Page 1
PENGARUH PENDEKATAN SAVI ( SOMATIC, AUDITORY,
VISUAL DAN INTELEKTUAL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KOLOID
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
MELINDA INDANA NASUTION
NIM. 1112016200037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
Page 5
vi
ABSTRACT
Melinda Indana Nasution (1112016200037) “Effect of SAVI ( Somatic,
Auditory, Visual, Intellectual) Approach toward Students’ Critical
Thinking Skills on The system colloid Material”. Skripsi, Chemistry
Education Department. Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Islamic
State University Syarif Hidayatullah Jakarta.
Some of the research said students’ critical thinking skills are low
because students are passive in the learning. This study aims to know the
approach SAVI of students’ critical thinking skills on the system colloid
material. Research was carried out in SMAN 10 Tangerang Selatan on 15-24
February 2017. The research method was quasi-experimental and purposive
sampling technique was applied. Sample of this study were students of XI IPA
2 as experimental class and students of XI IPA 3 as control class, with 30
students as the total number of each class. The experimental class was taught
by SAVI approach, meanwhile the control class was taught by conventional
model. Based on the hypothesis test of the posttest result using independent
sample t-test which was calculated by using software IBM SPSS 22, it was
obtained that tcount (3,854) > ttable (2,002) with significant 5%. Therefore, the
null hypothesis (H0) was rejected and the alternative hypothesis (Ha) was
accepted. It suggests that there’s the approach SAVI of students’ critical
thinking skills. This study is useful as an alternative approach learning to link
students’ critical thinking skills on the system colloid material
Page 6
v
ABSTRAK
Melinda Indana Nasution, “Pengaruh Pendekatan Somatic, Auditory, Visual,
Intelectual (SAVI) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
Kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem koloid rendah disebabkan
metode pembelajaran yang kurang melatih kemampuan tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendekatan Somatic, Auditory, Visual,
Intelectual (SAVI) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi Sistem
Koloid. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental, dengan
desain nonequivalent control group design. Sampel diambil secara Purposive
sampling dengan jumlah sampel 30 siswa. Menggunakan 2 kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui
instrumen tes uraian, LKS dan lembar observasi. Data dianalisis dengan
menggunakan uji-t. Hasil uji-t diperoleh data bahwa thitung ttabel atau 3,854 >
2,002 pada taraf signifikansi 5%, nilai thitung terletak pada daerah tolak H0 dan
terima Ha. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan SAVI
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Pendekatan pembelajaran ini berguna
untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa sehingga dapat meningkatkan
kualitas dan mutu pembelajaran.
Kata Kunci: Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI),
Keterampilan Berpikir Kritis, Sistem Koloid
Page 7
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada nabi paling mulia, nabi penutup para nabi, yaitu
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabatnya serta pengikutnya
sampai akhir zaman.
Alhamdulillah atas segala rahmat, ridha dan pertolongan-Nya, serta
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia.
3. Ibu Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si., dan Ibu Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd.,
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada penulis selama penyusunan skripsi.
4. Ibu Salamah Agung, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan akademik selama masa perkuliahan.
5. Bapak Nursalim. S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum
SMAN 10 Kota Tangerang yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
6. Ibu Rifa Kusmiati, M.Pd., selaku guru kimia SMAN 10 Kota Tangerang yang
telah menyediakan waktu mengajarnya untuk penulis melakukan penelitian
dan memberikan dukungan dalam proses penelitian.
7. Teristimewa untuk Papa Drs. Daeng Nauli Nasution dan Mama Indah
Purnamawati. S.ST tercinta, penulis sampaikan dengan tulus ucapan terima
kasih tanpa henti atas semua doa dan dukungan sepanjang waktu yang telah
Page 8
viii
diberikan dengan ikhlas kepada penulis tanpa kenal lelah, sehingga penulis
dapat mempersembahkan karya sederhana ini. Jazaakumullaahu khairan
katsiran.
8. Dian Herian, S.I., yang selalu memberikan semangat dan selalu menemani
selama penulis menyelesaikan skripsi. Terimakasih atas waktu dan kasih
sayang yang diberikan kepada penulis setiap saat.
9. Sahabat- sahabat SMA kesayangan aku Elsa Meilisa Anggita vella, A.Md .,
Dessy Ria Syilviani, Amd.Keb., Nawang Handani, S.E., Pramugari cantik
Hilda Nur Rizkia, Larasati huswatun Hasanah, S.E dan sahabat terbaik yang
pernah ditemui DIAMOND ( Septiwi S.Pd, Annisa Etika Arum, Aini
Nadhokhotani Herpi, Naryanto) Terima kasih atas support dan waktu yang
kalian berikan. Semoga kesuksesan dan keberkahan hidup selalu bersama
dengan kita. Jazaakumullaahu khairan katsiran.
10. Seluruh sahabat prodi Pendidikan Kimia 2012 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, Semoga Allah selalu meridhai segala usaha, harapan
dan cita-cita kita.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan doa dan membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan
dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran mengenai penelitian ini yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pengembangan pengetahuan di dunia
pendidikan sains pada umumnya.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 31 Agustus 2017
Penulis
Melinda Indana Nasution
1112016200037
Page 9
ix
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ....................................................... iv
ASBTRAK ......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................................. 9
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9
1. Pendekatan SAVI (Somatic, Audotory, Visual, Intelektual) .......... 9
a. Pengertian SAVI ..................................................................... 9
b. Kegiatan Belajar dalam Pendekatan SAVI ............................. 10
c. Kelebihan dan Kekurangan SAVI .......................................... 14
2. Kemampuan Berfikir Kritis ........................................................... 15
a. Pengertian Berfikir Kritis ....................................................... 15
b. Indikator Berfikir Kritis .......................................................... 16
c. Ciri-ciri Berfikir Kritis ........................................................... 21
B. Deskripsi Materi Koloid ....................................................................... 22
a. Pengertian Koloid .......................................................................... 22
b. Jenis-jenis Koloid .......................................................................... 22
c. Sifat koloid .................................................................................... 23
d. Pembuatan koloid .......................................................................... 25
C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 25
D. Kerangka Berfikir ................................................................................. 27
E. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 30
BAB III METEODOLOGI PENELIATIAN ........................................................ 31
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 31
B. Metode Penelitian ................................................................................. 31
C. Prosedur Penelitian ............................................................................... 32
Page 10
ii
x
D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 36
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 37
G. Validasi Instrumen ................................................................................ 38
H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 46
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 46
1. Data Hasil Prettest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan
Eksperimen ..................................................................................... 46
2. Data Hasil Prettest dan Posttest Berdasarkan Indikator
Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Kontrol dan
Eksperimen ..................................................................................... 47
a. Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol ................. 47
b. Data Hasil Prettest dan Posttest pada Kelas Eksperimen ......... 48
3. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data ................................................... 49
B. Pembahasan ......................................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 75
A. Kesimpulan ......................................................................................... 75
B. Saran ......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77
Page 11
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kritis Ennis ........................................................ 18
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kimia .................................. 20
Tabel 2.3 Jenis- jenis Koloid ............................................................................ 22
Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 31
Tabel 3.2 Teknink Pengumpulan Data ............................................................. 36
Tabel 3.3 Kisi- kisi Lembar Observasi ............................................................ 37
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ....................................................... 39
Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Jumlah Soal ........................................ 39
Tabel 3.6 Tingkat Daya Pembeda ..................................................................... 40
Tabel 3.7 Kisi-kisi dan Hasil Validasi Instrumen Tes Essay
Kemampuan Berpikir Kritis yang Digunakan dalam Penelitian ....... 40
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes ............................ 44
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................................ 46
Tabel 4.2 Presentase (%) Ketercapaian Pretest dan Posttest Keterampilan
Berpikir Kritis Kelas Kontrol ........................................................... 47
Tabel 4.3 Presentase (%) Ketercapaian Pretest dan Posttest Keterampilan
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ..................................................... 48
Tabel 4.4 Data Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................... 49
Tabel 4.5 Data Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................... 50
Tabel 4.6 Hasil Uji t Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 51
Tabel 4.7 Hasil Uji t Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ......................... 51
Tabel 4.8 Hasil Presentase LKS per- Indikator Keterampilan Berpikir Kritis 54
Tabel 4.9 Presentase Rata- rata Keterlaksanaan Pendekatan SAVI .................. 62
Page 12
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tabel Retensi Memori .................................................................... 4
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 29
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ....................................................................... 35
Gambar 4.1 Tahap Persiapan ........................................................................... 56
Gambar 4.2 Tahap Penyampaian ..................................................................... 57
Gambar 4.3 Tahap Pelatihan ............................................................................ 59
Gambar 4.4 Tahap Penyampaian Hasil ............................................................ 61
Gambar 4.5 Kegiatan dalam LKS 1, LKS 2, LKS 3 ........................................ 62
Gambar 4.6 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 65
Gambar 4.7 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 65
Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 67
Gambar 4.9 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 67
Gambar 4.10 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 68
Gambar 4.11 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 68
Gambar 4.12 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 69
Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ........................................................ 70
Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 71
Gambar 4.15 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 71
Gambar 4.16 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen .............................................. 72
Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 72
Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen .............................................. 73
Gambar 4.19 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 74
Page 14
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ............................................................... 82
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ..................................................................... 96
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ..... 117
Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ............................................................ 153
Lampiran 5 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa ..................................................... 156
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa ................................................................... 166
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................. 176
Lampiran 8 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 182
Lampiran 9 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 184
Lampiran 10 Data Hasil Nilai Per-indikator Siswa Postest Kelas Kontrol ...... 186
Lampiran 11 Data Hasil Nilai Per-indikator Siswa Pretest Kelas Kontrol ...... 188
Lampiran 12 Data Hasil Nilai Per-indikator Siswa postest Kelas Eksperimen 190
Lampiran 13 Data Hasil Nilai Per-indikator siswa pretest Kelas Eksperimen . 192
Lampiran 14 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 194
Lampiran 15 Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelas
Eksperimen .................................................................................. 195
Lampiran 16 Uji Homogenitas Data Pretest .................................................... 196
Lampiran 17 Uji Homogenitas Data Posttest .................................................. 197
Lampiran 18 Uji Hipotesis Data Pretest .......................................................... 198
Lampiran 19 Uji Hipotesis Data Posttest ......................................................... 199
Lampiran 20 Analisis KD ................................................................................ 200
Lampiran 21 Data Hasil Anates ........................................................................ 207
Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 218
Lampiran 23 Bukti Dokumentasi Penelitian .................................................... 219
Lampiran 24 Lembar Uji Referensi ................................................................. 221
Lampiran 25 Hasil Lembar Observasi .............................................................. 233
Lampiran 26 Hasil LKS .................................................................................... 238
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang- Undang Republik Indonesia
No.20, 2003, hal 1). Proses pembelajaran ini berjalan secara bertahap dan kontinu
selama manusia itu hidup. UU nomor 20 tahun 2003 bab 2 pasal 3 bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Diharapkan dengan adanya pendidikan yang baik di negeri ini akan
mendongkrak kesejahteraan masyarakat dan mampu menciptakan generasi
penerus bangsa yang cerdas, tangguh, berkarakter, dan mampu bersaing dan
menjawab tantangan era globalisasi sekarang ini. Pendidikan merupakan salah
satu tolak ukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Selain itu pendidikan juga
merupakan unsur penting dalam meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas
hidup manusia.
Namun, pendidikan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi yang gawat
darurat. Dari sejumlah data yang dimiliki Kemendikbud, dalam beberapa tahun
terakhir, dunia pendidikan Indonesia menunjukan hasil yang buruk, hal tersebut
disebabkan kemampuan sains anak-anak Indonesia masih rendah dibandingkan
dengan anak-anak lain di dunia dibuktikan skor rata-rata sains Indonesia dalam
PISA pada bulan Desember 2016 adalah 403 dan menduduki posisi 62 dari 72
negara. PISA (https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf, 2015)
secara umum menguji kemampuan berpikir analitis dan memecahkan masalah.
Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan bagian dari kemampuan berpikir
kritis serta studi internasional lain juga menggambarkan hal yang sama, yakni The
Learning Curve Pearson (2014), sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan
Page 17
2
dunia memaparkan bahwa Indonesia menempati peringkat terakhir dalam mutu
pendidikan di dunia (http://thelearningcurve.pearson.com/, 2014). Hasil studi
internasional secara positif memperlihatkan kemampuan berpikir kritis siswa di
Indonesia masih lemah. Rata-rata kemampuan sains peserta didik Indonesia masih
berada dalam tahapan kemampuan mengenali sejumlah fakta dasar, tetapi belum
mampu untuk mengkomunikasikan dan mengaitkan kemampuan itu dalam
berbagai situasi, serta menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak.
Berdasarkan Observasi di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan rendahnya
Keterampilan berpikir kritis siswa juga ditunjukan ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswa hanya sekedar memperhatikan guru menjelaskan, sesekali
mencatat hal-hal penting, ketika di tanya oleh guru dengan soal yang sama siswa
mampu menjawab dengan benar tetapi jika ditanya kembali dengan soal yang
berbeda siswa sulit untuk menjawab nya dan siswa sulit untuk menjelaskan
kembali mengenai apa yang dijelaskan guru.
Berdasarkan Permendikbud No.20 Tahun 2016, siswa harus memiliki
keterampilan berpikir dan bertindak secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan
dari yang di pelajari di satuan Pendidikan dan sumber lain secara mandiri
(Permendikbud No.20 Tahun 2016). Namun, kemampuan ini seringkali tidak
diberdayagunakan oleh guru-guru dalam mengeksplor kemampuan kognitif siswa,
banyak proses pembelajaran yang digunakan oleh guru yang hanya
mengandalkan sebuah istilah yang penting pembelajaran ada, tapi mereka tidak
memahami bahwa bukan hanya dari segi itu kemampuan kognif siswa akan
tercapai. Benar terlihat ada pembelajaran tapi kualitas yang ada hanyalah sebuah
standar yang benar-benar tak menghasilkan apa-apa.
Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara
lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya
memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Kemampuan berfikir
akan mempengaruhi keberhasilan hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan
dan apa yang akan menjadi output individu. Salah satu kecakapan hidup (life skill)
yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan
Page 18
3
berpikir. Marzano (1997) (dalam Alrababah, 2017) memberikan kerangka tentang
pentingnya pembelajaran berpikir yaitu: (1) berpikir diperlukan untuk
mengembangkan sikap dan persepsi yang mendukung terciptanya kondisi kelas
yang positif, (2) memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan, (3) memperluas
wawasan pengetahuan, (4) mengaktualisasikan kebermaknaan pengetahuan, (5)
dan mengembangkan perilaku berpikir yang menguntungkan. Beberapa
keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses dalam life
skill adalah keterampilan berpikir kritis keterampilan mengorganisir otak, dan
keterampilan analisis. Berpikir kritis adalah berpikir secara reflektif di dalam
memecahkan masalah dan produktif serta melakukan evaluasi terhadap fakta
(Santrock, 2007, Hal.144). Selain itu kemampuan berpikir kritis adalah suatu
proses berpikir yang dapat diterima akal reflektif yang diarahkan untuk
memutuskan apa yang dikerjakan atau diyakini, dalam hal ini tidak sembarangan,
tidak membawa ke sembarang kesimpulan tetapi kepada kesimpulan yang terbaik.
Guru harus membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis
melalui beberapa hal diantaranya pendekatan pembelajaran yang mendukung
siswa untuk belajar secara aktif.
Salah satu pendekatan yang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir
kritis siswa adalah pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual).
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan atau arah yang ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional tertentu. (Sagala, 2013, Hal. 68).
Pembelajaran secara konvensional hanya mentransfer ilmu dari guru kepada anak
didik dan pembelajaran ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada siswa.
Penggunaan pembelajaran yang monoton (konvensional), dimungkinkan siswa
akan mengantuk dan perhatiannya kurang karena membosankan. Pendekatan
pembelajaran harus bisa mengubah gaya belajar siswa dari siswa yang belajar.
Vernon A Magnesen dalam A Review of Findings from Learning and Memory
RetentionStudiet mengungkapkan tentang jumlah retensi memori. Berdasarkan
kegiatan pembelajaran (Magnesen, 1983, hal. 3):
Page 19
4
Gambar 1.1 Tabel Retensi Memori
Pendekatan yang merangsang berbagai indera umumnya akan menjadi
yang paling efektif. Hal ini dikarenakan dengan menggabungkan gerakan fisik
dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat memiliki efek
mendalam pada pembelajaran (Magnesen, 1983, hal. 3). Dalam hal ini Pendekatan
SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intellectual) merupakan sebuah pendekatan
yang diperkenalkan oleh Dave Meier yang terdiri dari empat komponen yaitu (S)
Somatic yaitu belajar dengan bergerak dan melakukan sesuatu, (A) Auditori yaitu
belajar dengan medengarkan dan berbicara, (V) Visual yaitu belajar dengan
mengamati dan membayangkan dan (I) Intelectual yaitu belajar dengan
pemecahan masalah (Meier, 2000, hal. 42). Pendekatan pembelajaran SAVI
mengarahkan siswa untuk tidak dengan mudah menerima begitu saja pengetahuan
hanya karena selama ini memang begitulah caranya, dan mereka tidak akan
menganggap suatu buah pikiran itu benar hanya karena gurunya
membenarkannya.
Pendekatan pembelajaran SAVI melatih siswa untuk membedakan antara
kebenaran dan kebohongan, fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan melalui
pembuktian yang logis dan logika yang benar dengan memanfaatkan Somatic,
Auditory, Visual, dan Intellectual-nya secara serentak selama proses
pembelajaran. Jika dilihat dari unsur pendekatan pembelajaran SAVI di atas,
maka auditory, visual dan intellectual itu mengasah kemampuan berpikir kritis
siswa. Sebab ciri peserta didik yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Page 20
5
itu adalah mampu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
menggabungkan informasi, menemukan pola, menyusun penjelasan, melakukan
generalisasi, dan mendokumentasikan temuan berdasarkan bukti.
Pembelajaran kimia dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual
dan Intelektual) bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa
pembelajaran kimia. Misalnya, siswa akan belajar sedikit tentang kimia dengan
menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih banyak jika mereka
dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka
pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang
mereka peroleh untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa
dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika
mereka secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan piktogram,
diagram, grafik dan lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan atau
membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (A). Maka dari itu pendekatan
SAVI (Somatic, Auditori, Visual dan Intelektual) merupakan pendekatan yang
tepat karena pembelajaran dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual
dan Intelektual) ini memberikan ruang untuk bergerak bebas bagi siswa sehingga
pembelajaran kimia tidak membosankan dan siswa dapat mengingatnya sehingga
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa (Meier, 2000, hal. 50).
Kemampuan berpikir kritis tidak diajarkan secara khusus sebagai satu
mata pelajaran tetapi pada setiap mata pelajaran aspek berpikir kritis menjadi
fokus utama. Artinya setiap pembelajaran bisa dijadikan media untuk menggali
keterampilan berpikir kritis siswa. Termasuk pada pokok bahasan sistem koloid
pada mata pelajaran kimia kelas XI SMA merupakan pokok bahasan dengan
materi teori yang cukup banyak dan tidak mengandung unsur matematis sehingga,
kebanyakan siswa hanya menghafal teori. Hal tersebut membuat materi sistem
koloid terkesan membosankan dan monoton (Lukman, Martini & Utami, 2015).
Materi koloid merupakan materi sederhana dan tidak sulit untuk dipelajari siswa.
Tetapi pada kenyataannya siswa terkadang mengalami kesulitan. Hal ini
dikarenakan berhubungan dengan banyaknya konsep dan contoh-contoh pada
materi koloid yang dipelajari siswa hanya sekedar hafalan bukan dipelajari secara
Page 21
6
bermakna padahal materi koloid banyak di kehidupan sehari-hari dan secara sadar
atau tidak hampir setiap hari kita tidak lepas dari materi koloid (Mose, 2014).
Berdasarkan kompetensi dasar kurikulum 2013 pada 3.15 Menganalisis peran
koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya. Pada materi koloid diperlukan
tahap analisis pada beberapa bagian terutama pada kelompok jenis koloid dan
analisis sifat-sifat koloid, sehingga materi koloid dapat digunakan sebagai media
untuk mengembangkan ketrampilan berpikir kritis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2014) dengan judul
Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dengan Menggunakan Media
Pembelajaran (Video) pada Materi Minyak Bumi menunjukan rata-rata dari
kelima aspek keterampilan berpikir kritis yang dicapai menggunakan tes 71,47%.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2013) dengan judul Analisis
Penerapan Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI) pada Konsep
Laju Reaksi di SMA PGRI 56 Ciputat menunjukan hasil penerapan pendekatan
SAVI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2016) dengan judul Effect of
SAVI Approach in JIGSAW Cooperative Learning Model on Student’s Activity
and Learing Outcome in Biodiversitytopic in X Grade Of SMAN 3 Medan.
Menyimpulkan bahwa adanya pengaruh yang sangat signifikan dari pendekatan
SAVI dalam model JIGSAW yang ditunjukan dengan nilai mean kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan uraian
pendekatan SAVI telah banyak dilakukan oleh peneliti namun dalam
pembelajaran kimia belum terlalu banyak yang mencoba untuk melakukan
penelitian tersebut. Oleh karena itu peneliti terfokus mengkaji ”Pengaruh
Pendekatan SAVI (Somatic, Auditori, Visual dan Intelektual) terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Koloid”.
Page 22
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya berapa
masalah di identifikasi sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan sains anak Indonesia.
2. Pembelajaran secara konvensional sekarang ini sudah tidak cocok lagi
karena didalam metode ini, guru hanya mentransfer ilmu kepada anak didik.
3. Berdasarkan PISA, Learning Curve Pearson dan Observasi Kemampuan
berpikir kritis siswa rendah
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang di gunakan pada penelitian ini
adalah:
1. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan SAVI menurut teori Meier
(2000)
2. Pada penelitian ini menggunakan tujuh indikator Ennis (1983) yaitu
menganalisis argumen, memfokuskan pertanyaan, memutuskan suatu
tindakan, induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi, mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi dan menjelaskan kreadibilitas (kriteria) suatu
sumber.
3. Materi pembelajaran yang digunakan adalah sistem koloid.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pengaruh
pendekatan SAVI terhadap ketrampilan berpikir kritis siswa pada materi
Koloid?
E. Tujuan Penelitian
Page 23
8
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pendekatan SAVI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
Koloid.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan bermanfaaat bagi seluruh pihak di antaranya :
1. Siswa
Dapat memotivasi siswa dalam mempelajari Koloid dan meningkatkan
ketrampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Koloid
2. Guru
Sebagai wawasan bagi guru tentang salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
3. Peneliti
Penelitian ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga dan
sebagai kontribusi pertimbangan untuk melakukan penelitian lanjut
Page 24
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual)
a. Pengertian SAVI
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang menyediakan kondisi
yang merangsang dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sebagai
subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun kesadaran
diri sebagai pribadi (Kamulyan dan Surtikanti,1999). Mengingat bahwa
karakteristik setiap individu berbeda-beda, maka rasa nyaman dalam cara
belajarnya pun berbeda-beda. Rose & Nicholl (2002) menyatakan bahwa
para pembelajar sukses boleh jadi belajar dalam berbagai cara yang
berbeda, tetapi satu hal yang sama- sama mereka miliki adalah
pendekatan aktif terhadap pembelajaran.
Pendekatan yang aktif dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua indra merupakan pendekatan yang diperkenalkan oleh
Dave Meier pada tahun 2000, pendekatan ini terdiri dari empat unsur
yaitu Somatis (S), Auditori (A), Visual (V), dan Intelektual (I). Jika
seseorang siswa belajar tidak menggerakkan tubuhnya maka akan
menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal. Contohnya, siswa
ketika belajar hanya duduk dan mendengarkan guru berbicara, semakin
lama siswa akan mengantuk dan tertidur sehingga tidak mengerti apa isi
dari materi yang diajarkan. Belajar dengan cara menggabungkan gerakan
fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat
memiliki efek yang mendalam pada pembelajaran (Meier, 2000, hal. 42).
Pendekatan SAVI sangat cocok dalam pembelajaran aktif. Meier
menyebutnya pembelajaran SAVI ini memiliki 4 komponen yaitu.
1. Somatic: Belajar dengan bergerak dan melakukan
Page 25
10
2. Auditory: Belajar dengan berbicara dan mendengar
3. Visual: Belajar dengan mengamati dan membayangkan
4. Intellectual: Belajar dengan pemecahan masalah dan mencerminkan”
(Meier, 2000, hal. 42).
Keempat komponen pembelajaran harus hadir untuk
menghasilkan pembelajaran yang lebih optimal. Karena unsur-unsur ini
semua terintegrasi dengan terbaik. pembelajaran terjadi ketika mereka
semua digunakan secara bersamaan.
b. Kegiatan Belajar dalam Pendekatan SAVI
1. Belajar Somatic
Somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh, soma
(seperti dalam psikosomatis). Jadi belajar somatic berarti belajar dengan
indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan
serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Tubuh dan pikiran bukan
merupakan dua bagian yang tak terpisahkan. Keduanya adalah satu.
Menghalangi fungsi tubuh dalam belajar berarti kita menghalangi
fungsi pikiran sepenuhnya (Putra, 2013, hal. 402) . Jadi, untuk
merangsang hubungan pikiran tubuh, ciptakanlah suasana belajar yang
dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif
(Meier, 2000). Aktivitas yang dapat dilakukan agar orang dapat bergerak,
yaitu (Meier, 2000, hal. 45) :
1. Membuat model dalam suatu proses atau prosedur. Pembuatan
model membuat siswa beraktivitas serta mendorong siswa untuk
dapat mengingat apa yang telah dilakukannya selama belajar. 2. Membuat reaksi kimia, contohnya dengan melakukan demonstrasi 3. Menceritakan dan merefleksikan aktivitas belajar siswa. Ketika
siswa selesai melakukan demonstrasi, siswa tersebut dapat
menjelaskan apa yang telah dilakukannya dan memahami konsep
yang diajarkan. 4. Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi dalam permainan).
Page 26
11
Membaca dengan cara Somatic, Hal ini berarti saat kita membaca
harus melibatkan fisik kita, membaca akan efekti apabila tubuh kita dalam
keadaan releks dan tidak tegang apabila kita jenuh saat membaca,
istirahatlah dulu dengan menggerakan kaki kita. (hernowo, 2003, hal.91)
dan juga melalui permainan dan diskusi kelompok siswa dapat
menggerakkan tubuhnya dan memaksimalkan fungsi pikiran. Aspek
somatic dalam pembelajaran koloid yaitu mengembangkan
keterampilan fisik dilakukan dengan kegiatan demonstrasi atau
praktikum.
2. Belajar Auditory
Auditory adalah belajar dengan berbicara dan mendengarkan.
Secara tidak sadar telinga kita menangkap dan menyimpan informasi
auditory berarti apa yang baru saja didengar atau terdengar tidak akan
segera hilang dan ketika kita membuat suara kita sendiri dengan
berbicara, beberapa daerah yang signifikan dari otak kita diaktifkan
(Meier, 2000).
Aktivitas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sarana
auditory dalam belajar diantaranya yaitu (Meier, 2000) :
1. Merefleksikan aktivitas belajar yang telah siswa laksanakan melalui
diskusi kelompok dimana masing-masing siswa didorong untuk
dapat mengungkapkan pengalamannya.
2. Mendiskusikan dan mempresentasikan hasil peragaan atau hasil
praktikum yang telah siswa laksanakan.
Membaca dengan cara Auditory yaitu apabila kita sedang
membaca dan menemukan hal yang menarik tetapi kita kesulitan dalam
berkonsentrasi maka bacalah dengan suara kencang hingga kuping kita
dapat mendengar apa yang kita baca sehingga kita dapat memahaminya
(hernowo, 2003, hal.91) dan juga guru dapat melakukan tindakan seperti
mengajak siswa membicarakan materi apa yang sedang dipelajari.
Siswa diminta mengungkapkan pendapat atas informasi yang telah
Page 27
12
didengarkan dari penjelasan guru (Putra, 2013, hal. 403). Dalam hal ini
siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang telah diajarkan
3. Belajar Visual
Visual adalah belajar dengan mengamati dan membayangkan,
pengalaman merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan seseorang
menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang teramati
contoh, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambar semua jenis
saat mereka belajar (Meier, 2000). Didalam otak terdapat lebih banyak
perangkat memproses informasi visual daripada indera yang lain (Putra,
2013, hal. 403).
Menurut Eric Jensen dalam buku Hernowo, 2003 benak kita akan
merasakan Fun apabila menyerap informasi dalam bentuk gambar dan
memiliki kekayaan warna. Guru dapat menampilkan media pembelajaran
yang menampilkan gambar dan animasi menyangkut materi pelajaran
sehingga siswa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan,
memperhatikan demonstrasi yang diperagakan di depan kelas juga
termasuk cara mengembangkan aspek Visual.
4. Belajar Intellectual
Intellectual adalah Belajar dengan pemecahan masalah dan
mencerminkan. Kata " Intellectual " menunjukkan peserta didik apa
yang dilakukan dipikiran mereka secara internal karena mereka latihan
kecerdasan mereka untuk mencerminkan pengalaman dan untuk
membuat koneksi, makna, rencana, dan nilai dari itu. Ini adalah
mencerminkan, menciptakan, pemecahan masalah, dan berarti
membangun bagian dari seseorang. Belajar intelektual adalah bagian
untuk merenung, mencipta, memecahkan, masalah dan membangun
makna (Putra, 2013, hal. 403).
Menurut Meier (2000) Intellectual adalah pembuat rasa pikiran;
sarana yang manusia menjadi berpikir, mengintegrasikan pengalaman,
Page 28
13
menciptakan saraf baru jaringan, dan belajar. Ini menghubungkan jiwa
tubuh, pengalaman fisik, emosional, dan intuitif sama untuk
membangun makna segar untuk dirinya sendiri. Belajar intelektual
berarti menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka
secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk
merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna,
rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut (Putra, 2013, hal. 403)..
Pembelajaran kimia dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika
keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran kimia.
Misalnya, siswa akan belajar sedikit tentang kimia dengan menyaksikan
presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih banyak jika mereka
dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa
yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan
atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan dalam
menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara
simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan pictogram,
diagram, grafik dan lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan atau
membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (A) (Meier, 2000).
Strategi pendekatan SAVI ini dilaksanakan dalam siklus
pembelajaran empat tahap (Rusman, 2012, hal. 373).
a. Persiapan
Tujuan tahap persiapan adalah membangkitkan minat siswa,
memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang
akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk
belajar.
b. Penyampaian
Tujuan tahap ini adalah membantu siswa untuk menemukan
materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenagkan,
relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar.
Page 29
14
c. Pelatihan
Tujuan tahap ini adalah membantu siswa untuk
mengintegarasikan dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru
dengan berbagai cara.
d. Penampilan hasil.
Tujuan tahap ini, membantu siswa untuk menerapkan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada
pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat.
c. Kelebihan dan Kekurangan SAVI
Kelebihan dari pendekatan ini adalah :
(1) SAVI membuat siswa tidak hanya duduk di kursi dan diam, tetapi
membuat mereka beraktivitas dengan menggunakan seluruh indra dan
pikiran
(2) Pembelajaran tidak hanya terpusat oleh guru
(3) Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena banyak aktivitas
yang dilakukan sehingga akan terhindar dari rasa bosan
(4) Lebih leluasa dalam menggunakan berbagai macam media dan metode
Selain kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan SAVI, tentunya pada
prosesnya juga memiliki kekurangan-kekurangan. Menurut Meier (2002:
91-92) kekurangan dari pendekatan SAVI sebagai berikut :
(1) Pendekatan ini sangat menuntut adanya guru yang sempurna,
sehingga dapat memadukan keempat komponen dalam SAVI secara
menyeluruh.
(2) Penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan
prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan
kebutuhan, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat
besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang canggih
dan menarik. Ini dapat terpenuhi pada sekolah-sekolah maju
Page 30
15
2. Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Banyak buku yang membahas mengenai berpikir kritis dan
juga banyak ahli yang menafsirkan tentang berpikir kritis. Berpikir
kritis adalah aktifitas mental sistematis yang dilakukan oleh orang-
orang yang toleran dengan pikiran yang terbuka untuk memperluas
pemahaman mereka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
lengkap lagi (Johson, 2011, hal.210).
Menurut Robert H Ennis (1985, hal.45) dalam A Logical Basis
for Measuring Critical Thinking Skill adalah Berpikir Kritis adalah
pemikiran reflektif dan masuk akal yang difokuskan pada
memutuskan apa yang harus percaya atau lakukan termasuk
merumuskan hipotesis, pertanyaan, alternatif, rencana untuk
percobaan.
Menurut Facione (1990, hal. 3) berpikir kritis adalah
pengaturan diri dalam memutuskan (judging) sesuatu yang
menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi, maupun
pemaparan menggunakan suatu bukti, konsep, metodologi, kriteria,
atau pertimbangan kontekstual yang menjadi dasar dibuatnya
keputusan.
Ruggiero dan Ryan (2011, hal. 19) mengemukakan berpikir
kritis dapat diartikan sebagai proses dimana seseorang melakukan
pengujian terhadap pernyataan dan argumen dan juga menentukan
mana yang benar dan yang tidak. Sedangkan, Sukmadinata dan
Syaodih (2012, hal. 122) mendefinisikan berpikir kritis adalah suatu
kecakapan nalar, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah, membuat keputusan, memberikan keyakinan dan
menganalisis asumsi.
Gagasan yang dikemukakan oleh Dewey (1909)
dikembangkan oleh Edward Glaser (1941) dengan mendefinisikan
Page 31
16
berpikir kritis adalah suatu sikap berpikir secara mendalam tentang
suatu masalah dan hal yang berada dalam pengalaman seseorang;
pengetahuan metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; berpikir
kritis menuntut upaya keras dalam memeriksa pengetahuan asumtif
berdasarkan bukti pendukung dan kesimpulan lanjutan yang
diakibatkan (Fisher, 2009, hal. 3).
Maka dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
berpikir kritis adalah keterampilan yang dimiliki seseorang untuk
memutuskan sesuatu difokuskan pada apa yang harus di percaya yang
memunginkan siswa menganalisis, mengevaluasi dan memecahkan
masalah.
b. Indikator Berpikir Kritis
Menurut Ennis terdapat enam elemen dasar dalam berpikir
kritis, yang disingkat menjadi pendekatan FRISCO (focus, reason,
inference, situation, and clarity) (1996, hal: 4-8).
a. Focus
Fokus merupakan hal pertama yang dilakukan dalam
berbagai situasi untuk melihat poin penting, isu, pertanyaan atau
masalah. Tanpa melakukan hal ini, anda akan membuang banyak
waktu. Adapun caranya adalah dengan menanyakan pada diri
sendiri apa yang sedang terjadi? Hal apa yang sebenarnya terjadi?
Apa yang orang coba buktikan? dan apa yang saya harus lakukan
untuk mencari pembuktian?
b. Reasons
Anda harus selalu berusaha mendapatkan pemikiran yang
lebih baik untuk mendapatkan alasan atau beberapa alasan. Anda
harus mengetahui alasan yang dikemukakan untuk mendukung
suatu kesimpulan dan menentukan apakah alasan dapat diterima
Page 32
17
sebelum anda membuat penilaian akhir dari suatu argumen.
Ketiaka anda mengemukakan argumen anda, anda harus mampu
memberikan alasan. Ketika anda membuat suatu keputusan anda
harus melihat kembali alasan-alasan dan membuat keputusan
dengan pasti (alasan pro dan kontra).
c. Inference
Mempertimbangkan kesimpulan berbeda dengan
mempertimbangkan alasan yang dapat diterima. Kita harus
melakukan keduanya. Kita harus menilai apakah alasan dapat
diterima, apakah alasan cukup untuk membuat kesimpulan jika
alasan-alasan dapat diterima.
d. Situation
Ketika berpikir tentang fokus dalam keyakinan dan
keputusan, menempatkan beberapa situasi yang luas. Sangat
signifikan dan memberikan beberapa aturan. Situasi termasuk
didalamnya manusia, tujuan, sejarah, kesetiaan, pengetahuan,
emosi, prasangka, kelompok, dan ketertarikan. Termasuk
lingkungan fisik dan lingkungan sosial, dimana didalamnya
terdapat keluarga, pemerintah, institusi, agama, jabatan,
perkumpulan dan tetangga. Hal ini sangat relevan tidak hanya
aktivitas berpikir yang signifikan karena ada beberapa aturan
yang memandu, selain itu artinya pemikir bekerja dan menilai.
e. Clarity
Ketika anda menulis dan berbicara, sangat penting apa
yang anda katakan itu harus jelas. Jika ada sesuatu yang tidak
jelas sangat penting untuk memperjelasnya. Buat anda mengerti
benar apa yang dikatakan orang lain.
f. Overview
Elemen dasar yang keenam adalah overview atau meninjau
kembali. Overview dilakukan untuk mengecek temuan,
keputusan, pertimbangan, pelajaran dan kesimpulan.
Page 33
18
Menurut Ennis yang di kutip oleh suwarma (2009, hal 13-16)
terdapat beberapa indikator berpikir kritis yang dikelompokkan
menjadi lima kemampuan berpikir. Kelima kelompok indikator
berpikir tersebut diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kritis Ennis
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis
Penjelasan
1. Elementary
clarificatio
n
(memberika
n
penjelasan
sederhana)
1. Memfokuskan
pertanyaan
a. Mengidentifikasi/
merumuskan pertanyaan
b. Mengidentifikasi/
merumuskan kriteria untuk
mempertimbangkan jawaban
yang mungkin
c. Menjaga kondisi pikiran
2. Menganalisis
argumen
a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasi asalan
(sebab) yang dinyatakan
(eksplisit)
c. Mengidentifikasi alasan
(sebab) yang tidak dinyatakan
(implisit)
d. Mengidentifikasi
ketidakrelevanan dan
kerelevanan
e. Mencari persamaan dan
perbedaan
f. Mencari struktur dari suatu
argumen
g. Merangkum
3. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
klarifikasindan
pertanyaan yang
merancang
a. Memberikan penjelasan
sederhana
b. Menyebutkan contok
2. Basic
support
(membangu
n
keterampila
n dasar)
1. Menjelaskan
kredibilitas
(kriteria) suatu
sumber
a. Mempertimbangkan keahlian
b. Mempertimbangkan
kemenarikan konflik
c. Mempertimbangkan sesuai
sumber
d. Mempertimbnangkan reputasi
e. Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
f. Mempertimbangkan resiko
Page 34
19
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis
Penjelasan
untuk reputasi
g. Kemampuan memberi alasan
h. Kebiasaan untuk berhati –
hati
2. Mengobservasi dan
mempertimbangka
n hasil observasi
a. Ikut terlibat dalam
menyimpulkan
b. Dilaporkan oleh pengamat
sendiri
c. Mencatat hal – hal yang
diinginkan
d. Penguatan (colaboration) dan
kemungkinan penguatan
e. Kondisi akses yang baik
f. Penggunaan teknologi yang
kompeten
g. Kepuasan observer atas
kreadibilitas kriteria
3. Inference
(menyimpu
lka)
1. Membuat deduksi
dan
mempertimbangka
n hasil deduksi
a. Kelompok yang logis
b. Kondisi yang logis
c. Interpretasi pertanyaan
2. Membuat induksi
dari
mempertimbangka
n induksi
a. Membuat generalisasi
b. Membuat kesimpulan dan
hipotesis
3. Membuat dan
mempertimbangka
n nilai keputusan
a. Latar belakang fakta
b. Konsekuensi
c. Penerapan prinsip – prinsip
d. Memikirkan alternatif
e. Menyeimbangkan dan
memutuskan
4. Advanced
clarificatio
n (membuat
penjelasan
lebih lanjut)
1. Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangka
n definisi
a. Membuat bentuk definisi
b. Strategi membuat definisi
Bertindak dengan
memberi tindakan lanjut
Mengidentifikasi dan
menangani ketidakbenaran
yang ada
c. Membuat isi definisi
2. Mengidentifikasi
asumsi – asumsi
a. Penjelasan bukan pernyataan
b. Mengonstruksi argumen
5. Strategies
and tactics
(strategi
1. Memutuskan suatu
tindakan
a. Mendefinisikan masalah
b. Menyeleksi kriteria untuk
membuat solusi
Page 35
20
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis
Penjelasan
dan taktik) c. Merumuskan alternatif yang
memungkinkan
d. Memutuskan hal – hal yang
dilakukan secara tentatif
e. Mereview
f. Memonitori implementasi
2. Berinteraksi
dengan orang lain
Berdasarkan penjelasan para ahli tentang karakteristik dan
indikator berpikir kritis serta analisis kompetensi, maka indikator
berpikir kritis yang sesuai dengan KI, KD dan pendekatan SAVI
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kimia
No Indikator
1 Menganalisis argument
2 Memfokuskan pertanyaan
3 Memutuskan suatu tindakan
4 Induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
5 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
6 Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi
7 Menjelaskan kreadibilitas (kriteria) suatu sumber
c. Ciri-ciri Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan
yang sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Terdapat ciri-ciri
tertentu yang dapat diamati untuk mengetahui bagaimana tingkat
kemampuan berpikir kritis seseorang. Berikut ini ciri-ciri berpikir
kritis Menurut Costa dalam Suwarma (2009, hal. 11) individu yang
berpikir kritis memiliki ciri-ciri diantaranya adalah pandai mendeteksi
permasalahan, mampu mendeteksi perbedaan-perbedaan atau
kesenjangan- kesenjangan informasi, suka mengumpulkan data untuk
Page 36
21
pembuktian faktual, mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia,
tempat dan benda (seperti: sifat, bentuk wujud, dan lain-lain). Selain
itu, mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau
alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, situasi, serta membuat
hubungan yang berurutan antar satu masalah dengan masalah lainnya,
mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang ada dan
terseleksi, Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia,
mampu mengklasifikasi informasi dan ide, mampu
menginterpretasikan dan menjabarkan informasi kedalam pola atau
bangun-bangun tertentu, mampu menginterpretasi dan membuat flow
chart, mampu menganalisis isi, mampu menganalisis prinsip, mampu
menganalisis hubungan, mampu membandingkan dan
mempertentangkan secara kontras, dan mampu membuat konklusi
yang valid.
Secara garis besar, peneliti membagi ciri-ciri berpikir kritis
tersebut ke dalam 6 pokok indikator. Pemilihan 6 ciri berpikir kritis ini
didasarkan pada langkah-langkah pendekatan SAVI, sehingga dapat
dijadikan sebagai indikator untuk mengamati kemampuan berpikir
kritis siswa. Ciri-ciri berpikir kritis tersebut antara lain: 1) Pandai
mendeteksi perbedaan- perbedaan informasi; 2) Suka mengumpulkan
data untuk pembuktian faktual; 3) Mampu mengidentifikasi atribut-
atribut benda ( seperti: sifat, bentuk wujud dan lain-lain); 4) Mampu
membuat interpretasi pengertian, definisi, reasoning, dan isu
kontroversi; 5) Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi
atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi; 6)
Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.
B. Deskripsi Materi Koloid
1. Pengertian Koloid
Koloid ialah campuran zat heterogen antara dua atau lebih yang
salah satu fasanya tersuspensi sebagai sejumlah partikel yang sangat
Page 37
22
kecil dalam fasa dua. Zat yang terdispersi dan medium penyangga
dapat berupa kombinasi gas, cairan, atau padatan (Oxtoby, 2001,
hal.78). Berdasarkan ukuran partikel, campuran dapat dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu larutan sejati, koloid, dan suspensi kasar :
Partikel larutan : 0,1 - 1 mµ
Partikel koloid : 1 – 100 mµ
Partikel suspensi kasar : > 100 mµ
Karena koloid memiliki ukuran partikel amat kecil, sehingga tidak
dapat disaring dengan kertas saring biasa dan filter proselin, tetapi
dengan filter ultra atau kolodium, karena pori-pori lebih kecil (Syukri,
1999, hal.453).
2. Jenis-jenis Koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi, koloid
disebut juga dispersi koloid yang dapat dibagi atas delapan jenis
(Petrucci, 1987, hal.83).
Tabel 2.3 Jenis-jenis Koloid
Fasa
terdispersi
Fasa
pendispersi
Jenis Contoh
Padat Cair Sol Sol emas, sol silica
Cari Cair Emulsi Minyak dalam air,
mayones, susu
Gas Cair Buih Sabun, whip cream,
detergen
Padat Gas Aerosol padat Asap
Caur Gas Aerosol Kabut
Padat Padat Sol padat Gelas bewarna, intan
hitam
Cair Padat Emulsi padat Mutiara, opal
Gas Padat Buih padat Batu apung, lahar
3. Sifat-sifat Koloid
Sifat khusus koloid timbul akibat partikelnya yang lebih besar dari
pada partikel larutan. Sifat itu adalah sebagai berikut.
a. Sifat koligatif
Page 38
23
Koloid yang banyak dibicarakan adalah dalam medium cair.
Partikel koloid mempengaruhi sifat medium sehingga koloid memiliki
sifat koligatif. Sifat koligatif berguna untuk menghitung jumlah mol,
atau konsentrasi partikel koloid. Sifat ini bermanfaat bagi organisme,
contohnya air sel mengandung partikel koloid sehingga mempunyai
tekanan osmotik (Syukri, 1999. hal. 455-456).
b. Sifat optik
Ukuran partikel koloid agak besar, maka cahaya yang melewatinya
akan dipantulkan. Arah pantulan itu tidak teratur sehingga pantulan
cahaya akan terhaburkan kesegala arah, yaitu efek tyndall (Syukri,
1999, hal. 456).
Efek tyndall dapat digunakan untuk membedakan dispersi koloid
dengan larutan biasa. Karena pada larutan biasa partikelnya berukuran
kecil, atom, atau ion yang tidak dapat menghamburkan cahaya
(Widiyatmoko, 2009, hal. 123). Contoh cahaya dihamburkan oleh
partikel-partikel debu bila seberkas cahaya matahari masuk kedalam
suatu kamar yang gelap (Keenan, 1991, hal.458).
a) Sifat kinetik
Partikel koloid selalu bergerak ke segala arah dalam mediumnya.
Gerakan selalu lurus dan akan patah bila bertumbukan dengan partikel
lainnya. Gerak ini disebut dengan gerak brown (Syukri, 1999, hal. 456).
b) Adsorpsi
Setiap permukaan partikel koloid terdapat gaya van der walls terhadap
molekul atau ion lain disekitarnya. Proses menariknya zat lain pada
permukaan koloid itu disebut adsorpsi (Syukri, 1999, hal. 457). Semakin
besar luas permukaannya semakin besar atau cepat efektif pula
kemampuan adsorpsinya (Widiyatmoko, 2009, hal. 124). Suatu koloid
umumnya hanya mengadsorpsi ion positif dan ion negatif saja sehingga
koloid bermuatan listrik (Syukri, 1999, hal. 457).
c) Sifat listrik
Page 39
24
Penyerapan muatan listrik oleh partikel koloid hanya terjadi pada
permukaan. Partikel koloid terdispersi dalam air akan membawa muatan
listrik tertertentu (Widiyatmoko, 2009, hal. 123). Partikel koloid yang
telah mengadsorpsi ion akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion
yang diserap bila partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif
maka koloid tersebut akan bermuatan positif dan sebaliknya (Syukri, 1999,
hal. 457). Cara menentukan muatan koloid dapat diketahui dengan
mencelupkan batang elektroda, yang bermuatan positif akan tertarik
(berkumpul) ke elektroda negatif, sedangkan yang bermuatan negatif
tertarik ke elektroda positif proses ini di sebut electrophoresis . Proses ini
dapat digunakan untuk memisahkan jenis koloid berdasarkan muatan.
Misalnya protein dalam plasma (Widiyatmoko, 2009).
d) Koagulasi
Partikel koloid bila didiamkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh
oleh gaya gravitasi, sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana
yang disebut koagulasi, atau penggumpalan (Syukri, 1999, hal. 458).
4. Pembuatan koloid
Koloid dibuat dengan dua metode, yakni dispersi dan kondensasi :
1) Metode dispersi
Gumpalan materi atau suspensi kasar dapat diubah menjadi kecil
sehingga tersebar dan berukuran koloid dengan cara mekanik dan cara
elektronik (Syukri, 1999, hal. 458).
2) Metode kondensasi
Kondensasi adalah kebalikan dari disperse, yaitu penggabungan
(kondensasi) partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar sampai
Page 40
25
berukuran partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-raksi
kimia, seperti reaksi redoks, metatesis, cara pertukaran pelarut dan
pendinginan berlebih (Syukri, 1999, hal. 459- 460).
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2013)
dengan judul Analisis Penerapan Pendekatan Somatic, Auditory, Visual
dan Intelektual (SAVI) pada konsep Laju Reaksi di SMA PGRI 56 Ciputat.
Menyimpulkan bahwa penerapan aspek SAVI berbanding lurus dengan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Persentase motivasi siswa
meningkat menjadi 93,2%.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Rizky (2015) dengan judul
Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dengan Menggunakan Media
Pembelajaran (Video) pada Materi Minyak Bumi. Menyimpulkan bahwa
rata- rata dari lima aspek keterampilan berpikir kritis yang dicapai dengan
menggunakan tes 71,47% dan yang dicapai menggunakan lembar kerja
siswa mencapai 79,87% Keduanya masuk dalam katagoru baik.
Penelitian dilakukan oleh Rasiman, Pramasdyahsari (2014)
dengan judul Development Of Mathematics Learning Equipment Based On
Critical Thinking Using SAVI Approach Assisted By Interactive CD.
Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Penelitian ini
menemukan peralatan pembelajaran yang dikembangkan adalah valid dan
hasil pelaksanaan pembelajaran, rata-rata prestasi matematika di kelas
eksperimen adalah 82,95, berarti melebihi batas KKM = 70.
Penelitian yang dilakukan oleh Suwarno (2015) dengan judul
Deskripsi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Koloid Kelas
XI IPA 1 SMAN 9 Pontianak berdasarkan penelitiannya menyatakan
bahwa bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 1 SMAN 9
Pontianak masih rendah. Ditunjukkan dengan rendahnya persentase rata-
rata keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini membuktikan hanya sedikit
siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis.
Page 41
26
Penelitian EL-Shaer dan Gaber (2014) yang berjudul Impact of
Problem-Based Learning on Students`Critical Thinking Dispositions,
Knowledge Acquisition and Retention telah mengenalkan PBL sebagai
pengganti dari pembelajaran yang berpusat kepada guru. Hasil penelitian
menunjukkan selain kemampuan berpikir kritis, knowledge acquisition
and retention siswa juga meningkat.
Penelitian Fajaroh dan Pratiwi (2016) yang berjudul Socioscientifc
Issues (SSI) in Reaction Rates Topic and It’s Effect on the Critical
Thinking Skills of High School Students menyimpulkan bahwa Siswa yang
mengajar menggunakan SSI memiliki skor lebih tinggi dibanding yang
tidak. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan isu sosio-ilmiah
(SSI) sebagai konteks pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa SMA.
Penelitian Fitriyani, Suwarna, Kusmariyatni (2015) yang berjudul
Pengaruh Model SAVI terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
Mata Pelajaran IPA Kelas V SD menyimpulkan bahwa Rata-rata skor
kemampuan berpikir kritis IPA siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran SAVI berada pada katagori tinggi
dibandingkan dengan rata-rata skor kemampuan berpikir kritis IPA dengan
model konvensional.
Penelitian Nurhayati (2014) yang berjudul Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui
Pendekatan SAVI Model Pembelajaran Bebasis Masalah Kelas VIII
menyimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan kemampaun berpikir
kritis siswa dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah
pembelajaran pendekatan SAVI model pembelajaran berbasis masalah dan
hasil penelitian berdasarkan observasi menunjukan kemampuan berpikir
kritis mengalamai peningkatan setiap siklusnya.
D. Kerangka Berpikir
Page 42
27
Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur tingkat kemajuan
suatu bangsa. Selain itu pendidikan juga merupakan unsur penting dalam
meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup manusia. Namun,
pendidikan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi yang gawat darurat.
Hal ini dibuktikan dari pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 62
dari 72 negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for
International Study Assessment (PISA) (2015) dan The Learning Curve
Pearson (2014), memaparkan bahwa Indonesia menempati peringkat
terakhir dalam mutu pendidikan di dunia. Hasil studi internasional secara
positif memperlihatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di
Indonesia masih lemah. Rendahnya keterampilan berpikir kritis juga
ditunjukan pada penelitian Yunita (2013) di SMA PGRI 56 bahwa
pembelajaran masih terfokus pada guru dan pada penelitian Nurhayati
(2014) menunjukkan bahwa ketika pembelajaran berlangsung siswa hanya
melihat guru menjelaskan tetapi, ketika ditanya kembali siswa kesulitan
untuk menjelaskan.
Upaya menumbuhkan ketrampilan berpikir kritis dibutuhkan suatu
pendekatan. Salah satu pendekatan yang dapat menumbuhkan ketrampilan
berpikir kritis siswa adalah pendekatan SAVI. Pendekatan pembelajaran
SAVI dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan
semua indikator kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kimia dengan
pendekatan SAVI bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu
peristiwa pembelajaran kimia. Misalnya, siswa akan belajar sedikit tentang
kimia dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar
lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau
mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan
mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk
diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika
mereka secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan
pictogram, diagram, grafik dan lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan
Page 43
28
atau membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (A) (Meier, 2000,
hal. 50). Materi kimia yang tepat dalam penelitian ini adalah materi koloid
karena materi koloid diperlukan tahap analisis pada beberapa bagian
terutama pada kelompok jenis koloid dan analisis sifat-sifat koloid,
sehingga materi koloid dapat digunakan sebagai media untuk
mengembangkan ketrampilan berpikir kritis. Berikut diagram kerangka
berpikir :
Page 44
29
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Pembelajaran masih berpusat pada guru, kemampuan berpikir kritis siswa rendah
Rendahnya Kemampuan Berpikir Kritis
Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual)
Indikator berpikir Kritis
(menganalisis argumen, memfokuskan pertanyaan, memeutuskan suatu tindakan, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menjelaskan kreadibilitas suatu sumber, mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definsi)
Materi Koloid
Kemampuan Berpikir Kritis meningkat
Penyebab
Solusi
Materi
Page 45
30
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori yang melandasi objek kajian penelitian
serta mengacu pada hasil penelitian yang relevan maka hipotesis dalam
penelitian ini yaitu, terdapat pengaruh pendekatan somatic, auditory,
Visual, intellectual (SAVI) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada
materi sistem koloid.
Page 46
31
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang
beralamat di Jl. Raya Tegal Rotan, Bintaro Sektor 9, Sawah Baru, Ciputat,
Banten. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 2
dan XI IPA 3 semester genap tahun ajaran 2016/2017.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Desain. Dalam metode ini juga diberi perlakuan eksperimental
terhadap kelompok eksperimen dan perlakuan biasa pada kelompok kontrol.
Sama halnya seperti metode eksperimental sejati, metode ini juga dimaksudkan
untuk menyelidiki pengaruh langsung dari suatu perlakuan (Hadjar, 1999, hal.
117-118). Kuasi eksperimen ini disebut kuasi Karena bukan merupakan
eksperimen murni tetapi seperti murni Karena berbagai hal, berkenaan dengan
pengontrolan variable (Sukmadinata, 2011, hal. 207).
Kelas eksperimen dalam proses pembelajaran menggunakan
pendekatan SAVI (Variabel Bebas) sedangkan kelas kontrol pada proses
pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua pembelajaran
dilihat hasilnya pada kemampuan berpikir kritis kimia (variabel terikat).
Penelitian ini kita membandingkan kelas yang diberikan perlakuan (treatment)
dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan (treatment). Desain yang di
gunakan dalam penelitian design adalah noneqivalent control group design.
Sebelum pembelajaran, kedua kelas diberikan tes awal (pretest) dan setelah
pembelalajaran berakhir diberi tes akhir (posttest). Adapun desain
penelitiannya sebagai berikut
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
A O1 X O2
B O3 Y O4
Page 47
32
Keterangan:
A = Kelas Eksperimen
B = Kelas Kontrol
O1 = Tes awal (pretest) kelas eksperimen sebelum perlakuan
O2 = Tes akhir (posttest) kelas eksperimen setelah perlakuan
O3 = Tes awal (pretest) kelas kontrol
O4 = Tes akhir (posttest) kelas Kontrol
X = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pendekatan SAVI
Y = Perlakuan pada kelas kontrol dengan ceramah
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terbagi atas tiga tahapan.
1. Tahap Persiapan
a. Analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) serta
kurikulum 2013.
b. Analisis Materi
c. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai
dengan pendekatan SAVI dengan berpikir kritis
d. Membuat instrumen penelitian yaitu lembar kerja siswa (LKS),
Lembar Observasi dan soal uraian.
e. Menguji validitas instrumen penelitian kepada para ahli, yang
selanjutnya diperbaiki sesuai saran yang diberikan untuk kemudian
diuji coba kepada siswa sehingga diketahui validitas, reabilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukaran
f. Mempersiapkan surat izin penelitian ke sekolah yang dituju.
g. Pembagian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan
nilai pre-test. Kelas yang mendapatkan nilai tertinggi maka akan
menjadi kelas kontrol sedangkan kelas yang mendapatkan nilai
terendah akan menjadi kelas eksperimen.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Untuk menggambarkan pembelajaran SAVI yang dikembangkan dalam
penelitian ini :
Page 48
33
a. Pada kelas eksperimen :
1) Pertama-tama guru membagi soal pre-test kepada seluruh siswa.
Kemudian, guru membagi siswa menjadi enam kelompok, setiap
kelompok beranggotakan lima atau enam orang. Pembagian
kelompok ini bersifat tetap, selama pelaksanaan pembelajaran
SAVI tidak diperkenankan melakukan pergantian kelompok.
2) Setelah dilakukan pembagian kelompok, maka dilaksanakan
pembelajaran koloid menggunakan Pendekatan SAVI dengan
metode praktikum. Pembelajaran koloid dengan pembelajaran SAVI
dibagi dalam tiga sub pokok bahasan yaitu sistem koloid dan sifat
efek Tyndall, sifat adsorpsi dan koagulasi, serta cara pembuatan
koloid.
3) Proses pembelajaran koloid dengan pendekatan SAVI dilaksanakan
dalam tiga kali tatap muka. Dalam pelaksanaannya guru mengacu
pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selama proses
pembelajaran siswa diberi lembar kegiatan (LKS) sebagai panduan
selama pembelajaran berlangsung. LKS terdiri atas tiga kegiatan
sesuai dengan sub pokok bahasan yang dipelajari yaitu sistem
koloid dan sifat efek Tyndall (LKS 1) yang akan diberikan pada
pertemuan pertama, sifat adsorpsi dan koagulasi (LKS 2) yang akan
diberkan pada pertemuan kedua, serta pembuatan koloid (LKS 3)
yang akan diberikan pada pertemuan ketiga.
4) Pada tahap pelaksanaan data kuantitatif diperoleh di awal
pembelajaran berupa hasil pretes siswa dan di akhir proses
pembelajaran yaitu hasil postes siswa.
b. Pada kelas kontrol :
1) Pertama-tama guru membagikan soal pre-test kepada siswa
selanjutnya guru melaksanakan pembelajaran koloid dengan
mengajar secara konvensional. Pembelajaran koloid pada kelas
kontrol dibagi dalam tiga sub pokok bahasan yaitu sistem koloid dan
Page 49
34
sifat efek Tyndall, sifat adsorpsi dan koagulasi, serta cara pembuatan
koloid.
2) Proses pembelajaran koloid pada kelas kontrol dilaksanakan dalam
tiga kali tatap muka. Dalam pelaksanaannya guru mengacu pada
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Pada tahap pelaksanaan data kuantitatif diperoleh di awal
pembelajaran berupa hasil pretes siswa dan di akhir proses
pembelajaran yaitu hasil postes siswa.
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengolah data hasil berpikir kritis berdasarkan hasil pretest dan
posttest
b. Menganalisis data hasil penelitian
c. Menarik kesimpulan
Page 50
35
Tidak
valid Valid
------ --
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Pembuatan RPP dan LKS Pembuatan Instrumen Penelitian
Validitas Instrumen Revisi
Analisis KI, KD,
silabus
kurikulum 2013
Studi kepustakaan
Pendekatan SAVI dengan berpikir Kritis
Pembuatan Instrumen
Penelitian
1. Soal uraian
2. Lembar Observasi
Mengolah data
Analisis data
Kesimpulan
Pre-test Kelas eksperimen Kelas kontrol
pembelajaran
dengan ceramah
Pendekatan
SAVI post-test
Page 51
36
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 10 kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2016/2017. Pemilihan sampel
dilakukan teknik purpossive sampling, yaitu pengambilan sampel disesuaikan
dengan pertimbangan dan karakteristik tertentu (Uhar, 2014, hal. 118).
Adapun pertimbangan yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini
berdasarkan nilai pre-test. Kelas XI IPA 3 yang mendapatkan nilai tertinggi
maka akan menjadi kelas kontrol sedangkan kelas XI IPA 2 yang
mendapatkan nilai terendah akan menjadi kelas eksperimen.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian dan desain pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data Instrumen Keterangan
Kemampuan
berpikir kritis
Tes (uraian) Diberikan kepada siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol
sebelum (pretest) dan sesudah
pembelajaran (posttest)
Keterlaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
SAVI
Lembar Kerja
Siswa
Diberikan kepada siswa
dikelas eksperimen ketika
proses pembelajaran
menggunakan pendekatan
SAVI di mulai
Lembar Observasi Dilakukan penilaian aktivitas
siswa yang di berikan kepada
observer ketika pembelajaran
berlangsung
Page 52
37
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Tes Uraian
Tes kemampuan ini berupa tes berbentuk uraian, berfungsi
untuk mengetahui apakah keterampilan berpikir kritis siswa mengalami
peningkatan setelah menggunakan pendekatan SAVI sesuai dengan
yang diharapkan oleh peneliti. Tes berbentuk uraian ini dilakukan
sesudah dan sebelum pembelajaran kepada siswa.
2. Lembar Observasi
Dalam hal ini dilakukan penilaian observasi terhadap aktivitas
siswa dilakukan observasi pada aspek pendekatan SAVI. Skala yang
digunakan adalah skala model rating scale. Observer yang dilakukan di
kelas dengan bantuan 3 observer. Tabel observasi dapat dilihat pada
lampiran 7 hal. 214
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi
No Aspek yang
diamati
Kegiatan
1 Somatic Siswa dalam kondisi rileks saat membaca LKS
dan mencatat informasi penting
Siswa dapat membentuk kelompok
Siswa berdiskusi dan mengikuti langkah-
langkah kegiatan di LKS
2 Auditory Siswa berani bertanya dengan bahasanya
sendiri
Siswa mampu mengungkapkan idenya secara
verbal dalam diskusi
Siswa dapat mengomentari suatu masalah
yang ditimbulkan dalam pembelajaran
(kegiatan LKS)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
menyimak presentasi kelompok lain di depan
kelas
3 Visual Siswa dapat membaca wacana dengan teliti
Page 53
38
No Aspek yang
diamati
Kegiatan
dan seksama
4 Intellectual Siswa dapat membuat kesimpulan
Siswa dapat menyampaikan hasil diskusinya
di depan kelas
Siswa mencari informasi apa saja untuk
dipresentasikan
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan sebagai panduan dalam
proses pembelajaran di kelas eksperimen yang di dalamnya terdapat
permasalahan -permasalahan yang diselesaikan melalui langkah -
langkah model pembelajaran SAVI, yaitu Somatic, Auditory, Visual, and
Intelectual. Lembar Kerja Siswa (LKS) dikerjakan ketika proses
pembelajaran dilakukan, hal tersebut juga sebagai bukti bahwa model
pembelajaran SAVI telah dilaksanakan.
G. Validasi Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukan suatu drajat, sempurna, sedang serta
rendah (Arifin, 2011, hal 247). Validitas merupakan syarat yang terpenting
dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto (2015, hal. 81) validitas terdiri
dari validitas isi dan validitas konstruk. Oleh sebab itu, pengujian validitas
instrumen dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 uji validitas:
1. Validitas konstruksi, dalam pengujian konstruksi oleh dosen
Pembimbing untuk diminta pendapatnya (judgment experts).
2. Validitas isi, mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto,1999, hal 67). Pada
penelitian ini untuk menhitung validitas isi menggunakan software
Anates Versi 4. Suatu soal dikatakan valid atau tidak apabila pada
bagian analisis butir soal nomor soal tersebut bertuliskan sangan
Page 54
39
signifikan atau signifikan pada kolom keteranan, dan apabila soal
tersebut tidak valid maka muncul tanda (-) pada kolom keterangan.
2. Reliabilitas
Dalam penelitian ini, reabilitas yang dicari adalah reabilitas tes
berbentuk uraian. Untuk mendapatkan nilai reabilitas dalam penelitian ini
menggunakan software Anates versi 4.0.4. Suatu tes dikatakan memiliki
reliabilitas tinggi apabila hasil skor tes pertama sama dengan hasil skor tes
kedua atau terdapat korelasi yang tinggi antara hasil tes pertama dengan
hasil tes kedua (Mulyasa, 2009, hal 91).
Hasil Anates uji reliabilitas instrumen tes dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Statistik
rhitung 0,98
Kesimpulan tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah sebuah pengukuran untuk mengukur
seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Soal dinyatakan baik apabila
soal memiliki tingkat kesukaran yang seimbang yaitu soal yang tidak terlalu
sukar dan tidak terlalu mudah (Arifin, 2011, hal. 266). Perhitungan tingkat
kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi
4,0. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal
Sangat sukar 2
Sukar 6
Sedang 14
Mudah 0
Jumlah 22
4. Penguji Daya Pembeda
Page 55
40
Untuk memudahkan peneliti dalam membedakan siswa yang sudah
meguasai materi dan siswa yang belum bisa menguasai materi dibutuhkan
koefisien daya pembeda yang tinggi. Sebagai acuan tolak ukur koefisien
daya pembeda, dapat digunakan kriteria yang dirumuskan oleh Ebel
menurut Arifin (2011, hal.274) yaitu :
Tabel 3.6 Tingkat Daya Pembeda
Tingkat Daya Pembeda Kriteria
0,00 – 0,19 Jelek
0,20 – 0,29 Cukup
0,30 – 0,39 Bagus
0,4 – 1,00 Bagus Sekali
Dalam penelitian ini untuk menghitung daya pembeda dari soal,
maka digunakan Software Anates Versi 4.0.4 setelah memasukan seluruh
data peneliti bias mendapatkan nilai daya pembeda. Setelah diuji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda, maka didapat hasil uji
instrumen yang valid dan tidak valid, tabel 3.7 berikut ini menunjukkan
hasil validasi kisi-kisi instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang
digunakan dalam penelitian:
Tabel 3.7 Kisi-Kisi dan Hasil Validasi Instrumen Tes Essay
Kemampuan Berpikir Kritis yang digunakan
dalam penelitian
No. Indikator KBK No. Soal
1 Menganalisis argumen 1*, 2, 3*, 4*, 5, 6*, 7, 8*, 9*, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16*, 17, 18, 19*, *20,
21, 22
2 Memfokuskan pertanyaan 1, 2*, 3, 4, 5, 6*, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16*,17, 18, 19, 20, 21, 22
3 Memutuskan suatu tindakan 1, 2, 3, 4*, 5, 6*, 7, 8, 9, 10, 11, 1, 2*,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
4 Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
1*, 2, 3*, 4*, 5, 6*, 9*, 11, 12, 14, 15,
16*, 17, 18, 19, 21
5 Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
10, 15
6 Menjelaskan kredibilitas (kriteria) 5, 8, 7, 21
Page 56
41
No. Indikator KBK No. Soal
suatu sumber
7 Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi
13, 22, 20
Jumlah Soal 22
Keterangan * :Soal yang tidak digunakan
Pada tahap awal, disusun tes essay sebanyak 22 butir soal yang
telah disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kritis menurut
Ennis (1996) dan indikator KI dan KD. Tahapan selanjutnya adalah tes
essay tersebut divalidasi isi oleh validator ahli dalam hal ini adalah dosen
pembimbing, dan tahap terakhir dilakukan uji coba soal kepada siswa,
sebelum tes essay tersebut akan diseleksi untuk menjadi instrumen
penelitian.
Kemudian didapatkan hasil yaitu semua soal dinyatakan valid
dengan bantuan software Anates versi 4,0. Akan tetapi jumlah soal yang
digunakan sebagai instrumen penelitian yaitu sebanyak 14 butir soal. Hal
tersebut dikarenakan beberapa alasan yaitu: 1) karena empat belas soal
tersebut telah mewakili setiap indikator pembelajaran dan indikator
kemampuan berpikir kritis; 2) instrumen ini berupa tes essay, sehingga
peneliti hanya memilih jumlah terkecil dari jumlah total instrumen yang
valid dan mewakili setiap indikator pembelajaran dan indikator
kemampuan berpikir kritis, 14 soal yang dipilih agar tidak memberatkan
siswa dalam menjawab soal-soal yang diberikan dan mampu mencukupi
alokasi waktu sekitar 90 menit.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis data Tes
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik
analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan perhitungan, karena
berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes yang diberikan pada siswa.
Penganalisaan dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Page 57
42
Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian lakukan perhitungan statistik
dan melakukan perbandingan terhadap dua kelompok tersebut untuk
mengetahui kontribusi pendekatan pembelajaran SAVI terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa. Sebelum dilakukan penghitungan statistik dilakukan uji
prasyarat analisis terlebih dahulu yaitu :
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.
Bila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik berjenis
parametrik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka
digunakan uji statistik nonparametrik (Misbahuddin & Hasan, 2013, hal.
278). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS versi 22 dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Yang
merupakan koreksi terhadap uji normalitas Liliefors (Riadi, 2016, hal.
118). Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut (Riadi, 2016, hal.
121): 1) Input pada data view; 2) Analyze; 3) descriptive statistic; 4)
explore; 5) plot normal; 6) OK
dengan kriteris pengujian:
H0 : µ0 = µ1 (populasi data berdistribusi normal).
H1 : µ0 ≠ µ1 (populasi data tidak berdistribusi normal).
Jika probabilitas (sig) > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika probabilitas (sig) < α (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima.
Dtabel didapatkan melalui rumus Dt =
√ =
√ = 0,24
Kriteria pengujian yaitu jika Dhitung ≤ Dtabel maka data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah objek
yang diteliti mempunyai varian yang sama atau tidak (Siregar,2013, hal.
167). Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS versi 22 dengan uji Levene. Uji homogenitas Levene
Page 58
43
dengan SPSS paling umum digunakan untuk menguji sebaran data dari dua
varian atau lebih. Adapun langkah-langkah sebagai berikut (Riadi, 2016,
hal. 137): 1) input pada data view; 2) analyze; 3) compare means; 4) one-
way Anova.
Kriteria pengujian:
H0 : µ0 = µ1 (sampel berasal dari populasi yang homogen).
H1 : µ0 ≠ µ1 (sampel berasal dari populasi yang tidak homogen).
Jika sig > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika sig < α (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima.
Ftabel didapat berdasarkan rumus Ftabel = (α; k-1; n-k) = (0,05; 2-1; 60-2) =
4,01. Kriteria pengujian yaitu jika F hitung ≤ F tabel maka sampel berasal
dari populasi yang homogen.
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji-t,
apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka
dilakukan uji hipotesis dengan uji-t. Hipotesis statistik uji dengan
menggunakan uji-t dengan taraf signifikan , Dalam penelitian ini
uji hipotesis menggunakan software SPSS versi 22 dengan uji Independent
Sample Test dengan langkah-langkah sebagai berikut (Riadi, 2016, hal 247-
248): 1) input data pada data view; 2) analyze; 3) compare means; 4)
independent sample T-test.
Pengujian hipotesis statistik ialah sebagai berikut:
H0 : µ0 = µ1
H1 : µ0 ≠ µ1
Pengujian dilakukan dengan mengajukan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H0 = Tidak terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran Somatic, Auditory,
Visual, Intelectual (SAVI) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi sistem koloid
Page 59
44
H1 = Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran Somatic, Auditory,
Visual, Intelectual (SAVI) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi sistem koloid
dengan kriteria:
Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, H1 diterima.
ttabel dengan α = 0,05 didapatkan berdasarkan ttabel = dk = (n1+n2)-2 =
(30+30)-2 sebesar 2,002.
2. Menentukan Tingkat Kemampuan Siswa Berdasarkan Kriteria
Menentukan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan tes
uraian yang mewakili indikator berpikir kritis. Setiap butir indikator yang
terdapat pada soal diberikan skor 0-4. Data yang sudah diperoleh kemudian
dianalisis dengan cara:
1. Memberikan skor mentah pada setiap jawaban siswa pada tes tertulis
berbentuk uraian berdasarkan standar jawaban yang telah dibuat.
2. Menghitung skor total dari tes tertulis untuk masing-masing siswa
berdasarkan setiap indikatornya.
3. Menentukan nilai presentase keterampilan berpikir kritis masing-masing
siswa.
Menurut Purwanto (2002, hal. 102) didalam bukunya disebutkan
bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
NP = Nilai presentase keterampilan berpikir kritis
R = Skor yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum dari tes yang bersangkutan
Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui tes menurut
Arikunto (2015, hal. 281) yaitu:
Page 60
45
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes
Skor (%) Kriteria
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui tes dalam penelitian
ini menggunakan perhitungan manual.
Page 61
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh melalui data hasil tes (pretest dan
posttest), lembar observasi dan lembar kerja siswa (LKS) yang memuat
indikator-indikator kemampuan berpikir kritis. Pretest diberikan sebelum
proses pembelajaran materi koloid sedangkan posttest diberikan setelah
proses pembelajaran. Tes diberikan pada 30 siswa kelas eksperimen,
menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI) dan
30 siswa kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Berikut uraian selengkapnya:
1. Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Data hasil perolehan pretest dan posttest pada kelas kontrol dan
kelas Eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir
Kritis Kelas kontrol dan eksperimen
Data
Statistik
Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Jumlah
Siswa
30 30 30 30
Nilai
Tertinggi
62.50 57 87,49 95
Nilai
Terendah
25 28 52 63
Rata-rata 44,07 40,56 69,88 78,70
Berdasarkan tabel 4.1 di atas bahwa rata-rata pretest pada kelas
kontrol sebesar 44,07 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 40,56.
Page 62
47
Rata-rata postest pada kelas kontrol sebesar 69,88 sedangkan pada kelas
eksperimen 78,70. Hal ini menunjukan bahwa nilai rata-rata posttest
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
2. Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol
Data hasil pretest dan postest berdasarkan analisis indikator
keterampilan berpikir kritis pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Presentase (%) Ketercapaian Pretest dan Posttest
Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol
Indikator
Berpikir Kritis
Kelas Kontrol
Pre
test
(%)
Kategori Post
test
(%)
Kategori
Menganalisis argument 50,1 Kurang 71,13 Baik
Memfokuskan pertanyaan 53,21 Kurang 77,7 Baik
Memutuskan suatu tindakan 41,2 Kurang 62,97 Cukup
Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
44,30 Kurang 67,36 Baik
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
31,66 Gagal 60,83 Cukup
Menjelaskan kredibilitas
(kriteria) suatu sumber
49 Kurang 73,27 Baik
Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi
40,6 Kurang 75,27 Baik
Rata-Rata 44,07 Kurang 69,88 Baik
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa indikator
keterampilan berpikir kritis terendah pada saat pretest adalah
Page 63
48
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sedangkan
indikator tertinggi adalah memfokuskan pertanyaan. Indikator
keterampilan berpikir kritis terendah pada saat posttest adalah
indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
sedangkan indikator tertinggi adalah memfokuskan pertanyaan.
b. Data hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen
Data hasil dari pretest dan postest berdasarkan indikator
keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Presentase (%) Ketercapaian Pretest dan Posttest
Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen
Indikator
Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen
Pretest
(%)
Kategori Posttest
(%)
Kategori
Menganalisis argumen 44,40 Kurang 76,42 Baik
Memfokuskan pertanyaan 46,72 Kurang 82,02 Baik
sekali
Memutuskan suatu
tindakan
38,80 Gagal 75,71 Baik
Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
48,75 Kurang 80,41 Baik
sekali
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
35,85 Gagal 81,25 Baik
sekli
Menjelaskan kredibilitas
(kriteria) suatu sumber
33,88 Gagal 81,94 Baik
Sekali
Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan
definisi
35,55 Gagal 79,60 Baik
Rata-Rata 40,56 Kurang 78,70 Baik
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata indikator
keterampilan berpikir kritis terendah pada pretest adalah memutuskan
Page 64
49
suatu tindakan, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan
menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber. Semua indikator itu
termasuk katagori gagal sedangkan indikator tertinggi yaitu membuat
induksi dan mempertimbangkan hasil. Indikator keterampilan berpikir
kritis terendah pada saat posttest adalah memutuskan suatu tindakan
sedangkan indikator tertinggi yaitu membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil reduksi, menjelaskan kredibilitas (kriteria)
suatu sumber, memfokuskan pertanyaan, dan mengobservasi dan
mempertimbangkan observasi.
3. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat terdiri dari 2 tahap yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal jika Dhitung <
Dtabel. Uji ini menggunakan software SPSS versi 22 dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas Kolmogorv Smirnov merupakan
koreksi terhadap uji normalitas Liliefors dengan taraf signifikan atau
tingkat kepercayaan sebesar 5%.
Tabel 4.4 Data Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 30 30 30 30
0,111 0,147 0,155 0,138
0,248 0,248 0,248 0,248
Kesimpulan (kedua kelas berdistribusi
normal)
Page 65
50
Uji normalitas menunjukkan bahwa baik kelas kontrol maupun
eksperimen data berdistribusi normal hal ini dibuktikan dengan
perhitungan Dhitung ≤ Dtabel.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui kesamaan
antara dua keadaan atau populasi. Uji ini dengan menggunakan uji
Fisher. Kriteria pengujian yaitu kedua kelas dinyatakan homogen
apabila harga . Hasil uji homogenitas data pretest
dan data posttest kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Data Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen 63,63 63,63
Kontrol 117,93 87,49
2,592 3,914
4,01 4,01
Kesimpulan Fhitung ≤ Ftabel (Homogen)
Uji homogenitas pretest dan posttest menunjukkan bahwa baik
kelas kontrol maupun kelas eksperimen data homogen berdasarkan
nilai perhitungan Fhitung ≤ Ftabel. Dengan demikian sebaran
kemampuan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok sama.
4. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji independent sample test
menggunakan software SPSS versi 22. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan postest
kelas kontrol dan eksperimen. Hasil uji hipotesis data pretest dan postest
Page 66
51
yang dilakukan pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah siswa 30 30
40,56 44,07
thitung -1,425
ttabel 2,002
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.6 uji-t pretest antara kelas
kontrol dan eksperimen pada taraf signifikan (α) = 0,05 dengan n = 30
dan rumus dk = (n1 + n2) – 2 diperoleh ttabel = 2,002. Sedangkan thitung = -
1,425. Diperoleh Sig > α, yaitu 0,159 > 0,05 dan thitung < ttabel, yaitu -
1,425 < 2,002 sehingga maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor kelas
eksperimen dan rata-rata skor kelas kontrol. Dengan demikian, kelas
eksperimen dapat diberikan perlakuan untuk dapat diketahui pengaruh di
kedua kelas berbeda.
Hasil uji hipotesis untuk data postest di kelas kontrol dan eksperimen
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah siswa 30 30
Rata-rata 78,70 69,88
thitung 3,854
ttabel 2,002
Kesimpulan Terdapat pengaruh signifikan
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 uji-t postest antara kelas
kontrol dan eksperimen pada taraf signifikan (α) = 0,05 dengan n = 30
Page 67
52
dan rumus dk = (n1 + n2) – 2 diperoleh ttabel = 2,002. Sedangkan thitung =
3,854. Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh Sig < α, yaitu 0,000
< 0,05 dan thitung > ttabel, yaitu 3,854 > 2,002 sehingga H0 ditolak dengan
demikian terdapat pengaruh nyata antara pendekatan SAVI ( Somatic,
Auditory, Visual, Intelectual) terhadap keterampilan berpikir kritis
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI) terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi Koloid. Pada kelas eksperimen diterapkan pendekatan
SAVI sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini, dilakukan
terlebih dahulu menguji prasyarat kelas kontrol dan eksperimen terhadap data
pretest - postest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil yang
diperoleh, yaitu data berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan
bahwa sampel yang diambil memiliki keadaan awal yang sama. Selanjutnya
melakukan uji hipotesis untuk mengetahui adanya pendekatan SAVI
berpengaruh atau tidak terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil dari
uji hipotesis pretest menunjukkan H0 diterima, dapat diartikan bahwa antar
kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa. Sehingga kedua kelas tersebut cocok dijadikan sebagai
sampel dalam penelitian.
Hasil dari uji hipotesis posttest menunjukkan adanya penolakan H0 dan
penerimaan Ha hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh pendekatan SAVI
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Terlihat dari perbedaan persentase
rata-rata kemampuan berpikir kritis pada postest kelas eksperimen sebesar
78,7% dan kelas kontrol hanya 69,88%. Persentase yang lebih besar yang
diperoleh kelas eksperimen menunjukkan bahwa pendekatan SAVI dapat
Page 68
53
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen berada
pada katagori baik dan pada kelas kontrol pada katagori cukup.
Penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI yang melibatkan multi
indrawi siswa dalam belajar, dapat memudahkan siswa dalam menganalisis,
mensintesis, mengenal dan memecahkan masalah serta mampu menyimpulkan
materi yang diberikan. Pendekatan SAVI terdiri dari empat unsur pokok
dalam belajar, yaitu Somatis (S), Auditori (A), Visual (V), dan Intelektual (I)
(Meier, 2000, hal. 42). Pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini
berarti menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.
Sesuai dengan teori Meier (2000) Belajar dengan cara menggabungkan
gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat
memiliki efek yang mendalam pada pembelajaran. Jika seseorang belajar
tidak menggerakkan tubuhnya, maka akan menghalangi pikiran untuk
berfungsi secara maksimal. Salah satu contoh dengan menggunakan
pendekatan SAVI dan PBM menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan
pada siklus ke II (Nurhayati, 2014). Hal ini senada rata-rata skor kemampuan
berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
SAVI berada pada kategori tinggi (Fitriyani, suwarta dan kusmariyatni, 2015)
dan pendekatan SAVI mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan
pencapaian 91,3 pada siklus ke III dengan katagori sangat baik (Iskandar,
hamdani dan surhatini, 2016). Hal ini membuktikan bahwa pendekatan
Somatic, Auditory,Visual dan Intelektual (SAVI) berpengaruh terhadap
keterampilan berpikir kritis.
Pendekatan SAVI yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas
eksperimen diawali dengan penyampaian tujuan dan langkah pembelajaran
sistem koloid oleh guru. Setelah itu, siswa dibentuk berkelompok dan
diberikan LKS yang sesuai dengan tahapan pendekatan SAVI. Menurut
Rusman (2012, hal. 373) pendekatan SAVI memiliki siklus pembelajaran
Page 69
54
empat tahap yaitu persiapan, penyampaian, pelatihan dan penyampaian hasil.
Dalam pembelajaran siswa belajar sedikit dengan mengamati gambar pada
wacana (V), kemudian mengelompokkan berdasarkan sifatnya dan jenisnya
(S), mendiskusikan kepada teman kelompoknya (A), stimulant dari indra
tersebut akhirnya akan mendorong siswa memikirkan atau menganalisis
fenomena untuk menemukan pemecahan masalah (I).
Hasil persentase perindikator keterampilan berpikir kritis pada LKS dari
pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-3 disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Persentase LKS Perindikator Keterampilan Bepikir Kritis
No Indikator kemampuan
berpikir kritis
LKS 1
(%)
LKS 2
(%)
LKS 3
(%)
Rata-
Rata
1 Memutuskan Suatu
Tindakan 70,8 84,2 95,8 83,6
2 Menganalisis Argumen 71 95 98,7 88,2
3 Mendefinisikan Istilah
dan
Mempertimbangkan
Definisi
83,8 93,3 95,8 90,9
4 Memfokuskan
Pertanyaan 88,3 77,5 93,8 86,5
5 Membuat Induksi dan
Mempertimbangkan
Hasil Induksi
81,6 73,3 85,8 80,2
6 Mengobservasi dan
Mempertimbangkan
Hasil Observasi
88,3 88,3 95,8 90,8
7 Menjelaskan
Kredibilitas (kriteria)
Suatu Sumber
95,8 91,6 88,3 91,9
1. Tahapan- tahapan Pembelajaran SAVI
a. Tahap Persiapan
Pada LKS tahap persiapan, bertujuan untuk membangkitkan
minat pada pembelajaran, memberikan perasaan positif berdasarkan
pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka
Page 70
55
dalam situasi optimal untuk belajar (Rusman, 2012, hal. 373). Dalam
pembelajaran siswa belajar sedikit dengan mengamati gambar pada
wacana (V), kemudian mengelompokkan berdasarkan sifatnya dan
jenisnya (S), mendiskusikan kepada teman kelompoknya (A),
stimulant dari indra tersebut akhirnya akan mendorong siswa
memikirkan atau menganalisis fenomena untuk menemukan
pemecahan masalah (I).
Sehingga membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat
memunculkan indikator keterampilan berpikir kritis yaitu
memfokuskan pertanyaan dengan rata-rata sebesar 86,5% dalam
katagori baik sekali. Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan
siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban
yang diperoleh dapat dilihat seberapa jauh kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi suatu fenomena yang terjadi. Pada proses
pembelajaran, siswa dilatih untuk mengasumsi dengan mengemukakan
pendapat secara logis tentang suatu hal yang diajukan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan.
Tingginya presentase indikator tersebut dikarenakan berhubungan
langsung dengan fenomena dikehidupan siswa. Menurut Averkive,
Chayka, Gluskov (2015, hal 137-140) bahwa pengetahuan tidak dapat
diberikan kepada siswa dalam bentuk jadi. Oleh Karena itu pada
indikator ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi suatu
fenomena yang menjadi permasalahan guru memberikan fenomena
berdasarkan apa yang mereka ketahui misalnya, fenomena yang
diberikan yaitu lampu sorot pada panggung pertunjukan. Siswa diajak
mengidentifikasi mengapa lampu sorot ketika terkena uap air
cahayanya lebih terang dan terhamburkan. Dalam hal ini siswa dituntut
untuk mampu mengidentifikasi sifat koloid berdasarkan hasil
Page 71
56
pengamatan yang mereka peroleh. Berikut ini ditampilkan contoh
jawaban siswa pada tahap persiapan dalam LKS pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Tahap Persiapan
b. Tahap Penyampaian
Pada tahap penyampaian, bertujuan untuk membantu siswa
menemukan materi belajar yang baru dengan melibatkan pancaindera,
dan cocok untuk semua gaya belajar (Rusman, 2012, hal. 374). Pada
tahapan ini guru melatih siswa untuk bertanya dan mengungkapkan
argumennya melalui proses tanya jawab dengan bantuan media yang
relevan (Fitriyani, Suwatra, Kusmariyatni, 2015).
Siswa dituntut kreatif untuk menggunakan seluruh indranya
untuk mengamati gambar (V), Mendiskusikannya (A), MenganalisiS
keterhubungannya (I), Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS
menuntun siswa untuk mengerjakan soal dengan langkah-langkah yang
benar dan runtut (S). Sehingga pada tahap ini, indikator keterampilan
berpikir kritis yang muncul adalah memutuskan suatu tindakan.
Ketercapaian indikator memutuskan suatu tindakan rata-rata sebesar
83,6% termasuk dalam kategori baik sekali. Berdasarkan analisis
Page 72
57
jawaban siswa pada indikator ini siswa mampu menyelesaikan masalah
dan mengambil keputusan untuk memperoleh jawaban, namun ada
beberapa siswa yang yang masih kurang memahami sifat koloid, dapat
dilihat dari jawaban siswa yang keliru dalam membuat langkah-
langkah pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa kurang mampu
menghubungkan teori dengan kenyataan. Berikut ini ditampilkan
contoh jawaban siswa pada tahap penyampaian dalam LKS pada
gambar 4.2.
G
amb
ar
4.2
Taha
p
Peny
amp
aian
c. Tahap Pelatihan
Pada tahap pelatihan, bertujuan untuk membantu siswa dalam
mengintegarasikan, menyerap pengetahuan dan keterampilan baru
dengan berbagai cara (Rusman, 2012, hal. 373). Tahap pelatihan,
melatih siswa untuk mengevaluasi pengetahuan berdasarkan bukti
berdasarkan praktikum, telaah lapangan ataupun hal lain yang
membuat siswa mengalami sendiri apa yang mereka pelajari (Fitriyani,
Suwatra, Kusmariyatni, 2015). Siswa dapat belajar lebih banyak
dengan mengamati benda langsung (V), siswa melakukan percobaan
Page 73
58
(S), Mendiskusiskannya (A), memikirkan atau menganalisis fenomena
untuk memecahkan masalah (I).
Pada tahap ini siswa mengembangkan atau membuat produk
yang inovatif sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Pada tahapan
ini, indikator keterampilan berpikir kritis yang muncul adalah
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi dengan rata-
rata sebesar 90,8% dengan katagori baik sekali dan indikator
menganalisis argumen dengan hasil sebesar 88,2% dengan katagori
baik sekali. Hasil indikator ini memiliki persentase lebih besar karena
indikator ini merupakan bagian dalam kegiatan percobaan. Pada tahap
ini siswa melakukan percobaan sebagai cara untuk menyelesaikan
masalah. Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi siswa diharapkan mampu untuk menguji bahan-bahan yang
digunakan dalam percobaan pada LKS. Kegiatan percobaan
memberikan kesempatan siswa aktif dalam pembelajaran dan melatih
kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan percobaan yang
melibatkan kemampuan siswa. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban
siswa pada tahap persiapan dalam LKS pada gambar 4.3
Page 74
59
Gambar 4.3 Tahap Pelatihan
Ketercapaian indikator keterampilan berpikir kritis mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi serta menganalisis argumen
terlihat pada kegiatan percobaan pertama. Secara keseluruhan siswa
mampu melakukan percobaan. Siswa melakukan 3 percobaan yaitu
pertama membedakan suspensi, larutan dan koloid, kedua sifat
adsorpsi dan koagulasi dan ketiga pembuatan koloid. Secara
keseluruhan hasilnya adalah siswa melakukan dengan sangat baik dan
siswa senang dengan adanya percobaan. Seseorang atau kelompok
yang terlibat dalam berpikir kritis dicirikan dengan adanya bukti
melalui observasi (Kuswana, 2011, hal.21). Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Agustin dan Supardi (2014) keterampilan dalam
hal mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi diperoleh
presentase sebesar 87,50%. Indikator ini merupakan indikator yang
paling dominan muncul dan merupakan indikator dengan presentase
tertinggi jika dibandingkan dengan indikator lain.
Page 75
60
d. Tahap Penyampaian Hasil
Pada tahap terakhir yaitu tahap penyampaian hasil, bertujuan
untuk membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau
keterampilan baru, sehingga hasil belajar akan terus melekat dan
meningkat (Rusman, 2012, hal. 374). Hal-hal yang dilakukan adalah
aktivitas penguatan penerapan, materi penguatan persepsi, umpan balik
dan evaluasi kinerja. Siswa menyelesaikan dan membuat laporan
solusi penyelesaian masalah, serta siswa menjelaskan hasil kerja
mereka kepada guru dan teman-temannya. Siswa mempersentasikan
hasil percobaannya (S), siswa memperhatikan hasil dari pecobaan yang
di presentasikan (V), Siswa berdiskusi (A), dan siswa memecahkan
masalah (I).
Pada tahap penyampaian hasil, indikator keterampilan berpikir
kritis yang muncul yaitu mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definsi dengan rata-rata sebesar 90,9%
dengan kategori baik sekali. Hal ini menunjukan bahwa strategi
membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut
dengan indikator mendefinsikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi tergolong sangat baik. Memberikan penjelasan lanjut
merupakan keterampilan yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan
dengan benar karena meminta penjelasan merupakan suatu hal yang
tidak mudah dilakukan, tetapi perlu dipikirkan karena tanpa berpikir,
jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dengan
jawaban yang diharapkan.
Pada tahap ini juga memunculkan indikator kemampuan berpikir
kritis yaitu memfokuskan pertanyaan dengan hasil sebesar 86,5%
dengan katagori baik sekali. Hal ini dikarenakan fenomena yang
diberikan berasal dari sekitar siswa, indikator menjelaskan kreadibiltas
Page 76
61
(kriteria) suatu sumber dengan hasil 91,9% dengan katagori baik. Hal
ini menunjukan bahwa siswa masih kurang untuk mencari sumber
sebagai pendukung dalam pembelajaran serta indikator membuat
induksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan hasil 80,2% hasil
analisis dari jawaban siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
menuliskan jawaban dengan benar seperti pada gambar 4.4
Gambar 4.4 Tahap Penyampaian Hasil
2. Rata-rata Nilai LKS dan Observasi
LKS yang digunakan pada kelas eksperimen bertujuan untuk
siswa memahami materi koloid sesuai dengan pemahaman sendiri
dan memahami alur pendekatan SAVI. Apabila siswa sudah
memahami atau mengerti fase atau tahapan pendekatan SAVI, maka
siswa dapat dengan mudah memahami kasus yang diberikan pada
LKS tersebut. Pendekatan yang merangsang berbagai indera
umumnya akan menjadi yang paling efektif. Metode yang
merangsang berbagai indera paling luas umumnya akan paling
efektif. (Magnesen, 1983, hal. 3).
Persentase keterlaksanaan pendekatan SAVI dari pertemuan 1
sampai pertemuan 3 disajikan pada tabel 4.9
Page 77
62
Tabel 4.9 Persentase Rata-rata Keterlaksanaan Pendekatan SAVI
Data Pertemuan Ke-
1
(%)
Pertemuan Ke-
2
(%)
Pertemuan Ke-3
(%)
Somatic 78,6 79,2 81,9
Auditory 79,3 80,2 82,9
Visual 73,3 77,5 81,6
Intelectual 79,1 82,5 84,5
Rata-rata
LKS
74,7 81,6 86,2
Pada tabel 4.9 rata-rata penilaian LKS mulai dari LKS 1 sampai
LKS 3 bahwa terdapat peningkatan pada setiap pertemuan
pembelajaran. Rata-rata presentase LKS pada pertemuan pertama
74.7% dengan katagori baik, pada pertemuan kedua 81,6 % dengan
katagori sangat baik, dan pada pertemuan ketiga 86,2% dengan
katagori sangat baik.
Percobaan pada
LKS 1
(Membedakan
suspensi, larutan dan
Koloid)
Percobaan pada
LKS 2
( Sifat Adsorpsi dan
koagulasi )
Percobaan pada
LKS 3
( Pembuatan Koloid)
Gambar 4.5 Kegiatan pada LKS 1, LKS 2, LKS 3
Pada pertemuan pertama siswa masih belum terbiasa dengan
penerapan pendekatan SAVI. Hal ini terbukti pada lembar observasi
Page 78
63
dan LKS yang masih rendah. Hal ini senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wijayanto (2013) bahwa pendekatan SAVI pada
siklus pertama belum cukup baik dikarenakan siswa masih
beradaptasi dengan proses pembelajaran pendekatan SAVI dan siswa
masih bingung dengan materi yang disajikan karena mereka belum
terbiasa belajar berkelompok dan mencari sendiri konsep yang
diajarkan (Farhan, 2014).
Pada pertemuan kedua siswa mulai terbiasa dengan pendekatan
SAVI dan pada lembar observasi unsur tertinggi yaitu Intelectual.
Dalam berpikir kritis tidak hanya melibatkan logika, tetapi
diperlukan kesiapan intelektual yang luas (Kuswana, 2011, hal. 21).
Keterampilan berpikir kritis Pada pertemuan kedua ini siswa lebih
terlihat bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKS sehingga
siswa dapat membuat kesimpulan intelectual sendiri berdasarkan
hasil pengamatan mereka sendiri.
Pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan dalam nilai
maupun semua aspek SAVI. Pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan
sehingga dengan pendekatan SAVI siswa mengalami peningkatan
dalam segala hal. Yaitu meningkatkan hasil belajar siswa serta siswa
menjadi lebih antusias dan aktif, sehingga siswa dapat
mengaplikasikan semua pembelajaran IPA (Nena, Wiyasa dan
Ganing 2014). Dalam pendekatan SAVI siswa bergerak aktif
sehingga memotivasi belajar siswa karena pada pendekatan SAVI.
Berpikir kritis merupakan keahlian berpikir dalam tingkat yang lebih
tinggi di dalam dunia nyata (Johnson, 2011, hal. 182). Dalam
penelitian Duran & Sendag (2012) menjelaskan bahwa pada abad ke
21 ini sangat dibutuhkan kemampuan berpikir tinggi seperti berpikir
kritis, problem solving, komunikasi, kolaborasi dan kreatif dan
inovatif. Sehingga berpikir kritis sangat perlu diajarkan kepada
Page 79
64
semua peserta didik karena mencakup berbagai skill, untuk itu
diperlukan penerapan pendekatan SAVI agar dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis.
Penelitian ini menggunakan tujuh indikator keterampilan
berpikir kritis. Hasil pencapaian rata-rata keterampilan berpikir kritis
pretest dan posttest dalam kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2
dan pada kelas eksperimen dalam tabel 4.3. Berikut ini penjelasan
mengenai indikator-indikator berpikir kritis pada penelitian ini.
3. Indikator Berpikir Kritis
a. Indikator Menganalisis Argumen
Indikator pertama yaitu menganalisis argumen. Pada dasarnya
menurut Ennis (1996), dalam menganalisis suatu argument kita harus
mengidentifikasi kesimpulan yang diberikan dalam kasus tersebut.
Pada indikator ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi alasan
(sebab) yang dinyatakan adalah tujuan dari indikator menganalisis
argumen.
Berdasarkan data hasil LKS, indikator ini tergolong pada
katagori sangat baik. Hal ini terlihat saat kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa mampu menganalisis hasil pengamatan percobaan
yang telah mereka lakukan pada LKS dengan baik. Hasil analisis
indikator yang diperoleh siswa melalui tes sejalan dengan LKS. Pada
kelas kontrol 71,13% dengan katagori baik dan pada kelas
eksperimen 76,42% dengan katagori baik. Berikut ini ditampilkan
jawaban untuk indikator menganalisis argument dari kelas kontrol
dan kelas eksperimen:
G
a
Page 80
65
mbar 4.6 Jawaban siswa Kelas Eksperimen
Gambar 4.7 Jawaban siswa Kelas Kontrol
Pada indikator menganalisis argumen, kelas eksperimen
mendapatkan presentase lebih besar dibandingkan kelas kontrol hal
ini membuktikan bahwa kemampuan mengidentifikasi pertanyaan
pada kelas eksperimen sangat baik. Pada kelas eksperimen siswa
sudah terbiasa mendapatkan soal berupa kasus pada pendekatan
Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI) sehingga para siswa
mempunyai kemampuan menganalisis argumen yang baik Karena
pada pembelajaran siswa disajikan suatu kasus dan siswa dilatih
untuk mencari sendiri informasi-informasi penting yang ada pada
kasus. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa mendapatkan presentase
lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen untuk indikator
menganalisis argumen hal itu karena siswa pada kelas kontrol
diajarkan dengan model konvensional sehingga masih banyak siswa
yang belum dapat menganalisis argumen dengan baik. Berpikir kritis
merupakan kecakapan nalar secara teratur, sistematis dalam menilai,
memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan keyakinan,
menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah (Sukmadinata dan
Syaodih, 2012, hal.122). Membentuk pemikiran kritis dengan
mencari solusi yang tepat dalam menyaring informasi-informasi dan
fokus hanya pada materi yang tepat untuk menentukan sebuah
penyelesain masalah.
b. Indikator Memfokuskan Pertanyaan
Indikator memfokuskan pertanyaan. Hasil dari pencapaian
keterampilann berpikir kritis indikator memfokuskan pertanyaan
setelah diberikan pendekatan yang berbeda yaitu pada kelas Kontrol
Page 81
66
77,7% dengan katagori baik dan pada kelas eksperimen 82,02%
dengan katagori baik sekali.
Pada indikator ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
suatu fenomena yang menjadi permasalahan yang diberikan oleh
guru kemudian siswa memberikan jawaban berdasarkan apa yang
mereka ketahui. Ennis (1996), Fokus merupakan hal pertama yang
dilakukan dalam berbagai situasi untuk melihat poin penting, isu,
pertanyaan atau masalah. Tanpa melakukan hal ini, anda akan
membuang banyak waktu. Berikut ini ditampilkan jawaban untuk
indikator memfokuskan pertanyaan dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen :
Gambar 4.8 Jawaban siswa Kelas Eksperimen
G
a
m
b
a
Page 82
67
r 4.9 Jawaban siswa Kelas Kontrol
Pada gambar 4.9 terlihat jawaban siswa pada kelas kontrol masih
kurang tepat karena siswa pada kelas kontrol masih belum bisa fokus
terhadap suatu masalah sehingga masih kurang tepat dalam
menentukan poin utama dari suatu masalah. Gambar 4.8 terlihat
bahwa pada kelas eksperimen jawaban siswa sudah tepat. Siswa pada
kelas eksperimen sudah bisa fokus terhadap suatu masalah sehingga
dapat menetukan poin utama dari suatu masalah.
c. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan
Pada indikator memutuskan suatu tindakan memperoleh hasil
pada kelas kontrol 62,97% dengan katagori cukup dan pada kelas
eksperimen 75,71% dengan katagori baik. Siswa diharapkan mampu
memutuskan hal yang akan dilakukan serta memberikan suatu
tindakan alternatif sebagai solusi. Berikut ini ditampilkan jawaban
untuk indikator memfokuskan pertanyaan dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen :
G
a
m
b
a
r
4.10 Jawaban siswa Kelas Eksperimen
Page 83
68
Gambar 4.11 Jawaban siswa Kelas Kontrol
Pada gambar 4.11 terlihat pada kelas kontrol jawaban siswa
masih kurang tepat, siswa pada kelas kontrol masih belum bisa
memutuskan hal yang harus dilakukan siswa dan belum mampu
untuk mengemukakan suatu tindakan apa yang akan dilakukan ketika
siswa di hadapkan dengan suatu permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Pada gambar 4.12 terlihat bahwa pada kelas eksperimen
jawaban siswa sudah tepat, siswa pada kelas ekperimen sudah
mampu memutuskan hal yang harus dilakukan siswa dan siswa juga
mampu mengemukakan suatu tindakan apa yang harus dilakukan
ketika siswa dihadapkan dengan suatu permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Ennis (1985) berpikir kritis adalah
pemikiran reflektif dan masuk akal yang difokuskan pada
memutuskan apa yang harus percaya atau lakukan termasuk
merumuskan hipotesis, pertanyaan, alternatif rencana untuk
percobaan.
d. Indikator Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi
Persentase indikator membuat induksi dan mempertimbangkan
hasil induksi pada kelas eksperimen 81,41% dengan kategori baik
sekali sedangkan pada kelas kontrol 48,75% dengan kategori cukup.
Pada indikator ini siswa diharapkan mampu mengemukakan
kesimpulan. Merumuskan kesimpulan merupakan proses
mendeskripsikan temuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis
(Sanjaya, 2006, hal.205) dan menurut Johnson (2011, hal.189)
menyatakan bahwa berpikir kritis memungkinkan siswa menganalisis
pemikiran sendiri, memastikan bahwa mereka menetukan pilihan dan
menarik kesimpulan cerdas. Sehingga dalam mengemukakan sebuah
Page 84
69
kesimpulan sementara haruslah dengan pemahaman yang mendalam
yang berlandaskan latar belakang fakta dan sumber-sumber yang
baik. Berikut ini ditampilkan jawaban untuk indikator memutuskan
suatu tindakan dari kelas kontrol dan kelas eksperimen:
G
a
m
b
a
r 4.12 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
G
a
m
b
a
r
4.13 Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada gambar 4.13 terlihat pada kelas kontrol tidak tepat dalam
membuat kesimpulan jawaban siswa masih kurang tepat hal ini
disebabkan karena mereka kurang dapat menghubungkan temuan
pada soal dengan tujuan pertanyaan. Sehingga terjadi kekeliruan
dalam membuat sebuah kesimpulan.
e. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil
Obeservasi
Page 85
70
Persentase indikator mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil observasi pada kelas eksperimen 81,25% dengan kategori baik
sekali sedangkan pada kelas kontrol 60,83% dengan kategori cukup.
Pada indikator ini siswa diharapkan dapat membuat prosedur
percobaan berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan selama
pembelajaran berlangsung. Menurut Agustin & Supardi (2014)
keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui metode
ilmiah karena berpikir kritis sama dengan metode penyelidikan
ilmiah. Berikut ini ditampilkan jawaban untuk indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi dari kelas
kontrol dan kelas eksperimen:
G
a
m
b
a
r 4.14 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
G
a
m
b
a
r
4.15 Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada gambar 4.14 dapat dilihat pada kelas kontrol siswa kurang
tepat dalam membuat langkah percobaan. Hal ini dikarenakan siswa
pada kelas kontrol kurang memperhatikan terutama ketika pemutaran
Page 86
71
video tentang percobaan yang dilakukan sedangkan pada kelas
eksperimen jawaban siswa sudah tepat. Menurut Ennis (1996)
membuat laporan observasi sangatlah membantu kita dalam
mengidentifikasi hal-hal yang kita lihat ataupun dengar.
f. Indikator Menjelaskan Kreadibilitas (Kriteria) Suatu Sumber
Presentase indikator menjelaskan kreadibilitas (kriteria) suatu
sumber pada kelas kontrol 73.27% dengan kategori baik dan kelas
eksperimen 81,94% dengan kategori sangat baik. ada 4 hal yang
perlu diperhatikan dalam menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu
sumber yaitu: apakah sumber/pribadi itu
memiliki keahlian yang relevan, kondisi atau keadaan yang jauh dari
konflik kepentingan, persetujuan dengan pihak lain, dan yang
terakhir reputasi dari sumber/pribadi yang bersangkutan.
Hasil pencapaian indikator menjelaskan kredibilitas (kriteria)
suatu sumber pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen, secara
keseluruhan siswa menggunakan referensi beberapa buku paket,
LKS dan internet sedangkan pada kelas kontrol, hanya beberapa
siswa yang menggunakan referensi. Berikut ini ditampilkan jawaban
untuk indikator menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen:
G
a
m
b
ar 4.16 Jawaban Kelas Eksperimen
Page 87
72
G
a
m
b
a
r 4.17 Jawaban kelas kontrol
g. Indikator Mendefinisikan Istilah dan Mempertimbangkan
Definisi
Indikator trakhir adalah mendefiniskan istilah dan
mempertimbangkan definisi. Presentase indikator mengidentifikasi
istilah dan mempertimbangkan definsi pada kelas kontrol 75.27%
dengan kategori baik dan kelas eksperimen 79.60% dengan kategori
baik.
Pada indikator ini siswa diharapkan mampu memberikan
penjelasan lanjut dari suatu istilah. Berpikir kritis yaitu meneliti
proses berpikir siswa sendiri dan orang lain untuk mengetahui apakah
proses berpikir mereka masuk akal (Johnson,2011, hal.187). Proses
dialektis dalam otak yang dilakukan siswa menjadikan siswa
berpikir, membaca suatu pendapat dan menterjemahkan dengan
bahasanya masing-masing untuk dapat menjelaskan secara sederhana
apa yang mereka ketatahui secara tertulis.
Pada indikator ini siswa melakukan kegiatan berpikir dengan
baik Hasil pencapaian indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol dikarenakan kelas pada kelas eksperimen
siswa mampu memberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu istilah,
memberikan contoh dan dapat mengklasifikasikan jenis dari koloid
Page 88
73
sedangkan pada kelas kontrol siswa masih kesulitan untuk
mengklasifikasikan jenis dari koloid . Berikut ini ditampilkan
jawaban untuk indikator mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definsi dari kelas kontrol dan kelas eksperimen:
Gambar 4.18 Jawaban Siswa pada Kelas Eksperimen
G
a
m
b
a
r
4.19 Jawaban Siswa pada Kelas Kontrol
Kemampuan berpikir kritis menurut Nurhayati (2014) dapat
ditingkatkan dengan pendekatan SAVI. Pendekatn SAVI
mengajarkan dan melatih siswa dalam memecahkan msalah sehingga
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal senada
juga dijelaskan oleh Fitriani, Suwatra & Kusmariyatni (2015) dalam
jurnalnya menyebutkan bahwa pendekatan SAVI dapat
mempengaruhi keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian yang
dilakukan Nasution (2016) menyimpulkan bahwa adanya pengaruh
yang sangat signifikan dari pendekatan SAVI dan penelitian Ganing
(2014) juga membuktikan bahwa pendekatan SAVI lebih efektif
dibandingkan penyampaian pelajaran dengan metode konvensional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendekatan SAVI dapat
meningkatkan Keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
Page 89
74
sistem koloid selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari.
Page 93
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan
pembelajaran somatic, auditory, visual, intellectual (SAVI) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem koloid. Hal ini
didasrkan pada hasil uji hipotesis serta perbedaan hasil keterampilan
berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan control. Hasil uji hipotesis
menggunakan bantuan software SPSS versi 22 diperoleh data bahwa thitung
> ttabel atau 3,854 > 2,002 pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima. Hasil tes menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi (78,70%) dibandingkan dengan kelas kontrol
(69,88%). Adanya pengaruh pendekatan SAVI terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi sistem koloid, didasarkan pada langkah-
langkah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Melalui pengalaman langsung, dapat
mengembangkan pemikiran siswa sehingga dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.
B. Saran
Peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan,
diantaranya:
1. Pendekatan somatic, auditory, visual, intellectual (SAVI) hendaknya
dapat diterapkan pada materi lain yang menggunakan metode diskusi
dan percobaan
2. Pelaksanaan pendekatan SAVI membutuhkan waktu yang cukup
banyak, oleh karena itu sebaiknya guru yang ingin menerapkan
pendekatan pembelajaran ini dapat mengatur waktu dengan baik agar
tahapan pendekatan SAVI terlaksana dengan optimal.
Page 94
76
3. Keterampilan berpikir kritis hendaknya harus terus dilatih terutama
pada indikator memutuskan suatu tindakan sehingga siswa berani
memutuskan suatu tindakan ketika siswa dihadapkan dengan suatu
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Page 95
77
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Risa., & Supardi, Z.A. Imam. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing untuk Melatih Kemampuan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Kelas XI SMAN 1Kalianget, UNS, Surabaya.
Alrababah, Fatima Eisa Abedi-rahman. (2017). The Effectiveness of Marzano’s
Dimensions of Learning Model in the Tenth Grade Students Acquisition of
Scientific Concepts in Science and the Development of Critical Thinking
Skills and Their Attitude Tow Ards Scince. Hail University, Saudi Arabia.
Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-dasar evaluasi pendidikan: Edisi ke dua.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Averkieva, Liubov., Chayka, Yulia., & Glushkov, Sergey. (2015). Web Quest as a
Tool for Increasing Students’ Motivation and Critical Thinking
Development. Procedia-Social and Behavioral Sciences.
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Dewi., & Wawan. (2011). Teori Pengukuran, Pengetahuan, Sikap dan
Pengetahuan Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Duran, M., & Sendag, S. (2012). A preliminary investigation into critical thinking
skills of Urban high school students: role of an IT/STEM program.
Creative Education, 3(2), 241-250.
Elder, Linda., & Paul, Richard. (2013). Critical Thinking: Intellectual Standards
Essential to Reasoning Well Within Every Domain of Thought. Journal of
Developmental Education, Vol. 36, No. 3 (SPRING 2013), pp. 34-35.
Ennis, Robert H. (1985). A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skill.
Association for Supervision and Curriculum Development, 45-48.
Ennis, Robert H. (1996). Critical Thinking. United States of Amercia: The New
York Times Company.
Facione, Peter A. (1990). Critical Thinking: A Statement of Expert Consensus for
Purposes of Educational Assessment and Instruction. Research Findings
and Recommendations. California state university,1-51.
Page 96
78
Farhan, Ahmad Irvan. (2014). Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual, Intellectual) untuk Meningkatkan Disposisi Matematika Siswa.
UIN, Jakarta.
Fitriani, Suwarta., & Kusmariyatni. (2015). Pengaruh Model SAVI terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD,
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.
Farhan, Ahmad Ifan. (2014). Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan
Disposisi Siswa, UIN, Jakarta.
Hadjar, Ibnu. (1999). Dasar- Dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalam
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Iskandar, Dadang., Hamdani, Acep Roni., & Suhartini, Teti. (2016).
Implemetation of Model SAVI ( Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) to
Increase Critical Thinking Ability in Class IV of Social Science Learning
on Social Issuees in the Local Environment. Universitas Pasundan,
Bandung.
Johnson, Elaine B. (2011). Contextual Teaching and Learning : Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.
Kadir. (2010). Statistik Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata
Sampurna.
Kamulyan, Mulyadi, S., dan Surtikanti. (1999). Belajar dan Pembelajaran.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keenan, Charles W. (1980). Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Kuswana, Wowo Sunsryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
L. Nena, Natih., Wiyasa, Nugraha., & Ganing. (2014). Pendekatan Pembelajaran
Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Berpengaruh Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD.1 Kuta, Universitas Pendidikan
Ganesha, Singaraja.
Lukman, Lucky Azizatul., Martini ,Kus Sri., & Utami, Budi. (2015). Efektifitas
Metode Project Based Learning (PJBL) Disertai Media Mind Mapping
Terhadap Presentasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Koloid
di Kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta. UNS, Surakarta.
Page 97
79
Magnesen, Vernon A. (1983). A Review of Findings from Learning and Memory
Retention Studiet, 5(25), 1-4.
Meier, Dave. (2002). The Accelerate Learning Handbook. United States Amerika
: The McGraw-Hill Companies.
Misbahuddin., & Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: Pt. Bumi Aksara
Mose, Yumike. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain
(POE) Pada Materi Koloid Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa, UPI, Bandung.
Mulyasa. (2009). Analisis, Validasi, Reabilitas dan Interprestasi Hasil Tes.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offiset
Nasution, Atika Julia Handayani. (2016). Effect of SAVI Approach in JIGSAW
Cooperative Learning Model on Student’s Activity and Learing Outcome
in Biodiversitytopic in X Grade Of SMAN 3 Medan. UNM, Medan
Nena L, Natih., Wiyasa, Ngurah., & Ganing. (2014). Pendekatan Pembelajaran
Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Berpengaruh Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD No.1 Kuta. Universitas Pendidikan
Ganesha, Singaraja.
Ngalim Purwanto. (2000). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Rosdakarya.
Nurhayati. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran IPS Melalu Pendekatan SAVI Model Pembelajaran
Berbasis Masalah, UNY, Yogyakarta.
Oxtoby, D.W., H.P. Gillis and N.H. Nachtrieb. (2001). Prinsip-Prinsip Kimia
Modern Edisi Keempat jilid II. Erlangga: Jakarta.
Riadi, Edi. (2016). Statistik Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: CV. Andi Offset
Rizki, Ihwan. (2014). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dengan
Menggunakan Media Pembelajaran (Video) pada Materi Minyak Bumi.
UIN, Jakarta.
Rose, Collin dan Malcom J. Nicholl. (2002). Accelerated Learning for the 21th
Century. Diterjemahkan oleh Dedy Ahimsa. Bandung : Nuansa.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Page 98
80
Patmawati, Herti. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit dengan Metode
Praktikum. UIN, Jakarta
Pramasdyahsari, Agnita Siska., & Rasiman. (2014). Development of Mathematic
Learning Equipment Based on Critical Thinking Using SAVI Approach
Assisted by Interactive CD. Universitas PGRI, Semarang.
Petrucci, R. dkk. (2011). Kimia Dasar Prinsip- Prinsip & Aplikasi Moderen
(Edisi ke Sembilan). Jakarta: Erlangga.
Pearson. The Learning Curve. (2015). Diakses dari
http://thelearningcurve.pearson.com/
Programme of International Students Assessment (PISA). (2015). PISA 2015
Results in Focus. Diakses dari https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-
results-in-focus.pdf
Pratiwi, Y, N., Rahayu, S., & Fajruloh, F. (2016). Socioscientifc Issues (SSI) in
Reaction Rates Topic and It’s Effect on the Critical Thinking Skills of High
School Students. UNNES, Semarang.
Putra, Harry Dwi. (2013). Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI
Berbantuan Wingeom untuk Meningkatkan Kemampuan Generalisasi
Matematis Siswa SMP. STKIP Siliwangi, Bandung.
Purwanto. (2012). Metodelogi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
Sagala. Syaiful (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :Alfabeta
Shaer, Ahlam EL., & Gaber, Hala. Impact of Problem-Based Learning on
Students`Critical Thinking Dispositions, Knowledge Acquisition and
Retention. Mansoura University, Egypt
Sanjaya, Wina. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Santrock, John W. (2007). Adolescence, Eleventh Edition. Jakarta : Erlangga.
Siregar, Sofian. (2013). Statistik Paramertik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Tindakan Kelas. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Page 99
81
Sukmadinata. (2011). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodin., & Syaodin, Erlina. (2012). Kurikulum dan
Pembelajaaran Kompetensi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sumardjo, Damin. (2009). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta . Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Supardi, K. I., & Luhbandjono, G. (2008). Kimia Dasar II. Semarang: UPT
UNNES Press.
S. Syukri. (1999). Kimia Dasar2. Bandung: ITB.
Suwarma, Mayadiana. (2009). Satu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berpikir
Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya.
Suwarno, Fajar. (2015). Deskripsi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada
Materi Koloid Kelas XI IPA 1 SMAN 9 Pontianak. Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia).
Widyatmoko. (2009). Kimia Dasar Tingkat Universitas. Jakarta: Universitas
Trisakti.
Wijaynto, Eka. (2013). Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Standar Kompetensi Sistem Pengapian Kelas XI di SMK
Penindustrian, UNY, Yogyakarta.
Yuanita, Lena. (2013). Analisis Penerapan Pendekatan Somatic, Auditory, Visual,
Intelectual (SAVI) pada Konsep Laju Reaksi di SMA PGRI 56 Ciputat.
UIN, Jakarta.
Page 101
82
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMAN 10 Kota Tanggerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Sistem Koloid
Kelas / Semester : XI IPA / 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3 Memahami,menerapkan, menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan masalah.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Page 102
83
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Menyadari keteraturan dan kompleksitas konfigurasi electron dalam atom
sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
1. Menunjukkan rasa syukur atas anugerah Tuhan YME yang telah menciptakan
beragam unsur yang melimpah untuk kepentingan makhluk hidup.
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
bekerja sama menemukan dan memahami keteraturan atom, unsur dan
molekul.
1. Bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan di laboratorium dengan
mematuhi peraturan dan mengamati setiap langkah dalam pembuatan produk
2. Kreatif dan inovatif dalam merancang suatu percobaan untuk menghasilkan
suatu produk
3. Jujur dan kritis dalam berdiskusi mengenai setiap produk yang telah dibuat
2.2 Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam menyajikan dan
menafsirkan data.
1. Produk dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar
lingkungan kita dengan cermat agar dapat digunakan secara berulang.
Page 103
84
Kompetensi Dasar Indikator
2.3 Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam memanfaatkan sumber
daya alam.
1. Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk laporan.
2. Mendiskusikan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan yang melibatkan
anggota kelompok lain melalui tanya jawab.
3.15 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari
1. Mengelompokkan sistem koloid berdasarkan observasi yang dilakukan.
2. Menerapkan sifat koloid dan pembuatan koloid dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan argumentasi yang logis.
3. Menganalisis sifat koloid
4.14 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar 1. Menyimpulkan sifat koloid dan pembuatan koloid berdasarkan observasi
percobaan
2. Merencanakan suatu percobaan sifat koloid dan pembuatan koloid
3. Membuat definisi sifat koloid berdasarkan argumentasi yang logis
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengelompokkan sistem koloid berdasarkan observasi yang dilakukan.
2. Siswa dapat menerapkan sifat koloid dan pembuatan koloid dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan argumentasi yang logis.
3. Siswa mampu menganalisis sifat koloid dan jenis koloid melalui latihan prediksi
4. Siswa dapat menyimpulkan sifat koloid dan jenis koloid melalui observasi percobaan secara tepat
5. Siswa dapat merencanakan percobaan sifat koloid dan jenis koloid berlandaskan prediksi yang dikemukakan sebelumnya
6. Siswa dapat membuat definisi sifat koloid dan jenis koloid dengan benar berdasarkan argumentasi yang logis
Page 104
85
D. Materi Pelajaran
Koloid ialah campuran dari dua atau lebih zat yang salah satu fasanya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fasa kedua.
Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat berupa kombinasi gas, cairan, atau padatan. Dewasa ini istilah koloid dipakai untuk menyatakan
ukuran partikel serta sistem campuran. Partikel-partikel suatu zat dikatakan berukuran koloid apabila berdiameter antara 10-9
m sampai 10-7
m. Yang
disebut sistem koloid adalah suatu campuran zat di mana suatu zat tersebar merata dengan berukuran koloid dalam suatu zat lain.
Sebagaimana halnya larutan yang tersusun dari zat terlarut dan pelarut, maka sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi,
yaitu zat yang tersebar merata, serta fase pendispersi, yaitu zat medium tempat partikel-partikel koloid itu tersebar. sistem dispersi dibedakan menjadi 3
(tiga) kelompok:
1. Suspensi
Campuran heterogen yang terdiri atas partikel-partikel kecil, padat dalam suatu cairan yang bila dibiarkan akan mengendap ke bawah akibat adanya gaya
gravitasi bumi dengan ukuran partikel >10-7
m, dua fase dan dapat di saring,tidak stabil
2. Larutan
Suatu campuran homogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil, padat dalam suatu cairan yang tersebar merata biarpun didiamkan dalam waktu yang
lama. Ukuran partikelnya <10-9
m,tidak dapat di saring,terdiri dari satu fase,stabil
3. Sistem koloid
Suspensi kasar yaitu antara 10-9
- 10-7
m . Jadi sistem koloid adalah suatu campuran zat dimana suatu zat tersebar merata dengan berukuran koloid dalam
suatu zat lain,tidak dapat di saring kecuali dengan penyaring ultra,dua fase,pada umumnya stabil
Sifat Sifat Koloid
Efek Tyndal
Efek tyndal adalah efek penghamburan cahay oleh partikel-partikel debu yang terdapat dalam ruang jika seberkas cahaya yang dilewatkan pada suatu
ruang yang gelap melalui suatu celah atau larutan maka berkas cahaya atau sorotan cahaya akan Nampak jelas hal ini disebut dengan system koloid
Gerak Brown
Page 105
86
Gerakan zig-zag partikel koloid ini disebut gerak brown. Gerak brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul – molekul medium
terhadap partikel koloid. Gerak brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus – menerus, maka partikel koloid
dapat mengimbani gaya gravotaso, sehingga tidak mengalami sedimentasi.
Koagulasi
Peristiwa penggumpalan partikel koloid. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit di tambahkan ke dalam
sistem koloid. Pada elektroforesis, koagulasi terjadi ketika partikel koloid mencapai electrode. Jadi, koloid yang bermuatan negatif akan di gumpalkan di
anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif di gumpalkan di katode
Elektroforesis
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif
bergerak ke katode.
Adsorpsi
Penyerapan pada permukaan.
Dialisis
Suatu teknik pemurnian koloid berdasarkan perbedaan ukuran partikelnya.
E. Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual)
Metode Pembelajaran : Praktikum, Diskusi, Tanya Jawab
1. Pertemuan pertama
Page 106
87
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Pen
da
hu
lua
n
a. Siswa memulai pelajaran dengan menjawab salam kemudian berdoa bersama guru
b. Siswa menjawab dan mengkondisikan diri untuk siap menerima pelajaran ketika guru
mengecek kehadiran siswa
c. Siswa fokus mendengarkan penyampaian tujuan dan langkah pembelajaran sistem
koloid dari guru
d. Siswa duduk berkelompok secara tertib sesuai instruksi guru
10 menit
Page 107
88
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Inti
1. Tahap Persiapan
a. Melalui tanya jawab dikelas siswa menjawab pertanyaan guru
b. Siswa membaca LKS1 (Suspensi ,Koloid dan Larutan) yang diberikan guru
c. Siswa mengenali permasalahan dengan membaca wacana yang terdapat dalam
LKS1 (Suspensi ,Koloid dan Larutan) sesuai instruksi guru
d. Siswa menjawab Pertanyaan berdasarkan wacana yang terdapat dalam LKS1
masing-masing sesuai arahan guru
3. Tahap penyampaian
a. Siswa membuat rancanan percobaan untuk membedakan suspensi, Koloid dan
larutan sesuai LKS1 (Suspensi ,Koloid dan Larutan)
4. Tahap Pelatihan
a. siswa melakukan percobaan sesuai dengan tahapan dalam LKS1 (Suspensi
,Koloid dan Larutan)
b. siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS1 (Suspensi ,Koloid dan
Larutan) sesuai dengan hasil dari parktikum
5. Tahap penyampain hasil
a. Siswa mempresentasikan jawaban dari pertanyaan dalam LKS1 (Suspensi ,Koloid
dan Larutan) sesuai dengan hasil percobaan
b. Siswa melakukan tanya jawab mengenai hasil percobaan nya
c. Siswa memberikan kesimpulan dari hasil percobaan
d. Guru mengevaluasi dengan cara meluruskan berbagai jawaban dari siswa
Memfokuskan
permasalahan
Memutuskan suatu tindakan
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
Menganalisis argument
Membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi
Somatic
Visual
Intellectual
Auditory
SAVI
Somatic,
Visual
Auditory,
Intellectual
Somatic,
Visual
Auditory
Intellectual
70 menit
Page 108
89
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Pen
utu
p
a. siswa mendengarkan arahan dari guru untuk mempresentasikan apa saja yang
dibutuhkan dalam pembuatan produk sistem koloid dan membawa pada pertemuan
berikutnya
b. siswa dan guru membaca hamdalah bersama-sama untuk menutup pembelajaran pada
pertemuan ini
10 menit
2. Pertemuan Kedua
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Pen
da
hu
lua
n
a. Siswa memulai pelajaran dengan menjawab salam kemudian berdoa bersama guru
b. Siswa menjawab dan mengkondisikan diri untuk siap menerima pelajaran ketika guru
mengecek kehadiran siswa
c. Siswa fokus mendengarkan penyampaian tujuan dan langkah pembelajaran sistem
koloid dari guru
d. Siswa duduk berkelompok secara tertib sesuai instruksi guru
10 menit
Page 109
90
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Inti
1. Tahap Persiapan (Pendahuluan):
a. Melalui tanya jawab dikelas siswa menjawab pertanyaan guru
b. Siswa membaca LKS 2 (sifat adsorpsi dan koagulasi ) yang diberikan guru
c. Siswa mengenali permasalahan dengan membaca wacana yang terdapat dalam
LKS 2( sifat adsorpsi dan koagulasi sesuai instruksi guru
d. Siswa menjawab Pertanyaan berdasarkan wacana yang terdapat dalam LKS
masing-masing sesuai arahan guru
2. Tahap penyampaian
a. Siswa membuat rancanan percobaan Penjernihan Air yang dipilih sesuai LKS 2 (
sifat adsorpsi dan koagulasi )
3. Tahap Pelatihan
a. siswa melakukan percobaan sesuai dengan tahapan dalam LKS 2 ( sifat adsorpsi
dan koagulasi )
b. siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS 2 ( sifat adsorpsi dan
koagulasi ) sesuai dengan hasil dari parktikum
4. tahap penyampaian hasil
a. siswa mempresentasikan jawaban dari pertanyaan dalam LKS 2 ( sifat adsorpsi
dan koagulasi ) sesuai dengan hasil percobaan
b. Siswa melakukan tanya jawab mengenai hasil percobaan nya
c. Siswa memberikan kesimpulan dari hasil percobaan
d. Guru mengevaluasi dengan cara meluruskan berbagai jawaban dari siswa
Memfokuskan permasalahan
Memutuskan suatu tindakan
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
Menganalisis argument
Membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi
Somatic
Visual
Intellectual
Auditory
SAVI
Somatic, Visual
Auditory,
Intellectual
Somatic, Visual
Auditory
Intellectual
70 menit
Page 110
91
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Pen
utu
p
a. siswa mendengarkan arahan dari guru untuk mempresentasikan apa saja yang
dibutuhkan dalam pembuatan produk sistem koloid dan membawa pada
pertemuan berikutnya
b. siswa dan guru membaca hamdalah bersama-sama untuk menutup pembelajaran
pada pertemuan ini
10 menit
3. Pertemuan ketiga
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Pen
da
hu
lua
n
a. Siswa memulai pelajaran dengan menjawab salam kemudian berdoa bersama guru
b. Siswa menjawab dan mengkondisikan diri untuk siap menerima pelajaran ketika guru
mengecek kehadiran siswa
c. Siswa fokus mendengarkan penyampaian tujuan dan langkah pembelajaran sistem
koloid dari guru
d. Siswa duduk berkelompok secara tertib sesuai instruksi guru
10 menit
Page 111
92
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Inti
1. Tahap Persiapan (Pendahuluan):
a. Melalui tanya jawab dikelas siswa menjawab pertanyaan guru
b. Siswa membaca LKS 3 (Kondensasi dan dispersi) yang diberikan guru
c. Siswa mengenali permasalahan dengan membaca wacana yang terdapat dalam
LKS 3 (Kondensasi dan dispersi) sesuai instruksi guru
d. Siswa menjawab Pertanyaan berdasarkan wacana yang terdapat dalam LKS 3
(Kondensasi dan dispersi) masing-masing sesuai arahan guru
2. Tahap penyampaian
a. Siswa membuat rancanan percobaan pembuatan Marshmellow dan membuat
emulsi yang dipilih sesuai LKS 3 (Kondensasi dan dispersi)
3. Tahap Pelatihan
a. siswa melakukan percobaan sesuai dengan tahapan dalam LKS 3 (Kondensasi dan
dispersi)
b. siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS 3 (Kondensasi dan
dispersi) sesuai dengan hasil dari parktikum
4. Tahap Penyampaian Hasil
a. Siswa mempresentasikan jawaban dari pertanyaan dalam LKS 3 (Kondensasi dan
dispersi) sesuai dengan hasil percobaan
b. Siswa melakukan tanya jawab mengenai hasil percobaan nya
c. Siswa memberikan kesimpulan dari hasil percobaan
d. Guru mengevaluasi dengan cara meluruskan berbagai jawaban dari siswa
Memfokuskan permasalahan
Memutuskan suatu tindakan
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
Menganalisis argument
Membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi
Somatic
Visual
Intellectual
Auditory
SAVI
Somatic,
Visual
Auditory,
Intellectual
Somatic,
Visual
Auditory
Intellectual
70 menit
Page 112
93
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator KBK Pendekatan Alokasi
Waktu
Pen
utu
p
a. siswa mendengarkan arahan dari guru untuk mempresentasikan apa saja yang
dibutuhkan dalam pembuatan produk sistem koloid dan membawa pada
pertemuan berikutnya
b. siswa dan guru membaca hamdalah bersama-sama untuk menutup pembelajaran
pada pertemuan ini
11 12 e
n
i
t
F. Evaluasi
1. Kognitif : Lembar Kerja Siswa dan Soal Tes Essay
2. Psikomotorik : Lembar Observasi
G. Penilaian
1. Soal Tes Essay
Keterangan:
NP : nilai persen yang dicari
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal (Purwanto, 2010, hal. 102)
Page 113
94
2. Lembar Observasi
Keterangan:
NP : nilai persen yang dicari
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal (Purwanto, 2010, hal. 102)
Dengan kriteria:
Interval Nilai (%) Interpretasi
81 – 100 Sangat baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat kurang
Page 115
96
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / Semester 2
Materi Pokok : Koloid
Alokasi Waktu : 2 45 Menit
A. Komptensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Page 116
97
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari keteraturan dan kompleksitas konfigurasi elektron dalam atom sebagai wujud kebesaran Tuhan YME..
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam bekerja sama menemukan dan memahami keteraturan
atom, unsur dan molekul
2.2 Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam menyajikan dan menafsirkan data.
2.3 Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam..
3.15 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari
4.14 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar
Indikator
3.15.1 Mengelompokkan sistem koloid berdasarkan observasi yang dilakukan.
3.15.2 Menerapkan sifat koloid dan pembuatan koloid dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan argumentasi yang logis.
3.15.3 Menganalisis sifat koloid
4.14.1 Menyimpulkan sifat koloid dan pembuatan koloid berdasarkan observasi percobaan
4.14.2 Merencanakan suatu percobaan sifat koloid dan pembuatan koloid
4.14.3 Membuat definisi sifat koloid berdasarkan argumentasi yang logis
Page 117
98
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengelompokkan sistem koloid berdasarkan observasi yang dilakukan.
2. Siswa dapat menerapkan sifat koloid dan pembuatan koloid dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan argumentasi
yang logis.
3. Siswa mampu menganalisis sifat koloid dan jenis koloid melalui latihan prediksi
4. Siswa dapat menyimpulkan sifat koloid dan jenis koloid melalui observasi percobaan secara tepat
5. Siswa dapat merencanakan percobaan sifat koloid dan jenis koloid berlandaskan prediksi yang dikemukakan sebelumnya
6. Siswa dapat membuat definisi sifat koloid dan jenis koloid dengan benar berdasarkan argumentasi yang logis
D. Materi Pembelajaran
Koloid ialah campuran dari dua atau lebih zat yang salah satu fasanya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang
sangat kecil dalam fasa kedua. Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat berupa kombinasi gas, cairan, atau
padatan. Dewasa ini istilah koloid dipakai untuk menyatakan ukuran partikel serta sistem campuran. Partikel-partikel suatu zat
dikatakan berukuran koloid apabila berdiameter antara 10-9
m sampai 10-7
m. Yang disebut sistem koloid adalah suatu
campuran zat di mana suatu zat tersebar merata dengan berukuran koloid dalam suatu zat lain.
Sebagaimana halnya larutan yang tersusun dari zat terlarut dan pelarut, maka sistem koloid juga tersusun dari dua
komponen, yaitu fase terdispersi, yaitu zat yang tersebar merata, serta fase pendispersi, yaitu zat medium tempat partikel-
partikel koloid itu tersebar. sistem dispersi dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok:
Page 118
99
1. Suspensi
Campuran heterogen yang terdiri atas partikel-partikel kecil, padat dalam suatu cairan yang bila dibiarkan akan
mengendap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi bumi dengan ukuran partikel >10-7
m, dua fase dan dapat di saring,tidak
stabil
2. Larutan
Suatu campuran homogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil, padat dalam suatu cairan yang tersebar merata
biarpun didiamkan dalam waktu yang lama. Ukuran partikelnya <10-9
m,tidak dapat di saring,terdiri dari satu fase,stabil.
3. Sistem koloid
Suspensi kasar yaitu antara 10-9
- 10-7
m . Jadi sistem koloid adalah suatu campuran zat dimana suatu zat tersebar
merata dengan berukuran koloid dalam suatu zat lain,tidak dapat di saring kecuali dengan penyaring ultra,dua fase,pada
umumnya stabil
Sifat Sifat Koloid
Efek Tyndal
Page 119
100
Efek tyndal adalah efek penghamburan cahay oleh partikel-partikel debu yang terdapat dalam ruang jika seberkas cahaya
yang dilewatkan pada suatu ruang yang gelap melalui suatu celah atau larutan maka berkas cahaya atau sorotan cahaya akan
Nampak jelas hal ini disebut dengan system koloid
Gerak Brown
Gerakan zig-zag partikel koloid ini disebut gerak brown. Gerak brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang dari
molekul – molekul medium terhadap partikel koloid. Gerak brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid.
Oleh karena bergerak terus – menerus, maka partikel koloid dapat mengimbani gaya gravotaso, sehingga tidak mengalami
sedimentasi.
Koagulasi
Peristiwa penggumpalan partikel koloid. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit
di tambahkan ke dalam sistem koloid. Pada elektroforesis, koagulasi terjadi ketika partikel koloid mencapai electrode. Jadi,
koloid yang bermuatan negatif akan di gumpalkan di anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif di gumpalkan di katode
Elektroforesis
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode, sedangkan
koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode.
Adsorpsi
Penyerapan pada permukaan.
Page 120
101
Dialisis
Suatu teknik pemurnian koloid berdasarkan perbedaan ukuran partikelnya.
E. Metode Pembelajaran
1. Metode:
a. Metode Ceramah
b. Metode Diskusi
c. Metode Pemecahan Masalah
d. Metode Eksperimen
2. Pendekatan
Pendekatan ilmiah (scientific approach)
F. Media dan Sumber Belajar
1. Media Pembelajaran
Media Presentasi (Power Point)
2. Sumber Pembelajaran
a. Buku ajar Kimia XI
b. Alat-alat bahan praktikum serta media presentasi
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Page 121
102
1. Pertemuan Pertama
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas
untuk memimpin doa bersama.
2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk
mendukung proses pembelajaran dengan cara
meminta peserta didik membersihkan papan tulis
dan merapikan tempat duduk, menyiapkan buku
pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat
tulis yang diperlukan.
3. Guru mengajak peserta didik agar selalu
mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
dalam kehidupan sebagai tanda syukur kepada
Tuhan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk proaktif dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.
5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi
yang akan dipelajari beserta tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
15 Menit
Page 122
103
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik
terkait kegiatan yang akan dilakukan (termasuk di
dalamnya tentang pembagian kelompok kerja
peserta didik).
7. Guru menampilkan beberapa permasalahan dalam
kehidupan terkait materi pembelajaran dalam
bentuk video.
Kegiatan
Inti
a. Mengamati
1) Guru meminta peserta didik untuk membaca
Buku/referensi mengenal sistem koloid khususnya
tentang perbedaan sifat larutan sejati, koloid, dan
suspensi.
2) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengamati beberapa permasalahan yang
terkait dengan materi yang sedang dipelajari,
yaitu perbedaan sifat larutan sejati, koloid, dan
suspensi, seperti: membedakan larutan, koloid,
60 Menit
Page 123
104
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
dan suspensi,
3) keaktifan, kerja sama, komunikatif, dan peduli
lingkungan, dsb).
4) Peserta didik mengamati video tentang perbedaan
sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi.
b. Menanyakan (merumuskan masalah/hipotesisi)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengajukan pertanyaan terkait perbedaan
sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi.
2) Guru menampung pertanyaan peserta didik dan
memberi kesempatan kepada tiap peserta didik atau
menunjuk secara acak peserta didik untuk
menjawab pertanyaan temannya
c. Mengeksplorasi
1) Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya
jawab yang dilakukan dan melengkapinya dengan
membaca buku ajar dan buku referensi terkait
perbedaan sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi.
Page 124
105
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
2) Peserta didik berdiskusi atau melakukan kegiatan
secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan
menganalisis ragam informasi yang diperoleh,
kemudian dijadikan bahan untuk menyimpulkan
(Sebagai bahan diskusi/kegiatan, guru meminta
siswa untuk mengerjakan kegiatan siswa yang ada
dalam buku ajar).
d. Mengasosiasikan
1) Peserta didik menyusun hasil diskusi/laporan
kegiatan yang berkaitan perbedaan sifat larutan
sejati, koloid, dan suspensi
2) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi/laporan
kegiatan yang berkaitan dengan perbedaan sifat
larutan sejati, koloid, dan suspensi, sebagai bahan
presentasi di depan kelas.
e. Mengomunikasikan
1) Peserta didik membuat laporan hasil diskusi/
kegiatan yang sudah dilakukan.
Page 125
106
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
2) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi/
kegiatan yang sudah dilakukan di depan kelas dan
peserta didik dari kelompok lain memberikan
tanggapan.
3) Guru memberikan penegasan terhadap hasil
pembelajaran peserta didik.
Kegiatan
Penutup
1. mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
3. memberi perintah mengerjakan ulangan harian
dengan jujur dan tertib di kelas;
4. memberi tugas rumah untuk mengerjakan tugas
atau jenis kegiatan siswa lain baik secara
berkelompok dengan baik sesuai perintah guru;
15 enit
Page 126
107
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
5. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya;
6. menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa
bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
2. Pertemuan Kedua
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin
doa bersama.
2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses
pembelajaran dengan cara meminta peserta didik membersihkan
papan tulis dan merapikan tempat duduk, menyiapkan buku
pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang
diperlukan.
3. Guru mengajak peserta didik agar selalu mengamalkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di dalam kehidupan sebagai tanda
15 Menit
Page 127
108
syukur kepada Tuhan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk proaktif dalam pembelajaran
yang dilaksanakan.
5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi yang akan
dipelajari beserta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan
yang akan dilakukan (termasuk di dalamnya tentang pembagian
kelompok kerja peserta didik).
7. Guru menampilkan beberapa permasalahan dalam kehidupan
terkait materi pembelajaran dalam bentuk video.
Kegiatan Inti a. Mengamati
1) Guru meminta peserta didik untuk membaca Buku/referensi
mengenal sistem koloid khususnya tentang aerosol, sol, emulsi, dan
busa/buih.
2) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati
beberapa permasalahan yang terkait dengan materi yang sedang
dipelajari, yaitu aerosol, sol, emulsi, dan bus/buih, seperti:
mengelompokkan benda-benda ke dalam sistem koloid, cara
60 Menit
Page 128
109
mengamati efek Tyndall dengan menggunakan senter, keaktifan,
kerja sama, komunikatif, dan peduli lingkungan, dsb).
3) Peserta didik mengamati Video tentang yaitu aerosol, sol, emulsi,
dan bus/buih.
b. Menanyakan (merumuskan masalah/hipotesis)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan terkait aerosol, sol, emulsi, dan bus/buih.
2) Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi
kesempatan kepada tiap peserta didik atau menunjuk secara acak
peserta didik untuk menjawab pertanyaan temannya.
c. Mengeksplorasi
1) Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang
dilakukan dan melengkapinya dengan membaca buku ajar dan
buku referensi terkait aerosol, sol, emulsi, dan bus/buih.
2) Peserta didik berdiskusi atau melakukan kegiatan secara
berkelompok untuk mengidentifikasi dan menganalisis ragam
informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan untuk
menyimpulkan (Sebagai bahan diskusi/kegiatan, guru dapat
meminta siswa untuk mengerjakan tugas/kegiatan siswa yang ada
Page 129
110
dalam buku ajar).
d. Mengasosiasikan
1) Peserta didik menyusun hasil diskusi/laporan kegiatan yang
berkaitan aerosol, sol, emulsi, dan bus/buih.
2) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi/laporan kegiatan yang
berkaitan dengan aerosol, sol, emulsi, dan bus/buih sebagai bahan
presentasi di depan kelas
e. Mengomunikasikan
1) Peserta didik membuat laporan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan.
2) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi/ kegiatan yang
sudah dilakukan di depan kelas dan peserta didik dari kelompok
lain memberikan tanggapan.
3) Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta
didik.
Kegiatan Penutup Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk:
1. mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
15 Menit
Page 130
111
manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran
yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3. memberi perintah mengerjakan ulangan harian dengan jujur dan
tertib di kelas;
4. memberi tugas rumah untuk mengerjakan tugas atau jenis kegiatan
siswa lain baik secara berkelompok dengan baik sesuai perintah
guru;
3. Pertemuan Ketiga
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin
doa bersama.
2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses
pembelajaran dengan cara meminta peserta didik membersihkan
papan tulis dan merapikan tempat duduk, menyiapkan buku
pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang
15 Menit
Page 131
112
diperlukan.
3. Guru mengajak peserta didik agar selalu mengamalkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di dalam kehidupan sebagai tanda
syukur kepada Tuhan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk proaktif dalam pembelajaran
yang dilaksanakan.
5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi yang akan
dipelajari beserta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan
yang akan dilakukan (termasuk di dalamnya tentang pembagian
kelompok kerja peserta didik). Guru menampilkan beberapa
permasalahan dalam kehidupan terkait materi pembelajaran dalam
bentuk video.
Kegiatan Inti a. Mengamati
1) Guru meminta peserta didik untuk membaca Buku/referensi
mempelajari pembuatan dan peran koloid khususnya tentang
pemutihan gula,penggumpalan darah, dan penjernihan air .
2) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati
beberapa permasalahan yang terkait dengan materi yang sedang
60 Menit
Page 132
113
dipelajari, yaitu pemutihan gula,penggumpalan darah, dan
penjernihan air, seperti: mengetahui reaksi dalam penjernihan air,
manfaat kolooid dalam kehidupan, keaktifan, kerja sama,
komunikatif, dan peduli lingkungan, dsb).
3) Peserta didik mengamati gambar/slide/video tentang yaitu
pemutihan gula,penggumpalan darah, dan penjernihan air.
a. Menanyakan (merumuskan masalah/hipotesisi)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan terkait pemutihan gula,penggumpalan darah, dan
penjernihan air.
2) Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi
kesempatan kepada tiap peserta didik atau menunjuk secara acak
peserta didik untuk menjawab pertanyaan temannya.
b. Mengeksplorasi
1) Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pre-test yang diberikan
guru dengan membaca buku ajar dan buku referensi lain.
2) Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang
Page 133
114
dilakukan dan melengkapinya dengan membaca buku ajar dan
buku referensi terkait Pemutihan gula, penggumpalan darah dan
Penjernihan air.
3) Peserta didik berdiskusi atau melakukan kegiatan secara
berkelompok untuk mengidentifikasi dan menganalisis ragam
informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan untuk
menyimpulkan (Sebagai bahan diskusi/kegiatan, guru dapat
meminta siswa untuk mengerjakan tugas/kegiatan siswa yang ada
dalam buku ajar).
c. Mengasosiasikan
1) Peserta didik menyusun hasil diskusi/laporan kegiatan yang
berkaitan Pemutihan gula, Penjernihan Air, Penggumpalan darah.
2) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi/laporan kegiatan yang
berkaitan dengan Pemutihan Gula, Penggumpalan darah,
Penjernihan air, sebagai bahan presentasi di depan kelas.
d. Mengomunikasikan
1) Peserta didik membuat laporan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan.
Page 134
115
2) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi/ kegiatan yang sudah
dilakukan di depan kelas dan peserta didik dari kelompok lain
memberikan tanggapan.
3) Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta
didik.
Kegiatan Penutup Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk:
1. mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran
yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3. memberi perintah mengerjakan ulangan harian dengan jujur dan
tertib di kelas;
4. memberi tugas rumah untuk mengerjakan tugas atau jenis kegiatan
siswa lain baik secara berkelompok dengan baik sesuai perintah
guru;
15 Menit
H. Penilaian
Page 135
116
Kognitif : soal Essay
1. Soal Tes Essay
Keterangan:
NP : nilai persen yang dicari
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal (Purwanto, 2010, hal. 102)
Page 137
117
Lampiran 3
Kisi – Kisi Soal Bepikir Kritis
Sistem Koloid
Kompetensi Dasar : 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
4.15. Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.
Materi SMA/MA : Sistem Koloid
Kelas : XI IPA
Nama : Melinda Indana Nasution
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak 3.15.3
Menganalisis
sifat koloid
Disajikan
sebuah
informasi
mengenai
pembuatan dan
bahan baku
suatu produk
koloid,
selanjutnya
siswa
menganalisis
jenis koloid dari
produk tersebut
1. Mutiara merupakan salah satu contoh
koloid. Secara alami berasal dari kerang
yang disebut kerang mutiara. Dalam
proses pembentukan mutiara, diperlukan
zat penggangu, misalnya jaringan atau
pasir yang masuk kedalam kerang.
Kemudian kerang secara otomatis akan
melapisi zat penganggu tersebut dengan
nacre. Setelah zat peng-ganggu
diselimuti nacre, maka ter-bentuklah
mutiara. Nacre yaitu zat kapur dengan
unsur dasar karbon yang jernih yang
dikeluarkan oleh kerang sebagai alat
pertahanan diri dari zat asing yang masuk
kedalam badannya.
Dari pernyataan diatas, apakah jenis
sistem koloid dari mutiara? Jelaskan
berdasarkan fase terdispersi dan
Diketahui: (Max.2)
1) Mutiara merupakan salah
satu sistem koloid yang
berasal dari kerang mutiara.
2) Proses pembentukannya
yaitu adanya zat
pengganggu seperti pasir
yang masuk kedalam
kerang, yang dilapisi oleh
zat dari dalam kerang yaitu
nacre.
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
informasi namun kurang
tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan kurang
tepat
3
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Ditanya : (Max.2)
1) Apakah jenis sistem koloid
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Page 138
118
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
pendispersinya! dari mutiara?
2) Apakah fase terdispersi dan
fase pendispersinya?
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan 1 point
masalah atau pertanyaan
namun kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan 1
point masalah atau
pertanyaan namun kurang
tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan 2 point
masalah atau pertanyaan
tepat
4
Analisis Permasalahan
(Max.1)
Mutiara terbentuk dari pasir
yang berupa zat padat yang
masuk kedalam kerang dan
dilapisi oleh nacre yang berupa
zat cair yang terdapat didalam
kerang
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan kurang tepat
2
Dapat membuat
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan tepat
3
Dapat membuat
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
4
Page 139
119
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi dengan sangat tepat
Jawab : (Max.2)
Jadi kesimpulannya yaitu:
1. Mutiara merupakan
koloid jenis emulsi
padat
2. Dengan fase terdispersi
cair berupa nacre dan
fase pendispersi padat
berupa pasir
Membuat
kesimpulan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
seluruh kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya 1 point kesimpulan
saja yang dibuat kurang
tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya 2 point kesimpulan
yang dibuat dengan kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan 2
point kesimpulan dibuat
dengan tepat
4
4.15.1 Disajikan
deskripsi 2. Tini melakukan percobaan untuk Diketahui : (Max.2)
1. sol As2S3
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
0
Page 140
120
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Menyimpulkan
sifat koloid dan
pembuatan
koloid
berdasarkan
observasi
percobaan
percobaan
koagulasi koloid
selanjutnya
siswa
mengetahui sifat
koloid larutan
mengetahui larutan mana yang paling
efektif untuk menggumpalkan koloid.
Tini membuat sol As2S3 yang bermuatan
negatif dan dicampurkan dengan larutan
di bawah ini
Larutan reaksi
NaCl Na+ + Cl-
BaCl2 Ba2+ + 2Cl-
AlCl3 Al3+ + 3Cl-
CaCl2 Ca2+ + 2Cl-
Na2SO4 2Na+ + SO42-
Ternyata setelah di lakukan percobaan
larutan AlCl3 yang paling efektif dalam
menggumpalkan As2S3. Mengapa
demikian?
2. AlCl3 yang paling
efektif dalam
menggumpalkan
As2S3
pada soal
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
poin informasi namun
kurang tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan kurang
tepat
3
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Ditanya : (Max.1)
Mengapa AlCl3 dapat
menggumpalkan As2S3?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan atau
pertanyaan namun kurang
tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
tepat
4
Analisis Permasalahan:
(Max.2)
untuk mengkoagulasi koloid
bermuatan negatif adalah
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
0
Page 141
121
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
dengan menambahkan muatan
positif. muatan positif semakin
besar maka semakin cepat
terkoagulasi
penyelesaian masalah
Dapat membuat
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan konsep
namun tidak tepat
1
Dapat membuat
penyelesaian masalah
namun kurang tepat
2
Hanya dapat membuat
penyelesaian masalah
dengan tepat
3
Dapat membuat
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
sangat tepat
4
Jawab: (Max.1)
Jadi kesimpulannya yaitu:
AlCl3 memiliki jumlah
muatan positif lebih besar dari
zat elektrolit yang lain
Membuat
kesimpulan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
1
Dapat membuat kesimpulan
namun kurang tepat
2
Hanya dapat membuat
kesimpulan dengan tepat
3
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan sangat tepat
4
Page 142
122
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
3.15.1
mengelompokka
n sistem koloid
bersadarkan
observasi yang
di lakukkan
Disajikan table
dari hasil
percobaan
selanjutnya
siswa
mengelompokka
n mana yang
termasuk dalam
koloid,suspensi
dan larutan
3. Annisa adalah seorang peneliti di
laboratorium. Annisa mengamati kelima
campuran yang diteliti untuk
mengidentifikasi sampel yang termasuk ke
dalam koloid diantara suspensi dan
larutan. Setelah melakukan percobaan,
hasil yang didapatkan Malika adalah:
No Sampel Mengham
burkan
cahaya
Dapat
disaring
1 A × ×
2 B √ √
3 C √ ×
4 D × √
5 E √ ×
Berdasarkan data pengamatan di atas, manakah
campuran yang termasuk koloid?berikan
alasannya!
Diketahui : (Max.5)
1. Sampel A : Tidak
menghamburkan cahaya,
tidak dapat disaring
2. Sampel B :
Menghamburkan
cahaya, dapat disaring
3. Sampel C : Dapat
disaring,tidak dapat di
saring
4. Sampel D : Tidak
menghamburkan cahaya,
tidak dapat disaring
5. Sampel E :
Menghamburkan cahaya,
tidak dapat disaring
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan tepat dari
5 point informasi yang
seharusnya disajikan
dengan tepat
2
Dapat mengidentifikasi 3
point informasi dengan
tepat dari 5 point informasi
yang seharusnya disajikan
dengan tepat
3
Dapat mengidentifikasi 5
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Ditanya : (Max.2)
1. Manakah yang termasuk
dalam koloid?
2. berikan alasannya mengenai
jawaban yang diberikan
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan 1 point
masalah atau pertanyaan
namun kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan 2
point masalah atau
pertanyaan dengan tepat
3
Page 143
123
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan 2 point
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
4
Analisis Permasalahan:
(Max.2)
1. Suatu campuran dikatakan
koloid apabila campuran
tersebut memiliki
kemampuan untuk
menghamburkan cahaya/
efek Tyndall
2. Suatu campuran dikatakan
koloid apabila campuran
tersebut tidak dapat disaring
dengan kertas saring biasa.
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
kurang lengkap
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan kurang lengkap
3
Dapat membuat 2 point
langkah penyelesaian
masalah dan dapat
menerapkan konsep/definisi
dengan benar hingga
menemukan solusi
4
Jawab: (Max.2)
Jadi kesimpulannya yaitu:
1. Sampel C dan E merupakan
koloid.
2. Karena C dan E menujukan
sifat koloid yaitu efek
Memberikan
alasan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal 1
Page 144
124
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
tyndall dan tidak dapat di
saring dengan penyaring
biasa
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
Dapat membuat 1 point
kesimpulan dengan tepat
namun kurang tepat
2
Hanya dapat membuat 2
point kesimpulan dengan
kurang tepat
3
Dapat membuat 2 point
kesimpulan dengan tepat
dan menerapkan
konsep/definisi dengan
benar
4
3.15.1
mengelompokka
n sistem koloid
berdasarkan
observasi yang
di lakukkan
Disajikan
percobaan
pembuatan
koloid
selajutnya siswa
dapat
mengelompokan
teknik
pembuatan
koloid
4.Sekelompok siswa mendapatkan tugas dari
gurunya untuk membuat koloid seperti berikut
ini :
1. menambahkan larutan FeCl3 ke dalam
air panas
2. menggerus campuran serbuk belerang
dengan gula kemudian memasukannya
ke dalam air
3. menambahkan larutan AlCl jenuh ke
dalam air panas
4. menambahkan alkohol 95% ke dalam
larutan kalsium asetat.
Dari percobaan pembuatan koloid
tersebut. Kelompokkan teknik
Diketahui : (Max.1)
Terdapat larutan FeCl3, AlCl
jenuh, serbuk belerang,gula dan
Alkohol 70%
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi
informasi namun kurang
tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi informasi
dengan tepat
3
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal dengan sangat
tepat
4
Ditanya : (Max.1)
Kelompokkan teknik
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh 1
Page 145
125
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
pembuatan koloid yang dilakukan
oleh siswa di atas, berikan alasannya!
pembuatan koloid dan berikan
alasan
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
Dapat merumuskan masalah
atau pertanyaan namun
kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
tepat
4
Analisis Permasalahan:
(Max.3)
1 No 1, 3 dan 4 dibuat
dari partikel larutan sejati
sedangkan No 2 dengan
cara disperse
2 Cara kondensasi adalah
cara pembuatan partikel
koloid dari partikel
larutan sejati.
3 Cara dispersi adalah cara
pembuatan partikel koloid
dari partikel yang lebih
besar
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah namun tidak
seluruhnya penyelesaian
masalah yang dijawab
dengan tepat
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan tepat
3
Dapat membuat 3 langkah
penyelesaian masalah dan
4
Page 146
126
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
Tepat
Jawab : (Max.1)
Maka dapat di simpulkan
No 1, 3 dan 4 dibuat
dengan cara kondensasi karena
dibuat dari partikel larutan
sejati sedangkan No 2 dengan
cara dispersi karena dibuat dari
partikel yang lebih besar
Kemampuan
memberikan
alasan
Tidak dapat menemukan
permasalahan dari soal yang
diberikan sehingga tidak
dapat memberikan
penjelasan untuk
memecahkan masalah
0
Dapat menemukan
permasalahan dari soal yang
diberikan namun tidak tepat
karena teori/ definisi untuk
memecahkan masalah dan
strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan
masalah tidak tepat
1
Dapat menemukan
penyelesaian permasalahan
dari soal yang diberikan
namun kurang tepat
2
Hanya dapat menemukan
penyelesaian permasalahan
dari soal yang diberikan
dengan tepat
3
Dapat menemukan
penyelesaian permasalahan
dari soal yang diberikan,
dapat menemukan teori/
definisi untuk memecahkan
masalah, serta dapat
memilih strategi yang benar
dalam menyelesaikannya
dan penjelasan yang
diberikan sangat tepat
4
Page 147
127
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
4.14.2
Merancang
suatu percobaan
mengenai sifat
koloid dan
pembuatan
koloid
Disajikan
deskripsi
mengenai
marshmellow
selanjutnya
siswa dapat
merancang
percobaan
marshmellow
5. Marshmallow adalah makanan ringan
bertekstur seperti busa yang lembut dalam
berbagai bentuk, aroma dan
warna. Marshmallow termasuk kedalam
koloid buih padat karena fase terdispersi
dari gas dan medium pendispersinya
adalah padat. Rancanglah sebuah
percobaan pembuatan marshmellow !
Diketahui : (Max.2)
1. Marshmallow berstruktur
lembut
2. Marshmallow termasuk
dalam koloid buih
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
point informasi namun
kurang tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan kurang
tepat
3
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Di tanya : (max 1 )
Rancanglah percobaan
Marshmallow
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan masalah
atau pertanyaan namun
kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat namun kurang
lengkap
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
tepat
4
Jawab : Mengobservasi Tidak dapat menemukan 0
Page 148
128
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
(Max.3)
1. Campurkan air es dan
gelatin..diamkan 10 menit..
2. Campurkan air
biasa,madu,gula,garam..reb
us hingga mendidih
sempurna (semua
permukaan bergolak )..lalu
setelah mendidih sempurna
diamkan mendidih selama
1 menit tanpa diaduk..
3. Setelah larutan gula
mendidih sempurna
siramkan larutan gula panas
kedalam gelatin yang sdh
mengembang...(air gula
harus benar-benar panas)
lalu mixer dengan
kecepatan tinggi
4. Setelah 10 menit..adonan
marshmallow akan mulai
mengental (agak berat
ketika dimixer) dan
mengembang..warnanya jg
akan berubah menjadi putih
dan
mempertimbangk
an hasil observasi
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1-5
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
benar
2
Dapat membuat 6-9 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan benar
3
Dapat membuat 10 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi.
4
Page 149
129
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
mengkilap..masukkan
vanila,mixer kembali
hingga rata
5. Siapkan loyang,alasi
dengan alumunium
foil...berikan mentega ke
semua permukaan
alumunium foil dan
taburkan dengan bahan
taburan (tepung maizena)
hingga merata
6. Setelah loyang
siap..masukkan adonan
kedalam loyang..ratakan
adonan hingga merata..
7. . Setelah adonan
rata,taburkan bahan taburan
ke atas adonan
marshmallow...Diamkan
selama 10-12 jam tanpa
ditutup,pada suhu
ruangan,dan jauhi dari
semut.
8. Setelah 10-12jam,siapkan
koran yg dialasi
Page 150
130
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
plastik..Balikkan loyang
dengan hati-hati,lalu kupas
aluminium foil sampai
aluminium lepas dari
marshmallow.
9. Lalu potong marshmallow
sesuai dengan
keinginan..lapisi pisau
dengan plastik agar tdk
lengket..
10. Setelah marshmallow sdh
dipotong2,taburi potongan
marshmallow dengan bahan
taburan hingga
marshmallow satu dengan
yg lainnya tdk lengket lagi 3.15.3 Menganalisis
sifat-sifat koloid
Disajikan
gambar dan
berita terjadinya
tumpah minyak
di cilacap
selanjutnya
siswa dapat
menganalisis
sifat koloid dan
jenis koloid
dalam berita
tersebut
6. Perhatikan gambar di bawah ini Diketahui (Max 2 )
Jawaban
1. Terjadi kebocoran minyak
di laut cilacap
2. Menyemprotkan bahan
kimia yang di makan
surfaktan
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Hanya dapat
mengidentifikasi 1 point
informasi yang disajikan
pada soal dengan kurang
tepat
2
Dapat mengidentifikasi 2 3
Page 151
131
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Tumpahan minyak menutup perairan
bagian selatan Pulau Nusakambangan,
Cilacap, Kamis, 21 Mei 2015. Kebocoran
terjadi di dekat Pantai Cimiring, di sekitar
Single Point Mooring Pertamina Refinery
Unit (RU) IV Cilacap. Tumpahan minyak
di perairan pantai itu menyebabkan nelayan
Cilacap kesulitan menangkap ikan. Teknisi
kimia menyemprot dengan bahan kimia
yang dimakan surfaktan.
a. Mengapa di semprotkan bahan kimia yang
di makan surfaktan?
b. Sifat koloid apa yang terdapat dalam
surfakran?
poin informasi yang
seharusnya disajikan
dengan kurang tepat
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Di tanyakan (Max. 2)
1. Mengapa kebocoran
minyak di semprotkan
bahan kimia yang dimakan
surfaktan?
2. Sifat koloid apa yang
terdapat dalam surfaktan?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat dengan tepat
merumuskan 1 point
masalah atau pertanyaan
namun kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan 2
point masalah atau
pertanyaan dengan kurang
tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan 2 point
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
4
Analisis permasalahan :
(Max.2)
1. Sabun merupakan salah sat
u contoh dari surfaktan
2. Molekul surfaktan mempun
yai dua ujung yang terpisah
, yaitu ujung polar (hidrofil
ik) dan ujung non polar (hi
drofobik)
Membuat prosdur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Page 152
132
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
kurang tepat
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan kurang tepat
3
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi.
4
Jawab (maks 2)
Maka dapat disimpulkan
1. untuk mengurai atau
memecah lapisan minyak
menjadi tetesan-tetesan
kecil (droplet)
2. koloid liofil dan liofob
Membuat
kesimpulan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
1
Dapat membuat 1 point
kesimpulan namun kurang
tepat
2
Hanya dapat membuat 2
point kesimpulan dengan
kurang tepat
3
Page 153
133
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
kesimpulan dan 2 point
kesimpulan yang dibuat
dengan tepat
4
4.14.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi
yang logis
Disajikan
gambar
terjadinya
kebakaran hutan
di riau
selajutnya siswa
dapat
mendefinisikan
sifat koloid dan
jenis koloid
7. Perhatikan gambar
Kebakaran hutan dan laha n di Riau yang
terjadi sejak beberapa hari belakangan sudah
menimbulkan kabut asap. Hal ini terjadi karena
puluhan hektar lahan berisi kebun sawit dilalap
si jago merah. Asap kebakaran hutan akan
tampak jelas ketika di pagi hari dikarenakan
cahaya menyebar ketika di pagi hari. Selain
asap dan debu dari kebakaran lahan juga
terlihat di atas atap rumah warga.
Dengan memperhatikan fenomena
diatas,termasuk dalam jenis koloid apakah debu
dan asap?buatlah definisi mengenai sifat koloid
Diketahui :
(Max.2)
1. Asap kebakaran hutan akan
tampak jelas ketika di pagi
hari
2. Kabut asap di riau akibat
kebakaran hutan
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
point informasi namun
kurang tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan kurang
tepat
3
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Ditanya :
(Max.1)
1. Buatkah definisi mengenai
sifat koloid?
2. Jenis koloid apa debu dan
asap?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan 1 poin
masalah atau pertanyaan
namun kurang tepat
2
Page 154
134
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
berdasarkan pernyataan diatas !
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Hanya dapat merumuskan 2
poin masalah atau
pertanyaan dengan kurang
tepat
3
Dapat merumuskan 2 poin
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
4
Analisis Permasalahan:
(Max.4)
1. Debu dan asap:
Fase terdispersi : padat
Medium pendispersi : gas
2. ketika ada cahaya matahari
kabut asap dan debu
tampak jelas
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
kurang tepat
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi dengan kurang tepat
3
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi dengan tepat
4
Jawab max(2) : Membuat definisi Tidak dapat menemukan 0
Page 155
135
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Maka dapat disimpulkan :
1. sifat koloid pada percobaan
tersebut adalah efek
tyndall. Efek tyndall adalah
penghamburan cahaya oleh
partikel koloid debu/asap
2. Termasuk dalam jenis
koloid aerosol padat
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
1
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat 1 poin kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dijawab dengan kurang
tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat 2 poin kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dijawab dengan kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
2 kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
tepat
4
3.15.1
Mengelompkka
n sistem koloid
berdasarkan
observasi yang
dilakukan
disajikan
gambar
mengenai
contoh koloid
selanjutnya
siswa dapat
mengelompokka
n istem koloid
8. Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa
disadari banyak ditemukan sistem koloid
disekitar kita.Seperti pada gambar dibawah
ini. Amatilah dengan seksama! Coba kelompokkan berdasarkan jenisnya!
Diketahui :
(Max.2)
1. Sistem koloid dalam
kehidupan sehari-hari
2. Semprotan
serngga,cat,gelas kaca, busa
karet, susu, mutiara
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
informasi namun kurang
tepat
2
Page 156
136
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan kurang
tepat
3
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Ditanya :
(Max.2)
Kelompokkan berdasarkan
jenisnya
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan masalah
atau pertanyaan namun
kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
tept
4
Analisis Permasalahan:
(Max.6)
Produ
k
Fase
terdisp
ersi
Fase
pendis
persi
Gelas
kaca
padat padat
cat padat cair
Seprot cair gas
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1-2 2
Page 157
137
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
an
obat
nyamu
k
mutiar
a
cair padat
Karet
busa
gas padat
susu Cair cair
poin penyelesaian masalah
dan menerapkan
konsep/definisi dengan
benar
Dapat membuat 3 – 4 poin
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan benar
3
Dapat membuat 5-6 poin
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi
4
Jaawab (max. 6)
Dapat disimpulkan bahwa
produk jenis
Gelas kaca Sol padat
mutiara Emulsi padat
susu emulsi
spon Buih
Cat,
penyemprot
nyamuk
aerosol
Membuat
kesimpulan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
1
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya 1-2 point kesimpulan
yang dijawab dengan tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya menjawab 3-4 point
kesimpulan yang dijawab
dengan singkat
3
Page 158
138
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
kesimpulan dan 5-6 point
kesimpulan yang dibuat
benar
4
4.14.2
Merancang
suatu percobaan
mengenai sifat
koloid dan
pembuatan
koloid
Disajikan
berupa deskripsi
mengenai
contoh koloid
selajutnya siswa
dapat
merancang
percobaan
9. Perhatikanlah makanan berkuah yang
mengandung minyak seperti rawon dan
soto, minyaknya selalu berada diatas air,
selain itu, minyak juga tidak bercampur dengan air, seperti tampak pada gambar
Buatlah rancangan percobaan agar air dan
minyak dapat bersatu dan jenis koloid apakah percobaan tersebut?
Diketahui :
(Max.1)
Minyak kelapa dan air
membentuk dua lapisan
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi
informasi namun kurang
tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi informasi
dengan tepat
3
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal dengan sangat
tepat
4
Ditanya :
(Max.2)
1. Buatlah rancangan
percobaan
2. jenis koloid apa?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan 1 poin
masalah atau pertanyaan
namun kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan 2
poin masalah atau
pertanyaan dengan kurang
tepat
3
Dapat merumuskan 2 4
Page 159
139
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
masalah atau pertanyaan
tepat
Analisis Permasalahan:
(Max.3)
1. Air dan minyak merupakan
campuran tidak stabil
2. Emulsi adalah sistem dua
fase yang salah satu
cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain
3. Emulsi dapat distabilkan
dengan penambahan zat
emuglator
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
benar
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan benar
3
Dapat membuat 3 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi
4
Jawab :
(Max.4)
1 Masukan 1 ml minyak dan
5 ml air kedalam tabung
reaksi
Mengobservasi
dan
mempertimbangk
an hasil observasi
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
1
Page 160
140
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
2 Kocok campuran tersebut
dengan cara
mengguncang-guncang
tabung dengan keras,
kemudian letakkan tabung
dalam rak tabung, amati
perubahannya dan catat
waktu yang dibutuhkan
untuk pemisahan kedua
zat itu.
3 Tambahkan 15 tetes
larutan sabun kedalam
tabung reaksi.
4 jenis koloid yang terdapat
dalam percobaan tersebut
adalah emulsi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya 1 point kesimpulan
yang dijawab dengan
kurang tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya menjawab 2-3 point
kesimpulan yang dijawab
dengan tepat
3
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
kesimpulan dan 4 point
kesimpulan yang dibuat
benar dan lengkap
4
4.14.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi
yang logis
Disajikan
percobaan
koloid
selanjutnya
siswa dapat
membuat
definisi dari
sifat dari koloid
10. Pada awalnya sedikit AgNO3
ditambahkan pada larutan NaCl, sehingga
terbentuk larutan bewarna putih sampai
ion Ag+ yang ditambahkan cukup untuk
bereaksi dengan semua ion Cl- dan akan
membentuk endapan. sifat koloid dalam
percobaan tersebut!jelaskan
Diketahui :
(Max.3)
1. Larutan AgNO3
2. larutan NaCl
3. larutan bewarna putih dan
mengendap.
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
point informasi namun tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan tepat
3
Page 161
141
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat mengidentifikasi 3
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Ditanya :
(Max.1)
Jelaskan sifat koloidnya!
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
namun kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
tepat
4
Analisis Permasalahan:
(Max.4)
1. sistem koloid dapat dibuat
dengan mengelompokkan
(agregasi) partikel larutan
sejati
2. menghaluskan bahan dalam
bentuk kasar kemudian
didispersikan kedalam
medium pendispersi.
3. Koagulasi adalah
penggumpalan partikel
koloid membentuk endapan
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
benar
2
Page 162
142
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan benar
3
Dapat membuat 3 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi
4
Jawab :
(Max.1)
Maka dapat disimpulkan :
percobaan tersebut adalah
kondensasi dengan reaksi
penggaraman , kondensasi
adalah pembuatan koloid
dengan mengubah larutan
menjadi partikel koloid
Membuat
kesimpulan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
1
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya kesimpulan yang
dijawab dengan kurang
tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya menjawab
kesimpulan yang dijawab
dengan tepat
3
Page 163
143
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
kesimpulan dan kesimpulan
yang dibuat sangat tepat
4
3.15.1
Mengelompokk
an sistem koloid
oloidberdasarka
n observasi
yang dilakukan
Disajikan
beberapa contoh
koloid
selanjutnya
siswa dapat
menggolongkan
koloid dalam
kelompoknya
11. sebutkan jenis koloid untuk koloid di
bawah :
a. Sterofom
b. Krim
c. Jelly
d. Marshmellow
Diketahui :
(Max.1)
Sterofom, Krim, Jelly,
Marshmellow merupakan
koloid
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi
informasi namun kurang
tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi informasi
dengan tepat
3
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal dengan sangat
tepat
4
Ditanya :
(Max.1)
Jenis koloid?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan masalah
atau pertanyaan dengan
tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
4
Page 164
144
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Analisis Permasalahan:
(Max.4)
Produk Mediu
m
pendis
persi
terdisp
ersi
Sterofo
m
padat gas
Krim cair cair
Jelly padat cair
Marsh
mellow
padat gas
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi namun tidak
tepat
1
Hanya dapat membuat 1 - 2
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
benar
2
Dapat membuat 3 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan benar
3
Dapat membuat 4 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi
4
Jawab : (Max.3)
Maka dapat disimpulkan bahwa
:
produk Jenis koloid
Sterofom,
marshmello
w
Buih padat
Krim Emulsi
Membuat
kesimpulan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
1
Page 165
145
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
jelly sol
tidak tepat
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya 1 point kesimpulan
yang dijawab dengan tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya menjawab 2 point
kesimpulan yang dijawab
dengan tepat
3
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
kesimpulan dan 3 - 4 poin
kesimpulan yang dibuat
benar dan lengkap
4
3.15.2
Menerapkan
sifat koloid dan
pembuatan
koloid dalam
kehidupan
sehari-hari
berdasarkan
argumentasi
yang logis
Disajikan
percobaan
pembuatan
slime dalam
kehidupan
sehari-hari
selanjutnya
siswa dapat
mengetahui
jenis dan sifat
koloid
12.Arum membuat suatu produk koloid yaitu
slime. Slime merupakan cairan lengket dan
pekat yang sekilas terlihat seperti lendir.
Cairan ini dibuat dengan berbagai macam
variasi warna yang cerah dan sering
digunakan untuk acara-acara anak seperti
acara ulang tahun, atau acara-acara
bertemakan anak. Arum membuat dengan
bahan baku bedak bayi yang dicampur
dengan air bersih. Dengan sedikit tambahan
pewarna makanan dan baby oil. Campuran
tersebut berada diantara larutan dan
campuran kasar (suspensi), bersifat
heterogen tetapi bila dilihat secara kasat
Diketahui :
(Max.2)
1. Slime merupakan cairan
lengket dan pekat yang
sekilas terlihat seperti
lendir.
2. bahan baku bedak bayi
yang dicampur dengan air
bersih.
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
point informasi dengan
kurang tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan kurang
tepat
3
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
tepat
4
Page 166
146
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
mata tampak seperti homogen, partikel
slime berukuran 1100 nm.
Berdasarkan percobaan Arum dalam
pembuatan slime, termasuk jenis apakah
slime dan berdasarkan pernyataan diatas
buatlah definisi mengenai sifat koloid
pada slime?
Ditanya :
(Max.3)
1. Termasuk jenis apakah
slime?
2. berdasarkan pernyataan
diatas buatlah definisi
mengenai sifat koloid pada
slime?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan 1 point
masalah atau pertanyaan
dengan kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan 2
point masalah atau
pertanyaan dengan kurang
tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan 2 point
masalah atau pertanyaan
4
Analisis Permasalahan:
(Max.2)
1. Campuran bedak bayi, air
bersih, serta sedikit
pewarna makanan dan baby
oil tersebut membentuk
campuran heterogen yang
berada diantara larutan dan
suspensi dengan ukuran
partikel 1-100 nm. 2)
2. Slime terbuat dari bahan
baku bedak bayi yang
merupakan fase terdispersi
padat dan bahan baku
kedua yaitu air bersih yang
merupakan fase pendispersi
cair.
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
tidak tepat
1
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
kurang tepat
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan kurang tepat
3
Page 167
147
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi dengan benar dan
lengkap
4
Jawab : (Max.)
1. Slime termasuk kedalam
jenis koloid sol dengan fase
terdispersi padat dalam fase
pendispersi cair.
2. Koagulasi adalah
penggumpalan partikel
koloid dari pencampuran
bedak bayi dengan air
membentuk gumpalan
slime
Membuat definisi Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
1
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya 1 point kesimpulan
yang dijawab dengan
kurang tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
hanya menjawab 2 point
kesimpulan yang dijawab
dengan kurang tepat
3
Page 168
148
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
kesimpulan dan 2 point
kesimpulan yang dibuat
benar dan lengkap
4
4.15.1 Menyimpulkan
sifat koloid &
pembuatan
koloid
berdasarkan
argumentasi
yang logis
Disajikan
deskripsi
mengenai air
keran yang
mengandung
partikel koloid
tanah liat
lumpur dan
berbagai
partikel yang
bermuatan
negatif dan
membutuhkan
beberapa
langkah untuk
memisahkan
partikel
selanjutnya
siswa dapat
menyimpulkan
sifat koloid apa
yang terdapat
dalam tawas
13. Air keran (PDAM) yang ada saat ini
mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat, lumpur, dan berbagai partikel lainnya
yang bermuatan negatif. Oleh karena itu,
untuk menjadikannya layak untuk
diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan maka dari itu Yanto membuat
percobaan sederhana untuk menjernihkan
air dengan menyusun arang aktif, batu
kerikil, pasir dan ijuk serta penambahan
tawas/kapur. Namun ketika penambahan
tawas/kapur terjadi pengendapan lumpur
yang sangat cepat mengapa?berikan
alasanmu!
Diketahui :
(Max.1) Air keran (PDAM) yang ada
saat ini mengandung partikel-
partikel koloid.
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi
informasi namun kurang
tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi informasi
dengan tepat
3
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal dengan sangat
tepat
4
Ditanya :
(Max.1)
ketika penambahan tawas/kapur
terjadi pengendapan lumpur
yang sangat cepat mengapa?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan masalah
atau pertanyaan dengan
kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
3
Page 169
149
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
tepat
4
Analisis Permasalahan:
(Max.2)
1. Lumpur adalah koloid
bermuatan negatif yang
kurang stabil sehingga akan
mengendap
2. lumpur dengan cara
didiamkan saja tetapi akan
membutuhkan waktu yang
cukup lama
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
tidak tepat
1
Hanya dapat membuat 1
atau langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
kurang tepat
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
dengan kurang tepat
3
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
benar hingga menemukan
solusi dengan tepat
4
Jawab : (Max.1)
Penambahan tawas atau kapur
berguna untuk menetralkan
muatan lumpur sehingga
lumpur beragrerat dan
mengendap dengan cepat.
Kemampuan
memberikan
alasan
Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal 1
Page 170
150
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dijawab
dengan kurang tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dijawab
dengan tepat
3
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan yang
dibuat sangat tepat
4
4.14.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi
yang logis
Disajikan
fenomena
mengenai
cahaya laser
yang mengenai
air pancuran
selanjutnya
siswa dapat
membuat
definsi sifat
koloid.
14. Sebuah terobosan teknologi pertunjukan
baru diperkenalkan oleh Wahana Ocean
Ecopark ancol dalam penampilan
"Fantastique Multimedia Show" dengan
tema Timun Emas dan Buto Ijo. Air
mancur dalam penampilan "Fantastique
Diketahui :
(Max.2)
1. Air mancur membentuk
layar air.
2. Sinar laser di pacarkan
Menganalisis
argumen
Tidak dapat menemukan
informasi yang disajikan
pada soal
0
Dapat mengidentifikasi
informasi yang disajikan
pada soal namun tidak tepat
1
Dapat mengidentifikasi 1
informasi namun kurang
tepat
2
Hanya dapat
mengidentifikasi 2 point
informasi dengan kurang
tepat
3
Dapat mengidentifikasi 2
point informasi yang
disajikan pada soal dengan
4
Page 171
151
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
Multimedia Show" dipancarkan di kolam
Ocean Ecopark. Dengan teknologi pompa
air, water fountain dipancarkan seirama,
sama tinggi dan sama kuat. Sehingga
dengan tampilan pancuran rata
membentok tembok/layar air sebagai
medium layar proyeksi (screen projector)
sehingga mampu membentuk screen
obyek laser.
Buatlah definisi mengenai sifat koloid
berdasarkan peristiwa tersebut
tepat dan lengkap
Ditanya :
(Max.1)
Definisi sifat koloid?
Memfokuskan
pertanyaan
Tidak dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
0
Dapat merumuskan seluruh
masalah atau pertanyaan
namun tidak tepat
1
Dapat merumuskan masalah
atau pertanyaan namun
kurang tepat
2
Hanya dapat merumuskan
masalah atau pertanyaan
dengan tepat
3
Dapat dengan tepat dalam
merumuskan masalah atau
pertanyaan dengan sangat
tepat
4
Analisis Permasalahan:
(Max.4)
1. air merupakan partikel
koloid
2. cahaya laser di hamburkan
oleh partikel koloid (air)
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Tidak dapat menemukan
informasi dalam soal
sehingga tidak dapat
mengkomunikasikan
penyelesaian masalah
0
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
tidak tepat
1
Hanya dapat membuat 1
langkah penyelesaian
masalah dan menerapkan
konsep/definisi dengan
kurang tepat
2
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
menerapkan konsep/definisi
3
Page 172
152
Indikator
Pembelajara
n
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Berpikir Kritis Rubrik Penilaian Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir kritis
Komentar
Ya Tidak
dengan tepat
Dapat membuat 2 langkah
penyelesaian masalah dan
dapat menerapkan
konsep/definisi dengan
tepat hingga menemukan
solusi
4
Jawab : (Max.1)
Efek tyndall adalah peritiwa
penghamburan berkas cahaya
oleh partikel-partikel koloid
Membuat definisi Tidak dapat menemukan
hal-hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dibuat
tidak tepat
1
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dijawab
namun kurang tepat
2
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan tetapi
kesimpulan yang dijawab
dengan tepat
3
Dapat menemukan hal-hal
yang penting untu membuat
kesimpulan dan kesimpulan
yang dibuat dengan sangat
tepat
4
Page 173
153
Lampiran 4
Nama : Kelas :
Soal Essay
Jawablah soal dibawah ini dengan benar !
1. Mutiara merupakan salah satu contoh koloid. Secara alami berasal dari kerang yang disebut kerang
mutiara. Dalam proses pembentukan mutiara, diperlukan zat penggangu, misalnya jaringan atau pasir
yang masuk kedalam kerang. Kemudian kerang secara otomatis akan melapisi zat penganggu tersebut
dengan nacre. Setelah zat peng-ganggu diselimuti nacre, maka ter-bentuklah mutiara. Nacre yaitu zat
kapur dengan unsur dasar karbon yang jernih yang dikeluarkan oleh kerang sebagai alat pertahanan diri
dari zat asing yang masuk kedalam badannya.
Dari pernyataan diatas, apakah jenis sistem koloid dari mutiara? Jelaskan berdasarkan fase terdispersi
dan pendispersinya!
2. Tini melakukan percobaan untuk mengetahui larutan mana yang paling efektif untuk menggumpalkan
koloid. Tini membuat sol As2S3 yang bermuatan negatif dan dicampurkan dengan larutan di bawah ini
Larutan reaksi
NaCl Na+ + Cl
-
BaCl2 Ba2+
+ 2Cl-
AlCl3 Al3+
+ 3Cl-
CaCl2 Ca2+
+ 2Cl-
Na2SO4 2Na+ +
SO42-
Ternyata setelah di lakukan percobaan larutan AlCl3 yang paling efektif dalam menggumpalkan As2S3.
Mengapa demikian?
3. Annisa adalah seorang peneliti di laboratorium. Annisa mengamati kelima campuran yang diteliti
untuk mengidentifikasi sampel yang termasuk ke dalam koloid diantara suspensi dan larutan. Setelah
melakukan percobaan, hasil yang didapatkan Malika adalah:
No Sampel Mengha
mburkan
cahaya
Dapat
disarin
g
1 A × ×
2 B √ √
3 C √ ×
4 D × √
5 E √ ×
Berdasarkan data pengamatan di atas, manakah campuran yang termasuk koloid?berikan alasannya!
4. Sekelompok siswa mendapatkan tugas dari gurunya untuk membuat koloid seperti berikut ini :
Page 174
150
1. menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air panas
2. menggerus campuran serbuk belerang dengan gula kemudian memasukannya ke dalam air
3. menambahkan larutan AlCl jenuh ke dalam air panas
4. menambahkan alkohol 95% ke dalam larutan kalsium asetat.
Dari percobaan pembuatan koloid tersebut. Kelompokkan teknik pembuatan koloid yang
dilakukan oleh siswa di atas, berikan alasannya!
5. Marshmallow adalah makanan ringan bertekstur seperti busa yang lembut dalam berbagai bentuk,
aroma dan warna. Marshmallow termasuk kedalam koloid buih padat karena fase terdispersi
dari gas dan medium pendispersinya adalah padat. Rancanglah sebuah percobaan pembuatan
marshmellow !
6. Perhatikan gambar di bawah ini Tumpahan minyak
menutup perairan bagian selatan Pulau Nusakambangan,
Cilacap, Kamis, 21 Mei 2015. Kebocoran terjadi di dekat Pantai
Cimiring, di sekitar Single Point Mooring Pertamina Refinery
Unit (RU) IV Cilacap. Tumpahan minyak di perairan pantai itu
menyebabkan nelayan Cilacap kesulitan menangkap ikan.
Teknisi kimia menyemprot dengan bahan kimia yang dimakan surfaktan.
a. Mengapa di semprotkan bahan kimia yang di makan surfaktan?
b. Sifat koloid apa yang terdapat dalam surfakran?
7. Perhatikan gambar
Kebakaran hutan dan laha n di Riau yang terjadi sejak
beberapa hari belakangan sudah menimbulkan kabut
asap. Hal ini terjadi karena puluhan hektar lahan berisi
kebun sawit dilalap si jago merah. Asap kebakaran
hutan akan tampak jelas ketika di pagi hari dikarenakan cahaya menyebar ketika di pagi hari. Selain
asap dan debu dari kebakaran lahan juga terlihat di atas atap rumah warga.Dengan memperhatikan
fenomena diatas,termasuk dalam jenis koloid apakah debu dan asap?sifat koloid apa yang terjadi?
Jelaskan
8. Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari banyak ditemukan sistem koloid disekitar kita.Seperti pada
gambar dibawah ini. Amatilah dengan seksama! Coba kelompokkan berdasarkan jenisnya
9. Perhatikanlah makanan berkuah yang mengandung minyak seperti rawon dan soto, minyaknya selalu
berada diatas air, selain itu, minyak juga tidak bercampur dengan air, seperti
tampak pada gambar. Buatlah rancangan percobaan agar air dan minyak dapat
bersatu dan jenis koloid apakah percobaan tersebut?
Obat nyamuk
Cat tembok
spons
susu mutiara Gelas kaca
Page 175
151
10. Pada awalnya sedikit AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCl, sehingga terbentuk larutan bewarna
putih sampai ion Ag+ yang ditambahkan cukup untuk bereaksi dengan semua ion Cl
- dan akan
membentuk endapan. sifat koloid dalam percobaan tersebut!jelaskan
11. sebutkan jenis koloid untuk koloid di bawah :
a. Sterofom
b. Krim
c. Jelly
d. Marshmellow
12. Arum membuat suatu produk koloid yaitu slime. Slime merupakan cairan lengket dan pekat yang
sekilas terlihat seperti lendir. Cairan ini dibuat dengan berbagai macam variasi warna yang cerah dan
sering digunakan untuk acara-acara anak seperti acara ulang tahun, atau acara-acara bertemakan anak.
Arum membuat dengan bahan baku bedak bayi yang dicampur dengan air bersih. Dengan sedikit
tambahan pewarna makanan dan baby oil. Campuran tersebut berada diantara larutan dan campuran
kasar (suspensi), bersifat heterogen tetapi bila dilihat secara kasat mata tampak seperti homogen,
partikel slime berukuran 1100 nm.
Berdasarkan percobaan Arum dalam pembuatan slime, termasuk jenis apakah slime dan bagaimana
kita dapat menentukan sifat slime?
13. Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat, lumpur, dan
berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk
diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan maka dari
itu Yanto membuat percobaan sederhana untuk menjernihkan air dengan menyusun arang aktif, batu
kerikil, pasir dan ijuk serta penambahan tawas/kapur. Namun ketika penambahan tawas/kapur terjadi
pengendapan lumpur yang sangat cepat mengapa?
14. Sebuah terobosan teknologi pertunjukan baru diperkenalkan oleh Wahana Ocean Ecopark ancol dalam
penampilan "Fantastique Multimedia Show" dengan tema
Timun Emas dan Buto Ijo. Air mancur dalam penampilan
"Fantastique Multimedia Show" dipancarkan di kolam
Ocean Ecopark. Dengan teknologi pompa air, water
fountain dipancarkan seirama, sama tinggi dan sama kuat.
Sehingga dengan tampilan pancuran rata membentok
tembok/layar air sebagai medium layar proyeksi (screen projector) sehingga mampu membentuk
screen obyek laser. Sifat koloid apa yang dapat menjelaskan peristiwa tersebut?jelaskan
~~Selamat mengerjakan~~~
Page 177
156
Lampiran 5
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
Sistem Koloid
Kompetensi Dasar : 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
4.15. Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.
Materi SMA/MA : Sistem Koloid
Kelas : XI IPA
Jumlah Pertemuan : 3 pertemuan (3 x 90 menit)
Nama : Melinda Indana Nasution
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
3.15
Menganalisis
peran koloid
dalam
kehidupan
berdasarkan
sifat-sifatnya
3.15.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi yang
logis
Disajikan
informasi
mengenai cahaya
lampu sorot yang
terdapat dalam
konser,
selanjutnya siswa
dapat
menjelaskan dan
memberikan
contoh sifat efek
tyndall
berdasarkan
informasi
tersebut.
Tahap 1
Persiapan (
Tahap
Pendahuluan)
Jika kalian pernah melihat konser-
konser kalian pasti sering melihat
lampu sorot seperti gambar diatas.
Lampu sorot atau dikenal sebagai
spot light fungsinya untuk
memberikan efek aerial beam jika di
tembakkan ke langit-langit. Dalam
kondisi ketika banyak partikel-
partikel debu atau asap beterbangan
di udara cahaya dari sorot lampu
akan semakin cerah. Mengapa
Memfokuskan
Pertanyaan
1. gejala penghamburan berkas sinar
(cahaya) oleh partikel-partikel
koloid( asap atau debu ) merupakan
salah satu sifat koloid yaitu Efek
Tyndall. Efek tyndall tidak sama
untuk setiap sinar yang mempunyai
panjang gelombang berbeda. Sinar
kuning misalnya lebih sedikit
dihamburkan.
2. Lampu mobil dalam kabut
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
3
Page 178
157
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
demikian?jelaskan dan berikan
contoh lain dari efek tyndall?
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
4.14.2
Merancang suatu
percobaan
mengenai sifat
koloid dan
pembuatan
koloid
Disajikan bahan-
bahan yang
terdapat dalam
kehidupan
sehari-hari
selanjutnya
Siswa dapat
merencanakan
percobaan sifat
koloid
berdasarkan
bahan-bahan
yang disajikan
Tahap 2
penyampaian
(Kegiatan
inti)
1. Berikut ini terdapat empat bahan
yaitu sirup cair,tepung
terigu,kopi, garam bubuk.
Masing-masing zat masukan
kedalam air.
a. Rancanglah sebuah
percobaan untuk
membuktikan perbedaan
suspense, larutan dan
koloid berdasarkan bahan-
bahan di atas ! b. Apa yang terjadi ketika
masing-masing campuran
tersebut dikenai cahaya?
Memutuskan suatu
tindakkan
a. a. Buatlah alat untuk menguji
kemampuan menghamburkan
cahaya
b. Isilah 4 gelas kimia dengan 50
ml air, beri label 1, 2, 3 dan 4
c. Tambahkan masing-masing 2
sendok teh garam, kopi,
sirup cair dan tepung bubuk
ke gelas kimia 1, 2, 3, dan 4
kearah lubang penyinaran.
Kemudian lakukan
pengamatan, melalui lubang
pengamatan dan catat hasil
pengamatanmu
d. Setelah semua gelas diuji
penghamburan cahaya, aduk
kembali masing- masing
campuran, kemudian diamkan
beberapa saat dan catat
perubahan apa yang terjadi.
e. Saringlah masing-masing
campuran. Amati campuran
manakah yang meninggalkan
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Page 179
158
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
residu dan bagaimana dengan
filtratnya.
b. sirup dan tepung terigu yang di
campur air termasuk koloid, kopi
termasuk suspense, garam termasuk
larutan karena ketika di berikan
cahaya pada sirup dan tepung cair
cahaya di hamburkan, pada kopi
cahaya tidak dapat masuk ke dalam
larutan dan pada garam cahaya
tembus melewati larutan
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
Siswa
membuktikan
prediksi
Tahap 3
Tahap
pelatihan
Untuk membedakan ketiga jenis
campuran tersebut lakukanlah
percobaan mebedakan suspense,
larutan dan koloid
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
Sebelum melakukan percobaan, siapkan
terlebih dahulu alat-alat dan bahan
berikut ini
Alat Bahan
Kertas Karton (1
buah)
Gunting (1 buah)
Lampu Senter (1
buah)
Gelas Kimia 100
ml / Gelas Aqua
(8 buah)
Gelas Ukur (1
buah)
Corong (4 buah)
Spatula/Sendok
teh (4 buah)
Kertas Saring (4
buah)
Garam dapur
Kopi
Tepung
maizena
Sirup cair
air
3.15.3
Menganalisis
sifat koloid
Disajikan
deskripsi
percobaan
mengenai sifat
koloid Siswa
Analisis data yang diperoleh dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang terjadi dengan
keempat campuran ketika
dilarutkan dalam air,
1.
1. Kopi
Dilarutkan dalam air : tidak larut
Dikenakan cahaya : cahaya tidak tembus
ke larutan
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0 3.15
menganalis
si peranan
koloid
dalam
kehidupan
berdasarkan
sifat-
sifatnya
Menganalisis
argumen
Page 180
159
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
menganalisis
mengenai
percobaan yang
mereka lakukkan
yaitu tentang
membedakan
suspense, koloid
dan larutan
dikenakan cahaya, didiamkan dan
disaring?
Di diamkan & disaring : mengendap dan
dapat di saring
c. Garam
Dilarutkan dalam air : larut dalam air
Dikenakan cahaya : cahaya di teruskan
Di diamkan & disaring : tidak mengendap
dan tidak dapat disaring
3. Tepung dan sirup
Dilarutkan dalam air : Larut
Dikenakan cahaya : cahaya di hamburkan
Di diamkan & disaring : tidak dapat
disaring
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 3
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
dan 2 hal-hal yang
penting untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 3
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
2. Dari hasil percobaan yang sudah
dilakukan dan hasil membaca
sumber bacaan, manakah yang
termasuk larutan, koloid dan
suspensi? Mengapa.
1. Larutan : Garam
2. Koloid : tepung dan sirup
3. Suspense : Kopi
4. tepung dan sirup menunjukan
sifat koloid yaitu efek tyndall
serta ciri-ciri koloid yang tidak
dapat di saring kecuali dengan
penyaring ultra. Kopi merupakan
suspense Karena mengendap dan
dapat di saring. Garam
merupakan larutan Karena tidak
dapat di saring, tidak mengendap
dan tidak menunjukan sifat
koloid.
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 4
hal-hal yang penting
untuk membuat
2
Page 181
160
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
Dapat menemukan 1
dan 2 hal-hal yang
penting untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 3
dan 4 hal-hal yang
penting untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
Sifat koloid apa yang terjadi dalam
percobaan yang sudah dilakukan?
jelaskan
Efek tyndall, efek tyndal merupakan
peristiwa penghamburan cahaya oleh
partikel koloid
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 2 4
4.14.
Mengajuka
Page 182
161
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4.14.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi yang
logis
Berdasarkan
percobaan yang
telah dilakukan
Siswa dapat
membuat definisi
koloid dan sifat
koloid .
Tahap 4
Tahap
penampilan
Hasil (Tahap
Penutup)
Jelaskan hasil percobaan kelompok
masing-masing dengan menjawab
pertanyaan berikut ini
1.buatlah definisi mengenai koloid
dan sifat koloid berdasarkan
percobaan yang di buat
Membuat definisi
istilah dan
mempertimbangkan
definisi
1. Berdasarkan percobaan dapat
didefinisikan koloid adalah yang larut
dalam air, cahaya menyebar dan tidak
dapat tersaring
2. Sifat koloid berdasarkan percobaan
adalah efek tyndall. Efek tyndall
adalah penghamburan berkas cahaya
oleh partikel-partikel koloid
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
3.15.1
mengelompokkan
sistem koloid
berdasarkan
observasi yang di
lakukkan
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan Siswa
dapat
mengelompokkan
sistem koloid
2. Identifikasilah jenis, fase
terdispersi dan medium
pendispersi dari percobaan yang
dibuat
bah
an
Fase
terdis
persi
Medi
um
pendi
spersi
nama
siru Cair cair emulsi
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0 3.15.1
mengelomp
okkan
sistem
koloid
berdasarkan
observasi
yang di
lakukkan
Page 183
162
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
berdasarkan fase
terdispersi dan
medium
pendispersi.
p
tepu
ng
cair cair emulsi
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
3. Tentukan fase pendispersi dan
medium pendispersi dari table
di bawha ini serta nama dari
tipe koloid tersebut
bahan Fase
terdis
persi
Medi
um
pendi
spersi
nama
Awan Gas
Asap Padat
debu gas
bah
an
Fase
terdis
persi
Mediu
m
pendisp
ersi
nama
Awa
n
Cair gas aeros
ol
asap padat gas Aeros
ol
padat
deb
u
padat gas Aeros
ol
padat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 3
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
2
Page 184
163
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
tepat
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 3
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
4.14.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi yang
logis
Disajikan gambar
terjadinya
kebakaran hutan
di riau selajutnya
siswa dapat
mendefinisikan
sifat koloid dan
jenis koloid
4. Perhatikan gambar
Kebakaran hutan dan laha n di Riau
yang terjadi sejak beberapa hari
belakangan sudah
menimbulkan kabut asap. Hal ini
terjadi karena puluhan hektar lahan
berisi kebun sawit dilalap si jago
merah. Asap kebakaran hutan akan
tampak jelas ketika di pagi hari
dikarenakan cahaya menyebar
ketika di pagi hari. Selain asap dan
debu dari kebakaran lahan juga
terlihat di atas atap rumah warga.
Dengan memperhatikan fenomena
diatas,termasuk dalam jenis koloid
apakah debu dan asap?sifat koloid
Memfokuskan
pertanyaan
1. sifat koloid pada percobaan tersebut
adalah efek tyndall.
2. Termasuk dalam jenis koloid
aerosol padat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
4
4.14.
Mengajukan
ide/gagasan
untuk
memodifika
si
pembuatan
koloid
berdasarkan
pengalaman
membuat
beberapa
jenis koloid
Page 185
164
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
apa yang terjadi? jelaskan kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4.14.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi yang
logis
Disajikan gambar
terbenamnya
matahari
selanjutnya siswa
dapat membuat
definisi sifat
koloid
5. perhatikan gambar di
bawah ini
Mengapa cahaya matahari ketika
terbenam di pantai bewarna
merah?jelaskan !
1. hal ini terjadi Karena cahaya
matahari mengalami difraksi
oleh partikel-partikel koloid di
atmosfer.
2. Hal ini merupakan sifat dari
koloid yaitu efek tyndall
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan 1
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan 2
hal-hal yang penting
untu membuat
kesimpulan dan
kesimpulan yang dibuat
dengan sangat tepat
4
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan Siswa
dapat
menyimpulkan
sifat koloid efek
Tyndall.
Berikan Kesimpulan dari hasil
percobaan kalian :
membuat induksi
dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Maka dapat disimpulkan bahwa koloid
adalah yang larut dalam air, yang tidak
dapat di saring, menyebarkan cahaya.
Sirup dan tepung merupakan koloid
yang pendispersi cair dan medium
pendispersinya cair maka dinamakan
emulsi. Pada percobaan tersebut koloid
memiliki sifat efek tyndall merupakan
penyebaran cahaya akibat partikel
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
sehingga tidak dapat
membuat kesimpulan
0
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
1
Page 186
165
Kompetensi
dasar
Indikator
pembelajaran
Indikator Soal Tahap SAVI Muatan LKS Indikator KBK Jawaban skor
koloid tetapi kesimpulan yang
dibuat tidak tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
kesimpulan yang
dijawab namun kurang
tepat
2
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan yang
dijawab dengan tepat
3
Dapat menemukan hal-
hal yang penting untu
membuat kesimpulan
dan kesimpulan yang
dibuat dengan sangat
tepat
4
Page 187
166
Lampiran 6
Nama :
Kelas :
LEMBAR KERJA SISWA
KOLOID, SUSPENSI DAN LARUTAN
Page 188
167
Kelompok :
Kompetensi Dasar :
3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
4.15. Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan
pengalaman membuat beberapa jenis koloid.
Indikator :
4.14.3 Membuat definisi sifat koloid berdasarkan argumentasi yang logis
4.14.2 Merancang suatu percobaan mengenai sifat koloid dan pembuatan koloid
3.15.3 Menganalisis sifat koloid
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menganalisis sifat efek Tyndall
2. Siswa dapat merencanakan percobaan sifat efek Tyndall
3. Siswa dapat mengelompokkan sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersi.
4. Siswa dapat menyimpulkan sifat koloid efek Tyndall.
5. Siswa dapat membuat definisi sifat efek Tyndall dengan benar.
6. Siswa dapat menerapkan sifat efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari (seperti
kabut, debu, asap).
Page 189
168
Bacalah wacana berikut!
Tahap Persiapan
Jika kalian pernah melihat konser-konser kalian
pasti sering melihat lampu sorot seperti gambar
diatas. Lampu sorot atau dikenal sebagai spot
light fungsinya untuk memberikan efek aerial
beam jika di tembakkan ke langit-langit. Dalam kondisi ketika banyak partikel-
partikel debu atau asap beterbangan di udara cahaya dari sorot lampu akan
semakin cerah. Mengapa demikian?jelaskan dan berikan contoh lain dari efek
tyndall?
Jawab :
Page 190
169
Tahap Penyampaian
1. Berikut ini terdapat empat bahan yaitu sirup cair,tepung terigu,kopi, garam
bubuk. Masing-masing zat dilaurtkan kedalam air. Buatlah rencana
percobaan koloid dari bahan-bahan tersebut ! Apa yang terjadi ketika masing-
masing campuran tersebut dikenai cahaya?
Alat : Bahan :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
Langkah kerja :
1.
2.
3.
4. …
Sumber :
Page 191
170
Marilah kita lakukan percobaan untuk membedakan koloid,
susupensi dan Larutan untuk mengetahuinya!
Berikut merupakan contoh dari sistem koloid...
Santan
Tahap pelatihan
Koloid memiliki sifat yang khas, yang membedakan koloid dengan larutan dan suspensi.
Untuk membedakan ketiga jenis campuran tersebut lakukanlah percobaan berikut ini.
Sebelum melakukan percobaan, siapkan terlebih dahulu alat-alat dan bahan
berikut ini
Sebagai seorang saintis seharusnya kita tidak
boleh langsung percaya dengan pendapat orang
tanpa menunjukkan bukti-bukti yang dapat
dipercaya. Untuk dapat membuktikan
pernyataan tersebut benar atau tidak seorang
saintis seharusnya merancang suatu
pengamatan melalui percobaan pembuatan
produk tersebut. Hal ini dilakukan guna
membuktikan apakah produk tersebut termasuk
dalam sistem koloid atau Bukan.
Sebagai seorang saintis,
apakah kalian langsung
mempercayai bahwa
yoghurt termasuk jenis
koloid?
Page 192
171
Alat Bahan
Kertas Karton (1 buah)
Gunting (1 buah)
Lampu Senter (1 buah)
Gelas Kimia 100 ml /
Gelas Aqua (8 buah)
Gelas Ukur (1 buah)
Corong (4 buah)
Spatula/Sendok teh (4
buah)
Kertas Saring (4 buah)
Garam dapur
Kopi
Tepung maizena
Sirup cair
air
Prosedur Percobaan
Buatlah alat untuk menguji kemampuan menghamburkan cahaya dengan cara
1. Siapkan kotak kardus yang salah satu muka digunting penuh
2. Membuat sebuah lubang kecil pada sisi samping kardus untuk lubang
penyinaran senter
3. Membuat sebuah lubang kotak sebesar ukuran gelas kimia pada bagian
depan kardus sebagai lubang pengamatan
4. Meletakan kardus dengan bagian muka kosong menghadap ke bawah b.
Isilah 4 gelas kimia dengan 50 ml air, beri label 1, 2, 3 dan 4
5. Tambahkan masing-masing 2 sendok teh garam, kopi, Tepung maizena
dan sirup ke gelas kimia 1, 2, 3, dan 4
6. Aduklah setiap campuran, perhatikan zat yang dicampurkan larut atau tidak
lakukan uji penghamburan cahaya untuk masing-masing gelas kimia dengan
cara meletakan gelas kimia ke dalam kardus dan mengarahkan lampu
senter kearah lubang penyinaran. Kemudian lakukan pengamatan, melalui
lubang pengamatan dan catat hasil pengamatanmu
7. Setelah semua gelas diuji penghamburan cahaya, aduk kembali masing-
masing campuran, kemudian diamkan beberapa saat dan catat perubahan apa
yang terjadi
8. Saringlah masing-masing campuran. Amati campuran manakah yang
meninggalkan residu dan bagaimana dengan filtratnya
Page 193
172
1. Catat hasil pengamatan kalian
2. Catat hasil pengamatan kalian dalam bentuk yang lebih informatif/
dalam bentuk tabel
Page 194
173
Sistem Koloid
Jawab :
Diskusikanlah bersama kelompokmu!
3. Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan dan hasil membaca sumber
bacaan, manakah yang termasuk larutan, koloid dan suspensi? Jelaskan !
4. Sifat koloid apa yang terjadi dalam percobaan tersebut?
Tahap Penampilan Hasil
1. Buatlah definisi tentang koloid dan jenis koloid berdasarkan percobaan yang kalian
buat?
2. Identifikasilah jenis, fase terdispersi dan medium pendispersi dari
percobaan yang dibuat !
bahan Fase pendispersi Fase terdispersi jenis
xxx Gas Gas Bukan Koloid
Jawab :
Langit bewarna biru Karena penghamburan cahaya oleh
partikel-partikel hydrogen dan oksigen dalam udara.
SEKILAS INFO..!
Jawab :
Page 195
174
Sistem Koloid
bahan Fase pendispersi Fase terdispersi jenis
3. Tentukan fase pendispersi dan medium pendispersi dibawah ini serta
nama dari tipe koloid tersebut !
bahan Fase
terdisp
ersi
Medium
pendispersi
nama
Awan .... gas .....
asap padat .... ….
debu .... .... ….
4. Perhatikan gambar dibawah ini !
Kebakaran hutan dan lahan di Riau yang terjadi sejak beberapa hari
belakangan sudah menimbulkan kabut asap. Hal ini terjadi karena puluhan
hektar lahan berisi kebun sawit dilalap si jago merah. Asap kebakaran
hutan akan tampak jelas ketika di pagi hari dikarenakan cahaya menyebar
ketika di pagi hari. Selain asap dan debu dari kebakaran lahan juga terlihat
di atas atap rumah warga.
Page 196
175
Sistem Koloid
Dengan memperhatikan fenomena diatas,termasuk dalam jenis koloid
apakah debu dan asap?sifat koloid apa yang terjadi? jelaskan !
5. Perhatikan gambar dibawah ini
Mengapa cahaya matahari ketika terbenam di pantai terlihat warna cahaya
matahari yang akan terbenam tampak bewarna merah?jelaskan !
Berikan kesimpulan dari percobaan kalian pada hari ini !
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Selamat Bekerja dan Berdiskusi
Page 197
176
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KEMAMPUAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Kompetensi Dasar : 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
4.15. Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.
Materi SMA/MA : Sistem Koloid
Kelas : XI IPA
Alokasi Waktu : 270 menit (3 x 90 menit)
Nama : Melinda indana nasution
No Aspek yang
diamati
Kegiatan
(A)
Penskoran
(B)
Kesesuaian A
&B
0 1 2 3 4 Ya Tidak
1 Somatic Siswa dalam kondisi
rileks saat membaca
LKS dan mencatat
informasi penting
Siswa tidak
membaca
Siswa membaca
dengan tidak fokus
dan tidak mencatat
informasi yang di
dapat
Siswa membaca
dengan fokus namun
tidak mencatat
informasi yang
didapat
Siswa tidak
membaca dengan
fokus tetapi
mencatat
informasi yang
didapat
Siswa membaca
dengan fokus dan
mencatat
informasi yang di
dapat
Siswa dapat
membentuk
kelompok
Siswa tidak
membentuk
kelompok
Siswa kurang
bersedia
membentuk
Siswa kurang
bersedia membentuk
kelompok dan
Siswa bersedia
untuk
berkelompok dan
Siswa bersedia
untuk
berkelompok dan
Page 198
177
No Aspek yang
diamati
Kegiatan
(A)
Penskoran
(B)
Kesesuaian A
&B
0 1 2 3 4 Ya Tidak
kelompok dan tidak
mencari teman
untuk berkelompok
mencari teman untuk
berkelompok
tidak selalu ada
didalam
kelompok
selalu ada di
dalam kelompok
Siswa berdiskusi dan
mengikuti langkah-
langkah kegiatan
di LKS
Siswa tidak
melakukan
diskusi
Siswa berdiskusi
tetapi sebagai
pendengar dan tidak
mengikuti langkah-
langkah LKS
Siswa berdiskusi
tetapi hanya
menyetujui pendapat
dan tidak mengikuti
langkah-langkah LKS
Siswa berdiskusi
namun jarang
mengungkapkan
pendapat dan
sesuai dengan
langkah-langkah
LKS
Siswa berdiskusi
dengan aktif/
sering
mengungkapkan
pendapat dan
sesuai dengan
langkah-langkah
LKS
2 Auditory Siswa berani
bertanya dengan
bahasanya sendiri
Siswa tidak
mengajukan
pertanyaan
Siswa berani
mengajukan 1
pertanyaan namun
tidak dengan bahasa
nta sendiri
Siswa berani
mengajukan lebih
dari 1 pertanyaan
namun tidak dengan
bahasanya sendiri
Siswa berani
mengajukan 1
pertanyaan
dengan
bahasanya sendiri
Siswa berani
mengajukan
lebih dari 1
pertanyaan
dengan
bahasanya
sendiri
Siswa mampu
mengungkapkan
idenya secara
verbal dalam
Siswa tidak ikut
dalam berdiskusi
Siswa tidak mampu
mengungkapkan
idenya secara verbal
dan hanya sebagai
Siswa tidak mampu
mengungkapkan
idenya secara verbal
dan hanya
Siswa mampu
mengungkapkan
idenya secara
verbal namun
Siswa mampu
mengungkapkan
idenya secara
verbal dalam
Page 199
178
No Aspek yang
diamati
Kegiatan
(A)
Penskoran
(B)
Kesesuaian A
&B
0 1 2 3 4 Ya Tidak
diskusi pendengar dalam
diskusi
menyetujui ide/ saran
teman dalam diskusi
jarang
mengungkapkan
idenya dalam
diskusi
diskusi
Siswa dapat
mengomentari
suatu masalah
yang ditimbulkan
dalam
pembelajaran
(kegiatan LKS)
Siswa tidak
mengomentari
Siswa tidak dapat
mengomentari
masalah yang
ditimbulkan dalam
pembelajaran dan
hanya sebagai
pembaca saja
Siswa tidak dapat
mengomentari
masalah yang
ditimbulkan dalam
pembelajaran dan
hanya mencatat di
bukunya saja
Siswa dapat
mengomentari
masalah yang
ditimbulkan
dalam
pembelajaran
namun hanya
sedikit komentar
Siswa dapat
mengomentari
masalah yang
ditimbulkan
dalam
pembelajaran
dengan lengkap
Siswa menyimak
penjelasan guru
dan menyimak
presentasi
kelompok lain di
depan kelas
Siswa tidak
menyimak guru
dan presentasi
kelompok lain
Siswa tidak
menyimak
penjelasan guru
namun menyimak
presentasi kelompok
lain dengan tidak
serius
Siswa menyimak
presentasi guru
namun tidak
menyimak presentasi
kelompok lain
Siswa menyimak
penjelasan guru
dan menyimak
presentasi
kelompok lain
namun dengan
tidak serius
Siswa menyimak
penjelasan guru
dan menyimak
presentasi
kelompok lain
dengan serius
3 Visual Siswa dapat
membaca wacana
dengan teliti dan
Siswa tidak
membaca
wacana
Siswa membaca
wacana dengan
tidak fokus
Siswa membaca
wacana namun tidak
teliti dan seksama
Siswa membaca
wacana dengan
teliti namun tidak
Siswa membaca
wacana dengan
teliti dan
Page 200
179
No Aspek yang
diamati
Kegiatan
(A)
Penskoran
(B)
Kesesuaian A
&B
0 1 2 3 4 Ya Tidak
seksama seksama seksama
4 Intellectual Siswa dapat
membuat
kesimpulan
Siswa tidak
membuat
kesimpulan
Siswa membuat
kesimpulan namun
tidak dikaitkan
kedalam percobaan
Siswa membuat
kesimpulan namun
hanya dikaitkan
dengan percobaan
dan tidak dikaitkan
dengan materi
Siswa membuat
kesimpulan
sesuai dengan
perobaan namun
kurang berkaitan
dengan materi
secara jelas
Siswa membuat
kesimpulan
sesuai dengan
percobaan dan
berkaitan dengan
materi dengan
jelas dan benar
Siswa dapat
menyampaikan
hasil diskusinya di
depan kelas
Siswa tidak
menyampaikan
hasil diskusi di
depan kelas
Siswa
menyampaikan hasil
diskusi di depan
kelas namun dengan
suara yang kecil dan
terbata-bata
Siswa menyampaikan
hasil diskusi di depan
kelas namun dengan
suara yang kecil dan
tidak terbata-bata
Siswa
menyampaikan
hasil diskusi di
depan kelas
namun dengan
suara yang jelas
dan terbata-bata
Siswa
menyampaikan
hasil diskusi di
depan kelas
namun dengan
suara yang jelas
dan tidak terbata-
bata
Siswa mencari
informasi apa saja
untuk
dipresentasikan
Siswa tidak
mencari
informasi
Siswa mencari
informasi dari buku
atau internet namun
tidak menulis
sumbernya
Siswa mencari
informasi dari buku
atau internet dan
menuliskan
sumbernya namun
sumber internet yang
Siswa mencari
informasi dari
buku atau
internet yang
dapat di percaya
namun tidak
Siswa mencari
informasi dari
buku atau
internet yang di
percaya dan
menuliskan
Page 201
180
No Aspek yang
diamati
Kegiatan
(A)
Penskoran
(B)
Kesesuaian A
&B
0 1 2 3 4 Ya Tidak
tidak dapat di percaya
(winkipedia,blogspot)
menuliskan
sumbernya
sumbernya
Penilaian :
1. Rumus untuk menentukan nilai kemampuan aktivitas siswa adalah :
Keterangan:
NP : nilai persen yang dicari
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal (Purwanto, 2010, hal. 102)
2. Untuk menentukan atau menginterpretasikan taraf kemampuan aktivitas proses belajar siswa dengan nilai yang dicapai adalah menggunakan standar/kriteria sebagai
berikut :
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KEMAMPUAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Kompetensi Dasar : 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
Interval Nilai (%) Interpretasi
81 – 100 Sangat baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat kurang
Page 202
181
4.15. Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid.
Materi SMA/MA : Sistem Koloid
Kelas : XI IPA
Alokasi Waktu : 270 menit (3 x 90 menit)
Nama :
No Aspek yang diamati Kegiatan
(A)
Penskoran
(B)
0 1 2 3 4
1 Somatic Siswa dalam kondisi rileks saat membaca LKS dan mencatat informasi penting
Siswa dapat membentuk kelompok
Siswa berdiskusi dan mengikuti langkah-langkah kegiatan di LKS
2 Auditory Siswa berani bertanya dengan bahasanya sendiri
Siswa mampu mengungkapkan idenya secara verbal dalam diskusi
Siswa dapat mengomentari suatu masalah yang ditimbulkan dalam pembelajaran
(kegiatan LKS)
Siswa menyimak penjelasan guru dan menyimak presentasi kelompok lain di
depan kelas
3 Visual Siswa dapat membaca wacana dengan teliti dan seksama
4 Intellectual Siswa dapat membuat kesimpulan
Siswa dapat menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas
Siswa mencari informasi apa saja untuk dipresentasikan
Observer
(…………………………………………………)
Page 203
182
Lampiran 8
Data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pretest Kelas Eksperimen
Subjek Nilai Subjek Nilai
1. 47
16. 53
2. 32
17. 50
3. 33
18. 36
4. 28
19. 54
5. 35
20. 53
6. 47
21. 38
7. 57
22. 31
8. 36
23. 39
9. 40
24. 32
10. 46
25. 44
11. 30
26. 44
12. 45
27. 38
13. 34
28. 39
14. 30
29. 44
15. 38
30. 44
Page 204
183
Pretest Kelas Kontrol
Subjek Nilai Subjek Nilai
1. 30
16. 52.5
2. 42.5
17. 52.5
3. 47.5
18. 37.5
4. 52.5
19. 62.5
5. 60
20. 52.5
6. 30
21. 62.2
7. 45
22. 37.5
8. 25
23. 30
9. 40
24. 27.5
10. 25
25. 45
11. 40
26. 55
12. 52.5
27. 47.5
13. 42.5
28. 45
14. 32.5
29. 52.5
15. 45
30. 52.5
Page 205
184
Lampiran 9
Data hasil posttest Kelas Eksperimen dan kelas kontrol
Posttest kelas eksperimen
Subjek Nilai Subjek Nilai
1. 83
16. 63
2. 95
17. 78
3. 79
18. 81
4. 75
19. 76
5. 70
20. 81
6. 58
21. 82
7. 78
22. 79
8. 81
23. 79
9. 76
24. 72
10. 76
25. 79
11. 83
26. 83
12. 79
27. 87
13. 86
28. 75
14. 84
29. 79
15. 68
30. 79
Page 206
185
Posttest Kelas Kontrol
Subjek Nilai Subjek Nilai
1. 82.5 16. 66
2. 72 17. 72
3. 65 18. 70
4. 71 19. 60
5. 72 20. 82.5
6. 75 21. 61
7. 62.5 22. 62.5
8. 60 23. 85
9. 70 24. 52
10. 82.5 25. 52
11. 70 26. 80
12. 82.5 27. 60
13. 76 28. 70
14. 75 29. 75
15. 55 30. 77.5
Page 207
186
Lampiran 10
Data Hasil nilai per-indikator siswa postest kelas kontrol
Subjek
menganalisis
argument
memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
suatu tindakan
Membuat induksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas suatu
sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangkan
hasil
Mendefinisikan istilah
dan
mempertimbangkan
definisi
Skor % Skor % Skor % Skor
Skor % Skor % Skor %
1 49 87.5 49 87.5
42 80.7 18 75 10 83.3 7 87.5 10 83.3
2 39 69.6 49 87.5
29 55.7 19 79.1 10 83.3 6 75 7 58.3
3 36 64.2 41 73.2
28 53.8 16 66.6 9 75 7 87.5 8 66.6
4 39 69.6 43 76.7
33 63.4 15 62.5 7 58.3 7 87.5 11 91.6
5 37 66 47 83.92
32 61.5 20 83.3 10 83.3 6 75 10 83.3
6 39 69.6 42 75
35 67.3 19 79.1 10 83.3 4 50 9 75
7 37 66 38 67.8
28 53.8 14 58.3 8 66.6 6 75 10 83.3
8 36 64.2 39 69.6
17 32.6 14 58.3 9 75 0 0 11 91.7
9 39 69.6 45 80.3
32 61.5 14 58.3 9 75 4 50 10 83.3
10 48 85.7 48 85.7
41 78.8 19 79.1 10 83.3 7 87.5 10 83.3
11 40 71.4 43 76.7
34 65.3 15 62.5 7 58.3 6 75 9 75
12 47 83.9 46 82.1
40 76.9 20 83.3 10 83.3 6 75 10 83.3
13 34 60.7 49 87.5
37 71.1 18 75 10 83.3 6 75 9 75
14 40 71.4 42 75
35 67.3 18 75 10 83.3 4 50 9 75
15 35 62.5 38 67.8
20 38.4 15 62.5 10 83.3 4 50 11 91.6
Page 208
187
Subjek
menganalisis
argument
memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
suatu tindakan
Membuat induksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas suatu
sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangkan
hasil
Mendefinisikan istilah
dan
mempertimbangkan
definisi
Skor % Skor % Skor % Skor
Skor % Skor % Skor %
16 34 60.7 35 62.5
27 51.9 18 75 10 83.3 3 37.5 11 91.6
17 37 66 46 82.1
33 63.4 20 83.3 10 83.3 5 62.5 10 83.3
18 40 71.4 44 78.5
35 67.3 15 62.5 7 58.3 6 75 9 75
19 39 69.6 41 73.2
30 57.6 9 37.5 10 83.3 2 25 7 58.3
20 48 85.7 48 85.7
42 80.7 20 83.3 9 75 7 87.5 10 83.3
21 39 69.6 41 73.2
22 42.3 13 54.1 4 33.3 0 0 7 58.3
22 37 66 38 67.8
26 50 13 54.1 8 66.6 6 75 10 83.3
23 47 83.9 49 87.5
41 78.8 20 83.3 9 75 7 87.5 9 75
24 37 66 41 73.2
28 53.8 11 45.8 8 66.6 2 25 8 66.6
25 38 67.8 41 73.2
28 53.8 11 45.8 8 66.6 2 25 8 66.6
26 41 73.2 46 82.1
34 65.3 19 79.1 9 75 7 87.5 6 50
27 38 67.8 41 73.2
30 57.6 9 37.5 10 83.3 2 25 7 58.3
28 40 71.4 44 78.5
34 65.3 15 62.5 7 58.3 6 75 9 75
29 40 71.4 43 76.78
34 65.3 19 79.1 10 83.3 5 62.5 9 75
30 45 80.3 49 87.5
35 67.3 19 79.1 8 66.6 6 75 7 58.3
Total 1195 71.3 1306 77.7 962 66.1 485 67.3 266 73.8 146 60.8 271 75.2
Page 209
188
LAMPIRAN 11
Hasil nilai pretest per indikator kelas kontrol
Subjek
menganalisis
argument
memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
suatu
tindakan
Membuat induksi
dan
mempertimbangka
n hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas
suatu sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangka
n hasil
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangka
n definisi
Sko
r %
Sko
r %
Sko
r % Skor % Skor % Skor % Skor %
1 21 37.5 11 19.6 16 30.7 8 33.3 2
16.
6 0 0 3 25
2 30 53.5 29 51.7 17 32.6 8 33.3 1 8.3 0 0 6 50
3 32 57.14 22 39.2 21 40.3 12 50 6 50 4 50 4 33.3
4 38 67.8 43 76.7 28 53.8 11 45.8 8
66.
6 2 25 8 66.6
5 35 62.5 43 76.7 30 57.6 9 37.5 10
83.
3 2 25 7 58.3
6 17 30.3 15 26.7 14 26.9 8 33.3 2
16.
6 1 12.5 1 8.3
7 26 46.4 21 37.5 22 42.3 13 54.1 6 50 4 50 3 25
8 14 25 13 23.2 13 25 9 37.5 5
41.
6 1 12.5 2 16.6
9 23 41 21 37.5 19 36.5 9 37.5 5
41.
6 3 37.5 6 50
10 14 25 13 23.2 13 25 9 37.5 5
41.
6 1 12.5 2 16.6
11 27 48.2 21 37.5 19 36.5 9 37.5 5
41.
6 3 37.5 6 50
12 35 62.5 43 76.7 28 53.8 11 45.8 8 66. 2 25 8 66.6
Page 210
189
Subjek
menganalisis
argument
memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
suatu
tindakan
Membuat induksi
dan
mempertimbangka
n hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas
suatu sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangka
n hasil
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangka
n definisi
Sko
r %
Sko
r %
Sko
r % Skor % Skor % Skor % Skor %
6
13 24 42.8 22 39.2 21 40.3 11 45.8 5
41.
6 3 37.5 6 50
14 18 32.1 14 25 16 30.7 12 50 4
33.
3 1 12.5 3 25
15 30 53.5 21 37.5 22 42.3 13 54.1 6 50 4 50 3 25
16 38 67.8 43 76.7 28 53.8 11 45.8 8
66.
6 2 25 8 66.6
17 35 62.5 43 76.7 28 53.8 11 45.8 8
66.
6 2 25 8 66.6
18 24 42.8 26 46.4 15 28.8 7 29.1 3 25 2 25 5 41.6
19 42 75 36 64.2 28 53.8 16 66.6 5
41.
6 7 87.5 5 41.6
20 35 62.5 43 76.7 28 53.8 11 45.8 8
66.
6 2 25 8 66.6
21 39 69.6 36 64.2 28 53.8 16 66.6 5
41.
6 7 87.5 5 41.6
22 23 41 26 46.4 15 28.8 7 29.1 3 25 2 25 5 41.6
23 18 32.1 15 26.7 14 26.9 8 33.3 2
16.
6 1 12.5 1 8.3
24 16 28.5 17 30.3 14 26.9 9 37.5 5
41.
6 0 0 0 0
25 28 50 20 35.7 22 42.3 13 54.1 6 50 4 50 3 25
Page 211
190
Subjek
menganalisis
argument
memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
suatu
tindakan
Membuat induksi
dan
mempertimbangka
n hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas
suatu sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangka
n hasil
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangka
n definisi
Sko
r %
Sko
r %
Sko
r % Skor % Skor % Skor % Skor %
26 30 53.5 39 69.6 25 48 11 45.8 5
41.
6 4 50 7 58.3
27 28 50 22 39.2 21 40.3 12 50 6 50 4 50 4 33.3
28 29 51.7 21 37.5 22 42.3 13 54.1 6 50 4 50 3 25
29 38 67.8 43 76.7 28 53.8 11 45.8 8
66.
6 2 25 8 66.6
30 34 60,7 43 76.7 28 53.8 11 45.8 8
66.
6 2 25 8 66.6
Hasil 841 50.1 825 53.21 643 41.2 319 44.3 164 49 76 31.6 146 40.6
Page 212
190
Lampiran 12
Hasil Nilai per indikator posttest kelas eksperimen
Subjek
menganalisis
argument
memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
suatu tindakan
Membuat induksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas
suatu sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangkan
hasil
Mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan
definisi
Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %
1 44.0 78.6 51.0 91.1 40.0 76.9 18.0 75.0 11.0 91.7 7.0 87.5 10.0 83.3
2 52.0 92.9 52.0 92.9 50.0 96.2 22.0 91.7 9.0 75.0 7.0 87.5 11.0 91.7
3 43.0 76.8 49.0 87.5 36.0 69.2 20.0 83.3 11.0 91.7 7.0 87.5 10.0 83.3
4 41.0 73.2 49.0 87.5 38.0 73.1 19.0 79.2 7.0 58.3 7.0 87.5 6.0 50.0
5 33.0 58.9 44.0 78.6 43.0 82.7 21.0 87.5 5.0 41.7 4.0 50.0 10.0 83.3
6 40.0 71.4 36.0 64.3 21.0 40.4 16.0 66.7 10.0 83.3 3.0 37.5 3.0 25.0
7 39.0 69.6 50.0 89.3 39.0 75.0 18.0 75.0 10.0 83.3 7.0 87.5 10.0 83.3
8 46.0 82.1 49.0 87.5 38.0 73.1 19.0 79.2 11.0 91.7 8.0 100.0 11.0 91.7
9 42.0 75.0 45.0 80.4 39.0 75.0 16.0 66.7 11.0 91.7 7.0 87.5 10.0 83.3
10 41.0 73.2 46.0 82.1 40.0 76.9 18.0 75.0 9.0 75.0 7.0 87.5 10.0 83.3
11 41.0 73.2 46.0 82.1 40.0 76.9 18.0 75.0 9.0 75.0 7.0 87.5 10.0 83.3
12 42.0 75.0 44.0 78.6 45.0 86.5 19.0 79.2 12.0 100.0 4.0 50.0 11.0 91.7
13 48.0 85.7 54.0 96.4 36.0 69.2 21.0 87.5 10.0 83.3 7.0 87.5 10.0 83.3
14 45.0 80.4 50.0 89.3 44.0 84.6 20.0 83.3 10.0 83.3 8.0 100.0 9.0 75.0
15 39.0 69.6 18.0 32.1 42.0 80.8 22.0 91.7 7.0 58.3 7.0 87.5 10.0 83.3
Page 213
191
Subjek
menganalisis
argument
memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
suatu tindakan
Membuat induksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas
suatu sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangkan
hasil
Mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan
definisi
Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %
16 36.0 64.3 36.0 64.3 27.0 51.9 22.0 91.7 9.0 75.0 8.0 100.0 10.0 83.3
17 39.0 69.6 51.0 91.1 39.0 75.0 19.0 79.2 9.0 75.0 7.0 87.5 10.0 83.3
18 47.0 83.9 49.0 87.5 38.0 73.1 19.0 79.2 11.0 91.7 8.0 100.0 11.0 91.7
19 44.0 78.6 45.0 80.4 40.0 76.9 17.0 70.8 10.0 83.3 7.0 87.5 9.0 75.0
20 47.0 83.9 49.0 87.5 38.0 73.1 19.0 79.2 10.0 83.3 8.0 100.0 11.0 91.7
21 43.0 76.8 48.0 85.7 44.0 84.6 20.0 83.3 10.0 83.3 7.0 87.5 11.0 91.7
22 42.0 75.0 44.0 78.6 45.0 86.5 20.0 83.3 12.0 100.0 4.0 50.0 11.0 91.7
23 43.0 76.8 50.0 89.3 36.0 69.2 19.0 79.2 10.0 83.3 7.0 87.5 10.0 83.3
24 40.0 71.4 42.0 75.0 33.0 63.5 20.0 83.3 6.0 50.0 7.0 87.5 3.0 25.0
25 42.0 75.0 44.0 78.6 45.0 86.5 20.0 83.3 12.0 100.0 4.0 50.0 11.0 91.7
26 51.0 91.1 50.0 89.3 40.0 76.9 20.0 83.3 10.0 83.3 7.0 87.5 9.0 75.0
27 49.0 87.5 53.0 94.6 45.0 86.5 20.0 83.3 11.0 91.7 7.0 87.5 10.0 83.3
28 40.0 71.4 45.0 80.4 39.0 75.0 17.0 70.8 10.0 83.3 6.0 75.0 8.0 66.7
29 43.0 76.8 50.0 89.3 36.0 69.2 21.0 87.5 11.0 91.7 7.0 87.5 10.0 83.3
30 42.0 75.0 44.0 78.6 45.0 86.5 19.0 79.2 12.0 100.0 4.0 50.0 11.0 91.7
HASIL 1284.0 76.4 1383.0 82.02 1181.0 75.7 579.0 80.4 295.0 81.9 195.0 81.2 286.0 79.6
Page 214
192
LAMPIRAN 13
Hasil nilai pretest per indikator kelas eksperimen
Subjek
menganalisi
s argument
memfokuska
n Pertanyaan
Memutuska
n suatu
tindakan
Membuat induksi
dan
mempertimbangka
n hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas
suatu sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangka
n hasil
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangka
n definisi
Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %
1 28.0 50.0 28.0 50.0 20.0 38.5 11.0 45.8 2.0 16.7 4.0 50.0 9.0 75.0
2 18.0 32.1 19.0 33.9 14.0 26.9 12.0 50.0 3.0 25.0 5.0 62.5 5.0 41.7
3 21.0 37.5 19.0 33.9 14.0 26.9 14.0 58.3 3.0 25.0 2.0 25.0 4.0 33.3
4 22.0 39.3 21.0 37.5 13.0 25.0 11.0 45.8 3.0 25.0 2.0 25.0 2.0 16.7
5 22.0 39.3 22.0 39.3 13.0 25.0 6.0 25.0 1.0 8.3 5.0 62.5 3.0 25.0
6 29.0 51.8 29.0 51.8 22.0 42.3 12.0 50.0 2.0 16.7 3.0 37.5 9.0 75.0
7 33.0 58.9 39.0 69.6 30.0 57.7 17.0 70.8 5.0 41.7 3.0 37.5 3.0 25.0
8 21.0 37.5 24.0 42.9 17.0 32.7 8.0 33.3 3.0 25.0 2.0 25.0 5.0 41.7
9 24.0 42.9 20.0 35.7 19.0 36.5 12.0 50.0 3.0 25.0 3.0 37.5 6.0 50.0
10 27.0 48.2 30.0 53.6 24.0 46.2 17.0 70.8 7.0 58.3 5.0 62.5 3.0 25.0
11 21.0 37.5 25.0 44.6 17.0 32.7 11.0 45.8 2.0 16.7 1.0 12.5 5.0 41.7
12 28.0 50.0 26.0 46.4 21.0 40.4 13.0 54.2 9.0 75.0 5.0 62.5 3.0 25.0
13 25.0 44.6 21.0 37.5 25.0 48.1 11.0 45.8 2.0 16.7 3.0 37.5 6.0 50.0
14 19.0 33.9 24.0 42.9 13.0 25.0 6.0 25.0 0.0 0.0 5.0 62.5 3.0 25.0
15 21.0 37.5 28.0 50.0 17.0 32.7 9.0 37.5 4.0 33.3 1.0 12.5 6.0 50.0
16 31.0 55.4 33.0 58.9 27.0 51.9 16.0 66.7 5.0 41.7 3.0 37.5 4.0 33.3
17 29.0 51.8 33.0 58.9 25.0 48.1 12.0 50.0 5.0 41.7 5.0 62.5 3.0 25.0
18 21.0 37.5 24.0 42.9 17.0 32.7 8.0 33.3 3.0 25.0 2.0 25.0 5.0 41.7
Page 215
193
Subjek
menganalisi
s argument
memfokuska
n Pertanyaan
Memutuska
n suatu
tindakan
Membuat induksi
dan
mempertimbangka
n hasil induksi
Menjelaskan
keradibilitas
suatu sumber
Mengobservasi
dan
Mempertimbangka
n hasil
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangka
n definisi
Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %
19 31.0 55.4 31.0 55.4 27.0 51.9 16.0 66.7 6.0 50.0 6.0 75.0 4.0 33.3
20 31.0 55.4 33.0 58.9 27.0 51.9 16.0 66.7 5.0 41.7 3.0 37.5 4.0 33.3
21 21.0 37.5 28.0 50.0 17.0 32.7 9.0 37.5 4.0 33.3 1.0 12.5 6.0 50.0
22 19.0 33.9 20.0 35.7 14.0 26.9 11.0 45.8 2.0 16.7 2.0 25.0 2.0 16.7
23 30.0 53.6 29.0 51.8 19.0 36.5 16.0 66.7 5.0 41.7 0.0 0.0 3.0 25.0
24 23.0 41.1 22.0 39.3 16.0 30.8 10.0 41.7 4.0 33.3 2.0 25.0 6.0 50.0
25 27.0 48.2 27.0 48.2 27.0 51.9 11.0 45.8 7.0 58.3 3.0 37.5 2.0 16.7
26 26.0 46.4 26.0 46.4 26.0 50.0 11.0 45.8 7.0 58.3 3.0 37.5 2.0 16.7
27 21.0 37.5 28.0 50.0 17.0 32.7 9.0 37.5 4.0 33.3 1.0 12.5 6.0 50.0
28 26.0 46.4 26.0 46.4 18.0 34.6 14.0 58.3 2.0 16.7 0.0 0.0 2.0 16.7
29 26.0 46.4 26.0 46.4 24.0 46.2 11.0 45.8 7.0 58.3 3.0 37.5 2.0 16.7
30 25.0 44.6 24.0 42.9 24.0 46.2 11.0 45.8 7.0 58.3 3.0 37.5 5.0 41.7
HASIL 746 44.4 785.0 46.7 604.0 38.8 351.0 48.7 122.0 33.8 86.0 35.8 128.0 35.5
Page 216
194
Lampiran 14
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretesIA3 .148 30 .093 .950 30 .166
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretesIA2 .111 30 .200* .959 30 .284
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Page 217
195
Lampiran 15
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .138 30 .148 .957 30 .253
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
postesteksperimen .155 30 .065 .951 30 .177
a. Lilliefors Significance Correction
Page 218
196
Lampiran 16
Uji Homogenitas Pre-test Kelas
eksperimen dan kelas kontrol
ANOVA
1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 184.451 1 184.451 2.032 .159
Within Groups 5265.445 58 90.784
Total 5449.896 59
1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.592 1 58 .113
Page 219
197
Lampiran 17
Uji Homogenitas Posttest Kelas eksperimen dan kelas kontrol
Test of Homogeneity of Variances
1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.914 1 58 .053
ANOVA
1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1020.938 1 1020.938 14.853 .000
Within Groups 3986.808 58 68.738
Total 5007.746 59
Page 220
198
Lampiran 18
Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
1
Equal variances
assumed 2.592 .113 -1.425 58 .159 -3.50667 2.46013 -8.43115 1.41782
Equal variances not
assumed
-1.425 53.238 .160 -3.50667 2.46013 -8.44055 1.42721
Page 221
199
Lampiran 19
Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
1
Equal variances
assumed 3.914 .053 3.854 58 .000 8.25000 2.14069 3.96495 12.53505
Equal variances
not assumed
3.854 53.981 .000 8.25000 2.14069 3.95815 12.54185
Page 222
200
Lampiran 20
Analisis KD
Materi Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
1.1 1.1 Menyadari keteraturan dan kompleksitas konfigurasi elektron dalam atom sebagai wujud kebesaran Tuhan YME..
Page 223
201
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam bekerja sama menemukan dan memahami keteraturan atom, unsur
dan molekul
2.2 Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam menyajikan dan menafsirkan data.
2.3 Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam..
3.15 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari
4.14 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar
Indikator Materi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Indikator berpikir
kritis
Sub indikator
berpikir kritis
Indikator SAVI
3.15.3
Menganalisis
sifat-sifat koloid
Sistem
koloid
1. Meminta siswa
untuk
mendiskusikan
pertanyaan
melalui latihan
prediksi
1. Berdiskusi mengenai
pertanyaan yang
terdapat dalam
lembar kerja.
Menganalisis
Argumen
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
pernyataan
Auditory,
Visual,
Intellectual
4.14.2 Merancang
suatu percobaan
mengenai sifat
koloid dan
pembuatan koloid
1. Guru memberikan
persoalan
berkaitan dengan
materi pada
lembar kerja yang
disediakan.
1. Siswa memikirkan
jawaban dari
persoalan yang
diberikan guru dan
menjawab
pertanyaan yang
terdpat di lembar
Memutuskan suatu
tindakan
Membuat
prosedur
penyelesaian
masalah
Visual,
Intellectual
Page 224
202
Indikator Materi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Indikator berpikir
kritis
Sub indikator
berpikir kritis
Indikator SAVI
2. Membuat
rancangan
percobaan
berdasarkan
latihan prediksi
yang di berikan
3. Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
kerja.
2. Mulai membuat
rancangan
percobaan
berdasarkan latihan
prediksi.
3. Bertanya sebanyak-
banyaknya
mengenai proyek
praktikum yang
akan dibuat.
4.14.3 Membuat
definisi sifat
koloid
berdasarkan
argumentasi yang
logis
1. Meminta siswa
untuk
mendiskusikan
hasil percobaan
dan pengamatan
mereka serta
menjawab ulang
1. Berdiskusi
berdasarkan hasil
pengamatan dan
menjawab ulang
pertanyaan.
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
definisi
Membuat bentuk
definisi
Somatic,
Auditory, visual,
Intellectual
3.15.1
Page 225
203
Indikator Materi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Indikator berpikir
kritis
Sub indikator
berpikir kritis
Indikator SAVI
Mengelompokkan
sistem koloid
berdasarkan
observasi yang
dilakukan
pertanyaan
sebelum
praktikum
berdasarkan data
yang di peroleh
dari hasil
pengamatna
2. Meminta siswa
untuk
memperesentasika
n hasil percobaan
kelompok masing-
masing
3. Meminta masing-
masing kelompok
memberikan
argument sesuai
data yang
diperoleh melalui
2. Mempresentasikan
hasil percobaan.
3. Siswa memberikan
argumen sesuai dari
data masing-masing
kelompok.
4. Menghubungkan
jawaban latihan
Page 226
204
Indikator Materi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Indikator berpikir
kritis
Sub indikator
berpikir kritis
Indikator SAVI
diskusi kelas
4. Mengarahkan
siswa untuk
membuat definisi.
5. Pada akhir diskusi
guru memberikan
penguatan jika
temuan siswa
sesuai dengan
prediksi
sebelumnya dan
memberikan
koreksi jika
temuan siswa
tidak sesuai
6. Guru
prediksi dengan
data yang di dapat
berdasarkan
percobaan.
5. Memperhatikan dan
mengoreksi data
yang dihasilkan dari
percobaan.
6. Menghubungkan
dari definisi yang
sudah di dapat
dengan materi
pelajaran
sebelumnya.
Page 227
205
Indikator Materi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Indikator berpikir
kritis
Sub indikator
berpikir kritis
Indikator SAVI
membimbing
siswa untuk
mengaitkan
konsep yang
sudah dipelajari
dengan konteks
lain.
3.15.2
Menyimpulkan
sifat koloid dan
pembuatan koloid
berdasarkan
observasi
percobaan
1. Guru
membimbing
siswa untuk
secara madiri
melakukan dan
menyimpulkan
hasil percobaan
dari materi yang
telah di
praktikumkan.
1. Menafsirkan dan
menyimpulkan data
yang diperoleh.
Membuat induksi
dari
mempertimbangkan
induksi
Membuat
kesimpulan dan
hipotesis
Intellectual
4.14.1
Menerapkan sifat
1. Meminta siswa
untuk mencari
1. Berdiskusi
bersama
Menganalisis
argumen
Mengidentifikasi
ketidakrelevanan
Visual,
Auditory,
Page 228
206
Indikator Materi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Indikator berpikir
kritis
Sub indikator
berpikir kritis
Indikator SAVI
koloid dan
pembuatan koloid
dalam kehidupan
sehari-hari
berdasarkan
argumentasi yang
logis
terkaitan antar
sifat-sifat koloid
dengan aplikasi
lain dalam
kehidupan sehari-
hari.
2. Menunjuk
perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan
peranan dan
penerapan sifat
koloid dalam
kehidupan sehari-
hari
kelompok
mengenai
penerapan sifat-
sifat koloid
dalam
kehidupan
sehari-hari
2. Menejlaskan
penerapan sifat-
sifat koloid
dalam
kehidupan
sehari-hari
dan kerelevanan Intellectual
Page 230
207
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 101.82
Simpang Baku= 75.33
KorelasiXY= 0.97
Reliabilitas Tes= 0.98
Nama berkas: F:\KULIAH\ANATES VALIDASI ORI.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap
Skor Total
1 1 Farhan Prasetya 30 27
57
2 2 Siti Fatimah 103 90
193
3 3 Indra Aji Nug... 31 28
59
4 4 Feyrus Felsav... 26 15
41
5 5 Sinta Bela 19 16
35
6 6 Siti Asmadiillah 32 39
71
7 7 Tri Asih Anjani 40 33
73
8 8 Clara Uli Can... 52 55
107
9 9 Riyan Sobirin 37 34
71
10 10 Abdillah Fikri 16 16
32
11 11 Dita Putri 25 26
51
12 12 Ika Maudy Yul... 22 24
46
13 13 Gray Nindyan ... 6 4
10
14 14 Rahul Al-Wari 14 8
22
15 15 Sandra Khafifah 75 86
161
16 16 Karynna Ramia 53 56
109
17 17 M. Fauzan F. 35 30
65
18 18 Avista Chandr... 33 26
59
19 19 Alfin J 44 37
81
Lampiran 21
Hasil Validasi
Page 231
208
20 20 Panji Gumilla... 44 30
74
21 21 Annisa dila E... 61 77
138
22 22 Annisa Nuurrahmi 58 56
114
23 23 Khosil Amalina 27 22
49
24 24 Bella Indah P... 81 94
175
25 25 Ananda Fadhlu... 159 126
285
26 26 Canora vanesa 100 90
190
27 27 Muhammad zaky 152 148
300
28 28 Cahyo Tri S 103 80
183
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: F:\KULIAH\ANATES VALIDASI ORI.AUR
1 2 3
4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3
4 5
1 27 Muhammad zaky 300 10 15 10
16 10
2 25 Ananda Fadhlu... 285 15 10 12
12 16
3 2 Siti Fatimah 193 13 16 12
8 10
4 26 Canora vanesa 190 16 14 13
16 16
5 28 Cahyo Tri S 183 8 9 11
8 16
6 24 Bella Indah P... 175 15 16 12
10 12
7 15 Sandra Khafifah 161 12 16 11
12 10
8 21 Annisa dila E... 138 9 16 11
4 8
Rata2 Skor 12.25 14.00
11.50 10.75 12.25
Page 232
209
Simpang Baku 3.01 2.88 0.93
4.13 3.28
6 7 8
9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8
9 10
1 27 Muhammad zaky 300 10 16 10
16 16
2 25 Ananda Fadhlu... 285 14 12 14
16 16
3 2 Siti Fatimah 193 11 0 9
10 11
4 26 Canora vanesa 190 16 16 16
12 12
5 28 Cahyo Tri S 183 8 9 2
9 0
6 24 Bella Indah P... 175 16 0 16
0 12
7 15 Sandra Khafifah 161 11 2 2
2 2
8 21 Annisa dila E... 138 10 0 12
0 16
Rata2 Skor 12.00 6.88
10.13 8.13 10.63
Simpang Baku 2.98 7.20 5.62
6.69 6.30
11 12 13
14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13
14 15
1 27 Muhammad zaky 300 10 16 16
9 16
2 25 Ananda Fadhlu... 285 13 0 16
16 14
3 2 Siti Fatimah 193 0 0 9
12 10
4 26 Canora vanesa 190 14 0 13
16 0
5 28 Cahyo Tri S 183 14 0 13
0 11
6 24 Bella Indah P... 175 0 0 10
13 0
7 15 Sandra Khafifah 161 0 0 11
12 0
Page 233
210
8 21 Annisa dila E... 138 0 0 10
10 0
Rata2 Skor 6.38 2.00 12.25
11.00 6.38
Simpang Baku 6.93 5.66 2.71
5.10 7.05
16 17 18
19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18
19 20
1 27 Muhammad zaky 300 16 16 8
16 16
2 25 Ananda Fadhlu... 285 0 16 14
16 14
3 2 Siti Fatimah 193 0 13 13
15 0
4 26 Canora vanesa 190 0 0 0
0 0
5 28 Cahyo Tri S 183 14 0 10
0 15
6 24 Bella Indah P... 175 0 16 11
16 0
7 15 Sandra Khafifah 161 0 11 16
16 0
8 21 Annisa dila E... 138 0 9 9
14 0
Rata2 Skor 3.75 10.13
10.13 11.63 5.63
Simpang Baku 6.96 6.75 4.88
7.21 7.78
21 22
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22
1 27 Muhammad zaky 300 16 16
2 25 Ananda Fadhlu... 285 13 16
3 2 Siti Fatimah 193 11 10
4 26 Canora vanesa 190 0 0
5 28 Cahyo Tri S 183 12 14
6 24 Bella Indah P... 175 0 0
7 15 Sandra Khafifah 161 0 15
8 21 Annisa dila E... 138 0 0
Rata2 Skor 6.50 8.88
Simpang Baku 7.09 7.59
Page 234
211
Kelompok Asor
Nama berkas: F:\KULIAH\ANATES VALIDASI ORI.AUR
1 2 3
4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3
4 5
1 11 Dita Putri 51 11 12 3
3 3
2 23 Khosil Amalina 49 10 8 0
6 6
3 12 Ika Maudy Yul... 46 9 12 4
3 3
4 4 Feyrus Felsav... 41 9 4 4
4 4
5 5 Sinta Bela 35 0 0 0
12 0
6 10 Abdillah Fikri 32 0 0 0
0 0
7 14 Rahul Al-Wari 22 10 4 0
0 0
8 13 Gray Nindyan ... 10 4 4 2
0 0
Rata2 Skor 6.63 5.50 1.63
3.50 2.00
Simpang Baku 4.60 4.75 1.85
4.07 2.33
6 7 8
9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8
9 10
1 11 Dita Putri 51 3 0 0
7 0
2 23 Khosil Amalina 49 0 0 0
0 0
3 12 Ika Maudy Yul... 46 6 6 0
0 0
4 4 Feyrus Felsav... 41 4 0 0
9 0
5 5 Sinta Bela 35 0 0 0
4 0
6 10 Abdillah Fikri 32 0 0 0
0 0
7 14 Rahul Al-Wari 22 0 0 0
0 0
8 13 Gray Nindyan ... 10 0 0 0
0 0
Page 235
212
Rata2 Skor 1.63 0.75 0.00
2.50 0.00
Simpang Baku 2.39 2.12 0.00
3.70 0.00
11 12 13
14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13
14 15
1 11 Dita Putri 51 0 0 0
4 0
2 23 Khosil Amalina 49 0 0 8
4 0
3 12 Ika Maudy Yul... 46 0 0 0
3 0
4 4 Feyrus Felsav... 41 0 0 0
0 0
5 5 Sinta Bela 35 4 0 0
0 0
6 10 Abdillah Fikri 32 0 0 0
0 0
7 14 Rahul Al-Wari 22 0 0 0
0 0
8 13 Gray Nindyan ... 10 0 0 0
0 0
Rata2 Skor 0.50 0.00 1.00
1.38 0.00
Simpang Baku 1.41 0.00 2.83
1.92 0.00
16 17 18
19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18
19 20
1 11 Dita Putri 51 0 1 4
0 0
2 23 Khosil Amalina 49 0 3 4
0 0
3 12 Ika Maudy Yul... 46 0 0 0
0 0
4 4 Feyrus Felsav... 41 0 0 3
0 0
5 5 Sinta Bela 35 0 11 4
0 0
6 10 Abdillah Fikri 32 0 12 12
0 0
Page 236
213
7 14 Rahul Al-Wari 22 0 4 4
0 0
8 13 Gray Nindyan ... 10 0 0 0
0 0
Rata2 Skor 0.00 3.88 3.88
0.00 0.00
Simpang Baku 0.00 4.94 3.72
0.00 0.00
21 22
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22
1 11 Dita Putri 51 0 0
2 23 Khosil Amalina 49 0 0
3 12 Ika Maudy Yul... 46 0 0
4 4 Feyrus Felsav... 41 0 0
5 5 Sinta Bela 35 0 0
6 10 Abdillah Fikri 32 4 4
7 14 Rahul Al-Wari 22 0 0
8 13 Gray Nindyan ... 10 0 0
Rata2 Skor 0.50 0.50
Simpang Baku 1.41 1.41
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 28
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 22
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: F:\KULIAH\ANATES VALIDASI ORI.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab
t DP(%)
1 1 12.25 6.63 5.63 3.01 4.60 1.94
2.90 35.16
2 2 14.00 5.50 8.50 2.88 4.75 1.96
4.33 53.13
3 3 11.50 1.63 9.88 0.93 1.85 0.73
1... 61.72
4 4 10.75 3.50 7.25 4.13 4.07 2.05
3.54 45.31
5 5 12.25 2.00 1... 3.28 2.33 1.42
7.20 64.06
6 6 12.00 1.63 1... 2.98 2.39 1.35
7.69 64.84
Page 237
214
7 7 6.88 0.75 6.13 7.20 2.12 2.65
2.31 38.28
8 8 10.13 0.00 1... 5.62 0.00 1.99
5.10 63.28
9 9 8.13 2.50 5.63 6.69 3.70 2.70
2.08 35.16
10 10 10.63 0.00 1... 6.30 0.00 2.23
4.77 66.41
11 11 6.38 0.50 5.88 6.93 1.41 2.50
2.35 36.72
12 12 2.00 0.00 2.00 5.66 0.00 2.00
1.00 12.50
13 13 12.25 1.00 1... 2.71 2.83 1.39
8.12 70.31
14 14 11.00 1.38 9.63 5.10 1.92 1.93
5.00 60.16
15 15 6.38 0.00 6.38 7.05 0.00 2.49
2.56 39.84
16 16 3.75 0.00 3.75 6.96 0.00 2.46
1.52 23.44
17 17 10.13 3.88 6.25 6.75 4.94 2.96
2.11 39.06
18 18 10.13 3.88 6.25 4.88 3.72 2.17
2.88 39.06
19 19 11.63 0.00 1... 7.21 0.00 2.55
4.56 72.66
20 20 5.63 0.00 5.63 7.78 0.00 2.75
2.04 35.16
21 21 6.50 0.50 6.00 7.09 1.41 2.56
2.35 37.50
22 22 8.88 0.50 8.38 7.59 1.41 2.73
3.07 52.34
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 28
Butir Soal= 22
Nama berkas: F:\KULIAH\ANATES VALIDASI ORI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 58.98 Sedang
2 2 60.94 Sedang
3 3 41.02 Sedang
4 4 44.53 Sedang
5 5 44.53 Sedang
6 6 42.58 Sedang
Page 238
215
7 7 23.83 Sukar
8 8 31.64 Sedang
9 9 33.20 Sedang
10 10 33.20 Sedang
11 11 21.48 Sukar
12 12 6.25 Sangat Sukar
13 13 41.41 Sedang
14 14 38.67 Sedang
15 15 19.92 Sukar
16 16 11.72 Sangat Sukar
17 17 43.75 Sedang
18 18 43.75 Sedang
19 19 36.33 Sedang
20 20 17.58 Sukar
21 21 21.88 Sukar
22 22 29.30 Sukar
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 28
Butir Soal= 22
Nama berkas: F:\KULIAH\ANATES VALIDASI ORI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.507 Sangat Signifikan
2 2 0.603 Sangat Signifikan
3 3 0.663 Sangat Signifikan
4 4 0.642 Sangat Signifikan
5 5 0.711 Sangat Signifikan
6 6 0.655 Sangat Signifikan
7 7 0.607 Sangat Signifikan
8 8 0.678 Sangat Signifikan
9 9 0.726 Sangat Signifikan
10 10 0.808 Sangat Signifikan
11 11 0.693 Sangat Signifikan
12 12 0.516 Sangat Signifikan
13 13 0.867 Sangat Signifikan
14 14 0.639 Sangat Signifikan
15 15 0.800 Sangat Signifikan
16 16 0.537 Sangat Signifikan
17 17 0.528 Sangat Signifikan
18 18 0.521 Sangat Signifikan
19 19 0.650 Sangat Signifikan
20 20 0.722 Sangat Signifikan
21 21 0.672 Sangat Signifikan
22 22 0.739 Sangat Signifikan
Page 239
216
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 101.82
Simpang Baku= 75.33
KorelasiXY= 0.97
Reliabilitas Tes= 0.98
Butir Soal= 22
Jumlah Subyek= 28
Nama berkas: F:\KULIAH\ANATES VALIDASI ORI.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign.
Korelasi
1 1 2.90 35.16 Sedang 0.507 Sangat
Signifikan
2 2 4.33 53.13 Sedang 0.603 Sangat
Signifikan
3 3 1... 61.72 Sedang 0.663 Sangat
Signifikan
4 4 3.54 45.31 Sedang 0.642 Sangat
Signifikan
5 5 7.20 64.06 Sedang 0.711 Sangat
Signifikan
6 6 7.69 64.84 Sedang 0.655 Sangat
Signifikan
7 7 2.31 38.28 Sukar 0.607 Sangat
Signifikan
8 8 5.10 63.28 Sedang 0.678 Sangat
Signifikan
9 9 2.08 35.16 Sedang 0.726 Sangat
Signifikan
Page 240
217
10 10 4.77 66.41 Sedang 0.808 Sangat
Signifikan
11 11 2.35 36.72 Sukar 0.693 Sangat
Signifikan
12 12 1.00 12.50 Sangat Sukar 0.516 Sangat
Signifikan
13 13 8.12 70.31 Sedang 0.867 Sangat
Signifikan
14 14 5.00 60.16 Sedang 0.639 Sangat
Signifikan
15 15 2.56 39.84 Sukar 0.800 Sangat
Signifikan
16 16 1.52 23.44 Sangat Sukar 0.537 Sangat
Signifikan
17 17 2.11 39.06 Sedang 0.528 Sangat
Signifikan
18 18 2.88 39.06 Sedang 0.521 Sangat
Signifikan
19 19 4.56 72.66 Sedang 0.650 Sangat
Signifikan
20 20 2.04 35.16 Sukar 0.722 Sangat
Signifikan
21 21 2.35 37.50 Sukar 0.672 Sangat
Signifikan
22 22 3.07 52.34 Sukar 0.739 Sangat
Signifikan
Page 242
219
Lampiran 23
DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
Siswa Mengerjakan Pretest Tahap Persiapan (SAVI)
Tahap Penyampaian (SAVI) Tahap Pelatihan (SAVI)
Tahap Penampilan Hasil (SAVI)
Percobaan Membedakan
Larutan, susupendi dan
Koloid
Page 243
220
Percobaan membuat Marshmellow Percobaan Membuat Penyaring Air
Penyaring Air Marshmellow
Proses Pembelajaran Kelas Kontrol Siswa Mengerjakan Posttest
Page 244
221
Lampiran 24
Uji Referensi
Page 256
233
Lampiran 25
Lembar Observasi 3
somatic
1
somatic
2
somatic
3 Auditori
auditroi
2 Auditori3 Auditroi4 visual
intelectual
1
intelectual
2
intelectual
3
4 4 3 4 2 4 2 4 2 4 2
4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4
2 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4
4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 2 4 2 4 4 2 3 3 4
4 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4
2 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3
4 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4
4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3
2 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4
4 2 4 4 2 4 3 4 4 3 3
4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3
4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4
2 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4
2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3
4 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4
4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4
4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3
3 4 3 4 2 4 2 2 4 2 4
2 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3
4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4
4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 3
Page 257
234
4 3 4 2 4 3 4 3 2 4 4
4 0 4 4 4 2 4 2 3 3 3
3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4
2 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4
4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 4
3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3
3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 2
102 96 97 100 98 100 100 98 98 102 104
somatic 2.458333 0.819444
auditroy 3.316667 0.829167
visual 0.816667
intelectual 2.533333 0.844444
Lembar Observasi 2
somatic
1
somatic
2
somatic
3
Auditori
1
auditroi
2
Auditori
3
Auditroi
4
viusal intelectual
1
intelectual
2
intelectual
3
4 4 3 4 2 4 2 1 4 3 4
4 4 3 4 4 2 4 2 4 3 4
1 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4
1 4 3 4 4 4 1 2 3 3 4
1 4 3 4 4 4 1 1 4 3 3
4 1 4 2 2 4 4 4 3 1 4
4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 3
4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4
2 3 2 4 4 2 2 4 3 3 4
Page 258
235
0 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3
4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4
2 4 2 4 2 2 3 4 4 4 1
4 2 4 2 2 4 4 4 4 1 2
4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3
1 4 4 4 2 2 3 2 4 1 4
4 4 3 4 4 3 4 3 3 1 3
4 2 3 4 4 3 2 3 4 3 3
4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4
4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3
3 4 3 4 2 4 2 4 4 3 4
1 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3
1 4 4 4 4 0 0 3 3 4 4
2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4
4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3
4 1 4 4 4 2 4 3 3 3 4
3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3
4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4
4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2
3 4 4 3 3 2 3 4 2 2 4
3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4
88 98 101 108 95 92 90 93 109 85 103
Page 259
236
somatic 2.391666667 0.79722222
auditroi 3.208333333 0.80208333
visual 0.775
intelectual 2.475 0.825
Lembar Observasi 1
somatic
1
somatic
2
somatic
3
auditory1 auditroy
2
auditory3 auditroy4 viusal intelectual
1
intelectual
2
intelectual
3
4 2 3 4 2 2 4 2 3 4 4
4 2 3 4 2 4 2 3 3 3 4
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
4 0 0 2 3 0 4 2 3 4 4
3 4 0 0 4 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 3 4 0 2 3 4 3
4 3 4 3 4 4 4 1 3 4 3
3 4 4 4 3 4 0 2 3 3 4
4 4 2 4 3 4 0 3 3 2 3
4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2
2 4 2 4 2 2 2 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 2
2 4 2 3 2 2 4 3 4 3 4
4 2 2 3 4 4 4 3 4 3 4
3 2 2 4 2 2 4 3 4 4 2
4 4 4 3 3 0 0 3 3 2 4
2 4 2 4 4 4 4 3 3 3 2
2 3 4 4 4 2 2 3 3 4 4
4 4 4 3 3 4 0 3 3 3 3
Page 260
237
3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2
4 0 0 3 3 4 4 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 0 3 3 2 2
4 2 2 4 2 2 4 3 3 2 2
4 4 4 4 3 4 0 3 3 4 3
4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
0 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
0 4 4 2 4 4 0 3 3 2 2
4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2
99 94 90 105 97 99 80 88 96 97 92
somatic 2.358333 0.786111
auditroy 3.175 0.79375
visual 0.733333
intelectual 2.375 0.791667
Page 261
238
Lampiran 26
Hasil Indikator Per- LKS
LKS 1
Memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
Tindakan
Mengob
servasi
Menganalisis Argumen Membuat Definisi Memfokuskan
Pertanyaan
Membuat
Kesimpulan
4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 0 3
4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 0 3
0 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3
0 4 3 2 2 0 0 2 3 0 4 0 3
0 4 3 2 2 4 0 0 4 3 4 0 3
4 0 4 2 4 4 4 2 3 4 0 0 3
4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 0 3
4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 0 0 3
4 3 4 2 4 2 4 4 3 4 0 0 3
0 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 0 3
4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4
4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 0 4
0 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4
4 0 3 4 2 2 4 3 3 0 0 0 3
4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 0 3
Page 262
239
Memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan
Tindakan
Mengob
servasi
Menganalisis Argumen Membuat Definisi Memfokuskan
Pertanyaan
Membuat
Kesimpulan
4 0 4 4 4 2 4 4 4 4 4 0 3
4 0 4 2 4 4 2 4 3 4 0 0 3
3 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4
0 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4
0 4 4 2 2 0 0 3 3 4 4 0 3
4 0 3 2 4 2 4 4 4 4 0 0 3
4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 0 4
4 0 4 2 4 2 4 4 3 4 0 0 3
3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4
4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 0 3
4 4 4 2 0 4 2 4 4 4 4 0 3
4 4 3 2 0 2 4 2 4 4 0 0 3
4 0 4 2 4 2 4 4 4 4 4 0 3
90 85 106 82 86 88 9
0
100 112 11
1
88 29 98
0.75 0.70833333
3
0.88333
3333
0.6833
33333
0.7166
66667
0.7333
33333
0.
7
5
0.8333
33333
0.9333
33333
0.9
25
0.7333
33333
0.2416
66667
0.81666666
7
Memutuskan Suatu Tindakan 0.708 70.83333 70.8
Menganalisis Argumen 2.133 0.711111 71.11111111
Membuat Definisi 2.517 0.838889 83.88888889
Page 263
240
Memfokuskan Pertanyaan 2.65 0.883333 88.33333333
Membuat Kesimpulan 0.817 81.66667 81.66
Mengobsevasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
88.33333333
LKS 2
Memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan Suatu
tindakan
Mengobs
ervasi
Menganalisis
Argumen
Membuat
Definisi
Menjelaskan kreadibilitas
suatu sumber
Membuat
Kesimpulan
4 4 3 3 4 4 4 3 3
4 4 3 3 4 4 4 3 3
3 4 3 3 3 4 4 3 3
4 4 3 3 4 4 3 3 2
3 3 0 3 4 4 4 3 2
0 3 4 3 4 4 3 0 4
4 4 3 3 4 4 4 3 3
3 3 3 3 4 4 3 0 3
3 3 3 4 4 4 3 0 3
4 4 4 3 4 4 3 3 3
4 3 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 3 4 4 3 3 3
0 3 4 3 4 4 4 3 3
Page 264
241
Memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan Suatu
tindakan
Mengobs
ervasi
Menganalisis
Argumen
Membuat
Definisi
Menjelaskan kreadibilitas
suatu sumber
Membuat
Kesimpulan
4 3 3 3 3 3 3 3 3
0 3 3 3 4 3 4 3 3
0 3 4 4 4 4 4 0 3
4 3 3 3 3 3 4 4 0
4 3 3 3 4 4 3 2 2
3 3 4 3 4 3 3 0 3
4 3 4 3 4 4 3 4 4
4 3 3 3 4 4 3 4 4
4 3 3 3 4 3 3 3 2
3 3 2 3 3 4 3 0 3
0 3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 2 2 3 2
4 4 4 3 4 4 3 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 3 3 3 3 3 2 2
93 103 99 93 114 112 102 77 88
0.775 0.858333333 0.8
25
0.775 0.95 0.93333333
3
0.85 0.64166
6667
0.733333333
Memutuskan suatu tindakan 1.6833 0.841667 84.16666667
Page 265
242
Menganalisis argument 0.85833 85.83333 95
Membuat definisi 0.933 0.933 93.3
Memfokuskan pertanyaan 77.5
Membuat kesimpulan 73.33333333
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
77.5
Kreadibilitas suatu sumber 1.49167 0.74583333 74.58333333
LKS 3
Memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan suatu
tindakan
Mengobse
rvasi
Menganalissi
argument
Membuat
definisi
Memfokuskan
pertanyaaan
Membuat
kesimpulan
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
Page 266
243
Memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan suatu
tindakan
Mengobse
rvasi
Menganalissi
argument
Membuat
definisi
Memfokuskan
pertanyaaan
Membuat
kesimpulan
4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 0
3 4 4 4 4 4 4 4 4 0
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 0
3 4 4 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 2 2
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
109 114 116 115 118 119 115 117 112 103
0.908333333 0.95 0.966666 0.9583333 0.983333 0.991666 0.95833333 0.975 0.933333 0.858333333
Page 267
244
Memfokuskan
Pertanyaan
Memutuskan suatu
tindakan
Mengobse
rvasi
Menganalissi
argument
Membuat
definisi
Memfokuskan
pertanyaaan
Membuat
kesimpulan
667 33 333 667 3 333
Memutuskan suatu tindakan 1.916667 0.95833333 95.83333333
Menganalisis argument 1.975 0.9875 98.75
Membuat definisi 0.958333 95.83333333
Memfokuskan pertanyaan 2.816667 0.93888889 93.88888889
Membuat kesimpulan 85.83333333
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasu
95.83333333