i PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, GROWTH OPPORTUNITIES DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ikhsan Yoga Utama NIM: 1111082000109 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015
121
Embed
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE,GROWTH OPPORTUNITIES DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI(Studi pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014)
SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ikhsan Yoga UtamaNIM: 1111082000109
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1436 H / 2015
ii
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE,GROWTH OPPORTUNITIES DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI(Studi pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014)
SKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1436 H / 2015 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 7 April 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Ikhsan Yoga Utama
2. NIM : 1111082000109
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,
Leverage, Growth Opportunities, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi
(Studi pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 April 2015
1. Fitri Amalia, S.Pd., M.Si
NIP. 19820710 200912 1 002 (________________)
Penguji I
2. Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP
NIP. 19730615 200501 1 009 (________________)
Penguji II
3. Fitri Damayanti, SE., M.Si
NIP. 19810731 200604 2 003 (________________)
Penguji III
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 29 Juli 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:1. Nama : Ikhsan Yoga Utama2. NIM : 11110820001093. Jurusan : Akuntansi4. Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,
Leverage, Growth Opportunities, dan UkuranPerusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi.(Studi pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta, 29 Juli 2015
1. Dr. Desmadi Saharudin, LC., MA (________________)NIP. 19720711 200501 1 007 Ketua
4. S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Tahun 2011-2015
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. SEMINAR, WORKSHOP DAN TRAINING
1. Peserta pada “To be Happy in Community of Accounting 2011”
Training yang diselenggarakan oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta di Bumi Perkemahan Cibubur.
2. Peserta pada “One Think, One Step, One Purpose is Accounting”
Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Peserta pada “Seminar Nasional Pathway Profesi Akuntansi
Indonesia” Seminar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sutiyo
2. Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 19 Maret 1963
3. Ibu : Kayatin
4. Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 20 Februari 1967
5. Alamat : Jl.Kemang Raya Gg.H.Amad no.111 RT.03
RW.05, Cilodong, Depok, Jawa Barat
16414
6. Anak ke dari : 1 dari 3 saudara
viii
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the managerial ownershipstructure, leverage, growth opportunities and firm size on accountingconservatism, study in pharmacy companies that listed in Indonesia StockExchange from 2010-2014. In this research purposive sampling method used todetermine sample of this research with 35 companies as population and 7companies as samples. Analysis method used is multiple linear regression withSPSS program version 22.
Partially, the result indicates that managerial ownership structure,leverage and growth opportunities does have an accounting conservatism. Whilefirm size does not have an accounting conservatism. Simultaneously, the resultindicates that managerial ownership, leverage, growth opportunities, and firmsize does have an accounting conservatism.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikanmanajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan terhadapkonservatisme akuntansi, studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2010-2014. Pada penelitian ini menggunakan metodepurposive sampling untuk penentuan sampel dengan jumlah populasi sebanyak 35perusahaan dan sampel sebanyak 7 perusahaan. Metode analisis yang digunakanadalah analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 22.
Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikanmanajerial, leverage dan growth opportunities berpengaruh terhadapkonservatisme akuntansi. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruhterhadap konservatisme akuntansi. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkanbahwa struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities danukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi,
Kata kunci: Struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities,ukuran perusahaan, konservatisme akuntansi.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain ucapan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ruang, waktu, kesehatan, dan
kesempatan bagi penulis dan atas semua limpaham rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran
perusahaan terhadap konservatisme akuntansi.”. Shalawat serta salam
senantias selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,yang
telah memberikan teladan bagi semua umat manusia.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah peneliti haturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
anugerahkan. Selain itu, peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku, ibunda Kayatin dan ayahanda Sutiyo tercinta atas
segala kasih sayang, cinta, perhatian, semangat, dukungan, dan doa yang
tiada pernah henti, yang merupakan motivator terbesar di hati peneliti
sekaligus guru kehidupan penulis.
2. Kedua adikku, Anisa Fitri Cahyani dan Gita Puspita Sari tersayang yang
telah memberikan semangat, motivasi, inspirasi, serta doa terbaiknya
kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita dapat
menjadi anak-anak yang membanggakan bagi kedua orang tua baik di
dunia maupun di akhirat kelak.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tameng atas waktu, doa, saran, dukungan dan suka duka sejak SMA
hingga saat ini.
13. Rekan Abiler rumah Dershane Asrama Turki yang selalu bisa memberi
canda, tawa, dan semangat kepada peneliti. Sukses untuk kita semua.
14. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Terima kasih
atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juli 2015
Ikhsan Yoga Utama
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1B. Perumusan Masalah ................................................................... 12C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 13
1. Tujuan Penelitian ................................................................. 132. Manfaat Penelitian ................................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 15A. Tinjauan Literatur ....................................................................... 15
1. Positive Accounting Theory (Teori Akuntansi Positif) .......... 152. Agency Theory (Toeri Keagenan) .......................................... 163. Signaling Theory (Teori Isyarat) ............................................ 174. Konservatisme Akuntansi ..................................................... 185. Struktur Kepemilikan Manajerial .......................................... 246. Leverage ................................................................................ 257. Growth Opportuinities ........................................................... 268. Ukuran Perusahaan................................................................. 28
xiv
B. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 30C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 36D. Perumusan Hipotesis .................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 45A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 45B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 45C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 46D. Metode Analisis Data.................................................................. 46
1. Statistik Deskriptif ................................................................ 472. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 47
a. Uji Signifikansi Parameter Individual(Uji Statistik t) .................................................................. 52
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................... 53E. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 54
1. Variabel Dependen ................................................................. 54a. Konservatisme Akuntansi (Y) .......................................... 54
2. Variabel Independen............................................................... 54a. Struktur Kepemilikan Manajerial (X1) ............................. 54b. Leverage (X2) ................................................................... 55c. Growth Opportunities (X3)............................................... 55d. Ukuran Perusahaan (X4) ................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 58B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .............................................. 59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 592. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................ 62
a. Hasil Uji Normalitas ........................................................ 63b. Hasil Uji Multikolonieritas .............................................. 66c. Hasil Uji Autokorelasi ...................................................... 67d. Hasil Uji Heteroskedastisitas............................................ 68
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 704. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 71
a. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual(Uji Statistik t) .................................................................. 72
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).............. 74C. Pembahasan................................................................................. 75
1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadapKonservatisme Akuntansi ..................................................... 75
xv
2. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi ....... 773. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme
Akuntansi................................................................................ 784. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi................................................................................ 795. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Leverage,
Growth Opportunities, dan Ukuran Perusahaan SecaraSimultan terhadap Konservatisme Akuntansi......................... 81
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 83A. Kesimpulan ................................................................................ 83B. Implikasi .................................................................................... 84C. Keterbatasan................................................................................ 86D. Saran ........................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ................................................... 303.1 Definisi Operasional Variabel .................................................. 574.1 Rincian Sampel Penelitian ....................................................... 584.2 Daftar Nama Perusahaan ......................................................... 594.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 604.4 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov ........................... 654.5 Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 664.6 Hasil Uji Autokorelasi: Runs Test ............................................ 674.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Glejser...................................... 694.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................... 704.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) .......................................................................... 714.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ..................... 74
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran .................................................... 364.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ................................... 634.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Normal Probability-Plot ............ 644.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot...................... 68
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Perusahaan Farmasi yang Menjadi Sampel ............................. 932. Hasil Olah Data Laporan Tahunan Perusahaan........................ 942 Hasil Perhitungan Variabel Dependen .................................... 963 Hasil Perhitungan Variabel Independen .................................. 974 Hasil Output SPSS.................................................................... 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu tujuan utama sebuah perusahaan adalah meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. Manajer sebagai pengelola perusahaan
diharapkan dapat mengoptimalkan nilai perusahaan serta mampu melakukan
pengelolaan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. Untuk
mempertanggungjawabkan kepada investor atas pengelolaan sumber daya
perusahaan yang telah dipercayakan kepada manajemen maka diterbitkanlah
laporan keuangan. Laporan keuangan (financial statements) adalah dokumen
perusahaan yang melaporkan sebuah perusahaan dalam istilah moneter dan
merupakan media yang paling penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan
membutuhkan informasi keuangan diantaranya adalah investor, karyawan,
pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah,
dan masyarakat.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Tentang Penyajian Laporan
Keuangan, Paragraf ke 7 (Revisi 2009) menyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Di dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas yang meliputi, aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
2
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas (Nugroho dan Mutmainah, 2012).
Laporan keuangan harus dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang telah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).
SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam menentukan metode
maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. Menurut Wardhani (2008) fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi
perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan
transaksi keuangan perusahaan.
Kebebasan manajemen dalam memilih metode akuntansi ini dimanfaatkan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan tersebut atau dengan kata
lain perusahaan memiliki kebebasan dalam memilih salah satu dari beberapa
alternatif yang ditawarkan dalam standar akuntansi keuangan yang dianggap
sesuai dengan kondisi perusahaan (Oktomegah, 2012). Misalnya kebutuhan
perusahaan untuk mengantisipasi kondisi perekonomian yang tidak stabil, maka
untuk mengantisipasi hal tersebut perusahaan harus berhati-hati dalam
menyajikan laporan keuangan. Suwardjono (1989) dalam Nugroho dan Indriana
(2012) menyatakan bahwa tindakan kehati-hatian tersebut diimplikasikan
dengan mengakui biaya atau rugi yang memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak
segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun
kemungkinan terjadinya besar. Prinsip pelaporan yang bersifat kehati-hatian
tersebut seringkali disebut dengan konservatisme akuntansi.
3
Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian
(prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak dan
kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman
(debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi
untuk mengakui goodnews daripada badnews (Lara et al, 2005). Ketidakpastian
dan risiko tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan agar nilai prediksi
dan kenetralan bisa diperbaiki.
Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan dengan
penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi dengan
ketidakpastian (Wibowo, 2002 dalam Nugroho dan Indriana, 2012). Konsep ini
mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih
lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai
tertinggi (Sari dan Adhariani, 2009). Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah
pilihan metode akuntansi ditunjukan pada metode yang melaporkan laba dan
aktiva lebih rendah atau hutang lebih tinggi (Nugroho dan Indriana, 2012).
Konservatisme disiarkan untuk tetap digunakan karena konservatisme dapat
membatasi tindakan manajer untuk membesar-besarkan laba serta
memanfaatkan informasi yang asimetri ketika menghadapi klaim atas aktiva
perusahaan (Anggraini dan Trisnawati, 2008). Kebanyakan perusahaan
melaporkan laporan keuangan yang telalu optimistis untuk menarik calon
investor baru agar menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut setelah
melihat laporan keuangan yang memiliki laba yang tinggi. Para kreditur
4
mendesak agar laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip konservatisme,
karena untuk menetralisir perusahaan yang terlalu optimistis dalam melaporkan
keuangannya (Sari dan Adhariani, 2009). Konservatisme merupakan prinsip
yang dapat mempengaruhi penilaian dalam akuntansi. Selain itu, penerapan
konservatisme akan menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini
mencegah perusahaan untuk membesar-besarkan laba dan membantu pengguna
laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate
(Fala, 2007).
Banyak pihak yang mendukung dan menolak konsep konservatisme, karena
bagi mereka laporan keuangan yang disajikan dengan menggunakan prinsip
konservatisme akan mengakibatkan laporan keuangan menjadi bias sehingga
tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi risiko perusahaan
(Haniati dan Fitriany, 2010). Konservastisme bermanfaat bagi perusahaan
diungkapkan antara lain oleh Feltham dan Ohloson (1996) dalam sari (2004)
dan Ahmed et al (1998) dalam Sari (2004) yang membuktikan bahwa laba dan
aktiva yang dihitung dengan konservatisme akuntansi dapat digunakan untuk
menilai perusahaan.
Hendriksen dan Breda (1997) dalam Nugroho dan Mutmainah (2012)
menyatakan beberapa argumen yang mendukung dan menolak konservatisme.
Argumen yang mendukung konsep konservatisme antara lain, konservatisme
dari akuntan penting untuk mengimbangi optimisme berlebihan dari manajer
dan pemilik, penilaian lebih saji laba lebih berbahaya daripada kurang saji laba
(konsekuensi kebangkrutan lebih serius dari pada keuntungan), dan untuk
5
mengurangi risiko (risiko membayar pajak, risiko diawasi pemerintah dan para
analis sekuritas, risiko pembayaran dividen yang tinggi untuk investor).
Argumen yang menolak salah satunya adalah tidak dapat diinterpretasikan
dengan tepat dan bertentangan dengan tujuan pengungkapan semua informasi
yang relevan.
Givoly dan Hayn (2002) dalam Sari (2004) menunjukkan bahwa telah
terjadi peningkatan penggunaan konservatisme pada perusahaan-perusahaan di
Amerika sejak tahun 1980, misalnya banyak perusahaan yang melakukan write
down terhadap pengeluaran riset dan pengembangan. Givoly dan Hayn (2000)
menjelaskan bahwa dalam satu dekade terakhir terdapat peningkatan pengunaan
laporan keuangan yang konservatif pada perusahaan-perusahaan di Amerika,
hal tersebut membuktikan meskipun banyak pihak yang mengkritik namun
konservatisme akuntansi masih dipandang sebagai metoda yang bermanfaat
bagi para pemakai laporan keuangan. Begitupun halnya di Indonesia, umumnya
perusahaan di Indonesia memilih konservatisme (Anggraini dan Trisnawati,
2008).
Balachandaran dan Mohanram (2006) dalam Fuad (2012) membuktikan
bahwa kandungan informasi akuntansi pada perusahaan yang konservatif
cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau kurang
konservatif. Berkurangnya measurement error yang terdapat pada perusahaan
yang menerapkan konservatisme akuntansi, sebagaimana dinyatakan oleh
Watts (2003), merupakan penyebab utama tingginya relevansi nilai akuntansi
dibandingkan yang non-konservatisme.
6
Terdapat beberapa kasus atau sekandal keuangan terkait dengan penerapan
konservatisme akuntansi, diantaranya terjadi pada beberapa perusahaan raksasa
farmasi Amerika Serikat, Merck melakukan mark-up pendapatan (revenue)
senilai US$12,4 miliar penggelembungan nilai pendapatan dari anak
perusahaannya yakni Medco, di mana dana tersebut secara nominal tidak pernah
diterima oleh Medco. Nilai pendapatan tersebut adalah perolehan dari program
asuransi kesehatan untuk para pekerja. Dilaporkan bahwa nilai pendapatan
Medco tersebut merupakan perhitungan sejak 1999 hingga 2001, yang nilainya
setara dengan 10% dari total pendapatan konsolidasi Merck. Medco dilaporkan
meraih pendapatan sebesar US$29,69 miliar atau 59% dari total pendapatan
Merck yang mencapai US$50,69 miliar (cybermed.cbn.net.id, 2002). Sehingga
menghasilkan nilai laba yang overstated.
Di Indonesia tercatat perusahaan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melakukan
kesalahan penyajian dalam laporan keuangan, adapun dampak kesalahan
tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3% dari
penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT Kimia Farma Tbk. Pada unit industri
bahan baku terdapat kesalahan berupa overstated pada penjualan sebesar Rp 2,7
miliar. Pada unit logistik sentral terdapat kesalahan berupa overstated pada
persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar. Pada unit perdagangan besar farmasi
(PBF) terdapat kesalahan berupa overstated pada persediaan barang sebesar Rp
8,1 miliar dan overstated pada penjualan sebesar Rp 10,7 miliar (BAPEPAM,
2002).
7
Selain itu Indofarma juga tersangkut kasus skandal overstate dalam
penyajian laporan keuangan, berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM
terbukti PT Indofarma Tbk. (PT INAF) melaporkan nilai barang dalam proses
dinilai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai
persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp
28.870.000.000,00 (dua puluh delapan miliar delapan ratus tujuh puluh juta
rupiah). Akibat overstated persedian sebesar Rp 28.870.000.000,00 tersebut,
maka Harga Pokok Penjualan akan understated dan menyebabkan laba bersih
juga akan mengalami overstated dengan nilai yang sama pula (BAPEPAM,
2004).
Kasus yang terjadi pada Merck, Kimia Farma dan Indofarma menunjukkan
adanya kegagalan dalam penerapan konservatisme akuntansi pada beberapa
perusahaan farmasi. Pihak manajemen tidak berhati-hati dalam penyajian
laporan keuangan sehingga mengakibatkan overstate laba pada laba bersih. Di
dalam hal ini perusahaan dinilai memiliki optimisme yang berlebihan dalam
mengakui laba, sehingga menyebabkan nilai laba menjadi lebih besar dari yang
seharusnya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi manajemen melakukan tindakan
konservatisme, diantaranya adalah struktur kepemilikan manajerial. Struktur
kepemilikan memberi pengertian yang berbeda dalam hal mengawasi jalannya
perusahaan. Struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan
yang memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan (Wahyudi dan
Pawestri, 2006). Pemegang saham terbesar dapat mengendalikan perusahaan
8
antara lain memiliki hak untuk perluasan usaha dan pengambilan keputusan
dalam manajemen. Wu (2006) dalam Wardhani (2008) mengatakan bahwa
perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan manajerial yang lebih tinggi
menunjukan pola yang lebih konservatif dalam pelaporan pendapatannya.
Hasil penelitian Septian dan Anna (2014) menyimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, Dewi dan Suryanawa (2014) menyimpulkan bahwa struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme
akuntansi, Fatmariani (2013) menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi,
Lafond dan Roychowdhury (2007) menyimpulkan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, dan Sari dkk
(2014) menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Berbeda dengan hasil
penelitian Wulandari dkk (2014) dan Alfian dan Sabeni (2013) yang
menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi, dan Nugroho dan Mutmainah (2012) yang
menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lain yang mempengaruhi konservatisme adalah leverage (tingkat
hutang). Tingkat hutang adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of
funds) oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2001 dalam
9
Alhayati, 2013). Lo (2005) menyatakan jika perusahaan mempunyai hutang
yang tinggi, maka kreditur juga mempunyai hak untuk mengetahui dan
mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan, yang mengakibatkan
perusahaan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pelaporan laba.
Hasil penelitian Dewi dan Suryanawa (2014) dan Alhayati (2013)
menyimpulkan bahwa tingkat hutang (leverage) berpengaruh signifikan positif
terhadap konservatisme akuntansi, Alfian dan Sabeni (2013) menyimpulkan
bahwa rasio leverage berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, dan Lafond dan Roychowdhury (2007) menyimpulkan bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Berbeda
dengan hasil penelitian Pramudita (2012) yang menyimpulkan bahwa tingkat
hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lain yang juga mempengaruhi konservatisme yaitu growth
opportunities atau kesempatan perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan
perusahaan merupakan kemampuan perusahaan meningkatkan size-nya
(Kaliapus dan Trombley, 2001 dalam Fatmariani, 2013). Perusahaan yang
konservatif cenderung dengan perusahaan yang berkembang dan memiliki
tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
terdapat cadangan tersembunyi yang dapat digunakan untuk investasi. Dengan
semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi
perusahaan untuk memilih akuntansi yang konservatif (Sari dkk, 2014).
Hasil penelitian Wulandari dkk (2014) menyimpulkan bahwa growth
opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, Fatmariani
10
(2013) menyimpulkan bahwa growth opportunities berpengaruh signifikan
positif terhadap konservatisme akuntansi, dan Alfian dan Sabeni (2013)
menyimpulkan bahwa kesempatan tumbuh berpengaruh positif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi, Berbeda dengan hasil penelitian Septian dan
Anna (2014) dan Lastari (2014) yang menyimpulkan bahwa growth
opportunities tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi,
dan Sari dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa growth opportunities
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lainnya yang juga mempengaruhi konservatisme yaitu ukuran
perusahaan. Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan
kecil dan besar. Dimana perusahaan yang besar memiliki sistem manajemen
yang lebih kompleks dan memiliki laba yang tinggi pula. Oleh karena itu
perusahaan yang besar memiliki masalah dan risiko yang lebih kompleks
daripada perusahaan-perusahaan kecil. Perusahaan yang berukuran besar akan
dikenakan biaya politis yang tinggi, sehingga untuk mengurangi biaya politis
tersebut perusahaan menggunakan akuntansi konservatif (Aristiyani dan
Wirawati, 2013).
Hasil penelitian Septian dan Anna (2014) menyimpulkan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi, dan
Lafond dan Roychowdhury (2007) menyimpulkan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Berbeda dengan hasil
penelitian Alfian dan Sabeni (2013) yang menyimpulkan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
11
Penelitian tentang konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, tetapi
hasilnya masih belum konsisten. Dari uraian latar belakang yang telah
disebutkan dan adanya penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka
peneliti ingin meneliti lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Manajerial, Leverage, Growth Opportunities dan Ukuran
Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi pada Perusahaan
Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014)”.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wulandari dkk (2014) mengenai pengaruh struktur kepemilikan
manajerial, debt covenant, dan growth opportunities terhadap konservatisme
akuntansi. Adapun perbedaan dari penelitian ini dibandingkan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel Independen yang digunakan peneliti terdahulu adalah struktur
kepemilikan manajerial, debt covenant, dan growth opportunities.
Penelitian kali ini mengganti variabel debt covenant dengan variabel
leverage berdasarkan penelitian Alhayati (2013), dikarenakan
pengukurannya yang menggunakan rasio leverage dan leverage lebih dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat konservatisme suatu perusahaan
dibandingkan debt covenant. Kemudian menambah satu variabel lain
berdasarkan penelitian Septian dan Anna (2014) yaitu ukuran perusahaan
untuk diuji kembali dan mengetahui konsistensi pengaruh variabel tersebut
terhadap konservatisme akuntansi.
12
2. Sampel Penelitian
Penelitian sebelumnya menggunakan sampel dari perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan
penelitian kali ini menggunakan sampel dari perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Industri farmasi dipilih karena
perkembangan industri tersebut saat ini semakin meningkat. Indonesia
terhitung sebagai salah satu negara yang berpotensi mengembangkan pasar
farmasi dengan pertumbuhan cukup pesat. Menurut lembaga Frost &
Sullivan, pasar farmasi di Indonesia diproyeksikan tumbuh tertinggi
keempat di kawasan Asia Pasifik periode 2011-2015 (indonesia-
pharmacommunity.blogspot.com, 2012).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada
perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI?
3. Apakah growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI?
13
5. Apakah struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities,
dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai:
a. Pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap Konservatisme
Akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.
b. Pengaruh leverage terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan
farmasi yang terdaftar di BEI.
c. Pengaruh growth opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi pada
perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.
d. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi pada
perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.
e. Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth
opportunities, dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan akademis,
yaitu:
1. Bagi Bapepam-LK, untuk menjadi kajian yang berkelanjutan bagi
regulator pasar modal Bapepam-LK tentang sejauh mana fungsi
14
pengawasan dalam konservatisme akuntansi perusahaan-perusahaan di
pasar modal.
2. Bagi Otoritas Jasa Keuangan, untuk menjadi kajian berkelanjutan OJK
sebagai regulator pasar modal, perbankan dan industri keuangan non-
bank lainnya dalam mengatur, mengawasi dan melindungi industri
keuangan yang sehat.
3. Bagi Bursa Efek Indonesia, memberikan informasi kepada BEI atas
konservatisme yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang listed
khususnya perusahaan farmasi.
4. Bagi perusahaan, untuk membantu manajer dalam memahami mengapa
prinsip konservatisme dalam akuntansi perlu diterapkan di perusahaan,
untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan mengatasi
masalah keagenan.
5. Bagi investor dan calon investor, untuk membantu para investor dan
calon investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga lebih
berhati-hati atas informasi yang disajikan pada laporan keuangan
perusahaan.
6. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu
pengetahuan.
7. Peneliti, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai akuntansi, terutama berkenaan dengan prinsip
konservatisme.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Positive Accounting Theory (Teori Akuntansi Positif)
Positive accounting theory menjelaskan bahwa manajer memiliki
insentif atau dorongan untuk dapat memaksimalkan kesejahteraannya. Teori
ini didasarkan pada bagian bahwa manajer dan pemegang saham adalah
rasional. Mereka berusaha untuk memaksimumkan utilitas mereka, yang
secara langsung terkait dengan kemakmuran mereka (Nugroho dan
Mutmainah, 2012).
Positive accounting theory memprediksi bahwa manajer mempunyai
kecenderungan menaikkan laba untuk menyembunyikan kinerja buruk.
Kecenderungan manajer untuk menaikkan laba dapat didorong oleh adanya
empat masalah pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa kerja terbatas
manajer, kewajiban terbatas manajer, dan asimetri pembayaran (asymmetric
pay off). Pemegang saham dan kreditur berusaha menghindari kelebihan
pembayaran kepada manajer dengan meminta penyelenggaraan akuntansi
yang konservatif (Watts, 2003). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
manajer cenderung menyelenggarakan akuntansi liberal, tetapi kreditur
(dalam kontrak utang) dan pemegang saham (dalam kontrak kompensasi)
cenderung meminta manajer menyelenggarakan akuntansi konservatif
(Nugroho dan Mutmainah, 2012).
16
2. Agency Theory (Teori Keagenan)
Agency theory memegang peran penting dalam praktik bisnis
perusahaan. Teori agensi merupakan teori yang muncul karena adanya
konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Prinsipal sebagai pemegang
saham sedangkan agen sebagai manajer. Prinsipal mengontrak agen untuk
melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan. Tujuan utama dari
teori keagenan adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang
melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya
untuk meminimalisir cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak
simetris (Wulandari dkk, 2014).
Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam
Wulandari dkk (2014) merupakan hubungan keagenan sebagai suatu
kontrak yang mana satu atau lebih prinsipal (pemegang saham)
menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjalankan aktifitas
perusahaan. Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan
operasi perusahaan, sedangkan agen sebagai pengelola berkewajiban untuk
mengelola perusahaan sebagaimana dipercayakan oleh pemegang saham
(prinsipal), untuk meningkatkan nilai perusahaan. Pada praktiknya di
perusahaan ternyata agen dalam aktifitasnya kadangkala tidak sesuai
dengan kontrak kerja yang disepakati dari awal untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham, melainkan cenderung untuk kepentingan
sendiri.
17
Di dalam agency theory ini terjadi ketidakseimbangan informasi atau
dengan kata lain asimetri informasi. Adanya asumsi bahwa individu-
individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan
agen memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh prinsipal.
Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal
dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak
sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika berkaitan dengan kinerja agen
dengan memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut digunakan sebagai
sarana untuk memaksimalkan kepentingannya (Wulandari dkk, 2014).
3. Signaling Theory (Teori Sinyal)
Signaling theory menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh
manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan
informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan
akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba lebih berkualitas karena
prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan
laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba
dan aktiva yang tidak overstate. Di dalam praktiknya, manajemen
menerapkan kebijakan akuntansi konservatif dengan menghitung depresiasi
yang tinggi akan menghasilkan laba rendah yang relatif permanen yang
berarti tidak mempunyai efek sementara pada penurunan laba yang akan
berbalik pada masa yang akan datang (Fala, 2007).
18
Watts (2003) menyatakan bahwa understatement aktiva bersih yang
sistematik atau relatif permanen merupakan salah satu ciri dari
konservatisme akuntansi, sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme
akuntansi menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini
mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva
yang tidak overstate.
Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif permanen yang
ditunjukkan melalui laporan keuangan merupakan suatu sinyal positif dari
manajemen kepada investor bahwa manajemen telah menerapkan akuntansi
konservatif untuk menghasilkan laba yang berkualitas. Investor diharapkan
dapat menerima sinyal ini dan menilai perusahaan dengan lebih tinggi (Fala,
2007).
4. Konservetisme Akuntansi
Di dalam penyajian laporan keuangan, akuntan dapat memilih metode
akuntansi apa yang akan diterapkan. Di dalam konservatisme, akuntan
dihadapkan dalam pilihan dua atau lebih teknik akuntansi. Definisi
konservetisme menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Sari
(2004):
“Konservatisme adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastianyang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwaketidakpastian dan risiko intern dalam lingkungan bisnis sudah cukupdipertimbangkan”.
Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian
(prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak dan
19
kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman
(debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi
untuk mengakui goodnews daripada badnews (Lara et al, 2005).
Ketidakpastian dan risiko tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan
agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konservatisme
adalah reaksi kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat
dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan
resiko inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan.
Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik
untuk semua pemakai laporan keuangan. Selain merupakan konvensi
penting dalam laporan keuangan, konservatisme mengimplikasikan kehati-
hatian dalam mengakui dan mengukur pendapatan dan aktiva (Nugroho dan
Indriana, 2012).
Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan
dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis
dilingkupi dengan ketidakpastian (Wibowo, 2002 dalam Nugroho dan
Indriana, 2012). Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pilihan metode
akuntansi ditunjukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih
rendah atau utang lebih tinggi (Nugroho dan Indriana, 2012). Konsep ini
mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung
20
lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban
dengan nilai tertinggi (Sari dan Adhariani, 2009).
Pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum suatu verifikasi
secara hukum dapat dilakukan dan hal yang sebaliknya dilakukan terhadap
laba. Konservatisme akuntansi merupakan asimetri dalam permintaan
verifikasi terhadap laba dan rugi. Interpretasi tersebut berarti bahwa
semakin besar perbedaan tingkat verifikasi yang diminta terhadap laba
dibandingkan terhadap rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme
akuntansi. Akibat perlakuan yang asimetrik terhadap verifikasi laba dan rugi
dalam konservatisme akuntansi adalah understatement yang presisten
terjadi terhadap nilai aktiva bersih (Wulandari dkk, 2014).
Watts (2003) menyatakan dalam artikelnya yang berjudul
“Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research
Opportunities“, terdapat tiga ukuran konservatisme yaitu:
a. Earnings/ stock return relation measures
Stock market price berusaha untuk merefleksikan perubahan nilai
aset pada saat terjadinya perubahan baik perubahan atas rugi ataupun
laba dalam nilai asset - stock return tetap berusaha untuk
melaporkannya sesuai dengan waktunya. Basu (1997) dalam Watts
(2003) menyatakan bahwa konservatisme menyebabkan kejadian-
kejadian yang merupakan kabar buruk atau kabar baik terefleksi dalam
laba yang tidak sama (asimetri waktu pengakuan). Hal ini disebabkan
karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa kejadian
21
yang diperkirakan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan
harus segera diakui sehingga mengakibatkan kabar buruk lebih cepat
terefleksi dalam laba dibandingkan kabar baik. Basu (1997) dalam
Watts (2003) memprediksikan bahwa pengembalian saham dan
earnings cenderung merefleksikan kerugian dalam periode yang sama,
tapi pengembalian saham merefleksikan keuntungan lebih cepat
daripada earnings.
b. Earnings/ accrual measures
Ukuran konservatisme yang kedua ini menggunakan akrual, yaitu
selisih antara net income dan cash flow. Net income yang digunakan
adalah net income sebelum depresiasi dan amortisasi, sedangkan cash
flow yang digunakan adalah cash flow operasional. Givoly dan Hayn
(2002) dalam Sari dan Adhariani (2009) melihat kecenderungan dari
akun akrual selama beberapa tahun. Apabila terjadi akrual negatif (net
income lebih kecil daripada cash flow operasional) yang konsisten
selama beberapa tahun, maka merupakan indikasi diterapkannya
conservatism. Selain itu, mereka membagi akrual menjadi dua, yaitu
operating accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul dalam
laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan
dan non operating accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul
diluar hasil kegiatan operasional perusahaan.
22
1) Operating Accrual
Berdasarkan literatur Criterion Research Group, dinyatakan
bahwa operating accrual menangkap perubahan dalam aset lancar,
kas bersih dan investasi jangka pendek, dikurangi dengan perubahan
dalam aset lancer dan hutang jangka pendek bersih. Operating
accrual yang utama meliputi piutang dagang dan persediaan dan
kewajiban. Akun ini merupakan akun klasik yang digunakan untuk
memanipulasi earnings untuk mencapai tujuan pelaporan.
2) Non Operating Accrual
Berdasarkan literatur Criterion Research Group, dinyatakan
bahwa non current (operating) accrual menangkap perbedaan
dalam non-current asset, investasi non ekuitas jangka panjang
bersih, dikurang perubahan dalam non-current liabilities, hutang
jangka panjang bersih. Komponen non operating accrual (pada sisi
aset) yang utama adalah aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.
Terdapat subjektivitas yang cukup terlibat diawal keputusan dimana
biaya dikapitalisasi baik untuk aktiva tetap dan aktiva tidak
berwujud dibangun sendiri yang dapat diakui (seperti biaya
pembangunan software yang dikapitalisasi) dan keputusan
kemudian terkait dengan alokasi dari biaya yang dapat didepresiasi
sepanjang masa manfaat aset yang manfaatnya dapat ditentukan.
Non current assets ini tergantung pada write down ketika aktiva
tersebut diputuskan telah di turunkan nilainya (impaired), dan
23
penentuan dari beberapa permanent impaeirement yang banyak
melibatkan abnormal manajerial. Pada sisi kewajiban terdapat
sebuah varietas dari akun-akun seperti utang jangka panjang,
penangguhan pajak dan postretirement benefits yang juga
merupakan manifestasi atas estimasi dan asumsi subjektif (seperti
estimasi akuntansi pensiun, pengembalian yang diharapkan atas
aset, pertumbuhan yang diharapkan atas pertumbuhan upah
pegawai, dan lain-lain).
c. Net asset measures
Ukuran ketiga yang digunakan untuk mengetahui tingkat
konservatisme dalam laporan keuangan adalah nilai aktiva yang
understatement dan kewajiban yang overstatement. Salah satu model
pengukurannya adalah proksi pengukuran yang digunakan oleh Beaver
dan Ryan (2000) yaitu dengan menggunakan market to book ratio yang
mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio
yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang
konservatif karena perusahaan mencatat nilai pasar lebih tinggi dari nilai
perusahaannya. Sebaliknya dengan proksi pengukuran yang digunakan
oleh Hamid dan San (2013) yaitu dengan menggunakan book to market
ratio yang mencerminkan nilai buku perusahaan relatif terhadap nilai
pasar. Rasio yang bernilai kurang dari 1, mengindikasikan penerapan
akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai
perusahaannya lebih rendah dari nilai pasarnya. Fala (2007) menyatakan
24
bahwa nilai buku dapat diketahui dengan menghitung nilai ekuitas
perusahaan pada tanggal neraca akhir periode dan nilai pasar diukur dari
harga penutupan saham saat tanggal pengumuman untuk mencerminkan
respon pasar terhadap laporan keuangan.
5. Struktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang
menentukan kemajuan perusahaan. Keputusan bisnis yang diambil oleh
manajer adalah keputusan untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan
yang telah dipercayakan dari pihak investor. Suatu ancaman bagi
perusahaan apabila manajer bertindak atas kepentingan pribadi bukan
kepentingan perusahaan. Pemegang saham dan manajer mempunyai
kepentingan sendiri-sendiri dalam memaksimalkan tujuannya. Pemegang
saham mempunyai tujuan untuk memperoleh dividen atas saham sedangkan
manajer mempunyai kepentingan memperoleh bonus dari pihak investor
atas kinerja yang telah dicapai dalam satu periode akuntansi (Wulandari
dkk, 2014).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelaraskan antara
kepentingan pemilik dan manajemen adalah dengan melibatkan manajemen
dalam struktur kepemilikan saham yang cukup besar. Saham merupakan
bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan sebanding dengan
jumlah saham yang dimilikinya. Seorang pemegang saham ikut memiliki
segala sesuatu yang menjadi milik perusahaan dan juga ikut dalam hal
25
menanggung resiko dan kewajiban perusahaan (Mayanda dalam Wulandari
dkk, 2014).
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh
manajer atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham. Di dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan
besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Oleh
karena hal ini merupakan informasi penting bagi stakeholder perusahaan,
maka informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan (Christiawan dan Tarigan, 2007).
Keputusan dan aktivitas di perusahaan dengan kepemilikan manajerial
tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Di
dalam perusahan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus
pemegang saham tentunya akan menyelaraskan kepentingannya sebagai
manajer dan pemegang saham. Hal ini akan berbeda jika manajernya tidak
sekaligus sebagai pemegang saham, kemungkinan manajer tersebut hanya
mementingkan kepentingannya sendiri (Christiawan dan Tarigan, 2007).
6. Leverage
Dalam membagi kegiatannya suatu perusahaan dapat menggunakan
sumber dana dari dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan dari luar
atau ekstern perusahaan (hutang). Tingkat hutang adalah penggunaan aset
dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki beban
tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang
saham. Weston dan Copeland (1997) dalam Alhayati (2013) memberikan
26
suatu konsep tentang leverage (tingkat hutang) atau debt ratio yang
merupakan perbandingan antara nilai buku seluruh hutang (total debt)
dengan total aktiva (total assets). Rasio ini menekankan pentingnya
pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan
yang didukung dengan hutang (Darsono dan Ashari, 2005 dalam Alhayati,
2013).
Leverage merupakan salah satu rasio solvabilitas yaitu rasio untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika
perusahaan itu dilikuidasi. Rasio solvabilitas yang lain adalah dalam bentuk
Debt to Equity Ratio (DER), yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh
hutang (total debt) dengan nilai seluruh ekuitas (total equity). Rasio ini
menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman (Alhayati, 2013).
Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal (Harahap, 1999 dalam Alhayati,
2013).
6. Growth Opportuinities
Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan.
Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan
perusahaan. Pengertian pertumbuhan dalam manajemen keuangan pada
umumnya menunjukkan peningkatan ukuran skala perusahaan.
27
Pertumbuhan ini akan direspon positif oleh investor sehingga nilai pasar
perusahaan yang lebih besar dari nilai bukunya sehingga akan tercipta
goodwill. Pasar menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan
karena dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan
mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan (Wulandari dkk, 2014).
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kesempatan bertumbuh
(growth opportunities). Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang
membutuhkan kesempatan dan peluang. Selain growth opportunities,
perusahaan juga membutuhkan dana dimana terdapat tantangan bagi
manajer untuk menyeimbangkan pendapatan dan penggunaan utang yang
diperlukan perusahaan. Semakin tinggi kesempatan bertumbuh perusahaan
maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Besarnya
dana yang dibutuhkan perusahaan menyebabkan manajer menerapkan
prinsip konservatisme agar pembiayaan untuk investasi dapat terpenuhi,
yaitu dengan meminimalkan laba (Fatmariani, 2013).
Growth opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan
investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Perusahaan dengan growth
opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah
yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang
akan datang. Oleh karenanya, perusahaan akan mempertahankan earnings
untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu bersamaan
perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui utang
yang lebih besar (Baskin, 1989 dalam Fatmariani, 2013).
28
Collins dan Kothari (1989) dalam Fatmariani (2013) memproksikan
growth opportunities dengan market to book value of equity. Rasio dari
market to book value of equity menunjukkan besarnya perbandingan antara
nilai pasar saham dengan besarnya ekuitas perusahaan. Rasio ini
mencerminkan pasar yang menilai return dari investasi perusahaan di masa
datang akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. Rasio
market to book value of equity merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan
perusahaan untuk membuat investasi di masa depan (Fatmariani, 2013).
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana diklasifikasikannya
perusahaan menurut besar kecilnya (Mutia dkk, 2011). Berdasarkan
ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan kecil dan besar, dimana
perusahaan yang besar memiliki sistem manajemen yang lebih kompleks
dan memiliki laba yang lebih tinggi pula. Oleh karena itu perusahaan yang
besar memiliki masalah dan risiko yang lebih kompleks daripada
perusahaan perusahaan kecil. Perusahaan yang berukuran besar akan
dikenakan biaya politis yang tinggi. Jika perusahaan berukuran besar
mempunyai laba tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah dapat
terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih
tinggi kepada perusahaan (Wulandini dan Zulaikha, 2010 dalam Aristiyani
dan Wirawati, 2013).
Size hypothesis berdasar pada asumsi bahwa perusahaan besar lebih
sensitif secara politis dan memiliki beban transfer kesejahteraan (biaya
29
politis) yang lebih besar daripada perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan
besar mungkin memiliki tarif pajak yang lebih tinggi, tetapi perusahaan
besar kemungkinan juga memperoleh manfaat politis yang lebih besar
(perjanjian dengan pemerintah yang menguntungkan dan pembatasan
impor) sebagai kompensasi dari tarif pajak yang tinggi (Almilia, 2007).
Besar kecilnya perusahaan dapat dinilai dari total aset, penjualan bersih,
dan kapitalisasi pasar perusahaan (Diantimala, 2008). Penggunaan nilai aset
relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar ataupun
penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan. Pengukuran variabel ukuran
perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset perusahaan. Log
normal aset digunakan dengan pertimbangan untuk memudahkan
perhitungan, karena jika tanpa menggunakan logaritma normal maka jumlah
total aset yang digunakan akan terlalu besar (Wulandini dan Zulaikha, 2012
dalam Septian dan Anna, 2014).
30
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu konservatisme akuntansi,
dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1Hasil Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti(Tahun)
JudulPenelitian
Metode Penelitian HasilPersamaan Perbedaan
1. Wulandaridkk(2014)
Pengaruh StrukturKepemilikan Manajerial,Debt Covenant dan GrowthOpportunities terhadapKonservatisme Akuntansi.
Variabel strukturkepemilikanmanajerial, growthopportunities dankonservatismeakuntansi. Alat ujistatistik analisisregresi berganda.
Variabel debtcovenant.Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2010-2012.
Struktur kepemilikanmanajerial tidak berpengaruhterhadap konservatismeakuntansi. Debt covenant dangrowth opportunitiesberpengaruh terhadapkonservatisme akuntansi.
2. Dewi danSuryanawa(2014)
Pengaruh StrukturKepemilikan Manajerial,Leverage, dan FinancialDistress terhadapKonservatisme Akuntansi.
Variabel strukturkepemilikan,leverage dankonservatismeakuntansi.Alat uji statistikanalisis regresiberganda.
Variabel financialdistress.Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2009-2011.
Struktur kepemilikanmanajerial dan leverageberpengaruh signifikan positifterhadap konservatismeakuntansi, sedangkan financialdistress berpengaruh negatifsignifikan terhadapkonservatisme akuntansi.
Berlanjut ke halaman berikutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti(Tahun)
JudulPenelitian
Metode Penelitian HasilPersamaan Perbedaan
3. Septian danAnna(2014)
PengaruhKepemilikanManajerial, UkuranPerusahaan, DebtCovenant, dan GrowthOpportunitiesterhadapKonservatismeAkuntansi.
Variabelkepemilikanmanajerial, ukuranperusahaan, growthopportunities dankonservatismeakuntansi. Alat ujistatistik analisisregresi berganda.
Variabel debtcovenant.Sampel penelitianperusahaan farmasidi BEI tahun 2008-2012.
Secara simultan kepemilikanmanajerial, ukuran perusahaan, debtcovenant dan growth opportunitiesberpengaruh signifikan terhadapkonservatisme akuntansi. Secaraparsial kepemilikan manajerial danukuran perusahaan berpengaruhsignifikan terhadap konservatismeakuntansi, sedangkan debt covenantdan growth opportunities tidakberpengaruh signifikan terhadapkonservatisme akuntansi.
4. Lastari(2014)
Pengaruh GrowthOpportunities, RisikoLitigasi dan TingkatKesulitan KeuanganterhadapKonservatismeAkuntansi.
Variabel GrowthOpportunities dankonservatismeakuntansi.Alat uji statistikanalisis regresiberganda.
Variabel RisikoLitigasi dan TingkatKesulitan Keuangan.Sampel penelitianperusahaan food andbeverages di BEItahun 2010-2012.
Secara parsial growth opportunitiesdan tingkat kesulitan keuangantidak berpengaruh signifikanterhadap konservatisme akuntansi,sedangkan risiko litigasiberpengaruh signifikan terhadapkonservatisme akuntansi. Secarasimultan growth opportunities,risiko litigasi dan tingkat kesulitankeuangan berpengaruh signifikanterhadap konservatisme akuntansi.
Berlanjut ke halaman berikutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti(Tahun)
JudulPenelitian
Metode Penelitian HasilPersamaan Perbedaan
5. Sari dkk(2014)
Pengaruh StrukturKepemilikanInstitutional, StrukturKepemilikanManajerial, StrukturKepemilikan Publik,Debt covenant danGrowth OpportunitiesTerhadapKonservatismeAkuntansi.
Variabel strukturkepemilikanmanajerial, growthopportunities dankonservastismeakuntansi.Alat uji statistikanalisis regresiberganda.
Variabel strukturkepemilikaninstitutional,strukturkepemilikanpublik dandebt covenant.Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2010-2012.
Struktur kepemilikan institusionaltidak berpengaruh signifikanterhadap konservatisme akuntansi,struktur kepemilikan manajerialberpengaruh negatif signifikanterhadap konservatisme akuntansi,struktur kepemilikan publik dangrowth opportunities berpengaruhpositif tidak signifikan terhadapkonservatisme akuntansi, dan debtcovenant berpengaruh positifsignifikan terhadap konservatismeakuntansi.
6. Alhayati(2013)
Pengaruh TingkatHutang (Leverage)dan Tingkat KesulitanKeuangan PerusahaanterhadapKonservatismeAkuntansi.
Variabel tingkathutang (leverage)dan konservatismeakuntansi. Alat ujistatistik analisisregresi berganda.
Variabel tingkatkesulitankeuangan.Sampel penelitianperusahaan di BEItahun 2008-2010.
Variabel rasioleverage, ukuranperusahaan,kepemilikanmanajerial,kesempatan tumbuhdan konservatismeakuntansi. Alat ujistatistik analisisregresi berganda.
Variabel intensitasmodal, dankepemilikanpublik.Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2009-2011.
Rasio leverage, intensitas modaldan kesempatan tumbuh perusahaanberpengaruh positif signifikanterhadap konservatisme akuntansi,sedangkan ukuran perusahaan,kepemilikan manajerial dankepemilikan publik tidakberpengaruh terhadapkonservatisme akuntansi.
8. Fatmariani(2013)
Pengaruh StrukturKepemilikan Manajerial,Debt Covenant dangrowth opportunitiesterhadap KonservatismeAkuntansi.
Variabel strukturkepemilikanmanajerial, growthopportunities dankonservatismeakuntansi.Alat uji statistikanalisis regresiberganda.
Variabel debtcovenant.Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2007-2010.
The Impact of AuditQuality on AccountingConservatism inFinancial Reporting ofMalaysian ListedCompanies.
Variabelaccountingconservatism.
Variabel auditquality.Sampel penelitianperusahaanterdafatar diPemerintah danBursa Malaysiatahun 2006-2009.
Menemukan bahwa tidak adatingkat yang dapat diterima padapeningkatan konservatismeakuntansi dalam laporan keuanganyang dikeluarkan oleh perusahaanMalaysia yang terdaftar.
10. Nugroho danMutmainah(2012)
Pengaruh StrukturKepemilikanManajerial, DebtCovenant, TingkatKesulitan KeuanganPerusahaan dan RisikoLitigasi terhadapKonservatismeAkuntansi..
Variabel strukturkepemilikanmanajerial dankonservatismeakuntansi.Alat uji statistikanalisis regresiberganda.
Variabel debtcovenant, tingkatkesulitan keuanganperusahaan danrisiko litigasi.Sampel penelitianperusahaanmanufaktur di BEItahun 2008-2010.
Variabel negativereturn, market tobook value danlitigation risk.Sampel penelitianperusahaan diAmerika Serikattahun 1994-2004.
Managerial ownership, negativereturn dan market to book valueberpengaruh negatif terhadapaccounting conservatism.Sedangkan leverage, firmsize dan litigation risk berpengaruhpositif terhadap accountingconservatism.
36
C. Kerangka Pemikiran
Dalam Penelitian ini peneliti berusaha menganalisis hubungan antara
struktur kepemilikan manajerial yang diukur dengan managerial ownership/
persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen, leverage yang diukur
dengan debt to equity ratio, growth opportunities yang diukur dengan market to
book value of equity, dan ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets
normal logatrithm, terhadap konservetisme akuntansi yang diukur melalui book
to market ratio. Maka dari itu berikut menunjukan kerangka pemikiran yang
menggambarkan mode penelitian dan hubungan antara variable-variabel
tersebut.
Gambar 2.1Skema Kerangka Pemikiran
GAP
Berlanjut ke halaman berikutnya
Kasus-kasusoverstatement laporan
keuangan perusahaan atasperintah manajemen.
Prinsip akuntansi yangconstraint diantaranya
adalah conservatism, yaitureaksi yang hati-hati
terhadap laporan keuanganmenghadapi ketidakpastian
yang melekat dalamperusahaan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kasus overstatement laporankeuangan perusahaan
Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Leverage, Growth Opportunitiesdan Ukuran PerusahaanTerhadap Konservatisme Akuntansi
Basis Teori: Positive Accounting Theory, Agency Theory, dan Signaling Theory
37
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Variabel Independen
Variabel DependenStruktur Kepemilikan Manajerial (X1)
Leverage (X2) KonservatismeAkuntansi (Y)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Metode Analisis Data:
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Koefisien Determinasi
4. Uji Hipotesis
Ukuran Perusahaan (X4)
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
Growth Opportuinities (X3)
38
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme
Akuntansi
Struktur kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan
yang menentukan kemajuan perusahaan. Menurut Wardhani (2008)
kepemilikan manajerial adalah jumlah saham perusahaan-perusahaan
publik yang dimiliki oleh individu-individu atau kelompok elit yang berasal
dari dalam perusahaan yang mempunyai kepentingan langsung terhadap
perusahaan. Perasaan memiliki manajer terhadap suatu perusahaan tersebut
membuat manajer tidak hanya memikirkan bonus yang akan didapatkan
apabila labanya tinggi tetapi manajer lebih mementingkan kontinuitas
perusahaan dalam jangka panjang sehingga manajer tertarik untuk
mengembangkan perusahaan (Wulandari dkk, 2014).
Kepemilikan oleh inside directors dan manajemen ini dapat berperan
sebagai fungsi monitoring dalam proses pelaporan keuangan, dan juga dapat
menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap pemegang
saham minoritas. Apabila inside directors dan manajemen menjalankan
fungsi monitoringnya dengan baik, maka ia akan mensyaratkan informasi
dari pelaporan keuangan yang memiliki kualitas tinggi sehinga mereka akan
menuntut penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi pula
(Yustina, 2013.) Namun, apabila kepemilikan mereka tersebut justru
mendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap perusahaan, maka mereka
akan lebih cenderung untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih
39
liberal (lebih agresif) (Wardhani, 2008). Veres dkk (2013) menyatakan
bahwa semakin besar proporsi saham pihak manajer maka laba yang
dihasilkan akan semakin konservatif dikarenakan kepemilikan saham
tersebut memotivasi manajer untuk tidak melakukan tindakan yang
menurunkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian Septian dan Anna (2014) menyimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, Dewi dan Suryanawa (2014) menyimpulkan bahwa struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap
konservatisme akuntansi, Fatmariani (2013) menyimpulkan bahwa struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
konservatisme akuntansi, Lafond dan Roychowdhury (2007)
menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi, dan Sari dkk (2014) menyimpulkan
bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya maka diajukan
hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
40
2. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Pada perusahaan yang mempunyai hutang relatif tinggi, kreditur
mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi
penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar yang
dimiliki kreditur akan mengurangi asimetri informasi di antara kreditur
dengan manajer perusahaan. Manajer mengalami kesulitan untuk
menyembunyikan informasi dari kreditur. Kreditur berkepentingan
terhadap distribusi aktiva bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer
dan pemegang saham sehingga kreditur cenderung meminta manajer untuk
(MBVE), dan ukuran perusahaan (SIZE) bernilai nol, maka variabel
dependen yaitu konservatisme akuntansi akan bernilai 1,500 satuan.
β 1,177, Artinya jika variabel struktur kepemilikan manajerial (MOWN)
meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainya konstan, maka
variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi akan meningkat
sebesar 1,177 satuan.
β 0,474, Artinya jika variabel leverage (DER) meningkat sebesar satu
satuan dan variabel lainya konstan, maka variabel dependen yaitu
konservatisme akuntansi akan meningkat sebesar 0,474 satuan.
β -0,081, Artinya jika variabel growth opportunities (MBVE)
meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainya konstan, maka
variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi akan menurun
sebesar 0,081 satuan.
β -0,079, Artinya jika variabel ukuran perusahaan meningkat sebesar
satu satuan dan variabel lainya konstan, maka variabel dependen yaitu
konservatisme akuntansi akan menurun sebesar 0,079 satuan.
73
Berikut ini adalah hasil uji signifikansi parameter individual dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen:
1) Struktur Kepemilikan Manajerial
Melihat tabel 4.9 koefisien regresi sebesar 1,177 dan nilai t hitung
sebesar 2,159 dengan nilai signifikansi sebesar 0,039 lebih kecil
daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini
yaitu 0,05 (5%), maka disimpulkan struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
2) Leverage
Melihat tabel 4.9 koefisien regresi sebesar 0,474 dan nilai t hitung
sebesar 3,757 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil
daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini
yaitu 0,05 (5%), maka disimpulkan leverage berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
3) Growth Opportunities
Melihat tabel 4.9 koefisien regresi sebesar -0,081 dan nilai t hitung
sebesar -5,001 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini
yaitu 0,05 (5%), maka disimpulkan struktur growth opportunities
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
74
4) Ukuran Perusahaan
Melihat tabel 4.9 koefisien regresi sebesar -0,079 dan nilai t hitung
sebesar -0,983 dengan nilai signifikansi sebesar 0,333 lebih besar
daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini
yaitu 0,05 (5%), maka disimpulkan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
apakah semua variabel independen yang terdapat pada model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013:98). Hasil uji signifikansi simultan pada penelitian ini
disajikan pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2015
Berdasarkan pada tabel 4.10 memperlihatkan nilai F hitung sebesar
37,121 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dan lebih kecil daripada
tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0,05 (5%),
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.774 4 1.193 37.121 .000b
Residual .965 30 .032
Total 5.738 34
a. Dependent Variable: BTMR
b. Predictors: (Constant), SIZE, DER, MBVE, MOWN
75
maka disimpulkan struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth
opportunities dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme
Akuntansi
Ha1: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh struktur kepemilikan manajerial
(MOWN) terhadap konservatisme akuntansi (BTMR) memperlihatkan
koefisien regresi sebesar 1,177 dan nilai t hitung sebesar 2,159 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,039 lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang
digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
diterima, sehingga struktur kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi
tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan.
Berpengaruhnya variabel struktur kepemilikan manajerial dikarenakan
persentase jumlah saham manajer yang tinggi terhadap suatu perusahaan
membuat manajer tidak hanya memikirkan bonus yang akan didapatkan
apabila labanya tinggi, tetapi manajer lebih mengembangkan perusahaan
76
dengan lebih mementingkan kontinuitas perusahaan dalam jangka panjang.
Kepemilikan oleh pihak manajemen ini juga dapat berperan sebagai fungsi
pengawasan dalam proses pelaporan keuangan. Apabila kepemilikan oleh
pihak manajemen ini menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik,
maka ia akan mensyaratkan informasi dari pelaporan keuangan yang
memiliki kualitas tinggi sehinga mereka akan menuntut penggunaan prinsip
konservatisme yang lebih tinggi pula.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Septian
dan Anna (2014) yang menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi, Dewi dan
Suryanawa (2014) yang menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme
akuntansi, Fatmariani (2013) yang menyimpulkan bahwa struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
konservatisme akuntansi, Lafond dan Roychowdhury (2007) yang
menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi, dan Sari dkk (2014) yang menyimpulkan
bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi. Namun berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Wulandari dkk (2014) dan Alfian dan Sabeni (2013)
yang menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, dan Nugroho dan
77
Mutmainah (2012) menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Ha2 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh leverage (DER) terhadap
konservatisme akuntansi (BTMR) memperlihatkan koefisien regresi sebesar
0,474 dan nilai t hitung sebesar 3,757 dengan nilai signifikansi sebesar
0,001 lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada
penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya leverage berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
diterima, sehingga leverage dapat mempengaruhi tingkat konservatisme
akuntansi pada perusahaan.
Berpengaruhnya variabel leverage berkaitan dengan semakin tingginya
tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan, maka kreditur mempunyai hak
lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi penyelenggaraan operasi dan
akuntansi perusahaan. Kreditur akan cenderung menuntut manajer untuk
menerapkan konservatisme dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini
dilakukan kreditur karena kreditur berkepentingan terhadap keamanan
dananya yang diharapkan dapat menguntungkan bagi dirinya.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
dan Suryanawa (2014) dan Alhayati (2013) yang menyimpulkan bahwa
78
tingkat hutang (leverage) berpengaruh signifikan positif terhadap
konservatisme akuntansi, Alfian dan Sabeni (2013) yang menyimpulkan
bahwa rasio leverage berpengaruh positif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi, dan Lafond dan Roychowdhury (2007) yang
menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pramudita (2012) yang menyimpulkan bahwa tingkat hutang tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
Ha3: Growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh growth opportunities (MBVE)
terhadap konservatisme akuntansi (BTMR) memperlihatkan koefisien
regresi sebesar -0,081 dan nilai t hitung sebesar -5,001 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang
digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya struktur growth
opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan
demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa growth opportunities
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi diterima, sehingga growth
opportunities dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi pada
perusahaan.
79
Berpengaruhnya variabel growth opportunities dikarenakan perusahaan
dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan
dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan
tersebut pada masa yang akan datang. Perusahaan yang juga akan
meningkatkan jumlah investasi atau disebut juga dengan perusahaan growth
tersebut cenderung akan memilih konservatisme akuntansi yang
perhitungan labanya lebih rendah agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang
dapat merusak keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wulandari dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa growth opportunities
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, Fatmariani (2013) yang
menyimpulkan bahwa growth opportunities berpengaruh signifikan positif
terhadap konservatisme akuntansi, dan Alfian dan Sabeni (2013) yang
menyimpulkan bahwa kesempatan tumbuh berpengaruh positif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi. Namun berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Septian dan Anna (2014) dan Lastari (2014) yang
menyimpulkan bahwa growth opportunities tidak berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi, dan Sari dkk (2014) yang menyimpulkan
bahwa growth opportunities berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi
Ha4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
80
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh ukuran perusahaan (SIZE)
terhadap konservatisme akuntansi (BTMR) memperlihatkan koefisien
regresi sebesar -0,079 dan nilai t hitung sebesar -0,983 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,333 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang
digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan demikian
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi ditolak, sehingga ukuran
perusahaan tidak dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi
pada perusahaan.
Hasil ini tidak sesuai dengan size hypothesis yang berdasar pada asumsi
bahwa perusahaan besar lebih sensitif secara politis dan memiliki beban
transfer kesejahteraan (biaya politis) yang lebih besar daripada perusahaan
yang lebih kecil sehingga untuk mengurangi biaya politis tersebut
perusahaan menerapkan konservatisme akuntansi. Almilia (2007)
menyatakan bahwa perusahaan kecil cenderung menerima dampak yang
cukup besar karena adanya biaya politis oleh karena itu perusahaan kecil
lebih cenderung konservatif dibandingkan perusahaan besar. Berdasarkan
pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak terlalu
mempertimbangkan ukurannya dalam mengambil keputusan yang lebih
konservatis (Alfian dan Sabeni, 2013). Menurut Veres dkk (2013) masalah
keuangan dalam perusahaan yang lebih berpengaruh dalam menentukan
tingkat konservatisme suatu perusahaan.
81
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian oleh Septian dan Anna
(2014) yang menyimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi, dan Lafond dan Roychowdhury (2007)
yang menyimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi. Namun sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Alfian dan Sabeni (2013) yang menyimpulkan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
5. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Leverage, Growth
Opportunities dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan terhadap
Konservatisme Akuntansi
Ha5: Struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan
ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh struktur kepemilikan
manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan secara
simultan terhadap konservatisme akuntansi memperliahtkan nilai F hitung
sebesar 37,121 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dan lebih kecil
daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0,05
(5%), artinya struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth
opportunities dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth
82
opportunities dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi diterima, sehingga struktur kepemilikan
manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan secara
bersama-sama dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi pada
perusahaan.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan farmasi di BEI, sehingga struktur kepemilikan
manajerial dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi pada
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dewi dan Suryanawa (2014), Septian dan Anna (2014), Sari dkk
(2014), Fatmariani (2013), dan Lafond dan Roychowdhury (2007), namun
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk (2014),
Alfian dan Sabeni (2013), dan Nugroho dan Mutmainah (2012).
2. Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan
farmasi di BEI, sehingga leverage dapat mempengaruhi tingkat
konservatisme akuntansi pada perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa (2014),
Alhayati (2013), Alfian dan Sabeni (2013), dan Lafond dan Roychowdhury
(2007), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pramudita (2012).
3. Growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada
perusahaan farmasi di BEI, sehingga growth opportunities dapat
84
mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari
dkk (2014), Alfian dan Sabeni (2013) dan Fatmariani (2013), namun tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lastari (2014), Septian dan
Anna (2014), dan Sari dkk (2014).
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
pada perusahaan farmasi di BEI, sehingga ukuran perusahaan tidak dapat
mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septian
dan Anna (2014) dan Roychowdhury (2007), namun konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alfian dan Sabeni (2013).
5. Struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan
ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan farmasi di BEI. Sehingga
Struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan
ukuran perusahaan secara bersama-sama dapat mempengaruhi tingkat
konservatisme akuntansi pada perusahaan.
B. Implikasi
Sesuai dengan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada bidang akuntansi khususnya mengenai
konservatisme. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konservatisme
85
akuntansi perusahaan. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini faktor yang
mempengaruhi konservatisme adalah struktur kepemilikan manajerial, leverage
dan growth opportunities.
Terdapat beberapa implikasi dari penelitian ini yang diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak berkepentingan. Implikasi dari
penelitian ini adalah:
1. Regulator Pasar Modal
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran konservatisme
perusahaan dan menjadi kajian bagi Bapepam-LK dan OJK dalam
mengatur, mengawasi, dan melindungi industri-industri di Indonesia.
2. Bursa Efek Indonesia
Data dan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada BEI atas
konservatisme yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang listed
khususnya perusahaan farmasi.
3. Perusahaan atau Manajemen
Penelitian ini memberikan gambaran untuk membantu manajer dalam
memahami pentingnya prinsip konservatisme dalam akuntansi perlu
diterapkan di perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas.
4. Investor dan Calon Investor
Penelitian ini dapat membantu para investor dan calon investor dalam
membuat keputusan investasinya, sehingga lebih berhati-hati atas informasi
yang disajikan pada laporan keuangan perusahaan.
86
5. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide untuk pengembangan
penelitian selanjutnya. Serta diharapkan dapat memberikan wawasan dan
informasi tambahan bagi pembaca mengenai faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
C. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi.
1. Penelitian ini hanya memasukkan empat dari faktor–faktor yang
mempengaruhi konservatisme akuntansi yaitu struktur kepemilikan
manajerial, leverage, growth opportunities, dan ukuran perusaan.
2. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, sehingga jumlah sampel yang bisa terpenuhi sesuai
kriteria pemilihan sampel purposive sampling sebanyak 7 perusahaan. Serta
penelitian ini hanya dilakukan selama periode 5 tahun, karena rentang waktu
yang terbatas maka penelitian ini kurang dapat digeneralisasi. Hal tersebut
menyebabkan penelitian ini kurang dapat digeneralisasi dengan baik.
D. Saran
Peneliti menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini,
oleh karena itu peneliti akan mengemukakan saran agar penelitian ini dapat
87
dikembangkan lebih baik lagi sehingga akan memberikan manfaat yang lebih
baik. Saran bagi penelitian selanjutnya:
1. Peneliti memberikan saran bahwa peneliti selanjutnya dapat menambahkan
atau mengganti variabel lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini
yang memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi, seperti struktur
kepemilikan institusional, struktur kepemilikan publik, debt covenant,
financial distress, risiko litigasi, dan intensitas modal.
2. Peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk memperluas
sampel penelitian yang tidak hanya terbatas pada suatu industri dan
menambahkan periode penelitian yang lebih panjang, sehingga hasil
penelitian dapat digeneralisasi.
88
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Angga dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruhterhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi”, Journal of Accounting Vol.2 No. 3, Diponegoro, 2013.
Alhayati, Fajri. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Kesulitan KeuanganPerusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi”. Artikel FakultasEkonomi Universitas Negeri Padang. Padang. 2013.
Almilia, Luciana Spica. “Pengujian Size Hypothesis dan Debt/Equity Hypothesisyang Mempengaruhi Tingkat Konservatisma Laporan KeuanganPerusahaan dengan Tehnik Analisis Multinomial Logit”. Jurnal Bisnis danAkuntansi. 2007.
Anggraini, Fivi dan Ira Trisnawati. “Pengaruh Earnings Management TerhadapKonservatisme Akuntansi”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 10, No. 1: 23-36. 2008
Anonim. “Merck Mark-up Pendapatan, Bursa Dunia Anjlok”, artikel diaksestanggal 15 Februari 2015, dari http://cybernews.cbn.net.id/cbprtl/cybernews/detail.aspx?x=economy&y=cybernews%7C0%7C0%7C3%7C3875.2002
Aristiyani, Desak Gede Utami dan I Gusti Putu Wirawati. “Pengaruh Debt To TotalAssets, Dividen Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan pada KonservatismeAkuntansi Perusahaan Manufaktur di BEI”. E-Jurnal Akuntansi UniversitasUdayana 3.3: 216-230. 2013.
Badan Pengawas Pasar Modal. Siaran Pers. Jakarta. 8 Nopember 2004.
__________________________________. Jakarta. 27 Desember 2002.
Beaver, W.H., dan Ryan, S.G. “Biases and lags in book value and their effects onthe ability of the book-tomarket ratio to predict book return on equity”.Journal of Accounting Research 38, 127–148. 2000.
Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan. “Kepemilikan Manajerial : KebijakanHutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Keuangan.Vol.9. No.1. 2007.
Dewi, Ni Kd Sri Lestari dan I Ketut Suryanawa. “Pengaruh Struktur KepemilikanManajerial, Leverage, dan Financial Distress terhadap KonservatismeAkuntansi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.7 No.1. 2014.
89
Diantimala, Yossi. “Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan, danDefault Risk terhadap Koefisien Respon Laba”. Jurnal Telaah dan RisetAkuntansi Vol. 1, No.1: 102-122. 2008.
Fala, Dwi Yana Amalia. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap PenilaianEkuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance”.Simposium Nasional Akuntansi X. 2007.
Fatmariani. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Covenant dan GrowthOpportunities terhadap Konservatisme Akuntansi pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal UniversitasNegeri Padang. Padang. 2013.
Fuad. “Dampak Konservatisme Akuntansi dan Struktur Kepemilikan terhadapRelevansi Informasi Akuntansi”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Vol. 9,No.1:1-96. 2012.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program”. Edisi Ketujuh.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2013.
Givoly, Dan dan Carla Hayn. “The changing time-series properties of earnings,cash fows and accruals:Has finanancial reporting become moreconservative?”. Journal of Accounting and Economics 287-320. 2000.
Hamid, Masdiah Abdul dan Suzana San. “The Impact of Audit Quality onAccounting Conservatism in Financial Reporting of Malaysian ListedCompanies”. International Conference on Business and EconomicResearch. 2013.
Haniati, Sri dan Fitriany. “Pengaruh Konservatisme Terhadap Asimetri InformasiDengan Menggunakan Beberapa Model Pengukuran Konservatisme”.Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.
Lafond, Ryan dan Sugata Roychowdhury. “Managerial Ownership and AccountingConservatism”. Journal of Accounting Research. Volume 46, Issue 1, pages101–135, 2007.
Lara, M, Gamboa C, Kahramanian MI, Morales LS, dan Bautista DE.“Acculturation and Latino health in the United States: a review of theliterature and its sociopolitical context”, Annual Review of Public Health.26:367-97, 2005.
Lastari, Dini. “Pengaruh Growth Opportunities, Risiko Litigasi, dan TingkatKesulitan Keuangan terhadap Konservatisme Akuntansi”. E-JurnalFakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. 2014.
90
Lo, Eko Widodo. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadapKonservatisme Akuntansi”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 396 –440. 2005.
Mutia, Evi, Zuraida, dan Devi Andriani. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap PengungkapanCorporate Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol.4, No. 2: 187-201. 2011.
Nugroho, Deffa Agung dan Siti Mutmainah. “Pengaruh Struktur KepemilikanManajerial, Debt Covenant, Kesulitan Keuangan Perusahaan dan ResikoLitigasi terhadap Konservatisme Akuntansi”. Journal of Accounting, Vol 1,No 1. Universitas Diponegoro. Semarang. 2012.
Nugroho, Okta Dwi dan Dian Indriana T.L. “Faktor-Faktor yang MempengaruhiKonservatisme Akuntansi (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di BEITahun 2007-2009)”. JURAKSI Vol. 1 No. 2. 2012.
Oktomegah, Calvin. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PenerapanKonservatisme Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Jurnal IlmiahMahasiswa Akuntansi – Vol 1, No. 1. 2012.
Pharma, Community Indonesia. “Pertumbuhan Pasar Farmasi Indonesia PeringkatKeempat di Asia Pasifik”. artikel diakses tanggal 1 Agustus 2015, darihttp://indonesia-pharmacommunity.blogspot.com/2015/05/pertumbuhan-pasar- farmasi-indonesia.html. 2012.
Pramudita, Nathania. “Pengaruh Tingkat Keuangan dan Tingkat Hutang terhadapKonservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur BEI”. JurnalIlmiah Akuntansi Vol.1 No.2. 2012.
Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. “Konservatisme Akuntansi dan Faktor- FaktorYang Mempengaruhinya”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.2009.
Sari, Dahlia. “Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi dengan KonflikBondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen dan PeringkatObligasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1, No. 2,: 63-88.2004.
Sari, Dewi Nadia, Yusralaini dan Al-Azhar L. “Pengaruh Struktur KepemilikanInstitutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur KepemilikanPublik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap KonservatismeAkuntansi”. JOM FEEKON, Vol. 1 No. 2. 2014.
91
Septian, Ardo dan Yane Devi Anna. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, UkuranPerusahaan, Debt Covenant, dan Growth Opportunities terhadapKonservatisme Akuntansi”. Journal Universitas Telkom. Bandung. 2014.
Veres, Mariska, Stevanus H. Darmadji, & Aurelia Carina. “Hubungan MekanismeGood Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan PublikTerhadap Konservatisme Akuntansi di Industri Perbankan IndonesiaPeriode 2009-2011”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2No.1. 2013.
Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. “Implikasi StrukturKepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangansebahai variabel intervening”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.2006.
Watts, R. “Conservatism in accounting part II: Evidence and researchopportunities”. Accounting Horizons 17, 287-301. 2003.
Wardhani, Ratna. “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia danHubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu MekanismeCorporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Pontianak.2008.
Wulandari, Indah, Andreas dan Elfi Ilham. “Pengaruh Struktur KepemilikanManajerial, Debt Covenant dan Growth Opportunities terhadapKonservatisme Akuntansi”. JOM FEEKON, Vol. 1 No. 2, Pekanbaru. 2014.
Yustina, Reny. “Pengaruh Konvergensi IFRS dan Mekanisme Good CorporateGovernance terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi”. Jurnal IlmiahMahasiswa FEB. 2013.