembelajaran berlangsung bahwa peneliti dalam memberikan soal terlalu
susah untuk diselesaikan.
5) Pertemuan kelima, 19 Februari 2014
Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus I, semua siswa tampak
hadir dan duduk rapi pada pertemuan ini. Tes berlangsung selama 2 jam
pelajaran dengan jumlah soal 5 butir. Dimana soal tersebut disesuaikan
dengan indikator untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis.
Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap dan tertib
untuk mengikuti tes yang diberikan.Tes siklus ini harus dikerjakan secara
individu dan dilarang untuk melihat buku ataupun catatan matematika.
Selama proses berlangsung suasana menjadi sepi, beberapa siswa terlihat
kebingungan dan ada beberapa siswa yang menyontek kepada teman
sebangkunya. Peneliti memberi teguran dan membimbing siswa untuk
menemukan jawaban yang benar secara mandiri.
Page 64
49
Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti mengumpulkan
mendiskusikan hasil lembar kerja yang berisi catatan lapangan selama
proses pembeljaran berlangsung.
c. Tahap Refleksi
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan pendekatan Open Ended dan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan mengamati seluruh aktivitas siswa, dan mencatat hal-hal yang
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas Pembelajaran Siswa
Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I
NO Aspek yang dinilai Penilaian Pertemuan Ke- Total Ket
I II III IV
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
3 2 3 3 11 Baik
2. Siswa mengidentiikasi
suatu permasalahan
2 2 3 3 10 Cukup
Baik
3. Siswa mempresentasikan
hasil identifikasinya
2 2 3 3 10 Cukup
Baik
4. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru
1 1 2 3 7 Cukup
baik
5. Siswa memecahkan
masalah
1 1 3 3 8 Cukup
baik
6. Siswa menanggapi
pertanyaan guru
1 3 2 2 8 Cukup
baik
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan
1 3 3 3 10 Cukup
Baik
JUMLAH 11 15 19 18 62
RATA- RATA (%) 31,4 42,9 54,3 57,1
Rata-rata prosentase 46,4
Page 65
50
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2 = Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3 = Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16
Berikut ini prosentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended jika disajikan menggunakan
diagram batang:
Grafik 4.1
Prosentase aktivitas kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan Open Ended
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa perolehan rata-rata aktivitas
siswa siklus I padasaat proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan Open Ended mengalami peningkatan pada
setiap pertemuandenganrata-rata persentase keseluruhan sebesar 46, 4 %.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dikategorikan kurang baik
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV
Page 66
51
karena angka tersebut belum mencapai indikator yang telah ditentukan,
walaupun perolehan rata-rata aktivitas siswa tersebut mengalami
peningkatan setiap pertemuannya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Open Ended harus ditingkatkan sampai tahap intervensi
tindakan yang diharapkan yaitu sebesar 65 % siswa berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Kurangnya ketercapaian indikator aktivitas siswa selama proses
pembelajaran pada siklus I diantaranya, peneliti belum bisa sepenuhnya
menjangkau dan mengkondisikan seluruh aktivitas siswa. Ada beberapa
siswa yang belum fokus memperhatikan penjelasan materidiantaranya
masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan dikelas sehingga bentuk
perhatian siswa untuk mencatat penjelasan yang disampaikan peneliti
masih sedikit.Berikut gambaran dokumentasi aktivitas siswa yang diambil
saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada siklus I, siswa terlihat
belum semuanya tertib mengikuti pembelajaran.
Kategori baik terlihat pada aktivitas siswasaat menjawab pertanyaan
yang diajukan peneliti.Hal ini biasanya dilakukandi awal pembelajaran
saat melakukan apersepsi dan di akhir pembelajaran saat melaksanakan
tanya jawab pada kegiatan konfirmasi untuk memberikan umpan balik
kepada siswamengenai materi yang telah diajarkan. Sedangkan pada
aktivitas siswa saat mengajukan pendapat dengan mengharapkan siswa
mampu menanggapi pernyataan guru dalam menyatakan pendapatnya
secara lisan, berani bertanya langsung mengenai hal-hal yang belum
dipahami terkait dengan penjelasan materi masih dalam kategori cukup
baik, hanya beberapa siswa-siswa itu saja yang berani mengungkapkan
pendapatnya.
Ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan belummerata pada
seluruh siswa, ada beberapa siswa dalam mengerjakan LKS mengabaikan
langkah-langkah penyelesaiankarena siswa tersebut masih bingung dan
kesulitandalam memahami soalyang berupa soal Open Ended.
Page 67
52
2) Aktivitas Pembelajaran Guru
Observer (guru bidang studi matematika) melakukan pengamatan atau
observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
peneliti selama proses pembelajaran siklus I, dengan tujuan untuk
memperbaikai pembelajaran dikelas pada pembelajaran selanjutnya.
Berikuthasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru (Peneliti) Siklus I
No Aspek yang diamati Pertemuan ke - total
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
1 Menghimpun data dan informasi tentang
kemampuan mengukur peserta didik.
2 3 3 2 10 Baik
2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada
tindakan.
2 3 2 3 10 Baik
3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan
karakteristik.
1 2 3 3 9 Baik
II Kegiatan Awal Pembelajaran
1 Memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
3 2 4 3 12 Baik
2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan
karakteristik.
2 2 3 2 9 Baik
III Kegiatan Inti Pembelajaran
1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended
3 3 3 3 12 Baik
2 Penguasaan materi 3 3 4 3 13 Sangat
baik
3 Membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari
2 2 3 4 11 Baik
4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang
sudah terampil menggunakan latihan soal.
2 2 3 4 11 Baik
IV Kegiatan Akhir
1 Menetapkan ketuntasan belajar 2 3 3 4 12 Baik
2 Pemberian tugas rumah 2 3 3 4 12 Baik
Jumlah 24 28 34 35 121
Skor maksimal 44 44 44 44
Prosentase (%) 54,
5
63,
6 77,3 79,5
Prosentase rata – rata 68,75
Page 68
53
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3= Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas penelitidiatas
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam kategori baik,
hanya saja masih terdapat beberapa aktivitas yang kurang maksimal
diantaranya pengaturan peserta didik, pengelolaan kelas sehingga perlu
diperbaiki agar tidak terjadi pada siklus berikutnya.
3) Hasil Analisis jurnal harian
Pengolahan data jurnal harian bertujuan untuk melihat tanggapan
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Open
Ended, dan seberapa pengaruhnya pendekatan pembelajaran ini untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sehingga
akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.Lembar
jurnal harian ini diberikan pada setiap akhir pertemuan kepada siswa.
Berikut ini hasil yang diperoleh selama siklus I ditunjukkan pada tabel
berikut ini:
Page 69
54
Tabel 4.4
Rekapitulasi respon siswa dari jurnal harian siswa
Siklus I
komentar Alternatif
jawaban
Pertemuan ke- Rata2
1 2 3 4
Positif Seru dan
menyenangkan
13,6% 4,5 % 18,2 % 13,6 % 12,5 %
Menarik 13,6% 36,4 % 31,8% 54,5 % 34,1 %
Jumlah 46,6%
Negatif Sulit dan ribet 22,7 %
13,6 % 22,7 % 22,7 % 20,5 %
Kurang asik
dan tidak seru
27,3 % 22,7 % 22,7 % 0 18,2 %
Jumlah 38,6 %
Netral Biasa saja 22,7 % 22,7 % 4,5 % 9,1 % 14,8 %
Jumlah 14, 8 %
Dari tabel diatas rata-rata prosentase tanggapan siswa terhadap
pendekatan Open Ended pada siklus I dalam diagram lingkaran berikut ini:
Grafik 4.2
Hasil respon siswa pada siklus I
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
positif negatif netral
respon siswa pada siklus I
Page 70
55
Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa dalam siklus I
yang dilakukan dalam empat kali pertemuan diperoleh tanggapan siswa
yang diberikan, diantaranya tanggapan positif sebanyak 46,6 %, tanggapan
negatif sebanyak 38,6%, dan tanggapan netral sebanyak 14,8%.
Tanggapan ini masih belum mencapai kriteria indikator yang diharapkan
yaitu tanggapan postif anak diatas 60 %, hal ini menunjukkan bahwa siswa
dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended masih
perlu arahan agar respon siswa meningkat terhadap proses pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended sehingga kemamampuan berpikir
kritis siswa meningkat.
4) Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan
pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus I
No indikator
Berpikir Kritis
Matematis
Skor
total
Rata-
rata
Persentase
(%)
Rata-
rata
KKM
siswa
ket
1. Memfokuskan
pertanyaan
122 5,54 69%
53%
baik
2. Mengidentifikasi
asumsi
22 1,00 25% Kurang
baik
3. Menentukan
tindakan
116 5,27 65% baik
Berdasarkan tabel 4.5, diperolrh informasi bahwa kemampuan
berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Memfokuskan pertanyaan.
Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase
kemampuan memfokuskan pertanyaan hanya 69%. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan
Page 71
56
siswa baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata persentase KKM
siswa.
Akan tetapi, masih ada beberapa siswa ketika menjawab soal tes
berpikir kritis matematis masih merasa kesulitan dalam memfokuskan
pertanyaan, sehingga jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban
benar.
b) Mengidentifikasi Asumsi.
Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih
lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang
diketahui dari soal aplikasi dikehidupan sehari-hari. Sebagian besar
siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat
bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar
25%, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar
normal.
c) Menentukan Tindakan.
Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih
adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan
permasalahan (soal), seperti menentukan rumus atau strategi yang
digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi
pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah
penyelesaian soal.
Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa sebesar 65%. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena
sudah mencapai diatas prosentase normal.
Hasil tes kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan pada siklus I
diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 85. Untuk lebih jelasnya
deskripsi data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
Page 72
57
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siklus I
NO NILAI FREKUENSI
Absolut Kumulatif Relatif (%)
1 40-49 6 6 27
2 50-59 5 11 22
3 60-69 4 15 18
4 70-79 5 19 22
5 80-89 2 21 9
Jumlah 22 65 100
Dari tabel 4.6 distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa
banyak kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 9. Sedangkan skor
yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 40- 49 yaitu 27 %
atau sebanyak 6 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan tes kemampuan
berpikir kritis matematis, diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,86, median
sebesar 60,50, modus sebesar 44,64, varians sebesar 186,15 dan
simpangan baku sebesar 13,64.
Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir
kritis siswa pada siklus I ini masih belum menunjukan hasil intervensi
yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65. Sehingga
tindakan siklus I masih perlu perbaikan untuk siklus selanjutnya.Dari hasil
perolehan nilai tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 68,18 % yaitu 15
siswa dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), artinya hanya 31,82 % atau sebanyak 7 siswa yang
sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65.
Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus I ini disajikan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Page 73
58
Grafik 4.3
Grafik Histogram dan polygon
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I
Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan bahwa kurva memiliki model
miring positif, mempunyai ekor memanjang disebelah kanan.Hal ini
menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai dibawah rata-rata lebih
banyak dari yang memperoleh nilai diatas rata-rata.
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus I dengan
menggunakan pendekatan Open Ended masih belum mencapai intervensi
yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan melihat kemampuan berpikir
kritis siswa hasilnya masih banyak siswa yang belum kritis dalam
mengorganisasikan informasi atau data-data yang ada dengan
menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan masalah dan
kurang memperinci langkah-langkah penyelesaian.
Pada aktivitas ini hanya sebagian siswa pandai yang dapat
menggunakan berbagai macam cara yang berbeda dalam menyelesaikan
masalah. Sebagian siswa yang memiliki nilai di bawah KKM terlihat
mereka tidak menyelesaikan masalah dengan berbagai macam cara bahkan
terdapat siswa yang berpindah tenpat duduk untuk melihat penjelasan dari
siswa yang pandai.
0
1
2
3
4
5
6
7
0 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
Page 74
59
5) Rencana Perbaikan Tindakan
Setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
Open Ended maka berdasarkan hasil tes siklus I, diperoleh nilai rata-rata
kelas 60,86, nilai ini menunjukkan belum tercapainya keberhasilan
pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended, hal ini bisa dilihat
dari kurangnya nilai rata-rata kelas dari nilai rata-rata kelas yang
diharapkan yaitu minimal 65. Tahap ini dilakukan untuk perbaikan
terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended pada
siklus II. Sehingga hasil yang diperoleh meningkat dari siklus sebelumnya.
Berdasarkan hasil lembar observasi, lembar jurnal harian, wawancara
dan tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis siswa diperoleh hasil
analisis kegiatan refleksi. Hasil refleksi tersebut akan diiuraikan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Refleksi pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada siklus I
No Permasalahan Solusi
1 Siswa masih belum terbiasa
menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended, hal ini
terlihat masih banyak siswa yang
bingung untuk menyelesaikan soal dan
penyelesaian terlihat belum variatif
- Siswa dibimbing peneliti dalam
menyelesaikan soal tersebut
- Peneliti membahas kembali soal-soal yang
belum dimengerti, sehingga dengan
pembahasan yang dilakukan setiap
pertemuan diharapkan siswa terbiasa
menyelesaikan soal Open Ended.
2 Keaktifan siswa pada kegiatan tanya
jawab, presentasi kelompok dan
pembahasan LKS didominasi hanya
siswa yang pintar sedangkan yang lain
cenderung diam, belum berani
mengungkapkan pendapatnya karena
malu dan enggan untuk bertanya
- Diberikan arahan, motivasi dan reward
berupa hadiah bagi siswa yang berani
mempresentasikan hasil diskusi
- Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi
maupun hasil pembahasan LKS dilakukan
bergilir pada anggota kelompok/siswa yang
belum pernah mempresentasikan
3 Kurangnya penguasaan peneliti
terhadap kelas, sehingga ada beberapa
siswa yang tidak disiplin atau bercanda
saat proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti bertindak lebih tegas dalam
memberikan reward dan punishment
terhadap siswa.
Page 75
60
3. PelaksanaanSiklus II
Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang
didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru kolaborator terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar observasi,
lembar wawancara, lembar kerja siswa, jurnal harian siswa, lembar kerja
kelompok, ringkasan materi dan instrumen siklus II berupa soal tes
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang terdiri dari 5 butir soal.
Materi yang akan dibahas aadalah pengurangan bilangan bulat dan
operasi campuran (penjumlahan dan pengurangan). Pada siklus II ini, RPP
dibuat dengan 4 pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 pertemuan
untuk tes siklus II. Perbedaan proses pembelajaran siklus II ini berbeda
denagn siklus I, letak perbedaannya adalah pada siklus I penyelesaian soal
Open Ended hanya dilakukan perindividu, sedangkan pada siklus II ini
akaan dilaksanakan secara kelompok.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini pembelajaran
harus lebih diarahkan.Peneliti harus mampu mengelola kelas lebih
baik,seperti mengoptimalkan waktu yang digunakan agar pembelajaran
menggunakan strategi pemecahan masalah ini dapat selesai sesuai alokasi
waktu yang ditetapkan.Peneliti juga harus lebih tegas dalam
mengkondisikan kelas dan memberikan reward kepada siswa yang berani
mempresentasikan hasil diskusi maupun hasil jawaban pada LKS.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pertemuan keenam, 20 Februari 2014
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (90 menit). Siswa
yang hadir dalam pertemuan ini berjumlah 22 orang.Materi yang dibahas
pada pertemuan ini adalah pengurangan bilangan bulat positif dengan
Page 76
61
bilangan bulat positif dan pengurangan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif.Kegiatan membuka pelajaran diawali dengan
memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa di kelas.Dalam
pelaksanaan pembelajaran tak lupa peneliti memberikan motivasi agar
siswa lebih bersemangat dan tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Selanjutnya memberikan apersepsi dengan mengajukan
sebuah pertanyaan sebagai upaya membantu siswa untuk mengingat
kembali materi dan mengorientasikan siswa pada masalah serta
menginformasikan mengenai tujuan pembelajaran.
Guru membagi kelompok menjadi 4 kelompok, sehingga setiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Dalam pembagian kelompok, peneliti
mengelompokkan siswa secara heterogen, dimana setiap kelompoknya
terdiri dari siswa yang kritis dan siswa yang biasa. Hal ini dimaksudkan
supaya siswa yang kurang mampu berpikir kritis dapat dibantu oleh siswa
yang mampu. Setelah membagi kelompok, peneliti membagikan LKS yang
berisi pertanyaan Open Ended dan menjelaskan cara menyelesaikan LKS
dengan berbagai cara, penelitipun memberikan arahan supaya siswa
membaca soal dengan teliti dan berulang-ulang agar lebih mendalami dan
memahami maksud soal tersebut sehingga siswa mampu menyelesaikan
soal tersebut dengan benar. Kemudian siswapun mulai mengerjakan LKS
dengan semangat.
Seperti biasa peneliti membagikan LKS yang terdiri dari 1 soal Open
Ended untuk dikerjakan.Semua siswa terlihat sibuk dan lebih serius
menyelesaikan soal yang diberikan. Saat mengamati proses pengerjaan
siswa, peneliti melihat masih ada siswa yang mengalami kebingungan
dalam mengerjakan, akan tetapi siswa tersebut bertanya kepada siswa
kelompoknya. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan LKS yaitu 20
menit, setelah semua siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan LKS
yang diberikan. Peneliti menunjuksalah satu kelompok siswa untuk
menuliskan jawaban di depan kelas dan memberikan penjelasan kepada
teman-temannya. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah lebih baik
Page 77
62
hampir semua siswa memperhatikan penjelasan temannya yang maju,
walaupun ada juga siswa yang masih mengobrol namun peneliti dan
observer menanganinya dengan menegurnya.
Gambar 4.4
Siswa sedang diskusi kelompok
Siswa diminta mengoreksi bersama dan menanggapi jawaban
temannya, disamping itusiswa mencatat hasil jawaban yang benar jika
jawaban mereka kurang benar. Peneliti memberikan umpan balik dengan
bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami dan
menanggapi pertanyaan siswa dengan jawaban yang tepat.Dilanjutkan
dengan melakukan tanya jawab berupa kuis yang ditujukan kepada siswa
secara acak dan memberikan hadiah pada siswa yang bisa menjawab
dengan benar.Hal ini bertujuan untuk memancing siswa agar lebih berani
dan aktif di kelas.
Sebelum menutup pelajaran, siswa menyimpulkan bersama materi
yang telah dipelajari, kemudian peneliti menginformasikan pada
pertemuan berikutnya materi yang akan dibahas dan memberikan tugas
pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan.
2. Pertemuan ketujuh, 25 Februari 2014
Sebagaimana pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali
dengan memberikan motivasi, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.Pada pertemuan ini semua siswa hadirdalam proses
pembelajaran, dan saat peneliti masuk siswa telah membentuk kelompok
Page 78
63
sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan
sebelumnya. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan pengurangan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.Peneliti memulai
proses pembelajaran dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya,
yang sebenarnya materi sebelumnya tidak jauh beda dengan materi yang
akan dibahas. Peneliti memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa
materi pada pertemuan ini berkaitan dengan materi sebelumnya, sehingga
akan mudah dipahami jika siswa sudah paham dengan materi sebelumnya.
Peneliti membagi LKS pada setiap kelompok untuk didiskusikan
dengan teman sekelompoknya selama ± 20 menit.Selama diskusi
berlangsung guru berkeliling dan memantau kelompok siswa yang
mengalami kesulitan.Hal ini bertujuan untuk mengamati proses diskusi
dan hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan.Setelah kelompok siswa telah selesai mengerjakan soal Open
Ended, maka peneliti meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk
mempresentasikan dan menuliskan hasil jawaban dipapan tulis.Kemudian
siswa bersama dengan peneliti membahas semua jawaban yang telah
ditulis oleh setiap kelompok siswa. Siswa diminta untuk mencatat semua
cara penyelesaian yang telah ditulis dipapan tulis.
Setelah diskusi kelas selesai dilaksanakan siswa mengerjakan latihan
soal secara individu pada LKS.Berdasarkan pengamatan peneliti saat
berkeliling memberikan bimbingan dan arahan. Aktivitas siswa pada
pertemuan ini sudah mulai mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dari
tidak banyak siswa yang keluar dari tempat duduknya berjalan-jalan.
Keadaan di kelas sudah mulai tenang dan proses pembelajaran sudah mulai
berjalan baik dan siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan baik.
Page 79
64
Gambar 4.5a
Gambar 4.5b
Gambar 4.5a dan 4.5b
Jawaban salah beberapa kelompok
Jawaban siswa pada LKS sudah mampu menunjukan kemajuan
dalam menyelesaikan soal.Pada akhir pembelajaran setelah peneliti
melakukan tanya jawab berupa kuis secara acak, siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ditutup dengan do’a dan
informasi tentang pembelajaran matematika untuk besok yaitu membahas
opeasi campuran bilangan bulat.
3. Pertemuan kedelapan, 26 Februari 2014
Proses pembelajaran hari ini, peneliti membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, mengabsen siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan
Page 80
65
hari ini 20 siswa 2 orang tidak masuk karena izin.Sebelum memulai
pelajaran, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan melakukan
apersepsi yaitu mengingatkankan kembali pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Materi pada pertemuan ini adalah operasi
campuran bilangan bulat, dimana operasi bilangan bulat terdiri
penjumlahan dan pengurangan bialngan bulat.
Peneliti membagikan LKS yang berisi soal Open Ended kepada
setiap kelompok siswa untuk didiskusikan. Selama proses diskusi
berlangsung peneliti dan ibserver berkeliling untuk memantau kelompok
yang sedang berdiskusi .Saat diskusi berlangsung suasana kelas terasa
tenang dan terlihat setiap kelompok sibuk dengan diskusi mereka.Masing-
masingkelompok terlihat sudah menunjukan kekompakan dan kerjasama
yang baik dalam melakukan diskusi.
Presentasi dilakukan secara acak terhadap setiap anggota kelompok
yang belum pernah mempresentasikan hasil diskusi.Setelah hasil diskusi
dibahas dan dievaluasi bersama cara penyelesaian dengan menggunakan
alternatif jawaban yang berbeda, seperti biasa siswa mengerjakan latihan
soal pada LKS dengan jawaban yang berbeda-beda.Sebelum menutup
pelajaran peneliti memberikan penguatan materi dan dangan melakukan
tanya jawab, menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari pada
pertemuan hari ini. Selain itu peneliti juga menyarankan kepada siswa
untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
4. Pertemuan kesembilan, 27 Februari 2014
Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan masih sama dengan
pertemuan sebelumnya, yaitu operasi campuran bilangan bulat. Siswa yang
tidak hadir 1 siswa tanpa keterangan.Pembelajaran dimulai memasuki jam
kedua yaitu pukul 08.25–09.35. Peneliti mengkondisikan siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan lebih baik, memberikan motivasi,
Page 81
66
mengingatkan kembali materi yang sudah siswa pelajari sebelumnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebelum penjelasan dan mendemonstrasikan uraian materi, guru
meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada
pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan pengarahan agar proses
pembelajaran siswa semakin aktif dan antusias dalam menerapkan
pendekatan Open Ended.
Peneliti dan observer membagikan lembar kerja kelompok, tanpa
intruksi dari peneliti siswa langsung berdiskusi dengan
kelompoknya.Siswa sudah mulai terbiasa dan lancar menyelesaikan soal
terbuka.Selama berjalanya diskusi siswa terlihat lebih aktif berdiskusi
dengan kelompoknya. Rata-rata siswa tidak bertanya mengenai langkah
penyelesaian, cara atau rumus dari materi yang telah diajarkan, melainkan
siswa hanya ragu dan ingin menyakinkan saja apakah jawaban yang telah
dikerjakan sudah benar atau salah.
Dari hasil pengerjaan terlihat 5 kelompok semuanya sudah mampu
menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan benar dan siswa
sudah lebih menunjukan kemampuan berpikir kritisnya dengan
menggunakan beragam cara penyelesaian.
Pada akhir pembelajaran seperti biasanya guru memberikan latihan
soal pada lembar kerja siswa.Mengingat waktu yang diberikan terbatas
tanpa intruksi langsung dari peneliti siswa sudah terlihat lancar
menyelesaikan tugas.Setelah membahas lembar kerja siswa, peneliti
memberikan kesempatan untuk kembali melakukan tanya jawab mengenai
hal yang belum mereka pahami. Pada akhir pembelajaran peneliti dan
siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran hari ini. Selanjutnnya
peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan
tes akhir mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya sampai
pertemuan hari ini.
Page 82
67
5. Pertemuan kesepuluh, 4 Maret 2014
Pada pertemuan hari ini akan dilaksanakan tes akhir siklus II yang
tujuannya untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Kegiatan ini dimulai dengan memeriksa absensi dan semua siswa tampak
hadir untuk mengikuti tes. Tes berbentuk essay dengan jumlah soal 5 yang
dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Saat pembagian soal,
semua siswa terlihat tenang dibandingkan dengan saat pembagian soal
pada siklus I. Selama proses tes siklus berlangsung terlihat hampir
seluruhnya siswa mengerjakan sendiri meskipun ada sebagian kecil yang
belum percaya diri untuk mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit dan
beberapa siswa ada yang masih bercanda namun peneliti segera
menegurnya.
Siswa dapat menyelesaikan soal dengan tertib dan tepat waktu sesuai
dengan waktu yang diberikan.Setelah waktu ujian habis siswa segera
mengumpulkan lembar tes jawaban.Peneliti membagikan jurnal harian
siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pertemuan yang telah
dilaksanakan.Selain itu peneliti jugaa mewawancarai guru bidang studi
matematika selaku observer tentang peningkatan berpikir kritis matematis
siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.
c. Tahap Refleksi
Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan lebih baik,
karena dari pembelajaran pertemuan terakhir sudah berjalan dengan tertib
dan lancar, tidak ada siswa yang keluar-keluar dari kelompok belajarnya,
siswa sudah mulai fokus dan mampu bekerja sama dalam kelompoknya.
Setiap siswa sudah tidak ragu mengerjakan soal dengan berbagai alternatif
jawaban.
1) Aktivitas Pembelajaran Siswa
Selama kegiatan siklus II peneliti dibantu oleh observer yang juga
melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan siklus I. hasil pengamatan
terhadap aktivitas pembelajaran siswa adalah:
Page 83
68
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II
NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian Pertemuan Ke-
total Ket VI VII VIII IX
1.
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
4 4 4 5 17 Sangat
baik
2. Siswa mengidentiikasi
suatu permasalahan 3 4 4 4 15
Sangat
baik
3. Siswa mempresentasikan
hasil identifikasinya 4 3 4 5 16
Sangat
baik
4. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru 3 4 4 5 16
Sangat
baik
5. Siswa memecahkan
masalah 4 3 4 4 15
Sangat
baik
6. Siswa menanggapi
pertanyaan guru 4 3 4 4 15
Sangat
baik
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan 4 3 4 4 15
Sangat
baik
JUMLAH 26 24 28 31 109
RATA-RATA 3,71 3,43 4 4,43
RATA-RATA (%) 74,2 68,8 80 88,3
Rata –rata prosentase (%) 77, 86
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3= Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik= 13 – 16
Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus II ini
disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
Page 84
69
Grafik 4.4
hasil aktivitas kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan Open Ended selama siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
Open Endeddari pertemuan VI sampai pertemuan IX mengalami
peningkatan. Terlihat pada setiap skor yang diberikan pada aspek yang
diamati menunjukan keseluruhan rata-rata presentase sebesar 77,86 %
diatas indikator yang diharapkan sebesar yaitu 70 %. Peningkatan rata-rata
presentase aktivitas siswa pada siklus II ditunjukan dengan meningkatnya
perolehan nilai beberapa aspek aktivitas yang diamati seperti pada aspek
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru siklus I dari kategori
baik menjadi sangat baik pada siklus II, terlihat dimana siswa sudah mulai
fokus terhadap materi yang diajarkan guru. Pada aspek menjawab
pertanyaan menunjukan peningkatan dari baik menjadi sangat baik, siswa
yang menjawab pertanyaan sekarang sudah tidak didominasi siswa yang
pintar saja tetapi hampir semua siswa berani menjawab pertanyaan karena
pertanyaan diajukan guru secara acak dan bergilir sehingga semua siswa
mempunyai kesempatan menjawab pertanyaan baik dalam
mempresentasikan jawaban diskusi kelompok, membahas LKS, dan
kegiatan tanya jawab guru pada saat apersepsi maupun konfirmasi.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
VI VII VIII IX
Series1
Page 85
70
Keterlibatan siswa pada pembelajaran terlihat sangat baik, hampir
semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran dikelas melalui kegiatan
berdiskusi, mengerjakan LKS dan sebagainya karena peneliti beserta
observer membimbing dan memantau jalannya proses pembelajaran
dengan lebih tegas dengan memberikan sanksi berupa pengurangan nilai
pada siswa yang tidak ikut berdiskusi kelompok atau mengerjakan
LKS.Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa sudah baik dan sesuai
kriteria yang ditentukan yaitu mencapai rata-rata 70 %.
2) Aktivitas Pembelajaran Guru (Peneliti)
Hasil kegiatan pengamatan pada siklus II yang dilakukan oleh
observer (guru bidang studi matematika) yang memberi penilaian terhadap
seluruh aktifitas peneliti selama proses pembelajaran berlangsung di kelas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Page 86
71
Tabel 4.9
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Pertemuan ke - total
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
1 Menghimpun data dan informasi tentang
kemampuan mengukur peserta didik. 3 3 3 3 12 Baik
2 Menganalisis kemampuan mengukur
sebelum ada tindakan. 3 3 4 4 14
Sangat
Baik
3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan
karakteristik. 4 2 4 4 14
Sangat
Baik
II Kegiatan Awal Pembelajaran
1 Memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan 3 2 2 3 10 Baik
2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan
karakteristik. 4 3 4 4 15
Sangat
Baik
III Kegiatan Inti Pembelajaran
1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended 3 3 3 3 12 Baik
2 Penguasaan materi 4 3 4 4 15 Sangat
baik
3
Membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang
dipelajari
3 3 3 4 13 Sangat
Baik
4
Memberikan penguatan pada peserta didik
yang sudah terampil menggunakan latihan
soal.
4 3 4 4 15 Sangat
Baik
IV Kegiatan Akhir
1 Menetapkan ketuntasan belajar 3 4 4 4 15 Sangat
Baik
2 Pemberian tugas rumah 4 4 4 4 16 Sangat
Baik
Jumlah 38 33 39 41 151
Skor maksimal 44 44 44 44 44
Prosentase (%) 86,3
6364 75
88,636
36
93,1
8182
86,3
6364
Prosentase rata – rata 85,79545
Keterangan: P = Pertemuan
Kriteria nilai: Skala skor total :
1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4
2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8
3= Baik Baik = 9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik= 13 – 16
Page 87
72
Berdasarkan tabel 4.9 terkait dengan hasil observasi kegiatan
aktifitas mengajar, penelitisudah mengikuti setiap aspek yang diamati
dalam lembar observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di
dalam RPP.Sesuai dengan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil
rata-rata aktifitas mengajar peneliti pada siklus II mengalami peningkatan
rata-rata presentase menjadi 85,8% yang menunjukan rata-rata keseluruhan
dalam kategori“Sangat Baik”.
3) Hasil jurnal harian
Setelah data hasil jurnal harian siswa pada siklus II dianalisis,
langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan data tersebut dengan
mencari jumlah rata-rata nilai presentase respon siswa terhadap
pendekatan Open Ended. Berikut presentase jawaban hasil jawaban siswa
yang dijabarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Analisis jurnal harian Siklus II
komentar Alternatif
jawaban
Pertemuan ke- Rata2
VI VII VIII IX
Positif Seru dan
menyenangkan
36,36% 36,36% 40,91% 40,91% 32,96%
menarik 31,82% 31,82% 31,82% 36,36% 38,64%
Jumlah 71,60%
Negatif Sulit dan ribet 9,09% 18,18% 9,09% 13,64% 12,50%
Kurang asik
dan tidak seru
13,64% 9,09% 4,54% 9,09% 9,09%
Jumlah 21,59%
Netral Biasa saja 9,09% 4,54% 13,66% 0,00% 6,81%
Jumlah 6,81%
Dari 22 siswa yang menuliskan respon pada jurnal harian yang
diberikan, sebagian besarsiswa menunjukan tanggapan maupun respon
Page 88
73
positif terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
dengan peningkatan rata-rata presentasi respon jawaban positif sebesar
71,60 %. Respon ini terjadi karena siswa sudah mengenal dan mulai
terbiasa menggunakan pendekatan Open Ended untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
4) Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan
pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus II
No indikator
Berpikir Kritis
Matematis
Skor
total
Rata-
rata
Persentase
(%)
Rata-
rata
KKM
siswa
ket
1. Memfokuskan
pertanyaan
67 3,05 76%
66,67%
Sangat
baik
2. Mengidentifikasi
asumsi
105 4,77 58% baik
3. Menentukan
tindakan
117 5,32 66% baik
Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh informasi bahwa kemampuan
berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Memfokuskan pertanyaan.
Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase
kemampuan memfokuskan pertanyaan hanya 76%. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan
siswa sangat baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata
persentase KKM siswa dan pada siklus I ke siklus II meningkat
sebesar 7%.
Pada siklus II ini siswa sudah mampu memfokuskan pertanyaan
dimana siswa dapat memahami yang apa diketahui dan ditanya dari
Page 89
74
soal. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir
kritis dengan baik.
b) Mengidentifikasi Asumsi.
Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih
lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang
diketahui dari soal aplikasi di kehidupan sehari-hari. Rata-rata pada
indikator kemampuan berpikir kritis ini adalah 58%. Sebagian besar
siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat
bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar
25%, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar
normal.
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator ini
masih terlihat rendah, sebagian siswa belum mampu mengidentifikasi
soal yang berupa aplikasi pada kehidupan sehari-hari.
c) Menentukan Tindakan.
Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih
adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan
permasalahan (soal), seperti menentukan rumus atau strategi yang
digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi
pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah
penyelesaian soal.
Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa sebesar 65%. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena
sudah mencapai diatas prosentase normal.
Tahap pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan
lebih baik.Dari hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siklus II
diperoleh nilai terendah 25 dan nilai tertinggi mencapai 90. Untuk lebih
jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Page 90
75
Tabel 4.12
Distribusi FrekuensiKemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II
NO NILAI
FREKUENSI
Absolut Kumulatif Relatif
(%)
1 25-38 1 1 4,54
2 39-52 4 5 18,18
3 53-66 5 10 22,73
4 67-80 9 19 40,91
5 81-94 3 22 13,6
Jumlah 22 57 100
Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diinterpretasikan bahwa banyak
kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 13.Sedangkan skor yang
paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 67-80 yaitu 40,91 %
atau sebanyak 9 siswa. Hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis
matematis pada siklus II mengalami peningkatan, diperoleh nilai rata-rata
sebesar 65,5, median sebesar 67,94, modus sebesar 71,7, varians sebesar
221,38 dan simpangan baku sebesar 14,88.
Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir
kritis siswa pada siklus II ini sudah menunjukan hasil intervensi yang
diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65.Sehingga
tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II karena sudah
memenuhi indikator keberhasilan penelitian.Dari hasil perolehan nilai tes
kemampuan berpikir kritis sebanyak 22,73 % yaitu 5 siswa dinyatakan
belum tuntas karena belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal), sisanya sebanyak 77,27 % yaitu 17 siswa yang sudah mencapai
KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65.
Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus II ini disajikan
dalam bentuk histogram dan poligon sebagai berikut:
Page 91
76
Grafik 4.5
Grafik Poligon Dan Histogram
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II
Berdasarkan grafik 4.5 menunjukan bahwa kurva memiliki model
miring negatif dengan ekor memanjang disebelah kiri, yang berarti bahwa
siswa yang mempunyai nilai diatas rata-rata lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.
5) Analisis Tindakan
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
Open Ended peneliti telah melakukan pengamatan terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendekatan Open Ended ini
membuat siswa lebih sistematis dalam mengerjakan soal dan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran
matematika, walaupun dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan
tetapi hal tersebut dapat teratasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya
dengan kegiatan refleksi pada setiap siklusnya.
Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti dan kolabolator setelah
melakukan proses pembelajaran dengan melihat kondisi kelas yang terjadi.
Berdasarkan hasil analisis pada observasi, jurnal harian siswa dan tes
kemampuan berpikir kritis siswa ditemukan peningkatan dan perbaikan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 - 24 25-38 39-52 53-66 67-80 81-94 95-100
Page 92
77
yang cukup signifikan diantaranya, respon siswa yang merasa
pembelajaran melalui pendekatan Open Endedberlangsung lebih menarik
menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan mudah. Hal ini
dinyatakan adanya bukti respon siswa melalui jurnal harian siswa.
Aktivitas pembelajaran siswa dengan pendekatan Open Ended sudah
menunjukan kategori sangat baik dengan rata-rata presentase 77,86 % dari
hasil intervensi yang diharapkan mencapai 75 % rata-rata keseluruhan
aktivitas siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa juga menunjukan siswa
dapat menyelesaikan setiap soal dengan jawaban yang variatif, sehingga
pendekatan ini dapat memacu siswa untuk dapat menganalisis soal dan
menentukan cara penyelesaian yang diketahui. Selama pembelajaran,
aktivitas siswa baik secara berkelompok dengan beranggotakan siswa
dengan kemampuan heterogen maupun individu sudah berjalan dengan
lancar. Kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tertib
dan kondusif dengan masing-masing anggota kelompok antusias
menjawab soal. Tanggung jawab masing-masing individu dalam kelompok
juga sudah maksimal tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai
saja untuk menemukan jawaban dengan beragam cara mereka sendiri
sehingga lebih variatif. Siswa sudah tidak merasa kesulitan dalam
mengerjakan soal pemecahan masalah berupa soal Open Ended pada
lembar kerja Siswa (LKS) yang diberikan. Siswa terlihat sudah memiliki
proses berpikir yang menghasilkan jawaban penyelesaian yang berbeda-
beda dan terperinci dalam langkah penyelesaiannya.Pada siklus II peneliti
hanya berperan sebagai fasilitator yang lebih banyak melibatkan siswa
dalam mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman diskusi dan
hanya perlu memberi penguatan-penguatan terhadap materi atau konsep
yang belum dipahami.
Perolehan rata-rata tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis
siswa siklus II telah mencapai kriteria dari batas yang ditetapkan yaitu
sebesar 65,5dari kriteria ketercapaian minimal nilai rata-rata kelas sebesar
65. Adapun skor tiap indikator berpikir kritis juga mengalami peningkatan
Page 93
78
dari siklus sebelumnya sehingga menunjukan bahwa data-data yang
dikumpulkan telah mengalami peningkatan dan menyebabkan indikator
keberhasilan tercapai.Oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini
diberhentikan sampai dengan siklus II.
B. Analisis Data
a. Aktivitas pembelajaran siswa
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada
dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil analisis pemberian tindakan
menggunakan pendekatan Open Ended mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa serta mampu mengubah strategi
pembelajaran yang selama ini digunakan.Selain itu strategi pembelajaran
ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran
menggunakan Open Ended, dimana aspek aktivitas yang diamati adalah:
memperhatikan penjelasan guru, mengidentifikasi suatu permasalahan,
mempresentasikan hasil identifikasinya, mengajukan pertanyaan,
memecahkan masalah, menanggapi pertanyaan guru, menentukan solusi
permasalahan. Pada siklus I hasil pengamatan yang dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan Open Ended menunjukkan rata-rata
46,4 %, dengan prosentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
prosentase aktivitas siswa masih kurang dari prosentase rata-rata aktivitas
siswa yang telah ditentukan.
Berbeda pada pelaksanaan tindakan siklus II proses pembelajaran
sudah berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan, dimana rata-rata
aktivitas siswa menjadai 77,84%. Dari keseluruhan aspek aktivitas siswa
yang diamati terlihat perbedaan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus
II.Berikut analisis untuk data peningkatan aktivitas pembelajaran siswa
dari hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II:
Page 94
79
Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran
Siswa pada Siklus I dan Siklus II
NO Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II
Total Ket Total Ket
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
11 Baik 17
Sangat
baik
2. Siswa mengidentiikasi suatu
permasalahan
10 Baik 15
Sangat
baik
3. Siswa mempresentasikan hasil
identifikasinya
10 Baik 16
Sangat
baik
4. Siswa mengajukan pertanyaan
kepada guru
7 Cukup
baik 16 Sangat
baik
5. Siswa memecahkan masalah 8 Cukup
baik 15
Sangat
baik
6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 8 Cukup
baik 15 Sangat
baik
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan
10 Baik 15
Sangat
baik
JUMLAH 62
109
Rata prosentase 46,4
77, 86
Kriteria pencapaian 70 %
Adapun rata-rata aktivitas belajar siklus I dan II disajikan dalam
bentuk diagram batang sebagai berikut:
Grafik 4.6
Hasil perbandingan aktivitas kegiatan pembelajaran
Siswa pada siklus I dan siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
I II
I
II
Page 95
80
Berdasarkan tabel 4.13 dan grafik 4.6 diatasmenunjukan
peningkatanrata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar
46,4%. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh rata-rata presentase
aktivitas siswa sebesar 77,86 %. Perbedaan aktivitas siswa terlihat pada
tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan peningkatan
penilaian skor total aktivitas siswa dari kategori cukup baik menjadi
kategori baik maupun kategori baik menjadi kategori sangat baik.
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Analisis data untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada
siklus II menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.Berikut ini
disajikan data hasil statistik deskriptif peningkatan kemampuan berpikir
kritis siswa menggunakan pendekatan Open Ended antara siklus I dan
siklus II, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan
kemampuan berpikir kritis matematus siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.14
Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa
Statistik Siklus I Siklus II
Mean 60,86 65,5
Median 60,50 67,94
Modus 44,64 71,7
X max 85,00 90,00
X min 40,00 25,00
Varians 186,15 221,38
Simpangan Baku (S) 13,64 14,88
Adapun rata-rata kemampuan berpikir kritis pada siklus I dan II
disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Page 96
81
Grafik 4.7
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Tabel 4.14 dan grafik 4.6 menunjukan perbedaan kemampuan berpikir
kritis matematis siswa pada siklus I dan siklus II, yaitu dapat dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata di siklus I sebesar 60,86. Sedangkan setelah
tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematis siswa sebesar 65,5. Peningkatan hasil tes kemampuan berpikir
kritis matematis siswa juga terlihat pada perolehan nilai tertinggi pada
siklus I adalah 85,00 sedangkan pada siklus II nilai tertinggi diperoleh
dengan skor maksimal yaitu 90,00.
Ditinjau dari tiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis
deskripsi data disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Tes Siklus I dan Tes Siklus II
Indikator
Tes siklus I Tes siklus II
Skor
ideal Mean SD
Persenta
se (%)
Skor
ideal Mean SD
Persenta
se (%)
Memfokuskan pertanyaan 8 5,54 1,55 69 4 3,05 1,55 76
Mengidentifikasi asumsi 4 1,00 0,22 25 8 4,77 1,07 58
Menentukan tindakan 8 5,27 1,86 65 8 5,32 1,65 66
58
59
60
61
62
63
64
65
66
siklus I siklus II
siklus I
siklus II
Page 97
82
Tabel 4.15 menunjukan bahwa terdapat 3 indikator kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang diukur yaitu memfokuskan
pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Setiap
indikator memiliki skor yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap
indikator diwakili oleh soal yang jumlahnya berbeda. Terlihat bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II telah mengalami
peningkatan.Peningkatan kemampuan berpikir kritis tersebut terlihat
dalam indikator memfokuskan pertanyaan pada siklus I dengan presentase
sebesar 69 % menjadi 76 %. Sedangkan indikator mengidentifikasi
masalaha pada siklus I sebesar 25 % menjadi 58% pada siklus II, dan
indikator menentukan tindakan pada siklus I sebesar 65 % menjadi 66 %
pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa indikator kemampuan berpikir
kritis matematis siswa dalam memberikan alternatif jawaban yang
berbeda-beda maupun bervariasi dan mengerjakan dengan langkah-
langkah terperinci meningkat. Oleh karena itu pendekatan Open Ended
efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
c. Analisis jurnal harian
Pada setiap akhit pertemuan, peneliti memberikan jurnal harian
dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan. Jurnal yang diberikan kepada siswa berisi 2
pertanyaan mengenai penggunaaan pendekatan Open Ended yang telah
dilaksanakan. Tanggapan siswa yang diberikan beragam, ada siswa yang
memberikan respon positif (misalnya: seru, menyenangkan), ada siswa
yang memberikan komentar negatif (membosankan, susah dll) dan ada
juga siswa yang memberikan respon netral (misalnya biasa saja). Berikut
ini hasil jurnal harian selama siklus I dan siklus II yang dsajikan dalam
bentuk tabel dibawah ini :
Page 98
83
Tabel 4.16
Rata-rata prosentase tanggapan siswa
Jenis komentar Rata-rata prosentase siklus (%)
Siklus I Siklus II
Positif 46,6 71,60
Negatif 38,6 21,59
Netral 14,8 6,81
Adapun rata-rata prosentase tanggapan siswa pada siklus I dan II
disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Grafik 4.8
Hasil perbandingan tanggapan siswa pada siklus I dan siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan rata-rata prosentase tanggapan positif dari siklus I ke siklus II,
dimana pada siklus I rata-rata prosentase tanggapan positif hanya 46,6 %
meningkat menjadi 71,60 % pada siklus II. Sedangkan rata-rata prosentase
tanggapan negatif pada siklus I sebesar 38,6 % menurun menjadi 21,59 %
pada siklus II. Begitupun tanggapan netral, pada siklus I sebesar 14,8 %
menurun menjadi 6,81 % pada siklus II.
Hal ini menunjukkan bahawa siswa memberikan tanggapan postif
terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.
positif negatif netral positif negatif netral
siklus I siklus II
46.60% 38.90%
14.80%
71.60%
21.59%
6.81%
Page 99
84
C. Pembahasan
Sebelum penerapan pendekatan Open Ended kemampuan berpikir
kritis siswa masih tergolong rendah, hal ini didasarkan pada hasil
wawancara dengan guru menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis
belum begitu bagus atau dengan kata lain masih rendah. Selanjutnya dari
hasil pengamatan guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa dalam pembelajaran matematika.Soal-soal yang diberikan guru
tergolong mudah dan kurang bervariasi atau soal-soal rutin saja sehingga
siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal
yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru berikan. Sehingga dari cara
mengerjakanpun siswa belum menunjukan kemampuan berpikir kritisnya.
Sikap siswa cenderung masih banyak yang bercanda dan mengobrol
dengan temannya saat pembelajaran.Sehingga peneliti menghendaki untuk
memperbaiki proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan Open Ended agar kemampuan berpikir kritis matematis siswa
meningkat.Berikut pembahasan peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa dari siklus I ke siklus II.
1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Dengan menerapkan pendekatan Open Ended, dimana
pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada
siswa. Pertanyaan terbuka ini diharpakan siswa mampu menjawab
permasalahan tersebut dengan banyak cara sehingga mangundang
kemampuan berpikir kritis siswa untuk menemukan cara yang baru.
Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat membuat siswa lebih
kreatif dalam dan berguna bagi siswa dalam menyelesaikan
masalah.Sebab dalam praktiknya siswa harus terlebih dahulu
mengidentifikasi informasi-informasi yang ada dalam soal.Lalu
menganalisisnya dan kemudian siswa memodifikasi informasi yang
ada atau diketahui tersebut hingga menjadi jawaban yang diselesaikan
melalui ide-ide yang muncul.
Page 100
85
Pada pelaksanaan tindakan siklus I pengkondisian kelas belum
berjalan dengan baik, masih terdapat siswa yang mengobrol, bermain
bahkan berjalan-jalan di kelas. Beberapa siswa masih malu dan enggan
bertanya untuk mengeluarkan pendapatnya.
Perolehan rata-rata tes siklus I belum sesuai intervensi yang
diharapkan, jawaban yang diberikan masih sedikit yang menunjukan
kemampuan berpikir kritisnya.Siswa masih ragu, bingung dan
kesulitan menggunakan pendekatan dalam menyelesaikan soal dengan
menghasilkan cara atau jawaban yang beragam.
Pada siklus II, peneliti dan kolabator memperbaiki timdakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. sehingga diharapkan siswa
sudah terbiasa dan mampu menyelesaikan soal terbuka.Peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa terlihat dari hasil rata-rata
kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II.
Berikut ini beberapa contoh jawaban siswa yang memenuhi
aspek kemampuan berpikir kritis siswa dengan pendekatan Open
Ended dalam menyelesaikan masalah pada Tes Siklus II berdasarkan
indikator-indikatornya:
1. Indikator memfokuskan pertanyaan.
10. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 10 anak tangga. Nyoman dan
Santi berada di anak tangga ke-2, kemudian mereka naik 7 tangga ke atas.
Karena ada buku yang terjatuh, Nyoman dan Santi turun 5 tangga ke bawah.
Di anak tangga berapakah mereka sekarang?
Page 101
86
Gambar 4.6
Hasil jawaban siswa
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa
dapat memfokuskan pertanyaan dan menemukan konsep yang digunakan
untuk penyelesaian.
2. Indikator mengidentifikasi asumsi
7. Sebatang bambu tegak, yang panjangnya 18 cm, telah dipatahkan oleh
angin. Ujungnya menyentuh tanah 6 meter dari pangkalnya. Berapa
tinggi tempat patah tersebut?
Gambar 4.7
Hasil jawaban siswa
8. Seekor siput terperosok ke dalam lubang yang dalamnya 10 m. ia dapat
merayap ke atas setiap 2 meter tiap hari, namun tiap malam akan
terperosok 1 meter ke bawah. Perlu berapa harikah siput itu dapat keluar
dari lubang?
Page 102
87
Gambar 4.8
Hasil jawaban tes siklus II
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa
dapat menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan
situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan
mampu menjawab soal matematika aplikasi.
6. Indikator menentukan tindakan
6. Jarak Kota A dan Kota B 40 km. Jika Kota C terletak di antara Kota A
dan B, sedangkan jaraknya 25 km dari Kota B, berapakah jarak Kota C
dari Kota A?
Gambar 4.9
Hasil jawaban tes siklus II
Page 103
88
9. Harga tunai sebuah sepeda Rp 500.000,00. Untuk kredit ditentukan uang
muka sebesar Rp 50.000,00. Sisanya dapat diangsur selama 3 bulan
sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Berapa rupiah lebih mahal harga sepeda
itu jika kredit?
Gambar 4.10
Hasil jawaban siswa
Berdasarkan gambar 4.10, maka dapat disimpulkan bahwa siswa mampu
menentukan tindakan atau cara untuk menyelesaikan soal.
2. Aktivitas pembelajaran matematika siswa meningkat dengan
menggunakan pendekatan Open Ended.
Hasil keseluruhan rata-rata presentase aktivitas siswa telah
masuk pada kategori sangat baik.Selama siklus II, siswa mulai
menunjukan sikap antusias dalam belajar, siswa mulai merespon
pembelajaran yang dberikan peneliti dengan memperhatikan
penjelasan peneliti, memberi tanggapan pada kelompok lain, tidak
malu dan takut untuk bertanya ketika mengalami kesulitan
mengerjakan soal.
Salah satu hal yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran
menggunakan strategi ini adalah aktivitas belajar yang lebih
menyenangkan, siswa bisa saling bekerja sama saling membantu
dalam mengerjakan soal, diskusi, pemberian reward atas apa yang
mereka kerjakan sehingga membuat lebih bersemangat. Pada siklus II
metode pembagian kelompok secara heterogen mampu memfasilitasi
keinginan siswa untuk bertukar pikiran dan mampu bekerja sama
dengan baik bersama kelompoknya dalam mencari alternatif jawaban
Page 104
89
maupun penyelesaian soal matematika yang disajikan dalam lembar
kerja kelompok.
Ketertarikan siswa dalam belajar secara kelompok juga akan
berimbas pada kemampuan berpikir kritisnya karena dalam belajar
kelompok dapat melatih kerja sama untuk saling bertukar pikiran
mengenai cara penyelesaian yang berbeda-beda.Sedangkan bentuk
ketertarikan tiap individu siswa dapat dilihat dari apa yang dilakukan
siswa untuk mencari penyelesaian dengan memperinci langkah-
langkah penyelesaian yang disajikan dalam LKS.Berdasarkan data
yang diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa mengalami
peningkatan yang ditunjukan dengan rata-rata presentase pada siklus I
sebesar 46,4% menjadi 77,86 %. Peningkatan aktivitas siswa terlihat
pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan
peningkatan penilaian jumlah aktivitas siswa dari kategori baik
menjadi kategori sangat baik.
3. Siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan Open Ended.
Berdasarkan penemuan peneliti selama proses pembelajaran
terdapat tanggapan-tanggapan siswa berupa hasil pengamatan melalui
jurnal harian terkait dengan pengunaan pendekatan inibahwa
pembelajaran menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan
mudah. Data respon positif diperkuat dari perolehan rata-rata
presentasehasil perhitungan lembar jurnal harian yang menunjukan
peningkatan jawaban siswadengan respon positif sebesar 46,6 % pada
siklus I menjadi 71,60 % pada siklus II.
Page 105
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penggunaan pendekatan Open Ended dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan
berpikir kritis siswa sebesar 60,86 Pada siklus I menjadi 65,5 pada
siklus II. Kemampuan berpikir kritis yang meningkat dengan
pendekatan Open Ended meliputi memfokuskan pertanyaan,
megidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Selain itu Aktivitas
siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended
dari hasil pengamatan, keseluruhan aktivitas siswa mengalami
peningkatan yang menunjukan rata-rata presentase pada siklus I
sebesar 46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II. Hal ini juga
berdampak pada tiap-tiap aspek aktivitas siswa yang mengalami
peningkatan dari kategori baik menjadi kategori sangat baik, dan
kategori cukup baik menjadi baik.
2. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended. Sebagian besar siswa merasa
menyenangkan, lebih semangat, lebih mudah menyelesaikan soal
karena membuat siswa berpikir lebih sistematis, luwes dan terperinci
dalam menyelesaikan soal. Sedangkan respon siswa berdasarkan
rata-rata presentase angket menunjukan kategori positif siklus I
sebesar 46,6 % meningkat pada siklus II menjadi 71,60 %.
Page 106
89
B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, terdapat beberapa saran terkait
pada skripsi ini diantaranya:
1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika pada
pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat, oleh karena itu sebaiknya
penelitian juga dilakukan pada pokok bahasan matematika lainnya.
2. Siswa perlu banyak latihan soal individu dengan menggunakan soal
terbuka, sehingga diharapkan siswa sudah terbiasa menyelesaikan
tugas dengan jawaban hasil analisis sendiri.
3. Agar penelitian ini lebih sempurna, sebaiknya aspek lain yang dapat
mempengaruhi variabel penelitian ini juga dikontrol dengan baik.
Page 107
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010.
Anggriani, Fitri Dwi. “Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa”, Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, 2009.
Basri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta: CV
Pedoman Ilmu Jaya, 2006.
Desmita. Psikologi Perkembangan Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Fiantika, Feni Rita.”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Open Ended Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan
Bulat Siswa” makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan
Matematika dan Statistika. UNIPA Surabaya. Surabaya, 2010.
Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terj. Benyamin H. Jakarta:
Erlangga, 2009.
Ghony, Djunaidy. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Jarnawi. Afgani, Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika.
Page 108
91
Jihad, Asep. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Persindo, 2008.
Johnson, Elaine B. CTL, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media
Utama, 2012.
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara,2010.
Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rosnawati, R.“Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada
TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta, 2013.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta, 2010.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2008.
Satriawati, Gusni. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended
pada Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam
Pendekatan Ваrи dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar.
Jakarta: IISEP, 2007.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2010.
Page 109
92
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA UPI, 2001.
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung:UPI
Press, 2006.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2010.
Tirtaraharja, Umar dan S.L La Sulo. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005.
Wiratmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Page 110
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ semester : 4 / 2
Alokasi waktu :
Pendekatan : Open Ended
A. Standar Kompetensi
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi Dasar
Mengurutkan bilangan bulat
C. Indicator
- Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
- Membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat dari terkecil dan
terbesar
- Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan bulat
D. Materi pokok
Bilangan bulat
E. Karakter yang diharapkan
Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility)
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Materi : Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative
Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Guru Alokasi Waktu
Apersepsi: menyampaikan tujuan pembelajaran
Page 111
94
Mengingatkan kembali tentang materi bilangan bulat pada
semester sebelumnya
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi
pertanyaan Open Ended untuk dikerjakan siswa.
Guru memantau dan mengarahkan siswa dalam menjawab
pertanyaan.
Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil
jawaban yang telah dikerjakan di papan tulis.
Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menaggapi
hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan tulis.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dengan
mempresentasikannya di papan tulis.
Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
Mengenalkan dan menjelaskan cara penyelesaian bilangan
bulat yang benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian
matematika, meliputi : memahami permasalahan, yaitu dengan
memahami soal (diketahui, ditanya, jawab)
45 menit
3. Kegiatan Akhir (penutup)
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
15 menit
Page 112
95
Pertemuan 2
Membandingkan dan menggurutkan bilangan bulat
Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan
pertanyaan pembagian bilangan bulat (bilangan bulat positif,
bilangan bulat negatif, bilangan bulat nol)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi
pertanyaan Open Ended untuk dikerjakan siswa.
Guru memantau siswa dalam menjawab pertanyaan.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah
dikerjakan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menanggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menyelesaiakan masalah dengan cara yang berbeda dengan
mempresentasikan hasil kerjanya di papan tulis.
Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
Guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.
455 menit
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang
Page 113
96
telah disampaikan
Memberikan PR untuk dikerjakan
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
15 menit
G. Media dan Sumber pembelajaran
Media : papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga
H. Evaluasi
Terlampir (lembar kerja siswa)
Jakarta, …Februari 2014
Guru Mata Pelajaran peneliti
Ari P Nur Azizah Turohmah
Page 114
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ semester : 4 / 2
Alokasi waktu :
Pendekatan : Open Ended
Standar Kompetensi
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar
Menjumlahkan bilangan bulat
Indicator
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif
Materi pokok
Bilangan bulat
Karakter yang diharapkan
Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility)
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 3
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
Page 115
98
Langkah- langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Apersepsi : mengingatkan kembali dengan menanyakan terkait
materi sebelumnya mengurutkan bilangan bulat
Menyampaikan dan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru dan siswa membahas PR pada pertemuan sebelumnya
Guru memberikan LKS yang berisi pertanyaan Open Ended
tentang penjumlahan bilangan bulat untuk dikerjakan siswa.
Guru memantau siswa dalam menjawab pertanyaan.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah
dikerjakan di papan tulis
Guru meberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi
hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan tulis.
Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda.
Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
Menjelaskan kembali cara penyelesaian bilangan bulat yang
benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian matematika,
meliputi : memahami permasalahan, yaitu dengan memahami
soal (diketahui, ditanya, jawab)
45 menit
Page 116
99
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
Memberikan tugas untuk diselesaikan di rumah
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
15 menit
Pertemuan 4
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif
Langkah –langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Apersepsi : mengingatkan kembali dengan menanyakan terkait
materi sebelumnya penjumlahan bilangan bulat positif dengan
negatif
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru dan siswa membahas PR (tugas) yang telah diberikan pada
perrtemuan sebelumnya.
Guru memberikan lembar soal yang berisi pertanyaan Open
Ended tentang penjumlahan bilangan bulat untuk dikerjakan
siswa dan guru membimbingnya.
Page 117
100
Guru memantau dan mengarahkan siswa dalam menjawab
pertanyaan.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah
dikerjakan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda.
Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
Guru menjelaskan kembali cara penyelesaian bilangan bulat
yang benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian
matematika
45 menit
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
Menginformasikan siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah tes
siklus I.
15 menit
Media dan Sumber pembelajaran
Media : papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga
Evaluasi
Terlampir (lembar kerja siswa)
Jakarta, ……………………..2014
Guru Mata Pelajaran peneliti
Page 118
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ semester : 4 / 2
Alokasi waktu :
Pendekatan : Open Ended
Standar Kompetensi
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar
Mengurangkan bilangan bulat
Indikator
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif
Materi pokok
Bilangan bulat
Karakter yang diharapkan
Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility)
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 6
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif
Page 119
102
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif
Langkah- langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru meminta siswa untuk membentuk 5 kelompok
Guru membagikan LKS kepada kelompok siswa
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan secara kelompok
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dipapan
tulis
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan
tulis
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dengan
mempresentasikannya dipapan tulis
Guru menjelaskan penyelesaian pengurangan bilangan bulat yang
benar
45 menit
Page 120
103
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
Memberikan PR untuk dikerjakan di rumah
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
15 menit
Pertemuan 7
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif
Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan
pertanyaan mengenai pengurangan bilangan bulat
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru dan siswa membahas PR pada pertemuan sebelumnya.
Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagi pada
pertemuan sebelumnya.
Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open ended kepada
45 menit
Page 121
104
kelompok siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
LKS yang telah dibagikan secara kelompok
Guru meminta 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok di papan tulis
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil kerja yang telah dipresentasikan.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
mempresenatsikan hasil kerja kelompoknya dengan cara yang
berbeda.
Guru mengevaluasi hasil kelompok yang telah dipresentasikan.
Menjelaskan kembali cara penyelesaian soal cerita terkait materi
pengurangan bilangan bulat
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Guru dan siswa untuk bersama menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
15 menit
Media dan Sumber pembelajaran
Media : papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga
Evaluasi
Terlampir (lembar kerja siswa)
Jakarta, ……………………..2014
Guru Mata Pelajaran peneliti
Page 122
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ semester : 4 / 2
Alokasi waktu :
Pendekatan : Open Ended
Standar Kompetensi
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar
Melakukan operasi hitung campuran
Indicator
Menentukan hasil operasi hitung campuran
Materi pokok
Bilangan bulat
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 8
Menentukan hasil operasi hitung campuran
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Aloksi waktu
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan
mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Aloksi waktu
Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagikan
sebelumnya
Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open Ended
45 menit
Page 123
106
Kelompok siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru
Memberi kesempatan kepada 2 kelompok siswa untuk
mempresentasikan hasil jawaban yang telah dikerjakan
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
hasil jawaban yang telah dipresentasikan
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil jawabannya dengan cara yang berbeda.
Menjelaskan cara penyelesaian soal cerita terkait materi operasi
campuran bilangan bulat yang benar
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
15 menit
Pertemuan 9
- Menentukan hasil operasi hitung campuran
1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan
mengenai materi sebelumnya
Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagikan
sebelumnya
45 menit
Page 124
107
Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open Ended
Kelompok siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru
Memberi kesempatan kepada 2 kelompok siswa untuk
mempresentasikan hasil jawaban yang telah dikerjakan
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
hasil jawaban yang telah dipresentasikan
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil jawabannya dengan cara yang berbeda.
Menjelaskan cara penyelesaian soal cerita terkait materi operasi
campuran bilangan bulat yang benar
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru Alokasi waktu
Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
Menginformasikan akan diadakan tes akhir silkus
15 menit
Media dan Sumber pembelajaran
Media : papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga
Evaluasi
Terlampir (lembar kerja siswa)
Jakarta, ……………………..2014
Guru Mata Pelajaran peneliti
Page 125
106
LEMBAR KERJA SISWA 1
Tujuan pembelajaran : Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat
negatif
1. Tuliskan 10 angka yang kamu ketahui dan urutkan dari yang terkecil hingga
terbesar!
Jawab:
2. Kumpulkan angka-angka yang kamu tulis pada garis bilangan dibawah ini!
Nama:
Menurut kamu, apa pengertian dari:
- Bilangan bulat negatif adalah
- Bilangan bulat positif adalah
- Bilangan bulat adalah
Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif nol
Page 126
107
Penulisan lambang bilangan bulat
Bilangan bulat baik bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif memiliki
lambang. Bilangan bulat positif sudah kita kenal, sedangkan bilangan bulat negatif
diawali dengan tanda negatif (-)
contoh:
- –10 dibaca negatif sepuluh - negatif sembilan puluh dituliskan –90
- Suhu di daerah kutub dapat mencapai lima belas derajat dibawah nol ditulis
-15
- Daerah itu rawan banjir karena ketinggiannya lima sentimeter di bawah
permukaan air laut ditulis - 5
SOAL:
1. Jodohkan kolom sebelah kiri dengan kolom sebelah kanan dengan benar!
Sembilan puluh tiga
Negatif tiga puluh tiga
Negatif lima puluh empat
Dua puluh delapan
Negatif delapan belas
Negatif empat puluh empat
- 18
- 54
- 33
28
93
- 44
2. Tuliskan lambang bilangan negatif terdapat pada kalimat dibawah ini!
a. Suhu udara di dalam tabung pembeku itu dapat mencapai dua puluh dua
derajat Celcius di bawah nol ditulis…………………………
b. Penggali sumur itu berada pada posisi sepuluh meter dibawah permukaan
tanah ditulis………………………………………
c. Pedagang itu mengalami kerugian sebesar seratus tujuh ribu lima ratus
rupiah ditulis…………………………………….
Page 127
108
Lembar kerja siswa 2
Tujuan pembelajaran :
- Membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat dari terkecil dan terbesar
Soal :
1. Perhatikan garis bilangan dibawah ini
Semakin ke kiri nilai bilangan semakin kecil. Sebaliknya, semakin ke
kanan nilai bilangan semakin besar
Jadi, tentukan:
a. Angka yang lebih besar dari 0
Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………
b. Angka yang lebih kecil daripada – 2
Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………
c. Angka yang lebih besar dari pada – 5
Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………
d. Angka yang lebih kecil dari pada 1
Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………...
e. Angka yang lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2
Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………
Nama :
Page 128
109
2. Dengan menggunakan tanda < (lebih kecil dari) dan > (lebih besar dari),
tentukan jawaban dibawah ini:
a. 1 …… -2 d. – 20 …… - 40 g. – 25 …… 25
b. 2 …… 4 e. 101 …… 110 h. 50 …… -75
c. -5 …… -4 f. – 30 …… - 20 i. 78 …… - 80
3. Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil ke terbesar sesuai dengan letak
pada garis bilangan
a. 4, -1, - 3, 2, - 5
Jawab: …………………………………………………….
b. – 17, 27, 25, - 19, 22
Jawab:…………………………………………………………………..
c. – 5, 15, - 10, 20, -25
Jawab: …………………………………………………………………………
4. Urutkan bilangan bulat berikut dari yang terkecil ke yang terbesar.
a. - 4, - 3, 2, 1, 0, 5 =……………………………………………………………
b. 8, 3, 7, - 9, -3 =……………………………………………………………
c. 10, -4, -5, 7, 9, -8 =……………………………………………………………
d. – 15, -10, -4, -5, -7 =……………………………………………………………
Page 129
110
Lembar kerja siswa 3
Tujuan pembelajaran :
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
Masalah I
1. Adi membeli mainan dengan harga Rp 10.000,00. Sedangkan dia membawa
uang 2 lima ribuan, 10 dua ribuan, 5 seribuan, 4 lima ratusan, dan 10
seratusan. Bantu Adi untuk membayar harga mainannya sesuai dengan jumlah
uang yang dimiliki Adi!
Jawab:
No Uang yang diberikan Adi
Nama :
Page 130
111
2. Ina dan virna memiliki buah apel sama banyak. Ina memiliki buah apel yang
bagus, sedangkan Virna memiliki buah apel yang busuk.
Jumlahkan buah Ina dan Virna sehingga jumlah buah yang tersisa merupakan
buah yang bagus.
Buah Ina (+) Buah Virna (-) Buah Ina + buah Virna (-) = (+)
Penjumlahan bilangan bulat
a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh:
- Dengan garis bilangan
Contoh
3 + 4 =…
- Tanpa garis bilangan
Contoh :
4 + 5 = 9
b. Pejumlahan bilangan bulat positif dan negatif
Contoh:
- Dengan garis bilangan
3 + (-4) =…
Page 131
112
- Tanpa garis bilangan
1. 56 + (–18) = 56 – 18 = 38
2. 106 + (–206) = 106 – 206
= 106 – 106 – 100
= 0 – 100
= -100
Soal
1. Hitunglah hasil operasi penjumlahan dibawah ini menggunakan garis bilangan
a. 8 + 5 =
b. 3 + (-6) =
2. Tentukan operasi penjumlahan pada garis bilangan dibawah ini!
a.
Jawab:…………………………………………………………………………………………………….
Penjumlahan dengan bilangan negatif dapat dilakukan dengan
pengurangan dari lawan bilangan negatif tersebut
Page 132
113
b.
Jawab:……………………………………………………………………………………………………….
c.
Jawab:……………………………………………………………………………………………………………
3. Tentukan hasil penjumlahan dibawah ini
a. 30 + 20 =
b. 35 + 15 =
c. 25 + (-32) =
Jawab:
d. 42 + (-50) =
Jawab:
e. 68 + (-42) =
Jawab:
4. Kota B berada diantara kota A dan C, jarak kota A ke kota B adalah 20 km,
sedangkan jarak kota B ke kota C adalah 45 km. berapakah jarak kota A ke kota
C ?
Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Seorang Pedagang menjual buah-buahan. Pada hari pertama ia mendapat
keuntungan Rp 20.000,00, kemudian pada hari kedua ia mendapat kerugian Rp
30.000,00. Tentukan apakah pedagang tersebut mengalami kerugian atau
keuntungan? Berapakah untung atau rugi yang dimiliki oleh pedagang tersebut?
Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Page 133
114
Lembar kerja siswa 4
Tujuan pembelajaran :
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif
- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif
Masalah I
1. Ayah memiliki kartu dibawah ini, bantu ayah untuk memasangkan hasil operasi
bilangan dengan operasinya!
Jawaban:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Kak Andi memiliki kartu dengan bentuk lingkaran dengan angka yang berbeda.
Kak Andi akan memasangkan kartu-kartu tersebut. Bantu Kak Andi untuk
memasangkannya dan tentukan hasil dari pasangan kartu tersebut.
Jawaban:
Nama:
7
-4 +3
4+3
-1
8
-7 +5
10 - 2
2
6
-7 +4
-4 +10
-3
12
-9 +5
5 +7
-4
-7 8 -5 4 3 -2 1 -8 -6 -9
Page 134
115
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Penjumlahan bilangan bulat
c. Penjumlahan bilangan bulat negatif dan positif
Contoh: (-6) + 8 =…
- Dengan garis bilangan
- Tanpa garis bilangan
a. (-6) + 8 = -6 + (6 +2)
= 0 + 2
= 2
d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh:
- dengan garis bilangan
(-2) + (-7) =…
- Tanpa garis bilangan
(-2) + (-7) = -9
Page 135
116
Soal
1. Hitunglah hasil operasi penjumlahan dibawah ini menggunakan garis bilangan
a. (-4) + 5 =
b. (-3) + (-6) =
c. - 7 + 2 =
2. Tentukan operasi penjumlahan pada garis bilangan dibawah ini!
a.
Jawab:…………………………………………………………………………………………………….
b.
Jawab:……………………………………………………………………………………………………….
c.
Jawab:……………………………………………………………………………………………………………
3. Tentukan hasil penjumlahan dibawah ini
a. (–30) + (-20) =
b. (-35) + 15 =
c. (–25) + (-32) =
Page 136
117
4. Suhu di Eropa saat siang hari mencapai 30 di bawah nol. Pada malam hari,
suhunya naik 1 derajat. Berapakah suhu pada malam hari?
Tuliskan jawabanmu!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Anjing laut berenang di laut pada kedalaman 10 m dibawah permukaan laut.
Setiap detik, anjing laut tersebut berenang menuju dasar laut sejauh 1 m,
berapakah jarak yang ditempuh anjing laut selama 5 detik dari permukaan
laut?
Tuliskan jawabanmu!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Page 137
118
Lembar kerja siswa 5
Tujuan pembelajaran:
- Menentukan hasil pengurangan dua bilangan bulat positif
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
Masalah I
1. Ani menghitung soal pengurangan dengan kalkulator. Kedua bilangan yang ia
masukkan terdiri dari satu angka. Pada layar kalkulator tampak hasilnya -5.
Carilah kedua bilangan yang ia masukkan ke kalkulator!
Jawaban
Nama kelompok:
Anggota:
Page 138
119
Angka ke I Angka ke II Angka ke I – angka ke II = -5
Pengurangan bilangan bulat
Pengurangan bilangan bulat adalah penjumlahan dengan lawan bilangannya
a – b = a + (–b)
a – (–b) = a + b
(-a) – b = (-a) + (-b)
(-a) - (-b) = (-a) + b
1. Menentukan hasil pengurangan dua bilangan bulat positif
- Dengan garis bilangan
Contoh:
2 - 5 =
- Tanpa garis bilangan
Contoh: 125 – 25 = 100
2. Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
- Dengan garis bilangan
Page 139
120
2 – (-5) =
- Tanpa garis bilangan
Contoh: 99 – (–11) = 99 + 11 = 110
Soal
1. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini menggunakan garis bilangan!
a. 5 – (-8)
b. 7 – 4
c. 8 – (-2)
2. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini tanpa garis bilangan
a. 9 – (-5) =
b. 6 – 4 =
c. 8 – (-7) =
d. 20 – (-9) =
e. 12 – (-10) – 5 =
Page 140
121
3. Suhu udara di puncak Jaya pada siang hari 180 C. menjelang tengah malam
suhu udara turun 200 C. berapa derajatkah suhu udara puncak tersebut pada
malam hari?
Tuliskan jawabanmu!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Ayah mendaki gunung setinggi 3 m diatas permukaan laut, karena jalan terlalu
licin, ayah jatuh ke laut sedalam 3 m di bawah permukaan laut. Maka berapa
m jalan yang dilalui ayah ketika jatuh dari gunung!
Jawaban:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Page 141
122
Lembar kerja siswa 6
Tujuan pembelajaran:
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif
- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif
Masalah I
1. Adik memiliki puzzle angka dibawah ini, bantu adik untuk menyusun puzzlenya
dengan menentukan operasi bilangan beserta hasilnya.
Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Nama kelompok:
Anggota:
3 -4 -
= -7
- =
=
-3
8 -8 - -1 -
= 5
Page 142
123
Pengurangan bilangan bulat
2. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
- Dengan garis bilangan
(-2) – 5 =
- Tanpa garis bilangan
Contoh: (–150) – 50 = (–150) + (–50) = –200
3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
- Dengan garis bilangan
(-2) – (-5) =…
- Tanpa garis bilangan
Contoh: (–45) – (–5) = (–45) + 5 = – 40
Soal
1. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini dengan menggunakan garis bilangan!
a. (-4) – 4 =
b. (-6) – (-3) =
Page 143
124
c. (-7) – (-5) =
d. (-5) – 6 =
2. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini!
a. (-75) – 75 =
b. (-66) – (-33) =
c. (-50) – (-63) =
3. Suhu di kutub utara mencapai 150 di bawah nol, sedangkan suhu di Mesir
mencapai 320 di atas nol, berapa selisih suhu antara di kutub utara dengan di
Mesir!
Jawaban:………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Dalam sebuah perlombaan menyelam, ikan Hiu dapat menyelam pada kedalaman 4
m dibawah permukaan laut, sedangkan ikan Paus dapat menyelam pada
kedalaman 2 m dibawah permukaan laut. Berapakah perbedaan jarak antara ikan
hiu dengan ikan paus?
Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Page 144
125
Lembar kerja siswa 7
Tujuan pembelajaran:
- Melakukan operasi hitung campuran
Masalah I
1. Hitunglah hasil pengurangan pasangan bilangan dari roda gigi yang saling
bertemu!
A B A – B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama kelompok:
Anggota:
-5
-9
10
-8
7 -5
-7
-6 3 -5
-6
8
-4
2
-5
1
-4
-5
3
-4 4
9
8
8
- 8
6
-8
Page 145
126
7.
8.
9.
10.
11.
2. Hitunglah penjumlahan dibawah ini dengan menjumlahkan angka di sebelahnya!
Page 146
127
Lembar kerja siswa 8
Tujuan pembelajaran: Menyelesaikan operasi campuran bilangan bulat
Soal
1. Pada pagi hari pengunjung perpustakaan ada 23 orang. Pada saat istirahat,
pengunjung perpustakaan bertambah 31 orang. Satu jam kemudian berkurang
42 orang. Berapa orang pengunjung perpustakaan sekarang ?
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Suhu di Paris pada musim panas mencapai 27 C. pada musim semi suhunya
turun 8 C, sedangkan pada musim gugur naik 2 C. kemudian pada musim dingin
suhunya mencapai -6 C. berapakah selisih suhu pada musim hujan dengan
musim dingin?
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Kapal selam berada pad 8 m dibawah permukaan laut. Kemudian kapal
tersebut naik dua m. karena ada ikan paus, kapal tersebut turun 1 m. berapa
m dibawah permukaan lautkah posisi kapal selam sekarang?
Jawab:
Nama kelompok:
Anggota:
Page 147
128
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Landasan manakah yang tepat untuk mendarat pesawat?
20
(10) + 5 – (-5)=
20 + 5 – (-5)=
(-30) + 5 – (-5)=
Page 148
131
KISI- KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator soal Indicator berpikir kritis No. Soal
Menjumlahkan dan
mengurangkan
bilangan bulat
Mengurutkan dan
membandingkan
bilangan bulat
Membandingkan
bilangan bulat
Memfokuskan pertanyaan
1
Memfokuskan pertanyaan
2
Menjumlahkan bilangan
bulat
Membuktikan
penjumlahan negatif
dengan positif
Menentukan tindakan
3
Mengidentifikasi asumsi
4
Menentukan tindakan
5
Page 149
132
Jawablah pertanyaan ini dengan benar!
1. Hamzah tinggal di pinggir pantai, ia biasa mencari ikan
menggunakan perahu layarnya. Sekali waktu nelayan bisa
memperoleh kepiting, udang, ikan kakap, atau ikan cakalang. Di
pelelangan ikan tersebut satu takar udang dapat ditukar dengan
dua takar kepiting, satu takar kepiting dapat ditukar dengan 3
ekor ikan kakap, 4 ekor ikan kakap dapat ditukar dengan satu ekor
ikan cakalang. Mana yang lebih mahal, satu takar udang atau satu
ekor cakalang? Jelaskan! memfokuskan pertanyaan
2. Tinggi badan Martin lebih daripada tinggi badan Marsel, dan tinggi
badan Marsel lebih daripada tinggi badan Markus. Jika tinggi badan
Martin 145, maka tinggi badan Markus 147 cm. apakah pernyataan
tersebut benar? Jika tidak, jelaskan alasannya! memfokuskan pertanyaan
3. Seorang temanmu mengatakan hasil dari -17 + 5 adalah -22. Apakah
jawaban temanmu benar? Jika tidak, jelaskan kesalahan yang telah
dilakukan temanmu? menentukan tindakan /strategi
4. Pak Raden sedang menghitung itik dan kambingnya. Ia
menghitungnya ada 10 kepala dan 26 kaki semuanya. Berapa banyak
itik dan kambing yang Pak Raden punya? mengidentifikasi asumsi
5. Suatu permainan diketahui nilai tertingginya 100 dan nilai
terendahnya -100. Andi bermain sebanyak 3 kali dan memperoleh
nilai berturut-turut 34, -35. 40. Sedangkan Budi mendapat nilai
berturut-turut 45, -44, 28. Tentukan pemain yang menang dalam
permainan tersebut! menentukan tindakan/ strategi
Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis siklus I
Nama : …………………………………… kelas :………………………
Petunjuk:
1. Awali pekerjaanmu dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim”
2. Tulislah namamu di tempat yang telah disediakan
3. Isilah soal yang dianggap mudah terlebih dahulu
4. Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan
5. Akhiri pekerjaanmu dengan membaca “Alhamdulillahirabbil „alamin”
Page 150
133
DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS I
Indicator berpikir kritis
Respon siswa terhadap soal Skor No soal
Memfokuskan
pertanyaan - Tidak menjawab
- Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep atau fakta yang digunakan untuk
menyelesaikan soal yang diberikan
- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan
soal yang diberikan
- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan
soal yang diberikan tetapi salah dalam perhitungan
- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan
soal yang diberikan serta benar dalam perhitungan
0
1
2
3
4
1,2
Menentukan tindakan
- Tidak menjawab
- Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan
kecukupan unsur)
- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan
- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
dan melakukan perhitungan yang tepat.
0
1
2
3
4
3,5
Page 151
134
Mengidentifikasi
asumsi - Tidak menjawab
- Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang
diberikan.
- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan tidak bisa
menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan
soal yang diberikan
- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan bisa
menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan
soal yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat.
- Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal yang diberikan dan bisa
menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat untuk menyelesaikan
soal yang diberikan serta bisa memberika alasan dan penjelaan yang akurat.
0
1
2
3
4
4
Page 152
135
KISI- KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS II
Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar
Indikator soal Indicator berpikir kritis No. Soal
Menjumlahkan dan
mengurangkan
bilangan bulat
Mengurangkan
bilangan bulat
Melakukan operasi
pengurangan
bilangan bulat
Menentukan tindakan 6
Mengidentifikasi asumsi 7
Melakukan
operasi hitung
campuran
Melakukan opersi
hitung campuran
Mengidentifikasi asumsi 8
Menentukan tindakan 9
Memfokuskan pertanyaan 10
Page 153
136
Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siklus II
Jawablah pertanyaan ini dengan benar!
6. Jarak Kota A dan Kota B 40 km. Jika Kota C terletak di antara
Kota A dan B, sedangkan jaraknya 25 km dari Kota B, berapakah
jarak Kota C dari Kota A? menentukan tindakan
7. Sebatang bambu tegak, yang panjangnya 18 cm, telah dipatahkan
oleh angin. Ujungnya menyentuh tanah 6 meter dari pangkalnya.
Berapa tinggi tempat patah tersebut? mengidentifikasi asumsi
8. Seekor siput terperosok ke dalam lubang yang dalamnya 10 m. ia
dapat merayap ke atas setiap 2 meter tiap hari, namun tiap malam
akan terperosok 1 meter ke bawah. Perlu berapa harikah siput itu
dapat keluar dari lubang? mengidentifikasi asumsi
9. Harga tunai sebuah sepeda Rp 500.000,00. Untuk kredit
ditentukan uang muka sebesar Rp 50.000,00. Sisanya dapat
diangsur selama 3 bulan sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Berapa
rupiah lebih mahal harga sepeda itu jika kredit? menentukan
tindakan
10. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 10 anak tangga. Nyoman
dan Santi berada di anak tangga ke-2, kemudian mereka naik 7
tangga ke atas. Karena ada buku yang terjatuh, Nyoman dan Santi
turun 5 tangga ke bawah. Di anak tangga berapakah mereka
sekarang? memfokuskan pertanyaan
Nama : …………………………………… kelas :………………………
Petunjuk:
1. Awali pekerjaanmu dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim”
2. Tulislah namamu di tempat yang telah disediakan
3. Isilah soal yang dianggap mudah terlebih dahulu
4. Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan
5. Akhiri pekerjaanmu dengan membaca “Alhamdulillahirabbil „alamin”
Page 154
137
DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS II
Indicator berpikir kritis
Respon siswa terhadap soal Skor No soal
Memfokuskan
pertanyaan - Tidak menjawab
- Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep atau fakta yang digunakan untuk
menyelesaikan soal yang diberikan
- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal
yang diberikan
- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal
yang diberikan tetapi salah dalam perhitungan
- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal
yang diberikan serta benar dalam perhitungan
0
1
2
3
4
10
Menentukan tindakan
- Tidak menjawab
- Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan
unsur)
- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan
- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
dan melakukan perhitungan yang tepat.
0
1
2
3
4
6,9
Page 155
138
Mengidentifikasai
asumsi - Tidak menjawab
- Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang
diberikan.
- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan tidak bisa
menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal
yang diberikan
- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan bisa
menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal
yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat.
- Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal yang diberikan dan bisa
menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat untuk menyelesaikan soal
yang diberikan serta bisa memberika alasan dan penjelaan yang akurat.
0
1
2
3
4
7,8
Page 156
139
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Tahap : Prapenelitian
Hari/tanggal :
Narasumber : Bpk. Ari, S.Pd (Guru bidang studi matematika)
Tujuan :Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses
pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa
sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.
1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika, khususnya
kelas IV?
2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika selama ini?
3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dialamisiswa?
4. Saat menjelaskan, apakah siswa mendengarkan atau memperhatikan
penjelasan bapak dengan baik?
5. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas IV?
6. Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk pemecahan
masalah maupun soal bentuk cerita?
7. Bagaimana tingkat berpikir kritis matematis siswa kelas IV?
8. Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan cara mereka
sendiri?
9. Apakah bapak sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV?
10. Pernahkah bapak mendengar pendekatan Open Ended? Apakah bapak pernah
menerapkan metode ini saat pembelajaran?
Page 157
140
Tahap : Setelah penelitian
Hari/tanggal :
Narasumber : Bapak Ari, S. Pd(Guru bidang studi matematika)
Tujuan :Untuk mengetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat
kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah menggunakan pedekatan
Open Ended.
1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan pendekatan Open Ended
dalam pembelajaran matematika?
2. Menurut bapak perubahan apa yang terjadi di kelas setelah menggunakan
pendekatan Open Ended?
3. Bagaimana penilaian bapak mengenai kemampuan berpikir kritis matematis
siswa selama diterapkan pendekatan Open Ended?
4. Menurut bapak apakah pendekatan Open Ended sudah baik?
- Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?
- Jika belum, apa yang harusdiperbaiki?
5. Menurut bapak adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa ketika
pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended?
Page 158
141
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah : SD I AL SYUKRO
Pertemuan ke- :
Hari/tanggal :
Pokok bahasan :
Petunjuk : berilah tanda cek lish (√) pada kolom yang terseda sesuai
hasil pengamatan!
1 = tidak baik 2= kurang baik 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik
no Aspek yang dinilai Skor penilaian
1 2 3 4 5
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa mengidentiikasi suatu
permasalahan
3. Siswa mempresentasikan hasil
identifikasinya
4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru
5. Siswa memecahkan masalah
6. Siswa menanggapi pertanyaan guru
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan
Keterangan skala penilaian:
1 – 7 = tidak baik
8 – 14 = kurang baik
15 – 21 = cukup
22 – 28 = baik
29 – 35 = sangat baik
Observer
(……………………..)
Page 159
142
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Nama guru :………………………. Semester/Kelas :……………………….
Mapel :………………………. Materi :……………………….
PertemuanKe : ………………………. Siklus :……………………….
HariTanggal :……………………….
No Aspek yang diamati Skor penilaian
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
1 Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan
mengukur peserta didik.
2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada
tindakan.
3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan
karakteristik.
II Kegiatan Awal Pembelajaran
1 Memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik.
III Kegiatan Inti Pembelajaran
1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
Open Ended
2 Penguasaan materi
3 Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang dipelajari
4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah
terampil menggunakan latihan soal.
IV Kegiatan Akhir
1 Menetapkan ketuntasan belajar
2 Pemberian tugas rumah
Jumlah
Kriteria yang termasukkategori
Baik = ≥ 30
Kurang = ≤ 30
Keteranganskalapenilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangatbaik
Page 160
143
JURNAL HARIAN SISWA
NAMA: NO. ABSEN:
JURNAL HARIAN SISWA NAMA: NO. ABSEN:
Page 161
144
HASIL WAWANCARA GURU
Tahap : Prapenelitian
Hari/tanggal :
Narasumber : Bpk. Ari, S.Pd (Guru bidang studi matematika)
Tujuan :Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses
pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa
sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.
Peneliti :Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika,
khususnya kelas IV?
Guru : kemampuan yang siswa dalam belajar matematika sangat
variatif, ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi sekitar 15 %,
siswa kemampuan sedang sekitar 65 %, dan siswa yang memiliki
kemampuan rendah 20 %.
Peneliti :Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika
selama ini?
Guru : saat belajar matematika terkadang siswa sulit untuk dikondisikan
dengan baik, sehingga saat pengerjaan tugas masih banyak siswa
yang belum mencapai KKM, yaitu kurang lebih 45 %.
Peneliti :Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar
yang dialami siswa?
Guru : upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
dengan mencoba melakukan pembelajaran dengan metode yang
menarik dan bervariasi serta menggunakan media.
Peneliti :Saat menjelaskan, apakah siswa mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan bapak dengan baik?
Guru : sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik, akan tetapi
masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan, bahkan
untuk mencatat materi harus ada perintah terlebih dahulu tanpa
ada kesadaran siswa sendiri.
Page 162
145
Peneliti :Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran
matematika di kelas IV?
Guru : metode yang dilakukan saat pembelajaran matematika berupa
metode Active Learning, seperti demonstrasi ke Indomaret saat
materi jual beli.
Peneliti :Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk
pemecahan masalah maupun soal bentuk cerita?
Guru :Dalam menyelesaikan soal pemecahan maasalah, masih banyak
siswa yang masih bingung untuk menentukan cara
penyelesaiannya.
Peneliti :Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa
kelas IV?
Guru : tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa bervariatif,
akan tetapi sebagian besar masih rendah.
Peneliti :Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan
cara mereka sendiri?
Guru :dalam menjawab soal, siswa masih banyak menggunakan cara
yang telah diajarkan.
Peneliti :Pernahkah bapak mendengar pendekatan Open Ended? Apakah
bapak pernah menerapkan metode ini saat pembelajaran?
Guru : belum pernah mendengar pendekatan tersebut, dan belum
pernah menggunakannya.
Page 163
146
Tahap : Setelah penelitian
Hari/tanggal :
Narasumber : Bapak Ari, S. Pd(Guru bidang studi matematika)
Tujuan :Untuk mengetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat
kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah menggunakan pedekatan
Open Ended.
Peneliti :Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan pendekatan
Open Ended dalam pembelajaran matematika?
Guru :Strategi pembelajaran tersebut cocok untuk diterapkan pada
pembelajaran matematika, akan tetapi hanya siswa yang memiliki
kemampuan tinggi yang bisa mengikuti proses pembelajaran.
Peneliti :Menurut bapak perubahan apa yang terjadi di kelas setelah
menggunakan pendekatan Open Ended?
Guru :perubahan yang terjadi siswa lebih aktif dalam menjawab soal,
dan dalam menjawab soal siswa memiliki cara sendiri.
Peneliti :Bagaimana penilaian bapak mengenai kemampuan berpikir kritis
matematis siswa selama diterapkan pendekatan Open Ended?
Guru :kemampuan berpikir kritis siswa mengalami perubahan,
misalnya siswa mampu bertanya jika dia belum paham, dan
menjawab soal sesuai caranya masing-masing.
Peneliti :Menurut bapak apakah pendekatan Open Ended sudah baik?
- Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?
- Jika belum, apa yang harusdiperbaiki?
Guru :sudah cukup baik
Peneliti :Menurut bapak adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa
ketika pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended?
Guru :siswa dapat menyelesaikan soal secara sistematis dari mulai yang
diketahui sampai penyelesaiannya.
Page 164
147
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
SIKLUS I
NO KODE SISWA NILAI KETERANGAN
1 A 75 TUNTAS
2 B 70 TUNTAS
3 C 40 BELUM TUNTAS
4 D 60 BELUM TUNTAS
5 E 85 TUNTAS
6 F 70 TUNTAS
7 G 55 BELUM TUNTAS
8 H 50 BELUM TUNTAS
9 I 45 BELUM TUNTAS
10 J 60 BELUM TUNTAS
11 K 60 BELUM TUNTAS
12 L 40 BELUM TUNTAS
13 M 40 BELUM TUNTAS
14 N 75 TUNTAS
15 O 55 BELUM TUNTAS
16 P 65 BELUM TUNTAS
17 Q 40 BELUM TUNTAS
18 R 55 BELUM TUNTAS
19 S 85 TUNTAS
20 T 55 BELUM TUNTAS
21 U 75 TUNTAS
22 V 45 BELUM TUNTAS
Page 165
148
HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS I
1. Jangkauan/ rentang kelas (R)
= data terbesar – data terkecil
= 85 – 40
= 45
2. Banyak kelas
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 (1,34)
= 1 + 4, 43
= 5,43 ↔ 5 (dibulatkan kebawah)
3. Panjang kelas / interval
=
=
= 9
Tabel Distribusi Frekuensi Siklus 1
NO NILAI FREKUENSI
Absolut Kumulatif Relatif
1 40-49 6 6 27
2 50-59 5 11 22
3 60-69 4 15 18
4 70-79 5 19 22
5 80-89 2 21 9
Jumlah 22 65 100
Page 166
149
Tabel Distribusi Frekuensi Siklus I
KELAS
INTERVAL
kelas
bawah
kelas
atas
F xi fxi xi2 fixi2
40 – 49 39,5 49,5 6 44,5 267 1980,25 11881,5
50 – 59 49,5 59,5 5 54,5 272,5 2970,25 14851,25
60 – 69 59,5 69,5 4 64,5 258 4160,25 16641
70 – 79 69,5 79,5 5 74,5 372,5 5550,25 27751,25
80 – 89 79,5 89,5 2 84,5 169 7140,25 14280,5
22 322,5 1339 21801,3 85405,5
1. Mean/rata-rata (X)
X = = 60,86
n = jumlah siswa
2. Median
Me = b + p
= 49,5 + 11
= 49,5 + 11
= 49,5 + 11
= 60,5
Keterangan:
b = batas bawah median
p = panjang batas median
n = banyak data
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median
f = frekuensi kelas median
3. Modus
Mo = b + p
Page 167
150
= 39,5 + 6
= 39,5 +
= 39,5 + 5,14
= 44,64
Keterangan:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang batas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya
4. Varians
=
= = = = 186,15
5. StandarDeviasi
S = = =
= 13,64
6. Prosentase tuntas
= = x 100 % = 31,82 %
7. Prosentase belum tuntas
= = x 100 % = 68,18
Page 168
151
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
SIKLUS II
NO KODE SISWA NILAI KETERANGAN
1 A 65 TUNTAS
2 B 75 TUNTAS
3 C 40 BELUM TUNTAS
4 D 70 TUNTAS
5 E 80 TUNTAS
6 F 80 TUNTAS
7 G 80 TUNTAS
8 H 65 TUNTAS
9 I 70 TUNTAS
10 J 70 TUNTAS
11 K 65 TUNTAS
12 L 40 BELUM TUNTAS
13 M 25 BELUM TUNTAS
14 N 85 TUNTAS
15 O 50 BELUM TUNTAS
16 P 65 TUNTAS
17 Q 45 BELUM TUNTAS
18 R 70 TUNTAS
19 S 90 TUNTAS
20 T 85 TUNTAS
21 U 80 TUNTAS
22 V 65 TUNTAS
Page 169
152
HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II
1. Jangkauan/rentang kelas
= data terbesar – data terkecil
= 90 – 25
= 65
2. Banyak kelas
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 (1,34)
= 1 + 4,42
= 5,42 ↔ 5 (dibulatkan ke bawah)
3. Panjang kelas
=
= 65/5
= 13
Tabel Distribusi Frekuensi Siklus II
NO NILAI
FREKUENSI
Absolut Kumulatif Relatif
(%)
1 25-38 1 1 4,54
2 39-52 4 5 18,18
3 53-66 5 10 22,73
4 67-80 9 19 40,91
5 81-94 3 22 13,6
Jumlah 22 57 100
Page 170
153
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II
Kelas Batas
Bawah
Batas
Atas
Interval f xi fxi xi2 fxi2
25-38 34,5 38,5 1 36,5 36,5 1332,25 1332,25
39-52 38,5 52,5 4 45,5 182 2070,25 8281
53-66 52,5 66,5 5 59,5 297,5 3540,25 17701,25
67-80 66,5 80,5 9 73,5 661,5 5402,25 48620,25
81-94 80,5 94,5 3 87,5 262,5 7656,25 22968,75
22 1440 98903,5
4. Mean/rata-rata (X)
X =
= 65,5
n = jumlah siswa
5. Median
Me = b + p
= 66,5 + 13
= 66,5 +
= 66,5 + 13
= 66,5 + 1,44
= 67,94
Keterangan:
b = batas bawah median
p = panjang batas median
n = banyak data
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median
f = frekuensi kelas median
6. Modus
Mo = b + p
Page 171
154
= 66,5 + 13
= 66,5 + 5,2
= 71,7
Keterangan:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang batas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya
7. Varians
=
=
=
=
= 221,38
8. Standar Deviasi
S = = 14,88
9. Persentase tuntas
=
= x 100 %
= 77, 27 %
10. Persentase belum tuntas
=
= x 100 %
= 22,73%
Page 172
155
HASIL PERHITUNGAN MEAN DAN PROSENTASE KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA
SIKLUS I
NO NAMA SISWA
memfokuskan
pertanyaan
mengidentifikasi
asumsi
menentukan
tindakan
X1 X2 Xt Xt2 X4 Xt Xt2 X3 X5 Xt Xt2
1 A 4 3 7 49 1 1 1 4 3 7 49
2 B 4 3 7 49 1 1 1 3 3 6 36
3 C 1 3 4 16 1 1 1 1 2 3 9
4 D 4 3 7 49 1 1 1 2 2 4 16
5 E 4 4 8 64 1 1 1 4 4 8 64
6 F 4 3 7 49 1 1 1 3 3 6 36
7 G 2 4 6 36 1 1 1 2 2 4 16
8 H 2 2 4 16 1 1 1 3 2 5 25
9 I 1 4 5 25 1 1 1 2 1 3 9
10 J 2 2 4 16 1 1 1 3 4 7 49
11 K 1 3 4 16 1 1 1 3 4 7 49
12 L 1 2 3 9 1 1 1 3 1 4 16
13 M 1 4 5 25 1 1 1 1 1 2 4
14 N 4 4 8 64 1 1 1 4 2 6 36
15 O 1 2 3 9 1 1 1 3 4 7 49
16 P 4 2 6 36 1 1 1 3 3 6 36
17 Q 1 4 5 25 1 1 1 1 1 2 4
18 R 3 3 6 36 1 1 1 3 1 4 16
19 S 4 4 8 64 1 1 1 4 4 8 64
20 T 1 4 5 25 1 1 1 3 2 5 25
21 U 2 4 6 36 1 1 1 4 4 8 64
22 V 2 2 4 16 1 1 1 1 3 4 16
JUMLAH 53 69 122 730 22 22 22 60 56 116 688
Rata-rata per
indikator
5,54 1 5, 27
Prosentase
perindikator
69 % 25 % 65 %
Page 173
156
Langkah - Langkah Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I
Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi
asumsi
Menentukan
tindakan
SKOR IDEAL =
banyaknya soal x
skor maksimal
2 x 4 = 8 1 x 4 = 4 2 x 4 = 8
Skor siswa (Xt2) =
Jumlah dari setiap
skor x banyak
siswa
∑ X1 + ∑ X2 = 53
+ 69 = 122
∑X4 = 22 ∑ X3 + ∑ X5 =
60 + 56 = 116
Nilai rata-rata
(Mean) =
= 5, 54 = 1 = 5, 27
Persentase =
x 100 %
= x 100 %
= 69 %
= x 100 %
= 25 %
= x 100 %
= 65 %
Page 174
157
HASIL PERHITUNGAN MEAN DAN PROSENTASE KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA SIKLUS II
NO NAMA SISWA
menentukan
tindakan
memfokuskan
pertanyaan
mengidentifikasi
asumsi
X6 X9 Xt Xt2 X10 Xt Xt2 X7 X8 Xt Xt2
1 A 2 1 3 9 4 4 16 4 2 6 36
2 B 4 3 7 49 3 3 9 4 1 5 25
3 C 1 3 4 16 2 2 4 1 1 2 4
4 D 4 2 6 36 3 3 9 4 1 5 25
5 E 4 3 7 49 4 4 16 4 1 5 25
6 F 4 2 6 36 3 3 9 4 3 7 49
7 G 3 3 6 36 2 2 4 4 4 8 64
8 H 2 2 4 16 3 3 9 3 3 6 36
9 I 2 2 4 16 4 4 16 3 2 5 25
10 J 2 4 6 36 4 4 16 2 1 3 9
11 K 3 2 5 25 4 4 16 3 1 4 16
12 L 3 1 4 16 1 1 1 2 1 3 9
13 M 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 4
14 N 4 3 7 49 4 4 16 4 2 6 36
15 O 2 2 4 16 2 2 4 2 2 4 16
16 P 3 3 6 36 4 4 16 2 2 4 16
17 Q 1 2 3 9 1 1 1 4 2 6 36
18 R 4 2 6 36 3 3 9 2 2 4 16
19 S 4 4 8 64 4 4 16 4 2 6 36
20 T 4 2 6 36 4 4 16 4 3 7 49
21 U 4 3 7 49 4 4 16 4 1 5 25
22 V 3 3 6 36 3 3 9 1 1 2 4
jumlah 64 53 117 675 67 67 229 66 39 105 561
Rata-rata perindikator
5,32 3,05 4,77
Prosentase indikator
66% 76 % 58 %
Page 175
158
Langkah - Langkah Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II
Menentukan
tindakan
Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi
asumsi
SKOR IDEAL =
banyaknya soal x
skor maksimal
2 x 4 = 8 1 x 4 = 4 2 x 4 = 8
Skor siswa (Xt2) =
Jumlah dari setiap
skor x banyak
siswa
∑ X5 + ∑ X6 = 64
+ 53 = 117
∑X10 = 67 ∑ X7 + ∑ X8 =
66 + 39 = 105
Nilai rata-rata
(Mean) =
= 5, 32 = 3,05 = 4,77
Persentase =
x 100 %
= x 100 %
= 66 %
= x 100 %
= 76 %
= x 100 %
= 66 %
Page 176
159
UJI VALIDITAS INSTRUMEN SIKLUS I DAN SIKLUS II
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL
x₁ x₂ x₃ x₄ x₅ x₆ x₇ x₈ x₉ x₁₀ Y Y²
1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
2 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35 1225
3 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18 324
4 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21 441
5 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26 676
6 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37 1369
7 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38 1444
8 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33 1089
9 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25 625
10 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31 961
11 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 1369
12 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30 900
13 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31 961
14 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25 625
15 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23 529
16 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27 729
17 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26 676
18 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11 121
19 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 121
Jumlah 55 57 57 48 58 48 46 39 38 49 495 14285
rxy 0,67152 0,80514 0,88932 0,68522 0,87759 0,74546 0,61901 0,64584 0,74463 0,73755
rtabel (5%, n-
2) 0,482
Kriteria V V V V V V V V V V
Page 177
160
UJI RELIABILITAS SIKLUS I DAN SIKLUS II
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL
X Xt x₁ x₂ x₃ x₄ x₅ x₆ x₇ x₈ x₉ x₁₀
1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
2 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35 1225
3 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18 324
4 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21 441
5 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26 676
6 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37 1369
7 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38 1444
8 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33 1089
9 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25 625
10 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31 961
11 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 1369
12 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30 900
13 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31 961
14 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25 625
15 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23 529
16 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27 729
17 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26 676
18 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11 121
19 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 121
Jumlah 55 57 57 48 58 48 46 39 38 49 495 14285
Si² 1,67313 1,26316 1,36842 0,88089 1,62881 1,19668 0,98061 1,41828 1,57895 1,2964
ΣSi² 13,2853
St² 73,1025
r₁₁ 0,90918
Kriteria Tinggi
Page 178
161
HASIL DAYA BEDA SOAL SIKLUS I DAN SIKLUS II
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KELOMPOK ATAS
1 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35
2 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37
3 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
4 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33
5 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31
6 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37
7 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30
8 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31
9 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27
Σ 32 34 35 26 36 30 26 24 27 29
KELOMPOK BAWAH
10 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11
11 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11
12 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25
13 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23
14 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25
15 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21
16 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26
17 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18
18 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26
19 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Σ 23 23 22 22 22 18 20 15 11 20
SA - SB 9 11 13 4 14 12 6 9 16 9
DP 0,23684 0,28947 0,34211 0,10526 0,3684211 0,3157895 0,15789 0,23684 0,4210526 0,23684
Kriteria cukup cukup cukup baik jelek cukup baik cukup baik jelek baik sangat baik cukup
Page 179
162
HASIL TARAF KESUKARAN SIKLUS I DAN SIKLUS II
NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35
3 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18
4 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21
5 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26
6 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37
7 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
8 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33
9 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25
10 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31
11 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37
12 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30
13 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31
14 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25
15 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23
16 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27
17 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26
18 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11
19 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11
Σ 55 57 57 48 58 48 46 39 38 49 495
P 0,72368 0,75 0,75 0,63158 0,76316 0,63158 0,60526 0,51316 0,5 0,64474 Keterangan mudah mudah mudah sedang mudah sedang sedang sedang sedang sedang
Page 180
163
HASIL LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian Pertemuan Ke-
I II III IV
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
3 3 3 3
2. Siswa mengidentiikasi suatu
permasalahan
2 2 3 3
3. Siswa mempresentasikan hasil
identifikasinya
2 2 3 3
4. Siswa mengajukan pertanyaan
kepada guru
1 1 2 3
5. Siswa memecahkan masalah 1 1 3 2
6. Siswa menanggapi pertanyaan
guru
1 3 2 2
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan
1 3 3 2
JUMLAH 11 15 19 18
RATA- RATA 1,3 2,1 2,7 2,6
RATA- RATA (%) 31,4 42,9 54,3 51,4
Page 181
164
HASIL LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II
NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian Pertemuan Ke-
VI VII VIII IX
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
4 4 4 5
2. Siswa mengidentiikasi suatu
permasalahan
3 4 4 4
3. Siswa mempresentasikan hasil
identifikasinya
4 3 4 5
4. Siswa mengajukan pertanyaan
kepada guru
3 4 4 5
5. Siswa memecahkan masalah 4 3 4 4
6. Siswa menanggapi pertanyaan
guru
4 3 4 4
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan
4 3 4 4
JUMLAH 26 24 28 31
RATA-RATA 3,7 3,4 4 4,4
RATA-RATA (%) 74,3 68,3 80 88,6
Page 182
165
REKAPITULASI RESPON SISWA DARI JURNAL HARIAN SISWA
SIKLUS I
komentar Alternatif
jawaban
Pertemuan ke- Rata2
1 2 3 4
Positif Seru dan
menyenangkan
13,6% 4,5 % 18,2 % 13,6 % 12,5 %
menarik 13,6% 36,4 % 31,8% 54,5 % 34,1 %
Jumlah 46,6%
Negatif Sulit dan ribet 22,7 %
13,6 % 22,7 % 22,7 % 20,5 %
Kurang asik
dan tidak seru
27,3 % 22,7 % 22,7 % 0 18,2 %
Jumlah 38,6 %
Netral Biasa saja 22,7 % 22,7 % 4,5 % 9,1 % 14,8 %
Jumlah 14, 8 %
Page 183
166
REKAPITULASI RESPON SISWA DARI JURNAL HARIAN SISWA
SIKLUS II
komentar Alternatif
jawaban
Pertemuan ke- Rata2
6 7 8 9
Positif Seru dan
menyenangkan
31,8 % 9,1 % 31,8 % 36,4 % 27,3 %
menarik 36,4 % 36,4 % 40,9 % 36,4 % 37,5 %
Jumlah 64,8%
Negatif Sulit dan ribet 9,1 %
27,3 % 9,1 % 13,6 % 14,7 %
Kurang asik
dan tidak seru
13,6 % 18,2 % 4,5 % 9,1 % 11,4 %
Jumlah 26,1 %
Netral Biasa saja 9,1 % 9,1 % 13,6 % 4,5 % 9,1 %
Jumlah 9,1 %