Top Banner
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED (Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nur Azizah Turohmah NIM 109018300112 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
187

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

Dec 29, 2022

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN

PENDEKATAN OPEN ENDED

(Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Nur Azizah Turohmah

NIM 109018300112

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...
Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...
Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...
Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...
Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

i

ABSTRAK

Nur Azizah Turohmah (109018300112), Peningkatan Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended

(Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat Tangerang Selatan), Skripsi

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendekatan Open

Ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, aktivitas

belajar siswa, dan respon siswa terhadap pendekatan Open Ended. Penelitian ini

dilakukan di SD I Al Syukro kelas IV pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan empat tahap antara lain: tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Instrumen

penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar

observasi aktivitas mengajar guru, jurnal harian, pedoman wawancara guru, tes

kemampuan berpikir kritis matematis dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan

Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilihat dari peningkatan

nilai rata-rata pada siklus I sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II. Selain itu

penerapan pendekatan Open Ended juga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan

respon siswa. Hal ini terlihat dari prosentase aktivitas belajar pada siklus I sebesar

46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II, serta prosentase respon positif dengan

menggunakan lembar jurnal harian siswa mengalami peningkatan pada siklus I

sebesar 46,6% menjadi 71,60% pada siklus II.

Kata kunci: pendekatan Open Ended, kemampuan berpikir kritis matematis

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

ii

ABSTRACT

Nur Azizah Turohmah (109018300112), Implementation of Open Ended

Approach To Improve Critical Thinking Mathematically of Students (Classroom

Action Research in SD I Al Syukro Chester South Tangerang), Thesis Department

of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiya and Teaching UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

This aims of research is analyze the application of Open Ended approach

to improve students' mathematical critical thinking skills, student learning

activities, and student responses to Open Ended approach. This research was

conducted in SD I Al Syukro fourth grade in the academic year 2013/2014. The

method of this research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted

in two cycles using four stages : planning, implementation, observation and

reflection. The instruments are observation sheet student learning activities,

teacher observation sheet teaching activities, daily students journals, intervies,

mathematical critical thinking skills test and documentation.

The results of research are the aplication of Open Ended approach can

improve students' mathematical critical thinking skills. Improved critical thinking

skills can be seen from the mathematical average increase in value in the first

cycle of 60.86 to 65.5 in the second cycle. Besides, the implementation of open-

ended approach can also increase the activity of learning and student response.

This can be seen from the percentage of learning activities in the first cycle by

46.4% to 77.86% in the second cycle, as well as the percentage of positive

responses by using a daily students journals sheets of students has increased in

the first cycle of 46.6% to 71.60% in second cycle.

Key words: Open Ended approach, the ability to think critically mathematical

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya

yang senatiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan guru madrasah

ibtidaiyah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam

penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak

maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulisa mengucapkan yang

sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril

dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis

ssampaikan kepada:

1. Dr. fauzan, MA, ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi.

2. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

3. Dr. Kadir, Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan,

masukan serta mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar.

4. Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang

telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan

yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.

5. Syafi’i, S.Pd.I, kepala sekolah SD I Al Syukro yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini serta Ari Pujianto, S.Pd

selaku guru bidang studi SD I Al Syukro yang telah membantu dan

membimbing penulis dalam penelitian skripsi ini.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

iv

6. Teristimewa untuk kedua orang tua yang tiada hentinya mencurahkan

kasih sayang, selalu mendo’akan serta memberikan dukungan moril dan

materil kepada penulis. Adikku tersayang Siti Nurkhoyah Pelatun yang

telah memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penulis skripsi ini.

7. Kepada kakek dan nenek yang tak henti-hentinya mendo’akan kepada

penulis. Pa’de Poniman beserta keluarga, Lik Muryani beserta keluarga,

Lik Supri beserta keluarga yang telah memberikan do’a kepada penulis.

8. Teman-teman seperjuangan An-Nisa yang selalu memberikan motivasi

dan do’a serta teman-teman seperjuangan di bangku kuliah yang selalu

memberikan semangat dan do’a kepada penulis, khususnya kelas C di

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2009.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat

membangun demi penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi

ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, Mei 2014

Penulis

Nur Azizah Turohmah

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .................................................... 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................................... 5

D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................ 5

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................. 7

1. Pembelajaran Matematika ................................................................. 7

a. Pengertian Belajar ....................................................................... 7

b. Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika .................. 8

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................................. 9

a. Pengertian Berpikir Kritis Matematis ......................................... 9

b. Indikator Berpikir Kritis Matematis ........................................... 11

3. Pendekatan Open Ended ................................................................... 15

a. Pengertian Pendekatan Open Ended ........................................... 15

b. Aspek-aspek Pendekatan Open Ended ........................................ 17

c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended ....... 18

d. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended ............. 20

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

vi

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 21

C. Hipotesis tindakan ................................................................................. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 23

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................ 23

C. Subjek Penelitian ................................................................................... 26

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................... 26

E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................ 26

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ......................................... 30

G. Data dan Sumber Data .......................................................................... 30

H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 30

I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................... 33

K. Analisis Data dan Interpretasi Data....................................................... 36

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................. 38

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskrisi Data ......................................................................................... 39

a. Survei Pendahuluan ......................................................................... 39

b. Pelaksanaan Siklus I ........................................................................ 41

c. Pelaksanaan Siklus II ...................................................................... 58

B. Analisis data .......................................................................................... 75

C. Pembahasan ........................................................................................... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 88

B. Saran ...................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90

LAMPIRAN ..................................................................................................... 93

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 93

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 101

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ...................................................... 108

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus II..................................................... 120

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus I ........................................................................................ 131

Lampiran 6 Soal Tes Akhir Siklus I............................................................... 132

Lampiran 7 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus I ........................................................................................ 133

Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus II ...................................................................................... 135

Lampiran 9 Soal Tes Akhir Siklus II ............................................................. 136

Lampiran 10 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus II ...................................................................................... 137

Lampiran 11 Pedoman Wawancara ................................................................. 139

Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa ............................. 141

Lampiran 13 Lembar Obeservasi Kegiatan Mengajar Guru............................ 142

Lampiran 14 Lembar Jurnal Harian Siswa ...................................................... 143

Lampiran 15 Hasil Wawancara Guru .............................................................. 144

Lampiran 16 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I ....... 147

Lampiran 17 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus I ........................ 148

Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II ...... 151

Lampiran 19 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus II ....................... 152

Lampiran 20 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ............................... 155

Lampiran 21 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II .............................. 157

Lampiran 22 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II ................................... 159

Lampiran 23 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan Siklus II................................ 160

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

viii

Lampiran 24 Hasil Daya Pembeda Butir Soal Siklus I dan Siklus II ............. 161

Lampiran 25 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus I dan siklus II............... 162

Lampiran 26 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa Siklus I

dan Siklus II ............................................................................... 163

Lampiran 27 Hasil Lembar Jurnal Harian Siswa Siklus I dan Siklus II ......... 165

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel 3.7

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12

Tabel 4.13

Tabel 4.14

Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan .................................... 27

Tahap Penelitian Siklus I ............................................................ 28

Tahap Penelitian Siklus II ........................................................... 29

Tabel Indeks Reliabilitas ............................................................. 34

Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................... 35

Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 36

Pedoman Penskoran Butiran Item Tes Kemapuan Berpikir

Kritis Matematis ......................................................................... 37

Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian .............. 40

Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ......... 49

Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ................ 52

Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa Siklus I .. 53

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ......... 55

Hasil Refleksi Pembelajaran Pada Siklus I ................................. 57

Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ........ 66

Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ................ 68

Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa

Siklus II ....................................................................................... 70

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II........ 71

Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran

pada Siklus I dan Siklus II .......................................................... 75

Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis .......................................................................... 76

Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Tes Siklus I dan Siklus II .......................................... 77

Rata-Rata Prosentase Tanggapan Siswa ..................................... 79

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin .................................................. 24

Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 25

Gambar 4.1 Jawaban siswa yang masih keliru ............................................... 43

Gambar 4.2 Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban ......................... 45

Gambar 4.3 Jawaban siswa yang salah ........................................................... 47

Gambar 4.4 Siswa sedang diskusi kelompok .................................................. 62

Gambar 4.5 Jawaban salah beberapa kelompok ............................................. 64

Gambar 4.6 Hasil jawaban tes siklus II indikator memfokuskan pertanyaan . 86

Gambar 4.7 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 86

Gambar 4.8 Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 87

Gambar 4.9 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 87

Gambar 4.10 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 88

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

1

ВАВ І

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan,

maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.

Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan individu agar dapat

membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu memecahkan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat memberikan solusi

untuk permasalahan tersebut. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk

memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat

berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Di

samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang memenuhi

persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.1 Pendidikan diarahkan

kepada terbinanya manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan yang

tercantum dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007 dalam standar proses

yang berbunyi:2

Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan

karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan

yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus

fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada

setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka

diselenggarakanlah rangkaian kependidikan, baik formal maupun non formal.

Pendidikan formal proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang

ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan

1 Umar Tirtaraharja dan S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta,

2005) h. 265 2Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007

tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

2

matematika. Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang studi

yang menduduki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam

pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak di banding dengan jam

mata pelajaran lainnya. Selain itu juga, matematika merupakan mata

pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di perguruan tinggi (PT). Namun,

dibalik pentingnya peranan yang dimiliki matematika, matematika juga

merupakan mata pelajaran yang masih ditakuti oleh sebagian besar siswa.

Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap matematika sebagai

pelajaran yang sulit dan sering menimbulkan berbagai masalah yang sulit

untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar

siswa.

Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan

data hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti

siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan

International Association for the Evaluation of Educational Achievement

Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara.

Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386

dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari

penilaian tahun 2007.3

Rendahnya mutu pendidikan matematika tersebut bukan hanya

disebabkan pelajaran matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh

beberapa faktor yang meliputi berbagai hal seperti siswa itu sendiri, guru,

Strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan

satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa

terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya anggapan/asumsi

yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan

matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran

siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut

3R. Rosnawati, “Kemampuan Penalaran MatematikaSiswa SMP Indonesia pada

TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 18 Mei 2013.

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

3

agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi informasi melainkan

sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri

pengetahuan matematikanya.

Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar

matematika, menurut Krulik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi berpikir

dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.4 Wijaya mengatakan bahwa

kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu

dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-

persoalan dalam kehidupan yang memerlukan pemecahan.5 Sehingga dalam

memutuskan suatu permasalahan, tidak secara langsung mengarah

kesimpulan tanpa benar-benar memikirkannya. Sesorang yang memiliki

kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu menganalisis masalah,

menentukan tindakan yang tepat, serta melakukan tindak lanjut dari tindakan

yang diambil.

Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah,

jarang sekali siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam

menghadapi suatu permasalahannya. Utomo dan Ruijter memaparkan bahwa

pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat

mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang harus

dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak dapat

menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh

penyelesaiannya.6

Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran dan wawancara terhadap

guru mata pelajaran matematika kelas IV SD I Al Syukro ditemukan bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa rendah, terbukti pada saat proses

pembelajaran berlangsung siswa menyelesaikan soal hanya menyelesaikan

jawaban dengan satu cara yaitu yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak

4 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 63 5Ibid., h. 66

6 Suparno, Membangun Kompetensi Belajar. (Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi

Depdiknas,2000), h.31

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

4

dituntut untuk menyelesaikan soal dengan mengkonstruksi pengetahuan yang

dimilikinya. Sehingga saat diberikan soal berupa non rutin siswa akan merasa

kesulitan menyelesaikannya. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan

berpikir kritis matematis siswa.

Untuk memberikan kemampuan berpikir kritis kepada siswa, tidak

diajarkan secara khusus sebagai satu mata pelajaran tetapi melalui setiap

mata pelajaran aspek berpikir kritis mendapatkan tempat yang utama.

Sehingga setiap kegiatan pembelajaran harus mampu menumbuhkan dan

meningkatkan dimensi pemahaman, pengertian dan ketrampilan dari para

siswa untuk memahami kenyataan dan permasalahan yang dihadapi dalam

kehidupan kesehariannya di tengah keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

pergaulan yang lebih luas dalam masyarakat. Atas dasar permasalahan

tersebut mаka kemampuan berpikir matematis siswa harus ditingkatkan.

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilakukan

dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal

ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk

mengkonstruksi pemikirannya baik dengan guru, teman maupun terhadap

materi matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah dengan

menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.

Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa yaitu siswa secara aktif

mengemukakan ide pokok dari materi belajar, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan pelajaran yang sudah dipelajari kedalam kehidupan sehari-

hari. Selain itu, pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang tidak

hanya berdasarkan pada proses mendengarkan atau mencatat. Pembelajaran

aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada

proses pembelajaran. Salah satunya adalah pendekatan Open Ended.

Pendekatan Open Ended merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat membangun kreatifitas siswa dan pola pikir siswa yang

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

5

disesuaikan dengan kemampuan siswa.7 Dalam pembelajaran dengan

pendekatan Open Ended, siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan

jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban

dengan menghubungkan pembelajaran matematika dengan konsep yang

dimiliki oleh siswa, sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika

siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk karya

ilmiah yang berjudul "Peningkatan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended pada SD I Al Syukro

Universal".

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

masalah diantaranya adalah:

1. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah.

2. Mata pelajaran matematika kurang diminati siswa.

3. Penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga

siswa lebih cenderung pasif.

4. Siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah

matematika karena soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan

kurang bervariasi.

5. Cara penyelesaian soal-soal matematika siswa homogen, masih terpaku

pada apa yang diajarkan guru maupun contoh pengerjaan di buku paket.

7 Feni Rita fiantika,”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended

Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa” makalah disampaikan

pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Statistika, UNIPA Surabaya, Surabaya, 2010,

h. 457

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

6

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka pembatasan masalah

yaitu:

1. Pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended

2. Kemampuan yang akan dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis

pada indikator,

a. Memfokuskan pertanyaan

b. Menentukan tindakan

c. Mengidentifikasi asumsi

3. Materi yang akan digunakan adalah operasi bilangan bulat.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Dari pembatasan masalah diatas, maka diperoleh pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana penerapan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa?

2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan

Open Ended?

E. Tujuan penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika

siswa melalui pendekatan Open Ended.

2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan

pendekatan Open Ended.

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:

1. Bagi guru, sebagai sumber informasi tentang penggunaan pendekatan

Open Ended dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi sekolah, menjadi sebuah manivestasi yang baik bagi peningkatan

mutu sumber daya manusia dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu

pendidikan.

3. Bagi siswa, merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

7

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis

dan jenjang pendidikan.8 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar

yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di

lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Belajar dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif. Adapun proses kegiatan belajar mengakibatkan suatu

perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan yang terjadi

berlaku dalam waktu relatif lama dan disertai usaha. Perubahan yang

dimaksudkan adalah terjadi dalam berbagai bentuk perilaku dari ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, perubahan tingkah

laku yang didapat setelah proses belajar dapat diamati melalui tiga

ranah yaitu meliputi:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang

terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan

penilaian.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan kemampuan emosional atau sikap

dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi

8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung,:PT Remaja

Rosda Karya, 2010),h.87-90.

7

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

8

kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai

dan karakterisasi diri.

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan kemampuan motorik

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan.9

b. Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika

Berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan

yang diperoleh dengan berpikir (bernalar).10

Menurut Ruseffendi,

matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang

berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.11

Pada tahap awal

matematika terbentuk dari pengalaman maupun aktivitas manusia

secara empiris, kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio,

diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur

kognitif sehingga pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep

matematika. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah

bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi

teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.12

Menurut James dan

James, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan

lainnya yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan

geometri.13

Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup

tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Aritmatika

merupakan cabang matematika yang mencakup pengetahuan tentang

9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 33.

10 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung:UPI Press,

2006) h.3. 11

Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA

UPI, 2001), h. 18. 12

Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan

Remediasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 202. 13

Suherman, loc. cit.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

9

bilangan, sedangkan aljabar berkenaan dengan penggunaan abjad

dalam aritmatika, dan geometri berkenaan dengan titik dan garis.14

Menurut Mohammad Surya, pembelajaran adalah suatu proses

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.15

Dengan demikian

pembelajaran matematika adalah suatu upaya membelajarkan siswa

untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi

dengan menghubungkan informasi maupun pengetahuan yang telah

dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep-konsep matematika

yang telah dimiliki.

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

a. Pengertian Berpikir Kritis matematis

Menurut Vincent ruggiero, berpikir sebagai segala aktivitas

mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,

membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami;

bеrpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian

makna.16

Berpikir adalah aktivitas jiwa yang mempunyai

kecenderungan final yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi.17

Unsur unsur keterampilan berpikir diantaranya:

a) Mengamati, b)

Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, c) Kemampuan untuk

berpikir secara deduktif, d) Kemampuan untuk interpretasi yang logis,

e) Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan

yang kuat.18

14

Abdurrahman, op.cit., h.204-205. 15

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat jenderal

pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 7. 16

Elaine B. Johnson, Ctl, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012) h.187. 17

Alisuf Basri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV pedoman

Ilmu Jaya, 2006) h. 77. 18

Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2010) h. 125.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

10

Berpikir merupakan aktivitas jiwa yang memiliki

kecenderungan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi

menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah ada pada diri

manusia. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat

dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian

yang terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir adalah

kemampuan yang melibatkan aktivitas mental seseorang untuk

merumuskan masalah, memecahkan maslah, membuat keputusan, atau

memenuhi keinginan untuk memahami sesuatu.

Kata “kritis” berarti “tepat” dan “tajam” dalam berpikir.19

Menurut Webster’s New Encyclopedic All New, kritis adalah

menerapkan atau mempraktikkan penilaian yang teliti dan objektif.20

Sehingga berpikir kritis dapat diartikan berpikir yang membutuhkan

kecermatan dalam membuat keputusan.

Ennis berpendapat bahwa berpikir kritis adalah proses yang

bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai yang

dipercayai dan dikerjakan.21

Gerhand mendefinisikan berpikir kritis

sebagai proses komplek yang melibatkaan penerimaan dan penguasaan

data, analisis data, evaluasi data, mempertimbangkan aspek kuantitaif

dan kualitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan

berdasarkan hasil evaluasi. Glaser mendefinisikan berpikir kritis

sebagai 1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-

masalah dan hal-hal yang berbeda dalam jangkauan pengalaman

seseorang. 2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan

penalaran logis. 3) suatu keterampilan untuk menerapkan metode-

metode tersebut.22

Dewey berpendapat bahwa berpikir kritis secara

19

Johnson, loc. Cit. 20

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 62 21

Ibid. 22

Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. Benyamin H (Jakarta:

Eralngga, 2009), h. 3

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

11

esensial adalah sebuah proses aktif, proses dimana kita memikirkan

berbagai hal secara lebih mendalam untuk diri kita, mengajukan

berbagai pertanyaan untuk diri kita, menemukan informasi yang

relevan untuk diri kita, dan seorang pemikir kritis tidak begitu saja

menerima informasi dari orang lain secara pasif.23

Berpikir kritis adalah berpikir mendalam terhadap suatu

permasalahan dengan melibatkan data yang ada untuk menghasilkan

suatu kesimpulan yang logis. Seifert & Hoffnung, menyebutkan

beberapa komponen pemikiran kritis, yaitu:

1. Basic operations of reasoning ,

Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk

menjelaskan, mengeneralisisasi, menarik kesimpulan deduktif, dan

merumuskan langkah-langkah logis lainnya secar mental.

2. Domain-spesific knowledge

Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus memiliki

pengetahuan tentang topic atau kontennya.

3. Metacognitive knowledge

Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk

memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu

ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru, dan mereka-

reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan

mempelajari informasi tersebut.

4. Values, beliefs, and dispositions

Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan

obyektif.24

b. Indikator berpikir kritis matematis

Menurut Santock, untuk berpikir secara kritis, untuk

memecahkan setiap permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah

23

Ibid., h. 2. 24

Desmita, Psikologi Perkembangan Anak, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h.

154.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

12

pengetahuan baru, siswa harus mengambil peran aktif di dalam belajar,

dalam artian siswa harus berupaya mengembangkan sejumlah proses

berpikir aktif, diantaranya:

1. Mendengarkan secara seksama

2. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan

3. Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka

4. Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan

5. Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus)

6. Membedakan antara kesimpulan yang valid dan yang tidak valid

secara logika

7. Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi

(seperti "ара intinya?", "ара yang anda maksud dengan pertanyaan

ini?", dan mengapa?").25

Sedangkan Untuk menilai tingkat kemampuan berpikir kritis

seseorang diperlukan suatu indikator berpikir kritis. Menurut Watson

dan Glaser untuk menilai kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan

dengan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator,

yaitu:

1. Mengenal asumsi

2. Melakukan inferensi

3. Deduksi

4. Interpretasi

5. Mengevaluasi argumen26

Menurut Ennis, indikator kemampuan berpikir kritis

dikelompokkan dalam lima aspek:

1. Memberikan penjelasan sederhana

a. Memfokuskan pertanyaan

b. Menganalisis pertanyaan

25

Ibid., h. 156 26

Amri, op. cit., h. 65.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

13

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan

atau tantangan

2. Membangun ketrampilan dasar

a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.

b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil

observasi

3. Menyimpulkan

a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

c. Membuat dan menentukan nilai pertimbangan

4. Membuat penjelasan lebih lanjut

a. Mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi

b. Mengidentifikasi asumsi

5. Strategi dan taktik

a. Menentukan tindakan

b. Berinteraksi dengan orang lain.27

Selain itu, Ennis menyatakan bahwa terdapat enam unsur dasar

dalam berpikir kritis, yaitu:

1. Fokus (Focus)

Langkah awal dari berpikir kritis adalah mengidentifikasi

masalah dengan baik. Permasalahan yang menjadi fokus bisa

terdapat dalam kesimpulan sebuah argumen. Indikator fokus yang

dimaksudkan adalah siswa mampu memfokuskan pertanyaan atau

masalah dan menentukan konsep yang digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan.

2. Alasan (Reason)

Alasan yang diberikan harus logis untuk disimpulkan

seperti yang tercantum dalam fokus. Alasan berasal dari informasi,

teorema, atau sifat yang diketahui. Indikator reason yang

27

Husnidar,dkk.,”penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis siswa”, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. I,

No. I, April 2014, h. 74.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

14

dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan alasan mengenai

jawaban yang dikemukakan.

3. Kesimpulan (Inference)

Penarikan kesimpulan yang benar harus didasarkan pada

langkah-langkah dari alasan menuju kesimpulan yang masuk akal

atau logis. Indikator inference yang dimaksudkan adalah siswa

mampu membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan

dengan cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian.

4. Situasi (Situation)

Situasi yang dimaksud adalah mencocokkan dengan situasi

yang sebenarnya. Indikator situation yang dimaksudkan adalah

siswa mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat

menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal- soal

aplikasi.

5. Kejelasan (Clarity)

Harus ada kejelasan mengenai istilah-istilah yang

digunakan dalam argumen tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan

dalam membuat keputusan. Indikator clarity yang dimaksud adalah

siswa mampu memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau

keterkaitan konsep.

6. Tinjauan ulang (Overview)

Indikator overview yang dimaksud adalah siswa mampu

mengecek apa yang telah ditemukan,diputuskan, dipertimbangkan,

dipelajari dan disimpulkan.28

Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli,

peneliti akan membatasi indikator berpikir kritis yang sesuai dengan

kemampuan berpikir kritis tingkat sekolah dasar yaitu:

1. Memfokuskan pertanyaan

2. Mengidentifikasi asumsi

3. Menentukan tindakan

28

Ahmadi, loc.cit

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

15

3. Pendekatan Open Ended

a. Pengertian pendekatan Open Ended

Istilah pendekataan secara harfiah dalam kamus besar Indonesia

diartikan sebagai "proses, perbuatan, cara mendekati". Menurut sanjaya

pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran29

. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik

tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah

pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses

yang sifatnya masih sangat umum.30

pendekatan adalah suatu cara yang

ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat

dari sudut pandang bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran

umum atau khusus dikelola.31

Dari pengertian pendekatan tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang

ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat

dari sudut begaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu untuk

memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended adalah

pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki

banyak jawaban yang benar (problem terbuka atau incomplete) kepada

siswa. Shimada berpendapat bahwa pendekatan Open Ended adalah salah

satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat dilakukan dengan cara

mengkombinasikan antara pemahaman, kemampuan atau cara berpikir

siswa yang telah dipelajari sebelumnya. Pendekatan ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman

menemukan, mengenali dan dan memecahkan masalah dengan beberapa

29

Dewi, op. cit., h. 38 30

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,.

(Jakarta: Kencana, 2008) h. 127 31

Gusni Satriawati, Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended pada

Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam Pendekatan Ваrи dalam Pembelajaran

Sains dan Matematika Dasar, (Jakarta: IISEP, 2007) hal. 158

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

16

cara berbeda.32

Pendekatan Open Ended merupakan salah satu pendekatan

yang membatu siswa melakukan penyelesaian masalah secara kreatif dan

menghargai keragaman berfikir yang mungkin timbul selama mengerjakan

soal.33

Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open

Ended, dimulai dengan pertanyaan dalam bentuk Open Ended (soal yang

memiliki banyak jawaban) yang diarahkan untuk menggiraing tumbuhnya

pemahaman atas masalah yang diajukan. Bedger menyatakan bahwa

pertanyaan Open Ended bukanlah bentuk pertanyaan dengan banyak

pilihan tanpa option. Juga bukan pertanyaan yang hanya memiliki satu

jawaban yang benar. Namun lebih mengarah pada pertanyaan dimana

siswa memiliki peluang untuk berpikir lebih leluasa, komprehensif tanpa

harus kehilangan konteksnya. Keleluasaan berpikir yang ditawarkan

kepada siswa jelas membutuhkan kepekaan guru untuk

menginterpretasikan sekaligus mampu menggunakan banyak kritera dalam

merespon jawaban siswa.

Dasar keterbukaan dari pertanyaan Open Ended dapat

diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu : Process in open (proses terbuka)

yaitu tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang

benar, end products are open (hasil akhir yang terbuka) yaitu tipe soal

yang diberikan mempunyai jawaban yang banyak, ways to developare

open (cara pengembangan lanjutannya terbuka) yaitu ketika siswa telah

selesai menyelesaikan masalah awal mereka dapat menyelesaikan masalah

barudengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama.34

Katsuro mengemukakan bahwa ada tiga perbedaan jawaban

dalam pendekatan Open Ended, yaitu:

a. Siswa mengerti perbedaan jawaban-jawaban. Siswa mengetahui

alasan-alasan dari perbedaan yang timbul dalam jawaban-jawaban

siswa.

32

Ibid., h. 159 33

Ibid., h. 155 34

Ibid., h. 160

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

17

b. Siswa mengerti hubungan antara perbedaan jawaban-jawaban.

c. Siswa berkembang pengetahuan matematikanya dan berpikir

berdasarkan perbedaan jawaban-jawaban.

Dengan demikian untuk menyelesaikan pertanyaan Open Ended,

siswa dituntut untuk mengembangkan metode atau strategi dalam

memperoleh jawaban yang benar. Sehingga siswa tidak hanya diminta

untuk menjawab soal dengan benar, tetapi menjelaskan bagaimana proses

menemukan jawaban yang benar.

b. Aspek-Aspek Pendekatan Open Ended

Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan matematika dan kegiatan

siswa bisa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:35

1. Kegiatan siswa harus terbuka

Yang dimaksud kegiatan harus terbuka ialah kegiatan pembelajaran

harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan segala

sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.

2. Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir

Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi

proses pengabstraksian dalam pengalaman nyata dalam kegiatan

sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya

kegiatan matematika akan mengundang proses manipulasi dan

manifestasi dalam dunia matematika.

Suatu pendekatan Open Ended dalam pembelajaran harus dibuat

sedapat mungkin sebagai petunjuk dan pelengkap dari problem. Pada

saat yang bersamaan kegiatan matematika yang lebih berharaga dan

“kaya” dapat terselenggara melalui problem tadi. Dalam

menggunakan problem, kegiatan matematika dapat dipandang sebagai

operasi konkrit benda yang dapat ditemukan melalui sifat-sifat inhern.

Analogi dan inferensi terkandung dalam situasi lain misalnya dari

jumlah benda yang lebih besar.

35

Suherman, op.cit., h. 125-127

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

18

3. Kegiatan siswa dan kegiaan matematika merupakan satu kesatuan

Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara

simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematika

siswa terperhatika guru melalui kegiatan-kegiatan matematika yang

bemanfaat untuk menjawab permasalahan yang lainnya. Dengan kata

lain, ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan

permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan mendorong

potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematika pada tingkatan

berpikir yang lebih tinggi.

c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended

Langkah penting lain yang harus dikembangkan guru dalam

pembelajaran melalui pendekatan Open Ended adalah menyusun rencana

pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan pada siswa36

, yakni :

1) Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan

bernilai?

Masalah harus mendorong siswa untuk berfikir dari erbagai sudut

pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep

matematika yang sesuai dengan siswa berkemampuan rendah sampai

tinggi untuk menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya.

2) Apakah level matematika dari masalah itu cocok dengan siswa?

Pada saat menyelesaikan masalah, siswa harus menggunakan

pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut

diprediksi diluar jangakaun siswa, maka guru harus mengubahnya.

3) Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika

lebih lanjut?

Masalah harus terkait dengan konsep-konsep matematika lebih tinggi

sehingga memacu siswa berpikir tingkat tinggi.

36

Ibid., h. 119

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

19

Sawada (Shimada dan Becker) menyarankan langkah-langkah

dalam menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan Open Ended.

Dalam pendekatan Open Ended, guru memberikan keadaan suatu masalah

yang mana penyelesaian atau jawabannya tidak hanya satu cara. Langkah-

langkah ini sekaligus merupakan kriteria evaluasi implementasi proses

belajar mengajar dengan metode ini. Adapun langkah-langkah tersebut

adalah”37

1. Menyusun daftar respon yang diharapkan dari siswa.

Siswa diharapkan merespon masalah yang diberikan dengan

berbagai cara. Namun, mengingat kemampuan siswa dalam

mengemukakan gagasan dan pikirannya masih terbatas, maka guru

perlu menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal

ini diperlukan sebagai upaya mengarahkan dan membantu siswa

memecahkan masalah sesuai dengan cara dan kemampuannya.

2. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai

Guru harus benar-benar memahami peran masalah yang akan

diberikan kepada siswa dalam keseluruhan pembelajaran. Apakah

masalah yang akan diberikan kepada siswa diperlakukan sebagai

pengenalan konsep baru atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar

siswa. Berdasarkan berberapa hasil penelitian masalah Open Ended

efektif digunakan untuk pengenalan konsep baru atau dalam

merangkum kegiatan belajar.

3. Bila perlu menggunakan alat-alat bantu atau media untuk membantu

kelancaran metode penyampaian soal.

4. Mengkemas soal dalam bentuk semenarik mungkin

Mengingat pemecahan masalah Open Ended memerlukan waktu

untuk berpikir, maka konteks permasalahan yang disampaikan harus

dikenal baik oleh siswa dan harus menarik perhatian serta

membangkitkan semangat intelektual.

37

Satriawati, op. cit., h.162

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

20

5. Mengalokasikan waktu secukupnya.

Guru harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk

memahami masalah, mendiskusikan kemungkinan pemecahannya, dan

merangkum apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu guru dapat

membagi waktu dalam dua periode. Periode pertama, siswa bekerja

secara individual atau kelompok dalam memecahkan masalah dan

membuat rangkuman dari hasil pemecahan masalah. Periode kedua,

digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan serta

penyimpulan dari guru.

d. Keunggulan dan kelemahan pendekatan Open Ended

Dalam pendekatan Open Ended guru memberikan permasalahan

kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan

hanya satu jalan/ cara. Oleh karena itu ada beberapa keunggulan

pendekatan Open Ended antara lain:

1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya.

2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan ketrampilan matematik secara komprehensif.

3. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon

permasalahan dengan cara mereka sendiri.

4. Siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberika bukti atau

penjelasan.

5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam

menjawab permasalahan.38

Selain keunggulan, pendekatan Open Ended memiliki beberapa

kelemahan, diantaranya:

1. Menyiapkan masalah matematikayang bermakna bukanlah pekerjaan

yang mudah.

38

Ibid., h.162

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

21

2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat

sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana

merespon peemasalahan yang diberikan.

3. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi bisa merasa ragu dengan

jawaban mereka.

4. Memungkinkan ada beberapa siswa yang merasa bahwa kegiatan

belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka

hadapi.39

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, guru harus memiliki

perencanaan yang baik dan memahami pemecahan masalah dengan

pendekatan Open Ended.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat pada penelitian ini

adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Lely Lailatus Syarifah yang berjudul

“Pengaruh Pendekatan Open Ended terhadap kemampuan berpikir kritis

matematik siswa” yang dilakukan pada tahun 2012 di SMPN 3

Tangerang Selatan pada materi himpunan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa, hal ini ditunjukkan dengan analisis data

menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua

kelas diperoleh nilai t hitung sebesar 4,02, sedangkan t tabel dengan taraf

signifikan 5 % dan derajat kebebasan (dk)= 78 adalah 1,66. Sehingga

hipotesis alternatif (H1) diterima.

2. Penelitian yang dilakukan Elih Sholihat yang berjudul “ pendekatan

Open Ended terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar

matematika” yang dilakukan pada tahun 2009 di MTsN Model Babakan

Sirna Leuwisadeng Bogor pada materi segi empat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan

39

Suherman, op. cit., h. 121

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

22

kemampuan berpikir kreatif siswa, hal ini dapat dilihat dari perbedaan

nilai rata-rata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas ekperimen,

dimana nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 52,2 sedangkan nilai rata-rata

kelas eksperimen 69,83.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suryani yang berjudul “ pengaruh metode

Problem solving (Pemecahan Masalah) terhadap ketrampilan berpikir

kritis siswa pada konsep listrik dinamis” yang dilakukan pada tahun 2009

di SMA Hang Tuah 1 Jakarta, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest

dan nilai rata-rata posttest, dimana nilai rata-rata pretest sebesar 35,97

dan nilai rata-rata posttest sebesar 58,83.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan yang telah

dipaparkan diatas, maka pendekatan Open Ended dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV SD I AlSyukro.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Al-Syukro berlokasi di Gang

Maung, Ciputat – Tangerang Selatan di kelas IV semester 2.

b. Waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (Genap)

Tahun ajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas atau yang biasa

dikenal Classroom Action Research (CAR). Menurut Ebbutt, penelitian

tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan

praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-

tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksimereka mengenai hasil

dari tindakan-tindakan tersebut.40

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt

Lewin, model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model

penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena

dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian

tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari

empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).41

Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang

digambar sebagai berikut:

40

Rochiati Wiratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 12 41

Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.

64.

23

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

24

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kurt Lewin

Model ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdapat

empat komponen yaitu:

a. Perencanaan

1. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa

2. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika

3. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil

wawancara dan disimpulkan

4. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal

penyebab masalah- masalah itu dengan menyiapkan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan instrument penelitian

berupa pedoman wawancara, pedoman observasi terhadap guru

dan siswa, catatan lapangan yang disusun bersama kolaborator.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan ара

yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan

pendekatan Open Ended. Dimana peneliti bertindak sebagai pelaku

tindakan, dan guru bidang studi sebagai observer.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

25

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas

mengajar dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi. Selain itu, obsevasi berupa kegiatan

mengamati, mencatat dan mendokumentasikan segalaaktivitas siswa

selama proses pembelajaran berdasarkan lembr observasi.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan

tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan

dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah

kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih

perlu adanya perbaikan.

Adapun alur desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut:42

Gambar 3.2: alur penelitian tindakan kelas

42

Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 16

Kemampuan berpikir

kritis siswa rendah Perencanaan

siklus I

Pelaksanaan

siklus I yaitu

melaksanakan

pembelajaran

Pengamatan

siklus I

Refleksi siklus I

Kemampuan berpikir

kritis siswa masih

rendah

Perencanaan

siklus II Pelaksanaan

siklus II yaitu

melaksanakan

pembelajaran

Pengamatan

siklus II

Refleksi siklus II

Kemampuan berpikir

kritis siswa mencapai

keberhasilan

Jika belum mencapai

keberhasilan, maka

dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

26

C. Subyek Penelitian

Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas IV dengan

jumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 Perempuan.

Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil pengamatan

yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan guru kelas

bahwa kemampuan berpikir kritis matematik di kelas tersebut rendah.

Partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi

matematika.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana

kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan,

melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta

melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu

oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran matematika

kelas V yang bertindak sebagai observer (pengamat).

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Pada penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, yang dimaksud untuk

melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah

mendapat tindakan yaitu berupa pendekatan Open Ended. Setiap siklus dalam

penelitian ini, peneliti dan observer akan mengamati respon siswa dalam

setiap tindakan pengajaran yang dilakukan dalam kelas, dan melakukan

penilaian terhadap hasil belajar siswa. Apabila pada siklus I terdapat

kekurangan, maka siklus II diarahkan untuk perbaikan.

Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

27

Tabel 3.1

Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan

1. Observasi awal ke sekolah

2. Pembuatan surat izin penelitian

3. Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas

4. Menentukan subyek penelitian

5. Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa

6. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan yang ada

7. Membuat instrumen dan perencanaan tindakan

8. Mensosialisasikan hasil obserasi kepada guru bidang studi

matematika

Obsevasi proses pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk mengamatii

keadaan siswa dan mengidentifikasi permasalahan yang ada dikelas.

Kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi matematika mengenai

proses pembelajaran matematika dimana melihat kemampuan awal siswa

dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kemudian dianalisi dan diperoleh

sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yang akan membahas

mengenai materi yang akan dibahas.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

28

Tabel 3.2

Tahap penelitian Siklus I

Tahap Perencanaan

1. Menyiapkan kelas Penelitian

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

4. Menyiapkan ringkasan materi siklus 1

5. Membuat latihan Soal

6. Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan

7. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa

8. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi

9. Menyiapkan soal tes akhir siklus 1

10. Menyiapkan alat dokumentasi

Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran

menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP secara

individual

b. Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa berupa soal uraian yang

mengurkur kemampuan berpikir kritis matematis terdiri dari 5 soal.

Tahap Pengamatan

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan dimana peneliti

mengamatiaktivitas belajar siswa dan guru saat proses jalannya pembelajaran

berdasarkan lembar observasi, dan mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu

guru.

Tahap Refleksi

Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended

menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Apabila pada

siklus I terdapat kekurangan maka dilanjutkan pada siklus II.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

29

Tabel 3.3

Tabel Penelitian Siklus II

Tahap Perencanaan

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan

perbaikan dari siklus I

2. Mendiskusikan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif dengan

guru kolaborator

3. Menyiapkan ringkasan materi siklus 2

4. Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan

5. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa

6. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi

7. Menyiapkan soal tes akhir siklus II

8. Menyiapkan alat dokumentasi

Tahap pelaksanaan

1. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran

menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP yang telah

dibuat secara kelompok

2. Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa berupa soal uraian yang

mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Tahap pengamatan

Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses

jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi dan mendokumentasikan

kegiatan siswa.

Tahap refleksi

Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended

menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Siklus akan

berhenti jika ada peningkatan yang signifikan.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

30

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Keberhasilan penelitian ini adalah dapat meningkatkan ketrampilan

berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada

pembelajaran matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

a. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang

menunjukkan rata-rata nilai kelas diperoleh mencapai 65.

b. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menunjukkan

skor rata-rata presentase aktivitas keseluruhan siswa mencapai 70%.

c. Hasil pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan 70% siswa

memberikan respon positif.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan

data kuantitatif

a. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa

dan aktivitas mengajar guru saat proses pembelajaran, pedoman

wawancara terhadap guru, hasil dokumentasi selama proses

pembelajaran berlangsung, hasil jurnal harian siswa .

b. Data kuantitatif

Data kuantitaif diperoleh dari hasil tes kemampuaan berpikir kritis

siswa pada setiap siklus yang dikerjakan siswa.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV,

dan guru mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen

pengumpul data yang digunakan antara lain:

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

31

a. Tes

Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu

ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,

tes berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan uraian yang dapat

menunjukan dan mengambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang

harus dijawab dan dikerjakan sehingga diperoleh hasil pengukuran

instrumen tes tersebut. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

nilai variabel yang diteliti, maka setiap instrumen harus mempunyai Skala

pengukuran yang terkait dengan penelitian ini adalah menggunakan rating

scale dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian

ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.43

Yang terpenting adalah harus

dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban

pada setiap item instrumen.

b. Non tes

1. Lembar Observasi

Berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya,

dengan persiapan yang matang dilengkapi dengan instrumen tertentu.

Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu

atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam

situasi yang sebenarnya, maupun dalam situasi buatan.44

2. Lembar Jurnal Harian

Cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis

untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran siswa.

3. Lembar Wawancara

Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan,

dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan

secara tuntas.

4. Dokumentasi

43

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung:Alfabeta, 2010), h.141. 44

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.76.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

32

Dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan

mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.

I. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Observasi proses pembelajaran Open Ended

Data hasil observasi dalam penelitian ini ada dua. Pertama, data

observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh

observer. Pedoman observasi pada peneliti digunakan untuk menilai

proses mengajar peneliti Kedua, data dari hasil observasi proses

pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer, pedoman

observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat

b. Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.

Instrument yang digunakan adalah lembar soal uraian yang

digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa

dengan melihat indikatornya setelah diberi pelakuan. Agar kemampuan

berpikir kritis matematis siswa dapat terlihat maka tes dibuat dalam

bentuk uraian berupa soal pemecahan masalah matematika materi operasi

bilangan bulat.

Untuk memperolah soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus diuji

Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.

c. Wawancara; peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi di

awal dan diakhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan

untuk mengetahui proses pembelajaran, kesulitan belajar matematika

siswa, tingkat kemampuan berpikir kritis matematika siswa, dan strategi

belajar yang digunakan guru, sedangkan wawancara di akhir penelitian

dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan

pendekatan Open Ended.

d. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang

diambil pada saat pembelajaran berlangsung.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

33

e. Jurnal harian; jurnal harian dibuat untuk mengetahui tanggapan dan sikap

siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open

Ended dan mengetahui pengaruh terhadap peningkatan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa. Siswa mengisi jurnal harian pada setiap

akhir proses pembelajaran.

Setelah lembar jurnal terkumpul dan dikelompokkan respon siswa

yang memiliki kesamaan terhadap pembelajaran, maka data yang didapat

dibuat dalam tabel frekuensi yang dilengkapi dengan presentase, dalam hal

ini menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Presentase

F = Frekuensi Jawaban Responden

N = Jumlah Responden

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan untuk

mengetahui dan mengukur validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf

kesukaran soal. Adapun perhitungan dilakukan dengan menggunakan

miscrosoft excel.

1. Uji Validitas

Pengambilan validitas ini untuk mengetahui apakah soal itu valid atau

tidak, dan tentunya tes disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan

dan tujuan pembelajaran. Untuk pengujiannya menggunakan rumus

product moment sebagai berikut:45

45

Ibid., h. 72

%100xN

FP

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

34

Keterangan:

rxy : Koefisien kolerasi

n : Banyaknya subyek

ΣX : Jumlah seluruh skor X

ΣY : Jumlah seluruh skor Y

ΣXY : Jumlah Hasil perkalian tiap -tiap skor asli dari x dan у

Ftabel = r (α , dk) = r (α , n – 2)

Untuk menentukan kriteria uji instrumennya, jika:

rhitung< rtabel maka butir item dinyatakan tidak valid

rhitung> rtabel maka butir item dinyatakan valid

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengukur koefisien reliabilitas tes uraian kemampuan

berpikir kritis matematis denganmenggunakan rumus Alpha:46

r 11 =

r11 = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

1 = Bilangan konstan

= Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

= Varian total

Untuk menghitung Si 2dan St

2 gunakan rumus varians berikut ini:

S2 =

Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :47

Tabel 3.4

Indeks Reliabilitas

r11 Keterangan

r < 0,20 Sangat rendah

0,20 < r < 0,40 Rendah

0,40 < r < 0,70 Sedang

0,70 < r < 0,90 Tinggi

0,90 < r < 1,00 Sangat tinggi

46

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.208 47

Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Persindo, 2008), cet, h. 181

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

35

3. Tingkat Kesukaran

Taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai

dengan criteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur taraf

kesukaran digunakan rumus :48

P =

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa

peserta tes

Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal

yang digunakan adalah sebagai berikut:49

Tabel 3.5

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Nilai (P) Kategori

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk

membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan

tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah).

Untuk mengetahui daya pembeda dalam instrumen penelitian ini, maka

digunakan rumus sebagai berikut:

Dp = -

48

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

Ed. 2,h. 223 49

Ibid.,h. 225.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

36

Keterangan:

Dp = Daya pembeda

BA = Jumlah skor siswa kelompok atas

BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah

JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas

JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah

Patokan yang pada umumnya digunakan untuk mengetahui klasifikasi daya

pembeda pada butir-butir item hasil tes adalah sebagai berikut:50

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai (D) Kategori

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak Baik

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data

tersebut. Berdasarkan lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan

dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif.. Sedangkan analisis data

kuantitatif menggunakan tes matematika yang digunakan berupa tes

kemampuan berpikir kritis dengan melihat indikatornya.

50

Ibid.,h. 232.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

37

Tabel 3.7

Pedoman Penskoran Butir Item Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Aspek yang

diukur

Skor Respon siswa pada masalah

Memfokuskan

pertanyaan

0 Tidak menjawab

1 Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep

atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal

yang diberikan

2 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang

digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan

3 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang

digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan

tetapi salah dalam perhitungan

4 Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang

digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan

serta benar dalam perhitungan

Menentukan

tindakan

0 Tidak menjawab

1 Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal

(diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur)

2 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan

kecukupan unsur) dengan benar

3 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan

kecukupan unsur) dengan benar tetapi melakukan

kesalahan dalam perhitungan

4 Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan

kecukupan unsur) dengan benar dan melakukan

perhitungan yang tepat.

Mengidentifik

asi asumsi

0 Tidak menjawab

1 Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep

atau informasi dari soal yang diberikan.

2 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari

soal yang diberikan dan tidak bisa menghubungkan

antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk

menyelesaikan soal yang diberikan

3 Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

38

soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara

fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk

menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi masih ada

penjelasan yang kurang tepat.

4 Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal

yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta,

konsep dan informasi yang didapat untuk

menyelesaikan soal yang diberikan serta bisa

memberikan alasan dan penjelasan yang akurat.

Dari data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan skor.

Setelah seluruh butir jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya adalah

menghitung presentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Jawaban = x 100 %

L. Pengembangan perencanaan tindakan

Setelah tindakan pertama (sikus 1) telah dilakukan dan hasil tindakan

belum mencapa kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan

berpikir kritis matematis siswa, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan

tindakan selanjutnya sesuai rencana perbaikan pembelajaran.siklus ini terdiri

dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan

refleksi.

Setelah dianalisis dan refleksi pada siklus I, akan tetapi kriteria

keberhasilan belum tercapai maka akan dilakukan siklus II dengan

berkelompok. Penelitian akan berakhir jika peneliti kriteria keberhasilan telah

berhasil diuji degan penerapan pendekatan Open Ended dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

39

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Survei Pendahuluan

Pada tanggal 5 Februari 2014 peneliti melakukan observasi

pembelajaran matematika di kelas IV SDI Al-Syukro.Kegiatan ini

merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan

penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan pra penelitian, peneliti

melakukan wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai pengajar mata

pelajaran matematika, melakukan pengamatan aktifitas belajar mengajar di

kelas, dan mendiskusikan pendekatan pembelajaran Open Ended yang

akan digunakan dalam penelitian dengan guru, serta melakukan persiapan-

persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran matematika berlangsung di kelas berdasarkan pedoman

observasi yang telah disusun.

Adapun hasil observasi pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut:

a. Metode yang digunakan guru lebih banyak penugasan, ceramah

interaktif dengan menjelaskan materi yang diajarkan, serta

ekspositori.

b. Siswa masih takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat tentang

materi yang dipelajari kepada guru.

c. Dalam penyelesaian tugas, siswa hanya menggunakan strategi yang

diajarkan guru sehingga cenderung menyalin cara dengan berbeda

angka.

d. Dari 22 siswa, 15 anak yang memperhatikan dan paham penjelasan

guru.

e. Ekspresi muka siswa menunjukkan bosan dan bingung ketika

pembelajaran matematika sedang berlangsung.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

40

Rata-rata hasil observasi kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran

matematika pada saat penelitian pendahuluan.

Tabel 4.1

Hasil observasi kegiatan pembelajaran pra penelitian

NO Aspek yang dinilai skor

penilaian

1. Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru 2

2. Siswa mengidentifikasi suatu

permasalahan 3

3. Siswa mempresentasikan hasil

identifikasinya 1

4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada

guru 2

5. Siswa memecahkan masalah 2

6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 2

7. Siswa menentukan solusi

permasalahan 3

JUMLAH 15

RATA- RATA 2,142857

RATA- RATA (%) 6,122449

Pada tanggal 6 Februari 2014 peneliti melakukan wawancara dengan

guru mata pelajaran matematika untuk mengetahui kemampuan berpikir

kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Setelah melakukan observasi

dan wawancara kepada guru mata pelajaran, peneliti mensosialisasikan

tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open

Ended dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh

peneliti kepada siswa.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika adalah guru

mata pelajaran telah menerapkan berbagai metode active learning, akan

tetapi siswa memiliki kemampuan berpikir kritis matematis yang rendah,

dikarenakan pembelajaran yang dilakukan hanya berpacu pada soal dengan

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

41

satu strategi penyelesaian, yaitu sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru

mata pelajaran. Soal-soal yang diberikan guru terkadang terlalu mudah dan

kurang bervariasi sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan

ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru

berika.

Peneliti mengambil materi tentang operasi bilangan bulat sebagai

materi untuk penelitian, karena materi tersebut sudah dipelajari sebagian

pada semester I. Materi ini cocok untuk diajarkan dengan pendekatanOpen

Ended, karena selain siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang

materi tersebut, juga siswa dapat mengekplorasi pengetahuan yang

dimiliki dengan mencari atau menemukan hasil jawaban dengan strategi

yang bermacam-macam.

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Tahap perencanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2013/2014, yang dimulai pada tanggal 10 Februari 2014.Kegiatan yang

dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah mempersiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrumen-instrumen

penelitian, yang terdiri dari lembar observasi kegiatan mengajar guru,

lembar observasi kegiatan belajar siswa, jurnal harian, alat dokumentasi,

membuat lembar kerja siswa (LKS), dan lembar soal tes kemampuan

berpikir kritis siswa.

Lembar observasi kegiatan belajar siswa digunakan untuk mengetahui

proses belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Open Ended berlangsung. Lembar kerja siswa dibuat peneliti

dengan tujuan sebagai evaluasi proses pembelajaran agar peneliti

mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar soal tes

siklus digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir

kritis siswa pada setiap siklus, jurnal harian siswa digunakan untuk

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

42

mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika yang

dilakukan pada setiap pertemuan.

b. Tahap pelaksanaan dan observasi

Tahap pelaksanaan siklus I yaitu terdiri dari 5 pertemuan, pertemuan I

sampai pertemuan IV peneliti memberikan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Open Ended. Dimana pembelajaran diawali

dengan memberikan soal Open Ended.

1) Pertemuan I, 11 Februari 2014

Pada pertemuan ini materi yang dibahas adalah mengidentifikasi

bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.Pembelajaran ini dimulai

dengan membaca do’a yang dipimpin ketua kelas.Sebelum memulai

pembelajaran, peneliti mengabsen siswa untuk lebih mengenal

siswa.Setelah berdo’a dan mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi

untuk meningkatkan kembali pengetahuan mereka yang berhubungan

dengan materi yang akan dibahas, dan menjelaskan tujuan pembelajaran

pada pertemuan ini.

Setelah memberikan apersepsi, guru membagikan lembar kerja siswa

yang terdiri dari soalOpen Ended, kemudian siswa diminta untuk

mengerjakan soal yang berupa soal Open Ended dimana siswa diarahkan

untuk belajar mandiri dengan mecoba memahami sendiri bialngan bulat

yang dibimbing melalui LKS (Lembar Kerja Siswa). Pada pertemuan ini

siswa belum terkondisikan dengan baik, dikarenakan strategi pembelajaran

yang digunakan masih baru dan membutuhkan konsentrasi yang

tinggi.Sebagian besar siswa saling menanyakan cara menyelesaikan soal

yang diberikan. Selanjutnya peneliti menjelaskan strategi pembelajaran

yang digunakan pada setiap pertemuan.

Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal Open

Ended. Ketika siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal terdapat 10

siswa (43,4 %) yang masih bingung dalam menjawab pertanyaan,

dikarenakan mereka terbiasa pada soal yang membutuhkan satu jawaban.

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

43

Dalam waktu 10 menit, siswa sudah mengerjakan soal pada lembar kerja.

Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal Open

Ended, dan hanya ada 6 siswa (27,3 %) yang menjelaskan jawabannya.

Kemudian guru menjelaskan berbagai jawaban dari soal Open Ended

tersebut. Dari 22 siswa yang hadir, terdapat 14 siswa (63,6 %) yang

menjawab kurang tepat. Berikut ini contoh jawaban yang belum

diselesaikan siswa.

Gambar 4.1

Jawaban siswa yang masih keliru

Dari hasil jawaban siswa tersebut, terlihat bahwa masih ada siswa

yang memiliki kemampuan berpikir kritis masih rendah, karena masih ada

jawaban siswa yang kurang tepat.

Pada pertemuan ini, terdapat 10 siswa (43,4 %) yang bercanda, 12

siswa (54,6 %) yang memperhatikan guru dan mengerjakan lembar kerja

siswa dengan tenang dan fokus. Pada akhir pembelajaran, guru bertanya

kepada siswa materi yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan

seputar materi yang dipelajari.Kemudian siswa dan guru menyimpulkan

materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas pada siswa untuk

membaca materi selanjutnya tentang mengurutkan bilangan bulat

(bilangan bulat positif, bilangan bulat nol, dan bilangan bulat negatif).

Kemudian guru memberikan jurnal harian kepada siswa untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

44

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, terdapat

kekurangan pada pengajaran yang dilakukan oleh peneliti, yaitu peneliti

kurang memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran, dan masih belum

jelas dalam menjelaskan cara penyelesaian LKS.

2) Pertemuan kedua, 12 Februari 2014

Pada pertemuan ini, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah

20 siswa.Siswa yang tidak hadir berjumlah 2 orang dikarenakan sakit.Pada

kesempatan ini materi pelajaran pada pertemuan ini adalah

membandingkan bilangan bulat. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan

berdo’a dan mengabsen siswa, kemudian peneliti meminta siswa untuk

mengumpulkan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya dan mengulas sedikit materi sebelumnya dengan melakukan

tanya jawab terhadap pekerjaan rumah (PR) yang telah mereka kerjakan.

Guru memulai dengan membagikan lembar kerja siswa (LKS)yang

berisi soal Open Ended. Pada pertemuan ini sebagian besar siswa masih

bingung dalam menyelesaikan soal Open Ended.Ada siswa yang bertanya

kepada peneliti, “bu, maksud semakin ke kiri nilai bilangan semakin besar,

dan sebaliknya, tolong dijelaskan?” penelitipun memberikan penjelasan

kepada siswa maksud dari pernyataan tersebut, setelah peneliti

memberikan penjelasan, mereka kembali dan mengerjakan soal.Ketika

siswa mengerjakan soal Open Ended, guru berkeliling memperhatikan

siswa yang sedanga mengerjakan soal dan memberi teguran dan

memotivasi kepada siswa yang masih bercanda.

Setelah 20 menit diberi waktu mengerjakan LKS, peneliti memberi

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya.Pada

kesempatan ini ada 3 orang siswa yang mempresentasikan hasil kerjanya.

Sebelum mempresentasikan hasil kerjanya, siswa tersebut menyalin hasil

jawaban di papan tulis laluia menjelaskan di depan kelas. Setelah siswa

mempresentasikan hasil jawabannya, ada salah satu siswa yang bertanya

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

45

tentang jawaban yang telah dipresentasikan sehingga terjadi tanya jawab

antara siswa tersebut.

Gambar 4.2

Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban

Setelah siswa mempresentasikan hasil kerjanya, peneliti menjelaskan

kembali materi yang telah dipelajari dengan tujuan untuk memberi

penguatan kepada siswa.

Kegiatan terakhir pada pertemuan ini adalah kesimpulan. Guru

mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan

peneliti memberi tugas berupa pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan dan

menginformasikan materi yang dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Dari hasil pengamatan oleh obserever pada pertemuan ini terdapat

kekurangan yaitu guru tidak memperhatikan siswa yang belum paham

terhadap materi, sehingga siswa yang belum paham cenderung diam saat

proses belajar mengajar berlangsung.

3) Pertemuan ketiga, 13 Februari 2014

Peneliti mengawali pertemuan ketiga ini dengan membaca doa

bersama, mengkondisikan siswa dengan memberikan motivasi untuk

semangat belajar dan mengabsen siswa. Pada pertemuan ini tidak ada

siswa yang tidak hadir. Kemudian Peneliti tidak lupa melakukan apersepsi

dengan membahas tugas rumah (PR) serta memberikan penjelsan kembali

pada materi ynag belum dipahami siswa serta menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dipelajari. Materi pelajaran pada pertemuan ini

adalah menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

46

bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif.

Peneliti memulai proses pembelajaran dengan memberikan soal Open

Ended, soal ini berbentuk pertanyaan terbuka yang dapat diselesaikan

dengan berbagai strategi penyelesaian. Saat mengerjakan soal Open

Endedada 10 siswa (45,4%) yang masih bingung.Selain itu ada siswa yang

bertanya “bu…maksudnya gimana? Dijumlahkan semuanya?”.Kemudian

peneliti menjelaskan maksud dari pertanyaan, dan mempersilahkan siswa

untuk mulai mengerjakan soal.Menurut pengamatan peneliti selama

penjelasan materi, sebagian siswa memperhatikan penjelasan peneliti lebih

serius dari sebelumnya.

Setelah siswa mengerjakan soal Open Ended, kemudian siswa dan

guru membahas bersama jawaban dari soal Open Ended, dengan beberapa

siswa menuliskan jawabannya di papan tulis dan mempresentasikan

jawabannya kepada teman- temannya.Setelah jawaban sudah selesai

dibahas.Maka guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan

bulat positif dengan bilangan bulat positif dengan menggunakan garis

bilangan.Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah

interaktif, dimana pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab.

Setelah selesai peneliti menjelaskan, peneliti memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

Kemudian peneliti memberikan latihan soal untuk mengetahui

perkembangan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran berupa

LKS.Setelah hasil jawaban dikumpulkan,siswa dan peneliti membahas

bersama jawaban yang benar.Peneliti menutup pembelajaran pada

pertemuan ketiga ini, dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah

(PR).Setelah itu siswa bersama-sama menyimpulkan materi pada hari ini

dan peneliti menyarankan siswa untuk membaca materi pertemuan

selanjutnya.

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

47

4) Pertemuan keempat, 18 Februari 2014

Pada pertemuan ini pembelajaran dimulai pada pukul 10.35 – 11.45

WIB, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah 22 siswa. Pada

kesempatan ini guru mata pelajaran matematika hadir bersama peneliti

untuk membantu jalannya pembelajaran sebagai observer.

Materi pada pertemuan ini adalah penjumlahan bilangan bulat negatif

dengan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat negatif. Sebelum memulai pembelajaran, siswa sudah duduk dengan

rapi ditempat duduk masing-masing, sehingga guru langsung membuka

pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa.

Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah

dan membahasnya secara bersama-sama. Akan tetapi ada 3 orang siswa

yang tidak mengumpulkan tugasnya dengan alasan tidak paham cara

menyelesaikan soal yang telah diberikan. Kemudian peneliti menjelaskan

kembali inti dari materi yang sebelumnya.Setelah dijelaskan akhirnya

siswa dapat memahami materi tersebut.

Gambar 4.3

Jawaban siswa yang salah

Setelah membahas pekerjaan rumah, penelitimelakukan apersepsi

yaitu dengan memberikan penjelasan penjumlahan baik penjumlahan

bilang bulat positif maupun penjumlahan bilangan bulat negatif.Setelah itu

peneliti membagikan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan oleh

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

48

siswa.Selama siswa mengerjakan LKS, peneliti berkeliling untuk

memantau siswa yang mengalami kesulitan.Siswa selesai mengerjakan

LKS yang telah diberikan dalam waktu 20 menit.Kemudian peneliti

meminta siswa untuk membahas bersama jawaban soal pada lembar kerja

siswa.

Setelah membahas jawaban, peneliti menyimpulkan dengan

memberikan penguatan materi kepada siswa supaya tidak bingung lagi

pada materi pembelajaran ini. Setelah menyimpulkan guru

menginformasikan kepada siswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan

dilaksanakan uji tes siklus I, sehingga siswa diminta untuk mengulang

kembali materi yang telah dibahas.

Seperti biasa peneliti memberikan lembar jurnal harian untuk

mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dan obserever atau observer menjelaskan hasil observasi saat proses

pembelajaran berlangsung bahwa peneliti dalam memberikan soal terlalu

susah untuk diselesaikan.

5) Pertemuan kelima, 19 Februari 2014

Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus I, semua siswa tampak

hadir dan duduk rapi pada pertemuan ini. Tes berlangsung selama 2 jam

pelajaran dengan jumlah soal 5 butir. Dimana soal tersebut disesuaikan

dengan indikator untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis.

Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap dan tertib

untuk mengikuti tes yang diberikan.Tes siklus ini harus dikerjakan secara

individu dan dilarang untuk melihat buku ataupun catatan matematika.

Selama proses berlangsung suasana menjadi sepi, beberapa siswa terlihat

kebingungan dan ada beberapa siswa yang menyontek kepada teman

sebangkunya. Peneliti memberi teguran dan membimbing siswa untuk

menemukan jawaban yang benar secara mandiri.

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

49

Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti mengumpulkan

mendiskusikan hasil lembar kerja yang berisi catatan lapangan selama

proses pembeljaran berlangsung.

c. Tahap Refleksi

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap

pelaksanaan pendekatan Open Ended dan kemampuan berpikir kritis siswa

dengan mengamati seluruh aktivitas siswa, dan mencatat hal-hal yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas Pembelajaran Siswa

Tabel 4.2

Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I

NO Aspek yang dinilai Penilaian Pertemuan Ke- Total Ket

I II III IV

1. Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan

guru

3 2 3 3 11 Baik

2. Siswa mengidentiikasi

suatu permasalahan

2 2 3 3 10 Cukup

Baik

3. Siswa mempresentasikan

hasil identifikasinya

2 2 3 3 10 Cukup

Baik

4. Siswa mengajukan

pertanyaan kepada guru

1 1 2 3 7 Cukup

baik

5. Siswa memecahkan

masalah

1 1 3 3 8 Cukup

baik

6. Siswa menanggapi

pertanyaan guru

1 3 2 2 8 Cukup

baik

7. Siswa menentukan solusi

permasalahan

1 3 3 3 10 Cukup

Baik

JUMLAH 11 15 19 18 62

RATA- RATA (%) 31,4 42,9 54,3 57,1

Rata-rata prosentase 46,4

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

50

Keterangan: P = Pertemuan

Kriteria nilai: Skala skor total :

1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4

2 = Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8

3 = Baik Baik = 9 – 12

4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16

Berikut ini prosentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan Open Ended jika disajikan menggunakan

diagram batang:

Grafik 4.1

Prosentase aktivitas kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan Open Ended

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa perolehan rata-rata aktivitas

siswa siklus I padasaat proses pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan Open Ended mengalami peningkatan pada

setiap pertemuandenganrata-rata persentase keseluruhan sebesar 46, 4 %.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dikategorikan kurang baik

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

51

karena angka tersebut belum mencapai indikator yang telah ditentukan,

walaupun perolehan rata-rata aktivitas siswa tersebut mengalami

peningkatan setiap pertemuannya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Open Ended harus ditingkatkan sampai tahap intervensi

tindakan yang diharapkan yaitu sebesar 65 % siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Kurangnya ketercapaian indikator aktivitas siswa selama proses

pembelajaran pada siklus I diantaranya, peneliti belum bisa sepenuhnya

menjangkau dan mengkondisikan seluruh aktivitas siswa. Ada beberapa

siswa yang belum fokus memperhatikan penjelasan materidiantaranya

masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan dikelas sehingga bentuk

perhatian siswa untuk mencatat penjelasan yang disampaikan peneliti

masih sedikit.Berikut gambaran dokumentasi aktivitas siswa yang diambil

saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada siklus I, siswa terlihat

belum semuanya tertib mengikuti pembelajaran.

Kategori baik terlihat pada aktivitas siswasaat menjawab pertanyaan

yang diajukan peneliti.Hal ini biasanya dilakukandi awal pembelajaran

saat melakukan apersepsi dan di akhir pembelajaran saat melaksanakan

tanya jawab pada kegiatan konfirmasi untuk memberikan umpan balik

kepada siswamengenai materi yang telah diajarkan. Sedangkan pada

aktivitas siswa saat mengajukan pendapat dengan mengharapkan siswa

mampu menanggapi pernyataan guru dalam menyatakan pendapatnya

secara lisan, berani bertanya langsung mengenai hal-hal yang belum

dipahami terkait dengan penjelasan materi masih dalam kategori cukup

baik, hanya beberapa siswa-siswa itu saja yang berani mengungkapkan

pendapatnya.

Ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan belummerata pada

seluruh siswa, ada beberapa siswa dalam mengerjakan LKS mengabaikan

langkah-langkah penyelesaiankarena siswa tersebut masih bingung dan

kesulitandalam memahami soalyang berupa soal Open Ended.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

52

2) Aktivitas Pembelajaran Guru

Observer (guru bidang studi matematika) melakukan pengamatan atau

observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

peneliti selama proses pembelajaran siklus I, dengan tujuan untuk

memperbaikai pembelajaran dikelas pada pembelajaran selanjutnya.

Berikuthasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru (Peneliti) Siklus I

No Aspek yang diamati Pertemuan ke - total

1 2 3 4

I Pra Pembelajaran

1 Menghimpun data dan informasi tentang

kemampuan mengukur peserta didik.

2 3 3 2 10 Baik

2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada

tindakan.

2 3 2 3 10 Baik

3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan

karakteristik.

1 2 3 3 9 Baik

II Kegiatan Awal Pembelajaran

1 Memberikan informasi mengenai kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

3 2 4 3 12 Baik

2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan

karakteristik.

2 2 3 2 9 Baik

III Kegiatan Inti Pembelajaran

1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan Open Ended

3 3 3 3 12 Baik

2 Penguasaan materi 3 3 4 3 13 Sangat

baik

3 Membantu peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari

2 2 3 4 11 Baik

4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang

sudah terampil menggunakan latihan soal.

2 2 3 4 11 Baik

IV Kegiatan Akhir

1 Menetapkan ketuntasan belajar 2 3 3 4 12 Baik

2 Pemberian tugas rumah 2 3 3 4 12 Baik

Jumlah 24 28 34 35 121

Skor maksimal 44 44 44 44

Prosentase (%) 54,

5

63,

6 77,3 79,5

Prosentase rata – rata 68,75

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

53

Keterangan: P = Pertemuan

Kriteria nilai: Skala skor total :

1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4

2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8

3= Baik Baik = 9 – 12

4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas penelitidiatas

menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam kategori baik,

hanya saja masih terdapat beberapa aktivitas yang kurang maksimal

diantaranya pengaturan peserta didik, pengelolaan kelas sehingga perlu

diperbaiki agar tidak terjadi pada siklus berikutnya.

3) Hasil Analisis jurnal harian

Pengolahan data jurnal harian bertujuan untuk melihat tanggapan

siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Open

Ended, dan seberapa pengaruhnya pendekatan pembelajaran ini untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sehingga

akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.Lembar

jurnal harian ini diberikan pada setiap akhir pertemuan kepada siswa.

Berikut ini hasil yang diperoleh selama siklus I ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

54

Tabel 4.4

Rekapitulasi respon siswa dari jurnal harian siswa

Siklus I

komentar Alternatif

jawaban

Pertemuan ke- Rata2

1 2 3 4

Positif Seru dan

menyenangkan

13,6% 4,5 % 18,2 % 13,6 % 12,5 %

Menarik 13,6% 36,4 % 31,8% 54,5 % 34,1 %

Jumlah 46,6%

Negatif Sulit dan ribet 22,7 %

13,6 % 22,7 % 22,7 % 20,5 %

Kurang asik

dan tidak seru

27,3 % 22,7 % 22,7 % 0 18,2 %

Jumlah 38,6 %

Netral Biasa saja 22,7 % 22,7 % 4,5 % 9,1 % 14,8 %

Jumlah 14, 8 %

Dari tabel diatas rata-rata prosentase tanggapan siswa terhadap

pendekatan Open Ended pada siklus I dalam diagram lingkaran berikut ini:

Grafik 4.2

Hasil respon siswa pada siklus I

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

positif negatif netral

respon siswa pada siklus I

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

55

Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa dalam siklus I

yang dilakukan dalam empat kali pertemuan diperoleh tanggapan siswa

yang diberikan, diantaranya tanggapan positif sebanyak 46,6 %, tanggapan

negatif sebanyak 38,6%, dan tanggapan netral sebanyak 14,8%.

Tanggapan ini masih belum mencapai kriteria indikator yang diharapkan

yaitu tanggapan postif anak diatas 60 %, hal ini menunjukkan bahwa siswa

dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended masih

perlu arahan agar respon siswa meningkat terhadap proses pembelajaran

menggunakan pendekatan Open Ended sehingga kemamampuan berpikir

kritis siswa meningkat.

4) Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan

pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus I

No indikator

Berpikir Kritis

Matematis

Skor

total

Rata-

rata

Persentase

(%)

Rata-

rata

KKM

siswa

ket

1. Memfokuskan

pertanyaan

122 5,54 69%

53%

baik

2. Mengidentifikasi

asumsi

22 1,00 25% Kurang

baik

3. Menentukan

tindakan

116 5,27 65% baik

Berdasarkan tabel 4.5, diperolrh informasi bahwa kemampuan

berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Memfokuskan pertanyaan.

Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase

kemampuan memfokuskan pertanyaan hanya 69%. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

56

siswa baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata persentase KKM

siswa.

Akan tetapi, masih ada beberapa siswa ketika menjawab soal tes

berpikir kritis matematis masih merasa kesulitan dalam memfokuskan

pertanyaan, sehingga jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban

benar.

b) Mengidentifikasi Asumsi.

Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih

lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang

diketahui dari soal aplikasi dikehidupan sehari-hari. Sebagian besar

siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat

bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar

25%, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar

normal.

c) Menentukan Tindakan.

Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih

adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan

permasalahan (soal), seperti menentukan rumus atau strategi yang

digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi

pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah

penyelesaian soal.

Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis

siswa sebesar 65%. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena

sudah mencapai diatas prosentase normal.

Hasil tes kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan pada siklus I

diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 85. Untuk lebih jelasnya

deskripsi data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut:

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

57

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siklus I

NO NILAI FREKUENSI

Absolut Kumulatif Relatif (%)

1 40-49 6 6 27

2 50-59 5 11 22

3 60-69 4 15 18

4 70-79 5 19 22

5 80-89 2 21 9

Jumlah 22 65 100

Dari tabel 4.6 distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa

banyak kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 9. Sedangkan skor

yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 40- 49 yaitu 27 %

atau sebanyak 6 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan tes kemampuan

berpikir kritis matematis, diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,86, median

sebesar 60,50, modus sebesar 44,64, varians sebesar 186,15 dan

simpangan baku sebesar 13,64.

Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir

kritis siswa pada siklus I ini masih belum menunjukan hasil intervensi

yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65. Sehingga

tindakan siklus I masih perlu perbaikan untuk siklus selanjutnya.Dari hasil

perolehan nilai tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 68,18 % yaitu 15

siswa dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal), artinya hanya 31,82 % atau sebanyak 7 siswa yang

sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65.

Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus I ini disajikan

dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

58

Grafik 4.3

Grafik Histogram dan polygon

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I

Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan bahwa kurva memiliki model

miring positif, mempunyai ekor memanjang disebelah kanan.Hal ini

menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai dibawah rata-rata lebih

banyak dari yang memperoleh nilai diatas rata-rata.

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus I dengan

menggunakan pendekatan Open Ended masih belum mencapai intervensi

yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan melihat kemampuan berpikir

kritis siswa hasilnya masih banyak siswa yang belum kritis dalam

mengorganisasikan informasi atau data-data yang ada dengan

menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan masalah dan

kurang memperinci langkah-langkah penyelesaian.

Pada aktivitas ini hanya sebagian siswa pandai yang dapat

menggunakan berbagai macam cara yang berbeda dalam menyelesaikan

masalah. Sebagian siswa yang memiliki nilai di bawah KKM terlihat

mereka tidak menyelesaikan masalah dengan berbagai macam cara bahkan

terdapat siswa yang berpindah tenpat duduk untuk melihat penjelasan dari

siswa yang pandai.

0

1

2

3

4

5

6

7

0 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

59

5) Rencana Perbaikan Tindakan

Setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan

Open Ended maka berdasarkan hasil tes siklus I, diperoleh nilai rata-rata

kelas 60,86, nilai ini menunjukkan belum tercapainya keberhasilan

pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended, hal ini bisa dilihat

dari kurangnya nilai rata-rata kelas dari nilai rata-rata kelas yang

diharapkan yaitu minimal 65. Tahap ini dilakukan untuk perbaikan

terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended pada

siklus II. Sehingga hasil yang diperoleh meningkat dari siklus sebelumnya.

Berdasarkan hasil lembar observasi, lembar jurnal harian, wawancara

dan tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis siswa diperoleh hasil

analisis kegiatan refleksi. Hasil refleksi tersebut akan diiuraikan dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Refleksi pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada siklus I

No Permasalahan Solusi

1 Siswa masih belum terbiasa

menggunakan pembelajaran dengan

pendekatan Open Ended, hal ini

terlihat masih banyak siswa yang

bingung untuk menyelesaikan soal dan

penyelesaian terlihat belum variatif

- Siswa dibimbing peneliti dalam

menyelesaikan soal tersebut

- Peneliti membahas kembali soal-soal yang

belum dimengerti, sehingga dengan

pembahasan yang dilakukan setiap

pertemuan diharapkan siswa terbiasa

menyelesaikan soal Open Ended.

2 Keaktifan siswa pada kegiatan tanya

jawab, presentasi kelompok dan

pembahasan LKS didominasi hanya

siswa yang pintar sedangkan yang lain

cenderung diam, belum berani

mengungkapkan pendapatnya karena

malu dan enggan untuk bertanya

- Diberikan arahan, motivasi dan reward

berupa hadiah bagi siswa yang berani

mempresentasikan hasil diskusi

- Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi

maupun hasil pembahasan LKS dilakukan

bergilir pada anggota kelompok/siswa yang

belum pernah mempresentasikan

3 Kurangnya penguasaan peneliti

terhadap kelas, sehingga ada beberapa

siswa yang tidak disiplin atau bercanda

saat proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti bertindak lebih tegas dalam

memberikan reward dan punishment

terhadap siswa.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

60

3. PelaksanaanSiklus II

Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang

didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru kolaborator terhadap

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended.

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah

menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar observasi,

lembar wawancara, lembar kerja siswa, jurnal harian siswa, lembar kerja

kelompok, ringkasan materi dan instrumen siklus II berupa soal tes

kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang terdiri dari 5 butir soal.

Materi yang akan dibahas aadalah pengurangan bilangan bulat dan

operasi campuran (penjumlahan dan pengurangan). Pada siklus II ini, RPP

dibuat dengan 4 pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 pertemuan

untuk tes siklus II. Perbedaan proses pembelajaran siklus II ini berbeda

denagn siklus I, letak perbedaannya adalah pada siklus I penyelesaian soal

Open Ended hanya dilakukan perindividu, sedangkan pada siklus II ini

akaan dilaksanakan secara kelompok.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini pembelajaran

harus lebih diarahkan.Peneliti harus mampu mengelola kelas lebih

baik,seperti mengoptimalkan waktu yang digunakan agar pembelajaran

menggunakan strategi pemecahan masalah ini dapat selesai sesuai alokasi

waktu yang ditetapkan.Peneliti juga harus lebih tegas dalam

mengkondisikan kelas dan memberikan reward kepada siswa yang berani

mempresentasikan hasil diskusi maupun hasil jawaban pada LKS.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pertemuan keenam, 20 Februari 2014

Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (90 menit). Siswa

yang hadir dalam pertemuan ini berjumlah 22 orang.Materi yang dibahas

pada pertemuan ini adalah pengurangan bilangan bulat positif dengan

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

61

bilangan bulat positif dan pengurangan bilangan bulat positif dengan

bilangan bulat negatif.Kegiatan membuka pelajaran diawali dengan

memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa di kelas.Dalam

pelaksanaan pembelajaran tak lupa peneliti memberikan motivasi agar

siswa lebih bersemangat dan tertarik untuk mengikuti proses

pembelajaran. Selanjutnya memberikan apersepsi dengan mengajukan

sebuah pertanyaan sebagai upaya membantu siswa untuk mengingat

kembali materi dan mengorientasikan siswa pada masalah serta

menginformasikan mengenai tujuan pembelajaran.

Guru membagi kelompok menjadi 4 kelompok, sehingga setiap

kelompok terdiri dari 5 orang. Dalam pembagian kelompok, peneliti

mengelompokkan siswa secara heterogen, dimana setiap kelompoknya

terdiri dari siswa yang kritis dan siswa yang biasa. Hal ini dimaksudkan

supaya siswa yang kurang mampu berpikir kritis dapat dibantu oleh siswa

yang mampu. Setelah membagi kelompok, peneliti membagikan LKS yang

berisi pertanyaan Open Ended dan menjelaskan cara menyelesaikan LKS

dengan berbagai cara, penelitipun memberikan arahan supaya siswa

membaca soal dengan teliti dan berulang-ulang agar lebih mendalami dan

memahami maksud soal tersebut sehingga siswa mampu menyelesaikan

soal tersebut dengan benar. Kemudian siswapun mulai mengerjakan LKS

dengan semangat.

Seperti biasa peneliti membagikan LKS yang terdiri dari 1 soal Open

Ended untuk dikerjakan.Semua siswa terlihat sibuk dan lebih serius

menyelesaikan soal yang diberikan. Saat mengamati proses pengerjaan

siswa, peneliti melihat masih ada siswa yang mengalami kebingungan

dalam mengerjakan, akan tetapi siswa tersebut bertanya kepada siswa

kelompoknya. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan LKS yaitu 20

menit, setelah semua siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan LKS

yang diberikan. Peneliti menunjuksalah satu kelompok siswa untuk

menuliskan jawaban di depan kelas dan memberikan penjelasan kepada

teman-temannya. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah lebih baik

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

62

hampir semua siswa memperhatikan penjelasan temannya yang maju,

walaupun ada juga siswa yang masih mengobrol namun peneliti dan

observer menanganinya dengan menegurnya.

Gambar 4.4

Siswa sedang diskusi kelompok

Siswa diminta mengoreksi bersama dan menanggapi jawaban

temannya, disamping itusiswa mencatat hasil jawaban yang benar jika

jawaban mereka kurang benar. Peneliti memberikan umpan balik dengan

bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami dan

menanggapi pertanyaan siswa dengan jawaban yang tepat.Dilanjutkan

dengan melakukan tanya jawab berupa kuis yang ditujukan kepada siswa

secara acak dan memberikan hadiah pada siswa yang bisa menjawab

dengan benar.Hal ini bertujuan untuk memancing siswa agar lebih berani

dan aktif di kelas.

Sebelum menutup pelajaran, siswa menyimpulkan bersama materi

yang telah dipelajari, kemudian peneliti menginformasikan pada

pertemuan berikutnya materi yang akan dibahas dan memberikan tugas

pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan.

2. Pertemuan ketujuh, 25 Februari 2014

Sebagaimana pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali

dengan memberikan motivasi, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran.Pada pertemuan ini semua siswa hadirdalam proses

pembelajaran, dan saat peneliti masuk siswa telah membentuk kelompok

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

63

sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan

sebelumnya. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan

bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan pengurangan

bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.Peneliti memulai

proses pembelajaran dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya,

yang sebenarnya materi sebelumnya tidak jauh beda dengan materi yang

akan dibahas. Peneliti memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa

materi pada pertemuan ini berkaitan dengan materi sebelumnya, sehingga

akan mudah dipahami jika siswa sudah paham dengan materi sebelumnya.

Peneliti membagi LKS pada setiap kelompok untuk didiskusikan

dengan teman sekelompoknya selama ± 20 menit.Selama diskusi

berlangsung guru berkeliling dan memantau kelompok siswa yang

mengalami kesulitan.Hal ini bertujuan untuk mengamati proses diskusi

dan hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang

diberikan.Setelah kelompok siswa telah selesai mengerjakan soal Open

Ended, maka peneliti meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk

mempresentasikan dan menuliskan hasil jawaban dipapan tulis.Kemudian

siswa bersama dengan peneliti membahas semua jawaban yang telah

ditulis oleh setiap kelompok siswa. Siswa diminta untuk mencatat semua

cara penyelesaian yang telah ditulis dipapan tulis.

Setelah diskusi kelas selesai dilaksanakan siswa mengerjakan latihan

soal secara individu pada LKS.Berdasarkan pengamatan peneliti saat

berkeliling memberikan bimbingan dan arahan. Aktivitas siswa pada

pertemuan ini sudah mulai mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dari

tidak banyak siswa yang keluar dari tempat duduknya berjalan-jalan.

Keadaan di kelas sudah mulai tenang dan proses pembelajaran sudah mulai

berjalan baik dan siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan baik.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

64

Gambar 4.5a

Gambar 4.5b

Gambar 4.5a dan 4.5b

Jawaban salah beberapa kelompok

Jawaban siswa pada LKS sudah mampu menunjukan kemajuan

dalam menyelesaikan soal.Pada akhir pembelajaran setelah peneliti

melakukan tanya jawab berupa kuis secara acak, siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ditutup dengan do’a dan

informasi tentang pembelajaran matematika untuk besok yaitu membahas

opeasi campuran bilangan bulat.

3. Pertemuan kedelapan, 26 Februari 2014

Proses pembelajaran hari ini, peneliti membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, mengabsen siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

65

hari ini 20 siswa 2 orang tidak masuk karena izin.Sebelum memulai

pelajaran, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah

ditentukan. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan melakukan

apersepsi yaitu mengingatkankan kembali pada materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Materi pada pertemuan ini adalah operasi

campuran bilangan bulat, dimana operasi bilangan bulat terdiri

penjumlahan dan pengurangan bialngan bulat.

Peneliti membagikan LKS yang berisi soal Open Ended kepada

setiap kelompok siswa untuk didiskusikan. Selama proses diskusi

berlangsung peneliti dan ibserver berkeliling untuk memantau kelompok

yang sedang berdiskusi .Saat diskusi berlangsung suasana kelas terasa

tenang dan terlihat setiap kelompok sibuk dengan diskusi mereka.Masing-

masingkelompok terlihat sudah menunjukan kekompakan dan kerjasama

yang baik dalam melakukan diskusi.

Presentasi dilakukan secara acak terhadap setiap anggota kelompok

yang belum pernah mempresentasikan hasil diskusi.Setelah hasil diskusi

dibahas dan dievaluasi bersama cara penyelesaian dengan menggunakan

alternatif jawaban yang berbeda, seperti biasa siswa mengerjakan latihan

soal pada LKS dengan jawaban yang berbeda-beda.Sebelum menutup

pelajaran peneliti memberikan penguatan materi dan dangan melakukan

tanya jawab, menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari pada

pertemuan hari ini. Selain itu peneliti juga menyarankan kepada siswa

untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.

4. Pertemuan kesembilan, 27 Februari 2014

Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan masih sama dengan

pertemuan sebelumnya, yaitu operasi campuran bilangan bulat. Siswa yang

tidak hadir 1 siswa tanpa keterangan.Pembelajaran dimulai memasuki jam

kedua yaitu pukul 08.25–09.35. Peneliti mengkondisikan siswa untuk

mengikuti pembelajaran dengan lebih baik, memberikan motivasi,

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

66

mengingatkan kembali materi yang sudah siswa pelajari sebelumnya dan

menyampaikan tujuan pembelajaran.

Sebelum penjelasan dan mendemonstrasikan uraian materi, guru

meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada

pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan pengarahan agar proses

pembelajaran siswa semakin aktif dan antusias dalam menerapkan

pendekatan Open Ended.

Peneliti dan observer membagikan lembar kerja kelompok, tanpa

intruksi dari peneliti siswa langsung berdiskusi dengan

kelompoknya.Siswa sudah mulai terbiasa dan lancar menyelesaikan soal

terbuka.Selama berjalanya diskusi siswa terlihat lebih aktif berdiskusi

dengan kelompoknya. Rata-rata siswa tidak bertanya mengenai langkah

penyelesaian, cara atau rumus dari materi yang telah diajarkan, melainkan

siswa hanya ragu dan ingin menyakinkan saja apakah jawaban yang telah

dikerjakan sudah benar atau salah.

Dari hasil pengerjaan terlihat 5 kelompok semuanya sudah mampu

menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan benar dan siswa

sudah lebih menunjukan kemampuan berpikir kritisnya dengan

menggunakan beragam cara penyelesaian.

Pada akhir pembelajaran seperti biasanya guru memberikan latihan

soal pada lembar kerja siswa.Mengingat waktu yang diberikan terbatas

tanpa intruksi langsung dari peneliti siswa sudah terlihat lancar

menyelesaikan tugas.Setelah membahas lembar kerja siswa, peneliti

memberikan kesempatan untuk kembali melakukan tanya jawab mengenai

hal yang belum mereka pahami. Pada akhir pembelajaran peneliti dan

siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran hari ini. Selanjutnnya

peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan

tes akhir mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya sampai

pertemuan hari ini.

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

67

5. Pertemuan kesepuluh, 4 Maret 2014

Pada pertemuan hari ini akan dilaksanakan tes akhir siklus II yang

tujuannya untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Kegiatan ini dimulai dengan memeriksa absensi dan semua siswa tampak

hadir untuk mengikuti tes. Tes berbentuk essay dengan jumlah soal 5 yang

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Saat pembagian soal,

semua siswa terlihat tenang dibandingkan dengan saat pembagian soal

pada siklus I. Selama proses tes siklus berlangsung terlihat hampir

seluruhnya siswa mengerjakan sendiri meskipun ada sebagian kecil yang

belum percaya diri untuk mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit dan

beberapa siswa ada yang masih bercanda namun peneliti segera

menegurnya.

Siswa dapat menyelesaikan soal dengan tertib dan tepat waktu sesuai

dengan waktu yang diberikan.Setelah waktu ujian habis siswa segera

mengumpulkan lembar tes jawaban.Peneliti membagikan jurnal harian

siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pertemuan yang telah

dilaksanakan.Selain itu peneliti jugaa mewawancarai guru bidang studi

matematika selaku observer tentang peningkatan berpikir kritis matematis

siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.

c. Tahap Refleksi

Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan lebih baik,

karena dari pembelajaran pertemuan terakhir sudah berjalan dengan tertib

dan lancar, tidak ada siswa yang keluar-keluar dari kelompok belajarnya,

siswa sudah mulai fokus dan mampu bekerja sama dalam kelompoknya.

Setiap siswa sudah tidak ragu mengerjakan soal dengan berbagai alternatif

jawaban.

1) Aktivitas Pembelajaran Siswa

Selama kegiatan siklus II peneliti dibantu oleh observer yang juga

melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan siklus I. hasil pengamatan

terhadap aktivitas pembelajaran siswa adalah:

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

68

Tabel 4.8

Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II

NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian Pertemuan Ke-

total Ket VI VII VIII IX

1.

Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan

guru

4 4 4 5 17 Sangat

baik

2. Siswa mengidentiikasi

suatu permasalahan 3 4 4 4 15

Sangat

baik

3. Siswa mempresentasikan

hasil identifikasinya 4 3 4 5 16

Sangat

baik

4. Siswa mengajukan

pertanyaan kepada guru 3 4 4 5 16

Sangat

baik

5. Siswa memecahkan

masalah 4 3 4 4 15

Sangat

baik

6. Siswa menanggapi

pertanyaan guru 4 3 4 4 15

Sangat

baik

7. Siswa menentukan solusi

permasalahan 4 3 4 4 15

Sangat

baik

JUMLAH 26 24 28 31 109

RATA-RATA 3,71 3,43 4 4,43

RATA-RATA (%) 74,2 68,8 80 88,3

Rata –rata prosentase (%) 77, 86

Keterangan: P = Pertemuan

Kriteria nilai: Skala skor total :

1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4

2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8

3= Baik Baik = 9 – 12

4 = Sangat Baik Sangat Baik= 13 – 16

Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus II ini

disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

69

Grafik 4.4

hasil aktivitas kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan Open Ended selama siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa aktivitas

siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan menggunakan

Open Endeddari pertemuan VI sampai pertemuan IX mengalami

peningkatan. Terlihat pada setiap skor yang diberikan pada aspek yang

diamati menunjukan keseluruhan rata-rata presentase sebesar 77,86 %

diatas indikator yang diharapkan sebesar yaitu 70 %. Peningkatan rata-rata

presentase aktivitas siswa pada siklus II ditunjukan dengan meningkatnya

perolehan nilai beberapa aspek aktivitas yang diamati seperti pada aspek

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru siklus I dari kategori

baik menjadi sangat baik pada siklus II, terlihat dimana siswa sudah mulai

fokus terhadap materi yang diajarkan guru. Pada aspek menjawab

pertanyaan menunjukan peningkatan dari baik menjadi sangat baik, siswa

yang menjawab pertanyaan sekarang sudah tidak didominasi siswa yang

pintar saja tetapi hampir semua siswa berani menjawab pertanyaan karena

pertanyaan diajukan guru secara acak dan bergilir sehingga semua siswa

mempunyai kesempatan menjawab pertanyaan baik dalam

mempresentasikan jawaban diskusi kelompok, membahas LKS, dan

kegiatan tanya jawab guru pada saat apersepsi maupun konfirmasi.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

VI VII VIII IX

Series1

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

70

Keterlibatan siswa pada pembelajaran terlihat sangat baik, hampir

semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran dikelas melalui kegiatan

berdiskusi, mengerjakan LKS dan sebagainya karena peneliti beserta

observer membimbing dan memantau jalannya proses pembelajaran

dengan lebih tegas dengan memberikan sanksi berupa pengurangan nilai

pada siswa yang tidak ikut berdiskusi kelompok atau mengerjakan

LKS.Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa sudah baik dan sesuai

kriteria yang ditentukan yaitu mencapai rata-rata 70 %.

2) Aktivitas Pembelajaran Guru (Peneliti)

Hasil kegiatan pengamatan pada siklus II yang dilakukan oleh

observer (guru bidang studi matematika) yang memberi penilaian terhadap

seluruh aktifitas peneliti selama proses pembelajaran berlangsung di kelas

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

71

Tabel 4.9

Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

No Aspek yang diamati Pertemuan ke - total

1 2 3 4

I Pra Pembelajaran

1 Menghimpun data dan informasi tentang

kemampuan mengukur peserta didik. 3 3 3 3 12 Baik

2 Menganalisis kemampuan mengukur

sebelum ada tindakan. 3 3 4 4 14

Sangat

Baik

3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan

karakteristik. 4 2 4 4 14

Sangat

Baik

II Kegiatan Awal Pembelajaran

1 Memberikan informasi mengenai kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan 3 2 2 3 10 Baik

2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan

karakteristik. 4 3 4 4 15

Sangat

Baik

III Kegiatan Inti Pembelajaran

1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan Open Ended 3 3 3 3 12 Baik

2 Penguasaan materi 4 3 4 4 15 Sangat

baik

3

Membantu peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang

dipelajari

3 3 3 4 13 Sangat

Baik

4

Memberikan penguatan pada peserta didik

yang sudah terampil menggunakan latihan

soal.

4 3 4 4 15 Sangat

Baik

IV Kegiatan Akhir

1 Menetapkan ketuntasan belajar 3 4 4 4 15 Sangat

Baik

2 Pemberian tugas rumah 4 4 4 4 16 Sangat

Baik

Jumlah 38 33 39 41 151

Skor maksimal 44 44 44 44 44

Prosentase (%) 86,3

6364 75

88,636

36

93,1

8182

86,3

6364

Prosentase rata – rata 85,79545

Keterangan: P = Pertemuan

Kriteria nilai: Skala skor total :

1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4

2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8

3= Baik Baik = 9 – 12

4 = Sangat Baik Sangat Baik= 13 – 16

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

72

Berdasarkan tabel 4.9 terkait dengan hasil observasi kegiatan

aktifitas mengajar, penelitisudah mengikuti setiap aspek yang diamati

dalam lembar observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di

dalam RPP.Sesuai dengan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil

rata-rata aktifitas mengajar peneliti pada siklus II mengalami peningkatan

rata-rata presentase menjadi 85,8% yang menunjukan rata-rata keseluruhan

dalam kategori“Sangat Baik”.

3) Hasil jurnal harian

Setelah data hasil jurnal harian siswa pada siklus II dianalisis,

langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan data tersebut dengan

mencari jumlah rata-rata nilai presentase respon siswa terhadap

pendekatan Open Ended. Berikut presentase jawaban hasil jawaban siswa

yang dijabarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10

Hasil Analisis jurnal harian Siklus II

komentar Alternatif

jawaban

Pertemuan ke- Rata2

VI VII VIII IX

Positif Seru dan

menyenangkan

36,36% 36,36% 40,91% 40,91% 32,96%

menarik 31,82% 31,82% 31,82% 36,36% 38,64%

Jumlah 71,60%

Negatif Sulit dan ribet 9,09% 18,18% 9,09% 13,64% 12,50%

Kurang asik

dan tidak seru

13,64% 9,09% 4,54% 9,09% 9,09%

Jumlah 21,59%

Netral Biasa saja 9,09% 4,54% 13,66% 0,00% 6,81%

Jumlah 6,81%

Dari 22 siswa yang menuliskan respon pada jurnal harian yang

diberikan, sebagian besarsiswa menunjukan tanggapan maupun respon

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

73

positif terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended

dengan peningkatan rata-rata presentasi respon jawaban positif sebesar

71,60 %. Respon ini terjadi karena siswa sudah mengenal dan mulai

terbiasa menggunakan pendekatan Open Ended untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

4) Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan

pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus II

No indikator

Berpikir Kritis

Matematis

Skor

total

Rata-

rata

Persentase

(%)

Rata-

rata

KKM

siswa

ket

1. Memfokuskan

pertanyaan

67 3,05 76%

66,67%

Sangat

baik

2. Mengidentifikasi

asumsi

105 4,77 58% baik

3. Menentukan

tindakan

117 5,32 66% baik

Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh informasi bahwa kemampuan

berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Memfokuskan pertanyaan.

Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase

kemampuan memfokuskan pertanyaan hanya 76%. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan

siswa sangat baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata

persentase KKM siswa dan pada siklus I ke siklus II meningkat

sebesar 7%.

Pada siklus II ini siswa sudah mampu memfokuskan pertanyaan

dimana siswa dapat memahami yang apa diketahui dan ditanya dari

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

74

soal. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir

kritis dengan baik.

b) Mengidentifikasi Asumsi.

Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih

lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang

diketahui dari soal aplikasi di kehidupan sehari-hari. Rata-rata pada

indikator kemampuan berpikir kritis ini adalah 58%. Sebagian besar

siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat

bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar

25%, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar

normal.

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator ini

masih terlihat rendah, sebagian siswa belum mampu mengidentifikasi

soal yang berupa aplikasi pada kehidupan sehari-hari.

c) Menentukan Tindakan.

Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih

adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan

permasalahan (soal), seperti menentukan rumus atau strategi yang

digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi

pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah

penyelesaian soal.

Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis

siswa sebesar 65%. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena

sudah mencapai diatas prosentase normal.

Tahap pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan

lebih baik.Dari hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siklus II

diperoleh nilai terendah 25 dan nilai tertinggi mencapai 90. Untuk lebih

jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa disajikan

dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

75

Tabel 4.12

Distribusi FrekuensiKemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus II

NO NILAI

FREKUENSI

Absolut Kumulatif Relatif

(%)

1 25-38 1 1 4,54

2 39-52 4 5 18,18

3 53-66 5 10 22,73

4 67-80 9 19 40,91

5 81-94 3 22 13,6

Jumlah 22 57 100

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diinterpretasikan bahwa banyak

kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 13.Sedangkan skor yang

paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 67-80 yaitu 40,91 %

atau sebanyak 9 siswa. Hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis

matematis pada siklus II mengalami peningkatan, diperoleh nilai rata-rata

sebesar 65,5, median sebesar 67,94, modus sebesar 71,7, varians sebesar

221,38 dan simpangan baku sebesar 14,88.

Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir

kritis siswa pada siklus II ini sudah menunjukan hasil intervensi yang

diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65.Sehingga

tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II karena sudah

memenuhi indikator keberhasilan penelitian.Dari hasil perolehan nilai tes

kemampuan berpikir kritis sebanyak 22,73 % yaitu 5 siswa dinyatakan

belum tuntas karena belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), sisanya sebanyak 77,27 % yaitu 17 siswa yang sudah mencapai

KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65.

Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus II ini disajikan

dalam bentuk histogram dan poligon sebagai berikut:

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

76

Grafik 4.5

Grafik Poligon Dan Histogram

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II

Berdasarkan grafik 4.5 menunjukan bahwa kurva memiliki model

miring negatif dengan ekor memanjang disebelah kiri, yang berarti bahwa

siswa yang mempunyai nilai diatas rata-rata lebih banyak dibandingkan

dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.

5) Analisis Tindakan

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan

Open Ended peneliti telah melakukan pengamatan terhadap hasil

pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendekatan Open Ended ini

membuat siswa lebih sistematis dalam mengerjakan soal dan mampu

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran

matematika, walaupun dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan

tetapi hal tersebut dapat teratasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya

dengan kegiatan refleksi pada setiap siklusnya.

Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti dan kolabolator setelah

melakukan proses pembelajaran dengan melihat kondisi kelas yang terjadi.

Berdasarkan hasil analisis pada observasi, jurnal harian siswa dan tes

kemampuan berpikir kritis siswa ditemukan peningkatan dan perbaikan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 - 24 25-38 39-52 53-66 67-80 81-94 95-100

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

77

yang cukup signifikan diantaranya, respon siswa yang merasa

pembelajaran melalui pendekatan Open Endedberlangsung lebih menarik

menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan mudah. Hal ini

dinyatakan adanya bukti respon siswa melalui jurnal harian siswa.

Aktivitas pembelajaran siswa dengan pendekatan Open Ended sudah

menunjukan kategori sangat baik dengan rata-rata presentase 77,86 % dari

hasil intervensi yang diharapkan mencapai 75 % rata-rata keseluruhan

aktivitas siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa juga menunjukan siswa

dapat menyelesaikan setiap soal dengan jawaban yang variatif, sehingga

pendekatan ini dapat memacu siswa untuk dapat menganalisis soal dan

menentukan cara penyelesaian yang diketahui. Selama pembelajaran,

aktivitas siswa baik secara berkelompok dengan beranggotakan siswa

dengan kemampuan heterogen maupun individu sudah berjalan dengan

lancar. Kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tertib

dan kondusif dengan masing-masing anggota kelompok antusias

menjawab soal. Tanggung jawab masing-masing individu dalam kelompok

juga sudah maksimal tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai

saja untuk menemukan jawaban dengan beragam cara mereka sendiri

sehingga lebih variatif. Siswa sudah tidak merasa kesulitan dalam

mengerjakan soal pemecahan masalah berupa soal Open Ended pada

lembar kerja Siswa (LKS) yang diberikan. Siswa terlihat sudah memiliki

proses berpikir yang menghasilkan jawaban penyelesaian yang berbeda-

beda dan terperinci dalam langkah penyelesaiannya.Pada siklus II peneliti

hanya berperan sebagai fasilitator yang lebih banyak melibatkan siswa

dalam mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman diskusi dan

hanya perlu memberi penguatan-penguatan terhadap materi atau konsep

yang belum dipahami.

Perolehan rata-rata tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis

siswa siklus II telah mencapai kriteria dari batas yang ditetapkan yaitu

sebesar 65,5dari kriteria ketercapaian minimal nilai rata-rata kelas sebesar

65. Adapun skor tiap indikator berpikir kritis juga mengalami peningkatan

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

78

dari siklus sebelumnya sehingga menunjukan bahwa data-data yang

dikumpulkan telah mengalami peningkatan dan menyebabkan indikator

keberhasilan tercapai.Oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini

diberhentikan sampai dengan siklus II.

B. Analisis Data

a. Aktivitas pembelajaran siswa

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada

dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil analisis pemberian tindakan

menggunakan pendekatan Open Ended mampu meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa serta mampu mengubah strategi

pembelajaran yang selama ini digunakan.Selain itu strategi pembelajaran

ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran

menggunakan Open Ended, dimana aspek aktivitas yang diamati adalah:

memperhatikan penjelasan guru, mengidentifikasi suatu permasalahan,

mempresentasikan hasil identifikasinya, mengajukan pertanyaan,

memecahkan masalah, menanggapi pertanyaan guru, menentukan solusi

permasalahan. Pada siklus I hasil pengamatan yang dilakukan saat proses

pembelajaran dengan menggunakan Open Ended menunjukkan rata-rata

46,4 %, dengan prosentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

prosentase aktivitas siswa masih kurang dari prosentase rata-rata aktivitas

siswa yang telah ditentukan.

Berbeda pada pelaksanaan tindakan siklus II proses pembelajaran

sudah berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan, dimana rata-rata

aktivitas siswa menjadai 77,84%. Dari keseluruhan aspek aktivitas siswa

yang diamati terlihat perbedaan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus

II.Berikut analisis untuk data peningkatan aktivitas pembelajaran siswa

dari hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II:

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

79

Tabel 4.13

Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran

Siswa pada Siklus I dan Siklus II

NO Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II

Total Ket Total Ket

1. Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru

11 Baik 17

Sangat

baik

2. Siswa mengidentiikasi suatu

permasalahan

10 Baik 15

Sangat

baik

3. Siswa mempresentasikan hasil

identifikasinya

10 Baik 16

Sangat

baik

4. Siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru

7 Cukup

baik 16 Sangat

baik

5. Siswa memecahkan masalah 8 Cukup

baik 15

Sangat

baik

6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 8 Cukup

baik 15 Sangat

baik

7. Siswa menentukan solusi

permasalahan

10 Baik 15

Sangat

baik

JUMLAH 62

109

Rata prosentase 46,4

77, 86

Kriteria pencapaian 70 %

Adapun rata-rata aktivitas belajar siklus I dan II disajikan dalam

bentuk diagram batang sebagai berikut:

Grafik 4.6

Hasil perbandingan aktivitas kegiatan pembelajaran

Siswa pada siklus I dan siklus II

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II

I

II

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

80

Berdasarkan tabel 4.13 dan grafik 4.6 diatasmenunjukan

peningkatanrata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar

46,4%. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh rata-rata presentase

aktivitas siswa sebesar 77,86 %. Perbedaan aktivitas siswa terlihat pada

tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan peningkatan

penilaian skor total aktivitas siswa dari kategori cukup baik menjadi

kategori baik maupun kategori baik menjadi kategori sangat baik.

b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Analisis data untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada

siklus II menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.Berikut ini

disajikan data hasil statistik deskriptif peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa menggunakan pendekatan Open Ended antara siklus I dan

siklus II, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan

kemampuan berpikir kritis matematus siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.14

Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa

Statistik Siklus I Siklus II

Mean 60,86 65,5

Median 60,50 67,94

Modus 44,64 71,7

X max 85,00 90,00

X min 40,00 25,00

Varians 186,15 221,38

Simpangan Baku (S) 13,64 14,88

Adapun rata-rata kemampuan berpikir kritis pada siklus I dan II

disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

81

Grafik 4.7

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Tabel 4.14 dan grafik 4.6 menunjukan perbedaan kemampuan berpikir

kritis matematis siswa pada siklus I dan siklus II, yaitu dapat dilihat dari

peningkatan nilai rata-rata di siklus I sebesar 60,86. Sedangkan setelah

tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kritis

matematis siswa sebesar 65,5. Peningkatan hasil tes kemampuan berpikir

kritis matematis siswa juga terlihat pada perolehan nilai tertinggi pada

siklus I adalah 85,00 sedangkan pada siklus II nilai tertinggi diperoleh

dengan skor maksimal yaitu 90,00.

Ditinjau dari tiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis

deskripsi data disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.15

Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Tes Siklus I dan Tes Siklus II

Indikator

Tes siklus I Tes siklus II

Skor

ideal Mean SD

Persenta

se (%)

Skor

ideal Mean SD

Persenta

se (%)

Memfokuskan pertanyaan 8 5,54 1,55 69 4 3,05 1,55 76

Mengidentifikasi asumsi 4 1,00 0,22 25 8 4,77 1,07 58

Menentukan tindakan 8 5,27 1,86 65 8 5,32 1,65 66

58

59

60

61

62

63

64

65

66

siklus I siklus II

siklus I

siklus II

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

82

Tabel 4.15 menunjukan bahwa terdapat 3 indikator kemampuan

berpikir kritis matematis siswa yang diukur yaitu memfokuskan

pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Setiap

indikator memiliki skor yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap

indikator diwakili oleh soal yang jumlahnya berbeda. Terlihat bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II telah mengalami

peningkatan.Peningkatan kemampuan berpikir kritis tersebut terlihat

dalam indikator memfokuskan pertanyaan pada siklus I dengan presentase

sebesar 69 % menjadi 76 %. Sedangkan indikator mengidentifikasi

masalaha pada siklus I sebesar 25 % menjadi 58% pada siklus II, dan

indikator menentukan tindakan pada siklus I sebesar 65 % menjadi 66 %

pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa indikator kemampuan berpikir

kritis matematis siswa dalam memberikan alternatif jawaban yang

berbeda-beda maupun bervariasi dan mengerjakan dengan langkah-

langkah terperinci meningkat. Oleh karena itu pendekatan Open Ended

efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

c. Analisis jurnal harian

Pada setiap akhit pertemuan, peneliti memberikan jurnal harian

dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan. Jurnal yang diberikan kepada siswa berisi 2

pertanyaan mengenai penggunaaan pendekatan Open Ended yang telah

dilaksanakan. Tanggapan siswa yang diberikan beragam, ada siswa yang

memberikan respon positif (misalnya: seru, menyenangkan), ada siswa

yang memberikan komentar negatif (membosankan, susah dll) dan ada

juga siswa yang memberikan respon netral (misalnya biasa saja). Berikut

ini hasil jurnal harian selama siklus I dan siklus II yang dsajikan dalam

bentuk tabel dibawah ini :

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

83

Tabel 4.16

Rata-rata prosentase tanggapan siswa

Jenis komentar Rata-rata prosentase siklus (%)

Siklus I Siklus II

Positif 46,6 71,60

Negatif 38,6 21,59

Netral 14,8 6,81

Adapun rata-rata prosentase tanggapan siswa pada siklus I dan II

disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Grafik 4.8

Hasil perbandingan tanggapan siswa pada siklus I dan siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan rata-rata prosentase tanggapan positif dari siklus I ke siklus II,

dimana pada siklus I rata-rata prosentase tanggapan positif hanya 46,6 %

meningkat menjadi 71,60 % pada siklus II. Sedangkan rata-rata prosentase

tanggapan negatif pada siklus I sebesar 38,6 % menurun menjadi 21,59 %

pada siklus II. Begitupun tanggapan netral, pada siklus I sebesar 14,8 %

menurun menjadi 6,81 % pada siklus II.

Hal ini menunjukkan bahawa siswa memberikan tanggapan postif

terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.

positif negatif netral positif negatif netral

siklus I siklus II

46.60% 38.90%

14.80%

71.60%

21.59%

6.81%

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

84

C. Pembahasan

Sebelum penerapan pendekatan Open Ended kemampuan berpikir

kritis siswa masih tergolong rendah, hal ini didasarkan pada hasil

wawancara dengan guru menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis

belum begitu bagus atau dengan kata lain masih rendah. Selanjutnya dari

hasil pengamatan guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran matematika.Soal-soal yang diberikan guru

tergolong mudah dan kurang bervariasi atau soal-soal rutin saja sehingga

siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal

yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru berikan. Sehingga dari cara

mengerjakanpun siswa belum menunjukan kemampuan berpikir kritisnya.

Sikap siswa cenderung masih banyak yang bercanda dan mengobrol

dengan temannya saat pembelajaran.Sehingga peneliti menghendaki untuk

memperbaiki proses pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan Open Ended agar kemampuan berpikir kritis matematis siswa

meningkat.Berikut pembahasan peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa dari siklus I ke siklus II.

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Dengan menerapkan pendekatan Open Ended, dimana

pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada

siswa. Pertanyaan terbuka ini diharpakan siswa mampu menjawab

permasalahan tersebut dengan banyak cara sehingga mangundang

kemampuan berpikir kritis siswa untuk menemukan cara yang baru.

Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat membuat siswa lebih

kreatif dalam dan berguna bagi siswa dalam menyelesaikan

masalah.Sebab dalam praktiknya siswa harus terlebih dahulu

mengidentifikasi informasi-informasi yang ada dalam soal.Lalu

menganalisisnya dan kemudian siswa memodifikasi informasi yang

ada atau diketahui tersebut hingga menjadi jawaban yang diselesaikan

melalui ide-ide yang muncul.

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

85

Pada pelaksanaan tindakan siklus I pengkondisian kelas belum

berjalan dengan baik, masih terdapat siswa yang mengobrol, bermain

bahkan berjalan-jalan di kelas. Beberapa siswa masih malu dan enggan

bertanya untuk mengeluarkan pendapatnya.

Perolehan rata-rata tes siklus I belum sesuai intervensi yang

diharapkan, jawaban yang diberikan masih sedikit yang menunjukan

kemampuan berpikir kritisnya.Siswa masih ragu, bingung dan

kesulitan menggunakan pendekatan dalam menyelesaikan soal dengan

menghasilkan cara atau jawaban yang beragam.

Pada siklus II, peneliti dan kolabator memperbaiki timdakan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. sehingga diharapkan siswa

sudah terbiasa dan mampu menyelesaikan soal terbuka.Peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa terlihat dari hasil rata-rata

kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari siklus I

sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II.

Berikut ini beberapa contoh jawaban siswa yang memenuhi

aspek kemampuan berpikir kritis siswa dengan pendekatan Open

Ended dalam menyelesaikan masalah pada Tes Siklus II berdasarkan

indikator-indikatornya:

1. Indikator memfokuskan pertanyaan.

10. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 10 anak tangga. Nyoman dan

Santi berada di anak tangga ke-2, kemudian mereka naik 7 tangga ke atas.

Karena ada buku yang terjatuh, Nyoman dan Santi turun 5 tangga ke bawah.

Di anak tangga berapakah mereka sekarang?

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

86

Gambar 4.6

Hasil jawaban siswa

Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa

dapat memfokuskan pertanyaan dan menemukan konsep yang digunakan

untuk penyelesaian.

2. Indikator mengidentifikasi asumsi

7. Sebatang bambu tegak, yang panjangnya 18 cm, telah dipatahkan oleh

angin. Ujungnya menyentuh tanah 6 meter dari pangkalnya. Berapa

tinggi tempat patah tersebut?

Gambar 4.7

Hasil jawaban siswa

8. Seekor siput terperosok ke dalam lubang yang dalamnya 10 m. ia dapat

merayap ke atas setiap 2 meter tiap hari, namun tiap malam akan

terperosok 1 meter ke bawah. Perlu berapa harikah siput itu dapat keluar

dari lubang?

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

87

Gambar 4.8

Hasil jawaban tes siklus II

Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa

dapat menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan

situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan

mampu menjawab soal matematika aplikasi.

6. Indikator menentukan tindakan

6. Jarak Kota A dan Kota B 40 km. Jika Kota C terletak di antara Kota A

dan B, sedangkan jaraknya 25 km dari Kota B, berapakah jarak Kota C

dari Kota A?

Gambar 4.9

Hasil jawaban tes siklus II

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

88

9. Harga tunai sebuah sepeda Rp 500.000,00. Untuk kredit ditentukan uang

muka sebesar Rp 50.000,00. Sisanya dapat diangsur selama 3 bulan

sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Berapa rupiah lebih mahal harga sepeda

itu jika kredit?

Gambar 4.10

Hasil jawaban siswa

Berdasarkan gambar 4.10, maka dapat disimpulkan bahwa siswa mampu

menentukan tindakan atau cara untuk menyelesaikan soal.

2. Aktivitas pembelajaran matematika siswa meningkat dengan

menggunakan pendekatan Open Ended.

Hasil keseluruhan rata-rata presentase aktivitas siswa telah

masuk pada kategori sangat baik.Selama siklus II, siswa mulai

menunjukan sikap antusias dalam belajar, siswa mulai merespon

pembelajaran yang dberikan peneliti dengan memperhatikan

penjelasan peneliti, memberi tanggapan pada kelompok lain, tidak

malu dan takut untuk bertanya ketika mengalami kesulitan

mengerjakan soal.

Salah satu hal yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran

menggunakan strategi ini adalah aktivitas belajar yang lebih

menyenangkan, siswa bisa saling bekerja sama saling membantu

dalam mengerjakan soal, diskusi, pemberian reward atas apa yang

mereka kerjakan sehingga membuat lebih bersemangat. Pada siklus II

metode pembagian kelompok secara heterogen mampu memfasilitasi

keinginan siswa untuk bertukar pikiran dan mampu bekerja sama

dengan baik bersama kelompoknya dalam mencari alternatif jawaban

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

89

maupun penyelesaian soal matematika yang disajikan dalam lembar

kerja kelompok.

Ketertarikan siswa dalam belajar secara kelompok juga akan

berimbas pada kemampuan berpikir kritisnya karena dalam belajar

kelompok dapat melatih kerja sama untuk saling bertukar pikiran

mengenai cara penyelesaian yang berbeda-beda.Sedangkan bentuk

ketertarikan tiap individu siswa dapat dilihat dari apa yang dilakukan

siswa untuk mencari penyelesaian dengan memperinci langkah-

langkah penyelesaian yang disajikan dalam LKS.Berdasarkan data

yang diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa mengalami

peningkatan yang ditunjukan dengan rata-rata presentase pada siklus I

sebesar 46,4% menjadi 77,86 %. Peningkatan aktivitas siswa terlihat

pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan

peningkatan penilaian jumlah aktivitas siswa dari kategori baik

menjadi kategori sangat baik.

3. Siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran matematika

dengan menggunakan pendekatan Open Ended.

Berdasarkan penemuan peneliti selama proses pembelajaran

terdapat tanggapan-tanggapan siswa berupa hasil pengamatan melalui

jurnal harian terkait dengan pengunaan pendekatan inibahwa

pembelajaran menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan

mudah. Data respon positif diperkuat dari perolehan rata-rata

presentasehasil perhitungan lembar jurnal harian yang menunjukan

peningkatan jawaban siswadengan respon positif sebesar 46,6 % pada

siklus I menjadi 71,60 % pada siklus II.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa :

1. Penggunaan pendekatan Open Ended dalam pembelajaran

matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan

berpikir kritis siswa sebesar 60,86 Pada siklus I menjadi 65,5 pada

siklus II. Kemampuan berpikir kritis yang meningkat dengan

pendekatan Open Ended meliputi memfokuskan pertanyaan,

megidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Selain itu Aktivitas

siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended

dari hasil pengamatan, keseluruhan aktivitas siswa mengalami

peningkatan yang menunjukan rata-rata presentase pada siklus I

sebesar 46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II. Hal ini juga

berdampak pada tiap-tiap aspek aktivitas siswa yang mengalami

peningkatan dari kategori baik menjadi kategori sangat baik, dan

kategori cukup baik menjadi baik.

2. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran

menggunakan pendekatan Open Ended. Sebagian besar siswa merasa

menyenangkan, lebih semangat, lebih mudah menyelesaikan soal

karena membuat siswa berpikir lebih sistematis, luwes dan terperinci

dalam menyelesaikan soal. Sedangkan respon siswa berdasarkan

rata-rata presentase angket menunjukan kategori positif siklus I

sebesar 46,6 % meningkat pada siklus II menjadi 71,60 %.

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

89

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, terdapat beberapa saran terkait

pada skripsi ini diantaranya:

1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika pada

pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat, oleh karena itu sebaiknya

penelitian juga dilakukan pada pokok bahasan matematika lainnya.

2. Siswa perlu banyak latihan soal individu dengan menggunakan soal

terbuka, sehingga diharapkan siswa sudah terbiasa menyelesaikan

tugas dengan jawaban hasil analisis sendiri.

3. Agar penelitian ini lebih sempurna, sebaiknya aspek lain yang dapat

mempengaruhi variabel penelitian ini juga dikontrol dengan baik.

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan

Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010.

Anggriani, Fitri Dwi. “Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa”, Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2012.

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, 2009.

Basri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta: CV

Pedoman Ilmu Jaya, 2006.

Desmita. Psikologi Perkembangan Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Fiantika, Feni Rita.”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Open Ended Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan

Bulat Siswa” makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan

Matematika dan Statistika. UNIPA Surabaya. Surabaya, 2010.

Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terj. Benyamin H. Jakarta:

Erlangga, 2009.

Ghony, Djunaidy. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang Press, 2008.

Jarnawi. Afgani, Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika.

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

91

Jihad, Asep. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Persindo, 2008.

Johnson, Elaine B. CTL, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media

Utama, 2012.

Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.

Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara,2010.

Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007

tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rosnawati, R.“Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada

TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta, 2013.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta, 2010.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, 2008.

Satriawati, Gusni. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended

pada Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam

Pendekatan Ваrи dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar.

Jakarta: IISEP, 2007.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

92

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:

JICA UPI, 2001.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung:UPI

Press, 2006.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 2010.

Tirtaraharja, Umar dan S.L La Sulo. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2005.

Wiratmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009.

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

93

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro

Mata pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : 4 / 2

Alokasi waktu :

Pendekatan : Open Ended

A. Standar Kompetensi

Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

B. Kompetensi Dasar

Mengurutkan bilangan bulat

C. Indicator

- Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif

- Membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat dari terkecil dan

terbesar

- Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan bulat

D. Materi pokok

Bilangan bulat

E. Karakter yang diharapkan

Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility)

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Materi : Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative

Langkah-langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan

Kegiatan Guru Alokasi Waktu

Apersepsi: menyampaikan tujuan pembelajaran

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

94

Mengingatkan kembali tentang materi bilangan bulat pada

semester sebelumnya

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi

pertanyaan Open Ended untuk dikerjakan siswa.

Guru memantau dan mengarahkan siswa dalam menjawab

pertanyaan.

Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil

jawaban yang telah dikerjakan di papan tulis.

Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menaggapi

hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan tulis.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dengan

mempresentasikannya di papan tulis.

Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa

Mengenalkan dan menjelaskan cara penyelesaian bilangan

bulat yang benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian

matematika, meliputi : memahami permasalahan, yaitu dengan

memahami soal (diketahui, ditanya, jawab)

45 menit

3. Kegiatan Akhir (penutup)

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya

15 menit

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

95

Pertemuan 2

Membandingkan dan menggurutkan bilangan bulat

Langkah-langkah pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan

pertanyaan pembagian bilangan bulat (bilangan bulat positif,

bilangan bulat negatif, bilangan bulat nol)

Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi

pertanyaan Open Ended untuk dikerjakan siswa.

Guru memantau siswa dalam menjawab pertanyaan.

Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah

dikerjakan.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menanggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menyelesaiakan masalah dengan cara yang berbeda dengan

mempresentasikan hasil kerjanya di papan tulis.

Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa

Guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar.

455 menit

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

96

telah disampaikan

Memberikan PR untuk dikerjakan

Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya

15 menit

G. Media dan Sumber pembelajaran

Media : papan tulis, penghapus, spidol,

Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung

Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga

H. Evaluasi

Terlampir (lembar kerja siswa)

Jakarta, …Februari 2014

Guru Mata Pelajaran peneliti

Ari P Nur Azizah Turohmah

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

97

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro

Mata pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : 4 / 2

Alokasi waktu :

Pendekatan : Open Ended

Standar Kompetensi

Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

Kompetensi Dasar

Menjumlahkan bilangan bulat

Indicator

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan

bulat positif

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan

bulat negatif

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat positif

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat negatif

Materi pokok

Bilangan bulat

Karakter yang diharapkan

Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility)

Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 3

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

98

Langkah- langkah pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Apersepsi : mengingatkan kembali dengan menanyakan terkait

materi sebelumnya mengurutkan bilangan bulat

Menyampaikan dan tujuan pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru dan siswa membahas PR pada pertemuan sebelumnya

Guru memberikan LKS yang berisi pertanyaan Open Ended

tentang penjumlahan bilangan bulat untuk dikerjakan siswa.

Guru memantau siswa dalam menjawab pertanyaan.

Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah

dikerjakan di papan tulis

Guru meberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi

hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan tulis.

Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk

menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda.

Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa

Menjelaskan kembali cara penyelesaian bilangan bulat yang

benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian matematika,

meliputi : memahami permasalahan, yaitu dengan memahami

soal (diketahui, ditanya, jawab)

45 menit

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

99

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi

yang telah disampaikan

Memberikan tugas untuk diselesaikan di rumah

Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya

15 menit

Pertemuan 4

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat positif

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat negatif

Langkah –langkah pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Apersepsi : mengingatkan kembali dengan menanyakan terkait

materi sebelumnya penjumlahan bilangan bulat positif dengan

negatif

Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru dan siswa membahas PR (tugas) yang telah diberikan pada

perrtemuan sebelumnya.

Guru memberikan lembar soal yang berisi pertanyaan Open

Ended tentang penjumlahan bilangan bulat untuk dikerjakan

siswa dan guru membimbingnya.

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

100

Guru memantau dan mengarahkan siswa dalam menjawab

pertanyaan.

Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah

dikerjakan.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda.

Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa

Guru menjelaskan kembali cara penyelesaian bilangan bulat

yang benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian

matematika

45 menit

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan

materi yang telah disampaikan

Menginformasikan siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah tes

siklus I.

15 menit

Media dan Sumber pembelajaran

Media : papan tulis, penghapus, spidol,

Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung

Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga

Evaluasi

Terlampir (lembar kerja siswa)

Jakarta, ……………………..2014

Guru Mata Pelajaran peneliti

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro

Mata pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : 4 / 2

Alokasi waktu :

Pendekatan : Open Ended

Standar Kompetensi

Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

Kompetensi Dasar

Mengurangkan bilangan bulat

Indikator

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan

bulat positif

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan

bulat negatif

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat positif

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat negatif

Materi pokok

Bilangan bulat

Karakter yang diharapkan

Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility)

Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 6

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan

bulat positif

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

102

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan

bulat negatif

Langkah- langkah pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Apersepsi : mengulas materi sebelumnya

Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru meminta siswa untuk membentuk 5 kelompok

Guru membagikan LKS kepada kelompok siswa

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan secara kelompok

Salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dipapan

tulis

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan

tulis

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dengan

mempresentasikannya dipapan tulis

Guru menjelaskan penyelesaian pengurangan bilangan bulat yang

benar

45 menit

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

103

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan

materi yang telah disampaikan

Memberikan PR untuk dikerjakan di rumah

Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya

15 menit

Pertemuan 7

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat positif

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat negatif

Langkah-langkah pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan

pertanyaan mengenai pengurangan bilangan bulat

Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru dan siswa membahas PR pada pertemuan sebelumnya.

Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagi pada

pertemuan sebelumnya.

Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open ended kepada

45 menit

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

104

kelompok siswa

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan

LKS yang telah dibagikan secara kelompok

Guru meminta 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok di papan tulis

Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi hasil kerja yang telah dipresentasikan.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

mempresenatsikan hasil kerja kelompoknya dengan cara yang

berbeda.

Guru mengevaluasi hasil kelompok yang telah dipresentasikan.

Menjelaskan kembali cara penyelesaian soal cerita terkait materi

pengurangan bilangan bulat

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Guru dan siswa untuk bersama menyimpulkan materi yang telah

disampaikan

Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya

15 menit

Media dan Sumber pembelajaran

Media : papan tulis, penghapus, spidol,

Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung

Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga

Evaluasi

Terlampir (lembar kerja siswa)

Jakarta, ……………………..2014

Guru Mata Pelajaran peneliti

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan pendidikan : SD Islam Al Syukro

Mata pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : 4 / 2

Alokasi waktu :

Pendekatan : Open Ended

Standar Kompetensi

Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

Kompetensi Dasar

Melakukan operasi hitung campuran

Indicator

Menentukan hasil operasi hitung campuran

Materi pokok

Bilangan bulat

Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 8

Menentukan hasil operasi hitung campuran

1. Kegiatan Awal

Kegiatan Guru Aloksi waktu

Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan

mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Aloksi waktu

Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagikan

sebelumnya

Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open Ended

45 menit

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

106

Kelompok siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru

Memberi kesempatan kepada 2 kelompok siswa untuk

mempresentasikan hasil jawaban yang telah dikerjakan

Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi

hasil jawaban yang telah dipresentasikan

Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk

mempresentasikan hasil jawabannya dengan cara yang berbeda.

Menjelaskan cara penyelesaian soal cerita terkait materi operasi

campuran bilangan bulat yang benar

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang

telah disampaikan

Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya

15 menit

Pertemuan 9

- Menentukan hasil operasi hitung campuran

1. Kegiatan Awal

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan

mengenai materi sebelumnya

Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagikan

sebelumnya

45 menit

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

107

Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open Ended

Kelompok siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru

Memberi kesempatan kepada 2 kelompok siswa untuk

mempresentasikan hasil jawaban yang telah dikerjakan

Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi

hasil jawaban yang telah dipresentasikan

Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk

mempresentasikan hasil jawabannya dengan cara yang berbeda.

Menjelaskan cara penyelesaian soal cerita terkait materi operasi

campuran bilangan bulat yang benar

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Alokasi waktu

Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang

telah disampaikan

Menginformasikan akan diadakan tes akhir silkus

15 menit

Media dan Sumber pembelajaran

Media : papan tulis, penghapus, spidol,

Sumber belajar : Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung

Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga

Evaluasi

Terlampir (lembar kerja siswa)

Jakarta, ……………………..2014

Guru Mata Pelajaran peneliti

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

106

LEMBAR KERJA SISWA 1

Tujuan pembelajaran : Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat

negatif

1. Tuliskan 10 angka yang kamu ketahui dan urutkan dari yang terkecil hingga

terbesar!

Jawab:

2. Kumpulkan angka-angka yang kamu tulis pada garis bilangan dibawah ini!

Nama:

Menurut kamu, apa pengertian dari:

- Bilangan bulat negatif adalah

- Bilangan bulat positif adalah

- Bilangan bulat adalah

Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif nol

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

107

Penulisan lambang bilangan bulat

Bilangan bulat baik bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif memiliki

lambang. Bilangan bulat positif sudah kita kenal, sedangkan bilangan bulat negatif

diawali dengan tanda negatif (-)

contoh:

- –10 dibaca negatif sepuluh - negatif sembilan puluh dituliskan –90

- Suhu di daerah kutub dapat mencapai lima belas derajat dibawah nol ditulis

-15

- Daerah itu rawan banjir karena ketinggiannya lima sentimeter di bawah

permukaan air laut ditulis - 5

SOAL:

1. Jodohkan kolom sebelah kiri dengan kolom sebelah kanan dengan benar!

Sembilan puluh tiga

Negatif tiga puluh tiga

Negatif lima puluh empat

Dua puluh delapan

Negatif delapan belas

Negatif empat puluh empat

- 18

- 54

- 33

28

93

- 44

2. Tuliskan lambang bilangan negatif terdapat pada kalimat dibawah ini!

a. Suhu udara di dalam tabung pembeku itu dapat mencapai dua puluh dua

derajat Celcius di bawah nol ditulis…………………………

b. Penggali sumur itu berada pada posisi sepuluh meter dibawah permukaan

tanah ditulis………………………………………

c. Pedagang itu mengalami kerugian sebesar seratus tujuh ribu lima ratus

rupiah ditulis…………………………………….

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

108

Lembar kerja siswa 2

Tujuan pembelajaran :

- Membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat dari terkecil dan terbesar

Soal :

1. Perhatikan garis bilangan dibawah ini

Semakin ke kiri nilai bilangan semakin kecil. Sebaliknya, semakin ke

kanan nilai bilangan semakin besar

Jadi, tentukan:

a. Angka yang lebih besar dari 0

Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………

b. Angka yang lebih kecil daripada – 2

Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………

c. Angka yang lebih besar dari pada – 5

Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………

d. Angka yang lebih kecil dari pada 1

Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………...

e. Angka yang lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2

Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………

Nama :

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

109

2. Dengan menggunakan tanda < (lebih kecil dari) dan > (lebih besar dari),

tentukan jawaban dibawah ini:

a. 1 …… -2 d. – 20 …… - 40 g. – 25 …… 25

b. 2 …… 4 e. 101 …… 110 h. 50 …… -75

c. -5 …… -4 f. – 30 …… - 20 i. 78 …… - 80

3. Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil ke terbesar sesuai dengan letak

pada garis bilangan

a. 4, -1, - 3, 2, - 5

Jawab: …………………………………………………….

b. – 17, 27, 25, - 19, 22

Jawab:…………………………………………………………………..

c. – 5, 15, - 10, 20, -25

Jawab: …………………………………………………………………………

4. Urutkan bilangan bulat berikut dari yang terkecil ke yang terbesar.

a. - 4, - 3, 2, 1, 0, 5 =……………………………………………………………

b. 8, 3, 7, - 9, -3 =……………………………………………………………

c. 10, -4, -5, 7, 9, -8 =……………………………………………………………

d. – 15, -10, -4, -5, -7 =……………………………………………………………

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

110

Lembar kerja siswa 3

Tujuan pembelajaran :

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

positif

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif

Masalah I

1. Adi membeli mainan dengan harga Rp 10.000,00. Sedangkan dia membawa

uang 2 lima ribuan, 10 dua ribuan, 5 seribuan, 4 lima ratusan, dan 10

seratusan. Bantu Adi untuk membayar harga mainannya sesuai dengan jumlah

uang yang dimiliki Adi!

Jawab:

No Uang yang diberikan Adi

Nama :

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

111

2. Ina dan virna memiliki buah apel sama banyak. Ina memiliki buah apel yang

bagus, sedangkan Virna memiliki buah apel yang busuk.

Jumlahkan buah Ina dan Virna sehingga jumlah buah yang tersisa merupakan

buah yang bagus.

Buah Ina (+) Buah Virna (-) Buah Ina + buah Virna (-) = (+)

Penjumlahan bilangan bulat

a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Contoh:

- Dengan garis bilangan

Contoh

3 + 4 =…

- Tanpa garis bilangan

Contoh :

4 + 5 = 9

b. Pejumlahan bilangan bulat positif dan negatif

Contoh:

- Dengan garis bilangan

3 + (-4) =…

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

112

- Tanpa garis bilangan

1. 56 + (–18) = 56 – 18 = 38

2. 106 + (–206) = 106 – 206

= 106 – 106 – 100

= 0 – 100

= -100

Soal

1. Hitunglah hasil operasi penjumlahan dibawah ini menggunakan garis bilangan

a. 8 + 5 =

b. 3 + (-6) =

2. Tentukan operasi penjumlahan pada garis bilangan dibawah ini!

a.

Jawab:…………………………………………………………………………………………………….

Penjumlahan dengan bilangan negatif dapat dilakukan dengan

pengurangan dari lawan bilangan negatif tersebut

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

113

b.

Jawab:……………………………………………………………………………………………………….

c.

Jawab:……………………………………………………………………………………………………………

3. Tentukan hasil penjumlahan dibawah ini

a. 30 + 20 =

b. 35 + 15 =

c. 25 + (-32) =

Jawab:

d. 42 + (-50) =

Jawab:

e. 68 + (-42) =

Jawab:

4. Kota B berada diantara kota A dan C, jarak kota A ke kota B adalah 20 km,

sedangkan jarak kota B ke kota C adalah 45 km. berapakah jarak kota A ke kota

C ?

Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. Seorang Pedagang menjual buah-buahan. Pada hari pertama ia mendapat

keuntungan Rp 20.000,00, kemudian pada hari kedua ia mendapat kerugian Rp

30.000,00. Tentukan apakah pedagang tersebut mengalami kerugian atau

keuntungan? Berapakah untung atau rugi yang dimiliki oleh pedagang tersebut?

Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

114

Lembar kerja siswa 4

Tujuan pembelajaran :

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

positif

- Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

negatif

Masalah I

1. Ayah memiliki kartu dibawah ini, bantu ayah untuk memasangkan hasil operasi

bilangan dengan operasinya!

Jawaban:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Kak Andi memiliki kartu dengan bentuk lingkaran dengan angka yang berbeda.

Kak Andi akan memasangkan kartu-kartu tersebut. Bantu Kak Andi untuk

memasangkannya dan tentukan hasil dari pasangan kartu tersebut.

Jawaban:

Nama:

7

-4 +3

4+3

-1

8

-7 +5

10 - 2

2

6

-7 +4

-4 +10

-3

12

-9 +5

5 +7

-4

-7 8 -5 4 3 -2 1 -8 -6 -9

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

115

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Penjumlahan bilangan bulat

c. Penjumlahan bilangan bulat negatif dan positif

Contoh: (-6) + 8 =…

- Dengan garis bilangan

- Tanpa garis bilangan

a. (-6) + 8 = -6 + (6 +2)

= 0 + 2

= 2

d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Contoh:

- dengan garis bilangan

(-2) + (-7) =…

- Tanpa garis bilangan

(-2) + (-7) = -9

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

116

Soal

1. Hitunglah hasil operasi penjumlahan dibawah ini menggunakan garis bilangan

a. (-4) + 5 =

b. (-3) + (-6) =

c. - 7 + 2 =

2. Tentukan operasi penjumlahan pada garis bilangan dibawah ini!

a.

Jawab:…………………………………………………………………………………………………….

b.

Jawab:……………………………………………………………………………………………………….

c.

Jawab:……………………………………………………………………………………………………………

3. Tentukan hasil penjumlahan dibawah ini

a. (–30) + (-20) =

b. (-35) + 15 =

c. (–25) + (-32) =

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

117

4. Suhu di Eropa saat siang hari mencapai 30 di bawah nol. Pada malam hari,

suhunya naik 1 derajat. Berapakah suhu pada malam hari?

Tuliskan jawabanmu!

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. Anjing laut berenang di laut pada kedalaman 10 m dibawah permukaan laut.

Setiap detik, anjing laut tersebut berenang menuju dasar laut sejauh 1 m,

berapakah jarak yang ditempuh anjing laut selama 5 detik dari permukaan

laut?

Tuliskan jawabanmu!

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

118

Lembar kerja siswa 5

Tujuan pembelajaran:

- Menentukan hasil pengurangan dua bilangan bulat positif

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif

Masalah I

1. Ani menghitung soal pengurangan dengan kalkulator. Kedua bilangan yang ia

masukkan terdiri dari satu angka. Pada layar kalkulator tampak hasilnya -5.

Carilah kedua bilangan yang ia masukkan ke kalkulator!

Jawaban

Nama kelompok:

Anggota:

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

119

Angka ke I Angka ke II Angka ke I – angka ke II = -5

Pengurangan bilangan bulat

Pengurangan bilangan bulat adalah penjumlahan dengan lawan bilangannya

a – b = a + (–b)

a – (–b) = a + b

(-a) – b = (-a) + (-b)

(-a) - (-b) = (-a) + b

1. Menentukan hasil pengurangan dua bilangan bulat positif

- Dengan garis bilangan

Contoh:

2 - 5 =

- Tanpa garis bilangan

Contoh: 125 – 25 = 100

2. Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif

- Dengan garis bilangan

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

120

2 – (-5) =

- Tanpa garis bilangan

Contoh: 99 – (–11) = 99 + 11 = 110

Soal

1. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini menggunakan garis bilangan!

a. 5 – (-8)

b. 7 – 4

c. 8 – (-2)

2. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini tanpa garis bilangan

a. 9 – (-5) =

b. 6 – 4 =

c. 8 – (-7) =

d. 20 – (-9) =

e. 12 – (-10) – 5 =

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

121

3. Suhu udara di puncak Jaya pada siang hari 180 C. menjelang tengah malam

suhu udara turun 200 C. berapa derajatkah suhu udara puncak tersebut pada

malam hari?

Tuliskan jawabanmu!

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Ayah mendaki gunung setinggi 3 m diatas permukaan laut, karena jalan terlalu

licin, ayah jatuh ke laut sedalam 3 m di bawah permukaan laut. Maka berapa

m jalan yang dilalui ayah ketika jatuh dari gunung!

Jawaban:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

122

Lembar kerja siswa 6

Tujuan pembelajaran:

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat positif

- Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat negatif

Masalah I

1. Adik memiliki puzzle angka dibawah ini, bantu adik untuk menyusun puzzlenya

dengan menentukan operasi bilangan beserta hasilnya.

Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Nama kelompok:

Anggota:

3 -4 -

= -7

- =

=

-3

8 -8 - -1 -

= 5

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

123

Pengurangan bilangan bulat

2. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif

- Dengan garis bilangan

(-2) – 5 =

- Tanpa garis bilangan

Contoh: (–150) – 50 = (–150) + (–50) = –200

3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

- Dengan garis bilangan

(-2) – (-5) =…

- Tanpa garis bilangan

Contoh: (–45) – (–5) = (–45) + 5 = – 40

Soal

1. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini dengan menggunakan garis bilangan!

a. (-4) – 4 =

b. (-6) – (-3) =

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

124

c. (-7) – (-5) =

d. (-5) – 6 =

2. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini!

a. (-75) – 75 =

b. (-66) – (-33) =

c. (-50) – (-63) =

3. Suhu di kutub utara mencapai 150 di bawah nol, sedangkan suhu di Mesir

mencapai 320 di atas nol, berapa selisih suhu antara di kutub utara dengan di

Mesir!

Jawaban:………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Dalam sebuah perlombaan menyelam, ikan Hiu dapat menyelam pada kedalaman 4

m dibawah permukaan laut, sedangkan ikan Paus dapat menyelam pada

kedalaman 2 m dibawah permukaan laut. Berapakah perbedaan jarak antara ikan

hiu dengan ikan paus?

Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

125

Lembar kerja siswa 7

Tujuan pembelajaran:

- Melakukan operasi hitung campuran

Masalah I

1. Hitunglah hasil pengurangan pasangan bilangan dari roda gigi yang saling

bertemu!

A B A – B

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Nama kelompok:

Anggota:

-5

-9

10

-8

7 -5

-7

-6 3 -5

-6

8

-4

2

-5

1

-4

-5

3

-4 4

9

8

8

- 8

6

-8

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

126

7.

8.

9.

10.

11.

2. Hitunglah penjumlahan dibawah ini dengan menjumlahkan angka di sebelahnya!

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

127

Lembar kerja siswa 8

Tujuan pembelajaran: Menyelesaikan operasi campuran bilangan bulat

Soal

1. Pada pagi hari pengunjung perpustakaan ada 23 orang. Pada saat istirahat,

pengunjung perpustakaan bertambah 31 orang. Satu jam kemudian berkurang

42 orang. Berapa orang pengunjung perpustakaan sekarang ?

Jawab:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Suhu di Paris pada musim panas mencapai 27 C. pada musim semi suhunya

turun 8 C, sedangkan pada musim gugur naik 2 C. kemudian pada musim dingin

suhunya mencapai -6 C. berapakah selisih suhu pada musim hujan dengan

musim dingin?

Jawab:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Kapal selam berada pad 8 m dibawah permukaan laut. Kemudian kapal

tersebut naik dua m. karena ada ikan paus, kapal tersebut turun 1 m. berapa

m dibawah permukaan lautkah posisi kapal selam sekarang?

Jawab:

Nama kelompok:

Anggota:

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

128

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Landasan manakah yang tepat untuk mendarat pesawat?

20

(10) + 5 – (-5)=

20 + 5 – (-5)=

(-30) + 5 – (-5)=

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

131

KISI- KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator soal Indicator berpikir kritis No. Soal

Menjumlahkan dan

mengurangkan

bilangan bulat

Mengurutkan dan

membandingkan

bilangan bulat

Membandingkan

bilangan bulat

Memfokuskan pertanyaan

1

Memfokuskan pertanyaan

2

Menjumlahkan bilangan

bulat

Membuktikan

penjumlahan negatif

dengan positif

Menentukan tindakan

3

Mengidentifikasi asumsi

4

Menentukan tindakan

5

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

132

Jawablah pertanyaan ini dengan benar!

1. Hamzah tinggal di pinggir pantai, ia biasa mencari ikan

menggunakan perahu layarnya. Sekali waktu nelayan bisa

memperoleh kepiting, udang, ikan kakap, atau ikan cakalang. Di

pelelangan ikan tersebut satu takar udang dapat ditukar dengan

dua takar kepiting, satu takar kepiting dapat ditukar dengan 3

ekor ikan kakap, 4 ekor ikan kakap dapat ditukar dengan satu ekor

ikan cakalang. Mana yang lebih mahal, satu takar udang atau satu

ekor cakalang? Jelaskan! memfokuskan pertanyaan

2. Tinggi badan Martin lebih daripada tinggi badan Marsel, dan tinggi

badan Marsel lebih daripada tinggi badan Markus. Jika tinggi badan

Martin 145, maka tinggi badan Markus 147 cm. apakah pernyataan

tersebut benar? Jika tidak, jelaskan alasannya! memfokuskan pertanyaan

3. Seorang temanmu mengatakan hasil dari -17 + 5 adalah -22. Apakah

jawaban temanmu benar? Jika tidak, jelaskan kesalahan yang telah

dilakukan temanmu? menentukan tindakan /strategi

4. Pak Raden sedang menghitung itik dan kambingnya. Ia

menghitungnya ada 10 kepala dan 26 kaki semuanya. Berapa banyak

itik dan kambing yang Pak Raden punya? mengidentifikasi asumsi

5. Suatu permainan diketahui nilai tertingginya 100 dan nilai

terendahnya -100. Andi bermain sebanyak 3 kali dan memperoleh

nilai berturut-turut 34, -35. 40. Sedangkan Budi mendapat nilai

berturut-turut 45, -44, 28. Tentukan pemain yang menang dalam

permainan tersebut! menentukan tindakan/ strategi

Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis siklus I

Nama : …………………………………… kelas :………………………

Petunjuk:

1. Awali pekerjaanmu dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim”

2. Tulislah namamu di tempat yang telah disediakan

3. Isilah soal yang dianggap mudah terlebih dahulu

4. Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan

5. Akhiri pekerjaanmu dengan membaca “Alhamdulillahirabbil „alamin”

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

133

DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS I

Indicator berpikir kritis

Respon siswa terhadap soal Skor No soal

Memfokuskan

pertanyaan - Tidak menjawab

- Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep atau fakta yang digunakan untuk

menyelesaikan soal yang diberikan

- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan

soal yang diberikan

- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan

soal yang diberikan tetapi salah dalam perhitungan

- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan

soal yang diberikan serta benar dalam perhitungan

0

1

2

3

4

1,2

Menentukan tindakan

- Tidak menjawab

- Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan

kecukupan unsur)

- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar

- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar

tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan

- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar

dan melakukan perhitungan yang tepat.

0

1

2

3

4

3,5

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

134

Mengidentifikasi

asumsi - Tidak menjawab

- Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang

diberikan.

- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan tidak bisa

menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan

soal yang diberikan

- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan bisa

menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan

soal yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat.

- Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal yang diberikan dan bisa

menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat untuk menyelesaikan

soal yang diberikan serta bisa memberika alasan dan penjelaan yang akurat.

0

1

2

3

4

4

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

135

KISI- KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS II

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Indikator soal Indicator berpikir kritis No. Soal

Menjumlahkan dan

mengurangkan

bilangan bulat

Mengurangkan

bilangan bulat

Melakukan operasi

pengurangan

bilangan bulat

Menentukan tindakan 6

Mengidentifikasi asumsi 7

Melakukan

operasi hitung

campuran

Melakukan opersi

hitung campuran

Mengidentifikasi asumsi 8

Menentukan tindakan 9

Memfokuskan pertanyaan 10

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

136

Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siklus II

Jawablah pertanyaan ini dengan benar!

6. Jarak Kota A dan Kota B 40 km. Jika Kota C terletak di antara

Kota A dan B, sedangkan jaraknya 25 km dari Kota B, berapakah

jarak Kota C dari Kota A? menentukan tindakan

7. Sebatang bambu tegak, yang panjangnya 18 cm, telah dipatahkan

oleh angin. Ujungnya menyentuh tanah 6 meter dari pangkalnya.

Berapa tinggi tempat patah tersebut? mengidentifikasi asumsi

8. Seekor siput terperosok ke dalam lubang yang dalamnya 10 m. ia

dapat merayap ke atas setiap 2 meter tiap hari, namun tiap malam

akan terperosok 1 meter ke bawah. Perlu berapa harikah siput itu

dapat keluar dari lubang? mengidentifikasi asumsi

9. Harga tunai sebuah sepeda Rp 500.000,00. Untuk kredit

ditentukan uang muka sebesar Rp 50.000,00. Sisanya dapat

diangsur selama 3 bulan sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Berapa

rupiah lebih mahal harga sepeda itu jika kredit? menentukan

tindakan

10. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 10 anak tangga. Nyoman

dan Santi berada di anak tangga ke-2, kemudian mereka naik 7

tangga ke atas. Karena ada buku yang terjatuh, Nyoman dan Santi

turun 5 tangga ke bawah. Di anak tangga berapakah mereka

sekarang? memfokuskan pertanyaan

Nama : …………………………………… kelas :………………………

Petunjuk:

1. Awali pekerjaanmu dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim”

2. Tulislah namamu di tempat yang telah disediakan

3. Isilah soal yang dianggap mudah terlebih dahulu

4. Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan

5. Akhiri pekerjaanmu dengan membaca “Alhamdulillahirabbil „alamin”

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

137

DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS II

Indicator berpikir kritis

Respon siswa terhadap soal Skor No soal

Memfokuskan

pertanyaan - Tidak menjawab

- Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep atau fakta yang digunakan untuk

menyelesaikan soal yang diberikan

- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal

yang diberikan

- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal

yang diberikan tetapi salah dalam perhitungan

- Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal

yang diberikan serta benar dalam perhitungan

0

1

2

3

4

10

Menentukan tindakan

- Tidak menjawab

- Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan

unsur)

- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar

- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar

tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan

- Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar

dan melakukan perhitungan yang tepat.

0

1

2

3

4

6,9

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

138

Mengidentifikasai

asumsi - Tidak menjawab

- Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang

diberikan.

- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan tidak bisa

menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal

yang diberikan

- Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan bisa

menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal

yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat.

- Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal yang diberikan dan bisa

menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat untuk menyelesaikan soal

yang diberikan serta bisa memberika alasan dan penjelaan yang akurat.

0

1

2

3

4

7,8

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

139

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Tahap : Prapenelitian

Hari/tanggal :

Narasumber : Bpk. Ari, S.Pd (Guru bidang studi matematika)

Tujuan :Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses

pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa

sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.

1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika, khususnya

kelas IV?

2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika selama ini?

3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang

dialamisiswa?

4. Saat menjelaskan, apakah siswa mendengarkan atau memperhatikan

penjelasan bapak dengan baik?

5. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas IV?

6. Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk pemecahan

masalah maupun soal bentuk cerita?

7. Bagaimana tingkat berpikir kritis matematis siswa kelas IV?

8. Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan cara mereka

sendiri?

9. Apakah bapak sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV?

10. Pernahkah bapak mendengar pendekatan Open Ended? Apakah bapak pernah

menerapkan metode ini saat pembelajaran?

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

140

Tahap : Setelah penelitian

Hari/tanggal :

Narasumber : Bapak Ari, S. Pd(Guru bidang studi matematika)

Tujuan :Untuk mengetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat

kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah menggunakan pedekatan

Open Ended.

1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan pendekatan Open Ended

dalam pembelajaran matematika?

2. Menurut bapak perubahan apa yang terjadi di kelas setelah menggunakan

pendekatan Open Ended?

3. Bagaimana penilaian bapak mengenai kemampuan berpikir kritis matematis

siswa selama diterapkan pendekatan Open Ended?

4. Menurut bapak apakah pendekatan Open Ended sudah baik?

- Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?

- Jika belum, apa yang harusdiperbaiki?

5. Menurut bapak adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa ketika

pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended?

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

141

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Nama Sekolah : SD I AL SYUKRO

Pertemuan ke- :

Hari/tanggal :

Pokok bahasan :

Petunjuk : berilah tanda cek lish (√) pada kolom yang terseda sesuai

hasil pengamatan!

1 = tidak baik 2= kurang baik 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik

no Aspek yang dinilai Skor penilaian

1 2 3 4 5

1. Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru

2. Siswa mengidentiikasi suatu

permasalahan

3. Siswa mempresentasikan hasil

identifikasinya

4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada

guru

5. Siswa memecahkan masalah

6. Siswa menanggapi pertanyaan guru

7. Siswa menentukan solusi

permasalahan

Keterangan skala penilaian:

1 – 7 = tidak baik

8 – 14 = kurang baik

15 – 21 = cukup

22 – 28 = baik

29 – 35 = sangat baik

Observer

(……………………..)

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

142

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU

Nama guru :………………………. Semester/Kelas :……………………….

Mapel :………………………. Materi :……………………….

PertemuanKe : ………………………. Siklus :……………………….

HariTanggal :……………………….

No Aspek yang diamati Skor penilaian

1 2 3 4

I Pra Pembelajaran

1 Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan

mengukur peserta didik.

2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada

tindakan.

3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan

karakteristik.

II Kegiatan Awal Pembelajaran

1 Memberikan informasi mengenai kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik.

III Kegiatan Inti Pembelajaran

1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

Open Ended

2 Penguasaan materi

3 Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan

dalam memahami materi yang dipelajari

4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah

terampil menggunakan latihan soal.

IV Kegiatan Akhir

1 Menetapkan ketuntasan belajar

2 Pemberian tugas rumah

Jumlah

Kriteria yang termasukkategori

Baik = ≥ 30

Kurang = ≤ 30

Keteranganskalapenilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangatbaik

Page 160: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

143

JURNAL HARIAN SISWA

NAMA: NO. ABSEN:

JURNAL HARIAN SISWA NAMA: NO. ABSEN:

Page 161: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

144

HASIL WAWANCARA GURU

Tahap : Prapenelitian

Hari/tanggal :

Narasumber : Bpk. Ari, S.Pd (Guru bidang studi matematika)

Tujuan :Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses

pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa

sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.

Peneliti :Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika,

khususnya kelas IV?

Guru : kemampuan yang siswa dalam belajar matematika sangat

variatif, ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi sekitar 15 %,

siswa kemampuan sedang sekitar 65 %, dan siswa yang memiliki

kemampuan rendah 20 %.

Peneliti :Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika

selama ini?

Guru : saat belajar matematika terkadang siswa sulit untuk dikondisikan

dengan baik, sehingga saat pengerjaan tugas masih banyak siswa

yang belum mencapai KKM, yaitu kurang lebih 45 %.

Peneliti :Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar

yang dialami siswa?

Guru : upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu

dengan mencoba melakukan pembelajaran dengan metode yang

menarik dan bervariasi serta menggunakan media.

Peneliti :Saat menjelaskan, apakah siswa mendengarkan atau

memperhatikan penjelasan bapak dengan baik?

Guru : sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik, akan tetapi

masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan, bahkan

untuk mencatat materi harus ada perintah terlebih dahulu tanpa

ada kesadaran siswa sendiri.

Page 162: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

145

Peneliti :Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran

matematika di kelas IV?

Guru : metode yang dilakukan saat pembelajaran matematika berupa

metode Active Learning, seperti demonstrasi ke Indomaret saat

materi jual beli.

Peneliti :Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk

pemecahan masalah maupun soal bentuk cerita?

Guru :Dalam menyelesaikan soal pemecahan maasalah, masih banyak

siswa yang masih bingung untuk menentukan cara

penyelesaiannya.

Peneliti :Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa

kelas IV?

Guru : tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa bervariatif,

akan tetapi sebagian besar masih rendah.

Peneliti :Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan

cara mereka sendiri?

Guru :dalam menjawab soal, siswa masih banyak menggunakan cara

yang telah diajarkan.

Peneliti :Pernahkah bapak mendengar pendekatan Open Ended? Apakah

bapak pernah menerapkan metode ini saat pembelajaran?

Guru : belum pernah mendengar pendekatan tersebut, dan belum

pernah menggunakannya.

Page 163: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

146

Tahap : Setelah penelitian

Hari/tanggal :

Narasumber : Bapak Ari, S. Pd(Guru bidang studi matematika)

Tujuan :Untuk mengetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat

kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah menggunakan pedekatan

Open Ended.

Peneliti :Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan pendekatan

Open Ended dalam pembelajaran matematika?

Guru :Strategi pembelajaran tersebut cocok untuk diterapkan pada

pembelajaran matematika, akan tetapi hanya siswa yang memiliki

kemampuan tinggi yang bisa mengikuti proses pembelajaran.

Peneliti :Menurut bapak perubahan apa yang terjadi di kelas setelah

menggunakan pendekatan Open Ended?

Guru :perubahan yang terjadi siswa lebih aktif dalam menjawab soal,

dan dalam menjawab soal siswa memiliki cara sendiri.

Peneliti :Bagaimana penilaian bapak mengenai kemampuan berpikir kritis

matematis siswa selama diterapkan pendekatan Open Ended?

Guru :kemampuan berpikir kritis siswa mengalami perubahan,

misalnya siswa mampu bertanya jika dia belum paham, dan

menjawab soal sesuai caranya masing-masing.

Peneliti :Menurut bapak apakah pendekatan Open Ended sudah baik?

- Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?

- Jika belum, apa yang harusdiperbaiki?

Guru :sudah cukup baik

Peneliti :Menurut bapak adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa

ketika pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended?

Guru :siswa dapat menyelesaikan soal secara sistematis dari mulai yang

diketahui sampai penyelesaiannya.

Page 164: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

147

HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

SIKLUS I

NO KODE SISWA NILAI KETERANGAN

1 A 75 TUNTAS

2 B 70 TUNTAS

3 C 40 BELUM TUNTAS

4 D 60 BELUM TUNTAS

5 E 85 TUNTAS

6 F 70 TUNTAS

7 G 55 BELUM TUNTAS

8 H 50 BELUM TUNTAS

9 I 45 BELUM TUNTAS

10 J 60 BELUM TUNTAS

11 K 60 BELUM TUNTAS

12 L 40 BELUM TUNTAS

13 M 40 BELUM TUNTAS

14 N 75 TUNTAS

15 O 55 BELUM TUNTAS

16 P 65 BELUM TUNTAS

17 Q 40 BELUM TUNTAS

18 R 55 BELUM TUNTAS

19 S 85 TUNTAS

20 T 55 BELUM TUNTAS

21 U 75 TUNTAS

22 V 45 BELUM TUNTAS

Page 165: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

148

HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS I

1. Jangkauan/ rentang kelas (R)

= data terbesar – data terkecil

= 85 – 40

= 45

2. Banyak kelas

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 22

= 1 + 3,3 (1,34)

= 1 + 4, 43

= 5,43 ↔ 5 (dibulatkan kebawah)

3. Panjang kelas / interval

=

=

= 9

Tabel Distribusi Frekuensi Siklus 1

NO NILAI FREKUENSI

Absolut Kumulatif Relatif

1 40-49 6 6 27

2 50-59 5 11 22

3 60-69 4 15 18

4 70-79 5 19 22

5 80-89 2 21 9

Jumlah 22 65 100

Page 166: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

149

Tabel Distribusi Frekuensi Siklus I

KELAS

INTERVAL

kelas

bawah

kelas

atas

F xi fxi xi2 fixi2

40 – 49 39,5 49,5 6 44,5 267 1980,25 11881,5

50 – 59 49,5 59,5 5 54,5 272,5 2970,25 14851,25

60 – 69 59,5 69,5 4 64,5 258 4160,25 16641

70 – 79 69,5 79,5 5 74,5 372,5 5550,25 27751,25

80 – 89 79,5 89,5 2 84,5 169 7140,25 14280,5

22 322,5 1339 21801,3 85405,5

1. Mean/rata-rata (X)

X = = 60,86

n = jumlah siswa

2. Median

Me = b + p

= 49,5 + 11

= 49,5 + 11

= 49,5 + 11

= 60,5

Keterangan:

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyak data

F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median

f = frekuensi kelas median

3. Modus

Mo = b + p

Page 167: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

150

= 39,5 + 6

= 39,5 +

= 39,5 + 5,14

= 44,64

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang batas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya

4. Varians

=

= = = = 186,15

5. StandarDeviasi

S = = =

= 13,64

6. Prosentase tuntas

= = x 100 % = 31,82 %

7. Prosentase belum tuntas

= = x 100 % = 68,18

Page 168: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

151

HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

SIKLUS II

NO KODE SISWA NILAI KETERANGAN

1 A 65 TUNTAS

2 B 75 TUNTAS

3 C 40 BELUM TUNTAS

4 D 70 TUNTAS

5 E 80 TUNTAS

6 F 80 TUNTAS

7 G 80 TUNTAS

8 H 65 TUNTAS

9 I 70 TUNTAS

10 J 70 TUNTAS

11 K 65 TUNTAS

12 L 40 BELUM TUNTAS

13 M 25 BELUM TUNTAS

14 N 85 TUNTAS

15 O 50 BELUM TUNTAS

16 P 65 TUNTAS

17 Q 45 BELUM TUNTAS

18 R 70 TUNTAS

19 S 90 TUNTAS

20 T 85 TUNTAS

21 U 80 TUNTAS

22 V 65 TUNTAS

Page 169: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

152

HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II

1. Jangkauan/rentang kelas

= data terbesar – data terkecil

= 90 – 25

= 65

2. Banyak kelas

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 22

= 1 + 3,3 (1,34)

= 1 + 4,42

= 5,42 ↔ 5 (dibulatkan ke bawah)

3. Panjang kelas

=

= 65/5

= 13

Tabel Distribusi Frekuensi Siklus II

NO NILAI

FREKUENSI

Absolut Kumulatif Relatif

(%)

1 25-38 1 1 4,54

2 39-52 4 5 18,18

3 53-66 5 10 22,73

4 67-80 9 19 40,91

5 81-94 3 22 13,6

Jumlah 22 57 100

Page 170: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

153

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II

Kelas Batas

Bawah

Batas

Atas

Interval f xi fxi xi2 fxi2

25-38 34,5 38,5 1 36,5 36,5 1332,25 1332,25

39-52 38,5 52,5 4 45,5 182 2070,25 8281

53-66 52,5 66,5 5 59,5 297,5 3540,25 17701,25

67-80 66,5 80,5 9 73,5 661,5 5402,25 48620,25

81-94 80,5 94,5 3 87,5 262,5 7656,25 22968,75

22 1440 98903,5

4. Mean/rata-rata (X)

X =

= 65,5

n = jumlah siswa

5. Median

Me = b + p

= 66,5 + 13

= 66,5 +

= 66,5 + 13

= 66,5 + 1,44

= 67,94

Keterangan:

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyak data

F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median

f = frekuensi kelas median

6. Modus

Mo = b + p

Page 171: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

154

= 66,5 + 13

= 66,5 + 5,2

= 71,7

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang batas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya

7. Varians

=

=

=

=

= 221,38

8. Standar Deviasi

S = = 14,88

9. Persentase tuntas

=

= x 100 %

= 77, 27 %

10. Persentase belum tuntas

=

= x 100 %

= 22,73%

Page 172: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

155

HASIL PERHITUNGAN MEAN DAN PROSENTASE KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA

SIKLUS I

NO NAMA SISWA

memfokuskan

pertanyaan

mengidentifikasi

asumsi

menentukan

tindakan

X1 X2 Xt Xt2 X4 Xt Xt2 X3 X5 Xt Xt2

1 A 4 3 7 49 1 1 1 4 3 7 49

2 B 4 3 7 49 1 1 1 3 3 6 36

3 C 1 3 4 16 1 1 1 1 2 3 9

4 D 4 3 7 49 1 1 1 2 2 4 16

5 E 4 4 8 64 1 1 1 4 4 8 64

6 F 4 3 7 49 1 1 1 3 3 6 36

7 G 2 4 6 36 1 1 1 2 2 4 16

8 H 2 2 4 16 1 1 1 3 2 5 25

9 I 1 4 5 25 1 1 1 2 1 3 9

10 J 2 2 4 16 1 1 1 3 4 7 49

11 K 1 3 4 16 1 1 1 3 4 7 49

12 L 1 2 3 9 1 1 1 3 1 4 16

13 M 1 4 5 25 1 1 1 1 1 2 4

14 N 4 4 8 64 1 1 1 4 2 6 36

15 O 1 2 3 9 1 1 1 3 4 7 49

16 P 4 2 6 36 1 1 1 3 3 6 36

17 Q 1 4 5 25 1 1 1 1 1 2 4

18 R 3 3 6 36 1 1 1 3 1 4 16

19 S 4 4 8 64 1 1 1 4 4 8 64

20 T 1 4 5 25 1 1 1 3 2 5 25

21 U 2 4 6 36 1 1 1 4 4 8 64

22 V 2 2 4 16 1 1 1 1 3 4 16

JUMLAH 53 69 122 730 22 22 22 60 56 116 688

Rata-rata per

indikator

5,54 1 5, 27

Prosentase

perindikator

69 % 25 % 65 %

Page 173: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

156

Langkah - Langkah Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siswa

Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I

Memfokuskan

pertanyaan

Mengidentifikasi

asumsi

Menentukan

tindakan

SKOR IDEAL =

banyaknya soal x

skor maksimal

2 x 4 = 8 1 x 4 = 4 2 x 4 = 8

Skor siswa (Xt2) =

Jumlah dari setiap

skor x banyak

siswa

∑ X1 + ∑ X2 = 53

+ 69 = 122

∑X4 = 22 ∑ X3 + ∑ X5 =

60 + 56 = 116

Nilai rata-rata

(Mean) =

= 5, 54 = 1 = 5, 27

Persentase =

x 100 %

= x 100 %

= 69 %

= x 100 %

= 25 %

= x 100 %

= 65 %

Page 174: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

157

HASIL PERHITUNGAN MEAN DAN PROSENTASE KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA SIKLUS II

NO NAMA SISWA

menentukan

tindakan

memfokuskan

pertanyaan

mengidentifikasi

asumsi

X6 X9 Xt Xt2 X10 Xt Xt2 X7 X8 Xt Xt2

1 A 2 1 3 9 4 4 16 4 2 6 36

2 B 4 3 7 49 3 3 9 4 1 5 25

3 C 1 3 4 16 2 2 4 1 1 2 4

4 D 4 2 6 36 3 3 9 4 1 5 25

5 E 4 3 7 49 4 4 16 4 1 5 25

6 F 4 2 6 36 3 3 9 4 3 7 49

7 G 3 3 6 36 2 2 4 4 4 8 64

8 H 2 2 4 16 3 3 9 3 3 6 36

9 I 2 2 4 16 4 4 16 3 2 5 25

10 J 2 4 6 36 4 4 16 2 1 3 9

11 K 3 2 5 25 4 4 16 3 1 4 16

12 L 3 1 4 16 1 1 1 2 1 3 9

13 M 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 4

14 N 4 3 7 49 4 4 16 4 2 6 36

15 O 2 2 4 16 2 2 4 2 2 4 16

16 P 3 3 6 36 4 4 16 2 2 4 16

17 Q 1 2 3 9 1 1 1 4 2 6 36

18 R 4 2 6 36 3 3 9 2 2 4 16

19 S 4 4 8 64 4 4 16 4 2 6 36

20 T 4 2 6 36 4 4 16 4 3 7 49

21 U 4 3 7 49 4 4 16 4 1 5 25

22 V 3 3 6 36 3 3 9 1 1 2 4

jumlah 64 53 117 675 67 67 229 66 39 105 561

Rata-rata perindikator

5,32 3,05 4,77

Prosentase indikator

66% 76 % 58 %

Page 175: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

158

Langkah - Langkah Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siswa

Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II

Menentukan

tindakan

Memfokuskan

pertanyaan

Mengidentifikasi

asumsi

SKOR IDEAL =

banyaknya soal x

skor maksimal

2 x 4 = 8 1 x 4 = 4 2 x 4 = 8

Skor siswa (Xt2) =

Jumlah dari setiap

skor x banyak

siswa

∑ X5 + ∑ X6 = 64

+ 53 = 117

∑X10 = 67 ∑ X7 + ∑ X8 =

66 + 39 = 105

Nilai rata-rata

(Mean) =

= 5, 32 = 3,05 = 4,77

Persentase =

x 100 %

= x 100 %

= 66 %

= x 100 %

= 76 %

= x 100 %

= 66 %

Page 176: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

159

UJI VALIDITAS INSTRUMEN SIKLUS I DAN SIKLUS II

NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL

x₁ x₂ x₃ x₄ x₅ x₆ x₇ x₈ x₉ x₁₀ Y Y²

1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

2 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35 1225

3 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18 324

4 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21 441

5 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26 676

6 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37 1369

7 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38 1444

8 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33 1089

9 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25 625

10 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31 961

11 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 1369

12 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30 900

13 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31 961

14 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25 625

15 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23 529

16 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27 729

17 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26 676

18 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11 121

19 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 121

Jumlah 55 57 57 48 58 48 46 39 38 49 495 14285

rxy 0,67152 0,80514 0,88932 0,68522 0,87759 0,74546 0,61901 0,64584 0,74463 0,73755

rtabel (5%, n-

2) 0,482

Kriteria V V V V V V V V V V

Page 177: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

160

UJI RELIABILITAS SIKLUS I DAN SIKLUS II

NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL

X Xt x₁ x₂ x₃ x₄ x₅ x₆ x₇ x₈ x₉ x₁₀

1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

2 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35 1225

3 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18 324

4 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21 441

5 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26 676

6 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37 1369

7 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38 1444

8 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33 1089

9 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25 625

10 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31 961

11 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 1369

12 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30 900

13 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31 961

14 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25 625

15 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23 529

16 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27 729

17 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26 676

18 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11 121

19 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 121

Jumlah 55 57 57 48 58 48 46 39 38 49 495 14285

Si² 1,67313 1,26316 1,36842 0,88089 1,62881 1,19668 0,98061 1,41828 1,57895 1,2964

ΣSi² 13,2853

St² 73,1025

r₁₁ 0,90918

Kriteria Tinggi

Page 178: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

161

HASIL DAYA BEDA SOAL SIKLUS I DAN SIKLUS II

NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KELOMPOK ATAS

1 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35

2 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37

3 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38

4 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33

5 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31

6 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37

7 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30

8 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31

9 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27

Σ 32 34 35 26 36 30 26 24 27 29

KELOMPOK BAWAH

10 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11

11 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11

12 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25

13 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23

14 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25

15 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21

16 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26

17 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18

18 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26

19 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Σ 23 23 22 22 22 18 20 15 11 20

SA - SB 9 11 13 4 14 12 6 9 16 9

DP 0,23684 0,28947 0,34211 0,10526 0,3684211 0,3157895 0,15789 0,23684 0,4210526 0,23684

Kriteria cukup cukup cukup baik jelek cukup baik cukup baik jelek baik sangat baik cukup

Page 179: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

162

HASIL TARAF KESUKARAN SIKLUS I DAN SIKLUS II

NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

2 B 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 35

3 C 4 3 1 3 1 1 2 1 1 1 18

4 D 2 2 3 2 1 4 2 2 1 2 21

5 E 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 26

6 F 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37

7 G 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38

8 H 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 33

9 I 4 2 3 2 3 3 3 1 1 3 25

10 J 4 4 4 2 4 3 4 1 4 1 31

11 K 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37

12 L 3 4 3 1 4 3 3 4 3 2 30

13 M 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 31

14 N 4 3 3 3 4 1 1 1 1 4 25

15 O 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 23

16 P 2 3 4 3 4 4 2 1 1 3 27

17 Q 1 4 4 3 3 2 3 3 1 2 26

18 R 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11

19 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11

Σ 55 57 57 48 58 48 46 39 38 49 495

P 0,72368 0,75 0,75 0,63158 0,76316 0,63158 0,60526 0,51316 0,5 0,64474 Keterangan mudah mudah mudah sedang mudah sedang sedang sedang sedang sedang

Page 180: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

163

HASIL LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS I

NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian Pertemuan Ke-

I II III IV

1. Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru

3 3 3 3

2. Siswa mengidentiikasi suatu

permasalahan

2 2 3 3

3. Siswa mempresentasikan hasil

identifikasinya

2 2 3 3

4. Siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru

1 1 2 3

5. Siswa memecahkan masalah 1 1 3 2

6. Siswa menanggapi pertanyaan

guru

1 3 2 2

7. Siswa menentukan solusi

permasalahan

1 3 3 2

JUMLAH 11 15 19 18

RATA- RATA 1,3 2,1 2,7 2,6

RATA- RATA (%) 31,4 42,9 54,3 51,4

Page 181: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

164

HASIL LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS II

NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian Pertemuan Ke-

VI VII VIII IX

1. Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru

4 4 4 5

2. Siswa mengidentiikasi suatu

permasalahan

3 4 4 4

3. Siswa mempresentasikan hasil

identifikasinya

4 3 4 5

4. Siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru

3 4 4 5

5. Siswa memecahkan masalah 4 3 4 4

6. Siswa menanggapi pertanyaan

guru

4 3 4 4

7. Siswa menentukan solusi

permasalahan

4 3 4 4

JUMLAH 26 24 28 31

RATA-RATA 3,7 3,4 4 4,4

RATA-RATA (%) 74,3 68,3 80 88,6

Page 182: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

165

REKAPITULASI RESPON SISWA DARI JURNAL HARIAN SISWA

SIKLUS I

komentar Alternatif

jawaban

Pertemuan ke- Rata2

1 2 3 4

Positif Seru dan

menyenangkan

13,6% 4,5 % 18,2 % 13,6 % 12,5 %

menarik 13,6% 36,4 % 31,8% 54,5 % 34,1 %

Jumlah 46,6%

Negatif Sulit dan ribet 22,7 %

13,6 % 22,7 % 22,7 % 20,5 %

Kurang asik

dan tidak seru

27,3 % 22,7 % 22,7 % 0 18,2 %

Jumlah 38,6 %

Netral Biasa saja 22,7 % 22,7 % 4,5 % 9,1 % 14,8 %

Jumlah 14, 8 %

Page 183: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...

166

REKAPITULASI RESPON SISWA DARI JURNAL HARIAN SISWA

SIKLUS II

komentar Alternatif

jawaban

Pertemuan ke- Rata2

6 7 8 9

Positif Seru dan

menyenangkan

31,8 % 9,1 % 31,8 % 36,4 % 27,3 %

menarik 36,4 % 36,4 % 40,9 % 36,4 % 37,5 %

Jumlah 64,8%

Negatif Sulit dan ribet 9,1 %

27,3 % 9,1 % 13,6 % 14,7 %

Kurang asik

dan tidak seru

13,6 % 18,2 % 4,5 % 9,1 % 11,4 %

Jumlah 26,1 %

Netral Biasa saja 9,1 % 9,1 % 13,6 % 4,5 % 9,1 %

Jumlah 9,1 %

Page 184: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...
Page 185: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...
Page 186: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...
Page 187: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ...