Top Banner
PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough pada Media Al-Jazirah Online dan Al- Madina) Tesis Disusun Oleh: Rifa’atul Mahmudah NIM : 16201010016 TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Humaniora YOGYAKARTA 2019
56

PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

Mar 08, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING

(Analisis Wacana Kritis Fairclough pada Media Al-Jazirah Online dan Al-

Madina)

Tesis

Disusun Oleh:

Rifa’atul Mahmudah

NIM : 16201010016

TESIS

Diajukan kepada Program Studi Magister Bahasa dan Sastra Arab

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Humaniora

YOGYAKARTA

2019

Page 2: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough
Page 3: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

iii

Page 4: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

iv

Page 5: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough
Page 6: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

vi

MOTO

لكلّ مقام مقال و لكلّ مقال مقام

The more that you read, the more things that you’ll know

The more that you learn, the more place that you’ll go

(Dr Seuss)

Page 7: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

vii

ABSTRAK

KSA (Kingdom of Saudi Arabia) adalah salah satu negara Arab dengan sistem

kerajaannya yang otoriter. Bahkan, banyak kebijakan yang timpang antara laki-

laki dan perempuan. Perempuan Saudi banyak tidak mendapatkan hak-hak mereka

layaknya perempuan-perempuan di beberapa negara lain. Tesis ini mengangkat

wacana transformasi perkembangan perempuan Arab seiring dengan proses

realisasi visi 2030 kerajaan pada berbagai ranah, yaitu ekonomi, politik, budaya,

sosial, dan pendidikan, pada berita yang terdapat di media daring Al-Jazirah

Online. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan pisau teori analisis wacana

kritis Norman Fairclough, dengan tiga kerangka kerjanya, yaitu analisis tekstual,

praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Rumusan masalah pada penelitian ini

adalah (1) bagaimana media menggambarkan perempuan Arab dalam pilihan kata

yang digunakan? (2) bagaimana proses praktik wacana perempuan Arab dalam

media? (3) Praktik sosiokultural seperti apa yang ada di dalam media yang terkait

dengan perempuan Arab?

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data

dianalisis menggunakan teknik analisis wacana kritis menurut Fairclough, yakni

(a) analisis teks bahasa, (b) analisis praksis wacana, (3) analisis praksis

sosiokultural, yang terdiri dari analisis konteks situasi, sosial, dan institusi.

Hasil penelitian yang diperoleh melalui analisis dengan menggunakan

kerangka tiga dimensi Fairclough diantaranya: (1) berdasarkan analisis deskriptif,

perempuan digambarkan dengan citra yang positif. (2) Berdasarkan analisis

praktik wacana, memperlihatkan bahwa wartawan menggunakan berbagai aktor

sosial yang kebanyakan dari pihak pemerintah untuk menunjukkan keseriusan

dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan taraf hidup perempuan Arab sebagai

misi merealisasikan visi 2030. (3) Berdasarkan praktik sosiokultural menunjukan

bahwa transformasi di kerajaan terhadap beberapa kebijakan perempuan di

berbagai sektor, dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi (economic interest),

kerajaan mencoba keluar dari bergantung pada minyak ke ekonomi pasca-minyak

(post-oil), dengan mendiversifikasi ekonomi kerajaan.

Kata Kunci: Perempuan, Arab, Media, Daring, Analisis Wacana Kritis

Page 8: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

viii

التجريد من العديد ، الواقع في. السلطوي الملكي النظام ذات العربية الدول السعودية العربية المملكة

على يحصلن لا السعوديات النساء من العديد. والنساء الرجال بين غير متزاون السياسات

المرأة تطور تغيير عن الخطاب البحث هذا يبحث. الأخرى البلدان بعض في النساء مثل حقوقهن

وهي ، المجالات مختلف في 0202 السعودية المملكة رؤية تحقيق جانب إلى العربية

على الإعلام وسائل في الموجودة الأخبار على والتعليم، والاجتماعية والثقافة والسياسة الاقتصاد

لنورمان النقدي الخطاب تحليل نظرية تستخدم الباحثة ، لذلك. لاين أون لجزيرةا في الإنترنت

. والثقافية الاجتماعية والممارسة الخطاب، وممارسة النصي، التحليل وهي إطارات، ثلاثةب فيركلو،

الكلمات اختيار في العربية المرأة الإعلام وسائل تصف كيف( 1) هي وأما أسئلة البحث

ما( 0) الإعلام؟ وسائل في العربية المرأة حول الخطاب ممارسة عملية هي ما (0) المستخدمة؟

العربية؟ بالمرأة المتعلقة الإعلام وسائل في الموجودة والثقافية الاجتماعية سياق هي

تحليل باستخدام البيانات وأما تحليل. النوعي الوصفي يستخدم هذا البحث المنهج

الخطاب، وممارسة النصي، التحليل وهي إطارات، ثلاثةب فيركلو، لنورمان النقدي الخطاب

.والمؤسسي الاجتماعي السياق تتكون من والثقافية، والتي الاجتماعية والممارسة

. إيجابية بصورة النساء تصوير يتم الوصفي، التحليل إلى مضافا ( 1) أن البحث على تدل نتائج

من متنوعة مجموعة يستخدم الصحافي أن يظُهر للخطاب، العملي التحليل إلى مضافا ( 0)

لتمكين المبذولة الجهود في الجدية لإظهار الحكومة من معظمها الاجتماعية الفاعلة الجهات

الممارسات على بناء ( 0. )0202 رؤية لتحقيق العربية المرأة معيشة مستوى وتحسين

مختلف في المرأة سياسات بعض على المملكة في التحول هذا يظهر والثقافية، الاجتماعية

بعد ما اقتصاد في النفط على الاعتماد من والخروج الاقتصادية، المصالح من بدافع المجال،

.الملكي الاقتصاد تنويع خلال من النفط،

.النقدي الخطاب تحليل، الانترنت الإعلام، عبر الكلمة الرئيسية: المرأة، العربية، وسائل

Page 9: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman trasliterasi dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yang

digunakan dalam tesis ini mengikuti Pedoman Transliterasi Arab-Latin hasil

keputusan bersama Mentri Agama dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan yang

diterbitkan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama

Republik Indonesia pada tahun 2003, yaitu sebagai berikut:

1. Konsonan Tunggal

Fonem konsonan Bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, sedangkan dalam transliterasi ini sebagian

dilambangkan dengan tanda dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf serta

tanda sekaligus. Daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf Latin adalah

sebagai berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

ba b be ب

ta t Te ت

s\a s ث \ es (dengan titik di

atas)

jim j Je ج

h{a h} حha (dengan titik di

bawah)

kha kh ka dan ha خ

Page 10: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

x

dal d de د

|\z|al z ذzet (dengan titik di

atas)

Ra r er ر

zai z zet ز

sin s es س

Syin sy es dan ye ش

s ص }ad s } es (dengan titik di

bawah)

{d}ad d ضde (dengan titik di

bawah)

t ط }a t } te (dengan titik di

bawah)

{z}a z ظzet (dengan titik di

bawah)

...‘... ain‘ عkoma terbalik di

atas

gain g ge غ

fa f ef ف

qaf q ki ق

kaf k ka ك

Lam l el ل

mim m em م

Page 11: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xi

nun n en ن

wau w we و

ha h ha ه

hamzah ...’... apostrof ء

ya y ye ي

2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong atau vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

..َ... fath }ah a A

...ِ... kasrah i I

..ُ... dammah u U

b. Vokal Rangkap

Tanda dan

Huruf

Nama Gabungan

Huruf

Nama

fath ....ي }ah dan ya ai

a

dan i

fath ....و }ah dan wau au

a

dan u

Page 12: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xii

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut:

Harakat

dan Huruf

Nama Huruf dan

Tanda

Nama

ا....َ...

ي....ِ..

fath }ah

dan alif atau ya

a>

a

dan garis

di atas

....ِ..ي

kasrah

dan ya

i >

i

dan garis

di atas

....ُ..و

dammah

dan wau

u>

u

dan garis

di atas

4. Ta Marbutah

Trasliterasi untuk Ta Marbutah ada dua:

a. Ta Marbutah hidup atau yang mendapatkan harakat fathah, kasrah atau

dammah trasliterasinya adalah /t/.

b. Ta Marbutah mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah /h/.

c. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya Ta Marbutah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang /al/ serta bacaan kedua kata itu terpisah

maka Ta Marbutah itu ditrasliterasikan dengan /h/.

5. Syaddah (Tasydid)

Page 13: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xiii

Syaddah atau Tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda yaitu tanda Syaddah atau Tasydid. Dalam transliterasi ini

tanda Ssyaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama

dengan huruf yang diberi tanda Syaddah itu.

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam bahasa Arab dilambankan dengan huruf yaitu . ال

Namun dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata sandang

yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah dengan kata sandang yang diikuti oleh huruf

Qamariyyah.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah ditrasliterasikan sesuai

dengan bunyinya yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf

yang langsung mengikuti kata sandang itu. Sedangkan kata sandang yang diikuti

oleh huruf Qamariyyah ditrasliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di

depan dan sesuai dengan bunyinya. Baik didikuti dengan huruf Syamsiyyah atau

Qomariyah, kata sandang ditulis dari kata yang mengikuti dan dihubungkan

dengan kata sambung.

Page 14: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xiv

KATA PENGANTAR

Syukur, alhamdulilah, berkat karunia Allah akhirnya naskah ini dapat

selesai meskipun terdapat sejumlah catatan di sana sini serta pemakluman atas

kelayakannya dalam memenuhi tugas akhir sebagai prasyarat memeroleh gelar

Master Humaniora. Kendati demikian, dengan kekurangan-kekurangan tersebut,

insya Allah tesis di tangan pembaca ini tetap layak untuk dibaca serta

ditindaklanjuti dalam penelitian berikutnya.

Tesis ini berjudul “Representasi Perempuan Arab dalam Media Daring

(Analisis Wacana Kritis Fairclough pada Media Al-Jazirah Online(”. Kiranya,

penulis perlu mengucapkan terimakasih kepada individu-individu yang telah

berkontribusi dalam penyelesaiannya, di antaranya:

1. Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., Rektor UIN Sunan Kalijaga.

2. Dr. H. Akhmad Patah, M.Ag., Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya.

3. Dr. Tatik Maryatut Tasnimah, M.Ag, selaku ketua prodi Bahasa dan

Sastra Arab beserta para staf.

4. Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono, M.A., selaku pembimbing yang telah

banyak mencurahkan waktu dan perhatian penulisan tesis ini.

5. Dr. Ridwan, S.Ag, M.Hum. dan Dr. Hisyam Zaini, M.A., selaku

penguji sidang tesis.

6. Kedua orangtua tercinta, M. Baidah dan Khurotin serta adik M. Autur

Rohman atas segala doa dan dukungan.

Page 15: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xv

7. Teman-teman sekelas dan angkatan kedua program magister BSA

(Alma, Asqi, Drei, Faulina, Imron, Lulu, dan Nia) atas dukungan dan

semangat dan lain-lainnya.

Atas semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian naskah ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu semoga Allah berkenan memberi balasan

yang berlipat ganda, jazakumullahh khairal jaza’.

Terakhir, penulis mohon maaf atas keterbatasan dan kekurangan dalam

penulisan tesis ini. Untuk itu, sudi kiranya pembaca sekalian memberikan kritik

dan saran dalam penyempurnaan karya ini.

Yogyakarta, 30 Juli 2019

Rifa’atul Mahmudah, S.S

NIM. 16201010016

Page 16: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................... iv

PENGESAHAN ............................................................................................... v

MOTO .............................................................................................................. vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR ISI .................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 8

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9

E. Landasan Teori .......................................................................................... 14

Page 17: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xvii

1. Wacana dan Analisis Wacana Kritis .................................................... 14

2. Kerangka Tiga-Dimensi AWK Fairclough .......................................... 17

a. Analisis Tekstual ........................................................................... 19

b. Analisis Praktik Wacana ............................................................... 22

c. Analisis Praktik Sosiokultural ....................................................... 23

F. Metode Penelitian ..................................................................................... 25

G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 28

BAB II ANALISIS TEKSTUAL WACANA PEREMPUAN ARAB PADA

MEDIA DARING AL-JAZIRAH ONLINE

A. Gambaran Umum Visi 2030 ..................................................................... 29

B. Analisis Tekstual Berita pada Portal Berita Al-Jazirah Online

dan Al-Madina .......................................................................................... 32

1. Teks 1, Berita Berjudul al-tarkhi >ṣu li ṡala >ṡi murosysyida >tin siya >hiya>tin fi >

tabu >k (Pemberian Lisensi untuk Tiga Pemandu Wisata Perempuan di

Tabuk) .................................................................................................. 32

2. Teks 2, Berita Berjudul safi >r al-mamlakati lada > al-urduni yuakkidu anna

al-mar'ata al-sa’udiyyata aṣbahat syari >kan fa >’ilan wa mu’aṡṡiran (Duta

Besar Saudi untuk Jordan Menegaskan bahwa Perempuan Saudi Telah

Menjadi Mitra yang Aktif dan Berpengaruh) ....................................... 36

3. Teks 3, Berita Berjudul jam’iyyat al-funu >ni al-tasyki >liyyati tuqi >mu

ma’raḍan ihtifa'an bi yaum al-mar'ati (Asosiasi Seni Rupa Mengadakan

Pameran untuk Merayakan Hari Perempuan) ...................................... 40

Page 18: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xviii

4. Teks 4, Berita Berjudul nafaẑatha > syarikatu taṭwi >rin lil maba >ni >.. wiza>ratu

al-ta’li >mi taftatiḥu aula > ḥaḍana>t al-aṭfa>li li mansu >ba>tiha>

(Diimplementasikan oleh Sebuah Perusahaan Pengembangan untuk

Bangunan, Kementerian Pendidikan Membuka Taman Pendidikan Anak

Pertama untuk Para Anggotanya) ......................................................... 46

5. Teks 5, Berita Berjudul Bana>ṭ al-waṭani... ḥuḍurun mumayyizun fi>

khidmat al-hujjaji bi “al-masya>’iri” (Puteri-puteri Tanah Air, Kehadiran

Istimewa dalam Pelayanan Jamaah Haji di “masya>’iri”) ..................... 51

6. Teks 6, Berita Berjudul miata>ni sayyidah yusyarikna fi > ma’raḍ al-ri >ḥi

bijaddah (Dua Ratus Perempuan Berkontribusi dalam Pameran Karpet di

Jeddah) ................................................................................................. 56

7. Teks 5, Berita Berjudul al-mar'ah al-sa’diyyah taqtaḥimu maja>li tasygil al-

ra>fi’a>t al-‘imlaqah (Perempuan Arab Saudi Mengoperasikan Derek

Raksasa) ............................................................................................... 60

BAB III ANALISIS PRAKTIK WACANA PEREMPUAN ARAB SAUDI

A. Wacana Perkembangan Ekonomi Perempuan Arab Saudi ....................... 65

1. Terbukanya Peluang Kerja di Ruang Publik bagi Perempuan Saudi ... 65

2. Citra Positif Peran “Aktif” Perempuan ................................................ 67

3. Pameran Karpet sebagai Penggerak Mobilitas Ekonomi ..................... 69

B. Berita Wacana Keikutsertaan Perempuan Arab Saudi di Ranah Politik ... 71

1. Perhatian Kerajaan Terhadap Perempuan Arab Saudi ......................... 72

2. Peran Perempuan Arab Saudi sebagai Pengambil Keputusan ............. 73

Page 19: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xix

C. Wacana Keterlibatan Perempuan Arab Saudi di Bidang Seni

dan Budaya ................................................................................................ 74

1. Pemberdayaan Perempuan Melalui Visi 2030 ..................................... 74

2. Peran Ganda Perempuan ...................................................................... 76

D. Teks 4, Wacana Pendidikan bagi Anak-anak dan Stabilitas Psikologis

Perempuan Arab Saudi ............................................................................. 77

1. Pendidikan Anak-anak Pegawai Perempuan ........................................ 77

2. Stabilitas Psikologis Perempuan Pekerja ............................................. 79

E. Wacana Terbukanya Ruang-ruang Sosial Perempuan Arab Saudi ........... 79

1. Kontribusi Perempuan Arab Saudi di Musim Haji .............................. 81

2. Peluang Kerja di Musim Haji ............................................................... 82

3. Pengoperasian Derek Raksasa oleh Perempuan Arab Saudi ................ 83

BAB IV ANALISIS PRAKTIK SOSIOKULTURAL WACANA

PEREMPUAN ARAB PADA MEDIA DARING AL-JAZIRAH ONLINE

A. Analisis Konteks Situasi, Sosial dan Institusional .................................... 86

1. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Arab........................................... 86

a. Visi 2030 dan Terbukanya Peluang Kerja bagi Perempuan .......... 86

b. Sistem Ideologi Kerajaan .............................................................. 92

c. Konteks Institusional pada Berita al-tarkhi >ṣu li ṡala >ṡi murosysyida >tin

siya >hiya>tin fi > tabu >k (Pemberian Izin untuk Tiga Pemandu Wisata

Perempuan di Tabuk) .................................................................... 95

2. Konteks Sosial Wacana Politik Perempuan Arab Saudi ...................... 97

a. Babak Baru Perempuan Arab di Ranah Politik ............................. 97

Page 20: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xx

b. Longgarnya Sistem Monarki Konservatif ..................................... 99

c. Konteks Institusional pada Berita safi >r al-mamlakati lada>

al-urduni yuakkidu anna al-mar'ata al-sa’udiyyata aṣbahat syari >kan

fa>’ilan wa mu’aṡṡiran (Duta Besar Saudi untuk Jordan Menegaskan

bahwa Perempuan Saudi Telah Menjadi Mitra yang Aktif dan

Berpengaruh) ................................................................................. 102

3. Ruang Sosial-Budaya Perempuan Arab Saudi di Hari Perempuan

Internasional ......................................................................................... 104

a. Pameran Seni Rupa Sebagai Bentuk Transformasi Sosial ............ 105

b. Tujuan visi 2030 “promoting culture and entertainment” ............ 107

c. Konteks Institusional pada Berita jam’iyyat al-funu >ni al-tasyki >liyyati

tuqi >mu ma’raḍan ihtifa'an bi yaum al-mar'ati (Asosiasi Seni Rupa

Mengadakan Pameran untuk Merayakan Hari Perempuan) .......... 109

4. Peningkatan Akses Pendidikan Anak Pegawai Perempuan ................. 111

a. Pendidikan Anak Sebagai Upaya Pemberdayaan Sosial Perempuan

Arab Saudi ..................................................................................... 111

b. Konteks Institusional pada Berita nafaẑatha > syarikatu taṭwi >rin lil

maba >ni >.. wiza >ratu al-ta’li >mi taftatihu aula> haḍana >t al-aṭfa>li li

mansu >ba>tiha > (Diimplementasikan oleh Sebuah Perusahaan

Pengembangan untuk Bangunan, Kementerian Pendidikan Membuka

Taman Pendidikan Anak Pertama untuk Para Anggotanya) ......... 115

5. Ruang-ruang Sosial Permpuan Arab Saudi .......................................... 116

a. Partisipasi Perempuan Arab Saudi di Musim Haji ........................ 116

Page 21: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

xxi

b. Konteks Institusional pada Berita Bana>ṭ al-waṭani... ḥuḍurun

mumayyizun fi > khidmat al-hujjaji bi “al-masya>’iri” (Puteri-puteri

Tanah Air, Kehadiran Istimewa dalam Pelayanan Jamaah Haji di

“masya>’ir”( .................................................................................... 118

c. Kemampuan Teknologi Perempuan Arab Saudi ........................... 118

d. Konteks Institusional Berita al-mar'ah al-sa’diyyah taqtaḥimu maja>li

tasygil al-ra>fi’a>t al-‘imlaqah (Perempuan Arab Saudi Mengoperasikan

Derek Raksasa) .............................................................................. 120

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 122

B. Saran ......................................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 126

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 133

CURRICULUM VITAE ................................................................................ 148

Page 22: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa sebagai alat komunikasi membantu pemahaman pesan dalam komunikasi

antar manusia, dengan bahasa pula manusia bisa menjalin kehidupan sosial dengan

sesamanya.1 Bahasa menjadi sarana krusial ketika difungsikan sebagai transmisi pesan

manusia dalam bermasyarakat.2 Hal ini senada dengan pengertian bahasa yang telah diusung

oleh Ibnu Jinni dalam al-Khashais-nya: اللغة أصوات يعبر بها كل قوم عن أغراضهم (bahasa adalah

bunyi-bunyi yang diungkapkan oleh suatu bangsa untuk tujuan-tujuan mereka).3

Peran bahasa sebagai transmisi pesan menjadikan bahasa sebagai sarana yang

signifikan, tidak terkecuali di ranah media massa baik daring (online) maupun cetak. Tugas

pokok sebuah media adalah mengkonstruksi realitas menjadi teks berita. Dalam proses

konstruksi tersebut, bahasa menjadi instrumen utama. Bahasa dimanfaatkan oleh berita untuk

menyampaikan maksud atau informasinya ke publik. Bahkan, selain sebagai transmisi pesan,

bahasa dalam hal ini juga sebagai transfer ideologi pemilik media. 4

Oleh karena itu, berita yang ada di media tidak bisa dimaknai dengan apa adanya,

melainkan harus dimaknai secara kritis.5 Perspektif kritis memandang bahasa sebagai

1 A. Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar (Bandung: Angkasa, 2011), hlm. 92-93. 2 Kealan, Filsafat Bahasa: Realitas Bahasa, Logika Bahasa, Hermeneutika dan Postmodernisme

(Yogyakarta: Pradigma, 2002), hlm. 289. 3 Muhammad Muhammad Dawud & Uril Bahru al-Din, al-Arabiyah wa ‘Ilm al-Lughah al-Hadi>ts

(Malang: Lisan Arabi, 2018), hlm. 27. 4 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Teks Media (Yogyakarta: LkiS, 2009), hlm. 6. 5 Alif Hasanah & Hari Bakti Mardikantoro, “Konstruksi Realitas Seratus Hari Pertama Pemerintahan

Jokowi-Jusuf Kalla di Media Online: Analisis Wacana Kritis Model Norman Fairclough”, SELOKA, Vol. 6, No.

3 (2017), hlm. 234.

Page 23: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

2

representasi yang berperan membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun

strategi-strategi di dalamnya.6

Penggunaan bahasa dalam suatu media yang berbeda, maka akan merefleksikan

fenomena sosial maupun budaya yang berbeda pula, karena pada dasarnya tidak ada bahasa

yang vakum konteks, bahasa tidak diartikan sebagai sebuah simbol ujaran. Bahasa perlu

diartikan lebih dalam, bahasa memiliki “agenda tersembunyi” )hidden agenda) sehingga

perlu dilihat kritis dan mempertanyakan penggunaan bentuk lingual tertentu.7

Di dalam masyarakat modern, media memainkan peran penting untuk perkembangan

politik masyarakatnya. Media tidak dianggap sebagai “alat komunikasi” yang netral dan

kosong. Fakta peristiwa umumnya disajikan lewat bahasa berita dan bahasa berita bukanlah

sesuatu yang bebas nilai. Karena itu, bahasa media terkadang menjadi bias terhadap beberapa

pihak.8

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Berger dan Luckman yang mengatakan bahwa

“bahasa adalah mekanisme utama dalam proses konstruksi sosial.”9 Bahasa tidak bersifat

netral, tetapi bias dan memihak ideologi dan kekuasaan tertentu sehingga berakibat bahwa

realitas yang dikonstruksi oleh bahasa tidak dipandang sebagai realitas yang sebenarnya

melainkan realitas yang dikonstruksi (the constructed reality).10 Pendekatan untuk

mengungkap apa di balik bahasa di atas adalah pendekatan kritis, melalui pendekatan ini akan

diketahui pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana memberikan pencerahan”, sedikit

melengkapi apa yang ada pada pendekatan deskriptif yaitu menjawab “apa” dan

“bagaimana.”11

6 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Teks Media (Yogyakarta: LkiS, 2009), hlm. 6. 7 Anang Santoso, Studi Bahasa Kritis: Menguak Bahasa Membongkar Kuasa (Bandung: Mandar Maju,

2012), hlm. 16. 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan

Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 32-35. 9 Anang Santoso, Studi Bahasa Kritis, hlm. 105. 10 Elya Munfarida, “Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough,” KOMUNIKA, Vol.

8, No. 1 (Januari-Juni 2014), hlm. 3. 11 Anang Santoso, Studi Bahasa Kritis, hlm. 101.

Page 24: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

3

Dengan demikian, linguistik kritis bertujuan mengungkap relasi kuasa tersembunyi

(hidden power) serta proses-proses idiologis yang muncul dalam teks lisan maupun tulis.12

Oleh karena itu, tercapainya kemelekan media yang kritis adalah sumber penting bagi

individu maupun masyarakat dalam belajar bertahan dalam lingkungan budaya media.

Budaya bermedia telah menjadikan banyak orang untuk membangun naluri tentang kelas,

etnis dan ras, kebangsaan, dan tentang “kita” dan “mereka.” Budaya media telah membentuk

sebuah pengetahuan umum. Selain itu, pertunjukan budaya media ini juga mempertontonkan

siapa yang berkuasa dan sebaliknya.13

DeFluer menegaskan bahwa dalam media massa, keberadaan bahasa bukan hanya

sebagai alat untuk menggambarkan realitas, melainkan juga menentukan makna citra

terhadap suatu realitas yang akan muncul di benak khalayak. Oleh sebab persoalan citra

tersebut, maka penggunaan bahasa berpengaruh terhadap konstruksi realitas, terutama dalam

hal konstruksi citra.14

Citra yang dikonstruk oleh media tidak terlepas dengan ideologi (metanarasi) sebuah

media. Fairclough menyatakan bahwa ideologi sangat lekat dengan kekuasaan (power),

terutama pada masyarakat modern yang praktik kekuasaan semakin meningkat dengan

dicapai melalui ideologi, dan secara khusus bahasa menjadi transmisinya. Oleh sebab itu,

ideologi juga sangat lekat dengan bahasa dikarenakan penggunaan bahasa adalah bentuk

perilaku sosial paling umum (the commonest form of social behaviour).15 Fairclough juga

menekankan bahwa ideologi itu konkret. Modalitas kekuasaan adalah dengan ideologi,

12 Anang Santoso, Studi Bahasa Kritis, hlm. 101. 13 Douglas Kelner, Media Culture: Culture Studies, Identity and Politics between the Modern and

Postmodern, terj. Galih Bondan Rambatan (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm. 1-2. 14 Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan penerapannya pada Wacana Media (Jakarta:

Kencana, 2012), hlm. 9. 15 Norman Fairclough, Language and Power (London: Longman, 1989), hlm. 2.

Page 25: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

4

modalitas yang membentuk hubungan-hubungan kekuasaan yang menghasilkan persetujuan

melalui sebuah kekuatan.16

Ideologi konkret tersebut juga dibawa oleh setiap media massa, yang

mengimplikasikan adanya konstruksi sosial. Fariclough menyatakan bahwa ideologi tertanam

pada setiap wacana, yang diciptakan dan berperan untuk mempertahankan atau mengubah

relasi kuasa di masyarakat. Sebagai dampak dari adanya relasi kuasa tersebut, maka

sebenarnya kontruksi ideologi yang dibawa oleh media menuju pada terciptanya hegemoni

dan stereotip-stereotip di masyarakat.17

Pemberitaan media –khususnya yang berkaitan dengan peristiwa yang melibatkan

pihak dominan– selalu disertai penggambaran timpang terhadap pihak yang tidak dominan.

Karena itu, tidak aneh apabila gambaran perempuan, kaum buruh, dan pihak tidak dominan

lain digambarkan dengan konotasi yang negatif.18

Ketimpangan tersebut tampak pada kondisi perempuan-perempuan di Arab Saudi.

Posisi perempuan Arab SAudi seringkali digambarkan secara sepihak. Perempuan di Arab

Saudi sering dianggap kurang memiliki hak-hak sipil dan memiliki keterbatasan untuk aktif

di ruang publik. Selama dua puluh tahun terakhir, akses perempuan Arab Saudi terhadap

pendidikan telah meningkat tajam, berbeda dengan negara-negara Arab lainnya yang lebih

progresif. Kendati demikian, semakin banyak perempuan Saudi lulus dari perguruan tinggi,

mereka belum mendapatkan pekerjaan yang aman atau melakukan kegiatan yang

menghasilkan pendapatan.19

16 Norman Fairclough, “Critical Discourse Analysis”, dalam J. Haryatmoko, “Kondisi Ideologis dan

Derajat Keteramalan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough”, DISKURSUS, Volume 14, Nomor 2,

(Oktober 2015), Hlm. 158. 17 Farieda Ilhami Zulaikha, Tesis: “Wacana Perempuan pada Koran Feminis dan Non Feminis di

Amerika )Analisis Wacana Kritis(” (Yogyakarta: UGM, 2017), hlm. 1-2. 18 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan

Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 36. 19 Joas Wagemakers, Mariwan Kanie, & Annemarie van Geel, Saudi Arabia Between Conservatism,

Accommodation and Reform )Netherlands: Netherlands Institute of International Relations ‘Clingendael’, 2012(,

hlm. 9.

Page 26: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

5

Sehubungan dengan hal tersebut, pada April 2016, Putra Mahkota Mohammad bin

Salman meluncurkan visi 2030. Putra Mahkota mencatat, “visi kami adalah kuat, Arab Saudi

yang berkembang dan stabil memberikan peluang bagi semua. Visi kami adalah menjadi

negara toleran dengan Islam sebagai konstitusi dan moderasi sebagai metodenya.” Visi 2030

menguraikan 24 tujuan khusus untuk dicapai kerajaan dalam bidang ekonomi, perkembangan

politik dan sosial. Visi 2030 lebih lanjut mengartikulasikan 18 komitmen untuk mencapai

tujuan ini - dengan inisiatif khusus dalam energi terbarukan, manufaktur, pendidikan, tata

kelola elektronik, hiburan dan budaya.20

Di sisi lain, ada sebuah tantangan tersendiri bagi pemerintah, ketika sebagian

perempuan-perempuan Saudi mengamini apa yang mereka yakini sebagai kodrat perempuan,

seperti halnya perempuan berada di ruang domestik, sedangkan laki-laki memiliki tanggung

jawab untuk bekerja di ranah publik karena ideologi yang telah melekat.21 Terlepas dari hal

itu, perempuan Saudi adalah aset besar yang dimiliki oleh negara, 50% lulusan universitas

adalah perempuan. Oleh karenanya, pemerintah akan berinvestasi dengan mengembangkan

bakat sehingga memungkinkan mereka dapat memperkuat masa depan mereka dan

berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat dan ekonomi negara.22

Dengan demikian, visi 2030 kerajaan memiliki dampak yang signifikan terhadap

kesejahteraan perempuan Arab Saudi. Namun, untuk mengetahui beberapa hal tersebut

termasuk wacana sekarang terhadap perempuan Arab, maka dalam penelitian ini akan dikaji

bagaimana media mengkonstruk wacana tentang perempuan. Memahami representasi

20 Report, Saudi Arabia and Political, Economic & Social Development (Saudi Araia: Ministry of

Foreign Affairs, 2017), hlm. 5.

(dalam https://www.saudiembassy.net/reports/white-paper-saudi-arabia-and-political-economic-social-

development, diakses pada 13 Maret 2019) 21 Anis Rosida, Wacana Modernisasi dalam Tantangan Peradaban, Peran Perempuan sebagai

Tonggak Sejarah Arab Saudi, PALITA: Journal of Social-Religion Research, Vol.3, No. 1, (April 2018), hlm.

82. 22 Vision 2030, hlm. 37.

Page 27: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

6

perempuan Arab Saudi yang merupakan bagian dari keterwakilan realitas, setidaknya

dilandasi pemahaman bahwa dunia itu bukan sesuatu yang apa adanya (given).23

Mengkaji bagaimana kondisi perempuan Arab Saudi sekarang ini menjadi menarik,

terutama kajian media daring sebagai media populer yang banyak digunakan khalayak.

Dengan demikian akan diketahui prospek perkembangan perempuan-perempuan di Arab

Saudi sekarang ini. Transformasi yang dialami oleh perempuan Arab Saudi seiring dengan

diluncurkannya visi 2030 tercermin dari berbagai bidang, yaitu ekonomi, politik, budaya,

sosial, dan pendidikan yang ada di berita-berita media lokal daring Arab Saudi dengan basis

media pro-goverment, yaitu http://www.al-jazirah.com dan www.al-Madina.com.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini terletak

pada konstruk media merepresentasikan perempuan Arab, dengan kajian kritis Fairclough

yang melihat keterhubungan antara teks, praktik diskursus (wacana), dan praktik

sosiokultural, yang di antaranya akan dipaparkan melalui beberapa pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana diksi yang digunakan media dalam menggambarkan perempuan Arab Saudi?

2. Bagaimana strategi intertekstualitas dalam praktik wacana perempuan Arab Saudi dalam

media?

3. Bagaimana konteks sosiokultural yang ada pada wacana perempuan Arab Saudi di dalam

media daring?

23 Anang Santoso, Bahasa Perempuan: Sebuah Potret Ideologi Perjuangan (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hlm. 21.

Page 28: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan karya ini untuk

mengungkapkan:

a. Sarana tekstual yang dipilih oleh media dalam mengkonstruk wacana perempuan Arab.

b. Strategi intertekstualitas dalam praktik wacana perempuan Arab Saudi oleh media.

c. Konteks sosiokultural yang meliputi wacana perempuan Arab Saudi dalam media.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penilitian tentang representasi perempuan dalam media Arab ini

memiliki dua orientasi kegunaan, yaitu:

a. Secara teoritis, adanya penelitian ini akan memperkaya khazanah keilmuwan, dalam hal

keterkaitan antara struktur teks, wacana, dan aspek sosial yang termanifestasi melalui

bahasa. Sehingga tidak hanya aspek deskriptif struktural saja, melainkan aspek sosial

juga menjadi pembahasan.

b. Kegunaan praktis, ketika melihat suatu wacana dari hasil realitas sosial dengan

pendekatan kritis memungkinkan seseorang untuk lebih berhati-hati, terutama ketika

membaca sebuah media.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang perempuan Arab Saudi dengan menggunakan pisau analisa AWK

Fairclough belum banyak ditemukan, khususnya pada media Al-Jazirah Online dan Al-

Madinah. Di antara penelitian terdahulu terkait dengan perempuan Arab baik berupa artikel

jurnal, tesis, dan disertasi akan dipaparkan sebagai berikut:

Page 29: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

8

Artikel jurnal tentang pendidikan perempuan Saudi yang berada di bawah laki-laki

dengan dipengaruhi pemahaman keagamaan masyarakat Saudi. Artikel tersebut berjudul

Review of Women and Society in Saudi Arabia, ditulis oleh Yahya Al Alhareth, Yasra Al

Alhareth, dan Ibtisam Al Dighrir yang dimuat di American Journal of Educational Research,

Vol. 3, No. 2, tahun 2015. Dengan menggunakan teori feminis fokus tulisan ini menekankan

pada aspek pendidikan perempuan Saudi yang selalu di bawah laki-laki. Masyarakat Saudi

adalah campuran unik antara agama dan budaya, yang menimbulkan kesulitan bagi

pemerintah terutama bagi perempuan untuk mendapatkan akses pendidikan. Pemahaman

Islam versi mereka digunakan untuk menghakimi pendidikan perempuan, bahwa perempuan

dididik untuk menjadi ibu yang baik di dalam rumah. Padahal sebenarnya, ajaran Islam

sangat menghormati wanita. Pendidikan seharusnya diberikan kepada semua Muslim. Oleh

karena itu, status perempuan dalam masyarakat seperti itu perlu ditingkatkan dengan

memperlakukan mereka dengan lebih hormat dan memastikan hak-hak mereka sebagai

manusia dihormati karena cara-cara seperti itu akan meningkatkan kesempatan mereka untuk

menyelesaikan pendidikan mereka.

Martin Hvidt (2018) dalam artikel jurnalnya yang berjudul The new role of Women in

the New Saudi Arabian Economy, yang dimuat dalam Center for Mellemᴓststudier Syddansk

Universitet. Artikel ini menjelaskan tentang peran perempuan dalam pembangunan Arab

Saudi yang baru terutama dalam sektor ekonomi, yang merupakan tujuan utama dari visi

2030. Jumlah perempuan bekerja hanya 10%, sedangkan laki-laki 40%, menurut standar

internasional, angka-angka ini sangat rendah. Dalam upaya meningkatkan jumlah total orang

Saudi yang bekerja, Visi 2030 melakukan upaya khusus untuk meningkatkan persentase

perempuan dalam angkatan kerja. Oleh karena itu, Mohammad bin Salman telah meminta

berbagai entitas di sektor publik untuk membuka pekerjaan yang ditargetkan pada

perempuan. Di antara beberapa peluang kerja yang telah dibuka di antaranya dilakukan oleh

Page 30: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

9

Direktorat Jenderal Paspor membuka 140 pekerjaan, Departemen Kehakiman yang berencana

untuk merekrut 300 perempuan sebagai peneliti sosial, asisten administrasi, peneliti

yurisprudensi Islam dan peneliti hukum, Selain itu, pekerjaan perempuan dalam militer telah

dibuka.

Artikel jurnal yang berjudul ’Deviant’ Women in English Arab Media: comparing in

Iraq, Saudi Arabia and Qatar (Wanita yang ‘Menyimpang’ dalam Media Arab Inggris:

Perbandingan di Irak, Arab Saudi dan Qatar) oleh Ahmad Lida dan Priscyll Anctil Avoine,

dalam Reflexión Política, vol. 18, no. 36, juli-Desember, 2016, Universidad Autónoma de

Bucaramanga, Bucaramanga, Colombia. Artikel ini menjelaskan tentang gambaran

perempuan Arab/muslim dalam media Arab, sebuah kajian mengenanai gender terutama

setelah kejadian 9/11. Adapun yang dimaksud’Deviant’ Women adalah perempuan yang tidak

mengikuti setereotip gender dalam masyarakat mereka. Data diambil dari tiga media daring

(online) Arab yang berbahasa Inggris, yaitu: Arab News (berpusat di Saudi Arabia) sebuah

media independen, AJE (berpusat di Qatar), dan Iraqi News (berpusat di Bahrain dan Iraq).

Hasil yang diperoleh adalah bahwa ketiga media lebih tertutup perihal memberitakan

perempuan Arab di negaranya, di antara ketiga media, AJE adalah media paling progresif,

sedangkan Arab News, karena dibatasi oleh kontrol sosial kerajaan terhadap perempuan,

maka pemberitan mengenai isu-isu perempuan tidak terlalu banyak. Sebagai penutup, berita

Irak menyajikan visi yang cukup embrionik tentang perempuan “yang menyimpang” )dan

perempuan pada umumnya), karena kolom opini yang kurang berkembang dan rendahnya

kehadiran jurnalis perempuan.

Berikutnya, artikel tentang karya dari tiga penulis teluk perempuan yang saling

merepresentasikan daerah mereka, yaitu Laila > al-‘Uthma>n (Kuwait), Raja >’ A<lim (Saudi

Arabia(, dan Hadiyya Husayn )Iraq(, ditulis oleh Hager Ben Driss dengan judul “Women

Narrating the Gulf: A Gulf of Their Own”. Hasil yang diperoleh bahwa ketiga penulis

Page 31: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

10

tersebut dalam menggambarkan negara mereka dengan cara yang berbeda, penulis Kuwait

konservatif dan tanah suci Saudi Arabia dengan strategi humor, parodi, dan alegori (kiasan),

sedangkan Husayn (Iraq) membumbui teksnya dalam suasana kesedihan yang meresap yang

mencerminkan penderitaan tanah yang lama dilanda perang. Para penulis ini juga berhasil

menjembatani kesenjangan antara ranah privat dan publik, serta menawarkan narasi di mana

pribadi juga memiliki tempat baik dalam politik, budaya, dan sejarah.

Abdul Aziz (2008) menggunakan AWK Norman Fairclough dalam tesisnya yang

berjudul “Representasi Aktor dan Peristiwa Sosial dalam Krisis Politik Suriah oleh Al-

Jazeera Arabic dengan Al-Jazeera English )Tinjauan Analisis Wacana Kritis”, Universitas

Gajah Mada. Penelitian ini tentang representasi aktor dan peristiwa sosial dalam wacana

krisis politik Suriah pasca revolusi Arab Spring, yang ada di dalam dua media yaitu Al-

Jazeera Arabic (AJA) dengan Al-Jazeera English (AJE), serta membandingkan keduanya.

Hasilnya, AJA cenderung menggunakan bahasa deskriptif dalam merepresentasikan aktor

sosial dan peristiwa sosial. AJA cenderung merepresentasikan aktor secara sepihak,

sementara AJE cenderung melibatkan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik Suriah.

Wacananya dibingkai oleh AJA ke dalam frame kejahatan perang al-Assad dan sekutu (satu

pihak), sedangkan AJE membingkainya ke dalam frame perang sipil Suriah yang melibatkan

berbagai pihak dan faktor. Pada tataran struktur sosial, AJA memiliki strategi representasi

yang partisan, ideologis dan berpihak, dan berpihak kepada kebijakan luar negeri Qatar. AJE

memiliki strategi representasi yang non-partisan, non-ideologis, dan tidak memihak.

Dari beberapa penelitian di atas dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek, yaitu

perempuan Saudi dan teori analisis wacana Fairclough. Aspek pertama terdapat pada artikel

jurnal pertama kedua, ketiga, dan keempat. Artikel jurnal pertama menjelaskan tentang

perempuan Saudi dan kedudukan pendidikan yang masih di bawah laki-laki. Artikel kedua

menjelaskan tentang progresivitas perekonomian dengan memberikan perempuan Saudi

Page 32: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

11

pekerjaan. Artikel ketiga menjelaskan tentang penggambaran perempuan Arab oleh media

Arab yang masih tertutup. Artikel keempat menjelaskan tentang para penulis perempuan

Arab yang terdiri dari Kuwait, Arab Saudi, dan Irak, melalui tulisan-tulisan mereka berhasil

menjembatani kesenjangan antara ranah privat dan publik.

Aspek kedua terdapat pada disertasi dan tesis yang terletak setelah artikel jurnal di

atas. Penggunaan teori analisis wacana kritis Fairclough oleh tesis tersebut digunakan untuk

membandingkan suatu wacana pada media yang berbeda Tesis mengambil dua poin yaitu

aktor dan peristiwa sosial dalam krisis politik suriah oleh Al-Jazeera Arabic dengan Al-

Jazeera English. Dari beberapa penelitian tersebut, maka posisi penelitian ini terletak pada

bagaimana media lokal Saudi menggambarkan perempuan Saudi itu sendiri, yang

termanifestasi dalam beberapa bidang, yaitu ekonomi, politik, budaya, sosial. Selain itu,

penggunaan teori analisis wacana Fairclough menjadikan sebuah analisa lebih komprehensif,

karena menjalinrelasikan antara analisis deskriptif yang bersifat struktural (mikro) dan

analisis sosial yang bersifat makro.

E. Landasan Teori

1. Wacana dan Analisis Wacana Kritis

Wacana (discourse) telah diperkenalkan oleh Zelling Harris pada tahun 1952. Pada

awalnya, Zelling menganalisis bagaimana kalimat-kalimat dalam suatu teks dihubungkan

oleh semacam tata bahasa yang diperluas. Akar kemunculan istilah wacana sebenarnya telah

diperngaruhi oleh pemikiran Halliday. Pandangan Halliday tentang bahasa bahwa bahasa

sebagai semiotika sosial. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk bahasa mengkodekan

representasi dunia yang dikonstruksikan secara sosial.24

24 Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif (Bandung: Refika Aditama, 2014), hlm.

19-20.

Page 33: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

12

Pandangan Halliday ini kemudian banyak mengilhami para ahli bahasa dalam

mengkaji wacana. Menurut Fairclough, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan dan bentuk

interaksi. Wacana tidak berada dalam ruang tertutup, dalam arti tidak ada wacana yang

vakum sosial. Pengertian tersebut mengimplikasikan dua hal, pertama, wacana memiliki

tujuan untuk berbagai hal seperti membujuk, mempengaruhi, menyanggah, dan

mempersuasif. Kedua, wacana diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di

luar kendali.25

Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (selanjutnya akan disingkat AWK)

yang memusatkan perhatian pada penemuan kekuatan yang dominan dalam memarginalkan

dan meminggirkan kelompok yang tidak dominan.

AWK bertujuan untuk mengritik dan mentransformasi hubungan sosial yang timpang,

yakni ketimpangan yang disebabkan oleh dominasi kelompok yang kuat terhadap kelompok

yang lemah atau menghilangkan keyakinan dan gagasan palsu tentang masyarakat dan

mengritik sistem kekuasaan yang tidak seimbang dan struktur yang mendominasi dan

menindas orang.26

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perubahan sosial

(sosiocultural change approach) oleh Fairclough, yaitu suatu model yang mengintegrasikan

secara bersama-sama analisis wacana didasarkan pada linguistik dan pemikiran sosial dan

politik, dan secara umum diintegrasikan pada perubahan sosial.27 Fairclough berupaya

mengkombinasikan teori sosial (wacana) dengan linguistik yang kemudian melahirkan teori

linguistik kritis. Kombinasi ini pada gilirannya sangat bermanfaat untuk melihat bagaimana

25 Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif (Bandung: Refika Aditama, 2014), hlm.

20-21. 26 Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif (Bandung: Refika Aditama, 2014), hlm.

145. 27 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Teks Media, hlm, 285-286.

Page 34: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

13

relasi kuasa di balik teks dan bagaimana kekuasaan idiologis diartikulasikan secara

tekstual.28

AWK mengkonsepsikan bahasa sebagai suatu bentuk praktik sosial dan berusaha

membuat masyarakat sadar akan pengaruh timbal-balik antara bahasa dan struktur sosial

yang biasanya tidak mereka sadari.29 Dari hubungan yang kompleks antara bahasa dan fakta

sosial, bisa diketahui efek ideologis yang seringkali tidak jelas dan tersembunyi dalam

penggunaan bahasa maupun pengaruh relasi kekuasaan.30 Objek AWK menurut Fairclough

adalah semua teks yang merupakan sumber data, bisa berupa dokumen, kertas diskusi, film,

televisi, pidato, kartun, foto, koran, risalah politik, pamflet, artefacts budaya seperti gambar,

bangunan, dan musik.31

Bagi Fairclough, studi bahasa kritis (pendekatan kritis) telah berperan dalam

mengembangkan kesadaran khusus mereka yang didominasi dengan cara-cara linguistik, hal

ini dikarenakan ilmu-ilmu sosial tidaklah netral, ilmu ini memiliki hubungan khusus dengan

kelompok atau kekuatan dominan atau yang didominasi. Selain itu, pendekatan ini juga

menunjukkan bagaimana masyarakat dan wacana saling membentuk (wacana dibentuk oleh

masyarakat dan masyarakat dibentuk oleh wacana).32

Fowler menekanankan sesuatu yang amat fundamental dalam pandangan Fairclough

adalah adanya fungsi relasi antara konstruksi tekstual dengan kondisi-kondisi sosial,

institusional, dan ideologis dalam proses-proses produksi serta resepsinya. Struktur-struktur

linguistik digunakan untuk mensistematisasikan dan mentransformasikan realitas. Oleh

28 Elya Munfarida, Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough, hlm, 3. 29 Stefan Titscher, dkk, Metode Analisis Teks & Wacana, Terj. Gazali, dkk (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009), hlm., 239. 30 Stefan Titscher, dkk, Metode Analisis Teks & Wacana, hlm., 241. 31 Norman Fairclough, “Critical Discourse Analysis” )1995( dalam J. Haryatmoko, “Kondisi Ideologis

dan Derajat Keteramalan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough”, DISKURSUS, Volume 14, Nomor 2,

(Oktober 2015), hlm. 166. 32 Norman Fairclough, Critical Language Awarness, Terj. Hartoyo (Semarang: IKIP Semarang Press,

1995), hlm., 11.

Page 35: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

14

karena itu, dimensi kesejarahan, struktur sosial, dan ideologi adalah sumber utama

pengetahuan dan hipotesis dalam kerangka kerja kritisisme linguistik.33

Fairclough memanfaatkan teori-teori dari Anthonio Gramsci dan Louis Althuser,

Fairclough berusaha membuktikan adanya potensi transformasi sosial dalam diskursus.

Selain itu, Fairclough mengkombinasikan teori sosial (wacana) dengan linguistik yang

kemudian melahirkan linguistik kritis. Jalinan relasi ini pada gilirannya sangat berperan

untuk melihat bagaimana relasi kuasa di balik teks dan bagaimana kekuasaan ideologis

diartikulasikan secara tekstual. Signifikansi inilah yang menjadikan elaborasi terhadap kajian

media terkait dengan teori analisis wacana kritis Norman Fairclough menjadi penting.34

2. Kerangka Tiga-Dimensi Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough

Wacana menurut Fairclough memiliki tiga dimensi: merupakan teks bahasa lisan atau

tulis; suatu interaksi antar orang (deskripsi dari teks), yang melibatkan proses produksi dan

interpretasi teks (interpretasi dari proses interaksi); dan bagian dari tindak sosial (penjelasan

bagaimana proses interaksi berhubungan dengan tindak sosial).35 Analisis Fairclough telah

melampaui "apa" dari deskripsi teks ke arah "bagaimana" dan "mengapa" dari interpretasi

dan penjelasan (eksplanasi) teks.36 Model tiga dimensi Fairclough (teks, praktik kewacanaan,

dan praktik sosial) dibedakan sebagai tiga tataran yang bisa dipisahkan secara analitis.37

Secara umum, tujuan dari tiga dimensi itu adalah sebagai kerangka analisis dalam

analisis wacana. Selain itu, penggunanan tiga dimensi tersebut juga disandarkan pada asumsi

bahwa teks tidak pernah bisa dipahami atau dianalisis secara terpisah, dalam arti hanya bisa

33 Umar Fauzan, “Analisis Wacana Kritis dari Model Fairclough hingga Mills”, Jurnal PENDIDIK,

Vol. 6, No. 1 (2014), hlm. 2. 34 Elya Munfarida, Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough, hlm, 3. 35 Norman Fairclough, Critical Language Awarness, hlm., 11-12. 36 Forough Rahimi & Mohammad Javad Riasati, Critical Discourse Analysis: Scrutinizing

Ideologically-Driven Discourse. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1 No. 16

(November 2011) hlm. 109. 37 Marianne W. Jorgensen & Louise J. Phillips, Analisis Wacana: Teori dan Metode (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 149.

Page 36: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

15

dipahami dalam kaitannya dengan jaring-jaring teks lain dan hubungannya dengan konteks

sosial.38 Ketiga dimensi tersebut bisa dilihat pada gambar di bawah ini:39

a. Analisis Tekstual

Tahap pertama dalam kerangka analisis tiga dimensi AWK Fairclough adalah analisis

tekstual, tahapan ini disebut juga sebagai tahapan deskriptif teks. Analisis tekstual

memperhatikan pada pemilihan kata dan klausa. Hal yang akan diungkap adalah apa yang

ada ‘yang terkatakan’ di dalam teks )what is ‘in’ text).40 Menurut Fairclough, ada empat hal

38 Marianne W. Jorgensen & Louise J. Phillips, Analisis Wacana: Teori dan Metode, hlm. 130. 39 Norman Fairclough, Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language (New York:

Rouledge, 2010), hlm. 133. 40 Abdul Aziz, Tesis: “Representasi Aktor dan Peristiwa Sosial dalam Krisis Politik di Suriah oleh Al-

Jazeera Arabic dan Al-Jazeera English (Tinjauan Analisis Wacana Kritis)”, (Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada, 2017), hlm. 14.

Descri

ption (text

analysis)

Text

Sociocultural practice

Process of

production

Interp

retation

(Processing

analvsis) Expla

nation (social

analysis)

Process of

interpretation Disco

urse

practice/interac

tion (Situational;

institutional; societal)

Page 37: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

16

yang dapat dianalisis yaitu kosakata (vocabulary), tata bahasa (grammar), kohesi, dan

struktur teks. Kosakata berhubungan dengan kata per kata itu sendiri, tata bahasa

berhubungan dengan kombinasi-kombinasi di dalam klausa dan kalimat, kohesi berhubungan

dengan bagaimana klausa dan kalimat dihubungkan dengan yang lain secara bersamaan, dan

struktur teks berhubungan dengan kekayaan penyusun teks.41 Dalam penelitian ini hanya

diambil tiga bagian saja; kosakata (vocabulary), tata bahasa (grammar), dan kohesi.

Baik analisis kosakata (vocabulary) maupun tata bahasa (grammar) memiliki empat

nilai-nilai yang sama, yaitu experiential, relational, expressive, dan connective.42 Pertama,

nilai eksperiental yang menunjuk pada jejak ideologis yang digunakan oleh produser teks

dalam merepresentasikan dunia natural atau sosial. Nilai eksperiental penting untuk

mengungakap ideologi yang ada dalam teks. Kedua, nilai relasional yang merupakan jejak

tentang relasi sosial yang ditampilkan dalam teks. Nilai ini memfokuskan pada bagaimana

pilihan penggunaan kata dalam teks berperan dan berkontribusi pada penciptaan relasi sosial

di antara para partisipan. Ketiga, nilai ekspresif yang bermakna jejak tentang evaluasi

produser teks tentang realitas yang terkait. Nilai ekspresif ini biasanya berhubungan dengan

subjek dan identitas sosial. Nilai konektif yang menghubungkan bagian-bagian dalam teks.

Selain menghubungkan bagian-bagian internal teks, nilai konektif juga terkait dengan

hubungan teks dengan konteks situasional teks tersebut. Dalam lingkup tata bahasa, koneksi

internal teks bisa dilihat dari penggunaan konektor (kata penghubung), referensi (kalimat

yang dirujuk oleh kalimat setelahnya), dan kohesi di antara kalimat satu dengan kalimat yang

lain.43

41 Norman Fairclough, Discourse and Social Change (Cambridge: Polity Press, 1992), hlm. 75. 42 Norman Fairclough, Language and Power (New York: Reuledge, 2001), Hlm. 92-93. 43 Elya Munfarida, Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough, hlm, 9-10.

Page 38: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

17

a. Kosakata (vocabulary)

Perbendaharaan kata meliputi makna kata. Satu kata bisa mempunyai banyak makna

dan makna berbeda tergantung dari konteksnya.44 Analisis ini memfokuskan pada pilihan

kata yang digunakan (wording) dan signifikansi politik dan ideologis.45 Pada bagian ini,

penulis hanya mengambil dua yang akan dikemukakan untuk menganalisis kosakata yang

digunakan, yaitu wording dan overwording. Wording adalah pengungkapan kembali kata

yang merujuk pada realitas tertentu.46 Sedangkan overwording adalah penyebutan referent

tertentu dengan berbagai leksis yang berlainan namun memiliki unsur sinonim atau semi

sinonim sehingga mencerminkan penekanan kepada aspek realitas tertentu.47

Fairclough menyatakan bahwa overwording (atau disebut juga dengan

overlexicalization)48 seringkali melibatkan kata-kata yang bersinonim. Overwording

menunjukkan beberapa aspek realitas, yang mengindikasikan adanya perjuangan ideologis

tertentu. Misalkan pada sebuah contoh terdapat kata-kata yang memiliki hubungan makna

dengan growth dan development diantaranya, increase, boost, develop, cultivate, build,

widen, enrich.49

Overwording merupakan fitur tekstual yang termasuk ke dalam nilai eksperiental,

sehingga dengan mengetahui overwording akan diketahui ideologi tertentu yang merupakan

representasi dari realitas.

44 J. Haryatmoko, “Kondisi Ideologis dan Derajat Keteramalan Analisis Wacana Kritis Norman

Fairclough”, DISKURSUS, Volume 14, Nomor 2, (Oktober 2015), Hlm. 181. 45 Norman Fairclough, Discourse and Social Change, hlm. 77. 46 Abdul Aziz, Tesis: “Representasi Aktor dan Peristiwa Sosial dalam Krisis Politik di Suriah oleh Al-

Jazeera Arabic dan Al-Jazeera English (Tinjauan Analisis Wacana Kritis)”, hlm. 16. 47 Ibid, hlm. 51. 48 Norman Fairclough, Language and Power, hlm. 116. 49 Ibid, hlm. 96.

Page 39: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

18

b. Tata Bahasa

Tingkatan tata bahasa oleh Fairclouch dipusatkan pada transitivitas, voice (aktif dan

pasif), nominalisasi, dan tema.50 Penelitian ini hanya membatasi aspek tata bahasa pada aspek

voice (aktif dan pasif) atau bentuk partisipan, yaitu melihat bagaimana aktor-aktor

ditampilkan sebagai pelaku (subjek) atau objek dalam pemberitaan. Sebagai subjek

ditampilkan dalam bentuk kalimat aktif, seorang aktor ditampilkan melakukan suatu tindakan

yang menyebabkan sesuatu pada objek. Sebagai objek menunjuk pada sesuatu yang

disebabkan oleh orang lain. Strategi yang digunakan dengan menggunakan kalimat pasif.

Kalimat pasif hanya menampilkan objek, sedangkan pelaku tidak tidak ditampilkan.51

b. Analisis Praktik Wacana (Discourse Practice)

Tahap ini oleh Fairclough dinamakan dengan tahap interpretasi. Tahap ini berkaitan

dengan proses produksi teks dan interpretasi teks.52 Analisis ini termanifestasi dalam bentuk-

bentuk linguistik, yang kemudian oleh Fairclough ditegaskan lagi bahwa yang dimaksud

adalah teks, baik tertulis maupun lisan.53

Teks dibentuk lewat suatu praktik diskursus, yang akan menentukan bagaimana teks

tersebut diproduksi.54 Analisis praktik wacana mencakup unsur produksi teks artikel yang

tidak dapat terlepas dari unsur teks dan wacana lain (intertekstualitas dan interdiskursivitas),

yang dipengaruhi oleh gagasan intertekstual Julia Kristeva. Dengan kata lain, teks tidak hadir

dengan sendirinya, teks sebenarnya dikonstruksi oleh teks lain yang sudah ada sebelumnya,

baik berupa teks fisik maupun berupa pengetahuan yang sudah ada.55 Bahkan, jika ada suatu

teks dari sebuah peristiwa baru, teks tersebut disusun oleh media melalui interdiskursivitas

50 Norman Fairclough, Discourse and Social Change, hlm. 179. 51 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, hlm. 293. 52 Norman Fairclough, Language and power, hlm. 118. 53 Norman Fairclough, Discourse and Social Change, hlm. 71. 54 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, hlm. 316. 55 Bernardinus Realinus Suryo Baskoro, Disetasi: “Berita Korupsi di Media Indonesia dan Perancis:

Analisis Wacana Kritis” (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2015), hlm. 38.

Page 40: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

19

atau intertekstualitas dari “teks” lain atau peristiwa itu sendiri, pengetahuan media atas

peristiwa itu, hasil studi pustakanya, dan lain sebagainya.56

Wodak dan Weiss menyatakan bahwa teks dan wacana itu tidak terisolasi dalam

ruang. Teks satu selalu berhubungan dengan teks sebelumnya atau bahkan teks yang akan

datang. Hal ini dapat dicirikan sebagai "intertekstualitas".57 Intertekstualitas adalah

kehadiran unsur-unsur dari teks lain, bisa berupa kutipan, acuan, dan isi.58 Wacana

berperilaku dengan cara yang sama: Wacana juga tumpang tindih dan saling berhubungan.

Hal ini dikenal sebagai "interdiscursivity".59

Bagi Fairclough proses produksi teks dalam media disebut rantai peristiwa

komunikatif, dalam arti bahwa teks sebelumnya ada (wawancara, pidato politik, dokumen-

dokumen, dan lain sebagainya) di dalam teks setelahnya dan membentuk banyak lapisan yang

direkontekstualisasikan. Fairclough mengatakan, “The production of media texts can thus be

seen as a series of transformations across what I earlier called a chain of communicative

events which links source events in the public domain to the private domain consumption of

media texts.”60

c. Analisis Praktik Sosiokultural (Sociocultural Practice)

Analisis praktik sosiokultural oleh Fairclough disebut dengan eksplanasi. Praktik

sosiokultural bisa dilihat pada tingkat situasi langsung (the immediate situation),

lembaga/institusi/organisasi yang lebih luas, dan pada tingkat masyarakat. Misalnya,

seseorang dapat membaca interaksi antara pasangan suami istri dalam hal hubungan khusus

56 Ibid, hlm. 113. 57 Umar Fauzan, “Analisis Wacana Kritis Model Fairclough”, hlm. 4.

58 Haryatmoko, Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan Teori, Metodologi,

dan Penerapan (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 11. 59 Umar Fauzan, “Analisis Wacana Kritis Model Fairclough”, hlm. 4. 60 Norman Fairclough, Media Discourse (London: Edward Arnold, 1995), Hlm. 48-49.

Page 41: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

20

mereka (mikro/lebih dekat), hubungan antar mitra dalam keluarga sebagai institusi, atau

gender hubungan dalam masyarakat yang lebih besar (makro).61

a. Situasi

Teks dihasilkan tidak dalam ruang hampa, melainkan teks dihasilkan dalam suatu

kondisi dan atau susasana yang khas. Jika wacana dipahami sebagai suatu tindakan, maka

tindakan itu adalah upaya untuk merespon situasi atau konteks sosial tertentu.62

b. Institusional

Level ini melihat bagaimana pengaruh institusi terhadap produksi teks. Institusi yang

berhubungan dengan media bisa berupa ekonomi media maupun politik. Pengaruh ekonomi

terhadap media sangat penting, seperti halnya pengiklan akan sangat menentukan

keberlangsungan media. Selain ekonomi media, pengaruh institusi lain adalah politik.

Institusi politik bisa mempengaruhi kebijakan yang dilakukan media, seperti halnya di

negara dengan pemerintah mempunyai wewewang untuk melakukan kontrol dan

pengendalian, maka wacana yang muncul di media menjadi lain. Negara yang otoriter, yang

ditandai dengan represi dan pembredelan, akan berpengaruh dengan kebijakan di ruang

redaksi (news room). Politik yang menjadikan media sebagai sarananya, di samping media

partisan yang secara sengaja dibuat untuk tujuan politik, juga kontrol terhadap pikiran

masyarakat.63

c. Sosial

Perbedaan level sosial dengan situasi terletak pada cakupannya, sebagaimana telah

dijelaskan oleh Fairclough di atas. Aspek situasional lebih mengarah pada waktu atau

suasana yang mikro (konteks peristiwa saat peristiwa dibuat), sedangkan aspek sosial lebih

luas, lebih melihat pada aspek makro seperti sistem politik, ekonomi, atau budaya

masyarakat secara keseluruhan. Sistem-sistem tersebut pada akhirnya akan menentukan 61 Norman Fairclough, Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language, hlm. 132. 62 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, hlm. 322. 63 Ibid, hlm. 322-325.

Page 42: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

21

siapa yang berkuasa, nilai-nilai apa yang dominan di masyarakat, dan bagaimana sistem dan

nilai tersebut mempengaruhi dan menentukan media. Masyarakat yang berideologi patriarkal

yang melihat perempuan kelas dua di bawah laki-laki, nilai-nilai tersebut akan

mempengaruhi isi pemberitaan. Demikian juga dengan teks yang diberitakan oleh seseorang

dari sistem politik otoriter tentu saja berbeda dengan teks yang dihasilkan dalam politik

liberal.64

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam pelaksanaannya.

Pendekatan deskriptif menurut Sudaryanto yaitu penelitian yang hanya dilakukan semata-

mata hanya berdasarkan fakta-fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada

penuturnya sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa

dikatakan sifatnya seperti potret atau paparan seperti apa adanya.65 Deskriptif diartikan

sebagai memberikan deskripsi (pemerian) dan analisis bahasa. Bahasa diterangkan bagaimana

kerja dan penggunaannya oleh para penuturnya pada kurun waktu tertentu, bisa disebut juga

sebagai deskriptif sinkronik.66

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan kritis, Foss dan Littlejhon

dalam Setiawan menyebutkan bahwa aspek yang esensial dalam pandangan kritis yaitu upaya

pemahaman atas kondisi sosial yang tertindas (under represented groups) dan bertindak

(advokasi) mengatasi kekuatan yang menindas, dalam rangka memperjuangkan emansipasi

wanita dan partisipasi masyarakat secara luas.67

64 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, hlm. 325-326. 65 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 192. 66 A. Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar, hlm. 100. 67 Yulianto Budi Setiawan, Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Kekerasan Berbasis Gender di Surat

Kabar Harian Merdeka, Jurnal Ilmiah Komunikasi, MAKNA Vol. 2 no. 1, (Pebruari 2011), hlm. 16.

Page 43: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

22

Pendekatan kualitatif dipakai dalam arti mengembangkan pengertian tentang individu

dan kejadian dengan memerhatikan konteks yang relevan yang bertujuan memahami

fenomena sosial secara holistik dan menggali pemahaman lebih dalam dan lebih banyak,

biasanya data dianalisis secara induktif yaitu peneliti mengamati, menganalisis, dan membuat

kesimpulan.68

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: data

primer dan sekunder. Data primer adalah data utama yang digunakan sebagai bahan utama

analisis yaitu berita tentang perempuan Arab dalam http://www.al-jazirahonline.com dan

www.al-madina.com yang dirilis pada tahun 2019, dengan menggunakan referensi lain baik

berupa buku, jurnal, internet yang memiliki keterkaitan dengan konteks perempuan Arab

Saudi. Data sekunder sebagai data penunjang dalam penulisan terdiri dari referensi yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian seperti jurnal, tesis, dan referensi-referensi lain.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan atau penjaringan data menggunakan metode simak dengan teknik catat

(taking note method). Menyimak tidak hanya dilakukan dengan mendengar melainkan

membaca juga termasuk di dalamnya. Peneliti menyimak data kemudian mencatat, setelah

pencatatan dilakukan peneliti melakukan klasifikasi atau pengelompokan,69 sehingga dalam

hal ini peneliti memilih dan memilah data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

4. Metode Analisis Data

Data dianalisis menggunakan teknik analisis wacana kritis menurut Fairclough, yakni

(a) analisis teks bahasa, (b) analisis praksis wacana, (3) analisis praksis sosiokultural.

Langkah analisis data meliputi (1) pembacaan secara kritis-kreatif terhadap seluruh data, (2)

pereduksian data sesuai dengan domain masalah, (3) penyajian data yang terdiri atas

68 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, hlm. 19-23. 69 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, hlm. 211.

Page 44: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

23

identifikasi dan klasifikasi data berdasakan domain masalah, (4) interpretasi relasi teks

dengan konteks situasi, (5) eksplanasi relasi teks dengan konteks institusi, masyarakat, dan

budaya, dan (6) penyimpulan.70

70 Anang Santoso, Studi Bahasa Kritis: Menguak Bahasa Membongkar Kuasa, hlm, 171-172.

Page 45: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

24

G. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan ini memuat alur penulisan penelitian yang terdiri dari lima

bab pembahasan dan di tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang memiliki kesinambungan,

yaitu:

Bab I, pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, kajian pustaka berisikan penilitian-penelitian terdahulu yang relevan dan

memiliki keterkaitan dengan penelitian ini serta memposisikannya dengan penelitian

sebelumnya, kerangka teoritis yang digunakan, metode penelitian, dan diakhiri dengan

sistematika pembahasan.

Bab II, memuat tentang analisis tekstual yang digunakan dalam media Arab untuk

menggambarkan perempuan.

Bab III, memaparkan tentang proses praktik wacana perempuan Arab dalam media

daring.

Bab IV, praktik sosiokultural yang terdiri dari institusi, konteks situasi, dan sosial

yang terdapat di dalam media daring.

Bab V, penutup terdiri dari kesimpulan pembahasan dan saran-saran.

Page 46: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

124

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis penggambaran wacana perempuan Arab Saudi dengan

menggunakan kerangka tiga dimensi Norman Fairclough (tekstual, praktik

diskursus, dan praktik sosiokultural), pada media daring Al-jazirah Online dan Al-

Madina, menghasilkan beberapa temuan yang berkaitan dengan perempuan Arab

Saudi dan transformasinya seiring dengan adanya visi Saudi 2030.

Pada tataran tekstual, perempuan digambarkan dengan citra positif, seperti

pemandu wisata, seorang seniman dan lain sebagainya. Hal ini ditengarai dari

kata-kata yang digunakan. Perempuan ‘المرأة’ di-overwording menjadi مرشدات

(pemandu), رئيسة ملتقى البرلمانيات الأردنيات (Ketua Forum Parlemen Yordania), الأم

الموظفة، رائدة الأعمال، سيدة المجتمع، والابنة والأخت والزوجة موظفات ,(seniman) فنانات ,

,(sejumlah pemimpin pendidikan) القيادات التعليمية ,(Pegawai Kementrian) الوزارة

بنات ,(pengusaha perempuan) المرأة العاملة ,(ibu-ibu pebisnis) الأمهات العاملات

قدوة dan ,(pemerhati) مهتمات , مثقفات ,سيدة من أميرات ,فريق الجوازات ,الوطن

(pantun/teladan).

Page 47: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

125

Pada aspek tata bahasa, dengan menyitir istilah di dalam bukunya

Fairclough “voice” untuk menyebut bentuk kalimat aktif dan pasif. Semua berita

menggunakan kalimat aktif yang menampilkan kedua belah pihak aktor dalam

berita, dalam arti kedudukan kedua belah pihak ditampilkan dengan seimbang. Di

sisi lain, penggunaan kalimat aktif pada mayoritas berita berarti memposisikan

perempuan sebagai objek. Terdapat satu berita yang bias, pada berita berjudul al-

tarkhi >ṣu li ṡala >ṡi murosysyida >tin siya >hiya>tin fi > tabu >k (Pemberian Lisensi untuk

Tiga Pemandu Wisata Perempuan di Tabuk). Berita ini tidak memberikan ruang

bagi perempuan Arab Saudi untuk memberikan pernyataan padahal konteks berita

tentang mereka yang mendapatkan lisensi untuk menjadi pemandu wisata.

Dimensi praktik diskursus memperlihatkan bahwa wartawan

menggunakan berbagai aktor sosial yang kebanyakan dari pihak pemerintah untuk

menunjukkan keseriusan dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan taraf hidup

perempuan Arab sebagai misi merealisasikan visi 2030. Upaya dari para aktor

sosial tersebut tercakup dalam strategi yang digunakan dalam mengkonstruk

berita dengan strategi intertekstual, yaitu memasukkan teks-teks, wacana, atau

peristiwa lain yang berhubungan dengan transformasi perempuan Arab di

berbagai sektor seperti ekonomi, politik, pendidikan, budaya, serta sosial, dan

hubungannya dengan visi Saudi 2030.

Analisis praktik sosiokultural menunjukan bahwa transformasi di kerajaan

terhadap beberapa kebijakan perempuan di berbagai sektor (ekonomi pada berita

pertama dan keenam, politik pada berita kedua, budaya pada berita ketiga, dan

pendidikan pada berita keempat, sosial pada berita kelima dan ketujuh), dilatar

Page 48: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

126

belakangi oleh kepentingan ekonomi (economic interest), kerajaan mencoba

keluar dari bergantung pada minyak ke ekonomi pascaminyak (post-oil), dengan

mendiversifikasi ekonomi ke berbagai ragam seperti membuka pariwisata, pusat

hiburan, museum, dan bioskop. Pada prakteknya, kerajaan menghadapi tantangan

yang cukup signifikan, mengingat sistem ideologi konservatif yang bertolak

belakang dengan tujuan visi 2030 yang bersifat lebih moderat dan terbuka.

Kendati demikian, perkembangan dan pemberdayaan perempuan Saudi tidak bisa

dinafikan, banyak perkembangan yang nyata membawa angin segar bagi

perempuan Saudi seiring dengan visi 2030 kerajaan.

B. Saran

Analisis wacana kritis Norman Fairclough memiliki tiga kerangka analisis,

yaitu analisis tekstual, analisis diskursus, dan analisis praktik sosiokultural. Pada

tataran tekstual inilah sebenarnya Fairclough memaparkan penjelasan yang sangat

luas, sehingga penulis penulis merekomendasikan beberapa saran untuk penelitian

selanjutnya agar lebih komprehensif. Pada tataran tekstual, ada empat hal yang

dapat dianalisis yaitu kosa-kata (vocabulary), tata bahasa (grammar), kohesi, dan

struktur teks.

Pertama: pada tataran vocabulary, terdapat empat nilai sebagaimana

terdapat dalam bukunya Fairclough Language and Power (2001, 92-93), yaitu

experiential, relational, expressive, dan connective. Menggunakan empat nilai

tersebut akan diketahui jejak ideologis, jejak tentang relasi sosial, dan identitas

sosial.

Page 49: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

127

Kedua: pada tataran tata bahasa (grammar) yang memiliki nilai empat

yang sama dengan tataran vocabulary, dan aspek yang dibahas di dalamnya

adalah transitifitas, tema, dan modalitas. Namun, Ada berbagai fitur gramatikal

teks yang memiliki hubungan pada tiap nilai, seperti pada nilai relasi ada tiga fitur

yang digunakan oleh Fairclough, yaitu model kalimat (deklaratif, imeratif, dan

lain sebagainya), modalitas, dan pronouns.71 Kemudian transitifitas terbagi ke

dalam enam proses, yaitu material, mental, behavioral, verba, relasional, dan

eksistensial. Penulis merekomendasikan untuk mengurai keempat nilai-nilai

tersebut serta mengembangkannya dengan teori Linguistik Sistemik

Fungsionalnya (LSF) Halliday, mengingat Fairclough banyak mengambil teori

tekstualnya dari teori LSF-nya Halliday.

71 Lebih lanjut baca Norman Fairclough, Language and Power (2001).

Page 50: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

128

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Lida dan Priscyll Anctil Avoine. 2016. “Deviant” women in English

Aarab Media: comparing representation in Iraq, Saudi Arabia and Qatar.

Reflexión Política. Vol. 18. No. 36.

Al Alhareth, Yahya & Ibtisam Al Dighrir. 2015. Review of Women and Society in

Saudi Arabia, American Journal of Educational Research, Vol. 3, No. 2.

Al Amri, Khalid Hadi. 2005. e-tesis: Arabic/English/Arabic Translation : Shifts of

Cohesive Markers in The Translation of Argumentative Texts : A

Contrastive Arabic-English Text Linguistic Study. Durham: Durham

University.

Al-Afgani, Sa’id al-Afgani. 1995. Al-Mujaz fi Qawa’id al-Lugah al-‘Arabiyyah

Beirut: Dar al-Fikr.

Alhussein, Eman. 2014. Triangle of Change: the Situation of Women in Saudi

Arabia, The Norwegian Peacebuilding Resource Centre.

Al-Otaibi, Najah & Ali Shihabi. 2018. Women Behind the Wheel, Activists Behind

Bars: Paradoxes on the Path to Reform in Saudi Arabia, (Washington,

DC: Arabia Foundation.

Al-Gulayaini >, Musṭafa. 1994. Jami’ al-Durus. Beirut: Mansyurat al-Maktabah al-

‘Aṣriyyah.

Alhazmi, dkk. 2015. Contextualization of Saudi International Students’

Experience in Facing the Challenge of Moving to Mixed Gender

Environments. American International Journal of Contemporary Research.

5(2).

Aliah, Yoce. 2014. Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif. Bandung:

Refika Aditama.

Alsaleh, Shakir Ahmed. 2012. Gender inequality in Saudi Arabia: Myth and

reality. International Proceedings of Economics Development & Research.

39(1).

Page 51: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

129

Alsuwaida, Nouf. 2016. Women’s Education In Saudi Arabia. Journal of

International Education Research. Vol. 12, No. 4.

Alwasilah, A. 2011. Chaedar. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa – Klausa – Kalimat. Misykat:

Malang.

Aziz, Abdul. 2017. Tesis: “Representasi Aktor dan Peristiwa Sosial dalam Krisis

Politik di Suriah oleh Al-Jazeera Arabic dan Al-Jazeera English (Tinjauan

Analisis Wacana Kritis”. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan penerapannya pada

Wacana Media. Jakarta: Kencana.

Blanchard, Christopher M. Blanchard. 2019. Saudi Arabia, Congressional

Research Service: Informing the Legislative debate since 1914.

Cummins, Joshua I. 2015. Social Media, Public Opinion, and Security

Cooperation in Saudi Arabia. The DISAM Annual.

Dawud, Muhammad Muhammad & Uril Bahruddin. 2018. Al-‘Arabiyah wa Ilm

al-Lughah al-Hadits. Malang: Lisan Arabi.

Dewi, Eva. 2017. “Gender dalam Bahasa Arab”. dalam Deni Febrini (Ed.). Bunga

Rampai Islam dan Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Esmail, Hanaa Abdelaty Hasan. 2018. Economic Growth of Saudi Arabia

Between Present and Future According to 2030 Vision. Asian Social

Science. Vol. 14, No. 12.

Fairclough, Norman. 2010. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of

Language. New York: Routledge.

________. 1995. Critical Language Awarness, Terj. Hartoyo. Semarang: IKIP

Semarang Press.

Page 52: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

130

________. 1989. Language and Power. New York: Longman.

________. 2001. Language and Power. New York: Reuledge.

________. 1995. Media Discourse. London: Edward Arnold.

Fauzan, Umar. 2003. Analisis Wacana Kritis Model Fairclough. Jurnal Pendidik.

Vol. 5. No. 2.

________. 2014. Analisis Wacana Kritis dari Model Fairclough hingga Mills.

Jurnal Pendidik. Vol. 6. No. 1.

Grigore, George & Laura Sitaru. 2016. Modalities in Arabic. Bucharest: Center

for Arab Studies.

Harahap, Nursapia. 2014. Penelitian Kepustakaan. IQRA’. Vol. 08. No. 01.

Harimurti Kridalaksana. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Haryatmoko. 2017. Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis):

Landasan Teori, Metodologi, dan Penerapan. Jakarta: Rajawali Pers.

Haryatmoko, J. 2015. Kondisi Ideologis dan Derajat Keteramalan Analisis

Wacana Kritis Norman Fairclough. Diskursus. Vol. 14. Nomor 2.

Hijriyah, Umi. 2014. Bahasa dan Gender. Al-Bayan. Vol. 6, No. 2.

Hilal, Abd al-Ghoffar Hamid. 1986. Ilm al-Lughah Baina al-Qodim wa al-

Hadits. Mesir: Mathba’ah al-Jabalawi.

Hvidt, Martin. 2018. The New Role of Women in The New Saudi Arabian

Economy. Center for Mellemᴓststudier Syddansk Universitet.

Ilyas, Asim Ismail. 2014. Cohesive Devices in the Short Suras of the Glorious

Quran. Arab World English Journal. No. 3.

Jahangir, Labbaba. 2017. Societal Change in Saudi Arabia: Changing the Norms.

Institute of Strategic Studies.

Page 53: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

131

Jorgensen, Marianne W. & Phillips, Louise J. 2007. Analisis Wacana: Teori dan

Metode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kealan. 2002. Filsafat Bahasa: Realitas Bahasa, Logika Bahasa, Hermeneutika

dan Postmodernisme. Yogyakarta: Pradigma.

Kelner, Douglas. 2010. Media Culture: Culture Studies, Identity and Politics

between the Modern and Postmodern, terj. Galih Bondan Rambatan.

Yogyakarta: Jalasutra.

Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Munfarida, Elya. 2014. Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman

Fairclough. Komunika. Vol. 8. No. 1.

Naseem, Sana & Kamini Dhruva. 2017. Issues and Challenges of Saudi Female

Labor Force and the Role of Vision 2030: A Working Paper. International

Journal of Economics and Financial Issues. Vol. 7, No. 4.

Pangaribuan, Tagor. 2008. Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Philip K. Hitti. 2014. History of The Arabs; From the Earliest Times to the

Present, terj. R. Cecep Lukman Yasin & Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta.

Rabaah1, Alqassem, dkk. 2016. Early Childhood Education in Saudi Arabia:

Report. Journal of Education. Vol. 6. No. 5.

Rachmadie, Cammelianne Typhano & Suryo Ediyono. 2017. Reformasi Sistem

Kebudayaan di Arab Saudi Masa Pemerintahan Raja Abdullah (2005-2015).

Millati, Journal of Islamic Studies and Humanities. Vol. 2. No. 1.

Rahimi, Forough Mohammad & Javad Riasati. 2011. Critical Discourse Analysis:

Scrutinizing Ideologically-Driven Discourse. International Journal of

Humanities and Social Science. Vol. 1. No. 16.

Rani, Abdul Rani, dkk. 2006. Analisis Wacana. Malang: Bayumedia Publishing.

Page 54: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

132

Realinus, Bernardinus & Suryo Baskoro. 2015. Disertasi: “Berita Korupsi di

Media Indonesia dan Perancis: Analisis Wacana Kritis”. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Rosida. 2018. Anis Wacana Modernisasi dalam Tantangan Peradaban, Peran

Perempuan sebagai Tonggak Sejarah Arab Saudi. PALITA: Journal of

Social-Religion Research. Vol.3. No. 1.

Said, Amin. 2014. King Faisal: Raja Saudi Pelayan Umat Penentang

Imperialisme. Pustaka Al-Kautsar: Jakarta.

Santoso, Anang. 2009. Bahasa Perempuan: Sebuah Potret Ideologi Perjuangan.

Jakarta: Bumi Aksara.

________. 2012. Studi Bahasa Kritis: Menguak Bahasa Membongkar Kuasa.

Bandung: Mandar Maju.

Setiawan, Yulianto Budi. 2011. Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Kekerasan

Berbasis Gender di Surat Kabar Harian Merdeka, Jurnal Ilmiah

Komunikasi, MAKNA Vol. 2 no. 1. Pebruari.

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Titscher, Stefan. Dkk. 2009. Metode Analisis Teks & Wacana, Terj. Gazali, dkk.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ubadah, Muhammad Ibrahim. 2011. ‘Mu’jam Mushtalahat al-Nahwi wa al-Sharfi

wa al-‘Arudh wa al-Qafiyah. Dar al-Ma’arif: Kairo.

Umar, Ahmad Mukhtar Muhammad Alnuhas Zahran, Muhammad Hammasah

Abdullaṭi. 19994. al-Nahwu Al-Asa>si>. Kuwait: Zat al-Sa>lasil.

Umar, Ahmad Mukhtar. 1996. Al-Lughah wa Ikhtila >f al-Jinsain. Kairo: Alam al-

Kutub.

Wafi, Mahmud Hibatul. 2018. Diskursus Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi

dan Wahabi. Islamic World and Politics. Vol. 2. No. 1.

Page 55: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

133

Wagemakers, Joas. Kanie, Mariwan & van Geel, Annemarie 2012. Saudi Arabia

Between Conservatism, Accommodation and Reform. Netherlands:

Netherlands Institute of International Relations ‘Clingendael’.

Yulianto Budi Setiawan. 2011. Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Kekerasan

Berbasis Gender di Surat Kabar Harian Merdeka. MAKNA: Jurnal Ilmiah

Komunikasi. Vol. 2. No. 1.

Zulaikha, Farieda Ilhami. 2017. Tesis: “Wacana Perempuan pada Koran Feminis

dan Non Feminis di Amerika )Analisis Wacana Kritis(”. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Sumber Internet:

Arab News. “Saudi Tourism Authority Seeks to Boost Number of Saudis in

Tourism Sector” )http://www.arabnews.com/node/1479741/saudi-arabia,

diakses pada pada 08 Mei 2019)

Al ‘Araby, Al ‘Alam “Al-Tarkhis Li Awwali Tsalatsi Murasyidati Siyahati fi

Tabuk”.)https://arabic.sputniknews.com/arab_world/201903111039660031-

تبوك-سياحيات-مرشدات-أول-الترخيص /, diakses pada 23 April 2019)

“3 Saudi Women become KSA’s first tour guides”

(http://www.arabnews.com/node/1465266/lifestyle, diakses pada 08 Mei

2019)

https://en.wikipedia.org/wiki/General_Authority_for_Entertainment_(Saudi_Arab

ia) (diakses pada 11 Juli 2019, 21.40)

https://www.gea.gov.sa/en/our-role/ (diakses pada 11 Juli 2019, 21.23)

Ministry of Foreign Affairs, Saudi Arabia and Polotical, Economic & Social

Development, 2017, Report Mei 2017. (dalam

https://www.saudiembassy.net/reports/white-paper-saudi-arabia-and-

political-economic-social-development, diakses pada 13 Maret 2019).

Rashad, Marwa. “Saudis await prince's vision of future with hope and concern”

(https://www.reuters.com/article/us-saudi-plan-idUSKCN0XL0B2, diakses

pada 28 Agustus 2019).

Page 56: PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH ...digilib.uin-suka.ac.id/36964/1/16201010016_BAB-I_V...PENGGAMBARAN PEREMPUAN ARAB SAUDI OLEH MEDIA DARING (Analisis Wacana Kritis Fairclough

134

Saudi Arabia and Political, Economic, and Social Development, May 2017

Report,(https://www.saudiembassy.net/sites/default/files/WhitePaper_Devel

opment_May2017.pdf, diakses pada 20 Mei 2019).

Vision 2030, “Hajj and Umroh Program”,

(https://vision2030.gov.sa/en/programs/Hajj-and-Omrah diakses pada 26

Agustus 2019).

Was. “احتفاء بيوم المرأة ً -http://www.al( ”جمعية الفنون التشكيلية تقيم معرضا

jazirahonline.com/news/2019/20190313/147277, diakses pada 17 Mei 2019.

Was. “Nafadzatha Syarikah Tathwir lil Mabani, Wizarah al-Ta’lim Taftahu Aula

Hadhanat al-Athfal li Mansubatiha” )http://www.al-

jazirahonline.com/news/2019/20190429/150399, diakses pada 20 Mei

2019).

Was. “Safir al-Mamlakah lada al-Urdun Yuakkidu anna al-Mar’ata al-Sa’udiyata

Ashbahat Syarikan Fa’ilan wa Muta’atsiran” )http://www.al-

jazirahonline.com/news/2019/20190319/147680, diakses pada 20 Mei 2019)

Wikipedia, “Al-Masya’ir Al-Muqaddasah”,

(http://ar.wikipedia.org/wiki/المشاعر_المقدسة diakses pada 26 Agustus 2019).

Wikipedia,“AlJazirah )newspaper(”)https://en.wikipedia.org/wiki/Al_Jazirah_(ne

wspaper), diakses pada 29 Maret 2019)

Wikipedia, “Visi Saudi 2030” )https://id.wikipedia.org/wiki/Visi_Saudi_2030,

diakses pada 28 Agustus 2019).

World Economic Forum, “Middle East and North Africa”

(http://reports.weforum.org/global-gender-gap-report-2018/middle-east-and-

north-africa/, diakses pada 27 Agustus 2019).