Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti saat ini menuntut perusahaan untuk mampu mengungkapkan informasi laporan keuagan yang tepat guna menghadapi ketatnya persaingan bisnis. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang menjadi sarana bagi perusahaan dalam menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu entitas. Informasi dalam laporan keuangan sangat yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berbagai pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur dan pemerintah sangat berkepentingan terhadap informasi yang tersaji di laporan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2009:3) menyatakan bahwa pelaporan keuangan (financial reporting) memiliki 1
66

pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Jan 24, 2016

Download

Documents

aguspradipta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang jangka waktu publikasi laporan keuangan auditan, serta membantu memperoleh bukti empiris bagi akademis dan peneliti lain terkait dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan di perusahaan – perusahaan yang terdaftar di BEI.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi seperti saat ini menuntut perusahaan untuk mampu

mengungkapkan informasi laporan keuagan yang tepat guna menghadapi ketatnya

persaingan bisnis. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi

yang menjadi sarana bagi perusahaan dalam menyediakan informasi menyangkut

posisi keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu entitas.

Informasi dalam laporan keuangan sangat yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berbagai pihak seperti

manajemen, pemegang saham, kreditur dan pemerintah sangat berkepentingan

terhadap informasi yang tersaji di laporan keuangan.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2009:3) menyatakan bahwa pelaporan

keuangan (financial reporting) memiliki tujuan utama yaitu menyediakan

informasi keuangan untuk pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang

berkepentingan seperti: pemilik perusahaan, kreditur, investor, pemerintah, dan

pihak – pihak lain yang terkait (stakeholders), karena di dalam laporan keuangan

terdapat informasi penting mengenai kondisi finansial perusahaan yang

menggambarkan prospek perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan

datang. Pelaporan keuangan tidak hanya mencakup laporan keuangan. Pelaporan

keuangan memiliki arti yang lebih luas yakni mencakup komunikasi informasi

1

Page 2: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi

tentang sumber daya, kewajiban, modal serta perolehan laba dari suatu entitas

bisnis. Bentuk utama dari pelaporan keuangan adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa agar dapat memenuhi

kebutuhan dari seluruh pihak yang berkepentingan. Berdasarkan Statement of

Financial Accounting (SFAC) No. 2, kualitas informasi keuangan dapat dinilai

dari sisi relevansi dan reliabilitas. Relevansi merujuk pada kepuasan dalam arti

bahwa informasi harus logis jika dihubungkan dengan keputusan – keputusan

yang diambil, sedangkan reliabilitas merupakan tingkat keandalan informasi yang

merujuk pada kejujuran dan tingkat kesesuaian dengan fenomena yang

digambarkan. Berkaitan dengan relevansi, salah satu aspek yang terpenting yaitu

timeliness. Timeliness atau ketepatwaktuan berarti ketersediaan informasi yang

tepat waktu dalam pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan

kapasitas pengaruhnya dalam mempengaruhi keputusan (Astika, 2010).

Permintaan akan laporan keuangan yang tepat waktu dan andal juga

meningkat seiring dengan semakin bertambah banyaknya jumlah investor.

Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan

perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi pemakai

informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Semakin lama laporan

keuangan disampaikan, semakin berkurang nilai manfaatannya. Penyampaian

laporan keuangan juga berhubungan dengan reaksi investor.

Menurut Scott (2003) mendefinisikan pengungkapan pelaporan keuangan

sebagai media informasi yang diharapkan dapat membantu investor atau pihak

2

Page 3: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

lain untuk memprediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan akan mengakibatkan reaksi

positif dari investor yang mengakibatkan kenaikan harga saham perusahaan.

Sebaliknya keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan mendapatkan

reaksi negatif dari investor yang berdampak pada penurunan harga saham

perusahaan. Dengan demikian ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan

berperan penting bagi perusahaan dan para pemakai laporan keuangan untuk

membentuk opini, kepercayaan dan reaksi yang positif.

Ketepatwaktuan pelaporan keuangan diatur dalam surat keputusan Badan

Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan nomor Kep-134/BL/2006 tanggal 7

Desember 2006 dan peraturan BEI Kep-307/BEJ/07-2004. Dalam peraturan

tersebut dinyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal wajib

menyampaikan laporan keuangan disertai laporan auditor independen secara

berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat – lambatya 90

hari setelah diterbitkannya laporan tahunan.

Waktu penyelesaian audit setiap perusahaan publik oleh auditor tentu

berbeda-beda. Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal

ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu auditor

dalam mempublikasikan laporan hasil auditannya (Rolinda, 2007:110).

Adakalanya, dalam melaksanakan standar-standar audit ditemukan adanya

penyimpangan. Penyimpangan inilah yang kadang menyebabkan lamanya suatu

proses pengauditan dilakukan karena adanya unsur verifikasi yang digunakan

3

Page 4: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

untuk mengetahui indikasi penyimpangan yang terjadi. Proses ini memungkinkan

publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terhambat.

Rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan

tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

keuangan auditan disebut dengan istilah Audit Report Lag (Soetedjo, 2006).

Penggunaan istilah Audit Report Lag dianggap lebih dapat menggambarkan

rentang waktu penyelesaian audit karena objeknya adalah tanggal yang tertera

pada laporan audit yang telah ditandatangani, di mana berarti laporan audit

tersebut sah dikeluarkan. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi

ketepatan waktu informasi tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak

pada reaksi pasar menaggapi kelambatan informasi. Keadaan itu dapat

mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi

yang dipublikasikan.

Pada kenyataannya, manajemen perusahaan yang telah memperoleh

laporan keuangan hasil auditan cenderung menunda melakukan publikasi ke pasar

modal. Penundaan publikasi oleh perusahaan dapat mengakibatkan tingkat risiko

yang lebih tinggi, missed opportunities dan asimetri informasi yang semakin luas

(Yuliana dan Ardiati, 2004). Keterlambatan publikasi audit laporan keuangan

tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten,

sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Semakin

panjang periode antara akhir periode akuntansi dengan waktu publikasi laporan

keuangan, semakin tinggi kemungkinan informasi dibocorkan pada pihak yang

4

Page 5: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

berkepentingan bahkan dapat menimbulkan terjadinya insider trading dan isu - isu

lain di bursa saham (Wirakusuma, 2004).

Menurut McLelland dan Giroux (dalam Yuliana dan Ardiati, 2004)

terdapat tiga hal utama yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

keuangan. Pertama, kebutuhan dari pihak-pihak pengguna laporan keuangan

antara lain seperti pihak penjamin obligasi dan agen penilai obligasi yaitu

Bapepam yang mengandalkan informasi di dalam laporan auditor untuk membuat

keputusan sedangkan investor lebih mengacu pada rating obligasi perusahaan-

perusahaan tersebut. Kedua, efisiensi audit dapat ditingkatkan apabila memiliki

pemahaman yang lebih tentang ketepatan waktu laporan audit. Efisiensi audit

tercapai bila semakin sedikitnya input audit diperlukan untuk mencapai output

tertentu. Ketiga, ketepatan waktu audit merupakan sinyal kompetensi manajemen

keuangan yang efektif.

Banyak penelitian yang telah melakukan pengujian empiris berkaitan

dengan audit report lag dan faktor – faktor yang mempengaruhi. Penelitian-

penelitian sebelumnya telah menemukan bukti empiris bahwa keterlambatan

penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik berasal dari

internal perusahaan maupun eksternal. Dyer dan McHugh (1975) meneliti profil

ketepatan waktu pelaporan dan normalitas keterlambatan dengan menggunakan

120 perusahaan di Australia periode 1965-1971. Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan tanggal berakhirnya tahun buku

berpengaruh dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan

profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan. Selain

5

Page 6: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

itu, Dogan, et. al (2007) meneliti tentang hubungan antara ketepatan waktu

pelaporan keuangan dengan kinerja perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa return on equity (ROE), change net return (CNR) dan ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap kecepatan perusahaan dalam pelaporan

keuangan. Sedangkan change in financial risk (CFR), free float rate (FFR) dan

jenis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap kecepatan perusahaan dalam

pelaporan keuangan, serta rasio transaksi memiliki hubungan yang terbalik

dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Sedangkan di Indonesia, Oktorina dan Suharli (2005) meneliti faktor-

faktor penentu kepatuhan ketepatan waktu pelaporan keuangan, hasil

penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa debt to equity ratio dan

profitabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan,

sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan perusahaan, dan kantor

akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Meskipun

menunjukkan hasil yang signifikan, namun hubungan antara ukuran perusahaan

dengan ketepatan waktu ialah tidak searah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh

Meylisa dan Estralita (2010) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi audit

report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari

penelelitian tersebut diperoleh hasil bahwa klasifikasi industri, laba – rugi tahun

berjalan, besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag sedangkan total

asset, debt proportion, dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report

lag. Bukti-bukti empiris ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang

6

Page 7: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh

auditor.

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah ada sebelumnya tampak bahwa

terjadi ketidakkonsistenan dalam hasil - hasil penelitian yang telah dilakukan.

Oleh karena itu peneliti ingin mengidentifikasi faktor – faktor dan menambahkan

variabel baru untuk menilai jangka waktu penundaan publikasi laporan keuangan

oleh manajemen perusahaan sehingga penelitian ini akan memberikan temuan

empiris yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Dari berbagai macam variabel

tersebut, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh leverage, profitabilitas,

operating cash flow, opini audit dan reputasi KAP.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah leverage berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan

keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan

keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012?

3. Apakah operating cash flow berpengaruh terhadap penundaan publikasi

laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012?

7

Page 8: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

4. Apakah opini audit berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan

keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012?

5. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan

keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari

penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi

laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012.

2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap penundaan publikasi

laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012.

3. Untuk mengetahui pengaruh operating cash flow terhadap penundaan

publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.

4. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap penundaan publikasi

laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012.

8

Page 9: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

5. Untuk mengetahui pengaruh reputasi KAP terhadap penundaan publikasi

laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012.

C. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak

yang berkepentingan, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan

ilmu pengetahuan dan wawasan tentang jangka waktu publikasi laporan keuangan

auditan, serta membantu memperoleh bukti empiris bagi akademis dan peneliti

lain terkait dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap penundaan

publikasi laporan keuangan auditan di perusahaan – perusahaan yang terdaftar di

BEI.

2. Kegunaan Praktis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen

perusahaan terutama dalam melakukan publikasi laporan keuangan auditan agar

tidak terjadi keterlambatan penyampaian laporan keuangan ke publik. Disamping

itu penelitian ini dapat memberikan informasi yang membantu pihak – pihak

manajemen perusahaan terkait dengan ketepatwaktuan penyampaian laporan

keuangan auditan kepada publik.

9

Page 10: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Regulasi

Regulasi berarti mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan

aturan atau pembatasan. Teori regulasi atau peraturan menjelaskan bahwa

perekonomian terpusat adalah alasan dalam melindungi kepentingan umum.

Dalam teori ini, pihak legislatif membuat aturan untuk melindungi pengguna

laporan keuangan dengan meningkatkan kinerja ekonomi. Teori regulasi dapat

dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Teori Kepentingan Publik

Teori ini menunjukkan regulasi yang merupakan hasil dari tuntutan

publik untuk koreksi kegagalan pasar. Dalam teori ini, kewenangan

pusat, termasuk juga badan pengawas regulator, diasumsikan memiliki

kepentingan terbaik dihati masyarakat.

2) Teori Kepentingan Umum

Dalam teori ini, pembuat peraturan mendominasi peraturan tersebut

karena dibuat dari beberapa sudut pandang entitas yang paling banyak

mempengaruhi legistif.

10

Page 11: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

3) Teori Kepentingan Individu

Teori ini disampaikan George Stigler tahun 1971 yang mengatakan

bahwa aktivitas seputar peraturan menggambarkan persaudaraan

diantara kekuatan politik dari kelompok berkepentingan. Kelompok

berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai sisi permintaan dan

legislatif sebagai sisi penawaran.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban

manajemen yang disajikan secara terstruktur sebagai agen atas pengelolaan

kekayaan prinsipal yang diberikan kepadanya. Menurut Astika (2010: 91)

Laporan Keuangan merupakan proses akumulasi, analisis, penyusunan, dan

publikasi sejumlah informasi mengenai aspek ekonomis suatu entitas. Informasi

dalam laporan keuangan sangat penting karena digunakan sebagai pengambilan

keputusan oleh prinsipal dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Laporan

keuangan harus disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar yang berlaku di

tiap – tiap negara.

Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1

menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi

tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-

keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada

11

Page 12: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2)

kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan

kerugian; dan (5) arus kas.

Sedangkan menurut Accounting Principles Board Statement (APB) No.4

dalam (Astika, 2010: 86) mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan ke dalam

tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif. Tujuan khusus dari laporan

keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-

perubahan lainnya dalam posisi keuangan. Sedangkan tujuan umum dari laporan

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber

daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan

dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan

untuk memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk

mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.

d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan

dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan

pengguna laporan.

12

Page 13: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Disamping itu, terdapat pula tujuan kualitatif dari laporan keuangan yaitu sebagai

berikut:

a. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan

paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam

keputusan ekonomi mereka.

b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut jelas, tetapi

para pengguna juga harus dapat memahaminya.

c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh

pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode –

metode pengukuran yang sama.

d. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan

umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari

pengguna-pengguna yang spesifik.

e. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal,

untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti

perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh

perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.

g. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi

yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.

13

Page 14: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

2.1.3 Pengertian Audit

Auditing adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan

tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan

tingkat hubungan antara pernyatan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang

ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang

berkepentingan (Mulyadi, 2002:9). Sedangkan menurut Arens dkk (2008:4) audit

didefinisikan sebagai ”pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas

informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi

tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan”.

Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk

menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah

dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens dkk, 2008:18). Audit harus

dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan

umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan

kredibilitas dari laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan

perusahaan publik wajib diaudit.

Menurut Yulianti (2011), laporan keuangan penting untuk diaudit karena

berbagai alasan sebagai berikut.

1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan

dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap

penyusunan laporan keuangan tersebut.

14

Page 15: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses

pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan.

3) Terdapat kerumitan data di dalam laporan keuangan perusahaan.

4) Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap catatan-catatan

akuntansi.

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Audit

Tujuan umum suatu auditing atas laporan keuangan adalah memberikan

suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah

disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi

berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus audit untuk

setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Tujuan khusus ini

berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam

laporan keuangan (Haryono Jusup, 2001:117).

Berdasarkan sifatnya, auditing mempunyai fungsi menguraikan informasi

yang ada dalam laporan keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung

pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian informasi yang terkandung dalam

laporan keuangan tersebut (Setyahadi, 2011). Audit yang dilaksanakan auditor

adalah suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan keuangan yang disusun

manajemen telah memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama atau telah

memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Prinsip-Prinsip

Akuntansi Berterima Umum (PABU).

15

Page 16: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

2.1.5 Penundaan Publikasi Laporan Keuangan (Audit Report Lag)

Penundaan publikasi laporan keuangan audit merupakan interval jumlah

hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan

dipublikasikan oleh bursa. Penundaan publikasi laporan keuangan jg mengacu

pada audit report lag yaitu rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari

tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal

diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo,2006). Rentang waktu

diartikan sebagai jumlah hari yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan

proses audit yang dihitung dari tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan

sampai pada tanggal audit tersebut selesai yaitu pada saat ditanda-tanganinya

laporan auditan.

Dalam perkembangannya, banyak peneliti yang memakai istilah lain

dalam menjelaskan makna terkait dengan rentang waktu penyelesaian audit.

Menurut Ashton, Willingham, dan Elliot (1987) serta Carslaw dan Kaplan (1991),

keduanya memakai istilah audit delay untuk menggambarkan rentang waktu dari

tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan sampai pada tanggal laporan audit

ditandatangani. Sedangkan Dyer dan McHugh (1975) dalam Utami (2004),

menyebutnya sebagai auditor’s report lag, yaitu adalah rentang waktu antara

tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan dengan tanggal yang tercatat pada

laporan opini auditor. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh W.

Robert Knechel dan Jeff L. Payne (2001) menggunakan istilah audit report lag

untuk menggambarkan audit delay. Penggunaan istilah audit report lag dianggap

lebih dapat menggambarkan rentang waktu penyelesaian audit karena objeknya

16

Page 17: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

adalah tanggal yang tertera pada laporan audit yang telah ditandatangani, di mana

berarti laporan audit tersebut sah dikeluarkan, walaupun ketiga istilah itu dapat

digunakan .

Audit report lag mengakibatkan berkurangnya kualitas isi informasi yang

terkandung dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi tingkat

ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan.

Menurut Owusu Ansah (2000), ketepatan waktu laporan keuangan dikategorikan

menjadi dua yakni yang berhubungan dengan dampak ketepatan waktu laporan

keuangan terhadap audit delay (Chambers dan Penman, 1994) dan yang

berhubungan dengan kelambatan (audit delay) pelaporan serta faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaku pelaporan tepat waktu (Dyer dan McHugh, 1975 dalam

Wirakusuma, 2004). Dalam pelaksanaan audit diperlukan adanya perencanaan

audit yang salah satunya berupa penyusunan anggaran waktu (time budget) yang

secara sederhana menetapkan pedoman mengenai jumlah waktu dari masing-

masing bagian audit. Jika anggaran waktu digunakan secara tepat akan

menghasilkan sejumlah manfaat. Akan tetapi, anggaran waktu yang tidak

digunakan secara tepat dapat merugikan. Anggaran waktu merupakan suatu

pedoman tetapi tidak absolut (Mumpui, 2011).

Dyer dan McHugh (dalam Saputri, 2012) membagi keterlambatan atau lag

menjadi tiga criteria yaitu:

1. Preliminary lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

17

Page 18: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

2. Auditor’s report lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

2.1.6 Leverage

Leverage yaitu kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya

(hutang-hutangnya), termasuk kewajibannya kepada investor. Dalam penelitian

Respati (2004), leverage merupakan rasio yang mengukur tingkat aktiva

perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dalam hal ini berarti

leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari

kewajiban. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibanding dengan aktivanya. Leverage sering pula disebut solvabilitas.

Menurut Carslaw & Kaplan (1991) menyatakan bahwa proporsi relatif

hutang terhadap total asset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan.

Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan

kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadapat

pemeriksaan laporan keuangan yang diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya

proporsi hutang aka meningkatkan risiko kerugian perusahaan. Keadaan seperti

ini akan mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terkait dengan kelangsungan

hidup perusahaan (going concern).

Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio adalah

pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari

18

Page 19: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan

meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan

perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya.

Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan

dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf

dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dengan demikian leverage yang

di ukur dengan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu

penyelesaian audit.

2.1.7 Profitabilitas

Menurut Hanafi dan Halim (dalam Yuliana, 2011) Profitabilitas adalah

ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

selama periode tertentu. Dalam Supranoto (1990) Profitabilitas adalah

kemampuan suatu kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba. Profitabilitas

merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola

kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis

besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang

dilakukan oleh perusahaan.

Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektifitas yang

dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Dasar pemikiran bahwa tingkat

keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektifitas

perusahaan, tentu saja berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan

keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode

berjalan. Perusahaan yang profitable memiliki insentif untuk menginformasikan

19

Page 20: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

kinerja unggul mereka ke public dengan mengeluarkan laporan tahunan secara

tepat (Kartika,2009).

Givoly dan Palmon (1982) berpendapat bahwa ketepatan waktu dan

keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan.

Jika tingkat profitabilitas perusahaan tinggi maka audit report lag akan lebih

pendek dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas

yang rendah. Wirakusuma (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang

melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu

auditnya lebih lama dibandingkan waktu biasanya. Sebaliknya jika perusahaan

memperoleh tingkat laba yang tinggi maka auditor diminta untuk segera

menyelesaikan proses audit. Hal tersebut dilakukan agar informasi yang good

news dapat segera dipublikasikan ke investor maupun ke masyarakat luas.

2.1.8 Operating Cash Flow

Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia (2009), arus kas adalah arus masuk

dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya

sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah

tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Arus Kas

adalah arus kas masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk

mempertahankan arus kas operasi dimasa mendatang (Brigham dan Houston,

2001:47). Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah

arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang

berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.

20

Page 21: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas

operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang,

menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan

laba. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator

yang tepat dalam menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat

menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara

kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru

tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Pradhono,2004).

Dalam semua kondisi, investor sangat menghargai arus kas operasi yang

bernilai positif. Hanya dengan arus kas operasi positif, perusahaan dapat

melakukan investasi baru, pembayaran bunga, pelunasan utang, dan pembagian

dividen. Berbeda dengan arus kas investasi dan arus kas pendanaan, arus kas

operasi sangat berhubungan dengan laba bersih di laporan laba rugi. Informasi

arus kas operasi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan

kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh

penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa

yang sama.

2.1.9 Opini Audit

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada

lima jenis pendapat akuntan yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

21

Page 22: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Pendapat wajar tanpa pengecualian dikeluarkan jika laporan keuangan

disajikan secara wajar, dalam semua hal yangn material, posisi keuangan,

hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas telah sesuai dengan prinsip

akuntansi berlaku umum.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan tambahan

(Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan

seorang auditor menambahkan penjelasan (bahasa penjelasan lain) dalam

laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa

pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat ini dinyatakan bila laporan keuangan berisi penyimpangan dari

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang berdampak

material.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan

keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.

5. Tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)

Pernyataan untuk tidak memberikan pendapat terjadi apabila auditor tidak

melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya

memberikan pendapat atas laporan keuangan.

22

Page 23: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Pihak manajemen harus mengolah informasi tersebut dengan baik untuk

dilaporkan pada pihak yang berkepentingan. Jika manajemen tidak bersedia

mengolah informasi tersebut dengan baik, maka laporan keuangan yang

dihasilkan tidak akan bisa mencerminkan keadaan dari kondisi perusahaan.

Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan laporan

keuangan akan memandang bahwa kinerja perusahaan tersebut buruk.

Berdasarkan hasil penelitian Carlsaw dan Kaplan (1991) untuk perusahaan yang

tidak menerima jenis pendapat akuntan unqualified opinion (WTP) akan

menunjukkan Audit report lag yang lebih panjang dibanding yang menerima

unqualified opinion.

2.1.10 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Perusahaan umumnya menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP)

untuk mengaudit laporan keuangan agar dapat akurat dan terpercaya. Demi

meningkatkan kredibilitas dari laporan tersebut, perusahaan menggunakan jasa

KAP yang memiliki reputasi atau nama baik. Semakin baik reputasi dari sebuah

KAP maka semakin baik pula kualitas auditor. Kualitas auditor dapat diketahui

dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan

tahunan, berstandar pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) berfaliasi dengan

the big four atau tidak. Di Indonesia, kategori the big four meliputi sebagai

berikut:

1. KAP Price Watherhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan

KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.

23

Page 24: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama

dengan KAP Sidharta & Widjaja.

3. KAP Ernest & Young (E&Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio,

Sawoko & Sanjadja.

4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan

KAP Hans Tuanakotta & Mustofa, Osmas Ramli Satrio & Rekan.

KAP The Big Four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar

dibandingkan KAP non big four sehingga dapat melakukan audit dengan lebih

cepat dan efisien. Hal ini menimbulkan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit

oleh KAP the big four cenderung lebih cepat menyelesaikan auditnya bila

dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four. KAP The

Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit,

karena KAP tersebut dianggap melaksanakan audit lebih efisien dan memiliki

tingkat fleksibilitas jadwal.

2.1.11 Klasifikasi Industri

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi

manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah

jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai

kegiatan manufaktur (manufacturing). Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian

industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja,

pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor

tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut

menentukan keanekaragaman industri negara tersebut. Semakin besar dan

24

Page 25: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin

beranekaragam jenis industrinya.

Klasifikasi industri yang beragam menyebabkan perbedaaan jangka waktu

publikasi laporan keuangan. Dalam penelitian ini, klasifikasi industri klasifikasi

industri didasarkan pada industri maufaktur dan industri non manufaktur.

Penglompokan industri ke dalam jenis industri manufaktur dan non manufaktur

dipilih karena industri manufaktur merupakan industri manufaktur memiliki

kompleksitas yang tinggi dalam menjalankan operasional usahanya.

2.1.12 Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain

dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua

Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah

berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva

tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum

yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Besar kecilnya ukuran perusahaan dipengaruhi oleh kompleksitas

operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan yang tentunya

berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyampaikan laporan keuangan kepada

publik. Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975), perusahaan besar konsisten untuk

lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan kecil dalam mempublikasikan

laporan keuangannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin besarnya nilai

25

Page 26: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

aktiva perusahaan maka akan semakin pendek waktu penundaan publikasi yang

dibutuhkan dan sebaliknya.

Sementara itu, menurut Boynton dan Kell (dalam Saputri, 2012), ukuran

perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinya bahwa

semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka akan semakin panjang pula

penundaan penyampaian laporan keuangan kepada publik. Kondisi tersebut terjadi

karena semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas

prosedur audit yang harus dilakukan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat banyak penelitian yang meneliti tentang penundaan publikasi

laporan keuangan. Pertama, penelitian oleh Owusu-Ansah (2000) yang meneliti

ketepatan waktu pelaporan keuangan dari 47 perusahaan di Zimbabwe, yang

menguji variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, gearing (kecepatan), item luar

biasa, bulan dari akhir tahun keuangan, kompleksitas operasi perusahaan dan

umur perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa ukuran

perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, umur perusahaan dan bulan dari

akhir tahun keuangan berpengaruh terhadap audit reporting lead time. Kemudian

ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan dan audit reporting lead time

mempengaruhi kecepatan perusahaan dalam mengumumkan pendapatan awalnya,

tetapi hanya ukuran perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan akhir tahun yang telah diaudit.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dogan, et. al (2007) meneliti

tentang hubungan antara ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan kinerja

26

Page 27: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa return on equity (ROE),

change net return (CNR) dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

kecepatan perusahaan dalam pelaporan keuangan. Sedangkan change in financial

risk (CFR), free float rate (FFR) dan jenis industri tidak berpengaruh signifikan

terhadap kecepatan perusahaan dalam pelaporan keuangan, serta rasio transaksi

memiliki hubungan yang terbalik dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Ketiga, Katika (2009) melakukan penelitian tentang faktor – faktor yang

mempengaruhi audit delay di Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan –

perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001 – 2005.

Variabel independen yang digunakan adalah laba/rugi perusahaa, opini auditor,

ukuran perusahaan, profitabilitas dan reputasi auditor. Berdasarkan analisis data

yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit

delay di indonesia, maka dapat diambil kesimpulan faktor total asset, laba rugi

operasi, mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay

perusahaan. Opini dari auditor punya pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap audit delay perusahaan. Faktor profit dan reputasi auditor tidak

mempunyai pengaruh terhadap audit delay perusahaan.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Melisya & Estralita (2010)

tentang faktor – faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan

adalah klasifikasi industry, laba/rugi tahun berjalan, total asset, opini audit, debt to

equity ratio, dan ukuran KAP. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

klasifikasi industri, laba/rugi tahun berjalan. Dan ukuran KAP berpengaruh

27

Page 28: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

terhadap audit report lag, sedangkan total asset, opini audit dan debt to equity

ratio tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Kelima, Anna Yulianti (2011) melakukan penelitian tentang faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap audit delay di Indonesia. Penelitian ini dilakukan

dengan objek penelitian pada perusahaan – peusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2008. Variabel yang digunakan antara lain

ukuran perusahaan, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik, solvabilitas dan

profitabilitas. Hasil penelitian menunjukana bahwa variabel dependen audit delay

dipengaruhi oleh kelima variabel independen yaitu ukuran perusahaan, opini

auditor, ukuran kantor akuntan publik, solvabilitas dan profitabilitas.

Keenam, Indriyani &Supriyati (2012) melakukan penelitian tentang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur di

Indonesia dan Malaysia. Variabel independen yaitu audit report lag, firm size,

profitability, corporate income, debt to equity ratio. Berdasarkan analisis data,

hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Audit report lag di Indonesia dan

Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh Ukuran perusahaan, Profitabilitas,

Laba rugi perusahaan dan Debt to equity ratio. Ukuran perusahaan secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag di Indonesia dan di Malaysia.

Debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Audit report

lag di Indonesia.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, landasan teori dan hasil penelitian

sebelumnya, maka berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam

28

Page 29: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

model penelitian. Hubungan beberapa variabel di atas dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Model Penelitian

2.3.1 Hubungan Leverage dengan Penudaan Publikasi Laporan Keuangan

Leverage dinyatakan dengan debt to assets ratio. Menurut Carslaw &

Kaplan (1991) menyatakan bahwa proporsi relatif hutang terhadap total asset

mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari

hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan

dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadapat pemeriksaan laporan

keuangan yang diaudit. Hasil penelitian Yuliana dan Ardiati (2004) menemukan

adanya hubungan yang positif antara debt to asset ratio dengan audit delay.

Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio adalah

29

Leverage (X1)

Profitabilitas (X2)

Operating Cash Flow (X3)

Opini Auditor (X4)

Reputasi KAP (X5)

Penundaaan Publikasi LK(Y)

Klasifikasi Industri (X5)

Ukuran Perusahaan

Page 30: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

pertama, bahwa debt to assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan.

Proposi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan

sehingga auditor akan meningkatkan perhatiaan bahwa ada kemungkinan laporan

keuangan kurang dapat dipercaya. Dengan demikian hipotesis penelitian ini

adalah:

H1 : Leverage berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan.

2.3.2 Hubungan Profitabilitas dengan Penudaan Publikasi Laporan

Keuangan

Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektifitas yang

dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Penelitian Givoly dan Palmon (1982)

berpendapat bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba

tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi

berita baik maka pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu dan

sebaliknya. Jika tingkat profitabilitas perusahaan tinggi maka audit report lag

akan lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas yang rendah. Tinggi rendahnya Profitabilitas

mempengaruhi lama atau cepatnya penyampaian laporan

keuangan seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Yugo

Trianto (2006) pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2004. Hasil penelitiannya telah

membuktikan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap audit report lag. Dengan demikian hipotesis penelitian

ini adalah:

30

Page 31: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan.

2.3.3 Hubungan Operating Cash Flow dengan Penudaan Publikasi Laporan

Keuangan

Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan

menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang

diperhitungkan dalam penentuan laba. Dalam semua kondisi, investor sangat

menghargai arus kas operasi yang bernilai positif. Jika arus kas operasi positif,

perusahaan dapat melakukan investasi baru, pembayaran bunga, pelunasan utang,

dan pembagian dividen. Arus kas operasi sangat berhubungan dengan laba bersih

di laporan laba rugi. Hal tersebut yang membuat perusahaan secara tepat waktu

mempublikasikan laporan keuangan yang di dalamnya menyajikan arus kas

operasi yang bernilai positif. Dengan demikian hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H3 : Operating cash flow berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan

keuangan.

2.3.4 Hubungan Opini Auditor dengan Penundaan Publikasi Laporan

Keuangan

Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan dipengaruhi oleh opini audit

yang diberikan oleh auditor independen. Berdasarkan hasil penelitian Carlsaw dan

Kaplan (1991) untuk perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan

unqualified opinion (WTP) akan menunjukkan audit report lag yang lebih

panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Demikian pula dengan

penelitian yang dilakukan olehYugo Trianto (2006) pada perusahaan go

31

Page 32: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

public tahun 2004 menemukan adanya pegaruh opini auditor

terhadap audit delay. Pada perusahaan yang menerima pendapat

selain unqualified opinion akan menunjukan audit delay yang lebih

panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima

pendapat unqualified opinion. Namun menurut penelitian yang

dilakukan Yulianti (2011) menyatakan bahwa opini auditor tidak

mempunyai pengaruh terhadap audit delay pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2007-2008. Dengan demikian maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut.

H4 : Opini auditor berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan.

F.3.5 Hubungan Reputasi KAP dengan Penundaan Publikasi Laporan

Keuangan

Perusahaan menggunakan jasa KAP yang memiliki reputasi atau nama baik.

Reputasi KAP dapat menunjukkan kualitas auditor. Kualitas auditor dapat

diketahui dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan

keuangan tahunan, berstandar pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP)

berfaliasi dengan the big four atau tidak. Hal ini menimbulkan pendapat bahwa

perusahaan yang diaudit oleh KAP the big four cenderung lebih cepat

menyelesaikan auditnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh

KAP non big four. Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) telah

membuktikan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh

terhadap Audit Delay studi empiris pada perusahaan manufaktur

dan finansial di Indonesia pada tahun 2004-2005 hal ini

32

Page 33: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

dikarenakan sebagian besar perusahaan sudah menggunakan

jasa audit Kantor Akuntan Publik the big four yang dapat melakukan

auditnya dengan cepat dan efisien. Menurut Rahcmawati (2008)

dalam penelitiannya tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

audit delay dan timeliness pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Sementara hasil penelitian Stevanny Margaretta dan Gatot Supriyanto (2012)

menyatakan bahwa reputasi kantor akuntan publik (KAP) tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Dengan demikian maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut.

H5 : Reputasi KAP berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan

33

Page 34: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode

pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan

informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan Kuncoro

(2009). Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian kausalita, yaitu penelitian

yang menguji hubungan antara variabel. Penelitian ini mencari, menjelaskan suatu

hubungan, dan menguji berdasarkan teori yang ada (Rahyuda dkk,2004:17).

Penelitian ini menjelaskan pengaruh variabel leverage, profitabilitas, operating

cash flow, opini auditor dan reputasi KAP pada perusahaan–perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan – perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dengan mengakses website

www.idx.co.id. Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai ruang lingkup penelitian

karena memiliki catatan historis yang lengkap mengenai perusahaan yang telah go

public.

34

Page 35: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

G.3 Obyek Penelitian

Objek penelitian adalah konsep – konsep yang digunakan dalam

penelitian, dapat berupa hal – hal biasa dan hal – hal yang tidak kongkrit

(Rahyuda, dkk, 2004:53). Objek penelitian ini adalah ketepatwaktuan perusahaan

dalam mempublikasikan laporan keuangan auditan ke publik.

3.4 Identifikasi Variabel

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1) Variabel terikat atau dependent variable (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:59). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah jangka waktu penundaan publikasi

laporan keuangan.

2) Variabel bebas atau independent variable (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

penyebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,

2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah :

(1) leverage (X1)

(2) profitabilitas (X2)

(3) operating cash flow (X3)

(4) opini auditor (X4)

35

Page 36: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

(5) reputasi KAP (X5)

3) Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang berfungsi untuk menstabilkan

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel klasifikasi

industri dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang dinyatakan dalam

bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran tertentu. Definisi

operasional variabel-variabel pada penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1) Penundaan Publikasi Laporan Keuangan (Y)

Penundaan Publikasi Laporan Keuangan adalah rentang waktu yang

dibutuhkan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan hasil

auditan kepada publik, yang diukur dari tanggal diterbitkannya laporan

auditan hingga tanggal publikasi laporan keuangan auditan kepada Badan

Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

2) Leverage (X1)

Leverage yaitu kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya

(hutang-hutangnya), termasuk kewajibannya kepada investor. Dalam

penelitian ini, leverage dihitung berdasarkan debt to total asset.

Leverage =

36

Page 37: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

3) Profitabilitas (X2)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Profitabilitas dapat diukur dengan rasio Return On Assets (ROA).

ROA =

4) Operating Cash Flow (X3)

Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan

menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang

diperhitungkan dalam penentuan laba.

5) Opini Auditor (X4)

Opini Auditor merupakan variabel dummy. Untuk perusahaan dengan

laporan keuangan yang unqualified opinion (WTP) diberi angka 1 dan

yang tidak unqualified opinion (WTP) diberi angka 0.

6) Reputasi KAP

Reputasi KAP merupakan variabel dummy. Untuk perusahaan yang

menggunakan jasa KAP the big four diberi angka 1 dan yang KAP non big

four diberi angka 0.

7) Klasifikasi Industri

Klasifikasi industri merupakan variabel dummy. Jika perusahaan

merupakan jenis manufaktur diberi angka 1 dan perusahaan non

manufaktur diberi angka 0.

37

Page 38: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

8) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel dummy. Jika perusahaan

merupakan perusahaan besar diberi angka 1 dan perusahaan kecil diberi

angka 0.

3.6 Jenis dan Sumber data

3.6.1 Jenis data

Berdasarkan jenisnya, data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif.

1) Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka yang dapat

dinyatakan dan diukur dengan satuan hitung (Rahyuda,dkk.,

2004:75). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah rentang waktu

penundaan publikasi laporan keuangan, leverage,profitabilitas, dan

operating cash flow.

2) Data kualitatif yaitu data yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata,

kalimat, skema dan gambar (Rahyuda, dkk., 2004:75). Data kualitatif

penelitian ini yaitu daftar nama perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta data mengenai klasifikasi

industri, opini auditor dan reputasi KAP.

3.6.2 Sumber data

38

Page 39: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Menurut Rahyuda,

dkk. (2004:76) sumber data sekunder adalah sumber yang secara tidak langsung

memberikan sumber data kepada pengumpul data. Jadi data sekunder berasal dari

pihak kedua, ketiga dan seterusnya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012 dengan mengakses website www.idx.co.id.

G.7 Metode Penentuan Sampel

3.7.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang ciri – cirinya akan

diduga (Rahyuda, dkk., 2004:41). Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan

perusahaan perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2012.

3.7.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Rahyuda, dkk., 2004:42). Metode sampling yang digunakan adalah

purposive sampling, di mana sampel diambil berdasarkan kriteria dan

pertimbangan tertentu. Kriteria – kriteria tersebut adalah:

1. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan

kepada Bapepam pada tahun 2012, dimana di dalamnya terdapat data

dan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini serta laporan

keuangan tahunan 2012 tersebut telah diaudit dan disertai dengan

laporan auditor independen.

3.8 Metode Pengumpulan data

39

Page 40: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi non-partisipan yang

merupakan metode pengumpulan di mana peneliti tidak terlibat langsung dalam

kegiatan penelitian dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono,

2010:202). Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari proses observasi non-

partisipan ini yaitu data-data mengenai laporan keuangan tahunan dan laporan

audit perusahaan – peusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh leverage, profitabilitas,

operating cash flow, opini audit dan reputasi KAP terhadap penundaan publikasi

laporan keuangan auditan dapat digunakan teknik analisis regresi linear berganda.

Perhitungan statistik disebut signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam

daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak) dan sebaliknya disebut tidak signifikan

bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Model regresi linear

berganda ditunjukkan oleh persamaan regresi berikut (Sugiyono, 2010:277):

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7

e………………………....(1)

Keterangan:

Y : Penundaan Publikasi LK

α : konstanta

β1-β5 : koefisien regresi variabel X1 hingga X5

40

Page 41: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

X1 : Leverage

X2 : Profitabilitas

X3 : Operating Cash Flow

X4 : Opini Auditor

X5 : Reputasi KAP

X6 : Klasifikasi Industri

X7 : Ukuran Perusahaan

e : standar error

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residualnya mempunyai distribusi normal atau tidak normal.

Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi normal

(Ghozali, 2011:160). Caranya adalah dengan menggunakan statistik

Kolmogorov-Smirnov. Jika Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari

level of significant yang dipakai, maka dapat disimpulkan bahwa

residual yang dianalisis berdistribusi normal.

2) Uji Autokorelasi

41

Page 42: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi anatar kesalahan pada pariode t dengan periode t-1 (Ghozali,

2011:110). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

autokorelasi. Model dari regresi yang bebas dari autokorelasi dapat

dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW). Nilai DW dibandingkan

dengan nilai table Durbin-Watson (DW) stastistik dengan tingkat

kesalahan 0,05 maka pengambilan keputusan ada atau tidaknya

autokorelasi yaitu:

a) Bila du < dw < (4-du), maka tidak terjadi autokorelasi.

b) Bila dw < dL, maka terjadi autokorelasi positif.

c) Bila dw > (4- dL), maka terjadi autokorelasi negative.

d) Bila dL < dw < du, maka tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai

ada atau tidaknya autokorelasi.

3) Uji Multikolinearitas

Ghozali (2011:105) menyatakan bahwa uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya dan yang

kedua dilihat nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

42

Page 43: pengaruh leverage terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel indenpenden yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama

dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance. Dengan kata lain,

tidak terjadi multikolinearitas adalah yang memiliki nilai Variance

Inflation Factor (VIF) < 10 dan mempunyai angka tolerance > 0.1

(Imam Ghozali, 2009:96).

4) Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2011:139) menjelaskan bahwa uji heteroskedastistas

bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homokedastisitas, atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas digunakan

metode Glejser yaitu dengan meregresi nilai absolut residual dari

model yang diestimasi terhadap variabel independen.

43