Top Banner
PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP JUMLAH BAKTERI BERDASARKAN UJI REDUKTASE DAN PRODUKSI SUSU PADA SAPI PFH SKRIPSI Oleh: Nur Fitria Rohmah NIM. 135050100111074 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
79

PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

Nov 27, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN

DEKOK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.)

TERHADAP JUMLAH BAKTERI BERDASARKAN

UJI REDUKTASE DAN PRODUKSI SUSU

PADA SAPI PFH

SKRIPSI

Oleh:

Nur Fitria Rohmah

NIM. 135050100111074

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN

DEKOK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.)

TERHADAP JUMLAH BAKTERI BERDASARKAN

UJI REDUKTASE DAN PRODUKSI SUSU

PADA SAPI PFH

SKRIPSI

Oleh:

Nur Fitria Rohmah

NIM. 135050100111074

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle
Page 4: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

IDENTITAS TIM PENGUJI

Penguji 1 : Prof. Dr. Drh. Pratiwi Trisunuwati, MS

NIP : 19480615197702 2 001

Penguji 2 : Dr. Ir. Irfan H. Djunaidi, M.Sc

NIP : 19650627199002 1 001

Penguji 3 : Dr. Siti Azizah, S.Pt., M.Sos., M.Commun

NIP : 19750612199803 2 001

Page 5: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nur Fitria Rohmah dilahirkan di

Madiun pada tanggal 4 Maret 1995 sebagai anak tunggal dari

pasangan Bapak Singgih Karjanto dan Ibu Wiwik Sariati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah pendidikan

Taman kanak-kanak di TK RA Masyitoh (2000-2001), sekolah

dasar di SDN 02 Mojorejo Madiun (2001-2007), sekolah

menengah pertama di SMPN 1 Madiun (2007-2010), sekolah

menengah atas di SMAN 1 Madiun (2010-2013), selanjutnya

penulis diterima di Program Studi Peternakan, Fakultas

Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang melalui program

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

pada tahun 2013.

Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya, penulis aktif menjadi anggota UKM

Unitantri Universitas Brawijaya. Penulis juga telah

melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) pada bulan Juli-

Agustus 2016 di PT. Charoen Pokphand Indonesia, Sidoarjo,

Jawa Timur dengan judul “Proses Produksi dan Kontrol

Kualitas Pakan Unggas di PT. Charoen Pokphand Indonesia,

Tbk Sidoarjo, Jawa Timur.”

Page 6: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

dari awal hingga akhir. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Singgih Karjanto dan Ibu Wiwik Sariati, orang

tua atas doa dan dukungannya baik secara moril

maupun materiil.

2. Ir. Endang Setyowati, MS selaku Pembimbing Utama

dan Dr. Ir. Tri Eko Susilorini, MP selaku Pembimbing

Pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan nasehat dan bimbingan selama proses

penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS, Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya.

4. Dr. Agus Susilo, S.Pt, MP, Ketua Program Studi

Peternakan Universitas Brawijaya.

5. Prof.Dr.drh.Pratiwi Trisunuwati, MS, Dr.Ir.Irfan

H.Djunaidi, M.Sc., dan Dr. Siti Azizah, S.Pt.,

M.Sos.,M.Commun., selaku penguji atas masukan dan

saran selama Ujian Sarjana.

6. Bapak Suloso beserta staff dan karyawan KUD

Argopuro Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo

atas ijin dan bantuannya selama penelitian.

7. Peternak Desa Bermi atas semua bantuannya ketika

penelitian.

8. Teman-teman tim penelitian “Puncak Krucil” : Asza,

Enjang, Yayuk, Widya dan Sebvyn atas bantuan dan

kerjasamanya selama penelitian.

Page 7: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

9. Teman-teman kelas B angkatan 2013 atas bantuan dan

dukungannya.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung

selama proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 8: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNALAN DEKOK

DAUN SIRIH HIJAU(Piper betle L.) TERHADAP

JUMLAH BAKTERI BERDASARKAN UJI

REDUKTASE DAN PRODUKSI SUSU PADA SAPI PFH

Nur Fitria Rohmah1) Endang Setyowati2) dan Tri Eko

Susilorini2)

1Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya,

Malang 2Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

Email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap jumlah bakteri berdasarkan uji reduktase dan produksi susu. Metode penelitian dilakukan dengan metode

RCBD (Rancangan Acak Kelompok Lengkap), 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah iodip (P0) sebagai kontrol, P1 (daun sirih hijau 125 gram + 500 ml air) dan P2 (daun sirih hijau 250 gram + 500 ml air). Materi penelitian yang digunakan adalah 15 ekor sapi perah bulan laktasi 4,5 dan 6. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians (ANOVA) dan Analisis Kovarian

(ANCOVA) kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan teat spray tidak berpengaruh nyata (P> 0,05) dalam menurunkan jumlah bakteri, dekok daun sirih hijau 250 gram+ 500 ml air memiliki kemampuan terbaik. Rata-rata waktu uji reduktase adalah 322,3 ± 57,2 menit dibandingkan dengan iodips 296,6 ± 49,8 menit. Keduanya bisa

mempertahankan produksi susu.

Page 9: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

Kata kunci: teat spray, daun sirih hijau, uji reduktase, produksi susu

Page 10: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

THE EFFECT OF TEAT SPRAY USING GREEN

BETEL LEAVES (Piper betle L.) ON BACTERIAL

NUMBER BASED ON REDUCTASE TEST AND MILK

PRODUCTION IN DAIRY CATTLE.

Nur Fitria Rohmah1) Endang Setyowati2) and Tri Eko

Susilorini2)

1Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang

2Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University,

Malang Email : [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research was to find out the effect of teat spray with green betel leaves extract (Piper betle L.) toward on bacterial number based on reductase test and milk

production. The research method was experiment with RCBD (Randomized Completely Block Design), 3 treatments and 5 replications. The treatment were iodips (P0) as a control, P1 (125 gram green betel leaves + 500 ml water) and P2 (250 gram green betel leaves + 500 ml water). The material used in this research 15 dairy cattles in 4,5 and 6 month of lactation. The data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA)

and Analysis of Covariance (ANCOVA) after that analyzed using Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results showed that teat spray treatment has not different effect (P>0,05) in decreased the number of bacteria, which 250 gram green betel leaves+500 ml water has the best ability. The average time of reductase test was 322.3±57.2 minutes compared with iodips 296.6±49.8 minutes. Both of them could

maintain the milk production.

Page 11: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

Keywords: teat spray, green betel leaves, reductase test, milk production

Page 12: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang

Maha Kuasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “Pengaruh Teat Spray Menggunakan

Dekok Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Jumlah

Bakteri Berdasarkan Uji Reduktase dan Produksi Susu pada

Sapi PFH” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Strata satu (S-1) Sarjana

Peternakan pada Fakultas Peternakan

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

dari awal hingga akhir. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Singgih Karjanto dan Ibu Wiwik Sariati, orang

tua atas doa dan dukungannya baik secara moril

maupun materiil.

2. Ir. Endang Setyowati, MS selaku Pembimbing Utama

dan Dr. Ir. Tri Eko Susilorini, MP selaku Pembimbing

Pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan nasehat dan bimbingan selama proses

penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS, Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya.

4. Dr. Agus Susilo, S.Pt, MP, Ketua Program Studi

Peternakan Universitas Brawijaya.

5. Prof.Dr.drh.Pratiwi Trisunuwati, MS, Dr.Ir.Irfan

H.Djunaidi, M.Sc., dan Dr. Siti Azizah, S.Pt.,

M.Sos.,M.Commun., selaku penguji atas masukan dan

saran selama Ujian Sarjana.

Page 13: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

iv

6. Bapak Suloso beserta staff dan karyawan KUD

Argopuro Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo

atas ijin dan bantuannya selama penelitian.

7. Peternak Desa Bermi atas semua bantuannya ketika

penelitian.

8. Teman-teman tim penelitian “Puncak Krucil” : Asza,

Enjang, Yayuk, Widya dan Sebvyn atas bantuan dan

kerjasamanya selama penelitian.

9. Teman-teman kelas B angkatan 2013 atas bantuan dan

dukungannya.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung

selama proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 14: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pikir penelitian 7

2. Rataan produksi susu berbagai bulan laktasi 14

3. Daun sirih hijau (Piper betle L.) 18

4. Rata-rata waktu reduktase setiap minggu

pengamatan 41

5. Rataan waktu reduktase masing-masing

perlakuan pada minggu terakhir dan estimasi

jumlah bakteri 43

6. Rata-rata produksi susu pada minggu terakhir 47

7. Rata-rata produksi susu setiap sebelum dan

sesudah perlakuan 48

Page 15: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

ix

DAFTAR ISI

Isi Halaman

RIWAYAT HIDUP i

KATA PENGANTAR iii

ABSTRACT v

RINGKASAN vii

DAFTAR ISI vix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR SINGKATAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 4

1.4 Kegunaan Penelitian 4 1.5 Kerangka Pikir 5

1.6 Hipotesis 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein 9

2.2 Susu 10

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu 12

2.3.1 Faktor Genetik (Internal) 12

2.3.2 Bulan Laktasi dan Persistensi 13 2.3.3 Manajemen Pemerahan 15

2.4 Daun Sirih 17

2.4.1 Deskripsi Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) 17

2.4.2 Manfaat dan Kandungan Kimia Daun

Sirih Hijau 19

2.5 Teat Spray 22 2.6 Uji California Mastitis Test (CMT) 23

2.7 Uji Reduktase 25

Page 16: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

x

BAB III MATERI DAN METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 29 3.2 Materi Penelitian 29

3.3 Metode Penelitian 29

3.4 Tahapan Penelitian 30 3.4.1 Persiapan Penelitian 30

3.4.2 Koleksi Data 30

3.4.3 Proses Pembuatan Iodips 2% 31 3.4.4 Proses Pembuatan Dekok Daun Sirih 31

3.4.5 Pelaksanaan Teat Spray 32

3.4.6 Prosedur Uji Reduktase 32

3.5 Variabel Penelitian 32 3.6 Analisis Data 33

3.6 Batasan Istilah 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian 35

4.2 Proses Pemerahan 36 4.3 Pengaruh Teat Spray terhadap Waktu

Reduktase Susu 37

4.4 Pengaruh Teat Spray dengan Dekok Daun

Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Produksi Susu Sapi PFH 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 51

5.2 Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN 65

Page 17: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Syarat mutu susu segar berdasarkan SNI 01-

3141-1998 : Susu Segar 11

2. Nilai rerata total fenol oleoresin daun sirih hiaju

dari masing-masing kombinasi perlakuan 20

3. Kandungan lemak/minyak atsiri 21

4. Perbandingan teat spray dan teat dipping 23

5. Interpretasi dan skor mastitis berdasarkan CMT 25

6. Kualitas susu berdasarkan waktu reduktase 27

7. Rata-rata waktu (menit) reduktase dan estimasi

jumlah bakteri (105/ml) setiap minggu 38

8. Perubahan waktu reduktase dari minggu ke

minggu untuk melihat efektivitas larutan teat

spray 40

9. Rata-rata produksi susu (liter) sebelum dan

sesudah diberi perlakuan teat spray 45

Page 18: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu adalah bahan pangan yang berasal dari sekresi

kelenjar ambing pada hewan mamalia (sapi, kambing, kerbau,

dan kuda). Susu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan

merupakan bahan makanan sempurna, karena mengandung

hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia dalam

jumlah yang cukup dan seimbang. Oleh karena itu, susu dapat

dijadikan pilihan pertama untuk dikonsumsi bagi penderita

gizi buruk. Ketersediaan susu perlu diperhatikan untuk

memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Susu

merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri

dan dapat menjadi sarana bagi penyebaran bakteri yang

membahayakan kesehatan manusia. Susu akan mudah

tercemar mikroorganisme bila penanganannya tidak

memperhatikan aspek kebersihan. Upaya memenuhi

ketersediaan susu harus disertai dengan peningkatan kualitas

dan keamanan produk susu, karena seberapa pun tinggi nilai

gizi suatu bahan pangan akan menjadi tidak berarti bila bahan

pangan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Dikatakan oleh

Gustiani (2009) bahwa pada umumnya bakteri merupakan

penyebab utama penyakit yang ditularkan dari ternak ke

manusia melalui pangan. Bakteri yang menyerang ternak saat

dikandang dapat menular ke manusia karena pemeliharaan dan

proses panen yang tidak higienis. Pemerahan susu yang tidak

sesuai anjuran dapat menyebabkan susu tercemar

mikroorganisme dari lingkungan sekitar sehingga kualitas susu

menurun.

Page 19: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

2

Pemakaian antiseptik sangat diperlukan untuk

pencegahan infeksi baru setelah pemerahan, sehingga setelah

pemerahan tidak dilakukan teat spray maka akan

meningkatkan resiko kejadian mastitis (Budiarto, 2010).

Mastitis adalah peradangan kelenjar susu ditandai dengan

perubahan fisik, kimia, bakteriologis dan sitologis dalam susu.

Perubahan patologis di jaringan kelenjar ambing dan efek pada

kualitas dan kuantitas susu setelah diamati (Idriss, Foltys,

Tancin, Kirchnerov, Tancinova, dan Zeujec, 2014). Tanda-

tanda mastitis bervariasi seperti timbulnya secara bertahap

jaringan-jaringan pada ambing sehingga susu akan rusak,

terdapat sel/jaringan darah dan bahkan nanah, susu menjadi

encer/mencair dan mengandung banyak gumpalan (Murti,

2013).

KUD Argopuro merupakan Koperasi Unit Desa yang

terletak di Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten

Probolinggo. KUD Argopuro membawahi peternak-petenak

dengan jumlah populasi 7.628 ekor pada tahun 2011.

Berdasarkan laporan screening sebelumnya kasus mastitis

terbanyak adalah subklinis, karena kebiasaan peternak yang

tidak memperhatikan manajemen pemerahan sehingga sapi

perah yang terkena mastitis subklinis maka akan berkembang

menjadi klinis (Prawesthirini, Ferianto dan Supranianondo,

2012)

Penelitian konsentrasi daun sirih yang dilakukan

Saraswati (2011) terhadap bakteri Escherichia coli

menunjukkan bahwa penggunaan dekok daun sirih pada

konsentrasi 50,75 dan 100 % dapat menghambat bakteri

Escherichia coli atau dikatakan sensitif (peka). Hamidah,

Kumalaningsih, dan Dewi (2014) menambahkan bahwa

terhadap suhu dan waktu ekstraksi daun sirih hijau

Page 20: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

3

menunjukkan bahwa hasil rerata analisis total fenol tertinggi

pada suhu 60°C dan lama waktu ekstraksi 2 jam sebesar

45,7306 mg GAE (Gallic Acid Equivalent)/g.

Kualitas susu dapat dilihat dengan uji reduktase yang

memberikan gambaran mengenai higienis susu. Penelitian

Nababan, Suada dan Swacita (2014) menyatakan bahwa waktu

reduktase susu segar pada proses penyimpanan ini sangat lama

dibuktikan lama waktu reduktase dengan total rata-rata 7,937

jam diperkirakan jumlah bakterinya sebanyak 1.000.000 -

4.000.000 per ml, sedangkan waktu reduktase susu yang

normal adalah dua sampai lima jam. Semakin lama terjadi

perubahan warna methylene blue pada susu segar menjadi

putih kembali, menunjukkan bahwa jumlah bakteri dalam susu

semakin sedikit.

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas teat spray dengan

menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle L.) sebagai

alternatif penggunaan antiseptik kimia untuk mencegah

mastitis. Teat spray dilakukan dengan menyemprotkan dekok

pada puting sapi PFH dengan dekok daun sirih hijau (Piper

betle L.) setelah pemerahan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah pemberian dekok daun sirih hijau 125

gram+500 ml air sebagai P1 dan 250 gram+500 ml air sebagai

P2 dapat menurunkan jumlah bakteri sehingga diharapkan

diikuti dengan naiknya produksi susu.

Page 21: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, diketahui

rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana pengaruh teat spray menggunakan

dekok daun sirih hijau terhadap jumlah bakteri

berdasarkan uji reduktase dan produksi susu ?

2. Berapa konsentrasi terbaik dekok daun sirih hijau

yang menghasilkan jumlah bakteri paling kecil ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui pengaruh teat spray menggunakan

dekok daun sirih hijau terhadap jumlah bakteri

berdasarkan uji reduktase dan produksi susu.

2. Mengetahui berapa konsentrasi dekok daun sirih

hijau yang menghasilkan jumlah bakteri paling

kecil.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Memberikan pengetahuan kepada peternak

tentang pentingnya teat spray yang dilakukan

setelah pemerahan guna meningkatkan kualitas

dan produksi susu.

2. Memberikan alternatif pilihan dengan

mengimplementasikan dekok daun sirih hijau

untuk teat spray sebagai pengganti antiseptik

kimia jika harga larutan kimia mahal atau sulit di

dapat.

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak peneliti

selanjutnya, khususnya yang akan membahas

Page 22: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

5

tentang penggunaan dekok daun sirih hijau

sebagai alternatif larutan teat spray.

1.5 Kerangka Pikir

Susu merupakan salah satu pangan asal ternak yang

memiliki kandungan gizi yang yang tinggi seperti protein,

lemak, mineral dan beberapa vitamin. Kandungan protein,

glukosa, lipida, mineral dan vitamin yang cukup tinggi maka

bakteri mudah tumbuh dan berkembang (Suwito dan Andriani,

2012).

Kualitas susu merupakan faktor yang sangat penting

apakah susu tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Hal ini

karena nilai pH susu antara 6,5 sampai 6,6 merupakan kondisi

yang sangat menguntungkan bagi mikroorganisme karena pH

mendekati netral (pH 6,5-7,5) paling baik untuk pertumbuhan

bakteri sehingga susu akan mudah rusak. Kerusakan susu

sebagian besar disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme.

Mikroorganisme yang dapat mencemari susu terbagi menjadi

dua golongan, yaitu mikroorganisme patogen dan

mikroorganisme pembusuk (Cahyono, Padaga, dan Sawitri,

2013).

Bakteri merupakan penyebab utama penyakit yang

dapat ditularkan dari ternak ke manusia melalui pangan.

Bakteri yang menyerang ternak saat dikandang dapat menular

ke manusia karena pemeliharaan dan proses panen yang tidak

higienis. Teat spray yang tidak sesuai anjuran dapat

menyebabkan susu tercemar mikroorganisme dari lingkungan

sekitar sehingga kualitas susu menurun (Gustiani, 2009).

Kualitas susu dapat dilihat dengan uji reduktase yang

memberikan gambaran mengenai higienis susu. Penelitian

Nababan, dkk., (2014) menyatakan bahwa waktu reduktase

Page 23: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

6

susu segar pada proses penyimpanan ini sangat lama

dibuktikan lama waktu reduktase dengan total rata-rata 7,937

jam diperkirakan jumlah bakterinya sebanyak 1.000.000 -

4.000.000 per ml, sedangkan waktu reduktase susu yang

normal adalah dua sampai lima jam. Semakin lama terjadi

perubahan warna methylene blue pada susu segar menjadi

putih kembali, menunjukkan bahwa jumlah bakteri dalam susu

semakin sedikit.

Menurut Lutviandhitarani, Harjanti, dan Wahyono

(2015), bahwa daun sirih mengandung fenol, yang memiliki

peran sebagai racun bagi mikroba dengan menghambat

aktivitas enzimnya. Katekol, pirogalol, quinon, eugenol,

flavon dan flavonoid merupakan termasuk golongan fenol dan

mempunyai kemampuan sebagian bahan antimikroba.

Menurut penelitian Poeloengan, Susan dan Andriani

(2005), dekok daun sirih pada konsentrasi 12,5, 25 dan 50%

yang digunakan untuk perlakuan pencelupan puting sapi

penderita mastitis dapat menurunkan jumlah bakteri yang

terkandung dalam susu. Dekok daun sirih mempunyai

kemampuan yang setara untuk menurunkan jumlah bakteri

susu Jika dibandingkan dengan perlakuan pencelupan puting

dengan antiseptik. Saraswati (2011) menyatakan bahwa

pemberian dekok daun sirih pada konsentrasi 50, 75 dan

100% dapat menghambat bakteri Escherichia coli atau

dikatakan sensitif (peka). Perlu diadakan penelitian lapang

tentang penggunaan dekok daun sirih hijau dalam penurunan

jumlah bakteri dan peningkatan produksi susu, sehingga

peternak diharapkan memiliki pengetahuan tentang pentingnya

teat spray setelah pemerahan dengan alternatif pemanfaatan

dekok daun sirih hijau sebagai pengganti antiseptik kimia

(Gambar 1).

Page 24: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

7

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

Pemeliharaan Sapi

PFH

Prosedur

Pemerahan

Teat Spray

Penurunan tingkat kejadian mastitis dan jumlah bakteri

Dekok daun sirih telah memberikan efek pada

konsentrasi 10%, semakin tinggi konsentrasi

maka efek yang diberikan semakin besar

(Yuniarni, Lukmayani, dan Fitriani, 2014)

Penggunaan dekok daun sirih pada

konsentrasi 50,75 dan 100 % dapat

menghambat bakteri Escherichia coli atau

dikatakan sensitif (peka) (Saraswati, 2011)

Manajemen pemerahan dibagi

menjadi tiga tahap yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan

pemerahan dilakukan dengan

cara whole hand. Tahap

pengakhiran dalam kegiatan

pemerahan adalah mencuci

ambing dan melakukan teat

dipping (Surjowardojo, 2011)

Uji bakteri dengan reduktase

Kandungan zat antibakteri yang terdapat

dalam daun sirih sangat efektif digunakan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri

(Lutviandhitarani, dkk., 2015 )

Iodip Dekok daun sirih hijau

Peningkatan produksi susu

Page 25: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

8

1.6 Hipotesis

Dekok daun sirih hijau sebagai larutan teat spray

berpengaruh terhadap penurunan jumlah bakteri dan

menstabilkan produksi susu.

Page 26: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein

Sapi perah merupakan jenis sapi yang meghasilkan

susu melebihi kebutuhan untuk anaknya. Produksi susu sapi

perah dipengaruhi oleh faktor antara lain: bangsa dan individu,

tingkat laktasi, kecepatan sekresi susu, pemerahan, umur,

siklus birahi, periode kering, pakan, lingkungan serta penyakit

(Surjowardojo, Suyadi, Hakim, dan Aulani’am, 2008).

Sapi PFH merupakan hasil persilangan antara sapi FH

dengan sapi lokal yang ada di Indonesia (Mukhtar, 2006).

Menurut Soetarno (2003) sejak tersebarnya sapi FH di

beberapa daerah di Indonesia, khususnya pulau Jawa, telah

terjadi perkawinan secara tidak terencana antara sapi FH

dengan sapi lokal dan menghasilkan keturunan yang disebut

PFH. Hasil persilangan ini lebih terkenal dengan nama sapi

grati (Sunarko, Sutrasno, Siwi, Kumalajati, Supriadi, Marsudi

dan Budiningsih, 2009). Sapi PFH mewarisi sifat bobot badan

cukup tinggi dan mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis

dengan produksi susu yang relatif tinggi. Namun buruknya

manajemen reproduksi sapi perah menyebabkan produktifitas

susu relatif rendah, sehingga tidak dapat mencukupi

kebutuhan susu dalam negeri (Zainudin, Ihsan dan Suyadi,

2014).

Ciri-ciri fisik dari sapi PFH menyerupai sapi FH,

namun produksinya relatif lebih rendah (Sunarko, dkk., 2009).

Ciri-ciri fisiknya antara lain yaitu memiliki kepala agak

panjang, mulut lebar, lubang hidung terbuka luas, ukuran

tubuh besar, pinggang sedang, dan telinga sedang.

Page 27: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

10

2.2 Susu

Susu sapi perah merupakan salah satu bahan pangan

yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi

masyarakat, karena susu bernilai gizi tinggi dan mempunyai

komposisi zat gizi lengkap dengan perbandingan gizi yang

sempurna, sehingga mempunyai nilai yang sangat startegis.

Susu sebagai salah satu sumber protein hewani yang

dibutuhkan oleh generasi muda terutama usia sekolah (Utomo

dan Miranti, 2010). Susu mempunyai nilai gizi yang tinggi,

karena mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan

oleh tubuh seperti protein dan lemak yang tinggi. Syarat

mutu susu segar menurut SNI 01-3141-1998 yaitu BJ 1,028,

kadar lemak minimum 3%, kadar bahan kering tanpa lemak

minimum 8% dan kadar protein minimum 2,7%. Syarat mutu

susu berdasarkan SNI disajikan dalam Tabel 1.

Page 28: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

11

Tabel 1. Syarat mutu susu segar berdasarkan SNI 01-3141-

1998 : Susu Segar.

Karakteristik Syarat

Berat jenis (pada suhu 27,5°C) minimum 1,0280

Kadar lemak minimum 3,0 %

Kadar BK tanpa lemak minimum 8,0%

Kadar protein minimum 2,7%

Warna, bau, rasa dan kekentalan Tidak ada

perubahan

Derajat asam 6-7° SH

Uji alkohol (70%) Negatif

Uji katalase maksimum 3 (cc)

Angka refraksi 36-38

Angka reduktase 2-5 (jam)

Cemaran mikroba maksimum

a. Total kuman

b. Salmonella

c. S.colt (patogen)

d. Caliform

e. Streptococcus Group B

f. Staphylococcus aureus

1 x 106 CFU/ml

Negatif

Negatif

20/ml

Negatif

1 x 102 / ml

Jumlah sel somatik 4 x 105 / ml

Cemaran logam berbahaya maksimum

a. Timbal (Pb)

b. Seng (Zn)

c. Merkuri (Hg)

d. Arsen (As)

0,3 ppm

0,5 ppm

0,5 ppm

0,5 ppm

Sumber : Badan Standar Nasional SNI 01-3141-1998 : Susu

Segar.

Page 29: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

12

Menurut Suwito (2010), susu merupakan salah satu

bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan protein,

glukosa, lipida, garam mineral, dan vitamin dengan pH sekitar

6,80 menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dalam

susu. Secara alami, susu mengandung mikroorganisme kurang

dari 5 x 103 per ml jika diperah dengan cara yang benar dan

berasal dari sapi yang sehat. Susu sapi yang berasal dari sapi

yang sehat dapat tercemar mikroba non patogen yang khas

segera setelah diperah. Pencemaran juga dapat berasal dari

sapi, peralatan pemerahan, ruang penyimpanan yang kurang

bersih, debu, udara, lalat dan penanganan oleh manusia.

Pertumbuhan mikroba dalam susu dapat menurunkan mutu

dan keamanan pangan susu, yang ditandai oleh perubahan

rasa, aroma, warna, konsistensi, dan tampilan. Mutu

mikrobiologik susu ditentukan oleh jumlah dan jenis mikroba

yang ada dalam susu, yang secara langsung akan

mempengaruhi daya simpan dan kelayakan produk untuk

dikonsumsi (Handayani dan Purwanti, 2010). Penilaian mutu

dan produksi susu yang sering digunakan sebagai tolak

ukurnya adalah berdasarkan uji kualitas susu terhadap

komposisi susu dan keadaan fisik susu. Uji kualitas susu salah

satunya dapat ditinjau dari uji reduktase yang merupakan

pemeriksaan terhadap keadaan susu yang berguna untuk

mengestimasi jumlah bakteri dalam susu.(Nababan, Suada,

dan Swacita, 2015).

1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu

1.3.1 Faktor Genetik (Internal)

Produksi susu yang dihasilkan seekor sapi perah

laktasi sangat bervariasi. Variasi tersebut dapat disebabkan

oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi

Page 30: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

13

produksi susu yaitu faktor genetik. Faktor genetik terhadap

komposisi dan produksi susu berkisar antara 25 – 30 %.

Faktor-faktor genetik tersebut antara lain bangsa sapi,

individu, keturunan, lama laktasi, hormonal, lama bunting,

umur dan ukuran badan (Mukhtar, 2006). Bangsa sapi perah

FH merupakan sapi perah yang produksi susunya tertinggi,

dibandingkan bangsa-bangsa sapi perah lainya yaitu 7.245

kg/laktasi dengan persentase lemak sebesar 3,5%. Bangsa sapi

perah yang tubuhnya seperti Holstein dan Bronwiss memiliki

jumlah produksi susu yang lebih tinggi dibandingkan bangsa

sapi perah lainnya. Faktor individu merupakan pembeda setiap

individu di dalam kelompok jenis yang sama dilihat dari

jumlah produksi susu yang dihasilkan per masa laktasi. Variasi

individual dalam satu bangsa sapi yang sama, sebagian besar

disebabkan oleh faktor lketurunan dan faktor lingkungan

(Abdillah, Hartono dan Siswanto, 2015).

Menurut Anggraeni (2007) seiring dengan berjalannya

waktu produksi, sejumlah faktor lain dapat pula memberi

pengaruh pada kemampuan produksi susu ternak yang umum

ditemukan pada peternakan rakyat, seperti rendahnya sumber

daya genetik ternak itu sendiri, penurunan standar manajemen

pemeliharaan dan berkurangnya aktivitas seleksi pada

replacement stock. Dinyatakan pula, kondisi tersebut

merupakan suatu fenomena yang umum ditemukan pada

adopsi budidaya sapi perah subtropis di daerah tropis.

2.3.2 Bulan Laktasi dan Persistensi

Selama laktasi, pola kurva produksi susu mengalami

perubahan yang terlihat tidak tetap. Setelah beranak, produksi

susu agak rendah, kemudian meningkat sampai mencapai

puncaknya sekitar bulan kedua laktasi. Setelah itu, secara

Page 31: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

14

perlahan mengalami penurunan dan mencapai titik terendah

pada bulan laktasi kedelapan sampai kesepuluh. Produksi susu

berkaitan erat dengan kondisi tubuh. Puncak produksi susu

dicapai saat masa laktasi 31-100 hari (Sukandar, Purwanto,

dan Anggraeni, 2009). Suharyono, Farida, Kurniawati, dan

Adiarto (2010) menyatakan bahwa periode awal laktasi

merupakan masa yang paling menentukan terhadap tingkat

produksi dan reproduksi sapi perah. Rataan produksi susu

sepanjang laktasi seluruh periode laktasi ditampilkan pada

Gambar 2.

Gambar 2. Rataan produksi susu berbagai bulan laktasi

(Sukandar dkk., 2009).

Penurunan produksi susu setelah puncak produksi

susu menunjukkan persistensi. Persistensi produksi adalah

kemampuan ternak dalam menjaga tingginya produksi susu

selama laktasi. (Suharyono, Farida, Kurniawati dan Adiarto,

Page 32: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

15

2010). Lamanya produksi puncak bertahan selama 60 hari

yaitu pada bulan laktasi kedua sampai bulan laktasi ketiga

yang kemudian diikuti dengan masa penurunan produksi susu

sampai akhir masa laktasi. Salah satu parameter kurva laktasi

yang sangat penting adalah persistensi. Sapi yang lebih

persisten, lebih resisten terhadap stress pada puncak produksi

dan lebih menguntungkan secara ekonomis. Sapi harus mampu

menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan tingkat

produksi yang tinggi sepanjang masa laktasi untuk

menghasilkan produksi yang tinggi. Persistensi yang baik

berkisar antara 94-96%. Selain itu, persistensi juga merupakan

satu sifat yang mempunyai nilai ekonomis langsung, karena

erat terkait dengan kemampuan reproduksi (Tiesnamurti,

Inounu, Subandriyo dan Martojo, 2003).

2.3.3 Manajemen Pemerahan

Salah satu faktor yang menentukan produksi susu

adalah manajemen pemerahan. Manajemen pemerahan yang

kurang tepat akan meningkatkan kejadian mastitis pada sapi

perah dan mempengaruhi produksi susu yang dihasilkan.

Manajemen pemerahan dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan pemerahan dan tahap. Tahap

persiapan pemerahan meliputi memandikan sapi,

membersihkan ambing dengan air hangat yang dibasuhkan

dengan handuk dan mengeringkan ambing dengan handuk

kering. Tahap pelaksanaan pemerahan dilakukan dengan cara

whole hand. Tahap yang terakhir dalam kegiatan pemerahan

adalah mencuci ambing dan melakukan teat dipping

(Surjowardojo, 2011). Teat spray adalah penyemprotan puting

dengan antiseptik segera setelah pemerahan, sehingga apabila

tidak dilakukan teat spray maka akan meningkatkan resiko

Page 33: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

16

kejadian mastitis (Budiarto, 2010). Menurut Prihutomo,

Setiani dan Harjanti (2015) menyatakan bahwa usaha

membersihkan kandang dan bagian-bagian tubuh sapi yang

dapat mengotori hasil pemerahan bisa dilakukan menggunakan

langkah- langkah seperti mencuci lantai kandang dengan

menyemprotkan air bertekanan tinggi, mencuci lipatan paha,

ambing dan puting pada sapi sembari dipijat secara perlahan

menggunakan air hangat, mengeringkan puting dengan kain

bersih dan membuang susu pada pancaran pertama.

Manajemen pemerahan yang kurang tepat dapat

menimbulkan masalah kesehatan pada sapi perah, salah satu

penyakit yang menyerang sapi perah karena kurang tepatnya

manajemen pemerahan yaitu mastitis subklinis. Mastitis

adalah peradangan kelenjar susu ditandai dengan perubahan

fisik, kimia, bakteriologis dan sitologis dalam susu. Perubahan

patologis di jaringan kelenjar ambing dan efek pada kualitas

dan kuantitas susu setelah diamati (Idris et al., 2014). Tanda-

tanda mastitis bervariasi seperti timbulnya secara bertahap

jaringan-jaringan pada ambing sehingga susu akan rusak,

terdapat sel/jaringan darah dan bahkan nanah, susu menjadi

encer/mencair dan mengandung banyak gumpalan (Murti,

2013). Penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai jenis

mikroba patogen yang masuk dalam ambing susu melalui

saluran susu pada puting. Disamping faktor patogen, faktor

penularan mastitis non mikroba patogen dapat terjadi dari satu

puting ke puting yang lain pada saat pemerahan susu, seperti

faktor lingkungan dan sanitasi. Proses penularan agen

penyebab mastitis dapat terjadi pada saat pemerahan susu

secara manual, melalui tangan pemerah, air yang dipakai

mencuci ambing, kain lap atau peralatan lain yang dipakai

pada saat pemerahan susu. Kerugian ekonomi yang

Page 34: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

17

disebabkan oleh penyakit mastitis subklinis berupa penurunan

produksi susu, masa laktasi yang lebih pendek, dan

bertambahnya biaya pengobatan (Supar dan Aryanti, 2008)

2.4 Daun Sirih

Sirih (Piper betle L.) merupakan tumbuhan obat yang

sangat besar manfaatnya, mengandung zat antiseptik pada

seluruh bagiannya. Daunnya banyak digunakan sebagai bahan

obat tradisional. Khasiat daun sirih sudah banyak dikenal dan

telah teruji (Saraswati, 2011). Selanjutnya menurut Priyono

dan Praptiwi (2009) menyatakan bahwa daun sirih muda

mempunyai kadar minyak atsiri lebih tinggi dari daun tua. Hal

tersebut juga didukung oleh pendapat Pradhan, Suri, Pradhan

dan Biswasroy (2013) bahwa daun sirih muda yang segar

mengandung enzim diastase dan minyak atsiri jauh lebih

banyak dibandingkan daun yang tua.

Foo, Salleh dan Mamat (2015), menyatakan bahwa

aroma khas dari daun sirih hijau dihasilkan oleh minyak atsiri

dalam daun dan daun sirih muda lebih banyak menghasilkan

minyak atsiri. Menurut Hamidah, dkk., (2014), sirih

merupakan tanaman terna atau sejenis tanaman rempah yang

bersifat antifungi, antimikroba dan antioksidan. Hal ini

disebabkan karena di dalam dekok daun sirih mengandung

minyak atsiri diantaranya adalah senyawa kavikol dan eugenol

sehingga dapat dijadikan alternatif pengawet alami.

2.4.1 Deskripsi Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)

Sirih termasuk dalam famili Piperaceae, merupakan

jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon

lain, yang tingginya 5-15 meter. Sirih memiliki daun tunggal

letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar

Page 35: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

18

telur atau bundar telur lonjong, pangkal berbentuk jantung atau

agak bundar berlekuk sedikit, ujung daun runcing, pinggir

daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5-18 cm, lebar

3-12 cm. Daun berwarna hijau, permukaan atas rata, licin agak

mengkilat, tulang daun agak tenggelam, permukaan bawah

agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau aromatiknya

khas, rasanya pedas. Sedangkan batang tanaman berbentuk

bulat dan lunak berwarna hijau agak kecoklatan dan

permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut (Dwivedi and

Tripathi, 2014)

Klasifikasi ilmiah tanaman daun sirih hijau adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Family : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper betle linn

Gambar 3. Daun sirih hijau (Piper betle L.)

Sumber : www.google.com

Page 36: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

19

2.4.2 Manfaat dan Kandungan Kimia Daun Sirih

Hijau

Daun sirih (Piper betle L.) secara umum telah dikenal

masyarakat sebagai bahan obat tradisional. Seperti halnya

dengan antibiotika, komponen aktif yang terdapat dalam daun

sirih dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikrobia.

Kandungan beberapa senyawa yang ada didalam daun sirih

hijau membuktikan bahwa daun sirih hijau mempunyai sifat

antimikroba yaitu kandungan fenol yang dapat menghambat

aktifitas bakteri (Hamidah, dkk., 2014).

Daun sirih mengandung fenol, yang memiliki peran

sebagai racun bagi mikroba dengan menghambat aktivitas

enzimnya. Katekol, pirogalol, quinon, eugenol, flavon dan

flavonoid merupakan termasuk golongan fenol dan

mempunyai kemampuan sebagai bahan antimikroba. Saponin

dan tannin pada daun sirih bersifat sebagai antiseptik pada

luka permukaan, bekerja sebagai bakteriostatik yang biasanya

digunakan untuk infeksi pada kulit, mukosa dan melawan

infeksi pada luka serta flavanoid selain berfungsi sebagai

bakteriostatik juga berfungsi sebagai anti inflamasi

(Lutviandhitarani, dkk., 2015 ).

Menurut hasil penelitian Hamidah, dkk., (2014) total

fenol dengan menggunakan suhu ekstraksi berturut-turut 30,

40, 50 dan 60°C menunjukkan hasil total fenol yang diperoleh

dari proses ekstraksi mengalami peningkatan, hal ini

disebabkan karena dengan semakin tingginya suhu ekstraksi

yang digunakan menyebabkan total fenol yang dihasilkan

semakin meningkat. Hal ini diduga karena semakin tinggi suhu

ekstraksi maka senyawa yang bersentuhan dengan pelarut akan

meningkat dan menyebabkan senyawa fenol banyak yang

terekstrak. Hasil rerata analisis total fenol tertinggi pada suhu

Page 37: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

20

60°C dan lama waktu ekstraksi 2 jam sebesar 45,7306 mg

GAE/g, sedangkan hasil terendah pada suhu 30°C dan lama

waktu ekstraksi 2 jam sebesar 30,3290 mg GAE/g.

Tabel 2. Nilai rerata total fenol oleoresin daun sirih hijau dari

masing-masing kombinasi perlakuan

Perlakuan

Rerata Total Fenol (mg

GAE/g) Suhu (°C)

Waktu ekstraksi

dengan etanol

(jam)

30

40

50

60

1

32,0623

33, 3804

36, 9222

40, 4075

30

40

50

60

2

30, 3290

36, 0021

43, 9549

45,7306

Sumber : Hamidah, dkk., (2014)

Kandungan zat antibakteri yang terdapat dalam daun

sirih sangat efektif digunakan dalam menghambat

pertumbuhan bakteri. Daun sirih memiliki minyak atsiri,

minyak atsiri mengandung sitral dan eugenol yang berfungsi

sebagai anastetik antiseptik (Lutviandhitarani, dkk., 2015 ).

Berdasarkan hasil penelitian Nisa, Nugroho dan

Hendrwan (2014), kadar minyak atsiri terendah yaitu 1,87%

dihasilkan pada waktu 3 menit dengan suhu 50°C, sedangkan

hasil minyak tertinggi yaitu 5,23% pada waktu 1,5 menit

dengan suhu 40°C. Hasil kadar minyak atsiri disajikan dalam

Tabel 3.

Page 38: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

21

Tabel 3. Kandungan lemak/minyak atsiri

Perlakuan Kadar lemak

Waktu

ekstraksi

dengan

etanol

(menit)

Suhu

(°C)

Lemak

(%)

ml/ml

larutan

g/100 g

daun

sirih

hijau

1

40

4,18 9,2 ml 4,18 g

1,5 5,23 15,7 ml 5,23 g

2 2,54 6,9 ml 2,54 g

2,5 2,12 4,5 ml 2,12 g

3 2,07 5,8 ml 2,07 g

1

50

2,53 3,3 ml 2,53 g

1,5 2,51 3,8 ml 2,51 g

2 3,28 4,1 ml 3,28 g

2,5 2,55 3,9 ml 2,55 g

3 1,87 0,7 ml 1,87 g

Sumber : Nisa, Nugroho dan Hendrawan (2014)

Saraswati (2011) berpendapat bahwa dekok daun sirih

konsentrasi 25% memiliki rata-rata daya hambat terhadap

Escherichia coli sebesar 13,14 mm dan konsentrasi daya

hambat konsentrasi 50% sebesar 15,1 mm, artinya semakin

tinggi konsentrasi daun sirih maka semakin besar pula daya

hambatnya. Hal tersebut juga didukung oleh Yuniarni, dkk.,

(2014) bahwa dekok daun sirih dengan konsentrasi 10, 20,

30% masing-masing memiliki aktivitas antibakteri yang

berbeda. Dekok daun sirih telah memberikan efek pada

konsentrasi 10%, semakin tinggi konsentrasi maka efek yang

diberikan semakin besar. Candrasari, Romas, Hasbi dan Astuti

Page 39: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

22

(2012) menyatakan bahwa penggunakan dekok daun sirih

dengan konstentrasi 2,5% dan 5% tidak menunjukkan efek

antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Biakan Staphylococcus aureus mulai terbentuk zona hambat

pada konsentrasi dekok sebesar 10% dan semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya kadar konsentrasi dekok.

2.5 Teat Spray

Setelah selesai proses pemerahan saluran air susu pada

puting beberapa saat masih terbuka sehingga kuman atau

bakteri lebih mudah masuk ke dalam ambing. Oleh karena itu

puting perlu segera disucihamakan dengan menggunakan

antiseptik agar dapat mencegah masuknya bibit penyakit yang

dapat menyebabkan mastitis atau peradangan pada ambing.

(Kurniawan, Sarwiyono dan Surjowardojo, 2013).

Pemakaian antiseptik sangat diperlukan untuk

pencegahan infeksi baru setelah pemerahan. Teat spray adalah

penyemprotan puting dengan antiseptik segera setelah

pemerahan, sehingga apabila tidak dilakukan teat spray maka

akan meningkatkan resiko kejadian mastitis (Budiarto, 2010).

Menurut Jones (2006) bahwa teat spray akan lebih

efektif apabila dilakukan dengan cara mengarahkan semprotan

secara vetikal serta horizontal. Hal ini diharapkan seluruh

bagian puting terkena semprot antiseptik. Berbeda dengan

pendapat Williamson and Malcolm (2012) bahwa aplikasi

penyemprotan puting lebih mudah dan cepat dalam

mensucihamakan puting. Penerapan teat spray bisa seefektif

teat dipping apabila dilakukan dengan benar. Posisi nozel

semprot harus diposisikan berada dibawah puting dengan

gerakan melingkar agar antiseptik yang disemprot mengenai

lubang puting. Semprotan nozel yang mengarahkan semprotan

Page 40: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

23

secara vertikal mencapai cakupan puting jauh lebih baik

daripada mengarahkan semprotan secara horizontal.

Tabel 4. Perbandingan teat spray dan teat dipping

Sistem Kelebihan Kekurangan

Penyemprotan

tangan

Murah, bisa

dibawa kemana

saja

Harus isi ulang,

rawan*

Penyemprotan

tekanan

Cepat, tidak

terlalu sering

mengisi

antiseptik

Lebih mahal,

rawan*

Teat dipping

Cakupan

antiseptik terkena

puting merata

Aplikasi cukup

lama, harus diisi

ulang, resiko

terjadinya

penyebaran

mikroba dari

puting satu ke

puting lain.

*Efektivitas aplikator semprot harus diperhatikan untuk

memastikan nozel semprot memancar benar

Sumber : Annonimous (2003)

2.6 Uji California Mastitis Test (CMT)

California Mastitis Test (CMT), juga dikenal sebagai

metode tidak langsung, yang prinsipnya adalah pemanfaatan

reagen yang bertindak pada membran eksternal sel (lipoprotein

membran), memperlihatkan DNA seperti gel, semakin tinggi

konsistensi maka semakin tinggi akan jumlah sel somatik

(SCC), dikenal sebagai metode langsung, dimana perangkat

elektronik, melalui sistem filter optik dan inframerah,

menentukan kuantitas sel somatik dan komponen lain dalam

Page 41: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

24

susu, serta agen penyebab mastitis (Pradiee, et al., 2011).

Menurut Riyanto, dkk., (2016), nilai CMT berhubungan

dengan total jumlah bakteri pada susu, sehingga dengan

penurunan nilai CMT maka tingkat infeksi bakteri penyebab

mastitis juga mengalami penurunan. Reaksi reagen CMT

sensitif terhadap susu yang terinfeksi Staphylococcus aureus,

Streptococcus sp., E. Coli dan bakteri lain penyebab mastitis.

CMT ditentukan dengan cara mereaksikan 2 ml susu

dengan 2 ml reagen CMT yang mengandung arylsulfonate di

dalam paddle. Kemudian campuran tersebut digoyang-goyang

membentuk lingkaran horizontal selama 10 detik. Reaksi ini

ditandai dengan ada tidaknya perubahan pada kekentalan susu,

kemudian ditentukan berdasarkan skoring CMT yaitu (-) tidak

ada pengendapan pada susu, (+) terdapat sedikit pengendapan

pada susu, (++) terdapat pengendapan yang jelas namun jel

belum terbentuk, (+++) campuran menebal dan mulai

terbentuk jel, serta (++++) jel yang terbentuk menyebabkan

permukaan menjadi cembung. Untuk memudahkan

perhitungan statistik maka lambang-lambang tersebut diberi

nilai masing-masing, untuk lambang (-) nilainya 0, (+)

nilainya 1, (++) nilainya 2, (+++) nilainya 3 dan (++++)

nilainya 4 untuk tiap puting susu. (Adriani, 2010).

Page 42: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

25

Tabel 5. Interpretasi dan skor mastitis berdasarkan CMT.

Skor

CMT Interpretasi

Jumlah sel

somatik Deskripsi

Tingkat

mastitis

N (Negatif)

Puting sehat 0-200.000

Tidak

terjadi

pengentalan

0

T Trace 200.000-

400.000

Sedikit

pengentalan 1

1 Positif

lemah

400.000-

1.200.000

Pengentalan

berbeda,

belum

terbentuk

gel dan

menghilang

dalam 20

detik

2

2 Positif

sedang

1.200.000-

5.000.000

Mengental

dan

membentuk

gel di dasar

paddle

3

3 Positif kuat >5.000.000 Terbentuk

gel

diseluruh

sampel

4

Sumber : Mellenberger (2000)

2.7 Uji Reduktase

Uji reduktase bertujuan untuk menentukan kualitas

susu berdasarkan perkiraan jumlah mikroba dalam susu.

Menurut Sari, Swacita dan Agustina (2013), bahwa dalam uji

waktu reduktase menunjukkan bahwa adanya perubahan

warna methylene blue menjadi tidak berwarna disebabkan di

dalam susu terdapat enzim reduktase yang dibentuk oleh

Page 43: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

26

kuman-kuman yang mereduksi zat warna methylene blue

menjadi tidak berwarna. Perubahan warna methylene blue

tergantung kemampuan tumbuh bakteri, bahan-bahan

penyusun susu serta jenis susu (kolostrum, susu dari kambing

penderita mastitis) yang pada umumnya memiliki waktu

reduktase yang lebih pendek.

Menurut Saragih, Suarda dan Sampurna (2013)

menyatakan bahwa prinsip dari uji waktu reduktase adalah

dalam susu terdapat enzim reduktase yang dibentuk oleh

kuman-kuman, maka enzim ini akan mereduksi methylene

blue menjadi larutan tidak berwarna. Semakin tinggi jumlah

kuman di dalam susu, semakin cepat terjadi perubahan warna

maka dilakukan uji reduksi methylene blue yang dapat

memberikan gambaran perkiraan jumlah kuman yang terdapat

di dalam susu, kemudian diamati waktu yang dibutuhkan

oleh kuman untuk melakukan aktifitas yang dapat

menyebabkan perubahan warna dari zat warna methylene blue.

Susu yang baik akan mereduksi methylene blue

menjadi warna putih lebih dari 5,5 jam, sedangkan air susu

yang jelek bakteri dalam susu akan mereduksi methylene blue

pada waktu kurang dari 5 jam (Habibah dan Kadhafi, 2011).

Menurut penelitian yang dilakukan Utami, Radiati dan

Surjowardojo (2014) di KAN Jabung, Malang, bahwa syarat

waktu reduksi susu yang diterima di KAN Jabung yaitu >5

jam. Sebagian besar sampel susu termasuk pada kategori grade

1 karena memiliki lama waktu reduksi >5 jam dan perkiraan

bakteri dalam susu yaitu 500.000 sel/ml. Hal tersebut juga

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartati dan

Aryani (2014) di peternakan X kawasan Cisurupan Garut

bahwa uji reduktase pada susu sapi segar pada peternakan X di

kawasan Cisurupan Garut dengan menggunakan methylene

Page 44: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

27

blue konsentrasi 0,0075% dapat diklasifikasikan dapat

diterima sebesar 80% dan sedang sampai baik sebesar 20%.

Hal tersebut juga sesuai dengan SNI 01-3141-1998 : Susu

Segar, bahwa syarat mutu susu segar memiliki angka

reduktase 2-5 jam. Dijelaskan pula oleh Hadiwiyoto (1994)

bahwa berdasar uji reduktase, kualitas susu dapat

diklasifikasikan seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Kualitas susu berdasarkan waktu reduktase.

Mutu susu

Lamanya warna

biru hilang

(jam)

Perkiraan jumlah

bakteri

(105/ ml)

Baik

Cukup baik

Kurang baik

Rendah

> 8

6-8

2-6

< 2

< 5

10 – 40

40-200

>200

Sumber : Hadiwiyoto (1994)

Page 45: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

29

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di peternakan rakyat yang

berada di wilayah kerja KUD Argopuro Desa Bermi

Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo selama 6 minggu

mulai tanggal 9 Januari 2017 sampai 24 Februari 2017.

3.2 Materi Penelitian

Materi penelitian yang digunakan adalah sebagai

berikut :

3.2.1 Ternak sapi perah PFH sebanyak 15 ekor yang

dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan bulan

laktasi, yaitu bulan laktasi 4, 5 dan 6.

3.2.2 Daun sirih hijau (Piper betle L.) yang

digunakan untuk P1 (125 gram+500 ml air)

dan P2 (250 gram+500 ml air) yang diperoleh

dari pekarangan rumah warga sekitar Desa

Bermi Kecamatan Krucil dan pasar

tradisional Krucil serta antiseptik kimia (iodip)

sebagai perlakuan kontrol. Alat yang

digunakan untuk pembuatan dekok antara lain

kompor, panci, timbangan, beaker glass, dan

termometer.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah metode percobaan dan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 5

ulangan. Pengelompokan berdasarkan bulan laktasinya.

Page 46: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

30

Perlakuan yang digunakan :

a. Perlakuan P0 : Teat spray menggunakan

antiseptik kimia (iodip) konsentasi 2%

b. Perlakuan P1 : Teat spray menggunakan

dekok daun sirih hijau 125 gram+500 ml

air

c. Perlakuan P2 : Teat spray menggunakan

dekok daun sirih hijau 250 gram+500 ml

air

Teat spray dilakukan setiap hari pada pagi dan sore

hari di akhir pemerahan dan uji reduktase dilakukan seminggu

sekali.

1.4 Tahapan Penelitian

1.4.1 Persiapan penelitian

Tahapan-tahapan persiapan penelitian adalah

sebagai berikut :

a. Survey lokasi penelitian

b. Menentukan sampel 15 ekor sapi perah

PFH dengan uji CMT

c. Mempersiapkan alat dan bahan

d. Mengoleksi data sebelum perlakuan

1.4.2 Koleksi Data

Koleksi data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Produksi susu diukur setiap pagi dan sore

setiap satu minggu sekali

b. Sampel susu diuji reduktase setiap satu

minggu sekali.

Page 47: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

31

1.4.3 Proses pembuatan iodip 2%

1. Siapkan iodine kristal dan aquades.

2. Timbang iodine kristal sebanyak 20 gram .

3. Larutkan ke dalam 1 liter aquades.

4. Iodine siap digunakan untuk teat spray.

1.4.4 Proses pembuatan dekok daun sirih hijau

(Piper betle L.)

1. Daun sirih yang sudah dipersiapkan, dicuci

hingga bersih dan ditiriskan hingga bebas air.

2. Daun sirih yang sudah ditiriskan kemudian

diremas.

3. Dimasukkan remasan daun sirih ke dalam

beaker glass. Perbandingan daun sirih dan air

pada P1= 125 gram + 500 ml air dan P2 = 250

gram daun + 500 ml air.

4. Masukkan air 2 liter ke dalam panci dan 500

ml air ke dalam beaker glass, rebus hingga

mencapai suhu 60°C.

5. Jika suhu di dalam beaker glass naik,

tambahkan air di dalam panci sampai suhu

turun hingga 60°C dan lakukan secara berkala

setiap suhu mulai naik.

6. Ukur suhu air agar tetap konstan 60°C.

7. Rebus daun sirih selama 2 jam (Hamidah,

Kumalaningsih dan Dewi, 2014)

8. Rebusan tersebut didinginkan dan disimpan

dalam suhu ruang (27°) selama proses

pendinginan.

Page 48: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

32

9. Setelah dingin, dekok daun sirih hijau

dimasukkan ke dalam botol spray dan dapat

digunakan untuk teat spray.

10. Dekok daun sirih hijau selalu diganti setiap

harinya.

3.4.5 Pelaksanaan teat spray

1. Iodip serta dekok daun sirih hijau dimasukkan

ke dalam botol spray yang berbeda sesuai

dengan konsentrasi.

2. Setelah proses pemerahan selesai, ambing

dicuci dengan air bersih.

3. Puting di spray secara merata hingga basah

dengan dekok daun sirih hijau dan iodip

3.4.6 Prosedur Uji Reduktase

Menurut Hadiwiyoto (1994) prosedur penentuan

kualitas susu menggunakan uji reduktase antara lain :

1. Sediakan susu sebanyak 10 ml di dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 1 ml larutan 1 % methylene blue

3. Tabung yang telah ditutup dipanaskan menggunakan

waterbath dengan suhu 37° C

4. Amati dengan seksama perubahan warna biru menjadi

putih dan catat waktunya (menit)

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Estimasi jumlah bakteri berdasarkan uji

reduktase.

2. Produksi susu.

Page 49: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

33

3.6 Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan

Analysis of Variance (ANOVA) untuk uji reduktase dan

Analysis of Covariance (ANCOVA) untuk produksi susu.

Apabila diperoleh data yang berbeda, maka dilanjutkan Uji

Jarak Berganda Duncan (UJBD) untuk mengetahui seberapa

besar perbedaannya. Model matematika RAK sebagai berikut :

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke i kelompok ke j

µ = Nilai rataan

Ti = Pengaruh perlakuan ke i

βj = pengaruh kelompok ke j

Ԑij = galat percobaan pada perlakuan ke i, kelompok ke j

i = 1,2,……t perlakuan

j = 1,2,……r kelompok

3.7 Batasan Istilah

1. Teat spray adalah penyemprotan puting menggunakan

larutan antiseptik untuk mencegah bakteri masuk ke

dalam lubang puting.

2. Iodip adalah antiseptik untuk teat spray.

3. Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk

membunuh atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada

kulit dan membran mukosa.

4. Antimikroba adalah suatu bahan yang dapat

mengganggu pertumbuhan dan metabolisme

mikroorganisme.

5. Mastitis adalah penyakit radang kelenjar ambing yang

disebabkan oleh mikroorganisme pada ternak perah.

Yij = µ + Ti + βj + Ԑij

Page 50: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

34

6. Dekok adalah perebusan dengan pelarut air pada

temperatur titik didih air selama waktu tertentu.

7. Waktu reduktase adalah waktu yang dibutuhkan bakteri

dalam mereduksi warna biru menjadi putih. Semakin

lama perubahan warna biru menjadi putih, maka

kualitas susu semakin baik.

Page 51: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di peternakan rakyat yang

berada di wilayah kerja KUD Argopuro, Desa Bermi

Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo selama 6 minggu

mulai tanggal 9 Januari 2017 sampai 24 Februari 2017.

Wilayah kerja KUD Argopuro meliputi Kecamatan Krucil

yang terdiri dari 6 desa, yaitu: Desa Krucil, Desa Bermi, Desa

Tambelang, Desa Kalianan, Desa Watupanjang dan Desa

Kertosuko. Total populasi sapi perah hingga bulan Januari

2017 di wilayah kerja KUD Argopuro mencapai 4177 ekor.

Lokasi kandang tempat penelitian berada di Desa

Bermi Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo yang

memiliki jumlah populasi sapi perah mencapai 238 ekor. Jarak

lokasi penelitian dengan KUD Argopuro ±2,7 km dan ±3 km

dari kantor Kecamatan Krucil. Ketinggian lokasi penelitian

±500-2800 m diatas permukaan laut dengan suhu berkisar

antara 18-23°C.

Pakan yang diberikan berupa hijauan dan pakan

tambahan. Pakan tambahan berupa konsentrat dan singkong.

Konsentrat berasal dari KUD Argopuro. Pemberian pakan

tambahan diberikan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore.

Pemberian konsentrat sebanyak 0,6 kg/pemberian untuk

menghasilkan 1 liter susu yang diberikan sebelum sapi

diperah, pemberian pagi pukul 05.30 dan sore pukul 15.30.

Hijauan yang digunakan sebagai pakan adalah rumput gajah

(Pennisetum purpureum) yang telah di chopper. Pemberian

hijauan dilakukan sebanyak 2 kali, pemberian pagi pukul

06.00 dan sore pukul 16.00. Pemberian hijauan dilakukan

Page 52: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

36

setelah pemberian konsentrat sebanyak 35,5

kg/ekor/pemberian, sedangkan pemberian air minum secara ad

libitum (tidak terbatas). Pemberian ransum sebaiknya

disesuaikan dengan frekuensi pemerahan. Pemberian

konsentrat dilakukan sebelum diperah dan pemberian hijauan

sesudah selesai pemerahan. Air minum yang diberikan

haruslah bersih dan selalu cukup tersedia sepanjang hari.

1.2 Proses Pemerahan

Proses pemerahan yang dilakukan di lokasi penelitian

masih dilakukan secara manual atau menggunakan tangan (full

hand). Cara ini adalah baik karena dapat mengurangi luka

pada puting pada saat pemerahan berlangsung. Pemerahan

yang kasar akan mengakibatkan luka pada puting, sehingga

mudah tercemar mikroorganisme penyebab mastitis

(Surjowardojo, 2011). Proses pemerahan di lokasi penelitian

ada tiga tahapan, yaitu tahap persiapan pemerahan, tahap

pemerahan dan tahan setelah pemerahan. Prosedur pemerahan

yang dilakukan saat penelitan yaitu sebagai berikut :

1. Memberi pakan

2. Membersihkan lantai kandang

3. Memandikan sapi dengan mengikat ekor di kaki

belakang

4. Mempersiapkan peralatan pemerahan

5. Membersihkan ambing dengan air kran dan di lap

hingga kering

6. Mencuci tangan peternak

7. Diperah dan susu langsung dimasukkan ke dalam milk

can

8. Setelah selesai pemerahan dilakukan teat spray

dengan antiseptik (P0), dekok daun sirih 125

Page 53: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

37

gram+500 ml air (P1), dan dekok daun sirih 250

gram+500 ml air (P2).

Kebersihan kandang dan tubuh sapi berkaitan erat

dengan kualitas susu. Usaha membersihkan kandang dan

bagian-bagian tubuh sapi yang dapat mengotori hasil

pemerahan bisa dilakukan menggunakan langkah- langkah

sebagai berikut: 1) Mencuci lantai kandang dengan

menyemprotkan air bertekanan tinggi. 2) Mencuci lipatan

paha, ambing dan puting pada sapi sembari dipijat secara

perlahan menggunakan air hangat. 3) Mengeringkan puting

dengan kain bersih. 4) Membuang susu pada pancaran pertama

(Prihutomo, Setiani dan Harjanti, 2015).

Pemerahan di lokasi penelitian dilakukan pukul 05.30

pada pagi hari dan pukul 16.00 pada sore hari. Sebelum

dilakukan pemerahan, ambing dibersihkan dengan air dan

dilap hingga kering, ekor ditali di kaki belakang. Pengakhiran

pemerahan dilakukan dengan mencuci ambing dan disertai

dengan teat dipping menggunakan iodip 2%. Setelah selesai

proses pemerahan saluran air susu pada puting beberapa saat

masih terbuka sehingga kuman atau bakteri lebih mudah

masuk ke dalam ambing. Oleh karena itu perlu dilakukan

pencelupan puting menggunakan antiseptik agar dapat

mencegah masuknya bibit penyakit yang dapat menyebabkan

mastitis atau peradangan pada ambing. (Kurniawan, dkk.,

2013)

4.3 Pengaruh teat spray terhadap waktu reduktase susu

Uji angka reduktase dapat digunakan untuk

mendapatkan gambaran tentang jumlah mikroorganisme dalam

air susu secara kasar. Waktu reduktase yang pendek

menunjukkan bahwa kandungan mikroorganisme dalam air

Page 54: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

38

susu cukup tinggi, terutama mikroorganisme yang dalam

kehidupannya memerlukan oksigen (Afrila dan Windari,

2010).

Hasil analisis statistik pengaruh teat spray setelah

pemerahan terhadap waktu yang digunakan uji reduktase

terdapat pada Lampiran 3, rata-rata uji reduktase semua

perlakuan terdapat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata waktu (menit) reduktase dan estimasi

jumlah bakteri (105/ml) setiap minggu

Waktu reduktase

minggu ke-

(menit)

Perlakuan

P0 P1 P2

0 246±44,5 258±45,5 264±25,1

1 267±38,8 282±45,5 264±90,4

2 279±41,9 291±67,6 345±42,4

3 306±57,7 330±38,2 342±35,8

4 324±56,7 330±75,7 339±39,1

5 324±31,1 333±19,6 342±38,8

6 330±15,0 318±24,6 360±26,0

Rataan 296,6±49,8 306±52,4 322,3±57,2

Estimasi jumlah bakteri (105/ml) 40-200 40-200 40-200

Berdasarkan Tabel 7, minggu ke-1 P1 memiliki rataan

waktu reduktase paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya yaitu sebesar 282 menit atau setara 4,7 jam, hal ini

menunjukkan aktivitas bakteri pada perlakuan P1 lebih rendah

daripada perlakuan lainnya. Rataan P1 pada minggu ke-6

mengalami peningkatan dari 282 menit atau setara 4,7 jam

Page 55: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

39

dengan estimasi bakterinya sebanyak 4.000.000-20.000.000

menjadi 318 menit atau setara 5,3 jam dengan estimasi

bakterinya sebanyak 4.000.000-20.000.000, hal tersebut

menunjukkan semakin baik kualitas susu dikarenakan aktivitas

bakteri semakin menurun. Perlakuan P2 pada saat minggu ke-1

memiliki rataan waktu reduktase paling rendah dari perlakuan

lainnya yaitu sebesar 264 menit atau setara 4,4 jam dengan

estimasi bakterinya sebanyak 4.000.000-20.000.000 dan pada

minggu ke-6 mengalami peningkatan sebesar 96 menit

menjadi 360 menit atau setara dengan 6 jam dengan estimasi

bakteri sebanyak 1.000.000-4.000.000. Perlakuan P0 pada

minggu ke-1 memiliki rataan sebesar 267 menit atau setara

4,45 jam dengan estimasi bakterinya sebanyak 4.000.000-

20.000.000 dan mengalami peningkatan pada akhir tes

menjadi 330 menit yang setara dengan 5,5 jam dengan

estimasi bakterinya sebanyak 4.000.000-20.000.000.

Berdasarkan Tabel 4. rataan waktu reduktase P1 dan P2

mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini disebabkan

karena pasokan daun sirih hijau yang digunakan untuk

penelitian berasal dari dua tempat yang berbeda sehingga

perbedaan kualitas tanah juga mempengaruhi senyawa aktif

yang terkandung dalam daun sirih hijau. Hal tersebut sesuai

dengan Supriyadi (2008) bahwa peningkatan hasil dan kualitas

tanaman disebabkan karena tiga mekanisme seperti

peningkatan kapasitas air tersedia, suplai unsur hara, dan

struktur tanah.

Page 56: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

40

Tabel 8. Perubahan waktu reduktase dari minggu ke minggu

untuk melihat efektivitas larutan teat spray

Selisih rataan

waktu reduktase

minggu ke-

(menit)

Perlakuan

P0 P1 P2

1 21±14,8 24±17,0 0

2 12±8,5 9±6,4 81±57,3

3 27±19,1 39±27,6 -3±2,1

4 18±12,7 0 -3±2,1

5 0 3±2,1 3±2,1

6 6±4,2 15±8,5 18±12,7

Berdasarkan Tabel 8 di atas, selisih rata-rata waktu uji

reduktase tertinggi untuk P0 terjadi pada minggu ke-3 dengan

selisih waktu 27 menit, dan selisih waktu reduktase terendah

terjadi pada minggu ke-5, pada minggu ke-5 tidak terjadi

peningkatan waktu reduktase dari minggu sebelumnya, P1

memiliki selisih rata-rata waktu reduktase tertinggi pada

minggu ke-3 yaitu sebesar 39 menit dan selisih rata-rata waktu

terendah terjadi pada minggu ke-4, pada minggu ke-4 tidak

terjadi peningkatan rata-rata waktu reduktase dari minggu

sebelumnya. P2 memiliki selisih rata-rata waktu reduktase

tertinggi pada minggu ke-2 yaitu sebesar 81 menit atau setara

1,35 jam dan selisih rata-rata waktu terendah terjadi pada

minggu ke-3 dan minggu ke-4, pada minggu tersebut terjadi

penurunan waktu reduktase sebesar 3 menit. Berdasarkan tabel

selisih rataan waktu reduktase di atas, respon penggunaan

dekok daun sirih hijau cenderung lebih cepat dalam

menghambat mikroorganisme meskipun secara statistik tidak

Page 57: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

41

berbeda nyata sehingga teat spray setelah pemerahan dapat

meningkatkan waktu reduktase dan menurunkan aktivitas

mikroorganisme. Lebih jelasnya perkembangan uji reduktase

dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rata-rata waktu reduktase setiap minggu

pengamatan

Grafik diatas menunjukkan peningkatan waktu

reduktase dalam susu, apabila semakin tinggi konsentrasi

dekok daun sirih hijau, maka semakin banyak pula zat

antimikroba sehingga dapat menurunkan jumlah bakteri.

Penurunan jumlah bakteri ditandai dengan meningkatnya

waktu reduktase susu, semakin lama waktu yang dibutuhkan

dalam mengubah warna biru menjadi putih maka kualitas susu

semakin baik. Perlakuan P2 memiliki rataan waktu reduktase

paling tinggi dan sudah menunjukkan kenaikan waktu

reduktase pada minggu ke-2, P0 dan P1 menunjukkan

0

50

100

150

200

250

300

350

400

M0 M1 M2 M3 M4 M5 M6Rat

a-r

ata

wak

tu r

ed

ukt

ase

(men

it)

Minggu

P0

P1

P2

Page 58: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

42

kenaikan pada minggu ke-3. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian Saraswati (2011) bahwa dekok daun sirih

konsentrasi 25% memiliki rata-rata daya hambat terhadap

Escherichia coli sebesar 13,14 mm dan konsentrasi daya

hambat konsentrasi 50% sebesar 15,1 mm, artinya semakin

tinggi konsentrasi daun sirih maka semakin besar pula daya

hambatnya. Hal tersebut juga didukung oleh Yuniarni, dkk.,

(2014) bahwa dekok daun sirih dengan konsentrasi 10, 20,

30% masing-masing memiliki aktivitas antibakteri yang

berbeda. Dekok daun sirih telah memberikan efek pada

konsentrasi 10%, semakin tinggi konsentrasi maka efek yang

diberikan semakin besar. Candrasari, Romas, Hasbi dan Astuti

(2012) menyatakan bahwa penggunakan dekok daun sirih

dengan konstentrasi 2,5% dan 5% tidak menunjukkan efek

antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Biakan Staphylococcus aureus mulai terbentuk zona hambat

pada konsentrasi dekok sebesar 10% dan semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya kadar konsentrasi dekok.

Nababan, Suada dan Swacita (2014) menyatakan bahwa

semakin lama terjadi perubahan warna methylene blue pada

susu segar menjadi putih kembali, menunjukkan bahwa jumlah

bakteri dalam susu semakin sedikit. Semakin tinggi jumlah

kuman di dalam susu, semakin cepat terjadi perubahan warna,

maka dilakukan uji reduksi methylene blue yang dapat

memberikan gambaran perkiraan jumlah kuman yang terdapat

di dalam susu, kemudian diamati waktu yang dibutuhkan oleh

kuman untuk melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan

perubahan warna dari zat warna methylene blue (Suardana dan

Swacita, 2004). Gambaran rataan setiap perlakuan pada awal

dan akhir penelitian akan disajikan pada Gambar 5.

Page 59: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

43

Gambar 5. Rataan waktu reduktase masing-masing perlakuan

pada minggu terakhir dan estimasi jumlah bakteri.

Grafik di atas menunjukkan rataan setiap perlakuan

teat spray pada akhir tes (minggu terakhir). P0 (iodip 2%)

memiliki rataan waktu sebesar 330±15,0 menit atau setara 5,5

jam dengan estimasi jumlah bakterinya sebanyak 4.000.000-

20.000.000, P1 (125 gram+500 ml air) memiliki rataan sebesar

318±24,6 menit atau setara 5,3 jam dengan estimasi bakterinya

sebanyak 4.000.000-20.000.000 dan P2 (250 gram+500 ml air)

memiliki rataan yang paling tinggi diantara perlakuan lainnya

yaitu sebesar 360±26,0 menit atau setara 6 jam dengan

estimasi jumlah bakterinya sebanyak 1.000.000-4.000.000.

Utami, Radiati, dan Surjowardojo (2014) menyatakan bahwa

grade susu ditentukan berdasarkan waktu reduksi (jam) dengan

uji reduktase dan memperkirakan jumlah bakteri dalam susu.

Grade 1 ditentukan jika waktu reduksi lebih dari 5 jam dengan

perkiraan 500.000 sel/ml. Grade 2 ditentukan jika waktu

290

300

310

320

330

340

350

360

370

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

4500000

P0 P1 P2

Wak

tu r

edu

kta

se (

men

it)

Est

ima

si j

um

lah

ba

kte

ri

Perlakuan

Estimasi

Rataan

Page 60: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

44

reduksi > 2 – 5 jam dengan perkiraan 500.000-4.000.000

sel/ml. Sedangkan grade 3 ditentukan jika waktu reduksi < 2

jam, dengan perkiraan 4.000.000-20.000.000 sel/ml. Jadi hasil

uji reduktase pada P0, P1, dan P2 tergolong baik karena waktu

reduktase lebih dari 5 jam dan masuk pada grade 1 dengan

estimasi jumlah bakteri 4.000.000-20.000.000.

Namun, hasil analisis statistik (Lampiran 3)

menunjukkan bahwa teat spray menggunakan dekok daun

sirih hijau (Piper betle L.) tidak berpengaruh nyata terhadap

waktu reduktase susu (P>0,05). Hal tersebut disebabkan oleh

rusaknya kandungan senyawa aktif pada daun sirih hijau

akibat perebusan selama 2 jam. Berdasarkan penelitian

Hamidah, Kumalaningsih, dan Dewi (2014) terhadap suhu dan

waktu ekstraksi daun sirih hijau menunjukkan bahwa hasil

rerata analisis total fenol tertinggi terjadi pada suhu 60°C

dengan waktu ekstraksi terbaik yaitu selama 2 jam. Menurut

Hayat et al., (2009), menduga bahwa tingginya kadar fenol

selama perebusan 2 jam seiring meningkatnya lamanya

perebusan, karena semakin lama pelarut menembus dinding

sel maka kerusakan jaringan bahan semakin optimal dan

akhirnya senyawa fenol yang terlarut lebih banyak. Namun hal

tersebut tidak sesuai dengan penelitian Trissanthi dan Susanto

(2016), total fenol pada perebusan selama 1 jam cenderung

mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan senyawa fenol

tidak stabil dalam panas. Senyawa fenol merupakan senyawa

yang bersifat antioksidan dan sifat antioksidan tersebut akan

teroksidasi dengan adanya cahaya, panas dan oksigen.

Masduqi, Izzati dan Prihastanti (2014) menjelaskan bahwa

senyawa fenol memiliki sifat mudah teroksidasi dan sensitif

terhadap perlakuan panas. Suhu optimum pengeringan untuk

mendapat kadar total fenol maksimum adalah 60°C, pada suhu

Page 61: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

45

60°C setelah 4 menit maka fenol akan rusak dan kadarnya

cenderung akan menurun. Vatai, Skerget dan Knez (2009)

menyatakan bahwa kandungan senyawa fenolik sangat

sensitif, tidak stabil dan sangat rentan terhadap degradasi.

Degradator paling utama adalah temperatur, kandungan

oksigen dan cahaya.

4.4 Pengaruh teat spray dengan dekok daun sirih hijau

(Piper betle L.) terhadap produksi susu sapi PFH

Produksi susu sapi PFH meningkat maupun menurun

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti mastitis

subklinis, manajemen pakan, dan tingkat laktasi. Hasil analisis

statistik menunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata

(P<0,01) konsentrasi dekok daun sirih hijau terhadap produksi

susu sapi PFH. Berdasarkan data pada Lampiran 4, rata-rata

produksi susu sebelum dan sesudah perlakuan seperti yang

tertera di Tabel 9. Data analisis ragam selengkapnya dapat

dilihat di Lampiran 5.

Tabel 9. Rata-rata produksi susu (liter) sebelum dan sesudah

diberi perlakuan teat spray

Perlakuan Rata-rata (liter/ekor/hari)

Sebelum Sesudah

P0 11,72±1,26 11,4±1,14a

P1 15,42±2,5 14,6±3,0b

P2 16,86±1,82 16,38±2,1b

Keterangan: Superskrip yang berbeda (a-b) pada kolom yang

sama menunjukan perbedaan yang sangat nyata

(P<0,01).

Page 62: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

46

Tabel 9 menujukkan hasil rataan produksi susu

sebelum dan sesudah perlakuan teat spray. Berdasarkan Uji

Jarak Berganda Duncan (UJBD) bahwa P1 dan P2

memberikan pengaruh lebih tinggi dibandingkan P0 terhadap

produksi susu. Kurniawan, dkk., (2013) menyatakan bahwa

larutan herbal mengandung senyawa flavanoid, tanin, dan

saponin. Senyawa tersebut mencegah dan membunuh bakteri

penyebab mastitis sehingga sapi perah mampu memproduksi

susu secara optimal. Teat spray menggunakan dekok daun

sirih hijau yang mengandung senyawa flavanoid, tanin, dan

saponin tersebut menyebabkan lisis pada sel mikroba. Setelah

di dalam sel, fenol akan merusak sistem kerja sel mikroba.

Senyawa fenol dapat menyebabkan inaktivasi enzim esensial

dalam sel mikroba (Ariyanti, Jahuddin dan Yunus, 2012).

Larutan herbal terefektif dalam menurunkan tingkat kejadian

mastitis yang berdampak positif pada naiknya produksi susu.

Berdasarkan Tabel 9, penurunan produksi susu setelah

perlakuan teat spray diduga karena perbedaan kandungan

senyawa kimia yang terkandung dalam daun sirih hijau,

sehingga memiliki tingkat keefektifan yang berbeda sebagai

antiseptik untuk produksi susu. Hal ini disebabkan karena

daun sirih hijau yang digunakan untuk penelitian berasal dari

tempat yang berbeda sehingga perbedaan kualitas tanah juga

mempengaruhi senyawa aktif yang terkandung dalam daun

sirih hijau. Hal tersebut sesuai dengan Supriyadi (2008) bahwa

peningkatan hasil dan kualitas tanaman disebabkan karena tiga

mekanisme seperti peningkatan kapasitas air tersedia, suplai

unsur hara, dan struktur tanah. Mutu tanaman pada setiap

tempat akan berbeda menurut daerah atau jenisnya. Hal ini

masing-masing dipengaruhi oleh subur tidaknya tanah, kaya

tidaknya unsur hara yang terdapat di dalamnya. Kesuburan

Page 63: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

47

tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara

dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan

seimbang untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang

maksimum (Yamani, 2010).

Gambar 6.Rata-rata produksi susu pada minggu terakhir

Grafik diatas menunjukkan rataan produksi susu

masing-masing ulangan, sampel yang digunakan berada pada

kelompok bulan laktasi tengah yaitu bulan laktasi 4,5, dan 6

sehingga pada bulan laktasi tersebut produksi susu cenderung

mengalami penurunan sesuai dengan kurva laktasi. Total

produksi susu sangat bervariasi tergantung pada bulan laktasi

dan kemampuan produksi masing-masing ternak. Klopcic

(2011) menjelaskan bahwa produksi susu sapi perah setelah

melewati bulan ketiga atau puncak produksi, produksi susu

akan mulai menurun sampai masa kering. Surjowardojo

(2011) menjelaskan bahwa produksi susu sapi perah setiap

harinya berangsur-angsur meningkat sampai puncak dalam

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

M1 M2 M3 M4 M5 M6

Pro

du

ksi s

usu

/har

i (lit

er)

Ulangan

P0

P1

P2

Page 64: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

48

waktu kurang lebih dua bulan setelah beranak, kemudian

konstan sampai bulan laktasi ketiga dan berangsur-angsur

turun sampai akhir laktasi. Berdasarkan penelitian Pratiwi,

Sudewo dan Santosa (2013), produksi susu sapi pada bulan

laktasi ke-4, 5 dan 6 secara berturut-turut adalah 14 liter/hari,

12 liter/hari dan 10 liter/hari.

Gambar 7. Rata-rata produksi susu sebelum dan sesudah

perlakuan

Berdasarkan pada Gambar 7. dapat diketahui bahwa

teat spray dengan dekok daun sirih hijau memiliki

kemampuan dalam mempertahankan produksi susu sapi perah

mastitis subklinis. Hal ini dibuktikan dari total produksi susu

yang sangat bervariasi tergantung pada bulan laktasi dan

kemampuan produksi dari masing-masing ternak. Sapi perah

yang digunakan sebagai sampel penelitian cenderung

mengalami penurunan produksi sesuai kurva laktasi karena

Page 65: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

49

telah mencapai bulan laktasi ke 4,5, dan 6. Suharyono, dkk.,

(2010) menyatakan bahwa periode awal laktasi merupakan

masa yang paling menentukan terhadap tingkat produksi dan

reproduksi sapi perah. Produksi susu naik dengan cepat sampai

mencapai puncak produksi dan berangsur angsur turun setelah

mencapai puncak produksi, puncak produksi susu dicapai saat

masa laktasi 31 – 100 hari (Sukandar, dkk., 2009)

Penurunan produksi susu setelah puncak produksi

menunjukkan persistensi. Persistensi produksi adalah

kemampuan ternak dalam menjaga tingginya produksi susu

selama laktasi. (Suharyono, Farida, Kurniawati, dan Adiarto,

2010). Persistensi produksi menurut Blakely dan Bade (1998)

adalah kemampuan sapi induk untuk mempertahankan

produksi susu tinggi selama masa laktasi. Persistensi adalah

bentuk penurunan (slope) kurva laktasi setelah puncak

produksi susu. Induk sapi yang mengalami penurunan

produksi yang cepat setelah puncak produksi berarti

mempunyai persistensi yang rendah. Lamanya produksi

puncak bertahan selama 60 hari yaitu pada bulan laktasi kedua

sampai bulan laktasi ketiga yang kemudian diikuti dengan

masa penurunan produksi susu sampai akhir masa laktasi. Hal

ini menunjukkan bahwa teat spray dengan dekok daun sirih

hijau dapat mempertahankan laju produksi susu karena

penurunan produksi susu sesuai dengan persistensinya

berdasarkan kemampuan ternak dalam memproduksi susu dan

bulan laktasinya.

Konsentrasi dekok daun sirih hijau memberikan

pengaruh yang sangat nyata. Berdasarkan Uji Jarak Berganda

Duncan (UJBD) menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi

dekok daun sirih hijau memberikan hasil yang lebih baik.

Perlakuan teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau

Page 66: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

50

pada sapi perah dapat mengendalikan mastitis subklinis

sehingga dapat mempertahankan produksi susu.

Page 67: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian teat spray menggunakan

dekok daun sirih hijau (Piper betle L.), dapat disimpulkan

bahwa :

1. Teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper

betle L.) menurunkan tingkat kejadian mastitis dan

jumlah bakteri sehingga dapat menstabilkan produksi

susu.

2. Dekok daun sirih hijau (250 gram+500 ml air) memiliki

kemampuan tertinggi dalam menurunkan jumlah bakteri

dengan waktu relatif cepat dan menstabilkan produksi

susu.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan teat spray setelah pemerahan

menggunakan dekok daun sirih hijau (250 gram+500 ml

air) untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas susu yang

baik.

Page 68: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F., M. Hartono dan Siswanto. 2015. Conception

Rate pada Sapi Perah Laktasi di Balai Besar

Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan

Ternak Baturraden Purwokerto Jawa Tengah.

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(1) : 98-105.

Adriani. 2010. Penggunaan Somatik Cell Count (SCC), Jumlah

Bakteri dan California Mastitis Test (CMT) untuk

Deteksi Mastitis pada Kambing. Jurnal Ilmiah

Ilmu-Ilmu Peternakan. 8(5) : 229-234.

Afrila, A dan W. Windari. 2010. Pengaruh Bahan Pengemas

dan Lama Pendinginan terhadap Keasaman dan

Angka Reduktase Susu Pasteurisasi. Buana Sains.

10(2) : 175-180.

Anggraeni, A. 2007. Pengaruh Umur, Musim dan Tahun

Beranak terhadap Produksi Susu Sapi Friesian

Holstein pada Pemeliharaan Intensif dan Semi-

Intensif di Kabupaten Banyumas. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

2007 : 156-166.

Annonimous. 2003. Teat Disinfection Systems. National Milk

Harvesting Center, Versi 1: 1-3

Ariyanti, EL., R.Jahuddin., M.Yunus. 2012. Potensi Ekstrak

Daun Sirih (Piper betle linn) sebagai

Biofungisida Penyakit Busuk Buah Stroberi

Page 69: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

54

(Colletotrichum fragariae brooks) Secara In-

Vitro. Jurnal Agroteknos. 2(3) : 174-179.

Aziz, A. S., P. Surjowardojo dan Sarwiyono. 2013. Hubungan

Bahan dan Tingkat Kebersihan Lantai Kandang

terhadap Kejadian Mastitis Melalui Uji California

Mastitis Test (CMT) di Kecamatan Tutur

Kabupaten Pasuruan. Jurnal Ternak Tropika.

14(2) : 72-81.

Badan Standar Nasional. SNI 01-3141-1998 : Susu Segar.

Blakely, J. and D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan Edisi ke

Empat. Penerjemah: Srigandono, B. Gadjah Mada

University Press : Yogyakarta.

Budiarto. 2010. Path Analysis Mastitis pada Sapi Perah

Koperasi di Kabupaten Pasuruan - Jawa Timur.

Veterinaria Medika. 3(1) : 45-48.

Candrasari, A., M.A. Romas., M.Hasbi dan O.R. Astutui.

2012. Uji Daya Antimikroba Ekstrak Etanol Daun

Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)

Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus

ATCC 6538, Eschericia coli ATCC 11229 dan

Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

Jurnal Biomedika. 4(1) : 9-16.

Cahyono, D., M.C. Padaga dan M.E. Sawitri. 2013. Kajian

Kualitas Mikrobiologis (Total Plate Count (TPC),

Enterobacteriaceae dan Staphylococcus aureus)

Page 70: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

55

Susu Sapi Segar di Kecamatan Krucil Kabupaten

Probolinggo. Jurnal Ilmu Teknologi Hasil Ternak.

8(1) : 1-8.

Dwivedi, V. and S. Tripathi. 2014. Review Study On Potential

Activity of Piper betle. Jurnal of Pharmacognosy

and Phytochemistry. 3(4) : 93-98.

Foo, L.W., E. Salleh dan S.N.H. Mamat. 2015. Extraction and

Qualitative Analysis of Piper Betle Leaves for

Antimicrobial Activities. International Journal of

Engineering Technology Science and Research. 2

: 1-8.

Gustiani, E. 2009. Pengendalian Cemaran Mikroba pada

Bahan Pangan Asal Ternak (Daging dan Susu)

Mulai dari Peternakan Sampai Dihidangkan.

Jurnal Litbang Pertanian. 28(3) : 96-100.

Habibah dan M. Khadafi. 2011. Pertumbuhan Mikroorganisme

Selama Penyimpanan Susu Pasteurisasi pada

Suhu Rendah. Jurnal Agroscientiae. 18(3) : 51-

56.

Hadiwiyoto. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu

dan Hasil Olahannya. Liberty : Jakarta

Hamidah, T., S.Kumalaningsih dan I.A.Dewi. 2014.

Pembuatan Ekstrak Oleoresin Daun Sirih Hijau

(Piper betle L.) sebagai Pengawet Alami (Kajian

Suhu dan Lama Waktu Ekstraksi). Jurusan

Page 71: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

56

Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi

Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Handayani, K.S dan M.Purwanti. 2010. Kesehatan Ambing

dan Higiene Pemerahan di Peternakan Sapi Perah

Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin. Jurnal

Penyuluhan Pertanian. 5(1) : 47-54.

Hayat K. et al. 2009. Optimized Microwave Assisted

Extraction of Phenolic Acids from Citrus

Mandarin Peels and Evaluation of Antioxidant

Activity in Vitro. Sepation and Purification

Technology :63-70.

Idriss, SH.E., V.Foltys., V.Tancin., K.Kirchnerova.,

D.Tancinova and K.Zeujec. 2014. Mastitis

Pathogenes and Their Resistance Againts

Antimicrobial Agents in Dairy Cow in Nitra,

Slovakia. Slovak J. Anim. Sci. 47(1) : 33-38.

Jones, G.M. 2006. Milking Practices Recommended to Assure

Milk Quality and Prevent Mastitis. Virginia

Cooperative Extension, Dairy Science : 404-227.

Klopcic, M., A.Hamoen and J.Bawely. 2011. Body Condition

Scoring of Dairy Cows. Domzale : Biotechnical

Faculty. Departement of Animal Science. ISBN

978-961-6204-54-5.

Kurniawan, Sarwiyono dan P.Surjowardojo. 2013. Pengaruh

Teat Dipping Menggunakan Dekok Daun Kersen

Page 72: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

57

(Muntinga calabura L.) terhadap Tingkat

Kejadian Mastitis. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan.

23 (3) : 27-31.

Lutviandhitarani, G., D.W.Harjanti dan F.Wahyono. 2015.

Green Antibiotic Daun Sirih (Piper betle L.)

Sebagai Pengganti Antibiotik Komersial untuk

Penanganan Mastitis. Jurnal Agripet. 15(1) : 28-

32

Masduqi, A.F., M.Izzati dan E. Prihastanti. 2014. Efek Metode

Pengeringan terhadap Kandungan Bahan Kimia

dalam Rumput Laut Sargassumpolycystum.

Buletin Anatomi dan Fisiologis. 22(1) : 1-9.

Mellenberger, R. 2000. California Mastitis Test (CMT). Dept

of Animal Sciences, Michigan State University.

Mukhtar, A. 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah Cetakan I.

Lembaga Pengembangan Profesi dan Universitas

Sebelas Maret Press : Surakarta.

Murti, T.W. 2013. Ilmu Manajemen dan Industri Ternak

Perah. Pustaka Reka Cipta : Bandung.

Nababan, L.A., Suada I.K dan Swacita I.B.N. 2014. Ketahanan

Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang

Ditinjau dari Uji Tingkat Keasaman, Didih, dan

Waktu Reduktase. Indonesia Medicus Veterinus.

3(4) : 274-282.

Page 73: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

58

Nisa, G.K., W.A. Nugroho dan Y.Hendrawan. 2014. Ekstraksi

Daun Sirih Merah (Piper crocatum) dengan

Metode Microwave Assisted Extraction (MAE).

Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. 2(1) : 72-78.

Poeloengan, M., M.N. Susan dan Andriani. 2005. Efektivitas

Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn) terhadap

Mastitis Subklinis. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner : 1015-1019.

Pradhan, D., K.A.Suri., D.K.Pradhan and P.Biswasroy. 2013.

Golden Heart of the Nature : Piper betle L.

Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry.

1(6) : 147-167.

Pradiee, J et al. 2012. Somatic Cell Count and California

Mastitis Test as a Diagnostic Tool for Subclinical

Mastitis in Ewes. Acta Scientiae Veterinariae.

40(2) : 1-7.

Prastyowati, A., L.M.E.Purwijantinigsih dan F.S.Pranata.2014.

Kualitas Kimia dan Mikrobiologi Permen Keras

Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) sebagai Pakan

Ternak Tambahan. Jurnal Sain Veteriner. 32(2) :

191-198.

Pratiwi, N., A.T.A. Sudewo dan S.A. Santosa. 2013.

Penggunaan Taksiran Produksi Susu dengan Test

Interval Method (TIM) pada Evaluasi Mutu

Genetik Sapi Perah Baturraden. Jurnal Ilmiah

Peternakan. 1(1) : 267-275.

Page 74: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

59

Prawesthirini, S., A.Ferianto dan K. Supranianondo. 2012.

Pola Resistensi Staphylococcus aureus yang

Diisolasi dari Mastitis pada Sapi Perah di

Wilayah Kerja KUD Argopuro Krucil

Probolinggo terhadap Antibiotika. Jurnal

Veterinaria Medika. 5(3) : 181-186.

Prihutomo, S., B.E.Setiani dan D.W.Harjanti. 2015. Screening

Sumber Cemaran Bakteri Pada Kegiatan

Pemerahan Susu di Peternakan Sapi Perah Rakyat

Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmu-Ilmu

Peternakan. 25(1) : 66-71.

Primadani, A.H., Sarwiyono dan P.Surjowardojo. 2014.

Pengaruh Teat Dipping Menggunakan Dekok

Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap

Hasil Uji Reduktase dan Uji Berat Jenis Susu

Sapi FH Laktasi. Fakultas Peternakan.

Universitas Brawijaya, Malang.

Priyono, S.H dan Praptiwi. 2009. Identifikasi Senyawa Kimia

dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Piper Sp. Asal

Papua. Jurnal Teknik Lingkungan. 10(3) : 271-

276.

Putra, S.D., P.Surjowardojo dan Sarwiyono. 2013. Pengaruh

Teat Dipping Menggunakan Dekok Daun Kersen

(Muntinga calabura L.) terhadap Tingkat

Kejadian Mastitis Subklinis dan Produksi Susu

Page 75: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

60

Sapi Perah. Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Malang.

Riyanto., J. Sunarto., B.S. Hertanto., M.Cahyadi., Hidayah dan

W.Sejati. 2016. Produksi dan Kualitas Susu Sapi

Perah Penderita Mastitis yang Mendapat

Pengobatan Antibiotik. Sains Peternakan. 14(2) :

30-41.

Saragih,C.I., I.K.Suada dan I.P.Sampurna. 2013. Ketahanan

Susu Kuda Sumbawa Ditinjau dari Waktu

Reduktase, Angka Katalase, Berat Jenis, dan Uji

Kekentalan. Indonesia Medicus Veterinus. 2(5) :

553-561.

Saraswati, D. 2011. Pengaruh Konsentrasi Daun Sirih terhadap

Daya Hambat Escherichia coli. Jurnal Health and

Sport. 3(2) : 285-362.

Sari, M,.I.B.N.Swacita dan K.K.Agustina. 2013. Kualitas Susu

Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing

Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka

Katalase. Indonesia Medicus Veterinus. 2(2) :

202-207.

Soetarno, T. 2003. Manajemen Budidaya Sapi Perah.

Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan

UGM, Yogyakarta.

Page 76: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

61

Suardana, I.W dan Swacita, I.B.N. 2004. Food Hygiene.

Petunjuk Laboratorium Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana, Denpasar.

Suhartati, R dan D.I. Aryani. 2014. Kategori Kualitas Susu

Sapi Segar secara Mikrobiologi di Peternakan

“X” Cisurupan-Garut. Jurnal Kesehatan Bakti

Tunas Husada. 12(1) : 106-111.

Suharyono., L.Farida., A.Kurniawati dan Adiarto. 2010. Efek

Suplemen Pakan terhadap Puncak Produksi Susu

Sapi Perah pada Laktasi Pertama. Semiloka

Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju

Perdagangan Bebas : 52-56.

Sukandar, A., B.P.Purwanto dan A.Anggraeni. 2009.

Keragaan Body Condition Score dan Produksi

Susu Sapi Perah Friesian-Holstein di Peternakan

Rakyat KPSBU Lembang, Bandung. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner :

86-99.

Sunarko, C., Sutrasno, B., Siwi, T.H., Kumalajati, A.,

Supriadi, H., Marsudi, A dan

Budiningsih. 2009. Petunjuk Pemeliharaan Bibit

Sapi Perah. Departemen Pertanian Direktorat

Jendral Peternakan BBPTU Baturraden :

Purwokerto.

Supar dan T. Ariyanti. 2008. Kajian Pengendalian Mastitis

Subklinis Pada Sapi Perah. Semiloka Nasional

Page 77: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

62

Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan

Bebas 2020 : 360-366.

Supriyadi, S. 2008. Kandungan Bahan Organik sebagai Dasar

Pengelolaan Tanah di Lahan Kering Madura.

Jurnal Embryo. 5(2) : 176-183.

Surjowardojo, P., Suyadi, L.Hakim dan Aulani’am. 2008.

Ekspresi Produksi Susu pada Sapi Perah Mastitis.

Jurnal Ternak Tropika. 9(2) : 1-11.

Surjowardojo, P. 2011. Tingkat Kejadian Mastitis dengan

Whiteside Test dan Produksi Susu Sapi Perah

Friesien Holstein. Jurnal Ternak Tropika. 12(1) :

46-55.

Suwito, W. 2010. Bakteri yang Sering Mencemari Susu:

Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi, dan Cara

Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian. 29(3)

: 96-100

Suwito, W dan Andriani. 2012. Teknologi Penanganan Susu

yang Baik dengan Mencermati Profil Mikroba

Susu Sapi di Berbagai Daerah. Jurnal

Pascapanen. 9(1) : 35-44.

Tiesnamurti, B., I.Inounu., Subandriyo dan H. Martojo. 2003.

Kapasitas Produksi Susu Domba Priangan Peridi :

II. Kurva Laktasi. JITV. 8(1) : 17-25.

Page 78: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

63

Utami, K.B., L.E.Radiati dan P.Surjowardojo. 2014. Kajian

kualitas susu sapi perah PFH (studi kasus pada

anggota Koperasi Agro Niaga di Kecamatan

Jabung Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu-ilmu

Peternakan. 24(2) : 58-66.

Utomo, B dan D.P.Miranti. 2010. Tampilan Produksi Susu

Sapi Perah yang Mendapat Perbaikan Manajemen

Pemeliharaan. Jurnal Caraka Tani XXV: 21-25.

Vatai, T., M. Skerget and Z. Knez. 2009. Extraction of

Phenolic Compounds from Elder Berry and

Different Grape Marc Varieties Using Organic

Solvents and/or Supercritical Carbondioxide. J.

Food Eng. 8(6) : 574-578.

Williamson, J. and Molcolm. 2012. Smart Approach to Post-

milking Teat Desinfection. Proceeding of the

New Zealand Milk Quality Conference : 1-22.

Yamani, A. 2010. Kajian Tingkat Kesuburan Tanah pada

Hutan Lindung Gunung Sebatung di Kabupaten

Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan

Tropis. 11(29) : 32-37.

Yuniarni, U., Y. Lukmayani dan A.Fitriyani. 2014. Pengaruh

Dekok Daun Beluntas, Jawer Kotok, dan Sirih

serta Kombinasinya sebagai Obat Antikeputihan

terhadap Candida Albicans. Jurnal Sains,

Teknologi, dan Kesehatan. 4 (1) : 111-116.

Page 79: PENGARUH TEAT SPRAY MENGGUNAKAN DEKOK DAUN SIRIH …repository.ub.ac.id/4965/1/Rohmah, Nur Fitria.pdf · 2020. 9. 28. · teat spray menggunakan dekok daun sirih hijau (Piper betle

64

Zainudin, M., Ihsan, M.N dan Suyadi. 2014. Efisiensi

Reproduksi Sapi Perah PFH pada Berbagai Umur

di CV. Milkindo Berka Abadi Desa Tegalsari

Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Jurnal

Ilmu-Ilmu Peternakan. 24 (3) : 32-37.