PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) (Studi empiris Pada Perusahaan yang Listed di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2015-2019) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam ilmu Akuntansi Syariah Oleh: Arulita Handayanis Futin NIM : 1705046003 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2021
114
Embed
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE
TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR)
(Studi empiris Pada Perusahaan yang Listed di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2015-2019)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata S.1 Dalam ilmu Akuntansi Syariah
Oleh:
Arulita Handayanis Futin
NIM : 1705046003
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2021
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
A.n Sdri. Arulita Handayanis Futin
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Walisongo Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini.
Saya kirim naskah skripsi saudari:
Nama : Arulita Handayanis Futin
NIM : 1705046003
Jurusan : Akuntansi Syariah
Judul Skripsi : PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN
LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
(ISR) (Study Empiris Pada Perusahaan Yang Listed di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2015-2019)
Demikian ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera
dimunaqosahkan, demikian atas perhatiannya, harap menjadi maklum adanya dan
Tabel 3. 1 Hasil Proses Pengambilan Sampel ....................................................... 49
Tabel 3. 2 Daftar Perusahaan yang Sesuai dengan Kriteria .................................. 50
Tabel 4. 1 Daftar Perusahaan yang Sesuai dengan Kriteria .................................. 60
Tabel 4. 2 Hasil Statistik Deskriptif ...................................................................... 62
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test ........... 63
Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 67
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 68
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 69
Tabel 4. 7 Hasil Analisis Regresi .......................................................................... 71
Tabel 4. 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 73
Tabel 4. 9 Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 74
Tabel 4. 10 Hasil Uji Statistik t ............................................................................. 75
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas-Histogram ...................................................... 65
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas-Normal Probability ........................................ 66
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas-Scatter Plots ...................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bersumber pada Undang- Undang Nomor. 40 Tahun 2007 menimpa
Perseroan Terbatas menarangkan jika laporan tahunan wajib mencantumkan
sebagian data, salah satunya yakni laporan penerapan tanggung jawab sosial
serta area. Bagi Khoirudin ( 2013) Corporate Social Responsibility( CSR)
secara global dimaksud selaku komitmen industri buat tidak cuma bertujuan
mencari keuntungan dari kegiatan bisnisnya saja, hendak namun pula
melindungi keharmonisan dengan area sosial disekitar industri lewat cara- cara
yang merujuk pada kenaikan kehidupan komunitas setempat di seluruh
aspeknya.1
Isu menimpa tanggung jawab sosial industri ataupun CSR terus menjadi
topik ulasan yang sangat berarti dalam sebagian tahun terakhir. Terus menjadi
banyak industri yang menyadari kalau konsep CSR ialah inti dari etika bisnis
industri. Novrizal serta Fitri( 2016) berkomentar kalau fokus utama CSR
merupakan menjadikan industri bukan cuma mengacu pada konsep single–
bottom– line( SBL) dalam sesuatu pencatatan keuangan industri, namun pula
mengacu pada konsep triple– bottom– line( TBL) yang mangulas tentang aspek
keuangan, kehidupan sosial dan area hidup.2
Konsep CSR dikala ini tidak cuma di implementasikan dalam kegiatan
ekonomi konvensional saja melainkan pula tumbuh ke dalam kegiatan ekonomi
Islam. Konsep CSR dalam Islam berhubungan erat dengan industri yang
melaksanakan kegiatan bisnisnya sama dengan prinsip syariah serta bisa
melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap area sekitarnya secara syar’ I(
1Amirul Khoirudin, “Corporate Governance dan Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada
Perbankan Syariah di Indonesia”, Accounting Analysis Journal, Vol. 2 No. 2, 2013. 2Muhammad Fajrul Novrizal dan Meutia Fitri, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) tahun 2012-2015 dengan Menggunakan Islamic Social Reporting (ISR) Index
sebagai Tolok Ukur”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)Vol. 1, No. 2,
2016, Hlm 177-189.
2
Novrizal serta Fitri, 2016).3 Industri yang mempraktikkan prinsip syariah dalam
kegiatan bisnisnya berpeluang besar bisa menarik banyak investor muslim
maupun pihak pemangku kepentingan muslim yang lain yang mau berinvestasi
serta berkolaborasi dalam kegiatan bisnis industri tersebut. Oleh karena itu,
sepatutnya industri membuat laporan yang cocok prinsip syariah.
Di Indonesia pertumbuhan pelaporan Corporate Social Responsibility
(CSR) menghadapi kenaikan dibanding dari tahun- tahun yang lalu, baik secara
mutu ataupun kuantitas. Konsep pelaporan CSR pula sama dengan syariat Islam
ialah sesuatu lembaga ataupun industri sebaiknya melaksanakan bisnisnya
berdasarkan dengan prinsip- prinsip syariah, selama ini pengukuran
pengungkapan CSR masih berpedoman pada prinsip yang dirancang oleh
organisasi global, ialah oleh Global reporting Initiative index( Indeks GRI).4
Dimana pengukuran tersebut belum mencerminkan prinsip-prinsip Islam
semacam terbebas dari faktor riba, gharar, serta transaksi- transaksi lain yang
dilarang oleh Islam.
Dengan meningkatnya pelaksanaan CSR dalam ekonomi Syariah, maka
semakin meningkat pula keinginan perusahaan untuk membuat pelaporan sosial
yang berbasis Syariah atau Islamic Social Reporting (ISR). Islamic Social
Reporting (ISR) pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Roszaini Haniffa pada
tahun 2002 melalui jurnalnya yang berjudul Social Reporting Disclosure An
Islamic Perspective. Selanjutnya penelitian tersebut dikembangkan oleh
Othman dkk pada tahun 2009 melalui jurnalnya yang berjudul Determinants of
Islamic Social Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa
Malaysia.5
Terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial suatu entitas syariah,
Islamic Social Reporting yang selanjutnya disebut Index ISR merupakan
3 Ibid 4 Fitri Wulandari, “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kinerja Lingkungan, dan
Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Tahun 2014)”, 2015. 5 Md. Tareq Bin Hossain dan Chamhuri Siwar, “A Comparative Analysis Between Islamic Concept
On Corporate Social Responsibility and Malaysia managers Opinion”, Management of
Environtment Quality: An International Journal, no.20, 2009, hlm.290.
3
pengembangan pengungkapan tanggung jawab sosial yang didalamnya sesuai
dengan prinsip syariah. Index ISR memuat item-item standar CSR dengan
standar yang ditetapkan oleh AAIOIFI (Accounting Ana Auditing Organization
for Islamic Financial Institutions) yang kemudian dikembangkan oleh para
peneliti mengenai Item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh satu
entitas Islam. Tujuan dari Islamic Social Reporting sendiri adalah sebagai
bentuk akuntabilitas perusahaan kepada Allah SWT dan masyarakat dan juga
meningkatkan transparansi kegiatan bisnis dengan menyajikan informasi yang
relevan dengan memperhatikan kebutuhan spiritual investor muslim atau
kepatuhan syariah dalam pengambilan keputusan.6 Akan tetapi dalam
perkembangannya pelaporan sosial Syariah Islamic Social Reporting (ISR)
masih bersifat voluntary, sehingga pelaporan CSR perusahaan Syariah menjadi
tidak sama. Pelaporan yang tidak sama disebabkan ketiadaan standar CSR
secara Syariah yang baku.7
Perkembangan ISR di Indonesia diikuti dengan meningkatkan perhatian
masyarakat terhadap lembaga atau institusi syariah. Hal ini dikarenakan adanya
kebutuhan masyarakat untuk mengenal secara lebih spesifik terhadap lembaga
atau institusi syariah tersebut. Maulida dkk (2014) berpendapat bahwa sangat
disayangkan penelitian perihal pelaksanaan ISR masih berorientasi di sektor
perbankan syariah saja, sedangkan untuk sektor non perbankan dan lembaga
keuangan lainnya seperti pasar modal, penelitian mengenai ISR belum banyak
dilakukan sehingga kurang meluasnya konsep ISR terutama di Indonesia.8
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Citra dkk.
(2016) yang memiliki 11 sampel perbankan dan 28 sampel perusahaan yang
listing di Jakarta Islamic Index (JII) yang masing-masing hasilnya yaitu pada
6 Febry Ramadhani, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Dewan
Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2014)”, JOM Fekon, Vol.3 No.1, 2016, hlm. 2489. 7 Ardiani Ika Sulistyawati, Indah Yuliani, “Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Indeks
Saham Syariah Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakulta Ekonomi Universitas
Semarang, Vol. 13, No. 2, 2017, hlm. 15-16. 8Adelhita Purnasanti Maulida, AgungYulianto, Asrori, “Analisis Faktorfaktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reportimg (ISR)”, Mataram : Simposium Nasional
Akuntansi XVII, 2014.
4
sektor perbankan memiliki skor 57,72% sedangkan pada sektor perusahaan
yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) memiliki skor 39,46%. Dengan
demikian, secara deskriptif perusahaan perbankan syariah mengungkapkan
indeks ISR lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang listing di Jakarta
Islamic Index (JII) walaupun perbedaan di antara keduanya tidak begitu jauh.9
Jakarta Islamic Index (JII) yang masuk dalam kategori pasar modal syariah
memiliki 30 saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)10.
Padahal pasar modal syariah memiliki peran aktif yang sangat besar dalam
rangka meningkatkan pangsa pasar perusahaan-perusahaan yang sahamnya
berbasis syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu indeks saham
yang terdapat di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk
jenis saham-saham yang memenuhi syarat syariah. Perusahaan yang terdaftar di
JII diharapkan untuk menyajikan suatu dimensi religi. Termasuk dalam hal
pengungkapan laporan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini bertujuan
memberi manfaat bagi investor Muslim maupun pihak lain yang terkait.11
Efek syariah yang terdapat di Indonesia juga tidak hanya berjumlah 30
saham syariah yang tercatat di JII, tetapi juga terdiri dari berbagai macam jenis
efek. Hal tersebut semakin transparan setelah Bapepam-LK pada November
2007 mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang kemudian menjadikan
Daftar Efek Syariah sebagai pedoman bagi Reksa Dana Syariah serta dapat juga
dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada
portofolio Efek Syariah.12
9 Citra Indah Merina dan Verawaty, “Analisis Komparasi Indeks Islamic Social Reporting
Perusahaan Perbankan Syariah Dan Perusahaan Go Publik Yang Listing Di Jakarta Islamic
Index”, AKUISISI-Vol 12 No. 2, 2016, Hlm. 11-12. 10 Raden Arfan Rifqiawan, “Analisis Rasionalitas Invsetor Dalam Pemilihan Dan Penentuan
Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index”, economica : Jurnal Ekonomi
Islam Vol. II / Edisi 2, 2012, Hlm. 03. 11 Nina Sabrina, Betri, “Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Islamic
Social Reporting Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi”, Vol. 3, No. 1, 2018,
Hlm. 325. 12 Raditya, Amilia Nurul, “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan
Islamic Social Reporting (ISR) Pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah (DES)”,
Skripsi, Depok: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. 2012.
5
Setelah melewati beberapa waktu yang lama, penelitian perkembangan
Islamic Social Reporting (ISR) telah dilakukan di sektor perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Tika Astuti (2013) yang menggunakan
sampel 11 unit perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) di
Indonesia, penelitian tersebut menunjukkan hasil rata-rata pengungkapan ISR
di perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) di Indonesia.
Ditahun 2010 skor indeks ISR sebesar 65,96%, sedangkan ditahun 2011
skor indeks ISR mengalami penurunan yaitu 65,33% dan ditahun 2012 skor
indeks ISR mengalami kenaikan kembali yaitu 66,38%.
Berdasarkan skor indeks ISR diatas dapat dilihat bahwa pengungkapan
laporan sosial perusahaan yang sesuai dengan prinsip Islam sempat mengalami
penurunan di tahun 2011. Namun, hal ini segera berangsur membaik dengan
naiknya nilai pengungkapan di tahun 2012 yang sekaligus mengalahkan angka
pengungkapan yang telah tercatat di tahun 2010.13
Nawang Kalbuana dkk (2019) juga meneliti tentang pengungkapan ISR
dengan menggunakan 9 sampel perusahaan yang konsisten terdaftar di JII tahun
2013-2017. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa angka rata-rata
pengungkapan ISR yang dilakukan oleh 9 perusahaan yang konsisten terdaftar
di JII selama tahun 2013-2017 adalah sebesar 65,44%. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata pengungkapan ISR yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang dijadikan sampel sudah cukup baik karena nilainya telah
mencapai lebih dari setengah total komponen ISR yang menjadi dasar
perhitungan indeks ISR pada penelitian ini.14
Dalam cakupan social reporting, kinerja keuangan merupakan indikator
yang dapat mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial.15
13 Tika Astuti, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2010-2012)”. 2013. 14 Nawang Kalbuana, Marista Winanti Sutadipraja, Titik Purwanti, Dwi Santoso, “Pengungkapan
Islamic Social Reporting: Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Kinerja Lingkungan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Tahun 2013-2017)”, Jurnal Akuntansi Syaiah,
Vol. 2 No. 2, 2019, Hlm. 240-241. 15 Windi Asmara, Safira, “Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) (Studi Empiris pada perusahaan yang
terdaftar di Daftar Efek Syariah 2012-2015)”, Vol. 9, No. 3, 2016, Hlm. 423.
6
Kinerja keuangan merupakan salah satu indikator dalam menilai kondisi
keuangan perusahaan yang diantaranya diukur dari profitabilitas likuiditas dan
leverage. Pengaruh antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
dengan indeks ISR terhadap profitabilitas likuiditas dan leverage merupakan hal
yang sulit untuk dianalisa.
Terdapat beberapa penelitian yang menjelaskan faktor-faktor yang
berkaitan dengan pengungkapan Islamic Social Reporting, antara lain yaitu
Della Herdiana (2020) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Umur Perusahaan Dan
Ukuran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, menemukan bahwa
pengaruh profitabilitas dan Leverage terhadap pengungkapan ISR berpengaruh
signifikan.16 Namun dalam penelitian Rolia Wahasusmiah (2015) yang berjudul
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Secara Syariah Terhadap Kinerja
Keuangan Dan Kinerja Lingkungan, menghasilkan bahwa profitabilitas dan
Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.17 Tika
Astuti (2013) meneliti tentang Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan
Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (studi empiris pada
perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2010-2012) mengatakan bahwa
likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
ISR.18 Namun dalam penelitian Santi Lestari (2015) yang berjudul Pengaruh
Tingkat Profiabilias, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Umur
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada
16 Della Herdiana, Skripsi : “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas,
Umur Perusahaan Dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan Islamic
Social Reporting (Isr) Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”, 2020. 17 Rolia Wahasusmiah, “Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Secara Syariah Terhadap Kinerja
Keuangan Dan Kinerja Lingkungan”, Proceeding Sriwijaya Economic and Business Conference
2015, hlm. 765. 18 Tika Astuti, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan
Islamic Social Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jii Tahun 2010-
2012)”, 2013.
7
Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2010-2014, menunjukkan bahwa
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR.19
Pengaruh antara profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap pengungkapan
indeks ISR menunjukan hasil yang beragam.
Tema penelitian yang membahas tentang pengungkapan ISR merupakan
tema penelitian yang masih jarang dilakukan. Selain itu, terjadinya
inkonsistensi hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
terkait faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan ISR juga
menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Fitri wulandari (2015) yang
berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kinerja Lingkungan,
dan Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris
pada Perusahaan yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Tahun 2014)”
perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya terletak pada objek
penelitian, variabel penelitian dan periode penelitian. Objek dari penelitian Fitri
Wulandari (2015) adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah Tahun 2014, sedangkan dalam penelitian ini objek, variable dan periode
penelitiannya adalah Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage, pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2015-2019.
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan research gap yang
menunjukkan hasil yang tidak konsisten serta masih sedikit juga peneliti yang
meneliti tentang pengungkapan ISR terhadap perusahaan yang terdaftar di JII.
Maka perlu dilakukan penelitian kembali tentang
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE
TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
(ISR)
(Studi empiris Pada Perusahaan yang Listed di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2015-2019)
19 Santi Lestari, “Pengaruh Tingkat Profiabilias, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan
Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah
Indonesia Tahun 2010-2014”, Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Surabaya 4, no. 2, 2016, Hlm.
1.
8
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Profitabilitas Terhadap pengungkapan ISR Tahun
2015-2019 pada perusahaan yang terdaftar di JII ?
2. Bagaimana Pengaruh Likuiditas Terhadap pengungkapan ISR Tahun 2015-
2019 pada perusahaan yang terdaftar di JII ?
3. Bagaimana Pengaruh Leverage Terhadap pengungkapan ISR Tahun 2015-
2019 pada perusahaan yang terdaftar di JII ?
4. Bagaimana Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap
pengungkapan ISR Tahun 2015-2019 pada perusahaan yang terdaftar di JII
?
1.3 Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah yang akan dihadapi penulis,
tujuan yang akan di capai dari penelitihan ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Profitabilitas Terhadap pengungkapan ISR
Tahun 2015-2019 pada perusahaan yang terdaftar di JII.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Likuiditas Terhadap pengungkapan ISR
Tahun 2015-2019 pada perusahaan yang terdaftar di JII.
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Leverage Terhadap pengungkapan ISR
Tahun 2015-2019 pada perusahaan yang terdaftar di JII.
4. Untuk Mengetahui Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage
Terhadap pengungkapan ISR Tahun 2015-2019 pada perusahaan yang
terdaftar di JII.
1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian diharapkan dapat menjadi referensi serta dapat
mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang
9
terkait dengan Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap
pengungkapan ISR pada perusahaan yang terdaftar di JII..
2. Bagi Akademik
Penelitan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi dan perbandingan penelitian selanjutnya guna menambah
wawasan tentang pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Kinerja
Lingkungan Terhadap pengungkapan ISR pada perusahaan yang
terdaftar di JII..
3. Bagi Investor
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi investor, pemangku
kepentingan, menejemen serta masyarakat umum dalam menganalisa
laporan pertanggungjawaban kinerja keuangan perusahaan sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan
keputusan investasinya.
4. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam menentukan kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan.
1.5 Sistematika penulisan
BAB I. PENDAHULUAN, terdiri atas : Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian , dan
Sistematika Penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, terdiri atas : Kerangka Teori,
Penelitian Terdahulu, Kerangka Pikir dan Hipotesis.
BAB III. METODE PENELITIAN, terdiri atas : Jenis Penelitian, Jenis
dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Metode
Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan Pengukuran,
Teknis Analisis Data.
10
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN terdiri atas :
Penyajian Data, Analisis Data dan Interpretasi Data.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN, terdiri atas: Kesimpulan dan
Saran. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan Daftar
Pustaka, Lampiran-Lampiran, Grafik, Tabel, dan Biodata
Penulis.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Legitimasi
Legitimasi masyarakat merupakan faktor yang strategis bagi
perusahaan guna pengembangan perusahaan kedepannya. Hal ini dapat
dijadikan bahan guna mengonstruksikan stategi perusahaan, terutama
mengenai upaya mempromosikan diri ditengah masyarakat yang semakin
maju. Legitimasi merupakan kondisi psikologis keterpihakan orang dan
kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya
bik fisik maupun non fisik. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa
legitimasi merupakan sistem pengolahan perusahaan yang berorientasi pada
keterpihakan terhadap masyarakat society, pemerintah dan kelompok
masyarakat.
Oleh karena itu perusahaan sebagai sistem yang mengedepankan
keterpihakan kepada society, operasi perusahaan harus sejalan dengan
harapan masyarakat. legitimasi organisasi dapan dilihat sebagai sesuatu
yang diberikan masyarakat terhadap perusahaan serta sesuatu yang
diinginkan perusahaan dari masyarakat yang akan memberikan manfaat
kepada perusahaan atau menjadi sumber daya potensial perusahaan guna
bertahan hidup. Namun, pada kenyataannya apa yang diharapkan
perusahaan belum tentu sama seperti yang diharapkan masayarakat.
Perusahaan dengan nilai masyarakat sering diartikan sebagai “legitimacy
gap” yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan perusahan untuk
melanjutkan usahanya. Dan apabila harapan masyarakat sama dengan apa
yang dioperasikan perusahaan maka akan terjadi kesesuaian pada nilai dan
norma sosial, begitupun sebaliknya.20
20 Muflihatul Qodriyah, “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Dan Umur
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Jakarta
Islamic Indeks (JII) Tahun 2013-2017”, skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2017, hlm. 9.
12
Dalam konsep teori legitimasi akan muncul tiga hal yang
memunculkan legitimacy gap diantaranya:
1. Adanya perubahan pada kenerja perusahaan, namun harapan
masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah.
Kebijakan sebelumnya, peusahaan melakukan tanggungjawab
sosialnya secara rutin, namun dengan berbagia alasan
perusahaan menghentikan kegiatan sosialya, disisi lain
masyarakat telah bergantung pada kegiatan sosial tersebut dan
ingin dihentikan.
2. Kinerja perusahaan tidak berubah, namun harapan masyarakat
terhadap kinerja perusahaan berubah. Seperti halnya masyarakat
disekitar perusahaan tidak hanya mengharapkan sumbangan
kemanusiaan kepada masyarakat tetapi juga mengharapkan
adanya peluang kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk
bekerja diperusahaan, namun perusahaan beranggapan bahwa
memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar tidak
memberikan efek positif terhadap kinerja perusahaan karena
keterbatasan pendidikan sehingga perusahaan tidak melakukan
hal tersebut.21
3. Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat kearah yang
berbeda ataupun sama dalam waktu yang berbeda. Perusahaan
menggunakan tenaga kerja dari masyarakat sekitar perusahaan
karena dianggap lebih murah dan mengurangi angka
pengangguran disekitar perusahaan, namun pada kemudian hari
perusahaan memutuskan hubungan kerja tenaga kerja dari
masyarakat sekitar dan yang terkena dampaknya adalah
masyarakat sekitar. Kemudian perusahaan mengganti tenaga
manusia menjadi tenaga mesin karena dianggapa lebih
menguntungkan dan mengurangi beban perusahaan. Masyarakat
21 Ibid, h.10
13
menerima keputusan tersebut dan perusahaan tetap membantu
kehidupan mereka yang dulunya mengandalkan gaji kerja.
Dengan memberikan bantuan pembiayaan untuk usaha kecil
menengah bagi masyarakat sekitar. Masalah legitimasi muncul
ketika perusahaan tidak memberikan harapan dari masyarakat
sekitar.
Legitimacy gap dapat dikurangi dengan eningkatkan kesesuaian
pada operasi perusahaan dan pengharapan masyarakat salah satunya
dengan meningkatkan social responcibility dan social disclosure.22
2.2 Islamic Social Reporting (ISR)
Salah satu cara untuk menilai pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan secara syariah yaitu dengan menggunakan indeks Islamic Social
Reporting (ISR). Menurut Haniffa, Islamic Social Reporting (ISR) adalah
peluasan pelaporan sosial yang mencakup tentang pemenuhan kebutuhan
perspektif spiritual untuk pengguna laporan yang muslim, bukan hanya
harapan dewan pengurus atas dugaan masyarakat terhadap peran
perusahaan dalam ekonomi. Islamic Social Reporting memiliki 2 fokus
tujuan, yang pertama selaku akuntabilitas kepada Allah SWT dan
komunitas, serta yang kedua yakni buat membangun transparansi kegiatan
bisnis lewat metode pemberian data yang relevan serta cocok dengan
kebutuhan spiritual para pembuat keputusan muslim. Tidak hanya itu indeks
ISR pula menfokuskan pada keadilan sosial yang mengaitkan tentang
pelaporan tentang kawasan, kepentingan minoritas serta karyawan.23
Kebebasan tanpa batasan merupakan sesuatu perihal yang biasanya
digunakan oleh manusia sebab tidak mewajibkan untuk terdapatnya
pertanggung jawaban serta akuntabilitas. Untuk melakukan tuntutan
keadilan serta kesatuan, manusia butuh mempertanggungjawabkan
22 Ibid, h.11 23 Indah Fitri Kurnia Dewi, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan, dan Porsi Kepemilikan Publik atas Saham Terhadap Pengungkapan Islamic Social
Reporting pada Perusahaan Jakarta Islamic Indeks”, skripsi Universitas Indonesia, 2012, hlm. 19.
14
tindakannya. Secara logis statment ini berkaitan erat dengan statment
kehendak bebas.Hal ini dijelaskan dalam QS. An-nisa (4): 85.
نهاومنيشفع م منيشفعشفاعةحسنةيكنلهنصيب
قيتا شىءم علىكل نهاوكانالل م شفاعةسي ئةيكنلهكفل
“Barang siapa memberikan syafa’at yang baik, niscaya ia akan
memperoleh bagian (pahala) dari padanya, Dan barang siapa memberi
syafa’at yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) dari padanya.
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Persepsi Tanggung jawab dalam Islam memiliki sifat yang kompleks dan
terfokus baik pada tingkat mikro (individu) maupun makro (organisasi dan
sosial), yang keduanya harus dilakukan secara bersama-sama. Menurut
Sayyid, tiang Islam memiliki prinsip akuntabilitas yang seimbang dalam
segala bentuk dan ruang lingkupnya. Antara jiwa dan raga, antara individu
dengan keluarga, antara individu dan sosial antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain. Pernyataan pertanggung jawaban ini secara garis besar akan
mempengaruhi perhitungan ekonomi dan bisnis karena semuanya harus
berdasarkan pada keadilan.24 Islam sangat mendukung prinsip keadilan.
Berpedoman pada Al-Qur'an, peran firman Allah yang disampaikan oleh
Rasul-Nya adalah sebagai penegak keadilan. Sesuai dengan Al-Qur’an
Surah Al-Hadid (57): 25
دأرسلنارسلنابالبي ناتوأنزلنامعهمالكتابلق
شديد والميزانليقومالناسبالقسطوأنزلناالحديدفيهبأس
اللهومنافعللناسوليعلماللهمنينصرهورسلهبالغيبإن
عزيز قوى
24 Muhammad & Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an Tentang Etika Dan Bisnis, Jakarta: Salemba
Diniyah, 2002, hlm. 17.
15
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan
Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)
dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-
rasulNya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.”
Umat Islam yang bertindak sebagai pemimpin diharapkan berlaku adil
terhadap pengikut-pengikutnya. Abu Hurairah dalam Sahih Muslim, Hadis
no 4542 "Rasulullah SAW berkata, "Seorang pemimpin (Muslim) adalah
perisai bagi mereka. Mereka berjuang di belakangnya dan dilindungi
olehnya (dari tiran dan penjajah). Jika dia takut kepada Allah SWT, Yang
Maha Besar dan Maha Perkasa, dan berlaku adil, maka baginya pahala yang
besar; dan jika dia bertindak sebaliknya, maka dosa besar baginya.25
2.2.1 Pengertian Islamic Social Reporting (ISR)
Islamic Social Reporting (ISR) adalah suatu bentuk perkembangan
dari sistem pelaporan keuangan yang mencerminkan ide-ide baru
yang lebih luas dari masyarakat mengenai peran dunia usaha dalam
perekonomian. Islamic Social Reporting (ISR) tumbuh dan
berkembang dengan standar pelaporan berdasarkan AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions), selaku organisasi yang mengembangkan akuntansi
serta audit sebagai lembaga keuangan syariah skala dunia yang telah
menetapkan standar tentang kerangka dasar dan pelaporan keuangan
berbasis syariah, namun standar tersebut tidak dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial secara
syariah karena komponen-komponen yang harus diungkapkan oleh
25 Ibid, hlm. 51.
16
perusahaan dalam pelaporan tanggung jawab sosial belum
sepenuhnya tersedia dalam standar tersebut.26 Islamic Social
Reporting (ISR) menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut Maliah dkk, dalam penelitian Abi Rafdi, Islamic Social
Reporting (ISR) merupakan perluasan dari pelaporan sosial yang
mencakup harapan masyarakat bukan hanya tugas perusahaan
dalam perekonomian saja, akan tetapi tentang tugas perusahaan
dalam perspektif spiritual juga. ISR menitik fokuskan pada
keadilan sosial melalui pelaporan keadaan lingkungan, hak
minoritas dan karyawan. Hal ini berkaitan dengan kepentingan
dan praktik perdagangan yang tidak adil seperti distribusi
pendapatan yang dikenal sebagai zakat.27
2. Menurut Ratna dkk, Islamic social reporting (ISR) yakni
gambaran tanggung jawab perusahaan terhadap lingkunganya
untuk kepedulian sosial ataupun tanggung jawab lingkungan
tentang kemampuan perusahaan yang sejalan dengan prinsip
Islam.28
3. Menurut Haniffa, dalam penelitian Rolia Wahasusmiah, Islamic
Social Reporting (ISR) merupakan gabungan dari indeks-indeks
pelaporan tanggung jawab sosial yang telah ditetapkan oleh
AAOFII yang sesuai dengan standar syariah dan kemudian
dikembangkan oleh masing-masing peneliti berikutnya.29
26 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, Indonesian Management
& Accounting, 2002, hlm. 132. 27 Abi Rafdi Arsyi, “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting terhadap Return On Asset
(Study Kasus Bank Umum Syariah Di Indonesia), Managemen, Gel. 2 2014-2015, hlm. 7. 28 Ratna Aditya Ningrum dkk, “Pengaruh Kinerja Keuangan Kepemilikan Institusional dan
Ukuran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan ISR,
2013, hlm. 433. 29 Rolia Wahasusmiah, “Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Secara Syariah Terhadap Kinerja
Keuangan Dan Kinerja Lingkungan”, Proceeding Sriwijaya Economic and Business Conference
2015, hlm. 767.
17
2.2.2 Tema-Tema Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
1. Pendanaan dan Investasi (Finance and Investment)
Investasi yang diungkapkan dalam tema pendanaan dan
investasi antara lain adalah :
a. Riba (Interest-free)
Menurut Wasilah dan Nurhayati dalam penelitiannya
Abi Rafdi menjelaskan tentang masalah riba sebagai setiap
penambahan yang dipungut tanpa adanya suatu
penyeimbang atau pengganti (iwad) yang dibenarkan sesuai
Syariah.30 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam
QS. Ar-Ruum ayat 39
بال يربوافىأم والالناسوماءاتيتممنر
نزكاتتريدون فلايربواعنداللهوماءاتيتمم
وجهاللهفأولائكهمالمضعفون
“Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.
b. Gharar (ketidakpastian)
Sifat Gharar terjadi ketika terdapat
ketidaksempurnaan penyampaian informasi antara kedua
pihak yang bertransaksi dalam hal kualitas, kuantitas, harga,
waktu penyerahan, dan akad. Hadits tentang larangan
gharar:
30 Abi Rafdi Arsyi, “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting ...”, hlm. 8.
18
نهىرسولاللهصلىاللهعليهوسلمعنبيع
الحصاةوعنبيعالغرر
“Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam melarang jual
beli al-hashah dan jual beli gharar (HR Muslim)”.
Oleh sebab itu, Untuk menghormati dan menjunjung tinggi
nilai transparansi kepada publik, sumber dana dan investasi
yang mengandung riba dan gharar harus diidentifikasi dan
dilaporkan dengan jelas. Sulaiman (2003) berpendapat
bahwa perusahaan perlu mengungkapkan jumlah bunga yang
dibayarkan, alasan pembayaran bunga dan pengambilan
keputusan yang dapat melepaskan diri dari keterlibatan
kepentingan lain di masa yang akan dating.31
c. Zakat
Zakat merupakan hal yang harus dilakuknan bagi seluruh
umat Islam mengenai hartanya pada saat telah mencapai
nishab (batas) yang ditetapkan oleh syariah. Kewajiban zakat
dijelaskan dalam QS. Al- Baqarah ayat 43 :
كاةواركعوامع وأقيمواالصلاةوءاتواالز
اكعين الر
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'.” (QS Al- Baqarah : 43)
Ayat ini menerangkan bahwa seluruh umat muslim
diwajibkan untuk melaksanakan perintah Allah SWT yaitu
mendirikan sholat dan membayar zakat, dan Allah akan
memberikan pahala yang setimpal bagi yang tidak
melaksanakan kewajibannya. Oleh sebab itu, perusahaan
31 Muflihatul Qodriyah, “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Dan Umur
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Jakarta
Islamic Indeks (JII) Tahun 2013-2017”, skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2017, hlm. 12.
19
yang seluruh aktivitasnya sesuai dengan prinsip syariah
wajib melaksanakan kewajiban zakat sebagai bukti teladan
terhadap perintah Allah SWT dan juga bentuk akuntanbilitas
perusahaan kepada masyarakat.32
d. Kewajiban atas keterlambatan pembayaran piutang dan
penghapusan piutang tak tertagih
Terkait dengan masalah ini perlu melakukan
penelitian yang lebih khusus kembali terhadap sebagian
orang yang berutang (debitur) terkait kemampuan
perusahaan membayar hutang. Penangguhan atau
penghapusan piutang merupakan salah satu tindakan tolong
menolong yang dianjurkan oleh Allah SWT. Sesuai dengan
firmanNya dalam QS. Al-Baqarah ayat 280 yang berbunyi
الىميسرةوان وانكانذوعسرةفنظرة
لكمانكنتمتعلمونتصدقواخير
“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan,
maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh
kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui”
e. Pernyataan Penambahan Nilai
Nilai tambah atau yang biasa disebut Value added
adalah velue yang timbul berdasarkan pengaruh kegiatan
suatu industry dan para pekerja, sementara itu pernyataan
penambahan nilai adalah statement yang menginformasikan
perkiraan nilai tambah suatu perusahaan dan implementasi
oleh stakeholder perusahaan. Mengenai Pernyataan
32 Ibid, hlm. 12.
20
Penambahan Nilai dijelaskan sebagai laporan pertambahan
nilai.33
Tabel 2. 1
Indeks ISR Tema Pendanaan dan Investasi
No. Item Indeks ISR Tema Pendanaan dan Investasi
1. Riba
2. Gharar
3. Zakat
4. Kewajiban atas keterlambatan pembayaran piutang
dan penghapusan piutang tak tertagih
5. Pernyataan Penambahan Nilai
*Sumber: Della (2020)34
2. Produk dan Jasa (Products and Services)
Barang ataupun jasa wajib dicantumkan dalam Annual
Report. Pengetahuan tentang akibat dari produksi produk
ataupun jasa bagi lingkungan, kualitas dari produk ataupun jasa.
Informasi mengenai identitas kehalalan suatu produk yang
bertujuan untuk memberikan gambaran kepada para
stakeholder.35
Tabel 2. 2
Indeks ISR Tema Produk dan Jasa
No. Item Indeks ISR Tema Produk dan Jasa
33 Ibid, hlm. 13. 34 Della Herdiana, Skripsi : “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas,
Umur Perusahaan Dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan Islamic
Social Reporting (Isr) Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”, (2020), hlm. 31. 35 Muflihatul Qodriyah, “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Dan Umur
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Jakarta
Islamic Indeks (JII) Tahun 2013-2017”, skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2017, hlm. 14.
21
1. Status halal atau syariah dalam produk
2. Pengembangan produk
3. Peningkatan pelayanan
4. Keluhan pelanggan/kejadian yang timbul karena
ketidaktaatan terhadap peraturan yang berlaku
*Sumber: Della (2020)36
3. Karyawan (Employes)
Berdasarkan Islamic Social Reporting (ISR) setiap hal yang
berhubungan dengan para pekerja tersebut sesuai dengan rasa
percaya dan sikap adil. Setiap pekerja yang berada di dalam
industri tersebut wajib dipelakukan secara adil dan harus
diberikan gaji yang sesuai dengan apa yang telah mereka berikan
untuk perusahaan. Selain itu, kewajiban mengenai hak
melakukan kegiatan religi juga wajib diberikan kepada para
pekerja (Haniffa 2002). Sesuai dengan penelitian Othman,
Haniffa (2002), dan Thani (2010) dalam karya tersebut sudut
pandang yang dijadikan sebagai dasar perusahaan tersebut untuk
menilai para pekerjanya dengan menggunakan faktor-faktor
berikut ini, yaitu gaji, tipe-tipe pekerjaan, durasi kerja, cuti
tahunan, jaminan kesehatan dan kesejahteraan, peraturan
mengenai waktu dan tempat ibadah, pendidikan dan pelatihan,
kesamaan hak, dan lingkungan kerja. Mengenai kebijakan
pekerja dalam perusahaan semua di informasikan dalam laporan
tahunan.37
36 Della Herdiana, Skripsi : “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas,
Umur Perusahaan Dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan Islamic
Social Reporting (Isr) Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, (2020)”, hlm. 33. 37 Muflihatul Qodriyah, “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Dan Umur
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Jakarta
Islamic Indeks (JII) Tahun 2013-2017”, skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2017, hlm. 14.
22
Tabel 2. 3
Indeks ISR Tema Karyawan
No. Item Indeks ISR Tema Karyawan
1. Karakteristik pekerjaan
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Kesamaan peluang
4. Kesehatan dan keselamatan kerja
5. Lingkungan kerja
6. perekrutan khusus
*Sumber: Della (2020)38
4. Masyarakat (Community)
Haniffa (2002) menjelaskan bahwa tolak ukur yang menjadi
dasar dalam tema masyarakat ialah, amanah, ummah dan adil.
Aspek diatas menegaskan bahwa kewajiban seorang muslim
adalah memberikan sedikit dari apa yang kita punya dan saling
2010, hlm 304. 48 Rani, “Analisis Return On Assets (ROA) dan Return On Equity Terhadap Rasio Permodalan
(Capital Adequacy Ratio) Pada PT Bank Sinarmas Tbk”, Vol. IV No. 2 Oktober 2017. 49 Rahmalia Nurhasanah, “Pengaruh ROA, ROE dan EPS Terhadap Harga Saham (Survey Pada
Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2007-2011)”, Bandung.
29
merupakan rasio yang menyatakan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ROA
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan
dari rata-rata total asset perusahaan yang bersangkutan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan
sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.50
Berdasarkan SE BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011,
rumus yang digunakan dalam perhitungan ROA adalah sebagai
berikut.51
𝑅𝑂𝐴 =Laba Sebelum Pajak
Total Aktiva X 100%
b. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) atau
rentabilitas modal sendiri, merupakan salah satu perhitungan
yang masuk dalam rasio profitabilitas. ROE merupakan
perhitungan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal
sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik
atau investor. Perhitungan ROE dapat dijadikan tolak ukur
bagaimana kinerja keuangan suatu perusahaan. Semakin tinggi
rasio ROE maka semakin baik. Artinya, posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.52
50 Frederick S. Mishkhin, “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan”, Jakarta : Salemba
hubungan antar variabel, yang berarti ada signifikansi hubungan
antara variabel independent (X) dan variabel (Y).
3. Hipotesis Kerja (Hk) kegunaan dari Hipotesis ini adalah untuk
menegaskan hipotesis Ho atau Ha dalam pernyataan yang lebih
khusus pada petunjuk (indikator) tertentu dari variabel yang
akan di hipotesis.61
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Profitabilitas
dengan Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Likuiditas dengan
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
3. Tidak ada pengaruh signifikan antara Leverage dengan
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
2.8.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR)
Profitabilitas ialah kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba yang berhubungan dengan seluruh kegiatan
operasionalnya. Dengan demikian profitabilitas bagi pemegang
saham sangat penting untuk menganalisa laba yang benar-benar
akan diperoleh dalam bentuk deviden dan bagi investor dapat
digunakan untuk menentukan keputusan akan menginvestasikan
dananya dalam jangka panjang.62
Nilai pasar suatu saham sesuai pada perhitungan dari
Expected Return dan risiko dari arus kas dimasa yang akan datang.
pengukuran dari arus kas ini merupakan langka awal, karena laporan
61 Burhan Bungin, Metodologi Penelitan Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainya, EDISI KEDUA, Jakarta: Kencana, 2015, hlm. 89-91. 62 Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 1, Yogyakarta: BPFE, 1990,
Hlm. 90-91.
43
keuangan tidak hanya seputar kegiatan perusahaan dimasa depan.
perhitungan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
membandingkan tingkat Return On Assets (ROA) yang lebih tinggi
dari hasil yang ada, maka dapat dikatakan bahwa dalam suatu
kegiatan operasional tersebut menghasilkan keuntungan.63
Semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sehingga akan
semakin spesifik dalam mengungkapkan suatu laporan keuangan.
Penelitian dari Mega Arthika Dewi, dan Caesar Marga Putri.
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap luas
pengungkapan ISR. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipotesis sebagai berikut:64
H1: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
Islamic Sosial Reporting (ISR)
2.8.2 Pengaruh Likuiditas terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR)
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampauan perusahaan membayar semua kewajiban finansial
jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva
lancar yang tersedia.65 Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi
akan memberikan petunjuk kepada perusahaan yang lain bahwa
mereka lebih baik daripada perusahaan tersebut dengan melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan sosial. Petunjuk
tersebut dilakukan dengan cara memberikan informasi yang lebih
luas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang mereka
lakukan.
63 Mohammad Muslich, “Manajemen Keuangan Modern Analisis, Perencanaan, dan
Kebijaksanaan”, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Hlm. 51. 64 Mega Arthika Dewi, Caesar Marga Putri, “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Pengungkapan Islamic Social Reporting”, Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, Vol. 2 No. 2,
Desember 2018, Hlm. 110. Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/rab 65 Uly Dewi, Analisis…, Hlm. 93.
Berdasarkan uraian di atas, menghasilkan hipotesis sebagai
berikut:
H3: Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
Islamic Sosial Reporting (ISR).
2.8.3 Pengaruh Leverage terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR)
Leverage ialah pemanfaatan assets dan modal (sources of
funds) terhadap perusahaan yang mempunyai biaya tetap yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih potensial bagi
pemegang saham. Maksud dari perusahaan dalam menggunakan
operating dan financial leverage adalah supaya keuntungan yang
dihasilkan lebih tinggi dari pada biaya assets dan modalnya, upaya
tersebut akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang
saham. Dengan keuntungan yang tinggi tentu ada resiko yang harus
ditanggung yaitu jika perusahaan memperoleh laba yang lebih
rendah dari committed fixed cost maka penggunaan leverage akan
menurunkan laba pemegang saham. Pemahaman tentang Konsep
leverage sangat berguna terutama untuk memberikan gambaran
kepada penentu keputusan keuntungan dari berbagai macam
keputusan biaya.66 Rasio Leverage digunakan untuk menjabarkan
fungsi utang untuk membiayai sebagian dari aktiva perusahaan.
Pembiayaan dengan utang data berpengaruh bagi perusahaan karena
utang mempunyai beban yang bersifat tetap. Jika perusahaan
mengalami kegagalan dalam pemenuhan bunga atas utang maka
perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan akan berakhir
dengan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga
memberikan subsidi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan
pemegang saham. Oleh sebab itu penggunaan utang harus
diperhitungkan antara keuntungan dan kerugian perusahaan.67
66 Agus Sartono, Manajemen…, Hlm. 209. 67 Mohammad Muslich, Manajemen…, Hlm. 49.
45
Berdasarkan penjabaran diatas, maka hipotesis yang
dihasilkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H4: Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting (ISR)
2.8.4 Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yang telah dijabarkan pada penjelasan diatas.
Penjelasan singkatnya yaitu:
1. Profitabilitas, semakin tinggi profitabilitas atau laba yang
dihasilkan maka akan semakin baik perusahaan dalam
mengungkapkan pertanggung jawabnya secara syariah atau
Islamic Social Reporting (ISR)
2. Likuiditas, semakin baik kemampuan perusahaan dalam
membayar semua kewajiban finansialnya maka semakin baik
pula perusahaan dalam mengungkapkan Islamic Social
Reporting (ISR).
3. Leverage, semakin tinggi penggunaan utang suatu perusahaan
atau ekuitas yang dihasilkan dari pemegang saham maka
semakin memenuhi kebutuhan informasi untuk kreditor atau
investor. Jadi, jika semakin banyak perusahaan didanai atau
banyak mendapatkan hutang maka semakin baik pula
perusahaan dalam mengungkapkan Islamic Social Reporting
(ISR).
Dengan demikian, apabila ketiga aspek variabel tersebut
terpenuhi oleh suatu perusahaan maka perusahaan akan semakin
baik dalam mengungkapkan pertanggung jawabnya atau yang
disebut dengan istilah Islamic Social Reporting (ISR).
46
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam ruang penelitian terdapat dua jenis penelitian yaitu penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang
mengutamakan pada metode pengumpulan data numeric dan analisis statistik
terhadap hipotesis yang dibuat oleh penulis atau peneliti. Penelitian kuantitatif
juga merupakan penelitian yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
untuk proses menemukan pengetahuan dan menemukan keterangan mengenai
apa yang ingin peneliti ketahui. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan
dengan penelitian deskriptif, penelitian korelasi dan penelitian eksperimental.68
Sedangkan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berupaya
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa
sekarang berdasarkan data-data.69 Penelitian ini juga sering disebut non
eksperimen karena peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel
penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini peneliti mengambil
penelitian kuantitatif karena data yang didapat dari sampel populasi kemudian
dianalisis sesuai metode statistik yang dipakai. Penelitian kuantitatif akan
memberikan gambaran atas pengaruh Profitabilitas, likuiditas dan leverage
terhadap Islamic Social Reporting (ISR) tahun 2015-2019. Penelitian ini di
ambil dengan menganalisa laporan keuangan (Annual Report) perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang dipublikasikan oleh website resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.com) dan dipublikasikan oleh
perusahaan yang berkaitan dengan penelitian ini yang menggunakan time
series.
3.2 Populasi dan sampel
68Deni, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,2013, Hlm.37. 69Sudjan, et la. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989, Hlm. 24.