BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti saat ini menuntut perusahaan untuk mampu mengungkapkan informasi laporan keuagan yang tepat guna menghadapi ketatnya persaingan bisnis. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang menjadi sarana bagi perusahaan dalam menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu entitas. Informasi dalam laporan keuangan sangat yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berbagai pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur dan pemerintah sangat berkepentingan terhadap informasi yang tersaji di laporan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2009:3) menyatakan bahwa pelaporan keuangan (financial reporting) memiliki 1
66
Embed
pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang jangka waktu publikasi laporan keuangan auditan, serta membantu memperoleh bukti empiris bagi akademis dan peneliti lain terkait dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan di perusahaan – perusahaan yang terdaftar di BEI.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi seperti saat ini menuntut perusahaan untuk mampu
mengungkapkan informasi laporan keuagan yang tepat guna menghadapi ketatnya
persaingan bisnis. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi
yang menjadi sarana bagi perusahaan dalam menyediakan informasi menyangkut
posisi keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu entitas.
Informasi dalam laporan keuangan sangat yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berbagai pihak seperti
manajemen, pemegang saham, kreditur dan pemerintah sangat berkepentingan
terhadap informasi yang tersaji di laporan keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2009:3) menyatakan bahwa pelaporan
keuangan (financial reporting) memiliki tujuan utama yaitu menyediakan
informasi keuangan untuk pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang
berkepentingan seperti: pemilik perusahaan, kreditur, investor, pemerintah, dan
pihak – pihak lain yang terkait (stakeholders), karena di dalam laporan keuangan
terdapat informasi penting mengenai kondisi finansial perusahaan yang
menggambarkan prospek perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan
datang. Pelaporan keuangan tidak hanya mencakup laporan keuangan. Pelaporan
keuangan memiliki arti yang lebih luas yakni mencakup komunikasi informasi
1
yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi
tentang sumber daya, kewajiban, modal serta perolehan laba dari suatu entitas
bisnis. Bentuk utama dari pelaporan keuangan adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa agar dapat memenuhi
kebutuhan dari seluruh pihak yang berkepentingan. Berdasarkan Statement of
Financial Accounting (SFAC) No. 2, kualitas informasi keuangan dapat dinilai
dari sisi relevansi dan reliabilitas. Relevansi merujuk pada kepuasan dalam arti
bahwa informasi harus logis jika dihubungkan dengan keputusan – keputusan
yang diambil, sedangkan reliabilitas merupakan tingkat keandalan informasi yang
merujuk pada kejujuran dan tingkat kesesuaian dengan fenomena yang
digambarkan. Berkaitan dengan relevansi, salah satu aspek yang terpenting yaitu
timeliness. Timeliness atau ketepatwaktuan berarti ketersediaan informasi yang
tepat waktu dalam pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan
kapasitas pengaruhnya dalam mempengaruhi keputusan (Astika, 2010).
Permintaan akan laporan keuangan yang tepat waktu dan andal juga
meningkat seiring dengan semakin bertambah banyaknya jumlah investor.
Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan
perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi pemakai
informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Semakin lama laporan
keuangan disampaikan, semakin berkurang nilai manfaatannya. Penyampaian
laporan keuangan juga berhubungan dengan reaksi investor.
Menurut Scott (2003) mendefinisikan pengungkapan pelaporan keuangan
sebagai media informasi yang diharapkan dapat membantu investor atau pihak
2
lain untuk memprediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan akan mengakibatkan reaksi
positif dari investor yang mengakibatkan kenaikan harga saham perusahaan.
Sebaliknya keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan mendapatkan
reaksi negatif dari investor yang berdampak pada penurunan harga saham
perusahaan. Dengan demikian ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan
berperan penting bagi perusahaan dan para pemakai laporan keuangan untuk
membentuk opini, kepercayaan dan reaksi yang positif.
Ketepatwaktuan pelaporan keuangan diatur dalam surat keputusan Badan
Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan nomor Kep-134/BL/2006 tanggal 7
Desember 2006 dan peraturan BEI Kep-307/BEJ/07-2004. Dalam peraturan
tersebut dinyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal wajib
menyampaikan laporan keuangan disertai laporan auditor independen secara
berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat – lambatya 90
hari setelah diterbitkannya laporan tahunan.
Waktu penyelesaian audit setiap perusahaan publik oleh auditor tentu
berbeda-beda. Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal
ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu auditor
dalam mempublikasikan laporan hasil auditannya (Rolinda, 2007:110).
Adakalanya, dalam melaksanakan standar-standar audit ditemukan adanya
penyimpangan. Penyimpangan inilah yang kadang menyebabkan lamanya suatu
proses pengauditan dilakukan karena adanya unsur verifikasi yang digunakan
3
untuk mengetahui indikasi penyimpangan yang terjadi. Proses ini memungkinkan
publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terhambat.
Rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan
keuangan auditan disebut dengan istilah Audit Report Lag (Soetedjo, 2006).
Penggunaan istilah Audit Report Lag dianggap lebih dapat menggambarkan
rentang waktu penyelesaian audit karena objeknya adalah tanggal yang tertera
pada laporan audit yang telah ditandatangani, di mana berarti laporan audit
tersebut sah dikeluarkan. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi
ketepatan waktu informasi tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak
pada reaksi pasar menaggapi kelambatan informasi. Keadaan itu dapat
mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi
yang dipublikasikan.
Pada kenyataannya, manajemen perusahaan yang telah memperoleh
laporan keuangan hasil auditan cenderung menunda melakukan publikasi ke pasar
modal. Penundaan publikasi oleh perusahaan dapat mengakibatkan tingkat risiko
yang lebih tinggi, missed opportunities dan asimetri informasi yang semakin luas
(Yuliana dan Ardiati, 2004). Keterlambatan publikasi audit laporan keuangan
tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten,
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Semakin
panjang periode antara akhir periode akuntansi dengan waktu publikasi laporan
keuangan, semakin tinggi kemungkinan informasi dibocorkan pada pihak yang
4
berkepentingan bahkan dapat menimbulkan terjadinya insider trading dan isu - isu
lain di bursa saham (Wirakusuma, 2004).
Menurut McLelland dan Giroux (dalam Yuliana dan Ardiati, 2004)
terdapat tiga hal utama yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Pertama, kebutuhan dari pihak-pihak pengguna laporan keuangan
antara lain seperti pihak penjamin obligasi dan agen penilai obligasi yaitu
Bapepam yang mengandalkan informasi di dalam laporan auditor untuk membuat
keputusan sedangkan investor lebih mengacu pada rating obligasi perusahaan-
perusahaan tersebut. Kedua, efisiensi audit dapat ditingkatkan apabila memiliki
pemahaman yang lebih tentang ketepatan waktu laporan audit. Efisiensi audit
tercapai bila semakin sedikitnya input audit diperlukan untuk mencapai output
tertentu. Ketiga, ketepatan waktu audit merupakan sinyal kompetensi manajemen
keuangan yang efektif.
Banyak penelitian yang telah melakukan pengujian empiris berkaitan
dengan audit report lag dan faktor – faktor yang mempengaruhi. Penelitian-
penelitian sebelumnya telah menemukan bukti empiris bahwa keterlambatan
penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik berasal dari
internal perusahaan maupun eksternal. Dyer dan McHugh (1975) meneliti profil
ketepatan waktu pelaporan dan normalitas keterlambatan dengan menggunakan
120 perusahaan di Australia periode 1965-1971. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan tanggal berakhirnya tahun buku
berpengaruh dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan
profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan. Selain
5
itu, Dogan, et. al (2007) meneliti tentang hubungan antara ketepatan waktu
pelaporan keuangan dengan kinerja perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa return on equity (ROE), change net return (CNR) dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap kecepatan perusahaan dalam pelaporan
keuangan. Sedangkan change in financial risk (CFR), free float rate (FFR) dan
jenis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap kecepatan perusahaan dalam
pelaporan keuangan, serta rasio transaksi memiliki hubungan yang terbalik
dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Sedangkan di Indonesia, Oktorina dan Suharli (2005) meneliti faktor-
faktor penentu kepatuhan ketepatan waktu pelaporan keuangan, hasil
penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa debt to equity ratio dan
profitabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan,
sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan perusahaan, dan kantor
akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Meskipun
menunjukkan hasil yang signifikan, namun hubungan antara ukuran perusahaan
dengan ketepatan waktu ialah tidak searah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh
Meylisa dan Estralita (2010) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi audit
report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari
penelelitian tersebut diperoleh hasil bahwa klasifikasi industri, laba – rugi tahun
berjalan, besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag sedangkan total
asset, debt proportion, dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report
lag. Bukti-bukti empiris ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang
6
berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh
auditor.
Berdasarkan berbagai penelitian yang telah ada sebelumnya tampak bahwa
terjadi ketidakkonsistenan dalam hasil - hasil penelitian yang telah dilakukan.
Oleh karena itu peneliti ingin mengidentifikasi faktor – faktor dan menambahkan
variabel baru untuk menilai jangka waktu penundaan publikasi laporan keuangan
oleh manajemen perusahaan sehingga penelitian ini akan memberikan temuan
empiris yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Dari berbagai macam variabel
tersebut, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh leverage, profitabilitas,
operating cash flow, opini audit dan reputasi KAP.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah leverage berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan
keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan
keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012?
3. Apakah operating cash flow berpengaruh terhadap penundaan publikasi
laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012?
7
4. Apakah opini audit berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan
keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012?
5. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan
keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari
penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi
laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap penundaan publikasi
laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
3. Untuk mengetahui pengaruh operating cash flow terhadap penundaan
publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
4. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap penundaan publikasi
laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
8
5. Untuk mengetahui pengaruh reputasi KAP terhadap penundaan publikasi
laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
C. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak
yang berkepentingan, yaitu:
1. Kegunaan Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan
ilmu pengetahuan dan wawasan tentang jangka waktu publikasi laporan keuangan
auditan, serta membantu memperoleh bukti empiris bagi akademis dan peneliti
lain terkait dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap penundaan
publikasi laporan keuangan auditan di perusahaan – perusahaan yang terdaftar di
BEI.
2. Kegunaan Praktis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen
perusahaan terutama dalam melakukan publikasi laporan keuangan auditan agar
tidak terjadi keterlambatan penyampaian laporan keuangan ke publik. Disamping
itu penelitian ini dapat memberikan informasi yang membantu pihak – pihak
manajemen perusahaan terkait dengan ketepatwaktuan penyampaian laporan
keuangan auditan kepada publik.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Regulasi
Regulasi berarti mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan
aturan atau pembatasan. Teori regulasi atau peraturan menjelaskan bahwa
perekonomian terpusat adalah alasan dalam melindungi kepentingan umum.
Dalam teori ini, pihak legislatif membuat aturan untuk melindungi pengguna
laporan keuangan dengan meningkatkan kinerja ekonomi. Teori regulasi dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Teori Kepentingan Publik
Teori ini menunjukkan regulasi yang merupakan hasil dari tuntutan
publik untuk koreksi kegagalan pasar. Dalam teori ini, kewenangan
pusat, termasuk juga badan pengawas regulator, diasumsikan memiliki
kepentingan terbaik dihati masyarakat.
2) Teori Kepentingan Umum
Dalam teori ini, pembuat peraturan mendominasi peraturan tersebut
karena dibuat dari beberapa sudut pandang entitas yang paling banyak
mempengaruhi legistif.
10
3) Teori Kepentingan Individu
Teori ini disampaikan George Stigler tahun 1971 yang mengatakan
bahwa aktivitas seputar peraturan menggambarkan persaudaraan
diantara kekuatan politik dari kelompok berkepentingan. Kelompok
berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai sisi permintaan dan
legislatif sebagai sisi penawaran.
2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
manajemen yang disajikan secara terstruktur sebagai agen atas pengelolaan
kekayaan prinsipal yang diberikan kepadanya. Menurut Astika (2010: 91)
Laporan Keuangan merupakan proses akumulasi, analisis, penyusunan, dan
publikasi sejumlah informasi mengenai aspek ekonomis suatu entitas. Informasi
dalam laporan keuangan sangat penting karena digunakan sebagai pengambilan
keputusan oleh prinsipal dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Laporan
keuangan harus disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar yang berlaku di
tiap – tiap negara.
Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
11
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2)
kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan
kerugian; dan (5) arus kas.
Sedangkan menurut Accounting Principles Board Statement (APB) No.4
dalam (Astika, 2010: 86) mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan ke dalam
tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif. Tujuan khusus dari laporan
keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-
perubahan lainnya dalam posisi keuangan. Sedangkan tujuan umum dari laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber
daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan
dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan
untuk memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan
dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan
pengguna laporan.
12
Disamping itu, terdapat pula tujuan kualitatif dari laporan keuangan yaitu sebagai
berikut:
a. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan
paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam
keputusan ekonomi mereka.
b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut jelas, tetapi
para pengguna juga harus dapat memahaminya.
c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh
pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode –
metode pengukuran yang sama.
d. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan
umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
pengguna-pengguna yang spesifik.
e. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal,
untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti
perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh
perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.
g. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi
yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.
13
2.1.3 Pengertian Audit
Auditing adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan
tingkat hubungan antara pernyatan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang
berkepentingan (Mulyadi, 2002:9). Sedangkan menurut Arens dkk (2008:4) audit
didefinisikan sebagai ”pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi
tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan”.
Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens dkk, 2008:18). Audit harus
dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan
umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan
kredibilitas dari laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan
perusahaan publik wajib diaudit.
Menurut Yulianti (2011), laporan keuangan penting untuk diaudit karena
berbagai alasan sebagai berikut.
1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan
dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap
penyusunan laporan keuangan tersebut.
14
2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan.
3) Terdapat kerumitan data di dalam laporan keuangan perusahaan.
4) Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap catatan-catatan
akuntansi.
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Audit
Tujuan umum suatu auditing atas laporan keuangan adalah memberikan
suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah
disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus audit untuk
setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Tujuan khusus ini
berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam
laporan keuangan (Haryono Jusup, 2001:117).
Berdasarkan sifatnya, auditing mempunyai fungsi menguraikan informasi
yang ada dalam laporan keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung
pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan tersebut (Setyahadi, 2011). Audit yang dilaksanakan auditor
adalah suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan keuangan yang disusun
manajemen telah memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama atau telah
memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Prinsip-Prinsip